Click here to load reader
Upload
haykal-yuqdha
View
110
Download
4
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Laporan KImia analitik teknik kimia percobaan ke empat
Citation preview
LAPORAN PRAKTIKUM
KI-2122 KIMIA ANALITIK
SEMESTER I 2012/2013
KARAKTERISASI GUGUS FUNGSI DENGAN
SPEKTROMETER INFRA MERAH
Nama : Haykal Yuqdha
NIM : 13011087
Kelompok : 4 / Shift Pagi
Tanggal Praktikum : 26 September 2012
Tanggal Pengumpulan : 3 Oktober 2012
Nama Asisten : Lizza 23010104
LABORATORIUM KIMIA ANALITIK
PROGRAM STUDI KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN
ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
BANDUNG
2012
KARAKTERISASI GUGUS FUNGSI DENGAN
SPEKTROMETER INFRA MERAH
1 Tujuan Percobaan
Menentukan gugus fungsi yang terdapat pada senyawa asam salisilat.
Menentukan apakah spektrometer infra merah yang dipakai masih layak
dipergunakan atau tidak.
Membandingkan hasil spektrometri infra merah dengan teknik nujol mull dan
teknik pellet KBr.
2 Teori Dasar
Spektrofotometer infra merah biasa digunakan untuk menentukan gugus
fungsi yang terdapat dalam suatu senyawa.
Spektrofotometri infra merah merupakan suatu
metode yang mengamati interaksi molekul
dengan radiasi elektromagnetik yang berada
pada daerah bilangan gelombang 13.000 – 10
cm-1. Gelombang elektromagnetik memiliki
vektor listrik dan vektor magnetik yang
keduanya saling tegak lurus dengan arah rambatan (transversal).
Dalam spektrofotometer infra merah panjang gelombang dan bilangan
gelombang adalah nilai yang digunakan untuk menunjukkan posisi dalam spectrum
serapan. Panjang gelombang biasanya diukur dalam micrometer ( µm ). Sedangkan
bilangan gelombang ( ) adalah frekuensi dibagi dengan kecepatan cahaya, atau
merupakan kebalikan dari panjang gelombang dalam satuan cm-1. Persamaan dari
hubungan kedua hal diatas dapat dituliskan sebagai berikut
Haykal Yuqdha / 13011087Laporan Praktikum 1 – Kimia AnalitikModul IV – Karakterisasi Gugus Fungsi Dengan Spektrometer Infra Merah 1
Atom-atom di dalam molekul tidak dalam keadaan diam, tetapi biasanya
terjadi peristiwa vibrasi dan rotasi. Hal ini bergantung pada atom-atom dan
kekuatan ikatan yang menghubungkannya. Vibrasi molekul sangat khas untuk suatu
molekul tertentu dan biasanya disebut vibrasi finger print. Vibrasi molekul dapat
digolongkan atas dua golongan besar, yaitu vibrasi regangan (stretching) dan
vibrasi bengkokan (bending).
Frekuensi vibrasi suatu molekul dapat dipengaruhi pula oleh jumlah dan
jenis atom, susunan geometri, dan tetapan ikatan antar atom dalam suatu molekul.
Perubahan dalam salah satu faktor diatas akan mempengaruhi pola spektra infra
merah yang dihasilkan. Hal yang penting adalah bahwa ikatan yang dapat
menyerap sinar infra merah adalah ikatan yang disebabkan oleh perubahan vibrasi
atau rotasinya dapat menyebabkan perubahan momen dipole.
Dalam vibrasi regangan, atom bergerak
terus sepanjang ikatan yang menghubungkannya
sehingga akan terjadi perubahan jarak antara
keduanya, walaupun sudut ikatan tidak berubah.
Vibrasi regangan ada dua macam, yaitu Regangan Simetri (unit struktur bergerak
bersamaan dan searah dalam satu bidang datar) dan Regangan Asimetri (unit
struktur bergerak bersamaan dan tidak searah tetapi masih dalam satu bidang datar).
Jumlah energy yang dibutuhkan untuk meregangkan suatu ikatan tergantung
pada tegangan ikatan dan massa atom yang terikat. Bilangan gelombang suatu
serapan dapat dihitung menggunakan
persamaan yang diturunkan dari hokum
Hooke. Persamaan disamping
menghubungkan bilangan gelombang dari vibrasi regangan terhadap konstanta
gaya ikatan (f) dan massa atom (gram) yang dihubungkan oleh ikatan (m1 dan m2).
Persamaan tersebut menunjukkan bahwa ikatan yang lebih kuat dan atom yang
lebih ringan menghasilkan frekuensi yang lebih tinggi. Semakin kuat suatu ikatan
semakin besar energy yang dibutuhkan untuk meregangkan ikatan tersebut.
Frekuensi vibrasi berbanding terbalik dengan massa atom sehingga vibrasi atom
yang lebih berat terjadi pada frekuensi yang lebih rendah.
Haykal Yuqdha / 13011087Laporan Praktikum 1 – Kimia AnalitikModul IV – Karakterisasi Gugus Fungsi Dengan Spektrometer Infra Merah 2
Jika sistem tiga atom merupakan bagian dari sebuah molekul yang lebih
besar, maka dapat menimbulkan vibrasi
bengkokan atau vibrasi deformasi yang
mempengaruhi osilasi atom atau molekul
secara keseluruhan. Vibrasi bengkokan ini
terbagi menjadi empat jenis, yaitu Vibrasi
Goyangan (Rocking - unit struktur bergerak
mengayun asimetri tetapi masih dalam bidang
datar), Vibrasi Guntingan (Scissoring - unit
struktur bergerak mengayun simetri dan masih dalam bidang datar), Vibrasi
Kibasan (Wagging - unit struktur bergerak mengibas keluar dari bidang datar), dan
Vibrasi Pelintiran (Twisting - unit struktur berputar mengelilingi ikatan yang
menghubungkan dengan molekul induk dan berada di dalam bidang datar).
3 Cara Kerja
Langkah pertama yang dilakukan adalah membuat blanko (udara kosong)
sebagai referensi munculnya puncak-puncak yang tidak di inginkan di spectra IR
yang dianalisis. Dengan menggunakan film polistiren standar, kita uji kelayakan
alat spectrometer yang digunakan. Dari hasil spektra IR polistiren tersebut kita catat
nilai-nilai bilangan gelombang yang menimbulkan puncak. Nilai-nilai bilangan
gelombang tersebut kita bandingkan dengan nilai bilangan gelombang literatur.
Persen penyimpangan nilai bilangan gelombang dihitung dan dirata-rata. Kelayakan
spektrometer IR ditentukan dari persen penyimpangan rata-rata tersebut.
Spektra asam salisilat dalam pellet KBr dibuat dengan cara menggerus
Asam salisilat dengan KBr hingga homogen dan terlihat seperti tepung/serbuk.
Asam salisilat dan KBr yang digunakan adalah sekitar 10 milligram untuk asam
salisilat dan 100 milligram untuk serbuk KBr. Setelah dirasa homogen, serbuk
tersebut diambil sebagian untuk kemudian dimasukkan ke dalam alat yang
berfungsi untuk menekan serbuk tersebut hingga seratus ribu kiloNewton.
Pemberian tekanan tersbeut bertujuan untuk membuat pellet KBr. Pellet yang
Haykal Yuqdha / 13011087Laporan Praktikum 1 – Kimia AnalitikModul IV – Karakterisasi Gugus Fungsi Dengan Spektrometer Infra Merah 3
terbentuk kemudian dimasukkan ke dalam spektrometer infra merah untuk dibuat
spektranya.
Spektra IR dari nujol mull dibuat dengan cara meneteskan dan mengoleskan
nujoll mull pada suatu plat. Plat tersebut dimasukkan ke spektrometer dan dibuat
spektranya. Langkah selanjutnya adalah membuat spektra IR asam salisilat dalam
nujol mull. Asam salisilat digerus bersama beberapa tetes nujol mull sampai
terbentuk seperti suatu pasta yang homogen. Perbandingan antara asam salisilat dan
nujol mull adalah setiap 10 mg asam salisilat, diperlukan nujol mull sebanyak dua
tetes. Setelah itu, campuran tersebut dioleskan pada suatu plat untuk dibuat
spektranya dengan menggunakan spektrometer infra merah.
Setelah semua data spektra dihasilkan, spektra tersebut dianalisis dan
dibandingkan dengan data dari literatur. Karena setiap gugus fungsi/ikatan di dalam
suatu molekul memiliki tingkat energi vibrasi dan rotasi yang berbeda, maka cara
untuk menentukan gugus fungsi dilihat dari nilai bilangan gelombang yang terserap
oleh ikatan yang terdapat pada senyawa tersebut.
4 Data Pengamatan
Blangko
Haykal Yuqdha / 13011087Laporan Praktikum 1 – Kimia AnalitikModul IV – Karakterisasi Gugus Fungsi Dengan Spektrometer Infra Merah 4
Haykal Yuqdha / 13011087Laporan Praktikum 1 – Kimia AnalitikModul IV – Karakterisasi Gugus Fungsi Dengan Spektrometer Infra Merah 5
500750
10001250
15001750
20002500
30003500
40004500
1/cm
0 15 30 45 60 75 90
105
120
135E
Fil
Film Polistirene
Haykal Yuqdha / 13011087Laporan Praktikum 1 – Kimia AnalitikModul IV – Karakterisasi Gugus Fungsi Dengan Spektrometer Infra Merah 6
500750
10001250
15001750
20002500
30003500
40004500
1/cm
-30
-15 0 15 30 45 60 75 90
105
%T
4050.514035.08
3101.543080.32
3059.103022.45
2999.312929.872916.37
2848.862781.352630.91
1942.32
1869.02
1801.51
1745.58
1600.921581.63
1541.121492.901452.40
1371.391327.031311.59
1246.021224.80
1180.441153.43
1111.001068.56
1028.061002.98
979.84964.41
943.19906.54
840.96756.10704.02694.37
667.37621.08
540.07451.34403.12
Haykal Yuqdha / 13011087Laporan Praktikum 1 – Kimia AnalitikModul IV – Karakterisasi Gugus Fungsi Dengan Spektrometer Infra Merah 7
Spektra IR Nujol Mull / Parafin
Haykal Yuqdha / 13011087Laporan Praktikum 1 – Kimia AnalitikModul IV – Karakterisasi Gugus Fungsi Dengan Spektrometer Infra Merah 8
500750
10001250
15001750
20002500
30003500
40004500
1/cm
-15 0 15 30 45 60 75 90
105
%T
3369.64
2953.022924.092852.72
1710.86
1460.11
1377.17
1305.81
1163.08
970.19
723.31
401.19
Nujol
Haykal Yuqdha / 13011087Laporan Praktikum 1 – Kimia AnalitikModul IV – Karakterisasi Gugus Fungsi Dengan Spektrometer Infra Merah 9
Spektra IR Asam Salisilat di dalam Nujol Mull
Haykal Yuqdha / 13011087Laporan Praktikum 1 – Kimia AnalitikModul IV – Karakterisasi Gugus Fungsi Dengan Spektrometer Infra Merah 10
500750
10001250
15001750
20002500
30003500
40004500
1/cm
0 15 30 45 60 75 90
105
%T
3228.843188.333169.04
3111.182951.09
2922.162852.72
2721.562675.27
2590.402567.252532.54
2387.872355.08
1668.431658.78
1612.491579.70
1483.261460.11
1377.171325.10
1296.161246.021209.37
1188.151155.36
1089.781029.99
993.34964.41
891.11867.97
852.54785.03
758.02696.30
659.66567.07
532.35464.84
401.19
NujolA
Sa
Haykal Yuqdha / 13011087Laporan Praktikum 1 – Kimia AnalitikModul IV – Karakterisasi Gugus Fungsi Dengan Spektrometer Infra Merah 11
Spektra IR Asam Salisilat dengan Pellet KBr
Haykal Yuqdha / 13011087Laporan Praktikum 1 – Kimia AnalitikModul IV – Karakterisasi Gugus Fungsi Dengan Spektrometer Infra Merah 12
500750
10001250
15001750
20002500
30003500
40004500
1/cm
-15 0 15 30 45 60 75 90
105
%T
3523.95
3238.48
3059.103005.102918.30
2860.432721.56
2594.262565.332534.462360.87
1662.641608.63
1577.771481.33
1442.751382.96
1325.101301.951292.311249.871242.161209.37
1190.081153.43
1087.851029.99
979.84964.41
893.04869.90
852.54785.03
758.02752.24
698.23657.73
567.07532.35
464.84
KBrAssalislt
5 Pengolahan Data
NoBil. Gelombang
Standar 1/0
Bil. Gelombang
terukur 1/
%Penyimpangan
|
1λ0
−1λ
1λ0
|´ 100 %
1 3061 3059.1 0.062071
2 2850.7 2848.86 0.064546
3 1601.4 1600.92 0.029974
4 1583.1 1581.63 0.092856
5 1601.4 1600.92 0.029974
6 1583.1 1581.63 0.092856
7 1181.4 1180.44 0.08126
8 1154.3 1153.43 0.07537
9 1069.1 1068.56 0.05051
10 1028 1028.06 0.005837
11 906.7 906.54 0.017646
%Penyimpangan rata-rata Spektra Infra Merah
Polistirene0.054809
Daerah serapan (cm-1)
Gugus Fungsi
Nama Gugus Fungsi
Nujol MullAs-Salisilat
– Nujol MullAs-Salisilat
– KBr
2850-29601350-1470
C-H alkana
2922,162856,581458,181375,25
2951,092924,092854,651462,041448,541379,10
2920,232858,511440,831382,96
3020-3080675-870
C-H alkena 727,16
854,47781,17759,95696,30
3059,10860,25783,10758,02696,30
3000-3100675-870
C-H aromatik 727,16
854,47781,17759,95696,30
3059,103007,02860,25783,10758,02696,30
Haykal Yuqdha / 13011087Laporan Praktikum 1 – Kimia AnalitikModul IV – Karakterisasi Gugus Fungsi Dengan Spektrometer Infra Merah 13
3300 C-H alkuna - - -1640-1680 C=C alkena - 1662,64 1658,78
1500-1600 C=Caromatik (cincin)
- 1577,77 1575,84
1080-1300 C-O
AlkoholEterasam
karboksilatester
-
1294,241246,021209,371190,081153,431087,85
1296,161246,021207,441151,501089,78
1690-1760 C=O
AldehidaKetonasam
karboksilatester
1712,79 - -
3610-3640 O-Halkoholfenol
(monomer)- - -
2000-3600 O-HAlkohol
fenol (ikatan Hidrogen)
2922,162856,583379,292723,49
3232,703192,193169,042951,092924,092854,652723,492677,202592,332534,46
3236,553059,103007,022920,232858,512719,632594,262534,462380,162171,852088,91
3000-3600 O-Hasam
karboksilat3379,29
3232,703192,193169,04
3236,553059,103007,02
3310-3500 N-H amina 3379,29 - -
1180-1360 C-N amina 1305,81
1325,101294,241246,021209,371190,08
1296,161246,021207,441151,50
1515-15601345-1385
-NO2 nitro 1375,25 1379,10 1382,96
6 Analisis dan Pembahasan
Pada percobaan ini, polistirene digunakan untuk menentukan kelayakan
spektrometer Infra Merah. Polistirene mempunyai kestabilan yang cukup tinggi.
Bentuk molekulnya tidak mudah berubah apabila terjadi perubahan lingkungan di
sekitarnya, misalnya adanya peningkatan suhu yang tidak ekstrim tidak mengubah
Haykal Yuqdha / 13011087Laporan Praktikum 1 – Kimia AnalitikModul IV – Karakterisasi Gugus Fungsi Dengan Spektrometer Infra Merah 14
bentuk molekul dan ikatan-ikatan yang ada di dalam polistirene. Berdasarkan hasil
perhitungan, penyimpangan rata-rata spektra infra merah polistirene adalah sebesar
0,054%. Suatu spektrometer infra merah dikatakan layak digunakan jika
penyimpangan rata-ratanya kurang dari 1%. Karena penyimpangan spektra infra
merah yang dihasilkan oleh spektrometer infra merah di Gedung Kimia Institut
Teknologi Bandung adalah 0,054%, kurang dari 1% , maka dapat disimpulkan
bahwa spektrometer tersebut masih layak untuk dipergunakan.
Pada percobaan ini, blangko (udara kosong) juga ikut diukur, tujuannya
adalah sebagai referensi analisis. Misalnya pada percobaan yang dilakukan
ditemukan puncak yang tidak diinginkan ada dan ketika dibandingkan dengan
spektra blangko, ternyata puncak tersebut ada pada blangko, maka dapat
disimpulkan bahwa puncak yang muncul tersebut bukanlah berasal dari senyawa
yang dianalisis, melainkan berasal dari udara/blangko. Dengan kata lain, fungsi
blangko adalah untuk menghilangkan pengaruh serapan yang ditemukan dari
spektra sampel yang dianalisis dari serapan-serapan yang ada di udara.
Tingkatan energi ikatan pada KBr tidak masuk ke dalam daerah infra
merah, sehingga ketika spektrofotometri infra merah dilakukan, gugus fungsi atau
ikatan ikatan yang ada di dalam KBr tidak terdeteksi sebagai suatu puncak. Beda
halnya dengan spektrofotometri dengan menggunakan nujol mull. Jika kita melihat
spektra yang dihasilkan, maka kita bisa melihat bahwa nujol mull ikut
menyumbangkan suatu puncak puncak. Itulah sebabnya, kita juga perlu
menganalisis spektra nujol mull tanpa asam salisilat. Inilah yang menyebabkan
teknik pellet KBr lebih baik dari teknik nujol mull. Dengan spektra nujol mull
tanpa asam salisilat, kita bisa menganalisis puncak puncak yang muncul di spektra
asam salisilat dengan teknik nujol mull. Di dalam spektra asam salisilat dengan
teknik nujol mull, kita bisa melihat bahwa ada beberapa kesamaan puncak dengan
spektra nujol mull tanpa asam salisilat. Akhirnya, puncak itu diidentifikasi sebagai
puncak yang merupakan sumbangan dari ikatan-ikatan atau gugus fungsi yang ada
di dalam nujol mull dan tidak dianalisis sebagai ikatan-ikatan atau gugus fungsi
dari asam salisilat.
Haykal Yuqdha / 13011087Laporan Praktikum 1 – Kimia AnalitikModul IV – Karakterisasi Gugus Fungsi Dengan Spektrometer Infra Merah 15
Dengan teknik nujol mull, setelah dikurangi dengan nilai-nilai bilangan
gelombang dari nujol mull itu sendiri, kita bisa mendapatkan bahwa di dalam asam
salisilat, terdapat beberapa gugus fungsi, yaitu alkana (ikatan tunggal antara atom C
dan C), alkena (ikatan rangkap dua antara atom C dan C), benzene, ikatan antara C
dan H, asam karboksilat, dan alkohol. Dengan menggunakan teknik pellet KBr, kita
bisa mendapatkan bahwa gugus fungsi atau ikatan yang ada di dalam asam salisilat
adalah benzene, alkena, alkana, alcohol, dan asam karboksilat. Jika dilihat lebih
lanjut, terdapat juga gugus nitro yang muncul di ketiga spektra, ini berarti bahwa
gugus nitro yang teranalisis merupakan hasil dari puncak yang disebabkan oleh
udara.
Menurut literature, gugus fungsi yang ada di dalam asam salisilat adalah
alcohol, asam karboksilat, cincin benzene, alkena, dan alkuna. Ini berarti bahwa
pengukuran yang dilakukan dengan metode spektrometri infra merah ini cukup
akurat. Adapun bentuk molekul dari asam salisilat adalah sebagai berikut:
.
Penggerusan dilakukan untuk memperkecil ukuran molekul-molekul
sehingga ketika ditembak dengan menggunakan sindar infra merah, energi dari
sinar infra merah dapat diserap langsung oleh gugus fungsi dan ikatan-ikatan yang
ada di dalamnya dengan mudah. Jika suatu molekul yang ukurannya besar
ditembak dengan menggunakan sinar infra merah, sinar itu juga akan terhambur
dan penyerapan yang terjadi tidak maksimal. Hasilnya, puncak-puncak yang
dihasilkan oleh spektra infra merah juga tidak akurat. Selain itu, penggerusan juga
dilakukan agar kedua zat yang digerus dapat tercampur secara merata atau
homogen.
Pemipihan juga dilakukan untuk suatu tujuan yang sama, yaitu agar sisi
yang ditembak dengan sinar infra merah tidak terlalu tebal. Jika sisi yang ditembak
Haykal Yuqdha / 13011087Laporan Praktikum 1 – Kimia AnalitikModul IV – Karakterisasi Gugus Fungsi Dengan Spektrometer Infra Merah 16
dengan sinar infra merah terlalu tebal, maka sinar infra merah juga akan terhambur
dengan tidak optimal. Ini menyebabkan puncak puncak yang terjadi pada spektra
infra merah tidak akurat lagi.
Dalam percobaan ini, oven berfungsi sebagai alat untuk menjaga kondisi
KBr tetap dalam kondisi stabil. Karena KBr merupakan zat yang bersifat
higroskopis (suka air), maka penyimpanan KBr harus dilakukan di tempat yang
kering. Untuk itulah digunakan oven sehingga KBr tetap kering dan terjaga
kestabilannya.
Secara prinsip, tingkat energi cahaya di daerah sinar infra merah sesuai
dengan energi vibrasi dan rotasi dari ikatan-ikatan yang ada di dalam molekul.
Apabila sinar infra merah mengenai ikatan ikatan yang ada di dalam molekul yang
tingkat energinya sesuai atau sama dengan tingkat energi tersebut, maka sinar infra
merah akan diserap. Karena setiap jenis ikatan mempunyai tingkat energi yang
berbeda, maka nilai bilangan gelombang sinar infra merah yang diserap juga akan
berbeda. Inilah yang menyebabkan spektrofotometri infra merah dapat
dipergunakan untuk menentukan gugus fungsi yang ada di dalam suatu molekul.
7 Kesimpulan
Gugus fungsi yang ada di dalam asam salisilat adalah alkana, alkena, alkohol,
dan asam karboksilat.
Karena persen penyimpangan rata rata dari spektrometer infra merah yang ada
di gedung Kimia Institut Teknologi Bandung adalah 0,054% < 1%, maka
spektrometer infra merah tersebut masuk dalam kategori layak untuk
digunakan.
Jika spektrometri menggunakan teknik nujol mull, maka spektra dari nujol mull
itu sendiri akan terdeteksi pada saat asam salisilat dianalisis. Namun jika
menggunakan teknik pellet KBr, puncak yang dihasilkan adalah puncak-puncak
absorbansi asam salisilat itu sendiri dan pellet KBr tidak memberikan adanya
puncak tambahan seperti halnya dalam teknik nujol mull. Oleh karena itu,
teknik pellet KBr lebih baik dari teknik nujol mull.
Haykal Yuqdha / 13011087Laporan Praktikum 1 – Kimia AnalitikModul IV – Karakterisasi Gugus Fungsi Dengan Spektrometer Infra Merah 17
8 Daftar Pustaka
Bruice, P. Y. 2001, Organic Chemistry, Prentice Hall International, Inc., New
Jersey.
Christian, G.D. 1994. Analytical Chemistry 5th Edition. John Wiley and Sons, lnc.
New York. Page 485-497.
Harvey, David. 2000. Chemistry: Modern Analitycal Chemistry First Edition. Page
388-409.
Skoog, Douglas A.et.al.1996. Fundamentals of Analytical Chemistry 7th Edition,
Orlando : Saunders College Publishing Page 592-597.
http://id.wikipedia.org/wiki/Spektroskopi_inframerah (diakses tanggal 1 Oktober
2012 pukul 22.57
http://www.chem-is-try.org/artikel_kimia/kimia_analisis/spektrofotometri_infra_
merah/comment-page-1/ (diakses tanggal 1 Oktober 2012 pukul 21.59)
9 Lampiran
Tabel Daerah Serapan Nilai Gelombang, Gugus Fungsi, dan Namanya
Daerah serapan (cm-1) Gugus Fungsi Nama Gugus Fungsi2850-29601350-1470
C-H alkana
3020-3080675-870
C-H alkena
3000-3100675-870
C-H aromatik
3300 C-H alkuna1640-1680 C=C alkena1500-1600 C=C aromatik (cincin)
1080-1300 C-O
AlkoholEter
asam karboksilatester
1690-1760 C=O
AldehidaKeton
asam karboksilatester
Haykal Yuqdha / 13011087Laporan Praktikum 1 – Kimia AnalitikModul IV – Karakterisasi Gugus Fungsi Dengan Spektrometer Infra Merah 18
3610-3640 O-Halkohol
fenol(monomer)
2000-3600 O-HAlkohol
fenol (ikatan Hidrogen)3000-3600 O-H asam karboksilat3310-3500 N-H amina1180-1360 C-N amina1515-15601345-1385
-NO2 nitro
Haykal Yuqdha / 13011087Laporan Praktikum 1 – Kimia AnalitikModul IV – Karakterisasi Gugus Fungsi Dengan Spektrometer Infra Merah 19