99
i LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA IV Jelli Hotrina Siboro 140608028 PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS ATMA JAYA 2017

LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT. PERKEBUNAN … · Laporan kerja praktek ini akan memberikan informasi mengenai profil PT ... Gambar 3.15 Press Cup Roller ... Gambar 3.42 Conveyor Belt

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT. PERKEBUNAN … · Laporan kerja praktek ini akan memberikan informasi mengenai profil PT ... Gambar 3.15 Press Cup Roller ... Gambar 3.42 Conveyor Belt

i

LAPORAN KERJA PRAKTEK

DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA IV

Jelli Hotrina Siboro

140608028

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS ATMA JAYA

2017

Page 2: LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT. PERKEBUNAN … · Laporan kerja praktek ini akan memberikan informasi mengenai profil PT ... Gambar 3.15 Press Cup Roller ... Gambar 3.42 Conveyor Belt

ii

Page 3: LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT. PERKEBUNAN … · Laporan kerja praktek ini akan memberikan informasi mengenai profil PT ... Gambar 3.15 Press Cup Roller ... Gambar 3.42 Conveyor Belt

iii

Page 4: LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT. PERKEBUNAN … · Laporan kerja praktek ini akan memberikan informasi mengenai profil PT ... Gambar 3.15 Press Cup Roller ... Gambar 3.42 Conveyor Belt

iv

KATA PENGANTAR

Puji serta syukur penulis haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,

karena atas berkat-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan kerja praktek yang

dilaksanakan di PT Perkebunan Nusantara IV unit Bah Butong

Laporan kerja praktek ini akan memberikan informasi mengenai profil PT

Perkebunan Nusantara IV unit Bah Butong, proses produksi pembuatan bubuk

teh hitam, dan tugas khusus yang penulis kerjakan di PT Nusantara IV unit Bah

Butong. Kerja praktek yang dilakukan di PT Perkebunan Nusantara IV unit Bah

Butong ini merupakan salah satu mata kuliah wajib di Program Studi Teknik

Industri.

Selama melaksanakan kerja praktek, penulis banyak belajar mengenai

masalah nyata yang terjadi di PTPN unit Bah Butong ini yang belum sesuai

dengan teori yang penulis pelajari. Walaupun begitu, rasa kekeluargaan,

keakraban dan kerjasama antar pekerja sangat penulis rasakan selama bekerja

di dalam perusahaan ini. Kerja praktek ini dapat menjadi sarana bagi penulis

untuk dapat mengaplikasikan teori atau ilmu yang penulis peroleh dari program

studi teknik industri pada PT Perkebunan Nusantara IV unit Bah Butong. Selain

itu, penulis juga dapat merasakan situasi dalam dunia kerja sehingga dapat

mengambil pelajaran dari pengalaman tersebut.

Pembuatan laporan kerja praktek ini, penulis lakukan dengan sungguh-

sungguh. Namun penulis menyadari bahwa banyak pihak yang secara langsung

maupun tidak langsung telah memberikan dukungan kepada penulis. Oleh

karena itu, ucapan terima kasih penulis haturkan kepada :

1. Tuhan Yang Maha Esa yang telah melindungi dan menyertai penulis

sehingga pelaksanaan kerja prkatek dapat berjalan lancar.

2. Kedua orang tua dan saudara-saudara yang selalu mendukung dan

mendoakan penulis dalam melaksanakan dan menyelesaikan kerja

praktek di PT Perkebunan Nusantara IV unit Bah Butong.

3. Ibu DM. Ratna Tungga Dewa, SSi.,MT selaku doesn pembimbing

kerja praktek yang telah membimbing penulis, sehingga dapat

melaksanakan kerja prkatek dengan baik dan menyelasaikan laporan

kerja praktek ini.

Page 5: LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT. PERKEBUNAN … · Laporan kerja praktek ini akan memberikan informasi mengenai profil PT ... Gambar 3.15 Press Cup Roller ... Gambar 3.42 Conveyor Belt

v

4. Bapak Mazriefnal Muaz selaku Manager unit di PT Perkebunan

Nusantara IV unit Bah Butong yang telah memberikan kesempatan

kepada penulis untuk melaksanaka kerja praktek di PT Perkebunan

Nusantara IV unit Bah Butong.

5. Bapak Hotman Purba selaku pembimbing lapangan 1 yang telah

membimbing penulis dalam melakukan kerja praktek di PT

Perkebunan Nusantara IV unit Bah Butong

6. Bapak M. Adi selaku pembimbing lapangan 2 yang telah membimbing

penulis dalam melakukan kerja praktek di PT Perkebunan Nusantara

IV unit Bah Butong

7. Seluruh staff di PT Perkebunan Nusantara IV unit Bah Butong, yang

telah membantu penulis dalam bekerja dan mencari informasi di PT

Perkebunan Nusantara IV unit Bah Butong.

8. Rekan kerja praktek yakni Johan Darmando Purba dan Bagus Trijaya

Kusuma yang telah membantu dan bersama-sama menyelesaikan

tugas yang diberikan oleh PT Perkebunan Nusantara IV unit Bah

Butong.

Akhir kata, penulis memohon maaf apabila terdapat kesalahan dan

kekurangan dalam penulisan laporan kerja praktek ini. Dengan demikian, kritik

dan saran yang membangun dari para pembaca sangat penulis harapkan guna

menyempurnakan laporan kerja praktek ini. Sekian dan terima kasih

Yogyakarta, 28 September 2017

Penulis

Page 6: LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT. PERKEBUNAN … · Laporan kerja praktek ini akan memberikan informasi mengenai profil PT ... Gambar 3.15 Press Cup Roller ... Gambar 3.42 Conveyor Belt

vi

DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN SURAT KETERANGAN PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK KATA PENGANTAR ........................................................................... iv DAFTAR ISI ........................................................................................ vi DAFTAR TABEL ................................................................................. viii DAFTAR GAMBAR ............................................................................. ix

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ............................................................................... 1

1.2 Tujuan............................................................................................ 1

1.3 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Kerja Praktek ............................. 2

BAB 2 TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

2.1 Sejarah Singkat Perusahaan ......................................................... 3

2.1.1 Lokasi Perusahaan .............................................................. 3

2.1.2 Sejarah PTPN IV .................................................................. 4

2.1.3 Produk yang Dihasilkan ....................................................... 5

2.1.4 Prestasi Perusahaan ............................................................ 6

2.2 Struktur Organisasi ........................................................................ 7

2.2.1 Struktur Organisasi Perusahaan .......................................... 7

2.2.2 Uraian Pekerja ..................................................................... 8

2.3 Manajemen Perusahaan ......................................................... 12

2.3.1 Visi dan Misi Perusahaan ..................................................... 12

2.3.2 Ketenagakerjaan .................................................................. 13

2.3.3 Pemasaran .......................................................................... 14

2.3.4 Fasilitas ................................................................................ 15

2.3.5 Sistem Kesehatan dan Keselamatan Kerja(K3) .................... 15

BAB 3 TINJAUAN SISTEM PERUSAHAAN

3.1 Proses Bisnis Perusahaan ............................................................. 23

3.2 Produk yang Dihasilkan ................................................................. 24

3.3 Proses Produksi di PTPN IV Unit Bah Butong................................ 29

3.1.1 Penerimaan Pucuk Daun The Basah ................................... 29

3.1.2 Proses Pelayuan .................................................................. 30

3.1.3 Penggulungan ...................................................................... 32

Page 7: LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT. PERKEBUNAN … · Laporan kerja praktek ini akan memberikan informasi mengenai profil PT ... Gambar 3.15 Press Cup Roller ... Gambar 3.42 Conveyor Belt

vii

3.1.4 Proses Oksidasi Enzimatis ................................................... 34

3.1.5 Pengeringan......................................................................... 35

3.1.6 Prasortasi ............................................................................. 38

3.1.7 Proses Sortasi ...................................................................... 39

3.1.8 Pengepakan ......................................................................... 48

3.4 Fasilitas Produksi yang Digunakan ................................................ 49

BAB 4 TINJAUAN PEKERJAAN MAHASISWA

4.1 Lingkup Pekerjaan ......................................................................... 74

4.2 Tanggung Jawab dan Wewenang dalam Pekerjaan ...................... 74

4.3 Metodologi Pelaksanaan Pekerjaan ............................................... 74

4.4 Hasil Pekerjaan .............................................................................. 75

4.4.1 Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi ............................ 75

BAB 5 PENUTUP

5.1 Kesimpulan .................................................................................... 87

5.2 Saran ............................................................................................. 87

Lampiran

Page 8: LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT. PERKEBUNAN … · Laporan kerja praktek ini akan memberikan informasi mengenai profil PT ... Gambar 3.15 Press Cup Roller ... Gambar 3.42 Conveyor Belt

viii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1 Produk yang Diproduksi di PTPN IV Bah Butong ........................... 5

2.2 Jumlah Tenaga Kerja PTPN IV Unit Bah Butong ........................... 13

3.1 Produk yang Diproduksi di PTPN IV Bah Butong ........................... 24

3.2 Ukuran Mesh dan Grade Bubuk The .............................................. 25

3.3 Waktu Fermentasi .......................................................................... 35

3.4 Ukuran Mesh ................................................................................. 55

Page 9: LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT. PERKEBUNAN … · Laporan kerja praktek ini akan memberikan informasi mengenai profil PT ... Gambar 3.15 Press Cup Roller ... Gambar 3.42 Conveyor Belt

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Sertifikat ISO 9001:2008 ................................................ 6

Gambar 2.2. Menerapkan SMK3 ........................................................ 7

Gambar 3.1 Ayakan Nissen ................................................................ 41

Gambar 3.2 Mesin Vibro ...................................................................... 41

Gambar 3.3 Mesin Midleton ................................................................. 41

Gambar 3.4 Monorail ........................................................................... 49

Gambar 3.5 Karung Fishet ................................................................... 50

Gambar 3.6 Girig ................................................................................. 50

Gambar 3.7 Witehring Trough.............................................................. 51

Gambar 3.8 Psikometer ....................................................................... 52

Gambar 3.9 Heat Exchanger ............................................................... 52

Gambar 3.10 Sapu Lidi ........................................................................ 53

Gambar 3.11 Gerobak ......................................................................... 53

Gambar 3.12 Timbangan ..................................................................... 53

Gambar 3.13 OTR ............................................................................... 54

Gambar 3.14 DIBN .............................................................................. 56

Gambar 3.15 Press Cup Roller (PCR) ................................................. 56

Gambar 3.16 Rotorvane ...................................................................... 57

Gambar 3.17 Konveyor ........................................................................ 58

Gambar 3.18 Gerobak Penampung ..................................................... 58

Gambar 3.19 Humidifier ....................................................................... 59

Gambar 3.20 Humidifier ....................................................................... 59

Gambar 3.21 Tambir ............................................................................ 60

Gambar 3.22 Trolly .............................................................................. 60

Gambar 3.23 Psikometer ..................................................................... 61

Gambar 3.24 Kartu Oksiasi .................................................................. 61

Gambar 3.25 Lampu Penerangan ........................................................ 62

Gambar 3.26 Fluid Bed Dryer (FBD) .................................................... 62

Gambar 3.27 Two Stage Dryer (TSD) .................................................. 63

Gambar 3.28 Timbangan ..................................................................... 63

Gambar 3.29 Vibro .............................................................................. 64

Gambar 3.30 Midleton ......................................................................... 65

Gambar 3.31 Corong Hembus ............................................................. 65

Page 10: LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT. PERKEBUNAN … · Laporan kerja praktek ini akan memberikan informasi mengenai profil PT ... Gambar 3.15 Press Cup Roller ... Gambar 3.42 Conveyor Belt

x

Gambar 3.32 Tangki Penyimpanan...................................................... 66

Gambar 3.33 Nissen ............................................................................ 66

Gambar 3.34 Midleton ......................................................................... 67

Gambar 3.35 Vibro .............................................................................. 67

Gambar 3.36 Vandemeer .................................................................... 68

Gambar 3.37 Siliran ............................................................................. 68

Gambar 3.38 Vibro Screen .................................................................. 69

Gambar 3.39 Jakson ........................................................................... 69

Gambar 3.40 BIN ................................................................................. 70

Gambar 3.41 Cutter ............................................................................. 70

Gambar 3.42 Conveyor Belt Stair ........................................................ 71

Gambar 3.43 Ayakan ........................................................................... 71

Gambar 3.44 Blender .......................................................................... 72

Gambar 3.45 Packer ............................................................................ 73

Gambar 3.46 Mesin Press ................................................................... 73

Gambar 4.1 Monoail Sebelum Inovasi ................................................. 75

Gambar 4.2 Pekerja Menurunkan Pucuk ............................................. 76

Gambar 4.3 Daun Basah .................................................................... 76

Gambar 4.4 Desain Monorail ............................................................... 76

Gambar 4.5 Gerobak .......................................................................... 78

Gambar 4.6 Daun yang Berjatuhan...................................................... 78

Gambar 4.7 Desain Gerobak 3D .......................................................... 79

Gambar 4.8 Desain Gerobak Tampak Samping .................................. 79

Gambar 4.9 Desain Gerobak Tampak Atas ......................................... 79

Gambar 4.10 Gerobak di Stasiun Penggulungan ................................. 81

Gambar 4.11 Pemindahan Bubuk ........................................................ 81

Gambar 4.12 Desain Gerobak di Penggulungan .................................. 82

Gambar 4.13 Desain Gerobak Tampak Samping................................. 82

Gambar 4.14 Pemindahan Bubuk ke dalam Mesin .............................. 83

Gambar 4.15 Gerobak di Sortasi ......................................................... 84

Gambar 4.16 Desain Gerobak di Sortasi ............................................. 84

Gambar 4.17 Gerobak Tampak Atas ................................................... 85

Gambar 4.18 Gerobak Tampak Samping ............................................ 85

Gambar 4.19 Gerobak Tampak Bawah ................................................ 85

Page 11: LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT. PERKEBUNAN … · Laporan kerja praktek ini akan memberikan informasi mengenai profil PT ... Gambar 3.15 Press Cup Roller ... Gambar 3.42 Conveyor Belt

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Universitas

Atma Jaya Yogyakarta (PSTI UAJY) mewajibkan semua mahasiswanya untuk

melaksanakan kerja praktek sesuai dengan Kurikulum di PSTI UAJY. PSTI UAJY

memandang kerja praktek sebagai wahana atau sarana bagi mahasiswa untuk

mengenali suasana di industri serta menumbuhkan, meningkatkan, dan

mengembangkan etos kerja profesional sebagai calon sarjana Teknik Industri.

Kerja praktek dapat dikatakan sebagai ajang simulasi profesi mahasiswa

Teknik Industri. Paradigma yang harus ditanamkan adalah bahwa selama kerja

praktek mahasiswa bekerja di perusahaan yang dipilihnya. Bekerja, dalam hal ini

mencakup kegiatan perencanaan, perancangan, perbaikan, penerapan dan

pemecahanan masalah. Oleh karena itu,dalam kerja praktek kegiatan yang

dilakukan oleh mahasiswa adalah:

a. Mengenali ruang lingkup perusahaan

b. Mengikuti proses kerja di perusahaan secara kontinu

c. Melakukan dan mengerjakan tugas yang diberikan oleh atasan, supervisor

atau pembimbing lapangan

d. Mengamati perilaku sistem

e. Menyusun laporan dalam bentuk tertulis

f. Melaksanakan ujian kerja praktek

Teknik Industri adalah cabang ilmu teknik yang berkenaan dengan

perencanaan, perancangan, perbaikan, dan instalasi sistem terintegrasi yang

terdiri dari manusia, mesin, material, informasi, energi, metode kerja dan sumber

daya finansial atau secara singkat mengkaji sistem industri. Secara khusus,

dalam lingkup Teknik Industri haruslah selalu disadari bahwa yang dikaji adalah

kesatuan elemen sistem yang terdiri atas Manusia, Mesin, Material, Metode,

Uang, Energi, Lingkungan dan Informasi. Artinya, dalam melaksanakan aktivitas

yang menjadi tanggung jawabnya, Sarjana Teknik Industri harus selalu

memandang aktivitasnya dalam kerangka sistem yang melingkupi aktivitas itu.

Page 12: LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT. PERKEBUNAN … · Laporan kerja praktek ini akan memberikan informasi mengenai profil PT ... Gambar 3.15 Press Cup Roller ... Gambar 3.42 Conveyor Belt

2

Kompetensi yang dimiliki oleh mahasiswa dan lulusan Teknik Industri antara lain:

a. Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi

b. Perencanaan dan Pengendalian Produksi

c. Manajemen Persediaan/Inventory

d. Sistem Pengendalian Kualitas

e. Sistem Penanganan Material

f. Logistik dan Supply Chain Management

g. Perancangan dan Pengembangan Produk

h. Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja

i. Perancangan Tata Letak Fasilitas Manufaktur

j. Manajemen Organisasi

k. Analisis Biaya

l. Analisis Kelayakan Industri

m. Perancangan Proses dan CAD/CAM, dan lain-lain.

1.2. Tujuan

Hal-hal yang ingin dicapai melalui pelaksanaan Kerja praktek ini adalah:

a. Melatih kedisiplinan.

b. Melatih kemampuan berinteraksi dengan bawahan, rekan kerja, dan atasan

dalam perusahaan.

c. Melatih kemampuan untuk beradaptasi dengan lingkungan kerja.

d. Mengamati secara langsung aktivitas perusahaan dalam berproduksi dan

menjalankan bisnis.

e. Melengkapi teori yang diperoleh di perkuliahan dengan keadaan sebenarnya

yang ada di pabrik.

f. Menambah wawasan mengenai sistem produksi dan sistem bisnis.

1.3. Tempat dan Waktu Pelaksanaan Kerja Praktek

Kerja Praktek ini dilaksanakan terhitung mulai tanggal 03 Juli 2017

sampai dengan 05 Agustus 2017 di PT. Perkebunan Nusantara IV, Unit Bah

Butong, Jl. Besar Sidamanik, Kecamatan Sidamanik, Sumatera Utara. Dalam

pelaksanaan kerja praktek penulis ditempatkan di Departemen Produksi.

Page 13: LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT. PERKEBUNAN … · Laporan kerja praktek ini akan memberikan informasi mengenai profil PT ... Gambar 3.15 Press Cup Roller ... Gambar 3.42 Conveyor Belt

3

BAB 2

TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

2.1. Sejarah Singkat Perusahaan

2.1.1. Lokasi Perusahaan

Pabrik PT. Perkebunan Nusantara IV, Unit Bah Butong terletak di Jl.

Besar Sidamanik, Kecamatan Sidamanik, Sumatera Utara.

Kebun teh Bah Butong adalah salah satu unit usaha di PT. Perkebunan

Nusantara IV (Persero) yang mengelola budi daya tanaman teh yang memiliki

letak geografis sebagai berikut.

Provinsi : Sumatera Utara

Kabupaten : Simalungun

Kecamatan : Sidamanik

Ketinggian : 890 meter diatas permukaan laut (890 Mdpl)

Suhu : Rata- rata 24 °C

Udara : Dingin (sedang)

Kota terdekat : Pematang Siantar dengan jarak ± 26 km

Letak unit perkebunan teh Bah Butong dari kantor pusat PT. Perkebunan

Nusantara IV (Persero) Medan berjarak ± 155 km. Topografi dari daerah

perkebunan teh Bah Butong sendiri adalah bergelombang hingga berbukit

dengan jenis tanah berupa tanah podsolik coklat kuning atau lempung liat

berpasir. Luas total area perkebunan teh Bah Butong yaitu sebesar 2.602, 95 Ha

dengan rincian sebagai berikut.

Luas areal TM : 1.049,95 Ha

Luas areal TBM- I : 26,00 Ha

Luas areal TBM- III K.Sawit : 14,00 Ha

Luas areal TBM- II : 239,34 Ha

Luas areal Rumpukan : 14,32 Ha

Luas areal di berahkan : 359,09 Ha

Rencana TU 2015 : 50,84 Ha

Luas areal lain- lain : 849,41 Ha

Jumlah areal HGU seluruh : 2.602,95 Ha

Page 14: LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT. PERKEBUNAN … · Laporan kerja praktek ini akan memberikan informasi mengenai profil PT ... Gambar 3.15 Press Cup Roller ... Gambar 3.42 Conveyor Belt

4

2.1.2. Sejarah PTPN IV

Sebuah perusahaan Belanda yang bernama Namblodse Venotschhaaf

Nederland Handel Maskapai (NV NHM) membuka areal kebun teh Bah Butong

pada tahun 1917. Sepuluh tahun kemudian didirikannya sebuah pabrik untuk

pertama kali pada tahun 1927 dan mulai beroperasi sejak tahun 1931.

Berdasarkan tatanan kelembagaan, pada tahun 1957 pemerintah Indonesia

melakukan pengambil alihan perusahaan yang dikelola bangsa asing, dalam hal

ini termasuk perusahaan Nederland Handel Maskapai (NHM) yang turut diambil

alih melalui Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor 229/UM/57 pada tanggal

10 Agustus 1957 yang diperkuat dengan Undang- undang Nasionalisasi Nomor

86/1958.

Pada tahun 1961, melalui Undang- Undang Nomor 141 Tahun 1961

Sumut III dan Jo PP Nomor 141 Tahun 1961, dinyatakan bahwa dua lembaga

PPN Baru dan Pusat Perkebunan Negara mengalami peleburan menjadi satu

bagian yaitu Badan Pimpinan Umum PPN Daerah Sumatera Utara I-IX.

Perkebunan Teh Sumatera Utara pada tahun 1963 mengalami peralihan

perusahaan menjadi Perusahaan Aneka Tanaman IV (ANTAN-IV) yang

dihasilkan melalui PP Nomor 27 Tahun 1963. Perubahan nama perusahaan

terjadi pada tahun 1968 dari Perusahaan Aneka Tanaman IV (ANTAN-IV)

menjadi Perusahaan Negara Perkebunan VIII (PNP VIII) melalui PP Nomor 141

Tahun 1968 yang ditetapkan tanggal 13 April 1968.

Pada tahun 1974, terjadi perubahan pengelolahan menjadi Persero yang

membuat nama perusahaan berubah menjadi PT. Perkebunan VIII (PTP VIII)

yang dilandasi hokum melalui Akta Notaris GHS Lumban Tobing SH Nomor 65

Tanggal 31 April 1974 yang diperkuat dengan SK Menteri Pertanian Nomor

YA/5/5/23 Tanggal 7 Januari 1975. Pada awal tanggal 11 Maret 1996 terjadi

perubahan restrukturisasi yang membuat Perkebunan Teh Bah Butong menjadi

masuk dalam ruang lingkup PTP Nusantara IV melalui Akta Pendirian PTPN IV

Nomor 37 Tanggal 11 Maret 1996 yang didalamnya berisi tentang pengaturan

peleburan PTP VI, PTP VII dan PTP VIII menjadi PT. Perkebunan Nusantara IV

(Persero). Seiring berjalannya waktu maka sejak tahun 1998 hingga tahun 2000

dibangunkannya pabrik baru Bah Butong yang lebih besar dan lebih modern.

Seusia pengerjaannya, maka pabrik tersebut diresmikan pada tanggal 20 Januari

2001. Melalui perundangan yang didasarkan pada keputusan pemegang saham

No.: PTPNIV/RUPS/01/X/2014 atau No.: SK- 51/DI.MBU/10/2014 yang dimuat

Page 15: LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT. PERKEBUNAN … · Laporan kerja praktek ini akan memberikan informasi mengenai profil PT ... Gambar 3.15 Press Cup Roller ... Gambar 3.42 Conveyor Belt

5

dalam SD No.: 04.01/SE/18/10/2014 tersebut telah terjadi perubahan

anggaran dasar PTPN IV, dimana salah satunya adalah terkait perihal

perubahan status Perseroan. Perubahan status kepemilikan Negara Republik

Indonesia pada PTPN IV hanya 10% (sepuluh persen), maka status PTPN IV

tidak lagi sebagai perusahaan BUMN tetapi anak perusahaan BUMN atau PTPN

III (Persero). Berdasarkan ketentuan dalam SE tersebut, telah dilakukan

perubahan nama perusahaan menjadi PT Perkebunan Nusantara IV.

2.1.3. Produk yang Dihasilkan

PT. Perkebunan Nusantara IV, Unit Bah Butong merupakan perusahaan BUMN

yang bergerak pada produksi teh hitam. Produk yang dihasilkan PTPN IV

terdapat beberapa jenis produk teh hitam, diantaranya adalah:

Tabel 2.1. Produk yang Diproduksi di PTPN IV Bah Butong

No Produk

1 BOP I

2 BOP

3 BOPF

4 B P

5 B T

6 P F

7 DUST

8 BP II

9 BT II

10 PF II

11 DUST II

12 DUST III

Page 16: LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT. PERKEBUNAN … · Laporan kerja praktek ini akan memberikan informasi mengenai profil PT ... Gambar 3.15 Press Cup Roller ... Gambar 3.42 Conveyor Belt

6

13 DUST.IV

14 FANN II

15 RBO

16 BOP I

2.1.4. Prestasi Perusahaan

PT. Perkebunan Nusantara IV unit Bah Butong telah mendapatkan sebuah

sertifikat yaitu sertifikat ISO 9001 : 2008 mengenai SMM (Sistem Manajemen

Mutu) dan mendapatkan sertifikat penghargaan karena telah menerapkan sistem

keselamatan dan kesehatan kerja

Gambar 2.1. Sertifikat ISO 9001:2008

Page 17: LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT. PERKEBUNAN … · Laporan kerja praktek ini akan memberikan informasi mengenai profil PT ... Gambar 3.15 Press Cup Roller ... Gambar 3.42 Conveyor Belt

7

Gambar 2.2. Menerapkan SMK3

2.2. Struktur Organisasi

2.2.1 Struktur Organisasi Perusahaan

Struktur organisasi merupakan suatu bagian yang dibutuhkan bagi

sebuah perusahaan untuk mempermudah pencapaian sasaran dan target

perusahaan yang telah direncanakan sejak awal. Dibutuhkannya struktur

organisasi supaya pelaksanaan tugas dan tanggung jawab masing-masing

tenaga kerja atau personil dapat terkoordinir dengan baik dan jelas. Tanggung

jawab yang dimiliki oleh setiap anggota peusahaan melalui struktur organisasi

yang berada pada perusahaan, maka setiap anggota yang berada didalamnya

akan dapat mempertanggung jawabkan setiap hal atau tugas yang menjadi

bagiannya untuk dilakukan dengan baik.

Page 18: LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT. PERKEBUNAN … · Laporan kerja praktek ini akan memberikan informasi mengenai profil PT ... Gambar 3.15 Press Cup Roller ... Gambar 3.42 Conveyor Belt

8

2.2.2. Uraian Pekerjaan

Berdasarkan skema struktur organisasi pada PTPN IV Bah Butong, maka

tugas dan wewenang dari masing- masing bagian (divisi) adalah sebagai berikut.

a. Manajer Unit

Manajer unit merupakan pemegang kekuasaan tertinggi pada sebuah pabrik atau

tempat pengolahan hasil perkebunan. Manajer unit memiliki tugas, sebagai

pemimpin dan pengelolan seluruh lini produksi serta pemakaian biaya yang ada

di sebuah perusahaan pengelola hasil perkebunan yang berpedoman pada

kebijakan perusahaan dalam ketentuan yang telah ditetapkan. Adapun tugas-

tugas seorang manajer adalah :

i. Merumuskan serta menjelaskan sasaran Unit Kebun kepada semua bagian

untuk membuat program kerja melalui rapat kerja sesuai dengan ketentuan

yang berlaku

ii. Bersama dengan kepala dinas menyusun RKAP dan RKO kebun

iii. Melaksanakan instruksi direksi dengan membuat petunjuk pelaksanaan demi

kepastian terlaksananya instruksi

iv. Mengendalikan anggaran pemakaian biaya dengan jalan membandingkan

dengan biaya yang telah ditentukan di RKAP & RKO.

v. Melaksanakan pengawasan dengan menilai hasil kerjasetiap bagian secara

terus-menerus dengan membandingkan hasil nyata terhadap norma kerja

serta melakukan tindakan pemulihan untuk menghindari deviasi yang melebihi

batas toleransi

vi. Menciptakan iklim kerja yang serasi dengan memperhatikan hubungan

kedalam dan keluar, kehidupan sosial bawahan dan masyarakat sekitarnya

agar kegairahan kerja tetap terpelihara. Mengawasi pelaksanaan setiap

kebijakan manajemen baik dari kantor pusat maupun dari unit

vii. Melakukan penilaian kinerja terhadap semua personil yang berada di unit

usaha

b. Kepala Dinas Teknik

Kepala Dinas Pengolahan (KDP) memiliki peran sebagai wakil manajer dalam

memimpin pekerjaan di bidang pengolahan pabrik yang dibantu oleh asisten

pengolahan. Adapun tugas dan kewajiban seorang KDP adalah :

i. Mengkoordinir asisten pengolahan dalam pelaksanaan pengolahan

berpedoman pada taksasi penerimaan DTB setiap hari

Page 19: LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT. PERKEBUNAN … · Laporan kerja praktek ini akan memberikan informasi mengenai profil PT ... Gambar 3.15 Press Cup Roller ... Gambar 3.42 Conveyor Belt

9

ii. Mengawasi dan mengontrol penyimpangan proses pengolahan (mutu dan

kehilangan) berpedoman pada standar yang telah ditetapkan

iii. Mengevaluasi hasil kerja pengolahan setiap hari dansegera menginstruksikan

tindakan koreksi kepada asisten pengolahan bila terjadi penyimpangan proses

pengolahan

iv. Memberi bimbingan dan petunjuk tentang keselamatan dan kesehatan kerja.

v. Bersama-sama dengan asisten pengolahan membuat RKAP dan RKO dan

melakukan pengawasan efektifitas dan efisiensi biaya

c. Kepala Dinas Pengolahan

Kepala Dinas Pengolahan (KDP) memiliki peran sebagai wakil manajer

dalam memimpin pekerjaan di bidang pengolahan pabrik yang dibantu oleh

asisten pengolahan.

Adapun tugas dan kewajiban seorang KDP adalah :

i. Mengkoordinir asisten pengolahan dalam pelaksanaan pengolahan

berpedoman pada taksasi penerimaan DTB setiap hari

ii. Mengevaluasi hasil kerja pengolahan setiap hari dan segera menginstruksikan

tindakan koreksi kepada asisten pengolahan bila terjadi penyimpangan proses

pengolahan

iii. Memberi bimbingan dan petunjuk tentang keselamatan dan kesehatan kerja

iv. Bersama-sama dengan asisten pengolahan membuat RKAP dan RKO dan

melakukan pengawasan efektifitas dan efisiensi biaya

v. Mengawasi dan mengontrol penyimpangan proses pengolahan (mutu dan

kehilangan) berpedoman pada standar yang telah ditetapkan

d. Kepala Dinas Tanaman

Kepala Dinas Tanaman memiliki peran sebagai wakil manajer dalam mengelola

perusahaan di bidang tanaman yang dibantu oleh asisten afdeling. Adapun tugas

dan kewajiban seorang KDT adalah :

i. Mengawasi pelaksanaan pemeliharaan tanaman supaya efektif dan efisien

sesuai dengan standar yang ditentukan agar mendapatkan hasil yang optimal

ii. Mengawasi pelaksanaan panen, sesuai kriteria dan pusingan petik yang benar

iii. Mengendalikan biaya operasional secara cermat dan terus menerus supaya

realisasi tidak melebihi RKAP dan RKO

Page 20: LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT. PERKEBUNAN … · Laporan kerja praktek ini akan memberikan informasi mengenai profil PT ... Gambar 3.15 Press Cup Roller ... Gambar 3.42 Conveyor Belt

10

iv. Membina keterampilan para asisten afdeling melalui rapat dan diskusi serta

bimbingan langsung dilapangan agar kemampuan mereka meningkat

v. Membina kesadaran lingkungan pada masyarakat afdeling

vi. Membina dengan baik masyarakat sekitar kebun melalui hubungan non formal

agar pandangan masyarakat sesuai dengan tujuan perusahaan

e. Kepala Dinas Tata Usaha

Seorang Kepala Dinas Tata Usaha (KDTU) memiliki peran sebagai wakil manajer

dalam memimpin seluruh aktivitas yang terjadi berkaitan dengan administrasi dari

sebuah perusahaan. Adapun tugas dan kewajiban yang harus dilakukan oleh

kepala dinas tata usaha adalah :

i. Melaksanakan dan mengawasi sistem administrasi keuangan dan akuntansi

sesuai kode rekening yang berlaku serta pengarsipan surat secara terpusat

ii. Menyelesaikan laporan unit kebun, antara lain laporan keuangan (neraca

percobaan) dan laporan manajemen bulanan secara tepat waktu

iii. Menyatukan RKAP tahunan & RKO dari tiap bagian berdasarkan petunjuk dan

pedoman pembuatan RKAP dari kantor direksi, sehingga tergambar rencana

pekerjaan dan biaya serta harga pokok secara sistimatis

iv. Membantu mengawasi pengadaan dan persediaan material afdeling dan

teknik

v. Berkoordinasi dengan kepala dinas lainnya dalam pengontrolan dan

pengendalian biaya

f. Asisten Teknik

Asisten teknik memiliki peran sebagai wakil manajer dalam mengelola bidang

teknik yang dibantu oleh mandor teknik untuk keperluan yang dibutuhkan seperti

keperluan bengkel umum, reparasi, bangunan dan keperluan kelistrikan. Adapun

tugas dan kewajiban yang harus dilakukan oleh asisten teknik adalah :

i. Menyiapkan rencana kegiatan rutin di bidang perawatan dan pemeliharaan

peralatan pabrik

ii. Membantu Kepala Dinas Teknik menyusun RKAP dan RKO

iii. Melaksanakan jadwal peralatan dan pemeliharaan mesin serta instalasi pabrik

iv. Melaksanakan fungsi bengkel untuk perawatan dan pemeliharaan dan

pengadaan suku cadang mesin dan peralatan pabrik

Page 21: LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT. PERKEBUNAN … · Laporan kerja praktek ini akan memberikan informasi mengenai profil PT ... Gambar 3.15 Press Cup Roller ... Gambar 3.42 Conveyor Belt

11

v. Memantau adanya kerusakan mesin pabrik alat transportasi serta

mengkoordinasi perbaikan segera mungkin

vi. Meminimalkan breakdown mesin dan peralatan pabrik.

vii. Membuat laporan harian pemeliharaan mesin.

g. Asisten Pengolahan

Asisten pengolahan memiliki peran sebagai bagian yang membantu kerja kepala

dinas pengolahan dalam memimpin kegiatan pengolahan di sebuah pabrik atau

area industri.

Adapun tugas dan kewajiban yang harus dilakukan oleh asisten

pengolahan adalah:

i. Menyiapkan rencana dan melaksanakan seluruh kegiatan operasional rutin di

bidang pengolahan

ii. Mengontrol dan meminimalkan losses di pengolahan

iii. Mengawasi dan mengontrol penerimaan DTB ditimbangan dan di WT

iv. Meminimalkan jam stagnasi pabrik

v. Melaksanakan pengendalian biaya atas penggunaan tenaga kerja

h. Asisten Tata Usaha

Asisten tata usaha memiliki peran sebagai bagian yang membantu kepala dinas

tata usaha dalam bidang pengawasan dan manajerial keuangan yang terjadi

didalam pabrik pengolahan. Adapun tugas dan kewajiban yang harus dilakukan

oleh asisten tata usaha adalah :

i. Membantu KDTU dalam melaksanakan dan mengawasi sistem administrasi

keuangan dan akuntansi sesuai kode rekening yang berlaku serta

pengarsipan surat secara terpusat

ii. Menyelesaikan laporan unit kebun antara lain, Laporan keuangan (Neraca

Percobaan) dan Laporan manajemen bulanan secara tepat waktu

iii. Secara khusus mengkoordinir pengawasan persediaan barang gudang sentral

maupun administrasi pergudangan

i. Asisten Sumber Daya Manusia dan Umum

Asisten SDM dan Umum memiliki peran sebagai bagian yang membantu

terjadinya komunikasi yang baik dengan pihak internal maupun eksternal. Tugas

dan kewajiban yang harus dilakukan oleh asisten tata usaha adalah :

Page 22: LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT. PERKEBUNAN … · Laporan kerja praktek ini akan memberikan informasi mengenai profil PT ... Gambar 3.15 Press Cup Roller ... Gambar 3.42 Conveyor Belt

12

i. Menyusun dan membahas RKAP bidang yang berkaitan dengan administrasi

dan kesejahteraan karyawan serta tugas umum lainnya meliputi :

1. Rencana tenaga kerja

2. Administrasi personalia

3. Asuransi tenaga kerja

4. Dana pensiun

ii. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan :

1. Ketenagakerjaan

2. Hukum

3. Pertanahan

4. Pengurusan ijin

iii. Membina hubungan baik dengan instansi pemerintah dan masyarakat

disekitar kebun

iv. Menyusun laporan yang berkaitan dengan ketenaga kerjaan, hukum dan

masalah umum lainnya

j. Kepala Pengaman (Papam)

Kepala pengamanan memiliki peran sebagai bagian yang menjamin tingkat

keamanan di area industri tersebut berada maupun area perkebunan. Beberapa

tugas dan kewajiban yang harus dilakukan oleh kepala pengaman adalah :

i. Melakukan Tugas pengamanan produksi dan areal di Unit Usaha Bah Butong

ii. Mengatur tugas pengawalan saat gajian dan pembayaran bonus dan THR.

iii. Melakukan koordinasi pengamanan dengan pihak pengamanan ekternal

(TNI/POLRI).

iv. Mengkoordinir dan membuat system pengamanan yang kondusif di semua

bagian.

2.3. Manajemen Perusahaan

2.3.1. Visi dan Misi Perusahaan

a. Visi Perusahaan

Visi yang diangkat sebagai tujuan dari pelaksanaan pengolahan di PT

Perkebunan Nusantara IV adalah menjadi pusat keunggulan perusahaan agro

industri kebun teh dengan tata kelola perusahaan yang baik serta berwawasan

lingkungan.

Page 23: LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT. PERKEBUNAN … · Laporan kerja praktek ini akan memberikan informasi mengenai profil PT ... Gambar 3.15 Press Cup Roller ... Gambar 3.42 Conveyor Belt

13

b. Misi Perusahaan

Adapun misi yang dilakukan sebagai upaya untuk mencapai tujuan yang

diharapkan antara lain :

i. Menjamin keberlanjutan usaha kompetitif.

ii. Meningkatkan daya saing produk secara berkesinambungan dengan sistem,

cara dan lingkungan kerja yang mendorong munculnya kreativitas dan inovasi

untuk meningkatkan produktivitas dan efisien.

iii. Meningkatkan laba secara berkesinambungan.

iv. Mengelola usaha secara professional untuk meningkatkan nilai perusahaan

yang mempedomani etika bisnis dan Tata Kelola Perusahaan yang baik

(GCG).

v. Meningkatkan tanggung jawab sosial dan lingkungan.

vi. Melaksanakan dan menunjang kebijakan serta program pemerintah pusat/

daerah.

2.3.2. Ketenagakerjaan

a. Tenaga Kerja

i. Jumlah Tenaga Kerja

Tenaga kerja merupakan suatu bagian yang tidak dapat terlepaskan dari

sebuah aktivitas produksi dalam sebuah perusahaan. Demikian halnya dengan

PTPN IV Bah Butong yang memilki ribuan tenaga kerja untuk melaksanakan

kegiatan opersioanalnya atau pengolahan. Sebagian besar tenaga kerja yang

berada di PTPN IV Bah Butong berasal dari masyarakat yang tinggal di sekitar

lokasi perkebunan. Berikut ini adalah data tenaga kerja yang terdapat di PTPN IV

unit Bah Butong.

Tabel 2.2 Jumlah Tenaga Kerja PTPN IV Unit Bah Butong

Tahun Uraian Jumlah

Karyawan

Pimpinan

Karyawan

Pelaksana

2007 9 1.147 1.156

2008 9 1.114 1.123

2009 8 1.066 1.074

2010 8 1.032 1.040

2011 8 978 986

2012 11 926 937

Page 24: LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT. PERKEBUNAN … · Laporan kerja praktek ini akan memberikan informasi mengenai profil PT ... Gambar 3.15 Press Cup Roller ... Gambar 3.42 Conveyor Belt

14

2013 10 889 899

2014 10 808 818

2015 10 804 814

2016 3 658 661

2017 3 653 656

ii. Fasilitas Kesejahteraan Karyawan

Perusahaan menyediakan fasilitas yang dapat digunakan oleh semua

karyawan untuk memenuhi hak semua karyawan.

Fasilitas tersebut antara lain:

1. Tempat ibadah

2. P2K3 (Panitia Pembina Keselamatan dan Kesejahteraan Karyawan)

3. Perumahan, biaya listrik dan air, beras dalam bentuk natura (fisik), biaya

pemondokan untuk 3 anak dengan ketentuan batasan umur maksimal 21

tahun dan belum menikah

4. Tunjangan, meliputi: tunjangan hari raya, cuti tahunan, pakaian kerja,

meninggal dunia

5. Kesejahteraan karyawan seperti Jamsostek, koperasi karyawan, santunan

pendidikan dan punakarya

6. Pelayanan kesehatan untuk karyawan, keluarga dan punakarya seperti

pengobatan BPK, pelayanan KB, posyandu, pemeriksaan kesehatan calon

karyawan, pemeriksaan keshatan berkala untuk karyawan pabrik dan petugas

pestisida

7. Dana pensiun

8. Pemberian teh setiap bulannya

9. Pemberian Masa Bebas Tugas (MBT) 6 bulan sebelum masa pensiunam 1

KK.

2.3.3. Pemasaran

Pemasaran PT. Perkebunan Nusantara IV mengutamakan eksport pada

negara di seluruh wilayah di dunia. Untuk wilayah Timur Tengah negara tujuan

eksport meliputi Mesir, Irak, Iran, Syria, untuk Eropa meliputi Jerman, Irlandia,

Italia, Belanda, Prancis, Spanyol, Inggris, dan terdapat negara-negara lain tujuan

eksport seperti Amerika, Australia, New Zealand, Fiji, Taiwan, Singapura,

Malaysia, China, dan Pakistan.

Page 25: LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT. PERKEBUNAN … · Laporan kerja praktek ini akan memberikan informasi mengenai profil PT ... Gambar 3.15 Press Cup Roller ... Gambar 3.42 Conveyor Belt

15

2.3.4. Fasilitas

PT. Perkebunan Nusantara IV memberikan fasilitas-fasilitas bagi

karyawannya, demi peningkatan kesejahteraan karyawan yang bekerja di

perusahaan ini dan dapat meningkatkan kinerja karyawan sehingga produksi

dapat berjalan dengan lancar. Fasilitas tersebut diantaranya:

a. Perumahan

b. Air minum

c. Sarana Ibadah

d. Sarana Pendidikan yang dikelola kebun (TK dan MTs/SLTP)

e. Sarana olahraga

f. Poliklinik disetiap Afdeling

2.3.5. Sistem Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)

PT Perkebunan Nusantara IV Unit Bah Butong menyadari pentingnya

kebutuhan mengenai Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dalam upaya untuk

memberikan kepastian bahwa semua bahaya yang mungkin timbul selama

melakukan kegiatan telah diidentifikasi, dinilai, dan dikendalikan sehingga semua

karyawan, kontraktor, tamu, dan peralatan kerja/asset perusahaan yang terkait

dalam pelaksanaan kegiatan usaha tersebut dapat dilindungi dari kemungkinan

kecelakaan.

Dengan ini perusahaan menetapkan Kebijakan dan Keselamatan Kerja sebagai

berikut:

a. Menyadari dengan sepenuhnya bahwa K3 adalah satu sarana untuk

mencapai terciptanya tempat kerja yang aman, efisien, dan produktif di

perusahaan.

b. Memenuhi segala bentuk perundang-undangan dan perturan pemerintah

mengenai K3.

c. Mengutamakan K3 dan semua aspek pekerjaan, dalam rangka mencegah dan

mengurangi kecelakaan dan penyakit akibat kerja.

d. Mencegah dan mengurangi kecelakaan serta penyakit akibat kerja dengan

merawat alat kerja yang disediakan serta membudayakan hidup disiplin dan

bersih yang berwawasan K3 dan menjaga stabilitas keamanan termasuk

kebakaran, peledakan, dan pencemaran lingkungan.

Page 26: LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT. PERKEBUNAN … · Laporan kerja praktek ini akan memberikan informasi mengenai profil PT ... Gambar 3.15 Press Cup Roller ... Gambar 3.42 Conveyor Belt

16

e. Melakukan pekerjaan sesuai prosedur dan instruksi kerja, mendukung dan

mensosialisasikan K3 di semua tempat kerja.

f. Mengintegrasikan lingkunagn kerja serta pelindungan K3 dan lingkungan

dalam upaya melestarikan K3, maka perlu meningkatkan pengertian,

kesadaran, pemahaman, dan penghayatan K3 oleh semua unsur pimpinan

dan pekerja di PT Perkebunan Nusantara IV Unit Usaha Bah Butong.

g. Memonitor serta menyelesaikan semua masalah yang ditimbulkan oleh

kegiatan/pekerjaan maupun kebiasaan yang merugikan K3 serta lingkungan

degan musyawarah dan menginventaris masalah tersebut sehingga tidak

terulang kembali.

h. Guna menjalin terlaksananya hal-hal tersebut diatas, perusahaan

mengalokasikan sumber daya, tenaga, dan dana sesuai kebutuhan

operasional perusahaan.

i. Kebijakan ini dapat ditinjau kembali bila diperlukan.

Page 27: LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT. PERKEBUNAN … · Laporan kerja praktek ini akan memberikan informasi mengenai profil PT ... Gambar 3.15 Press Cup Roller ... Gambar 3.42 Conveyor Belt

17

STRUKTUR ORGANISASI PENGOLAHAN

PT PERKEBUNAN NUSANTARA IV

UNIT USAHA BAH BUTONG

TAHUN 2017

ASISTEN PENGOLAHAN & TEKNIK

M. Asri Rambe

MANDOR BESAR

Hotman Purba

M. Adi

MANDOR. PUCUK BASAH

Bagio

MANDOR. LAYU MALAM

Mardiman Pangaribuan

MANDOR. PENGERINGAN

Suratno

MANDOR TURUNAN D. LAYU

Rahmad Harahap

MANDOR. SORTASI

- Rahmad Karianto

MANDOR. PENGGULUNGAN

- N a s i b

MANDOR. PENGEPAKAN

Marajohan

KERANI TIMB. PUCUK BASAH

Sojapati Gulo

KERANI PRODUKSI & UPAH

M. Nurdin

KERANI TIMB. TEH KERING

NN

TEA TASTER & CHOP

SAMPLE

- N a p e s d a

- Jumaidah

- Magdalena

- Diah Pitriwirani

KERANI TIMB. TEH JADI

R e b o

KERANI TIMB. PUCUK LAYU

NN

KRANI ISO PABRIK

NN

DP-SDM-06

Page 28: LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT. PERKEBUNAN … · Laporan kerja praktek ini akan memberikan informasi mengenai profil PT ... Gambar 3.15 Press Cup Roller ... Gambar 3.42 Conveyor Belt

18

STRUKTUR ORGANISASI TEKNIK

PT PERKEBUNAN NUSANTARA IV

UNIT USAHA BAH BUTONG

TAHUN 2017

Asisten Pengolahan & Teknik

M. Asri Rambe

MANDOR TRANSPORT

S u m a r d i

MANDOR. REPARASI. ST. BASAH

A m e d i

KERANI TEKNIK

H e r i s

MANDOR. REPARASI. ST. KERING

Sumari

MANDOR. WORK SHOP

S u m a r d i

JURU GAMBAR

Tonni Aswin

MANDOR. BENGKEL LISTRIK

K. Simarmata MANDOR. SPTL

K. Simarmata

MANDOR. BENGKEL INDUK

J. Silitonga

DP-SDM-06

Page 29: LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT. PERKEBUNAN … · Laporan kerja praktek ini akan memberikan informasi mengenai profil PT ... Gambar 3.15 Press Cup Roller ... Gambar 3.42 Conveyor Belt

19

STRUKTUR ORGANISASI DINAS TANAMAN

PT PERKEBUNAN NUSANTARA IV

UNIT USAHA BAH BUTONG

TAHUN 2017

ASISTEN TANAMAN

Rahmad Erianto, SP

MABES AFDELING III

M o n o

MABES AFDELING II

S u p e n o

MABES AFDELING IV

R a h m a n

MABES AFDELING I

J a n s e n

KRANI ASKEP

1. Sudarman

2. Taufik Harahap

DP-SDM-06

Page 30: LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT. PERKEBUNAN … · Laporan kerja praktek ini akan memberikan informasi mengenai profil PT ... Gambar 3.15 Press Cup Roller ... Gambar 3.42 Conveyor Belt

20

STRUKTUR ORGANISASI SDM DAN UMUM

PT PERKEBUNAN NUSANTARA IV

UNIT USAHA BAH BUTONG

TAHUN 2017

ASISTEN SDM & UMUM Tengku Hamzah

KRANI PERSONALIA

Amran Nasution

KRANI I

Hotman Siahaan KRANI HUMAS

S u p r i o n o

PENGASUH AGAMA

Acep

KRANI SMK3/ISO/MR/RA

1. M a h f u d

2. M i a d i

3. Humbalasyah Simarmata

KRANI PAPAM

Suyanto

DP-SDM-06

Page 31: LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT. PERKEBUNAN … · Laporan kerja praktek ini akan memberikan informasi mengenai profil PT ... Gambar 3.15 Press Cup Roller ... Gambar 3.42 Conveyor Belt

21

STRUKTUR ORGANISASI TATA USAHA

PT PERKEBUNAN NUSANTARA IV

UNIT USAHA BAH BUTONG TAHUN 2017

Kr. FINANSIAL/ SPK

Sitianjar Nasution

KERANI KEPALA

H. Malau

Kr. UPAH / Aktiva

Albon Silalahi

Kr. OPL / KAS BANK

Nurmawan Siregar

Kr. ANGGARAN

Budimansyah Harahap

Benson Aruan

Kr. PEMBUKUAN

M. Suwito

Kr. NRP / EAP

Nurliana Harahap

Pet. ARSIP/ Kr. UPAH

Edi Santoso

Kr. VERIFIAKSI

Parnaungan Sitanggang, SE

M e i

Ismawadi, SE

PELAYAN KANTOR

Wagimen

Muftihatul Haniah

Kr. I GUDANG MATERIAL

Harun Yahya Purba

Kr. II GUDANG MATERIAL

Triono Edi Syahputra

Pet. GUDANG MATERIAL

Legiman

Jayanto

Pet. GALON MINYAK

Partiman

Kr. GUDANG PRODUKSI

Sihar Mulia Tambun

Pet. GUDANG

PRODUKSI

Hermanto

Belman Sitorus

Suwandi

Anto

ASISTEN TATA USAHA

Manutur Purba, SE

DP-SDM-06

Page 32: LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT. PERKEBUNAN … · Laporan kerja praktek ini akan memberikan informasi mengenai profil PT ... Gambar 3.15 Press Cup Roller ... Gambar 3.42 Conveyor Belt

22

Ketua ISO TANAMAN

Rahmad Erianto, SP (Asisten Tanaman)

Anggota

1. Kesmanto (Mandor Besar Pengolahan) 2. H. Purba (Mandor Besar Pengolahan)

Anggota

1. Jansen Manurung (Mandor Besar Adf. I) 2. Supeno, Sp (Mandor Besar Afd. II) 3. M o n o (Mandor Besar Afd. III) 4. Rahman (Mandor Besar Afd. IV)

Diketahui Oleh

Mazriefnal Muaz

Manajer Unit Teh

STRUKTUR ORGANISASI ISO 9001 : 2008 PT PERKEBUNAN NUSANTARA IV

UNIT TEH - BAH BUTONG

DP-SDM-06

Wakil

Tengku Hamzah (Asisten SDM & Umum)

Wakil

Manutur Purba , SE (Asisten Tata Usaha)

I)

Wakil

Kapten Ramena (Papam)

MR

Mazriefnal Muaz

(Manajer Unit)

PPD TANAMAN

1. M i a d i 2. Humbalasyah

Tim Audit Internal

Ketua : Mahfud

Anggota : 1. Suprianto

2. Suryadi, SE

Deputy MR

M. Asri Rambe (Asisten Pengolahan)

PPD PENGOLAHAN

Jumaida

Page 33: LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT. PERKEBUNAN … · Laporan kerja praktek ini akan memberikan informasi mengenai profil PT ... Gambar 3.15 Press Cup Roller ... Gambar 3.42 Conveyor Belt

23

BAB 3

TINJAUAN SISTEM PERUSAHAAN

Bab tiga akan membahas tentang tinjauan secara sistem pada PT.

Perkebunan Nusantara Bah Butong yang terdiri dari proses bisnis perusahaan,

produk yang dihasilkan, proses produksi dan fasilitas produksi yang digunakan.

3.1 Proses Bisnis Perusahaan

Proses Bisnis PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Bah Butong

GudangAsisten Tata

Usaha

Kantor Pusat di

MedanBelawan

Bagian

Pengolahan

mulai

Produk

teh jadi

Surat pengantar

penyerahan teh

Ada Order dari kantor

pusat?

Tanda Terima Penyerahanyes

Delivery Order

selesai

Proses Produksi

Penyimpanan

Produk jadi

No

Berdasarkan alur keterkaitan di atas maka dapat dilihat proses bisnis pada PTPN

IV unit Bah Butong. Berawal dari depertemen produksi melakukan produksi, lalu

setelah diproduksi maka produk jadi disimpan di dalam gudang. Setelah produk

jadi masuk gudang dan disimpan gudang, maka bagian gudang mengirim surat

pengantar ke bagian tata usaha. Lalu asisten tata usaha menerima surat

pengantar penyerahan teh. Ketika ada orderan bubuk teh maka kantor pusat

yang berada di Medan menerima tanda terima penyerahan, lalu

Page 34: LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT. PERKEBUNAN … · Laporan kerja praktek ini akan memberikan informasi mengenai profil PT ... Gambar 3.15 Press Cup Roller ... Gambar 3.42 Conveyor Belt

24

dilakukan pengiriman ke pelabuhan Belawan. Namun jika tidak ada

orderan maka produk langsung dikirim ke Belawan tanpa harus mengirim surat

penyerahan ke kantor pusat. Setelah produk sampai di pelabuhan Belawan maka

bagian asisten tata usaha menerima data delivery order dari pihak yang berada

atau pihak yang menguru produk di pelabuhan Belawan.

3.2 Produk yang Dihasilkan

Produk yang dihasilkan dari PT. Perkebunan Nusantara IV unit Bah

Butong adalah berupa bubuk teh hitam. Untuk bubuk teh hitam yang diproduksi

dikelompokkan menjadi beberapa jenis. Untuk jenis bubuk teh yang diproduksi

terkadang memiliki perubahan, hal tersebut diakibatkan situasi pasar yang

sedang dihadapi. Berikut ini adalah jenis-jenis bubuk teh hitam yang diproduksi

untuk tahun 2017.

Tabel 3.1. Produk yang Diproduksi di PTPN IV Bah Butong

No Produk

1 BOP I

2 BOP

3 BOPF

4 B P

5 B T

6 P F

7 DUST

8 BP II

9 BT II

10 PF II

11 DUST II

12 DUST III

Page 35: LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT. PERKEBUNAN … · Laporan kerja praktek ini akan memberikan informasi mengenai profil PT ... Gambar 3.15 Press Cup Roller ... Gambar 3.42 Conveyor Belt

25

13 DUST.IV

14 FANN II

15 RBO

16 BOP I

12 PF II (Peco Fanning II)

13 Dust II

14 Dust III

15 Fann II (Fanning II)

16 Waste

Bubuk yang dihasilkan berdasarkan grade dari bubuk tersebut. Grade

bubuk didapat dari kelolosan bubuk dari mesh yang digunakan.

Berikut adalah tabel mengenai ukuran mesh yang dipakai untuk beberapa

grade bubuk teh yang diproduksi di PTP Nusantara IV unit Bah Butong :

Tabel 3.2. Ukuran Mesh dan Grade Bubuk Teh

Jenis Ukuran

Mesh Jenis

Ukuran

Mesh Jenis

Ukuran

Mesh

Grade 1 Grade 2

BOP - I 10x10,

12x12

BP-II 8x8, 10x10 BROKEN

MLX

12x12,

14x14

BOP 10x10,

12x12

BT-II 10x10,

12x12

FLUFF 16x16

BOPF 14x14,

16x16

PF-II 18x18,

20x20

RBO -

BP 8x8, 10x10 DUST-II 32x32,

40x40

Page 36: LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT. PERKEBUNAN … · Laporan kerja praktek ini akan memberikan informasi mengenai profil PT ... Gambar 3.15 Press Cup Roller ... Gambar 3.42 Conveyor Belt

26

BT 10x10,

12x12

DUST-III 60x60

PF 18x18,

20x20

FLANNING

II

20x20 ,

24x24

DUST-I 24x24,

28x28

*Mesh : Jumlah lobang ayakan kawat per inchi2

Berikut ini adalah gambar untuk jenis-jenis bubuk yang dihasilkan oleh PTPN IV

unit Bah Butong.

Badag BP II

BT II PF II

Page 37: LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT. PERKEBUNAN … · Laporan kerja praktek ini akan memberikan informasi mengenai profil PT ... Gambar 3.15 Press Cup Roller ... Gambar 3.42 Conveyor Belt

27

Dust II Dust III

Dust IV Fann II

PF Dust I

Page 38: LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT. PERKEBUNAN … · Laporan kerja praktek ini akan memberikan informasi mengenai profil PT ... Gambar 3.15 Press Cup Roller ... Gambar 3.42 Conveyor Belt

28

BP BT

BOP BOPF

BOP I

Page 39: LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT. PERKEBUNAN … · Laporan kerja praktek ini akan memberikan informasi mengenai profil PT ... Gambar 3.15 Press Cup Roller ... Gambar 3.42 Conveyor Belt

29

3.3 Proses Produksi di PTPN IV Unit Bah Butong

Usaha untuk memperoleh teh yang siap dikonsumsi, maka diperlukan beberapa

tahapan atau proses untuk meraihnya. Umumnya terdapat dua jenis teh yang

biasa dikonsumsi oleh masyarakat yaitu teh hitam dan teh hijau. Teh hijau dalam

pengolahannya tidak membutuhkan proses fermentasi (pemeraman), sehingga

dengan tidak adanya proses tersebut akan menghasilkan aroma dan rasa yang

berbeda dengan teh hitam. Proses produksi teh hitam harus melalui tahapan

oksidasi enzimatis. PTPN IV Bah Butong memproduksi jenis teh hitam dengan

sistem pengolahan orthodox. Berikut adalah prose produksi yang dilakukan di

PTPN IV unti Bah Butong.

3.1.1 Penerimaan Pucuk Daun Teh Basah

Bahan baku pembuatan teh hitam yaitu pucuk daun teh segar dan

berkualitas dengan spesifikasi pucuk daun teh muda dan utuh yang segar dan

bewarna hijau. Untuk memasok kebutuhan bahan baku pucuk daun teh pada

PTPN IV Unit Usaha Bah Butong berasal dari 2 afdeling, yaitu kebun sayur dan

bah biak. Penerimaan daun teh pada pabrik dilakukan sebanyak dua kali sehari,

yaitu pada pukul 11.00 dan pukul 14.00.

Untuk pengiriman daun teh basah dari lapangan (petani) digunakan alat

angkut berupa truk dengan kapasitas angkut untuk tiap truk yaitu maksimum 2

ton, pabrik menyediakan tempat khusus berupa pendopo yang berguna untuk

membongkar teh dari truk. Untuk menghindari daun teh berhamburan dan

terinjak-injak maka digunakan fishnet. Fishnet yaitu berupa jaring untuk

membungkus daun teh dari lapangan. Dari pendopo pucuk teh basah dinaikkan

ke lantai 2 (tempat WT) dengan menggunakan monorail. Untuk masing-masing

afdeling digunakan monorail berbeda dengan alasan untuk memudahkan proses

penerimaan barang.

Pada proses penumpukan dan bongkar daun teh diusahakan agar jangan

sampai daun teh rusak, karena nanti akan berakibat pada kualitas hasil produk.

Proses penumpukan yang tidak benar (kelebihan beban) mengakibatkan

perubahan senyawa-senyawa pada daun teh basah, dimana pucuk teh utuh dan

segar meskipun sudah dipotong masih dapat melakukan proses pernafasan

sehingga mengalami pemanasan. Selain itu, proses bongkar yang salah

mengakibatkan banyaknya pucuk teh yang rusak dan patah, hal tersebut

Page 40: LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT. PERKEBUNAN … · Laporan kerja praktek ini akan memberikan informasi mengenai profil PT ... Gambar 3.15 Press Cup Roller ... Gambar 3.42 Conveyor Belt

30

mengakibatkan terjadinya proses fermentasi sebelum proses akibat senyawa

dalam sel yang pecah.

Selanjutnya pucuk teh dari pendopo diangkat ke lantai 2 dengan

menggunakan monorail, dengan kapasitas pada satu trolly monorail dapat

mengangkut 1-2 fishnet berisi pucuk teh. Pada masing-masing WT sudah

terdapat pekerja yang siap untuk menurunkan fishnet dari trolly ke WT untuk

selanjutnya dilakukan perataan pucuk daun teh pada WT. untuk satu WT

terdapat 4 orang yang bertugas untuk meratakan pucuk daun teh, dan terdapat

dua orang yang bertugas sebagai pembongkar daun teh dari fishet. Untuk

masing-masing WT dapat menampung hingga 2 ton daun pucuk teh basah

dengan ukuran panjang 34.8 m dan lebar 1.83 m. Proses pemerataan dilakukan

untuk mempermudah pelayuan pucuk teh basah.

3.1.2 Proses Pelayuan

Pada proses pelayuan merupakan tahap penting dari pengolahan teh

hitam, dilakukan proses kimiawi guna mengurangi kadar air pada pucuk daun teh

basah. Pada dasarnya tujuan dari proses pelayuan adalah untuk menguapkan

sebaigan kadar air secara perlahan pada pucuk daun teh basah, sehingga daun

menjadi lemas dan mudah untuk dilakukan proses penggulungan. Baik atau

tidaknya hasil layuan menentukan kualitas mutu teh yang dihasilkan.

Proses pelayuan dipengaruhi oleh 3 hal, yaitu suhu, kelembaban udara,

dan volume udara yang menembus disela-sela daun yang dilayukan. Dalam

proses pelayuan suhu udara harus dijaga dengan baik agar daun tidak terlalu

cepat dan tidak terlalu lama ketika layu. Temperature ideal pada WT (Witehring

Trough) yaitu berkisar diantara 30⁰C.

Pada proses pelayuan dilakukan pengiraban sebanyak 2 kali. Pengiraban

merupakan proses pembalikan pucuk daun teh, dengan tujuan agar semua

pucuk daun teh layu secara merata. Proses pelayuan dilakukan selama 12 jam

atau lebih.

Terdapat 55 WT pada pabrik dengan masing-masing ukuran 34m x 1,83m

sebanyak 9 buah, ukuran 34,8m x 1,83m sebanyak 27 buah, ukuran 33,6m x

1,83m sebanyak 5 buah, dan 31,2m x 1,83m, dan ukuran 31,2m x 1,83m dengan

masing-masing kapasitas tampung pucuk daun teh yaitu sebanyak 2 ton tiap WT.

Page 41: LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT. PERKEBUNAN … · Laporan kerja praktek ini akan memberikan informasi mengenai profil PT ... Gambar 3.15 Press Cup Roller ... Gambar 3.42 Conveyor Belt

31

Namun ketika jumlah daun dari lapangan jumlahnya lebih banyak maka tiap WT

dapat menampung lebih dari 2 ton daun pucuk teh basah.

Untuk mendapatkan tingkat kelayuan daun yang baik, maka pada proses

pelayuan suhu yang digunakan yaitu berkisar antara 28⁰C-30⁰C, namun suhu

yang digunakan tidak boleh melebihi dari 30⁰C karena dikhawatirkan daun akan

terlalu kering (gosong), karena derajat layu yang baik yaitu berkisar antara 54⁰-

58⁰. Ciri-ciri pucuk layu sesuai dengan yang diharapkan yaitu sebagai berikut:

a. Ketika pucuk daun dikepal, maka pucuk daun akan berbentuk seperti bola

dan meninggalkan bekas tangan pada kepalan tersebut.

b. Ketika diraba dengan menggunakan tangan, pucuk daun terasa seperti

meraba sapu tangan sutera.

c. Karena tidak terlalu kering, pucuk daun ketika diremas mengeluarkan bunyi

seperti patahan batang daun.

d. Ketika dihirup daun yang sudah layu dengan baik akan mengeluarkan aroma

wangi teh, hal ini berbeda ketika pucuk daun belum layu dengan baik.

e. Struktur daun menjadi lemas dan batang daun terasa lentur.

f. Protein pada daun teh akan terbongkar menjadi asam amino bebas.

Beberapa faktor yang mempengaruhi proses pelayuan diantaranya:

a. Kondisi pucuk daun teh, dimana pucuk teh yang berumur tua dan kasar akan

mudah cepat layu dibanding pucuk daun teh berumur muda dan halus.

b. Cuaca, ketika musim hujan daun akan lebih sulit untuk dilayukan dan

membutuhkan penanganan khusus disbanding pelayuan pucuk daun ketika

musim kemarau.

c. Lama pelayuan, kisaran waktu normal untuk pelayuan pucuk daun basah

yaitu berkisar antara 16-18 jam). Jika tidak sesuai dengan waktu tersebut

maka berdampak daun terlalu kering dan daun terlalu basah, hal tersebut

akan mempengaruhi kualitas produk akhir. Jika daun teh terlalu kering maka

hasil seduhan akan bewarna lebih gelap, rasa sepat, serta aroma teh yang

kurang sedap. Ketika daun terlalu cepat diangkat maka pucuk layu akan sulit

untuk digulung serta sifat organoleptiknya akan sulit keluar (rasa dari teh)

d. Suhu pelayuan, disarankan suhu tidak lebih dari 30°C.Apabila suhu terlalu

tinggi akan mengakibatkan protein enzim polifenol oksidase mulai

Page 42: LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT. PERKEBUNAN … · Laporan kerja praktek ini akan memberikan informasi mengenai profil PT ... Gambar 3.15 Press Cup Roller ... Gambar 3.42 Conveyor Belt

32

terdenaturasi yang akan menghambat bahkan berpeluang untuk tidak terjadi

oksidasi enzimatis pada tahap proses pengolahan selanjutnya.

e. Peralatan, apabila peralatan (witehring trough dan blower) bekerja dengan

baik, maka proses pelayuan dapat berjalan dengan baik pula

f. Tebal hamparan, dengan memperhatikan ketebalan hamparan pucuk daun

akan dapat mengoptimalkan proses pelayuan.

a. Setelah pucuk daun teh layu sempurna, maka akan dilanjutkan ke proses

penggulungan. Daun pucuk yang telah layu diturunkan ke stasiun

penggulungan dengan lobang corong yang langsung terhubung kemesin

penggulungan pada stasiun penggulungan. Proses penurunan pucuk layu

dilakukan dengan rentang waktu 5 menit untuk penurunan percorongnya.

Sehingga proses penurunan harus dilakukan secara cepat. Pada proses

penurunan terdapat 2 orang pekerja yang bertugas untuk menurunkan daun

yang sudah layu.

3.1.3 Penggulungan

Proses penggulungan bertujuan untuk membentuk mutu teh dengan cara

kimia maupun fisik. Langkah awal pada stasiun ini adalah pucuk teh yang telah

diturunkan dari stasiun pelayuan langsung masuk ke mesin OTR (Open Top

Roller) dengan ketentuan pengisian tidak boleh terlalu cepat dan terlalu lambat

dengan estimasi waktu pengisian yaitu berkisar antara 5-7 menit. Pada mesin

OTR isian normal yang dapat digiling yaitu sebanyak 375 kg pucuk daun teh layu

dengan lamanya waktu proses penggilingan yaitu 40 menit.

Secara kimia proses penggulungan dilakukan bertujuan untuk memecah sel-

sel daun, sehingga terjadi kontak antara ensim dan senyawa polifenol (catechin)

serta O2 dari udara dan terjadi oksidasi. Peristiwa ini merupakan dasar mutu

pengolahan teh hitam terutama sifat dalam (inner quality). Secara fisik proses

penggulungan mengakibatkan bentuk pucuk daun teh menjadi hancur, robek,

dan terpotong yang pada proses selanjutnya digunakan untuk membedakan

kualitas produk melalui proses pengayakan dengan menggunakan mesin DIBN

(Double Indian Burblelaker Netehrland).

Pada proses penggulungan dari satu pucuk daun teh nantinya dibagi

menjadi 5 jenis teh, yaitu Bubuk 1, Bubuk 2, Bubuk 3, Bubuk 4, dan Badag.

Berikut ini merupakan urutan proses pada stasiun penggulungan:

a. Daun teh layu diturunkan dari stasiun pelayuan langsung masuk ke mesin

Page 43: LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT. PERKEBUNAN … · Laporan kerja praktek ini akan memberikan informasi mengenai profil PT ... Gambar 3.15 Press Cup Roller ... Gambar 3.42 Conveyor Belt

33

OTR dengan kapasitas gilingan setiap mesin yaitu 325 kg, dengan waktu

proses penggilingan yaitu 40 menit, namun dalam kondisi tertentu jika hasil

gilingan belum memenuhi standard proses, maka waktu penggilingan

ditambah menjadi 45 menit.

b. Hasil penggilingan dari mesin OTR kemudian dibawa dengan menggunakan

gerobak angkut menuju mesin DIBN 1, hasil yang lolos ayakan kemudian

disebut Bubuk 1

c. Selanjutnya untuk pucuk teh yang tidak lolos pada DIBN 1 dibawa dengan

menggunakan gerobak angkut menuju mesin PCR (Press Cap Roller) untuk

dilakukan penggilingan kembali. Hasil dari mesin PCR dibawa kembali pada

mesin DIBN 2 untuk dilakukan proses ayakan yang akan menjadi Bubuk 2.

d. Pucuk yang tidak lolos pada mesin DIBN 2 kemudian dibawa dengan

menggunakan konveyor menuju RV 1 (Rotorvane), hasil dari RV 1 kemudian

diayak dengan menggunakan mesin DIBN 3, hasil yang lolos ayakan nantinya

akan menjadi Bubuk 3.

e. Pucuk yang tidak lolos ayakan pada mesin DIBN 3 kemudian dibawa dengan

menggunakan konveyor menuju mesin RV 2 untuk dilakukan penghancuran

pucuk teh kembali, setelah diayak dengan menggunakan DIBN 4, pucuk yang

lolos ayakan akan menjadi Bubuk 4, dan yang tidak lolos akan disebut

sebagai Badag.

Pada masing-masing mesin DIBN terdapat pekerja yang menampung pucuk

teh yang lolos ayakan dengan menggunakan nampan, untuk selanjutnya dibawa

ke stasiun oksidasi enzimatis untuk dilakukan fermentasi teh. Secara sederhana

skema proses penggulungan dapat digambarkan sebagai berikut:

Beberapa faktor yang mempengaruhi proses penggulungan, diantaranya:

a. Kelembaban udara, kelembaban udara dalam stasiun penggulungan harus

tetap terjaga pada kisaran 90-95%, alat yang digunakan yaitu humidifier (kipas

air)

b. Suhu ruangan, untuk mempertahankan keaktifan protein enzim polifenol

oksidase maka suhu ruangan harus dijaga pada kisaran 22-24 ⁰C

c. Lama waktu penggilingan, untuk memperoleh hasil yang maksimal maka

Page 44: LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT. PERKEBUNAN … · Laporan kerja praktek ini akan memberikan informasi mengenai profil PT ... Gambar 3.15 Press Cup Roller ... Gambar 3.42 Conveyor Belt

34

waktu penggilingan harus tepat, tidak boleh terlalu cepat atau terlalu lambat.

3.1.4 Proses Oksidasi Enzimatis (fermentasi)

Setelah Bubuk selesai melalui proses penggulungan, maka selanjutnya

adalah dilakukan fermentasi. Fermentasi ini dilakukan dengan meletakkan bubuk

tiap-tiap jenis pada suatu wadah dengan permukaan datar dan lebar. Tujuan dari

fermentasi adalah untuk melangsungkan reaksi oksidasi enzimatis antara

catechin dari sel-sel daun yang telah pecah dengan oksigen dari udara melalui

peranan enzim polifenol oksidasi yang sangat dipengaruhi oleh temperatur,

kelembapan, tebal hamparan, ventilasi, dan konsentrasi zat zat yang bereaksi.

Ada beberapa faktor yang harus diperhatikan pada fermentasi yaitu:

a. Kondisi udara ruangan fermentasi agar dijaga sesuai norma, yaitu temperatur

dan RH (Relatif Humiditi). Temperatur pada ruang fermentasi harus terjaga

sekitar 23,2 0C (22-24 0C), sedangkan kelembaban udara (RH) harus di

periksa setiap 1 jam.

b. Faktor kedua adalah waktu fermentasi. Adapun waktu fermentasi yang sering

digunakan adalah antara 110-145 menit. Lamanya waktu mulai turun daun

layu ke OTR, sampai diangkat menuju ke mesin pengeringan.waktu

fermentasi untuk tiap jenis bubuk berbeda-beda, hal ini disebabkan oleh

semakin sering bubuk digiling maka sel-sel daun yang pecah semakin banyak

disertai oleh temperatur bubuk yang meningkat, sehingga fermentasi

dipercepat oleh kenaikan temperatur dan oleh gerakan mekanis dari bubuk

yang sedang digiling.

c. Faktor yang ketiga adalah tebal hamparan bubuk didalam tabir alumunium

dipedomani 4-5 cm untuk bubuk, dan 6-7 cm untuk Badag, untuk beberan

bubuk pada permukaan penampang alumunium tidak dipadatkan. Apabila

hamparan bubuk dipadatkan akan mempengaruhi kenaikan temperatur bubuk

yang akan berpengaruh kepada inner quality dari tehnya yang disebabkan

oleh kenaikan temperatur bubuk yang menyebabkan percepatan reaksi

oksidasi enzimatis ( Fermentasi) sehingga penggabungan molekul-molekulnya

akan semakin menonjol.

d. Faktor yang selanjutnya adalah ventilasi yang perlu dijaga dengan memakai

udara segar dan lembab. Oksigen yang diperlukan selama waktu fermentasi

normal berjumlah sekitar 12 sampai 15 liter per kg teh kering. Atau bila derajat

layu 45,5 %maka diperlukan oksigen per kg bubuk basah yang sedang

Page 45: LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT. PERKEBUNAN … · Laporan kerja praktek ini akan memberikan informasi mengenai profil PT ... Gambar 3.15 Press Cup Roller ... Gambar 3.42 Conveyor Belt

35

berfermentasi = 5,5 - 6,8 liter oksigen, identik dengan 27,5- 34 liter udara per

kg bubuk yang sedang berfermentasi.

Setelah proses oksidasi enzimatis selesai, maka selanjutnya adalah menuju

stasiun pengeringan.

Berikut adalah instruksi kerja pada fermentasi:

a. Waktu fermentasi masing-masing bubuk adalah sebagai berikut:

Tabel 3.3 Waktu Fermentasi

Jenis bubuk

Diruang Total waktu

(Menit) Penggulungan Fermentasi

Bubuk I 55 Menit 65 Menit 120

Bubuk II 95 Menit 35 Menit 130

Bubuk III 110 Menit 20 Menit 130

Bubuk IV 125 Menit 5 Menit 130

Badag 130 Menit Langsung 130

b. Pemasangan label/girik masing-masingharus jelas dan tepat

c. Temperatur bubuk dijaga pada kisaran 260C-270C

d. Temperatur ruangan dijaga pada kisaran 220C-240C

e. Ketebalan bubuk didalam tambir 5-7 cm

f. Pencatatan RH dan temperatur dilaksanakan tiap 1 jam sekali

g. Green dhool testing dilakukan pada pertengahan dan akhir seri

3.1.5 Pengeringan

Pengeringan merupakan suatu tahapan penting dalam pembentukan mutu

teh, dimana tujuan utama pengeringan adalah menghentikan oksidasi enzimatis

senyawa polifenol dalam teh pada saat komposisi zat pendukung kualitas

mencapai keadaan optimal. Melalui proses pengeringan, maka kadar air dalam

teh akan menurun dan masa simpan dari bahan tersebut akan menjadi lebih

lama dan dapat menfiktasasi sifat-sifat baik yang telah dicapai pada waktu

fermetasi. Alat pengering yang digunakan adalah Fluid Bed Dryer (FBD) dan Two

Stages Dryer (TSD). Mesin FBD ada 4 buah dan mesin TSD terdapat 3 buah.

Page 46: LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT. PERKEBUNAN … · Laporan kerja praktek ini akan memberikan informasi mengenai profil PT ... Gambar 3.15 Press Cup Roller ... Gambar 3.42 Conveyor Belt

36

Kedua jenis mesin tersebut memiliki fungsi yang sama namun memproduksi jenis

bubuk yang berbeda. Karena pada mesin FBD dapat memproses atau

mengeringkan bubuk 1,2,3,4, sedangkan mesin TSD hanya dapat memproduksi

bubuk 1,2 dan badag. Hal tersebut dikarenakan pada mesin FBD terdapat 3

sikon, sedangkan pada mesin TSD hanya tidak terdapat sikon. Dimana sikon

merupakan tabung penyerapan abu. Dan juga hal yang membedakan kedua

jenis mesin tersebut adalah pada kapasitas perjamnya. Kapasitas per kilo per

jamnya lebih tinggi mesin FBD yaitu dengan kapasitas 235-240 kg . Untuk proses

pengeringannya adalah dengan memasukkan bubuk kedalam over. Untuk mesin

FBD lama pengeringannya adalah 18 menit sedangkan untuk mesin TSD lama

pengeringannya adalah 22 menit. Dan untuk pengeringan menggunakan suhu,

yang mana terdapat 2 jenis suhu, yaitu untuk suhu yang pertama adalah suhu in-

let. Suhu in-let merupakan suhu yang masuk kedalam mesin sedangkan suhu

yang kedua adalah suhu out-let, yang mana suhu out-let merupakan suhu yang

dikeluarkan oleh mesin untuk mengeringkan bubuk. Namun untuk kedua jenis

mesin yaitu FBD dan TSD memiliki suhu in-let yang berbeda namun memiliki

suhu out-let yang sama yaitu 52-54º C yang digunakan untuk mengeringkan

bubuk. Pada mesin FBD memiliki suhu in-let 92-110º C sedangkan pada mesin

TSD memiliki suhu in-let yaitu 92-100º C. proses pengeringan yang dilakukan

dengan mesin TSD dan FBD dilakukan dengan pemanasan. Pemanasan

dilakukan dengan menggunakan bahan bakar cangkang, dan cangkag

dipanaskan selama 45 menit. Setelah selesai proses pengeringan maka

dilakukan proses prasortasi, namun sebelum masuk proses prasortasi maka hasil

dari perngeringan ditimbang terlebih dahulu. Setelah selesai ditimbang maka

masuk kedalam proses prasortasi. Untuk pemakaian suhu yang terlalu tinggi

selama pengeringan dapat menyebabkan sebagian aroma yang dikandung teh

hitam berkurang dan terjadi case hardening, yaitu suatu keadaan teh yang

bagian luar telah cukup kering sedangkan pada bagian dalamnya masih belum

kering. Keadaan teh yang kurang kering akan menyebabkan reaksi oksidasi

enzimatis lanjutan yang tentunya akan berdampak pada menurunnya mutu teh.

Suhu tinggi bila digunakan dalam proses pengeringan juga turut berdampak

pada bakey bahan, dan apabila suhu tinggi tersebut terus berlanjut maka akan

dapat berdampak pada gosong atau terbakarny bahan (burnt). Kadar air teh

yang keluar dari mesin pengering berkisar antara 3–3,5% dengan lama

pengeringan ± 25 menit.

Page 47: LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT. PERKEBUNAN … · Laporan kerja praktek ini akan memberikan informasi mengenai profil PT ... Gambar 3.15 Press Cup Roller ... Gambar 3.42 Conveyor Belt

37

Pengoperasian mesin pengering perlu memperhatikan beberapa hal berikut

guna mencapai hasil mutu teh kering yang optimal, antara lain :

a. Spreader harus rata, tidak miring, diatur sesuai dengan ketebalan yang

dikehendaki

b. Kecepatan trays harus sering diperiksa dan disesuaikan dengan lama

pengeringan yang dikehendaki

c. Fall trough harus sering dikumpulkan

d. Termometer inlet dan outlet secara berkala dirawat

e. Suhu inlet dan outlet harus dijaga stabil

f. Trays dan mesin pengering setiap hari harus dibersihkan

g. Udara yang panas yang masuk sejak awal harus diperiksa baunya, untuk

menjaga kemungkinan adanya kebocoran exchanger

Teh yang baru dikeluarkan dari mesin pengering perlu didinginkan dan tidak

boleh ditumpuk tebal. Pendinginan dilakukan ditempat yang bersih dan tidak

lembab. Tingginya suhu bahan yang berasal dari mesin pengering akan

berakibat memicu reaksi kimia lanjutan yang berujung pada menurunnya mutu

teh. Bubuk yang telah diolah tersebut dimasukkan kedalam wadah atau karung

dan ditimbang.

Faktor yang mempengaruhi hasil mutu teh dari proses pengeringan antara lain:

a. Waktu pengeringan, yaitu waktu yang dibutuhkan untuk mengurangi kadar air

hingga 3-3,5 % berkisar selama 15-25 menit. Rusaknya bubuk teh dan

menurunnya kualitas bubuk teh terjadi apabila waktu pengeringan yang

dilakukan melebihi waktu yang ditentukan. Kurang keringnya bubuk teh

disebabkan apabila waktu yang digunakan terlalu cepat sehingga umur

simpan dari teh tersebut menjadi lebih pendek.

b. Tebal hamparan, karena pada sistem pengeringan dilakukan dengan sistem

pengaliran udara panas. Ketebalan hamparan bubuk teh semakin besar,

maka mengakibatkan bubuk kering tidak merata sehingga akan menimbulkan

bubuk berkerak atau gumpalan bubuk teh yang sulit dipisahkan. Hamparan

bubuk teh yang terlalu tipis akan dapat menyebabkan kadar air yang

terkandung dalam bubuk teh hilang dan dalam pengeringannya bubuk teh

menjadi gosong

c. Suhu udara masuk (inlet) dan keluar (outlet). Sebagian besar mutu teh

dipengaruhi oleh suhu udara masuk dan keluar dari mesin pengering. Suhu

Page 48: LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT. PERKEBUNAN … · Laporan kerja praktek ini akan memberikan informasi mengenai profil PT ... Gambar 3.15 Press Cup Roller ... Gambar 3.42 Conveyor Belt

38

udara masuk (inlet) merupakan suhu udara panas yang dihasilkan oleh heat

exchanger (tanur pemanas) untuk diteruskan pada mesin pengering. Suhu

udara inlet yang baik berkisar 92-110 °C. Kadar air sari teh yang rendah dan

rasa dari teh tersebut akan over frying apabila suhu inlet terlalu tinggi. Suhu

keluar (outlet) merupakan suhu udara panas yang ada pada mesin

pengeringan untuk mengeringkan bahan. Suhu keluar yang baik berkisar

antara 52-82 °C, dimana apabila suhu outlet terlalu rendah dapat

menyebabkan stewing dan reaksi oksidasi enzimatis dapat berlangsung

kembali sehingga mutu teh yang dihasilkan bersifat soft. Sisi luar pucuk akan

cepat mengering dan akan terjadi case hardening jika suhu outlet terlalu

tinggi.

3.1.6 Prasortasi

Bubuk teh dibawa pada bagian prasortasi setelah sebelumnya

dikeringkan dengan menggunakan mesin TSD maupun mesin FBD. Prasortasi

dilakukan untuk membersihkan bubuk yang telah dikeringkan pada mesin FBD

maupun TSD. Pada prasortasi mesin yang digunaka adalah mesin midleton dan

mesin vibro. Pada prasortasi terdapat 2 mesin midleton, dimana mesin tersebut

memiliki perbedaan. Perbedaan pada mesin tersebut adalah pada mesin

midleton yang pertama tidak terdapat pressnya, sedangkan pada mesin midleton

yang kedua terdapat pres, yang mana pres tersebut berfungsi untuk mempres

bubuk badag, sehingga pada mesin middleton yang kedua yaitu dengan pres

digunakan untuk membersihkan bubuk 4 dan bubuk badag. Sedangkan mesin

midleton yang biasa digunakan untuk membersih bubuk 1,2, dan 3. Semua

bubuk yang diproses pada mesin midleton dengan pres dibersihkan kembali

pada mesin vibrator. Dimana pada mesin vibrator berfungsi untuk membersihkan

bubuk dengan memisahkan bubuk yang kemerah-merahan. Pada mesin vibro

terdapat 3 keluaran jenis bubuk, yang mana untuk jenis bubuk yang pertama

adalah jenis bubuk yang dimasukkan, kemudian bubuk yang kedua adalah waste

dan bubuk yang ketiga adalah bubuk gas. Setelah bubuk dibersihkan dari mesin

midleton dan vibro maka bubuk dimasukkan kedalam silo berdasarkan jenisnya

untuk dikirim ke stasiun sortasi. Ada terdapat 3 mesin silo, yang mana setiap silo

berfungsi untuk mentransfer atau mengirim bubuk keproses sortasi. Namun

untuk setiap silo digunakan dengan muatan jenis bubuk yang berbeda. Untuk silo

yang pertama digunaka untuk mentransfer bubuk 3 dan 4, untuk mesin silo 2

digunakan untuk mentransfer bubuk 1 dan 2, sedangkan mesin silo 3 ginukana

Page 49: LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT. PERKEBUNAN … · Laporan kerja praktek ini akan memberikan informasi mengenai profil PT ... Gambar 3.15 Press Cup Roller ... Gambar 3.42 Conveyor Belt

39

untuk mentransfer bubuk badag. Dan untuk mesin silo yang memiliki muatan 2

jenis bubuk maka digunakan klem untuk mengatur masuknya bubuk.

3.1.7 Proses Sortasi.

Setelah melewati proses pengeringan, maka selanjutnya adalah proses

sortasi. Pada stasiun inilah bubuk teh yang semula berjumlah 5 jenis ( bubuk 1,

bubuk 2, bubuk 3, bubuk 4, dan badag disortir menjadi 16 jenis bubuk. Tujuan

dari sortasi ini adalah sebagai berikut :

a. Memisahkan jenis mutu.

Pada saat pengeringan, bentuk dan ukuran bubuk masih sangat beragam

walaupun sudah dipisahkan menjadi 5 jenis bubuk. Untuk itu teh yang sudah

melewati Stasiun pengeringan atau biasa disebut teh kering harus dipisahkan

dalam jenis mutu yang didukung oleh keseragaman bentuk maupun ukuran

partikelnya.selanjutnya teh yang sudah mengalami pemisahan jenis mutu

tersebut dibagi menjadi dua golongan, yaitu Teh Broken dan Teh Daun.

Kedua jenis ini masih memiliki jenis yang beragam, berikut adalah jenis-jenis teh

broken dan the daun yang terdapat di dalam produksi bubuk teh hitam pada

PTPN IV Unit Bah Butong:

Jenis-jenis Broken :

i. BOP SUP (Broken Orange Pecco Superior) : Pendek, agak kecil, biasanya

keriting dan banyak tip.

ii. BOP (Broken Orange Pecco) : Pendek, agak kecil, hitam, biasanya keriting,

tulang tulang daun pendek dengan sobekan-sobekan daun kecil dan keriting,

terutama berasal dari daun muda, mengandung tip sedikit.

iii. BOP-I (Broken Orange Pecco-I) : serupa dengan BOP tetapi tipnya lebih

banyak dan warna lebih hitam

iv. BP (Broken Pecco) : Bagian-bagian pendek yang lurus, tulang-tulang daun

dengan sobekan-sobekan daun, bagian-bagian pendek dari tangkai daun

muda, ada tip sedikit atau tidak ada sama sekali, yang mutunya lebih rendah

disebut BP-II

v. BT (Broken Tea) : bagian -bagian yang kecil, gepeng, atau pipih, tanpa tip

agak hitam, ringan, yang mutunya lebih rendah disebut BT-II

Page 50: LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT. PERKEBUNAN … · Laporan kerja praktek ini akan memberikan informasi mengenai profil PT ... Gambar 3.15 Press Cup Roller ... Gambar 3.42 Conveyor Belt

40

vi. PF (Pecco Fannings) : bagian-bagian yang lebih kecil dengan sedikit atau

tanpa tip, yang mutunya lebih rendah disebut PF-II

vii. Dust : bagian-bagian sangat kecil, hitam, yang mutunya lebih rendah disebut

DUST-II selanjutnya DUST-III.

viii. BOPF ( Broken Orange Pecco Fannings) : bentuknya lebih kecil dari BOP-I

/ BOP, tetapi lebih besar dari PF, dengan sedikit atau tanpa tip.

ix. BS (Broken Souchon) : Pendek, agak hitam, bagian-bagiannya keriting,

sedikit banyak berbentuk remah, lebih besar dari pada BOP, sedikit atau

tanpa tip.

x. BPS (Broken Pecco Souchon) : lebih besar dari BS, pada umumnya bagian-

bagiannya lebih panjang, berkeriting dengan baik, sefikit atau tanpa tip.

Jenis-jenis Teh Daun:

i. OP SUP (Orange Pecco Superior) : Bagian-bagiannya panjang, sedikit

banyak berbentuk benang atau kawat, dengan tip yang agak banyak.

ii. OP (orange Pecco) : Bagian-bagian yang panjang, sedikit banyak berbetuk

benang, tipnya sedikit panjang dan bentuknya berbeda-beda.

iii. P ( Pecco) : bagian-bagiannya panjang, sedikit banyak berbentuk benang,

biasanya lebih besar dari OP, sedikit atau tanpa tip.

iv. S (Souchon) : Bagian-bagian yang keriing, berbentuk butir, agak besar.

v. PS (Pecco Souchon) : bagian-bagiannya besar, panjang dan banyak

mengandung daun yang keriting pada tulang-tulang daunnya.

Untuk menetukan grade dari bubuk dapat dilakukan dengan

menggunakan mesin ayakan Nissen, dimana pada ayakan tersebut sudah

dibekali mesh dengan ukuran tertentu untuk mendapatkan grade yang

diinginakan setelah proses pengayakan dilakukan.

b. Memurnikan Jenis Mutu

Adapun fungsi dari sortasi adalah untuk menyeragamkan ukuran dan bentuk

partikel serta tidak tercampur dengan bahan lain seperti serat, tangkai, pasir,

debu, logam-logam, dan lain sebagainya. Adapun pemisahan untuk serat dan

tangkai pendek dengan menggunakan mesin Vibro Extraction. Untuk pemisahan

serat dan gagang panjang digunakan mesin Midleton dimana dengan

menggunakan mesin ini yang mempunyai bubble tray yaitu ayakan yang dapat

Page 51: LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT. PERKEBUNAN … · Laporan kerja praktek ini akan memberikan informasi mengenai profil PT ... Gambar 3.15 Press Cup Roller ... Gambar 3.42 Conveyor Belt

41

bergerak maju mundur dapat dipisahkan partikel yang tidak diinginkan.

Sedangkan untuk memisahkan logam, pasir dan debu dipisahkan dengan siliran,

yaitu dengan hembusan udara/ angin. Untuk logam juga dipakai magnet yang

dipasang pada conveyor.

Gambar 3.1 Ayakan Nissen Gambar 3.2 Mesin Vibro

Gambar 3.3 Mesin Midleton

Page 52: LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT. PERKEBUNAN … · Laporan kerja praktek ini akan memberikan informasi mengenai profil PT ... Gambar 3.15 Press Cup Roller ... Gambar 3.42 Conveyor Belt

42

Adapun rangkaian proses yang terjadi pada sortasi adalah sebagai berikut:

i. Bubuk I

Ayakan Nissen 1 Siliran Midleton Shifter Siliran Vibro Teh Jadi

ii. Bubuk II

Ayakan Nissen 2 Midleton Vibro Shifter Siliran Vibro Teh

Jadi

iii. Bubuk III

Ayakan Nissen 3 Midleton Vibro Shifter Siliran Vibro Teh

Jadi

iv. Bubuk IV

Ayakan Nissen 4 Midleton Vibro Shifter Siliran Vibro Teh

Jadi

v. Badag

Ayakan Nissen 5 Midleton Vibro Shifter Siliran Vibro Teh

Jadi

Page 53: LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT. PERKEBUNAN … · Laporan kerja praktek ini akan memberikan informasi mengenai profil PT ... Gambar 3.15 Press Cup Roller ... Gambar 3.42 Conveyor Belt

43

Berikut ini merupakan proses alur produksi pada sortasi

NISSEN 1

Mesh 12 Mesh 24 Mesh 20 Mesh 16 Mesh 14 Mesh 10

BOP 1 DUST-I PF PF BOPF BOP 1

KASARAN

BUBUK I

Mesin

Siliran

Vibro

Screen

Mesin

Siliran

Mesin

Siliran

Mesin

Siliran

Mesin

Siliran

Mesin

Midleton

Mesin VibroMesin

SiliranMesin Vibro Mesin Vibro Mesin Vibro Mesin Vibro

Bahan BOP

I

Bahan BOP

IBahan BP

Teh Jadi Mesin Vibro

Teh Jadi

Teh Jadi Teh Jadi Teh Jadi Teh Jadi

Mesin

Siliran

Mesin Vibro

Teh Jadi

Nissen

1

Masuk

BIN

Masuk

BIN

Masuk

BIN

Masuk

BIN

Masuk

BIN

Masuk

BIN

Masuk

BIN

Page 54: LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT. PERKEBUNAN … · Laporan kerja praktek ini akan memberikan informasi mengenai profil PT ... Gambar 3.15 Press Cup Roller ... Gambar 3.42 Conveyor Belt

44

Nissen 2

Mesh 6

(MESH

BANTU)

Mesh 10 Mesh 24 Mesh 20 Mesh 16 Mesh 14 Mesh 8

BOP-I DUST-I PF PF BOPF BOP

KASARAN

BUBUK 2

MESIN

SILIRAN

MESIN

VIBRO

TEH JADI

MESIN

VIBRO

SCREEN

MESIN

SILIRAN

MESIN

VIBRO

TEH JADDI

MESIN

SILIRAN

MESIN

VIBRO

TEH JADI

MESIN

SILIRAN

MESIN

VIBRO

TEH JADI

MESIN

SILIRAN

MESIN

VIBRO

TEH JADI

MESIN

SILIRAN

MESIN

VIBRO

TEH JADI

MESIN

MIDLETON

BAHAN

BOPBAHAN BP

MESIN

SILIRAN

MESIN

VIBRO

TEH JADI

Nissen

2

Masuk

BIN

Masuk

BIN

Masuk

BIN

Masuk

BIN

Masuk

BIN

Masuk

BIN

Masuk

BIN

Page 55: LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT. PERKEBUNAN … · Laporan kerja praktek ini akan memberikan informasi mengenai profil PT ... Gambar 3.15 Press Cup Roller ... Gambar 3.42 Conveyor Belt

45

NISSEN 3

MESH 10 MESH 30 MESH 24 MESH 20 MESH 16 MESH 12

DUST-I DUST-I PF PF BOPFKASARAN

BUBUK 3

MESIN

VIBRO

SCREEN

MESIN

VIBRO

SCREEN

MESIN

SILIRAN

MESIN

SILIRAN

MESIN

SILIRAN

MESIN

MIDLETON

MESIN

SILIRAN

MESIN

SILIRAN

MESIN

VIBRO

TEH JADI

MESIN

VIBRO

TEH JADI

MESIN

VIBRO

TEH JADI

MESIN

VIBRO

TEH JADI

MESIN

VIBRO

TEH JADI

BAHAN

BOP BAHAN BP

MESIN

SILIRAN

MESIN

VIBRO

TEH JADI

Nissen

3

Masuk

BIN

Masuk

BIN

Masuk

BIN

Masuk

BIN

Masuk

BIN

Masuk

BIN

Page 56: LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT. PERKEBUNAN … · Laporan kerja praktek ini akan memberikan informasi mengenai profil PT ... Gambar 3.15 Press Cup Roller ... Gambar 3.42 Conveyor Belt

46

NISSEN 4

MESH 16 MESH 40 MESH 32 MESH 24 MESH 20 MESH 14

DUST I/II DUST I/II PF I/II PF I/II BOPFKASARAN

BUBUK 4

MESIN

VIBRO

SCREEN

MESIN

SILIRAN

MESIN

SILIRAN

MESIN

SILIRAN

MESIN

MIDLETON

MESIN

SILIRAN

MESIN

VIBRO

TEH JADI

MESIN

VIBRO

TEH JADI

MESIN

VIBRO

TEH JADIMESIN

VIBRO

TEH JADI

BAHAN

BOPBAHAN BP

MESIN

SILIRAN

MESIN

VIBRO

TEH JADI

BP II

DUST III PF

MESIN

VIBRO

SCREEN

MESIN

SILIRAN

MESIN

VIBRO

TEH JADI

DUST III PF

Nissen

4

Masuk

BIN

Masuk

BIN

Masuk

BIN

Masuk

BIN

Masuk

BIN

Masuk

BIN

Page 57: LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT. PERKEBUNAN … · Laporan kerja praktek ini akan memberikan informasi mengenai profil PT ... Gambar 3.15 Press Cup Roller ... Gambar 3.42 Conveyor Belt

47

MESIN

VANDERM

EER

MESH 12 MESH 14 MESH 20

BAHAN BT-

II

BAHAN PF-

II

BAHAN

DUST-II

BAHAN

DUST-III

BAHAN PF-

II

BAHAN

DUST-II

BAHAN

DUST-III

BAHAN

DUST-IV

BAHAN

DUST-II

BAHAN

DUST-III

BAHAN

DUST-IIII

MESIN

MIDLETON

BADAG

MESH 4

BAHAN

DUST-II

BAHAN PF-

IIBAHAN BT-

II

BAHAN BP-

II

KASARAN

BADAG

MESIN

VIBRO

SCREEN

MESIN

SILIRANMESIN

SILIRAN

MESIN

SILIRAN

MESIN

CUTTER

MESIN

SILIRAN

MESIN

VIBRO

TEH JADI

MESIN

VIBRO

TEH JADI

MESIN

VIBRO

TEH JADI

MESIN

VIBRO

TEH JADI

NISSEN I

BAHAN

FANN-II

MESIN

SILIRAN

MESIN

VIBRO

TEH JADI

Nissen 5

Masuk

BIN

Masuk

BIN

Masuk

BIN

Masuk

BIN

Masuk

BIN

Page 58: LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT. PERKEBUNAN … · Laporan kerja praktek ini akan memberikan informasi mengenai profil PT ... Gambar 3.15 Press Cup Roller ... Gambar 3.42 Conveyor Belt

48

3.1.8 Pengepakan

Pengemasan merupakan suatu upaya pemberian wadah atau tempat

untuk membungkus produk teh hasil olahan supaya mudah dalam proses

pengiriman produk serta menjaga mutu produk supaya tidak terjadi kenaikan

kadar air dalam bahan selama proses penyimpanan karena sifat bubuk teh yang

higroskopis. Bubuk teh dapat langsung dimasukkan kedalam kemasan apabila

dalam pengisiannya telah dirasa mencukupi untuk satu chop.Tujuan dari

pengemasan antara lain :

a. Melindungi bahan atau produk olah dari kerusakan dan cemaran

b. Memudahkan proses pengiriman atau transportasi dari produsen hingga ke

tangan konsumen

Bubuk teh yang akan dikemas berasal dari stasiun sortasi. Hasil sortasi terdapat

16 jenih bubuk teh. Teh yang telah selesai disortasi selanjutnya dimasukkan

kedalam Tea bulker (blending). Dan jenis bubuk teh dimasukkan kedalam tea

bulker berdasarkan jenis bubuknya. Untuk proses pengemasan dilakukan secara

bergilir berdasarkan jenisnya. Setiap hari urutan pengemasan jenis bubuk tehnya

berbeda. Untuk proses pengepakan hal yang pertama dilakukan adalah bubuk

dikeluarkan dari BIN untuk dimasukkan kedalam 8 ruangan yang terdapat

didalam blender secara bergiliran. Untuk pengisian ruangan dilakukan selama 45

menit. Setelah ke 8 ruangan penuh maka klep pengeluaran dibuka untuk

pengisian ke hopper dan pengisian ke paper sack. Pada saat proses mengisi

kedalam paper sack maka akan diambel sampel sebanyak 2 kotak, dimana kotak

berukuran 5 cm x 5 cm x 5 cm. Untuk pengambilan sampel yang pertama

dilakukan saat paper sack telah terisi setengah, dan untuk pengambilan sample

yang kedua dilakukan pada saat paper sack sudah terisi penuh. Paper sack diisi

dengan berat yang telah ditentukan, dimana berat bubuk pada paper sack

berdasarkan jenis bubuknya. Karena setiap bubuk memiliki berat yang berbeda

pada saat ingin dipack. Paper sack yang digunakan memiliki berat 0.7 kg,

dengan bagian dalam paper sack dilapisi dengan alumunium voil sehingga

kemasan paper sack tahan air maka paper sack sangat aman dalam menjaga

kelembapan bubuk dan menjaga mutu bubuk teh.

Jumlah sack yang dapat dihasilkan dari masing-masing jenis bubuk

berbeda, untuk jenis bubuk BP dan BP2 sekali proses pengepakan

menghasilkan 20 sack, sedangkan jenis bubuk lainnya menghasilkan 40 sack

sekali proses pengepakan. Setelah bubuk dimasukkan kedalam paper sack

Page 59: LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT. PERKEBUNAN … · Laporan kerja praktek ini akan memberikan informasi mengenai profil PT ... Gambar 3.15 Press Cup Roller ... Gambar 3.42 Conveyor Belt

49

maka tebal paper sack maksimum adalah 20 cm. maka pada saat paper sack

telah terisi penuh dan ditutup rapat maka sack tersebut diletakkan diatas mesin

dengan tujuan meratakan ketebalan sack dan dilakukan pres untuk ketebalan

sack. Setelah tebal sack sudah rata maka sack diletakkan diatas pallet, dan

disusun rapi agar mudah dipindahkan kegudang.

3.4 Fasilitas Produksi yang Digunakan

Komponen mesin dan peralatan industri merupakan suatu bagian yang

penting untuk melakukan proses produksi dalam suatu industri. Mesin

merupakan alat yang memberi tenaga atau daya pakai secara mekanis pada

setiap penggerak lainnya dengan mengubah suatu gerak menjadi tenaga lain

atau mengubah arah gerak. Peralatan adalah alat yang dijalankan oleh manusia

atau dijalankan secara mekanis oleh mesin untuk melakukan pekerjaan. Mesin

dan peralatan yang digunakan dalam pengolahan teh hitam di PTPN IV Unit

Usaha Bah butong adalah sebagai berikut.

a. Penerimaan Pucuk Teh Basah

Peralatan yang digunakan dalam penerimaan pucuk teh basah dan analisa

pucuk adalah sebagai berikut.

i. Monorail

Monorail merupakan alat yang digunakan untuk membantu membawa karung

fishnet yang berisi pucuk teh segar menuju ruangan pelayuan yang berada

dilantai atas pabrik pengolahan

Gambar 3.4 Monorail

ii. Karung Fishnet

Karung fishnet merupakan wadah yang digunakan untuk menampung pucuk teh

segar. Alasan penggunaan fishnet dibandingkan dengan karung goni adalah;

Page 60: LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT. PERKEBUNAN … · Laporan kerja praktek ini akan memberikan informasi mengenai profil PT ... Gambar 3.15 Press Cup Roller ... Gambar 3.42 Conveyor Belt

50

1. Membantu mengurangi kadar air dari daun teh

2. Menghindari reaksi kerusakan sel akibat suhu dalam karung goni yang lebih

tinggi (panas) dibandingkan dengan suhu didalam fishnet.

3. Mempermudah pengamatan terhadap hasil petik dengan menggunakan

wadah fishnet

4. Menghindari adanya cemaran lain yang berasal dari wadah penampung daun

teh atau dari karung goni.

Gambar 3.5 Karung Fishet

iii. Girig per kebun

Girig per kebun merupakan papan kecil dari plastic yang ditempel padda

witehring trough untuk menandai asal atau sumber pucuk teh dari setiap kebun

agar tidak tertukar pada saat pengambilan sampel guna keperluan

penganalisaan.

Gambar 3.6 Girig

b. Pelayuan

Alat yang digunakan pada stasiun atau proses pelayuan antara lain:

i. Witehring Trough (WT)

Witehring trough merupakan tempat yang berfungsi untuk menghamparkan

pucuk teh yang akan dilayukan. Witehring trough berbentuk balok dengan

Page 61: LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT. PERKEBUNAN … · Laporan kerja praktek ini akan memberikan informasi mengenai profil PT ... Gambar 3.15 Press Cup Roller ... Gambar 3.42 Conveyor Belt

51

kapasitas hingga 2 ton pucuk teh segar per WT. Pada pabrik pengolahan teh

hitam unit Bah Butong terdapat 55 buah witehring trough. Alat ini memiliki prinsip

kerja mengalirkan udara segar dan udara panas yang berasal dari heat

exchanger dengan bantuan blower yang dialirkan dibawah hamparan pucuk teh

segar dalam WT.

Gambar 3.7 Witehring Trough

ii. Blower (Kipas)

Alat ini digunakan untuk mengalirkan udara segar yang bercampur udara

panas dari heat exchanger kedalam WT. Blower terdiri atas kipas, rumah kipas

dan motor penggerak. Blower memiliki prinsip kerja yaitu dengan adanya aliran

listrik dalam kumparan motor penggerak yang akan menimbulkan medan magnet

sehingga dapat menyebabkan kipas berputar dan udara dari luar dihisap untuk

selanjutnya dialirkan kedalam WT.Kipas yang digunakan memiliki daun kipas

sebanyak 8 buah dengan diameter 48 inch. Alat ini memiliki rotasi putar

sebanyak 960 rpm (Rate per Minute).

iii. Psikrometer

Psikrometer digunakan sebagai alat pengukur suhu ruang pelayuan guna

mencapai suhu ruang pelayuan yang diharapkan. Alat ini terdapat ukurah suhu

kering (dry) dan basah (wet) beserta angka skala. Diharapkan suhu ruang

pelayuan memiliki selisih temperatur bola basah dan bola kering berkisar 2-4 °C.

Psikrometer dalam kurun waktu tertentu perlu ditambahkan air pada wadah

khusus air dalam alat psikrometer supaya menjaga suhu di titik basah tetap

terjaga, apabila air dalam wadah tersebut habis maka akan berdampak pada

rusaknya alat maupun kurang akuratnya pembacaan suhu ruang dengan

bantuan psikrometer.

Page 62: LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT. PERKEBUNAN … · Laporan kerja praktek ini akan memberikan informasi mengenai profil PT ... Gambar 3.15 Press Cup Roller ... Gambar 3.42 Conveyor Belt

52

Gambar 3.8 Psikometer

iv. Heat Exchanger (tanur pemanas)

Alat ini kerap disebut juga sebagai tanur pemanas. Heat exchanger

digunakan untuk mempercepat proses pelayuan dengan menghasilkan udara

panas. Prinsip kerja alat ini yaitu dengan menggunakan bahan bakar berupa

cangkang kelapa sawit yang dibakar sehingga menghasilkan energi panas dari

semburan api yang menyebabkan dinding ruang pembakaran akan menjadi

panas pada saat proses pembakaran. Udara panas yang ada didalamnya akan

dialirkan keluar menuju ruang pelayuan, sedangkan asap dan abu akan

dikeluarkan keluar dengan bantuan exhaust fan. Unit usaha Bah Butong memiliki

3 unit tanur pemanas dan bahan bakar yang digunakan adalah cangkang kelapa

sawit dengan kisaran kebutuhan bahan bakar yang digunakan adalah ± 180

kg/jam.

Gambar 3.9 Heat Exchanger

v. Sapu Lidi atau Tongkat

Sapu lidi atau tongkat digunakan untuk meratakan hamparan pucuk teh segar

pada witehring trough supaya hamparan pucuk menjadi rata dan tidak

menggumpal serta proses pelayuan menjadi lebih merata.

Page 63: LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT. PERKEBUNAN … · Laporan kerja praktek ini akan memberikan informasi mengenai profil PT ... Gambar 3.15 Press Cup Roller ... Gambar 3.42 Conveyor Belt

53

Gambar 3.10 Sapu Lidi

vi. Kereta Angkut/ Gerobak

Kereta angkut digunakan untuk mengangkut pucuk layu yang nantinya diletakkan

pada turunan yang menujumesin Open Top Roller (OTR). Kapasitas total dari

kereta angkut ditambah berat pucuk layu adalah 375 kg.

Gambar 3.11 Gerobak

vii. Timbangan

Timbangan berfungsi untuk mengetahui berat pucuk segar atau layu yang siap

digiling.

Gambar 3.12 Timbangan

Page 64: LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT. PERKEBUNAN … · Laporan kerja praktek ini akan memberikan informasi mengenai profil PT ... Gambar 3.15 Press Cup Roller ... Gambar 3.42 Conveyor Belt

54

c. Penggulungan, Penggilingan dan Sortasi Basah

Alat yang digunakan pada proses penggulungan antara lain :

i. Open Top Roller (OTR)

Alat yang digunakan dalam proses penggulungan, pengeluaran cairan sel pucuk

layu dan mengiling pucuk teh layu adalah Open Top Roller (OTR). OTR ini

memiliki kapasitas 350 hingga 375 kg per proses dengan ukuran silinder wadah

tampung gulung OTR sebesar 47 inch serta dengan kecepatan 44-45 rpm. OTR

yang berada di unit usaha Bah Butong berjumlah 9 buah dengan 8 buah OTR

yang masih dapat digunakan. Alat ini memiliki prinsip kerja yaitu perputaran

poros engkel yang dapat menggerakkan silinder sehingga menyebabkan pucuk

teh akan tergulung dan tergiling oleh kuningan yang berbentuk seperti bulan

sabit (bottom). Cara kerja dari OTR adalah pucuk layu dimasukkan kedalam

silinder melalui bagian atas alat. Elekromotor dihidupkan dengan bantuan belt

sehingga menggerakkan pulley penggerak box yang menggerakkan poros

engkol. Tabung berputar sejalan dengan poros engkol. Untuk mengeluarkan

pucuk layu yang telah digulung dan digiling, pintu pengeluaran yang terpasang

pada meja dibuka secara manual dengan memutar tuas pembuka.

Gambar 3.13 OTR

ii. Dubbele India Balbreaker Natsorteerder (DIBN)

Alat ini digunakan untuk sortasi bubuk dari hasil olah mesin OTR dan PCR

maupun rotorvane sesuai dengan ukuran ayakan yang digunakan dan membantu

proses oksidasi enzimatis. Selain hal tersebut, DIBN berfungsi pula untuk

menurunkan suhu bubuk. DIBN memiliki 7 corong pengeluaran dengan ukuran

yang berbeda-beda. Cara kerja dari DIBN adalah elektromotor memutar belt dan

Page 65: LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT. PERKEBUNAN … · Laporan kerja praktek ini akan memberikan informasi mengenai profil PT ... Gambar 3.15 Press Cup Roller ... Gambar 3.42 Conveyor Belt

55

diteruskan pada gigi sehingga engkel berputar. Elktromotor dihibungkan denga

konveyor secara pulley belt pulley. Elektromotor memutar belt pada konveyor

dan mesin DIBN. Ketebalan pucuk teh perlu diatur pada konveyor. Pucuk teh

akan jatuh pada DIBN dan segera diayak. Bubuk yang lolos akan ditampung,

sedangkan bubuk yang tidak lolos akan diteruskan pada corong paling ujung

untuk selanjutnya digiling kembali menggunakan rotorvane. Mesin DIBN memiliki

kapasitas maksimum isian sebanyak 150 kg/jamdan putaran ayakan mesin DIBN

sebanyak 120 rpm (Rate Per Minute). Pada lantai ayakan DIBN terdapat mesh

ayakan dengan ukuran tertentu yang membantu menyaring pucuk layu teh

menjadi hasil ayakan bubuk teh sesuai dengan ukuran partikel pada mesh

ayakan. Pada DIBN pertama terpasang mesh berukuran 5x5 dan 6x6, pada

DIBN kedua dan ketiga terpasang ayakan mesh dengan ukuran 6x6. Bagi bubuk

yang terayak pada mesh 5x5 akan menjadi bubuk I, bagi pucuk layu yang

terayak pada mesh 6x6 pada ayakan II di DIBN no.1 akan menjadi bubuk 2.

Untuk lanjut pada DIBN no.2 pucuk teh diolah menggunakan rotorvane, dan bagi

pucuk layu yang terayak pada mesh 6x6 akan menjadi bubuk III. Di unit usaha

Bah Butong tidak dihasilkan bubuk IV pada proses penggulungannya karena

mesin rotorvane yang digunakan sebelum menuju ayakan II pada DIBN no.2

dalam kondisi kurang baik.

Tabel 3.4 Ukuran Mesh

Talang Ukuran Mesh

DIBN No.1 DIBN No.2

Ayakan I Ayakan II Ayakan I Ayakan II

1 5x5 6x6 6x6 6x6

2 5x5 6x6 6x6 6x6

3 6x6 6x6 6x6 6x6

4 6x6 6x6 6x6 6x6

5 6x6 6x6 6x6 6x6

6 6x6 6x6 6x6 6x6

7 6x6 6x6 6x6 6x6

Satu mesin DIBN terdapat 2 papan meja ayakan untuk mengayak pucuk layu teh

menjadi bubuk teh sesuai dengan jenis dan ukuran partikelnya.

Page 66: LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT. PERKEBUNAN … · Laporan kerja praktek ini akan memberikan informasi mengenai profil PT ... Gambar 3.15 Press Cup Roller ... Gambar 3.42 Conveyor Belt

56

Gambar 3.14 DIBN

iii. Press Cup Roller (PCR)

Mesin Press Cup Roller (PCR) digunakan untuk menggulung memotong hasil

gulungan dan mengeluarkan cairan sel semaksimal mungkin. Mesin ini pada

umumnya digunakan untuk menghasilkan teh jenis BOP. PCR dilengkapi dengan

tutup guna memberikan tekanan dari bobot pucuk serta tekanan yang

dikehendaki. Di unit usaha Bah Butong memiliki 8 buah PCR. Adapun cara kerja

yang digunakan oleh PCR hampir sama dengan OTR, namun perbedaannya

adalah meja roller dibuat diam dan yang bergerak adalah bagian silinder

pembawa pucuk sehingga disebut dengan mesin single action roller. Piringan

meja dibuat lebih tinggi untuk mengatasi tumpukan pucuk. Meja roller dilengkapi

dengan bottom bulan sabit guna menggulung dan mendapatkan persentase

bubuk yang diinginkan. PCR juga dilengkapi dengan tutup yang memberikan

tekanan pada pucuk sehingga dihasilkan bubuk teh yang partikelnya lebih kecil

dari OTR. Mesin PCR memiliki ukuran silinder sebesar 47 inchi, dengan putaran

44-45 rpm dan kapasitas tamping maksimum mesin sebanyak 350 kg.

Gambar 3.15 Press Cup Roller (PCR)

Page 67: LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT. PERKEBUNAN … · Laporan kerja praktek ini akan memberikan informasi mengenai profil PT ... Gambar 3.15 Press Cup Roller ... Gambar 3.42 Conveyor Belt

57

iv. Rotorvane (RV)

Rotorvane berfungsi untuk mengecilkan ukuran partikel dengan cara penekanan

dan penyobekan. Penyobekan ini meningkatkan persentase teh bermutu baik

dan memperbaiki seduhan teh kering. Mesin ini terdiri dari sebuah silinder

horizontal dengan bagian dudukan penyangga yang terbuat dari plat dasar.

Mesin Rotorvane memiliki prinsip kerja yaitu perputaran poros engkel yang

memutar ulir pendorong menyebabkan pucuk teh akan terdorong kedepan

dengan kecepatan putar 33 rpm dan daya tampung sebanyak 760-900 kg.

Rotorvane memiliki ukuran silinder sebesar 15 inchi. Adapun cara kerja dari RV

adalah elektromotor bergerak memutar pully dengan penghubung va belt untuk

mereduksi kecepatan motor tanpa mereduksi tenaga. Pully menggerakkan

sumber gearbox yang terdiri dari igi panjang dan roda gigi nenas. Gearbox

memutar rotorvane yang dilengkapi dengan konveyor untuk mengatur jumlah

isian. Gerakan pirigan menekan bahan secara berkelanjutan kedepan dan

diteruskan pemuntiran oleh sirip yang berputar. Pemasukan bubuk kedalam RV

harus berkelanjutan untuk mendapakan besarnya penekanan yang seragam.

Bubuk yang teah terpotong- potong akan keluar dari ujung RV yang dilanjutkan

pengayakan dengan DIBN.

Gambar 3.16 Rotorvane

v. Konveyor

Konveyor dalam stasiun penggulungan berguna untuk memindahkan bubuk teh

secara berkelanjutan dari mesin satu kemesin yang lain dengan jumlah bahan

relatif tetap karena konveyor dilengkapi dengan pengatur ketebalan supaya

bubuk tersebar secara merata pada konveyor untuk diolah lebih lanjut.

Page 68: LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT. PERKEBUNAN … · Laporan kerja praktek ini akan memberikan informasi mengenai profil PT ... Gambar 3.15 Press Cup Roller ... Gambar 3.42 Conveyor Belt

58

Gambar 3.17 Konveyor

vi. Kereta/ Gerobak Penampung

Kereta penampung berfungsi untuk mengangkut bubuk teh hasil gilingan dari

mesin OTR menuju DIBN maupun dari DIBN menuju PCR dan sebaliknya.

Gambar 3.18 Gerobak Penampung

vii. Humidifier

Humidifier berguna untuk mengatur kelembaban udara pada ruang

penggulungan sehingga proses oksidasi enzimatis dapat berjalan dengan baik

dan suhu ruangan penggulungan tetap terjaga baik. Jumlah humidifier pada

ruang penggulungan adalah 30 buah. Humidifier menggunakan air sebagai

bahan untuk mendinginkan ruangan dan kapasitas air kondensasi yang

digunakan sebanyak 18 liter tiap jamnya dengan putaran kipas mesin sebanyak

2810 rpm (Rate Per Minute).

Page 69: LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT. PERKEBUNAN … · Laporan kerja praktek ini akan memberikan informasi mengenai profil PT ... Gambar 3.15 Press Cup Roller ... Gambar 3.42 Conveyor Belt

59

Gambar 3.19 Humidifier

d. Oksidasi Enzimatis

Setelah pucuk layu selesai diayak dengan menggunakan mesin DIBN, akan

dihasilkan bubuk teh dengan beberapa jenis bubuk (bubuk I, bubuk II, bubuk III,

bubuk IV dan bubuk kasaran IV).

i. Humidifier

Humidifier merupakan alat yang digunakan untuk mengatur kelembaban udara

didalam ruang oksidasi enzimatis supaya tetap berkisar antara 90-100%. Alat ini

menggunakan energi dari sebuah elektromotor yang dilengkapi kipas pada ujung

poros belahan dan piring. Prinsip kerja humidifier adalah dengan air dipompa

melalui pipa yang dipasang nozzle dan klep yang dikontrol oleh humidistat. Klep

akan menutup bila kelembaban telah sesuai. Air akan mengalir bila klep dibuka

dan menyembur pada bagia piringan, selanjutnya air tersebut akan terbawa

berputar dan keluar dari rumah piringan dalam bentuk butiran halus dan ditiup

oleh kipas yang dipasang pada poros belakang elektromotor sesuai Gambar.

Gambar 3.20 Humidifier

Page 70: LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT. PERKEBUNAN … · Laporan kerja praktek ini akan memberikan informasi mengenai profil PT ... Gambar 3.15 Press Cup Roller ... Gambar 3.42 Conveyor Belt

60

ii. Tambir

Baki oksidasi enzimatis atau tambir berfungsi untuk menghamparkan bubuk hasil

dari sortasi basah yang akan dioksidasi secara enzimatis. Baki atau tambir

tersebut terbuat dari aluminium dengan kapasitas muatan bubuk berkisar antara

5-13 kg.

Gambar 3.21 Tambir

iii. Trolly

Rak atau trolly merupakan salah satu alat bagian fermentasi yang digunakan

sebagai alat pemindah bahan yang terdiri dari baki oksidasi enzimatis dan rak

besi sebagai penyangganya. Rak oksidasi enzimatis terbuat dari pipa besi

dilengkapi dengan 4 buah roda sehingga mempermudah pengangkutan bubuk

teh dari ruang sortasi basah ke ruang oksidasi enzimatis dan dari ruang oksidasi

enzimatis menuju ruang pengeringan. Kapasitas per rak dapat diisi dengan 10

baki oksidasi enzimatis.

Gambar 3.22 Trolly

Page 71: LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT. PERKEBUNAN … · Laporan kerja praktek ini akan memberikan informasi mengenai profil PT ... Gambar 3.15 Press Cup Roller ... Gambar 3.42 Conveyor Belt

61

iv. Psikrometer

Psikrometer merupakan alat yang berfungsi untuk mengetahui kelembaban

ruangan dan suhu ruang oksidasi enzimatis sesuai Gambar.

Gambar 3.23 Psikometer

v. Kartu Oksidasi

Kartu oksidasi merupakan alat bantu yang terbuat dari papan kayu yang

berfungsi untuk mengontrol proses oksidasi enzimatis. Kartu oksidasi berisi

nomor seri, jenis bubuk, naik giling, waktu fermentasi minimal dan maksimal.

Gambar 3.24 Kartu Oksiasi

vi. Lampu Penerangan

Lampu penerangan berfungsi untuk memperjelas warna bubuk yang

dioksidasikan.

Page 72: LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT. PERKEBUNAN … · Laporan kerja praktek ini akan memberikan informasi mengenai profil PT ... Gambar 3.15 Press Cup Roller ... Gambar 3.42 Conveyor Belt

62

Gambar 3.25 Lampu Penerangan

e. Pengeringan

Bubuk teh dikeringkan menggunakan alat pengering setelah dari ruang oksidasi

enzimatis. Alat yang digunakan adalah mesin pengering buatan PT. TEHA.

Panas yang dihasilkan berasal dari heat exchanger (tanur pemanas) dengan

suhu panas yang dihasilkan ± 110 °C. Setiap unit mesin terdiri dari pemanas

udara dan rumah pengering.

i. Fluid Bed Dryer (FBD)

Mesin ini memiliki mekanisme kerja dengan mengalirkan udara panas yang

dihasilkan oleh heat exchanger atau tanur pemanas, dan panas yang dihasilkan

tersebut akan dihembuskan melalui lubang atau lorong yang berada dibawah

tanah tepat dibawah mesin FBD dan dialirkan naik kedalam mesin dengan

pengaturan tuas panel dimana tuas panel tersebut berfungsi untuk mengatur

arah hembusan udara panas yang masuk ke dalam mesin. Bahan yang biasa

dikeringkan adalah bahan dengan ukuran partikel yang relatif lebih kecil (bubuk I,

II). Suhu inlet dari mesin FBD adalah 92-110 °C dan suhu outlet 80- 82°C

dengan kurun waktu proses pengeringan ± 15 menit.

Gambar 3.26 Fluid Bed Dryer (FBD)

Page 73: LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT. PERKEBUNAN … · Laporan kerja praktek ini akan memberikan informasi mengenai profil PT ... Gambar 3.15 Press Cup Roller ... Gambar 3.42 Conveyor Belt

63

ii. Two Stage Dryer (TSD)

Alat ini digunakan untuk mengeringkan bubuk yang memiliki ukuran lebihbesar

daripada bubuk yang diolah dengan menggunakan mesin FBD. Gerak bubuk

dalam mesin cenderung diam, dimana bubuk akan bergerak sesuai gerakan

trays. Waktu pengeringan menggunakan mesin TSD jauh lebih lama

dibandingkan dengan menggunakan meisn FBD dan kapasitas yang dapat

termuat didalam mesin jauh lebih rendah dan tidak dapat ditentukan oleh

panjangnya mesin. Kondisi hasil olah pengeringan bubuk teh yang keluar

memiliki kondisi yang cukup panas (suhu bubuk yang tinggi). Suhu inlet yang

digunakan berkisar antara 92-94 °C dan outlet yang digunakan berkisar 52-54 °C

dengan kisaran waktu pengeringan TSD selama 20-25 menit.

Gambar 3.27 Two Stage Dryer (TSD)

iii. Timbangan

Kegunaan dari alat ini sama seperti timbangan lainnya yang berfungsi untuk

menghitung berat bubuk teh hasil pengolahan atau pengeringan yang nantinya

hasil pengukuran tersebut akan diserahkan pada krani timbang untuk dicatat

perolehan produksi teh kering tiap harinya.

Gambar 3.28 Timbangan

Page 74: LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT. PERKEBUNAN … · Laporan kerja praktek ini akan memberikan informasi mengenai profil PT ... Gambar 3.15 Press Cup Roller ... Gambar 3.42 Conveyor Belt

64

f. Prasortasi

Bahan yang telah melalui proses pengeringan akan dilanjutkan pada bagian

prasortasi dengan menggunakan bantuan alat vibro, middleton, dan corong.

i. Vibro

Alat ini digunakan untuk mengayak bubuk III dengan memisahkan bagian yang

kasar dengan bubuk hitam teh, sehingga pada hasil output mesin tersebut akan

dihasilkan bubuk teh hitam yang lebih bersih tanpa ada serat, tangkai, atau

bagian- bagian yang tidak diinginkan. Mesin vibro terdapat 7 roll press, dimana

prinsip kerja dari roll tersebut menggunakan energi listrik statis. Ketika bubuk

masuk dan melewati bagaian bawah roll, maka dengan adanya listrik statis pada

roll tersebut akan mengangkat bagian yang ringan dan memisahkannya dengan

bagian bubuk yang berat. Pada bagain atas vibro terdapat meja ayakan yang

dapat dilepas dan dipasang (diubah) sehingga membantu penentuan jenis bubuk

teh sesuai ukuran partikel yang dikehendaki sesuai standar.

Gambar 3.29 Vibro

ii. Middleton

Middleton berfungsi untuk memisahkan bubuk teh yang diinginkan dari bagian

tangkai ataupun serat lain yang tidak diinginkan dengan bantuan bubble trays

yang terdapat pada meja ayakan middleton. Bubble trays tersebut tentunya

memiliki ukuran tertentu untuk dapat mensortir bubuk teh sesuai ukuran lubang

dari bubble trays tersebut.

Page 75: LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT. PERKEBUNAN … · Laporan kerja praktek ini akan memberikan informasi mengenai profil PT ... Gambar 3.15 Press Cup Roller ... Gambar 3.42 Conveyor Belt

65

Gambar 3.30 Midleton

iii. Corong Hembus

Alat ini digunakan untuk memidahkan bubuk teh yang telah dikeringkan menuju

tangki penyimpanan bubuk sementara yang berada di ruang sortasi kering.

Mekanisme dari alat ini adalah adanya motor yang menggerakkan kipas didalam

corong yang menghasilkan hembusan udara kencang, sehingga ketika bubuk teh

dimasukkan kedalam corong maka bagian yang jatuh kedalam dasar corong

akan terhembus naik menuju tangki sementara di ruang sortasi

.

Gambar 3.31 Corong Hembus

g. Sortasi

Bagian yang menjadi pusat terpenting dalam industri pengolahan teh ada pada

bagian sortasi, karena dalam stasiun sortasi terdapat berbagai macam alat yang

digunakan untuk mensortir bubuk teh sesuai mutu yang telah ditetapkan.

Berbagai alat yang digunakan antara lain:

i. Tangki Penyimpanan Bubuk Sementara

Page 76: LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT. PERKEBUNAN … · Laporan kerja praktek ini akan memberikan informasi mengenai profil PT ... Gambar 3.15 Press Cup Roller ... Gambar 3.42 Conveyor Belt

66

Wadah atau tangki yang digunakan terbuat dari logam besi dan di unit usaha

Bah Butong terdapat 5 (lima) unit tangki penyimpanan bubuk sementara yang

terbagi untuk menampung bubuk I, bubuk II, bubuk III dan kasaran bubuk III.

Gambar 3.32 Tangki Penyimpanan

ii. Nissen

Nissen merupakan alat yang digunakan untuk mengayak atau memilah bubuk

teh yang hendak disortir sesuai dengan ukuran partikel yang dikehendaki. Selain

ayakan, dalam alat tersebut terdapat roll press yang membantu memberi tekanan

pada bubuk teh dengan ukuran partikel cukup besar seperti jenis bubuk IV

maupun bubuk kasaran IV yang masuk supaya menjadi lebih ringan, tipis, tidak

berbentuk gumpalan besar dam memudahkan untuk proses sortasi selanjutnya.

Gambar 3.33 Nissen

iii. Middleton

Middleton berfungsi untuk memisahkan bubuk teh yang diinginkan dari bagian

tangkai ataupun serat lain yang tidak diinginkan dengan bantuan bubble trays

yang terdapat pada meja ayakan middleton. Bubble trays tersebut tentunya

memiliki ukuran tertentu untuk dapat mensortir bubuk teh sesuai ukuran lubang

dari bubble trays tersebut sesuai Gambar

Page 77: LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT. PERKEBUNAN … · Laporan kerja praktek ini akan memberikan informasi mengenai profil PT ... Gambar 3.15 Press Cup Roller ... Gambar 3.42 Conveyor Belt

67

Gambar 3.34 Midleton

iv. Vibro

Alat ini digunakan untuk mengayak bubuk III dengan memisahkan bagian yang

kasar dengan bubuk hitam teh, sehingga pada hasil output mesin tersebut akan

dihasilkan bubuk teh hitam yang lebih bersih tanpa ada serat, tangkai, atau

bagian- bagian yang tidak diinginkan. Mesin vibro terdapat 7 roll press, dimana

prinsip kerja dari roll tersebut menggunakan energi listrik statis. Ketika bubuk

masuk dan melewati bagaian bawah roll, maka dengan adanya listrik statis pada

roll tersebut akan mengangkat bagian yang ringan dan memisahkannya dengan

bagian bubuk yang berat. Pada bagain atas vibro terdapat meja ayakan yang

dapat dilepas dan dipasang (diubah) sehingga membantu penentuan jenis bubuk

teh sesuai ukuran partikel yang dikehendaki sesuai standar mutu. Alat sesuai

pada Gambar

Gambar 3.35 Vibro

v. Vandemeer

Mesin vandemeer merupakan alat ayakan yang memiliki ayakan dengan ukuran

mesh tertentu dengan fungsi untuk memisahkan bubuk teh sesuai dengan

Page 78: LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT. PERKEBUNAN … · Laporan kerja praktek ini akan memberikan informasi mengenai profil PT ... Gambar 3.15 Press Cup Roller ... Gambar 3.42 Conveyor Belt

68

ukuran partikel pada mesh. Alat vandemeer cenderung digunakan untuk bubuk

teh yang memiliki ukuran partikel yang relatif besar seperti bubuk kasaran IV. Hal

ini dikarenakan pada alat vandemeer sebelum bubuk jatuh terayak, bubuk teh

terlebih dahulu diberi tekanan menggunakan roll press.

Gambar 3.36 Vandemeer

vi. Siliran

Siliran merupakan alat yang digunakan untuk mensortir bubuk teh berdasarkan

berat jenis bubuk teh, sehingga dihasilkan bubuk teh dengan berat bubuk paling

ringan hingga bubuk paling berat (kerikil). Pada unit usaha Bah Butong terdapat

2 jenis siliran, pertama yaitu siliran yang digunakan untuk mensortir semua jenis

bubuk dan siliran dust yang lebih kecil ukurannya untuk mensortir jenis bubuk

dust.

Gambar 3.37 Siliran

vii. Vibro Screen

Alat ini digunakan untuk menyaring bubuk teh sesuai dengan ukuran ayakan

mesh yang terpasang pada tiap tingkatan dalam mesin vibro screen, sehingga

dengan ayakan yang terpasang bertingkat tersebut pada tiap tingkatan terdapat

corong keluar bagi bubuk yang tidak lolos dalam pengayakan di vibro screen.

Page 79: LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT. PERKEBUNAN … · Laporan kerja praktek ini akan memberikan informasi mengenai profil PT ... Gambar 3.15 Press Cup Roller ... Gambar 3.42 Conveyor Belt

69

Gambar 3.38 Vibro Screen

viii. Jackson

Dalam mesin Jackson terdapat sebuah beberapa ukuran mesh ayakan yang

membantu kerja sortir atau pemisahan bubuk teh berdasarkan ukuran partikel

pada mesh. Selain adanya ayakan pada mesin Jackson, terdapat pula roll press

yang berfungsi untuk memberikan tekanan pada bubuk teh dengan ukuran

partikel yang relatif lebih besar supaya tidak menggumpal terlalu besar dan

memudahkan pensortiran.

Gambar 3.39 Jakson

ix. BIN

Unit usaha perkebunan teh Bah Butong memiliki 20 tangki penampungan bubuk

teh jadi yang telah disortir atau yang disebut dengan BIN. Tangki penyimpanan

tersebut terbuat dari bahan logam besi antikarat, dimana pada bagian bawah

masing-masing tangki terdapat klep yang berfungsi untuk mengalirkan isi bubuk

teh yang disimpan didalam tangki untuk keluar atau jatuh tepat dibawah tangki.

Page 80: LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT. PERKEBUNAN … · Laporan kerja praktek ini akan memberikan informasi mengenai profil PT ... Gambar 3.15 Press Cup Roller ... Gambar 3.42 Conveyor Belt

70

Pada bagian bawah tangki telah terpasang conveyor belt yang berfungsi untuk

mewadahi bubuk teh dalam tangki yang jatuh ketika klep dibuka untuk

selanjutnya bubuk tersebut dibawa menuju stasiun pengemasan.

Gambar 3.40 BIN

x.Cutter

Cutter merupakan alat yang digunakan untuk memotong bagain tangkai atau

batang yang terlalu besar apabila terdapat pada bagain bubuk teh yang hendak

disortir.

Gambar 3.41 Cutter

k. Conveyor Belt Stair

Tangga konveyor berfungsi untuk mengangkut bubuk teh yang telah jadi menuju

tangki penyimpanan. Diujung konveyor bagian atas terdapat sebuah corong yang

memiliki fungsi untuk menyesuaikan posisi jatuh bubuk teh dari konveyor menuju

lubang masuk bubuk pada bagian atas tangki. Pada bagian dasar atau bawah

konveyor terdapat hopper yang berfungsi sebagai wadah tampung bubuk teh

yang hendak dialirkan pada konveyor.

Page 81: LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT. PERKEBUNAN … · Laporan kerja praktek ini akan memberikan informasi mengenai profil PT ... Gambar 3.15 Press Cup Roller ... Gambar 3.42 Conveyor Belt

71

Gambar 3.42 Conveyor Belt Stair

xi. Ayakan

Inti dari proses sortasi adalah ukuran ayakan yang digunakan untuk mensortir

bubuk teh sehingga dihasilkan bubuk teh jadi sesuai dengan berat, ukuran

partikel, serta mutu atau standar yang telah ditetapkan. Terdapat rak dalam

ruang sortasi yang berisi ayakan dari berbagai jenis ukuran mesh.

Gambar 3.43 Ayakan

h. Pengempakan

Pengepakan menjadi bagian akhir dari proses pengolahan bubuk teh jadi. Fungsi

utama dari proses pengepakan adalah mengemas produk akhir atau bubuk teh

jadi yang telah disortir untuk dikemas dengan kemasan tertentu yang selanjutnya

dikirim ke gudang penyimpanan. Alat dan bahan yang digunakan dalam proses

pengepakan antara lain :

Page 82: LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT. PERKEBUNAN … · Laporan kerja praktek ini akan memberikan informasi mengenai profil PT ... Gambar 3.15 Press Cup Roller ... Gambar 3.42 Conveyor Belt

72

i. Blender

Blender merupakan alat yang digunakan untuk mencampur bubuk teh jadi yang

akan dikemas. Unit usaha kebun teh Bah Butong tidak menggunakan blender

untuk mencampur bubuk teh jadi yang berbeda jenis. Hal ini dikarenakan di unit

usaha Bah Butong menjaga kualitas dari bubuk teh jadi yang diolahnya,

sehingga produk yang dikemas atau dipasarkan tidak ingin dicampur dengan

jenis bubuk teh jadi lainnya. Mekanisme kerja dari mesin blender adalah

mencampurkan 1 jenis bubuk teh jadi pada 8 ruang yang terdapat dalam mesin

blender. Pengisian dilakukan per ruang atau bubuk teh jadi dimasukkan kedalam

salah satu ruang hingga penuh barulah dilanjutkan pengisian pada ruang lainnya

yang berlawanan arah (pengisian tidak dapat dilakukan pada ruang yang

berurutan), hal ini dilakukan supaya bubuk teh jadi yang jatuh saling bertemu

(terpusat) dan tidak terhambur jauh. Blender berguna untuk mencampur satu

jenis bubuk teh jadi yang berbeda waktu produksinya.

Gambar 3.44 Blender

ii. Packer

Packer merupakan alat yang digunakan untuk pengemasan bubuk teh jadi dari

blender kedalam kemasan. Pada mesin packer terdapat dua corong yang

berfungsi untuk menyalurkan bubuk teh jadi kebawah untuk dikemas oleh

operator dengan menggunakan bahan pengemas (paper sack atau polybag),

selain itu juga mempermudah dalam pengambilan sampel yang dikirim ke ruang

tester dan mempermudah penataan urutan kemasan. Mesin packer memiliki

kapasitas sebesar 1500 kg.

Page 83: LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT. PERKEBUNAN … · Laporan kerja praktek ini akan memberikan informasi mengenai profil PT ... Gambar 3.15 Press Cup Roller ... Gambar 3.42 Conveyor Belt

73

Gambar 3.45 Packer

iii. Mesin Press

Mesin press berfungsi untuk meratakan isi bubuk teh didalam kemasan supaya

rata dan mempermudah penyusunan kemasan bubuk teh jadi diatas pallet.

Gambar 3.46 Mesin Press

Page 84: LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT. PERKEBUNAN … · Laporan kerja praktek ini akan memberikan informasi mengenai profil PT ... Gambar 3.15 Press Cup Roller ... Gambar 3.42 Conveyor Belt

74

BAB 4

TINJAUAN PEKERJAAN MAHASISWA

4.1 Lingkup Pekerjaan

Kegiatan kerja praktek mahasiswa di PT. Perkebunan Nusantara IV unit Bah

Butong ditempatkan pada bagian Proses Produksi. Lingkup pekerjaan bagian ini

adalah melakukan produksi bubuk teh hitam mulai dari penerimaan pucuk daun

teh jadi sampai proses pengepakan bubuk teh hitam jadi. Pada proses ini

terdapat 6 stasiun kerja, yaitu stasiun pelayuan, dimana pada stasun pelayuan

terdapat proses penerimaan daun basah dan pelayuan pucuk daun teh basah,

kemudian stasiun penggulungan, staiun oksidasi enzimatis, stasiun pengeringan,

stasiun sortasi dan stasiun pengepakan.

4.2. Tanggung Jawab dan Wewenang dalam Pekerjaan

Selama melaksanakan kerja praktek, penulis tidak diberi tanggung jawab dan

wewenang oleh pihak perusahaan yang bersangkutan namun penulis diberi

wewenang untuk mengamati masalah yang terjadi pada perusahaan tersebut.

Penulis bertanggung jawab untuk memberikan hasil dan saran terhadap tugas

yang dicari sendiri oleh penulis dan penulis harus berkoordinasi dengan

pembimbing lapangan yang telah ditentukan oleh perusahaan. Selain itu penulis

juga diajak berkeliling di lantai produksi dan dijelaskan semua proses produksi

yang sedang berlangsung oleh pembimbing lapangan. Selama pelaksanaan

kerja praktek, mahasiswa diberi wewenang oleh pembimbing antara lain:

a. Penulis diizinkan untuk mengamati secara langsung proses produksi yang

ada di perusahaan.

b. Penulis diberikan izin untuk mengambil data menggali informasi yang

dibutuhkan secara langsung di lapangan.

c. Penulis diizinkan untuk berkomunikasi atau mewawancarai operator,

pengawas maupun pihak yang bersangkutan dalam proses produksi asalkan

tidak mengganggu pekerjaan yang sedang dikerjakan operator.

d. Penulis diizinkan menggunakan alat-alat milik perusahaan yang diperlukan

untuk pekerjaan yang diberikan.

4.3. Metodologi Pelaksanaan Pekerjaan

Tugas yang dikerjakan penulis dikerjakan dengan memulai pengamatan

pada setiap stasiun yang ada pada perusaan PTPN. IV unit Bah Butong.

Selanjutnya penulis melakukan wawancara kepada kepala bagian di setiap

Page 85: LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT. PERKEBUNAN … · Laporan kerja praktek ini akan memberikan informasi mengenai profil PT ... Gambar 3.15 Press Cup Roller ... Gambar 3.42 Conveyor Belt

75

stasiun yang ada di perusahaan tersebut. Setelah melakukan wawancara

dengan kepala bagian perstasiun, selanjutnya melakukan wawancara kepada

operator. Wawancara dilakukan kepada operator guna untuk mendapatkan data

untuk melengkapi tugas yang dikerjakan penulis. Wawancara dilakukan kepada

operator secara langusung, karena tugas yang dikerjakan oleh penulis

berhubungan langsung dengan operator atau pekerja di perusahaan tersebut.

4.4. Hasil Pekerjaan

Pekerjaan yang dilakukan oleh penulis adalah analisis penilaian aspek

ergonimi pada perusahaan PT. Perkebunan Nusantara IV unit Bah Butong.

Berdasarkan tugas yang telah dikerjaan penulis, berikut ini adalah hasil dari

tugas yang dikerjakan penulis.

4.4.1 Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi

Berdasarkan proses yang telah ada maka terdapat beberapa alat yang

digunakan pada setiap stasiun. Dalam beberapa stasiun terdapat penggunaan

alat yang sama, namun ada juga yang berbeda. Dari beberapa alat tersebut dari

setiap stasiun menurut penulis terdapat hal-hal yang perlu dierbaiki. Berikut ini

adalah alat yang menurut penulis yang perlu untuk diperbaiki dan alasan

mengapa perlu diperbaiki adalah :

a. Monorail pada stasiun Penerimaan Daun Basah

Pada stasiun penerimaan daun basah terdapat monorail yang digunakan dalam

pemindahan daun basah dari truk ke lantai 2 yaitu stasiun penerimaan daun

basah. Berikut ini adalah monorail digunakan pada saat pemindahan daun basah

dari truk ke stasiun penerimaan daun basah.

Gambar 4.1 Monoail Sebelum Inovasi

Page 86: LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT. PERKEBUNAN … · Laporan kerja praktek ini akan memberikan informasi mengenai profil PT ... Gambar 3.15 Press Cup Roller ... Gambar 3.42 Conveyor Belt

76

Monorail tersebut perlu diperbaiki dalam hal bentuknya, karena pada saat daun

basah yang dibuat didalam fishet diletakkan keatas monorail tersebut terkadang

fishet daun basah tersebut jatuh, sehingga perlu bantuan pekerja untuk

memegang monorail tersebut agar fishet yang diletakkan tidak jatuh. Berikut ini

adalah gambar pekerja yang memegangi monorail agar fishet yang dimasukkan

kedalam monorail tidak jatuh.

Gambar 4.2 Pekerja Menurunkan Pucuk

Sehingga dengan desain monorail yang lama maka terdapat banyak pucuk daun

teh basah yang jatuh kelantai, dan juga membutuhkan pekerja 2 orang untuk

menurunkan daun basah. Sehingga hal tersebut dapat membuang waktu dan

membutuhkan waktu yang lama dalam penurunan daun basah, daun yang jatuh

ke lantai akan rusak dan memiliki mutu yang kurang baik. Sehingga perlu

dilakukan perbaikan desain monorail untuk mengatasi masalah yang terjadi pada

perusaan PTPN IV unit Bah Butong. Berikut ini adalah contoh daun basah yang

banyak berjatuhan kelantai.

Gambar 4.3 Daun Basah

Page 87: LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT. PERKEBUNAN … · Laporan kerja praktek ini akan memberikan informasi mengenai profil PT ... Gambar 3.15 Press Cup Roller ... Gambar 3.42 Conveyor Belt

77

Berdasarkan masalah tersebut, maka penulis membuat desain monorail yang

baru. Berikut ini adalah dasain yang penulis usulkan

Gambar 4.4 Desain Monorail

Terjadi perubahan bentuk dari monorail sebelumnya. Perubahan bentuk tersebut

bertujuan untuk mengatasi masalah yang sebelumnya. Dimana dengan bentuk

monorail seperti gambar diatas maka mempermudah dalam pengangkutan daun

basah menuju WT, karena dengan bentuk seperti itu maka pada saat daun

basah diletakkan kedalam monorail maka daun basah yang didalam fishet

tersebut tidak akan jatuh, dan juga tidak membutuhkan bantuan pekerja lainnya

untuk memegangi monorail tersebut. Karena dengan bentuk monorail seperti

gambar diatas maka pada saat daun basah yang dibuat dalam fishet diletakkan

pada monorail tersebut maka fishet tersebut akan tertahan didalam monorail

tersebut, walaupun monorail tersebut dalam keadaan goyang maka daun basah

yang dalam fishet tersebut tetap berada didalam monorail tersebut tanpa jatuh.

Sehingga dengan desain monorail seperti diatas pada saat penurunan daun

basah dapat mengurangi pekerja yang dibutuhkan, dapat mengurangi daun

basah yang jatuh dilantai dan dapat mempercepat pemindahan atau

pengangkutan daun basah menuju WT.

b. Gerobak pada stasiun Pelayuan

Pada stasiun pelayuan terdapat beberapa alat yang digunakan, salah satunya

adalah gerobak. Berikut ini adalah gambar gerobak yang sedang dipakai di

perusahaan PTPN IV unit Bah Butong.

Page 88: LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT. PERKEBUNAN … · Laporan kerja praktek ini akan memberikan informasi mengenai profil PT ... Gambar 3.15 Press Cup Roller ... Gambar 3.42 Conveyor Belt

78

Gambar 4.5 Gerobak

Gerobak diatas digunakan untuk mengangkut daun layu ke tempat penurunan

daun layu menuju mesin OTR. Dalam satu mesin OTR membutuhkan 375 kg

daun teh layu, sehingga untuk penurunan daun layu satu mesin OTR

membutuhkan 3 kali angkut gerobak. Maka dalam gerobak minimal terdapat 125

kg dauh teh layu. Sehingga untuk memenuhi muatan tersebut gerobak diisi

sampai menjulang keatas dan dengan tinggi melebihi tinggi pekerja. Dapat dilihat

seperti gambar diatas. Berdasarkan gambar diatas maka pada saat gerobak

didorong menuju penurunan daun layu maka terdapat daun yang berjatuhan

dilorong WT maupun dijalan menuju penurunan. Dapat dilihat seperti gambar

berikut ini

Gambar 4.6 Daun yang Berjatuhan

Sehingga membutuhkan tenaga kerja untuk mengumpulkan kembali daun teh

yang berjatuhan dilorong maupun dijalan, hal tersebut dapat menambah

pekerjaan dari pekerja. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan penulis, pada

saat pekerja memindahkan daun layu ke penurunan, pekerja mendorong

Page 89: LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT. PERKEBUNAN … · Laporan kerja praktek ini akan memberikan informasi mengenai profil PT ... Gambar 3.15 Press Cup Roller ... Gambar 3.42 Conveyor Belt

79

gerobak ke lokasi penurunan daun layu dan penurunan daun layu yang terdapat

di dalam gerobak diturunkan dengan cara membalikkan gerobak sampai 360˚.

Dengan membalikkan gerobak sampai 360˚, pekerja harus mengeluarkan tenaga

yang lebih sehingga pekerja cepat mengalami kelelahan.

Berdasarkan masalah tersebut maka penulis membuat desain gerobak yang

baru, seperti gambar dibawah ini

Gambar 4.7 Desain Gerobak 3D Gambar 4.8 Desain Gerobak Tampak

Samping

Gambar 4.9 Desain Gerobak Tampak Atas

Gambar diatas merupakan desain gerobak yang penulis usulkan pada saat

pengangkutan daun layu yang akan di turunkan pada mesin OTR. Desain

tersebut dibuat berdasarkan masalah-masalah yang terjadi pada saat

penggunaan gerobak yang sedang diguakan sekarang diperusahaan tersebut.

Page 90: LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT. PERKEBUNAN … · Laporan kerja praktek ini akan memberikan informasi mengenai profil PT ... Gambar 3.15 Press Cup Roller ... Gambar 3.42 Conveyor Belt

80

Adapun masalah yang terjadi adalah banyaknya daun yang berjatuhan pada saat

pemindahan daun layu, dan kelelahan yang dialami pekerja dalam penggunaan

gerobak tersebut.

Untuk deskripsi dari gerobak yang penulis desain adalah gerobak ditingggikan

keatas atau ditambahi bagian atasnya dengan tinggi yang sama dengan gerobak

bagian bawahnya namun untuk gerobak yang bagian atas dapat diturunkan,

sehingga pada saat pengisiaan gerobak yang bagian bawah tidak mengganggu

pekerja dan setelah bagian bawah penuh maka gerobak bagian atas dapat

ditarik untuk pengisian selanjutnya, namun agar pekerja tidak kesusahan dalam

pengisian karena gerobak yang terlalu tinggi maka salah satu sisi dari gerobak

bagian atas dapat dibuka atau dapat diturunkan, sehingga pada saat pengisian

maka pekerja dapat dengan mudah memasukan daun layu, pada saat gerobak

terisi penuh maka sisi yang diturunkan dapat diangkat kembali. Dengan begitu

maka pada saat pemindahan daun ke penurunan mesin OTR, daun tidak jatuh-

jatuh lagi dijalan. Pada saat ingin menurunan daun layu dari gerobak maka salah

satu sisi samping dari gerobak bawah dan atas dapat dibuka, sehingga pada

saat penurunan maka hanya membutuhkan sekali pembalikan gerobak atau

hanya membentuk sudut 90 °, berbeda dengan penurunan daun layu pada

gerobak yang dipakai saat ini di perusahaan. Penurunan daun layu dengan

menggunakan gerobak yang digunakan saat ini membutuhkan tenaga yang

besar, karena pekerja perlu membalikkan gerobak dengan sudut 360° agar daun

yang terdapat didalam gerobak keluar secara keseluruhan. Selain itu penulis

juga membuat desain gerobak dengan mengganti pegangan bagi gerobak dan

membuat pegangan di kedua sisi yaitu pada sisi depan dan belakang. Alasan

pegangan gerobak didesain seperi gambar diatas adalah agar pada saat pekerja

mendorong gerobak dapat memegang sisi mana aja dari pegangan gerobak, dan

pegangan gerobak dibuat bulat agar pekerja merasa nyaman pada saat

mendorong dan tidak melukai tangan pekerja. Dan alasan penulis membuat

desain dengan pegangan gerobak di dua sisi adalah agar memudahkan pekerja

dalam mengoperasikan gerobak. Karena dari pekerjaan yang dilakukan dengan

gerobak membutuhkan 2 orang pada saat sudah keluar dari daerah WT, dimana

1 pekerja bertugas untuk membantu menarik gerobak dari sela-sela WT,

sehingga penulis membuat pegangan gerobak di dua sisi agar dapat membantu

pekerja yang bertugas sebagai penarik gerobak.

Page 91: LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT. PERKEBUNAN … · Laporan kerja praktek ini akan memberikan informasi mengenai profil PT ... Gambar 3.15 Press Cup Roller ... Gambar 3.42 Conveyor Belt

81

c. Gerobak pada stasiun Penggulungan

Pada stasiun penggulungan terdapat gerobak, yang mana gerobak tersebut

digunakan untuk mengangkut bubuk yang telah selesai digulung pada mesin

OTR. Setelah bubuk selesai diangkut dari mesin OTR lalu selanjutnya bubuk

basah dipindahkan atau dimasukkan ke mesin ayakan DIBN. Gerobak yang

digunakan pada saat ini di stasiun penggulungan pendek dan tidak meiliki

pegangan, hal tersebut dibuat agar gerobak dapat masuk kebawah mesin OTR

untuk mengangkut daun basah. Berikut ini adalah gambar gerobak yang sedang

digunakan pada saat ini.

Gambar 4.10 Gerobak di Stasiun Penggulungan

Pada gambar tersebut dapat dilihat bahwa gerobak tersebut memiliki ketinggian

yang pendek dan tidak memiliki pegangan, sehingga pekerja yang bertugas

untuk memindahkan gerobak tersebut harus membungkuk dan langsung

berpegang pada gerobak. Dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

Gambar 4.11 Pemindahan Bubuk

Page 92: LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT. PERKEBUNAN … · Laporan kerja praktek ini akan memberikan informasi mengenai profil PT ... Gambar 3.15 Press Cup Roller ... Gambar 3.42 Conveyor Belt

82

Dari gambar tersebut dapat dilihat bahwa pekerja mendorong gerobak tersebut

dengan keadaan membungkuk, sehingga jika hal tersebut dilakukan dengan

jangka waktu yang lama maka dapat mengakibatkan nyeri pada punggung dan

pegal. Jika telah terjadi nyeri dan pegal pada pekerja, maka pekerjaan akan

terganggu. Sehingga berdasarkan masalah tersebut penulis membuat desain

gerobak yang baru seperti gambar dibawah ini.

Gambar 4.12 Desain Gerobak di Penggulungan

Gambar 4.13 Desain Gerobak Tampak Samping

Gerobak tersebut penulis desain dengan bentuk yang sama seperti gerobak

sebelumnya, namun ada yang ditambah dan diubah. Untuk elemen yang

ditambah adalah pegangan dari gerobak. Penulis membuat desain gerobak

dengan pegangan, dimana pegangan tersebut dibuat dengan bentuk yang bulat,

hal tersebut dibuat agar pekerja nyaman pada saat mendorong. Pegangan

gerobak memiliki tinggi yang disesuaikan dengan tinggi pekerja. Pegangan

gerobak tersebut dapat dinaik dan turunkan, agar gerobak tetap dapat

dimasukkan kebawah mesin OTR untuk mengangkut bubuk basah. Untuk yang

diubah dari gerobak tersebut adalah buttom roda dari gerobak. Dimana buttom

roda tersebut dapat dinaikan dan diturunkan. Hal tersebut dibuat agar pada saat

Page 93: LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT. PERKEBUNAN … · Laporan kerja praktek ini akan memberikan informasi mengenai profil PT ... Gambar 3.15 Press Cup Roller ... Gambar 3.42 Conveyor Belt

83

ingin memasukkan gerobak kebawah mesin OTR dan ketika sudah dikeluarkan

dari bawah mesin OTR tinggi gerobak dapat diubah sesuai dari tinggi pekerja

dan senyamannya pekerja. Sehingga pada saat pekerja mendorong gerobak

tersebut, pekerja tidak lagi terlalu membungkuk. Sehingga dapat menurunkan

resiko bayaha bagi pekerja.

Desain gerobak tersebut bermanfaat juga untuk stasiun pengeringan.

Karena pada saat pengeringan badag, pemindahan badag dari stasiun

penggulungan menggunakan gerobak yang pendek dan tidak memiliki

pegangan. Sehingga pekerja harus mendorong gerobak dengan posisi yang

membungkuk dengan jarak yang termasuk jauh, karena dari stasiun

penggulungan menuju stasiun pengeringan dan melewati stasiun fermentasi.

Pada saat pemindahan bubuk badag ke mesin pengeringan dengan gerobak

yang pendek, maka pekerja harus membungkuk dalam menjangkau bubuk dari

dalam gerobak. Dapat dilihat dari gambar dibawah ini.

Gambar 4.14 Pemindahan Bubuk ke dalam Mesin

Sehingga desain gerobak tersebut juga berlaku untuk stasiun pengeringan, yaitu

dalam hal pemindahan bubuk badag dari stasiun penggulungan.

d. Gerobak pada stasiun Sortasi

Pada stasiun sortasi terdapat gerobak yang digunakan untuk menampung bubuk

bahan dari mesin yang satu ke mesin yang lainnya. Dimana gerobak tersebut

memiliki bentuk persegi panjang tanpa pegangan dan memiliki siku-siku.

Sehingga pada saat pekerja mendorong gerobak maka pekerja langsung

berpegangan dengan gerobak. Bagian salah satu sisi dari gerobak dapat dibuka

Page 94: LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT. PERKEBUNAN … · Laporan kerja praktek ini akan memberikan informasi mengenai profil PT ... Gambar 3.15 Press Cup Roller ... Gambar 3.42 Conveyor Belt

84

agar memudahkan pekerja dalam pemindahan bubuk dari gerobak. Berikut ini

adalah gambar gerobak yang terdapat pada stasiun sortasi

Gambar 4.15 Gerobak di Sortasi

Dari gambar tersebut dapat dilihat bahwa gerobak tersebut tidak memiliki

pegangan dan sisi atas dari gerobak tersebut memiliki sisi yang tidak nyaman

untuk digunakan dan dapat melukai pekerja yang menggunakan gerobak

tersebut secara terus menerus. Sehingga penulis membuat desain gerobak yang

baru tanpa mengubah fungsi dari gerobak. Namun ada bagian yang ditambahi,

dapat dilihat seperti gambar dibawah ini.

Gambar 4.16 Desain Gerobak di Sortasi

Page 95: LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT. PERKEBUNAN … · Laporan kerja praktek ini akan memberikan informasi mengenai profil PT ... Gambar 3.15 Press Cup Roller ... Gambar 3.42 Conveyor Belt

85

Gambar 4.17 Gerobak Tampak Atas

Gambar 4.18 Gerobak Tampak Samping

Gambar 4.19 Gerobak Tampak Bawah

Page 96: LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT. PERKEBUNAN … · Laporan kerja praktek ini akan memberikan informasi mengenai profil PT ... Gambar 3.15 Press Cup Roller ... Gambar 3.42 Conveyor Belt

86

Dari gambar diatas kita dapat melihat bahwa bagian yang ditambahi adalah

pegangan dari gerobak. Hal tersebut bertujuan agar memudahkan pekerja dalam

mendorong gerobak tersebut. Pegangan dari gerobak tersebut disesuaikan

dengan tinggi pekerja, sehingga pada saat pekerja mendorong gerobak tersebut

tidak perlu lagi membungkuk. Sehingga dapat mengurangi cedera bagi pekerja.

Dan pegangan tersebut dibuat berbentuk melingkar agar pekerja nyaman dan

tidak menyakiti tangan pekerja. Gerobak dibuat dengan sisi yang melengkung,

agar tidak menyakiti pekerja ketika terkena sisi gerobak. Namun desain tersebut

tetap dibuat dengan satu sisi dapat dibuka agar memudahkan pekerja dalam

pemindahan bubuk dari dalam gerobak.

Page 97: LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT. PERKEBUNAN … · Laporan kerja praktek ini akan memberikan informasi mengenai profil PT ... Gambar 3.15 Press Cup Roller ... Gambar 3.42 Conveyor Belt

87

BAB 5

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

a. Proses pengolahan bubuk teh hitam terdiri dari proses pelayuan, proses

penggulungan, proses fermentasi, proses pengeringan, proses

prasortasi,proses sortasi dan proses pengepakan.

b. Proses produksi di PT Perkebunan Nusantara IV unit Bah Butong

menghasilkan 16 jenis bubuk dengan 3 grade.

c. Pada stasiun pelayuan banyak daun layu yang berjatuhan dari gerobak akibat

pengisian gerobak memiliki kapasitas yang berlebihan.

d. Gerobak yang digunakan pada stasiun penggulungan dapat menyebabkan

nyeri pada punggung pekerja.

e. Gerobak yang digunakan pada stasiun sortasi memiliki bentuk siku-siku yang

dapat melukai pekerja

5.2 Saran

a. Untuk mengurangi resiko kecelakaan pada pekerja pada setiap stasiun kerja,

dilakukan perancangan sistem kerja dengan prinsip ergonomi dengan

perancangan alat.

b. Untuk mengurangi resiko kecelakaan kerja maka perlu dilakukan perbaikan

pada alat yang digunakan yaitu gerobak dan monorail

Page 98: LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT. PERKEBUNAN … · Laporan kerja praktek ini akan memberikan informasi mengenai profil PT ... Gambar 3.15 Press Cup Roller ... Gambar 3.42 Conveyor Belt

88

Page 99: LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT. PERKEBUNAN … · Laporan kerja praktek ini akan memberikan informasi mengenai profil PT ... Gambar 3.15 Press Cup Roller ... Gambar 3.42 Conveyor Belt

89