41
LAPORAN KERJA PRAKTEK DI DEPARTEMEN HSE PT. PERTAMINA (PERSERO) RU VI BALONGAN Disusun Oleh: PIERRE BERNARD CHRISTIAN ROKKO NPM : 11 06 06641 PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA YOGYAKARTA 2018

LAPORAN KERJA PRAKTEK DI DEPARTEMEN HSE PT. … · KATA PENGANTAR Puji dan syukur ... lebih dekat mengenai dunia Industri Perminyakan dan dapat dijadikan referensi untuk dunia pendidikan

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: LAPORAN KERJA PRAKTEK DI DEPARTEMEN HSE PT. … · KATA PENGANTAR Puji dan syukur ... lebih dekat mengenai dunia Industri Perminyakan dan dapat dijadikan referensi untuk dunia pendidikan

LAPORAN KERJA PRAKTEK

DI DEPARTEMEN HSE

PT. PERTAMINA (PERSERO) RU VI BALONGAN

Disusun Oleh:

PIERRE BERNARD CHRISTIAN ROKKO

NPM : 11 06 06641

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA

YOGYAKARTA

2018

Page 2: LAPORAN KERJA PRAKTEK DI DEPARTEMEN HSE PT. … · KATA PENGANTAR Puji dan syukur ... lebih dekat mengenai dunia Industri Perminyakan dan dapat dijadikan referensi untuk dunia pendidikan
Page 3: LAPORAN KERJA PRAKTEK DI DEPARTEMEN HSE PT. … · KATA PENGANTAR Puji dan syukur ... lebih dekat mengenai dunia Industri Perminyakan dan dapat dijadikan referensi untuk dunia pendidikan

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan pada kehadirat Tuhan YME karena atas

segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan

Kerja Praktek ini dengan tepat pada waktunya.

Banyak ilmu yang penulis dapat dari Kerja Praktek ini yang mana tidak

penulis dapat di bangku perkuliahan. Disini penulis dapat melihat secara

langsung penerapan teori-teori yang diajarkan oleh para dosen teknik industri

dan bagaimana teori tersebut diaplikasikan. Penulis juga bisa melihat secara

langsung teamwork para karyawan di lapangan. Selama melaksanakan Kerja

Praktek ini penulis banyak menerima bantuan yang sangat berarti bagi penulis

dari berbagai pihak.

Dalam kesempatan kali ini penulis ucapkan terima kasih kepada pihak-

pihak yang telah memberikan penjelasan, pengarahan, serta memberikan segala

dukungan dalam menyelesaikan laporan ini, diantaranya kepada:

1. Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan kesehatan jasmani dan

rohani sehingga penulis dapat melaksanakan Kerja Praktek dengan

lancar.

2. Kedua orang tua penulis, yang telah memberikan dukungan baik moral

maupun material.

3. V. Ariyono ST., MT., selaku Ketua Program Studi Teknik Industri Fakultas

Teknologi Industri Universitas Atma Jaya Yogyakarta

4. Bapak Hasan selaku HR Development Section Head atas pemberian izin

untuk melakukan Kerja Praktek di PT. Pertamina (Persero) RU VI

Balongan.

5. Rosnamora H., selaku Senior Officer BP Refinery atas pemberian izin

untuk melakukan Kerja Praktek di bagian HSE PT. Pertamina (Persero)

RU VI Balongan.

6. Bapak Moch. Arifin, selaku pembimbing kegiatan Kerja Praktek di PT.

Pertamina (Persero) RU VI Balongan.

7. Segenap karyawan PT. Pertamina (Persero) RU VI Balongan pada

umumnya dan karyawan bagian HSE pada khususnya yang telah

memberikan kesempatan dan segala fasilitas yang memudahkan penulis

dalam melaksanakan Kerja Praktek.

8. Pak Yanto, selaku yang telah membantu penulis dalam mencari data

Page 4: LAPORAN KERJA PRAKTEK DI DEPARTEMEN HSE PT. … · KATA PENGANTAR Puji dan syukur ... lebih dekat mengenai dunia Industri Perminyakan dan dapat dijadikan referensi untuk dunia pendidikan

9. Teman-teman Teknik Industri Universitas Atma Jaya Yogyakarta

angkatan 2011 atas dukungan, semangat, dan doanya.

10. Semua pihak yang secara tidak langsung ikut membantu

terselesaikannya laporan Kerja Praktek ini.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan

laporan ini sehingga penulis mengharapkan kritik dan saran untuk dijadikan

perbaikan. Semoga laporan ini dapat membantu para pembaca untuk mengenal

lebih dekat mengenai dunia Industri Perminyakan dan dapat dijadikan referensi

untuk dunia pendidikan. Terima kasih.

Balongan, Juni 2017

Penulis

Page 5: LAPORAN KERJA PRAKTEK DI DEPARTEMEN HSE PT. … · KATA PENGANTAR Puji dan syukur ... lebih dekat mengenai dunia Industri Perminyakan dan dapat dijadikan referensi untuk dunia pendidikan

DAFTAR ISI

BAB JUDUL HAL

Halaman Judul i

Halaman Pengesahan ii

Daftar Isi iii

1 Pendahuluan 1

1.1. Latar Belakang 1

1.2. Rumusan Masalah 1

1.3. Tujuan Kerja Praktek 2

2 Profil Perusahaan 3

2.1. Sejarah Perusahaan 3

2.2. Struktur Organisasi Perusahaan 5

2.3. Visi, Misi dan Tujuan Perusahaan 7

2.4. Sumber Daya Manusia 8

2.5. Sarana dan Prasarana 9

3 Tinjauan Sistem Perusahaan 11

3.1. Proses Bisnis Perusahaan 11

3.2. Tugas dan Fungsi HSE 12

3.3. Produk PT. Pertamina (Persero) RU VI Balongan 16

3.4. Proses Produksi 17

3.5. Fasilitas Penunjang Produksi 21

4 Tinjauan Pekerjaan Mahasiswa 23

4.1. Lingkup Pekerjaan 23

4.2. Tanggung Jawab dan Wewenang dalam Pekerjaan 23

4.3. Metodologi Pelaksanaan Pekerjaan 23

Page 6: LAPORAN KERJA PRAKTEK DI DEPARTEMEN HSE PT. … · KATA PENGANTAR Puji dan syukur ... lebih dekat mengenai dunia Industri Perminyakan dan dapat dijadikan referensi untuk dunia pendidikan

4.4. Hasil Pekerjaan 24

5 Penutup 30

5.1. Kesimpulan 30

5.2. Saran 30

Daftar Pustaka

Lampiran

Page 7: LAPORAN KERJA PRAKTEK DI DEPARTEMEN HSE PT. … · KATA PENGANTAR Puji dan syukur ... lebih dekat mengenai dunia Industri Perminyakan dan dapat dijadikan referensi untuk dunia pendidikan

DAFTAR TABEL

Tabel Judul Halaman

2.1. Unit Proses PT. Pertamina (Persero) RU VI Balongan 9

2.2. Unit Utilities PT. Pertamina (Persero) RU VI Balongan 10

4.1. Contoh Average Used 33

Page 8: LAPORAN KERJA PRAKTEK DI DEPARTEMEN HSE PT. … · KATA PENGANTAR Puji dan syukur ... lebih dekat mengenai dunia Industri Perminyakan dan dapat dijadikan referensi untuk dunia pendidikan

DAFTAR GAMBAR

Gambar Judul Halaman

2.1. Struktur Organisasi PT. Pertamina (Persero) RU VI Balongan 7

3.1. Struktur Organisasi HSE 12

4.1. Diagram Alis Metodologi Pelaksanaan Pekerjaan 24

Page 9: LAPORAN KERJA PRAKTEK DI DEPARTEMEN HSE PT. … · KATA PENGANTAR Puji dan syukur ... lebih dekat mengenai dunia Industri Perminyakan dan dapat dijadikan referensi untuk dunia pendidikan

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Data Material Consumable Environmental

Page 10: LAPORAN KERJA PRAKTEK DI DEPARTEMEN HSE PT. … · KATA PENGANTAR Puji dan syukur ... lebih dekat mengenai dunia Industri Perminyakan dan dapat dijadikan referensi untuk dunia pendidikan

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Atma

Jaya Yogyakarta (PSTI UAJY) mewajibkan semua mahasiswanya untuk

melaksanakan kerja praktek sesuai dengan Kurikulum di PSTI UAJY. PSTI UAJY

memandang kerja praktek sebagai wahana atau sarana bagi mahasiswa untuk

mengenali suasana di industri serta menumbuhkan, meningkatkan, dan

mengembangkan etos kerja profesional sebagai calon sarjana Teknik Industri.

Kerja praktek dapat dikatakan sebagai ajang simulasi profesi mahasiswa Teknik

Industri. Paradigma yang harus ditanamkan adalah bahwa selama kerja praktek

mahasiswa bekerja di perusahaan yang dipilihnya. Bekerja, dalam hal ini

mencakup kegiatan perencanaan, perancangan perbaikan, penerapan dan

pemecahanan masalah. Oleh karena itu, dalam kerja praktek kegiatan yang

dilakukan oleh mahasiswa adalah:

a. Mengenali ruang lingkupperusahaan

b. Mengikuti proses kerja di perusahaan secara kontinyu

c. Melakukan dan mengerjakan tugas yang diberikan oleh atasan, supervisor

atau pembimbing lapangan

d. Mengamati perilaku sistem

e. Menyusun laporan dalam bentuk tertulis

f. Melaksanakan ujian kerja praktek

1.2. Tujuan Kerja Praktek

Hal-hal yang ingin dicapai melalui pelaksanaan Kerja Praktek ini adalah :

1. Melatih kedisiplinan.

2. Melatih kemampuan berinteraksi dengan bawahan, rekan kerja, dan atasan

dalam perusahaan.

3. Melatih kemampuan untuk beradaptasi dengan lingkungan kerja.

Page 11: LAPORAN KERJA PRAKTEK DI DEPARTEMEN HSE PT. … · KATA PENGANTAR Puji dan syukur ... lebih dekat mengenai dunia Industri Perminyakan dan dapat dijadikan referensi untuk dunia pendidikan

2

4. Mengamati secara langsung aktivitas perusahaan dalam berproduksi dan

menjalankan bisnis.

5. Melengkapi teori yang diperoleh di perkuliahan dengan praktek yang ada di

perusahaan.

6. Mendapatkan pengalaman kerja di dunia industri.

7. Menambah wawasan mengenai sistem produksi dan sistem bisnis.

1.3. Tempat dan Waktu Pelaksanaan Kerja Praktek

Kegiatan Kerja Praktek ini dilaksanakan selama 30 hari kerja, yaitu dimulai sejak

17 April 2017 sampai dengan 2 Juni 2017. Tempat pelaksanaan Kerja Praktek ini

adalah PT. Pertamina RU VI Balongan. Selama pelaksanaan Kerja Praktek ini,

Penulis ditempatkan di Fungsi Health, Safety and Environment bagian

Environment.

Page 12: LAPORAN KERJA PRAKTEK DI DEPARTEMEN HSE PT. … · KATA PENGANTAR Puji dan syukur ... lebih dekat mengenai dunia Industri Perminyakan dan dapat dijadikan referensi untuk dunia pendidikan

3

BAB 2

TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

2.1. Sejarah Perusahaan

PT. Pertamina (Persero) Refinery Unit VI Balongan merupakan kilang keenam

dari tujuh kilang direktorat pengolahan PT. Pertamina (persero) dengan kegiatan

bisnis utamanya adalah mengolah minyak mentah (crude oil) menjadi bentuk-

bentuk BBM (Bahan Bakar Minyak), non-BBM dan Petrokimia. Refinery Unit VI

Balongan mulai beroperasi sejak tahun 1994. Kilang ini berlokasi di kabupaten

Indramayu, provinsi Jawa Barat, sekitar ±200 KM arah timur Jakarta, dengan

wilayah operasi Balongan, Mundu dan Salam Darma.

Dalam kaitan upaya mengamankan kebijakan nasional di bidang energy,

keberadaan kilang Balongan mempunyai makna yang besar, tidak hanya bagi

PT. Pertamina tetapi juga bagi negara. Di satu pihak, ini dapat meningkatkan

kapasitas pengolahan di dalam negeri yang masih sangat dibutuhkan, di lain

pihak ini juga dapat mengatasi kendala sulitnya mengekspor beberapa jenis

minyak di dalam negeri dengan mengolahnya di kilang minyak dalam negeri.

Keberadaan kilang Balongan ini juga merupakan langkah proaktif PT. Pertamina

untuk dapat memanfaatkan peluang ekspor minyak ke mancanegara terutama

kawasan Asia Pasifik. Dari studi kelayakan yang dilakukan, pembangunan kilang

Balongan diadakan dengan sasaran antara lain :

1. Solusi kebutuhan BBM dalam negeri, terutama Jakarta dan sekitarnya.

2. Peningkatan nilai tambah dengan memanfaatkan peluang ekspor.

3. Memecahkan kesulitan pemasaran minyak mentah jenis duri.

4. Pengembangan daerah.

PT. Pertamina (Persero) RU – VI balongan mulai dibangun pada tahun 1990

dengan nama proyek Export Oriented Refinery-I (EXOR-I) yang memiliki tujuan

utama meningkatkan pendapatan negara melalui kegiatan ekspor migas dan

non-migas sesuai dengan kebijakan pemerintah. Produk hasil pengolahan ini

Page 13: LAPORAN KERJA PRAKTEK DI DEPARTEMEN HSE PT. … · KATA PENGANTAR Puji dan syukur ... lebih dekat mengenai dunia Industri Perminyakan dan dapat dijadikan referensi untuk dunia pendidikan

4

pada awalnya diekspor ke Jepang dan Asia Pasifik dengan jumlah produk

mencapai 50% dari hasil produksi, sedangkan sisanya diproyeksikan untuk

memenuhi kebutuhan BBM dalam negeri di masa mendatang.

Pemilihan lokasi proyeksi EXOR-I di Indramayu didasarkan atas pertimbangan

dampak terhadap lingkungan ang relative lebih kecil dibandingkan dengan

daerah lain, seperti Jawa Timur, Jawa Barat, dan Nusa Tenggara Barat. Selain

itu, pemilihan lokasi juga didasari pertimbangan terhadap aspek ekonomi, social,

dan keamanan ketersediaan BBM sesuai dengan Surat Kementrian Lingkungan

Hidup dan Surat Mentri Pertahanan dan Keamanan No. K/152/M/IV/1989 tanggal

28 April 1989. Berikut adalah beberapa pertimbangan lain dalam pemilihan

proyek EXOR-I :

1. Tersedianya lahan yang cukup, berupa bekas lahan pertanian tadah

hujan dan tambak yang tidak produktif lagi serta dekat dengan jalan raya.

2. Dekat dengan sumber air, yaitu Waduk Salam Darma. Penyaluran air ke

kilang dilakukan dengan menggunakan sistem perpipaan dan

dimanfaatkan untuk menjalankan unit-unit proses produksi.

3. Tersedia sumber gas alam yang dibutuhkan untuk bahan bakar dan

bahan baku dari Operasi Hulu Jawa bagian Barat, karang Ampel, sebesar

18 MMSCFD.

4. Tersedianya saran milik PT. Pertamina (Persero) di sekitar lokasi yang

dapat dimanfaatkanm seprti pelabuhan khusus, tangki crude oil dan

beberapa unit lainnya.

5. Kemudahan transportasi laut untuk impor bahan baku dan ekspor bahan

bakar gas dalam bentuk LPG, belerang dan produk lainnya.

6. Kemudahan mobilisasi tenaga kerja proyek yang terampil karena dekat

dengan kawasan industry Cilacap, Cikampek, dan Cilegon.

Pembangunan proyek EXOR-I dimulai tanggal 1 September 1990 berdasarkan

kesepakatan EPC antara PT. Pertamina dengan konsorsium JGC. Peresmian

awal pembangunan ditandai dengan pemasangan tiang pancang pertama oleh

Direktor Pengolahan PT. Pertamina, Ir. Tabrani Ismail. Selanjutnya, proses

pembangunan proyek ini berlangsung selama 51 bulan dan berakhir pada

Page 14: LAPORAN KERJA PRAKTEK DI DEPARTEMEN HSE PT. … · KATA PENGANTAR Puji dan syukur ... lebih dekat mengenai dunia Industri Perminyakan dan dapat dijadikan referensi untuk dunia pendidikan

5

tanggal 30 November 1994, ditandai dengan diterimanya hasil pelaksanaan

kegiatan pendukung seluruh fasilitas untuk uji coba operasional.

Kilang EXOR-I didesain dengan kapasitas 12.500 BPSD yang mengolah

campuran minyak mentah Duri dan Minas dengan rasio 80% Duri dan 20%

Minas. Produk yang dihasilkan meliputi motor gasoline, ADO, IDO, kerosene,

decan oil, LPG, propylene, dan sulphur. Produk BBM PT. Pertamina (Persero)

RU – VI Balongan memberikan kontribusi sebesar 12,5% terhadap pemenuhan

kebutuhan BBM nasional, khusus untuk Premium (motor gasoline, RON-88)

memberikan kontribusi 26% kebutuhan BBM nasional.

Salah satu keunggulan komparatif yang dimiliki PT. Pertamina (Persero) RU – VI

Balongan adalah digunakannya teknologi yang bersifat efisien untuk pengolahan

minyak tingkat lanjut (secondary processing) yaitu unit RCC (Residue Catalyc

Cracking) yang direkayasa oelh Universal Oil Product, dan Amine Treatment Unit

serta Sulphur Plant oleh JGC. Dengan beroperasinya PT. Pertamina (Persero)

RU VI Balongan maka pada masa depan akan memberikan prospek bagi :

1. Pertumbuhan operasi hilir yang berada di sekitar kilang akan berdampak

pada operasi kilang.

2. Pengolahan minyak mentah hasil produksi dari Laut Jawa dan sekitarnya.

3. Adanya master plan sistem perpipaan untuk distribusi Pulau Jawa.

2.2 Struktur Organisasi

PT. Pertamina (Persero) RU – VI Balongan dalam melaksanakan tuga

dan tanggung jawab di bawah General Manager sebagai manajemen teratas

yang bertanggung jawab langsung kepada Direktorat Pengolahan. Struktur

Organisasinya disusun berdasarkan Surat Keputusan Direktur Utama PT.

Pertamina (Persero) No. Kpts-03/E00000/2011-SO. Bentuk organisasi tersebut

dibuat secara hirarki vertical dari mulai General Manager sampai dengan level

Section Head. Sistem ini memudahkan komunikasi internal dan pembagian tugas

serta tanggung jawab sesuai dengan tingkat jabatan.

Page 15: LAPORAN KERJA PRAKTEK DI DEPARTEMEN HSE PT. … · KATA PENGANTAR Puji dan syukur ... lebih dekat mengenai dunia Industri Perminyakan dan dapat dijadikan referensi untuk dunia pendidikan

6

Dalam mengaktualisasikan rencana-rencana untuk pencapaian tujuan

perusahaan General Manager RU VI Balongan membawahi beberapa bidang

seperti yang dijabarkan pada struktur organisasi berikut.

Struktur Organisasi PT. Pertamina (Persero) RU-VI Balongan terbagi atas

beberapa bidang yang mempunyai tugas/ fungsi dan tanggung jawab masing-

masing, yaitu :

a. Bidang Perencanaan dan Perekonomian

Berfungsi untuk memonitoring, mengkoordinir agar terlaksananya

ketersediaan minyak mentah menjadi produk BBM dan non-BBM.

b. Bidang Engineering dan Pengembangan

Berfungsi mengevaluasi, menganalisa serta melakukan penelitian dan

pengembangan untuk kehandalan operasi kilang.

c. Bidang keuangan

Mempunyai fungsi dalam pengelolaan pelaksanaan tata usaha keuangan

dalam rangka menunjang kegiatan operasional Unit Pengolahan VI.

d. Bidang Sumber Daya Manusia

Berfungsi menunjang kelancaran operasi dalam hal perencanaan dan

pengembangan, pembinaan, mutasi, remunerasi dan rekrutasi, hubungan

industrial dan kesehatana pekerja, mengatur organisasi serta mengatur

pola hidup sehat.

e. Bidang Sistem Informasi dan Komunikasi

Berfungsi menyelenggarakan komunikasi interen dan exteren kilang

sehingga informasi yang dibutuhkan segera didapat.

f. Bidang Jasadan Sarana Umum

Berfungsi dalam pengelolaan, pengawasan dan pengendalian atas

penerimaan, pengadaan, jasa angkutan alat ringan dan berat serta

kelancaran jasa perkantoran dan jasa perumahan Unit Pengolahan VI

serta distribusi material yang dibutuhkan bagi keperluan kegiatan

operasional kilang.

g. Bidang Lingkungan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (LKKK)

Mempunyai fungsi dalam penyelenggaraan kegiatan keselamatan kerja,

pengendalian kebakaran dan pencemaran lingkungan.

h. Bidang Umum

Page 16: LAPORAN KERJA PRAKTEK DI DEPARTEMEN HSE PT. … · KATA PENGANTAR Puji dan syukur ... lebih dekat mengenai dunia Industri Perminyakan dan dapat dijadikan referensi untuk dunia pendidikan

7

Berfungsi menunjang kegiatan operasi meliputi pelayanan hukun,

keamanan,fasilitas kesehatan kepada karyawan dan keluarganya serta

menjadi perantara hubungan perushaan dan masyarakat sekitarnya.

i. Bidang Kilang

Berfungsi melaksanakan kegiatan pengolahan minyak mentah menjadi

produk BBM dan non-BBM secara efektif dan efisien sesuai dengan

rencana kerja.

j. Bidang Jasa dana Pemeliharaan Kilang

Berfungsi melaksanakan kegiatan pemeliharaan kilang baik preventive

maupun pencegahan untuk keandalan kilang secara efektif dan efisien

sesuai rencana kerja.

Gambar 2.1 Struktur Organisasi PT. Pertamina (Persero) RU-VI Balongan

2.3 Visi, Misi dan Tujuan PT. Pertamina (Persero) RU-VI Balongan

Page 17: LAPORAN KERJA PRAKTEK DI DEPARTEMEN HSE PT. … · KATA PENGANTAR Puji dan syukur ... lebih dekat mengenai dunia Industri Perminyakan dan dapat dijadikan referensi untuk dunia pendidikan

8

Visi :

“Menjadi kilang terkemuka di Asia tahun 2025”

Misi :

1. Mengolah Crude dan Naphta untuk memproduksi BBM, BBK,

Residu, dan NBBM dan Petkim secara tepat jumlah, mutu,

waktu, dan berorientasi laba serta berdaya saing tinggi untuk

memenuhi kebutuhan pasar.

2. Mengoperasikan kilang yang berteknologi maju dan terpadu

secara aman, handal, efisien, dan berwawasan lingkungan.

3. Mengelola asset RU-VI Balongan secara profesional yang

didukung oleh sistem manajemen yang tangguh berdasarkan

semangat kebersamaan, keterbukaan, dan prinsip saling

menguntungkan.

Tujuan dari PT. Pertamina (Persero) RU-VI Balongan

1. Menyelesaikan permasalahan pemasaran minyak mentah (crude oil)

Duri dan Minas.

2. Mengantisipasi kebutuhan produk BBM nasional (terutama daerah

DKI Jakarta, Jawa Barat dan sekitarnya), regional, dan internasional.

3. Menghasilkan produk dengan nilai tambah tinggi.

4. Pengembangan daerah.

2.4 Sumber Daya Manusia

2.4.1 Ketenaga Kerjaan

Sistem yang diterapkan adalah sistem Pegawai Negeri Sipil, dimana pegawainya

akan mendapat jaminan pensiunan. Jamkerja yang berlaku adalah sebagai

berikut :

a. Shift I (day) : pukul 08.00 – 16.00 WIB

b. Shift II (swing) : pukul 16.00 – 24.00 WIB

c. Shift III (night) : pukul 24.00 – 08.00 WIB

Pembagian shift digunakan untuk tempat-ttempat khusus yang memerlukan

keerja rutin 24 jam. Jam kerja shift 8 jam per hari, sehingga pergantian shift

dilakukan 3 kali sehari. Pegawai mendapatkan libur 2 hari dalam 7 hari. Untuk

Page 18: LAPORAN KERJA PRAKTEK DI DEPARTEMEN HSE PT. … · KATA PENGANTAR Puji dan syukur ... lebih dekat mengenai dunia Industri Perminyakan dan dapat dijadikan referensi untuk dunia pendidikan

9

bagian reguler, jam kerjanya mengikuti pegawai negeri, yaitu pukul 07.00 – 16.00

WIB untuk 5 hari kerja dalam 1 minggu. Jam erjanya adalah sebagai berikut :

a. Senin – Kamis : 07.00 – 16.00 WIB

b. Istirahat : 11.30 – 12.30 WIB

c. Jumat : 07.00 – 16.00 WIB

d. Istirahat : 11.30 – 13.00 WIB

Untuk sistem upah yang berlaku bagi karyawan adalah sistem upah pegawai

negeri yaitu gaji pokok berdasarkan golongan. Jam kerja selama 1 minggu

adalah 40 jam dan selebihnya dihitung lembur. Perhitungan lembur untuk 1 hari

biasanya 1,5 kali jam kerja. Sedangkan pada hari libur atau hari besar adalah 2

kali jam kerja.

2.5 Sarana dan Prasarana

Kilang minyak PT. Pertamina (Persero) RU – VI Balongan membangun unit-unit

produksi dalam kegiatan proses produksi BBM dan produk-produk unggulan

lainnya, seperti yang terlihat pada Tabel 2.1 berikut.

Unit Proses Kapasitas

CDU (Crude Distillation Unit)

ARHDM (Atmospheric Residu Hydroematalizer)

RCC (Residu Catalytic Cracker)

GO HTU (Gas Oil Hydro Treating Unit)

CAT, COND

LCO HTU (Light Cycle Oil Hydro Treating Unit)

H2 PLANT

AMINE SWS (Sour Water System)

SULFUR PLANT

125.000 BPSD

58.000 BPSD

83.000 BPSD

32.000 BPSD

13.000 BPSD

15.000 BPSD

76.000 MMSCFD

30 ton/hari

Tabel 2.1 Unit Proses PT. Pertamina (Persero) RU VI Balongan

Page 19: LAPORAN KERJA PRAKTEK DI DEPARTEMEN HSE PT. … · KATA PENGANTAR Puji dan syukur ... lebih dekat mengenai dunia Industri Perminyakan dan dapat dijadikan referensi untuk dunia pendidikan

10

Beberapa kebutuhan dasar operasi kilang seperti air, listrik, stem, angina,

bertekanan, dan nitrogen dihasilkan di unit utilities. Air dan listrik disamping untuk

kepentingan kilang, juga digunakan bagi perumahan dan perkantoran. Tabel 2.2

memperlihatkan unit utilities yang dimiliki oleh PT. Pertamina (Persero) RU – VI

Balongan.

Unit Proses Kapasitas

Water Intake Facility (WIF) Salam Darma

Steam Turbin Generator (STG)

Emergency Generator

Steam Boiler

Cooling Water

Instrument Air

Nitrogen Plant

22 MW x 5

3 MW

115 ton/jam x 9

47.000 ton/jam

6300 NM3/jam

7400 NM3/jam

Tabel 2.2 Unit Utilities PT. Pertamina (Persero) RU – VI Balongan

Page 20: LAPORAN KERJA PRAKTEK DI DEPARTEMEN HSE PT. … · KATA PENGANTAR Puji dan syukur ... lebih dekat mengenai dunia Industri Perminyakan dan dapat dijadikan referensi untuk dunia pendidikan

11

BAB 3

TINJAUAN SISTEM PERUSAHAAN

3.1. Proses Bisnis Perusahaan

Fungsi HSE RU – VI Balongan merupakan bagian dari struktur organisasi

Refinery Unit VI Balongan, sehingga HSE Manager bertanggung jawab langsung

kepada General Manager Refinery Unit VI Balogan. Penyusunan struktur

organisasi HSE RU – VI Balongan beerdasarkan Surat Keputusan Direktur

Utama membawahi empat Section Head, yakni Environmental, Occupation

Health, Safety dan Fire and Insurance. Selanjutnya masing-masing Section Head

membawahi jabatan Senior Supervisor sampai ke tingkat Supervisor dan HSE

Manager sesuai dengan tugas serta tanggung jawabnya.

Pembentukan struktur organisasi HSE RU – VI Balongan memiliki visi, yaitu

penerapan safety, pencegahan kebakaran dan pencegahan pencemaran

lingkungan adalah tanggung jawab seluruh pekerja, mitra kerja dan kontraktor

atau tamu perusahaan guna mewujudkan kelestarian ekosistem dan keunggulan

produksi kilang yang kompetitif. Sementara, misinya adalah sebagai sumbr dari

keahlian dan pengetahuan, menerbitkan kebijakan atau prosedur dalam sistem

manajemen yang saling terkait dengan bidang lainnya, melaksanakan training

atau pembinaan terhdap seluruh pekerja, mitra kerja dan kontraktor agar

mengintegrasikan kebijakan K3, Prosedur, Praktek Kerja Aman dalam tugas

sehari-hari untuk mencegah atau mengurangi terjadinya kecelakaan kebakaran,

pencemaran lingkungan dalam mewujudkan produksi kilang yang aman, efisien

dan ramah lingkungan.

Page 21: LAPORAN KERJA PRAKTEK DI DEPARTEMEN HSE PT. … · KATA PENGANTAR Puji dan syukur ... lebih dekat mengenai dunia Industri Perminyakan dan dapat dijadikan referensi untuk dunia pendidikan

12

Gambar 3.1 Struktur Organisasi HSE PT. Pertamina (Persero) RU VI Balongan

3.2. Tugas dan Fungsi HSE PT. Pertamina (Persero) RU – VI Balongan

Sesuai dengan fungsi kegiatan operasional HSE di PT. Pertamina (Persero) RU

VI balongan, mencakup penyelenggaraan kegiatan keselamatan kerja,

kesehatan kerja, pengendalian kebakaran dan pencemaran lingkungan serta

pembudayaan kesadaran aspek HSE bagi seluruh pekerja di lingkungan PT.

Pertamina (Persero) RU – VI Balongan.

Tugas pokok HSE PT. Pertamina (Persero) Refinery Unit VI Balongan, yaitu:

1. Merumuskan dan mengusulkan pengembangan Kebijakan Perusahaan

mengenai Aspek HSE pada General Manager RU VI serta mengelola

Manager HSE

Section Head

Environment Section Head Safety

Section Head

Occupational

Health

Section Head Fire

and Insurance

Senior Supervisor

Environment

Monitoring Waste

Management

Senior Supervisor

PROPER, ISO, REG

and ADM

JR. Engineer II HSE

JR. Engineer I HSE

JR. Officer ISO

System & PROPER

JR. Officer

Regulation

Compliance

Page 22: LAPORAN KERJA PRAKTEK DI DEPARTEMEN HSE PT. … · KATA PENGANTAR Puji dan syukur ... lebih dekat mengenai dunia Industri Perminyakan dan dapat dijadikan referensi untuk dunia pendidikan

13

penerapannya di semua daerah operasi RU VI serta mengelola

penerapannya di semua daerah operasi RU VI sgar menjadi landasan

kerjayang kuat untuk kehandalan operasi kilang.

2. Memimpin, mengorganisir dan menetapkan kegiatan, sasaran kerja serta

pengembangan STK Fungsi HSE untuk menjamin kelancaran

pelaksanaannya.

3. Mengkoordinir, merumuskan, mengevaluasi, mengendalikan serta

memimpin strategi pencegahan dan penanggulangan kejadian dan

keadaan darurat untuk menjamin penanganan yang tepat, ceat dan aman

sehingga data menekan kerugian perusahaan.

4. Merumuskan dan mengusulkan pelaksanaan bisnis Aspek HSE guna

memperoleh income perusahaan.

5. Mempunyai tanggung jawab terhadap pengelolaan limbah B3, limbah cair

dan emisi udara untuk menjalankan tingkat kepatuhan terhadap regulasi

yang berlaku.

3.2.1 Occupational Health Section

Tugas pokok Occupational Health, yaitu:

a. Memimpin, merencanakan, mengarahkan, mengkoordinasikan dan

mengendalikan serta mengimplementasikan kegiatan Industrial

Hygiene dan Occupational Health Control yang mencakup usulan

Rencana Keja & Anggaran Perusahaan (RKAP), mengkoordinir

usulan ABI dan melaksanakan pengkoordinasian distribusi dan

realisasi ABO, sesuai dengan perundangan atau peraturan

pemerintah dan perusahaan.

b. Mengkoordinasikan data pengawasan dan pengukuran dan

monitoring lingkungan kerja dan sanitary untuk tercapainya kondisi

operasional perusahaan yang aman dan nyaman.

c. Membangun hubungan kerja dengan fungsi atau bagian terkait di RU

VI dalam memberikan pembinaan dan pengawasan terhadap

lingkungan kerja yang berpotensi terhadap Hazard Physic, kimia,

biologi, ergonomic, dan Phsycology sehingga dapat dilakukan

pencegahan dan pengobatan terhadap penyakit umum dan Penyakit

Akibat Kerja (PAK).

Page 23: LAPORAN KERJA PRAKTEK DI DEPARTEMEN HSE PT. … · KATA PENGANTAR Puji dan syukur ... lebih dekat mengenai dunia Industri Perminyakan dan dapat dijadikan referensi untuk dunia pendidikan

14

3.2.2 Safety Section

Tugas pokok Safety Section,yaitu :

a. Mengkoordinir,mengatur, mengontrol, kegiatan yang berkaitan

dengan aspek safety guna meminimalkan resiko diproses kilang.

b. Mengarahkan dan mengontrol pelaksanaan identifikasi, evaluasi, dan

analisis bahaya proses.

c. Mengatur dan mengarahkan pelaksanaan program Safety Award

untuk memotivasi Section dan pekerja dalam penerapan keselamatan

kerja.

d. Sebagai sekretaris pelaksanaan investigasi yang berkaitan dengan

kecelakaan kerja.

e. Mengkoordinir dalam upaya tindakan antisipasi atau pencegahan

terhadap kondisi keadaan darurat sehingga tidak terjadi kecelakaan

kerja.

f. Mengevaluasi, mengatur, mengarahkan pelaksanaan Safety Walk and

Talk (SWAT) dan Management Walk Through (MWT) Pertamina

Pusat.

g. Melakukan aktifitas yang berkaitan dengan peningkatan mutu, berupa

Continous Improvement melalui Nearmiss, suggestion System, Gugus

Kendali Mutu, dan Proyek Kendali Mutu perihal kesisteman HSE.

3.2.3 Environment Section

Tugas pokok Environment Section, yaitu :

a. Merencanakan, mengkoordinasikan, mengevaluasi, memperbaharui,

mengembangkan, mengawasi dan mereview implementasi SML,

sehingga memenuhi standard pemenuhan ISO 14001-2004.

b. Mengkoordinasikan, merencanakan, menganalisa, serta

mengevaluasi kegiatan target penurunan kadar masing-masing

parameter limbah cair, padat dan udara sampai dibawah Baku Mutu

Lingkungan dan Program Waste Minimization/Reduction.

c. Melakukan koordinasi dan evaluasi kegiatan Management Review

dalam proses dan strategi pencapaian PROPER peringkat terbaik.

d. Melaksanakan koordinasi dengan lembaga profesi di bidang

lingkungan, institusi pendidikan dan instansi atau badan organisasi

terkait lainnya dalam usaha penyusunan, revisi dan evaluasi AMDAL,

Page 24: LAPORAN KERJA PRAKTEK DI DEPARTEMEN HSE PT. … · KATA PENGANTAR Puji dan syukur ... lebih dekat mengenai dunia Industri Perminyakan dan dapat dijadikan referensi untuk dunia pendidikan

15

RKL & RPL RU VI Balongan serta mengusulkan dan membuat

estimasi studi kajian.

3.2.4 Fire & Insurance Section

Tugas pokok Fire & Insrance Section, yaitu :

a. Mengkoordinir pelaksanaan penganggulangan kebakaran dan

kejadian keadaan darurat guna kelancaran penanggulangan secara

aman dan efektif.

b. Mengkoordinir dan mengarahkan atau mengatur pelaksanaan

investigasi kejadian kebakaran dan keadaan darurat guna

mendapatkan penyebab dan digunakan sebagai data untuk usaha

pencegahan melalui pembelajaran (lesson learned).

c. Mengkoordinir, mengarahkan, mengontrol atau monitoring

pelaksanaan dan Rencana Tindak Lanjut (RTL) rekomendasi dari

pihak asuransi yang dilakukan oleh HSE, Engineering, Maintenance,

Production, Human Resource, General Affairs, Information &

Technology, Financial, dan Marine guna pencapaian status complete

selanjutnya berupaya melalui untuk mencegah terulangnya temuan

dan meminimasi kumulatif temuan baru.

d. Mengkoordinir, merencanakan, mengatur dan mengarahkan kegiatan

pelatihan dalam peluang bisnis aspek HSE agar pelaksanaan

pelatihan dalam peluang bisnis aspek HSE agar pelaksanaan

pelatihan dapat berjalan dengan efisien dan efektif.

e. Mengkoordinir, merencanakan, mengatur dan mengarahkan

pelaksanaan PM/PdM terhadap sarana atau peralatan

Penanggulangan Kebakaran (PK) agar tercapai kesiapan operasional

dengan performance sesuai standard serta Basic DesignI, meliputi

Main Pump, Fire Truck, Fire Protection System di area proses, tangki

penimbun, gedung serta perumahan.

f. Mengkoordinir, merencanakan, mengatur dan mengontrol program

anggaran pemeliharaan dan pengadaan sarana peralatan serta

material agar terpenuhi stock in hand (minimum requirement) yang

meliputi : Alat Pelindung Diri,Safety Equipment untuk Confined Space,

Safety Instrument, Spare Part sarana penganggulangan kebakran,

sarana penanggulangan pencemaran.

Page 25: LAPORAN KERJA PRAKTEK DI DEPARTEMEN HSE PT. … · KATA PENGANTAR Puji dan syukur ... lebih dekat mengenai dunia Industri Perminyakan dan dapat dijadikan referensi untuk dunia pendidikan

16

g. Mengkoordinir dan meneliti dokumen pekerjaan kontrak dan

monitoring pelaksanaan kontrak sesuai jadwal dan scope pekerjaan

guna mencegah tidak terjadi kerja tambah atau kerja kurang serta

menunjang operasi Fire & Insurance Section.

h. Mengkoordinir dan mengendalikan aktivitas yang berkaitan dengan

peningkatan mutu, berupa Continuous Improvement melalui Near

Miss, Suggestion System, Gugus Kendali Mutu dan Proyek Kendali

Mutu Perihal Kesisteman HSE.

3.3. Produk PT. Pertamina (Persero) RU – VI Balongan

Produk yang dihasilkan kilang PT. Pertamina (Persero) RU VI Balongan dibagi

menjadi 5 macam, yaitu :

1. Bahan Bakar Minyak (BBM)

Produk bahan bakar minyak terdiri atas :

a. Premium, memiliki angka oktan minimal 88 yang biasanya digunakan

sebagai bensin untuk bahan bakar bensin.

b. Kerosine, merupakan cairan hidrokarbon.

2. Bahan Bakar Khusus (BBK)

Produk bahan bakar khusus terdiri atas :

a. Pertamax, memiliki angka oktan minimal 92 dan merupakan bahan

bakar yang mampu menjaga mesin selalu tetap bersih dan membuat

kinerja mesin lebih lama.

b. Pertamax Plus, memiliki angka oktan minimal 95. Jenis ini disarankan

digunakan sebagai bahan bakar mesin kendaraan tahun 1992 keatas

(memiliki compression ratio yang tinggi).

c. Pertamina DEX (Diesel Environment Extra), menghasilkan emisi gas

buang yang lebih bersih dan memiliki Catane Index 51 serta Sulphur

Contain <= 300 ppm.

3. Non-Bahan Bakar Minyak (NBBM)

Produk non-bahan bakar minyak terdiri atas :

a. Propylene, digunakan untuk bahan pembuat kosmetik, plastic

(gelas/botol), ban.

b. Liquefied Petroleum Gas (LPG), digunakan sebagai bahan bakar

untuk memasak, penerangan, water heater, gas stoves, dan rice

cooker.

Page 26: LAPORAN KERJA PRAKTEK DI DEPARTEMEN HSE PT. … · KATA PENGANTAR Puji dan syukur ... lebih dekat mengenai dunia Industri Perminyakan dan dapat dijadikan referensi untuk dunia pendidikan

17

c. Minasol

4. Lain-lain

Produk lain-lain terdiri atas :

a. High Octan Mogas Component (HOMC), merupakan produk

intermedia (setengah jadi) yang digunakan kembali untuk melakukan

proses produksi produk lainnya.

b. Decant Oil, digunakan sebagai bahan bakar turbin atau boiler.

5. Refinery Fuel (RF)

Produk RF terdiri atas :

a. RF Oil

b. RF Gas

c. Lean Gas

3.4. Proses Produksi

Secara umum, proses produksi di PT. Pertamina (Persero) RU VI Balongan

terbagi menjadi tiga bagian, yaitu :

1. Unit Proses Utama

2. Kilang Langit Biru Balongan/KLBB

3. Unit Proses Pendukung

Berikut adalah penjelasan mengenai bagian proses tersebut :

1. Unit Proses Utama

a. CDU (Crude Distillation Unit)

Unit 11 yaitu CDU merupakan primary processing, yang didesain

untuk mengolah 125.000 BPSD (Barrel Stream per Day). Pada unit ini

komposisi desain crude untuk oengolahan adalah 80% Duri dan 20%

Minas. Seiring berjalannya waktu, kuantitas dari Minas dan Duri

semakin menurun sehingga harus disubstitusi dengan crude lainnya

seperti Banyu Urip, Tiung Biru, Azeri, dan lain sebagainya. Oleh

karena itu, komposisi tersebut diubah menjadi 50% Duri dan 50%

gabungan crude pengganti Minas. CDU memisahkan minyak mentah

menjadi beberapa produk melalui proses pemisahan fisik berdasarkan

perbedaan titik didih dengan proses yang dikenal sebagai distilasi.

Produk yang dihasilkan adalah Straigh Run Naphta, Kerosine, Gasoil,

dan Atmospheric Residue (AR).

Page 27: LAPORAN KERJA PRAKTEK DI DEPARTEMEN HSE PT. … · KATA PENGANTAR Puji dan syukur ... lebih dekat mengenai dunia Industri Perminyakan dan dapat dijadikan referensi untuk dunia pendidikan

18

b. ARHDM (Atmospheric Residue Hydrometallization)

ARHDM merupakan unti untuk mengolah Atmospheric Residue (AR)

dari CDU yang mengandung metal (Ni, V) serta karbon (MCR) dalam

jumlah yang tinggi, menjadi DMAR mengandung metal (Ni, V) dan

karbon (MCR) dalam jumlah yang kecil. ARHDM dirancang untuk

mengolah AR keluaran dari CDU sebesar 58.000 BPSD.

c. RCC (Residue Catalytic Cracker)

RCC meruoakan secondary processing dengan kapasitas 83 BPSD

(505.408 T/H) merupakan salah satu unit RCC yang terbesar di dunia.

Unit ini didesain untuk mengolah Treated Residue (DMAR) dari

ARHDM dan Atmospheric Residue (AR) dari CDU dengan bantuan

katalis. Produk yang dihasilkan dari unit RCC ini merupakan produk

dengan nilai ekonomi yang tinggi seperti LPG, Propylene,

Polygasoline (mogas dengan RON 88), Naphta (RON 92), Light Cycle

Oil (LCO), serta Decant Oil (DCO).

d. GO-HTU (Gas Oil Hydrotreater)

GO-HTU merupakan unit untuk mengolah gas oil yang tidak stabil dan

korosif karena mengandung sulfur dan nitrogen menjadi gas oil yang

memenuhi ketentuan pasar, dengan bantuan katalis dan hidrogen.

Kapasitas GO-HTU yaitu 32.000 BPSD.

e. UGP (Unsaturated Gas Plant)

Unsaturated Gas Plant (UGP) berfungsi untuk memisahkan produk

Overhead Main Column RCC unit (15-C-101) menjadi Stabilized

Gasoline, LPG, dan Non Condensable Lean Gas.

f. LPG Treater

LPG Treater dirancang untuk membersihkan Mixed RCC LPG

sebanyak 22.500 BPSD yang mengandung 30 ppm wt H2S dan 65

ppm wt merkaptan sulfur.

g. PRU (Propylene Recoery Unit)

PRU berfungsi untuk memisahkan dan memproses LPG dari

Unsaturated Gas Plant (UGP) sebagai downstream RCC guna

mendapatkan produk propylene dengan kemurnian tinggi, yang dapat

dipakai sebagai Feed Polypropylene Unit.

h. CCU (Catalytic Condensation Unit)

Page 28: LAPORAN KERJA PRAKTEK DI DEPARTEMEN HSE PT. … · KATA PENGANTAR Puji dan syukur ... lebih dekat mengenai dunia Industri Perminyakan dan dapat dijadikan referensi untuk dunia pendidikan

19

Catalytic Condensation Unit (CCU) didesain untuk mengolah mixed

butanes sebesar 13.000 BPSD dari RCC Complex, dengan dilengkapi

3 unit reactor yang dioperasikan secara parallel. Finished Product

CCU adalah Polygasoline beroktan tinggi serta butane.

i. LCO-HTU (Light Cycle Oil-Hydrotreater)

Light Cycle Oil-Hydrotreater (LCO-HTU) berfungsi untuk

menghilangkan sulfur dan nitrogen dari Untreated LCO tanpa

perubahan billing range yang berarti, agar produk yang dihasilkan

memenuhi persyaratan dan spesifikasi pemasaran.

j. H2 (Hydrogent Plant)

Hydrogen Plant (H2) merupakan plant yang dirancang untuk

memproduksi hidrogen (H2) dengan kemurnian minimal 99.9%

sejumlah 76 MMSCFD. Produk H2 tersebut kemudian disuplai ke

ARHDM, GO-HTU, dan LCO-HTU sebagai make-up H2 dalam proses

hidrogenasi.

k. Amine Treater

Amine Treater dirancang untuk mengolah sour gas serta untuk

menghilangkan kandungan H2S yang terikat dalam sour gas. Proses

yang dipakei adalah SHELL ADIP Process, yang menggunakan

larutan MDEA (Methyl Di-Ethanol Amine) sebagain larutan penyerap.

l. SWS (Sour Water Stripper)

Sour Water Stripper (SWS) mempunyai fungsi utama untuk

membersihkan air sisa proses (sour water) dari sisa minyak dan gas-

gas yang ada (khususnya NH3 dan H2S), sehingga air sisa proses

tersebut menjadi bersih (stripped water) dan dapat dipakai kembali

sebagai air proses.

m. Sulfur Plant

Sulfur Plant adalah unit untuk merecovery sulfur dari acid gas yang

dihasilkan Amine Treater (#23) dan H2S Stripper train no.1 SWS

(#24). Sulfur Plant terdiri dari suatu unit Claus untuk menghasilkan

sulfur, lalu diikuti dengan sulfur flaker dan fasilitas penyimpanan sulfur

padat.

2. Kilang Langit Biru Balongan (KLBB)

KLBB merupakan unit yang dibuat sebagai terobosan PT. Pertamina

(Persero) untuk mendukung program pemerintah menghapus

Page 29: LAPORAN KERJA PRAKTEK DI DEPARTEMEN HSE PT. … · KATA PENGANTAR Puji dan syukur ... lebih dekat mengenai dunia Industri Perminyakan dan dapat dijadikan referensi untuk dunia pendidikan

20

penggunaan timbal (Pb) pada bensin. Berikut ini adalah bagian-bagian

dari KLBB adalah:

a. NHT (Naphta Hydrotreater)

NHT didesain untuk mengolah 52.000 BPSD (345 m3/H) straight run

naphta yang sebagian besar diimpor dari beberapa Kilang Pertamina

(RU-III, RU-IV, RU-V) dengan menggunakan kapal dari kilang sendiri

(CDU 11)

b. Platformer

Platformer didesain untuk memproses heavy hydrotreated naphta

yang diterima dari unit proses NHT. Tujuan unit proses platformer

untuk menghasilkan aromatic dari naphta dan paraffin untuk

digunakan sebagai bahan bakar kendaraan bermotor (motor fuel),

dengan angka oktan yang tinggi (ON minimal 98).

c. Penex

Unit Penex merupakan unit yang bertujuan untuk melakukan proses

catalytic isomerization dari pentanes, hexanes, dan campuran dari

CCR Regeneration Process Unit.

3. Unit Proses Pendukung

a. Utilities

Unit utilities menyediakan beberapa kebutuhan utilities kilang seperti

air, listrik, steam, udara bertekanan, dan nitrogen. Unit ini dilengkpaki

dengan :

b. OM (Oil Movement)

Oil Movement merupakan unit yang melakukan proses akhir dari

proses pengolahan minyak sebelum dikirim ke bagian pemasaran

dalam negeri (PDN). Pada unit ini, semua minyak intermedia

(setengah matang) yang berasal dari unit HSC dan RCC. Selanjutnya

dilakukan proses blending terhadap minyak intermediate tersebut

untuk mengatur angka oktan yang sesuai dengan spesifikasi sehingga

dapat menghasilkan produk yang dapat dikirim ke bagian pemasaran

untuk selanjutnya dipasarkan ke konsumen. Unit OM melakukan

blending dan transfer produk jadi sesuai dengan order dari bagian

Supply Chain.

c. HSE (Health, Safety, and Environment)

Page 30: LAPORAN KERJA PRAKTEK DI DEPARTEMEN HSE PT. … · KATA PENGANTAR Puji dan syukur ... lebih dekat mengenai dunia Industri Perminyakan dan dapat dijadikan referensi untuk dunia pendidikan

21

Aspek keselamatan kerja dan lingkungan merupakanaspek yang

menjadi prioritas utama di RU VI Balongan dalam menjalankan

kegiatan inti bisnisnya. HSE sebagai salah satu fungsi yang terdapat

di RU VI Balongan menjalankan semua program dan kegiatan untuk

mencegah kerugian baik dari segi people, asset, environment,

maupun reputation. HSE dengan empat bagian dibawahnya, yaitu

Occupational Health, Safety, Environment dan Fire and Insurance

melakukan sinergi dalam mempertahankan zero accident dan zero

pollution mengikuti standard an sertifikasi dari OHSA 18001, ISO

14001, dan Manajemen Keselamatan Proses.

d. OPI (Operating Performance Improvement)

OPI adalah program yang merupakan hasil Breakthrough Project

(BTP) Direktorat Pengolahan untuk meningkatkan kualitas seluruh

aspek sistem operasi dengan menggunakan dua pendekatan, yaitu

pendekatan aspek Technical System dan Non-technical System yang

terintegrasi.

e. Laboratorium

Laboratorium merupakan tempat untuk menganalisa minyak mentah,

minyak intermediate (setengah jadi), ataupun minyak jadi. Analisa

tersebut akan dilakukan untuk mengetahui apakah minyak yang

dihasilkan telah memenuhi spesifikasi yang ditetapkan. Hasil analisa

lab kemudian menjadi masukan bagi unit-unit pengolahan minyak

dalam mengontrol proses pengolahan minyak. Analisa yang dilakukan

laboratorium ini bertujuan untuk mengontrol bahan baku.

f. LPG Mundu

Unit ini didesain untuk memproses natural gas sebesar 1000

KNm3/hari menjadi produk LPG.

3.5. Fasilitas Penunjang Produksi PT. Pertamina (Persero) RU VI Balongan

Fasilitas yang menunjang proses pengolahan di RU VI Balongan dijabarkan

sebagai berikut :

1. Storage Facilities/Storage Tank

Merupakan fasilitas berupa tangki yang digunakan untuk proses

penyimpanan bahan baku, produk setengah jadi, maupun produk jadi.

Page 31: LAPORAN KERJA PRAKTEK DI DEPARTEMEN HSE PT. … · KATA PENGANTAR Puji dan syukur ... lebih dekat mengenai dunia Industri Perminyakan dan dapat dijadikan referensi untuk dunia pendidikan

22

a. Tangki Bahan Baku

1) Crude, mengguakan tangki 42-T-101 A/B/C/DE/F/G, 102 A/B

2) Naphta KLBB, menggunakan tangki 42-T-107 A/B/C/D

b. Tangki Intermediate

1) Residue, menggunakan tangki 42-T-104 A/B, 105 A/B

2) Untr. GO, menggunakan tangki 42-T-103 A/B

3) Naphta, menggunakan tangki 42-T-201 A/B

c. Tangki Finished Product

1) Gasoline, menggunakan tangki 42-T-301 A ---- H, 205 A/B, 202

A/B

2) Solar, menggunakan tangki 42-T-303 A/B

3) Kerosine, menggunakan tangki 42-T-302 A/B

4) LPG, menggunakan tangki 42-T-403 A ---- D

5) Decant, menggunakan tangki 42-T-304 A/B, 305 A/B

6) Propylene, menggunakan tangki 402-T-404 A ---- H

2. Lifting Facilities

Merupakan fasilitas yang digunakan untuk mengangkut atau menyalurkan

bahan baku, produk setengah jadi, maupun produk jadi.

a. Single Pipe Morring (SPM)

1) Crude, LSWR Mix, dan Decant Oil menggunakan SPM 150.000 DWT

(deadweight tonnage)

2) Naphta, menggunakan SPM 35.000 DWT

3) HOMC, Premium, Pertamax, Pertamax Plus, menggunakan SPM

17.500 DWT

4) LPG dan Propylene, menggunakan jetty.

b. Truck, digunakan untuk mengangkut LPG, dan Pertadex (Pertamina

DEX).

c. Pipeline, digunakan untuk menyalurkan produk BBM, BBK, dan NBBM.

Page 32: LAPORAN KERJA PRAKTEK DI DEPARTEMEN HSE PT. … · KATA PENGANTAR Puji dan syukur ... lebih dekat mengenai dunia Industri Perminyakan dan dapat dijadikan referensi untuk dunia pendidikan

23

BAB 4

TINJAUAN PEKERJAAN MAHASISWA

4.1. Lingkup Pekerjaan

Mahasiswa melakukan kerja praktek di PT. Pertamina (Persero) RU-VI

Balongan yang berlokasi di jalan Raya Balongan km 9, Kecamatan

Balongan, Kabupaten Indramayu, Provinsi Jawa barat. Pada kerja praktek

ini, mahasiswa ditempatkan pada unit fungsi HSE (Health, Safety and

Environment) di bawah pembimbing lapangan Bp. Moch. Arifin selaku

Section Head Environment PT. Pertamina (Persero) RU – VI Balongan.

Bagian Environment bertugas dalam mengimplementasikan Sistem

Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) mulai dari

perencanaan, pengorganisasian, penerapan, dan pengawasan serta

pelaporannya.

4.2. Tanggung Jawab dan Wewenang dalam Pekerjaan

Tanggung jawab mahasiswa selama melakukan kerja praktek, yaitu :

a. Mempelajari tahapan proses dalam manajemen pergudangan HSE

b. Berkeliling lantai produksi untuk mengetahui lebih jelas mengenai

proses produksi dalam pengolahan minyak dan gas.

c. Ikut serta membantu melakukan suatu pekerjaan

Selama pelaksanaan kerja praktek, mahasiswa diberi wewenang oleh

pembimbing antara lain :

a. Diperbolehkan untuk mengamati langsung sistem produksi pada

semua bagian pada PT. Pertamina (Persero) RU VI Balongan.

b. Diperbolehkan membawa Laptop ke dalam kilang untuk menunjang

kegiatan kerja mahasiswa.

c. Diperbolehkan untuk mengambil data dan menggali informasi yang

dibutuhkan.

4.3. Metodologi Pelaksanaan Pekerjaan

Page 33: LAPORAN KERJA PRAKTEK DI DEPARTEMEN HSE PT. … · KATA PENGANTAR Puji dan syukur ... lebih dekat mengenai dunia Industri Perminyakan dan dapat dijadikan referensi untuk dunia pendidikan

24

Berikut merupakan langkah-langkah metodologi pelaksanaan pekerjaan

yang dapat dilihat pada diagram alir berikut :

Gambar 4.1. Diagram Alir Metodologi Pelaksanaan Pekerjaan

4.4. Hasil Pekerjaan

4.4.1. Rumusan Masalah

Dari hasil pengamatan yang dilakukan ingin diketahui :

1. Bagaimana implementasi manajemen persediaan Inventory Unit

Environment (HSE) dengan menggunakan metode Re-Order Point?

Page 34: LAPORAN KERJA PRAKTEK DI DEPARTEMEN HSE PT. … · KATA PENGANTAR Puji dan syukur ... lebih dekat mengenai dunia Industri Perminyakan dan dapat dijadikan referensi untuk dunia pendidikan

25

2. Faktor-faktor apa saja yang menyebabkan terjadinya kesalahan

dalam penjadwalan restock item sehingga menyebabkan menurunnya

tingkat kualitas manajemen persediaan di PT. Pertamina (Persero)

RU VI Balongan khususnya di Unit Environment (HSE).

4.4.2. Tujuan Pengamatan

Sesuai dengan rumusan masalah yang telah dikemukakan, maka tujuan

dari penelitian ini adalah :

1. Ingin menganalisis dan mengevaluasi pengimplementasian

pengendalian persediaan stock inventory di Unit Environment (HSE)

PT. Pertamina (Persero) RU-VI Balongan dengan menggunakan

metode Re-Order Point.

2. Mengetahui faktor-faktor penyebab terjadinya kekeliruan penjadwalan

restock item di inventory Unit Environment (HSE) PT. Pertamina

(Persero) RU-VI Balongan.

4.4.3. Dasar Teori

1. Perencanaan dan Pengendalian Bahan Baku

Perencanaan dan pengendalian bahan baku adalah aktivitas untuk

merencanakan pengadaan dan penggunaan bahan baku untuk

mengendalikan persediaan sehingga sasaran yang telah ditetapkan

dapat tercapai. Dari definisi tersebut, diketahui bahwa objek yang

dikendalikan adalah persediaan. Menurut Terry Hill (2000:103),

persediaan adalah salah satu unsur aktiva lancer yang paling aktif

dalam operasi perusahaan yang secara kontinu diperoleh, diubah,

dan dijual kembali. Oleh karena itu, penting sekali bagi suatu

perusahaan industri untuk mengendalikan persediaan bahan bakunya

agar proses produksi yang dilakukan dapat berjalan kontinu.

Dalam Mengendalikan persediaan bahan baku,terdapat beberapa

faktor yang berpengaruh. Semua faktor tersebut saling berkaitan

sehingga akan secara bersamaan mempengaruhi persediaan bahan

baku. Faktor-faktor tersebut terdiri atas :

Page 35: LAPORAN KERJA PRAKTEK DI DEPARTEMEN HSE PT. … · KATA PENGANTAR Puji dan syukur ... lebih dekat mengenai dunia Industri Perminyakan dan dapat dijadikan referensi untuk dunia pendidikan

26

1. Harga Bahan Baku

Faktor ini merupakan perhitungan seberapa besar dana yang

harus perusahaan sediakan untuk investasi dalam pengadaan

persediaan bahan baku.

2. Perkiraan Pemakaian

Sebelum melakukan pengadaan bahan baku, manajemen

harus membuat perkiraaan jumlah bahan baku yang akan

dibutuhkan dalam proses produksi pada suatu periode.

3. Biaya Persediaan

Dalam menentukan besarnya persediaan, perhitungan biaya

persediaan (biaya pesan dan biaya simpan)penting juga untuk

dilakukan.

4. Pemakaian Bahan Baku Aktual

Pemakaian bahan baku actual yang terjadi pada periode yang

lalu merupakan salah satu faktor yang perlu diperhatikan

karena dengan begitu dapat diketahui seberapa besar tingkat

penyerapan bahan baku oleh proses produksi perusahaan

serta bagaimana hubungannya dengan perencanaan yang

telah disusun. Hal tersebut harus dilakukan secara terus-

menerus dan dianalisis agar dapat disusun kebutuhan bahan

baku yang mendekati aktual.

5. Leadtime

Leadtime adalah tenggang waktu yang diperlukan antara saat

pemesanan bahan baku sampai datangnya bahan baku

tersebut.

6. Kebijakan Pembelanjaan

Seberapa besar bahan baku akan bergantung pada kebijakan-

kebijakan pembelanjaan dari perusahaan terkait.

Tujuan diadakannya perencanaan dan pengendalian bahan baku adalah :

a. Menjaga agar proses produksi tetap lancar.

b. Melindungi persediaan terhadap pemborosan, kerusakan, dan risiki-

risiko lain.

c. Meminimasi biaya persediaan.

Page 36: LAPORAN KERJA PRAKTEK DI DEPARTEMEN HSE PT. … · KATA PENGANTAR Puji dan syukur ... lebih dekat mengenai dunia Industri Perminyakan dan dapat dijadikan referensi untuk dunia pendidikan

27

Dari poin-poin tujuan diatas, sebenarnya dapat diambil kesimpulan bahwa

tujuan dari perencanaan dan pengendalian bahan baku adalah untuk

menjamin terdapatnya lancar dan biaya persediaan dapat diminimalkan.

Menurut Sofdjan Assauri (1998:184), untuk menjamin hal tersebut,

diperlukan pengawasan pembelian bahan baku yang memenuhi

persyaratan-persyaratan kebutuhan standar yang telah ditetapkan oleh

perusahaan. Persyaratan-persyaratan yang dibutuhkan dalam kegiatan

pembelian bahan baku tersebut adalah :

1. The Right Quantity (Jumlah yang Tepat)

Mendapatkan jumlah yang tepat atau optimal akan membuat

kegiatan produksi berjalan dengan kontinu dan penanaman modal

untuk kebutuhan bahan baku sesuai dengan yang diperlukan

perusahaan dalam periode yang telah ditetapkan dalam neraca.

2. The Right Quality (Mutu yang Tepat)

Mendapatkan mutu yang tepat sesuai dengan kebutuhan akan

sangat menolong dalam kegiatan produksi.

3. The Right Time (Waktu yang Tepat)

Mendapatkan bahan baku pada waktu yang tepat merupakan hal

yang sangat penting. Apabila bahan baku yang dipesan dating

terlambat, hal tersebut kemungkinan besar akan menghambat

proses produksi apabila perusahaan tidak memiliki persediaan

yang cukup.

4. The Right Price (Harga yang Tepat)

Mendapatkan harga yang tepat maksudnya adalah harga yang

didapatkan sesuai dengan mutu bahan baku yang akan dibeli.

5. The Right Source (Sumber yang Tepat)

Mendapatkan sumber yang tepat maksudnya dapat menentukan

sumber mana yang mampu memenuhi persyaratan kebutuhan

bahan baku yang diinginkan, seperti jumlah mutu, waktu dan

harga.

Page 37: LAPORAN KERJA PRAKTEK DI DEPARTEMEN HSE PT. … · KATA PENGANTAR Puji dan syukur ... lebih dekat mengenai dunia Industri Perminyakan dan dapat dijadikan referensi untuk dunia pendidikan

28

4.4.4. Inventory Listing dalam PT. Pertamina (Persero) RU VI Balongan

1. Asumsi-asumsi

Agar penyelesaian permasalahan dapat dilakukan menggunakan

tools yang telah dipelajari di perkuliahan dan untuk mengurangi

kompleksitasnya, digunakan beberapa asumsi sebagai berikut :

a. Jumlah stock material yang dipesan oleh Departemen

Environment sepanjang tahun 2017 yang sedang berjalan dari

bulan Januari hingga April 2017.

b. Lead Time untuk Re-order barang dari supplier ke perusahaan

adalah selama 7 hari.

2. Data-data

Material Consumable Environmental

Material Consumable Environmental adalah bahan baku yang

digunakan untuk membersihkan keadaan lingkungan kilang yang

tercemar oleh kegiatan produksi di PT. Pertamina (Persero) RU VI

Balongan. Jenis material yang disimpan di TPS terdiri dari material

yang biasanya digunakan untuk membersihkan tumpahan minyak

apabila terjadi kebocoran di area kilang dan sebagainya.

Safety Stock

Departemen Environment PT. Pertamina (Persero) RU VI

Balongan telah menentukan tingkat safety stock/minimum stock

untuk persediaan Material Consumable Environmental, yaitu

setara dengan kebutuhan 45 hari proses pengiriman material.

Sehingga sudah ditentukan oleh departemen Environment, safety

stock tiap material bisa berbeda-beda tergantung dari kebutuhan

material tersebut untuk menunjang kegiatan produksi perusahaan.

Data lengkap bisa dilihat pada lampiran.

Data Stock Material Consumable Environmental

Data Stock Material Consumable Environmental adalah data yang

berisi informasi tentang jumlah persediaan alat-alat yang dimiliki

divisi HSE Environment untuk membersihkan limbah yang terjadi

Page 38: LAPORAN KERJA PRAKTEK DI DEPARTEMEN HSE PT. … · KATA PENGANTAR Puji dan syukur ... lebih dekat mengenai dunia Industri Perminyakan dan dapat dijadikan referensi untuk dunia pendidikan

29

selama proses produksi. Data ini kemudian akan di-input-kan ke

dalam excel.

4.4.5. Perhitungan excel

a. Inventory Value

Inventory value adalah total harga item yang dimiliki dalam gudang. Rumus untuk

menghitung Inventory value :

Unit Price x Inventory Value

b. Reorder Level

Berikutnya adalah Reorder level. Reorder Level merupakan jumlah item yang

hendak dipesan kembali dari vendor. Untuk mengetahui berapa jumlah yang

harus dipesan kembali, digunakan rumus :

Reorder time in days x Average Used + Minimum Stock

Minimum stock adalah sebagai indikator kapan departemen enviro harus

memesan kembali item yang dibutuhkan dari vendor.

Page 39: LAPORAN KERJA PRAKTEK DI DEPARTEMEN HSE PT. … · KATA PENGANTAR Puji dan syukur ... lebih dekat mengenai dunia Industri Perminyakan dan dapat dijadikan referensi untuk dunia pendidikan

30

BAB 5

PENUTUP

1.1. Kesimpulan

Kesimpulan yang diperoleh setelah melakukan kerja praktek adalah :

Pengendalian inventori material consumable bagi perusahaan merupakan

hal yang penting untuk dilakukan, karena cukup mempengaruhi proses

bisnis yang dijalani perusahaan. Apabila jumlahnya terlalu besar maka

akan membebani perusahaan melalui tingginya biaya pengadaan tanpa

memberikan value apapun. Apabila jumlahnya terlalu kecil (dibawah

tingkat minimum stock) maka akan membuat proses bisnis menjadi

terhambat ketika terjadi pencemaran lingkungan di area kilang dan

sekitarnya. Oleh karena itu, agar proses bisnis dapat berjalan dengan

lancar, dibutuhkan suatu metode perencanaan pengadaan consumable

material yang mampu memperkirakan kapan dibutuhkan pengadaan

material untuk mengganti persediaan yang telah digunakan untuk

mempertahankan persediaan sesuai kebijakan minimum stock yang telah

ditetapkan dengan baik. Salah satu metode yang dapat digunakan untuk

mengendalikan inteventori tersebut adalah dengan menentukan Re-Order

Point. Melalui metode ini dapat dibuat perencanaan pengadaan bahan

baku secara jelas. Disamping itu, metode ini juga sederhana sehingga

mudah untuk dimengerti dan diimplementasikan.

1.2. Saran

Saran yang dapat diberikan pada perusahaan dari hasil penelitian adalah

sebagai berikut :

1. Dalam penjadwalan pengadaan consumable material environmental

di PT. Pertamina RU VI Balongan sebaiknya juga memperhatikan

biaya pesan setiap material agar keuntungan perusahaan dapat

meningkat.

2. Dalam perawatan peralatan/mesin sebaiknya dilakukan pelatihan bagi

pekerja/mitra kerja yang memiliki bakat di bidang permesinan agar

Page 40: LAPORAN KERJA PRAKTEK DI DEPARTEMEN HSE PT. … · KATA PENGANTAR Puji dan syukur ... lebih dekat mengenai dunia Industri Perminyakan dan dapat dijadikan referensi untuk dunia pendidikan

31

mereka bisa mengawasi proses maintenance peralatan/mesin dengan

baik.

Page 41: LAPORAN KERJA PRAKTEK DI DEPARTEMEN HSE PT. … · KATA PENGANTAR Puji dan syukur ... lebih dekat mengenai dunia Industri Perminyakan dan dapat dijadikan referensi untuk dunia pendidikan