Upload
vanthuan
View
229
Download
3
Embed Size (px)
Citation preview
i
LAPORAN KEMAJUAN
IPTEKS BAGI MASYARAKAT
IbM KELOMPOK USAHA TANAMAN HIAS DI
TANGERANG SELATAN
Tahun ke-1 dari rencana 1 tahun
Oleh :
Dr. Dedy Sugiarto, SSi, MM (Ketua)
NIDN : 0314106901
Is Mardianto, SSi, MKom (Anggota)
NIDN : 0322037801
Dr. Ir. Triwulandari SD, MM (Anggota)
NIDN : 0313126502
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS TRISAKTI
Juli, 2017
ii
iii
RINGKASAN
Ipteks Bagi Masyarakat diterapkan pada UKM tanaman hias aglaonema dan
anthurium dengan nama usaha Diah Nursery serta Usro Nursery. Permasalahan awal
terjadi Diah Nursery. Penurunan omset secara tajam terjadi di Diah Nursery pada
tahun 2016 yang diduga karena strategi pemasaran yang lebih mengandalkan pada
penjualan langsung serta terlalu fokus hanya pada produksi (perbanyakan tanaman).
Sedangkan pada Usro Nursery yang telah berhasil melakukan pemasaran melalui
media facebook mengalami permasalahan dalam mempertahankan hubungannya
dengan pelanggan serta mempertahankan konsistensi kualitas produknya.
Iptek yang ditransfer adalah pelatihan sistem manajemen kualitas berupa
standarisasi proses pengelolaan tanaman mengikuti standard ISO 9001, pelatihan
pemasaran melalui media sosial serta pembangunan Sistem Informasi Manajemen
Hubungan Pelanggan. Dokumentasi standar proses terdiri dari Rencana Mutu dan
Instruksi Kerja serta Formulir. Sedangkan system informasi yang dibangun
mengintegrasikan manajemen pengetahuan pelanggan (customer knowledge
management) serta promosi penjualan melalui facebook. Pembangunan system
menggunakan Wordpress Content Management System.
Saat ini usaha Diah Nursery sudah lebih aktif melakukan penjualan melalui
facebook yang dikelola langsung oleh karyawannya dan telah menunjukkan kenaikan
penjualan. Sistem informasi juga telah dibangun dan dalam waktu dekat akan
dilakukan sosialisasi serta pelatihan. Standarisasi proses sebagian telah dilakukan
yaitu meliputi pembuatan rencana mutu, instruksi kerja serta dokumentasi video
meliputi proses perbanyakan tanaman, penyiapan media, perawatan tanaman serta
pemasaran.
Kata Kunci : aglaonema, pemasaran, manajemen kualitas, manajemen pengetahuan
pelanggan
iv
PRAKATA
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, atas karunia dan berkah
yang telah diberikan. Dengan perkenan Nya, kami dapat menyelesaikan laporan
kemajuan dari hibah Ipteks Bagi Masyarakat (IbM) yang berjudul “IbM Kelompok
Usaha Tanaman Hias di Tangerang Selatan”. Hibah dibiayai oleh Direktorat Riset
dan Pengabdian Masyarakat Direktorat Jenderal Riset dan Pengembangan
Kemristekdikti Nomor SP DIPA-042.06.1.401516/2017.
Penelitian ini dapat diselesaikan atas dukungan dan bantuan banyak pihak.
Dalam kesempatan ini, peneliti menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih
yang tulus kepada :
1. Direktur Jenderal Riset dan Pengembangan Kemristekdikti
2. Rektor Universitas Trisakti
3. Direktur Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Trisakti
4. Dekan Fakultas Teknologi Industri Universitas Trisakti
5. Pemilik UKM Diah Nursery dan Usro Nursery
Kami menyadari masih terdapat kekurangan pada laporan kemajuan ini
sehingga kami sangat berharap barangkali kritik dan saran yang membangun dapat
kami peroleh untuk perbaikan dan peningkatan mutu hasil pengabdian masyarakat di
masa mendatang. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pembaca.
Jakarta, 31 Juli 2017
Tim IbM
v
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN ………………………………………………… 1
BAB 2 TARGET DAN LUARAN ………………………………………… 3
BAB 3 METODE PELAKSANAAN ……………………………………… 5
BAB 4 KELAYAKAN PERGURUAN TINGGI …………………………… 6
BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN ……………………………………. 8
BAB 6 RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA ………………………… 20
BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN …………………………….. 21
DAFTAR PUSTAKA ..………………………………………………………..... 22
LAMPIRAN ………… ..………………………………………………………..... 23
vi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Gambaran IPTEK yang akan di transfer
kepada kedua mitra
23
Lampiran 2 Dokumentasi foto diskusi standarisasi proses 24
1
BAB 1
PENDAHULUAN
Berdasarkan statistik Tangerang Selatan dalam Angka 2015 yang dikeluarkan oleh
Badan Pusat Statistik diketahui bahwa tanaman aglaonema menempati luas lahan terbesar
keempat setelah anggrek, adenium dan philodendron dengan luas sebesar 10.570 m2. Jenis
tanaman aglaonema bersama-sama dengan jenis anthurium merupakan jenis tanaman yang
saat ini mengalami tekanan dalam hal pemasaran dan harga jual. Pada saat tanaman tersebut
sedang trend yaitu sekitar tahun 2007 harganya pernah melonjak tinggi mencapai ratusan juta
rupiah yang disebabkan oleh lambatnya pertumbuhan tanaman dan tingkat kesulitan dalam
pengembangannya baik vegetatif maupun generatif. (BPTP Yogyakarta 2007). Saat ini luas
panen terus menurun (Gambar 1) seiring dengan semakin mudahnya mendapatkan tanaman
tersebut baik yang diimpor dari Thailand maupun perbanyakan dari varietas local.
Gambar 1. Luas Panen Aglaonema di Indonesia 2009-2014 (Sumber : Kementan
2015)
Secara nasional berdasarkan statistik produksi hortikultura 2014 yang dikeluarkan
oleh Ditjen Hortikultura Kementerian Pertanian di tahun 2015 juga menunjukkan terjadinya
penurunan produksi dari jenis tanaman aglaonema seperti dapat dilihat pada Gambar 2.
Walaupun semakin tingginya tingkat persaingan dalam usaha tanaman aglaonema dan
anthurium, beberapa usaha kecil dan menengah tetap dapat bertahan di antara Diah Nursery
dan Usro Nursery yang terletak di wilayah kota Tangerang Selatan.
2
Gambar 2. Jumlah Produksi Aglaonema di Indonesia 2009-2014
(Sumber : Kementan 2015)
Diah Nursery yang didirikan oleh Ibu Kadek Diah Yuliasih (Ade) pada sekitar tahun
2008 ini bertempat di salah satu lapak di Boulevard Graha Raya Bintaro Tangerang Selatan
yang memang disewakan oleh pengembang kawasan perumbahan tersebut. Usaha tanaman
hias yang dimiliki oleh ibu Ade dalam kegiatan operasionalnya dilaksanakan oleh
karyawannya yang bernama Mastoyo dan isterinya. Mastoyo khusus bagian produksi dan
pemasaran langsung. Pemasaran yang hanya mengandalkan penjualan langsung menyebabkan
nilai penjualan terus menurun pada tahun 2016.
Usro Nursery yang baru berdiri sejak tahun 2013 ini dikelola langsung oleh Bapak
Yusro dengan mengambil lokasi usaha tepat berada di depan deretan rumah kontrakan, tidak
seperti Diah Nursery yang berada di pinggir jalan raya dan cukup strategis. Aspek produksi di
Usro Nursery ini tidak jauh berbeda dengan Diah Nursery karena memang Bapak Yusro,
pemilik Usro Nursery dulunya adalah salah satu karyawan di Diah Nursery. Manajemen
usaha dikelola oleh tiga orang yaitu Bapak Yusro sendiri yang mengurusi bagian produksi,
keuangan, dan pemasaran serta isteri yang bertugas bagian administrasi pengiriman pesanan
tanaman via jasa pengiriman seperti TIKI serta seorang karyawan bagian distribusi. Aspek
manajemen kualitas seperti dokumentasi standard mutu yang diinginkan pelanggan serta
dokumentasi standard proses belum dilakukan.
Pemasaran sebagian besar dilakukan melalui facebook usro nursery dengan wilayah
tujuan pemasaran sudah mencapai berbagai kota di Indonesia. Permasalahan selanjutnya lebih
kepada bagaimana membina hubungan dengan pelanggannya agar pelanggannya dapat tetap
setia serta teredukasi misalnya tentang bagaimana perawatan tanaman aglaonema. Hal ini
membutuhkan penerapan manajemen hubungan pelanggan yang terintegrasi dengan
manajemen pengetahuan.
3
BAB 2
TARGET DAN LUARAN
Kegiatan pada Mitra 1 (Diah Nursery) lebih kepada peningkatan kemampuan
pemasaran melalui media social dengan mengambil praktek terbaik dari Usro Nursery serta
dengan membuat facebook yang langsung dikelola oleh karyawan operasionalnya. Hal ini
mengingat ibu Ade selaku pemilik Diah Nursery tidak lagi memiliki cukup waktu untuk
terlibat langsung dalam pengelolaan Diah Nursery. Pemasaran via internet dan media social
dinilai akan lebih efektif mengingat tingginya pengguna internet. Siswanto (2013)
menyebutkan bahwa pengguna internet di Indonesia melonjak tajam dari tahun 2004 yang
hanya 11 juta pengguna menjadi 50 juta pengguna pada tahun 2011. Selanjutnya Siswanto
(2013) juga menjelaskan bahwa jenis promosi yang dilakukan di social media ini dapat
bersifat statis (berupa iklan banner dan tulisan) maupun dinamis seperti unggah video maupun
tautan. Mitra 2 telah dapat memanfaatkan penjualannya melalui facebook namun untuk lebih
meningkatkan penjualannya juga membutuhkan website toko tanaman online yang dapat
mengintegrasikan konsep sistem manajemen hubungan pelanggan. Untuk dapat memenuhi
dan sistem manajemen pengetahuan terkait edukasi pengenalan dan pemeliharaan tanaman
untuk para pelanggannya. Peningkatan pengetahuan aspek produksi dari hasil berbagi
pengetahuan dengan para pelanggan ini diharapkan akan juga meningkatkan kualitas tanaman
dan kemampuan pengembangan tanaman.
Oleh karenanya program pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan kepada mitra
1 dan mitra 2 diharapkan dapat :
1. Meningkatkan penjualan tanaman per bulan melalui efektivitas penggunaan media
social untuk pemasaran serta pembuatan website toko online yang terintegrasi
dengan sistem manajemen pengetahuan pelanggan
2. Meningkatkan kemampuan dan pengetahuan pengelola usaha tanaman hias
melalui pemberian pelatihan pemasaran melalui toko online dan media social serta
penyusunan standard kualitas jenis tanaman, standard proses pengembangan
tanaman serta pemeliharaannya.
Luaran dari program ini adalah :
1. Sistem informasi Penjualan Online yang terintegrasi dengan Sistem Manajemen
Pengetahuan Pelanggan
4
2. Dokumentasi standard jenis tanaman, standard proses pengembangan tanaman dan
pemeliharaannya
3. Peningkatan pemanfaatan media sosial seperti facebook untuk pemasaran
4. Publikasi di Prosiding Internasional
5
BAB 3
METODE PELAKSANAAN
Adapun langkah kegiatan pelaksanaan program pengabdian kepada masyarakat ini
adalah sebagai berikut :
1. Identifikasi aktivitas usaha dan permasalahan mitra
Tahapan ini dilakukan melalui kegiatan wawancara langsung kepada pelaku usaha
untuk mendapatkan gambar proses produksi serta permasalahan yang terjadi.
2. Studi literatur tentang solusi masalah
Studi literature dilakukan mengenai karakteristik tanaman aglaonema dan anthurium,
statistic produksi secara nasional maupun tingkat kota Tangerang Selatan serta jurnal
terkait dengan solusi permasalahan melalui penerapan sistem manajemen kualitas
serta pembangunan sistem informasi manajemen hubungan pelanggan.
3. Pengumpulan dan pengolahan data
Data yang dikumpulkan terkait dengan data produk, data proses produksi serta data
pelanggan.
4. Perancangan materi pelatihan pemasaran aglaonema dan anthurium melalui media
social serta penyusunan standard mutu
Materi pelatihan tentang pemanfaat media social terutama lebih ditujukan pada mitra 1
yang memang belum optimal memanfaatkan media social seperti facebook yang ada.
5. Perancangan sistem informasi manajemen hubungan pelanggan yang terintegrasi
dengan system manajemen pengetahuan pelanggan berbasis web
Sistem informasi yang akan dibangun ini memiliki beberapa fasilitas seperti
pemesanan online, penyampaian keluhan dan saran, penyampaian promo serta analisis
data pelanggan.
6. Pelaksanaan pelatihan manajemen pemasaran melalui media sosial dan website serta
manajemen kualitas
7. Monitoring dan evaluasi pelaksanaan program
8. Penyusunan laporan
9. Penulisan paper dan draft buku
6
BAB 4
KELAYAKAN PERGURUAN TINGGI
4.1. Kinerja Lembaga Pengabdian Masyarakat Universitas Trisakti
Lembaga Pengabdian kepada masyarakat Universitas Trisakti berperan sebagai
koordianator dalam pengelolaan berbagai program pengabdian kepada masysrakat (PKM)
meliputi perencanaan, pengendalian, dan evaluasi, baik program mono disiplin maupun multi
disiplin. Agenda pelaksanaan PKM Mono dan Multi Disiplin dengan dibagi atas 4 bidang
yaitu bidang Pembinaan Kewirausahaan berwawasan Lingkungan, bidang Pembinaan
Lingkungan Pemukiman, bidang Pembinaan Kesehatan Masyarakat/ Lingkungan dan bidang
Pendidikan Masyarakat/ Ketrampilan dan Kesadaran Hukum. Berdasarkan sumber Renstra
Universitas Trisakti 2014-2020 diketahui jumlah PKM yang direncanakan 130 program/tahun
dengan penyebaran kegiatan terutama di Jakarta Barat dan Kabupaten Pandeglang.
Sumber Renstra Universitas juga menyebutkan jumlah mahasiswa yang terlibat dalam
Pengabdian Kepada Masyarakat dosen selama selama tiga tahun terakhir adalah 870
mahasiswa dan mahasiswa ikut KUM-ITT sebanyak 386 orang. Setiap tahun hasil karya
Pengabdian Kepada Masyarakat mahasiswa sebanyak 121 program Jumlah kerja sama yang
berkaitan dengan Pengabdian Kepada Masyarakat sebanyak 52 MoU dalam negeri dan luar
negeri sebanyak 4 MoU.
Nama Pusat-pusat Lingkup LEMDIMAS:
1. Pusat Pengembangan Masyarakat dan Wilayah.
2. Pusat Pendidikan dan Pelayanan Masyarakat.
3. Pusat Pengelolaan Kuliah Usaha Mandiri - Ilmu Teknologi Terapan.
4.2. Jenis Kepakaran yang diperlukan
Pada aspek manajemen memerlukan bidang kepakaran manajemen kualitas dan
manajemen pemasaran serta manajemen hubungan pelanggan. Kepakaran tersebut dimiliki
oleh Dr. Dedy Sugiarto, S.Si, MM dengan S1 bidang ilmu statistika, S2 bidang manajemen
operasi dengan tesis di bidang manajemen kualitas dan S3 di bidang manajemen pengetahuan.
7
Pada aspek manajemen juga memerlukan bidang kepakaran analisis kinerja.
Kepakaran tersebut dimiliki oleh Dr. Ir. Triwulandari SD, MM dengan S1 dan S2 di bidang
Teknik Industri dan S3 dengan bidang disertasi sistem manajemen kinerja.
Pada aspek pemasaran memerlukan bidang kepakaran pemanfaatan teknologi
informasi untuk pemasaran dan pemanfaatan media internet dalam pemasaran online.
Kepakaran ini dimiliki oleh Is Mardianto, SSi, MKom.
8
BAB 5
HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1. Dokumentasi dan Standarisasi Pengetahuan Produk dan Proses
Mengingat begitu banyaknya jenis dari tanaman ini maka dinilai perlu untuk
melakukan kodifikasi pengetahuan produk menggunakan peta konsep dan tabel karakteristik
produk. Berdasarkan hasil wawancara dengan mitra2 dapat diketahui bahwa secara umum
produk aglaonema terbagi 3 jenis yang umumnya diperdagangkan yaitu jenis proyek, koleksi
dan langitan (Gambar 3 dan Tabel 1).
Gambar 3. Peta konsep pengenalan Aglaonema yang diperdagangkan
Tabel 1. Karakteristik berbagai jenis aglaonema
Jenis Warna daun Corak daun Bentuk daun Warna batang Asal Harga
hot lady hujau kemerahan merah bintik panjang merah lokal 100000
intan kuning pink hijau bintik kuning panjang pink thailand 100000
tiara merah bintik merah bulat merah lokal 175000
red and dot hijau kemerahan hijau bintik bulat pink thailand 175000
soksom merah merah full bulat putih thailand 350000
romantic love pink garis daun merah bulat merah lokal 1750000
krisna golden gold merah bulat merah lokal 750000stardusorange orange bintik orange panjang putih thailand 350000
legacy white putih hijau bintik panjang putih thailand 100000
legacy kuning kemerahan bintik pink panjang pink lokal 75000
dorores merah batik merah panjang pink lokal 175000
gadis kuning pink bintik hijau bulat pink thailand 125000
goliath gold terang garis merah bulat pink lokal 10000000
9
black asri hijau hijau full bulat hijau thailand 250000
Standarisasi proses mengikuti form rencanba mutu seperti dapat dilihat pada Tabel 2.
Proses yang distandarisasi meliputi kegiatan penyiapan bahan tanam, penyiapan media tanam,
penanaman, penyiraman, pemupukan serta pengendalian hama dan penyakit. Penyiapan bahan
tanam dilakukan melalui pembelian indukan tanaman dari tiga pemasok yaitu Bapak Solimin
(Wilona Flora) yang terletak di wilayah Alam Sutera Tangerang, Bapak Baim yang usahanya
terletak di wilayah Ragunan Jakarta Selatan serta Bapak Edi, agen tanaman impor dari
Thailand. Perbanyakan tanaman hanya dilakukan dengan cara vegetatif yaitu perbanyakan
melalui anakan serta perbanyakan melalui potong bonggol. Proses perbanyakan tanaman
melalui potong bonggol (Gambar 4).
Tabel 2. Form rencana mutuProses : ……………………..
No
NamaProses
Karakteristik yang
Diperiksa
StandarToleransi
Lokasi/Titik
Pemeriksaan
AlatInspeksi
Cara Pemerikasaan FormPemeriksaan
FrekInspeksi
Produksi
Quality
1 KondisiAlat/Mesin
2 KondisiProses
3 Hasil Proses
Penyiapan media tanam dilakukan dengan membuat campuran berbagai bahan dengan
jumlah sebagai berikut yaitu 15 kg sekam mentah, 10 kg sekam bakar, 15 kg andam, 5 kg
cocopeat, 5 kg pupuk kambing serta 1 botol Effective Organism 4 (EM4). EM4 merupakan
bakteri fermentasi yang berfungsi sebagai bahan organic tanah serta menyuburkan tanaman
dan menyehatkan tanah. Bak hasil penyiapan media tanam dapat dilihat pada Gambar 5.
Kegiatan penyiraman tanaman dilakukan 2 hari sekali pada musim hujan dan setiap
hari sekali pada saat musim kemarau. Pemupukan dilakukan seminggu sekali menggunakan
pupuk B1 dan juga Grow More. Pemupukan dilakukan dengan cara disemprotkan ke daun dan
baru mengalir ke media tanam. Pengendalian hama dan penyakin dilakukan secara kimiawi
dengan menggunakan berbagai obat-obatan untuk tanaman seperti Curacron untuk
membasmi ulet dan kutu serta Furadan.
10
Gambar 4. Perbanyakan tanaman melalui potong bonggol di Diah Nursery
Gambar 5. Bak Campur serta Bakteri Fermentasi
Penyiapan bahan tanam di Usro Nursery dilakukan melalui pembelian indukan
tanaman dari berbagai pemasok tanaman. Perbanyakan tanaman juga hanya dilakukan
dengan cara vegetatif yaitu perbanyakan melalui anakan serta perbanyakan melalui potong
bonggol. Penyiapan bahan tanam dengan menggunakan stek batang jarang dilakukan
karena harus menunggu batang cukup panjang terlebih dahulu. Penyiapan media tanam
dilakukan dengan membuat campuran berbagai bahan seperti sekam mentah, sekam bakar,
andam, cocopeat, serta pupuk kambing.
Kegiatan penyiraman tanaman dilakukan 3 hari sekali pada musim hujan untuk
sekedar mengurangi kadar asam pada tanaman yang diakibatkan oleh air hujan. Pada saat
musim kemarau tanaman disiram 1-2 kali sehari. Pemupukan dilakukan secara bertahap
11
dimana pada masa 3 minggu penanaman diberikan pupuk dengan merek grow more, usia
tanaman 1 bulan diberikan pupukn dengan merek supertrip dan setelah 3 bulan baru diberikan
pupuk dosis tinggi seperti NPK. Pupuk NPK ini bila terkena daun dapat mengakibatkan daun
menjadi gosong. Pemupukan dengan grow more dilakukan dengan cara disemprotkan ke daun
dan baru mengalir ke media tanam. Pemakaian pupuk grow more tipe 32-10-10 setiap 2
minggu sekali untuk bunga dan tipe 20-20-20 untuk daun. Pengendalian hama dan penyakin
dilakukan secara kimiawi dengan menggunakan berbagai obat-obatan untuk tanaman seperti
Curacron untuk membasmi ulet dengan pemakaian sebulan sekali dan Furadan sebulan sekali
untuk pestisida.
Gambar 6. Proses Pengemasan Paket Tanaman Siap Kirim di Usro Nursery
Gambar 7. Pengambilan video dokumentasi proses pengemasan
12
5.2 Pembangunan Sistem Informasi Manajemen Pengetahuan Pelanggan
Pembangunan system informasi manajemen pengetahuan (customer knowledge
management/ CKM) diawali dengan wawancara kebutuhan terhadap system informasi yang
akan dibangun untuk kemudian diterjemahkan ke dalam diagram use case (Gambar 8).
Kontek pengetahuan dapat berupa artikel serta decision tools (pohon keputusan) yang
diperuntukkan hanya untuk pelanggan.
Gambar 8. Use diagram
Sedangkan activity diagram dapat dilihat pada Gambar di bawah ini.
13
Admin create article
Admin read article
Customer read article
14
Admin update article
15
Admin delete article
Admin create decision tool
16
Admin read decision tool
Customer read decision tool
17
Customer read article
Admin update decision tool
18
Admin delete decision tool
Tampilan screenshot system informasi yang dibangun dapat dilihat paga gambar
berikut ini. Sistem yang dibangun juga telah terkoneksi dengan facebook.
19
Proses penjualan tanaman yang ada dalam katalog system manajemen pengetahuan pelanggan akan
dihubungkan dengan web baru khusus online shop atau bisa juga melalui facebook seperti selama ini
dilakukan. Screenshot online shop dapat dilihat pada gambar-gambar berikut ini.
Pada halaman katalog, customer dapat memilih dan melihat aglonema yang tersedia di
toko online ini beserta harganya, jika ingin melihat lebih jauh, dapat menekan tanaman yang
diinginkan.
20
BAB 6
RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA
Rencana tahapan berikutnya adalah melakukan sosialisasi terhadap standarisasi proses
serta sistem informasi yang dibangun serta pembuatan makalah untuk publikasi pada seminar
internasional ISIEM 2017 pada bulan November 2017. Sosialiasi dan pelatihan direncanakan
akan dilaksanakan pada hari Minggu tanggal 6 Agustus 2017 bertempat di kantor ibu Diah
Yuliasih (pemilik Diah Nursery) di sekitar Perumahan Graha Raya Tangerang Selatan.
21
BAB 7
KESIMPULAN DAN SARAN
Kegiatan IbM meliputi kegiatan penerapan sistem manajemen kualitas berupa
standarisasi proses pengelolaan tanaman hias aglaonema serta pembangunan system
manajemen pengetahuan pelanggan yang merupakan integrase dari system manajemen
hubungan pelanggan serta system manajemen pengetahuan. Kegiatan standarisasi proses
sebagian telah dilakukan melalui pengumpulan data parameter mutu dan pengendaliannya
pada berbagai tahapan proses produksi dan pemasaran serta pembuatan video proses.
Kodifikasi pengetahuan produk dan proses akan ditempatkan pada sebuah situs portal
pengetahuan pelanggan yang terintegrasi dengan media social facebook serta terhubungkan
dengan system penjualan online.
22
REFERENSI
Badan Pusat Statistika. 2015. Tangerang Selatan dalam Angka Tahun 2015
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Yogyakarta. 2007. Budidaya Tanaman Hias Daun
Anthurium dan Aglaonema. Primatani Kota Yogyakarta.
Ditjen Hortikultura Kementerian Pertanian. 2015. Statistik Produksi Hortikultura Tahun
2014.
Siswanto, T. 2013. Optimalisasi Sosial Media Sebagai Media Pemasaran Usaha Kecil
Menengah. Jurnal Liquidity. Vol 2, No. 1. hlm. 80-86
23
Lampiran 1. Gambaran IPTEK yang akan di transfer kepada kedua mitra
Iptek yang akan ditransfer adalah penerapann sistem manajemen kualitas berupa
standarisasi proses pengelolaan tanaman serta pembangunan Sistem Informasi Manajemen
Hubungan Pelanggan.
Dokumentasi sistem mutu akan mengikuti standard ISO 9001 yang terdiri dari empat
level dokumen dimulai dari Pedoman Mutu, Rencana Mutu, Prosedur Proses, Instruksi Kerja
serta Formulir.
Perancangan sistem informasi mengikuti tahapan pengembangan sistem yang dimulai
dengan analisis kebutuhan informasi. Langkah kedua di dalam siklus pengembangan sistem
informasi adalah menyusun spesifikasi dari sistem informasi yang akan dibangun. Langkah
ketiga memasuki tahap implementasi di mana spesifikasi yang sudah disusun sebelumnya
mulai ditulis ke dalam baris-baris program. Setelah program selesai ditulis dan
diimplementasikan, kemudian dilakukan langkah pengujian untuk memeriksa apakah
fungsionalitas sistem yang diimplementasikan sudah memenuhi spesifikasi yang ditentukan
sebelumnya. Langkah terakhir dalam siklus pengembangan sistem informasi adalah
pemeliharaan sistem. Di dalam tahap ini biasanya dilakukan pelatihan kepada para pengguna
sistem (seperti yang sudah didefinisikan di dalam tahapan penyusunan spesifikasi). Jika
diperlukan, fungsionalitas tambahan bisa dimasukkan ke dalam sistem, dengan
memperhatikan berbagai kondisi yang terkait.
24
Lampiran 2. Dokumentasi kegiatan pengumpulan data standarisasi proses dan wawancara