32
1 LAPORAN KEMAJUAN HIBAH PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT DANA BOPTN 2015 PROKSI (PROGRAM MENGATASI KEBISINGAN) APLIKASI INSULASI MATERIAL DALAM UPAYA MENCAPAI PERFORMA AKUSTIKA RUANG YANG STANDART UNTUK PEMUKIMAN DI RUMAH SUSUN URIP SUMOHARJO SURABAYA Tim Pengabdi: Ketua: Susilo Indrawati, M.Si Anggota: Prof. Dr. Ir. Eddy Yahya, M.Sc Ir. Didiek Basuki Rachmat Drs. Bachtera Indarto, M.Si Dr. Melania Suweni Muntini, MT Drs. Gontjang Prajitno, M.Si Diky Anggoro, M.Si Iim Fatimah, M.Si Fahmi Astuti, M.Si LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2015

LAPORAN KEMAJUAN HIBAH PENGABDIAN KEPADA …

  • Upload
    others

  • View
    13

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: LAPORAN KEMAJUAN HIBAH PENGABDIAN KEPADA …

1

LAPORAN KEMAJUAN HIBAH PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

DANA BOPTN 2015

PROKSI (PROGRAM MENGATASI KEBISINGAN) APLIKASI INSULASI MATERIAL DALAM UPAYA MENCAPAI PERFORMA AKUSTIKA RUANG YANG STANDART UNTUK PEMUKIMAN DI

RUMAH SUSUN URIP SUMOHARJO SURABAYA

Tim Pengabdi: Ketua:

Susilo Indrawati, M.Si Anggota:

Prof. Dr. Ir. Eddy Yahya, M.Sc Ir. Didiek Basuki Rachmat Drs. Bachtera Indarto, M.Si

Dr. Melania Suweni Muntini, MT Drs. Gontjang Prajitno, M.Si

Diky Anggoro, M.Si Iim Fatimah, M.Si Fahmi Astuti, M.Si

LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

SURABAYA 2015

Page 2: LAPORAN KEMAJUAN HIBAH PENGABDIAN KEPADA …

2

Page 3: LAPORAN KEMAJUAN HIBAH PENGABDIAN KEPADA …

3

Ringkasan

Kebisingan yang terjadi di kehidupan sehari-hari umumnya berasal dari

industri, kereta api, pesawat terbang, dan lalu lintas jalan raya. Namun dewasa ini, jalan raya adalah sumber utama kebisingan. Hal ini dikarenakan kebisingan dari jalan raya memiliki dampak yang menyeluruh, sementara yang lain hanya bersifat lokal yang artinya hanya pada daerah-daerah tertentu. Manusia, baik yang beraktifitas di luar maupun di dalam bangunan pada area yang berdekatan dengan jalan raya, sangatlah potensial menjadi korban kebisingan. Rumah susun Urip Sumoharjo, merupakan salah satu rumah susun yang dikelola oleh Pemerintah kota Surabaya. Lokasi rumah susun tersebut ada di jalan Urip Sumoharjo, yang menempati jalan arteri di kota Surabaya. Pembangunan rumah susun berdasarkan pasal 3 UU No. 1 Tahun 2011, yakni Perumahan dan permukiman diselenggarakan salah satunya untuk “menjamin terwujudnya rumah yang layak huni dan terjangkau dalam lingkungan yang sehat, aman, serasi, teratur, terencana, terpadu, dan berkelanjutan. Lokasi Rumah susun di jalan Urip Sumoharjo mengalami gangguan kebisingan yang tinggi karena bertambahnya pengguna jalan semakin lama menimbulkan bising. Keluhan dari beberapa penghuni rumah susun khususnya di lantai 3 dan 4 yang sangat terganggu oleh kebisingan terutama pada penghuni yang masih pelajar dan balita. Dari fakta tersebut perlu dilakukan tidakan lanjutan untuk mereduksi kebisingan menggunakan konsep performa akustika ruang. Tujuannya adalah upaya mengatasi kebisingan agar rumah susun tersebut dapat berfungsi secara optimal sebagaimana mestinya.

Kata kunci : kebisingan, jalan raya, rumah susun, akustik

Page 4: LAPORAN KEMAJUAN HIBAH PENGABDIAN KEPADA …

4

Prakata

Alhamdulillahirabbil’alamin. Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT

karena hanya berkat rahmat, hidayah dan karunia-Nya penulis berhasil menyelesaikan

laporan kemajuan pengabdian masyarakat yang berjudul “PROKSI (program mengatasi

kebisingan) aplikasi insulasi material akustik dalam upaya mencapai performa

akustika ruang yang standart untuk pemukiman di Rumah susun Urip sumoharjo

Surabaya”.

Kebisingan merupakan suatu hal yang tidak diinginkan selain menggangu dalam

suatu aktivitas, kebisingan yang terus menerus dengan level yang tinggi mampu

mengakibatkan ketulian yang bersifat permanen. Salah satu contoh kasus seperti yang

dirasakan oleh penghuni rumah susun urip sumoharjo. Lokasi perumahan ini terletak dekat

Jalan raya yang merupakan Jantung kota Surabaya. Adanya keluhan dari warga maka

dirasa perlu dilakukan penelitian pengabdian masyarakat.

Laporan kemajuan pengabdian ini dimaksudkan agar dalam pelaksanaan pengbdian

masyarakat sesuai dengan apa yang telah dituliskan dalam penyusunan proposal serta dapat

diketahui seberapa kendala yang dialami selama proses kegiatan. Dalam jangka panjang

diharapkan agar dengan adanya laporan kemajuan ini dapat dijadikan sebagai bahan

evaluasi kegiatan yang telah dilakukan serta langkah kegiatan selanjutnya dapat lebih baik

dan terencana

Demikian laporan kemajuan ini kami susun, kami mengharap saran dan kritik dari

pembaca agar dapat menjadi masukan dalam kegiatan selanjutnya serta penyusunan

laporan akhir kegiatan. Kami seluruh tim pengabdi mengucapkan terima kasih kepada

semua pihak yang membantu dalam penyelesaian laporan kemajuan.

Surabaya, September 2015

Penyusun

Page 5: LAPORAN KEMAJUAN HIBAH PENGABDIAN KEPADA …

5

23 Daftar Isi

Halaman Pengesahan i

Ringkasan ii

Prakata iii

Daftar Isi iv

Daftar Gambar v

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Perumusan Konsep dan Strategis Kegiatan 2

1.3 Tujuan, Manfaat, dan Dampak Kegiatan yang Diharapkan 2

1.4 Target Luaran 2

BAB II STRATEGI, RENCANA KEGIATAN DAN KEBERLANJUTAN 3

2.1 Strategi 3

2.2 Rencana Kegiatan 3

2.3 Keberlanjutan 4

BAB III METODE PELAKSANAAN 5

3.1 Tahap-tahap penelitian 5

3.2 Studi Literatur 5

3.3 Observari awal dan persiapan 5

3.4 Pengukuran dan perhitungan 6

3.4.1 Pengambilan data distribusi kebisingan 6

3.4.2 Pengambilan data Noise Criteria (NC) 8

3.4.3 Pengambilan data Noise Reduction (NR) 8

3.5 Pengambilan data pengaruh bahan uji terhadap NR dan NC 9

BAB IV HASIL YANG DICAPAI 11

4.1 Pengukuran awal 11

4.1.1 Distribusi kebisingan rumah susun 11

4.1.2 Pengukuran Noise Criteria (NC) 12

4.1.3 Pengukuran Noise Reduction (NR) dinding muka ruang dan 13

Page 6: LAPORAN KEMAJUAN HIBAH PENGABDIAN KEPADA …

6

analisis kebocoran

4.1.4 Pengukuran NR dan NC setelah penambahan gorden 13

BAB V RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA 16

BAB VI KESIMPULAN 17

Page 7: LAPORAN KEMAJUAN HIBAH PENGABDIAN KEPADA …

7

Daftar Gambar

Gambar 2.1

Gambar 3.1

Rusunawa Urip Sumoharjo

Diagram alir metodelogi penelitian

3

5

Gambar 3.2 Beberapa peralatan yang digunakan dalam penelitian 6

Gambar 3.3 Denah pengukuran distribusi kebisingan 7

Gambar 3.4

Gambar 3.5

Gambar 3.6

Gambar 3.7

Gambar 3.8

Gambar 3.9

Rangkaian peralatan pengukuran distribusi kebisingan

(a) Denah pengukuran noise criteria

(b) Pengukuran noise criteria ruang titik 1

Denah titik pengukuran noise reduction tampak depan

Rangkaian peralatan pengukuran noise reduction

Denah titik pengukuran noise reduction setelah

penambahan bahn gorden

Pengukuran noise criteria dengan variasi penggunaan

gorden

7

8

9

9

10

10

Gambar 4.1 Grafik tingkat tekanan bunyi yang diakibatkan oleh

kebisingan jalan raya

11

Gambar 4.2 Kurva grafik pengukuran NC rusun lantai 4 pada malam

hari

12

Gambar 4.3 Gambar kontur distribusi NR pada dinding muka 12

Gambar 4.4 Detail gorden yang digunakan pada penelitian 14

Gambar 4.5 Gambar kontur distribusi NR pada jendela a) sebelum

penambahan gorden b). setelah penambahan gorden

14

Gambar 4.6 Kurva grafik pengukuran NC rusun lantai 4 pada malam

hari setelah penambahan gorden

15

Page 8: LAPORAN KEMAJUAN HIBAH PENGABDIAN KEPADA …

8

Lampiran

Lampiran 1 Surat Perjanjian tugas 19

Lampiran 2 Surat ijin dari bakesbang politik dan linmas 20

Lampiran 3 Foto kegiatan 21

Lampiran 4 Sertifikat seminar 23

Page 9: LAPORAN KEMAJUAN HIBAH PENGABDIAN KEPADA …

9

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Persoalan kebisingan di negara berkembang, seperti Indonesia,

seringkali lebih rumit apabila dibandingkan dengan yang dihadapi oleh negara maju. Di negara berkembang, dengan tingkat pendidikan dan ekonomi masyarakatnya yang masih rendah, orang cenderung mengabaikan permasalahan kebisingan. Beberapa alasan yang mendasari sikap ini diantaranya adalah, belum adanya informasi yang jelas mengenai akibat buruk kebisingan bagi kenyamanan dan kesehatan manusia secara umum, serta adanya anggapan bahwa solusi untuk mengatasi kebisingan selalu rumit dan mahal. Sementara itu, perkembangan yang terjadi menunjukkan bahwa kebisingan yang dihasilkan kendaraan bermotor pada jalan-jalan di tingkat perumahanpun terus meningkat dan kian lama kian parah.

Faktor-faktor yang memengaruhi akustik pada bangunan dikarenakan adanya kecenderungan penggantian konstruksi bangunan yang lazimnya berat dan tebal dengan bahan pengganti yang relatif lebih ringan, tipis dan bersifat ‘prefabricated’, pemilihan lokasi yang kurang tepat, serta tidak memperhatikannya segi akustik bangunan. Padahal akustik merupakan faktor penting dalam perencanaan arsitektural yang berkaitan dengan metode pengendalian kebisingan yang berlebihan pada bangunan sehingga tercipta kondisi mendengarkan yang ideal diluar maupun di dalam ruangan

Sama halnya dengan yang dikemukakan Schaudinisky bahwa apabila lokasi bangunan berada di tepi jalan besar yang sangat padat, bangunan sebaiknya diletakkan dengan sisi lebar menghadap jalan, sedangkan sisi yang tidak menghadap jalan didesain untuk bukaan jendela.Namun pada kenyataannya, terkadang peletakan bangunan di desain dengan pertimbangan iklim maupun pertimbangan lain, sedangkan pertimbangan dari segi akustik dikesampingkan. Menurut Stein (1986) menyatakan bahwa: “Bunyi dan udara harus dipertimbangkan secara bersama-sama karena keduanya sulit dipisahkan”.

Pernyataan yang diberikan oleh Schaudinisky diatas, ternyata ada kalanya tidak sesuai dengan kenyataan desain bangunan, terutama bangunan tempat tinggal pada umumnya.Tidak sedikit bangunan-bangunan umum yang berada di pinggir jalan raya dengan tingkat kebisingann yang cukup tinggi, namun peletakan ventilasi menghadap langsung ke arah sumber kebisingan jalan raya. Maka permasalahan kebisingan yang dialami bangunan ini akan menjadi sangat krusial saat bangunan tersebut membutuhkan pengendalian kebisingan namun struktur, material, dan desain bangunan tidak dapat menahan bising tersebut.

Hal ini dialami bangunan Rumah Susun Urip Sumaharjo, yang dikelola oleh Pemerintah Kota Surabaya. Pembangunan rumah susun berdasarkan pasal 3 UU No. 1 Tahun 2011, yakni Perumahan dan permukiman diselenggarakan salah satunya untuk “menjamin terwujudnya rumah yang layak huni dan terjangkau dalam lingkungan yang sehat, aman, serasi, teratur, terencana, terpadu, dan berkelanjutan.Sehingga perlu dilakukan tidakan lanjutan dengan menggunakan konsep akustik ruang sebagai upaya penanggulangan kebisingan agar rumah susun tersebut dapat berfungsi secara optimal sebagaimana mestinya.

Page 10: LAPORAN KEMAJUAN HIBAH PENGABDIAN KEPADA …

10

1.2 Perumusan Konsep dan Strategi Kegiatan Masalah kebisingan menjadi permasalahan yang sangat krusial, sehingga perlu diatasi sedini mungkin dampak yang dihasilkannya dapat menyebabkan tidak fokusnya dalam beraktivitas, selain itu dapat menimbulkan dampak terhadap pendengaran apabila bising yang diakibatkan terus menerus dan diatas ambang pendengaran. Oleh karena itu, diperlukan suatu program untuk pengendali kebisingan dengan mengaplikasikan bahan insulasi ke dalam ruangan.

1.3 Tujuan, Manfaat, dan Dampak Kegiatan yang Diharapkan

1.3.1 Tujuan Adapun tujuan dilakukannya program ini adalah:

a. Memberikan penjelasan tentang dampak dari kebisingan b. Memberikan bentuk solusi dalam pemecahan kebisingan

1.3.1 Manfaat Adapun manfaat yang diharapkan antara lain:

a. Penghuni Rumah Susun Urip Sumoharjo dapat menikmati perumahan yang tidak terganggu oleh kebisingan

b. Tercapainya pembangunan yang berdasarkan pasal 3 UU No. 1 Tahun 2011 yaitu terwujudnya rumah yang layak huni dan terjangkau dalam lingkungan yang sehat, aman, serasi, teratur, terencana, terpadu, dan berkelanjutan

1.4 Target Luaran Luaran yang diharapkan dari hasil program pengabdian masyarakat ini

adalah adanya produk desain dinding dan pemberian karet pada pintu sebagai salah satu solusi aplikatif dalam mengurangi kebisingan yang terjadi pada rumah susun Urip Sumoharjo. Serta artikel ilmiah dan publikasi makalah pada jurnal kegiatan pengabdian masyarakat dalam seminar nasional keterlibatan mahasiswa sehingga dpat terbentuk program PKMT/PKMM.

Page 11: LAPORAN KEMAJUAN HIBAH PENGABDIAN KEPADA …

11

BAB 2 STRATEGI, RENCANA KEGIATAN, DAN

KEBERLANJUTAN

2.1. Strategi Rumah susun Urip Sumoharjo yang terletak di jalan arteri kota surabaya dan dekat dengan jalan raya memeiliki masalah terhadap kebisingan. Masalah kebisingan sangat mengganggu penghuni Rusun tersebut khususnya yang berada di lantai 3 dan 4 hal ini dapat dilihat pada Gambar 3.1

Gambar 2.1 Rusunawa Urip Sumoharjo

Jelas terlihat pada Gambar bahwa jalan raya yang berada di depan Rusun tersebut sangatlah padat, kegiatan warga menggunakan elekton disebuah tempat makan sangatlah mengganggu bagi penghuni. Selain itu peletakan pintu dan jendela langsung menghadap jalan raya, sehingga sangat mudah bising menembus rusun tersebut. Strategi awal yang akan dilakukan adalah dengan mengukur tingkat tekanan bunyi, diantaranya:

a) Berapakah kebisingan yang dihasilkan dari transportasi di dekat jalan raya,

b) Pengukuran akan dilakukan di teras-teras depan rumah warga, seberapa besar tingkat kebisingannya

c) Pengukuran di dalam rumah.

2.2. Rencana Kegiatan Dari strategi yang dilakukan langkah selanjutnya adalah rencana kegiatan yaitu menentukan titik-titik pengukuran yang sekiranya mewakili

a) Pengukuran tingkat tekanan bunyi seperti yang telah dijelaskan di atas yaitu di dekat jalan raya, depan teras rumah dan di dalam rumah. Pengukuran akan dilakukan pada saat lalu lintas sibuk yaitu pada pagi hari jam 07:00 – 08:00 siang hari jam 12:00 – 13:00 dan sore hari 16:00- 17:00.

Page 12: LAPORAN KEMAJUAN HIBAH PENGABDIAN KEPADA …

12

b) Kemudian dilakukan pengujian kebocoran kebisingan yang diakibatkan pintu, jendela atau bahkan mungkin tembok.

c) Apabila ternyata kebisingan berasal dari pintu nantinya pintu akan diberi suatu bahan isolasi karet, sehinga bunyi tidak dapat tembus oleh pintu. Pemberian tirai seberapa pengaruhnya ketika diberi tirai

2.3. Keberlanjutan Kegiatan dari pengabdian masyarakat ini melibatkan beberapa mahasiswa

sehingga diharapkan mampu mendesain pintu yang cocok untuk anti kebisingan sehingga nantinya dapat membuat PKMT dan juga diharapkan mampu

memodelkan bentuk material akustik sehinga dapat digunakan untuk mencegah kebisingan sehingga nantinya diharapkan terbentuk PKMM untuk didaerah

lainnya.

Page 13: LAPORAN KEMAJUAN HIBAH PENGABDIAN KEPADA …

13

BAB 3 METODE PELAKSANAAN

3.1 Tahap-tahap Penelitian Adapun tahapan penelitian dalam kegiatan ini, yang ditampilkan dalam

bentuk diagram alir pada Gambar 3.1 adalah sebagai berikut,

Gambar 3.1 Diagram alir metodologi penelitian

3.2 Studi Literatur Studi literatur dilakukan untuk memahami dengan baik penelitian yang akan

dilakukan dan mendukung proses pembuatan kegiatan ini dari awal hingga penulisan laporan, baik dengan pengumpulan teori maupun referensi penelitian yang berhubungan untuk dijadikan acuan dalam melakukan analisis dari pengambilan data yang telah dilakukan selama penelitian. Sumber literatur yang digunakan dalam penelitian ini meliputi buku-buku teks, artikel, jurnal ilmiah, serta internet. 3.3 Observasi Awal dan Persiapan

Observasi awal adalah sebuah tahapan dalam menentukan desain titik pengukuran dengan cara melakukan pengamatan langsung kondisi objek penelitian. Objek yang diamati yaitu rumah susun urip sumoharjo dan sekitarnnya, serta mengumpulkan faktor-faktor yang memengaruhi kebisingan yang diterima

Studi literatur

Observasi awal dan persiapan

Pengukuran Distribusi Kebisingan

Pengukuran Noise criteria (NC) ruang

Pengukuran Noise reduction (NR) dinding muka

Analisis kebocoran dinding muka

Pengukuran Pengaruh penambahan bahan pada NR dan

NC

Perancangan partisi dengan

perhitungan

Kesimpulan dan saran

Laporan akhir

Page 14: LAPORAN KEMAJUAN HIBAH PENGABDIAN KEPADA …

14

oleh rusun. Dari proses observasi awal ini kemudian akan dilakukan pembuatan desain titik pengukuran, yaitu titik-titik pengambilan data selama penelitian.

Gambar 3.2 Beberapa peralatan yang digunakan dalam penelitian

Kemudian dilakukan persiapan berupa penentuan dan posisi peletakan alat pada setiap pengambilan data dan titik ukurnya. Alat- alat yang digunakan dalam penelitian ini seperti pada Gambar 3.2 antara lain: 1. PC yang berisi software YMEC (Yoshimasa Electronic). 2. SLM (Sound Level Meter) : berfungsi sebagai mikrofon yang menangkap

bunyi di titik-titik pengukuran. 3. Kalibrator : berfungsi untuk mengkalibrasi SLM. 4. Soundcard : berfungsi sebagai penghubung antara SLM dan speaker pada

PC. 5. Amplifier : berfungsi sebagai penguat bunyi yang dikeluarkan dari PC sebelum

masuk ke dalam speaker. 6. Speaker : berfungsi mengeluarkan bunyi yang berasal dari PC setelah

dikuatkan oleh amplifier. 7. Tripod : berfungsi sebagai penyangga SLM agar berada pada posisi tinggi

yang diinginkan. 8. Kabel : berfungsi sebagai penghubung antar alat. 9. Meteran : berfungsi sebagai alat ukur panjang pada ruang. 10. Bahan uji penambahan : sebagai variabel untuk mengetahui pengaruh

penambahan bahan terhadap nilai noise reduction dan noise criteria, dalam penelitian ini adalah gorden.

3.4 Pengukuran dan Perhitungan

Pada penelitian ini, pengukuran yang dilakukan mempunyai beberapa sasaran yaitu mengetahui distribusi kebisingan pada rumah susun, mengetahui nilai noise criteria ruang, mengetahui aspek kebocoran pada dinding muka ruang, mengetahui pengaruh penambahan bahan uji terhadap nilai noise reduction dan noise criteria, serta perhitungan untuk perancangan dinding muka dengan pengoptimalan fungsi dalam mereduksi kebisingan.

3.4.1 Pengambilan Data Distribusi Kebisingan

Pengambilan data distribusi kebisingan dilakukan di lokasi antara jalan raya hingga rumah susun blok A yang berlantai 4, antara lain trotoar food court, rusun

Page 15: LAPORAN KEMAJUAN HIBAH PENGABDIAN KEPADA …

15

lantai 1, rusun lantai 2, rusun lantai 3 dan rusun lantai 4. Denah pengukuran dapat dilihat pada Gambar 3.3.

Gambar 3.3 Denah pengukuran distribusi kebisingan

Pada pengambilan data ini dilakukan pengukuran SPL background noise dengan menggunakan SLM tanpa sumber bunyi. Untuk masing-masing titik dilakukan variasi waktu pengukuran yaitu pagi (pukul 07.30 WIB), siang (pukul 12.30 WIB), dan malam (pukul 20.30 WIB). Di masing-masing pengukuran, posisi ketinggian SLM diatur setinggi telinga manusia (160 cm) dan dihubungkan dengan PC melalui soundcard, sehingga bunyi yang ditangkap oleh SLM akan langsung dapat diterima oleh PC berupa data. Rangkaian peralatan dapat dilihat pada Gambar 3.4.

N

Trotoar / traffic

Page 16: LAPORAN KEMAJUAN HIBAH PENGABDIAN KEPADA …

16

Gambar 3.4 Rangkaian peralatan pengukuran distribusi kebisingan

Untuk setiap titik pengukuran, data yang diperoleh adalah sebanyak 20 data

SPL, kemudian dirata-rata untuk masing-masing titik dan waktu pengukuran, serta dibandingkan. Sehingga akan didapatkan waktu paling bising antara pagi, siang, dan malam, serta daerah paling bising dari ke-16 titik pada rusun. Pengambilan data pada trotoar dan food court dilakukan untuk mengetahui faktor jarak terhadap kebisingan dan pengaruh food court terhadap kebisingan yang diterima oleh rumah susun. 3.4.2 Pengambilan Data Noise Criteria (NC)

Setelah didapatkan hasil waktu dan daerah yang paling mengalami bising dari pengambilan data sebelumnya, hasil tersebut kemudian dijadikan ketentuan dalam pengambilan data noise criteria (NC) ruang. Ruang yang digunakan dalam penelitian adalah ruang N yang ada pada Gambar 3.4 yaitu rumah Bu Elvi salah satu penghuni Rumah Susun Urip Sumoharjo yang berada di lantai 4. Pada ruang dilakukan pengukuran background noise dengan menggunakan SLM tanpa sumber bunyi. Pengukuran ini dilakukan pada malam hari (21.30 WIB) di 3 titik dalam ruang yaitu daerah ruang tamu, daerah ruang tidur, serta daerah dapur dan kamar mandi. Pengambilan data ini memiliki variasi tirai luar pintu dan bukaan (pintu dan jendela), masing-masing dengan kondisi terbuka dan tertutup. Denah pengukuran dapat dilihat pada Gambar 3.5.

(a) (b) Gambar 3.5 (a) Denah pengukuran noise criteria

(b) Pengukuran noise criteria ruang di titik 1

Page 17: LAPORAN KEMAJUAN HIBAH PENGABDIAN KEPADA …

17

Seperti pada pengukuran sebelumnya, posisi ketinggian SLM diatur

setinggi telinga manusia dan dihubungkan langsung dengan PC melalui soundcard. Pada setiap titik pengukuran, data yang diperoleh adalah sebanyak 20 data SPL, kemudian dirata-rata untuk masing-masing titik dan variasi, untuk menentukan nilai NC ruang. 3.4.3 Pengambilan Data Noise Reduction (NR)

Pengukuran noise reduction (NR) dilakukan untuk mengetahui kualitas suatu partisi dengan menentukan bagian-bagian yang mengalami kebocoran melalui titik pengukuran. Dalam penelitian ini partisi yang diukur adalah dinding muka ruang N. Pengukuran NR dilakukan untuk masing-masing elemen, yaitu tembok, pintu, dan jendela. Untuk setiap elemen diperlukan pengukuran lebih dari satu titik karena nilai NR pada satu elemen di beberapa titik belum tentu sama. Denah titik pengukuran dapat dilihat pada Gambar 3.6.

Gambar 3.6 Denah titik pengukuran noise reduction tampak depan

Gambar 3.7 Rangkaian peralatan pengukuran noise reduction

Pengambilan data NR berupa pengukuran SPL sebelum dan setelah partisi

menggunakan SLM dengan mengarahkan mikrofon di titik-titik pengukuran. Pengukuran menggunakan sumber bunyi white noise dari software PC yang dihubungkan dengan amplifier dan speaker, seperti Gambar 3.7. Setiap pengukuran di masing-masing titik akan diambil 20 data, yang akan dirata-rata untuk masing-masing titik. Nilai noise reduction yang dimaksud adalah nilai selisih antara SPL sebelum dan sesudah pintu yang telah dirata-rata untuk masing-masing titik.

Page 18: LAPORAN KEMAJUAN HIBAH PENGABDIAN KEPADA …

18

3.5 Pengambilan Data Pengaruh Bahan Uji Terhadap NR dan NC

Setelah dilakukan analisis kebocoran pada dinding muka, maka langkah selanjutnya adalah menentukan bahan yang tepat untuk dinding muka agar fungsinya dapat lebih maksimal dalam mengisolasi suara. Namun karena keterbatasan dari penelitian, bahan yang dipilih bukanlah untuk merenovasi struktur bangunan, sehingga hanya sekedar penambahan bahan pada elemen dinding muka.

Dari nilai NR yang didapat, akan terlihat frekuensi-frekuensi yang memiliki nilai NR paling kecil oleh bahan. Dibandingkan dengan frekuensi yang lain, maka frekuensi dengan nilai NR yang lebih kecil ini yang harus dibantu oleh bahan uji yang memiliki daya serap tinggi untuk frekuensi tersebut, agar nilai NR yang didapatkan menjadi lebih besar, dan kualitas partisi akan menjadi lebih baik. Selain itu, faktor lain yang juga harus dipertimbangkan adalah ketersediaannya bahan tersebut, biaya, dan aspek lingkungan.

Setelah ditentukan bahan uji yang akan digunakan untuk penambahan, selanjutnya dilakukan pengukuran noise reduction dan noise criteria dengan cara yang sama seperti pada pengambilan data yang telah dilakukan sebelumnya, namun dengan kondisi setelah penambahan bahan uji.

Gambar 3.8 Denah titik pengukuran noise reduction setelah penambahan bahan

gorden

Gambar 3.9 Pengukuran noise criteria dengan variasi penggunaan gorden

Hasil dari kedua pengukuran tersebut kemudian dibandingkan dengan

pengukuran sebelumnya untuk mengetahui pengaruh penambahan bahan terhadap nilai NR dan NC. Bahan uji yang digunakan pada penelitian ini adalah gorden.

Page 19: LAPORAN KEMAJUAN HIBAH PENGABDIAN KEPADA …

19

BAB 4 HASIL YANG DICAPAI

4.1. Pengukuran Awal

Pada tahap awal dilakukan pengukuran distribusi kebisingan untuk menentukan waktu paling bising dan bagian dari rumah susun yang menerima bising paling tinggi. Hasil tersebut digunakan sebagai syarat pada pengukuran selanjutnya yaitu noise criteria. Kemudian dilakukan pengukuran noise reduction pada dinding muka, untuk melakukan analisis kebocoran yang terjadi pada dinding tersebut.

4.1.1. Distribusi Kebisingan Rumah Susun

Distribusi kebisingan dapat ditentukan dari pengukuran SPL (sound pressure level) atau tingkat tekanan bunyi pada 3 waktu yaitu pagi (07.30 WIB), siang (12.30 WIB), dan malam (20.30 WIB) meliputi trotoar jalan raya, food court rusun, dan rumah susun lantai 1, rusun lantai 2, rusun lantai 3 dan rusun lantai 4. Hasil pengukuran distribusi kebisingan didapat dalam satuan dBA. Grafik distribusi SPL waktu pagi-siang-malam pada semua frekuensi dapat dilihat pada Gambar 4.1

.

Gambar 4.1 Grafik tingkat tekanan bunyi yang diakibatkan oleh kebisingan jalan raya meliputi traffic, food court, rusun lantai 1, rusun lantai 2, rusun lantai 3 dan

rusun lantai 4.

Pada Gambar tersebut terlihat jelas bahwa pengukuran distribusi kebisingan sangat tinggi pada malam hari. Pada malam hari merupakan waktu yang digunakan untuk istirahat danbelajar sehingga dengan kebisingan yang cukup tinggi tersebut sangat mengganggu penghuni rusun. Selanjutnya yang akan diteliti adalah rusun lantai 4 khususnya pada waktu malam hari.

Page 20: LAPORAN KEMAJUAN HIBAH PENGABDIAN KEPADA …

20

4.1.2. Pengukuran Noise Criteria (NC) Pengukuran yang selanjutnya untuk mengetahui pengaruh kebisingan terhadap rusun adalah dengan mengukur besarnya noise criteria di dalam rusun tersebut. Waktu pengukuran yang diambil adalah pada malam hari karena pada malam hari adalah waktu yang mengalami bising paling besar khususnya salah satu rusun yang berada di lantai 4. Pengukuran NC dilakukan di tiga titik ukur yaitu ruang tamu, tempat tidur, dapur dan kamar mandi. Adapun hasil pengukuran noise dapat dilihat pada Gambar kurva noise criteria Gambar 4.2 dan tabel 4.1.

Gambar 4.2 Kurva grafik pengukuran Noise creteria rusun lantai 4 pada malam hari

Tabel 4.1 Perbandingan nilai NC pada rusun lantai 4 dengan NC rekomendasi

Fungsi Ruang NC NC Rekomendasi

ruang tamu 63 NC 35 – NC 40

tempat tidur 64 NC 20 – NC 30

dapur dan kamar mandi

63 NC 45 – NC 55

Pada Gambar kurva NC yang diperoleh didapat bahwa nilai NC yang

diperoleh sangat tinggi jika dibandingkan dengan NC rekomendasi yang sesuai untuk pemukiman. NC yang diperoleh sangat tinggi terutama pada frekuensi 500 Hz – 4000 Hz, dimana frekuensi ini merupakan frekuensi yang peka terhadap pendengaran. Sehingga sangat diperlukan suatu pengendalian khusus terhadap rusun melihat dari dampak yang sangat besar terhadap kesehatan khususnya pendengaran. salah satu pengendalian yang cocok yaitu dengan pemberian material tertentu terhadap rumah susun sehingga dapat menurunkan kebisingan.

Page 21: LAPORAN KEMAJUAN HIBAH PENGABDIAN KEPADA …

21

4.1.3. Pengukuran Noise Reduction (NR) Dinding Muka Ruang dan Analisis Kebocoran

Pengukuran NR ini merupakan salah satu pengukuran untuk mengetahui kemampuan material rusun dalam meloloskan bunyi khususnya bagian dinding muka yang langsung berhadapan langsung dengan jalan raya. Bagian dinding muka tersebut meliputi dinding, jendela, dan pintu. Pengukuran NR dilakukan pada jenis material yang ada pada dinding muka ruangan, yaitu jendela (kaca), pintu (kayu), dan dinding (tembok). Adapun kontur distribusi NR pada titik pengukuran yang dilakukan dapat dilihat pada Gambar 4.3.

Gambar 4.3 Gambar kontur distribusi NR (kemampuan meloloskan bunyi) pada dinding muka.

Dari Gambar kontur yang telah diperoleh dari hasil pengukuran diperoleh bahwa gambar semakin gelap menandakan kemampuan dalam meloloskan bunyi sangatlah rendah. Kemampuan yang paling besar dalam meloloskan bunyi adalah tembok yaitu berkisar 28 dB. Namun kemampuan yang terburuk adalah pada lubang angin-angin yang terlalu besar yaitu( 30 x 30 cm), sedangkan pada jendela dan pintu hanya mampu meloloskan bunyi sekitar 18 dB, kemampuan ini sangatlah rendah sehingga menjadi penting untuk dilakukan penambahan material sehingga mengoptimalkan kemampuan dalam meloloskan bunyi. 4.1.4. Pengukuran NR dan NC setelah pemambahan gorden Dalam penanggulangan kebisingan terhadap rusun tidak memungkinkan untuk dilakukan renovasi secara keseluruhan, salah satu yang dapat dilakukan yaitu dengan penambahan bahan pada salah satu material di dinding muka. Penambahan bahan dilakukan pada material jendela karena memiliki nilai NR yang kecil (Gambar 4.4). Bahan uji yang digunakan adalah gorden dengan jenis bahan cotton 100% tebal dengan lipatan dan memiliki tebal 0,1 cm, detail bahan dapat dilihat pada Gambar 4.4

Page 22: LAPORAN KEMAJUAN HIBAH PENGABDIAN KEPADA …

22

Gambar 4.4 Detail gorden yang digunakan pada penelitian

Pemilihan gorden dilakukan berdasarkan ketebalan dan serat. Apabila

dibandingkan dengan gorden pada umumnya, gorden yang digunakan pada penelitian lebih tebal dan lebih berat. Jenis bahan yang 100% cotton tanpa polyester membuat gorden ini memiliki serat yang banyak. Adapun kontur distribusi NR setelah penambahan gorden dapat dilihat pada Gambar 4.5

a) b)

Gambar 4.5 Gambar kontur distribusi NR pada jendela a) sebelum penambahan gorden b) setelah penambahan gorden

Berdasarkan kontur gambar yang diperoleh pada Gambar 4.5 a) sebelum

penambahan gorden diperoleh NR sebesar yang terkecil adalah 10 dB sampai 22.5 dB. Sedangkan ketika pemasangan gorden diperoleh kenaikan sebesar 4.5 dB. Penambahn gorden disini tidak cukup berpengaruh besar terhadap kebisingan sehingga diperlukan penambahan material khusus di daerah lainnya, terutama pada lubang angin-angin.

Dari hasil pengukuran NR setelah pemasangan gorden juga dilakukan pengukuran ulang untuk menentukan Noise criteria. Adapun data yang diperoleh adalah sebagai berikut terlihat pada Gambar 4.6 Gambar kurva Noise criteria setelah penambahan gorden.

Page 23: LAPORAN KEMAJUAN HIBAH PENGABDIAN KEPADA …

23

Gambar 4.6 Kurva grafik pengukuran Noise creteria rusun lantai 4 pada malam hari

Dari hasil pengukuran NC sebelum pemberian gorden dan setelah

pemberian gorden ada pengurangan NC. Untuk lebih detailnya dapat dilihat dalam bentuk tabel 4.2 di bawah ini.

Tabel 4.2 Perbandingan nilai NC pada rusun lantai 4 dengan NC rekomendasi

Fungsi Ruang NC

Tanpa gorden Dengan gorden

ruang tamu 63 60

tempat tidur 64 60

dapur dan kamar mandi

63 58

Jelas terlihat dari hasil perbandingan sebelum pemberian gorden dan setelah pemberian gorden ada penurunan NC sebesar 3 dB. Pengurangan NC disini menjadi NC 60 yang berarti masih jauh jika dibandingkan dengan NC yang direkomendasikan yaitu 35 – 40 dB. Untuk itu perlu dilakukan penelitian lanjutan unutk menurunkan nilai NC agar pemukiman rusun urip sumoharjo sesuai dengan standart.

Page 24: LAPORAN KEMAJUAN HIBAH PENGABDIAN KEPADA …

24

BAB 5 RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA

Pada kegitan ini ada beberapa yang harus diselesaiakan yaitu

1. Pembelian calsiboard

2. Penambahan pengahalang (barrier) pada teras, untuk mengurangi pengaruh angin

dan kebisingan dari lingkungan sekitar rumah susun.

3. Melakukan pengukuran noice reduction dan noice criteria setelah dilakukan

penambahan pemasangan barrier

Kendala yang dihadapi dan solusinya

Pada kegiatan ini ada beberapa kendala yang dihadapi diantaranya adalah waktu

pengukuran yang bertepatan dengan banyaknya kegiatan yang diselenggarakan di

foodcourt sekitar rumah susun. Selain itu juga pengukuran yang dilakukan pagi, siang

dan malam dikhawatirkan menganggu rutinitas penghuni ruma susun, sehingga

diperlukan koordinasi dengan pihak terkait.

Page 25: LAPORAN KEMAJUAN HIBAH PENGABDIAN KEPADA …

25

BAB 6 KESIMPULAN

Dari kegitan yang telah dilakukan sementara dapat disimpulkan bahwa setelah

dilakukan sebanyak 6 kali pengukuran dan pemasangan gorden, didapatkan pengurangan

nilai kebisingan sekitar 10 desibel. Dari hasil yang telah didapatkan, kami telah

melaporkan kegiatan penelitian ini dalam seminar international “International Conference

of Sensor, Sensor System, and Actuator” yang diselenggarakan di Denpasar, Bali pada

tanggal 5 Agustus 2015. Untuk mendapatkan hasil pengurangan kebisingan yang lebih

optimal, maka untuk selanjutnya akan dilakukan penambahan penghalang dengan

menggunakan calsiboard pada teras depan rumah.

Page 26: LAPORAN KEMAJUAN HIBAH PENGABDIAN KEPADA …

26

DAFTAR PUSTAKA 1. B.J.Smith, R.J. Peters, S.Owen, “Acoustics and Noise Control”, Addison

Wesley Longman Ltd, England, 1996 2. Christina E.M, “Akustika Bangunan Prinsip- Prinsip dan Penerapannya di

Indonesia” , Erlangga, Jakarta, 2005 3. Lea Prasetio,”Akustik”, Jurusan Fisika FMIPA ITS, 2003 4. L.L. Doelle, “Architectural Acoustics”, McGrawHill, NewYork, 1972 5. L.K.Irvine, R.L.Richards, “Acoustics and Noise ControlHandbook for

Architects and Bulders”, Krieger Publishing Co, Florida, 1998

Page 27: LAPORAN KEMAJUAN HIBAH PENGABDIAN KEPADA …

27

LAMPIRAN 1

LAMPIRAN 2

Page 28: LAPORAN KEMAJUAN HIBAH PENGABDIAN KEPADA …

28

LAMPIRAN 3

Page 29: LAPORAN KEMAJUAN HIBAH PENGABDIAN KEPADA …

29

(a) Rumah Susun Urip Sumoharjo (b) jalan raya di Urip Sumoharjo Surabaya

Page 30: LAPORAN KEMAJUAN HIBAH PENGABDIAN KEPADA …

30

(c) Pengambilan data tingkat tekanan buny (d) bersama mahasiswa melakukan pengukuran

(e). Bapak Ir. Didiek basuki sedang kalibrasi alat (f) Iim Fatimah sedang melakukan

pengukuran NC

Page 31: LAPORAN KEMAJUAN HIBAH PENGABDIAN KEPADA …

31

(g) Fahmi Astuti melakukan pengukuran SPL (h) Susilo Indrawati melakukan pengukuran NR

(i) salah satu foto rapat koordinasi

Page 32: LAPORAN KEMAJUAN HIBAH PENGABDIAN KEPADA …

32

LAMPIRAN 4