29
BAB I STATUS PASIEN I. Identitas Pasien a. Nama : An. H b. Jenis Kelamin : Perempuan c. Umur : 12 Tahun d. Pendidikan : SD e. Alamat : RT. 06 Arab melayu f. Tanggal periksa : 06 Febuari 2014 II. Latar Belakang Sosio-ekonomi-demografi-lingkungan a. Status Perkawinan : belum menikah b. Jumlah anak/ saudara : 3 orang c. Status ekonomi keluarga : kurang d. Kondisi Rumah : Pasien tinggal di sebuah rumah dengan ventilasi yang kurang. Mempunyai 2 kamar tidur dengan 4 jendela kecil, 1 ruang tamu yang bergabung dengan ruang keluarga, dan mempunyai 1 dapur . Kamar mandi menggunakan wc jamban dengan sumber air yang berasal dari PDAM. e. Kondisi Lingkungan Keluarga : 1

Laporan Kasus Telinga IKM OMSK

Embed Size (px)

Citation preview

BAB ISTATUS PASIEN

I. Identitas Pasiena. Nama: An. Hb. Jenis Kelamin: Perempuanc. Umur: 12 Tahund. Pendidikan: SDe. Alamat: RT. 06 Arab melayuf. Tanggal periksa: 06 Febuari 2014

II. Latar Belakang Sosio-ekonomi-demografi-lingkungana. Status Perkawinan: belum menikahb. Jumlah anak/ saudara: 3 orangc. Status ekonomi keluarga: kurangd. Kondisi Rumah: Pasien tinggal di sebuah rumah dengan ventilasi yang kurang. Mempunyai 2 kamar tidur dengan 4 jendela kecil, 1 ruang tamu yang bergabung dengan ruang keluarga, dan mempunyai 1 dapur . Kamar mandi menggunakan wc jamban dengan sumber air yang berasal dari PDAM.e. Kondisi Lingkungan Keluarga: Pasien tinggal bersama kedua orang tua nya beserta 2 orang adik laki-laki dan 1 orang kakak perempuan nya. Pasien Seorang siswa kelas 6 SD

III. Aspek Psikologis: Pasien dikenal sebagai seorang anak yang rajin dan selalu membantu ibu nya dirumah. Pasien merupakan individu yang ramah dan mudah bergaul dengan satu sama lain.IV. Keluhan Utama: Telinga sebelah kanan keluar cairanV. Keluhan Tambahan:Badan terasa kurang enakVI. Riwayat Penyakit Sekarang:Os mengeluh telinga kanan keluar cairan sejak 3 bulan lalu, berwarna kuning, encer, pendengarannya juga menurun dan telinga sebelah kanan berdenging (+) disertai pusing berputar (+), riwayat trauma kepala (-), riwayat telinga tertampar (-), riwayat terpajan bising (-), riwayat minum obat - obatan (-), rasa penuh di telinga (+), nyeri di dalam telinga (-), sumbatan hidung (-), mulut dan tenggorokan terasa kering (-), riwayat kontak dengan debu (-), cairan di hidung (-), bersin bersin (-), demam (-), batuk (-), Os belum mendapatkan pengobatan sebelumnya, kemudian os dibawa oleh orang tua nya datang ke puskesmas Olak Kemang untuk berobat.

VII. Riwayat Penyakit Dahulu/keluarga : Riwayat alergi obat-obatan (-), alergi makanan (-), riwayat asma (-)

VIII. Pemeriksaan Fisik:Keadaan Umum1. Keadaan sakit: tampak sakit ringan2. Kesadaran: compos mentis3. Suhu: 36,7C4. Nadi: 100 kali/menit5. Tekanan Darah: mmHg6. Pernafasan: 20 kali/menit7. Berat badan: 29 KgTinggi badan : 142 cmPemeriksaan Organ1. KepalaBentuk : normocephalEkspresi: biasaSimetri: simetris2. Mata: tak ada kelainan3. Hidung: tak ada kelainan4. Telinga : pada telinga kanan : cairan (+), nanah (+), pendengaran berkurang.Membrane timpani : hiperemis (+), retraksi (+), perporasi (+), secret (+)5. Mulut: tak ada kelainan 6. LeherKGB: tak ada pembengkakan7. ThoraxBentuk: simetrisPergerakan dinding dada: tidak ada yang tertinggal Jantung Inspeksi: Ictus cordis tak tampak Auskultasi : Suara normal jantung regular, bising (-) Palpasi: Nyeri tekan (-). ictus cordis teraba pada ICS V MCS Perkusi: tidak dilakukan Pulmo Inspeksi : Bentuk dada simetris normal, pergerakan paru simetris ki/ka. Palpasi : Pergerakan paru simetris, tidak ada gerakan yang tertinggal, vokal fremitus kanan = kiri Perkusi : Sonor di seluruh lapang paru kanan dan kiri Auskultasi: Suara dasar paru kanan kiri vesikular normal, wheezing (-), ronki (-)8. Punggung : kifosis, lordosis, skoliosis (-), nyeri ketok kostovertebra (-)9. Abdomen: Inspeksi : soepel, hernia umbilikalis (-), asites (-), strie (-), lesi (-) Auskultasi : bisung usus (+) normal Palpasi : nyeri tekan (-), hepar dan lien tidak teraba Perkusi: timpani

10. Ekstremitas Atas Akral hangat Jari-jari tremor (-) Telapak tangan lembab Edema (-/-)11. Ekstremitas bawah Akral hangat Edem (-/-)12. Status dermatologis Tidak ada kelainanIX. Pemeriksaan PenunjangDarah rutin.X. Diagnosis KerjaOtitis media supuratif kronisXI. Diagnosis BandingErosi tulang pendengaran Paralisis nervus facialis

XII. Manajemen. a. Promotif : Menjaga kebersihan diri dan lingkungan tempat tinggal. Menjaga kebersihan di daerah telinga Menjaga kebersihan didaerah telinga terutama mencegah agar telinga tidak kemasukan air pada saat mandi. Tidak membiasakan mengorek-ngorek telinga. Tidak membiasakan untuk berenang, karena mencegah agar air tidak masuk ke telinga. Menjaga agar telinga tetap bersih. Membiasakan untuk mengkonsumsi makanan yang bersih dan sehat.

b. Preventif : Mengkonsumsi makananan yang bergizi untuk mempercepat penyembuhan Menjaga kebersihan dan menghindari faktor-faktor yang dapat memperberat keluhan pasien. Apabila ingin membersihkan telinga sebaiknya ke tempat pelayanan kesehatan Istirahat yang cukup untuk mengembalikan kondisi tubuh. Menjaga kepatuhan dalam pengobatan untuk mempercepat proses penyembuhanc. Kuratif : Non Farmakologis : Istirahat yang cukup Banyak minum air putih Banyak makan sayur Medikamentosa : Paracetamol 3x 500 mg, selama 3-5 hari Ctm 3x1 tablet, selama 3 hari Eritromisin 500 mg 3x1 tablet, selama 5 hari Ofloxacin tetes telinga 2 x 6 tts/hari pada telinga kanan

Pengobatan tradiasional Tiga siung kunyit dibersihkan kemudian di parut, setelah di parut di oleskan pada pinggir telinga tersebut. Lakukan sebanyak tiga kali sehari (untuk mengatasi bengkak pada pinggiran telinga)

d. Rehabilitatif Meningkatkan daya tahan tubuh dengan mengatur pola makan yang bergizi untuk pemulihan kesehatan tubuh pasien kekeadaan semula Menghindari faktor-faktor yang dapat memperberat keluhan pasien.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA1.1 Definisi Otitis media supuratif kronis (OMSK) adalah infeksi kronis pada telinga tengah dengan perforasi membran tympani dan sekret keluar dari telinga terus menerus atau hilang timbul,. sekret dapat encer atau kental, bening atau berupa nanah. Jenis otitis media supuratif kronis dapat terbagi 2 jenis, yaitu OMSK tipe benigna dan OMSK tipe maligna.Beberapa faktor yang dapat menyebabkan otitis media akut menjadi otitis media kronis yaitu terapi yang terlambat diberikan, terapi tidak adekuat, virulensi kuman yang tinggi, daya tahan tubuh yang rendah (gizi buruk) atau hygiene buruk. Gejala otitis media supuratif kronis antara lain otorrhoe yang bersifat purulen atau mokoid, terjadi gangguan pendengaran, otalgia, tinitus, rasa penuh di telinga dan vertigo.1.2 EpidemiologiInsiden OMSK ini bervariasi pada setiap negara. Secara umum, insiden OMSKdipengaruhi oleh ras dan faktor sosioekonomi. Misalnya, OMSK lebih sering dijumpaipada orang Eskimo dan Indian Amerika, anak-anak aborigin Australia dan orang kulithitam di Afrika Selatan. Walaupun demikian, lebih dari 90% beban dunia akibat OMSKini dipikul oleh negara-negara di Asia Tenggara, daerah Pasifik Barat, Afrika, danbeberapa daerah minoritas di Pasifik. Kehidupan sosial ekonomi yang rendah, lingkungan kumuh dan status kesehatan serta gizi yang jelek merupakan faktor yang menjadi dasaruntuk meningkatnya prevalensi OMSK pada negara yang sedang berkembang.2

1.3 Patogenesis5Mukosa yang melapisi tuba eustachius, telinga tengah dan sel-sel mastoid mengalami peradangan akut. Mukopus terkumpul dalam telinga tengah dan sel-sel udara. Tekanan dalam telinga tengah makin meningkat, gendang telinga meradang, menonjol kemudian pecah pada bagian telinga tengah yang disebabkan oleh nekrosis sistemik. Mukopus kemudian keluar ke telinga luar. Gendang telinga menyembuh dan tuba eustachius terbuka lagi. Peradangan biasanya sembuh dengan pengonatan yang efektif dan telinga tengah kembali pada bentuk dan fungasi normal. Tetapi kadang-kadang peradangan terus berlangsung dan diikuti komplikasi. Otitis media akut dengan perforasi membrana timpani menjadi otitis media supuratif kronik apabila prosesnya sudah lebih dari dua bulan, sedang bila proses infeksi kurang dari dua bulan disebut otitis media supuratif akut.Menurut teori Tumarkin (1961) mengatakan semua faktor yang mempengaruhi otitis media kronik berhubungan dengan infeksi saluran nafas bagian atas pada masa anak-anak, yang akan mempengaruhi fungsi tuba dan tekanan intratimpani.1.4 Klasifikasi 5

OMSK dapat dibagi atas 2 jenis, yaitu (1) OMSK tipe aman (tipe mukosa = benigna) (2) OMSK tipe bahaya (tipe tulang = maligna).

Berdasarkan aktivitas sekret yang keluar dikenal juga OMSK aktif dan OMSK tenang. OMSK aktif ialah OMSK dengan sekret yang keluar dari kavum timpani secara aktif, sedangkan OMSK tenang ialah yang keadaan kavum timpaninya terlihat basah atau kering.Proses peradangan pada OMSK tipe aman terbatas pada mukosa saja, dan biasanya tidak mengenai tulang. Perforasi terletak disentral. Umumnya OMSK tipe aman jarang menimbulkan komplikasi yang berbahaya. Pada OMSK tipe aman tidak terdapat kolesteatoma.Yang dimaksud dengan OMSK tipe maligna ialah OMSK yang disertai dengan kolesteatoma. OMSK ini dikenal juga dengan OMSK tipe bahaya atau OMSK tipe tulang. Perforasi pada OMSK tipe bahaya letaknya marginal atau atik, kadang-kadang terdapat juga kolesteatoma pada OMSK dengan perforasi subtotal. Sebagian besar komplikasi yang berbahaya atau fatal timbul pada OMSK tipe bahaya.. Letak perforasi membran timpani:1. Perforasi sentralLokasi pada pars tensa, bisa antero-inferior, postero-inferior dan postero-superior, kadang-kadang sub total.2. Perforasi marginalTerdapat pada pinggir membran timpani dengan adanya erosi dari anulus fibrosus. Perforasi marginal yang sangat besar digambarkan sebagai perforasi total. Perforasi pada pinggir postero-superior berhubungan dengan kolesteatom3. Perforasi atikTerjadi pada pars flasida, berhubungan dengan primary acquired cholesteatoma.

2.5 Gejala Klinis21. Telinga berair (otorrhoe)Sekret bersifat purulen ( kental, putih) atau mukoid ( seperti air dan encer) tergantung stadium peradangan. Sekret yang mukus dihasilkan oleh aktivitas kelenjarsekretorik telinga tengah dan mastoid. Pada OMSK tipe jinak, cairan yang keluarmukopus yang tidak berbau busuk yang sering kali sebagai reaksi iritasi mukosa telinga tengah oleh perforasi membran timpani dan infeksi. Keluarnya secret biasanya hilang timbul. Meningkatnya jumlah sekret dapat disebabkan infeksi saluran nafas atas ataukontaminasi dari liang telinga luar setelah mandi atau berenang. Pada OMSK stadium inaktif tidak dijumpai adannya sekret telinga. Sekret yang sangat bau, berwarna kuning abu-abu kotor memberi kesan kolesteatoma dan produkdegenerasinya. Dapat terlihat keping-keping kecil, berwarna putih, mengkilap. Pada OMSK tipe ganas unsur mukoid dan sekret telinga tengah berkurang atau hilang karena rusaknya lapisan mukosa secara luas. Sekret yang bercampur darah berhubungan dengan adanya jaringan granulasi dan polip telinga dan merupakan tanda adanya kolesteatom yang mendasarinya. Suatu sekret yang encer berair tanpa nyeri mengarah kemungkinan tuberkulosis.

2. Gangguan pendengaranIni tergantung dari derajat kerusakan tulang-tulang pendengaran. Biasanya dijumpai tuli konduktif namun dapat pula bersifat campuran. Gangguan pendengaran mungkin ringan sekalipun proses patologi sangat hebat, karena daerah yang sakit ataupunkolesteatom, dapat menghambat bunyi dengan efektif ke fenestra ovalis. Bila tidakdijumpai kolesteatom, tuli konduktif kurang dari 20 db ini ditandai bahwa rantai tulangpendengaran masih baik. Kerusakan dan fiksasi dari rantai tulang pendengaran menghasilkan penurunan pendengaran lebih dari 30 db. Beratnya ketulian tergantung daribesar dan letak perforasi membran timpani serta keutuhan dan mobilitas sistempengantaran suara ke telinga tengah. Pada OMSK tipe maligna biasanya didapat tulikonduktif berat karena putusnya rantai tulang pendengaran, tetapi sering kali juga kolesteatom bertindak sebagai penghantar suara sehingga ambang pendengaran yangdidapat harus diinterpretasikan secara hati-hati Penurunan fungsi kohlea biasanya terjadi perlahan-lahan dengan berulangnyainfeksi karena penetrasi toksin melalui jendela bulat (foramen rotundum) atau fistellabirin tanpa terjadinya labirinitis supuratif. Bila terjadinya labirinitis supuratif akanterjadi tuli saraf berat, hantaran tulang dapat menggambarkan sisa fungsi koklea.

3. Otalgia ( nyeri telinga)Nyeri tidak lazim dikeluhkan penderita OMSK, dan bila ada merupakan suatu tanda yang serius. Pada OMSK keluhan nyeri dapat karena terbendungnya drainase pus.Nyeri dapat berarti adanya ancaman komplikasi akibat hambatan pengaliran sekret, terpaparnya durameter atau dinding sinus lateralis, atau ancaman pembentukan absesotak. Nyeri telinga mungkin ada tetapi mungkin oleh adanya otitis eksterna sekunder.Nyeri merupakan tanda berkembang komplikasi OMSK seperti Petrositis, subperiostealabses atau trombosis sinus lateralis.

4. VertigoVertigo pada penderita OMSK merupakan gejala yang serius lainnya. Keluhan vertigo seringkali merupakan tanda telah terjadinya fistel labirin akibat erosi dindinglabirin oleh kolesteatom. Vertigo yang timbul biasanya akibat perubahan tekanan udarayang mendadak atau pada panderita yang sensitif keluhan vertigo dapat terjadi hanyakarena perforasi besar membran timpani yang akan menyebabkan labirin lebih mudahterangsang oleh perbedaan suhu. Penyebaran infeksi ke dalam labirin juga akanmeyebabkan keluhan vertigo. Vertigo juga bisa terjadi akibat komplikasi serebelum.Fistula merupakan temuan yang serius, karena infeksi kemudian dapat berlanjut daritelinga tengah dan mastoid ke telinga dalam sehingga timbul labirinitis dan dari sanamungkin berlanjut menjadi meningitis. Uji fistula perlu dilakukan pada kasus OMSKdengan riwayat vertigo. Uji ini memerlukan pemberian tekanan positif dan negatif padamembran timpani, dengan demikian dapat diteruskan melalui rongga telinga tengah.

Tanda-tanda klinis OMSK tipe maligna :1. Adanya Abses atau fistel retroaurikular2. Jaringan granulasi atau polip diliang telinga yang berasal dari kavum timpani.3. Pus yang selalu aktif atau berbau busuk ( aroma kolesteatom)4. Foto rontgen mastoid adanya gambaran kolesteatom.

2.6 Diagnosis5Diagnosis otitis media supuratif kronik ditegakkan dari anamnesa, pemeriksaan klinik dan dibantu oleh pemeriksaan radiologi. Pemeriksaan bakteriologi dan tes pendengaran diperlukan untuk evaluasi

1. Pemeriksaan AudiometriPada pemeriksaan ini biasanya dijumpai tuli konduktif, bila infeksi berulang-ulang dapat terjadi tuli saraf. Gangguan pendengaran pada nada rendah lebih berat dibandingkan pada nada tinggi.Pemeriksaan ini terutama diperlukan untuk mengetahui perjalanan penyakit dan evaluasi setelah pengobatan atau operasi.2. Pemeriksaan RadiologiTidak banyak membantu dalam menegakkan diagnosa, tapi sebaiknya dilakukan untuk menilai keadaan mastoid dan fossa cranii media. 3. Pemeriksaan BakteriologiInfeksi telinga tengah biasanya masuk melalui tuba dan berasal dari hidung, sinus paranasalis, adenoid atau faring. Kuman penyebab biasanya Pneumococcus, Staphilococcus pyogenes, Streptococcus pneumoniae atau Haemophilus influenza. Pada otitis media kronik supuratif oleh karena adanya perforasi membran tymphani, infeksi lebih sering terjadi lewat perforasi tadi. 2.7 Komplikasi2,31. Komplikasi ditelinga tengah : Perforasi persisten Erosi tulang pendengaran Paralisis nervus facialis2. Komplikasi ditelinga dalam : Fistel labirin Labirinitis Tuli syaraf ( sensorineural )3 . Komplikasi di ekstradural : Abses ekstradural Trombosis sinus lateralis Petrositis4 . Komplikasi di susunan syaraf pusat : Meningitis Abses otak.

2.8 Penatalaksanaan5,6Terapinya sering lama dan harus berulang-ulang karena :1. Adanya perforasi membrane tymphani yang permanent.2. Terdapatnya sumber infeksi di faring, nasofaring, hidung dan sinus paranasalis.3. Telah membentuk jaringan patologik, yang irreversible dalam rongga mastoid.4. Gizi dan kebersihan yang kurang.Terapi terhadap otitis media supuratif kronik dapat dibagi menjadi :1. Terapi konservatif.2. Terapi operatif.1. Terapi konservatifBila sekret keluar terus menerus, diberikan obat pencuci telinga yaitu larutan H2O2 3 % selama 3-5 hari. Setelah sekret berkurang atau bila sudah tenang, dilanjutkan dengan obat tetes telinga yang mengandung antibiotika dan kortikosteroid, tidak lebih dari 1-2 minggu. Antibiotika oral golongan penicillin atau eritromisin. Pasien dianjurkan untuk tidak berenang dan menghindari masuknya air ke dalam teling. Bila sekret telah kering, namun perforasi tetap ada setelah selama 2 bulan, maka harus dirujuk untuk miringoplasti dan timpanoplasti.2. Terapi operatifa. Mastoidektomi sederhana ( Simple Mastoidectomy )Operasi ini dilakukan pada otitis media kronik tipe benigna yang dengan pengobatan konservatif tidak sembuh. Dengan tindakan operasi ini dilakukan pembersihan ruang mastoid dari jaringan patologik. Tujuannya ialah supaya infeksi tenang dan telinga tidak berair lagi. Pada operasi ini fungsi pendengaran tidak diperbaiki. Terdapat 2 prosedur mastoidektomi berbeda, yaitu : Mastoidektomi radikal :Dilakukan pada otitis media kronik dengan cholesteatoma Mastoidektomi dengan modifikasi Gondy : Dilakukan pada otitis media kronik dengan attic retraction, cholesteatoma dengan perforasi hanya pada pars flaksida. Pendengaran diusahakan dipertahankanb. Miringoplasti Operasi ini merupakan jenis timpanoplasti yang paling ringan. Rekonstruksi hanya dilakukan pada membrana timpani. Tujuan opoerasi untuk mencegah berulangnya infeksi telinga tengah pada otitis media kronik tipe benigna dengan perforasi yang menetap.c. TymphanoplastiDikerjakan pada otitis media kronik tipe benigna dengan kerusakan yang lebih berat atau tidak bias ditenangkan dengan medikamentosa. Pada operasi ini selain rekonstruksi membrana timpani sering kali harus dilakukan juga rekonsruksi tulang pendengaran. Sebelum rekonstruksi dilakukan eksplorasi cavum timpani dengan atau tanpa mastoidektomi untuk membersihkan jaringan patologis. Tidak jarang pada operasi ini dilakukan 2 tahap dengan jarak waktu 6-12 bulan .

BAB IIIANALISA KASUS

ANALISIS PASIEN SECARA HOLISTIK a.Hubungan anamnesis, diagnosis dengan keadaan rumah :Os mengeluh telinga kanan keluar cairan sejak 3 bulan lalu, berwarna kuning, encer, pendengarannya juga menurun dan telinga sebelah kanan berdenging (+) disertai pusing berputar (+), riwayat trauma kepala (-), riwayat telinga tertampar (-), riwayat terpajan bising (-), riwayat minum obat - obatan (-), rasa penuh di telinga (+), nyeri di dalam telinga (-), sumbatan hidung (-), mulut dan tenggorokan terasa kering (-), riwayat kontak dengan debu (-), cairan di hidung (-), bersin bersin (-), demam (-), batuk (-), Os belum mendapatkan pengobatan sebelumnya, kemudian os dibawa oleh orang tua nya datang ke puskesmas Olak Kemang untuk berobat.Dari anamnesis didapatkan gejalah yang dialami pasien merupakan gejalah Otitis media supuratif kronisDari anamnesis dan pemeriksaan fisik, kemungkinan pasien mengalami Otitis media supuratif kronisPasien tinggal disebuah rumah yang dengan ventilasi yang kurang dan ukuran kamar yang terlalu kecil dan kurangnya kebersihan dilingkungan tempat tingganya.Tidak ada hubungan antara kondisi rumah dan tempat tinggal pasien dengan penyakit yang diderita oleh pasien. b.Hubungan diagnosis dengan aspek psikologis Penyakit ini berhubungan dengan aspek psikologis pada pasien, mengingat pasien saat ini seorang siswa SD oleh karena keadaan nya yang sedang sakit pasien tidak masuk sekolah beberapa hari untuk beristirahat.c.Hubungan kausal antara beberapa masalah dengan diagnosisKausa penyebab penyakit ini disebabkan oleh bakteri dan juga ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan memperberat keluhan. Serta kebersihan telinga dapat mempercepat penyembuhanRENCANA PROMOSI DAN PENDIDIKAN KESEHATAN KEPADA PASIEN DAN KEPADA KELUARGA1. Menjelaskan kepada pasien tentang penyakitnya1. Menjelaskan kepada pasien kemungkinan penyebab penyakit tersebut pada pasien.1. Menjelaskan kepada pasien bahwa penyakit tersebut merupakan bukan penyakit menular.1. Menjelaskan kepada pasien tentang cara-cara yang dapat dilakukan untuk mencegah agar tidak memperberat penyakit nya.

RENCANA EDUKASI PENYAKIT KEPADA PASIEN, DAN KELUARGA PASIENMenjelaskan kepada pasien bahwa kemungkinan penyebab penyakit yang diderita nya disebabkan oleh bakteri Serta ada beberapa keadaan yang dapat memperberat keluhan yang seperti dialami pasien, serta pencegahan nya adalah dengan menjaga kebersihan telinga dan untuk mempercepat proses penyembuhan, serta menjaga agar telinga tidak kemasukan air pada saat mandi dan tidak membiasakan untuk mengorek-ngorek telingaANJURAN-ANJURAN PROMOSI KESEHATAN PENTING YANG DAPAT MEMBERI SEMANGAT / MEMPERCEPAT PENYEMBUHAN PADA PASIEN1. Berobat sampai tuntas jangan sampai berhenti berobat walaupun sudah merasa sembuh1. Mengkonsumsi makanan yang bergizi serta makanan yang terjaga kebersihannya1. Mengkonsumsi vitamin 1. Istirahat yang cukup1. Jaga kebersihan lingkungan.1. Membiasakan hidup bersih dan sehat

DAFTAR PUSTAKA1. Rini NS. Otitis Media Supuratif Kronis. FK UNBRAH. Medan. 20052. Zainul,A, dkk. 2008. Otitis Media Supuratif Kronis, Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga, Hidung, & Tenggorokan Hal.69-73. Jakarta : Balai Penerbit FKUI.3. Boeis.et al. BIOES Buku Ajar Penyakit THT Edisi Keenam. Jakarta, 1997: EGC.4. Askarullah A. Radang Telinga Tengah Menahun. FK-USU. MEDAN,20075. Soepardi EA, Iskandar S : Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga, Hidung dan Tenggorokkan, Edisi IV, FKUI, Jakarta, 1997, hal 54-606. Kapita Selekta Kedokteran, Edisi Ke-3, Jilid I, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Media Aesculapius, Jakarta, 1987, hal 82-3

20