Upload
awaluddin-salam
View
834
Download
36
Embed Size (px)
Citation preview
BAGIAN ILMU KESEHATAN MATAFAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS HASANUDDIN
LAPORAN KASUS DAN REFERATDesember 2011
ODS KATARAK SENIL IMMATUR
DISUSUN OLEH :
Riska Mega H. WaliuluC11107269
PEMBIMBING :
dr. Fitriani
KONSULEN :
dr. Ruslinah HTM, Sp. M
DISUSUN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIKPADA BAGIAN ILMU KESEHATAN MATA
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDINMAKASSAR
2011
1
LAPORAN KASUS
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. K
Umur : 53 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Suku Bangsa : Indonesia
Agama : Islam
Alamat : Balombong, Pangkep
Pekerjaan : Tukang besi
Tgl. Pemeriksaan : 8 Desember 2011
Rumah Sakit : RSWS
Dr pemeriksa : dr. S
II. ANAMNESIS
Keluhan Utama : Penglihatan kabur pada mata kiri
Anamnesis terpimpin :
Dialami sejak kurang lebih ± 1 tahun sebelum masuk Rumah Sakit. Penurunan
penglihatan ini terjadi secara perlahan-lahan, mengeluh matanya kabur jika
terkena cahaya matahari. Penglihatan seperti melihat kabut (+), silau (+), gatal
(-), mata merah (-), air mata berlebih (-), kotoran mata berlebih (-), rasa
mengganjal (+), rasa berpasir (-),nyeri (-), riwayat berobat sebelumnya (-).
Riwayat menggunakan kaca mata (-), riwayat trauma (-)
Riwayat HT dan DM tidak ada
Tanda Vital:
Keadaan umum : Baik/ Gizi Cukup/ Sadar
Tekanan darah : 120/70 mmHg
Nadi : 80 x/ menit
Pernapasan : 20 x/ menit
2
III. PEMERIKSAAN OFTALMOLOGI
A. INSPEKSI
Gambar 1.
No Pemeriksaan OD OS
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10
11.
Palpebra
App. Lakrimalis
Silia
Konjungtiva
Bola mata
Mekanisme
muskular
Kornea
Bilik mata depan
Iris
Pupil
Lensa
Edema (-)
Lakrimasi (-)
Sekret (-)
Hiperemis (-)
Normal
Ke segala arah
Jernih
Normal
Cokelat, kripte (+)
Bulat,sentral,RC (+)
Keruh
Edema (-)
Lakrimasi (-)
Sekret (-)
Hiperemis (-)
Normal
Ke segala arah
Jernih
Normal
Cokleat, kripte (+)
Bulat,sentral,RC (+)
Keruh
3
B. PALPASI
No Pemeriksaan OD OS
1.
2.
3.
4.
Tensi Okuler
Nyeri Tekan
Massa Tumor
Glandula periaurikuler
Tn
(-)
(-)
Pembesaran (-)
Tn
(-)
(-)
Pembesaran (-)
C. Tonometri :
TOD : 5/5,5 = 17,3 mmHg
TOS : 5/5,5 = 17,3 mmHg
D. Visus : VOD =20/40 VOS = 20/70 tidak dapat dikoreksi
E. Campus visual : Tidak dilakukan pemeriksaan
F. Color Sense : Tidak dilakukan pemeriksaan
G. Light Sense : Tidak dilakukan pemeriksaan
H. Penyinaran Oblik
Pemeriksaan OD OS
Konjungtiva
Kornea
Bilik mata depan
Iris
Pupil
Lensa
Hiperemis (-)
Jernih
Normal
Cokelat, kripte (+)
Bulat,sentral,RC (+)
Keruh, iris shadow (+)
Hiperemis (-)
Jernih
Normal
Cokelat, kripte (+)
Bulat,sentral,RC (+)
Keruh, iris shadow (+)
I. Funduskopi : FODS: Refleks fundus (+), papil N.II batas tegas,
CDR 0,3, a/v=2/3. Makula : refleks fovea (+), retina perifer kesan normal.
4
J. Slit Lamp
SLOD: Konjungtiva hiperemis (-), kornea keruh (-), BMD normal, iris
coklat kripte (+), dan pupil bulat sentral, RC (+), lensa keruh, iris
shadow (+), NO3NC2C2
SLOS: Konjungtiva hiperemis (-), kornea keruh (-), BMD normal, iris
coklat kripte (+), pupil bulat sentral, RC (+), lensa keruh, iris
shadow, NO3NC3C4
M. Resume
Seorang laki-laki, 53 tahun datang ke poliklinik mata RSWS penglihatan kabur pada
mata kiri yang berlangsung secara perlahan-lahan sejak satu tahun yang lalu.
Penglihatan saat melihat kabut (+), silau (+), rasa mengganjal (+).
Pada pemeriksaan inspeksi ditemukan lensa kesan keruh dan iris shadow pada ODS.
Pada pemeriksaan palpasi dan tonometri ODS dalam batas normal.
Pada pemeriksaan visus didapatkan VOD = 20/40 , VOS=20/70 tidak dapat dikoreksi.
Pada pemeriksaan oftalmoskopi ditemukan FODS = dalam batas normal.
Pada pemeriksaan slit lamp didapatkan SLODS = lensa keruh, NO3NC2C2 (OD) dan
NO3NC3C4 (OS).
N. Diagnosis
ODS Katarak Senil Immatur
O. Penatalaksanaan
- ODS Ekstraksi Katarak + Implantasi IOL
P. Anjuran
Pemeriksaan Biometri
DISKUSI
5
Pasien datang dengan keluhan utama penurunan penglihatan pada mata kiri, yang
dialami sejak kurang lebih ±1 tahun sebelum masuk Rumah Sakit. Penurunan
penglihatan ini terjadi secara perlahan-lahan. Pasien merasa melihat kabut, silau, rasa
mengganjal. Tidak ada keluhan gatal, mata merah, air mata berlebih, kotoran mata
berlebih,dan rasa berpasir. Tidak ada riwayat trauma. Dan tidak terdapat riwayat HT
dan DM.
Pada pemeriksaan inspeksi ditemukan lensa kesan keruh dan iris shadow pada ODS.
Pada pemeriksaan palpasi dan tonometri ODS dalam batas normal. Pada pemeriksaan
visus didapatkan VOD = 20/40 , VOS=20/70 (tidak dapat dikoreksi). Pada
pemeriksaan oftalmoskopi ditemukan FODS=dalam batas normal. Pada pemeriksaan
slit lamp didapatkan SLODS = lensa keruh, NO3NC2C2 (OD) dan NO3NC3C4 (OS).
Sehingga berdasarkan anamnesis, inspeksi, dan pemeriksaan slitlamp, pasien ini
didiagnosis dengan ODS Katarak Senil Immatur.
Katarak senile adalah semua kekeruhan lensa yang terjadi pada usia lanjut yaitu usia
diatas 50 tahun. Pada umumnya katrarak disebabkan oleh berbagai faktor, seperti
keturunan, masalah kesehatan, penggunaan obat tertentu, mata tanpa pelindung
cahaya matahari, operasi mata sebelumnya,dermatitis atopi. Namun pada katarak
senil, penyebab utamanya adalah proses primer akibat gangguan metabolisme dan
perkembangan lensa yang berkaitan dengan pertambahan usia.
Ada empat stadium katarak, yaitu stadium insipien, immatur, matur, dan hipermatur.
Dan pada pasien ini adalah stadium immatur, dimana didapatkan kekeruhan yang
lebih tebal tapi belum mengenai seluruh lensa sehingga masih terdapat bagian-bagian
yang jernih pada lensa. Stadium imatur dimana terjadi pencembungan lensa akibat
menyerap air yang disebut stadium intumesen, dan shadow test pada keadaan ini
positif seperti didapatkan pada pasien ini. Karena itu pasien ini kami didiagnosis
dengan ODS Katarak Senil Immatur.
Terapi yang akan dilakukan pada pasien ini adalah ekstraksi katarak dengan teknik
fekoemulsifikasi dan pemasangan IOL. Pada fekoemulsifikasi ( disintegrasi
ultrasonik dan nukelus ) dilakukan insisi kecil (3mm) untuk mengeluarkan lensa.
6
Teknik ini memerlukan jarum yang diarahkan dengan gelombang ultrasonik kearah
nukleus untuk mengaspirasi substrat lensa. Teknik ini dipilih karena memiliki
beberapa kelebihan yaitu insisi lebih kecil, rehabilitasi yang lebih cepat, dan
komplikasi post operatif yang lebih jarang.
Namun sebelum dilakukan ekstraksi katarak, terlebih dahulu dilakukan pemeriksaan
biometri untuk mengetahui kekuatan IOL yang akan diimplementasikan.
7