Laporan Kasus Bangsal Anggit Pudjiastuti g6a009028

Embed Size (px)

Citation preview

LAPORAN KASUS BANGSAL RUMAH SAKIT JIWA DAERAH AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG

Disusun oleh : ANGGIT PUDJIASTUTI G6A 009 028

Mengetahui, Residen Pembimbing, Psikiater Penguji,

Dr. Ratih

Dr. Innawati Jusup, Sp KJ

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 20111

I.

DATA PRIBADI Nama Jenis kelamin Usia Agama Pendidikan Suku / Warganegara Alamat Status perkawinan Pekerjaan No CM Diperiksa oleh : Nn. PA : Perempuan : 32 tahun : Islam : S1 Pendidikan : Jawa/Indonesia : Pancur - Rembang : Belum Menikah : Tidak bekerja : 078184 : Anggit Pudjiastuti

Tanggal pemeriksaan : 30 Mei 2011

II. RIWAYAT PSIKIATRI Riwayat psikiatri diperoleh dari hasil autoanamnesa dan alloanamnesa Alloanamnesis diperoleh dari Kakak Pasien pada 30 Mei 2011 : 1 Nama Alamat Pekerjaan Pendidikan Umur Agama Hubungan Lama kenal Sifat perkenalan Ny. S Pancur - Rembang PNS S1 45 tahun Islam Kakak Tertua 32 tahun Akrab Ny. M Pancur - Rembang Wiraswasta SMA 40 tahun Islam Kakak kedua 32 tahun Akrab 2

A.Sebab dibawa ke Rumah Sakit Pasien dibawa ke RSJD Amino Gondohutomo Semarang pada tanggal 30 Mei 2011 oleh kakak kandung pasien karena pasien sering marah-marah tanpa sebab. B.Riwayat Penyakit Sekarang2

+ 6 bulan pasien malas bekerja, pasien merasa sudah tidak menikmati pekerjaannya, tidak sanggup mengajar lagi murid-muridnya, merasa kecewa karena tidak dapat menolong murid-muridnya (pasien mengajar di SD-LB kelas Intelegensi Rendah), merasa kecewa dengan teman-teman kerja karena tidak menghargai pekerjaan pasien dan pasien dianggap suka cari muka kepada kepala sekolah. Aktivitas sehari-hari seperti makan, minum, dan mandi atas inisiatif sendiri. Waktu luang digunakan untuk membaca, mengajari sepupu-sepunya belajar, dan berkunjung ke rumah tetangga. Tidak ada gangguan tidur. (GAF: 80) + 3 bulan ini pasien mulai sering marah-marah tanpa sebab, menurut pasien marahnya muncul jika mengingat atau mendengar kakak-kakaknya dijelek-jelekkan oleh tetangga dan keluarganya, tidak mengamuk, dan tidak mencederai orang disekitarnya. Waktu luang digunakan untuk membaca, melamun, dan tidur. Pasien tidak mau mengerjakan pekerjaan rumah tangga. Pasien tidak mau bergaul lagi dengan tetangga dan lingkungan nya. Aktivitas sehari-hari seperti makan, minum, dan mandi atas inisiatif sendiri. Pasien mulai mengalami gangguan tidur, mudah terbangun saat tidur, dan tidak melanjutkan tidurnya. (GAF: 60) + 1 bulan ini pasien berhenti dari tempatnya bekerja, sering berdiam diri, sering melamun, tiba-tiba marah tanpa sebab. Pasien merasa dibisiki tentang kejelekan kakak-kakaknya, merasa orang-orang di sekitarnya suka membicarakan kejelekan dirinya dan keluarganya, merasa ada kekuatan lain yang menguasai dirinya berupa bayangan hitam yang kadang muncul sebagai manusia tetapi tidak dikenalinya, merasa pikirannya diambil keluar, pasien merasa pikirannya dimasuki setiap mau tidur melalui kedua mata, merasa pikirannya dapat dibaca oranglain. Pasien makin sering marahmarah. Aktivitas sehari-hari seperti makan, minum, dan mandi atas inisiatif sendiri. Pasien mulai mengalami gangguan tidur, mudah terbangun saat tidur, dan tidak melanjutkan tidurnya. Dibawa ke Psikiater di rembang, diberi obat warna pink dan biru, diminum dua kali sehari, karena tidak ada perbaikan, pasien datang ke RSJD . (GAF: 30) Saat diperiksa, pasien tidak bekerja. tidak dapat melakukan pekerjaan-pekerjaan rumah tangga, tetapi masih suka membaca dan mengaji. Pasien bercerita bahwa dia ingin mengajar murid-muridnya lagi tetapi dia tidak nyaman dengan suasana di sekolahnya. Pasien mengatakan teman-temannya selalu berpikiran jelek padanya. Pasien mengatakan ada bisikan yang sering membicarakan kejelakan dirinya dan kakak-kakaknya. Pasien sering didatangi bayangan hitam yang membisikinya dan kemudian memasuki pikirannya lalu mengganti namanya menjadi Siti Robiah. Pasien3

merasa pikirannya diambil orang, sering dimasuki orang lain melalui kedua matanya, dan merasa apa yang dia pikirkan akan diketahui orang-orang di depannya. Pasien yakin dirinya diberikan kekuatan dari Tuhan untuk menyembuhkan penyakitnya sendiri, pasien merasa ada semut yang menjalar di tangannya lalu merasuki tubuhnya dan naik ke otak, pasien sering ditiup-tiup telinganya oleh sesuatu yang tidak dia kenali. Waktu luang digunakan untuk berdiam diri dan melamun. Pasien tidak tidur semalaman. Makan, minum, mandi harus disuruh. (GAF: 30) C.Riwayat Sebelumnya 1. Psikiatri Baru pertama kali mengalami keluhan seperti ini, baru pertama kali datang ke RSJD Aminogondohutomo. 2. Medis Umum Pasien tidak memiliki riwayat penyakit fisik yang serius dan bermakna berkenaan dengan gangguan jiwanya. Riwayat kejang demam, epilepsi, trauma kepala, hipertensi, diabetes mellitus, nyeri dada/sakit jantung, nyeri ulu hati/sakit maag, pingsan/kehilangan kesadaran sebelumnya disangkal. 3. Penggunaan Obat-obatan dan Napza Riwayat penggunaan obat-obatan, NAPZA , minum minuman keras disangkal. A.Riwayat Pramorbid 1. Prenatal dan Perinatal Pasien merupakan anak terakhir dari empat bersaudara. Pasien merupakan anak yang diharapkan. Selama kehamilan, ibu pasien tidak memiliki riwayat sakit atau mengonsumsi rokok, alkohol, maupun obat-obatan. Proses persalinan spontan, ditolong oleh bidan, aterm, lahir langsung menangis, tidak ada cacat bawaan. Pasien dirawat dan disusui oleh ibu kandung. 2. Masa Anak Awal (sampai 3 tahun) Pasien diasuh oleh kedua orang tuanya sampai pasien berusia 4 tahun. Pertumbuhan dan perkembangan sesuai dengan usia. Riwayat kejang saat panas tinggi disangkal. Riwayat perkembangan pada masa balita normal. Ayah pasien meninggal karena sakit saat pasien berusia 4 tahun, sejak itu pasien mulai sering murung. 3. Masa Anak Pertengahan (3-11 tahun)

4

Pasien diberi kebebasan untuk bermain. Pasien termasuk anak yang mandiri, penurut, dan ramah. Selama sekolah, tidak pernah tinggal kelas, dan prestasi belajar baik. Pasien merupakan anak yang riang dan sering bermain dengan teman sebayanya. 4. Masa Kanak Akhir dan Remaja (11-18 tahun) a. Hubungan dengan teman sekelompok Pasien mudah bergaul, termasuk orang yang ramah dan suka menolong. Teman-teman pergaulan pasien termasuk anak yang baik. Pasien memiliki beberapa teman dekat, sering putus cinta, sejak saat itu pasien mulai menutup diri dengan lawan jenis. Pasien aktif dalam kegiatan wajib di sekolah dan kegiatan di kampung. b. Hubungan keluarga Hubungan pasien dengan ibu dan kakak-kakaknya akrab dan harmonis. c. Masalah emosional dan fisik Emosi pasien stabil dan pasien tidak pemarah. 1. Masa Dewasa a. Riwayat Pendidikan Pasien pertama kali sekolah di SD pada usia 7 tahun, masa sekolah di SD selama 6 tahun. Pasien mampu baca tulis dan berhitung saat kelas 1 SD. Prestasi pasien di SD biasa biasa saja. Setelah lulus SD kemudian pasien melanjutkan sekolah ke SLTP. Prestasi pasien selama di SMP biasa biasa saja, lalu melanjukan pendidikan ke SMA, dan kemudian ke Diploma 2. Setelah satu tahun bekerja honorer, pasien melanjutkan pendidikan ke taraf S1 jurusan pendidikan Bahasa Indonesia di Jawa Timur. Pasien tidak pernah tinggal kelas. Termasuk anak dengan prestasi rata-rata di kelas. b. Riwayat Pekerjaan Setelah lulus SMA pasien bekerja sebagai Karyawan di Matahari Departemen Store selama 3 tahun, lalu pasien melanjutkan pendidikan di D2, tamat D2 pasien bekerja magang mengajra selama setahun lalu melanjutkan pendidikan S1 jurusan Bahasa Indonesia, setelah lulus pasien bekerja sebagai guru Honorer di Sekolah Dasar Luar Biasa, semenjak tiga bulan pasien berhenti bekerja sebagai guru karena tidak cocok dengan teman-teman bekerja dan kecewa karena teman-teman kerjanya selalu berpikiran buruk pada pekerjaannya, dan sekarang pasien tidak bekerja c. Riwayat Keagamaan5

Pasien beragama Islam, belum pernah pindah agama. Taat Beribadah setiap harinya. Rajin mengaji. Mengikuti kegiatan keagaaman di kampungnya. d. Riwayat Perkawinan Pasien belum menikah. Memiliki teman dekat terakhir pada saat SMP. Pasien sudah sering diperkenalkan kakak-kakaknya untuk dijodohkan tetapi pasien selalu menolak. e. Riwayat Militer Pasien tidak pernah melihat suatu peperangan maupun mengikuti pendidikan dan kegiatan kemiliteran f. Riwayat Pelanggaran Hukum Pasien tidak pernah terlibat dalam pelanggaran hukum dan tidak pernah dipenjara. g. Riwayat Sosial Pasien sering mengikuti kegiatan di kampung. Hubungan dengan tetangga sebelum muncul keluhan masih baik. h. Situasi Hidup Sekarang Pasien tinggal di bersama ibu pasien. Lokasi rumah tinggal ada di tengah persawahan. Kebutuhan harian ditanggung oleh ibu pasien karena pasien sudah tidak bekerja. Biaya pengobatan ditanggung Keluarga pasien. 1. Riwayat Psikoseksual Pasien menarche saat berusia 13 tahun, Pasien tidak memiliki kelainan orientasi atau perilaku seksual. Pertama kali suka terhadap lawan jenis saat SMP. Pasien tidak pernah ganti-ganti pasangan seks maupun mengikuti pergaulan bebas. Pasien memakai baju perempuan. 2. Riwayat Keluarga Pasien merupakan anak keempat dari empat orang bersaudara. Ayah pasien meninggal saat pasien berusia empat tahun. Kakak-kakak pasien sudah menikah. Pasien tinggal bersama ibu kandungnya di rumah ibu kandungnya. Hubungan pasien dengan keluarga harmonis. Keluarga pasien mendukung usaha penyembuhan pasien saat ini. Tidak ada anggota keluarga pasien yang mengalami gangguan jiwa.

Silsilah Keluarga

6

Keterangan : : Pasien : Laki-laki meninggal 3. Mimpi, Fantasi, dan Nilai-nilai Pasien ingin murid-muridnya tercukupi kebutuhannya. Pasien ingin keluarganya bahagia. III. STATUS MENTAL A. Deskripsi Umum 1. Penampilan Umum Seorang perempuan, kulit sawo matang, postur kecil, proporsional, tampak sesuai umurnya, kebersihan dan kerapian kurang. 2. Perilaku dan Aktivitas Psikomotor Selama pemeriksaan berlangsung, pasien tampak normoaktif dan pasien mengalami depersonalisasi. 3. Sikap Terhadap Pemeriksa Kooperatif Kontak psikis 4. Mood dan Afek Mood Afek Stabilitas Pengendalian Dalam-dangkal Empati : euthymi : serasi : stabil : wajar : dalam : dapat diraba-rasakan : Ada, wajar, dapat dipertahankan : Perempuan sakit

Sungguh-sungguh : sungguh-sungguh

Skala Differensiasi : luas7

Arus emosi A. Pembicaraan

: lancar

Berbicara jelas, lancar menjawab, intonasi cukup, volum suara cukup, artikulasi jelas. Ekspresi wajah sesuai pembicaraan. Kualitas kurang, kuantitas berlebihan. B. Gangguan Persepsi Ilusi : (-) Halusinasi akustik fonema : (+) (membisikkan kejelekan kakak-kakaknya) Halusinasi akustik akoasma : (+) seperti ditiup-tiup Halusinasi taktil (haptik) : ada semut merambat di badannya dan lalu memasuki tubuhnya dan masuk ke otaknya. Halusinasi visual (+) (berupa bayangan hitam) C. Pikiran1. Bentuk pikir 2. Arus Pikir

: non realistik : : (-) : (-) : (-) : (-) : (-) : (-) : (-) : (-) : (-) : (-) : (+) Delusion of Control Pasien yakin bahwa dirinya saat ini dikendalikan oleh kekuatan dari luar yang menguasai dirinya Waham curiga (keyakinan bahwa tetangga-tetangganya suka membicarakan halhal jelek tentang keluarganya)8

Flight of Idea Asosiasi longgar Inkoherensi Neologisme Tangensialitas Sirkumstansialitas Verbigrasi Persevasi Retardasi Blocking 3. Isi Pikir Waham

Waham Magic Mistik Pasien yakin bahwa dia mendapat kekuatan dari Tuhan untuk menyembuhkan penyakitnya. Thought of Insertion Pasien yakin pikirannya dirasuki sesuatu dari luar yang masuk melalui kedua matanya. Thought of Withdrawal Pasien yakin ada yang menarik pikirannya keluar dari kepalanya. Thought of Broadcasting Pasien yakin orang-orang dapat membaca pikirannya. Paranoia Preokupasi Obsesi dan Kompulsi Fobia Ide-ide referensi/influence Kemiskinan isi A. Sensorium dan Kognitif 1. Kesadaran Jernih 2. Orientasi Personal Tempat Waktu Situasional 3. Daya ingat Segera : Baik Jangka pendek : Baik Jangka sedang : Baik Jangka panjang : Baik 4. Konsentrasi dan Perhatian Pasien dapat memusatkan dan mempertahankan perhatian 5. Kapasitas untuk Membaca dan Menulis Baik 6. Kemampuan Visuospasial9

: (-) : (-) : (-) : (-) : (-) : (-)

Gagasan bunuh diri/membunuh: (-)

: Baik : Baik : Baik : Baik

Baik 7. Pikiran Abstrak Baik A. Pengendalian Impuls Cukup B. Tilikan Derajat tilikan yang dimiliki pasien : (1) 1. Menyangkal sepenuhnya bahwa ia mengalami penyakit/gangguan. 2. Sedikit memahami adanya penyakit pada dirinya dan membutuhkan pertolongan dan pada saat yang bersamaan pasien sekaligus menyangkal penyakitnya. 3. Pasien menyadari dirinya sakit namun menyalahkan orang lain atau penyebab eksternal, atau faktor organik sebagai penyebabnya. 4. Pasien menyadari dirinya sakit yang penyebabnya adalah sesuatu yang tidak diketahui dari diri pasien.5. Intellectual insight : pasien menerima kondisi dan gejala-gejala sebagai bagian

dari penyakitnya dan hal ini disebabkan oleh gangguan yang ada dalam diri pasien, namun tidak menerapkan pemahamannya ini untuk melakukan sesuatu selanjutnya (misalnya perubahan gaya hidup)6. Emotional insight : pasien memahami kondisi yang ada dalam dirinya seperti

tilikan derajat 5 namun pasien juga memahami perasaan dan tujuan yang ada pada diri pasien sendiri dan orang yang penting dalam kehidupa pasien. Hal ini membuat perubahan perilaku pada pasien. A. Pertimbangan Cukup B. Taraf Dapat Dipercaya Dapat dipercaya III. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK LEBIH LANJUT (30/05/2011) A. Status Internus1. Keadaan Umum 2. Berat / Tinggi Badan 3. Kesadaran 4. Tanda vital

: Baik : 45 kg / 150 cm : Compos mentis : TD RR Nadi : 120 / 80 mmHg : 20 x / menit : 80 x / menit10

Suhu : afebris5. Kepala 6. Leher 7. Toraks 8. Abdomen 9. Ekstremitas 10. Lain-lain

: Sklera ikterik (-/-), konjungtiva palpebra pucat (-/-) : Dalam batas normal : Cor Pulmo : SI-SII murni, suara tambahan (-) : suara vesikuler, ronkhi (-), wheezing (-)

: Supel, nyeri tekan (-), peristaltik (+) normal : Dalam batas normal : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid

Kesan : Tidak ada kelainan A. Status Neurologis1. GCS 2. Rangsang meningeal 3. Tanda-tanda EPS

: E4 M6 V5 = 15 : (-) : Tremor tangan Akatisia Bradikinesia Cara berjalan Keseimbangan Rigiditas : (-) : (-) : (-) : Normal : Baik : (-) 555 555 555 555

4. Motorik 5. Sensorik

: Kekuatan baik : Baik

Kesan : Tidak ada kelaianan A. Laboratorium Tidak dilakukan B. Pemeriksaan Psikis (PANSS rating) SKALA SINDROM POSITIF DAN NEGATIF SKALA SINDROM POSITIF DAN NEGATIF SKALA POSITIF P1 P2 P3 P4 P5 Waham Kekacauan Proses Pikir Perilaku Halusinasi Gaduh gelisah (Excitement) Waham Kebesaran 7 5 5 1 1 7 5 5 1 1 7 5 5 1 111

TANGGAL PEMERIKSAAN 30/05/2011 31/05/2011 01/06/2011

P6 P7

Kecurigaan/Kejaran Permusuhan

7 1 27

7 1 27

5 1 25

Total Skala Positif SKALA NEGATIF N1 N2 N3 N4 N5 N6 N7 Afek Tumpul Penarikan Emosional Kemiskinan Rapport Penarikan Diri dari Hubungan Sosial secara Pasif/Apatis Kesulitan Dalam Pemikiran Abstrak Kurangnya Spontanitas & Arus Percakapan Pemikiran Stereotipik

1 5 1 4 1 1 1 14

1 5 1 4 1 1 1 14

1 5 1 3 1 1 1 13

Total Skala Negatif SKALA PSIKOPATOLOGI UMUM G1 G2 G3 G4 G5 G6 G7 G8 G9 Kekhawatiran Somatik Anxietas Rasa Bersalah Ketegangan Mannerisme dan Posturing Depresi Kelambanan Motorik Ketidakkooperatifan Isi Pikiran yang Tidak Biasa

1 1 1 1 1 1 1 1 7 1 1 7 4 1 1

1 1 1 1 1 1 1 1 7 1 1 6 4 1 1

1 1 1 1 1 1 1 1 7 1 1 6 4 1 1

G10 Disorientasi G11 Perhatian Buruk G12 Kurangnya Daya Nilai & Tilikan G13 Gangguan Dorongan Kehendak G14 Pengendalian Impuls yang Buruk G15 Preokupasi

12

G16 Penghindaran Sosial Secara Aktif Total Skala Psikopatologi Umum TOTAL PANNS SKALA TAMBAHAN S1 S2 S3 Amarah Kesulitan dalam Menunda Pemenuhan Kepuasan Afek yang Labil

4

4

4

34 75

33 74

33 71

5 1 5 11

3 1 4 8

3 1 3 7

Total Skala Tambahan Keterangan : 1 = tidak ada gejala 2 = gejala minimal 3 = gejala ringan 4 = gejala sedang 5 = gejala agak berat 6 = gejala berat 7 = gejala sangat berat

C. Pemeriksaan MINI (Mini International Neuropsychiatri Interview)

Pada pemeriksaan MINI terhadap pasien didapatkan :

Tidak memenuhi kriteria episode depresif Tidak memenuhi kriteria distimia Tidak memenuhi kriteria risiko bunuh diri Tidak memenuhi kriteria manic Tidak memenuhi kriteria agoraphobia Tidak memenuhi kriteria gangguan panic Tidak memenuhi kriteria social fobia Tidak memenuhi gangguan panic Tidak memenuhi gangguan anxietas menyeluruh Tidak memenuhi gangguan stress pasca trauma Tidak memenuhi kriteria bulimia nervosa Tidak memenuhi kriteria anoreksia nervosa Tidak memenuhi kriteria gangguan berkaitan dengan alcohol Tidak memenuhi kriteria gangguan yang berkaitan dengan zat psikotik Memenuhi kriteria gangguan psikotik : N1: keluarga atau teman pasien pernah menganggap keyakinan pasien aneh atau tidak lazim13

N2: pasien tidak merasa bahwa seseorang sedang memata-matai pasien, atau mencoba mencederai pasien N3: pasien yakin bahwa pikirannya bisa dibaca oleh orang lain N4: pasien yakin bahwa dirinya dikuasai kekuatan dari luar sehingga menyebabkan pasien marah tiba-tiba N5: pasien tidak merasa dikirimi pesan melalui TV, radio, koran, atau seorang yang tidak dikenalnya tertarik pada dirinya N6:pasien tidak pernah melihat penampakan yang tidak bisa dilihat oranglain. N7: pasien pernah mendengar suara yang dibisikkan pada pasien yang menjelek-jelekkan keluraganya N8: pasien mengalami gejala tersebut sejak tiga bulan terakhir N9: selama hidup pasien mengalami gejala tersebut baru satu kali episode psikotik tunggal saat ini. Kesimpulan : episode psikotik tunggal saat ini.

V. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA / FORMULASI DIAGNOSTIK Dihadapkan seorang pasien perempuan, usia 32 tahun, agama Islam, suku Jawa, tidak bekerja, anak keempat dari empat bersaudara, belum menikah, dibawa ke RSJD Amino Gondohutomo oleh kakak pasien dengan keluhan utama sering marah-marah tanpa sebab yang jelas. Berdasarkan autoanamnesis dan alloanamnesis didapatkan : Berdasarkan riwayat gangguan penyakit pasien, didapatkan gejala kesadaran jernih, mood euthym, halusinasi akustik fonema, halusinasi akustik akoasma, halusinasi taktil, halusinasi visual, waham curiga, thought of insertion, thought of withdrawal, thought of broadcasting, delusion of control. Terdapat hendaya pada fungsi peran, sosial, perawatan diri, dan waktu luang. Gejala ini sudah berlangsung selama 1 bulan. Kriteria diagnostik ditegakkan dengan menggunakan pedoman diagnostik berdasarkan PPDGJ-III. Pada kasus ini memenuhi pedoman diagnostik Episode F20.0 Skizofrenia Paranoid Berdasarkan riwayat pribadi pasien menunjukkan : Aksis I Memenuhi pedoman diagnostik gangguan psikotik akut dan sementara dengan pointpoint berdasarkan PPDGJ-III dalam urutan prioritas:14

Onset yang akut (dalam masa 2 minggu atau kurang= jangka waktu gejala-gejala psikotik menjadi nyata dan mengganggu sedikitnya beberapa aspek kehidupan dan pekerjaan sehari-hari, tidak termasuk periode prodromal yang gejalanya sering tidak jelas) sebagai ciri khas yang menentukan Sebagai diagnosis banding adalah Skizofrenia Paranoid PPDGJ-III (a) Adanya gejala yang memenuhi kriteria Skizofrenia yaitu Adanya delusion of control, thought of insertion, thought of withdrawal, thought of broadcasting, halusinasi auditorik tipe fonema, halusinasi visual, waham menetap yang tidak sesuai dengan budaya setempat (waham kebesaran dan waham curiga). (b) Adanya gejala-gejala khas tersebut telah berlangsung selama kurun waktu satu bulan atau lebih. (c) Ada perubahan yang konsisten dan bermakna dalam mutu keseluruhan (overall quality) Sedangkan gangguan afektif bipolar (F31) disingkirkan dengan mengingat pointpoint diagnostik tidak memenuhi. Sebagai berikut: Gangguan bersifat episode berulang (sekurang-kurangnya dua episode) dimana afek pasien dan tingkat aktivitasnya jelas terganggu, pada waktu tertentu terdiri dari peningkatan afek disertai penambahan energi dan aktivitas (mania atau hipomania), dan pada waktu lain berupa penurunan afek disertai pengurangan energi dan aktivitas (depresi). Yangkhas adalah bahwa biasanya ada penyembuhan sempurna antar episode. Episode manik biadanya mulai dengan tiba-tiba dan berlangsung antara 2 minggu sampai 4-5 bulan, episode depresi cenderung berlangsung lebih lama (rata-rata sekitar 6 bulan) meskipun jarang melebihi 1 tahun kecuali pada orang usia lanjut. Kedua macam episode ini seringkali terjadi setelah peristiwa hidup yang penuh stres atau trauma mental lain (Adanya stres tidak esensial untuk penegakan diagnosis). Aksis II Berdasarkan riwayat pribadi pasien, tidak menunjukkan adanya gejala-gejala ciri kepribadian tertentu Aksis III Dari pemeriksaan fisik dan neurologis, tidak didapatkan kelainan Aksis IV Stressor tidak jelas15

Aksis V Pada skala penilaian fungsi secara global pasien, saat pemeriksaan dilakukan terdapat hendaya pada fungsi peran, sosial, penggunaan waktu luang dan perawatan diri, disabilitas berat dalam komunikasi dan daya nilai,dan tidak mampu berfungi hampir di semua bidang. (GAF 30). Pada Aksis V, GAF saat masuk RS 30, GAF saat diperiksa 30, GAF tertinggi 1 tahun terakhir 90). VI. EVALUASI MULTIAKSIAL (30/05/2011) Menurut PPDGJ-III Aksis I Aksis II Aksis III Aksis IV Aksis V : F20.2 Skizofrenia Paranoid : tidak ada diagnosis : tidak ada diagnosis : stressor tidak jelas : GAF 30 (saat masuk RS) GAF 30 (saat diperiksa) GAF 90 (tertinggi dalam 1 tahun terakhir) VII.RENCANA KERJA - Terapi biologis - Psikoterapi VIII. PENATALAKSANAAN A. Terapi Biologis Farmakoterapi - Chlorpromazine 2 x 50 mg - Trifluoperazine 2 x5 mg - Trihexsiphenidine 2 x 2 mg A. Psikoterapi Psikoterapi individual Memberikan dukungan pada pasien agar dapat menemukan masalah yang menekannya, mengatasi stres tersebut, merelaksasikan pikiran, setalh membaik, diajarkan kembali keterampilan bermasyarakat. Psikoterapi kelompok Meminta kerabat dan teman pasien untuk memberikan dukungan dan mengawasi keaadan emosi pasien serta psikis dan perilaku pasien. Melaporkan kepada pihak paramedis jika adaperubahan perilaku yang menonjol. Terapi keluarga16

Memberitahukan keluarga mengenai schizophrenia, asal-usulnya, tanda-tandanya, dan pengobatannya, meminta keluarga untuk senantiasa mendukung proses pengobatan disamping terapi obat-obatan yang diberikan dari Rumah Sakit. Rehabilitasi psikiatri Bertujuan mengembalikan keterampilan pasien agar siap kembali ke lingkungan masyarakat. Latihan keterampilan sosial Mengajarkan kepada pasien cara-cara untuk menghadapi masalah kehidupan sehari-hari, dan agar pasien dapat melakukan hubungan interpersonal. Perawatan diri, dan penyesuaian dengan lingkungan sekitar. Mengenal dan memahami manajemen medikasi sehingga dapat mengoptimalkan kualitas hidup. Terapi kognitif perilaku Membantu pasien agar dapat mengidentifikasi masalah jika sedang ada masalah dan diberi konseling pada pasien mengenai tindakan yang sebaiknya diambil bila menghadapi masalah. IX. PROGNOSIS Pada pasien ini ditemukan keluhan dengan onset tiga bulan, tidak terdapat faktor pencetus yang jelas, muncul pada usia 32 tahun. Pasien mempunyai riwayat pramorbid dan sosial yang baik. Di keluarga pasien tidak ada riwayat genetik skizofrenia. Kesadaran pasien jernih. didapatkan gejala kesadaran jernih, halusinasi akustik fonema, waham curiga, thought of echo, thought of insertion, thought of withdrawal, thought of broadcasting, delusion of control. Oleh karena itu, prognosis penyakit pasien ini adalah dubia ad malam X. SARAN-SARAN

Pasie dirawat inap untuk mengintensifkan perawatan dam memantau pengobatan. Istirahat cukup, obat diminum secara teratur Jika sudah pulang, diharapkan pasien dapat kontrol secara teratur Keluarga lebih sering berkomunikasi dengan pasien Seluruh anggota keluarga harus mendukung pasien agar dapat sembuh dari penyakitnya dan tidak mengalami kekambuhan lagi. Keluarga perlu mengetahui bahwa penyakit yang diderita pasien mengganggu kemampuan pasien dalam melakukan aktivitas sehari-hari termasuk bekerja. Setelah mendapat pengobatan

17

yang teratur masih terdapat kemungkinan kemampuan bekerja pasien tidak dapat kembali seperti sebelum sakit.

18