Laporan Kasus Anestesi Generafixl

Embed Size (px)

DESCRIPTION

anestesi

Citation preview

LAPORAN KASUS ANESTESI GENERAL PADA insisi abses di humerus

LAPORAN KASUS ANESTESI GENERALPADA insisi abses di humerus Pembimbing : dr. Eva S, Sp. AnDisusun oleh : Lulu Dhiyaanty KPutri Rafika ZA.M.F Faidzin AIdentitas pasienNama: Ny. MUmur : 55 thnAlamat: Tipar Cakung, Jakarta UtaraAgama: IslamPekerjaan: Ibu rumah tangga Status : MenikahRMK : 216985Tanggal Op : 2 Februari 2016Operator Bedah : dr. Maulana, Sp. B

Anamnesis Keluhan utama :Terdapat benjolan di lenggang kiri atas.

Riwayat penyakit sekarang :

Nyeri perut kanan atas dirasakan hilang timbul sejak 2 minggu SMRS. Nyeri dirasakan tiba-tiba dan menetap dengan intensitas berat selama 1-3 jam kemudian menghilang perlahan-lahan. Selanjutnya nyeri muncul kembali. Nyeri dirasakan dari perut kanan atas hingga bagian ulu hati namun tidak menjalar sampai ke bahu kanan dan punggung. Nyeri seperti ini dirasakan terus-menerus selama 4 hari terakhir. Jika nyeri muncul pasien sampai keringat dingin menahan rasa nyeri dan tidak dapat melakukan aktivitas apapun. Nyeri dirasakan bertambah apabila pasien menarik napas dalam. Sesak dan nyeri dada disangkal.Pasien juga mengeluhkan mual dan muntah. Pasien muntah 2 kali, isi makanan, darah (-). Setiap kali makan pasien mengaku sering merasa mual. Nafsu makan menjadi menurun semenjak sakit. Pasien tidak merasakan demam. BAB dempul disangkal. Kulit dan mata terlihat kuning disangkal. Nyeri saat BAK (-), kencing berpasir (-).Riwayat penyakit dahuluRiwayat DM (+)Hipertensi disangkal DM disangkalAsma disangkal Alergi disangkalRiwayat penyakit keluargaHipertensi disangkalDM disangkalAsma disangkal Alergi disangkal

Riwayat obat-obatanTidak ada alergi obatTidak sedang mengkonsumsi obat

Riwayat OperasiDisangkal

Pemeriksaan FisikStatus GeneralisataKeadaan: Sakit sedangKesadaran: SomnolenTinggi badan: -Berat badan: 55kgTD: 120/80mmHgNadi: 98 x/menitSuhu: 37,4 CKepala: Bentuk NormocephalMata: Konjungtiva anemis(-)/(-),sklera ikterik(-)/(-),reflek pupil (+)/(+) isokorHidung: Deviasi Septum(-),Konka hiperemis(-)/(-)Sekret(-)/(-)Bibir: Mukosa kering(-)Mulut: Lidah kotor(-),faring hiperemis(-),tonsil T1/T1Leher: Pembesaran Tiroid(-), pembesaran KGB(-)Dada:Inspeksi: Simetris,retraksi(-)Palpasi: Vokal premitus dekara=sinistraPerkusi: Sonor/sonorAuskultasi: Vesikuler(+)/(+),whezing(-)/(-),ronki(-)/(-) BJ I/II reguler, gallop(-),murmur(-)Abdomen Inspeksi : Dinding abdomen simetris, massa (-), distensi (-), vena kolateral (-), caput medusa (-), jaringan sikatrik (-)Auskultasi : Bising Usus (+) normal, metalic sound ( -), bising aorta (-) Perkusi :Timpani di seluruh lapangan abdomenNyeri ketok CVA (-)Ekstremitas : Edema(-)/(-), akral hangat, CRT < 2 detikLaboratorium 27/11/2015PemeriksaanHasilRujukanHb12,3 g/dl12,3 15,7 g/dlHT37,3%38 47%Leukosit13.700 /mm34.000 11.000/mm3Trombosit394.000 /mm3150.000 440.000/mm3Ro Thorax:Kesan : Cor dan pulmo normalHasil Urine Rutin :Dalam batas normal tidak ada kelainan DiagnosisAbses PenatalaksanaanDirencanakan insisi dengan regional anestesi.

Status Anestesi

American Society of Anesthesiologists (ASA) :Pasien sehat organik, fisiologik, psikiatrik & biokimiaPasien dgn penyakit sistemik ringan atau sedangPasien dgn penyakit sistemik berat, aktivitas rutin terbatasPasien dgn penyakit Sistemik berat, tdk dapat melakukan aktivitas rutin & penyakitnya merupakan ancaman kehidupan sehari-harinya.Pasien sekarat yg diperkirakan dengan atau tanpa pembedahan hidupnya tidak akan lebih dari 24 jam. E. Emergency/ cito.LAPORAN ANESTESIA INTRAOPERATIFTanggal operasi : 4 Januari 2016Jam rencana operasi : 10.00 wibMulai operasi : 10.30 wibSelesai operasi: 11.40 wibLama operasi: 70 menitDiagnosa Pra Bedah : KolelitiasisDiagnosa Pasca Bedah : KolelitiasisMacam Operasi: KolesistektomiAhli Bedah: dr. Sunaryo, SpBAhli Anestesiology: dr. Eva, SpAnTeknik Anestesi: Anestesi UmumIntubasi: ETT Non Kingking No.7 Cuff +Pernafasan: Controlled Respiration/ CRPosisi Operasi: SupineMulai induksi: jam 10.15 wib

Medikasi:Fentanyl100 mg (diberikan pukul 10.15wib)Propofol 150mg (diberikan pukul 10.15wib)Farelax 20 mg (diberikan pukul 10.15wib)Indexon 10 mg (diberikan pukul 10.45wib)Tramadol 100 mg (diberikan pukul 10. 50 wib)Ketorolac 30 mg (diberikan pukul 11.30 wib)Ventilasi :O22 liter/ menit (diberikan pukul 10.05 wib)N2O2 liter/menit (diberikan pukul 10.20 wib)Volatile liquid anastesia : Sevofluran 2% (diberikan pukul 10.20 wib)Tekanan darah dan nadi intra operatif :Jam 10.00: 140/80 mmHg ; 90x/menitJam 10.10: 130/80 mmHg ; 80x/mJam 10.15: 130/80 mmHg (mulai induksi) ; 80x/mJam10.20: 115/70 mmHg ; 80x/mJam 10.30: 100/65 mmHg ; 79x/mJam 10.40: 110/75 mmHg : 79x/mJam 10.50: 120/70 mmHg ; 79x/mJam 11.00: 100/55 mmHg ; 78x/mJam 11.10: 110/60 mmHg ; 81 x/mJam 11.15: 110/60 mmHg ; 81 x/mJam 11. 20: 110/55 mmHg ; 81 x/mJam 11.25: 110/55 mmHg ; 83 x/mJam 11.30:109/60 mmmHg ; 81 x/mJam 11.35: 109/60 mmHg ; 82 x/mJam 11. 40: 108/61 mmHg ; 80 x/mLAPORAN ANESTESIA POSTOPERATIFPasien sadar : jam 12.00 Pasien diantar ke ruangan : jam 12.40Terapi cairan post operatif : Ringer Laktat 20 tts/menit Kolf ITekanan darah dan nadi post operatif :Jam 11.40: 110/60 mmHg ; 80x/mJam11.55: 115/60 mmHg ; 80x/mJam 12.10: 110/70 mmHg ; 70x/mJam 12.25: 120/70 mmHg ; 80x/mJam 12.40: 110/75 mmHg : 85x/mSaturasi postoperatif : 100%Alderete Score : 10Tinjauan PustakaAnestesi umum adalah tindakan meniadakan rasa nyeri secara sentral disertai hilangnya kesadaran dan bersifat pulih kembali (reversible).

Metode anestesi umumFaktor yang mempengaruhi anestesi umumFaktor respirasiFaktor sirkulasiAliran darahFaktor zat anestesiFaktor suhuPersiapan anestesi umumAnamnesisPemeriksaan fisikPemeriksaan penunjangTentukan ASAPersiapan pada hari operasi :Pembersihan & pengosongan sal. CernaGigi palsu dan bahan kosmetik Kandung kemih kosongObat premedikasiTeknik anestesi umumInhalasi dengan respirasi spontanInhalasi dengan respirasi kendaliTIVA sungkup wajah intubasi endotrakeal laryngeal mask airway intubasi endotrakealLaryngeal mask airway dengan intubasi endotrakeal tanpa intubasi endotrakealTanda anestesiTrias : analgesia, hipnosis dan relaksasiStadium I : induksi-kehilangan kesadaran. Hilang refleks bulu mataStadium II : hipersekresi/eksitasi/delirium. Hilang kesadaran/hilang refleks bulu mata ventilasi teratur.Stadium III : pembedahan, ventilasi teratur apnuePlana I :ventilasi teratur, torako-abdominal, lakrimasi, tonus otot menurunPlana II : ventilasi teratur, abdomino-torakal pupil midriasis, refleks cahaya menurun, refleks kornea .Plana III : ventilasi teratur sifat abdominal krn kelumpuhan saraf interkostalPlana IV : ventilasi tidak tertur dan tdk adekuat, stadium paralisisObat anestes inhalasiValatile liquid anasthetic / cairan anestesi yang mudah menguap :Kloroform : mendepresi kontraktilitas miokardium isi sekuncup jantung mjd hipotensi & bradikardia.Halotan : Merupakan obat anastesia yang potent (kekuatan 4-5 kali eter/ 2 kalo kloroform), Dosis induksi : 2-4%, Dosis pemeliharaan : 0,5-2%Dietil eter Etil kloridaEnflurane Isoflurane : Isomer kimia dengan enflurane tapi dengan efek samping yang lebih minimal

Gas anestesi SikopropanaEtilen N20 : Analgesik sangat kuat setara morfin, Hipnotik sangat lemah, Pemberian anestesia dengan N2O harus disertai O2 minimal 25%. Bila murni N2O = depresi dan dilatasi jantung serta merusak SSP

Obat anestesi IVThiopentone sodium ( Tiopental, Pentotal) : Seperti golongan barbiturate yang lain tiopental menimbulkan efek sedasi, hipnosis dan depresi pernafasan. Dosis hipnosis : 3-5mg/kgBBKetamine (ketalar) : Termasuk rapid acting non barbiturate general anesthetic. Ketamine memiliki sifat analgesia yang kuat sekali akan tetapi efek hipnotiknya kurang. Dosis intravena : 1-4 mg/kgBB dengan dosis rata-rata 2 mg/kgBB dengan lama kerja 15-20 menit. Dosis tambahan 0,5 mg/kgBB sesuai kebutuhan

Obat anestesi IVDiazepam : Termasuk golongan benzodiazepine yang berkasiat sebagai tranquilizer (obat penenang), Pada dosis rendah timbul efek sedasi, sedangkan dosis besar bersifat hipnotik, Dosis untuk induksi berkisar 0,2-1 mg/kgBB.Propofol (2,6-di-isopropyl-phenol) : Di sistem saraf pusat propofol berfungsi sebagai hipnotik dan tidak mempunyai efek analgesik. Dosis untuk induksi berkisar 1-2,5 mg/kgBB (dewasa) dan 2,5-3,5 mg/kgBB (anak-anak)

Endo tracheal tubeTujuan :oMembersihkan saluran trakeabronkialoMempertahankan jalan napas agar tetap adekuatoMencegah aspirasioMempermudah pemberian ventilasi dan oksigenisasiIndikasi :oTindakan resusitasioTindakan anestesioPemeliharaan jalan napasoPemberian ventilasi mekanis jangka panjang

Penyulit:-Leher pendek-Fraktur servical-Rahang bawah kecil-Osteoarthritis temporo mandibula joint-Trismus.-Ada masa di pharing dan laring

Sebelum mengerjakan intubasi dapat diingat kata STATICSS= Scope, Laringoscop dan StetoskopT= Tubes, Pipa EndotrakealA= Air Way, Pipa oroparing/Nosoparing, AmbubagT= Tape, PlesterI= Indroducer, Stilet , MandrinC= Conektor/sambungan-sambunganS= Suction, Penghisap Lendir

TERIMA KASIH