62
LAPORAN TUTORIAL SKENARIO C BLOK 17 Kelompok 3 Tutor : dr. Ramli Bachsin Sp.F Anugerah Ramadhan Putra 04101401005 Imam Hakiki 04101401007 Sarah Veranicha Silaen 04101401012 Noor Zaki Abdel Fatah 04101401013 Khairunnissa 04101401018 Fitri Zelia Lizanty 04101401039 Sri Fitri yanti 04101401040 Siti Puteri Mibe Kunto 04101401049 M. Arief Budiman 04101401053 Ernes Putra Gunawan 04101401085 Sariyani 04101401094 FAKULTAS KEDOKTERAN

laporan FIX skenario C blok 17-1.doc

Embed Size (px)

DESCRIPTION

laporan blok 17 scenario c

Citation preview

Page 1: laporan FIX skenario C blok 17-1.doc

LAPORAN TUTORIALSKENARIO C BLOK 17

Kelompok 3

Tutor : dr. Ramli Bachsin Sp.F

Anugerah Ramadhan Putra 04101401005

Imam Hakiki 04101401007

Sarah Veranicha Silaen 04101401012

Noor Zaki Abdel Fatah 04101401013

Khairunnissa 04101401018

Fitri Zelia Lizanty 04101401039

Sri Fitri yanti 04101401040

Siti Puteri Mibe Kunto 04101401049

M. Arief Budiman 04101401053

Ernes Putra Gunawan 04101401085

Sariyani 04101401094

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SRIWIJAYA PALEMBANG

2013

Page 2: laporan FIX skenario C blok 17-1.doc

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis haturkan kepada Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya

penulis dapat menyelesaikan laporan tutorial yang berjudul “Laporan Tutorial Skenario

C Blok 17” sebagai tugas kompetensi kelompok. Salawat beriring salam selalu

tercurah kepada junjungan kita, nabi besar Muhammad SAW, beserta para keluarga,

sahabat, dan pengikutnya hingga akhir zaman.

Laporan tutorial ini bertujuan untuk memenuhi tugas Blok 17 yang merupakan

bagian dari sistem pembelajaran KBK di Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya.

Penulis menyadari bahwa laporan tutorial ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu

penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna

kesempurnaan materi dan perbaikan di masa yang akan datang.

Dalam penyelesaian laporan tutorial ini, penulis banyak mendapat bantuan,

bimbingan dan saran. Semoga Allah SWT memberikan balasan pahala atas segala

amal yang diberikan kepada semua orang yang telah mendukung penulis dan semoga

bermanfaat dalam perkembangan ilmu pengetahuan. Semoga kita selalu dalam

lindungan Allah SWT. Amin.

Palembang, 06 maret 2013

Penulis

1

Page 3: laporan FIX skenario C blok 17-1.doc

DAFTAR ISI

Kata Pengantar . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Daftar Isi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Bab I Pendahuluan

1.1 Latar Belakang . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

1.2 Maksud dan Tujuan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Bab II Pembahasan

2.1 Skenario Kasus . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

2.2 Paparan

I. Klarifikasi Istilah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

II. Identifikasi Masalah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

III. Analisis Masalah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

IV. Jawaban Analisis . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

V. Hipotesis . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

VI. Kerangka Konsep . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

VII. Keterbatasan Ilmu dan Learning Issues . . . . . . . . . . . . . . . . .

Bab III Sintesis

3.1 Fisiologi kehamilan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

3.2 Pergerakan janin normal . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

3.3 Anemia pada kehamilan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

3.4 Nutrisi Kehamilan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

3.5 PPH . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

3.6 Antenatal care . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Daftar Pustaka . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

BAB I

2

Page 4: laporan FIX skenario C blok 17-1.doc

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Blok obstetri dan ginekologi adalah Blok 17 pada Semester 6 dari

Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) Pendidikan Dokter Umum Fakultas

Kedokteran Universitas Sriwijaya Palembang.

Pada kesempatan ini dilaksanakan tutorial studi kasus sebagai bahan

pembelajaran untuk menghadapi tutorial yang sebenarnya pada waktu yang akan

datang. Penulis memaparkan kasus yang diberikan mengenai seorang wanita, 37

tahun, G4P3A0 berdasarkan hasil USG, kehamilannya berusia 32 minggu dengan

kemungkinan presentasi bokong.

1.2 Maksud dan Tujuan

Adapun maksud dan tujuan dari materi praktikum ini, yaitu :

1. Sebagai laporan tugas kelompok tutorial yang merupakan bagian dari sistem

pembelajaran KBK di Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya Palembang.

2. Dapat menyelesaikan kasus yang diberikan pada skenario dengan metode

analisis dan pembelajaran diskusi kelompok.

3. Tercapainya tujuan dari metode pembelajaran tutorial dan memahami konsep

dari skenario ini.

BAB II

3

Page 5: laporan FIX skenario C blok 17-1.doc

PEMBAHASAN

2.1 Skenario Kasus

A woman attends a routine antenatal appointment. She is 37 years old and this is her fourth

pregnancy. She has three children, all spontaneus vaginal deliveries at term. Her third child

was born by vaginal dlivery after induction of labour for posterm and the delivery was

complicated by a postpartum haemorrhage(PPH) requiring a 4 unit blood transfusion. Now

her third children was 3 years old.

Based on ultrasound examination, she is now 32 weeks of gestation. She is reffered by

midwife to doctor (public health centre) with possibility of breech presentation.

She complains of malaise and dizzy. Due to her economic condition, she admits that during

her pregnancy she only eats some foods that she can efford to buy. She feels generally tired

and attributes this to caring for her children. She reports good fetal movements (more than

10 per day).

You act as the doctor in public health centre and be pleased to analyse this case.

In the examination findings:

Height= 150cm; weight 45kg; blood preasure= 126/73 mmhg; pulse= 92x/m; RR=22x/m.

Palpebral conjunctival looked pale

Outer examination: hard parts are palpabled in the right side of mother’s abdomen. Small

parts are palpabled in the left side of mother’s abdomen.

Haemoglobin : 7,8g/dl

Mean cell volume : 68 fL

Mean corpuscular hemoglobin concentration : 28 g/dL

Serum iron level : 32 mikrogram/dL

Total iron binding capacity : 510mg/dL

White cell count : 11.200/L

Platelets : 237.000/L

Urinalysis: negatif

Blood group: A negative

No atypical antibodies detected

2.2 Paparan

4

Page 6: laporan FIX skenario C blok 17-1.doc

I. Klarifikasi Istilah

1. Antenatal

appointment

2. Spontaneous

vaginal delivery

3. Postpartum

haemorrhage

4. Postterm

5. Induction of

labour

6. Aterm

7. Breech

presentation

8. Malaise

9. Dizzy

:

:

:

:

:

:

:

:

:

Pemeriksaan kehamilan untuk mengoptimalisasi

kesehatan mental & fisik ibu hamil sehingga mampu

menghadapi persalinan, nifas, dan persiapan ASI.

Kelahiran normal pervaginam.

Hilangnya 500 cc atau lebih darah setelah anak lahir.

Waktu kehamilan yang memanjang di luar masa cukup bulan.

Tindakan atau proses menginduksi dalam persalinan dimana

terjadi peningkatan kontraksi uterus.

Waktu kehamilan yang cukup bulan (37-42 minggu)

Presentasi bokong; janin letak memanjang dengan bagian

terendah adalah bokong, kaki atau kombinasi keduanya.

Perasaan yang tidak jelas dari ketidaknyamanan.

Sensasi tidak kokoh dengan perasaan kepala berputar dan

terasa ringan.

II. Identifikasi Masalah

1. Seorang wanita, 37 tahun, G4P3A0 berdasarkan hasil USG, kehamilannya berusia 32

minggu dengan kemungkinan presentasi bokong.

2. Ia melahirkan bayi ketiganya 3 tahun yang lalu pervaginam setelah diinduksi

persalinan pada postterm dengan komplikasi PPH yang membutuhkan transfusi 4

kantong darah.

3. Ia mengeluh malaise dan pusing.

4. Karena masalah ekonomi, ia hanya makan seadanya yang mampu ia beli dan merasa

lelah untuk merawat anaknya.

5. Pemeriksaan fisik.

5

Page 7: laporan FIX skenario C blok 17-1.doc

6. Pemeriksaan laboratorium.

III. Analisis Masalah

1.

a. Apa hubungan usia ibu dan riwayat persalinan dengan kehamilannya sekarang?

Pada kehamilan keempat (G4P3A0) terjadi kemunduran daya lentur

(elastisitas) jaringan yang sudah berulang kali diregangkan kehamilan, membatasi

kemampuannya berkerut untuk menghentikan perdarahan sesudah persalinan. Keadaan

ini akan lebih buruk lagi pada kasus dengan jarak kehamilan yang singkat ( pada kasus

ini tidak ). Kemunduran keadaan jaringan, cendrung untuk menimbulkan kelainan

letak ataupun kelainan pertumbuhan placenta. Namun sebelum kehamilan 28 minggu

kejadian presentasi bokong berkisar 25-30 % dan sebagian besar akan berubah menjadi

presentasi kepala setelah umur kehamilan 34 minggu. Dan untuk Adanya riwayat

PPH (post partum haemorrhage) pada persalinan anak ketiga merupakan faktor resiko

untuk terjadi perdarahan kembali pada saat persalinan anak keempat nanti, dan untuk

usia 37 tahun, pada wanita usia di atas 35 tahun yang hamil resikonya adalah terhadap

janin yang dikandungnya dan juga menalami plasenta previa , yaitu risiko keguguran,

hamil anggur, dan kecacatan janin, yang diduga karena perubahan genetik pada sel

telur.

b. Bagamana mekanisme persalinan normal?

Jawab:

6

Page 8: laporan FIX skenario C blok 17-1.doc

7

Page 9: laporan FIX skenario C blok 17-1.doc

8

Page 10: laporan FIX skenario C blok 17-1.doc

9

Page 11: laporan FIX skenario C blok 17-1.doc

Secara singkat dapat disimpulkan bahwa selama proses persalinan,

janin melakukan serangkaian gerakan untuk melewati panggul [“cardinal

movements of labor” ] yang terdiri dari : 

Desensus

Fleksi

Putar paksi dalam ( internal rotation )

Ekstensi

Putar paksi luar ( external rotation )

Ekspulsi

c. Apa risiko dan komplikasi multipara dengan keadaan kehamilannya sekarang?

o Resiko kehamilan letak lintang, yang akan beresiko tinggi pada morbiditas dan

mortalitas ibu dan anak pada saat persalinan.

10

Page 12: laporan FIX skenario C blok 17-1.doc

o Meningkatkan resiko perdarahan.

o Resiko jarak kehamilan terlalu dekat menyebabkan kurangnya kesiapan organ-

organ reproduksi ibu dan organ vital lainnya untuk kehamilan berikutnya sehingga

akan meningkatkan resiko terjadinya komplikasi pada anak.

d. Apa saja jenis-jenis presentasi bokong?

Letak sungsang dibagi menjadi :

1. Letak bokong murni (frank breech), yaitu hanya bokong saja yang jadi bagian depan

sedangkan kedua tungkai bawah lurus ke atas.

2. Letak bokong kaki (complete breech), yaitu disamping bokong teraba kaki, baik teraba

kedua kaki atau satu kaki.

3. Letak kaki (footling breech/incomplete breech), yaitu salah satu atau kedua kaki terletak

sebagai bagian yang terendah.

11

Page 13: laporan FIX skenario C blok 17-1.doc

e. Apa penyebab dan patofisiologi presentasi bokong?

f. Apa saja keuntungan pemeriksaan antenatal?

Terbangun nya rasa saling percaya antara klien dan petugas kesehatan

Terwujudnya kondisi terbaik bagi ibu dan bayi yang dikandungnya

Didapatnya informasi dasar tentang kesehatan ibu dan kehamilannya

12

Page 14: laporan FIX skenario C blok 17-1.doc

Mendapatkan dan memahami pendidikan kesehatan yang diperlukan dalam

menjaga kualitas kehamilan dan merawat bayi

Terhindar dari gangguan kesehatan selama kehamilan yang akan

membahayakan keselamatan ibu hamil dan bayi yang di kandung nya

2.

a. Bagaimana fisiologi kehamilan?

Di sintesis

b. Apa penyebab dan bagaimana patofiologi dari PPH?

Berdasarkan penyebabnya diperoleh sebaran sebagai berikut5:

Atonia uteri 50 – 60 %

Sisa plasenta 23 – 24 %

Retensio plasenta 16 – 17 %

Laserasi jalan lahir 4 – 5 %

Kelainan darah 0,5 – 0,8 %

Gejala dan Tanda Penyulit Diagnosis Kerja

- Uterus tidak berkontraksi dan

lembek.

Perdarahan segera setelah anak

lahir

Syok

Bekuan darah pada

serviks atau posisi

telentang akan

menghambat aliran

darah keluar

Atonia uteri

Darah segar mengalir segera

setelah bayi lahir

Uterus berkontraksi dan keras

Plasenta lengkap

Pucat

Lemah

Menggigil

 

Robekan jalan lahir

Plasenta belum lahir setelah 30

menit

Perdarahan segera

Uterus berkontraksi dan keras

Tali pusat putus akibat

traksi berlebihan

Inversio uteri akibat

tarikan

Perdarahan lanjutan

Retensio plasenta

Plasenta atau sebagian selaput Uterus berkontraksi Retensi sisa plasenta

13

Page 15: laporan FIX skenario C blok 17-1.doc

tidak lengkap

Perdarahan segera

tetapi tinggi fundus

tidak berkurang

Uterus tidak teraba

Lumen vagina terisi massa

Tampak tali pusat (bila

plasenta belum lahir)

Neurogenik syok

Pucat dan limbung

Inversio uteri

Sub-involusi uterus

Nyeri tekan perut bawah dan

pada uterus

Perdarahan sekunder

Anemia

Demam

Endometritis atau sisa

fragmen plasenta

(terinfeksi atau tidak)

Tabel penilaian klinik untuk menentukan penyebab perdarahan post partum

c. Apa dampak PPH pada kehamilan sebelumnya dengan kehamilannya sekarang?

Dampak dari PPH itu sendiri adalah memungkinkan sebagai pemicu dari anemia

yang dialaminya sekarng ini. Pada ibu hamil biasa terjadi anemia, akan tetapi tidak

sampai parah, apabila sampai parah dan memberikan keluhan yang berarti maka

biasanya dapat disebabkan oleh berbagai hal, antara lain adalah kekurangan besi,

asam folat, ataupun vitamin b2. Ibu ini mengaku pola makanya tidak baik, dan

dipertegas dengan pemeriksaan lab mengarah ke anemia defisiensi besi.

d. Apakah kehamilannya sekarang akan lahir postterm seperti kehamilan sebelumnya?

Beberapa faktor penyebab kehamilan lewat waktu adalah sebagai berikut :

Kesalahan dalam penanggalan, merupakan penyebab yang paling sering.

Tidak diketahui.

Primigravida dan riwayat kehamilan lewat bulan.

Defisiensi sulfatase plasenta atau anensefalus, merupakan penyebab yang jarang terjadi.

Jenis kelamin janin laki-laki juga merupakan predisposisi.

Faktor genetik juga dapat memainkan peran.

Kehamilan postterm biasanya mengalami gangguan kontraksi di uterus ibunya, terjadi

pada ibu yang melahirkan anak pertama atau jika sebelumnya anaknya lahir lewat waktu.

Maka pada kasus ini kemungkinan si ibu mengalami kelahiran postterm.

14

Page 16: laporan FIX skenario C blok 17-1.doc

e. Apa saja indikasi dan komplikasi induksi pada persalinan?

Etiologi Induksi Persalinan

Induksi persalinan dilakukan karena :

Kehamilan sudah memasuki tanggal perkiraan lahir bahkan lebih dari 9 bulan, ( kehamilan lewat

waktu). Di mana kehamilan melebihi 42 minggu, belum juga terjadi persalinan. Permasalahan

lewat waktu adalah plasenta tidak mampu memberikan nutrisi dan pertukaran CO2/O2 sehingga

janin menpunyai resiko asfiksia sampai kematian dalam rahim. Makin menurunnya sirkulasi darah

menuju sirkulasi plasenta dapat mengakibatkan:

1)   1.   Pertumbuhan janin makin melambat

2)   2.    Terjadi perubahan metabolisme

3)      3. Air ketuban berkurang dan makin mengental

4)    4.   Saat persalinan janin lebih mudah mengalami asfiksia

Resiko kematian perinatal kehamilan lewat waktu bisa menjadi tiga kali di bandingkan dengan

kehamilan aterm. Ada komplikasi yang lebih sering menyertainya yaitu sepert, letak defleksi,

posisi oksiput posterior, diastosia bahu, dan pendarahan post partum.

INDIKASI:

1. Ketuban pecah dini dengan chorioamnionitis

2. Pre-eklampsia berat

3. Ketuban pcah dini tanpa diikuti dengan persalinan

4. Hipertensi dalam kehamilan

5. Gawat janin

6. Kehamilan postterm

KONTRA INDIKASI:

1. Cacat rahim ( akibat sectio caesar jenis klasik atau miomektomi intramural)

2. Grande multipara

3. Plasenta previa

4. Insufisiensi plasenta

5. Makrosomia

6. Hidrosepalus

7. Kelainan letak janin

8. Gawat janin

9. Ragangan berlebihan uterus : gemeli dan hidramnion

10. Kontra indikasi persalinan spontan pervaginam:

15

Page 17: laporan FIX skenario C blok 17-1.doc

o Kelainan panggul ibu (kelainan bentuk anatomis, panggul sempit)

o Infeksi herpes genitalis aktif

o Karsinoma Servik Uteri

3.

a. Apa etiologi dan mekanisme malaise dan pusing pada kasus ini?

lemah dan pusing

Malnutrisi

Asupan Fe ↓

Absorbsi Fe ↓ Ibu Hamil

Defisiensi Fe Kehilangan Fe Meningkat

Sintesis Hb ↓ ↓

Transpor O2 ke jaringan ↓ ↓

Malaise dan Dizzy

4.

a. Bagaimana pemenuhan nutrisi yang baik pada kehamilan?

_ di sintesis

b. Apa dampak dari makan seadanya dan stres pada kehamilannya?

Terhadap Ibu

Gizi kurang pada ibu hamil dapat menyebabkan resiko dan komplikasi pada

ibu antara lain: anemia, pendarahan, berat badan ibu tidak bertambah secara

normal, pertumbuhan tidak proporsional serta perkembangan yang tidak

adekuat dan terkena penyakit infeksi.

Terhadap Persalinan

Pengaruh gizi kurang terhadap proses persalinan dapat mengakibatkan

persalinan sulit dan lama, persalinan sebelum waktunya (premature),

16

Page 18: laporan FIX skenario C blok 17-1.doc

pendarahan setelah persalinan, serta persalinan dengan operasi  cenderung

meningkat.

Terhadap Janin

Kekurangan gizi pada ibu hamil dapat mempengaruhi proses pertumbuhan

janin dan dapat menimbulkan kegururan , abortus, bayi lahir mati, kematian

neonatal, cacat bawaan, anemia pada bayi, asfiksia intra partum (mati dalam

kandungan), lahir dengan berat badan lahir rendah (BBLR).

5. Bagaimana interpretasi dan mekanisme abnormal dari hasil pemeriksaan fisik?

Berat ibu hamil = 45 kg (Interpretasi = Deficiensi nutrisi)

Penambahan berat badan pada kehamilan 32 minggu adalah ± 8500 gr, dengan

rincian penambahan berat badan selama kehamilan sebagai berikut :

Jaringan

& cairan

10

m

gg

20

m

gg

30

m

gg

40

mg

g

Janin 5 30

0

15

00

340

0

Plasenta 20 17

0

43

0

650

Cairan

Amnion

30 35

0

75

0

800

Uterus 14

0

32

0

60

0

970

Mammae 45 18

0

36

0

405

Darah 10

0

60

0

13

00

145

0

Cairan

ekstrasel

ular

0 30 80 149

0

Lemak 31

0

20

50

34

80

334

5

Total 65

0

40

00

85

00

125

00

17

Page 19: laporan FIX skenario C blok 17-1.doc

Misal dengan tinggi ibu 150 cm, maka berat ideal sebelum hamil adalah : ± 45 kg, dari

nilai ini dapat kita perkirkan kekurangan berat badan Mrs. ani yang sedang hamil

sekitar ± 8,5 kg. Normal BB si ibu pada saat ini seharusnya ± 53,3 kg.

Berat badan rendah akibat malnutrisi (deficient) berdampak buruk bagi ibu

maupun janinnya seperti yang telah dipaparkan pada pembahasan no. 6

Dari temuan berat badan ini, kita dapat curiga janin si ibu mengalami IUGR (Intra

Uterin Growth Retardation).

Palpebra konjungtifa pucat dikarenakan keadaan anemi ibu

“Outer examination: hard parts are palpabled in the right side of mother’s abdomen. Small

parts are palpabled in the left side of mother’s abdomen”

Hal ini menandakan posisi janin menghadap sebelah sinistra ibu dimana punggung berada

disebelah kanan dan ekstremitas di sebelah kiri, dengan posisi kepala di bagian atas fundus

uteri.

6. Bagaimana interpretasi dan mekanisme abnormal dari hasil pemeriksaan

laboratorium?

Ny. Ani Kadar normal Interpretasi

Hemoglobin 7,8 g/dlLaki-laki : 14-18 g/dl

Perempuan : 12-14 g/dlMenurun

Mean Cell Volume

(MCV)68 fL 80-97 fL Menurun

Mean corpuscular

hemoglobin

concentration

(MCHC)

28 g/dl 32-36 g/dl Menurun

Serum iron level 32 µg/dl

Laki-laki : 59-158

µg/dl

Perempuan : 37-145

µg/dl

Menurun

Total iron binding

capacity510 mg/dl 230-410 mg/dl Meningkat

WBC 11.200/L 5.000-10.000/L Sedikit meningkat,

namun pada ibu

hamil masih

18

Page 20: laporan FIX skenario C blok 17-1.doc

dianggap normal

Platelet 237.000/L 150.000-400.000/L Normal

Interpretasi Pemeriksaan Laboratorium

Hb 7,8 g/dL (Intepretasi : Anemia)

Pada kehamilan, konsentrasi Hb menurun akibat hemodilusi, mencapai titik

terendahnya pada saat usia kehamilan 31 minggu; rata-rata konsentrasi Hb turun sebanyak

1,5 – 2 g/dl. Konsentrasi Hb turun meskipun terdapat kenaikan masa eritrosit sebanyak 300

ml, dan disebabkan karena meningkatnya volume plasma sebanyak 1 liter (hemodilusi).

(Huges-Jones, Lecture Note On Haematology)

Adapun nilai Hb normal pada kehamilan menurut Cae Africa, Kathryn Mae, et all.

Acta Medica Philippina

Subject (per trimester) Normal range (g/dl) Mean Hb Values

Trimester I 10,3 – 15,2 12,33

Trimesetr II 9,3 – 13,9 11,48

Trimester III 9,0 – 13,0 11,15

Dari penjelasan diatas, maka intepretasi = Anemia.

MCV = 68 (Intepretasi : Mikrositik)

MCV merupakan besaran yang mencerminkan volume rata-rata sel darah merah.

MCV wanita memiliki rentang normal 81 – 99 fL (Ronald A. Sacher).

Sehingga intepretasi = dibawah normal atau mikrositik. MCV yang rendah dapat

ditemukan pada kelainan anemia deficiency Fe, Talasemia, Anemia penyakit kronis.

MCHC = 28 (Interpretasi : defisiensi zat besi)

Konsentrasi hemoglobin sel rerata memilik nilai normal 32-36 %. Fungsi utama

besaran ini adalah dalam menegakan diagnosis defisiensi zat besi.

Harga MCHC yang rendah merupakan indicator yang sensitive akan adanya defisiensi

zat besi.

Iron serum = 32 µg/dL

19

Page 21: laporan FIX skenario C blok 17-1.doc

Rentang normal serum iron pada kehamilan menurut Cae Africa, Kathryn Mae, et all.

Acta Medica Philippina = Mean serum iron serum = 97,13 ± 44,49 g/dl

Kadar turun pada : defisiensi besi, infeksi kronis, dan keganasan

TIBC = 510 µg/dL

Rentang normal 240 – 360 µg/dL (Ronald A. Sacher). Kapasitas mengikat besi

total meningkat pada defisiensi besi dan kehamilan, tetapi mungkin normal atau

menurun pada penyakit kronis dan malnutrisi.

WBC = 11.200/L

Platelets = 237.000/L

Urinalysis = negative (Normal)

Blood Group : A Negative (normal)

No atypical antibodies detected = Normal

7. Bagaimana penegakan diagnosis dan WD pada kasus ini?

Pendekatan diagnostic untuk penderita anemia yaitu berdasarkan anamnesis,

pemeriksaan fisik, laboratorium, dan pemeriksaan penunjang lainnya.

1. Anamnesis

Pada anamnesis ditanya mengenai riwayat penyakit sekarang dan riwayat penyakit

dahulu, riwayat gizi, anamnesis mengenai lingkungan fisik sekitar, apakah ada paparan

terhadap bahan kimia atau fisik serta riwayat pemakaian obat. Riwayat penyakit

keluarga juaga ditanya untuk mengetahui apakah ada faktor keturunan

2. Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan dilakukan secara sistematik dan menyeluruh

Perhatian khusus diberikan pada

a. Warna kulit : pucat, sianosis, ikterus, kulit telapak tangan kuning seperti jerami

b. Kuku : koilonychias (kuku sendok)

c. Mata : ikterus, konjugtiva pucat, perubahan pada fundus

d. d. Mulut : ulserasi, hipertrofi gusi, atrofi papil lidah

e. e. Limfa denopati, hepatomegali, splenomegali

3. Pemeriksaan laboratorium hematology

20

Page 22: laporan FIX skenario C blok 17-1.doc

a. Tes penyaring

1. Kadar hemoglobin

2. Indeks eritrosit (MCV,MCH, dan MCHC)

3. Hapusan darah tepi

b. Pemeriksaan rutin

1. Laju endap darah

2. Hitung deferensial

3. Hitung retikulosit

c. Pemeriksaan sumsum tulang

d. Pemeriksaan atas indikasi khusus

1. Anemia defesiensi besi : serum iron, TIBC, saturasi transferin

2. Anemia megaloblastik : asam folat darah/eritrosit, vitamin B12

3. Anemia hemolitik : tes Coomb, elektroforesis Hb

4. Leukemia akut : pemeriksaan sitokimia

5. Diatesa hemoragik : tes faal hemostasis

4. Pemeriksaan laboratorium non hematologi

Pemeriksaan faal ginjal, hati, endokrin, asam urat, kultur bakteri

5. Pemeriksaan penunjang lainnya USG

8. Bagaimana epidemiologi kasus ini?

Epidemiologi

ANEMIA

Angka anemia kehamilan di Indonesia menunjukkan nilai yang cukup tinggi.

How Swie Tjioeng menemukan angka 3,8% anemia kehamilan pada trimester

I, 13,6% pada trimester II, dan 24,8% pada trimester III.

70% ibu hamil di Indonesia menderita anemia kurang gizi

PPH

Insidensi yang dilaporkan Mochtar, R. dkk. (1965-1969) di R.S. Pirngadi Medan adalah

5,1% dari seluruh persalinan. Dari laporan-laporan baik di negara maju maupun di negara

berkembang angka kejadian berkisar antara 5% sampai 15%.

Presentasi bokong

Prevalensi persentasi bokong berkisar antara 2-3 % dari seluruh kelahiran. Prevalensi

sanagat tergantung pada usia persalinan, sekitar 20% pada minggu ke-28 dan 16 % pada

21

Page 23: laporan FIX skenario C blok 17-1.doc

minggu ke-32 dan 3-4 % pada cukup bulan sekitar 3-4%. Permasalahan utamanya ialah

tidak terdiagnosisnya lebih awal persentasi bokong ini (Sarwono,2007).

Kejadian presentasi bokong ditemukan sekitar 3-4% dari seluruh persalinan tunggal.(1-3)

Presentasi bokong adalah suatu keadaan pada letak janin memanjang dimana presentasi

bokong dengan atau tanpa kaki merupakan bagian terendahnya. Angka kejadiannya adalah

3-4% dari seluruh kehamilan. (1-3) Beberapa peneliti lain seperti Greenhill melaporkan

kejadian persalinan presentasi bokong sebanyak 4-4,5%.(1) Di Parkland Hospital 3,5 persen

dari 136.256 persalinan tunggal dari tahun 1990 sampai 1999 merupakan letak sungsang (1). Sedangkan di RSUP dr. Mohammad Hoesin Palembang sendiri pada tahun 2003-2007

didapatkan persalinan presentasi bokong sebesar 8,63%.

Mortalitas perinatal : kematian perinatal 13 kali lebih tinggi daripada kematian perinatal

pada presentasi kepala. Morbiditas perinatal : 5-7 kali lebih tinggi daripada presentasi

kepala. Gambaran ini dipengaruhi usia kehamilan, berat janin dan jenis presentasi bokong.

Sebab utama kematian perinatal pada presentasi bokong : hipoksia, trauma persalinan,

prematuritas dan kelainan kongenital. Kelainan kongenital terdapat 6-18% pada presentasi

bokong, dibandingkan 2-3% pada presentasi kepala (1,2,4).

9. Apa etiologi dan faktor risiko dari kasus ini?

ETIOLOGI

Letak janin dalam uterus bergantung pada proses adaptasi janin terhadap ruangan di

dalam uterus. Pada kehamilan sampai kurang lebih 32 minggu, jumlah air ketuban relatif

lebih banyak, sehingga memungkinkan janin bergerak dengan leluasa. Dengan demikian

janin dapat menempatkan diri dalam presentasi kepala, presentasi bokong atau letak

lintang. Karena berbagai sebab yang belum diketahui begitu jelas, menjelang kehamilan

aterm, kavum uteri telah mempersiapkan janin pada posisi longitudinal dengan presentasi

belakang kepala. Presentasi bokong umumnya terjadi pada akhir trimester kedua

kehamilan atau mendekati aterm.

Umumnya penyebabnya belum jelas, tetapi ada beberapa faktor predisposisi yaitu ;

a. Kelainan dari Ibu

1. Kelainan Uterus

- Tumor dari uterus yang mendesak uterus

- Kelainan bawaan uterus, seperti uterus arkuatus yang dapat mengubah letak

janin

22

Page 24: laporan FIX skenario C blok 17-1.doc

2. Kelainan panggul

Pintu atas panggul yang terlalu luas atau terlalu sempit dapat mengganggu

fiksasi dari kepala janin.

3. Kelainan dari jumlah air ketuban

Hidramnion menyebabkan terlampau bebasnya pergerakkan janin dalam uterus

sehingga fiksasi kepala terganggu dan pada oligohidramnion gerakan janin

terbatas sehingga terhalang versi spontan dari janin.

4. Kelainan implantasi plasenta

Misalnya plasenta previa yang menghalangi turunnya kepala ke pintu atas

panggul.

b. Kelainan dari Janin

1. Bayi prematur

Pada bayi premature ukuran kepala masih kecil, fiksasi kepala tidak sempurna

2. Kehamilan ganda

Umumnya pada kehamilan kembar, janin menyesuaikan dirinya dalam rahim.

3. Bayi mati

Presentasi bokong terjadi pada keadaan ini oleh karena gerakan janin tidak ada

lagi.

4. Bayi dengan kelainan bawaan

Kelainan bawaan pada kepala bayi dapat mengganggu fiksasi dari kepala bayi,

misalnya hidrosefalus, ansefalus dan mikrosefalus.

10. Bagaimana patofisiologi kasus ini?

23

Page 25: laporan FIX skenario C blok 17-1.doc

11. Apa saja manifestasi klinis yang muncul?

Anemia:

- Lemah, letih, lesu, lunglai

- pusing

12. Bagaimana penatalaksanaan dan manajemen yang baik untuk kasus ini? (6,5)

a.Anemia defisiensi besi

i. Terapi kausal : tergantung penyebabnya, misalnya pengobatan cacing

tambang, pengobatan hemoroid, pengobatan menorhagia. Terapi

kausal perlu dilakukan agar anemia tidak berulang lagi.

ii. Pemberian preparat besi untuk menggantikan kekurangan besi dalam

tubuh.

a) Besi peroral

1) Ferrous sulfat : 3 x 325 mg

24

Page 26: laporan FIX skenario C blok 17-1.doc

2) Ferrous gluconate, ferrous fumarat, ferrous lactate,

ferous succinate

Preparat besi diberikan daat lambung kosong. Pengobatan

diberikan sampai 6 bulan setelah kadar Hb normal untuk

mengisi cadangan besi tubuh, Jika tidak, anemia bisa kambuh

lagi. Efek samping obat : mual, muntah, konstipasi.

b) Besi parenteral

Preparat : iron dextran complex, iron sorbitol citric acid

complex dibeikan i.m. atau i.v.

Indikasi : intoleransi oral berat, kepatuhan berobat kurang,

kolitis ulcerativ, perlu peninfkatan Hb secara cepat (misal

preoperasi, hamil trimester akhir)

Efek samping : reaksi anafilaksik, flebitis, sakit kepala,

flushing, mual, mumtah, nyeri perut, sinkop.

iii. Pengobatan lain

c) Diet : diberi makanan bergizi dengan tinggi protein terutama

yang berasal dari protein hewani.

d) Vitamin C : diberikan 3 x 100 mg per hari untuk meningkatkan

absorpsi besi.

e) Transfusi darah : pada anemia defisiensi besi jarang

memerlukan trasfusi. Trasfusi darah diberikan jika: (gunakan

PRC)

1) Ada penyakit jantung anermik dengan ancamam payah

jantung.

2) Anemia yang sangat simptomatik, misalnya dengan

gejala pusing yang mencolok

3) Penderita memerlukan peningkatan kadar hemoglobin

yang cepat (misal: kehamilan trimester akhir,

preoperasi)

Respon terhadap terapi

Respon baik jika : retikulosit naik pada minggu pertama, menjadi

normal setelah hari 10 – 14, diikuti kenaikan Hb 0,15 gr/hari atau 2

gr/dl setelah 3 minggu. Hemoglobin menjadi normal setelah 4 – 10

minggu. Jika reapon terhadap terapi tidak baik, perlu dipikirkan:

Kepatuhan pasien kurang

25

Page 27: laporan FIX skenario C blok 17-1.doc

Dosis besi kurang

Masih ada perdarahan yang cukup banyak

Ada penyakit lain , seperti penyakit kronik,

peradangan ,enahun, atau pada saat yang sama ada defisiensi

asam folat.

Diagnosis salah

Pencegahan:

i. Pendidikan kesehatan : kesehatan lingkungan dan penyuluhan

gizi

ii. Pemberantasi infeksi cacing tambang sebagai sumber

perdarahan kronik

iii. Suplementasi besi : terutama untuk segmen penduduk yang

rentan, seperti ibu hamil dan anak balita

iv. Fortifikasi bahan makanan dengan besi

Untuk tatalaksana pada kasus ini adalah yang pertama adalah memperbaiki status gizi

dari ibu ini, kita dapat mengurangi anemianya dengan memberikan suplemen besi

dengan dosis 100mg, lalu menyarankan untuk meminum beberapa suplemen gizi

ataupun vitamin. Kemudian kita dapat mencegah terjadinya proses kelahiran

presentasi bokong dengan beberapa cara, akan tetapi tidak bisa dengan manuver luar

karena ibu ini pernah mengalami PPH. Lalu untuk proses persalinanya kami lebih

menyarankan untuk melakukan sesar, karena morbiditasnya jauh lebih kecil

dibandingkan lewat vaginal, walaupun sepertinya pada kasus ini memungkinkan

untuk persalinan lewat vaginal.

13. Apa komplikasi dari kasus ini? (7,6)

Anemiaa) Selama kehamilan

1)Dapat terjadi abortus 2)Persalinan prematuritas 3)Hambatan tumbuh kembang janin dalam rahim 4)Mudah terjadi infeksi 5)Ancaman dekoinpensasi kordis (Hb < 6 gr%) 6)Mola Hidatidosa 7)Hiperemesis Gravidarum 8)Pendarahan antepartum 9)Ketuban pecah dini ( KPO )

b) Bahaya saat persalinan1)Gangguan his – kekuatan mengejan

26

Page 28: laporan FIX skenario C blok 17-1.doc

2)Kala pertama dapat berlangsung lama, dan terjadi portus terlantai

3)Kala kedua berlangsung lama sehingga dapat melelehkan dan sering memerlukan tindakan operasi kebidanan.

4)Kala ketiga dapat diikuti retensio plasenta, dan pendarahan postpartum karena atonia uteri

5)Kala keempat dapat terjadi pendarahan post partum sekunder dan atonia uteri

- Anemia berat dapat meningkatkan resiko mortalitas dan morboditas untuk ibu dan

anak.

- Kehilangan darah saat persalinan akan meningkatkan resiko tersebut.

Anemia maternal yang berat (< 6 g%) dapat menyebabkan poor pregnancy outcomes, seperti

bayi prematur, berat badan lahir rendah, aborsi, dan kematian janin dalam kandungan.

14. Bagaimana prognosis kasus ini?

Janin : dubia at bonam

Ibu : bonam

- mortalitas tak banyak berbeda dengan presentasi belakang kepala

- morbiditas akan bertambah yaitu ruptura perineum

janin:

- morbiditas 3 kali lebih besar dari presentasi kepala

- peningkatan morbiditas disebabkan oleh:

o kerusakan tulang belakang karena tarikan terlalu kuat di daerah

servikal

o sering terjadai tali pusat menumbung

o perdarahan intrakranial

o setelah janin lahir, uterus berkontraksi dan menyebabkan gangguan

sirkulasi uteroplasenter, janin akan bernafas dan dapat terjadi

aspirasi ketuban/mekoneum/lendir/darah.

o Waktu kepala janin masuk PAP, tali pusat terjepit antara kepala dan

panggul, sehingga bahaya anoksia akan bertambah, maka kepala

sudah harus lahir sebelum 8 menit setelah tali pusat lahir.

o Dapat terjadi fraktur humerus/klavikula; paralisis lengan karena

tarikan pada pleksus brakialis5.

15. Apa kompetensi dokter umum untuk kasus ini?

27

Page 29: laporan FIX skenario C blok 17-1.doc

3A

Tangani anemia defisiensi Besi pasien kemudian rujuk kepada dokter spesialis

Obgyn.

IV. Hipotesis

“Seorang wanita, 37 tahun, G4P3A0 kehamilan 32 minggu dan presentasi bokong dengan

komplikasi anemia defisiensi besi dan riwayat PPH“

V. KERANGKA KONSEP

28

Wanita 37 thn, G4P3A0, 32

minggu gestasi

PPH pada partus anak ke-4

dengan riwayat tranfusi 4

kantong darah.

Multiparitas

Kurang asupan nutrisi

Faktor ekonomi

Anemia defisiensi besi

Hemodelusi

Perubahan uterus

(tonus otot lemah)

Penurunan suplai O2 dan

nutrisi feto-maternal

Faktor resiko hypoxia,

perkembangan janin

terhambat

Gangguan

cairan amnion

Malaise

dan dizzy

Ukuran janin kecil

Presentasi bokong

Page 30: laporan FIX skenario C blok 17-1.doc

VI. SINTESIS

I. Fisiologi kehamilan

Fisiologi kehamilan pada usia kehamilan 32 mingguKondisi ibuPerubahan yang terjadi pada tubuh wanita hamil 32 minggu:

1) Uterus:

Uterus bertambah besar dari yang beratnya 30 gram menjadi 1000 gram dengan ukuran panjang 32 cm,lebar 24 cm,dan lebar muka belakang 22 cm. Pembesaran ini disebabkan oleh hipertrofi otot-otot rahim. Pertumbuhan uterus terbagi dalam 2 tahap pertumbuhan:a) Pertumbuhan aktif: Penebalan uterus karena pengaruh hormon estrogen pada otot-otot uterus.

b) Pertumbuhan pasif: Pertumbuhan uterus karena diregang oleh isinya

Selain itu,terdapat perubahan pada cervix yaitu lunaknya cervix karena pembuluh darah dalam cervix bertambah dan karena timbulnya edema dari cervix dan hyperplasia kelenjar cervix.

2) Vagina:

Pembuluh darah dinding vagina bertambah sehingga warna selaput lendirnya membiru( tanda Chedwick). Getah dalam vagina biasanya bertambah dalam kehamilan,reaksinya asam dengan pH 3,5-6,0.

3) Ovarium

Pada salah satu ovarium dapat ditemukan korpus luteum graviditis,tetapi setelah bulan ke IV korpus luteum menciut.

4) Dinding perut

Pada multigravida selain striae yang biru juga terdapat garis-garis putih agak mengkilat yang disebut parut (cicatrix) dari striae gravidarum dari kehamilan yang lalu.

5) Kulit

Pada kulit terdapat pula hyperpigmentasi antara lain pada areolamammae, papilla mammae,dan linea alba. Linea alba yang tampak hitam disebut linea nigra.Hyperpigmentasi kadang terjadi di kulit muka dan disebut cholasma gravidarum.

6) Payudara

Payudara membesar pada kehamilan karena hypertrofi dari alveoli. Hal ini mengakibatkan hypersensitivitas pada mammae.

7) Darah

Volume darah bertambah,baik plasmanya maupun eritrositnya,tetapi penambahan volume plasmanya yang disebabkan oleh hydraemia lebih menonjol hingga biasanya Hb turun.

29

Page 31: laporan FIX skenario C blok 17-1.doc

Batas-batas fisiologis adalah:Hb 10 gr%Eritrosit 3,5 juta/mm3

Leukosit 8000-10000/mm3

Penambahan berat badan :BMI= BB

TB2

= 45 1,52

=20Rekomendasi penambahan BB selama kehamilan berdasarkan nilai BMI 20:Termasuk normal dan direkomendasikan 11,5-16 Kg.

30

Page 32: laporan FIX skenario C blok 17-1.doc

II. Malpresentasi dan malposisi

Pergerakan Janin dalam kandungan

31

Page 33: laporan FIX skenario C blok 17-1.doc

III. Anemia pada kehamilan

Penyebab Anemia Pada Kehamilan

- Meningkatnya kebutuhan zat besi untuk pertumbuhan janin, pembentukan RBC,

dan otot-otot uterus.

- Kurangnya asupan zat besi pada makanan yang dikonsumsi ibu hamil.

- Pola makan ibu terganggu akibat mual selama kehamilan.

- Adanya kecenderungan rendahnya cadangan zat besi (Fe).

Pada wanita akibat persalinan sebelumnya dan menstruasia

IV. Nutrisi kehamilan

Gizi normal untuk wanita hamil

Zat gizi Fungsi Sumber

makanan

Protein (71

gram)

Membantu

pertumbuhan dan

perbaikan

 jaringan, regulasi

enzim dan hormon,

 membantu fungsi

antibodi, dan

esensial

 untuk pembentukan

sel darah merah

Daging,

telur, produk

susu, kacang,

 produk

kedelai

(tahu)

Kalsium

(1200 mg)

Membantu

pertumbuhan tulang

dan gigi

 janin

Produk susu,

sayuran

berdaun

hijau, tahu,

kacang

Asam Folat

(400

mikrogram)

Diperlukan untuk

pembentukan sel

darah  dan protein.

Membantu fungsi

Hati, telur,

brokoli,

kacang,

jeruk,  padi-

32

Page 34: laporan FIX skenario C blok 17-1.doc

enzim  tertentu padian,

buncis

Zat Besi

(30 mg)

Sumber pembuatan

sel darah merah

yang  mengangkut

oksigen dan nutrisi

untuk janin

Hati, unggas,

ikan , daging,

kuning telur,

sayuran

berdaun

hijau,

kacang, buah

kering

Magnesium

(320 mg)

Magnesium

dibutuhkan untuk

 pertumbuhan tulang

dan gigi, embantu

 fungsi sistim saraf,

dan metabolisme

 energi

Coklat,

seafood,

buncis,

kacang,

padi-padian

Vitamin A

(770

mikrogram)

Membentuk kulit

yang sehat dan

 membantu

penglihatan.

Membantu

 pertumbuhan tulang

Wortel, ubi

kuning,

kentang

Vitamin B6

(2,2 mg)

Membantu

membentuk sel

darah merah,

 membantu tubuh

menggunakan

protein,

 lemak, dan

karbohidrat,

Vitamin B kompleks

berguna untuk

menjaga sistem

Hati, padi-

padian,

daging

33

Page 35: laporan FIX skenario C blok 17-1.doc

saraf, otot dan

jantung agar

berfungsi secara

normal.

Vitamin E

(10 mg)

Vitamin E

melindungi sel darah

merah dan

membantu

mencegah

penghancuran dari

vitamin A dan C

Ikan, telur,

susu, daging,

sereal,

margarin

Vitamin C

(85 mg)

Menjaga kesehatan

gusu, gigi, dan

tulang.  Membantu

tubuh menyerap zat

besi

Jeruk, tomat,

strawberi,

brokoli

Vitamin D Berguna untuk

pertumbuhan dan

pembentukan tulang

bayi

minyak hati

ikan, kuning

telur dan

susu.

Zinc (15

mg)

Diperlukan untuk

pertumbuhan

jaringan,

 reproduksi sel, dan

perbaikan jaringan

Seafood,

susu, kacang,

daging,

buncis

Gizi perkembangan janin

Trimester pertama kehamilan merupakan masa penyesuaian seorang perempuan

terhadap kehamilannya.

Pertumbuhan janin pada tiga bulan pertama ini masih berlangsung lambat,

sehingga kebutuhan gizinya juga belum begitu besar. Bahkan boleh dikatakan pada

periode ini kebutuhan gizi calon ibu masih sama dengan wanita dewasa biasa.

Hanya saja, seluruh zat gizi yang dikonsumsinya harus memenuhi kebutuhan janin.

Kekurangan gizi tertentu atau terkonsumsinya zat adiktif berbahaya bisa

menyebabkan kegagalan pembentukan organ yang sempurna.

34

Page 36: laporan FIX skenario C blok 17-1.doc

Lahir dengan organ sempurna pun belum jadi jaminan. Menurut hipotesis Prof.

David Barker dkk. dari Inggris, bayi dengan bobot badan lahir rendah (kurang dari

2,5 kg), atau bobot badan di bawah standar usia satu tahun sangat berisiko terkena

diabetes, penyakit jantung, hipertensi di usia dewasa nanti.

Tak bisa tidak, gizi itu boleh dikata mahapenting karena menentukan nasib si

jabang bayi di kemudian hari. Pada trimester pertama kebutuhan zat gizi yang

perlu diperhatikan adalah sebagai berikut:

Kalori

Kalori dibutuhkan untuk perubahan dalam tubuh ibu hamil, meliputi pembentukan

sel-sel baru, pengaliran makanan dari pembuluh darah ibu ke pembuluh darah janin

melalui plasenta dan pembentukan enzim serta hormon yang mengatur

pertumbuhan janin.

Selama trimester pertama, wanita hamil perlu tambahan bobot badan sebanyak 0,5

kg setiap minggu. Berdasarkan Angka Kecukupan Gizi rata-rata yang dianjurkan

(Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi VI, 1998), ibu hamil perlu tambahan 285

Kkal setiap hari atau sama dengan 2.485 Kkal per hari. Bandingkan dengan wanita

dewasa (20 - 45 tahun) dalam keadaan normal tidak hamil yang hanya

membutuhkan energi 2.200 Kkal.

Protein

Untuk membangun sel-sel baru janin, termasuk sel darah, kulit, rambut, kuku, dan

jaringan otot dibutuhkan protein. Protein juga diperlukan plasenta untuk membawa

makanan ke janin dan juga pengaturan hormon sang ibu dan janin. Tambahan

protein yang dibutuhkan setiap hari adalah 60 g atau 12 g lebih banyak ketimbang

wanita dewasa tak hamil. Protein dapat diperoleh dari bahan makanan seperti

daging, keju, ikan, telur, kacang-kacangan, tahu, tempe, dan oncom.

Vitamin dan mineral

Diperlukan vitamin dan mineral yang merupakan zat gizi penting selama hamil.

Vitamin A dalam jumlah optimal diperlukan untuk pertumbuhan janin.

Tidak kalah penting vitamin B1 dan B2 serta niasin yang diperlukan dalam proses

metabolisme tubuh. Sedangkan vitamin B6 dan B12 berguna untuk mengatur

penggunaan protein oleh tubuh. Vitamin C penting untuk membantu penyerapan

zat besi selama hamil untuk mencegah anemia.

Untuk pembentukan tulang serta persendian janin diperlukan vitamin D yang

membantu penyerapan kalsium. Kalsium penting untuk pertumbuhan tulang dan

35

Page 37: laporan FIX skenario C blok 17-1.doc

gigi janin. Zat kapur ini banyak terdapat pada susu dan olahannya serta kacang-

kacangan.

Sementara itu vitamin E diperlukan untuk pembentukan sel-sel darah merah serta

melindungi lemak dari kerusakan. Asam folat dan seng penting untuk pertumbuhan

susunan saraf pusat sehingga konsumsi makanan yang banyak mengandung asam

folat dapat mengurangi risiko kelainan susunan saraf pusat dan otak janin.

Makanan yang kaya akan asam folat misalnya jeruk, pisang, brokoli, wortel, dan

tomat.

Perlu diketahui, asam folat dalam buah-buahan dan sayuran segar mudah rusak

akibat proses pemasakan dan pemanasan. Karena itu buah dan sayuran lebih baik

dikonsumsi dalam keadaan segar.

Pasokan zat besi juga tidak kalah penting karena pada masa hamil volume darah

ibu akan meningkat 30%. Di samping itu plasenta pun harus mengalirkan cukup

zat besi untuk perkembangan janin.

Kecukupan darah menjadi amat penting, karena perlu diingat, ketika melahirkan,

karena bakal banyak kehilangan darah sang ibu jangan sampai mengalami anemia.

Serat

Konsumsi serat banyak terdapat pada buah dan sayuran, berguna untuk membantu

kerja sistem ekskresi sehingga mudah buang air besar.

Air

Dalam keadaan normal saja, kita dianjurkan untuk minum delapan gelas air putih

sehari. Apalagi untuk wanita hamil. Kebutuhannya akan air perlu diperhatikan

benar. Kekurangan air (dehidrasi) harus segera ditanggulangi, karena dalam masa

kehamilan muda ada kalanya terjadi muntah-muntah sehingga banyak

mengeluarkan cairan tubuh.

Otak berkembang pesat

Pada trimester kedua dan ketiga, ketika masa morning sickness telah berlalu,

biasanya ibu hamil sudah mulai dapat menikmati makanan dan merasakan gerakan

janin dalam perut.

Pada trimester kedua ini pertumbuhan janin pun berlangsung sangat cepat. Boleh

dikatakan, separuh dari penambahan bobot badan ibu selama hamil terjadi pada

bulan ke-6 dan ke-7. Ibu hamil yang mengalami kekurangan gizi pada usia

kehamilan ini, bisa jadi akan “menularkan” derita yang sama pada sang janin yang

dikandungnya. Sebagai patokan, bobot badan ibu hamil kurang dari 45 kg pada

trimester ketiga menunjukkan kekurangan energi kronis.

36

Page 38: laporan FIX skenario C blok 17-1.doc

Kebutuhan zat gizi pada trimester kedua dan ketiga ini juga perlu diperhatikan

karena erat kaitannya dengan perkembangan intelegensia janin. Pasalnya, pada usia

kehamilan 15 - 20 minggu, otak janin mengalami pertumbuhan pesat sekali.

Bahkan memasuki kehamilan minggu ke-30 sampai bayi berusia 18 bulan, otak

mengalami fase pertumbuhan pesat kedua.

Berbeda dengan kebutuhan gizi pada trimester pertama, memasuki trimester

kedua dan ketiga ibu hamil membutuhkan zat gizi sebagai berikut:

Kalori

Tubuh membutuhkan tambahan 285 kalori setiap hari dibandingkan dengan

sebelum hamil. Konsumsi makanan ini setidaknya menghasilkan pertambahan

bobot badan sekitar 8 - 15 kg sampai akhir trimester ketiga. Sejak trimester kedua

ini, diusahakan untuk menambah bobot ½ kg setiap minggu. Di akhir bulan

kehamilan, konsumsi karbohidrat (50 - 60% dari total kalori) diperlukan dalam

takaran yang cukup untuk persiapan tenaga ibu dalam masa persalinan.

Protein

Protein penting untuk pertumbuhan janin dan plasenta, juga untuk memenuhi

kebutuhan suplai darah merah. Kebutuhan protein didapat dari bahan makanan

hewani seperti daging, ikan, telur, dan nabati seperti kacang-kacangan, tahu, dan

tempe.

Vitamin dan mineral

Pada trimester ketiga, tubuh membutuhkan vitamin B6 dalam jumlah banyak

dibandingkan sebelum hamil.

Vitamin ini dibutuhkan untuk membentuk protein dari asam amino, darah merah,

saraf otak, dan otot-otot tubuh. Bila protein tercukupi, maka kebutuhan vitamin B6

akan tercukupi pula. Makanan yang banyak mengandung vitamin B6 ini antara lain

ikan. Jangan lupa mengonsumsi substansi omega-3 yang banyak terkandung dalam

daging ikan tuna dan salmon. Omega-3 juga berperan pada perkembangan otak dan

retina janin.

Seng dibutuhkan bagi sistem imunologi (kekebalan) tubuh. Konsumsi seng juga

dapat menghindari lahirnya janin prematur dan berperan dalam perkembangan otak

janin, terutama pada trimester terakhir. Diduga, kekurangan seng menyebabkan

bibir sumbing. Makanan yang kaya seng antara lain daging sapi dan ikan.

Kalsium diperlukan pada trimester pertama hingga trimester ketiga karena

merupakan zat gizi penting selama kehamilan. Kebutuhan zat besi meningkat

terutama pada awal trimester kedua kehamilan. Faktanya, hampir 70% ibu hamil di

37

Page 39: laporan FIX skenario C blok 17-1.doc

Indonesia menderita anemia. Sebab itu suplementasi pil besi diupayakan untuk

diberikan selama kehamilan guna memenuhi kebutuhan zat besi itu.

Kebutuhan harian Wanita usia 19 - 50 th

Kebutuhan tambahan harian wanita semasa:

                                        Hamil                 Menyusui

Protein (g)              44       +30                     +20

Zat Besi (mg)         18       +30-60                +30-60

Kalsium (mg)        800      +400                   +400

V. PPH

Perdarahan Post-Partum

perdarahan pervaginam 500 ml atau lebih sesudah anak lahir. Perdarahan merupakan

penyebab kematian nomor satu (40%-60%) kematian ibu melahirkan di Indonesia.

Pendarahan pasca persalinan dapat disebabkan oleh atonia uteri, sisa plasenta,

retensio plasenta, inversio uteri, laserasi jalan lahir dan gangguan pembekuan darah4.

Klasifikasi Klinis

1) Perdarahan Pasca Persalinan Dini (Early Postpartum Haemorrhage, atau Perdarahan

Postpartum Primer, atau Perdarahan Pasca Persalinan Segera). Perdarahan pasca

persalinan primer terjadi dalam 24 jam pertama. Penyebab utama perdarahan pasca

persalinan primer adalah atonia uteri, retensio plasenta, sisa plasenta, robekan jalan

lahir dan inversio uteri. Terbanyak dalam 2 jam pertama.

2) Perdarahan masa nifas (PPH kasep atau Perdarahan Persalinan Sekunder atau

Perdarahan Pasca Persalinan Lambat, atau Late PPH). Perdarahan pascapersalinan

sekunder terjadi setelah 24 jam pertama. Perdarahan pasca persalinan sekunder sering

diakibatkan oleh infeksi, penyusutan rahim yang tidak baik, atau sisa plasenta yang

tertinggal.

Gejala Klinis

perdarahan pervaginam yang terus-menerus setelah bayi lahir. Kehilangan banyak

darah tersebut menimbulkan tanda-tanda syok yaitu penderita pucat, tekanan darah

rendah, denyut nadi cepat dan kecil, ekstrimitas dingin, dan lain-lain. Penderita tanpa

disadari dapat kehilangan banyak darah sebelum ia tampak pucat bila pendarahan

tersebut sedikit dalam waktu yang lama.

38

Page 40: laporan FIX skenario C blok 17-1.doc

Diagnosis

Perdarahan yang langsung terjadi setelah anak lahir tetapi plasenta belum lahir

biasanya disebabkan oleh robekan jalan lahir. Perdarahan setelah plasenta lahir,

biasanya disebabkan oleh atonia uteri. Atonia uteri dapat diketahui dengan palpasi

uterus ; fundus uteri tinggi di atas pusat, uterus lembek, kontraksi uterus tidak baik.

Sisa plasenta yang tertinggal dalam kavum uteri dapat diketahui dengan memeriksa

plasenta yang lahir apakah lengkap atau tidak kemudian eksplorasi kavum uteri

terhadap sisa plasenta, sisa selaput ketuban, atau plasenta suksenturiata (anak

plasenta). Eksplorasi kavum uteri dapat juga berguna untuk mengetahui apakan ada

robekan rahum. Laserasi (robekan) serviks dan vagina dapat diketahui dengan

inspekulo. Diagnosis pendarahan pasca persalinan juga memerlukan pemeriksaan

laboratorium antara lain pemeriksaan Hb, COT (Clot Observation Test), kadar

fibrinogen, dan lain-lain.

Faktor-faktor yang mempengaruhi perdarahan pascapersalinan

1. Perdarahan pascapersalinan dan usia ibu

Wanita yang melahirkan anak pada usia dibawah 20 tahun atau lebih dari 35 tahun

merupakan faktor risiko terjadinya perdarahan pascapersalinan yang dapat

mengakibatkan kematian maternal. Hal ini dikarenakan pada usia dibawah 20 tahun

fungsi reproduksi seorang wanita belum berkembang dengan sempurna, sedangkan

pada usia diatas 35 tahun fungsi reproduksi seorang wanita sudah mengalami

penurunan dibandingkan fungsi reproduksi normal sehingga kemungkinan untuk

terjadinya komplikasi pascapersalinan terutama perdarahan akan lebih besar.

Perdarahan pascapersalinan yang mengakibatkan kematian maternal pada wanita

hamil yang melahirkan pada usia dibawah 20 tahun 2-5 kali lebih tinggi daripada

perdarahan pascapersalinan yang terjadi pada usia 20-29 tahun. Perdarahan

pascapersalinan meningkat kembali setelah usia 30-35tahun.

2. Perdarahan pascapersalinan dan gravida

Ibu-ibu yang dengan kehamilan lebih dari 1 kali atau yang termasuk multigravida

mempunyai risiko lebih tinggi terhadap terjadinya perdarahan pascapersalinan

dibandingkan dengan ibu-ibu yang termasuk golongan primigravida (hamil pertama

kali). Hal ini dikarenakan pada multigravida, fungsi reproduksi mengalami penurunan

sehingga kemungkinan terjadinya perdarahan pascapersalinan menjadi lebih besar.

39

Page 41: laporan FIX skenario C blok 17-1.doc

3. Perdarahan pascapersalinan dan paritas

Paritas 2-3 merupakan paritas paling aman ditinjau dari sudut perdarahan

pascapersalinan yang dapat mengakibatkan kematian maternal. Paritas satu dan

paritas tinggi (lebih dari tiga) mempunyai angka kejadian perdarahan pascapersalinan

lebih tinggi. Pada paritas yang rendah (paritas satu), ketidaksiapan ibu dalam

menghadapi persalinan yang pertama merupakan faktor penyebab ketidakmampuan

ibu hamil dalam menangani komplikasi yang terjadi selama kehamilan, persalinan

dan nifas.

4. Perdarahan pascapersalinan dan Antenatal Care

Tujuan umum antenatal care adalah menyiapkan seoptimal mungkin fisik dan mental

ibu serta anak selama dalam kehamilan, persalinan dan nifas sehingga angka

morbiditas dan mortalitas ibu serta anak dapat diturunkan.

Pemeriksaan antenatal yang baik dan tersedianya fasilitas rujukan bagi kasus risiko

tinggi terutama perdarahan yang selalu mungkin terjadi setelah persalinan yang

mengakibatkan kematian maternal dapat diturunkan. Hal ini disebabkan karena

dengan adanya antenatal care tanda-tanda dini perdarahan yang berlebihan dapat

dideteksi dan ditanggulangi dengan cepat.

5. Perdarahan pascapersalinan dan kadar hemoglobin

Anemia adalah suatu keadaan yang ditandai dengan penurunan nilai hemoglobin

dibawah nilai normal. Dikatakan anemia jika kadar hemoglobin kurang dari 8 gr%.

Perdarahan pascapersalinan mengakibatkan hilangnya darah sebanyak 500 ml atau

lebih, dan jika hal ini terus dibiarkan tanpa adanya penanganan yang tepat dan akurat

akan mengakibatkan turunnya kadar hemoglobin dibawah nilai normal.

VI. Antenatal care

Tujuan melakukan routine antenatal appointment

1. Ibu hamil mencapai akhir kehamilan dalam keadaan sehat atau bahkan lebih sehat

dibandingkan masa sebelum hamil.

2. Deteksi dan terapi dini masalah fisik atau psikologi yang muncul selama kehamilan.

3. Pencegahan dan deteksi dini serta penatalaksanaan yang memadai terhadap komplikasi

kehamilan.

4. Persalinan bayi yang sehat.

40

Page 42: laporan FIX skenario C blok 17-1.doc

5. Memberikan kesempatan pada ibu dan atau keluarga untuk melakukan diskusi

mengenai hal-hal yang mencemaskan atau mengkhawatirkan dalam kehamilan

maupun persalinan.

6. Informasi pada ibu hamil mengenai rencana penatalaksanaan kehamilan dan persalinan

berikut alasannya secara terinci.

7. Pasangan suami istri dipersiapkan untuk menghadapi proses persalinan, perawatan

bayi termasuk pemberian informasi mengenai gizi, perawatan anak dan keluarga

berencana.

Jadwal baku kunjungan antenatal secara tradisional adalah :

Tiap 4 minggu dari kehamilan 0 – 32 minggu

Tiap 2 minggu pada kehamilan 32 – 36 minggu

Tiap minggu selama kehamilan 36 minggu sampai aterm

Pada setiap kunjungan antenatal dilakukan pemeriksaan baku berupa:

1. Berat badan

2. Pengukuran Tekanan darah

3. Pengukuran tinggi Fundus Uteri

4. Menghitung frekuensi dan pola detik jantung janin

5. Pemeriksaan presentasi dan posisi janin

6. Pemeriksaan kadar haemoglobin

7. Pemeriksaan Glukosa

8. Pemeriksaan Protein urine

41

Page 43: laporan FIX skenario C blok 17-1.doc

DAFTAR PUSTAKA

Alan H,De Cherney,Lauren Nathan, T Murphy Goodwin.2006.Current Obstetric and

Gynecologic Diagnosis and treatment.McGraw-Hill Medical.USA.45

Brenner WE, Bruce RD, Hendricks CH : The characteristics and peils of breech presentation.

Am J Obstet Gynecol 118:700, 1974

Bruck LR, Sherer DM : Intrapatum sonography of the lower uterine segment in patients with

breech-presenting fetuses. Am J Perinatol 14:315, 1997

Collea JV, Rabin SC, Weghorst GR, Quilligan EJ : The randomize management of term frank

breech presentation: Vaginal delivery vs cesarean section. Am J. Obstet Gynecol

131:186, 1978

Cuningham F Garry dkk.2005.Obsteri Williams.Presentasi Bokong dan Pelahiran

Sungsang.EGC.Jakarta559-85

Fianu S, Vaclavinka V: The site of placental attachment as a factor in the aetiology of breech

presentation. Acta obstet Gynecol Scand 57:371, 1978

Hall JE, Kohl SG: Breech presentation: A study of 146 cases. Am J Obstet Gynecol 72:977,

1956

Hart David McKay, Jane Norman.2000.Gynecolog Illustrated.Breech Presentation. Churchill

Livingstone.USA.40-6

Kopelman JN. Duff P, Karl RT, Schipul AH, Read JA: Computed tomographic pelvimetry in

the evaluation of breech presentation. Obstet Gynecol 68:455, 1986

Krebs L, Topp M, Langhoff Roos J : The realtion of brechh presentation a term to cerebral

palsy . Br J Obstet Gynecol 106:943,1999

Kunzel W:Recommendations of the FIGO Committee on Perinatal Health on guidelines for

the management of brecch delivery. Int J Gynecol Obstet 44:297,1994

Mokriski B: Abnormal presentation and multiple gestation . In Chestnut, DH (ed):Obsetric

Anesthetia.St.Louis, Mosby 1994 p669

42

Page 44: laporan FIX skenario C blok 17-1.doc

Pinard A : On version by external maneuvers. In: Traite de Palper Abdominal .Paris.1889

Prawirohardjo, Sarwono. Ilmu kebidanan. 2007. Yayasan Bina Pustaka, Jakarta. 616-

622.

Scheer K, Nubar J:Variation of fetal presentation with gestational age. Am J Obstet Gynecol

125:269,1979

Suzuki S, Yamamuro T : Fetal Movement and fetal presentation.Early Hum Dev 11:255, 1985

Tank ES, Davis R Holt JF , Moerley GW : Mechanism of trauma during breech

delivery.Obstet Gynecol 38:761,1971

Zhang J, Bowes WA, Fortney JA:Efficacy of external chepalic version, including safety, cost

benefits analysis, and impact on the cesarean delivery rate. Obstet Gynecol

82:306,1993.

43