Skenario C Blok 18 Fix

Embed Size (px)

DESCRIPTION

tutorial

Citation preview

BAB IPENDAHULUAN

0. Latar BelakangBlok Kedokteran Komunitas dan Kesehatan Masyarakat adalah blok kedelapan belas pada semester 6 dari Kurikulum Berbasis Kompetensi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang.Pada kesempatan ini dilaksanakan tutorial studi kasus skenario C yang menerapkan kasus Seorang dokter Puskesmas baru bekerja di Puskesmas Sukaria, Kecamatan Bangunsari, mendapat laporan dari petugas Surveilans Puskesmas, bahwa terjadi peningkatan kasus ISPA, diare, hepatitis dan penyakit kulit sejak setahun terakhir terutama pada anak sekolah. Salah satu desa yang terjadi peningkatan kasus ISPA, diare, hepatitis dan penyakit kulit adalah desa Sukomoro. Desa ini terletak di pinggir sungai. Mata pencaharian penduduk selain bercocok tanam juga bekerja sebagai buruh di pabrik penggilingan padi. Mereka bekerja tanpa menggunakan alat pelindung diri. Masyarakat Sukomoro memanfaatkan air sungai sebagai sumber air minum, mandi, cuci dan kakus.Kepala Puskesmas berencana memberikan penyuluhan kepada masyarakat untuk menurunkan angka kejadian penyakit tersebut, dan pada pekerja untuk menurunkan angka kejadian penyakit akibat kerja di penyakit tersebut..

0. Maksud dan TujuanAdapun maksud dan tujuan dari laporan tutorial studi kasus ini, yaitu :1. Sebagai laporan tugas kelompok tutorial yang merupakan bagian dari system pembelajaran KBK di Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang.2. Dapat menyelesaikan kasus yang diberikan pada skenario dengan metode analisis dan pembelajaran diskusi kelompok.3. Tercapainya tujuan dari metode pembelajaran tutorial.

BAB IIPEMBAHASAN

2.1 Data TutorialTutor: dr. H. M. Ali Muchtar M.ScModerator: M. Fajar Setia BudiSekretaris Meja: Dera ApriyunitaSekretaris Papan: Geta Virucha MeivilaWaktu: 1. Selasa, 20 Mei 2014 2. Kamis, 22 Mei 2014Rule tutorial: 1. Alat komunikasi di non-aktifkan 2. Semua anggota harus mengeluarkan pendapat 3. Berbicara yang sopan dan penuh tata krama4. Tidak boleh makan dan minum selama tutorial.

2.2 Skenario kasusSeorang dokter Puskesmas baru bekerja di Puskesmas Sukaria, Kecamatan Bangunsari, mendapat laporan dari petugas Surveilans Puskesmas, bahwa terjadi peningkatan kasus ISPA, diare, hepatitis dan penyakit kulit sejak setahun terakhir terutama pada anak sekolah. Kecamatan Bangunsari terdiri dari 6 desa dengan jumlah penduduk 32.000 jiwa.Salah satu desa yang terjadi peningkatan kasus ISPA, diare, hepatitis dan penyakit kulit adalah desa Sukomoro. Desa ini terletak di pinggir sungai dengan jumlah penduduk 12.000 jiwa. Mata pencaharian penduduk selain bercocok tanam juga bekerja sebagai buruh di pabrik penggilingan padi. Mereka bekerja tanpa menggunakan alat pelindung diri. Masyarakat Sukomoro memanfaatkan air sungai sebagai sumber air minum, mandi, cuci dan kakus.Kepala Puskesmas berencana memberikan penyuluhan kepada masyarakat untuk menurunkan angka kejadian penyakit tersebut, dan pada pekerja untuk menurunkan angka kejadian penyakit akibat kerja di penyakit tersebut.

2.3 Klarifikasi Istilah1.Petugas Surveilans Puskesmas:Petugas yang bertugas melakukan pengumpulan, pengolahan analisis dan interpretasi data secara sistemik dan terus menerus serta penyebaran informasi kepada unit yang membutuhkan untuk dapat mengambil tindakan.

2.Puskesmas:Unit pelaksanaan teknis dinas kesehatan kabupaten atau kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kesehatan.

3.Peningkatan kasus

:Naik atau meningkatnya kejadian pada suatu kasus

4.ISPA:Penyakit infeksi yang bersifat akut yang melibatkan organ saluran pernapasan.

5.Diare:Pengeluaran tinja berair air berkali- kali yang tidak normal. Konsistensi lebih cair.

6.Hepatitis

:Peradangan hati. Penyakit viral yang tersebar di seluruh dunia, biasanya ditularkan melalui ingesti oral bahan- bahan terinfeksi, tetapi ( kadang- kadang) bisa juga di tularkan secara parenteral.

7. Penyakit kulit

:Suatu penyakit yang menyerang pada permukaan tubuh (kulit).

8. Mata pencaharian

:Pekerjaan atau pencaharian utama ( yang di kerjakan untuk kebutuhan sehari- hari).

9.Alat pelindung diri:Suatu alat yang dipakai untuk melindungi diri/tubuh terhadap bahaya kecelakaan kerja. Dimana secara teknis dapat mengurang tingkat keparahan kecelakaan kerja yang terjadi.

10.Kakus:Tempat buang air besar atau jamban

11.Penyuluhan:Ilmu sosial yang mempelajari sistem dan proses perubahan pada individu serta masyarakat agar dapat terwujud perubahan yang lebih baik sesuai dengan yang diharapkan.

12.Angka kejadian:Jumlah yang menunjukkan angka kesakitan atau rasio orang yang sakit terhadap orang yang sehat

13.Penyakit akibat kerja:Penyakit yang di derita karyawan dalam hubungan kerja baik faktor resiko karena kondisi tempat kerja, peralatan kerja, material yang di pakai, proses produksi, cara kerja limbah perusahaan dan hasil produksi.

2.4 Identifikasi Masalah1. Berdasarkan laporan dari petugas Surveilans Puskesmas, terjadi peningkatan kasus ISPA, diare, hepatitis dan penyakit kulit sejak setahun terakhir terutama pada anak sekolah. 2. Kecamatan Bangunsari terdiri dari 6 desa dengan jumlah penduduk 32.000 jiwa. Salah satu desa yang terjadi peningkatan kasus ISPA, diare, hepatitis dan penyakit kulit adalah desa Sukamoro yang terletak dipinggir sungai dengan jumlah penduduk 12.000 jiwa. Mata pencaharian penduduk selain bercocok tanam juga bekerja sebagai buruh di pabrik penggilingan padi. Mereka bekerja tanpa alat pelindung diri.3. Masyarakat Sukomoro memanfaatkan air sungai sebagai sumber air minum, mandi, cuci dan kakus.4. Kepala Puskesmas berencana memberikan penyuluhan kepada masyarakat untuk menurunkan angka kejadian penyakit tersebut dan pada pekerja untuk menurunkan angka kejadian penyakit akibat kerja di pabrik tersebut.

2.5 Analisis Masalah1. Berdasarkan laporan dari petugas Surveilans Puskesmas, terjadi peningkatan kasus ISPA, diare, hepatitis dan penyakit kulit sejak setahun terakhir terutama pada anak sekolah. a. Apa definisi dari Surveilans ? Jawab :Pengumpulan, analisis dan analisis data secara terus- menerus dan sistematis yang kemudian di diseminasikan (disebarluaskan) kepada pihak- pihak yang bertanggungjawab dalam pencegahan penyakit dan masalah kesehatan lainnya.(Sumber : fk.uns.ac.id.pdf)

b. Apa fungsi, tugas dan petugas Surveilans ? Jawab :a. Fungsi : Inti kegiatan surveilans dan langkah-langkah intervensi kesehatan masyarakat ( deteksi, pencatatan, pelaporan data, analisis data, konfirmasi epidemiologi). Pendukung Mencakup pelatihan, supervisi, penyediaan SDM dan laboratorium, manajemen sumber daya dan komunikasi.b. Tugas Surveilans memantau terus-menerus kejadian dan kecenderungan penyakit, mendeteksi dan memprediksi outbreak pada populasi, mengamati faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian penyakit, seperti perubahan-perubahan biologis pada agen, vektor, dan reservoir. Selanjutnya surveilans menghubungkan informasi tersebut kepada pembuat keputusan agar dapat dilakukan langkah-langkah pencegahan dan pengendalian penyakitc. Petugas Melaksanakan tugas yang diperintahkan atasan.( Sumber : fk.uns.ac.id.pdf )

c. Apa saja yang dilaporkan oleh petugas Surveilans ?Jawab : 1. Kasus penyakit tertentu ( menular dan tidak menular )2. Pencatatan dan pelaporan khusus kejadian tertentu yang cenderung menjadi wabah3. Pelaksanaan, pencatatan dan pelaporan jenis penyakit yang wajib di laporkan4. Surveilans ekologi dan lingkungan yakni surveilans terhadap vektor penyakit menular, pencemaran lingkungan, air dan udara5. Pengamatan dan pengawasan pemakaian zat tertentu 6. Pencatatan dan pelaporan laporan peristiwa vital(Sumber : Noor, Nasry Nur. 2008)

d. Apa makna terjadi peningkatan kasus ISPA, diare, hepatitis dan penyakit kulit, sejak setahun terakhir ? Jawab : Telah terjadi KLB

e. Bagaimana cara pencegahan peningkatan kasus tersebut (Promkes)?Jawab : 1. Menjaga kelestarian sungai harus dimulai dengan langkah pertama yakni menyadarkan penduduk di wilayah sekitar sungai akan pentingnya sungai bagi kehidupan mereka sendiri. Langkah ini dapat ditempuh melalui pertemuan penyuluhan, kunjungan pembinaan dari rumah ke rumah atau Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE) massa melalui pemutaran film atau media seni lainnya (wayang, ketoprak, dagelan, dsb). Penduduk harus disadarkan bahwa sungai adalah bagian dari sumber daya alam yang mereka miliki yang sudah selayaknya mereka jaga kelestariannya. Oleh karena itu dalam perilaku sehari-hari, penduduk harus disadarkan untuk tidak membuang kotoran dan sampah di sungai. Disadarkan pula untuk tidak buang air besar atau kencing di sungai karena dapat mengganggu estetika dan kemanfaatan sungai. Sebaliknya, penduduk sekitar sungai harus digugah kepeduliannya untuk lebih memperhatikan kelestarian sungai. Misalnya, bila ada sampah yang menumpuk di sungai melakukan kerja bakti untuk membersihkan sungai. Memperingatkan orang-orang yang masih saja membuang sampah sesuatu di sungai, serta memasang rambu-rambu pesan untuk tidak mengotori sungai dengan cara apapun.2. Langkah kedua adalah menyadarkan para pengusaha dan pelaku industri untuk tidak membuang limbahnya ke sungai. Langkah ini perlu ditempuh melalui penyuluhan atau dialog dengan para pengusaha akan pentingnya keberadaan sungai bagi kehidupan penduduk, hewan maupun tumbuhan di sekitarnya. Sehingga agar tidak mencemari sungai, para pengusaha diwajibkan memiliki tempat pembuangan limbah tersendiri yang aman dan tidak mencemari lingkungan. Kalaupun pada akhirnya, mereka harus membuang limbah ke sungai, air limbah tersebut harus diolah sehingga tidak mencemari sungai dan mengganggu kehidupan makluk hidup di dalamnya.3. Langkah ketiga, pemerintah selaku pengendali sekaligus penanggungjawab kelestarian sungai harus menciptakan aturan yang tegas untuk menjaga agar sungai tetap bersih. Misalnya dengan pembuatan Peraturan Pemerintah (PP) sebagai implementasi dari UU No 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup yang melarang penduduk dan pengusaha/industriawan menjadikan sungai sebagai tempat pembuangan sampah/limbah tanpa memperhatikan kaidah-kaidah yang disepakati berikut sanksi yang tegas dan berlaku bagi semua warga negara tanpa pandang bulu. Sanksi yang dimaksud dapat berupa hukuman denda atau hukuman kurungan penjara. Hukuman denda harus memuat sanksi-sanksi per kategori pelanggaran dengan nilai nominal denda maksimal yang dapat membuat sang pelanggar jera. Hal yang sama harus diterapkan untuk hukuman kurungan penjara. Kesemuanya ini harus diterapkan betul betul dengan perangkat sumber daya manusia dan dukungan sarana prasarana yang memadai.4. Langkah keempat, pemerintah perlu mendorong segenap komponen masyarakat untuk menciptakan budaya malu pada penduduk untuk membuang sampah di sungai dengan berbagai pesan yang menyentuh melalui tulisan-tulisan pada tembok pembatas sungai, banner atau baliho yang dipasang dipinggir jalan dekat sungai. Para tokoh masyarakat dan tokoh agama diminta untuk tidak jemu-jemunya memberikan penyuluhan dan pencerahan pada masyarakat tentang pentingnya memelihara kelestarian sungai. Bila perlu semua organisasi profesi, LSM, pemuda dan karang taruna serta para pelaku seni juga digerakkan untuk melakukan KIE dengan caranya masing-masing, sehingga upaya memelihara kelestarian sungai benar-benar dirasakan menjadi kebutuhan mereka sendiri, bukan kebutuhan pemerintah atau kelompok tertentu.

Berbagai langkah tersebut, bila dijalankan dengan sungguh-sungguh oleh pemerintah dan pihak terkait, dipastikan kualitas sungai akan terjaga sehingga kelestariannya juga akan terjamin. Lebih dari itu, Program Kali Bersih (Prokasih) yang sementara inbi tidak dapat berjalan optimal, akan dapat dimaksimalkan hasilnya karena dukungan penuh dari segenap komponen masyarakat dan masyarakatnya itu sendiri. Hasil akhirnya tentu kelestarian sungai akan terjaga sepanjang masa dan penduduk akan merasakan manfaatnya bukan cuma mereka sendiri tetapi juga anak cucu keturunannya.

f. Apa syarat suatu kasus dikatakan KLB ?Jawab : Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 949/MENKES/SK/VII/2004Kejadian Luar Biasa (KLB) adalah timbulnya atau meningkatnya kejadian kesakitan atau kematian yang bermakna secara epidemiologis pada suatudaerah dalam kurun waktu tertentu. Kriteria Kejadian Luar Biasa (Keputusan Dirjen PPM No 451/91) tentang Pedoman Penyelidikan dan Penanggulangan Kejadian Luar Biasa TergolongKejadian luar biasa,Jika ada unsur : Timbulnya suatu penyakit menular yang sebelumnya tidak ada atau tidak dikenal. Peningkatan kejadian penyakit terus-menerus selama 3 kurun waktuberturut-turut menurut penyakitnya (jam, hari, minggu). Peningkatan kejadian penyakit/kematian 2kali lipat atau lebih dibandingkan dengan periode sebelumnya (jam,hari,minggu,bulan,tahun). Jumlah penderita baru dalam satu bulan menunjukkan kenaikan 2 kali lipat atau lebih bila dibandingkan dengan angka rata-rata perbulan dalam tahun sebelumnya.

1. Timbulnya suatu penyakit menular yang sebelumnya tidak ada/ tidak dikenal.2. Peningkatan secara terus menerus3. Peningkatan penyakit dua kali lipat dari sebelumnya4. Jumlah penderita baru dalam satu bulan menunjukkan dua kali lipat /lebih dibandingkan dengan angka rata- rata per bulan dalam tahun sebelumnya.( Sumber : ugm.ac.id.pdf )

g. Mengapa kasus terjadi terutama pada anak sekolah ?Jawab :Epidemiologi deskriptif : umur yang selalu diperhatikan di dalam penyelidikan epidmiologi.menurut who anak-anak adalah usia (0-14 tahun) untuk beberapa penyakit tertentu lebih mudah terserang penyakit karena kelompok umur tersebut daya tahan tubuh rendah, status pendidikan untuk pengetahuan cara-cara mencegah penyakit kurang,faktor lingkungan disekolah kemungkinan ada faktor penyakit menular sehingga lebih rentan terjadi kasus pada anak-anak sekolah.(Sumber : Notoatmodjo, Soekidjo. 2011)

1. Kecamatan Bangunsari terdiri dari 6 desa dengan jumlah penduduk 32.000 jiwa. Salah satu desa yang terjadi peningkatan kasus ISPA, diare, hepatitis dan penyakit kulit adalah desa Sukomoro yang terletak di pinggir sungai dengan jumlah penduduk 12.000 jiwa. Mata pencaharian penduduk selain bercocok tanam juga bekerja sebagai buruh di pinggir penggilingan padi. Mereka bekerja tanpa alat pelindung diri. 1. Apa dampak dari desa yang terletak di pinggir sungai dan hubungannya dengan kasus ( ISPA, diare, hepatitis dan penyakit kulit ) serta riwayat perjalanan penyakit ? Jawab :Menjadi faktor resiko terjadinya penyakit yang ditularkan melalui pencemaran air berdasarkan Riwayat Alamiah Penyakit (RAP), diare, hepatitis, penyakit kulit merupakan penyakit- penyakit yang ditularkan melalui media air.Dampak negatif :1. Jika air sungai tercemar, bisa menjadi sarana penularan penyakit. 2. Jika air sungai tercemar dapat membuat biota didalamnya mati dan menjadi beracun bila dikonsumsi manusia.3. Saat curah hujan tinggi, dan air tak bisa lagi ditampung oleh badan sungai, air bisa membanjiri daerah tersebut4. Saat curah hujan rendah, bisa terjadi kekeringan5. Jika ada aktivitas membuang sampah di sungai maka akan mencemari dan dapat menyebabkan banjir6. Jika terjadi erosi karena adanya aktivitas tambang pasir yang kurang ramah lingkungan, dapat menyebabkan rapuhnya lahan di tepi sungai sehingga mudah longsor.7. Desa dengan penduduk 12.000 jiwa dapat menyebabkan lingkungan kumuh karena padat penduduk.

1. Apa hubungan pekerjaan dengan terjadinya peningkatan kasus ? Jawab : karena bekerja tanpa menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) dapat meningkatkan penyakit. Seperti saat terjadinya pencemaran udara di pabrik, bisa meningkatkan penyakit ISPA dan juga penyakit kulit akibat dari pabrik penggilingan padi, serta limbah pabrik, ditambah dengan sungai yang dipakai MMCK akibatnya bertambah juga penyakit diare,hepatitis dan penyakit kulit.1. Berapa ideal cakupan jumlah penduduk dalam satu wilayah Puskesmas ? Jawab : Depkes RI Rakernas tahun 1970 ditetapkan satu macam puskesmas yang wilayah kerjanya meliputi satu kecamatan atau pada suatu daerah dengan jumlah penduduk antara 30.000 sampai 50.000 jiwa. Yang dikenal dengan konsep wilayahBerdasarkan Inpres No. 5 tahun 1974 dan No. 4 tahun 1976 konsep wilayah diperkecil menjadi suatu wilayah dengan jumlah penduduk 30.000 jiwa. Tahun 1979 dirintis puskesmas di tingkat desa atau kelurahahan yang memiliki jumlah penduduk 30.000 jiwa.

1. Apa definisi alat pelindung diri ? Jawab : PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.08/MEN/VII/2010Alat Pelindung Diri selanjutnya disingkat APDadalah suatu alat yang mempunyai kemampuan untuk melindungi seseorang yang fungsinya mengisolasi sebagian atau seluruh tubuh dari potensi bahaya di tempat kerja.(Sumber: Permenaker.pdf)

1. Apa tujuan alat pelindung diri ? Jawab : 1) Melindungi tenaga kerja 2) Meningkatkan efektivitas dan produktivitas kerja3) Menciptakan lingkungan kerja yang aman( Sumber : Sumamur, 1989).

1. Apa saja jenis alat pelindung diri dan bagaimana fungsinya ?Jawab : Peraturan Mentri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor PER.08/MEN/VII/2010 tentang Alat Pelindung DiriPasal 3 ayat (1) APD meliputi:1) Pelindung kepala;Jenia alat pelindung kepala rerdiri dari helm pengaman (safety helmet), topi atau tudung kepala, penutup atau pengaman rambut dan lain-lain.2) Pelindung mata dan mukaJenis alat pelindung mata dan muka terdiri dari kacamata pengaman, tameng muka, dan masker selam,3) Pelindung telinga Jenis alat pelindung telinga terdiri dari sumbat telinga (ear plug) dan penutup telinga (ear muff)4) Perlindung pernafasan Jenis pelindung pernafasan terdiri dari masker, respirator, katrit, tangki selam dan regulator5) Pelindung tangan Jenis pelindung tangan terdiri dari sarung tangan yang terbuat dari logam, kulit, kain kanvas,dann karet.

1. Alat pelindung kepala Fungsi Alat pelindung kepala adalah alat pelindung yang berfungsi untuk melindungi kepala dari benturan, terantuk, kejatuhan atau terpukul benda tajam atau benda keras yang melayang atau meluncur di udara, terpapar oleh radiasi panas, api, percikan bahan-bahan kimia, jasad renik (mikro organisme) dan suhu yang ekstrim. Jenis Jenis alat pelindung kepala terdiri dari helm pengaman (safety helmet), topi atau tudung kepala, penutup atau pengaman rambut, dan lain-lain.2. Alat pelindung mata dan muka Fungsi Alat pelindung mata dan muka adalah alat pelindung yang berfungsi untuk melindungi mata dan muka dari paparan bahan kimia berbahaya, paparan partikel-partikel yang melayang di udara dan di badan air, percikan benda-benda kecil, panas, atau uap panas, radiasi gelombang elektromagnetik yang mengion maupun yang tidak mengion, pancaran cahaya, benturan atau pukulan benda keras atau benda tajam. Jenis Jenis alat pelindung mata dan muka terdiri dari kacamata pengaman (spectacles), goggles, tameng muka (face shield), masker selam, tameng muka dan kacamata pengaman dalam kesatuan (full face masker). 3. Alat pelindung telinga Fungsi Alat pelindung telinga adalah alat pelindung yang berfungsi untuk melindungi alat pendengaran terhadap kebisingan atau tekanan. Jenis Jenis alat pelindung telinga terdiri dari sumbat telinga (ear plug) dan penutup telinga (ear muff).4. Alat pelindung pernapasan beserta perlengkapannya Fungsi Alat pelindung pernapasan beserta perlengkapannya adalah alat pelindung yang berfungsi untuk melindungi organ pernapasan dengan cara menyalurkan udara bersih dan sehat dan/atau menyaring cemaran bahan kimia, mikro-organisme, partikel yang berupa debu, kabut (aerosol), uap, asap, gas/ fume, dan sebagainya. Jenis Jenis alat pelindung pernapasan dan perlengkapannya terdiri dari masker, respirator, katrit, kanister, Re-breather, Airline respirator, Continues Air Supply Machine=Air Hose Mask Respirator, tangki selam dan regulator (Self-Contained Underwater Breathing Apparatus /SCUBA), Self-Contained Breathing Apparatus (SCBA), dan emergency breathing apparatus. 5. Alat pelindung tangan Fungsi Pelindung tangan (sarung tangan) adalah alat pelindung yang berfungsi untuk melindungi tangan dan jari-jari tangan dari pajanan api, suhu panas, suhu dingin, radiasi elektromagnetik, radiasi mengion, arus listrik, bahan kimia, benturan, pukulan dan tergores, terinfeksi zat patogen (virus, bakteri) dan jasad renik. Jenis Jenis pelindung tangan terdiri dari sarung tangan yang terbuat dari logam, kulit, kain kanvas, kain atau kain berpelapis, karet, dan sarung tangan yang tahan bahan kimia. 6. Alat pelindung kaki Fungsi Alat pelindung kaki berfungsi untuk melindungi kaki dari tertimpa atau berbenturan dengan benda-benda berat, tertusuk benda tajam, terkena cairan panas atau dingin, uap panas, terpajan suhu yang ekstrim, terkena bahan kimia berbahaya dan jasad renik, tergelincir. Jenis Jenis Pelindung kaki berupa sepatu keselamatan pada pekerjaan peleburan, pengecoran logam, industri, kontruksi bangunan, pekerjaan yang berpotensi bahaya peledakan, bahaya listrik, tempat kerja yang basah atau licin, bahan kimia dan jasad renik, dan/atau bahaya binatang dan lain-lain. 7. Pakaian pelindung Fungsi Pakaian pelindung berfungsi untuk melindungi badan sebagian atau seluruh bagian badan dari bahaya temperatur panas atau dingin yang ekstrim, pajanan api dan benda-benda panas, percikan bahan-bahan kimia, cairan dan logam panas, uap panas, benturan (impact) dengan mesin, peralatan dan bahan, tergores, radiasi, binatang, mikro-organisme patogen dari manusia, binatang, tumbuhan dan lingkungan seperti virus, bakteri dan jamur. Jenis Jenis pakaian pelindung terdiri dari rompi (Vests), celemek (Apron/Coveralls), Jacket, dan pakaian pelindung yang menutupi sebagian atau seluruh bagian badan. 8. Alat pelindung jatuh perorangan Fungsi Alat pelindung jatuh perorangan berfungsi membatasi gerak pekerja agar tidak masuk ke tempat yang mempunyai potensi jatuh atau menjaga pekerja berada pada posisi kerja yang diinginkan dalam keadaan miring maupun tergantung dan menahan serta membatasi pekerja jatuh sehingga tidak membentur lantai dasar. Jenis Jenis alat pelindung jatuh perorangan terdiri dari sabuk pengaman tubuh (harness), karabiner, tali koneksi (lanyard), tali pengaman (safety rope), alat penjepit tali (rope clamp), alat penurun (decender), alat penahan jatuh bergerak (mobile fall arrester), dan lain-lain.

9. Pelampung Fungsi Pelampung berfungsi melindungi pengguna yang bekerja di atas air atau dipermukaan air agar terhindar dari bahaya tenggelam dan atau mengatur keterapungan (buoyancy) pengguna agar dapat berada pada posisi tenggelam (negative buoyant) atau melayang (neutral buoyant) di dalam air. Jenis Jenis pelampung terdiri dari jaket keselamatan (life jacket), rompi keselamatan ( life vest), rompi pengatur keterapungan (Bouyancy Control Device).( Sumber : Permenaker No. 8 tahun 2011 tentang APD_2)

1. Apa alat pelindung diri yang cocok untuk buruh penggiling padi dan bercocok tanam ?Jawab : Kaca mata Sarung tangan sepatu

1. Masyarakat Sukomoro memanfaatkan air sungai sebagai sumber air minum, mandi, cuci dan kakus.1. Apa kriteria sumber air yang baik ? Jawab : Kriteria air bersih Fisik Jernih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa, suhu < udara (sejuk), kekeruhan < 1mg/liter KimiaTidak mengandung racun, bahan organic, zat mineral yang berbahaya. BakteriologiBebas dari kuman kuman penyakit (parasitis, patogenik), bakteri coli RadioaktifitasTidak boleh terkena sinar alfa, beta, dan gama melebihi syarat tertentu.(Depkes RI, 2004)1. Apa dampak penggunaan air sungai untuk MCK ? Jawab : Air sungai menurut asalnya berasal dari air hujan yang mengalir ke saluran-saluran ke dalam sungai yang disebut air permukaan oleh karena itu air sungai sudah terkontaminasi atu tercemar oleh berbagai macam kotoran maka bila akan dijadikan air minum harus diolah terlebih dahulu.(Sumber : Notoatmodjo, Soekidjo. 2011)Dampak air sungai untuk MCK1. Diare1. Cacingan1. Penyakit kulitEfek samping utama yang diterima oleh masyarakat ialah penyakit. Penyakit yang terjadi umumnya ialah penyakit diare. Diare dapat terjadi akibat protozoa maupun bakteri. Umumnya diare disebabkan oleh bakteri dalam air. Air yang kotor digunakan untuk mencuci sehingga bakteri tertinggal di benda-benda yang kemudian digunakan oleh warga.Selain diare, penyakit lain yang dapat menyerang warga ialah cacingan. Cacingan terjadi akibat infeksi dari telur cacing yang masuk ke tubuh manusia. Penyakit ini ditandai dengan perut buncit namun kondisi tubuh yang kurus. Penyakit kulit juga merupakan penyakit yang umum diderita masyarakat pengguna air tercemar. Biasanya gatal-gatal ialah ciri utama yang terjadi sebelum penyakit kulit menjadi lebih parah. Hal ini disebabkan karena adanya kandungan mineral yang beracun untuk kulit.

1. Apa saja jenis jenis jamban ? Jawab : Jenis- jenis jamban1. Jamban cemplung, kakus (pit latrine)Sering dijumpai kurang sempurna misalnya tanpa rumah jamban dan tanpa tutup, sehingga serangga mudah masuk, dan bau tidak bisa dihindari, disamping itu karena jamban tidak ada rumah jamban, bila musim hujan tiba maka jamban itu akan penuh oleh air.2. Jamban cemplung berventilasi Jamban ini hamper sama dengan jamban cemplung, bedanya lebih lengkap, yakni menggunakan ventilasi pipa. Untuk di pedesaan pipa ventilasi ini dapat dibuat dengan bambu3. Jamban empangJamban ini dibagun diatas empang ikan. Dalam system jamban empang ini daur ulang, yakni tinja dapat langsung dimakan ikan, ikan dimakan orang dan seterusnya seperti itu.4. Jamban pupukPada prinsipnya jamban ini seperti kakus cemplung, hanya lebih dangkal galiannya, disamping itu jamban ini juga untuk membuang kotoran binatang dan sampah dan daun-daunan.5. Septic tankLatrine jenis septic tank ini merupakan cara yang paling memenuhi persyaratan, oleh sebab itu, cara pembuangan tinja semacam ini dianjurkan. Septic tank teridiri dari tangki sedimentasi yang kedap air, diaman tinja dan air buangan masuk dan mengalami dekomposisi.(sumber: Notoatmodjo, Soekidjo. 2011)

1. Apa saja kriteria jamban sehat ?Jawab :suatu jamban disebut sehat untuk daerah pedesaan harus memenuhi persyaratan-persyaratan sebagai berikut :

Kriteria jamban sehat1. Tidak mencemari sumber air minum, letak lubang penampung berjarak 10 15 meter dari sumber air minum2. Tidak berbau dan tinja tidak dapat dijamah oleh serangga maupun tikus3. Cukup luas dan landai/miring ke arah lubang jongkok sehingga tidak mencemari tanah di sekitarnya.4. Mudah dibersihkan dan aman penggunaannya5. Dilengkapi dinding dan atap pelindung, dinding kedap air, dan berwarna6. Cukup penerangan7. Lantai kedap air8. Ventilasi cukup baik9. Tersedia air dan alat pembersih (Depkes RI, 2004)Kriteria Jamban Sehat1. Tidak mengotori permukaan tanah di sekeliling jamban tersebut2. Tidak mengotori air permukaan di sekitarnya3. Tidak mengotori air tanah di sekitarnya4. Tidak terjangkau oleh serangga terutama lalat dan kecoa, dan binatang-binatang lainnya5. Tidak menimbulkan bau6. Mudah digunakan dan dipelihara (maintenance)7. Sederhana desainnya8. Mudah9. Dapat diterima oleh pemakainya

Dan agar persyaratan-persyaratan ini dapat di penuhi, maka perlu diperhatikan antara lain: Sebaiknya jamban tersebut tertutup, artinya bangunan jamban terlindung dari panas dan hujan, serangga dan binatang-binatang lain, terlindung dari pandangan orang (privacy) dan sebagainya Bagunan jamban sebaiknya mempunyai lantai yang kuat, tempat berpijak yang kuat dan sebagainya Bangunan jamban sedapat mungkin ditempatkan pada lokasi yang tidak mengganggu pandangan, tidak menimbulkan bau, dan sebagianya Sedapat mungkin disediakan alat pembersih seperti air atau kertas pembersih.(Sumber: Notoatmodjo, Soekidjo. 2011)

1. Bagaimana solusi penggunaan air sungai/ pengelolaan air ?Jawab : Air sungai dialirkan ke dalam suatu bak penampungan melalui saringan kasar yang dapat memisahkan benda-benda padat dalam partikel besar. Bak penampungan tadi diberi saringan yang terdiri dari ijuk, pasir, kerikil, dsb. Kemudian air dialirkan ke bak penampung yang lain, di sini diperlukan tawas dan chlor. Dari sini baru dialirkan ke penduduk atau diambil oleh penduduk sendiri langsung ke tempat itu. Agar bebas dari bakteri, bila air akan diminum harus direbus terlebih dahulu.

1. Bagaimana solusi penggunaan air untuk MCK ?Jawab : Air sungai dialirkan ke dalam suatu bak penampungan melalui saringan kasar yang dapat memisahkan benda-benda padat dalam partikel besar. Bak penampungan tadi diberi saringan yang terdiri dari ijuk, pasir, kerikil, dsb. Kemudian air dialirkan ke bak penampung yang lain, di sini diperlukan tawas dan chlor. Dari sini baru dialirkan ke penduduk atau diambil oleh penduduk sendiri langsung ke tempat itu. Sehingga bisa digunakan untuk kegiatan sehari- hari (MCK).

1. Kepala Puskesmas berencana memberikan penyuluhan kepada masyarakat untuk menurunkan angka kejadian penyakit tersebut dan pada pekerja untuk menurunkan angka kejadian penyakit akibat kerja di pabrik tersebut.a. Apa definisi penyakit akibat kerja ?Jawab : Penyakit yang di derita karyawan dalam hubungan kerja baik faktor resiko karena kondisi tempat kerja, peralatan kerja, material yang di pakai, proses produksi, cara kerja limbah perusahaan dan hasil produksi.

b. Bagaimana strategi untuk menurunkan angka kejadian penyakit akibat kerja ? Jawab : Penyakit akibat kerja dan atau berhubungan dengan pekerjaan dapat disebabkan oleh pemajanan dilingkungan kerjlangkah awal yang penting adalah pengenalan / identifikasi bahaya yang bisa timbul dan di Evaluasi, kemudian dilakukan pengendalianUntuk mengantisipasi dan mengetahui kemungkinan bahaya dilingkungan kerja ditempuh tiga langkah utama, yakni: Pengenalan lingkungan kerja. Pengenalan linkungan kerja ini biasanya dilakukan dengan cara melihat dan mengenal (walk through inspection), dan ini merupakan langkah dasar yang pertama-tama dilakukan dalam upaya kesehatan kerja. Evaluasi lingkungan kerja Merupakan tahap penilaian karakteristik dan besarnya potensi-potensi bahaya yang mungkin timbul, sehingga bisa untuk menentukan prioritas dalam mengatasi permasalahan Pengendalian lingkungan kerja Dimaksudkan untuk mengurangi atau menghilangkan pemajanan terhadap zat/bahan yang berbahaya dilingkungan kerja. Kedua tahapan sebelumnya, pengenalan dan evaluasi, tidak dapat menjamin sebuah lingkungan kerja yang sehat. Jadi hanya dapat dicapai dengan teknologi pengendalian yang adekuat untuk mencegah efek kesehatan yang merugikan di kalangan para pekerja.

c. Apa jenis-jenis dan penyebab penyakit akibat kerja ?Jawab : KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIANOMOR 22 TAHUN 1993 TANGGAL 27 Pebruari 1993PENYAKIT YANG TIMBUL KARENA HUBUNGAN KERJA1. Pnemokoniosis yang disebabkan debu mineral pembentuk jaringan parut (silicosis, antrakosilikosis, asbestosis) dan silikotuberkolosis yang silikosisnya merupakan faktor utama penyebab cacat atau kematian.2. Penyakit paru dan saluran pernapasan (bronkhopulmoner) yang disebabkan oleh debu logam keras.3. Penyakit paru dan saluran pernapasan (bronkhopulmoner) yang disebabkan oleh debu kapas, vlas, henep dan sisal (bissinosis).4. Asma akibat kerja yang disebabkan oleh penyebab sensitisasi dan zat perangsang yang dikenal yang berada dalam proses pekerjaan.5. Alveolitis allergika yang disebabkan oleh faktor dari luar sebagai akibat penghirupan debu organik.6. Penyakit yang disebabkan oleh berilium atau persenyawaannya yang beracun.7. Penyakit yang disebabkan oleh kadmium atau persenyawaannya yang beracun.8. Penyakit yang disebabkan fosfor atau persenyawaannya yang beracun.9. Penyakit yang disebabkan oleh krom atau persenyawaannya yang beracun.10. Penyakit yang disebabkan oleh mangan atau persenyawaan-nya yang beracun.11. Penyakit yang disebabkan oleh arsen atau persenyawaan-nya yang beracun.12. Penyakit yang disebabkan oleh raksa atau persenyawaan-nya yang beracun.13. Penyakit yang disebabkan oleh timbal atau persenyawaan-nya yang beracun.14. Penyakit yang disebabkan oleh fluor atau persenyawaan-nya yang beracun.15. Penyakit yang disebabkan oleh karbon disulfida. beracun.16. Penyakit yang disebabkan oleh derivat halogen dari persenyawaan hidrokarbon alifatik atau aromatik yang beracun.17. Penyakit yang disebabkan oleh benzena atau homolognya yang beracun.18. Penyakit yang disebabkan oleh derivat nitro dan amina dari benzene atau homolognya yang beracun.19. Penyakit yang disebabkan oleh nitrogliserin atau ester asam nitrat lainnya.20. Penyakit yang disebabkan oleh alkohol, glikol atau keton.21. Penyakit yang disebabkan oleh gas atau uap penyebab asfiksia atau keracunan seperti karbon monoksida, hidrogensianida, hydrogen sulfida, atau derivatnya yang beracun, amoniak seng, braso dan nikel.22. Kelainan pendengaran yang disebabkan oleh kebisingan.23. Penyakit yang disebabkan oleh getaran mekanik (kelainan-kelainan otot, urat, tulang persendian, pembuluh darah tepi atau syaraf tepi.24. Penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan dalam udara yang berkenaan lebih.25. Penyakit yang disebabkan oleh radiasi elektro magnetik dan radiasi yang mengion.26. Penyakit kulit (dermatosis) yang disebabkan oleh penyebab fisik, kimiawi atau biologik.27. Kanker kulit epitelioma primer yang disebabkan oleh ter, pic, bitumen, minyak mineral, antrasena atau persenyawaan, produk atau residu dari zat tersebut.28. Kanker paru atau mesotelioma yang disebabkan oleh asbes.29. Penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus, bakteri atau parasit yang didapat dalam suatu pekerjaan yang memiliki risiko kontaminasi khusus.30. Penyakit yang disebabkan oleh suhu tinggi atau rendah atau radiasi atau kelembaban udara tinggi.31. Penyakit yang disebabkan bahan kimia lainnya termasuk bahan obat.Jenis- jenis penyakit akibat kerja 1. Faktor fisik Suara tinggi/bising : menyebabkan ketulian Temperatur /suhu tinggi : menyebabkan hyperpireksia,milliaria Tekanan udara tinggi : menyebabkan Coison Disease Getaran : menyebabkan Reynauds Disease, gangguan proses metabolisme, polineurutis.2. Faktor klinis Efek terhadap tubuh : iritasi, alergi, korosif, asphyxia, keracunan sistemik, kanker, kerusakan/kelainan janin, pneumoconiosis, efek bius (narkose), pengaruh genetic.

3. Faktor biologis Viral Disease : Rabies, Hepatitis Bakterial Disease : Anthrax, leptospirosis, brucellosis, TBC, tetanus Fungal Disease : dermatophytoes, histoplasmosis Parasitic Disease : ancylostomiasis, schistosomiasis4. Faktor Ergonomi/fisiologi Efek terhadap tubuh : kelelahan fisik, nyeri otot, deformitas tulang, perubahan bentuk, dislokasi, kecelakaan.5. Faktor mental psikologiManifestasinya berupa stress.

d. Bagaimana pencegahan penyakit akibat kerja ?Jawab :Pencegahan Penyakit Akibat KerjaPengurus perusahaan wajib: Melakukan tindakan preventif agar penyait akibat kerja tidak terulang Menyediakan alat pelindung diri untuk digunakan tenaga kerjaTenaga kerja wajib : Memberi keterangan pada dokter Memakai apd Memenuhi syarat pencegahan pak Meminta kepada pengurus agar melaksanakan syarat pencegahanTenaga kerja berhak : menyatakan keberatan kerja bila pencegahan PAK diragukan olehnya.( Sumber : fkm.unair.ac.id.pdf )

Dapat dilakukan dengan cara menerapkan system K3 dengan disiplin, dan menumbuhkan kesadaran terhadap penyakit akibat kerja dan pemakaian APD.e. Bagaimana peranan K3 dalam pengelolaan kesehatan dan keselamatan kerja di pabrik ?Jawab : Peranan K3 diperusahaan:Berprinsip bahwa penyakit dan kecelakaan akibat kerja dapat dicegah maka upaya pokok kesehatan kerja adalah1. Pencegahan kecelakaan akibat kerja.2. Promosi kesehatan masyarakan pekerja alam rangka peningkatan produktivitas kerja.Dalam kesehatan kerja juga tidak meninggalkan upaya kuratif dalam batas-batas pelayanan dasar. Hal ini berarti kesehatan kerja dalam suatu perusahaan meskipus upaya pokoknya pencegahan penyaki dan kecelakaan akibat kerja, serta promosi kesehatan kerja, namun perlu dilengkapi dengan pelayanan pemeriksaan dan pengobatan penyakit atau kecelakaan yang terjadi pada pekerja atau keluarganya. ( Sumber : Notoatmodjo, Soekidjo. 2011).f. Apa saja landasan hukum tentang K3 di pabrik ?Jawab : Undang-undang Dasar (UUD) 1945 sebagai sumber hukum dari segala hukum. Sumber hukum peraturan perundangan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) berlandaskan pada pasal 27 ayat 2 UUD Tahun 1945 yang dinyatakan bahwa Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.Sejalan dengan itu, perkembangan pembangunan yang dilaksanakan tersebut maka disusunlah UU No.14 tahun 1969 tentang pokok-pokok mengenai tenaga kerja yang selanjutnya mengalami perubahan menjadi UU No.13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan.Salah satu peraturan perundangan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) adalah UU No. 1 Tahun 1970 tentang keselamatan kerja yang ruang lingkupnya meliputi segala lingkungan kerja, baik di darat, didalam tanah, permukaan air, didalam air maupun di udara, yang berada di dalam wilayah kekuasaan hukum Republik Indonesia.Ketentuan tentang keselamatan dan kesehatan kerja tersebut diatur dalam pasal 86 UU No.13 Tahun 2003 : 1. Setiap pekerja / buruh mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan atas: a. keselamatan dan kesehatan kerja b. moral dan kesusilaan c. perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat manusia serta nilai-nilai agama 2. Untuk melindungi keselamatan pekerja / buruh guna mewujudkan produktivitas kerja yang optimal diselenggarakan upaya keselamatan dan kesehatan kerja.3. Perlindungan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2) dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku. (Sumber : usu.ac.id.pdf)

1. Pandangan islam ?Jawab : Telah Nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari akibat perbuatan mereka, agar mereka kembali ke jalan yang benar. (Q.S. Ar-Rum: 41)

Apa saja musibah yang menimpa kamu, disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar dari kesalahan itu. (Q.S. Asy-Syuura: 30)

Beliau Saw bersabda, Aku akan menafsirkannya untukmu wahai Ali,"Apapun yang menimpa kalian berupa penyakit, siksaan, atau bencana di duania, maka itu semua akibat perbuatan kalian, dan Allah lebih bijak daripada mengulangi siksaannya atas kamu nanti di akhirat. Dan apa yang telah Allah maafkan di dunia, maka Allah lebih bijak untuk kembali (menyiksamu) setelah dimaafkannya." (HR Ahmad dan Ibnu Hatim dengan redaksi marfu' dari Rasulullah Saw tapi dinilai dhaif karena Azhar bin Rasyid al-Kahili, salah satu perawinya, dilemahkan oleh Ibu Ma'in, Abu Hatim dan Ibnu Hajar, yang shahih adalah redaksi mawquf dari sayidina Ali ra riwayat al-Hakim)

2.6 KesimpulanMasyarakat desa Sukomoro mengalami diare, Hepatitis dan penyakit kulit akibat penggunaan air yang tidak higiene dan ISPA serta penyakit kulit akibat pencemaran udara oleh kegiatan pabrik.

2.7 Kerangka Konsep

Faktor resiko

Diare, hepatitis dan penyakit kulitPeningkatan angka kejadianWater Borne DiseaseISPAAPDAir Borne DiseasePabrikMMCKLAPORAN SKENARIO C TUTORIAL 4 8