27
LAPORAN PRAKTIKUM SURVAI TANAH Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Evaluasi Lahan KELOMPOK 5 AGROTEKNOLOGI C Resha Wulandari P 15051012005 3 Agus Riyanda Erman 15051012008 8 Anindita Arsita P 15051012009 0 Chantik Mega Fauziah Ali (kelas F) 15051012009 5 Atika Dewi Suryani 15051012010 0

LAPORAN EVLAN

Embed Size (px)

Citation preview

LAPORAN PRAKTIKUMSURVAI TANAHDiajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Evaluasi Lahan

KELOMPOK 5AGROTEKNOLOGI C

Resha Wulandari P150510120053

Agus Riyanda Erman150510120088

Anindita Arsita P150510120090

Chantik Mega Fauziah Ali (kelas F)150510120095

Atika Dewi Suryani150510120100

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGIFAKULTAS PERTANIANUNIVERSITAS PADJADJARAN2014

KATA PENGANTARPuji dan syukur kami panjatkan kehadirat Illahi Rabbi, karena atas limpahan rahmat dan karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan tugas laporan paktikum kelompok kami tepat pada waktunya dengan judul Survai Tanah dalam memenuhi salah satu tugas terstuktur mata kuliah Evaluasi Lahan.Evaluasi lahan sendiri merupakan mata kuliah lanjutan yang diberikan di Fakultas Pertanian, Universitas Padjadjaran dimana didalamnya terdapat beberapa ilmu penting yang mempelajari tentang ilmu tentang kegiatan survaei dan evaluais lahan dalam penggunaan tertentu. Dalam tugas laporan ini, kami menyampaikan mengenai salah satu materi yang dibahas pada mata kuliah tersebut yaitu bagaimana melakukan survai tanah dengan tujuan membuat peta lahan untuk dapat merekomendasikan jenis penggunaan. Kami menyadari bahwa laporan praktikum ini masih jauh dari sempurna, baik dari segi isi, cover, tata letak atau desain, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.Akhir kata, kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan dan ikut membantu dalam penyusunan laporan ini dari awal hingga akhir. Semoga Tuhan yang Maha Esa senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.

Jatinangor, Desember 2014

Kelompok 5

DAFTAR ISI

Kata Pengantar1Daftar Isi2Daftar Gambar3BAB I PENDAHULUAN1.1 Latar belakang41.2 Rumusan Masalah51.3 Tujuan5BAB II TINJAUAN PUSTAKA2.1 Survai Tanaha62.2 Komponen Survai Tanah82.3 Deskripsi Tanah8BAB III METODE SURVAI3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Survai123.2 Bahan dan Alat123.3 Pelaksanaan Survai12BAB IV HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN4.1 Hasil Pengamatan154.1.1 Penggunaan Lahan dan Vegetasi 4.1.2 Tanah 4.2 Pembahasan18BAB V PENUTUP5.1 Simpulan21DAFTAR PUSTAKA22LAMPIRAN DOKUMENTASI23

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Gambar 2.Gambar 3. Gambar 4. Gambar 5. Gambar 6. Gambar 7.

BAB IPENDAHULUAN (Chantik)1.1 Latar Belakang

1.2 Rumusan Masalah

1.3 Tujuan

BAB IITINJAUAN PUSTAKA2.1 Survai Tanah (Riyanda)Definisi, kegiatan survai tanahDAFTAR PUSTAKA2.2 Komponen Survai Tanah (Riyanda)Kemiringan, penggunaan, erosi, banjir, dll (ADA DI MODUL)DAFTAR PUSTAKA

2.3 Deskripsi Tanah (Anin)Karakter fisik dan kimia tanahDAFTAR PUSTAKA

BAB IIIMETODE SURVAI3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Survaia. Waktu pelaksanaanWaktu pelaksanaan ini dilakukan pada tanggal 26 November 2014 pukul 07.30 s/d pukul 09.30 WIB.b. Tempat PelaksanaanPelaksanaan praktikum ini bertempat Kebun Percobaan Ciparanje, Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran.

3.2 Bahan dan Alat (Anin)a. Bahan yang Digunakan

b. Alat yang Digunakan

3.3 Pelaksanaan Praktikum (Anin)Tahapan praktikum, metode yg digunakan, dll

BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Penggunaan Lahan dan Vegetasi (Atika)4.1.1 Penggunaan Lahan ExistingPenggunaan lahan yang sedang di berdayakan adalah sebagian besar lahan adalah lahan yang telah diolah dan dibiarkan beberapa waktu terlebih dahulu, yaitu lahan dengan perlakuan maximum tillage. Lalu ada beberapa tanaman pisang dan kebun kemiri juga singkong di bagian atasnya, dengan pembatas jalan setapak di lahan sebagai pembatas lahan tersebut.

4.1.2 Status Penggunaan LahanStatus penggunaan lahan secara umum adalah milik Universitas Padjadjaran untuk kebutuhan praktikum para mahasiswa. Tetapi banyak petani yang menanam pula disana sebagai lahan untuk mereka memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Jadi untuk sistem penyewaan juga belum jelas, tepapi lahan tersebut secara resmi milik Universitas Padjadjaran tetapi para petani juga banyak yang menanam komoditas mereka di lahan tersebut.

4.1.3 Pengeloaan UsahataniUsaha tani di Ciparanje tidak ada, jadi para petani bekerja secara masing-masing saja. Hanya jika pengelolaannya terkadang kerap dibantu para mahasiswa yang melakukan penelitian untuk tugas akhir mereka, sedangkan untuk adanya Gapoktan dan lain-lain tidak hanya beberapa penyuluh sesekali datang untuk memberikan penyuluhantentang penanaman dan pembudidayaan komunitas yang sedang mereka tanam masing-masing.

4.2 Tanah (Resha)4.2.1 Tinjauan Umum Klasifikasi TanahKlasifikasi tanah adalah ilmu yang berhubungan dengan kategorisasi tanah berdasarkan karakteristik yang membedakan masing-masing jenis tanah. Klasifikasi tanah merupakan sebuah subjek yang dinamis yang mempelajari struktur dari sistem klasifikasi tanah, definisi dari kelas-kelas yang digunakan untuk penggolongan tanah, kriteria yang menentukan penggolongan tanah, hingga penerapannya di lapangan. Tanah sendiri dapat dipandang sebagai material maupun sumber daya.Klasifikasi alami yakni klasifikasi tanah yang didasarkan atas sifat tanah yang dimiliki tanpa menghubungkan sama sekali dengan tujuan penggunaannya. Klasifikasi ini memberikan gambaran dasar terhadap sifat fisik, kimia dan mineralogi tanah yang dimiliki masing-masing kelas dan selanjutnya dapat digunakan sebagai dasar pengelolaan bagi berbagai penggunaan tanah. Klasifikasi teknis yakni klasifikasi tanah yang didasarkan atas sifat-sifat tanah yang mempengaruhi kemampuan untuk penggunaan tertentu. Misalnya, untuk menanam tanaman semusim, tanah diklasifikasikan atas dasar sifat-sifat tanah yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman semusim seperti kelerengan, tekstur, pH dan lain-lain. Dalam praktiknya untuk mempelajari jenis tanah maka sistem klasifikasi yang digunakan adalah sistem klasifikasi alami. Pada awalnya jenis tanah dikalsifikasikan berdasarkan prinsip zonalitas, yaitu : Tanah zonal, yakni tanah dengan faktor pembentuk tanah berupa iklim dan vegetasi, Tanah intrazonal, yakni tanah dengan faktor pmbentuk tanah berupa faktor lokal terutama bahan induk dan relief, Tanah azonal, yakni tanah yang belum mennjukkan perkembangan profil dan dianggap sebagai awal proses pembentukan tanah.Kemudian dalam perkembangannya jenis tanah diklasifikasikan berdasarkan sifat tanah (taksonomi tanah). Sistem ini pertama kali dikembangkan oleh USDA (United State Departement of Agriculture) pada tahun 1960 yang dikenal dengantujuh pendekatan dan sejak tahun 1975 dikenal dengan nama taksonomi tanah. Sistem ini bersifat alami berdasarkan karakteristik tanah yang teramati dan terukur yang dipengaruhi oleh proses genesis. Berdasarkan ada tidaknya horizon penciri dan sifat penciri lainnya maka dalam taksonomi tanah dibedakan atas enam kategori yakni ordo, subordo, greatgroup, subgroup, family dan seri. Pada edisi Taksonomi tanah tahun 1998 terdapat 12 ordo jenis tanah. Keduabelas ordo tersebut adalah Alfisols, Andisols, Aridisols, Entisols, Gelisols, Histosols, Inceptisols, Mollisols, Oxisols, Spodosols, Ultisols dam Vertisols.1. Alfisols. Tanah yang mempunyai epipedon okrik dan horzon argilik dengan kejenuhan basa sedang sampai tinggi. Pada umumnya tanah tidak kering. Jenis tanah yang ekuivalen dengan jenis tanah ini adalah tanah half-bog, podsolik merah kuning dan planosols.2. Andisols. Merupakan jenis tanah yang ketebalannya mencapai 60%, mempunyai sifat andik. Tanah yang ekuivalen dengan tanah ini adalah tanah andosol.3. Aridisol. Tanah yang berada pada regim kelengasan arida atau tanah yang rgim kelengasan tanahnya kering. Tanah yang ekuivalen dengan jenis tanah ini adalah tanah coklat (kemerahan) dan tanah arida (merah).4. Entisols. Tanah yang belum menunjukkan perkembangan horizon dan terjadi pada bahan aluvian yang muda. Tanah yang ekuivalen dengan jenis tanah ini adalah tanah aluvial, regosol dn tanah glei humus rendah.5. Gelisols. Merupakan jenis tanah yang memiliki bahan organik tanah. Jenis ini tidak dijumpai di Indonesia6. Histosols. Tanah yang mengandung bahan organik dari permukaan tanah ke bawah, paling tipis 40 cm dari permukaan. Tanah yang ekuivalen dengan jenis tanah ini adalah tanah bog dan tanah gambut.7. Inceptisols. Merupakan jenis tanah di wilayah humida yang mempunyai horizon teralterasi, tetapi tidak menunjukkan adanya iluviasi, eluviasi dan pelapukan yang eksterm. Jenis tanah ekuivalen dengan jenis tanah ini adalah tanah brown forest, glei humik dan glei humik rendah.8. Mollisols. Tanah yang mempunyai warna kelam dengan horizon molik di wilyah stepa. Jenis tanah yang ekuivalen dengan jenis tanah ini adalah tanah brunizem, tanah rendzina.9. Oxisols. Tanah yang memiliki horizon oksik pada kedalaman kurang dari 2 meter dari permukaan tanah. Tanah yang ekuivalen dengan jenis tanah ini adalah jenis tanah laterik.10. Spodosols. Tanah yang memiliki horizon spodik dan memiliki horizon eluviasi. Jenis tanah yang ekuivalen dengan jenis tanah ini adalah podsolik.11. Ultisols. Tanah yang memiliki horizon argilik dengan kejenuhan basa rendah (< 35%) yang menurun sesuai dengan kedalaman tanah. Tanah yang sudah berkembang lanjut dibentangan lahan yang tua. Jenis tanah yang ekuivalen dengan jenis tanah ini adalah tanah laterik coklat-kemerahan dan tanah podsolik merah- kuning.12. Vertisols. Tanah lempung yang dapat mengembang dan mengerut. Dalam keadaan kering dijumpai retkan yang lebar dan dalam. Jenis tanah yang ekuivalen dengan jenis tanah ini adalah tanah grumosol.Di Indonesia jenis tanah yang umumnya dijumpai adalah jenis tanah Mollisols, Vertisols, Andisols, Alfisols, Inceptisols, Ultisols, Oksisols dan Spodosols. Jenis tanah yang paling banyak ditemui adalah jenis tanah Ultisols yang mencapai 16.74% dari luas lahan yang ada di Indonesia (Sutanto, 2005).4.2.2 Uraian Satuan Peta TanahSatuan peta tanah (soil mapping unit) atau satuan peta terdiri atas kumpulan-kumpulan semua deliniasi tanah yang ditandai oleh simbol, warna, nama atau lambang yang khas pada suatu peta. Delineasi tanah (soil deliniation) adalah daerah yang dibatasi oleh suatu btas tanah pada suatu peta. Umumnya peta tanah terdiri atas lebih dari satu satuan peta. Data atau informasi dari masing-masing satuan peta yang terdapat dalam peta tanah dijelaskan dalam legenda peta.Satuan peta ialah satuan lahan yang mempunyai sistem fisiografi/landform yang sama, yang dibedakan satu sama lain dilapangan oleh batas-batas alami dan dapat dipakai sebagai suatu evaluasi lahan. Satuan-satuan yang dihasilkan umunya berupa tumbuhan lahan yang memiliki ciri-ciri tertentu yang dibedakan oleh batas-batas alami ditempat terjadinya perubahan ciri-ciri yang paling cepat kearah lateral. Pendekatannya merupakan pendekatan fisiografis.Satuan peta disusun untuk menampung informasi penting dari suatu lahan (poligon) tentang hal-hal yang berkaitan dengan survei tanah. Satuan peta tanah harus dengan mudah dapat di kenali, diukur, dan dapat dipetakan pada skala yang tersedia dari dari peta dasarnya, waktu yang tersedia, kemampuan dari para pemetanya, dan tujuan dari surve tersebut.Dalam taksonomi tanah dikenal istilah pedon dan polipedon. Pedon dianggap terlalu kecil untuk dapat menunjukkan kenampakkan yang lebih luas lereng dan permukaan berbatu. Polipedon, seperti dikemukakan dalam taksonomi tanah, merupakan suatu satuan klasifikasi tumbuhan tanah dan homogen pada tingkatan seri dan cukup luas untuk menggambarkan semua karakteristik tanah yang dipertimbangkan dalam deskripsi dan klasifikasi tanah. Polipedon jarang dapat bertindak sebagai sesuatu yang nyata untuk klasifikasi karena amat sangat sulit menemukan batas suatu polipedon dilapangan dan karena adanya kontradiksi dan circular nature dari konsep tersebut. Ahli tanah mengklasifikasikan pedon tanpa memperhatikan batas ukurannya, yang secara sadar atau tanpa disadari mengaitkan berbagai sifat-sifat yang lebih luas yang dibutuhkan dari daerah sekitar tanah tersebut ke pedon. Polipedon mengaitkan tubuh tanah nyata dialam kepada konsep mental dari klas taksonomi.Oleh dari itu batasan dari polipedon ini secara konsepsional awal sama dengan batasan dari seri tanah, yaitu yang merupakan kategori terendah dari sistem klasifikasi taksonomi tanah. Dengan demikian, setiap polipedon dapat diklasifikasikan dalam seri tanah, hanya saja bahwa seri tanah mempunyai selang sifat yang lebih lebar dari pada polipedon. Polipedon mempunyai luasan minimal > 1 m2 dan maksimalnya tak terbatas.Menurut Soil Survei Division Staff (1993), satuan peta merupakan kumpulan daerah-daerah (area) yang didefenisikan dan komponen tanah atau daerah anaeka atau kedua-duanya diberi nama yang sama. Setiap satuan peta tanah berbeda dalam beberapa dengan yan lainnya dalam satu daerah survei dan secara unik didefenisikan pada suatu peta tanah. Masing-masing daerah (luasan) pada peta tersebut disebut delineasi. Suatu peta terdiri atas 1 atau lebih komponen (taksa) tanah. Komponen individu dari suatu satuan peta mewakili kumpulan polipedon-polipedon atau bagian-bagian polipedon yang merupakan anggota dari taksa tersebut atau macam dari daerah aneka.

4.2.3 Potensi Kesuburan TanahKesuburan tanah adalah mutu tanah untuk bercocok tanam yang ditentukan oleh interaksi sejumlah sifat fisika, kimia dan biologi tanah yang menjadi habitat akar-akar aktif tanaman. Tanah yang dapat menyediakan faktor-faktor tumbuh dalam kondisi yang optimum dinyatakan tanah yang subur. Kemampuan tersebut disebut dengan Kesuburan Tanah.Kesuburan tanah merupakan kemampuan tanah menghasilkan bahan tanaman yang dipanen, maka disebut pula daya menghasilkan bahan panen atau produktivitas.Ungkapan akhir kesuburan tanah adalah hasil panen, yang diukur dengan bobot kering yang dipungut per satuan luas (ha) dan per satuan waktu (tahun). Dengan menggunakan tahun sebagai satuan waktu untuk hasil panen dapat dicakup variasi keadaan habitat akar karena musim.Ada 2 pengetian kesuburan tanah yaitu :1. Kesuburan tanah aktual yaitu kesuburan tanah asli/alamiah.2. Kesuburan tanah potensial yaitu kesuburan tanah maksimum yang dapat dicapai dengan intervensi teknologi yang mengoptimalkan semua faktor tumbuh.Menurut Indranada, H.K. (1986). Kesuburan tanah ada 3 meliputi :1. Kesuburan fisik2. Kesuburan kimia dan3. Kesuburan biologiKesuburan fisikTanah dapat dikatakan memiliki kesuburan fisik yang bagus, yaitu jika :1. Tanah cukup lunak dan cukup memungkinkan untuk terjadinya perkecambahan dan perkembangan akar yang baik.2. Tanah memiliki distribusi ukuran pori yang merata sehingga memudahkan terjadinya gerakan udara maupun air yang menunjang perkembangan akar3. Suhu di daerah perakaran harus tetap pada batas-batas tertentu yang tidak berbahaya.Kesuburan fisik terdiri dari :1. Tekstur dan struktur tanah2. Aerasi tanah3. Neraca air dalam tanahTekstur TanahTekstur merupakan salah satu sifat fisik tanah yang secara praktis dapat digunakan sebagai alat evaluasi atau judging (pertimbangan) dalam suatu potensi penggunaan tanah. Tektur merupakan sifat yang sangt penting karena berpengaruh terhadap sifat-sifat kimia, fisik, dan biologi tanah. Tekstur tanah turut menentukan tata air dalam tanah, berupa kecepatan infiltrasi, penetrasi, dan kemampuan pengikat air oleh tanah.

No.Kelas TeksturRasa dan Sifat Tanah

1.Pasir (s)Rasa kasar jelas, tidak membentuk bola dan gulungan serta tidak melekat.

2.Pasir berlempung (sl)Rasa kasar sangat jelas, membentuk bola yang mudah sekali hancur serta sedikit sekali melekat.

3.Lempung berpasir (ls)Rasa kasar agak jelas, membentuk bola agak keras, mudah hancur serta melekat.

4.Lempung berdebu (sil)Rasa licin, membentuk bola teguh, pita dan lekat.

5.Lempung (l)Rasa tidak kasar dan tidak licin, membentuk bola teguh, dapat sedikit digulung dengan permukaan mengkilat serta agak melekat.

6.Debu (si)Rasa licin sekali, membentuk bola teguh, dapat sedikit digulung dengan permukaan mengkilat serta agak melekat.

7.Lempung berliat (cl)Rasa agak kasar, membentuk bola agak teguh (kering), membentuk gulungan bila dipijit, gulungan mudah hancur serta melekatnya sedang.

8.Lempung liat berpasir (scl)Rasa kasar agak jelas, membentuk bola agak teguh (kering), membentuk gulungan bila dipijit, gulungan mudah hancur serta melekat.

9.Lempung liat berdebu (sicl)Rasa licin jelas, membentuk bola teguh, gulungan mengkilat serta melekat.

10.Liat berpasir (sc)Rasa licin agak kasar, membentuk bola dalam keadaan kering, sukar dipijit, mudah digulung serta melekat sekali.

11.Liat berdebu (sic)Rasa agak licin, membentuk bola, dalam keadaan kering, sukar dipijit, mudah digulung serta melekat sekali.

12.Liat (c)Rasa berat, membentuk bola baik serta melekat sekali.

KonsistensiKonsistensi tanah menunjukkan kekuatan daya kohesi butir-butir tanah dan adhesi butir-butir tanah dengan benda lain. Konsistensi sangat tergantung pada keadaan kelembaban tanah. Oleh karena itu, istilah konsistensi mencakup istilah-istilah yang terpisah bagi deskripsi pada tiga standar kelembaban tersebut (basah, lembab, dan kering). Jika kondisi kelembaban tidak dinyatakan, maka istilah-istilah yang digunakan telah menunjukkan kondisi kelembabannya. Contoh : istilah gembur hanya digunakan untuk keadaan lembab, istilah keras hanya digunakan untuk keadaan kering, aatau lekat dan plastis untuk digunakan jika bahan tanah basah.Konsistensi tanah sedikit banyak mampunyai hubungan dengan tekstur. Tanah-tanah berpasir umumnya mempunyai konsistensi kearah lepas, tidak teguh, tidak lekat, dan tidak plastis. Sebaliknya tanah-tanah berkadar liat tinggi dengan bahan organik dan oksida besi rendah cenderung mempunyai konsistensi teguh, keras, lekat dan plastis. Pengolahan tanah yang optimal memerlukan kadar air tertentu, tidak boleh terlalu basah atau kering.

DAFTAR PUSTAKAAbdullah, T. S. 1993. Survai Tanah dan Evaluasi Lahan. Penebar Swadaya: Jakarta.Hardjowigeno, Sarwono. 2010. Ilmu Tanah. Akademika Pressindo: JakartaNata, Mila. Klasifikasi Tanah. Diakases melalui http://www.academia.edu/6250649/1._Klasifikasi_tanah pada tanggal 15 Desember 2014.

Rayes, L. 2007. Metode Inventarisasi Sumberdaya Lahan. Andi. Yogyakarta. Diakses melalui www.google.com/php. Survey tanah dan evaluasi lahan. 2011Universitas Andalas. Klasifikasi Tanah Indonesia. Diakses melalui http://ilearn.unand.ac.id/pluginfile.php/17581/mod_resource/content/1/Klasifikasi%20Tanah%20Indonesia.pdf pada tanggal 15 Desember 2014.

BAB VPENUTUP (Chantik)5.1 Simpulan

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN DOKUMENTASI

59