28
LAPORAN PRAKTIUM EKOLOGI TANAMAN AGROEKOSITEM DAN JARING PANGAN WILAYAH SEKITAR PANTAI PANGANDARAN Oleh : Firmansyah Capasaputra NIM A1L112011 Rombongan : 5 Kelompok : 4 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS PERTANIAN

Laporan Ektan Firman

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Tentang laporan Ektan

Citation preview

LAPORAN PRAKTIUMEKOLOGI TANAMAN

AGROEKOSITEM DAN JARING PANGAN WILAYAH SEKITAR PANTAI PANGANDARAN

Oleh :Firmansyah CapasaputraNIM A1L112011Rombongan : 5Kelompok : 4

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAANUNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMANFAKULTAS PERTANIANPURWOKERTO2014

I. PENDAHULUANA. Tujuan Praktikum1. Menganalisis distribusi dan jenis tanaman yang dibudidayakan berdasarkan tingkat ketinggian tempat yang berbeda serta pengamatan terhadap faktor faktor lingkungannya.2. Mengetahui keragaman dan distribusi agroekosistem pada wilayah yang berbeda antara pantai dan penggunungan dengan berbagai keunikan sistem budidaya pertanian.3. Mengetahui keragaman spesies yang ada di suatu ekosistem dan menghubungkan antar spesies dalam bentuk hubungan rantai pangan.

B. Landasan TeoriAdanya hubungan antara manusia dengan lingkungan alam bagi masyarakat pedesaan yang sangat erat menimbulkan tindakan bagi mereka untuk mengolah alam secara langsung sebagai mata pencaharian meraka agar tetap bertahan hidup di alam, diantaranya usaha atau tindakan pertanian, yaitu merupakan ekosistem yang dibuat manusia, terdapat interaksi antara tanaman dengan manusia tersebut untuk saling menguntungkan, baik manusia maupun tanaman itu sendiri dengan teknik budidaya tertentu. Dari adanya hal tersebut maka dapat diketahui gambaran keadaan sumber daya alam yang dapat berpotensi untuk masyarakat atau manusia tersebut, perubahan perubahan keadaan serta potensi yang ada, maka dari itulah hal ini dilakukan transek vegetasi alam yaitu penelusuran lokasi untuk mengetahui gambaran umum lokasi suatu tempat sehingga diperoleh hasil keadaaan sumber alam yang berpotensi untuk manusia dan dibudidayakan (Rusmendro, Hasmar. 2009. Penuntun Praktikum Ekologi Tumbuhan. Fakultas Biologi, Universitas Nasional. Jakarta).Menurut Rohman dan Sumberartha (2001) bahwa vegetasi dalam ekologi adalah istilah untuk keseluruhan komunitas tetumbuhan. Vegetasi merupakan bagian hidup yang tersusun dari tetumbuhan yang menempati suatu ekosistem. Beraneka tipe hutan, kebun, padang rumput, dan tundra merupakan contoh-contoh vegetasi. Analisis vegetasi adalah cara mempelajari susunan (komposisi jenis) dan bentuk (struktur) vegetasi atau masyarakat tumbuh-tumbuhan. Dalam ekologi hutan satuan yang diselidiki adalah suatu tegakan, yang merupakan asosiasi konkrit.Rohman, Fatchur dan I Wayan Sumberartha. 2001. Petunjuk Praktikum Ekologi Tumbuhan. JICA. Malang.Menurut Martono (2012) bahwa vegetasi merupakan kumpulan beberapa tumbuhan, biasanya terdiri dari beberapa jenis dan hidup bersama pada suatu tempat. Diantara individu-individu tersebut terdapat interaksi yang erat antara tumbuh-tumbuhan itu sendiri maupun dengan binatang-binatang yang hidup dalam vegetasi itu dan fakto-faktor lingkungan. Dengan demikian berarti bahwa vegetasi bukan hanya kumpulan dari individu-individu tumbuhan saja, akan tetapi merupakan suatu kesatuan dimana individu-individu penyusunnya saling tergantung satu sama lain dan disebut suatu komunitas tumbuhan. Apabila pengertian tumbuh-tumbuhan ditekankan pada hubungan yang erat antara komponen organisme dan faktor lingkungan, maka hal ini disebut ekosistem.Martono, D. S. 2012. Analisis Vegetasi Dan Asosiasi Antara Jenis-Jenis Pohon Utama Penyusun Hutan Tropis Dataran Rendah Di Taman Nasional Gunung Rinjani Nusa Tenggara Barat. Agri-tek Volume 13 (2).3_Djoko SM hal 18-27Kehadiran vegetasi pada suatu landskap akan memberikan dampak positif bagi keseimbangan ekosistem dalam skala yang lebih luas. Secara umum peranan vegetasi dalam suatu ekosistem terkait dengan pengaturan keseimbangan karbon dioksida dan oksigen dalam udara, perbaikan sifat fisik, kimia dan biologis tanah, pengaturan tata air tanah dan lain-lain. Meskipun secara umum kehadiran vegetasi pada suatu area memberikan dampak positif, tetapi pengaruhnya bervariasi tergantung pada struktur dan komposisi vegetasi yang tumbuh pada daerah itu. Sebagai contoh vegetasi secara umum akan mengurangi laju erosi tanah, tetapi besarnya tergantung struktur dan komposisi tumbuhan yang menyusun formasi vegetasi daerah tersebut.Arrijani, dkk. 2006. Analisis Vegetasi Hulu DAS Cianjur Taman Nasional Gunung Gede-Pangrango. Biodiversitas Vol. 7 (2) : 147-153

Suatu ekosistem alamiah maupun binaan selalu terdiri dari dua komponen utama yaitu komponen biotik dan abiotik. Vegetasi atau komunitas tumbuhan merupakan salah satu komponen biotik yang menempati habitat tertentu seperti hutan, padang ilalang, semak belukar dan lain-lain. Struktur dan komposisi vegetasi pada suatu wilayah dipengaruhi oleh komponen ekosistem lainnya yang saling berinteraksi, sehingga vegetasi yang tumbuh secara alami pada wilayah tersebut sesungguhnya merupakan pencerminan hasil interaksi berbagai faktor lingkungan dan dapat mengalami perubahan drastik karena pengaruh anthropogenik (Setiadi, 1984; Sundarapandian dan Swamy, 2000).Setiadi, D. 1984. Inventarisasi Vegetasi Tumbuhan Bawah dalam Hubungannya dengan Pendugaan Sifat Habitat Bonita Tanah di Daerah Hutan Jati Cikampek, KPH Purwakarta, Jawa Barat. Bogor: Bagian Ekologi, Departemen Botani, Fakultas Pertanian IPB.Sundarapandian, SM. and P.S. Swamy. 2000. Forest ecosystem structure and composition along an altitudinal gradient in the Western Ghats, South India. Journal of Tropical Forest Science 12 (1):104-123.Maizer (2007) menyatakan bahwa dalam ekosistem, tumbuhan berperan sebagai produsen, hewan berperan sebagai konsumen dan mikroorganisme berperan sebagai dekomposer. Faktor biotik juga meliputi tingkatan-tingkatan organisme yang meliputi individu, populasi, komunitas, ekosistem, dan biosfer.tingkatan-tingkatan organisme makhluk hidup tersebut dalam ekosistem akan saling berinteraksi, saling mempengaruhi membentuk suatu sistem yang menunjukkan kesatuan.Faktor-faktor abiotik merupakan bagian dari ekosistem selain komunitas spesies yang ada dalam suatu daerah tertentu (Campbell, 2004). Pada tingkat ekosistem akan berhubungan dengan aliran energi dan pendauran zat-zat kimia pada berbagai komponen biotik dan abiotik.Maizer.2007. Metode Ekologi Untuk Penyelidikan Ladang dan Laboratorium. Jakarta : UI PressMenurut Kimball (2005) menyatakan bahwa ekosistem adalah suatu komunitas organisme yang berinteraksi sesamanya dan dengan alam tak hidup disekitarnya. Ekosistem beragam dalam produktivitasnya, artinya dalam jumlah energi yang disimpan dalam benda hidup heterotrof menjamin energi yang diperolehnya dari autotrof. Energi dan bahan dari organisme lain memastikan suatu rantai makanan dan setiap mata rantainya merupakan tingkatan trofik.Menurut Kurniawan, dkk (2008) jaring-jaring makanan adalah bentukan dari banyak rantai makanan yang saling berhubungan. Ekosistem yang terdiri atas banyak rantai makanan akan membentuk jaring-jaring makanan. Berdasarkan beberapa penjelasan dan pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa jaring-jaring makanan adalah kumpulan antara berbagai rantai makanan yang saling berhubungan dalam suatu ekosistem (Kurniawan, Arif, dkk. 2008. Biology Insight Mengkaji Kehidupan, Memupuk Keimanan. Jawa Tengah. Hamudha Prima Media Publishing). Dalam ekosistem rantai makanan-rantai makanan itu saling berkaitan. Kebanyakan sejenis hewan memakan beragam, dan makhluk tersebut pada gilirannya juga menyediakan makanan untuk berbagai makhluk yang memakannya, maka yang terjadi dinamakan jarring-jaring makanan (food web). Jaring-jaring makanan merupakan rantai-rantai makanan yang saling berhubungan satu sama lain sedemikian rupa sehingga membentuk seperi jaring-jaring. Jaring-jaring makanan terjadi karena setiap jenis makhluk hidup tidak hanya memakan atau dimakan oleh satu jenis makhluk hidup lainnya. Menurut Prawirohartono (2004), dalam ekosistem terdapat banyak rantai makanan yang saling bertautan sehingga membentuk suatu jaring-jaring makanan. Lebih lanjut dijelaskan bahwa jaring-jaring makanan adalah sekumpulan rantai makanan yang saling berhubungaan (Prawirohartono, Slamet. 2004. Sains Biologi I Untuk SMP Kelas I. Jakarta. Bumi Aksara). Rantai makanan adalah peristiwa makan dan dimakan antara organisme dengan arah tertentu pada suatu ekosistem. terdiri atas rantai makanan perumput,rantai makanan detritus. Rantai Makanan tidak hanya mencakup hewan-hewan seperti rusa, sapi tetapi juga herbivora kecil misalnya serangga (Kimball, 2005). Kemudian dihancurkan oleh dekomposer terutam oleh fungi dan bakteri. Tetapi keadaan sangat berbeda pada sisa tumbuhan yang tidak bisa hancur dan tertimbun menjadi gambut, kemudian akan menjadi batu arang. Semua rantai makanan dimulai dengan organisme autrofik, yaitu organisme yang melakukan fotosintesis seperti tumbuhan hijau.organisme ini disebut produsen karena hanya mereka yang dapat membuat makan dari bahan mentah anorganik. Setiap organisme, misalnya sapi atau belalang yang memakan tumbuhan disebut herbivora atau konsumen primer. Karnivora seperti halnya katak yang memakan herbivora disebut konsumen sekunder. Karnivora sebagaimana ular, yang memakan konsumen sekunder dinamakan konsumen tersier, dan seterusnya. Setiap tingkatan konsumen dalam suatu rantai makanan disebut tingkatan trofik. Sedangkan jaring-jaring makanan dibentuk oleh beberapa rantai makanan yang saling berhubungan.Kimball. J.W. 2005. Biologi Jilid 3 Edisi Kelima. Jakarta : PT. Gelora Aksara Pratama, Erlangga

II. METODE PRAKTIKUMA. Analisis Vegetasi1. Alat dan BahanBahan yang digunakan antara lain kertas plano, spidol, krayon atau spidol warna, lakban kertas, dan kertas A4. Sedangkan alat yang digunakan yaitu alat tulis dan buku catatan.2. Prosedur KerjaB. Jaring Pangan1. Alat dan BahanBahan yang digunakan antara lain spidol, kertas karton, dank rayon atau spidol warna. Sedangkan alat yang digunakan antara lain altimeter, luxmeter, termohigrometer, tropong dan pH meter.2. Prosedur Kerja

C. Wawancara dengan Petani1. Alat dan BahanBahan yang dibutuhkan yaitu seorang narasumber. Sedangkan alat yang digunakan antara lain alat tulis, buku catatan dan kamera.2. Prosedur Kerja

III. HASIL DAN PEMBAHASANA. Hasil(Terlampir)B. PembahasanBerdasarkan hasil pengamatan transek vegetasi yang dilakukan di Desa Babakan, daerah Pantai Pangandaran diketahui bahwa terdapat beberapa jenis tanaman, yaitu1. Tanaman KelapaKelapa (Cocos nucifera) merupakan salah satu anggota tanaman palma yang paling dikenal dan banyak tersebar di daerah tropis. Pohon kelapa merupakan jenis tanaman berumah satu dengan batang tanaman tumbuh lurus ke atas dan tidak bercabang. Tinggi pohon kelapa dapat mencapai 10 - 14 meter lebih, daunnya berpelepah dengan panjang dapat mencapai 3 - 4 meter lebih dengan sirip-sirip lidi yang menopang tiap helaian.Tanaman kelapa dapat tumbuh dan berkembang dengan baik dan sempurna jika ditanam di tempat yang sesuai dengan syarat tumbuhnya. Walaupun beberapa syarat tumbuh dipenuhi, akan tetapi jika masih terdapat syarat lain yang tidak terpenuhi, akan cukup sulit untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Secara garis besar, faktor yang paling menentukan keberhasilan budidaya kelapa adalah faktor iklim dan tanah. Dari faktor iklim, pertumbuhan tanaman kelapa dipengaruhi oleh curah hujan, intensitas sinar matahari, suhu, kelembaban, keadaan angin dan ketinggian tempat.Kelapa tumbuh baik pada daerah dengan curah hujan antara 1300-2300 mm/tahun, bahkan sampai 3800 mm atau lebih, sepanjang tanah mempunyai drainase yang baik. Kelapa menyukai sinar matahari dengan lama penyinaran minimum 120 jam/bulan sebagai sumber energi fotosintesis. Dengan intensitas penyinaran yang cukup, tanaman kelapa dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik. Kisaran suhu yang baik untuk pertumbuhan kelapa adalah kurang lebih 270 C. Pada masa pertumbuhan vegetatif, tanaman kelapa menghendaki suhu minimal 210 C, dimana dibawah suhu tersebut pertumbuhan tanaman kelapa menjadi tidak baik.Pada umumnya, tanaman kelapa membutuhkan iklim yang panas dan lembab. Walaupun demikian kelembaban udara yang terlalu tinggi akan berpengaruh buruk bagi tanaman, begitu juga dengan kelembaban yang terlalu rendah. Kelapa akan tumbuh dengan baik pada kelembaban bulanan rata-rata 70-80%, dengan kelembaban minimal 65%. Bila kelembaban udara sangat rendah, evapotranspirasi tinggi, tanaman kekeringan, buah jatuh lebih awal (sebelum masak), tetapi bila kelembaban udara terlalu tinggi menimbulkan hama dan penyakit.Dari faktor tanah sebagai media tanam, jenis tanah, pH, ketersediaan air, serta kemiringan lahan mempengaruhi pertumbuhannya. Karena tanaman kelapa memiliki tanah yang gembur (berpasir) supaya peresapan air serta tata udara berlangsung dengan baik. Selain itu tanaman kelapa juga memerlukan jenis tanah yang subur yang banyak mengandung unsur hara. Beberapa jenis tanah yang cocok untuk perkebunan kelapa antara lain tanah aluvial, laterit, vulkanis, berpasir, tanah liat, ataupun tanah berbatu.Rentang pH yang baik untuk pertumbuhan tanaman kelapa adalah pH 5-8, adapun pH optimumnya adalah pH 5.5-6,5. Pada tanah dengan pH diatas 7.5 dan tidak terdapat keseimbangan unsur hara, dan sering menunjukkan gejala-gejala defisiensi besi dan mangan. Tanaman kelapa membutuhkan lahan yang datar (0-3%). Pada lahan yang tingkat kemiringan tinggi (3-50%) harus dibuat teras untuk mencegah kerusakan tanah akibat erosi, mempertahankan kesuburan tanah dan memperbaiki tanah yang mengalami erosi.Jarak tanam yang optimal untuk tanaman kelapa genjah adalah 7 meter, sedangkan untuk kelapa dalam adalah 9 meter. Para petani dapat menggunakan beberapa bentuk jarak tanam, antara lain bentuk segitiga sama sisi, empat persegi panjang dan bentuk bujur sangkar. Model segitiga sama sisi adalah model yang paling banyak digunakan, karena menghasilkan tanaman dengan jumlah 15% lebih banyak (penggunaan tanah lebih efisien).Pada umumnya tanaman kelapa mulai menghasilkan buah pada umur 3-4 tahun (varietas genjah). Semakin tua umurnya jumlah buah berangsur-angsur semakin lebat. Pembuahan yang maksimal dan tetap tercapai pada umur 10-18 tahun. Untuk varietas dalam, kelapa mulai menghasilkan buah pada umur 6-8 tahun. Semakin tua umurnya jumlah buah berangsur-angsur semakin lebat dan mencapai pembuahan yang maksimal pada umur 15-20 tahun.2. Tanaman PisaangTanaman pisang dapat tumbuh didaerah tropis yang beriklim tropis basah, lembab dan panas, baik dataran rendah maupun dataran tinggi denganketinggian tidaklebihdari1.600 m dpl. Namun, demikian pisang masih dapat tumbuh di daerah sub tropis. Suhu optimum untuk pertumbuhan pisang adalah 270 C, dan suhu maksimumnya adalah 380 C, dengan keasaman tanah (pH) 4,5-7,5. Curah hujan yang optimum untuk pertumbuhan tanaman pisang berkisar antara 2000-2500 mm/tahun atau paling baik100mm/bulan.Apabilasuatu daerah mempunyai bulan kering berturut-turut melebihi 3 bulan, maka tanaman pisang memerlukan tambahan pengairan agar dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik.Untuk mendapatkan produksi dan kualitas buah yang baik, penanaman pisang dilakukan 2 tahap (setahun 2 kali) dengan selisih penanaman 6 bulan. Penanaman pertama menggunakan jarak tanam yang lebar (misalnya 4 m x 4 m), kemudian penanaman tahap kedua dilakukan diantara jarak tanam tanaman pisang sebelumnya. Hal ini dapat mengatur waktu panen dan pembongkaran tanaman pada tahun ke-5, 9, 13 dan 17 yang memungkinkan masih adanya panen karena penanaman yang tidakbersamaan.Pada umur 1 tahun rata-rata tanaman pisang sudah berbuah. Ciri khas panen adalah mengeringnya daun bendera. Buah yang cukup umur untuk dipanen berumur 80-100 hari dengan siku-siku buah yang masih jelas sampai hamper bulat.3. Tanaman Kacang TanahCurah hujan yang sesuai untuk tanaman kacang tanah antara 800-1.300 mm/tahun. Hujan yang terlalu keras akan mengakibatkan rontok dan bunga tidak terserbuki oleh lebah. Selain itu, hujan yang terus-menerus akan meningkatkan kelembaban di sekitar pertanaman kacang tanah. Suhu udara bagi tanaman kacang tanah tidak terlalu sulit, karena suhu udara minimal bagi tumbuhnya kacang tanah sekitar 280320 C. Bila suhunya di bawah 100 C menyebabkan pertumbuhan tanaman sedikit terhambat, bahkan jadi kerdil dikarenakan pertumbuhan bunga yang kurang sempurna. Kelembaban udara untuk tanaman kacang tanah berkisar antara 65-75 %. Adanya curah hujan yang tinggi akan meningkatkan kelembaban terlalu tinggi di sekitar pertanaman. Penyinaran sinar matahari secara penuh sangat dibutuhkan bagi tanaman kacang tanah, terutama kesuburan daun dan perkembangan besarnya kacang.Jenis tanah yang sesuai untuk tanaman kacang tanah adalah jenis tanah yang gembur/bertekstur ringan dan subur. Derajat keasaman tanah yang sesuai untuk budidaya kacang tanah adalah pH antara 6,06,5.Ketinggian tempat yang baik dan ideal untuk tanaman kacang tanah adalah pada ketinggian antara 500 m dpl. Jenis kacang tanah tertentu dapat ditanam pada ketinggian tempat tertentu untuk dapat tumbuh optimal.Untuk memudahkan pengaturan penanaman dilakukan pembedengan sesuai dengan ukuran yang telah ditentukan, yaitu untuk lereng agak curam jarak tanam cukup 0,5 m dan untuk lahan yang tidak begitu miring bisa antara 3040 meter. Sedangkan untuk tanah datar, luas bedengan adalah 10 20 meter atau 2 x 10 meter. Ketebalan bedengan antara 2030 cm.4. Tanaman PepayaTanaman pepaya tergolong memerlukan cahaya penuh (dinyatakan dengan besaran 100%). Buah pepaya yang mendapat cahaya matahari penuh atau diproduksi pada musim kering akan menarik, warnanya kuning cerah dan penampilannya mulus. Hal tersebut akan berbeda dengan buah yang dihasilkan dari pohon yang ditanam terlindung atau dihasilkan pada musim hujan. Begitu pula buah pepaya yang dihasilkan dari dataran tinggi warnaya tidak akan secerah atau sekuning buah yang ditanam di daerah dataran rendah.Suhu optimal untuk pertumbuhan tanamn papaya berkisar antara 250 300 C, suhu minimum 150 C, dan suhu maksimum 430 C. Perkecambahan biji pepaya akan berlangsung cepat bila suhu sing hari 350 C dan malam hari 260 C. Biji akan berkecambah dan tumbuh setelah 12-14 hari.Curah hujan yang sesuai untuk tanamn pepaya berkisar antara 1.000 2.000 mm/th. Di daerah-daerah yang lembab dan curah hujannya tinggi, produksi buah akan lebih baik. Di daerah-daerah yang memiliki musim kering, khususnya musim kering yang panjang lebih dari dua bulan, tanaman papaya memerlukan pengairan secara teratur.Kelembaban udara sekitar 40 %. Angin berperan dalam panyerbukan tanaman papaya karena mudah menerbangkan tepung sari. Namun, angin keras juga cukup berbahaya karena dapat merobohkan tanaman pepaya. Untuk itu, didaerah yang berangin keras sebaiknya ditanam pohon pelindung, misalnya bambu. Secara umum tanaman pepaya dapat tumbuh pada berbagai jenis lahan dengan ketinggian 700 meter dpl. Namun demikian, lahan yang kaya bahan organik, drainase dan aerasinya baik, serta mempunyai pH 6,5 7 merupakan lokasi ideal untuk penanaman papayaDalam melakukan pengamatan sebaiknya dibantu dengan kegiatan wawancara. Kegiatan ini bertujuan untuk memperoleh data yang tidak dapat dilihat dari pengamatan langsung saat pelaksanaan praktikum. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh salah seorang petani di daerah tersebut diperoleh data bahwa di daerah tersebut terdapat dua jenis areal pertanaman, yaitu areal sawah dan areal kebun.Pada areal sawah jenis tanaman yang ditanam adalah tanaman padi jenis varietas IR 26 dengan pola tanam yang dilakukan adalah monokultur. Masa panen dari tanamana padi adalah dua kali dalam setahun. Kondisi irigasi di sekitar areal tersebut cukup bagus. Air saluran irigasi berasal dari waduk atau bendungan di daerah sekitar gunung atau pegunungan. Namun, terkadang jika musim kemarau kondisi irigasi menjadi minim dan air irigasi yang disalurkan terkadang mengalami hambatan. Dan apabila saat penanaman tidak ada air maka areal tersebut akan dibiarkan begitu saja. Di areal sawah terdapat beberapa hama yang dapat menyerang tanaman padi di sekitar areal sawah., yaitu hama tikus, wereng, dan walang sangit.Menurut informasi yang diperoleh, untuk penanaman di areal sawah, sebaiknya ditanam pada waktu dimana masa panennya sebelum bulan Mei. Karena, apabila menanam tanaman yang dimana masa panennya pada bulan Mei atau setelah bulan Mei akan menimbulkan resiko kegagalan panen. Dan hal ini akan merugikan para petani. Biasanya para petani dalam mengendalikan hama tersebut menggunakan racun tikus dan dengan menyemprotkan minyak wangi.Penggunanan pupuk organic oleh para petani di daerah sekitar terbilang masih minim. Umumnya para petani lebih sering menggunakan pupuk kimia, karena dalam proses pembuatan pupuk organic membutuhkan waktu yang cukup lama. Padahal, dahulu banyak petani yang menggunakan pupuk organic, sehingga tanahnya subur. Namun, ketika digunakan bahan kimia maka lahan pertanian menjadi rusak. Sehingga, untuk mengetahui subur atau tidaknya lahan tersebut digunakan parameter dengan menggunakan lumpur. Apabila lumpurnya dalam, maka tanahnya subur, dan apabila lumpurnya dangkal, maka tanahnya tidak subur. Untuk lahan yang berada di pinggir sungai memiliki kualitas yang jelek, karena ketika air dari laut pasang, otomatis akan terendam air kiriman dari laut menuju sungai. Sehingga tanahnya menjadi masam. Pada lahan persawahan tidak ada upaya konservasi tanah.Pada areal perkebunan, jenis tanaman yang ditanam adalah kelapa, albasia, singkong, pisang, dan kacang tanah dengan pola tanam mixed cropping. Usia tanaman albasia saat dipanen, yaitu empat tahun setelah tanam. Pemeliharaan yang dilakukan, yaitu selama dua tahun dibersihkan dari gulma dan diberi pupuk dua kali, yaitu pupuk Urea dan pupuk NPK. Untuk jarak tanam albasia adalah 3 meter x 3 meter.Untuk kelapa dipanen selama satu bulan lebih (kelapa akan jatuh sendiri jika sudah tua). Pemeliharaannya, yaitu satu tahun dilakukan sebanyak dua kali dengan membersihkan gulma yang tumbuh di sekitar tanaman kelapa yang sedang dibudidayakan. Jarak tanam tanaman kelapa adalah 8 meter x 8 meter. Kendala yang dihadapi para petani dalam budidaya tanaman kelapa adalah serangan hama seperti babi hutan yang dapat merusak tanaman kelapa. Penanganannya dengan cara berburu babi hutan dan dengan memasang racun.