160
Laporan Akhir Penyusunan Action Plan Pengembangan Kepariwisataan Jawa Barat Kawasan Ekowisata Palabuhan Ratu i KATA PENGANTAR Laporan akhir ini disusun sebagai laporan ketiga dari pekerjaan Penyusunan Action Plan Pengembangan Kepariwisataan Jawa Barat, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Barat. Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, sehingga laporan ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Laporan akhir ini terbagi ke dalam 2 (dua) buku yang disesuaikan dengan kawasan studi. Laporan ini merupakan buku mengenai Kawasan Ekowisata Palabuhan Ratu. Laporan ini mencakup pendahuluan yang berisikan latar belakang, tujuan dan sasaran studi, lingkup, serta pendekatan dan metodologi; tinjauan pustaka terkait tema kawasan studi, rencana tindak pariwisata, serta keterkaitan kawasan studi dengan KWU lainnya dalam lingkup RIPPDA Jawa Barat; potensi, permasalahan pengembangan kepariwisataan di kawasan studi yang mencakup aspek daya tarik wisata, fasilitas pendukung, pasar wisatawan, SDM, kelembagaan, serta positioning kawasan; arahan pengembangan kepariwisataan berupa visi, misi, tujuan dan sasaran pengembangan kawasan, serta isuisu strategis. Dalam laporan ini juga memuat kebijakan dan strategi pengembangan kawasan berdasarkan aspek fisik dan nonfisik, serta program pengembangan kepariwisataan. Laporan akhir ini dibuat berdasarkan data sekunder maupun primer dari hasil survei lapangan dan Focus Group Discussion (FGD) yang diadakan pada bulan September di Palabuhan Ratu. Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu baik proses survei lapangan, pengadaan Focus Group Discussion (FGD), maupun penyusunan sehingga laporan akhir ini dapat diselesaikan dengan baik. Kami menyadari bahwa di dalamnya tidak luput dari kekurangankekurangan. Oleh karena itu, segala masukan bagi perbaikan dan penyempurnaan pekerjaan ini akan kami terima dengan tangan terbuka. Bandung, Oktober 2007 Tim Penyusun

Laporan Akhir Ekowisata... · Laporan akhir ini terbagi ke dalam 2 ... Tabel 3.10 APW yang Melayani Perjalanan Wisata ke Kawasan Ekowisata ... Gambar 3.9 Pantai Cibangban III

  • Upload
    ngonhan

  • View
    227

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Laporan Akhir Ekowisata... · Laporan akhir ini terbagi ke dalam 2 ... Tabel 3.10 APW yang Melayani Perjalanan Wisata ke Kawasan Ekowisata ... Gambar 3.9 Pantai Cibangban III

Laporan Akhir

Penyusunan Action Plan Pengembangan Kepariwisataan Jawa Barat  Kawasan Ekowisata Palabuhan Ratu

i

KATA PENGANTAR  Laporan akhir  ini disusun  sebagai  laporan ketiga dari pekerjaan Penyusunan Action Plan Pengembangan  Kepariwisataan  Jawa  Barat,  Dinas  Kebudayaan  dan  Pariwisata  Provinsi Jawa Barat. Puji  syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT,  sehingga  laporan  ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. 

Laporan akhir  ini  terbagi ke dalam 2  (dua) buku yang disesuaikan dengan kawasan studi. Laporan  ini merupakan buku mengenai Kawasan Ekowisata Palabuhan Ratu. Laporan  ini mencakup pendahuluan yang berisikan  latar belakang,  tujuan dan  sasaran  studi,  lingkup, serta  pendekatan  dan metodologi;  tinjauan  pustaka  terkait  tema  kawasan  studi,  rencana tindak  pariwisata,  serta  keterkaitan  kawasan  studi  dengan  KWU  lainnya  dalam  lingkup RIPPDA Jawa Barat; potensi, permasalahan pengembangan kepariwisataan di kawasan studi yang  mencakup  aspek  daya  tarik  wisata,  fasilitas  pendukung,  pasar  wisatawan,  SDM, kelembagaan, serta positioning kawasan; arahan pengembangan kepariwisataan berupa visi, misi, tujuan dan sasaran pengembangan kawasan, serta isu‐isu strategis. Dalam laporan ini juga memuat kebijakan dan  strategi pengembangan kawasan berdasarkan  aspek  fisik dan non‐fisik,  serta  program  pengembangan  kepariwisataan.  Laporan  akhir  ini  dibuat berdasarkan  data  sekunder maupun  primer  dari  hasil  survei  lapangan  dan  Focus  Group Discussion (FGD) yang diadakan pada bulan September di Palabuhan Ratu.  

Kami mengucapkan  terima  kasih  kepada  semua  pihak  yang  telah membantu  baik proses survei  lapangan, pengadaan Focus Group Discussion  (FGD), maupun penyusunan  sehingga laporan akhir ini dapat diselesaikan dengan baik. Kami menyadari bahwa di dalamnya tidak luput  dari  kekurangan‐kekurangan. Oleh  karena  itu,  segala masukan  bagi  perbaikan  dan penyempurnaan pekerjaan ini akan kami terima dengan tangan terbuka. 

    

Bandung,   Oktober 2007  

                             Tim Penyusun 

Page 2: Laporan Akhir Ekowisata... · Laporan akhir ini terbagi ke dalam 2 ... Tabel 3.10 APW yang Melayani Perjalanan Wisata ke Kawasan Ekowisata ... Gambar 3.9 Pantai Cibangban III

Laporan Akhir

Penyusunan Action Plan Pengembangan Kepariwisataan Jawa Barat Kawasan Ekowisata Palabuhan Ratu

ii

DAFTAR ISI 

KATA PENGANTAR  i 

DAFTAR ISI  ii 

DAFTAR TABEL  v 

DAFTAR GAMBAR  vii 

BAB 1   PENDAHULUAN  

1.1   Latar Belakang  I – 1   

1.2   Dasar Hukum  I – 3   

1.3   Tujuan dan Sasaran Studi  I – 5 

1.4   Lingkup   I – 6 

        1.4.1  Lingkup Wilayah  I – 6 

        1.4.2  Lingkup Materi  I – 6 

1.5   Keluaran Studi  I – 7 

1.6   Kerangka Pemikiran dan Pendekatan Studi  I – 7 

1.7   Sistematika Pelaporan  I – 10 

BAB 2   KAJIAN KEBIJAKAN DAN PUSTAKA TERKAIT  

2.1   RIPPDA Provinsi Jawa Barat dan Kawasan Wisata Unggulan  II – 1 

        2.1.1  RIPPDA Provinsi Jawa Barat  II – 1 

        2.1.2  Visi Misi Pengembangan Pariwisata Jawa Barat  II – 2 

        2.1.3  Kawasan Wisata Unggulan (KWU) Provinsi  II – 2 

2.1.4  Keterkaitan Kawasan Wisata Priangan dengan KWU Provinsi Jawa                     Barat 

II – 3 

2.2   Rencana Tindak Pariwisata   II – 5 

        2.2.1  Komponen‐komponen Rencana Tindak Pariwisata  II – 6 

        2.2.2  Tahapan Penyusunan Rencana Tindak Pariwisata  II – 7 

2.3   Ekowisata  II – 11 

        2.3.1 Istilah Ecotourism  II – 11 

        2.3.2 Ecotourism di Indonesia  II – 14 

        2.3.3 Ecotourism dan Pembangunan Berkelanjutan  II – 15 

2.4   Agrowisata  II – 18 

        2.4.1 Batasan untuk Indonesia  II – 20 

        2.4.2 Tujuan, Azas, dan Arah  II – 20 

        2.4.3 Ruang Lingkup dan Potensi Agrowisata  II – 21 

Page 3: Laporan Akhir Ekowisata... · Laporan akhir ini terbagi ke dalam 2 ... Tabel 3.10 APW yang Melayani Perjalanan Wisata ke Kawasan Ekowisata ... Gambar 3.9 Pantai Cibangban III

Laporan Akhir

Penyusunan Action Plan Pengembangan Kepariwisataan Jawa Barat Kawasan Ekowisata Palabuhan Ratu

iii

        2.4.4 Klasifikasi Agrowisata  II – 24 

BAB 3  POTENSI, PERMASALAHAN DALAM PENGEMBANGAN KEPARIWISATAAN DI KAWASAN EKOWISATA PALABUHAN RATU 

 

3.1   Objek dan Daya Tarik Wisata  III – 1 

        3.1.1 Kabupaten Sukabumi  III – 4 

        3.1.2 Kepariwisataan Kawasan Ekowisata Palabuhan                  Ratu 

III – 7 

        3.1.3 Pengembangan Objek dan Daya tarik Wisata                  Kawasan Ekowisata Palabuhan Ratu 

III – 31 

3.2   Fasilitas Pendukung Kepariwisataan  III – 32 

        3.2.1  Akomodasi   III – 32 

        3.2.2  Restoran/Rumah Makan   III – 38 

        3.2.3  Biro Perjalanan Wisata   III – 39 

        3.2.4  Fasilitas Hiburan dan Rekreasi  III – 40 

        3.2.5  Balawista  III – 41 

        3.2.6  Transportasi dan Infrastruktur  III – 42 

        3.2.7  Jaringan Listrik, Telepon, dan Air  III – 43 

3.3  Pasar Wisatawan                   III – 45 

        3.3.1  Potensi Pasar Wisatawan Nusantara  III – 46 

        3.3.2  Potensi Pasar Wisatawan Mancanegara  III – 51 

3.4  Sumber Daya Manusia  III – 53 

3.5  Kelembagaan Pendukung  III – 56 

3.6  Positioning Kawasan Ekowisata Palabuhan Ratu  III – 73 

       3.6.1  Potensi dan Permasalahan Kawasan  III – 73 

       3.6.2  Isu‐isu Strategis Pengembangan Ekowisata Palabuhan Ratu  III – 75 

BAB 4   ARAHAN PENGEMBANGAN PARIWISATA KAWASAN  

4.1  Visi dan Misi Pengembangan  IV – 1  

4.2  Tujuan dan Sasaran Pengembangan Kawasan  IV – 2 

4.3   Kebijakan dan Strategi Pengembangan Kawasan   IV – 4   

        4.3.1  Pengembangan Perwilayahan  IV – 4  

        4.3.2  Pengembangan Produk Wisata  IV – 8  

        4.3.3  Pengembangan Transportasi dan Infrastruktur  IV – 9 

        4.3.4  Pengembangan Pasar dan pemasaran  IV – 10 

        4.3.5  Pengembangan Sumber Daya Manusia  IV – 13 

        4.3.6  Pengembangan Kelembagaan  IV – 14 

        4.3.7  Pengembangan Investasi  IV – 15 

Page 4: Laporan Akhir Ekowisata... · Laporan akhir ini terbagi ke dalam 2 ... Tabel 3.10 APW yang Melayani Perjalanan Wisata ke Kawasan Ekowisata ... Gambar 3.9 Pantai Cibangban III

Laporan Akhir

Penyusunan Action Plan Pengembangan Kepariwisataan Jawa Barat Kawasan Ekowisata Palabuhan Ratu

iv

BAB 5   PROGRAM PENGEMBANGAN KEPARIWISATAAN  

DAFTAR PUSTAKA   viii 

Page 5: Laporan Akhir Ekowisata... · Laporan akhir ini terbagi ke dalam 2 ... Tabel 3.10 APW yang Melayani Perjalanan Wisata ke Kawasan Ekowisata ... Gambar 3.9 Pantai Cibangban III

Laporan Akhir

Penyusunan Action Plan Pengembangan Kepariwisataan Jawa Barat Kawasan Ekowisata Palabuhan Ratu

v

DAFTAR TABEL   

Tabel 3.1  Luas Lahan Berdasarkan Ketinggian Tempat di Kabupaten Sukabumi  III – 5   

Tabel 3.2  Sebaran Objek Wisata Kabupaten Sukabumi yang Termasuk dalam   Kawasan Ekowisata Palabuhan Ratu  

III – 7 

Tabel 3.3  Kegiatan Geowisata yang Dapat Dikembangkan di Kawasan Palabuhan Ratu 

III – 30 

Tabel 3.4  Perkembangan Jumlah Usaha Akomodasi di Kabupaten Sukabumi  Tahun 2003‐2006 

III – 32 

Tabel 3.5  Jumlah Hotel, kamar, tempat tidur, dan tenaga kerja di Kabupaten Sukabumi tahun 2006 

III – 33 

Tabel 3.6  Data Jumlah Hotel di Kecamatan Palabuhan Ratu, Kecamatan Cisolok, dan Kecamatan Cikakak  

III – 33 

Tabel 3.7  Data Hotel di Kecamatan Palabuhan Ratu, Kecamatan Cisolok, dan Kecamatan Cikakak  

III – 33 

Tabel 3.8  Jumlah Wisman dan Wisnus yang berkunjung ke Hotel Bintang dan Melati di Kec. Palabuhan Ratu, Kec. Cisolok, dan Kec. Cikakak 

III – 38 

Tabel 3.9  Perkembangan Jumlah Rumah Makan di Kabupaten Sukabumi Tahun 2003‐2006 

III – 39 

Tabel 3.10  APW yang Melayani Perjalanan Wisata ke Kawasan Ekowisata Palabuhan Ratu 

III – 39 

Tabel 3.11  Fasilitas Hiburan dan Rekreasi Lainnya di Kabupaten Sukabumi Tahun 2005 – 2006 

III – 40 

Tabel 3.12  Banyaknya Sarana Perdagangan dan Perbankan menurut Kecamatan di Kabupaten Sukabumi Tahun 2005  

III – 41 

Tabel 3.13  Jumlah Desa Menurut Pemasangan Listrik dan Gardu di Kawasan Ekowisata Palabuhan Ratu Tahun 2006 

III – 43 

Tabel 3.14  Banyaknya Desa yang Memiliki Sumber Air Minum Menurut Kecamatan di Kabupaten Sukabumi Tahun 2005 

III – 43 

Tabel 3.15  Banyaknya Desa yang Memiliki Prasarana Komunikasi di Kawasan Ekowisata Palabuhan Ratu Tahun 2005 

III – 43 

Tabel 3.16  Jumlah Rumah Sakit, Puskesmas, dan Posyandu di Kawasan Ekowisata Palabuhan Ratu Tahun 2006 

III – 44 

Tabel 3.17  Banyaknya Tempat Ibadah Menurut Kecamatan dan Jenis Sarana di Kabupaten Sukabumi Tahun 2005 

III – 45 

Tabel 3.18  Jumlah Penduduk Provinsi Jawa Barat dan DKI Jakarta Tahun 2005  III – 46 

Tabel 3.19  Jumlah Kunjungan Wisatawan Nusantara ke Provinsi Jawa Barat dan DKI Jakarta Tahun 2005 

III – 47 

Tabel 3.20  Perkembangan Jumlah Kunjungan Wisatawan Nusantara ke Objek Wisata di Kab. Sukabumi Tahun 2003 – 2006 

III – 48 

Page 6: Laporan Akhir Ekowisata... · Laporan akhir ini terbagi ke dalam 2 ... Tabel 3.10 APW yang Melayani Perjalanan Wisata ke Kawasan Ekowisata ... Gambar 3.9 Pantai Cibangban III

Laporan Akhir

Penyusunan Action Plan Pengembangan Kepariwisataan Jawa Barat Kawasan Ekowisata Palabuhan Ratu

vi

Tabel 3.21  Jumlah Kunjungan Wisatawan Nusantara ke Akomodasi di Kawasan Ekowisata Palabuhan Ratu Tahun 2004 – 2007 

III – 48 

Tabel 3.22  Perkembangan Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara dan Wisatawan Nusantara ke Objek Wisata Tahun 2004 – 2007  

III – 49 

Tabel 3.23  Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara ke Provinsi Jawa Barat dan DKI Jakarta Tahun 2005 

III – 49 

Tabel 3.24  Jumlah Kunjungan Wisatawan Nusantara dan Mancanegara ke Objek Wisata di Kawasan Ekowisata Palabuhan Ratu Tahun 2007 (Laporan Triwulan I/Maret 2007) 

III – 50 

Tabel 3.25  Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara ke Objek Wisata di Jawa Barat Tahun 2006 

III – 50 

Tabel 3.26  Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara ke Akomodasi di Jawa Barat Tahun 2006 

III – 51 

Tabel 3.27  Perkembangan Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara ke Akomodasi di Jawa Barat Tahun 2004 – 2007 

III – 52 

Tabel 3.28  Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara ke Akomodasi di Kawasan Ekowisata Palabuhan Ratu Tahun 2004 – 2007 

III – 52 

Tabel 3.29  Jumlah Tenaga Kerja di Akomodasi dan Rumah Makan di Kabupaten Sukabumi Tahun 2006 

III – 53 

Tabel 3.30  Jumlah Tenaga Kerja di Objek dan Daya Tarik Wisata di Kawasan Ekowisata Palabuhan Ratu Tahun 2006 

III – 53 

Tabel 3.31  Jumlah Tenaga Kerja di Objek dan Daya Tarik Wisata di Kawasan Ekowisata Palabuhan Ratu Tahun 2006 

III – 54 

Tabel 3.32  Jumlah  Tenaga  Kerja  Akomodasi  di  Kawasan  Ekowisata  Palabuhan Ratu Tahun 2006 

III – 55 

Tabel 4.1  Cluster Ekowisata Palabuhan Ratu  IV – 5 

Tabel 4.2  Target Jumlah Wisatawan KWU Ekowisata Palabuhan Ratu  IV ‐ 13 

Tabel 5.1  Program  Pengembangan  Kepariwisataan  di  Kawasan  Ekowisata Palabuhan Ratu 

V ‐ 9 

     

     

     

     

Page 7: Laporan Akhir Ekowisata... · Laporan akhir ini terbagi ke dalam 2 ... Tabel 3.10 APW yang Melayani Perjalanan Wisata ke Kawasan Ekowisata ... Gambar 3.9 Pantai Cibangban III

Laporan Akhir

Penyusunan Action Plan Pengembangan Kepariwisataan Jawa Barat Kawasan Ekowisata Palabuhan Ratu

vii

DAFTAR GAMBAR   

Gambar 1.1  Pemahaman terhadap Latar Belakang Penyusunan Studi  I – 3   

Gambar 1.2  Peta Kawasan Ekowisata Palabuhan Ratu dalam Lingkup Konstelasi Jawa Barat 

I – 6 

Gambar 1.3  Skema Keluaran Studi  I – 7 

Gambar 1.4  Kerangka Pemikiran Studi  I – 9 

Gambar 2.1  Pembagian KWU Provinsi Jawa Barat   II – 4 

Gambar 2.2  Tahapan Penyusunan Rencana Tindak (Action Plan)  II – 10 

Gambar 2.3  Hubungan Keterkaitan Antar Syarat‐Syarat Kecukupan Pemanfaatan Lingkungan untuk Ecotourism 

II – 16  

Gambar 2.4  Skema Pengembangan Kegiatan Wisata Agro  II – 19 

Gambar 3.1  Peta Kawasan Ekowisata Palabuhan Ratu  III – 2 

Gambar 3.2  Peta Sebaran Daya Tarik Wisata di Kawasan Ekowisata Palabuhan Ratu  III – 3 

Gambar 3.3  Arung Jeram Citarik  III – 11 

Gambar 3.4  Arung Jeram Cicatih  III – 12 

Gambar 3.5  Goa Lalay  III – 13 

Gambar 3.6  Air Panas Cisolok  III – 14 

Gambar 3.7  Jembatan Bagbagan  III – 15 

Gambar 3.8  TWA Sukawayana  III – 16 

Gambar 3.9  Pantai Cibangban  III – 17 

Gambar 3.10  Pantai Karang Hawu  III – 18  

Gambar 3.11  Pantai Cimaja  III – 19 

Gambar 3.12  Octopus Dive, Tempat Belajar Menyelam  III – 20 

Gambar 3.13  Pantai Gado Bangkong  III – 21 

Gambar 3.14  Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Palabuhan Ratu  III – 22 

Gambar 3.15  Pantai Karangnaya  III – 22 

Gambar 3.16  Pantai Batu Kaca  III – 23 

Gambar 3.17  Situs Genter Bumi  III – 24 

Gambar 3.18  Wisata Budaya Dewi Quan Im  III – 25   

Gambar 3.19  Situs Tugu Gede Cengkuk  III – 26   

Gambar 3.20  Punden Berundak Panguyangan  III – 27   

Gambar 3.21  Desa Adat Sirnaresmi  III – 29  

Gambar 3.22  Pusat Jajanan dan Oleh‐oleh Khas Sukabumi  III – 30  

Gambar 3.23  Pos Jaga Balawista  III – 41 

Gambar 4.1  Cluster Ekowisata Palabuhan Ratu  IV – 7 

Gambar 5.1  Syarat Kecukupan Konsep Ekowisata  V ‐ 2 

Gambar 5.2  Struktur  dan  Prioritas  Program  Pengembangan  Kawasan  Ekowisata Palabuhan Ratu 

V ‐ 8 

Page 8: Laporan Akhir Ekowisata... · Laporan akhir ini terbagi ke dalam 2 ... Tabel 3.10 APW yang Melayani Perjalanan Wisata ke Kawasan Ekowisata ... Gambar 3.9 Pantai Cibangban III

Laporan Akhir

Penyusunan Action Plan Pengembangan Kepariwisataan Jawa Barat I  ‐   1 Kawasan Ekowisata Palabuhan Ratu

BAB 1 

PPPEEENNNDDDAAAHHHUUULLLUUUAAANNN        Bab Pendahuluan  ini menguraikan  latar belakang, dasar hukum,  tujuan dan sasaran studi, lingkup materi, dan keluaran,    serta kerangka pemikiran dan pendekatan  studi pekerjaan Penyusunan  Action  Plan  Pengembangan  Kepariwisataan  Jawa  Barat,  untuk  Kawasan Ekowisata Palabuhan Ratu.   1.1 Latar Belakang 

RIPPDA Provinsi  Jawa Barat  ‐yang disusun  tahun 2005, dan  telah didasari oleh Peraturan Gubernur  Jawa  Barat  Nomor  48  Tahun  2006,  adalah  rencana  yang  memuat  kebijakan pengembangan  kepariwisataan  Jawa  Barat  dari  aspek  perwilayahan  pariwisata,  aspek pengembangan  produk  wisata,  pengembangan  pasar  dan  pemasaran,  pengembangan sumber daya manusia (SDM) kepariwisataan, dan pengembangan kelembagaan pariwisata. Dokumen ini merupakan hasil kesepakatan antara pemerintah provinsi dan kabupaten/kota di  Jawa Barat,  serta  “stakeholders”  lainnya, yang mengakomodasikan  isu‐isu  strategis dan perkembangan  terbaru  secara  terintegrasi  dan  sinergis  untuk  mencapai  kesejahteraan masyarakat secara berkelanjutan. 

RIPPDA Jawa Barat fokus pada pengembangan Kawasan Wisata Unggulan (KWU) Provinsi Jawa  Barat  dengan  menetapkan  tema  pengembangan  produk  wisata  yang  unik  dan memunculkan kekhasan  Jawa Barat. Pengembangan  9  (sembilan) KWU diharapkan dapat mengarahkan  kepariwisataan  Jawa  Barat menjadi  lebih  fokus,  namun  tetap memberikan fleksibilitas/kelenturan untuk berkembangnya potensi‐potensi lain sehingga tetap mewadahi kekayaan  alam dan  sosial budaya  Jawa Barat,  saling melengkapi dan meningkatkan daya tarik wisata  Jawa Barat  secara keseluruhan. Strategi pengembangan dan  indikasi kegiatan dijabarkan  pada  setiap  KWU  untuk mendukung  terwujudnya  KWU  yang  berdaya  saing tinggi.  Dalam  pelaksanaan  implementasi  RIPPDA  Jawa  Barat,  perlu  ditunjang  dengan rencana tindak yang lebih rinci untuk setiap KWU Provinsi.  

Action  Plan  dalam  laporan  ini  difokuskan  pada  Kawasan  Ekowisata  Palabuhan  Ratu. Kawasan Ekowisata Palabuhan Ratu merupakan  kawasan wisata unggulan provinsi  yang mendukung  pengembangan  basis  ekonomi  kawasan,  sekaligus  mengurangi  isu ketimpangan  pembangunan  wilayah  Jawa  Barat  dengan  basis  budaya  pesisir  dan pegunungan. Kekuatan utama kawasan  ini adalah kombinasi alam bukit berhutan dengan pantai yang dalam dan berkarang. Oleh karenanya, kegiatan‐kegiatan wisata alam lah yang diangkat  sebagai  tema  utama  di  wilayah  Sukabumi  ini.  Adapun  jenis  kegiatan  yang dikembangkan mengacu pada prinsip‐prinsip ekowisata, mengingat kondisi kawasan yang berupa pantai, hutan, sungai dan gunung, yang tetap harus dijaga kelestariannya. 

Page 9: Laporan Akhir Ekowisata... · Laporan akhir ini terbagi ke dalam 2 ... Tabel 3.10 APW yang Melayani Perjalanan Wisata ke Kawasan Ekowisata ... Gambar 3.9 Pantai Cibangban III

Laporan Akhir

Penyusunan Action Plan Pengembangan Kepariwisataan Jawa Barat I  ‐   2 Kawasan Ekowisata Palabuhan Ratu

Tema utama produk wisata di kawasan ini adalah ekowisata alam pegunungan dan pantai. Kaitan antara pegunungan dan pantai menjadi suatu fokus tema, misalnya dengan kegiatan menyusuri  sungai  dalam Arung  Jeram Citarik,  pengamatan  kelelawar,  air  panas Cisolok, dan Pantai Palabuhan Ratu  itu  sendiri. Selain  itu,  terdapat  juga daya  tarik wisata budaya masyarakat tradisional Sunda yang diunggulkan yang mendukung tema utama, yaitu Desa Ciptagelar.  Agrowisata  perkebunan  dan  perikanan  yang  terkait  dengan  budaya  nelayan pesisir menjadi daya tarik pendukung kawasan ini. 

Action  plan merupakan  rencana  detil  program  dan  kegiatan  yang  bersifat  aplikatif  dan taktis,  sebagai  bagian  dari  kerangka  kebijakan  dan  strategi  pengembangan  pariwisata. Sebagai penjabaran RIPPDA, maka  action  plan mengacu pada kebijakan dan  strategi yang telah  dirumuskan  dalam RIPPDA  Provinsi  Jawa  Barat.  Penyusunan  action  plan  diarahkan kepada penyusunan kajian yang dapat menjadi pedoman pengembangan pariwisata yang implementatif  dan  terintegrasi  antarwilayah  serta  antarsektor  di  Provinsi  Jawa  Barat. Namun  di  sisi  lain,  action  plan  yang  dihasilkan  harus  terintegrasi  dengan  rencana pengembangan  wilayah  keseluruhan  dan  sejalan  dengan  rencana  pengembangan kepariwisataan wilayah masing‐masing. Action plan perlu diselaraskan dengan RIPPDA dan RTRW kabupaten/kota terkait, maupun rencana pengembangan lainnya di wilayah tersebut.  

Lebih  lanjut,  sebagai  suatu  rencana  tindak,  program  yang  dirumuskan  harus  terfokus, terukur, menjawab  kebutuhan,  dan  diharapkan  dapat menyelesaikan  permasalahan  yang terjadi di wilayah, dalam  jangka pendek, melalui pemanfaatan sumber daya yang dimiliki secara  optimal.  Rencana  yang  disusun  didasarkan  pada  tingkat  kepentingan  dan kemampuan  sumber daya, dan mengadaptasikan  berbagai  kemungkinan perubahan  yang terjadi dalam 5 tahun kedepan. 

Pemahaman dan pertimbangan‐pertimbangan  tersebut perlu dicermati dalam penyusunan Action  Plan  Pengembangan  Kepariwisataan  Jawa  Barat.  Tema  pengembangan  yang  telah ditentukan di Kawasan Ekowisata Palabuhan Ratu perlu  lebih dimunculkan dan diperkuat untuk mendukung pengembangan kedua KWU, yang diharapkan dapat dijadikan  sebagai motor penggerak kepariwisataan di  Jawa Barat,  sekaligus menumbuhkembangkan potensi kawasan‐kawasan wisata lainnya. 

Untuk  lebih  jelasnya,  latar  belakang  penyusunan  studi  dapat  dilihat  pada  gambar  1.1 berikut.  

Page 10: Laporan Akhir Ekowisata... · Laporan akhir ini terbagi ke dalam 2 ... Tabel 3.10 APW yang Melayani Perjalanan Wisata ke Kawasan Ekowisata ... Gambar 3.9 Pantai Cibangban III

Laporan Akhir

Penyusunan Action Plan Pengembangan Kepariwisataan Jawa Barat I  ‐   3 Kawasan Ekowisata Palabuhan Ratu

 Gambar 1.1 Pemahaman terhadap Latar Belakang Penyusunan Studi 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

1.2 Dasar Hukum 

Dalam  pekerjaan  Penyusunan Action  Plan  Pengembangan Kepariwisataan  Jawa  Barat  ini, terdapat landasan hukum yang perlu dicermati, yaitu sebagai berikut: 

1. Undang‐Undang  Nomor  9  Tahun  1990  tentang  Kepariwisataan  (Lembaran  Negara Tahun 1990, Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3427). 

2. Undang‐Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan ekosistemnya. 

3. Undang‐Undang  Nomor  5  Tahun  1992  tentang  Benda  Cagar  Budaya  (Lembaran Negara Tahun 1992, Nomor 27, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3470) 

4. Undang‐Undang  Nomor  23  Tahun  1992,  tentang  Pengelolaan  Lingkungan  Hidup (Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3699). 

5. Undang‐Undang  Nomor  5  Tahun  2004,  tentang  Sistem  Perencanaan  Pembangunan Nasional  (Lembaran Negara  Tahun  2004, Nomor  104,  Tambahan  Lembaran Negara Nomor 4421). 

9 KWU Provinsi Jawa Barat

RIPPDA Provinsi Jawa Barat 2005Kebijakan pengembangan kepariwisataan Jawa Barat:

- aspek perwilayahan, pengembangan produk, pasar dan pemasaran, SDM dan kelembagaan.

Kawasan Wisata Unggulan (KWU):Memunculkan produk wisata yang unik dan khas Jawa Barat, saling melengkapi dan meningkatkan daya tarik

wisata secara keseluruhan

ACTION PLAN

Pedoman pengembangan yang lebih implementatif dan terintegrasi antarwilayah dan antarsektor.

Fokus pada peningkatan peran serta masyarakat melalui penerapan Community Based Tourism Development.Untuk memperkuat tema produk wisata unggulan di

masing-masing Kawasan

Kawasan Wisata KRIA dan BUDAYA PRIANGAN

(2007)

Kawasan Ekowisata PALABUHAN RATU

(2007)

Kawasan Wisata Industri & Bisnis Bekasi-Karawang

Kawasan Wisata AgroPurwakarta Subang

Kawasan Wisata Budaya Pesisir Cirebon

(2006)

Kawasan Wisata AlamPegunungan Puncak

Kawasan Wisata Minat Khusus Jabar Selatan

Kawasan Wisata Perkotaan dan Pendidikan Bandung

(2006)

Kawasan Wisata Rekreasi Pantai Pangandaran

Prinsip konservasi, edukasi, partisipasi masyarakat, ekonomi,

wisata.

Community Based Tourism Development, meningkatkan

kesejahteraan masyarakat lokal

RIPPDA/RTRW/Renstra, dll yang terkait

RIPPDA/RTRW/Renstra, dll yang terkait

Potensi, permasalahan, isu strategis:

Produk unggulanPotensi pasar, SDM, kelembagaan

Potensi, permasalahan, isu strategis:

Produk unggulanPotensi pasar, SDM, kelembagaan

Page 11: Laporan Akhir Ekowisata... · Laporan akhir ini terbagi ke dalam 2 ... Tabel 3.10 APW yang Melayani Perjalanan Wisata ke Kawasan Ekowisata ... Gambar 3.9 Pantai Cibangban III

Laporan Akhir

Penyusunan Action Plan Pengembangan Kepariwisataan Jawa Barat I  ‐   4 Kawasan Ekowisata Palabuhan Ratu

6. Undang‐Undang  Nomor  32  Tahun  2004,  tentang  Pemerintah  Daerah  (Lembaran Negara Tahun 2004, Nomor 135, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4434) 

7. Peraturan Pemerintah Nomor 67 Tahun 1996, tentang Penyelenggaraan Kepariwisataan (Lembaran Negara Nomor 101, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3638) 

8. Intruksi  Presiden  RI  Nomor  16  Tahun  2005,  tentang  Kebijakan  Pembangunan Kebudayaan dan Pariwisata. 

9. Peraturan  Menteri  Kebudayaan  dan  Pariwisata  Nomor  KM.64/HK.201/MKP/04, tentang Pedoman Pengembangan Pariwisata Daerah. 

10. Peraturan  Menteri  Kebudayaan  dan  Pariwisata  Nomor  KM.06/UM.001/MKP/06, tentang Penetapan Rencana Strategis Departemen Kebudayaan dan Pariwisata Tahun 2005‐2009. 

11. Peraturan Daerah Provinsi  Jawa Barat Nomor  15 Tahun  2000,  tentang Dinas Daerah Provinsi Jawa Barat. 

12. Peraturan Daerah Provinsi  Jawa Barat Nomor 5 Tahun 2002,  tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Nomor 15 Tahun 2000. 

13. Peraturan Daerah  Provinsi  Jawa  Barat Nomor  5  Tahun  2003,  tentang  Pemeliharaan Bahasa, Sastra dan Aksara Daerah. 

14. Peraturan Daerah Provinsi  Jawa Barat Nomor  15 Tahun  2000,  tentang Pemeliharaan Kesenian. 

15. Peraturan  Daerah  Provinsi  Jawa  Barat  Nomor  7  Tahun  2003,  tentang  Pengelolaan Kepurbakalaan, Kesejarahan, Nilai‐nilai Tradisional dan Museum. 

16. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 1 Tahun 2004, tentang Rencana Strategis Provinsi Jawa Barat Tahun 2003‐2008.  

17. Keputusan Gubernur Jawa Barat Nomor 52 Tahun 2001, tentang Tugas, Pokok, Fungsi dan Rincian Tugas Unit Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Barat. 

18. Keputusan Gubernur Jawa Barat Nomor 64 Tahun 2003, tentang Tupoksi UPTD (Balai) di Lingkungan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Barat. 

19. Peraturan  Gubernur  Jawa  Barat  Nomor  48  Tahun  2006,  tentang  Rencana  Induk Pengembangan Pariwisata Daerah (RIPPDA) Provinsi Jawa Barat. 

20. Keputusan  Kepala  Dinas  Kebudayaan  dan  Pariwisata  Provinsi  Jawa  Barat  Nomor 556/SK.1351/2006‐Binprog  tentang  Perubahan  atas  Keputusan  Kepala  Dinas Kebudayaan  dan  Pariwisata  Provinsi  Jawa  Barat  Nomor  556/SK‐707  Binprog/2005 tanggal  1  Juli  2005  tentang  Rencana  Strategis  Dinas  Kebudayaan  dan  Pariwisata Provinsi Jawa Barat Tahun 2005‐2009. 

Page 12: Laporan Akhir Ekowisata... · Laporan akhir ini terbagi ke dalam 2 ... Tabel 3.10 APW yang Melayani Perjalanan Wisata ke Kawasan Ekowisata ... Gambar 3.9 Pantai Cibangban III

Laporan Akhir

Penyusunan Action Plan Pengembangan Kepariwisataan Jawa Barat I  ‐   5 Kawasan Ekowisata Palabuhan Ratu

21. Peraturan  Daerah  Nomor  31  Tahun  2001  tentang  Kewenangan  Daerah  Kabupaten Sukabumi. 

22. Peraturan  Daerah  Nomor  14  Tahun  2001  tentang  Rencana  Strategis  Kabupaten Sukabumi Tahun 2001‐2010. 

23. Peraturan Daerah Kabupaten Sukabumi Nomor 15 Tahun 2002 tentang Penataan Dinas Daerah di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Sukabumi. 

24. Peraturan  Daerah  Nomor  20  Tahun  2003  tentang  Perencanaan  Pembangunan Partisipatif Kabupaten Sukabumi.  

25. Peraturan Daerah Kabupaten Sukabumi No.10 Tahun 2004 tentang Pajak Hotel. 

26. Peraturan Daerah Kabupaten Sukabumi No.11 Tahun 2004 tentang Pajak Restoran. 

27. Peraturan Daerah Kabupaten Sukabumi No.13 Tahun 2004 tentang Retribusi Kawasan Pariwisata, Tempat Rekreasi, dan Tempat Olah Raga.  

28. Keputusan  Bupati  Kabupaten  Sukabumi  No.  5525/Kep.274‐ORGANISASI/2007 Tentang Pembentukan Tim Pelestarian dan Penataan Pesisir Teluk Palabuhan Ratu. 

1.3 Tujuan dan Sasaran Action Plan 

Tujuan dari Action Plan  ini  adalah  sebagai pedoman dalam mengarahkan perkembangan kepariwisataan Jawa Barat, khususnya KWU Ekowisata Palabuhan Ratu, yang memperkuat tema  utama  masing‐masing  kawasan,  secara  terintegrasi  antarwilayah  serta  antarsektor, yang berbasis masyarakat dan berkelanjutan”. 

Untuk mencapai  tujuan  seperti yang  tercantum di  atas, maka  sasaran yang harus dicapai adalah sebagai berikut: 

− Menguatnya  tema kawasan sebagai  tema produk wisata yang diunggulkan di masing‐masing KWU; 

− Berkembangnya sektor‐sektor lain yang mendukung tema produk wisata unggulan; 

− Meningkatnya keterlibatan masyarakat dalam pengembangan produk wisata unggulan kawasan; 

− Meningkatnya  perhatian  terhadap  pelestarian  lingkungan  di  daya  tarik  wisata unggulan kawasan dan sekitarnya. 

 

 

 

Page 13: Laporan Akhir Ekowisata... · Laporan akhir ini terbagi ke dalam 2 ... Tabel 3.10 APW yang Melayani Perjalanan Wisata ke Kawasan Ekowisata ... Gambar 3.9 Pantai Cibangban III

Laporan Akhir

Penyusunan Action Plan Pengembangan Kepariwisataan Jawa Barat I  ‐   6 Kawasan Ekowisata Palabuhan Ratu

1.4 Lingkup 

1.4.1 Lingkup Wilayah 

Ruang  lingkup  wilayah  pada  pekerjaan  Penyusunan  Action  Plan  Pengembangan Kepariwisataan Jawa Barat Tahun 2007 ini adalah Kawasan Ekowisata Palabuhan Ratu, yang merupakan  salah  satu  kawasan  wisata  unggulan  Provinsi  Jawa  Barat  (lihat  gambar  1.2 berikut). 

Gambar 1.2 Peta Kawasan Ekowisata Palabuhan Ratu dalam Lingkup Konstelasi Jawa Barat 

 

  

1.4.2 Lingkup Materi 

Secara garis besar,  lingkup materi Penyusunan Action Plan Pengembangan Kepariwisataan Jawa Barat meliputi: 

1. Rencana pengembangan kepariwisataan maupun pengembangan wilayah yang terkait. 

2. Pengembangan ekowisata dan agrowisata. 

Page 14: Laporan Akhir Ekowisata... · Laporan akhir ini terbagi ke dalam 2 ... Tabel 3.10 APW yang Melayani Perjalanan Wisata ke Kawasan Ekowisata ... Gambar 3.9 Pantai Cibangban III

Laporan Akhir

Penyusunan Action Plan Pengembangan Kepariwisataan Jawa Barat I  ‐   7 Kawasan Ekowisata Palabuhan Ratu

3. Karakteristik  Kawasan  Wisata  Unggulan  (KWU)  dan  pasar  wisatawan  potensial, khususnya di wilayah perencanaan. 

1.5 Keluaran 

Adapun keluaran yang terkait dengan substansi pekerjaan meliputi: 

1. Konsep  pengembangan  kepariwisataan  di  Kawasan  Ekowisata  Palabuhan  Ratu, mencakup  visi,  misi,  tujuan,  dan  sasaran  pengembangan  KWU,  serta  kebijakan  dan strategi pengembangan yang perlu ditempuh untuk mencapai  tujuan yang ditetapkan, dengan dimensi waktu jangka menengah (15 tahun). 

2. Rumusan  program  pengembangan  /  kegiatan  yang  merupakan  penjabaran  strategi, yang memuat  tujuan dan  sasaran program,  jangka waktu pelaksanaan, pengalokasian sumber daya,  termasuk  instansi pelaksana dan  instansi  terkait, dalam dimensi waktu 5 (lima) tahun. 

Skema keluaran studi dapat dilihat dalam Gambar 1.3 berikut 

Gambar 1.3 Skema Keluaran Studi 

 

 

 

1.6 Kerangka Pemikiran dan Pendekatan Studi 

Action  Plan  merupakan  suatu  rencana  yang  strategik  yang  berisi  program‐program (termasuk  indikasi kegiatan/proyek) dengan sasaran  jangka pendek. Action Plan mencakup apa,  dimana,  kapan,  siapa,  dan  bagaimana  mengembangkan  pariwisata,  dan  menjadi kerangka kerja bagi seluruh stakeholder kepariwisataan yang terkait. 

Page 15: Laporan Akhir Ekowisata... · Laporan akhir ini terbagi ke dalam 2 ... Tabel 3.10 APW yang Melayani Perjalanan Wisata ke Kawasan Ekowisata ... Gambar 3.9 Pantai Cibangban III

Laporan Akhir

Penyusunan Action Plan Pengembangan Kepariwisataan Jawa Barat I  ‐   8 Kawasan Ekowisata Palabuhan Ratu

Sebagai suatu rencana tindak, program yang dirumuskan harus terfokus, terukur, menjawab kebutuhan,  dan  diharapkan  dapat  menyelesaikan  permasalahan  yang  terjadi  di  kedua wilayah studi, dalam jangka pendek, melalui pemanfaatan sumber daya yang dimiliki secara optimal. Program disusun berdasarkan pada  tingkat kepentingan dan kemampuan sumber daya, dan mengadaptasikan berbagai kemungkinan perubahan yang  terjadi dalam 5 (lima) tahun kedepan. 

Untuk itu perlu dikaji dengan lebih rinci dan mendalam mengenai: 

- Kebijakan  dan  rencana  yang  terkait dengan  pengembangan  kepariwisataan di  kedua wilayah studi. 

- Potensi dan permasalahan pengembangan kepariwisataan di kedua wilayah studi, yang mencakup  aspek  perwilayahan,  produk wisata, pasar dan  pemasaran,  serta  SDM  dan kelembagaan pariwisata, dengan penekanan pada  tema pengembangan masing‐masing KWU. 

- Isu‐isu  strategis  pengembangan  kepariwisataan  di  kedua  wilayah  studi  dan keterkaitannya  dengan  perkembangan  sektor‐sektor  lain  di wilayah, maupun  dengan KWU lainnya di Jawa Barat. 

Kajian  tersebut akan didasarkan pada data hasil survei primer dan sekunder, serta diskusi dengan stakeholders kepariwisataan di kedua wilayah studi. Hasil kajian tersebut selanjutnya akan menjadi bahan dalam merumuskan kebijakan dan strategi pengembangan Kawasan Ekowisata  Palabuhan Ratu,  dari  aspek  perwilayahan,  pengembangan  produk,  pasar  dan pemasaran, SDM dan kelembagaan, baik spasial maupun non spasial.  

Selanjutnya  kebijakan  dan  strategi  tersebut  kemudian  dijabarkan  ke  dalam  rumusan program‐program melalui diskusi  terfokus  (pelaksanaan  FGD di wilayah  studi)  bersama seluruh stakeholders kepariwisataan yang terkait. 

Adapun rumusan program kegiatan yang dihasilkan meliputi : 

- JUDUL program/kegiatan, tujuan, dan sasaran yang ingin dicapai dari program tersebut, serta indikator keberhasilan program. 

- penentuan WAKTU pelaksanaan program 

- penentuan  SUMBER  DAYA  yang  diperlukan  untuk  melaksanakan  program,  dan pengorganisasiannya.  

- penugasan TANGGUNG JAWAB pelaksanaan program; siapa yang bertanggung  jawab untuk melaksanakan suatu program. 

Untuk lebih jelasnya mengenai kerangka pemikiran studi ini, dapat dilihat pada gambar 1.4 berikut. 

Page 16: Laporan Akhir Ekowisata... · Laporan akhir ini terbagi ke dalam 2 ... Tabel 3.10 APW yang Melayani Perjalanan Wisata ke Kawasan Ekowisata ... Gambar 3.9 Pantai Cibangban III

Laporan Akhir

Penyusunan Action Plan Pengembangan Kepariwisataan Jawa Barat I  ‐   9 Kawasan Ekowisata Palabuhan Ratu

 Gambar 1.4 Kerangka Pemikiran Studi 

RIPPDA Provinsi Jawa BaratKebijakan dan strategi pengembangan

Indikasi program pengembangan9 Kawasan Wisata Unggulan (KWU) Provinsi

ACTION PLAN

RINCIAN PROGRAM/KEGIATAN:Judul, tujuan, sasaran

Penanggung jawab, kerangka waktu, pengorganisasian sumber daya

KEBIJAKAN dan STRATEGIPengembangan KWU

Potensi, permasalahan, dan isu-isu strategis pengembangan kepariwisataan

Kebijakan dan rencana terkaitIsu-isu strategis pengembangan

kepariwisataan regional/nasional

Kawasan Wisata Kria dan Budaya

Priangan

Kawasan Ekowisata

Palabuhan Ratu

Kawasan Wisata Kria dan Budaya

Priangan

Kawasan Ekowisata

Palabuhan Ratu

Kepariwisataan regional, nasionalPerkembangan sektor lain

KWU Lainnya

KWU Lainnya

  

Penyusunan  action  plan  ini  dilakukan  dengan  menggunakan  pendekatan  perencanaan participatory planning (pendekatan perencanaan partisipatif), dengan melibatkan berbagai pihak yang  berkepentingan dalam pembangunan kepariwisataan di wilayah  studi. Pihak‐pihak yang terlibat, dengan kata lain berpartisipasi, selanjutnya melakukan kerjasama dalam mencapai suatu tujuan yang melibatkan kepentingan‐kepentingan masing‐masing pihak. 

Focus Group Discussion (FGD) dilaksanakan di Kota Palabuhan Ratu, selaku pusat Kawasan Ekowisata Palabuhan Ratu dihadiri oleh stakeholders kepariwisataan di wilayah studi. FGD menghasilkan rumusan potensi, permasalahan, serta  isu‐isu strategis yang dihadapi dalam pengembangan  ekowisata, yang menjadi pertimbangan utama dalam merumuskan arahan pengembangan kepariwisataan di Kawasan Ekowisata Palabuhan Ratu ini. 

 

 

 

 

 

Page 17: Laporan Akhir Ekowisata... · Laporan akhir ini terbagi ke dalam 2 ... Tabel 3.10 APW yang Melayani Perjalanan Wisata ke Kawasan Ekowisata ... Gambar 3.9 Pantai Cibangban III

Laporan Akhir

Penyusunan Action Plan Pengembangan Kepariwisataan Jawa Barat I  ‐   10 Kawasan Ekowisata Palabuhan Ratu

1.7 Sistematika Pelaporan  

Laporan Akhir Studi Penyusunan Action Plan Pengembangan Kepariwisataan Jawa Barat ini terdiri dari: 

Bab 1  PENDAHULUAN 

Bab  ini  berisikan  latar  belakang,  dasar  hukum,  tujuan  dan  sasaran  pekerjaan,  lingkup wilayah dan materi,  keluaran pekerjaan,  kerangka pemikiran dan pendekatan  studi,  serta sistematika laporan. 

Bab 2  KAJIAN KEBIJAKAN DAN PUSTAKA TERKAIT 

Bab  ini  menguraikan  kajian  tentang  RIPPDA  Provinsi  Jawa  Barat  serta  konsep pengembangan  Kawasan  Wisata  Unggulan  (KWU)  Provinsi,  dan  penjelasan  mengenai rencana  tindak  dan  tahapan  penyusunannya.  Pada  bagian  akhir  bab  akan  ditinjau  pula bahasan  dan  pengertian  mengenai  ekowisata  serta  agrowisata  sebagai  tema  utama  dan penunjang pariwisata kawasan. 

Bab  3  POTENSI  DAN  PERMASALAHAN  DALAM  PENGEMBANGAN KEPARIWISATAAN  

Bab  ini  menguraikan  potensi,  permasalahan,  maupun  isu‐isu  strategis  pengembangan kepariwisataan  yang  dihadapi  di  masing‐masing  kawasan  dengan  fokus  pada pengembangan  tema produk ekowisata baik alam maupun budaya. Pada bagian ahkir bab ini  akan disampaikan  positioning kawasan dalam konteks KWU Provinsi  Jawa Barat,  serta isu‐isu strategis pengembangan kepariwisataan kawasan. 

Bab 4  ARAHAN PENGEMBANGAN KEPARIWISATAAN KAWASAN 

Bab  ini  akan menjelaskan  visi, misi,  tujuan,  dan  sasaran  pengembangan masing‐masing kawasan,  serta  kebijakan  dan  strategi  pengembangan  kepariwisataan  yang  terkait pengembangan tema produk utama dan pendukung di kawasan ekowisata Palabuhan Ratu.  

Bab 5  PROGRAM PENGEMBANGAN KEPARIWISATAAN KAWASAN 

Bab  ini menguraikan  rangkaian program pengembangan kepariwisataan di kawasan  studi untuk aspek pengembangan produk, pengembangan pasar dan pemasaran, pengembangan SDM,  pengembangan  kelembagaan,  serta  pengembangan  investasi.  Program  akan  dirinci mencakup  tujuan  dan  sasaran  program,  pengalokasian  sumber  daya,  serta  instansi penanggung jawab tiap program. 

 

Page 18: Laporan Akhir Ekowisata... · Laporan akhir ini terbagi ke dalam 2 ... Tabel 3.10 APW yang Melayani Perjalanan Wisata ke Kawasan Ekowisata ... Gambar 3.9 Pantai Cibangban III

Laporan Akhir

Penyusunan Action Plan Pengembangan Kepariwisataan Jawa Barat II  ‐   1 Kawasan Ekowisata Palabuhan Ratu

BAB 2 

KKKAAAJJJIIIAAANNN   KKKEEEBBBIIIJJJAAAKKKAAANNN   DDDAAANNN   PPPUUUSSSTTTAAAKKKAAA   TTTEEERRRKKKAAAIIITTT   

 

 

Pada  bab  ini  akan ditinjau  kembali RIPPDA Provinsi  Jawa Barat dan penetapan KWU Provinsi untuk mendudukkan Kawasan Ekowisata Palabuhan Ratu dalam konteks KWU Provinsi  Jawa Barat. Selain  itu  juga akan diuraikan pemahaman  tentang rencana  tindak pariwisata,  serta  pengertian‐pengertian  mengenai  ekowisata,  dan  agrowisata  yang merupakan tema utama dan pendukung di kawasan ini. 

2.1 RIPPDA Provinsi Jawa Barat dan Kawasan Wisata Unggulan Provinsi 

2.1.1  RIPPDA Provinsi Jawa Barat 

Rencana  Induk  Pengembangan  Pariwisata  Daerah  (RIPPDA)  Provinsi  Jawa  Barat merupakan  pedoman  utama  bagi  pemangku  kepentingan  pariwisata  Jawa  Barat, termasuk pemerintah provinsi dan kabupaten/kota di Provinsi  Jawa Barat. RIPPDA    ini mengakomodasi  isu‐isu  strategis  dan  perkembangan  terbaru  secara  terintegrasi  dan sinerjis  dimaksudkan  untuk  untuk  mengarahkan  perkembangan  kepariwisataan  Jawa Barat mencapai kesejahteraan masyarakat secara berkelanjutan. 

RIPPDA Provinsi Jawa Barat memfokuskan pada perencanaan satu atau beberapa daerah tujuan  wisata  yang  memang  menjadi,  atau  akan  menjadi,  unggulan  provinsi. Pengembangan kawasan wisata unggulan provinsi diharapkan  akan berdampak  ganda terhadap  pengembangan  kawasan‐kawasan wisata maupun  sektor‐sektor  lain  di  Jawa Barat. 

Sebagai  pedoman  utama,  RIPPDA  Provinsi  Jawa  Barat  berisikan  (1)  konsep pengembangan  kepariwisataan  Provinsi  Jawa  Barat  yang  dilandasi  pendekatan perencanaan  dan  isu‐isu  strategis  pengembangan  kepariwisataan  Jawa  Barat,  (2) identifikasi kawasan wisata unggulan Provinsi Jawa Barat dan kawasan wisata unggulan kabupaten/kota,  serta  (3)  arahan  kebijakan  dan  strategi  pengembangan  kepariwisataan Provinsi  Jawa  Barat  dan  tahapan  indikasi  kegiatan  pengembangan  kepariwisataan  di setiap kawasan wisata unggulan provinsi. 

Konsep  pengembangan  pariwisata  Provinsi  Jawa  Barat  menjadi  kerangka  dalam menyusun  visi,  misi,  tujuan,  dan  sasaran  pengembangan,  serta  arahan  dan  strategi pengembangan kepariwisataan Provinsi  Jawa Barat, baik secara umum maupun khusus kawasan wisata unggulan  provinsi. Konsep  pengembangan  kepariwisataan  Jawa  Barat yang  dirumuskan  dalam  RIPPDA  terkait  dengan  potensi  dan  permasalahan 

Page 19: Laporan Akhir Ekowisata... · Laporan akhir ini terbagi ke dalam 2 ... Tabel 3.10 APW yang Melayani Perjalanan Wisata ke Kawasan Ekowisata ... Gambar 3.9 Pantai Cibangban III

Laporan Akhir

Penyusunan Action Plan Pengembangan Kepariwisataan Jawa Barat II  ‐   2 Kawasan Ekowisata Palabuhan Ratu

pengembangan  kepariwisataan  Jawa  Barat,  serta  isu‐isu  strategis  pengembangan kepariwisataan yang dihadapi Jawa Barat. 

2.1.2  Visi dan Misi Pengembangan Pariwisata Jawa Barat 

Visi  pengembangan  pariwisata  Jawa  Barat    seperti  yang  tercantum  dalam  RIPPDA Provinsi Jawa Barat adalah “Terwujudnya pariwisata Jawa Barat yang mengangkat harkat dan martabat, serta meningkatkan kesejahteraan sosial, budaya, dan ekonomi masyarakat dalam lingkungan yang berkelanjutan”. 

Adapun misi pengembangannya meliputi: 

1.  Menyebarluaskan implementasi pengembangan pariwisata yang berkelanjutan melalui konservasi,  preservasi,  dan  rehabilitasi  sumber  daya  alam  dan  budaya  untuk meningkatkan kualitas lingkungan hidup Jawa Barat. 

2.  Meningkatkan daya saing pariwisata Jawa Barat di tingkat nasional dan internasional melalui  pengelolaan  daya  tarik  wisata  dan  pelayanan  wisata,  serta  pemasaran pariwisata yang tepat sasaran oleh sumber daya manusia Jawa Barat yang berkualitas tinggi. 

3.  Mengurangi  ketimpangan  pembangunan  melalui  penyebaran  kegiatan  pariwisata yang mencakup daerah‐daerah yang belum maju di Jawa Barat. 

4.  Mengembangkan  kelembagaan  kepariwisataan  yang  berazaskan  kerja  sama  yang saling menguntungkan antara sektor pemerintah, swasta, dan masyarakat. 

5.  Meningkatkan  partisipasi  dan  keterlibatan  masyarakat  luas  dan  masyarakat  lokal dalam  pengembangan  dan  kegiatan  pariwisata  untuk  memperbaiki  kesejahteraan masyarakat. 

2.1.3  Kawasan Wisata Unggulan (KWU) Provinsi 

Dalam  RIPPDA  Provinsi  Jawa  Barat  tersebut,  definisi  kawasan wisata mengacu  pada konsep yang diajukan Gunn  (1996), yaitu kawasan yang secara  teknis digunakan untuk kegiatan pariwisata yang ramah lingkungan dengan batasan‐batasan sebagai berikut: 

1. Kawasan  wisata  adalah  area  unggulan  untuk  pengembangan  pariwisata  provinsi atau daerah (kabupaten/kota). 

2. Kawasan  wisata  akan  atau  sudah  berfungsi  sebagai  identitas  daerah,  misalnya kawasan bersejarah, pusat perbelanjaan, gunung, pantai, dan sebagainya. 

3. Kawasan wisata dapat tumpang tindih (overlap) dengan kawasan lain, baik kawasan budidaya (misalnya kawasan pertanian, perdagangan) maupun kawasan lindung. 

4. Memiliki  keragaman  daya  tarik  wisata,  baik  yang  belum  maupun  yang  sudah berkembang atau dikunjungi wisatawan. 

Page 20: Laporan Akhir Ekowisata... · Laporan akhir ini terbagi ke dalam 2 ... Tabel 3.10 APW yang Melayani Perjalanan Wisata ke Kawasan Ekowisata ... Gambar 3.9 Pantai Cibangban III

Laporan Akhir

Penyusunan Action Plan Pengembangan Kepariwisataan Jawa Barat II  ‐   3 Kawasan Ekowisata Palabuhan Ratu

5. Memiliki batas kawasan secara imaginer, dengan unsur pengikat yang dapat berupa fisik  (misalnya  jalan),  dan  atau  non  fisik  seperti  pengaruh  budaya  atau  tema produk/kegiatan wisata. 

Kawasan  Wisata  Unggulan  (KWU)  provinsi  merupakan  kawasan  wisata  yang diunggulkan  di  tingkat  provinsi  yang  berperan  dalam  menjawab  isu‐isu  pokok pembangunan kepariwisataan provinsi. KWU berperan strategis karena keunikan  lokasi maupun  tingginya  intensitas  kunjungan  wisatawan.  KWU  Provinsi  dapat  terdiri  dari beberapa  daya  tarik  wisata  dalam  daerah  administratif  yang  berbeda (lintaskabupaten/kota), yang memiliki keunggulan produk wisata yang dapat bersaing di tingkat  regional,  nasional  (dan  bahkan  internasional),  dengan  target  segmen  pasar wisatawan nasional/internasional. Pemerintah provinsi menjadi pemain utama dalam hal pembinaan dan pengembangan KWU serta ikut bertanggung jawab dalam merencanakan dan mendukung pengembangannya. 

KWU provinsi dapat memiliki  cakupan wilayah yang berbeda  luasannya dengan batas ʹimajinerʹ kabupaten/kota yang berada dalam cakupannya. Dengan demikian, suatu KWU memiliki faktor pengikat kawasan yang dapat bersifat fisik (geomorfologis), seperti  jalur jalan dan jalur pantai, maupun nonfisik yang bersifat pengaruh suatu budaya.  

Selain  itu,  setiap  KWU  memiliki  sumber  daya  wisata  utama/kegiatan  yang  telah berkembang atau sumber daya wisata lain maupun kegiatan wisata lain yang diusulkan untuk dikembangkan,  serta potensi  pasar wisatawan  eksisting dan  yang  akan menjadi sasaran  pasar,  baik  dilihat  dari  daerah  asal  wisatawan,  maupun  karakteristik wisatawannya. Sumber daya wisata utama  suatu KWU nantinya menjadi  tema produk wisata  utama  yang  akan  diunggulkan  dari  KWU  tersebut,  dan  akan  terkait  dengan segmen pasar wisatawan yang menjadi sasaran. 

2.1.4  Keterkaitan Kawasan Ekowisata Palabuhan Ratu dengan KWU Provinsi Jawa Barat 

Berdasarkan  hasil  diskusi  terfokus  (FGD)  yang mempertimbangkan  aksesibilitas  jalur jalan  utama dan daya  tarik wisata  unggulan  yang membentuk  tema  produk  kawasan, maka RIPPDA Provinsi Jawa Barat telah menetapkan Kawasan Wisata Unggulan (KWU) Provinsi Jawa Barat yang terdiri dari 9 (sembilan) kawasan sebagai berikut : 

1.  Kawasan Wisata Industri dan Bisnis Bekasi‐Karawang 

2.  Kawasan Wisata Agro Purwakarta Subang 

3.  Kawasan Wisata Budaya Pesisir Cirebon 

4.  Kawasan Wisata Alam Pegunungan Puncak 

5.  Kawasan Wisata Perkotaan dan Pendidikan Bandung 

6.  Kawasan Wisata Kria dan Budaya Priangan 

7.  Kawasan Ekowisata Palabuhan Ratu 

8. Kawasan Wisata Minat Khusus Jabar Selatan

9.  Kawasan Wisata Rekreasi Pantai Pangandaran 

Page 21: Laporan Akhir Ekowisata... · Laporan akhir ini terbagi ke dalam 2 ... Tabel 3.10 APW yang Melayani Perjalanan Wisata ke Kawasan Ekowisata ... Gambar 3.9 Pantai Cibangban III

Laporan Akhir

Penyusunan Action Plan Pengembangan Kepariwisataan Jawa Barat II  ‐   4 Kawasan Ekowisata Palabuhan Ratu

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 2.1 berikut. 

 

Gambar 2.1 Pembagian KWU Provinsi Jawa Barat 

 

 

Sumber: RIPPDA Provinsi Jawa Barat, Bapeda Jawa Barat, 2005  

Kawasan  Ekowisata  Palabuhan Ratu merupakan  kawasan  teluk  dengan  seting  pantai yang berlatar pegunungan. Kawasan ini kaya akan potensi sumber daya wisata alam laut, pantai,  gunung,  sungai  dan  juga  potensi  kekayaan  budayanya  yang  unik  dan  bernilai tinggi.  Potensi  perikanan maupun  perkebunan  di  kawasan  ini  dan  sekitarnya  sangat mendukung  pengembangan  kepariwisataan  melalui  kegiatan  agrowisata  perikanan maupun perkebunan.  

Kondisi  geomorfologis  kawasan  teluk  yang  berhadapan  dengan  Samudera  Indonesia, serta  daerah  belakang  berupa  bukit  dan  pegunungan  mengakibatkan  perlunya pertimbangan  daya  dukung  kawasan  yang  terbatas  dalam  pengembangan  wilayah. Daerah  pantai  Palabuhan  Ratu  pun  termasuk  dalam  daerah  rawan  bencana  tsunami, dengan beberapa daerah di datarannya rawan bencana longsor, sehingga pengembangan kepariwisataan  di  kawasan  ini  perlu  dilakukan  dengan  cermat  dan  berwawasan lingkungan. 

Kegiatan pariwisata dan rekreasi yang berkembang saat ini lebih mengarah pada kegiatan rekreasi dan wisata masal  yang dilakukan pengunjung di  beberapa  kawasan pantai di 

Page 22: Laporan Akhir Ekowisata... · Laporan akhir ini terbagi ke dalam 2 ... Tabel 3.10 APW yang Melayani Perjalanan Wisata ke Kawasan Ekowisata ... Gambar 3.9 Pantai Cibangban III

Laporan Akhir

Penyusunan Action Plan Pengembangan Kepariwisataan Jawa Barat II  ‐   5 Kawasan Ekowisata Palabuhan Ratu

Palabuhan  Ratu.  Kegiatan  yang  bersifat  ekowisata  masih  sangat  terbatas pengembangannya.  Kegiatan  wisata  minat  khusus  yang  berlangsung  di  TN  Gunung Halimun,  atau  kegiatan wisata  budaya  di Desa  Cipta Gelar  belum  sebanyak  kegiatan rekreasi pantai di Pantai Karang Hawu atau Pantai Cibangban misalnya. Untuk itu perlu dicermati  dan  ditingkatkan  pengembangan  kegiatan  ekowisata  di  kawasan  ini,  untuk mengimbangi kegiatan  rekreasi massal yang umumnya berlangsung di kawasan pesisir Pantai Palabuhan Ratu. 

Dikaitkan dengan KWU  lainnya di  Jabar Selatan, yaitu Kawasan Wisata Minat Khusus Jabar  Selatan  sangat memungkinkan untuk memperkuat  tema  ekowisata  di Palabuhan Ratu, mengingat kegiatan‐kegiatan di kawasan  Jabar Selatan memang  lebih merupakan daya  tarik wisata minat khusus, misalnya  deep  sea  fishing, penangkaran penyu,  off  road, dan lain‐lain. 

Sementara  itu  KWU  lain  di  sekitarnya,  seperti  KWU  Puncak  merupakan  salah  satu sumber pasar wisatawan yang dapat dimanfaatkan oleh Kawasan Ekowisata Palabuhan Ratu  untuk  menarik  segmen  pasar  wisatawan  yang  baru.  Terkait  dengan  konsep komplementaritas  dan  keberagaman  yang  dianut  dalam  RIPPDA  Provinsi  Jawa  Barat, maka  seyogyanya pengembangan Kawasan Ekowisata Palabuhan Ratu  ini harus dapat memunculkan keunikannya yang memperkaya khasanah daya tarik wisata Jawa Barat. 

2.2 Rencana Tindak Pariwisata 

Karakteristik  pariwisata  Provinsi  Jawa  Barat memiliki  ciri‐ciri  yang  berupa  perpaduan antara  destinasi  pariwisata  di  kabupaten  dan  kota  didalamnya,  menyebabkan kompleksitas  pengelolaan  yang  amat  tinggi.  Oleh  karena  itu  dalam  melakukan perencanaan  harus  secara  cermat  mengetahui  tentang  kondisi  lingkungan  strategis kepariwisataan secara efektif dan efisien yang juga berorientasi kepada permintaan pasar. Hal  ini  bertujuan  agar  kegiatan  pembangunan  yang  dilakukan  dapat  dimengerti, disepakati, ditindaklanjuti dan dirasakan manfaatnya oleh pelaku pariwisata di  tingkat kabupaten/ kota yang menjadi sasaran pembangunan yang dilakukan. 

Rencana  tindak  (action  plan)  merupakan  suatu  dokumen  perencanaan  yang  menjadi rujukan operasional bagi pelaku atau pengelola berkaitan dengan  jenis kegiatan,  lokasi, biaya,  instansi  pelaksana  dan  waktu  pelaksanaan.  Rencana  tindak  membagi  strategi‐strategi  ke  dalam  bagian‐bagian  yang  dapat  memudahkan  koordinasi  dalam implementasi rencana menuju sasaran dan tujuan yang akan dicapai. Rencana tindak ini berkaitan  dengan  spesifikasi  tugas‐tugas  yang  mencakup  penugasan  instansi,  alokasi sumber  daya manusia,  alokasi  sumber  daya material  dan  finansial,  dan  jadwal  untuk penyelesaian tugas tersebut.  

Untuk  lebih  mengoperasionalkan  kebijakan  dan  strategi  yang  harus  dilaksanakan diperlukan  suatu  rencana  tindak  di  tingkat  pelaksana  di  lapangan  (sektoral  maupun regional).  Tanpa  rencana  tindak  ini,  implementasi  perencanaan  pengelolaan  belum terjabarkan  secara  eksplisit,  karena  program  yang  diuraikan  dari  setiap  isu  hanya melahirkan  strategi‐strategi.  Rencana  tindak  memuat  kegiatan‐kegiatan  untuk 

Page 23: Laporan Akhir Ekowisata... · Laporan akhir ini terbagi ke dalam 2 ... Tabel 3.10 APW yang Melayani Perjalanan Wisata ke Kawasan Ekowisata ... Gambar 3.9 Pantai Cibangban III

Laporan Akhir

Penyusunan Action Plan Pengembangan Kepariwisataan Jawa Barat II  ‐   6 Kawasan Ekowisata Palabuhan Ratu

mewujudkan pencapaian setiap sasaran sehingga rencana ini harus disusun berdasarkan prioritas, tujuan, indikator, kerangka waktu dan sistem pemantauan. 

Rencana  tindak  pariwisata  mencakup  siapa,  apa,  dimana,  kapan,  dan  bagaimana membuat  kegiatan  pariwisata  dapat  berjalan.  Kondisi  tentu  harus  dapat  dilihat  dari berbagai  sudut  pandang  pelaku  kepentingan,  tidak  saja  pemerintah  daerah  setempat, namun  juga  pelaku  industri  pariwisata,  organisasi/  lembaga  swadaya  masyarakat, maupun  stakeholder  lainnya.  Analisis mengenai  sumber  daya  pariwisata  dan  berbagai kepentingan yang ada  sangat mendukung pengembangan dan pemasaran bagi wilayah yang  akan  dikembangkan.  Tujuan  akhir  dari  rencana  tindak  selain  untuk mengembangkan  sektor  pariwisata  di  suatu  wilayah,  juga  untuk  meningkatkan kontribusi  sektor  pariwisata  khususnya  bagi  perekonomian  lokal,  sehingga  pada akhirnya dapat memiliki nilai kompetitif terhadap wilayah lainnya. 

Rencana  tindak pengembangan pariwisata  berupa  rencana detil  program dan  kegiatan yang bersifat aplikatif dan taktis sebagai bagian atau sub sistem dari kerangka kebijakan makro dan strategi  rencana pengembangan pariwisata. Strategi  taktis yang dirumuskan dalam  rencana  tindak  ini merupakan  suatu  rencana  implementasi  yang  bersifat  fokus, terukur,  menjawab  kebutuhan,  dan  dapat  memecahkan  persoalan  pembangunan kepariwisataan  yang  terjadi,  khususnya  dalam  jangka  pendek  dan  menengah.  Lebih lanjut,  rencana  yang  disusun  haruslah  juga  dapat mengendalikan  proses  berjalan  dan pengendalian  sumber daya pariwisata  secara proporsional. Penjabaran  strategi menjadi rencana tindak terhadap pengembangan kawasan pariwisata unggulan secara fungsional, terpadu  antarwilayah,  dan  saling  menguntungkan.  Rencana  tindak  pengembangan pariwisata  ini  diharapkan  akan mampu  mendorong  terwujudnya  kedekatan  visi  dan persepsi, menumbuhkembangkan prilaku koordinasi, kerjasama, dan  self  correction dari para pelaku terkait.  

2.2.1  Komponen‐komponen Rencana Tindak Pariwisata 

Pengembangan rencana tindak pariwisata mencakup 5 (lima) komponen, yaitu: 

1.   Atraksi Wisata 

Berupa daya tarik wisata, baik alam, budaya, maupun buatan yang berada di dalam suatu  wilayah  dan  memiliki  daya  tarik  yang  dapat  mendatangkan  wisatawan, misalnya  pantai,  danau,  pegunungan,  situs  budaya,  taman,  industri,  pameran,  dan lain sebagainya. 

2.   Promosi 

Merupakan  sarana  pemasaran,  berupa  periklanan,  pameran  pariwisata,  artikel  di media  cetak, brosur, peta, video  atau  film, pemandu wisata  elektronik,  serta poster dan pusat informasi wisatawan. 

Page 24: Laporan Akhir Ekowisata... · Laporan akhir ini terbagi ke dalam 2 ... Tabel 3.10 APW yang Melayani Perjalanan Wisata ke Kawasan Ekowisata ... Gambar 3.9 Pantai Cibangban III

Laporan Akhir

Penyusunan Action Plan Pengembangan Kepariwisataan Jawa Barat II  ‐   7 Kawasan Ekowisata Palabuhan Ratu

3.    Infrastruktur 

Berupa  sarana dan prasarana dasar  yang menunjang  kegiatan pariwisata, misalnya jalan,  bandara,  jaringan  komunikasi,  terminal,  lokasi  parkir,  tempat  pembuangan sampah, pelayanan listrik dan air bersih, rambu‐rambu lalu lintas, serta lapangan atau area  terbuka  milik  masyarakat  yang  dapat  digunakan  sebagai  lokasi  kegiatan pariwisata.  

4.   Pelayanan 

Berupa  fasilitas  yang  dibutuhkan  oleh  wisatawan  selama  melakukan  perjalanan wisata,  mencakup  diantaranya  akomodasi,  camping  ground,  restoran  dan  rumah makan, pertokoan, serta toko cenderamata. 

5.   Hospitality 

Keramahtamahan merupakan  kunci  penting  yang  dapat menggabungkan  keempat komponen  di  atas menjadi  satu  kesatuan  kepariwisataan  yang  utuh. Hal  ini  juga menjadi  faktor  penting  yang  dapat  membuat  wisatawan  menjadi  nyaman  dalam berwisata dan bukan tidak mungkin akan kembali datang, serta secara tidak langsung turut mempromosikan suatu wilayah kepada kerabatnya. 

Untuk  dapat  menghasilkan  rencana  tindak  pengembangan  pariwisata  yang  bersifat terintegrasi,  maka  proses  perencanaan  yang  bersifat  koordinatif,  komunikatif,  dan sinergis amat penting dilakukan oleh setiap pihak yang terlibat sesuai dengan kapasitas, fungsi,  tugas  dan  tanggung  jawab  masing‐masing.  Oleh  karena  itu,  untuk  dapat merumuskan  rencana  tindak pengembangan pariwisata yang  terpadu  (integrated) maka dalam  proses  perencanaannya  harus  melibatkan  berbagai  pihak  terkait  (stakeholder). Dengan  kata  lain  diperlukan    koordinasi  yang  baik  antar  stakeholder  kepariwisataan maupun dengan pihak lain yang secara langsung maupun tidak langsung terkait dengan pengembangan kepariwisataan di kawasan tersebut. 

2.2.2  Tahapan Penyusunan Rencana Tindak Pariwisata 

Secara  garis  besar  penyusunan  rencana  tindak  (action  plan)  pariwisata  terdiri  dari beberapa tahapan sebagai berikut: 

Kesepakatan  dan  penentuan  organisasi  pelaksana  pekerjaan,  serta  pembentukan steering  committee  yang  terdiri  dari  stakeholder  atau  pihak‐pihak  yang  memiliki kepentingan, baik pemerintah, swasta/ industri pariwisata, organisasi pariwisata dan praktisi maupun masyarakat di kawasan  studi. Steering  committee akan memberikan masukan maupun saran  terhadap analisis dan  langkah‐langkah yang  terkait dengan rencana tindak.  

Mengidentifikasi pasar wisatawan yang ada sekarang, untuk mendapatkan informasi yang  relevan mengenai kondisi pemasaran di wilayah  studi.  Informasi  ini nantinya akan digunakan sebagai data utama dalam penyusunan rencana tindak. Beberapa hal yang perlu dicermati dalam mengidentifikasi pasar wisatawan eksisting, antara lain: 

Page 25: Laporan Akhir Ekowisata... · Laporan akhir ini terbagi ke dalam 2 ... Tabel 3.10 APW yang Melayani Perjalanan Wisata ke Kawasan Ekowisata ... Gambar 3.9 Pantai Cibangban III

Laporan Akhir

Penyusunan Action Plan Pengembangan Kepariwisataan Jawa Barat II  ‐   8 Kawasan Ekowisata Palabuhan Ratu

- Alasan  kedatangan wisatawan,  apakah  untuk  bisnis,  pleasure,  pelayanan  lokal, mengunjungi kerabat atau teman, atau hanya sekedar melewati kawasan studi. 

- Pelayanan yang biasanya diminati atau dicari oleh wisatawan yang datang. 

- Waktu kunjungan wisatawan;  peak  season dalam  satu  tahun, di bulan‐bulan  apa saja. 

- Moda transportasi yang biasa digunakan baik ke dan dari kawasan studi maupun di dalam kawasan studi itu sendiri. 

- Lama tinggal wisatawan. 

- Biaya yang mereka keluarkan selama berwisata/ berkunjung ke kawasan studi. 

- Sosio‐demografis wisatawan;  umur,  jenis  kelamin,  pendidikan,  pekerjaan,  kelas pendapatan, serta daerah asal wisatawan. 

- Kecenderungan baru wisatawan yang dapat merubah gaya berwisata (jika ada). 

Pengembangan  profil  pasar  pariwisata,  untuk  mengetahui  lebih  detail  mengenai profil wisatawan  yang datang  ke  kawasan  studi,  khususnya dari  kegiatan‐kegiatan yang  dilakukan  di  kawasan  studi. Misalnya  untuk  jenis wisatawan  bisnis, mereka berkunjung  untuk  urusan  pekerjaan,  rapat  atau  temu  bisnis;  namun  disamping  itu mereka  juga  berwisata  ke pantai  atau  berbelanja  cenderamata. Dengan mengetahui profil wisatawan  dengan  lebih  detail, maka  akan  lebih mudah  dalam menentukan pasar dan promosi yang tepat serta efektif di kawasan studi.  

Menyusun daftar aset pariwisata yang ada di kawasan studi. Aset pariwisata sendiri dapat  dikategorikan  ke  dalam:  (1)  Atraksi/Daya  Tarik  Wisata;  (2)  Promosi;  (3) Infrastruktur;  (4)  Hospitality;  dan  (5)  Pelayanan.  Daftar  aset  ini  penting  untuk mengetahui  potensi  kepariwisataan  yang  telah  ada  ataupun  yang  dapat dikembangkan di kawasan studi. 

Mengenali  kepentingan pariwisata,  khususnya  aspek negatif  atau dianggap  kurang yang terkait di kawasan studi, mencakup: 

- Aset negatif 

- Kekurangan yang ada 

- Ide/rencana/proposal yang belum dikembangkan 

Dari  ketiga  aspek  tersebut  dapat  dijabarkan  kembali  aspek  mana  yang  dapat dimanfaatkan untuk kepentingan kegiatan pariwisata di kawasan studi. Penentuan ini dapat  dilakukan  dengan  diskusi  khususnya  bersama  masyarakat  sekitar  kawasan yang  lebih  memahami  wilayah  studi.  Bukan  tidak mungkin  aspek  yang  awalnya dinilai  negatif  atau  mengalami  kekurangan  dapat  menjadi  aspek  unggulan  bagi pariwisata di wilayah tersebut. 

Page 26: Laporan Akhir Ekowisata... · Laporan akhir ini terbagi ke dalam 2 ... Tabel 3.10 APW yang Melayani Perjalanan Wisata ke Kawasan Ekowisata ... Gambar 3.9 Pantai Cibangban III

Laporan Akhir

Penyusunan Action Plan Pengembangan Kepariwisataan Jawa Barat II  ‐   9 Kawasan Ekowisata Palabuhan Ratu

Menentukan  pasar wisatawan  yang  potensial,  setelah  sebelumnya mengidentifikasi dan  menganalisis  mengenai  profil  wisatawan  yang  datang  ke  kawasan  studi. Penentuan  pasar  potensial  menjadi  salah  satu  dasar  penentuan  dalam  fokus pengembangan pariwisata di kawasan studi. 

Penentuan  tujuan dan sasaran pariwisata yang sinergis dengan kebijakan pariwisata di wilayah yang  lebih  luas  (kabupaten atau provinsi) maupun kebijakan/ nilai  lokal kemasyarakatan di kawasan studi. Sebaiknya tujuan dan sasaran dibuat sesederhana mungkin agar  realistis dan  lebih mudah diukur. Sebaiknya  tujuan dan  sasaran  juga dibuat berdasarkan anggaran biaya yang direncanakan serta target waktu pencapaian yang jelas. 

Pengembangan  langkah  atau  tahapan  program  dan  kegiatan  yang  sesuai  dengan tujuan  dan  sasaran  yang  telah  ditetapkan.  Tahapan  ini  harus  dibuat  lebih  spesifik, sedetail  mungkin,  dan  harus  realistis  agar  lebih  mudah  dipahami  maupun diimplementasilkan.  

Mengadakan Focus Group Discussion (FGD), lokakarya atau diskusi dengan melibatkan stakeholder,  khususnya  masyarakat  dan  pelaku  pariwisata  di  kawasan  studi  guna mendapatkan umpan balik  terhadap  rencana yang  telah disusun. Hasil diskusi dan masukan  yang  diperoleh  dari  stakeholder  nantinya  akan  digunakan  untuk menyempurnakan rencana tindak yang telah disusun. 

Penyempurnaan  rencana  tindak  (Action  Plan)  setelah  mengevaluasi  rencana berdasarkan masukan dari FGD/diskusi dengan stakeholder. 

Setelah Penyusunan Action Plan Pengembangan Kepariwisataan menghasilkan dokumen rencana tindak, beberapa langkah lagi yang perlu dilakukan, yaitu: 

Implementasi  dari  rencana  tindak  yang  telah  disepakati  bersama  oleh  seluruh stakeholder.  Pada  implementasi  ini  juga  ditentukan  badan  pengelola  atau  pelaksana rencana tindak sesuai dengan kesepakatan dari berbagai pihak yang berkepentingan. 

Pendapat dari pihak yang berpengalaman di  luar  stakeholder  terhadap  implementasi dari rencana tindak yang telah dilakukan. Pihak luar ini dapat berupa (1) konsultan, (2) publikasi di media,  (3) organisasi  swasta  terkait pariwisata. Masukan, kritik dan saran dari pihak luar ini sebetulnya dapat bermanfaat bagi umpan balik implementasi dari rencana tindak, karena secara tidak langsung pihak‐pihak ini telah mengevaluasi rencana tindak yang sedang dilakukan.  

Monitoring atau evaluasi dari hasil rencana tindak yang telah dilakukan. Tahapan ini sebaiknya dilakukan oleh pihak luar yang tidak terlibat di dalam penyusunan rencana tindak,  agar  hasilnya  lebih  objektif.  Beberapa  garis  besar  evaluasi,  antara  lain  (1) rencana  atau  langkah  yang  telah  dilakukan,  (2)  hasil  yang  signifikan  dari  rencana tindak yang telah dilaksanakan, (3) perubahan dari tujuan maupun sasaran yang telah ditentukan di awal penyusunan rencana tindak, (4) usulan revisi rencana tindak (jika diperlukan),  (5)  komentar  personal  dengan  se‐obyektif  mungkin,  sesuai  dengan kondisi yang ada.  

Page 27: Laporan Akhir Ekowisata... · Laporan akhir ini terbagi ke dalam 2 ... Tabel 3.10 APW yang Melayani Perjalanan Wisata ke Kawasan Ekowisata ... Gambar 3.9 Pantai Cibangban III

Laporan Akhir

Penyusunan Action Plan Pengembangan Kepariwisataan Jawa Barat II  ‐   10 Kawasan Ekowisata Palabuhan Ratu

Berikut adalah diagram tahapan penyusunan Rencana Tindak. 

Gambar  2.2 Tahapan Penyusunan Rencana Tindak (Action Plan) 

 

 

Dokumen Rencana Tindak

PenyusunanAction Plan

PembentukanOrganisasi Pelaksana &

Steering Committe

Identifikasi dananalisis profil Pasar

Wisatawan

Identifikasi AsetPariwisata

Kawasan Studi

Pasar WisatawanPotensial

PenentuanTujuan & Sasaran

Pariwisata

Penyusunan/Pengembangan

Tahapan Program

Focus GroupDiscussion

(FGD)

PotensiKepariwisataanWilayah Studi

ReviewKebijakan &Peraturan

Terkait

RencanaStrategis

  

Dengan selesainya tahapan dari rencana tindak bukan berarti pekerjaan di kawasan studi sudah selesai, yang  terpenting dalam penyusunan rencana  tindak  ini adalah bagaimana seluruh  stakeholder  terkait  dapat  bekerjasama  dengan  efektif  dalam  mempertahankan kondisi setelah rencana dijalankan. Jika tidak, sangat dimungkinkan kondisi di kawasan tersebut akan jauh lebih buruk dari sebelum penyusunan rencana tindak.  

Page 28: Laporan Akhir Ekowisata... · Laporan akhir ini terbagi ke dalam 2 ... Tabel 3.10 APW yang Melayani Perjalanan Wisata ke Kawasan Ekowisata ... Gambar 3.9 Pantai Cibangban III

Laporan Akhir

Penyusunan Action Plan Pengembangan Kepariwisataan Jawa Barat II  ‐   11 Kawasan Ekowisata Palabuhan Ratu

 

2.3 Ekowisata  

2.3.1 Istilah Ecotourism 

Ecotourism mulai dikenal akibat pertumbuhan kegiatan pariwisata yang tidak terbendung maupun terencana dengan baik, khususnya di wilayah yang masih alami. Akibat negatif yang ditimbulkan  akibat  kegiatan pariwisata  yang  tidak  terencana dengan  baik  sangat banyak. Diantaranya adalah penurunan mutu lingkungan dan permasalahan sosial yang timbul.  Kondisi  ini  tentunya  sangat merugikan,  khususnya  bagi masyarakat  setempat yang harusnya dapat memperoleh manfaat dari adanya kegiatan pariwisata. 

Kecenderungan ini membuat para peneliti maupun praktisi di bidang pembangunan dan lingkungan  menyimpulkan  perlunya  suatu  konsep  ’pariwisata’  yang  dapat memperhatikan  lingkungan dan masyarakat di  sekitarnya. Kemudian muncullah  istilah seperti  ’pariwisata  yang  bertanggung  jawab’  (responsible  tourism),  ’pariwisata  alternatif’ (alternative  tourism), dan  ’pariwisata yang ber‐etika’  (ethical  tourism). Ketiganya memiliki maksud yang kurang  lebih  sama, yaitu menuntut  tanggung  jawab yang  lebih dari para pengembang  maupun  pelaku  pariwisata,  khususnya  dalam  memperhatikan  dampak negatif yang ditimbulkan oleh kegiatan pariwisata. 

Disisi  lain, pergeseran  pasar wisata maupun  istilah  ecotourism muncul  ketika Ceballos‐Lascurain pada  tahun  1985 mendefinisikannya  sebagai  ”...kunjungan  ke daerah‐daerah yang masih  bersifat  alami  yang  relatif masih  belum  terganggu  dan  terpolusi  dengan tujuan  spesifik untuk  belajar, mengagumi,  dan menikmati  pemandangan  alam  dengan tumbuhan dan satwa liarnya serta budaya (baik masa lalu maupun masa sekarang) yang ada di  tempat  tersebut”. Pengertian  ini kemudian menyebarluaskan penggunaan  istilah ecotourism sebagai ’kegiatan di alam terbuka kawasan hutan’ yang belum tersentuh oleh kegiatan  lain.  Pada  perkembangannya  kemudian  memunculkan  pula  istilah  seperti adventure  travel, off‐the beaten  track ataupun special  interest yang biasanya digunakan oleh tour operator dalam memasarkan produknya. Bila dikaji lebih lanjut, substansi pengertian ini hanya merujuk pada  ’tempat’ melakukan kegiatan  (di alam  terbuka kawasan hutan) dan  ’kondisi  lingkungan’  (yang  masih  bersifat  alami),  namun  belum  menyentuh substansi  penting  tentang  ecotourism,  yaitu  ikut  berperan  melindungi  lingkungan kawasan  yang  dimanfaatkan  dan  memberikan  manfaat  positif  terhadap  masyarakat setempat (Stewart dan Sekartjakrarini, 1994). 

Di  tahun  1990‐an,  istilah  ecotourism  mulai  banyak  bermunculan  dan  mengandung pengertian  ’pariwisata  berdampak  positif  melalui  penyelenggaraan  kegiatan berdampak  negatif  minimal’,  yang  secara  filosofis  dimaksudkan  sebagai  suatu pertanggungjawaban  dari  pengembang  dan wisatawan  atas  pemanfaatan  lingkungan, dengan mempertanyakan apa yang seharusnya dilakukan (Sekartjakrarini, 1993). Konsep sikap  perilaku  ini  yang  seharusnya  dikaji  dalam  memahami  pengertian  ecotourism. Hubungan yang erat antara pariwisata dengan masyarakat setempat diperlukan, karena merupakan mekanisme penting dalam mendukung usaha perlindungan kawasan (Ziffer, 1990) dan pemanfaatan menuju perlindungan lingkungan (Sekartjakrarini, 2003). 

Page 29: Laporan Akhir Ekowisata... · Laporan akhir ini terbagi ke dalam 2 ... Tabel 3.10 APW yang Melayani Perjalanan Wisata ke Kawasan Ekowisata ... Gambar 3.9 Pantai Cibangban III

Laporan Akhir

Penyusunan Action Plan Pengembangan Kepariwisataan Jawa Barat II  ‐   12 Kawasan Ekowisata Palabuhan Ratu

Saat ini, di Indonesia pengertian ecotourism masih sangat rancu. Sekartjakrarini dan Legoh (2004) menemukenali tiga isu strategis yang berkembang dalam silang pendapat tersebut, yaitu,  satu,  ecotourism adalah produk wisata  (untuk  segmen pasar  relatif  terbatas), atau sebagai  konsep  pariwisata  (untuk menciptakan  hubungan  timbal  balik  saling mengisi antara pelestarian  lingkungan – peningkatan kesejahteraan dan mutu hidup masyarakat adat  dan  lokal  –  kelayakan  ekonomi  dan  kelayakan  finansial  usaha).  Dua,  praktek penyelenggaraan  ecotourism  terbatas  pada  atau  identik  dengan  kawasan  hutan,  atau berlaku  untuk  semua  kawasan  alam  berikut  kawasan  budaya  (situs  purbakala, peninggalan  sejarah,  perkampungan  adat  dan  sebagainya).  Tiga,  penyelenggaraan kegiatan usaha ecotourism  terbatas pada usaha ekonomi masyarakat atau dimungkinkan berlangsung  secara  berdampingan  dengan  usaha  pelaku  pasar.  Perbedaan‐perbedaan pandang terhadap isu‐isu tersebut timbul dikarenakan istilah ecotourism ditempatkan dan ditafsirkan dalam konteks yang berbeda‐beda. 

Ceballos‐Lascurain  (1993)  kemudian  meninjau  ulang  batasan  yang  telah  dirumuskan pada  tahun 1983, dengan menambahkan ”...untuk mempromosikan konservasi, dampak negatif  yang  diakibatkan  oleh  pengunjung  rendah  dan  masyarakat  terlibat  secara ekonomi  dalam  penyelenggaraannya”.  Nilai  penting  yang  terkandung  dalam  batasan ecotourism  tersebut, menumbuhkan  pengertian  dengan  dilatarbelakangi  oleh  kesadaran akan tanggung jawab atas dampak yang ditimbulkan dalam melakukan kegiatan. 

Dari  85  batasan  pengertian  ecotourism  yang  telah  dikaji  oleh  Fennell  (2001)  –  yang kemudian dikembangkan hingga tahun 1999 oleh para pakar, pemerhati dan organisasi, bermunculan secara ulang dengan sejumlah kata‐kata yang sama, yaitu merujuk pada: (1) tempat dimana ecotourism diselenggarakan (62,4 %); (2) konservasi (61,2 %); (3) budaya (50,6 %);  (4) manfaat untuk masyarakat  setempat  (48,2 %);  (5) pendidikan  (41,2 %);  (6) keberlanjutan (25,9 %); dan (6) dampak (25 %). Terlepas dari fokus pandang yang berbeda dalam penyajian batasan, dari hasil kajian  tersebut  telah  tercermin bahwa unsur‐unsur penting  dalam  ecotourism  adalah:  berbasis  lingkungan  alami;  mendukung  konservasi; pemanfaatan  yang merujuk  pada  etika;  dampak minimal; memberikan manfaat  sosial‐ekonomi  berlanjut  bagi  masyarakat;  menjaga  integritas  budaya  dan  nilai‐nilai  sosial; kepuasan wisatawan; menumbuhkan  kecintaan  terhadap  lingkungan;  penyelenggaraan tidak  bersifat  mass  (massal);  dan  manajemen  pengelolaan  yang  mendukung  seluruh unsur‐unsur  tersebut.  Dalam  perkembangannya,  ecotourism  kini  bahkan  dikaitkan dengan  isu hak  azasi manusia, karena  banyaknya ditemui  ketidakadilan manfaat  yang diperoleh masyarakat setempat. 

Dalam penerapan ekowisata harus mencerminkan prinsip‐prinsip sebagai berikut: 

1. Prinsip konservasi 

Ekowisata  lebih  mempergunakan  pendekatan  pelestarian  dibandingkan pemanfaatan.   Pengembangan ekowisata harus mampu memperbaiki dan/ melindungi sumber  daya  alam  secara  lestari  dalam  bentuk  pembangunan  lingkungan  dan  tidak memiliki  degradasi  pada  sumber  daya.  Praktek‐praktek  konservasi  yang  bertanggung jawab  yang  berhubungan  dengan  kegiatan  internal  dan  eksternal  mengandung pengertian proteksi, konservasi, atau perluasan sumber daya alam dan  lingkungan  fisik untuk  menjamin  kehidupan  jangka  panjang  dan  keberlangsungan  ekosistem. 

Page 30: Laporan Akhir Ekowisata... · Laporan akhir ini terbagi ke dalam 2 ... Tabel 3.10 APW yang Melayani Perjalanan Wisata ke Kawasan Ekowisata ... Gambar 3.9 Pantai Cibangban III

Laporan Akhir

Penyusunan Action Plan Pengembangan Kepariwisataan Jawa Barat II  ‐   13 Kawasan Ekowisata Palabuhan Ratu

Pemanfaatan  lahan  yang  berlebihan  akan  mengakibatkan  penurunan  daya  dukung lingkungan  secara  cepat.  Di  samping  itu,  pembangunan  juga  perlu  memperhatikan kapasitas maksimum yang dapat diberikan oleh lingkungan tersebut. 

2. Prinsip edukasi 

Pengembangan  ekowisata  harus  mengandung  unsur  pendidikan  untuk  mengubah prilaku dan membentuk sikap seseorang menjadi memiliki kepedulian,  tanggung  jawab dan komitmen terhadap pelestarian lingkungan. Prinsip edukasi ini menyangkut seluruh pihak, baik itu komunitas, pemerintah, LSM dan wisatawan itu sendiri.    

3. Prinsip ekonomi 

Pengembangan  ekowisata  harus  mampu  memberikan  manfaat  untuk  masyarakat, khususnya masyarakat setempat dan menjadi penggerak ekonomi di wilayahnya untuk memastikan  bahwa  daerah  yang  masih  alami  dapat  mengembangkan  pembangunan berimbang antara kebutuhan pelestarian dan kepentingan semua pihak. 

Keuntungan jangka panjang (ekonomi) untuk sumberdaya, industri dan komunitas lokal dan mendorong tumbuh dan berkembangnya ekonomi lokal, bisnis dan komunitas untuk menjamin  kekuatan  ekonomi  dan  keberlanjutan  (sustainability).  Walaupun  demikian, ketahanan  ekonomi  masyarakat  di  daerah  ecotourism  harus  diperhatikan  dengan mendapat  manfaat  dari  adanya  konservasi  dan  pengelolaan  lingkungan  tersebut.  Aktivitas  ekonomi  akan  dengan  sendirinya  tumbuh  apabila  ada  kunjungan  ke  daerah ekowisata  tersebut. Peningkatan pengetahuan dan keterampilan yang berkaitan dengan kepariwisataan merupakan  bekal  utama  untuk menggerakkan  ekonomi  tersebut. Oleh karena  itu  perlu  diberikan  pembelajaran  secara  optimal  bagi  masyarakat  di  wilayah ekowisata. 

4. Prinsip partisipasi dan pemberdayaan masyarakat 

Pengembangan  ekowisata harus didasarkan atas hasil musyawarah dengan masyarakat setempat  serta  peka dan menghormati  nilai‐nilai  sosial  budaya dan  tradisi  keagamaan yang dianut masyarakat tersebut.  

Salah satu faktor penentu keberhasilan pengembangan ekowisata di suatu daerah adalah sikap masyarakat  lokal  terhadap kegiatan  tersebut. Sikap masyarakat positif antara  lain dapat  tercermin dari peran  serta dan  keterlibatan mereka. Ekowisata harus dipandang sebagai sebuah usaha bersama antara penduduk setempat dan pengunjung yang peduli dan berpengetahuan untuk melindungi  lahan‐lahan dan  aset biologi  serta kebudayaan. Usaha  ini dilakukan melalui pemberdayaan komunitas setempat untuk mengontrol dan mengelola  sumber daya dengan  cara  tidak hanya menjaga  kelangsungan  sumber daya tersebut  tetapi  juga  dapat  memenuhi  kebutuhan  sosial,  budaya,  dan  ekonomi  dari komunitas tersebut. 

Page 31: Laporan Akhir Ekowisata... · Laporan akhir ini terbagi ke dalam 2 ... Tabel 3.10 APW yang Melayani Perjalanan Wisata ke Kawasan Ekowisata ... Gambar 3.9 Pantai Cibangban III

Laporan Akhir

Penyusunan Action Plan Pengembangan Kepariwisataan Jawa Barat II  ‐   14 Kawasan Ekowisata Palabuhan Ratu

2.3.2 Ecotourism di Indonesia  

Adanya  peningkatan  intensitas  penyelenggaraan  kegiatan  pariwisata,  intensitas pemanfaatan dan  lingkup wilayah yang tersentuh oleh pariwisata  juga semakin meluas. Hal  ini  dibuktikan  dengan  semakin  berkembangnya  kawasan‐kawasan wisata  baru  di berbagai daerah di  tanah air. Akibatnya  tekanan  terhadap  lingkungan menjadi semakin tinggi  dan  pengaruh  yang  ditimbulkannya  juga  semakin  luas,  serta  menyangkut kehidupan banyak orang. Pada kenyataannya menunjukkan bahwa lingkungan di sekitar kawasan wisata  yang  berkembang  sekarang  ini  sudah  banyak mengalami  penurunan kualitas.   Kecenderungan  ini  harusnya  ditanggapi  sebagai  suatu  kondisi  yang  kontra‐produktif terhadap masa depan pariwisata Indonesia. Dalam menghadapi dan mencegah berlanjutnya  kondisi  tersebut,  Indonesia memerlukan  suatu  konsep  operasional  dalam pengembangan dan penyelenggaraan pariwisata Indonesia. 

Ecotourism sendiri mulai dikenal dan populer di kalangan masyarakat  Indonesia sekitar pertengahan  tahun  1990‐an.  Meningkatnya  popularitas  ini  diakibatkan  oleh meningkatnya  konsep  ecotourism  di  dunia  pada  akhir  dekade  tahun  1980‐an,  serta keberhasilan beberapa negara Amerika Latin dalam menerapkan  ecotourism. Kondisi  ini berdampak pula bagi Indonesia yang memiliki hutan tropis dan keanekaragaman hayati yang  tidak  jauh berbeda dengan negara Amerika Latin. Popularitas  ecotourism ditandai dengan  banyaknya  seminar,  lokakarya,  pelatihan, maupun  kajian mengenai  ecotourism baik  yang  diprakarsai  oleh  pemerintah,  lembaga  kemasyarakatan,  asosiasi  pariwisata maupun  kalangan  perguruan  tinggi.  Ecotourism  di  Indonesia  sendiri  kemudian  lebih dikenal  dengan  istilah  ekowisata.  Beragam  pengertian  kemudian  diangkat  dan dikemukakan  untuk  menjelaskan  perbedaan  antara  ecotourism  dan  pariwisata  yang selama ini telah dipraktekkan.  

Dari berbagai forum kajian dan diskusi, kemudian dapat ditemukenali bahwa, pertama, ecotourism  terkait  dengan  pemanfaatan  lingkungan  secara  lestari,  kedua,  ecotourism berpihak pada pembentukan masyarakat madani dan sensitif terhadap tata nilai budaya dan  sosial  masyarakat  adat  maupun  masyarakat  lokal,  ketiga,  ecotourism  mampu menjawab  pergeseran  nilai,  minat  dan  preferensi  yang  berkembang  di  sisi  pasar, keempat,  ecotourism mampu memberikan  kontribusi  terhadap  pembangunan  ekonomi daerah dan nasional (Sekartjakrarini dan Legoh, 2004). 

Ke‐empat  karakteristik  tersebut  menempatkan  ecotourism  sebagai  suatu  konsep operasional  pengembangan  dan  penyelenggaraan  pariwisata  menuju  Pembangunan Pariwisata  Berkelanjutan1.  Dengan  merujuk  kepada  prinsip‐prinsip  yang  berlaku universal, rekomendasi dari berbagai forum diskusi dan kajian, serta tuntutan objektif di lapangan,  maka  batasan  ecotourism  untuk  Indonesia  atau  yang  lebih  dikenal  dengan sebutan ekowisata, telah dirumuskan oleh Kementrian Kebudayaan dan Pariwisata dalam Rencana Strategis Ekowisata Nasional (2004) sebagai berikut: 

1 Pembangunan Pariwisata Berkelanjutan yang dimaksud merujuk pada pengertian sebagaimana yang direkomendasikan dalam Asia-Pacific Ministers’ Conference on Tourism and Environment di Maldives (WTO, 1997), yaitu: pemanfaatan lingkungan untuk memenuhi kepentingan pariwisata masa kini da nperbesaran peluang di masa mendatang; pengelolaan pemanfaatan yang bijaksana untuk kepentingan ekonomi, sosial, dan keindahan; dan peningkatan mutu kehidupan manusia dengan tetap menjaga integritas budaya, proses ekologi, kenakeragaman biologi dan unsur-unsur pendukungnya.

Page 32: Laporan Akhir Ekowisata... · Laporan akhir ini terbagi ke dalam 2 ... Tabel 3.10 APW yang Melayani Perjalanan Wisata ke Kawasan Ekowisata ... Gambar 3.9 Pantai Cibangban III

Laporan Akhir

Penyusunan Action Plan Pengembangan Kepariwisataan Jawa Barat II  ‐   15 Kawasan Ekowisata Palabuhan Ratu

Ekowisata adalah  suatu konsep pengembangan dan penyelenggaraan kegiatan pariwisata  berbasis  pemanfaatan  lingkungan  untuk  perlindungan,  serta berintikan  partisipasi  aktif  masyarakat,  dan  dengan  penyajian  produk bermuatan  pendidikan  dan  pembelajaran,  berdampak  negatif  minimal, memberikan  kontribusi  positif  terhadap  pembangunan  ekonomi  daerah,  dan diberlakukan bagi kawasan  lindung, kawasan  terbuka, kawasan  alam binaan, serta kawsaan budaya. 

Penerapan  konsep  ekowisata  nasional  yang  diberlakukan  bagi  kawasan‐kawasan sebagaimana  telah  tersebut  dalam  batasan  itu memberi  arti  bahwa  konsep  ini  berlaku bagi  pengembang  dan  penyelenggaraan  pariwisata  yang  bertempat  antara  lain  di kawasan  konservasi  hutan  dan  laut,  kawasan  budaya,  kawasan  pulau‐pulau  kecil  dan pesisir,  kawasan  binaan  dan  pedesaaan,  serta  kawasan‐kawasan  lain  yang  memiliki kerentanan ekologis yang tinggi, misalnya kawasan karst dan kawasan esensial. 

2.3.3 Ecotourism dan Pembangunan Berkelanjutan 

Konsep pembangunan berkelanjutan menemukenali adanya silang ketergantungan antara 3  (tiga)  isu  penting  dalam  pembangunan,  yaitu  (a)  lingkungan,  (b)  ekonomi,  dan  (c) kebijakan.  Konsep  pembangunan  berkelanjutan  memiliki  tujuan  untuk  meningkatkan kualitas hidup manusia dan dalam waktu yang bersamaan turut mempertahankan daya dukung  ekosistem  agar  kesetaraan  perolehan  peluang  pemanfaatan  antargenerasi sekarang  dan  generasi  mendatang  dapat  tetap  terpelihara.  Tujuan  tersebut mengisyaratkan  bahwa  pembangunan  pada  intinya  adalah memanfaatkan  lingkungan dengan mengarahkan  untuk  perlindungan  lingkungan  itu  sendiri,  agar  tetap memiliki kemampuan  untuk  memberikan  manfaat  secara  terus  menerus  kepada  penggunanya (users) (WTO, 1995).  

Ecotourism  sendiri  telah diakui  sebagai  salah  satu alat pembangunan berkelanjutan oleh banyak  pakar  di  bidang  pembangunan  dan  lingkungan  (Linberg  dan  EnriQuez,  1994; Gunn,  1994).  Sebagaimana  telah  disebutkan  sebelumnya,  ecotourism  memiliki  batasan untuk dapat mensinergiskan berbagai kepentingan dalam (1) melindungi suatu wilayah, (2) meningkatkan  kualitas  hidup masyarakat,  (3) membangun  awareness  dan  kecintaan terhadap  lingkungan,  (4) mengembangkan perekonomian daerah, dan  (5) menyediakan jasa wisata untuk menjawab pergeseran pasar. Dalam pemanfaatan  lingkungan, kelima syarat  tersebut berkecukupan untuk saling terkait sebagai konsekuensi agar kemampuan lingkungan untuk mendukung keberlanjutan pemanfaatannya tetap terjaga dengan baik. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 2.3 diagram keterkaitan berikut. 

Page 33: Laporan Akhir Ekowisata... · Laporan akhir ini terbagi ke dalam 2 ... Tabel 3.10 APW yang Melayani Perjalanan Wisata ke Kawasan Ekowisata ... Gambar 3.9 Pantai Cibangban III

Laporan Akhir

Penyusunan Action Plan Pengembangan Kepariwisataan Jawa Barat II  ‐   16 Kawasan Ekowisata Palabuhan Ratu

Gambar 2.3 Hubungan Keterkaitan antar Syarat‐Syarat Kecukupan Pemanfaatan Lingkungan  

untuk Ecotourism 

 Sumber : Linberg dan EnriQuez, 1994; Gunn, 1994 

Ecotorism sebagai Sarana Perlindungan Wilayah 

Ecotourism, seperti yang telah dirumuskan oleh Departemen Kebudayaan dan Pariwisata, menawarkan  konsep  pemanfaatan  lingkungan  yang  secara  fundamental  diletakkan dengan membangun hubungan saling tergantung antara pariwisata dan lingkungan yang berlandaskan  pada  prinsip‐prinsip  pemanfaatan  untuk  perlindungan  dan  penggalian serta penyajian produk wisata yang diselaraskan dengan potensi dan karakter lingkungan setempat.  Untuk  itu  ecotourism  mengarahkan  pengembangan  dan  penyelenggaraan pemanfaatan lingkungan untuk: 

1. Perlindungan  sumber‐sumber  dalam  mempertahankan  kelangsungan  ekologi lingkungan dan kelestarian budaya masyarakat setempat, dan 

2. Pengelolaan  operasional  kegiatan  dengan  dampak  negatif  terhadap  lingkungan minimal atau sekecil mungkin. 

Dalam  konteks  pengembangan  suatu  wilayah  untuk  pariwisata,  konsep  ecotourism menjanjikan  perlindungan  terhadap  sumber‐sumber  pembangunan  pariwisata wilayah tersebut,  termasuk  di  dalamnya  alam  maupun  budaya.  Pengendaliannya  dilakukan dengan  kebijakan‐kebijakan  yang mencakup  pengelolaan  operasional  kegiatan  dengan dampak  negatif  lingkungan  seminimal mungkin.  Pada  penyelenggaraannya,  ecotourism mensyaratkan  agar  secara  proporsional mengembalikan  biaya  yang  ditanggung  akibat pemanfaatan  lingkungan untuk perlindungan  jangka panjang. Hal  ini dilakukan untuk menghindari pengaruh negatif  terhadap pariwisata dan  lingkungan yang dimanfaatkan, 

Page 34: Laporan Akhir Ekowisata... · Laporan akhir ini terbagi ke dalam 2 ... Tabel 3.10 APW yang Melayani Perjalanan Wisata ke Kawasan Ekowisata ... Gambar 3.9 Pantai Cibangban III

Laporan Akhir

Penyusunan Action Plan Pengembangan Kepariwisataan Jawa Barat II  ‐   17 Kawasan Ekowisata Palabuhan Ratu

termasuk  degradasi  mutu  lingkungan  yang  pada  akhirnya  dapat  mengakibatkan pariwisata kehilangan potensinya. 

Ecotorism sebagai Sarana Peningkatan Kualitas Hidup Masyarakat 

Konsep  ecotourism  sebagai  seuatu  konsep  pengembangan  dan  penyelenggaraan pariwisata  mensyaratkan  masyarakat  untuk  berpartisipasi  secara  aktif.  Konsep  ini mengakui eksistensi masyarakat adat dan  lokal sebagai bagian dari ekosistem setempat, dan  melalui  suatu mekanisme  aturan  main,  memiliki  ’hak’  keikutsertaan  dan  ’akses’ terhadap perolehan keuntungan atas pemanfaatannya (Sekartjakrarini dan Legoh, 2004). Konsep  ini  fundamental dalam pengembangan  suatu wilayah untuk ecotourism karena pemanfaatannya harus berlandaskan pada prinsip: 

1. Pemberian  akses  kepada  masyarakat,  lembaga  dan  organisasi  masyarakat  untuk memperoleh  dan  memanfaatkan  hak  ekonomi  dan  sosialnya  atas  pemanfaatan lingkungan guna peningkatan kesejahteraan dan mutu kehidupan. 

2. Pemberian  akses  kepada  masyarakat  untuk  terlibat  dalam  proses  pengambilan keputusan perencanaan pemanfaatan kawasan dan untuk ikut menilai permasalahan yang berkembang. 

3. Kepentingan  ekonomi  dan  sosial  masyarakat  terpenuhi  secara  berimbang  dalam skema  hubungan  timbal  balik  yang  saling  bergantung  dan  saling  mempengaruhi dengan kepentingan‐kepentingan lainnya.  

Ecotorism sebagai Sarana Cinta Lingkungan 

Produk  ecotourism,  yang  sering  dikenal  dengan  interpretation,  adalah  suatu  kemasan dengan  muatan  pada  penafsiran  nilai‐nilai  substantif  sumber‐sumber  (alam  dan  atau budaya), untuk memenuhi harapan wisatawan dalam mempelajari lingkungan setempat. Sebagai  sebuah  produk,  interpretation  dapat  diartikan  sebagai  kegiatan  atau  fasilitas pelayanan pariwisata, dan dalam waktu yang bersamaan dapat pula dipahami  sebagai sebuah  proses  untuk  menumbuhkembangkan  cinta  lingkungan  yaitu  untuk menumbuhkembangkan  apresiasi  pengunjung  dan  juga  para  pemangku  kepentingan lainnya  terhadap  lingkungan dan pelestariannya dan berlanjut pada perolehan manfaat sosial  maupun  ekonomi  atas  kunjungan  tersebut  (Sekartjakrarini  dan  Legoh,  2003). Pemahaman inilah yang kemudian dapat membedakan antara prosuk ecotourism dengan produk wisata lainnya dan mengisyaratkan bahwa penyelenggaraan pariwisata kini tidak hanya cukup terfokus pada pengembangan produk rekreatif generik dan pelayanan yang hanya  memperhatikan  unsur  kenyamanan  saja,  akan  tetapi  harus  pula  memasukkan pesan dalam melindungi lingkungan. 

Ecotorism sebagai Sarana Pengembangan Perekonomian Daerah 

Ecotourism  tidak  dapat  terlepas  dari  syarat‐syarat  komponen  pariwisata  dalam membentuk total product, yaitu (1) atraksi kawasan, (2) fasilitas dan pelayanan kawasan, (3) akses menuju kawasan,  (4) citra kawasan, dan  (5) harga produk yang harus dibayar oleh  penggunaan  (users). Kelima  komponen  ini  akan mendorong  terciptanya  lapangan 

Page 35: Laporan Akhir Ekowisata... · Laporan akhir ini terbagi ke dalam 2 ... Tabel 3.10 APW yang Melayani Perjalanan Wisata ke Kawasan Ekowisata ... Gambar 3.9 Pantai Cibangban III

Laporan Akhir

Penyusunan Action Plan Pengembangan Kepariwisataan Jawa Barat II  ‐   18 Kawasan Ekowisata Palabuhan Ratu

kerja  yang  pada  akhirnya  dapat  mengembangkan  sektor  ekonomi  suatu  kawasan. Aksesibilitas  yang  dibangun menuju  kawasan wisata, misalnya  akan menghubungkan kawasan  wisata  dengan  daerah‐daerah  lain  dan  atau  antarwilayah  lainnya,  sehingga perekonomian  di  suatu  wilayah  dapat  ikut  berkembang.  Dalam  perkembangannya, ecotourism juga menawarkan lapangan kerja spesifik dan penggerak perekonomian rakyat karena kawasan pengembangan haruslah memiliki syarat‐syarat kecukupan sebagaimana dalam  batasannya  dan  mengedepankan  masyarakat  sebagai  inti  dari  pengembangan wilayah.  

Ecotorism sebagai Penyedia Jasa Wisata 

Sebagai  penyedia  jasa  wisata,  ecotourism  mensyaratkan  pengendalian  pengembangan sarana dan prasarana wisata agar:  (1) besaran perubahan  lingkungan yang diakibatkan masih dalam  ‘batas perubahan  yang dapat diterima’  (limit  of  acceptable  change), dan  (2) Penampakan  bentuk  dan  konstruksi  bangunan  tidak  mempengaruhi  keindahan  dan keasrian  lingkungan.  Dalam  konteks  penyediaan  jasa  pariwisata,  ecotourism  juga mensyaratkan pengendalian dampak yang  terbawa dalam penyelenggaraannya,  seperti: limbah  yang  terproduksi,  polusi  udara,  polusi  suara,  pemakaian  energi  yang  dapat berakibat pada pemanasan global, penggunaan bahan‐bahan kimia yang dapat berakibat terkontaminasinya  lingkungan.  Keseluruhan  hal  ini  jika  tidak  diproses  secara  benar, maka  akan  berpotensi  mengakibatkan  kerusakan  lingkungan  secara  permanen  atau minimal adalah penurunan mutu lingkungan. 

Terkait  dengan  pengembangan  sarana  pelayanan,  konsep  fundamental  ekowisata diletakkan menyatu dengan  lingkungan dan berdampak minimal, dengan berlandaskan kepada  prinsip‐prinsip  (1)  perubahan  fisik  lingkungan  seminimal  mungkin,  (2) keseimbangan  ekologi  dan  estetika  lingkungan  tetap  terjaga,  (3)  penyelenggaraan operasional  berdampak minimal, dan  (4)  selaras dengan perkiraan  segmen  pasar  yang dituju.   

2.4 Agrowisata  

Agrowisata merupakan pengembangan wisata yang bertujuan memanfaatkan usaha agro sebagai  objek wisata  alternatif  yang ditawarkan  selain produk  industri  lain  yang  telah ada.  Perkembangan  agrowisata  tidak  terlepas  dari  peranan  wisatawan  sebagai pengkonsumsi  objek  agrowisata.  Potensi  agrowisata  mencakup  daya  tarik  objek, ketersediaan fasilitas pendukung, aksesibilitas, kesiapan sumber daya manusianya, serta keragaman kegiatan wisata yang ditawarkan.   

Pembinaan dan pengembangan agrowisata adalah segala upaya untuk memperkenalkan, membimbing,  menumbuhkan,  memperluas  dan  mengendalikan  kegiatan  agrowisata yang  dilakukan  secara  terus  menerus.  Sedangkan  tujuan  pengembangan  agrowisata sebagai unsur diversifikasi pertanian yang mencakup penganekaragaman hasil pertanian serta perluasan pasar. Pengembangan agrowisata diharapkan dapat memberikan dampak positif  yaitu  percepatan  pembangunan  perekonomian  pedesaan,  dan  terhimpunnya kemampuan  industri agro dan agrowisata dalam negeri yang makin  tangguh,  sehingga dapat mengaktualisasikan potensi pasar domestik maupun pasar ekspor. 

Page 36: Laporan Akhir Ekowisata... · Laporan akhir ini terbagi ke dalam 2 ... Tabel 3.10 APW yang Melayani Perjalanan Wisata ke Kawasan Ekowisata ... Gambar 3.9 Pantai Cibangban III

Laporan Akhir

Penyusunan Action Plan Pengembangan Kepariwisataan Jawa Barat II  ‐   19 Kawasan Ekowisata Palabuhan Ratu

Pertanian  skala  kecil  dengan  produk  yang  beragam  (diversifikasi  produk) merupakan tempat yang  ideal bagi kegiatan agrowisata yang menghibur  (agri‐entertainment). Dalam hal  ini  pertanian  skala  kecil  dapat  menghasilkan  cara  kegiatan  bertani  yang  lebih sederhana sehingga dapat memenuhi kebutuhan, keinginan dan pengharapan wisatawan dalam berekreasi. 

Terdapat  tiga  komponen  utama  yang  berperan  dalam  pengembangan  kegiatan agrowisata,  yaitu  (Entertainment  Farming  and  Agri‐Tourism,  Business Management  Guide, 2004): 

o Adanya  sesuatu  yang  dapat  dilihat  oleh  wisatawan  (what  to  see),  misalnya  saja kegiatan edukasional  seperti wisata pendidikan bagi anak  sekolah, adanya museum yang  memuat  alat  dan  produk  kegiatan  agro;  festival  dan  event  berkala  lainnya (festival  panen/seren  taun,  festival  makanan,  festival  bunga);  pameran  hasil‐hasil pertanian; serta keberadaan desa wisata. 

o Adanya  sesuatu untuk dikerjakan  berupa  aktivitas  yang dilakukan  oleh wisatawan (what  to  do),  meliputi  kegiatan  workshop  (teknik  menata  bunga/floral  arrangements, melukis, teknik membuat pupuk dan kompos, teknik kegiatan bercocok tanam, teknik memancing);  kegiatan  alam/nature  based  activities  (birdwatching,  wildlife  viewing); olahraga  (canoeing/boating, memancing,  berkuda,  hiking,  sepeda  gunung);  aktivitas pertanian  (memberi makan binatang,  farm/ranch work experience); rekreasi  (berkemah, piknik, naik delman/andong); u‐pick operation. 

o Adanya sesuatu untuk dijual  (what  to sell), meliputi penjualan cenderamata/souvenir, katering  (makanan  dan  minuman),  serta  berbagai  produk  pertanian  (misalnya menjual pupuk atau bibit pertanian). 

Gambar 2.4 Skema Pengembangan Kegiatan Wisata Agro 

Sumber: (hasil olahan dari Entertainment Farming and Agri Tourism, http://www.attra.ncat.org) 

SELL: -souvenir - katering

- produk pertanian

WHAT TO DO:

-workshop - rekreasi

-olahraga, keg.alam - aktivitas pertanian

SEE: - keg. edukasional

- festival/event, pameran

-desa wisata

Page 37: Laporan Akhir Ekowisata... · Laporan akhir ini terbagi ke dalam 2 ... Tabel 3.10 APW yang Melayani Perjalanan Wisata ke Kawasan Ekowisata ... Gambar 3.9 Pantai Cibangban III

Laporan Akhir

Penyusunan Action Plan Pengembangan Kepariwisataan Jawa Barat II  ‐   20 Kawasan Ekowisata Palabuhan Ratu

Tingkat  kesuksesan  dan  keberhasilan  dari  pengembangan  suatu  kawasan  agrowisata adalah seberapa jauh suatu pengusaha dapat mengolah relasi atau hubungan dari ketiga komponen utama tadi yang diungkapkan ke dalam sebuah tema tertentu.  

2.4.1 Batasan untuk Indonesia 

Kata “agrowisata” atau wisata agro  sebenarnya merupakan  terjemahan dari agrotourism yang pertama kali diperkenalkan di Indonesia pada pertengahan tahun 1985 sebagai salah satu  bentuk  alternatif konsep pembangunan yang dapat memenuhi  ketentuan Keppres No. 48  tahun 1983. Definisi agro wisata yang umumnya digunakan  saat  ini didasarkan atas  Surat  Keputusan  Bersama  antara  Menteri  Pariwisata,  Pos  dan  Telekomunikasi dengan Menteri Pertanian No  :  204/KPTS/HK  050/4/1989, No  : KM.47/PW.004/MPPT‐89 tentang  Koordinasi  Pengembangan  Wisata  Agro.  Dalam  keputusan  tersebut  yang dimaksud  dengan  ”agrowisata”  adalah  suatu  bentuk  kegiatan  pariwisata  yang memanfaatkan  usaha  agro  sebagai  objek  wisata  dengan  tujuan  untuk  memperluas pengetahuan,  pengalaman,  rekreasi  dan  hubungan  usaha  di  bidang  agro.  Sedangkan yang  dimaksud  dengan  ”objek  agrowisata”  adalah  kawasan  usaha  pertanian  yang direkayasa  sehingga mempunyai  daya  tarik wisata,  yang  dapat  berupa  jenis  komoditi asli,  yaitu yang mengandung plasma nutfah  atau  komoditas yang  secara  spesifik  telah diusahakan  secara  turun  temurun  oleh  masyarakat  di  wilayah  yang  bersangkutan (Rakornas Wisata Agro, 2003). 

Ruang lingkup agrowisata meliputi usaha pertanian dalam arti luas yang terdiri dari lima sub  sektor  yaitu  pertanian  tanaman  pangan,  perkebunan,  peternakan,  perikanan  dan kehutanan.  Tetapi  dalam  kenyataannya  terdapat  jenis  usaha  agro  yang  karena  telah dikembangkan secara khusus,  tidak dapat dikategorikan sebagai agrowisata. Sub‐sektor pertanian  tersebut  adalah  kehutanan,  yang  telah  dikembangkan  secara  tersendiri,  dan jenis wisatanya dikenal sebagai wana wisata. Dengan demikian sektor‐sektor yang dapat dikategorikan  sebagai  agrowisata  meliputi:  pertanian  tanaman  pangan;  perkebunan; peternakan, dan perikanan.  

2.4.2 Tujuan, Azas, dan Arah 

Tujuan  pengembangan  agrowisata  secara  umum  adalah  “Meningkatkan  penerimaan devisa  negara  dari  sektor  ekspor  non  migas,  menciptakan  kesempatan  berusaha  dan kerja,  melalui  pemanfaatan  yang  optimal  dari  potensi  agrowisata  sebagai  objek kunjungan wisatawan”. 

Adapun tujuan khususnya adalah sebagai berikut : 

1. Menciptakan  kesempatan  yang  seluas‐luasnya  kepada  para  wisatawan  untuk berkunjung ke objek agrowisata. 

2. Menciptakan  iklim  berusaha  yang  baik  kepada  para  pengusaha/pemilik  di  bidang agro dan pariwisata di dalam penyelenggaraan dan pelayanan agrowisata. 

Page 38: Laporan Akhir Ekowisata... · Laporan akhir ini terbagi ke dalam 2 ... Tabel 3.10 APW yang Melayani Perjalanan Wisata ke Kawasan Ekowisata ... Gambar 3.9 Pantai Cibangban III

Laporan Akhir

Penyusunan Action Plan Pengembangan Kepariwisataan Jawa Barat II  ‐   21 Kawasan Ekowisata Palabuhan Ratu

3. Menciptakan pola pemasaran terpadu agrowisata. 

4. Mengamankan dan melestarikan keberadaan dan citra produk pertanian sebagai salah satu diversifikasi produk wisata Indonesia. 

Pengembangan agrowisata berdasarkan pada 2 azas yaitu : 

1. Azas Manfaat,  dalam  arti  bahwa  penyelenggaraan  program  agrowisata  diarahkan agar  dapat memberikan manfaat  dan  dampak  positif  bagi  politik,  ekonomi,  sosial, budaya maupun lingkungan. 

2. Azas Pelestarian, dalam arti bahwa penyelenggaraan program agrowisata diarahkan agar dapat  berperan dalam peningkatan pelestarian plasma  nutfah  sebagai  sumber daya utama bagi kelestarian alam dan lingkungan. 

Penggunaan  kedua  azas  ini  dimaksudkan  untuk  dapat  lebih  menjamin  program agrowisata  bermanfaat  bagi perkembangan dan pertumbuhan di  bidang pertanian dan pariwisata  di  satu  segi  dan  dilain  segi  kelestarian  dan  pengamanan  produk  pertanian tetap terjaga. 

Agar  penyelenggaraan  program  agrowisata  ini  dapat  bermanfaat,  maka  yang  perlu diperhatikan adalah : 

a. Memberi nilai tambah bagi pengelola/pemilik usaha agro,  jasa pelayanan akomodasi makanan/minuman dan lain‐lain di kawasan usaha agro; 

b. Kunjungan wisatawan ke lokasi usaha agro diharapkan merupakan promosi langsung untuk produk yang dihasilkan dalam rangka meningkatkan pemasaran produk baik di dalam negeri maupun ke luar negeri; 

c. Meningkatkan  rasa  cinta  kepada  alam  dan  kesadaran  pengunjung  akan  besar  dan beraneka  ragamnya  potensi  agro  yang  dimiliki  oleh  negara  kita,  sehingga penyelenggaraan  agrowisata  terutama  untuk  generasi  muda  akan  menambah pengetahuan mereka di bidang agro; 

d. Penduduk sekitar lokasi usaha agro tergerak untuk berpartisipasi dan penyediaan jasa pelayanan serta barang‐barang hasil kerajinan setempat untuk dijadikan cenderamata bagi agrowisata; 

e. Membuka pandangan generasi muda bahwa usaha agro yang lokasinya di perdesaan dapat memberikan kehidupan yang tidak kalah baiknya dengan kehidupan di kota. 

2.4.3 Ruang Lingkup dan Potensi Agrowisata 

Ruang  lingkup dan potensi  agrowisata  terdiri dari potensi pertanian  tanaman pangan, perkebunan, peternakan dan perikanan sebagai berikut : 

Page 39: Laporan Akhir Ekowisata... · Laporan akhir ini terbagi ke dalam 2 ... Tabel 3.10 APW yang Melayani Perjalanan Wisata ke Kawasan Ekowisata ... Gambar 3.9 Pantai Cibangban III

Laporan Akhir

Penyusunan Action Plan Pengembangan Kepariwisataan Jawa Barat II  ‐   22 Kawasan Ekowisata Palabuhan Ratu

Tanaman Pangan dan Hortikultura 

Daya tarik tanaman pangan sebagai sumber daya wisata antara lain sebagai berikut : 

1. Tanaman pangan:  tanaman padi dan barisan petak‐petak  sawah  (terasering), proses budidaya padi, termasuk membajak sawah. 

2. Bunga‐bungaan  : bunga yang mempunyai kekhasan  sebagai bunga  Indonesia;  cara‐cara  tradisional pemeliharaan;  bunga yang dikaitkan dengan  seni/keindahan  antara lain seni merangkai bunga, pameran bunga, taman bunga dan sebagainya; budi daya bunga yang terdapat di nursery dan taman bunga. 

3. Buah‐buahan : kebun buah‐buahan pada umumnya di desa atau di pegunungan dan mempunyai  pemandangan  alam  di  sekitarnya  yang  indah; memperkenalkan  kota‐kota  di  Indonesia  berdasarkan  daerah  asal  buah  tersebut;  cara‐cara  tradisional pemetikan buah; tingkat pengelolaan buah di pabrik, dan sebagainya; budidaya buah‐buahan  seperti  apel,  anggur,  jeruk  dan  lain‐lain,  baik  di  kebun  buah,  taman  buah ataupun dalam tambulapot (tanaman buah dalam pot), sentra produksi buah. 

4. Sayuran; kebun sayuran pada umumnya di desa atau di pegunungan dan mempunyai pemandangan alam di sekitarnya yang indah; cara‐cara tradisional pemeliharaan dan pemetikan  sayuran;  tingkat  teknik  pengelolaan,  dan  sebagainya;  budidaya  sayuran dan lain‐lain. 

5. Jamu‐jamuan:  pemeliharaan  dan  pengadaan  bahan;  pengolahan  bahan  (tradisional dan  modern);  demonstrasi;  berbagai  khasiat  dari  jamu‐jamuan;  jamu  sebagai kosmetika tradisional dan modern. 

Ruang lingkup kegiatan subsektor tanaman pangan adalah sebagai berikut : 

1. Lingkup komoditas yang ditangani meliputi komoditas  tanaman padi, palawija dan komoditas tanaman hortikultura; 

2. Lingkup  kegiatan  yang  ditangani meliputi  kegiatan  :  usaha  tani  tanaman  pangan (padi,  palawija,  dan  hortikultura)  yang  terdiri  dari  berbagai  proses  kegiatan  pra panen, pasca panen/pengolahan hasil sampai kegiatan pemasarannya. 

Daya  tarik wisata  yang dapat dikembangkan dalam  lingkup  tanaman pangan  tersebut dapat  dipilih  secara  spesifik  yang  dapat  dikombinasikan  dengan  daya  tarik  wisata lainnya pada lokasi yang sama. 

‐ Perkebunan  

Tanaman perkebunan merupakan tanaman tahunan yang memiliki karakteristik tertentu dan  teknik  budidaya  yang  tertentu pula. Daya  tarik  perkebunan  sebagai  sumber daya wisata antara lain sebagai berikut : 

a. Daya tarik historis bagi wisata alam; 

Page 40: Laporan Akhir Ekowisata... · Laporan akhir ini terbagi ke dalam 2 ... Tabel 3.10 APW yang Melayani Perjalanan Wisata ke Kawasan Ekowisata ... Gambar 3.9 Pantai Cibangban III

Laporan Akhir

Penyusunan Action Plan Pengembangan Kepariwisataan Jawa Barat II  ‐   23 Kawasan Ekowisata Palabuhan Ratu

b. Lokasi  perkebunan,  pada  umumnya  terletak  di  daerah  pegunungan  dan  banyak mempunyai pemandangan alam dan berhawa segar; 

c. Cara‐cara  tradisional  dalam  pola  bertanam,  pemeliharaan,  pengelolaan  dan prosesnya; 

d. Tingkat teknik pengelolaan yang ada, dan sebagainya. 

Ruang  lingkup  bidang  usaha  perkebunan  meliputi  perkebunan  tanaman  keras  dan tanaman  lainnya yang dilakukan oleh perkebunan besar swasta nasional ataupun asing atau BUMN serta perkebunan rakyat. Berbagai kegiatan objek wisata perkebunan dapat berupa  pra  produksi  (pembibitan),  produksi  dan  pasca  produksi  (pengolahan  dan pemasaran). 

‐ Peternakan 

Daya tarik peternakan sebagai sumber daya wisata antara lain sebagai berikut : 

a. Pola peternakan yang ada; 

b. Cara‐cara tradisional dalam peternakan; 

c. Tingkat teknik pengelolaan dan sebagainya; 

d. Budidaya hewan ternak dan lain‐lain. 

Ruang lingkup objek wisata peternakan : 

1. Pra produksi; yaitu pembibitan  ternak, pabrik pakan  ternak, pabrik obat‐obatan dan lain‐lain; 

2. Kegiatan  produksi;  yaitu  usaha  peternakan  unggas,  ternak  perah,  ternak  potongan dan aneka ternak, dengan pola PIR, pola bapak angkat, perusahaan swasta, koperasi, BUMN dan usaha perorangan; 

3. Pasca produksi; yaitu pasca panen susu, daging, telur, kulit dan lain‐lain; 

4. Kegiatan lain; yaitu penggemukan ternak (fattening). 

‐ Perikanan 

Daya tarik perikanan sebagai sumber daya wisata antara lain sebagai berikut : 

1. Adanya pola perikanan yang telah ditetapkan oleh pemerintah; 

2. Cara‐cara tradisional dalam perikanan; 

3. Tingkat teknik pengelolaan dan sebagainya; 

4. Budidaya perikanan dan pengolahannya, baik di pantai, danau, ataupun waduk. 

Page 41: Laporan Akhir Ekowisata... · Laporan akhir ini terbagi ke dalam 2 ... Tabel 3.10 APW yang Melayani Perjalanan Wisata ke Kawasan Ekowisata ... Gambar 3.9 Pantai Cibangban III

Laporan Akhir

Penyusunan Action Plan Pengembangan Kepariwisataan Jawa Barat II  ‐   24 Kawasan Ekowisata Palabuhan Ratu

Ruang lingkup kegiatan perikanan di Indonesia terdiri dari : 

1. Kegiatan  penangkapan  ikan,  yang  merupakan  suatu  kegiatan  untuk  memperoleh hasil  perikanan  melalui  usaha/upaya  penangkapan  pada  suatu  kawasan  perairan tertentu di laut atau perairan umum (danau, sungai, rawa, waduk atau genangan air lainnya).  Kegiatan  penangkapan  ikan  ini  ditunjang  oleh  penyediaan  prasarana  di darat berupa pusat pendaratan ikan dan pelabuhan perikanan. 

2. Kegiatan  perikanan  budidaya,  yang merupakan  suatu  kegiatan  untuk memperoleh hasil  perikanan melalui  usaha/upaya  budi  daya  perikanan  yaitu mencakup  usaha pembenihan dan pembesaran. 

Kegiatan perikanan budidaya ini terbagi menjadi : 

a. Kegiatan budidaya air tawar (yaitu usaha budidaya perikanan yang dilakukan di perairan tawar, baik di kolam maupun di perairan umum). 

b. Kegiatan air payau  (yaitu usaha budidaya perikanan yang dilakukan di perairan payau atau kawasan pasang surut dan biasa dikenal dengan tambak). 

c. Kegiatan  budidaya  laut  (yaitu  usaha  budidaya  perikanan  yang  dilakukan  di perairan laut, termasuk ikan, kerang atau rumput laut). 

3. Kegiatan pasca panen, yang merupakan kegiatan penanganan hasil perikanan yang dilakukan  pada  periode  setelah  ditangkap  dan  sebelum  dikonsumsi.  Kegiatan  ini merupakan  upaya  penanganan  (handling),  pengolahan  (processing)  dan  pemasaran hasil perikanan (marketing). 

Sesuai  dengan  lingkup  kegiatan  perikanan,  maka  beberapa  diantaranya  merupakan sumber daya yang dapat dibina dan dikembangkan menjadi objek agrowisata. 

2.4.4 Klasifikasi Agrowisata 

Penentuan  klasifikasi  agrowisata  didasari  oleh  studi  tentang  konsepsi  dan  tujuan pengembangan agrowisata, jenis‐jenis objek agrowisata beserta daya tarik objek tersebut. Daya  tarik  agrowisata  terdiri  dari  komoditi  usaha  agro;  sistem  sosial  ekonomi  dan budaya;  sistem  teknologi dan budi daya usaha agro; peninggalan budaya agro; budaya masyarakat; keadaan alam dan prospek  investasi pada usaha  agro  tersebut. Sedangkan tujuan  pengembangan  agrowisata  adalah memperluas  pengetahuan,  pemahaman  dan pengalaman dalam usaha agro (agrowisata scientific), memperkenalkan nilai dan budaya bangsa  (agrowisata  budaya), memperluas hubungan usaha dan promosi produk usaha agro (agrowisata bisnis) serta memperkenalkan alam dan memperluas rekreasi di bidang agro (agrowisata rekreasi). 

Sesuai dengan pengklasifikasian tersebut, agrowisata terdiri dari 4 jenis yaitu: 

 

 

Page 42: Laporan Akhir Ekowisata... · Laporan akhir ini terbagi ke dalam 2 ... Tabel 3.10 APW yang Melayani Perjalanan Wisata ke Kawasan Ekowisata ... Gambar 3.9 Pantai Cibangban III

Laporan Akhir

Penyusunan Action Plan Pengembangan Kepariwisataan Jawa Barat II  ‐   25 Kawasan Ekowisata Palabuhan Ratu

‐ Agrowisata Scientific 

Agrowisata scientific merupakan agrowisata dengan motivasi wisatawannya adalah untuk menambah  pengetahuan  pada  bidang  agro.  Bidang  agro  yang  diminati  dapat  bersifat khusus  maupun  bersifat  umum.  Sesuai  dengan  hakekat  sains  tersebut  adalah  untuk menambah pengetahuan, maka dalam konteks  ini adalah menambah pengetahuan yang berkaitan dengan bidang agro. Pengetahuan yang dimaksud dapat berupa pengetahuan yang berhubungan dengan komoditi atau teknologi pada usaha agro  (eksakta), maupun pengetahuan  dibidang  sosial  mengenai  budaya,  ekonomi  atau  sistem  sosial  pada masyarakat agro yang menjadi objeknya. Pada wisata  ini ada suatu proses mempelajari sesuatu,  sehingga  aspek  yang  penting  adalah  adanya  sesuatu  yang  menarik  untuk dipelajari. 

Wisatawan  yang  diprediksikan  akan  menjadi  konsumen  adalah  wisatawan  yang mempunyai minat  yang  besar  pada  pengetahuan  dalam  bidang  agro  dan  orang‐orang atau lembaga yang mempunyai profesi keilmuan dalam bidang agro. 

Sarana  khusus  pada  objek  wisata  ini  meliputi  sarana‐sarana  yang  dibutuhkan  untuk melakukan kegiatan penelitian dalam  science  tersebut, yang dapat berupa  laboratorium, tempat  penelitian,  atau dalam perkebunan  adanya  kebun untuk melakukan penelitian, sarana‐sarana literatur yang berkaitan dengan objek yang diteliti dan adanya tenaga ahli yang berkaitan dengan objek tersebut. 

‐ Agrowisata Bisnis 

Agro wisata  ini  adalah  kegiatan wisata  yang  dilakukan  secara  bersama‐sama  dengan kegiatan bisnis dalam bidang agro. Secara umum wisata  ini dilakukan dengan motivasi utama untuk melakukan kegiatan bisnis. Namun dalam kegiatan bisnis yang diikutinya, ia juga mendapatkan kepuasan akan kebutuhan wisatanya. 

Bentuk  agrowisata  bisnis  dapat  dikategorikan  dalam  tiga  bentuk,  yaitu  agrowisata dengan penekanan pada produk yang dapat dibisniskan, wisata usaha agro yang  layak bisnis  (investasi), dan  kombinasi dari  keduanya. Dalam  agrowisata dengan  penekanan pada  produk  usaha  agro  yang  layak  bisnis  faktor  yang  paling  penting  adalah  adanya usaha agro yang mempunyai prospek bisnis yang baik dan terbuka bagi investor. 

Objek wisata  yang  dapat  dikategorikan  dalam  jenis wisata  ini  sangat  beragam  sesuai dengan  banyaknya  usaha  agro  yang  dapat  dimasukkan  dalam  usaha  agro  dengan komoditas ekspor atau usaha agro yang terbuka bagi penanaman modal. Yang terpenting untuk objek agrowisata bisnis yang dapat dikembangkan adalah adanya komoditi yang layak untuk dibisniskan, atau adanya peluang untuk investasi dalam bidang usaha yang berkaitan dengan usaha agro objek wisata tersebut. 

Wisatawan  yang  menjadi  konsumen  dalam  wisata  ini  meliputi  orang‐orang  yang bergerak dalam  bisnis  komoditi  agro  atau  orang‐orang  yang mempunyai minat dalam investasi dalam bidang usaha agro. 

Page 43: Laporan Akhir Ekowisata... · Laporan akhir ini terbagi ke dalam 2 ... Tabel 3.10 APW yang Melayani Perjalanan Wisata ke Kawasan Ekowisata ... Gambar 3.9 Pantai Cibangban III

Laporan Akhir

Penyusunan Action Plan Pengembangan Kepariwisataan Jawa Barat II  ‐   26 Kawasan Ekowisata Palabuhan Ratu

Sarana khusus yang diperlukan adalah sistem  informasi yang berisi  informasi‐informasi yang dibutuhkan misalnya tempat pameran/promosi bisnis dan adanya fasilitas lobbying. 

‐ Agrowisata Rekreasi   

Agrowisata rekreasi merupakan salah satu jenis agrowisata yang motivasi wisatawannya adalah  untuk mendapatkan  rekreasi  dalam  objek  usaha  agro.  Pengertian  agro  wisata rekreasi  ini  memang  mirip  dengan  wisata  rekreasi,  hanya  kegiatan  rekreasi  tersebut dilakukan di  lokasi agro. Dalam usaha agro yang ada sekarang,  jenis wisata  inilah yang dapat dikatakan sudah cukup berkembang secara konvesional dan secara tidak formal. 

Dalam agrowisata rekreasi yang paling pokok adalah motivasi wisatawan untuk mencari kepuasan rekreasi di daerah agro. Untuk mendapatkan kepuasan rekreasi tersebut maka agrowisata  itu  harus memiliki daya  tarik,  yang  dapat  berupa  keadaan  alam/panorama alam atau game/atraksi yang dapat diikuti/disaksikan di objek agro tersebut. 

Wisatawan  jenis  agrowisata  rekreasi  adalah  wisatawan  yang  umumnya  mempunyai minat  untuk  menikmati  keindahan  atau  atraksi  agro.  Secara  umum  wisata  ini  yang diperkirakan akan mempunyai pangsa pasar paling besar. 

‐ Agrowisata Budaya 

Agrowisata  budaya  ditandai  dengan  motivasi  perjalanan  seorang  wisatawan  untuk memperkaya  informasi  dan  menambah  pengetahuan  tentang  budaya/kehidupan masyarakat pertanian yang alami/tradisional, di samping untuk mendapat kepuasan dari kebudayaan  suatu  bangsa,  seperti  tari‐tari  tradisional,  dan  budaya  lainnya. Hal  yang penting  adalah  adanya kekhasan  suatu budaya  agro, karena pada dasarnya wisatawan mencari budaya yang khas yang berbeda dengan tempatnya berasal. 

Wisatawan  yang menjadi konsumen wisata  ini  adalah mereka yang mempunyai minat besar  dalam  budaya  masyarakat  pertanian  khususnya  atau  dapat  juga  budaya keseluruhan. 

Berdasarkan pengklasifikasian di atas, suatu daya tarik agrowisata dapat termasuk dalam lebih  dari  satu  jenis.  Suatu  daya  tarik  agrowisata  dapat  termasuk  dalam  agrowisata scientific, bisnis sekaligus rekreasi (misalnya kebun teh). 

 

Page 44: Laporan Akhir Ekowisata... · Laporan akhir ini terbagi ke dalam 2 ... Tabel 3.10 APW yang Melayani Perjalanan Wisata ke Kawasan Ekowisata ... Gambar 3.9 Pantai Cibangban III

Laporan Akhir

Penyusunan Action Plan Pengembangan Kepariwisataan Jawa Barat III  ‐   1 Kawasan Ekowisata Palabuhan Ratu

BAB 3 

PPPOOOTTTEEENNNSSSIII DDDAAANNN PPPEEERRRMMMAAASSSAAALLLAAAHHHAAANNN DDDAAALLLAAAMMM PPPEEENNNGGGEEEMMMBBBAAANNNGGGAAANNN KKKEEEPPPAAARRRIIIWWWIIISSSAAATTTAAAAAANNN  

 

 

 

Bab  ini  menguraikan  secara  ringkas  potensi,  permasalahan,  dan  isu‐isu  strategis pengembangan  kepariwisataan  di  Kawasan  Ekowisata  Palabuhan  Ratu.  Uraian  tersebut mencakup  potensi  dan  permasalahan  pada  objek  dan  daya  tarik  wisata  terkait,  fasilitas pendukung  khususnya  yang  mendukung  tema  kawasan,  pasar  wisatawan,  SDM,  serta kelembagaan  pendukung  dan  analisis  tugas,  pokok  dan  fungsi  (tupoksi)  kelembagaan terkait. Dalam  bab  ini  juga  akan memuat  positioning  kawasan  dalam  konteks KWU  Jawa Barat  terhadap  sektor maupun  rencana dan  kebijakan  lainnya,  serta pokok permasalahan dan  isu strategis di kawasan studi yang akan digunakan sebagai acuan dalam menentukan arahan pengembangan kepariwisataan pada bab selanjutnya. 

3.1    Objek dan Daya Tarik Wisata 

Objek dan daya tarik wisata yang terdapat di Kawasan Ekowisata Palabuhan Ratu  meliputi objek dan daya  tarik wisata yang  terdapat di kawasan sekitar Teluk Palabuhan Ratu yang meliputi  empat  kecamatan  yaitu  Kecamatan  Cisolok,  Kecamatan  Cikakak,  Kecamatan Palabuhan Ratu, dan Kecamatan Simpenan. Selain empat kecamatan ini, terdapat beberapa kecamatan  lain  di  luar  kawasan  pesisir  dan  teluk,  dimana  terdapat  objek  dan  daya  tarik wisata  pendukung  tema  kawasan.  Kecamatan  tersebut  diantaranya  adalah  Kecamatan Cikidang dan Kecamatan Warungkiara.  

Page 45: Laporan Akhir Ekowisata... · Laporan akhir ini terbagi ke dalam 2 ... Tabel 3.10 APW yang Melayani Perjalanan Wisata ke Kawasan Ekowisata ... Gambar 3.9 Pantai Cibangban III

Laporan Akhir

Penyusunan Action Plan Pengembangan Kepariwisataan Jawa Barat III  ‐   2 Kawasan Ekowisata Palabuhan Ratu

Gambar 3.1 Peta Kawasan Ekowisata Palabuhan Ratu 

 

   

 

 

  

Page 46: Laporan Akhir Ekowisata... · Laporan akhir ini terbagi ke dalam 2 ... Tabel 3.10 APW yang Melayani Perjalanan Wisata ke Kawasan Ekowisata ... Gambar 3.9 Pantai Cibangban III

Laporan Akhir

Penyusunan Action Plan Pengembangan Kepariwisataan Jawa Barat III  ‐   3 Kawasan Ekowisata Palabuhan Ratu

Gambar 3.2   

 

Page 47: Laporan Akhir Ekowisata... · Laporan akhir ini terbagi ke dalam 2 ... Tabel 3.10 APW yang Melayani Perjalanan Wisata ke Kawasan Ekowisata ... Gambar 3.9 Pantai Cibangban III

Laporan Akhir

Penyusunan Action Plan Pengembangan Kepariwisataan Jawa Barat III  ‐   4 Kawasan Ekowisata Palabuhan Ratu

Pengembangan kegiatan pariwisata di Kawasan Ekowisata Palabuhan Ratu adalah kegiatan yang  dikembangkan mengacu  pada  prinsip  ekowisata,  yaitu  prinsip  konservasi,  prinsip edukasi, prinsip pemberdayaan masyarakat, prinsip ekonomi dan prinsip wisata. Tema  ini lahir disebabkan oleh kondisi kawasan yang berupa pantai, hutan, sungai, dan gunung yang tetap  harus  dijaga  kelestariannya.  Seperti  halnya  Kampung  Gede  Kasepuhan  Ciptagelar, dengan  alamnya  yang  masih  alami,  budaya  yang  masih  dijaga  kuat  kemurniannya (konservasi) merupakan perwujudan prinsip ekowisata. Wisatawan dapat belajar  (edukasi) dari  cara hidup warga Kampung Gede Kasepuhan Ciptagelar,  sekaligus berwisata. Untuk warga Kampung Gede Kasepuhan Ciptagelar sendiri, dengan adanya kunjungan wisatawan, dapat memberi nilai lebih lebih dari sektor ekonomi.  Potensi ekowisata lainnya berupa laut, pantai  dan  sungai  dengan  kekhasan  aktivitas  di  dalamnya,  seperti  arung  gelombang  di Pantai Citepus, arung  jeram di Sungai Citarik ataupun Sungai Cicatih dan  lain sebagainya. Potensi  situs  cagar  budaya  yang  ada  juga  merupakan  potensi  penting  yang  dapat mendukung tema Kawasan Ekowisata Palabuhan Ratu. 

Dari besarnya potensi ekowisata di sini, terdapat juga permasalahan klasik yang sering ada di  setiap  kawasan wisata,  yaitu  belum  optimalnya  pengembangan  potensi  ekowisata  itu sendiri. Selain  itu, ada  juga permasalahan yang berbeda‐beda di  tiap objek dan daya  tarik ekowisata,  seperti kurang  terawatnya objek dan daya  tarik wisata, prasarana  jalan ke  tiap objek  wisata  yang masih  kurang  baik,  peraturan  perundangan  yang  kurang menunjang iklim pemerintahan seperti retribusi memasuki kawasan wisata, pencemaran dan kerusakan lingkungan, dan lain‐lain. 

Sebagai  bagian  dari  Kabupaten  Sukabumi,  berikut  akan  disampaikan  terlebih  dahulu gambaran Kabupaten Sukabumi secara umum. 

3.1.1 Gambaran Umum Kabupaten Sukabumi  

Kabupaten  Sukabumi  terletak  di  1060  49’‐1070  00’  BT  dan  60  57’‐70  25’  LS    dengan  luas  ±  412.799,  54 Ha,  yang  terbentang dari  ketinggian  0‐2.958 m  dpl. Pegunungan dan  dataran tinggi mendominasi hampir di seluruh kabupaten. Dataran rendah berada di pesisir selatan, mulai dari Teluk Ciletuh  sampai Muara Sungai Cikaso dan Cimandiri. Temperatur udara berkisar  antara  190  –  290  C,  kelembaban  udara  rata‐rata  85%  dengan  curah  hujan  tinggi mencapai  4.000 mm/tahun,  tercatat  di  bagian  utara  di  sekitar  lereng  Gunung  Gede  dan Kecamatan Ciemas, sebelah timur Teluk Palabuhan Ratu. Di dataran tinggi bagian utara dan di  bagian  selatan  Kabupaten  Sukabumi,  tercatat  curah  hujan  rata‐rata  3.000  s/d  4.000 mm/tahun,  sedang  dibagian  tengah,  sebelah  utara  dan  selatan  daerah  aliran  Sungai Cimandiri, rata‐rata 2.000 s/d 3.000 mm/tahun. Gunung‐gunung  dengan lereng yang curam letaknya  menyebar  hampir  di  seluruh  wilayah.  Gunung‐gunung  tertinggi,  merupakan gunung  berapi  di  bagian  utara,  yaitu  Gunung  Gede  Pangrango  (2.958  meter  dpl)  dan Gunung Salak (2.211 meter dpl). Di bagian tengah, yaitu di sebelah selatan Sungai Cimandiri terletak dataran  tinggi  Jampang dengan ketinggian  500  s/d  1.000 meter diatas permukaan laut.   

 

Page 48: Laporan Akhir Ekowisata... · Laporan akhir ini terbagi ke dalam 2 ... Tabel 3.10 APW yang Melayani Perjalanan Wisata ke Kawasan Ekowisata ... Gambar 3.9 Pantai Cibangban III

Laporan Akhir

Penyusunan Action Plan Pengembangan Kepariwisataan Jawa Barat III  ‐   5 Kawasan Ekowisata Palabuhan Ratu

Secara morfologis, wilayah Kabupaten Sukabumi dapat dikelompokkan ke dalam 4  (empat) kelompok sebagai berikut : 

Pegunungan berapi di bagian utara,  terdiri dari  timbunan bahan vulkanik yang masih baru.  Ketinggian  berkisar  antara  500  meter  s/d  3.000  meter  diatas  permukaan  laut. Kemiringan bervariasi antara 0% s/d 40 % dan memungkinkan untuk membudidayakan komoditi, termasuk hortikultura dataran tinggi. 

Pegunungan lipatan dibagian tengah dan barat, terbentuk dari batuan sedimen, berlapis dan berlipat kuat dengan banyak patahan. Di daerah ini ditemukan intrusi batuan keras yang terbentuk pada zaman pra tersier (andesit & basalt). 

Pegunungan  plateau  di  bagian  tenggara,  terbentuk  oleh  endapan  vulkanik  tersier. Kesatuan  tersebut  terdiri dari  endapan yang berasal dari  laut,  seperti breksi vulkanik, batu pasir, batu lempung dan batu tufa. Dataran ini banyak terpotong oleh sungai yang membentuk lereng‐lereng curam. Ketinggiannya bervariasi antara 10 meter s/d 700 meter di atas permukaan laut. 

Dataran pesisir dengan  sungai  terdiri dari  tanah  endapan. Kesatuan  ini  terbatas  pada daerah‐daerah  yang  sempit  di  sepanjang  aliran  sungai  dan  pesisir.  Jenis  tanah  yang tedapat di wilayah Kabupaten Sukabumi didominasi oleh tanah mineral dengan tingkat perkembangan yang berbeda‐beda. 

Berdasarkan morfologisnya, Kabupaten Sukabumi dibagi menurut  luas  lahan berdasarkan ketinggiannya dari permukaan laut, seperti yang terlihat pada tabel 3.1 berikut. 

Tabel 3.1 Luas Lahan Berdasarkan Ketinggian Tempat di Kabupaten Sukabumi 

 

No  Ketinggian  Luas  (Ha)  Prosentase (%) 

1  0 ‐ 25 m d.p.l  11.247  2,7 2  26 ‐ 100 m d.p.l  47.780  11,5 3  101 ‐ 500 m d.p.l  180.960  43,6 4  501 ‐ 1000 m d.p.l  147.370  35,6 5  >1.000 m d.p.l  27.420  6,6 

    Sumber : www.kabupaten sukabumi.go.id  

Kabupaten  Sukabumi  memiliki  potensi  sumber  daya  alam  yang  cukup  beragam, diantaranya : 

Wilayah Kabupaten  Sukabumi memiliki  kawasan  laut,  pantai dan pesisir  yang  cukup luas. Dengan garis pantai sepanjang 117 km, wilayah kelautan yang merupakan  fishing ground  di Kabupaten  Sukabumi, mencapai  702  km2.  Selain merupakan  kawasan  yang potensial bagi pengembangan perikanan, kawasan pantai selatan Kabupaten Sukabumi juga sangat potensial bagi pengembangan kepariwisataan. 

Kawasan  pegunungan  memberikan  peluang  bagi  pengembangan  agribisnis,  seperti pertanian,  peternakan,  dan  perkebunan.  Kawasan  pegunungan  ini  juga  sangat 

Page 49: Laporan Akhir Ekowisata... · Laporan akhir ini terbagi ke dalam 2 ... Tabel 3.10 APW yang Melayani Perjalanan Wisata ke Kawasan Ekowisata ... Gambar 3.9 Pantai Cibangban III

Laporan Akhir

Penyusunan Action Plan Pengembangan Kepariwisataan Jawa Barat III  ‐   6 Kawasan Ekowisata Palabuhan Ratu

mendukung  pengembangan  pariwisata.  Keberadaan  gunung‐gunung  berapi memberikan kontribusi terhadap kesuburan tanah di sekitarnya. Pada lahan‐lahan datar dikembangkan  pesawahan  dan  kolam  air  tawar,  sedang  pada  lahan  bergelombang dikembangkan budidaya hortikultura, palawija dan tanaman perkebunan. 

Sungai‐sungai  yang  mengalir  di  wilayah  Kabupaten  Sukabumi,  selain  merupakan sumber dan air baku bagi berbagai kegiatan pertanian dan perikanan, juga dimanfaatkan bagi pengembangan atraksi wisata. Dewasa ini banyak kegiatan pariwisata petualangan yang memanfaatkan aliran sungai dan sangat diminati yaitu kegiatan arung jeram. 

Wilayah  Kabupaten  Sukabumi memiliki  keanekaragaman  bahan  tambang,  baik  yang termasuk  bahan  galian  golongan  C,  maupun  golongan  B,  seperti  emas,  perak  dan tembaga. 

Secara administratif  Kabupaten Sukabumi berbatasan dengan :  Sebelah Utara  :   Kabupaten Bogor Sebelah Selatan  :   Samudera Indonesia Sebelah Timur  :   Kabupaten Cianjur Sebelah Barat   :   Kabupaten Lebak (Provinsi Banten) dan Samudera Indonesia 

Dalam    kebijakan  pengembangan  pariwisata, wilayah  Kabupaten  Sukabumi  di  bagi  atas  empat Satuan Kawasan Wisata (SKW ) yaitu : 

SKW Cimalati ‐ Cicurug 

Kawasan Wisata Cimalati‐Cicurug terletak di bagian utara Kabupaten Sukabumi. Objek wisata di kawasan  ini didominasi oleh wisata  alam dan wisata buatan. Adapun objek wisata yang terdapat di kawasan ini adalah Taman rekreasi Cimalati, Javana Spa Cidahu, Wanawisata  Cangkuang,  Situ  Sukarame,  Arung  jeram,  dan  Perkebunan  Sukamaju Afdelling Cipetir. 

SKW Salabintana 

Kawasan Wisata Salabintana  juga  terletak di bagian utara Kabupaten Sukabumi. Objek wisata  yang  terdapat  di  kawasan  ini  adalah  Situ  Gunung,  perkebunan  bunga  hias Sukaraja,  Bumi  Perkemahan  Pondok  Halimun,  Taman  Nasional  Gunung  Gede Pangrango, Gunung Arca, Goa Buni Ayu / Goa Siluman dan Kemuning Resort. 

SKW Ujung Genteng 

Kawasan wisata Ujung Genteng  terletak di Kabupaten Sukabumi bagian selatan. Objek wisata  di  area  ini  didominasi  oleh  pemandangan  alam  yang  menakjubkan  dengan kondisi  alam  yang masih  asri,  seperti Curug Cicurug, Muara Cikarang,  Pantai Ujung Genteng, Pangumbahan dan Muara Ciwaru. 

 

 

Page 50: Laporan Akhir Ekowisata... · Laporan akhir ini terbagi ke dalam 2 ... Tabel 3.10 APW yang Melayani Perjalanan Wisata ke Kawasan Ekowisata ... Gambar 3.9 Pantai Cibangban III

Laporan Akhir

Penyusunan Action Plan Pengembangan Kepariwisataan Jawa Barat III  ‐   7 Kawasan Ekowisata Palabuhan Ratu

SKW Palabuhan Ratu 

Kawasan Wisata Palabuhan Ratu didominasi oleh objek wisata berupa pantai dan  laut. Terdapat  beragam  objek wisata minat  khusus  yang  patut  untuk  dikunjungi. Adapun objek wisata yang  termasuk ke dalam SKW  ini adalah  : Goa Lalay, Air Panas Cisolok, TWA Sukawayana, Muara Cimandiri, Pantai Karang Hawu dan Tempat Pelelangan Ikan (TPI). 

Dari pembagian SKW di atas, wilayah studi termasuk ke dalam SKW Palabuhan Ratu, dan ditambah dengan objek wisata yang ada di SKW Cimalati‐Cicurug sebagai pendukung tema kawasan ini.  

3.1.2 Gambaran Umum Kepariwisataan Kawasan Ekowisata Palabuhan Ratu 

Secara umum kepariwisataan SKW Palabuhan Ratu didominasi oleh objek dan daya  tarik wisata  yang  berbasiskan  pada  alam.  Posisi  kawasan  studi  yang  berada  di  pesisir  pantai memungkinkan  besarnya  potensi  objek  wisata  yang  berbasiskan  pada  alam  laut  dan pantainya, seperti Pantai Citepus, Pantai Cibangban, Pantai Gadobangkong, Pantai Cimaja, dan lain‐lain.  Potensi alam lainnya yang juga memperkuat tema KWU ini, adalah Air Panas Cisolok. Secara keseluruhan, objek dan daya tarik wisata di Kawasan Ekowisata Palabuhan Ratu ini adalah sebagai berikut.  

Tabel 3.2 Sebaran Objek Wisata Kabupaten Sukabumi yang Termasuk dalam   

Kawasan Ekowisata Palabuhan Ratu   

No  Objek Wisata  Kecamatan  Jenis Wisata 1  Kampung Kasepuhan Cipta Gelar  Cisolok  Budaya 2  Kp. Adat Sirnasresmi  Cikakak  Budaya 3  Arung Jeram Citarik  Cikidang  Minat Khusus 4  Arung Jeram Cicatih  Warungkiara  Minat Khusus 5  Arung Jeram Cimandiri  Palabuhan Ratu   Minat Khusus 6  Goa Lalay  Palabuhan Ratu  Minat Khusus 7  Pantai Muara Citepus  Palabuhan Ratu  Alam 8  Air Panas Cisolok  Palabuhan Ratu  Alam 9  Cagar Alam Tangkuban Parahu  Palabuhan Ratu  Buatan 10  Jembatan Bagbagan  Simpenan  Minat Khusus 11  TWA Sukawayana  Cisolok  Alam 12  Perkebunan Teh Bojong Asih  Simpenan  Alam 13  Perkebunan Teh Cihaur  Simpenan  Alam 14  Perkebunan Teh Surangga  Ciemas  Alam 15  Perkebunan Tugu Cimenteng  Lengkong  Alam 16  Pantai Cibareno  Cisolok  Alam 17  Pantai Cibangban  Cisolok  Alam 18  Pantai Karang Hawu  Cisolok  Alam 19  Pantai Cimaja  Cisolok  Alam

Page 51: Laporan Akhir Ekowisata... · Laporan akhir ini terbagi ke dalam 2 ... Tabel 3.10 APW yang Melayani Perjalanan Wisata ke Kawasan Ekowisata ... Gambar 3.9 Pantai Cibangban III

Laporan Akhir

Penyusunan Action Plan Pengembangan Kepariwisataan Jawa Barat III  ‐   8 Kawasan Ekowisata Palabuhan Ratu

No  Objek Wisata  Kecamatan  Jenis Wisata 20  Pantai Muara Cikakak  Cikakak  Alam 21  Diving Palabuhan Ratu  Palabuhan Ratu  Minat Khusus 22  Pantai Loji  Simpenan  Alam 23  Pantai Gado Bangkong  Palabuhan Ratu  Alam 24  Pantai Karang Embe  Cibangban  Alam 25  Pantai Karangnaya   Cisolok  Alam 26  Pantai Karang Pamulang  Palabuhan Ratu  Alam 27  Muara Cimandiri  Palabuhan Ratu  Alam 28  Pantai Batu Kaca  Cibangban  Alam 29  Pantai Kadaka  Cikakak  Alam 30  Tempat Pelelangan Ikan (TPI)  Palabuhan Ratu  Minat Khusus 31  Offroad  Simpenan  Minat Khusus 32  Wisata Gunung Halimun  Parakan Salak  Alam 33  Situs Megalit  Batu Tapak Kaki  Cikakak  Budaya 34  Situs Genter Bumi  Cisolok  Budaya 35  Wisata Budaya Dewi Quan Im  Simpenan  Budaya 36  Situs Gunung Gede Cengkuk  Cikakak  Budaya 37  Punden Berundak Panguyangan  Cikakak  Budaya 38  Situs Ciarca  Cikakak  Budaya 39  Situs Salak Datar  Cikakak  Budaya 40  Batu Lumpang  Cisolok  Budaya 41  Makam Keramat Gn. Sunda  Cikakak  Budaya 42  Situs Ciawitali  Cikakak  Budaya 43  Situs Megalitik Gn. Rompang  Simpenan  Budaya 

        Sumber : Dinas Kepariwisataan Kabupaten Sukabumi, 2007                                 www.kabupatensukabumi.go.id, 2007                                 Hasil Survey, 2007  

1.   Kampung Gede Kasepuhan Ciptagelar 

Kampung  Ciptagelar  merupakan  perkampungan  tradisional  di  kaki  Gunung  Halimun, dengan  udara  yang  sejuk  serta  pemandangan  alam  yang  hijau  dan  persawahan  yang berundak‐undak  memberikan  kesan  mendalam  bagi  wisatawan.  Perjalanan  yang  cukup berat  dengan  kondisi  jalan  yang  kurang  begitu  mendukung,  akan  segera  sirna  ketika memasuki  Imah Gede  (rumah  sesepuh  girang) dan mendapat kehangatan  sambutan  tuan rumah Abah Anom (sudah meninggal) sebagai Ketua Adat Kasepuhannya.  

Secara  administratif, Kampung  Ciptagelar  berada  di wilayah Kampung  Sukamulya Desa Sirnaresmi, Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi. Jarak Kampung Ciptagelar dari pusat pemerintahan  Kabupaten  Sukabumi  103  Km  dan  dari  Bandung  203  Km  ke  arah  Barat. Kampung  ini  terletak di ketinggian 1.050 m Dpl, dengan suhu udara berkisar antara 200C‐260C dan suhu rata‐rata 250C. Untuk mencapai Kampung Ciptagelar dapat ditempuh dengan kendaraan roda empat (mobil jenis Jip) dan roda dua (motor). Untuk mencapai lokasi tujuan, 

Page 52: Laporan Akhir Ekowisata... · Laporan akhir ini terbagi ke dalam 2 ... Tabel 3.10 APW yang Melayani Perjalanan Wisata ke Kawasan Ekowisata ... Gambar 3.9 Pantai Cibangban III

Laporan Akhir

Penyusunan Action Plan Pengembangan Kepariwisataan Jawa Barat III  ‐   9 Kawasan Ekowisata Palabuhan Ratu

ada  beberapa  pilihan  jalur  jalan.  Pilihan  pertama  adalah:  Sukabumi  –  Palabuhan  Ratu. Palabuhan Ratu ‐ Cisolok berhenti di Desa Cileungsing. Dari Desa Cileungsing menuju Desa Simarasa  dan  berhenti  di  Kampung  Pangguyangan.  Di  Kampung  Pangguyangan  semua kendaraan  roda  empat  di  parkir  dan  selanjutnya  dari  kampung  ini  menuju  Kampung Ciptagelar  ditempuh  dengan  berjalan  kaki  atau  menggunakan  ojeg.  Kendaraan  pribadi hanya  dapat melintas  sampai  di Kampung  Pangguyangan mengingat  kondisi  jalan  yang berat. 

Kampung Gede Kasepuhan Ciptagelar adalah sebuah kampung adat yang mempunyai ciri khas  dalam  lokasi  dan  bentuk  rumah  serta  tradisi  yang  masih  dipegang  kuat  oleh masyarakat  pendukungnya.  Masyarakat  yang  tinggal  di  Kampung  Ciptagelar  disebut masyarakat kasepuhan dengan istilah masyarakat tradisi. Penduduk di kampung ini terdiri dari  penduduk  warga  Jiwa  Jero  sebanyak  15.785  jiwa  terhimpun  dalam  3.833  KK  dan penduduk warga  Jiwa Luar sebanyak 338  jiwa  terhimpun dalam 76 KK. Mata pencaharian penduduk di kampung ini adalah bertani, produksi mebelair, usaha konveksi. 

Upacara  adat  yang  dilaksanakan masyarakat  adalah Upacara  Lingkaran Hidup, Upacara Pertanian, Upacara Membuka Ladang, Upacara Ngaseuk, Upacara Mipit/ Nyalin, Upacara Seren  Taun,  Upacara  Nganyaran,  Upacara  Ngahudangkeun  dan  Manajan.  Yang  paling populer adalah Upacara Seren Taun yang berarti merayakan hasil bumi berupa padi yang diperoleh  dalam  kurun  waktu  1  tahun  untuk  disimpan  di  dalam  Leuit  si  Jimat  (Nama Lumbung Padi). Upacara  ini diselenggarakan sebagai ungkapan  terima kasih kepada Yang Maha Kuasa dan Dewi Sri (Dewi Padi). Peserta upacara terdiri dari barisan ujungan/gebotan, juru  rajah, pembawa pare  bapa dan pare  indung  (Ibu Bapak Padi), pemungut padi  yang tercecer, pembawa  rengkong dan kesenian  tradisional  lainnya.    Jenis kesenian yang  sering dipergelarkan masyarakat Kampung Gede Kasepuhan Cipta Gelar adalah genjring, pencak silat, pantun, wayang golek, dog‐dog lojor, topeng, jipeng, angklung. 

Bangunan rumah adat : 

Bangunan yang ada di kampung  ini antara  lain Bumi Ageung, Leuit  (Lumbung Padi), Saung Lisung, Buruan (halaman) dan Bale Pertemuan yang terletak di lingkungan rumah tinggal Sesepuh Girang. 

Bumi Ageung yang menyatu dengan Bumi Warga atau Bumi Rakyat, yaitu rumah yang ditempati Mbah Abah Anom, menempati  hierarki  tertinggi  pada  permukiman.  Bumi Ageung  didirikan  untuk  memenuhi  kebutuhan  publik  sehingga  setiap  orang  dapat masuk kedalamnya dan di dalamnya tersimpan beberapa pusaka warisan para pendiri/ leluhur. 

Di  sekitar  Bumi  Ageung  terdapat  rumah  para  penjaga  (Kemit),  yaitu  warga  yang bertugas menjaga keamanan Bumi Ageung, menjaga api yang berada dalam bangunan tersebut tetap menyala. 

Bale  Pertemuan  merupakan  bangunan  berupa  panggung  dengan  material  kayu  dan bambu  digunakan  sebagai  tempat  pertemuan warga  Kasepuhan  Cipatagelar maupun untuk pertemuan dengan pejabat pemerintah. 

Page 53: Laporan Akhir Ekowisata... · Laporan akhir ini terbagi ke dalam 2 ... Tabel 3.10 APW yang Melayani Perjalanan Wisata ke Kawasan Ekowisata ... Gambar 3.9 Pantai Cibangban III

Laporan Akhir

Penyusunan Action Plan Pengembangan Kepariwisataan Jawa Barat III  ‐   10 Kawasan Ekowisata Palabuhan Ratu

Kampung Gede Kasepuhan Ciptagelar, memiliki potensi pariwisata budaya yang tercermin dari  adat  masyarakat  lokalnya,  serta  pemandangan  alam  yang  indah.  Wisatawan  yang datang  ke  Kampung  Gede  Kasepuhan  Ciptagelar  merupakan  wisatawan  dengan  special interest. Untuk masuk ke kampung  ini diperlukan kemantapan  fisik mengingat  jalan akses yang berat, fasilitas yang ada pun belum memadai, hanya ada rumah‐rumah penduduk. Di Ciptarasa masih bisa ditemui bangunan kantor informasi wisata, lengkap dengan peta lokasi kampung.  Ciptarasa  juga  masih  dipakai  sebagai  tempat  beristirahat  tamu,  sebelum menempuh perjalanan ke Ciptagelar. Tamu bahkan bisa menginap di bekas kediaman Abah Anom. 

2. Arung Jeram Citarik 

Sungai  Citarik merupakan  sungai  yang memiliki  jeram‐jeram  terbaik  di  Jawa  Barat  dan mempunyai alur berliku‐liku ke bawah dari Gunung Halimun hingga persawahan dengan pemandangan hutan yang sangat menakjubkan di kiri dan kanannya. Arung  Jeram Citarik yang  sangat  diminati  wisatawan  minat  khusus  juga  menjadi  daya  tarik  wisata  yang diunggulkan  daerah  ini.  Pesona  alam  juga  bisa  dinikmati wisatawan  yang memiliki  hobi arung  jeram.  Umumnya,  wisatawan  yang  akan  menikmati  atraksi  wisata  arung  jeram dimulai dari salah satu hulu sungai Citarik di Cikidang.  

Objek wisata  arung  jeram  Sungai  Citarik  sudah  sangat  dikenal,  banyak wisatawan  baik nusantara  maupun  mancanegara  yang  datang.  Arung  jeram  Sungai  Citarik  ini  sering dikunjungi  oleh  wisatawan  karena  pada  saat  ini  tren  berwisata  berubah,  wisatawan memiliki kecenderungan untuk memilih aktivitas wisata yang menantang dan sarat dengan petualangan yang dapat memberikan pengalaman berwisata yang menarik bagi wisatawan. White  water  rafting  ini  dibuka  untuk  umum  tahun  1996.  Tempat  ini  merupakan  lokasi keempat  untuk  arung  jeram  di  Indonesia  setelah  Bali,  Sulawesi,  dan  Aceh.  Jeram‐jeram Sungai Citarik, salah satu anak Sungai Citarum, diakui secara internasional termasuk aman bagi pemula  yang  ingin mencoba  olahraga  ini. Harga  yang ditawarkan untuk menikmati aktivitas  arung  jeram  cukup  tinggi namun  sesuai dengan  aktivitas dan pengalaman  yang ditawarkan.  

Fasilitas yang ada di objek cukup sesuai, untuk menggunakan fasilitas di dalam objek cukup mudah,  namun  fasilitas  lainnya  cukup  sulit  mengingat  letak  yang  relatif  cukup  jauh, Kebersihan  yang  ada di  objek wisata  ini dapat dijaga dengan  baik. Aksesibilitas ke  objek terbilang cukup sulit dan harus ditempuh dalam  jangka waktu yang lama. Lebar  jalan  juga masih  relatif  kecil  sehingga menyulitkan  untuk masuk  ke  dalam  objek.  Papan  penunjuk objek wisata sudah tersedia, namun angkutan umum  masih jarang ditemukan.  

 

 

 

 

Page 54: Laporan Akhir Ekowisata... · Laporan akhir ini terbagi ke dalam 2 ... Tabel 3.10 APW yang Melayani Perjalanan Wisata ke Kawasan Ekowisata ... Gambar 3.9 Pantai Cibangban III

Laporan Akhir

Penyusunan Action Plan Pengembangan Kepariwisataan Jawa Barat III  ‐   11 Kawasan Ekowisata Palabuhan Ratu

Gambar 3.3 Arung Jeram Citarik 

 

 

 

 

 

 

 

3. Arung Jeram Cicatih 

Arung  Jeram  Cicatih  terletak  di  Desa  Cicatih  Kecamatan  Warungkiara.  Sungai  Cicatih merupakan sungai yang cukup lebar antara 25 s/d 100 meter. Jeram Cicatih termasuk white water rafting adventure dengan frade III. Entry point pertama adalah dari Dam PLTA Ubruk, sedang entry point ke dua dari Desa Bojongkerta, sedangkan finishnya di  jembatan gantung Leuwilalai. Lama pengarungan  sekitar  3  jam  jika  titik mulai dari DAM Ubruk,  jika mulai dari Bojongkerta  lama pengarungan  sekitar  2  jam. Terdapat beberapa  jeram,  seperti  jeram naga dengan  arus  yang  bergejolak  dan  tidak  putus‐putus,  jeram mixer  dengan  arus  yang berputar‐putar,  jeram  ice  block,  jeram  roller  coaster,  jeram gigi dan beberapa  jeram  lainnya. Kekhasan arung  jeram  ini, terdapat satu bagian sungai yang diberi nama Colorado. Di sini arus  sangat  tenang dengan view yang bagus dan pada bagian  sisinya berdiri  tebing yang memberi view seperti di Colorado (USA). 

Untuk  paket  2 hari  1 malam, harga  yang ditawarkan Rp.  750.000.  Selain  berarung  jeram, terdapat penawaran menarik  lain khusus untuk para  rafter dari  Jakarta, yaitu Tea Walk di Salabintana plus pemandangan air terjun, tranportasi Jakarta‐Sukabumi‐Jakarta, Akomodasi villa di Salabintana, konsumsi 4 x makan, 3x Coffee break +  jagung bakar, api unggun dan karaoke. Untuk keamanan dan keselamatan rafter, di sini disediakan 2 orang operator wisata yang akan mengawasi kegiatan berarung jeram.  

Pada bulan juli 2004 tercatat 1.000 pengunjung per minggu. Dari sini terlihat besarnya animo masyarakat yang ingin mencoba olah raga air ini. Untuk mengikuti olah raga ini, tidak ada keharusan  bisa  berenang  hanya  saja  peserta  harus  sudah  berusia  di  atas  12  tahun. Keberadaan guide / coach di Sungai Cicatih ini yang sudah berpengalaman sangat membantu lancarnya kegiatan berarung jeram di Sungai Cicatih ini. 

 

 

 

Page 55: Laporan Akhir Ekowisata... · Laporan akhir ini terbagi ke dalam 2 ... Tabel 3.10 APW yang Melayani Perjalanan Wisata ke Kawasan Ekowisata ... Gambar 3.9 Pantai Cibangban III

Laporan Akhir

Penyusunan Action Plan Pengembangan Kepariwisataan Jawa Barat III  ‐   12 Kawasan Ekowisata Palabuhan Ratu

  Gambar 3.4 Arung Jeram Cicatih 

 

 

 

 

 

 

4. Arung Jeram Cimandiri  

Selain  arung  jeram di Sungai Citarik yang  sudah dikenal  luas,  ada  juga  arung  jeram  lain, yaitu  arung  jeram  di  Sungai Cimandiri.  Sungai  ini  berhulu  di Gunung Gede  Pangrango, merentang  panjang  sampai  8,6  km  jauhnya.  Biasanya,  jalur  pengarungan  yang  ditempuh adalah  antara  jembatan  Padabeunghar  dan  jembatan  desa  Cilalai,  titik  yang  sama  untuk mengakhiri pengarungan di Sungai Cicatih. Ada beberapa  jeram yang patut diwaspadai di sini meski memang tidak sedahsyat di Sungai Cicatih.  

Setelah melewati  beberapa  jeram,  rafter  disuguhi  pemandangan  yang  indah  di  sepanjang pinggir  sungai.  Selain  itu,  terdapat  atraksi menarik  lain, dengan  banyaknya  biawak  yang sering  berkeliaran  bebas  di  sungai  ini.  Tidak  hanya  itu,  rafter  juga  akan menemukan  air terjun  yang  indah  tapi  agak  tersembunyi  di  pinggir  sungai.  Air  terjun  ini  diberi  nama “rainbow” oleh para rafter, karena percikan airnya akan menghasilkan efek pelangi, apabila ada yang mandi di  air  terjun  ini. Untuk  sekali berarung  jeram, menghabiskan  empat  jam, lengkap dengan pengintaian jeram dan makan siang. 

5. Goa Lalay 

Goa  ini berada di kawasan pesisir  selatan  Sukabumi,  tepatnya di Kampung Cipatuguran, Desa Citarik, Kecamatan Palabuhan Ratu. Goa horizontal yang hanya memiliki satu ruangan besar  (chamber) dengan panjang kurang  lebih 40 meter,  lebar 25 meter dan  tinggi 15 meter tersebut,  hampir  seluruh  bagian  atapnya  tertutup  oleh  koloni  kelelawar.  Dari  hasil identifikasi  yang  dilakukan,  ternyata  hanya  terdiri  dari  satu  jenis  saja,  yaitu  Chaerophon plicatus  atau yang  lebih dikenal dengan  “tayo kecil”. Barisan  ratusan  ribu kelelawar yang meliuk‐liuk, menyerupai  “awan  hidup”  yang  keluar  dari  Goa  Lalay, merupakan  atraksi yang sangat menarik di waktu sore hari, pengunjung dapat menyaksikan keluarnya  jutaan kelelewar  pada  sekitar  pukul  17.00.  Atraksi  tersebut merupakan  sebuah  daya  tarik  bagi wisatawan, yang sangat jarang dijumpai di tempat lain. Namun, obyek wisata ini selalu sepi dari kunjungan wisata.  

Pengembangan  fasilitas  wisata  di  Goa  Lalay  telah  cukup  baik,  dimana  fasilitas mampu disesuaikan dengan wisatawan dan kemampuan  fisik dari objek. Secara umum  jalan  atau akses ke Goa  lalay relatif mudah untuk dicapai, walaupun  tidak dilewati angkutan umum 

Page 56: Laporan Akhir Ekowisata... · Laporan akhir ini terbagi ke dalam 2 ... Tabel 3.10 APW yang Melayani Perjalanan Wisata ke Kawasan Ekowisata ... Gambar 3.9 Pantai Cibangban III

Laporan Akhir

Penyusunan Action Plan Pengembangan Kepariwisataan Jawa Barat III  ‐   13 Kawasan Ekowisata Palabuhan Ratu

tetapi tidak begitu sulit untuk menjangkau daerah tersebut. Papan penunjuk  jalan maupun penunjuk  objek  telah  cukup  jelas  untuk  menunjukkan  keberadaan  objek  Goa  Lalay. Keberadaan  objek  wisata  ini  belum  dikenal  secara  baik  oleh  wisatawan,  hanya  segmen tertentu saja seperti peneliti dan ahli konservasi. Adanya Goa Lalay menjadikan ekowisata Kabupaten  Sukabumi  cukup  berkembang, mengingat  goa  ini merupakan  goa  yang  unik sehingga  mengundang  peneliti  untuk  datang  tidak  hanya  dari  nusantara  tetapi internasional. Harga  tiket masuk  yang  relatif murah ditawarkan  oleh Goa  Lalay. Kondisi sosial  budaya masyarakat  tidak  banyak  berpengaruh  bagi  pengembangan  produk wisata tipologi eko, namun secara umum masyarakat sekitar mendukung adanya objek wisata ini. 

Gambar 3.5 Goa Lalay 

 

 

 

 

 

 

 

6. Pantai Muara Citepus 

Pantai Muara Citepus berada di Desa Citepus, Kecamatan Palabuhan Ratu. Keunikan objek wisata  ini  adalah  adanya  olah  raga  arung  gelombang.  Pada  dasarnya  olah  raga  ini  sama dengan arung  jeram yang biasa dilakukan di  sungai, hanya  saja dilakukan di  laut dengan mengarungi gelombang  liar di  laut. Olah  raga  ini hanya boleh dilakukan oleh  rafter yang sudah berpengalaman berarung jeram di sungai.  

Hal pertama yang harus dilakukan adalah menarik perahu karet sejauh 4 km oleh  speedboat bertenaga  40 PK untuk  berarung  gelombang  ke  arah  timur  sejauh  empat  kilometer,  yang ditempuh  hanya  selama  30  menit.  Perahu  karet  yang  digunakan  memang  jenis  yang dirancang untuk berarung jeram di aliran sungai dan tidak mempunyai lunas khusus untuk pemecah  ombak,  sehingga  perahu  karet  akan  sulit  menentukan  arah  akibat  kuatnya dorongan gelombang. Sampai di perairan sekitar 500 meter dari garis pantai, perahu karet dilepas dari ikatan speedboat. Skipper dan penumpangnya harus mengayuh perahu ke pantai. Peserta  harus memilih  punggung  gelombang  yang  cukup  besar  agar  dapat meluncurkan beban perahu hingga mendarat dengan mulus di pantai. Agar pendaratan mulus, perahu bisa  bermanuver  untuk  memilih  saat  yang  tepat  dan  komando  dari  skipper  untuk mendayung cepat. Dibutuhkan kekompakan dalam mendayung supaya tidak dihempas oleh buntut gelombang yang memungkinkan perahu terbalik. Lokasi pendaratan bukanlah pantai pasir putih atau hitam yang halus, melainkan di pantai yang berkerikil bulat.  

Page 57: Laporan Akhir Ekowisata... · Laporan akhir ini terbagi ke dalam 2 ... Tabel 3.10 APW yang Melayani Perjalanan Wisata ke Kawasan Ekowisata ... Gambar 3.9 Pantai Cibangban III

Laporan Akhir

Penyusunan Action Plan Pengembangan Kepariwisataan Jawa Barat III  ‐   14 Kawasan Ekowisata Palabuhan Ratu

7. Air Panas Cisolok 

Sumber air panas di Cisolok, terletak sekitar 17 kilometer dari Kota Palabuhan Ratu, untuk menuju objek ini dapat menggunakan moda transportasi umum. Sumber air panas Cisolok terkenal  dengan  geyser  (sumber  air  panas  yang memancarkan  ke  udara)  di  tengah  aliran sungai dengan asap yang mengandung belerang membumbung ke udara. Daerah ini banyak dikunjungi masyarakat  yang  ingin memanfaatkan  air  yang mengandung  belerang  untuk berobat. Sumber air panas  ini  sangat  cocok untuk membersihkan kulit dari  segala macam penyakit,  karena  kandungan  unsur  sulfur  nya  tinggi.  Sumber  daya  yang  dimiliki  berupa mata air panas dan didukung oleh adanya pemandangan alam.  

Fasilitas yang  terdapat di objek  ini adalah parking area, camping area dan  toilet. Harga yang ditawarkan  cukup  sesuai  mengingat  belum  banyaknya  fasilitas  yang  memerlukan perawatan. Kebersihan  dan  perawatan di  fasilitas  ini masih dinilai  kurang. Harga masuk objek  wisata  air  panas  relatif  murah.  Aksesibilitas  ke  objek  ini  terbilang  cukup  mudah sehingga dapat ditempuh dalam jangka waktu yang cukup singkat. Aspek interpretasi yang ada di objek ini sangat minim sehingga informasi yang akurat mengenai objek ini sulit untuk di dapat. Kondisi  sosial masyarakat  lokal  tidak berpengaruh kepada pengembangan objek wisata ini, tetapi masyarakat lokal mendukung kelangsungan objek wisata sumber air panas Cisolok. 

Variasi  aktivitas  yang  dapat dilakukan  cenderung monoton  bagi wisatawan. Pengemasan produk yang dilakukan belum cukup baik, namun manfaat yang dapat diperoleh dari wisata ini  cukup baik bagi wisatawan berupa kesehatan. Tidak  jauh dari  semburan air panas  ini, terdapat air terjun dan perkebunan karet.  

Gambar 3.6 Air Panas Cisolok 

 

 

 

 

 

 

 

8.  Cagar Alam Tangkuban Parahu 

Cagar Alam Tangkuban Parahu berada di Kecamatan Palabuhan Ratu, dengan  luas 33 Ha dan  berada  di  100 m  dpl.  Status  cagar  alam  ini  sudah  di  tetapkan  dalam  SK GB No.  12 

Page 58: Laporan Akhir Ekowisata... · Laporan akhir ini terbagi ke dalam 2 ... Tabel 3.10 APW yang Melayani Perjalanan Wisata ke Kawasan Ekowisata ... Gambar 3.9 Pantai Cibangban III

Laporan Akhir

Penyusunan Action Plan Pengembangan Kepariwisataan Jawa Barat III  ‐   15 Kawasan Ekowisata Palabuhan Ratu

Tanggal 21‐11‐1930 Stbl. No. 407. Kekhasannya cagar alam ini adalah perlindungan terhadap flora dan fauna dataran rendah seperti Gibon (Hylobates moloch). 

9. Jembatan Bagbagan 

Jembatan  Bagbagan  berada  di Desa Cikahuripan, Kecamatan  Simpenan, melintasi  Sungai Cimandiri. Jembatan ini merupakan peninggalan bersejarah dari zaman penjajahan Belanda. Jembatan berwarna kuning dengan tali‐tali tambang di atasnya memiliki kisah yang cukup menarik,  karena merupakan  hasil  karya  seorang  insinyur wanita Belanda  pertama. Kisah jembatan  ini menjadi menarik  karena  insinyur Belanda  tersebut meninggal  karena  bunuh diri,  sehingga  jembatan  ini  tidak pernah  selesai.  Saat  ini,  telah dibangun  jembatan  lagi di sebelah Jembatan Bagbagan sebagai sarana transportasi warga. 

Gambar 3.7 Jembatan Bagbagan 

 

 

 

 

 

 

 

10. TWA Sukawayana 

Wana Wisata Sukawayana adalah  suaka alam hutan  lindung  (SK GB 11‐7‐1979 no.83 Stbl. No.392) dengan  jenis  tanaman  langkanya  terletak di Kecamatan Cisolok  sekitar 9 Km dari Palabuhan Ratu. Wanawisata Sukawayana dengan  luas 46.5 Ha  ini  sekarang dikelola oleh CV. Batu Alam (IPPA).  

Pada  dasarnya,  Wana  Wisata  Sukawayana  merupakan  kawasan  pengamatan keanekaragaman  tumbuhan  dan  satwa  serta  ekosistemnya,  dimana  di  dalamnya  dapat dilakukan kegiatan penelitian pengembangan ilmu pengetahuan dan pendidikan. Selain itu  keindahan  dan  nilai  botani  yang menarik  dan  dalam  rangka melindungi  sisi  bukit  yang curam,  merupakan  dua  alasan  penting  perlindungannya.  Sekalipun  sebagai  suaka  alam lindung,  akan  tetapi warga  sekitar  dan  pengunjung  baik  dari  dalam maupun  luar  kota datang  ke  tempat  ini  dengan  tujuan‐tujuan  yang  berbeda.  Karena  di  kawasan  ini  juga merupakan  lokasi  pekuburan  para  sesepuh  yang  menurut  warga  sekitar  cukup dikeramatkan. Disamping  pengunjung  yang  berasal  dari  Palabuhan  Ratu  dan  sekitarnya, para pengunjung lain ada juga yang datang dari Jakarta, Bogor, Bandung dan beberapa kota lainnya.  

Page 59: Laporan Akhir Ekowisata... · Laporan akhir ini terbagi ke dalam 2 ... Tabel 3.10 APW yang Melayani Perjalanan Wisata ke Kawasan Ekowisata ... Gambar 3.9 Pantai Cibangban III

Laporan Akhir

Penyusunan Action Plan Pengembangan Kepariwisataan Jawa Barat III  ‐   16 Kawasan Ekowisata Palabuhan Ratu

Aksesibilitas menuju kawasan  ini cukup mudah, karena  lokasinya  terletak di pinggir  jalan raya, kendaraan umum juga banyak yang melewati tempat ini. Tepat di depan lokasi suaka alam  ini  terdapat  plang  yang  memudahkan  pengunjung  untuk  mengenali  tempat  yang dituju. Para pengunjung yang membawa kendaraan umumnya memarkirkan kendaraan di seberang lokasi cagar alam. Di lokasi ini tidak terdapat pos keamanan dan pos keselamatan, akan  tetapi  jika  pengunjung  memerlukan  bantuan  warga  sekitar  dapat  membantu. Kelengkapan  lain  yang  ada di  sekitar  kawasan wisata  ini  adalah mushola,  kamar mandi, warung. 

Gambar 3.8 TWA Sukawayana 

 

 

 

 

 

 

 

11. Perkebunan Teh Bojong Asih 

Perkebunan Teh Bojong Asih berada di Desa Cihaur Kecamatan Simpenan. Perkebunan teh ini berada pada ketinggian 1.000‐2.000 m dpl  ini, dengan  luas areal 2.551,43 Ha. Kawasan yang  dibuka  setiap  hari  ini  dikembangkan  sebagai  agrowisata  perkebunan  yang menawarkan beberapa kegiatan, yaitu tiwok (tea walk), mengelilingi kebun teh dan rekreasi lainnya. Fasilitas yang dimiliki kawasan wisata penghasil teh hijau ini tidak begitu memadai, namun  daya  tarik  utamanya  tetap  pada  aktivitas  tea walk  yang memberikan  pengalaman yang    berbeda  kepada  wisatawan  yang  ingin  berwisata  ke  tempat  yang  berbeda  dari kebanyakan tipologi wisata di kawasan Palabuhan Ratu.   

Perkebunan  Teh  Bojong Asih  juga memiliki  potensi  pertambangan  timah  hitam  (galena), namun saat ini sudah ditutup. 

12. Perkebunan Teh Surangga 

Perkebunan Teh  Surangga  berada di Kecamatan Ciemas dan  terletak pada dataran  tinggi Kertajaya, dengan pemandangan yang menawarkan hamparan tanaman teh yang menutupi perbukitan  luas dan udaranya yang  sejuk, mampu menghapus kelelahan wisatawan yang datang  dengan  perjalanan mendaki  untuk mencapai  tempat  ini. Ada  kepuasan  tersendiri bagi yang terus berusaha mendaki. 

 

Page 60: Laporan Akhir Ekowisata... · Laporan akhir ini terbagi ke dalam 2 ... Tabel 3.10 APW yang Melayani Perjalanan Wisata ke Kawasan Ekowisata ... Gambar 3.9 Pantai Cibangban III

Laporan Akhir

Penyusunan Action Plan Pengembangan Kepariwisataan Jawa Barat III  ‐   17 Kawasan Ekowisata Palabuhan Ratu

13. Pantai Cibareno 

Pantai  Cibareno  terletak  di  Desa  Pasir  Baru  Kecamatan  Cisolok.  Objek  wisata  alam  ini dikelola  oleh  Pemda  Kabupaten  Sukabumi  dan  lokasinya  berdekatan  dengan  Pantai Cibangban. Pantai ini berbatasan langsung dengan Provinsi Banten. 

14. Pantai Cibangban 

Pantai Cibangban berada di Desa Pasir Baru Kecamatan Cisolok, cukup  jauh dari kota ± 17 Km  dari  Palabuhan  Ratu  ke  arah  Cibareno,  dari  terminal  Cisolok  jaraknya  hanya  tiga kilometer. Di  tempat  ini wisatawan dapat melakukan  kegiatan  seperti  berenang,  bermain jetski dan mancing. Selain  itu di dekat pantai  ini  juga  terdapat  fasilitas akomodasi berupa bungalow, yaitu Ocean Queen Beach Resort. Aksesibilitas ke Pantai Cibangban  tidak  terlalu sulit,  dapat  ditempuh  dengan menggunakan  kendaraan  umum,  atau  kendaraan  pribadi. Secara  umum  fasilitas  di  Pantai  Cibangban  sudah  cukup  baik,  banyak  fasilitas‐fasilitas umum yang mudah untuk ditemui di sepanjang Pantai Cibangban.  

Pantai  Cibangban  memiliki  potensi  penambangan  emas,  yang  dimanfaatkan  penduduk sekitar sebagai mata pencarian sampingan. Saat  ini kegiatan penambangan sudah dilarang oleh  Badan  Lingkungan  Hidup  Kabupaten  Sukabumi  karena  kegiatan  ini  berpotensi merusak  lingkungan.  Penggunaan  zat‐zat  kimia  berbahaya  sebagai  bagian  penambangan, diyakini dapat merusak ekosistem laut dan pantai. 

Gambar 3.9 Pantai Cibangban 

 

 

 

 

 

 

 

15. Pantai Karang Hawu 

Pantai Karanghawu merupakan salah satu pantai karang yang memiliki bentukan fisik yang unik. Pantai  ini paling banyak dikunjungi oleh wisatawan,  terletak pada  ruas  jalan antara Palabuhan Ratu‐Cisolok Km 16. Pantai Karang yang menjorok ke  laut dengan membentuk tungku  atau  dalam  bahasa  sunda  disebut  Hawu.  Di  belakang  garis  pantai, menyembul bukit‐bukit  yang  rindang  oleh  pepohonon.  Kawasan  ini  cukup  dikenal  untuk  kegiatan mendaki dan menyusuri bukit. Bukit‐bukit kecil  tersebut ditumbuhi dengan pohon‐pohon rindang  merupakan  tempat  dimana  pengunjung  dapat  melepas  pandang  menikmati 

Page 61: Laporan Akhir Ekowisata... · Laporan akhir ini terbagi ke dalam 2 ... Tabel 3.10 APW yang Melayani Perjalanan Wisata ke Kawasan Ekowisata ... Gambar 3.9 Pantai Cibangban III

Laporan Akhir

Penyusunan Action Plan Pengembangan Kepariwisataan Jawa Barat III  ‐   18 Kawasan Ekowisata Palabuhan Ratu

indahnya panorama serta dapat menyaksikan perahu nelayan yang tengah menangkap ikan. Konon, salah satu tebing tersebut merupakan tempat Nyai Roro Kidul menceburkan diri ke laut,  sehingga  salah  satu  bukit  itu dikeramatkan warga  lokal. Di  sini,  terdapat  kompleks makam,  satu di antaranya dipercaya  sebagai makam Nyai Roro Kidul. Pada hari  tertentu, makam  ramai dikunjungi orang yang  ingin menemui Nyai Roro Kidul. Makam penguasa pantai selatan itu ada di ruangan khusus. Sebuah lukisan besar yang menggambarkan sosok Nyi Mas Ratu Dewi Roro Kidul menjadi penghias ruangan. Di sebelahnya, terdapat makam Eyang Sanca Manggala, Eyang Jalah Mata Makuta dan Eyang Syeh Husni Ali.  

Di  sebelah  timur  pantai  ini  terdapat  hotel‐hotel  sedang  dan  kecil  serta  cottage  tempat menampung banyak pengunjung yang ingin beristirahat di akhir pekan. Akses transportasi ke lokasi ini cukup mudah karena terletak di pinggir jalan Karang Hawu, dan dilewati oleh angkutan umum dan bus dalam/ luar kota. Di bukit kecil yang dekat dengan pantai karang hawu juga terdapat beberapa fasilitas seperti toilet umum, warung makan dan souvenir shop. 

Jumlah pengunjung ke pantai ini dan ke tempat ziarah setiap harinya cukup banyak. Khusus untuk  pengunjung  tempat  ziarah,  mereka  lebih  banyak  berkunjung  pada  malam  Jumat Kliwon,  sedangkan pantainya  lebih banyak dikunjungi pada  akhir pekan  atau masa‐masa liburan.  Pengunjung  ke  tempat  ziarah  pada  hari  Jumat  Kliwon  80‐200  orang,  sedangkan pengunjung ke pantai dapat mencapai sekitar 500 orang pada hari libur. Citra Pantai Karang Hawu dikenal oleh wisatawan nusantara, karena selain bentukan pantainya yang unik juga sejarah pantai ini yang terkenal sebagai makam Nyai Ratu Roro Kidul. Masyarakat setempat pun  turut memberikan  dukungan  terhadap  Pantai Karang Hawu,  dukungan masyarakat diberikan  dengan  cara menjaga makam  yang  dipercaya  sebagai makam Nyai  Ratu  Roro Kidul. 

Gambar 3.10 Pantai Karang Hawu 

 

 

 

 

 

 

 

16. Pantai Cimaja 

Pantai  Cimaja merupakan  pantai  ideal  bagi  para  pehobi  surfing  dengan  ombaknya  yang bertipe  point  break  (ombak  pecah  karena menabrak  karang).  Di  Pantai  Cimaja  ini  tinggi 

Page 62: Laporan Akhir Ekowisata... · Laporan akhir ini terbagi ke dalam 2 ... Tabel 3.10 APW yang Melayani Perjalanan Wisata ke Kawasan Ekowisata ... Gambar 3.9 Pantai Cibangban III

Laporan Akhir

Penyusunan Action Plan Pengembangan Kepariwisataan Jawa Barat III  ‐   19 Kawasan Ekowisata Palabuhan Ratu

ombak  berkisar  1,2  meter  hingga  dua  meter.  Pantai  Cimaja  seringkali  jadi  tuan  rumah beragam kejuaraan surfing, dari tingkat nasional sampai kelas lokal, seperti Bupati Cup.  

Tersedianya  berbagai  fasilitas  di  pantai  ini,  segala  kebutuhan  peselancar  dapat  dengan mudah didapat. Beberapa  tempat menjual berbagai keperluan olahraga selancar,  termasuk tempat  penyewaan  dan  sekolah  bagi  peselancar  pemula. Di  sebelah  timur  Pantai Cimaja terdapat  Pantai Karang  Sari  dengan  ombak  tidak  terlalu  besar  sehingga  cocok  bagi  para pemula.  Selain  fasilitas  diatas,  fasilitas  umum  seperti  toilet,  wartel,  rumah  makan,  dan berbagai  fasilitas  lainnya  telah  tersedia di Pantai Cimaja. Akses masuk ke objek wisata  ini juga  relatif mudah, bisa ditempuh dengan menggunakan kendaraan umum seperti angkot ataupun ojek dan  juga kendaraan pribadi. Secara umum aspek  interpretasi di objek wisata Pantai Cimaja ini sudah cukup memadai, beberapa tenaga guide dan beberapa brosur dapat didapat  di  objek  wisata  Pantai  Cimaja.  Image  Pantai  Cimaja  telah  dikenal  baik  oleh wisatawan nusantara maupun mancanegara, karena seringnya diadakan event‐event berupa kompetisi  surfing di Pantai Cimaja. Masyarakat  lokal  sangat mendukung  terhadap adanya objek  wisata  Pantai  Cimaja  ini,  karena  tentunya  juga  memiliki  pengaruh  terhadap peningkatan perekonomian masyarakat sekitar. 

Sebagian besar wisatawan berkunjung ke Pantai Cimaja pada saat akhir pekan, pada musim liburan  panas  di  luar  negeri  (Juni‐Agustus),  dan  saat  ada  event  kompetisi  surfing. Pengelolaan dilakukan  sendiri oleh para  surfer  lokal yang  tergabung dalam Cimaja Surfing Association.  Sekalipun  tempat  ini  sering  digunakan  untuk  kompetisi  surfing nasional/internasional,  tetapi  sampai  saat  ini  pemerintah/Pemda  belum  terlibat  dalam pengelolaannya. Untuk mempromosikan Pantai Cimaja diadakan kompetisi  surfing  tingkat nasional  dan  internasional  yang  biasanya  diselenggarakan  2  kali  selama  bulan Maret  s/d Oktober. Dalam pengelolaannya diserahkan pada pihak swasta hanya pada event tertentu. 

Gambar 3.11 Pantai Cimaja 

 

 

 

 

 

 

 

17. Pantai Muara Cikakak 

Pantai Muara Cikakak berada di Desa Cikakak Kecamatan Cikakak.  

 

Page 63: Laporan Akhir Ekowisata... · Laporan akhir ini terbagi ke dalam 2 ... Tabel 3.10 APW yang Melayani Perjalanan Wisata ke Kawasan Ekowisata ... Gambar 3.9 Pantai Cibangban III

Laporan Akhir

Penyusunan Action Plan Pengembangan Kepariwisataan Jawa Barat III  ‐   20 Kawasan Ekowisata Palabuhan Ratu

18. Diving Palabuhan Ratu 

Selain terkenal dengan kegiatan Surfing, di Kawasan Ekowisata Palabuhan Ratu  juga dapat dilakukan kegiatan diving atau menyelam. Kegiatan diving Palabuhan Ratu sering dilakukan di  laut  di  sekitar Desa Cisolok Kecamatan Cisolok. Untuk memfasilitasi wisatawan  yang ingin menyelam  atau  diving, di  sekitar Desa Cisolok  terdapat  tempat penyewaan  alat‐alat menyelam. Kegiatan menyelam dapat dilakukan dengan Diving  (menyelam di  laut dalam) maupun Snorkling (berenang di permukaan laut sambil melihat ke dalam laut).  

Gambar 3.12 Octopus Dive, Tempat Belajar Menyelam 

 

 

 

 

 

 

 

 

19. Pantai Loji 

Pantai  Loji  terletak  di  bagian  selatan  Pantai  Palabuhan  Ratu  tepatnya  di  Desa  Loji, Kecamatan  Simpenan,  beberapa  km  setelah  menyebrangi  jembatan  Bagbagan.  Setelah menyusuri  sepanjang  3  km,  akan  melewati  jembatan  selanjutnya  dan  setelah  1  km, beristirahat  di  Cilangkap  dan  dilanjutkan  dengan  perjalanan  melewati  persawahan sepanjang 2,5 km. Bentuk pantainya yang mirip sumur panjang dengan point break. 

Pantai  Loji  dikenal  para  surfer  sebagai  pantai  alternatif  disaat  Pantai  Cimaja  ombaknya terlalu besar atau tertiup oleh angin tenggara. Hindari datang pada saat musim penghujan, karena air pantainya akan sangat kotor sesaat setelah hujan. 

20. Pantai Gado Bangkong 

Pantai  ini berada di  Jalan Kidang Kencana, Kecamatan Palabuhan Ratu. Pantai  ini  terletak berdekatan dengan Tempat Pelelangan Ikan (TPI). Daya tarik dari pantai ini adalah adanya tempat  berbentuk  seperti  pelabuhan  yang  di  bentengi  oleh  pagar  sehingga  banyak wisatawan yang berkunjung ke  tempat  ini untuk sekedar menikmati keindahan pantai. Di sekitar pantai juga sudah dibangun Pusat Jajanan dan Oleh‐oleh Sukabumi yang rencananya akan mulai beroperasi pada awal  tahun 2008. Di pantai  ini  juga  sering digunakan  sebagai 

Page 64: Laporan Akhir Ekowisata... · Laporan akhir ini terbagi ke dalam 2 ... Tabel 3.10 APW yang Melayani Perjalanan Wisata ke Kawasan Ekowisata ... Gambar 3.9 Pantai Cibangban III

Laporan Akhir

Penyusunan Action Plan Pengembangan Kepariwisataan Jawa Barat III  ‐   21 Kawasan Ekowisata Palabuhan Ratu

tempat untuk syuting, dan aktivitas olah raga bersama seperti sepak bola pantai, voli pantai, ataupun jogging. 

Gambar 3.13 Pantai Gado Bangkong 

 

 

 

 

 

 

 

21. Tempat Pelelangan Ikan (TPI) 

TPI merupakan  fasilitas signifikan untuk proses  transaksi nelayan dalam menjual beragam ikan  segar.  Di  Kawasan  Palabuhan  Ratu  terdapat  2  (dua)  buah  TPI  sebagai  tempat konsentrasi aktifitas ekonomi perikanan, yaitu TPI Palabuhan Ratu dan TPI Pajagan Cisolok.  

TPI  Palabuhan  Ratu  terletak  di  Jl.  Siliwangi  Palabuhan  Ratu.  Pembangunan  TPI  ini dilaksanakan mulai tahun 1991 sampai dengan tahun 1993. Untuk perencanaan dibiayai oleh dana ADB sedangkan pembangunan fisik dibiayai dari APBN dan ISDB. 

Sedangkan TPI Pajagan  terletak di Desa Cikahuripan Kecamatan Cisolok. Berbeda halnya dengan  TPI  Palabuhan  Ratu  yang  telah memiliki  dermaga,  tetapi  tidak  demiikan  halnya dengan TPI Pajagan Cisolok. Para nelayan di Kecamatan Cisolok  ini sangat mengharapkan adanya dermaga untuk kebutuhan merapatnya perahu nelayan usai melaut. Selama ini para nelayan selalu menambatkan perahu mereka di sepanjang garis pantai di depan TPI Pajagan setiap  kali  menurukan  hasil  tangkapannya.  Hal  ini  sangat  menyulitkan  aktivitas  dari bongkar hingga proses pelelangan ikan.  

Berdasarkan catatan resmi, potensi perikanan  laut Sukabumi Selatan  ini bisa menghasilkan 23.000  ton per  tahun. Saat  ini yang baru bisa dieksploitasi baru 8.327  ton per  tahun untuk wilayah Palabuhan Ratu dan Cisolok. Dari  jumlah  tersebut, potensi  ikan di  perairan  laut Cisolok baru 5 % (dari 8.327 ton) yang bisa diekploitasi. Atau hanya 400 ton per tahun ikan yang  rata  –  rata  dihasilkan.  Salah  satu  kendalanya  adalah  infrastruktur  yang  kurang menunjang (www.tribunjabar.com). 

Page 65: Laporan Akhir Ekowisata... · Laporan akhir ini terbagi ke dalam 2 ... Tabel 3.10 APW yang Melayani Perjalanan Wisata ke Kawasan Ekowisata ... Gambar 3.9 Pantai Cibangban III

Laporan Akhir

Penyusunan Action Plan Pengembangan Kepariwisataan Jawa Barat III  ‐   22 Kawasan Ekowisata Palabuhan Ratu

Gambar 3.14 Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Palabuhan Ratu 

 

 

 

 

 

 

 

22. Pantai Karangnaya 

Lokasi  objek wisata  ini  berada  di Desa  Citepus Kecamatan  Palabuhan  Ratu,  tepatnya  di depan  Samudera  Beach  Hotel.  Ombak  di  pantai  ini  sangat  tinggi,  sehingga  Pantai Karangnaya ini termasuk ke dalam 1 dari 8 kawasan pantai yang cukup rawan, dan sering terjadi kecelakaan di pantai ini. Pantai ini merupakan milik Samudera Beach Hotel.  

Gambar 3.15 Pantai Karangnaya 

   

 

 

 

 

 

23. Pantai Karang Pamulang 

Pantai Karang Pamulang berada di Desa Citepus Kecamatan Palabuhan Ratu. Pantai Karang Pamulang memiliki ombak yang cukup besar atau disebut dengan rip current, yaitu kondisi dimana pantai cukup curam, bagian dasar pantai terkikis sehingga terbentuklah alur‐alur air (palung), kondisi  tersebut menyebabkan arus kuat di bawah air oleh yang dibawa ombak kembali ke  laut. Karena besarnya ombak  ini, maka sering mengakibatkan orang  terseret ke tengah  laut.  Biasanya  rip  current memiliki  lebar  antara  15‐30 meter. Rip  current pun  akan menghilang pada jarak 100‐150 meter dari bibir pantai. (www.pikiran rakyat.com) 

Page 66: Laporan Akhir Ekowisata... · Laporan akhir ini terbagi ke dalam 2 ... Tabel 3.10 APW yang Melayani Perjalanan Wisata ke Kawasan Ekowisata ... Gambar 3.9 Pantai Cibangban III

Laporan Akhir

Penyusunan Action Plan Pengembangan Kepariwisataan Jawa Barat III  ‐   23 Kawasan Ekowisata Palabuhan Ratu

24. Muara Cimandiri 

Muara Cimandiri berlokasi di Desa Cipatuguran Kecamatan Palabuhan Ratu. Muara Sungai Cimandiri merupakan muara dari beberapa anak sungai, diantaranya yaitu Sungai Cipelang, Citarik, Citatih, Cibodas, dan Cidadap. Aliran  Sungai Cicatih  ini digunakan untuk PLTA, yang  bermuara  ke  Sungai  Cimandiri  untuk  PLTA Ubrug.  Sementara  Sungai  Citarik  dan Cicatih merupakan dua aliaran sungai yang biasa digunakan untuk kegiatan wisata arung jeram. 

25. Pantai Batu Kaca  

Pantai Batu Kaca berada di Desa Pasir Baru Kecamatan Cisolok. Lokasi tepatnya berada di samping  Pantai  Karangnaya  dan  Samudera  Beach Hotel.  Permukaan  pantai  yang  landai membuat pantai ini sangat cocok untuk berenang atau rekreasi di sekitar lingkungan pantai. 

Gambar 3.16 Pantai Batu Kaca 

 

 

 

 

 

 

 

26. Pantai Kadaka 

Pantai  Kadaka  berlokasi  di muara  Sungai  Sukawayana,  yaitu  tepatnya  di  Desa  Cikakak Kecamatan Cikakak. Pantai ini menjadi alternatif rekreasi pantai di kawasan Palabuhan Ratu apabila pantai‐pantai di sekitarnya sedang penuh oleh wisatawan yang berkunjung. 

27. Offroad 

Kegiatan  offroad  pertama  kali  diselenggarakan  pada  tahun  2000,  event  ini  pertama  kali dikenal dengan  rangkaian perjalanan pada  tempat‐tempat  strategis yang berpotensi untuk bisa  dikembangkan  sebagai  daerah  tujuan  wisata,  lalu  berkembang  menjadi  perhelatan adventure  off‐road  dengan  tingkat  kompetisi  yang  relatif  ekstrem.  Kegiatan  offroad  sering dilkukan dengan bekerjasama dengan Dinas Kepariwisataan Kabupaten Sukabumi. Kegiatan offroad  ini biasanya dilakukan pada  saat‐saat  tertentu, misalnya pada hari  jadi Kabupaten Sukabumi. Kegiatan offroad  ini biasanya dimulai dari bumi perkemahan di kawasan wisata alam Pondok Halimun yaitu di Desa Sudajaya Girang Kecamatan Sukabumi dan  finish di Bumi Perkemahan Cinumpang Kecamatan Kadudampit. Selain  itu adapula yang  start dari  

Page 67: Laporan Akhir Ekowisata... · Laporan akhir ini terbagi ke dalam 2 ... Tabel 3.10 APW yang Melayani Perjalanan Wisata ke Kawasan Ekowisata ... Gambar 3.9 Pantai Cibangban III

Laporan Akhir

Penyusunan Action Plan Pengembangan Kepariwisataan Jawa Barat III  ‐   24 Kawasan Ekowisata Palabuhan Ratu

kawasan Wisata  Lido  (Kabupaten  Bogor)  dan  berakhir  di Muara Cimandiri, Rawakalong Palabuhan Ratu. Kegiatan  offroad  ini  biasanya  diikuti  oleh  peserta  baik  yang  berasal  dari Sukabumi maupun dari luar Sukabumi.  

28. Wisata Gunung Halimun 

Gunung Halimun merupakan bagian dari gugusan komplek Gunung Salak. Secara teritorial administratif,  wilayah  pegunungan  tersebut  terbagi  dalam  tiga  wilayah  administratif berbeda,  yaitu  : di  bagian utara  termasuk dalam wilayah Kabupaten  Bogor,  bagian  barat dalam wilayah Kabupaten Lebak dan  bagian  selatan dan  timur masuk  ke dalam wilayah Kabupaten Sukabumi. Wisata Gunung Halimun  ini berada di Desa Sirna Rasa, Kecamatan Cikakak. 

29. Situs Genter Bumi 

Situs  cagar  budaya  ini  berada  di  Kampung  Pangguyangan  di Desa  Cikakak, Kecamatan Cisolok.  Situs  Genter  Bumi  merupakan  peninggalan  megalitik  berupa  batu  besar  yang banyak mendapat  perhatian dari  para  peziarah dibandingkan dengan  situs  cagar  budaya lainnya. 

Situs  ini berupa bangunan yang beralaskan segi empat dengan  tumpukan batu bertingkat‐tingkat.  Pada  bagian  puncak  terdapat  semacam  susunan  batu  dengan  dua  buah  batu  di ujung‐ujungnya,  sehingga  menyerupai  makam  dan  nisannya.  Oleh  warga  setempat, peninggalan  sejarah  tersebut  kerap  disebut  sebagai  makam  Mbah  Genter  Bumi  yang dipercaya  sebagai keturunan Syech Syarif Hidayatullah  (Cirebon) walaupun  sebetulnya di kawasan tersebut tidak pernah terdapat tubuh yang dikuburkan. 

Situs cagar budaya  ini  telah mengalami beberapa kali pembangunan. Puncak dari punden itu  ditutupi  cungkup  dari  kayu  berukir,  sedangkan  lantainya  dilapisi  batu  kali  yang dilakukan perkerasan dengan  semen.  Saat  ini  secara umum kondisi  situs  tersebut kurang terawat, terlihat dari rumput‐rumput liar yang terhampar di kawasan situs ini. 

Gambar 3.17 Situs Genter Bumi 

 

 

 

 

 

 

 

Page 68: Laporan Akhir Ekowisata... · Laporan akhir ini terbagi ke dalam 2 ... Tabel 3.10 APW yang Melayani Perjalanan Wisata ke Kawasan Ekowisata ... Gambar 3.9 Pantai Cibangban III

Laporan Akhir

Penyusunan Action Plan Pengembangan Kepariwisataan Jawa Barat III  ‐   25 Kawasan Ekowisata Palabuhan Ratu

30. Wisata Budaya Dewi Quan Im  

Wisata  Budaya  ini  berdiri  tahun  2000  oleh Mama Airin,  seorang  Budhist  berkebangsaan Thailand,  yang  berlokasi  di  Kampung  Rompang,  Desa  Kertajaya  Kecamatan  Simpenan. Tempat  persembahyangan  ini  berada  pada  topografi  yang  tidak  rata  (berbukit)  dan menghadap langsung ke laut lepas. Dari kuil ini hamparan birunya air laut akibat pantulan langit, terlihat sangat indah.  

Perjalanan menuju kuil Dewi Quan Im  ini  terbilang cukup berat karena kondisi  jalan yang masih  berupa  tanah  berbatu. Ditambah  lagi  dengan  tidak  adanya  tanda  (signage)  sebagai penunjuk  arah.  Dari  jalan  raya  Desa  Kertajaya  di  sebelah  kanan  jalan  terdapat  gerbang menuju ke arah  laut, perjalanan diteruskan menyusuri pantai yang menawarkan keunikan penggunaan lahannya, berupa hamparan sawah yang berada langsung di bibir pantai. 

Fasilitas yang tersedia di kuil ini adalah, panggung untuk sembahyang lengkap dengan lilin merah  dan  beberapa  sesajen,  panggung  dengan  latar  Patung  Dewi  Quan  Im,  panggung tempat Dewa Empat Muka, yang berada pada empat yang  lebih tinggi  lagi, dan bangunan khusus  untuk  Nyi  Roro  Kidul.  Patung  Dewi  Quan  Im  dibawa  langsung  dari  China, sedangkan Patung Dewa Empat Muka dibawa dari Thailand. Selain fasilitas untuk  ibadah, di  sini  juga  tersedia  fasilitas akomodasi, berupa  cottage dengan harga  sewa mulai dari Rp. 20.000/ malam. 

Gambar 3.18 Wisata Budaya Dewi Quan Im 

 

 

 

 

 

 

 

31. Situs Tugu Gede Cengkuk 

Situs  cagar  budaya  ini  berada  di  Kampung  Cengkuk,  Desa  Margalaksana  Kecamatan Cikakak yang dibangun pada  tahun 2005. Terdapat beberapa macam benda  cagar budaya tidak bergerak seperti Tugu Batu, Batu Jolang, Batu Dakon, Dolmen, Menhir, Batu Umpak, Batu Bergores dan Punden Berundak. Secara resmi situs cagar budaya  ini sudah mendapat SK  Non  Organik  dari  Balai  Pelestarian  Purbakala  Serang.  Sedangkan  jenis  benda bergeraknya,  seperti  Arca  Polinesia,  gerabah  hias,  fragmen  tembikar  hias,  keramik  dan 

Page 69: Laporan Akhir Ekowisata... · Laporan akhir ini terbagi ke dalam 2 ... Tabel 3.10 APW yang Melayani Perjalanan Wisata ke Kawasan Ekowisata ... Gambar 3.9 Pantai Cibangban III

Laporan Akhir

Penyusunan Action Plan Pengembangan Kepariwisataan Jawa Barat III  ‐   26 Kawasan Ekowisata Palabuhan Ratu

Genta Pendeta Perunggu, yang merupakan hasil ekskavasi  tahap  I  tahun 2005. Situs Tugu Gede ini memiliki panjang 3,70 m dan lebar 1,10 m.   

Banyak temuan benda‐benda peninggalan zaman megalitik dan peralatan yang diperkirakan buatan  Dinasti  Sung  dan  Ming  (Cina)  di  situs  Tugu  Gede  Cengkuk  ini,  namun  perlu penelitian budaya  lebih komperhensif dengan evakuasi  lahan yang  luas. Upaya penelitian budaya dan perluasan ekskavasi akan terus ditindaklanjuti untuk lebih jauh mengenai nilai‐nilai budaya maupun asal‐usul benda‐benda. Diharapkan  temuan  ini akan membuka  tabir sejarah kerajaan Pajajaran di Provinsi Jawa Barat. Selama ini, ekskavasi yang dilakukan baru terbatas  bagian  permukaan  dan  arealnya  terbagi  dalam  beberapa  bagian.  Benda  yang ditemukan baru beberapa dari batu‐batuan yang diperkirakan berasal dari zaman megalitik. Dinas  Kebudayaan  dan  Pariwisata  Provinsi  Jawa  Barat,  berencana menganggarkan  dana pada  tahun  2006  untuk  ekskavasi  lanjutan.  Diharapkan  dengan  anggaran  yang  tersedia dapat memenuhi dan menata kawasan Situs Tugu Gede Cengkuk,  terutama pengamanan benda‐benda yang sangat dikhawatirkan akan dicuri. 

Gambar 3.19 Situs Tugu Gede Cengkuk 

 

 

 

 

 

 

 

 

32. Punden Berundak Panguyangan  

Benda cagar budaya ini terletak di Desa Sirnarasa Kecamatan Cikakak 16 km dari pantai ke arah utara. Lokasinya sama dengan Situs Genter Bumi,  situs ini merupakan Situs Megalith yang berupa bangunan punden berundak dengan 7 teras. Punden berundak ini merupakan jalan sempit yang akan menuju ke Makam Keramat Genter Bumi. 

Page 70: Laporan Akhir Ekowisata... · Laporan akhir ini terbagi ke dalam 2 ... Tabel 3.10 APW yang Melayani Perjalanan Wisata ke Kawasan Ekowisata ... Gambar 3.9 Pantai Cibangban III

Laporan Akhir

Penyusunan Action Plan Pengembangan Kepariwisataan Jawa Barat III  ‐   27 Kawasan Ekowisata Palabuhan Ratu

Gambar 3.20 Punden Berundak Panguyangan 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

33. Situs Ciarca 

Situs Ciarca  terletak di Desa Sirnarasa, Kecamatan Cikakak, yang  terletak sekitar 500 m di atas permukaan laut. Situs ini merupakan situs megalith, tipe Polynesia berupa Menhir, Batu Lumpang, dan Jambangan Batu. Jambangan Batu ini memiliki panjang 140 cm, lebar 78 cm, dan  tinggi 3 cm, dan merupakan  tempat penguburan, dan Batu Lumpang yang bentuknya bulat. Hanya ada satu orang juru pelaksana di situs ini yang sudah mendapat SK dari Balai Pelestarian Purbakala Serang. 

Untuk mencapai  objek wisata  budaya  ini  hanya  tinggal mengikuti  jalan menuju  Sungai Cimaja. Jalan tersebut cukup curam dan terbuat dari batu, namun jalan menuju Situs Ciarca selanjutnya  tidaklah  sulit,  karena  jalan  sudah  terbuka  lebar.  Pada  situs  Ciarca  terdapat susunan batu yang diasumsikan sebagai sisa‐sisa objek religius pada masa lalu, dan terdapat arca‐arca yang juga bercorak Polynesia. 

34. Situs Salak Datar 

Benda cagar budaya ini terletak di Desa Cimaja Kecamatan Cikakak, yang memiliki luas 75 m2. Jenis benda cagar budaya yang ada di situs budaya ini adalah jenis tidak bergores seperti Menhir, Dolmen dan Batu Dakon dengan 7  lubang yang digunakan  sebagai  tempat untuk pemujaan roh nenek moyang. Pada Situs Salak Datar terdapat sebuah batu tegak yang telah terhimpit oleh sebuah pohon besar, dan lumut. Desa tempat situs tersebut berada dikelilingi oleh perbukitan, untuk mencapainya dapat dengan menggunakan jasa ojek yang terdapat di Salak Datar. Sama halnya dengan Situs Ciarca, juru pelaksananya  juga sudah mendapat SK dari Balai Pelestarian Purbakala Serang. 

Page 71: Laporan Akhir Ekowisata... · Laporan akhir ini terbagi ke dalam 2 ... Tabel 3.10 APW yang Melayani Perjalanan Wisata ke Kawasan Ekowisata ... Gambar 3.9 Pantai Cibangban III

Laporan Akhir

Penyusunan Action Plan Pengembangan Kepariwisataan Jawa Barat III  ‐   28 Kawasan Ekowisata Palabuhan Ratu

35. Batu Lumpang 

Situs  Batu  Lumpang  berada  di Desa Maja Karangpapak Kecamatan Cisolok.  Jenis  benda cagar budaya yang ada di sini berupa Lumpang Batu beserta tutupnya, menhir, dolmen dan Batu  Lingga.  Sayangnya  juru  pelaksananya  belum  mendapat  SK  dari  Balai  Pelestarian Purbakala Serang. 

36. Makam Keramat Gn. Sunda 

Makam  Keramat  Gn.  Sunda  berlokasi  di  Desa  Cimaja  Kecamatan  Cikakak.  Menurut pendataan  tahun  2003,  terdapat  beberapa  makam  tua  di  lokasi  ini,  seperti  Wali  Sakti Kudratullah (Panembah Rasa), Makam Embah Tadjumalela, Embah Djaga Raksa dan Embah Dalem Raksayuda.  

37. Situs Ciawitali 

Situs  cagar  budaya Ciawitali  terletak  di Desa  Sirnarasa Kecamatan Cikakak. Menhir  dan Punden Berundak, merupakan  benda‐benada  cagara  budaya  yang  terdapat di  situs  cagar budaya ini. Informasi mengenai benda‐benda cagar budaya ini,  merupakan hasil pendataan tahun 2003. 

38. Situs Megalitik Gn. Rompang 

Situs Megalitik  Gn.  Rompang  berada  di  Desa  Kertajaya  Kecamatan  Simpenan.  Terdapat empat macam  benda  tak  bergerak  di  kawasan  situs  ini,  seperti  Batu Kursi, Menhir,  Batu Telapak Tangan dan Makam Keramat. Data‐data mengenai benda cagar budaya  ini berasal dari pendataan tahun 2003. 

39. Desa Adat Sirnaresmi 

Secara  administratif,  Desa  Adat  Sirnaresmi  berada  di  wilayah  Kecamatan  Cisolok, Kabupaten Sukabumi. Desa  ini  termasuk dalam kasepuhan Sirnaresmi, satu dari sekitar 10 kasepuhan atau kesatuan adat yang berada di sekitar Gunung Halimun. Kasepuhan lainnya adalah Ciptagelar atau Pancer Pangawinan, saudara mudanya, Ciptarasa dan Cihaneut.  

Di bawahnya terdapat 35 kesatuan masyarakat adat lagi. Menyikapi perkembangan zaman, Desa  adat  Sirnaresmi  bergabung  dalam Kesatuan Masyarakat Adat  Banten Kidul.  Setiap kasepuhan dipimpin oleh seorang Ketua Adat yang mereka sebut Abah.  

Wilayahnya terbentang dari Badui dan Citoreh di Banten hingga Malasari di daerah Bogor. Wilayah ini meliputi tiga kabupaten dari dua provinsi, yaitu, Sukabumi, Bogor di Jawa Barat dan Lebak di Banten.  

Kehidupan masyarakatnya  sedikit  berubah pada  lima  tahun  terakhir  ini.  Jalan dan  listrik sudah masuk, berbeda dengan sebelumnya di mana kehidupan masyarakat relatif tertutup. Masyarakat  setempat  tidak bersedia menceritakan kehidupan mereka kepada orang asing. Tidak  banyak  informasi  tentang  keadaan  masyarakat  disana.  Studi‐studi  mengenai masyarakat kasepuhan setempat pernah dilakukan, akan  tetapi nama kasepuhan  itu kerap 

Page 72: Laporan Akhir Ekowisata... · Laporan akhir ini terbagi ke dalam 2 ... Tabel 3.10 APW yang Melayani Perjalanan Wisata ke Kawasan Ekowisata ... Gambar 3.9 Pantai Cibangban III

Laporan Akhir

Penyusunan Action Plan Pengembangan Kepariwisataan Jawa Barat III  ‐   29 Kawasan Ekowisata Palabuhan Ratu

disamarkan  agar  kehidupan masyarakat  setempat  tidak  terganggu  oleh  kehadiran  orang luar.  Namun  sekarang  masyarakat  setempat  lebih  terbuka,  terlihat  dari  seringnya masyarakat  setempat  mengikuti  forum‐forum  di  luar  yang  sasarannya  adalah menyelamatkan lingkungan hidup mereka. 

Desa adat Sirnaresmi  terletak di ketinggian 1.600 meter di atas permukaan  laut, udaranya cukup dingin. Curah hujan mencapai 3.000 mm/tahun.  Mata pencaharian utama masyarakat setempat adalah bertani baik di  ladang maupun sawah. Masyarakat Kasepuhan Sirnaresmi masih  memelihara  cara  bertani  tradisional.  Terlihat  dari  cara  menggarap  tanah  dan  itu dilakukan demi penghormatan kepada Ibu Bumi.  

Gambar 3.21 Desa Adat Sirnaresmi 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

40. Air Panas Ngebul 

Air Panas Ngebul terletak di Kampung Langkob, Desa Karang Papak, Keacamatan Cisolok. Akses  untuk menuju  ke  air  panas  ini  kurang  baik  sehingga  belum  banyak  dikenal  oleh wisatawan dan belum dikelola dengan baik. 

41. Pusat Jajanan & Oleh‐oleh Khas Sukabumi 

Pusat jajanan dan oleh‐oleh ini terletak di Jalan Kidang Kencana No. 5 Palabuhan Ratu, lebih tepatnya berada dalam satu kawasan dengan Pantai Gado Bangkong. Pusat jajanan ini akan mulai beroperasi pada awal  tahun 2008. Secara umum buah  tangan yang dijual  ini  terbagi atas dua kelompok, baik berupa makanan dan hasil alam khas serta kerajinan hasil olahan tangan‐tangan  terampil  masyarakat  Kabupaten  Sukabumi.  Pusat  Jajanan  ini  merupakan kumpulan  dari  pengrajin‐pengrajin  se‐Kabupaten  Sukabumi  yang  dikelola  oleh  Dinas Kepariwisataan Kabupaten  Sukabumi  bekerjasama dengan Dekranasda  (Dewan Kerajinan Rakyat Daerah). 

Page 73: Laporan Akhir Ekowisata... · Laporan akhir ini terbagi ke dalam 2 ... Tabel 3.10 APW yang Melayani Perjalanan Wisata ke Kawasan Ekowisata ... Gambar 3.9 Pantai Cibangban III

Laporan Akhir

Penyusunan Action Plan Pengembangan Kepariwisataan Jawa Barat III  ‐   30 Kawasan Ekowisata Palabuhan Ratu

Gambar 3.22 Pusat Jajanan dan Oleh‐oleh Khas Sukabumi 

 

 

 

 

 

 

 

 

‐ Geowisata 

Dalam pengembangan ekowisata, salah satu cabangnya yang menjadi daya tarik akhir‐akhir ini adalah juga termasuk geowisata (geotourism).  Geowisata didefinisikan sebagai pariwisata yang berhubungan dengan aspek‐aspek nir‐hayati dan khususnya berkaitan dengan aspek‐aspek geologis/kebumian  (Lokakarya Geowisata, P3G,  1999). Definisi yang dikembangkan oleh Badan Pariwisata Amerika Serikat (TIA, Travel Industry Ascosiation of America) untuk geowisata sedikit lebih melebar karena berkaitan dengan geografis, sehingga akhirnya tidak spesifik  dan  sama  saja  dengan  ekowisata.  Tetapi masyarakat  Eropa  dan  Australia  lebih menekankan pada aspek kebumian atau geologis sebagai tema utama geowisata (Hose, 2004; Dowling & Newsome, 2005). Bahkan untuk mendukung  tema  itu, masyarakat Eropa  telah membentuk jaringan Geopark yang hingga kini telah terbentuk sebanyak 21 Taman Bumi di seluruh Eropa yang mendapat dukungan dari UNESCO. 

Untuk  Kabupaten  Sukabumi  selain  ekowisata,  maka  termasuk  di  dalamnya  adalah geowisata yang perlu dikemas dan dikembangkan sesuai dengan prinsip‐prinsip ekowisata dengan  tambahan  pengetahuan  tentang  kebumian/geologi.  Beberapa  contoh  aktivitas geowisata untuk KWU Palabuhan Ratu, yaitu seperti tabel 3.3 di bawah ini. 

 Tabel 3.3 

Kegiatan Geowisata yang Dapat Dikembangkan di Kawasan Palabuhan Ratu  

No  Lokasi/Objek  Daya tarik Geowisata 1  Geyser Cisolok  Spa  dengan  tambahan  pengetahuan  latar  belakang 

mengapa semburan air panas bisa terjadi 2  Gunung Halimun  Secara  terbatas  hiking  ke  beberapa  lokasi,  baik  di  lereng 

gunung maupun ke puncak gunung. Penelusuran  sungai‐sungai  pegunungan  yang  berair  jernih,  serta  ke  beberapa objek air terjun 

Page 74: Laporan Akhir Ekowisata... · Laporan akhir ini terbagi ke dalam 2 ... Tabel 3.10 APW yang Melayani Perjalanan Wisata ke Kawasan Ekowisata ... Gambar 3.9 Pantai Cibangban III

Laporan Akhir

Penyusunan Action Plan Pengembangan Kepariwisataan Jawa Barat III  ‐   31 Kawasan Ekowisata Palabuhan Ratu

No  Lokasi/Objek  Daya tarik Geowisata 3  Pantai Karanghawu  Penyusuran  pantai  Karanghawu  ke  arah  barat  dengan 

informasi  tentang  kegeologian  dan  dikaitkan  dengan budaya atau legenda setempat 

4  Citarik  Pengetahuan  tentang  latar  belakang  Sungai  Citarik: berhulu  dari  mana,  berapa  luas  wilayah  aliran  sungai, melewati  jenis  batuan  apa  saja  sehingga  menentukan tingkat kesulitan, mengalir ke arah mana, kondisi geologis apa yang mengontrol aliran, dsb  

5  Cagar Alam Ciletuh  Selain  sebagai  cagar  alam  hutan  lindung,  secara  geologis kawasan  Ciletuh  merupakan  kekayaan  geologis  yang langka.  Di  tempat  ini  ditemukan  batuan‐batuan  yang langka dan unik dan merupakan bukti palung penunjaman lempeng kerak bumi 40 juta tahun yang lalu. Provinsi Jabar merencanakan  kawasan Ciletuh  sebagai  salah  satu Cagar Geologi Jawa Barat. 

6  Beberapa situs arkeologis  Kaitan  tempat  situs  dengan  bentang  alam  setempat, orientasi  situs  mungkin  diarahkan  ke  tempat/gunung tertentu, batu bahan situs, tanah di sekitar situs, dsb. 

 

3.1.3  Permasalahan  dalam  Pengembangan  Kepariwisataan  Kawasan  Ekowisata Palabuhan Ratu 

Berdasarkan  hasil  kuesioner  Focus Group Discussion  serta  pengamatan  lapangan  dan  data instansional,  permasalahan  pengembangan  kepariwisataan  Kabupaten  Sukabumi, khususnya di Kawasan Ekowisata Palabuhan Ratu adalah sebagai berikut : 

1. Pengembangan  potensi  sumber  daya  wisata  kawasan  Palabuhan  Ratu  yang  belum optimal. 

2. Belum  adanya  penataan  kawasan wisata,  sementara  kawasan  yang  telah  tertata  pun kurang terawat. 

3. Prasarana  jalan  ke  lokasi  objek  dan  daya  tarik  wisata  masih  kurang  baik,  serta transportasi umum belum mendukung. 

4. Kelengkapan sarana pendukung di objek dan daya tarik wisata masih kurang, dan yang ada pun kurang terawat. 

5. Komunikasi/informasi  mengenai  keberadaan  dan  kondisi  objek  wisata  masih  sering kurang optimal/akurat. 

6. Masyarakat sekitar yang belum sadar wisata; kesadaran untuk mensukseskan pariwisata masih  kurang;  belum  mencerminkan  masyarakat  yang  ramah  dan  terbuka  kepada wisatawan 

Page 75: Laporan Akhir Ekowisata... · Laporan akhir ini terbagi ke dalam 2 ... Tabel 3.10 APW yang Melayani Perjalanan Wisata ke Kawasan Ekowisata ... Gambar 3.9 Pantai Cibangban III

Laporan Akhir

Penyusunan Action Plan Pengembangan Kepariwisataan Jawa Barat III  ‐   32 Kawasan Ekowisata Palabuhan Ratu

7. Penanganan  keselamatan  pengunjung  di  objek  dan  daya  tarik wisata masih  kurang, karena keterbatasan anggaran. 

8. Keterbatasan  anggaran  untuk  membiayai  pembangunan  sarana  dan  prasarana penunjang kepariwisataan. 

9. Pemasaran dan promosi pariwisata yang belum berkembang dengan baik. 

10. Pencemaran dan kerusakan lingkungan di kawasan objek wisata. 

3.2  Fasilitas Pendukung Kepariwisataan 

Pada  subbab  ini  akan  dibahas  potensi  dan  permasalahan  fasilitas  pendukung  dalam pengembangan  ekowisata  di  kawasan  Palabuhan  Ratu.  Pembahasan  potensi  dan permasalahan yang ada ini difokuskan untuk daerah sekitar Pantai  Palabuhan Ratu yaitu di Kecamatan Palabuhan Ratu, Simpenan, Cisolok dan Cikakak. Sebagai bagian dari Kabupaten Sukabumi,  maka  pembahasan  fasilitas  pendukung  akan  diawali  dengan  melihat gambarannya dalam lingkup kabupaten. 

3.2.1 Akomodasi 

Fasilitas akomodasi yang paling banyak terdapat di Kabupaten Sukabumi adalah jenis hotel, khususnya hotel melati. Pada  tahun 2006  jumlah hotel berbintang di Kabupaten Sukabumi berjumlah  7  buah  sedangkan  hotel melati  sebanyak  101  buah  yang  tersebar  di  berbagai wilayah  di Kabupaten Sukabumi. Untuk lebih jelas mengenai jumlah hotel mulai dari tahun 2003 sampai tahun 2006 dapat dilihat pada tabel 3.4 berikut. 

 Tabel 3.4 

Perkembangan Jumlah Usaha Akomodasi di Kabupaten Sukabumi  Tahun 2003‐2006 

 Tahun Objek Wisata 

2003  2004  2005  2006 I. Hotel Bintang              a. Hotel Bintang Empat  1  1  1  1     b. Hotel Bintang Tiga  1  1  1  1     c. Hotel Bintang Dua  3  3  3  3     d. Hotel Bintang Satu  2  2  2  2 2.  Hotel Melati, Losmen, Penginapan  101  104  104  101 

                 Sumber : Kabupaten Sukabumi Dalam Angka, 2007  

Tabel  3.5  di  bawah  ini  memperlihatkan  keberadaan  hotel  bintang  maupun  melati  di Kabupaten Sukabumi pada  tahun  2006 berdasarkan  jumlah kamar,  tempat  tidur, maupun tenaga kerjanya. Hotel melati merupakan jenis akomodasi yang jumlahnya terbanyak. 

 

Page 76: Laporan Akhir Ekowisata... · Laporan akhir ini terbagi ke dalam 2 ... Tabel 3.10 APW yang Melayani Perjalanan Wisata ke Kawasan Ekowisata ... Gambar 3.9 Pantai Cibangban III

Laporan Akhir

Penyusunan Action Plan Pengembangan Kepariwisataan Jawa Barat III  ‐   33 Kawasan Ekowisata Palabuhan Ratu

Tabel 3.5 Jumlah Hotel, Kamar, Tempat Tidur, dan Tenaga Kerja  

di Kabupaten Sukabumi Tahun 2006                                              Sumber : Kabupaten Sukabumi Dalam Angka, 2007 

  Sedangkan banyaknya jumlah hotel bintang dan hotel melati di Kawasan Ekowisata Palabuhan Ratu, yaitu di Kecamatan Palabuhan Ratu, Cisolok dan Cikakak, dapat dilihat pada tabel 3.6 berikut.  

Tabel 3.6 Data Jumlah Hotel  

di Kecamatan Palabuhan Ratu, Kecamatan Cisolok, dan Kecamatan Cikakak  (Laporan Triwulan I/Maret 2007) 

 

No  Jenis Hotel Kec. 

Palabuhan Ratu 

Kecamatan  Cisolok 

Kecamatan  Cikakak 

1  Bintang  1  1  ‐ 2  Melati  32  21  1 

                 Sumber : Dispar Kabupaten Sukabumi, 2007   

Berdasarkan tabel diatas jumlah hotel bintang hanya terdapat di Kecamatan Palabuhan Ratu dan Cisolok, yaitu hotel bintang kelas 4 di Kecamatan Cisolok dan hotel bintang kelas 2 di Kecamatan Palabuhan Ratu. Untuk lebih jelas mengenai nama hotel, kelas dan jumlah kamar hotel, dan  tarif hotel yang  terdapat di Kawasan Ekowisata Palabuhan Ratu  tersebut dapat dilihat pada tabel 3.7  berikut. 

Tabel 3.7 Data Hotel di Kecamatan Palabuhan Ratu, Cisolok, dan  Cikakak Tahun 2007 

 (Laporan Triwulan I/Maret 2007)   

Jumlah No  Nama dan Alamat Hotel  

Pengelola dan Izin Usaha 

Kelas Bintang 

Kamar  T. Tidur Tarif (Rp) 

KECAMATAN CISOLOK 1  SAMUDERA BEACH 

HOTEL.  Jl. Sukawayana Cisolok Telp 0266 ‐ 431200   

PT.HII    106  179  180.000,‐ s.d 1.200.000,‐ 

Jumlah  Jumlah Tenaga Kerja Klasifikasi Hotel 

Hotel  Kamar  Tempat Tidur 

L  P 

1. Hotel Bintang   7  391  688  461  104 2. Hotel Melati  101  1.596  2.410  698  349 Jumlah  108  1.987  3.098  1.159  453 

Page 77: Laporan Akhir Ekowisata... · Laporan akhir ini terbagi ke dalam 2 ... Tabel 3.10 APW yang Melayani Perjalanan Wisata ke Kawasan Ekowisata ... Gambar 3.9 Pantai Cibangban III

Laporan Akhir

Penyusunan Action Plan Pengembangan Kepariwisataan Jawa Barat III  ‐   34 Kawasan Ekowisata Palabuhan Ratu

Jumlah No  Nama dan Alamat Hotel  

Pengelola dan Izin Usaha 

Kelas Bintang 

Kamar  T. Tidur Tarif (Rp) 

2  BUKIT RATU Jl. Karangpapak Kec. Cisolok Telp. 0266‐431280 

Bambang Sastro 

Melati  10  20  50.000,‐ 

3  PANTAI MIUTIARA Jl. Bojonghaur Kec. Cisolok Telp. 0266‐431330 

Hj. Yulia Anwar 

Melati  21  25  50.000,‐ s.d 175.000,‐ 

4  WISMA TENANG Jl.Karangkapak Kec. Cisolok Telp. 0266‐431365 

Hj. Tien. SH  Melati  6  12  50.000,‐ 

5  MUSTIKA RATU Jl. Bojonghaur Kec. Cisolok Telp. 0266‐431330 

Chaidir  Melati  29  35  50.000,‐ 

6  BUMI PASUNDAN Jl. Raya Cimaja Kec. Cisolok Telp. 0266‐431404 

Drs. Makbul 

Melati  23  40  50.000,‐ 

7  KUMALA SAMUDERA INDAH JL. Raya Cikakak Kec. Cisolok Telp. 0266‐431362 

Drg. Kantawiguna 

Melati  30  60  50.000,‐ 

8  GRYA MM Jl. Karangpapak Kec. Cisolok Telp. 0266‐432266 

Martini Manaf Ohim Suherman 

Melati  10  10  35.000,‐ s.d 75.000,‐ 

9  KAMBOJA I JL. Bojong asih Kec. Cisolok 

  Melati  4  4  30.000,‐ 

10  KAMBOJA II JL. Bojong asih Kec. Cisolok 

Ohim Suherman 

Melati  4  4  30.000,‐ 

11  ANDREAS Jl. Bojonghaur Kec. Cisolok Telp. 0266‐432054 

Solihat  Melati  8  6  30.000,‐ 

12  DAUN‐DAUN Jl. Raya Cimaja Kec. Cisolok Telp. 0266‐431501 

Utari  Melati  3  6  50.000,‐ s.d 100.000,‐ 

13  ALWINA Jl. Raya Karanghawu Kec. Cisolok Telp. 0266‐431444 

Abidin K  Melati  9  12  50.000,‐ s.d 175.000,‐ 

14  DESA RESORT Jl. Raya Cimaja Kec. Cisolok Telp. 0266‐433300 

Dr. H. Iwan Valan 

Melati  15  15  100.000,‐ 

Page 78: Laporan Akhir Ekowisata... · Laporan akhir ini terbagi ke dalam 2 ... Tabel 3.10 APW yang Melayani Perjalanan Wisata ke Kawasan Ekowisata ... Gambar 3.9 Pantai Cibangban III

Laporan Akhir

Penyusunan Action Plan Pengembangan Kepariwisataan Jawa Barat III  ‐   35 Kawasan Ekowisata Palabuhan Ratu

Jumlah No  Nama dan Alamat Hotel  

Pengelola dan Izin Usaha 

Kelas Bintang 

Kamar  T. Tidur Tarif (Rp) 

15  OCEAN QUEEN Jl. Raya Cibangban  Kec. Cisolok 

Setiana Cinda 

Melati  21  60  225.000,‐ s.d 750.000,‐ 

16  KARANG HAWU PERMAI Jl. Raya karangpapak Kec. Cisolok Telp. 0266‐431125 

H. Udin Koswara 

Melati  20  40  135.000,‐ s.d 165.000,‐ 

17  KUDA LAUT Jl. Raya Cibangban  Kec. Cisolok Telp.0266‐432503 

RO DE Lance 

Melati  10  20  245.000,‐ 

18  VILLA MUSTIKAWATI Jl. Raya Cisolok Desa Cisolok Kec. Cisolok 

Tuti Hasanah 

Melati  4  8  150.000,‐ 

19  KASEP GEULIS Jl. Karangpapak Desa Cisolok Kec. Cisolok 

Gunawan Oetomo 

Melati  8  8  250.000,‐ 

20  SRITIMAS JL.Raya Cibangban  Desa Cibangban Kec.Cisolok 

Max Valiant  Melati  5  5  75.000,‐ s.d 150.000,‐ 

21  CAFÉ SARI LAUT Jl. Raya Cisolok Desa Cisolok Kec. Cisolok 

Ir. H. Merdik Miradz 

Melati  4  4  50.000,‐ s.d 75.000,‐ 

22  RESORT GRIYA KUSUMA Kp. Cibangban  Desa Pasirbaru Kec. Cisolok 

Drs. Susikto Teguh 

Melati   10  10  100.000,‐ 

KECAMATAN PALABUHAN RATU 23  PONDOK DEWATA 

Jl Kidangkencana, Palabuhan Ratu, Telp 0266‐431022   

Drs. H. Yayat. S 

  42  135  81.000,‐ s.d 326.000,‐ 

24  HANDAYANI Jl. Babakan Palabuhan Ratu 

Maryadi  Melati  12  14  20.000,‐ s.d 40.000,‐ 

25  WISMA PUTERA Jl. Siliwangi. Kec Palabuhan Ratu Telp. 0266‐431053 

Masitoh  Melati  8  16  40.000,‐ s.d 60.000,‐ 

26  LAUT KIDUL Jl. Siliwangi, Kec. Palabuhan Ratu Telp. 0266‐431041 

Yuningsih  Melati  14  14  50.000,‐ s.d 60.000,‐ 

Page 79: Laporan Akhir Ekowisata... · Laporan akhir ini terbagi ke dalam 2 ... Tabel 3.10 APW yang Melayani Perjalanan Wisata ke Kawasan Ekowisata ... Gambar 3.9 Pantai Cibangban III

Laporan Akhir

Penyusunan Action Plan Pengembangan Kepariwisataan Jawa Barat III  ‐   36 Kawasan Ekowisata Palabuhan Ratu

Jumlah No  Nama dan Alamat Hotel  

Pengelola dan Izin Usaha 

Kelas Bintang 

Kamar  T. Tidur Tarif (Rp) 

27  GUNUNG MULIA Jl. Kidungkencana  Kec. Palabuhan Ratu Telp. 0266‐431129 

Gustaf Saragih 

Melati  12  12  60.000,‐ s.d 125.000,‐ 

28  KARANGNAYA Jl. Siliwangi Kec. Palabuhan Ratu TELP. 0266‐431088  

Hj. Hasanah 

Melati  16  16  40.000,‐ s.d 60.000,‐ 

29  BAYU AMARTA Jl. Karangpemulang  Kec. Palabuhan Ratu 

Teddy. W  Melati  20  38  60.000,‐ s.d 150.000,‐ 

30  BUKIT INDAH Jl. Karangpemulang Kec. Palabuhan Ratu Telp. 0266‐431331 

Martina Tamura 

Melati  7  7  50.000,‐ 

31  MAHKOTA PANTAI Jl. Pelita Air Service Kec. Palabuhan Ratu Telp. 0266‐432487 

Made Ali  Melati  21  30  40.000,‐ 

32  BUNGA AYU Jl. Karangpemulang Kec. Palabuhan Ratu Telp. 0266‐431111 

Roy Alfian  Melati  17  54  120.000,‐ s.d 150.000,‐ 

33  WITAMA Jl. Siliwangi Kec. Palabuhan Ratu Telp. 0266‐431174 

R. Suganda  Melati  6  6  30.000,‐ 

34  BATU ALAM Jl. Raya Citepus  Kec. Palabuhan Ratu Telp. 0266‐431303 

Dedah. M  Melati  3  6  100.000,‐ s.d 200.000,‐ 

35  MAHESA INDAH Jl. Raya Citepus B476 Kec. Palabuhan Ratu Telp. 0266‐431946 

H. Purba  Melati  18  25  60.000,‐ 

36  ROBBY Jl. Raya Citepus Kec. Palabuhan Ratu 

Dede Suherli 

Melati  9  9  40.000,‐ 

37  WISMA SEDERHANA Jl. Kidangkencana Kec. Palabuhan Ratu Telp. 0266‐431746 

Nunung  Melati  10  18  40.000,‐ 

38  PADI‐PADI Jl.Raya Citepus Kec. Palabuhan Ratu Telp. 0266‐432124 

Sugeng  Melati  36  36  324.000,‐ s.d 715.000,‐ 

39  AUGUSTA Jl. Raya Citepus B515  Kec. Palabuhan Ratu Telp. 0266‐432273 

Dadang Hendar 

Melati  63  63  80.000,‐ s.d 300.000,‐ 

Page 80: Laporan Akhir Ekowisata... · Laporan akhir ini terbagi ke dalam 2 ... Tabel 3.10 APW yang Melayani Perjalanan Wisata ke Kawasan Ekowisata ... Gambar 3.9 Pantai Cibangban III

Laporan Akhir

Penyusunan Action Plan Pengembangan Kepariwisataan Jawa Barat III  ‐   37 Kawasan Ekowisata Palabuhan Ratu

Jumlah No  Nama dan Alamat Hotel  

Pengelola dan Izin Usaha 

Kelas Bintang 

Kamar  T. Tidur Tarif (Rp) 

40  KARANG SARI Jl. Karangpemulang Kec. Palabuhan Ratu Telp. 0266‐431078 

Robinson. P  Melati  24  80  50.000,‐ s.d 175.000,‐ 

41  SIMPANG POJOK Jl. Babadan Kec. Palabuhan Ratu telp. 0266‐431764 

H. Ujang Muchtar 

Melati  15  15  30.000,‐ 

42  RENGGANIS JL. Siliwangi Kec. Palabuhan Ratu Telp. 0266‐431164 

Ny. Janah  Melati  11  11  30.000,‐ 

43  SANGKURIANG Jl. Raya Citepus Kec. Palabuhan Ratu 

Drs. Ainun Masri 

Melati  5  5  30.000,‐ 

44  MARTHA INDAH Jl. Raya Citepus b562 Kec. Palabuhan Ratu Telp. 0266‐431239 

Marlina Timura 

Melati  8  12  60.000,‐ 

45  KARANG LAUT Jl. Siliwangi Kec. Palabuhan Ratu Telp. 0266‐431164 

Ny. Maemunah 

Melati  8  8  30.000,‐ 

46  GOA LALAY INDAH Jl. Cipatugaran  Kec. Palabuhan Ratu Telp. 0266‐432079 

Drs. Paiman. S 

Melati  15  15  50.000,‐ 

47  WISMA SEJAHTERA Jl. Raya Citepus Kec. Palabuhan Ratu 

Elvis Tampubolon 

Melati  8  8  30.000,‐ 

48  SINDANG LAUT Jl. Siliwangi Kec. Palabhan Ratu Telp. 0266‐431038 

H. Rohani S  Melati  18  30  30.000,‐ 

49  ASRI Jl. Raya Citepus Kec. Palabuhan Ratu 

Deni Madya 

Melati  12  12  30.000,‐ 

50  RUMAH PANGGUNG Jl. Raya Citepus Kec. Palabuhan Ratu 

Royani  Melati  7  7  75.000 ‐ s.d 150.000,‐ 

51  RESIK Jl. Raya Citepus Kec. Palabuhan Ratu 

Rahman  Melati  6  6  20.000,‐ 

52  LESTARI Jl. Raya Citepus Kec. Palabuhan Ratu 

Hendi, MSc  Melati  8  14  30.000,‐ 

53  PONDOK WISATA CITEPUS Jl. Raya Citepus Desa Citepus Kec. Palabuhan Ratu 

Dparda Kab Sukabumi  

Melati  7  7  50.000,‐ s.d 75.000,‐ 

Page 81: Laporan Akhir Ekowisata... · Laporan akhir ini terbagi ke dalam 2 ... Tabel 3.10 APW yang Melayani Perjalanan Wisata ke Kawasan Ekowisata ... Gambar 3.9 Pantai Cibangban III

Laporan Akhir

Penyusunan Action Plan Pengembangan Kepariwisataan Jawa Barat III  ‐   38 Kawasan Ekowisata Palabuhan Ratu

Jumlah No  Nama dan Alamat Hotel  

Pengelola dan Izin Usaha 

Kelas Bintang 

Kamar  T. Tidur Tarif (Rp) 

54  VILLA MARGARETA JL. Raya Citepus Kec. Palabuhan Ratu   

Elsa Gilago  Melati  5  10  150.000,‐ s.d 350.000,‐ 

55  CLEOPATRA Jl. Raya Citepus Kec. Palabuhan Ratu Telp. 0266‐431185 

Hj. Tien, SH  Melati  50  125  60.000 – s.d 200.000,‐ 

KECAMATAN CIKAKAK 56  PONDOK KENCANA 

Jl. Raya Cisolok km 8 Desa Cimaja,  Kec. Cikakak 

  Melati  8  16  250.000,‐ s.d 350.000,‐ 

                Sumber : Dinas Kepariwisataan  Kabupaten Sukabumi, 2007 

 

Banyaknya  jumlah pengunjung yang datang ke hotel bintang dan hotel melati di Kawasan Ekowisata Palabuhan Ratu, baik wisatawan nusantara maupun wisatawan macanegara dari tahun 2004 sampai 2007 dapat dilihat pada tabel 3.8 berikut.  

 Tabel 3.8 

Jumlah Wisman dan Wisnus yang berkunjung ke Hotel Bintang dan Melati  di Kec. Palabuhan Ratu, Kec. Cisolok ,dan Kec. Cikakak 

(Laporan Triwulan I/Maret 2007)  

2004  2005  2006  2007 No  Kecamatan  Bintang 

Wisman  Wisnus  Wisman  Wisnus  Wisman  Wisnus  Wisman  Wisnus Bintang  19  967  15  1.016  23  895  4  130 1  Palabuhan 

Ratu  Melati  1.205  18.352  1.051  17.669  972  16.753  202  5.505 Bintang  75  20.101  80  20.110  45  2.008  45  499 2  Cisolok Melati  553  7.153  511  7.053  475  6.813  12  1.548 

3  Cikakak  Melati  41  191  35  188  33  155  5  45 Sumber : Dispar Kabupaten Sukabumi, 2007 

 Berdasarkan Laporan Triwulan  I dari Dinas Kepariwisataan Kabupaten Sukabumi, sampai dengan Bulan Maret 2007  jumlah pengunjung baik wisman maupun wisnus berkurang, hal ini diperkirakan karena adanya isu gelombang tinggi yang terjadi di sekitar pantai selatan. 

3.2.2 Restoran / Rumah Makan 

Jumlah  rumah makan pada  tahun 2004 di Kabupaten Sukabumi adalah  sebanyak 90 buah yang terdiri dari rumah makan masakan Sunda 36 buah, rumah makan masakan Indonesia 46 buah,  rumah makan masakan Eropa 7 buah, dan  rumah makan masakan China 1 buah (Profil Kabupaten Sukabumi, 2004/2005). Pada  tahun 2005  jumlah  restoran  /  rumah makan ini menurun menjadi 89 buah. Dan pada tahun 2006 jumlahnya meningkat kembali menjadi 93 buah. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 3.9 berikut.  

Page 82: Laporan Akhir Ekowisata... · Laporan akhir ini terbagi ke dalam 2 ... Tabel 3.10 APW yang Melayani Perjalanan Wisata ke Kawasan Ekowisata ... Gambar 3.9 Pantai Cibangban III

Laporan Akhir

Penyusunan Action Plan Pengembangan Kepariwisataan Jawa Barat III  ‐   39 Kawasan Ekowisata Palabuhan Ratu

Tabel 3.9 Perkembangan Jumlah Rumah Makan di Kabupaten Sukabumi  

Tahun 2003‐2006  

Tahun No.  Klasifikasi Rumah Makan 

2003  2004  2005  2006 1  Sunda  36  36  36  36 2  Indonesia  46  46  45  49 3  Eropa  7  7  7  7 4  China  1  1  1  1   Jumlah  90  90  89  93 

                     Sumber : Kabupaten Sukabumi dalam Angka, 2007  Dari 93 buah  rumah makan yang berada di Kabupaten Sukabumi  tersebut, sebagian besar tersebar  di  kawasan  pariwisata  seperti  di Kawasan  Ekowisata  Palabuhan  Ratu.  Beberapa nama  rumah  makan  yang  berada  di  Kawasan  Ekowisata  Palabuhan  Ratu  tersebut diantaranya  adalah  :  1)Sanggar  Sari,  2)Queen/Ratu,  3)Priangan,  4)Varia  Sari,  5)Lembur Kuring,  6)Baraya,  7)Sederhana,  8)Augusta,  9)Saridona,  10)Malla  Sari,  11)Umi  Kulsum, 12)Sikabayan,  13)Deliya  Sari,  14)Nikmat,  15)Padi‐padi,  16)Lestari,  17)Cafe  Silfi,  18)Fauzi Gozin,  19)Kartika  Sari,  20)Citra Mandiri,  21)Cafe Bude,  22)Muara,  23)Bu  Eem,  24)Marina, 25)Dua  Putri,  26)Suparman,  27)Mutiara,  28)Bahagia,  29)Nelayan,  30)N  &  R,  31)Mitoha, 32)Mutiara Sari, dan lain‐lain.  

3.2.3 Usaha Perjalanan Pariwisata 

Bardasarkan  informasi  yang  diperoleh  dari  Dinas  Kepariwisataan  Kabupaten  Sukabumi, bahwa belum ada Usaha Perjalanan Wisata (UPW) yang berlokasi di Kabupaten Sukabumi. Selama  ini Usaha perjalanan wisata masih  berlokasi di Kota  Sukabumi,  berdasarkan data tahun  2004  tercatat  ada  sebanyak  19 unit Usaha Perjalanan Wisata yang  terdapat di Kota Sukabumi. Dari 19 unit Usaha Perjalanan Wisata  tersebut, beberapa diantaranya   melayani perjalanan wisata ke Kawasan Ekowisata Palabuhan Ratu. Beberapa nama Usaha Perjalanan Wisata yang melayani perjalanan wisata ke Palabuhan Ratu tersebut antara lain dapat dilihat pada tabel 3.10 berikut. 

Tabel 3.10 APW yang Melayani Perjalanan Wisata  

ke Kawasan Ekowisata Palabuhan Ratu Tahun 2006  

No.  Nama Usaha  Alamat  No. Telp 

1.  Alfa Tour & Travel  Gang Ajid III No 1  0266‐223286 

2.  Nada Tifar Tour & Travel  Jl. Pasundan 123  0266‐221903 

3.  Tanjung Sari Tour & Travel  Jl. Zaenal Zakse 19  0266‐237123 

4  Rachma Travel  Jl. Cibatu  0266‐242431 

     Sumber : Gurilapss Kabupaten Sukabuni, 2006 

 

Page 83: Laporan Akhir Ekowisata... · Laporan akhir ini terbagi ke dalam 2 ... Tabel 3.10 APW yang Melayani Perjalanan Wisata ke Kawasan Ekowisata ... Gambar 3.9 Pantai Cibangban III

Laporan Akhir

Penyusunan Action Plan Pengembangan Kepariwisataan Jawa Barat III  ‐   40 Kawasan Ekowisata Palabuhan Ratu

Untuk  menunjang  kegiatan  pariwisata,  keterlibatan  Usaha  Perjalanan  Wisata  sangat memegang peranan penting. Pihak Tour & Travel selalu berusaha untuk ikut mensukseskan kegiatan pariwisata, seperti yang dilakukan oleh Tanjung Sari Tour & Travel, yang menjual produk paket wisata untuk dipasarkan ke biro perjalanan wisata  lain yang berada di  luar kota, bahkan ke mancanegara. Hal  ini merupakan salah satu strategi pengembangan objek dan daya tarik wisata. 

3.2.4 Fasilitas Hiburan dan Rekreasi 

Kabupaten  Sukabumi  sendiri memiliki  beragam  sarana  dan  prasarana  yang mendukung kelancaran  penyelenggaraan  kepariwisataan,  termasuk  di  dalamnya  yang  berada  di Kawasan  Ekowisata  Palabuhan  Ratu.  Berdasarkan  informasi  yang  diperoleh  dari  Dinas Kepariwisataan  Kabupaten  Sukabumi,  beberapa  fasilitas  hiburan  dan  rekreasi  tersebut diantaranya  adalah  penginapan  remaja,  perkemahan,  kolam  renang,  toko  cinderamata, kolam pemancingan, tempat rekreasi, dan pondok wisata yang dapat dilihat pada tabel 3.11 berikut. 

Tabel 3.11 Fasilitas Hiburan dan Rekreasi lainnya  di Kabupaten Sukabumi Tahun 2005‐2006 

 

No  Jenis Fasilitas Jumlah  Fasilitas  Tahun 2005 

Jumlah Fasilitas  Tahun 2006 

1  Penginapan remaja  6  6 2  Perkemahan  21  8 3  Kolam renang  2  10 4  Kolam pemancingan  2  2 5  Toko Cinderamata  23  23 6  Tempat Rekreasi  5  3 7  Pondok Wisata  ‐  6 

  Sumber : Kebudayaan dan Pariwisata Jawa Barat dalam Angka, 2005                                                         Dispar Kabupaten Sukabumi, 2007                                  

Di area  tempat hiburan dan  rekreasi di Kawasan Ekowisata Palabuhan Ratu  tersebut  juga memiliki sarana perdagangan dan perbankan yang berupa warung, supermarket dan bank yang disajikan pada tabel 3.12 berikut. 

 

Page 84: Laporan Akhir Ekowisata... · Laporan akhir ini terbagi ke dalam 2 ... Tabel 3.10 APW yang Melayani Perjalanan Wisata ke Kawasan Ekowisata ... Gambar 3.9 Pantai Cibangban III

Laporan Akhir

Penyusunan Action Plan Pengembangan Kepariwisataan Jawa Barat III  ‐   41 Kawasan Ekowisata Palabuhan Ratu

Tabel 3.12 Banyaknya Sarana Perdagangan dan Perbankan  

di Kabupaten Sukabumi Tahun 2005  

           

 

 

 

 Sumber : Potensi Desa se‐Kabupaten Sukabumi, 2006 

3.2.5 Balawista 

Penanganan pengamanan kawasan wisata pantai Palabuhan Ratu dilakukan oleh Balawista (Badan  Penyelamat  Wisata  Tirta/Baywacth  Life  Guard).  Penanganan  pengamanan  ini dilakukan  mulai  dari  Pantai  Ujung  Genteng,  Pantai  Palabuhan  Ratu,  sampai  dengan Cibangban.  Saat  ini  terdapat  104  anggota  Balawista  yang  tersebar,  30  orang  di  Ujung Genteng dan 74 orang di Palabuhan Ratu. Sarana dan prasarana yang dimiliki oleh Balawista ini  masih  sangat  kurang  diantaranya  hanya  memiliki  3  pos  penjagaan,  1  rubber  boat (pinjaman DIPARDA),  6  pelampung,  2 megaphone,  teropong dan  4 malibu. Keterbatasan peralatan ini sangat berpengaruh dalam kinerja Balawisata di lapangan.  

Selain  itu keberadaan Balawista  selama  ini dianggap bukan  sebagai organisasi yang dapat memberikan  rasa  nyaman  bagi  wisatawan  yang  datang.  Selain  masalah  keterbatasan paralatan, juga tidak ada seragam khusus Balawista, sehingga Balawista sulit untuk dikenali wisatawan. Tetapi walaupun dengan keterbatasan yang ada sekarang ini, Balawista sendiri tetap berharap kepada Pemerintah setempat agar lebih fokus lagi terhadap pengamanan di lapangan mengingat sering  terjadinya kecelakaan, dan kepada wisatawan dihimbau untuk mengikuti  arahan  /  petunjuk  petugas  Balawista  pada  saat  melakukan  aktivitas  tirta. Balawista  sendiri dalam melakukan  tugasnya,  telah dibekali dengan  pelatihan dari Dinas Kepariwisataan Kabupaten Sukabumi dan pelatihan – pelatihan wisata tirta lainnya. 

Gambar 3.23 Pos Jaga Balawista 

 

 

 

 

 

 

No.  Kecamatan Toko/ warung/ kios 

Supermarket/ pasar swalayan/ 

toserba 

Bank umum  KUD 

1  Palabuhan Ratu  788  5  0  2 2  Simpenan  138  1  9  2 3  Cisolok  701  0  1  1 4  Cikakak  186  1  0  0 

Page 85: Laporan Akhir Ekowisata... · Laporan akhir ini terbagi ke dalam 2 ... Tabel 3.10 APW yang Melayani Perjalanan Wisata ke Kawasan Ekowisata ... Gambar 3.9 Pantai Cibangban III

Laporan Akhir

Penyusunan Action Plan Pengembangan Kepariwisataan Jawa Barat III  ‐   42 Kawasan Ekowisata Palabuhan Ratu

3.2.6 Transportasi dan Infrastruktur 

Di Kawasan Wisata Palabuhan Ratu, peranan  transportasi cukup dominan  terutama untuk memudahkan  wisatawan mencapai  objek  dan  daya  tarik  wisata.  Selain  itu,  transportasi sangat  dibutuhkan  dalam  melayani  kebutuhan  masyarakat  dalam  pertumbuhan  daerah yang baru berkembang terutama menggerakkan perekonomian di pedesaan. 

Disatu  sisi  penyediaan  prasarana  transportasi  adalah mutlak untuk  pengembangan  suatu wilayah, khususnya di Kabupaten Sukabumi yang terdiri dari banyak kecamatan dan masih banyak  daerah‐daerah  yang membutuhkan  jaringan  transportasi  yang  layak. Di  sisi  lain secara ekonomi, penyediaan prasarana di daerah‐daerah akan membebani pemerintah yang mempunyai  kewajiban  untuk  menjamin  tercapainya  pelayanan  minimum  bagi  seluruh masyarakat.  Pengembangan  jaringan  transportasi  akan  ikut  menunjang  pengembangan sektor pariwisata daerah. 

Terdapat permasalahan dalam penyediaan  sarana dan prasarana  transportasi di Kawasan Ekowisata Palabuhan Ratu sebagai berikut: 

• Pemeliharaan  jaringan  jalan  di  daerah  KWU  Palabuhan  Ratu  untuk  memperlancar mobilitas wisatawan serta meningkatkan aksesibilitas ke objek dan daya tarik wisata. 

• Peningkatan  jaringan  jalan  akses  menuju  objek  dan  daya  tarik  wisata  sehingga memudahkan wisatawan. 

• Pembangunan  jalan  akses ke objek dan daya  tarik wisata yang masih belum memiliki akses jalan dari jaringan jalan yang telah tersedia. 

• Kurang  terprogramnya  pengelolaan  parkir  kendaraan  menyebabkan  kesemrawutan pengaturan parkir pengunjung di objek dan daya  tarik wisata  sehingga menimbulkan kekacauan  dan  pungutan  liar.  Penyediaan  lahan  parkir  di  tiap  objek  wisata  dan pengelolaan parkir yang baik akan meningkatkan pelayanan  terhadap wisatawan yang berkunjung.  

3.2.7 Jaringan Listrik, Air, dan Telepon  

Seluruh wilayah di Kabupaten Sukabumi sudah dijangkau oleh jaringan listrik. Jumlah desa menurut pemasangan listrik dan gardu di Kawasan Ekowisata Palabuhan Ratu pada tahun 2006, dapat dilihat pada tabel 3.13 berikut. 

Page 86: Laporan Akhir Ekowisata... · Laporan akhir ini terbagi ke dalam 2 ... Tabel 3.10 APW yang Melayani Perjalanan Wisata ke Kawasan Ekowisata ... Gambar 3.9 Pantai Cibangban III

Laporan Akhir

Penyusunan Action Plan Pengembangan Kepariwisataan Jawa Barat III  ‐   43 Kawasan Ekowisata Palabuhan Ratu

Tabel 3.13 Jumlah Desa Menurut Pemasangan Listrik dan Gardu  di Kawasan Ekowisata Palabuhan Ratu Tahun 2006 

 

No  Kecamatan Jumlah Desa 

Desa Sudah Berlistrik 

Jumlah Gardu 

1  Palabuhan Ratu  8  8  77 2  Simpenan  6  6  33 3  Cisolok  10  10  63 4  Cikakak  7  7  29 

  Sumber : Kabupaten Sukabumi Dalam Angka, 2007 

Ketersediaan  air  yang  baik  sangat  berpengaruh  terhadap  kegiatan  pariwisata,  karena  air merupakan unsur yang sangat penting bagi pelayanan kepada wisatawan. Ketersediaan air bersih di Kabupaten Sukabumi berasal dari PDAM, pompa listrik, sumur, dan mata air yang dapat dilihat pada tabel 3.14 berikut. 

Tabel 3.14 Banyaknya Desa yang Memiliki Sumber Air Minum  di Kawasan Ekowisata Palabuhan Ratu Tahun 2005 

 Sumber Air 

No  Kecamatan  Pam /Air 

Mineral 

Pompa Listrik 

Sumur /Perigi 

Mata Air 

Sungai/Danau 

Air Hujan 

Penduduk yang Membeli Air Minum 

1  Palabuhan Ratu  1  0  3  4  0  0  0 2  Simpenan  0  1  4  0  0  0  2 3  Cisolok  0  0  4  6  0  0  8 4  Cikakak  0  0  3  4  0  0  0 

Sumber : Potensi Desa se‐ Kabupaten Sukabumi, 2006 

Fasilitas  telekomunikasi  yang  berkembang  sangat  cepat mengakibatkan  kebutuhan  akan telekomunikasi  dan  informasi  saat  ini manjadi  salah  satu  kebutuhan  pokok masyarakat, termasuk  masyarakat  yang  melakukan  perjalanan  wisata.  Fasilitas  telekomunikasi  yang dibutuhkan masyarakat adalah telepon umum koin, wartel, warnet, kantor pos / kantor pos pembantu, dan pos keliling. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 3.15 berikut ini. 

Tabel 3.15 Banyaknya Desa yang Memiliki Prasarana Komunikasi  di Kawasan Ekowisata Palabuhan Ratu Tahun 2005 

Sumber : Potensi Desa se‐ Kabupaten Sukabumi, 2006 

No  Kecamatan Telepon Umum Koin 

Wartel  Warnet Kantor 

Pos/Kantor Pos Pembantu 

Pos Keliling 

1  Palabuhan Ratu  2  0  1  3  5 2  Simpenan  3  1  0  0  3 3  Cisolok  0  1  0  1  0 4  Cikakak  0  2  1  0  0 

Page 87: Laporan Akhir Ekowisata... · Laporan akhir ini terbagi ke dalam 2 ... Tabel 3.10 APW yang Melayani Perjalanan Wisata ke Kawasan Ekowisata ... Gambar 3.9 Pantai Cibangban III

Laporan Akhir

Penyusunan Action Plan Pengembangan Kepariwisataan Jawa Barat III  ‐   44 Kawasan Ekowisata Palabuhan Ratu

Sedangkan menurut Badan Pusat Statistik Kabupaten Sukabumi,   pada  tahun 2006  jumlah surat  yang  dikirim  lewat  pos  kedalam  dan  luar  negeri  masih  cukup  besar.  Hal  ini menunjukkan  bahwa  walaupun  perkembangan  teknologi  sudah  begitu  pesatnya  namun ternyata  masyarakat  masih  membutuhkan  jasa  pelayanan  surat  menyurat  yang konvensional melalui pos. 

Untuk  meningkatkan  jasa  layanan  telekomunikasi,  PT.  Telkom  terus  berusaha  untuk memperluas  jangkauan  jasa  telekomunikasi  ke  seluruh  pelosok,  hal  ini  dapat  dilihat dari semakin bertambahnya jumlah pelanggan telepon. Begitu  juga  jumlah warung telkom yang terus  bertambah,  sedangkan  telepon  umum  koin  jumlahnya  cenderung  berkurang  dari tahun ke tahun, sementara usaha warnet cukup berkembang dengan jumlah 12 unit di tahun 2006. (Kabupaten Sukabumi Dalam Angka, 2007) 

Sarana Kesehatan 

Adanya  sarana  kesehatan  yang  baik  akan  semakin  mendukung  kegiatan  Ekowisata  di Kawasan  Palabuhan  Ratu.  Berikut  ditampilkan  banyaknya  Desa  yang  memiliki  sarana kesehatan  di  Kecamatan  Palabuhan  Ratu,  Simpenan,  Cisolok,  dan  Cikakak,  yang  dapat dilihat pada tabel 3.16 berikut. 

 Tabel 3.16 

Jumlah Rumah Sakit, Puskesmas, dan Posyandu  di Kawasan Ekowisata Palabuhan Ratu Tahun 2006 

 

No  Kecamatan  Rumah Sakit 

Puskesmas  Puskesmas Pembantu 

Puskesmas Keliling 

Posyandu 

1  Palabuhan Ratu  1  2  3  2  100 2  Simpenan  0  1  3  1  95 3  Cisolok  0  1  6  1  86 4  Cikakak  0  1  3  1  61 

     Sumber : Kabupaten Sukabumi Dalam Angka, 2007 

Tempat Ibadah 

Tersedianya  tempat  ibadah  yang  memadai  di  kawasan  Ekowisata  akan  memudahkan wisatawan  yang  datang  ke  objek wisata  untuk  tetap menjalankan  ibadahnya  di  tengah‐tengah kegiatan wisatanya. Untuk mengetahui  jumlah  tempat  ibadah di  setiap kecamatan dapat dilihat pada tabel 3.17 berikut.  

Page 88: Laporan Akhir Ekowisata... · Laporan akhir ini terbagi ke dalam 2 ... Tabel 3.10 APW yang Melayani Perjalanan Wisata ke Kawasan Ekowisata ... Gambar 3.9 Pantai Cibangban III

Laporan Akhir

Penyusunan Action Plan Pengembangan Kepariwisataan Jawa Barat III  ‐   45 Kawasan Ekowisata Palabuhan Ratu

Tabel 3.17 Banyaknya Tempat Ibadah Menurut Jenis  

di Kawasan Ekowisata Palabuhan Ratu Tahun 2005  

No  Kecamatan  Masjid  Surau/ Langgar 

Gereja Kristen 

Gereja  Katolik 

Pura  Vihara/ Klenteng 

1  Palabuhan Ratu  149  232  3  1  0  0 2  Simpenan  128  149  0  0  0  1 3  Cisolok  131  206  0  0  0  0 4  Cikakak  72  183  0  0  0  0 Sumber : Potensi Desa se‐ Kabupaten Sukabumi, 2006 

 

Keamanan 

Keberhasilan bidang pariwisata tidak lepas dari dukungan keamanan yang kondusif, hal ini sangat  besar  pengaruhnya  terhadap  jumlah  kunjungan  wisatawan  terutama  wisatawan mancanegara. Dalam menunjang kegiatan pariwisata, POLRES Kabupaten Sukabumi secara bertahap terus berupaya dan mengambil langkah sebagai berikut : 

1. Sejak  tahun  1991  telah  dibentuk  polisi  pengamanan  pariwisata,  yang  bekerjasama dengan Disparda kabupaten Sukabumi. 

2. Tahun  2004  pembentukkan  Tim  Sar  Terbatas,  yang  bekerjasama  dengan Diparda  dan Balawista. 

3. Mengadakan  pendidikan  dan  pelatihan  kepariwisataan  di  tingkat  POLRES  Sukabumi maupun POLDA Jabar.  

3.3 Pasar Wisatawan 

Kawasan Ekowisata Palabuhan Ratu memiliki potensi pasar wisatawan nusantara maupun mancanegara yang besar. Hal  ini disebabkan  antara  lain karakteristik Kawasan Ekowisata Palabuhan  Ratu  yang  unik  dan  khas  sehingga memberikan  pengalaman  berwisata  yang berbeda dengan yang  lain. Potensi objek dan daya  tarik wisata yang  terdapat di Kawasan Ekowisata  Palabuhan  Ratu  menawarkan  nuansa  “kembali  ke  alam“  dengan  cara memanfaatkan  setting  alam  Palabuhan  Ratu  khususnya  alam  pegunungan,  rimba,  air, sungai, laut, dan pantai.  

Pasar  wisatawan  eksisting  Kawasan  Ekowisata  Palabuhan  Ratu  antara  lain  wisatawan nusantara lokal dan regional, terutama wisatawan yang berasal dari Kabupaten Cianjur dan Kabupaten Bandung dengan tujuan wisata rekreasi pantai dan wisata minat khusus olahraga pantai seperti: arung jeram, arung gelombang, surfing, snorkling, dan lain‐lain. 

Page 89: Laporan Akhir Ekowisata... · Laporan akhir ini terbagi ke dalam 2 ... Tabel 3.10 APW yang Melayani Perjalanan Wisata ke Kawasan Ekowisata ... Gambar 3.9 Pantai Cibangban III

Laporan Akhir

Penyusunan Action Plan Pengembangan Kepariwisataan Jawa Barat III  ‐   46 Kawasan Ekowisata Palabuhan Ratu

3.3.1  Potensi Pasar Wisatawan Nusantara 

Potensi  pasar  wisatawan  nusantara  Kawasan  Ekowisata  Palabuhan  Ratu  secara  umum adalah  jumlah penduduk Provinsi Jawa Barat dan DKI Jakarta. Menurut Jawa Barat Dalam Angka  tahun  2007,  jumlah penduduk Provinsi  Jawa Barat menunjukkan  angka  40.737.594 jiwa dan berdasarkan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil DKI Jakarta, sampai dengan Bulan Agustus  2007  jumlah penduduk DKI  Jakarta  adalah  sebesar  7.556.361  jiwa. Potensi pasar  yang  besar  ini  merupakan  peluang  yang  sangat  potensial  dalam  pengembangan pariwisata Kawasan  Ekowisata  Palabuhan  Ratu. Untuk  lebih  jelasnya  dapat  dilihat  pada tabel 3.18 berikut. 

Tabel 3.18 Jumlah Penduduk Provinsi Jawa Barat dan DKI Jakarta  

Tahun 2003‐2006  

Jumlah Penduduk No  Provinsi / Kabupaten Tahun 2003  Tahun 2004  Tahun 2005  Tahun 2006 

1  DKI Jakarta  8.566.300  8.636.100  8.699.600  8.755.700 2  Jawa Barat:  38.132.356  39.140.812  39.960.869  40.737.594 3  Kabupaten Bogor  3.711.885  3.945.411  4.100.934  4.216.186 4  Kabupaten Sukabumi  2.201.258  2.210.091  2.224.993  2.240.901 5  Kabupaten Cianjur  2.057.911  2.079.306  2.098.644  2.125.023 6  Kabupaten Bandung  4.002.290  4.002.290  4.263.934  4.399.128 7  Kabupaten Garut  2.181.962  2.260.478  2.321.070  2.375.725 8  Kabupaten Tasikmalaya  1.596.292  1.569.292  1.693.479  1.743.324 9  Kabupaten Ciamis  1.671.654  1.522.928  1.542.661  1.565.121 10  Kabupaten Kuningan  1.025.970  1.073.172  1.096.848  1.118.776 11  Kabupaten Cirebon         2.058.114  2.084.572  2.107.918  2.134.656 12  Kabupaten Majalengka  1.181.677  1.184.760  1.191.490  1.197.994 13  Kabupaten Sumedang  1.019.334  1.043.340  1.067.361  1.089.889 14  Kabupaten Indramayu  1.747.467  1.749.170  1.760.286  1.778.396 15  Kabupaten Subang  1.386.531  1.406.976  1.421.973  1.441.191 16  Kabupaten Purwakarta  731.584  760.220  770.660  784.797 17  Kabupaten Karawang  1.892.275  1.939.674  1.985.574  2.031.128 18  Kabupaten Bekasi  1.876.928  1.917.248  1.953.380  1.991.230 19  Kota Bogor  811.307  833.523  844.778  855.846 20  Kota Sukabumi  270.131  278.418  287.760  294.646 21  Kota Bandung  2.248.758  833.523  2.315.895  2.340.624 22  Kota Cirebon  272.821  2.290.464  281.089  285.363 23  Kota Bekasi  1.864.421  276.912  1.994.850  2.040.258 24  Kota Depok  1.325.087  1.931.976  1.373.860  1.393.568 25  Kota Cimahi  473.290  1.535.249  493.689  506.250 26  Kota Tasikmalaya  351.409  482.763  594.158  610.456 27  Kota Banjar  ‐  166.868  173.576  177.118 

    *) data sampai dengan Bulan September 2007    Sumber: Jawa Barat dalam Angka Tahun 2007                   www.kependudukancapil.jakarta.go.id                  www.bps.jakarta.go.id 

Page 90: Laporan Akhir Ekowisata... · Laporan akhir ini terbagi ke dalam 2 ... Tabel 3.10 APW yang Melayani Perjalanan Wisata ke Kawasan Ekowisata ... Gambar 3.9 Pantai Cibangban III

Laporan Akhir

Penyusunan Action Plan Pengembangan Kepariwisataan Jawa Barat III  ‐   47 Kawasan Ekowisata Palabuhan Ratu

Selain  dilihat  dari  jumlah  penduduk  Jawa  Barat,  jumlah  kunjungan  wisatawan,  baik wisatawan nusantara maupun wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Jawa Barat, juga dapat  dimanfaatkan  sebagai  potensi  utama  pasar  wisatawan  bagi  Kawasan  Ekowisata Palabuhan Ratu.  

Jumlah kunjungan wisatawan nusantara ke objek wisata di Jawa Barat tersebut dapat dilihat pada tabel 3.19 berikut. 

Tabel 3.19 Jumlah Kunjungan Wisatawan Nusantara Ke Objek Wisata di Jawa Barat Tahun 2006 

No  Provinsi / Kabupaten  Jumlah Kunjungan  ke Objek Wisata  

1  Kabupaten Bogor  1.833.530 2  Kabupaten Sukabumi  1.797.121 3  Kabupaten Cianjur  2.770.377 4  Kabupaten Bandung  2.405.923 5  Kabupaten Garut  1.542.284 6  Kabupaten Tasikmalaya  646.164 7  Kabupaten Ciamis  579.837 8  Kabupaten Kuningan  555.756 9  Kabupaten Cirebon  1.541.439 10  Kabupaten Majalengka  177.459 11  Kabupaten Sumedang  270.172 12  Kabupaten Indramayu  513.954 13  Kabupaten Subang  4.477.551 14  Kabupaten Purwakarta  249.683 15  Kabupaten Karawang  95.859 16  Kabupaten Bekasi  71.080 17  Kota Bogor  1.370.119 18  Kota Sukabumi  990.664 19  Kota Bandung  1.283.523 20  Kota Cirebon  146.423 21  Kota Bekasi  ‐ 22  Kota Depok  ‐ 23  Kota Cimahi  ‐ 24  Kota Tasikmalaya  240.927 25  Kota Banjar  1.575 

Jawa Barat  23.561.420                                          Sumber: Jawa Barat Dalam Angka, 2007 

Perkembangan jumlah kunjungan wisatawan nusantara ke objek wisata dan akomodasi dari tahun  ke  tahun  selalu mengalami perubahan,  khususnya di Kabupaten  Sukabumi. Untuk melihat  perkembangan  jumlah  kunjungan  wisatawan  nusantara  ke  objek  wisata  di Kabupaten Sukabumi tersebut, disajikan pada Tabel 3.20 berikut ini. 

Page 91: Laporan Akhir Ekowisata... · Laporan akhir ini terbagi ke dalam 2 ... Tabel 3.10 APW yang Melayani Perjalanan Wisata ke Kawasan Ekowisata ... Gambar 3.9 Pantai Cibangban III

Laporan Akhir

Penyusunan Action Plan Pengembangan Kepariwisataan Jawa Barat III  ‐   48 Kawasan Ekowisata Palabuhan Ratu

Tabel 3.20 Perkembangan Jumlah Kunjungan Wisatawan Nusantara ke Objek Wisata 

di Kabupaten Sukabumi Tahun 2003 ‐ 2006  

No  Tahun  Jumlah Kunjungan 1  2003  1.229.980 2  2004  1.424.978 3  2005  1.496.416 4  2006  1.797.121 

                                            Sumber: Dinas Kepariwisataan Kab. Sukabumi, 2007 

Sedangkan untuk melihat  jumlah  kunjungan wisatawan  nusantara  ke  akomodasi di  Jawa Barat dapat dilihat pada tabel 3.21 berikut.  

Tabel 3.21 Jumlah Kunjungan Wisatawan Nusantara ke Akomodasi  

di Jawa Barat Tahun 2006  

No Provinsi / Kabupaten 

Jumlah Kunjungan ke Akomodasi  

1  Kabupaten Bogor  289.151 2  Kabupaten Sukabumi  68.895 3  Kabupaten Cianjur  344.178 4  Kabupaten Bandung  254.495 5  Kabupaten Garut  310.983 6  Kabupaten Tasikmalaya  16.051 7  Kabupaten Ciamis  116.000 8  Kabupaten Kuningan  142.678 9  Kabupaten Cirebon  64.270 10  Kabupaten Majalengka  26.155 11  Kabupaten Sumedang  58.206 12  Kabupaten Indramayu  241.882 13  Kabupaten Subang  181.544 14  Kabupaten Purwakarta  158.840 15  Kabupaten Karawang  18.054 16  Kabupaten Bekasi  34.460 17  Kota Bogor  698.889 18  Kota Sukabumi  220.086 19  Kota Bandung  1.934.967 20  Kota Cirebon  130.283 21  Kota Bekasi  104.309 22  Kota Depok  38.500 23  Kota Cimahi  2.400 24  Kota Tasikmalaya  174.627 25  Kota Banjar  12.897 

Jawa Barat  5.642.800                                          Sumber: Jawa Barat Dalam Angka, 2007  

Page 92: Laporan Akhir Ekowisata... · Laporan akhir ini terbagi ke dalam 2 ... Tabel 3.10 APW yang Melayani Perjalanan Wisata ke Kawasan Ekowisata ... Gambar 3.9 Pantai Cibangban III

Laporan Akhir

Penyusunan Action Plan Pengembangan Kepariwisataan Jawa Barat III  ‐   49 Kawasan Ekowisata Palabuhan Ratu

Untuk melihat  perkembangan  jumlah  kunjungan  wisatawan  nusantara  ke  akomodasi  di Kabupaten Sukabumi mulai dari tahun 2004 sampai dengan tahun 2007, dapat dilihat pada tabel 3.22 berikut. 

Tabel 3.22 Perkembangan Jumlah Kunjungan Wisatawan Nusantara ke Akomodasi  

di Kabupaten Sukabumi Tahun 2004‐2007  

No  Tahun  Jumlah 1  2004  152.670 2  2005  128.075 3  2006     68.895 4  2007        19.526*) 

                                                  *) data sampai dengan Bulan Maret 2007                                                             Sumber : Diparda Kabupaten Sukabumi, 2007 

 Untuk  melihat  lebih  rinci  mengenai  jumlah  kunjungan  yang  dilakukan  oleh  wisatawan nusantara ke  akomodasi, khususnya di Kawasan Ekowisata Palabuhan Ratu dapat dilihat pada tabel  Tabel 3.23 berikut.  

Tabel 3.23 Jumlah Kunjungan Wisatawan Nusantara ke Akomodasi  

di Kawasan Ekowisata Palabuhan Ratu Tahun 2004 ‐ 2007 

 No  Kecamatan  2004  2005  2006  2007*) 1  Kec. Cisolok  27.254  27.163  8.821  2.047 2  Kec. Palabuhan Ratu  18.352  17.669  16.753  5.505 3  Kec. Cikakak  191  188  155  45 4  Kec. Simpenan  ‐  ‐  ‐  ‐ 

                   *)data sampai dengan Bulan Maret 2007                    Sumber: Dinas Kepariwisataan Kab. Sukabumi, 2007 

 Jumlah  kunjungan  serta  nama‐nama  objek wisata di Kawasan Ekowisata Palabuhan Ratu yang  dikunjungi  oleh  wisatawan,  baik  itu  wisatawan  nusantara  maupun  wisatawan mancanegara, dapat dilihat pada tabel 3.24 berikut ini. 

Page 93: Laporan Akhir Ekowisata... · Laporan akhir ini terbagi ke dalam 2 ... Tabel 3.10 APW yang Melayani Perjalanan Wisata ke Kawasan Ekowisata ... Gambar 3.9 Pantai Cibangban III

Laporan Akhir

Penyusunan Action Plan Pengembangan Kepariwisataan Jawa Barat III  ‐   50 Kawasan Ekowisata Palabuhan Ratu

Tabel 3.24 Jumlah Kunjungan Wisatawan Nusantara dan Wisatawan Mancanegara ke Objek Wisata di 

Kawasan Ekowisata Palabuhan Ratu Tahun 2007  (Laporan Triwulan I/Maret 2007) 

 Jumlah Kunjungan 

No  Nama Dan Alamat Wisman  Wisnus  Total 

KEC. PALABUHAN RATU 1  Goa Lalay                                          

Desa Citarik                                 Kec. Palabuhan Ratu 

0  135  135 

KEC. CISOLOK 2  Pantai Cibangban                         

Desa Pasir Biru                                Kec. Cisolok 

0  2018  2018 

3  Pantai Karanghawu                         Desa Cikakak                             Kec. Cisolok 

16  113  129 

4  Cipanas Cisolok                            Desa Cisolok                                   Kec. Cisolok 

5  705  710 

                         Sumber : Dispar Kabupaten Sukabumi, 2007  

Bila   dilihat dari  tabel  tersebut,  jumlah pengunjung yang datang  lebih banyak wisatawan nusantara, hal ini mencirikan bahwa kegiatan Ekowisata Palabuhan Ratu belum sepenuhnya optimal bagi pasar wisatawan mancanegara. Oleh karena itu perlu ditingkatkan lagi kualitas objek wisata dari berbagai sektor, untuk semakin meningkatkan Kabupaten Sukabumi pada umumnya dan Kawasan Ekowisata Palabuhan Ratu pada khususnya.  

3.3.2  Potensi Pasar Wisatawan Mancanegara 

Potensi pasar wisatawan yang datang ke Kawasan Ekowisata Palabuhan Ratu, tidak hanya dari  wisatawan  nusantara  saja  tetapi  juga  wisatawan  mancanegara.  Jumlah  wisatawan mancanegara yang berkunjung ke objek wisata di Jawa Barat, dapat dilihat pada  tabel 3.25 berikut. 

Tabel 3.25 Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara       Ke Objek Wisata di Jawa Barat Tahun 2006 

 

No  Provinsi / Kabupaten  Jumlah Kunjungan ke Objek Wisata 

1  Kabupaten Bogor  18.150 2  Kabupaten Sukabumi  15.201 3  Kabupaten Cianjur  34.857 4  Kabupaten Bandung  57.443 5  Kabupaten Garut  5.419 6  Kabupaten Tasikmalaya  4.604 

Page 94: Laporan Akhir Ekowisata... · Laporan akhir ini terbagi ke dalam 2 ... Tabel 3.10 APW yang Melayani Perjalanan Wisata ke Kawasan Ekowisata ... Gambar 3.9 Pantai Cibangban III

Laporan Akhir

Penyusunan Action Plan Pengembangan Kepariwisataan Jawa Barat III  ‐   51 Kawasan Ekowisata Palabuhan Ratu

No  Provinsi / Kabupaten Jumlah Kunjungan ke Objek Wisata 

7  Kabupaten Ciamis  2.602 8  Kabupaten Kuningan  497 9  Kabupaten Cirebon  106 10  Kabupaten Majalengka  102 11  Kabupaten Sumedang  17.095 12  Kabupaten Indramayu  27 13  Kabupaten Subang  29.933 14  Kabupaten Purwakarta  2.182 15  Kabupaten Karawang  17 16  Kabupaten Bekasi  ‐ 17  Kota Bogor  18.714 18  Kota Sukabumi  244 19  Kota Bandung  18.838 20  Kota Cirebon  1.044 21  Kota Bekasi  ‐ 22  Kota Depok  ‐ 23  Kota Cimahi  ‐ 24  Kota Tasikmalaya  ‐ 25  Kota Banjar  ‐ 

Jawa Barat  227.075                                           Sumber: Jawa Barat Dalam Angka, 2007 

    Sedangkan untuk melihat  jumlah wisatawan mancanegara yang berkunjung ke akomodasi di Jawa Barat, dapat dilihat pada tabel 3.26 berikut.  

Tabel 3.26 Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara       Ke Akomodasi di Jawa Barat Tahun 2006 

 

No  Provinsi / Kabupaten  Jumlah Kunjungan ke Akomodasi 

1  Kabupaten Bogor  28.596 2  Kabupaten Sukabumi  2.206 3  Kabupaten Cianjur  397 4  Kabupaten Bandung  2.794 5  Kabupaten Garut  5.741 6  Kabupaten Tasikmalaya  32 7  Kabupaten Ciamis  2.401 8  Kabupaten Kuningan  251 9  Kabupaten Cirebon  195 10  Kabupaten Majalengka  ‐ 11  Kabupaten Sumedang  2.943 12  Kabupaten Indramayu  79 13  Kabupaten Subang  3.465 14  Kabupaten Purwakarta  16.676 15  Kabupaten Karawang  27 

Page 95: Laporan Akhir Ekowisata... · Laporan akhir ini terbagi ke dalam 2 ... Tabel 3.10 APW yang Melayani Perjalanan Wisata ke Kawasan Ekowisata ... Gambar 3.9 Pantai Cibangban III

Laporan Akhir

Penyusunan Action Plan Pengembangan Kepariwisataan Jawa Barat III  ‐   52 Kawasan Ekowisata Palabuhan Ratu

No  Provinsi / Kabupaten Jumlah Kunjungan ke Akomodasi 

16  Kabupaten Bekasi  20.768 17  Kota Bogor  31.461 18  Kota Sukabumi  570 19  Kota Bandung  81.933 20  Kota Cirebon  3.291 21  Kota Bekasi  12.790 22  Kota Depok  250 23  Kota Cimahi  ‐ 24  Kota Tasikmalaya  585 25  Kota Banjar  ‐ 

Jawa Barat  217.451                                           Sumber: Jawa Barat Dalam Angka, 2007 

 Perkembangan  Jumlah  kunjungan  wisatawan  mancanegara  ke  akomodasi  di  Kabupaten Sukabumi pada tahun 2004 sampai dengan tahun 2007, dapat dilihat pada tabel 3.27 berikut.   

Tabel 3.27 Perkembangan Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara ke Akomodasi  

di Kabupaten Sukabumi Tahun 2004‐2007  

No  Tahun  Jumlah 1  2004  2.861 2  2005  4.683 3  2006  2.206 4  2007         402.*) 

                                           *) data sampai dengan Bulan Maret 2007                                                       Sumber : Dispar Kabupaten Sukabumi., 2007 

Sedangkan  untuk  melihat  jumlah  kunjungan  wisatawan  mancanegara  ke  akomodasi  di Kawasan Ekowisata Palabuhan Ratu, dapat dilihat pada tabel 3.28 berikut. 

Tabel 3.28 Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara 

ke Akomodasi di Kawasan Ekowisata Palabuhan Ratu  Tahun 2004 ‐ 2007 

 No  Kecamatan  2004  2005  2006  2007*) 1  Kec. Cisolok  628  591  520  57 2  Kec. Palabuhan Ratu  1.205  1.051  972  202 3  Kec. Cikakak  41  35  33  5 4  Kec. Simpenan  ‐  ‐  ‐  ‐ 

                   *) data sampai dengan Bulan Maret 2007                       Sumber: Dinas Kepariwisataan Kab. Sukabumi, 2007 

Bila  dilihat  dari  tabel‐tabel  diatas  jumlah  kunjungan  wisatawan,  baik  wisatawan mancanegara  maupun  wisatawan  nusantara  yang  berkunjung  ke  objek  wisata  dan  ke akomodasi di Kawasan Ekowisata Palabuhan Ratu  cenderung mengalami penurunan. Hal ini diperkirakan disebabkan karena adanya bencana alam yang melanda berbagai kawasan 

Page 96: Laporan Akhir Ekowisata... · Laporan akhir ini terbagi ke dalam 2 ... Tabel 3.10 APW yang Melayani Perjalanan Wisata ke Kawasan Ekowisata ... Gambar 3.9 Pantai Cibangban III

Laporan Akhir

Penyusunan Action Plan Pengembangan Kepariwisataan Jawa Barat III  ‐   53 Kawasan Ekowisata Palabuhan Ratu

rekreasi  pantai  selatan  Pulau  Jawa,  termasuk  isu  tsunami  yang melanda  hampir  seluruh kawasan pantai di Indonesia.  

 

3.4 Sumber Daya Manusia  

Jumlah sumber daya manusia yang bekerja di bidang pariwisata merupakan salah satu tolak ukur adanya perkembangan pariwisata di suatu wilayah, baik yang terlibat di pengelolaan daya  tarik  wisata  maupun  fasilitas  penunjang  wisata.  Sesuai  dengan  visi  Kabupaten Sukabumi  yaitu “Kabupaten Sukabumi yang tangguh, produktif dan sejahtera 2015“, maka kegiatan pariwisata juga harus sejalan dengan  misi tersebut. Oleh sebab itu salah satu fokus yang  mutlak  diperlukan  adalah  pembangunan  sumber  daya  manusia.  Pentingnya pengembangan  sumber  daya  manusia  ini  pada  hakekatnya  didasarkan  pada  kualitas. Kualitas  sumber  daya manusia memiliki  peran  yang  sangat  penting  dalam menentukan keberhasilan  pariwisata.  Ketersediaan  sumber  daya  manusia  yang  mencukupi  dan berkualitas  akan memberikan  kenyamanan  bagi wisatawan  karena  pelayanan  yang  baik merupakan hal yang dicari oleh wisatawan. 

Berikut  adalah  jumlah  tenaga  kerja  yang  bekerja  di  akomodasi  dan  rumah  makan  di Kabupaten Sukabumi, yang disajikan pada tabel 3.29 berikut. 

Tabel 3.29 Jumlah Tenaga Kerja di Akomodasi dan Rumah Makan  

di Kabupaten Sukabumi Tahun 2006  

No  Jumlah Tenaga Kerja   Pria   Wanita 1  Akomodasi   1.159  453 2  Rumah Makan  375  284 

                                     Sumber: Dinas Kepariwisataan Kab. Sukabumi, 2007  

Akomodasi merupakan sektor pariwisata yang banyak menyerap  tenaga kerja di Kawasan Ekowisata Palabuhan Ratu dibandingkan dengan pengusahaan objek wisata. Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 3.30 dan 3.31 berikut. 

Tabel 3.30 Jumlah Tenaga Kerja di Objek dan Daya Tarik Wisata  

di Kawasan Ekowisata Palabuhan Ratu Tahun 2006 

 No  Tenaga Kerja  Jumlah 1  Pria  10 2  Wanita  ‐ 

         Sumber: Dinas Kepariwisataan Kab. Sukabumi, 2007                                                      

Page 97: Laporan Akhir Ekowisata... · Laporan akhir ini terbagi ke dalam 2 ... Tabel 3.10 APW yang Melayani Perjalanan Wisata ke Kawasan Ekowisata ... Gambar 3.9 Pantai Cibangban III

Laporan Akhir

Penyusunan Action Plan Pengembangan Kepariwisataan Jawa Barat III  ‐   54 Kawasan Ekowisata Palabuhan Ratu

Tabel 3.31 Jumlah Tenaga Kerja di Objek dan Daya Tarik Wisata  di Kawasan Ekowisata Palabuhan Ratu Tahun 2006 

 

Tenaga Kerja No  Nama Dan Alamat 

Jarak Pusat Kota 

Status Pengelola 

Jenis Odtw 

Pria  Wanita 

KEC. PALABUHAN RATU 

1  Goa Lalay                        Desa Citarik                       Kec. Palabuhan Ratu 

2 km  Pemda  Alam  1  0 

2  Muara Cimandiri              Desa Cipatugaran             Kec. Palabuhan Ratu 

3 km  Desa  Alam  0  0 

3  Pantai Citepus                   Desa Kebon Kelapa          Kec. Palabuhan Ratu 

4 km  Pemdes  Alam  0  0 

KEC. CISOLOK 

4  Pantai Cibaeno                  Desa Pasir Biru                  Kec. Cisolok 

30 km  Pemda  Alam  0  0 

5  Pantai Cibangban              Desa Pasir Biru                  Kec. Cisolok 

20 km  Pemda  Alam  4  0 

6  Pantai Karanghawu          Desa Cikakak                     Kec. Cisolok 

12 km  Pemda  Alam  0  0 

7  Pantai Cimaja                    Desa Cimaja                       Kec. Cisolok 

10 km  Pemda  Alam  0  0 

8  Pantai Karangnaya           Desa Cikakak                     Kec. Cisolok 

8 km  SBH  Alam  5  0 

9  Pantai Citepus                   Desa Citepus                      Kec. Cisolok 

3 km  Pemda  Alam  0  0 

10  Pantai Cikakak                  Desa Cikakak                     Kec. Cisolok 

7 km  Desa  Alam  0  0 

Page 98: Laporan Akhir Ekowisata... · Laporan akhir ini terbagi ke dalam 2 ... Tabel 3.10 APW yang Melayani Perjalanan Wisata ke Kawasan Ekowisata ... Gambar 3.9 Pantai Cibangban III

Laporan Akhir

Penyusunan Action Plan Pengembangan Kepariwisataan Jawa Barat III  ‐   55 Kawasan Ekowisata Palabuhan Ratu

Tenaga Kerja No  Nama Dan Alamat 

Jarak Pusat Kota 

Status Pengelola 

Jenis Odtw 

Pria  Wanita 

11  Cihaur                                 Desa Cimaja                       Kec. Cisolok 

12 km    Alam  0  0 

12  Cipanas Cisolok                Desa Cisolok                      Kec. Cisolok 

17 km  Pemda  Alam  0  0 

13  Pantai Batu Kaca               Desa Pasirbiru                   Kec. Cisolok 

25 km    Alam  0  0 

14  Palabuhan Ratu Diving    Desa Cisolok                      

17 km      0  0 

15  Pantai Karanghawu II      Desa Cisolok                      Kec. Cisolok 

13 km  Pemda  Alam  0  0 

Sumber : Dispar Kabupaten Sukabumi, 2007  

Bila  dilihat  dari  tabel  diatas,  ketersediaan  tenaga  kerja  di  setiap  objek  wisata  belum maksimal.  Hal  ini  dapat  disebabkan  oleh  berbagai  hal,  seperti  kurangnya  sumber  daya manusia  pelaku  wisata,  kurangnya  keterlibatan  masyarakat  setempat  terhadap  kegiatan wisata  yang  berlangsung  di  sekitarnya,  dan  lain‐lain  Untuk  mengembangkan  kegiatan ekowisata di kawasan Palabuhan Ratu dan sekitarnya, maka sangat diperlukan ketersediaan tenaga kerja yang memadai, agar kegiatan pariwisata dapat berjalan dengan jauh lebih baik lagi. Adapun  jumlah tenaga kerja akomodasi di Kawasan Ekowisata Palabuhan Ratu dapat dilihat pada tabel 3.32 berikut 

Tabel 3.32 Jumlah Tenaga Kerja Akomodasi  

di Kawasan Ekowisata Palabuhan Ratu Tahun 2006 

 No  Jumlah Tenaga Kerja   Jumlah Tenaga Kerja 1  Pria  383 2  Wanita  143 

Total  526                                        Sumber: Dinas Kepariwisataan Kab. Sukabumi, 2007  

Page 99: Laporan Akhir Ekowisata... · Laporan akhir ini terbagi ke dalam 2 ... Tabel 3.10 APW yang Melayani Perjalanan Wisata ke Kawasan Ekowisata ... Gambar 3.9 Pantai Cibangban III

Laporan Akhir

Penyusunan Action Plan Pengembangan Kepariwisataan Jawa Barat III  ‐   56 Kawasan Ekowisata Palabuhan Ratu

3.5 Kelembagaan Pendukung 

Dalam  rangka pelaksanaan pengelolaan  perkembangan pariwisata  yang  baik, dibutuhkan dukungan  dari  berbagai  stakeholder  kepariwisataan  yang  terlibat  langsung  dalam pengelolaan pariwisata. Keterlibatan  tersebut dapat dilakukan secara  langsung di berbagai elemen  baik  instansi  pemerintah,  lembaga  swasta  maupun  masyarakat.  Hal  tersebut merupakan  prinsip  pembangunan  partisipatif,  dimana  di  dalamnya  terdapat  proses perencanaan,  pelaksanaan  dan  evaluasi  penyusunan  berbagai  program  yang  berkaitan dengan pariwisata. 

Keterlibatan   seluruh elemen kelembagaan pariwisata dapat dijadikan modal dalam proses pengembangan  kepariwisataan  yang  berkelanjutan, mengingat  pengembangan  ekowisata tidak dapat dilakukan tanpa dukungan berbagai pihak. Hal ini harus dipahami oleh semua pihak  bahwa  ekowisata  tidak  hanya  dibangun  untuk  keberlangsungan  keseimbangan lingkungan  saja,  tetapi  juga melalui  kegiatan  ekowisata  dapat  diperoleh  pendapatan  asli daerah. 

Kendala‐kendala  yang  ditemui  dalam  pengembangan  ekowisata  dalam  hal  kelembagaan, antara lain yang berkaitan dengan  :  

a)  Instrumen kebijakan dalam pemanfaatan dan pengembangan fungsi kawasan ekowisata; 

b)  Efektifitas  fungsi  dan  peran  masing‐masing  lembaga,  ditinjau  dari  aspek  koordinasi instansi terkait; 

c)  Keberadaan  institusi  dan  kemampuan  sumber  daya  manusia  pendukungnya    dalam pengelolaan kawasan ekowisata;  

d)  Mekanisme  peran  serta  masyarakat  dalam  pengembangan  ekowisata,  diperlukan koordinasi antara lembaga‐lembaga yang terkait untuk membangun atmosfer ekowisata, termasuk  di  dalammya  upaya  melakukan  perlindungan  ekosistem  yang  rapuh, mempertahankan  integritas  budaya,  pengukuran  dan  penelitian  pengaruh  lingkungan terhadap daya dukung; mewajibkan pelatihan sumberdaya manusia untuk semua sumber daya manusia pelaku wisata; dan keterlibatan masyarakat  lokal, bukan hanya di dalam aktivitas yang menghasilkan pendapatan saja tetapi juga didalam kegiatan konservasi. 

Berbagai  lembaga  pendukung  yang  terdapat  di  Kawasan  Ekowisata  Palabuhan  Ratu memiliki  tugas  dan  kewenangan  yang  saling  terkait  dan  memberikan  pengaruh  pada kondisi perkembangan pariwisata. Lembaga‐lembaga  tersebut dapat berasal dari kalangan instansi pemerintah maupun masyarakat.  

Dari  instansi  pemerintah  terdapat  Dinas  Kepariwisataan  Kabupaten  Sukabumi,  Bidang Ekonomi‐Badan  Penelitian  dan  Perencanaan  Daerah  Kabupaten  Sukabumi,  Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sukabumi, Dinas Perhubungan, Badan Lingkungan Hidup  Kabupaten  Sukabumi,  Dinas  Pertanian  Tanaman  Pangan  Kabupaten  Sukabumi, Dinas  Perkebunan, Dinas  PSDA  (Pengendalian  Sumber Daya Air)  Kabupaten  Sukabumi, Dinas  Kelautan  dan  Perikanan,  Dinas  Kebersihan  Pertamanan  dan  Penanaman,  Kantor 

Page 100: Laporan Akhir Ekowisata... · Laporan akhir ini terbagi ke dalam 2 ... Tabel 3.10 APW yang Melayani Perjalanan Wisata ke Kawasan Ekowisata ... Gambar 3.9 Pantai Cibangban III

Laporan Akhir

Penyusunan Action Plan Pengembangan Kepariwisataan Jawa Barat III  ‐   57 Kawasan Ekowisata Palabuhan Ratu

Camat setempat serta Polres Kabupaten Sukabumi. Instansi pemerintah pendukung tersebut termasuk  diantaranya  adalah  dinas,  kantor,  atau  sub  dinas  yang  menangani  bidang pariwisata dan kebudayaan di Kabupaten Sukabumi. 

Sedangkan  beberapa  lembaga pendukung  lainnya  yang  berasal dari  kalangan  swasta dan masyarakat antara lain seperti : Tim Pelestarian dan Penataan Pesisir Teluk Palabuhan Ratu (TP3TP), Badan Penyelamat Wisata Tirta (BALAWISTA), Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), serta Biro Perjalanan Wisata. 

Keberadaan  masing‐masing  lembaga  menunjukkan  keberagaman  yang  menunjukkan keterlibatan berbagai  lapisan masyarakat, mulai dari pemerintah,  swasta, dan masyarakat dalam perkembangan pariwisata khususnya Kawasan Ekowisata Palabuhan Ratu. 

Keterlibatan  lembaga‐lembaga  tersebut  dapat  terlihat  pada  saat  pelaksanaan  FGD  (Focus Group  Discusion)  yang  dilaksanakan  pada  tanggal  11  September  2007.  Dari  kegiatan  ini diketahui  berbagai  isu  permasalahan  yang  dimiliki  oleh  masing‐masing  lembaga  dalam upaya mengembangkan sektor wisata di Palabuhan Ratu. 

Berikut ini dijelaskan secara detail upaya pengembangan yang telah dilaksanakan beberapa lembaga di Kawasan Ekowisata Palabuhan Ratu.  

1. Badan Lingkungan hidup (BLH) 

¯ Pelaksanaan studi banding ke Bali  

¯ Pembuatan kajian ekowisata Taman Wisata Alam (TWA) Sukawayana 

¯ Penyusunan  Pemetaan  SDA  Pesisir Kabupaten  Sukabumi  yang  dilaksanakan  pada tahun 2007 yang bekerjaasma dengan PKSPL – IPB 

¯ Bekerjasama dengan Partnerships in Environmental Management for the Seas of East Asia  (PEMSEA)  dalam  hal  pengelolaan  pesisir  terpadu  (Integrated  Coastal Management). Kegiatan ini menghasilkan penyusunan Rencana strategis pengelolaan pesisir  terpadu  pesisir  Teluk  Palabuhan  Ratu  dan  Pembentukan  kelompok masyarakat pesisir, yaitu TP3TP Peningkatan kualitas sumber daya alam. 

2. Dinas Pertamanan dan Kebersihan Kab. Sukabumi 

Pelaksanaan Gerakan kebersihan pantai di Pantai Cibangban, pada Bulan Agustus 2007 yang bekerjasama dengan IPB dan masyarakat sekitar pantai. 

3. Dinas Perikanan dan Kelautan Kab. Sukabumi 

‐ Pelaksanaan gerakan bersih pantai yang dilakukan  tahun 2005 bekerjasama dengan Dinas Perikanan Provinsi Jawa Barat, DKP pusat dan masyarakat serta pelaksanaan penyuluhan pelestarian  terumbu karang bersama Kelompok Masyarakat Pengawas (POKMASWAS) Sumberdaya Kelautan dan Perikanan.  

Page 101: Laporan Akhir Ekowisata... · Laporan akhir ini terbagi ke dalam 2 ... Tabel 3.10 APW yang Melayani Perjalanan Wisata ke Kawasan Ekowisata ... Gambar 3.9 Pantai Cibangban III

Laporan Akhir

Penyusunan Action Plan Pengembangan Kepariwisataan Jawa Barat III  ‐   58 Kawasan Ekowisata Palabuhan Ratu

‐ Pengelolaan  pelestarian  Sumberdaya  Kelautan  dan  Perikanan  (SDKP)  bersama POKMASWAS pada tahun 2005, 2006 dan 2007. 

4.  Dinas Perhubungan 

Pemasangan petunjuk arah objek wisata dan  jarak, pemasang Traffic  light, penambahan trayek Palabuhan Ratu ‐ Cileungsi, pembuatan trayek tol Cipanas dan pemasangan nama – nama jalan. 

5.  Dinas Pengendalian Sumber Daya Air (PSDA) 

Melaksanakan program  ʺPenataan  Sungaiʺ,  terutama disekitar permukiman padat dan kumuh  seperti  alur  Sungai Cipalabuan  yang  berada di  tengah‐tengah  kota Palabuhan Ratu, dengan konstruksi penembakan secara permanen di sekitar sungai  tersebut, baik sebelah kiri dan kanan juga pengerukan di sekitar sedimen sekitar muara sungai dengan program ʺadipuraʺ. 

6. Dinas Pertanian Tanaman Pangan 

Mensuplai  tanaman pertanian khususnya  tanaman pangan  (holtikultura  / buah‐buahan dan sayuran) untuk kebutuhan wisatawan yang datang ke kawasan Ekowisata Palabuhan Ratu, dan   mengembangkan komoditas khas Kabupaten Sukabumi seperti  : buah durian Cikidang,  yang  tidak  terdapat  di  kabupaten  lainnya,  buah  sirsak  ratu  khas  Palabuhan Ratu, buah pepaya kelapa unggul, manggis, buah pondoh lengkeng (Salak Poleng), buah merah khas Jampang Kulon varietas Bagolo. 

7. Polres Sukabumi 

Meningkatkan  sistem  keamanan  dengan mengambil  langkah‐langkah  sebagai  berikut: dibentuk  polisi  pengamanan  pariwisata,  bekerjasama  dengan  Diparda  Kabupaten Sukabumi,  pembentukkan  tim  SAR  Terbatas  (SARTAS),  yang  bekerjasama  dengan Diparda dan Balawista, mengadakan pendidikan dan pelatihan kepariwisataan di tingkat Polres Sukabumi maupun Polda Jawa Barat. 

8. Biro Perjalanan Wisata 

Pihak  biro  perjalanan  wisata  memiliki  paket‐paket  wisata  yang  secara  langsung mempromosikan dan menjual objek dan daya tarik wisata di kawasan wisata khususnya di Kawasan Ekowisata Palabuhan Ratu. Melalui biro perjalanan wisata, pasar wisatawan yang diperoleh tidak hanya berasal dari kawasan sekitar Palabuhan Ratu saja, melainkan sampai ke mancanegara.  

9. Badan Penyelamat Wisata Tirta (Balawista) 

Secara  berkesinambungan  melaksanakan  pengamanan  dan  penyuluhan  keselamatan pada wisatawan yang berkunjung ke kawasan wisata, khususnya di Kawasan Ekowisata Palabuhan Ratu.  

Page 102: Laporan Akhir Ekowisata... · Laporan akhir ini terbagi ke dalam 2 ... Tabel 3.10 APW yang Melayani Perjalanan Wisata ke Kawasan Ekowisata ... Gambar 3.9 Pantai Cibangban III

Laporan Akhir

Penyusunan Action Plan Pengembangan Kepariwisataan Jawa Barat III  ‐   59 Kawasan Ekowisata Palabuhan Ratu

Analisis Tugas, Pokok dan Fungsi 

Dalam Perda No. 576 Tahun 2002  tentang organisasi dan  tata kerja Dinas Kepariwisataan Kabupaten Sukabumi disebutkan bahwa dinas mempunyai fungsi: 

a. Penyiapan bahan perumusan kebijakan di bidang kepariwisataan, 

b. Penyusunan rencana dan program kerja di bidang kepariwisataan, 

c. Pengumpulan dan pengolahan data di bidang kepariwisataan, 

d. Pelaksanaan koordinasi dan kerjasama di bidang kepariwisataan, 

e. Pembinaan teknis di bidang kepariwisataan, 

f. Pengendalian dan pengawasan di bidang kepariwisataan, 

g. Pengkajian dan pelaksanaan upaya‐upaya pengembangan di bidang kepariwisataan, 

h. Pembinaan  objek  dan  daya  tarik  wisata,  sarana  kepariwisataan  dan  pemasaran kepariwisataan, 

i. Pengembangan dan pelaksanaan pendidikan dan latihan di bidang kepariwisataan, 

j. Pengembagan produk‐produk unggulan di bidang kepariwisataan, 

k. Pengelolaan perijinan di bidang kepariwisataan, 

l. Penyuluhan di bidang kepariwisataan, 

m. Pengelolaan  ketatausahaan,  meliputi:  pengelolaan  urusan  umum,  keuangan  dan program, 

n. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi hasil pelaksanaan  tugas di bidang kepada Bupati melalui Sekretariat Daerah, 

o. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai bidang tugasnya. 

Keputusan Bupati Sukabumi No. 584 Tahun 2002  tentang organisasi dan  tata kerja Badan Penelitian  dan  Perencanaan  Daerah  Kabupaten  Sukabumi  disebutkan  bahwa  bidang kepariwisataan berada pada Bidang Ekonomi Sub Bidang Keuangan, Pengembangan Dunia Usaha dan Pariwisata. Dengan tugas pokok melaksanakan sebagian fungsi Bidang Ekonomi dalam  bidang  peneitian  dan  perencanaan  keuangan,  perbankan,  pengembangan  dunia usaha dan kepariwisataan. Untuk menyelenggarakan tugas pokok tersebut, maka fungsi dari Sub Bidang Keuangan, Pengembangan Dunia Usaha dan Pariwisata adalah sebagai berikut: 

a. Penyusunan  rencana dan  program  kerja  Sub Bidang  keuangan, Pengembangan Dunia Usaha dan Pariwisata, 

b. Pelaksanaan  inventarisasi  dan  analisis  potensi  dan  masalah  di  bidang  keuangan, perbankan, pengembangan dunia usaha dan kepariwisataan serta merumuskan langkah‐langkah kebijaksanaannya, 

c. Pelaksanaan  kegiatan  penelitian  dan  perencanaan  di  bidang  keuangan,  perbankan, pengembangan dunia usaha dan kepariwisataan, 

Page 103: Laporan Akhir Ekowisata... · Laporan akhir ini terbagi ke dalam 2 ... Tabel 3.10 APW yang Melayani Perjalanan Wisata ke Kawasan Ekowisata ... Gambar 3.9 Pantai Cibangban III

Laporan Akhir

Penyusunan Action Plan Pengembangan Kepariwisataan Jawa Barat III  ‐   60 Kawasan Ekowisata Palabuhan Ratu

d. Pengkoordinasian  rencana  pembangunan  di  bidang  keuangan,  perbankan, pengembangan dunia usaha dan kepariwisataan, 

e. Pelaksanaan  inventarisasi  potensi  dan  masalah  di  wilayah  kecamatan  yang  menjadi tanggungjawabnya, 

f. Pelaksanaan  monitoring  dan  evaluasi  pelaksanaan  tugas  di  bidang  keuangan, perbankan, pengembangan dunia usaha dan kepariwisataan, 

g. Pelaporan  hasil  pelaksanaan  tugas  di  bidang  keuangan,  perbankan,  pengembangan dunia usaha dan kepariwisataan, 

h. Pelaksanaan  tugas  lain  yang  diberikan  oleh  Kepala  Bidang  Ekonomi  sesuai  bidang tugasnya. 

 Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sukabumi 

Sub Dinas Kebudayaan  

1. Sub Dinas Kebudayaan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian fungsi Dinas di Bidang Kebudayaan.  

2. Sub Dinas Kebudayaan mempunyai fungsi sebagai berikut : 

a.  Pengkajian dan perumusan bahan kebijakan di bidang kebudayaan; 

b.  Penyusunan rencana dan program kerja sub dinas kebudayaan; 

c.  Perencanaan  dan  program  pembinaan  pengembangan  museum,  kesejarahan, kepurbakalaan dan nilai tradisional; 

d.  Perencanaan  pengadaan,  pembinaan  dan  pengembangan  tenaga  teknis  museum, kesejarahan,  kepurbakalaan,  nilai  tradisional  dan  kesenian  termasuk  penghayat kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa; 

e.  Pengurusan  kegiatan  dan  pemeliharaan  musem,  kesejarahan,  kepurbakalaan  dan nilai tradisional; 

f.  Penginventarisasian museum, kesejarahan, kepurbakalaan dan nilai tradisional; 

g.  Pelaksanaan  monitoring  dan  evaluasi  di  bidang  museum,  kesejarahan, kepurbakalaan dan nilai tradisional; 

h.  Pelaporan  pelaksanaan  tugas  di  bidang museum,  kesejarahan,  kepurbakalaan  dan nilai tradisional kepada Kepala Dinas; 

i.  Pelaksanaan tugas lain yang diberikan Kepala Dinas sesuai bidang tugasnya.  

 

Page 104: Laporan Akhir Ekowisata... · Laporan akhir ini terbagi ke dalam 2 ... Tabel 3.10 APW yang Melayani Perjalanan Wisata ke Kawasan Ekowisata ... Gambar 3.9 Pantai Cibangban III

Laporan Akhir

Penyusunan Action Plan Pengembangan Kepariwisataan Jawa Barat III  ‐   61 Kawasan Ekowisata Palabuhan Ratu

Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Pemakaman Kabupaten Sukabumi 

Seksi Pertamanan dan Pemakaman  

1. Seksi  Pertamanan  dan  Pemakaman mempunyai  tugas  pokok melaksanakan  sebagian fungsi kantor di bidang penataan dan pemeliharaan taman dan makam. 

2. Seksi Pertamanan dan Pemakaman mempunyai fungsi sebagai berikut : 

a.  Penyusunan rencana dan program kerja Seksi Pertamanan dan Pamakaman; 

b.  Pengkajian perumusan kebijakan operasional pertamanan dan pemakaman; 

c.  Pelaksanaan  dan  penyusnan  petunjuk  teknis  penataan/pembangunan  dan pemeliharaan taman dan makam; 

d.  Pengelolaan pembibitan dan penghijauan; 

e.  Pengelolaan penerangan lampu taman; 

f.  Pelaksanaan  koordinasi  dan  kerjasama  dengan  Dinas/Instansi  lain  di  bidang pengelolaan taman dan makam; 

g.  Pelaksanaan monitoring dan evaluasi di bidang pertamanan dan pemakaman; 

h.  Pelaporan pelaksanaan tugas di bidang pertamanan dan pemakaman kepada Kepala Kantor; 

i.  Pelaksanaan tugas lain yang diberikan Kepala Kantor esuai bidang tugasnya. 

 

Dinas Tata Ruang Kabupaten Sukabumi 

1. Dinas Tata Ruang mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian kewenangan Daerah di bidang tata ruang. 

2. Fungsi dari Dinas Tata Ruang adalah sebagai berikut : 

a. Penyiapan bahan perumusan kebijakan di bidang tata ruang;  

b. Penyusunan program dan rencana kerja di bidang tata ruang; 

c. Pelaksanaan penyusunan rencana tata ruang; 

d. Pengelolaan pemanfaatan ruang 

e. Pelaksanaan pengendalian ruang; 

f. Pengelolaan perijinan di bidang tata ruang; 

g. Penyelenggaraan  ketatausahaan  meliputi  administrasi  umum,  administrasi kepegawaian dan administrasi keuangan; 

h. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi hasil pelaksanaan tugas di bidang tata ruang; 

i. Pelaporan hasil pelaksanaan tugas Kantor kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah; 

j. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai bidang tugasnya. 

 

Page 105: Laporan Akhir Ekowisata... · Laporan akhir ini terbagi ke dalam 2 ... Tabel 3.10 APW yang Melayani Perjalanan Wisata ke Kawasan Ekowisata ... Gambar 3.9 Pantai Cibangban III

Laporan Akhir

Penyusunan Action Plan Pengembangan Kepariwisataan Jawa Barat III  ‐   62 Kawasan Ekowisata Palabuhan Ratu

Dinas Perhubungan Kabupaten Sukabumi 

1. Dinas  Perhubungan  Kabupaten  Sukabumi  mempunyai  tugas  pokok  melaksanakan sebagian kewenangan Daerah di bidang perhubungan. 

2. Fungsi dari Dinas Perhubungan adalah sebagai berikut : 

a. Penyiapan bahan perumusan kebijakan di bidang perhubungan; 

b. Penyusunan rencana dan program kerja di bidang perhubungan; 

c. Pengumpulan dan pengolahan data di bidang perhubungan; 

d. Pengelolaan kerjasama dan koordinasi di bidang perhubungan; 

e. Pembinaan  teknis  di  bidang  perhubungan  yang  meliputi  LLAJ  dan  prasarana perhubungan; 

f. Pengendalian dan pengawasan di bidang LLAJ dan prasarana perhubungan; 

g. Pengkajian dan pelaksanaan upaya‐upaya pengembangan di bidang perhubungan; 

h. Pengembangan dan pelaksanaan pendidikan dan latihan di bidang perhubungan; 

i. Pengelolaan perijinan di bidang perhubungan. 

Sub Dinas Lalu lintas dan Angkutan Jalan    

1. Sub  Dinas  Lalu  lintas  dan  Angkutan  Jalan  mempunyai  tugas  pokok  melaksanakan sebagian fungsi Dinas di bidang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. 

2. Sub Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan mempuyai fungsi sebagai berikut : 

a. Pengkajian dan penyiapan  bahan  perumusan  kebijakan di  bidang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan; 

b. Penyusunan rencana dan program kerja Sub Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan; 

c. Pelaksanaan penyuluhan di bidang Sub Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan; 

d. Penyelenggaraan pelatihan di bidang  Sub Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan; 

e. Pengelolaan perijinan di bidang  Sub Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan; 

f. Pembinaan disiplin Lalu Lintas dan Angkutan Jalan; 

g. Penyelenggaraan pengujian Kendaraan; 

h. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi pelaksanaan  tugas di bidang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan; 

i. Pelaporan  pelaksanaan  tugas  di  bidang  Lalu  Lintas  dan  Angkutan  Jalan  kepada Kepala Dinas; 

j. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan Kepala Dinas sesuai bidang tugasnya. 

Sub Dinas Prasarana Kabupaten Sukabumi 

1. Sub  Dinas  Prasarana  Kabupaten  Sukabumi  mempunyai  tugas  pokok  melaksanakan sebagian  fungsi Dinas  di  bidang  prasana  yang meliputi  pembinaan  dan  pengawasan prasarana. 

Page 106: Laporan Akhir Ekowisata... · Laporan akhir ini terbagi ke dalam 2 ... Tabel 3.10 APW yang Melayani Perjalanan Wisata ke Kawasan Ekowisata ... Gambar 3.9 Pantai Cibangban III

Laporan Akhir

Penyusunan Action Plan Pengembangan Kepariwisataan Jawa Barat III  ‐   63 Kawasan Ekowisata Palabuhan Ratu

2. Sub Dinas Prasarana mempunyai fungsi sebagai berikut : 

a. Pangkajian dan penyiapan bahan perumusan kebijakan di bidang prasarana; 

b. Penyusunan rencana dan program kerja sub dinas prasarana; 

c. Penyusunan petunjuk teknis manajemen terminal; 

d. Penyusunan petunjuk teknis manajemen parkir; 

e. Penyusunan petunjuk teknis manajemen pos, komunikasi dan perhubungan udara; 

f. Pengelolaan perijinan di bidang terminal, parkir, pos, komunikasi dan perhubungan udara; 

g. Pelasanaan monitoring dan evaluasi pelaksanaan tugas di bidang prasarana; 

h. Pelaporan pelaksanaan tugas di bidang prasarana kepada Kepala Dinas; 

i. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan Kepala Dinas sesuai dengan tugasnya. 

 

Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Sukabumi 

Sub Bidang Pengendalian Kerusakan Pesisir dan Laut  

1. Sub  Bidang  Pengendalian  Kerusakan  Pesisir  dan  Laut  mempunyai  tugas  pokok melaksanakan  sebagian  fungsi  Bidang  Pengendalian  Kerusakan  Lingkungan  dalam bidang pengendalian kerusakan pesisir dan laut. 

2. Sub  Bidang  Pengendalian  Kerusakan  Pessisir  dan  Laut  mempunyai  fungsi  sebagai berikut : 

a. Penyusunan rencana dan program kerja Sub Bidang Pengendalian Kerusakan Pesisir dan Laut; 

b. Pelaksanaan inventarisasi data di bidang pengendalian kerusakan pesisir dan laut; 

c. Pelaksanaan dan penyusunan petunjuk  teknis  operasional di  bidang pengendalian kerusakan pesisir dan laut; 

d. Pelaksanaan tugas teknis operasional di bidang pengendalian kerusakan pesisir dan laut; 

e. Pelaksanaan  monitoring  dan  evaluasi  pelaksanaan  tugas  di  bidang  pengendalian kerusakan pesisir dan laut; 

f. Pelaporan  hasil  pelaksanaan  tugas  di  bidang  pengendalian  kerusakan  pesisir  dan laut kepada Kepala Bidang Pengendalian Kerusakan Lingkungan; 

g. Pelaksanan  tugas  lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Pengendalian Kerusakan Lingkungan sesuai bidang tugasnya. 

   

Page 107: Laporan Akhir Ekowisata... · Laporan akhir ini terbagi ke dalam 2 ... Tabel 3.10 APW yang Melayani Perjalanan Wisata ke Kawasan Ekowisata ... Gambar 3.9 Pantai Cibangban III

Laporan Akhir

Penyusunan Action Plan Pengembangan Kepariwisataan Jawa Barat III  ‐   64 Kawasan Ekowisata Palabuhan Ratu

Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Sukabumi 

1. Dinas  Kelautan  dan  Perikanan  mempunyai  tugas  pokok  melaksanakan  sebagian kewenangan Daerah di bidang kelautan dan perikanan. 

2. Dinas Kelautan dan Perikanan mempunyai fungsi sebagai berikut : 

a. Penyiapaan bahan perumusan kebijakan di bidang kelautan dan perikanan; 

b. Penyusunan rencana dan program kerja di bidang kelautan dan perikanan; 

c. Pemecahan masalah dan evaluasi kebijakan di bidang kelautan dan perikanan; 

d. Perumusan batas wilayah pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya kelautan dan perikanan; 

e. Pengembangan sistem informasi dan investasi di bidang kelautan dan perikanan; 

f. Pengembangan  potensi  masyarakat  dalam  pengelolaan  di  bidang  kelautan  dan perikanan; 

g. Pengembangan teknis di bidang kelautan dan perikanan; 

h. Pengembangan desiminasi teknologi kelautan dan perikanan; 

i. Pengelolaan perijinan di bidang kelautan dan perikanan; 

j. Pembinaan usaha tani nelayan; 

k. Pemberdayaan masyarakat pesisir pantai; 

l. Pengamanan teknis penangkapan ikan; 

m. Penyelenggaraan diklat di bidang kelautan dan perikanan; 

n. Penataan dan penegakan hukum kelutan dan perikanan; 

o. Pemetaan potensi sumber daya kelautan dan perikanan; 

p. Pengembangan kapasitas dan kelembagaan kelautan dan perikanan; 

q. Penanganan benda‐benda berharga dari dasar laut; 

r. Pengelolaan ketatausahaan, meliputi  : pengelolaan urusan umum, kepegawaian dan penyusunan program; 

s. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi hasil pelaksanaan tugas di bidang kelautan dan perikanan; 

t. Pelaporan hasil pelaksanaan tugas Dinas kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah; 

u. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai bidang tugasnya. 

Sub Dinas Perikanan 

1. Sub Dinas Perikanan mempunyai  tugas pokok melaksanakan  sebagian  fungsi Dinas di bidang budidaya perikanan air tawar dan air payau. 

2.  Sub Dinas Perikanan mempunyai fungsi sebagai berikut :   

a. Pengkajian dan penyiapan bahan perumusan kebijakan di bidang perikanan; 

Page 108: Laporan Akhir Ekowisata... · Laporan akhir ini terbagi ke dalam 2 ... Tabel 3.10 APW yang Melayani Perjalanan Wisata ke Kawasan Ekowisata ... Gambar 3.9 Pantai Cibangban III

Laporan Akhir

Penyusunan Action Plan Pengembangan Kepariwisataan Jawa Barat III  ‐   65 Kawasan Ekowisata Palabuhan Ratu

b. Penyusunan rencana dan program kerja sub dinas perikanan; 

c. Pelaksanaan dan penyusunan petunjuk teknis budidaya perikanan air tawar dan air payau; 

d. Pelaksanaan dan  penyusunan  petunjuk  teknis  pengembangan  budidaya  perikanan air tawar dan air payau; 

e. Penyusunan  bahan  dan  penyiapan  sarana  dan  prasarana  budidaya‐budidaya perikanan air tawar dan air payau; 

f. Pelaksanaan  pembinaan,  pengendalian  dan  perlindungan  sumber  daya  ikan  dan lingkungan budidaya perikanan air tawar dan air payau; 

g. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi di bidang perikanan; 

h. Pelaporan pelaksanaan tugas di bidang perikanan kepada Kepala Dinas; 

i. Pelaksanaan tugas lain yang diberkan kepada Dinas sesuai dengan bidang tugasnya. 

Sub Dinas Kelautan  

1. Sub Dinas Kelautan mempunyai  tugas pokok melaksanakan  sebagian  fungsi Dinas di bidang penangkapan ikan dan budidaya laut. 

2. Sub Dinas Kelautan mempunyai fungsi sebagai berikut : 

a. Pengkajian dan penyiapan bahan perumusan kebijakan di bidang kelautan; 

b. Penyusunan rencana dan program kerja sub dinas kelautan; 

c. Pelaksanaan dan penyusunan petunjuk teknis penangkapan dan budidaya laut; 

d. Penyelenggaraan pelatihan di bidang penangkapan dan budidaya laut; 

e. Penyusunan bahan rencana penyiapan sarana prasarana kelautan; 

f. Pelaksanaan pembinaan pelestarian sumber daya laut dan pengendalian lingkungan; 

g. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi di bidang kelautan; 

h. Pelaporan pelaksanaan tugas di bidang kelautan kepada Kepala Dinas; 

i. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan Kepala Dinas sesuai bidang tugasnya. 

Seksi Sarana dan Prasarana Kelautan  

1. Seksi Sarana dan Prasarana Kelautan mempunyai  tugas pokok melaksanakan  sebagian fungsi Sub Dinas Kelautan di bidang sarana dan prasarana kelautan. 

2. Seksi Sarana dan Prasarana Kelautan mempunyai fungsi sebagai berikut: 

a. Penyusunan rencana dan program kerja Seksi Sarana dan Prasarana Kelautan; 

b. Pelaksanaan dan penyusunan petunjuk teknis penyiapan data kebutuhan sarana dan prasrana kelautan; 

c. Pelaksanaan  dan  penyusunan  petunjuk  teknis  pembinaan,  pengadaan  dan pemanfaatan sarana dan prasarana kelautan; 

Page 109: Laporan Akhir Ekowisata... · Laporan akhir ini terbagi ke dalam 2 ... Tabel 3.10 APW yang Melayani Perjalanan Wisata ke Kawasan Ekowisata ... Gambar 3.9 Pantai Cibangban III

Laporan Akhir

Penyusunan Action Plan Pengembangan Kepariwisataan Jawa Barat III  ‐   66 Kawasan Ekowisata Palabuhan Ratu

d. Pelaksanaan dan penyusunan petujuk teknis data operasional pangkalan pendaratan ikan; 

e. Pelaksanaan dan penyusunan petunjuk  teknis pelaksanaan verifikasi dan pengujian lapangan atas mutu sarana dan prasarana penangkapan ikan; 

f. Pelaksanaan  monitoring  dan  evaluasi  pelaksanaan  tugas  di  bidang  sarana  dan prasarana kelautan; 

g. Pelaporan hasil pelaksanaan tugas di bidang sarana dan prasarana kelautan kepada Kepala Sub Dinas Kelautan; 

h. Pelakasanaan  tugas  lain  yang  diberikan  oleh  Kepala  Sub  Dinas  Kelautan  sesuai bidang tugasnya. 

 

Dinas Bina Marga Kabupaten Sukabumi 

Seksi Pengawasan Pemanfaatan Jalan dan Jembatan   

1. Seksi  Pengawasan  Pemanfaatan  Jalan  dan  Jembatan  mempunyai  tugas  pokok melaksanakan  sebagian  fungsi  Sub Dinas  Bina  Pemeliharaan di  bidang pengawasan pemanfaatan jalan dan jembatan. 

2. Seksi  Pengawasan  Pemanfaatan  Jalan  dan  Jembatan  mempunyai  fungsi  sebagai berikut: 

a. Penyusunan rencana dan program kerja Seksi Pengawasan dan Pemanfaatan Jalan dan Jembatan; 

b. Penyusunan pedoman petunjuk teknis pelakanaan pengawasan pemanfaatan  jalan dan jembatan; 

c. Penyiapan bahan pelaksanaan pengawasan pemanfaatan jalan dan jembatan; 

d. Penyiapan bahan pembinaan petunjuk  teknis pengawasan pemanfaatan  jalan dan jembatan; 

e. Pelaksanaan pengawasan pemanfaatan jalan dan jembatan; 

f. Pelaksanaan monitoring  dan  evaluasi  pelaksanaan  tugas  di  bidang  pengawasan pemanfaatan jalan dan jembatan; 

g. Pelaporan  pelaksanaan  tugas  di  bidang  pengawasaan  pemanfaatan  jalan  dan jembatan kepada Kepala Sub Dinas Bina Pemeliharaan; 

h. Pelaksanaan  tugas  lain  yang  diberikan  oleh  Kepala  Sub‐Sub  Dinas  Bina Pemeliharaan sesuai bidang tugasnya. 

 

Page 110: Laporan Akhir Ekowisata... · Laporan akhir ini terbagi ke dalam 2 ... Tabel 3.10 APW yang Melayani Perjalanan Wisata ke Kawasan Ekowisata ... Gambar 3.9 Pantai Cibangban III

Laporan Akhir

Penyusunan Action Plan Pengembangan Kepariwisataan Jawa Barat III  ‐   67 Kawasan Ekowisata Palabuhan Ratu

Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Sukabumi 

Sub Dinas Produksi Holtikultura dan Aneka Tanaman 

1. Sub  Dinas  Produksi  Holtikultura  dan  Aneka  Tamanan  Pangan   mempunyai  tugas pokok melaksanakan sebagian fungsi Dinas di bidang produksi holtikultura dan aneka tanaman.  

2. Sub  Dinas  Produksi  Holtikultra  dan  Aneka  Tanaman  Pangan  mempunyai  fungsi sebagai berikut: 

a. Pengkajian  dan  penyiapan  bahan  perumusan  kebijakan  di  bidang  produksi holtikultura dan aneka tanaman; 

b. Penyusunan  rencana  dan  program  kerja  Sub  Dinas  Produksi  Holtikultura  dan Aneka Tanaman; 

c. Pembinaan  dan  Pemantauan  pelaksanaan  kegiatan  holtikultura  dan  aneka tanaman; 

d. Pengelolaan perijinan di bidang holtikultura dan aneka tanaman; 

e. Pengawasan peredaran sarana dan prasarana holtikultura dan aneka tanaman; 

f. Pelaksanaan  monitoring  dan  evaluasi  pelaksanaan  tugas  di  bidang  produksi holtikultura dan aneka tanaman; 

g. Pelaporan pelaksanaan  tugas di bidang produksi holtikultura dan aneka  tanaman kepada Kepala Dinas; 

h. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan Kepala Dinas sesuai bidang tugasnya. 

Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Kabupaten Sukabumi 

Sub Dinas Konservasi Sumber Daya Air 

1. Sub  Dinas  Konservasi  Sumber  Daya  Air  mempunyai  tugas  pokok  melaksanakan sebagian fungsi di bidang konservasi sumber daya air. 

2. Sub Dinas Konervasi Sumber Daya Air mempunyai fungsi sebagai berikut : 

a. Pangkajian  dan  penyiapan  bahan  perumusan  kebijakan  di  bidang  konservasi sumber daya air; 

b. Penyusunan rencana dan program kerja sub dinas konservasi sumber daya air; 

c. Perumusan bahan pembinaan opreasional kegiatan konservasi sumber daya air; 

d. Perumusan bahan pembinaan teknis kegiatan pelestarian sumber daya air; 

e. Perumusan bahan data hidrologi; 

f. Pengendalian, pemeliharaan, pengawasan, dan monitoring  evaluasi  sumber daya air; 

g. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi di bidang konservasi sumber daya air; 

h. Pelaporan pelaksanaan tugas di bidang konservasi sumber daya air kepada kepala dinas; 

Page 111: Laporan Akhir Ekowisata... · Laporan akhir ini terbagi ke dalam 2 ... Tabel 3.10 APW yang Melayani Perjalanan Wisata ke Kawasan Ekowisata ... Gambar 3.9 Pantai Cibangban III

Laporan Akhir

Penyusunan Action Plan Pengembangan Kepariwisataan Jawa Barat III  ‐   68 Kawasan Ekowisata Palabuhan Ratu

i. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan kepala dinas sesuai bidang tugasnya. 

Seksi Penanggulangan Bencana Alam 

1. Seksi Penanggulangan Bencana Alam mempunyai  tugas pokok melaksanakan sebagian fungsi Sub Dinas Peningkatan Jaringan Irigasi di bidang penanggulangan bencana alam irigasi. 

2. Seksi Penanggulangan Bencana Alam mempunyai fungsi sebagai berikut : 

a. Penyusunan rencana dan program kerja Seksi Penanggulangan Bencana Alam; 

b. Pelaksanaan  dan  penyusunan  petunjuk  teknis  penganggulangan  bencana  alam irigasi; 

c. Pelaksanaan dan penyusunan petunjuk teknis pengendalian bencana alam irigasi; 

d. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi pelaksanaan tugas di bidang penanggulangan bencana alam irigasi; 

e. Pelaporan hasil pelaksanaan  tugas di bidang penagggulangan bencana alam  irigasi kepada Kepala Sub Dinas Peningkatan Jaringan Irigasi; 

f. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Sub Dinas Peningkatan Jaringan Irigasi sesuai bidang tugasnya. 

 

Dinas Permukiman dan Bangunan Kabupaten Sukabumi 

1. Dinas mempunyai  tugas pokok melaksanakan  sebagian kewenangan Daerah di bidang permukiman dan bangunan. 

2. Dinas mempunyai fungsi sebagai berukit : 

a. Penyiapan bahan perumusan kebijakan di bidang permukiman dan bangunan; 

b. Penyusunan rencana dan program kerja di bidang permukiman dan bangunan; 

c. Pelaksanaan  koordinasi  dan  sosialisasi  kebijakan  di  bidang  permukiman  dan bangunan ke lembaga/badan/instansi lain dan masyarakat; 

d. Pelaksanaan  pembinaan  dan  pengkajian  teknis  di  bidang  permukiman  dan bangunan; 

e. Pengelolaan ketatausahaan, meliputi  : pengelolaan urusan umum, kepegawaian dan keuangan; 

f. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi hasil pelaksanaan tugas di bidang permukiman dan bangunan. 

g. Pelaporan hasil pelaksanaan tugas Dinas kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah; 

h. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai bidang tugasnya. 

Seksi Pengelolaan Air Bersih 

1. Seksi  Pengelolaan Air  Bersih mempunyai  tugas  pokok melaksanakan  sebagian  fungsi Sub Dinas Permukiman di bidang pengelolaan air bersih. 

Page 112: Laporan Akhir Ekowisata... · Laporan akhir ini terbagi ke dalam 2 ... Tabel 3.10 APW yang Melayani Perjalanan Wisata ke Kawasan Ekowisata ... Gambar 3.9 Pantai Cibangban III

Laporan Akhir

Penyusunan Action Plan Pengembangan Kepariwisataan Jawa Barat III  ‐   69 Kawasan Ekowisata Palabuhan Ratu

2. Seksi Pengelolaan Air Bersih mempunyai fungsi sebagai berikut : 

a. Penyusunan rencana dan program kerja Seksi Pengelolaan Air Bersih; 

b. Pelaksanaan  dan  penyusunan  petunjuk  teknis  kegiatan  penelitian,  pelaksanaan, pemeliharaan sarana dana prasarana air bersih kota dan desa; 

c. Pelaksanaan  dan  penyusunan  petunjuk  teknis  kegiatan  pembangunan  sarana  dan prasarana air bersih kota dan desa; 

d. Pelaksanaan  koordinasi  dan  kerjasama  dengan  instansi  pengelola  air  bersih  dan instansi terkait lainnya; 

e. Pelaksanaan pembangunan, pengelolaan dan pemeliharaan air bersih kota dan desa; 

f. Pelaksanaan monitoring  dan  evaluasi  pelaksanan  tugas  di  bidang  pengelolaan  air bersih; 

g. Pelaporan hasil pelaksanaan  tugas di bidang pengelolaan air bersih kepada Kepala Sub Dinas Permukiman; 

h. Pelaksanaan  tugas  lain  yang diberikan  oleh Kepala  Sub Dinas Permukiman  sesuai bidang tugasnya. 

 

Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa 

1. Badan mempuyai  tugas  pokok  yaitu melaksanakan  sebagian  kewenangan  Daerah  di bidang pemberdaan masyarakat dan desa. 

2. Badan mempunyai fungsi sebagai berikut : 

a. Penyiapan  bahan  perumusan  kebijakan  di  bidang  pemberdayaan masyarakat  dan desa; 

b. Penyusunan  rencana dan program kerja di bidang pemberdayaan masyarakat dan desa; 

c. Pelaksanaan koordinasi baik dengan  instansi Pemerintah,  swasta maupun  instansi lainnya; 

d. Pelaksanaan tugas teknis operasional di bidang pemberdayaan masyarakat  dan desa yang meliputi Pemerintah Desa, perencanaan pembangunan Desa, usaha  ekonomi Desa/Kelurahan  serta  pengembangan  sumber  daya  dan  kelembagaan masyarakat Desa/Kelurahan; 

e. Pelaksanaan tugas teknis fungsional di bidang pemberdayaan masyarakat dan desa yang meliputi Pemerintahan Desa, perencanaan pembangunan Desa, usaha ekonomi Desa/Kelurahan  serta  pengembangan  sumber  daya  dan  kelembagaan masyarakat Desa/Kelurahan; 

f. Pengkoordinasian dan pembinaan pelaksanaan tugas unit di lingkungan Badan; 

g. Pelaksanaan  kesekertariatan meliputi  pengelolaan  administrasi  umum,  keuangan, kepegawaian dan program; 

Page 113: Laporan Akhir Ekowisata... · Laporan akhir ini terbagi ke dalam 2 ... Tabel 3.10 APW yang Melayani Perjalanan Wisata ke Kawasan Ekowisata ... Gambar 3.9 Pantai Cibangban III

Laporan Akhir

Penyusunan Action Plan Pengembangan Kepariwisataan Jawa Barat III  ‐   70 Kawasan Ekowisata Palabuhan Ratu

h. Pengawasan  dan  pengendalian  pelaksanaan  tugas  di  bidang  pemberdayaan masyarakat dan desa; 

i. Pelaksanaan monitoring dan  evaluasi pelaksanaan  tugas di  bidang pemberdayaan masyarakat dan desa; 

j. Pelaporan hasil pelaksanaan tugas kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah; 

k. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan bidang tugasnya.  

Bidang Pengembangan Sumber Daya dan Kelembagaan Masyarakat Desa/Kelurahan 

1. Bidang  Pengembangan  Sumber  Daya  dan  Kelembagaan  Masyarakat  Desa/Kelurahan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian fungsi Badan di bidang pengembangan sumber daya dan kelembagaan masyarakat Desa/Kelurahan. 

2. Bidang  Pengembangan  Sumber  Daya  dan  Kelembagaan  Masyarakat  Desa/Kelurahan mempunyai fungsi sebagai berikut : 

a. Pengkajian  dan  penyiapan  bahan  perumusan  kebijakan  di  bidang  pengembangan sumber daya dan kelembagaan masyarakat Desa/Kelurahan; 

b. Penyusunan  rencana dan program  kerja Bidang Pengembangan  Sumber Daya dan Kelembagaan Masyarakat Desa/Kelurahan; 

c. Pelaksanaan  tugas  teknis  operasional  di  bidang  pengembangan  sumber  daya  dan kelembagaan  masyarakat  Desa/Kelurahan,  meliputi  pembinaan  prasarana/sarana dan  pendayagunaan  sumber  daya Desa/Kelurahan,  evaluasi  kinerja  pembangunan Desa/Kelurahan  serta  pemberdayaan  kelembagaan  dan  keswadayaan  masyarakat Desa/Kelurahan  serta  pemberdayaan  peningkatan  kinerja  pembangunan Desa/Kelurahan; 

d. Pelaksanaan  tugas  teknis  fungsional  di  bidang  pengembangan  sumber  daya  dan kelembagaan  masyarakat  Desa/Kelurahan,  meliputi  pembinaan  prasarana/sarana dan  pendayagunaan  sumber  daya Desa/Kelurahan,  evaluasi  kinerja  pembangunan Desa/Kelurahan,  pemberdayaan  kelembagaan  dan  keswadayaan  masyarakat Desa/Kelurahan  serta  pemberdayaan  peningkatan  kinerja  pembangunan Desa/Kelurahan; 

e. Pengawasan dan pengendalian pelaksanaan tugas di bidang pengembangan sumber daya  dan  kelembagaan  masyarakat  Desa/Kelurahan,  meliputi  pembinaan prasarana/sarana dan pendayagunaan sumber daya Desa/Kelurahan, evaluasi kinerja pembangunan  Desa/Kelurahan,  pemberdayaan  kelembagaan  dan  keswadayaan masyarakat Desa/Kelurahan serta pemberdayaan peningkatan kinerja pembangunan Desa/Kelurahan; 

f. Pelaksanaan monitoring dan  evaluasi pelaksanaan  tugas di bidang pengembangan sumber daya dan kelembagaan masyarakat Desa/Kelurahan; 

g. Pelaporan  hasil  pelaksanaan  tugas  di  bidang  pengembangan  sumber  daya  dan kelembagaan masyarakat Desa/Kelurahan kepada Kepala Badan; 

h. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan sesuai bidang tugasnya. 

 

Page 114: Laporan Akhir Ekowisata... · Laporan akhir ini terbagi ke dalam 2 ... Tabel 3.10 APW yang Melayani Perjalanan Wisata ke Kawasan Ekowisata ... Gambar 3.9 Pantai Cibangban III

Laporan Akhir

Penyusunan Action Plan Pengembangan Kepariwisataan Jawa Barat III  ‐   71 Kawasan Ekowisata Palabuhan Ratu

Dinas Kehutanan Kabupaten Sukabumi 

1. Dinas  Kehutanan  Kabupaten  Sukabumi  mempunyai  tugas  pokok  melaksanakan sebagian kewenangan daerah di bidang kehutanan. 

2. Dinas Kehutanan Kabupaten Sukabumi mempunyai fungsi sebagai berikut : 

a. Penyiapan bahan perumusan kebijakan di bidang kehutanan; 

b. Penyususnan rencana dan program kerja di bidang kehutanan; 

c. Penyiapan  dan  penetapan  kebijakan  teknis  di  bidang  pengelolaan  hutan meliputi konservasi dan penguasaan hutan; 

d. Pelaksanaan koordinasi dan kerjasama dengan Dinas  /  Instansi  / Litbang  / BUMD  / BUMS / Perseroan / Perguruan tinggi dalam rangka optimalisasi pelaksanaan tugas; 

e. Pengendalian dan pengawasan di bidang pengelolaan hutan; 

f. Pengelolaan  ketatausahaan,  meliputi:  umum,  kepegawaian,  keuangan  dan perlengkapan; 

g. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi hasil pelaksanaan tugas di bidang kehutanan; 

h. Pelaporan hasil pelaksanaan tugas Dinas kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah; 

i. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai bidang tugasnya. 

Seksi Aneka Usaha Kehutanan  

1. Seksi Aneka Usaha Kehutanan mempunyai  tugas pokok melaksanakan sebagian fungsi Sub Dinas Pengusahaan Hutan di bidang aneka usaha kehutanan. 

2. Seksi Aneka Usaha Kehutanan mempunyai fungsi  sebagai berikut : 

a. Penyusunan rencana dan program kerja Seksi Aneka Usaha Kehutanan; 

b. Pelaksanaan bimbingan teknis pengembangan aneka usaha kehutanan; 

c. Pelaksanaan  dan  penyusunan  petunjuk  teknis  pengembangan  aneka  usaha kehutanan; 

d. Pelaksanaan  hal‐hal  baru  yang menyangkut  kegiatan  pengembangan  aneka  usaha kehutanan seperti agroforestry, agrisilvikulture, silvofasture dan lain‐lain; 

e. Pelaksanaan inventarisasi kegiatan‐kegiatan pengembangan aneka usaha kehutanan; 

f. Penyusunan dan pembuatan laporan, dokumentasi seluruh kegiatan; 

g. Pelaksanaan  monitoring  dan  evaluasi  pelaksanaan  tugas  di  bidang  aneka  usaha kehutanan; 

h. Pelaporan hasil pelaksanaan tugas di bidang aneka usaha kehutanan kepada Kepala Sub Dinas Pengusahaan Hutan; 

i. Pelaksanaan  tugas  lain yang diberikan oleh Kepala Sub Dinas Pengusahaan Hutan sesuai bidang tugasnya. 

 

 

Page 115: Laporan Akhir Ekowisata... · Laporan akhir ini terbagi ke dalam 2 ... Tabel 3.10 APW yang Melayani Perjalanan Wisata ke Kawasan Ekowisata ... Gambar 3.9 Pantai Cibangban III

Laporan Akhir

Penyusunan Action Plan Pengembangan Kepariwisataan Jawa Barat III  ‐   72 Kawasan Ekowisata Palabuhan Ratu

Dinas Perkebunan Kabupaten Sukabumi 

Sub Dinas Bina Produksi  

1. Sub Dinas Bina Produksi mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian fungsi Dinas di bidang pembinaan produksi perkebunan; 

2. Sub Dinas Bina Produksi mempunyai fungsi sebagai berikut : 

a. Pengkajian  dan  penyiapan  bahan  perumusan    kebijakan  di  bidang  produksi perkebunan; 

b. Penyusunan rencana dan program kerja sub dinas bina produksi; 

c. Pembinaan dan pengembangan sarana usaha; 

d. Pembinaan perbenihan dan budidaya serta produksi perkebunan; 

e. Pelaksanaan sertifikasi benih/bibit; 

f. Pembangunan dan pengelolaan Bibit Penghasil Tinggi (BPT); 

g. Pembinaan penerapan teknologi produksi; 

h. Penyelenggaraan  perlindungan  tanaman  melalui  pembinaan  dan  pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT); 

i. Pembinaan dan pengawasan pengamanan perkebunan; 

j. Pelaksanan  monitoring  dan  evaluasi  pelaksanaan  tugas  di  bidang  pembinaan produksi perkebunan; 

k. Pelaporan  pelaksanaan  tugas  di  bidang  pembinaan  produksi  perkebunan  kepada Kepala Dinas; 

l. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan Kepala Dinas sesuai bidang tugasnya. 

 

Badan Komunikasi Promosi dan Pengembangan Usaha 

Bidang Promosi Daerah 

1. Bidang Promosi Daerah mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian fungsi Badan di bidang promosi daerah. 

2. Bidang Promosi Daerah mempunyai fungsi sebagai berikut : 

a. Pengkajian dan penyiapan bahan perumusan kebijakan di bidang promosi daerah; 

b. Penyusunan rencana dan program kerja bidang Promosi Daerah; 

c. Pengumpulan, pengolahan, penyajian data dan informasi potensi daerah; 

d. Penyusunan manajem promosi daerah agar berdaya guna dan berhasil guna; 

e. Pelayanan data dan informasi potensi daerah; 

f. Pengkoordinasian penyelenggaraan promosi daerah baik di  tingkat  lokal,  regional, nasional maupun internasional melalui berbagai media; 

Page 116: Laporan Akhir Ekowisata... · Laporan akhir ini terbagi ke dalam 2 ... Tabel 3.10 APW yang Melayani Perjalanan Wisata ke Kawasan Ekowisata ... Gambar 3.9 Pantai Cibangban III

Laporan Akhir

Penyusunan Action Plan Pengembangan Kepariwisataan Jawa Barat III  ‐   73 Kawasan Ekowisata Palabuhan Ratu

g. Pelaksanaan  koordinasi  dan  kerjasama  dengan  berbagai  pihak  dalam  upaya pengembangan promosi daerah; 

h. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi pelaksanaan tugas di bidang promosi daerah; 

i. Pelaporan hasil pelaksanaan tugas di bidang promosi daerah kepada Kepala Badan; 

j. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan sesuai bidang tugasnya. 

        3.6   Positioning Kawasan Ekowisata Palabuhan Ratu  

Positioning  mempunyai  peran  penting  dalam  meningkatkan  daya  tarik  suatu  kawasan pariwisata  yang dimunculkan  lewat  points  of  differentiation  yang membedakannya  dengan daerah tujuan wisata lainnya. Dalam positioning ini akan dibahas potensi dan permasalahan kawasan serta isu‐isu strategis dalam Kawasan Ekowisata Palabuhan Ratu. 

3.6.1 Potensi dan Permasalahan Kawasan 

Potensi dan permasalahan yang terdapat di Kawasan Ekowisata Palabuhan Ratu ini melihat berbagai aspek yang mempengaruhi keunggulan dan kelemahan kawasan terhadap kondisi kepariwisataan dalam skala regional (Jawa Barat) dan nasional (Indonesia).  

Kawasan Ekowisata Palabuhan Ratu dalam RIPPDA Provinsi Jawa Barat 

Dalam RIPPDA Provinsi  Jabar  tahun 2007‐2013, Kawasan Ekowisata Palabuhan Ratu yang telah  ditetapkan  sebagai  kawasan  wisata  unggulan  yang  terletak  di  Jawa  Barat  bagian selatan.  Jabar  Selatan merupakan  salah  satu wilayah  yang  diprioritaskan  pengembangan kepariwisataannya dalam rangka menyeimbangkan pembangunan wilayah selatan dengan wilayah utara Jawa Barat.  

Kekuatan utama kawasan ini adalah kombinasi alam bukit berhutan dengan pantai dan laut yang dalam dan berkarang. Oleh karenanya kegiatan‐kegiatan wisata alamlah yang diangkat sebagai  tema  utama  di  kawasan  ini,  dengan  kegiatan  yang  diarahkan  ke  kegiatan  yang mengacu pada prinsip‐prinsip ekowisata.  

Potensi daya tarik wisata alam maupun budaya yang banyak terdapat di kawasan ini belum seluruhnya  dikembangkan  dengan  optimal.  Permasalahan  aksesibilitas  dan  transportasi, khususnya  pencapaian  dari  sumber  pasar wisatawan  utama merupakan  hal  yang  cukup menjadi  kendala,  sehingga  seolah‐olah  jika  dibandingkan  dengan  KWU  lain,  kawasan ekowisataPalabuhan Ratu ini tidak menarik banyak jumlah kunjungan wisatawan. 

Permasalahan lain yang dihadapi kawasan ini yang menjadi kendala pengembangan adalah faktor  sumber  daya  manusia,  baik  masyarakat  lokal,  pihak  swasta  maupun  aparat pemerintah  yang  belum memiliki persepsi  yang  sama  tentang pengembangan pariwisata. Jumlah SDM yang terbatas kualitas maupun kuantitasnya, masih belum  jelasnya tugas dan wewenang berbagai  instansi  terkait dalam kepariwisataan, aspek pemasaran, kelembagaan menjadikan kurang siapnya kawasan ini dalam menangkap pasar potensial. 

Page 117: Laporan Akhir Ekowisata... · Laporan akhir ini terbagi ke dalam 2 ... Tabel 3.10 APW yang Melayani Perjalanan Wisata ke Kawasan Ekowisata ... Gambar 3.9 Pantai Cibangban III

Laporan Akhir

Penyusunan Action Plan Pengembangan Kepariwisataan Jawa Barat III  ‐   74 Kawasan Ekowisata Palabuhan Ratu

Dalam RIPPDA Provinsi  Jawa Barat pasar wisatawan potensial kawasan  ini adalah wisnus lokal  dan  regional  DKI  Jakarta,  Bandung,  dan  Banten,  serta  wisatawan  minat  khusus (termasuk wisman) untuk  kegiatan  ekowisata  alam maupun  budaya  yang  terkait  dengan alam  pantai,  gunung,  hutan  dan  sungai.  Dikaitkan  dengan  KWU  Provinsi  Jawa  Barat lainnya,  kawasan  Palabuhan  Ratu  dapat memanfaatkan  pasar  wisatawan  KWU  Puncak, sekaligus menjadi  tempat  persinggahan wisatawan minat  khusus  yang menuju  ke  KWU Jabar Selatan, khususnya ke Ujung Genteng. 

Pemanfaatan Ruang bagi Pariwisata dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi  Jawa Barat 2010 

Rencana  Tata  Ruang Wilayah  (RTRW)  Provinsi  Jawa  Barat  sebagai  petunjuk  operasional yang dapat memberikan kejelasan dalam pelaksanaan teknis, kelembagaan serta mekanisme dan  prosedur  pelaksanaan  pemanfaatan  ruang  turut  memberikan  arahan  dalam pengembangan  kepariwisataan.  Program‐program  yang  diarahkan  bagi  aspek  pariwisata termasuk ke dalam program struktur kota yang dijabarkan melalui program pengembangan kawasan andalan.  

Program pengembangan pariwisata dirinci melalui kegiatan: 1) penataan kawasan wisata, 2) promosi  pariwisata  dan  pengembangan  tempat  wisata,  3)  pengembangan  produk agroindustri, serta 4) pengembangan agro estate. 

Kota  Palabuhan  Ratu  dalam  sistem  perwilayahan  seperti  yang  tercantum  dalam  RTRW Provinsi  Jawa  Barat  ditetapkan  sebagai  Pusat Kegiatan Wilayah  (PKW),  bersama  dengan Kota  Cianjur‐Sukabumi,  Cikampek‐Cikopo,  Tasikmalaya,  Kadipaten,  dan  Pangandaran. Program‐program  pengembangan  PKW  Palabuhan  Ratu  yang  dapat  mendukung pengembangan kepariwisataan di kawasan Ekowisata ini adalah sebagai berikut: 

a. Pembangunan pusat pemerintahan di Palabuhan Ratu 

b. Peningkatan rumah sakit tipe C menjadi tipe B di Palabuhan Ratu 

c. Peningakatan pelabuhan menjadi pelabuhan pengumpan di Palabuhan Ratu 

d. Pembangunan pasar induk regional di Palabuhan Ratu 

e. Pembangunan terminal tipe B di Palabuhan Ratu 

f. Peningkatan pusat informasi wisata di Palabuhan Ratu 

g. Pembangunan perguruan tinggi di Palabuhan Ratu 

h. Pembangunan TPA regional di Palabuhan Ratu 

i. Pembangunan IPLT di Cisaat 

j. Peningkatan kapasitas pelayanan air bersih di kawasan perkotaan. 

 

 

Page 118: Laporan Akhir Ekowisata... · Laporan akhir ini terbagi ke dalam 2 ... Tabel 3.10 APW yang Melayani Perjalanan Wisata ke Kawasan Ekowisata ... Gambar 3.9 Pantai Cibangban III

Laporan Akhir

Penyusunan Action Plan Pengembangan Kepariwisataan Jawa Barat III  ‐   75 Kawasan Ekowisata Palabuhan Ratu

Arahan Pemanfaatan Ruang dan Pariwisata Palabuhan Ratu dalam Rencana Umum Tata Ruang Kabupaten Sukabumi 

Rencana Umum Tata Ruang Wilayah (RUTRW) Kabupaten Sukabumi menetapkan rencana pengembangan struktur ruang wilayah Kabupaten Sukabumi yang terdiri dari 6 sub wilayah Pembangunan  (WP).  Palabuhan  Ratu  termasuk  dalam  Sub  WP  III,  yang  terdiri  atas  4 kecamatan dan 2 perwakilan kecamatan. Kota Palabuhan Rtau termasuk dalam kota orde II, bersama dengan Kota Sukabumi. 

Dalam rencana tersebut, arahan pengembangan kegiatan pariwisata mencakup: 

− Penataan  fasilitas  dan  utilitas  di  setiap  objek  wisata  yang  ada  agar  menarik  minat wisatawan asing maupun domestik. 

− Peningkatan prasarana dan sarana transportasi untuk mencapai setiap objek wisata yang dipromosikan serta penyediaan fasilitas akomodasi di sekitarnya. 

− Operasionalisasi kegiatan pariwisata di kawasan bersangkutan tidak akan mengganggu kelestarian fungsi lingkungan, baik di kawasan tersebut, maupun kawasan sekitarnya. 

− Pembentukan paket‐paket tujuan wisata di wilayah Sukabumi, yang mencakup beberapa objek  wisata  yang  berlainan  jenis,  misalnya  objek  pantai,  gunug,  seni  budaya  dan sebagainya. 

− Penataan  bangunan  di  beberapa  kawasan  wisata  yang  ramai  dikunjungi  wisatawan, seperti di Palabuhan Ratu, Cisolok, dan Selabintana. 

 

3.6.2  Isu‐isu  Strategis  Pengembangan  Kepariwisataan  Kawasan  Ekowisata Palabuhan Ratu 

Dari hasil Focus Group Discussion (FGD) yang diselenggarakan di Palabuhan Ratu tanggal 11 September 2007, telah dibahas beberapa isu strategis pengembangan Kawasan Ekowisata Palabuhan Ratu. Isu‐isu strategis utama tersebut adalah: 

Penyamaan  persepsi  masyarakat  dan  aparat  pemerintah  terhadap  ekowisata  dan pengembangannya. 

Masyarakat masih banyak yang belum paham dan menyadari  arti penting pariwisata, termasuk  aparat  pemerintah.  Perbedaan  pemahaman  antar  para  pihak  mengenai pembangunan  pariwisata  dan  kepentingannya  seringkali  menimbulkan  sikap  yang bertentangan  dan  saling  curiga  terhadap  pembangunan  pariwisata  di  daerah.  Sadar wisata merupakan  sesuatu  yang  belum  dipahami  oleh masyarakat  luas,  bukan  hanya masyarakat, tetapi juga aparat pemerintah dan dunia industri pada umumnya.  

Page 119: Laporan Akhir Ekowisata... · Laporan akhir ini terbagi ke dalam 2 ... Tabel 3.10 APW yang Melayani Perjalanan Wisata ke Kawasan Ekowisata ... Gambar 3.9 Pantai Cibangban III

Laporan Akhir

Penyusunan Action Plan Pengembangan Kepariwisataan Jawa Barat III  ‐   76 Kawasan Ekowisata Palabuhan Ratu

Komitmen pengambil kebijakan yang konsisten dan menerus 

Konsistensi dari komitmen yang diberikan pengambil kebijakan sangat diperlukan untuk mengarahkan  pengembangan  kepariwisataan  di  Palabuhan  Ratu  agar berkesinambungan.  Jangan  sampai  terjadi  kebijakan  yang  berubah‐ubah  karena terjadinya pergantian pimpinan/kepala daerah. 

Koordinasi antara masyarakat‐pemda‐privat dalam pelaksanaan pembangunan 

Isu  ini  membahas  pentingnya  koordinasi  dan  kerjasama  antar  stakeholders kepariwisataan yang ditunjukkan melalui pembagian tugas dan fungsi berbagai instansi maupun pihak terkait lainnya sehingga dapat meminimasi ketumpangtindihan kebijakan pengelolaan pariwisata daerah, termasuk dengan masyarakat dan industri/swasta. 

Pemberdayaan  masyarakat  lokal  menjadi  subjek  pembangunan  kepariwisataan  di kawasan.  

Isu  ini berkaitan dengan partisipasi masyarakat dalam kegiatan pariwisata yang dapat menghasilkan pemerataan pendapatan ekonomi, dimana kegiatan pariwisata didukung, dikembangkan dan dikelola oleh masyarakat. 

Mitigasi bencana yang terencana untuk mengurangi dampak negatif dari bencana 

Berkaitan dengan kondisi  fisik wilayah yang  rentan  terhadap bencana geologi  (seperti tsunami  dan  gelombang  pasang,  gempa,  longsor),  maka  isu  mitigasi  bencana  harus mendapatkan  perhatian  khusus  sebagai  upaya  bagi  keselamatan  para wisatawan  dan penduduk  setempat.  Di  dalamnya  mencakup  pemantauan  kemungkinan  terjadinya tsunami  dan  gelombang  pasang  dalam  rangka  peringatan  dini,  inventarisasi  dan pemetaan, serta sosialisasi/penyuluhan dalam upaya penyebarluasan informasi bencana geologi. 

Isu‐isu  tersebut  merupakan  isu  yang  saling  terkait  dan  harus  dipecahkan  bersama. Penciptaan  tema  ekowisata  di  kawasan  Palabuhan  Ratu  perlu  didukung  oleh  berbagai kondisi yang saling menunjang.  

Pada akhirnya, pengembangan ekowisata di Kawasan Palabuhan Ratu diharapkan memberi kontribusi  dalam  pembangunan wilayah  Palabuhan  Ratu  secara  khusus,  dan  Kabupaten Sukabumi pada umumnya. 

  

Page 120: Laporan Akhir Ekowisata... · Laporan akhir ini terbagi ke dalam 2 ... Tabel 3.10 APW yang Melayani Perjalanan Wisata ke Kawasan Ekowisata ... Gambar 3.9 Pantai Cibangban III

Laporan Akhir

Penyusunan Action Plan Pengembangan Kepariwisataan Jawa Barat IV   ‐  1 Kawasan Ekowisata Palabuhan Ratu

BAB 4 

AAARRRAAAHHHAAANNN   PPPEEENNNGGGEEEMMMBBBAAANNNGGGAAANNN   PPPAAARRRIIIWWWIIISSSAAATTTAAA   KKKAAAWWWAAASSSAAANNN   

    Bab berikut akan menguraikan konsep pengembangan kawasan yang mencakup visi, misi, tujuan  dan  sasaran  pengembangan,  yang  menjadi  salah  satu  dasar  dalam  merumuskan kebijakan dan strategi pengembangan Kawasan Ekowisata Palabuhan Ratu.   4.1 Visi dan Misi 

Sebagai  salah  satu  kawasan  wisata  unggulan  Provinsi  Jawa  Barat,  visi  dan  misi pengembangan  pariwisata  Kawasan  Ekowisata  Palabuhan  Ratu  mengacu  kepada  visi pengembangan pariwisata  Jawa Barat yang  tercantum dalam RIPPDA Provinsi  Jawa Barat 2006,  yaitu  “Terwujudnya  pariwisata  Jawa  Barat  yang mengangkat  harkat  dan martabat, serta  meningkatkan  kesejahteraan  sosial,  budaya,  dan  ekonomi  masyarakat  dalam lingkungan yang berkelanjutan”.  

Pengembangan  ekowisata  di  kawasan  Palabuhan  Ratu  juga  harus  mengacu  pada  visi pengembangan wilayah  Kabupaten  Sukabumi,  yaitu  “Terwujudya  Perubahan  Kabupaten Sukabumi Menuju Masyarakat yang Berakhlaq Mulia, Produktif dan Sejahtera”. 

Selain  itu,  beberapa  isu  strategis  utama  pengembangan  ekowisata  Palabuhan  Ratu  juga menjadi  landasan bagi pengembangan kawasan wisata  ini.  Isu‐isu strategis utama  tersebut adalah: 

Penyamaan  persepsi  masyarakat  dan  aparat  pemerintah  terhadap  ekowisata  dan pengembangannya 

Komitmen pengambil kebijakan yang konsisten dan menerus 

Koordinasi antara masyarakat‐pemda‐privat dalam pelaksanaan pembangunan 

Pemberdayaan  masyarakat  lokal  menjadi  subjek  pembangunan  kepariwisataan  di kawasan.  

Mitigasi bencana yang terencana untuk mengurangi dampak negatif dari bencana 

Isu‐isu  tersebut  merupakan  isu  yang  saling  terkait  dan  harus  dipecahkan  bersama. Penciptaan  tema  ekowisata  di  kawasan  Palabuhan  Ratu  perlu  didukung  oleh  berbagai kondisi yang saling menunjang. Saat  ini masyarakat Palabuhan Ratu dan sekitarnya belum seluruhnya  memahami  akan  arti  penting  pembangunan  pariwisata  bagi  perkembangan wilayah  maupun  bagi  kesejahteraan  masyarakat.  Masih  ada  pendapat  miring  tentang 

Page 121: Laporan Akhir Ekowisata... · Laporan akhir ini terbagi ke dalam 2 ... Tabel 3.10 APW yang Melayani Perjalanan Wisata ke Kawasan Ekowisata ... Gambar 3.9 Pantai Cibangban III

Laporan Akhir

Penyusunan Action Plan Pengembangan Kepariwisataan Jawa Barat IV   ‐  2 Kawasan Ekowisata Palabuhan Ratu

kegiatan  pariwisata  yang  mengakibatkan  kurangnya  dukungan  dan  bahkan  dapat menghambat  pembangunan  di  bidang  kepariwisataan.  Sadar  wisata merupakan  sesuatu yang  belum  dipahami  oleh masyarakat  luas,  bukan  hanya masyarakat,  tetapi  juga  aparat pemerintah  dan  dunia  industri  pada  umumnya.  Komitmen  pengambil  kebijakan  sangat berpengaruh dan menentukan bagi arah pengembangan pariwisata Palabuhan Ratu secara khusus, maupun Kabupaten Sukabumi pada umumnya.  

Koordinasi  antarstakeholders  kepariwisataan  merupakan  hal  penting  untuk  memastikan rencana  pengembangan  kepariwisataan  dapat  terimplementasikan  dengan  baik  dan terintegrasi antarsektor maupun antarwilayah. 

Pada akhirnya, pengembangan ekowisata di Kawasan Palabuhan Ratu diharapkan memberi kontribusi dalam pencapaian visi pembangunan wilayah Palabuhan Ratu secara khusus dan Kabupaten  Sukabumi  secara  umum.  Oleh  karena  itu,  rumusan  visi  pengembangan ekowisata di Kawasan Palabuhan Ratu adalah sebagai berikut: 

“Terwujudnya  destinasi  ekowisata  Palabuhan  Ratu  berbasis  masyarakat  dan berwawasan  lingkungan,  yang  sejalan  dengan  harkat,  martabat,  dan  budaya setempat”. 

Beranjak dari visi  tersebut, maka misi pengembangan Kawasan Ekowisata Palabuhan Ratu adalah sebagai berikut: 

‐ Mengembangkan  objek  dan  daya  tarik  ekowisata  yang  berkelanjutan  dan  berbasis pengetahuan, melalui konservasi, preservasi, dan  rehabilitasi  sumber daya alam dan budaya untuk meningkatkan kualitas lingkungan hidup Kawasan Palabuhan Ratu. 

‐ Meningkatkan kesadaran masyarakat akan peran pariwisata yang menjunjung harkat, martabat dan budaya setempat. 

‐ Memperkuat  peran  masyarakat  sebagai  subjek  pembangunan  ekowisata,  melalui pemberdayaan masyarakat setempat 

‐ Mengurangi ketimpangan pembangunan wilayah melalui pengembangan ekowisata di semua sektor. 

4.2 Tujuan dan Sasaran Pengembangan Kawasan 

Tujuan pengembangan Kawasan Ekowisata Palabuhan Ratu 

Mengembangkan  potensi  ekowisata  kawasan  Palabuhan  Ratu,  melalui  konsep ”Community Based Ecotourism”. 

Sasaran: 

- Meningkatnya kualitas objek bertema ekowisata di Kawasan Palabuhan Ratu. 

- Meningkatnya  kualitas  manajeman  pengembangan  ekowisata  dalam  upaya pelestarian sumber daya alam pariwisata. 

Page 122: Laporan Akhir Ekowisata... · Laporan akhir ini terbagi ke dalam 2 ... Tabel 3.10 APW yang Melayani Perjalanan Wisata ke Kawasan Ekowisata ... Gambar 3.9 Pantai Cibangban III

Laporan Akhir

Penyusunan Action Plan Pengembangan Kepariwisataan Jawa Barat IV   ‐  3 Kawasan Ekowisata Palabuhan Ratu

- Meningkatnya  standar dan kriteria pelayanan wisatawan yang melakukan aktifitas rekreasi,  edukasi,  petualangan  dan  pengisian  waktu  luang  (REAL  =  Recreation, Education, Adventure dan Leisure).  

- Meningkatnya kualitas SDM pariwisata 

Mendorong diversifikasi produk ekowisata alam dan budaya. 

Sasaran: 

- Terciptanya  produk‐produk  wisata  baru  ‐baik  alam  maupun  budaya,  yang menunjang tema kawasan. 

- Tertatanya  potensi  daya  tarik  wisata  utama  secara  baik  sehingga  dapat memberikan pengalaman yang lengkap bagi wisatawan. 

Meningkatkan  kualitas  dan  kuantitas  nilai‐nilai  alam  dan  budaya  dalam  produk ekowisata Kawasan Palabuhan Ratu. 

- Tersosialisasikannya berbagai aspek dan dampak pengembangan  ekowisata  alam dan budaya ke masyarakat setempat 

- Terlestarikannya lingkungan dan budaya masyarakat setempat yang serasi dengan nilai‐nilai sosial budaya lokal. 

- Tersusunnya rencana pengembangan ekowisata yang berwawasan lingkungan dan memperhatikan konservasi sumber daya alam hayati. 

Meningkatkan kesempatan kerja dan berusaha bagi masyarakat  lokal  secara merata, baik kuantitas maupun kualitasnya. 

Sasaran: 

- Berkembangnya usaha kecil dan menengah lokal sebagai pendukung ekowisata. 

- Meningkatnya proporsi manfaat ekonomi langsung dari berbagai keuntungan dan pengembangan pariwisata di tingkat lokal/objek wisata; 

- Meningkatnya  pemberdayaan  dan  partisipasi  masyarakat  serta  kemitraan  di tingkat  daerah,  termasuk  dalam  upaya  mengembangkan  dan  memperkuat pariwisata berbasis masyarakat; 

Mendorong perkembangan Kawasan Palabuhan Ratu, dan Kabupaten Sukabumi pada umumnya melalui pengembangan ekowisata. 

Sasaran: 

- Berkembangnya kegiatan ekowisata di sekitar kawasan Palabuhan Ratu. 

Page 123: Laporan Akhir Ekowisata... · Laporan akhir ini terbagi ke dalam 2 ... Tabel 3.10 APW yang Melayani Perjalanan Wisata ke Kawasan Ekowisata ... Gambar 3.9 Pantai Cibangban III

Laporan Akhir

Penyusunan Action Plan Pengembangan Kepariwisataan Jawa Barat IV   ‐  4 Kawasan Ekowisata Palabuhan Ratu

- Berkembangnya  sektor pertanian,  jasa,  dan  industri  kecil  dan menengah  lainnya yang mendukung kegiatan ekowisata Palabuhan Ratu. 

- Meningkatnya perekonomian dan  Indeks Pengembangan Manusia  (IPM) wilayah Kabupaten Sukabumi. 

4.3 Kebijakan dan Strategi Pengembangan Kawasan 

Kebijakan  pengembangan  pariwisata  di  Kawasan  Ekowisata  Palabuhan  Ratu  didasarkan pada pertimbangan: 

- Potensi dan permasalahan  kepariwisataan di  kawasan dari  berbagai  aspek  khususnya pengembangan produk wisata yang terkait dengan tema utama kawasan, kondisi pasar wisatawan,  transportasi dan  infrastruktur,  serta  aspek  SDM dan  kelembagaan,  seperti yang dijelaskan pada bab 3. 

- Isu‐isu strategis pengembangan pariwisata di Kawasan Ekowisata Palabuhan Ratu, yang dijabarkan pada subbab 3.7. 

- Konsep  pengembangan,  visi,  misi,  tujuan  dan  sasaran  pengembangan  Kawasan Ekowisata Palabuhan Ratu yang dirumuskan pada subbab 4.1 dan 4.2. 

Kebijakan  pengembangan  pariwisata  mencakup  kebijakan  pengembangan  perwilayahan, pengembangan  produk  wisata,  pengembangan  transportasi  dan  infrastruktur, pengembangan pasar dan pemasaran, pengembangan SDM, pengembangan kelembagaan, serta pengembangan investasi untuk lingkup Kawasan Ekowisata Palabuhan Ratu. 

4.3.1 Pengembangan Perwilayahan 

Perwilayahan setiap KWU Provinsi akan terdiri dari destinasi‐destinasi dengan luasan yang lebih kecil, yang merupakan kumpulan  (cluster) dari berbagai objek dan daya  tarik wisata yang menjadi unggulan maupun pendukung KWU  tersebut. Dengan demikian di kawasan Ekowisata Palabuhan Ratu, setiap destinasinya merupakan cluster dari objek dan daya tarik ekowisata  alam  maupun  budaya,  dan  atau  agrowisata  maupun  rekreasi  pantai  sebagai pendukung. 

Lebih  lanjut,  antarcluster  di Kawasan  Ekowisata  Palabuhan  Ratu memiliki  suatu  hirarki, yang menggambarkan  pusat,  yaitu pusat KWU, dalam  hal  ini Kota Palabuhan Ratu, dan destinasi pendukungnya.  Selain  itu perlu direncanakan  aksesibilitas  antar  cluster  tersebut sesuai dengan keterkaitannya,  termasuk dengan pusat KWU, dengan pintu gerbang KWU tersebut, dengan objek dan daya  tarik wisata pendukung, maupun dengan KWU provinsi lainnya. 

Di  masing‐masing  cluster  pun  perlu  direncanakan  fasilitas  yang  perlu  tersedia,  sesuai dengan  hirarki dan  fungsi  cluster  tersebut dalam  lingkup Kawasan Ekowisata Palabuhan Ratu. 

Page 124: Laporan Akhir Ekowisata... · Laporan akhir ini terbagi ke dalam 2 ... Tabel 3.10 APW yang Melayani Perjalanan Wisata ke Kawasan Ekowisata ... Gambar 3.9 Pantai Cibangban III

Laporan Akhir

Penyusunan Action Plan Pengembangan Kepariwisataan Jawa Barat IV   ‐  5 Kawasan Ekowisata Palabuhan Ratu

Kebijakan : 

Pengembangan  beberapa  cluster  daya  tarik  wisata  di  dalam  Kawasan  Ekowisata Palabuhan  Ratu  berdasarkan  kedekatan  karakteristik  produk  pariwisata  dan perwilayahannya.  

Pengembangan  struktur  perwilayahan  Kawasan  Ekowisata  Palabuhan  Ratu menghubungkan  antara  satu  cluster  dengan  cluster  lain,  cluster‐cluster  dengan  pusat kawasan maupun dengan pintu gerbang kawasan, secara terpadu. 

Strategi pengembangan: 

Mengembangkan  cluster‐cluster daya  tarik wisata  yang menunjukkan  keragaman  daya tarik ekowisata alam dan budaya sebagai destinasi pariwisata dalam Kawasan Ekowisata Palabuhan Ratu. 

Menentukan  hirarki  antardestinasi  dan  fungsinya  masing‐masing  dalam  menunjang tema produk utama kawasan ekowisata Palabuhan Ratu. 

Menentukan  entry  point  dan  keterhubungan  antardestinasi,  antarobjek  wisata pendukung tema utama, maupun antarobjek wisata lainnya. 

Meningkatkan  keterhubungan  destinasi  dalam  Kawasan  Ekowisata  Palabuhan  Ratu dengan pusat  kawasan dan pintu  gerbang  kawasan melalui pengembangan  jalur‐jalur beraksesibilitas tinggi. 

Kawasan  Ekowisata  Palabuhan  Ratu  terbagi  ke  dalam  beberapa  sub  cluster  yang mempunyai  kekhasan  tema.  Tema  utama  ini  mengaksentuasi  ditunjang  oleh  tema‐tema pendukung yang bersifat memperkuat  tema utama. Aksentuasi  tema  sendiri didasari oleh potensi yang terdapat dalam kawasan. Secara lebih jelas dapat dilihat pada tabel dan gambar berikut.  

Tabel 4.1 Cluster Ekowisata Palabuhan Ratu 

 No.  Cluster  Tema Utama  Tema Pendukung 1.  Sub Kawasan Palabuhan 

Ratu Rekreasi Pantai Teluk Palabuhan Ratu 

Pantai Kadaka 

2.  Sub Kawasan Ciptagelar  Wisata Budaya Ciptagelar  ‐ Wisata budaya ‐ Wisata air panas ‐ Wisata Gunung Halimun 

3.  Sub Kawasan Citarik  Wisata Arung Jeram  Rally wisata 4.  Sub Kawasan Cimandiri  Wisata Arung Jeram  Jembatan Bagbagan 5.  Sub Kawasan Dewi Quan 

Im Wisata Budaya Dewi Quam In 

‐ Rekreasi pantai ‐ Wisata budaya 

6.  Sub Kawasan Bojong Asih‐Cihaur 

Wisata Agro   

7.  Sub Kawasan Surangga‐Lengkong 

Wisata Agro   

     Sumber : Hasil Analisis 2007 

Page 125: Laporan Akhir Ekowisata... · Laporan akhir ini terbagi ke dalam 2 ... Tabel 3.10 APW yang Melayani Perjalanan Wisata ke Kawasan Ekowisata ... Gambar 3.9 Pantai Cibangban III

Laporan Akhir

Penyusunan Action Plan Pengembangan Kepariwisataan Jawa Barat IV   ‐  6 Kawasan Ekowisata Palabuhan Ratu

 

Berdasarkan tabel di atas, untuk lebih jelasnya mengenai gambaran sub kawasan Ekowisata Palabuhan Ratu dapat dilihat pada Gambar 4.1 

 

Page 126: Laporan Akhir Ekowisata... · Laporan akhir ini terbagi ke dalam 2 ... Tabel 3.10 APW yang Melayani Perjalanan Wisata ke Kawasan Ekowisata ... Gambar 3.9 Pantai Cibangban III

Laporan Akhir

Penyusunan Action Plan Pengembangan Kepariwisataan Jawa Barat IV   ‐  7 Kawasan Ekowisata Palabuhan Ratu

Gambar 4.1 

Page 127: Laporan Akhir Ekowisata... · Laporan akhir ini terbagi ke dalam 2 ... Tabel 3.10 APW yang Melayani Perjalanan Wisata ke Kawasan Ekowisata ... Gambar 3.9 Pantai Cibangban III

Laporan Akhir

Penyusunan Action Plan Pengembangan Kepariwisataan Jawa Barat IV   ‐  8 Kawasan Ekowisata Palabuhan Ratu

4.3.2 Pengembangan Produk Wisata  

Produk wisata  dapat  diartikan  sebagai  rangkaian  komponen‐komponen  pariwisata  yang memberikan pengalaman perjalanan bagi wisatawan sejak ia meninggalkan rumah hingga kembali ke rumahnya. Komponen‐komponen tersebut meliputi objek dan daya tarik wisata, sarana dan prasarana transportasi, akomodasi, restoran atau rumah makan, sarana informasi dan telekomunikasi, dan komponen amenitas lainnya.  

Pengalaman perjalanan dan berwisata di Kawasan Ekowisata Palabuhan Ratu, difokuskan pada  ekowisata  sebagai  tema  utama  serta  agrowisata  dan  rekreasi  pantai,  sebagai  tema pendukung. Fokus  tema yang didasarkan pada potensi unggulan destinasi, dikembangkan sejalan dengan prinsip‐prinsip ekowisata, yaitu 

Pengembangan produk wisata yang berkualitas, berkelanjutan dan berbasis masyarakat juga menjadi  perhatian.  Sejalan  dengan  hal  tersebut,  penting  untuk  dilaksanakan  upaya pelestarian  (preservasi, konservasi,  rehabilitasi) alam dan pusaka budaya  (khususnya situs arkeologi  dan  desa  adat  tradisional),  serta mitigasi  bencana  yang melibatkan masyarakat setempat. 

Kebijakan 

Pengembangan  produk  ekowisata  alam  diarahkan  untuk  memperkuat  tema  utama kawasan dan memberikan manfaat bagi  lingkungan  fisik,  sosial, ekonomi, dan budaya masyarakat setempat 

Pengembangan produk ekowisata budaya dan agrowisata diarahkan untuk memperkuat tema pendukung kawasan dengan tetap memperhatikan upaya mitigasi bencana. 

Pengembangan objek dan daya  tarik wisata  lain di dalam kawasan, untuk mendukung tema ekowisata. 

Pengembangan  produk  wisata  ditujukan  untuk  mendukung  upaya  konservasi, preservasi,  dan  rehabilitasi  serta  pemberdayaan  masyarakat  di  Kawasan  Palabuhan Ratu. 

Pengembangan  kualitas  produk  ekowisata  alam  dan  budaya  yang  khas,  unik  dan berdaya saing. 

Strategi pengembangan: 

Memperkuat  tema  utama  kawasan  yaitu  ekowisata  melalui  diversifikasi  dan pengembangan objek dan daya tarik ekowisata alam dan budaya di Kawasan Palabuhan Ratu. 

Memprioritaskan  pengembangan  produk  ekowisata  alam  dan  budaya  yang  dapat memberikan  manfaat  langsung  kepada  masyarakat,  baik  manfaat  ekonomi  maupun manfaat sosial budaya, maupun kepada lingkungan. 

Page 128: Laporan Akhir Ekowisata... · Laporan akhir ini terbagi ke dalam 2 ... Tabel 3.10 APW yang Melayani Perjalanan Wisata ke Kawasan Ekowisata ... Gambar 3.9 Pantai Cibangban III

Laporan Akhir

Penyusunan Action Plan Pengembangan Kepariwisataan Jawa Barat IV   ‐  9 Kawasan Ekowisata Palabuhan Ratu

Meningkatkan  upaya  konservasi  dalam  pengembangan  kegiatan  ekowisata  alam  di Kawasan Palabuhan Ratu. 

Memperkuat  tema  pendukung  kawasan  yaitu  agrowisata  dan  rekreasi  pantai  yang terkait dengan setting Kawasan Teluk Palabuhan Ratu. 

Meningkatkan  kualitas  produk  ekowisata  alam  dan  budaya  dengan  standar  kualitas nasional dan internasional. 

Meningkatkan  kualitas  produk  agrowisata  dan  rekreasi  pantai  yang  mengacu  pada prinsip‐prinsip ekowisata, sebagai pendukung tema utama kawasan. 

Memunculkan brand identity kawasan ekowisata Palabuhan Ratu melalui pengembangan brand  image  yang  didukung  oleh  seleksi  dan  aksentuasi  produk,  serta  slogan  dan simbolisasi. 

Meningkatkan  kualitas  kenyamanan dan  keamanan di Kawasan Ekowisata Palabuhan Ratu, baik dari faktor fisik maupun psikologis. 

Meningkatkan standar kualitas pelayanan usaha pariwisata. 

 

4.3.3 Pengembangan Transportasi dan Infrastruktur 

Pengembangan atau perbaikan sistem  transportasi dan  infrastruktur pada dasarnya adalah upaya  untuk  mengevaluasi  kondisi  eksisting  yang  dilanjutkan  dengan  pengembangan jaringan  transportasi dan  infrastruktur sesuai dengan karakteristik wilayah,  jenis angkutan dan  pola  pergerakannya.  Pengembangan  skenario  jaringan  transportasi  didasarkan  pada pemikiran‐pemikiran perbaikan sistem transportasi.  

Pengembangan  sistem  transportasi  untuk  mendukung  sektor  pariwisata  merupakan  hal penting  yang  harus  mengikutsertakan  rencana  pengembangan  pariwisata  di  kawasan. Dalam  perencanaannya,  jaringan  transportasi  dapat  digunakan  untuk  menumbuhkan demand  (creating  demand)  dan/atau  melayani  demand  (servicing  demand)  terhadap pengembangan suatu kawasan wisata.  

Pengembangan  infrastruktur  dipandang  sebagai  peluang  untuk  menjangkau  pasar  yang sangat  potensial  baik  untuk  pemasaran  produk  secara  langsung  maupun  tak  langsung. Kebijakan  diperlukan  sebagai  jaminan  pelayan  prima  yang  efektif,  efisien,  dan  murah kepada  masyarakat  maupun  kepada  investor  yang  ingin  menanamkan  modalnya  di Kawasan Ekowisata Palabuhan Ratu. 

Kebijakan: 

Pengembangan  sistem  transportasi  kawasan  untuk  mendukung  ekowisata  alam  dan budaya di kawasan Palabuhan Ratu.  

Page 129: Laporan Akhir Ekowisata... · Laporan akhir ini terbagi ke dalam 2 ... Tabel 3.10 APW yang Melayani Perjalanan Wisata ke Kawasan Ekowisata ... Gambar 3.9 Pantai Cibangban III

Laporan Akhir

Penyusunan Action Plan Pengembangan Kepariwisataan Jawa Barat IV   ‐  10 Kawasan Ekowisata Palabuhan Ratu

Peningkatan efisiensi kinerja jaringan transportasi eksisting dan skenario pengembangan transportasi  di  kawasan  ekowisata  Palabuhan  Ratu, melalui  pembenahan  sarana  dan prasarana infrastruktur yang ada, baik kuantitas maupun kualitasnya dalam menunjang pariwisata. 

Peningkatan  pelibatan  swasta  dan  masyarakat  dalam  pembangunan  infrastruktur pendukung ekowisata Palabuhan Ratu. 

Pendekatan  terpadu dalam pembangunan  infrastruktur mulai dari perencanaan hingga pelayanannya  kepada  masyarakat,  yang  bersinergi  antarsektor,  daerah,  maupun wilayah. 

Strategi pengembangan: 

Mengoptimalkan  sarana dan prasarana  transportasi maupun  infrastruktur di  kawasan ekowisata Palabuhan Ratu, dengan penggunaan sumberdaya seefisien mungkin. 

Mengevaluasi  efisiensi  kinerja  jaringan  transportasi  dan  infrastruktur  eksisting  di kawasan Palabuhan Ratu dan perumusan skenario pengembangannya. 

Pembenahan  sarana  dan  prasarana  infrastruktur wilayah,  khususnya  yang  berada  di objek  dan  daya  tarik  ekowisata, maupun  di  objek  agrowisata  dan  rekreasi  pantai  di Kawasan Palabuhan Ratu. 

4.3.4 Pengembangan Pasar dan Pemasaran 

Aspek pasar wisatawan menentukan pengembangan dari produk wisata yang ditawarkan suatu kawasan wisata. Diperlukan pemahaman  tentang karakteristik pasar, baik kuantitas maupun  kualitasnya,  untuk  kemudian  menjadi  pertimbangan  dalam  mengemas  produk wisata, dan strategi pemasaran serta teknik promodi yang akan dilakukan. 

Kebijakan: 

Mengembangkan  segmen  pasar  wisatawan  rekreasi  Kawasan  Ekowisata  Palabuhan Ratu. 

Mengembangkan segmen pasar wisatawan minat khusus ekowisata alam dan budaya. 

Mengembangkan  strategi  pemasaran  yang  disesuaikan  dengan  karakteristik  pasar wisatawan yang menjadi sasaran di tiap kawasan wisata unggulan. 

Mengembangkan  pendekatan  pemasaran  pariwisata  terpadu, dengan  tema  yang  jelas, secara terorganisir, efisien dan efektif. 

Strategi pengembangan: 

Memperluas segmen pasar wisatawan rekreasi pantai dengan menangkap potensi pasar dari daerah sekitar KWU Palabuhan Ratu. 

Page 130: Laporan Akhir Ekowisata... · Laporan akhir ini terbagi ke dalam 2 ... Tabel 3.10 APW yang Melayani Perjalanan Wisata ke Kawasan Ekowisata ... Gambar 3.9 Pantai Cibangban III

Laporan Akhir

Penyusunan Action Plan Pengembangan Kepariwisataan Jawa Barat IV   ‐  11 Kawasan Ekowisata Palabuhan Ratu

Mengembangkan  segmen  pasar  wisatawan  minat  khusus  ekowisata  alam  maupun budaya, serta wisatawan minat khusus olah raga tirta dan bahari. 

Memanfaatkan segmen pasar wisata minat khusus alam dan budaya, maupun olahraga bahari  dan  tirta  di  KWU  lainnya,  khususnya  di  KWU  Perkotaan  dan  Pendidikan Bandung, KWU Minat Khusus Jabar Selatan, dan KWU Alam Pegunungan Puncak, serta destinasi ekowisata pantai dan laut di Indonesia. 

Memasarkan  produk wisata  kawasan  dengan  tema  ekowisata  alam  dan  budaya,  dan atau agrowisata dengan memanfaatkan kemajuan teknologi informasi. 

Memasarkan produk ekowisata alam dan budaya Palabuhan Ratu terpadu dengan KWU Jawa Barat lainnya. 

Mengembangkan riset terpadu dalam pengembangan pasar wisatawan untuk membidik pasar wisatawan utama, sekunder dan lainnya. 

Mengembangkan berbagai  teknik promosi  (direct marketing,  iklan,  sales  promotion,  travel trade) secara tepat guna dan tepat sasaran. 

Target Pasar Wisatawan Kawasan Ekowisata Palabuhan Ratu 

Target pasar wisatawan yang akan ditetapkan dalam pengembangan pariwisata di Kawasan Ekowisata Palabuhan Ratu terdiri dari dua, yaitu target berupa jumlah wisatawan yang akan dijaring dan target berupa segmen pasar wisatawan yang akan dituju oleh KWU ini sampai lima tahun yang akan datang. 

 Target Jumlah Wisatawan Kawasan Ekowisata Palabuhan Ratu 

Target  jumlah  wisatawan  yang  akan  dijaring  oleh  Kawasan  Ekowisata  Palabuhan  Ratu selama  5  (lima)  tahun  ke  depan  ditentukan  berdasarkan  perhitungan  proyeksi  jumlah wisatawan  di KWU  ini.  Proyeksi  jumlah wisatawan Kawasan  Ekowisata  Palabuhan Ratu didasarkan pada: 

1. Dua  skenario  pertumbuhan  wisatawan  Jawa  Barat  yang  tercantum  dalam  RIPPDA Provinsi Jawa Barat, yaitu: 

− Skenario  kecenderungan  perkembangan  wisatawan,  didasarkan  pada  tingkat pertumbuhan rata‐rata  jumlah wisatawan yang datang ke daya tarik wisata di Jawa Barat  pada  sepuluh  tahun  terakhir.  Pada  tahun  2008,  pertumbuhan  wisatawan diharapkan lebih tinggi daripada pertumbuhan wisatawan lima tahun terakhir (17%), yaitu ditargetkan mencapai 20% per tahun. 

Pada  dua  tahun  terakhir  masa  perencanaan,  kepariwisataan  Jawa  Barat  menuju tinggal  landas  sehingga  pertumbuhan  wisatawan  harus  dipacu  lebih  tinggi  lagi, tetapi dengan peningkatan pertumbuhan yang sedikit ditekan. Angka pertumbuhan wisatawan yang akan dicapai pada tahun 2012 dan 2013 hanya meningkat 10% dari angka yang ditargetkan pada tahun 2008, yaitu sebesar 30% setiap tahunnya. Hal ini dimaksudkan agar  target pasar wisatawan Jawa Barat tidak hanya didasarkan pada 

Page 131: Laporan Akhir Ekowisata... · Laporan akhir ini terbagi ke dalam 2 ... Tabel 3.10 APW yang Melayani Perjalanan Wisata ke Kawasan Ekowisata ... Gambar 3.9 Pantai Cibangban III

Laporan Akhir

Penyusunan Action Plan Pengembangan Kepariwisataan Jawa Barat IV   ‐  12 Kawasan Ekowisata Palabuhan Ratu

kuantitas  wisatawan,  tetapi  bergeser  pada  kualitas  wisatawan. Walaupun  jumlah wisatawan yang datang mulai ditekan, dengan kualitas wisatawan yang baik  (lama tinggal  lama,  pengeluaran  berwisata  besar,  peduli  terhadap  lingkungan  alam  dan sosial,  apresiasi  terhadap  pariwisata  tinggi),  pariwisata  Jawa  Barat  tetap  dapat mencapai kinerja yang baik. 

− Skenario  kecenderungan  perkembangan  perekonomian,  didasarkan  pada  asumsi bahwa perjalanan penduduk dipengaruhi oleh kondisi perekonomian penduduk dan perkembangan kepariwisataan. Berdasarkan asumsi  tersebut, variabel‐variabel yang dipertimbangkan  dalam melakukan  proyeksi  jumlah  wisatawan  Jawa  Barat  pada skenario ini adalah: 

a. Kondisi perekonomian nasional 

b. Kondisi perekonomian Provinsi Jawa Barat  

c. Kondisi perekonomian masyarakat Jawa Barat 

d. Penduduk Indonesia 

e. Penduduk Jawa Barat  

f. Wisatawan Jawa Barat 

Berdasarkan variabel‐variabel tersebut, tingkat pertumbuhan jumlah wisatawan Jawa Barat  diperkirakan  sebesar  16,4%  per  tahun.  Angka  pertumbuhan  ini  diharapkan akan meningkat  pada  tahun  2008,  dengan  peningkatan  angka  pertumbuhan  yang hampir  sama  dengan  skenario  pertama,  sehingga  angka  pertumbuhan wisatawan Jawa Barat pada  tahun 2008 adalah 27,5%. Seperti  juga skenario pertama, pada dua tahun  terakhir  perencanaan,  pertumbuhan  jumlah  wisatawan  di  Jawa  Barat diharapkan meningkat lagi sebesar 10% dari angka pertumbuhan sebelumnya, yaitu menjadi 37,5%.  

2. Proporsi  jumlah wisatawan  yang  berkunjung  ke Kabupaten dan Kota  Sukabumi  serta kecenderungan perkembangannya pada lima tahun terakhir. Proporsi jumlah wisatawan di Kawasan Ekowisata Palabuhan Ratu dalam  lima  tahun  terakhir  berkisar  antara  3% sampai  dengan  4%  dari  jumlah  wisatawan  Jawa  Barat.  Pada  tahun  2008  –  2012 diharapkan proporsinya dapat meningkat menjadi 5% untuk wisatawan nusantara dan 7,5% untuk wisatawan mancanegara. 

Hasil proyeksi  jumlah wisatawan berdasarkan dua pertimbangan di atas dapat dilihat pada tabel berikut ini. 

Page 132: Laporan Akhir Ekowisata... · Laporan akhir ini terbagi ke dalam 2 ... Tabel 3.10 APW yang Melayani Perjalanan Wisata ke Kawasan Ekowisata ... Gambar 3.9 Pantai Cibangban III

Laporan Akhir

Penyusunan Action Plan Pengembangan Kepariwisataan Jawa Barat IV   ‐  13 Kawasan Ekowisata Palabuhan Ratu

Tabel 4.2 Target Jumlah Wisatawan KWU Ekowisata Palabuhan Ratu 

 SKENARIO 1**  SKENARIO 2***  

TAHUN  Wisman  Wisnus   Jumlah  Wisman Wisnus  Jumlah Komposisi  5%  95%  100%  5%  95%  100% 

Pertumbuhan  20%  20% 2008  23.928 681.935 705.863 31.131 887.247  918.3782009  28.713 818.322 847.035 39.693 1.131.239  1.170.9322010  34.456 981.987 1.016.442 50.608 1.442.330  1.492.9382011  41.347 1.178.384 1.219.731 64.525 1.838.971  1.903.496

Pertumbuhan  30%  30% 2012  86.001 1.483.524 1.569.525 141.956 2.448.735  2.590.691

  Sumber: Hasil analisis, 2007 

4.3.5  Pengembangan Sumber Daya Manusia 

Sumber  daya  manusia  (SDM)  adalah  salah  satu  unsur  penting  dalam  pengembangan destinasi pariwisata, yang meliputi aparat pemerintah,  industri swasta, hingga masyarakat lokal.  

Kebijakan: 

Peningkatan  kuantitas  dan  kualitas  sumber  daya manusia,  terutama  di  daerah  yang belum maju, baik profesional maupun tenaga trampil. 

Peningkatan kualitas pelayanan pariwisata khususnya SDM yang berhadapan langsung dengan wisatawan. 

Pemberdayaan masyarakat lokal dalam kegiatan pariwisata di daerahnya.  

Peningkatan pemahaman, pengetahuan, kesadaran seluruh pelaku pariwisata (termasuk masyarakat) terhadap pariwisata 

Strategi: 

Mengembangkan  skill  transfer melalui  berbagai  pelatihan/training  yang ditujukan  bagi peningkatan kualitas SDM di bidang kepariwisataan. 

Mengembangkan  dan  meningkatkan  kualitas  lembaga  pendidikan  kepariwisataan  di kawasan. 

Memperbanyak    jumlah SDM yang berkualitas sehingga meningkatkan pengembangan kepariwisataan di kawasan. 

Mengadakan  standarisasi  kompetensi  SDM  di  bidang  kepariwisataan  yang menghasilkan sertifikasi keahlian tertentu. 

Page 133: Laporan Akhir Ekowisata... · Laporan akhir ini terbagi ke dalam 2 ... Tabel 3.10 APW yang Melayani Perjalanan Wisata ke Kawasan Ekowisata ... Gambar 3.9 Pantai Cibangban III

Laporan Akhir

Penyusunan Action Plan Pengembangan Kepariwisataan Jawa Barat IV   ‐  14 Kawasan Ekowisata Palabuhan Ratu

Meningkatkan upaya pembinaan kepariwisataan kepada masyarakat pelaku pariwisata dan masyarakat yang tinggal di sekitar daya tarik Ekowisata Palabuhan Ratu. 

Meningkatkan upaya pendampingan kepada masyarakat pelaku pariwisata yang terlibat dalam perencanaan dan pengelolaan ekowisata alam dan budaya Palabuhan Ratu. 

4.3.6 Pengembangan Kelembagaan 

Pengembangan  pariwisata  yang  cenderung  rumit  tidak  dapat  hanya  diemban  oleh  satu institusi  saja, misalnya oleh Dinas Pariwisata. Diperlukan kerjasama dan koordinasi  antar sektor, baik publik maupun privat, yang terbuka dan efisien, serta didukung oleh SDM yang mumpuni.   

Pengembangan  kelembagaan  kepariwisataan  kawasan  mencakup  efisiensi  kelembagaan pariwisata,  peningkatan  koordinasi  dan  konsolidasi  antarlembaga,  serta  peningkatan kemitraan  antara  institusi/lembaga.  Dukungan  kelembagaan  dengan  demikian,  sangat diperlukan untuk memastikan bahwa kebijakan, strategi maupun program pengembangan yang dirumuskan dapat dilaksanakan dengan baik dan  sesuai dengan  tujuan dan  sasaran masing‐masing program. 

Kebijakan: 

Peningkatan koordinasi dan konsolidasi antarlembaga dan antarwilayah kabupaten/kota di  Jawa  Barat,  maupun  dengan  provinsi  lain/nasional/internasional  melalui  lembaga terkait pariwisata dan budaya, termasuk komitmen dari para pengambil keputusan yang terkait dengan pariwisata. 

Pengembangan  kelembagaan,  sistem  dan  penyederhanaan  prosedur  perijinan  untuk menciptakan iklim investasi yang kondusif. 

Peningkatan kemitraan antara institusi/lembaga, 

Pengembangan kelembagaan dalam hal perpajakan dan retribusi, 

Pengembangan kelembagaan dalam pemasaran dan promosi. 

Strategi: 

Mengembangkan tourism information system dan e‐government yang dapat mempermudah pengelolaan kepariwisataaan kawasan. 

Mengembangkan  tugas,  fungsi  dan wewenang  kelembagaan  terkait  baik  dalam  skala makro, meso dan mikro  secara  integratif  agar  tidak  terjadi  ketumpangtindihan dalam menyusun kebijakan. 

Mengembangkan  asosiasi  profesi  kepariwisataan  serta memperkuat  peran  dan  fungsi lembaga masyarakat yang bergerak di bidang kepariwisataan seperti KOMPEPAR. 

Page 134: Laporan Akhir Ekowisata... · Laporan akhir ini terbagi ke dalam 2 ... Tabel 3.10 APW yang Melayani Perjalanan Wisata ke Kawasan Ekowisata ... Gambar 3.9 Pantai Cibangban III

Laporan Akhir

Penyusunan Action Plan Pengembangan Kepariwisataan Jawa Barat IV   ‐  15 Kawasan Ekowisata Palabuhan Ratu

Mengembangkan  sarana  dan  prasarana  operasional  sebagai  penunjang  kegiatan kelembagaan. 

Menerapkan  instrumen  kebijakan  berupa  insentif  dan  disinsetif  seperti  pajak  dan regulasi yang mendukung pengembangan kepariwisataan. 

Meningkatkan  hubungan  kemitraan  yang  bernuansa  pembinaan  dan  saling menguntungkan  antara  pelaku  pariwisata,  baik  pemerintah,  swasta,  maupun masyarakat. 

4.3.7 Pengembangan Investasi 

Berbagai  program  yang  dirumuskan  perlu  untuk  diimplementasikan  sehingga  menjadi berwujud  dan menunjang  pembangunan  kepariwisataan.  Diperlukan  investasi  baik  oleh pemerintah dan khususnya pihak swasta dalam menunjang pengembangan ekowisata alam dan budaya di Palabuhan Ratu. 

Kebijakan: 

Mengembangakan  promosi  terpadu  investasi  pariwisata  di  Kawasan  Ekowisata Palabuhan Ratu, dengan promosi sektor‐sektor  lainnya, misalnya pertanian, perikanan, kehutanan dan lain‐lain. 

Peningkatan investasi sarana dan prasarana penunjang kegiatan ekowisata alam maupun budaya oleh swasta dan masyarakat, khususnya di lokasi‐lokasi yang mendukung tema utama kawasan. 

Penyederhanaan/pemberian kemudahan/insentif bagi  investor yang  ingin menanamkan modalnya di bidang ekowisata alam maupun budaya, dan atau yang terkait di kawasan. 

Strategi Pengembangan: 

Peningkatan  kerjasama  promosi  investasi  dengan  sektor  lain  di  Kawasan  Palabuhan Ratu, khususnya dengan sektor pertanian, perikanan, maupun di Kabupaten Sukabumi atau Jawa Barat. 

Mengembangkan sistem dan prosedur pengembangan investasi terpadu dengan sektor‐sektor terkait di Kawasan Ekowisata Palabuhan Ratu.  

Mengembangkan  kelembagaan  pengelola  investasi  di  Kawasan  Ekowisata  Palabuhan Ratu. 

Page 135: Laporan Akhir Ekowisata... · Laporan akhir ini terbagi ke dalam 2 ... Tabel 3.10 APW yang Melayani Perjalanan Wisata ke Kawasan Ekowisata ... Gambar 3.9 Pantai Cibangban III

Laporan Akhir

Penyusunan Action Plan Pengembangan Kepariwisataan Jawa Barat V  ‐  1 Kawasan Ekowisata Palabuhan Ratu

Bab 5  

PPPRRROOOGGGRRRAAAMMM   PPPEEENNNGGGEEEMMMBBBAAANNNGGGAAANNN   KKKEEEPPPAAARRRIIIWWWIIISSSAAATTTAAAAAANNN   

     Dalam  penyusunan  program  pengembangan  kepariwisataan  di  Kawasan  Ekowisata Palabuhan Ratu, perlu ditinjau kembali pengertian ekowisata yang digunakan dalam studi ini,  serta  permasalahan  maupun  isu‐isu  strategis  yang  dihadapi  dalam  pengembangan kepariwisataan  di  kawasan  Palabuhan  Ratu.  Hal  tersebut  merupakan  salah  satu pertimbangan dalam merumuskan program yang sesuai dengan arahan, visi, misi maupun tujuan dan sasaran pengembangan kawasan. 

Ekowisata  

Istilah  Ecotourism  mulai  dikenal  akibat  pertumbuhan  kegiatan  pariwisata  yang  tidak terbendung maupun terencana dengan baik, khususnya di wilayah yang masih alami.  

Dengan merujuk kepada prinsip‐prinsip yang berlaku universal, rekomendasi dari berbagai forum  diskusi  dan  kajian,  serta  tuntutan  objektif  di  lapangan,  maka  batasan  ecotourism                   dalan  rencana  tindak  ini mengacu pada  rumusan Kementrian Kebudayaan dan Pariwisata dalam Rencana Strategis Ekowisata Nasional (2004), yaitu suatu konsep pengembangan dan penyelenggaraan  kegiatan  pariwisata  berbasis  pemanfaatan  lingkungan  untuk perlindungan,  serta  berintikan  partisipasi  aktif  masyarakat,  dan  dengan  penyajian produk  bermuatan  pendidikan  dan  pembelajaran,  berdampak  negatif  minimal, memberikan  kontribusi  positif  terhadap  pembangunan  ekonomi  daerah,  dan diberlakukan  bagi  kawasan  lindung,  kawasan  terbuka,  kawasan  alam  binaan,  serta kawasan budaya. 

Landasan pikir dalam pengembangan ekowisata dengan demikian perlu memperhatikan 5 syarat kecukupan dalam mengembangkan konsep  tersebut yaitu perlindungan, partisipasi aktif masyarakat, interpretasi, dampak negatif minimal, serta ekonomi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 5.1 berikut. 

Page 136: Laporan Akhir Ekowisata... · Laporan akhir ini terbagi ke dalam 2 ... Tabel 3.10 APW yang Melayani Perjalanan Wisata ke Kawasan Ekowisata ... Gambar 3.9 Pantai Cibangban III

Laporan Akhir

Penyusunan Action Plan Pengembangan Kepariwisataan Jawa Barat V  ‐  2 Kawasan Ekowisata Palabuhan Ratu

Gambar 5.1 Syarat Kecukupan Konsep Ekowisata 

   

                      Sumber: Tjakrarini, 2007  

 Pengembangan  kegiatan  pariwisata  di  Kawasan  Palabuhan  Ratu  adalah  kegiatan  yang dikembangkan mengacu pada prinsip Ekowisata, yaitu prinsip konservasi, prinsip edukasi, prinsip pemberdayaan masyarakat, prinsip  ekonomi  dan prinsip wisata. Tema  ini  lahir disebabkan oleh kondisi kawasan yang berupa pantai, hutan, sungai, dan gunung yang tetap harus  dijaga  kelestariannya.  Kawasan  Ekowisata  Palabuhan  Ratu mempunyai  sub  tema, yaitu kawasan konservasi laut dan pesisir.  

Kegiatan Ekowisata  ini difokuskan pada beberapa kecamatan di Kawasan Palabuhan Ratu, yaitu  kecamatan  Palabuhan  Ratu,  Cisolok,  Cikakak,  dan  Simpenan,  sesuai  dengan  batas kawasan berdasarkan RIPPDA Provinsi Jawa Barat 2005. 

 

 

 

 

Page 137: Laporan Akhir Ekowisata... · Laporan akhir ini terbagi ke dalam 2 ... Tabel 3.10 APW yang Melayani Perjalanan Wisata ke Kawasan Ekowisata ... Gambar 3.9 Pantai Cibangban III

Laporan Akhir

Penyusunan Action Plan Pengembangan Kepariwisataan Jawa Barat V  ‐  3 Kawasan Ekowisata Palabuhan Ratu

 

Permasalahan Pengembangan Kepariwisataan di Kawasan Ekowisata Palabuhan Ratu  

A. Daya Tarik Wisata 

Berdasarkan  hasil  kuesioner  Focus Group Discussion  serta  pengamatan  lapangan  dan  data instansional,  permasalahan  pengembangan  kepariwisataan  Kabupaten  Sukabumi, khususnya di Kawasan Ekowisata Palabuhan Ratu adalah sebagai berikut : 

− Pengembangan  potensi  sumber  daya  wisata  kawasan  Palabuhan  Ratu  yang  belum optimal. 

− Belum  adanya  penataan  kawasan  wisata,  sementara  kawasan  yang  telah  tertatapun kurang terawat. 

− Prasarana  jalan  ke  lokasi  objek  dan  daya  tarik  wisata  masih  kurang  baik,  serta transportasi umum belum mendukung. 

− Kelengkapan sarana pendukung di objek dan daya tarik wisata masih kurang, dan yang adapun kurang terawat. 

− Keterbatasan  anggaran  untuk  membiayai  pembangunan  sarana  dan  prasarana penunjang di objek wisata. 

− Komunikasi/informasi  mengenai  keberadaan  dan  kondisi  objek  wisata  masih  sering kurang optimal/akurat. 

− Pemasaran dan promosi objek wisata yang belum berkembang dengan baik. 

− Masyarakat  sekitar  objek  wisata  yang  belum  sadar  wisata;  kesadaran  untuk mensukseskan pariwisata masih kurang; belum mencerminkan masyarakat yang ramah dan terbuka kepada wisatawan. 

− Pencemaran dan kerusakan lingkungan di kawasan objek wisata. 

− Penanganan  keselamatan  pengunjung  di  objek  dan  daya  tarik wisata masih  kurang, karena keterbatasan anggaran. 

 B. Fasilitas Pendukung Kepariwisataan 

‐ Akomodasi 

Beberapa permasalahan terkait dengan akomodasi diantaranya manajemen hotel yang masih belum menerapkan  SOP  (Standard Operating Procedure)  yang  baik, dan  kualitas pelayanan dari SDM pariwisata yang masih perlu ditingkatkan. Keberadaan hotel masih terkonsentrasi di Kecamatan Palabuhan Ratu. 

 

Page 138: Laporan Akhir Ekowisata... · Laporan akhir ini terbagi ke dalam 2 ... Tabel 3.10 APW yang Melayani Perjalanan Wisata ke Kawasan Ekowisata ... Gambar 3.9 Pantai Cibangban III

Laporan Akhir

Penyusunan Action Plan Pengembangan Kepariwisataan Jawa Barat V  ‐  4 Kawasan Ekowisata Palabuhan Ratu

 

‐ Restoran dan Rumah makan  

Ketersediaan restoran dan rumah makan di kawasan ekowisata Palabuhan Ratu cukup baik, para wisatawan yang berkunjung dapat dengan mudah menemukan rumah makan, terlebih di  daerah  sepanjang  pantai.  Rumah  makan  yang  ada  di  kawasan  ini  umumnya menghidangkan  jenis makanan sea  food. Permasalahan yang muncul terkait dengan sanitasi dan harga yang belum standar, serta kualitas tenaga kerja yang belum seluruhnya memiliki pengetahuan tentang pelayanan dikarenakan tingkat pendidikan yang belum mencukupi.    

‐ Biro Perjalanan Wisata 

Keberadaan Biro Perjalanan Wisata di Kabupaten Sukabumi masih sangat terbatas, sehingga hal ini dapat menyulitkan wisatawan yang berkunjung khususnya wisatawan mancanegara. Sebenarnya  pihak  Biro  Perjalanan  Wisata  yang  ada  sekarang  ini  sangat  menginginkan adanya  kerjasama  yang  baik  dengan  pengelola  tempat wisata  sekitar,  sehingga  kegiatan pariwisata di kawasan ekowisata Palabuhan Ratu semakin dapat ditingkatkan. 

‐ Balawista  

Kawasan wisata pantai Palabuhan Ratu telah memiliki Balawista (Badan Penyelamat Wisata Tirta, Baywacth Life Guard), yang merupakan tim pengamanan kawasan wisata pantai sekitar Palabuhan  Ratu.  Tetapi  keberadaan  Balawista  ini  tidak  didukung  dengan  ketersediaan peralatan  yang  mencukupi,  sehingga  sangat  menghambat  kelancaran  kerja  bagi  penyelamatan wisata pantai, mengingat belakangan ini sering terjadi kecelakaan di kawasan Pantai  Palabuhan  Ratu  terkait  dengan  kondisi  pantai  dan  arus  bawah  airnya  yang berbahaya. 

C. Transportasi  

Permasalahan dalam penyediaan sarana dan prasarana  transportasi di Kawasan Ekowisata Palabuhan Ratu diantaranya adalah sebagai berikut : 

• Masih  belum  meratanya  aksesibilitas  ke  objek  dan  daya  tarik  wisata  di  Kawasan Palabuhan Ratu, akibat pemeliharaan jaringan jalan yang masih kurang. 

• Belum seluruh objek wisata memiliki akses jalan yang baik, dari jaringan jalan yang telah tersedia.   

• Kurang  terprogramnya  pengelolaan  parkir  kendaraan  menyebabkan  kesemrawutan pengaturan parkir pengunjung di objek dan daya  tarik wisata  sehingga menimbulkan kekacauan  dan  pungutan  liar.  Penyediaan  lahan  parkir  di  tiap  objek  wisata  dan pengelolaan parkir yang baik akan meningkatkan pelayanan  terhadap wisatawan yang berkunjung.  

 

 

Page 139: Laporan Akhir Ekowisata... · Laporan akhir ini terbagi ke dalam 2 ... Tabel 3.10 APW yang Melayani Perjalanan Wisata ke Kawasan Ekowisata ... Gambar 3.9 Pantai Cibangban III

Laporan Akhir

Penyusunan Action Plan Pengembangan Kepariwisataan Jawa Barat V  ‐  5 Kawasan Ekowisata Palabuhan Ratu

D. Pasar Wisatawan 

Permasalahan umum dalam aspek pasar wisatawan adalah sebagai berikut: 

Belum adanya paket dan pola perjalanan wisata yang mengintegrasikan berbagai daerah di  Kawasan  Ekowisata  Palabuhan  Ratu  yang  menyebabkan  terbatasnya  kunjungan wisatawan baik nusantara maupun mancanegara. 

Belum  optimalnya  pengembangan  berbagai  daya  tarik  wisata,  sarana  dan  prasarana pendukung  pariwisata,  sehingga menghasilkan  keterbatasan  kunjungan wisatawan  ke Kawasan Ekowisata Palabuhan Ratu. 

Belum dilakukannya riset pasar detil, khusus untuk Kawasan Ekowisata Palabuhan Ratu sehingga  karakteristik  dan  kebutuhan  wisatawan  terhadap  produk  pariwisata  di kawasan wisata unggulan ini belum teridentifikasi.  

Keterbatasan  informasi,  promosi,  dan  pengemasan  produk  wisata  yang  diterima wisatawan  sehingga  mereka  kurang  berminat  untuk  berkunjung  ke  berbagai  objek Ekowisata tersebut. 

E. Sumber Daya Manusia 

Permasalahan umum dalam aspek sumber daya manusia adalah sebagai berikut: 

Ketersediaan  jumlah  tenaga kerja di  setiap objek wisata di  sekitar Kawasan Ekowisata Palabuhan Ratu belum maksimal. Hal  ini dapat disebabkan karena kurangnya  sumber daya manusia pelaku wisata, khususnya kualitas yang belum  memenuhi. 

• Kurangnya keterlibatan penduduk sekitar untuk memajukan kegiatan kepariwisataan di Palabuhan Ratu. 

• Kurangnya kesadaraan penduduk dalam menjaga kebersihan lingkungan sekitar pantai, sehingga berpengaruh terhadap minat wisatawan yang berkunjung. 

• Terbatasnya  jumlah  guide  atau pemandu  baik  lokal maupun  regional  yang memenuhi syarat, yaitu penguasaan interpretasi dan bahasa.  

• Terbatasnya  jumlah  dan  keterlibatan  organisasi  masyarakat  yang  diharapkan  dapat menjadi  generator  pengembangan  kepariwisataan  berbasis  masyarakat    (tourism community development). Walaupun pada beberapa daerah  sudah  terdapat KOMPEPAR (Kelompok Penggerak Pariwisata),  akan  tetapi hal  ini  belum menunjukkan hasil  yang signifikan bagi pengembangan kepariwisataan KWU Palabuhan Ratu. 

• Kurangnya  keterlibatan  dari  Pemerintah  setempat,  untuk  bersama‐sama  memajukan kepariwisataan Kawasan Ekowisata Palabuhan Ratu. 

• Belum  adanya  standarisasi  kompetensi  SDM  pariwisata  disebabkan  oleh  minimnya ketersediaan lembaga pendidikan yang terkait dengan pariwisata. 

Page 140: Laporan Akhir Ekowisata... · Laporan akhir ini terbagi ke dalam 2 ... Tabel 3.10 APW yang Melayani Perjalanan Wisata ke Kawasan Ekowisata ... Gambar 3.9 Pantai Cibangban III

Laporan Akhir

Penyusunan Action Plan Pengembangan Kepariwisataan Jawa Barat V  ‐  6 Kawasan Ekowisata Palabuhan Ratu

F. Lembaga Pendukung 

Kendala‐kendala  yang  ditemui  dalam  pengembangan  ekowisata  dalam  hal  kelembagaan, antara lain yang berkaitan dengan  :  

Instrumen kebijakan dalam pemanfaatan dan pengembangan fungsi kawasan ekowisata; 

Efektifitas  fungsi  dan  peran  masing‐masing  lembaga,  ditinjau  dari  aspek  koordinasi instansi terkait; 

Keberadaan  institusi  dan  kemampuan  sumber  daya manusia  pendukungnya    dalam pengelolaan kawasan ekowisata;  

Mekanisme peran serta masyarakat dalam pengembangan ekowisata yang memerlukan koordinasi antara lembaga‐lembaga yang terkait untuk membangun atmosfer ekowisata, termasuk  di  dalamnya  upaya  melakukan  perlindungan  ekosistem  yang  rapuh, mempertahankan  integritas  budaya,  pengukuran  dan  penelitian  pengaruh  lingkungan terhadap daya dukung.  

Isu‐isu  strategis  dalam  pengembangan  Kepariwisataan  Kawasan  Ekowisata  Palabuhan Ratu. 

Dari hasil Focus Group Discussion (FGD) yang diselenggarakan di Palabuhan Ratu tanggal 11 September  2007,  telah  dibahas  beberapa  isu  strategis  pengembangan Kawasan  Ekowisata Palabuhan Ratu. Isu‐isu strategis utama tersebut adalah : 

Penyamaan  persepsi  masyarakat  dan  aparat  pemerintah  terhadap  ekowisata  dan pengembangannya. 

Masyarakat masih  banyak  yang  belum  paham  dan menyadari  arti  penting  pariwisata, termasuk  aparat  pemerintah.  Perbedaan  pemahaman  antar  para  pihak  mengenai pembangunan  pariwisata  dan  kepentingannya  seringkali  menimbulkan  sikap  yang bertentangan dan saling curiga terhadap pembangunan pariwisata di daerah. Sadar wisata merupakan sesuatu yang belum dipahami oleh masyarakat luas, bukan hanya masyarakat, tetapi juga aparat pemerintah dan dunia industri pada umumnya.  

Komitmen pengambil kebijakan terkait kepariwisataan yang konsisten dan menerus. 

Konsistensi dari komitmen yang diberikan pengambil kebijakan sangat diperlukan untuk mengarahkan pengembangan kepariwisataan di Palabuhan Ratu agar berkesinambungan. Jangan  sampai  terjadi  kebijakan  yang  berubah‐ubah  karena  terjadinya  pergantian pimpinan/kepala daerah. 

Koordinasi antara masyarakat‐pemda‐privat dalam pelaksanaan pembangunan di bidang kepariwisataan. 

Isu ini membahas pentingnya koordinasi dan kerjasama antar stakeholder kepariwisataan yang  ditunjukan melalui  pembagian  tugas  dan  fungsi  berbagai  instansi maupun  pihak terkait  lainnya  sehingga  dapat  meminimasi  ketumpangtindihan  kebijakan  pengelolaan pariwisata daerah, termasuk dengan masyarakat dan industri/swasta.    

Page 141: Laporan Akhir Ekowisata... · Laporan akhir ini terbagi ke dalam 2 ... Tabel 3.10 APW yang Melayani Perjalanan Wisata ke Kawasan Ekowisata ... Gambar 3.9 Pantai Cibangban III

Laporan Akhir

Penyusunan Action Plan Pengembangan Kepariwisataan Jawa Barat V  ‐  7 Kawasan Ekowisata Palabuhan Ratu

Pemberdayaan  masyarakat  lokal  menjadi  subjek  pembangunan  kepariwisataan  di kawasan.  

Isu  ini  berkaitan  dengan  partisipasi masyarakat  dalam  kegiatan  pariwisata  yang  dapat menghasilkan  pemerataan  pendapatan  ekonomi,  dimana  kegiatan  pariwisata  didukung, dikembangkan dan dikelola oleh masyarakat. 

Mitigasi  bencana  yang  terencana  untuk  mengurangi  dampak  negatif  dari  bencana, khususnya di kawasan pariwisata. 

Berkaitan  dengan  kondisi  fisik wilayah  yang  rentan  terhadap  bencana  geologi  (seperti tsunami  dan  gelombang  pasang,  gempa,  longsor),  maka  isu  mitigasi  bencana  harus mendapatkan  perhatian  khusus  sebagai  upaya  bagi  keselamatan  para  wisatawan  dan penduduk  setempat.  Di  dalamnya  mencakup  pemantauan  kemungkinan  terjadinya tsunami  dan  gelombang  pasang  dalam  rangka  peringatan  dini,  inventarisasi  dan pemetaan,  serta  sosialisasi/penyuluhan  dalam  upaya  penyebarluasan  informasi  bencana geologi. 

Isu‐isu  tersebut  merupakan  isu  yang  saling  terkait  dan  harus  dipecahkan  bersama. Penciptaan  tema  ekowisata  di  kawasan  Palabuhan  Ratu  perlu  didukung  oleh  berbagai kondisi yang saling menunjang.  

Struktur Program Pengembangan Kawasan Ekowisata Palabuhan Ratu 

Seperti  yang  telah  disampaikan,  penyusunan  program  pengembangan  di  kawasan Ekowisata  Palabuhan  Ratu  didasarkan  pada  pertimbangan  berbagai  potensi  dan permasalahan,  termasuk  isu‐isu  strategis  yang  dihadapi  kawasan  dalam  pengembangan produk  ekowisata  alam  dan  budaya  sebagai  produk  unggulan  utama,  dan  agrowisata sebagai produk pendukung.  Lebih  lanjut,  penentuan  visi, misi,  tujuan,  dan  sasaran  pengembangan  kepariwisataan  di kawasan menjadi  payung  bagi  kebijakan dan  strategi  pengembangan  pariwisata  di KWU Palabuhan Ratu untuk aspek‐aspek pengembangan perwilayahan, pengembangan produk, pengembangan  pasar  dan  pemasaran,  pengembangan  transportasi  dan  infrastruktur, pengembangan SDM dan kelembagaan, serta pengembangan investasi.  Program  yang  dirumuskan  akan  memiliki  prioritas  pelaksanaan,  sesuai  dengan  sasaran program utama pengembangan kawasan ini untuk 5 tahun pertama, yaitu sebagai berikut.  

Tahun ke‐1  :  Konsolidasi masyarakat dan pemantapan penyediaan  sarana dan prasarana pendukung  ekowisata  Palabuhan  Ratu,  serta  penyediaan  prasarana pendukung. 

Tahun ke‐2  :  Peningkatan  kualitas  dan  kuantitas  nilai‐nilai  alam  dan  budaya,  yang didukung oleh komitmen stakeholders yg menerus. 

Tahun ke‐3  :  Diversifikasi produk ekowisata alam dan budaya berbasiskan potensi sektor lokal,  termasuk  pengembangan  rerkreasi  pantai  yang  berwawasan lingkungan dan berkelanjutan yang berintegrasi dengan tema ekowisata. 

Page 142: Laporan Akhir Ekowisata... · Laporan akhir ini terbagi ke dalam 2 ... Tabel 3.10 APW yang Melayani Perjalanan Wisata ke Kawasan Ekowisata ... Gambar 3.9 Pantai Cibangban III

Laporan Akhir

Penyusunan Action Plan Pengembangan Kepariwisataan Jawa Barat V  ‐  8 Kawasan Ekowisata Palabuhan Ratu

Tahun ke‐4  :  Berkembangnya  produk  ekowisata  Palabuhan  Ratu  yang  berbasis masyarakat,  melalui  penyediaan  sarana  dan  peningkatan  prasarana pendukung. 

Tahun ke‐5  :  Terwujudnya  pengelolaan  ekowisata  Palabuhan  Ratu  yang  berkelanjutan, yang didukung oleh komitmen stakeholder yang menerus. 

Berdasarkan  sasaran  program  tersebut  di  atas,  maka  struktur  program  pengembangan kawasan Kria dan Budaya Priangan dapat dilihat pada gambar 5.2 berikut. 

 Gambar 5.2

  Berdasarkan  sasaran  program  tersebut  di  atas,  maka  program  pengembangan  yang dirumuskan untuk kawasan Ekowisata Palabuhan Ratu dapat dilihat pada tabel 5.1 berikut. 

Page 143: Laporan Akhir Ekowisata... · Laporan akhir ini terbagi ke dalam 2 ... Tabel 3.10 APW yang Melayani Perjalanan Wisata ke Kawasan Ekowisata ... Gambar 3.9 Pantai Cibangban III

Laporan Akhir

Penyusunan Action Plan Pengembangan Kepariwisataan Jawa Barat V  ‐  9 Kawasan Ekowisata Palabuhan Ratu

Tabel Program di A4 

Page 144: Laporan Akhir Ekowisata... · Laporan akhir ini terbagi ke dalam 2 ... Tabel 3.10 APW yang Melayani Perjalanan Wisata ke Kawasan Ekowisata ... Gambar 3.9 Pantai Cibangban III

Laporan Akhir

Penyusunan Action Plan Pengembangan Kepariwisataan Jawa Barat Kawasan Ekowisata Palabuhan Ratu

DAFTAR PUSTAKA   Ceballos‐Lascurain, H.  1991. Tourism, Eco‐tourism  and Protected Areas.  In Kusler,  (ed.) Eco‐

Tourism and Resource Conservation. Vol. 1. Eco‐tourism and resource conservation project. 

Badan  Perencanaan  Daerah  Kabupaten  Sukabumi.  1999.  Rencana  Tata  Ruang  Wilayah Kabupaten Sukabumi. 

Badan  Perencanaan  Daerah  Provinsi  Jawa  Barat.  2005.  Rencana  Induk  Pengembangan Pariwisata Daerah Provinsi Jawa Barat. 

Badan Penelitian dan Perencanaan Daerah Kabupaten Sukabumi. 2002. Organisasi dan Tata Kerja Badan Penelitian dan Perencanaan Daerah Kabupaten Sukabumi.  

Badan Pusat Statistik Kabupaten Sukabumi. 2003. Kecamatan Simpenan dalam Angka Tahun 2003 – 2004. 

Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Barat. 2004. Profil Kabupaten Sukabumi Tahun  2004/2005. 

Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Barat. 2006. Jawa Barat dalam Angka 2006. 

Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Barat. 2006. PDRB Kabupaten Kota di Jawa Barat Menurut Lapangan Usaha 2003‐2005. 

Badan Pusat Statistik Kabupaten Sukabumi. 2006. Potensi Desa di Kabupaten Sukabumi (Hasil Pendataan Podes Tahun  2006). 

Badan Pusat Statistik Kabupaten Sukabumi. 2007. Kabupaten Sukabumi dalam Angka 2007. 

Dinas  Kepariwisataan  Kabupaten  Sukabumi.  2002.  Organisasi  dan  Tata  Kerja  Dinas Kepariwisataan Kabupaten Sukabumi. 

Dinas Kepariwisataan Kabupaten Sukabumi. 2007. Data Kepariwisataan Kabupaten Sukabumi. 

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Barat. 2005. Kebudayaan dan Pariwisata Jawa Barat dalam Angka 2005. 

Dinas  Perindustrian  dan  Perdagangan Agro  Provinsi  Jawa  Barat.  2005.  Identifikasi  Potensi Manufaktur Agro Jawa Barat. 

Direktorat Jenderal Pesisir dan Pulau‐Pulau Kecil. Petunjuk Teknis Pengembangan Ekowisata di Pulau‐Pulau Kecil. Departemen Kelautan dan Perikanan. 

Ekadjati,  Edi  S.  2005.  Kebudayaan  Sunda,  Suatu  Pendekatan  Sejarah  Jilid  1.  Pustaka  Jaya. Bandung.  

Ekadjati,  Edi  S.  2005.  Kebudayaan  Sunda,  Suatu  Pendekatan  Sejarah  Jilid  2.  Pustaka  Jaya. Bandung.  

Fennel, D.A.  and R.K. Dowling.  2003.  Eco‐tourism  Policy  and  Planning. CAB  International. London. 

Fennel D.A. 2001. A Content Analysis of Ecotourism Definitions. Current Issues in Tourism 4,5: 403‐421. 

Page 145: Laporan Akhir Ekowisata... · Laporan akhir ini terbagi ke dalam 2 ... Tabel 3.10 APW yang Melayani Perjalanan Wisata ke Kawasan Ekowisata ... Gambar 3.9 Pantai Cibangban III

Laporan Akhir

Penyusunan Action Plan Pengembangan Kepariwisataan Jawa Barat Kawasan Ekowisata Palabuhan Ratu

Gunn,  C.A.  1994.  Tourism  Planning:  Basics,  Concepts  and  Cases.  Taylor  and  Francis, Washington, USA. 

Linberg,  K.  and  J.  Enriquez.  1994.  An  Analysis  of  Ecotourism’s  Economic  Contribution  to Conservation and Development in Belize. Washington, DC: World Wildlife Fund. 

Mader,  R.  2004.  Definition  Ecotourism.  http://www.planeta.com/ecotravel/tour/ definitions.html (29 Maret 2004). 

Nuryanti,  Wiendu.  1993.  Concept,  Perspective  and  Challenges,  makalah  bagian  dari  Laporan Konferensi  Internasional  mengenai  Pariwisata  Budaya.  Yogyakarta:  Gadjah  Mada University Press. 

Patterson, C. 1997. The Business of Eco‐tourism. Explorer’s Guide Publishing. USA. 

Pemerintah Kabupaten Daerah Tingkat  II Sukabumi. 1996. Rencana Umum Tata Ruang Kota Palabuhan Ratu. 

Sekartjakrarini,  S.  dan N.K.  Legoh.  2004. Rencana  Strategis  Ekowisata Nasional. Kementrian Kebudayaan dan Pariwisata. 

Sekartjakrarini, S. 2004. Ekowisata: Konsep Pengembangan dan Penyelenggaraan Pariwisata Ramah Lingkungan. Kuliah Umum Masalah  Pembangunan  dan  Lingkungan  Program  S3 Kelas  Khusus  KimPrasWil,  Program  Studi  Pengelolaan  Sumberdaya  Alam  dan Lingkungan IPB, 15 Mei 2004. 

Sekartjakrarini, S.  2003. Pemanfaatan Kawasan Hutan untuk Penyelenggaraan Pariwisata Alam. Buletin Konservasi, Desember 3 (3): 4‐8, 20. 

Sekartjakrarini, S. 1994. The Roles of Parks in Indonesia Tourism. Journal of World Leisure and Recreation 35 (2). 

Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung. 2006. Studi Penyusunan Basis Data Destinasi Wisata. 

Weaver, D.B. 2002. Ecotourism. John Wiley & Sons, Milton, Australia. 

World Tourism Organization.  1995. Agenda  21  for  the Travel  and Tourism  Industry. Madrid: WTO. 

www.kabupatensukabumi.go.id 

www.wisatanet.com 

www.westjava‐indonesia.com 

www.budpar.go.id 

www.wikipedia.org 

www.tribunjabar.com 

www.atra.ncat.org 

 

 

 

Page 146: Laporan Akhir Ekowisata... · Laporan akhir ini terbagi ke dalam 2 ... Tabel 3.10 APW yang Melayani Perjalanan Wisata ke Kawasan Ekowisata ... Gambar 3.9 Pantai Cibangban III

Laporan Akhir

Penyusunan Action Plan Pengembangan Kepariwisataan Jawa Barat Kawasan Ekowisata Palabuhan Ratu

DDDAAAFFFTTTAAARRR   PPPEEERRRIIISSSTTTIIILLLAAAHHHAAANNN   

Agen perjalanan wisata   :  Badan  usaha  yang  menyelenggarakan  usaha perjalanan  yang  bertindak  sebagai  perantara  di dalam menjual dan mengurus  jasa untuk melakukan perjalanan.  

Lingkup kegiatannya meliputi:  (i) menjadi perantara di dalam  pemesanan  tiket  angkutan darat,  laut dan udara,  (ii)  mengurus  dokumen  perjalanan,  (iii) menjadi  perantara  dalam  pemesanan  akomodasi, restoran dan  sarana wisata  lainnya,  (iv) menjualkan paket‐paket  wisata  yang  dibuat  Biro  Perjalanan Wisata. 

Agropolitan  :  Agro berarti pertanian; Politan berarti kota, sehingga kalau dirangkai kedua kata  tersebut bermakna Kota Pertanian. 

Agropolitan = konsepsi pengembangan wilayah yang berbasis  pada  pedesaan  tempat  sumberdaya pertanian  dengan  cara  mengadaptasikan  elemen‐elemen  pertanian modern  dan meningkatkan  akses ke jaringan ekonomi regional yang lebih luas. 

Aksesibilitas  :  kemudahan  pencapaian  suatu  tempat  dari  tempat lainnya,  bisa  diukur  dari  dimensi  jarak, waktu  dan biaya.   

Angkutan wisata   :  angkutan  pada  umumnya  yang  digunakan  untuk keperluan mengangkut wisatawan. 

ASITA  :  Association of Indonesian Tours and Travel Agencies 

Bentang alam  :  ʺlandscapeʺ dalam bahasa  Inggris; a) suatu hamparan pemandangan  yang  dapat  dilihat  dalam  satu pandangan  (misalnya  hamparan  sawah,  kebun, gunung  dan  sekitarnya)  b)  suatu  aspek  karakter khas/unik (permukaan) alam dari suatu tempat yang dapat dilihat  secara  langsung    (kasat mata)  c)  lahan yang sudah ditata, dirancang  

Biro perjalanan wisata  :  Badan usaha yang menyelenggarakan kegiatan usaha perjalanan  baik  di  dalam  negeri  maupun  ke  luar negeri. Lingkup kegiatannya : 

Page 147: Laporan Akhir Ekowisata... · Laporan akhir ini terbagi ke dalam 2 ... Tabel 3.10 APW yang Melayani Perjalanan Wisata ke Kawasan Ekowisata ... Gambar 3.9 Pantai Cibangban III

Laporan Akhir

Penyusunan Action Plan Pengembangan Kepariwisataan Jawa Barat Kawasan Ekowisata Palabuhan Ratu

a) membuat, menjual dan menyelenggarakan paket wisata 

b) mengurus  dan  melayani  jasa  angkutan  bagi perorangan atau kelompok 

c) melayani  pemesanan  akomodasi,  restoran  dan sarana wisata lainnya 

d) mengurus dokumen perjalanan e) menyelenggarakan pemanduan perjalanan wisata f) melayani penyelenggaraan konvensi 

Cabang biro perjalanan wisata : Salah satu unit usaha Biro Perjalanan Wisata yang berkedudukan  di  wilayah  yang  sama  atau  lain dengan  kantor  pusatnya  dan  yang  melakukan kegiatan kantor pusatnya. 

Cenderamata  :  Oleh‐oleh/kenang‐kenangan  yang  diperoleh  jika bepergian,  dapat  berupa  benda‐benda  khas  daerah, makanan khas daerah, dll. 

Cluster objek dan daya  tarik wisata  : Suatu kumpulan daya  tarik wisata di  satu daerah, yang terhubungkan dengan koridor wisata. 

Daerah tujuan wisata  :  Suatu satuan wilayah geografis yang dikunjungi oleh para  wisatawan.  Dapat  berupa  suatu  tempat  yang memiliki  fasilitas  pariwisata  lengkap,  atau  suatu desa, kota, bagian kota, wilayah, pulau, negara atau bahkan benua.  

Daya dukung  :  Kemampuan  lingkungan  hidup  untuk  mendukung perikehidupan  manusia  dan  makhluk  hidup  lain; dalam  kaitannya  dengan  pariwisata:  batas‐batas dimana  kehadiran  wisatawan  dan  fasilitas pendkungnya  belum/tidak  menimbulkan  gangguan terhadap  lingkungan  fisik  atau  kehidupan masyarakat  dimana  wisatawan  juga  mendapat kepuasan  kunjungan  tanpa  gangguan  akibat kepadatan pengunjung. 

Daya tarik wisata  :  Segala  sesuatu  yang  dapat  menarik  pengunjung untuk datang berwisata ke suatu tempat tertentu.  

Destinasi  :  Suatu  wilayah  tertentu  yang  dipilih  oleh  pelaku perjalanan  sebagai  tempat  kunjungannya  di  mana mereka meluangkan/menghabiskan  sejumlah waktu tertentu.  

Page 148: Laporan Akhir Ekowisata... · Laporan akhir ini terbagi ke dalam 2 ... Tabel 3.10 APW yang Melayani Perjalanan Wisata ke Kawasan Ekowisata ... Gambar 3.9 Pantai Cibangban III

Laporan Akhir

Penyusunan Action Plan Pengembangan Kepariwisataan Jawa Barat Kawasan Ekowisata Palabuhan Ratu

Suatu lokasi di mana terdapat sekumpulan daya tarik serta  fasilitas‐fasilitas  untuk wisatawan,  yang  dapat menjadi  pilihan  kunjungan  bagi  wisatawan  atau menjadi objek yang dipromosikan oleh penyedia jasa wisata. 

Ekosistem  :  Sebuah  entitas  yang  terdiri  dari  tumbuhan,  hewan serta  lingkungan  di  sekitarnya,  serta  pertukaran energi  dan  materi  pada  lingkungan  tersebut. Ekosistem  merupakan  tatanan  unsur  lingkungan hidup  yang  merupakan  kesatuan  hukum menyeluruh  dan  saling  mempengaruhi  dalam membentuk  keseimbangan,  stabilitas,  dan produktivitas lingkungan hidup 

Ekowisata  :  Kunjungan  dengan  rasa  tanggung  jawab  ke  suatu wilayah  yang  masih  alami  untuk  menikmati  dan mengapresiasi  keadaan  alamnya  (beserta  segala aspek  budaya  yang  ada  –  baik  pada  masa  lalu maupun  saat  ini),  mengembangkan  kegiatan konservasi, menimbulkan  dampak  kunjungan  yang minimal  serta  ada  keterlibatan  penduduk  setempat dalam  memperoleh  keuntungan  secara  sosial‐ekonomi. 

Pariwisata  yang  didasarkan  pada  (prinsip‐prinsip) ekologi;  merupakan  salah  satu  bentuk  kekhususan dari wisata alam; menekankan pada kegiatan wisata berskala  kecil  ke  wilayah‐wilayah  alami;  bisa termasuk kunjungan ke tempat‐tempat tradisional. 

Events  :  Suatu  kegiatan  yang  (dengan  sengaja) diselenggarakan,  yang  dalam  banyak  hal  dikaitkan kepada upaya untuk menarik wisatawan. 

Daya  tarik  event mendorong  orang datang  ke  suatu tempat  oleh  karena  peristiwa  yang  tejadi  di  tempat tersebut,  bukan  karena  sesuatu  yang  berada  di tempat  itu.  Event  diciptakan  dan  diselenggarakan oleh manusia. 

‐  Core  Event  :  Event  utama  yang menjadi  unggulan bagi negara atau daerah yang diselenggarakan baik secara  tahunan  (yearly  event),  bulanan  (monthly event) dan harian (daily event). 

Page 149: Laporan Akhir Ekowisata... · Laporan akhir ini terbagi ke dalam 2 ... Tabel 3.10 APW yang Melayani Perjalanan Wisata ke Kawasan Ekowisata ... Gambar 3.9 Pantai Cibangban III

Laporan Akhir

Penyusunan Action Plan Pengembangan Kepariwisataan Jawa Barat Kawasan Ekowisata Palabuhan Ratu

‐  Major Event  :  Event  yang  bersifat  kekhususan dalam  satu  kegiatan  yang  mendukung  terhadap berbagai  atraksi  secara  berkesinambungan,  baik secara tahunan, bulanan dan harian. 

‐ Supplementing  Event  :  Event  penunjang  yang memiliki  kekhasan  sesuai  dengan  tema  event  itu sendiri  secara  berkesinambungan,  baik  tahunan, bulanan dan harian. 

Factory outlet  :  Tempat  (berupa  toko)  penjualan  pakaian  dan aksesorisnya  yang  seringkali merupakan  sisa  bahan ekspor  (rejected) yang dipasok dari  industri garmen;  biasanya dijual dengan harga lebih murah dibanding harga pasaran. 

Fasilitas akomodasi  :  fasilitas  yang  digunakan  wisatawan/pengunjung untuk  menginap,  selama  dalam  perjalanan wisatanya, bisa berupa komersial (dengan membayar sejumlah  uang),  atau  non  komersial  (tidak  perlu membayar). 

Fasilitas rekreasi  :  Fasilitas  yang  digunakan  wisatawan/pengunjung untuk melakukan kegiatan rekreasi. 

Fasilitas/sarana penunjang wisata :  Sarana  ekonomi,  sosial,  dan  budaya,  yang secara  keseluruhan  atau  sebagian  menghasilkan produk  wisata  yang  dapat  dimanfaatkan  oleh wisatawan. 

Focus Group Discussion  :  Diskusi  Kelompok  Terfokus,  merupakan  suatu metoda  untuk  mengumpulkan  pendapat/masukan secara  intensif  dari  orang/kelompok  orang  yang terkait  dengan  permasalahan  tertentu  yang  ingin dipecahkan atau perumusan sesuatu. 

Hotel  :  Suatu  jenis  akomodasi  yang  mempergunakan sebagian atau seluruh bangunan untuk menyediakan jasa pelayanan penginapan, makan dan minum serta jasa  lainnya  bagi  umum,  yang  dikelola  secara komersial  serta  memenuhi  ketentuan  persyaratan yang ditetapkan di dalam keputusan ini. 

Hotel bintang  :  Salah  satu penggolongan  tingkat pelayanan hotel di Indonesia  berdasarkan  kelengkapan  dan  kondisi bangunan,  peralatan,  pengelolaan  serta  mutu pelayanan;  terkelompokkan  dalam  hotel  bintang  1 

Page 150: Laporan Akhir Ekowisata... · Laporan akhir ini terbagi ke dalam 2 ... Tabel 3.10 APW yang Melayani Perjalanan Wisata ke Kawasan Ekowisata ... Gambar 3.9 Pantai Cibangban III

Laporan Akhir

Penyusunan Action Plan Pengembangan Kepariwisataan Jawa Barat Kawasan Ekowisata Palabuhan Ratu

(satu) hotel dengan tingkat pelayanan paling rendah, hingga  bintang  5  (lima)  dengan  tingkat  pelayanan paling tinggi. 

Hotel melati  :  Kelompok hotel yang tidak termasuk dalam kategori bintang karena belum memenuhi persyaratan sebagai hotel bintang, tetapi telah memenuhi kriteria sebagai hotel; sering pula disebut dengan non bintang. 

Hotel nonbintang  :  Kelompok hotel yang tidak termasuk dalam kategori bintang;  termasuk  hotel melati  dan  pengkategorian yang lain. 

HPI  : Himpunan  Pramuwisata  Indonesia;  organisasi profesi pramuwisata tingkat nasional. 

Intangible   :  Tidak  berwujud  fisik;  daya  tarik  wisata  intangible seperti  sejarah,  budaya  masyarakat  tradisional, maupun event. 

Jati diri  :  Ciri,  gambaran  atau  keadaan  khusus  seseorang, benda atau daerah yang mencerminkan identitas. 

Jumlah  kunjungan  wisatawan  :  Banyaknya  pengunjung/wisatawan  yang mendatangi  suatu  tempat berdaya  tarik wisata, atau objek  wisata,  biasanya  dihitung  berdasarkan  tiket masuk yang terjual.  

Karakteristik wisatawan  :  Berkaitan  dengan  berbagai  aspek  yang melatarbelakangi  perjalanan  seseorang  (wisatawan), bisa  dilihat  dari  berbagi  aspek  sosio  demografis, sebagai  penentuan  dan  penyediaan  kebutuhan mereka  di  masa  mendatang  sejalan  dengan pengalaman mereka ke satu daerah wisata. 

Kawasan andalan  :  kawasan‐kawasan  yang  dapat  berperan mendorong pertumbuhan ekonomi bagi kawasan  itu sendiri dan kawasan  sekitarnya,  serta  dapat  mewujudkan pemerataan pemanfaatan ruang di wilayah nasional. 

Kawasan pariwisata  :  Kawasan  dengan  luas  tertentu  yang  dibangun  atau disediakan  untuk  memenuhi  kebutuhan  pariwisata (Undang‐Undang Nomor 9 Tahun 1990).  

Kawasan wisata  :  Kawasan  yang  secara  teknis  digunakan  untuk kegiatan pariwisata yang  ramah  lingkungan dengan batasan‐batasan tertentu. 

Page 151: Laporan Akhir Ekowisata... · Laporan akhir ini terbagi ke dalam 2 ... Tabel 3.10 APW yang Melayani Perjalanan Wisata ke Kawasan Ekowisata ... Gambar 3.9 Pantai Cibangban III

Laporan Akhir

Penyusunan Action Plan Pengembangan Kepariwisataan Jawa Barat Kawasan Ekowisata Palabuhan Ratu

Kawasan wisata unggulan :  Kawasan  wisata  yang  memiliki  keunggulan  dalam hal daya  tarik,  lokasi, dan atau  intensitas kunjungan wisatawan. 

Kebijakan   :  Rencana,  strategi  dan  tindakan  dari  suatu  badan pengambil  keputusan  yang  diperhitungkan  akan dapat  mewujudkan  tujuan‐tujuan  dalam  bidang pariwisata yang telah ditentukan. 

Kepariwisataan  :  Segala  sesuatu  yang  berhubungan  dengan penyelenggaraan pariwisata. 

Konservasi  :  Suatu  bentuk  upaya  pelestarian,  cenderung  dalam bentuk penghematan/pengurangan kegiatan‐kegiatan yang dapat mempercepat kerusakan  terhadap  suatu benda,  peninggalan  bersejarah,  artefak,  budaya ATAU dengan memperkenalkan kegiatan baru yang dianggap  dapat  membantu  pelestarian.  Misalnya: konservasi  bangunan  bersejarah  dengan memperkenalkan  fungsi  baru  sebagai  toko/factory outlet di Bandung. 

Kria  :  craft  dalam  bahasa  Inggris  ‐  suatu  karya  kerajinan yang  dihasilkan  oleh  seseorang  (atau  sekelompok orang) yang memiliki kemampuan yang bernilai seni tinggi (craftmanship). 

MICE  :  Meeting, Incentive Tour, Conference and Exhibition 

    Adalah  penyelenggaraan  rapat,  perjalanan  insentif, konferensi, pameran, dan kegiatan semacam itu yang diikuti  peserta  setempat  maupun  dari  luar  kota. Kegiatan‐kegiatan  ini  dipandang  sebagai  salah  satu bentuk  kegiatan  wisata  karena  memiliki  interaksi yang kuat dengan industri pariwisata. 

Merupakan  suatu  rangkaian kegiatan, di mana para pengusaha  atau  profesional  berkumpul  pada  suatu tempat yang terkondisikan oleh suatu permasalahan, pembahasan, atau kepentingan bersama. 

Misi  :  terkait  dengan  cara  bertindak,  semangat  kerja,  dan keyakinan  tentang  apa  yang  dapat  dilakukan  atau diwujudkan  untuk  menunjukkan  makna  dari keberadaannya kepada pihak‐pihak terkait. 

Page 152: Laporan Akhir Ekowisata... · Laporan akhir ini terbagi ke dalam 2 ... Tabel 3.10 APW yang Melayani Perjalanan Wisata ke Kawasan Ekowisata ... Gambar 3.9 Pantai Cibangban III

Laporan Akhir

Penyusunan Action Plan Pengembangan Kepariwisataan Jawa Barat Kawasan Ekowisata Palabuhan Ratu

Nonspasial  :  bukan  keruangan; menyangkut  hal‐hal  yang  terkait dengan  aspek  bukan  keruangan  suatu pengembangan wilayah. 

Objek wisata  :  Adalah  tempat  atau  keadaan  alam  yang  memiliki sumberdaya  wisata  yang  dibangun  dan dikembangkan  sehingga mempunyai daya  tarik dan diusahakan  sebagai  tempat  yang  dikunjungi wisatawan. 

    Suatu  tempat  yang  menjadi  tujuan  kunjungan seorang  wisatawan  karena  mempunyai  sumber‐sumber,  baik  sumber  alamiah, manusiawi maupun buatan  manusia,  seperti  keindahan  alam  / pegunungan,  pantai,  flora,  fauna,  kebun  binatang, bangunan  kuno  atau  bersejarah,  monumen‐monumen,  candi‐candi,  tari‐tarian,  atraksi  maupun kebudayaan khas lainnya. 

    Catatan:  definisi  ini  digunakan  oleh  Biro  Pusat Statistik dalam penelitian tahun 1981‐1984.  

Suatu tempat yang menjadi tujuan kunjungan karena mempunyai  sumber  daya  tarik  alamiah,  buatan manusia ataupun faktor budaya penduduk. Catatan:  definisi  ini  digunakan  oleh  Biro  Pusat Statistik dalam penelitian tahun 1991. 

Paket wisata  :  Perjalanan  wisata  yang  (biasanya)  meliputi pengaturan transportasi, akomodasi, makanan, objek wisata  yang  dikunjungi,  atau  hal‐hal  lain  yang termasuk dalam ketentuan; biasanya ditawarkan oleh biro perjalanan wisata dengan harga tertentu. 

Pariwisata  :  Segala  sesuatu  yang  berhubungan  dengan  wisata termasuk pengusahaan objek dan daya  tarik wisata, usaha  sarana  pariwisata,  dan  usaha  lain  di  bidang tersebut. 

    (Meliputi  :)  arus  pergerakan  sementara manusia  ke tempat  tujuan  tertentu  di  luar  tempat  tinggal  atau tempat  kerja  sehari‐harinya;  jenis  kegiatan  yang dilakukan  selama  berada di  tempat  tujuan  tersebut; serta  sarana/fasilitas  yang  diciptakan  untuk memenuhi kebutuhannya. 

Page 153: Laporan Akhir Ekowisata... · Laporan akhir ini terbagi ke dalam 2 ... Tabel 3.10 APW yang Melayani Perjalanan Wisata ke Kawasan Ekowisata ... Gambar 3.9 Pantai Cibangban III

Laporan Akhir

Penyusunan Action Plan Pengembangan Kepariwisataan Jawa Barat Kawasan Ekowisata Palabuhan Ratu

    Keseluruhan  rangkaian  kegiatan  yang  berhubungan dengan gerakan manusia yang melakukan perjalanan atau persinggahan  sementara dari  tempat  tinggal ke suatu  atau  beberapa  tempat  tujuan  di  luar lingkungan  tempat  tinggal,  yang  didorong  oleh beberapa  keperluan  tanpa  bermaksud  mencari nafkah tetap. 

    Catatan  :  definisi  ini  digunakan  oleh  Biro  Pusat Statistik. 

    Perjalanan  meninggalkan  tempat  tinggal/rumah untuk  jangka waktu  lebih  dari  24  jam,  baik  untuk tujuan  rekreasi  maupun  bisnis.  Alasan  kunjungan keluarga, pendidikan, atau kesehatan dapat termasuk di dalamnya. 

Pariwisata yang berkelanjutan :  Adalah  kegiatan  pariwisata  yang  pengelolaan semua sumberdayanya dilakukan dengan suatu cara di  mana  pada  satu  sisi  kebutuhan‐kebutuhan ekonomi,  sosial  dan  estetis  dapat  dipenuhi, sementara  di  sisi  lain  integritas  budaya,  proses‐proses  dasar  biologi,  keanekaragaman  hayati  serta daya dukung kehidupan tetap terpelihara. 

    (Kegiatan  pariwisata  di  mana)  kebutuhan  wisatawan pada saat ini dipenuhi dan pada saat yang sama tetap melindungi  dan  memperkuat  kesempatan‐kesempatan  (untuk  pemanfaatan)  di  masa mendatang. 

Pasar wisatawan  :  Sekumpulan  pembeli  (wisatawan)  yang  aktual maupun  potensial  membeli  produk  wisata Pengertian  pasar  wisatawan  tidak  terlepas  dari pemahaman  mengenai  permintaan  pariwisata (tourism demand). 

Pemberdayaan masyarakat  :  (Community  based  tourism);  Peran  serta  dan keterlibatan masyarakat secara langsung dan menjadi penting;  pengembangan  yang  berlandaskan  dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. 

Perencanaan pariwisata  :  Suatu proses untuk menentukan keadaan pariwisata di  masa  depan  yang  dilakukan  melalui  analisis terhadap  keadaan  saat  ini,  identifikasi  tujuan,  serta menetapkan strategi pencapaian tujuan. 

Page 154: Laporan Akhir Ekowisata... · Laporan akhir ini terbagi ke dalam 2 ... Tabel 3.10 APW yang Melayani Perjalanan Wisata ke Kawasan Ekowisata ... Gambar 3.9 Pantai Cibangban III

Laporan Akhir

Penyusunan Action Plan Pengembangan Kepariwisataan Jawa Barat Kawasan Ekowisata Palabuhan Ratu

Perjalanan wisata  :  Kegiatan  bepergian  meninggalkan  rumah,  baik bermalam  atau  tidak,  dengan  atau  tanpa menggunakan alat angkutan secara perorangan atau rombongan, dengan tujuan ;  

a) Mengunjungi  obyek  wisata  tempat  rekreasi yang  biasanya  dikunjungi  umum  tanpa memperhatikan  jarak  tempat  tersebut  dari rumah tempat dia bepergian, atau 

b) Bukan  mengunjungi  objek  wisata/tempat rekreasi,  misalnya  keperluan  dinas, mengunjungi keluarga dengan  jarak perjalanan paling sedikit  50 km. 

Catatan  :  definisi  ini  digunakan  oleh  Biro  Pusat Statistik dalam Penelitian tahun 1981 dan 1984. 

Kegiatan  bepergian  meninggalkan  rumah/tempat tinggal sampai kembali  lagi untuk pertama kali ke rumah  (atau  disebut  dengan  perjalanan  selesai), dimana  kegiatan  tersebut  tidak  ditujukan  untuk mencari  nafkah  ditempat  yang  dikunjungi,  serta bukan merupakan kegiatan rutin. 

Kegiatan yang dimaksud meliputi kegiatan bepergian ke : a) Objek Wisata b) Selain  objek  wisata,  namun  dengan menginap 

(lamanya  lebih  dari  24  jam  dan  kurang  dari  6 bulan). 

Catatan : definisi ini digunakan oleh Biro Pusat Statistik dalam penelitian tahun 1991 

Permintaan  (demand)  pariwisata  :  Jumlah  (dan  karakteristik)  orang  yang berpergian  atau  ingin  berpergian,  menggunakan fasilitas wisata di  tempat yang  jauh dari  tempat  ia biasa tinggal 

PHRI  :  Perhimpunan  Hotel  dan  Restoran  Indonesia; organisasi profesi perhotelan tingkat nasional yang dalam  pelaksanaann  fungsinya  dilakukan  oleh Badan Pimpinan Pusat (BPP PHRI). 

Potensi pasar wisatawan  :  Bagian  dari  populasi  yang  belum  atau  tidak berwisata  karena  suatu  alasan  tertentu,  tetapi sebenarnya  mereka  akan  berwisata  jika  dimasa 

Page 155: Laporan Akhir Ekowisata... · Laporan akhir ini terbagi ke dalam 2 ... Tabel 3.10 APW yang Melayani Perjalanan Wisata ke Kawasan Ekowisata ... Gambar 3.9 Pantai Cibangban III

Laporan Akhir

Penyusunan Action Plan Pengembangan Kepariwisataan Jawa Barat Kawasan Ekowisata Palabuhan Ratu

yang  akan  datang  terjadi  perubahan  kondisi, misalnya peningkatan pendapatan. 

Prasarana penunjang wisata :  Bangunan,  alat  dan/atau  pelayanan  umum  yang merupakan  unsur‐unsur  pokok  untuk  melayani kebutuhan  masyarakat  dan  melandasi pembangunan  wilayah  seperti:  jalan,  penyediaan air, listrik. 

Preservasi    :  Suatu  bentuk  upaya  pelestarian  dengan mempertahankan  keadaan  suatu  benda, peninggalan sejarah dalam bentuk apa adanya, dan ditempatkan  pada  kondisi  seideal  mungkin  agar benda/peninggalan sejarah  tersebut dapat bertahan dalam  kondisi  terbaik  selama mungkin.    Contoh: penempatan  benda‐benda  bersejarah  di  dalam museum. 

Produk wisata  :  Seluruh  unsur  kepariwisataan,  baik  berupa  jasa pelayanan  dan  fasilitas‐fasilitas  wisata  serta kemudahan‐kemudahannya maupun atraksi wisata yang dinikmati wisatawan  selama berwisata,  sejak mulai  meninggalkan  tempat  tinggalnya  sampai kembali lagi. 

Profil wisatawan  :  Karakteristik  wisatawan,  yang  bisa  dibedakan berdasarkan  karakteristik  pelaku/wisatawannya (tourist  descriptor),  misalnya  sosio‐eko‐demografis: jenis  kelamin, usia,  pekerjaan,  tingkat  pendidikan, golongan  pendapatan  dll),  atau  karakteristik perjalanannya  (trip  descriptor)  misalnya  tujuan perjalanan,  frekuensi  perjalanan,  lama,  waktu, moda  transportasi,  akomodasi,  pengaturan,  teman perjalanan, pengeluaran dll. 

PUTRI  :  Perhimpunan Usaha Taman Rekreasi Indonesia 

Rata‐rata lama tinggal  :  Jumlah  malam  menginap  seluruh  wisatawan disuatu  daerah  tertentu  dibagi  dengan  jumlah wisatawan di daerah  tersebut, dalam  satu periode waktu tertentu, dinyatakan dalam hari 

Recreationist  :  Orang yang melakukan kegiatan rekreasi. 

Rekreasi  :  Tindakan  dan  kegiatan  orang  pada  waktu senggangnya  yang  dilakukan  untuk  hal‐hal  yang konstruktif  dan  dapat menyenangkan  diri  sendiri. 

Page 156: Laporan Akhir Ekowisata... · Laporan akhir ini terbagi ke dalam 2 ... Tabel 3.10 APW yang Melayani Perjalanan Wisata ke Kawasan Ekowisata ... Gambar 3.9 Pantai Cibangban III

Laporan Akhir

Penyusunan Action Plan Pengembangan Kepariwisataan Jawa Barat Kawasan Ekowisata Palabuhan Ratu

Rekreasi dapat merupakan keterlibatan secara aktif maupun  pasif,  perorangan maupun  berkelompok, pada  berbagai  aspek  kebudayaaan,  sejarah, pendidikan  non  formal,  perjalanan  untuk bersenang‐senang, pesiar, dan melihat pertunjukan, baik  secara  aktif  maupun  pasif,  perorangan maupun berkelompok. 

Rekreasi perkotaan  :  Kegiatan  rekreasi  yang  dilakukan  di  kawasan perkotaan. 

Restoran  :  Tempat  makan/minum  dengan  bangunan  yang permanen di mana makanan yang disajikan harus diproses/dimasak  di  tempat  itu  juga  berdasarkan pesanan pengunjung. 

Klasifikasi restoran: a) Gangsa 1 (sendok‐garpu perunggu) b) Gangsa 2 (sendok‐garpu perak) c) Gangsa 3 (sendok‐garpu emas  

Catatan  :  klasifikasinya  didasarkan  pada ketersediaan fasilitas fisik dan peralatan serta mutu pelayanan.  Kriteria  fisik:  lokasi,  lingkungan, bangunan, ruang pelayanan, tempat parkir, utilitas, komunikasi,  keamanan,  pembuangan  limbah, kamar  kecil,  dapur,  gudang,  ruang  administrasi, dan  ruang  karyawan.  Kriteria  manajemen: pelayanan,  penyelenggaraan  hiburan,  serta kemampuan dan penampilan karyawan. 

Rumah makan  :  Tempat  makan  dengan  bangunan  yang  mungkin permanen,  dan  makanan  disajikan  sudah diproses/dimasak  terlebih  dahulu,  siap dihidangkan. 

Saujana      :  ʺcultural  landscapeʺ  dalam  bahasa  Inggris;  suatu hamparan  bentuk  alam  yang  terbentuk  sebagai hasil  interaksi/hubungan  antara  kegiatan  budaya manusia  dengan  alam/lingkungannya.  Contoh: terbentuknya  terasiring  sebagai  hasil  budaya bertani  masyarakat  Pulau  Jawa;  hamparan  hutan terbakar  sebagai  hasil  budaya  pembukaan  lahan masyarakat  Dayak;  pemandangan  rumah‐rumah tradisional sebagai hasil budaya penataan kampung masyarakat Naga, Jawa Barat. 

Page 157: Laporan Akhir Ekowisata... · Laporan akhir ini terbagi ke dalam 2 ... Tabel 3.10 APW yang Melayani Perjalanan Wisata ke Kawasan Ekowisata ... Gambar 3.9 Pantai Cibangban III

Laporan Akhir

Penyusunan Action Plan Pengembangan Kepariwisataan Jawa Barat Kawasan Ekowisata Palabuhan Ratu

Sediaan (supply) pariwisata  :  Sesuatu  yang  ditawarkan  kepada  (calon) wisatawan,  yang  terdiri  dari  daya  tarik  wisata (attraction),  fasilitas  kenyamanan  (amenities),  dan kemudahan pencapaian (accessibilitity). 

Segmen wisatawan  :  Suatu  kelompok  wisatawan  yang  memiliki kesamaan  karakteristik  tertentu,  biasanya  dilihat dari karakteristik sosiodemografis. 

Spasial   :  Menyangkut  hal‐hal  yang  terkait  dengan perencanaan wilayah tata ruang. 

Stakeholders  :  Orang/kumpulan  orang/organisasi  atau  pihak‐pihak  yang  terkait dengan  suatu  keterkaitan  yang sama. 

Strategi  :  Satu  rencana  yang  diutamakan  untuk  mencapai tujuan. 

Sumber pasar wisatawan  :  Tempat  asal  wisatawan,  biasanya  merupakan daerah tempat tinggal wisatawan. 

Tangible   :  Berwujud  fisik;  daya  tarik  yang  bersifat  tangible (berwujud),  seperti  daya  tarik  wisata  pantai, museum. 

Target pasar wisatawan  : Wisatawan yang dijadikan  sasaran dalam kegiatan pemasaran  dan  promosi,  yang  diharapkan  untuk datang  berkunjung  ke  daerah  wisata  tertentu; biasanya  dinyatakan  dalam  karakteristik  sosio demografis. 

Tingkat penghunian kamar  :  Jumlah malam kamar  terhuni  (di  suatu  akmodasi) dibagi dengan  jumlah  kamar  yang  tersedia dalam perioda waktu tertentu, biasanya dinyatakan dalam persentase. 

Usaha perjalanan wisata   :  Suatu   usaha   bersifat   komersil   yang   mengatur, menyediakan  dan  menyelenggarakan  pelayanan bagi  seseorang  atau  sekelompok  orang  untuk melakukan perjalanan dengan  tujuan utama untuk berwisata. 

Visi  :  Gambaran yang menantang dan  imajinatif  tentang peran dan tujuan masa depan suatu organisasi, atau daerah,  yang  secara  signifikan  mampu  melewati situasi  lingkungan  dan  posisi  bersaingnya  pada masa sekarang. 

Page 158: Laporan Akhir Ekowisata... · Laporan akhir ini terbagi ke dalam 2 ... Tabel 3.10 APW yang Melayani Perjalanan Wisata ke Kawasan Ekowisata ... Gambar 3.9 Pantai Cibangban III

Laporan Akhir

Penyusunan Action Plan Pengembangan Kepariwisataan Jawa Barat Kawasan Ekowisata Palabuhan Ratu

Weekenders  : Wisatawan  yang melakukan  perjalanan wisatanya pada  akhir  pekan  (weekend),  yaitu  Jum’at‐Sabtu‐Minggu. 

Wisata agro   : Kegiatan pariwisata yang memanfaatkan usaha agro sebagai  objek  wisata  dengan  tujuan  untuk memperluas  pengetahuan,  pengalaman  rekreasi dan hubungan usaha di bidang agro. 

Wisata alam   :  Kegiatan  wisata  dengan  tujuan  menikmati kehidupan alam liar atau lingkungan alamiah yang masih  asli;  wisata  alam  merupakan  pemasaran lingkungan  alamiah  serta  kehidupan  alam  liar kepada wisatawan. 

    Wisatawan alam (nature tourist) : bisa berupa orang‐orang  yang  secara  kebetulan  melintasi  hutan belantara, para penyelam ber‐scuba yang memburu keindahan  susunan  batu  karang,  atau  para pengamat burung. 

Wisata belanja  :  Kegiatan  wisata  yang  memanfaatkan  aktivitas berbelanja sebagai daya tarik utama. 

Wisata bisnis  :  Kegiatan  wisata  yang  memanfaatkan  aktivitas bisnis sebagai daya tarik utama. 

Wisata budaya   :  (Kegiatan  wisata)  untuk mendapatkan  pengalaman mengenai  suatu  cara/  gaya  hidup  yang  sedang mengalami  kepunahan,  atau  bahkan  turut  serta hidup dalam cara/ gaya hidup dimaksud. 

Kegiatan pariwisata yang diarahkan pada (apresiasi) kejayaan  masa  silam  dari  suatu  masyarakat  atau suatu  daerah  sebagaimana  diabadikan  di monumen‐monumen,  situs  bersejarah,  arsitektur tradisional serta artefak‐artefak. 

Wisata gunung  :  Kegiatan  wisata  yang  memanfaatkan  daya  tarik pegunungan,  dengan  segala  atributnya (pemandangan, budaya agro pergunungan). 

Wisata kuliner  :  Kegiatan  wisata  yang  memanfaatkan  daya  tarik makanan/  masakan,  termasuk  proses  pembuatan dan budaya yang menyertainya. 

Wisata minat khusus   :  (Kegiatan  wisata  di  mana) wisatawan  bepergian  ke suatu daerah untuk mempelajari dan memperoleh 

Page 159: Laporan Akhir Ekowisata... · Laporan akhir ini terbagi ke dalam 2 ... Tabel 3.10 APW yang Melayani Perjalanan Wisata ke Kawasan Ekowisata ... Gambar 3.9 Pantai Cibangban III

Laporan Akhir

Penyusunan Action Plan Pengembangan Kepariwisataan Jawa Barat Kawasan Ekowisata Palabuhan Ratu

pengalaman  mengenai  suatu  hal  tertentu  yang dapat  dikaitkan  dengan  minat  khusus  dari wisatawan  tersebut.  Pariwisata minat  khusus  bisa berupa  fokus  perhatian  pada  berbagai  aspek budaya, alam, dan bidang keahlian dari wisatawan. 

Wisata pantai   :  Salah  satu  bentuk  kegiatan  pariwisata  di  mana pengunjungnya,  baik  domestik  maupun internasional,  didominasi  oleh  wisatawan  yang bermaksud  mencari  daerah‐daerah  pantai  yang bermandikan sinar matahari. 

Wisata pendidikan   :  Kegiatan  pariwisata  di  mana  kegiatan  utamanya memiliki  kaitan  dengan  pendidikan,  seni  dan budaya, baik secara aktif maupun pasif, seperti : a) program  pertukaran  remaja  dari  berbagai 

bangsa atau budaya yang berbeda. b) menikmati  pertunjukkan  seni/  budaya  atau 

peristiwa khusus. c) mengunjungi  tempat‐tempat  peninggalan 

sejarah atau budaya. d) melihat  pola  kehidupan masyarakat  di  tempat 

lain 

Wisata perkotaan/kota   :  Suatu  paket wisata  yang  seluruh  elemennya,  baik transportasi,  akomodasi,  kesempatan  pesiar,  serta elemen‐elemen lain, terdapat hanya di suatu kota. 

Suatu  paket  wisata,  biasanya  mencakup transportasi  dan  jasa  pemanduan  (dalam  bentuk narasi).  Tempat‐tempat  atau  hal‐hal menarik  yang ada di kota dan sekitarnya pada umumnya dicakup oleh paket wisata  ini. Paket wisata bisa dilakukan dalam satu hari penuh ataupun beberapa jam. 

Wisata sejarah   :  Kegiatan  wisata  yang  berbasis  pada  interpretasi nilai‐nilai sejarah masa lalu. 

Wisata tirta  :  Kegiatan wisata yang berbasis air/perairan,  seperti berenang, selancar, menyelam, dan lain‐lain. 

Wisata warisan budaya  (cultural‐heritage tourism)  :  Kegiatan wisata yang memanfaatkan warisan  atau 

pusaka  budaya  sebagai  daya  tarik  wisata;  dapat berupa  tangible  (seperti  monumen,  bangunan bersejarah) atau intagible (tari‐tarian, musik).  

Page 160: Laporan Akhir Ekowisata... · Laporan akhir ini terbagi ke dalam 2 ... Tabel 3.10 APW yang Melayani Perjalanan Wisata ke Kawasan Ekowisata ... Gambar 3.9 Pantai Cibangban III

Laporan Akhir

Penyusunan Action Plan Pengembangan Kepariwisataan Jawa Barat Kawasan Ekowisata Palabuhan Ratu

Wisata perdesaan  : Wisata  perdesaan  adalah  jenis  produk  wisata  di wilayah  perdesaan  yang  mempertemukan kebutuhan  dan  ekspektasi  pengunjung  dan wisatawan dengan karakter‐karakter:  - Akomodasi  dan  catering  umumnya 

menggunakan  rumah‐rumah  penduduk  di daerah  pertanian  perdesaan,  area  perkemahan, atau holiday villages.  

- Aktivitas olah  raga di  ruang  terbuka, misalnya bersepeda,  berburu,  memancing,  berenang, berlayar, canoeing, cross‐country, dsb. 

- Aktivitas  budaya  lokal, misalnya mengunjungi pusat pertanian/peternakan dan sentra kerajinan setempat.  Aktivitas  wisatawan  dapat berorientasi spiritual ataupun rekreatif. 

Produk  ini  dilengkapi  juga  dengan  fasilitas penunjang  lainnya  seperti  toko  dan  pusat/kantor informasi pariwisata. 

Wisata ziarah  :  Kegiatan  wisata  yang  dikaitkan  dengan  acara keagamaan,  misalnya  kunjungan/  ziarah  ke fasilitas‐fasilitas  peribadatan  atau  tempat‐tempat religius lainnya. 

Wisatawan  :  Seseorang  yang melakukan  perjalanan  sementara, pergi  dari  rumahnya  dengan  jarak  sekurang‐kurangnya  50  mil  dalam  satu  kali  jalan  untuk tujuan  bisnis,  bersenang‐senang,  urusan  pribadi, atau  tujuan  apapun  selain  bekerja  untuk mencari nafkah  tetap,  baik  dengan  bermalam  atau  pulang pada hari yang sama. 

Wisatawan mancanegara   :  Istilah  resmi  di  Indonesia  untuk  penyebutan “wisatawan internasional”. 

Wisatawan nusantara  :  Wisatawan  orang  Indonesia  yang  berwisata  di wilayah Indonesia.