28
Diuretik 201 4 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagai makhluk hidup ginjal kita akan mengeluarkan zat sisa berupa urin yang terdiri dari air, garam, dan urea. Obat-obat yang menyebabkan suatu keadaan meningkatnya aliran urine disebut diuretik Obat-obat yang tergolong dalam diuretika ini merupakan penghambat reseptor ion yang menurunkan reabsorbsi Na + pada bagian-bagian nefron yang berbeda. Sehingga Na + dan ion lain seperti Cl - memasuki urine dalam jumlah yang lebih banyak dibanding bila keadaan normal bersama-sama air, dan dieksresikan ke luar tubuh. Keadaan yang dapat mengganggu volume dan urin tersebut, antara lain ingesti (pemasukan) air atau defripasi (hilangnya) air, ingesti atau defrivasi elektrolit, kelebihan asam atau alkali, produk metabolisme atau pemberian bahan-bahan toksik. NUR ATIKA AHMAD 15020130271 IVA MUKRIMA, S.Farm

Laporan Diuretik Fartok 2

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Farmasi UMI mks

Citation preview

Page 1: Laporan Diuretik Fartok 2

Diuretik 2014

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sebagai makhluk hidup ginjal kita akan mengeluarkan zat sisa

berupa urin yang terdiri dari air, garam, dan urea. Obat-obat yang

menyebabkan suatu keadaan meningkatnya aliran urine disebut diuretik

Obat-obat yang tergolong dalam diuretika ini merupakan penghambat

reseptor ion yang menurunkan reabsorbsi Na+ pada bagian-bagian nefron

yang berbeda. Sehingga Na+ dan ion lain seperti Cl- memasuki urine

dalam jumlah yang lebih banyak dibanding bila keadaan normal bersama-

sama air, dan dieksresikan ke luar tubuh.

Keadaan yang dapat mengganggu volume dan urin tersebut, antara

lain ingesti (pemasukan) air atau defripasi (hilangnya) air, ingesti atau

defrivasi elektrolit, kelebihan asam atau alkali, produk metabolisme atau

pemberian bahan-bahan toksik.

Dalam praktikum ini kita akan membuktikan bahwa furosemide

adalah salah satu obat golongan diuretik yang akan meningkatkan aliran

urin dengan perlakuan pada hewan coba kelici.

Sebagai seorang farmasis patutlah kita untuk mengetahui apa saja

golongan -golongan obat diuretik, bagaimana efek farmakologinya, dan

bagaimana mekanisme kerja dari masing- masing obat.

NUR ATIKA AHMAD15020130271

IVA MUKRIMA, S.Farm

Page 2: Laporan Diuretik Fartok 2

Diuretik 2014

B. Maksud Percobaan

Mengetahui dan memahami efek farmakologi dari obat golongan

diuretik yakni furosemide.

C. Tujuan Percobaan

Menentukan efek farmakologi dari obat golongan diuretik yaitu

furosemide berupa pengamatan terhadap volume urinasi dan frekuensi

urinasi pada hewan coba kelinci (Oryctolagus cuniculus).

D. Prinsip Percobaan

Penentuan efek farmakologi dari obat golongan diuretik yaitu

furosemide berupa pengamatan terhadap frekwensi urinasi dan volume

urinasi setiap interval waktu 0, 15, 30,45, dan 60 menit.

NUR ATIKA AHMAD15020130271

IVA MUKRIMA, S.Farm

Page 3: Laporan Diuretik Fartok 2

Diuretik 2014

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori Umum

Pembentukan urin dimulai dengan filtrasi sejumlah besar cairan

yang bebas protein dari kapiler glomerulus ke kapsula Bowman.

Kebanyakan zat dalam plasma, kecuali untuk protein, difiltrasi secara

bebas sehingga konsentrasinya pada filtraf glomerulus dalam kapsula

Bowman hampir sama dengan dalam plasma. Ketika cairan yang telah

difiltrasi ini meninggalkan kapsula Bowman dan mengalir melewati

tubulus, cairan diubah oleh reabsorpsi air dan zat terlarut spesifik yang

kembali ke dalam darah atau oleh sekresi zat-zat lain dari kapiler

peritubulus ke dalam tubulus. (Guyton, 2007).

Obat-obat yang menyebabkan suatu keadaan meniingkatnya

aliran urine disebut diuretik. Obat-obat ini merupakan penghambat

transpor ion yang menurunkan reabsorpsi Na+ pada bagian-bagian netron

yang berbeda. Akibatnya, Na+ dan ion lain seperti Cl- memaski urine dalam

jumlah banyak dibandingkan bila keadaan normal bersama-sama air, yang

mengangkut secara pasif untuk memprtahankan keseimbangan osmotik

(Harvey, 2013).

Secara umum diuretik dapat dibagi menjadi dua golongan besar

yaitu : (1) diuretik osmotik; (2) penghambat mekanisme transport elektrolit

di dalam tubul ginjal (Gunawan, 2007).

NUR ATIKA AHMAD15020130271

IVA MUKRIMA, S.Farm

Page 4: Laporan Diuretik Fartok 2

Diuretik 2014

Ketika filtrat mengalir melalui tubulus tersebut, kebanyakan air dan

berbagai zat yang terlarut di dalamnya diabsorbsi ke dalam kapiler

peritubulus dan sejumlah kecil solute lain disekresikan ke dalam tubulus.

Air solute tubulus yang tersisa menjadi urine.(Anonim, 2006).

Ginjal merupakan organ utama yang melakukan proses ekskresi

dan osmonegulasi. Secara lengkap peranan atau fungsi ginjal adalah

sebagai berikut (Dwiyana, 2004) :

1. Mengeksresikan zat buangan seperti urea, asam urat, kreatinin,

keratin dan zat lain yang bersifat racun.

2. Mengatur volume plasma dan jumlah air di dalam tubuh. Bila banyak

air yang masuk ke dalam tubuh, ginjal membuang kelebihan air

sehingga lebih banyak lagi urin yang diekskresikan. Bila tubuh

kehilangan banyak air, ginjal akan mengeluarkan sedikit air (urin

pekat).

3. Menjaga tekanan osmose pada keadaan seharusnya dengan cara

mengatur ekskresi garam-garam, membuang jumlah garam yang

berlebihan dan menahan garam bila jumlahnya dalam tubuh

berkurang.

4. Mengatur pH plasma dan cairan tubuh, ginjal dapat mengekskresikan

urin yang bersifat basa tetapi dapat pula mengekspresikan urin yang

bersifat asam.

NUR ATIKA AHMAD15020130271

IVA MUKRIMA, S.Farm

Page 5: Laporan Diuretik Fartok 2

Diuretik 2014

5. Menjalankan fungsi sebagai hormon, ginjal menghasilkan dua macam

zat yang diduga mempunyai fungsi endokrin. Kedua zat tersebut

adalah renin dan eritropoetin.

Proses pembentukan urine. Ginjal memproduksi urine yang

mengandung zat sisa metabolik dan mengatur komposisi cairan tubuh

memelalui tiga proses utama (Sloane, 2004). Proses pembentukan urine,

yaitu sebagai berikut (Sjafaraenan, 2005) :

1. Penyaringan atau filtrasi zat-zat sisa metabolisme. Proses ini

dilakukan oleh Kapsula Bowman.

2. Penyerapan kembali atau absorbsi zat-zat yang masih berguna

bagi tubuh. Proses ini berlangsung di sepanjang tubulus kontraktil

proksimal hingga Henle.

3. Pengeluaran zat yang tidak diperlukan dan tidak dapat disimpan

dalam tubuh yang disebut augmentasi. Proses ini berlangsung

disepanjang tubulus kontrotus distal hingga kaliktifus.

Penggolongan Obat dari diuretic adalah :

Penghambat Karbonik Anhidrase obatnya yaitu Asetazolamid ,

menurunkan reabsorbsi bikarbonat pada tubulus proksimal malalui inhibisi

katalisis hidrasi CO2 dan reaksi dehidrasi . Oleh Karen aitu , ekskresi

HCO3-, Na+ dan H2O meningkat. Kehilangan HCO3

- menyababkan asidois

metabolic dan efek obat menjadi self-limitingpada saat bikarbonat darah

turun Na+ yang dialirkan ke nefron distal meningkat sekresi K+ (Neal,

2006).

NUR ATIKA AHMAD15020130271

IVA MUKRIMA, S.Farm

Page 6: Laporan Diuretik Fartok 2

Diuretik 2014

“Loop” Diuretik oabatnya yaitu Bumatanid,furosemid,torsemid dan

ethacrynic acid merupakan empat diuretik yang efek utamanya pada

asendens ansa henle. “Loop” diuretik menghambat kontraspor Na+/K+/Cl-

dari membrane lumen pada pars asendens ansa henle. Karena itu,

resorbsi Na+/K+/Cl- menurun. “Loop”diuretik merupakan obat diuretic yang

paling efktif , karena pars asenden benranggung jawab untuk absorbs 25-

30% NaCl yang disaring dan bagian distalnya tidak mampu untuk

mengkompensasi keniakan muatan Na+ (Harvey, 2013).

Diruretik Tiazid contoh obatnya yaitu Klorotiazid. Tiazid merupakan

obat diuretic yang paling luas digunakan. Derivat Tiazid bekerja terutama

pada tubulus distal untuk menurunkan reabsorbsi Na+ dengan

menghambat kontraspoter Na+/Cl- pada membrane lumen . Obat-obat ini

memiliki sedikit efek pada tubulus proksimal. Akibatnya oabt-obat ini

meningkatkn konsentrasi Na+dan Cl- pada ciran tubulus. Keseimbangan

asam basa biasanya tidak dipengaruhi katena tempat kerja derivate tiazid

ialah membran lumen (Harvey, 2013).

Diuretik Hemat Kalium contoh obatnya yaitu Spironolakton,

eplerenone, amiloride dan Triamteren. Diuretik ini bekerja pada segmen

yang berperan terhadap aldosteron pada nefron distal, dimana

homeostatis K+ dikendalikan. Aldosteon menstimulasi reabsorbsi Na+,

membangkitkan poten sial negative kedalam lumen , yang mengarahkan

ion K+ dan H+ ke dalam lumen (dan kemudian ekskresinya). Diuretik hemat

kalium menurunkan reabsorbsi Natrium dengan mengantagonis

NUR ATIKA AHMAD15020130271

IVA MUKRIMA, S.Farm

Page 7: Laporan Diuretik Fartok 2

Diuretik 2014

(Spironolakton) atau memblok kanal Na+ (Amilorid dan triamteren). Hal ini

meyebabkan potensial aksi listrik epitel tubulus menurun, sehingga gaya

untuk sekresi K+ berurang (Neal ,2006).

Diuretik osmotik , sejumlah zat kimia yang sederhana dan hidrofilik

disaring glomerulus , seperti matinol dan urea menyebabkan berbagai

derajat dieresis. Hal ini terjai karena kemampuan zat-zat ini untuk

mengangkut air bersama kedalam cairan tubulus . Bila zat-zat yang

tersaring berikutnya mengalami sedikit atau tidak direabsorbsi sama sekali

kemudian zat yang disaring akan menyebabkan peningkatan keluaran

urine. Hanya dalam jumlah kecil dari garam-garam yang ditambahkan

dapat juga diekskresikan karena diuretik osmotic digunakan untuk

meningkatkan ekskresi air dari pada ekskresi Na+maka obat-obat ini tidak

berguna untuk mengobati terjadinya retensi Na+ . Obat-obat ini digunakan

untuk memelihara aliran urine dalam keadaan toksisk akut setelah

manelan zat-zat beracun yang berpotensi menimbulkan kegagalan ginjal

akut (Harvey, 2013).

Unit fungsional ginjal disebut nefron terdiri dari kelompok kapiler

yang disebut glomerulus dan suatu pipa sempit yang panjang yang

disebut tubulus renalis, yang muncul dari suatu bentuk balon lampu, yakni

kapsula Bowman. Tubulus renalis terdiri dari (Sjafaraenan,2005) :

1. tubulus proksimal

2. tubulus distal yang mengikal

NUR ATIKA AHMAD15020130271

IVA MUKRIMA, S.Farm

Page 8: Laporan Diuretik Fartok 2

Diuretik 2014

Diuretik ialah obat yang dapat menambah kecepatan

pembentukan urin. Istilah diuresis mempunyai dua pengertian, pertama

menunjukkan adanya penambahan volume urin yang diproduksi dan yang

kedua menunjukkan jumlah pengeluaran (kehilangan) zat-zat terlarut dan

air. Fungsi utama diuretik adalah untuk memobilisasi cairan udem, yang

berarti mengubah keseimbangan cairan udem, yang berarti mengubah

keseimbangan cairan sedemikian rupa sehingga volume cairan ekstrasel

kembali menjadi normal (Gunawan, 2007).

Pengaruh diuretik terhadap ekskresi zat terlarut penting artinya

untuk menentukan tempat kerja diuretik dan sekaligus untuk meramalkan

akibat penggunaan suatu diuretik (Gunawan, 2007).

B. Uraian Obat

1. Furosemid®Tablet (Winotopradjoko, 2006)

Nama paten : Furosemida®Tablet

Indikasi : Edema, liver asites, hipertensi ringan dan

sedang.

Kontraindikasi : Gagal jantung akut, hepatik koma,

hipokalemia

Efek samping : Gangguan gastrointestinal, nepra-

kalsinosis pada bayi dan prematur

Dosis : Dosis awal: 2xsehari 40 mg, pemeli-

haraan: 1xsehari, anak: 2 mg/KgBB

NUR ATIKA AHMAD15020130271

IVA MUKRIMA, S.Farm

Page 9: Laporan Diuretik Fartok 2

Diuretik 2014

Cara Kerja : Diuretik kuat bekerja dengan cara menghambat

reabsorpsi elektrolit diansa henle asendens

bagian epitel tebal, tempat kerjanya

dipermukaan sel epitel bagian luminal (yang

menghadap ke lumen tubuli). Furosemid

mempunyai daya hambat enzim karbonik

anhidrase karena mempunyai derivate

sulfonamide (Gunawan, 2007).

Farmakokinetik  : Obat ini mudah diserap melalui saluran cerna,

dengan derajat yang agak berbeda-beda.

Bioavailabilitas furosemid 65 %. Diuretik kuat

terikat pada protein plasma secara ekstensif,

sehingga tidak difiltrasi di glomerulus tetapi

secap sekali disekresi melalui system transport

asam organic ditubuli proksimal (Gunawan,

2007).

Interaksi Obat      : Meningkatkan kerja hipotensi (ISFI, 2007)

2. Na.CMC (Ditjen POM 1979)

Nama resmi : NATRII CARBOXYMETHYL CELLULOSUM

Nama lain : Natrium karboksimetil sellulosa

BM : 90.000 -700.000

Pemerian : serbuk atau butiran, putih atau kuning gading,

tidak berbau atau hamper tidak berbau

NUR ATIKA AHMAD15020130271

IVA MUKRIMA, S.Farm

Page 10: Laporan Diuretik Fartok 2

Diuretik 2014

hidrofilik.

Kelarutan : mudah mendispersi dalam air, tidak larut dalam

etanol 95% P dan pelarut organic lain.

Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat

Kegunaan : sebagai obat control dan pensuspensi obat

Na.CMC

C. Uraian Hewan Coba

1. Kelinci (Oryctolagus) (http://www.itis.gov/)

a. Klasifikasi Hewan Coba

Kingdom : Animalia

Filum : Chordata

Subfilum : Vertebrata

Kelas : Mammalia

Ordo : Lagomorpha

Famili : Laporidae

Genus : Oryctolagus

Spesies : Oryctolagus

BAB III

NUR ATIKA AHMAD15020130271

IVA MUKRIMA, S.Farm

Page 11: Laporan Diuretik Fartok 2

Diuretik 2014

METODE KERJA

A. Alat

Alat yang Digunakan adalah Gelas kimia, Gelas piala, Labu ukur,

Kateter, Kandang metabolisme, dan Mouth Block.

B. Bahan

Adapun bahan yang digunakan adalah Air, furosemid, dan Na-

CMC.

C. Hewan coba

Adapun hewan coba yang digunakan dalam praktikum ini adalah

kelinci (Oryctologus cuniculus).

D. Cara Kerja

1.  Persiapan Hewan coba

a.    Dipilih kelinci yang sehat

b.    Dipusakan hewan coba hendaknya 8 jam sebelum percobaan

c.    Ditimbang masing- masing hewan coba yang akan digunakan

d.    Diberikan tanda pada bagian tertentu dari hewan coba untuk

menyatakan berat hewan coba.

2.  Pembuatan bahan obat

a. Pembuatan Na-CMC 1 %

1) Ditimbang 1 gram Na-CMC

2) Dilarutkan dalam air suling sebanyak 100 ml dipanaskan hingga

suhu kurang lebih 70°C.

NUR ATIKA AHMAD15020130271

IVA MUKRIMA, S.Farm

Page 12: Laporan Diuretik Fartok 2

Diuretik 2014

3) Dimasukkan Na-CMC sedikit demi sedikit kedalam air suling

yang telah dipanaskan sambil diaduk

4) Dimasukkan Larutan Na-CMC ke dalam wadah dan disimpan

dalam lemari es.

b. Pembuatan furosemid

1)  Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.

2)  Ditimbang 17,34 mg furosemid 

3)  Dilarutkan dengan Na-CMC 1 % sampai 20 ml diaduk sampai

homogen dengan batang pengaduk

4)  Dimasukkan dalam labu ukur, diberi etiket dan disimpan dalam

lemari pendingin

3. Perlakuan hewan

1) Dihitung volume pemberian Furosemid

2) Dimasukkan mouth block dalam mulut kelinci

3) Dimasukkan kateter dalam mouth block kemudian ujung kateter

dicelupkan ke gelas piala yang berisi air.

4) Diberikan furosemid setelah tidak ada gelembung dalam gelas

piala

5) Diamati banyaknya volume urine pada kelinci dan frekwensi

berkemih setelah diberikan furosemid pada menit ke 15’, 30’, 45’,

dan 60’.

BAB IV

HASIL PENGAMATAN

NUR ATIKA AHMAD15020130271

IVA MUKRIMA, S.Farm

Page 13: Laporan Diuretik Fartok 2

Diuretik 2014

OBAT BERAT Vp

WAKTU

BADAN 0’ 15’ 30’ 45’ 60’

Furosemid 1,5 kg - - - - -

Keterangan :

(+) : Berkemih

(-) : Tidak berkemih

BAB V

PEMBAHASAN

NUR ATIKA AHMAD15020130271

IVA MUKRIMA, S.Farm

Page 14: Laporan Diuretik Fartok 2

Diuretik 2014

Diuretik ialah obat - obat yang menyebabkan suatu keadaan

meningkatnya aliran urin. Istilah diuresis mempunyai dua pengertian,

pertama menunjukkan adanya suatu penambahan volume urin yang

diproduksi dan yang kedua menunjukkan jumlah pengeluaran (kehilangan)

zat-zat terlarut dan air.

Tujuan percobaan kali ini adalah untuk menentukan efek farmakologi

pemberian obat diuretik, yaitu furosemid pada hewan coba kelinci

(Oryctolagus cuniculus) melalui pengamatan volume serta frekuensi

keluarnya urin.

Obat diuretik yang digunakan yaitu furosemid yakni golongan loop

diuretik. Mekanisme kerja furosemide yaitu menghambat kotranspor Na+ /

K+/2Cl – dalam membran lumen ansa henle pars asendens. Oleh sebab itu

reabsorbsi ion-ion ini menurun.

Percobaan ini menggunakan hewan coba yaitu kelinci (Oryctolagus

cuniculus), alasan digunakannya kelinci sebagai hewan coba karena

yang akan diamati adalah volume urin, yang mana akan mempermudah

dalam pengamatan nantinya, karena kelinci mengeluarkan volume urin

yang lebih banyak daripada mencit (Mus musculus) yang mana sangat

susah diamati volume urinnya karena jauh lebih sedikit. Volume urin yang

banyak dikeluarkan oleh kelinci akan mudah untuk diukur dan dilihat jelas

berapa banyaknya urin yang keluar.

Sebelum dilakukan percobaan kelinci dipuasakan terlebih dahulu, hal

ini dilakukan agar efek yang ditimbulkan akibat pemberian obat secara per

NUR ATIKA AHMAD15020130271

IVA MUKRIMA, S.Farm

Page 15: Laporan Diuretik Fartok 2

Diuretik 2014

oral lebih cepat nampak, dimana obat yang diberikan akan langsung

masuk ke peredaran yang akan dipengaruhi oleh isi lambung, selain itu

untuk mengurangi variasi yang timbul nantinya.

Pada percobaan kali ini diperoleh hasil pengamatan bahwa pada

hewan coba kelinci yang telah diberi obat furosemid di menit ke 0, 15, 30,

45, ataupun 60 hewan coba kelinci tidak mengalami urinasi. Ini

disebabkan karena urin keluar berlebih sebelum diberikannya furosemid

sehingga urinasi tidak terjadi lagi setelah pemberian obat furosemid

meskipun hewan coba telah diberi minum.

Adapun faktor – faktor kesalahan yang terdapat pada percobaan

sehingga mengurangi efektifitas dari kerja obat dalam pengamatan antara

lain :

a. Kurang teliti dalam pemberian obat kepada kelinci, sehingga bisa saja

obat yang diberikan berlebih ataupun sebaliknya berkurang.

b. Obat – obat yang diberikan kurang steril.

BAB VI

PENUTUP

NUR ATIKA AHMAD15020130271

IVA MUKRIMA, S.Farm

Page 16: Laporan Diuretik Fartok 2

Diuretik 2014

A. Kesimpulan

Dari hasil praktikum dapat disimpulkan bahwa obat furosemid

memberikan efek farmakologi berupa peningkatan urinasi pada hewan

coba Kelinci, tetapi pada percobaan kali ini kelinci tidak berkemih

sedikitpun. Hal ini disebabkan karena adanya faktor kesalahan.

B. Saran

Sebaiknya dalam melakukan percobaan lebih teliti lagi baik itu

dalam pembuatan bahan, proses kerja, dan lainnya.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2006. Penuntun Praktikum Anatomi Fisiologi Manusia. Penerbit UMI. Makassar.

NUR ATIKA AHMAD15020130271

IVA MUKRIMA, S.Farm

Page 17: Laporan Diuretik Fartok 2

Diuretik 2014

Gunawan, S, 2007. Farmakologi dan terapi Edisi V. Bagian farmakologi. FK UI. Jakarta.

Guyton, H., 2007. Fisiologi Kedokteran. EGC. Jakarta

Dwiyana, Z, 2004. Diktat Kuliah Biologi Dasar . Universitas Hasanuddin. Makassar

Harvey, R. A., dkk, 2013. Farmakologi Ulasan Bergambar edisi 2. Widya Medika. Jakarta.

Sjafaraenan dan Eddyman,W.F., 2005. Anatomi Fisiologi Manusia. Fakultas MIPA. Makassar.

Sloane, Ethel. 2004. Anatomi dan Fisiologi untuk pemula.Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Tjay, Tan Hoan & Kirana Rahardja. 2007. Obat-Obat Penting, Edisi V. PT. Elex Media Komputindo. Jakarta

Winotopradjoko, Martono. 2006. Informasi Spesialite Obat Indonesia, volume 41. PT. Anem Kosong Anem (AKA). Jakarta

http://www.itis.gov/

BROSUR OBAT

Furosemide

NUR ATIKA AHMAD15020130271

IVA MUKRIMA, S.Farm

Page 18: Laporan Diuretik Fartok 2

Diuretik 2014

Komposisi:Tiap tablet mengandung 40 mg furosemida

Cara Kerja Obat:Furosemida adalah diuretik derivat asam antranilat. Aktivitas diuretik furosemida terutama dengan jalan menghambat absorpsi natrium dan klorida, tidak hanya pada tubulus proksimal dan tubulus distal, tapi juga pada loop of Henle.

Tempat kerja yang spesifik ini menghasilkan efektivitas kerja yang tinggi. Efektivitas kerja furosemida ditingkatkan dengan efek vasodilatasi dan penurunan hambatan vaskuler sehingga akan meningkatkan aliran darah ke ginjal. Furosemida juga menunjukkan aktivitas menurunkan tekanan darah sebagai akibat penurunan volume plasma.

Indikasi:-     Pengobatan edema yang menyertai payah jantung kongestif, sirosis hati

dan gangguan ginjal termasuk sindrom nefrotik.-     Pengobatan hipertensi, baik diberikan tunggal atau kombinasi dengan obat

antihipertensi.-     Furosemida sangat berguna untuk keadaan-keadaan yang membutuhkan

diuretik kuat.-     Pendukung diuresis yang dipaksakan pada keracunan. 

Kontraindikasi :-     Anuria-     Hipersensitif terhadap furosemid-     Terapi bersamaan dengan sefaloridin-     Sirosis hati

Dosis: -     Dewasa : Sehari  1 - 2 kali, 1 - 2 tablet        

Dosis pemeliharaan, sehari 1 tabletDosis maksimum, sehari 5 tabletBila hasilnya belum memuaskan, dosis dapat ditingkatkan 20 mg (1 ampul) tiap interval waktu 2 jam sampai diperoleh hasil yang memuaskan.

-     Anak-anak : Sehari 1 - 3 mg/kg BB

NUR ATIKA AHMAD15020130271

IVA MUKRIMA, S.Farm

Page 19: Laporan Diuretik Fartok 2

Diuretik 2014

Peringatan dan Perhatian :-     Deplesi elektrolit: dapat terjadi, terutama dalam dosis tinggi dan diet

rendah garam; penderita perlu dipantau akan kemungkinan terjadinya hiponatremia, asidosis hipokloremik, dan hipokalemia.

-     Hipokalemia: dapat terjadi, terutama pada diuresis yang cepat.-     Hiperurikemia atau gout: dapat terjadi.-     Dehidrasi: dapat terjadi bersamaan dengan berkurangnya volume darah,

kolaps sirkulasi, dan kemungkinan trombosis vaskular, terutama pada penderita lanjut usia.

Efek Samping :-     Susunan saraf pusat: pusing, vertigo, parastesis, sakit kepala, gangguan

penglihatan, tinnitus, tuli, spasme otot, kelemahan, gelisah-     Kardiovaskular: hipotensi ortostatik-     Hematologi: anemia, leukopenia, agranulositosis (jarang), trombositopenia,

anemia aplastik (jarang)-     Saluran pencernaan: anoreksia, mual, muntah, kejang, diare, konstipasi,

pankreatitis-     Hipersensitivitas: purpura, ruam kulit, urtikaria, pruritus

LAMPIRAN

Perhitungan

NUR ATIKA AHMAD15020130271

IVA MUKRIMA, S.Farm

Page 20: Laporan Diuretik Fartok 2

Diuretik 2014

OBAT YANG DIGUNAKAN

1. Furosemide

PERHITUNGAN

Furosemid 40 mg

BE 40 mg

BR 148,6 mg

Larutan stok 20 ml

Untuk kelinci 1,5 gram = 40 mg x 0,07

= 2,8 mg

Untuk kelinci 2,5 gram =

= 4,666 mg

Larutan stok 20 ml = 4,666 mg

= 4,666 mg/ 20ml

BYD = 148,6 mg = 17,334 mg/ 20 ml

NUR ATIKA AHMAD15020130271

IVA MUKRIMA, S.Farm