20
ARTHOPODA I. Pendahuluan a. Tujuan : Memahami keragaman arthopoda dan perbedaan prinsip antara serangga dan arthopoda lain. b. Dasar teori : Dalam klasifikasi terdapat kingdom atau dunia animalia dapat dibagi menjadi beberapa filum seperti filum vennes dan filum arthopoda. Yang termasuk filum vennes yaitu Platyhelmintes, Nemathelminthes dan Annelida. Sedangkan yang termasuk filum arthopoda yaitu Crustacea, Aracnida, Insecta dan Myriapoda (Chilopoda dan Diploda) (Radiopoetro, 1996). Arthopoda berasal dari bahasa Yunani, yaitu artho berarti segmen dan paus berarti kaki. Jadi arthopoda merupakan hewan yang kakinya bersegmen-segmen, tubuhnya simetris bilateral yang juga biasanya terdiri sederetan segmen. Pada setiap segmen atau beberapa segmen terdapat sepasang appendage atau embelan bagian tubuh yang menonjol dan mempunyai ujung bebas misalnya anggota tubuh). Terdapat rangka luar dari kitin yang fleksibel untuk memudahkan pergerakan bagian segmen tubuhnya (Rusyana, 2011).. Laporan Arthropoda Page 1

LAPORAN ARTHOPODA

Embed Size (px)

DESCRIPTION

laporan arhthopoda semester 3

Citation preview

ARTHOPODAI. Pendahuluana. Tujuan: Memahami keragaman arthopoda dan perbedaan prinsip antara serangga dan arthopoda lain.b. Dasar teori :Dalam klasifikasi terdapat kingdom atau dunia animalia dapat dibagi menjadi beberapa filum seperti filum vennes dan filum arthopoda. Yang termasuk filum vennes yaitu Platyhelmintes, Nemathelminthes dan Annelida. Sedangkan yang termasuk filum arthopoda yaitu Crustacea, Aracnida, Insecta dan Myriapoda (Chilopoda dan Diploda) (Radiopoetro, 1996).Arthopoda berasal dari bahasa Yunani, yaitu artho berarti segmen dan paus berarti kaki. Jadi arthopoda merupakan hewan yang kakinya bersegmen-segmen, tubuhnya simetris bilateral yang juga biasanya terdiri sederetan segmen. Pada setiap segmen atau beberapa segmen terdapat sepasang appendage atau embelan bagian tubuh yang menonjol dan mempunyai ujung bebas misalnya anggota tubuh). Terdapat rangka luar dari kitin yang fleksibel untuk memudahkan pergerakan bagian segmen tubuhnya (Rusyana, 2011)..Organisme yang tergolong filum arthropoda memiliki kaki yang berbuku-buku. Hewan ini memiliki jumlah spesies yang saat ini telah diketahui sekitar 900.000 spesies. Hewan yang tergolong arthropoda hidup di darat sampai ketinggian 6.000 m, sedangkan yang hidup di air dapat ditemukan sampai kedalaman 10.000 meter. Tubuh artropoda terbagi atas segmen-segmen yang berbeda dengan sistem peredaran darah terbuka. Contoh : laba-laba, lipan, kalajengking, jangkrik, belalang, caplak, bangsat, kaki seribu, udang, lalat / laler, kecoa. Ukuran tubuh Arthropoda sangat beragam, beberapa diantaranya memiliki panjang lebih dari 60 cm., namun kebanyakan berukuran kecil. Begitu pula dengan bentuk Arthropoda pun beragam. Hewan arthropoda memiliki bentuk tubuh simetri bilateral, triploblastik selomata, dan tubuhnya bersegmen. Tubuh ditutupi lapisan kutikula yang merupakan rangka luar (eksosketelon). Ketebalan kutikula sangan bervariasi, tergantung dari spesies hewannya. Kutikula dihasilkan oleh epidermis yang terdiri atas protein dan lapisan kitin. Pada waktu serangga mengadakan pertumbuhan, kutikula akan mengalami pengelupasan. Ciri-ciri umum yang dimiliki arthopoda adalahtubuhnya memiliki kerangka luar dan dibedakan atas kepala, dada, serta perut yang terpisah atau bergabung menjadi satu. Setiap segmentubuh memiliki sepasang alat gerak atau tidak ada. Respirasinya menggunakan paru-paru buku, trakea, atau dengan insang. Pada spesies terestial bernapas menggunakan trakea atau pada arachinida menggunakan paru-paru buku atau menggunakan keduanya yaitu paru-paru dan trakea. Ekskresi dengan menggunakan tubukus Malpighi atau kelenjar koksal. Saluran pencernaan sudah lengkap, terdiri atas mulut, usus, dan anus, sarafnya merupakan system saraf tangga tali. Berkelamin terpisah, fertilisasi terjadi secara internal, dan bersifat ovipar. Perkembangan individu baru terjadi secara langsung melalui stadium larva. Anggota filum arthropoda dapat dibedakan menjadi hewan jantan dan betina. Fertilisasi arthropoda terjadi secara internal. Telur banyak mengandung kuning telur yang tertutup oleh cangkang. Hewan arthropoda ada yang mengalami metemorfosis sempurna, metemorfosis tidak sempurna, dan ada yang tidak bermetamorfosis. Organ reproduksi jantan an betina pada arthopoda terpiah masing-masing menghasilkan gamet pada individu yang berbeda sehingga bersifat dioseus (berumah dua). Cara hidup arhthopoda sangat beragam, ada yang hidup bebas, parasit, komensial atau simbiotik. Dilingkungan kita sering dijumpai kelompok hewan ini misalnya nyamuk, lalat, semut, kupu-kupu, capung , belalang, dan lebah (Jutje, 2006).Arthopoda dapat dibagi menjadi 6 kelas, yatu: Crustacea, Onychophora, Arachnoidea, Ohilopoda, Diplopoda, dan Insekta. Tetapi kadang-kadang kelas Chilopoda dan Dilopoda dimasukan kedalam satu kelas yaitu Myriapoda. Kelas Crustacea, hidupnya terutam menempati perairan bik air tawar maupun laut. Bernapas denagan menggunakan insang. Tubuhnya terbagi menjadi kepala (cephalo), dada (thorax), dan perut (abdomen). Kepala biasanya terdiri dari empat segmen yang bersatu, terdapat dua pasang mendibula dua pasang maxilla. Bagian dada memiliki embelan. Segmen bagian perut umumnya sempit dan lebih mudah digerakan dari pada kepala dan dada. Contoh : udang, lobster, kepiting. Kelas Arachnoidea (dalam bahasa Yunani, aracho artinya laba-laba), beberapa jenis Arachnoidea ialah laba-laba, kalajengking, caplex, dan sebagainya. Tubuhnya terdiri dari dua bagian, yaitu: Cephalothorax, dan perut, terdapat enam pasang embelan pada Cephatholax, antenna tidak ada. Kelas Insecta (dalam bahasa latin, insecti artinya serangga). Banyak dijumpai diseliling kita. Bagian tubuhnya atas kepala, dada, dan perut. Kepala mempunyai satu pasang antenna dan dada dengan tiga pasang kaki biasanya terdapat satu atau dua pasang sayap pada tingkat dewasa. Insekta paling merupakan hewan yang paling besar jumlahnya dibandingkan dengan hewan-hewan yang lain. Mereka dapat hidup hampir disemua tempat baik didarat maupun diair. Pernapasan dilakukan dengan menggunakan tabung udara yang disebut trakea (Rusyana, 2011).Kelas Myriapoda adalah anggota hewan tak bertulang belakang yang termasuk dalam filum Arthopoda. Contoh keluwing dan kelabang merupakan binatang yang sangat menakutkan Karena bila menggigit dapat menyababkan kematian. Tubuh kelabang hanya terdiri atasa kepala dan badan, tidak ada bagian dada. Pada kepala terdapat sepasang mata tunggal , sepasang alat peraba besar dan sepasang alat perba kecil yang beruas-ruas. Setiap ruas badan belakang terdapt kaki berpasangan (Tim Dosen, 2011).

II. Metode kerjaa. Alat dan BahanAlatJumlahBahanJumlah

Kaca pembesarStereo mikroskopBaki plastikSarung tangan1 buah1 buah

1 buah1 buahAlkohol 70 %KapasSpesimen dari masing-masing kelas ArthopodaSecukupnyaSecukupnya4 ekor

b. Langkah kerja

Spesimen Arthopoda Diamati perbedaan morfologi meliputi: Pembagian tubuh Alat tambahan yang tumbuh pada kepala Jumlah pasang kaki

Hasil

III. HasilUdang

Sumber : Pribadi Ket :

Sumber : (Wibowo, 2009)Ket :

Klasifikasi udang :Kingdom : AnimaliaFilum : ArthropodaKelas : CrustaceaeSub Kelas : MalacostracaOrdo : DecapodaFamily : Palaemonoidae PenaeidaeGenus : Macrobranchium Caridina Penaeus Metapenaeus (Sterrer 1986).

Belalang

Sumber :Ket :

Sumber : (Nurdianty, 2012)Ket :

Klasifikasi belalang :Kingdom : AnimaliaPhylum : ArthropodaClass : InsectaFamily : CoeliferaGenus : DissostiraSpecies : Dissostira Carolina (Nurdianty, 2012).

Kelabang

Sumber : Pribadi Ket :Sumber : (Isamas. 2010)Ket :

Klasifikasi kelabang :Kingdom: AnimaliaPhylum : ArthopodaKlas : MyriopodaOrdo : ChicopodaFamily : SeutigeradaeGenus : SeutigeraSpesies : Seutigera sp. (Isamas. 2010).

Laba - laba

Sumber : Pribadi Ket :

Sumber : (Fahn, 2007)Ket : Anatomi laba-laba:(1) empat pasang kaki(2)cephalothorax(3)opisthosoma(4) mata (5) palp(6) chelisera

Klasifikasi laba-laba:Kingdom : AnimaliaFilum : ArthropodaKlas : ArchnidaeOrdo : AroneceaeFamili : LycusidaeGenus : LycusaSpesies : Lycosidae sp (Fahn, 2007)

IV. PembahasanPada praktikum yang kedua ini, kami melakukan percobaan tentang filum Arthopoda. Pengamatan pertama kami mengamati udang, Tubuh udang dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu bagian kepala dan bagian badan. Bagian kepala menyatu dengan bagian dada disebut cephalothorax yang terdiri dari 13 ruas, yaitu 5 ruas di bagian kepala dan 8 ruas di bagian dada. Bagian badan dan abdomen terdiri dari 6 ruas, tiap-tiap ruas (segmen) mempunyai sepasang anggota badan (kaki renang) yang beruas-ruas pula. Pada ujung ruas keenam terdapat ekor kipas 4 lembar dan satu telson yang berbentuk runcing. Bagian kepala dilindungi oleh cangkang kepala atau carapace. Bagian depan meruncing dan melengkung membentuk huruf S yang disebut cucuk kepala atau rostrum. Ada bagian atas rostrum terdapat 7 gerigi dan bagian bawahnya 3 gerigi untuk P. monodon. Bagian kepala lainnya adalah:a. Sepasang mata majemuk (mata facet) bertangkai dan dapat digerakkan.b. Mulut terletak pada bagian bawah kepala dengan rahang (mandibula) yang kuat.c. Sepasang sungut besar atau antena.d. Dua pasang sungut kecil atau antennula.e. Sepasang sirip kepala (scophocerit).f. Sepasang alat pembantu rahang (maxilliped).g. Lima pasang kaki jalan (periopoda), kaki jalan pertama, kedua dan ketigabercapit yang dinamakan chela.h. Pada bagian dalam terdapat hepatopankreas, jantung dan insang.Bagian badan dan perut (abdomen) tertutup oleh 6 ruas, yang satu sama lainnya dihubungkan oleh selaput tipis. Ada lima pasang kaki renang (pleopoda) yang melekat pada ruas pertama sampai dengan ruas kelima, sedangkan pada ruas keenam, kaki renang mengalami perubahan bentuk menjadi ekor kipas (uropoda). Di antara ekor kipas terdapat ekor yang meruncing pada bagian ujungnya yang disebut telson. Organ dalam yang bisa diamati adalah usus (intestine) yang bermuara pada anus yang terletak pada ujung ruas keenam.Ciri-ciri morfologi udang, mempunyai tubuh yang bilateral simetris terdiri atas sejumlah ruas yang dibungkus oleh kintin sebagai eksoskleton. Tiga pasang maksilliped yang terdapat dibagian dada digunakan untuk makan dan mempunyai lima pasang kaki jalan sehingga disebut hewan berkaki sepuluh (Decapoda). Tubuh biasanya beruas dan sistem syarafnya berupa tangga tali. Dilihat dari luar, tubuh udang terdiri dari dua bagian, yaitu bagian depan dan bagian belakang. Bagian depan disebut bagian kepala, yang sebenarnya terdiri dari bagian kepala dan dada yang menyatu. Bagian kepala tertutup kerapak, bagian perut terdiri dari lima ruas yang masing-masing ruas mempunyai pleopod dan ruas terakhir terdiri dari ruas perut, dan ruas telson serta uropod (ekor kipas). Tubuh udang mempunyai rostrum, sepasang mata, sepasang antena, sepasang antenula bagian dalam dan luar, tiga buah maksilipied, lima pasang cholae (periopod), lima pasang pleopod, sepasang telson dan uropod (Ranardjo, 2000).Dari hasil pengamatan secara morfologi, tubuh belalang terdiri atas kepala, dada, dan perut. Dibagian kepala terdapat sepasang antena yang berfungsi sebagai indra pembau. Selain antena, dibagian kepala juga terdapat mata majemuk dan mulut. Mulut pada belalang terdiri atas mandibula, maksila, dan labium. Dada terdiri dari tiga ruas dan dibagian dada (toraks) terdapat 3 pasang kaki yang terdiri atas 1 pasang kaki yang berukuran besar dan 2 pasang kaki yang berukuran kecil. Setiap ujung kaki pada belalang terdapat seperti duri. Dibagian perut (abdomen) terbagi atas 11 segmen, segmen terakhir berubah menjadi alat reproduksi. Belalang memiliki sayap yang menutupi bagian atas perut (abdomen). Habitat belalang adalah di padang pasir dengan makanan utamanya adalah rerumputan. Belalang merupakan salah satu contoh hewan dari kelas insecta dalam filum arthropoda (Budi, 2009).Dari pengamatan morfologi kelabang, Tubuh terdiri atas kepala (chepalo) dan perut (abdomen) tanpa dada (thoraks). Dibagian kepala terdapat satu pasang antena sebagai alat peraba dan sepasang mata tunggal (ocellus). Penambahan jumlah segmen terjadi pada setiap pergantian kulit. Tubuh agak gepeng, terdiri atas kepala dan badan yang beruas-ruas (15-173 ruas). Tiap ruas memiliki satu pasang kaki, kecuali ruas (segmen) di belakang kepala dan dua segmen terakhirnya. Pada segmen di belakang kepala terdapat satu pasang taring bisa (maksiliped). Maksiliped berfungsi untuk membunuh mangsanya. Pada kepala terdapat sepasang antena panjang yang terdiri atas 12 segmen, dua kelompok mata tunggal dan mulut. Hewan ini memangsa hewan kecil berupainsecta, mollusca, cacing dan binatang kecil lainnya, sehingga bersifat karnivora. Habitat di bawah batu-batuan/timbunan tumbuhan yang telah membusuk. Kelas ini sering disebut Sentipedes (Maskoeri, 1992 ).Pada pengamatan selanjutnya kami mengamati morfologi laba-laba. Tak seperti serangga yang memiliki tiga bagian tubuh, , laba-laba hanya memiliki dua. Segmen bagian depan disebut cephalothorax atau prosoma, yang sebetulnya merupakan gabungan dari kepala dan dada (thorax). Sedangkan segmen bagian belakang disebut abdomen (perut) atau opisthosoma. Antara cephalothorax dan abdomen terdapat penghubung tipis yang dinamai pedicle atau pedicellus. Pada cephalothorax melekat empat pasang kaki, dan satu sampai empat pasang mata. Selain sepasang rahang bertaring besar (disebut chelicera), terdapat pula sepasang atau beberapa alat bantu mulut serupa tangan yang disebut pedipalpus. Pada beberapa jenis laba-laba, pedipalpus pada hewan jantan dewasa membesar dan berubah fungsi sebagai alat bantu dalam perkawinan. Di daerah sefalotorak terdapat khelisera, pedipalpi, mata dan tungkai Khelisera merupakan sepasang organ yang digunakan untuk menaklukkan mangsa atau menggigit sebagi bentuk pertahanan kalau terancam. Pada beberapa kelompok laba-laba alat ini digunakan sebagai alat menggali (pada kelompok laba-laba penjerat), untuk mengangkut mangsa dan membawa kantung telur pada beberapa laba-laba lainnya. Setiap khelisera terdiri atas bagian dasar yang kuat (paturon) dan bagian gigi taring yang dapat bergerak (fang). Fang ini terletak di dalam celah dan akan bergerak saat berfungsi. Di dekat bagian ujung setiap fang terdapat lubang halus tempat keluarnya venom, yang berasal dari kelenjar venom di bagian dasar kelisera. Mulut laba-laba terletak tepat di belakang kelisera. Sebagian besar laba-laba mempunyai 8 mata terletak di bagian depan sefalotoraks. Pada bagian abdomen (opistosoma) laba-laba terdiri dari mesosoma dan metasoma. Pada bagian posterior abdomen terdapat spineret yang merupakan organ berbentuk kerucut dan dapat berputar bebas. Didalam spineret terdapat banyak spigot yang merupakan lubang pengeluaran kelenjar benang halus atau kelenjar benang abdomen. Kelenjar benang halus mensekresikan cairan yang mengandung protein elastik. Protein elastik tersebut akan mengeras di udara membentuk benang halus yang digunakan untuk menjebak mangsa (Sloane, 2004).V. Kesimpulan Jadi dapat disimpulkan bahwa Insekta memiliki pembagian tubuh menjadi tiga yaitu kepala, dada, dan perut, memiliki jumlah kaki tiga pasang dan jumlah antenna satu pasang, biasanya memiliki sayap dan ciri paling khas pada serangga adalah ada yang bermetamorfosis. Pada kelas Crustacea pembagian tubuh menjadi dua yaitu cephalothorax dan abdomen, jumlah pasang kaki ada empat pasang, jumlah antenna dua pasang, tidak memiliki sayap dan cirri khas nya terdapt eksoskeleton, molting/ekdisis. Pada kelas Arachnida pembagian tubuh ada dua yaitu cephalothorax dan abdomen, jumlah kaki ada empat pasang, kelas ini tidak memiliki antenna tapi palpus kadang menyerupai antenna atau kaki, tidak memiliki sayap dan ciri khas dari kelas ini memiliki kelisera dan spinneret. Pada kelas Myriapoda pembagian tubuhnya satu, jumlah kaki satu pasang tiap segmen, jumlah antenna satu pasang,tidak memiliki sayap dan ciri khasnya mulutnya dilapisi taring berbisa.

VI. Daftar pustakaBudi, Anantha. 2009. Slide Praktikum Makropaleontologi.Phylum Arthropoda Undip; SemarangFahn. 2007. Laba-laba[http://biotagua.org/2007/04/30/phrynus-exsul-laba-laba-amerika-dari-pulau-flores/] . Isamas. 2010. Kelabang [http://isamas54.blogspot.com/2010_12_26_archive.html].Jutje, S.Lahay. 2006. Zoologi Invertebrata. Universitas Negeri Makassar; Makassar.Maskoeri, Jasin. 1992. Zoologi Invertebrata. Sinar Wijaya. Surabaya.Nurdianty. 2012. Sistem tansportasi Belalang.[http://nurdiantywinda.blogspot.com/2012/11/sistem-transportasi-1-sistem.html] .Radiopoetra. 1996. Zoologi. Erlangga; Jakarta.Ranardjo, Wartono, Ir. dkk. 2000. Buku Pedoman Praktikum Paleontologi Tahun Kuliah 2000/2001. Universitas Gadjah Mada; Yogyakarta.Rusyana, Adun. 2011. Zoologi Invertebrata. Alfabeta; Bandung.Sloane, Ethel. 2004. Anatomi dan Fisiologi Untuk Pemula. EGC; Jakata.Tim dosen. 2011. Penuntun Praktikum Zoologi Invertebrata. UIN Alauddin; Makassar.Wibowo, 2009. Fungsi chemoreseptor.[http://wibowo19.wordpress.com/2009/06/16/fungsi-chemoreseptor-pada-udang/] ...

Laporan ArthropodaPage 8