Laporan Akhir Pratikum Ferly

Embed Size (px)

DESCRIPTION

akhir

Citation preview

LAPORAN AKHIR PRATIKUMPROSES PRODUKSI IPENGELASAN

DisusunOleh : Nama : Ferly Septian IskandarNim : 1207136407

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK FAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS RIAU2013[Type text]

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan akhir pengelasan. Laporan praktikum ini merupakan salah satu pelaksanaan praktikum Proses Produksi I yang mana laporan ini berisikan tentang teori-teori dasar yang telah dipelajari sejak atau terhitung minggu awal perkuliahan. Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Orang tua praktikan yang telah memberikan dorongan moril dan maupun materil.2. Dosen pengampu mata kuliah proses produksi 1.

Dalam kesempatan ini juga penulis mengharapkan kritikan dan saran yang bersifat membamgun demi tersusunnya laporan ini dengan baik, sehingga nantinya kita harapkan dapat menjadi referensi dalam topik perkuliahan proses produksi. dalam pembuatan laporan ini karena praktikan menyadari bahwa laporan ini belum sempurna atau masih terdapat kesalahan-kesalahan dalam laporan ini. Maka dari itu praktikan mengharapkan kritik dan saran untuk penyempurnaan laporan ini.

Pekanbaru, November 2013

PenulisDaftar isiContentsKATA PENGANTARiDaftar isiiiDAFTAR GAMBARvDAFTAR TABELviiDAFTAR NOTASIviii1.1Latar Belakang11.2Tujuan11.3Manfaat11.4Sistematika Penulisan Laporan2BAB II3TEORI DASAR32.1Pengertian32.1.1Las SMAW32.1.2Las TIG42.1.3Las GMAW/MIG42.1.4Las OAW52.2Prosedur Pengelasan52.2.1Kampuh Las62.2.2Posisi las (Pengelasan)8Cara Menyalakan Las Busur Listrik102.2.3Cara Menyalakan Las OAW102.3Elektroda112.4Bentuk Nyala Api Las OAW172.5Heat Input182.6Cacat Las20BAB III22ALAT DAN BAHAN223.1Alat223.2Bahan26BAB IV28PROSEDUR KERJA284.1Prosedur Kerja Pengelasan SMAW284.2Prosedur Kerja Pengelasan OAW28a.prosedur umum28BAB V30PEMBAHASAN305.1Perhitungan305.2Analisa31(a)Analisa las SMAW31(b)Analisa las OAW31BAB VI32KESIMPULAN DAN SARAN326.1Kesimpulan326.2Saran32DAFTAR PUSTAKA33

DAFTAR GAMBAR

GAMBAR 2. 1(LAS SMAW )9GAMBAR 2. 2(LAS TIG)9GAMBAR 2. 3(LAS OAW)10GAMBAR 2. 4(Kampuh V)11GAMBAR 2. 5(Kampuh 1/2 V)12GAMBAR 2. 6(Kampuh x)12GAMBAR 2. 7(Kampuh K)12GAMBAR 2. 8(Kampuh double U)13GAMBAR 2. 9(Kampuh I)13GAMBAR 2. 10(Posisi las dibawah tangan )14GAMBAR 2. 11(Posisi sejajar tangan)14GAMBAR 2. 12(Oper Head)15GAMBAR 2. 13(tourch)16GAMBAR 2. 14(Elektroda)17GAMBAR 2. 15(Pinsip kerja penelasan)18GAMBAR 2. 16(Api Netral)23GAMBAR 2. 17(Api Karburasi)23GAMBAR 2. 18(Api Oksidasi)23GAMBAR 2. 19(Porosity)26GAMBAR 2. 20(Slag inclution)26GAMBAR 2. 21(Incomplate fusion)27GAMBAR 2. 22(Incomplate penetration27GAMBAR 3. 1(Meja Las)28GAMBAR 3. 2(Hack saw)28GAMBAR 3. 3(Kabel Las)29GAMBAR 3. 4(Klem Massa)29GAMBAR 3. 5(Setang Las)29GAMBAR 3. 6(Palu Terak)30GAMBAR 3. 7(Sikat Kawat)30GAMBAR 3. 8(Penggaris)30GAMBAR 3. 9(penggores)31Gambar 3.10Tabung Oksigen31GAMBAR 3. 11(Regulator)31GAMBAR 3. 12(Tabung Acetylene)32GAMBAR 3. 13(AWS E-6013)32GAMBAR 3. 14(Ukuran Benda Kerja)32GAMBAR 3. 15(Pelat Tebal 1,2 mm)33GAMBAR 3. 16(Kawat Las)33

DAFTAR TABELTABEL 2. 1(Klasifiksi Elektroda)22TABEL 2. 2 SYARAT PENYIMPANAN DAN PENGERINGAN ELEKTRODA24

DAFTAR NOTASINOSymbolKeteranganSatuan

1HMasukkan panasj/m

2PTenaga inputWatt

3EPotensial listrikVolt

4IArus listrikAmpere

5VKecepatan lasm/s

viii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangPerkembangan zaman yang disertai oleh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat saat ini menciptakan era globalisasi dan keterbukaan individu untuk ikut serta didalamnya, sehingga sumber daya manusia harus menguasai IPTEK serta mampu mengapliksikannya dalam setiap kehidupan.Penegelasan adalah bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan karena dalam pertumbuhan dan kemajuan suatu industri banyak di butuhkan suatu proses pengelasan.Dalam berbagai aspek dibidang perancangan pengelasan ini merupakan alat utama yang di gunakan sebagai alat yang lebih efisien dalam pengerjaannya, dibandingkan dengan membentuk benda itu sedemikian rupa ataupun dicetak, karena pengelasan ini adalah proses penyambungan benda kerja dengan tahapan yang lebih cepat. Untuk itu pengelasan sangat perlu diketahui dan dipahami.

1.2 Tujuan1) Mahasiswa dapat mempraktekkan teori pengelasan yang telah di pelajari.2) Mahasiswa dapat menggunakan mesin las dan perangkatnya.3) Mahasiwa mengerti proses dan cara kerja dari pengelasan.

1.3 Manfaat1) Mahasiswa bisa mengoperasikan mesin las dengan baik dan benar.2) Maasiswa mengerti proses apa saja yang di lakukan pada pengelasan.3) Mahasiswa dapat membuat suatu produk.4) Mahasiswa nantinya dapat menentukan jenis pekerjaan pada sebuah benda kerja.

1.4 Sistematika Penulisan Laporan Adapun sistematika laporan ini adalah: BAB I PENDAHULUANBerisikan latar belakang, tujuan, manfaat, dan sistematika penulisan. BAB II TEORI DASARBab ini menjelaskan tentang teori-teori pengelasan. BAB III ALAT DAN BAHANBerisikan tentang alat dan bahan yang digunakan pada saat praktikum. BAB IV PROSEDUR KERJABerisikan tentang langkah-langkah awal hingga akhir dari sebuah jobsite. BAB V PEMBAHASAN Berisikan tentang analisis dan perhitungan dari data. BAB VI KESIMPULAN DAN SARANBerisikan tentang kesimpulan dan saran yang dapat di berikan selama praktikum. DAFTAR PUSTAKABerisikan tentang referensi yang diambil saat penyusunan laporan ini. LAMPIRAN

BAB IITEORI DASAR

2.1 PengertianLas adalah ikatan metalurgi pada sambungan logam atau logam paduan yang dilaksanakan dalam keadaan turner atau cair. Pengelasan (welding) adalah proses menyambung dua bagian logam atau lebih dengan menggunakan energi panas, sehingga logam yang disekitar daerah las mengalami perubahan struktur metalurgi, deformasi, dan tegangan termal.

2.1.1 Las SMAWSMAW ( Shield Metal Arch Welding ) adalah las busur listrik terlindung dengan menggunakan busur nyala listrik sebagai sumber panas untuk mencairkan logam. Jenis ini paling umum digunakan pada hampir semua pengerjaan pengelasan. Tegangan yang digunakan hanya 23 sampai 45 volt AC dan DC, sedangkan dalam pencairan pengelasan dibutuhkan arus sebanyak 500 ampere tetapi secara umum yang dipakai berkisar 80-200 ampere.Fungsi gas dalam pengelasan SMAW adalah untukmelindungi benda kerja dari proses oksidasi.

GAMBAR 2. 1(LAS SMAW )

2.1.2 Las TIGTIG ( Tungsten Inert Gas ) adalah pengelasan dengan memakai busur nyala dengan tungstan (elektroda) yang terbuat dari wolfran sedangkan bahan penambahan yang digunakan ialah bahan yang sama atau sejenis dengan material induknya. Fungsi gas dalam pengelasan GTAW adalah untuk melindungi logam dari kontaminasi udara luar.

GAMBAR 2. 2(LAS TIG)

2.1.3 Las GMAW/MIGGMAW ( Gas Metal Arch Welding )/ MIG (Metal Inert Gas) adalah proses pengelasan dengan menggunakan sumber panas dari elektrik dengan menggunakan kawat elektrodak consumable berpelindung gas. Gas pelindung yang dipakai berfungsi untuk melindungi cairan pengelasan terhadap udara luar saat terjadi pengelasan berlangsung. Metode pengelasan GMAW menggunakan gas active yaitu selain berfungsi untuk melindungi daerah pengelasan gas juga ikut melebur dengan benda kerja saat proses pengelasan berlangsung. Gas active tersebut antara lain : Argon + CO + O Argon + CO CO

2.1.4 Las OAWOAW ( Oxygen Acetylene Welding ) atau las karbit adalah alat penyambungan logam melalui proses pelelehan logam dengan menggunakan energy panas hasil pembakaran campuran gas asetelin dan gas oksigen. Fungsi gas dalam pengelesan OAW yaitu sebagai sumber bahan bakar, karena Gas ini memiliki beberapa kelebihan dibandingkan gas bahan bakar lain. Kelebihan yang dimiliki gas Asetilen antara lain, menghasilkan temperature nyala api lebih tinggi dari gas bahan bakar lainya, baik bila dicampur dengan udara ataupun Oksigen GAMBAR 2. 3(LAS OAW)

2.2 Prosedur Pengelasan

1. Siapkan alat dan bahan2. Gambar kerja dipahami dan dipelajari3. Benda kerja dilukis menggunakan mistar baja, busur, dan penggaris4. Mesin las dinyalakan, dan jika las asetelin katup regulatornya dibuka5. Benda kerja dilas diatas meja las sesuai prosedur pengelasan6. Bersihkan kerak kerak yang menempel pada benda kerja agar terlihat hasil pengelasan menggunakan palu atau sikat kawat7. Matikan mesin las8. Alat alat kerja dibersihkan dan diletakkan pada tempatnya9. Bersihkan workshop2.2.1 Kampuh Las

1. Kampuh V GAMBAR 2. 4(Kampuh V) 2. Kampuh V GAMBAR 2. 5(Kampuh 1/2 V) 3. Kampuh X GAMBAR 2. 6(Kampuh x)

4. Kampuh K GAMBAR 2. 7(Kampuh K) 5. Kampuh Double U GAMBAR 2. 8(Kampuh double U)

6. Kampuh I GAMBAR 2. 9(Kampuh I)

2.2.2 Posisi las (Pengelasan)

a. Posisi Dibawah TanganPada posisi ini benda kerja yang akan dilas berada dibagian bawah tangan welder.

GAMBAR 2. 10(Posisi las dibawah tangan )

b. Posisi Sejajar TanganPada posisi ini benda kerja yang akan dilas berada sejajar tangan welder, dimana terdapat dua arah pengelasan yaitu horizontal dan vertikal.

GAMBAR 2. 11(Posisi sejajar tangan)

c. Posisi Diatas Kepalapada posisi ini benda kerja yang akan dilas berada diatas kepala welder.

GAMBAR 2. 12(Oper Head)

Cara Menyalakan Las Busur Listrik

Cara menghidupkan las busur listrik dapat dilakukan dengan menghubungkan singkat ujung elektrida dengan logam induk yang akan dilas dan segera memisahkan lagi pada jarak yang pendek.Hal ini dapat dilakukan dengan dua cara yaitu sebagai berikut :1. Cara GoresanCara goresan yaitu menggoreskan ujung elektroda pada permukaan benda kerja las, kemudian elektroda diangkat sampai ada jarak sebesar diameter elektroda antara ujung elektroda dan permukaan benda kerja sehingga terbentuk nyala busur listrik yang stabil.

2. Cara Sentuhan/SentakanCara sentuhan/sentakan yaitu elektroda diturunkan lurus sampai menyentuh benda kerja dan langsung diangkat secepat sampai jarak kira-kira 1x diameter elektroda kemudian diturunkan sampai terjadi tinggi busur yang diinginkan (kira-kira 0,8 x diameter elektroda).

2.2.3 Cara Menyalakan Las OAW Katup pada tabung acetylene dan oksigen di buka Atur tekanan kerja pada regulator, jika diputar searah jarum jam maka akan menaikkan tekanan, sebaliknya akan menutup katup pengatur tekanan pada regulator. Katup acetylene pada torch di buka sedikit saja. Nyalakan api menggunakan pematik. Buka katup oksigen pada torch. Atur api pengelasan pada katup torch.

Cara Mematikan Api Las OAW Katup oksigen pada torch ditutup hingga rapat. Katup acetylene pada torch ditutup rapat Katup pada masing-masing tabung di tutup dan keluarkan gas sisa yang terperangkap didalamnya.

GAMBAR 2. 13(tourch)

2.3 Elektroda

Elektroda atau kawat las adalah suatu benda yang dilakukan untuk melakukan pengelasan listrik yang berfungsi sebagai pembakar yang akan menimbulkan busur nyala.

GAMBAR 2. 14(Elektroda)

Elektroda pada prinsipnya terbagi dua yaitu :a. Elektrodan tanpa selaput/salutanElektroda jenis ini sudah tidak lagi digunakan dalam proses las SMAW karena elektroda jenis ini sulit digunakan untuk mengelas begitu juga dilihat dari hasilnyakurang baik.

b. Elektroda berselaputElektroda dengan selaput/salutan merupakan jenis umum yang dipakai dilapangan. [ada saat penyalaan busur las, selaput yang didapat pada elektroda akan menjadi gas yang berfungsi untuk menetralkan atau mengurangi gas.Karbon monoksida (CO) atau gas hydrogen (Hz) selaput elektroda juga mempunyai fungsi-fungsi lain, yaitu :1. Mencegah terbentuknyaoksida-oksida dan natrioda logam saat proses pengelasan berlangsung.2. Membuat terak pelindung sehingga dapat mengurangi kecepatan pendinginan. Hal itu bertujuan agar pengelasan yang terjadi tidak getas dan rapuh.3. Memberikan sifat-sifat khusus terhadap hasil pengelasan dengan menambah zat-zat tertentu yang terkandung dalam selaput4. Membantu mengontrol ukuran dan frekuensi tetesan logam cair5. Memungkinkan dilakukanya proses pengelasan yang berbeda-beda6. Menstabilkan terjadinya busur api dan mengarahkan nyala busur api hingga mudah dikontrol

GAMBAR 2. 15(Pinsip kerja penelasan)Elektroda berselaput yang dipakai pad alas busur listrik mempunyai perbedaan komposisi selaput maupun kawat inti. Pelapisan fluksi pada kawat ini dapat dengan cara distribusi, semprot, dan celup. Ukuran standar kawat initi adalah dari 1.5 mm sampai 7mm dengan panjang anatra 350 mm sampai 450 mm. jenis-jenis slaput fluksi pada elektroda misalnya sulosa, kalsium, karbon (Ca CO), titanium dioksida (rutil) ,kaolin, kalium oksida mangan, oksida besi, serbuk besi, besi silicon, besi mangan dan sebagainyan dengan persentase yang berbeda-beda untuk tiap jenis elektroda.Tebal slaput elektroda berkisar antara 50% - 70% dan diameter elektroda tergantung dari jenis selaput. Pada waktu mengelas selaput elektroda ini akan turut mencair dan menghasilkan gas CO yang melindungi cairan gas. Cairan selaput yang disebut kerak akan terapung dan membeku melapisi permukaan las yang masih panas. Dalam mengelas posisi elektroda harus tegak lurus dengan kemiringan 70-80 untuk menghasilkan alur lasan yang baik.

Symbol elektroda :Cara membaca elektroda menurut klasifikasi AWS ( American Welding Society ) dinyatakan dengan tanda EXXXX yang artinya sebagai berikut :E = menyatakan elektroda busur listrikXX = (dua angka) sesudah E menyatakan kekuatan tarik deposit las dalam ribuan lb/inX = (angka ketiga) menyatakan posisi pengelasanAngka 1 untuk pengelasan segala posisiAngka 2 untuk pengelasan posisi mendatar dibawah tanganX = (angka keempat) menyatakan jenis selaput dan jenis arus yang cocok dipakai untuk pengelasan.

TABEL 2. 1(Klasifiksi Elektroda)

TABEL 2. 2 SYARAT PENYIMPANAN DAN PENGERINGAN ELEKTRODA2.4 Bentuk Nyala Api Las OAWAdapun jenis-jenis dari api pengelasan oxy-acetylene adalah sebagai berikut:

1. Api NetralApi netral adalah api yang campuran gas acetylene dengan gas oksigen adalah sama banyak.

GAMBAR 2. 16(Api Netral)2. Api KarburasiApi karburasi adalah nyala api yang campuran gas acetylene lebih banyak dari gas oksigennya.

GAMBAR 2. 17(Api Karburasi)3. Api OksidasiApi oksidasi adalah nyala api yang campuran gas oksigen lebih banyak dari gas acetylene.

GAMBAR 2. 18(Api Oksidasi)

2.5 Heat Input

Input panas adalah besarnya energi panas tiap satuan panjang las ketika sumber panas bergerak. Input panas (H), dinyatakan dengan persamaan sebagai berikut :

H = P/v = EI/v dimana,H: Masukan panas(J/m)P: Tenaga input(watt)E: Potensial listrik(volt)I: Arus listrik(amper)v: Kecepatan Las(m/s)

Input panas juga mempengaruhi bentuk penampang lintang lasan (bead on plate) yang meliputi besarnya permukaan logam induk yang mencair, permukaan bahan pengisi dan HAZ. Fungsi utama sumber panas pada las cair (fusion welding) adalah untuk mencairkan logam, yang mempunyai dua pengaruh, yaitu; pada pembentukan struktur mikro las dan juga menimbulkan siklus termal daerah lasan yang masing-masing akan dijelaskan sebagai beikut.

Siklus Termal Daerah LasanSelama pengelasan berlangsung, logam las dan daerah pengaruh panas atau heat affected zone (HAZ) akan mengalami serangkaian siklus thermal, yaitu pemanasan sampai mencapai suhu maksimum kemudian diikuti dengan pendinginan. Siklus thermal tersebut mempengaruhi struktur mikro logam las dan HAZ, di mana logam las akan mengalami serangkaian transformasi fasa selama proses pendinginan, yaitu dari logam las cair berubah menjadi Ferit- kemudian (Austenit) dan akhirnya menjadi (Ferrit). Pada umumnya waktu (cooling time) antara temperatur 8000C 5000C dipakai sebagai acuan pada pengelasan baja karbon, karena pada interval suhu tersebut terjadi transformasi fasa dari Austenit () menjadi Ferrite atau Bainite yang tergantung pada kecepatan pendinginannya. Besarnya waktu pendinginan dapat dihitung dengan persamaan berikut :

Struktur Mikro LasSelama pendinginan dari logam cair sampai menuju suhu kamar, logam las mengalami serangkaian perubahan fasa. Baja karbon rendah (kandungan C < 0,1%) akan mengalami perubahan perubahan fasa cair menjadi Ferrite ketika pembekuan berlangsung kemudian berubah menjadi Austenite dan akhirnya menjadi Ferrite dan Pearlite. Struktur mikro yang akan terbentuk ditentukan pada saat pendinginan. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi struktur mikro, seperti komposisi akhir logam las, filler serta kondisi udara sekitar pengelasan. Proses pendinginan pada las berlangsung secara kontinu, yaitu proses penurunan suhu berlangsung tanpa adanya penurunan suhu secara mendadak.Menurut Abson dan Pargeter (1986), struktur mikro yang mungkin terbentuk dari pengelasan adalah:1. Proeutectoid Ferrrite, terdiri dari grain boundary Ferrite dan intragranular polygonal Ferrite padasuhu 1000-650 oC.2. Widmanstatten Ferrrite atau Ferrite with aligned second phase pada suhu 750-650 oC.3. Accicular Ferrite, tumbuh di dalam butir Austenite pada suhu 650 oC.4. Bainite, terbentuk pada suhu 400-500 oC.5. Martensite, terjadi jika pendinginan berlangsung sangat cepat.2.6 Cacat Las1. PorosityPorosity adalah cacat las yang disebabkan adanya gas yang didalam logam lasan, cara mengatasinya adalah dengan membersihkan daerah pengelasan dan menurunkan kecepatan pengelasan.

GAMBAR 2. 19(Porosity)

2. Slag InclusionSlag Inclusion adalah pengotor dari terak/ kotoran terak, cara mencegahnya adalah dengan membersihkan manik las sebelum melakukan pengelasan lapisan berikutnya.

GAMBAR 2. 20(Slag inclution)

3. Incomplete FusionIncomplete Fusion adalah pencairan yang tidak sempurna dari manik las, pencegahannya adalah bersihkan daerah lasan dan lakukan pre-heating.

GAMBAR 2. 21(Incomplate fusion)

4. Incomplete PenetrationIncomplete Penetration adalah kedalaman penembusan logam las kurang dalam/ tidak sempurna, cara mencegahnya adalah dengan menurunkan kecepatan pengelasan.

GAMBAR 2. 22(Incomplate penetration

BAB IIIALAT DAN BAHAN

AlatAdapun alat yang digunakan adalah sebagai berikut:1. Meja LasDigunakan sebagai tempat untuk menaruh benda kerja yang akan dilas.

GAMBAR 3. 1(Meja Las)

2. Hack SawDigunakan untuk memotong benda kerja.

GAMBAR 3. 2(Hack saw)

3. Kabel Las ListrikDigunakan untuk mengalirkan arus listrik dari mesin las ke benda kerja.

GAMBAR 3. 3(Kabel Las)

4. Klem MassaDigunakan untuk menjepit kabel las massa ke meja las.

GAMBAR 3. 4(Klem Massa)

5. Setang LasDigunakan untuk menjepit elektroda las listrik.

GAMBAR 3. 5(Setang Las)

6. Palu TerakDigunakan untuk membersihkan terak pengelasan.

GAMBAR 3. 6(Palu Terak)

7. Sikat KawatDigunakan untuk membersihkan terak dan kotoran pada rigi las.

GAMBAR 3. 7(Sikat Kawat)

8. PenggarisDigunakan untuk mengukur benda kerja.

GAMBAR 3. 8(Penggaris)

9. PenggoresDigunakan untuk menandai benda kerja yang berupa garis lurus.

GAMBAR 3. 9(penggores)10. 11. Tabung oksigen

Gambar 3.10Tabung Oksigen12. Regulator

GAMBAR 3. 11(Regulator)13. Tabung acetylene

GAMBAR 3. 12(Tabung Acetylene)BahanBahan PengelasanSMAWAdapun bahan yang digunakan adalah sebagai berikut:1. Elektroda Las Listrik AWS E6013 (RB-26)

GAMBAR 3. 13(AWS E-6013)

2. Pelat ukuran 100mm x 50mm dengan ketebalan 8mm sebanyak 5 buah.

GAMBAR 3. 14(Ukuran Benda Kerja)

Bahan Pengelasan OAW1. Bahan yang digunakan adalah sebagai berikut:Pelat dengan ketebalan 1,2 mmPanjang: 95 mmLebar: 45 mm

GAMBAR 3. 15(Pelat Tebal 1,2 mm)

2. Kawat LasDigunakan sebagai bahan pengisi pada proses pengelasan.

GAMBAR 3. 16(Kawat Las)

BAB IVPROSEDUR KERJA

4.1 Prosedur Kerja Pengelasan SMAWa.Prosedur Umum1. Alat disiapkan untuk melakukan pengelasan.2. Tombol panel utama di hidupkan dengan cara ditekan.3. Benda kerja yang telah di potong, diproses diatas meja las.4. Kabel stang las dan massa dipasangkan pada trafo las.5. Klem massa dijepitkan pada meja kerja agar mengalir arus pengelasan.6. Elektroda dipasang pada stang las dengan ukuran sudut yang telah ditentukan.7. Tombol swith on pada travo las diputar di bagian belakang8. Operator las menggunakan perlengkapan keselamatan dalam melakukan pengelasan.9. Arus mesin las diatur sesuai dengan kebutuhan pemakaian yaitu 60-120 A.10. Las dihidupkan dengan cara digesekkan atau dihentakkan.11. Praktikan siap untuk melakukan pengelasan terhadap benda kerja.12. Pembuatan alur dilakukan sebanyak 2 kali untuk jobsheet pertama.b.Prosedur Akhir SMAW1. Benda kerja yang telah selesai di las dibiarkan agar dingin.2. Mesin las dimatikan dengan memutar saklarnya.3. Kabel stang las dan massa di gulung dan diletakkan diatas mesin las.4. Benda kerja yang telah dingin dibersihkan dengan sikat kawat.5. Workshop di bersihkan setelah praktikum berakhir.

4.2 Prosedur Kerja Pengelasan OAWa.prosedur umum1. Katup pada tabung gas oksigen dan acetylene di buka perlahan.2. Tekanan tabung gas oksigen diatur pada tekanan 0,5 bar.3. Tekanan pada tabung gas acetylene diatur dengan tekanan 1,5 bar.4. Bahan yang akan dilas diletakkan diatas meja kerja.5. Gas acetylene dikeluarkan dengan memutar torch, lalu api dinyalakan dengan mematikkan korek api.6. Bentuk api diatur dengan memutar keluaran gas oksigen, sehingga tekanan api naik dan sesuai dengan nyala api yang di butuhkan.7. Pengelasan dilakukan dengan membuat 3 alur pada benda kerja.8. Pengelasan jobsheet 2dilakukan dengan cara penyambungan antara 2 benda kerja hingga selesai.b.Prosedur Akhir OAW1. Katup gas oksigen pada stang las ditutup dengan cara diputar.2. Katup gas acetylene pada stang las ditutup.3. Katup utama pada kedua tabung ditutup dengan kunci.4. Perangkat pengelasan OAW dirapikan sebelum pengumpulan benda kerja.5. Workshop pengelasan OAW dibersihkan setelah peraktikum berakhir.

BAB VPEMBAHASAN

5.1 PerhitunganPerhitungan kebutuhan kawat las listrik:delektroda= 2,6 mmlelektroda= 350 mm-50 mm = 300 mmLebar Rigi Las (BK I) = 10 mmTinggi Rigi Las(BK I) = 3 mmPanjang Rigi Las BK I = 100 mm

Kebutuhan kawat las Volume 1 batang = = ====Volume Pengelasan = = = =Banyak Kawat Las== =

5.2 Analisa (a) Analisa las SMAWAdapun analisis yang dapat diambil adalah:1. Jarak elektroda dengan benda kerja yang terlalu jauh dapat mengakibatkan pencairan elektroda tidak sempurna akibatnya alur yang di buat tidak rata , bergelombang dan berbentuk gumpalan yang tidak terarah terhadap benda kerja.2. Terak las yang tidak bersih akan mengakibatkan pengelasan selanjutnya akan susah lengket akibatnya rigi las akan berlubang-ubang.3. Kecepatan pengelasan harus diperhatikan , karena jika terlalu cepat tebal yang diinginkan untuk rigi las tidak terpenuhi dan jika terlalu lambat alurnya pun akan menebal sehingga menyebabkan pemborosan elektroda.

(b) Analisa las OAW1. Ujung stang las yang kotor dan tersumbat akan mengakibatkan letupan, untuk itu dibersihkan dengan jarum atau yang lainnya.2. Pada saat pembuatan rigi las , jika terlalu lama benda kerja akan baerlubang.3. Pencampuran gas oksigen dan acetylene harus sesuai dengan jenis nyala api yang di gunakan untuk pengelasan dengan benda kerja yang tipis.4. Dalam penyambungan 2 pelat pengetekkan pada ke 2 ujung benda kerja dan pemberian jarak antara keduanya harus di lakukan , karena pengelasan yang baik pada pelat tipis adalah kawat tambahan yang di jadikan untuk penyambungan tersebut tembus ke bagian belakang benda kerja.

BAB VIKESIMPULAN DAN SARAN

6.1 KesimpulanAdaapun kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum pengelasan adalah:1. Arus pengelasan harus di sesuaikan terhadap ketebalan benda kerja yang akan dilas.2. Sudut elektroda terhadap benda kerja yang harus diberikan yaitu 800 .3. Kecepatan pengelasan mempengaruhi bentuk lasan.4. Tekanan isi tabung acetylene yang kurang mengakibatkan rigi las menjadi jelek.5. Letupan pada stang las diiakibatkan ujung nozzel kotor dan tersumbat.

6.2 Saran1. Peralatan keselamatan harus digunakan saat praktikum pengelasan.2. Bagi praktikan yang kurang paham terhadap pemakaian peralatan las tanyakanlah pada asisten.3. Jauhkan api pada benda-benda yang mudah terbakar.

DAFTAR PUSTAKA

Miller. 2010. Shielded Metal Arc Welding. USA: Miller Electric.Miller. 2010. Guidelines For GMAW. USA: Miller Electric.Sutarjo. 1997. Petunjuk Praktek Las Acetylene dan Listrik. CetakanPertama. Surabaya: SIC.

33