Upload
ahmad-haris
View
225
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Tugas Kuliah
Citation preview
Ahmad Haris_13507134018
LAPORAN PRAKTIKUM 6
INTER-VLAN ROUTING DAN ROUTING STATIC
Mata Kuliah Praktik Jaringan Komputer
Dosen Pengampu : Muh. Izzudin Mahalli, S.Pd.T., M.Cs.
Disusun Oleh :
Ahmad Haris 13507134018
TEKNIK ELEKTRONIKA – D3
PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRONIKA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2015
A. Tujuan
1. Mampu membangun LAN dan VLAN dalam jaringan
2. Mampu membuat inter-VLAN Routing
3. Mampu memahami konsep routing dan table routing
4. Memahami konsep keamanan jaringan
B. Skenario Praktikum
1. Inter-VLAN Routing
Dalam sebuah ruangan terdapat 2 buah VLAN yang terhubung dalam satu switch dengan
network 192.168.1.0/24 dengan gateway 192.168.1.254/24 dan 192.168.2.0/24 dengan
gateway 192.168.2.254/24. Diskenariokan terdapat 2 divisi dalam satu ruangan tersebut
yaitu divisi Admisnitrasi dan divisi Managemen yang dapat saling berhubungan, karena
berbeda VLAN dan network maka kita perlu untuk mengkoneksikan kedua divisi tersebut.
2. Static Routing
Ahmad Haris_13507134018
Dalam sebuah ruangan terdapat 2 buah network yaitu Administrasi dan Managemen
dengan distribusi IP Address pada network Administrasi 192.168.1.0/24 dengan
gateway 192.168.1.254/24 dan distribusi IP Address pada network Managemen
192.168.2.0/24 dengan gateway 192.168.2.254/24. Kita perlu membuat agar kedua buah
network tersebut dapat saling terhubung satu sama lain.
3. Dasar Teori
Konsep Virtual LAN
Prinsip utama sebuah LAN adalah, semua device yang berada pada satu LAN berarti
berada pada satu broadcast domain. Sebuah broadcast domain mencakup semua device
yang terhubung pada satu LAN dimana jika salah satu device mengirimkan frame
broadcast maka semua device yang lain akan menerima kopi dari frame tersebut. Jadi
pada dasarnya kita bisa menganggap LAN dan broadcast domain adalah hal yang sama.
Tanpa VLAN, sebuah switch akan menganggap semua interface (port) nya berada pada
satu broadcast domain; dengan kata lain, semua komputer yang terhubung ke switch
tersebut berada pada satu LAN yang sama. Dengan VLAN, switch bisa meletakkan
beberapa interface ke dalam satu broadcast domain dan beberapa interface yang lain ke
dalam broadcast domain lain yang berbeda, sehingga tercipta multiple broadcast domain.
Masing-masing broadcast domain yang dibuat oleh switch inilah yang kita sebut sebagai
Virtual LAN (VLAN).
Ahmad Haris_13507134018
Berikut beberapa alasan untuk memisahkan beberapa komputer pada VLAN yang
berbeda :
• Agar design jaringan yang lebih flexible, pengelompokan user tidak berdasarkan
lokasi fisik tapi bisa dilakukan dengan berdasarkan kesamaan departemen/ divisi/
pekerjaan.
• Untuk melakukan segmentasi LAN menjadi LAN-LAN yang lebih kecil sehingga
mengurangi traffic jaringan.
• Untuk mengurangi beban kerja STP.
• Untuk alasan keamanan yang lebih baik dengan memisahkan user-user yang bekerja
menggunakan data-data yang sensitif pada 1 VLAN yang terpisah.
• Untuk memisahkan trafik IP Phone dengan trafik PC yang terhubung dengan phone.
Trunking dengan ISL and 802.1Q
Saat menggunakan beberapa VLAN pada network yang memiliki beberapa switch yang
terhubung, maka switch-switch tersebut harus menerapkan VLAN trunking pada segment
yang menghubungkan switch dengan switch lainnya. VLAN trunking mengakibatkan
switch menggunakan proses yang dinamakan VLAN tagging, dimana switch yang
mengirimkan data ke switch lain menambahkan header pada frame sebelum dikirimkan
via trunk. Header tambahan ini berisi VLAN identifier (VLAN ID) sehingga switch
pengirim bisa mencantumkan VLAN ID dari frame yang dikirimkan dan switch penerima
akan mengetahui frame yang diterima ditujukan untuk VLAN yang mana.
Ahmad Haris_13507134018
Penggunaan trunking memungkinkan switch untuk mengirimkan frame dari satu VLAN
ke VLAN yang berbeda melalui satu koneksi fisik (trunk link).
Cisco switch men-support 2 jenis protokol trunking : Inter-Switch Link (ISL) dan IEEE
802.1Q.
ISL
Cisco menciptakan ISL beberapa tahun sebelum IEEE menciptakan standard 802.1Q
untuk protokol VLAN trunking. Karena ISL adalah proprietari Cisco, maka ISL hanya
bisa digunakan antar-switch buatan Cisco yang mendukung ISL. ISL meng-enkapsulasi
(membungkus) keseluruhan frame ethernet dengan ISL header dan trailer. Frame ethernet
original dalam ISL tetap tidak berubah.
IEEE 802.1Q
IEEE melakukan standardisasi beberapa protokol yang berhubungan dengan LAN,
termasuk protokol VLAN trunking. 802.1Q menggunakan header yang berbeda dari ISL
untuk menyematkan angka VLAN pada frame. Sebenarnya 802.1Q tidak melakukan
enkapsulasi penuh seperti halnya ISL. Sebagai gantinya, 802.1Q menyisipkan 4-byte
VLAN header pada header original dari ethernet frame. Hasilnya, tidak seperti ISL, frame
yang dikirimkan masih memiliki source dan destination MAC address yang original. Dan
juga, karena headernya berubah, maka enkapsulasi 802.1Q terpaksa menghitung ulang
frame check sequence (FCS) yang asli yang berada pada ethernet trailer.
Ahmad Haris_13507134018
802.1Q mendefinisikan satu VLAN untuk setiap trunk sebagai native VLAN, sedangkan
ISL tidak. Defaultnya, 802.1Q native VLAN adalah VLAN 1. Singkatnya 802.1Q tidak
menambahkan header pada frame yang berada dalam native VLAN. Saat switch diujung
yang lain menerima frame yang tidak memiliki header 802.1Q, maka switch tersebut
menganggap bahwa frame tersebut adalah termasuk frame dari native VLAN. Karena itu,
kedua switch yang berhubungan harus menyepakati VLAN mana yang diperlakukan
sebagai native VLAN.
IP Subnets dan VLAN
Saat menyertakan konsep VLAN dalam mendesain sebuah network, perlu diingat
bahwa komputer-komputer yang berada dalam satu VLAN haruslah berada pada subnet
yang sama. Dengan demikian, komputer-komputer yang berada pada VLAN yang
berbeda haruslah berada pada subnet yang berbeda pula.
Karena aturan inilah, banyak orang yang beranggapan bahwa VLAN adalah subnet
dan subnet adalah VLAN. Meski tidak sepenuhnya benar, karena VLAN adalah konsep
layer 2 (Data Link) sedangkan subnet adalah konsep layer 3 (Network), namun ide ini
cukup beralasan, karena device/komputer-komputer yang berada pada satu VLAN akan
berada pada subnet yang sama pula. Dibutuhkan minimal satu router agar sebuah
komputer bisa mengirimkan paket ke komputer lain pada subnet yang lain.
Ahmad Haris_13507134018
VLAN Trunking Protocol (VTP)
VLAN Trunking Protocol (VTP) adalah proprietari Cisco yang memungkinkan
switch-switch Cisco yang terhubung bisa saling bertukar informasi konfigurasi.
Bayangkan, jika sebuah network memiliki 10 switch yang saling terhubung menggunakan
VLAN trunk, dan setiap switch memiliki minimal satu port yang ditempatkan pada satu
VLAN dengan VLAN ID 3 dengan nama Accounting. Tanpa VTP, enginer harus login
satu persatu ke semua 10 switch dan melakukan konfigurasi yang sama untuk membuat
sebuah VLAN dan memberikan nama pada VLAN tersebut. Dengan VTP, user dapat
membuat VLAN 3 dan memberikan namanya pada salah satu switch, dan ke-sembilan
switch yang lain akan otomatis membuat VLAN 3 sekaligus namanya.
VTP mendefinisikan protokol pertukaran informasi pada layer 2 yang dipakai switch
untuk saling bertukar informasi konfigurasi VLAN. Saat salah satu switch merubah
konfigurasi VLAN nya, dengan kata lain, menambah, mengedit, atau menghapus salah
satu VLAN, VTP akan membuat switch-switch yang lain melakukan sinkronisasi pada
VLAN konfigurasinya.
Setiap switch akan menggunakan salah satu dari 3 mode VTP: server mode, client
mode, or transparent mode. Untuk memanfaatkan fitur VTP, engineer harus menge-set
salah satu switch-nya menjadi server mode dan switch sisanya yang lain sebagai client
mode. Kemudian, Konfigurasi VLAN dilakukan pada switch server dan switch-switch
lain yang berada pada client mode akan menyesuaikan konfigurasinya dengan server.
Switch yang berada pada client mode tidak bisa merubah konfigurasi VLAN nya.
Sedangkan transparent mode, memungkinkan switch untuk tetap saling bertukar
Ahmad Haris_13507134018
informasi konfigurasi VLAN, namun switch pada transparent mode itu sendiri tidak ikut
melakukan sinkronisasi.
Agar fitur VTP berjalan, Cisco IOS membutuhkan 3 hal berikut :
• Link yang digunakan antar switch harus diset sebagai VLAN trunk (ISL atau
802.1Q).
• Switch-switch tersebut harus memiliki VTP domain name yang sama.
• Jika dikonfigur pada lebih dari 1 switch, maka switch-switch tersebut harus memiliki
password yang sama.
Inter V-LAN Routing
Satu VLAN adalah satu broadcast domain, sehingga satu buah komputer di sebuah
VLAN tidak dapat terkoneksi dengan komputer yang berbeda VLAN. Agar komputer
yang berbeda VLAN dapat terkoneksi maka dibutuhkan perangkat layer 3 yaitu router.
Persyaratan router yang dapat dipakai untuk routing VLAN adalah router tersebut harus
bisa dibuat trunking ke switch. Oleh karena itu, router-nya harus tersedia interface
fastethernet, selain itu IOS untuk router tersebut juga harus mendukung trunking. Cirinya
adalah interface-nya bisa dibuat subinterface, dan mendukung enkapsulasi ISL serta
DOT1Q. Inter-VLAN routing adalah proses mem-forward traffic network dari satu
VLAN ke VLAN lain menggunakan router. VLAN diasosiasikan dengan ip subnet yang
unik pada network. Konfigurasi subnet akan memfasilitasi proses routing pada
lingkungan beberapa VLAN. Ketika kita menggunakan router untuk memfasilitasi
interVLAN routing, interface pada router dapat dihubungkan dengan VLAN yang
berbeda. Setiap device pada VLAN tersebut mengirimkan traffic melalui router untuk
mencapai VLAN lain. Secara tradisional LAN routing menggunakan router dengan
beberapa interface physical. Setiap interface harus dihubungkan dengan network yang
berbeda dan dikonfigurasikan dengan subnet yang berbeda. Dalam network tradisional
yang menggunakan beberapa VLAN, untuk mensegmentasi network traffic menjadi
broadcast domain logical, routing ditunjukkan dengan menghubungkan interface
physical router yang berbeda ke port physical switch yang berbeda pula. Port switch
terhubung dengan router dalam mode interface port. Setiap router interface kemudian
dapat menerima traffic dari VLAN yang telah diasosiasikan dengan switch interface yang
Ahmad Haris_13507134018
terhubung, dan traffic dapat di routing ke VLAN lain yang terhubung dengan interface
lain.
Inter-VLAN routing secara tradisional mengharuskan beberapa interface physical
pada kedua router dan switch. Bagaimanapun juga, tidak semua konfigurasi inter-VLAN
routing mengharuskan beberapa physical interface. Beberapa router software
memperbolehkan konfigurasi router sebagai link trunk. Hal ini membuka kemungkinan
terjadinya inter-VLAN routing.
Router on a stick adalah salah satu jenis konfigurasi router yang mana sebuah
interface physical me-routing traffic antara beberapa VLAN pada network. Router
interface dikonfigurasikan untuk beroperasi sebagai link trunk dan terhubung dengan
sebuah port switch dalam mode trunk. Router menunjukkan inter-VLAN routing dengan
menerima traffic VLAN yang telah di tag pada interface trunk dari switch dan secara
internal me-routing antar VLAN menggunakan sub-interface. Kemudian router akan
memforward traffic VLAN yang di tag menuju VLAN tujuan pada interface physical
yang sama. Sub-interface adalah beberapa interface virtual yang diasosiasikan dengan
interface physical. Sub-interface ini dikonfigurasikan dengan software pada router yang
secara independent dikonfigurasikan dengan ip address dan VLAN untuk beroperasi pada
VLAN tertentu. Sub-interface dikonfigurasikan untuk beberapa subnet yang berbeda
namun berhubungan dengan VLAN lain yang memfasilitasi routing secara logical
sebelum frame data di tag VLAN dan dikirimkan ke physical interface.
Static Routing
Static routing adalah pembuatan dan peng-update-an routing table secara manual.
Staric routing tidak akan merubah informasi yang ada pada table routing secara otomatis,
sehingga administrator harus melakukan merubah secara manual apabila topologi
jaringan berubah.
Beberapa keuntungan dari static routing:
• Pemeliharan bandwidth network karena peng-update-an informasi router
membutuhkan broadcasts yang terus menerus.
Ahmad Haris_13507134018
• Keamanan metwork karena static routing hanya mengandung informasi yang telah
dimasukkan secara manual.
• Static routing mengkonsumsi sangat kecil dari memory router.
Beberapa kerugian dari static routing:
• Tidak ada tolerasi kesalahan. Jika suatu router down, maka static tidak akan
memperbaharui informasi dan tidak akan menginformasikan ke router yang lain.
• Pengembangan network. Jika suatu network ditambah atau dipindahkan maka static
routing harus diperbaharui oleh administrator.
Pembatasan static router dapat menjadi keuntungan apabila untuk sampai pada tujuan
hanya melalui satu router. Stub network adalah pencapaian network tujuan hanya denga
satu jalur.
Static routing merupakan rute yang secara manual dimasukan oleh sang Administrator
kedalam konfigurasi devices untuk mendefinisikan lewat interface mana sebuah paket
dengan suatu tujuan akan dilewatkan.
Apa yang di defenisikan dalam static routing ?
- Network tujuan
- Subnet Mask
- Gateway atau interface yang di tunjuk untuk melewati packet tersebut
- Metric (digunakan untuk membandingkan tingkat kredibilitas suatu path bila terdapat
lebih dari 1 rute untuk suatu destination yang sama)
Pada sistem operasi windows kita dapat mendefinisikan static routing dengan perintah
“route ADD <network tujuan> MASK <network mask> <gateway> METRIC <metric
value > IF <interface number>
Ahmad Haris_13507134018
Untuk bisa melihat routing static yang terdapat pada komputer kita dengan mengetikkan
perintah “route print” pada command prompt
atau kita juga bisa memasukan perintah route /? untuk melihat available command untuk
perintah route
Contoh route print pada salah satu server windows.
Static routing ini juga dapat digunakan paka komputer server yang mempunyai lebih dari
satu Network Interface Card (NIC), dimana server tersebut terhubung ke network
segment yang berbeda.
Pada router cisco, static routing dapat didefinisikan dengan perintah : ip
route <network_tujuan> <subnet_mask> <gateway> name <deskripsi>
Static routing merupakan bentuk yang simple dari routing, tapi diperlukan proses manual
dalam mendefine static routing tersebut ke perangkat jaringan.
Ahmad Haris_13507134018
static routing digunakan pada network yang hanya mempunya sedikit perangkat dan sifat
rute nya tetap (sangat jarang untuk berubah). Static routing juga tidak dapat menangani
perpindahan rute secara otomatis bila rute yang didefinisikan sebelumnya mengalami
kegagalan jaringan (link failure). Perpindahan rute ini tidak bisa otomatis dikarenakan
sang administrator harus mengkonfigurasi lagi secara manual untuk mengupdate
konfigurasi dengan rute yang baru.
Jadi kesimpulannya routing static tidak cocok untuk network yang perangkatnya cukup
lumayan banyak dan diinginkan perubahan rute dapat dilakukan otomatis oleh perangkat
jaringan bila terjadi link failure.
4. Alat dan Bahan
1. Software Cisco Packet Tracer 5.3.
2. PC/Laptop.
5. Langkah Kerja
1. Inter-VLAN Routing
a. Membuat jaringan VLAN Administrasi.
b. Melakukan konfigurasi IP Address VLAN Administrasi dengan network
192.168.1.0/24. Berikut adalah contoh konfigurasi IP Address pada salah satu
komputer dalam jaringan tersebut.
Ahmad Haris_13507134018
c. Membuat jaringan VLAN Management.
d. Melakukan konfigurasi IP Address VLAN Management dengan network
192.168.2.0/24. Berikut adalah contoh konfigurasi IP Address pada salah satu
komputer dalam jaringan tersebut.
e. Melakukan konfigurasi switch VLAN.
1) Membuat VLAN 2 dengan nama VLAN Administrasi, dan VLAN 3 dengan
nama VLAN Management.
Switch>enable
Switch#configure terminal
Switch(config)#vlan 2
Switch(config-vlan)#name Administrasi
Switch(config-vlan)#exit
Switch(config)#vlan 3
Ahmad Haris_13507134018
Switch(config-vlan)#name Management
Switch(config-vlan)#exit
Switch(config)#exit
Untuk membuat VLAN, selain dengan metode CLI di atas, dapat juga
menggunakan metode GUI.
2) Melakukan konfigurasi interface pada switch.
Switch(config)#interface range fa0/1-3
Switch(config-if-range)#switchport mode access
Switch(config-if-range)#switchport access vlan 2
Switch(config-if-range)#exit
Switch(config)#interface range fa0/4-6
Switch(config-if-range)#switchport mode access
Switch(config-if-range)#switchport access vlan 3
Switch(config-if-range)#exit
f. Menambahkan sebuah router pada switch interface 24 dan interface
FastEthernet0/0 pada router.
Ahmad Haris_13507134018
Melakukan konfigurasi pada switch interface 24 pada mode trunk.. Switch>enable
Switch#configure terminal
Switch(config)#interface fa0/24
Switch(config-if)#switchport mode trunk
Switch(config-if)#exit
Switch(config)#exit
g. Melakukan konfigurasi pada router. Router>enable
Router#configure terminal
Router(config)#interface FastEthernet0/0
Router(config-if)#no shutdown
Router(config-if)#interface FastEthernet0/0.2
Router(config-subif)#encapsulation dot1Q 2
Router(config-subif)#ip address 192.168.1.254 255.255.255.0
Router(config-subif)#exit
Router(config)#interface FastEthernet0/0.3
Router(config-subif)#encapsulation dot1Q 3
Router(config-subif)#ip address 192.168.2.254 255.255.255.0
Router(config-subif)#exit
Router(config)#exit
h. Melakukan pengecekan koneksi menggunakan ping.
Ahmad Haris_13507134018
2. Static Routing
a. Membuat jaringan seperti pada gambar berikut.
No. Destination Netmask Gateway Status Keterangan
/24 * Direct Connection Otomatis
/24 * Direct Connection Otomatis
3 192.168.3.0 /24 Indirect Connection Ditambahkan
Tabel 1. Tabel Routing Router0
No. Destination Netmask Gateway Status Keterangan
/24 * Direct Connection Otomatis
Ahmad Haris_13507134018
/24 * Direct Connection Otomatis
3 192.168.1.0 /24 192.168.2.254 Indirect Connection Ditambahkan
Tabel 2. Tabel Routing Router1
b. Melakukan konfigurasi IP Address pada komputer masing-masing divisi.
c. Konfigurasi Router
1) Router0 Router>enable
Router#configure terminal
Router(config)#interface fa0/0
Router(config-if)#no shutdown
Router(config-if)#ip address 192.168.1.254 255.255.255.0
Router(config-if)#exit
Router(config)#interface fa0/1
Router(config-if)#no shutdown
Router(config-if)#ip address 192.168.2.254 255.255.255.0
Router(config-if)#exit
Router(config)#ip route 192.168.3.0 255.255.255.0 192.168.2.253 Router(config)#exit
2) Router1 Router>enable
Router#configure terminal
Router(config)#interface fa0/0
Router(config-if)#no shutdown
Router(config-if)#ip address 192.168.3.254 255.255.255.0
Ahmad Haris_13507134018
Router(config-if)#exit
Router(config)#interface fa0/1
Router(config-if)#no shutdown
Router(config-if)#ip address 192.168.2.253 255.255.255.0
Router(config-if)#exit
Router(config)#ip route 192.168.1.0 255.255.255.0 192.168.2.254
Router(config)#exit
Selain menggunakan metode CLI seperti di atas, melakukan konfigurasi
terhadap router juga dapat dilakukan dengan metode GUI seperti pada
gambar berikut.
Ahmad Haris_13507134018
d. Melakukan pengecekan menggunakan ping.
6. Tugas Diskusi
1. Bisakah ke-9 komputer tersebut dapat saling berkomunikasi?
a. Jika ya, buatlah jaringan seperti berikut ini, tuliskan secara detail konfigurasinya
dan buatlah tabel routing-nya secara lengkap.
b. Jika tidak, jelaskan secara detail alasan logis menurut kelompok Anda untuk
memperkuat argument tersebut.
Ahmad Haris_13507134018
Jawab:
Ke-9 komputer tersebut dapat saling berkomunikasi, berikut ini detail konfigurasi dan
tabel routing-nya: 1) Menyusun table routing
Router0 Destination Netmask Gateway Interface Keterangan
192.168.1.0 /24 * Fa0/0 Direct Connection
192.168.2.0 /24 * Fa0/1 Direct Connection
192.168.3.0 /24 192.168.2.253 Fa0/1 Indirect Connection
192.168.4.0 /24 * Eth0/0/0 Direct Connection
192.168.5.0 /24 192.168.2.253 Fa0/1 Indirect Connection
192.168.5.0 /24 192.168.4.253 Fa0/1 Indirect Connection
Router1 Destination Netmask Gateway Interface Keterangan
192.168.1.0 /24 192.168.2.254 Fa0/1 Indirect Connection
192.168.2.0 /24 * Fa0/1 Direct Connection
192.168.3.0 /24 * Fa0/0 Direct Connection
192.168.4.0 /24 * Eth0/0/0 Direct Connection
192.168.5.0 /24 192.168.4.253 Fa0/1 Indirect Connection
Router2
Ahmad Haris_13507134018
Destination Netmask Gateway Interface Keterangan
192.168.1.0 /24 192.168.4.254 Eth0/0/0 Indirect Connection
192.168.1.0 /24 192.168.2.254 Fa0/1 Indirect Connection
192.168.2.0 /24 * Fa0/1 Direct Connection
192.168.3.0 /24 192.168.4.254 Eth0/0/0 Indirect Connection
192.168.4.0 /24 * Fa0/1 Direct Connection
192.168.5.0 /24 * Fa0/0 Direct Connection
2) Rangkai router, switch dan komputer seperti gambar berikut. Device yang sama
dihubungkan dengan kabel Cross Over sedangkan device yang berbeda
disambungkan dengan kabel Straight.
3) Set IP masing-masing komputer sesuai dengan gambar berikut:
Ahmad Haris_13507134018
Ahmad Haris_13507134018
4) Konfigurasi router
a) Router0 Router# enable
Router# configure terminal
Router(config)# interface fa0/0 (mendaftarkan interface fa0/0)
Router(config)# no shutdown
Router(config-if)# ip address 192.168.1.254 255.255.255.0
(mendaftarkan ip address fa0/0)
Router(config-if)# exit
Router(config)# interface fa0/1 (mendaftarkan interface fa0/1)
Router(config)# no shutdown
Router(config-if)# ip address 192.168.2.254 255.255.255.0
(mendaftarkan ip address fa0/1)
Router(config-if)# exit
Router(config)# ip route 192.168.3.0 255.255.255.0 192.168.2.253
(mendaftarkan table routing dengan tags “network” “mask” “next hop”)
Router(config)# ip route 192.168.5.0 255.255.255.0 192.168.4.253
(mendaftarkan table routing dengan tags “network” “mask” “next hop”)
Router(config)# ip route 192.168.5.0 255.255.255.0 192.168.2.253
(mendaftarkan table routing dengan tags “network” “mask” “next hop”)
Router(config)# exit
b) Router1 Router# enable
Router# configure terminal
Router(config)# interface FastEthernet0/0 (mendaftarkan interface
FastEthernet 0/0)
Router(config)# no shutdown
Router(config-if)# ip address 192.168.3.254 255.255.255.0
(mendaftarkan ip address FastEthernet 0/0)
Router(config-if)# exit
Router(config)# interface FastEthernet0/1 (mendaftarkan interface
FastEthernet0/1)
Router(config)# no shutdown
Router(config-if)# ip address 192.168.2.253 255.255.255.0
(mendaftarkan ip address FastEthernet0/1)
Router(config-if)# exit
Router(config)# interface Ethernet0/0/0 (mendaftarkan interface
Ethernet0/0/0)
Router(config)# no shutdown
Router(config-if)# ip address 192.168.4.254 255.255.255.0
(mendaftarkan ip address Ethernet0/0/0)
Router(config-if)# exit
Ahmad Haris_13507134018
Router(config)# ip route 192.168.1.0 255.255.255.0 192.168.2.254
(mendaftarkan table routing dengan tags “network” “mask” “next hop”)
Router(config)# ip route 192.168.5.0 255.255.255.0 192.168.4.253
(mendaftarkan table routing dengan tags “network” “mask” “next hop”) Router(config)# exit
c) Router2 Router# enable
Router# configure terminal
Router(config)# interface fa0/0 (mendaftarkan interface fa0/0)
Router(config)# no shutdown
Router(config-if)# ip address 192.168.5.254 255.255.255.0
(mendaftarkan ip address fa0/0)
Router(config-if)# exit
Router(config)# interface fa0/1 (mendaftarkan interface fa0/1)
Router(config)# no shutdown
Router(config-if)# ip address 192.168.4.253 255.255.255.0
(mendaftarkan ip address fa0/1)
Router(config-if)# exit
Router(config)# ip route 192.168.3.0 255.255.255.0 192.168.4.254
(mendaftarkan table routing dengan tags “network” “mask” “next hop”)
Router(config)# ip route 192.168.1.0 255.255.255.0 192.168.2.254
(mendaftarkan table routing dengan tags “network” “mask” “next hop”)
Router(config)# ip route 192.168.1.0 255.255.255.0 192.168.4.254
(mendaftarkan table routing dengan tags “network” “mask” “next hop”) Router(config)#
exit
5) Kemudian lakukan pengecekan koneksi dengan ping.
Ahmad Haris_13507134018
Seperti gambar di atas, untuk pengecekan pertama kali akan muncul „Request
timed out‟ dikarenakan dibutuhkan waktu untuk pemrosesannya. Selain dengan
ping, pengecekan juga dapat dilakukan dengan Simple PDU. Caranya klik pada
Add Simple PDU (tanda biru), misal akan dilakukan pengecekan PC0 dengan PC7
maka tinggal klik PC0 kemudian klik PC7, hasilnya akan ada dibawah seperti
yang ditunjukkan tanda merah di gambar berikut:
Ahmad Haris_13507134018
Seperti halnya pengecekan dengan ping, pengecekan pertama dengan PDU juga
akan gagal. Maka coba lagi sampai setidaknya 3 kali pengecekan. 6) Selesai
2. Bisakah ke-18 komputer tersebut dapat saling berkomunikasi?
a. Jika ya, buatlah jaringan seperti berikut ini, tuliskan secara detail konfigurasinya
dan buatlah table routing-nya secara lengkap.
b. Jika tidak, jelaskan secara detail alasan logis menurut kelompok Anda untuk
memperkuat argument tersebut.
Jawab:
Ahmad Haris_13507134018
Ke-18 komputer tersebut dapat saling berkomunikasi, berikut ini detail konfigurasi
dan tabel routing-nya:
1) Menyusun table routing
Router0 Destination Netmask Gateway Interface Keterangan
192.168.1.0 /24 * Fa0/0 Direct Connection
192.168.2.0 /24 * Fa0/1 Direct Connection
192.168.3.0 /24 192.168.2.253 Fa0/1 Indirect Connection
192.168.4.0 /24 * Fa0/0 Direct Connection
192.168.5.0 /24 192.168.2.253 Fa0/1 Indirect Connection
192.168.5.0 /24 192.168.4.253 Fa0/1 Indirect Connection
Router1 Destination Netmask Gateway Interface Keterangan
192.168.1.0 /24 192.168.2.254 Fa0/1 Indirect Connection
192.168.2.0 /24 * Fa0/1 Direct Connection
192.168.3.0 /24 * Eth0/0/0 Direct Connection
192.168.4.0 /24 * Fa0/0 Direct Connection
192.168.5.0 /24 192.168.4.253 Fa0/1 Indirect Connection
Router2 Destination Netmask Gateway Interface Keterangan
192.168.1.0 /24 192.168.4.254 Fa0/0 Indirect Connection
192.168.1.0 /24 192.168.2.254 Fa0/1 Indirect Connection
192.168.2.0 /24 * Fa0/1 Direct Connection
192.168.3.0 /24 192.168.4.254 Fa0/0 Indirect Connection
192.168.4.0 /24 * Fa0/1 Direct Connection
192.168.5.0 /24 * Fa0/0 Direct Connection
Ahmad Haris_13507134018
2) Rangkai router, switch dan komputer seperti gambar berikut. Device yang sama
dihubungkan dengan kabel Cross Over sedangkan device yang berbeda
disambungkan dengan kabel Straight.
3) Set IP masing-masing komputer sesuai dengan keterangan di gambar berikut:
Ahmad Haris_13507134018
4) Konfigurasi router
a) Router0
Ahmad Haris_13507134018
Router# enable
Router# configure terminal
Router(config)# interface fa0/0 (mendaftarkan interface fa0/0)
Router(config)# no shutdown
Router(config-if)# ip address 192.168.1.254 255.255.255.0
(mendaftarkan ip address fa0/0)
Router(config-if)# exit
Router(config)# interface fa0/1 (mendaftarkan interface fa0/1)
Router(config)# no shutdown
Router(config-if)# ip address 192.168.2.254 255.255.255.0
(mendaftarkan ip address fa0/1)
Router(config-if)# exit
Router(config)# ip route 192.168.3.0 255.255.255.0 192.168.2.253
(mendaftarkan table routing dengan tags “network” “mask” “next hop”)
Router(config)# ip route 192.168.5.0 255.255.255.0 192.168.2.253
(mendaftarkan table routing dengan tags “network” “mask” “next hop”)
Router(config)# ip route 192.168.5.0 255.255.255.0 192.168.4.253
(mendaftarkan table routing dengan tags “network” “mask” “next hop”)
Router(config)# exit
b) Router1 Router# enable
Router# configure terminal
Router(config)# interface FastEthernet0/0 (mendaftarkan interface
FastEthernet 0/0)
Router(config)# no shutdown
Router(config-if)# ip address 192.168.4.254 255.255.255.0
(mendaftarkan ip address FastEthernet 0/0)
Router(config-if)# exit
Router(config)# interface FastEthernet0/1 (mendaftarkan interface
FastEthernet0/1)
Router(config)# no shutdown
Router(config-if)# ip address 192.168.2.253 255.255.255.0
(mendaftarkan ip address FastEthernet0/1)
Router(config-if)# exit
Router(config)# interface Ethernet0/0/0 (mendaftarkan interface
Ethernet0/0/0)
Router(config)# no shutdown
Router(config-if)# ip address 192.168.3.254 255.255.255.0
(mendaftarkan ip address Ethernet0/0/0)
Router(config-if)# exit
Router(config)# ip route 192.168.1.0 255.255.255.0 192.168.2.254
Ahmad Haris_13507134018
(mendaftarkan table routing dengan tags “network” “mask” “next hop”) Router(config)# ip route 192.168.5.0 255.255.255.0 192.168.4.253
(mendaftarkan table routing dengan tags “network” “mask” “next hop”)
Router(config)# exit
c) Router2 Router# enable
Router# configure terminal
Router(config)# interface fa0/0 (mendaftarkan interface fa0/0)
Router(config)# no shutdown
Router(config-if)# ip address 192.168.5.254 255.255.255.0
(mendaftarkan ip address fa0/0)
Router(config-if)# exit
Router(config)# interface fa0/1 (mendaftarkan interface fa0/1)
Router(config)# no shutdown
Router(config-if)# ip address 192.168.4.253 255.255.255.0
(mendaftarkan ip address fa0/1)
Router(config-if)# exit
Router(config)# ip route 192.168.3.0 255.255.255.0 192.168.4.254
(mendaftarkan table routing dengan tags “network” “mask” “next hop”) Router(config)# ip
route 192.168.1.0 255.255.255.0 192.168.4.254
(mendaftarkan table routing dengan tags “network” “mask” “next hop”) Router(config)# ip
route 192.168.1.0 255.255.255.0 192.168.2.254
(mendaftarkan table routing dengan tags “network” “mask” “next hop”)
Router(config)# exit
5) Konfigurasi switch (switch0, switch1, switch2), pada semua interface setting
dengan mode „trunk‟
Ahmad Haris_13507134018
6) Kemudian lakukan pengecekan koneksi dengan ping atau dengan Simple PDU.
Ahmad Haris_13507134018
Seperti gambar di atas, untuk pengecekan pertama kali akan muncul „Request
timed out‟ (dengan ping) atau „failed‟ (dengan PDU) dikarenakan dibutuhkan
waktu untuk pemrosesannya.
Ahmad Haris_13507134018
7) Selesai
7. Permasalahan dan Troubleshooting
Pada praktikum tentang Inter-VLAN Routing dan Static Routing dengan hanya
menggunakan dua router, tidak ditemukan masalah yang berarti. Namun, ketika sudah
mulai membuat jaringan dengan menggunakan tiga buah router, permasalahan mulai
muncul, yaitu bagaimana cara agar ketiga router bisa berkomunikasi.
Permasalahan pertama adalah karena pada router dengan nomor seri 1841 hanya
terdapat dua buah port, sementara port yang akan digunakan berjumlah tiga buah. Untuk
mengatasi masalah ini, kita dapat menyelesaikannya dengan cara mengklik pada router
tersebut, lalu masuk ke tab Physical. Setelah itu, kita akan menemukan beberapa tombol,
dan gambar interface sebuah router. Pertama, kita matikan atau turn off router tersebut
dengan mengklik pada tombol on-off. Kedua, kita klik pada tombol yang bertuliskan
WIC-1NET yang terdapat pada bagian sebelah kiri. Ketiga, lihat di bagian kanan bawah,
terdapat gambar port. Drag and drop gambar port tersebut ke ruang kosong diantara
interface router tadi (letaknya disebelah kiri tombol on-off). Terakhir, nyalakan kembali
router tersebut dengan mengklik pada tombol on-off nya samapi berwarna hijau kembali.
Dan sekarang, router kita tadi sudah memiliki satu port tambahan.
Permasalahan kedua adalah tidak dapat terhubunganya jaringan pada router
pertama dengan router ketiga. Tandanya adalah, ketika dilakukan ping, komputer yang
dimaksud tidak memberikan respon atau terdapat tulisan Request timed out.Hal tersebut
terjadi dikarenakan adanya jalur yang belum melakukan perizinan untuk melewati
gateway untuk menuju destination yang dimaksud. Untuk menyelesaikan permasalahan
ini, kita diharuskan untuk mengecek lagi jalur-jalur yang akan digunakan, jangan sampai
ada yang terlewat. Kemudian kita set jalur tersebut di dalam router dengan melihat table
routing yang ada. Setelah yakin semua jalur telah terkonfigurasi, kita coba ping ulang
untuk pengetesan, maka hasilnya antara network di router pertama dan ketiga bisa
terhubung.
8. Kesimpulan
1. Dengan VLAN, switch bisa meletakkan beberapa interface ke dalam satu
broadcast domain dan beberapa interface yang lain ke dalam broadcast domain
Ahmad Haris_13507134018
lain yang berbeda, sehingga tercipta multiple broadcast domain. Masing-masing
broadcast domain yang dibuat oleh switch inilah yang kita sebut sebagai Virtual
LAN (VLAN).
2. Saat menyertakan konsep VLAN dalam mendesain sebuah network, perlu diingat
bahwa komputer-komputer yang berada dalam satu VLAN haruslah berada pada
subnet yang sama. Dengan demikian, komputer-komputer yang berada pada
VLAN yang berbeda haruslah berada pada subnet yang berbeda pula.
3. Inter-VLAN routing adalah proses mem-forward traffic network dari satu VLAN
ke VLAN lain menggunakan router. VLAN diasosiasikan dengan ip subnet yang
unik pada network. Konfigurasi subnet akan memfasilitasi proses routing pada
lingkungan beberapa VLAN. Ketika kita menggunakan router untuk memfasilitasi
inter-VLAN routing, interface pada router dapat dihubungkan dengan VLAN
yang berbeda. Setiap device pada VLAN tersebut mengirimkan traffic melalui
router untuk mencapai VLAN lain.
4. Static routing adalah pembuatan dan peng-update-an routing table secara manual.
Staric routing tidak akan merubah informasi yang ada pada table routing secara
otomatis, sehingga administrator harus melakukan merubah secara manual apabila
topologi jaringan berubah.
9. Daftar Pustaka
http://www.vembazax.com/2012/01/25/static - routing - vs - dynamic - routing.xml
http://www.diwarta.com/926/mengenal - dan - pengertian - routing - beserta - static - routing -
protocol/
http://www.pekoktenan.wordpress.com/2009/03/23/
konsep - vlan/
Ahmad Haris_13507134018