Upload
desi-nilawati
View
90
Download
1
Embed Size (px)
DESCRIPTION
laporan ini merupakan laporan pratikum instalasi dan jaringan
Citation preview
LAPORAN PRATIKUM
INSTALASI DAN JARINGAN KOMPUTER
Laporan 3 (jobsheet 3)
Topik : Konfigurasi Jaringan
Judul : Subnetting
Oleh
DESI NILAWATI
1102636
PRODI PENDIDIKAN TEKNIK INFORMATIKA
JURUSAN ELEKTRONIKA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2013
A. Tujuan
1. Mahasiswa diharapkan memahami fungsi dan peranan protokol pada
jaringan komputer.
2. Mahasiswa diharapkan mampu melakukan pengalamatan (IP Address)
pada komputer jaringan.
3. Mahasiswa dapat melakukan pengaturan Subnet mask pada jaringan lokal.
4. Mahasiswa dapat memahami fungsi Subnetting pada jaringan komputer.
B. Alat dan Bahan
1. Personal Computer
2. LAN Card / NIC
3. Switch / Hub
4. Kabel Ethernet Straigh / Througt
C. Teori pendukung
Subnet mask
Subnet mask adalah istilah yang mengacu kepada angka biner 32 bit yang
digunakan untuk membedakan network ID dengan host ID, menunjukkan
letak suatu host, apakah berada di jaringan lokal atau jaringan luar.
Gambar 1. Cara konfigurasi IP address dan Subnet mask
Penggunaan sebuah subnet mask yang disebut address mask sebagai sebuah nilai
32-bit yang digunakan untuk membedakan network identifier dari host
identifier di dalam sebuah alamat IP. Bit-bit subnet mask yang didefinisikan,
adalah sebagai berikut:
Semua bit yang ditujukan agar digunakan oleh network identifier diset ke
nilai 1.
Semua bit yang ditujukan agar digunakan oleh host identifier diset ke nilai 0.
Setiap host di dalam sebuah jaringan yang menggunakan TCP/IP membutuhkan
sebuah subnet mask meskipun berada di dalam sebuah jaringan dengan satu
segmen saja, baik subnet mask default (yang digunakan ketika memakai
network identifier berbasis kelas) ataupun subnet mask yang dikustomisasi
(yang digunakan ketika membuat sebuah subnet atau supernet) harus
dikonfigurasikan di dalam setiap node TCP/IP. Ada dua metode yang dapat
digunakan untuk merepresentasikan subnet mask, yakni:
Notasi Desimal Bertitik
Notasi Panjang Prefiks Jaringan
Desimal Bertitik
Sebuah subnet mask biasanya diekspresikan di dalam notasi desimal bertitik (dotted
decimal notation), seperti halnya alamat IP. Setelah semua bit diset sebagai bagian
network identifier dan host identifier, hasil nilai 32-bit tersebut akan
dikonversikan ke notasi desimal bertitik. Perlu dicatat, bahwa meskipun
direpresentasikan sebagai notasi desimal bertitik, subnet mask bukanlah sebuah
alamat IP.
Subnet mask default dibuat berdasarkan kelas-kelas alamat IP dan digunakan di
dalam jaringan TCP/IP yang tidak dibagi ke alam beberapa subnet. Tabel di
bawah ini menyebutkan beberapa subnet mask default dengan menggunakan notasi
desimal bertitik.
Formatnya adalah:
alamat IP www.xxx.yyy.zzz
subnet mask www.xxx.yyy.zzz
Kelas alamat Subnet mask (biner) Subnet mask (desimal)
Kelas A 11111111.00000000.00000000.00000000 255.0.0.0
Kelas B 11111111.11111111.00000000.00000000 255.255.0.0
Kelas C 11111111.11111111.11111111.00000000 255.255.255.0
Perlu diingat, bahwa nilai subnet mask default di atas dapat dikustomisasi
oleh administrator jaringan, saat melakukan proses pembagian jaringan (subnetting
atau supernetting). Sebagai contoh, alamat 138.96.58.0 merupakan sebuah
network identifier dari kelas B yang telah dibagi ke beberapa subnet dengan
menggunakan bilangan 8-bit. Kedelapan bit tersebut yang digunakan sebagai host
identifier akan digunakan untuk menampilkan network identifier yang telah dibagi
ke dalam subnet. Subnet yang digunakan adalah total 24 bit sisanya
(255.255.255.0) yang dapat digunakan untuk mendefinisikan custom network
identifier. Network identifier yang telah di-subnet-kan tersebut serta subnet mask
yang digunakannya selanjutnya akan ditampilkan dengan menggunakan notasi
sebagai berikut:
138.96.58.0, 255.255.255.0
Representasi panjang prefiks (prefix length) dari sebuah subnet mask
Karena bit-bit network identifier harus selalu dipilih di dalam sebuah bentuk yang
berdekatan dari bit-bit ordo tinggi, maka ada sebuah cara yang digunakan
untuk merepresentasikan sebuah subnet mask dengan menggunakan bit yang
mendefinisikan network identifier sebagai sebuah network prefix dengan
menggunakan notasi network prefix seperti tercantum di dalam tabel di bawah ini.
Notasi network prefix juga dikenal dengan sebutan notasi Classless Inter-Domain
Routing (CIDR).
Formatnya adalah sebagai berikut:
/<jumlah bit yang digunakan sebagai network identifier>
Kelas
alamat
Subnet mask (biner) Subnet mask
(desimal)
Prefix Length
Kelas A 11111111.00000000.00000000.00000000 255.0.0.0 /8
Kelas B 11111111.11111111.00000000.00000000 255.255.0.0 /16
Kelas C 11111111.11111111.11111111.00000000 255.255.255.0 /24
Sebagai contoh, network identifier kelas B dari 138.96.0.0 yang memiliki
subnet mask 255.255.0.0 dapat direpresentasikan di dalam notasi prefix length
sebagai 138.96.0.0/16.
Karena semua host yang berada di dalam jaringan yang sama menggunakan
network identifier yang sama, maka semua host yang berada di dalam
jaringan yang sama harus menggunakan network identifier yang sama yang
didefinisikan oleh subnet mask yang sama pula. Sebagai contoh, notasi
138.23.0.0/16 tidaklah sama dengan notasi 138.23.0.0/24, dan kedua jaringan
tersebut tidak berada di dalam ruang alamat yang sama. Network identifier
138.23.0.0/16 memiliki range alamat IP yang valid mulai dari 138.23.0.1
hingga 138.23.255.254; sedangkan network identifier 138.23.0.0/24 hanya
memiliki range alamat IP yang valid mulai dari 138.23.0.1 hingga 138.23.0.254.
Menentukan alamat Network Identifier
Untuk menentukan network identifier dari sebuah alamat IP dengan
menggunakan sebuah subnet mask tertentu, dapat dilakukan dengan menggunakan
sebuah operasi matematika, yaitu dengan menggunakan operasi logika
perbandingan AND (AND comparison). Di dalam sebuah AND comparison, nilai
dari dua hal yang diperbandingkan akan bernilai true hanya ketika dua item
tersebut bernilai true; dan menjadi false jika salah satunya false. Dengan
mengaplikasikan prinsip ini ke dalam bit-bit, nilai 1 akan didapat jika kedua
bit yang diperbandingkan bernilai 1, dan nilai 0 jika ada salah satu di antara nilai
yang diperbandingkan bernilai 0.
Cara ini akan melakukan sebuah operasi logika AND comparison dengan
menggunakan 32-bit alamat IP dan dengan 32-bit subnet mask, yang dikenal
dengan operasi bitwise logical AND comparison. Hasil dari operasi bitwise alamat
IP dengan subnet mask itulah yang disebut dengan network identifier.
Contoh:
Alamat IP 10000011 01101011 10100100 00011010 (131.107.164.026)
Subnet Mask 11111111 11111111 11110000 00000000 (255.255.240.000)
--------------------------------------------------------------- AND
Network ID 10000011 01101011 10100000 00000000 (131.107.160.000)
Subnetting Alamat IP kelas A
Tabel berikut berisi subnetting yang dapat dilakukan pada alamat IP dengan
network identifier kelas A.
Subnetting Alamat IP kelas B
Tabel berikut berisi subnetting yang dapat dilakukan pada alamat IP dengan
network identifier kelas B
Subnetting Alamat IP kelas C
Tabel berikut berisi subnetting yang dapat dilakukan pada alamat IP dengan
network identifier kelas C.
Variable-length Subnetting
Bahasan di atas merupakan sebuah contoh dari subnetting yang memiliki
panjang tetap (fixed length subnetting), yang akan menghasilkan beberapa
subjaringan dengan jumlah host yang sama. Meskipun demikian, dalam
kenyataannya segmen jaringan tidaklah seperti itu. Beberapa segmen jaringan
membutuhkan lebih banyak alamat IP dibandingkan lainnya, dan beberapa segmen
jaringan membutuhkan lebih sedikit alamat IP.
Jika proses subnetting yang menghasilkan beberapa subjaringan dengan
jumlah host yang sama telah dilakukan, maka ada kemungkinan di dalam segmen
segmen jaringan tersebut memiliki alamat-alamat yang tidak digunakan atau
membutuhkan lebih banyak alamat. Karena itulah, dalam kasus ini proses
subnetting harus dilakukan berdasarkan segmen jaringan yang dibutuhkan
oleh jumlah host terbanyak. Untuk memaksimalkan penggunaan ruangan
alamat yang tetap, subnetting pun diaplikasikan secara rekursif untuk
membentuk beberapa subjaringan dengan ukuran bervariasi, yang diturunkan
dari network identifier yang sama. Teknik subnetting seperti ini disebut juga
variable-length subnetting. Subjaringan-subjaringan yang dibuat dengan teknik ini
menggunakan subnet mask yang disebut sebagai Variable-length Subnet Mask
(VLSM).
Karena semua subnet diturunkan dari network identifier yang sama, jika
subnet-subnet tersebut berurutan (kontigu subnet yang berada dalam network
identifier yang sama yang dapat saling berhubungan satu sama lainnya), rute yang
ditujukan ke subnet-subnet tersebut dapat diringkas dengan menyingkat
network identifier yang asli.
Teknik variable-length subnetting harus dilakukan secara hati-hati sehingga
subnet yang dibentuk pun unik, dan dengan menggunakan subnet mask
tersebut dapat dibedakan dengan subnet lainnya, meski berada dalam network
identifer asli yang sama. Kehati-hatian tersebut melibatkan analisis yang lebih
terhadap segmensegmen jaringan yang akan menentukan berapa banyak segmen
yang akan dibuat dan berapa banyak jumlah host dalam setiap segmennya.
Dengan menggunakan variable-length subnetting, teknik subnetting dapat
dilakukan secara rekursif: network identifier yang sebelumnya telah di-subnet-kan,
di-subnet-kan kembali. Ketika melakukannya, bit-bit network identifier
tersebut harus bersifat tetap dan subnetting pun dilakukan dengan mengambil sisa
dari bitbit host.
VLSM (Variabel Length Subnet Mask) memungkinkan pembagian ruang IP
address secara rekrusif, contoh agregasi routingnya sebagai berikut :
D. Langkah kerja pratikum
1. Siapkan beberapa buah PC yang sudah terpasang NIC, kabel Ethernet straight-
trought dan switch/hub.
2. Hubungkan masing-masing PC ke switch/hub menggunakan kabel Ethernet
seperti gambar di bawah ini :
Sebelum menghubungkan ke switch kita perlu mematikan windows firewall
agar dalam proses ping dapat berjalan lancar. Cara mematikan windows firewall
adalah control panel >> network and sharing center, nanti pilih windows
firewall, seperti gambar berikut :
Pilih Turn Windows Firewall on or off ;
Lalu, off kan semuanya, seperti gambar berikut :
3. Lalu, lakukanlah pengaturan IP address dan subnet mask masing-masing PC,
sesuaikan dengan kebutuhan konfigurasi pada evaluasi dan penugasan di bagian
akhir jobsheet.
4. Pengaturan dapat dilakukan dengan cara mengklik control panel >> network
and internet >> network and sharing center >> pilih change adapter setting
seperti gambar berikut :
Maka akan muncul seperti gambar di bawah ini :
Klik kanan pada Local Area Connection seperti gambar di atas, lalu pilih
properties, maka akan muncul gambar seperti di bawah ini :
Klik ganda pada Internet Protocol Version 4 (TCP/IPv4), seperti gambar di atas.
5. Langkah selanjutnya, mengisi IP address dan subnet mask. Sebagai contoh,
komputer yang terhubung pada jaringan komputer saya adalah range IP address
192.168.1.4 dan menggunakan subnet mask 255.255.255.0.
6. Klik OK.
E. Evaluasi
1. Bentuk kelompok praktikum menjadi dua, masing-masing kelompok akan
membangun sebuah LAN. (dalam praktikum saya kelompok A Desi
Nilawati, Yeni Septiana, Cesilia Winastuti, M Rahimal, Ari Adiarman, Yumn
Jamilah).
2. Kelompok A membangun LAN (192.168.1.1 s/d 192.168.1.6), dengan subnet
mask 255.255.255.0
a. Konfigurasikan IP address dan subnet mask masing-masing PC.
b. Lakukanlah uji koneksi dari masing-masing PC ke PC yang lain dengan
menggunakan command ping, hasil percobaan :
No. Uji koneksi (ping) Respon
dari ke
1 192.168.1.4 192.168.1.1
192.168.1.2
192.168.1.3
192.168.1.5
192.168.1.6
Terhubung
Terhubung
Terhubung
Terhubung
Terhubung
c. Melalui command prompt DOS, ketik net view. Hasilnya sebagai berikut :
d. Kesimpulan : antara IP address 192.168.1.1 s/d 192.168.1.6 saling terhubung
sehingga bisa saling berkomunikasi atau saling sharing data.
3. Kelompok B membangun LAN (192.168.1.131 s/d 192.168.1.136) dengan
subnet mask 255.255.255.0. bukan kelompok saya (kelompok ini terdiri dari
Sari Rahmadina Anori, Fitria Intan Purwanti, Aldoni Adia, Dhiya Ulhaq,
Arfajrialdi, bang senior).
4. Lakukan penggabungan segmen jaringan A dan B, dan lakukan perubahan
konfigurasi terhadap jaringan yang telah di buat, sehingga terbentuk jaringan (
subnet mask 255.255.255.128).
a. Konfigurasikan IP address dan subnet mask masing-masing PC.
b. Lakukanlah test koneksi dari masing-masing PC ke PC yang lain dengan
menggunakan command ping, dan isikan tabel berikut :
No. Uji koneksi (ping) Respon
dari ke
1 192.168.1.4 192.168.1.1
192.168.1.2
192.168.1.3
192.168.1.5
192.168.1.6
192.168.1.131
192.168.1.132
192.168.1.133
192.168.1.134
192.168.1.135
192.168.1.136
Terhubung
Terhubung
Terhubung
Terhubung
Terhubung
Tidak terhubung
Tidak terhubung
Tidak terhubung
Tidak terhubung
Tidak terhubung
Tidak terhubung
c. Melalui command prompt DOS, ketik net view. Hasilnya sebagai berikut :
d. Kesimpulan : antara IP address 192.168.1.1 s/d 192.168.1.6 saling terhubung
tapi dengan IP address 192.168.1.131 s/d 192.168.1.136 tidak terhubung
karena untuk subnet mask 255.255.255.128 ini hanya bisa menghubungkan
untuk satu segmen jaringan saja yaitu segmen jaringan A.
5. Lakukanlah perubahan konfigurasi terhadap jaringan yang telahh dibuat,
sehingga terbentuk sebuah jaringan (subnet mask 255.255.255.0).
a. Konfigurasikan IP address dan subnet mask masing-masing PC.
b. Lakukanlah test koneksi dari masing-masing PC ke PC yang lain dengan
menggunakan command ping, dan isikan tabel berikut :
No. Uji koneksi (ping) Respon
dari ke
1 192.168.1.4 192.168.1.1
192.168.1.2
192.168.1.3
192.168.1.5
192.168.1.6
192.168.1.131
192.168.1.132
192.168.1.133
Terhubung
Terhubung
Terhubung
Terhubung
Terhubung
Terhubung
Terhubung
Terhubung
192.168.1.134
192.168.1.135
192.168.1.136
Terhubung
Terhubung
Terhubung
PC dengan IP address 192.168.1.135 tiba-tiba rusak…
c. Melalui command prompt DOS, ketik net view. Hasilnya sebagai berikut :
d. Kesimpulan : segmen jaringan A : 192.168.1.1 s/d 192.168.1.6 dan segmen
jaringan B : 192.168.1.131 s/d 192.168.1.136 terhubung, atau bisa dikatakan
semua IP address saling terhubung, karena subnet mask 255.255.255.0
fungsinya untuk menghubungkan/ mengkoneksikan segmen jaringan yang
berbeda yaitu menghubungkan segmen jaringan A dan B.
6. Lakukan penggabungan segmen jaringan A dan B, dan lakukan perubahan
konfigurasi terhadap jaringan yang telah di buat, sehingga terbentuk jaringan (
subnet mask 255.255.255.248).
a. Konfigurasikan IP address dan subnet mask masing-masing PC.
b. Lakukanlah test koneksi dari masing-masing PC ke PC yang lain dengan
menggunakan command ping, dan isikan tabel berikut :
No. Uji koneksi (ping) Respon
dari ke
1 192.168.1.4 192.168.1.1
192.168.1.2
192.168.1.3
192.168.1.5
192.168.1.6
192.168.1.131
192.168.1.132
192.168.1.133
192.168.1.134
192.168.1.135
192.168.1.136
Terhubung
Terhubung
Terhubung
Terhubung
Terhubung
Tidak terhubung
Tidak terhubung
Tidak terhubung
Tidak terhubung
Tidak terhubung
Tidak terhubung
c. Melalui command prompt DOS, ketik net view. Hasilnya sebagai
berikut :
d. Kesimpulan : untuk subnet mask 255.255.255.248 ini sama dengan
subnet mask 255.255.255.128 yaitu hanya menghubungkan segmen
jaringan A saja yaitu 192.168.1.1 s/d 192.168.1.6 (hanya bisa
menkoneksikan satu segmen jaringan).
7. Lakukan penggabungan segmen jaringan A dan B, dan lakukan perubahan
konfigurasi terhadap jaringan yang telah di buat, sehingga terbentuk jaringan (
subnet mask 255.255.255.252).
a. Konfigurasikan IP address dan subnet mask masing-masing PC untuk
subnet mask 255.255.255.252 ini tidak bisa di ubah, ketika mengubahnya
muncul gambar seperti di bawah ini :
Berarti untuk subnet mask 255.255.255.252 ini tidak valid pada komputer
saya, di komputer teman-teman yang lain juga tidak bisa, tapi ada juga
beberapa dari teman saya yang bisa di ubah subnet mask nya dengan
255.255.255.252. Karena ada masalah tersebut, jadi kita bisa
melanjutkannya. Seharusnya 255.255.255.252 valid karena memiliki 2 host,
seperti di jelaskan di bawah ini :
- 1111 1100 = 252 = 256-252 = 4
IP = 2 Host
- 1111 1110 = 254 = 256-254 = 2
IP = 0 Host
- 1111 1111 = 255 = 256-255 = 1
IP = -1 Host
Kelompok angka 254 & 255 tidak valid karena hanya memiliki 0 dan -1
host.
8. Jelaskan manfaat dan kegunaan subnet mask !
Subnet Mask fungsinya ada dua:
Untuk membedakan antara Network ID dengan Host ID
Untuk menentukan alamat tujuan paket data, apakah “local” atau
“remote”.
Subnet mask dapat juga digunakan untuk membuat suatu jaringan lebih tertata.
Secara default Subnet mask yang ada :
1. Kelas A 255.0.0.0
2. Kelas B 255.255.0.0
3. Kelas C 255.255.255.0
Subnet mask dapat juga diartikan sebagai penanda jaringan. Subnet juga dapat
digunakan untuk menentukan jumlah host suatu jaringan, contohnya jika IP
Address = 192.168.1.0 yang merupakan IP Kelas C, memiliki Subnet Mask
255.255.255.0, maka IP Address ini memiliki range IP sebanyak 254 host yang
artinya jaringan ini dapat menampung 254 komputer yang saling terhubung.
Jika kita menginginkan jaringan yang hanya mampu menampung host secara
terbatas, maka kita harus memodifikasi Subnet Mask IP tersebut. Caranya yakni
dengan mengubah nilai kelompok ke-4 Subnet Mask.