21
Penghitungan Subnetting, Siapa Takut? by Romi Satria Wahono Setelah anda membaca artikel Konsep Subnetting, Siapa Takut? dan memahami konsep Subnetting dengan baik. Kali ini saatnya anda mempelajari teknik penghitungan subnetting. Penghitungan subnetting bisa dilakukan dengan dua cara, cara binary yang relatif lambat dan cara khusus yang lebih cepat. Pada hakekatnya semua pertanyaan tentang subnetting akan berkisar di empat masalah: Jumlah Subnet, Jumlah Host per Subnet, Blok Subnet, dan Alamat Host- Broadcast. Penulisan IP address umumnya adalah dengan 192.168.1.2. Namun adakalanya ditulis dengan 192.168.1.2/24, apa ini artinya? Artinya bahwa IP address 192.168.1.2 dengan subnet mask 255.255.255.0. Lho kok bisa seperti itu? Ya, /24 diambil dari penghitungan bahwa 24 bit subnet mask diselubung dengan binari 1. Atau dengan kata lain, subnet masknya adalah: 11111111.11111111.11111111.00000000 (255.255.255.0). Konsep ini yang disebut dengan CIDR (Classless Inter-Domain Routing) yang diperkenalkan pertama kali tahun 1992 oleh IEFT. Pertanyaan berikutnya adalah Subnet Mask berapa saja yang bisa digunakan untuk melakukan subnetting? Ini terjawab dengan tabel di bawah: Subnet Mask Nilai CIDR 255.128.0. 0 /9 255.192.0. 0 /10 255.224.0. 0 /11 255.240.0. /12 Subnet Mask Nilai CIDR 255.255.240 .0 /20 255.255.248 .0 /21 255.255.252 .0 /22 255.255.254 /23 1

Penghitungan Subnetting

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Penghitungan Subnetting, Siapa Takut?by Romi Satria Wahono Setelah anda membaca artikel Konsep Subnetting, Siapa Takut? dan memahami konsep Subnetting dengan baik. Kali ini saatnya anda mempelajari teknik penghitungan subnetting. Penghitungan subnetting bisa dilakukan dengan dua cara, cara binary yang relatif lambat dan cara khusus yang lebih cepat. Pada hakekatnya semua pertanyaan tentang subnetting akan berkisar di empat masalah: Jumlah Subnet, Jumlah Host per Subnet, Blok Subnet, dan Alamat

Citation preview

Page 1: Penghitungan Subnetting

Penghitungan Subnetting, Siapa Takut?

by Romi Satria Wahono

Setelah anda membaca artikel Konsep Subnetting, Siapa Takut? dan memahami konsep Subnetting dengan baik. Kali ini saatnya anda mempelajari teknik penghitungan subnetting. Penghitungan subnetting bisa dilakukan dengan dua cara, cara binary yang relatif lambat dan cara khusus yang lebih cepat. Pada hakekatnya semua pertanyaan tentang subnetting akan berkisar di empat masalah: Jumlah Subnet, Jumlah Host per Subnet, Blok Subnet, dan Alamat Host- Broadcast.

Penulisan IP address umumnya adalah dengan 192.168.1.2. Namun adakalanya ditulis dengan 192.168.1.2/24, apa ini artinya? Artinya bahwa IP address 192.168.1.2 dengan subnet mask 255.255.255.0. Lho kok bisa seperti itu? Ya, /24 diambil dari penghitungan bahwa 24 bit subnet mask diselubung dengan binari 1. Atau dengan kata lain, subnet masknya adalah: 11111111.11111111.11111111.00000000 (255.255.255.0). Konsep ini yang disebut dengan CIDR (Classless Inter-Domain Routing) yang diperkenalkan pertama kali tahun 1992 oleh IEFT.

Pertanyaan berikutnya adalah Subnet Mask berapa saja yang bisa digunakan untuk melakukan subnetting? Ini terjawab dengan tabel di bawah:

Subnet Mask Nilai CIDR

255.128.0.0 /9

255.192.0.0 /10

255.224.0.0 /11

255.240.0.0 /12

255.248.0.0 /13

255.252.0.0 /14

255.254.0.0 /15

255.255.0.0 /16

255.255.128.0 /17

255.255.192.0 /18

255.255.224.0 /19

Subnet Mask Nilai CIDR

255.255.240.0 /20

255.255.248.0 /21

255.255.252.0 /22

255.255.254.0 /23

255.255.255.0 /24

255.255.255.128 /25

255.255.255.192 /26

255.255.255.224 /27

255.255.255.240 /28

255.255.255.248 /29

255.255.255.252 /30

 

SUBNETTING PADA IP ADDRESS CLASS C

Ok, sekarang mari langsung latihan saja. Subnetting seperti apa yang terjadi dengan sebuah NETWORK ADDRESS 192.168.1.0/26 ?

1

Page 2: Penghitungan Subnetting

Analisa: 192.168.1.0 berarti kelas C dengan Subnet Mask /26 berarti 11111111.11111111.11111111.11000000 (255.255.255.192).

Penghitungan: Seperti sudah saya sebutkan sebelumnya semua pertanyaan tentang subnetting akan berpusat di 4 hal, jumlah subnet, jumlah host per subnet, blok subnet, alamat host dan broadcast yang valid. Jadi kita selesaikan dengan urutan seperti itu:

1. Jumlah Subnet = 2x, dimana x adalah banyaknya binari 1 pada oktet terakhir subnet mask (2 oktet terakhir untuk kelas B, dan 3 oktet terakhir untuk kelas A). Jadi Jumlah Subnet adalah 22 = 4 subnet

2. Jumlah Host per Subnet = 2y – 2, dimana y adalah adalah kebalikan dari x yaitu banyaknya binari 0 pada oktet terakhir subnet. Jadi jumlah host per subnet adalah 26 – 2 = 62 host

3. Blok Subnet = 256 – 192 (nilai oktet terakhir subnet mask) = 64. Subnet berikutnya adalah 64 + 64 = 128, dan 128+64=192. Jadi subnet lengkapnya adalah 0, 64, 128, 192.

4. Bagaimana dengan alamat host dan broadcast yang valid? Kita langsung buat tabelnya. Sebagai catatan, host pertama adalah 1 angka setelah subnet, dan broadcast adalah 1 angka sebelum subnet berikutnya.

Subnet 192.168.1.0 192.168.1.64192.168.1.128

192.168.1.192

Host Pertama

192.168.1.1 192.168.1.65192.168.1.129

192.168.1.193

Host Terakhir

192.168.1.62

192.168.1.126

192.168.1.190

192.168.1.254

Broadcast

192.168.1.63

192.168.1.127

192.168.1.191

192.168.1.255

Kita sudah selesaikan subnetting untuk IP address Class C. Dan kita bisa melanjutkan lagi untuk subnet mask yang lain, dengan konsep dan teknik yang sama. Subnet mask yang bisa digunakan untuk subnetting class C adalah seperti di bawah. Silakan anda coba menghitung seperti cara diatas untuk subnetmask lainnya.

Subnet Mask Nilai CIDR

255.255.255.128 /25

255.255.255.192 /26

255.255.255.224 /27

255.255.255.240 /28

255.255.255.248 /29

255.255.255.252 /30

 

SUBNETTING PADA IP ADDRESS CLASS B

2

Page 3: Penghitungan Subnetting

Berikutnya kita akan mencoba melakukan subnetting untuk IP address class B. Pertama, subnet mask yang bisa digunakan untuk subnetting class B adalah seperti dibawah. Sengaja saya pisahkan jadi dua, blok sebelah kiri dan kanan karena masing-masing berbeda teknik terutama untuk oktet yang “dimainkan” berdasarkan blok subnetnya. CIDR /17 sampai /24 caranya sama persis dengan subnetting Class C, hanya blok subnetnya kita masukkan langsung ke oktet ketiga, bukan seperti Class C yang “dimainkan” di oktet keempat. Sedangkan CIDR /25 sampai /30 (kelipatan) blok subnet kita “mainkan” di oktet keempat, tapi setelah selesai oktet ketiga berjalan maju (coeunter) dari 0, 1, 2, 3, dst.

Subnet Mask Nilai CIDR

255.255.128.0 /17

255.255.192.0 /18

255.255.224.0 /19

255.255.240.0 /20

255.255.248.0 /21

255.255.252.0 /22

255.255.254.0 /23

255.255.255.0 /24

Subnet Mask Nilai CIDR

255.255.255.128 /25

255.255.255.192 /26

255.255.255.224 /27

255.255.255.240 /28

255.255.255.248 /29

255.255.255.252 /30

Ok, kita coba dua soal untuk kedua teknik subnetting untuk Class B. Kita mulai dari yang menggunakan subnetmask dengan CIDR /17 sampai /24. Contoh network address 172.16.0.0/18.

Analisa: 172.16.0.0 berarti kelas B, dengan Subnet Mask /18 berarti 11111111.11111111.11000000.00000000 (255.255.192.0).

Penghitungan:

1. Jumlah Subnet = 2x, dimana x adalah banyaknya binari 1 pada 2 oktet terakhir. Jadi Jumlah Subnet adalah 22 = 4 subnet

2. Jumlah Host per Subnet = 2y – 2, dimana y adalah adalah kebalikan dari x yaitu banyaknya binari 0 pada 2 oktet terakhir. Jadi jumlah host per subnet adalah 214 – 2 = 16.382 host

3. Blok Subnet = 256 – 192 = 64. Subnet berikutnya adalah 64 + 64 = 128, dan 128+64=192. Jadi subnet lengkapnya adalah 0, 64, 128, 192.

4. Alamat host dan broadcast yang valid?

Subnet 172.16.0.0 172.16.64.0 172.16.128.0 172.16.192.0

Host Pertama

172.16.0.1 172.16.64.1 172.16.128.1 172.16.192.1

Host Terakhir

172.16.63.254

172.16.127.254

172.16.191.254

172.16.255.254

Broadca 172.16 172.16 172.16 172.16

3

Page 4: Penghitungan Subnetting

st .63.255 .127.255 .191.255 ..255.255

Berikutnya kita coba satu lagi untuk Class B khususnya untuk yang menggunakan subnetmask CIDR /25 sampai /30. Contoh network address 172.16.0.0/25.

Analisa: 172.16.0.0 berarti kelas B, dengan Subnet Mask /25 berarti 11111111.11111111.11111111.10000000 (255.255.255.128).

Penghitungan:

1. Jumlah Subnet = 29 = 512 subnet2. Jumlah Host per Subnet = 27 – 2 = 126 host3. Blok Subnet = 256 – 128 = 128. Jadi lengkapnya adalah (0, 128)4. Alamat host dan broadcast yang valid?

Subnet 172.16.0.0172.16.0.128

172.16.1.0 … 172.16.255.128

Host Pertama

172.16.0.1172.16.0.129

172.16.1.1 … 172.16.255.129

Host Terakhir

172.16.0.126

172.16.0.254

172.16.1.126

…172.16.255.254

Broadcast

172.16.0.127

172.16.0.255

172.16.1.127

…172.16.255.255

Masih bingung juga? Ok sebelum masuk ke Class A, coba ulangi lagi dari Class C, dan baca pelan-pelan

 

SUBNETTING PADA IP ADDRESS CLASS A

Kalau sudah mantab dan paham, kita lanjut ke Class A. Konsepnya semua sama saja. Perbedaannya adalah di OKTET mana kita mainkan blok subnet. Kalau Class C di oktet ke 4 (terakhir), kelas B di Oktet 3 dan 4 (2 oktet terakhir), kalau Class A di oktet 2, 3 dan 4 (3 oktet terakhir). Kemudian subnet mask yang bisa digunakan untuk subnetting class A adalah semua subnet mask dari CIDR /8 sampai /30.

Kita coba latihan untuk network address 10.0.0.0/16.

Analisa: 10.0.0.0 berarti kelas A, dengan Subnet Mask /16 berarti 11111111.11111111.00000000.00000000 (255.255.0.0).

Penghitungan:

1. Jumlah Subnet = 28 = 256 subnet

4

Page 5: Penghitungan Subnetting

2. Jumlah Host per Subnet = 216 – 2 = 65534 host3. Blok Subnet = 256 – 255 = 1. Jadi subnet lengkapnya: 0,1,2,3,4, etc.4. Alamat host dan broadcast yang valid?

Subnet 10.0.0.0 10.1.0.0… 10.254.0.0 10.255.0.0

Host Pertama

10.0.0.1 10.1.0.1… 10.254.0.1 10.255.0.1

Host Terakhir

10.0.255.254

10.1.255.254

…10.254.255.254

10.255.255.254

Broadcast

10.0.255.255

10.1.255.255

…10.254.255.255

10.255.255.255

Mudah-mudahan sudah setelah anda membaca paragraf terakhir ini, anda sudah memahami penghitungan subnetting dengan baik. Kalaupun belum paham juga, anda ulangi terus artikel ini pelan-pelan dari atas. Untuk teknik hapalan subnetting yang lebih cepat, tunggu di artikel berikutnya

Catatan: Semua penghitungan subnet diatas berasumsikan bahwa IP Subnet-Zeroes (dan IP Subnet-Ones) dihitung secara default. Buku versi terbaru Todd Lamle dan juga CCNA setelah 2005 sudah mengakomodasi masalah IP Subnet-Zeroes (dan IP Subnet-Ones) ini. CCNA pre-2005 tidak memasukkannya secara default (meskipun di kenyataan kita bisa mengaktifkannya dengan command ip subnet-zeroes), sehingga mungkin dalam beberapa buku tentang CCNA serta soal-soal test CNAP, anda masih menemukan rumus penghitungan Jumlah Subnet = 2x – 2

Tahap berikutnya adalah silakan download dan kerjakan soal latihan subnetting. Jangan lupa mengikuti artikel tentang Teknik Mengerjakan Soal Subnetting untuk memperkuat pemahaman anda dan meningkatkan kemampuan dalam mengerjakan soal dalam waktu terbatas.

REFERENSI

1. Todd Lamle, CCNA Study Guide 5th Edition, Sybex, 2005.2. Module CCNA 1 Chapter 9-10, Cisco Networking Academy Program (CNAP), Cisco

Systems.3. Hendra Wijaya, Cisco Router, Elex Media Komputindo, 2004.

5

Page 6: Penghitungan Subnetting

.

Berikut soal latihan, tentukan :a) Alamat Subnet Mask,b) Alamat Subnet,c) Alamat Broadcast,d) Jumlah Host yang dapat digunakan,e) serta Alamat Subnet ke-3

dari alamat sebagai berikut:1. 198.53.67.0/302. 202.151.37.0/263. 191.22.24.0/22

Saya coba berhitung-hitung seperti demikian

1. 198.53.67.0/30 –> IP class C:

Subnet Mask: /30 = 11111111.11111111.11111111.11111100 = 255.255.255.252Menghitung Subnet:Jumlah Subnet: 26 = 64 SubnetJumlah Host per Subnet: 22 – 2 = 2 hostBlok Subnet: 256 – 252 = 4, blok berikutnya: 4+4 = 8, 8+4 = 12, dst…jadi blok Subnet: 0, 4, 8, 12, dst…Host dan broadcast yang valid:

Maka dari perhitungan diperoleh:

Alamat Subnet Mask: 255.255.255.252 Alamat Subnet: 198.53.67.0, 198.53.67.4, 198.53.67.8, 198.53.67.12, … , 198.53.67.252 Alamat Broadcast: 198.53.67.3, 198.53.67.7, 198.53.67.11, 198.53.67.15 … 198.53.67.255 Jumlah host yang dapat digunakan: 64×2 = 128 Alamat Subnet ke-3: 198.53.67.8

2.202.151.37.0/26 -> IP class C

Subnet Mask: /26 = 11111111.11111111.11111111.11000000 = 255.255.255.192Menghitung Subnet:Jumlah Subnet: 22 = 4 SubnetJumlah Host per Subnet: 26 – 2 = 62 hostBlok Subnet: 256 – 192 = 64, blok berikutnya: 64+64 = 128, 128+64 = 192Jadi blok Alamat Subnet: 0, 64, 128, 192Host dan broadcast yang valid:

6

Page 7: Penghitungan Subnetting

Maka dari perhitungan diperoleh:

Alamat Subnet Mask: 255.255.255.192 Alamat Subnet: 202.151.37.0, 202.151.37.64, 202.151.37.128, 202.151.37.192 Alamat Broadcast: 202.151.37.63, 202.151.37.127, 202.151.37.191, 202.151.37.255 Jumlah host yang dapat digunakan: 4×62 = 248 Alamat Subnet ke-3: 202.151.37.128

3.191.22.24.0/22 –> IP class BSubnet Mask: /22 = 11111111.11111111.11111100.00000000 = 255.255.252.0Menghitung Subnet:Jumlah Subnet: 26 = 64 SubnetJumlah Host per Subnet: 22– 2 = 2 hostJumlah Blok Subnet: 256 – 252 = 4, blok berikutnya: 4+4 = 8, 8+4 = 12, dst…Jadi blok Alamat Subnet: 0, 4, 8, 12, 16, dst…

Alamat host yang valid:

Alamat Subnet Mask: 255.255.252.0 Alamat Subnet: 191.22.24.0, 191.22.24.4, 191.22.24.8, …, 191.22.24.252 Alamat Broadcast: 191.22.24.3, 191.22.24.7, 191.22.24.11, …, 191.22.24.255 Jumlah host yang dapat digunakan: 2×64 = 128 Alamat Subnet ke-3: 191.22.24.8

DASAR TEORINomor IP terdiri dari 32 bit yang didalamnya terdapat bit untuk NETWORK ID(NetID) dan HOST ID (HostID). Secara garis besar berikut inilah pembagian kelas IPsecara default

7

Page 8: Penghitungan Subnetting

NetmaskKetika kita berhubungan dengan komputer lain pada suatu jaringan, selain IP yangdibutuhkan adalah netmask. Misal kita pada IP 10.252.102.12 ingin berkirim data pada10.252.102.135 bagaimana komputer kita memutuskan apakah ia berada pada satujaringan atau lain jaringan? Maka yang dilakukan adalah mengecek dulu netmaskkomputer kita karena kombinasi IP dan netmask menentukan range jaringan kita.Jika netmask kita 255.255.255.0 maka range terdiri dari atas semua IP yangmemiliki 3 byte pertama yang sama. Misal jika IP saya 10.252.102.12 dan netmask saya255.255.255.0 maka range jaringan saya adalah 10.252.102.0-10.252.102.255 sehinggakita bisa secara langsung berkomunukasi pada mesin yang diantara itu, jadi10.252.102.135 berada pada jaringan yang sama yaitu 10.252.102 (lihat yang angkaangkatercetak tebal menunjukkan dalam satu jaringan karena semua sama).Dalam suatu organisasi komersial biasanya terdiri dari beberapa bagian, misalnyabagian personalia/HRD, Marketing, Produksi, Keuangan, IT dsb. Setiap bagian diperusahaan tentunya mempunyai kepentingan yang berbeda-beda. Dengan beberapaalasan maka setiap bagian bisa dibuatkan jaringan lokal sendiri – sendiri dan antar bagianbisa pula digabungkan jaringannya dengan bagian yang lain.Ada beberapa alasan yang menyebabkan satu organisasi membutuhkan lebih darisatu jaringan lokal (LAN) agar dapat mencakup seluruh organisasi : Teknologi yang berbeda. Dalam suatu organisasi dimungkinkan menggunakanbermacam teknologi dalam jaringannya. Semisal teknologi ethernet akan mempunyaiLAN yang berbeda dengan teknologi FDDI. Sebuah jaringan mungkin dibagi menjadi jaringan yang lebih kecil karenamasalah performanasi. Sebuah LAN dengan 254 host akan memiliki performansiyang kurang baik dibandingkan dengan LAN yang hanya mempunyai 62 host.Semakin banyak host yang terhubung dalam satu media akan menurunkan performasidari jaringan. Pemecahan yang paling sedherhana adalah memecah menjadi 2 LAN. Departemen tertentu membutuhkan keamanan khusus sehingga solusinya memecahmenjadi jaringan sendiri.Pembagian jaringan besar ke dalam jaringan yang kecil-kecil inilah yang disebutsebagai subnetting. Pemecehan menggunakan konsep subnetting. Membagi jaringanbesar tunggal ke dalam sunet-subnet (sub-sub jaringan). Setiap subnet ditentukandengan menggunakan subnet mask bersama-sama dengan no IP.Pada subnetmask dalam biner, seluruh bit yang berhubungan dengan netID diset 1,sedangkan bit yang berhubungan dengan hostID diset 0.Dalam subnetting, proses yang dilakukan ialah memakai sebagian bit hostID untukmembentuk subnetID. Dengan demikian jumlah bit yang digunakan untuk HostIDmenjadi lebih sedikit. Semakin panjang subnetID, jumlah subnet yang dibentuk semkainbanyak, namun jumlah host dalam tiap subnet menjadi semakin sedikit.

8

Page 9: Penghitungan Subnetting

Cara Pembentukan SubnetMisal jika jaringan kita adalah 192.168.0.0 dalm kelas B (kelas B memberikanrange 192.168.0.0 – 192.168.255.255). Ingat kelas B berarti 16 bit pertama menjadiNetID yang dalam satu jaringan tidak berubah (dalam hal ini adalah 192.168) dan bitselanjutya sebagai Host ID (yang merupakan nomor komputer yang terhubung ke dansetiap komputer mempunyai no unik mulai dari 0.0 – 255.255). Jadinetmasknya/subnetmasknya adalah 255.255.0.0Kita dapat membagi alokasi jaringan diatas menjadi jaringan yang kebih kecildengan cara mengubha subnet yang ada.Ada dua pendekatan dalam melakukan pembentukan subnet yaitu :1. Berdasarkan jumlah jaringan yang akan dibentuk2. Berdasarkan jumlah host yang dibentuk dalam jaringan.Cara perhitungan subnet berdasarkan jumlah jaringan yang dibutuhkan.1. Menentukan jumlah jaringan yang dibutuhkan dan merubahnya menjadi biner.Misalkan kita ingin membuat 255 jaringan kecil dari nomor jaringan yang sudahditentukan. 255 111111112. Menghitung jumlah bit dari nomor 1. Dan jumlah bit inilah yang disebut sebagaisubnetIDDari 255 11111111 jumlah bitnya adalah 83. Jumlah bit hostID baru adalah HosiID lama dikurangi jumlah bit nomor 2.Misal dari contoh diatas hostIDbaru: 16 bit – 8 bit = 8 bit.4. Isi subnetID dengan 1 dan jumlahkan dengan NetIDLama.Jadi NetID baru kita adalah NetIDlama + SubNetID : 11111111.11111111.11111111.00000000 (24 bit bernilai 1 biasa ditulis /24)Berkat perhitungan di atas maka kita mempunyai 256 jaringan baru yaitu :192.168.0.xxx, 192.168.1.xxx, 192.168.2.xxx, 192.168.3.xxx hingga192.168.255.xxx dengan netmash 255.255.255.0.xxx menunjukkan hostID antara 0-255Biasa ditulis dengan 192.168.0/24 192.168.0 menunjukkan NetID dan 24menunjukkan subnetmask (jumlah bit yang bernilai 1 di subnetmask).

9

Page 10: Penghitungan Subnetting

Dengan teknik ini kita bisa mengalokasikan IP address kelas B menjadi sekianbanyak jaringan yang berukuran sama.Cara perhitungan subnet berdasarkan jumlah host adalah sebagai berikut :1. Ubah IP dan netmask menjadi binerIP : 192.168.1.0 11000000.10101000.00000000.00000000Netmask : 255.255.255.0 11111111.11111111. 11111111.00000000Panjang hostID kita adalah yang netmasknya semua 0 16 bit.2. Memilih jumlah host terbanyak dalam suatu jaringan dan rubah menjadi biner.Misal dalam jaringan kita membutuhkan host 25 maka menjadi 11001.3. Hitung jumlah bit yang dibutuhkan angka biner pada nomor 1. Dan angka inilah nantisebagai jumlah host dalam jaringan kita.Jumlah host 25 menjadi biner 11001 dan jumlah bitnya adalah 5.4. Rubah netmask jaringan kita dengan cara menyisakan angka 0 sebanyak jumlahperhitungan nomor 3.Jadi netmasknya baru adalah 11111111.11111111.11111111.11100000Identik dengan 255.255.255.224 jika didesimalkan.Jadi netmask jaringan berubah dan yang awalnya hanya satu jaringan dengan range IPdari 1 -254 menjadi 8 jaringan, dengan setiap jaringan ada 30 host/komputerAlokasi Range IP1 192.168.1.0 – 192.168.1.312 192.168.1.32 – 192.168.1.633 192.168.1.64 – 192.168.1.954 192.168.1.96 – 192.168.1.1275 192.168.1.128 – 192.168.1.1596 192.168.1.160 – 192.168.1.1917 192.168.1.192 – 192.168.1.2238 192.168.1.224 – 192.168.1.255Nomor IP awal dan akhir setiap subnet tidak bisa dipakai. Awal dipakai ID Jaringan(NetID) dan akhir sebagai broadcast.Misal jaringan A 192.168.1.0 sebagai NetID dan 192.168.1.31 sebagai broadcast danrange IP yang bisa dipakai 192.168.1.1-192.168.1.30.

Subnetting adalah sebuah teknik yang mengizinkan para administrator jaringan untuk memanfaatkan 32 bit IP address yang tersedia dengan lebih efisien. Teknik subnetting membuat skala jaringan lebih luas dan tidak dibatas oleh kelas-kelas IP (IP Classes) A, B, dan C yang sudah diatur. Dengan subnetting, anda bisa membuat network dengan batasan host yang lebih realistis sesuai kebutuhan.Subnetting menyediakan cara yang lebih fleksibel untuk menentukan bagian mana dari sebuah 32 bit IP adddress yang mewakili netword ID dan bagian mana yang mewakili host ID.

Dengan kelas-kelas IP address standar, hanya 3 kemungkinan network ID yang tersedia; 8 bit untuk kelas A, 16 bit untuk kelas B, dan 24 bit untuk kelas C. Subnetting mengizinkan anda memilih angka bit acak (arbitrary number) untuk digunakan sebagai network ID.

10

Page 11: Penghitungan Subnetting

Dua alasan utama melakukan subnetting:

1. Mengalokasikan IP address yang terbatas supaya lebih efisien. Jika internet terbatas oleh alamat-alamat di kelas A, B, dan C, tiap network akan memliki 254, 65.000, atau 16 juta IP address untuk host devicenya. Walaupun terdapat banyak network dengan jumlah host lebih dari 254, namun hanya sedikit network (kalau tidak mau dibilang ada) yang memiliki host sebanyak 65.000 atau 16 juta. Dan network yang memiliki lebih dari 254 device akan membutuhkan alokasi kelas B dan mungkin akan menghamburkan percuma sekitar 10 ribuan IP address.

2. Alasan kedua adalah, walaupun sebuah organisasi memiliki ribuan host device, mengoperasikan semua device tersebut di dalam network ID yang sama akan memperlambat network. Cara TCP/IP bekerja mengatur agar semua komputer dengan network ID yang sama harus berada di physical network yang sama juga. Physical network memiliki domain broadcast yang sama, yang berarti sebuah medium network harus membawa semua traffic untuk network. Karena alasan kinerja, network biasanya disegmentasikan ke dalam domain broadcast yang lebih kecil – bahkan lebih kecil – dari Class C address.

Subnets

Subnet adalah network yang berada di dalam sebuah network lain (Class A, B, dan C). Subnets dibuat menggunakan satu atau lebih bit-bit di dalam host Class A, B, atau C untuk memperlebar network ID. Jika standar network ID adalah 8, 16, dan 24 bit, maka subnet bisa memiliki panjang network ID yang berbeda-beda.

1. SOAL MENANYAKAN SUBNETMASK DENGAN PERSYARATAN JUMLAH HOST ATAU SUBNET

Soal yang menanyakan subnetmask apa yang sebaiknya digunakan dengan batasan jumlah host atau subnet yang ditentukan dalam soal. Untuk menjawab soal seperti ini kita gunakan rumus menghitung jumlah host per subnet, yaitu 2y – 2, dimana y adalah banyaknya binari 0 pada oktet terakhir subnetmask. Dan apabila yang ditentukan adalah jumlah subnet, kita menggunakan rumus 2x (cara setelah 2005) atau 2x – 2 (cara sebelum 2005), dimana x adalah banyaknya binari 1 pada oktet terakhir subnetmask.

Soal: A company is planning to subnet its network for a maximum of 27 hosts. Which subnetmask would provide the needed hosts and leave the fewest unused addresses in each subnet?

Jawab: Karena kebutuhan host adalah 27,  kita tinggal masukkan ke rumus 2y – 2, dimana jawabannya tidak boleh kurang dari (atau sama dengan) 27. Jadi 2y – 2 >= 27, sehingga nilai y yang tepat adalah 5 (30 host). Sekali lagi karena y adalah banyaknya binari 0 pada oktet terakhir subnetmask, maka kalau kita susun subnetmasknya menjadi

11

Page 12: Penghitungan Subnetting

11111111.11111111.11111111.11100000 atau kalau kita desimalkan menjadi 255.255.255.224. Itulah jawabannya

Soal: You have a Class B network ID and need about 450 IP addresses per subnet. What is the best mask for this network?

Jawab: 2y – 2 >= 450. Nilai y yang tepat adalah 9 (510 host). Jadi subnetmasknya adalah: 11111111.11111111.11111110.00000000 atau kalau didesimalkan menjadi 255.255.254.0 (itulah jawabannya! ).

Soal: Refer to the exhibit. The internetwork in the exhibit has been assigned the IP address 172.20.0.0. What would be the appropriate subnet mask to maximize the number of networks available for future growth?

Jawab: Cari jumlah host per subnet yang paling besar, jadikan itu rujukan karena kalau kita ambil terkecil ada kemungkinan kebutuhan host yang lebih besar tidak tercukupi. Jadi untuk soal ini 2y – 2 >= 850. Nilai y yang paling tepat adalah 10 (1022 host). Jadi subnetmasknya adalah 11111111.11111111.11111100.00000000 atau 255.255.252.0

2. SOAL MENGIDENTIFIKASI JENIS ALAMAT IP

Soal mengidentifikasi jenis alamat IP bisa kita jawab dengan menghitung blok subnet dan mencari kelipatannya blok subnet yang paling dekat dengan alamat IP yang ditanyakan.

Soal: Which type of address is 223.168.17.167/29?

Jawab: Subnetmask dengan CIDR /29 artinya 255.255.255. 248. Blok subnet= 256-248 = 8, alias urutan subnetnya adalah kelipatan 8 yaitu 0, 8, 16, 24, 32, …, 248. Tidak perlu mencari semu subnet (kelipatan blok subnet), yang penting kita cek kelipatan 8 yang paling dekat dengan 167 (sesuai soal), yaitu 160 dan 168. Kalau kita susun seperti yang dulu kita lakukan di penghitungan subnetting adalah seperti di bawah. Dari situ ketahuan bahwa 223.168.17.167 adalah alamat broadcast.

Subnet … 223.168.17.160 223.168.17.168 …

Host Pertama … 223.168.17.161 223.168.17.169 …

Host Terakhir … 223.168.17.166 223.168.17.174 …

Broadcast … 223.168.17.167 223.168.17.175 …

3. SOAL MENGIDENTIFIKASI KESALAHAN SETTING JARINGAN

12

Page 13: Penghitungan Subnetting

Teknik mengerjakan soal yang berhubungan dengan kesalahan setting jaringan adalah kita harus menganalisa alamat IP, gateway dan netmasknya apakah sudah bener. Sudah benar ini artinya:

1. Apakah subnetmask yang digunakan di host dan di router sudah sama2. Apakah alamat IP tersebut masuk diantara host pertama dan terakhir. Perlu dicatat bahwa

alamat subnet dan broadcast tidak bisa digunakan untuk alamat IP host3. Biasanya alamat host pertama digunakan untuk alamat IP di router untuk subnet tersebut

Soal: Host A is connected to the LAN, but it cannot connect to the Internet. The host configuration is shown in the exhibit. What are the two problems with this configuration?

Jawab: CIDR /27 artinya netmask yang digunakan adalah 255.255.255.224. Dari sini kita tahu bahwa isian netmask di host adalah berbeda, jadi salah setting di netmask. Yang kedua blok subnet = 256-224 = 32, jadi subnetnya adalah kelipatan 32 (0, 32, 64, 86, 128, …, 224). Artinya di bawah Router 1, masuk di subnet 198.18.166.32. Alamat gateway sudah benar, karena biasa digunakan alamat host pertama. Hanya alamat IP hostnya salah karena 198.18.166.65 masuk di alamat subnet 198.18.166.64 dan bukan 198.18.166.32.

4. SOAL MENGIDENTIFIKASI ALAMAT SUBNET DAN HOST YANG VALID

Termasuk jenis soal yang paling banyak keluar, baik di ujian CCNA akademi (CNAP) atau CCNA 604-801. Teknik mengerjakan soal yang menanyakan alamat subnet dan host yang valid dari suatu subnetmask adalah dimulai dengan mencari blok subnetnya, menyusun alamat subnet, host pertama, host terakhir dan broadcastnya, serta yang terakhir mencocokkan susunan alamat tersebut dengan soal ataupun jawaban yang dipilih.

Soal: What is the subnetwork number of a host with an IP address of 172.16.66.0/21?Jawab: CIDR /21 berarti 255.255.248.0. Blok subnet = 256- 248 = 8, netmasknya adalah kelipatan 8 (0, 8, 16, 24, 32, 40, 48,  …, 248) dan karena ini adalah alamat IP kelas B, blok subnet kita “goyang” di oktet ke 3. Tidak perlu kita list semuanya, kita hanya perlu cari kelipatan 8 yang paling dekat dengan 66 (sesuai dengan soal), yaitu 64 dan 72. Jadi susunan alamat IP khusus untuk subnet 172.16.64.0 dan 172.16.72.0 adalah seperti di bawah. Jadi pertanyaan bisa dijawab bahwa 172.16.66.0 itu masuk di subnet 172.16.64.0

Subnet … 172.16.64.0 172.16.72.0 …

Host Pertama … 172.16.64.1 172.16.72.1 …

Host Terakhir … 172.16.71.254 172.16.79.254 …

Broadcast … 172.16.71.255 172.16.79.255 …

13

Page 14: Penghitungan Subnetting

Soal: What is the subnetwork address for a host with the IP address 200.10.5.68/28?Jawab: CIDR /28 berarti 255.255.255.240. Blok subnet = 256-240 = 16, netmasknya adalah kelipatan 16 (0, 16, 32, 48, 64, 80 …, 240). Kelipatan 16 yang paling dekat dengan 68 (sesuai soal) adalah 64 dan 80. Jadi alamat IP 200.10.5.68 masuk di alamat subnet 200.10.5.64.  

Subnet … 200.10.5.64 200.10.5.80 …

Host Pertama … 200.10.5.65 200.10.5.81 …

Host Terakhir … 200.10.5.78 200.10.5.94 …

Broadcast … 200.10.5.79 200.10.5.95 …

5. SOAL-SOAL LAIN YANG UNIK

Selain 4 pola soal diatas, kadang muncul soal yang cukup unik, sepertinya sulit meskipun sebenarnya mudah. Saya coba sajikan secara bertahap soal-soal tersebut di sini, sambil saya analisa lagi soal-soal subnetting yang lain lagi

Soal: Which combination of network id and subnet mask correctly identifies all IP addresses from 172.16.128.0 through 172.16.159.255?Jawab: Teknik paling mudah mengerjakan soal diatas adalah dengan menganggap 172.16.128.0 dan 172.16.159.255 adalah satu blok subnet. Jadi kalau kita gambarkan seperti di bawah:

Subnet … 172.16.128.0 …

Host Pertama …   …

Host Terakhir …   …

Broadcast … 172.16.159.255 …Dari sini berarti kita bisa lihat bahwa alamat subnet berikutnya pasti 172.16.160.0, karena rumus alamat broadcast adalah satu alamat sebelum alamat subnet berikutnya. Nah sekarang jadi ketahuan blok subnetnya adalah 160-128 = 32 (kelipatan 32), terus otomatis juga ketahuan subnetmasknya karena rumus blok subnet adalah 256-oktet terakhir netmask. Artinya subnetmasknya adalah 255.255.224.0. Kok tahu kalau letak 224 di oktet ketiga? Ya karena yang kita kurangi (“goyang”) tadi adalah oktet ketiga.

Subnet … 172.16.128.0 172.16.160.0 …

Host Pertama …     …

Host Terakhir …     …

Broadcast … 172.16.159.255   …

14