Upload
dedek-rahmat-pratama-arman
View
246
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
8/10/2019 Lapkas2 Stroke PIS
1/35
1
BAB I
LAPORAN KASUS
IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. TU
Jenis kelamin : Perempuan
Umur : 51 tahun
Pekerjaan : Petani
Alamat : Jemprak, Cipanas
Status : Menikah
Agama : Islam
Tanggal Masuk : 12 Agustus 2013 pukul 20.01 WIB
ANAMNESIS : Alloanamnesis (13 Agustus 2013)
Keluhan Utama :
Lemah anggota gerak sebelah kanan
Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien datang dengan keluhan lemah anggota gerak sebelah kanan sejak 1 hari SMRS.
Tubuh pasien terasa lemah secara mendadak saat habis ke toilet jam 18.30 WIB, tubuh tidak
dapat digerakkan sama sekali. Saat itu pasien masih sadarkan diri, nyeri kepala hebat seperti
tertusuktusuk (+), muntah langsung menyumbar sebanyak 2 kali, kejang (-). Saat berbicara
menjadi rero, sebelumnya pasien merasakan badan sebelah kanan seperti baal dan kebas.
BAB dan BAK tidak ada keluhan.
Menurut suami pasien, pasien tidak mengeluh pandangannya menjadi dua ataupun
pandangan menjadi gelap secara tiba-tiba, tidak disertai rasa pusing berputar, telinga
berdenging, ataupun tersedak, dan tidak ada baal disekitar mulut.
Pasien selama ini memang menderita hipertensi, pasien mengetahui menderita
hipertensi saat tahun 2002 pasien pernah terkena stroke. Namun karena alasan biaya pasien
8/10/2019 Lapkas2 Stroke PIS
2/35
2
jarang kontrol ke dokter dan tidak minum obat hipertensi. Pasien tidak memiliki riwayat
mengkonsumsi rokok.
Riwayat Penyakit Dahulu :
Pasien pernah menderita seperti pada tahun 2002, dan saat itu psien baru mengetahui
pasien menderita hipertensi. Namun pasien tidak mengkonsumsi obat anti hipertensi. Riwayat
penyakit diabetes mellitus, penyakit ginjal, dan penyakit jantung disangkal.
Riwayat Penyakit Keluarga :
Pasien tidak tahu anggota keluarga ada yang mengalami hal yang sama dengan pasien
seperti saat ini atau tidak, begitupun riwayat hipertensi, diabetes melitus maupun penyakit
jantung pada keluarga tidak jelas karena ketidak tahuan pasien.
Riwayat Psikososial
Pasien tidak memiliki kebiasaan merokok dan tidak pernah mengkonsumsi alcohol.
Riwayat Pengobatan
Pasien belum berobat dan tidak sedang mengkonsumsi obat apapun.
Riwayat Alergi
Pasien menyangkal alergi terhadap makanan, obat-obatan, debu dan cuaca.
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Compos Mentis
Tanda-tanda Vital :
- TD : 200/120 mmHg
- Nadi : 100 x/menit, reguler
- Pernapasan : 20 x/menit, reguler
- Suhu : 36,70C
STATUS GENERALIS
Kepala dan leher
8/10/2019 Lapkas2 Stroke PIS
3/35
3
- Kepala : Normochepal
- Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik(-/-)
- Hidung : Normonasi, sekret (-/-), epistaksis (-/-). Hipertrofi konka (-/-), polip (-/-)
Palpasi : fraktur os nasal (-/-)
- Telinga : Normotia, serumen (-/-), sekret (-/-), darah (-/-).
- Mulut : mukosa basah (+), bibir tidak simetris, sianosis (-), lidah kotor (-).
- Leher : Pembesaran KGB (-), tiroid (-), peningkatan JVP (-)
Thoraks
Paru
Inspeksi : simetris, retraksi dinding dada (-/-)
Palpasi : vokal fremitus kiri = kanan
Perkusi : sonor pada kedua lapang paru, batas paru-hepar setinggi
ICS 6 midclavikularis dextra
Auskultasi : vesikuler (+/+), rhonki (-/-), wheezing (-/-)
Jantung
Inspeksi : iktus kordis terlihat pada ICS 5 midclavikula sinistra
Palpasi : iktus kordis teraba pada ICS 5 midclavikula sinistra
Perkusi : Batas kanan jantung ICS 4, linea parasternalis dextra
Batas kiri jantung ICS 4, linea midclavikularis sinistra
Auskultasi : BJ I-IIreguler, murmur (-), gallop(-)
Abdomen
Inspeksi : Bentuk datar
Auskultasi : BU (+) normal pada 4 kuadran
Perkusi : timpani pada seluruh abdomen, asites (-)
Palpasi : supel, nyeri tekan (-), nyeri epigastrium (-), hepar, lien, tidak teraba.
Ekstremitas
Atas : akral hangat, RCT < 2 detik, edema (-/-), sianosis (-/-)
Bawah : akral hangat, RCT < 2 detik, edema (-/-),sianosis (-/-)
8/10/2019 Lapkas2 Stroke PIS
4/35
4
STATUS NEUROLOGIK
Keadaaan umum : tampak sakit sedang
Kesadaran : compos mentis
GCS = 15Eye (4), Verbal (5), Motorik (6)
Rangsang Meningeal
- Kaku Kuduk : (+)
- Lasegue sign : tidak terbatas / tidak terbatas
- Kernig sign : tidak terbatas / tidak terbatas
- Brudzinski I : (+)
- Brudzinski II : (-)
- Brudzinski III : (-)
SARAF KRANIAL
N.I (Olfaktorius) :
Hidung Kanan Hidung Kiri
Daya Pembauan Tidak dapat dilakukan Tidak dapat dilakukan
N.II (Optikus)
N.III (Okulomotoris)
Mata kanan Mata kiri
Visus Tidak dapat dilakukan Tidak dapat dilakukan
Lapang Pandang Normal Normal
Funduskopia. Arteri : vena
b. Papil
2 : 3
Bentuk bulat, batas tegas,
Edema (-) Warna Orange
2 : 3
Bentuk bulat, batas tegas,
Edema (-) Warna Orange
Mata kanan Mata kiri
Ptosis (-) (-)
8/10/2019 Lapkas2 Stroke PIS
5/35
5
N. IV (Throklearis)
N.V (Trigeminus)
Pupil
a. Bentuk
b. Diameter
c. Reflex Cahaya
Direk
Indirek
Bulat
2 mm
(+)
(+)
Bulat
3 mm
(+)
(+)
Gerak bola mata
a. Atas
b. Bawah
c. Medial
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Mata kanan Mata kiri
Posisi bola mata
Stabismus
divergen
(-) (-)
Gerakan bola mata
Medial bawah Baik Baik
Kanan Kiri
Motorik
Mengunyah Baik Baik
Sensibilitasa. Cabang
oftalmikus
b. Cabang maksila
c. Cabang
mandibula
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Reflex
Kornea (+) (+)
8/10/2019 Lapkas2 Stroke PIS
6/35
6
N. VI (Abdusens)
N.VII (Facial)
N.VIII (Vestibulokoklearis)
Mata kanan Mata kiri
Posisi bola mataStrabismus
konvergen
(-) (-)
Gerakan bola mata
Lateral Parase Baik
Kanan Kiri
Motorik
a. Mengangkat alis
b. Menutup mata
c. Lipatan
nasolabialis
d. Menyeringai
(+)
(+)
parase
parase
(+)
(+)
(+)
(+)
Sensorik
a. Daya kecap lidah
2/3 depan
Normal Normal
Kanan Kiri
Pendengaran
a. Test detak arloji
b. Test Rinne
c. Test Weber
d. Test Swabach
(+)
(+)
Tidak ada lateralisasi
Normal
(+)
(+)
Tidak ada lateralisasi
Normal
8/10/2019 Lapkas2 Stroke PIS
7/35
7
N.IX (Glosofaringeus) dan N.X (Vagus)
N. XI (Assesorius)
N.XII (Hypoglosus)
MOTORIK
Kekuatan Otot
3 5
3 5
Tonus : normotonus (normal)
Atrofi : (-)
SENSORIK :
Nyeri : Ektremitas Atas : belum dapat dinilai
Arkus faring
a. Pasif
b.
Gerakan aktif
Simetris
SimetrisUvula di tengah
a. Pasif
b. Gerakan aktif
(+)
(+)
Reflex muntah (+) / (+)
Daya kecap lidah 1/3
belakang
Baik
Kanan Kiri
Memalingkan kepala Normal Normal
Mengangkat bahu Normal Normal
Posisi lidah Deviasi ke kanan
Papil lidah Normal
Atrofi otot lidah (-)
Fasikulasi lidah (-)
8/10/2019 Lapkas2 Stroke PIS
8/35
8
Ekstremitas Bawah : belum dapat dinilai
Raba : Ektremitas Atas : belum dapat dinilai
Ekstremitas Bawah : belum dapat dinilai
FUNGSI VEGETATIF
Miksi : baik
Defekasi : baik
Keringat : baik
FUNGSI LUHUR
Afasia global
REFLEK FISIOLOGIS
Reflek bisep : (/+)
Reflek trisep : (/+)
Reflek brachioradialis : (/+)
Reflek patella : (/+)
Reflek achilles : (+/+)
REFLEK PATOLOGIS
Babinski : (+/-)
Chaddock : (+/-)
Oppenheim : (-/-)
Gordon : (-/-)
8/10/2019 Lapkas2 Stroke PIS
9/35
9
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium (12 Agustus 2013)
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan
HEMATOLOGI
Hemoglobin 14.3 1216 g/dL
Hematokrit 41.0 3747 %
Eritrosit 4.56 4.25.4 jt/uL
Leukosit 9.6 4.810.8 rb/uL
Trombosit 181 150450 rb/uL
MCV 89.9 8094 fl
MCH 31.4 2731 pg
MCHC 34.9 3337 %
RDW-SD 47.8 1015 fL
PDW 11.9 914 fL
MPV 9.6 812 fL
Differential
LYM % 18.5 2636 %
MXD % 8.7 011 %
NEU % 72.8 4070 %
Absolut
LYM # 1.8 1.001.43 rb/uL
MXD # 0.8 012 rb/uL
NEU # 7.0 1.87.6 rb/uL
KIMIA KLINIK
Glukosa Rapid
Sewaktu
97 < 160 mg/dL
Elektrolit
Natrium (Na) 145.2 135148 mEq/L
Kalium (K) 3.64 3.505.30 mEq/L
Calcium ion 1.03 1.151.29 mEq/L
8/10/2019 Lapkas2 Stroke PIS
10/35
10
EKG (13 Agustus 2013)
DIAGNOSA KERJA
Diagnosa Klinis : Stroke
Diagnosa Etiologi : Perdarahan Intra Serebral
Diagnosa Lokalisasi : Sistem Carotis Kanan
Diagnosa Faktor Resiko : Hipertensi
8/10/2019 Lapkas2 Stroke PIS
11/35
11
DIAGNOSA BANDING
Stroke e.c infark serebri sistem karotis kanan faktor risiko hipertensi
Rencana Pemeriksaan Penunjang
1. CT Scan Kepala
2. Foto Thorax
3. Laboratorium : Pemeriksaan kimia darah (GDP, GD2PP, Profil Lipid,
Ureum, Kreatinin, Elektrolit) Urinalisa (Protein, Keton)
Medikasi (Pengobatan)
a. Cairan IV line 2A 20 gtt per menit
b. Captopril 3 x 50 mg
c. Citikolin 2 x 500 mg IV
d. Piracetam 3x1 gr IV
FOLLOW UP
Tanggal 14 Agustus 2013
Subjective Objective Assesment Planning
Lemah anggota
gerak kanan,
baal (+),
Muntah(-),
nyeri kepala (-),
kejang (-),
pingsan (-),
pusing berputar
(-), telinga
berdenging (-),
pandangan
ganda (-). BAB
belum, BAK
baik.
Kesadaran : CM
TTV :
a. TD=140/90 mmHg
b.Nadi = 88x/m, reguler
c. Suhu = 36,5oC
d.Napas = 18x/m,reguler
S.Neurologis:
a. RM : KK (+)
lasegue (-), kernig (-)
b. Saraf Otak :
- N. II dan IIIPupil
bulat diameter 3mm,
isokor, Reflek Cahaya
(+/+)
Suspek Stroke
perdarahan intra
serebri Karotis
Kanan FR HT
DD/
Stroke infark
serebri Sistem
Karotis Kanan FR
HT
-CT Scan Kepala
belum
-Posisi head up 30o
-O2 kanul nasal
-Cairan IV line 2A 20
tetes per menit
-Diet rendah kalori
30kkal/kgBB/hari
-Terapi :
IVDF asering 20 gtt/
mrnit
Citicolin 3x500 mg IV
Captopril 2 x 50 mg
Piracetam 3 x 1 gr IV
8/10/2019 Lapkas2 Stroke PIS
12/35
12
- N. III, IV, dan VI
parase N VI dextra
- N. VIIpharese kiri
central
- N. XIIpharese kanan
central
c. Motorik
3 5
4 5
d. Sensorik : baik
e.Vegetatif
BAB (-), BAK (-),
Keringat (+)
f. Fungsi Luhur
Afasia global
g.Reflex Fisiologi : BTR
(/+), KPR (/+), APR
(+/+)
h.Reflex Patologis :
babinski (+/-),
chaddock (+/-)
LABORATORIUM (13 Agustus 2013)
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Nilai Rujukan
Glukosa Darah Puasa 108 70110 mg%
Lemak
Cholesterol total 215 50 mg%
Cholesterol LDL 121.3
8/10/2019 Lapkas2 Stroke PIS
13/35
13
SGPT 15
8/10/2019 Lapkas2 Stroke PIS
14/35
14
d. Sensorik : baik
i. Vegetatif
BAB (-), BAK (-),
Keringat (+)
j. Fungsi Luhur
Afasia global
k.Reflex Fisiologi : BTR
(/+), KPR (/+), APR
(+/+)
l. Reflex Patologis :
babinski (+/-),
chaddock (+/-)
CT SCAN
RESUME
Ny. TU, 51 tahun dengan keluhan lemah anggota gerak sebelah kanan sejak 1 hari SMRS.
Lemah secara mendadak saat habis ke toilet jam 18.30 WIB, dan tidak dapat digerakkan sama
sekali. Pasien masih sadarkan diri, nyeri kepala hebat seperti tertusuk tusuk (+), muntah
langsung menyumbar sebanyak 2 kali. pasien merasakan badan sebelah kanan seperti baal
dan kebas.
Pasien memiliki riwayat hipertensi, namun tidak pernah mengkonsumsi obat. Riwayat
stroke pada tahun 2002 pada sisi yang sama sebelah kanan.
8/10/2019 Lapkas2 Stroke PIS
15/35
15
Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Compos Mentis
Tanda-tanda Vital :
- TD : 200/120 mmHg
- Nadi : 100 x/menit, reguler
- Pernapasan : 20 x/menit, reguler
- Suhu : 36,70C
Status Generalis :
- Kepala : Normochepal
- Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik(-/-)
- Hidung : Normonasi, sekret (-/-), epistaksis (-/-). Hipertrofi konka (-/-), polip (-/-)
Palpasi : fraktur os nasal (-/-)
- Telinga : Normotia, serumen (-/-), sekret (-/-), darah (-/-).
- Mulut : mukosa basah (+), bibir tidak simetris, sianosis (-), lidah kotor (-).
-
Leher : Pembesaran KGB (-), tiroid (-), peningkatan JVP (-)
Thoraks
Paru
Inspeksi : simetris, retraksi dinding dada (-/-)
Palpasi : vokal fremitus kiri = kanan
Perkusi : sonor pada kedua lapang paru, batas paru-hepar setinggi
ICS 6 midclavikularis dextra
Auskultasi : vesikuler (+/+), rhonki (-/-), wheezing (-/-)
Jantung
Inspeksi : iktus kordis terlihat pada ICS 5 midclavikula sinistra
Palpasi : iktus kordis teraba pada ICS 5 midclavikula sinistra
Perkusi : Batas kanan jantung ICS 4, linea parasternalis dextra
Batas kiri jantung ICS 4, linea midclavikularis sinistra
8/10/2019 Lapkas2 Stroke PIS
16/35
16
Auskultasi : BJ I-IIreguler, murmur (-), gallop(-)
Abdomen
Inspeksi : bentuk datar
Auskultasi : BU (+) normal pada 4 kuadran
Perkusi : timpani pada seluruh abdomen, asites (-)
Palpasi : supel, nyeri tekan (-), nyeri epigastrium (-), hepar, lien,
tidak teraba.
Ekstremitas
Atas : akral hangat, RCT < 2 detik, edema (-/-), sianosis (-/-)
Bawah : akral hangat, RCT < 2 detik, edema (-/-),sianosis (-/-)
Status Neurologis
Rangsang Meningeal :
- Kaku Kuduk : (+)
- Lasegue sign : tidak terbatas / tidak terbatas
- Kernig sign : tidak terbatas / tidak terbatas
- Brudzinski I : (+)
- Brudzinski II : (-) / (-)
- Brudzinski III : (-)
Saraf Otak :
Pupil bulat aisokor OD/OS : 2 mm/ 3 mm RC +/+
Gerakan bola mata parase N VI dextra
Wajah parese N VII dextra sentral
Lidah parese N.XII dextra central
Motorik : 3 53 5
8/10/2019 Lapkas2 Stroke PIS
17/35
17
Tonus : normotonus, Atrofi (-)
Sensorik : tidak dapat dinilai
Vegetatif : Baik
Fungsi luhur : tidak dapat dilakukan
Afasia global
REFLEK FISIOLOGI : BTR (/+) / KPR (/+) / APR (+/+)
REFLEK PATOLOGI : Babinsk (+/-), chhadock (-/-)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
CT Scan Kepala : Lesi hiperdens di lesi thalamus sinistra
Kesan : Perdarahan intraserebral di thalamus sinista
DIAGNOSA KERJA
Diagnosa Klinis : Stroke
Diagnosa Etiologi : Perdarahan Intraserebral
Diagnosa Lokalisasi : Sistem Carotis Kiri
Diagnosa Faktor Resiko : Hipertensi
PENATALAKSANAAN
- Head up 30o
- Pasang IV line
-Cairan IV line 2A 20 gtt per menit
- Captopril 3 x 50 mg
- Citikolin 2 x 500 mg IV
- Piracetam 3x1 gr IV
FOLLOW UP
Tanggal 14 Agustus 2013
Subjective Objective Assesment Planning
8/10/2019 Lapkas2 Stroke PIS
18/35
18
Lemah anggota
gerak kanan,
baal (+),
Muntah(-),
nyeri kepala (-),
kejang (-),
pingsan (-),
pusing berputar
(-), telinga
berdenging (-),
pandangan
ganda (-). BAB
belum, BAK
baik.
Kesadaran : CM
TTV :
m.TD=140/90 mmHg
n.Nadi = 88x/m, reguler
o. Suhu = 36,5oC
p.Napas = 18x/m,reguler
S.Neurologis:
a. RM : KK (+)
lasegue (-), kernig (-)
b. Saraf Otak :
- N. II dan IIIPupil
bulat diameter 3mm,
isokor, Reflek Cahaya
(+/+)
- N. III, IV, dan VI
parase N VI dextra
- N. VIIpharese kiri
central
- N. XIIpharese kanan
central
c. Motorik
5 5
4 5
d. Sensorik : baik
q.Vegetatif
BAB (-), BAK (-),
Keringat (+)
r. Fungsi Luhur
Afasia global
s.Reflex Fisiologi : BTR
(/+), KPR (/+), APR
(+/+)
t. Reflex Patologis :
Suspek Stroke
perdarahan intra
serebri Karotis
Kanan FR HT
DD/
Stroke infark
serebri Sistem
Karotis Kanan FR
HT
-CT Scan Kepala
belum
-Posisi head up 30o
-O2 kanul nasal
-Cairan IV line 2A 20
tetes per menit
-Diet rendah kalori
30kkal/kgBB/hari
-Terapi :
IVDF asering 20 gtt/
mrnit
Citicolin 3x500 mg IV
Captopril 2 x 50 mg
Piracetam 3 x 1 gr IV
8/10/2019 Lapkas2 Stroke PIS
19/35
19
babinski (+/-),
chaddock (+/-)
FOLLOW UP (15 Agustus 2013)
Subjective Objective Assesment Planning
Lemah anggota
gerak kanan,
baal (+),
Muntah(-),
nyeri kepala (-),
kejang (-),
pingsan (-),
pusing berputar
(-), telinga
berdenging (-),
pandangan
ganda (-). BAB
belum, BAKsulit.
Kesadaran : CM
TTV :
TD=160/90 mmHg
Nadi = 88x/m, reguler
Suhu = 36,5oC
Napas = 18x/m,reguler
S.Neurologis:
a. RM : KK (+)
lasegue (-), kernig (-)
b. Saraf Otak :
- N. II dan IIIPupil
bulat diameter 3mm,isokor, Reflek Cahaya
(+/+)
- N. III, IV, dan VI
parase N VI dextra
- N. VIIpharese kiri
central
- N. XIIpharese kanan
central
c. Motorik
6 5
4 5
d. Sensorik : baik
u.Vegetatif
BAB (-), BAK (-),
Keringat (+)
Stroke perdarahan
intra serebri
Karotis Kanan FR
HT
-Posisi head up 30o
-O2 kanul nasal
-Cairan IV line 2A 20
tetes per menit
-Diet rendah kalori
30kkal/kgBB/hari
-Terapi :
IVDF asering 20 gtt/
mrnit
Citicolin 3x500 mg IV
Captopril 3 x 50 mg
Piracetam 3 x 1 gr IVRaditidin 2 x 1
8/10/2019 Lapkas2 Stroke PIS
20/35
20
v.Fungsi Luhur
Afasia global
w.Reflex Fisiologi : BTR
(/+), KPR (/+), APR
(+/+)
x.Reflex Patologis :
babinski (+/-),
chaddock (+/-)
PROGNOSIS
Quo ad vitam : dubia ad bonam
Quo ad functionam : dubia ad bonam
8/10/2019 Lapkas2 Stroke PIS
21/35
21
BAB II
PEMBAHASAN
Daftar Masalah
1. Mengapa pada pasien ini di diagnosis stroke perdarahan sistem karotis dengan faktor
resiko hipertensi?
2. Bagaimana mekanisme hipertensi dapat menyebabkan stroke perdarahan?
3. Bagaimana tatalaksana pada stroke perdarahan?
Pembahasan Masalah
1.
Mengapa pasien ini di diagnosis stroke hemoragik ?
Definisi
Gangguan fungsional otak fokal atau global yang terjadi secara mendadak, yang
disebabkan oleh gangguan peredaran darah otak (baik tersumbatnya aliran darah mauoun
pecahnya pembuluh darah)dan lebih dari 24 jam. Dan mempunyai pola gejala yang
berhubungan dengan waktu.
Pada pasien ini didapatkan :
Berdasarkan anamnesisdidapatkan defisit neurologis fokal dengan adanya hemiparesekanan yang terjadi mendadak saat pasien beraktivitas dan sifatnya menetap, terdapat
tanda-tanda TTIK (nyeri kepala, muntah) serta Tekanan darah meningkat tinggi dari
biasanya. Keluhan ini terjadi >24 jam mulai dari kejadian sampai follow-up terakhir.
Perbedaan stroke infark dan stroke perdarahan dalam mendiagnosa pasien
Stroke Non Hemoragik Stroke Hemoragik
-Kelumpuhan/kelemahan terjadi saat
pasien istirahat (pada saat tidur atau
pada saat pasien baru bangun tidur)
-Kelumpuhan/kelemahan terjadi saat
pasien beraktivitas*
- Tidak terdapat tanda-tanda TTIK
(nyeri kepala, muntah, kejang,
penurunan kesadaran)
- Terdapat tanda-tanda TTIK (nyeri
kepala, muntah, kejang, penurunan
kesadaran)*
- Tekanan darah tidak meningkat tinggi - Tekanan darah meningkat tinggi dari
biasanya*
*ditemukan pada pasien
8/10/2019 Lapkas2 Stroke PIS
22/35
22
Pada pasien ini didapatkan : kelumpuhan terjadi saat pasien beraktivitas, terdapat tanda-
tanda peningkatan TTIK, dan tekanan darah meningkat dari biasanya. Jadi pasien ini
didiagnosa stroke yang disebabkan karena perdarahan dan didiagnosis banding dengan
stroke karena infark.
*ditemukan pada pasien
Berdasarkan pemeriksaan fisik(13 Agustus 2013) didapatkan :
Keadaan umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Compos Mentis
Tanda-tanda Vital :
- TD : 200/120 mmHg
- Nadi : 100 x/menit, reguler- Pernapasan : 20 x/menit, reguler
- Suhu : 36,70C
STATUS NEUROLOGIK
Keadaaan umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Compos mentis, kontak (-)
Rangsang Meningeal
Kategori
Klinis
Perdarahan
Intraserebral
Perdarahan
SubaraknoidCardioemboli Tromboemboli Aterotrombotik Lakunar
Saat awitan Sering saataktivitas*
Sering saataktivitas
Sering saataktivitasDapat jugasaat istirahat
Sering saataktivitasDapat jugasaat istirahat
Sering saatistirahat
Sering saatistirahat
TIA - + Jarang Jarang + +
TandaTTIK
+* + - - - -
Defisitneurologis
Maximal atonset
Maximal atonset
Maximal atonset
Maximal atonset
Worsening Worsening
Tekanandarah
Tinggi * Sedang/Tinggi
Normal/Sedang
Normal/ tinggi Normal/ sedang/tinggi
Normal/sedang/tinggi
Kaku
kuduk
+/- + - - - -
CT Scan Hiperdens Hiperdens Hipodens,daerahkortikal
Hipodens,daerahsubkortikal
Hipodens Hipodens
Usia Muda/Tua* Muda/Tua Muda Muda/Tua Tua Muda/Tua
8/10/2019 Lapkas2 Stroke PIS
23/35
23
- Kaku Kuduk : (+)
- Lasegue sign : tidak terbatas
- Kernig sign : tidak terbatas
- Brudzinski I : (+)
- Brudzinski II : (-)
- Brudzinski III : (-)
Saraf Otak : N. VI: mata kanan tidak bias ke medial bawah (parase N. VI dextra), N.VII :
plica nasolabialis kanan lebih datar (parese N.VII dextra sentral), N.XII : posisi lidah deviasi
ke kanan, atrofi (-),fasikulasi (-) (parese N.XII dextra sentral)
MOTORIKKekuatan Otot 3 5 (Hemiparese dextra)
3 5
Tonus : normotonus(normal)
Atrofi : (-/-)
SENSORIK : sulit dinilai
FUNGSI VEGETATIF
Miksi : baik
Defekasi : baik
Keringat : baik
FUNGSI LUHUR
MMSE tidak dapat dilakukan
REFLEK FISIOLOGI
BTR (/+) / KPR (/+) / APR (+/+)
REFLEK PATOLOGIS
Babinski : (+/-)
Chaddock : (+/-)
8/10/2019 Lapkas2 Stroke PIS
24/35
24
Berdasarkan skor stroke :
Siriraj
(2,5 x derajat kesadaran) + (2 x muntah) + (2 x nyeri kepala) + (0,1 x tekanan diastolik) (3
x ateroma)12
Dimana :
Derajat kesadaran0 = komposmentis; 1 = somnolen; 2 = sopor.
Muntah 0 = tidak ada; 1 = ada.
Nyeri kepala 0 = tidak ada; 1 = ada.
Ateroma 0 = tidak ada; 1 = salah satu/ lebih (DM, angina, penyakit pembuluh
darah).
Hasil : Skor > 1 : perdarahan intraserebri
Skor < 1 : infark serebri
Pada pasien didapatkan : (2,5 x 1) + (2 x 1) + (2 x 1) + (0,1 x 120)(3 x 0)12 = 4.5
Hasilperdarahan intraserebri
Pada skor Gajah Mada
Penurunan
KesadaranNyeri Kepala Babinski Jenis Stroke
+ + + Perdarahan
+ - - Perdarahan
- +* +* Perdarahan
- - + Iskemik
- - - Iskemik
*ditemukan pada pasienmenunjukkan perdarahan
Berdasarkan lokasi lesi pembuluh darah yang terkena, terbagi dalam :
1. Sistem karotis
2. Sistem vertebrobasiler
Gejala Klinik pada stroke sistem karotis :
Memperdarahi lobus frontalis, parietalis, basal ganglia, dan lobus temporalis. Gejala- gejala
timbul sangat mendadak berupa hemiparesis, hemihipestesi, bicara pelo dan lain- lain.
8/10/2019 Lapkas2 Stroke PIS
25/35
25
- Kesadaran umum : Penderita dengan stroke sistem karotis jarang mengalami gangguan
atau penurunan kesadaran, kecuali pada stroke yang luas. Hal ini disebabkan karena
struktur- struktur anatomi yang menjadi substrat kesadaran yaitu Formatio Reticularis
(susunan/ retikularis) digaris tengah dan sebagian besar terletak dalam fossa posterior.
Karena itu kesadaran biasanya komposmentis
- Tekanan darah : biasanya meningkat*
- Pemeriksaan motorik : Hampir selalu terjadi kelumpuhan sebelah anggota badan
(hemiparesis). Jika terdapat perbedaan kelumpuhan nyata antara lengan dan tungkai,
kelainan berasal dari daerah kortikal, jika sama beratnya gangguan aliran darah terjadipada subkortikal atau veterbrobasiler*
8/10/2019 Lapkas2 Stroke PIS
26/35
26
- Pemeriksaan fungsi sensorik: dapat terjadi hemisensorik tubuh
- Pemeriksaan refleks fisiologis dan patologis : pada fase akut refleks fisiologi pada sisi
yang lumpuh akan menghilang, kemudian muncul kembali dalam beberapa hari didahului
dengan refleks patologis
- Kelainan fungsi luhur : disfasia campuran, dapat juga terjadi apraxia dan lain- lain
*ditemukan pada pasienmenunjukkan gejala stroke mengenai sistem karotis
Gejala Klinik pada stroke sistem vetebrobasiler :
1. Penurunan kesadaran yang cukup berat karena terkena formasio lateralis (DD: infark
supratentorial yang luas).
2. Kombinasi berbagai saraf otak yang terganggu di sertai vertigo, diplopia dan gangguan
bulbar
3. Vertigo disertai paresis keempat anggota gerak (ujung-ujung distal).
Gejala Umum Klinis Sistem Karotis Sistem Vertebrobasiler
Motorik Hemiparese kontralateraldengan lesi
Parese saraf otak motorik
ipsilateral dengan ekstremitassejajar *
Hemiparese alternansdengan lesi
Parese motorik saraf otak
kontralateral denganekstremitas
Sensorik Hemihipestesi kontralateral
dengan lesi
Gangguan sensibilitas saraf
otak sensorik ipsilateral
dengan ekstremitas *
Hemihipestesi alternans
dengan lesi
Ganguan sensibilitas
saraf otak sensorik
kontralateral ekstremitas
Penglihatan Hemiamnopsia homonim
kontralateral
Amaurosis fugax
Hemianopsia homonim (satu
atau dua sisi lapang
pandang)
Black out(buta kortikal)
Gangguan lain Afasia (dominan otak kiri)
Agnosia (non dominan)
Gangguan keseimbangan
Vertigo dan diplopia
Pada pasien ini didapatkan gangguan pada system karotis
Mekanisme hipertensi menyebabkan stroke hemoragik?
Timbulnya infark serebral regional dapat juga disebabkan olehpecahnya arteri serebral.Daerah distal dari tempat dinding arteri pecah, tidak lagi kebagian darah sehingga wilayah
8/10/2019 Lapkas2 Stroke PIS
27/35
27
tersebut menjadi iskemik dan kemudian menjadi infark yang tersiram daerah ekstravasal hasil
perdarahan. Daerah infark itu tidak berfungsi lagi sehingga menimbulkan deficit neurologic,
yang biasanya berupa hemiparalisis. Dan daerah ekstravasal yang tertimbun intraserebral
merupakan hematoma yang cepat menimbulkan kompresi pada seluruh isi tengkorak berikut
bagian rostral batang otak. Keadaan demikian menimbulkan koma dengan tanda-tanda
neurologi yang sesuai dengan kompresi akut terhadap batang otak secara restrokaudal, yang
terjadi dari gangguan pupil, pernapasan, tekanan darah sistemik dan nadi. Apa yang
dilukiskan di atas ialah gambaran hemoragia intraserebral yang di dalam klinik dikenal
sebagai apopleksia serebri atau hemorrhagic stroke.
Arteri yang sering pecah ialah arteria lentikulostriata di wilayah kapsula interna.
Dinding arteri yang pecah selalu menunjukkan tanda-tanda, bahwa disitu terdapat aneurisma
kecil-kecil yang dikenal sebagai aneurisma Charcot Bouchard. Aneurisma tersebut timbul
pada orang-orang dengan hipertensi kronik, sebagai hasil proses degenerative pada otot dan
unsur elastic dinding arteri. Karena perubahan degenerative itu ditambah dengan beban yang
tekanan darah yang tinggi, maka timbulah beberapa pengelembungan kecil setempat yang
dinamakan aneurisma Charcot Bouchard. Karena sebab-sebab yang belum jelas, aneurismata
tersebut kadang berkembang terutama pada rami perforantes arteria serebri media, yaitu
arteria lentikulostriata. Pada lonjakan tekanan darah sistemik, sewaktu orang marah,
menegluarkan tenaga banyak, dan sebagainya aneurisma kecil itu bisa pecah. Pada saat itu
juga orangnya jatuh pingsan, nafasnya mendengkur dalam sekali dan memperlihatkan tanda-
tanda hemiplegia. Oleh karena itu stress yang menjadi factor presipitasi, maka haemoragic
stroke disebut juga stress stroke.
Penatalaksanaan
A. Penatalaksanaan di Ruang Gawat Darurat
Terapi Umum
a.
Stabilisasi jalan nafas dan pernafasan
Perbaikan jalan nafas dengan pemasangan pipa orofaring.
Pada pasien hipoksia diberi suplai oksigen
b. Stabilisasi hemodinamik
Berikan cairan kristaloid atau koloid intravena (hindari cairan hipotonik)
Optimalisasi tekanan darah
Bila tekanan darah sistolik < 120mmHg dan cairan sudah mencukupi,
dapat diberikan obat-obat vasopressor.
Pemantauan jantung harus dilakukan selama 24 jam pertama.
8/10/2019 Lapkas2 Stroke PIS
28/35
8/10/2019 Lapkas2 Stroke PIS
29/35
29
Setiap penderita stroke yang disertai demam harus diobati dengan antipiretika
dan diatasi penyebabnya.
Beri asetaminophen 650 mg bila suhu lebih dari 38,5C
g. Pemeriksaan penunjang
EKG
Laboratorium: kimia darah, fungsi ginjal, hematologi dan faal hemostasis,
KGD, analisa urin, AGDA dan elektrolit.
Bila curiga PSA lakukan punksi lumbal
Pemeriksaan radiologi seperti CT scan dan rontgen dada
B. Penatalaksanaan Umum di Ruang Rawat Inap
1. Cairan
Berikan cairan isotonis seperti 0,9% salin , CVP pertahankan antara 5-12 mmHg.
Kebutuhan cairan 30 ml/kgBB.
Balans cairan diperhitungkan dengan mengukur produksi urin sehari ditambah
pengeluaran cairan yanng tidak dirasakan.
Elektrolit (sodium, potassium, calcium, magnesium) harus selalu diperiksa dan diganti
bila terjadi kekurangan.
Asidosis dan alkalosis harus dikoreksi sesuai dengan hasil AGDA.
Hindari cairan hipotonik dan glukosa kecuali hipoglikemia.
2. Nutrisi
Nutrisi enteral paling lambat dalam 48 jam.
Beri makanan lewat pipa orogastrik bila terdapat gangguan menelan atau kesadaran
menurun.
Pada keadaan akut kebutuhan kalori 25-30 kkal/kg/hari
3. Pencegahan dan mengatasi komplikasi
Mobilisasi dan penilaian dini untuk mencegah komplikasi subakut (aspirasi,
malnutrisi, pneumonia, DVT, emboli paru, dekubitus, komplikasi ortopedik dan
fraktur)
Berikan antibiotik sesuai indikasi dan usahakan tes kultur dan sensitivitas kuman.
Pencegahan dekubitus dengan mobilisasi terbatas.
4. Penatalaksanaan medik yang lain
Hiperglikemia pada stroke akut harus diobati dan terjaga normoglikemia.
Jika gelisah dapat diberikan benzodiazepin atau obat anti cemas lainnya.
8/10/2019 Lapkas2 Stroke PIS
30/35
30
Analgesik dan anti muntah sesuai indikasi
Berikan H2 antagonist, apabila ada indikasi.
Mobilisasi bertahap bila hemodinamik dan pernafasan stabil.
Rehabilitasi
Edukasi keluarga.
Discharge planning.
Pengelolaan khusus Stroke Hemoragik
- Pengelolaan konservatif Perdarahan Intra Serebral
Pemberian anti perdarahan : Epsilon aminocaproat 30 - 36 gr/hari, Asam Traneksamat 6 x
1 gr untuk mencegah lisisnya bekuan darah yamg sudah terbentuk oleh tissue
plasminogen. Evaluasi status koagulasi seperti pemberian protamin 1 mg pada pasien yang
mendapatkan heparin 100 mg & 10 mg vitamin K intravena pada pasien yang mendapat
warfarin dengan prothrombine time memanjang.
Untuk mengurangi kerusakan jaringan iskemik disekeliling hematom dapat diberikan obat-
obat yang mempunyai sifat neuroproteksi.
Guidline tindakan PIS dengan pembedahan
Tidak dioperasi bila :
pasien dengan perdarahan kecil (
8/10/2019 Lapkas2 Stroke PIS
31/35
31
Yang penting diperhatikan selain hasil CT Scan dan arteriografi adalah keadaan/kondisi
pasien itu sendiri :
Faktor faktor yang mempengaruhi :
1. Usia
Lebih 70 th tidak ada tindakan operasi
6070 th pertimbangan operasi lebih ketat
Kurang 60 th operasi dapat dilakukan lebih aman
2. Tingkat kesadaran
Koma/sopor tak dioperasi
Sadar/somnolen tak dioperasi kecuali kesadaran atau keadaan neurologiknya
menurun
Perdarahan serebelum : operasi kadang hasilnya memuaskan walaupun kesadarannya
koma
3. Topis lesi
Hematoma Lobar (kortical dan Subcortical)
Bila TIK tak meninggitidak dioperasi
Bila TIK meninggi disertai tanda tanda herniasi (klinis menurun) operasi
Perdarahan putamen
Bila hematoma kecil atau sedang tak dioperasi
Bila hematoma lebih dari 3 cm tak dioperasi, kecuali kesadaran atau defisit
neurologiknya memburuk
Perdarahan talamus
Pada umumnya tak dioperasi, hanya ditujukan pada hidrocepalusnya akibat
perdarahan dengan VP shunt bila memungkinkan.
Perdarahan serebelum
Bila perdarahannya lebih dari 3 cm dalam minggu pertama maka operasi
Bila perjalanan neurologiknya stabil diobati secara medisinal dengan pengawasan
Bila hematom kecil tapi disertai tanda tanda penekanan batang otak operasi
4. Penampang volume hematoma
Bila penampang hematoma lebih 3 cm atau volume lebih dari 50 ccoperasi
Bila penampang kecil, kesadaran makin menurun dan keadaan neurologiknya
menurun ada tanda tanda penekanan batang otak makaoperasi
5.
Waktu yang tepat untuk pembedahan
8/10/2019 Lapkas2 Stroke PIS
32/35
32
Dianjurkan untuk operasi secepat mungkin 6 7 jam setelah serangan sebelum
timbulnya edema otak , bila tak memungkinkan sebaiknya ditunda sampai 5 15 hari
kemudian.
Indikasi pembedahan pasien PSA adalah pasien dengan grade Hunt & Hest
Scale 1 sampai 3, waktu pembedahan dapat segera (< 72 jam) atau lambat (setelah 14
hari). Pembedahan pasien PSA dengan Hunt &Hest Scale 45 menunjukkan angka
kematian yang tinggi (75%).
Operasi pada aneurisma yang ruptur
a. Operasi clipping sangat direkomendasikan untuk mengurangi perdarahan ulang
setelah ruptur aneurisma pada PSA.
Walaupun operasi yang segera mengurangi resiko perdarahan ulang setelah PSA
banyak penelitian memperhatikan bahwa secara keseluruhan hasil akhir tidak berbeda
dengan operasi yang ditunda.
Jenis-jenis operasi pada stroke hemoragik antara lain:
1. Kraniotomi
Mayoritas ahli bedah saraf masih memilih kraniotomi untuk evakuasi hematoma.
Secara umum, ahli bedah lebih memilih melakukan operasi jika perdarahan
intraserebral terletak pada hemisfer nondominan, keadaan pasien memburuk, dan
jika bekuan terletak pada lobus dan superfisial karena lebih mudah dan kompresi
yang lebih besar mungkin dilakukan dengan resiko yang lebih kecil. Beberapa ahli
bedah memilih kraniotomi luas untuk mempermudah dekompresi eksternal jika
terdapat udem serebri yang luas.
Gambar 1. Flap lebar tulang kranium pada Hemicraniotomi dan dekompresi operasi untuk
infrak area arteri cerebri media.(14)
http://3.bp.blogspot.com/-4DCBiew1qlc/TySkKMQwFhI/AAAAAAAADj4/ScvGuh84Dqs/s1600/New+Picture.png8/10/2019 Lapkas2 Stroke PIS
33/35
33
Gambar 2. Insisi kulit pada suboksipital kraniotomi dan drainase ventrikular.
A. Insisi Linear. B. Insisi question mark untuk kepentingan kosmetik.(15)
Gambar 3. Prosedur Sub-sekuen Kraniotomi.
2. Endoskopi
Melalui penelitian Ayer dan kawan-kawan dikatakan bahwa evakuasi hematoma
melalui bantuan endoskopi memberikan hasil lebih baik. pada laporan observasi
lainnya penggunaan endoskopi dengan tuntunan stereotaktik dan ultrasonografi
memberikan hasil memuaskan dengan evakuasi hematoma lebih sedikit (volume