Lapkas2 Stroke PIS

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/10/2019 Lapkas2 Stroke PIS

    1/35

    1

    BAB I

    LAPORAN KASUS

    IDENTITAS PASIEN

    Nama : Ny. TU

    Jenis kelamin : Perempuan

    Umur : 51 tahun

    Pekerjaan : Petani

    Alamat : Jemprak, Cipanas

    Status : Menikah

    Agama : Islam

    Tanggal Masuk : 12 Agustus 2013 pukul 20.01 WIB

    ANAMNESIS : Alloanamnesis (13 Agustus 2013)

    Keluhan Utama :

    Lemah anggota gerak sebelah kanan

    Riwayat Penyakit Sekarang :

    Pasien datang dengan keluhan lemah anggota gerak sebelah kanan sejak 1 hari SMRS.

    Tubuh pasien terasa lemah secara mendadak saat habis ke toilet jam 18.30 WIB, tubuh tidak

    dapat digerakkan sama sekali. Saat itu pasien masih sadarkan diri, nyeri kepala hebat seperti

    tertusuktusuk (+), muntah langsung menyumbar sebanyak 2 kali, kejang (-). Saat berbicara

    menjadi rero, sebelumnya pasien merasakan badan sebelah kanan seperti baal dan kebas.

    BAB dan BAK tidak ada keluhan.

    Menurut suami pasien, pasien tidak mengeluh pandangannya menjadi dua ataupun

    pandangan menjadi gelap secara tiba-tiba, tidak disertai rasa pusing berputar, telinga

    berdenging, ataupun tersedak, dan tidak ada baal disekitar mulut.

    Pasien selama ini memang menderita hipertensi, pasien mengetahui menderita

    hipertensi saat tahun 2002 pasien pernah terkena stroke. Namun karena alasan biaya pasien

  • 8/10/2019 Lapkas2 Stroke PIS

    2/35

    2

    jarang kontrol ke dokter dan tidak minum obat hipertensi. Pasien tidak memiliki riwayat

    mengkonsumsi rokok.

    Riwayat Penyakit Dahulu :

    Pasien pernah menderita seperti pada tahun 2002, dan saat itu psien baru mengetahui

    pasien menderita hipertensi. Namun pasien tidak mengkonsumsi obat anti hipertensi. Riwayat

    penyakit diabetes mellitus, penyakit ginjal, dan penyakit jantung disangkal.

    Riwayat Penyakit Keluarga :

    Pasien tidak tahu anggota keluarga ada yang mengalami hal yang sama dengan pasien

    seperti saat ini atau tidak, begitupun riwayat hipertensi, diabetes melitus maupun penyakit

    jantung pada keluarga tidak jelas karena ketidak tahuan pasien.

    Riwayat Psikososial

    Pasien tidak memiliki kebiasaan merokok dan tidak pernah mengkonsumsi alcohol.

    Riwayat Pengobatan

    Pasien belum berobat dan tidak sedang mengkonsumsi obat apapun.

    Riwayat Alergi

    Pasien menyangkal alergi terhadap makanan, obat-obatan, debu dan cuaca.

    PEMERIKSAAN FISIK

    Keadaan umum : Tampak sakit sedang

    Kesadaran : Compos Mentis

    Tanda-tanda Vital :

    - TD : 200/120 mmHg

    - Nadi : 100 x/menit, reguler

    - Pernapasan : 20 x/menit, reguler

    - Suhu : 36,70C

    STATUS GENERALIS

    Kepala dan leher

  • 8/10/2019 Lapkas2 Stroke PIS

    3/35

    3

    - Kepala : Normochepal

    - Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik(-/-)

    - Hidung : Normonasi, sekret (-/-), epistaksis (-/-). Hipertrofi konka (-/-), polip (-/-)

    Palpasi : fraktur os nasal (-/-)

    - Telinga : Normotia, serumen (-/-), sekret (-/-), darah (-/-).

    - Mulut : mukosa basah (+), bibir tidak simetris, sianosis (-), lidah kotor (-).

    - Leher : Pembesaran KGB (-), tiroid (-), peningkatan JVP (-)

    Thoraks

    Paru

    Inspeksi : simetris, retraksi dinding dada (-/-)

    Palpasi : vokal fremitus kiri = kanan

    Perkusi : sonor pada kedua lapang paru, batas paru-hepar setinggi

    ICS 6 midclavikularis dextra

    Auskultasi : vesikuler (+/+), rhonki (-/-), wheezing (-/-)

    Jantung

    Inspeksi : iktus kordis terlihat pada ICS 5 midclavikula sinistra

    Palpasi : iktus kordis teraba pada ICS 5 midclavikula sinistra

    Perkusi : Batas kanan jantung ICS 4, linea parasternalis dextra

    Batas kiri jantung ICS 4, linea midclavikularis sinistra

    Auskultasi : BJ I-IIreguler, murmur (-), gallop(-)

    Abdomen

    Inspeksi : Bentuk datar

    Auskultasi : BU (+) normal pada 4 kuadran

    Perkusi : timpani pada seluruh abdomen, asites (-)

    Palpasi : supel, nyeri tekan (-), nyeri epigastrium (-), hepar, lien, tidak teraba.

    Ekstremitas

    Atas : akral hangat, RCT < 2 detik, edema (-/-), sianosis (-/-)

    Bawah : akral hangat, RCT < 2 detik, edema (-/-),sianosis (-/-)

  • 8/10/2019 Lapkas2 Stroke PIS

    4/35

    4

    STATUS NEUROLOGIK

    Keadaaan umum : tampak sakit sedang

    Kesadaran : compos mentis

    GCS = 15Eye (4), Verbal (5), Motorik (6)

    Rangsang Meningeal

    - Kaku Kuduk : (+)

    - Lasegue sign : tidak terbatas / tidak terbatas

    - Kernig sign : tidak terbatas / tidak terbatas

    - Brudzinski I : (+)

    - Brudzinski II : (-)

    - Brudzinski III : (-)

    SARAF KRANIAL

    N.I (Olfaktorius) :

    Hidung Kanan Hidung Kiri

    Daya Pembauan Tidak dapat dilakukan Tidak dapat dilakukan

    N.II (Optikus)

    N.III (Okulomotoris)

    Mata kanan Mata kiri

    Visus Tidak dapat dilakukan Tidak dapat dilakukan

    Lapang Pandang Normal Normal

    Funduskopia. Arteri : vena

    b. Papil

    2 : 3

    Bentuk bulat, batas tegas,

    Edema (-) Warna Orange

    2 : 3

    Bentuk bulat, batas tegas,

    Edema (-) Warna Orange

    Mata kanan Mata kiri

    Ptosis (-) (-)

  • 8/10/2019 Lapkas2 Stroke PIS

    5/35

    5

    N. IV (Throklearis)

    N.V (Trigeminus)

    Pupil

    a. Bentuk

    b. Diameter

    c. Reflex Cahaya

    Direk

    Indirek

    Bulat

    2 mm

    (+)

    (+)

    Bulat

    3 mm

    (+)

    (+)

    Gerak bola mata

    a. Atas

    b. Bawah

    c. Medial

    Baik

    Baik

    Baik

    Baik

    Baik

    Baik

    Mata kanan Mata kiri

    Posisi bola mata

    Stabismus

    divergen

    (-) (-)

    Gerakan bola mata

    Medial bawah Baik Baik

    Kanan Kiri

    Motorik

    Mengunyah Baik Baik

    Sensibilitasa. Cabang

    oftalmikus

    b. Cabang maksila

    c. Cabang

    mandibula

    Baik

    Baik

    Baik

    Baik

    Baik

    Baik

    Reflex

    Kornea (+) (+)

  • 8/10/2019 Lapkas2 Stroke PIS

    6/35

    6

    N. VI (Abdusens)

    N.VII (Facial)

    N.VIII (Vestibulokoklearis)

    Mata kanan Mata kiri

    Posisi bola mataStrabismus

    konvergen

    (-) (-)

    Gerakan bola mata

    Lateral Parase Baik

    Kanan Kiri

    Motorik

    a. Mengangkat alis

    b. Menutup mata

    c. Lipatan

    nasolabialis

    d. Menyeringai

    (+)

    (+)

    parase

    parase

    (+)

    (+)

    (+)

    (+)

    Sensorik

    a. Daya kecap lidah

    2/3 depan

    Normal Normal

    Kanan Kiri

    Pendengaran

    a. Test detak arloji

    b. Test Rinne

    c. Test Weber

    d. Test Swabach

    (+)

    (+)

    Tidak ada lateralisasi

    Normal

    (+)

    (+)

    Tidak ada lateralisasi

    Normal

  • 8/10/2019 Lapkas2 Stroke PIS

    7/35

    7

    N.IX (Glosofaringeus) dan N.X (Vagus)

    N. XI (Assesorius)

    N.XII (Hypoglosus)

    MOTORIK

    Kekuatan Otot

    3 5

    3 5

    Tonus : normotonus (normal)

    Atrofi : (-)

    SENSORIK :

    Nyeri : Ektremitas Atas : belum dapat dinilai

    Arkus faring

    a. Pasif

    b.

    Gerakan aktif

    Simetris

    SimetrisUvula di tengah

    a. Pasif

    b. Gerakan aktif

    (+)

    (+)

    Reflex muntah (+) / (+)

    Daya kecap lidah 1/3

    belakang

    Baik

    Kanan Kiri

    Memalingkan kepala Normal Normal

    Mengangkat bahu Normal Normal

    Posisi lidah Deviasi ke kanan

    Papil lidah Normal

    Atrofi otot lidah (-)

    Fasikulasi lidah (-)

  • 8/10/2019 Lapkas2 Stroke PIS

    8/35

    8

    Ekstremitas Bawah : belum dapat dinilai

    Raba : Ektremitas Atas : belum dapat dinilai

    Ekstremitas Bawah : belum dapat dinilai

    FUNGSI VEGETATIF

    Miksi : baik

    Defekasi : baik

    Keringat : baik

    FUNGSI LUHUR

    Afasia global

    REFLEK FISIOLOGIS

    Reflek bisep : (/+)

    Reflek trisep : (/+)

    Reflek brachioradialis : (/+)

    Reflek patella : (/+)

    Reflek achilles : (+/+)

    REFLEK PATOLOGIS

    Babinski : (+/-)

    Chaddock : (+/-)

    Oppenheim : (-/-)

    Gordon : (-/-)

  • 8/10/2019 Lapkas2 Stroke PIS

    9/35

    9

    PEMERIKSAAN PENUNJANG

    Laboratorium (12 Agustus 2013)

    Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan

    HEMATOLOGI

    Hemoglobin 14.3 1216 g/dL

    Hematokrit 41.0 3747 %

    Eritrosit 4.56 4.25.4 jt/uL

    Leukosit 9.6 4.810.8 rb/uL

    Trombosit 181 150450 rb/uL

    MCV 89.9 8094 fl

    MCH 31.4 2731 pg

    MCHC 34.9 3337 %

    RDW-SD 47.8 1015 fL

    PDW 11.9 914 fL

    MPV 9.6 812 fL

    Differential

    LYM % 18.5 2636 %

    MXD % 8.7 011 %

    NEU % 72.8 4070 %

    Absolut

    LYM # 1.8 1.001.43 rb/uL

    MXD # 0.8 012 rb/uL

    NEU # 7.0 1.87.6 rb/uL

    KIMIA KLINIK

    Glukosa Rapid

    Sewaktu

    97 < 160 mg/dL

    Elektrolit

    Natrium (Na) 145.2 135148 mEq/L

    Kalium (K) 3.64 3.505.30 mEq/L

    Calcium ion 1.03 1.151.29 mEq/L

  • 8/10/2019 Lapkas2 Stroke PIS

    10/35

    10

    EKG (13 Agustus 2013)

    DIAGNOSA KERJA

    Diagnosa Klinis : Stroke

    Diagnosa Etiologi : Perdarahan Intra Serebral

    Diagnosa Lokalisasi : Sistem Carotis Kanan

    Diagnosa Faktor Resiko : Hipertensi

  • 8/10/2019 Lapkas2 Stroke PIS

    11/35

    11

    DIAGNOSA BANDING

    Stroke e.c infark serebri sistem karotis kanan faktor risiko hipertensi

    Rencana Pemeriksaan Penunjang

    1. CT Scan Kepala

    2. Foto Thorax

    3. Laboratorium : Pemeriksaan kimia darah (GDP, GD2PP, Profil Lipid,

    Ureum, Kreatinin, Elektrolit) Urinalisa (Protein, Keton)

    Medikasi (Pengobatan)

    a. Cairan IV line 2A 20 gtt per menit

    b. Captopril 3 x 50 mg

    c. Citikolin 2 x 500 mg IV

    d. Piracetam 3x1 gr IV

    FOLLOW UP

    Tanggal 14 Agustus 2013

    Subjective Objective Assesment Planning

    Lemah anggota

    gerak kanan,

    baal (+),

    Muntah(-),

    nyeri kepala (-),

    kejang (-),

    pingsan (-),

    pusing berputar

    (-), telinga

    berdenging (-),

    pandangan

    ganda (-). BAB

    belum, BAK

    baik.

    Kesadaran : CM

    TTV :

    a. TD=140/90 mmHg

    b.Nadi = 88x/m, reguler

    c. Suhu = 36,5oC

    d.Napas = 18x/m,reguler

    S.Neurologis:

    a. RM : KK (+)

    lasegue (-), kernig (-)

    b. Saraf Otak :

    - N. II dan IIIPupil

    bulat diameter 3mm,

    isokor, Reflek Cahaya

    (+/+)

    Suspek Stroke

    perdarahan intra

    serebri Karotis

    Kanan FR HT

    DD/

    Stroke infark

    serebri Sistem

    Karotis Kanan FR

    HT

    -CT Scan Kepala

    belum

    -Posisi head up 30o

    -O2 kanul nasal

    -Cairan IV line 2A 20

    tetes per menit

    -Diet rendah kalori

    30kkal/kgBB/hari

    -Terapi :

    IVDF asering 20 gtt/

    mrnit

    Citicolin 3x500 mg IV

    Captopril 2 x 50 mg

    Piracetam 3 x 1 gr IV

  • 8/10/2019 Lapkas2 Stroke PIS

    12/35

    12

    - N. III, IV, dan VI

    parase N VI dextra

    - N. VIIpharese kiri

    central

    - N. XIIpharese kanan

    central

    c. Motorik

    3 5

    4 5

    d. Sensorik : baik

    e.Vegetatif

    BAB (-), BAK (-),

    Keringat (+)

    f. Fungsi Luhur

    Afasia global

    g.Reflex Fisiologi : BTR

    (/+), KPR (/+), APR

    (+/+)

    h.Reflex Patologis :

    babinski (+/-),

    chaddock (+/-)

    LABORATORIUM (13 Agustus 2013)

    Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Nilai Rujukan

    Glukosa Darah Puasa 108 70110 mg%

    Lemak

    Cholesterol total 215 50 mg%

    Cholesterol LDL 121.3

  • 8/10/2019 Lapkas2 Stroke PIS

    13/35

    13

    SGPT 15

  • 8/10/2019 Lapkas2 Stroke PIS

    14/35

    14

    d. Sensorik : baik

    i. Vegetatif

    BAB (-), BAK (-),

    Keringat (+)

    j. Fungsi Luhur

    Afasia global

    k.Reflex Fisiologi : BTR

    (/+), KPR (/+), APR

    (+/+)

    l. Reflex Patologis :

    babinski (+/-),

    chaddock (+/-)

    CT SCAN

    RESUME

    Ny. TU, 51 tahun dengan keluhan lemah anggota gerak sebelah kanan sejak 1 hari SMRS.

    Lemah secara mendadak saat habis ke toilet jam 18.30 WIB, dan tidak dapat digerakkan sama

    sekali. Pasien masih sadarkan diri, nyeri kepala hebat seperti tertusuk tusuk (+), muntah

    langsung menyumbar sebanyak 2 kali. pasien merasakan badan sebelah kanan seperti baal

    dan kebas.

    Pasien memiliki riwayat hipertensi, namun tidak pernah mengkonsumsi obat. Riwayat

    stroke pada tahun 2002 pada sisi yang sama sebelah kanan.

  • 8/10/2019 Lapkas2 Stroke PIS

    15/35

    15

    Pemeriksaan Fisik

    Keadaan umum : Tampak sakit sedang

    Kesadaran : Compos Mentis

    Tanda-tanda Vital :

    - TD : 200/120 mmHg

    - Nadi : 100 x/menit, reguler

    - Pernapasan : 20 x/menit, reguler

    - Suhu : 36,70C

    Status Generalis :

    - Kepala : Normochepal

    - Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik(-/-)

    - Hidung : Normonasi, sekret (-/-), epistaksis (-/-). Hipertrofi konka (-/-), polip (-/-)

    Palpasi : fraktur os nasal (-/-)

    - Telinga : Normotia, serumen (-/-), sekret (-/-), darah (-/-).

    - Mulut : mukosa basah (+), bibir tidak simetris, sianosis (-), lidah kotor (-).

    -

    Leher : Pembesaran KGB (-), tiroid (-), peningkatan JVP (-)

    Thoraks

    Paru

    Inspeksi : simetris, retraksi dinding dada (-/-)

    Palpasi : vokal fremitus kiri = kanan

    Perkusi : sonor pada kedua lapang paru, batas paru-hepar setinggi

    ICS 6 midclavikularis dextra

    Auskultasi : vesikuler (+/+), rhonki (-/-), wheezing (-/-)

    Jantung

    Inspeksi : iktus kordis terlihat pada ICS 5 midclavikula sinistra

    Palpasi : iktus kordis teraba pada ICS 5 midclavikula sinistra

    Perkusi : Batas kanan jantung ICS 4, linea parasternalis dextra

    Batas kiri jantung ICS 4, linea midclavikularis sinistra

  • 8/10/2019 Lapkas2 Stroke PIS

    16/35

    16

    Auskultasi : BJ I-IIreguler, murmur (-), gallop(-)

    Abdomen

    Inspeksi : bentuk datar

    Auskultasi : BU (+) normal pada 4 kuadran

    Perkusi : timpani pada seluruh abdomen, asites (-)

    Palpasi : supel, nyeri tekan (-), nyeri epigastrium (-), hepar, lien,

    tidak teraba.

    Ekstremitas

    Atas : akral hangat, RCT < 2 detik, edema (-/-), sianosis (-/-)

    Bawah : akral hangat, RCT < 2 detik, edema (-/-),sianosis (-/-)

    Status Neurologis

    Rangsang Meningeal :

    - Kaku Kuduk : (+)

    - Lasegue sign : tidak terbatas / tidak terbatas

    - Kernig sign : tidak terbatas / tidak terbatas

    - Brudzinski I : (+)

    - Brudzinski II : (-) / (-)

    - Brudzinski III : (-)

    Saraf Otak :

    Pupil bulat aisokor OD/OS : 2 mm/ 3 mm RC +/+

    Gerakan bola mata parase N VI dextra

    Wajah parese N VII dextra sentral

    Lidah parese N.XII dextra central

    Motorik : 3 53 5

  • 8/10/2019 Lapkas2 Stroke PIS

    17/35

    17

    Tonus : normotonus, Atrofi (-)

    Sensorik : tidak dapat dinilai

    Vegetatif : Baik

    Fungsi luhur : tidak dapat dilakukan

    Afasia global

    REFLEK FISIOLOGI : BTR (/+) / KPR (/+) / APR (+/+)

    REFLEK PATOLOGI : Babinsk (+/-), chhadock (-/-)

    PEMERIKSAAN PENUNJANG

    CT Scan Kepala : Lesi hiperdens di lesi thalamus sinistra

    Kesan : Perdarahan intraserebral di thalamus sinista

    DIAGNOSA KERJA

    Diagnosa Klinis : Stroke

    Diagnosa Etiologi : Perdarahan Intraserebral

    Diagnosa Lokalisasi : Sistem Carotis Kiri

    Diagnosa Faktor Resiko : Hipertensi

    PENATALAKSANAAN

    - Head up 30o

    - Pasang IV line

    -Cairan IV line 2A 20 gtt per menit

    - Captopril 3 x 50 mg

    - Citikolin 2 x 500 mg IV

    - Piracetam 3x1 gr IV

    FOLLOW UP

    Tanggal 14 Agustus 2013

    Subjective Objective Assesment Planning

  • 8/10/2019 Lapkas2 Stroke PIS

    18/35

    18

    Lemah anggota

    gerak kanan,

    baal (+),

    Muntah(-),

    nyeri kepala (-),

    kejang (-),

    pingsan (-),

    pusing berputar

    (-), telinga

    berdenging (-),

    pandangan

    ganda (-). BAB

    belum, BAK

    baik.

    Kesadaran : CM

    TTV :

    m.TD=140/90 mmHg

    n.Nadi = 88x/m, reguler

    o. Suhu = 36,5oC

    p.Napas = 18x/m,reguler

    S.Neurologis:

    a. RM : KK (+)

    lasegue (-), kernig (-)

    b. Saraf Otak :

    - N. II dan IIIPupil

    bulat diameter 3mm,

    isokor, Reflek Cahaya

    (+/+)

    - N. III, IV, dan VI

    parase N VI dextra

    - N. VIIpharese kiri

    central

    - N. XIIpharese kanan

    central

    c. Motorik

    5 5

    4 5

    d. Sensorik : baik

    q.Vegetatif

    BAB (-), BAK (-),

    Keringat (+)

    r. Fungsi Luhur

    Afasia global

    s.Reflex Fisiologi : BTR

    (/+), KPR (/+), APR

    (+/+)

    t. Reflex Patologis :

    Suspek Stroke

    perdarahan intra

    serebri Karotis

    Kanan FR HT

    DD/

    Stroke infark

    serebri Sistem

    Karotis Kanan FR

    HT

    -CT Scan Kepala

    belum

    -Posisi head up 30o

    -O2 kanul nasal

    -Cairan IV line 2A 20

    tetes per menit

    -Diet rendah kalori

    30kkal/kgBB/hari

    -Terapi :

    IVDF asering 20 gtt/

    mrnit

    Citicolin 3x500 mg IV

    Captopril 2 x 50 mg

    Piracetam 3 x 1 gr IV

  • 8/10/2019 Lapkas2 Stroke PIS

    19/35

    19

    babinski (+/-),

    chaddock (+/-)

    FOLLOW UP (15 Agustus 2013)

    Subjective Objective Assesment Planning

    Lemah anggota

    gerak kanan,

    baal (+),

    Muntah(-),

    nyeri kepala (-),

    kejang (-),

    pingsan (-),

    pusing berputar

    (-), telinga

    berdenging (-),

    pandangan

    ganda (-). BAB

    belum, BAKsulit.

    Kesadaran : CM

    TTV :

    TD=160/90 mmHg

    Nadi = 88x/m, reguler

    Suhu = 36,5oC

    Napas = 18x/m,reguler

    S.Neurologis:

    a. RM : KK (+)

    lasegue (-), kernig (-)

    b. Saraf Otak :

    - N. II dan IIIPupil

    bulat diameter 3mm,isokor, Reflek Cahaya

    (+/+)

    - N. III, IV, dan VI

    parase N VI dextra

    - N. VIIpharese kiri

    central

    - N. XIIpharese kanan

    central

    c. Motorik

    6 5

    4 5

    d. Sensorik : baik

    u.Vegetatif

    BAB (-), BAK (-),

    Keringat (+)

    Stroke perdarahan

    intra serebri

    Karotis Kanan FR

    HT

    -Posisi head up 30o

    -O2 kanul nasal

    -Cairan IV line 2A 20

    tetes per menit

    -Diet rendah kalori

    30kkal/kgBB/hari

    -Terapi :

    IVDF asering 20 gtt/

    mrnit

    Citicolin 3x500 mg IV

    Captopril 3 x 50 mg

    Piracetam 3 x 1 gr IVRaditidin 2 x 1

  • 8/10/2019 Lapkas2 Stroke PIS

    20/35

    20

    v.Fungsi Luhur

    Afasia global

    w.Reflex Fisiologi : BTR

    (/+), KPR (/+), APR

    (+/+)

    x.Reflex Patologis :

    babinski (+/-),

    chaddock (+/-)

    PROGNOSIS

    Quo ad vitam : dubia ad bonam

    Quo ad functionam : dubia ad bonam

  • 8/10/2019 Lapkas2 Stroke PIS

    21/35

    21

    BAB II

    PEMBAHASAN

    Daftar Masalah

    1. Mengapa pada pasien ini di diagnosis stroke perdarahan sistem karotis dengan faktor

    resiko hipertensi?

    2. Bagaimana mekanisme hipertensi dapat menyebabkan stroke perdarahan?

    3. Bagaimana tatalaksana pada stroke perdarahan?

    Pembahasan Masalah

    1.

    Mengapa pasien ini di diagnosis stroke hemoragik ?

    Definisi

    Gangguan fungsional otak fokal atau global yang terjadi secara mendadak, yang

    disebabkan oleh gangguan peredaran darah otak (baik tersumbatnya aliran darah mauoun

    pecahnya pembuluh darah)dan lebih dari 24 jam. Dan mempunyai pola gejala yang

    berhubungan dengan waktu.

    Pada pasien ini didapatkan :

    Berdasarkan anamnesisdidapatkan defisit neurologis fokal dengan adanya hemiparesekanan yang terjadi mendadak saat pasien beraktivitas dan sifatnya menetap, terdapat

    tanda-tanda TTIK (nyeri kepala, muntah) serta Tekanan darah meningkat tinggi dari

    biasanya. Keluhan ini terjadi >24 jam mulai dari kejadian sampai follow-up terakhir.

    Perbedaan stroke infark dan stroke perdarahan dalam mendiagnosa pasien

    Stroke Non Hemoragik Stroke Hemoragik

    -Kelumpuhan/kelemahan terjadi saat

    pasien istirahat (pada saat tidur atau

    pada saat pasien baru bangun tidur)

    -Kelumpuhan/kelemahan terjadi saat

    pasien beraktivitas*

    - Tidak terdapat tanda-tanda TTIK

    (nyeri kepala, muntah, kejang,

    penurunan kesadaran)

    - Terdapat tanda-tanda TTIK (nyeri

    kepala, muntah, kejang, penurunan

    kesadaran)*

    - Tekanan darah tidak meningkat tinggi - Tekanan darah meningkat tinggi dari

    biasanya*

    *ditemukan pada pasien

  • 8/10/2019 Lapkas2 Stroke PIS

    22/35

    22

    Pada pasien ini didapatkan : kelumpuhan terjadi saat pasien beraktivitas, terdapat tanda-

    tanda peningkatan TTIK, dan tekanan darah meningkat dari biasanya. Jadi pasien ini

    didiagnosa stroke yang disebabkan karena perdarahan dan didiagnosis banding dengan

    stroke karena infark.

    *ditemukan pada pasien

    Berdasarkan pemeriksaan fisik(13 Agustus 2013) didapatkan :

    Keadaan umum : Tampak sakit sedang

    Kesadaran : Compos Mentis

    Tanda-tanda Vital :

    - TD : 200/120 mmHg

    - Nadi : 100 x/menit, reguler- Pernapasan : 20 x/menit, reguler

    - Suhu : 36,70C

    STATUS NEUROLOGIK

    Keadaaan umum : Tampak sakit sedang

    Kesadaran : Compos mentis, kontak (-)

    Rangsang Meningeal

    Kategori

    Klinis

    Perdarahan

    Intraserebral

    Perdarahan

    SubaraknoidCardioemboli Tromboemboli Aterotrombotik Lakunar

    Saat awitan Sering saataktivitas*

    Sering saataktivitas

    Sering saataktivitasDapat jugasaat istirahat

    Sering saataktivitasDapat jugasaat istirahat

    Sering saatistirahat

    Sering saatistirahat

    TIA - + Jarang Jarang + +

    TandaTTIK

    +* + - - - -

    Defisitneurologis

    Maximal atonset

    Maximal atonset

    Maximal atonset

    Maximal atonset

    Worsening Worsening

    Tekanandarah

    Tinggi * Sedang/Tinggi

    Normal/Sedang

    Normal/ tinggi Normal/ sedang/tinggi

    Normal/sedang/tinggi

    Kaku

    kuduk

    +/- + - - - -

    CT Scan Hiperdens Hiperdens Hipodens,daerahkortikal

    Hipodens,daerahsubkortikal

    Hipodens Hipodens

    Usia Muda/Tua* Muda/Tua Muda Muda/Tua Tua Muda/Tua

  • 8/10/2019 Lapkas2 Stroke PIS

    23/35

    23

    - Kaku Kuduk : (+)

    - Lasegue sign : tidak terbatas

    - Kernig sign : tidak terbatas

    - Brudzinski I : (+)

    - Brudzinski II : (-)

    - Brudzinski III : (-)

    Saraf Otak : N. VI: mata kanan tidak bias ke medial bawah (parase N. VI dextra), N.VII :

    plica nasolabialis kanan lebih datar (parese N.VII dextra sentral), N.XII : posisi lidah deviasi

    ke kanan, atrofi (-),fasikulasi (-) (parese N.XII dextra sentral)

    MOTORIKKekuatan Otot 3 5 (Hemiparese dextra)

    3 5

    Tonus : normotonus(normal)

    Atrofi : (-/-)

    SENSORIK : sulit dinilai

    FUNGSI VEGETATIF

    Miksi : baik

    Defekasi : baik

    Keringat : baik

    FUNGSI LUHUR

    MMSE tidak dapat dilakukan

    REFLEK FISIOLOGI

    BTR (/+) / KPR (/+) / APR (+/+)

    REFLEK PATOLOGIS

    Babinski : (+/-)

    Chaddock : (+/-)

  • 8/10/2019 Lapkas2 Stroke PIS

    24/35

    24

    Berdasarkan skor stroke :

    Siriraj

    (2,5 x derajat kesadaran) + (2 x muntah) + (2 x nyeri kepala) + (0,1 x tekanan diastolik) (3

    x ateroma)12

    Dimana :

    Derajat kesadaran0 = komposmentis; 1 = somnolen; 2 = sopor.

    Muntah 0 = tidak ada; 1 = ada.

    Nyeri kepala 0 = tidak ada; 1 = ada.

    Ateroma 0 = tidak ada; 1 = salah satu/ lebih (DM, angina, penyakit pembuluh

    darah).

    Hasil : Skor > 1 : perdarahan intraserebri

    Skor < 1 : infark serebri

    Pada pasien didapatkan : (2,5 x 1) + (2 x 1) + (2 x 1) + (0,1 x 120)(3 x 0)12 = 4.5

    Hasilperdarahan intraserebri

    Pada skor Gajah Mada

    Penurunan

    KesadaranNyeri Kepala Babinski Jenis Stroke

    + + + Perdarahan

    + - - Perdarahan

    - +* +* Perdarahan

    - - + Iskemik

    - - - Iskemik

    *ditemukan pada pasienmenunjukkan perdarahan

    Berdasarkan lokasi lesi pembuluh darah yang terkena, terbagi dalam :

    1. Sistem karotis

    2. Sistem vertebrobasiler

    Gejala Klinik pada stroke sistem karotis :

    Memperdarahi lobus frontalis, parietalis, basal ganglia, dan lobus temporalis. Gejala- gejala

    timbul sangat mendadak berupa hemiparesis, hemihipestesi, bicara pelo dan lain- lain.

  • 8/10/2019 Lapkas2 Stroke PIS

    25/35

    25

    - Kesadaran umum : Penderita dengan stroke sistem karotis jarang mengalami gangguan

    atau penurunan kesadaran, kecuali pada stroke yang luas. Hal ini disebabkan karena

    struktur- struktur anatomi yang menjadi substrat kesadaran yaitu Formatio Reticularis

    (susunan/ retikularis) digaris tengah dan sebagian besar terletak dalam fossa posterior.

    Karena itu kesadaran biasanya komposmentis

    - Tekanan darah : biasanya meningkat*

    - Pemeriksaan motorik : Hampir selalu terjadi kelumpuhan sebelah anggota badan

    (hemiparesis). Jika terdapat perbedaan kelumpuhan nyata antara lengan dan tungkai,

    kelainan berasal dari daerah kortikal, jika sama beratnya gangguan aliran darah terjadipada subkortikal atau veterbrobasiler*

  • 8/10/2019 Lapkas2 Stroke PIS

    26/35

    26

    - Pemeriksaan fungsi sensorik: dapat terjadi hemisensorik tubuh

    - Pemeriksaan refleks fisiologis dan patologis : pada fase akut refleks fisiologi pada sisi

    yang lumpuh akan menghilang, kemudian muncul kembali dalam beberapa hari didahului

    dengan refleks patologis

    - Kelainan fungsi luhur : disfasia campuran, dapat juga terjadi apraxia dan lain- lain

    *ditemukan pada pasienmenunjukkan gejala stroke mengenai sistem karotis

    Gejala Klinik pada stroke sistem vetebrobasiler :

    1. Penurunan kesadaran yang cukup berat karena terkena formasio lateralis (DD: infark

    supratentorial yang luas).

    2. Kombinasi berbagai saraf otak yang terganggu di sertai vertigo, diplopia dan gangguan

    bulbar

    3. Vertigo disertai paresis keempat anggota gerak (ujung-ujung distal).

    Gejala Umum Klinis Sistem Karotis Sistem Vertebrobasiler

    Motorik Hemiparese kontralateraldengan lesi

    Parese saraf otak motorik

    ipsilateral dengan ekstremitassejajar *

    Hemiparese alternansdengan lesi

    Parese motorik saraf otak

    kontralateral denganekstremitas

    Sensorik Hemihipestesi kontralateral

    dengan lesi

    Gangguan sensibilitas saraf

    otak sensorik ipsilateral

    dengan ekstremitas *

    Hemihipestesi alternans

    dengan lesi

    Ganguan sensibilitas

    saraf otak sensorik

    kontralateral ekstremitas

    Penglihatan Hemiamnopsia homonim

    kontralateral

    Amaurosis fugax

    Hemianopsia homonim (satu

    atau dua sisi lapang

    pandang)

    Black out(buta kortikal)

    Gangguan lain Afasia (dominan otak kiri)

    Agnosia (non dominan)

    Gangguan keseimbangan

    Vertigo dan diplopia

    Pada pasien ini didapatkan gangguan pada system karotis

    Mekanisme hipertensi menyebabkan stroke hemoragik?

    Timbulnya infark serebral regional dapat juga disebabkan olehpecahnya arteri serebral.Daerah distal dari tempat dinding arteri pecah, tidak lagi kebagian darah sehingga wilayah

  • 8/10/2019 Lapkas2 Stroke PIS

    27/35

    27

    tersebut menjadi iskemik dan kemudian menjadi infark yang tersiram daerah ekstravasal hasil

    perdarahan. Daerah infark itu tidak berfungsi lagi sehingga menimbulkan deficit neurologic,

    yang biasanya berupa hemiparalisis. Dan daerah ekstravasal yang tertimbun intraserebral

    merupakan hematoma yang cepat menimbulkan kompresi pada seluruh isi tengkorak berikut

    bagian rostral batang otak. Keadaan demikian menimbulkan koma dengan tanda-tanda

    neurologi yang sesuai dengan kompresi akut terhadap batang otak secara restrokaudal, yang

    terjadi dari gangguan pupil, pernapasan, tekanan darah sistemik dan nadi. Apa yang

    dilukiskan di atas ialah gambaran hemoragia intraserebral yang di dalam klinik dikenal

    sebagai apopleksia serebri atau hemorrhagic stroke.

    Arteri yang sering pecah ialah arteria lentikulostriata di wilayah kapsula interna.

    Dinding arteri yang pecah selalu menunjukkan tanda-tanda, bahwa disitu terdapat aneurisma

    kecil-kecil yang dikenal sebagai aneurisma Charcot Bouchard. Aneurisma tersebut timbul

    pada orang-orang dengan hipertensi kronik, sebagai hasil proses degenerative pada otot dan

    unsur elastic dinding arteri. Karena perubahan degenerative itu ditambah dengan beban yang

    tekanan darah yang tinggi, maka timbulah beberapa pengelembungan kecil setempat yang

    dinamakan aneurisma Charcot Bouchard. Karena sebab-sebab yang belum jelas, aneurismata

    tersebut kadang berkembang terutama pada rami perforantes arteria serebri media, yaitu

    arteria lentikulostriata. Pada lonjakan tekanan darah sistemik, sewaktu orang marah,

    menegluarkan tenaga banyak, dan sebagainya aneurisma kecil itu bisa pecah. Pada saat itu

    juga orangnya jatuh pingsan, nafasnya mendengkur dalam sekali dan memperlihatkan tanda-

    tanda hemiplegia. Oleh karena itu stress yang menjadi factor presipitasi, maka haemoragic

    stroke disebut juga stress stroke.

    Penatalaksanaan

    A. Penatalaksanaan di Ruang Gawat Darurat

    Terapi Umum

    a.

    Stabilisasi jalan nafas dan pernafasan

    Perbaikan jalan nafas dengan pemasangan pipa orofaring.

    Pada pasien hipoksia diberi suplai oksigen

    b. Stabilisasi hemodinamik

    Berikan cairan kristaloid atau koloid intravena (hindari cairan hipotonik)

    Optimalisasi tekanan darah

    Bila tekanan darah sistolik < 120mmHg dan cairan sudah mencukupi,

    dapat diberikan obat-obat vasopressor.

    Pemantauan jantung harus dilakukan selama 24 jam pertama.

  • 8/10/2019 Lapkas2 Stroke PIS

    28/35

  • 8/10/2019 Lapkas2 Stroke PIS

    29/35

    29

    Setiap penderita stroke yang disertai demam harus diobati dengan antipiretika

    dan diatasi penyebabnya.

    Beri asetaminophen 650 mg bila suhu lebih dari 38,5C

    g. Pemeriksaan penunjang

    EKG

    Laboratorium: kimia darah, fungsi ginjal, hematologi dan faal hemostasis,

    KGD, analisa urin, AGDA dan elektrolit.

    Bila curiga PSA lakukan punksi lumbal

    Pemeriksaan radiologi seperti CT scan dan rontgen dada

    B. Penatalaksanaan Umum di Ruang Rawat Inap

    1. Cairan

    Berikan cairan isotonis seperti 0,9% salin , CVP pertahankan antara 5-12 mmHg.

    Kebutuhan cairan 30 ml/kgBB.

    Balans cairan diperhitungkan dengan mengukur produksi urin sehari ditambah

    pengeluaran cairan yanng tidak dirasakan.

    Elektrolit (sodium, potassium, calcium, magnesium) harus selalu diperiksa dan diganti

    bila terjadi kekurangan.

    Asidosis dan alkalosis harus dikoreksi sesuai dengan hasil AGDA.

    Hindari cairan hipotonik dan glukosa kecuali hipoglikemia.

    2. Nutrisi

    Nutrisi enteral paling lambat dalam 48 jam.

    Beri makanan lewat pipa orogastrik bila terdapat gangguan menelan atau kesadaran

    menurun.

    Pada keadaan akut kebutuhan kalori 25-30 kkal/kg/hari

    3. Pencegahan dan mengatasi komplikasi

    Mobilisasi dan penilaian dini untuk mencegah komplikasi subakut (aspirasi,

    malnutrisi, pneumonia, DVT, emboli paru, dekubitus, komplikasi ortopedik dan

    fraktur)

    Berikan antibiotik sesuai indikasi dan usahakan tes kultur dan sensitivitas kuman.

    Pencegahan dekubitus dengan mobilisasi terbatas.

    4. Penatalaksanaan medik yang lain

    Hiperglikemia pada stroke akut harus diobati dan terjaga normoglikemia.

    Jika gelisah dapat diberikan benzodiazepin atau obat anti cemas lainnya.

  • 8/10/2019 Lapkas2 Stroke PIS

    30/35

    30

    Analgesik dan anti muntah sesuai indikasi

    Berikan H2 antagonist, apabila ada indikasi.

    Mobilisasi bertahap bila hemodinamik dan pernafasan stabil.

    Rehabilitasi

    Edukasi keluarga.

    Discharge planning.

    Pengelolaan khusus Stroke Hemoragik

    - Pengelolaan konservatif Perdarahan Intra Serebral

    Pemberian anti perdarahan : Epsilon aminocaproat 30 - 36 gr/hari, Asam Traneksamat 6 x

    1 gr untuk mencegah lisisnya bekuan darah yamg sudah terbentuk oleh tissue

    plasminogen. Evaluasi status koagulasi seperti pemberian protamin 1 mg pada pasien yang

    mendapatkan heparin 100 mg & 10 mg vitamin K intravena pada pasien yang mendapat

    warfarin dengan prothrombine time memanjang.

    Untuk mengurangi kerusakan jaringan iskemik disekeliling hematom dapat diberikan obat-

    obat yang mempunyai sifat neuroproteksi.

    Guidline tindakan PIS dengan pembedahan

    Tidak dioperasi bila :

    pasien dengan perdarahan kecil (

  • 8/10/2019 Lapkas2 Stroke PIS

    31/35

    31

    Yang penting diperhatikan selain hasil CT Scan dan arteriografi adalah keadaan/kondisi

    pasien itu sendiri :

    Faktor faktor yang mempengaruhi :

    1. Usia

    Lebih 70 th tidak ada tindakan operasi

    6070 th pertimbangan operasi lebih ketat

    Kurang 60 th operasi dapat dilakukan lebih aman

    2. Tingkat kesadaran

    Koma/sopor tak dioperasi

    Sadar/somnolen tak dioperasi kecuali kesadaran atau keadaan neurologiknya

    menurun

    Perdarahan serebelum : operasi kadang hasilnya memuaskan walaupun kesadarannya

    koma

    3. Topis lesi

    Hematoma Lobar (kortical dan Subcortical)

    Bila TIK tak meninggitidak dioperasi

    Bila TIK meninggi disertai tanda tanda herniasi (klinis menurun) operasi

    Perdarahan putamen

    Bila hematoma kecil atau sedang tak dioperasi

    Bila hematoma lebih dari 3 cm tak dioperasi, kecuali kesadaran atau defisit

    neurologiknya memburuk

    Perdarahan talamus

    Pada umumnya tak dioperasi, hanya ditujukan pada hidrocepalusnya akibat

    perdarahan dengan VP shunt bila memungkinkan.

    Perdarahan serebelum

    Bila perdarahannya lebih dari 3 cm dalam minggu pertama maka operasi

    Bila perjalanan neurologiknya stabil diobati secara medisinal dengan pengawasan

    Bila hematom kecil tapi disertai tanda tanda penekanan batang otak operasi

    4. Penampang volume hematoma

    Bila penampang hematoma lebih 3 cm atau volume lebih dari 50 ccoperasi

    Bila penampang kecil, kesadaran makin menurun dan keadaan neurologiknya

    menurun ada tanda tanda penekanan batang otak makaoperasi

    5.

    Waktu yang tepat untuk pembedahan

  • 8/10/2019 Lapkas2 Stroke PIS

    32/35

    32

    Dianjurkan untuk operasi secepat mungkin 6 7 jam setelah serangan sebelum

    timbulnya edema otak , bila tak memungkinkan sebaiknya ditunda sampai 5 15 hari

    kemudian.

    Indikasi pembedahan pasien PSA adalah pasien dengan grade Hunt & Hest

    Scale 1 sampai 3, waktu pembedahan dapat segera (< 72 jam) atau lambat (setelah 14

    hari). Pembedahan pasien PSA dengan Hunt &Hest Scale 45 menunjukkan angka

    kematian yang tinggi (75%).

    Operasi pada aneurisma yang ruptur

    a. Operasi clipping sangat direkomendasikan untuk mengurangi perdarahan ulang

    setelah ruptur aneurisma pada PSA.

    Walaupun operasi yang segera mengurangi resiko perdarahan ulang setelah PSA

    banyak penelitian memperhatikan bahwa secara keseluruhan hasil akhir tidak berbeda

    dengan operasi yang ditunda.

    Jenis-jenis operasi pada stroke hemoragik antara lain:

    1. Kraniotomi

    Mayoritas ahli bedah saraf masih memilih kraniotomi untuk evakuasi hematoma.

    Secara umum, ahli bedah lebih memilih melakukan operasi jika perdarahan

    intraserebral terletak pada hemisfer nondominan, keadaan pasien memburuk, dan

    jika bekuan terletak pada lobus dan superfisial karena lebih mudah dan kompresi

    yang lebih besar mungkin dilakukan dengan resiko yang lebih kecil. Beberapa ahli

    bedah memilih kraniotomi luas untuk mempermudah dekompresi eksternal jika

    terdapat udem serebri yang luas.

    Gambar 1. Flap lebar tulang kranium pada Hemicraniotomi dan dekompresi operasi untuk

    infrak area arteri cerebri media.(14)

    http://3.bp.blogspot.com/-4DCBiew1qlc/TySkKMQwFhI/AAAAAAAADj4/ScvGuh84Dqs/s1600/New+Picture.png
  • 8/10/2019 Lapkas2 Stroke PIS

    33/35

    33

    Gambar 2. Insisi kulit pada suboksipital kraniotomi dan drainase ventrikular.

    A. Insisi Linear. B. Insisi question mark untuk kepentingan kosmetik.(15)

    Gambar 3. Prosedur Sub-sekuen Kraniotomi.

    2. Endoskopi

    Melalui penelitian Ayer dan kawan-kawan dikatakan bahwa evakuasi hematoma

    melalui bantuan endoskopi memberikan hasil lebih baik. pada laporan observasi

    lainnya penggunaan endoskopi dengan tuntunan stereotaktik dan ultrasonografi

    memberikan hasil memuaskan dengan evakuasi hematoma lebih sedikit (volume