64
KARAKTERISTIK PESAWAT TERBANG KARAKTERISTIK PESAWAT TERBANG Skema distribusi beban MTOW pada Pesawat terbang rencana

Lapangan Terbang Teknik Sipil

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Materi perkuliahan lapangan terbang untuk teknik sipil. Perencanaan dan perancangan untuk bandar udara, dengan mengetahui spesifikasi tertentu yang diperlukan.

Citation preview

Page 1: Lapangan Terbang Teknik Sipil

KARAKTERISTIK PESAWAT TERBANGKARAKTERISTIK PESAWAT TERBANG

Skema distribusi beban

MTOW pada

Pesawat terbang rencana

Page 2: Lapangan Terbang Teknik Sipil

DESAIN LANDASAN PACU DAN LANDASAN DESAIN LANDASAN PACU DAN LANDASAN PENGHUBUNGPENGHUBUNG

Komponen-komponen pada landasan pacu

Page 3: Lapangan Terbang Teknik Sipil

DESAIN LANDASAN PACU DAN LANDASAN DESAIN LANDASAN PACU DAN LANDASAN PENGHUBUNGPENGHUBUNG

Perencanaan jalur landasan pacu dan komponen-Perencanaan jalur landasan pacu dan komponen-komponennya harus dipertimbangkan terhadap keadaan komponennya harus dipertimbangkan terhadap keadaan dari pesawat terbang sebagai berikut :dari pesawat terbang sebagai berikut :

a. pesawat terbang melakukan lepas landas dengan kondisi a. pesawat terbang melakukan lepas landas dengan kondisi normal :normal :

Untuk operasional lepas landas (take-off):Untuk operasional lepas landas (take-off):- Take-Off Distance Available / Take-Off Distance (TODA/ - Take-Off Distance Available / Take-Off Distance (TODA/

TOD) = 1,15 x panjang landasan pacu dasar rencana TOD) = 1,15 x panjang landasan pacu dasar rencana (basic length of runway design) dari pesawat terbang (basic length of runway design) dari pesawat terbang rencana rencana

- Take-Off Run Available / Take-Off Run (TORA/ TOR) = - Take-Off Run Available / Take-Off Run (TORA/ TOR) = panjang landasan pacu dasar rencana (basic length of panjang landasan pacu dasar rencana (basic length of runway design)runway design)

- Lift-Off Distance Available / Lift-Off Distance (LODA/ LOD) - Lift-Off Distance Available / Lift-Off Distance (LODA/ LOD) = 0,55 x Take-Off Distance= 0,55 x Take-Off Distance

Page 4: Lapangan Terbang Teknik Sipil

DESAIN LANDASAN PACU DAN LANDASAN DESAIN LANDASAN PACU DAN LANDASAN PENGHUBUNGPENGHUBUNG

Kebutuhan landasan pacu untuk operasional pesawat terbang normal

(lepas landas)

Page 5: Lapangan Terbang Teknik Sipil

DESAIN LANDASAN PACU DAN LANDASAN DESAIN LANDASAN PACU DAN LANDASAN PENGHUBUNGPENGHUBUNG

Untuk operasional pendaratan (landing):Untuk operasional pendaratan (landing):- Landing Distance (LD) = Take-Off Distance- Landing Distance (LD) = Take-Off Distance- Stop Distance (SD) = 0,6 x LD- Stop Distance (SD) = 0,6 x LD- Clearway (CW) = 0,5 .(TOD – LOD)- Clearway (CW) = 0,5 .(TOD – LOD)- Stopway = 0,05 x LD- Stopway = 0,05 x LDPanjang total dari jalur landasan pacu dengan Panjang total dari jalur landasan pacu dengan

perkerasan penuh (full strength hardening) yang perkerasan penuh (full strength hardening) yang dibutuhkan adalah :dibutuhkan adalah :

Field Length (FL) = Take-Off Run (dengan Field Length (FL) = Take-Off Run (dengan Full Strength Hardening) + ClearFull Strength Hardening) + Clearwayway

= Take-Off Run + ( 0,5 .(TOD – LOD))= Take-Off Run + ( 0,5 .(TOD – LOD))

Page 6: Lapangan Terbang Teknik Sipil

DESAIN LANDASAN PACU DAN LANDASAN DESAIN LANDASAN PACU DAN LANDASAN PENGHUBUNGPENGHUBUNG

Kebutuhan landasan pacu untuk operasional pesawat terbang normal

(pendaratan)

Page 7: Lapangan Terbang Teknik Sipil

DESAIN LANDASAN PACU DAN LANDASAN DESAIN LANDASAN PACU DAN LANDASAN PENGHUBUNGPENGHUBUNG

b. pesawat terbang melakukan lepas landas dengan kondisi overshoot take-off :- Landing Distance (LD) = Take-Off Distance- Lift-Off Distance (LOD) = 0,75 x TOD- Clearway (CW) = 0,5 .(TOD – LOD)- Stopway (SW) = 0,05 x LD

Page 8: Lapangan Terbang Teknik Sipil

DESAIN LANDASAN PACU DAN LANDASAN DESAIN LANDASAN PACU DAN LANDASAN PENGHUBUNGPENGHUBUNG

c. pesawat terbang melakukan lepas landas c. pesawat terbang melakukan lepas landas dengan kondisi kegagalan mesin :dengan kondisi kegagalan mesin :

- Landing Distance (LD) = Take-Off Distance- Landing Distance (LD) = Take-Off Distance- Stop Distance (SD) = 0,6 x Landing Distance- Stop Distance (SD) = 0,6 x Landing Distance- Clearway (CW) = 0,15 x Landing Distance- Clearway (CW) = 0,15 x Landing Distance- Stopway (SW) = 0,05 x Landing Distance- Stopway (SW) = 0,05 x Landing Distance- Untuk kondisi kegagalan mesin panjang jalur Untuk kondisi kegagalan mesin panjang jalur

landasan pacu yang dibutuhkan :landasan pacu yang dibutuhkan :Accelerate-Stop Distance (ASD) = Field LengthAccelerate-Stop Distance (ASD) = Field Length

Field Length (FL) = Take-off Run + Stopway Field Length (FL) = Take-off Run + Stopway

Page 9: Lapangan Terbang Teknik Sipil

DESAIN LANDASAN PACU DAN LANDASAN DESAIN LANDASAN PACU DAN LANDASAN PENGHUBUNGPENGHUBUNG

Kebutuhan landasan pacu untuk operasional pesawat terbang dengan kondisi kegagalan mesin (lepas landas)

Page 10: Lapangan Terbang Teknik Sipil

DESAIN LANDASAN PACU DAN LANDASAN DESAIN LANDASAN PACU DAN LANDASAN PENGHUBUNGPENGHUBUNG

d. pesawat terbang melakukan pendaratan d. pesawat terbang melakukan pendaratan (landing) dengan kondisi ‘poor-approaches (landing) dengan kondisi ‘poor-approaches landing’ :landing’ :

- Landing Distance (LD) = Take-Off Distance- Landing Distance (LD) = Take-Off Distance

- Stop Distance (SD) = 0,6 x LD- Stop Distance (SD) = 0,6 x LD

- Clearway (CW) = 0,15 x LD- Clearway (CW) = 0,15 x LD

- Stopway (SW) = 0,05 x LD- Stopway (SW) = 0,05 x LD

Page 11: Lapangan Terbang Teknik Sipil

DESAIN LANDASAN PACU DAN LANDASAN DESAIN LANDASAN PACU DAN LANDASAN PENGHUBUNGPENGHUBUNG

Kebutuhan landasan pacu untuk operasional pesawat terbang dengan kondisi ‘poor approaches landing’

Page 12: Lapangan Terbang Teknik Sipil

DESAIN LANDASAN PACU DAN LANDASAN DESAIN LANDASAN PACU DAN LANDASAN PENGHUBUNGPENGHUBUNG

Contoh Soal :Contoh Soal :Direncanakan suatu jalur landasan pacu melayani Direncanakan suatu jalur landasan pacu melayani pesawat terbang B-747-300, tentukan kebutuhan untuk pesawat terbang B-747-300, tentukan kebutuhan untuk take-off distance available (TODA/TOD), lift-off distance take-off distance available (TODA/TOD), lift-off distance available (LODA/LD), field length (FL), landing distance available (LODA/LD), field length (FL), landing distance (LD), stop distance (SD), clearway (CW) dan stopway (LD), stop distance (SD), clearway (CW) dan stopway (SW) dengan kondisi :(SW) dengan kondisi :a. operasional pesawat terbang normala. operasional pesawat terbang normalb. poor-approaches landingb. poor-approaches landingc. overshoot take-offc. overshoot take-offd. kegagalan mesin pada pesawat terbang sehingga d. kegagalan mesin pada pesawat terbang sehingga

harus melakukan ‘emergency landing’harus melakukan ‘emergency landing’

Page 13: Lapangan Terbang Teknik Sipil

DESAIN LANDASAN PACU DAN LANDASAN DESAIN LANDASAN PACU DAN LANDASAN PENGHUBUNGPENGHUBUNG

Jawab :Jawab :Untuk pesawat terbang rencana B-747-300, panjang Untuk pesawat terbang rencana B-747-300, panjang

landasan pacu rencana dasar (basic length runway) landasan pacu rencana dasar (basic length runway) adalah 3506,50 m adalah 3506,50 m

Maka untuk kondisi :Maka untuk kondisi :a. operasional pesawat terbang normal :a. operasional pesawat terbang normal :Untuk operasional lepas landas :Untuk operasional lepas landas :Take-off Distance = 1,15 x panjang landasan pacu rencana Take-off Distance = 1,15 x panjang landasan pacu rencana

B-747-300 B-747-300 = 1,15 x 3.506,50 m= 1,15 x 3.506,50 m = 4.032,475 m= 4.032,475 m = 4.032,475 x 3,281 ft= 4.032,475 x 3,281 ft = 13.230,55 ft= 13.230,55 ft

Page 14: Lapangan Terbang Teknik Sipil

DESAIN LANDASAN PACU DAN LANDASAN DESAIN LANDASAN PACU DAN LANDASAN PENGHUBUNGPENGHUBUNG

Take-off Run = panjang landasan pacu rencanTake-off Run = panjang landasan pacu rencanaa = 3.506,50 m= 3.506,50 m

= 3.506,50 x 3,281 ft= 3.506,50 x 3,281 ft= 11.504,83 ft= 11.504,83 ft

Lift-off Distance = 0,55 x Take-off DistanceLift-off Distance = 0,55 x Take-off Distance LOD = 0,55 x 4.032,475 mLOD = 0,55 x 4.032,475 m

= 2.217,86 m= 2.217,86 m = 2.217,86 x 3,281 ft= 2.217,86 x 3,281 ft = 7.276,80 ft= 7.276,80 ft

Page 15: Lapangan Terbang Teknik Sipil

DESAIN LANDASAN PACU DAN LANDASAN DESAIN LANDASAN PACU DAN LANDASAN PENGHUBUNGPENGHUBUNG

Untuk operasional pendaratan (landing) :Untuk operasional pendaratan (landing) :Landing Distance (LD) = TODLanding Distance (LD) = TOD

= 4.032,475 m= 4.032,475 m = 13.230,55 ft= 13.230,55 ft

Stop Distance (SD) = 0,6 x LDStop Distance (SD) = 0,6 x LD= 0,6 x 4.032,475 m= 0,6 x 4.032,475 m= 2.419,485 m= 2.419,485 m= 2.419,485 x 3,281 ft= 2.419,485 x 3,281 ft= 7.938,33 ft= 7.938,33 ft

Page 16: Lapangan Terbang Teknik Sipil

DESAIN LANDASAN PACU DAN LANDASAN DESAIN LANDASAN PACU DAN LANDASAN PENGHUBUNGPENGHUBUNG

Periksa ! Periksa ! LD = LD = SDSD

0,60,6 = = 2.419,485 m2.419,485 m

0,60,6= 4.032,475 m -------- ( ok!)= 4.032,475 m -------- ( ok!)

Clearway (CW)Clearway (CW) = ( 0,5 .(TOD – LOD))= ( 0,5 .(TOD – LOD))

= (0,5 .(4.032,475 m – 2.217,86 m))= (0,5 .(4.032,475 m – 2.217,86 m))= 907,30 m= 907,30 m= 907,30 x 3,281 ft= 907,30 x 3,281 ft= 2.976,876 ft= 2.976,876 ft

Page 17: Lapangan Terbang Teknik Sipil

DESAIN LANDASAN PACU DAN LANDASAN DESAIN LANDASAN PACU DAN LANDASAN PENGHUBUNGPENGHUBUNG

Stopway (SW) = 0,05 x LDStopway (SW) = 0,05 x LD = 0,05 x 4.032,475 m= 0,05 x 4.032,475 m = 201,624 m= 201,624 m = 201,624 x 3,281 ft= 201,624 x 3,281 ft = 661,53 ft= 661,53 ft

Panjang total dari jalur landasan pacu dengan perkerasan penuh Panjang total dari jalur landasan pacu dengan perkerasan penuh (full strength hardening) yang dibutuhkan adalah :(full strength hardening) yang dibutuhkan adalah :Field Length (FL) = Take-off Run + (0,5 .(TOD –LOD))Field Length (FL) = Take-off Run + (0,5 .(TOD –LOD)) = 3.506,50 m + (0,5 .(4032,475 m – 2.217,86 m))= 3.506,50 m + (0,5 .(4032,475 m – 2.217,86 m))

= 3506,50 m + 907,30 m= 3506,50 m + 907,30 m = 4413,80 m= 4413,80 m = 4413,80 x 3,281 ft= 4413,80 x 3,281 ft = 14481,67 ft= 14481,67 ft

Page 18: Lapangan Terbang Teknik Sipil

DESAIN LANDASAN PACU DAN LANDASAN DESAIN LANDASAN PACU DAN LANDASAN PENGHUBUNGPENGHUBUNG

b. Poor-approaches landing :b. Poor-approaches landing :Landing Distance (LD) = TODLanding Distance (LD) = TOD

= 4032,475 m= 4032,475 m = 13230,55 ft= 13230,55 ft

Stop Distance (SD) = 0,6 x LDStop Distance (SD) = 0,6 x LD = 0,6 x 4032,475 m= 0,6 x 4032,475 m

= 2419,485 m= 2419,485 m = 2419,485 x 3,281 ft= 2419,485 x 3,281 ft

= 7938,33 ft= 7938,33 ft

Page 19: Lapangan Terbang Teknik Sipil

DESAIN LANDASAN PACU DAN LANDASAN DESAIN LANDASAN PACU DAN LANDASAN PENGHUBUNGPENGHUBUNG

Clearway (CW)Clearway (CW) = 0,15 x LD = 0,15 x LD = 0,15 x 4032,475 m = 0,15 x 4032,475 m = 604,87 m= 604,87 m= 604,87 x 3,281 ft= 604,87 x 3,281 ft= 1984,58 ft= 1984,58 ft

Stopway (SW) = 0,05 x LDStopway (SW) = 0,05 x LD = 0,05 x 4032,475 m= 0,05 x 4032,475 m = 201,624 m= 201,624 m = 201,624 x 3,281 ft= 201,624 x 3,281 ft = 661,53 ft= 661,53 ft

Page 20: Lapangan Terbang Teknik Sipil

DESAIN LANDASAN PACU DAN LANDASAN DESAIN LANDASAN PACU DAN LANDASAN PENGHUBUNGPENGHUBUNG

cc. overshoot take-off :. overshoot take-off :

Landing Distance (LD) = TODLanding Distance (LD) = TOD

= 4032,475 m= 4032,475 m

= 13230,55 ft= 13230,55 ft

Lift-off Distance = 0,75 x Take-off DistanceLift-off Distance = 0,75 x Take-off Distance

LOD = 0,75 x 4032,475 mLOD = 0,75 x 4032,475 m

= 3024,356 m= 3024,356 m

= 3024,356 x 3,281 ft= 3024,356 x 3,281 ft

= 9922,91 ft= 9922,91 ft

Page 21: Lapangan Terbang Teknik Sipil

DESAIN LANDASAN PACU DAN LANDASAN DESAIN LANDASAN PACU DAN LANDASAN PENGHUBUNGPENGHUBUNG

Clearway (CW)Clearway (CW) = 0,5 .(TOD – LOD)= 0,5 .(TOD – LOD)= 0,5 .(4032,475 m – = 0,5 .(4032,475 m – 30243024,,356356 m) m)= = 504,059 504,059 mm= = 504,509 504,509 x 3,281 ftx 3,281 ft= = 1653,82 1653,82 ftft

Stopway (SW) = 0,05 x LDStopway (SW) = 0,05 x LD = 0,05 x 4032,475 m= 0,05 x 4032,475 m = 201,624 m= 201,624 m = 201,624 x 3,281 ft= 201,624 x 3,281 ft = 661,53 ft= 661,53 ft

Page 22: Lapangan Terbang Teknik Sipil

DESAIN LANDASAN PACU DAN LANDASAN DESAIN LANDASAN PACU DAN LANDASAN PENGHUBUNGPENGHUBUNG

d. pesawat terbang lepas landas dengan kondisi d. pesawat terbang lepas landas dengan kondisi kegagalan mesin, sehingga harus melakukan kegagalan mesin, sehingga harus melakukan emergency landing :emergency landing :Landing Distance (LD) = TODLanding Distance (LD) = TOD

= 4032,475 m= 4032,475 m = 13230,55 ft= 13230,55 ft

Stop Distance (SD) = 0,6 x LDStop Distance (SD) = 0,6 x LD = 0,6 x 4032,475 m= 0,6 x 4032,475 m = 2419,485 m= 2419,485 m = 2419,485 x 3,281 ft= 2419,485 x 3,281 ft = 7938,33 ft= 7938,33 ft

Page 23: Lapangan Terbang Teknik Sipil

DESAIN LANDASAN PACU DAN LANDASAN DESAIN LANDASAN PACU DAN LANDASAN PENGHUBUNGPENGHUBUNG

Clearway (CW)Clearway (CW) = 0,15 x LD = 0,15 x LD = 0,15 x 4032,475 m = 0,15 x 4032,475 m = 604,87 m= 604,87 m= 604,87 x 3,281 ft= 604,87 x 3,281 ft= 1984,58 ft= 1984,58 ft

Stopway (SW) = 0,05 x LDStopway (SW) = 0,05 x LD = 0,05 x 4032,475 m= 0,05 x 4032,475 m

= 201,624 m= 201,624 m = 201,624 x 3,281 ft= 201,624 x 3,281 ft

= 661,53 ft= 661,53 ft

Page 24: Lapangan Terbang Teknik Sipil

DESAIN LANDASAN PACU DAN LANDASAN DESAIN LANDASAN PACU DAN LANDASAN PENGHUBUNGPENGHUBUNG

Untuk kondisi kegagalan mesin pada pesawat terbang, Untuk kondisi kegagalan mesin pada pesawat terbang, panjang jalur landasan pacu yang dibutuhkan adalah :panjang jalur landasan pacu yang dibutuhkan adalah :Field Length (FL) = Take-off Run + Stopway Field Length (FL) = Take-off Run + Stopway

= 3506,50 m + 201,624 m= 3506,50 m + 201,624 m = 3708,124 m= 3708,124 m

= 3708,124 x 3,281 ft= 3708,124 x 3,281 ft= 12166,35 ft= 12166,35 ft

Maka Accelerate-Stop Distance = Field LengthMaka Accelerate-Stop Distance = Field Length = 3708,124 m= 3708,124 m = 12166,35 ft= 12166,35 ft

Page 25: Lapangan Terbang Teknik Sipil

DESAIN LANDASAN PACU DAN LANDASAN DESAIN LANDASAN PACU DAN LANDASAN PENGHUBUNGPENGHUBUNG

Panjang landasan pacu yang dibutuhkan untuk kondisi Panjang landasan pacu yang dibutuhkan untuk kondisi kegagalan mesin < panjang landasan pacu untuk kondisi kegagalan mesin < panjang landasan pacu untuk kondisi operasional pesawat terbang normal, operasional pesawat terbang normal, maka yang maka yang memenuhi untuk digunakan dalam perencanaan adalah memenuhi untuk digunakan dalam perencanaan adalah panjang landasan pacu untuk kondisi operasional panjang landasan pacu untuk kondisi operasional pesawat terbang normal yaitu 4313 m atau 14150,953 ftpesawat terbang normal yaitu 4313 m atau 14150,953 ft

Page 26: Lapangan Terbang Teknik Sipil

PENGATURAN SISTEM LANDASAN PENGHUBUNGPENGATURAN SISTEM LANDASAN PENGHUBUNG

Yang termasuk sistem landasan penghubung adalah :Yang termasuk sistem landasan penghubung adalah :-- Exit Taxiway : landasan penghubung yang digunakan Exit Taxiway : landasan penghubung yang digunakan

oleh pesawat terbang setelah melakukan pendaratan oleh pesawat terbang setelah melakukan pendaratan untuk meninggalkan landasan pacu menuju apronuntuk meninggalkan landasan pacu menuju apron

- Entrance taxiway : landasan penghubung yang Entrance taxiway : landasan penghubung yang digunakan oleh pesawat terbang bergerak dari apron digunakan oleh pesawat terbang bergerak dari apron menuju landasan pacu untuk melakukan lepas landasmenuju landasan pacu untuk melakukan lepas landas

- Holding Apron (apron tunggu) : jalur yang terletak Holding Apron (apron tunggu) : jalur yang terletak dekat dengan landasan pacu dan disediakan bagi dekat dengan landasan pacu dan disediakan bagi pesawat terbang yang digunakan untuk pemeriksaan pesawat terbang yang digunakan untuk pemeriksaan terakhir sebelum melakukan take-off atau menunggu terakhir sebelum melakukan take-off atau menunggu ijin lepas landas dari menara ATC ijin lepas landas dari menara ATC

Page 27: Lapangan Terbang Teknik Sipil

PENGATURAN SISTEM LANDASAN PENGHUBUNGPENGATURAN SISTEM LANDASAN PENGHUBUNG

-- Holding Bay (anjungan tunggu) : jalur yang terletak di dekat Holding Bay (anjungan tunggu) : jalur yang terletak di dekat entrance taxiway yang disediakan bagi pesawat terbang dalam entrance taxiway yang disediakan bagi pesawat terbang dalam menunggu giliran untuk melakukan take-off pada waktu jam menunggu giliran untuk melakukan take-off pada waktu jam penerbangan sibuk (flight rush-hour). penerbangan sibuk (flight rush-hour).

Komponen-komponen pada sistem landasan penghubungKomponen-komponen pada sistem landasan penghubung

Page 28: Lapangan Terbang Teknik Sipil

Fungsi dari pengaturan landasan pacu (runway) dan Fungsi dari pengaturan landasan pacu (runway) dan landasan penghubung adalah untuk :landasan penghubung adalah untuk :

(i). Memberikan pemisahan yang aman dan efisien serta (i). Memberikan pemisahan yang aman dan efisien serta mengurangi gangguan / hambatan sekecil mungkin mengurangi gangguan / hambatan sekecil mungkin dalam pola lalu lintas operasional penerbangan (lepas dalam pola lalu lintas operasional penerbangan (lepas landas dan pendaratan)landas dan pendaratan)

(ii). Memberikan jarak landasan penghubung (taxiway) (ii). Memberikan jarak landasan penghubung (taxiway) sependek mungkin dari apron menuju landasan pacusependek mungkin dari apron menuju landasan pacu

PENGATURAN SISTEM LANDASAN PENGHUBUNGPENGATURAN SISTEM LANDASAN PENGHUBUNG

Page 29: Lapangan Terbang Teknik Sipil

(iii). Merencanakan jumlah landasan penghubung yang (iii). Merencanakan jumlah landasan penghubung yang cukup, sehingga pesawat terbang yang melakukan cukup, sehingga pesawat terbang yang melakukan operasional penerbangan dapat bergerak sesegera operasional penerbangan dapat bergerak sesegera mungkin baik dari arah apron menuju landasan pacu mungkin baik dari arah apron menuju landasan pacu maupun sebaliknya maupun sebaliknya

PENGATURAN SISTEM LANDASAN PENGHUBUNGPENGATURAN SISTEM LANDASAN PENGHUBUNG

Page 30: Lapangan Terbang Teknik Sipil

Konfigurasi bandar udara adalah implementasi dari Konfigurasi bandar udara adalah implementasi dari pengaturan dan penempatan letak landasan pacu dan pengaturan dan penempatan letak landasan pacu dan landasan penghubung seefisien mungkin terhadap posisi landasan penghubung seefisien mungkin terhadap posisi gedung terminal yang didasarkan atas desain geometris gedung terminal yang didasarkan atas desain geometris landasan pacu dan landasan penghubung serta analisis landasan pacu dan landasan penghubung serta analisis anginangin (wind analysis) (wind analysis)

KONFIGURASI LANDASAN PACUKONFIGURASI LANDASAN PACU

Page 31: Lapangan Terbang Teknik Sipil

KONFIGURASI LANDASAN PACUKONFIGURASI LANDASAN PACU

Lay-out landasan pacu tunggal (single runway)Lay-out landasan pacu tunggal (single runway)

Page 32: Lapangan Terbang Teknik Sipil

KONFIGURASI LANDASAN PACUKONFIGURASI LANDASAN PACU

CONTOH LANDASAN PACU TUNGGAL (SINGLE RUNWAY)CONTOH LANDASAN PACU TUNGGAL (SINGLE RUNWAY)

Page 33: Lapangan Terbang Teknik Sipil

PERENCANAAN APRON DENGAN ASPEK WING-TIP CLEARANCEPERENCANAAN APRON DENGAN ASPEK WING-TIP CLEARANCE

Menurut peraturan dari FAA Airport Design and Menurut peraturan dari FAA Airport Design and Engineering Advisory Circular 150/5300-13, Engineering Advisory Circular 150/5300-13, wingwing--tip tip clearanceclearance adalah jarak kebebasan dari ujung sayap adalah jarak kebebasan dari ujung sayap pesawat terbang terhadap ujung sayap pesawat terbang pesawat terbang terhadap ujung sayap pesawat terbang yang lain dan berfungsi untuk memudahkan mobilitas yang lain dan berfungsi untuk memudahkan mobilitas atau pergerakan pesawat terbang di apron maupun di atau pergerakan pesawat terbang di apron maupun di jalur taxiwayjalur taxiway agar agar tidak terjadi konflik dengan pesawat tidak terjadi konflik dengan pesawat terbang lainterbang lain

Page 34: Lapangan Terbang Teknik Sipil

PERENCANAAN APRON DENGAN ASPEK WING-TIP CLEARANCEPERENCANAAN APRON DENGAN ASPEK WING-TIP CLEARANCE

ASPEKASPEK

PERENCANAANPERENCANAAN

AIRPLANE DESIGN GROUPAIRPLANE DESIGN GROUP

II IIII IIIIII IVIV VV

Wing-tip clearanceWing-tip clearance

Pada taxiwayPada taxiway

20 ft20 ft

(6 m)(6 m)

26 ft26 ft

(8 m)(8 m)

34 ft34 ft

(10,5 m)(10,5 m)

44 ft44 ft

(13,5 m)(13,5 m)

53 ft53 ft

(16 m)(16 m)

Wing-tip clearanceWing-tip clearance

Pada apron /Pada apron /

taxilanetaxilane

15 ft15 ft

(4,50 m)(4,50 m)

18 ft18 ft

(5,50 m)(5,50 m)

22 ft22 ft

(6,50 m)(6,50 m)

27 ft27 ft

(8 m)(8 m)

31 ft31 ft

(11 m)(11 m)

Page 35: Lapangan Terbang Teknik Sipil

PERENCANAAN APRON DENGAN ASPEK WING-TIP CLEARANCEPERENCANAAN APRON DENGAN ASPEK WING-TIP CLEARANCE

Menurut Peraturan FAA AC 150/5360-13 disyaratkan Menurut Peraturan FAA AC 150/5360-13 disyaratkan bahwa jarak antara hidung pesawat terbang dengan bahwa jarak antara hidung pesawat terbang dengan bagian depan gedung terminal adalah 4,5 – 9 m bagian depan gedung terminal adalah 4,5 – 9 m tergantung dari kelompok pesawat terbang rencana tergantung dari kelompok pesawat terbang rencana (Airplane Design Group)(Airplane Design Group)

Untuk kebutuhan manuver pesawat terbang pada apron Untuk kebutuhan manuver pesawat terbang pada apron dan mobilitas dari dan menuju ke landasan pacu, dan mobilitas dari dan menuju ke landasan pacu, dibutuhkan separasi atau pemisahan posisi pesawat dibutuhkan separasi atau pemisahan posisi pesawat terbang untuk menghindarkan pengaruh semburan jet terbang untuk menghindarkan pengaruh semburan jet dari mesin pesawat ke arah gedung terminal sejarak 150 dari mesin pesawat ke arah gedung terminal sejarak 150 mm

Page 36: Lapangan Terbang Teknik Sipil

PERENCANAAN APRON DENGAN ASPEK WING-TIP CLEARANCEPERENCANAAN APRON DENGAN ASPEK WING-TIP CLEARANCE

Lay-out Lay-out posisi pesawat terbang pada jalur taxiwayposisi pesawat terbang pada jalur taxiway

Page 37: Lapangan Terbang Teknik Sipil

PERENCANAAN APRON DENGAN ASPEK WING-TIP CLEARANCEPERENCANAAN APRON DENGAN ASPEK WING-TIP CLEARANCE

Lay-out Lay-out posisi pesawat terbang pada jalur taxilane pada apronposisi pesawat terbang pada jalur taxilane pada apron (1) (1)

Page 38: Lapangan Terbang Teknik Sipil

PERENCANAAN APRON DENGAN ASPEK WING-TIP CLEARANCEPERENCANAAN APRON DENGAN ASPEK WING-TIP CLEARANCE

Lay-out Lay-out posisi pesawat terbang pada jalur taxilane pada apronposisi pesawat terbang pada jalur taxilane pada apron (2) (2)

Page 39: Lapangan Terbang Teknik Sipil

PERENCANAAN APRON DENGAN ASPEK WING-TIP PERENCANAAN APRON DENGAN ASPEK WING-TIP CLEARANCECLEARANCE

Lay-out Lay-out posisi pesawat terbang pada apronposisi pesawat terbang pada apron

Page 40: Lapangan Terbang Teknik Sipil

Grup TipePesawat

Wing span( m )

I Cessna, Piper Navajo, T-82 < 49 ft(< 15 m)

II N-212, CN-235, STOL Sky-van, 49 ft < x < 79 ft(15 m < x < 24 m)

III DC-9-32, DC-9-50, B-737-200, B-727-200,

79 ft < x < 118 ft(24 m < x < 36 m)

IV DC-10-A, DC-10-B, B-720B,B-707-120B, B-707-320BAirbus A-300

118 ft < x < 171 ft(36 m < x < 52 m)

V B-747-300, B-747-400,B-767, B-747 SP

171 ft < x < 214 ft(52 m < x < 65 m)

Tabel Klasifikasi Pesawat Terbang Rencana

Page 41: Lapangan Terbang Teknik Sipil

Contoh soal perencanaan geometris landasan pacuContoh soal perencanaan geometris landasan pacu

Jawab :Jawab :

Diketahui : Pesawat Terbang rencana : B-737-200Diketahui : Pesawat Terbang rencana : B-737-200

Ukuran wing span B-737-200 : 28,35 m (93,016 ft), maka Ukuran wing span B-737-200 : 28,35 m (93,016 ft), maka Pesawat terbang rencana B-737-200 termasuk dalam Pesawat terbang rencana B-737-200 termasuk dalam Airplane Design Group-III (Lihat : Tabel Klasifikasi Airplane Design Group-III (Lihat : Tabel Klasifikasi Pesawat Terbang Rencana)Pesawat Terbang Rencana)

Menurut Advisory Circular 150/5300-13 Airport Design Menurut Advisory Circular 150/5300-13 Airport Design and Engineering dari FAA tentang desain landasan pacu and Engineering dari FAA tentang desain landasan pacu pada pada ttabel berikut :abel berikut :

Page 42: Lapangan Terbang Teknik Sipil

Komponen pd Runway

Airplane Design Group

I II III IV V

Lebar Runway 75 ft23 m

100 ft30 m

100 ft30 m

100 ft30 m

150 ft45 m

Lebar Bahu Runway

10 ft3 m

10 ft3 m

10 ft3 m

20 ft6 m

25 ft7.5 m

Lebar Blast Pad 95 ft29 m

120 ft36 m

120 ft36 m

140 ft42 m

200 ft60 m

Panjang Blast Pad

60 ft18 m

100 ft30 m

150 ft45 m

200 ft60 m

200 ft60 m

Lebar Daerah Aman

300 ft90 m

300 ft90 m

300 ft90 m

400 ft120 m

500 ft150 m

Panjang daerah aman

600 ft180 m

600 ft180 m

600 ft180 m

800 ft240 m

1000 ft300 m

Tabel Ukuran Komponen pada Runway sesuai dengan Airplane Design Group

Page 43: Lapangan Terbang Teknik Sipil

B-737-200 termasuk Airplane Design Group III (lihat tabel Klasifikasi Pesawat Terbang Rencana) sehingga dari tabel Ukuran Komponen pada Runway sesuai dengan Airplane Design Group diperoleh :Lebar landasan pacu : 100 ft (30 m)Lebar bahu landasan pacu : 10 ft (3 m)Lebar Blast pad : 120 ft (36 m)Panjang Blast Pad : 150 ft (45 m)Lebar Daerah aman : 300 ft (90 m)Panjang Daerah aman : 600 ft (180 m)

Page 44: Lapangan Terbang Teknik Sipil

Desain panjang runway :Untuk pesawat terbang rencana B-737-200, panjang landasan pacu rencana dasar (basic length runway) adalah 2.286 m

Maka untuk kondisi :a. operasional pesawat terbang normal :

Untuk operasional lepas landas :Take-off Distance = 1,15 x panjang landasan pacu rencana B-737-200 = 1,15 x 2.286 m

= 2.628,90 m = 2.628,90 x 3,281 ft

= 8.625,42 ft Take-off Run = panjang landasan pacu rencana

= 2.286 m= 2.286 x 3,281 ft= 7.500,366 ft

Lift-off Distance = 0,55 x Take-off Distance LOD = 0,55 x 2.628,90 m = 1.445,895 m = 1.445,895 x 3,281 ft = 4.743,98 ft

Page 45: Lapangan Terbang Teknik Sipil

Untuk operasional pendaratan (landing) :Landing Distance (LD) = TOD = 2.628,90 m

= 8.625,42 ftStop Distance (SD) = 0,6 x LD

= 0,6 x 2.628,90 m= 1.577,34 m= 1.577,34 x 3,281 ft= 5.175,25 ft

Clearway (CW) = ( 0,5 .(TOD – LOD)) = ( 0,5 .(2.628,90 m – 1.445,895 m))

= 591,50 m= 591,50 x 3,281 ft= 1.940,72 ft

Stopway (SW) = 0,05 x LD= 0,05 x 2.628,90 m= 131,445 m= 131,445 x 3,281 ft= 431,27 ft

Page 46: Lapangan Terbang Teknik Sipil

Panjang total dari jalur landasan pacu dengan perkerasan penuh (full strength hardening) yang dibutuhkan adalah :Field Length (FL) = Take-off Run + (0,5 .(TOD –LOD))

= 2.286 m + (0,5 .(2.628,90 m – 1.445,895 m))= 2.286 m + 591,50 m= 2.877,50 m

= 2.877,50 x 3,281 ft= 9.441,078 ft

Page 47: Lapangan Terbang Teknik Sipil

Gambar Rencana :Gambar Rencana :

Page 48: Lapangan Terbang Teknik Sipil

DESAIN PANJANG LANDASAN PACU MENURUT ICAO DESAIN PANJANG LANDASAN PACU MENURUT ICAO (INTERNATIONAL CIVIL AVIATION ORGANIZATION)(INTERNATIONAL CIVIL AVIATION ORGANIZATION)

Menurut ICAO desain panjang landasan pacu dihitung Menurut ICAO desain panjang landasan pacu dihitung dengan pertimbangan terhadap faktor koreksi :dengan pertimbangan terhadap faktor koreksi :

- Ketinggian / elevasi di atas muka air lautKetinggian / elevasi di atas muka air laut

- Perbedaan temperatur udara di atas 15Perbedaan temperatur udara di atas 15° C° C

- Kemiringan arah memanjang (longitudinal gradient)Kemiringan arah memanjang (longitudinal gradient)

Page 49: Lapangan Terbang Teknik Sipil

DESAIN PANJANG LANDASAN PACU MENURUT ICAO DESAIN PANJANG LANDASAN PACU MENURUT ICAO (INTERNATIONAL CIVIL AVIATION ORGANIZATION)(INTERNATIONAL CIVIL AVIATION ORGANIZATION)

Penjelasan:Penjelasan:

1.1. Desain panjang landasan pacu berdasarkan faktor koreksi Desain panjang landasan pacu berdasarkan faktor koreksi elevasi di atas muka air laut:elevasi di atas muka air laut:

Semakin tinggi ketinggian, maka kepadatan / densitas Semakin tinggi ketinggian, maka kepadatan / densitas udara menjadi berkurang dan berpengaruh terhadap gaya udara menjadi berkurang dan berpengaruh terhadap gaya angkat komponen pesawat terbang, sehingga berdampak angkat komponen pesawat terbang, sehingga berdampak pada manuver pesawat terbang. Artinya harus dilakukan pada manuver pesawat terbang. Artinya harus dilakukan perhitungan penambahan panjang landasan pacu. perhitungan penambahan panjang landasan pacu.

Pertambahan landasan pacu dilakukan untuk setiap 300 m Pertambahan landasan pacu dilakukan untuk setiap 300 m di atas muka air laut rata-rata, yakni:di atas muka air laut rata-rata, yakni:

Panjang landasan pacu rencana = (panjang landasan pacu Panjang landasan pacu rencana = (panjang landasan pacu dasar x 7%) + panjang landasan pacu dasardasar x 7%) + panjang landasan pacu dasar

Page 50: Lapangan Terbang Teknik Sipil

DESAIN PANJANG LANDASAN PACU MENURUT ICAO DESAIN PANJANG LANDASAN PACU MENURUT ICAO (INTERNATIONAL CIVIL AVIATION ORGANIZATION)(INTERNATIONAL CIVIL AVIATION ORGANIZATION)

2. 2. Desain panjang landasan pacu berdasarkan faktor koreksiDesain panjang landasan pacu berdasarkan faktor koreksi pperbedaan temperatur udara di atas 15erbedaan temperatur udara di atas 15° C° C : :Pertambahan landasan pacu dilakukan apabila terdapat Pertambahan landasan pacu dilakukan apabila terdapat perbedaan temperatur udara di atas 15perbedaan temperatur udara di atas 15° C° C , yakni: , yakni:- Tentukan suhu harian rata-rata pada bulan terpanas - Tentukan suhu harian rata-rata pada bulan terpanas dalam 1 tahun = T1dalam 1 tahun = T1°°- Tentukan suhu maksimum rata-rata harian pada bulan - Tentukan suhu maksimum rata-rata harian pada bulan yang sama = T2°, sehinggayang sama = T2°, sehinggaPanjang landasan pacu rencana = ((panjang landasan pacu Panjang landasan pacu rencana = ((panjang landasan pacu dasar x 7%) + panjang landasan pacu dasar) + (1/100 xdasar x 7%) + panjang landasan pacu dasar) + (1/100 xT1 + (T1 + (T2 – T1)T2 – T1) - 15 - 15°C))°C))

33

Page 51: Lapangan Terbang Teknik Sipil

DESAIN PANJANG LANDASAN PACU MENURUT ICAO DESAIN PANJANG LANDASAN PACU MENURUT ICAO (INTERNATIONAL CIVIL AVIATION ORGANIZATION)(INTERNATIONAL CIVIL AVIATION ORGANIZATION)

3.3. Desain panjang landasan pacu berdasarkan faktor koreksiDesain panjang landasan pacu berdasarkan faktor koreksi kkemiringan arah memanjang (longitudinal gradienemiringan arah memanjang (longitudinal gradient):t):Gradien efektif landasan pacu =Gradien efektif landasan pacu =

elevasi tertinggi – elevasi terendahelevasi tertinggi – elevasi terendah panjang landasan pacu dasar panjang landasan pacu dasar

sehingga :sehingga :Panjang landasan pacu rencana =Panjang landasan pacu rencana =((panjang landasan pacu dasar x 7%) + panjang landasan ((panjang landasan pacu dasar x 7%) + panjang landasan pacu dasar) + (1/100 xpacu dasar) + (1/100 xT1 + (T1 + (T2 – T1)T2 – T1) - 15 - 15°C)) / gradien efektif landasan pacu°C)) / gradien efektif landasan pacu

33

Page 52: Lapangan Terbang Teknik Sipil

PERENCANAAN GEOMETRIK PADA LANDASAN PERENCANAAN GEOMETRIK PADA LANDASAN PENGHUBUNG (TAXIWAY)PENGHUBUNG (TAXIWAY)

Landasan penghubung (taxiway) didefinisikan sebagai Landasan penghubung (taxiway) didefinisikan sebagai suatu jalur perkerasan yang digunakan oleh pesawat suatu jalur perkerasan yang digunakan oleh pesawat terbang sebagai akses dari apron menuju landasan pacu terbang sebagai akses dari apron menuju landasan pacu (runway) dan sebaliknya dari landasan pacu menuju (runway) dan sebaliknya dari landasan pacu menuju apron setelah melakukan pendaratan. Untuk akses dari apron setelah melakukan pendaratan. Untuk akses dari apron menuju landasan pacu disebut ‘entrance taxiway’ apron menuju landasan pacu disebut ‘entrance taxiway’ dan akses dari landasan pacu menuju apron disebut ‘exit dan akses dari landasan pacu menuju apron disebut ‘exit taxiway’. Kedua jalur akses ini merupakan by-pass taxiway’. Kedua jalur akses ini merupakan by-pass taxiway. taxiway.

Page 53: Lapangan Terbang Teknik Sipil

PERENCANAAN GEOMETRIK PADA LANDASAN PERENCANAAN GEOMETRIK PADA LANDASAN PENGHUBUNG (TAXIWAY)PENGHUBUNG (TAXIWAY)

1. 1. Perencanaan tikungan dan lebar tambahan tikunganPerencanaan tikungan dan lebar tambahan tikungan (fillet) (fillet) pada taxiwaypada taxiway

Keterangan:F = Jari-jari tikungan tambahan (fillet)

terhadap taxiway centerlineL = panjang jalur tikungan tambahan (fillet) hingga pada ujung belokan taxiwayR = Jari-jari belokan taxiway

Page 54: Lapangan Terbang Teknik Sipil

PERENCANAAN GEOMETRIK PADA LANDASAN PERENCANAAN GEOMETRIK PADA LANDASAN PENGHUBUNG (TAXIWAY)PENGHUBUNG (TAXIWAY)

Keterangan:F = Jari-jari tikungan tambahan (fillet)

terhadap taxiway centerlineL = panjang jalur tikungan tambahan (fillet) hingga pada ujung belokan taxiwayR = Jari-jari belokan taxiway

Page 55: Lapangan Terbang Teknik Sipil

PERENCANAAN GEOMETRIK PADA LANDASAN PERENCANAAN GEOMETRIK PADA LANDASAN PENGHUBUNG (TAXIWAY)PENGHUBUNG (TAXIWAY)

Keterangan:F = Jari-jari tikungan tambahan (fillet)

terhadap taxiway centerlineL = panjang jalur tikungan tambahan (fillet) hingga pada ujung belokan taxiwayR = Jari-jari belokan taxiway

Page 56: Lapangan Terbang Teknik Sipil

PERENCANAAN GEOMETRIK PADA LANDASAN PERENCANAAN GEOMETRIK PADA LANDASAN PENGHUBUNG (TAXIWAY)PENGHUBUNG (TAXIWAY)

Dalam merencanakan desain geometrik pada landasan penghubung Dalam merencanakan desain geometrik pada landasan penghubung

digunakan referensi perencanaan dari FAAdigunakan referensi perencanaan dari FAA : :

Komponen pd Taxiway Airplane Design Group

I II III IV V

Lebar taxiway (W) 25 ft7,5 m

35 ft10,5 m

50 ft15 m

75 ft23 m

75 ft23 m

Jarak tepi aman taxiway (M)

5 ft1,5 m

7,5 ft2,25 m

10 ft3 m

15 ft4,5 m

15 ft4,5 m

Lebar bahu taxiway (S) 10 ft3 m

10 ft3 m

10 ft3 m

15 ft4,5 m

15 ft4,5 m

Tabel ukuran komponen pada taxiway dengan referensi Airplane Design GroupTabel ukuran komponen pada taxiway dengan referensi Airplane Design Group

Page 57: Lapangan Terbang Teknik Sipil

PERENCANAAN GEOMETRIK PADA LANDASAN PERENCANAAN GEOMETRIK PADA LANDASAN PENGHUBUNG (TAXIWAY)PENGHUBUNG (TAXIWAY)

Komponen pd Taxiway Airplane Design Group

I II III IV V

Jari-jari tikungan (R) 75 ft22,5 m

75 ft22,5 m

100 ft30 m

150 ft45 m

150 ft45 m

Jari-jari tikungan tambahan ( F)

60 ft18 m

60 ft18 m

60 ft18 m

85 ft25,5 m

85 ft25,5 m

Panjang jalur tikungan tambahan (L)

50 ft15 m

50 ft15 m

150 ft45 m

250 ft75 m

250 ft75 m

Tabel ukuran komponen pada taxiway dengan referensi Airplane Design GroupTabel ukuran komponen pada taxiway dengan referensi Airplane Design Group

Page 58: Lapangan Terbang Teknik Sipil

PERENCANAAN GEOMETRIK PADA LANDASAN PERENCANAAN GEOMETRIK PADA LANDASAN PENGHUBUNG (TAXIWAY)PENGHUBUNG (TAXIWAY)

Contoh perhitungan desain lebar jalur taxiway dan taxiway fillet :Contoh perhitungan desain lebar jalur taxiway dan taxiway fillet :

Diketahui pesawat terbang rencana B-737-200 dengan wing span Diketahui pesawat terbang rencana B-737-200 dengan wing span 32,92 m termasuk Airplane Design Group III (lihat tabel 3.1). 32,92 m termasuk Airplane Design Group III (lihat tabel 3.1). sehingga dari tabel 3.3 dan tabel 3.4 diperoleh :sehingga dari tabel 3.3 dan tabel 3.4 diperoleh :

- - Lebar taxiway (W) = 50 ft (15 m)Lebar taxiway (W) = 50 ft (15 m)

- - Jarak tepi aman taxiway (M) = 10 ft (3 m)Jarak tepi aman taxiway (M) = 10 ft (3 m)

- - Lebar bahu taxiway (S) = 10 ft (3 m)Lebar bahu taxiway (S) = 10 ft (3 m)

- - Jari-jari tikungan tambahan (fillet) terhadap Jari-jari tikungan tambahan (fillet) terhadap taxiway centerline taxiway centerline (F) (F) = 60 ft (18 m)= 60 ft (18 m)

- - Panjang jalur tikungan tambahan (fillet) hingga pada ujung belokan Panjang jalur tikungan tambahan (fillet) hingga pada ujung belokan taxiway (L) = 150 ft (45 m)taxiway (L) = 150 ft (45 m)

- - Jari-jari belokan taxiway (R) = 1Jari-jari belokan taxiway (R) = 15050 ft ( ft (4545 m) m)

Page 59: Lapangan Terbang Teknik Sipil

PERENCANAAN GEOMETRIK PADA LANDASAN PERENCANAAN GEOMETRIK PADA LANDASAN PENGHUBUNG (TAXIWAY)PENGHUBUNG (TAXIWAY)

Perencanaan Tikungan pada Taxiway dengan pesawat terbang rencana B-737-200

GambarGambar

Rencana :Rencana :

Page 60: Lapangan Terbang Teknik Sipil

PERENCANAAN GEOMETRIK PADA LANDASAN PERENCANAAN GEOMETRIK PADA LANDASAN PENGHUBUNG (TAXIWAY)PENGHUBUNG (TAXIWAY)

2.2. Perencanaan by-pass taxiway (exit taxiway dan Perencanaan by-pass taxiway (exit taxiway dan entrance taxiway)entrance taxiway)Dalam perencanaan by-pass taxiway (exit taxiway dan Dalam perencanaan by-pass taxiway (exit taxiway dan entrance taxiway) ini yang perlu untuk diperhatikan entrance taxiway) ini yang perlu untuk diperhatikan adalah penentuan kecepatan rencana dari pesawat adalah penentuan kecepatan rencana dari pesawat terbang saat akan memasuki area sistem landasan terbang saat akan memasuki area sistem landasan penghubung. Penentuan kecepatan rencana ini dapat penghubung. Penentuan kecepatan rencana ini dapat dihitung dengan persamaan berikut :dihitung dengan persamaan berikut : R = R = VV^̂2____2____ (125.µ)(125.µ)

Page 61: Lapangan Terbang Teknik Sipil

PERENCANAAN GEOMETRIK PADA LANDASAN PERENCANAAN GEOMETRIK PADA LANDASAN PENGHUBUNG (TAXIWAY)PENGHUBUNG (TAXIWAY)

sehingga : V = √ (125 x R x µ)sehingga : V = √ (125 x R x µ) = 11,18 √(R x µ)= 11,18 √(R x µ)

dengan : V = kecepatan rencana pesawat terbang dengan : V = kecepatan rencana pesawat terbang (km/jam)(km/jam)R = jari-jari tikungan pada sistem taxiway sesuai dengan R = jari-jari tikungan pada sistem taxiway sesuai dengan Airplane Design Group atau hasil perhitungan ( m ) Airplane Design Group atau hasil perhitungan ( m ) µ = koefisien gesek antara ban dan struktur µ = koefisien gesek antara ban dan struktur permukaan perkerasan (0,13)permukaan perkerasan (0,13)

Page 62: Lapangan Terbang Teknik Sipil

PERENCANAAN GEOMETRIK PADA LANDASAN PERENCANAAN GEOMETRIK PADA LANDASAN PENGHUBUNG (TAXIWAY)PENGHUBUNG (TAXIWAY)

Jika penentuan jari-jari tikungan dipertimbangkan berdasarkan Jika penentuan jari-jari tikungan dipertimbangkan berdasarkan ukuran wheel base (jarak antara roda pendarat utama/main gear ukuran wheel base (jarak antara roda pendarat utama/main gear dan roda depan/nose gear) dan komponen-komponennya maka dan roda depan/nose gear) dan komponen-komponennya maka dapat dihitung dengan persamaan berikut :dapat dihitung dengan persamaan berikut :

R = R = 0,388 . 0,388 . 22B_B_ ((W/2) – D) ((W/2) – D) dengan : R = jari-jari tikungan pada taxiway yang direncanakan dengan : R = jari-jari tikungan pada taxiway yang direncanakan ( m )( m ) B = ukuran wheel base dari pesawat terbang rencana ( m )B = ukuran wheel base dari pesawat terbang rencana ( m ) W = lebar jalur taxiway sesuai dengan Airplane Design Group ( m ) W = lebar jalur taxiway sesuai dengan Airplane Design Group ( m ) D = jarak antara titik tengah kelompok roda pendarat D = jarak antara titik tengah kelompok roda pendarat utama/main gear dan tepi jalur taxiway ( m )utama/main gear dan tepi jalur taxiway ( m )

Page 63: Lapangan Terbang Teknik Sipil

PERENCANAAN GEOMETRIK PADA LANDASAN PERENCANAAN GEOMETRIK PADA LANDASAN PENGHUBUNG (TAXIWAY)PENGHUBUNG (TAXIWAY)

Contoh perhitungan desain tikungan pada sistem by-Contoh perhitungan desain tikungan pada sistem by-pass taxiway :pass taxiway :

Diketahui pesawat terbang rencana B-737-200 dengan Diketahui pesawat terbang rencana B-737-200 dengan wing span 32,92 m termasuk Airplane Design Group III wing span 32,92 m termasuk Airplane Design Group III sehingga dari tabel perencanaan komponen taxiway dari sehingga dari tabel perencanaan komponen taxiway dari FAA diperoleh :FAA diperoleh :

Lebar taxiway (W) = 50 ft (15 m)Lebar taxiway (W) = 50 ft (15 m)

Untuk pesawat terbang rencana B-737-200, maka Untuk pesawat terbang rencana B-737-200, maka Ukuran wheel base (B) = 11,38 mUkuran wheel base (B) = 11,38 m

Jarak antara titik tengah kelompok roda pendarat Jarak antara titik tengah kelompok roda pendarat utama/main gear dan tepi jalur taxiway (D) = 3,75 m utama/main gear dan tepi jalur taxiway (D) = 3,75 m

Page 64: Lapangan Terbang Teknik Sipil

PERENCANAAN GEOMETRIK PADA LANDASAN PERENCANAAN GEOMETRIK PADA LANDASAN PENGHUBUNG (TAXIWAY)PENGHUBUNG (TAXIWAY)

Maka : R = Maka : R = 0,388 . 2 0,388 . 2BB__ ((W/2) – D)((W/2) – D)

= = 0,388 . 0,388 . 22(11,38)(11,38) ((15/2) – 3,75)((15/2) – 3,75)

= 13.399 m= 13.399 m≈ ≈ 14 m14 m

Sehingga kecepatan rencana pesawat terbang saat memasuki Sehingga kecepatan rencana pesawat terbang saat memasuki tikungan adalah :tikungan adalah :

V = √ (125 x R x µ)V = √ (125 x R x µ) = 11,18 √(R x µ)= 11,18 √(R x µ) = 11,18 √(14 x 0,13)= 11,18 √(14 x 0,13) = 15 m/dt= 15 m/dt = 15 x 3,6= 15 x 3,6 = 54 km/jam= 54 km/jam