12
R/ M. f. gtt. opth. 10 ml.no III I.TUJUAN PRAKTIKUM Untuk mengetahui dan memahami proses pembuatan obat tetes mata chloramphen dan mengevaluasi sediaan obat tetes mata tersebut dengan menerapkan teori-teori aspek tekhnologi formulasi dengan berpedoman pada cara pembuatan obat y benar ( CPOB ). II.KOMPOSISI SEDIAAN Resep standart : 1. Menurut Formularium Nasional : R/ Chloramphenikol50 mg Asam borat 150 mg Natrii tetra borat 30 mg Phenil mercuri nitrat 200 mikrogram Air pro injeksi ad 10 ml 2. Menurut Martindal, Hal : 1141 R/ Chloramphenikol500 mg Asam borat 1,5 gram Natrii tetra borat 300 mg Phenil mercuri nitrat 2 mg Air pro injeksi ad 100 ml 3. Menurut Formularium Indonesia : R/ Chloramphenikol5 gram Natrii tetra borat 1,9 gram Asam borat 11,1 gram Nacl 2,2 gram Air suling steril ad 1000 ml

Lap Clorampenikol Tetes Mata 1

Embed Size (px)

Citation preview

R/ CHLORAMPHENIKOL 1 %M. f. gtt. opth. 10 ml.no IIII.TUJUAN PRAKTIKUM Untuk mengetahui dan memahami proses pembuatan obat tetes mata chloramphenikol dan mengevaluasi sediaan obat tetes mata tersebut dengan menerapkan teori-teori meliputi aspek tekhnologi formulasi dengan berpedoman pada cara pembuatan obat yang baik dan benar ( CPOB ).

II.KOMPOSISI SEDIAAN Resep standart : 1. Menurut Formularium Nasional : R/ Chloramphenikol Asam borat Natrii tetra borat 50 mg 150 mg 30 mg

Phenil mercuri nitrat 200 mikrogram Air pro injeksi ad 10 ml

2. Menurut Martindal, Hal : 1141 R/ Chloramphenikol Asam borat Natrii tetra borat 500 mg 1,5 gram 300 mg

Phenil mercuri nitrat 2 mg Air pro injeksi ad 100 ml

3. Menurut Formularium Indonesia : R/ Chloramphenikol Natrii tetra borat Asam borat Nacl Air suling steril 5 gram 1,9 gram 11,1 gram 2,2 gram ad 1000 ml

Resep yang di gunakan menurut Formularium Indonesia : R/ Kloramfenikol Natrii tetraborat Asam Borat NaCl Aqua dest ad 5g 1,9 g 1,1 g 2,2 g 1000 ml

III.TINJAUAN PUSTAKA Menurut farmakope Indonesia edisi larutan obat mata adalah larutan steril. Bebas

partikel asing, merupakan sediaan yang dibuat dan dikemas sedemikian rupa hingga sesuai digunakan pada mata. Pembuatan larutan obat mata membutuhkan perhatiaan khusus dalam hal toksisitas bahan obat, nilai isotonisitas. Kebutuhan akan dapar kebutuhan akan pengawet (dan jika perlu pemilihan pengawet) sterilisasi dan kemasan yang tepat. Beberapa larutan obat mata perlu hipertonik untuk meningkatkan daya serap dan menyediakan kadar bahan aktif yang cukup tinggi untuk menghasilkan efek obat yang cepat dan efektif.Apabila larutan obat seperti ini digunakan dalam jumlah kecil, pengenceran dengan air mata cepat terjadi sehingga rasa perih akibat hipertonisitas hanya sementara. Larutan untuk mata adalah larutan steril yang dicampur dan dikemas untuk dimasukkan kedalam mata, selain steril, preparaat tersebut memerlukan pertimbangan yang cermat terhadap faktor-faktor farmasi, seperti kebutuhan bahan antibiotika, dapar, isotonis,viskositas dan pengemasan yang cocok.

a.Farmakologi Chloramphenikol diisolasi pertama kali pada tahun 1974 dari sterptomyces venezuelae yang merupakan antibiotika dengan spectrum luas dan memiliki daya antimikroba yang kuat maka penggunaan obat ini meluas dengan cepat sampai tahun 1950, ketika diketahui bahwa obat ini dapat menimbulkan anemia aplastik yang fatal karena toksisitasnya. Penggunaan sistemik sebaiknya dicadangkan untuk infeksi berat, akibat haemophillus infuenzae, demam tiroid, meningitis, abses otak dan infeksi berat lainnya. Bentuk tetes mata sangat bermaNfaat untuk konjungtivitas bacterial.Mekanisme kerjanya adalah merintangi sintesis protein bakteri.

Efek samping dari pada chloramphenikol adalah : Kerusakan sumsum tulang belakang yang mengakibatkan pembuatan eritrosit, Terganggu sehingga timbul anemia aplastis, Cadangan gastrointestinal : mual, muntah, diare, Pada bayi atau bayi premature dapat menyebabkan gray syndrome. Penggunaan daripada chloramphenikol ,dimana chloramphenikol merupakan drug of choice : obat pilihan untuk thypus-abdominalis dan infeksi parah meningitis, pneumonia, (disebabkan haemophillus influenzae). Sebaiknya tidak diberikan pada bayi premature untuk menghindari gray syndrome karena enzim perombakan dihati bayi belum aktif,ibu hamil dan menyusui. b.Pengawetan Semua larutan untuk mata harus dibuat steril jika diberikan dan bila mungkin ditambahkan bahan pengawet yang cocok untuk menjamin sterilitas selama pemakain. Larutan untuk mata yang terkena trauma,umumnya tidak mengandung bahan pengawet, karena hal ini akan menyebabkan iritasi pada jaringan didalam mata. Sedangkan obat mata yang dikemas dalam wadah dosis berganda harus mengandung bahan pengawet yang cocok untuk menjmin sterilitas selam pemakaian. Contoh pengawet yang cocok untuk obat tetes mata adalah benzalkonium klorida 0,001 %,tiomersal 0,01 %,dan feniletil alkaloid 0,5 %. c. Nilai Isotonis Cairan mata isoosmotik dengan plasma darah dan mempunyai tekanan osmotik yang sesuai dengan larutan natrium klorida 0,9 % . Secara ideal laruta obat mata harus mempunyai nilai isotonis tersebut, namun demikian mata dapat mentoleransi larutan yang mempunyai tonisitas yang setara dengan tonisitas larutan Nacl 0,6 %- 2,0 % tanpa ngangguan nyata (rasa sakit ) pada mata jika volume larutan yang diteteskan dalam jumlah kecil. Beberapa larutan obat mata perlu hipertonik untuk meningkatkan daya yang cukup tinggi untuk menghasilkan efek obat yang cepat dan efektif. Apabila larutan ini diteteskan dalam jumlah sedikit, pengenceran dengan airmata cepat terjadi sehingga rasa perih akibat hipertonis hanya sementara.

d.Pendaparan Dapar mungkin digunakan dalam suatu larutan untuk mata karena salah satu atau

semua alasan seperti : untuk mengurangi ketidaknyamanan sipasien, untuk menjamin kestabilan obat dan untuk mengawasi aktivitas terapeutik bahan obat. PH air mat normal 7,4 memiliki satu kemampuan dapar. Pemakaian suatu larutan yang mengandung obat pada mata merangsang aliran air mata yang mencoba menetralkan setiap kelebihan ion hydrogen atau hidroksil yang dikenakan pada mata bersama larutan. Kebanyakan obat yang digunakan untuk mata seperti garam-garam alkaloid adalah asam lemah dan kemampuan daparnya juga lemah secara normal kerja mendapar air mata mampu menetralkan larutan untuk mata dengan demikian ia dapat mencegah tanda-tanda ketidaknyamanan.

IV.SPESIFIKASI BAHAN a.Chloramphenikol Pemerian : Hablur halus membentuk jarum atau lempeng memanjang putih sampai kelabu atau putih kekuningan,tidak berbau,rasa sangat pahit. Kelarutan : Larut dalm kurang lebih 400 bagian air,dalm 2,5 bagian etanol 95 % dan dalm 7 bagian propilengklikol, sukar larut dalam kloroform dan eter Penyimpanan:Dalam wadah tertutup baik,terlindung dari cahaya b.Asam borax Pemerian : Hablur,serbuk hablur putih atau sisik, tidak berwarna, kasar, tidak berbau, rasa agak asam dan pahit kemudian manis Kelaruatn : Larut dalam 20 bagian air, dalam 3 bagian air mendidih, dalam 10 bagian etanol 95 % dan dalam 5 bagian gliserol Penyimpanan: Dalam wadah tertutup baik c.Natrium tetraborax Pemerian : Hablur transparantidak berwana atau serbuk hablur putih, tidak berbau, rasa asin dan basa dalam udara kering dan tidak mudah merapuh. Kelarutan : Larut dalmam 20 bagian air, dalam 0,6 bagian air mendidih dan dalam bagian gliserol,praktis tidak larut dalam etanol 95 % Penyimpanan:Dalam wadah tertutup baik

d.Natrium chlorida. Pemerian : Hablur heksahedral, tidak berwarna, hablur putih, tidakberbau, rasa asin Kelarutan : Larut dalam 2,8 bagian air dalam 2,7 bagian air mendidih dan dalam 1 buah kurang 10 bagian gliserol,sukar larut dalam etanol 95 % Penyimpanan: Dalam wadah tertutup baik

V.SPESIFIKASI KEMASAN Dikemas dalam wadah botol kaca yang memiliki penetes dan dengan volume 10 ml.

VI.SPESIFIKASI SEDIAAN JADI Bentuk sediaan Pemerian pH Larutan Penyimpanan : Larutan : Larutan Jernih,tidak berwarna : 7,4 : Dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya

VII.PEMBUATAN .1.Perencanaan volume volume sediaan yang diminta untuk 1 botol : 10 ml maka,untuk 3 botol : 10 ml x 3 = 30 ml dilebihkan 10 100 jadi 30 + 3 = 33 ml 35 ml x 30 ml = 3 ml

2.Perhitungan Bahan

- Chloramphenikol

: 1 0,5

x

5 1000

x

35 ml = 0,35

- Na.tetraborax

:

1 0,5

x

1,9 1000

x

35 ml = 0,133

- As.borax

:

1 0,5

x

11,1 1000

x

35 ml = 0,777

- Nacl

:

1 0,5

x

2,2 1000

x

35 ml = 0,154

3.Perhitungan isotonis Ekivalen : Chloramphenikol 0,14 x 0,35 = 0,049 gr Na.tetraborax As. Borax Nacl 0,42 x 0,133 = 0,0558 gr 0,50 x 0,777 = 0,3885 gr 1 x 0,154 = 0,154 gr

= 0,6473 gr

Larutan isotonis Nacl 0,9 % : 0,9 100 % hipertonis : 0,6473 0,315 = 205,49 % x

x 35 = 0,315

100 %

4.Cara sterilisasi alat

No 1 2 3 4 5 6 7

Nama alat Beker glass Corong + krt srg Erlenmeyer Gelas arloji Batang pengaduk Spatel Pipet tetes - Karet - Kaca

Tempat Oven ( 150oc ) Autoklaf ( 115oc ) Oven ( 150 0c ) Oven ( 1500 c ) Oven ( 150 0c ) Autoklaf ( 115 0c ) Oven ( 150 c ) Autoklaf ( 115 0c ) Autoklaf ( 115 0 c ) Autoklaf ( 115 0c ) Oven ( 150 0 c ) Autoklaf ( 115 0 c ) Oven ( 150 0c )0

Waktu 1 jam 30 menit 1 jam 1 jam 1 jam 30 menit 1 jam 30 menit 30 menit 30 menit 1 jam 30 menit 1 jam

8

Botol kemasan - Botol - Tutup

9

Gelas ukur

VIII.PENGOLAHAN 1.Erlenmeyer atau beker glas dikalibrasi 35 ml 2.Alat-alat disterilkan dengan caranya masing-masing 3.Dibuat larutan dapar borax asam borax 20 ml 4.Nacl dilarutkan dalam air dingin 5.Dalam beker glas,dimasukkan kloramphenikol,lalu dilarutkan dalam larutan dapar,diaduk hingga larut,ditambahkan larutan Nacl,lalu diaduk-aduk,lalu dicukupkan dengan aqua pro injection sampai garis tanda kalibrasi. 6.Dicek PH dengan indicator universal ( pH = 7,4 ) 7.Larutan disaring dengan kertas saring 8.Hasil saringan dimasukkan kedalam wadah masing-masing 10 ml dengan menggunakan spuit 9. hasil obat jadi kemudian disteril akhir kan dalam autoclave pada suhu 121 C selama 15 menit 10.Lalu diberi etiket dan dimasukkan kedalam kotak yang telah berisi brosur.l

.IX.PENANDAAN EtiketLACOL Eye Drop Komposisi: Tiap ml Mengandung Kloramfenikol 1% Kontra Indikasi, Efek Samping, Perhatian lihat brosur. Indikasi: Konjuktivitas, Keratitis, dll. Dosis : Sehari 2 kali 3-4 tetes pada mata LACOL Eye Drop Komposisi: Tiap ml Mengandung Kloramfenikol 1% Kontra Indikasi, Efek Samping, Perhatian lihat brosur. Peringatan : Usahakan wadah harus tertutup rapat, jangan sentuh ujung botol dengan apapun setelah terkontaminasi larutan tetes mata.

Pemakaian : Teteskan 2 kali sehari 3-4 tetes pada mata.

No. Reg : GKL 0001234567 A2 PT.LAILA FARMA No. Batch: 090606 Medan-Indonesia Exp. Date: juni 09

PT. LAILA FARMA Medan-Indonesia

Simpan pada suhu 28C dan terlindung dari cahaya.

BROSUR :

LACOL Eye Drop SterilNetto 10 ml

Komposisi : Tiap ml mengandung kloramfenikol 1 % ml Farmakologi : Kloramfenikol adalah suatu antibiotik yang mempunyai spektrum luas dan aktiv melawan bakteri gram positif dan gram negatif serta terhadap virus. Indikasi : Conjugtivitas, keratitis, dan infeksi lain yang disebabkan oleh bakteri patogen. Kontra Indikasi : Penderita yang peka terhadap kloramfenikol. Cara Pemakaian : Sehari 2 kali 3-4 tetes pada mata. Efek Samping : Iritasi lokal pada penderita sensitiv terhadap kloramfenikol. Bila ini terjadi pemberian harus dihentikan. Peringatan Dan Perhatian : Pengobatan yang lama atau pemakaian yang berulang-ulang untuk kloramfenikol harus dihindari karena kemungkinan terjadi hipersensitif. HARUS DENGAN RESEP DOKTER Simpan ditempat yang sejuk, dan terlindung dari cahaya.

No. Reg No. Batch Exp. Date

: GKL 0001234567 A2 : 090606 : juni 09

PT. LAILA FARMA Medan-Indonesia

LEBEL

LACOL Eye Drop Steril Netto 10 ml Tiap ml mengandung kloramfenikol 1% Indikasi : Konjugtivitas, Keratitis, dll. Pemakaian : Sehari 2 kali 3-4 tetes pada mata. Kontra Indikasi, efek samping, peringatan dan perhatiaan lihat brosur. No. Reg No. Batch Exp. Date : GKL 0001234567 A2 : 090606 : juni 09

Hanya Untuk Pemakaian Luar HARUS DENGAN RESEP DOKTER PT. LAILA FARMA Medan-Indonesia

DAFTAR PUSTAKA Depkes RI, 1995, Farmakope Indonesia , Edisi IV, Jakarta, Hal : 12 13, 190 191 Depkes RI, 1978. Formularium Nasional , Edisi II, Jakarta Hal : 78

Depkes RI, 1978. Formularium Nasional , Edisi II, Jakarta Hal : 65 Reynold, Martindal, The Extra Pharmacopodia Edisi 29, Volume II, Hal 1141