70
209 LAMPIRAN Keselamatan Kerja Kayu Penerapan Keselamatan Kerja pada Pelaksanaan Pekerjaan Kecelakaan adalah kejadian yang tak terduga dan tidak diharapkan. Tak terduga, karena di belakang peristiwa itu tidak terdapat unsur kesengajaan, lebih-lebih dalam bentuk perencanaan. Maka dari itu, peristiwa sabotase atau tindakan kriminal di luar ruang lingkup kecelakaan yang sebenarnya. Perlindungan Kecelakaan pada Tempat Kerja merupakan salah satu aspek penting pada suatu pelaksanaan pekerjaan yang harus selalu diupayakan dan dijaga oleh semua pihak agar keselamatan kerja terjamin. Perlindungan kecelakaan pada tempat kerja meliputi beberapa hal sebagai berikut: 1. Perlindungan Kecelakaan terhadap Operator/Teknisi Alat untuk perlindungan kecelakaan terhadap Operator/Teknisi pada industri atau perusahaan biasa disebut Alat Pelindung Diri (APD) yang secara standar terdiri dari: a. Sepatu Kerja (Safety Shoes), berfungsi melindungi jari-jari dan kaki dari benda tajam dan kejatuhan benda berat. Juga berfungsi sebagai alas kaki saat kita bekerja.

LAMPIRAN Keselamatan Kerja Kayurepository.unika.ac.id/16222/8/13.11.0127 Karisna...209 LAMPIRAN Keselamatan Kerja Kayu Penerapan Keselamatan Kerja pada Pelaksanaan Pekerjaan Kecelakaan

  • Upload
    others

  • View
    41

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: LAMPIRAN Keselamatan Kerja Kayurepository.unika.ac.id/16222/8/13.11.0127 Karisna...209 LAMPIRAN Keselamatan Kerja Kayu Penerapan Keselamatan Kerja pada Pelaksanaan Pekerjaan Kecelakaan

209

LAMPIRAN

Keselamatan Kerja Kayu

Penerapan Keselamatan Kerja pada Pelaksanaan Pekerjaan

Kecelakaan adalah kejadian yang tak terduga dan tidak diharapkan.

Tak terduga, karena di belakang peristiwa itu tidak terdapat unsur

kesengajaan, lebih-lebih dalam bentuk perencanaan. Maka dari itu,

peristiwa sabotase atau tindakan kriminal di luar ruang lingkup

kecelakaan yang sebenarnya.

Perlindungan Kecelakaan pada Tempat Kerja merupakan

salah satu aspek penting pada suatu pelaksanaan pekerjaan yang

harus selalu diupayakan dan dijaga oleh semua pihak agar

keselamatan kerja terjamin.

Perlindungan kecelakaan pada tempat kerja meliputi beberapa hal

sebagai berikut:

1. Perlindungan Kecelakaan terhadap Operator/Teknisi

Alat untuk perlindungan kecelakaan terhadap Operator/Teknisi

pada industri atau perusahaan biasa disebut Alat Pelindung Diri

(APD) yang secara standar terdiri dari:

a. Sepatu Kerja (Safety Shoes), berfungsi melindungi jari-jari dan

kaki dari benda tajam dan kejatuhan benda berat. Juga berfungsi

sebagai alas kaki saat kita bekerja.

Page 2: LAMPIRAN Keselamatan Kerja Kayurepository.unika.ac.id/16222/8/13.11.0127 Karisna...209 LAMPIRAN Keselamatan Kerja Kayu Penerapan Keselamatan Kerja pada Pelaksanaan Pekerjaan Kecelakaan

210

b. Pelindung Telinga bisa berbentuk menutup seluruh daun telinga

atau hanya menutup lubang telinga, berfungsi untuk mengurangi

suara bising dari mesin-mesin perkayuan yang terdengar oleh

telinga kita.

c. Masker Hidung ada yang hanya untuk debu atau partikel-partikel

lembut dan untuk uap kimia. Masker Hidung tersebut berfungsi

untuk menghalangi masuknya debu gergajian kayu atau uap bahan

kimia finishing kayu ke dalam pernafasan kita.

d. Kaos Tangan dari bahan kulit dikombinasikan dengan kain tebal

yang berfungsi melindungi jari-jari dan telapak tangan kita pada

saat mengangkat atau membawa beban berat.

e. Kaca Mata Pengaman terbuat dari plastik yang menutup seluruh

mata dan sekitarnya atau bentuk seperti kacamata biasa yang sisi

sampingnya ada plastik pelindungnya dan kacanya bisa berwarna

gelap atau terang.

2. Perlindungan Kecelakaan terhadap Mesin dan Alat kerja

Perlindungan Kecelakaan terhadap Mesin dan Alat Kerja bisa

menjadi satu kesatuan alat yang dipasang pada mesin. Fungsi

Page 3: LAMPIRAN Keselamatan Kerja Kayurepository.unika.ac.id/16222/8/13.11.0127 Karisna...209 LAMPIRAN Keselamatan Kerja Kayu Penerapan Keselamatan Kerja pada Pelaksanaan Pekerjaan Kecelakaan

211

pelindung tersebut selain melindungi mesin juga melindungi benda

kerja dari kecelakaan yang mungkin terjadi, sekaligus melindungi

Operator/Teknisi yang mengoperasikan mesin tersebut.

3. Perlindungan Kecelakaan terhadap Benda Kerja

Perlindungan Kecelakaan terhadap Benda Kerja bisa

menjadi satu kesatuan dengan perlindungan terhadap

mesin dan alat kerja karena keselamatan terhadap benda

kerja sangat terkait dengan perlindungan kecelakaan

terhadap mesin dan alat kerja serta tata-cara dan proses

kerja yang aman.

Page 4: LAMPIRAN Keselamatan Kerja Kayurepository.unika.ac.id/16222/8/13.11.0127 Karisna...209 LAMPIRAN Keselamatan Kerja Kayu Penerapan Keselamatan Kerja pada Pelaksanaan Pekerjaan Kecelakaan

212

4. Perlindungan Kecelakaan terhadap Tempat/Lingkungan

Kerja Supaya terhindar dari kecelakaan yang diakibatkan

oleh keadaan tempat/lingkungan kerja, maka bahaya-

bahaya yang terdapat di sekitar tempat kerja perlu dikenal

dan dan diidentifikasi terlebih dahulu. Ketidakwajaran

keadaan sekitar akan mengakibatkan gangguangangguan

terhadap badan atau jiwa. Hal-hal yang kurang maupun

yang lebih akan merupakan gangguan atau kerusakan

jikalau sifatnya berlebihan.

a. Suhu dan kelembaban udara

Setiap mesin menimbulkan panas. Debu, kelembaban

udara, dan pencemar udara serta tubuh manusia sendiri

adalah sumber ketidaknyamanan di lingkungan kerja

disamping panasnya udara. Sinar matahari yang

berhasil masuk ke ruang kerja meningkatkan suhu yang

ada. Oleh sebab itu, perlu kiranya diadakan alat

pengendalian suhu, debu, dan bau di setiap tempat

kerja. Pengendali suhu yang relatif murah adalah AC

Central yang dapat disalurkan ke seluruh ruang kerja

termasuk bengkel. Guna mengalirkan udara yang telah

disejukkan, exchaust fans perlu dipasang di sudut-sudut

tertentu. Udara yang nyaman dan mengalir mengurangi

bakteri dan hawa bau dari udara.

Page 5: LAMPIRAN Keselamatan Kerja Kayurepository.unika.ac.id/16222/8/13.11.0127 Karisna...209 LAMPIRAN Keselamatan Kerja Kayu Penerapan Keselamatan Kerja pada Pelaksanaan Pekerjaan Kecelakaan

213

b. Kebersihan udara

Kebersihan udara pada lingkungan kerja sangat

mempengaruhi kesehatan pekerja. Oleh sebab itu perlu

ditempuh cara-cara menjaganya, baik secara alami

maupun buatan. Untuk menjaga kebersihan udara

secara alami, antara lain dapat di tanam pohon

perindang di areal sekitar tempat kerja. Sedangkan

untuk menjaga kebersihan udara secara buatan, seperti

pada ruang mesin perkayuan dapat dipasang penyedot

debu (blower) secara terpusat.

c. Penerangan dan kuat cahaya

Penerangan dan kuat cahaya pada tempat kerja

sebaiknya mencukupi untuk melaksanakan aktivita

pekerjaan. Faktor penting yang mempengaruhi hal

tersebut adalah warna cat, lampu, dan alat penerangan.

d. Kekuatan bunyi

Kekuatan bunyi yang mempunyai kebisingan di atas

batas normal (85 db= decibel adalah satuan kepekakan

suara) dapat mempengaruhi kemerosotan syaraf dan

keletihan mental. Maka dari itu diupayakan

pengendalian atas kebisingan dan getaran melalui hal-

hal berikut ini:

Page 6: LAMPIRAN Keselamatan Kerja Kayurepository.unika.ac.id/16222/8/13.11.0127 Karisna...209 LAMPIRAN Keselamatan Kerja Kayu Penerapan Keselamatan Kerja pada Pelaksanaan Pekerjaan Kecelakaan

214

a. Bagian-bagian bergerak dari seluruh mesin,

perlengkapan, dan peralatan harus senantiasa diberi

minyak pelumas.

b. Cegah penggunaan mesin yang menimbulkan

kebisingan di atas 95 db.

c. Pergunakan peredam getaran seperti akustik, karet,

dan barang lain yang sejenis.

d. Sumber-sumber getaran harus diisolasi.

e. Dinding dan langit-langit sedapat mungkin dilapisi

dengan bahan akustik.

f. Gunakan alat penyumbat telinga pada tempat yang

mempunyai kebisingan di atas 95 db

e. Cara kerja dan proses kerja

Untuk mencegah kecelakaan di tempat kerja maka harus

selalu menerapkan standard operational procedure yang

ditentukan sehingga cara dan proses kerja selalu

memenuhi standar. Untuk itu sebelum mulai bekerja

harus direncanakan lebih dulu tata-cara dan proses kerja

yang efektif dan aman.

Page 7: LAMPIRAN Keselamatan Kerja Kayurepository.unika.ac.id/16222/8/13.11.0127 Karisna...209 LAMPIRAN Keselamatan Kerja Kayu Penerapan Keselamatan Kerja pada Pelaksanaan Pekerjaan Kecelakaan

215

Page 8: LAMPIRAN Keselamatan Kerja Kayurepository.unika.ac.id/16222/8/13.11.0127 Karisna...209 LAMPIRAN Keselamatan Kerja Kayu Penerapan Keselamatan Kerja pada Pelaksanaan Pekerjaan Kecelakaan

Filename:Kinandi_Karisna_Makerspace_dan_Galeri_di_Bandung.docx

Date: 2017-09-24 23:09 UTCResults of plagiarism analysis from 2017-09-24 23:19 UTC

4099 matches from 129 sources, of which 1 are online sources.

PlagLevel: 7.3%/82.3%

[0] (687 matches, 0.0%82.0%) from your PlagScan document "Kinandi_Kar...i_di_Bandung.docx" dated 2017-09-22 [1] (49 matches, 1.8%/3.2%) from your PlagScan document "Anhari_sety...OTA_SEMARANG.docx" dated 2017-09-20 [2] (47 matches, 1.8%/3.1%) from your PlagScan document "Anhari_sety...OPARK_REVISI.docx" dated 2017-09-22 [3] (42 matches, 1.4%/2.7%) from your PlagScan document "Tan_Felicia...G_DI_SEMARANG.pdf" dated 2017-09-22

(+ 3 documents with identical matches) [7] (38 matches, 2.0%/2.6%) from a PlagScan document of your organisation...125 Oktarina.docx" dated 2016-04-14 [8] (34 matches, 2.6%/2.8%) from your PlagScan document "Maharani_Fr...i_Yogyakarta.docx" dated 2017-09-21

(+ 1 documents with identical matches) [10] (41 matches, 1.8%/2.4%) from your PlagScan document "Anhari_sety...echnopark_v5.docx" dated 2017-09-24 [11] (38 matches, 1.2%/2.3%) from your PlagScan document "Tan_Felicia..._BAHASA_ASING.pdf" dated 2017-09-24

(+ 1 documents with identical matches) [13] (32 matches, 1.8%/2.3%) from your PlagScan document "Farah_muthi...,_Yogyakarta.docx" dated 2017-09-20

(+ 2 documents with identical matches) [16] (40 matches, 1.2%/2.2%) from your PlagScan document "Vinsensius_...n_di_Rembang.docx" dated 2017-09-22 [17] (38 matches, 1.2%/2.2%) from your PlagScan document "Vinsensius_...N_DI_REMBANG.docx" dated 2017-09-22 [18] (34 matches, 1.6%/2.0%) from your PlagScan document "IVAN_M_NAVI..._di_Semarang.docx" dated 2017-09-21 [19] (38 matches, 1.1%/2.0%) from a PlagScan document of your organisation...hita Ramadhan.pdf" dated 2016-05-23 [20] (28 matches, 1.0%/2.0%) from your PlagScan document "Andre_Bagas...ten_Semarang.docx" dated 2017-09-19 [21] (24 matches, 1.5%/1.9%) from a PlagScan document of your organisation...re_di_Kendal.docx" dated 2017-03-07 [22] (34 matches, 1.2%/1.8%) from a PlagScan document of your organisation...3 Ang, Martha.doc" dated 2016-04-18 [23] (36 matches, 1.2%/1.8%) from a PlagScan document of your organisation...Amadea Putri.docx" dated 2017-03-10 [24] (36 matches, 1.4%/1.8%) from a PlagScan document of your organisation...4 Ivana Dwi S.pdf" dated 2016-09-27 [25] (28 matches, 1.4%/1.9%) from a PlagScan document of your organisation...11.0132 Novi.docx" dated 2016-04-06 [26] (32 matches, 0.8%/2.0%) from a PlagScan document of your organisation...A_DI_SEMARANG.pdf" dated 2017-03-06 [27] (33 matches, 1.3%/1.8%) from a PlagScan document of your organisation...mi Almuazizah.doc" dated 2016-04-18

(+ 1 documents with identical matches) [29] (34 matches, 1.3%/1.7%) from your PlagScan document "Faishal_Haf...u_Karimunjawa.pdf" dated 2017-09-24

(+ 1 documents with identical matches) [31] (31 matches, 0.8%/1.7%) from a PlagScan document of your organisation...EN_TEMANGGUNG.pdf" dated 2017-03-07 [32] (22 matches, 1.4%/1.7%) from a PlagScan document of your organisation...laudia Putri.docx" dated 2016-04-12 [33] (31 matches, 1.2%/1.7%) from your PlagScan document "Koo_Febrina...t_di_Semarang.pdf" dated 2017-09-20 [34] (32 matches, 1.3%/1.7%) from a PlagScan document of your organisation...k_di_Cirebon.docx" dated 2017-03-15 [35] (30 matches, 1.2%/1.6%) from your PlagScan document "Koo,_Febrin..._di_Semarang.docx" dated 2017-09-24

(+ 3 documents with identical matches) [39] (30 matches, 1.2%/1.6%) from your PlagScan document "Koo_febrina..._di_semarang.docx" dated 2017-09-22

(+ 1 documents with identical matches) [41] (26 matches, 1.2%/1.6%) from a PlagScan document of your organisation...1.0023 Aurel.docx" dated 2016-09-26 [42] (32 matches, 1.2%/1.6%) from a PlagScan document of your organisation...1.0086 Alam P.pdf" dated 2016-09-27 [43] (32 matches, 1.0%/1.5%) from a PlagScan document of your organisation...ftar_pustaka.docx" dated 2017-03-07 [44] (31 matches, 1.2%/1.6%) from a PlagScan document of your organisation..._DIKOTA_KUDUS.doc" dated 2017-03-07 [45] (31 matches, 0.8%/1.7%) from your PlagScan document "David_sanja..._Sepeda_balap.doc" dated 2017-09-13 [46] (34 matches, 1.0%/1.5%) from a PlagScan document of your organisation...i 12.11.0025.docx" dated 2016-04-14

Page 9: LAMPIRAN Keselamatan Kerja Kayurepository.unika.ac.id/16222/8/13.11.0127 Karisna...209 LAMPIRAN Keselamatan Kerja Kayu Penerapan Keselamatan Kerja pada Pelaksanaan Pekerjaan Kecelakaan

[46] (34 matches, 1.0%/1.5%) from a PlagScan document of your organisation...i 12.11.0025.docx" dated 2016-04-14 (+ 1 documents with identical matches)

[48] (23 matches, 1.0%/1.7%) from your PlagScan document "Andre_Bagas...ten_Semarang.docx" dated 2017-09-21 [49] (26 matches, 1.1%/1.5%) from a PlagScan document of your organisation...ftar_pustaka.docx" dated 2017-03-07

(+ 1 documents with identical matches) [51] (32 matches, 1.0%/1.5%) from a PlagScan document of your organisation... Purnamasari.docx" dated 2016-04-12 [52] (26 matches, 1.2%/1.5%) from your PlagScan document "M._Hifzil_Q...insi_Lampung.docx" dated 2017-09-20

(+ 1 documents with identical matches) [54] (17 matches, 1.3%/1.6%) from a PlagScan document of your organisation...n_Pekalongan.docx" dated 2017-03-07 [55] (33 matches, 0.9%/1.4%) from a PlagScan document of your organisation...ZKI DIKA G.A .pdf" dated 2016-09-27 [56] (26 matches, 1.0%/1.4%) from a PlagScan document of your organisation...AN AMAZIA ULE.pdf" dated 2016-09-27 [57] (26 matches, 0.8%/1.7%) from a PlagScan document of your organisation...ntuk Ditumpuk.pdf" dated 2016-02-29 [58] (24 matches, 1.1%/1.5%) from a PlagScan document of your organisation...esticha Putri.doc" dated 2016-04-18 [59] (21 matches, 1.2%/1.5%) from a PlagScan document of your organisation...a 12.11.0017.docx" dated 2016-04-14 [60] (24 matches, 1.1%/1.5%) from a PlagScan document of your organisation...esticha Putri.doc" dated 2016-04-14 [61] (23 matches, 0.8%/1.5%) from a PlagScan document of your organisation....11.0033 ADE.docx" dated 2016-04-14

(+ 2 documents with identical matches) [64] (21 matches, 1.2%/1.5%) from a PlagScan document of your organisation...a Rusdiana H.docx" dated 2016-04-12 [65] (24 matches, 0.8%/1.6%) from a PlagScan document of your organisation...11.0071 Hasan.pdf" dated 2016-02-26 [66] (22 matches, 1.1%/1.4%) from your PlagScan document "Ratnawati_S..._DI_SEMARANG.docx" dated 2017-09-24

(+ 2 documents with identical matches) [69] (26 matches, 1.0%/1.5%) from a PlagScan document of your organisation...RIZKI NUGROHO.pdf" dated 2016-09-27 [70] (30 matches, 0.8%/1.5%) from your PlagScan document "David_Sanja...ota_Magelang.docx" dated 2017-09-24

(+ 1 documents with identical matches) [72] (31 matches, 0.9%/1.3%) from a PlagScan document of your organisation...11.0066 riyan.pdf" dated 2016-03-30 [73] (20 matches, 1.2%/1.4%) from a PlagScan document of your organisation...05 Radhitya S.pdf" dated 2016-09-27 [74] (25 matches, 1.0%/1.4%) from a PlagScan document of your organisation...0 Eduard C.N.docx" dated 2016-04-13 [75] (28 matches, 0.9%/1.5%) from a PlagScan document of your organisation...Kusuma Adi P.docx" dated 2016-04-19 [76] (24 matches, 1.0%/1.3%) from a PlagScan document of your organisation...ka Sekandiva.docx" dated 2017-03-10 [77] (22 matches, 0.6%/1.4%) from your PlagScan document "Alviano_Ady....0110_PAA_72.docx" dated 2017-09-24 [78] (18 matches, 0.7%/1.5%) from your PlagScan document "Annisa_Radi...k_di_Jakarta.docx" dated 2017-09-22

(+ 1 documents with identical matches) [80] (23 matches, 0.9%/1.3%) from a PlagScan document of your organisation...11.0054 Bagas.pdf" dated 2016-09-27 [81] (25 matches, 0.9%/1.3%) from a PlagScan document of your organisation...0 Eduard C.N.docx" dated 2016-04-13 [82] (15 matches, 1.3%/1.4%) from a PlagScan document of your organisation...arita Friska.docx" dated 2017-03-10 [83] (21 matches, 0.9%/1.3%) from a PlagScan document of your organisation...1.0107 Tiara.docx" dated 2016-04-14 [84] (23 matches, 0.6%/1.4%) from a PlagScan document of your organisation... Rudy Rickwan.pdf" dated 2016-05-23 [85] (18 matches, 1.2%/1.3%) from a PlagScan document of your organisation...sa Nurhenida.docx" dated 2016-04-18

(+ 1 documents with identical matches) [87] (19 matches, 1.0%/1.3%) from a PlagScan document of your organisation...hamad Ichsan.docx" dated 2016-04-12 [88] (28 matches, 0.7%/1.2%) from a PlagScan document of your organisation....0039 Berlina.pdf" dated 2016-09-26 [89] (28 matches, 0.7%/1.2%) from a PlagScan document of your organisation...6 Anselmus 2.docx" dated 2016-09-26

(+ 1 documents with identical matches) [91] (26 matches, 0.9%/1.3%) from a PlagScan document of your organisation...6 Kusuma Adi.docx" dated 2016-04-22

(+ 1 documents with identical matches) [93] (26 matches, 0.9%/1.3%) from a PlagScan document of your organisation...ny Trilaksono.pdf" dated 2016-09-27 [94] (23 matches, 0.9%/1.2%) from a PlagScan document of your organisation...a Putri cek 2.doc" dated 2016-04-15 [95] (25 matches, 0.8%/1.2%) from a PlagScan document of your organisation...G_Tugas_Kita.docx" dated 2016-10-11 [96] (27 matches, 0.7%/1.2%) from your PlagScan document "DISTYA_PRAD...TEN_SEMARANG.docx" dated 2017-09-22

Page 10: LAMPIRAN Keselamatan Kerja Kayurepository.unika.ac.id/16222/8/13.11.0127 Karisna...209 LAMPIRAN Keselamatan Kerja Kayu Penerapan Keselamatan Kerja pada Pelaksanaan Pekerjaan Kecelakaan

[96] (27 matches, 0.7%/1.2%) from your PlagScan document "DISTYA_PRAD...TEN_SEMARANG.docx" dated 2017-09-22 [97] (14 matches, 1.0%/1.3%) from your PlagScan document "Wira_Adi_Wi..._Tambaklorok.docx" dated 2017-09-24 [98] (20 matches, 0.9%/1.2%) from a PlagScan document of your organisation...ias Gilang P.docx" dated 2016-09-29 [99] (17 matches, 0.9%/1.2%) from a PlagScan document of your organisation....11.0034 Leo.docx" dated 2016-04-14 [100] (17 matches, 1.1%/1.2%) from a PlagScan document of your organisation...004 Angela C.docx" dated 2016-04-13 [101] (22 matches, 0.9%/1.2%) from a PlagScan document of your organisation...ichael Clive.docx" dated 2016-04-13 [102] (29 matches, 0.6%/1.1%) from a PlagScan document of your organisation...ria Margareta.pdf" dated 2016-09-27 [103] (15 matches, 0.9%/1.2%) from your PlagScan document "Ryan_Anggor...njung_Kendal.docx" dated 2017-09-24 [104] (22 matches, 0.9%/1.1%) from a PlagScan document of your organisation..._RIA RIPARDI.docx" dated 2016-04-19

(+ 1 documents with identical matches) [106] (17 matches, 0.9%/1.2%) from a PlagScan document of your organisation...7_kamalhasan.docx" dated 2016-04-19

(+ 1 documents with identical matches) [108] (25 matches, 0.7%/1.0%) from a PlagScan document of your organisation...1.0114 ANGGIE.pdf" dated 2016-09-26 [109] (21 matches, 0.9%/1.2%) from a PlagScan document of your organisation...69 Mugi Utomo.pdf" dated 2016-09-27 [110] (18 matches, 0.8%/1.1%) from a PlagScan document of your organisation...a Ratna Sari.docx" dated 2016-04-12 [111] (24 matches, 0.5%/1.0%) from a PlagScan document of your organisation...0048 Lutgard.docx" dated 2016-09-26 [112] (18 matches, 0.8%/1.0%) from a PlagScan document of your organisation...ctavia (3.1).docx" dated 2016-07-26 [113] (23 matches, 0.7%/1.1%) from a PlagScan document of your organisation...agus Handoko.docx" dated 2016-04-12 [114] (21 matches, 0.8%/1.1%) from a PlagScan document of your organisation....0093 Baskara.pdf" dated 2016-02-26 [115] (19 matches, 0.9%/1.1%) from a PlagScan document of your organisation..._Sei_Mangkei.docx" dated 2017-03-07

(+ 1 documents with identical matches) [117] (15 matches, 0.6%/1.2%) from your PlagScan document "Siti_Maesar...eative_Center.pdf" dated 2017-09-24

(+ 1 documents with identical matches) [119] (24 matches, 0.5%/1.0%) from a PlagScan document of your organisation...48 Lutgard 2.docx" dated 2016-09-27 [120] (20 matches, 0.9%/1.1%) from your PlagScan document "M._Hifzil_Q...insi_Lampung.docx" dated 2017-09-20 [121] (16 matches, 0.0%/1.1%) from docplayer.info/29544536-Landasan-teori-d...dayak-kalimantan-timur-di-samarinda.html [122] (21 matches, 0.7%/1.0%) from a PlagScan document of your organisation...atama Wijaya.docx" dated 2016-09-29 [123] (21 matches, 0.7%/1.1%) from a PlagScan document of your organisation....0076 Ardy W.pdf" dated 2016-09-27 [124] (13 matches, 0.9%/1.0%) from a PlagScan document of your organisation...tasa Octavia.docx" dated 2016-07-25 [125] (19 matches, 0.9%/1.1%) from a PlagScan document of your organisation...1.0090 Ardian.pdf" dated 2016-04-14 [126] (22 matches, 0.7%/0.9%) from a PlagScan document of your organisation...0103 M.Bobby.docx" dated 2016-09-22 [127] (21 matches, 0.6%/1.0%) from a PlagScan document of your organisation...ah_12.11.0099.pdf" dated 2016-04-14 [128] (23 matches, 0.5%/0.9%) from a PlagScan document of your organisation...BTADIUL HUSNA.pdf" dated 2016-09-28

Settings Sensitivity: MediumBibliography: Consider textCitation detection: Reduce PlagLevelWhitelist: --

Analyzed document

=====================1/104======================KELOMPOK A

PROJEK AKHIR ARSITEKTUR

Page 11: LAMPIRAN Keselamatan Kerja Kayurepository.unika.ac.id/16222/8/13.11.0127 Karisna...209 LAMPIRAN Keselamatan Kerja Kayu Penerapan Keselamatan Kerja pada Pelaksanaan Pekerjaan Kecelakaan

Periode LXXII, Semester Gasal , Tahun 2017/2018

LANDASAN TEORI DAN PROGRAM

MAKERSPACE DAN GALERI DI BANDUNG

Tema Desain Arsitektur Art Deco Fokus Kajian Optimalisasi Sirkulasi Ruang

Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana Arsitektur

Disusun oleh : Karisna Kinandi NIM : 13.11.0127

Dosen Pembimbing : Dr. Ir. Ant Ardiyanto, MT. NIDN : 0629056301

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR FAKULTAS ARSITEKTUR DAN DESAIN UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA September 2017=====================2/104======================ii

PRAKATA

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas Rahmat Nya sehingga Landasan Teori dan Program Proyek Akhir Arsitektrur 72 dapat terselesaikan. Landasan Teori dan Program yang berjudul Makerspace dan Galeri di Bandung ini merupakan persyaratan kelengkapan untuk Proyek Akhir Arsitektur 72, Fakultas Arsitektur dan Desain Universitas Katolik Soegijapranata Semarang. Penyusunan proposal Landasan Teori dan Program ini dibuat berkait dukungan dan bantuan berbagai pihak yang terkait. Penulis mengucapkan terimakasih kepada : 1. MD. Nestri Kiswari, ST.Msc.. selaku ketua program studi arsitektur. 2. Ir. Fx. Bambang Suskiyatno, MT. selaku koordinator Proyek Akhir Arsitektur 72 periode 2017 / 2018.

Page 12: LAMPIRAN Keselamatan Kerja Kayurepository.unika.ac.id/16222/8/13.11.0127 Karisna...209 LAMPIRAN Keselamatan Kerja Kayu Penerapan Keselamatan Kerja pada Pelaksanaan Pekerjaan Kecelakaan

3. Dr. Ir. Ant. Ardiyanto, MT. , selaku dosen pembimbing Proyek Akhir Arsitektur 72 4. Dosen Penguji yang mereview dengan baik dan memberi masukan untuk menyempurnakan materi. 5. Keluarga dan kerabat yang mendukung dalam pembuatan laporan LTP 6. Narasumber dan penyedia data yang menyediakan kebutuhan informasi sebagai dasar penyusunan laporan LTP.

=====================3/104======================iii

Dengan disusunnya Landasan Teori dan Program ini dapat memberikan gambaran mengenai Proyek Akhir Arsitektur yang Makerspace dan Galeri di Bandung. Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih.

Semarang, 24 September 2017

Karisna Kinandi

=====================4/104======================iii

DAFTAR ISI

PRAKATA ............................................................................................................. 1 DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ vi DAFTAR TABEL ................................................................................................. ix DAFTAR BAGAN ............................................................................................... xi BAB I .................................................................................................................... 12 PENDAHULUAN ................................................................................................ 12 1.1 Latar Belakang ....................................................................................... 12 1.1.1 Gagasan Awal ................................................................................. 12 1.1.2 Ketertarikan ..................................................................................... 14 1.1.3 Kepentingan ................................................................................... 15 1.1.4 Kebutuhan ........................................................................................ 15 1.1.5 Keterkaitan ....................................................................................... 16 1.2 Tujuan dan Sasaran Pembahasan .................................................... 16

Page 13: LAMPIRAN Keselamatan Kerja Kayurepository.unika.ac.id/16222/8/13.11.0127 Karisna...209 LAMPIRAN Keselamatan Kerja Kayu Penerapan Keselamatan Kerja pada Pelaksanaan Pekerjaan Kecelakaan

1.2.1 Tujuan ................................................................................................ 16 1.2.2 Sasaran ............................................................................................. 17 1.3 Lingkup Pembahasan ........................................................................... 18 1.4 Metoda Pembahasan ............................................................................. 18 1.4.1 Metoda Pengumpulan Data ......................................................... 18 1.4.2 Metoda Penyusunan dan Analisa .............................................. 20 1.4.3 Metoda Pemrograman Arsitektur ............................................... 21 1.4.4 Metoda Perancangan Arsitektur ................................................ 21 1.5 Sistematika Pembahasan .................................................................... 22 BAB II ................................................................................................................... 24 TINJAUAN PROYEK ........................................................................................ 24 2.1 Tinjauan Umum ...................................................................................... 24 2.1.1 Gambaran Umum ........................................................................... 24 2.1.2 Latar Belakang – Perkembangan – Trend .............................. 26 2.1.3 Sasaran yang akan dicapai .......................................................... 27 2.2 Tinjauan Khusus .................................................................................... 28 2.2.1 Terminologi ...................................................................................... 28 2.2.2 Kegiatan ............................................................................................ 30 =====================5/104======================iv

2.2.3 Spesifikasi dan Persyaratan ........................................................ 38 2.2.4 Deskripsi Konteks Kota Bandung .............................................. 42 2.2.5 Studi Banding / Komparasi Kasus Proyek Sejenis ............... 46 2.2.5 Permasalahan Desain .................................................................... 51 2.3 Kesimpulan Batasan dan Anggapan ................................................ 52 2.3.1 Kesimpulan ...................................................................................... 52 2.3.2 Batasan ............................................................................................. 52 2.3.3 Anggapan ......................................................................................... 53 BAB III .................................................................................................................. 54 ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR ............................... 54 3.1 ANALISA PENDEKATAN ARSITEKTUR .......................................... 54 3.1.1 Studi Aktifitas .................................................................................. 54 3.1.2 Studi Fasilitas .................................................................................. 56 3.2 ANALISA PENDEKATAN SISTEM BANGUNAN ............................. 68 3.2.1 Studi Sistem Struktur dan Enclosure ....................................... 68 3.2.3 Studi Sistem Utilitas ..................................................................... 70 3.2.4Studi Pemanfaatan Teknologi ...................................................... 74 3.3 ANALISA KONTEKS LINGKUNGAN .................................................. 75 3.3.1 Lokasi ................................................................................................ 75 3.3.2 Analisa Pemilihan Tapak .............................................................. 75 BAB IV ................................................................................................................. 78 4.1 Konsep Program .................................................................................... 78 4.1.1 Citra Arsitektural ............................................................................ 78 4.1.2 Aspek Fungsi .................................................................................. 78 4.1.3 Aspek Teknologi ............................................................................. 79 4.2 Tujuan, Faktor Penentu, Faktor Persyaratan Perancangan ....... 79 4.2.1 Tujuan Perancangan ..................................................................... 79

Page 14: LAMPIRAN Keselamatan Kerja Kayurepository.unika.ac.id/16222/8/13.11.0127 Karisna...209 LAMPIRAN Keselamatan Kerja Kayu Penerapan Keselamatan Kerja pada Pelaksanaan Pekerjaan Kecelakaan

4.2.2 Faktor Penentu Perancangan ..................................................... 79 4.2.3 Faktor Persyaratan Perancangan .............................................. 81 4.3 PROGRAM ARSITEKTUR .................................................................... 83 4.3.1 Program Kegiatan .......................................................................... 83 4.3.2 Program Sistem Struktur ............................................................. 85 4.3.3 Program Sistem Utilitas ................................................................ 85 4.3.4 Program Lokasi dan Tapak .......................................................... 88 =====================6/104======================v

BAB V .................................................................................................................. 90 KAJIAN TEORI .................................................................................................. 90 5.1 Kajian Teori Tema Desain Arsitektur Art Deco.............................. 90 5.1.1 Uraian Interpretasi dan Elaborasi Teori Penekanan Desain....................................................................................................................... 90 5.1.2 Studi Preseden .............................................................................. 94 5.1.3 Kemungkinan Penerapan ............................................................ 96 5.2 Kajian Teori Permasalahan Dominan ............................................... 96 5.2.1 Uraian Interpretasi dan Elaborasi Teori Penekanan Desain....................................................................................................................... 96 5.2.2 Studi Preseden .............................................................................. 99 5.2.3 Kemungkinan Penerapan .......................................................... 100 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 102

Page 15: LAMPIRAN Keselamatan Kerja Kayurepository.unika.ac.id/16222/8/13.11.0127 Karisna...209 LAMPIRAN Keselamatan Kerja Kayu Penerapan Keselamatan Kerja pada Pelaksanaan Pekerjaan Kecelakaan

=====================7/104======================vi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Mesin Gergaji (Table saw) ... Fehler! Textmarke nicht definiert. Gambar 2. 2 Mesin gergaji pita .................. Fehler! Textmarke nicht definiert. Gambar 2. 3 Mesin bubut ............................ Fehler! Textmarke nicht definiert. Gambar 2. 4 Mesin Jointer .......................... Fehler! Textmarke nicht definiert. Gambar 2. 5 Mesin Bor ( Drilling machine) .............. Fehler! Textmarke nicht definiert. Gambar 2. 6 Mesin router ........................... Fehler! Textmarke nicht definiert. Gambar 2. 7 Mesin laser cutting ................ Fehler! Textmarke nicht definiert. Gambar 2. 8 Mesin laser cutting mini ........ Fehler! Textmarke nicht definiert. Gambar 2. 9 Mesin CNC router ................. Fehler! Textmarke nicht definiert. Gambar 2. 10 Mesin CNC router mini ....... Fehler! Textmarke nicht definiert. Gambar 2. 11 Mesin ekstraktor debu ....... Fehler! Textmarke nicht definiert. Gambar 2. 12 Mesin jahit ............................ Fehler! Textmarke nicht definiert. Gambar 2. 13 Mesin obras ......................... Fehler! Textmarke nicht definiert. Gambar 2. 14 Gawangan ............................ Fehler! Textmarke nicht definiert. Gambar 2. 15 Mesin press sablon ............. Fehler! Textmarke nicht definiert. Gambar 2. 16 Rak kelos .............................. Fehler! Textmarke nicht definiert. Gambar 2. 17 Alat tenun bukan mesin ..... Fehler! Textmarke nicht definiert. Gambar 2. 18 Alat tenun mesin ................. Fehler! Textmarke nicht definiert. Gambar 2. 19 3D printer .............................. Fehler! Textmarke nicht definiert. Gambar 2. 20 Kayu mahoni ........................ Fehler! Textmarke nicht definiert. Gambar 2. 21 Kayu pinus ........................... Fehler! Textmarke nicht definiert. Gambar 2. 22 Macam-macam kain ........... Fehler! Textmarke nicht definiert. Gambar 2. 23 Peta Administrasi kota Bandung ...... Fehler! Textmarke nicht definiert. Gambar 2. 24 Suasana area workshop .... Fehler! Textmarke nicht definiert. Gambar 2. 25 Area mesin metal ................ Fehler! Textmarke nicht definiert. Gambar 2. 26 Ruang jahit ........................... Fehler! Textmarke nicht definiert. Gambar 2. 27 Ruang Jahit dan desain ..... Fehler! Textmarke nicht definiert. Gambar 2. 28 Ruang mesin kayu .............. Fehler! Textmarke nicht definiert. Gambar 2. 29 Ruang pamer ....................... Fehler! Textmarke nicht definiert. Gambar 2. 30 Lab fashion .......................... Fehler! Textmarke nicht definiert. Gambar 2. 31 Area inkubasi animasi ........ Fehler! Textmarke nicht definiert. Gambar 2. 32 Lab Craft ............................... Fehler! Textmarke nicht definiert.

Gambar 3. 1 Set area kerja tangan ........... Fehler! Textmarke nicht definiert. Gambar 3. 2 Area kerja tangan .................. Fehler! Textmarke nicht definiert. Gambar 3. 3 Area kerja mesin ................... Fehler! Textmarke nicht definiert.

Page 16: LAMPIRAN Keselamatan Kerja Kayurepository.unika.ac.id/16222/8/13.11.0127 Karisna...209 LAMPIRAN Keselamatan Kerja Kayu Penerapan Keselamatan Kerja pada Pelaksanaan Pekerjaan Kecelakaan

Gambar 3. 4 Alat pelindung telinga ........... Fehler! Textmarke nicht definiert. Gambar 3. 5 Pondasi batu belah ............... Fehler! Textmarke nicht definiert. Gambar 3. 6 Pondasi footplate .................. Fehler! Textmarke nicht definiert. Gambar 3. 7 Pondasi tiang pancang ......... Fehler! Textmarke nicht definiert. Gambar 3. 8 Pondasi borepile .................... Fehler! Textmarke nicht definiert. =====================8/104======================vii

Gambar 3. 9 Struktur rangka ...................... Fehler! Textmarke nicht definiert. Gambar 3. 10 Struktur rangka beton ......... Fehler! Textmarke nicht definiert. Gambar 3. 11 Plat lantai beton .................. Fehler! Textmarke nicht definiert. Gambar 3. 12 Space frame ........................ Fehler! Textmarke nicht definiert. Gambar 3. 13 Baja konvensional ............... Fehler! Textmarke nicht definiert. Gambar 3. 14 Baja ringan ........................... Fehler! Textmarke nicht definiert. Gambar 3. 15 Bata ringan ........................... Fehler! Textmarke nicht definiert. Gambar 3. 16 Dinding kaca ........................ Fehler! Textmarke nicht definiert. Gambar 3. 17 Aluminium composit panel Fehler! Textmarke nicht definiert. Gambar 3. 18 Kalsiboard ............................ Fehler! Textmarke nicht definiert. Gambar 3. 19 Lantai keramik ..................... Fehler! Textmarke nicht definiert. Gambar 3. 20 Lantai Granit ........................ Fehler! Textmarke nicht definiert. Gambar 3. 21 Lantai parquet ...................... Fehler! Textmarke nicht definiert. Gambar 3. 22 Floor Hardener .................... Fehler! Textmarke nicht definiert. Gambar 3. 23 Gypsumboard ...................... Fehler! Textmarke nicht definiert. Gambar 3. 24 Dak beton ............................. Fehler! Textmarke nicht definiert. Gambar 3. 25 Skylight tempered glass ..... Fehler! Textmarke nicht definiert. Gambar 3. 26 Cross ventilation .................. Fehler! Textmarke nicht definiert. Gambar 3. 27 AC split ................................. Fehler! Textmarke nicht definiert. Gambar 3. 28 AC floor standing ................ Fehler! Textmarke nicht definiert. Gambar 3. 29 AC central ............................ Fehler! Textmarke nicht definiert. Gambar 3. 30 Exhaust fan .......................... Fehler! Textmarke nicht definiert. Gambar 3. 31 Lampu SL ............................. Fehler! Textmarke nicht definiert. Gambar 3. 32 Lampu LED .......................... Fehler! Textmarke nicht definiert. Gambar 3. 33 Escalator .............................. Fehler! Textmarke nicht definiert. Gambar 3. 34 CCTV .................................... Fehler! Textmarke nicht definiert. Gambar 3. 35 Hydrant ................................. Fehler! Textmarke nicht definiert. Gambar 3. 36 Sprinkler ............................... Fehler! Textmarke nicht definiert. Gambar 3. 37 Fire alarm ............................. Fehler! Textmarke nicht definiert. Gambar 3. 38 Tangga darurat .................... Fehler! Textmarke nicht definiert. Gambar 3. 39 Secondary skin .................... Fehler! Textmarke nicht definiert. Gambar 3. 40 Solar photovoltaic ............... Fehler! Textmarke nicht definiert. Gambar 3. 41 Peta kecamatan Batununggal ........... Fehler! Textmarke nicht definiert. Gambar 3. 42 Alternatif tapak 1 ................. Fehler! Textmarke nicht definiert. Gambar 3. 43 Alternatif tapak 2 ................. Fehler! Textmarke nicht definiert. Gambar 3. 44 Alternatif tapak 3 ................. Fehler! Textmarke nicht definiert.

Gambar 4. 1 Peta tapak .............................. Fehler! Textmarke nicht definiert. Gambar 4. 2 Foto tapak 1 ........................... Fehler! Textmarke nicht definiert.

Page 17: LAMPIRAN Keselamatan Kerja Kayurepository.unika.ac.id/16222/8/13.11.0127 Karisna...209 LAMPIRAN Keselamatan Kerja Kayu Penerapan Keselamatan Kerja pada Pelaksanaan Pekerjaan Kecelakaan

Gambar 4. 3 Foto tapak 2 ........................... Fehler! Textmarke nicht definiert. Gambar 4. 4 Foto tapak 3 ........................... Fehler! Textmarke nicht definiert. Gambar 4. 5 Foto tapak 4 ........................... Fehler! Textmarke nicht definiert.

Gambar 5. 1 Floral deco .............................. Fehler! Textmarke nicht definiert. Gambar 5. 2 Karakter Streamline Deco .... Fehler! Textmarke nicht definiert. =====================9/104======================viii

Gambar 5. 3 Streamline Deco .................... Fehler! Textmarke nicht definiert. Gambar 5. 4 Zig zag deco building ............ Fehler! Textmarke nicht definiert. Gambar 5. 5 Villa Isola ................................ Fehler! Textmarke nicht definiert. Gambar 5. 6 Hotel Savoy Homan .............. Fehler! Textmarke nicht definiert. Gambar 5. 7 Hotel Savoy Homan .............. Fehler! Textmarke nicht definiert. Gambar 5. 8 Melewati ruang ...................... Fehler! Textmarke nicht definiert. Gambar 5. 9 Menembus ruang .................. Fehler! Textmarke nicht definiert. Gambar 5. 10 Berakhir dalam ruang ......... Fehler! Textmarke nicht definiert. Gambar 5. 11 Linear .................................... Fehler! Textmarke nicht definiert. Gambar 5. 12 Radial .................................... Fehler! Textmarke nicht definiert. Gambar 5. 13 Spiral ..................................... Fehler! Textmarke nicht definiert. Gambar 5. 14 Grid ........................................ Fehler! Textmarke nicht definiert. Gambar 5. 15 Jaringan ................................ Fehler! Textmarke nicht definiert. Gambar 5. 16 Indoestri koridor .................. Fehler! Textmarke nicht definiert. Gambar 5. 17 Indoestri workshop .............. Fehler! Textmarke nicht definiert. Gambar 5. 18 Denah Lt. 1 Indoestri .......... Fehler! Textmarke nicht definiert. Gambar 5. 19 Denah Lt. 2 Indoestri .......... Fehler! Textmarke nicht definiert.

=====================10/104======================ix

DAFTAR TABEL

Tabel 1. 1 Perkembangan ekonomi kreatif .............. Fehler! Textmarke nicht

Page 18: LAMPIRAN Keselamatan Kerja Kayurepository.unika.ac.id/16222/8/13.11.0127 Karisna...209 LAMPIRAN Keselamatan Kerja Kayu Penerapan Keselamatan Kerja pada Pelaksanaan Pekerjaan Kecelakaan

definiert. Tabel 1. 2 Jumlah industri besar sedang menurut subsector ............. Fehler! Textmarke nicht definiert. Tabel 1. 3 Jumlah industri besar sedang kabupaten-kotaFehler! Textmarke nicht definiert.

Tabel 2. 1 Sarana fasilitas utama .............. Fehler! Textmarke nicht definiert. Tabel 2. 2 Sarana fasilitas penunjang ....... Fehler! Textmarke nicht definiert. Tabel 2. 3 Sarana fasilitas pengelola ........ Fehler! Textmarke nicht definiert. Tabel 2. 4 Sarana fasilitas servis ............... Fehler! Textmarke nicht definiert. Tabel 2. 5 Peralatan mesin kayu ............... Fehler! Textmarke nicht definiert. Tabel 2. 6 Peralatan mesin jahit ................ Fehler! Textmarke nicht definiert. Tabel 2. 7 Peralatan ruang multimedia ..... Fehler! Textmarke nicht definiert. Tabel 2. 8 Alat kerja tangan ........................ Fehler! Textmarke nicht definiert.

Tabel 3. 1 Pengelompokan aktifitas utama .............. Fehler! Textmarke nicht definiert. Tabel 3. 2 Pengelompokan aktifitas penunjang ...... Fehler! Textmarke nicht definiert. Tabel 3. 3 Pengelompokan aktifitas pengelola ........ Fehler! Textmarke nicht definiert. Tabel 3. 4 Pengelompokan aktifitas servis ............... Fehler! Textmarke nicht definiert. Tabel 3. 5 Waktu operasional ..................... Fehler! Textmarke nicht definiert. Tabel 3. 6 Jumlah pengelola ...................... Fehler! Textmarke nicht definiert. Tabel 3. 7 jumlah pengunjung nuART space .. Fehler! Textmarke nicht definiert. Tabel 3. 8 Kebutuhan ruang ....................... Fehler! Textmarke nicht definiert. Tabel 3. 9 Sifat ruang utama ...................... Fehler! Textmarke nicht definiert. Tabel 3. 10 Sifat ruang penunjang ............ Fehler! Textmarke nicht definiert. Tabel 3. 11 Sifat ruang pengelola .............. Fehler! Textmarke nicht definiert. Tabel 3. 12 Sifat ruang servis ..................... Fehler! Textmarke nicht definiert. Tabel 3. 13 Persyaratan ruang ................... Fehler! Textmarke nicht definiert. Tabel 3. 14 Studi ruang kerja tangan ........ Fehler! Textmarke nicht definiert. Tabel 3. 15 Tingkat kebisingan sesuai kawasan ..... Fehler! Textmarke nicht definiert. Tabel 3. 16 Studi ruang khusus workshop tekstil .... Fehler! Textmarke nicht definiert. Tabel 3. 17 Studi ruang jahit ....................... Fehler! Textmarke nicht definiert. Tabel 3. 18 Studi ruang batik ...................... Fehler! Textmarke nicht definiert. Tabel 3. 19 Studi ruang cuci jemur batik .. Fehler! Textmarke nicht definiert. =====================11/104======================x

Tabel 3. 20 Studi ruang sablon .................. Fehler! Textmarke nicht definiert. Tabel 3. 21 Studi ruang tenun .................... Fehler! Textmarke nicht definiert. Tabel 3. 22 Besaran ruang utama ............. Fehler! Textmarke nicht definiert. Tabel 3. 23 Besaran ruang penunjang ...... Fehler! Textmarke nicht definiert. Tabel 3. 24 Besaran ruang pengelola ....... Fehler! Textmarke nicht definiert.

Page 19: LAMPIRAN Keselamatan Kerja Kayurepository.unika.ac.id/16222/8/13.11.0127 Karisna...209 LAMPIRAN Keselamatan Kerja Kayu Penerapan Keselamatan Kerja pada Pelaksanaan Pekerjaan Kecelakaan

Tabel 3. 25 Besaran ruang pelayanan ...... Fehler! Textmarke nicht definiert. Tabel 3. 26 Parkir pengelola ....................... Fehler! Textmarke nicht definiert. Tabel 3. 27 Parkir pengunjung ................... Fehler! Textmarke nicht definiert.

Tabel 4. 1 Fasilitas utama ........................... Fehler! Textmarke nicht definiert. Tabel 4. 2 Fasilitas penunjang ................... Fehler! Textmarke nicht definiert. Tabel 4. 3 Fasilitas pengelola ..................... Fehler! Textmarke nicht definiert. Tabel 4. 4 Fasilitas pelayanan ( servis) .... Fehler! Textmarke nicht definiert. Tabel 4. 5 Luas bangunan .......................... Fehler! Textmarke nicht definiert.

=====================12/104======================xi

DAFTAR BAGAN

Bagan 2. 1 Struktur organisasi pengelola Fehler! Textmarke nicht definiert. Bagan 2. 2 Struktur organisasi pengunjung ............. Fehler! Textmarke nicht definiert.

Bagan 3. 1 Pola aktifitas datang umum ... Fehler! Textmarke nicht definiert. Bagan 3. 2 Pola aktivitas pergi umum ..... Fehler! Textmarke nicht definiert. Bagan 3. 3 Pola aktifutas pengunjung ..... Fehler! Textmarke nicht definiert. Bagan 3. 4 Pola aktifitas pengelola 1 ....... Fehler! Textmarke nicht definiert. Bagan 3. 5 Pola aktifitas pengelola 2 ....... Fehler! Textmarke nicht definiert. Bagan 3. 6 Pola aktifitas pengelola 3 ....... Fehler! Textmarke nicht definiert. Bagan 3. 7 Pola ruang makro .................... Fehler! Textmarke nicht definiert.

Page 20: LAMPIRAN Keselamatan Kerja Kayurepository.unika.ac.id/16222/8/13.11.0127 Karisna...209 LAMPIRAN Keselamatan Kerja Kayu Penerapan Keselamatan Kerja pada Pelaksanaan Pekerjaan Kecelakaan

Bagan 3. 8 Pola ruang mikro utama ......... Fehler! Textmarke nicht definiert. Bagan 3. 9 Pola ruang mikro pengelola .. Fehler! Textmarke nicht definiert. Bagan 3. 10 Pola ruang mikro servis ....... Fehler! Textmarke nicht definiert. Bagan 3. 11 Sistem up feed ...................... Fehler! Textmarke nicht definiert. Bagan 3. 12 Sistem Down feed ................ Fehler! Textmarke nicht definiert. =====================13/104======================12

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang 1.[1] [2] [10] ...1.1 Gagasan Awal Dalam judul ini perancangan yang akan dipilih adalah sebuah desain perancangan baru makerspace dan galeri di kota Bandung. Pemilihan site yang akan direncanakan berada di kota Bandung berkaitan dengan kepadatan penduduk dan pemerataan. Perkembangan industri kreatif di Indonesia dari tahun ke tahun cukup signifikan terutama di bidang tekstil dan kerajinan dalam meningkatkan potensi perekonomian masyarakat.[43] [84] Menurut Alvin Toffler gelombang ekonomi kreatif yakni perekonomian yang berbasis pada ide-ide atau gagasan yang kreatif dan inovatif kini sudah mulai terlihat nyata di Indonesia karena Indonesia memiliki banyak insan kreatif yang mampu menghasilkan produk industri kreatif yang khas dan andal.

Bandung selain ibukota dari provinsi Jawa Barat kota ini merupakan salah satu kota terbesar ketiga di Indonesia setelah Jakarta dan Surabaya. Bandung saat ini menunjukkan =====================14/104======================13

perkembangan yang pesat dalam bidang industri kreatif untuk memengaruhi tren anak muda di berbagai kota di Indonesia.

Dalam memajukan pertumbuhan ekonomi kreatif pada kawasan ini sehingga diperlukannya pengembangan kreatifitas dan tempat belajar individu atau anak muda, komunitas, seniman, desainer, peran usaha kecil dan menengah (UKM) melalui bangunan makerspace. Menurut sumber yang dikutip dari website bisnisbandung.com sejauh ini subsektor industri kreatif yang menununjukan kiprahnya kota Bandung seni, fashion, desain, music, arsitektur dan juga kulinernya. Pada subsector fashion di

Page 21: LAMPIRAN Keselamatan Kerja Kayurepository.unika.ac.id/16222/8/13.11.0127 Karisna...209 LAMPIRAN Keselamatan Kerja Kayu Penerapan Keselamatan Kerja pada Pelaksanaan Pekerjaan Kecelakaan

kota Bandung termasuk sektor yang unggul dengan pengembangannya, diantaranya adalah banyak bermunculan Toko Baju local brand, factory outlet dan Distro yang terntunya pemilik membutuhkan kreatifitas dalam mengembangannya. Makerspace yang akan dibangun ini merupakan sebuah lokasi fisik atau ruang dengan gaya kerja baru di mana tempat orang berkumpul untuk berbagi sumber daya dan pengetahuan, bekerja pada proyek-proyek, jaringan, membangun, membuat prototype dan mengeksplorasi pembuatan produk tanpa batas secara bersama. =====================15/104======================14

Kegiatan yang ada di makerspace ini yaitu kelas dengan sistem non formal dan workshop dengan topik beranekaragam mulai dari, desain, percetakan, kerja kayu, kerja tekstil, menggambar, mengemas produk dll. Dikarenakan produksi dari makerspace ini adalah sebuah barang-barang seni kreatif tekstil dan kayu maka didalamnya terdapat sebuah galeri untuk memamerkan hasil karya dan adanya ruang khusus bagi para inovator untuk menjual hasil karyanya. Bangunan ini didukung dengan adanya fasilitas teknologi yang modern yang bertujuan untuk menunjang produktifitas para pengunjung. 1.1.2 Ketertarikan Dalam era modernisasi yang semakin lama semakin berkembang ini keterampilan merupakan hal yang penting dan dibutuhkan dalam berbisnis maupun berwirausaha. Belakangan ini di kota-kota besar di Indonesia terutama kota Bandung mulai menunjukkan kiprahnya dalam bersaing di industri kreatif. Sekarang ini banyak anak muda yang mengelola industri kreatif seperti membuka butik, distro, café dan semacamnya, selain itu banyaknya orang yang sudah atau ingin membuka usaha dalam bidang ini yang ingin meningkatkan kualitas produknya untuk dipasarkan di dunia pemasaran. Oleh karena itu untuk menjawab tantangan tersebut maka diperlukannya ruang-ruang untuk tempat belajar, pusat aktivitas, tempat pelatihan bagi para =====================16/104======================15

masyarakat, komunitas, desainer dan pelaku ekonomi kreatif lainnya untuk mengembangkan kemampuan dalam dirinya dan meningkatkan kualitas produknya untuk bisa dapat bersaing di era modernisasi ini yang disebut dengan makerspace. Hal ini yang melatarbelakangi dipilihnya judul Makerspace dan Galeri seiring dengan perkembangan zaman.

1.1.3 Kepentingan Di Indonesia industri kreatif sedang berkembang pesat,

Page 22: LAMPIRAN Keselamatan Kerja Kayurepository.unika.ac.id/16222/8/13.11.0127 Karisna...209 LAMPIRAN Keselamatan Kerja Kayu Penerapan Keselamatan Kerja pada Pelaksanaan Pekerjaan Kecelakaan

salah satunya adalah dibidang keterampilan yang diadakan di suatu tempat yang disebut bengkel kreatif. Bandung ibu kota dari provinsi Jawa Barat merupakan kota yang memiliki potensi untuk mengembangkan industri kreatif dengan bertambahnya sumber daya manusia, maka diperlukannya sebuah perancangan Makerspace dan Galeri untuk penyelesaikan permasalahan ruang yang ada dan mengembangkan industri kreatif. 1.1.4 Kebutuhan Dunia bisnis, ekonomi, dan teknologi semakin berkembang, kebutuhan manusia juga semakin meningkat. Industri kreatif pasti akan terus berkembang seiring berjalannya waktu. Terutama di kota Bandung banyaknya sumber daya manusia yang kreatif namun kurangnya bekal softskill maupun hardskill sehingga bertahan hidup di era globalisasi ini. Tingginya kreatifitas dan nilai seni yang dimiliki masyarakat kota Bandung =====================17/104======================16

dapat menjadikan hasil karyanya dihargai cukup tinggi oleh para konsumen Maka dari itu, dibutuhkan sebuah tempat untuk mewadahi kegiatan industri kreatif, salah satunya dibidang industri kreatif keterampilan dan tekstil. 1.1.5 Keterkaitan Berkaitan dengan kepentingan mendesak dan kebutuhan akan peningkatan indsutri kreatif di bidang tekstil dan kayu di kota Bandung maka direncanakan pembangunan Makerspace dan Galeri yang diharapkan dapat membantu peningkatan sarana mengembangkan kreatifitas yang dimiliki masing-masing individu untuk dapat membuat sebuah produk bukan hanya membuat ide.[34] [8] ... 1.2 Tujuan dan Sasaran Pembahasan 1.[1] [2] [3] ...2.1 Tujuan � Menciptakan wadah bagi masyarakat kota Bandung dan sekitarnya dalam mengembangkan kemampuan menghasilkan produk kreatif. � Menyediakan tempat atau sarana untuk memamerkan dan menjual hasil karya produksi kreatif.[110] � Sebagai tempat untuk berbagi ilmu, berkolaborasi dan mengkreasikan ide-ide menjadi produk nyata. =====================18/104======================17

� Menciptakan fasilitas yang diminati dan bagi para pelaku ekonomi kreatif untuk mengembangkan atau memulai usahanya.

1.2.2 Sasaran a. Sasaran Umum

Page 23: LAMPIRAN Keselamatan Kerja Kayurepository.unika.ac.id/16222/8/13.11.0127 Karisna...209 LAMPIRAN Keselamatan Kerja Kayu Penerapan Keselamatan Kerja pada Pelaksanaan Pekerjaan Kecelakaan

� Menghadirkan suatu wadah yang dapat menciptakan inovasi. � Menciptakan tempat untuk mengembangkan kreatifitas dan menjadi daya tarik bagi para pelaku ekonomi kreatif. � Memicu gelombang pertumbuhan ekonomi baru dan menjadikan solusi cerdas di masyarakat. � Menunjang ilmu dan kreatifitas untuk dituangkan secara langsung dalam bentuk produk. b. Sasaran Khusus � Merancang ruang-ruang yang ada pada fungsi bagunan Makerspace dan Galeri dengan informative, memiliki kenyamanan fisik maupun visual. � Menciptakan fasilitas yang dapat mewadahi kegiatan di dalam bangunan.[13] ... � Mengkaji jenis pelaku dan aktifitas untuk membuat tatanan dan sirkulasi ruang sesuai dengan kebutuhan pemakai agar kegiatan berlangsung dengan baik. =====================19/104======================18

� Menciptakan desain bangunan yang sesuai dengan fungsinya.[96] [78] ... 1.3 Lingkup Pembahasan Lingkup pembahasan dalam mendesain "[1] [2] [7] ...Makerspace dan Galeri di Bandung" yaitu sebagai berikut : � Deskripsi proyek Makerspace dan Galeri yang berisi mengenai pengertian, latar belakang, tinjauan umum, terminology. � Pengkajian program untuk menentukan pelaku, kegiatan, fasilitas, ruang yang terdapat di dalam fungsi bangunan. � Analisa mengenai lingkungan, tapak dan kondisi eksisting.[77] � Studi pendekatan arsitektural yang berpengaruh terhadap desain yaitu tatanan ruang dan bentuk, sistim bangunan, sirkulasi, material yang digunakan. � Studi tentang penekanan desain dan mencari permasalahan dominan untuk menciptakan bangunan yang terintegrasi. 1.4 Metoda Pembahasan 1.[7] [19] [22] ...4.1 Metoda Pengumpulan Data A. Metode Pengumpulan Data Primer � Studi Observasi Observasi merupakan pengumpulan data dengan cara langsung mengamati objek, diantaranya :[8] =====================20/104======================19

1. Melakukan survey pada proyek fungsi sejenis yaitu makerspace dan galeri sebagai bahan perbandingan dan pertimbangan arsitektur.[1] [2] [7] ... 2. Mengamati keadaan lokasi eksisting lingkungan sekitar

Page 24: LAMPIRAN Keselamatan Kerja Kayurepository.unika.ac.id/16222/8/13.11.0127 Karisna...209 LAMPIRAN Keselamatan Kerja Kayu Penerapan Keselamatan Kerja pada Pelaksanaan Pekerjaan Kecelakaan

seperti aksesbilitas, luas site, pemanfaatan ruang terbuka hijau, dll. 3. Mendokumentasikan proyek sejenis yaitu makerspace dan galeri, lokasi yang akan direncanakan, dan keadaan lingkungan.[8] [13] ... � Wawancara 1. Pemerintahan kota Bandung mengenai regulasi pembangunan dan data – data mengenai industri kreatif sebagai dasar perencanaan bangunan. 2. Masyarakat setempat, mengenai mata pencaharian dan keikutsertaan dalam pelaku ekonomi kreatif yang ada di kota Bandung yang nantinya juga akan menarik minat untuk datang dan belajar di makerspace ini. 3. Pengelola proyek sejenis yaitu makerspace atau galeri, mengenai data yang dibutuhkan seperti peletakkan ruang, penatakan masa, sistem struktur, orientasi bangunan, sistem utilitas, dll.[8] =====================21/104======================20

4. Pengunjung proyek sejenis yaitu makerspace atau galeri, mengenai kenyamanan di dalam ruangan, kepuasan fasilitas yang disediakan, dll.[8] B. Metode Pengumpulan Data Sekunder Data sekunder didapatkan melalui studi pustaka seperti buku, majalah, jurnal dan internet serta studi literature mengenai teori yang berkaitan dengan bangunan yang akan direncanakan sebagai bahan pembanding.[8] [18] ... Studi pengumpulan data ini juga mengumpulkan dan mencatat hal-hal yang berkaitan dengan standar peraturan bangunan seperti KDB, KLB, GSB dan RDTRK yang ada dikawasan kota Bandung.[18] [19] Data-data yang diperoleh tersebut kemudian dijadikan sebagian kajian teoritik tentang objek yang direncankanan sebagai arahan data. 1.4.2 Metoda Penyusunan dan Analisa Metode deduktif didapatkan dari studi literatur melalui website, majalah, buku, dll untuk mengumpulkan teori-teori yang berkaitan tentang standar bangunan dan rencana tata ruang seperti GSB, KDB, KLB, fasilitas, sarana dan prasarana yang dibutuhkan.[3] ... Metoda induktif merupakan studi banding proyek dengan fungsi yang sejenis dengan mengumpulkan fakta yang ada berdasarkan pengamatan langsung ke lokasi atau pengamatan ke lembaga instansi pemerintah yang berkaitan. Pada =====================22/104======================21

pengamatan langsung ini dapat dilakukan wawancara, pengamatan obyek, dan pendataan statistik untuk kemudian di

Page 25: LAMPIRAN Keselamatan Kerja Kayurepository.unika.ac.id/16222/8/13.11.0127 Karisna...209 LAMPIRAN Keselamatan Kerja Kayu Penerapan Keselamatan Kerja pada Pelaksanaan Pekerjaan Kecelakaan

analisis. 1.4.3 Metoda Pemrograman Arsitektur Pemrograman diperoleh dari hasil pengumpulan data melalui observasi, wawancara dan studi literatur yang kemudian di identifikasi dan didefinisi sesuai dengan kebutuhan. Tahap pemrograman terdiri dari pembuatan data tapak, alasan pemilihan site seperti faktor iklim dan faktor lingkungan, analisa dan respon tapak seperti aksesbilitas, orientasi, kebisingan, vegetasi, drainase, dll. Tahap selanjutnya merupakan menganalisis kebutuhan ruang, studi pelaku, studi aktivitas, besaran ruang, dan hubungan ruang berdasaran kebutuhan 1.[8] [89] ...4.4 Metoda Perancangan Arsitektur A. Konsep Konsep merupakan gagasan tentang desain apa yang akan direncanakan mengenai tapak dan bangunan. perancangan tapak meliputi konsep entrance, zoning, bentuk massa, pola dan komposisi massa, sirkulasi, pola parkir, ruang luar, dan utilitas pada tapak. Konsep perancangan bangunan meliputi konsep entrance, zoning, tampilan bangunan, ruang dalam, struktur, dan utilitas bangunan. B. Desain Skematik =====================23/104======================22

Pada proses ini berisi gagasan maupun konsep desain yang di dapat dari analisa.[8] [18] ... Kemudian produk yang dihasilkan pada tahap ini berupa sketsa-sketsa desain, seperti sketsa denah, sketsa bentuk bukaan, sketsa tampak, dan sebagainya.[8] [13] ... C. Pengembangan Rancangan Proses pengembangan desain merupakan pengembangan skema yang akan disempurnakan menjadi desain yang skalatis Pengembangan desain fokus terhadap aspek-aspek yang ada untuk dituangkan ke gambar konstruksi. Gambar yang akan dibuat pada tahap ini yaitu site plan, denah, tampak, potongan, detail dan 3D (perspektif). D. Presentasi Setelah proses perancangan arsitektur selesai, tahap terakhir yang dilakukan adalah mempresentasikan hasil perancangan.[8] [24] ...

1.5 Sistematika Pembahasan BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini berisi tentang latar belakang proyek, tujuan dan sasaran pembahasan, lingkup pembahasan, metoda pembahasan, dan sistematika pembahasan.[7] [29] ... BAB II TINJAUAN PROYEK =====================24/104======================23

Page 26: LAMPIRAN Keselamatan Kerja Kayurepository.unika.ac.id/16222/8/13.11.0127 Karisna...209 LAMPIRAN Keselamatan Kerja Kayu Penerapan Keselamatan Kerja pada Pelaksanaan Pekerjaan Kecelakaan

Pada bab ini berisi tentang tinjauan umum mengenai gambaran umum, latar belakang dari Makerspace dan Galeri, perkembangan dan sasaran yang akan dicapai, tinjauan khusus yang meliputi terminologi, kegiatan, spesifikasi dan persyaratan desain kemudian kesimpulan, batasan dan anggapan.[59] [64] [13] ... BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR Pada bab ini berisi tentang studi pendekatan yang akan digunakan pada program berupa analisa pendekatan arsitekur, analisa pendekatan sistem bangunan, dan analisa pendekatan konteks lingkungan.[25] [8] ... BAB IV PROGRAM ARSITEKTUR Pada bab ini berisi uraian mengenai konsep program, tujuan perancangan seperti faktor penentu perancangan, faktor persyaratan perancangan, dan membahas tentang program arsitektur seperti program kegiatan, program sistem struktur, dan program sistem utilitas.[7] [21] [1] ... BAB V KAJIAN TEORI Pada bab ini berisi uraian tema kajian meliputi kajian teori penekanan/tema desain seperti uraian interpretasi dan elaborasi, studi preseden, dan rencana penerapan teori tema desain, dan kajian teori permasalahan dominan.[7] [1] [2] ...

=====================25/104======================24

BAB II TINJAUAN PROYEK 2.[1] [2] [7] ...1 Tinjauan Umum 2.[1] [3] ...1.1 Gambaran Umum A.[25] [72] [77] ... Pengertian Makerspace Menurut Tweney ( March, 2009 ), Makerspaces are places where like- minded persons gather to work on personal projects, share tools and expertise as well as learn from each other. Yang mempunyai arti makerspace merupakan tempat orang-orang dengan pemikiran yang sama berkumpul untuk mengerjakan proyek masing-masing, dengan berbagi alat, dan keahlian yang didapat dari masing-masing orang. Menurut Britton (2012), “A Makerspace refers to people coming together to create and share resources, knowledge, and “stuff”. Makerspace mengacu pada orang-orang yang datang bersama untuk menciptakan dan berbagi sumber daya, pengetahuan, dan barang. Tidak ada daftar peralatan atau pemrograman yang diperlukan untuk membuat sebuah makerspace. Ada beberapa alat dan teknologi yang biasanya

Page 27: LAMPIRAN Keselamatan Kerja Kayurepository.unika.ac.id/16222/8/13.11.0127 Karisna...209 LAMPIRAN Keselamatan Kerja Kayu Penerapan Keselamatan Kerja pada Pelaksanaan Pekerjaan Kecelakaan

dikaitkan dengan Makerspace, seperti printer 3-D. Namun, daftar peralatan dan bahan akan tumbuh secara alami sesuai proyek dan program spesifik sehingga menghasilkan =====================26/104======================25

kebutuhan. Misalnya sebuah makerspace yang fokus pada pembuatan pakaian memerlukan mesin jahit, sedangkan sebuah workshop desain grafis yang memerlukan pemotong vinyl. B. Karakteristik Makerspace Menurut Fleming (2015) makerspace memiliki karakteristik : - Penciptaan - berfokus pada penciptaan digital - Laboratorium - memusatkan pada pembuatan proyek berwujud - Workshop - menawarkan area yang mendorong individu untuk menciptakan, membayangkan dan membangun Menurut Shea (2012) , Makerspace yang baik bukan hanya berisi mesin, peralatan dan perlengkapan tapi juga instruktur untuk mengajarkan pembuatan dan bagaimana cara menggunakan dengan benar. Dengan cara ini, pembuat dapat mengoperasikan peralatan dengan cara yang benar dan aman dan menciptakan produk terbaik. Banyak makerspace mendorong para makers untuk mendaftar ke kelas untuk belajar tentang proses tertentu, seperti program komputer yang menciptakan. Beberapa makers mengharuskan pengguna untuk mendapatkan pelatihan sebelum menggunakan alat yang mahal atau rumit. =====================27/104======================26

2.1.2 Latar Belakang – Perkembangan – Trend 2.[7] [13] ...1.2.1 Latar Belakang Industri abad kedua puluh satu akan semakin bergantung pada generasi pengetahuan melalui kreativitas dan inovas. Hal ini ditandai dengan meningkatnya perkembangan industri kreatif di Indonesia yaitu sebesar 7% tiap tahunnya. Ekonomi kreatif akan selalu berkembang dengan didukungnya sumber daya manusia yang kreatif terutama di kota Bandung yang merupakan salah satu kota kreatif di Indonesia. Dalam mengembangkan lebih industri kreatif yang inovatif dan responsive maka diperlukannya sebuah ruang untuk menunjang fasilitas sekaligus memajukan pembangunan sebuah daerah yaitu Makerspace dan Galeri. 2.1.2.2 Perkembangan

Page 28: LAMPIRAN Keselamatan Kerja Kayurepository.unika.ac.id/16222/8/13.11.0127 Karisna...209 LAMPIRAN Keselamatan Kerja Kayu Penerapan Keselamatan Kerja pada Pelaksanaan Pekerjaan Kecelakaan

Makerspace ini cukup familiar di kalangan negara-negara di dunia terutama Singapura, Amerika, Inggris. Terdapat banyak tempat dan ruang makerspace untuk berkreasi dalam membuat barang dan menciptakan sesuatu. Di Indonesia sendiri pun sudah mulai bermunculan makerspace sesuai bidang-bidang yang disediakan tapi diantara masyarakat =====================28/104======================27

beberapa terdengar kurang familiar, maka dari itu makerspace dan galeri ini dibuat dalam mengikuti trend dan penyediaan kebutuhan masyarakat. 2.1.2.1 Trend Berdasarkan perkembangan makerspace di Indonesia dan di dunia, maka munculah tren makerspace Indonesia sesuai dengan fokus yang ada. Misalnya terdapat makerspace khusus pengembangan aplikasi, robotic, permainan, makerspace khusus woodworking, metalworking, surface, makerspace seni dan sains serta makerspace yang tidak hanya menyediakan tempat pembelajaran dan alat namun juga fasilitas-fasilitas lain sehingga masyarakat dapat tertarik untuk mengembangkan skillnya. 2.1.3 Sasaran yang akan dicapai � Arsitektur - Menambah wawasan tentang perancangan sebuah makerspace dan galeri yang berfungsi sebagai fasilitas pengembangan industri kreatif. - Mengembangkan dan memperkaya terwujudnya desain arsitektur sebuah makerspace dan galeri. � Masyarakat =====================29/104======================28

- Menciptakan fasilitas yang diminati dan menarik sebagai tempat mengembangkan kreatifitas perindustrian tekstil dan kayu. - Mengembangkan keterampilan bagi masyarakat yang memiliki industri kecil atau menengah, desainer, seniman atau ingin memulai usaha. - Sebagai tempat untuk berbagi ilmu, berkolaborasi dan mengkreasikan ide-ide menjadi produk nyata. � Pemerintah - Memajukan sektor ekonomi kreatif dalam negeri. - Mendukung pemerintah dalam mengembangkan sektor Industri kreatif dalam pemenuhan fasilitas kota.

Page 29: LAMPIRAN Keselamatan Kerja Kayurepository.unika.ac.id/16222/8/13.11.0127 Karisna...209 LAMPIRAN Keselamatan Kerja Kayu Penerapan Keselamatan Kerja pada Pelaksanaan Pekerjaan Kecelakaan

- Menambah nilai dan daya saing di dunia internasional pada inovasi bidang industri kreatif. 2.2 Tinjauan Khusus 2.[1] [2] [3] ...2.1 Terminologi � Makerspace Makerspace /mak·er·space/ berdasarkan pengertian Oxford Dictionary adalah tempat di mana orang-orang yang memiliki minat bersama, terutama dalam komputasi atau teknologi, dapat berkumpul untuk mengerjakan proyek sambil berbagi gagasan, peralatan, dan pengetahuan."Ruang pembuat =====================30/104======================29

dilengkapi dengan printer 3D, pemotong laser, berbagai perangkat penggilingan, dan lebih banyak lagi" � Galeri Pengertian dari kata Galeri berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) “ga·le·ri /n ruangan atau gedung tempat memamerkan benda atau karya seni dsb.” Sedangkan menurut ektimologinya kata gallery atau galeri , berasal dari bahasa latin: Galleria dapat diartikan sebagai ruang beratap dengan satu sisi terbuka. Di Indonesia, galeri sering diartikan sebagai ruang atau bangunan tersendiri yang digunakan untuk memamerkan karya seni.[83] Maka secara terminologi “Makerspace dan Galeri” ini merupakan sebuah bengkel kreatif dengan bangunan yang didalamnya terdapat ruang untuk mengembangkan kreatifitas, belajar, berbagi pengetahuan, membuat prototype produk, mengeksplorasi sebuah produk dengan gaya kerja yang baru. Makerspace dan galeri ini adalah tempat belajar non formal yang didalamnya terdapat system sewa atau mengikuti program kelas dan workshop. Makerspace ini adalah sebuah bangunan yang mewadahi kegiatan anak muda, seniman, komunitas, para pelaku usaha atau seluruh masyarakat dengan cara berbagi peralatan, kemampuan, dan pengetahuan dan menjadikan sebuah tempat tertentu untuk =====================31/104======================30

belajar kemampuan baru untuk menjadi sebuah pencipta dari sebuah produk kreatif tekstil dan kayu. Galeri pada bangunan ini berfungsi sebagai tempat penunjang dari makerspace ini. Fungsi galeri ini yaitu tempat untuk memamerkan produk, karya atau benda dari hasil pembuatan para makers yang kemudian dapat dipamerkan kepada orang yang datang berkunjung. 2.2.2 Kegiatan a. Gambaran Kegiatan

Page 30: LAMPIRAN Keselamatan Kerja Kayurepository.unika.ac.id/16222/8/13.11.0127 Karisna...209 LAMPIRAN Keselamatan Kerja Kayu Penerapan Keselamatan Kerja pada Pelaksanaan Pekerjaan Kecelakaan

Berikut terdapat pengelompokkan kegiatan atau aktifitas yang terdapat pada bangunan Makerspace dan Galeri, yaitu : � Kegiatan Utama Terdiri dari kegiatan yang berlangsung didalam makerspace yaitu kegiatan belajar dan diskusi, kegiatan praktek pembuatan sebuah produk atau barang, pemakaian alat-alat kerja kayu dan tekstil yang disediakan serta kegiatan yang berlangsung di dalam galeri yaitu melihat pameran produk yang dihasilkan. � Kegiatan Penunjang Kegiatan yang menunjang secara langsung beberapa kegiatan utama dari bangunan. Terdiri dari kegiatan yang berlangsung pada mini studio foto untuk pengenalan produk =====================32/104======================31

sebagai bahan dokumentasi dan promosi, kegiatan pembelian pada café, kegiatan pembelian alat dan bahan. � Kegiatan Pengelola Kegiatan yang dilakukan oleh pengelola Makerspace dan Galeri seperti kegiatan administrative gedung, system pengelolaan gedung, memantau kegiatan dan kebutuhan berlangsung di dalamnya.[109] � Kegiatan Pelayanan Kegiatan yang melayani segala bentuk aktifitas dalam bangunan misalnya kegiatan informasi, pelayanan keamanan, kebersihan dan perawatan bangunan. b. Pelaku Pelaku merupakan orang-orang yang terlibat langsung dan menjalankan aktifitas di dalam bangunan, diantaranya : � Pengelola Pengelola merupakan pihak yang mengurus dan bertanggung jawab dengan segala macam kegiatan dan aktivitas di dalam bangunan. Sistem pengelolaan bangunan ini adalah mandiri yang dipimpin oleh direktur (owner) yang membawahi majager, kepala divisi serta staff yang bersangkutan. Untuk lebih jelas digambarkan dengan organisasi di bawah ini :

=====================33/104======================32

- Direktur (owner) Orang yang memimpin dengan jabatan tertinggi pada system pengelola bangunan. Berwenang membuat kebijakan dan menetapkan program yang berjalan di dalam bangunan. - Manager

Page 31: LAMPIRAN Keselamatan Kerja Kayurepository.unika.ac.id/16222/8/13.11.0127 Karisna...209 LAMPIRAN Keselamatan Kerja Kayu Penerapan Keselamatan Kerja pada Pelaksanaan Pekerjaan Kecelakaan

Bertanggung jawab dengan kegiatan yang berada dalam gedung dan mengkoordinasi dan mengevaluasi kinerja karyawan. - Sekretaris Orang yang membantu tugas atasannya dalam menyelesaikan pekerjaannya misalnya menyiapkan surat, menerima tamu, mengatur jadwal atasan. - Kepala Divisi Orang yang bertanggung jawab dan mengatur divisi atau bagian dibawahnya dalam pengelolaannya. - Sub Divisi Administrasi Divisi yang mengatur segala jenis kegiatan administrasi dan keungan yang terjadi di dalam bangunan. - Sub Divisi Operasional Divisi yang mengelola kegiatan operasional bangunan seperti pengaturan program kegiatan, mengatur konsep dan rencana perusahaan, pengelolaan karyawan. =====================34/104======================33

- Sub Divisi Peralatan Divisi yang bertugas mengecek mengawasi jenis peralatan yang dibutuhkan di dalam area kerja. � Pengunjung Pengunjung adalah pelaku yang datang ke dalam bangunan yang terdiri dari seluruh lapisan masyarakat dimana mereka yang ingin mencari tahu, mempelajari, membuat sebuah produk, memamerkan, ataupun melihat karya produk atau benda. - Pelajar, mahasiswa, non mahasiswa - Seniman, komunitas, desainer - Masyarakat umum - Pelaku usaha kecil, pelaku usaha menengah

c. Fasilitas � Fasilitas Utama Fasilitas yang mewadahi kegiatan utama di dalam bangunan Makerspace dan Galeri. Berhubungan dengan berbagai macam kegiatan seperti kebutuhan area workshop, pengajaran yang membutuhkan ruang kelas, tempat untuk memamerkan karya, dll diantaranya : - Area Kerja Kayu - Area Kerja Tekstil =====================35/104======================34

- Galeri

Page 32: LAMPIRAN Keselamatan Kerja Kayurepository.unika.ac.id/16222/8/13.11.0127 Karisna...209 LAMPIRAN Keselamatan Kerja Kayu Penerapan Keselamatan Kerja pada Pelaksanaan Pekerjaan Kecelakaan

- Ruang Peralatan dan bahan kayu - Ruang Peralatan dan bahan tekstil - Ruang Kelas - Ruang Multimedia � Fasilitas Penunjang Fasilitas yang disediakan sebagai sarana kegiatan penunjang dari fasilitas utama seperti beristirahat, membeli makan atau minum, beribadah, membeli alat dan bahan, memfoto produk, diantaranya adalah: - Café - Mushola - Penitipan barang / loker - Mini Studio Foto - Tools Shop � Fasilitas Pengelola Fasilitas sebagai sarana untuk mewadahi kegiatan yang dilakukan pengelola bangunan seperti mengatur program kegiatan dan jadwal, membuat laporan kerja bangunan, mengatur dan mendata alat-alat kerja, melakukan rapat diantaranya: - Ruang Informasi / receptionist - Ruang Direktur (Owner) =====================36/104======================35

- Ruang Manager - Ruang Pengajar Instructor - Ruang Kepala Divisi - Ruang Staff - Ruang Rapat - Ruang Tamu � Fasilitas Pelayanan (Servis) Fasilitas yang mewadahi kegiatan pelayanan (servis) sebagai pelengkap bangunan sehingga terciptanya bangunan yang terintegrasi diantaranya : - KM / WC - Area Parkir - Ruang Security - Ruang CCTV - Pantry - Ruang cleaning service - Gudang - Ruang Penampungan limbah - Ruang Panel - Ruang Genset - Ruang Pompa d. Sarana � Sarana Fasilitas Utama

Page 33: LAMPIRAN Keselamatan Kerja Kayurepository.unika.ac.id/16222/8/13.11.0127 Karisna...209 LAMPIRAN Keselamatan Kerja Kayu Penerapan Keselamatan Kerja pada Pelaksanaan Pekerjaan Kecelakaan

=====================37/104======================36

� Sarana Fasilitas Penunjang � Sarana Fasilitas Pengelola

� Sarana Fasilitas Servis e. Sarana Peralatan Khusus � Area Kerja Kayu ( Mesin)

� Area Kerja Tekstil

f. Alat dan Bahan Pendukung � Kerja Kayu � Peralatan Kerja Tangan Dalam fungsi Makerspace woodworking station ini selain adanya mesin-mesin besar yang membutuhkan ruang (space) terdapat pula mesin dan alat tangan yang juga berperan penting untuk membuat produk atau karya dari kayu. Menurut website klikteknik.com beberapa jenis alat dan mesin untuk perindustrian kayu adalah sebagi berikut :

Alat bantu yang digunakan dalam membantu proses kerja kayu adalah : - Pensil kayu, penggaris siku, jangka, meteran rol - Perusut tunggal, perusut ganda - Penggores, penanda, penjepit (klem) =====================38/104======================37

- Palu kayu, palu besi - Pahat, kikir, batu asah - Gergaji tangan manual besi dan kayu - Obeng spiral, obeng plus, obeng minus, obeng offset - Tang potong, tang pengupas, tang lancip, tang kakatua, tang kombinasi � Bahan - Kayu Mahoni

Kayu yang tergolong kayu keras (hardwood), kayu ini memiliki serat dan warna yang bagus dengan merah kehitam-kehitaman. Kayu mahoni termasuk kayu yang mudah untuk pengerjaan serta tidak mudah mengembang. Kayu ini cocok untuk dijadikan furniture, kerajinan, bahan ukiran, kerajinan serta bahan instrument musik.

Page 34: LAMPIRAN Keselamatan Kerja Kayurepository.unika.ac.id/16222/8/13.11.0127 Karisna...209 LAMPIRAN Keselamatan Kerja Kayu Penerapan Keselamatan Kerja pada Pelaksanaan Pekerjaan Kecelakaan

- Kayu Pinus Kayu pinus termasuk dalam kayu lunak (softwood). Kayu ini memiliki bentuk yang lurus karena jenis pohon pinus yang tumbuh cenderung tumbuh tegak dan lurus, namun kayu ini terdapat cabang-cabang kecil pada batangnya. Warna kayu cenderung coklat muda kekuningan. Kayu ini cocok digunakan untuk kerajinan atau kriya kayu karena tergolong kayu lunak sehingga mudah dalam pengerjaan=====================39/104======================38

� Kerja Tekstil � Alat - Pita ukur - Jarum jahit - Mistar - Gunting kain - Gunting zigzag - Gunting pelubang kancing - Pemotong benang - Rader - Karbon jahit - Kapur jahit - Cermin - Malam/Lilin � Bahan Jenis bahan-bahan yang disediakan pada area kerja tekstil cukup banyak dan lengkap, bahan tersebut terdapat beberapa macam warna dan motif yang dapat dipilih sesuai kebutuhan diantaranya :

2.2.3 Spesifikasi dan Persyaratan a. Spesifikasi Proyek � Status Kepemilikan Makerspace dan Galeri =====================40/104======================39

Status kepemilikan dari Makerspace dan Galeri ini ada pada pihak swasta yang merupakan sebuah perseorangan maupun pemilik perusahaan dan bekerja sama dengan Dinas Perindustrian.[16] [17] � Program Kegiatan - Workshop Event Product Making Kegiatan workshop event pembuatan produk yang diselenggarakan tiap minggunya. Workshop ini diadakan dengan didatangkan guest para pelaku industri kreatif atau instructor yang ada dengan membuat salah satu produk

Page 35: LAMPIRAN Keselamatan Kerja Kayurepository.unika.ac.id/16222/8/13.11.0127 Karisna...209 LAMPIRAN Keselamatan Kerja Kayu Penerapan Keselamatan Kerja pada Pelaksanaan Pekerjaan Kecelakaan

prototype . Didalam workshop ini terdapat pengajaran cara dan diajarkan dari yang pemula sampai mahir dapat mengikuti program ini. - Partnership rent Sistem sewa dengan bekerja sama dengan partnership yang ingin menyewa alat dan tempat sebagai tempat pembuatan produk. Partneship yang dimaksud adalah seseorang, komunitas atau kelompok yang mempunyai sebuah usaha dan ingin mengembangkan produknya. - Membership Kegiatan yang ditujukan bagi siapa saja yang ingin menggunakan makerspace ini dengan sistem member. Membership ini diadakan harian, mingguan dan bulanan, =====================41/104======================40

para pengunjung dapat memilih sesuai yang mereka butuhkan untuk pengembangan kreasi dan pengeksplorasian dalam membuat prototype produk. b. Persyaratan Desain � Arsitektur - Bentuk bangunan yang sesuai dengan identitas fungsinya yaitu Makerspace dan Galeri serta kondisi daerah.[52] [120] ... - Perancangan bangunan harus menyelaraskan kenyamanan dan keserasian pada lingkungan dengan membentuk ruang luar. - Menciptakan citra bangunan yang mengindahkan keserasian pada lansekap kawasan. - Bangunan harus memberikan kenyamanan dengan memperhatikan fungsi ruang, aksesbilitas di luar dan didalam ruang, kenyamanan udara dan visual. - Bangunan harus dirancang dengan memperhatikan kestabilan struktur untuk menciptakan keamanan. � Bangunan - Sistem modul struktur bangunan yang tepat untuk pola bentuk dasar bangunan yang berpengaruh pada ruang dan sirkulasi. =====================42/104======================41

- Struktur bangunan memperhitungkan pembebanan pada bangunan agar bangunan tetap stabil dan kokoh. - Sirkulasi internal atau eksternal perlu adanya perlengkapan seperti papan informasi, pembatas, bentuk elemen sebagai pengarah, penunjuk arah dan jalan untuk kemudahan akses.

Page 36: LAMPIRAN Keselamatan Kerja Kayurepository.unika.ac.id/16222/8/13.11.0127 Karisna...209 LAMPIRAN Keselamatan Kerja Kayu Penerapan Keselamatan Kerja pada Pelaksanaan Pekerjaan Kecelakaan

- Penyediaan area parkir yang sesuai dengan kebutuhan jumlah dengan memperhatikan area parkir tidak mengurangi ruang hijau dan tidak mengganggu lalu lintas.[59] [64] - Sistem pencahayaan harus sesuai dengan jenis kebutuhan ruangnya, tidak membuat silau yang berlebih dan pengoptimalan cahaya buatan atau alami. - Sistem utilitas bangunan dirancang dengan alur yang baik untuk kemudahan perawatan. - Penggunaan bahan bangunan dan material yang aman, tidak berbahaya bagi pemakai bangunan. - Sistem kebisingan dalam bangunan direncanakan sebaik mungkin dalam pembatas antar jenis ruangan yang berbeda agar nyaman dan tenang. � Lingkungan =====================43/104======================42

- Membuat bangunan menjadi point of view diantara bangunan setempat lainnya untuk meningkatkan estetika kawasan. - Memiliki akses yang mudah dan strategis untuk mencapai ke bangunan serta dapat dilalui kendaraan roda dua, roda empat, dan selebihnya. - Pemilihan lokasi tapak sesuai dengan peraturan wilayah kota Bandung.[56] - Tata cara pembangunan harus mengikuti rencana tata ruang dan tata bangunan daerah yang ada sesuai peruntukan lokasi. - Bangunan direncanakan dengan memperhatikan sarana dan prasarana disekitarnya agar tidak mengganggu area kawasan. 2.2.4 Deskripsi Konteks Kota Bandung a. Lokasi � Deskripsi Umum Kota Bandung

Kota Bandung terletak di wilayah Jawa Barat dan merupakan Ibukota Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat. Kota Bandung terletak diantara 107° Bujur Timur dan 6° 55' Lintang Selatan. Secara geografis, kota Bandung terletak di tengah-tengah provinsi jawa barat, serta berada pada ketinggian kurang lebih 768 meter di atas permukaan laut.[73] [95] [113] ... =====================44/104======================43

Kota Bandung memiliki luas wilayah 16.731 hektar, Menurut Perda Kota Bandung Nomor 06 Tahun 2007 tentang Pemekaran

Page 37: LAMPIRAN Keselamatan Kerja Kayurepository.unika.ac.id/16222/8/13.11.0127 Karisna...209 LAMPIRAN Keselamatan Kerja Kayu Penerapan Keselamatan Kerja pada Pelaksanaan Pekerjaan Kecelakaan

dan Pembentukan Wilayah Kerja Kecamatan dan Kelurahan di Lingkungan Pemerintah Kota Bandung terdiri dari 30 Kecamatan dan 151 Kelurahan. Lokasi Kotamadya Bandung cukup strategis, dilihat dari segi komunikasi, perekonomian maupun keamanan. Hal tersebut dikarenakan Kota Bandung terletak pada pertemuan poros jalan yaitu barat – timur yang memudahkan hubungan dengan Ibukota Negara sedangkan utara – selatan yang memudahkan lalu lintas ke daerah perkebunan (Subang dan Pangalengan). Batas Wilayah Kota Bandung : 1. Sebelah Utara : Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat. 2. Sebelah Timur : Kecamatan Cileunyi Kabupaten Bandung. 3. Sebelah Barat : Jalan Terusan Pasteur Kecamatan Cimahi Utara, Cimahi Selatan dan Kota Cimahi. 4. Sebelah Selatan : Kecamatan Dayeuh Kolot, Bojongsoang, Kabupaten Bandung

b. Urgency – Relevancy Dalam era modernisasi yang semakin lama semakin berkembang ini keterampilan merupakan hal yang penting dan dibutuhkan dalam berbisnis maupun berwirausaha. Belakangan =====================45/104======================44

ini di kota-kota besar di Indonesia terutama kota Bandung mulai menunjukkan kiprahnya dalam bersaing di industri kreatif. Sekarang ini banyak anak muda yang mengelola industri kreatif seperti membuka butik, distro, café dan semacamnya, selain itu banyaknya orang yang sudah atau ingin membuka usaha dalam bidang ini yang ingin meningkatkan kualitas produknya untuk dipasarkan di dunia pemasaran. Dalam menjawab tantangan tersebut maka diperlukannya ruang-ruang untuk tempat belajar, pusat aktivitas, tempat pelatihan bagi para masyarakat, komunitas, desainer dan pelaku ekonomi kreatif lainnya untuk mengembangkan kemampuan dalam dirinya dan meningkatkan kualitas produknya untuk bisa dapat bersaing di era modernisasi ini yang disebut dengan makerspace. Hal ini yang melatarbelakangi dipilihnya judul Makerspace dan Galeri seiring dengan perkembangan zaman. Dunia bisnis, ekonomi, dan teknologi semakin berkembang, kebutuhan manusia juga semakin meningkat. Industri kreatif pasti akan terus berkembang seiring berjalannya waktu. Terutama di kota Bandung banyaknya sumber daya manusia yang kreatif namun kurangnya bekal softskill maupun hardskill sehingga bertahan hidup di era globalisasi ini. Tingginya kreatifitas dan nilai seni yang dimiliki masyarakat kota Bandung dapat menjadikan hasil karyanya dihargai cukup tinggi oleh para

Page 38: LAMPIRAN Keselamatan Kerja Kayurepository.unika.ac.id/16222/8/13.11.0127 Karisna...209 LAMPIRAN Keselamatan Kerja Kayu Penerapan Keselamatan Kerja pada Pelaksanaan Pekerjaan Kecelakaan

=====================46/104======================45

konsumen Maka dari itu, dibutuhkan sebuah tempat untuk mewadahi kegiatan industri kreatif, salah satunya dibidang industri kreatif keterampilan dan tekstil. c. Urban Issue Bandung dikenal sebagai pusat tekstil, mode, seni, dan budaya dengan sebutan Paris Van Java. Kini Bandung juga dikenal sebagai kota pendidikan dan daerah tujuan wisata berdasar. Bandung merupakan salah satu kota yang cukup untuk dikembangkan industri kreatifnya. Hingga saat ini sudah ada 400 outlet industri kreatif dan telah menyerap kurang lebih 334.244 tenaga kerja. Industri kreatif yang sudah berkembang di Kota Bandung memberikan kontribusi sebesar 11% untuk pertumbuhan ekonomi kota. Subsektor industri kreatif unggulan yang selama ini menjadi tiang penyanga pertumbuhan ekonomi kreatif di Kota Bandung diantaranya adalah industri fashion, industri desain, industri IT (Information Technology), industri kuliner, pasar barang seni dan kerajinan, dan seni pertunjukan. Namun begitu, beberapa masalah dikeluhkan oleh para pelaku industri kreatif di Kota Bandung, beberapa masalah tersebut diantaranya adalah minimnya fasilitas yang bisa didapatkan untuk mengembangkan usaha industri. =====================47/104======================46

2.2.5 Studi Banding / Komparasi Kasus Proyek Sejenis a.[95] [113] [72] ... INDOESTRI Makerspace Indoestri makerspace terletak di Jalan Lingkar Luar Barat No. 36, Duri Kosambi, Jakarta Barat, Indonesia. Menurut sumber yang diperoleh dari website resmi Indoestri.com Indoestri memiliki area seluas 2000m² yang didalamnya merupakan sebuah tempat bagi para makers untuk dapat berkreasi dengan berbagai alat dan material yang fokus pada kerja kayu, pekerjaan logam, tekstil & kulit serta beberapa tambahan seperti desain, perhiasan, gambar, keramik. Indoestri ini memiliki slogan Self Made yang artinya yaitu terdapat unsur kemandirian, kerja keras, motivasi diri dan kewirausahaan. Berdasar situs dari manual.co.id/article/indoestri-day /Fasilitas yang terdapat pada makerspace Indoestri ini yaitu terdapat sebuah space dengan berbagai mesin yang dibagi menjadi bagian khusus seperti woodworks, metalworks, leatherworks, paintworks, finishing untuk mengerjakan aneka proyek kreatif. Terdapat juga alat, bahan dan material, ruang kerja, meeting room, ruang workshop, studio foto dan café.

Page 39: LAMPIRAN Keselamatan Kerja Kayurepository.unika.ac.id/16222/8/13.11.0127 Karisna...209 LAMPIRAN Keselamatan Kerja Kayu Penerapan Keselamatan Kerja pada Pelaksanaan Pekerjaan Kecelakaan

� Kelebihan - Memiliki alat-alat yang cukup lengkap untuk mendukung kegiatan pembuatan produk =====================48/104======================47

- Menyediakan area (space) yang cukup besar pada area workshop sehingga dapat menampung pengguna yang banyak. - Terdapat program-program workshop yang menarik tiap minggu dan tiap bulannya sehingga terus meningkatnya jumlah pengunjung. � Kekurangan - Lokasi yang agak jauh dari pusat kota dan kurang terlihatnya papan penanda nama bangunan. - Kurangnya pencahayaan di dalam bangunan sehingga terkesan sedikit gelap. - Terbatasnya lahan untuk area parkir. - Luas bangunan yang terbatas sehingga kurangnya luas ruangan seperti ruang kelas, tools shop, exhibition area. b. Jakarta Creative Hub Jakarta creative hub berlokasi di lantai 1 Gedung Grha Niaga Thamrin, Jl KH.[117] Mas Mansyur, Kebon Melati, Tanah Abang, Jakarta Pusat. Dengan luas 1500m² ini merupakan fasilitas untuk warga Jakarta yang ingin memulai dan mengembangkan usaha atau mengembangkan karya kreatifitasnya. =====================49/104======================48

Jakarta Creative Hub memiliki tujuan untuk mengembangkan pelaku usaha kelas kecil atau menengah dan start-up bisnis produksi kreatif. Bangunan ini menjadikannya seperti tempat kursus bagi anak muda atau pelaku usaha yang ingin berkecimpung di dunia wirausaha. Jakarta Creative Hub cukup memiliki fasilitas yang lengkap untuk menunang kegiatan didalamnya. Menurut JCH mempunyai fasilitas 3 ruang kelas yaitu classroom A, B, dan C, mesin produksi seperti 3D printing, laser cutting, woodworking atau ruangan berisi mesin-mesin pengolah produk berbahan kayu, mesin jahit, mesin obrras, vacuum forming, terdapat co-office atau kantor bersama sebanyak 12 unit masing-masing berukuran 12 meter persegi, perpustakaan, ruang meeting serta sebuah kafe untuk bersantai dikutip berdasar website wego.co.id/. � Kelebihan - Menyediakan fasilitas yang cukup lengkap dalam

Page 40: LAMPIRAN Keselamatan Kerja Kayurepository.unika.ac.id/16222/8/13.11.0127 Karisna...209 LAMPIRAN Keselamatan Kerja Kayu Penerapan Keselamatan Kerja pada Pelaksanaan Pekerjaan Kecelakaan

penunjang kegiatan fungsi bangunan. - Terdapat event-event seperti acara pameran dan exhibition dari bidang apa saja. - Memiliki ruang-ruang kelas yang cukup menampung banyak orang untuk kegiatan seminar atau workshop. � Kekurangan =====================50/104======================49

- Berdiri tidak pada bangunan sendiri melainkan menyewa gedung yang bersamaan dengan fungsi yang berbeda yaitu perkantoran. - Kurang luasnya area makerspace woodworking sehingga terlihat sirkulasi yang kurang maksimal. - Kurangnya papan informasi yang ada pada di luar maupun didalam bangunan. d. Bali Creative Industry Centre Balai Diklat Industri atau biasa disebut Bali Creative Industry Centre (BCIC) adalah pusat pengembangan industri kreatif dan pelatihan sumber daya manusia yang dimiliki oleh Kementerian Perindustrian yang beralamat di Jalan WR. Supratman No.302, Tohpati, Denpasar, Bali. Berdasarkan website http://www.kemenperin.go.id/ Bali Creative Indusry Centre ini memiliki total luas bangunan seluruhnya 8.445,05m2. Menurut sumber dari siaran pers pada website resmi Kementerian Perindustrian terdapat area 5 gedung berdasarkan fungsi masing-masing yaitu a) Gedung I seluas 774 m2 terdiri dari 2 lantai untuk kantor dan ruang kelas; b) Gedung II seluas 996,8m2 terdiri dari 2 lantai untuk asrama dan lobby; c) Gedung III seluas 2.192,25m2 terdiri dari 3 lantai untuk asrama, lobby, kantin, dan workshop. Secara keseluruhan asrama pada Gedung BDI Denpasar ini berjumlah =====================51/104======================50

51 kamar dengan kapasitas total 106 orang; d) Gedung IV seluas 3.920m2 terdiri dari 2 lantai, lantai 1 digunakan untuk promosi industri kerajinan kreatif, dan lantai 2 digunakan untuk workshop, mini theater dan ruang inkubator bisnis animasi;[99] [56] e) Gedung V seluas 320m2, terdiri dari lobby dan showroom retail untuk industri keramik, handycraft, disain fesyen, jewelry.

BCIC ini memiliki program diantaranya Pusat pendidikan dan pelatihan, Inkubator bisnis kreatif, Desain Lab, Workshop & Gelar Karya. Pada pelatihan bersifat formal dengan peserta harus masuk asrama dengan cara mendaftar dengan kualifikasi harus lulus jenjang pendidikan SMA berdasar website

Page 41: LAMPIRAN Keselamatan Kerja Kayurepository.unika.ac.id/16222/8/13.11.0127 Karisna...209 LAMPIRAN Keselamatan Kerja Kayu Penerapan Keselamatan Kerja pada Pelaksanaan Pekerjaan Kecelakaan

http://www.curiositiescabi.net/2015/09/icci-its-bcic-bali.html � Kelebihan - Menyediakan fasilitas area workshop yang luas dengan berbeda masa bangunan. - Terdiri dari banyak focus pengembangan industry kreatif diantaranya textile, kerajinan, animasi, aplikasi & permainan. - Disediakannya asrama untuk yang akan mengikuti program didalamnya karena bersifat formal dan dalam jangka panjang. =====================52/104======================51

2.2.5 Permasalahan Desain a. Arsitektur - Bagaimana pengolahan fasad dan gubahan massa sesuai fungsi untuk menciptakan ketertarikan visual - Bagaimana menciptakan kenyamanan pada penataan dan pola ruang massa bangunan - Bagaimana mengatur dan menyesuaikan kesinambunagan antar beberapa jenis fungsi pada bangunan - Bagaimana mengolah tampilan bangunan untuk memberikan citra estetis pada kawasan sekitar. b. Bangunan - Bagaimana menciptakan sirkulasi yang efektif dan efisien didalam bangunan.[49] - Bagaimana mengatur pola hubungan tata ruang yang baik untuk mendukung berjalannya kegiatan. - Bagaimana konsep peruangan dalam memperhatikan aspek kebutuhan pengguna sesuai kenyamanan, keamanan, kemudahan. - Bagaimana perancangan struktur bangunan

c. Lingkungan - Bagaimana perancangan estetika bangunan untuk menyelaraskan estetika kawasan =====================53/104======================52

- Bagaiaman aksesbilitas, pencapaian dan sirkulasi ke dalam bangunan untuk memudahkan pengguna 2.3 Kesimpulan Batasan dan Anggapan 2.[3] ...3.1 Kesimpulan � Perkembangan Industri Kreatif yang terus meningkat terutama di bidang kerajinan dan tekstil sehingga perlunya wadah untuk mengembangkannya. � Makerspace adalah sebuah tempat yang disediakan sebagai sarana untuk mengembangkan kreatifitas menjadi sebuah

Page 42: LAMPIRAN Keselamatan Kerja Kayurepository.unika.ac.id/16222/8/13.11.0127 Karisna...209 LAMPIRAN Keselamatan Kerja Kayu Penerapan Keselamatan Kerja pada Pelaksanaan Pekerjaan Kecelakaan

produk. � Didukung oleh Galeri yang berfungsi sebagai space untuk memamerkan produk yang dihasilkan dari para makers. � Proyek Makerspace dan Galeri ini dapat memberikan dampak yang positif dengan sifat edukasional dan eksibisi. � Tatanan dan organisasi ruang merupakan permasalahan dominan yang dibutuhkan sirkulasi yang baik untuk menunjang kegiatan yang berlangsung didalamnya 2.3.2 Batasan � Proyek Makerspace dan Galeri ini fokus pada dua jenis pengembangan yaitu woodworking (alat kerja kayu) dan tekstil. � Fasilitas disediakan berdasar kebutuhan untuk menunjang kegiatan di dalam bangunan. =====================54/104======================53

� Proyek ini direncanakan dengan memperhatikan rencana tata ruang dan rencana wilayah kawasan. � Fungsi galeri pada salah satu fungsi bangunan disini adalah untuk memamerkan produk saja tidak untuk diperjualbelikan. 2.3.3 Anggapan � Bangunan makerspace dan galeri ini dikelola oleh pihak swasta perseorangan. � Bekerja sama dengan pemerintah kota Bandung untuk supply peralatan dalam upaya bersama memajukan sektor industri kreatif. � Instruktur (pengajar) didapatkan dari pelaku industi kreatif di bidangnya sesuai dengan keahliannya masing-masing. � Dibuatnya program-program workshop yang menarik dan terjangkau agar masyarakat tertarik untuk datang dan dapat memanfaatkan peralatan yang ada.

=====================55/104======================54

BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR

3.[1] [2] [3] ...1 ANALISA PENDEKATAN ARSITEKTUR

Page 43: LAMPIRAN Keselamatan Kerja Kayurepository.unika.ac.id/16222/8/13.11.0127 Karisna...209 LAMPIRAN Keselamatan Kerja Kayu Penerapan Keselamatan Kerja pada Pelaksanaan Pekerjaan Kecelakaan

3.[69] [8] ...1.1 Studi Aktifitas a.[72] [104] ... Pengelompokkan Aktifitas Pendekatan Aktivitas dan kebutuhan ruang yang ada pada Makerspace dan Galeri ini dibagi menjadi 4 kelompok yaitu kelompok aktivitas utama, aktivitas penunjang, aktivitas pengelola dan aktivitas pelayanan.[56] � Aktivitas Utama

� Aktivitas Penunjang

� Aktivitas Pengelola

� Aktivitas Pelayanan

=====================56/104======================55

b. Pola Ruang � Pola Aktifitas Datang Umum � Pola Aktifitas Pergi Umum � pola Aktifitas Pengunjung � pola Aktifitas Pengelola

c. Waktu Operasional Bangunan

d. Pendekatan Pelaku � Pengelola � Pengunjung � Asumsi Makerspace yang direncanakan adalah berkapasitas

Page 44: LAMPIRAN Keselamatan Kerja Kayurepository.unika.ac.id/16222/8/13.11.0127 Karisna...209 LAMPIRAN Keselamatan Kerja Kayu Penerapan Keselamatan Kerja pada Pelaksanaan Pekerjaan Kecelakaan

150 orang. Dengan masing-masing area space kerja kayu 50 orang dan area kerja tekstil 100 orang. � Pendekatan pelaku galeri dianalisis dari studi kasus galeri di bandung yaitu NuArt Sclupture Park dengan mengambil sampel jumlah pengunjung pada table sebagai berikut :

=====================57/104======================56

2014-2013 = 12.912 – 12.503 x 100% = 3% 12.912 Proyeksi 15 tahun : (100% + (3%x15)) x 12912 = 18722 18722 + 12912 = 31634 orang per tahun Jadi asumsi pengunjung galeri menurut studi kasus galeri di Bandung yaitu pengunjung galeri 2626 per bulan atau ±87 orang per hari. Berdasarkan ruang lingkup pameran yang lebih kecil maka perkiraan jumlah pengunjung galeri adalah 40 orang. Total kapasitas pemakai bangunan : 36 + 150 + 40 = ± 226 orang. 3.1.2 Studi Fasilitas a.[1] [2] [10] ... Pendekatan Kebutuhan Ruang

b. Studi Sifat Ruang

=====================58/104======================57

c. Persyaratan Ruang

d. Pola Ruang � Pola Ruang Makro

� Pola Ruang Mikro :[8] [7] ... Area Utama Pengunjung

� Pola Ruang Mikro : Pengelola

� Pola Ruang Mikro :[8] Area Servis

Page 45: LAMPIRAN Keselamatan Kerja Kayurepository.unika.ac.id/16222/8/13.11.0127 Karisna...209 LAMPIRAN Keselamatan Kerja Kayu Penerapan Keselamatan Kerja pada Pelaksanaan Pekerjaan Kecelakaan

=====================59/104======================58

e. Studi Ruang Khusus � Ruang Kerja Kayu Ruangan area kerja kayu merupakan ruangan yang berisi perabot untuk mengerjakan sebuah produk dan berisi mesin-mesin kerja kayu. Kegiatan yang berlangsung adalah kegiatan kerja tangan, memotong, menghaluskan, merakit, finishing. - Area Kerja Tangan Studi Kenyamanan bekerja :

Area Kerja Tangan berfungsi sebagai working space setiap orang yang menggunakan Makerpace woodworking ini. Terdapat set area kerja yaitu meja dan kusi untuk bekerja melakukan pekerjaan. Meja

Page 46: LAMPIRAN Keselamatan Kerja Kayurepository.unika.ac.id/16222/8/13.11.0127 Karisna...209 LAMPIRAN Keselamatan Kerja Kayu Penerapan Keselamatan Kerja pada Pelaksanaan Pekerjaan Kecelakaan

kerja digunakan untuk meletakan barang, alat dan bahan dan pengerjaan kayu menggunakan mesin atau alat yang dioperasikan dengan tangan.

� Area Kerja Mesin Ruang kerja mesin merupakan area yang digunakan untuk mempraktekkan kegiatan produksi pembuatan prototype dari bahan-bahan kayu. Didalamnya terdapat berbagai jenis mesin kerja kayu untuk proses pembuatan produksi serta layout peletakkan agar letak =====================60/104======================59

dan posisi sesuai dan efisien, peletakkan mesin diatur dengan jarak yang tidak terlalu dekat dikarenakan agar mudah dalam operasional dan perawatan, mesin-mesin tersebut diantaranya : � Mesin gergaji potong (table bend saw) � Mesin gergaji pita � Mesin Bubut � Mesin Bor (drilling machine) � Mesin Jointer � Mesin Laser cutting � Mesin Laser cutting mini � Mesin CNC router � Mesin CNC router mini � Mesin Router � Mesin Ekstraktor Debu

� Area Finishing Finishing adalah tahap terakhir dalam proses pengerjaan dan pembuatan produk berbahan kayu. Area ini terdapat kegiatan proses finishing seperti pengecatan, pengamplasan, pemolesan, penggosokan dan lain sebagainya.

Total Kebutuhan Area Kerja Kayu =====================61/104======================60

Denah Layout mesin dengan ukuran ruangan memiliki luasan : Panjang x Lebar = Luas 14 x 20 = 280 m² Total luas ruang kerja workshop kayu : Total area kerja bangku + total area kerja mesin 200 + 280 = 480 m²

� Perlindungan Kebisingan Ruang Kerja Kayu

Page 47: LAMPIRAN Keselamatan Kerja Kayurepository.unika.ac.id/16222/8/13.11.0127 Karisna...209 LAMPIRAN Keselamatan Kerja Kayu Penerapan Keselamatan Kerja pada Pelaksanaan Pekerjaan Kecelakaan

Kebisingan pada area kerja kayu merupakan permasalahan yang dominan di ruangan tersebut. Dari situ kebisingan merupakan aspek yang penting karena dapat mempengaruhi kenyamanan orang disekitarnya dan para pekerja. Ruang kerja kayu ini terdapat mesin-mesin yang cukup menimbulkan kebisingan yang jika lama-kelamaan berada di ruangan tersebut dapat menimbulkan dampak yang negatif.

Dalam upaya pengendalian kebisingan ruangan maka terdapat cara-cara untuk mencegah agar kebisingan tidak terlalu tinggi dan lebih nyaman, diantaranya :

1. Material peredam suara Dalam kehidupan sehari-hari, barrier sering disebut tembok, pagar atau bangunan yang fungsinya sebagai peredam =====================62/104======================61

rambatan gelombang bunyi. Upaya pengendalian kebisingan ini yaitu dengan cara memasang selubung akustik dari bahan peredam getaran. Bahan yang digunakan sebagai peredam memiliki sifat menyerap intensitas kebisingan sehingga intensitasnya akan berkurang. Bahan-bahan yang dapat digunakan untuk meredam adanya kebisingan yaitu seperti Fiber glass, rock wool. wol mineral, lapis jerami, lapis wol kayu, 2. Memberikan penghalang Dalam mengurangi tingkat kebisingan antar ruangan yang bersumber dari area kerja kayu maka dapat dibuat dengan memberikan elemen penghalang seperti pohon, dinding, semak. Hal ini dapat mengendalikan kebisingan karena adanya material-material penghalang tersebut. 3. Proteksi diri Salah satu cara untuk meringankan tingkat kebisingan di area kerja kayu perlu adanya perlengkapan untuk melindungi telinga yang harus digunakan yaitu :

1. Sumbat Telinga (Ear plug) Sumbat telinga merupakan alat untuk mengurangi suara yang masuk kr telinga yang terbuat dari plastic, karet, kain atau lilin yang lunak dan lembut. Bahan-bahan tersebut digunakan karena termasuk bahan yang mudah dibersihkan dan cukup =====================63/104======================62

murah. Earplug ini cara memakainya adalah dengan memasukkannya ke dalam telinga pada saat melakukan pekerjaan alat-alat yang bising. Alat ini dapat menurunkan

Page 48: LAMPIRAN Keselamatan Kerja Kayurepository.unika.ac.id/16222/8/13.11.0127 Karisna...209 LAMPIRAN Keselamatan Kerja Kayu Penerapan Keselamatan Kerja pada Pelaksanaan Pekerjaan Kecelakaan

intensitas kebisingan sebesar 25 dB sampai 30 dB. 2. Penutup Telinga (Ear muff) Penutup telinga adalah jenis pelindung telinga terhadap kebisingan yang menutup seluruh area telinga sehingga alat ini lebih baik dari pada ear plug. Alat ini menjadikan pendengaran antara telinga kanan dan kiri menjadi lebih seimbang. Ear muff menurunkan intesits kebisingan sebesar 30Db sampai 40dB. Pemilihan bahan, penyekat, harus diperhatikan dengan baik karena sebagai kenyamanan dan proteksi agar tidak adanya kebocoran bunyi.

=====================64/104======================63

� Area Ruang Workshop Tekstil � Ruang Kerja workshop

� Ruang jahit

� Ruang Batik

=====================65/104======================64

Page 49: LAMPIRAN Keselamatan Kerja Kayurepository.unika.ac.id/16222/8/13.11.0127 Karisna...209 LAMPIRAN Keselamatan Kerja Kayu Penerapan Keselamatan Kerja pada Pelaksanaan Pekerjaan Kecelakaan

=====================66/104======================65

Total Luas Bangunan : Luas Fasilitas Utama = 1500.75 + 436.77 = 1937.52 m² Luas Fasiltas Penunjang = 318.516 m² Luas Fasilitas Pengelola = 324.82 m² Luas Fasilitas Servis = 396.61 m² Jumlah Total Luas Bangunan = 1937.[73] 52 + 318.516 + 324.82 + 396.61 x 20% = 2977.46 x 595.5 = 3572 m²

=====================67/104======================66

g. Studi Kebutuhan Parkir � Pengelola Jumlah pengelola :[18] [19] [20] ... 36 per hari Mobil 10% :[111] [119] 10% x 36 = 4 mobil Motor 60% : 60% x 36 = 20 motor Kendaraan umum 30% : 30% x 36 = 10 Kendaraan umum � Pengunjung

Jumlah pengunjung : 190 per hari Mobil 20% :[18] [44] 20% x 287 = 38 mobil Motor 60% : 60% x 287 = 114 motor Kendaraan umum 20% : 20% x 287 = 38 Kendaraan umum

Total luas lahan parkir Total = Lahan parkir pengelola + lahan parkir pengunjung Total = 180 m² + 1406 m² = 1586 m²

Page 50: LAMPIRAN Keselamatan Kerja Kayurepository.unika.ac.id/16222/8/13.11.0127 Karisna...209 LAMPIRAN Keselamatan Kerja Kayu Penerapan Keselamatan Kerja pada Pelaksanaan Pekerjaan Kecelakaan

e.[29] Studi Kebutuhan Luas Lahan Regulasi Peraturan Daerah Kota Bandung Koefisien Dasar Bangunan ( KDB ) = 40% Koefisien Lantai Bangunan ( KLB ) = 1.[52] [120] ...2

=====================68/104======================67

� Luas Lantai Dasar = Luas Total Bangunan x KDB =.[89] 3572 x 40 % = 1428 m² � Tinggi Lantai = 3572 : 1428 = 2.5 lantai � Luas Lahan = Luas Total Bangunan :[8] [21] ... KLB = 3572 : 1.2 = 2976 m² � Luas Ruang Terbuka = L.[29] [43] ... Lahan – L. lantai dasar = 2976 - 1428 = 1548 m² � RTH = 40% x L. ruang terbuka = 40% x 1548 = 619.[41] [111] [119] ...2 m² � Total Luas Kebutuhan Tapak = L.[111] [119] [29] ... Lahan + L. Parkir = 2976 + 1586 =====================69/104======================68

= 4562 m²

3.2 ANALISA PENDEKATAN SISTEM BANGUNAN 3.[8] [52] ...2.1 Studi Sistem Struktur dan Enclosure a.[1] [2] [10] ... Sistem Struktur � Sistem Struktur Bawah Sistem stuktur bawah merupakan struktur bangunan yang berada di bawah permukaan tanah.[42] [24] [34] ... Struktur memiliki peranan yang memikul beban – beban dari struktur yang ada diatas permukaan tanah. Salah satu bagian dari struktur bawah adalah pondasi. Pondasi adalah struktur yang memegang peran penting karena

Page 51: LAMPIRAN Keselamatan Kerja Kayurepository.unika.ac.id/16222/8/13.11.0127 Karisna...209 LAMPIRAN Keselamatan Kerja Kayu Penerapan Keselamatan Kerja pada Pelaksanaan Pekerjaan Kecelakaan

berfungsi menahan beban vertikan dan horisontal dari bangunan yang ada diatasnya.

� Sistem Struktur Tengah Bagian – bagian yang membentuk bangunan yang ditinggali oleh manusia terletak di atas permukaan tanah dan dibawah atap. Berikut beberapa bagian dari struktur tengah ;

� Sistem Struktur Atas =====================70/104======================69

Seluruh struktur bangunan atau gedung yang berada diatas. Struktur ini terdiri dari berbagai macam komponen diantaranya ;

b. Sistem Enclosure Bangunan

� Plafon

� Penutup Atap

=====================71/104======================70

3.2.3 Studi Sistem Utilitas Fasilitas bangunan yang difungsikan untuk menunjang unsur – unsur kenyamanan aktivitas yang ada di dalamnya serta juga untuk kesehatan keamanan , komunikasi dan mobilitas yang ada di dalam bangunan.[41] [18] [24] ... Perancangan utilitas diuraikan daeri beberapa hal berikut diantaranya ; a. Sistem Distribusi Air Bersih

� Sistem Down Feed

Page 52: LAMPIRAN Keselamatan Kerja Kayurepository.unika.ac.id/16222/8/13.11.0127 Karisna...209 LAMPIRAN Keselamatan Kerja Kayu Penerapan Keselamatan Kerja pada Pelaksanaan Pekerjaan Kecelakaan

=====================72/104======================71

Kelebihan sistem ini adalah :[100]

b. Sistem Penghawaan � Penghawaan Alami

� Penghawaan Buatan � AC Split

� AC Floor Standing

� AC Central

� Exhaust Fan

c. Sistem Pencahayaan � Pencahayaan Alami Pencahayaan yang berasal dari sumber daya alam yaitu matahari. Sinar dari matahari mempunyai banyak fungsi selain untuk menghemat energi , mengurangi polusi juga dapat untuk membunuh kuman. =====================73/104======================72

Dalam merancang bangunan terdapat strategi untuk memaksimalkan pencahayaan alami, diantaranya : � Naungan ( Shade) Naungi bukaan pada bangunan untuk mencegah silau atau panas yang berlebihan akibat terpaparkan cahaya langsung. � Pengalihan (redirect) Mengarahkan cahaya matahari ke dalam ruangan – ruangan yang membutuhkan sesuai dengan kebutuhan cahayanya � Pengendalian ( control) Jumlah intensitas cahayanya harus sesuai dengan fungsi dari ruangan tersebut dan sesuai

Page 53: LAMPIRAN Keselamatan Kerja Kayurepository.unika.ac.id/16222/8/13.11.0127 Karisna...209 LAMPIRAN Keselamatan Kerja Kayu Penerapan Keselamatan Kerja pada Pelaksanaan Pekerjaan Kecelakaan

dengan waktu yang diinginkan. � Efisiensi Mendesain ruangan sedemikian agar material yang digunakan dan terintegerasi dengan pencahayaan serta dapat mengurangi cahaya yang masuk secara berlebih � Intefrasi Integrasi bentuk pencahayaan dengan arsitektur bangunan . karena jika tidak sesuai maka =====================74/104======================73

cenderung akan ditutupin dengan tirai atau penutup lainnya

� Pencahayaan Buatan Pencahayaan yang dihasilkan oleh sumber energi cahaya yang berasal dari karya manusia berupa lampu dengan menggunakan energi listrik.[88] Pencahayaan buatan digunakan pada ruangan – ruangan yang minim pencahayaan alami dan juga sebagai elemen estetis pada bangunan.[52] [120] ... Pencahayaan buatan atau yang lebih dikenal dengan lampu memiliki jenis – jenis yang banyak sesuai dengan fungsi masing – masing , diantaranya adalah :

d. Sistem Transportasi Bangunan � Escalator

� Tangga � Ramp

e. Sistem Keamanan Bangunan � Keamanan

� Penanggulangan Kebakaran =====================75/104======================74

- Hydrant

- Sprinkler

- Fire Alarm

f. Sistem Penangkal Petir Penangkal petir berfungsi sebagai proteksi bangunan

Page 54: LAMPIRAN Keselamatan Kerja Kayurepository.unika.ac.id/16222/8/13.11.0127 Karisna...209 LAMPIRAN Keselamatan Kerja Kayu Penerapan Keselamatan Kerja pada Pelaksanaan Pekerjaan Kecelakaan

terhadap sambaran petir. Penangkal petir biasanya berada pada titik tertinggi atap bangunan. Cara kerjannya dengan menyalurkan listrik ke dalam tanah. Berikut adalah sistem penangkal petir yang sering digunakan :[41] [74] [95] ... � Thomas

g. Sistem Jaringan Listrik (Elektikal)

3.2.4 Studi Pemanfaatan Teknologi � Secondary skin façade

Secondary skin adalah lapisan kulit kedua pada fasad banggunan yang tidak menempel pada dinding eksterior bangunan. Secondary skin berfungsi sebagai peredam cahaya yang masuk kedalam bangunan karena kulit banguna saja tidak cukup untuk mengatasi =====================76/104======================75

permasalahan iklim, pembuat bayangan untuk mereduksi agar cahaya yang masuk tidak terlalu banyak dan juga fungsi lain secondary skin yaitu sebagai elemen estetika.[93] [85] ... � Solar Photovoltaic

Solar Photovoltaic merupakan Pembangkit listrik tenaga surya yaitu dengan mengubah energi sinar matahari menjadi energy listrik.[100] Cara kerja pembangkit listrik tenaga surya ini yaitu menggunakan grid koneksi yang modulnya berubah dari energy surya ke arus listrik DC dan kemudian menjadi listik AC dan didistribusikan ke alat-alat elektronik.

3.3 ANALISA KONTEKS LINGKUNGAN 3.[8] [52] ...3.1 Lokasi

3.3.2 Analisa Pemilihan Tapak Setelah penentuan lokasi dilakukan pemilihan beberapa alternatif tapak untuk poyek Makerspace dan Galeri ini, tapak berada di Kecamatan Batununggal dengan beberapa alternative sebagai berikut :

=====================77/104======================76

1. Alternatif Tapak 1

Page 55: LAMPIRAN Keselamatan Kerja Kayurepository.unika.ac.id/16222/8/13.11.0127 Karisna...209 LAMPIRAN Keselamatan Kerja Kayu Penerapan Keselamatan Kerja pada Pelaksanaan Pekerjaan Kecelakaan

Alternatif tapak pertama berada di jalan Jakarta kecamatan Batununggal. Batas tapak : Utara : Jalan Kebonyaru Utama Selatan : Jalan Jakarta Timur : Jalan Bogor Barat : Jalan WR Supratman

2. Alternatif Tapak 2

Alternatif tapak 2 berada di jalan Laswi dan jalan Sukabumi berada di Kecamatan Batununggal. Batas tapak : Utara : Jalan Jend. A. Yani Selatan : Jalan Jend. Gatot Subroto Timur : Jalan Kiaracondong Barat : Jalan Laswi

3. Alternatif Tapak 3

=====================78/104======================77

� Kriteria Pemilihan Lokasi Tapak : - Pencapaian ke lokasi tapak strategis & mudah dijangkau - Akses transportasi dapat dilalui kendaraan pribadi dan umum - Memiliki sarana prasarana yang baik dalam menunjang fungsi bangunan. - Memiliki keterkaitan fungsi disekitar kawasan untuk mendukung kegiatan bangunan.

Batas nilai kriteria tapak :

Penilaian kriteria tapak :

Berdasarkan kriteria penilaian alternatif tapak, lokasi tapak yang dipilih yaitu pada alternatif 2 yang berada pada Jalan Laswi Kecamatan Batununggal dengan perolehan nilai paling banyak.

Page 56: LAMPIRAN Keselamatan Kerja Kayurepository.unika.ac.id/16222/8/13.11.0127 Karisna...209 LAMPIRAN Keselamatan Kerja Kayu Penerapan Keselamatan Kerja pada Pelaksanaan Pekerjaan Kecelakaan

=====================79/104======================78

BAB IV PROGRAM ARSITEKTUR 4.[1] [2] [3] ...1 Konsep Program 4.[1] [2] [3] ...1.1 Citra Arsitektural Makerspace dan Galeri ini merupakan bangunan yang didalamnya terdapat gaya kerja baru dalam pengembangan industri kreatif di Indonesia. Citra arsitektural yang akan diterapkan pada Makerspace dan Galeri ini adalah bangunan yang memiliki unsur seni yang dekoratif, fungsional, bentuk yang simetris, lengkung dll. Arsitektur Art Deco ditonjolkan dalam pembuatan citra dan visual karena unsur art deco di kota Bandung sangat kental dan diminati. Penciptaan suasana visual interior maupun eksterior sesuai dengan tema perancangan dibuat sebaik mungkin dalam pembentukan citra bangunan. 4.1.2 Aspek Fungsi Aspek fungsi dalam Makerspace dan Galeri ini memiliki fungsi utama yaitu fasilitas mengembangkan industri kreatif berbahan kayu dan tekstil.[87] Dalam pengembangannya disediakannya alat-alat dan bahan untuk memenuhi kebutuhan produksi pembuatan dan juga kelas untuk belajar, mengeksplorasi dan berbagi ilmu. Dari fungsi tersebut maka =====================80/104======================79

dibutuhkan konsep arsitektural dan bangunan yang mampu mengoptimalkan fungsi di masing-masing kegiatan.[7]

4.1.3 Aspek Teknologi Dalam pengguaan aspek teknologi bangunan teknologi berguna untuk menunjang fasilitas utama yaitu, LED

Page 57: LAMPIRAN Keselamatan Kerja Kayurepository.unika.ac.id/16222/8/13.11.0127 Karisna...209 LAMPIRAN Keselamatan Kerja Kayu Penerapan Keselamatan Kerja pada Pelaksanaan Pekerjaan Kecelakaan

display, Selain itu terdapat penggunaan teknologi solar photovoltaic. 4.2 Tujuan, Faktor Penentu, Faktor Persyaratan Perancangan 4.[13] ...2.1 Tujuan Perancangan � Menciptakan wadah bagi masyarakat kota Bandung dan sekitarnya dalam mengembangkan kemampuan menghasilkan produk kreatif. � Menyediakan tempat atau sarana untuk memamerkan dan menjual hasil karya produksi kreatif. � Sebagai tempat untuk berbagi ilmu, berkolaborasi dan mengkreasikan ide-ide menjadi produk nyata. � Menciptakan fasilitas yang diminati dan bagi para pelaku ekonomi kreatif untuk mengembangkan atau memulai usahanya. 4.2.2 Faktor Penentu Perancangan � Faktor Pelaku dan Aktivitas =====================81/104======================80

Pelaku dan aktivitas merupakan faktor yang sangat utama dalam merencanakan sebuah proyek Makerspace dan Galeri ini. Pelaku menentukan pemakai pada bangunan ini seperti sasaran pengunjung dan pengelola pengelola. Pelaku juga menetukan jenis aktifitas atau kegiatan yang terjadi didalam bangunan sehingga terciptanya ruang-ruang. � Faktor Lingkungan Faktor lingkungan dalam perancangan adalah kondisi keadaan tapak, sarana prasarana, potensi kawasan dan fungsi bangunan di sekitar kaawasan untuk mendukung terciptanya bangunan dan limgkungan yang selaras dan bersinergi. � Faktor Kenyamanan, Keselamatan, Keamanan Sistem kenyamanan merupakan tersedianya fasilitas, ruang, tempat yang baik untuk para pengguna bisa nyaman berada di dalam bangunan. Serta faktor keselamatan seperti elemen-elemen pencegahan kebakaran dan faktor keamanan cctv atau secutirity dalam menjaga dan mengawasi keadaan. � Faktor Regulasi dan Standar =====================82/104======================81

Perlunya regulasi dan standar sebuah peraturan daerah untuk membangun seperti KDB, KLB, GSB dll yang nantinya akan berpengaruh pada desain bangunan. 4.2.3 Faktor Persyaratan Perancangan � Persyaratan Arsitektur

Page 58: LAMPIRAN Keselamatan Kerja Kayurepository.unika.ac.id/16222/8/13.11.0127 Karisna...209 LAMPIRAN Keselamatan Kerja Kayu Penerapan Keselamatan Kerja pada Pelaksanaan Pekerjaan Kecelakaan

- Bentuk bangunan yang sesuai dengan identitas fungsinya yaitu Makerspace dan Galeri serta kondisi daerah.[19] [26] [75] ... - Perancangan bangunan harus menyelaraskan kenyamanan dan keserasian pada lingkungan dengan membentuk ruang luar. - Menciptakan citra bangunan yang mengindahkan keserasian pada lansekap kawasan. - Bangunan harus memberikan kenyamanan dengan memperhatikan fungsi ruang, aksesbilitas di luar dan didalam ruang, kenyamanan udara dan visual. - Bangunan harus dirancang dengan memperhatikan kestabilan struktur untuk menciptakan keamanan. � Bangunan - Sistem modul struktur bangunan yang tepat untuk pola bentuk dasar bangunan yang berpengaruh pada ruang dan sirkulasi. =====================83/104======================82

- Struktur bangunan memperhitungkan pembebanan pada bangunan agar bangunan tetap stabil dan kokoh. - Sirkulasi internal atau eksternal perlu adanya perlengkapan seperti papan informasi, pembatas, bentuk elemen sebagai pengarah, penunjuk arah dan jalan untuk kemudahan akses. - Bentuk bangunan dirancang dengan bentuk lebih ke sentris dalam meminimalisir kerusakan terhadap gempa. - Penyediaan area parkir yang sesuai dengan kebutuhan jumlah dengan memperhatikan area parkir tidak mengurangi ruang hijau dan tidak mengganggu lalu lintas. - Sistem pencahayaan harus sesuai dengan jenis kebutuhan ruangnya, tidak membuat silau yang berlebih dan pengoptimalan cahaya buatan atau alami. - Sistem utilitas bangunan dirancang dengan alur yang baik untuk kemudahan perawatan. - Penggunaan bahan bangunan dan material yang aman, tidak berbahaya bagi pemakai bangunan. - Sistem kebisingan dalam bangunan direncanakan sebaik mungkin dalam pembatas antar jenis ruangan yang berbeda agar nyaman dan tenang. � Lingkungan =====================84/104======================83

- Membuat bangunan menjadi point of view diantara bangunan setempat lainnya untuk meningkatkan

Page 59: LAMPIRAN Keselamatan Kerja Kayurepository.unika.ac.id/16222/8/13.11.0127 Karisna...209 LAMPIRAN Keselamatan Kerja Kayu Penerapan Keselamatan Kerja pada Pelaksanaan Pekerjaan Kecelakaan

estetika kawasan. - Memiliki akses yang mudah dan strategis untuk mencapai ke bangunan serta dapat dilalui kendaraan roda dua, roda empat, dan selebihnya. - Pemilihan lokasi tapak sesuai dengan peraturan wilayah kota Bandung. - Tata cara pembangunan harus mengikuti rencana tata ruang dan tata bangunan daerah yang ada sesuai peruntukan lokasi. - Bangunan direncanakan dengan memperhatikan sarana dan prasarana disekitarnya agar tidak mengganggu area kawasan. 4.3 PROGRAM ARSITEKTUR 4.[69] 3.1 Program Kegiatan a.[1] [2] [10] ... Program Ruang Kelompok aktivitas Maakerspace dan Galeri ini dibagi menjadi 4 yaitu : � Kelompok Aktivitas Utama � Kelompok Aktivitas Penunjang � Kelompok Aktivitas Pengelola � Kelompok Aktivitas Pelayanan (Servis) =====================85/104======================84

b. Perhitungan Luas Bangunan

c. Kebutuhan Luas Lahan Regulasi Peraturan Daerah Kota Bandung Koefisien Dasar Bangunan ( KDB ) = 40% Koefisien Lantai Bangunan ( KLB ) = 1.[52] [120] ...2 � Luas Lantai Dasar = Luas Total Bangunan x KDB =.[55] [115] ...3572 x 40 % = 1428 m² � Tinggi Lantai = 3572 : 1428 = 2.5 lantai � Luas Lahan = Luas Total Bangunan : KLB = 3572 : 1.2 = 2976 m² � Luas Ruang Terbuka = L. Lahan – L. lantai dasar = 2976 - 1428 = 1548 m² � RTH

Page 60: LAMPIRAN Keselamatan Kerja Kayurepository.unika.ac.id/16222/8/13.11.0127 Karisna...209 LAMPIRAN Keselamatan Kerja Kayu Penerapan Keselamatan Kerja pada Pelaksanaan Pekerjaan Kecelakaan

= 40% x L. ruang terbuka =====================86/104======================85

= 40% x 1548 = 619.2 m² � Total Luas Kebutuhan Tapak = L. Lahan + L. Parkir = 2976 + 1586 = 4562 m²

4.3.2 Program Sistem Struktur

4.[69] [98] [102] ...3.3 Program Sistem Utilitas a.[16] [43] [46] ... Sistem Penghawaan - Penghawaan Alami Sistem penghawaan alami pada bangunan ini dilakukan dengan perencanaan gedung tegak lurus terhadap arah angin, diberi bukaan yang cukup untuk keluar masuk udara, peninggian plafon.[8] [108] ... - Penghawaan Buatan Sistem penghawaan buatan berasal dari ac central untuk ke tiap-tiap ruang seluruh bangunan yang membutuhkan serta ac floor standing untuk ruangan yang luas. b. Sistem Pencahayaan - Pencahayaan Alami =====================87/104======================86

1.[13] ... Memaksimalkan bukaan pada sisi bangunan sesuai dengan ruangan – ruangan di dalamnya dengan kebutuhan intensitas cahaya masing – masing 2. Penggunaan skylight untuk mengoptimalkan cahaya matahari - Pencahayaan Buatan Sistem pencahayaan buatan berasal dari lampu SL, lampu LED, lampu halogen, down light dan spot light untuk area bangunan. c. Sistem Distribusi Air Bersih Sistem Down Feed, Pada sistem ini air ditampung di Ground Water Tank , kemudian dipompakan langsung menuju ke Tank paling atas ( Upper Tank) biasanya terletak pada tingkat bangunan yang paling atas .[100] Setelah air ditampung di Tank paling atas , baru air di distribusikan ke seluruh lantai yang membutuhkan melalui pipa yang

Page 61: LAMPIRAN Keselamatan Kerja Kayurepository.unika.ac.id/16222/8/13.11.0127 Karisna...209 LAMPIRAN Keselamatan Kerja Kayu Penerapan Keselamatan Kerja pada Pelaksanaan Pekerjaan Kecelakaan

ada di shaft bangunan. d. Sistem Keamanan Sistem keamanan bangunan ini yaitu terdapatnya petugas keamanan untuk mengawasi dan menjaga aktivitas yang terjadi di dalam bangunan, serta adanya cctv di ruangan yang membutuhkan dan di area outdoor bangunan.[13] ... e. Sistem Kebakaran =====================88/104======================87

- Hydrant Alat perlindungan api aktif yang berada diatas tanah yang menyediakan pasokan air untuk pemadam kebaran yang datang .[13] ... - Sprinkler Sistem Pengaman gedung atau bangunan untuk mengantisipasi munculnya bahaya kebakaran dengan secara otomatis dengan menyemburkan air di lokasi mula terjadinya kebakaran. - Fire Alarm Perangkat yang berfungsi membaca sebuah input dan output dari sendor yang di desain untuk membantu atau mendukung sistem pemadam kebaran . f. Sistem Penangkal Petir Penangkal petir Thomas - Jalur rangkaian kabel tembaga yang digunakan sebagai aliran petir menuju ke permukaan bumi sehingga petir tidak akan merusak benda – benda atau objek yang dilewatinya.[52] g. Sistem Elektrikal Sistem Energi utama untuk bangunan ini adalah berasal dari PLN dan genset mengantisipasi pemadaman listrik dari PLN tidak mengganggu aktivitas urgensi bangunan.

=====================89/104======================88

4.3.4 Program Lokasi dan Tapak Lokasi pemilihan tapak berada di Jalan Laswi Kecamatan Batununggal, pemilihan lokasi berdasarkan analisa pemilihan alternative potensi dan kendala.[52] [120] ... Batas tapak : Utara : Jalan Jend. A. Yani Selatan : Jalan Jend. Gatot Subroto Timur : Jalan Kiaracondong Barat : Jalan Laswi

Potensi Tapak : - Lokasi tapak termasuk pada Jalan arteri dengan lebar

Page 62: LAMPIRAN Keselamatan Kerja Kayurepository.unika.ac.id/16222/8/13.11.0127 Karisna...209 LAMPIRAN Keselamatan Kerja Kayu Penerapan Keselamatan Kerja pada Pelaksanaan Pekerjaan Kecelakaan

jalan 20m dan jalur transportasi dua arah - Lokasi dekat dengan pusat kota Bandung.[1] [2] [10] ... - Kondisi daya dukung tanah yang baik.[1] [2] [10] ... - Pencapaian ke lokasi cukup mudah dan strategis karena dilewati kendaraan umum.

Kendala Tapak : - Dilewati kendaraan yang intesitasnya cukup banyak sehingga cukup ramai - Minim vegetasi pada area sekitar tapak Lokasi eksisting tapak berada di daerah permukiman dan perkantoran. Fasilitas yang ada pada sekitar =====================90/104======================89

kawasan cukup lengkap karena dekat dengan pusat kota. Wilayah ini termasuk dalam wilayah yang nantinya akan dikembangkan di sektor perdangangan dan jasa, perkantoran, pemukiman, dan industri.

=====================91/104======================90

BAB V KAJIAN TEORI

5.[13] [52] ...1 Kajian Teori Tema Desain Arsitektur Art Deco 5.[31] [26] [32] ...1.1 Uraian Interpretasi dan Elaborasi Teori Penekanan Desain a.[72] Pengertian Arsitektur Art Deco adalah sebuah gaya desain arsitektur yang bersifat dekoratif modern. Terdapat aliran Kybisne, Futrisme, dan Kostruktvisme serta mengambil ide desain dari Mesir, Siria dan Pesa pada gaya art deco. Karakter atau bentuk khas dari art deco tidak hanya pada arsitektur bangunan tapi juga pada karya, furniture hingga produk elektronik. Karakter yang ditonjolkan pada arsitektur art deco yaitu memiliki ciri khas terdapat garis lurus, kaku, visual simetris, geometris dan cenderung mengikuti proporsi. h. Sejarah Art Deco Menurut sembilan30td1a.wordpress.com Sejarah Art Deco yaitu berasal daro Seniman, arsitek dan desainer Perancis yaitu Hector Guimard, Eugene Grasset, Raoul Lachenal, Paul Follot, Maurice Dufrene dan Emile Decour membentuk sebuah kolektif resmi La Société des artistes

Page 63: LAMPIRAN Keselamatan Kerja Kayurepository.unika.ac.id/16222/8/13.11.0127 Karisna...209 LAMPIRAN Keselamatan Kerja Kayu Penerapan Keselamatan Kerja pada Pelaksanaan Pekerjaan Kecelakaan

=====================92/104======================91

décorateurs. Mereka membuat prinsip-prinsip art deco yang dapat dikemukakan di dunia Internasional. Langgam Art Deco terbentuk pada tahun 1920-1930 dan mulai dikenal pada pada Exposition Internationale des Arts Decoratifs Industriale et Modernes ( Eksposisi Internasional Seni Industri dan Dekoratif Modern) yang berlangsung di Paris pada tahun 1925, namun pada saat itu masih dikenal dengan istilah Style Moderne. Sedangkan istilah Art Deco muncul pada pada tahun 1968 di Amerika pada buku yang ditulis oleh Bevis Hillier. Sampai pada tahun 1970 art deco mulai diterima cukup luas di masyarakat pada dunia arsitektur, desain maupun dunia furniture. Tidak hanya di Eropa namun juga di Amerika, terdapat produk-produk industri, furniture, peralatan rumah tangga yang memiliki desain bertema art deco. Art deco lebih memiliki khas ke modernisme namun memiliki ciri yang dekoratif. Karakter yang paling utama adalah bentuk geometrik, lengkung dan bentuk yang sederhana, penggunaan warna-warna cemerlang untuk menampilkan hadirnya dunia komersial dan teknologi. Dari sini mulai terbentuknya Arsitektur Art Deco dengan bentuk yang anggun dan berkembang sesuai jamannya.

i. Art Deco di Bandung =====================93/104======================92

Perkembangan arsitektur art deco di Bandung tampil lebih sederhana, ciri khasnya yaitu memiliki elemen dekoratif geometris yang tegas dan keras seperti garis-garis lurus dan lengkung dan silinder. Menurut situs abouturban.com terdapat tipe bentuk yang ada pada ciri art deco di Bandung yaitu : 1. Floral deco Tipe bentuk yang membentuk garis lengkungan dengan elemen-elemen bentuk ukiran bunga atau daun.

2. Streamline deco Streamline deco memiliki tipe gaya arsitektur yang cenderung berbentuk lengkung dan menonjolkan gari-garis tegas horizontal panjang.

3. Zig zag deco Memiliki pola bentuk garis yang tajam dan tegas

Page 64: LAMPIRAN Keselamatan Kerja Kayurepository.unika.ac.id/16222/8/13.11.0127 Karisna...209 LAMPIRAN Keselamatan Kerja Kayu Penerapan Keselamatan Kerja pada Pelaksanaan Pekerjaan Kecelakaan

berbentuk perulangan zig zag yang harmonis.

Bandung mendapat predikat ke Sembilan sebagai City Of Art Deco In The World. Didorong pertumbuhan pembangunan yang mana tema art deco masih sangat kental dan diminati dalam menumbuhkan ciri khas kota dan =====================94/104======================93

dapat dapat dikembangkan sebagai daya tarik wisata dengan dibuktikan banyaknya bangunan lama yang difungsikan kembali dan bangunan-bangunan baru bertema Art Deco.

j. Karakteristik Art Deco Menurut situs arsitag.com, art deco memiliki karakteristik yang menunjukan ciri yang khas pada bangunan diantaranya adalah : 1. Pola asimetris pada fasad art deco sebagai ciri yang baru sesuai trend dan tidak terkesan membosankan. 2. Puncak bangunan pada fasad biasanya berbentuk bidang atau menara sebagai tonjolan bangunan dalam point of view terhadap lingkungan. 3. Sisi bangunan yang berbentuk lengkung, diterapkan pada beberapa sudut bangunan saja. Sisi lengkung ini merupakan salah satu ciri yang menonjol pada arsitektur art deco 4. Terdapat bentuk struktur yang bertingkat seperti tangga dan berundak seperti pada gaya piramida Mesir yang dinamakan dengan ziggurat. 5. Desain bangunan terdapat beberapa unsur abstrak dan terdapat beberapa hiasan dekoratif untuk memperindah bangunan namun tetap serasi. =====================95/104======================94

6. Menggunakan material yang beragam untuk dekorasi sebuah bangunan dari fasad maupun material interior sebagai unsur estetika. 5.1.2 Studi Preseden a.[1] [2] [10] ... Villa Isola

Villa isola merupakan rumah tinggal yang di desain oleh CP Wolff Schoemaker pada tahun 1933. Bangunan ini terletak di Jl.[29] [115] ... Dr. Setiabudi Km 8 dengan bentuk bangunan menyerupai kapal. Memiliki arsitektur bangunan dan tata letak yang menarik ini dapat menjadi contoh perpaduan serasi antara seni bangunan barat dan timur. Bangunan ini mampu menunjukkan

Page 65: LAMPIRAN Keselamatan Kerja Kayurepository.unika.ac.id/16222/8/13.11.0127 Karisna...209 LAMPIRAN Keselamatan Kerja Kayu Penerapan Keselamatan Kerja pada Pelaksanaan Pekerjaan Kecelakaan

semangat aliran modernisme dengan sentuhan Art Deco. Dipadukan dengan lingkungan berkontur, yaitu terletak pada punggung bukit, sehingga kita bisa menikmati pemandangan ke utara yakni Gunung Tangkuban Perahu dan ke selatan ke arah Kota Bandung, Katam (1955). Bangunan Villa Isola ini menonjolkan konsep dari Arsitektur Art Deco dengan adanya bentuk garis-garis lengkung yang tegas dan silinder pada fasadnya. Terdapat pula kesederhanaan ruang-ruang pada interior yang bersifat dinamis.

b. Hotel Savoy Homan =====================96/104======================95

Hotel Savoy Homann Bidakara Bandung ini, Merupakan Bangunan Hotel berbintang 4 berdiri diatas area seluas 10.074 m2dengan luas gedung 11.185 m2 (bangunan bertingkat). Tema yang ada pada bangunan hotel ini adalah Arsitektur Art Deco. Bangunan ini cenderung bergaya streamline deco dengan menonjolkan garis-garis horizontal dan unsur bidang geometris. Terdapat pula elemen-elemen dekoratif lampu bangunan dari kaca patri yang warna-warni Unsur –unsur dekoratif berupa garis-garis dan Bidang mgeometris, seperti penggunaan lampu dari kaca patri berwarnawarni, dan kusen dari besi. Art Deco pada bangunan Hotel Savoy Homann ini berupa garis – garis Horizontal, vertikal dengan irama komposisi tersusun sehingga terlihat adanya keselarasan, keseimbangan dan keharmonisan serta dilengkapi dengan menara tunggal yang menjulang tinggi, berperan sebagai penata perhatian. Penggunaan material baja untuk struktur bangunan dan pengolahan bentuk massa yang plastis dengan unsur horizontal pada fasad memperlihatkani internasionalisme yang dominan pada perancangan bangunan tersebut

=====================97/104======================96

5.1.3 Kemungkinan Penerapan

Page 66: LAMPIRAN Keselamatan Kerja Kayurepository.unika.ac.id/16222/8/13.11.0127 Karisna...209 LAMPIRAN Keselamatan Kerja Kayu Penerapan Keselamatan Kerja pada Pelaksanaan Pekerjaan Kecelakaan

Bentuk bangunan yang akan diterapkan sesuai dengan tema arsitektur art deco pada proyek Makerspace dan Galeri ini mengambil unsur-unsur diantaranya : - Kesederhanaan dalam dekorasi.elemen bangunan - Menggunakan bentuk-bentuk geometri dengan garis lurus yang kuat pada bidang horisontal dan vertikal yang dominan. - Penggunaan warna-warna lembut tapi kontras. - Penggunaan bentuk lengkung dan silinder pada salah satu sisi.

5.2 Kajian Teori Permasalahan Dominan 5.[19] [20] [23] ...2.1 Uraian Interpretasi dan Elaborasi Teori Penekanan Desain Dalam merancang sebuah Makerspace dan Galeri dimana maka permasalahan yang akan muncul adalah fleksibilitas ruang serta penataan sirkulasi di dalam bangunan.[19] [16] [17] ... Dengan adanya beberapa jenis ruang-ruang untuk berkerja membuat produk kreatif berbahan kayu dan tekstil maka sifat kegiatan dapat berubah sewaktu – waktu sesuai dengan kebutuhan, maka fleksibilitas penggunaan ruang adalah suatu solusi yang memungkinkan untuk menciptakan sebuah susunan ruang pada bangunan. Penataan sirkulasi baik didalam maupun luar =====================98/104======================97

bangunan merupakan salah satu cara untuk mendapatkan kenyamanan.[96] [76] � Optimalisasi

� Sirkulasi - Jalur hubungan ruang 1. Melewati Ruang

Hubungan melewati ruang-ruang yang terbentuk dengan memperhatikan integritas tiap ruang. Ruang-ruang yang ada menjadi perantara bagi terciptanya sirkulasi dan jalur tiap ruang yang berbeda, dapat terciptanya ruang perantara sebagai penghubung. 2. Menembus Ruang

Jalur hubungan ruang yang pergerakannya dapat menembus tiap-tiap ruang yang saling berkaitan fungsinya, sehingga tercipta pola peristirahatan dan gerak di dalamnya. Jalur tersebut dapat berbentuk aksial, miring atau di sepanjang tepi ruang. 3. Berakhir Dalam Ruang :

Page 67: LAMPIRAN Keselamatan Kerja Kayurepository.unika.ac.id/16222/8/13.11.0127 Karisna...209 LAMPIRAN Keselamatan Kerja Kayu Penerapan Keselamatan Kerja pada Pelaksanaan Pekerjaan Kecelakaan

Hubungan ruang dengan sirkulasi pergerakan dan ruang gerak yang berakhir dalam ruang. Hubungan ini banyak digunakan untuk ruang-ruang yang penting secara fungsional maupun simbolis. =====================99/104======================98

� Konfigrurasi Jalur menurut DK Ching dalam buku Architecture: Form, Space and Order (1991) a.[93] Linear Jalur lurus berbentuk garis linear dengan sederetan ruang yang berulang dengan organisasi yang terpotong, saling bersimpangan, memiliki cabang atau membrntuk arah putar balik.

b. Radial Konfigurasi radial membentuk system jalur-jalur linear yang memanjang dan bisa berlawanan serta akhir konfigurasi di sebuah titik pusat. c. Spiral Konfigurasi spiral memiliki sebuah jalur tunggal yang searah secara bersama dan menerus, jalur ini memiliki awalan dan akhiran di titik pusat dengan melingkar menjauh atau mendekati titik pusat.[57]

d. Grid Terbentuk dari 2 jalur vertical dan horizontal yang saling berpotongan sehingga menciptakan sebuah area berbentuk bujur sangkar sehingga jalur-jalur ruang tersebut terkesan rapi an teratur.[103] =====================100/104======================99

e. Jaringan Jaringan merupakan konfigurasi yang terbentuk dari titik-titik yang saling terhubung oleh adanya jalur ruang.

f. Komposit Terdiri dari kombinasi beberapa macam konfigurasi pola-pola jalur ruang yang saling terhubung dan membentuk ruang sesuai kebutuhan.

Page 68: LAMPIRAN Keselamatan Kerja Kayurepository.unika.ac.id/16222/8/13.11.0127 Karisna...209 LAMPIRAN Keselamatan Kerja Kayu Penerapan Keselamatan Kerja pada Pelaksanaan Pekerjaan Kecelakaan

5.2.2 Studi Preseden � Indoestri Makerspace Lokasi : Jakarta Barat Luas : 2000 m²

Indoestri merupakan sebuah tempat untuk membuat suatu karya dengan buatan tangan sendiri dan dibimbing oleh praktisi yang ahli dibidangnya. Terdapat berbagai kelas yang disediakan hal mulai dari woodworking, metalworking, textile & leather hingga surface.

=====================101/104======================100

Lantai 1 Indoestri cenderung memiliki hubungan ruang yang bersifat linear dan melewati ruang. Terdiri dari ruang kelas yang sejajar dan berurutan, di depan ruang kelas terdapat ruang penjualan alat serta area kantor pengelola. Sirkulasi pada area workshop di lantai 2 bergabung menjadi satu pekerjaan produksi kayu, metal, tekstil namun terdapat pemisahan ruang-ruang alat berupa sekat. Pola konfigurasi cenderung radial yang mana ruang area tengah merupakan tempat kerja meja dan area alat-alat produksi berada disekelilingnya sehingga area utama berada di tengah-tengah yaitu are meja kerja sedangkan area pendukung berada di sekitar yaitu berupa sekat-sekat ruang berisi mesin dan peralatan untuk membuat produk kayu, metal, tekstil, kulit, keramik dll.

5.2.3 Kemungkinan Penerapan

� Penggunaan konfigurasi jalur berupa konfigurasi komposit dengan menggabungkan jalur linear dan radial sehingga tercipta sirkulasi yang fleksible. � Hubungan jalur dan ruang adalah dengan melewati ruang dan menembus ruang. Menembus ruangan digunakan bagi ruang-ruang tertentu yang memiliki hubungan dari proses beraktifitas pada satu area yang berdekatan. =====================102/104======================101

� Bentuk sirkulasi pada beberapa ruang dibuat terbuka pada salah satu sisi terutama pada jalur penghubung makerspace dan galeri agar memiliki sifat yang terkoneksi. � Penataan layout alat maupun mesin dengan memperhatikan unsur kenyamanan dan keselamatan kerja dalam

Page 69: LAMPIRAN Keselamatan Kerja Kayurepository.unika.ac.id/16222/8/13.11.0127 Karisna...209 LAMPIRAN Keselamatan Kerja Kayu Penerapan Keselamatan Kerja pada Pelaksanaan Pekerjaan Kecelakaan

memudahkan alur penyiapan bahan dan alur proses produksi sampai dengan finishing produk.

=====================103/104======================102

DAFTAR PUSTAKA

Fleming, Laura. 2015. Worlds of Making: Best Practices for Establishing a Makerspace for Your School. Corwin Press. https://books.google.co.id/books?id=o9i3BgAAQBAJ&pg=PT3&source=gbs_selected_pages&cad=3#v=onepage&q&f=false Tweney, Dylan. 2009. “DIY Freaks Flock to ‘Hacker Spaces’ Worldwide,” Wired. Online Magazine. http://www.wired.com/gadgetlab/2009/03/hackerspaces/ Britton, Lauren. 2012. The Makings of Maker Spaces, Part 1: Space for Creation, Not Just Consumption.

Page 70: LAMPIRAN Keselamatan Kerja Kayurepository.unika.ac.id/16222/8/13.11.0127 Karisna...209 LAMPIRAN Keselamatan Kerja Kayu Penerapan Keselamatan Kerja pada Pelaksanaan Pekerjaan Kecelakaan

http://www.thedigitalshift.com/2012/10/public-services/the-makings-of-maker-spaces-part-1-space-for-creation-not-just-consumption/#_ Shea, Theresa. 2015. Getting the Most Out of Makerspaces to Go from Idea to Market. The Rosen Publishing Group. https://books.google.co.id/books/about/Getting_the_Most_Out_of_Makerspaces_to_G.html?id=Psi2BQAAQBAJ&printsec=frontcover&source=kp_read_button&redir_esc=y#v=onepage&q&f=false Ching, Francis DK. 2008. Arsitektur Bentuk, Ruang, dan Tatanan, Erlangga, Jakarta.[8] [13] ...

=====================104/104======================103

Diunduh dari : https://bisnisbandung.com/2017/08/02/manfaatkan-fasilitas-kota-bandung-untuk-industri-kreatif-2/ Diunduh dari : http://www.klikteknik.com/blog/alat-dan-mesin-yang-diperlukan-pada-industri-kayu.html Diunduh dari : http://www.kemenperin.go.id/artikel/8857/Menperin-Resmikan-BDI-Denpasar-sebagai-%E2%80%9CBali-Creative-Industry-Center%E2%80%9D Diunduh dari : https://sembilan30td1a.wordpress.com/2008/03/11/art-deco/ Diunduh dari : https://bandungkota.bps.go.id/ Diunduh dari : https://www.arsitag.com/blog/arsitektur-art-deco/ Diunduh dari : http://manual.co.id/article/indoestri-day/ Diunduh dari : http://www.curiositiescabi.net/2015/09/icci-its-bcic-bali.html Diunduh dari : https://www.wego.co.id/berita/jakarta-creative-hub/