41
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN RISIKO PERILAKU KEKERASAN RSMM Bogor Tgl No Dx Dx Keperawatan Perencanaan Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi Risiko Perilaku Kekerasan TUM: Klien dapat mengontrol perilaku kekerasan TUK: 1. Klien dapat membina hubungan saling percaya 1. Klien menunjukkan tanda- tanda percaya kepada perawat: Wajah cerah, tersenyum Mau berkenalan Ada kontak mata Bersedia menceritakan perasaan 1. Bina hubungan saling percaya dengan: Beri salam setiap berinteraksi. Perkenalkan nama, nama panggilan perawat dan tujuan perawat berinteraksi Tanyakan dan panggil nama kesukaan klien Tunjukkan sikap empati, jujur dan menepati janji setiap kali berinteraksi Tanyakan perasaan klien dan masalah yang dihadapi klien Buat kontrak interaksi yang jelas Dengarkan dengan penuh perhatian ungkapan perasaan klien 2. Klien dapat mengidentif ikasi penyebab perilaku kekerasan yang 2. Klien mampu menceritakan penyebab perilaku kekerasan yang dilakukannya: Menceritakan penyebab perasaan jengkel/kesal baik dari diri sendiri maupun lingkungannya 2. Bantu klien mengungkapkan perasaan marahnya: Motivasi klien untuk menceritakan penyebab rasa kesal atau jengkelnya Dengarkan tanpa menyela atau memberi penilaian setiap ungkapan perasaan klien 10

Lampiran 3 Rencana Tindakan Keperawatan Jiwa

  • Upload
    mrgie

  • View
    4.047

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Lampiran 3 Rencana Tindakan Keperawatan Jiwa

RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN RISIKO PERILAKU KEKERASAN RSMM Bogor

Tgl No Dx Dx KeperawatanPerencanaan

Tujuan Kriteria Evaluasi IntervensiRisiko Perilaku Kekerasan

TUM: Klien dapat mengontrol perilaku kekerasan

TUK:1. Klien dapat

membina hubungan saling percaya

1. Klien menunjukkan tanda-tanda percaya kepada perawat: Wajah cerah, tersenyum Mau berkenalan Ada kontak mata Bersedia menceritakan

perasaan

1. Bina hubungan saling percaya dengan: Beri salam setiap berinteraksi. Perkenalkan nama, nama panggilan perawat dan tujuan

perawat berinteraksi Tanyakan dan panggil nama kesukaan klien Tunjukkan sikap empati, jujur dan menepati janji setiap kali

berinteraksi Tanyakan perasaan klien dan masalah yang dihadapi klien Buat kontrak interaksi yang jelas Dengarkan dengan penuh perhatian ungkapan perasaan klien

2. Klien dapat mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan yang dilakukannya

2. Klien mampu menceritakan penyebab perilaku kekerasan yang dilakukannya: Menceritakan penyebab perasaan

jengkel/kesal baik dari diri sendiri maupun lingkungannya

2. Bantu klien mengungkapkan perasaan marahnya: Motivasi klien untuk menceritakan penyebab rasa kesal atau

jengkelnya Dengarkan tanpa menyela atau memberi penilaian setiap

ungkapan perasaan klien

3. Klien dapat mengidentifikasi tanda-tanda perilaku kekerasan

3. Klien mampu menceritakan tanda-tanda saat terjadi perilaku kekerasan Tanda fisik : mata merah, tangan

mengepal, ekspresi tegang, dan lain-lain.

Tanda emosional : perasaan marah, jengkel, bicara kasar.

Tanda sosial : bermusuhan yang dialami saat terjadi perilaku kekerasan.

3. Bantu klien mengungkapkan tanda-tanda perilaku kekerasan yang dialaminya: Motivasi klien menceritakan kondisi fisik (tanda-tanda fisik)

saat perilaku kekerasan terjadi Motivasi klien menceritakan kondisi emosinya (tanda-tanda

emosional) saat terjadi perilaku kekerasan Motivasi klien menceritakan kondisi hubungan dengan orang

lain (tanda-tanda sosial) saat terjadi perilaku kekerasan

10

Page 2: Lampiran 3 Rencana Tindakan Keperawatan Jiwa

4. Klien dapat mengidentifikasi jenis perilaku kekerasan yang pernah dilakukannya

4. Klien mampu menjelaskan: Jenis-jenis ekspresi kemarahan yang

selama ini telah dilakukannya Perasaannya saat melakukan kekerasan Efektivitas cara yang dipakai dalam

menyelesaikan masalah

4. Diskusikan dengan klien perilaku kekerasan yang dilakukannya selama ini: Motivasi klien menceritakan jenis-jenis tindak kekerasan yang

selama ini pernah dilakukannya. Motivasi klien menceritakan perasaan klien setelah tindak

kekerasan tersebut terjadi Diskusikan apakah dengan tindak kekerasan yang

dilakukannya masalah yang dialami teratasi.5. Klien dapat

mengidentifikasi akibat perilaku kekerasan

5. Klien mampu menjelaskan akibat tindak kekerasan yang dilakukannya Diri sendiri : luka, dijauhi teman, dll Orang lain/keluarga : luka, tersinggung,

ketakutan, dll Lingkungan : barang atau benda rusak

dll.

5. Diskusikan dengan klien akibat negatif (kerugian) cara yang dilakukan pada: Diri sendiri Orang lain/keluarga Lingkungan

6. Klien dapat mengidentifikasi cara konstruktif dalam mengungkapkan kemarahan

6. Klien mampu menjelaskan cara-cara sehat mengungkapkan marah

6. Diskusikan dengan klien: Apakah klien mau mempelajari cara baru mengungkapkan

marah yang sehat Jelaskan berbagai alternatif pilihan untuk mengungkapkan

marah selain perilaku kekerasan yang diketahui klien. Jelaskan cara-cara sehat untuk mengungkapkan marah:

Cara fisik: nafas dalam, pukul bantal atau kasur, olah raga.

Verbal: mengungkapkan bahwa dirinya sedang kesal kepada orang lain.

Sosial: latihan asertif dengan orang lain. Spiritual: sembahyang / doa, zikir, meditasi, dsb.

7. Klien dapat mendemonstrasikan cara mengontrol perilaku kekerasan

7. Klien mampu memperagakan cara mengontrol perilaku kekerasan: Fisik: tarik nafas dalam, memukul

bantal/kasur Verbal: mengungkapkan perasaan

kesal/jengkel pada orang lain tanpa menyakiti

Spiritual: zikir/doa, meditasi sesuai agamanya

7. 1. Diskusikan cara yang mungkin dipilih dan anjurkan klien memilih cara yang mungkin untuk mengungkapkan kemarahan.

7.2. Latih klien memperagakan cara yang dipilih: Peragakan cara melaksanakan cara yang dipilih. Jelaskan manfaat cara tersebut Anjurkan klien menirukan peragaan yang sudah dilakukan. Beri penguatan pada klien, perbaiki cara yang masih belum

sempurna7.3. Anjurkan klien menggunakan cara yang sudah dilatih saat

11

Page 3: Lampiran 3 Rencana Tindakan Keperawatan Jiwa

marah/jengkel8. Klien mendapat

dukungan keluarga untuk mengontrol perilaku kekerasan

8. Keluarga mampu: Menjelaskan cara merawat klien

dengan perilaku kekerasan Mengungkapkan rasa puas dalam

merawat klien

8.1. Diskusikan pentingnya peran serta keluarga sebagai pendukung klien untuk mengatasi perilaku kekerasan.

8.2. Diskusikan potensi keluarga untuk membantu klien mengatasi perilaku kekerasan

8.3. Jelaskan pengertian, penyebab, akibat dan cara merawat klien perilaku kekerasan yang dapat dilaksanakan oleh keluarga.

8.4. Peragakan cara merawat klien (menangani perilaku kekerasan)8.5. Beri kesempatan keluarga untuk memperagakan ulang8.6. Beri pujian kepada keluarga setelah peragaan8.7. Tanyakan perasaan keluarga setelah mencoba cara yang

dilatihkan.

9. Klien menggunakan obat sesuai program yang telah ditetapkan

9.1. Klien mampu menjelaskan: Manfaat minum obat Kerugian tidak minum obat Nama obat Bentuk dan warna obat Dosis yang diberikan kepadanya Waktu pemakaian Cara pemakaian Efek yang dirasakan

9.2. Klien mampu menggunakan obat sesuai program

9.1. Jelaskan manfaat menggunakan obat secara teratur dan kerugian jika tidak menggunakan obat

9.2. Jelaskan kepada klien: Jenis obat (nama, warna dan bentuk obat) Dosis yang tepat untuk klien Waktu pemakaian Cara pemakaian Efek yang akan dirasakan klien

9.3. Anjurkan klien: Minta dan menggunakan obat tepat waktu Lapor ke perawat/dokter jika mengalami efek yang tidak

biasa Beri pujian terhadap kedisiplinan klien menggunakan

obat.

12

Page 4: Lampiran 3 Rencana Tindakan Keperawatan Jiwa

RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN GANGGUAN SENSORI PERSEPSI : HALUSINASI

Tgl No Dx Dx KeperawatanPerencanaan

Tujuan Kriteria Evaluasi IntervensiGangguan sensori persepsi: halusinasi (lihat/dengar/penghidu/raba/kecap)

TUM: Klien dapat mengontrol halusinasi yang dialaminyaTUK 1 :Klien dapat membina hubungan saling percaya

1. Klien menunjukkan tanda-tanda percaya kepada perawat : Ekspresi wajah bersahabat. Menunjukkan rasa senang. Ada kontak mata. Mau berjabat tangan. Mau menyebutkan nama. Mau menjawab salam. Mau duduk berdampingan dengan

perawat. Bersedia mengungkapkan

masalah yang dihadapi.

1. Bina hubungan saling percaya dengan menggunakan prinsip komunikasi terapeutik : Sapa klien dengan ramah baik verbal maupun non

verbal Perkenalkan nama, nama panggilan dan tujuan

perawat berkenalan Tanyakan nama lengkap dan nama panggilan yang

disukai klien Buat kontrak yang jelas Tunjukkan sikap jujur dan menepati janji setiap kali

interaksi Tunjukan sikap empati dan menerima apa adanya Beri perhatian kepada klien dan perhatikan kebutuhan

dasar klien Tanyakan perasaan klien dan masalah yang dihadapi

klien Dengarkan dengan penuh perhatian ekspresi perasaan

klien.

TUK 2 :Klien dapat mengenal halusinasinya

2. Klien mampu menyebutkan : Isi Waktu Frekuensi Situasi dan kondisi yang

menimbulkan halusinasi

2.1. Adakan kontak sering dan singkat secara bertahap2.2. Observasi tingkah laku klien terkait dengan

halusinasinya (dengar / lihat / penghidu / raba / kecap)*, jika menemukan klien yang sedang halusinasi: Tanyakan apakah klien mengalami sesuatu

( halusinasi dengar/ lihat/ penghidu /raba/ kecap )

13

Page 5: Lampiran 3 Rencana Tindakan Keperawatan Jiwa

Jika klien menjawab ya, tanyakan apa yang sedang dialaminya

Katakan bahwa perawat percaya klien mengalami hal tersebut, namun perawat sendiri tidak mengalaminya ( dengan nada bersahabat tanpa menuduh atau menghakimi)

Katakan bahwa ada klien lain yang mengalami hal yang sama.

Katakan bahwa perawat akan membantu klienJika klien tidak sedang berhalusinasi klarifikasi tentang adanya pengalaman halusinasi, diskusikan dengan klien: Isi, waktu dan frekuensi terjadinya halusinasi

( pagi, siang, sore, malam atau sering dan kadang – kadang )

Situasi dan kondisi yang menimbulkan atau tidak menimbulkan halusinasi

2. Klien mampu menyatakan perasaan dan responnya saat mengalami halusinasi : Marah Takut Sedih Senang Cemas Jengkel

2.3. Diskusikan dengan klien apa yang dirasakan jika terjadi halusinasi dan beri kesempatan untuk mengungkapkan perasaannya.

2.4. Diskusikan dengan klien apa yang dilakukan untuk mengatasi perasaan tersebut.

2.5. Diskusikan tentang dampak yang akan dialaminya bila klien menikmati halusinasinya.

TUK 3 :Klien dapat mengontrol halusinasinya

3.1. Klien mampu menyebutkan tindakan yang biasanya dilakukan untuk mengendalikan halusinasinya

3.2. Klien mampu menyebutkan cara baru mengontrol halusinasi

3.3. Klien mampu dapat memilih dan memperagakan cara mengatasi

3.1. Identifikasi bersama klien cara atau tindakan yang dilakukan jika terjadi halusinasi (tidur, marah, menyibukan diri dll)

3.2. Diskusikan cara yang digunakan klien, Jika cara yang digunakan adaptif beri pujian. Jika cara yang digunakan maladaptif diskusikan

kerugian cara tersebut

14

Page 6: Lampiran 3 Rencana Tindakan Keperawatan Jiwa

halusinasi (dengar/lihat/penghidu/raba/kecap)

3.4. Klien mampu melaksanakan cara yang telah dipilih untuk mengendalikan halusinasinya

3.5. Klien mampu mengikuti terapi aktivitas kelompok

3.3. Diskusikan cara baru untuk memutus/ mengontrol timbulnya halusinasi : Katakan pada diri sendiri bahwa ini tidak nyata

( “saya tidak mau dengar/ lihat/ penghidu/ raba /kecap pada saat halusinasi terjadi)

Menemui orang lain (perawat/teman/anggota keluarga) untuk menceritakan tentang halusinasinya.

Membuat dan melaksanakan jadwal kegiatan sehari hari yang telah di susun.

Meminta keluarga/teman/ perawat menyapa jika sedang berhalusinasi.

3.4 Bantu klien memilih cara yang sudah dianjurkan dan latih untuk mencobanya.

3.5 Beri kesempatan untuk melakukan cara yang dipilih dan dilatih.

3.6. Pantau pelaksanaan yang telah dipilih dan dilatih , jika berhasil beri pujian

3.7. Anjurkan klien mengikuti terapi aktivitas kelompok, orientasi realita, stimulasi persepsi

TUK 4 :Klien dapat dukungan dari keluarga dalam mengontrol halusinasinya

4.1. Keluarga menyatakan setuju untuk mengikuti pertemuan dengan perawat

4.2. Keluarga mampu menyebutkan pengertian, tanda dan gejala, proses terjadinya halusinasi dan tindakan untuk mengendali kan halusinasi

4.1 Buat kontrak dengan keluarga untuk pertemuan ( waktu, tempat dan topik )

4.2 Diskusikan dengan keluarga ( pada saat pertemuan keluarga/ kunjungan rumah) Pengertian halusinasi Tanda dan gejala halusinasi Proses terjadinya halusinasi Cara yang dapat dilakukan klien dan keluarga untuk

memutus halusinasi Obat- obatan halusinasi Cara merawat anggota keluarga yang halusinasi di

rumah ( beri kegiatan, jangan biarkan sendiri, makan bersama, bepergian bersama, memantau obat – obatan dan cara pemberiannya untuk mengatasi halusinasi )

Beri informasi waktu kontrol ke rumah sakit dan 15

Page 7: Lampiran 3 Rencana Tindakan Keperawatan Jiwa

bagaimana cara mencari bantuan jika halusinasi tidak tidak dapat diatasi di rumah

TUK 5 :Klien dapat memanfaatkan obat dengan baik

5.1. Klien mampu menyebutkan; Manfaat minum obat Kerugian tidak minum obat Nama,warna,dosis, efek terapi

dan efek samping obat5.2. Klien mampu mendemontrasikan

penggunaan obat dengan benar5.3. Klien mampu menyebutkan

akibat berhenti minum obat tanpa konsultasi dokter

5.1 Diskusikan dengan klien tentang manfaat dan kerugian tidak minum obat, nama , warna, dosis, cara , efek terapi dan efek samping penggunan obat

5.2 Pantau klien saat penggunaan obat5.3 Beri pujian jika klien menggunakan obat dengan benar5.4 Diskusikan akibat berhenti minum obat tanpa konsultasi

dengan dokter5.5 Anjurkan klien untuk konsultasi kepada dokter/perawat

jika terjadi hal – hal yang tidak di inginkan .

Keterangan : * Halusinasi dengar : bicara dan tertawa tanpa stimulus , memandang kekanan / kekiri / kedepan seolah-olah ada teman bicara* Halusinasi lihat : menyatakan melihat sesuatu, terlihat ketakutan* Halusinasi penghidu : menyatakan mencium sesuatu, terlihat mengendus* Halusinasi Raba : Menyatakan merasa sesuatu berjalan di kulitnya, mengosok – gosok tangan/kaki/wajah dll* Halusinasi Kecap : menyatakan terasa sesuatu dilidahnya, sering mengulum lidah

16

Page 8: Lampiran 3 Rencana Tindakan Keperawatan Jiwa

RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN DEFISIT PERAWATAN DIRI RSMM Bogor

Tgl No Dx Dx KeperawatanPerencanaan

Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi

Defisit perawatan diri

TUM: klien dapat mandiri dalam perawatan diri

TUK: 1. Klien dapat

membina hubungan saling percaya dengan perawat

1. Klien mampu menunjukkan tanda-tanda percaya kepada perawat: Wajah cerah, tersenyum Mau berkenalan Ada kontak mata Menerima kehadiran perawat Bersedia menceritakan

perasaannya

1. Bina hubungan saling percaya : Beri salam setiap berinteraksi. Perkenalkan nama, nama panggilan perawat dan tujuan

perawat berkenalan Tanyakan nama dan panggilan kesukaan klien Tunjukkan sikap jujur dan menepati janji setiap kali

berinteraksi Tanyakan perasaan dan masalah yang dihadapi klien Buat kontrak interaksi yang jelas Dengarkan ungkapan perasaan klien dengan empati Penuhi kebutuhan dasar klien

2. Klien mengetahui pentingnya perawatan diri

2. Klien mampu menyebutkan: Penyebab tidak merawat diri Manfaat menjaga perawatan diri Tanda-tanda bersih dan rapi Gangguan yang dialami jika

perawatan diri tidak diperhatikan

2. Diskusikan dengan klien: Penyebab klien tidak merawat diri Manfaat menjaga perawatan diri untuk keadaan fisik,

mental, dan sosial. Tanda-tanda perawatan diri yang baik Penyakit atau gangguan kesehatan yang bisa dialami oleh

klien bila perawatan diri tidak adekuat

3. Klien mengetahui cara-cara melakukan perawatan diri

3.1. Klien mampu menyebutkan frekuensi menjaga perawatan diri: Frekuensi mandi Frekuensi gosok gigi Frekuensi keramas

5.2. Diskusikan frekuensi menjaga perawatan diri selama ini Mandi Gosok gigi Keramas Berpakaian

17

Page 9: Lampiran 3 Rencana Tindakan Keperawatan Jiwa

Frekuensi ganti pakaian Frekuensi berhias Frekuensi gunting kuku

3.2. Klien mampu menjelaskan cara menjaga perawatan diri: Cara mandi Cara gosok gigi Cara Keramas Cara Berpakaian Cara berhias Cara gunting kuku

Berhias Gunting kuku

3.2.Diskusikan cara praktek perawatan diri yang baik dan benar : mandi gosok gigi Keramas Berpakaian Berhias Gunting kuku

3.2. Berikan pujian untuk setiap respon klien yang positif

4. Klien dapat melaksanakan perawatan diri dengan bantuan perawat

4. Klien dapat mempraktekkan perawatan diri dengan dibantu oleh perawat: Mandi Gosok gigi Keramas Ganti pakaian Berhias Gunting kuku

4.1.Bantu klien saat perawatan diri : Mandi Gosok gigi Keramas Ganti pakaian Berhias Gunting kuku

4.2. Beri pujian setelah klien selesai melaksanakan perawatan diri

5. Klien dapat melaksanakan perawatan diri secara mandiri

5. Klien dapat melaksanakan praktek perawatan diri secara mandiri Mandi 2 X sehari Gosok gigi sehabis makan Keramas 2 X seminggu Ganti pakaian 1 X sehari Berhias sehabis mandi Gunting kuku setelah mulai

panjang

5.1. Pantau klien dalam melaksanakan perawatan diri: Mandi Gosok gigi Keramas Ganti pakaian Berhias Gunting kuku

5.2. Beri pujian saat klien melaksanakan perawatan diri secara mandiri.

6. Klien mendapatkan dukungan keluarga untuk meningkatkan perawatan diri

6.1. Keluarga dapat menjelaskan cara-cara membantu klien dalam memenuhi kebutuhan perawatan dirinya

6.2. Keluarga dapat menyiapkan sarana perawatan diri klien: sabun mandi, pasta gigi, sikat gigi, shampoo,

6.1 Diskusikan dengan keluarga: Penyebab klien tidak melaksanakan perawatan diri Tindakan yang telah dilakukan klien selama di rumah sakit

dalam menjaga perawatan diri dan kemajuan yang telah dialami oleh klien

Dukungan yang bisa diberikan oleh keluarga untuk meningkatkan kemampuan klien dalam perawatan diri

18

Page 10: Lampiran 3 Rencana Tindakan Keperawatan Jiwa

handuk, pakaian bersih, sandal, dan alat berhias

6.3. Keluarga dapat mempraktekan perawatan diri pada klien

6.2. Diskusikan dengan keluarga tentang: Sarana yang diperlukan untuk menjaga perawatan diri

klien Anjurkan kepada keluarga menyiapkan sarana tersebut

6.3. Diskusikan dengan keluarga hal-hal yang perlu dilakukan keluarga dalam perawatan diri : Anjurkan keluarga untuk mempraktekkan perawatan diri

(mandi, gosok gigi, keramas, ganti baju, berhias dan gunting kuku)

Ingatkan klien waktu mandi, gosok gigi, keramas, ganti baju, berhias, dan gunting kuku.

Bantu jika klien mengalami hambatan dalam perawatan diri

Berikan pujian atas keberhasilan klien

19

Page 11: Lampiran 3 Rencana Tindakan Keperawatan Jiwa

RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN ISOLASI SOSIAL

Tgl No Dx Dx KeperawatanPerencanaan

Tujuan Kriteria Evaluasi IntervensiIsolasi sosial TUM: Klien

dapat berinteraksi dengan orang lain

TUK:1. Klien dapat

membina hubungan saling percaya

1. Klien menunjukkan tanda-tanda percaya kepada / terhadap perawat: Wajah cerah, tersenyum Mau berkenalan Ada kontak mata Bersedia menceritakan perasaan Bersedia mengungkapkan

masalahnya

1.1.Bina hubungan saling percaya dengan: Beri salam setiap berinteraksi. Perkenalkan nama, nama panggilan perawat dan

tujuan perawat berkenalan Tanyakan dan panggil nama kesukaan klien Tunjukkan sikap jujur dan menepati janji setiap kali

berinteraksi Tanyakan perasaan klien dan masalah yang dihadapi

klien Buat kontrak interaksi yang jelas Dengarkan dengan penuh perhatian ekspresi perasaan

klien

2. Klien mampu menyebutkan penyebab menarik diri

2. Klien dapat menyebutkan minimal satu penyebab menarik diri dari: diri sendiri orang lain lingkungan

2.1 Tanyakan pada klien tentang: Orang yang tinggal serumah / teman sekamar klien Orang yang paling dekat dengan klien di rumah/ di

ruang perawatan Apa yang membuat klien dekat dengan orang tersebut Orang yang tidak dekat dengan klien di rumah/di

ruang perawatan Apa yang membuat klien tidak dekat dengan orang

tersebut Upaya yang sudah dilakukan agar dekat dengan orang

lain2.2 Diskusikan dengan klien penyebab menarik diri atau tidak

mau bergaul dengan orang lain.

20

Page 12: Lampiran 3 Rencana Tindakan Keperawatan Jiwa

2.3 Beri pujian terhadap kemampuan klien mengungkapkan perasaannya

3. Klien mampu menyebutkan keuntungan berhubungan sosial dan kerugian menarik diri.

3. Klien dapat menyebutkan keuntungan berhubungan sosial, misalnya banyak teman tidak kesepian bisa diskusi saling menolong, dan kerugian menarik diri, misalnya: sendiri kesepian tidak bisa diskusi

3.1. Tanyakan pada klien tentang : Manfaat hubungan sosial. Kerugian menarik diri.

3.2. Diskusikan bersama klien tentang manfaat berhubungan sosial dan kerugian menarik diri.

3.3. Beri pujian terhadap kemampuan klien mengungkapkan perasaannya.

4. Klien dapat melaksanakan hubungan sosial secara bertahap

4. Klien dapat melaksanakan hubungan sosial secara bertahap dengan: Perawat Perawat lain Klien lain Kelompok

4.1 Observasi perilaku klien saat berhubungan sosial .4.2 Beri motivasi dan bantu klien untuk berkenalan /

berkomunikasi dengan : Perawat lain Klien lain Kelompok

4.3 Libatkan klien dalam Terapi Aktivitas Kelompok Sosialisasi

4.4 Diskusikan jadwal harian yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kemampuan klien bersosialisasi

4.5 Beri motivasi klien untuk melakukan kegiatan sesuai dengan jadwal yang telah dibuat.

4.6 Beri pujian terhadap kemampuan klien memperluas pergaulannya melalui aktivitas yang dilaksanakan.

5. Klien mampu menjelaskan perasaannya setelah berhubungan sosial.

5. Klien dapat menjelaskan perasaannya setelah berhubungan sosial dengan : Orang lain Kelompok

8.1. Diskusikan dengan klien tentang perasaannya setelah berhubungan sosial dengan : Orang lain Kelompok

5.2. Beri pujian terhadap kemampuan klien mengungkapkan perasaannya.

21

Page 13: Lampiran 3 Rencana Tindakan Keperawatan Jiwa

6. Klien mendapat dukungan keluarga dalam memperluas hubungan sosial

6.1. Keluarga dapat menjelaskan tentang : Pengertian menarik diri Tanda dan gejala menarik diri Penyebab dan akibat menarik diri Cara merawat klien menarik diri

6.2. Keluarga dapat mempraktekkan cara merawat klien menarik diri.

6.1. Diskusikan pentingnya peran serta keluarga sebagai pendukung untuk mengatasi prilaku menarik diri.

6.2. Diskusikan potensi keluarga untuk membantu klien mengatasi perilaku menarik diri

6.3. Jelaskan pada keluarga tentang : Pengertian menarik diri Tanda dan gejala menarik diri Penyebab dan akibat menarik diri Cara merawat klien menarik diri

6.4. Latih keluarga cara merawat klien menarik diri.6.5. Tanyakan perasaan keluarga setelah mencoba cara yang

dilatihkan6.6. Beri motivasi keluarga agar membantu klien untuk

bersosialisasi.6.7. Beri pujian kepada keluarga atas keterlibatannya merawat

klien di rumah sakit.

7. Klien dapat memanfaatkan obat dengan baik.

7.1. Klien dapat menyebutkan; Manfaat minum obat Kerugian tidak minum obat Nama,warna,dosis, efek terapi dan

efek samping obat7.2. Klien mendemontrasikan

penggunaan obat dengan benar7.3. Klien menyebutkan akibat berhenti

minum obat tanpa konsultasi dokter

7.1. Diskusikan dengan klien tentang manfaat dan kerugian tidak minum obat, nama , warna, dosis, cara , efek terapi dan efek samping penggunan obat

7.2. Pantau klien saat penggunaan obat7.3. Beri pujian jika klien menggunakan obat dengan

benar7.4. Diskusikan akibat berhenti minum obat tanpa

konsultasi dengan dokter7.5. Anjurkan klien untuk konsultasi kepada dokter /

perawat jika terjadi hal-hal yang tidak di inginkan .

22

Page 14: Lampiran 3 Rencana Tindakan Keperawatan Jiwa

RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN GANGGUAN PROSES PIKIR: WAHAM

Tgl No Dx Dx KeperawatanPerencanaan

Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi

Gangguan proses pikir: Waham

TUM: Klien dapat mengontrol wahamnya

TUK:1. Klien dapat

membina hubungan saling percaya dengan perawat

1.1. Klien: Mau menerima kehadiran perawat

di sampingnya. Mengatakan mau menerima

bantuan perawat Tidak menunjukkan tanda-tanda

curiga Mengijinkan perawat duduk

didekatnya

1.1. Bina hubungan saling percaya dengan klien: Beri salam Perkenalkan diri, tanyakan nama serta nama panggilan

yang disukai. Jelaskan tujuan interaksi Yakinkan klien dalam keadaan aman dan perawat siap

menolong dan mendampinginya Yakinkan bahwa kerahasiaan klien akan tetap terjaga Tunjukkan sikap terbuka dan jujur Perhatikan kebutuhan dasar dan beri bantuan untuk

memenuhinya2. Klien dapat

mengidentifikasi perasaan yang muncul secara berulang dalam pikiran klien.

2.1 Klien dapat menceritakan ide-ide dan perasaan yang muncul secara berulang dalam pikirannya.

2. Bantu klien untuk mengungkapkan perasaan dan pikirannya. Diskusikan dengan klien pengalaman yang dialami selama

ini termasuk hubungan dengan orang yang berarti, lingkungan kerja, sekolah, dsb.

Dengarkan pernyataan klien dengan empati tanpa mendukung / menentang pernyataan wahamnya.

Katakan perawat dapat memahami apa yang diceritakan klien.

3. Klien dapat mengidentifikasi stressor / pencetus wahamnya. (triggers factor)

3.1 Klien : Dapat menyebutkan kejadian-

kejadian sesuai dengan urutan waktu serta harapan / kebutuhan dasar yang tidak terpenuhi seperti : Harga diri, rasa aman dsb.

Dapat menyebutkan hubungan antara kejadian traumatis / kebutuhan tidak terpenuhi dengan wahamnya.

3. Bantu klien untuk mengidentifikasi kebutuhan yang tidak terpenuhi serta kejadian yang menjadi factor pencetus wahamnya.3.1. Diskusikan dengan klien tentang kejadian-kejadian

traumatik yang menimbulkan rasa takut, ansietas maupun perasaan tidak dihargai.

3.2. Diskusikan kebutuhan/harapan yang belum terpenuhi.3.3. Diskusikan dengan klien cara-cara mengatasi kebutuhan

yang tidak terpenuhi dan kejadian yang traumatis.3.4. Diskusikan dengan klien apakah ada halusinasi yang

meningkatkan pikiran / perasaan yang terkait wahamnya.

3.5. Diskusikan dengan klien antara kejadian-kejadian tersebut

23

Page 15: Lampiran 3 Rencana Tindakan Keperawatan Jiwa

dengan wahamnya.4. Klien dapat

mengidentifikasi wahamnya

4. Klien mampu menyebutkan perbedaan pengalaman nyata dengan pengalaman wahamnya.

4. Bantu klien mengidentifikasi keyakinannya yang salah tentang situasi yang nyata (bila klien sudah siap) Diskusikan dengan klien pengalaman wahamnya tanpa

berargumentasi Katakan kepada klien akan keraguan perawat terhadap

pernyataan klien Diskusikan dengan klien respon perasaan terhadap

wahamnya Diskusikan frekuensi, intensitas dan durasi terjadinya

waham Bantu klien membedakan situasi nyata dengan situasi yang

dipersepsikan salah oleh klien

5. Klien dapat mengidentifikasi konsekuensi dari wahamnya

5. Klien dapat menjelaskan gangguan fungsi hidup sehari-hari yang diakibatkan ide-ide / fikirannya yang tidak sesuai dengan kenyataan seperti: Hubungan dengan keluarga Hubungan dengan orang lain Aktivitas sehari-hari Pekerjaan Sekolah Prestasi, dsb.

5.1. Diskusikan dengan klien pengalaman-pengalaman yang tidak menguntungkan sebagai akibat dari wahamnya seperti : Hambatan dalam berinteraksi dengan keluarga Hambatan dalam berinteraksi dengan orang lain Hambatan dalam melakukan aktivitas sehari-hari Perubahan dalam prestasi kerja / sekolah

5.2. Ajak klien melihat bahwa waham tersebut adalah masalah yang membutuhkan bantuan dari orang lain

5.3. Diskusikan dengan klien orang/tempat ia minta bantuan apabila wahamnya timbul / sulit dikendalikan.

6. Klien dapat melakukan teknik distraksi sebagai cara menghentikan pikiran yang terpusat pada wahamnya

6. Klien dapat melakukan aktivitas yang konstruktif sesuai dengan minatnya yang dapat mengalihkan fokus klien dari wahamnya.

6.1. Diskusikan hobi / aktivitas yang disukainya.6.2. Anjurkan klien memilih dan melakukan aktivitas yang

membutuhkan perhatian dan ketrampilan fisik6.3. Ikut sertakan klien dalam aktivitas fisik yang

membutuhkan perhatian sebagai pengisi waktu luang.6.4. Libatkan klien dalam TAK orientasi realita6.5. Bicara dengan klien topik-topik yang nyata6.6. Anjurkan klien untuk bertanggung jawab secara peronal

dalam mempertahankan/menungkatkan kesehatan dan pemulihannya.

24

Page 16: Lampiran 3 Rencana Tindakan Keperawatan Jiwa

6.7. Beri penghargaan bagi setiap upaya klien yang positif

7. Klien mendapat dukungan keluarga.

7.1. Keluarga dapat menjelaskan tentang : Pengertian waham Tanda dan gejala waham Penyebab dan akibat waham Cara merawat klien waham

7.2 Keluarga dapat mempraktekkan cara merawat klien waham.

7.1. Diskusikan pentingnya peran serta keluarga sebagai pendukung untuk mengatasi waham.

7.2.Diskusikan potensi keluarga untuk membantu klien mengatasi waham.

7.3.Jelaskan pada keluarga tentang : Pengertian waham Tanda dan gejala waham Penyebab dan akibat waham Cara merawat klien waham

7.4. Latih keluarga cara merawat waham.7.5. Tanyakan perasaan keluarga setelah mencoba cara yang

dilatihkan7.6. Beri pujian kepada keluarga atas keterlibatannya merawat

klien di rumah sakit.

8. Klien dapat memanfaatkan obat dengan baik.

8.1 Klien dapat menyebutkan: Manfaat minum obat Kerugian tidak minum obat Nama,warna,dosis, efek terapi

dan efek samping obat8.2. Klien mendemontrasikan

penggunaan obat dgn benar8.3. Klien menyebutkan akibat

berhenti minum obat tanpa konsultasi dokter

8.1. Diskusikan dengan klien tentang manfaat dan kerugian tidak minum obat, nama, warna, dosis, cara, efek terapi dan efek samping penggunan obat

8.2. Pantau klien saat penggunaan obat. Beri pujian jika klien menggunakan obat dengan benar

8.3. Diskusikan akibat berhenti minum obat tanpa konsultasi dengan dokter

8.4. Anjurkan klien untuk konsultasi kepada dokter/perawat jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

25

Page 17: Lampiran 3 Rencana Tindakan Keperawatan Jiwa

RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN GANGGUAN KONSEP DIRI : HARGA DIRI RENDAH RSMM Bogor

Tgl No Dx Dx KeperawatanPerencanaan

Tujuan Kriteria Evaluasi IntervensiGangguan konsep diri: harga diri rendah.

TUM: Klien memiliki konsep diri yang positif

TUK: 1. Klien dapat

membina hubungan saling percaya dengan perawat.

1. Klien menunjukkan eskpresi wajah bersahabat, menun-jukkan rasa senang, ada kontak mata, mau berjabat tangan, mau menyebutkan nama, mau menjawab salam, klien mau duduk berdampingan dengan perawat, mau mengutarakan masalah yang dihadapi.

1. Bina hubungan saling percaya dengan meng-gunakan prinsip komunikasi terapeutik : Sapa klien dengan ramah baik verbal maupun non

verbal. Perkenalkan diri dengan sopan. Tanyakan nama lengkap dan nama panggilan yang

disukai klien. Jelaskan tujuan pertemuan. Jujur dan menepati janji. Tunjukan sikap empati dan menerima klien apa

adanya. Beri perhatian dan perhatikan kebutuhan dasar klien.

2. Klien dapat mengidentifikasi aspek positif dan kemampuan yang dimiliki.

2. Klien menyebutkan: Aspek positif dan kemampuan

yang dimiliki klien. Aspek positif keluarga. Aspek positif lingkung-an klien.

2.1.Diskusikan dengan klien tentang: Aspek positif yang dimiliki klien, keluarga,

lingkungan. Kemampuan yang dimiliki klien.

2.2. Bersama klien buat daftar tentang: Aspek positif klien, keluarga, lingkungan. Kemampuan yang dimiliki klien.

2.3. Beri pujian yang realistis, hindarkan memberi penilaian negatif.

3. Klien dapat me-nilai kemampuan yang dimiliki un-tuk dilaksanakan

3. Klien mampu menyebutkan kemampuan yang dapat dilaksanakan.

2.4. Diskusikan dengan klien kemampuan yang dapat dilaksanakan.

2.5. Diskusikan kemampuan yang dapat dilanjutkan pelaksanaannya.

26

Page 18: Lampiran 3 Rencana Tindakan Keperawatan Jiwa

4. Klien dapat merencanakan kegiatan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki

4. Klien mampu membuat rencana kegiatan harian

4.1. Rencanakan bersama klien aktivitas yang dapat dilakukan setiap hari sesuai kemampuan klien: kegiatan mandiri. kegiatan dengan bantuan.

4.2. Tingkatkan kegiatan sesuai kondisi klien.4.3. Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang dapat klien

lakukan.5. Klien dapat

melakukan kegiatan sesuai rencana yang dibuat.

5. Klien dapat melakukan kegiatan sesuai jadual yang dibuat.

5.1. Anjurkan klien untuk melaksanakan kegiatan yang telah direncanakan.

5.2. Pantau kegiatan yang dilaksanakan klien.5.3. Beri pujian atas usaha yang dilakukan klien.5.4. Diskusikan kemungkinan pelaksanaan kegiatan setelah

pulang.6. Klien dapat

memanfaatkan sistem pendu-kung yang ada.

6. Klien mampu memanfaatkan sistem pendukung yang ada di keluarga.

6.1. Beri pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara merawat klien dengan harga diri rendah.

6.2. Bantu keluarga memberikan dukungan selama klien di rawat.

6.3. Bantu keluarga menyiapkan lingkungan di rumah.

27

Page 19: Lampiran 3 Rencana Tindakan Keperawatan Jiwa

RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN KERUSAKAN KOMUNIKASI VERBAL RSMM Bogor

Tgl No Dx Dx KeperawatanPerencanaan

Tujuan Kriteria Evaluasi IntervensiKerusakan komunikasi verbal

TUM: Klien mampu melakukan komunikasi verbal dengan cara yang sesuai dan dapat diterima orang lain.

TUK: 1. Klien dapat

membina hubungan saling percaya dengan perawat.

Menunjukkan eskpresi wajah bersahabat,

Menunjukkan rasa senang,

Ada kontak mata, mau berjabat tangan,

Mau menyebutkan nama,

Mau menjawab salam,

Klien mau duduk berdampingan dengan perawat,

Mau mengutarakan masalah yang dihadapi.

BHSP: Sapa klien dengan ramah baik verbal maupun non

verbal. Perkenalkan diri dengan sopan. Tanyakan nama lengkap dan nama panggilan yang

disukai klien. Jelaskan tujuan pertemuan. Jujur dan menepati janji. Tunjukan sikap empati dan menerima klien apa

adanya. Beri perhatian dan perhatikan kebutuhan dasar klien.

2. Klien mampu bertahan pada satu topik pembicaraan.

Kata-kata / kalimat-kalimat yang digunakan tepat / sesuai dengan topik pembicaraan.

Kontak mata baik, Mau menatap lawan bicara.

Mendengar Aktif (Active Listening): Dengarkan pembicaraan klien lalu identifikasi tema /

topik yang dominan Gunakan teknik validasi dan klarifikasi untuk

mengetahui pola komunikasi klien Gunakan teknik mengatakan secara tidak langsung Fokuskan pembicaraan pada satu topic.

28

Page 20: Lampiran 3 Rencana Tindakan Keperawatan Jiwa

Anjurkan untuk berbicara pelan-pelan, tenang dan jelas Gunakan bahasa yang konsisten pada saat berinteraksi Anjurkan/dorong klien untuk mempertahankan kontak

mata saat berinteraksi3. Klien mampu

menerima infprmasi / pesan komunikasi.

Klien dapat menginterpretasikan pembicaraan orang lain.

Klien dapat menginterpretasikan bahasa non verbal (isyarat tubuh / gesture, senyuman, kontak mata dsb.)

Klien bias menjelaskan maksud dari gambar, simbol-simbol atau tulisan-tulisan.

Klien dapat menginterpretasikan/menilai pesan yang diterima dengan tepat.

Stimulasi Kognisi dan Restrukturisasi Kognisi: Kaji kemampuan klien menginterpretasikan /menilai

pesan / pembicaraan orang lain. Kaji kemampuan klien menangkap dan menerima

isyarat non verbal dari orang atau lawan bicara. Bantu klien mengidentifikasi pesan/informasi yang

diterima Bantu klien mengidentifikasi interpretasi yang salah

terhadap pesan / informasi yang diterima. Bantu klien memperbaiki interpretasi yang salah. Berikan informasi yang tepat, singkat dan berurutan

dari yang sederhana sampai dengan yang kompleks. Kuatkan dan ulangi informasi / pesan yang diberikan Minta klien untuk mengulang pesan / informasi yang

diterimanya terebut. Gunakan alat bantu untuk menstimulasi memori klien. Beri reinforcement kepada klien. Libatkan klien dalam TAK.

4. Klien mampu mengekspresikan informasi / pesan dengan jelas dan tepat.

Klien mampu mengungkapkan perasaannya secara verbal.

Klien mampu menggunakan bahasa non verbal dengan tepat (gerak tubuh/gesture, senyum, kontak mata).

Klien mampu mengekspresikan perasaannya lewat tulisan, gambar atau symbol.

Latihan Daya Ingat (Memory Training): Uji kemampuan klien memberikan pesan/informasi

dengan cara meminta klien mengungkapkan perasaannya secara verbal atau melalui tulisan, gambar, simbul secara singkat dan jelas.

Bantu klien mengingat kembali pesan/informasi yang sudah disampaikan kepada orang lain.

Beri klien kesempatan untuk berkonsentrasi. Anjurkan klien untuk menerapkan teknik mengingat

yang tepat melalui gambar, tulisan, symbol. Dorong klien untuk memperhatikan postur terbuka Berikan reinforcement atas keberhasilan/kemajuan

klien.

5. Klien Kata-kata/kalimat yang digunakan Mendengar Aktif dan Fasilitas Proses Belajar (Active Lisening

29

Page 21: Lampiran 3 Rencana Tindakan Keperawatan Jiwa

mampu berkomunikasi secara baik.

untuk berkomunikasi tepat, jelas dan mudah dimengerti orang lain.

Bahasa yang dipakai tidak membingungkan lawan bicara.

Tidak terdapat neoligisme, ekolalia, assosiasi longgar, flight of ideas, inkoherensi, blocking, reming, dsb.

Dapat mengekspresikan bahasa non verbal dengan tempat (gesture, kontak mata, senyuman, dsb).

dan Learning Facilitation) Atur tujuan komunikasi yang jelas dan realistis sesuai

dengan kemampuan yang sudah dicapai klien. Pertahankan postur terbuka saat berkomunikasi. Dengarkan pembicaraan klien dengan penuh

perhatian Catat adanya flight of ideas, reming, sirkumtansial,

asosiasi linggar, inkoherensi, ekolali, blocking, neoligisme dan logore.

Monitor pesan non verbal klien. Fokuskan pembicaraan pada satu topik yang konkrit. Anjurkan/dorong klien untuk berkonsentrasi pada

topik pembicaraan. Gunakan bahasa yang familiar dan mudah dimengert. Koreksi intrpretasi ang salah terhadap

informasi/pesan dengan menggunakan teknik klarifikasi dan falidasi.

Beri kesempatan kepada klien untuk bertanya. Dukung klien menggunakan/mengekspresikan

perasaannya. Beri reinforcement positif terhadap keberhasilan

klien.

30

Page 22: Lampiran 3 Rencana Tindakan Keperawatan Jiwa

6. klien mendapat dukungan dan dapat memanfaatkan dukungan keluarga dalam perawatan dirinya

Klien mendapat dukungan keluarganya selama dalam perawatan.

Keluarga mengunjungi klien secara periodik / teratur.

Klien mampu mengungkapkan perasaan dan pikirannya.

Keluarga mampu menjelaskan kembali cara merawat klien dengan kerusakan komunikasi verbal.

Tingkatan keterlibatan keluarga (Family Involvement Promotion): Kaji perepsi keluarga terhadap kejadian

dan situasi yang menjadi factor pencetus. Kaji pengetahuan keluarga tentang cara

merawat klien dengan kerusakan komunikasi verbal. Identifikasi kemampuan dan

keterlibatan keluarga dalam upaya perawatan klien. Berikan informasi tentang kondisi klien

kepada keluarganya. Dorong keluarga untuk menjaga dan

mempertahankan interaksi dengan klien secara tepat. Jelaskan pentingnya keterlibatan

keluarga dalam perawatan klien. Jelaskan strategi/cara merawat dan

berkomunikasi dengan klien. Dorong keterlibatan keluarga terhadap

perawatan selama klien di rumah sakit. Dorong klien untuk mengungkapkan

keinginan dan harapannya dari dukungan keluarga terebt. Fasilitasi pertemuan klien dan keluarga

secara periodik/teratur. Libatkan klien dalam TAKS.

31

Page 23: Lampiran 3 Rencana Tindakan Keperawatan Jiwa

RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN ANSIETAS SEDANG

TUJUAN INTERVENSITUM: Klien tidak mengalami ansietas sedang.

TUK 1:Klien dapat menjalin dan mempertahankan hubungan saling percaya

1. Jadilah pendengar yang hangat dan responsif.2. Beri waktu yang cukup pada klien untuk berespons.3. Beri dukungan pada klien untuk mengekspresikan perasaannya.4. Identifikasi pola perilaku klien atau pendekatan yang dapat menimbulkan perasaan negatif.5. Bersama klien menggali perilaku dan respons sehingga dapat belajar dan berkembang.

TUK 2:Klien dapat mengenal ansietasnya

1. Bantu klien mengidentifikasi dan menguraikan perasaannya.2. Hubungkan perilaku dan perasaannya.3. Validasi kesimpulan dan asumsi terhadap klien.4. Gunakan pertanyaan terbuka untuk mengalihkan dari topik yang mengancam ke hal yang berkaitan dengan konflik.5. Gunakan konfrontasi positif.

TUK 3:Klien dapat memperluas kesadaran terhadap perkembangan ansietas.

1. Bantu klien menjelaskan situasi dan interaksi yang dapat segera menimbulkan ansietas.2. Bersama klien meninjau kembali penilaian klien terhadap stressor yang dirasakan mengancam dan menimbulkan

konflik.3. Kaitkan pengalaman yang baru terjadi dengan pengalaman masa lalu yang relevan.

TUK 4:Klien dapat menggunakan mekanisme koping yang adaptif.

1. Gali cara klien mengurai ansietas di masa lalu.2. Tunjukkan akibat mal adaptif dan destruktif dari respons koping yang digunakan.3. Dorong klien untuk menggunakan respons koping yang adaptif yang dimilikinya.4. Bantu klien untuk menyusun kembali tujuan hidup, memodifikasi tujuan, menggunakan sumber dan menggunakan

koping yang baru.5. Latih klien dengan menggunakan ansietas ringan.6. Beri aktivitas fisik untuk menyalurkan energinya.7. Libatkan pihak yang berkepentingan sebagai sumber dan dukungan sosial dalam membantu klien menggunakan koping

adaptif yang baru.

TUK 5:Klien dapat menggunakan tehnik relaksasi.

1. Ajarkan klien tehnik relaksasi untuk meningkatkan kontrol dan rasa percaya diri.2. Dorong klien untuk menggunakan tehnik relaksasi dalam menurunkan tingkat kecemasan.

32

Page 24: Lampiran 3 Rencana Tindakan Keperawatan Jiwa

RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN ANSIETAS BERAT ATAU PANIK

TUJUAN INTERVENSITUM :Klien tidak mengalami ansietas berat atau panik

TUK 1:Klien dapat membina hubungan saling percaya danterhindar dari bahaya

1. Temani klien2. Perkenalkan diri perawat3. Dorong dan dengarkan klien mengungkapkan perasaanya4. Bersikap terbuka5. Selalu siap menerima klien 6. Langsung jawab pertanyaan klien7. Terima perasaan positif maupun negatif termasuk perkembangan ansietasnya

TUK 2:Klien dapat meningkatkan kesehatan fisik dan psikologi

1. Beri klien obat yang membantu menurunkan ansietas (kolaborasi dengan dokter)2. Amati efek samping obat dan berikan penyuluhan kesehatan yang relevan

TUK 3:Klien dapat mengidentifikasi dan berusaha menurunkan situasi yang dapat menimbulkan ansietas

1. Tunjukkan sikap yang tenang2. Ciptakan situasi lingkungan yang tenang3. Batasi interaksi klien dengan lingkungan untuk mengurangi rangsangan yang dapat menimbulkan ansietas4. Identifikasi dan modifikasi situasi yang menyebabkan ansietas klien5. Berikan bantuan terapi fisik, seperti mandi hangat dan pijat.

TUK 4:Klien dapat menyakini tentang manfaat mekanisme koping

1. Terima klien apa adanya dan jangan menentang keyakinannya 2. Kenalkan realitas nyeri yang berhubungan dengan mekanisme koping klien, dengan tidak memfokuskan pada rasa

cemas, takut atau keluhan fisik lainnya3. Beri klien umpan balik tentang perilaku, stressor dan sumber koping 4. Kuatkan ide-ide bahwa kesehatan fisik berhubungan dengan kesehatan emosional5. Pada saat yang tepat beri batasan perilaku yang mal adaptif dgn cara mendukung

TUK 5:Klien dapat melakukan kegiatan yang menarik dan aktifitas yang terjadwal

1. Beri klien aktifitas yang bersifat mendukung dan menguatkan perilaku sosial yang produktif2. Beri klien latihan fisik yang sesuai dengan bakatnya3. Bersama klien buat jadwal aktifitas yang dapat dilakukan sehari-hari4. Libatkan anggota keluarga dan sistem pendukung lainnya.

33

Page 25: Lampiran 3 Rencana Tindakan Keperawatan Jiwa

RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN KLEN DENGAN KOPING INDIVIDU TIDAK EFEKTIF

TUJUAN KRITERIA HASIL INTERVENSITUM:Klien dapat memiliki koping yang efektif.

TUK 1:Klien dapat memventilasi perasaannya secara bebas

Klien mampu memventilasi perasaannya secara bebas

1. Ijinkan klien untuk menangis.2. Sediakan kertas dan alat tulis jika klien belum mau bicara.3. Nyatakan kepada klien bahwa perawat dapat mengerti apabila klien

belum siap membicarakan masalahnya.

TUK 2:Klien dapat mengidentifikasi koping dan perilaku yang berkaitan dengan kejadian yang dihadapi.

Klien dapat mengidentifikasi koping dan perilaku yang berkaitan dengan kejadian yang dihadapi.

1. Tanyakan kepada klien apakah pernah mengalami hal yang sama.2. Tanyakan cara-cara yang dapat dilakukan dalam mengatasi

perasaan dan masalah.3. Identifikasi koping yang pernah dipakai.4. Diskusikan dengan klien alternatif koping yang tepat bagi klien.

TUK 3:Klien dapat memodifikasi pola kognitif yang negatif.

Klien memodifikasi pola kognitif yang negatif.

1. Diskusikan tentang masalah yang dihadapi klien.2. Identifikasi pemikiran negatif dan bantu untuk

menurunkan melalui interupsi/substitusi.3. Bantu klien untuk meningkatkan pemikiran yang positif.4. Identifikasi ketetapan persepsi klien yang tepat,

penyimpangan dan pendapat yang tidak rasional.5. Kurangi penilaian yang negatif terhadap dirinya.6. Evaluasi ketepatan persepsi, logika dan kesimpulan yang

dibuat klien.7. Bantu klien untuk menyadari nilai yang

dimilikinya/perilakunya dan perubahan yang terjadi.

34

Page 26: Lampiran 3 Rencana Tindakan Keperawatan Jiwa

TUK 4:Klien dapat berpartisipasi dalam pengambilan keputusan yang berkenaan dengan perawatan dirinya.

Klien berpartisipasi dalam pengambilan keputusan yang berkenaan dengan perawatan dirinya.

1. Libatkan klien dalam menetapkan tujuan perawatannya yang ingin dicapai.2. Motivasi klien untuk membuat jadual aktivitas perawatan diri.3. Beri klien privasi sesuai kebutuhan yang ditentukan.4. Beri reinforcement positif untuk keputusan yang dibuat.5. Beri pujian jika klien berhasil melakukan kegiatan/penampilan yang bagus.6. Motivasi klien untuk mempertahankan kegiatan tersebut.

TUK 5:Klien dapat memotivasi untuk aktif mencapai tujuan yang realistik.

Klien termotivasi untuk aktif mencapai tujuan yang realistik.

1. Bantu klien untuk menetapkan tujuan yang realistik. Fokuskan kegiatan pada saat ini, bukan kegiatan masa lalu.

2. Bantu klien mengidentifikasi area situasi kehidupan yang dapat dikontrolnya.3. Identifikasi cita-cita yang ingin dicapai oleh klien.4. Dorong untuk berpartisipasi dalam aktivitas tersebut dan berikan penguatan positif untuk

berpartisipasi dan pencapaiannya.5. Motivasi keluarga untuk berperan aktif dalam membantu klien menurunkan perasaan

bersalah.

35

Page 27: Lampiran 3 Rencana Tindakan Keperawatan Jiwa

RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN PENINGKATAN MOBILITAS FISIK

TUJUAN INTERVENSITUM :Klien tidak mengalami cidera fisik selama dirawat

TUK 1 :Klien dapat membina hubungan saling percaya

1. Kenalkan diri pada klien2. Tanggapi pembicaraan klien dan tidak menyangkal3. Bicara dengan tegas, jelas dan simpati4. Bersifat hangat dan bersahabat5. Temani klien saat agitasi muncul dan hiperaktifitasnya meningkat

TUK 2 :Klien dapat mengendalikan aktifitas motorik

1. Kolaborasi dengan dokter untuk obat yang dapat menurunkan aktifitas motorik2. Diskusikan dengan klien manfaat pemberian obat3. Ciptakan ruangan tenang dan tidak banyak rangsangan, seperti musik yang lembut, penataan ruang yang tidak

banyak peralatan4. Beri kegiatan yang yang dapat diselesaikan oleh klien, misalnya: mandi, makan, dll 5. Beri reinforcement positif bila pekerjaan/kegiatan tersebut dapat diselesaiakan6. Bersama klien membuat jadwal kegiatan/aktifitas fisik untuk menyalurkan energinya, seperti: menyapu,

mengepel dan olahraga7. Beri reinforcement positif bila klien dapat melakukan kegiatan tersebut8. Tetapkan batasan yang konstruktif terhadap tingkah laku yang negatif9. Lakukan pendekatan yang konsisten oleh anggota tim kesehatan

10. Pertahankan komunikasi terbuka dan membagi persepsi diantara anggota tim kesehatan11. Kuatkan perilaku pengendalian diri dan perilaku positif lainnya

36

Page 28: Lampiran 3 Rencana Tindakan Keperawatan Jiwa

TUK 3 :Klien dapat mengungkapkan perasaannya

1. Beri kesempatan pada klien untuk mengungkapkan perasaannya yang menyakitkan2. Beri kesempatan pada klien untuk mengutarakan keingingannya, perasaan dan pikiran dengan

menggunakan tehnikkomunikasi “focusing”3. Berikan respon empati dan menerima klien4. Bantu klien menurunkan kecemasannya

TUK 4 :Klien dapat menentukan cara penyelesaian masalah ( koping ) yang konstruktif

1. Identifikasi bersama klien cara yang biasa digunakan untuk mengatasi perasaan kesal, marah atau sesuatu yang tidak menyenangkan

2. Diskusikan manfaat dari cara yang digunakan.3. Diskusikan tentang alternatif cara untuk mengatasi perasaan yang tidak menyenangkan.

37