Upload
hoangtu
View
230
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
L”
L’
LAKIP
2013
LAPORAN
AKUNTABILITAS
KINERJA INSTANSI
PEMERINTAHINSTAN
SI LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA
INSTANSI PEMERINTAH
PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI BARAT
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ..................................................................................................... i
DAFTAR ISI ..................................................................................................................... ii
DAFTAR TABEL ............................................................................................................. iv
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................................ v
RINGKASAN EKSEKUTIF ............................................................................................ vii
BAB I PENDAHULUAN
A. Tugas, Fungsi, dan Kewenangan Organisasi ................................................... 1
B. Aspek Strategis Organisasi ................................................................................. 4
C. Kegiatan dan Layanan Produk Organisasi ....................................................... 5
D. Struktur Organisasi .............................................................................................. 7
E. Sistematika Penyajian .......................................................................................... 9
BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
A. Perencanaan Strategis 2012-2014 ........................................................................ 11
1. Pernyataan Visi .............................................................................................. 12
2. Pernyataan Misi ............................................................................................. 19
3. Tujuan Strategis ............................................................................................. 23
4. Sasaran Strategis ……………………………………………………............. 25
5. Indikator Kinerja Utama ............................................................................... 26
6. Program dan Kegiatan .................................................................................. 28
B. Perjanjian Kinerja Tahun 2013 ............................................................................ 30
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
A. Capaian Kinerja .................................................................................................... 34
B. Analisis Kinerja
Sasaran Strategis 1 : .............................................................................................. 35
Sasaran Strategis 2 :. ............................................................................................. 52
Sasaran Strategis 3 : .............................................................................................. 59
Sasaran Strategis 4: …………………………………………………… ............... 65
Sasaran Strategis 5: ……………………………………………………. .............. 70
Sasaran Strategis 6: ……………………………………………………… ........... 72
BAB IV PENUTUP .................................................................................................................... 74
A. Kesimpulan ............................................................................................................ 76
B. Saran……………………………………………………………………………… 77
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Sasaran Strategis Tahun 2013
Tabel 1.2 SDM Perwakilan BPKP Provinsi Sulbar
Tabel 2.1 Tujuan Strategis Berdasarkan Misi
Tabel 2.2 Indikator Kinerja Utama (IKU) Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Barat
Tabel 2.3 Program Kegiatan Teknis Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Barat
Tabel 2.4 Tapkin Tahun 2013
Tabel 3.1 Pengukuran Kinerja
Tabel 3.2 Sasaran Strategis 1
Tabel 3.3 Opini BPK Tahun 2013
Tabel 3.4 Sasaran Strategis 2
Tabel 3.5 Daftar koreksi penerimaan negara/daerah tahun 2013
Tabel 3.6 Sasaran Strategis 3
Tabel 3.7 Perkembangan Opini Laporan Auditor
Tabel 4.1 Sasaran Strategis 4Capaian Kinerja Output Laporan Hasil Pengawasan atas Permintaan Presiden Bidang POLSOSKAM Tahun 2012
Tabel 4.2 Audit Investigatif Tahun 2013
Tabel 4.3 Audit perhitungan kerugian keuangan Negara
Tabel 5.1 Sasaran Strategis 5
Tabel 6.1 Sasaran Strategis 6
Tabel 7.1 Anggaran dan Realisasi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Struktur Organisasi
Gambar 1.2 Jumlah Tenaga PFA berdasarkan jabatan Fungsional
Gambar 1.3 Jumlah SDM Berdasarkan Pendidikan
Gambar 1.4 Indikator Kinerja Utama (IKU) Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Barat
Gambar 1.5 Hasil Output pada pencapaian strategis 1
Gambar 1.6 Profil Output terhadap sasaran strategis 2
Gambar 1.7 Profil Outcome terhadap sasaran strategis 2
Gambar 1.8 Profil Outcome terhadap sasaran strategis 3
Gambar 1.9 Profil Outcome terhadap sasaran strategis 3
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2013
LAKIP- Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 1
PENDAHULUAN
etiap tahun masing-masing unit kerja Perwakilan BPKP Seluruh Provinsi
memiliki Penetapan Kinerja yang harus dicapai, demikian juga pada tahun
2013 Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Barat sebagai lanjutan dari hasil
evaluasi kegiatan tahun 2012 yang disusun dalam bentuk Laporan Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) dengan menganalisis pencapaian kinerja sebagai
pertanggungjawaban keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan misi yang
dilaksanakan perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Barat.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Perwakilan BPKP Provinsi
Sulawesi Barat Tahun 2013 dimaksudkan sebagai perwujudan kewajiban untuk
mempertanggungjawabkan keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan pogram dalam
mencapai misi dan tujuan yang telah ditetapkan dalam Rencana Kinerja Tahunan
Tahun 2013 dan Penetapan Kinerja Tahun 2013,selain itu juga sebagai umpan balik
untuk mendorong perbaikan kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Barat di
tahun-tahun yang akan datang.
Tugas, fungsi dan kewenangan Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Barat serta aspek
strategis organisasi, kegiatan dan layanan secara sistematika penyajian Laporan
Akuntabilitas Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013 lebih lanjut diuraikan sebagai
berikut:
A. Tugas, Fungsi, dan Kewenangan Organisasi
Sesuai Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 103 Tahun 2001 tentang
Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja
Lembaga Pemerintah Non-Departemen, sebagaimana telah beberapa kali diubah,
terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 64 Tahun 2005, BPKP mempunyai tugas
Pemerintahan di bidang pengawasan keuangan dan pembangunan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
S
BAB I
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2013
LAKIP- Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 2
Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Barat adalah instansi vertikal BPKP di daerah
yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala BPKP. Fungsi BPKP
sebagaimana tersebut di atas saat ini telah diperluas dengan diterbitkannya
Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 60 Tahun 2008, BPKP sebagai auditor yang
bertanggung jawab kepada Presiden seperti dinyatakan dalam Pasal 49 PP tersebut,
BPKP berperan mendukung akuntabilitas Presiden dalam pelaksanaan pengelolaan
keuangan negara melalui fungsiPengawasan intern terhadap akuntabilitas
keuangan negara.
Dengan diterbitkannya Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 60 Tahun 2008 tentang
Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP), BPKP adalah Auditor Presiden yang
bertugas melakukan pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan negara
dan melakukan pembinaan penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern
Pemerintah (SPIP). Terkait dengan tugas, fungsi dan kewenangan BPKP tersebut,
Presiden menerbitkan Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 4 tahun 2011 tentang
Percepatan Peningkatan Kualitas Akuntabilitas Keuangan Negara. Selain itu, untuk
mempercepat implementasi penyelenggaraan SPIP, Presiden menerbitkan Inpres
Nomor 9 Tahun 2011 tentang Rencana Aksi Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi.
Dari rangkaian peraturan tersebut maka BPKP mempunyai tugas dan fungsi meliputi :
1. Kegiatan yang bersifat lintas sektoral, yaitu kegiatan yang dalam
pelaksanaannya melibatkan dua atau lebih kementerian/lembaga atau
pemerintah daerah yang tidak dapat dilakukan pengawasan oleh Aparat
Pengawasan Intern Pemerintah pada kementerian/lembaga, provinsi, atau
kabupaten/kota karena keterbatasan kewenangan;
2. Kegiatan kebendaharaan umum negara berdasarkan penetapan oleh Menteri
Keuangan selaku Bendahara Umum Negara (BUN). Khusus dalam rangka
pelaksanaan pengawasan intern atas kegiatan kebendaharaan umum negara,
Menteri Keuangan melakukan koordinasi kegiatan yang terkait dengan instansi
pemerintah lainnya;
3. Kegiatan lain berdasarkan penugasan dari Presiden:
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2013
LAKIP- Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 3
a. Reviu atas Laporan Keuangan Pemerintah Pusat sebelum disampaikan
Menteri Keuangan kepada Presiden (Pasal 57 ayat 4);
b. Pembinaan penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah.
4. Pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan negara atas kegiatan
tertentu, yang meliputi:
a. Kegiatan yang bersifat lintas sektoral;
b. Kegiatan kebendaharaan umum negara berdasarkan penetapan oleh
menteri keuangan selaku Bendahara Umum Negara (BUN); dan
c. Kegiatan lain berdasarkan penugasan dari presiden
5. Pembinaan penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah
6. Reviu atas Laporan Keuangan Pemerintah Pusat sebelum disampaikan kepada
Menteri Keuangan kepada Presiden
7. Penyampaian ikhtisar laporan hasil pengawasan yang bersifat nasional dari
hasil pengawasan BPKP dan APIP lainnya
8. Mendiagnosis keandalan sistem pengendalian yang ada;
9. Memperbaiki sistem pengendalian yang lama menjadi sistem pengendalian baru
yang menekankan pada soft control;
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013
dimaksudkan untuk memberikan informasi mengenai capaian kinerja dalam
tahun 2013 dikaitkan dengan proses pencapaian dan tujuansasaran Perwakilan
BPKP Provinsi Sulawesi Barat. Capaian kinerja tersebut merupakan tolak ukur
pada Rencana Kinerja tahun 2013 yang merupakan bentuk komitmen Kemenko
Kesra dalam mencapaikinerja yang optimal sebagai bagian dari usaha
memenuhi visi dan misi organisasi sehingga tujuandan sasaran yang ditetapkan
disesuaikan dengan kondisi yang sebenarnya.
B. Aspek Strategis Organisasi
Terbitnya PP Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah
(SPIP), mandat baru yang diemban BPKP sebagai Auditor Presiden yang memiliki
tugas sebagai pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan Negara dan
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2013
LAKIP- Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 4
pembina SPIP untuk seluruh instansi pemerintah. Mandat baru tersebut
ditindaklanjuti dengan reposisi dan revitalisasi BPKP sebagaimana dinyatakan oleh
Kepala BPKP dalam Rapat Kerja BPKP pada bulan Desember 2008. Strategi
penguatan (reposisi) BPKP tahun 2012–2014 adalahProduct Differences, Market
Differencesdan Methodology Differences.
Product Differences, kualitas produk BPKP harus bersifat strategis, makro, nasional
(lintas sektoral) yang merupakan jiwa pasal 49 PP Nomor 60 Tahun 2008. Tugas
BPKP bersifat spesifik yaitu melakukan pengawasan atas pengelolaan keuangan
negara oleh para pengguna anggaran agar tercapai tujuan akuntabilitas Presiden
dalam menjalankan amanah rakyat.
Market Differences,produk BPKP harus dikenali dengan baik siapa market BPKP.
BPKP memiliki pasar pengawasan, yaitu Presiden sebagai shareholdersutama dan
stakeholders birokrasi lain yang terdiri dari eksekutif, legislatif, yudikatif, dan
badan usaha milik negara/daerah. Banyak pihak yang sudah terbantu oleh
kinerja BPKP dan membutuhkan BPKP.
Methodology Differences, new BPKP perlu terus dikembangkan metodologi
pengawasan yang kontemporer, spesifik, dan membawa manfaat antara lain
program evaluations, policy analysis, forensic audit, performance audit, dan internal
control review
Dalam memenuhi amanah rakyat untuk mewujudkan Indonesia yang mandiri,
maju, adil, dan makmur, pemerintah telah menetapkan target pembangunan
nasional untuk jangka waktu 20 tahun melalui UU Nomor 17 Tahun 2007 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN). Target tersebut kemudian
dirinci ke dalam target pembangunan jangka menengah dan jangka pendek.Target
pembangunan jangka pendek, yang berjangka waktu satu tahun, dituangkan dalam
Rencana Kerja Pemerintah (RKP).
Untuk melaksanakan tugas, fungsi, dan dalam rangka mengawal pencapaian target
rencana jangka menengah pemerintah, BPKP telah menyusun Rencana Strategis
(Renstra) Tahun 2010-2014. Renstra memuat visi, misi, tujuan, sasaran strategis,
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2013
LAKIP- Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 5
program, dan kegiatan yang dilakukan dalam tahun 2010-2014 berikut target output
dan outcome yang akan dicapai.
C. Kegiatan dan Layanan Produk Organisasi
Dalam rangka meningkatkan efektivitas pelaksanaan tugas Perwakilan BPKP
Provinsi Sulawesi Barat sebagaimana amanah Peraturan Presiden Nomor 64
Tahun 2005 dan PP Nomor 60 Tahun 2008, melaksanakan jenis kegiatan
pengawasan pada tahap berikut ini:
1. Pre-emptif
Jenis kegiatan pre-emptif bertujuan agar auditan menyiapkan infrastruktur yang
diperlukanuntuk pengembangan good governance, pelayanan publik, dan
pemberantasan KKN. Sasaran jenis kegiatan ini mengurangi risiko birokrasi
yang bersifat laten.
2. Preventif
Jenis kegiatan preventif mencakup kegiatan konsultasi manajemen untuk
memecahkan permasalahan kesisteman yang mempengaruhi penciptaan
peringatan dini (early warning system) atas proses governance, manajemen risiko,
dan pencegahan KKN, berdasarkan pola kemitraan dengan unsur-unsur
manajemen pemerintah. Sasarannya adalah meminimalisasi peluang
berlangsungnya moral hazard di birokrasi.
3. Represif
Jenis kegiatan represif berupa audit investigatif untuk menjustifikasi
perhitungan kerugian negara atas kasus-kasus dengan atau tidak
diketemukannya indikasi melawan hukum/tindak pidana korupsi.
Sasarannya adalah terungkap dan terselesaikannya kasus-kasus
penyimpangan dan perbuatan melawan hukum
Dalam penetapan kinerja (TAPKIN) tahun 2013 Perwakilan BPKP telah
ditetapkan sejumlah 6 capaian strategies sebagai tujuan stategis,berikut ini:
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2013
LAKIP- Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 6
Tabel 1.1 Sasaran Strategis Tahun 2013
No. Sasaran Strategis
1. Meningkatnya Kualitas 1 LKPP, 90% LKKL, dan 90% LKPD
2. Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Negara sebesar 80%
3. Terselenggaranya SPM pada 200 IPD dan terselenggaranya GG pada 65%
BUMN/BUMD
4. Meningkatkan Kesadaran dan Keterlibatan K/L, Pemda, BUMN/BUMD
dalam Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi menjadi 77%
5. Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP di K/L, Pemda sebesar 60%
6. Meningkatnya efektifitas perencanaan pengawasan sebesar 90% dan
kualitas pengelolaaan keuangan sebesar 100%
Dari 6 (enam) target indikator penetapan kinerja (tapkin) yang ditetapkan dan
diukur, kemudian dinilai untukmenentukan tingkat keberhasilan dari masing-
masing program dan kegiatan. Dalam rangka peningkatan kinerja serta lebih
meningkatkan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah.Perwakilan BPKP
Provinsi Sulawesi Barat telah memiliki30 (tiga puluh) indikator kinerja utama
(IKU).
D. Struktur Organisasi
Untuk melaksanakan tugas dan fungsi BPKP di daerah, Perwakilan BPKP Provinsi
Sulawesi Barat dipimpin oleh seorang Kepala Perwakilan dan dibantu oleh 1 (satu)
Kepala Bagian Tata Usaha dan 3 (tiga) Kasubbag terdiri dari yaitu 1 (satu) orang
Kasubbag Kepegawaian dan Prolap, 1 (satu) orang Kasubbag Keuangan dan 1 (satu)
orang Kasubbag Umum (lihat Gambar1.1).
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2013
LAKIP- Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 7
Gambar 1.1 Struktur Organisasi
Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2013
Selanjutnya komposisi pegawai Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Barat saat
ini dapat disajikan dalam table sebagai berikut :
Tabel 1.2 SDM Perwakilan BPKP Provinsi Sulbar Tahun 2013
Uraian Jumlah (Orang)
1. Jumlah SDM Seluruhnya per 31 Desember 2013 64
2. Jabatan Struktural 5
3. Jabatan Fungsional, terdiri dari
Auditor Madya
Auditor Muda
Auditor Pelaksana
Auditor Penyelia
Auditor Terampil
8
6
8
5
21
2. Tata Usaha 4
3. Tenaga Harian Lepas (THL) 7
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2013
LAKIP- Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 8
Gambar 1.2 Jumlah tenaga JFA berdasarkan Jabatan Fungsional
Gambar 1.3 Jumlah SDM Perwakilan BPKP Prov Sulbar
Berdasarkan Pendidikan Tahun 2013
0
5
10
15
20
25
AuditorMadya
AuditorMuda
AuditorPelaksana
AuditorPenyelia
AuditorTerampil
S2
S1/D4
D3
Lain-lain
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2013
LAKIP- Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 9
E. Sistematika Penyajian
Pada dasarnya Laporan Akuntabilitas Kinerja ini memberikan
penjelasanmengenai pencapaian kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi.
Capaian kinerja (performance results)sebagai tolok ukur keberhasilan
melaluianalisisatas capaian kinerja terhadap rencana kinerja ini akan
memungkinkandiidentifikasikannya sejumlah celah kinerja (performance gap)
bagiperbaikan kinerja di masa datang.
Sistematika penyajian LaporanAkuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
(LAKIP) Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Barat berpedoman pada Peraturan
Menteri Negara PendayagunaanAparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Nomor 29 Tahun 2010 TentangPedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan
Akuntabilitas Kinerja InstansiPemerintah, sebagai berikut :
Analisis atas capaian kinerja terhadap rencana kinerja ini akan memungkinkan
diidentifikasikannya sejumlah celah kinerja (performance gap) bagi perbaikan
kinerja di masa datang. Dengan pola pikir seperti itu, sistematika penyajian
Laporan Akuntabilitas Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Barat Tahun
2013 disusun dalam masing-masing bab sebagai berikut:
Bab I – Pendahuluan
Menjelaskan secara ringkas latar belakang penyusunan LAKIP, gambaran
umum Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Barat, dan sistematika
penyajian.
Bab II – Perencanan dan Perjanjian Kerja
Menjelaskan muatan Rencana Strategis Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi
Barat untuk periode 2012-2014 dan Rencana Kerja dan Penetapan Kinerja
untuk tahun 2013.
Bab III – Akuntabilitas Kinerja
Menjelaskan capaian kinerja menyeluruh dari Perwakilan BPKP Provinsi
Sulawesi Barat selama tahun 2013 sebagai hasil implementasi keseluruhan
program dan kegiatan dalam periode tersebut.
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2013
LAKIP- Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 10
Bab IV – Penutup
Menjelaskan simpulan menyeluruh dari Laporan Akuntabilitas Kinerja
Instansi Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2013 ini dan
menguraikan rekomendasi yang diperlukan bagi perbaikan kinerja di masa
datang.
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2013
LAKIP- Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 11
PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
esuai dengan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman
Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah, BPKP melakukan penajaman tujuan dan sasaran strategis dan
merekonstruksi Indikator Kinerja Utama, sehingga mulai tahun 2012 ini, dapat
disajikan akuntabilitas pencapaian sasaran strategis.
Sasaran dalam Renstra Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Barat tahun 2012-2014
dimodifikasi dengan menambah secara implisit jumlah anggaran dalam perspektif
masing-masing indikator sasaran strategis dengan maksud agar dapat melakukan
penilaian terhadap pencapaian tujuan dan sasaran strategis.
A. Rencana Strategis 2012-2014
Perencanaan Strategis (Renstra) Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Barat adalah
dokumen perencanaan pembangunan tahun 2012-2014 untuk periode tiga tahun
terhitung sejak tahun 2012 sampai dengan tahun 2014. Dokumen Renstra
Perwakilan BPKP merupakan penjabaran dari visi, misi, tujuan, dan program BPKP
Pusat dengan mengacu kepada Kebijakan Pengawasan Nasional berdasarkan
kondisi Perwakilan.Penetapan periode Renstra selama tiga tahun ini disesuaikan
dengan saat mulai beroperasinya secara penuh Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi
Barat pada awal tahun 2012 dan periode Renstra BPKP Pusat dan RPJMN yang
berakhir pada tahun 2014.
Perencanaan Strategis dimaksud merupakan rencana jangka panjang Perwakilan
BPKP Provinsi Sulawesi Barat yang dibuat secara bersama-sama antara pimpinan
S
BAB II
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2013
LAKIP- Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 12
dan seluruh komponen organisasi. Perencanaan strategis bersifat adaptif terhadap
perubahan-perubahan, baik yang berasal dari internal maupun dari lingkungan
eksternal organisasi.
Adapun model rencana strategis adalah sebagai berikut:
Uraian ringkas komponen Perencanaan Strategis Perwakilan BPKP Provinsi
Sulawesi Barat Tahun 2012-2014 adalah sebagai berikut:
1. PERNYATAAN VISI
Sejalan dengan perubahan lingkungan strategis, struktur rentra Perwakilan
BPKP Provinsi Sulawesi Barat mengacu pada renstra BPKP sesuai pedoman
Penyusunan Renstra Kementerian/Lembaga (Renstra K/L) Tahun 2010-2014
sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Negara Perencanaan
Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
Nomor 5 Tahun 2010 yang diterbitkan pada tanggal 11 Agustus 2010. Termasuk
terbitnya mandat sesuai PP Nomor 60 Tahun 2008, BPKP memposisikan dirinya
sebagai APIP yang bertanggung jawab kepada Presiden.
Kontribusi BPKP untuk membantu pemerintah mewujudkan tata kelola
pemerintahan yang baik,dan akuntabilitas keuangan negara yang berkualitas
merupakan tujuan akhir yang ingin dicapai BPKP yang merepresentasikan
manfaat yang dapat diberikan BPKP kepada shareholder/stakeholder-nya.
KEBIJAKAN PENGAWASAN NASIONAL
KEBIJAKAN PENGAWASAN BPKP PUSAT
PERNYATAAN VISI
PERNYATAAN MISI
PENETAPAN TUJUAN
STRATEGI PENCAPAIAN TUJUAN:
PROGRAM KEGIATAN
ANALISIS
LINGKUNGAN
ASUMSI-ASUMSI
FAKTOR PENENTU
KEBERHASILAN
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2013
LAKIP- Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 13
Independensi ini sangat tepat untuk menggambarkan Perwakilan BPKP
Provinsi Sulawesi Barat sebagai suatu aparat pengawasan intern yang dapat
dipercaya. Kepercayaan adalah modal utama dalam hubungan antara prinsipal
dengan agen. Sebagai salah satu Kantor Perwakilan BPKP, Perwakilan BPKP
Provinsi Sulawesi Barat dalam pernyataan visinya mengacu dan mengelaborasi
visi dan misi dari BPKP Pusat. Komitmen ini selanjutnya dituangkan dalam
pernyataan visi BPKP, yaitu:
Dalam visi di atas terdapat enam kata kunci, yaituAuditor Presiden, Responsif,
Interaktif, terpercaya, Akuntabilitas Keuangan Negara dan Berkualitas.
Pemahaman atas makna kata-kata kunci tersebut akan memberikan pemahaman
yang komprehensif tentang visi. Makna ringkas dari masing-masing kata kunci
tersebut adalah sebagai berikut:
Auditor Presiden
Sebagai Auditor Presiden dipilih untuk menunjukkan kesan yang kuat bahwa
BPKP merupakan aparat pengawasan intern pemerintah yang memiliki
kompetensi dan dapat dipercaya oleh Presiden untuk membantu dalam
menjalankan fungsi pengawasan khususnya di wilayah Provinsi Sulawesi Barat.
Sebagai Auditor Presiden di daerah, Perwakilan BPKP merupakan mata dan
telinga Presiden yang melihat dan mendengar secara langsung fakta, data
maupun informasi dan segera merespon melalui suatu sistem peringatan dini
yang memberikan manfaat kepada Presiden. Oleh karena itu, lingkup
pengawasan yang menjadi perhatian Perwakilan BPKP adalah hal-hal yang
bersifat strategis, makro, lintas sektoral dan berskala nasional. Kegiatan
pengawasan difokuskan kepada pengawasan keuangan negara yang menyentuh
rakyat banyak, terutama yang mendukung pertumbuhan, dan meningkatkan
kesejahteraan.
Dalam posisi sebagai Auditor Presiden, Perwakilan BPKP mengemban amanah
Auditor Presiden yang responsif, interaktif, dan terpercaya untuk
mewujudkan akuntabilitas keuangan negara yang berkualitas.
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2013
LAKIP- Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 14
dan tanggung jawab yang besar karena dituntut mampu mendeteksi berbagai
potensi ataupun kelemahan maupun penyimpangan di bidang keuangan negara
dan mampu memberikan rekomendasi yang dapat laksanakan (applicable)
kepada pemerintah, khususnya Pemerintah Daerah. Dalam konteks tersebut,
Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Barat konsekuen untuk meyakini bahwa
alasan keberadaannya terutama lebih ditekankan kepada upaya penciptaan
proses governance, manajemen risiko, dan penerapan sistem pengendalian guna
mewujudkan akuntabilitas keuangan negara yang berkualitas, meskipun fungsi
atestasi terhadap asersi manajemen masih dapat dilakukan.
BPKP sebagai Auditor Presiden sebagai Kepala Pemerintahan yang
membedakan dirinya dari lembaga pengawasan yang lain adalah dimilikinya
kompetensi pengawasan di bidang akuntabilitas keuangan negara. Kompetensi
inti ini sejalan dengan kewenangan Presiden sebagaimana dinyatakan dalam
Pasal 6 ayat (1) UU Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, yaitu
Presiden selaku Kepala Pemerintahan memegang kekuasaan pengelolaan
keuangan negara sebagai bagian dari kekuasaan pemerintahan.
Visi Perwakilan BPKP sebagai Auditor Presiden merupakan visi yang strategis
untuk mendukung visi BPKP dalam rangka meningkatkan prinsip
independensi, baik in fact maupun in appearance terhadap semua instansi di
bawah Presiden yaitu kementerian, lembaga dan pemerintah daerah. Dengan
demikian diharapkan informasi yang dihasilkan dari proses/kegiatan
pengawasan oleh Auditor Presiden bersifat obyektif, tidak bias dan tidak
diintervensi oleh pihak-pihak lain yang menciderai penegakan prinsip
independensi.
Responsif
Responsif, cepat memberikan respon (tanggapan), tidak masa bodoh, dan
bereaksi secara tepat dan simpatik kepada seseorang atau suatu peristiwa.
Auditor Presiden yang responsif mengandung makna bahwa dalam
menjalankan perannya, Auditor BPKP tanggap terhadap permasalahan yang
dihadapi pemerintah dan segera memberikan respon/masukan kepada
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2013
LAKIP- Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 15
pengambil kebijakan.
Ini berarti bahwa BPKP tidak boleh berlama-lama dalam menentukan langkah-
langkah pengawasan yang akan dilakukan dalam mengamankan dan
menyukseskan kebijakan nasional yang ditetapkan oleh Presiden. Dalam
konteks ini, berarti BPKP tidak harus menunggu penugasan dari Presiden,
justru dengan sistem peringatan dini yang dimiliki oleh BPKP, maka BPKP
dapat segera menentukan langkah-langkah pengawasan yang efektif secara
mandiri untuk mengawal kesuksesan pelaksanaan kebijakan Presiden dan
segera mengusulkan titik-titik prioritas pengawasan yang akan dilakukan untuk
suksesnya kebijakan nasional.
Interaktif
Sifat interaktif memiliki makna saling aktif atau komunikasi dua arah. Interaktif
merupakan perkembangan lebih lanjut dari tahapan sebelumnya yang bersifat
reaktif dan proaktif. Dari reaktif yang berarti bereaksi setelah adanya suatu
kejadian, kemudian berkembang menjadi proaktif yang mengedepankan
inisiatif untuk bertindak namun masih melihat dari sisi BPKP (satu sisi), dan
kini bersifat interaktif yang mengandung nuansa bahwa BPKP
memperhatikan/mendengarkan kepentingan/kebutuhan stakeholders. Dengan
pengertian tersebut maka komunikasi antara BPKP dengan stakeholders ataupun
pelanggan haruslah selalu terjalin dengan baik dan efektif. Oleh karena itu,
Perwakilan BPKP harus membuka saluran-saluran komunikasi yang efektif,
menjalin kemitraan dengan stakeholders dan APIP lain dalam menjalankan
perannya.
Selain itu, Perwakilan BPKP dapat menjelaskan dengan baik hasil-hasil
pengawasan maupun sistem pengendalian intern yang diperlukan oleh para
pengguna/stakeholders. Sifat interaktif ini mendorong perlunya kemampuan
dan kompetensi yang tinggi bagi para auditor Perwakilan BPKP untuk berperan
sebagai guru, expert, maupun tempat bertanya yang dapat diandalkan di bidang
pengawasan.
Terpercaya
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2013
LAKIP- Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 16
Terpercaya berarti dapat diandalkan, bertanggung jawab, dan dapat
melaksanakan tugas dengan baik sesuai dengan mandat yang diberikan.
Perwakilan BPKP telah menyatakan dalam visinya sebagai Auditor Presiden
yang terpercaya, yang berarti Perwakilan BPKP memiliki integritas yang tinggi
yang didukung profesionalisme yang tinggi, sehingga dapat diandalkan untuk
memberikan hasil kerja yang berkualitas, bermanfaat dan sesuai dengan
harapan shareholders dan stakeholders.
Presiden sebagai Kepala Pemerintahan merupakan pemegang akuntabilitas
keuangan negara yang tidak dapat didelegasikan kepada pihak lain
membutuhkan keahlian BPKP sebagai Auditor Presiden dalam melakukan
pengawasan di bidang keuangan negara. Kepercayaan terhadap kinerja BPKP
telah tumbuh yang terbukti dengan ditetapkannya Peraturan Pemerintah
Nomor 60 Tahun 2008 mengenai SPIP yang memberikan mandat kepada BPKP
untuk melakukan pengawasan intern di bidang keuangan negara dan membina
SPIP. Kepercayaan stakeholders kepada BPKP juga ditunjukkan dengan
banyaknya permintaan stakeholders kepada BPKP untuk membenahi sistem dan
tata kelola pemerintahan.
Akuntabilitas Keuangan Negara
Akuntabilitas didefinisikan sebagai suatu perwujudan kewajiban untuk
mempertanggungjawabkan keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan misi
organisasidalam mencapai tujuan-tujuan dan sasaran-sasaran yang telah
ditetapkan, melalui suatu media pertanggungjawaban, yang dilaksanakan
secara periodik. Sedangkan keuangan negara sebagaimana dinyatakan dalam
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, berarti
semua hak dan kewajiban negara yang dapat dinilai dengan uang, serta segala
sesuatu baik berupa uang maupun berupa barang yang dapat dijadikan milik
negara berhubung dengan pelaksanaan hak dan kewajiban tersebut.
Keuangan negara ini meliputi:
Hak negara untuk memungut pajak, mengeluarkan dan mengedarkan uang,
dan melakukan pinjaman;
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2013
LAKIP- Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 17
Kewajiban negara untuk menyelenggarakan tugas layanan umum
pemerintahan negara dan membayar tagihan pihak ketiga;
Penerimaan Negara;
Pengeluaran Negara;
Penerimaan Daerah;
Pengeluaran Daerah;
Kekayaan negara/kekayaan daerah yang dikelola sendiri atau oleh pihak
lain berupa uang, surat berharga, piutang barang, serta hak-hak lain yang
dapat dinilai dengan uang, termasuk kekayaan yang dipisahkan pada
perusahaan negara/daerah;
Kekayaan pihak lain yang dikuasai oleh pemerintah dalam rangka
penyelenggaraan tugas pemerintahan dan/atau kepentingan umum;
Kekayaan pihak lain yang diperoleh dengan menggunakan fasilitas yang
diberikan pemerintah.
Dengan demikian, akuntabilitas keuangan negara memiliki lingkup yang luas,
yaitu pertanggungjawaban atas semua hak dan kewajiban negara yang dapat
dinilai dengan uang, serta segala sesuatu baik berupa uang maupun barang
yang dapat dijadikan milik negara berhubung dengan pelaksanaan hak dan
kewajiban tersebut, yang dimiliki negara dan/atau dikuasai oleh Pemerintah
Pusat, Pemerintah Daerah, Perusahaan negara/daerah, dan badan lain yang ada
kaitannya dengan keuangan negara dalam rangka penyelenggaraaan
pemerintahan negara. Akuntabilitas keuangan negara tidak sekedar
pertanggungjawaban penggunaan dana dan proses pengelolaannya, namun
yang terpenting adalah pertanggungjawaban kinerja/hasil (outcome) atas
pengelolaan keuangan negara.
Sesuai dengan pasal 6 ayat 1 UU No.17 Tahun 2003, Presiden selaku Kepala
Pemerintahan memegang kekuasaaan pengelolaan Keuangan Negara sebagai
bagian dari kekuasaan Pemerintahan. Selanjutnya, kekuasaan tersebut:
Dikuasakan kepada Menteri Keuangan selaku pengelola fiskal dan Wakil
Pemerintah dalam kepemilikan kekayaan negara yang dipisahkan;
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2013
LAKIP- Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 18
Dikuasakan kepada Menteri/Pimpinan Lembaga selaku Pengguna
Anggaran/Pengguna Barang Kementerian Negara/Lembaga yang
dipimpinnya;
Diserahkan kepada Gubernur/Bupati/Walikota selaku Kepala Pemerintahan
Daerah untuk mengelola keuangan daerah dan mewakili pemerintah daerah
dalam pemilikan kekayaan daerah yang dipisahkan.
Meskipun pengelolaan keuangan negara tersebut dapat dikuasakan, namun
akuntabilitas keuangan negara tetap melekat pada Presiden. Akuntabilitas
keuangan negara oleh Presiden ini meliputi kewajiban seorang Presiden untuk
memberikan pertanggungjawaban atau untuk menjawab dan menerangkan
kinerja dan tindakan Presiden di bidang keuangan negara kepada pihak yang
memiliki hak atau kewenangan untuk meminta pertanggungjawaban. Prinsip
akuntabilitas keuangan negara menghendaki bahwa proses pengambilan
keputusan atau kinerja keuangan negara dapat dimonitor, dinilai, dan dikritisi.
Selain itu, pertanggungjawaban keuangan negara tersebut harus dapat
ditelusuri sampai ke bukti dasarnya (traceableness) dandapat diterima secara
logis (reasonableness). BPKP sebagai Auditor Presiden berperan membantu
pengawasan dalam bidang keuangan negara agar akuntabilitas Presiden dapat
memuaskan seluruh rakyat Indonesia.
Berkualitas
Akuntabilitas keuangan negara yang berkualitas ditunjukkan dengan tiga ciri
yaitu akuntabel, transparan dan partisipatif. Hal ini berarti
bahwapertanggungjawaban keuangan negara harus dapat diandalkan,
mengungkapkan secara terbuka informasi yang material dan relevan serta
berasal dari suatu proses yang melibatkan berbagai pihak terkait. Akuntabilitas
keuangan negara yang berkualitas mendukung akuntabilitas Presiden sebagai
pemegang kekuasaan pengelolaan keuangan negara.
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2013
LAKIP- Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 19
2. PERNYATAAN MISI
Misi merupakan menjabarkan lebih lanjut visi dan berisi pernyataan tentang apa
yang akan dilakukan untuk mencapai visi. Perumusan misi mengacu kepada
tugas dan kewenangan yang telah diberikan kepada BPKP. Tugas dan
kewenangan BPKP semula diatur dalam Keputusan Presiden Nomor 31 Tahun
1983 tentang Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan, kemudian
diperbarui dengan Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang
Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja
Lembaga Pemerintah Non-Departemen.
Dengan terbitnya Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah, maka BPKP berperan penting dalam
mendukung akuntabilitas Presiden terutama dalam lingkup penyelenggaraan
keuangan negara dan pembinaan penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern
Pemerintah (SPIP). Empat misi Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Barat adalah
sebagai berikut:
1) Menyelenggarakan pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan
negara yang mendukung tata kepemerintahan yang baik dan bebas KKN
di Wilayah perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Barat;
2) Membina secara efektif penyelenggaraan sistem pengendalian intern
pemerintahdi Wilayah perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Barat;
3) Mengembangkan kapasitas pengawasan intern pemerintah yang
profesional dan kompeten di Wilayah perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi
Barat;
4) Menyelenggarakan sistem dukungan pengambilan keputusan yang andal
bagi Presiden/Pemerintah di Wilayah perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi
Barat.
Penjelasan masing-masing misi adalah sebagai berikut :
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2013
LAKIP- Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 20
MISI 1
Fungsi utama BPKP memberikan assurance terhadap penyelenggaraan
akuntabilitas pengelolaan keuangan negara serta memberikan fungsi consultancy
yaitu pemberian umpan balik sebagai bahan masukan bagi Presiden/Pemerintah
untuk memastikan tercapainya efektivitas kinerja pemerintah dan pengelolaan
keuangan negara berupa rekomendasi perbaikan tata kelola pemerintahan yang
baik. Sebagai Auditor Presiden dalam melaksanakan pengawasan intern atas
akuntabilitas keuangan negara dilakukan untuk membantu Presiden selaku
shareholder BPKP dalam mendorong terwujudnya tata kepemerintahan yang baik
dan mendorong upaya pencegahan KKN.
Kegiatan yang bersifat lintas sektoral pada dasarnya merupakan kegiatan yang
dalam pelaksanaannya melibatkan dua atau lebih kementerian negara/lembaga
atau pemerintah daerah yang tidak dapat dilakukan pengawasannya oleh APIP
lain. Pengawasan kegiatan lintas sektoral diharapkan dapat memberikan informasi
yang bersifat makro dan komprehensif atas pelaksanaan program/kegiatan
pemerintah pusat maupun daerah, sehingga bermanfaat bagi pengambilan
keputusan atau penentuan kebijakan.
Pengawasan intern terhadap kegiatan kebendaharaan umum negara diharapkan
dapat memberi masukan dan feedback kepada Menteri Keuangan selaku Bendahara
Umum Negara (BUN) mengenai pengelolaan BUN yang dilakukan oleh institusi di
luar Kementerian Keuangan, yang secara hukum tidak dapat diawasi oleh APIP
selain BPKP.Pengawasan atas kegiatan lain berdasarkan penugasan dari Presiden
merupakan kegiatan BPKP dalam rangka merespon permasalahan-permasalahan
strategis yang mendesak untuk ditangani (current issues) sesuai dengan perintah
Presiden dan kabinetnya. Pelaksanaan penugasan tersebut merupakan
implementasi yang nyata dari peran BPKP sebagai Auditor Presiden.
Menyelenggarakan pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan
negara yang mendukung tata kepemerintahan yang baik dan bebas KKN di
Wilayah perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Barat
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2013
LAKIP- Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 21
MISI 2
Sesuai PP Nomor 60 Tahun 2008,pasal 2 dinyatakan bahwa untuk mencapai
pengelolaan keuangan negara yang efektif, efisien, transparan, dan akuntabel,
menteri/pimpinan lembaga, gubernur, dan bupati/walikota wajib melakukan
pengendalian atas penyelenggaraan kegiatan pemerintahan dengan berpedoman
pada Sistem Pengendalian Intern Pemerintah.Tanggung jawab atas efektivitas
penyelenggaraan SPI berada di tangan menteri/pimpinan lembaga, gubernur, dan
bupati/walikota di lingkungan masing-masing.
Tugas pembinaan penyelenggaraan SPI terhadap seluruh instansi pemerintah ini
diamanatkan kepada BPKP sesuai dengan pasal 59 PP Nomor 60 Tahun 2008.
Kegiatan pembinaan SPIP tersebut mencakupPenyusunan pedoman teknis
penyelenggaraan SPIP, Sosialisasi SPIP, Pendidikan dan pelatihan SPIP,
Pembimbingan dan konsultansi SPIP sertaPeningkatan kompetensi auditor aparat
pengawasan intern pemerintah.
MISI 3
Tanggung jawab BPKP sebagaikomunitas pengawasan intern pemerintah, untuk
turut serta dalam mengembangkan sistem pengawasan nasional yang terpadu.
Pengembangan sistem pengawasan nasional terpadu tentunya dilakukan bersama-
sama APIP lainnya yaitu Inspektorat Jenderal Kementerian, Unit Pengawasan
LPNK, Inspektorat Provinsi/Kabupaten/Kota, dan Satuan Pengawasan Intern
(SPI) BUMN/BUMD/BUL, maupun dengan Instansi Pemerintah lain yang
mengoordinasikan kegiatan pengawasan seperti Kementerian Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi serta Kementerian Dalam Negeri, serta
pihak-pihak lainnya yang berkepentingan.
Membina secara efektif penyelenggaraan sistem pengendalian intern pemerintahdi
Wilayah perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Barat
Mengembangkan kapasitas pengawasan intern pemerintah yang profesional dan
kompeten di Wilayah perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Barat
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2013
LAKIP- Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 22
Peran BPKP dalam mengembangkan kapasitas APIP baik dari sisi Sumber Daya
Manusia, organisasi maupun sistem dan prosedur mencakup pembinaan
kompetensi APIP, melalui pendidikan dan pelatihan auditor,pembinaan jabatan
fungsional auditor dan sertifikasi auditor, penelitian dan pengembangan sistem
dan prosedur pengawasan, pengembangan kapasitas internal BPKP,
pemeriksaan/pengawasan internal BPKP, pendukung/fasilitasi pengawasan dan
sinergi dengan APIP lain.
MISI 4
Peran BPKP sebagai Auditor Presiden dalam rangka membangun sistem
dukungan pengambilan keputusan Presiden/Pemerintah yang efektif melalui
suatu Sistem Akuntabilitas Presiden (President Accountability Systems) atau yang
dikenal sebagai PASs. Sistem ini akan menjadi alat kendali (control) bagi Presiden
terhadap implementasi akuntabilitas Presiden dalam pengelolaan keuangan
negara, yang berbasis web, online, dengan data yang sedapat mungkin real-time,
yang menampilkan informasi secara utuh (integrated) terkait dengan implementasi
akuntabilitas Presiden. Dengan sistem seperti ini Presiden akan memperoleh
informasi mengenai capaian kinerjanya yang mendekati real-time sehingga dapat
melakukan tindakan korektif yang cepat jika terdapat perbedaan antara realisasi
dengan rencana pada saat tertentu.
Dalam rangka mengembangkan pelaporan akuntabilitas di Indonesia, masing-
masing kementerian/lembaga dan pemerintah daerah dituntut untuk menyusun
indikator capaian kinerja yang terukur sehingga dapat membantu Presiden dalam
menyampaikan akuntabilitasnya kepada rakyat sesuai dengan amanah UUD.
Terkait hal tersebut, BPKP mendorong dibangunnya PASs. Tujuan dari PASs
adalah memberikan solusi terhadap kebuntuan (missing link) proses pelaporan
akuntabilitas pengelolaan keuangan negara, mensinergikan sumber daya informasi
Menyelenggarakan sistem dukungan pengambilan keputusan yang andal bagi
Presiden/Pemerintah di Wilayah perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Barat
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2013
LAKIP- Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 23
antar kementerian/lembaga (pusat dan daerah) sehingga memungkinkan
pertukaran data/informasi, serta memudahkan Presiden untuk memonitor dan
mengendalikan kemajuan (progress) masing-masing program/agenda Pemerintah.
3. TUJUAN STRATEGIS
Tujuan strategis merupakan penjabaran dari misi yang telah ditetapkan dan bersifat
lebih operasional yang merupakan hasil akhir yang ingin dicapai atau dihasilkan
dalam batas waktu satu sampai dengan lima tahun. Masing-masing tujuan
dirumuskan dengan mempertimbangkan keseimbangan empat perspektif yaitu
dari perspektif manfaat bagi pihak stakeholders, manfaat kepada auditan/pengguna
jasa, perspektif proses internal dan perspektif pembelajaran dan pertumbuhan.
Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Barat memiliki enam tujuan yang dapat
dikelompokkan berdasarkan pendekatan empat perspektif dan berdasarkan misi,
dengan uraian sebagai berikut:
3.1 Tujuan berdasarkan empat perspektif manfaat bagi stakeholders
Pengelompokan enam tujuan Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Barat
berdasarkan pendekatan perspektif manfaat adalah sebagai berikut:
Meningkatnya kualitas akuntabilitas program pemerintah dan
kebendaharaan umum negara;
Meningkatnya tata kepemerintahan daerah yang baik;
Terciptanya iklim yang memudahkan pengungkapan kasus kerugian
keuangan negara;
Meningkatnya kualitas penyelenggaraan sistem pengendalian intern
pemerintah;
Meningkatnya kapasitas aparat pengawasan intern pemerintah yang
profesional dan kompeten;
Terimplementasinya sistem dukungan pengambilan keputusan
Presiden/pemerintah.
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2013
LAKIP- Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 24
3.2 Tujuan berdasarkan misi
Pengelompokan enam tujuan berdasarkan misi adalah sebagaimana terlihat
pada tabel berikut:
TABEL 2.1 TUJUAN STRATEGIS BERDASARKAN MISI
MISI TUJUAN STRATEGIS
Misi 1:
Meningkatkan pengawasan intern
terhadapakuntabilitas keuangan
negara yang mendukung tata
kepemerintahan yang baik dan bebas
KKN di Provinsi Sulawesi Barat.
1.1 Meningkatnya kualitas akuntabilitas
Program Pemerintah dan
Kebendaharaan Umum Negara
1.2 Meningkatnya Tata Kepemerintahan
daerah yang baik
1.3 Terciptanya iklim yang memudahkan
pengungkapan kasus Kerugian
Keuangan Negara
Misi 2:
Meningkatkan efektifitas Pembinaan
Sistem Pengendalian Intern
Pemerintahdi Provinsi Sulawesi
Barat.
2.1 Meningkatnya kualitas
penyelenggaraan sistem pengendalian
intern pemerintah
Misi 3:
Mengembangkan kapasitas
pengawasan intern pemerintah yang
profesional dan kompeten di
Provinsi Sulawesi Barat
3.1 Meningkatnya kapasitas aparat
pengawasan intern pemerintah (APIP)
yang profesional dan kompeten
Misi 4:
Menyelenggarakan sistem
dukungan pengambilan keputusan
yang andal bagi pemerintah di
ProvinsiSulawesi Barat
4.1 Terimplementasinya sistem dukungan
pengambilan keputusan
Presiden/pemerintah
4. SASARAN STRATEGIS
Sasaran strategis merupakan penjabaran lebih lanjut dari tujuan, yang dirumuskan
secara spesifik dan terukur untuk dapat dicapai dalam kurun waktu lebih pendek
dari tujuan.Sebagaimana tujuan, sasaran strategis merupakan kondisi yang
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2013
LAKIP- Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 25
diharapkan dalam kurun waktu tertentu; sasaran strategis merupakan ukuran
pencapaian dari tujuan. Dengan pengertian ini, dan dikaitkan dengan tujuannya,
sasaran strategis Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Barat untuk tahun 2012-2014
adalah sebagai berikut:
1) Meningkatnya Kualitas 1 LKPP, 95% LKKL, dan 95% LKPD;
2) Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Negara sebesar 87,50%;
3) Terselenggaranya Standar Pelayanan Minimal (SPM) pada 300 Instansi
Pemerintah Daerah (IPD) dan terselenggaranya Good Governance (GG) pada
75% BUMN/BUMD;
4) Meningkatkan Kesadaran dan Keterlibatan K/L/Pemda, BUMN/BUMD dalam
Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Menjadi 80%;
5) Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP 70% di K/L/ Pemda;
6) Meningkatnya kapasitas aparat pengawasan intern pemerintah yang
profesional dan kompeten pada 80% K/L/Pemda;
Dikaitkan dengan tujuannya, sasaran strategis Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi
Barat untuk tahun 2012-2014 adalah sebagaimana terlihat pada Tabel 2.1.
5. INDIKATOR KINERJA UTAMA
Setiap program dan kegiatan dalam Renstra dinyatakan dalam suatu indikator
kinerja yang spesifik, terukur, dapat dicapai, relevan, dan berjangka waktu. Hanya
dengan indikator kinerja yang memenuhi kelima karakterisitik kualitatif inilah
keberhasilan pencapaian program dan kegiatan nantinya dapat dilakukan.
Keberhasilan program diukur dengan indikator hasil (outcome), sedangkan
keberhasilan kegiatan diukur dengan menggunakan indikator keluaran (output).
Penetapan indikator program dilakukan dengan mempertimbangkan tujuan
program dan kegiatan-kegiatan yang mendukung program tersebut.
Sesuai dengan Peraturan Menteri Negara Perencanaan Pembangunan
Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Nomor 5 Tahun
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2013
LAKIP- Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 26
2009, pencapaian indikator hasil (outcome) merupakan tanggung jawab unit Eselon I
sedangkan pencapaian indikator keluaran (output) merupakan tanggung jawab unit
Eselon II atau unit Eselon III mandiri. Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Barat
sebagai sebuah unit kerja Eselon III mandiri yang merupakan perpanjangan tangan
BPKP Pusat di daerah bertanggung jawab atas pencapaian indikator-indikator
output sebagai dukungan terhadap pencapaian indikator outcome BPKP Pusat.
Indikator kinerja utama (IKU) Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Barat disajikan
pada tabel berikut ini:
TABEL 2.2 INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)
PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI BARAT TAHUN 2013
1. Persentase IPP yang laporan keuangannya memperoleh opini minimal WDP
2. Persentase jumlah laporan audit atas proyek PHLN yang opini auditnya WTP
3. Persentase BUMD yang laporan keuangannya memperoleh opini WDP
4. Persentase IPD yang laporan keuangannya memperoleh opini minimal WDP
5. Persentase peningkatan penerimaan Negara hasil pengawasan
6. Persentase penghematan biaya (cost saving) dibandingkan dengan nilai yang diaudit
7. Jumlah IPD yang melaksanakan pelayanan sesuai standar pelayanan minimal/pelayanan prima
8. Persentase BUMN/D/BLU/D yang GCG atau KPI mendapat skor baik
9. BUMD yang kinerjanya memperoleh predikat baik
10. Pemahaman dan kepedulian atas permasalahan korupsi
11. IPP/IPD/BUMN/BUMD berisiko fraud yang mengimplementasikan FCP
12. Persentase terselesaikannya kasus HKP, klaim dan penyesuaian harga
13. Persentase penyerahan kasus kepada instansi penegak hukum
14. Hasil LHI yang ditindaklanjuti oleh instansi berwenang
15. Persentase telahaan terhadap laporan penugasan investigasi yang memenuhi standar
16. Persentase K/L dan Pemda yang menyelenggarakan SPIP sesuai PP Nomor 60 Tahun 2008
17. Jumlah K/L dan Pemda yang telah memiliki dokumen/desain SPIP sesuai PP No 60 Tahun 2008
18. Jumlah K/L dan Pemda yang telah telah memperbaiki Sistem Pengendalian Intern
19. Tingkat penerapan jabatan Fungsional Auditor
20. Rasio SDM terdiklat sesuai kompetensi terhadap total jumlah yang dibutuhkan
21. Persentase jumlah pegawai BPKP yang kompeten dan professional di setiap bidang kompetensi yang dibutuhkan
6. PROGRAM DAN KEGIATAN
Program merupakan kumpulan kegiatan nyata, sistematis, dan terpadu yang
dilaksanakan oleh seluruh komponen organisasi guna mencapai tujuan. Hal-hal
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2013
LAKIP- Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 27
yang menjadi landasan penetapan program kerja Perwakilan BPKP Provinsi
Sulawesi Barat adalah, memperhatikan kepentingan masing-masing
kelompok/gugus tugas, Menyesuaikan Program Kerja BPKP Pusat,
mempertimbangkan keadaan masa lampau, kini dan masa datang, memperhatikan
skala prioritas yang menunjang visi dan misi.
Program Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Barat tahun 2013 disusun dengan
memperhatikan tugas pokok dan fungsi, visi dan misi yang telah ditetapkan dan
penetapan kinerja tahun 2012, terdiri dari:
1. Program Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan Pembinaan
Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah;
2. Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya BPKP;
3. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Negara-BPKP.
Berdasarkan program-program tersebut selanjutnya disusun kegiatan-kegiatan.
Kegiatan merupakan bagian dari program, dimana pada level kantor perwakilan
dilaksanakan oleh koordinator pengawasan yang terdiri dari sekumpulan tindakan
pengerahan sumber daya berupa personil, barang modal termasuk peralatan dan
teknologi, dana dan atau kombinasi dari beberapa atau kesemua jenis sumber daya
tersebut sebagai masukan (input) untuk menghasilkan keluaran (output) dalam
bentuk barang/jasa. Koordinator pengawasan bersifat memberikan pelayanan
eksternal dengan melaksanakan kegiatan teknis. Sedangkan kegiatan generik
dilaksanakan oleh koordinator administrasi ketatausahaan yang bersifat
memberikan pelayanan internal.
Program dan kegiatan yang diselenggarakan oleh Perwakilan BPKP Provinsi
Sulawesi Barat dalam rangka mendukung pencapaian sasaran strategis tahun 2013
secara ringkas dapat dilihat pada Tabel 2.3 :
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2013
LAKIP- Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 28
Tabel 2.3 Program dan Kegiatan Teknis Perwakilan BPKP Prov Sulbar
Program 1: Program Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan
Pembinaan Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah
1. Pengendalian/pelaksanaan pengawasan intern akuntabilitas keuangan Negara
dan pembinaan SPIP K/L bidang Fiskal dan investasi-SPIP)
2. Melaksanakan pengawasan intern akuntabilitas keuangan Negara dan
pembinaan penyelenggaraan SPIP
Program 2 : Program dukungan manajemen pelaksanaan tugas teknis lainnya BPKP
1. Fasilitas dukungan manajemen perwakilan BPKP
Program 3 : Program peningkatan sarana dan prasarana aparatur-BPKP
1. Pengadaan dan penyaluran sarana dan prasarana perwakilan BPKP
Sedangkan kegiatan-kegiatan generik adalah sebagai berikut:
1. Kegiatan yang berada pada program dukungan manajemen dan pelaksanaan
tugas teknis lainya :
a. Pelayanan gaji honorarium dan tunjangan
b. Pelayanan operasional perkantoran
c. Penyusunan rencana kerja/teknis
d. Pembinaan administrasi pengelolaan kepegawaian
e. Pembinaan administrasi dan pengelolaan keuangan
f. Penyuluhan dan penyebaran informasi
g. Pembinaan administrasi dan pengelolaan perlengkapan
h. Peer reviu pengawasan perwakilan
i. Pembinaan dan penilaian jabatan fungsional
j. Penyelenggaraan SIM di internal BPKP
2. Kegiatan yang berada pada perogram peningkatan sarana dan prasarana
aparatur negara-BPKP
A. PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2013
Perjanjian Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Barat dituangkan dalam
dokumen Penetapan Kinerja Tahunan. Dasar hukum penyusunan Penetapan
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2013
LAKIP- Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 29
Kinerja adalah Inpres Nomor 5 Tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan
Korupsi yang ditindaklanjuti dengan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2012 tentang
Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Peraturan Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah.
Penetapan kinerja pada dasarnya adalah pernyataan komitmen yang
merepresentasikan tekad dan janji untuk mencapai kinerja yang jelas dan terukur
dalam rentang waktu satu tahun tertentu dengan mempertimbangkan sumber
daya yang dikelolanya. Tujuan khusus penetapan kinerja antara lain adalah
untuk:
1) Meningkatkan akuntabilitas, transparansi, dan kinerja aparatur; sebagai wujud
nyata komitmen antara penerima amanah dengan pemberi amanah; sebagai
dasar penilaian keberhasilan/kegagalan pencapaian tujuan dan sasaran
organisasi;
2) Menciptakan tolok ukur kinerja sebagai dasar evaluasi kinerja aparatur; dan
sebagai dasar pemberian reward atau penghargaan dan sanksi.
Subtansi yang ada dalam Rencana Kinerja Tahunan maupun Penetapan Kinerja
memuat tentang indikator output pada program teknis dan program generik yang
akan dicapai pada tahun 2013 mengacu pada Rencana Strategis Perwakilan BPKP
Provinsi Sulawesi Barat.Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Barat
telahmenetapkan Penetapan Kinerja (PK) yang merupakan dokumen berisi
sasaran strategis,indikator kinerja output (IKU), target dan program serta
anggaran untuk tahun 2013 sebagaimana terlihat pada Tabel 2.4 berikut ini:
Tabel 2.4
Tapkin Tahun 2013
Sasaran strategis dan Indikator Kinerja Output dan Outcome Satuan Target
1. Sasaran Strategis 1: Meningkatnya Kualitas 1 LKPP, 90% LKKL, dan 90% LKPD
1.1.1 Persentase IPP yang laporan keuangannya memperoleh opini minimal WDP persen
1. 1.1.2 Persentase jumlah laporan audit atas proyek PHLN yang opini auditnya WTP persen
2. 1.1.3 Persentase BUMD yang laporan keuangannya memperoleh opini WDP persen
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2013
LAKIP- Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 30
1.2.1 Laporan hasil bimbingan teknis/ asistensi penyusunan LKKL bidang
Perekonomian
Lap 1
1.2.2 Laporan hasil bimbingan teknis/ asistensi penyusunan LKKL bidang Polsoskam Lap 9
1.2.3 Laporan hasil bimtek/ asistensi penyusunan LKPD Lap 2
1.2.4 Laporan hasil pengawasan atas Proyek PHLN Lap 21
1.2.5 Laporan hasil pengawasan lintas sektor Bidang Perekonomian Lap 10
1.2.6 Laporan hasil pengawasan lintas sektor bidang Polsoskam Lap 8
1.2.7 Laporan hasil pengawasan lintas sektor bidang Keuangan Daerah Lap 0
1.2.8 Laporan hasil pengawasan atas permintaan presiden Bidang Polsoskam Lap 6
1.2.9 Laporan hasil pengawasan atas permintaan presiden Bidang Keuangan Daerah Lap 2
1.2.10 Laporan hasil pengawasan atas permintaan stakeholder bidang Perekonomian Lap 1
1.2.11 Laporan hasil pengawasan atas permintaan stakeholder bidang Polsoskam Lap 1
1.2.12 Laporan hasil pengawasan atas permintaan stakeholder bidang Keuangan Daerah Lap 0
1.2.13 Laporan hasil bimtek/asistensi penyusunan LK BUMD Lap 5
Sasaran Strategis 2 : Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Daerah sebesar 80%
2.1.1 Persentase peningkatan penerimaan Negara hasil pengawasan Persen
2.1.2 Persentase penghematan biaya (cost saving) dibandingkan dengan nilai yang diaudit
persen
2.2.1 Laporan hasil pengawasan BUN bidang Perekonomian Lap 1
2.2.2 Laporan hasil pengawasan BUN bidang Polsoskam Lap 6
2.2.3 Laporan hasil pengawasan BUN bidang Keuangan Daerah Lap 24
2.2.4 Laporan hasil pengawasan BUN bidang Akuntan Negara Lap 0
2.2.5 Laporan hasil pengawasan atas penerimaan negara Bidang Perekonomian Lap 1
2.2.6 Laporan hasil pengawasan atas penerimaan negara bidang Polsoskam Lap 1
2.2.7 Laporan hasil pengawasan atas penerimaan negara sektor korporat Lap 0
Sasaran Strategis 3 : Terselenggaranya SPM pada 200 IPD dan terselenggaranya GG pada
65% BUMN/BUMD
3.1.1. Jumlah IPD yang melaksanakan pelayanan sesuai standar pelayanan minimal/pelayanan prima
persen
3.1.2 Persentase BUMN/D/BLU/D yang GCG atau KPI mendapat skor baik persen
3.1.3 BUMD yang kinerjanya memperoleh predikat baik persen
3.2.1 Laporan hasil bimtek/asistensi GCG/KPI sektor korporat Lap 0
3.2.2 Laporan hasil pengawasan atas kinerja pelayanan publik bidang Keuangan
Daerah
Lap 12
3.2.3 Laporan hasil pengawasan atas kinerja PSO BUMN Lap 0
3.2.4 Laporan hasil pengawasan atas kinerja BUMD Lap 3
Sasaran Strategis 4 : Meningkatkan Kesadaran dan Keterlibatan K/L, Pemda,
BUMN/BUMD Dalam Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Menjadi 77%
4.1.1 Pemahaman dan kepedulian atas permasalahan korupsi persen
4.1.2 IPP/IPD/BUMN/BUMD berisiko fraud yang mengimplementasikan FCP persen
4.1.3 Persentase terselesaikannya kasus HKP, klaim dan penyesuaian harga persen
4.1.4 Persentase penyerahan kasus kepada instansi penegak hukum persen
4.1.5 Hasil LHI yang ditindaklanjuti oleh instansi berwenang persen
4.1.6 Persentase telahaan terhadap laporan penugasan investigasi yang memenuhi standar
persen
4.2.1 Laporan hasil sosialisasi masalah korupsi Lap 0
4.2.3 Laporan hasil bimtek/asistensi implementasi FCP Lap 1
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2013
LAKIP- Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 31
4.2.4 Laporan hasil kajian pengawasan Lap
4.2.5 Laporan hasil audit investigasi atas HKP, Eskalasi dan Klaim Lap 1
4.2.6 Laporan hasil audit investigasi, perhitungan kerugian negara, dan pemberian
keterangan ahli atas permintaan Instansi Penyidik
Lap 9
4.2.7 Laporan hasil audit investigasi atas permintaan Instansi lainnya Lap 2
Sasaran Strategis 5 : Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP di 60% K/L/Pemda
5.1.1 Persentase K/L dan Pemda yang menyelenggarakan SPIP sesuai PP Nomor 60 Tahun 2008
Persen 0
5.1.2 Jumlah K/L dan Pemda yang telah memiliki dokumen/desain SPIP sesuai PP No 60 Tahun 2008
Persen
5.1.3 Jumlah K/L dan Pemda yang telah telah memperbaiki Sistem Pengendalian Intern
Persen
5.2.1 Laporan hasil pembinaan penyelenggaraan SPIP bidang Perekonomian Lap
5.2.2 Laporan hasil pembinaan penyelenggaraan SPIP bidang Polsoskam Lap 0
5.2.3 Laporan hasil pembinaan penyelenggaraan SPIP bidang Keuangan Daerah Lap 9
Sasaran Strategis 6 : Meningkatnya efektifitas perencanaan pengawasan sebesar 90% dan
kualitas pengelolaaan keuangan sebesar 100%
6.1.1 Tingkat penerapan jabatan Fungsional Auditor Persen
6.1.2 Rasio SDM terdiklat sesuai kompetensi terhadap total jumlah yang dibutuhkan Persen
6.1.3 Persentase jumlah pegawai BPKP yang kompeten dan professional di setiap bidang kompetensi yang dibutuhkan
Persen
6.2.1 Jumlah sosialisasi dan bimtek penerapan JFA APIP Daerah Lap 0
6.2.2 Jumlah sosialisasi dan bimtek penerapan tatakelola APIP Daerah Lap 0
6.2.3 Laporan evaluasi penerapan tatakelola APIP Daerah Lap 1
6.2.4 Laporan Dukungan Manajemen Perwakilan BPKP Lap 30
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2013
LAKIP- Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 32
AKUNTABILITAS KINERJA
A. CAPAIAN KINERJA
erdasarkan Penetapan Kinerja Tahunan 2013, 6 (enam) sasaran kinerja
selanjutnya diukur dengan mengaplikasikan 39 indikator
kinerja,Pengukuran tingkat capaiankinerja Perwakilan BPKP tahun
2013 yang dilakukan dengan cara membandingkan antara target dengan
realisasimasing-masing indikator kinerja sasaran serta membandingkan
capaiankinerja Perwakilan BPKP Provinsi Sulbar tahun 2013. Rincian tingkat
capaian kinerjamasing-masing indikator tersebut dapat diilustrasikan dalam table
berikut:
Tabel 3.1 Pengukuran Kinerja
Sasaran Kinerja Indikator Kinerja Outcome Target Real %
Capain
Meningkatnya
Kualitas 1 LKPP, 90% LKKL, dan 90% LKPD
Laporan hasil bimbingan teknis/ asistensi penyusunan LKKL bidang Perekonomian
1 1 100,00
Laporan hasil bimbingan teknis/ asistensi penyusunan LKKL bidang Polsoskam
9 7 77,78
Laporan hasil bimtek/ asistensi penyusunan LKPD 2 1 50,00
Laporan hasil pengawasan atas Proyek PHLN 21 22 104,76
Laporan hasil pengawasan lintas sektor Bidang Perekonomian 10 10 100,00
Laporan hasil pengawasan lintas sektor bidang Polsoskam 8 8 100,00
Laporan hasil pengawasan lintas sektor bidang Keuangan Daerah 0 0
Laporan hasil pengawasan atas permintaan presiden Bidang Polsoskam
6 6 100,00
Laporan hasil pengawasan atas permintaan presiden Bidang Keuangan Daerah
2 2 100,00
Laporan hasil pengawasan atas permintaan stakeholder bidang Perekonomian
1 1 100,00
Laporan hasil pengawasan atas permintaan stakeholder bidang Polsoskam
1 1 100,00
Laporan hasil pengawasan atas permintaan stakeholder bidang Keuangan Daerah
0 0
Laporan hasil bimtek/asistensi penyusunan LK BUMD 5 5 100,00
Tercapainya Optimalisasi
Penerimaan Daerah sebesar 80%
Laporan hasil pengawasan BUN bidang Perekonomian 1 1 100,00
Laporan hasil pengawasan BUN bidang Polsoskam 6 5 83.34
Laporan hasil pengawasan BUN bidang Keuangan Daerah 24 23 95,83
B
BAB III
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2013
LAKIP- Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 33
Laporan hasil pengawasan BUN bidang Akuntan Negara 0 0
Laporan hasil pengawasan atas penerimaan negara Bidang
Perekonomian
1 0
Laporan hasil pengawasan atas penerimaan negara bidang
Polsoskam
1 0
Laporan hasil pengawasan atas penerimaan negara sektor korporat 0 0
Terselenggaranya SPM pada 200 IPD
dan terselenggaranya GG pada 65%
BUMN/BUMD
Laporan hasil bimtek/asistensi GCG/KPI sektor korporat 0 0
Laporan hasil pengawasan atas kinerja pelayanan publik bidang
Keuangan Daerah
12 11 91,69
Laporan hasil pengawasan atas kinerja PSO BUMN 0 0
Laporan hasil pengawasan atas kinerja BUMD 3 3 100,00
Meningkatkan Kesadaran dan
Keterlibatan K/L, Pemda,
BUMN/BUMD Dalam Upaya Pencegahan dan Pemberantasan
Korupsi Menjadi 77%
Laporan hasil sosialisasi masalah korupsi 0 1
Laporan hasil bimtek/asistensi implementasi FCP 1 1 100,00
Laporan hasil kajian pengawasan 0 0
Laporan hasil audit investigasi atas HKP, Eskalasi dan Klaim 1 0
Laporan hasil audit investigasi, perhitungan kerugian negara, dan
pemberian keterangan ahli atas permintaan Instansi Penyidik
9 7 77,78
Laporan hasil audit investigasi atas permintaan Instansi lainnya 2 1 50,00
Meningkatnya Kualitas Penerapan
SPIP di 60% K/L/Pemda
Laporan hasil pembinaan penyelenggaraan SPIP bidang
Perekonomian
0 0
Laporan hasil pembinaan penyelenggaraan SPIP bidang Polsoskam 0 0
Laporan hasil pembinaan penyelenggaraan SPIP bidang Keuangan
Daerah
8 8 100,00
Meningkatnya efektifitas
perencanaan pengawasan sebesar
90% dan kualitas pengelolaaan
keuangan sebesar 100%
Jumlah sosialisasi dan bimtek penerapan JFA APIP Daerah 1 1 100,00
Jumlah sosialisasi dan bimtek penerapan tatakelola APIP Daerah 1 1 100,00
Laporan evaluasi penerapan tatakelola APIP Daerah 1 1 100,00
Laporan Dukungan Manajemen Perwakilan BPKP 60
Dari hasil pengukuran kinerja tersebut, dapat disimpulkan bahwa dalamtahun
2011secara umum Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Barat dalam melaksanakan
tugaspokok dan fungsi telah dapat mencapai keberhasilan yang dapat
ditunjukkandari pencapaian sebagian besar target indikator kinerja sasaran
strategisyang telah ditetapkan akan dicapai pada tahun 2013.
Namun demikian disisilain masih terdapat sebagian kecil dari target indikator
kinerja sasaranstrategis yang ditetapkan akan dicapai pada tahun ini, tetapi
realisasinyabelum dapat dicapai. Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Barat telah
melakukan analisis danevaluasi atas capaian kinerja tahun 2012 dengan 2013, untuk
mendapatkanumpan balik guna melakukan perbaikan pada Rencana Kinerja
Tahunan dariRenstra 2010-2014 secara berkesinambungan.
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2013
LAKIP- Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 34
B. ANALISIS KINERJA
Salah satu tugas berat BPKP adalah meningkatkan kualitas laporan keuangan
pemerintah pusat/daerah/BUMN/D. Perwakilan BPKP provinsi Sulawesi Barat
memiliki 6 (enam) sasaran strategis yang harus dicapai selama tahun 2013, masing
masing sasaran strategis dapat diuraikan bersama hasil yang dicapai berikut ini:
Hasil yang dicapai pada tahun 2013 dari sasaran strategis pertama menunjukan hasil
dalam Tabel 3.2 yang dapat digambarkan sebagai berikut:
Tabel 3.2 Meningkatkan kualitas 1 LKPP, 90% LKKL dan 90% LKPD
Indikator Kinerja
(output/outcome)
Target
2013
Realisasi
2013
Capaian
(%) 2012
Peningka
tan/penu
runan
2013
OUTPUT
Persentase IPP yang laporan keuangannya memperoleh opini minimal WDP
36 34 94,44%
3. Persentase jumlah laporan audit atas proyek PHLN yang opini auditnya WTP
21 22 104,76%
4. Persentase BUMD yang laporan keuangannya memperoleh opini WDP
5 5 100%
5. Persentase IPD yang laporan keuangannya memperoleh opini WDP
3 3 100%
OUTCOME
1. Laporan hasil bimbingan teknis/ asistensi penyusunan LKKL bidang Perekonomian
1 1 100% 55% 45%
2. Laporan hasil bimbingan teknis/ asistensi penyusunan LKKL bidang Polsoskam
9 7 77,78% 100% 22,22%
3. Laporan hasil bimtek/ asistensi penyusunan LKPD 2 1 50,00% 93% - 43,%
4. Laporan hasil pengawasan atas Proyek PHLN 21 19 90,47% 100%
-9.53%
5. Laporan hasil pengawasan lintas sektor Bidang
Perekonomian 10 10 100% 100% 0
6. Laporan hasil pengawasan lintas sektor bidang
Polsoskam 8 8 100% 70% 30%
7. Laporan hasil pengawasan lintas sektor bidang
Keuangan Daerah 0 0 0 0 0
Sasaran Strategis 1 : Meningkatnya Kualitas 1 LKPP,
90% LKKL, dan 90% LKPD
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2013
LAKIP- Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 35
8. Laporan hasil pengawasan atas permintaan
presiden Bidang Polsoskam 6 6 100% 90,91% 9,09%
9. Laporan hasil pengawasan atas permintaan
presiden Bidang Keuangan Daerah 2 2 100% 0 0
10. Laporan hasil pengawasan atas permintaan
stakeholder bidang Perekonomian 1 1 100% 0 0
11. Laporan hasil pengawasan atas permintaan
stakeholder bidang Polsoskam 1 1 100% 0 0
12. Laporan hasil pengawasan atas permintaan
stakeholder bidang Keuangan Daerah 0 0 0
13. Laporan hasil bimtek/asistensi penyusunan LK
BUMD 5 5 100% 0 0
Rata-rata Capaian Kinerja pada Sasaran Strategis 1 92,57%
Dari hasil Tabel 3.2 sebagai sasaran strategis pertama yaitu meningkatkan kualitas 1
LKPP, 90% LKKL dan 90% LKPD, rata-rata Capaian Kinerja adalah 92,57% dapat
dijelaskan:
1. Output pertama adalah Persentase IPP yang laporan keuangannya memperoleh
opini minimal WDP dari target mencapai 100% dengan outcome masing-masing
adalah:
1) Laporan hasil bimbingan teknis/ asistensi penyusunan LKKL bidang
Perekonomian, dengan capaian yang diperoleh adalah sebesar 100%, dengan
kegiatan Bimbingan Teknis/Asistensi Penyusunan Laporan keuangan
Kemenakertrans Sulawesi Barat dari target satu kegiatan tercapai satu
kegiatan yang dilaksanakan pada bulan januari tahun 2013.
2) Laporan hasil bimbingan teknis/ asistensi penyusunan LKKL bidang
Polsoskam, capaian yang diperoleh sebesar 77.78%, kegiatannya adalah
sebagai berikut :
- Pendampingan Penyusunan LK Semester II pada Kementerian Kesehatan
Provinsi Sulawesi Barat dari target satu laporan tercapai satu laporan
dilaksanakan pada bulan januari dan laporan diselesaikan pada pulan
februari dengan nomor LBA-0019/PW32/1/2013 tanggal 5 februari 2013.
- Pendampingan Penyusunan Laporan Keuangan K/L C Pertanian,
tercapai satu laporan yang kegiatanya dilaksanakan pada bulan januari
2013 dan selesai dibuat laporan dengan nomor LBA-
0034.1/PW32/1/2013 pada tangga 13 Maret 2013
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2013
LAKIP- Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 36
- Pendampingan Penyusunan reviu LK tahun 2012 pada Kanwil BPN
tercapai satu kegiatan yang dilaksanakan pada bulan januari 2013 dengan
laporan nomor LBA-0026/PW32/1/2013 tanggal 8 Februari 2013.
- Pendampingan penyusunan LK tahun 2012 pada KPUD provinsi
dilaksanakan juga pada bulan januari tahun 2013 dengan laporan nomor
LBA-0020/PW32/1/2013 tanggal 6 Februari 2013
- Pendampingan penyusunan LK tahun 2012 pada Bawaslu provinsi
kegiatan dilaksanakan pada bulan januari 2013 dengan laporan nomor S-
0131/PW32/1/2013 tanggal 6 Februari 2013.
- Asistensi Penyusunan Laporan Keuangan pada Kementerian Sosial RI
Tahun 2012 kegiatan dilaksanakan pada bulan januari tahun 2013 dengan
hasil laporan nomor LBA-0031/PW32/1/2013 tanggal 15 Februari 2013.
- Pendampingan Penyusunan Laporan Keuangan Semester I Tahun 2013
Kementerian Kesehatan pada Provinsi Sulawesi Barat kegiatan
dilaksanakan pada bulan juli tahun 2013 dengan hasil laporan nomor
LAP-0173/PW32/2/2013 tanggal 3 September 2013.
Dari 9 (Sembilan) target kegiatan yang dicapai hanya 7 (tujuh) yang dapat
dilakasnakan, sedangkan dua kegiatan yaitu Pendampingan reviu LK tahun
2012 pada Bawaslu provinsi dan Pendampingan Penyusunan reviu LK tahun
2012 pada KPUD Provinsi tidak jadi dilaksanakan karena pembatalan dari
rendal sendiri.
3) Laporan hasil pengawasan lintas sektor Bidang Perekonomian, capaian yang
diperoleh sebesar 100%, dari target 10 Laporan yang terealisasi seluruhnya
dapat dilaksanakan. Seluruh kegiatannya adalah sebagai berikut :
a. Audit Kinerja Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan Kabupaten
Majene Provinsi Sulawesi Barat pelaksanakan kegiatan dilakukan pada
bulan april tahun 2013 dengan laporan nomor LAK-0088/PW32/2/2013
dan tanggal 7 Mei 2013
b. Audit Kinerja Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan Kabupaten
Mamasa Provinsi Sulawesi Barat pelaksanaan kegiatan dilakukan pada
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2013
LAKIP- Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 37
bulan April 2013 dengan laporan nomor LAK-0084/PW32/2/2013
tanggal 6 Mei 2013
c. Audit Kinerja Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan Kabupaten
Polowali mandar Provinsi Sulawesi Barat, kegiatan dilaksanakan pada
bulan april dengan hasil laporan nomor LAK-0083/PW32/2/2013 tanggal
6 Mei 2013
d. Audit Kinerja Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan Provinsi
Sulawesi Barat kegiatan dilaksanakan pada bulan april 2013 dengan hasil
Laporan nomor LAK-0082/PW32/2/2013 tanggal 6 Mei 2013
e. Audit Kinerja Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan Kompilasi
Provinsi Sulawesi Barat, kegiaatan dilaksanakan pada bulan april 2013
dengan hasil laporan nomor LAK-0092/PW32/2/2013 tanggal 8 Mei 2013
f. Audit Interim Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan (PPIP)
Kabupaten mamuju Utara Provinsi Sulawesi Barat, dilaksanakan pada
bulan september 2013 dengan hasil laporan nomor LAK-
0200/PW32/2/2013 tanggal 8 Oktober 2013
g. Audit Interim Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan (PPIP)
Kabupaten Mamuju Provinsi Sulawesi Barat, kegiatan dilaksanakan pada
bulan September 2013 degan hasil laporan nomor LAK-
0219/PW32/2/2013 tanggal 17 Oktober 2013
h. Audit Interim Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan (PPIP)
Kabupaten Polowali Mandar Provinsi Sulawesi Barat, kegiatan
dilaksanakan pada bulan september 2013 dengan hasil laporan nomor
LAK-0191/PW32/2/2013 tanggal 1 Oktober 2013
i. Audit Interim Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan (PPIP)
Provinsi Sulawesi Barat, kegiatan dilaksanakan pada bulan september
2013 dengan hasil laporan nomor LAK-0204/PW32/2/2013 tanggal 11
Oktober 2013
j. Audit Interim Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan (PPIP)
Kompilasi Provinsi Sulawesi Barat, kegiatan dilaksanakan pada bulan
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2013
LAKIP- Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 38
september 2013 dengan hasil laporan nomor LAK-0206/PW32/2/2013
tanggal 11 Oktober
4) Laporan hasil pengawasan lintas sektor bidang Polsoskam, dari jumlah 8
laporan yang kenjadi target seluruhnya dicapai. Capaian yang diperoleh
sebesar 100%, kegiatannya adalah sebagai berikut :
a. Audit Operasional atas Program Bantuan Sosial Ditjend Paudni
Kemdikbud Tahun 2012 Diknas Polman Audit, kegiatan dilaksanakan
pada bulan April Tahun 2013 dengan hasil laporan nomor LPM-
0095/PW32/2/2013 tanggal 8 Mei 2013.
b. Audit Operasional atas Program Bantuan Sosial Sarana dan Prasarana
Ditjend Dikdas Kemdikbud Tahun 2012 Kabupaten Matra kegiatan
dilaksanakan pada bulan April Tahun 2013 dengan hasil laporan nomor
LPM-0081/PW32/2/2013 tanggal 3 Mei 2013.
c. Audit Operasional atas Program Bantuan Sosial Ditjend Dikmen
Kemdikbud Tahun 2012 Diknas Kabupaten Majene, kegiatan
dilaksanakan pada bulan April Tahun 2013 dengan hasil laporan nomor
LPM-0093/PW32/3/2013 tanggal 8 Mei 2013
d. Audit Kinerja atas Subsidi Beras bagi masyarakat Berpendapatan rendah
(Raskin) Tahun 2013 Pada Provinsi Sulawesi Barat, kegiatan dilaksanakan
pada bulan Oktober Tahun 2013 dengan hasil laporan nomor LAK-
0248/PW32/2/2013 tanggal 9 Nopember 2013
e. Audit Kinerja atas Subsidi Beras bagi masyarakat Berpendapatan rendah
(Raskin) Tahun 2013 Pada Kabupaten Mamuju, kegiatan dilaksanakan
pada bulan Oktober Tahun 2013 dengan hasil laporan nomor LAK-
0246/PW32/2/2013 tanggal 15 Nopember 2013
f. Audit Kinerja atas Subsidi Beras bagi masyarakat Berpendapatan rendah
(Raskin) Tahun 2013 Pada Kabupaten Majene, kegiatan dilaksanakan
pada bulan Oktober Tahun 2013 dengan hasil laporan nomor LAK-
0245/PW32/2/2013 tanggal 15 Nopember 2013
g. Audit Operasional atas Program Bantuan Sosial Sarana dan Prasarana
Ditjend Dikdas Kemdikbud Tahun 2013, kegiatan dilaksanakan pada
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2013
LAKIP- Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 39
bulan April Tahun 2013 dengan hasil laporan nomor LPM-
0081/PW32/2/2013 tanggal 3 Mei 2013
h. Audit Kinerja BOK Tahun 2013 Kementerian Kesehatan pada Dinas
Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat, kegiatan dilaksanakan pada bulan
April Tahun 2013 dengan hasil laporan nomor LAK-0195/PW32/2/2013
tanggal 4 Oktober 2013.
5) Laporan hasil pengawasan atas permintaan presiden Bidang Polsoskam, dari
6 laporan yang menjadi target seluruhnya dapat dicapai. Capaian yang
diperoleh sebesar 100% tersebut kegiatannya adalah sebagai berikut :
a) Monitoring Prioritas Pembangunan Nasional A per 31 Desember 2012
Kabupaten Majene, kegiatan dilaksanakan pada awal bulan Oktober
2013 Tahun 2013 dengan hasil laporan nomor LHM-0221/PW32/2/2013
tanggal 17 Oktober 2013
b) Monitoring Prioritas Pembangunan Nasional B per 31 Desember 2012
Mamuju, kegiatan dilaksanakan pada awal bulan Oktober 2013 Tahun
2013 dengan hasil laporan nomor LPM-0225/PW32/2/2013 tanggal 18
Oktober 2013
c) Monitoring Prioritas Pembangunan Nasional C per 31 Desember 2012
Mamuju Utara, kegiatan dilaksanakan pada awal bulan Januari Tahun
2013 dengan hasil laporan nomor LPM-0224/PW32/2/2013 tanggal 18 Oktober
2013
d) Monitoring Prioritas Pembangunan Nasional A per 30 Juni 2013
Kabupaten Mamuju, kegiatan dilaksanakan pada awal bulan Januari
Tahun 2013 dengan hasil laporan nomor LPM-0008/PW32/1/2013
tanggal 28 bulan Januari
e) Monitoring Prioritas Pembangunan Nasional B per 30 Juni 2013
Kabupaten Majene, kegiatan dilaksanakan pada awal bulan Januari
Tahun 2013 dengan hasil laporan nomor LPM-0005/PW32/2/2013
tanggal 17 Januari 2013
f) Monitoring Prioritas Pembangunan Nasional C per 30 Juni 2013
Kabupaten Mamuju Utara, kegiatan dilaksanakan pada awal bulan
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2013
LAKIP- Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 40
Januari Tahun 2013 dengan hasil laporan nomor LPM-
0224/PW32/2/2013 tanggal 28 Januari 2013
6) Laporan hasil pengawasan atas permintaan stakeholder bidang
Perekonomian, capaian yang diperoleh sebesar 100%, kegiatannya adalah
Audit Barang Milik Negara (BMN) pada Kemenakertrans Sulawesi Barat
yang dilaksanakan pada Januari 2013 dengan hasil laporan nomor LINVEN-
0011/PW32/1/2013 tanggal 28 Januari 2013.
7) Laporan hasil pengawasan atas permintaan stakeholder bidang Polsoskam,
capaian yang diperoleh sebesar 100%, kegiatannya kegiatannya adalah Audit
dana dekonsentrasi Kementrian Lingkungan Hidup (KLH) yang dikelola
BLHD Provinsi. Kegiatan dilaksanakan pada November 2013 dengan hasil
laporan nomor LAO/0260/PW32/2/2013 tanggal 19 Desember 2013. Hasil
audit ini ditemukan adanya penyerapan anggaran yang sangat rendah yang
disebabkan kegiatan yang sama sudah dibiayai oleh anggaran APBD
sehingga dana DAK tidak dapat direalisasikan dan kembali pada Negara.
2. Output kedua adalah Persentase jumlah laporan audit atas proyek PHLN yang
opini auditnya WTP dari target mencapai 100% dengan outcome masing-masing
adalah:
1) Laporan hasil pengawasan atas Proyek PHLN, dari target laporan sejumlah
21 laporan hanya tercapai 22 laporan sehingga capaian yang diperoleh adalah
104,76%, kegiatannya adalah sebagai berikut:
a) Audit Keuangan Program Pendidikan dan Pengembangan Anak Usia Dini
(PPAUD) IDA Credit No.4205-IND and Grant GEF No. TF 0568410-IND
TA 2012 Provinsi Sulawesi Barat, kegiatan dilaksanakan pada awal bulan
Januari 2013 Tahun 2013 dengan hasil laporan nomor LAI-
0040/PW32/2/2013 tanggal 22 Maret 2013
b) Audit Keuangan atas Third Water Supply and Sanitation for Low -Income
Communities (WSLIC-3) Project (IDA Credit No. 4204-IND dan Grant TF-
94792) Prov Sulbar, kegiatan dilaksanakan pada awal bulan Januari 2013
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2013
LAKIP- Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 41
Tahun 2013 dengan hasil laporan nomor LAI-0036/PW32/1/2013 tanggal
15 Maret 2013.
c) Audit Keuangan atas Third Water Supply and Sanitation for Low -Income
Communities (WSLIC-3) Project (IDA Credit No. 4204-IND dan Grant TF-
94792) Sulbar Kab Mamuju Utara, kegiatan dilaksanakan pada awal bulan
Januari 2013 Tahun 2013 dengan hasil laporan nomor LAI-
0047/PW32/2/2013 tanggal 22 Maret 2013.
d) Audit Keuangan atas PNPM Pengembangan Infrastruktur Sosial Ekonomi
Wilayah (PNPM PISEW) JICA No. IP-543 Prov Sulbar Kab Mamuju,
kegiatan dilaksanakan pada awal bulan Januari 2013 Tahun 2013 dengan
hasil laporan nomor LAI-0039/PW32/2/2013 tanggal 22 Maret 2013.
e) Audit Keuangan atas PNPM Pengembangan Infrastruktur Sosial Ekonomi
Wilayah (PNPM PISEW) JICA No. IP-543 Prov Sulbar Kab Mamuju Utara,
kegiatan dilaksanakan pada awal bulan Januari 2013 Tahun 2013 dengan
hasil laporan nomor LAI-0050/PW32/2/2013 tanggal 3 April 2013.
f) Audit Keuangan PNPM Generasi Project Provinsi Sulawesi Barat, kegiatan
dilaksanakan pada awal bulan Februari 2013 Tahun 2013 dengan hasil
laporan nomor LAI-0073/PW32/2/2013 tanggal 1 Mei 2013
g) Audit Keuangan PNPM Generasi Project Provinsi Sulawesi Barat Kab
Mamuju, kegiatan dilaksanakan pada awal bulan Februari 2013 Tahun
2013 dengan hasil laporan nomor LAI-0089/PW32/2/2013 tanggal 8 Mei
2013
h) Audit Keuangan PNPM Generasi Project Provinsi Sulawesi Barat Kab
Polewali Mandar, kegiatan dilaksanakan pada awal bulan Februari 2013
Tahun 2013 dengan hasil laporan nomor LAI-0067/PW32/2/2013 tanggal
18 April 2013
i) Audit Keuangan PNPM Generasi Project Provinsi Sulawesi Barat Kab
Majene, kegiatan dilaksanakan pada awal bulan Februari 2013 Tahun 2013
dengan hasil laporan nomor LAI-0078/PW32/2/2013 tanggal 1Mei 2013
j) Audit Keuangan PNPM Mandiri Perkotaan Loan IBRD No. 7866 TA 2012
Provinsi Sulawesi Barat, kegiatan dilaksanakan pada awal bulan Februari
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2013
LAKIP- Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 42
2013 Tahun 2013 dengan hasil laporan nomor LAI-0094/PW32/2/2013
tanggal 8 Mei 2013.
k) Audit Keuangan PNPM Mandiri Perkotaan Loan IBRD No. 7866 TA 2012
Provinsi Sulawesi Barat Kab Majene, kegiatan dilaksanakan pada awal
bulan Februari 2013 Tahun 2013 dengan hasil laporan nomor LAI-
0066/PW32/2/2013 tanggal 17 April 2013.
l) Audit Keuangan Basic Education Capacity (BEC) Grand IBRD TF-091895-
IND Provinsi Sulawesi Barat Kab Polewali Mandar, kegiatan dilaksanakan
pada awal bulan Februari 2013 Tahun 2013 dengan hasil laporan nomor
LAI-0048/PW32/2/2013 tanggal 22 Maret 2013
m) Audit Keuangan Basic Education Capacity (BEC) Grand IBRD TF-091895-
IND Provinsi Sulawesi Barat Kab Majene. kegiatan dilaksanakan pada
awal bulan Februari 2013 Tahun 2013 dengan hasil laporan nomor LAI-
0054/PW32/2/2013 tanggal 4 April 2013.
n) Audit Keuangan Basic Education Capacity (BEC) Grand IBRD TF-091895-
IND Provinsi Sulawesi Barat Kab Mamasa, kegiatan dilaksanakan pada
awal bulan Februari 2013 Tahun 2013 dengan hasil laporan nomor LAI-
0054/PW32/2/2013 tanggal 4 April 2013.
o) Audit Keuangan PNPM Mandiri Perdesaan IBRD No 7867/8079, TF
098819/098862, IFAD 755 Provinsi Sulawesi Barat, kegiatan dilaksanakan
pada awal bulan Februari 2013 Tahun 2013 dengan hasil laporan nomor
LAI-0076/PW32/2/2013 tanggal 1 Mei 2013.
p) Audit Keuangan PNPM Mandiri Perdesaan IBRD No 7867/8079, TF
098819/098862, IFAD 755 Provinsi Sulawesi Barat Kab Mamuju, kegiatan
dilaksanakan pada awal bulan Februari 2013 Tahun 2013 dengan hasil
laporan nomor LAI-0079/PW32/2/2013 tanggal 1 Mei 2013.
q) Audit Keuangan PNPM Mandiri Perdesaan IBRD No 7867/8079, TF
098819/098862, IFAD 755 Provinsi Sulawesi Barat Kab B Majene, kegiatan
dilaksanakan pada awal bulan Februari 2013 Tahun 2013 dengan hasil
laporan nomor LAI-0077/PW32/2/2013 tanggal 1 Mei 2013.
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2013
LAKIP- Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 43
r) Audit Keuangan Proyek INVEST ADB Loan Number 2416-INO TA 2012
Provinsi Sulawesi Barat Kabupaten Polewali SMKN 1 Polewali, kegiatan
dilaksanakan pada awal bulan Februari 2013 Tahun 2013 dengan hasil
laporan nomor LAI-0161/PW32/2/2013 tanggal 30 Juli 2013.
s) Audit Keu.atas Lap.Keu.Water Resources Irrigation Sector Managemet
Project (WISMP) Phase II IBRD No.8027 ID pd Dinas PU Povinsi Sulawesi
Barat TA yg berakhir 31 Des '2012, kegiatan dilaksanakan pada awal bulan
April 2013 Tahun 2013 dengan hasil laporan nomor S-474/PW32/2/2013
tanggal 17 April 2013.
t) Audit Keu.atas Lap.Keu.Water Resources Irrigation Sector Managemet
Project (WISMP) Phase II IBRD No.8027 ID pd Bappeda Provinsi Sulawesi
Barat TA yg berakhir 31 Des '2012, kegiatan dilaksanakan pada awal bulan
April 2013 Tahun 2013 dengan hasil laporan nomor S-473/PW32/2/2013
tanggal 17 April 2013.
u) Audit Keu.atas Lap.Keu.Water Resources Irrigation Sector Managemet
Project (WISMP) Phase II IBRD No.8027ID pd Dinas Pertanian dan
Peternakan Prov.Sul Bar TAyg berakhir 31 Des '2012, kegiatan
dilaksanakan pada awal bulan April 2013 Tahun 2013 dengan hasil
laporan nomor S-475/PW32/2/2013 tanggal 17 April 2013.
v) Audit Keuangan atas UNICEF KHPPIA Kelangsungan Hidup PP Ibu &
Anak Polewali Mandar, kegiatan dilaksanakan pada bulan Juli 2013 Tahun
2013 dengan hasil laporan nomor LAI-0176/PW32/2/2013 tanggal 20
September 2013.
3. Output ketiga adalah Persentase BUMD yang laporan keuangannya memperoleh
opini WDP, hasil bimtek/asistensi penyusunan LK BUMD dari target 5 Laporan
seluruhnya dapat dicapai atau pencapaian sebesar 100%, dengan kegiatannya
adalah sebagai berikut:
a. Bimtek PDAM (SAK ETAP) pada PDAM Kab Majene, kegiatan dilaksanakan
pada bulan April 2013 Tahun 2013 dengan hasil laporan nomor LS-
0102/PW32/4/2013 tanggal 2 Juni 2013
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2013
LAKIP- Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 44
b. Bimtek PDAM (SAK ETAP) pada PDAM Kab Mamuju, kegiatan
dilaksanakan pada bulan April 2013 Tahun 2013 dengan hasil laporan nomor
LS-0103/PW32/4/2013 tanggal 3 Juni 2013
c. Bimtek/Asistensi Penyusunan SIA PDAM Kab/Kota Mamuju, kegiatan
dilaksanakan pada bulan Maret 2013 Tahun 2013 dengan hasil laporan
nomor LBA-0064/PW32/4/2013 tanggal 17 April 2013
d. Bimtek/Asistensi Penyusunan SIA PDAM Kab/Kota Mamuju, kegiatan
dilaksanakan pada bulan Maret 2013 Tahun 2013 dengan hasil laporan
nomor LBA-0064/PW32/4/2013 tanggal 17 April 2013
e. Bimtek/Konsultasi/Asistensi/Pendampingan PPK BLUD pada RSUD
Kab/Kota AA, kegiatan dilaksanakan pada bulan Mei 2013 Tahun 2013
dengan hasil laporan nomor LBA-0123/PW32/4/2013 tanggal 2 Juli 2013
4. Output keempat adalah Persentase IPD yang laporan keuangannya memperoleh
opini WDP dari target mencapai 100% dengan hasil masing-masing sebagai berikut::
1) Laporan hasil bimtek/ asistensi penyusunan LKPD dengan kegiatan yang dapat
direalisasikan adalah Asistensi penyusunan action plan terhadap hasil
pemeriksaan LKPD oleh BPK, kegiatan dilaksanakan pada bulan Desember 2013
Tahun 2013.
2) Laporan hasil pengawasan atas permintaan presiden Bidang Keuangan Daerah
dengan masing-masing kegiatan yang dapat direalisasikan adalah sebagai
berikut:
a) Evaluasi Penyerapan APBD Tahun 2013 pada Pemda 1 Majene, kegiatan
dilaksanakan pada bulan Juli 2013 Tahun 2013 dengan hasil laporan nomor
LEV-0149/PW32/3/2013 tanggal 25 Juli 2013
b) Evaluasi Penyerapan APBD Tahun 2013 pada Pemda 2 Pemprov, kegiatan
dilaksanakan pada bulan Juli 2013 Tahun 2013 dengan hasil laporan nomor
LEV-0152/PW32/3/2013 tanggal 25 Juli 2013
Hasil pencapaian yang diperoleh pada sasaran strategis 1 dapat digambarkan
dalam bentuk grafik berikut, dijelaskan sisi kiri sebagai sasaran strategis 1 yang
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2013
LAKIP- Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 45
dicapai dalam prosentase dan bagian bawah gambar adalah outcome yang
menjadi pendorog tercapainya sasaran.
Hasil yang dicapai oleh Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Barat dalam
mewujudkan sasaran strategis 1 yaitu meningkatkan kualitas 1 LKPP, 90% LKKL
dan 90% LKPD dapat digambarkan sebagai berikut:
1. Meningkatkan kualitas 1 Lembaga Kementrian Pemerintah Pusat (LKPP)
Permasalahan yang harus diperhatikan oleh pemerintah daerah terkait
dengan opini laporan keuangan Pemerintah Pusat adalah lambannya
Dinas/SKPD melakukan tindak lanjut temuan hasil audit BPK RI maupun
APIP lainnya terhadap program/kegiatan yang dibiayai dari dana APBN.
Kondisi ini sangat berpengaruh terhadap opini yang diberikan oleh BPK RI
atas laporan keuangan kementerian terkait.
Gambar 1.4
Profil Outcome dalam pencapaian sasaran strategis 1
2. Perwakilan BPKP Prov. Sulawesi Barat dalam Tahun 2013 telah melaksanakan
audit keuangan atas dana yang bersumber dari Pinjaman dan Hibah Luar
Negeri (PHLN) pada 9 (sembilan) program. Dari hasil audit keuangan PHLN
-
20
40
60
80
100
120
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
sasa
ran
str
ate
ggis
outcome
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2013
LAKIP- Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 46
pada 9 (sembilan) program tersebut, seluruh program belum sepenuhnya
melaksanakan semua unsur SPIP dalam pelaksanaan kegiatannya.
3. Terkait dengan upaya peningkatkan kualitas pelaporan keuangan Pemerintah
Pusat, beberapa kegiatan yang dapat dilaksanakan oleh kepala daerah yaitu:
a. Segera melakukan tindak lanjut atas temuan hasil audit BPK RI dan APIP
lainnya;
b. Melakukan konsultasi/koordinasi dengan BPK RI atau APIP lainnya
terkait dengan pelaksanaan tindak lanjut temuan hasil audit;
c. Memberikan sanksi sesuai aturan yang berlaku kepada SKPD yang
lamban menyelesaikan tindak lanjut temuan hasil audit;
d. Menyerahkan kepada aparat penegak hukum atas temuan yang tidak
ditindak lanjuti.
e. Memerintahkan semua SKPD melaksanakan SPIP.
Gambar 1.5 Hasil output pada pencapaian sasaran strategis 1
4. Perw. BPKP Prov. Sulawesi Barat selama Tahun 2013 telah melakukan kegiatan
yang terkait dengan penyelenggaraan akuntabilitas keuangan pada instansi
Pemerintah Pusat, seperti:
94,44
90,48
100 100
84
86
88
90
92
94
96
98
100
102
1 2 3 4
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2013
LAKIP- Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 47
a. Audit keuangan atas program/kegiatan yang dibiayai dari dana Bantuan
Luar Negeri;
b. Pendampingan penyusunan laporan keuangan kementerian/lembaga
Tahun 2012 dan semester I Tahun 2013;
c. Monitoring UKP4;
d. Evaluasi penyerapan anggaran kementerian/lembaga;
e. Audit operasional dana bansos dari kementerian, Dana Dekon dan Tugas
Pembantuan;
f. Audit kinerja Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan (PPIP);
dan Audit BMN kementerian.
Sedangkan hasil output pada pencapaian sasaran strategis meningkatkan
kualitas 1 LKPP, 90% LKKL dan 90% LKPD, dapat dilihat dari gambar 3.2
diatas.
5. Meningkatkan kualitas 90% Lembaga Pemerintah Daerah
1) Dari 6(enam) Pemerintah Daerah di wilayah Provinsi Sulawesi Barat, opini
hasil pemeriksaan atas LKPD tahun 2012 oleh Perwakilan BPK RI Sulbar
adalah sebagai berikut :
Tabel 3.3 Opini Badan Pemeriksa Keuangan Tahun 2013
No. Nama Pemda Opini BPK RI atas LKPD
Tahun 2010
Tahun 2011
Tahun 2012
1 Provinsi Sulawesi Barat WDP WDP WDP
2 Kabupaten Mamuju WDP WDP WTP
3 Kabupaten Majene WDP WDP WDP
4 Kabupaten Polewali Mandar WDP WDP WDP
5 Kabupaten Mamasa WDP WDP TMP
6 Kabupaten Mamuju Utara WDP WDP WDP
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2013
LAKIP- Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 48
2) Penyebab Utama Belum Memperoleh Opini WTP atas LKPD se Provinsi
Sulawesi Barat :
a. Sistem pencatatan dan pelaporan persediaan belum memadai;
b. Saldo Aset Tetap belum didukung data yang memadai, yaitu (1)
Terdapat perbedaan nilai Aset Tetap antara Neraca, Calk dan data KIB
A-F tanpa dapat dijelaskan perbedaannya ; (2) Barang yang telah
dihapus masih tercatat dalam Daftar Barang Milik Daerah; (3) Aset
Tetap TA 2012 belum dilakukan penyusutan. Disamping permasalahan
tersebut, diketahui bahwa terdapat permasalahan terkait penatausahaan
aset, yaitu (1) BMD yang tercatat pada KIB SKPD tidak tercatat pada KIB
Biro Perlengkapan dan Aset; (2)BMD tidak tercatat pada KIB SKPD; (3)
BMD tidak tercatat pada KIB SKPD dan Biro Perlengkapan dan Aset; (4)
Data BMD dalam KIB SKPD tidak lengkap; (5) SKPD tidak membuat KIB
dan KIB tidak lengkap dari A sampai F; (6) Terdapat aset yang tidak
sesuai capitalization thresholds dicatat dalam neraca Biro Perlengkapan
dan Aset; (7) Barang Milik Daerah tidak diketahui keberadaannya; (8)
Nilai Aset Tetap dalam neraca berbeda dengan nilai Aset Tetap dalam
neraca yang dibuat oleh tiap-tiap SKPD dan (9) Inventarisasi dan
pengamanan Aset Tetap hasil penyerahan dari pemerintah Provinsi
Sulawesi Selatan kepada pemerintah Provinsi Sulawesi Barat belum
optimal.
c. Terdapat beberapa permasalahan terkait penyajian saldo investasi non
permanen tersebut, yaitu (1) Penatausahaan dana bergulir tidak tertib;
(2) Penyajian saldo investasi nonpermanen dana bergulir di neraca tidak
berdasarkan nilai bersih yang dapat direalisasikan (net realizable value);
(3) Usulan penghapusan dana bergulir tidak melalui mekanisme
verifikasi yang memadai.
d. Saldo Piutang Lain-lain atas denda angsuran rumah belum disajikan
sebesar nilai bersih yang dapat direalisasikan (net realizable value).
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2013
LAKIP- Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 49
e. Terdapat penggunaan pribadi atas Utang Perhitungan Fihak Ketiga
berupa utang pajak yang telah dipungut/dipotong oleh Bendahara
Pengeluaran Sekretariat DPRD namun belum disetor.
f. Pengendalian intern Utang Pihak Ketiga belum memadai, yaitu (1)
Satuan Kerja Perangkat Daerah tidak membuat daftar utang pihak
ketiga; (2) Dokumen pendukung atas Utang Pihak Ketiga tidak lengkap;
(3) Bidang Akuntansi DPKPAD tidak membuat buku jurnal, buku besar,
dan buku besar pembantu dalam penyelenggaraan prosedur akuntansi
utang pihak ketiga.
g. Di dalam saldo akhir Kas di Kas Daerah per 31 Desember 2012
seharusnya masih terdapat sisa atas Dana Alokasi Khusus dan sisa atas
Dana lainnya.
h. Saldo Aset Lainnya per 31 Desember 2012 tidak dapat ditelusuri karena
tidak didukung dokumen maupun rincian catatan yang memadai.
i. Realisasi Belanja Hibah Tahun Anggaran 2012 terdapat permasalahan
terkait realisasi belanja-belanja tersebut, yaitu (1) Realisasi Belanja
Hibah terindikasi fiktif; (2) Realisasi Belanja Bantuan Sosial kurang
diterima dan tidak diterima, terdapat Bantuan Sosial kurang diterima
terindikasi fiktif dan diserahkan kepada oknum Anggota DPRD.
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2013
LAKIP- Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 50
BABBABAB
Hasil yang dicapai pada tahun 2013 dari sasaran strategis kedua menunjukan hasil
dalam Tabel 3.3 yang dapat digambarkan sebagai berikut:
Tabel 3.4 Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Negara sebesar 80%
Indikator Kinerja
(output/outcome)
Target
2013
Realisas
i 2013
Capaian
(%) 2012
+/(-)
2013
OUTPUT
Persentase peningkatan penerimaan Negara hasil pengawasan
2 0 0,00
6. Persentase penghematan biaya (cost saving) dibandingkan dengan nilai yang diaudit
31 29 93,55%
OUTCOME
Laporan hasil pengawasan BUN bidang Perekonomian 1 1 100% 250 -150%
Laporan hasil pengawasan BUN bidang Polsoskam 6 5 83,34% 138 -54,66%
Laporan hasil pengawasan BUN bidang Keuangan Daerah 24 23 95,83% 238 142,17%
Laporan hasil pengawasan BUN bidang Akuntan Negara 0 0
Laporan hasil pengawasan atas penerimaan sector Bidang Perekonomian
1 0
Laporan hasil pengawasan atas penerimaan sector bidang Polsoskam
1 0
Laporan hasil pengawasan atas penerimaan sector sector korporat
0 0
Rata-rata Capaian Kinerja pada Sasaran Strategis 1 93,06%
Dari hasil Tabel 3.3 sebagai sasaran strategis kedua yaitu tercapainya Optimalisasi
Penerimaan Negara sebesar 80%, rata-rata Capaian Kinerja adalah 93,06% dapat
dijelaskan:
1. Realisai target pada tahun 2012 terlihat tinggi karena realisasi menghitung
laporan yang dilaksanakan sebagai Non PKPT, sedangkan pada tahun 2013
hanya memperhitungkan kegiatan yang sesuai TAPKIN saja
2. Output pertama adalah Persentase peningkatan penerimaan Negara hasil
pengawasan dari target mencapai 100% dengan outcome masing-masing adalah:
1) Laporan hasil pengawasan BUN bidang Perekonomian, dengan capaian yang
diperoleh adalah 100%, kegiatan yang dilakukan adalah Evaluasi Penyerapan
Anggaran pada KPUD Provinsi dari target satu telah tercapai. Kegiatan ini
Sasaran Strategis 2 : Tercapainya Optimalisasi
Penerimaan Negara sebesar 80%
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2013
LAKIP- Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 51
dilakukan pada bulan Mei 2013 dengan hasil laporan nomor LEV-
0132/PW32/2/2013 tanggal 23 Juli 2013
2) Laporan hasil pengawasan BUN bidang Polsoskam, dengan capaian yang
diperoleh 100%. Kegiatannya adalah sebagai berikut:
a. Evaluasi Penyerapan Anggaran Semester I Tahun 2013 Kementerian
Kesehatan pada Provinsi Sulawesi Barat, kegiatan ini dilaksanakan pada
bulan Juli 2013 dengan menghasilkan laporan nomor LEV-
0146/PW32/2/2013 Tanggal 25 Juli 2013:
b. Evaluasi atas Penyerapan Anggaran K/L - A Sulawesi Barat /
KUMHAM, kegiatan ini dilaksanakan pada bulan Juli 2013 dengan
menghasilkan laporan nomor LEV-0144/PW3/2/2013 tanggal 25 Juli
2013;
c. Evaluasi Penyerapan Anggaran K/L D pada Provinsi Sulawesi Barat /
Kelautan dan Perikanan, kegiatan ini dilaksanakan pada bulan Juli 2013
dengan menghasilkan laporan nomor LEV-0134/PW3/2/2013 tanggal
23 Juli 2013
d. Evaluasi Penyerapan Anggaran pada Kanwil BPN. kegiatan ini
dilaksanakan pada bulan Juli 2013 dengan menghasilkan laporan nomor
LEV-0155/PW32/2/2013 tanggal 23 Juli 2013
3) Laporan hasil pengawasan BUN bidang Keuangan Daerah, dengan capaian
yang diperoleh adalah 95,83%, kegiatan yang dilakukan adalah:
a. Verifikasi DAK Reimbursement tahun 2012 pada Pemda 1 Provinsi
Sulawesi Barat, kegiatan ini dilaksanakan pada bulan Maret 2013
dengan menghasilkan laporan nomor LPM-0042/PW32/3/2013 tanggal
22 Maret 2013;
b. Verifikasi DAK Reimbursement tahun 2012 pada Pemda 2 Mamuju,
kegiatan ini dilaksanakan pada bulan Maret 2013 dengan menghasilkan
laporan nomor LPM-0053/PW32/3/2013 tanggal 4 April 2013;
c. Verifikasi DAK Reimbursement tahun 2012 pada Pemda 3 Mamuju
Utara, kegiatan ini dilaksanakan pada bulan Maret 2013 dengan
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2013
LAKIP- Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 52
menghasilkan laporan nomor LPM-0046/PW32/3/2013 tanggal 22
Maret 2013;
d. Verifikasi DAK Reimbursement tahun 2012 pada Pemda 4 Majene,
kegiatan ini dilaksanakan pada bulan Februari 2013 dengan
menghasilkan laporan nomor LPM-0037/PW32/3/2013 tanggal 16
Maret 2013;
e. Verifikasi DAK Reimbursement tahun 2012 pada Pemda 5 Polewali,
kegiatan ini dilaksanakan pada bulan Februari 2013 dengan
menghasilkan laporan nomor LPM-0051/PW32/3/2013 tanggal 3 April
2013;
f. Verifikasi DAK Reimbursement tahun 2012 pada Pemda 6 Mamasa,
kegiatan ini dilaksanakan pada bulan Februari 2013 dengan
menghasilkan laporan nomor LPM-0041/PW32/3/2013 tanggal 22
Maret 2013;
g. Verifikasi Advance Payment DAK tahun 2012 pada Pemprov. Sulbar.
kegiatan ini dilaksanakan pada bulan April 2013 dengan menghasilkan
laporan nomor LPM-0056/PW32/3/2013 tanggal 16 April 2013;
h. Verifikasi Advance Payment DAK tahun 2012 pada Mamasa, kegiatan
ini dilaksanakan pada bulan April 2013 dengan menghasilkan laporan
nomor LPM-0058/PW32/3/2013 tanggal 16 April 2013;
i. Verifikasi Advance Payment DAK tahun 2012 pada Mamuju Utara,
kegiatan ini dilaksanakan pada bulan April 2013 dengan menghasilkan
laporan nomor LPM-0060/PW32/3/2013 tanggal 16 April 2013;
j. Verifikasi Advance Payment DAK tahun 2012 pada Mamuju, kegiatan
ini dilaksanakan pada bulan April 2013 dengan menghasilkan laporan
nomor LPM-0061/PW32/3/2013 tanggal 16 April 2013;
k. Verifikasi Advance Payment DAK tahun 2012 pada Majene, kegiatan ini
dilaksanakan pada bulan April 2013 dengan menghasilkan laporan
nomor LPM-0059/PW32/3/2013 tanggal 16 April 2013;
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2013
LAKIP- Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 53
l. Verifikasi Advance Payment DAK tahun 2012 pada Polewali, kegiatan
ini dilaksanakan pada bulan April 2013 dengan menghasilkan laporan
nomor LPM-0057/PW32/3/2013 tanggal 16 April 2013;
m. Audit/Monitoring DAK & Dana Penyesuaian Tahun 2012 Bidang 1
pada Pemda Polman, kegiatan ini dilaksanakan pada bulan Agustus
2013 dengan menghasilkan laporan nomor LHM-0218/PW32/3/2013
tanggal 16 Oktober 2013;
n. Audit/Monitoring DAK & Dana Penyesuaian Tahun 2012 Bidang 2
pada Pemda Majene, kegiatan ini dilaksanakan pada bulan Agustus
2013 dengan menghasilkan laporan nomor LHM-0178/PW32/3/2013
tanggal 30 September 2013;
o. Audit/Monitoring DAK & Dana Penyesuaian Tahun 2012 Bidang 3
pada Pemda Majene, kegiatan ini dilaksanakan pada bulan Agustus
2013 dengan menghasilkan laporan nomor LHM-0179/PW32/3/2013
tanggal 30 September 2013;
p. Audit/Monitoring DAK & Dana Penyesuaian Tahun 2012 Bidang 4
pada Pemda Majene, kegiatan ini dilaksanakan pada bulan Agustus
2013 dengan menghasilkan laporan nomor LHM-0180/PW32/3/2013
tanggal 30 September 2013;
q. Audit/Monitoring DAK & Dana Penyesuaian Tahun 2012 Bidang 5
pada Pemda Majene, kegiatan ini dilaksanakan pada bulan Agustus
2013 dengan menghasilkan laporan nomor LHM-0181/PW32/3/2013
tanggal 30 September 2013;
r. Audit/Monitoring DAK & Dana Penyesuaian Tahun 2012 Bidang 6
pada Pemda Majene, kegiatan ini dilaksanakan pada bulan Agustus
2013 dengan menghasilkan laporan nomor LHM-0182/PW32/3/2013
tanggal 30 September 2013;
s. Audit/Monitoring DAK & Dana Penyesuaian Tahun 2012 Bidang 7
pada Pemda Majene, kegiatan ini dilaksanakan pada bulan Agustus
2013 dengan menghasilkan laporan nomor LHM-0183/PW32/3/2013
tanggal 30 September 2013;
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2013
LAKIP- Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 54
t. Audit/Monitoring DAK & Dana Penyesuaian Tahun 2012 Bidang 8
pada Pemda Majene, kegiatan ini dilaksanakan pada bulan Agustus
2013 dengan menghasilkan laporan nomor LHM-0185/PW32/3/2013
tanggal 30 September 2013;
u. Audit/Monitoring DAK & Dana Penyesuaian Tahun 2012 Bidang 9
pada Pemda Majene, kegiatan ini dilaksanakan pada bulan Agustus
2013 dengan menghasilkan laporan nomor LHM-0186/PW32/3/2013
tanggal 30 September 2013;
v. Audit/Monitoring DAK & Dana Penyesuaian Tahun 2012 Bidang 10
pada Pemda Mejene, kegiatan ini dilaksanakan pada bulan Agustus
2013 dengan menghasilkan laporan nomor LHM-0189/PW32/3/2013
tanggal 30 September 2013;
w. Kompilasi Audit/Monitoring DAK & Dana Penyesuaian Tahun 2012
pada Pemda Majene, kegiatan ini dilaksanakan pada bulan Oktober
2013 dengan menghasilkan laporan nomor LHM-0223/PW32/3/2013
tanggal 18 Oktober 2013;
Hasil pencapaian yang diperoleh pada sasaran strategis 2 dapat digambarkan
dalam bentuk grafik berikut, dijelaskan sisi kiri sebagai sasaran strategis 2
Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Negara sebesar 80%) yang dicapai
dalam prosentase dan bagian bawah gambar adalah outcome yang menjadi
pendorog tercapainya sasaran.
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2013
LAKIP- Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 55
Gambar 1.6 Profil Output terhadap sasaran strategis 2
Outcome yang tidak terlaksana adalah pengawasan atas penerimaan negara
Bidang Perekonomian dan pengawasan atas penerimaan negara bidang
Polsoskam, keduanya dibatalkan oleh rendal.
Hasil yang dicapai oleh Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Barat dalam
mewujudkan sasaran strategis 2 yaitu Tercapainya Optimalisasi Penerimaan
Negara sebesar 80% dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Hasil pengawasan pada Badan Usaha Negara yang dilakukan oleh bidang
Instansi Pengawasan Pengeluaran Pusat
b. Hasil bidang investigasi yang dilakukan atas hasil audit investigasi
berhasil menyelamatkan kerugian keuangan Negara sebesar
Rp3.829.488.817,00 yang dilakukan pada empat kegiatan audit, sedangkan
hasil perhitungan kerugian keuangan Negara nilai yang diselamatkan
kerugian Negara adalah sebesar Rp2.924.457.378,00 yang dilakukan pada
enak kegiatan.
0
50
100
1
2
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2013
LAKIP- Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 56
Gambar 3.4
Profil Outcome dalam pencapaian sasaran strategis 2
Sedangkan daftar koreksi yang diperoleh selama tahun 2013 dapat dilihat pada
table 3.2 berikut ini:
Tabel 3.5 Daftar Koreksi Penerimaan Negara/daerah Tahun 2013
No Kegiatan Jumlah
Seharusnya Jumlah yang
disetor Kekurangan
setor
Rp Rp Rp
1 Program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat /PAMSIMAS pada Dinas PU Prov. Sulbar TA 2012
29.528.000,00
26.983.125,00
2.544.875,00
2 Bantuan Sosial (Bansos) Ditjen Pendidikan Dasar (Dikdas) TA 2012 Kab. Mamuju Utara
147.618.283
145.756.962
1.861.320,79
3 Bantuan Sosial Direktorat Pembinaan SMA/SMK Ditjen Dikmen TA 2012 Kab. Majene
13.636.364,00
0,00 13.636.364,00
4 Bansos Ditjen PAUDNI Kemendikbud pada Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kab. Polman
31.168.657,00
20.592.892,00
10.575.765,00
5 INVEST ADB Loan No. 2416-ONO pada SMKN 1 Polewali Kab. Polman Periode 1 Juli 2012 s/d 30 Juni 2013
525.000,00
525.000,00
6 Bantuan Sosial Ditjen Pendidikan Dasar 61.250.718,11 61.250.718,11
93
94
95
96
97
98
99
100
1 2 3
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2013
LAKIP- Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 57
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan TA 2013 pada Dinas Pendidikan Kab. Majene
7 Program Bantuan Sosial Dirjend PAUD Kemendikbud pada Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga Kab. Polman 2013
2.030.000,00
2.030.000,00
Jumlah 283.212.147,14 195.877.854,24 92.424.042,90
Dari Hasil audit/monitoring yang dilakukan oleh Perw. BPKP Prov. Sulawesi
Barat selama Tahun 2013, telah menghasilkan koreksi penerimaan
Negara/Daerah seluruhnya berupa Pajak dan Bukan Pajak sebesar
Rp92.424.042,90
Hasil yang dicapai pada tahun 2013 dari sasaran strategis ketiga menunjukan hasil
dalam Tabel 3.3 yang dapat digambarkan sebagai berikut:
Tabel 3.6
Terselenggaranya SPM pada 200 IPD dan terselenggaranya GG pada 65% BUMN/BUMD
Indikator Kinerja
(output/outcome)
Target
2013
Realisasi
2013
Capaian
(%) 2012
+/(-)
2013
OUTPUT
Persentase BUMN/D/BLU/D yang GCG atau KPI mendapat skor baik
0 0 0
Jumlah IPD yang melaksanakan pelayanan sesuai standar pelayanan minimal/pelayanan prima
12 11 99,69%
BUMD yang kinerjanya memperoleh predikat baik 3 3 100%
OUTCOME
Laporan hasil bimtek/asistensi GCG/KPI sektor korporat 0 0 0
Laporan hasil pengawasan atas kinerja pelayanan publik
bidang Keuangan Daerah
12 11 91,69% 100 -9,31
Laporan hasil pengawasan atas kinerja PSO BUMN 0 0 0
Laporan hasil pengawasan atas kinerja BUMD 3 3 100% 133 -33
Rata-rata Capaian Kinerja pada Sasaran Strategis 3 95,84%
Sasaran Strategis 3 : Terselenggaranya SPM pada
200 IPD dan terselenggaranya GG pada 65%
BUMN/BUMD
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2013
LAKIP- Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 58
Dari hasil Tabel 3.3 sebagai sasaran strategis ketiga yaitu Terselenggaranya SPM
pada 200 IPD dan terselenggaranya GG pada 65% BUMN/BUMD, rata-rata Capaian
Kinerja adalah 95,84% dapat dijelaskan:
1. Outcome tahun 2013 secara prosentase turun 9,31% untuk pengawasan atas
kinerja pelayanan publik bidang Keuangan Daerah dan turun 33% untuk
pengawasan atas kinerja BUMD, hal ini disebabkan tahun 2012 target yang lebih
rendah dari target 2013.
2. Output pertama adalah Persentase BUMN/D/BLU/D yang GCG atau KPI
mendapat skor baik, dengan outcome Laporan hasil bimtek/asistensi GCG/KPI
sektor korporat. Kegiatan ini tidak terdapat target yang harus dilaksanakan
karena Pemerintah Provinsi Sulawesi Barat saat ini belum memiliki BUMN yang
melaksanakan program GG maupun KPI.
3. Output kedua adalah Jumlah IPD yang melaksanakan pelayanan sesuai standar
pelayanan minimal/pelayanan prima, dengan outcome pengawasan atas kinerja
pelayanan publik bidang Keuangan Daerah dari target pencapaian 100% pada
tahun 2013 hanya mampu mencapai 91.69%. dengan melaksanakan kegiatan
sebanyak 11 surat tugas yaitu :
a. Asistensi Peningkatan Kapabilitas APIP, kegiatan ini dilaksanakan pada
bulan Desember 2013 dengan hasil laporan nomor LBA:0261/PW32/3/2013
tanggal 19 Desember 2013
b. Audit Kinerja pada PDAM Kab/Kota Majene, kegiatan ini dilaksanakan
pada bulan Maret 2013 dengan hasil laporan LAK-0117/PW32/4/2013
tanggal 24 Juni 2013;
c. Audit Kinerja pada PDAM Kab/Kota Polman, kegiatan ini dilaksanakan
pada bulan Maret 2013 dengan hasil laporan nomor LAK-
0116/PW32/4/2013 tanggal 24 Juni 2013;
d. Audit Kinerja Pelayanan Bidang Pendidikan dan Kesehatan tahun 2012
Pemda pada Pemda Matra, kegiatan ini dilaksanakan pada bulan April 2013
dengan hasil laporan nomor LAK-0122/PW32/3/2013 tanggal 2 Juli 2013;
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2013
LAKIP- Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 59
e. Audit Kinerja Pelayanan Bidang Pendidikan dan Kesehatan tahun 2012
Pemda pada Pemda Mamuju, kegiatan ini dilaksanakan pada bulan Mei 2013
dengan hasil laporan nomor LAK-0118/PW32/3/2013 tanggal 24 Juni 2013;
f. Audit Kinerja Pelayanan Bidang Pendidikan dan Kesehatan tahun 2012
Pemda pada Pemda Polman, kegiatan ini dilaksanakan pada bulan April
2013 dengan hasil laporan nomor LAK-0111/PW32/3/2013 tanggal 18 Juni
2013;
g. Audit Kinerja Pelayanan Bidang Pendidikan dan Kesehatan tahun 2012
Pemda pada Pemda Majene, kegiatan ini dilaksanakan pada bulan April
2013 dengan hasil laporan nomor LAK-0104/PW32/3/2014 tanggal 4 Juni
2013;
h. Evaluasi Akip pada Pemda, kegiatan ini dilaksanakan pada bulan Juni 2013
dengan hasil laporan nomor LEV-0164/PW32/3/2013 tanggal 31 Juli 2013;
i. Asistensi Implementasi Probity Audit pada Kabupaten Majene, kegiatan ini
dilaksanakan pada bulan Desember 2013 dengan hasil laporan nomor LBA:
0263/PW32/3/2013 tanggal 19 Desember 2013
j. Monitoring Tindak Lanjut Hasil Pengamatan Korsup KPK tahun 2012 pada
Pelayanan Publik Kabupaten Mamuju, kegiatan ini dilaksanakan pada bulan
Mei 2013 dengan hasil laporan nomor LAP-0108/PW32/3/2012 tanggal 7
Juni 2013;
k. Monitoring Tindak Lanjut Hasil Pengamatan Korsup KPK tahun 2012 pada
Pelayanan Publik Kantor Pertanahan Mamuju, kegiatan ini dilaksanakan
pada bulan April 2013 dengan hasil laporan nomor LAP-
0101/PW32/1/2013 tanggal 31 Mei 2013;
4. Output ketiga adalah Laporan hasil pengawasan atas kinerja Badan Usaha Milik
Daerah, dengan outcome pengawasan atas kinerja pelayanan publik bidang
Keuangan Daerah telah mencapai target sebesar 100% pada tahun 2013. Dengan
melaksanakan kegiatan sebanyak 3 Laporan yaitu :
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2013
LAKIP- Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 60
a. Audit Kinerja pada PDAM Kab/Kota Mamuju, kegiatan ini dilaksanakan
pada bulan Maret 2013 dengan hasil laporan nomor LAK-
0119/PW32/4/2013 tanggal 24 Juni 2013.
b. Audit Kinerja pada PDAM Kab/Kota Majene, kegiatan ini dilaksanakan pada
bulan Maret 2013 dengan hasil laporan nomor LAK-0117/PW32/4/2013
tanggal 24 Juni 2013.
c. Audit Kinerja pada PDAM Kab/Kota Polman, kegiatan ini dilaksanakan pada
bulan Maret 2013 dengan hasil laporan nomor LAK-0116/PW32/4/2013
tanggal 24 Juni 2013.
Hasil pencapaian yang diperoleh pada sasaran strategis 3 dapat digambarkan
dalam bentuk grafik berikut, dijelaskan sisi kiri sebagai sasaran strategis 3
(terselenggaranya SPM pada 200 IPD dan terselenggaranya GG pada 65%
BUMN/BUMD) yang dicapai dalam prosentase dan bagian bawah gambar
adalah outcome yang menjadi pendorong tercapainya sasaran.
Outcome yang tidak terlaksana adalah Laporan hasil bimtek/asistensi
GCG/KPI sektor korporat dan Laporan hasil pengawasan atas kinerja PSO
BUMN, keduanya dibatalkan oleh rendal.
Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Barat telah melakukan kegiatan pembinaan
dalam rangka peningkatan kualitas akuntabilitas laporan keuangan pada tiga
BUMD di wilayah Provinsi Sulawesi Barat serta mendampingi penerapan Pola
Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah (PPK BLUD) pada dua
RSUD, yaitu RSUD Polewali dan RSUD Majene.
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2013
LAKIP- Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 61
Gambar 1.8 Profil Outcome dalam pencapaian sasaran strategis 3
Upaya yang dilakukan oleh Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Barat untuk
meningkatkan kualitas akuntabilitas pengelolaan BUMN/D dan RSUD
melalui bimbingan teknis berikut ini:
1) Asistensi Sistem Informasi Akuntansi dan Billing System PDAM,
2) Bimtek Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik
(SAK ETAP) PDAM,
3) Sosialisasi Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah
(PPK BLUD),
4) Pendampingan Penyusunan Persyaratan Administratif PPK BLUD,
5) Pendampingan Penyusunan Kebijakan Akuntansi RSUD BLUD,
6) Pendampingan Penyusunan Pedoman Penatausahaan Keuangan RSUD
BLUD.
Hasil dari kegiatan pembinaan tersebut, tiga PDAM di Provinsi Sulawesi Barat
yang dilakukan audit keuangan oleh BPKP untuk tahun buku 2010, dua
diantaranya mendapatkan opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dan satu
PDAM mendapatkan opini Wajar Dengan Pengecualian (WDP). Sedangkan
untuk tahun buku 2011 dan 2012, audit keuangan dilakukan oleh Kantor
Akuntan Publik dan ketiga PDAM tersebut mendapatkan opini WTP
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
1 2 3 4
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2013
LAKIP- Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 62
seluruhnya. Dengan demikian, terdapat peningkatan opini pada satu PDAM,
dari WDP menjadi WTP.
Dua PDAM lainnya belum melakukan kerja sama dengan BPKP Perwakilan
Provinsi Sulawesi Barat karena PDAM Kabupaten Mamuju Utara belum
beroperasi, sedangkan PDAM Kabupaten Mamasa sedang berupaya
meningkatkan cakupan pelayanannya dan akan melakukan kerja sama mulai
tahun 2014.
Untuk rumah sakit umum daerah (RSUD), penerapan PPK BLUD baru
dilakukan pada RSUD Polewali Kabupaten Polewali Mandar pada tahun 2013.
Dengan demikian, belum terdapat hasil audit keuangan dari auditor eksternal.
RSUD lainnya belum merencanakan penerapan PPPK BLUD dan sedang
melakukan konsolidasi internal untuk peningkatan kelas rumah sakit.
Perkembangan opini hasil audit terhadap laporan keuangan tiga PDAM yang
dilakukan BPKP (tahun buku 2010) dan Kantor Akuntan Publik (tahun buku
2011 dan 2012), dapat dilihat dalam tabel berikut ini.
Tabel 3.7 Perkembangan Opini Laporan Auditor Eksternal atas
Laporan Keuangan BUMD Se-Sulawesi Barat Tahun 2010-2012
No Jenis Opini
Jumlah BUMD
Audit 2011 (Lap Keu Tahun buku 2010)
Audit 2012 (Lap Keu Tahun buku 2011)
Audit 2013 (Lap Keu Tahun Buku
2012)
Jml % Jml % Jml %
1. WTP 2 66,67 3 100,00 3 100,00
2. WDP 1 33,33 - - - -
3. TMP - - - - - -
4. TW - - - - - -
Jumlah 3 100,00 3 100,00 3 100,00
Sumber: Laporan Hasil Audit BPKP dan Laporan Hasil Audit Kantor Akuntan Publik
Pada tahun 2013 terdapat mitra kerja baru, yaitu RSUD Majene. BPKP
Perwakilan Provinsi Sulawesi Barat telah melakukan pendampingan
penyusunan dokumen administratif untuk penerapan pola pengelolaan
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2013
LAKIP- Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 63
keuangan badan layanan umum daerah (PPK BLUD) pada RSUD Majene pada
akhir tahun 2013. Diharapkan pada tahun 2014, RSUD Majene telah ditetapkan
sebagai RSUD yang menerapkan PPK BLUD oleh Bupati Majene, sehingga
pengelolaan keuangannya dapat dilakukan secara fleksibel.
Hasil yang dicapai pada tahun 2013 dari sasaran strategis keempat menunjukan
hasil dalam Tabel 3.4 yang dapat digambarkan sebagai berikut:
Tabel 4.1
Meningkatkan Kesadaran dan Keterlibatan K/L, Pemda, BUMN/BUMD dalam Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi menjadi 77%
Indikator Kinerja
(output/outcome)
Target
2013
Realisasi
2013
Capaian
(%) 2012
+/(-)
2013
OUTPUT
Pemahaman dan kepedulian atas permasalahan korupsi 0 1 0,00
IPP/IPD/BUMN/BUMD berisiko fraud yang mengimplementasikan FCP
1 1 100
Persentase terselesaikannya kasus HKP, klaim dan penyesuaian harga
1 0 0,00
Persentase penyerahan kasus kepada instansi penegak hokum 11 8 72.73
Hasil LHI yang ditindaklanjuti oleh instansi berwenang 0 0 0
Persentase telahaan terhadap laporan penugasan investigasi yang memenuhi standar
0 0 0
OUTCOME
Laporan hasil sosialisasi masalah korupsi 0 1 0
Laporan hasil bimtek/asistensi implementasi FCP 1 1 100% 0 100%
Laporan hasil kajian pengawasan 0 0 0
Laporan hasil audit investigasi atas HKP, Eskalasi dan Klaim 1 0 0
Laporan hasil audit investigasi, perhitungan kerugian negara, dan
pemberian keterangan ahli atas permintaan Instansi Penyidik
9 7 77,78% 100%
-22.22%
Laporan hasil audit investigasi atas permintaan Instansi lainnya 2 1 50% 67% -17
Rata-rata Capaian Kinerja pada Sasaran Strategis 4 75,93%
Dari hasil Tabel 3.4 sebagai sasaran strategis keempat yaitu Meningkatkan
Kesadaran dan Keterlibatan K/L, Pemda, BUMN/BUMD dalam Upaya Pencegahan
Sasaran Strategis 4 : Meningkatkan Kesadaran dan Keterlibatan
K/L, Pemda, BUMN/BUMD dalam Upaya Pencegahan dan
Pemberantasan Korupsi menjadi 77%
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2013
LAKIP- Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 64
dan Pemberantasan Korupsi menjadi 77%, rata-rata Capaian Kinerja adalah 75,93%
dapat dijelaskan:
1. Outcome tahun 2013 secara prosentase turun, hal ini disebabkan tahun 2012 target
yang lebih rendah dari target 2013.
2. Output pertama adalah Pemahaman dan kepedulian atas permasalahan korupsi,
dengan outcome Laporan hasil sosialisasi masalah korupsi. Kegiatan ini
sebenarnya tidak/belum menjadi target perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi
Barat, namun telah dilakukan pemahaman permasalahan anti korupsi yang
dilakukan pada mahasiswa perguruan tinggi STIKES Provinsi Sulawesi Barat
yang dihadiri sejumlah 250 Mahasiswa baru pada bulan Oktober 2013 dan
dianggap sukses dengan terlihat antusiasme seluruh peserta yang disajikan
dalam bentuk pengenalan masalah korupsi dengan penyajian/kemasan music
yang disukai para remaja sebagai mahasiswa baru.
3. Output kedua adalah IPP/IPD/BUMN/BUMD berisiko fraud yang
mengimplementasikan FCP, telah tercapai 100%. Kegiatan ini dilakukan di RSUD
mamuju Utara pada bulan agustus 2013 dengan menghasilkan laporan nomor
LAP-0167/PW32/1/2013 tanggal 30 Agustus 2013.
4. Output ketiga adalah Persentase terselesaikannya kasus HKP, klaim dan
penyesuaian harga, dengan outcome audit investigasi atas HKP, Eskalasi dan
Klaim target 1 surat tugas. Kegiatan ini tidak tercapai karena tidak adanya
permintaan dari pemerintah daerah maupun pihak stakeholder laainnya.
5. Output keempat adalah Persentase penyerahan kasus kepada instansi penegak
hokum, dengan outcome audit investigasi, perhitungan kerugian negara, dan
pemberian keterangan ahli atas permintaan Instansi Penyidik target 9 laporan
telah tercapai sebanyak 7 laporan atau 77,78%, sedangkan sisanya sejumlah 2
kegiatan sudah diterbitkan surat tugasnya namun sampai dengan berakhir tahun
2013 belum terbit laporan terkait dengan masih dibutuhkan data pendukung
sebagai bahan laporan final, ketujuh outcome dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Audit Investigatif atas Kasus Berindikasi Tindak Pidana Korupsi pada
APBN/D rehab ruang kelas SD Majene, kegiatan ini dilaksanakan pada bulan
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2013
LAKIP- Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 65
April 2013 dengan hasil laporan nomor Lainv-0163/PW32/5/2013 tanggal 31
Juni 2013;
b. PKKN atas Kasus A pada Kabupaten A/ Mamuju Tappalang, kegiatan ini
dilaksanakan pada bulan Juni 2013 dengan hasil laporan nomor LAPKKN-
0169/PW32/5/2013 tanggal 30 Agustus 2013;
c. PKKN atas Kasus A pada Kabupaten B PNPM MPd UPK Limboro Kab
Polewali Mandar, kegiatan ini dilaksanakan pada bulan Agustus 2013 dengan
hasil laporan nomor LAPKKN-0170/PW32/5/2013 tanggal 30 Agustus 2013;
d. Pemberian Keterangan Ahli atas Kasus pada APBN/APBD A Honorarium
Viktif Satpol PP Matra, kegiatan ini dilaksanakan pada bulan Agustus 2013
dengan hasil laporan nomor LKA-0113/PW32/5/2013 tanggal 20 Juni 2013;
e. Pemberian Keterangan Ahli atas Kasus pada APBN/APBD B, kegiatan ini
dilaksanakan pada bulan April 2013 dengan hasil laporan nomor LKA-
0080/PW32/5/2013 tanggal 2 Mei 2013;
f. Audit Investigasi pada APBN/APBD (PP BARU) PNPM Perdesaan
Kecamatan Limboro Polewali, kegiatan ini dilaksanakan pada bulan April
2013 dengan hasil laporan nomor LAINV-0127/PW32/5/2013 tanggal 5 Juli
2013;
g. PKKN atas Kasus A pada Kabupaten C Agribisnis Perdesaan (PUAP) pd
Gaspoktan Bina Mandiri Kab.Majene, kegiatan ini dilaksanakan pada bulan
Agustus 2013 dengan hasil laporan nomor SR-0190/PW32/5/2012 tanggal 1
Oktober 2013;
Outcome Pemberian Keterangan Ahli atas kasus pada BUMN/BUMD B tidak
dapat tercapai disebabkan di wilayah Sulawesi Barat tidak terdapat
BUMN/BUMD yang berkasus tipikor pada tahun 2013.
Hasil pencapaian yang diperoleh pada sasaran strategis 4 dapat digambarkan
dalam bentuk grafik berikut, dijelaskan sisi kiri sebagai sasaran strategis 3
(meningkatkan Kesadaran dan Keterlibatan K/L, Pemda, BUMN/BUMD dalam
Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi menjadi 77%) yang dicapai
dalam prosentase dan bagian bawah gambar adalah outcome yang menjadi
pendorong tercapainya sasaran.
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2013
LAKIP- Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 66
Gambar 1.9 Profil Outcome dalam pencapaian sasaran strategis 4
Dalam Tahun 2013 Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Barat mempunyai target
kegiatan Audit Investigasi sebanyak 5 (lima) kegiatan, sementara realisasi dari
target tersebut adalah sebagai berikut :
Terdapat 5 surat permintaan Audit Investigasiyang terdiri dari : 1 surat
permintaan dari Kejaksaan dan 4 surat permintaan dari Kepolisian. Dari 5 surat
permintaan tersebut telah dilakukan Audit Investigasi sebanyak 4 penugasan,
dan telah dihasilkan 4 buah laporan, yaitu : Jumlah kerugian keuangan negara
dari keempat laporan tersebut di atas adalah sebesar Rp3.829.488.817,00 dengan
rincian pada tabel 4.2 sebagai berikut :
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
1 2 3 4 5 6
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2013
LAKIP- Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 67
Tabel 4.2 Audit Investigatif Tahun 2013
No. WILAYAH
KEJAKSAAN KEPOLISIAN JUMLAH
ST Lap. Kerugian Keuangan
Negara ST Lap.
Kerugian Keuangan
Negara ST Lap.
Kerugian Keuangan
Negara
1 Provinsi Sulbar - - - - - - - - -
2 Kab. Mamuju - - - 1 1 311.153.000 1 1 311.153.000
3 Kab. Majene 1 1 715.590.814,00 - - - 1 1 715.590.814
4 Kab. Polewali Mandar
- - - 2 2 2.802.745.003 2 2 2.802.745.003
5 Kab. Mamuju Utara - - - - - - - - -
6 Kab. Mamasa - - - - - - - - -
JUMLAH 1 1 715.590.814,00 3 3 3.113.898.003 4 4 3.829.488.817
Dalam Tahun 2013 terdapat 7 surat permintaan Audit Penghitungan Kerugian
Keuangan Negara (PKKN) yang terdiri dari : 1 surat permintaan dari Kejaksaan
dan 6 surat permintaan dari Kepolisian. Dari 7 surat permintaan tersebut telah
dilakukan Audit PKKN sebanyak 6 penugasan. Rincian kegiatan Audit PKKN
adalah sebagai berikut :
Tabel 4.3 Audit Perhitungan Kerugian Keuangan Negara
Tahun 2013
No WILAYAH
KEJAKSAAN KEPOLISIAN JUMLAH
ST Lap. Kerugian Keuangan
Negara ST Lap.
Kerugian Keuangan
Negara ST Lap
Kerugian Keuangan
Negara
1 Provinsi Sulbar - - - - - - - - -
2 Kab. Mamuju - - - 1 1 17.712.375 1 1 17.712.375
3 Kab. Majene - - - 1 1 100.000.000 1 1 100.000.000
4 Kab. Polewali Mandar
- - - 2 2 2.806.745.003 2 2 2.806.745.003
5 Kab. Mamuju Utara - - - 1 - - 1 - -
6 Kab. Mamasa - - - 1 - - 1 - -
- - - 6 4 2.924.457.378 6 4 2.924.457.378
Dalam Tahun 2013 Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Barat mempunyai target
kegiatan Pemberian Keterangan Ahli sebanyak 6 (enam) kegiatan, sementara
realisasi dari target tersebut adalah telah dilakukan pemberian keterangan ahli di
persidangan sebanyak 2 kali kegiatan, dan pemberian keterangan ahli kepada
Penyidik sebangyak 7 kali kegiatan.
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2013
LAKIP- Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 68
Hasil yang dicapai pada tahun 2013 dari sasaran strategis kelima menunjukan hasil
dalam Tabel 3.5 yang dapat digambarkan sebagai berikut:
Tabel 5.1 Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP di K/L, Pemda sebesar 60%
Indikator Kinerja
(output/outcome)
Target
2013
Realisasi
2013
Capaian
(%) 2012
+/(-)
2013
OUTPUT
Persentase K/L dan Pemda yang menyelenggarakan SPIP sesuai PP Nomor 60 Tahun 2008
8 7 87,50
Jumlah K/L dan Pemda yang telah memiliki dokumen/desain SPIP sesuai PP No 60 Tahun 2008
0 0 0
Jumlah K/L dan Pemda yang telah telah memperbaiki Sistem Pengendalian Intern
0 0 0
OUTCOME
Laporan hasil pembinaan penyelenggaraan SPIP bidang
Perekonomian
0 0 0
Laporan hasil pembinaan penyelenggaraan SPIP bidang Polsoskam 0 0 0
Laporan hasil pembinaan penyelenggaraan SPIP bidang Keuangan
Daerah
8 7 87,50 33% 54,50%
Rata-rata Capaian Kinerja pada Sasaran Strategis 5 87,50%
Dari hasil Tabel 5.1 sebagai sasaran strategis kelima yaitu meningkatnya kualitas
penerapan SPIP di K/L, Pemda sebesar 60%, rata-rata Capaian Kinerja adalah
87,50%, dapat dijelaskan:
1. Output pertama adalah Persentase K/L dan Pemda yang menyelenggarakan
SPIP sesuai PP Nomor 60 Tahun 2008 dari delapan laporan yang menjadi target
tahun 2013 telah tercapai sebanyak tujuh laporan yang dapat direalisasikan atau
sebesar 100% dengan kegiatan sebagai berikut:
a. Asistensi Pengelolaan Aset Majene, kegiatan ini dilaksanakan pada bulan
Februari 2013 dengan hasil laporan nomor Lap-072/PW32/3/2013 tanggal 4
April 2013;
Sasaran Strategis 5 : Meningkatnya Kualitas
Penerapan SPIP di K/L, Pemda sebesar 60%
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2013
LAKIP- Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 69
b. Monitoring Perbaikan SPI pada Pemda Triwulan II pada Pemda A Mamasa,
kegiatan ini dilaksanakan pada bulan Juni 2013 dengan hasil laporan nomor
LPM-0120/PW32/3/2013 tanggal 24 Juni 2013;
c. Monitoring Lanjutan Perbaikan SPI Instansi Pemerintah Triwulan II pada
Pemda Mamuju Utara, kegiatan ini dilaksanakan pada bulan Juni 2013
dengan hasil laporan nomor LBA-0115/PW32/3/2013 tanggal 21 Juni 2013;
d. Penyusunan Juklak dan Dokumentasi Penyelenggaraan SPIP triwulan II
Pemda Majene, kegiatan ini dilaksanakan pada bulan Juni 2013 dengan hasil
laporan nomor LBA-0114/PW32/3/2013 tanggal 20 Juni 2013;
e. Sosialisasi SPIP (Satgas) Pemda B Matra, kegiatan ini dilaksanakan pada
bulan Juli 2013 dengan hasil laporan nomor LBA-0148/PW32/3/2013
tanggal 25 Juli 2013;
f. Penyusunan Juklak dan Dokumentasi Penyelenggaraan SPIP triwulan III,
kegiatan ini dilaksanakan pada bulan September 2013 dengan hasil laporan
nomor LBA-0177/PW32/3/2013 tanggal 24 September 2013;
g. Sosialisasi SPIP (Satgas) Pemda Majene, kegiatan ini dilaksanakan pada
bulan Mei 2013 dengan hasil laporan nomor LSPIP-31/PW32/3/2013 tanggal
17 Juni 2013
h. Diklat Pembinaan SPIP K/L, Pemda, kegiatan ini dilaksanakan pada bulan
Mei 2013 dengan hasil laporan nomor LAP-0087/PW32/3/2013 tanggal 6
Mei 2013
Hasil yang dicapai pada tahun 2013 dari sasaran strategis keenam yaitu
meningkatnya efektifitas perencanaan pengawasan sebesar 90% dan kualitas
pengelolaaan keuangan sebesar 100% menunjukan hasil dalam Tabel 6.1 yang dapat
digambarkan sebagai berikut:
Sasaran Strategis 6 : Meningkatnya efektifitas
perencanaan pengawasan sebesar 90% dan kualitas
pengelolaaan keuangan sebesar 100%
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2013
LAKIP- Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 70
Tabel 6.1 Meningkatnya efektifitas perencanaan pengawasan sebesar 90% dan kualitas
pengelolaaan keuangan sebesar 100%
Indikator Kinerja
(output/outcome)
Target
2013
Realisasi
2013
Capaian
(%) 2012
+/(-)
2013
OUTPUT
Tingkat penerapan jabatan Fungsional Auditor 4 3 75
Rasio SDM terdiklat sesuai kompetensi terhadap total jumlah yang dibutuhkan
0 0 0
Persentase jumlah pegawai BPKP yang kompeten dan professional di setiap bidang kompetensi yang dibutuhkan
0 0 0
OUTCOME
Jumlah sosialisasi dan bimtek penerapan JFA APIP Daerah 1 1 100% 50% 50%
Jumlah sosialisasi dan bimtek penerapan tatakelola APIP
Daerah
2 2 50% 50% 0
Laporan evaluasi penerapan tatakelola APIP Daerah 1 1 100% 100% 0
Rata-rata Capaian Kinerja pada Sasaran Strategis 6 83,34%
Dari hasil Tabel 6.1 sebagai sasaran strategis kelima yaitu Meningkatnya Kualitas
Penerapan SPIP di K/L, Pemda sebesar 60%, rata-rata Capaian Kinerja adalah
83,34%, dapat dijelaskan:
1. Output pertama adalah tingkat penerapan jabatan Fungsional Auditor sesuai PP
Nomor 60 Tahun 2008 yang menjadi target tahun 2013 telah tercapai dan
direalisasikan sebesar 100% dengan outcome sebagai berikut:
a. Sosialisasi Penerapan JFA pada Inspektorat Kabupaten Matra, yang
dilaksanakan pada bulan Juni 2013 dengan hasil laporan nomor LAP:
018/APD/2013 tanggal 20 Juni 2013
b. Sosialisasi dan bimtek penerapan tatakelola APIP Daerah, yang
dilaksanakan pada bulan Juli 2013 dengan hasil laporan nomor LEV:
0143/PW32/3/2013 tanggal 24 Juli 2013.
c. Bimtek Penerapan JFA pada Inspektorat Provinsi/Kab/Kota A Mamasa,
yang dilaksanakan pada bulan Juli 2013.
d. Laporan evaluasi penerapan tatakelola APIP Daerah, yang dilaksanakan,
Assessment (Evaluasi) Tata Kelola APIP pada Inspektorat Kabupaten
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2013
LAKIP- Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 71
Mamuju dengan laporan nomor LEV-0143/PW32/3/2013 tanggal 24 Juli
2013
2. Output yang lainnya yaitu rasio SDM terdiklat sesuai kompetensi terhadap total
jumlah yang dibutuhkan dan persentase jumlah pegawai BPKP yang kompeten
dan professional di setiap bidang kompetensi yang dibutuhkan, tidak dilakukan
di Perwakilan
C. INFORMASI TAMBAHAN
Selama tahun anggaran 2012, Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Barat menerima
anggaran belanja sebesar Rp.4.304.101.000,00. Realisasi belanja tahun anggaran 2012
sebesar Rp.4.177.402.858,00 atau 97,1% dari jumlah yang dianggarkan dengan
rincian sebagai berikut:
Tabel 7.1 Anggaran dan Realisasi
Tahun 2013 No Program Anggaran Realisasi Sisa %
01.01.01 Program dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya BPKP
4.405.923.000 4.132.262.050 273.660.950 93.78
01.01.02 Program peningkatan sarana dan prasarana Aparatur BPKP
9.531.250.000 9.407.121.600 124.128.400 98.69
01.01.06 Program pengawasan intern akuntabilitas keuangan negara dan pembinaan penyelenggaraan SPIP
1.693.263.000 1.649.268.900 43.994.100 97.40
J U M L A H 15.630.436.000 15.188.652.550 441.783.450 97.17
Selain itu terdapat juga sumber dana yang berasal dari pihak Pemerintah Daerah
sebagai dana mitra selama tahun 2013 sebesar Rp661.936.440,00
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa serapan anggaran terendah ada pada Program
Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya-BPKP sebesar 96,1%.
Hal ini terutama disebabkan oleh:
1. Terlalu tingginya anggaran belanja pegawai pada program dukungan
manajemen dan pelaksanaan teknis lainnya yang di droping dari pusat dan
sulitnya memprediksi mutasi pegawai;
2. Pengalihan kegiatan konsinyering penyusunan laporan ketatausahaan yang
semula akan dilaksanakan di luar kota, akhirnya dilaksanakan di kantor sendiri
di luar jam kantor untuk mengantisipasi kebutuhan tenaga untuk kegiatan
pengawasan;
3. Pada tahun 2013 Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Barat dalam Program
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2013
LAKIP- Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 72
peningkatan sarana dan prasarana Aparatur BPKP telah melaksanakan
pembangunan gedung pada tahap pondasi dan struktur beton yang sudah
dilaksanakan 100% menyerap dana sebesar Rp9.407.121.600 sampai dengan
tanggal 28 Desember 2013. Rencana penyelesaian pembangunan gedung kantor
dilaksanakan pada tahun 2014 dengan anggaran yang tersedia sebesar
Rp31.213.500.000,00
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2013
LAKIP- Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 73
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1) Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Barat telah melakukan kegiatan
pembinaan dalam rangka peningkatan kualitas akuntabilitas laporan keuangan
pada tiga BUMD di wilayah Provinsi Sulawesi Barat serta mendampingi
penerapan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah (PPK
BLUD).
2) Hasil dari kegiatan pembinaan tersebut, tiga PDAM di Provinsi Sulawesi Barat
yang dilakukan audit keuangan oleh BPKP untuk tahun buku 2010, dua
diantaranya mendapatkan opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dan satu
PDAM mendapatkan opini Wajar Dengan Pengecualian (WDP). Sedangkan
untuk tahun buku 2011 dan 2012, audit keuangan dilakukan oleh Kantor
Akuntan Publik dan ketiga PDAM tersebut mendapatkan opini WTP
seluruhnya. Dengan demikian, terdapat peningkatan opini pada satu PDAM,
dari WDP menjadi WTP.
3) Dua PDAM lainnya belum melakukan kerja sama dengan BPKP Perwakilan
Provinsi Sulawesi Barat karena PDAM Kabupaten Mamuju Utara belum
beroperasi, sedangkan PDAM Kabupaten Mamasa sedang berupaya
meningkatkan cakupan pelayanannya dan akan melakukan kerja sama mulai
tahun 2014.
4) Pada tahun 2013 terdapat mitra kerja baru, yaitu RSUD Majene. BPKP
Perwakilan Provinsi Sulawesi Barat telah melakukan pendampingan
penyusunan dokumen administratif untuk penerapan pola pengelolaan
keuangan badan layanan umum daerah (PPK BLUD) pada RSUD Majene pada
akhir tahun 2013. Diharapkan pada tahun 2014, RSUD Majene telah ditetapkan
sebagai RSUD yang menerapkan PPK BLUD oleh Bupati Majene, sehingga
pengelolaan keuangannya dapat dilakukan secara fleksibel. RSUD lainnya
belum merencanakan penerapan PPPK BLUD dan sedang melakukan
konsolidasi internal untuk peningkatan kelas rumah sakit.
BAB IV
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2013
LAKIP- Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 74
5) Perwakilan BPKP Prov. Sulawesi Barat dalam Tahun 2013 telah melaksanakan
audit keuangan atas dana yang bersumber dari Pinjaman dan Hibah Luar
Negeri (PHLN) pada 9 (sembilan) program, sebagai dukungan opini.
Permasalahan yang harus diperhatikan oleh pemerintah daerah terkait dengan
opini laporan keuangan Pemerintah Pusat adalah lambannya Dinas/SKPD
melakukan tindak lanjut temuan hasil audit BPK RI maupun APIP lainnya
terhadap program/kegiatan yang dibiayai dari dana APBN. Kondisi ini sangat
berpengaruh terhadap opini yang diberikan oleh BPK RI atas laporan keuangan
kementerian terkait.
6) Perw. BPKP Prov. Sulawesi Barat juga melakukan audit atas BMN Kementerian
Tenaga Kerja dan Transmigrasi. Dari hasil audit BMN tersebut di atas,
Perwakilan BPKP Prov. Sulawesi Barat merekomendasikan kepada Kepala
Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Sulawesi Barat agar
menginstruksikan kepada Kepala Satker BPPD/BLK Provinsi Sulawesi Barat
dan Kepala Satker UPTD BLK Kabupaten Majene menyempurnakan
kelemahan beberapa unsur pengendalian intern atas pengelolaan BMN.
7) BPKP sesuai PeraturanPemerintahNomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem
Pengendalian Intern Pemerintahpasal 49 ayat(2) melakukan pengawasan intern
terhadap akuntabilitas keuangan Negara atas kegiatan tertentu yang meliputi
antara lain kegiatan yang bersifat lintas sektoral.
8) Salah satu kegiatan yang dilakukan adalah Evaluasi Hambatan Kelancaran
Pembangunan. Hambatan Kelancaran Pembangunan merupakan suatu kondisi
yang menjadi kendala proses pembangunan untuk mencapai tujuan dan sasaran
yang telah ditetapkan. Kegiatan yang dilakukan dalam rangka Evaluasi
Hambatan Kelancaran Pembangunan adalahpengumpulan dan analisis data
dari pihak terkait, evaluasi/kajian ketentuan yang berhubungan dengan
permasalahanadanya hambatan kelancaran pembangunan untuk memperoleh
alternatif penyelesaian masalah, dan memfasilitasi para pihak terkait untuk
mencapai kesepakatan penyelesaian masalah.
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2013
LAKIP- Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 75
9) Dalam Tahun 2013 Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Barat mempunyai
target kegiatan Evaluasi Hambatan Kelancaran Pembangunan sebanyak 1
(satu) kegiatan, namun demikian sampai dangan berakhirnya Semester II
Tahun 2013 belum ada permintaan penugasan Evaluasi Hambatan Kelancaran
Pembangunan, sehingga target kegiatan tersebut belum bisa direalisasikan.
B. SARAN
Pelaksanaan tugas selama ini tentunya diperoleh pembelajaran yang berharga
bagi pelaksananya. Hal tersebut juga menjadi bagian yang diharapkan oleh semua
pihak agar di tahun-tahun berikutnya terus tercipta perbaikan-perbaikan dalam
rangka pencapaian misi dan visi Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Barat,
beberapa saran dengan harapan agar pencapaian kinerja dapat lebih baik dimasa
yang akan datang:
1) Adanya penghargaan dan sanksi dalam melakukan proses pemanfaatan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP), merupakan
instrument objektif yang tidak berpihak sebagai mata rantai yang tidak
terpisahkan dari renstra.
2) Keterbukaan di dalam memberikan data untuk penyusunan Laporan
Akuntabilitas Kierja Instansi Pemerintah sebagai bahan proses
pertanggungjawaban dan arahan bagi pengambil keputusan.
3) Agar implementasi SAKIP benar benar efektif perlu segera direalisasikan
sinergitas antara laporan kinerja dan laporan keuangan sebagai satu kesatuan,
sehingga kinerja yang dibiayai oleh DIPA benar-benar terukur.
4) Pemerintah Daerah se Provinsi Sulawesi Barat agar menyusun Action Plan
terhadap temuan hasil pemeriksaan BPK RI (termasuk tahun-tahun
sebelumnya), yang didalamnya memuat tentang langkah-langkah yang akan
dilakukan dan pihak pihak yang akan ditugasi dan bertanggungjawab terhadap
proses pemetaan dan penuntasan permasalahan serta jangka waktu yang
dibutuhkan. Disamping itu, agar mengintensifkan pemantauan dan kepada
pihak yang bertanggungjawab diperintahkan untuk membuat laporan secara
periodik atas perkembangan tindaklanjutnya.
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2013
LAKIP- Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 76
5) Terhadap permasalahan asset agar dilakukan inventarisasi sehingga dapat
memperoleh data yang akurat atas kondisi seluruh asset yang dimiliki oleh
Pemerintah Daerah yang bersangkutan untuk selanjutnya dilakukan rekonsiliasi
serta merumuskan langkah-langkah yang akan dilakukan dalam pengelolaan
dan penertiban asset yang bermasalah.
6) Terhadap penyajian nilai persediaan dalam Laporan Keuangan agar
didasarkan pada hasil stock opname per 31 Desember agar validitas data nilai
persediaan lebih akurat. Disamping itu, agar mendorong penyelenggaraan
administrasi persediaan secara tertib di semua SKPD terkait.