Upload
anwar-sholeh-manik
View
228
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
kkjkjhuygfbxguh
Citation preview
MYOPIA
DEFINISI
Myopia adalah banyangan dari benda yang terletak jauh berfokus di depan retina pada mata yang tidak berakomodasi
ANAMNESIS DAN PEMERIKSAAN FISIK
Kata myopia sendiri sebenarnya baru dikenal pada sekitar abad ke 2, yang mana
terbentuk dari dua kata meyn yang berarti menutup, dan ops yang berarti mata. Ini
memangmenyiratkan salah satu ciri – ciri penderita myopia yang suka menyipitkan
matanya ketika melihat sesuatu yang baginya tampak kurang jelas, karena dengan cara
ini akan terbentuk debth of focus di dalam bola mata sehingga titik fokus yang tadinya
berada di depan retina,akan bergeser ke belakang mendekati retina.
Gejala subyektif lainnya :
Kabur bila melihat jauh.
Membaca atau melihat benda kecil harus dari jarak dekat
Lekas lelah bila membaca (karena konvergensi yang tidak sesuai dengan
akomodasi),astenovergens.
DIAGNOSIS DAN PEMERIKSAAN PENUNJANGUntuk mendiagnosis myopia dapat dilakukan dengan beberapa pemeriksaan pada
mata,pemeriksaan tersebut adalah sebagai berikut :
Refraksi Subyektif
Diagnosis myopia dapat ditegakkan dengan pemeriksaan Refraksi Subyektif,
metode yangdigunakan adalah dengan Metoda “ trial and error‟ Jarak
pemeriksaan 6 meter/ 5 meter/ 20 kaki. Digunakan kartu Snellen yang diletakkan
setinggi mata penderita, Mata diperiksa satupersatu dibiasakan mata kanan
terlebih dahulu Ditentukan visus / tajam penglihatan masing-masing mata Bila
visus tidak 6/6 dikoreksi dengan lensa sferis negatif, bila dengan lensasferis
negatif tajam penglihatan membaik atau mencapai 5/5, 6/6, atau 20/20 maka
pasiendikatakan menderita myopia, apabila dengan pemberian lensa sferis
negatif menambah kaburpenglihatan kemudian diganti dengan lensa sferis positif
memberikan tajam penglihatan 5/5,6/6, atau 20/20 maka pasien menderita
hipermetropia.
Refraksi Obyektif
Yaitu menggunakan retinoskopi, dengan lensa kerja ∫+2.00D pemeriksa mengam
ati refleksfundus yang bergerak berlawanan arah dengan arah gerakan
retinoskop (against movement)kemudian dikoreksi dengan lensa sferis negatif
sampai tercapai netralisasi
Autorefraktometer
Yaitu menentukan myopia atau besarnya kelainan refraksi dengan menggunakan
komputer.
DIAGNOSIS BANDING Astigmatisma
Diplopia
Degenerasi macula
TERAPI DAN PENATALAKSANAAN Kacamata
Kacamata masih merupakan metode paling aman untuk memperbaiki refraksi.
Lensa kontak
Lensa kontak yang biasanya digunakan ada 2 jenis yaitu, lensa kontak keras
yang terbuat dari bahan plastik polimetilmetacrilat (PMMA) dan lensa kontak
lunak terbuat dari bermacam-macam plastik hidrogen. Lensa kontak keras
secara spesifik diindikasikan untuk koreksi astigmatisma ireguler, sedangkan
lensa kontak lunak digunakan untuk mengobati gangguan permukaan kornea.
Salah satu indikasi penggunaan lensa kontak adalah untuk koreksi miopia tinggi,
dimana lensa ini menghasilkan kualitas bayangan lebih baik dari kacamata.
Namun komplikasi dari penggunaan lensa kontak dapat mengakibatkan iritasi
kornea, pembentukan pembuluh darah kornea atau melengkungkan permukaan
kornea. Oleh karena itu, harus dilakukan pemeriksaan berkala pada pemakai
lensa kontak.
Bedah keratoretraktif
Bedah keratoretraktifmencakup serangkaian metode untuk mengubah
kelengkungan permukaan anterior bola mata diantaranya adalah keratotomy
radial, keratomileusis, keratofakia, epikeratofakia.
Lensa intraoculer
Penanaman lensa intraokuler merupakan metode pilihan untk koreksi kesalahan
refraksi pada afakia.
Ekstraksi lensa jernih
Ekstraksi lensa bening telah banyak dicobakan oleh ahli bedah di dunia pada
pasien dengan miopia berat karena resiko tindakan yang minimal.
EDUKASIPemeriksaan mata sebaiknya di lakukan setiap 6 bulan sekali
PROGNOSISDiagnosis awal pada penderita miopia adalah sangat penting karena seorang anak
yang sudah positif miopia tidak mungkin dapat melihat dengan baik dalam jarak jauh.
DAFTAR PUSTAKA
1. American Optometric Association Care of the Patient with Miopia Diakses
dar i http://www.aoa.org . Oktober 2012
2. Vaughan, DG. Asbury, T. Neurooftalmogy. Oftalmologi Umum edisi 14. 2000;
389-406
3. Bintang, Nasrul. 2012. Miopia http://nasrulbintang.wordpress.com/definisi-miopia-
astigmat-hipermetropy-dan-presbiopy/. Pebruari 2013
4. Riordan-Eva P, White OW. Optik & Refraksi. Oftalmologi Umumm. Jakarta:Widya
Medika; 2012. p. 399-401
5. Khurana A. Comprehensif Opthalmologi. New Delhi: New Age International Publisher; 2012.
p. 26-27.