43
KULIAH ILMU PENYAKIT MATA. dr. Ni Luh Murniati SpM EYELID AND EXTERNAL EYE DS [PTERIGIUM, HORDEOLUM, KALASION,EYELID RETRACTION]. PTERIGIUM. Adalah: pertumbuhan jaringan fibrovaskuler berbentuk segitiga yang tumbuh dari arah konjungtiva menuju kornea pada daerah interpalpebra. - Kaya akan pembuluh darah dan menuju kepuncak pterigium. - Umumnya terletak dinasal dan bilateral. - Penjalarannya merusak epitel kornea dan membran Bowman. - Stadium dini sukar dibedakan dg pinguikula. - Pada puncaknya dikornea ada bercak2 kelabu yg disebut pulau2 Fuch. - Insidensnya tinggi di Indonesia yaitu 13,1%. - Mengenai usia dewasa muda [diatas 40 tahun]. Derajat pertumbuhannya ditentukan berdasarkan bagian kornea yang tertutup: - Derajat1: terbatas pada limbus saja. - Derajat 2: melewati limbus tapi tidak lebih dari 2 mm melewati kornea. - Derajat 3: melebihi derajat 2 tapi tidak melebihi pinggiran pupil [lebar pupil normal 3-4 mm]. - Derajat 4: sudah melewati pupil sehingga mengganggu penglihatan. Gejala dan tanda: Sering tanpa keluhan sama sekali. Beberapa keluhan yang sering ada: -Mata sering berair dan merah. -merasa seperti ada benda asing.

Kuliah Ilmu Penyakit Mata Baru

  • Upload
    guzde

  • View
    79

  • Download
    2

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Forensik

Citation preview

KULIAH ILMU PENYAKIT MATA.dr. Ni Luh Murniati SpM

EYELID AND EXTERNAL EYE DS [PTERIGIUM, HORDEOLUM, KALASION,EYELID RETRACTION].

PTERIGIUM.Adalah: pertumbuhan jaringan fibrovaskuler berbentuk segitiga yang tumbuh dari arah konjungtiva menuju kornea pada daerah interpalpebra. Kaya akan pembuluh darah dan menuju kepuncak pterigium. Umumnya terletak dinasal dan bilateral. Penjalarannya merusak epitel kornea dan membran Bowman. Stadium dini sukar dibedakan dg pinguikula. Pada puncaknya dikornea ada bercak2 kelabu yg disebut pulau2 Fuch. Insidensnya tinggi di Indonesia yaitu 13,1%. Mengenai usia dewasa muda [diatas 40 tahun].Derajat pertumbuhannya ditentukan berdasarkan bagian kornea yang tertutup: Derajat1: terbatas pada limbus saja. Derajat 2: melewati limbus tapi tidak lebih dari 2 mm melewati kornea. Derajat 3: melebihi derajat 2 tapi tidak melebihi pinggiran pupil [lebar pupil normal 3-4 mm]. Derajat 4: sudah melewati pupil sehingga mengganggu penglihatan.Gejala dan tanda: Sering tanpa keluhan sama sekali. Beberapa keluhan yang sering ada: -Mata sering berair dan merah.-merasa seperti ada benda asing.-timbul astigmat akibat kornea tertarik oleh pertumbuhan pterigium tersebut.-pada derajat 3-4 dapat menutupi pupil sehingga visus terganggu.

Evaluasi.-tentukan derajat pertumbuhanpterigium dengan lup dan senter.-periksa visus.-periksa TIO untuk memastikan tidak ada glaucoma.Peata laksanaan: -non bedah : diberikan penyuluhan untuk mengurangi iritasi maupun paparan terhadap sinar Ultra violet.-bila derajat 1-2 inflamasi diberi tetes mata gabungan antibiotika dan steroid 3x sehari 5-7 hari Dan ini tidak dibenarkan pada TIO yang tinggi dan kelainan kornea.

PSEUDO PTERIGIUMPada ulkus kornea / kerusakan permukaan kornea --- kdg2 pada proses penyembuhan , konjungtiva menutupi luka tesebut se-olah2 konjungtiva menjalar kekornea yg disebut PSEUDO PTERIGIUM.Bedanya dg pterigium: Pterigium ada pulau2 Fuch, pseudo pterigium tidak. Pseudo pterigium ada riwayat kerusakan kornea, pterigium tidak. Pterigium lebih banyak pembuluh darahnya d p pseudo pterigium. Pseudo pterigium kdg2 bisa dimasukin sonde dibawahnya dan pterigium tidak. Pterigium progressive dan pseudo pterigium tidak.PINGUEKULA Hipertrofi dan penebalan konjungtiva. Penonjolan berwarna putih ke abu2 an. Merupakan deg hyaline dan elastin. Tidak ada keluhan kecuali meradang. Pathogenesis belum jelas, rangsangan luar mempunyai peran spt debu, panas, sinar matahari dan udara kering. Terapi: bila meradang diberi penekan peradangan dan dianjurkan mencegah rangsangan luar.

HORDEOLUM. Adalah infeksi supuratif akut kelenjar kelopak mata,biasanya disebabkan oleh stafilokokMengenai kelenjar: Meiboom [hordeolum internum]. Zeis dan Moll [hordeolum eksternum].Gejala dan tanda: Keluhan rasa sakit pada kelopak mata bila menunduk rasa sakit bertambah. Pada pemeriksaan terlihat benjolan setempat warna kemerahan mengkilat dan nyeri tekan.Ada 2 stadium: Stadium infiltrat. Stadium supuratif [sudah ada pus].Terapi: Kompres hangat selama 10-15 menit, 3-4 kali sehari Antibiotika local dan oral. Kalau tidak ada perbaikan dirujuk untuk dilakukan tindakan.Penyulit: Selulitis palpebra. Abses palpebra.KALASION. Adalah peradangan lipogranuloma kronik kelenjar Meibom.Terapi: Kompres hangat, antibiotika local bila adatanda infeksi sekunder.

BLEFARITIS. Adalah: infeksi kronis pada pinggir kelopak mata, yang biasanya terdapat bilateral.Ada 2 macam blefaritis: Blefaritis skwamosa [sebore]. Blefaritis ulseratif [ infeksi stafilokus ].BLEFARITIS SKWAMOSA. Biasanya ada hubungan dengan ketombe dikepala,alis mata, dan telinga.Gejala dan tanda: Iritasi, rasa panas dan gatal. Margo palpebra kemerahan. Terlihat sisik2 melekat pada bulu mata. Sisik tersebut berminyak. Terlihat sisik2 yang berminyak dan melekat pada bulu mata.Terapi: Terutama ditujukan pada ketombe dikepala dengan shampoo anti ketombe 2X seminggu selama sebulan. Sisik2 dibersihkan tiap hari dengan kapas basah. Margo palpebra digosok dengan salep mata kortikosteroid waktu mau tidur.

BLEFARITIS ULSERATIFA.Biasanya terdapat pada anak2 tuna mental.Gejala: Kelopak mata merah , sisik2 kering.daerah ulserasi yang kecil2 terdapat sepanjang pinggir palpebra dan tertutup krusta. Bulu mata rontok, bisa terjadi distorsi pinggir palpebra.

EYELID RETRACTION. Adalah suatu keadaan atau gejala suatu penyakit dimana kelopak mata tidak bisa menutup dengan baik sehingga kornea menjadi kering.Keadaan ini bisa terjadi pada : Penyakit Grave [thyroid ophthalmopathy], tumor orbita seperti hemangioma kulit, meningioma, mixed tumor kelenjar air mata dll.Pada penyakit Grave gejala dan tandanya: Banyak berkeringat, tremor, kelemahan otot2,berat badan menurun dan penderita tegang, Pada mata , celah mata melebar, lagoftalmos dan berkurangnya kedip mata, edema kelopak mata dan konjungtiva, pembendungan vena bola mata perubahan papil saraf optic dan kelumpuhan otot.

Menurut The American Thyroid Association dibagi atas grade:0 no sign or symptom1 only sign,which include upper lid retraction,with or without lid lag or proptosis to 22 mm. no symptom2 soft tissue involvement.3 Proptosis > 22 mm.4 Extraocular muscle involvement.5 Corneal involvement.6 Sight loss due to optic nerve involvement.Terapi:Bila exoftalmos bertambah mata sukar menutup waktu tidur maka diberikan emullient substance 5% metyl selulose diteteskan sebelum tidur untuk mencegah kekeringan kornea.

Terima Kasih

KULIAHEYEBALL DS [KORNEA/HIPOPION] UVEITIS/IRIDOSIKLITIS.

KORNEA. Penyakit kornea adalah penyakit mata yang serious karena dapat menimbulkan gangguan tajam penglihatan bahkan dapat menimbulkan kebutaan.Peradangan kornea memberikan gejala2 seperti berikut: Infiltrate: menyebabkan permukaan tidak rata tidak licin dan tidak bening.Nasib infiltrate: bisa diserap semua sehingga kembali bening, diserap sebagian meninggalkan sikatrik atau terjadi proses pernanahan dengan akibat terbentuk ulkus. Diserap semua shg kembali bening. Diserap sebagian meninggalkan sikatrik. Terjadi proses pernanahan dengan akibat terbentuk ulkus.Vaskularisasi: Dalam keadaan normal tidak apa pembuluh darah. Pada peradangan dapat timbul vaskularisasi. Bila pembuluh darah limbus masuk kekornea keantara epitel dan membrane Bowman disebut pannus. Bila masuk kestroma disebut vaskularisasi interstitial.Gejala2 subyektif: Nyeri pada mata, lakrimasi,penglihatan kabur, blefarospasme akibat fotofobi.Etiologi: Infeksi eksogen, perkontinuitatum peradangan jaringan mata lain seperti konjungtiva, sklera dan uvea.Pembagian radang kornea: Keratitis. Ulkus kornea.

KERATITIS SUPERFISIAL.Yang memberi gambaran keratitis superficial adalah: Keratitis pungtata superficial. Keratitis flikten, bulosa,sika, nummular.Keratitis pungtata superficial dapat disebabkan oleh: Herpes simpleks Herpes zoster oftalmikus. Vaksinia.

KERATITIS HERPES SIMPLEKS.Virus dapatmenyerang; Bibir. Hidung. Genetalia. Mata: konjungtiva dan kornea.Lesi pertama pada anak2 biasanya berupa: kerato konjungtivitis folikular akut. Serangan yang berulang berupa: Keratitis pungtata superficial/KPS. Ulkus dendritik. Keratitis disiformis.Pada KPS ditemukan: Plak2 kecil rewarna putih. Tersebar diseluruh permukaan kornea. Cepat mengalami deskuamasi terbentuk erosi sembuh cepat tanpa sikatrik.Terapi: anti virus.Ulkus dendritik: ulkus yang terbentuk dendrite. Ulkus yg terbentuk berbentuk dendrite. Dapat sembuh tapi sering kambuh.Keratitis disiform: Bila stomanya terlibat.KERATITIS NUMULAREtiologi: diduga virus.Infiltrate: berupa cakram multiple .Terapi: kortikosteroid.

ULKUS KORNEA.Didaerah kornea terlihat infiltrat disertai hilangnya jaringan kornea.Faktor pencetus: Luka kornea Dakriosistitis. Infeksi konjungtiva. Gangguan nutrisi kornea. Lagoftalmos. Infeksi selama operasi

Perjalanan penyakit: Meluas kesamping dan kedalam. Pcvi +. Kecil dan superficial, cepat sembuh dan kornea jernih. Ulkus dalam [kena membrane Bowman dan stroma] timbul sikatrik. Pada kasus yang berat timbul HIPOPIONEtiologi: Bakteri:stafilokokus aureus,streptokokus, pneumokokus, pseudomonas,moraksela [sentral]. Reaksi hipersensitifitas, ulkus marginal, ring ulcer, Moorens ulcer [ marginal].Ulkus pseudomonas: Mulai terbentuk disentral. Kedil tapi cepat meluas dan bias perforasi dalam waktu 48 jam. Factor pencetus: luka kornea.Terapi: Terapi terhadap faktor pencetus. Terapi lokal terhadap ulkusnya.Komplikasi: Perforasi kornea. Leukoma adheren. Seklusio / oklusi pupil. Stafiloma korneaSekuele ulkus kornea: Nebula : kekeruhan sangat tipis, terlihat dengan senter. Makula : lebih tebal terlihat dengan mata. Leukoma : lebih tebal lagi seperti gumpalan. Stafiloma : kadang2 sikatrik ini menonjol.

ARKUS SENILIS. Adalah: suatu keadaan infiltrasi lipoid pada kornea. Ditemukan biasanya pada usia tua. Berupa pita warna putih pada pinggir kornea selebar 1 mm. Tidak mengganggu vitalitas kornea.UVEITIS.Adalah : inflamasi yang terjadi pada uvea.Secara anatomis dibedakan: Uveitis anterior: iritis bila mengenai iris. : iridosiklitis bila mengenai iris dan bag anterior badan silier. Uveitis intermedia bila mengenai bagian post badan silier dan bagian perifer retina. Uveitis posterior mengenai uvea dibelakang vitreus. Panuveitis bila mengenai ketiga-tiganya.Secara klinis dibedakan: Akut terjadi tiba-tiba dan berlangsung kurang dari 6 mg. Kronik.Berdasar etiologi: Uveitis endogen dari pasien sendiri mis, cabut gigi ok karies tanpa premedikasi. Uveitis eksogen.Manifestasi klinis Uveitis anterior : Gejala: nyeri fotofobi,mata merh, visus menurun, dan lakrimasi. Tanda2nya: Pcvi +, keratik presipitat [KP] adl timbunan sel diatas endotel kornea.yang besar dan seperti berminyak disebut mutton fat didapat pada uveitis granulomatosa. Nodul iris (inflamasi granulomatosa). Nodul Koepe, kecil pada batas iris dan pupil. Nodul Busacca besar pada permukaan iris jauh dari pupil. Sel aqueus adal sel2 yang bermigrasi ke cairan aqueus, tanda inflamasi aktif. Aqueus flare ok bocornya protein plasma ke humor aqueus. Biasanya dengan eksudasi fibrin. Sinekia posterior perlekatan antara permukaan anterior lensa dengan permukaan posterior iris.Penyulit: Sinekia posterior. Katarak. Glaucoma. Keratopati pita/ band keratopathy

TERIMA KASIHKULIAH REFRAKSI.dr.Ni Luh Murniati SpM

Visus = tajam penglihatan. Normal 6/6. Menghitung jari 1/60 6/60. Lambaian tangan 1/300. Sinar LP / LP+. Gelap NLP / LP-. Refraksi / pembiasan.Emetropia: sinar sejajar sb mata tanpa akomodasi dibias pada retina shg visus maksimal.Akomodasi: kemampuan lensa untuk mencembung akibat kontraksi otot2 silier.Pungtum remotum: titik terjauh yang tanpa akomodasi dibias diretina.Pungtum proksimum: titik terdekat yang dengan akomodasi maksimal dibias diretina.HIPERMETROPIA.Adalah: sinar sejajar sumbu mata tanpa akomodasi dibias dibelakang retina. Dengan berakomodasi titik2 tersebut dapat digeser keretina. Dengan akomodasi visus bisa 6/6.Penyebab hipermetropia: Sumbu mata terlalu pendek [ hipermetropia axial ] Daya pembiasan terlalu lemah [ hipermetropia indeks bias ].Gejala: Penglihatan dekat lebih cepat buram. Bila hipermetropia > 3 D atau pada usia tua pasien mengeluh kabur. Sakit kepala didaerah frontal dipacu dengan melihat dekat. Eye strain. Sensitive terhadap cahaya. Spasme akomodasi ok cramp m siliaris------penglihatan buram intermiten. Over akomodasi dapat menyebabkan pseudomiopia.Penata laksanaan: Memberikan koreksi sferis positif terbesar yang memberikan ketajaman penglihatan terbaik. Bila disertai Esoforia----hipermetrpia dikoreksi penuh dengan lensa sferis positif. Bila disertai Strabismus konvergen------ koreksi hipermetropia total. Bila disertai Exoforia----under koreksi.MIOPIA.Adalah: sinar2 yang berjalan sejajar dengan sumbu mata tanpa akomodasi dibias didepan retina.Tipe2 miopia: Myopia aksial [ diameter anterior posterior bola mata lebih panjang ]. Myopia kurvatura, bola mata N ttp kurvatur kornea dan lensa> dr N. Myopia indeks refraksi---- pd DM. Perubahan posisi bola mata, pd op mata spt glaucoma lensa kearah depan.Gejala myopia: Melihat jauh kabur. Sakit kepala. Kecenderungan terjadinya juling saat melihat jauh. Pasien lebih jelas melihat dekat.Penata laksanaan: Koreksi sferis negative yang memberikan ketajaman penglihatan maksimal.

ASTIGMATISMAAdalah: keadaan dimana sinar sejajar tidak dibias secara seimbang pada seluruh meridian. Pada ast regular ada 2 meridian utama yang saling tegak lurus.

Tipe2 astigmatisma: Ast hipermetropikus simpleks: satu meridian utamanya emetropik, meridian yang lain nya hipermetopik.C + . Ast miopikus simpleks: satu meridian utamanya emetropik, meridian lainnya miopik.C -. Ast hipermetropikus kompositus: kedua meridian utama hipermetropik dengan derajat yang berbeda. S + C +. Ast miopikus kompositus: kedua meridian utamanya miopikdengan derajat yang berbeda. S - C - Ast mikstus: satu meridian utamanya hipermetropik yang lainnya miopik. S + C atau S - C +. Gejala2 astigmatisma: Penglihatan kabur. Head tilting. Menengok untuk melihat jelas. Mempersempit palpebra. Penata laksanaan: Koreksi dengan lensa silinder, bersama dengan sferis kalau ada.

PRESBIOPIA.Jika pungtum proksimum letaknya jauh dari jarak baca disebut presbiopia.Mulai umur 40 th.Bukan penyakit ttp merupakan keadaan fisiologis karena lensa mengeras dan daya kontraksi m silier menurun.Untuk orang Indonesia: 40 th --- add S+ 1.00. 45 th --- add S+ 1.50. 50 th --- add S+ 2.00. 55 th --- add S+ 2.50. 60 th --- add S+ 3.00. 65 th --- add S+ 3.00. Dst tetap S+ 3.00. ANISOMETROPIA.Adalah: perbedaan status refraksi kedua mata. Bisa kecil ----besar. OS emetropia , OD ametropia. Kedua-duanya miopik atau hipermetropik tapi dengan derajat yang besar. Satu miopik yang lainnya hipermetropik.Penglihatan binokuler tunggal [ perbedaan refraksi tetapi ke dua matafokus pada satu titik ].Penglihatan monokuler [perbedaan sangat besar shg mata dipakai bergantian / satu tidak dipakai.Gejala: Astenopia / kelelahan.Akibat: Anisoforia [ perbedaan derajat heteroforia pada berbagai lirikan bola mata ]. Anisokonia [ ukuran bayangan yang jatuh diretina tidak sama besar ].Penanganan: Bila perbedaan tidak besar, koreksi penuh. Bila perbedaan besar misalnya S- 1.00 dan S- 6.00 yang lebih besar diturunkan sampai tidak ada keluhan [ beda S- 3.00 ].

AFAKIA.Mata tidak ada lensanya bisa ok operasi atau kongenital.Dikoreksi dengan lensa S+ 1.00 [ untuk mata emetropi ]. Untuk myopia lebih kecil dan hipermetropia lebih besar.Kekuatan lensa S+ 20.00 D. jarak km afaki ke retina 2X jarak lensa asli keretina.Untuk baca add S+ 3.00.Untuk penanganan kelainan refraksi bisa dengan: Kaca mata. Lensa kontak: lensa kontak keras [hard lens], lensa kontak lunak [soft lens]. Bedah refraktif: photorefractive keratectomy/PRK, Laser-assisted In Situ Keratomileusis/LASIK, dan yang terbaru Z-LASIK dengan sinar laser berbasis teknologi Femtosecond,

Terima Kasih

KULIAH GLAUKOMAdr. Ni Luh Murniati SpM

GLAUKOMA. Adalah: penyakit mata yang ditandai oleh peningkatan TIO, ekskavasi dan atrofi papil saraf optik serta penyempitan lapangan pandang yang khas. Tetapi ada juga individu yang tidak tahan dengan TIO normal, yang disebut normotensi glaukoma. TIO normal adalah 18 mm Hg.

Klasifikasi: Glaukoma akut. Glaucoma kronik. Glaukom sekunder. Glaucoma kongenital. Glaucoma absolute.

Physiologi TIO: tergantung : Produksi humor aqueus. Out flow.

GLAUKOMA AKUT:Adl: glaucoma yang diakibatkan oleh peningkatan TIO yang mendadak.Ada yang ; Primer ---penderita punya bakat. Faktor predisposisinya adalah COA yang dangkal seperti pada hiperopia dan sudut iridokorneal yang sempit, lensa yang tebal dan terletak lebih kedepan dp normal dan tambah umur lensa lebih tebal. Sekunder---ok penyakit lain seperti neovaskuler, uveitis, hifema, katarak intumesen, subluksasio atau luksasio lensa.

Gejala dan tanda: Sakit kepala mendadak sampai kekepala. Mual muntah. Mata merah, bengkak, berair. Visus menurun tajam. Kornea suram/edema. Sel +, flare +. BMD/COA dangkal. Pupil lebar/lonjong dengan refleks pupil menurun. Katarak Vogt. TIO 45-75 mm Hg.Peata laksanaan: Turunkan TIO secepatnyadengan:-asetasolamid Hcl 500 mg lalu 250 mg 4 kali/ hr.-KCl 0,5 gr 3kali/hr.-Timolol 0,5 2X 1tetes /hr.-Tetes mata antibiotika + kortikosteroid 4-6 kali 1 tetes /hrTerapi simptomatik-rujuk segera ke SPM.

GLAUKOMA KRONIK.Ada : Glaucoma kronik primer.[ miop. Diabetes mellitus, oklusi vena retina dll.] Glaucoma kronik sekunder [uveitis, katarak hipermatur, hifema, trauma tumpul].Gejala dan tanda: Dapat tanpa gejala s/d terjadi kerusakan----shg disebut sipencuri penglihatan. Mata pegal, kdg2 pusing. Rasa tidak nyaman/mata cepat lelah. Ada riwayat penyakit mata, trauma, pemakaian kortikosteroid yang lama. Stadium lanjut----jalan nabrak2 oleh karena lapangan pandang menyempit/ tunnel vision. Visus masih baik, pada stadium lanjut visus menurun. Pupil lebar, reflek cahaya lambat. TIO 28 mm Hg. Funduskopi CD ratio 0,6 atau>. Tes konfrontasi menyempit.Peata laksanaan: Penurunan TIO dengan:-Timolol 0,25-0,50 2X 1 tetes/hr.-Pilokarpin 2% 4X 1 tetes/hr.-Asetasolamid 3-4X 125-250 mg/hr.-KCl 2-3X 0,5 gr /hr.-Bila TIO tetap> 21 mm Hg / penderita tidak patuh berobat kirim ke spm.

GLAUKOMA SEKUNDER.Adalah: glaucoma yang timbul akibat manifestasi penyakit lain. Sudah diterangkan didepan.

GLAUKOMA KONGENITAL.= glaukoma kongenital primer / glaukoma infantil.Oleh karena membrane menutupi trabekular meshwork shg aliran akuos/ outflow terganggu.Insiden: saat lahir sampai umur 3 tahun.

Gejala: Lakrimasi, fotofobi. Kornea suram, TIO meningkat. Bola mata teregang terutama kornea membesar disebut bufthalmos.

GLAUKOMA ABSOLUT.Adalah stadium akhir semua jenis glaucoma yaitu kebutaan total dan biasanya dengan nyeri.

Terima Kasih

KULIAH KELAINAN LENSAdr. Ni Luh Murniati SpM.

KATARAK.Adalah setiap kekeruhan lensa yang dapat terjadi ok hidrasi lensa, denaturasi protein lensa atau kedua-duanya oleh karena berbagai keadaan.

Keadaan patologik dari lensa: Katarak :-Developmental: kongenital dan juvenile.-Degeneratif: senile.-Komplikata.-Traumatika. - Dislokasi: -Subluksasi [ kongenital dan trauma ] -Luksasi [kongenital dan trauma keanterior dan posterior ].

KATARAK KONGENITAL.Batasan: terjadi sejak lahir.Patofisiologi: Gangguan pertumbuhan lensa ok peradangan intra uterine. Virus Rubella pada ibu hamil umur keamilan 3 bulan.Gejala klinis: Leukokoria. Ax. Orang tua penglihatan bayi menurun. Reflek fundus negative.Pemeriksaan: Tajam penglihatan [dengan senter]---arah cahaya. Pupil dilebarkan-> refleks fundus dan kekeruhan lensa.DD: Retinoblastoma. Retrolental fibroplasia.Penyulit: Ambliopia. Nistagmus. Strabismus.Terapi: Pencegahan: vaksinasi Rubella pada ibu hamil. Pembedahan umur 2 bulan bila tidak ada kontra indikasi kalau baik segera yang satunya.

KATARAK JUVENIL.Terjadinya katarak pada anak sesudah lahir.= developmental cataract..= soft cataract.Terapi: operasi.

KATARAK SENIL.Adalah kekeruhan lensa yang terjadi pada usia lanjut.Etiologi: Penurunan oksigen uptake hidrasi lensa. Faktor ultra violet..

Gejala dan tanda: Penurunan visus secara perlahan-lahan. Ukuran kaca mata semakin sering mengalamj perubahan. Keluhan silau/glare. Kesulitan untuk membaca.

Evaluasi: Pemeriksaan visus dengan kartu Snellen dengan koreksi terbaik/ pinhole. Pem dg senter dan lup melihat segmen anterior tidak ada kekeruhan kornea, refleks pupil masih baik. TIO diukur dg tonometer Schiotz. Bila N/< 21 mm Hg dilatasi pupil dg tropikamid 0,5%.setelah lebar diperiksa kekeruhan lensa dg lup dan senter/ iris shadow. Pem funduskopi dengan oftalmoskop langsung untuk melihat segmen post bila kekeruhan belum terlalu keruh.

Derajat katarak ditentukan dengan: Katarak insipient: visus dengan refraksi terbaik 6/6. Katarak +. Iris shadow +. Katarak imatur: katarak +, visus < 6/6 1/60. Iris shadow +. Katarak matur: visus 1/300 LP+. Iris shadow -. Katarak hipermatur: pencairan kortek, visus bisa membaik, iris shadow pseudo positif. Nucleus tenggelam kebawah katarak Morgagni. Lensa kekurangan cairan Shrunken cataract.

Ada juga pembagian lain: Derajat 1: visus >6/12. Lensa sedikit keruh, warna keputihan. Derajat 2: visus 6/12 6/30. Nucleus sedikit berwarna kekuningan. Derajat 3: visus 6/30 3/60. Nucleus berwarna kuning kekeruhan korteks abu2. Derajat 4: visus 3/60 1/60. Nukleus kuning kecoklatan. Derajat 5: visus 1/60lebih jelek. Nucleus sangat keras dan berwarna kecoklatan / kehitaman.

DD.: Refleks senile. Katarak komplikata. Kekeruhan vitreus. Ablation retina.

Penata laksanaan: Pencegahan tidak ada. Pasien dengan visus > 6/12 diberikan kaca mata koreksi terbaik. Bila visus< 6/12 mengganggu kegiatan sehari-hari dirujuk ke SPM. Pembedahan: ICCE, ECCE, SICS, PHACOEMULSIFIKASI.

Post op: Dengan intra ocular lens / IOL pseudofaki. Tanpa IOL afaki.

KATARAK KOMPLIKATA.Adalah katarak yg disebabkan penyakit lain : intra okuler, umum.Intra okuler: Iridosiklitis.katarak subkapsular posterior ok ggn metabolism lensa bag belakang. Glaucoma, serangan akut [ katarak Vogt ] reversible. Ggn metabolism lensa subkapsuler anterior. Miop tinggi dan ablasio retina akibat degenerasi lensa gambaran kataraknya dari nucleus. Diabetes mellitus kekeruhan khas spt tebaran kapas didalam masa lensa. Biasanya mengenai kedua mata walaupun kdg2 tidak bersamaan.

KATARAK TRAUMATIKA.Disebabkan karena; Trauma tajam/tumpul.Pengobatannya: bila tidak ada penyulit bisa ditunggu sampai tenang.Penyulitnya: Glaucoma [ lensa mencembung ] Uveitis [ masa lensa keluar ].

DISLOKASI LENSA.1. Subluksasi lensa zonula zinnii putus sedikit.2. Luksasi lensa putus semua luksasi ke anterior, posterior.Luksasi anterior glaucoma akut, terapi: terapi pengeluaran lensa segera.Luksasi posterior seperti afaki uveitis fakotoksik, glaucoma fakolitik.

Subluksasi Lentis

Luksasi Ke Anterior

Luksasi Lentis PosteriorTerima Kasih

PEMERIKSAAN MATA.

Kelainaan bisa diperiksa: Langsung,tanpa alat,ditempat terang. Dengan alat/ tidak dikamar terang / gelap.Peralatan yang sebaiknya disediakan: Visus [Snellen chart] + lensa [trial lens set]. Pinhole [anomaly refraksi/tidak]. Senter. Loupe/lup. Refraktor palpebra/ desmares. Oftalmoskop [media + fundus okuli]. Tonometer [Schiotz/ aplanasi].Obat-obat diagnostic: Tetes mata midriatik kerja singkat [tropikamid 0,5 % - 1%]. Tetes mata miotik [pilokarpin 2%]. Tetes mata fluorescin / kertas fluoresin steril. Tetes mata pantocain.Urutan pemeriksaan / pencatatan: Visus. Palpebra superior / inferior orbita, alis mata. Silia [trichiasis, skuama]. Fisura palpebra [sempit/lebar]. Sistim lakrimal [ pungtum, sakus, anel tes]. Gerak bola mata [ nistagmus, diplopia ]. Posisi bola mata [protusio, strabismus,epikantus]. Bentuk mata [membesar,mengecil,simetri/tidak]. Tekanan bola mata [palpasi]. Konjungtiva bulbi/tarsal superior dan inferior. Sklera. Kornea [sensibilitas, plasido], bilik mata depan[hifema, hipopion], iris pupil, lensa,