100
MENDIAGNOSA PENYAKIT HEPATITIS PADA RUMAH SAKIT HIKMAH, MAKASSAR. OLEH: DEMIANUS PANGLOLI 0105-2012-004 JURUSAN INFORMATIKA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA PAULUS MAKASSAR 2012 1

SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT TROPIS BARU

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Science

Citation preview

Page 1: SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT TROPIS BARU

MENDIAGNOSA PENYAKIT HEPATITIS PADA RUMAH SAKIT HIKMAH, MAKASSAR.

OLEH:

DEMIANUS PANGLOLI

0105-2012-004

JURUSAN INFORMATIKA

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA PAULUS

MAKASSAR

2012

1

Page 2: SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT TROPIS BARU

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Suatu gejala penyakit dapat merupakan indikasi dari suatu penyakit yang

akan diderita. Setiap orang wajib menjaga kesehatannya masing-masing, tetapi

pada kenyataannya banyak sekali orang yang lupa atau bahkan meremehkan

gejala penyakit yang dideritanya. Maka dengan adanya kemajuan teknologi saat

ini, suatu penyakit akan terdeteksi dengan lebih cepat melalui gejala-gejala

tersebut. Tidak hanya hal tersebut, dalam hal proses diagnosa dikenal dengan

adanya uji tes darah di laboratorium untuk mengetahui jenis penyakit yang

diderita oleh pasien secara pasti. Seiring perkembangan teknologi, dikembangkan

pula suatu teknologi yang mampu mengadopsi proses dan cara berpikir manusia

yaitu teknologi Artificial Intelligence atau Kecerdasan Buatan. Sistem pakar

merupakan program komputer dapat meniru proses pemikiran dan pengetahuan

pakar untuk menyelesaikan suatu masalah yang spesifik. Implementasi sistem

pakar banyak digunakan untuk kepentingan komersial karena sistem pakar

dipandang sebagai cara penyimpanan pengetahuan pakar dalam bidang tertentu ke

dalam suatu program, sehingga dapat memberikan keputusan dan melakukan

penalaran secara cerdas.

Dengan adanya teknologi informasi seperti sekarang ini, maka penyajian

2

Page 3: SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT TROPIS BARU

informasi akan lebih cepat dan mudah. Kesehatan organ hati sangat penting

maknanya bagi tubuh manusia. Hati sebagai organ yang memiliki tugas utama

sebagai penetral racun ditubuh menjadikan racun-racun yang selama ini masuk

melalui tubuh dari makanan atau lingkungan mampu dinetralisir oleh hati.

Manusia tidak akan hidup tanpa organ hati tersebut. Salah satu penyakit yang

menyerang hati adalah Hepatitis yang terdiri atas berbagai macam tipe antara lain

hepetitis A, B, C, D, E, F dan G.

Indonesia hingga saat ini masih dinyatakan sebagai daerah endemi hepatitis,

penyakit radang hati yang disebabkan virus yang menginfeksi hati. Terutama

hepatitis B, bisa menjadi kronis dan berkembang menjadi kanker hati sehingga

sangat mematikan. Tak terlalu terekspos, namun kenyataan menunjukkan jumlah

penderita hepatitis ternyata sepuluh kali lebih banyak dari HIV/AIDS. Bahkan

Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan, seorang dari 12 orang penduduk di

dunia terinfeksi virus hepatitis. Menurut Dr. dr. Putut Bayu Purnama, Sp.PD-

KGEH, hepatitis sering tidak menunjukkan gejala sama sekali sebelum akhirnya

menjadi kronis. “Munculnya bisa dalam jangka waktu lama, menjadi radang hati,

pengerasan hati dan berakhir pada kanker hati dan kematian”.

Selanjutnya Dr. dr. Putut Bayu Purnama, Sp.PD-KGEH mengatakan bahwa

prevalensi penderita hepatitis di Indonesia tersebut masih cukup tinggi berkisar

20% dan untuk biaya pengobatan sangat mahal. Sebagai contoh untuk pengobatan

tablet hepatitis B akan memerlukan biaya sekitar Rp 900 ribu/bulan dengan

pengobatan antara 1-3 tahun, Sedangkan untuk injeksi (interferon) akan lebih

mahal yaitu mencapai rp 2,5 juta/minggu dengan waktu pengobatan hingga 48

3

Page 4: SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT TROPIS BARU

minggu. Di masyarakat sering muncul pertanyaan “apakah yang menyebabkan

penyakit hepatitis?”. Penyebab hepatitis bermacam-macam. Pada prinsipnya

penyebab hepatitis terbagi atas infeksi dan bukan infeksi. Penyebab-penyebab

tersebut antara lain infeksi virus, komplikasi dari penyakit lain, alcohol, obat-

obatan atau zat kimia, penyakit autoimun. Sebagai contoh menurut Dr. dr.

Unggul Budihusodo, Sp.PD, KGEH Virus hepatitis B menular melalui darah dan

cairan tubuh manusia yaitu: dari ibu penderita hapatitis B kepada bayinya saat

dalam kandungan atau dilahirkan, berhubungan seksual dengan penderita hepatitis

B tanpa pengaman, melalui suntikan atau transfusi darah yang tercemar virus

hepatitis B, seperti pengguna narkoba suntik, pengguna alat kesehatan (jarum,

pisau, gunting) yang tidak disterilkan sempurna, tindik, tato, pisau cukur, gunting

kuku yang tidak steril.

Rumah Sakit Hikmah Makassar belum memiliki sistem pakar untuk

mendiagnosa penyakit tropis, sehingga seorang dokter muda/para medis masih

tergantung pada Dokter Ahli dalam mendiagnosa penyakit seorang pasien

khususnya yang berhubungan dengan penyakit tropis hepoatitis.

Dari uraian di atas, permasalahan yang dihadapi masyarakat adalah

bagaimana mengetahui apakah seseorang terjangkit salah satu tipe penyakit

hepatitis berdasarkan keluhan-keluhan yang dialami orang tersebut serta

bagaimana cara penanggulangannya?. Oleh karena itu melalui penelitian ini akan

dirancang sebuah sistem pakar dengan judul “Sistem Pakar Mendignosa

Penyakit Tropis Pada Rumah Sakit Hikma Makassar”.

1.2 Perumusan Masalah

4

Page 5: SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT TROPIS BARU

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis merumuskan pokok

permasalahan sebagai berikut :

1. Bagaimakah rancangan model sistem pakar yang melibatkan sejumlah

gejala penyakit untuk menentukan keputusan menentukan jenis penyakit

hepatisi menggunakan yang dialami oleh seseorang?

2. Apakah rancangan sistem pakar yang dirancang bebas dari kesalahan logika

pemrograman?.

1.3 Batasan Masalah

Dalam penelitian ini, batasan masalah yang penulis angkat dari

permasalahan di atas adalah aplikasi mendiagnosa penyakit tropis khusus untuk

hepatisis A, B, dan C beserta dengan cara penanggulangannya.

1.4 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai adalah :

1. Membuat aplikasi untuk mendiagnosa tropis hepatitis beserta dengan cara

pencegahannya.

2. Mengimplementasikan aplikasi yang telah dirancang untuk digunakan dan

dimanfaaatkan oleh instansi tempat penelitian.

3. Menguji aplikasi dengan tujuan untuk menemukan kesalahan.

1.5 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah:

1. Membantu para medis di rumah sakit Hikmah Makassar untuk mendeteksi

penyakit tropis hepatitis.

1.6 Sistematika Penelitian

5

Page 6: SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT TROPIS BARU

Sistematika penelitian dari proposal ini adalah sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN, membahas latar belakang masalah, tujuan dan

manfaat penelitian, batasan masalah, dan sistematika penulisan

untuk memberikan gambaran tentang masalah yang akan dibahas

pada bab-bab selanjutnya.

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA, membahas kerangka pikir dan landasan

teori yang mendukung penelitian ini.

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN, membahas gambaran umum

mengenai penelitian yang dilakukan.

BAB IV : PEMBANGUNAN SISTEM, membahas use case diagram,

activity diagram, class diagram, rancangan output, rancangan

input, rancangan basis data.

BAB V : PENGUJIAN SISTEM, membahas pengujian perangkat lunak

dan hasil pengujian perangkat lunak.

BAB VI : PENUTUP, membahas kesimpulan dan saran.

6

Page 7: SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT TROPIS BARU

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kerangka Pikir

Untuk lebih memperjelas permasalahan yang disajikan, maka penulis

mencoba menjabarakannya seperti yang terlihat pada gambar 2.1

Sistem pakar merupakan program komputer dapat meniru proses pemikiran dan pengetahuan pakar untuk menyelesaikan suatu masalah yang spesifik

Rumah Sakit Hikmah Makassar belum memiliki sistem pakar untuk mendiagnosa penyakit tropis, sehingga seorang dokter muda/para medis masih tergantung pada Dokter Ahli dalam mendiagnosa penyakit seorang pasien khususnya yang berhubungan dengan penyakit tropis hepoatitis

Dibutuhkan Aplikasi Sistem Pakar untuk mendeteksi penyakit tropis hepatisis dan penanggulangannya

Dengan perancangan suatu sistem aplikasi mendiagnosa penyalit hepatitis, diharapkan dapat membantu para medis untuk mendiagnosa penyakit pasien khususnya untuk penderita hepatitis.

Gambar 2.1 Kerangka Pikir

2.2 Sistem Pakar

2.2.1 Pakar

Sistem pakar adalah suatu program komputer yang mengandung

pengetahuan dari satu atau lebih pakar manusia mengenai suatu bidang spesifik.

Jenis program ini pertama kali dikembangkan oleh periset kecerdasan buatan pada

dasawarsa 1960-an dan 1970-an dan diterapkan secara komersial selama 1980-an.

(sumber http://id.wikipedia.org/ wiki/sistem_pakar )

7

Page 8: SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT TROPIS BARU

Bentuk umum sistem pakar adalah suatu program yang dibuat

berdasarkan suatu set aturan yang menganalisis informasi (biasanya diberikan

oleh pengguna suatu sistem) mengenai suatu kelas masalah spesifik serta analisis

matematis dari masalah tersebut. Tergantung dari disainnya, sistem pakar juga

mampu merekomendasikan suatu rangkaian tindakan pengguna untuk dapat

menerapkan koreksi. Sistem ini memanfaatkan kapabilitas penalaran untuk

mencapai suatu simpulan.

2.2.2 Representasi Pengetahuan

Representasi pengetahuan merupakan metode yang digunakan untuk

mengkodekan pengetahuan dalam sistem pakar. Representasi pengetahuan

dimaksudkan untuk menangkap sifat-sifat penting masalah dan membuat

informasi itu dapat diakses oleh prosedur pemecahan masalah. Adapun

karakteristik dari metode representasi pengetahuan adalah :

1. Harus bisa diprogramkan dengan bahasa pemprograman atau dengan shells

dan hasilnya disimpan dalam memori.

2. Dirancang sedemikian sehingga isinya dapat digunakan untuk proses

penalaran.

3. Model representasi pengetahuan merupakan sebuah struktur data yang

dapatdimanipulasi oleh mesin inferensi dan pencarian untuk aktivitas

pencocokan pola (Kusrini, 2008:6).

Seperti telah disampaikan, bahwa dalam sistem pakar ada beberapa

metode representasi pengetahuan. Jika pengetahuan berupa pengetahuan yang

bersifat deklaratif, maka metode representasi pengetahuan yang cocok adalah

8

Page 9: SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT TROPIS BARU

jaringan semantic, frame dan logika predikat. Tetapi jika pengetahuannya berupa

pengetahuan procedural yang mempresentasikan aksi dan prosedur, maka metode

representasi pengetahuan yang cocok adalah kaidah produksi.

Kaidah Produksi

Pengetahuan dalam kaidah produksi direpresentasikan dalam bentuk :

JIKA [antecedent] MAKA [konsekuen]

JIKA [kondisi] MAKA [aksi]

JIKA [premis] MAKA [konklusi]

Contoh :

Aturan 1 :

JIKA daunnya berbintik

MAKA semprotkan pestisida

Aturan terkadang menggunakan operator AND atau OR :

Aturan 2 :

JIKA terdapat bintik-bintik

AND robek

MAKA terserang hama

Aturan 3 :

JIKA daun berbintik

ATAU terserang serangga

MAKA berikan pestisida

Aturan dalam kaidah produksi diklasifikasikan menjadi kaidah derajat

pertama dan kaidah meta. Kaidah derajat pertama adalah aturan yang bagian

9

Page 10: SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT TROPIS BARU

konklusinya tidak menjadi premis bagi kaidah lainnya. Sebaliknya kaidah meta

merupakan kaidah yang konklusinya meripakan premis bagi kaidah yang lain.

Kaidah meta merupakan kaidah yang berisi penjelasan bagi kaidah yang lain.

Aturan 4 merupakan contoh kaidah meta dan aturan 5 merupakan contoh kaidah

derajat pertama.

Aturan 4 :

JIKA daun bercak

DAN jamur upas

DAN bercak hitam pada buah

MAKA terserang bubuk buah cengkeh

Aturan 5 :

JIKA daun bercak

DAN bercak hitam pada buah

MAKA terserang bubuk buah

Untuk hasil yang lebih aturan dalam memecahkan masalah dalam suatu

domain, biasanya dibutuhkan aturan yang cukup banyak karena masing-masing

aturan berisi detail pengetahuan. Jika aturan akan menggambarkan kompleksitas

sistem pakar.

2.2.3 Ketidakpastian

Menurut Giarttano dan Riley (Kusrini, 2008:13) Dalam menghadapi

suatu masalah, sering ditemukan jawaban yang tidak memiliki kepastian penuh.

Ketidakpastian ini bisa merupakan probabilitas atau kebolehjadian yang

bergantung pada hasil suatu kejadian. Hasil yang tidak pasti disebabkan oleh dua

10

Page 11: SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT TROPIS BARU

faktor, yaitu aturan yang tidak pasti dan jawaban pengguna yang tidak pasti atas

suatu pertanyaan yang diajukan oleh sistem. Hal ini sangat mudah dilihat pada

sistem diagnosa penyakit, dimana pakar tidak dapat mendefinisikan hubungan

antara gejala dengan penyebabnya secara pasti, dan pasien tidak dapat merasakan

gejala dengan pasti pula.

Ketidakpastian Aturan

Ada tiga penyebab ketidakpastian aturan yaitu aturan tunggal,

penyelesaian konflik, dan ketidakcocokan (incompatibility) antar konsekuensi

dalam aturan. Aturan tunggal yang menyebabkan ketidakpastian dipengaruhi oleh

tiga hal, yaitu : kesalahan, probabilitas, dan kombinasi gejala (efidence).

Kesalahan dapat terjadi karena :

1. Ambiguitas, suatu didefinisikan dengan lebih dari satu cara.

2. Ketidaklengkapan data.

3. Kesalahan informasi.

4. Ketidakpercayaan terhadap suatu alat.

5. Adanya bias.

Probabilitas disebabkan ketidakmampuan seorang pakar merumuskan

suatu aturan dengan pasti. Misalkan jika seorang mengalami sakit kepala, demam

dan bersin-bersin ada kemungkinan orang tersebut terkena penyakit flu, tetapi

bukan berarti apabila seorang mengalami gejala tersebut pasti terserang penyakit

flu. Hanya karena aturan tunggalnya benar, belum dapat menjamin suatu jawaban

bernilai benar. Hal ini masih dipengaruhi oleh konpibilitas antar-aturan.

Kompibilitas suatu aturan disebapkan bebrapa hal, yaitu :

11

Page 12: SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT TROPIS BARU

1. Kontrasiksi aturan, misalnya :

Aturan 3.1 : JIKA anak demam MAKA harus dikompres

Aturan 3.2 : JIKA anak demam MAKA juga dikompres

2. Subsumpsi aturan, misalnya :

Aturan 3.3 : JIKA E1 MAKA H

Aturan 3.4 : JIKA E1 DAN E2 MAKA H

Jika hanya E1 yang muncul, maka masalah tidak akan timbul karena aturan

yang akandigunakan adalah aturan 3.3, tetapi apabila E1 dan E2 sama-sama

muncul maka kedua aturan (aturan 3.3 dan 3.4) sama-sama akan dijalankan.

a. Redudancy aturan, misalnya :

Aturan 3.5 : JIKA E1 DAN E2 MAKA H

Aturan 3.6 : JIKA E2 DAN E2 MAKA H

Pada kasus ini ditemukan aturan-aturan yang tampaknya berbeda,

tetapi memiliki makna yang sama.

b. Kehilangan aturan, misalnya :

Aturan 3.7 : JIKA E4 MAKA H

Ketika E4 diabaikan maka H tidak pernah disimpulkan.Penggabungan

data, misalnya pada diagnosa kesehatan. Seorang dokter dapat menyimpulkan

suatu penyakit tidak hanya berdasarkan anamnesis, tetapi juga hasil tes

laboratorium, pemeriksaan kondisi tubuh, sejarah penyakit, dan lain-lainnya.

Untuk itu diperlukan penggabungan semua data untuk dapat menyimpulkan suatu

penyakit.

12

Page 13: SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT TROPIS BARU

2.2.4 Faktor Kepastian (Certainly Factor)

Dalam sistem pakar terdapat suatu metode untuk menyelesaikan masalah

ketidak pastian data. Salah satu metode yang dapat digunakan adalah faktor

kepastian (certainly factor). Factor kepastian diperkenalkan oleh Shortliffe

Buchaman adalah pembuatan MYCIN (Wesley, 2002:38). Certainly Factor (CF)

merupakan nilai parameter klinis yang diberikan MYCIN untuk menunjukkan

besarnya kepercayaan. Ada dua macam faktor kepastian yang digunakan, yaitu :

1. Faktor kepastian yang diisikan oleh pakar bersama dengan aturan.

2. Faktor kepastian yang diberikan oleh pengguna.

2.2.5 Modul Penyusunan Sistem Pakar

Pada suatu sistem pakar terdapat modul-modul utama yang

menyusunnya, dimana suatu sistem pakar disusun oleh tiga modul utama (Azis

Farid, 2001:15), yaitu :

1. Modul penerimaan pengetahuan (Knowledge Acquisition Mode)

Sistem berada pada modul ini, pada saat ini menerima pengetahuan dari

pakar. Proses mengumpulkan pengetahun-pengetahuan yang akan

digunakan untuk pengembangan sistem, dilakukan dengan bantuan

Knowledge engineer. Peran Knowledge engineer adalah sebagai

penghubung antara suatu sistem pakar dengan pakarnya.

2. Modul Konsultasi (Consultation Mode)

Pada saat sistem berada pada posisi memberikan jawaban atas permasalahan

yang diajukan oleh user, sistem pakar berada dalam modul konsultasi. Pada

modul ini, user berinteraksi dengan sistem yang menjawab pertanyaan-

13

Page 14: SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT TROPIS BARU

pertanyaan yang diajukan oleh sistem.

3. Modul Penjelasan (Explanation Mode)

Modul ini menjelaskan proses pengambilan keputusan oleh sistem

(bagaimana suatu keputusan dapat diperoleh).

2.2.6 Struktur Sistem Pakar

Sistem pakar terdiri dari 2 bagian pokok, lingkungan pengembangan

(development environment) dan lingkungan konsultasi (consultation

environment). Lingkungan pengembangan sistem pakar baik dari segi

pembangunan komponen maupun basis pengetahuan. Lingkungan konsultasi

digunakan digunakan oleh seorang yang bukan ahli untuk berkonsultasi.

Adapun struktur sistem pakar Menurut Budi Sutedjo Dharma Oetomo

(2002:26) seperti pada Gambar 2.2 berikut.

Gambar 2.2 Struktur Sistem Pakar

2.2.7 Basis pengetahuan

Basis pengetahuan merupakan representasi dari pengetahuan dari seorang

14

Page 15: SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT TROPIS BARU

pakar yang merupakan pola atau susunan dari fakta-fakta tentang objek dalam

ruang lingkup suatu pengetahuan. Implementasi basis pengatahuan berdasarkan

perancangan sistem dilakukan dengan cara :

1. Pengisian table variabel : untuk menentukan pertanyaan

2. Pengisian table konklusi : untuk menentukan konklusi akhir

3. Pembuatan table himpunan aturan (IF-TEHN rule)

2.2.8 Mesin Inferensi

Menurut Aris Hadeli, Mesin inferensi pada dasarnya adalah memilih pengetahuan

yang ralevan dalam rangka mencapai kesimpulan. Terdapat dua metode pelacakan

untuk mesin infersnsi ini yaitu, Forward chaining dan Backward chaining. Untuk

tugas akhir ini metode yang digunakan adalah Forward chaining dimana

Pencocokan fakta atau pernyataan di mulai dari bagian sebelah kiri (bagian IF),

dengan kata lain penalaran di mulai dari fakta terlebih dahulu untuk menguji

kebenaran hipotesis.

Teknik Inferensi Forward chaining dapat diimplementasikan sebagai berikut :

1. Kondisi ditentukan terlebih dahulu.

2. Variabel kondisi disimpan di antrian variabel konklusi dan nilainya ditandai di

daftar varibel.

3. Daftar variabel klausa dicari untuk variabel yang mempunyai nama yang sama

seperti variable pertama di antrian variabel konklusi. Jika ditemukan, nomor

aturan dan nomor variabel klausa disimpan ke dalam penunjuk variabel

klausa. Jika tidak ditemukan maka langsung menuju tahap ke-6.

4. Tiap variabel pada klausa IF dari aturan tersebut yang nilainya masih kosong

15

Page 16: SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT TROPIS BARU

sekarang telah diisi. Jika semua klausa nilainya benar maka bagian TEHN

diminta.

5. Bagian TEHN yang telah diberi nilai dari variabel tersebut disimpan

dibelakang antrian variabel konklusi.

6. Jika tidak ada lagi variabel yang berisi pernyataan IF diantrian variabel

konklusi, variabel tersebut dihapus.

2.3 Konsep Dasar Desain Sistem

Pengertian Desain Sistem menurut Jogiyanto H.M (2001:196), adalah

sebagai tahap setelah analisis dari siklus pengembangan sistem, pendefinisian dari

kebutuhan-kebutuhan funsional, persiapan untuk rancang bangun implementasi

dan menggambarkan bagaimana suatu sistem dibentuk. Desain sistem mempunyai

dua tujuan utama yaitu :

1. Untuk memenuhi kebutuhan pemakai sistem

2. Untuk memberikan gambaran yang jelas dan rancang bangun yang lengkap

kepada pemrogram komputer dan ahli-ahli teknik lainnya yang terlibat.

Di dalam perancangan sistem digunakan dua pendekatan yaitu pendekatan

terstruktur dan pendekatan berorientasi objek. Berikut ini akan dijelaskan Unified

Modeling Language (UML) sebagai salah satu alat pemodelan menggunakan

pendekatan berorientasi objek.

2.4 Unifield Modeling Languange (UML)

Unified Modeling Language adalah sebuah “bahasa” yang telah menjadi

standar untuk merancang dan mendokumentasikan sistem perangkat lunak. Dalam

16

Page 17: SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT TROPIS BARU

pengguanaan UML terdapat beberapa diagram yang dapat digunakan untuk

memperjelas penggunaan UML:

2.4.1 Use Case Diagram

Merupakan diagram yang digunakan untuk menggambarkan sebuah

fungsi yang dibutuhkan oleh sebuah sistem. Sebuah Use Case

mempresentasikan sebuah interaksi antara pengguna dengan sebuah sistem.

Use Case merupakan sebuah pekerjaan tertentu misalnya,login ke sistem,

membuat daftar aktifitas, dan lainnya.

Tabel 2.1. Simbol-simbol use case diagram

Simbol Keterangan

Simbol Actor, segala sesuatu yang berinteraksi dengan komputer.

Simbol Class, Pembentukan utama dari sistem berorientasi yang memiliki atribut dan operasional yang sama.

Simbol Interface, Kumpulan operasi tampa implementasi dari suatu kelas.

Notasi Use Case, Menjelaskan yang dilakukan sistem dari sistem untuk mencapai tujuan tertentu.

Simbol interaction, Untuk menunjukkan baik alir pesan atau informasi antara objek maupun hubungan antar objek.Simbol package, komentar atau wadah konseptual yang digunakan untuk mengelompokkan elemen-elemen dari sistem yang sedang dibangun, sehingga bisa dibuat model yang lebih sederhana.Simbol Note, Menunjukkan proses pengurutan data di luar proses computer.

Simbol Dependency, Untuk memberi keterangan dan komentar

<<include>> Simbol Include Dependency Satu bagian dari elemen (yang ada digaris tanpa panah memiliki eksekusi bagian dari elemen lain di garis panah).

17

Page 18: SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT TROPIS BARU

Simbol Keterangan

Simbol Assosiation Menggambarkan navigasi antar kelas.

Simbol Generalization, Menunjukkan hubungan bahwa antara elemen yang lebih spesifik.Simbol Realization, Menunjukkan bahwa elemen yang ada di bagian tanda panah akan merealisasikan apa yang dinyatakan oleh elemen

2.4.2 Class diagram

Class Diagram merupakan inti dari pengembangan dan desain

berorientasi objek, karena natinya dalam class ini akan menghasilkan sebuah

objek, class menggambarkan keadaan (attribute/property) suatu sistem

metode/fungsi yang ada pada sistem. Class diagram menggambarkan struktur

dan deskripsi class, package dan objek beserta hubungan satu sama lain

seperti pewarisan, asosiasi, dan lain-lain.

2.4.3 Objek Diagram

Objek Diagram merupakan sebuah gambaran tentang objek-objek dalam

sebuah sistem pada satu titik waktu. Karena lebih menonjolkan perintah-

perintah dari pada class, objek diagram sebuah perintah.

2.4.4 Activity Diagram

Activity Diagram menggambarkan berbagai alir aktivitas dalam sistem

yang sedang di rancang,bagaimana masing-masing alir berawal, decision yang

mungkin terjadi, dan bagaimana mereka berakhir. Activity diagram juga dapat

menggambarkan proses parallel yang mungkin terjadi pada beberapa eksekusi.

Aktivity diagram merupakan state diagram khusus, dimana sebagian besar

18

Page 19: SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT TROPIS BARU

state adalah action dan sebagian besar transisi di-trigger oleh selesainya state

sebelumnya (internal processing). Oleh Karena itu activity diagram tidak

menggambarkan behavior internal sebuah sistem (dan interaksi antar

subsistem) secara eksak, tetapi lebih menggambarkan proses-proses dan jalur-

jalur aktivitas dari level atas secara umum. Sebuah aktifitas dapat di

realisasikan oleh suatu use case atau lebih. Aktivitas menggambarkan proses

yang berjalan, sementara use case menggambarkan bagaimana actor

menggunakan sistem untuk melakukan aktivitas.

2.4.5 Sequence Diagram

Sequence Diagram menggambarkan interaksi antar objek di dalam dan

dan di sekitar sistem (termasuk pengguna, display, dan sebagainya) berupa

message yang di gambarkan terhadap waktu. Sequence Diagram teridiri antar

vertical (waktu) dandimensihorizontal (objek-objek yang terkait). Sequence

Diagram bias digunakan untuk menggambarkan skenario atau rangkaian

langkah-langkah yang dilakukan sebagai respon dari sebuh eventuntuk

menghasilkan output tertentu. Diawali dari apa yang men-trigger aktivitas

tersebut, proses dan perubahan apa saja yang terjadi secara internal dan output

apa yang dihasilkan. Masing-masing objek, termasuk actor, memiliki lifeline

vertical. Message digambarkan sebagai garis berpanah dari suatu objek ke

objek lainnya. Pada fase desain berikutnya, message digambarkan sebagai

garis berpanah dari suatu objek ke objek lainnya. Pada fase desain berikutnya,

message akan dipetakan menjadi operasi/metode dari class. Activation bar

menunjukkan lamanya eksekusi sebuah proses, biasanya diawali dengan

19

Page 20: SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT TROPIS BARU

diterimanya sebuah message.

Tabel 2.2. Simbol-simbol Activity Diagram

Simbol Keterangan

Initial State menggambarkan awal proses

Final State menggambarkan akhir proses

Aktivity State menggambarkan kegiatan yang terjadi pada sistem

Decision menggambarkan pilihan aktivitas dari alur control atau merupakan pilihan untuk pengambilan keputusan.

Akhir halaman

Transition (join) menggambarkan aliran control dari aktivitas ke aktivitas

Transition (FORK) digunakan untuk menunjukkan kegiatan yang dilakukan parallel atau untuk menggambarkan dua kegiatan parallel menjadi satu.

2.5 Program Flowchart

Menurut Jogiyanto HM (2001 : 662) Flowchart yaitu bagian yang

menggambarkan arus logika dari data yang akan diproses dalam suatu program

dari awal sampai akhir. Flowchart program memiliki simbol-simbol yang dapat

dilihat pada tabel 2.3.

Tabel 2.3. Simbol-simbol program flowchart

No

Simbol Fungsi

1 Terminal, untuk memulai dan mengakhiri suatu proses/ kegiatan

20

Page 21: SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT TROPIS BARU

No

Simbol Fungsi

2 Proses, Suatu yang menunjukan setiap pengolahan yang dilakukan oleh computer

3 Input, untuk memasukan hasil dari suatu proses

4 Decision, Suatu kondisi yang akan menghasilkan beberapa kemungkinan jawaban atau pilihan

5 Display, output yang ditampilkan dilayar terminal

6 Connector, suatu prosedur akan masuk atau keluar melalui simbol ini dalam lembar yang sama

7 Off Page Connector, merupakan symbol masuk atau keluarnya suatu prosedur pada kertas lembar lain

8 Arus/Flow, simbol ini digunakan untuk menggambarkan arus proses dari suatu kegiatan kegiatan lain

9 Hard Disk Storage, input/output yang menggunakan hardisk

10 Predefied Process, untuk menyatakan sekumpulan langkah proses yang ditulis sebagai prosedur

11 Stored Data, Input/ output yang menggunakan disket

12 Printer, Simbol ini digunakan untuk menggambarkan suatu dokumen atau kegiatan mencetak suatu informasi dengan mesin printer

2.6 Pengantar Pemrograman Delphi

Menurut Inge Martina (2005: 1) Delphi adalah suatu program berbasis

bahasa Pascal yang berjalan dalam lingkungan Windows. Delphi telah

memanfaatkan suatu teknik pemrograman yang disebut RAD yang telah

membuat pemrograman menjadi lebih mudah. Delphi adalah suatu bahasa

pemrograman yang telah memanfaatkan metode pemrograman Object Oriented

Programming (OOP). Lingkungan kerja Borland Delphi dapat dilihat pada

21

Page 22: SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT TROPIS BARU

gambar di bawah ini.

Gambar 2.3. Lingkungan kerja Borland Delphi

Fungsi dari elemen-elemen di atas adalah :

1. Object Inspector adalah suatu window yang berguna untuk mengatur suatu

object baik properti, events dan method.

2. Form adalah objek sebagai layar/window yang digunakan sebagai lembar

kerja kita. Di form-lah semua komponen seperti tombol dan komponen

lainnya disimpan.

22

Page 23: SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT TROPIS BARU

3. Window Unit/Source Code adalah window/layar yang berisi perintah-perintah

yang akan dieksekusi oleh komputer. Di layar inilah kita mengisikan

program-program.

4. Component Palette adalah layar yang berisikan komponen-komponen yang

dipakai dipakai dalam program.

2.6.1 Pengantar Object Oriented Programming (OOP)

Perbedaan konsep pemrograman berbasis objek dengan konsep

pemrograman biasa adalah sebagai berikut :

1. Dalam pemrograman biasa, suatu benda hanya memiliki properti (ciri) yang

membentuk dirinya. Contoh : Objek manusia memiliki nama, tinggi, berat,

warna kulit dan lain-lain.

2. Dalam pemrograman berorientasi objek, suatu benda tidak hanya memiliki

properti (ciri) tetapi juga memiliki method dan event. Contoh: Objek manusia

tidak hanya memiliki properti nama, tinggi, berat, warna kulit tetapi juga

mempunyai metode / langkah yang dapat dikerjakan dan juga event (suatu

kejadian yang bisa terjadi pada objek).

2.7 Gambaran Tentang Penyakit Hepatitis

Dalam seri buku kecil spiritia tentang Hepatitis, Virus, dan HIV disebutkan

bahwa hepatitis adalah istilah umum yang berarti radang hati. “Hepa” berarti

kaitan dengan hati, sementara “itis” berarti radang (seperti di atritis, dermatitis,

dan pankreatitis). Radang hati hepatitis disebabkan oleh beberapa faktor antara

lain:

23

Page 24: SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT TROPIS BARU

a). Racun dan zat kimia seperti alkohol berlebihan;

b). Penyakit yang menyebabkan sistem kekebalan tubuh menyerang jaringan

sehat dalam tubuh, yang disebut sebagai penyakit autoimun; dan

c). Mikroorganisme, termasuk virus.

Selanjutnya dalam buku seri kecil hepatitis, virus dan HIV disebutkan

bahwa ada lima virus yang diketahui mempengaruhi hati dan menyebabkan

hepatitis: HAV, HBV, HCV, virus hepatis delta (HDV, yang hanya menyebabkan

masalah pada orang yang terinfeksi HBV), dan virus hepatitis E (HEV). Tidak ada

virus hepatitis F. Virus hepatitis G (HGV) pada awal diperkirakan dapat

menyebabkan kerusakan pada hati, tetapi ternyata diketahui sebagai virus yang

tidak menyebabkan masalah kesehatan, dan virus ini sekarang diberi nama baru

sebagai virus GB-C (GBV-C). Dalam buku seri kecil hepatitis virus dan HIV

diurakan 3 tipe hepatitis yaitu tipe A, B, dan C sebagai berikut:

2.7.1 Hepatitis A

Hepatitis A disebabkan oleh virus hepatitis A (HAV). HAV menular melalui

makanan/minuman yang tercemar kotoran (tinja) dari seseorang yang terinfeksi

masuk ke mulut orang lain. HAV terutama menular melalui makanan mentah atau

tidak cukup dimasak, yang ditangani atau disiapkan oleh seseorang dengan

hepatitis A. Minum air atau es batu yang tercemar dengan kotoran adalah sumber

infeksi lain, serta juga kerang-kerangan yang tidak cukup dimasak. HAV dapat

menular melalui ‘rimming’ (hubungan seks oral-anal, atau antara mulut dan

dubur). HAV sangat jarang menular melalui hubungan darah-ke-darah.

Hepatitis A adalah bentuk hepatitis yang akut, berarti tidak menyebabkan

24

Page 25: SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT TROPIS BARU

infeksi kronis. Sekaliterterkena hepatitis A, maka pasien tidak dapat terinfeksi

lagi. Menurut Chris W. Green gejala hepatitis A antara lain:

a). Kulit dan putih mata menjadi kuning (ikterus)

b). Kelelahan

c). Sakit perut kanan-atas

d). Hilang nafsu makan

e). Berat badan menurun

f). Demam

g). Mual

h). Mencret atau diare

i). Muntah

j). Air seni seperti teh dan/atau kotoran berwarna dempul

k). Sakit sendi

2.7.2 Hepatitis B

Hepatitis B disebabkan oleh virus hepatitis B (HBV). HBV adalah virus

nonsitopatik, yang berarti virus tersebut tidak menyebabkan kerusakan langsung

pada sel hati. Sebaliknya, adalah reaksi yang bersifat menyerang oleh system

kekebalan tubuh yang biasanya menyebabkan radang dan kerusakan pada hati.

Seperti halnya dengan virus hepatitis A, seseorang dapat divaksinasikan terhadap

HBV untuk mencegah infeksi. Cara penularan HBV sangat mirip dengan HIV.

HBV terdapat dalam darah, air mani, dan cairan vagina, dan menular melalui

hubungan seks, penggunaan alat suntik narkoba (termasuk jarum, kompor,

turniket) bergantian, dan mungkin melalui penggunaan sedotan kokain dan pipa

25

Page 26: SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT TROPIS BARU

‘crack’. Perempuan hamil dengan hepatitis B juga dapat menularkan virusnya

pada bayi, kemungkinan besar saat melahirkan. Jumlah virus (viral load) hepatitis

B dalam darah jauh lebih tinggi daripada HIV atau virus hepatitis C, jadi HBV

jauh lebih mudah menular dalam keadaan tertentu (misalnya dari ibu-ke-bayi saat

melahirkan). Seperti hepatitis A, hepatitis B dapat menyebabkan hepatitis akut

bergejala. Tetapi berbeda dengan hepatitis A, hepatitis B dapat menjadi infeksi

kronis (menahun). Ini berarti bahwa sistem kekebalan tubuh tidak mampu

memberantas virus dalam enam bulan setelah terinfeksi. Dengan kata lain, virus

tersebut terus berkembang dalam hati selama beberapa bulan atau tahun setelah

terinfeksi. Hal ini meningkatkan risiko kerusakan hati hepatitis virus dan kanker

hati. Lagi pula, seseorang dengan HBV kronis dapat menularkan orang lain.

Kurang dari 10 persen orang dewasa yang terinfeksi HBV mengalami infeksi

HBV kronis. Sebaliknya, kurang lebih 90 persen bayi yang terinfeksi HBV saat

lahir mengalami infeksi HBV kronis. Ada obat yang dapat diberikan pada bayi

setelah lahir untuk membantu mencegah hepatitis B. Anak muda yang terinfeksi

HBV mempunyai risiko 25-50 persen mengalami hepatitis B kronis.

Pada orang dewasa, kemungkinan menjadi HBV kronis tergantung pada

sistem kekebalan tubuhnya. Misalnya, orang dengan sistem kekebalan yang lemah

karena pencangkokan organ, melakukan cuci darah karena masalah ginjal,

menjalankan kemoterapi, menerima terapi steroid untuk menekan sistem

kekebalan, atau akibat infeksi HIV lebih mungkin menjadi HBV kronis

dibandingkan dengan orang dengan sistem kekebalan yang sehat. Menurut Chris

W. Green gejala hepatitis A antara lain:

26

Page 27: SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT TROPIS BARU

a) Mudah lelah dan capek

b) Demam

c) Sakit perut kanan atas

d) Kulit dan putih mata menjadi kuning (ikterus)

e) Kehilangan nafsu makan

f) Mual

g) Muntah

h) Sakit sendi

i) Berat badan menurun

j) Mencret atau diare

k) Air seni seperti teh

2.7.3 Hepatitis C

Hepatitis C disebabkan oleh virus hepatitis C (HCV). Virus ini dapat

mengakibatkan infeksi seumur hidup, sirosis hati, kanker hati, kegagalan hati,

dan kematian. Belum ada vaksin yang dapat melindungi terhadap HCV, dan

diperkirakan 3 persen masyarakat umum di Indonesia terinfeksi virus ini.

Infeksi HCV umum dijumpai di antara orang dengan HIV, dan kegagalan

hati disebabkan oleh infeksi HCV sekarang adalah salah satu penyebab utama

kematian Odha. Infeksi HCV dapat menyebabkan perjalanan penyakit hati lebi

cepat pada orang yang juga terinfeksi HIV. Oleh karena ini, beberapa pihak

menganggap hepatitis C sebagai infeksi oportunistik, walaupun infeksi HCV

bukan kriteria untuk AIDS.

Pengguna narkoba suntikan (IDU) yang memakai jarum suntik dan alat

27

Page 28: SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT TROPIS BARU

suntik lain secara bergantian berisiko paling tinggi terkena infeksi HCV. Antara

50 dan 90 persen IDU dengan HIV juga terinfeksi HCV. Hal ini karena kedua

virus menular dengan mudah melalui hubungan darah-ke-darah. HCV dapat

menyebar dari darah orang yang terinfeksi yang masuk ke darah orang lain

melalui cara yang berikut:

a). Memakai alat suntik (jarum suntik, semprit, dapur, kapas, air) secara

bergantian;

b). Kecelakaan ketusuk jarum;

c). Luka terbuka atau selaput mukosa (misalnya di dalam mulut, vagina, atau

dubur); dan

d). Produk darah atau transfusi darah yang tidak diskrining.

Berbeda dengan HIV, umumnya dianggap bahwa HCV tidak dapat menular

melalui air mani atau cairan vagina kecuali mengandung darah. Ini berarti risiko

terinfeksi HCV melalui hubungan seks adalah rendah. Namun masih dapat terjadi,

terutama bila berada infeksi menular seksual seperti herpes atau hubungan seks

dilakukan dengan cara yang meningkatkan risiko luka pada selaput mukosa atau

hubungan darah-ke-darah, misalnya akibat kekerasan. Diusulkan orang dengan

HCV melakukan seks lebih aman dengan penggunaan kondom untuk melindungi

pasangannya.

Perempuan dengan HCV mempunyai risiko di bawah 6 persen menularkan

virusnya pada bayinya waktu hamil atau saat melahirkan, walaupun risiko ini

meningkat bila viral load HCV-nya tinggi. Kemungkinan HCV tidak dapat

menular melalui menyusui. Menurut Chris W. Green gejala hepatitis A antara

28

Page 29: SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT TROPIS BARU

lain:

a) Mudah lelah dan capek

b) Sakit perut bagian atas

c) Kulit dan putih mata menjadi kuning (ikterus)

d) Kehilangan nafsu makan

e) Urine menjadi lebih pekat

f) Sakit kepala

g) Nyeri otot

h) Sakit sendi

i) Berat badan menurun

2.7.4 Hepatitis D

Menurut ikatan terapsi bekam Indonesia, Hepatitis tipe D (hepatitis delta)

merupakan 50% hepatitis tiba-tiba dan parah, dengan angka kematian yang tinggi.

Di Amerika serikat, 1% dari penderita hepatitis D mati dengan gagal hati dalam

waktu 2 minggu dan infeksi kebanyakan menyerang para pemakai obat-obatan

intravena dan penderita hemofilia. Masa inkubasi adalah 1-90 hari. Tingkat

keparahan mencapai 2-70%. Penyebab hepatitis D Virus (HDV). Melalui

hubungan intim dengan penderita dan pada homoseksual. Menggunakan jarum

dan obat-obatan secara bersamaan. Bayi dari wanita penderita hepatitis D.

Gejala biasanya muncul secara tiba-tiba gejala seperti flu, demam, penyakit

kuning, urin berwarna hitam dan feses berwarna hitam kemerahan, pembengkakan

pada hati.

2.7.5 Hepatitis E

29

Page 30: SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT TROPIS BARU

Menurut ikatan terapsi bekam Indonesia, hepatitis tipe E banyak menyerang

orang yang kembali dari daerah endemis seperti India, Afrika, Asia, Amerika

Tengah. Dan lebih banyak diderita oleh anak-anak dan wanita hamil. Masa

inkubasi 15-60 hari, rata-rata adalah 40 hari. Merupakan penyakit non-kronik.

Hepatitis tipe E disebabkan oleh virus (HEV) yang ditemukan di feses orang atau

hewan pengidap hepatitis E. Makanan dan minuman yang terkontaminasi HEV.

Gejala hepatitis E biasanya muncul tiba-tiba. Umumnya tidak ada gejala

pada anak-anak. Orang dewasa mungkin mengalami gejala seperti flu dengan

sakit perut, penyakit kuning, urin berwarna hitam dan mual.

2.8 Teknik pengujian

Pengujian dimaksudkan untuk mengetahui apakah perangkat lunak yang

dibuat telah memenuhi dari perancangan perangkat lunak itu sendiri dan

menunjukkan bahwa aplikasi yang di rancang memiliki kualitas yang baik apabila

1. Tidak ditemukan lagi kesalahan

2. Sesuai dengan harapan perancang dan kebutuhan user.

Untuk menguji program aplikasi yang dirancang, penulis menggunakan

metode pengujian white box. Dengan menggunakan metode ini, penulis dapat

mengetahui cara kerja dari aplikasi yang dirancang secara terperinci sesuai

spesifikasi dan menilai apakah setiap fungsi atau prosedur yang dirancang sudah

sesuai dengan apa yang di inginkan.

Menurut Roger S. Pressman (2002:533) pengujian White box, yang

kadang-kadang disebut pengujian glass-box adalah metode desain test case yang

menggunakan struktur control desain procedural untuk memperoleh test case.

30

Page 31: SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT TROPIS BARU

Secara singkat Test White Box dapat disimpulkan :

1. Petunjuk untuk mendapatkan program 100% benar.

2. Semua test dilakukan pada jalur logika.

3. Mengembangkan test case untuk mengerjakan program. Adapun tujuan test

white box adalah :

a. Menjamin seluruh jalur independent di dalam modul yang telah digunakan

paling tidak satu kali.

b. Menggunakan seluruh keputusan logis pada sisi true dan false

c. Mengerjakan seluruh keputusan looping sesuai dengan batasan.

d. Menggunakan struktur data internal untuk menjamin validitasnya Di

dalam pengujian ini penulis, menggunakan metode basis path testing.

Simbol-simbol yang digunakan dapat dilihat pada tabel 2.4.

Tabel 2.4. Simbol pengujian white box

No. Simbol Keterangan

1.

Node ( N ), yaitu symbol yang mewakili suatu proses yang ada pada setiap flowchart.

2.Edge ( E ), yaitu garis-garis yang menghubungkan node yang lainnya pada flowchart

3.

Predikat ( p ), yaitu node yang mempunyai minimal dua buah edge.

4.

Region ( R ), yaitu suatu wilayah tertutup yang terbentuk dari node dan edge.

31

Page 32: SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT TROPIS BARU

Adapun yang digunakan dalam pengujian Basis Path adalah sebagai

berikut :

1. V(G)=(E-N)+2

2. V(G)=P+1

3. V(G)=R

Pengujian pada suatu aplikasi dapat dikatakan valid jika hasil dari rumus 1, rumus

2, dan rumus 3 memberikan hasil yang sama. Adapun tujuan dari pengujian basis

path ini adalah untuk memastikan bahwa tiap jalur didalam program dijalankan

paling sedikit satu kali dengan menggunakan test case .

32

Page 33: SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT TROPIS BARU

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Tempat dan Waktu Penelitian

Untuk melakukan analisis dan mendapatkan data berdasarkan latar belakang

masalah yang diajukan, maka penulis melakukan penelitian pada Rumah Sakit

Hikmah Makassar mulai pada bulan Agustus ampai dengan Oktober 2012.

3.2. Jenis Penelitian

Dalam menyelesaikan karya ilmiah ini, jenis penelitian yang dilakukan

adalah sebagai berikut :

a. Penelitian pustaka, yaitu penelitian yang dilakukan dengan mengambil

beberapa buku rujukan mengenai definisi dan konsep yang berhubungan

dengan penelitian.

b. Penelitian lapangan, yaitu penelitian dilakukan dengan melakukan survei

langsung pada Rumah Sakit Hikmah Makassar.

3.3. Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data, baik data primer

maupun data sekunder maka dasar penelitian yang digunakan sebagai bahan

keterangan untuk kelengkapan data dan informasi adalah dengan metode:

1. Observasi, yaitu dengan mengamati secara langsung pada Rumah Sakit

Hikmah Makassar.

2. Wawancara, yaitu mewawancarai pimpinan dan para medis yang terlibat

33

Page 34: SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT TROPIS BARU

langsung dalam proses penanganan pasien hepatitis pada Rumah Sakit

Hikmah Makassar.

3.4. Alat dan Bahan Penelitian

Keberhasilan dalam melakukan penelitian, sangat tergantung pada alat dan

bahan penelitian yang digunakan. Alat dan bahan penelitian yang digunakan untuk

merancang dan membuat serta mensimulasikan sistem baru hasil penelitian adalah

sebagai berikut :

3.4.1. Alat Penelitian

A. Perangkat keras, terdiri atas :

1. Satu (1) unit PC/Laptop.

2. Printer Canon IP 1980

B. Perangkat lunak, terdiri atas :

1. Sistem operasi windows XP service pack 2

2. Database Mysql

3. Borland Delphi 7.0.

C. Alat desain penelitian, terdiri atas :

1. Use case diagram.

2. Activity diagram

3. Class diagram

4. Program flowchart dan flowgraph

3.4.2. Bahan Penelitian

Bahan dalam penelitian ini meliputi: Jenis hepatitis, gejala serangan dan

34

Page 35: SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT TROPIS BARU

pengendaliannya

3.5. Metode pengujian Perangkat Lunak

Metode pengujian yang digunakan adalah metode pengujian white box. Di

mana teknik pengujian ini merupakan pengujian terhadap cara kerja software ini

sendiri yaitu base paht (prosedure programnya). Adapun langkah-langkah dari

teknik pengujian base paht yaitu sebagai berikut:

1. Perancangan prosedural dengan menggambarkan flowgraph. Perancangan

prosedural diberi nomor untuk memudahkan pembuatan flowgraph.

2. Tentukan Cyclomatic complexity untuk flowgraph yang telah dibuat.

Terdapat tiga cara yang dapat digunakan, yaitu:

a. Jumlah region (R) grafik alir (flowgraph) sama dengan kompleksitas

siklomatis.

b. Kompleksitas siklomatis, V(G), untuk grafik alir G ditentukan sebagai

V(G) = E – N + 2, dimana E jumlah flowgraph.

c. Kompleksitas siklomatis, V(G), untuk grafik alir G juga ditentukan

sebagai V(G) = P + 1, dimana P adalah jumlah simpul predikat yang

diisikan dalam grafik alir G.

3. Tentukan independentpath pada flowgraph.

4. Akan disimpulkan bahwa modul sudah bebas dari kesalan kesalahan logika

jika nilai CC = R = Independent Path.

3.6. Tahap –tahap Penelitian

Tahap - tahap yang harus penulis lalui dalam pembangunan sistem adalah

35

Page 36: SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT TROPIS BARU

sebagai berikut :

1. Pengumpulan data

Mengunpulkan data-data dan informasi untuk di jadikan acuan dalam

membangun sistem yang dirancang.

2. Analisis sistem

Mengidentifikasi dan mengenali masalah yang ada, kemudian mencari

alternative-alternative pemecahannya.

3. Desain sistem

Setelah masalah ditentukan dan dianalisa data sudah dilakukan maka perlu

di lakukan pembangunan atau mendesain sistem tentang masalah yang

sudah ditentukan.

4. Coding

Tahap penulisan listing program sistem.

5. Pengujian sistem

Setelah Proses coding selesai,dilakukan pengujian sistem menggunakan

metode white box.

6. Implementasi sistem

Tahap ini digunakan untuk penerapan dan pengujian sistem kedalam kondisi

sebenarnya agar dapat diketahui kekurangan dan kelebihannya.

7. Penulisan Laporan

Pada tahap ini di gunakan untuk menulis laporan-laporan.

36

Page 37: SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT TROPIS BARU

3.7 Jadwal Penelitian

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian

No KegiatanAgustus

2012September

2012Oktober

20121 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 41 Pengumpulan

Data                       

2 Analisis Sistem                        3 Desain Sistem                        4 Pengujian Sistem                        5 Implementasi                        

37

Page 38: SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT TROPIS BARU

BAB IV

PEMBANGUNAN SISTEM

4.1. Use Case Diagram Perangkat Lunak yang Diusulkan

Use case diagram sistem yang diusulkan dimaksudkan untuk memodelkan

bentuk rancangan perangkat lunak dari sistem yang dirancang. Adapun sejumlah

use case diagram dari perangkat lunak yang dirancang meliputi:

4.1.1. Use case diagram proses data gejala hepatitis.

Use case proses data gejala hepatitis dimaksudkan untuk menggambarkan

proses pengolahan data gejala penyakit hepatitis dalam sistem yang dirancang.

Bentuk use case diagram proses data gejala hepatitis dapat dilihat pada gambar

4.1 berikut:

Gambar 4.1 Use case diagram proses data gejala

4.1.2. Use case diagram proses data penyakit hepatitis

Use case proses data penyakit hepatitis dimaksudkan untuk

menggambarkan proses pengolahan data penyakit hepatitis beserta dengan gejela-

38

Page 39: SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT TROPIS BARU

gejalanya. Bentuk use case diagram proses data penyakit hepatitis dapat dilihat

pada gambar 4.2 berikut:

Gambar 4.2 Use case diagram proses data penyakit hepatitis

4.1.3. Use case diagram proses data pasien

Use case proses data pasien dimaksudkan untuk menggambarkan proses

pengolahan data data pasien. Bentuk use case diagram proses data pasien dapat

dilihat pada gambar 4.3 berikut:

Gambar 4.3 Use case diagram proses data pasien

4.1.4. Use case diagram mendiagnosa penyakit hepatitis

Use case mendiagnosa penyakit hepatitis dimaksudkan untuk

39

Page 40: SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT TROPIS BARU

menggambarkan proses mendiagnosa penyakit hepatitis. Bentuk use case diagram

mendiagnosa penyakit hepatitis dapat dilihat pada gambar 4.4 berikut:

Gambar 4.4 Use case diagram mendiagnosa penyakit hepatitis

4.1.5. Use case diagram mencetak laporan.

Bentuk use case diagram mencetak laporan dapat dilihat pada gambar 4.5

berikut:

Gambar 4.5 Use case diagram mencetak laporan.

4.2. Activity Diagram

Activity diagram menggambarkan berbagai alir aktivitas dalam sistem

yang sedang dirancang, bagaimana masing-masing alir berawal, sistem yang

40

Page 41: SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT TROPIS BARU

mungkin terjadi, dan bagaimana sistem berakhir. Activity diagram juga dapat

menggambarkan proses parallel yang mungkin terjadi pada beberapa eksekusi.

Activity diagram merupakan state diagram khusus, dimana sebagaian state adalah

action dan sebagaian besar transisi di-trigger oleh selesainya state sebelumnya

(internal processing). Sejumlah Activity diagram perangkat lunak yang diusulkan

meliputi:

4.2.1. Activity Diagram Proses Gejala Penyakit

Bentuk activity diagram proses gejala penyakit hepatitis dalam sistem

pakar yang dirancang sebagai berikut:

Gambar 4.6. Activity diagram proses gejala penyakit hepatitis

4.2.2. Activity Diagram Proses Penyakit Hepatitis

Bentuk activity diagram proses penyakit hepatitis dalam sistem pakar yang

dirancang sebagai berikut:

41

Page 42: SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT TROPIS BARU

Gambar 4.7. Activity diagram proses penyakit hepatitis

4.2.3. Activity Diagram Proses Data Pasien

Bentuk activity diagram proses data pasien dalam sistem pakar yang

dirancang sebagai berikut:

Gambar 4.8. Activity diagram proses data pasien

42

Page 43: SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT TROPIS BARU

4.2.4. Activity Diagram Proses Diagnosa

Bentuk activity diagram proses diagnosa penyakit hepatitis sebagai berikut:

Gambar 4.9. Activity diagram proses diagnosa penyakit hepatitis

4.2.5. Activity Diagram Proses Cetak Laporan

Bentuk activity diagram proses cetak laporan sebagai berikut:

Gambar 4.10. Activity diagram proses cetak laporan

43

Page 44: SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT TROPIS BARU

4.3. Class Diagram Sistem yang Diusulkan

Class diagram dalam penelitian ini digunakan untuk memodelkan

bagaimana sebuah class berhubungan dengan class lainnya. Bentuk class diagram

dalam perangkat lunak yang dibangun adalah sebagai berikut:

Gambar 4.11. Class diagram sistem yang diusulkan

4.4. Rancangan Output

Bentuk output dalam penelitian ini berupa histori diagnosa pasien dan

laopran diagnosa dengan tampilan sebagai berikut:

Gambar 4.12. Rancangan output histori diagnosa pasien

44

Page 45: SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT TROPIS BARU

Gambar 4.13. Rancangan laporan diagnosa pasien

4.5. Rancangan Input

Rancangan input dalam penelitian ini dimaksudkan untuk menggambarkan

bentuk-bentuk form yang digunakan dalam penelitian ini. Adapun sejumlah form

dalam aplikasi yang dirancang sebagai berikut:

1). Form entri gejala penyakit.

Form entri gejala penyakit dimaksudkan untuk menambahkan data

gejala penyaki hepatitis. Dalam penulisan ini disimulasikan tiga (3) gejala

penyakit hepatitis yaitu A, B, dan C.

Gambar 4.14. Rancangan Form entri gejala penyakit hepatitis

45

Page 46: SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT TROPIS BARU

Gejala dalam form entri gejala, gejala penyakit harus unik atau dengan

kata lain tidak boleh ada gejala yang ganda sekalipun gejala itu berlaku untuk

beberapa penyakit. Berikut ini gambaran gajala penyakit hepatitis A, B, dan C.

Tabel 4.1. Daftar gejala penyakit A, B, dan C

No. Gejala

Hepatitis

1 Demam A

2 Kehilangan nafsu makan A

3 Kulit dan putih mata menjadi kuning (ikterus) A

4 Mual A

5 Mudah lelah dan capek A

6 Muntah A

7 Sakit perut kanan atas A

8 Sakit sendi A

9 Urine gelap A10 Air seni seperti the B

11 Demam B

12 Kehilangan nafsu makan B

13 Kulit dan putih mata menjadi kuning (ikterus) B

14 Mual B

15 Mudah lelah dan capek B

16 Muntah B

17 Sakit perut kanan atas B

18 Sakit sendi B

19 Urine gelap B20 Berat badan menurun C

21 Kehilangan nafsu makan C

22 Kulit dan putih mata menjadi kuning (ikterus) C

23 Mudah lelah dan capek C24 Nyeri otot C25 Sakit kepala C

26 Sakit perut kanan atas C

27 Sakit sendi C

28 Urine gelap C

46

Page 47: SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT TROPIS BARU

Dari table 4.1. di atas jumlah gejala penyakit hepatitis A, B, dan C

adalah 28. Namun yang ditambahkan ke dalam form gejala adalah 14, karena

ada beberapa gejala penyakit dalam tabel 4.1 yang berulang untuk beberapa

jenis penyakit. Misalnya gejala demam adalah gejala yang ditemukan pada

Hepatitis A dan B. Tabel 4.2 menggambarkan keanggotaan penyakit terhadap

suatu gejala.

Tabel 4.2 Keanggotaan penyakit terhadap gejala

Kode

GejalaHepatitis

A B C

01 Air seni seperti teh   √  

02 Berat badan menurun     √

03 Demam √ √  

04 Kehilangan nafsu makan √ √ √

05 Kulit dan putih mata menjadi kuning (ikterus) √ √ √

06 Mencret atau diare   √  

07 Mual √ √  

08 Mudah lelah dan capek √ √ √

09 Muntah √ √  

10 Nyeri otot     √

11 Sakit kepala     √

12 Sakit perut kanan atas √ √ √

13 Sakit sendi √ √ √

14 Urine gelap √ √ √

2). Form entri penyakit.

Form entri penyakit dimaksudkan untuk menambahkan data penyakit

beserta dengan gejala dan penangannya. Bentuk form entri penyakit dapat

dilihat pada gambar 4.15 berikut:

47

Page 48: SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT TROPIS BARU

Gambar 4.15. Rancangan Form entri data penyakit

3). Form entri pasien.

Form entri pasien dimaksudkan untuk menambahkan data pasien

hepatitis. Bentuk form entri pasien hepatitis dapat dilihat pada gambar 4.16

berikut:

Gambar 4.16. Rancangan Form entri data pasien

48

Page 49: SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT TROPIS BARU

4). Form Mendiagnosa Penyakit

Form mendiagnosa penyakit dimaksudkan untuk mendiagnosa penyakit

hepatitis menggunakan metode penelusuran forward chaining. Mula-mula

dalam form ini diinput tanggal diagnosa dan nomor rekam medik pasien

hingga muncul nama pasien, alamat, tanggal lahir dan jenis kelamin pasien.

Setelah itu gejala awal pasien dipilih dan secara berturut-turut program akan

menampilkan sejumlah pertanyaan yang disebut dengan premis yang nantinya

akan dijawab oleh pasien. Bentuk form mendiagnosa penyakit dapat dilihat

pada gambar 4.17 berikut:

Gambar 4.17. Rancangan Form mendiagnosa penyakit

Berikut ini akan disimulasikan cara kerja dari metode forward chaining

dalam form mendiagnosa penyakit hepatitis:

Ilustrasi I: Misalnya Gejala awal yang dipilih adalah Demam

49

Page 50: SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT TROPIS BARU

1). Berdasarkan tabel 4.2, maka program akan memfokuskan proses diagnosa

hanya pada 2 jenis penyakit yaitu Hepatitis A dan B. Karena gejala

demam hanya berlaku pada hepatitis A dan B sehingga tidak ada lagi

kemungkinan untuk hepatitis C. Gejala yang telah dijawab akan dibuang

dari kenggotaan, sehingga bentuk keanggotaan penyakit terhadap gejala

sebagai berikut:

Kode GejalaHepatitisA B

01 Air seni seperti teh   √04 Kehilangan nafsu makan √ √

05 Kulit dan putih mata menjadi kuning (ikterus) √ √06 Mencret atau diare   √07 Mual √ √

08 Mudah lelah dan capek √ √

09 Muntah √ √

12 Sakit perut kanan atas √ √

13 Sakit sendi √ √

14 Urine gelap √ √

2). Program akan memfokuskan penelusuran pada penyakit Hepatitis A,

sehingga akan memunculkan premis berikut:

Jika jawabannya adalah Tidak maka program akan menampilkan hasil

diagnosa: Penyakit hepatitis tidak ditemukan dan diagnosa dihentikan

karena gejala kehilangan nafsu makan merupakan salah satu gejala

Hepatitis A dan B. Namum jika jawabannya adala Ya, maka program

akan membuang gejala kehilangan nafsu makan dari daftar premis.

50

Page 51: SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT TROPIS BARU

Sehingga bentuk keanggotaan penyakit menjadi:

Kode GejalaHepatitisA B

01 Air seni seperti teh   √05 Kulit dan putih mata menjadi kuning (ikterus) √ √06 Mencret atau diare   √07 Mual √ √

08 Mudah lelah dan capek √ √

09 Muntah √ √

12 Sakit perut kanan atas √ √

13 Sakit sendi √ √

14 Urine gelap √ √

3). Program akan memunculkan premis berikut:

Jika jawabannya adalah Tidak maka program akan menampilkan hasil

diagnosa: Penyakit hepatitis tidak ditemukan dan diagnosa dihentikan

karena Gejala Kulit dan putih mata menjadi kuning (ikterus)

merupakan salah satu gejala Hepatitis A dan B. Namum jika jawabannya

adala Ya, maka program akan membuang Gejala Kulit dan putih mata

menjadi kuning (ikterus) dari daftar premis. Sehingga bentuk

keanggotaan penyakit menjadi:

Kode GejalaHepatitisA B

01 Air seni seperti teh   √06 Mencret atau diare   √07 Mual √ √

08 Mudah lelah dan capek √ √

09 Muntah √ √

12 Sakit perut kanan atas √ √

51

Page 52: SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT TROPIS BARU

Kode GejalaHepatitisA B

13 Sakit sendi √ √

14 Urine gelap √ √

4). Program akan memunculkan premis berikut:

Jika jawabannya adalah Tidak maka program akan menampilkan hasil

diagnosa: Penyakit hepatitis tidak ditemukan dan diagnosa dihentikan

karena Gejala Mual merupakan salah satu gejala Hepatitis A dan B.

Namum jika jawabannya adala Ya, maka program akan membuang

Gejala mual dari daftar premis. Sehingga bentuk keanggotaan penyakit

menjadi:

Kode GejalaHepatitisA B

01 Air seni seperti teh   √06 Mencret atau diare   √08 Mudah lelah dan capek √ √

09 Muntah √ √

12 Sakit perut kanan atas √ √

13 Sakit sendi √ √

14 Urine gelap √ √

5). Program akan memunculkan premis berikut:

Jika jawabannya adalah Tidak maka program akan menampilkan hasil

diagnosa: Penyakit hepatitis tidak ditemukan dan diagnosa dihentikan

karena Gejala Mudah lelah dan capek merupakan salah satu gejala

52

Page 53: SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT TROPIS BARU

Hepatitis A dan B. Namum jika jawabannya adala Ya, maka program

akan membuang Gejala Mudah lelah dan capek dari daftar premis.

Sehingga bentuk keanggotaan penyakit menjadi:

Kode GejalaHepatitisA B

01 Air seni seperti teh   √06 Mencret atau diare   √09 Muntah √ √

12 Sakit perut kanan atas √ √

13 Sakit sendi √ √

14 Urine gelap √ √

6). Program akan memunculkan premis berikut:

Jika jawabannya adalah Tidak maka program akan menampilkan hasil

diagnosa: Penyakit hepatitis tidak ditemukan dan diagnosa dihentikan

karena Gejala Muntah merupakan salah satu gejala Hepatitis A dan B.

Namum jika jawabannya adala Ya, maka program akan membuang

Gejala Muntah dari daftar premis. Sehingga bentuk keanggotaan penyakit

menjadi:

Kode GejalaHepatitisA B

01 Air seni seperti teh   √06 Mencret atau diare   √12 Sakit perut kanan atas √ √

13 Sakit sendi √ √

14 Urine gelap √ √

7). Program akan memunculkan premis berikut:

53

Page 54: SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT TROPIS BARU

Jika jawabannya adalah Tidak maka program akan menampilkan hasil

diagnosa: Penyakit hepatitis tidak ditemukan dan diagnosa dihentikan

karena Gejala Sakit perut kanan atas merupakan salah satu gejala

Hepatitis A dan B. Namum jika jawabannya adala Ya, maka program

akan membuang Gejala Sakit perut kanan atas dari daftar premis.

Sehingga bentuk keanggotaan penyakit menjadi:

Kode GejalaHepatitisA B

01 Air seni seperti teh   √06 Mencret atau diare   √13 Sakit sendi √ √

14 Urine gelap √ √

8). Program akan memunculkan premis berikut:

Jika jawabannya adalah Tidak maka program akan menampilkan hasil

diagnosa: Penyakit hepatitis tidak ditemukan dan diagnosa dihentikan

karena Gejala Sakit Sendi merupakan salah satu gejala Hepatitis A dan B.

Namum jika jawabannya adala Ya, maka program akan membuang

Gejala Sakit Sendi dari daftar premis. Sehingga bentuk keanggotaan

penyakit menjadi:

Kode GejalaHepatitisA B

01 Air seni seperti teh   √06 Mencret atau diare   √

54

Page 55: SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT TROPIS BARU

Kode GejalaHepatitisA B

14 Urine gelap √ √

9). Program akan memunculkan premis berikut:

Jika jawabannya adalah Tidak maka program akan menampilkan hasil

diagnosa: Penyakit hepatitis tidak ditemukan dan diagnosa dihentikan

karena Gejala Urine Gelap merupakan salah satu gejala Hepatitis A dan

B. Namum jika jawabannya adala Ya maka semua gejala penyakit

hepatitis A sudah terpenuhi, namum belum bias dipastikan bahwa pasien

menderita penyakit hepatitis A karena sebagian gejala hepatitis B juga

terpenuhi dan premis gejala hepatitis B belum habis oleh karena itu pelu

dilanjutkan untuk memeriksa pemis gejala hepatitis B yang tersisa. Gejala

Urine Gelap dari daftar premis. Sehingga bentuk keanggotaan penyakit

menjadi:

Kode GejalaHepatitisA B

01 Air seni seperti teh   √06 Mencret atau diare   √

10). Program akan memunculkan premis berikut:

Jika jawabannya adalah Tidak maka program akan menampilkan hasil

diagnosa:

55

Page 56: SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT TROPIS BARU

Proses diagnosa dihentikan karena semua gejala hepatitis A sudah

terpenuhi dan Gejala Air seni seperti teh untuk Hepatitis B tidak

terpenuhi. Namum jika jawabannya adala Ya maka sudah pasti bukan

hepatitis A dan program melanjutkan penelusuran untuk gejala penyakit

hepatitis B yang tersisa beikut ini:

Kode GejalaHepatitisA B

06 Mencret atau diare   √

11). Program akan memunculkan premis berikut:

Jika jawabannya adalah Tidak maka program akan menampilkan hasil

diagnosa: Penyakit hepatitis tidak ditemukan dan diagnosa dihentikan

karena Gejala Urine Gelap merupakan salah satu gejala Hepatitis B

Namum jika jawabannya adala Ya maka hasil diagnosa adalah:

Karena semua gejala B terpenuhi.

Ilustrasi II: Gejala awal yang dipilih adalah Air seni seperti teh

1). Berdasarkan tabel 4.2, maka program akan memfokuskan proses

diagnosa hanya pada penyakit B. Karena gejala demam hanya berlaku

pada hepatitis B saja sehingga tidak ada lagi kemungkinan untuk

56

Page 57: SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT TROPIS BARU

hepatitis A dan C. Gejala yang telah dijawab akan dibuang dari

kenggotaan, sehingga bentuk keanggotaan penyakit terhadap gejala

sebagai berikut:

Kode

GejalaHepatiti

sB

03 Demam √04 Kehilangan nafsu makan √

05Kulit dan putih mata menjadi kuning (ikterus)

06 Mencret atau diare √07 Mual √08 Mudah lelah dan capek √09 Muntah √12 Sakit perut kanan atas √13 Sakit sendi √14 Urine gelap √

Selanjutnya program akan memfokuskan penelusuran pada penyakit

Hepatitis B, sehingga akan memunculkan premis berikut:

Jika jawabannya Tidak maka hasil diagnosa: Penyakit hepatitis tidak

ditemukan dan diagnosa dihentikan. Namum jika jawabannya Ya, maka

bentuk keanggotaan penyakit menjadi:

Kode GejalaHepatitis

B04 Kehilangan nafsu makan √05 Kulit dan putih mata menjadi kuning (ikterus) √06 Mencret atau diare √07 Mual √08 Mudah lelah dan capek √

57

Page 58: SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT TROPIS BARU

Kode GejalaHepatitis

B09 Muntah √12 Sakit perut kanan atas √13 Sakit sendi √14 Urine gelap √

2). Program akan memunculkan premis berikut:

Jika jawabannya adalah Tidak maka hasil diagnosa: Penyakit hepatitis

tidak ditemukan dan diagnosa dihentikan. Namum jika Ya, maka

bentuk keanggotaan penyakit menjadi:

Kode GejalaHepatitis

B05 Kulit dan putih mata menjadi kuning (ikterus) √06 Mencret atau diare √07 Mual √08 Mudah lelah dan capek √09 Muntah √12 Sakit perut kanan atas √13 Sakit sendi √14 Urine gelap √

3). Program akan memunculkan premis berikut:

Jika jawabannya adalah Tidak maka hasil diagnosa: Penyakit hepatitis

tidak ditemukan dan diagnosa dihentikan. Namum jika Ya, maka

bentuk keanggotaan penyakit menjadi:

58

Page 59: SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT TROPIS BARU

Kode GejalaHepatitis

B06 Mencret atau diare √07 Mual √08 Mudah lelah dan capek √09 Muntah √12 Sakit perut kanan atas √13 Sakit sendi √14 Urine gelap √

4). Program akan memunculkan premis berikut:

Jika jawabannya adalah Tidak maka hasil diagnosa: Penyakit hepatitis

tidak ditemukan dan diagnosa dihentikan. Namum jika Ya, maka

bentuk keanggotaan penyakit menjadi:

Kode GejalaHepatitis

B07 Mual √08 Mudah lelah dan capek √09 Muntah √12 Sakit perut kanan atas √13 Sakit sendi √14 Urine gelap √

5). Program akan memunculkan premis berikut:

Jika jawabannya adalah Tidak maka hasil diagnosa: Penyakit hepatitis

tidak ditemukan dan diagnosa dihentikan. Namum jika Ya, maka

bentuk keanggotaan penyakit menjadi:

59

Page 60: SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT TROPIS BARU

Kode GejalaHepatitis

B08 Mudah lelah dan capek √09 Muntah √12 Sakit perut kanan atas √13 Sakit sendi √14 Urine gelap √

6). Program akan memunculkan premis berikut:

Jika jawabannya adalah Tidak maka hasil diagnosa: Penyakit hepatitis

tidak ditemukan dan diagnosa dihentikan. Namum jika Ya, maka

bentuk keanggotaan penyakit menjadi:

Kode GejalaHepatitis

B09 Muntah √12 Sakit perut kanan atas √13 Sakit sendi √14 Urine gelap √

7). Program akan memunculkan premis berikut:

Jika jawabannya adalah Tidak maka hasil diagnosa: Penyakit hepatitis

tidak ditemukan dan diagnosa dihentikan. Namum jika Ya, maka

bentuk keanggotaan penyakit menjadi:

Kode GejalaHepatitis

B12 Sakit perut kanan atas √13 Sakit sendi √14 Urine gelap √

60

Page 61: SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT TROPIS BARU

8). Program akan memunculkan premis berikut:

Jika jawabannya adalah Tidak maka hasil diagnosa: Penyakit hepatitis

tidak ditemukan dan diagnosa dihentikan. Namum jika Ya, maka

bentuk keanggotaan penyakit menjadi:

Kode GejalaHepatitis

B13 Sakit sendi √14 Urine gelap √

9). Program akan memunculkan premis berikut:

Jika jawabannya adalah Tidak maka hasil diagnosa: Penyakit hepatitis

tidak ditemukan dan diagnosa dihentikan. Namum jika Ya, maka

bentuk keanggotaan penyakit menjadi:

Kode GejalaHepatitis

B14 Urine gelap √

10). Program akan memunculkan premis berikut:

Jika jawabannya adalah Tidak maka hasil diagnosa: Penyakit hepatitis

tidak ditemukan dan diagnosa dihentikan. Namum jika Ya, maka hasil

diagnosa:

61

Page 62: SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT TROPIS BARU

Mengingat banyaknya kemungkinan dalam memilih jenis gejala awal,

maka penulis hanya mensimulasikan dua simulasi cara kerja sistem pakar yang

dirancang.

5). Form Cetak Laporan.

Form cetak laporan dimaksudkan untuk mendiagnosa penyakit hepatitis

mencetak laporan hasil diagnosa. Bentuk form cetak laporan hasil diagnosa

dapat dilihat pada gambar 4.18 berikut:

Gambar 4.18. Rancangan Form cetak laporan

4.6. Rancangan Basis Data

4.6.1 Relasi Basis Data

Bentuk rancangan basis data sistem pakar yang diusulkan sebagai berikut:

Gambar 4.27. Relasi tabel basis data

62

Page 63: SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT TROPIS BARU

4.6.2 Struktur Tabel Data Base

Sejumlah tabel database yang digunakan sebagai berikut:

Tabel 4.3. Penyakit

No. Nama Field Tipe Field Lebar Kunci

1. Kdpenyakit Char 1 Primary Key2. Penyakit Char 12 -3. Solusi Char 255 -

Tabel 4.4. Gejala

No. Nama Field Tipe Field Lebar Kunci

1. Kdgejala Char 2 Primary Key2. Gejala Text 100 -

Tabel 4.5. Basis

No. Nama Field Tipe Field Lebar Kunci

1. Kdgejala Char 2 -2. KdPenyakit Char 1 -

Tabel 4.6. Pasien

No. Nama Field Tipe Field Lebar Kunci

1. Nomedik Char 5 Primary Key2. Nama Char 30 -3. Tgllahir Date 8 -4. Alamat Char 50 -5. Kelamin Char 1 -6. Telp Char 12 -7. Tglregistrasi Date 8 -

Tabel 4.7. Diagnosa

No. Nama Field Tipe Field Lebar Kunci

1. Kdpenyakit Char 2 -2. Nomedik Char 5 -3. Hasil Char 100 -4. TglDiagnosa Date 8 -

63

Page 64: SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT TROPIS BARU

BAB V

PENGUJIAN SISTEM

5.1 Pengujian Perangkat Lunak

Pengujian perangkat lunak dimaksudkan untuk menemukan kesalahan-

kesalahan yang mungkin terjadi dalam perangkat lunak yang dirancang. Pengujian

perangkat lunak mendiagnosa penyakit hepatitis menggunakan pendekatan white

box testing dengan pengujian sebagai berikut:

5.1.1 Pengujian Flowgraph Pengolahan Data Gejala

Bentuk Flowgraph proses data gejala penyakit hepatitis sebagai berikut:

Gambar 5.1. Flowgraph proses data gejala penyakit hepatitis

Keterangan:

(1) Jumlah Region (R) = 5

64

Page 65: SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT TROPIS BARU

(2) Node (N)=12, Edge (E)=15 maka V(G)=15-12+2=5

(3) Independent path : 1-2-3-4-9-10-11-12,

a) 1-2-3-4-9-11-12

b) 1-2-3-4-6-7-9…-11-12

c) 1-2-3-4-6-7-8-11-12

d) 1-2-…-11-2-…-11-12

Jumlah independent path (IP)=5. Karena ∑R=∑V(G)=∑IP=5, dengan

demikian maka dapat dinyatakan bahwa proses data gejala penyakit hepatitis telah

bebas dari kesalahan logika pemrograman.

5.1.2 Pengujian Flowgraph Proses Data Penyakit

Bentuk Flowgraph proses data penyakit hepatitis sebagai berikut:

Gambar 5.2. Flowgraph proses data penyakit hepatitis

Keterangan:

65

Page 66: SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT TROPIS BARU

(1) Jumlah Region (R) = 5

(2) Node (N)=12, Edge (E)=15 maka V(G)=15-12+2=5

(3) Independent path : 1-2-3-4-9-10-11-12,

a) 1-2-3-4-9-11-12

b) 1-2-3-4-6-7-9…-11-12

c) 1-2-3-4-6-7-8-11-12

d) 1-2-…-11-2-…-11-12

Jumlah independent path (IP)=5. Karena ∑R=∑V(G)=∑IP=5, dengan

demikian maka dapat dinyatakan bahwa proses data penyakit hepatitis telah bebas

dari kesalahan logika pemrograman.

5.1.3 Pengujian Flowgraph Proses Data Pasien

Bentuk Flowgraph proses data Pasien sebagai berikut:

Gambar 5.3. Flowgraph proses data Pasien

66

Page 67: SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT TROPIS BARU

Keterangan:

(1) Jumlah Region (R) = 5

(2) Node (N)=12, Edge (E)=15 maka V(G)=15-12+2=5

(3) Independent path : 1-2-3-4-9-10-11-12,

a) 1-2-3-4-9-11-12

b) 1-2-3-4-6-7-9…-11-12

c) 1-2-3-4-6-7-8-11-12

d) 1-2-…-11-2-…-11-12

Jumlah independent path (IP)=5. Karena ∑R=∑V(G)=∑IP=5, dengan demikian

maka dapat dinyatakan bahwa proses data Pasien telah bebas dari kesalahan

logika pemrograman.

5.1.4 Pengujian Flowgraph Proses Diagnosa Penyakit Hepatitis

Bentuk Flowgraph proses diagnosa penyakit hepatitis sebagai berikut:

Gambar 5.4. Flowgraph proses diagnosa penyakit hepatitis

67

Page 68: SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT TROPIS BARU

Keterangan:

(1) Jumlah Region (R) = 5

(2) Node (N)=12, Edge (E)=15 maka V(G)=15-12+2=5

(3) Independent path :

a) 1-2-3-4-5-6-7-9-11-12

b) 1-2-3-4-5-3-…-12

c) 1-2-3-4-5-6-7-8-9-…-12

d) 1-2-3-4-5-6-7-9-10-11…-12

e) 1-2-…-11-…-12

Jumlah independent path (IP)=5. Karena ∑R=∑V(G)=∑IP=5, dengan

demikian maka dapat dinyatakan bahwa proses diagnosa penyakit hepatitis telah

bebas dari kesalahan logika pemrograman.

5.1.5 Pengujian Flowgraph Cetak laporan

Bentuk Flowgraph cetak laporan sebagai berikut:

Gambar 5.5. Flowgraph proses cetak laporan

Keterangan:

(1) Jumlah Region (R) = 2

68

Page 69: SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT TROPIS BARU

(2) Node (N)=4, Edge (E)=4 maka V(G)=4-4+2=2

(3) Independent path :

a) 1-2-3-4

b) 1-2-3-2-…-4

Jumlah independent path (IP)=2. Karena ∑R=∑V(G)=∑IP=2, dengan demikian

maka dapat dinyatakan bahwa proses cetak laporan telah bebas dari kesalahan

logika pemrograman.

5.2 Hasil Pengujian Perangkat Lunak

Berdasarkan pengujian terhadap perangkat lunak sistem yang dihasilkan,

didapatkan hasil pengujjian sebagai berikut:

Tabel 5.1. Hasil Pengujian Perangkat Lunak

No. Modul CC IP R

1. Pengujian Flowgraph pengolahan data gejala 5 5 5

2. Pengujian Flowgraph pengolahan data penyakit 5 5 5

3. Pengujian Flowgraph Data Pasien 5 5 5

4.Pengujian Flowgraph Proses Diagnosa Penyakit Hepatitis 5 5 5

5. Pengujian Flowgraph cetak laporan 2 2 2

Total 22 22 22

Dari tabel 5.1. diperoleh total CC, IP, dan R yang sama yaitu 22. Ini berarti

bahwa secara keseluruhan sistem yang diusulkan telah bebas dari kesalahan logika

pemrograman.

69

Page 70: SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT TROPIS BARU

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan desain serta pengujian sistem maka dapat

ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Rancangan sistem penjualan yang diusulkan terdiri dari use case diagram,

class diagram, activity diagram, rancangan output, rancangan input,

rancangan basis data, stuktur tabel.

2. Setelah dilakukan pengujian perangkat lunak terhadap sistem informasi yang

diusulkan, maka diperoleh jumlah R, V(G), IP untuk semua modul adalah

sama yaitu 22. Dengan demikian maka perangkat lunak mendiagnosa Penyakit

Hepatitis pada Rumah Sakit Hikmah Makassar secara keseluruhan dapat

dinyatakan telah bebas dari kesalahan logika pemrograman.

6.2. Saran

1. Disarankan kepada pihak Rumah Sakit Hikmah Makassar menggunakan

aplikasi yang dirancang dan perlunya dilakukan pelatihan terhadap operator

yang akan menggunakan program aplikasi tersebut.

70