Upload
anshar-dwi-rino
View
544
Download
10
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Science
Citation preview
MENDIAGNOSA PENYAKIT HEPATITIS PADA RUMAH SAKIT HIKMAH, MAKASSAR.
OLEH:
DEMIANUS PANGLOLI
0105-2012-004
JURUSAN INFORMATIKA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA PAULUS
MAKASSAR
2012
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Suatu gejala penyakit dapat merupakan indikasi dari suatu penyakit yang
akan diderita. Setiap orang wajib menjaga kesehatannya masing-masing, tetapi
pada kenyataannya banyak sekali orang yang lupa atau bahkan meremehkan
gejala penyakit yang dideritanya. Maka dengan adanya kemajuan teknologi saat
ini, suatu penyakit akan terdeteksi dengan lebih cepat melalui gejala-gejala
tersebut. Tidak hanya hal tersebut, dalam hal proses diagnosa dikenal dengan
adanya uji tes darah di laboratorium untuk mengetahui jenis penyakit yang
diderita oleh pasien secara pasti. Seiring perkembangan teknologi, dikembangkan
pula suatu teknologi yang mampu mengadopsi proses dan cara berpikir manusia
yaitu teknologi Artificial Intelligence atau Kecerdasan Buatan. Sistem pakar
merupakan program komputer dapat meniru proses pemikiran dan pengetahuan
pakar untuk menyelesaikan suatu masalah yang spesifik. Implementasi sistem
pakar banyak digunakan untuk kepentingan komersial karena sistem pakar
dipandang sebagai cara penyimpanan pengetahuan pakar dalam bidang tertentu ke
dalam suatu program, sehingga dapat memberikan keputusan dan melakukan
penalaran secara cerdas.
Dengan adanya teknologi informasi seperti sekarang ini, maka penyajian
2
informasi akan lebih cepat dan mudah. Kesehatan organ hati sangat penting
maknanya bagi tubuh manusia. Hati sebagai organ yang memiliki tugas utama
sebagai penetral racun ditubuh menjadikan racun-racun yang selama ini masuk
melalui tubuh dari makanan atau lingkungan mampu dinetralisir oleh hati.
Manusia tidak akan hidup tanpa organ hati tersebut. Salah satu penyakit yang
menyerang hati adalah Hepatitis yang terdiri atas berbagai macam tipe antara lain
hepetitis A, B, C, D, E, F dan G.
Indonesia hingga saat ini masih dinyatakan sebagai daerah endemi hepatitis,
penyakit radang hati yang disebabkan virus yang menginfeksi hati. Terutama
hepatitis B, bisa menjadi kronis dan berkembang menjadi kanker hati sehingga
sangat mematikan. Tak terlalu terekspos, namun kenyataan menunjukkan jumlah
penderita hepatitis ternyata sepuluh kali lebih banyak dari HIV/AIDS. Bahkan
Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan, seorang dari 12 orang penduduk di
dunia terinfeksi virus hepatitis. Menurut Dr. dr. Putut Bayu Purnama, Sp.PD-
KGEH, hepatitis sering tidak menunjukkan gejala sama sekali sebelum akhirnya
menjadi kronis. “Munculnya bisa dalam jangka waktu lama, menjadi radang hati,
pengerasan hati dan berakhir pada kanker hati dan kematian”.
Selanjutnya Dr. dr. Putut Bayu Purnama, Sp.PD-KGEH mengatakan bahwa
prevalensi penderita hepatitis di Indonesia tersebut masih cukup tinggi berkisar
20% dan untuk biaya pengobatan sangat mahal. Sebagai contoh untuk pengobatan
tablet hepatitis B akan memerlukan biaya sekitar Rp 900 ribu/bulan dengan
pengobatan antara 1-3 tahun, Sedangkan untuk injeksi (interferon) akan lebih
mahal yaitu mencapai rp 2,5 juta/minggu dengan waktu pengobatan hingga 48
3
minggu. Di masyarakat sering muncul pertanyaan “apakah yang menyebabkan
penyakit hepatitis?”. Penyebab hepatitis bermacam-macam. Pada prinsipnya
penyebab hepatitis terbagi atas infeksi dan bukan infeksi. Penyebab-penyebab
tersebut antara lain infeksi virus, komplikasi dari penyakit lain, alcohol, obat-
obatan atau zat kimia, penyakit autoimun. Sebagai contoh menurut Dr. dr.
Unggul Budihusodo, Sp.PD, KGEH Virus hepatitis B menular melalui darah dan
cairan tubuh manusia yaitu: dari ibu penderita hapatitis B kepada bayinya saat
dalam kandungan atau dilahirkan, berhubungan seksual dengan penderita hepatitis
B tanpa pengaman, melalui suntikan atau transfusi darah yang tercemar virus
hepatitis B, seperti pengguna narkoba suntik, pengguna alat kesehatan (jarum,
pisau, gunting) yang tidak disterilkan sempurna, tindik, tato, pisau cukur, gunting
kuku yang tidak steril.
Rumah Sakit Hikmah Makassar belum memiliki sistem pakar untuk
mendiagnosa penyakit tropis, sehingga seorang dokter muda/para medis masih
tergantung pada Dokter Ahli dalam mendiagnosa penyakit seorang pasien
khususnya yang berhubungan dengan penyakit tropis hepoatitis.
Dari uraian di atas, permasalahan yang dihadapi masyarakat adalah
bagaimana mengetahui apakah seseorang terjangkit salah satu tipe penyakit
hepatitis berdasarkan keluhan-keluhan yang dialami orang tersebut serta
bagaimana cara penanggulangannya?. Oleh karena itu melalui penelitian ini akan
dirancang sebuah sistem pakar dengan judul “Sistem Pakar Mendignosa
Penyakit Tropis Pada Rumah Sakit Hikma Makassar”.
1.2 Perumusan Masalah
4
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis merumuskan pokok
permasalahan sebagai berikut :
1. Bagaimakah rancangan model sistem pakar yang melibatkan sejumlah
gejala penyakit untuk menentukan keputusan menentukan jenis penyakit
hepatisi menggunakan yang dialami oleh seseorang?
2. Apakah rancangan sistem pakar yang dirancang bebas dari kesalahan logika
pemrograman?.
1.3 Batasan Masalah
Dalam penelitian ini, batasan masalah yang penulis angkat dari
permasalahan di atas adalah aplikasi mendiagnosa penyakit tropis khusus untuk
hepatisis A, B, dan C beserta dengan cara penanggulangannya.
1.4 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai adalah :
1. Membuat aplikasi untuk mendiagnosa tropis hepatitis beserta dengan cara
pencegahannya.
2. Mengimplementasikan aplikasi yang telah dirancang untuk digunakan dan
dimanfaaatkan oleh instansi tempat penelitian.
3. Menguji aplikasi dengan tujuan untuk menemukan kesalahan.
1.5 Manfaat Penelitian
Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah:
1. Membantu para medis di rumah sakit Hikmah Makassar untuk mendeteksi
penyakit tropis hepatitis.
1.6 Sistematika Penelitian
5
Sistematika penelitian dari proposal ini adalah sebagai berikut :
BAB I : PENDAHULUAN, membahas latar belakang masalah, tujuan dan
manfaat penelitian, batasan masalah, dan sistematika penulisan
untuk memberikan gambaran tentang masalah yang akan dibahas
pada bab-bab selanjutnya.
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA, membahas kerangka pikir dan landasan
teori yang mendukung penelitian ini.
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN, membahas gambaran umum
mengenai penelitian yang dilakukan.
BAB IV : PEMBANGUNAN SISTEM, membahas use case diagram,
activity diagram, class diagram, rancangan output, rancangan
input, rancangan basis data.
BAB V : PENGUJIAN SISTEM, membahas pengujian perangkat lunak
dan hasil pengujian perangkat lunak.
BAB VI : PENUTUP, membahas kesimpulan dan saran.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kerangka Pikir
Untuk lebih memperjelas permasalahan yang disajikan, maka penulis
mencoba menjabarakannya seperti yang terlihat pada gambar 2.1
Sistem pakar merupakan program komputer dapat meniru proses pemikiran dan pengetahuan pakar untuk menyelesaikan suatu masalah yang spesifik
Rumah Sakit Hikmah Makassar belum memiliki sistem pakar untuk mendiagnosa penyakit tropis, sehingga seorang dokter muda/para medis masih tergantung pada Dokter Ahli dalam mendiagnosa penyakit seorang pasien khususnya yang berhubungan dengan penyakit tropis hepoatitis
Dibutuhkan Aplikasi Sistem Pakar untuk mendeteksi penyakit tropis hepatisis dan penanggulangannya
Dengan perancangan suatu sistem aplikasi mendiagnosa penyalit hepatitis, diharapkan dapat membantu para medis untuk mendiagnosa penyakit pasien khususnya untuk penderita hepatitis.
Gambar 2.1 Kerangka Pikir
2.2 Sistem Pakar
2.2.1 Pakar
Sistem pakar adalah suatu program komputer yang mengandung
pengetahuan dari satu atau lebih pakar manusia mengenai suatu bidang spesifik.
Jenis program ini pertama kali dikembangkan oleh periset kecerdasan buatan pada
dasawarsa 1960-an dan 1970-an dan diterapkan secara komersial selama 1980-an.
(sumber http://id.wikipedia.org/ wiki/sistem_pakar )
7
Bentuk umum sistem pakar adalah suatu program yang dibuat
berdasarkan suatu set aturan yang menganalisis informasi (biasanya diberikan
oleh pengguna suatu sistem) mengenai suatu kelas masalah spesifik serta analisis
matematis dari masalah tersebut. Tergantung dari disainnya, sistem pakar juga
mampu merekomendasikan suatu rangkaian tindakan pengguna untuk dapat
menerapkan koreksi. Sistem ini memanfaatkan kapabilitas penalaran untuk
mencapai suatu simpulan.
2.2.2 Representasi Pengetahuan
Representasi pengetahuan merupakan metode yang digunakan untuk
mengkodekan pengetahuan dalam sistem pakar. Representasi pengetahuan
dimaksudkan untuk menangkap sifat-sifat penting masalah dan membuat
informasi itu dapat diakses oleh prosedur pemecahan masalah. Adapun
karakteristik dari metode representasi pengetahuan adalah :
1. Harus bisa diprogramkan dengan bahasa pemprograman atau dengan shells
dan hasilnya disimpan dalam memori.
2. Dirancang sedemikian sehingga isinya dapat digunakan untuk proses
penalaran.
3. Model representasi pengetahuan merupakan sebuah struktur data yang
dapatdimanipulasi oleh mesin inferensi dan pencarian untuk aktivitas
pencocokan pola (Kusrini, 2008:6).
Seperti telah disampaikan, bahwa dalam sistem pakar ada beberapa
metode representasi pengetahuan. Jika pengetahuan berupa pengetahuan yang
bersifat deklaratif, maka metode representasi pengetahuan yang cocok adalah
8
jaringan semantic, frame dan logika predikat. Tetapi jika pengetahuannya berupa
pengetahuan procedural yang mempresentasikan aksi dan prosedur, maka metode
representasi pengetahuan yang cocok adalah kaidah produksi.
Kaidah Produksi
Pengetahuan dalam kaidah produksi direpresentasikan dalam bentuk :
JIKA [antecedent] MAKA [konsekuen]
JIKA [kondisi] MAKA [aksi]
JIKA [premis] MAKA [konklusi]
Contoh :
Aturan 1 :
JIKA daunnya berbintik
MAKA semprotkan pestisida
Aturan terkadang menggunakan operator AND atau OR :
Aturan 2 :
JIKA terdapat bintik-bintik
AND robek
MAKA terserang hama
Aturan 3 :
JIKA daun berbintik
ATAU terserang serangga
MAKA berikan pestisida
Aturan dalam kaidah produksi diklasifikasikan menjadi kaidah derajat
pertama dan kaidah meta. Kaidah derajat pertama adalah aturan yang bagian
9
konklusinya tidak menjadi premis bagi kaidah lainnya. Sebaliknya kaidah meta
merupakan kaidah yang konklusinya meripakan premis bagi kaidah yang lain.
Kaidah meta merupakan kaidah yang berisi penjelasan bagi kaidah yang lain.
Aturan 4 merupakan contoh kaidah meta dan aturan 5 merupakan contoh kaidah
derajat pertama.
Aturan 4 :
JIKA daun bercak
DAN jamur upas
DAN bercak hitam pada buah
MAKA terserang bubuk buah cengkeh
Aturan 5 :
JIKA daun bercak
DAN bercak hitam pada buah
MAKA terserang bubuk buah
Untuk hasil yang lebih aturan dalam memecahkan masalah dalam suatu
domain, biasanya dibutuhkan aturan yang cukup banyak karena masing-masing
aturan berisi detail pengetahuan. Jika aturan akan menggambarkan kompleksitas
sistem pakar.
2.2.3 Ketidakpastian
Menurut Giarttano dan Riley (Kusrini, 2008:13) Dalam menghadapi
suatu masalah, sering ditemukan jawaban yang tidak memiliki kepastian penuh.
Ketidakpastian ini bisa merupakan probabilitas atau kebolehjadian yang
bergantung pada hasil suatu kejadian. Hasil yang tidak pasti disebabkan oleh dua
10
faktor, yaitu aturan yang tidak pasti dan jawaban pengguna yang tidak pasti atas
suatu pertanyaan yang diajukan oleh sistem. Hal ini sangat mudah dilihat pada
sistem diagnosa penyakit, dimana pakar tidak dapat mendefinisikan hubungan
antara gejala dengan penyebabnya secara pasti, dan pasien tidak dapat merasakan
gejala dengan pasti pula.
Ketidakpastian Aturan
Ada tiga penyebab ketidakpastian aturan yaitu aturan tunggal,
penyelesaian konflik, dan ketidakcocokan (incompatibility) antar konsekuensi
dalam aturan. Aturan tunggal yang menyebabkan ketidakpastian dipengaruhi oleh
tiga hal, yaitu : kesalahan, probabilitas, dan kombinasi gejala (efidence).
Kesalahan dapat terjadi karena :
1. Ambiguitas, suatu didefinisikan dengan lebih dari satu cara.
2. Ketidaklengkapan data.
3. Kesalahan informasi.
4. Ketidakpercayaan terhadap suatu alat.
5. Adanya bias.
Probabilitas disebabkan ketidakmampuan seorang pakar merumuskan
suatu aturan dengan pasti. Misalkan jika seorang mengalami sakit kepala, demam
dan bersin-bersin ada kemungkinan orang tersebut terkena penyakit flu, tetapi
bukan berarti apabila seorang mengalami gejala tersebut pasti terserang penyakit
flu. Hanya karena aturan tunggalnya benar, belum dapat menjamin suatu jawaban
bernilai benar. Hal ini masih dipengaruhi oleh konpibilitas antar-aturan.
Kompibilitas suatu aturan disebapkan bebrapa hal, yaitu :
11
1. Kontrasiksi aturan, misalnya :
Aturan 3.1 : JIKA anak demam MAKA harus dikompres
Aturan 3.2 : JIKA anak demam MAKA juga dikompres
2. Subsumpsi aturan, misalnya :
Aturan 3.3 : JIKA E1 MAKA H
Aturan 3.4 : JIKA E1 DAN E2 MAKA H
Jika hanya E1 yang muncul, maka masalah tidak akan timbul karena aturan
yang akandigunakan adalah aturan 3.3, tetapi apabila E1 dan E2 sama-sama
muncul maka kedua aturan (aturan 3.3 dan 3.4) sama-sama akan dijalankan.
a. Redudancy aturan, misalnya :
Aturan 3.5 : JIKA E1 DAN E2 MAKA H
Aturan 3.6 : JIKA E2 DAN E2 MAKA H
Pada kasus ini ditemukan aturan-aturan yang tampaknya berbeda,
tetapi memiliki makna yang sama.
b. Kehilangan aturan, misalnya :
Aturan 3.7 : JIKA E4 MAKA H
Ketika E4 diabaikan maka H tidak pernah disimpulkan.Penggabungan
data, misalnya pada diagnosa kesehatan. Seorang dokter dapat menyimpulkan
suatu penyakit tidak hanya berdasarkan anamnesis, tetapi juga hasil tes
laboratorium, pemeriksaan kondisi tubuh, sejarah penyakit, dan lain-lainnya.
Untuk itu diperlukan penggabungan semua data untuk dapat menyimpulkan suatu
penyakit.
12
2.2.4 Faktor Kepastian (Certainly Factor)
Dalam sistem pakar terdapat suatu metode untuk menyelesaikan masalah
ketidak pastian data. Salah satu metode yang dapat digunakan adalah faktor
kepastian (certainly factor). Factor kepastian diperkenalkan oleh Shortliffe
Buchaman adalah pembuatan MYCIN (Wesley, 2002:38). Certainly Factor (CF)
merupakan nilai parameter klinis yang diberikan MYCIN untuk menunjukkan
besarnya kepercayaan. Ada dua macam faktor kepastian yang digunakan, yaitu :
1. Faktor kepastian yang diisikan oleh pakar bersama dengan aturan.
2. Faktor kepastian yang diberikan oleh pengguna.
2.2.5 Modul Penyusunan Sistem Pakar
Pada suatu sistem pakar terdapat modul-modul utama yang
menyusunnya, dimana suatu sistem pakar disusun oleh tiga modul utama (Azis
Farid, 2001:15), yaitu :
1. Modul penerimaan pengetahuan (Knowledge Acquisition Mode)
Sistem berada pada modul ini, pada saat ini menerima pengetahuan dari
pakar. Proses mengumpulkan pengetahun-pengetahuan yang akan
digunakan untuk pengembangan sistem, dilakukan dengan bantuan
Knowledge engineer. Peran Knowledge engineer adalah sebagai
penghubung antara suatu sistem pakar dengan pakarnya.
2. Modul Konsultasi (Consultation Mode)
Pada saat sistem berada pada posisi memberikan jawaban atas permasalahan
yang diajukan oleh user, sistem pakar berada dalam modul konsultasi. Pada
modul ini, user berinteraksi dengan sistem yang menjawab pertanyaan-
13
pertanyaan yang diajukan oleh sistem.
3. Modul Penjelasan (Explanation Mode)
Modul ini menjelaskan proses pengambilan keputusan oleh sistem
(bagaimana suatu keputusan dapat diperoleh).
2.2.6 Struktur Sistem Pakar
Sistem pakar terdiri dari 2 bagian pokok, lingkungan pengembangan
(development environment) dan lingkungan konsultasi (consultation
environment). Lingkungan pengembangan sistem pakar baik dari segi
pembangunan komponen maupun basis pengetahuan. Lingkungan konsultasi
digunakan digunakan oleh seorang yang bukan ahli untuk berkonsultasi.
Adapun struktur sistem pakar Menurut Budi Sutedjo Dharma Oetomo
(2002:26) seperti pada Gambar 2.2 berikut.
Gambar 2.2 Struktur Sistem Pakar
2.2.7 Basis pengetahuan
Basis pengetahuan merupakan representasi dari pengetahuan dari seorang
14
pakar yang merupakan pola atau susunan dari fakta-fakta tentang objek dalam
ruang lingkup suatu pengetahuan. Implementasi basis pengatahuan berdasarkan
perancangan sistem dilakukan dengan cara :
1. Pengisian table variabel : untuk menentukan pertanyaan
2. Pengisian table konklusi : untuk menentukan konklusi akhir
3. Pembuatan table himpunan aturan (IF-TEHN rule)
2.2.8 Mesin Inferensi
Menurut Aris Hadeli, Mesin inferensi pada dasarnya adalah memilih pengetahuan
yang ralevan dalam rangka mencapai kesimpulan. Terdapat dua metode pelacakan
untuk mesin infersnsi ini yaitu, Forward chaining dan Backward chaining. Untuk
tugas akhir ini metode yang digunakan adalah Forward chaining dimana
Pencocokan fakta atau pernyataan di mulai dari bagian sebelah kiri (bagian IF),
dengan kata lain penalaran di mulai dari fakta terlebih dahulu untuk menguji
kebenaran hipotesis.
Teknik Inferensi Forward chaining dapat diimplementasikan sebagai berikut :
1. Kondisi ditentukan terlebih dahulu.
2. Variabel kondisi disimpan di antrian variabel konklusi dan nilainya ditandai di
daftar varibel.
3. Daftar variabel klausa dicari untuk variabel yang mempunyai nama yang sama
seperti variable pertama di antrian variabel konklusi. Jika ditemukan, nomor
aturan dan nomor variabel klausa disimpan ke dalam penunjuk variabel
klausa. Jika tidak ditemukan maka langsung menuju tahap ke-6.
4. Tiap variabel pada klausa IF dari aturan tersebut yang nilainya masih kosong
15
sekarang telah diisi. Jika semua klausa nilainya benar maka bagian TEHN
diminta.
5. Bagian TEHN yang telah diberi nilai dari variabel tersebut disimpan
dibelakang antrian variabel konklusi.
6. Jika tidak ada lagi variabel yang berisi pernyataan IF diantrian variabel
konklusi, variabel tersebut dihapus.
2.3 Konsep Dasar Desain Sistem
Pengertian Desain Sistem menurut Jogiyanto H.M (2001:196), adalah
sebagai tahap setelah analisis dari siklus pengembangan sistem, pendefinisian dari
kebutuhan-kebutuhan funsional, persiapan untuk rancang bangun implementasi
dan menggambarkan bagaimana suatu sistem dibentuk. Desain sistem mempunyai
dua tujuan utama yaitu :
1. Untuk memenuhi kebutuhan pemakai sistem
2. Untuk memberikan gambaran yang jelas dan rancang bangun yang lengkap
kepada pemrogram komputer dan ahli-ahli teknik lainnya yang terlibat.
Di dalam perancangan sistem digunakan dua pendekatan yaitu pendekatan
terstruktur dan pendekatan berorientasi objek. Berikut ini akan dijelaskan Unified
Modeling Language (UML) sebagai salah satu alat pemodelan menggunakan
pendekatan berorientasi objek.
2.4 Unifield Modeling Languange (UML)
Unified Modeling Language adalah sebuah “bahasa” yang telah menjadi
standar untuk merancang dan mendokumentasikan sistem perangkat lunak. Dalam
16
pengguanaan UML terdapat beberapa diagram yang dapat digunakan untuk
memperjelas penggunaan UML:
2.4.1 Use Case Diagram
Merupakan diagram yang digunakan untuk menggambarkan sebuah
fungsi yang dibutuhkan oleh sebuah sistem. Sebuah Use Case
mempresentasikan sebuah interaksi antara pengguna dengan sebuah sistem.
Use Case merupakan sebuah pekerjaan tertentu misalnya,login ke sistem,
membuat daftar aktifitas, dan lainnya.
Tabel 2.1. Simbol-simbol use case diagram
Simbol Keterangan
Simbol Actor, segala sesuatu yang berinteraksi dengan komputer.
Simbol Class, Pembentukan utama dari sistem berorientasi yang memiliki atribut dan operasional yang sama.
Simbol Interface, Kumpulan operasi tampa implementasi dari suatu kelas.
Notasi Use Case, Menjelaskan yang dilakukan sistem dari sistem untuk mencapai tujuan tertentu.
Simbol interaction, Untuk menunjukkan baik alir pesan atau informasi antara objek maupun hubungan antar objek.Simbol package, komentar atau wadah konseptual yang digunakan untuk mengelompokkan elemen-elemen dari sistem yang sedang dibangun, sehingga bisa dibuat model yang lebih sederhana.Simbol Note, Menunjukkan proses pengurutan data di luar proses computer.
Simbol Dependency, Untuk memberi keterangan dan komentar
<<include>> Simbol Include Dependency Satu bagian dari elemen (yang ada digaris tanpa panah memiliki eksekusi bagian dari elemen lain di garis panah).
17
Simbol Keterangan
Simbol Assosiation Menggambarkan navigasi antar kelas.
Simbol Generalization, Menunjukkan hubungan bahwa antara elemen yang lebih spesifik.Simbol Realization, Menunjukkan bahwa elemen yang ada di bagian tanda panah akan merealisasikan apa yang dinyatakan oleh elemen
2.4.2 Class diagram
Class Diagram merupakan inti dari pengembangan dan desain
berorientasi objek, karena natinya dalam class ini akan menghasilkan sebuah
objek, class menggambarkan keadaan (attribute/property) suatu sistem
metode/fungsi yang ada pada sistem. Class diagram menggambarkan struktur
dan deskripsi class, package dan objek beserta hubungan satu sama lain
seperti pewarisan, asosiasi, dan lain-lain.
2.4.3 Objek Diagram
Objek Diagram merupakan sebuah gambaran tentang objek-objek dalam
sebuah sistem pada satu titik waktu. Karena lebih menonjolkan perintah-
perintah dari pada class, objek diagram sebuah perintah.
2.4.4 Activity Diagram
Activity Diagram menggambarkan berbagai alir aktivitas dalam sistem
yang sedang di rancang,bagaimana masing-masing alir berawal, decision yang
mungkin terjadi, dan bagaimana mereka berakhir. Activity diagram juga dapat
menggambarkan proses parallel yang mungkin terjadi pada beberapa eksekusi.
Aktivity diagram merupakan state diagram khusus, dimana sebagian besar
18
state adalah action dan sebagian besar transisi di-trigger oleh selesainya state
sebelumnya (internal processing). Oleh Karena itu activity diagram tidak
menggambarkan behavior internal sebuah sistem (dan interaksi antar
subsistem) secara eksak, tetapi lebih menggambarkan proses-proses dan jalur-
jalur aktivitas dari level atas secara umum. Sebuah aktifitas dapat di
realisasikan oleh suatu use case atau lebih. Aktivitas menggambarkan proses
yang berjalan, sementara use case menggambarkan bagaimana actor
menggunakan sistem untuk melakukan aktivitas.
2.4.5 Sequence Diagram
Sequence Diagram menggambarkan interaksi antar objek di dalam dan
dan di sekitar sistem (termasuk pengguna, display, dan sebagainya) berupa
message yang di gambarkan terhadap waktu. Sequence Diagram teridiri antar
vertical (waktu) dandimensihorizontal (objek-objek yang terkait). Sequence
Diagram bias digunakan untuk menggambarkan skenario atau rangkaian
langkah-langkah yang dilakukan sebagai respon dari sebuh eventuntuk
menghasilkan output tertentu. Diawali dari apa yang men-trigger aktivitas
tersebut, proses dan perubahan apa saja yang terjadi secara internal dan output
apa yang dihasilkan. Masing-masing objek, termasuk actor, memiliki lifeline
vertical. Message digambarkan sebagai garis berpanah dari suatu objek ke
objek lainnya. Pada fase desain berikutnya, message digambarkan sebagai
garis berpanah dari suatu objek ke objek lainnya. Pada fase desain berikutnya,
message akan dipetakan menjadi operasi/metode dari class. Activation bar
menunjukkan lamanya eksekusi sebuah proses, biasanya diawali dengan
19
diterimanya sebuah message.
Tabel 2.2. Simbol-simbol Activity Diagram
Simbol Keterangan
Initial State menggambarkan awal proses
Final State menggambarkan akhir proses
Aktivity State menggambarkan kegiatan yang terjadi pada sistem
Decision menggambarkan pilihan aktivitas dari alur control atau merupakan pilihan untuk pengambilan keputusan.
Akhir halaman
Transition (join) menggambarkan aliran control dari aktivitas ke aktivitas
Transition (FORK) digunakan untuk menunjukkan kegiatan yang dilakukan parallel atau untuk menggambarkan dua kegiatan parallel menjadi satu.
2.5 Program Flowchart
Menurut Jogiyanto HM (2001 : 662) Flowchart yaitu bagian yang
menggambarkan arus logika dari data yang akan diproses dalam suatu program
dari awal sampai akhir. Flowchart program memiliki simbol-simbol yang dapat
dilihat pada tabel 2.3.
Tabel 2.3. Simbol-simbol program flowchart
No
Simbol Fungsi
1 Terminal, untuk memulai dan mengakhiri suatu proses/ kegiatan
20
No
Simbol Fungsi
2 Proses, Suatu yang menunjukan setiap pengolahan yang dilakukan oleh computer
3 Input, untuk memasukan hasil dari suatu proses
4 Decision, Suatu kondisi yang akan menghasilkan beberapa kemungkinan jawaban atau pilihan
5 Display, output yang ditampilkan dilayar terminal
6 Connector, suatu prosedur akan masuk atau keluar melalui simbol ini dalam lembar yang sama
7 Off Page Connector, merupakan symbol masuk atau keluarnya suatu prosedur pada kertas lembar lain
8 Arus/Flow, simbol ini digunakan untuk menggambarkan arus proses dari suatu kegiatan kegiatan lain
9 Hard Disk Storage, input/output yang menggunakan hardisk
10 Predefied Process, untuk menyatakan sekumpulan langkah proses yang ditulis sebagai prosedur
11 Stored Data, Input/ output yang menggunakan disket
12 Printer, Simbol ini digunakan untuk menggambarkan suatu dokumen atau kegiatan mencetak suatu informasi dengan mesin printer
2.6 Pengantar Pemrograman Delphi
Menurut Inge Martina (2005: 1) Delphi adalah suatu program berbasis
bahasa Pascal yang berjalan dalam lingkungan Windows. Delphi telah
memanfaatkan suatu teknik pemrograman yang disebut RAD yang telah
membuat pemrograman menjadi lebih mudah. Delphi adalah suatu bahasa
pemrograman yang telah memanfaatkan metode pemrograman Object Oriented
Programming (OOP). Lingkungan kerja Borland Delphi dapat dilihat pada
21
gambar di bawah ini.
Gambar 2.3. Lingkungan kerja Borland Delphi
Fungsi dari elemen-elemen di atas adalah :
1. Object Inspector adalah suatu window yang berguna untuk mengatur suatu
object baik properti, events dan method.
2. Form adalah objek sebagai layar/window yang digunakan sebagai lembar
kerja kita. Di form-lah semua komponen seperti tombol dan komponen
lainnya disimpan.
22
3. Window Unit/Source Code adalah window/layar yang berisi perintah-perintah
yang akan dieksekusi oleh komputer. Di layar inilah kita mengisikan
program-program.
4. Component Palette adalah layar yang berisikan komponen-komponen yang
dipakai dipakai dalam program.
2.6.1 Pengantar Object Oriented Programming (OOP)
Perbedaan konsep pemrograman berbasis objek dengan konsep
pemrograman biasa adalah sebagai berikut :
1. Dalam pemrograman biasa, suatu benda hanya memiliki properti (ciri) yang
membentuk dirinya. Contoh : Objek manusia memiliki nama, tinggi, berat,
warna kulit dan lain-lain.
2. Dalam pemrograman berorientasi objek, suatu benda tidak hanya memiliki
properti (ciri) tetapi juga memiliki method dan event. Contoh: Objek manusia
tidak hanya memiliki properti nama, tinggi, berat, warna kulit tetapi juga
mempunyai metode / langkah yang dapat dikerjakan dan juga event (suatu
kejadian yang bisa terjadi pada objek).
2.7 Gambaran Tentang Penyakit Hepatitis
Dalam seri buku kecil spiritia tentang Hepatitis, Virus, dan HIV disebutkan
bahwa hepatitis adalah istilah umum yang berarti radang hati. “Hepa” berarti
kaitan dengan hati, sementara “itis” berarti radang (seperti di atritis, dermatitis,
dan pankreatitis). Radang hati hepatitis disebabkan oleh beberapa faktor antara
lain:
23
a). Racun dan zat kimia seperti alkohol berlebihan;
b). Penyakit yang menyebabkan sistem kekebalan tubuh menyerang jaringan
sehat dalam tubuh, yang disebut sebagai penyakit autoimun; dan
c). Mikroorganisme, termasuk virus.
Selanjutnya dalam buku seri kecil hepatitis, virus dan HIV disebutkan
bahwa ada lima virus yang diketahui mempengaruhi hati dan menyebabkan
hepatitis: HAV, HBV, HCV, virus hepatis delta (HDV, yang hanya menyebabkan
masalah pada orang yang terinfeksi HBV), dan virus hepatitis E (HEV). Tidak ada
virus hepatitis F. Virus hepatitis G (HGV) pada awal diperkirakan dapat
menyebabkan kerusakan pada hati, tetapi ternyata diketahui sebagai virus yang
tidak menyebabkan masalah kesehatan, dan virus ini sekarang diberi nama baru
sebagai virus GB-C (GBV-C). Dalam buku seri kecil hepatitis virus dan HIV
diurakan 3 tipe hepatitis yaitu tipe A, B, dan C sebagai berikut:
2.7.1 Hepatitis A
Hepatitis A disebabkan oleh virus hepatitis A (HAV). HAV menular melalui
makanan/minuman yang tercemar kotoran (tinja) dari seseorang yang terinfeksi
masuk ke mulut orang lain. HAV terutama menular melalui makanan mentah atau
tidak cukup dimasak, yang ditangani atau disiapkan oleh seseorang dengan
hepatitis A. Minum air atau es batu yang tercemar dengan kotoran adalah sumber
infeksi lain, serta juga kerang-kerangan yang tidak cukup dimasak. HAV dapat
menular melalui ‘rimming’ (hubungan seks oral-anal, atau antara mulut dan
dubur). HAV sangat jarang menular melalui hubungan darah-ke-darah.
Hepatitis A adalah bentuk hepatitis yang akut, berarti tidak menyebabkan
24
infeksi kronis. Sekaliterterkena hepatitis A, maka pasien tidak dapat terinfeksi
lagi. Menurut Chris W. Green gejala hepatitis A antara lain:
a). Kulit dan putih mata menjadi kuning (ikterus)
b). Kelelahan
c). Sakit perut kanan-atas
d). Hilang nafsu makan
e). Berat badan menurun
f). Demam
g). Mual
h). Mencret atau diare
i). Muntah
j). Air seni seperti teh dan/atau kotoran berwarna dempul
k). Sakit sendi
2.7.2 Hepatitis B
Hepatitis B disebabkan oleh virus hepatitis B (HBV). HBV adalah virus
nonsitopatik, yang berarti virus tersebut tidak menyebabkan kerusakan langsung
pada sel hati. Sebaliknya, adalah reaksi yang bersifat menyerang oleh system
kekebalan tubuh yang biasanya menyebabkan radang dan kerusakan pada hati.
Seperti halnya dengan virus hepatitis A, seseorang dapat divaksinasikan terhadap
HBV untuk mencegah infeksi. Cara penularan HBV sangat mirip dengan HIV.
HBV terdapat dalam darah, air mani, dan cairan vagina, dan menular melalui
hubungan seks, penggunaan alat suntik narkoba (termasuk jarum, kompor,
turniket) bergantian, dan mungkin melalui penggunaan sedotan kokain dan pipa
25
‘crack’. Perempuan hamil dengan hepatitis B juga dapat menularkan virusnya
pada bayi, kemungkinan besar saat melahirkan. Jumlah virus (viral load) hepatitis
B dalam darah jauh lebih tinggi daripada HIV atau virus hepatitis C, jadi HBV
jauh lebih mudah menular dalam keadaan tertentu (misalnya dari ibu-ke-bayi saat
melahirkan). Seperti hepatitis A, hepatitis B dapat menyebabkan hepatitis akut
bergejala. Tetapi berbeda dengan hepatitis A, hepatitis B dapat menjadi infeksi
kronis (menahun). Ini berarti bahwa sistem kekebalan tubuh tidak mampu
memberantas virus dalam enam bulan setelah terinfeksi. Dengan kata lain, virus
tersebut terus berkembang dalam hati selama beberapa bulan atau tahun setelah
terinfeksi. Hal ini meningkatkan risiko kerusakan hati hepatitis virus dan kanker
hati. Lagi pula, seseorang dengan HBV kronis dapat menularkan orang lain.
Kurang dari 10 persen orang dewasa yang terinfeksi HBV mengalami infeksi
HBV kronis. Sebaliknya, kurang lebih 90 persen bayi yang terinfeksi HBV saat
lahir mengalami infeksi HBV kronis. Ada obat yang dapat diberikan pada bayi
setelah lahir untuk membantu mencegah hepatitis B. Anak muda yang terinfeksi
HBV mempunyai risiko 25-50 persen mengalami hepatitis B kronis.
Pada orang dewasa, kemungkinan menjadi HBV kronis tergantung pada
sistem kekebalan tubuhnya. Misalnya, orang dengan sistem kekebalan yang lemah
karena pencangkokan organ, melakukan cuci darah karena masalah ginjal,
menjalankan kemoterapi, menerima terapi steroid untuk menekan sistem
kekebalan, atau akibat infeksi HIV lebih mungkin menjadi HBV kronis
dibandingkan dengan orang dengan sistem kekebalan yang sehat. Menurut Chris
W. Green gejala hepatitis A antara lain:
26
a) Mudah lelah dan capek
b) Demam
c) Sakit perut kanan atas
d) Kulit dan putih mata menjadi kuning (ikterus)
e) Kehilangan nafsu makan
f) Mual
g) Muntah
h) Sakit sendi
i) Berat badan menurun
j) Mencret atau diare
k) Air seni seperti teh
2.7.3 Hepatitis C
Hepatitis C disebabkan oleh virus hepatitis C (HCV). Virus ini dapat
mengakibatkan infeksi seumur hidup, sirosis hati, kanker hati, kegagalan hati,
dan kematian. Belum ada vaksin yang dapat melindungi terhadap HCV, dan
diperkirakan 3 persen masyarakat umum di Indonesia terinfeksi virus ini.
Infeksi HCV umum dijumpai di antara orang dengan HIV, dan kegagalan
hati disebabkan oleh infeksi HCV sekarang adalah salah satu penyebab utama
kematian Odha. Infeksi HCV dapat menyebabkan perjalanan penyakit hati lebi
cepat pada orang yang juga terinfeksi HIV. Oleh karena ini, beberapa pihak
menganggap hepatitis C sebagai infeksi oportunistik, walaupun infeksi HCV
bukan kriteria untuk AIDS.
Pengguna narkoba suntikan (IDU) yang memakai jarum suntik dan alat
27
suntik lain secara bergantian berisiko paling tinggi terkena infeksi HCV. Antara
50 dan 90 persen IDU dengan HIV juga terinfeksi HCV. Hal ini karena kedua
virus menular dengan mudah melalui hubungan darah-ke-darah. HCV dapat
menyebar dari darah orang yang terinfeksi yang masuk ke darah orang lain
melalui cara yang berikut:
a). Memakai alat suntik (jarum suntik, semprit, dapur, kapas, air) secara
bergantian;
b). Kecelakaan ketusuk jarum;
c). Luka terbuka atau selaput mukosa (misalnya di dalam mulut, vagina, atau
dubur); dan
d). Produk darah atau transfusi darah yang tidak diskrining.
Berbeda dengan HIV, umumnya dianggap bahwa HCV tidak dapat menular
melalui air mani atau cairan vagina kecuali mengandung darah. Ini berarti risiko
terinfeksi HCV melalui hubungan seks adalah rendah. Namun masih dapat terjadi,
terutama bila berada infeksi menular seksual seperti herpes atau hubungan seks
dilakukan dengan cara yang meningkatkan risiko luka pada selaput mukosa atau
hubungan darah-ke-darah, misalnya akibat kekerasan. Diusulkan orang dengan
HCV melakukan seks lebih aman dengan penggunaan kondom untuk melindungi
pasangannya.
Perempuan dengan HCV mempunyai risiko di bawah 6 persen menularkan
virusnya pada bayinya waktu hamil atau saat melahirkan, walaupun risiko ini
meningkat bila viral load HCV-nya tinggi. Kemungkinan HCV tidak dapat
menular melalui menyusui. Menurut Chris W. Green gejala hepatitis A antara
28
lain:
a) Mudah lelah dan capek
b) Sakit perut bagian atas
c) Kulit dan putih mata menjadi kuning (ikterus)
d) Kehilangan nafsu makan
e) Urine menjadi lebih pekat
f) Sakit kepala
g) Nyeri otot
h) Sakit sendi
i) Berat badan menurun
2.7.4 Hepatitis D
Menurut ikatan terapsi bekam Indonesia, Hepatitis tipe D (hepatitis delta)
merupakan 50% hepatitis tiba-tiba dan parah, dengan angka kematian yang tinggi.
Di Amerika serikat, 1% dari penderita hepatitis D mati dengan gagal hati dalam
waktu 2 minggu dan infeksi kebanyakan menyerang para pemakai obat-obatan
intravena dan penderita hemofilia. Masa inkubasi adalah 1-90 hari. Tingkat
keparahan mencapai 2-70%. Penyebab hepatitis D Virus (HDV). Melalui
hubungan intim dengan penderita dan pada homoseksual. Menggunakan jarum
dan obat-obatan secara bersamaan. Bayi dari wanita penderita hepatitis D.
Gejala biasanya muncul secara tiba-tiba gejala seperti flu, demam, penyakit
kuning, urin berwarna hitam dan feses berwarna hitam kemerahan, pembengkakan
pada hati.
2.7.5 Hepatitis E
29
Menurut ikatan terapsi bekam Indonesia, hepatitis tipe E banyak menyerang
orang yang kembali dari daerah endemis seperti India, Afrika, Asia, Amerika
Tengah. Dan lebih banyak diderita oleh anak-anak dan wanita hamil. Masa
inkubasi 15-60 hari, rata-rata adalah 40 hari. Merupakan penyakit non-kronik.
Hepatitis tipe E disebabkan oleh virus (HEV) yang ditemukan di feses orang atau
hewan pengidap hepatitis E. Makanan dan minuman yang terkontaminasi HEV.
Gejala hepatitis E biasanya muncul tiba-tiba. Umumnya tidak ada gejala
pada anak-anak. Orang dewasa mungkin mengalami gejala seperti flu dengan
sakit perut, penyakit kuning, urin berwarna hitam dan mual.
2.8 Teknik pengujian
Pengujian dimaksudkan untuk mengetahui apakah perangkat lunak yang
dibuat telah memenuhi dari perancangan perangkat lunak itu sendiri dan
menunjukkan bahwa aplikasi yang di rancang memiliki kualitas yang baik apabila
1. Tidak ditemukan lagi kesalahan
2. Sesuai dengan harapan perancang dan kebutuhan user.
Untuk menguji program aplikasi yang dirancang, penulis menggunakan
metode pengujian white box. Dengan menggunakan metode ini, penulis dapat
mengetahui cara kerja dari aplikasi yang dirancang secara terperinci sesuai
spesifikasi dan menilai apakah setiap fungsi atau prosedur yang dirancang sudah
sesuai dengan apa yang di inginkan.
Menurut Roger S. Pressman (2002:533) pengujian White box, yang
kadang-kadang disebut pengujian glass-box adalah metode desain test case yang
menggunakan struktur control desain procedural untuk memperoleh test case.
30
Secara singkat Test White Box dapat disimpulkan :
1. Petunjuk untuk mendapatkan program 100% benar.
2. Semua test dilakukan pada jalur logika.
3. Mengembangkan test case untuk mengerjakan program. Adapun tujuan test
white box adalah :
a. Menjamin seluruh jalur independent di dalam modul yang telah digunakan
paling tidak satu kali.
b. Menggunakan seluruh keputusan logis pada sisi true dan false
c. Mengerjakan seluruh keputusan looping sesuai dengan batasan.
d. Menggunakan struktur data internal untuk menjamin validitasnya Di
dalam pengujian ini penulis, menggunakan metode basis path testing.
Simbol-simbol yang digunakan dapat dilihat pada tabel 2.4.
Tabel 2.4. Simbol pengujian white box
No. Simbol Keterangan
1.
Node ( N ), yaitu symbol yang mewakili suatu proses yang ada pada setiap flowchart.
2.Edge ( E ), yaitu garis-garis yang menghubungkan node yang lainnya pada flowchart
3.
Predikat ( p ), yaitu node yang mempunyai minimal dua buah edge.
4.
Region ( R ), yaitu suatu wilayah tertutup yang terbentuk dari node dan edge.
31
Adapun yang digunakan dalam pengujian Basis Path adalah sebagai
berikut :
1. V(G)=(E-N)+2
2. V(G)=P+1
3. V(G)=R
Pengujian pada suatu aplikasi dapat dikatakan valid jika hasil dari rumus 1, rumus
2, dan rumus 3 memberikan hasil yang sama. Adapun tujuan dari pengujian basis
path ini adalah untuk memastikan bahwa tiap jalur didalam program dijalankan
paling sedikit satu kali dengan menggunakan test case .
32
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Tempat dan Waktu Penelitian
Untuk melakukan analisis dan mendapatkan data berdasarkan latar belakang
masalah yang diajukan, maka penulis melakukan penelitian pada Rumah Sakit
Hikmah Makassar mulai pada bulan Agustus ampai dengan Oktober 2012.
3.2. Jenis Penelitian
Dalam menyelesaikan karya ilmiah ini, jenis penelitian yang dilakukan
adalah sebagai berikut :
a. Penelitian pustaka, yaitu penelitian yang dilakukan dengan mengambil
beberapa buku rujukan mengenai definisi dan konsep yang berhubungan
dengan penelitian.
b. Penelitian lapangan, yaitu penelitian dilakukan dengan melakukan survei
langsung pada Rumah Sakit Hikmah Makassar.
3.3. Teknik Pengumpulan Data
Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data, baik data primer
maupun data sekunder maka dasar penelitian yang digunakan sebagai bahan
keterangan untuk kelengkapan data dan informasi adalah dengan metode:
1. Observasi, yaitu dengan mengamati secara langsung pada Rumah Sakit
Hikmah Makassar.
2. Wawancara, yaitu mewawancarai pimpinan dan para medis yang terlibat
33
langsung dalam proses penanganan pasien hepatitis pada Rumah Sakit
Hikmah Makassar.
3.4. Alat dan Bahan Penelitian
Keberhasilan dalam melakukan penelitian, sangat tergantung pada alat dan
bahan penelitian yang digunakan. Alat dan bahan penelitian yang digunakan untuk
merancang dan membuat serta mensimulasikan sistem baru hasil penelitian adalah
sebagai berikut :
3.4.1. Alat Penelitian
A. Perangkat keras, terdiri atas :
1. Satu (1) unit PC/Laptop.
2. Printer Canon IP 1980
B. Perangkat lunak, terdiri atas :
1. Sistem operasi windows XP service pack 2
2. Database Mysql
3. Borland Delphi 7.0.
C. Alat desain penelitian, terdiri atas :
1. Use case diagram.
2. Activity diagram
3. Class diagram
4. Program flowchart dan flowgraph
3.4.2. Bahan Penelitian
Bahan dalam penelitian ini meliputi: Jenis hepatitis, gejala serangan dan
34
pengendaliannya
3.5. Metode pengujian Perangkat Lunak
Metode pengujian yang digunakan adalah metode pengujian white box. Di
mana teknik pengujian ini merupakan pengujian terhadap cara kerja software ini
sendiri yaitu base paht (prosedure programnya). Adapun langkah-langkah dari
teknik pengujian base paht yaitu sebagai berikut:
1. Perancangan prosedural dengan menggambarkan flowgraph. Perancangan
prosedural diberi nomor untuk memudahkan pembuatan flowgraph.
2. Tentukan Cyclomatic complexity untuk flowgraph yang telah dibuat.
Terdapat tiga cara yang dapat digunakan, yaitu:
a. Jumlah region (R) grafik alir (flowgraph) sama dengan kompleksitas
siklomatis.
b. Kompleksitas siklomatis, V(G), untuk grafik alir G ditentukan sebagai
V(G) = E – N + 2, dimana E jumlah flowgraph.
c. Kompleksitas siklomatis, V(G), untuk grafik alir G juga ditentukan
sebagai V(G) = P + 1, dimana P adalah jumlah simpul predikat yang
diisikan dalam grafik alir G.
3. Tentukan independentpath pada flowgraph.
4. Akan disimpulkan bahwa modul sudah bebas dari kesalan kesalahan logika
jika nilai CC = R = Independent Path.
3.6. Tahap –tahap Penelitian
Tahap - tahap yang harus penulis lalui dalam pembangunan sistem adalah
35
sebagai berikut :
1. Pengumpulan data
Mengunpulkan data-data dan informasi untuk di jadikan acuan dalam
membangun sistem yang dirancang.
2. Analisis sistem
Mengidentifikasi dan mengenali masalah yang ada, kemudian mencari
alternative-alternative pemecahannya.
3. Desain sistem
Setelah masalah ditentukan dan dianalisa data sudah dilakukan maka perlu
di lakukan pembangunan atau mendesain sistem tentang masalah yang
sudah ditentukan.
4. Coding
Tahap penulisan listing program sistem.
5. Pengujian sistem
Setelah Proses coding selesai,dilakukan pengujian sistem menggunakan
metode white box.
6. Implementasi sistem
Tahap ini digunakan untuk penerapan dan pengujian sistem kedalam kondisi
sebenarnya agar dapat diketahui kekurangan dan kelebihannya.
7. Penulisan Laporan
Pada tahap ini di gunakan untuk menulis laporan-laporan.
36
3.7 Jadwal Penelitian
Tabel 3.1 Jadwal Penelitian
No KegiatanAgustus
2012September
2012Oktober
20121 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 41 Pengumpulan
Data
2 Analisis Sistem 3 Desain Sistem 4 Pengujian Sistem 5 Implementasi
37
BAB IV
PEMBANGUNAN SISTEM
4.1. Use Case Diagram Perangkat Lunak yang Diusulkan
Use case diagram sistem yang diusulkan dimaksudkan untuk memodelkan
bentuk rancangan perangkat lunak dari sistem yang dirancang. Adapun sejumlah
use case diagram dari perangkat lunak yang dirancang meliputi:
4.1.1. Use case diagram proses data gejala hepatitis.
Use case proses data gejala hepatitis dimaksudkan untuk menggambarkan
proses pengolahan data gejala penyakit hepatitis dalam sistem yang dirancang.
Bentuk use case diagram proses data gejala hepatitis dapat dilihat pada gambar
4.1 berikut:
Gambar 4.1 Use case diagram proses data gejala
4.1.2. Use case diagram proses data penyakit hepatitis
Use case proses data penyakit hepatitis dimaksudkan untuk
menggambarkan proses pengolahan data penyakit hepatitis beserta dengan gejela-
38
gejalanya. Bentuk use case diagram proses data penyakit hepatitis dapat dilihat
pada gambar 4.2 berikut:
Gambar 4.2 Use case diagram proses data penyakit hepatitis
4.1.3. Use case diagram proses data pasien
Use case proses data pasien dimaksudkan untuk menggambarkan proses
pengolahan data data pasien. Bentuk use case diagram proses data pasien dapat
dilihat pada gambar 4.3 berikut:
Gambar 4.3 Use case diagram proses data pasien
4.1.4. Use case diagram mendiagnosa penyakit hepatitis
Use case mendiagnosa penyakit hepatitis dimaksudkan untuk
39
menggambarkan proses mendiagnosa penyakit hepatitis. Bentuk use case diagram
mendiagnosa penyakit hepatitis dapat dilihat pada gambar 4.4 berikut:
Gambar 4.4 Use case diagram mendiagnosa penyakit hepatitis
4.1.5. Use case diagram mencetak laporan.
Bentuk use case diagram mencetak laporan dapat dilihat pada gambar 4.5
berikut:
Gambar 4.5 Use case diagram mencetak laporan.
4.2. Activity Diagram
Activity diagram menggambarkan berbagai alir aktivitas dalam sistem
yang sedang dirancang, bagaimana masing-masing alir berawal, sistem yang
40
mungkin terjadi, dan bagaimana sistem berakhir. Activity diagram juga dapat
menggambarkan proses parallel yang mungkin terjadi pada beberapa eksekusi.
Activity diagram merupakan state diagram khusus, dimana sebagaian state adalah
action dan sebagaian besar transisi di-trigger oleh selesainya state sebelumnya
(internal processing). Sejumlah Activity diagram perangkat lunak yang diusulkan
meliputi:
4.2.1. Activity Diagram Proses Gejala Penyakit
Bentuk activity diagram proses gejala penyakit hepatitis dalam sistem
pakar yang dirancang sebagai berikut:
Gambar 4.6. Activity diagram proses gejala penyakit hepatitis
4.2.2. Activity Diagram Proses Penyakit Hepatitis
Bentuk activity diagram proses penyakit hepatitis dalam sistem pakar yang
dirancang sebagai berikut:
41
Gambar 4.7. Activity diagram proses penyakit hepatitis
4.2.3. Activity Diagram Proses Data Pasien
Bentuk activity diagram proses data pasien dalam sistem pakar yang
dirancang sebagai berikut:
Gambar 4.8. Activity diagram proses data pasien
42
4.2.4. Activity Diagram Proses Diagnosa
Bentuk activity diagram proses diagnosa penyakit hepatitis sebagai berikut:
Gambar 4.9. Activity diagram proses diagnosa penyakit hepatitis
4.2.5. Activity Diagram Proses Cetak Laporan
Bentuk activity diagram proses cetak laporan sebagai berikut:
Gambar 4.10. Activity diagram proses cetak laporan
43
4.3. Class Diagram Sistem yang Diusulkan
Class diagram dalam penelitian ini digunakan untuk memodelkan
bagaimana sebuah class berhubungan dengan class lainnya. Bentuk class diagram
dalam perangkat lunak yang dibangun adalah sebagai berikut:
Gambar 4.11. Class diagram sistem yang diusulkan
4.4. Rancangan Output
Bentuk output dalam penelitian ini berupa histori diagnosa pasien dan
laopran diagnosa dengan tampilan sebagai berikut:
Gambar 4.12. Rancangan output histori diagnosa pasien
44
Gambar 4.13. Rancangan laporan diagnosa pasien
4.5. Rancangan Input
Rancangan input dalam penelitian ini dimaksudkan untuk menggambarkan
bentuk-bentuk form yang digunakan dalam penelitian ini. Adapun sejumlah form
dalam aplikasi yang dirancang sebagai berikut:
1). Form entri gejala penyakit.
Form entri gejala penyakit dimaksudkan untuk menambahkan data
gejala penyaki hepatitis. Dalam penulisan ini disimulasikan tiga (3) gejala
penyakit hepatitis yaitu A, B, dan C.
Gambar 4.14. Rancangan Form entri gejala penyakit hepatitis
45
Gejala dalam form entri gejala, gejala penyakit harus unik atau dengan
kata lain tidak boleh ada gejala yang ganda sekalipun gejala itu berlaku untuk
beberapa penyakit. Berikut ini gambaran gajala penyakit hepatitis A, B, dan C.
Tabel 4.1. Daftar gejala penyakit A, B, dan C
No. Gejala
Hepatitis
1 Demam A
2 Kehilangan nafsu makan A
3 Kulit dan putih mata menjadi kuning (ikterus) A
4 Mual A
5 Mudah lelah dan capek A
6 Muntah A
7 Sakit perut kanan atas A
8 Sakit sendi A
9 Urine gelap A10 Air seni seperti the B
11 Demam B
12 Kehilangan nafsu makan B
13 Kulit dan putih mata menjadi kuning (ikterus) B
14 Mual B
15 Mudah lelah dan capek B
16 Muntah B
17 Sakit perut kanan atas B
18 Sakit sendi B
19 Urine gelap B20 Berat badan menurun C
21 Kehilangan nafsu makan C
22 Kulit dan putih mata menjadi kuning (ikterus) C
23 Mudah lelah dan capek C24 Nyeri otot C25 Sakit kepala C
26 Sakit perut kanan atas C
27 Sakit sendi C
28 Urine gelap C
46
Dari table 4.1. di atas jumlah gejala penyakit hepatitis A, B, dan C
adalah 28. Namun yang ditambahkan ke dalam form gejala adalah 14, karena
ada beberapa gejala penyakit dalam tabel 4.1 yang berulang untuk beberapa
jenis penyakit. Misalnya gejala demam adalah gejala yang ditemukan pada
Hepatitis A dan B. Tabel 4.2 menggambarkan keanggotaan penyakit terhadap
suatu gejala.
Tabel 4.2 Keanggotaan penyakit terhadap gejala
Kode
GejalaHepatitis
A B C
01 Air seni seperti teh √
02 Berat badan menurun √
03 Demam √ √
04 Kehilangan nafsu makan √ √ √
05 Kulit dan putih mata menjadi kuning (ikterus) √ √ √
06 Mencret atau diare √
07 Mual √ √
08 Mudah lelah dan capek √ √ √
09 Muntah √ √
10 Nyeri otot √
11 Sakit kepala √
12 Sakit perut kanan atas √ √ √
13 Sakit sendi √ √ √
14 Urine gelap √ √ √
2). Form entri penyakit.
Form entri penyakit dimaksudkan untuk menambahkan data penyakit
beserta dengan gejala dan penangannya. Bentuk form entri penyakit dapat
dilihat pada gambar 4.15 berikut:
47
Gambar 4.15. Rancangan Form entri data penyakit
3). Form entri pasien.
Form entri pasien dimaksudkan untuk menambahkan data pasien
hepatitis. Bentuk form entri pasien hepatitis dapat dilihat pada gambar 4.16
berikut:
Gambar 4.16. Rancangan Form entri data pasien
48
4). Form Mendiagnosa Penyakit
Form mendiagnosa penyakit dimaksudkan untuk mendiagnosa penyakit
hepatitis menggunakan metode penelusuran forward chaining. Mula-mula
dalam form ini diinput tanggal diagnosa dan nomor rekam medik pasien
hingga muncul nama pasien, alamat, tanggal lahir dan jenis kelamin pasien.
Setelah itu gejala awal pasien dipilih dan secara berturut-turut program akan
menampilkan sejumlah pertanyaan yang disebut dengan premis yang nantinya
akan dijawab oleh pasien. Bentuk form mendiagnosa penyakit dapat dilihat
pada gambar 4.17 berikut:
Gambar 4.17. Rancangan Form mendiagnosa penyakit
Berikut ini akan disimulasikan cara kerja dari metode forward chaining
dalam form mendiagnosa penyakit hepatitis:
Ilustrasi I: Misalnya Gejala awal yang dipilih adalah Demam
49
1). Berdasarkan tabel 4.2, maka program akan memfokuskan proses diagnosa
hanya pada 2 jenis penyakit yaitu Hepatitis A dan B. Karena gejala
demam hanya berlaku pada hepatitis A dan B sehingga tidak ada lagi
kemungkinan untuk hepatitis C. Gejala yang telah dijawab akan dibuang
dari kenggotaan, sehingga bentuk keanggotaan penyakit terhadap gejala
sebagai berikut:
Kode GejalaHepatitisA B
01 Air seni seperti teh √04 Kehilangan nafsu makan √ √
05 Kulit dan putih mata menjadi kuning (ikterus) √ √06 Mencret atau diare √07 Mual √ √
08 Mudah lelah dan capek √ √
09 Muntah √ √
12 Sakit perut kanan atas √ √
13 Sakit sendi √ √
14 Urine gelap √ √
2). Program akan memfokuskan penelusuran pada penyakit Hepatitis A,
sehingga akan memunculkan premis berikut:
Jika jawabannya adalah Tidak maka program akan menampilkan hasil
diagnosa: Penyakit hepatitis tidak ditemukan dan diagnosa dihentikan
karena gejala kehilangan nafsu makan merupakan salah satu gejala
Hepatitis A dan B. Namum jika jawabannya adala Ya, maka program
akan membuang gejala kehilangan nafsu makan dari daftar premis.
50
Sehingga bentuk keanggotaan penyakit menjadi:
Kode GejalaHepatitisA B
01 Air seni seperti teh √05 Kulit dan putih mata menjadi kuning (ikterus) √ √06 Mencret atau diare √07 Mual √ √
08 Mudah lelah dan capek √ √
09 Muntah √ √
12 Sakit perut kanan atas √ √
13 Sakit sendi √ √
14 Urine gelap √ √
3). Program akan memunculkan premis berikut:
Jika jawabannya adalah Tidak maka program akan menampilkan hasil
diagnosa: Penyakit hepatitis tidak ditemukan dan diagnosa dihentikan
karena Gejala Kulit dan putih mata menjadi kuning (ikterus)
merupakan salah satu gejala Hepatitis A dan B. Namum jika jawabannya
adala Ya, maka program akan membuang Gejala Kulit dan putih mata
menjadi kuning (ikterus) dari daftar premis. Sehingga bentuk
keanggotaan penyakit menjadi:
Kode GejalaHepatitisA B
01 Air seni seperti teh √06 Mencret atau diare √07 Mual √ √
08 Mudah lelah dan capek √ √
09 Muntah √ √
12 Sakit perut kanan atas √ √
51
Kode GejalaHepatitisA B
13 Sakit sendi √ √
14 Urine gelap √ √
4). Program akan memunculkan premis berikut:
Jika jawabannya adalah Tidak maka program akan menampilkan hasil
diagnosa: Penyakit hepatitis tidak ditemukan dan diagnosa dihentikan
karena Gejala Mual merupakan salah satu gejala Hepatitis A dan B.
Namum jika jawabannya adala Ya, maka program akan membuang
Gejala mual dari daftar premis. Sehingga bentuk keanggotaan penyakit
menjadi:
Kode GejalaHepatitisA B
01 Air seni seperti teh √06 Mencret atau diare √08 Mudah lelah dan capek √ √
09 Muntah √ √
12 Sakit perut kanan atas √ √
13 Sakit sendi √ √
14 Urine gelap √ √
5). Program akan memunculkan premis berikut:
Jika jawabannya adalah Tidak maka program akan menampilkan hasil
diagnosa: Penyakit hepatitis tidak ditemukan dan diagnosa dihentikan
karena Gejala Mudah lelah dan capek merupakan salah satu gejala
52
Hepatitis A dan B. Namum jika jawabannya adala Ya, maka program
akan membuang Gejala Mudah lelah dan capek dari daftar premis.
Sehingga bentuk keanggotaan penyakit menjadi:
Kode GejalaHepatitisA B
01 Air seni seperti teh √06 Mencret atau diare √09 Muntah √ √
12 Sakit perut kanan atas √ √
13 Sakit sendi √ √
14 Urine gelap √ √
6). Program akan memunculkan premis berikut:
Jika jawabannya adalah Tidak maka program akan menampilkan hasil
diagnosa: Penyakit hepatitis tidak ditemukan dan diagnosa dihentikan
karena Gejala Muntah merupakan salah satu gejala Hepatitis A dan B.
Namum jika jawabannya adala Ya, maka program akan membuang
Gejala Muntah dari daftar premis. Sehingga bentuk keanggotaan penyakit
menjadi:
Kode GejalaHepatitisA B
01 Air seni seperti teh √06 Mencret atau diare √12 Sakit perut kanan atas √ √
13 Sakit sendi √ √
14 Urine gelap √ √
7). Program akan memunculkan premis berikut:
53
Jika jawabannya adalah Tidak maka program akan menampilkan hasil
diagnosa: Penyakit hepatitis tidak ditemukan dan diagnosa dihentikan
karena Gejala Sakit perut kanan atas merupakan salah satu gejala
Hepatitis A dan B. Namum jika jawabannya adala Ya, maka program
akan membuang Gejala Sakit perut kanan atas dari daftar premis.
Sehingga bentuk keanggotaan penyakit menjadi:
Kode GejalaHepatitisA B
01 Air seni seperti teh √06 Mencret atau diare √13 Sakit sendi √ √
14 Urine gelap √ √
8). Program akan memunculkan premis berikut:
Jika jawabannya adalah Tidak maka program akan menampilkan hasil
diagnosa: Penyakit hepatitis tidak ditemukan dan diagnosa dihentikan
karena Gejala Sakit Sendi merupakan salah satu gejala Hepatitis A dan B.
Namum jika jawabannya adala Ya, maka program akan membuang
Gejala Sakit Sendi dari daftar premis. Sehingga bentuk keanggotaan
penyakit menjadi:
Kode GejalaHepatitisA B
01 Air seni seperti teh √06 Mencret atau diare √
54
Kode GejalaHepatitisA B
14 Urine gelap √ √
9). Program akan memunculkan premis berikut:
Jika jawabannya adalah Tidak maka program akan menampilkan hasil
diagnosa: Penyakit hepatitis tidak ditemukan dan diagnosa dihentikan
karena Gejala Urine Gelap merupakan salah satu gejala Hepatitis A dan
B. Namum jika jawabannya adala Ya maka semua gejala penyakit
hepatitis A sudah terpenuhi, namum belum bias dipastikan bahwa pasien
menderita penyakit hepatitis A karena sebagian gejala hepatitis B juga
terpenuhi dan premis gejala hepatitis B belum habis oleh karena itu pelu
dilanjutkan untuk memeriksa pemis gejala hepatitis B yang tersisa. Gejala
Urine Gelap dari daftar premis. Sehingga bentuk keanggotaan penyakit
menjadi:
Kode GejalaHepatitisA B
01 Air seni seperti teh √06 Mencret atau diare √
10). Program akan memunculkan premis berikut:
Jika jawabannya adalah Tidak maka program akan menampilkan hasil
diagnosa:
55
Proses diagnosa dihentikan karena semua gejala hepatitis A sudah
terpenuhi dan Gejala Air seni seperti teh untuk Hepatitis B tidak
terpenuhi. Namum jika jawabannya adala Ya maka sudah pasti bukan
hepatitis A dan program melanjutkan penelusuran untuk gejala penyakit
hepatitis B yang tersisa beikut ini:
Kode GejalaHepatitisA B
06 Mencret atau diare √
11). Program akan memunculkan premis berikut:
Jika jawabannya adalah Tidak maka program akan menampilkan hasil
diagnosa: Penyakit hepatitis tidak ditemukan dan diagnosa dihentikan
karena Gejala Urine Gelap merupakan salah satu gejala Hepatitis B
Namum jika jawabannya adala Ya maka hasil diagnosa adalah:
Karena semua gejala B terpenuhi.
Ilustrasi II: Gejala awal yang dipilih adalah Air seni seperti teh
1). Berdasarkan tabel 4.2, maka program akan memfokuskan proses
diagnosa hanya pada penyakit B. Karena gejala demam hanya berlaku
pada hepatitis B saja sehingga tidak ada lagi kemungkinan untuk
56
hepatitis A dan C. Gejala yang telah dijawab akan dibuang dari
kenggotaan, sehingga bentuk keanggotaan penyakit terhadap gejala
sebagai berikut:
Kode
GejalaHepatiti
sB
03 Demam √04 Kehilangan nafsu makan √
05Kulit dan putih mata menjadi kuning (ikterus)
√
06 Mencret atau diare √07 Mual √08 Mudah lelah dan capek √09 Muntah √12 Sakit perut kanan atas √13 Sakit sendi √14 Urine gelap √
Selanjutnya program akan memfokuskan penelusuran pada penyakit
Hepatitis B, sehingga akan memunculkan premis berikut:
Jika jawabannya Tidak maka hasil diagnosa: Penyakit hepatitis tidak
ditemukan dan diagnosa dihentikan. Namum jika jawabannya Ya, maka
bentuk keanggotaan penyakit menjadi:
Kode GejalaHepatitis
B04 Kehilangan nafsu makan √05 Kulit dan putih mata menjadi kuning (ikterus) √06 Mencret atau diare √07 Mual √08 Mudah lelah dan capek √
57
Kode GejalaHepatitis
B09 Muntah √12 Sakit perut kanan atas √13 Sakit sendi √14 Urine gelap √
2). Program akan memunculkan premis berikut:
Jika jawabannya adalah Tidak maka hasil diagnosa: Penyakit hepatitis
tidak ditemukan dan diagnosa dihentikan. Namum jika Ya, maka
bentuk keanggotaan penyakit menjadi:
Kode GejalaHepatitis
B05 Kulit dan putih mata menjadi kuning (ikterus) √06 Mencret atau diare √07 Mual √08 Mudah lelah dan capek √09 Muntah √12 Sakit perut kanan atas √13 Sakit sendi √14 Urine gelap √
3). Program akan memunculkan premis berikut:
Jika jawabannya adalah Tidak maka hasil diagnosa: Penyakit hepatitis
tidak ditemukan dan diagnosa dihentikan. Namum jika Ya, maka
bentuk keanggotaan penyakit menjadi:
58
Kode GejalaHepatitis
B06 Mencret atau diare √07 Mual √08 Mudah lelah dan capek √09 Muntah √12 Sakit perut kanan atas √13 Sakit sendi √14 Urine gelap √
4). Program akan memunculkan premis berikut:
Jika jawabannya adalah Tidak maka hasil diagnosa: Penyakit hepatitis
tidak ditemukan dan diagnosa dihentikan. Namum jika Ya, maka
bentuk keanggotaan penyakit menjadi:
Kode GejalaHepatitis
B07 Mual √08 Mudah lelah dan capek √09 Muntah √12 Sakit perut kanan atas √13 Sakit sendi √14 Urine gelap √
5). Program akan memunculkan premis berikut:
Jika jawabannya adalah Tidak maka hasil diagnosa: Penyakit hepatitis
tidak ditemukan dan diagnosa dihentikan. Namum jika Ya, maka
bentuk keanggotaan penyakit menjadi:
59
Kode GejalaHepatitis
B08 Mudah lelah dan capek √09 Muntah √12 Sakit perut kanan atas √13 Sakit sendi √14 Urine gelap √
6). Program akan memunculkan premis berikut:
Jika jawabannya adalah Tidak maka hasil diagnosa: Penyakit hepatitis
tidak ditemukan dan diagnosa dihentikan. Namum jika Ya, maka
bentuk keanggotaan penyakit menjadi:
Kode GejalaHepatitis
B09 Muntah √12 Sakit perut kanan atas √13 Sakit sendi √14 Urine gelap √
7). Program akan memunculkan premis berikut:
Jika jawabannya adalah Tidak maka hasil diagnosa: Penyakit hepatitis
tidak ditemukan dan diagnosa dihentikan. Namum jika Ya, maka
bentuk keanggotaan penyakit menjadi:
Kode GejalaHepatitis
B12 Sakit perut kanan atas √13 Sakit sendi √14 Urine gelap √
60
8). Program akan memunculkan premis berikut:
Jika jawabannya adalah Tidak maka hasil diagnosa: Penyakit hepatitis
tidak ditemukan dan diagnosa dihentikan. Namum jika Ya, maka
bentuk keanggotaan penyakit menjadi:
Kode GejalaHepatitis
B13 Sakit sendi √14 Urine gelap √
9). Program akan memunculkan premis berikut:
Jika jawabannya adalah Tidak maka hasil diagnosa: Penyakit hepatitis
tidak ditemukan dan diagnosa dihentikan. Namum jika Ya, maka
bentuk keanggotaan penyakit menjadi:
Kode GejalaHepatitis
B14 Urine gelap √
10). Program akan memunculkan premis berikut:
Jika jawabannya adalah Tidak maka hasil diagnosa: Penyakit hepatitis
tidak ditemukan dan diagnosa dihentikan. Namum jika Ya, maka hasil
diagnosa:
61
Mengingat banyaknya kemungkinan dalam memilih jenis gejala awal,
maka penulis hanya mensimulasikan dua simulasi cara kerja sistem pakar yang
dirancang.
5). Form Cetak Laporan.
Form cetak laporan dimaksudkan untuk mendiagnosa penyakit hepatitis
mencetak laporan hasil diagnosa. Bentuk form cetak laporan hasil diagnosa
dapat dilihat pada gambar 4.18 berikut:
Gambar 4.18. Rancangan Form cetak laporan
4.6. Rancangan Basis Data
4.6.1 Relasi Basis Data
Bentuk rancangan basis data sistem pakar yang diusulkan sebagai berikut:
Gambar 4.27. Relasi tabel basis data
62
4.6.2 Struktur Tabel Data Base
Sejumlah tabel database yang digunakan sebagai berikut:
Tabel 4.3. Penyakit
No. Nama Field Tipe Field Lebar Kunci
1. Kdpenyakit Char 1 Primary Key2. Penyakit Char 12 -3. Solusi Char 255 -
Tabel 4.4. Gejala
No. Nama Field Tipe Field Lebar Kunci
1. Kdgejala Char 2 Primary Key2. Gejala Text 100 -
Tabel 4.5. Basis
No. Nama Field Tipe Field Lebar Kunci
1. Kdgejala Char 2 -2. KdPenyakit Char 1 -
Tabel 4.6. Pasien
No. Nama Field Tipe Field Lebar Kunci
1. Nomedik Char 5 Primary Key2. Nama Char 30 -3. Tgllahir Date 8 -4. Alamat Char 50 -5. Kelamin Char 1 -6. Telp Char 12 -7. Tglregistrasi Date 8 -
Tabel 4.7. Diagnosa
No. Nama Field Tipe Field Lebar Kunci
1. Kdpenyakit Char 2 -2. Nomedik Char 5 -3. Hasil Char 100 -4. TglDiagnosa Date 8 -
63
BAB V
PENGUJIAN SISTEM
5.1 Pengujian Perangkat Lunak
Pengujian perangkat lunak dimaksudkan untuk menemukan kesalahan-
kesalahan yang mungkin terjadi dalam perangkat lunak yang dirancang. Pengujian
perangkat lunak mendiagnosa penyakit hepatitis menggunakan pendekatan white
box testing dengan pengujian sebagai berikut:
5.1.1 Pengujian Flowgraph Pengolahan Data Gejala
Bentuk Flowgraph proses data gejala penyakit hepatitis sebagai berikut:
Gambar 5.1. Flowgraph proses data gejala penyakit hepatitis
Keterangan:
(1) Jumlah Region (R) = 5
64
(2) Node (N)=12, Edge (E)=15 maka V(G)=15-12+2=5
(3) Independent path : 1-2-3-4-9-10-11-12,
a) 1-2-3-4-9-11-12
b) 1-2-3-4-6-7-9…-11-12
c) 1-2-3-4-6-7-8-11-12
d) 1-2-…-11-2-…-11-12
Jumlah independent path (IP)=5. Karena ∑R=∑V(G)=∑IP=5, dengan
demikian maka dapat dinyatakan bahwa proses data gejala penyakit hepatitis telah
bebas dari kesalahan logika pemrograman.
5.1.2 Pengujian Flowgraph Proses Data Penyakit
Bentuk Flowgraph proses data penyakit hepatitis sebagai berikut:
Gambar 5.2. Flowgraph proses data penyakit hepatitis
Keterangan:
65
(1) Jumlah Region (R) = 5
(2) Node (N)=12, Edge (E)=15 maka V(G)=15-12+2=5
(3) Independent path : 1-2-3-4-9-10-11-12,
a) 1-2-3-4-9-11-12
b) 1-2-3-4-6-7-9…-11-12
c) 1-2-3-4-6-7-8-11-12
d) 1-2-…-11-2-…-11-12
Jumlah independent path (IP)=5. Karena ∑R=∑V(G)=∑IP=5, dengan
demikian maka dapat dinyatakan bahwa proses data penyakit hepatitis telah bebas
dari kesalahan logika pemrograman.
5.1.3 Pengujian Flowgraph Proses Data Pasien
Bentuk Flowgraph proses data Pasien sebagai berikut:
Gambar 5.3. Flowgraph proses data Pasien
66
Keterangan:
(1) Jumlah Region (R) = 5
(2) Node (N)=12, Edge (E)=15 maka V(G)=15-12+2=5
(3) Independent path : 1-2-3-4-9-10-11-12,
a) 1-2-3-4-9-11-12
b) 1-2-3-4-6-7-9…-11-12
c) 1-2-3-4-6-7-8-11-12
d) 1-2-…-11-2-…-11-12
Jumlah independent path (IP)=5. Karena ∑R=∑V(G)=∑IP=5, dengan demikian
maka dapat dinyatakan bahwa proses data Pasien telah bebas dari kesalahan
logika pemrograman.
5.1.4 Pengujian Flowgraph Proses Diagnosa Penyakit Hepatitis
Bentuk Flowgraph proses diagnosa penyakit hepatitis sebagai berikut:
Gambar 5.4. Flowgraph proses diagnosa penyakit hepatitis
67
Keterangan:
(1) Jumlah Region (R) = 5
(2) Node (N)=12, Edge (E)=15 maka V(G)=15-12+2=5
(3) Independent path :
a) 1-2-3-4-5-6-7-9-11-12
b) 1-2-3-4-5-3-…-12
c) 1-2-3-4-5-6-7-8-9-…-12
d) 1-2-3-4-5-6-7-9-10-11…-12
e) 1-2-…-11-…-12
Jumlah independent path (IP)=5. Karena ∑R=∑V(G)=∑IP=5, dengan
demikian maka dapat dinyatakan bahwa proses diagnosa penyakit hepatitis telah
bebas dari kesalahan logika pemrograman.
5.1.5 Pengujian Flowgraph Cetak laporan
Bentuk Flowgraph cetak laporan sebagai berikut:
Gambar 5.5. Flowgraph proses cetak laporan
Keterangan:
(1) Jumlah Region (R) = 2
68
(2) Node (N)=4, Edge (E)=4 maka V(G)=4-4+2=2
(3) Independent path :
a) 1-2-3-4
b) 1-2-3-2-…-4
Jumlah independent path (IP)=2. Karena ∑R=∑V(G)=∑IP=2, dengan demikian
maka dapat dinyatakan bahwa proses cetak laporan telah bebas dari kesalahan
logika pemrograman.
5.2 Hasil Pengujian Perangkat Lunak
Berdasarkan pengujian terhadap perangkat lunak sistem yang dihasilkan,
didapatkan hasil pengujjian sebagai berikut:
Tabel 5.1. Hasil Pengujian Perangkat Lunak
No. Modul CC IP R
1. Pengujian Flowgraph pengolahan data gejala 5 5 5
2. Pengujian Flowgraph pengolahan data penyakit 5 5 5
3. Pengujian Flowgraph Data Pasien 5 5 5
4.Pengujian Flowgraph Proses Diagnosa Penyakit Hepatitis 5 5 5
5. Pengujian Flowgraph cetak laporan 2 2 2
Total 22 22 22
Dari tabel 5.1. diperoleh total CC, IP, dan R yang sama yaitu 22. Ini berarti
bahwa secara keseluruhan sistem yang diusulkan telah bebas dari kesalahan logika
pemrograman.
69
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan desain serta pengujian sistem maka dapat
ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Rancangan sistem penjualan yang diusulkan terdiri dari use case diagram,
class diagram, activity diagram, rancangan output, rancangan input,
rancangan basis data, stuktur tabel.
2. Setelah dilakukan pengujian perangkat lunak terhadap sistem informasi yang
diusulkan, maka diperoleh jumlah R, V(G), IP untuk semua modul adalah
sama yaitu 22. Dengan demikian maka perangkat lunak mendiagnosa Penyakit
Hepatitis pada Rumah Sakit Hikmah Makassar secara keseluruhan dapat
dinyatakan telah bebas dari kesalahan logika pemrograman.
6.2. Saran
1. Disarankan kepada pihak Rumah Sakit Hikmah Makassar menggunakan
aplikasi yang dirancang dan perlunya dilakukan pelatihan terhadap operator
yang akan menggunakan program aplikasi tersebut.
70