33
KARYA TULIS ILMIAH TEMA Penanganan anak yang memiliki ADHD (attention deficit and hyperactivity disorder ) Di Sekolah Dasar (SD) JUDUL Anak hiperaktif Makalah ini ditujukan untuk memenuhi tugas mata kuliah APLIKASI KOMPUTER 1 Dosen pengajar: Norhafizah Di susun Oleh: Putri Mahfuzah A1E313067 II A UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

Kti Putri Mahfuzah a1e313067

  • Upload
    alabdhi

  • View
    239

  • Download
    0

Embed Size (px)

DESCRIPTION

kti

Citation preview

Page 1: Kti Putri Mahfuzah a1e313067

KARYA TULIS ILMIAH

TEMA

Penanganan anak yang memiliki ADHD (attention deficit and hyperactivity disorder ) Di

Sekolah Dasar (SD)

JUDUL

Anak hiperaktif

Makalah ini ditujukan untuk memenuhi tugas mata kuliah APLIKASI KOMPUTER 1

Dosen pengajar:

Norhafizah

Di susun Oleh:

Putri Mahfuzah

A1E313067

II A

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PROGRAM S-1 PGSD

BANJARMASIN

2014

Page 2: Kti Putri Mahfuzah a1e313067

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah, Sang Maha Pencipta dan Pengatur Alam Semesta, berkat Ridho Nya, penulis akhirnya mampu menyelesaikan tugas karya tulis ilmiah yang berjudul "Anak Hiperaktif".

Dalam makalah ini tersusun atas pengertian Anak Hiperaktif, ciri-ciri anak hiperaktif, faktor-faktor penyebab anak hiperaktif, dan penanganan untuk anak hiperaktif.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu segala kritikan dan saran yang membangun akan penulis terima dengan baik.Semoga makalah " Penanganan Anak Hiperaktif " ini bermanfaat bagi kita semua.

Banjarmasin Juni 2014

Penulis

Page 3: Kti Putri Mahfuzah a1e313067

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

1.2 Rumusan masalah

1.3 Tujuan

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 pengertian anak hiperaktif

2.2 ciri ciri anak hiperaktif

2.3 faktor-faktor penyebab hiperaktif pada anak

2.4 problem-problem yang biasa dialami oleh anak hiperaktif

2.5 kiat mengatasi menghadapi anak hiperaktif

2.6 penanganan untuk anak hiperaktif

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

3.2 Saran

DAFTAR RUJUKAN

Page 4: Kti Putri Mahfuzah a1e313067

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar belakang

Perilaku siswa-siswi usia sekolah saat ini beragam, salah satu perilakunya adalah anak-

anak yang sangat sulit di atur, tidak bisa diam dan seolah-olah tidak memperhatikan pelajaran

di kelas. Anak-anak tersebut biasanya mengalami gangguan dalam perkembangannya yaitu

gangguan hiperkinetik yang secara luas di masyarakat disebut sebagai anak hiperaktif.

Anak hiperaktif adalah anak yang mengalami gangguan pemusatan perhatian dengan

hiperaktivitas (GPPH) atau attention deficit and hyperactivity disorder (ADHD). Kondisi ini juga

disebut sebagai gangguan hiperkinetik. Dahulu kondisi ini sering disebut minimal brain

dysfunction syndrome. Terhadap kondisi siswa yang demikian, biasanya para guru sangat susah

mengatur dan mendidiknya. Di samping karena keadaan dirinya yang sangat sulit untuk tenang,

juga karena anak hiperaktif sering mengganggu orang lain, suka memotong pembicaraan guru

atau teman, dan mengalami kesulitan dalam memahami sesuatu yang diajarkan guru kepadanya.

Selain itu juga, prestasi belajar anak hiperaktif juga tidak bisa maksimal. Untuk itulah

dibutuhkan suatu pendekatan untuk membantu anak-anak yang hiperaktif tersebut supaya mereka

dapat memaksimalkan potnsi diri dan meningkatkan prestasinya.

Ditinjau secara psikologis, hiperaktif adalah gangguan tingkah laku yang tidak normal

yang disebabkan disfungsi neurologia dengan gejala utama tidak mampu memusatkan perhatian.

Begitu pula anak hiperaktif adalah anak yang mengalami gangguan pemusatan perhatian.

Gangguan ini disebabkan kerusakan kecil pada system saraf pusat dan otak sehingga

rentang konsentrasi penderita menjadi sangat pendek dan sulit dikendalikan. Penyebab lainnya

dikarenakan temperamen bawaan, pengaruh lingkungan, malfungsi otak, serta epilepsi. Atau bisa

juga karena gangguan di kepala seperti geger otak, trauma kepala karena persalinan sulit atau

pernah terbentur, infeksi, keracunan, gizi buruk, dan alergi makanan.

Page 5: Kti Putri Mahfuzah a1e313067

Pendekatan ini yaitu dengan adanya bimbingan konseling berupa layanan / treatment

yang sesuai dengan kebutuhannya. Sehingga dengan demikian, diharapkan setiap anak akan

memperoleh haknya untuk mendapatkan pendidikan yang terbaik tanpa terkecuali, karena

pengajaran yang diberikan telah disesuaikan dengan kemampuan dan kesulitan yang dimilikinya.

ADHD diderita oleh sekitar 2-11 % anak usia sekolah seluruh dunia (Zametkin & Ernst,-

1999) & sampai 3-4 % terdapat di AS (Bloom & Tonthat,2000) ;USDHHS,1999c ), walaupun

beberapa riset menyatakan penyebaran tidak dapat diperkirakan (Rowlan et all,2002). Gangguan

tersebut ditandai dengan beerkesinambungannya ketidak mampuan memperhatikan, tingkat

ketertarikan terhadap gangguan (distractibility), impulsivitas,toleransi yang rendah terhadap

frustasi dan banyak aktivitas yang dilakukan pada waktu dan tempat yang salah seperti di ruang

kelas (APA,1994).

1.2Rumusan masalah

1.2.1 Apa pengertian anak hiperaktif ?

1.2.2 Apa saja ciri-ciri anak hiperaktif ?

1.2.3 Apa saja faktor-faktor penyebab anak hiperaktif ?

1.2.4 Apa saja problem-problem yang biasa dialami oleh anak hiperaktif ?

1.2.5 Bagaimana penanganan untuk anak hiperaktif ?

1.3Tujuan

1.3.1 mengetahui pengertian anak hiperaktif

1.3.2 mengetahui ciri-ciri anak hiperaktif

1.3.3 mengetahui faktor-faktor penyebab hiperaktif pada anak

1.3.4 mengetahui problem-problem yang biasa dialami oleh anak hiperaktif

1.3.5 mengetahui penanganan untuk anak hiperaktif.

Page 6: Kti Putri Mahfuzah a1e313067

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 pengertian anak hiperaktif

Anak hiperaktif adalah anak yang mengalami gangguan pemusatan perhatian

dengan hiperaktivitas (GPPH) atau attention deficit and hyperactivity disorder (ADHD). Kondisi

ini juga disebut sebagai gangguan hiperkinetik. Dahulu kondisi ini sering disebut minimal brain

dysfunction syndrome.

Gangguan hiperkinetik adalah gangguan pada anak yang timbul pada masa

perkembangan dini (sebelum berusia 7 tahun) dengan ciri utama tidak mampu memusatkan

perhatian, hiperaktif dan impulsif. Ciri perilaku ini mewarnai berbagai situasi dan dapat berlanjut

hingga dewasa.

Dr. Seto Mulyadi dalam bukunya “Mengatasi Problem Anak Sehari-hari“ mengatakan

pengertian istilah anak hiperaktif adalah : Hiperaktif menunjukkan adanya suatu pola perilaku

yang menetap pada seorang anak. Perilaku ini ditandai dengan sikap tidak mau diam, tidak bisa

berkonsentrasi dan bertindak sekehendak hatinya atau impulsif.

Sani Budiantini Hermawan, Psi., “Ditinjau secara psikologis hiperaktif adalah gangguan

tingkah laku yang tidak normal, disebabkan disfungsi neurologis dengan gejala utama tidak

mampu memusatkan perhatian.

Para ahli mempunyai perbedaan pendapat mengenai hal ini, akan tetapi mereka membagi

ADHD ke dalam 3 jenis berikut ini:

1.      Tipe anak yang tidak bisa memusatkan perhatian

Mereka sangat mudah terganggu perhatiannya, tetapi tidak hiperaktif atau Impulsif.

Mereka tidak menunjukkan gejala hiperaktif. Tipe ini kebanyakan ada pada anak perempuan.

Mereka seringkali melamun dan dapat digambarkan seperti sedang berada “di awang-awang”.

2.      Tipe anak yang hiperaktif dan impulsive

Mereka menunjukkan gejala yang sangat hiperaktif dan impulsif, tetapi bisa memusatkan

perhatian. Tipe ini seringkali ditemukan pada anak- anak kecil.

Page 7: Kti Putri Mahfuzah a1e313067

3.      Tipe gabungan

Mereka sangat mudah terganggu perhatiannya, hiperaktif dan impulsif. Kebanyakan anak

anak termasuk tipe seperti ini. Jadi yang dimaksud dengan hiperaktif adalah suatu pola perilaku

pada seseorang yang menunjukkan sikap tidak mau diam, tidak terkendali, tidak menaruh

perhatian dan impulsif (bertindak sekehendak hatinya). Anak hiperaktif selalu bergerak dan tidak

pernah merasakan asyiknya permainan atau mainan yang disukai oleh anak-anak lain seusia

mereka, dikarenakan perhatian mereka suka beralih dari satu fokus ke fokus yang lain. Mereka

seakan-akan tanpa henti mencari sesuatu yang menarik dan mengasikkan namun tidak kunjung

datang.

2.2 ciri ciri anak hiperaktif

Ciri utama anak yang menderita ADHD, yaitu:

1. Tidak ada perhatian

             Ketidakmampuan memusatkan perhatian atau ketidak mampuan untuk berkonsentrasi

pada beberapa hal seperti membaca, menyimak pelajaran. Dan sering tidak mendengarkan

perkataan orang lain.

2. Hiperaktif

            Mempunyai terlalu banyak energi. Misalnya berbicara terus menerus, tidak mampu

duduk diam, selalu bergerak, dan sulit tidur.

3. Impulsif

             Sulit untuk menunggu giliran dalam permainan, sulit mengatur pekerjaannya, bertindak

tanpa dipikir, misalnya mengejar bola yang lari ke jalan raya, menabrak pot bunga pada waktu

berlari di ruangan, atau berbicara tanpa dipikirkan terlebih dahulu akibatnya.

4. MenentangAnak dengan gangguan hiperaktivitas umumnya memiliki sikap penentang/pembangkang

atau tidak mau dinasehati. Misalnya, penderita akan marah jika dilarang berlari ke sana kemari,

coret-coret atau naik-turun tak berhenti. Penolakannya juga bisa ditunjukkan dengan sikap cuek.

5.       Destruktif

Perilakunya bersifat destruktif atau merusak. Ketika menyusun lego misalnya, anak aktif

akan menyelesaikannya dengan baik sampai lego tersusun rapi. Sebaliknya anak hiperaktif bukan

menyelesaikannya malah menghancurkan mainan lego yang sudah tersusun rapi. Terhadap

Page 8: Kti Putri Mahfuzah a1e313067

barang-barang yang ada di rumah, seperti vas atau pajangan lain, kecenderungan anak untuk

menghancurkannya juga sangat besar. Oleh karena itu, anak hiperaktif sebaiknya dijauhkan dari

barang-barang yang mudah dipegang dan mudah rusak.

6.      Tanpa tujuan

Semua aktivitas dilakukan tanpa tujuan jelas. Kalau anak aktif, ketika naik ke atas kursi

punya tujuan, misalnya ingin mengambil mainan atau bermain peran sebagai Superman. Anak

hiperaktif melakukannya tanpa tujuan. Dia hanya naik dan turun kursi saja.

7.      Tidak sabar dan usil

Yang bersangkutan juga tidak memiliki sifat sabar. Ketika bermain dia tidak mau

menunggu giliran. “Ketika dia ingin memainkan mobil-mobilan yang sedang dimainkan oleh

temannya, dia langsung merebut tanpa ba-bi-bu,” komentar Sani. Tak hanya itu, anak hiperaktif

pun  seringkali mengusili temannya tanpa alasan yang jelas. Misalnya, tiba-tiba memukul,

mendorong, menimpuk, dan sebagainya meskipun tidak ada pemicu yang harus membuat anak

melakukan hal seperti itu.

8.      Intelektualitas rendah

Seringkali intelektualitas anak dengan gangguan hiperaktivitas berada di bawah rata-rata

anak normal. Mungkin karena secara psikologis mentalnya sudah terganggu sehingga ia tidak

bisa menunjukkan kemampuan kreatifnya.

Ciri-ciri khusus anak yang hiperaktif diantaranya ialah sebagai berikut :

1) Sering menggerak-gerakkan tangan atau kaki ketika duduk, atau sering

menggeliat.

2) Sering meninggalkan tempat duduknya, padahal seharusnya ia duduk manis.

3) Sering berlari-lari atau memanjat secara berlebihan pada keadaan yang tidak

selayaknya.

4) Sering tidak mampu melakukan atau mengikuti kegiatan dengan tenang.

5) Selalu bergerak, seolah-olah tubuhnya didorong oleh mesin. Juga, tenaganya tidak

pernah habis.

Page 9: Kti Putri Mahfuzah a1e313067

6) Sering terlalu banyak bicara.

7) Sering sulit menunggu giliran.

8) Sering memotong atau menyela pembicaraan.

9) Jika diajak bicara tidak dapat memperhatikan lawan bicaranya (bersikap apatis

terhadap lawan bicaranya).

2.3 faktor-faktor penyebab hiperaktif pada anak

Beberapa hal yang dapat menyebabkan perilaku hiperaktif ialah :

1. Kondisi saat hamil & persalinan. Misalnya keracunan pada akhir kehamilan

(ditandai dengan tingginya tekanan darah, pembengkakan kaki & ekskresi protein

melalui urin), cedera pada otak akibat komplikasi persalinan.

2. Cedera otak sesudah lahir,yang disebabkan oleh benturan kuat pada kepala anak.

3. Tingkat keracunan timbal yang parah dapat mengakibatkan kerusakan otak. Hal

ini ditandai dengan kesulitan konsentrasi, belajar dan perilaku hiperaktif. Polusi

timbal berasal dari industri peleburan baterai, mobil bekas, asap kendaraan atau

cat rumah yang tua. Obat untuk mengeluarkan timbal dari dalam tubuh hanya

diberikan dibawah pengawasan dokter bagi anak kadar timbalnya sudah sangat

tinggi, karena obat tersebut mempunyai efek samping.

4. Lemah pendengaran, yang disebabkan infeksi telinga sehingga anak tidak dapat

mereproduksi bunyi yang didengarnya. Akibatnya, tingkah laku menjadi tidak

terkendali & perkembangan bahasanya yang lamban. Segeralah hubungi dokter

THT jika anak menunjukkan ciri berikut : perkembangan bahasa yang lambat,

lebih banyak memperhatikan mimik lawan bicara & lebih banyak berreaksi

terhadap perubahan mimik & isyarat.

5. Faktor psikis, yang lebih banyak dipengaruhi oleh hubungan anak dengan dunia

luar. Meskipun jarang, hubungan dengan anggota keluarga dapat pula menjadi

penyebab hiperaktivitas. Contoh kasus, orang tua yang bersikap sangat tegas

Page 10: Kti Putri Mahfuzah a1e313067

menyuruh anak berdiri 15 menit di pojok ruangan untuk mengatasi

ketidakdisiplinannya. Tapi setelah 15 menit berlalu, maka anak malah mempunyai

energi berlebih yang siap meledak dengan akibat lebih negatif dibanding

kesalahan sebelumnya.

6. Faktor Genetik

Anak laki-laki dengan eksra kromosom Y yaitu XYY, kembar satu telur lebih memungkinkan hiperaktif dibanding kembar dua telur.

7. Faktor Neurologik

Penelitian menunjukan, anak hiperaktif lebih banyak disebabkan karena

gangguan fungsi otak akibat sulit saat kelahiran, penyakit berat, cidera otak.

8. Faktor Lingkungan

Racun atau limbah pada lingkungan sekitar bisa menyebabkan hiperaktif

terutama keracunan timah hitam (banyak terdapat pada asap knalpot berwarna hitam

kendaraan bermotor yang menggunakan solar).

Menurut Irawati Iskandar (2009), pengaruh jangka panjang terhadap anak yang mengalami Gangguan Pemusatan Perhatian dengan Hiperaktivitas (GPPH/ADHD).

1.Anak tidak dapat mengikuti kegiatan belajar dengan baik, sehingga akhirnya mengalami kegagalan sekolah.

2. Anak sering tidak patuh terhadap perintah orang tua.

3. Anak sulit didisiplinkan, sehingga akhirnya mempunyai hambatan fungsi sosial dan pekerjaan.

Dalam upaya pencegahan, yang penting bagi kita adalah :

1. Mencoba menganalisis masalah yang dihadapi.

2. Mencari jalan untuk mencairkan suasana yang terlanjur tegang dan berusaha membina kembali hubungan yang hangat dan positif, yanag selanjutnya akan digunakan sebagai landasan untuk pelaksanaan sistem kontrol.

Page 11: Kti Putri Mahfuzah a1e313067

3. Menerima atau mencari bantuan dari luar bila diperlukan.

2.4 problem-problem yang biasa dialami oleh anak hiperaktif

1. Problem di sekolah

Anak tidak mampu mengikuti pelajaran yang disampaikan oleh guru dengan baik.

Konsentrasi yang mudah terganggu membuat anak tidak dapat menyerap materi pelajaran secara

keseluruhan. Rentang perhatian yang pendek membuat anak ingin cepat selesai bila mengerjakan

tugas-tugas sekolah. Kecenderungan berbicara yang tinggi akan mengganggu anak dan teman

yang diajak berbicara sehingga guru akan menyangka bahwa anak tidak memperhatikan

pelajaran. Banyak dijumpai bahwa anak hiperaktif banyak mengalami kesulitan membaca,

menulis, bahasa, dan matematika. Khusus untuk menulis, anak hiperaktif memiliki ketrampilan

motorik halus yang secara umum tidak sebaik anak biasa

2. Problem di rumah

Dibandingkan dengan anak yang lain, anak hiperaktif biasanya lebih mudah cemas dan

kecil hati. Selain itu, ia mudah mengalami gangguan psikosomatik (gangguan kesehatan yang

disebabkan faktor psikologis) seperti sakit kepala dan sakit perut. Hal ini berkaitan dengan

rendahnya toleransi terhadap frustasi, sehingga bila mengalami kekecewaan, ia gampang

emosional. Selain itu anak hiperaktif cenderung keras kepala dan mudah marah bila

keinginannya tidak segera dipenuhi. Hambatan-hambatan tersbut membuat anak menjadi kurang

mampu menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Anak dipandang nakal dan tidak jarang

mengalami penolakan baik dari keluarga maupun teman-temannya. Karena sering dibuat jengkel,

orang tua sering memperlakukan anak secara kurang hangat. Orang tua kemudian banyak

mengontrol anak, penuh pengawasan, banyak mengkritik, bahkan memberi hukuman. Reaksi

anakpun menolak dan berontak. Akibatnya terjadi ketegangan antara orang tua dengan anak.

Baik anak maupun orang tua menjadi stress, dan situasi rumahpun menjadi kurang nyaman.

Akibatnya anak menjadi lebih mudah frustrasi. Kegagalan bersosialisasi di mana-mana

menumbuhkan konsep diri yang negatif. Anak akan merasa bahwa dirinya buruk, selalu gagal,

tidak mampu, dan ditolak.

Page 12: Kti Putri Mahfuzah a1e313067

3. Problem berbicara

Anak hiperaktif biasanya suka berbicara. Dia banyak berbicara, namun sesungguhnya

kurang efisien dalam berkomunikasi. Gangguan pemusatan perhatian membuat dia sulit

melakukan komunikasi yang timbal balik. Anak hiperaktif cenderung sibuk dengan diri sendiri

dan kurang mampu merespon lawan bicara secara tepat.

4. Problem fisik

Secara umum anak hiperaktif memiliki tingkat kesehatan fisik yang tidak sebaik anak

lain. Beberapa gangguan seperti asma, alergi, dan infeksi tenggorokan sering dijumpai. Pada saat

tidur biasanya juga tidak setenang anak-anak lain. Banyak anak hiperaktif yang sulit tidur dan

sering terbangun pada malam hari. Selain itu, tingginya tingkat aktivitas fisik anak juga beresiko

tinggi untuk mengalami kecelakaan seperti terjatuh, terkilir, dan sebagainya.

2.5 kiat mengatasi menghadapi anak hiperaktif

a. menyadari akan gangguan hiperaktif pada buah hatinya

ini adalah merupakan cara menghadapi dan melakukan perawatan pada anak dengan

ADHD itu sendiri. Setelah kita mengetahui akan hal ini, maka diharapkan akan timbul

perasaan saying terhadap anaknya dan tidak membedakan kasih saying dengan anak kakak

ataupun adik dari penderita. Sehingga kasih saying serta memberikan pendidikan anak tidak

dibedakan satu sama lainnya.

b. menghindari akan pemberian label anak dengan hiperaktif

maksudnya adalah jangan memberikan stigma negative kepada anak yang menyandang

gangguan kekurangan perhatian ini baik kepada keluarganya sendiri maupun masyarakat

ataupun pada teman-teman sekolahnya. Karena bila anak diberikan ”predikat negatir”

misalnya anak nakal. Anak bodoh ataupun malas atau sebutan-sebutan negative lainnya.

Karena justru hal ini akan menghambat proses penyembuhan pengobatan serta perawatan

anak dengan hiperaktif itu sendiri.

c. membudayakan sikap disiplin

Page 13: Kti Putri Mahfuzah a1e313067

memberikan pendidikan dan belajar sikap disiplin pada anak tentunya berbeda

perlakuannya dengan anak normal lainnya. Mengajak anak untuk belajar disiplin secara

bertahap adalah merupakan bagian dari terapi anak hiperaktif lainnya. Dan bila anak

melakukan suatu hal yang tidak menerapkan sikap disiplin jangan mudah memberikan

hukuman. Hal ini membutuhkan waktu dan kesabaran yang ekstra dari orang tuanya juga.

d. memperbanyak berkomunikasi dengan anak

kita tahu bahwasanya anak-anak dengan ADHD ini mengalami kesulitan dalam

berkonsentrasi dan juga mudah terganggu dalam perhatiannya. Dan seringkali melakuikan

komunikasi kepada anak kita akan membantu sang anak dalam belajar untuk bias

memusatkan perhatiannya pada satu topic pembicaraan dan komunikasi dengan anak yang

kita lakukan. Jangan pernah bosan untuk melakukan pembicaraan dengan anak-anak

semacam ini.

e. mengetahui akan kebiasaan sang anak

manfaat akan hal ini adalah degan kita mengetahui akan kebiasaan anak terutama dalam

waktu bermain dan kesukaannya dalam melakukan permainan tertentu akan bias membuat

orang tua mempunyai teknik kiat khusus dalam mengatasi anak hiperaktif ini. Kita tahu

bahwa anak sulit berkonsentrasi maka pada umumnya konsentrasi anak ketika bermain

sesuatu yang disenanginya akan bias bertambah maka ini juga bias dijadikan waktu yang

tepat dalam memberikan terapi hiperaktif ini.

f. luangkan waktu khusus untuk aktivitas anak

kita ketahui bersama bahwasanya anak dengan hiperaktif mempunyai energi yang

berlebihan sehingga hal ini bias kita salurkan dengan cara yang tepat. Ajak sang anak untuk

melakukan aktifitas fisik olahraga yang bermanfaat. Bias dilakukan ditempat yang terbuka

ataupun tempat yang tidak membahayakan dirinya. Bias dengan mengajak anak berjalan-

jalan. Sebuah penelitian yang membuktikan bahwa dengan anak yang berjalan secara teratur

akan membantu meningkatkan daya konsentrasi sang anak.

2.6 penanganan untuk anak hiperaktif

Page 14: Kti Putri Mahfuzah a1e313067

Melihat penyebab hiperaktif yang belum pasti terungkap dan adanya beberapa

teori penyebabnya, maka tentunya terdapat banyak terapi atau cara dalam penanganannya sesuai

dengan landasan teori penyebabnya.

Berikut ini adalah beberapa cara yang bisa dilakukan oleh orang tua untuk mendidik dan membimbing anak-anak mereka yang tergolong hiperaktif :

1. Orang tua perlu menambah pengetahuan tentang gangguan hiperaktifitas

2. Kenali kelebihan dan bakat anak

3. Membantu anak dalam bersosialisasi.

4.Menggunakan teknik-teknik pengelolaan perilaku, seperti menggunakan penguat positif (misalnya memberikan pujian bila anak makan dengan tertib), memberikan disiplin yang konsisten, dan selalu memonitor perilaku anak.

5. Memberikan ruang gerak yang cukup bagi aktivitas anak untuk menyalurkan kelebihan energinya

6. Menerima keterbatasan anak

7. Membangkitkan rasa percaya diri anak

8. Bekerja sama dengan guru di sekolah agar guru memahami kondisi anak yang sebenarnya.

9. Latih anak-anak dapat medisiplin diri sendiri dengan sistematis, konsisten, jelas dan konsekuen.

10. Jangan menghukum anak hiperaktif karena itu bukan sepenuhnya kesalahan dia.

11. Jangan menjuluki anak hiperaktif dengan julukan yang buruk, seperti nakal, bodoh, dan lain sebagainya, karena mereka akan menjadi seperti apa yang kita katakan. Dan menjadi anak yang tidak percaya diri.

12. Penanganan sebaiknya diberikan mulai dari keluarga terdekat (ibu).

13. Memberikan kasih sayang kepada anak namun tidak memanjakannya.

14. Ketika menasehati anak sebaiknya jelas dan spesifik serta diulang-ulang agar

anak mudah memahami dan menggunakan kekerasan.

15. Menjalin komunikasi yang baik dengan anak, selalu katakan ia anak baik dan berikan apresiasi bila ia melakukan hal yang baik.

16. Hindari tayangan TV, video dan games yang bersifat kekerasan

Page 15: Kti Putri Mahfuzah a1e313067

17. Praktekan pola hidup sehat dengan menu makanan alamiah yang sesuai Kebutuhan anak.

Beberapa terapi untuk anak hiperaktif :

1. Applied Behavioral Analysis (ABA)

ABA adalah jenis terapi yang telah lama dipakai, telah dilakukan penelitian dan didisain

khusus untuk anak dengan autisme. Sistem yang dipakai adalah memberi pelatihan khusus pada

anak dengan memberikan positive reinforcement (hadiah/pujian). Jenis terapi ini bias diukur

kemajuannya. Saat ini terapi inilah yang paling banyak dipakai di Indonesia.

2. Terapi Wicara

Hampir semua anak dengan autisme mempunyai kesulitan dalam bicara dan berbahasa.

Biasanya hal inilah yang paling menonjol, banyak pula individu autistic yang non-verbal atau

kemampuan bicaranya sangat kurang.

Kadang-kadang bicaranya cukup berkembang, namun mereka tidak mampu untuk

memakai bicaranya untuk berkomunikasi/berinteraksi dengan orang lain. Dalam hal ini terapi

wicara dan berbahasa akan sangat menolong.

3. Terapi Okupasi

Hampir semua anak autistik mempunyai keterlambatan dalam perkembangan motorik

halus. Gerak-geriknya kaku dan kasar, mereka kesulitan untuk memegang pinsil dengan cara

yang benar, kesulitan untuk memegang sendok dan menyuap makanan kemulutnya, dan lain

sebagainya. Dalam hal ini terapi okupasi sangat penting untuk melatih mempergunakan otot -otot

halusnya dengan benar.

4. Terapi Fisik

Autisme adalah suatu gangguan perkembangan pervasif. Banyak diantara individu

autistik mempunyai gangguan perkembangan dalam motorik kasarnya. Kadang-kadang tonus

ototnya lembek sehingga jalannya kurang kuat. Keseimbangan tubuhnya kurang bagus.

Fisioterapi dan terapi integrasi sensoris akan sangat banyak menolong untuk menguatkan otot-

ototnya dan memperbaiki keseimbangan tubuhnya.

5. Terapi Sosial

Kekurangan yang paling mendasar bagi individu autisme adalah dalam bidang

komunikasi dan interaksi. Banyak anak-anak ini membutuhkan pertolongan dalam ketrampilan

berkomunikasi 2 arah, membuat teman dan main bersama ditempat bermain. Seorang terapis

Page 16: Kti Putri Mahfuzah a1e313067

sosial membantu dengan memberikan fasilitas pada mereka untuk bergaul dengan teman-teman

sebaya dan mengajari cara-caranya.

6. Terapi Bermain

Terapi bermain sangat penting untuk mengembangkan ketrampilan, kemampuan gerak,

minat dan terbiasa dalam suasana kompetitif dan kooperatif dalam melakukan kegiatan

kelompok. Bermain juga dapat dipakai untuk sarana persiapan untuk beraktifitas dan bekerja saat

usia dewasa. Terapi bermain digunakan sebagai sarana pengobatan atau terapitik dimana sarana

tersebut dipakai untuk mencapai aktifitas baru dan ketrampilan sesuai dengan kebutuhan terapi.

7. Terapi Perilaku

Anak autistik seringkali merasa frustrasi. Teman-temannya seringkali tidak memahami

mereka, mereka merasa sulit mengekspresikan kebutuhannya, Mereka banyak yang hipersensitif

terhadap suara, cahaya dan sentuhan. Tak heran bila mereka sering mengamuk. Seorang terapis

perilaku terlatih untuk mencari latar belakang dari perilaku negatif tersebut dan mencari

solusinya dengan merekomendasikan perubahan lingkungan dan rutin anak tersebut untuk

memperbaiki perilakunya,

8. Terapi Perkembangan

Floortime, Son-rise dan RDI (Relationship Developmental Intervention) dianggap

sebagai terapi perkembangan. Artinya anak dipelajari minatnya, kekuatannya dan tingkat

perkembangannya, kemudian ditingkatkan kemampuan sosial, emosional dan Intelektualnya.

Terapi perkembangan berbeda dengan terapi perilaku seperti ABA yang lebih mengajarkan

ketrampilan yang lebih spesifik.

9. Terapi Visual

Individu autistik lebih mudah belajar dengan melihat (visual learners/visual thinkers). Hal

inilah yang kemudian dipakai untuk mengembangkan metode belajar komunikasi melalui

gambar-gambar, misalnya dengan PECS (Picture Exchange Communication System). Beberapa

video games bisa juga dipakai untuk mengembangkan ketrampilan komunikasi.

10. Terapi Biomedik

Terapi biomedik dikembangkan oleh kelompok dokter yang tergabung dalam DAN

(Defeat Autism Now). Banyak dari para perintisnya mempunyai anak autistik.

Mereka sangat gigih melakukan riset dan menemukan bahwa gejala-gejala anak ini diperparah

oleh adanya gangguan metabolisme yang akan berdampak pada gangguan fungsi otak. Oleh

Page 17: Kti Putri Mahfuzah a1e313067

karena itu anak-anak ini diperiksa secara intensif, pemeriksaan, darah, urin, feses, dan rambut.

Semua hal abnormal yang ditemukan dibereskan, sehingga otak menjadi bersih dari gangguan.

Terrnyata lebih banyak anak mengalami kemajuan bila mendapatkan terapi yang komprehensif,

yaitu terapi dari luar dan dari dalam tubuh sendiri (biomedis).

Selain itu beberapa cara yang bisa dilakukan oleh orang tua untuk mendidik dan

membimbing anak-anak mereka yang tergolong hiperaktif :

·         Orang tua perlu menambah pengetahuan tentang gangguan hiperaktifitas

·         Kenali kelebihan dan bakat anak

·         Membantu anak dalam bersosialisasi

·         Menggunakan teknik-teknik pengelolaan perilaku, seperti menggunakan penguat positif

(misalnya memberikan pujian bila anak makan dengan tertib), memberikan disiplin yang

konsisten, dan selalu memonitor perilaku anak

·         Memberikan ruang gerak yang cukup bagi aktivitas anak untuk menyalurkan kelebihan

energinya

·         Menerima keterbatasan anak

·         Membangkitkan rasa percaya diri anak

·         Dan bekerja sama dengan guru di sekolah agar guru memahami kondisi anak yang sebenarnya

·         Disamping itu anak bisa juga melakukan pengelolaan perilakunya sendiri dengan bimbingan

orang tua. Contohnya dengan memberikan contoh yang baik kepada anak, dan bila suatu saat

anak melanggarnya, orang tua mengingatkan anak tentang contoh yang pernah diberikan orang

tua sebelumnya.

BAB III

PENUTUP

Page 18: Kti Putri Mahfuzah a1e313067

3.1Kesimpulan

Anak hiperaktif adalah anak yang mengalami gangguan pemusatan perhatian

dengan hiperaktivitas (GPPH) atau attention deficit and hyperactivity disorder (ADHD).

Para ahli mempunyai perbedaan pendapat mengenai hal ini, akan tetapi mereka

membagi ADHD ke dalam 3 jenis berikut ini:

a. Tipe anak yang tidak bisa memusatkan perhatian

b. Tipe anak yang hiperaktif dan impulsive

c. Tipe gabungan

Ciri utama anak yang menderita ADHD, yaitu:

a. Tidak ada perhatian

b. Hiperaktif

c.   Impulsif

d. Menentang

e.  Destruktif

f. Tanpa tujuan

g.  Tidak sabar dan usil

h. Intelektualitas rendah

Faktor-Faktor Penyebab Hiperaktif pada Anak

a.       Kondisi saat hamil & persalinan

b.      Cedera otak sesudah lahir

c.       Keracunan timbal yang parah

d.      Lemah pendengaran

e.       Faktor psikis

f. Faktor Genetik

g. Faktor Neurologik

h. Faktor Lingkungan

Problem-Problem yang biasa dialami oleh Anak Hiperaktif

a.       Problem di sekolah

b.      Problem di rumah

c.       Problem berbicara

Page 19: Kti Putri Mahfuzah a1e313067

d.      Problem fisik

Penanganan untuk Anak Hiperaktif

a. Applied Behavioral Analysis (ABA)

ABA adalah jenis terapi yang telah lama dipakai, telah dilakukan penelitian

dan didisain khusus untuk anak dengan autisme. Sistem yang dipakai adalah memberi

pelatihan khusus pada anak dengan memberikan positive reinforcement

(hadiah/pujian). Jenis terapi ini bias diukur kemajuannya. Saat ini terapi inilah yang

paling banyak dipakai di Indonesia.

b. Terapi Wicara

Hampir semua anak dengan autisme mempunyai kesulitan dalam bicara dan

berbahasa. Biasanya hal inilah yang paling menonjol, banyak pula individu autistic

yang non-verbal atau kemampuan bicaranya sangat kurang.

Kadang-kadang bicaranya cukup berkembang, namun mereka tidak mampu

untuk memakai bicaranya untuk berkomunikasi/berinteraksi dengan orang lain.

Dalam hal ini terapi wicara dan berbahasa akan sangat menolong.

c. Terapi okupasi

Hampir semua anak autistik mempunyai keterlambatan dalam perkembangan

motorik halus. Gerak-geriknya kaku dan kasar, mereka kesulitan untuk memegang

pinsil dengan cara yang benar, kesulitan untuk memegang sendok dan menyuap

makanan kemulutnya, dan lain sebagainya. Dalam hal ini terapi okupasi sangat

penting untuk melatih mempergunakan otot -otot halusnya dengan benar.

d. Terapi Fisik

Autisme adalah suatu gangguan perkembangan pervasif. Banyak diantara

individu autistik mempunyai gangguan perkembangan dalam motorik kasarnya.

Kadang-kadang tonus ototnya lembek sehingga jalannya kurang kuat. Keseimbangan

tubuhnya kurang bagus. Fisioterapi dan terapi integrasi sensoris akan sangat banyak

menolong untuk menguatkan otot-ototnya dan memperbaiki keseimbangan tubuhnya.

Page 20: Kti Putri Mahfuzah a1e313067

e. Terapi Sosial

Kekurangan yang paling mendasar bagi individu autisme adalah dalam bidang

komunikasi dan interaksi. Banyak anak-anak ini membutuhkan pertolongan dalam

ketrampilan berkomunikasi 2 arah, membuat teman dan main bersama ditempat

bermain. Seorang terapis sosial membantu dengan memberikan fasilitas pada mereka

untuk bergaul dengan teman-teman sebaya dan mengajari cara-caranya

f. Terapi Bermain

Terapi bermain sangat penting untuk mengembangkan ketrampilan,

kemampuan gerak, minat dan terbiasa dalam suasana kompetitif dan kooperatif dalam

melakukan kegiatan kelompok. Bermain juga dapat dipakai untuk sarana persiapan

untuk beraktifitas dan bekerja saat usia dewasa. Terapi bermain digunakan sebagai

sarana pengobatan atau terapitik dimana sarana tersebut dipakai untuk mencapai

aktifitas baru dan ketrampilan sesuai dengan kebutuhan terapi.

g. Terapi Perilaku

Anak autistik seringkali merasa frustrasi. Teman-temannya seringkali tidak

memahami mereka, mereka merasa sulit mengekspresikan kebutuhannya, Mereka

banyak yang hipersensitif terhadap suara, cahaya dan sentuhan. Tak heran bila

mereka sering mengamuk. Seorang terapis perilaku terlatih untuk mencari latar

belakang dari perilaku negatif tersebut dan mencari solusinya dengan

merekomendasikan perubahan lingkungan dan rutin anak tersebut untuk memperbaiki

perilakunya,

h. Terapi Perkembangan

Floortime, Son-rise dan RDI (Relationship Developmental Intervention)

dianggap sebagai terapi perkembangan. Artinya anak dipelajari minatnya,

kekuatannya dan tingkat perkembangannya, kemudian ditingkatkan kemampuan

sosial, emosional dan Intelektualnya. Terapi perkembangan berbeda dengan terapi

perilaku seperti ABA yang lebih mengajarkan ketrampilan yang lebih spesifik

i. Terapi Visual

Page 21: Kti Putri Mahfuzah a1e313067

Individu autistik lebih mudah belajar dengan melihat (visual learners/visual

thinkers). Hal inilah yang kemudian dipakai untuk mengembangkan metode belajar

komunikasi melalui gambar-gambar, misalnya dengan PECS (Picture Exchange

Communication System). Beberapa video games bisa juga dipakai untuk

mengembangkan ketrampilan komunikasi.

j.        Terapi Biomedik

Terapi biomedik dikembangkan oleh kelompok dokter yang tergabung dalam

DAN (Defeat Autism Now). Banyak dari para perintisnya mempunyai anak autistik.

Mereka sangat gigih melakukan riset dan menemukan bahwa gejala-gejala anak ini

adanya gangguan metabolisme yang akan berdampak pada gangguan fungsi otak. Oleh

karena itu anak-anak ini diperiksa secara intensif, pemeriksaan, darah, urin, feses, dan

rambut. Semua hal abnormal yang ditemukan dibereskan, sehingga otak menjadi bersih

dari gangguan. Terrnyata lebih banyak anak mengalami kemajuan bila mendapatkan

terapi yang komprehensif, yaitu terapi dari luar dan dari dalam tubuh sendiri (biomedis).

3.2Saran

Dengan bantuan yang khusus dari ibu bapak, guru-guru, para dokter,atau lingkungan bermain, anak-anak ADHD akan mampu menangani masalah kurang pemusatan perhatian atau hiperaktif mereka dengan lebih baik. Mereka juga dapat menyalurkan tingkah laku hiperaktif mereka dalam suasana yang sesuai seperti latihan fisik atau senam. Oleh karena itu, lebih baik memilihkan aktivitas yang memberi mereka kebebasan bergerak. Atau membuat diagnosis lengkap yang memerlukan penilaian dari seorang pakar yang berpengalaman dalam mengevaluasi beberapa hal yang bisa menimbulkan sikap yang tidak dapat memusatkan perhatian. Diagnosis dibuat dengan mempelajari corak tertentu tingkah laku anak-anak serta laporan tingkah laku mereka di rumah dan di sekolah dari ibu bapak dan guru sekolah. Kerapakali perawatan ADHD yang berhasil, melibatkan pendekatan multidisiplin yang melibatkan bidang pengobatan, psikologi, social dan pendidikan.Untuk penanganan anak hiperaktif sebaiknya memiliki kelas khusus yang bisa menanganinya secara benar dan tepat seperti kelas Inklusi.

DAFTAR RUJUKAN

Beaty, Janice J. 2013. Observasi Perkekembangan Anak Usia Dini. Jakarta. Kencana

Page 22: Kti Putri Mahfuzah a1e313067

http://blogpoenyadina.blogspot.com/2010/12/makalah-anak-hiperaktif.html

http://askep-net.blogspot.com/2013/05/menghadapi-anak-hiperaktif.html

Taylor Eric.1992. Anak yang Hiperaktif, Jakarta. PT. Gramedia Pustaka Utama.

http://earlychildhoodeducation-fifi.blogspot.com/2011/01/bk-di-tk.html14/10/11