7
KRITIK TERHADAP TEORI SKINNER Disusun oleh : Dosen Pengampu : Ilhamuddin Nukman, S.Psi, M.Psi disusun oleh : 1. Tiffany Anggraeni 125120300111055 2. Intan Triajeng Oktavia 125120300111059 3. Dinda Kinanti Pratiwi 125120300111077

Kritik Terhadap Teori Skinner Fix

Embed Size (px)

DESCRIPTION

makalah krtik terhadap teori skinner

Citation preview

KRITIK TERHADAP TEORI SKINNER

Disusun oleh :

Dosen Pengampu : Ilhamuddin Nukman, S.Psi, M.Psi

disusun oleh :

1. Tiffany Anggraeni 1251203001110552. Intan Triajeng Oktavia125120300111059

3. Dinda Kinanti Pratiwi 125120300111077PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Maret 2014KRITIK TERHADAP TEORI SKINNER

Teori yang dikemukakan oleh Skinner berkontribusi sangat besar dalam dunia psikologi. Teori ini bahkan masih digunakan sampai saat ini sebagai dasar teori bagi para psikolog. Dengan mempelajari pengaruh lingkungan terhadap perilaku, teori ini memberikan kenaikan pada teknologi perubahan perilaku yang dapat diterapkan dengan penuh manfaat sebagai solusi atas permasalahan manusia. Namun, teori ini juga memiliki beberapa implikasi yang mengganggu.

1. Teori ini tidak menghargai harkat manusia.

Teoritikus fenomenologis merasa bahwa pandangan Skinner merendahkan kapasitas yang melekat pada manusia, Rogers (1965) mendebat Skinner dalam topic tersebut. Para teoritikus yang lebih muda berpendapat sama bahwa Skinner merendahkan kapasitas manusia untuk menggunakan kehendak bebas dengan kegagalan mempertimbangkan kemampuan manusia untuk berpikir dengan cara yang kreatif mengenai lingkungan yang mereka hadapi dan bagaimana lingkungan dapat diubah. Selain itu, para filsuf juga mengkritik Skinner. menjelaskan bahwa skinner menyediakan sebuah analisis yang tidak memadai mengenai konsep kehendak bebas; bahkan jika seseorang menerima prinsip dari Skinner, orang-orang masih memiliki kapasitas yang membuat mereka mampu melakukan pemikiran dan tindakan yang layak disebut sebagai tindakan kehendak bebas (Dennett,1984). Pengakuan bahwa otak adalah organ tubuh yang tersusun dan berfungsi sesuai dengan prinsip determinis ilmiah tidak bertentangan dengan gagasan bahwa manusia memiliki kapasitas atas kehendak bebas dan oleh sebab itu memiliki tanggung jawab personal atas tindakan mereka (Dennett, 2003).

Kritik menghancurkan datang dari ahli bahasa dan ilmuan politik terkenal Noam Chomsky (1987). Ia melihat adanya kesenjangan diantara bukti eksperimental yang Skinner miliki pada disposalnya dan argument yang ia buat. Argumen Skinner berkaitan dengan kendali lingkungan terhadap perilaku sosial manusia. Namun basis datanya terdiri dari hewan-hewan didalam kotak. Diskusi Skinner mengenai perilaku manusia bukanlah sebuah aplikasi sederhana dari bukti ilmiah, malahan itu adalah lompatan besar melewati bukti ilmiah yang secara fakta tersedia. Poin Chomsky adalah bahwa Skinner tidak melakukan dalam beberapa cara, untuk mendemonstrasikan secara ilmiah, bahwa orang-orang tidak memiliki kehendak bebas, malahan ia menggunakan sebuah basis data eksperimental yag melibatkan hewan kecil, ditambah sebuah posisi filosofis mengenai penyebab perilaku, untuk membangun argumen melawan gagasan mengenai kehendak bebas tersebut.

2. Generalisasi dari tingkah laku binatang menjadi tingkah laku manusia terlalu luas / jauh.

Prinsip-prinsip dalam teori ini dilakukan melalui penelitian terhadap tikus dan burung merpati. Manusia memiliki kemampuan psikologis yang tidak dimiliki oleh binatang-binatang tersebut, seperti kemampuan berbahasa, kemampuan memberi alasan mengenai kejadian di masa lalu, dan kemampuan merenungkan keluaran potensial alternative di masa depan. Kapasitas tersebut tidak terwakilkan dengan baik dalam teori ini. Selain itu, Skinner juga melupakan fenomena yang merupakan dasar dari kehidupan manusia. Fenomena tersebut adalah pemahaman, yaitu pertanyaan bagaimana orang-orang memberikan pemahaman subjektif terhadap kejadian di lingkungan. Dalam penelitiannya terhadap binatang, Skinner melompati pertanyaan ini. Tikus dan burung merpati dalam kotak Skinner secara sederhana tidak menggunakannya dalam proses pembangunan pemahaman. Para binatang tersebut tidak menanyakan kepada diri mereka sendiri pertanyaan seperti : Hei, mengapa pria yang memakai jas lab disana memberikan makanan ini ketika aku menekan tombol/pengungkit ini?. Berbeda dengan binatang-binatang tersebut, manusia akan bertanya kepada diri mereka sendiri pertanyaan seperti itu sepanjang waktu.

3. Teori ini tidak mampu menjelaskan situasi yang kompleks.

Teori Skinner ini memang dapat secara langsung menguji prediksi mengenai pengaruh dari operant conditioning pada respons emosional dan behavioral organisme dalam latar laboratorium yang dikendalikan. Namun, bagaimana jika seseorang meninggalkan laboratorium dan memasuki dunia kompleks dari kehidupan manusia sehari-hari? Di sini analisis yang dikemukakan oleh Skinner terkadang menjadi ambigu. Contohnya ketika kita mengunjungi museum seni. Di dalam museum seni tersebut kita menatap sebuah lukisan dengan komposisi artistic yang sangat kompleks. Menurut Skinner, reaksi kita terhadap lukisan tersebut ditentukanoleh sejarah masa lalu kita akan operant conditioning ketika diarahkan pada stimulus yang sama. Jadi jika kita mengatakan Saya menyukainya, menurut Skinner itu karena di masa lalu stimulus yang sama secara positif menguatkan kita. Hal itu menyebabkan perasaan yang kita sebut sebagai kegemaran dan memperkuat perilaku dengan mengatakan Saya menyukainya. Bagaimana kita menguji gagasan yang dikemukakan oleh Skinner mengenai hal ini? Dalam kehidupan sehari-hari, sangat sulit untuk mengetahui stimulus mana yang membuat orang-orang memberi respon ketika berkata Saya menyukainya. Apakah itu stimulus dari komposisi lukisan, warna lukisan, orisinilitas senimannya, ataupun bingkai lukisannya? Dalam kotak Skinner, seseorang dapat dengan yakin mengetahui stimulus yang mengendalikan perilaku karena ada begitu sedikit stimulus. Namun, dalam dunia sehari-hari, biasanya mustahil untuk mengetahui apa yang membuat manusia memberi respon untuk pertama kali.

4. Pandangan empty organism mengundang kritik dari pendukung aspek biologis dan psikologi kognitif yang percaya pada kondisi internal manusia, entah itu berupa proses biologis atau proses kognitif.

Psikolog Hans J. Eysenck (1968) pernah mengkritik Skinner karena sifat kepribadian lainnya. Hans J. Eysenck mengkritik Skinner karena tidak mempertimbangkan konsep-konsep seperti perbedaan individu, factor genetic dan seluruh ranah kepribadian. Padahal konsep-konsep yang dikemukakan oleh Hans J. Eysenck tersebut juga ikut berpengaruh terhadap pembentukan kepribadian. Misalnya, proses kognitif. Proses kognitif sangat penting dalam perilaku manusia. Ketika akan melakukan suatu tindakan manusia pasti berpikir dan mempertimbangkan apakah tindakan tersebut memberikan dampak yang baik atau buruk. Jika tindakan tersebut memberikan dampak yang buruk, pasti kita tidak akan melakukan tindakan tersebut karena merugikan bagi kita.

5. Gabungan metode idiografik dan nomotetis dalam penelitian dan pengembangan teori yang dilakukan Skinner banyak menimbulkan masalah metodologis.

Skinner merupakan teoretikus yang sangat sistematis. Skinner membangun laporan yang masuk dengan sangat teliti. Fenomena berbeda seluruhnya dijelaskan melalui sistem tunggal dan konseptual yang masuk akal. Metode yang digunakan Skinner dalam menyusun teori disebut sebagai metode idiografik. Metode idiografik yang dikemukakan oleh Siknner memungkinkan pengkajian perilaku individu secara detail. Namun metode ini sulit untuk membandingkan hasil dari prosedur yang dilakukan dengan hasil laboratorium yang menggunakan metode nomotetik.

DAFTAR PUSTAKACervone, Daniel. Pervin, Lawrence A. 2010. Kepribadian : Teori dan Penelitian. Edisi 10. Buku 2. Salemba Humanika : Jakarta.

Feist,Jest. Feis, Gregory. 2008. Theories of Personality. Edisi keenam. Cetakan Pertama. Pustaka Pelajar : Yogyakarta.Friedman, Howard. Schustack, Mirriam. 2008. Kepribadian : Teori Klasik dan Riset Modern. Edisi 3. Jilid 1. Erlangga : Jakarta.