4

kriteria jamban sehat

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Kesehatan Lingkungan, PHBS

Citation preview

Page 1: kriteria jamban sehat
Page 2: kriteria jamban sehat

Kriteria Jamban Sehat Menurut Depkes RI (1985)

• Tidak mencemari sumber air minum, untuk itu letak lubang penampungan kotoran paling sedikit berjarak 10 meter dari sumur (SPT SGL maupun jenis sumur lainnya). Perkecualian jarak ini menjadi lebih jauh pada kondisi tanah liat atau berkapur yang terkait dengan porositas tanah. Juga akan berbeda pada kondisi topografi yang menjadikan posisi jamban diatas muka dan arah aliran air tanah.

• Tidak berbau serta tidak memungkinkan serangga dapat masuk ke penampungan tinja. Hal ini misalnya dapat dilakukan dengan menutup lubang jamban atau dengan sistem leher angsa.

• Air seni, air pembersih dan air penggelontor tidak mencemari tanah di sekitarnya. Hal ini dapat dilakukan dengan membuat lantai jamban dengan luas minimal 1x1 meter, dengan sudut kemiringan yang cukup kearah lubang jamban.

• Mudah dibersihkan, aman digunakan, untuk itu harus dibuat dari bahan-bahan yang kuat dan tahan lama dan agar tidak mahal hendaknya dipergunakan bahan-bahan yang ada setempat

• Dilengkapi dinding dan atap pelindung, dinding kedap air dan berwarna terang• Cukup penerangan• Lantai kedap air• Luas ruangan cukup, atau tidak terlalu rendah• Ventilasi cukup baik• Tersedia air dan alat pembersih

Page 3: kriteria jamban sehat

Dampak Sanitasi Lingkungan yang Buruk

• secara ekonomi maupun kesehatan masyarakat. • Menurut studi yang dilakukan World Bank, Indonesia

kehilangan lebih dari Rp 58 triliun, atau setara dengan Rp 265.000 per orang per tahun karena sanitasi yang buruk. Dan sebagai akibat dari sanitasi yang buruk ini, diperkirakan menyebabkan angka kejadian diare sebanyak 121.100 kejadian dan mengakibatkan lebih dari 50.000 kematian setiap tahunnya. Sebuah fakta yang seharusnya mampu menyengat kita para pemerhati dan praktisi kesehatan masyarakat.

Page 4: kriteria jamban sehat

Jamban Keluarga

• suatu bangunan yang digunakan untuk tempat membuang dan mengumpulkan kotoran/najis manusia yang lazim disebut kakus atau WC, sehingga kotoran tersebut disimpan dalam suatu tempat tertentu dan tidak menjadi penyebab atau penyebar penyakit dan mengotori lingkungan pemukiman. Kotoran manusia yang dibuang dalam praktek sehari-hari bercampur dengan air, maka pengolahan kotoran manusia tersebut pada dasarnya sama dengan pengolahan air limbah. Oleh sebab itu pengolahan kotoran manusia, demikian pula syarat-syarat yang dibutuhkan pada dasarnya sama dengan syarat pembuangan air limbah