13
KONSEP STRESS DAN ADAPTASI A. STRESS DAN STRESSOR 1. PENGERTIAN STRESS DAN STRESSOR STRESS adalah segala situasi dimana tuntutan non specific mengharuskan seorang individu untuk berespon atau melakukan tindakan (Selye, 1976). Lazarus dan Folkman (1994) mendefinsikan stress psikologis sebagai hubungan khusus antara seseorang dengan lingkungannya yang dihargai oleh orang lain tersebut sebagai pajak terhadap sumber dayanya dan membahayakan kemapanannya. Stres dianggap sebagai faktor predisposisi atau pencetus yang meningkatkan kepekaaan individu terhadap penyakit (Rahe, 1975). STRESSOR adalah stimuli yang mengawali atau mencetuskan perubahan. Stressor menunjukkan suatu kebutuhan yang tidak terpenuhi dan kebutuhan tersebut bisa kebutuhan fisiologis, psikologis, sosial, lingkungan , perkembangan dan kebutuhan cultural. 2. MACAM-MACAM STRESSOR Stressor internal : berasal dari dalam diri seseorang (mis : demam, kondisi seperti kehamilan atau menopause, atau suatu keadaan emosi seperti rasa bersalah). Stressor eksternal : berasal dari luar diri seseorang (mis : perubahan bermakna dalam suhu lingkungan, perubahan dalam peran keluarga atau sosial, tekanan dari pasangan). B. JENIS-JENIS STRES Quick dan Quick (1984) mengkategorikan jenis stres menjadi dua, yaitu: 1. Eustress, yaitu hasil dari respon terhadap stres yang bersifat sehat, positif, dan konstruktif (bersifat membangun). Hal tersebut termasuk kesejahteraan individu dan juga organisasi yang diasosiasikan dengan pertumbuhan, fleksibilitas, kemampuan adaptasi, dan tingkat performanceyang tinggi.

Konsep Stress Dan Adaptasi

Embed Size (px)

Citation preview

KONSEP STRESS DAN ADAPTASIA. STRESS DAN STRESSOR1. PENGERTIAN STRESS DAN STRESSORSTRESS adalah segala situasi dimana tuntutan non specific mengharuskan seorang individu untuk berespon atau melakukan tindakan (Selye, 1976).Lazarus dan Folkman (1994) mendefinsikan stress psikologis sebagai hubungan khusus antara seseorang dengan lingkungannya yang dihargai oleh orang lain tersebut sebagai pajak terhadap sumber dayanya dan membahayakan kemapanannya.Stres dianggap sebagai faktor predisposisi atau pencetus yang meningkatkan kepekaaan individu terhadap penyakit (Rahe, 1975).STRESSOR adalah stimuli yang mengawali atau mencetuskan perubahan. Stressor menunjukkan suatu kebutuhan yang tidak terpenuhi dan kebutuhan tersebut bisa kebutuhan fisiologis, psikologis, sosial, lingkungan , perkembangan dan kebutuhan cultural.2. MACAM-MACAM STRESSORStressor internal : berasal dari dalam diri seseorang (mis : demam, kondisi seperti kehamilan atau menopause, atau suatu keadaan emosi seperti rasa bersalah).Stressor eksternal : berasal dari luar diri seseorang (mis : perubahan bermakna dalam suhu lingkungan, perubahan dalam peran keluarga atau sosial, tekanan dari pasangan).

B. JENIS-JENIS STRESQuick dan Quick (1984) mengkategorikan jenis stres menjadi dua, yaitu:1. Eustress, yaitu hasil dari respon terhadap stres yang bersifat sehat, positif, dan konstruktif (bersifat membangun). Hal tersebut termasuk kesejahteraan individu dan juga organisasi yang diasosiasikan dengan pertumbuhan, fleksibilitas, kemampuan adaptasi, dan tingkatperformanceyang tinggi.2. Distress, yaitu hasil dari respon terhadap stres yang bersifat tidak sehat, negatif, dan destruktif (bersifat merusak). Hal tersebut termasuk konsekuensi individu dan juga organisasi seperti penyakit kardiovaskular dan tingkat ketidakhadiran (absenteeism) yang tinggi, yang diasosiasikan dengan keadaan sakit, penurunan, dan kematian.

C. RESPON PATOFISIOLOGI TERHADAP STRESS1. KOMPONEN FISIOLOGIRiset klasik yang telah dilakukan oleh Selye (1946, 1976) telah mengidentifikasi dua respons fisiologis terhadap stress; sindrom adaptasi lokal (LAS) dan sindrom adaptasi umum (GAS). LAS adalah respon dari jaringan, organ atau bagian tubuh terhadap stress karena trauma, penyakit atau perubahan fisiologis lainnya. GAS adalah respons pertahanan dari keseluruhan tubuh terhadap stress.a) LAS (Lokal Adaptation Syndrome)Tubuh menghasilkan banyak respons setempat terhadap stress. Respons setempat ini termasuk pembekuan darah, penyembuhan luka, akomodasi mata terhadap cahaya dan respon tekanan. Semua bentuk LAS mempunyai karakteristik berikut :1) Respon yang terjadi adalah setempat, respon ini tidak melibatkan seluruh sistem tubuh.2) Respon adalah adaptif, berarti bahwa stressor diperlukan untuk menstimulasinya.3) Respon adalah berjangka pendek. Respon tidak terdapat terus menerus.4) Respon adalah restorative, berarti bahwa LAS membantu dalam memulihkan homeostasis region atau bagian tubuh.

Dua respon setempat , yaitu respons refleks nyeri dan respons inflamasi adalah contoh dari LAS. Perawat menghadapi respons ini dibanyak lingkungan perawatan kesehatan.1. Respon refleks nyeriRespon refleks nyeri adalah respon setempat dari sistem saraf pusat terhadap nyeri. Respon ini adalah respons adaptif dan melindungi jaringan dari kerusakan lebih lanjut. Respons ini melibatkan reseptor sensoris, saraf sensoris yang menjalar ke medulla spinalis, neuron penghubung dalam medulla spinalis, saraf motorik yang menjalar dari medulla spinalis dan otot efektif. Misalnya , sebut saja di bawah sadar, yaitu refleks menghindarkan tangan dari permukaan panas. Contoh lainnya adalah kram otot.2. Respons inflamasiRespons inflamasi distimuli oleh trauma atau infeksi. Respons ini memusatkan inflamasi , sehingga dengan demikian menghambat penyebaran inflamasi dan meningkatkan penyembuhan. Respons inflamasi dapat mengakibatkan nyeri setempat, pembengkakan, panas, kemerahan dan perubahan fungsi.Respons inflamasi terbagi dalam tiga fase yaitu perubahan dalam sel-sel dan sistem sirkulasi, pelepasan eksudat dari luka dan perbaikan jaringan oleh regenerasi atau pembentukan jaringan parut.b) GAS (General Adaptation Syndrome)GAS adalah respon fisiologis dari seluruh tubuh terhadap stress. Respon ini melibatkan beberapa sistem tubuh, terutama sistem saraf otonom dan sistem endokrin. GAS terdiri atas reaksi peringatan , tahap resisten dan tahap kehabisan tenaga.GAS diuraikan dalam tiga tahapan berikut :1) Alarm reaction (AR, reaksi cemas).Selama tahap ini tubuh menyadari penyebab ketegangan dan secara sadar atau tidak sadar dipicu untuk bertindak. Kekuatan pertahanan tubuh dikerahkan dan tingkat yang normal dari perlawanan tubuh menurun. Kalau penyebab ketegangan itu cukup keras, tahap ini dapat mengakibatkan kematian. Contohnya adalah luka bakar yang hebat.2) State of Resistance (SR, Perlawanan)Tahap ini ditandai oleh penyesuaian dengan penyebab ketegangan. Tubuh melawan reaksi cemas, karena dalam keadaan ini tidak ada orang yang terus menerus dapat bertahan. Tingkat perlawanan tubuh naik di atas normal untuk melawan penyebab ketegangan dengan harapan adanya penyesuaian. Jika stress dapat diatasi, tubuh akan memperbaiki kerusakan yang telah terjadi. namun demikian, jika stressor tetap terus menetap, seperti pada kehilangan darah terus menerus, penyakit yang melumpuhkan, penyakit mental parah jangka panjang, dan ketidakberhasilan dalam beradaptasi, maka individu memasuki tahap ketiga dari GAS yaitu tahap kehabisan tenaga.3) State of Exhausting (SE, tahap keadaan sangat lelah/ kehabisan tenaga)Kalau tubuh terus menerus dibiarkan menerima penyebab ketegangan, suatu waktu akan mencapai tahap lelah. Gejala-gejala reaksia cemas ini timbul kembali, tetapi kalau penyebab ketegangan tidak disingkirkan, tanda-tanda itu tidak dapat dirubah lagi. Maut akan menyusul, kecuali tubuh memperoleh tehnik untuk menyesuaikan diri atau menemukan jalan baru untuk menguasai situasi yang pebuh ketegangan.D. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RESPON TERHADAP STRESSOR1. IntensitasSeperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa pada dasarnya tubuh atau jiwa manusia mempunyai ketahanan atau kekuatan yang berasal dari dalam. Tingkat kekuatan ini dinilai sebagai kunci kepribadian dalam menghadapi stress. 2. SifatSifat dari stressor juga memperngaruhi respon. Ada beberapa stressor yang bersifat positif dan yang lainnya bersifat negatif. 3. DurasiLamanya atau jangka waktu berlangsungnya pemaparan stressor atau kejasian dari stressor sampai menjadikan seseorang mengalami stress.4. JumlahMengandung pengertian stressor yang harus dihadapi dalam satu waktu. Banyaknya perubahan-perubahan dan kejadian yang dialami seseorang dalam suatu periode waktu tertentu lebih sering menyebabkan perkembangannya stress yang pada akhirnya dapat menyebabkan kesakitan.5. PengalamanPengalaman ini bisa di dapat dari diri sendiri maupun dari pengalaman orang lain. Pengalaman yang menyenangkan atau tidak menyenangkan yang ditemui dalam kehidupan akan memberikan pelajaran dan kekuatan untuk menghadapi stressor dan menghadapi stress.6. Tingkat perkembanganDi dalam setiap perkembangan akan terjadi perubahan-perubahan pada setiap individu. Tingkat perkembangan ini juga berpengaruh terhadap bagaimana seseorang maupun stressor.

E. MANAJEMEN STRESS.Manajemen stress kemungkinan melihat promosi kesehatan sebagai aktivitas atau intervasi atau mengubah pertukaran rrespon terhadap penyakit. Fokusnya tergantung pada tujuan dari intervensi keperawatan berdasarkan keperluan pasien. Perawat bertanggung jawab pada implemenetasi pemikiran yang dikeluarkan pada beberapa daerah perawatan.1. MANAJEMEN STRESS UNTUK KLIENa) REGULER EXERCISEProgram olahraga teratur meningkatkan tonus otot dan postur otot, mengontrol berat badan, mengurangi ketegangan dan meningkatkan relaksasi. Selain itu , olahraga juga mengurangi risiko penyakit kardiovaskular dan meningkatkan fungsi kardiovaskular.).b) DIET DAN NUTRISINutrisi dan latihan berhubungan erat. Makanan memberi bahan bakar untuk aktivitas dan meningkatkan latihan, yang meningkatkan sirkulasi dan pemberian nutrient ke jaringan tubuh.c) SUPPORT SISTEMPeribahasa no man is an island terutama penting untuk penatalaksanaan stress. Sistem pendukung seperti keluarga , teman atau rekan kerja yang akan mendengarkan dan memberikan nasihat dan dukungan emosional akan sangat bermamfaat bagi seseorang yang mengalami stress. Sistem pendukung dapat mengurangi reaksi stress dan meningkatkan kesejahteraan fisik dan mental (Revenson dan Majerovitz, 1991). Riset keperawatan telah mendokumentasikan adanya korelasi dukungan sosial positif dengan pengurangan gejala penyakit kronis (White, Richter, & Fry, 1992).Ubrich dan Bradsher (1993) menunjukkan bahwa dukungan dapat meringankan efek stressor atau distress emosional baik pada lansia wanita kulit putih maupun suku Afrika-Amerika terutama jika dukungan dipandang sebagai orang yang sangat dipercayad) TIME MANAGEMENTSeseorang yang menggunakan waktu secara efisien biasanya mengalami lebih sedikit stress karena mereka merasa lebih terkontrol dalam hidupnya. Perawat yang bertindak dalam domain pengajaran-pelatihan dapat membantu klien memprioritaskan tugas jika mereka merasa kewalahan atau imobilisasi.e) ISTIRAHATPola istirahat dan tidur yang tetap, dan kebaisaan juga penting untuk menangani stress. Seseorang yang mengalami stress harus di dorong meluangkan waktunya untuk istirahat dan tidur. Tidur tidak hanya menyegarkan tubuh, Tetapi juga membantu seseorang menjadi rileks secara mental. Klien mungkin membutuhkan bantuan specific dalam mempelajari tehnik relaks sehingga dapat tertidur.f) TEHNIK RELAKSASIRelaksasi progresif dengan dan tanpa ketegangan otot dan tehnik manipulasi pikiran mengurangi komponen fisiologis dan emodional stress. Tehnik relaksasi adalah perilaku yang dipelajari dan membutuhkan waktu pelatihan dan praktek. Setelah klien menjadi terampil dalam tehnik ini , ketegangan dikurangi dan parameter fisiologis berubah.g) SPIRITUALITASAktivitas spiritual dapat juga mempunyai efek yang positif dalam menurunkan stress (Dahl dan O Neal , 1993). Praktik seperti berdoa, meditasi atau membaca bahan bacaan keagamaan dapat menjadi sumber yang bermamfaat bagi klien.F. KONSEP ADAPTASI1. PENGERTIAN ADAPTASIAdaptasi adalah proses dimana dimensi fisiologis dan psikososial berubah dalam berespon terhadap stress. Karena banyak stressor tidak dapat dihindari, promosi kesehatan sering difokuskan pada adaptasi individu, keluarga atau komunitas terhadap stress.2. DIMENSI ADAPTASIStres dapat mempengaruhi dimensi fisik, perkembangan, emosional, intelektual, sosial dan spiritual. Sumber adaptif terdapat dalam setiap dimensi ini.a) ADAPTASI FISIOLOGISIndikator fisiologis dari stress adalah objektif, lebih mudah diidentifikasi dan secara umum dapat diamati atau diukur. Namun demikian, indicator ini tidak selalu teramati sepanjang waktu pada semua klien yang mengalami stress, dan indicator tersebut bervariasi menurut individunya. Tanda vital biasanya meningkat dan klien mungkin tampak gelisah dan tidak mampu untuk beristirahat aberkonsentrasi. Indikator ini dapat timbul sepanjang tahap stress.Durasi dan intensitas dari gejala secara langsung berkaitan dengan durasi dan intensitas stressor yang diterima. Indikator fisiologis timbul dari berbagai sistem. Oleh karenanya pengkajian tentang stress mencakup pengumpulan data dari semua sistem.b) ADAPTASI PSIKOLOGISEmosi kadang dikaji secara langsung atau tidak langsung dengan mengamati perilaku klien. Stress mempengaruhi kesejahteraan emosional dalam berbagai cara. Karena kepribadian individual mencakup hubungan yang kompleks di antara banyak faktor, maka reaksi terhadap stress yang berkepanjangan ditetapkan dengan memeriksa gaya hidup dan stresor klien yang terakhir, pengalaman terdahulu dengan stressor, mekanisme koping yang berhasil di masa lalu, fungsi peran, konsep diri dan ketabahan yang merupakan kombinasi dari tiga karakteristik kepribadian yang di duga menjadi media terhadap stress. Ketiga karakteristik ini adalah rasa kontrol terhadap peristiwa kehidupan, komitmen terhadap aktivitas yang berhasil, dan antisipasi dari tantangan sebagai suatu kesempatan untuk pertumbuhan (Wiebe dan Williams, 1992 ; Tarstasky, 1993).c) ADAPTASI PERKEMBANGANStres yang berkepanjangan dapat mempengaruhi kemampuan untuk menyelesaikan tugas perkembangan. Pada setiap tahap perkembangan, seseorang biasanya menghadapi tugas perkembangan dan menunjukkan karakteristik perilaku dari tahap perkembangan tersebut. Stress yang berkepanjangan dapat mengganggu atau menghambat kelancaran menyelesaikan tahap perkembangan tersebut. Dalam bentuk yang ekstrem, stress yang berkepanjangan dapat mengarah pada krisis pendewasaan.Bayi atau anak kecil umumnya menghadapi stressor di rumah . Jika diasuh dalam lingkungan yang responsive dan empati, mereka mampu mengembangkan harga diri yang sehat dan pada akhirnya belajar respons koping adaptif yang sehat (Haber et al, 1992).d) ADAPTASI SOSIAL BUDAYAMengkaji stressor dan sumber koping dalam dimensi sosial mencakup penggalian bersama klien tentang besarnya, tipe, dan kualitas dari interaksi sosial yang ada. Stresor pada keluarga dapat menimbulkan efek disfungsi yang mempengaruhi klien atau keluarga secara keseluruhan (Reis & Heppner, 1993).Perawat juga harus waspada tentang perbedaan cultural dalam respon stress atau mekanisme koping. Misalnya klien dari suku Afrika-Amerika mungkin lebih menyukai mendapatkan dukungan sosial dari anggota keluarga ketimbang dari bantuan professional (Murata, 1994).e) ADAPTASI SPIRITUAL.Orang menggunakan sumber spiritual untuk mengadaptasi stress dalam banyak cara, tetapi stress dapat juga bermanifestasi dalam dimensi spiritual. Stress yang berat dapat mengakibatkan kemarahan pada Tuhan, atau individu mungkin memandang stressor sebagai hukuman. Stresor seperti penyakit akut atau kematian dari orang yang disayangi dapat mengganggu makna hidup seseorang dan dapat menyebabkan depresi. Ketika perawatan pada klien yang mengalami gangguan spiritual, perawat tidak boleh menilai kesesuaian perasaan atau praktik keagamaan klien tetapi harus memeriksa bagaimana keyakinan dan nilai telah berubah.

G. FAKTOR PREDISPOSISI1. Menurut Stuard dan Laraia (1998: 177-181) terdapat beberapa teori yang dapat menjelaskan tentang ansietas, diantaranya:a) Pandangan psikoanalitik, ansietas adalah konflik emosionalyang terjadi antara 2 elemen kepribadian id dan super ego. b) Pandangan interpersonalAnsietas timbul dari perasaan takut terhadap tidak adanya penerimaan dan penolakan interpersonal.c) Pandangan perilakuAnsietas merupakan produk frustasi yaitu segala sesuatu yang mengganggu kemampuan seseorang untuk mencapai tujuan yang diinginkan.d) Kajian keluargaAnsietas merupakan hal yang biasa ditemui dalam keluarga. Ada tumpang tindih dalam gangguan ansietas dan antara gangguan ansietas dengan depresi.e) Kajian biologisOtak mengandung reseptor khusus untuk benzodiazepine.Reseptor ini membantu mengatur ansietas. Penghambat GABA juga berperan utama dalam mekanisme biologis berhubungan dengan ansietas sebagaimana halnya dengan endorfin.2. PredisposisiStressBesar kemungkinan adanya faktor genetik, keturunanLingkungan dan kebiasaan hidup yang kurang baik, atau kurang mendukung tujuan hidupWanita lebih banyak dari pria, sangat dipengaruhi emosional individuMereka yang mempunyai tipe kepribadian Perfeksionis, Sangat Perasa, Kurang percaya diri, Tempramental, sangat mudah merasakan stress dan dengan sedikit ransangan penyebab stress Beban fisik, Kegagalan, kehilangan ataupun ketidak puasan akan menimbulkan stress yang berkepanjangan3. Tipe kepribadian yang merupakan predisposisi timbulnya stress yang abnormal.a) Perfeksionis, Orang yang sangat hati-hati, kaku, dan kurang memiliki toleransi terhadap perbedaan. Sehingga, sedikit perbedaan atau sedikit kurang saja dari standarnya bisa menimbulkan kecemasan baginya. Kecermatannya berlebihan dan bisa berkembang menjadi obsesif kompulsif, yaitu kekakuan dan keterpakuan pada suatu aktivitas tertentu saja.b) Sangat Perasa, Orang jenis ini sering merasa tidak aman, cenderung kurang tenang, dan sering meresahkan segala sesuatu. Inilah yang membuatnya jadi cepat panik dalam menghadapi suatu masalah.c) Kurang percaya diri. Orang jenis ini merasa diri tidak mampu sehingga kurang usaha untuk mengoptimalkan diri dalam mengatasi masalah-masalah vang dihadapinya. Ia selalu berusaha lari dari masalah atau berusaha mencari pelarian. Akibatnya, masalah tidak pernah selesai. Selama masalah tidak selesai, seseorang akan selalu dihinggapi stress.d) Temperamental. Orang jenis ini emosinva cepat terpancing. Masalah kecil bisa berakibat besar karena kecenderungannya yang mudah meledak-ledak. Akibatnya, banyak orang yang tertekan dan akhirnya bereaksi. Kondisi ini tentu saja membuat emosinya semakin tegang dan meninggi.

H. FAKTOR PRESIPITASIDibedakan menjadi:1. Ancaman terhadap integritas sesorang meliputi ketidakmampuan fisiologis yang akan datang atau menurunnya kapasitas untuk melakukan aktivitas hidup sehari-hari.2. Ancaman terhadap sistem diri seseorang dapat membahayakan identitas, harga diri, dan fungsi sosial yang terintegrasi seseorang.

I. MEKANISME KOPINGDua jenis mekanisme koping dalam tingkat ansietas sedang dan berat:1. Reaksi yang berorientasi pada tugas yaitu upaya yang disadari dan berorientasi pada tindakan untuk memenuhi secara realistik tuntutan situasi stres.2. Mekanisme pertahanan ego membantu mengatasi ansietas ringan dan sedang, tetapi erlangsung tidak sada dan melibatkan penipuan diri dan distorsi realitas dan bersifat maladaptif.

J. KASUSPada awal perjalanan saya sebagai orang tua tunggal saya benar-benar berada dalam situasi broken home dengan seorang orangtua yang sangat hancur: SAYA. Saya benar-benar sangat hancur sampai-sampai anak-anak saya seolah tidak memiliki seorang ibu di dalam rumah. Mereka hanya memiliki seorang dewasa frustrasi yang tinggal dengan mereka. Dengan berjalannya waktu, saya kemudian tersadar dan mulai bangkit.Anak-anak saya tumbuh dengan baik saat ini, mereka menjadi anak-anak yang mampu berkontribusi dalam masyarakat. Mereka tidak tumbuh dalam keluarga broken home, tetapi dalam keluarga dengan orang tua tunggal.1. Faktor predisposisi