28
Komponen dalam Sistem Informasi a) People Sumber daya yang membuat dan memanfaatkan berbagai fungsi dalam sistem informasi, seperti pembuat software, analis sistem, operator sistem dan termasuk pengguna akhir dari sistem. b) Prosedur Meliputi prosedur dan instruksi baik manual maupun otomatis, dan terlibat dalam pengumpulan sistem. Prosedur merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan secara berulang dan dengan cara yang memiliki standar tertentu. Prosedur ini berperan sebagai pedoman dilakukannya sebuah sistem informasi. c) Data Data tentang organisasi dan proses bisnis, antara lain deskripsi produk, catatan pelanggan, database persediaan, dsb. d) Software Perangkat lunak yang digunakan untuk menjalankan aplikasi tertentu pada komputer guna memproses data organisasi. e) Infrstruktur Teknologi Informasi Infrastruktur teknologi informasi, meliputi Hardware, merupakan perangkat fisik yang digunakan untuk mengumpulkan, menyimpan, mengolah, mengirim data dan menghasilkan output berupa informasi, seperti komputer, scanner, mouse, keyboards, printer dsb.

Konsep SIPI

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Konsep Sistem Informasi dan pengendalian internal

Citation preview

Komponen dalam Sistem Informasia) PeopleSumber daya yang membuat dan memanfaatkan berbagai fungsi dalam sistem informasi, seperti pembuat software, analis sistem, operator sistem dan termasuk pengguna akhir dari sistem.b) ProsedurMeliputi prosedur dan instruksi baik manual maupun otomatis, dan terlibat dalam pengumpulan sistem. Prosedur merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan secara berulang dan dengan cara yang memiliki standar tertentu. Prosedur ini berperan sebagai pedoman dilakukannya sebuah sistem informasi.c) DataData tentang organisasi dan proses bisnis, antara lain deskripsi produk, catatan pelanggan, database persediaan, dsb.d) SoftwarePerangkat lunak yang digunakan untuk menjalankan aplikasi tertentu pada komputer guna memproses data organisasi.e) Infrstruktur Teknologi InformasiInfrastruktur teknologi informasi, meliputi Hardware, merupakan perangkat fisik yang digunakan untuk mengumpulkan, menyimpan, mengolah, mengirim data dan menghasilkan output berupa informasi, seperti komputer, scanner, mouse, keyboards, printer dsb. Perangkat jaringan komunikasi yang digunakan agar komunikasi data dapat berjalan dengan baik, seperti wireless LAN, adapter, satelit, dll.f) Pengendalian InternalPengendalian internal dan langkah langkah keamanan yang menjaga data dalam sistem informasi akuntansi. Pengendalian internal merupakan sebuah sistem atau proses yang diimplementasikan oleh perusahaan, manajemen, dan anggota lainnya agar dapat menjamin tercapainya sasaran pengendalian internal yaitu: Efektifitas dan efisiensi operasi perusahaan Laporan keuangan yang dapat diandalkan Kesesuaian dengan hukum dan peraturan yang berlaku

Pengendalian internal memiliki 5 komponen, diantaranya :a. Lingkungan pengendalian (Control environment) adalah kumpulan standar, proses, dan struktur yang menyediakan dasar untuk melaksanakan pengendalian internal di seluruh organisasi. Prinsip-prinsip yang berkaitan dengan control environment, antara lain: Mendemonstrasikan sebuah komitmen pada integritas dan nilai etika, mencakup mengatur pola di bagian atas dan seluruh organisasi Dewan direksi dan manajemen pada semua tingkat entitas, mendemonstrasikan pentingnya integritas dan nilai etika untuk mendukung fungsi sistem pengendalian internal, melalui arahan, tindakan, dan perilaku.1. Menetapkan standar perilaku Harapan dewan direksi dan manajemen senior mengenai integritas dan nilai etika didefinisikan dalam standar perilaku entitas dan pemahaman pada semua level organisasi, penyedia jasa outsourcing, dan rekan bisnis. 2. Mengevaluasi kepatuhan terhadap standar perilaku Untuk mengevaluasi kinerja individu dan kelompok terhadap entitas standar perilaku yang diharapkan.3. Memetakan penyimpangan secara tepat waktu Penyimpangan dari entitas standar perilaku yang diharapkan diindentifikasikan dan diperbaiki secara tepat waktu dan terus menerus. Latihan tanggung jawab pengawasan. Dewan direksi mendemonstrasikan kebebasan manajemen dan latihan pengawasan untuk pengembangan dan kinerja pengendalian internal, mencakup:1. Menentukan tanggung jawab pengawasan dewan direksi Dewan direksi atau badan pengawasan mengidentifikasi dan menerima tanggung jawab pengawasannya dalam hubungannya dengan penentuan persyaratan dan harapan.2. Memelihara atau melimpahkan tanggung jawab pengawasan Dewan direksi memelihara tanggung jawab pengawasan atau melimpahkannya ke manajemen senior untuk mendukung pancapaian tujuan.3. Menerapkan keahlian yang relevan Dewan direksi secara periodik mendefinisikian dan menilai pengetahuan penting dan kemampuan yang dibutuhkan oleh anggota untuk memungkinkan mereka untuk mengajukan pernyataan menyelidik pada manajemen senior dan mengambil tindakan yang sesuai.4. Beroperasi secara independen Dewan direksi memiliki cukup anggota yang independen dan objektif.5. Menyediakan pengawasan Dewan direksi memandu, menunjukkan, dan meninjau pengembangan dan kinerja dari sistem pengendalian internal.Prinsip 3 : Menentukan struktur, wewenang, dan tanggung jawab. Manajemen menetapkan struktur, alur pelaporan, serta wewenang dan tanggung jawab yang sesuai dengan tujuan, dengan pengawasan dewan direksi, mencakup:1. Mempertimbangkan semua struktur dari entitas Manajemen dan dewan direksi mempertimbangkan beberapa struktur yang digunakan (termasuk unit yang bekerja, badan hukum, dan penyedia layanan outsourcing) untuk membantu pencapaian tujuan. 2. Menetapkan alur laporan Manajemen merancang dan mengevaluasi alur pelaporan dari setiap struktur entitas agar dapat dijalankan sesuai dengan wewenang, tanggung jawab, dan alur informasi, untuk mengatur aktifitas sebuah entitas.3. Mengidentifikasi, menetapkan, dan membatasi wewenang dan tanggung jawab Manajemen dan dewan direksi melimpahkan wewenang, mendefinisikan, dan menetapkan tanggung jawab serta membagi tugas sesuai dengan tingakatan yang ada pada organisasi. Prinsip 4 : Mendemonstrasikan komitmen untuk berkompetensi Organisasi mendemonstrasikan komitmen untuk menarik, mengembangkan, dan memelihara kompetensi individu untuk mencapai tujuan.1. Menetapkan kebijakan dan kegiatan Kebijakan dan kegiatan mencerminkan harapan kompetensi yang dibutuhkan organisasi untuk mendukung pencapaian tujuan.2. Menarik, mengembangkan, dan memelihara individu Organisasi menyediakan pengajaran dan pelatihan yang dibutuhkan untuk menarik, mengembangkan, dan memelihara anggota yang kompeten dalam jumlah yang cukup, serta para penyedia jasa outsourcing untuk mendukung pencapaian tujuan.3. Mengevaluasi kompetensi dan memetakan kekurangan Dewan direksi dan manajemen mengevaluasi kompetensi keseluruhan organisasi juga penyedia jasa outsourcing untuk menetapkan kebijakan dan kegiatan, serta tindakan yang dibutuhkan untuk memetakan kekurangan.4. Merencanakan dan mempersiapkan pengganti Manajemen senior dan dewan direksi mengembangakan rencana kontingensi untuk penugasan tanggung jawab yang penting bagi pengendalian internal. Prinsip 5 : Menegakan akuntabilitas. Organisasi memegang tanggung jawab individu sebagai tanggung jawab pengendalian internalnya untuk mencapai tujuan. 1. Menegakan akuntabilitas melalui struktur, wewenag, dan tanggung jawab Manajemen dan dewan direksi menetapkan tata cara untuk berkomunikasi dan memegang tanggung jawab individu terhadap kinerja pengendalian internal di seluruh organisasi dan menerapkan langkah perbaikan yang diperlukan.2. Menetapkan pengukuran kinerja, insentif , dan penghargaan Manajemen dan dewan direksi menetapkan pengukuran kinerja, insentif, dan penghargaan lainnya sesuai dengan tanggung jawab semua level, mencerminkan posisi yang sesuai dari kinerja dan standar perilaku yang diharapkan, serta memahami pencapaian tujuan baik jangka pendek maupun jangka panjang.3. Mengevaluasi pengukuran kinerja, insentif, dan penghargaan yang berlangsung Manajemen dan dewan direksi menyelaraskan insentif dan penghargaan dengan pemenuhan tanggung jawab pengendalian internal untuk mencapai tujuan.4. Memahami tekanan yang berlebihan Manajemen dan dewan direksi mengevaluasi dan menyesuaikan tekanan yang terkait dengan pencapaian tujuan yang telah mereka tetapkan, mengembangkan pengukuran kinerja, dan mengevaluasi kinerja.5. Mengevaluasi kinerja dan penghargaan atau disiplin individu Manajemen dan dewan direksi mengevaluasi kinerja tanggung jawab pengendalian internal, termasuk kepatuhan terhadap standar perilaku dan tingkat kompetensi yang diharapkan, serta menyediakan penghargaan atau latihan kedisiplinan yang sesuai.Komponen Bagian Kedua : Penaksiran risiko (Risk assessment) adalah melibatkan proses yang dinamis dan berulang untuk mengidentifikasi dan menilai resiko dalam pencapaian tujuan.Prinsip 6 : Menentukan tujuan yang relevan. Perusahaan menentukan tujuan yang relevan dengan kejelasan yang memadai untuk dapat mengidentifikasi serta menilai resiko yang berkaitan dengan tujuan.

KegiatanPelaporanCompliance

InternalExternal Non- FinancialExternal Financial

a. Mempertimbangkan Toleransi Terhadap Resiko

b. Menetapkan Standar Eksternal

c. Menggambarkan Pilihan Manajemen

d. Menggambarkan Kegiatan Suatu Entitas

e. Merangkum Tujuan Operasi dan Kinerja Keuangan

f. Membuat Dasar Penyerahan Sumber Daya Manusia

Tabel 2.1 Atribut yang Berhubungan Dengan Tujuan Operasi

Atribut yang berhubungan dengan tujuan operasi1. Mempertimbangkan toleransi terhadap resiko Manajemen mempertimbangkan tingkat perbedaan yang dapat diterima untuk mencapai tujuan organisasi.2. Menggambarkan pilihan manajemen Tujuan kegiatan menggambarkan pilihan manajemen dalam menentukan struktur, pemahaman tentang industri itu sendiri serta kinerja dari suatu entitas.3. Includes operations and financial performance goals Organisasi menggambarkan tingkat kegiatan serta kinerja keuangan untuk suatu entitas pada sebuah tujuan kegiatan.4. Membuat dasar penyerahan sumber daya alam Manajemen menggunakan tujuan kegiatanPrinsip 7 : Mengidentifikasi dan menganalisa resiko. Organisasi mengidentifikasi resiko pada setiap entitas untuk mencapai tujuan dan melakukan analisa sebagai dasar untuk menentukan bagaiamana sebuah resiko ditangani.1. Melibatkan tingkatan yang sesuai pada manajemen Organisasi menggunakan sistem penilaian resiko yang efektif serta melibatkan tingkatan manajemen yang sesuai.2. Entitas, Divisi tambahan, Unit operasi dan fungsinya organisasi mengidentifikasi dan menilai resiko pada entitas divisi tambahan, unit operasi, tingkatan kewenangan untuk mencapai tujuan.3. Menganalisa faktor internal dan faktor eksternal Faktor internal dan eksternal serta pengaruhnya terhadappencapaian sebuah tujuan diperhitungkan dalam mengidentifikasi resiko.4. Memperkirakan pengaruh resiko yang telah teridentifikasi Resiko yang telah teridentifikasi kemudian dianalisa melalui bebrapa proses yang salah satunya memperkirakan pengaruh dari resiko tersebut.5. Menentukan bagaiamana untuk menanggapi sebuah resiko Memahami bagaiamana seharusnya resiko itu ditangani apakah itu akan diterima, dihindari,dikurangi atau membagi resiko, terdapat pada penilaian resiko.Prinsip 8 : Penilaian resiko kecurangan. Organisasi harus memahami kemungkinan resiko kecurangan didalam melakukan penialain resiko untuk pencapaian perusahaan.1. Memahami bahwa kecurangan dapat dilakukan dengan berbagai cara Penilaian kecurangan memperhitungkan kemungkinan hilangnya aset, laporan kecurangan serta hasil penggelapan dari kecurangan dan kejahatan yang muncul.2. Memahami faktor resiko Penilaian entitas mempertimbangkan pengaruh yang signifikan dari hilangnya aset dan dampaknya terhadap operasi, pelaporan, dan aktivitas yang terkait.3. Penilaian insentif dan tekanan Penilaian resiko kecurangan mempertimbangkan insentif dan tekanan.4. Penilaian peluang Penilaian terhadap resiko kecurangan, mempertimbangkan peluang penerimaan yang tidak sah, penggunaan dan penjualan aset, merubah catatan laporan serta melakukan tindakan yang tidak pantas.5. Penilaian terhadap sikap dan rasionalisasi Penilaian resiko kecurangan mempertimbangkan kemungkinan manajemen dan anggota lainnya melakukan tindakan yang tidak pantas.Prinsip 9 : Mengidentifikasi dan menganalisa perubahan penting. Organisasi mengidentifikasi dan menilai perubahan yang berdampak besar terhadap sistem pengendalian internal.1. Menilai perubahan pada lingkungan eksternal Proses identifikasi resiko mempertimbangkan perubahan yang berasal dari lingkungan eksternal yang secara signifikan dapat mempengaruhi kemampuan sebuah entitas dalam mencapai tujuan.2. Menilai perubahan pada model bisnis Organisasi mempertimbangkan dampak yang mungkin terjadi dari dibuatnya model bisnis baru, yang secara langsung akan mengubah model bisnis yang sudah ada, mengehentikan operasi bisnis pada pengendalian internal, mengubah ketergantungan pada ilmu geologi asing, teknologi baru dan perubahan pada lingkungan fisik yang berhubungan dengan oeprasi bisnis.3. Menilai perubahan pada kepemimpinan Organisasi mempertimbangkan perubahan didalam manajemen dan sikap mereka masing-masing serta filosofi didalam pengendalian internal.Komponen Bagian Ketiga : (Control activities) adalah langkah yang diambil melalui kebijakan dan prosedur yang membantu manajemen memetakan resiko pada tujuan perusahaan.Prinsip 10 : Memilih dan mengembangkan aktivitas pengawasan. Organisasi memilih dan mengembangan aktivitas pengawasan yang berkontribusi pada mitigasi resiko intuk pencapaian tujuan pada tingkat tertentu.1. Menghubungkan aktivitas pengendalian dengan penilaian resiko Aktivitas pengawasan membantu memastikan bahwa tanggapan resiko2. Menentukan proses bisnis yang relevan Manajemen menentukan proses binsis mana yang memerlukan aktivitas pengawasan.3. Mempertimbangkan faktor spesifik sebuah entitas Manajemen mempertimbangkan bagaiamana lingkungan, kompleksitas, alam, ruang lingkup operasi dan karakteristik organisasi itu sendiri mempengaruhi pilihan dan pengembangan dari aktivitas pengawasan.4. Mengevaluasi tipe aktivitas pengawasan campuran Aktivitas pengawasan termasuk didalamnya jarak dan jenis pengawasan serta pendekatan untuk menilai resiko dengan mempertimbangkan aktivitas pengendalian baik secara manual maupun otomatis.5. Memahami pada tingkat mana aktivitas akan diaplikasikan Manajemen mempertimbangkan aktivitas pengawasan pada beberapa level didalam setiap entitas.6. Addresses segregation of duties Manajemen mempertimbangkan bagaimana melakukan pembagian tugas sesuai dengan tanggung jawab masing-masing entitas.Prinsip 11 : Memilih dan mengembangkan pengawasan umum terhadap teknologi. Organisasi memilih dan mengembangkan pengawasan secara umum terhadap teknologi untuk mendukung tercapainya tujuan.1. Menentukan ketergantungan antara penggunaan teknologi didalam proses bisnis dan pengawasan teknologi Manajemen memahami kemudian menetukan tingkat ketergantungan serta keterkaitan antara proses bisnis, kegiatan pengawasan otomatis dan pengawasan teknologi secara umum.2. Menetapkan infrastruktur teknologi kegiatan pengawasan Manajemen memilih dan mengembangkan kegiatan pengawasan terhadap infrastruktur teknologi yang didesain dan diimplementasikan untuk membantu memastikan kelengkapan, keakuratan, dan ketersediaan sebuah teknologi pemrosesan.3. Menetapkan pengawasan manajemen pengawasan kegiatan Manajemen memilih dan mengembangkan kegiatan pengawasan yang dirancang dan diimplementasikan untuk membatasi akses terhadap teknologi, menyesuaikan wewenang dengan tanggung jawab, dan mengamankan aset entitas dari ancaman luar.4. Menetapkan teknologi yang sesuai untuk penerimaan, pengembangan dan pengawasan proses maintenance Manajemen memilih dan mengembangkan kegiatan pengawasan terhadap penerimaan, pengembangan dan perawatan terhadap teknologi beserta infrastrukturnya untuk mencapai tujuan manajemen.Prinsip 12 : Melaksanakan sesuai kebijakan dan prosedur. Organisasi mengerahkan kegiatan pengawasan yang diwujudkan dari didalam kebijakan 1. Menetapkan kebijakan dan prosedur untuk mendukung pelaksanaan tujuan manajemen arahan manajemen Manajemen menetapkan aktivitas pengawasan yang dibangun didalam proses bisnis dan kegiatan sehari-hari pegawai melalui penetapan kebijakan dan prosedur yang relevan.2. Menetapkan tanggung jawab dan akuntabilitas untuk menjalankan kebijakan dan prosedur Manajemen menetapkan tanggung jawab dan akuntabilitas untuk pengawasan terhadap kegiatan manajemen unit bisnis dimana resiko berada.3. Dilakukan oleh anggota yang kompeten Anggota yang kompeten melakukan kegiatan pengawasan dengan ketekunan dan terpusat secara terus menerus.4. Dilakukan tepat waktu Anggota yang bertanggung jawab melakukan kegiatan pengawasan pada waktu yang tepat sesuai pada kebijakan dan prosedur. 5. Mengambil langkah perbaikan Anggota yang bertanggung jawab melakukan penyelidikan dan mengambil tindakan terhadap masalah yang ditemukan pada saat proses pengawasan.6. Melakukan penilaian ulang terhadap kebijiakan dan prosedur Manajemen secara periodik melakukan review terhadap aktivitas pengawasan untuk menentukan langkah selanjutnya dan melakukan penyegaran apabila diperlukan.Komponen Bagian Keempat : Pemrosesan informasi dan komunikasi (Information processing and communication) adalah kegiatan yang mengevaluasi sumber dan kualitas informasi yang digunakan, serta kelancaran komunikasi dengan pihak eksternal.Prinsip 13 : Menggunakan informasi yang relevan. Organisasi memperoleh atau menghasilkan dan menggunakan informasi yang berkualitas untuk mendukung fungsi komponen lain didalam pengendalian internal.1. Mengidentifikasi kebutuhan informasi Sebuah proses dibutuhkan untuk mengidentifikasi kebutuhan informasi yang diperlukan dan diharapkan untuk mendukung fungsi komponen lain didalam pengendalian internal serta pencapaian tujuan entitas.2. Menangkap sumber data internal dan eksternal Sistem informasi menangkap sumber data internal dan eksternal.3. Mengolah data yang relevan menjadi sebuah informasi Sistem informasi mengolah dan merubah bentuk sebuah data relevan menjadi sebuah informasi.4. Mempertahankan kualitas pengolahan Sistem informasi membuat sebuah informasi menjadi tepat waktu, uptodate, akurat, lengkap, mudah diakses, terlindungi, dapat diperiksa dan dapat disimpan. Informasi diterima untuk menilai relevansinya dalam mendukung pengendalian internal sebuah komponen.5. Mempertimbangkan biaya dan manfaat Sifat, kuantitas, dan ketepatan informasi yang dikomunikasikan harus sesuai dan mendukung tujuan pencapaian perusahaan.Prinsip 14 : Komunikasi internal. Organisasi melakukan komunikasi internal, termasuk tujuan dan tanggung jawab pengendalian internal yang berguna untuk mendukung fungsi komponen lain didalam pengendalian internal.1. Melakukan komunikasi informasi pengendalian internal dengan anggota Proses berfungsi untuk mengkomunikasikan informasi yang dibutuhkan, agar semua anggota dapat mengerti serta menjalankan tanggung jawab pengendalian internal mereka.2. Melakukan komunikasi dengan dewan direksi Komunikasi terjalin diantara manajemen dan dewan direksi agar keduanya dapat mendapatkan informasi kebutuhan informasi mereka dalam menjalankan tugas masing-masing demi mencapai tujuan.3. Menyediakan jalur komunikasi terpisah Saluran komunikasi terpisah yang berfungsi sebagai mekanisme fail-safe agar dapat melakukan komunikasi rahasia disaat saluran normal tidak efektif.4. Memilih cara berkomunikasi yang relevan Cara berkomunikasi mempertimbangkan waktu, pengguna, dan sifat komunikasi itu sendiri.Prinsip 15 : Komunikasi eksternal. Organisasi melakukan komunikasi dengan pihak eksternal mengenai hal yang berdampak pada fungsi komponen pengendalian internal.1. Komunikasi dengan pihak eksternal Suatu proses ditempatkan untuk mengkomunikasikan informasi yang relevan serta tepat waktu kepada pihak luar termasuk pemegang saham, rekanan, pemilik, pembuat kebijakan, pelanggan, dan analis keuangan serta pihak luar lainnya.2. Memungkinkan komunikasi antara pihak luar dengan perusahaan Saluran komunikasi terbuka memungkinkan pelanggan, pengguna, penyedia, auditor eksternal, pembuat kebijakan, analis keuangan dan pihak luar lainnya memberikan masukkan informasi yang relevan untuk manajemen dan dewan direksi.3. Menyediakan jalur komunikasi terpisah - Saluran komunikasi terpisah yang berfungsi sebagai mekanisme fail-safe agar dapat melakukan komunikasi rahasia disaat saluran normal tidak efektif.4. Komunikasi dengan dewan direksi Informasi yang relevan, merupakan hasil dari penilaian yang dilakukan pihak eksternal yang kemudian dikomunikasikan kepada dewan direksi.5. Memilih cara berkomunikasi yang relevan Cara berkomunikasi mempertimbangkan waktu, pengguna, sifat komunikasi, hukum, dan aturan.Komponen Bagian Kelima : Kegiatan Pemantauan (Monitoring activities) adalah proses penilaian mutu kinerja sistem pengendalian intern, sepanjang waktu. Sistem pengendalian internal perlu diawasi, sebuah proses untuk menentukan kualitas performa sistem dari waktu ke waktuPrinsip 16 : Melakukan evaluasi secara berkelanjutan atau terpisah. Organisasi memilih, mengembangkan dan melakukan evaluasi secara berkelanjutan untuk memastikan apakah komponen pengendalian yang sudah ada berfungsi dengan baik.1. Mempertimbangkan evaluasi berkelanjutan dan evaluasi secara terpisah Manajemen mencakup keseimbangan antara evaluasi secara berkelanjutan dan evaluasi secara terpisah.2. Menetapkan pemahaman dasar Rancangan serta pernyataan pada pengendalian internal digunakan untuk menetapkan dasar melakukan evaluasi berkelanjutan dan evaluasi terpisah. 3. Mempertimbangkan tingkat perubahan Manajemen mempertimbangkan tingkat perubahan pada bisnis serta proses bisnis didalamnya saat memilih dan mengembangkan evaluasi berkelanjutan dan evaluasi terpisah.4. Menggunakan pengetahuan anggota Bagi penilai kinerja evaluasi berkelanjutan dan terpisah harus memiliki pengetahuan yang memadai tentang apa yang sedang dievaluasi.5. Mengintegrasikan dengan proses bisnis Evaluasi berkelanjutan dibuat kedalam proses bisnis dan digunakan untuk merubah situasi.6. Mengevaluasi secara obyektif Evaluasi terpisah dilakukan secara berkala untuk menyediakan masukkan yang obyektif.7. Menyesuaikan frekuensi dan ruang lingkup Manajemen membagi frekeunsi dan ruang lingkup berdasarkan resikonya.Prinsip 17 : Mengevaluasi dan mengkomunikasikan kekurangan. Organisasi mengevaluasi dan mengkomunikasikan kekurangan didalam pengendalian internal secara tepat waktu yang ditujukan kepada pihak yang bertanggung jawab untuk mengambil langkah perbaikan, termasuk didalamnya Manajemen senior dan dewan direksi.1. Hasil penilaian Manajemen dan dewan direksi yang sesuai, menilai hasil evaluasi yang sedang berjalan dan evaluasi secara terpisah.2. Mengkomunikasikan kekurangan kepada manajemen Kekurangan dikomunikasikan kepada pihak yang bertanggung jawab untuk mengambil tindakan perbaikan oleh manajemen tingkat satu.3. Melaporkan kekurangan kepada manajemen senior dan dewan direksi Kekurangan dilaporkan kepada manajemen senior dan dewan direksi yang sesuai.4. Memantau langkah perbaikan Manajemen melacak apakah kekurangan yang ada telah dipulihkan tepat waktu.5. Mengumpulkan dan Menyimpan data tentang Aktivitas aktivitas yang dilaksanakan oleh Organisasi agar pihak manajemen, pegawai dan pihak pihak luar yang berkepentingan dapat meninjau ulang hal-hal yang telah terjadi6. Mengubah data menjadi Informasi yang berguna bagi pihak manajemen untuk membuat keputusan dalam aktivitas perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan7. Menyediakan pengendalian yang memadai untuk menjaga aset aset organisasi termasuk data organsiasi, untuk memastikan bahwa data tersebut tersedia saat dibutuhkan, akurat dan andalPeran Profesi Akuntan dalam Kaitannya dengan Sistem Informasi Akuntansi: Akuntan KeuanganMenyediakan informasi untuk pengambilan keputusan eksternal dengan mengacu pada standar yang berlaku Akuntan ManagerialMenyediakan informasi untuk pengambilan keputusan internal AuditorMengevaluasi pengendalian dan meegaskan kewajaran laporan keuangan perusahaan. Manajer AkuntansiMengontrol aktivitas akuntansi perusahaan Ahli PerpajakanMemberikan informasi yang menggambarkan tanggungan pajak perusahaan Konsultan Merencanakan spesifikasi sistem informasi akuntansi

International Federation of Accountants (IFAC) menerbitkan sebuah laporan, pedoman 11, Teknologi informasi didalam kurikulum akuntansi, yang mengidentifikasi 4 peran dimana akuntan menggunakan teknologi informasi, diantaranya :1. PenggunaPara akuntan dan manajer keuangan menggunakan sistem akuntansi untuk semua fungsi yang dibahas sebelumnya (menyusun laporan eksternal, menangani transaksi rutin, dll).2. ManajerManajer bertanggung jawab mengatur karyawan dan sumber daya untuk membantu suatu organisasi dalam mencapai tujuannya.3. KonsultanAkuntan yang sudah berpengalaman dapat menyediakan jasa konsultasi dibanyak bidang, termasuk sistem informasi, perencanaan keuangan perorangan, akuntansi internasional, akuntansi lingkungan, dan akuntansi forensik.4. EvaluatorAkuntan menyediakan bermacam jasa evaluasi yang berfokus atau bergantung pada sistem informasi akuntansi. Disini, akan dilihat akuntan sebagai seorang :1. Auditor internalAuditor internal mengevaluasi berbagai unit didalam suatu organisasi untuk menentukan apakah unit itu telah mencapai misinya secara efisien dan efektif.2. Auditor eksternalPerusahaan membayar kantor akuntan publik untuk mengaudit laporan keuangan mereka untuk memenuhi ketentuan hukum dan untuk menambahkan kredibilitas atas laporan keuangan mereka. 3. Penyedia jasa assurance (pemberi keyakinan) lainnya.Para akuntan memperluas peran mereka sebagai ava-luator dengan menyediakan berbagai macam jasa assurance (assurance service). 5. Penyedia jasa akuntansi dan perpajakan Akuntan menggunakan peranti lunak akuntansi guna menyusun laporan keuangan untuk klien-klien kecil dan peranti lunak perpajakan guna memberikan jasa perpajakan untuk klien-klien mereka.Apakah peran yang dimainkan seorang akuntan dalam SIA? Tiga peran akuntan dalam SIA adalah sebagai user, designer, dan auditor. Sebagai user atau pemakai sistem, akuntan harus bisa memastikan bahwa sistem baru berisi ciri-ciri (features) yang dibutuhkan dalam menjalankan pekerjaan/tugas/fungsinya dalam organisasi. Dengan kata lain, para akuntan harus memberikan gambaran yang jelas tentang kebutuhan mereka kepada para profesional/spesialis sistem yang merancang sistem mereka. Karena itu, akuntan sebagai pemakai sistem harus mengetahui bagaimana sistem dikembangkan, teknik-teknik yang digunakan dalam pengembangan sistem, dan teknologi yang akan digunakan dalam sistem yang baru. Salah satu faktor keberhasilan/kesuksesan dalam perancangan suatu sistem informasi adalah dengan melibatkan pemakai sistem tersebut. Akuntan sebagai pemakai sistem informasi akuntansi harus dilibatkan dalam perancangan sistem karena akuntan mempunyai pengetahuan mengenai prinsip-prinsip akuntansi, prinsip-prinsip pengauditan, teknik-teknik sistem informasi, dan metode pengembangan sistem. Perancangan sistem merupakan upaya kolaborasi antara akuntan dengan profesional/spesialis sistem. Akuntan bertanggung jawab untuk sistem konseptualnya sedangkan profesional/spesialis sistem bertanggung jawab untuk sistem fisiknya. Sebagai contoh: manajer departemen kredit akan membutuhkan informasi mengenai kredit para pelanggan untuk mendukung keputusan yang akan dibuatnya. Akuntan menentukan hakikat informasi yang diperlukan, sumber-sumbernya, tujuannya, dan peraturan akuntansi yang perlu diterapkan. Profesional/spesialis sistem menentukan teknologi yang paling ekonomis dan efektif untuk mendapatkan, memproses dan menghasilkan informasi tersebut. Informasi dari laporan yang dihasilkan SIA harus sesuai dengan kualitas suatu informasi. Salah satunya adalah keandalan data SIA yang akan menghasilkan laporan keuangan tersebut. Baik auditor internal maupun auditor eksternal/public accountant melakukan pengauditan SIA untuk menyediakan kepastian (assurance) mengenai informasi yang terkandung pada laporan keuangan tersebut. Akuntan sebagai auditor perlu mengetes sistem kontrolnya, menilai efisensi dan efektifitas sistem, dan berpartisipasi dalam proses pengembangan sistem. Agar lebih efektif melakukan pekerjaannya, auditor harus memiliki pengetahuan teknik pengembangan sistem, pengendalian, teknologi yang digunakan, dan perancangan dan pengoperasian SIAApakah peran yang dimainkan seorang akuntan dalam SIA? Tiga peran akuntan dalam SIA adalah sebagai user, designer, dan auditor. Sebagai user atau pemakai sistem, akuntan harus bisa memastikan bahwa sistem baru berisi ciri-ciri (features) yang dibutuhkan dalam menjalankan pekerjaan/tugas/fungsinya dalam organisasi. Dengan kata lain, para akuntan harus memberikan gambaran yang jelas tentang kebutuhan mereka kepada para profesional/spesialis sistem yang merancang sistem mereka. Karena itu, akuntan sebagai pemakai sistem harus mengetahui bagaimana sistem dikembangkan, teknik-teknik yang digunakan dalam pengembangan sistem, dan teknologi yang akan digunakan dalam sistem yang baru.Salah satu faktor keberhasilan/kesuksesan dalam perancangan suatu sistem informasi adalah dengan melibatkan pemakai sistem tersebut. Akuntan sebagai pemakai sistem informasi akuntansi harus dilibatkan dalam perancangan sistem karena akuntan mempunyai pengetahuan mengenai prinsip-prinsip akuntansi, prinsip-prinsip pengauditan, teknik-teknik sistem informasi, dan metode pengembangan sistem. Perancangan sistem merupakan upaya kolaborasi antara akuntan dengan profesional/spesialis sistem. Akuntan bertanggung jawab untuk sistem konseptualnya sedangkan profesional/spesialis sistem bertanggung jawab untuk sistem fisiknya. Sebagai contoh: manajer departemen kredit akan membutuhkan informasi mengenai kredit para pelanggan untuk mendukung keputusan yang akan dibuatnya. Akuntan menentukan hakikat informasi yang diperlukan, sumber-sumbernya, tujuannya, dan peraturan akuntansi yang perlu diterapkan. Profesional/spesialis sistem menentukan teknologi yang paling ekonomis dan efektif untuk mendapatkan, memproses dan menghasilkan informasi tersebut.Informasi dari laporan yang dihasilkan SIA harus sesuai dengan kualitas suatu informasi. Salah satunya adalah keandalan data SIA yang akan menghasilkan laporan keuangan tersebut. Baik auditor internal maupun auditor eksternal/public accountant melakukan pengauditan SIA untuk menyediakan kepastian (assurance) mengenai informasi yang terkandung pada laporan keuangan tersebut. Akuntan sebagai auditor perlu mengetes sistem kontrolnya, menilai efisensi dan efektifitas sistem, dan berpartisipasi dalam proses pengembangan sistem. Agar lebih efektif melakukan pekerjaannya, auditor harus memiliki pengetahuan teknik pengembangan sistem, pengendalian, teknologi yang digunakan, dan perancangan dan pengoperasian SIA.

1. Akuntan Sebagai PenggunaAkuntan dan Manajer dapat dikatakan sebagai pengguna sistem informasi akuntansi karena mereka menggunakan sistem informasi untuk mengolah pemrosesan transksi pada semua siklus transaksi keuangan perusahaan (membukukan transaksi dan memyusun laporan). Sebagai pengguna akuntan harus bisa memastikan bahwa sistem baru harus berisi ciri-ciri (features) yang dibutuhkan dalam menjalankan tugas/fungsi/pekerjaan dalam organisasi. Peran akuntan harus memberikan gambaran yang jelas tentang kebutuhan mereka kepada para profesional/spesialis sistem yang merancang sistem mereka.IFAC menekankan pula bahwa para pengguna perlu memahami arsitekstur suatu sistem informasi seperti perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software), dan metode pengorganisasian data serta harus mampu menggunakan paket pengolahan data, lembar kerja, basis data, dan akuntansi.

2. Akuntan Sebagai DesignerSalah satu faktor keberhasilan/kesuksesan dalam preancangan suatu sistem informasi adalah dengan melibatkan pemakai sistem tersebut. Akuntan sebagai harus dilibatkan dalam perancangan sistem karena akuntan mempunyai pengetahuan mengenai prinsip-prinsip akuntansi, prinsip-prinsip pengauditan, teknik-teknik sistem informasi, dan metode pengembangan sistem, upaya perancangan sistem merupakan kolaborasi antara akuntan dengan profesional/spesialis sistem. Akuntan bertanggung jawab untuk sistem konseptualnya sedangkan professional/spesialis sistem bertanggung jawab untuk sistem fisiknya seperti pembuatan program baik itu dalam tampilan program maupun laporan yang dihasilkannya.

3. Akuntan Sebagai AuditorOutput/hasil akhir dari sistem informasi akuntansi adalah berupa informasi laporan keuangan. Informasi dari laporan keuangan yang dihasilkan Sistem Informasi Akuntansi harus sesuai dengan kualitas suatu informasi. Salah satunya adalah ketersediaan bukti fisik/data dalam sistem informasi akuntansi tersebut dalam menghasilkan laporan keuangan.Untuk melakukan pemeriksaan terhadap informasi yang di sajikan laporan keuangan dibutuhkan seorang auditor. Baik auditor internal maupun auditor eksternal/publik accountant melakukan pengauditan SIA untuk menyediakan kepastian (assurance) mengenai informasi yang terkandung pada laporan keuangan tersebut. Akuntan sebagai auditor harus menguji program yang sedang berjalan, menilai efisiensi dan efektivitas sistem dan berpartisipasi dalam proses pengembangannya.Agar tujuan tersebut dapat terlaksana dengan baik, auditor harus memiliki pengetahuan teknik pengembangan sistem, pengendalian dan teknologi informasi yang digunakan serta perancangan dan pengoperasian SIA tersebut.