Upload
phamngoc
View
256
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
KONSEP SABAR DALAM AL-QUR’AN (PENDEKATAN SEMANTIK)
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ushuluddin, Studi Agama & Pemikiran Islam Universitas Islam Negri Sunan Kalijaga Yogyakarta
Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Mendapatkan Gelar S.Th.I
Oleh:
MAHADI SIPAHUTAR NIM. 08530004
JURUSAN TAFSIR HADITS FAKULTAS USHULUDDIN, STUDI AGAMA & PEMIKIRAN ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA
2013
v
MOTTO
÷÷ ÷÷� É9ô¹$$ sù $ yϑ x. u�y9|¹ (#θ ä9'ρ é& ÏΘ ÷“yè ø9$# z ÏΒ È≅ ß™”�9$# Ÿωuρ ≅ Éf ÷è tG ó¡n@ öΝçλ °; 4 öΝåκ ¨Ξ r(x. tΠ öθtƒ tβ÷ρ t�tƒ $ tΒ
šχρ ߉tãθ ムóΟ s9 (# þθ èVt7 ù= tƒ āω Î) Zπ tã$ y™ ÏiΒ ¤‘$pκ ¨Ξ 4 Ô�≈ n=t/ 4 ö≅ yγsù à7n= ôγムāω Î) ãΠ öθs)ø9$# tβθà)Å¡≈ x�ø9$# ∩⊂∈∪
Artinya: Maka bersabarlah kamu seperti orang-orang yang mempunyai keteguhan hati dari rasul-rasul telah bersabar dan janganlah kamu meminta disegerakan (azab) bagi mereka. pada hari mereka melihat azab yang diancamkan kepada mereka (merasa) seolah-olah tidak tinggal (di dunia) melainkan sesaat pada siang hari. (Inilah) suatu pelajaran yang cukup, maka tidak dibinasakan melainkan kaum yang fasik. (Q.S. al-Ah}qa>f: 35).
vi
PERSEMBAHAN
Skripsi ini kupersembahkan kepada : Allah S.W.T yang senantiasa memberikan rahmat, pertolongan, dan hidayahnya
Nabi saw. sebagai suri tauladan yang terbaik Kedua orang tuaku yang selalu memotivasi dan yang terus menyayangiku
Almamaterku tercinta UIN SU-KA fak. Usuluddin Kepada kedua kakak, adik dan keluarga besar yang selalu mensuportku
Kekasihku yang selalu sabar menunggu dan mengingatkanku di kala aku lalai
Kepada seluruh orang yang senantiasa belajar untuk menjadi pribadi yang lebih baik
vii
ABSTRAK
Kata sabar sering digunakan dalam keseharian. Kata ini juga terdapat di dalam al-Qur’an sebanyak 103 kali dalam 45 surah dan mencakup 90 ayat. Disetiap ayat yang terdapat diberbagai surah ini pasti mempunyai beberapa makna yang berbeda. Adanya perbedaan makna dalam kata sabar dalam al-Qur’an menginspirasi penulis untuk menggaji lebih jauh dan lebih dalam lagi seputar makna kata sabar dalam al-Qur’an. Oleh karena itu penelitian terhadap kata sabar dengan menggunakan semantik sebagai alat akan mengungkapkan beberapa makna kata sabar di dalam al-Qur’an. Sebagaimana dikatakan pakar dalam bidang semantik Toshihiko Izutsu “ semantik merupakan ilmu yang berhubungan dengan fenomena makna dalam pengertian yang lebih luas dari kata, sehingga apa saja yang mungkin memiliki makna merupakan objek semantik.
Sekian banyak kata sabar di dalam al-Qur’an penulis mencoba untuk meneliti makna kata sabar dengan berbagai derivasinya. Dengan meneliti berbagai derivasinya akan membantu para pengkaji al-Qur’an dan para peneliti lainnya untuk lebih sadar bahwa makna sabar itu sendiri bukan hanya menahan atau tabah hati. Dalam penelitian ini, penulis mengumpulkan ayat-ayat yang membahas tentang kata sabar dengan berbagai derivasinya. Sehingga dengan mengumpulkan ayat-ayat sabar akan memudahkan dalam mencari makna sabar itu sendiri. Penafsiran para ulama juga tidak lepas dalam menentukan makna kata sabar yang terkandung dalam suatu ayat dan tidak lepas juga kitab-kitab, kamus-kamus yang membahas tentang kata sabar ini. Selain itu juga, penulis mencoba untuk memadukan teori semantik tentang makna yang ditulis oleh J.D.Parera dalam buku teori semantik edisi kedua. Pertama, teori referensial: teori ini menekankan hubungan lansung antara reference dengan referent yang ada di alam nyata. Kedua, teori mentalisme; penghubungan bentuk bahasa lahiriyah dengan konsep atau citra mental penuturnya. Ketiga, teori kontekstual; makna sebuah kata terikat pada lingkungan kultural dan ekologis pemakai bahasa tertentu. Selain itu juga dikatakan bahwa setiap kata mempunyai makna dasar atau primer yang terlepas dari konteks situasi. Setelah penulis meneliti maksud dan makna kata sabar di dalam a-Qur’an ternyata kata sabar itu mempunyai beberapa makna dan maksud yang berbeda: pertama, s}abara diartikan dengan “tabah hati” yaitu orang yang pemaaf dan tidak segera membalas kejahatan orang lain terhadap apa yang menimpanya. Kedua, s}abbar diartikan dengan “orang yang sangat bersabar dari waktu ke waktu”. Ketiga, as}bara diartikan dengan “ berani” kata ini ditemukan dalam Q.S. al-Baqarah: 175 “ maka alangkah beraninya mereka menentang api neraka”. Keempat, is}biru> diartikan dengan “tetap” Q.S. S}ad: 6. Kelima, as}s}abru diartikan dengan “menahan” Q.S. al-Baqarah: 45. Keenam, is{t}abir dimaksudkan dengan “orang yang bersungguh-sungguh dalam bersabar” Q.S. Maryam: 65. Ketujuh, as}s}a>biri<n diartikan dengan “orang-orang yang termasuk dalam golongan penyabar” Q.S. al-Anbiya’: 85.
viii
KATA PENGANTAR
ال قوة اال باهللا العلي العظيمبسم اهللا الحول و
Alhamdulillah berkat rahmat dan pertolongan Allah Ta’ala serta dengan
segala usaha yang memakan waktu cukup lama, akhirnya skripsi dengan judul
“Konsep Sabar dalam al-Qur’an (Pendekatan Semantik)” bisa penulis selesaikan
dengan baik. Seperti halnya karya ilmiah yang lain, skripsi ini juga tidak lepas
dari kekurangan, masih banyak celah untuk kritikan dan saran yang membangun
agar ke depannya kita bisa bersama-sama belajar menjadi pribadi yang lebih baik
dalam mengamalkan ajaran agama.
Di samping itu, penulis menyadari sepenuhnya bahwa selesainya skripsi
ini tidak lepas dari bantuan dan dorongan semangat serta kontribusi dari berbagai
pihak. Oleh karena itu penulis ingin mengucapkan trimakasih yang setulus-
tulusnya kepada:
1. Allah Ta’ala yang tanpa rahmat dan kasih sayangnya skripsi ini tidak akan
pernah selesai.
2. Orang tua dan saudara-saudaraku tercinta yang selalu memberikan semangat
dan dukungan dana sehingga penulis mudah mengakses ha-hal yang
diperlukan dalam penelitian.
3. Kekasihku yang selalu memberi semangat dan motivasi kepadaku
4. Dekan fakultas usuluddin, Dr. Syaifan Nur, M.A. beserta staf dan Tata Usaha.
5. Ketua jurusan Tafsir Hadis, Bapak Dr. Suryadi, M. Ag. beserta staf dan tata
usaha.
ix
6. Penasehat akademik, Bapak Drs.M. Mansur,M.Ag. yang selama ini tidak
lelah memberikan solusi dan motivasi kepada penulis.
7. Pembimbing skripsi, Bapak Dr. H. Mahfudz Masduki, M.A. yang telah
memberikan banyak ilmu dan pengetahuan kepada penulis, baik selama
penulisan skripsi maupun selama penulis kuliah di kampus ini.
8. Seluruh pegawai Perpustakaan UIN Sunan Kalijaga Yang selalu bersikap
ramah dan menyediakan buku-buku serta bahan-bahan selama penulis kuliah.
9. Teman-temanku tercinta, TH B 2008, teman-teman HIMALABURA
YOGYAKARTA, IPMALAY, HMI, teman-teman satu kosku, dan teman-
teman di kampung yang selalu berbagi ilmu kepadaku.
10. Seluruh guru-guruku yang telah iklhas memberikan ilmunya kepada saya
sehingga saya dapat melanjutkan studi kejenjang yang lebih tinggi.
Akhirnya hanya kepada Allahlah penulis bisa memohon doa semoga
mereka mendapatkan imbalan yang sesuai atas jasa-jasa mereka selama ini.
Sebagai penutup, penulis berharap semoga karya ini bisa bermanfaat buat semua
orang yang membaca dan mengamalkan hal-hal baik yang terkandung di
dalamnya. Amin...
Yogyakarta, 27 Januari 2013 Penulis
Mahadi Sipahutar Nim. 08530004
x
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB LATIN
Penulisan transliterasi Arab-Latin dalam penelitian ini menggunakan
pedoman transliterasi dari Keputusan Bersama Menteri Agama RI dan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan RI No. 150 Tahun 1987 dan No. 05436/U/1987.
Secara garis besar uraiannya adalah sebagai berikut:
1. Konsonan Tunggal
Huruf Arab Nama Huruf Latin Keterangan
alif tidak dilambangkan tidak dilambangkan ا
ba>‘ b be ب
ta>‘ t te ت
sa> s\ es (dengan titik di atas) ث
ji>m j je ج
h{a>‘ h{ ha (dengan titik di bawah) ح
kha>‘ kh ka dan ha خ
da>l d de د
za>l z\ zet (dengan titik di atas) ذ
ra>‘ r er ر
zai z zet ز
si>n s es س
syi>n sy es dan ye ش
s{a>d s} es (dengan titik di bawah) ص
d{a>d d{ de (dengan titik di bawah) ض
t{a>‘ t} te (dengan titik di bawah) ط
z{a>‘ z} zet (dengan titik di bawah) ظ
ain ‘ koma terbalik di atas‘ ع
xi
gain g ge غ
fa>‘ f ef ف
qa>f q qi ق
ka>f k ka ك
la>m l el ل
mi>m m em م
nu>n n en ن
wa>wu w we و
h>a> h ha هـ
hamzah ’ apostrof ء
ya>‘ y ye ي
2. Konsonan rangkap karena syaddah ditulis rangkap
� !"#$% Muta’aqqidain
Iddah‘ '!ة
3333.... Ta’ Marbu>t}ah Ta’ Marbu>t}ah Ta’ Marbu>t}ah Ta’ Marbu>t}ah diakhir kata
a. Bila mati ditulis
Hibah ه()
( +, Jizyah
b. Bila dihidupkan berangkai dengan kata lain ditulis.
Ni’matulla>h /#.) ا-
ا2345 زآ0ة Zaka>tul-fitri
xii
4. Vokal Tunggal
Tanda Vokal Nama Huruf Latin Nama
Fath}ah a A
Kasrah i I
D{ammah u U
5. Vokal Panjang
a. Fath}ah dan alif ditulis a>
Ja>hiliyyah ,0ه67)
b. Fath}ah dan ya> mati di tulis a>
8#9 Yas’a>
c. Kasrah dan ya> mati ditulis i>
!6:% Maji>d
d. D{ammah dan wa>wu mati u>
;2وض Furu>d
6. Vokal-vokal Rangkap
a. Fath}ah dan ya> mati ditulis ai
<=>6? Bainakum
b. Fath}ah dan wa>wu mati au
A@ل Qaul
7. Vokal-vokal yang berurutan dalam satu kata, dipisahkan dengan
apostrof
A’antum أأ/$>
<C2=D نE Lain syakartum
xiii
8. Kata sandang alif dan lam
a. Bila diikuti huruf qamariyah ditulis al-
Al-Qur'a>n ا5"2ان
Al-Qiya>s ا5"06س
b. Bila diikuti huruf syamsiyyah ditulis dengan menggandakan huruf
syamsiyyah yang mengikutinya serta menghilangkan huruf al-nya.
’<As-sama ا0.95ء
F.G5ا Asy-syams
9. Huruf Besar
Meskipun dalam sistem tulisan Arab huruf kapital tidak dikenal, dalam
transliterasi ini huruf tersebut digunakan juga. Penggunaan seperti yang
berlaku dalam EYD, di antara huruf kapital digunakan untuk menuliskan
huruf awal, nama diri dan permulaan kalimat. Bila nama diri itu didahului
oleh kata sandang, maka yang ditulis dengan huruf kapital tetap huruf awal
nama diri tersebut, bukan huruf awal kata sandang.
10. Penulisan kata-kata dalam rangkaian kalimat
Dapat ditulis menurut penulisannya.
Z|awi al-fur>ud ذوى ا245وض
Ahl as-sunnah اهI ا95<)
xiv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .................................................................................... i
HALAMAN NOTA DINAS ......................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN....................................................................... iii
HALAMAN PERNYATAAN ...................................................................... iv
HALAMAN MOTTO................................................................................... v
HALAMAN PERSEMBAHAN.................................................................... vi
HALAMAN ABSTRAK............................................................................... vii
HALAMAN KATA PENGANTAR.............................................................. viii
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB LATIN .......................................... x
DAFTAR ISI ................................................................................................ xiv
BAB I PENDAHULUAN....................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah......................................................... 1
B. Rumuan Masalah ................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian................................................................... 5
D. Tinjauan Pustaka ................................................................... 5
E. Metode Penelitian .................................................................. 10
F. Sistematika Pembahasan........................................................ 11
BAB II GAMBARAN UMUM SEMANTIK ........................................... 13
A. Pengertian Semantik .............................................................. 13
B. Sejarah Semantik ................................................................... 14
C. Semantik al-Qur’an................................................................ 16
xv
BAB III AYAT-AYAT SABAR DALAM AL-QUR’AN ............ .............. 19
A. Variasi Ayat-ayat Tentang Sabar............................................ 19
B. Penafsiran Para Mufassir tentang Ayat-ayat Sabar ................. 31
C. Makki dan Madani................................................................. 37
BAB IV ANALISIS SEMANTIK DAN IMPLIKASI KATA SABAR .. .... 44
A. Pengertian Sabar.................................................................... 44
B. Makna Sabar berdasarkan Variasinya..................................... 47
C. Aplikasi Konsep Sabar dalam Kehidupan Sehari-Hari............ 61
BAB V PENUTUP................................................................................... 72
A. Kesimpulan ........................................................................... 72
B. Saran-Saran ........................................................................... 76
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 77
LAMPIRAN
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kitab suci al-Qur’an merupakan kitab pedoman, kepercayaan,
peraturan dan petunjuk bagi umat muslim. Al-Qur’an merupakan kalam ilahi
yang dipercaya dan disucikan oleh umat beragama Islam. Kitab suci al-Qur’an
diturunkan kepada hambanya yang mulia yakni Nabi besar Muhammad saw.
untuk menjadi petunjuk dan jawaban bagi masyarakat ketika terdapat suatu
masalah yang tidak bisa dijawab oleh Nabi Muhammad saw. Selain al-Qur’an
yang merupakan kitab pedoman bagi umat Muslim hadis juga tidak lepas dari
itu karena selain al-Qur’an hadis juga berperan penting dalam memecahkan
suatu problem yang tengah dihadapi oleh masyarakat luas baik itu klasik
maupun kontemporer sekarang ini.
Al-Qur’an yang secara harfiah berarti “bacaan sempurna” suatu nama
pilihan Allah yang sungguh tepat, karena tiada suatu bacaan pun sejak
mengenal tulis-baca dapat menandingi al-Qur’an al-Karim. Allah menurunkan
kitab al-Qur’an dengan penuh kebenaran dan keseimbangan sesuai dengan
ayat yang tertera dalam QS Al-Syura>: 17. Oleh karena itu kesempurnaan al-
Qur’an tidak diragukan lagi dan salah satu kemu’jizatan dari al-Qur’an itu
sendiri ialah kesempurnaan dan keindahan kata-katanya1. Sejak dahulu sudah
ada yang berani mendustakan atau menentang kesempurnaan bacaan al-
1 M. Quraish Shihab, Wawasan Al-Qur’an Tafsir Tematik atas Pelbagai Persoalan Umat,
(Bandung: PT Mizan Pustaka, 2007), hlm. 3
2
Qur’an tersebut sehingga Allah menyuruh mereka melalui Nabi untuk
membuat satu ayat yang semisal al-Qur’an2.
Dalam kehidupan bermasyarakat sering terjadi salah paham di antara satu
dengan yang lain sehingga banyak terjadi kasus-kasus kriminal dan
pelanggaran hukum dikarenakan permasalahan yang sederhana. Kesabaran
dalam diri individu seharusnya ditanamkan untuk menjadi penghalang diri
sendiri dari emosi maupun amarah pribadi. Menanamkan sifat sabar memang
sulit dalam diri maupun bermasyarakat.
Pada umumnya masyarakat sering menggunakan kata sabar dalam
keseharian. Al-Qur’an banyak menyebutkan tentang sabar atau kesabaran
dalam berbagai situasi. Firman-Nya dalam al-Qur’an Q.S. An-Nah}l ayat 126-
128:
÷β Î)uρ óΟçGö6 s%%tæ (#θ ç7Ï%$yè sù È≅÷VÏϑ Î/ $ tΒ ΟçFö6 Ï%θãã ϵÎ/ ( È⌡s9 uρ ÷Λän ÷�y9|¹ uθ ßγs9 ×�ö�yz šÎ�É9≈¢Á=Ïj9 ∩⊇⊄∉∪ ÷�É9ô¹ $#uρ $tΒ uρ x8ç�ö9|¹ āω Î) «!$$ Î/ 4 Ÿω uρ ÷β t“øtrB óΟ ÎγøŠ n=tæ Ÿω uρ Û� s? ’ Îû
9, øŠ |Ê $ £ϑ ÏiΒ šχρã�à6 ôϑ tƒ ∩⊇⊄∠∪ ¨βÎ) ©! $# yì tΒ tÏ% ©!$# (#θ s)? $# t Ï% ©!$#ρ Νèδ šχθãΖÅ¡ øt’Χ ∩⊇⊄∇∪
Artinya: Dan jika kamu memberikan balasan, maka balaslah dengan balasan yang sama dengan siksaan yang ditimpakan kepadamu. akan tetapi jika kamu bersabar, Sesungguhnya itulah yang lebih baik bagi orang-orang yang sabar. Bersabarlah (hai Muhammad) dan tiadalah kesabaranmu itu melainkan dengan pertolongan Allah dan janganlah kamu bersedih hati terhadap (kekafiran) mereka dan janganlah kamu bersempit dada terhadap apa yang mereka tipu dayakan. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang bertakwa dan orang-orang yang berbuat kebaikan.
2 QS. At}-T}u>r: 34
3
Sabar merupakan sesuatu yang berat untuk dilakukan dan tidak
menyenangkan bagi kita. Salah satu dari sekian sebab gagalnya seseorang
dalam menjaga dan mempertahankan kesabaran karena rasa pesimisme dan
ketidaksanggupan dalam mengontrol jiwa.3
Menanamkan sifat sabar memang penting dalam diri kita karena dengan
menanamkan sifat sabar dalam diri bisa menolong kita dari problem kehidupan
hal ini diterangkan dalam Q.S. Al-Baqarah: 153:
$ y㕃 r'‾≈tƒ zƒ Ï% ©!$# (#θ ãΖtΒ#u (#θ ãΨ‹Ïè tGó™$# Î�ö9¢Á9 $$Î/ Íο4θ n=¢Á9$#uρ 4 ¨β Î) ©!$# yì tΒ tÎ�É9≈¢Á9$# ∩⊇∈⊂∪ Artinya: Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.
Dalam tafsir al-Qur’an karangan Hasbi ash-Shiddiqy disebutkan
bahwa sabar itu tidak hanya dalam permasalahan duniawi saja, akan tetapi
sabar dalam arti ta’at dalam beribadah dan menjauhi larangannya.4
tÏ% ©!$#uρ (#ρç� y9|¹ u !$ tóÏG ö/ $# ϵô_uρ öΝÍκ Íh5u‘ (#θãΒ$s% r& uρ nο4θ n= ¢Á9$# (#θ à)x%Ρr&uρ $ £ϑ ÏΒ öΝßγ≈ uΖø% y— u‘
#u�Å� Zπu‹ÏΡŸξ tãuρ šχρâ u‘ô‰ tƒuρ Ïπ oΨ |¡ ptø: $$Î/ sπ y∞ ÍhŠ¡¡9$# y7 Í×‾≈s9 'ρé& öΝçλm; t<ø)ãã Í‘#¤$!$# ∩⊄⊄∪ Artinya: Dan orang-orang yang sabar karena mencari keridhaan Tuhannya, mendirikan shalat, dan menafkahkan sebagian rezki yang kami berikan kepada mereka, secara sembunyi atau terang-terangan serta menolak kejahatan dengan kebaikan; orang-orang Itulah yang mendapat tempat kesudahan (yang baik).5
3Waryono Abdul Ghafur, Tafsir Sosial Mendialogkan Teks dengan Konteks, (Yogyakarta,
eLSAQ Press, 2005), hlm. 42 4T.M Hasbi Ash-Shiddiqy, Tafsir Al-Qur’an, jil. 7, (Jakarta, 1969), hlm. 94 5Q.S. Ar-Ra’d: 22.
4
Ayat-ayat yang berkaitan dengan sabar sering digunakan para da’i ketika
berceramah. Namun jarang ada penjelasan tentang makna sabar itu sendiri. Ada
103 ayat yang berkaitan dengan kata sabar dengan berbagai bentuk6. Menurut
hemat saya dari sekian banyak ayat yang berkaitan dengan sabar pasti akan
berbeda maknanya dengan ayat yang lain. Oleh karena itu perlu penelitian
kembali terhadap ayat-ayat yang berkaitan dengan sabar. Salah satu cabang
ilmu tentang bahasa yang mengkaji tentang makna kosa-kata adalah semantik.
Para ahli bahasa memahami ilmu semantik ini adalah studi tentang makna7.
Oleh karena itu, penulis akan menggunakan pendekatan semantik al-Qur’an
yang dikembangkan oleh ahli bahasa dari Jepang Toshihiko Izutsu yang
banyak membahas kosa-kata yang disediakan di dalam al-Qur’an. Contoh
karya-karyanya ialah Konsep Kepercayaan dalam Teologi Islam Analisis
Semantik Iman dan Islam8dan Relasi Tuhan dan Manusia Pendekatan
Semantik Terhadap Al-Qur’an9.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan pada latar belakang, fokus
kajian dalam penelitian meliputi masalah-masalah sebagai berikut:
6Muh}ammad Fuad Abdul Baqy, Mu’jam al-Mufahras li al-Faz} al-Qur’an, (Beirut: Da>r al-
Fikri, 1992), hlm. 507-509. 7Aminuddin, Semantik Pengantar Studi Tentang Makna, (Bandung: Sinar Baru
Algensindo, 2011), hlm. 15. 8Toshihiko Izutsu, Konsep Kepercayaan dalam Teologi Islam, (Yogyakarta: PT. Tiara
Wacana Yogya, 1994). 9Toshihiko Izutsu, Relasi Tuhan dan Manusia, (Yogyakarta: PT. Tiara Wacana Yogya,
2003).
5
1. Apa saja makna kata sabar yang terdapat dalam al-Qur’an kalau ditinjau
dari pendekatan semantik?
2. Bagaimana aplikasi sabar dalam kehidupan?
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
a. Untuk mengetahui makna kata sabar dalam al-Qur’an.
b. Untuk mengetahui konsep sabar yang terkandung dalam al-Qur’an.
2. Kegunaan Penelitian
a. Memberikan pengetahuan atau kontribusi bagi para pelajar al-Qur’an.
b. Memberikan penjelasan tentang makna sabar bagi pengkaji al-Qur’an.
c. Menambah referensi bagi para peneliti al-Qur’an.
D. Telaah Pustaka
Pada kajian pustaka, penulis mendapatkan karya-karya yang
membahas tentang sabar. Akan tetapi, ada beberapa karya yang membahas
sabar secara umum dan untuk menjadi bahan acuan bagi penulis mengambil
dari berbagai sumber atau penelitian diantaranya ialah:
1. Tafsir Sosial Mendialogkan Teks dengan Konteks karangan Waryono
Abdul Ghafur. Karya ini membahas tentang fenomena yang sering
dihadapi oleh masyarakat dengan menyampaikan makna dari teks suatu
ayat dan dikontekstualisasikan. Salah satunya dari daftar isi buku ini
adalah kata sabar dan menyampaikan betapa pentingnya sifat sabar itu
6
dalam situasi apapun karena seseorang bisa menjadi membabi buta kalau
tidak didasari sifat sabar. Buku ini membahas sabar secara spesifik dan
menjelaskan beberapa ayat yang berkaitan dengannya10.
Menurut penulis buku Tafsir Sosial mendialogkan teks dengan
konteks ini sangat membantu dalam menjelaskan realitas sekarang karena
buku ini menafsirkan suatu ayat yang ada dalam teks al-Qur’an dengan
melihat konteks kekinian.
2. Terjemah Ihya’ ‘Ulumuddin VII karangan Imam Al-Ghazali. Dalam buku
ini menerangkan tentang beberapa ayat dan dihubungkan dengan hadist-
hadist yang berkaitan dengannya. Di dalam buku ini juga mengisahkan
tentang kesabaran orang-orang dimasa Nabi Muhammad saw. Yang
bersumber dari berbagai hadist-hadist Nabi. Imam Al-Ghazali membahas
tentang sabar dengan berbagai macam bentuk antara lain: menjelaskan
keutamaan sabar, penjelasan definisinya, menjelaskan bahwa sabar itu
sebagian dari iman, menjelaskan perbedaan nama-namanya disebabkan
penjelasan hubungan-hubungannya, menjelaskan bagian-bagiannya
menurut perbedaan kuat dan lemahnya, menjelaskan tempat yang
membutuhkan kepada sabar dan bahwa hamba itu tidak lepas dari sabar
dalam situasi apapun, menjelaskan bagaimana cara bersabar dan cara
mencapai kesabaran itu.11
3. Dahsyatnya Kekuatan Sabar karangan Ummu Asma. Menurut penulis
buku ini sangat bagus untuk dijadikan sebagai bahan rujukan untuk
10Waryono Abdul Ghafur, Tafsir sosial Mndialogkan teks dengan konteks. (Cet I, 2005), hlm. 35.
11Imam Al-Ghazali, ter Ihya’ ‘Ulumuddin, jilid 7 (semarang, CV. Asy Syifa’), hlm. 314.
7
membantu penelitian saya. Di dalamnya dibahas tentang orang-orang yang
bersabar dan lebih mengarah kepada kejiwaan. Alasan penulis merujuk
pada buku ini adalah karena buku ini membahas konsep sabar berdasarkan
al-Qur’an dan hadist-hadist Nabi. Akan tetapi buku ini tidak membahas
sabar secara komprehensif karena ada sekian banyak ayat-ayat yang
berkenaan dengan sabar didalam al-Qur’an12.
4. Tafsir Al-Qur’an al-Majid “AN-NUR”, karangan T. M. Hasbi Ash-
Shiddieqy. Kitab ini merupakan kitab penafsiran modern yang
penafsirannya dihubungkan dengan ayat satu dengan ayat yang lain. Salah
satu penafsirannya adalah Q. S. ar-Ra’d ayat 24 yang membicarakan sabar
dalam penafsiran-nya adalah mereka yang sabar terhadap sesuatu akan
mendapat pertolongan dari Allah. Isi kandungan ayat di atas sebagai
berikut, kamu mendapat keamanan dari segala yang kamu takuti
disebabkan kamu telah bersabar maka sebaik-baik akibat di dunia ialah
surga. Yakni: para malaikat mengucapkan: “kami memohon kesejahteraan
atas kamu dan kami memuliakan kamu disebabkan kamu telah bersabar
dalam melaksanakan perintah-perintah Allah di dunia. Allah memberikan
ganjaran yang sangat besar bagi orang yang mendapat penderitaan dalam
menjalankan perintahnya dengan sabar berupa surga.13
5. Tafsir al-Misbah Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur’an karangan M.
Quraish Shihab. Tafsir ini merupakan tafsir modern ciri penafsiran-nya
menghubungkan ayat satu dengan ayat yang lain. Adapun penafsirannya
12Ummu Asma, Dahsyatnya Kekuatan Sabar, Cet I (Jakarta: Belanoor, 2010). 13T. M. Hasbi Ash-Shiddieqy, Tafsir al-Qur’anul Madjied An-Nur, Juz 13, Cet I (Jakarta:
Bulan Bintang, 1969), hlm. 96.
8
tentang sabar Q.S. Al-An’a>m ayat 34 adalah “Dan sesungguhnya telah
didustakan rasul-rasul sebelummu, akan tetapi mereka sabar terhadap
pendustaan dan gangguan terhadap mereka, sampai datang pertolongan
kami kepada mereka. Dan tak ada yang dapat mengubah kalimat-kalimat
Allah. Dan sesungguhnya demi telah datang kepadamu sebagian dari
berita rasul-rasul itu.” Yakni: Dan sesungguhnya telah didustakan pula
oleh masyarakatnya, rasul-rasul yang diutus Allah sebelummu, akan tetapi
mereka sabar dan tabah terhadap pendustaan dan bahkan bersabar juga
atas gangguan yang dilakukan terhadap mereka. Namun Allah swt. Tidak
membiarkan keadaan seperti itu berlanjut, karena pertolongan-Nya pasti
datang selama kesabaran tetap dipupuk, karena itu para rasul tersebut
mempertahankan dan ketabahan mereka sampai akhirnya datang
pertolongan kami kepada mereka14.
6. Skripsi yang berjudul “Sabar dalam al-Qur’an Menurut Yusuf al-
Qardhawi” karya Nurul Hidayah yang diterbitkan oleh Fak. Dakwah. Di
dalam skripsi ini dijelaskan tentang pandangan Yusuf al-Qardhawi tentang
sabar dalam al-Qur’an dengan sub bab, pengertian sabar, aspek-aspek
sabar, kedudukan sabar dalam al-Qur’an, penunjang kesabaran menurut al-
Qur’an, perintah meningkatkan kesabaran dalam bersabar bagi seorang
mukmin15.
7. Skripsi yang berjudul “Sabar Menurut M. Quraish Shihab dalam Tafsir al-
Misbah (Kajian Tafsir Tematik) yang diterbitkan oleh Fak. Usuluddin
14M. Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah Pesan, Kesan dan Keserasian al-Qur’an, Volume 4, (Tangerang: Lentera Hati, 2001), hlm. 74.
15Nurul Hidayah, Skripsi “ Sabar dalam al-Qur’an Menurut Yusuf Al-Qordhawi ”, 2007.
9
karya M. Shobri Mubarok. Skripsi ini menjelaskan tentang kajian tafsir
tematik menurut M. Quraish Shihab dan di dalam skripsi ini dijelaskan
tentang biografi M. Quraish Shihab dan Tafsir al-Misbah, Gambaran
secara umum tentang ayat-ayat sabar dalam al-Qur’an, Penafsiran sabar
menurut M. Quraish Shihab dalam tafsir al-Misbah.
8. Skripsi yang berjudul “Sabar dan Sholat Menurut Pemikiran Al-Alusi
dalam tafsir Ruh Al-Ma’ani” karya Robi’ah Al-Adawiyah yang diterbitkan
oleh Fak. Usuluddin. Skiripsi ini membahas tentang pemikiran seorang
tokoh yang bernama Al-Alusi dalam tafsir Ruh Al-Ma’ani, tentang
biografi Alusi dan tafsirnya, sabar dan sholat dalam al-Qur’an yang
melingkupi tentang pengertian sabar, keutamaan sabar bentuk-bentuk
kesabaran, hikmah kesabaran, dan penafsiran sabar dan shalat dalam tafsir
Ruh Al-Ma’ani.
9. Skripsi yang berjudul “Hadis-hadis tentang sabar terhadap cobaan Allah
(kajian Ma’anil Hadist) karya Muh Imaron Zubed yang diterbitkan oleh
Fak. Usuluddin. Dia membahas kata sabar dalam hadis-hadis yang
mengangkat kata sabar kemudian menggunakan pendekatan Ma’anil
Hadist. Dalam skripsi ini Zubed membuat beberapa tahap untuk mengkaji
masalah sabar didalam hadis-hadis, antara lain: Tinjauan umum tentang
sabar da problematika seputar Ma’anil Hadis, pemaknaan hadis-hadis
tentang sabar terhadap cobaan Allah, kontekstualisasi pemaknaan hadis
tentang terhadap cobaan Allah dalam kehidupan modern.
10
Setelah menyebutkan beberapa telaah pustaka diatas maka penulis
akan memposisikan daerah yang akan diteliti. Dalam telaah pustaka diatas
penulis hanya menemukan penjelasan tentang ayat-ayat yang berkaitan
dengan sabar. Dalam hal ini penulis akan mengungkap makna-makna
sabar dalam a-Qur’an dengan menggunakan semantik sebagai alat untuk
mengkaji makna-makna kata sabar yang terdapat dalam berbagi surah dan
ayat. Selain mengungkap makna kata sabar penulis juga akan membahas
tentang pengaplikasian sabar yang ada di dalam al-Qur’an.
E. Metode Penelitian
Adapun metodologi yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah
library research atau penelitian kepustakaan. Yaitu untuk menjawab atau
membantu dalam penelitian ini dengan merujuk berbagai buku yang
membahas tentang kata sabar dengan pendekatan semantik.
Dengan pendekatan semantik, penulis akan menggunakan metode
Toshihiko Izutsu16 yaitu:
1. Menganalisis makna sabar dalam al-Qur’an.
2. Membahas kata sabar dalam ayat-ayat al-Qur’an.
Selain itu juga sumber yang digunakan ialah:
1. Sumber data primer, Dalam hal ini penulis menggunakan sumber-sumber
dari buku-buku yang membahas tentang semantic seperti buku Semantik:
pengantar studi tentang makna, Semantik 1 -Makna Leksikal dan Gramatikal,
16Toshihiko Izutsu, Relasi Tuhan dan Manusia, hlm. 1.
11
Relasi Tuhan dan Manusia Pendekatan semantik terhadap al-Qur’an,
kitab-kitab tafsir yang menjelaskan tentang kata sabar seperti: Tafsir al-
Misbah, Tafsir al-Maraghi, Tafsir ath-Thabari, Tafsir Jalalain dan lain-
lain.
2. Sumber data sekunder, Jurnal-jurnal, majalah, internet, buku-buku dan
sumber lainnya yang keabsahannya bisa dipertanggungjawabkan untuk
membantu penelitian ini.
Setelah data-data diperoleh dan dikumpulkan maka akan diolah dengan
cara-cara sebagai berikut:
1. Deskripsi, yaitu mengumpulkan ayat-ayat sabar di dalam al-Qur’an
dengan menguraikan makna-makna kata sabar..
2. Analisis, menganalisa bentuk-bentuk kata sabar dalam al-Qur’an dan
perbedaan maknanya.
Untuk menganalisis dan membahas pengertian sabar dalam al-Qur’an,
penulis akan menggunakan pendekatan linguistik, buku-buku semantik,
kamus-kamus baik itu kamus klasik maupun kontemporer, buku-buku tafsir,
dan karya-karya dari penulis Indonesia yang membahas tentang kata sabar
dalam al-Qur’an.
F. Sistematika Pembahasan
Dalam penelitian, sistematika penulisan sangat dibutuhkan agar
penelitian tidak keluar dari pembahasan dan focus pada pokok permasalahan
yang akan diteliti. Oleh karena itu, penulis menyusun sistematika pembahasan
sebagai berikut:
12
Bab pertama, yang berisikan pendahuluan. Bab ini mencakup latar
belakang masalah, rumusan masalah, pemaparan tentang tujuan dan kegunaan
penelitian, telaah pustaka, metode penelitian, sistematika pembahasan dan
daftar pustaka.
Bab kedua, membahas secara umum semantik. Bab ini dibagi menjadi
tiga sub bab, sub bab pertama adalah pengertian semantik, sub bab kedua
sejarah semantik, dan sub bab ketiga semantik al-Qur’an.
Bab ketiga, membahas pengertian ayat-ayat sabar dalam al-Qur’an.
Terbagi dari tiga sub bab. Sub bab tersebut adalah pengertian lafadz ayat-ayat
sabar dalam al-Qur’an, Pengertian lafadz sabar menurut para mufassir, dan
sub bab terakhir adalah Makki dan Madani.
Bab keempat, berisikan analisis semantik tentang kata sabar di dalam
al-Qur’an terdiri dari beberapa sub bab antara lain, analisis ayat-ayat sabar di
dalam al-Qur’an, dan aplikasi konsep sabar dalam kehidupan sehari-hari.
Bab kelima, sebagai bab penutup yang berisikan tentang kesimpulan
dan saran-saran.
72
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kajian tentang semantik al-Qur’an merupakan hal yang menarik untuk
dipelajari. Karena kajian ini akan membahas tentang makna kosa-kata yang
disediakan oleh al-Qur’an. Toshihiko Izutsu mengatakan: bahwa ilmu
semantik merupakan ilmu yang berhubungan dengan makna yang lebih luas
dari kata, sehingga menurutnya setiap sesuatu yang memiliki makna
merupakan objek semantik. Oleh karena itu, al-Qur’an sendiri mempunyai
kosa-kata yang luas. Al-Qur’an merupakan objek kajian yang sangat cocok
untuk dikaji dengan pendekatan semantik.
Dengan demikian sabar merupakan objek kajian yang cocok untuk
diteliti. Pada umumnya kata sabar sering digunakan dalam masyarakat sebagai
sifat untuk menahan dari tindakan yang tidak diinginkan jiwa. Di dalam al-
Qur’an terdapat 103 ayat. Dengan beberapa metode yang ditempuh maka
peneliti mencoba untuk mencari maksud setiap kata sabar dengan berbagai
variasinya didalam al-Qur’an.
1. S{abaraS{abaraS{abaraS{abara
Dalam penelitian ini, pemaknaan kata s{abara dalam al-Qur’an
diartikan dengan kata bersabar, tabah hati. Dijelaskan dalam kitab lisa>n al-
‘Ara>b bahwa kata s{abara disini adalah orang yang senantiasa memaafkan
73
kesalahan orang lain dan tidak segera membalas kejahatan orang terhadap
dirinya.
2222.... SSSS {{ {{abbarabbarabbarabbar
Kata s}abbar ini diartikan dengan orang yang sangat sabar atau
dikatakan sebagai orang yang bersabar dari waktu ke waktu. Hal ini
tergambar dalam Q.S asy-Syura: 33. “ sesungguhnya pada yang demikian
itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan) bagi orang yang banyak bersabar
dan banyak bersyukur.”
3. As}As}As}As}barabarabarabara
As}bara sendiri dalam Q.S. al-Baqarah 175. ayat ini diartikan sebagai
“berani”. “ Mereka itulah orang-orang yang membeli kesesatan dengan
petunjuk dan siksa dengan ampunan. Maka alangkah beraninya mereka
menentang api neraka.”
4444.... Is}biruIs}biruIs}biruIs}biru >> >>
Kebanyakan kata is}biru> adalah sebuah penekanan atau anjuran
kepada kelompok-kelompok tertentu. Namun, dalam Q.S. S{a>d: 6 makna
is}biru> adalah “tetap” kebanyakan para ulama tafsir mengartikan ayat
dengan menggunakan kata tetap. Adapun redaksi ayatnya : “ Dan pergilah
pemimpin-pemimpin mereka seraya berkata: pergilh kamu dan tetaplah
menyebah tuhanmu, sesungguhnya ini benar-benar hal yang dikehendaki.”
5. AsAsAsAs}} }}ssss}} }}abruabruabruabru
As}s}abru ialah lawan kata dari sedih atau cemas. Dan as}s}abru juga
diartikan dengan al-h}absu yaitu menahan, setiap orang yang bertahan atas
74
sesuatu ia sungguh orang yang bersabar. Adapu ayatnya terdapat di dalam
Q.S. al-Balad: 17. “dan dia (tidak pula) termasuk orang-orang yang
beriman dan saling berpesan untuk untuk bersabar dan saling berpesan
untuk saling berkasih sayang.” Dalam tafsir Departemen Agama, al-
Qur’an dan Tafsirnya dijelaskan bahwa makna Asshabru disini ialah
kemampuan untuk menahan diri, tabah menghadapi kesulitan.
6. Is}t}abirIs}t}abirIs}t}abirIs}t}abir
Kata s{abara mendapat tambahan huruf t}a. Sehingga kata is}t}abir
diartikan “dengan sungguh-sungguh bersabar”. Hal ini sesuai dengan
Surah Maryam: 65. “ Tuhan yang menguasai langit dan bumi dan apa-apa
yang ada di antara keduanya, maka sembahlah ia dan berteguh hatilah
dalam beribadat kepada-Nya.” Yang dimaksud dengan berteguh hati
disini ialah dengan bersabar secara besungguh-sungguh untuk mendptkan
ridho Allah.
7. As}s}a>biri<nAs}s}a>biri<nAs}s}a>biri<nAs}s}a>biri<n
As}s}a>biri<n diartikan dengan orang-orang yang sudah mempunyai sifat
penyabar atau golongan orang-orang yang penyabar. Sekian banyak kata
ini disebutkan di dalam al-Qur’an dan penulis menyimpulkan bahwa
ashshabirin adalah golongan orang-orang yang penyabar. Sebagaimana
dicantumkan dalam Q.S. al-Anbiya’: 85. “Dan ingatlah kisah Isma’il,
Idris, dan Dzulkifli. Semua mereka termasuk orang-orang yang
bersabar.”
75
Pengaplikasian sabar dalam keseharian sangat diperlukan dan
dibutuhkan. Beberapa hal yang harus diaplikasikan dalam kehidupan.
1. Dalam hal ibadah, manusia di haruskan beribadah kepada Allah, tunduk
dan patuh kepadanya. Untuk mencapai kepatuhan dan ketaatan dalam
beribadah maka menanamkan sifat sabar merupakan hal yang penting.
2. Sabar dalam menghadapi musibah, musibah merupakan hal yang biasa
didapatkan seseorang. Musibah juga mempunyai bagian: musibah berupa
bencana alam, kelaparan, sedikit harta, dan lain-lain. Oleh karena itu
kesabaran dalam setiap individu harus ditanamkan.
3. Sabar akan perbedaan, Allah menciptakan makhluknya berbeda-beda baik
dari suku, bahasa dan budaya. Setiap budaya pasti mempunyai tradisi yang
berbeda. Dengan perbedaan yang ada sering terjadi kesalah fahaman dan
konflik. Kalau tidak dilandasi dengan kesabaran akan terjadi sesuatu yang
tidak baik.
4. Sabar akan janji Allah, di dalam al-Qur’an sering kita jumpai pernyataan
tentang janji Allah kepada hambanya. Contoh dalam Q.S. ar-Ru>m: 60.
“dan bersabarlah kamu, sesungguhnya janji Allah adalah benar.” Prustasi
bukanlah hal yang baik ketika janji Allah belum didapatkan, akan tetapi
bersabar merupakan jalan yang baik untuk menunggu janji Allah tersebut.
5. Sabar akan perlakuan buruk orang lain, sering terjadi konflik dan salah
faham diantara masyarakat luas karena tidak menerima perlakuan yang
orang perbuat terhadap dirinya. Seperti memfitnah, menghina, menipu,
dan mencuri barang orang. Perbuatan ini sering mengundang amarah
76
pribadi orang. Dengan kesabaran dan hati yang pemaaf akan bisa
mengurangi hal-hal yang tidak baik dalam keseharian.
B. Saran-Saran
Sebuah karya atau hasil penelitian tidak pernah luput dari kekurangan
dan juga kesalahan. Oleh karena itu, masih ada kesempatan bagi peneliti
selanjutnya untuk melanjutkan penelitian tentang kata s}abar ini.
Kekurangan-kekurangan tersebut mencakup pada beberapa aspek, baik
dari segi deskripsi, analisa materi, maupun langkah-langkah metodologis.
Adapun saran-saran yang penulis berikan antar lain:
Pertama, skripsi ini belum sempurna masih perlu pengkajian ulang
tentang kata sabar terlebih makna-makna yang tekandung dalam ayat-ayat al-
Qur’an.
Kedua. Bagi peneliti berikutnya membahas kosa-kata yang disediakan
al-Qur’an dengan menggunakan semantik sebagai bidang ilmu yang
membahas dari segi bahasa lebih sepesifik mengkaji tentang mekna
merupakan hal yang perlu dikembangkan. Karena dengan terungkapnya
makna dan maksud dari kosa-kata yang ada di dalam al-Qur’an akan
memperkaya ilmu pengetahuan dalam bidang ilmu-ilmu al-Qur’an.
Ketiga, konsep sabar yang penulis teliti belum sempurna, masih ada
peluang terbuka bagi peneliti selanjutnya untuk menjabarkan aplikasi sabar
tersebut dalam keseharian.
77
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Baqy, Muhammad Fuad. al-Mu’jam al-Mufahras li al faz al-Qur’an. Beirut: Dar al-Fikr, 1992.
Asma, Ummu. Dahsyatnya Kekuatan Sabar, Cet I, Jakara: Belanoor, 2010
Aminuddin, M. Pd. Semantik: Pengantar Studi Tentang Makna, Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2011.
Amal, Taufik Adnan. Rekontruksi Sejarah al-Qur’an. Yokyakarta: FkBA, 2001.
Baidan, Nashruddin .Metode Penafsiran Al-Qur’an. Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2011.
Chirzin, Muhammad. al-Qur’an dan Ulumul Qur’an. Yokyakarta: Dana Bhakti Prima Yasa, 1998.
Departemen Agama, al-Qur’an dan Tafsirnya, Yogyakarta: PT. Dana Bhakti wakaf, 1990.
Depdikbud Indonesia, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 2005.
Djajasudarma, T. Fatimah. Semantik 1-Makna Leksikal dan Gramatikal. Bandung: Refika Aditama, 2012.
Ghafur, Waryono Abdul. Tafsir Sosial mendialogkan teks dengan konteks. Yogyakarta: eLSAQ Press, 2005.
al-Ghazali, Muhammad. Akhlak Seorang Muslim. Terj. Abu laila dan Muhammad Tohir. Bandung: al-Ma’arif, 1995.
al-Ghazali, Muhammad. Ihya’ ‘Ulumuddin. Terj. Zuhri, dkk. jilid 7. Semarang: CV. Asy Syifa’.
Hidayah, Nurul. Skripsi “ Sabar dalam al-Qura’an Menurut Yusuf Al-Qordhawi ”, 2007.
Izutsu, Toshihiko. Konsep Kepercayaan dalam Teologi Islam. Yogyakarta: PT. Tiara Wacana Yogya, 1994.
______________. Relasi Tuhan dan Manusia. Yogyakarta: PT. Tiara Wacana Yogya, 2003
77
78
Khalis Setiawan, M. Nur. Al-Qur’an Kitab Sastra Terbesar. Yogyakarta: eLSAQ press, 2006.
Muhammad Sholikhin. The Power Of Sabar. Solo: Tiga Serangkai, 2009.
Manzur, ibnu Lisa>n al-‘Ara>b. Beirut: Da>r al-Kutu>b al-Ilmiah.
Muhammad, Abu Mansyur. Mu’jam Tahdzib al-Lughah. jilid 2. Beirut: Dar al-Ma’rifah.
al-Maraghi, Ahmad Musthafa. Tafsir Al-Maraghi. Ter. K. Ansori Umar Sitanggal, dkk. Jilid 9, Semarang: Thoha Putra, 1987
al-Mahalliy, Jalaluddin dan Imam Jalaluddin as-Suyuthi. Tafsir Jalalain berikut Asbabun Nuzul. Terj. Bahrun Abu Bakar. jilid 3. Bandung: Sinar Baru: 1990.
Nurdin, Muslim, dkk. Moral dan Kognisi Islam. Bandung: Alfabeta, 1993.
Nawawi, Rif’at Syauqi. Kepribadian Qur’ani, Jakarta: Amzah, 2011.
Parera, Jos Daniel. Kajian Linguistik Umum Historis Komparatif dan Tipologi Struktural. Jakarta: Penerbit Erlangga, 1991.
al-Qurthubi. Tafsir al-Qurthubi. jilid 2. Terj. Ahmad Khotib. Jakarta: Pustaka Azzam, 2009.
_____________________, Terj. Tafsir al-Qurthubi, jilid 19, Jakarta: Pustaka Azzam, 2009.
al-Qattan, Manna’ Khalil. Studi Ilmu-Ilmu al-Qur’an. Terj. Mudzakkir AS. Bogor: Pustaka Litera AntarNusa, 2007.
al-Qordowi, Yusuf. Al-Qur-an Menyuruh Kita Sabar. Terj. A. Aziz Salim basyarahil. Jakarta: Gema Insani Press.
S. Askar, al-Azhar: Kamus Arab-Indonesia, Jakarta Selatan: Senayan Publishing, 2010.
Ash-Shiddieqy, T. M. Hasbi. Tafsir al-Qur’an “ An-Nur” jilid 5. Jakarta: Bulan Bintang, 1969.
_______________ Tafsir Al-Qur’an. jilid. 7. Jakarta: Bulan Bintang, 1969.
_______________ Tafsir al-Qur’anul madjied An-Nur. Juz 13. Cet I. Jakarta: Bulan Bintang, 1969.
Suryadilaga, M. Alfatih, dkk. Metodologi Ilmu Tafsir. Yogyakarta: Teras, 2005.
79
Shihab, M. Quraish. Tafsir al-Misbah. vol 5. Jakarta: Lentera Hati, 2002.
_____________, al-Qur’an dan Maknanya bab, Makna dan Kandungan Surah-Surah al-Qur’an. Tangerang: Lentera Hati, 2010.
_____________, Secercah Cahaya Ilahi Hidup Bersama Al-Qur’an. Bandung: Mizan, 2007.
_____________, Tafsir al-Misbah: Pesan, Kesan, dan keserasian al-Qur’an. vol 1, hlm. 469.
_____________, Tafsir al-Misbah: Pesan, Kesan, dan keserasian al-Qur’an. vol 2. Jakarta: Lentera Hati, 2002.
_____________, Tafsir al-Misbah Pesan, Kesan dan Keserasian al-Qur’an. Volume 4. Tagerang: Lentera Hati, 2001.
_____________, Tafsir al-Misbah: Pesan, Kesan, dan keserasian al-Qur’an, vol 6. Jakarta: Lentera Hati, 2002.
_____________, Tafsir al-Misbah: Pesan, Kesan, dan keserasian al-Qur’an. vol 12. Jakarta: Lentera Hati, 2011.
_____________, Tafsir al-Misbah: Pesan, Kesan, dan keserasian al-Qur’an. vol 13. Jakarta: Lentera Hati, 2011.
_____________, Wawasan Al-Qur’an Tafsir Tematik atas pelbagai Persoalan Umat. Bandung: PT Mizan Pustaka, 2007.
Ath-Thabari, Abu Ja’far Muhammad bin Jarir. Tafsir Ath-Thabari. jilid 18. Terj. Ahsan Askan, Jakarta: Pustaka Azzam, 2009.
CURRICULUM VITAE
Nama Lengkap : Mahadi Sipahutar
Status : Belum Menikah
Tempat Tanggal Lahir : Batu Tunggal, 07 Agustus 1989
Agama : Islam
Alamat : Jl. Bimokurdo Sapen, Kec. Gondokusuman,
Yogyakarta
HP : 082135774431
Pendidikan Formal:
1996 – 2002 : SD Negeri 17502 Batu Tunggal
2002 – 2005 : MTs Pon-Pes Ahmadul Jariyah Kota Pinang, Medan
2005 – 2008 : MAS Pon-Pes Ahmadul Jariyah Kota Pinang, Medan
2008 – 2013 : Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta
Pengalaman Organisasi:
2009 – 2011 : Sekretaris Ketua Bidang Pendidikan di IPMALAY
2011 – 2012 : Sekum HIMA LABURA Yogyakarta
2012 – 2013 : Anggota HMI UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
2013 – Sekarang : Ketum HIMA LABURA Yogyakarta