14

Click here to load reader

KONSEP REVITALISASI PERMUKIMAN DI KAWASAN TUA … · KONSEP REVITALISASI PERMUKIMAN DI KAWASAN TUA ... tingkat pendidikan, tingkat pendapatanserta partisipasi masyarakat . Kelima

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: KONSEP REVITALISASI PERMUKIMAN DI KAWASAN TUA … · KONSEP REVITALISASI PERMUKIMAN DI KAWASAN TUA ... tingkat pendidikan, tingkat pendapatanserta partisipasi masyarakat . Kelima

1

KONSEP REVITALISASI PERMUKIMAN DI KAWASAN TUA

KASTEEL NIEUW VICTORIA KOTA AMBON

Diane Elizabeth De Yong

NRP: 3208201830

Pembimbing : 1. Prof.Ir.Johan Silas

2. Dr.Ir.Rimadewi Suprihardjo, M.I.P

ABSTRAK

Kompleks Kasteel Nieuw Victoria merupakan kawasan bersejarah yang menjadi salah satu cikal bakal Kota Ambon. Saat ini kawasan dengan Kasteel Nieuw Victoria sebagai bangunan bersejarah, tidak didukung oleh kualitas lingkungan yang baik khususnya permukiman di sekitar Kasteel Nieuw Victoria. Perkembangan permukiman di sekitar Kasteel mengalami kemunduruan (degradasi) kualitas lingkungan dan permukiman.

Analisis data yang dilakukan dalam penenlitian ini adalah analisis faktor untuk mengidentifikasi faktor-faktor penyebab degradasi kualitas permukiman di kawasan tua Kasteel Nieuw Victoria Kota Ambon, analisis deskriptif untuk mengidentifikasi potensi, permasalahan serta penyebab terjadinya degradasi kualitas permukiman pada permukiman di kawasan tua Kasteel Nieuw Victoria Kota Ambon melalui penilaian terhadap aspek-aspek permukiman oleh masyarakat, dan analisis triangulasi, untuk merumuskan konsep revitalisasi permukiman di kawasan tua Kasteel Nieuw Victoria Kota Ambon.

Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan faktor-faktor penyebab degradasi adalah keterbatasan lahan permukiman, rendahnya ketersediaan sarana dan prasarana permukiman, rendahnya tingkat pendidikan masyarakat, rendahnya tingkat pendapatan masyarakat, dan rendahnya partisipasi masyarakat, maka rumusan konsep revitalisasi permukiman adalah mengoptimalisasikan fungsi lahan permukiman yang ada dengan membatasi pembangunan rumah baru yang ditetapkan dengan peraturan pemerintah untuk mengurangi kepadatan dengan melakukan pendekatan partisipasi masyarakat melalui penyuluhan dan pemberian insentif bantuan kepada masyarakat secara swadaya memperbaiki kondisi rumahnya sesuai dengan kemampuan dan sumberdaya yang dimiliki masyarakat di kawasan Kasteel Nieuw Victoria Kota Ambon.

Kata Kunci : Kasteel Nieuw Victoria, degradasi lingkungan permukiman, revitalisasi permukiman

PENDAHULUAN

Permukiman yang dibentuk pada masa kolonial Belanda merupakan potensi kawasan yang perlu

dipertahankan. Sampai saat ini permukiman tersebut masih ada, tetapi dalam kondisi yang tidak terawat

dan cenderung tidak berkembang, disebabkan oleh adanya konflik sosial yang terjadi di Kota Ambon

tahun 1999. Dalam perkembangannya era pasca konflik kawasan pemukiman di sekitar Kasteel Nieuw

Victoria berubah menjadi kawasan permukiman dengan kepadatan yang cukup tinggi. Tingkat hunian

Page 2: KONSEP REVITALISASI PERMUKIMAN DI KAWASAN TUA … · KONSEP REVITALISASI PERMUKIMAN DI KAWASAN TUA ... tingkat pendidikan, tingkat pendapatanserta partisipasi masyarakat . Kelima

2

menjadi lebih besar menyebabkan permukiman di kawasan Kasteel Nieuw Victoria menjadi kawasan

kumuh yang tidak terkendali pertumbuhannya dengan kondisi bangunan yang tidak tertata dengan baik.

Kasteel Nieuw Victoria tetap eksis sebagai peninggalan sejarah tidak diimbangi perkembangannya

dengan kondisi permukiman di sekitarnya yang cenderung tidak berkembang karena adanya kepadatan

penduduk, sehingga terjadi penurunan kualitas sarana dan prasana permukiman. Degradasi kualitas

permukiman yang terjadi seperti : penurunan pertumbuhan kawasan, penurunan pelayanan prasarana

(jalan lingkungan, air bersih, drainase, sanitasi, persampahan) dan penurunan pelayanan sarana (tempat

untuk berdagang). (Dinas Pekerjaan Umum Propinsi Maluku, 2007)

Kondisi permukiman di kawasan Kasteel Nieuw Victoria mengalami degradasi kualitas

permukiman sehingga tidak mendukung keberadaan Kasteel Nieuw Victoria dengan potensinya sebagai

peningggalan sejarah yang sangat berpengaruh terhadap peningkatan ekonomi kota. Perlu diupayakan

pengembangan permukiman, sehingga kasteel dan permukimannya sebagai peninggalan sejarah dapat

terus berkembang sesuai potensi dan fungsinya.

Dengan melihat unsur sejarah maupun potensi dari kawasan ini, maka pentingnya penelitian ini

untuk mendapatkan konsep revitalisasi permukiman di kawasan Kasteel Nieuw Victoria yang mengalami

kemunduran/degradasi agar dapat dihidupkan kembali dinamika fungsi dan potensi kawasan. Selain itu

melalui upaya revitalisasi akan dapat memajukan aspek sosial dan ekonomi masyarakatnya dengan

mengenali dan memanfaatkan potensi lingkungan.

Permasalahan dalam penelitian ini adalah kondisi permukiman kawasan Nieuw Victoria Kota

Ambon mengalami penurunan kualitas lingkungan permukiman sehingga mengalami kekumuhan yang

ditandai dengan ciri tingkat kepadatan dan kerapatan bangunan yang tinggi, perilaku pembuangan sampah

oleh masyarakat yang menimbulkan pencemaran lingkungan, serta rendahnya tingkat partisipasi

masyarakat dalam mengelola lingkungan. Kondisi tersebut dapat menimbulkan potensi wilayah dan

potensi masyarakat yang terdapat di dalam permukiman kawasan Nieuw Victoria Kota Ambon menjadi

kurang berkembang.

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah merumuskan konsep revitalisasi permukiman

di kawasan tua Kasteel Nieuw Victoria yang mampu mengarahkan dan mengembalikan pertumbuhan

sesuai potensi dan kebutuhan masyarakat, dan sasaran yang akan akan dilakukan mengidentifikasi faktor-

faktor penyebab degradasi kualitas permukiman di kawasan tua Kasteel Nieuw Victoria Kota Ambon,

menentukan kriteria penanganan terhadap faktor-faktor penyebab degradasi kualitas permukiman kawasan

Page 3: KONSEP REVITALISASI PERMUKIMAN DI KAWASAN TUA … · KONSEP REVITALISASI PERMUKIMAN DI KAWASAN TUA ... tingkat pendidikan, tingkat pendapatanserta partisipasi masyarakat . Kelima

3

Kasteel Nieuw Victoria Kota Ambon, serta merumuskan konsep revitalisasi permukiman di kawasan tua

Kasteel Nieuw Victoria Kota Ambon.

Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Uritetu, Kecamatan Sirimau, Kota Ambon. Peta wilayah

penelitian terlihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Peta Wilayah Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukkan dan saran bagi Pemerintah Daerah berupa

alternatif konsep revitalisasi permukiman di sekitar Kasteel Nieuw Victoria dalam menentukan sebuah

kebijakan dan dalam melakukan perencanaan serta pengembangan kawasan di masa yang akan datang.

METODE PENELITIAN

Berdasarkan sasaran penelitian dan jenis data yang dikumpulkan diperlukan teknik analisis

sebagai berikut :

1. Analisis Faktor

Untuk mengidentifikasi faktor-faktor penyebab degradasi kualitas permukiman di kawasan tua Kasteel

Nieuw Victoria Kota Ambon menggunakan analisis faktor. Dimana analisis faktor dipergunakan untuk

mereduksi data atau meringkas dari beberapa variabel yang banyak dan diubah menjadi sedikit variabel.

Adapun prosedur dalam melakukan analisis faktor sebagai berikut :

Page 4: KONSEP REVITALISASI PERMUKIMAN DI KAWASAN TUA … · KONSEP REVITALISASI PERMUKIMAN DI KAWASAN TUA ... tingkat pendidikan, tingkat pendapatanserta partisipasi masyarakat . Kelima

4

1. Memilih variabel yang layak dimasukkan dalam analisis faktor. Oleh karena analisis faktor

berupaya mengelompokkan sejumlah variabel, maka seharusnya ada korelasi yang cukup kuat

diantara variabel, sehingga akan terjadi pengelompokan. Jika sebuah variabel atau lebih

berkorelasi lemah dengan variabel lainnya, maka variabel tersebut akan dari analisis faktor.

Alat seperti MSA atau Barlett`s Test dapat digunakan untuk keperluan ini.

2. Setelah sejumlah variabel terpilih, maka dilakukan ekstraksi variabel tersebut sehingga

menjadi satu atau beberapa faktor. Beberapa metode pancarian faktor yang populer adalah

Principal Component dan Maximum Likehood.

3. Faktor yang terbentuk, pada banyak kasus, kurang menggambarkan perbedaan diantara faktor-

faktor yang ada. Faktor 1 dengan faktor 2 ternyata masih mempunyai kesamaan-kesamaan,

atau sebenarnya masih sulit dikatakan apakah isi (variabel) pada faktor 1 benar-benar layak

masuk faktor 1, ataukah mungkin dapat masuk faktor 2. Hal tersebut akan mengganggu

analisis karena justru sebuah faktor harus berbeda secara nyata dengan faktor yang lain. Jika

isi faktor masih diragukan, dapat dilakukan proses rotasi, dapat dilakukan proses rotasi untuk

memperjelas apakah faktor yang terbentuk sudah secara signifikan berbeda dengan faktor lain.

4. Setelah faktor benar-benar telah tebentuk, maka proses dilanjutkan dengan menamakan faktor

yang sudah ada.

2. Analisis Deskriptif

Analisa Deskriptif digunakan untuk menggambarkan kondisi lingkungan permukiman dari hasil

pendataan secara kuantitatif yang didapat melalui penyebaran kuesioner. Data yang didapat akan

dikelompokkan dan dilakukan pembobotan. Hasil analisis deskriptif adalah berupa penilaian terhadap

keadaan permukiman secara kualitatif (baik, sedang, dan buruk). Untuk menilai kondisi tersebut

digunakan 2 (dua) tolak ukur yaitu tolak ukur kuantitatif dan kualitatif.

a. Tolak ukur kuantitatif diukur dengan menghitung jumlah rumah untuk masing masing indikator sesuai

dengan klasifikasi kondisi (baik, sedang, dan buruk). Dalam perhitungan secara kuantitatif ini dibuat

tabel penilaian untuk memudahkan pengelompokkan dan pembobotan.

b. Tolak ukur kualitatif, yaitu menentukan derajat kekumuhan pada permukiman. Derajat kekumuhan

yang dimaksud adalah rentan nilai untuk mengukur kondisi permukiman dalam kategori baik, sedang,

dan buruk. Dalam analisa kualitatif pengukuran yang digunakan adalah skala interval.

Menurut Riduwan (2004), skala interval adalah skala yang menunjukkan jarak satu data dengan

data yang lain dan mempunyai bobot yang sama. Proses analisa kualitatif menggunakan data penilaian

dari analisis kuantitatif dengan cara sebagai berikut :

Page 5: KONSEP REVITALISASI PERMUKIMAN DI KAWASAN TUA … · KONSEP REVITALISASI PERMUKIMAN DI KAWASAN TUA ... tingkat pendidikan, tingkat pendapatanserta partisipasi masyarakat . Kelima

5

a. Mencatumkan jumlah rumah yang sesuai dengan kriteria yang ada pada setiap kolomnya.

b. Mengalikan jumlah rumah dengan nilai 3 untuk kondisi yang buruk, dan nilai 2 untuk kondisi

sedang dan nilai 1 untuk kondisi baik untuk masing-masing faktor dan aspek. Nilai 3, 2, dan 1

merupakan urutan dari penilaian terhadap kondisi kekumuhan pada permukiman yang mempunyai

jarak yang sama antara kondisi yang satu dengan yang lain, dalam penelitian ini jaraknya adalah 1

dan mempunyai bobot yang sama yaitu 7.

c. Menjumlahkan semua nilai hasil perkalian.

d. Membaginya dengan total jumlah rumah sampel kuisioner (jumlah rumah kondisi buruk + rumah

kondisi sedang + rumah kondisi baik).

e. Hasil pembagian akan digunakan untuk mengisi tolak ukur kualitatif.

3. Analisis Triangulasi

Penggunaan Analisa Triangulasi karena tujuan analisa ini untuk merumuskan suatu konsensus atau

pemecahan terhadap masalah. Dalam penelitian ini teknik triangulasi digunakan untuk mengelaborasikan

hasil dari faktor yang menyebabkan degradasi kualitas lingkungan pemukiman di kawasan tua Kasteel

Nieuw Victoria Kota Ambon, dan kriteria penanganan berdasarkan faktor penyebab degradasi lingkungan

didiskusikan dengan kajian pustaka sebagai dasar teori dari permasalahan, serta studi revitalisasi yang

telah dilakukan di luar wilayah study sehingga mendapatkan rumusan konsep revitalisasi permukiman di

kawasan tua Kasteel Nieuw Victoria Kota Ambon.

Proses dari analisis Triangulasi ini dapat terlihat pada Gambar 2 sebagai berikut :

Diskusi 1

Diskusi 2 Diskusi 3

Gambar 2. Proses Analisis Triangulasi Data

Kriteria penanganan degradasi permukiman

Kajian pustaka

Studi/penelitian tentang revitalisasi di kawasan lain

Page 6: KONSEP REVITALISASI PERMUKIMAN DI KAWASAN TUA … · KONSEP REVITALISASI PERMUKIMAN DI KAWASAN TUA ... tingkat pendidikan, tingkat pendapatanserta partisipasi masyarakat . Kelima

6

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Faktor-faktor penyebab degradasi kualitas permukiman di Kawasan Tua Kasteel Nieuw Victoria

Kota Ambon

Faktor–faktor penyebab degradasi kualitas permukiman di Kawasan Tua Kasteel Nieuw Victoria Kota

Ambon setelah dianalisis menggunakan analisis faktor sebagai berikut:

a. Faktor keterbatasan lahan permukiman penyebab degradasi kualitas permukiman karena kurangnya

pembagian ruang dalam penataan permukiman sehingga penduduk membangun rumah hanya

berdasarkan kebutuhan untuk tempat tinggal saja tanpa menghiraukan akan terjadi kepadatan hunian

pada permukiman.

b. Faktor kurangnya ketersediaan sarana dan prasarana permukiman penyebab degradasi kualitas

permukiman karena sarana dan prasarana yang ada di permukiman seperti air bersih tidak dapat

memenuhi kebutuhan masyarakat karena sebagian masyarakat belum mempunyai kran PDAM secara

pribadi pada rumah-rumah mereka, banyak yang menggunakan sarana air bersih umum yang

disediakan pemerintah namun tidak secara rutin dapat memenuhi kebutuhan masyarakat. Masyarakat

tersebut terpaksa harus memperoleh air bersih dengan cara membeli. Begitu pula dengan drainase yang

ada di pemukiman tidak terawat dengan baik, karena drainase dipenuhi dengan sampah-sampah yang

dibuang oleh masyarakat.

c. Faktor rendahnya tingkat pendidikan masyarakat penyebab degradasi kualitas permukiman karena

masyarakat di pemukiman ini rata-rata tingkat pendidikan tertingginya adalah SMP namun ada

beberapa yang mampu menyelesaikan pendidikannya pada tinggat SMA dan Sarjana.

d. Faktor rendahnya tingkat pendapatan masyarakat masyarakat penyebab degradasi kualitas permukiman

karena sebagian besar masyarakat bermata pencarian pada sektor non formal sebagai pedagang dan

wiraswasta. Lainnya adalah PKL, buruh kasar dan Sopir/pengemudi becak. Hal ini mengingat

mayoritas tingkat pendidikan masyarakat rata-rata adalah SMP dengan tingkat kemampuan yang sangat

terbatas. Pendapatan masyarakat yang diperoleh dari pekerjaannya hanya dapat memenuhi kebutuhan

primer. Mengingat tingkat pendapatan mereka tidak menentu dengan jenis pekerjaan.

e. Faktor rendahnya partisipasi masyarakat penyebab degradasi kualitas permukiman karena menurut

masyarakat bahwa akibat pekerjaan yang ditekuni dari pagi sampai malam sehingga kehadiran mereka

di lingkungan sangat kurang sekali. Hanya terjadi pada saat hari-hari besar keagamaan dan kenegaraan.

Misalnya, kerja bakti menjelang bulan Ramadan dan Natal dan Tahun Baru, atau kerja bakti menjelang

Hari Kemerdekaan RI. Tidak ada satu hari rutin yang digunakan untuk membersihkan dan memelihara

lingkungan.

Page 7: KONSEP REVITALISASI PERMUKIMAN DI KAWASAN TUA … · KONSEP REVITALISASI PERMUKIMAN DI KAWASAN TUA ... tingkat pendidikan, tingkat pendapatanserta partisipasi masyarakat . Kelima

7

2. Penentuan Kriteria Penanganan Faktor-Faktor Penyebab Degradasi Kualitas Permukiman di

Kawasan Tua Kasteel Nieuw Victoria Kota Ambon

Berdasarkan hasil kuesioner 98 responden yang menilai kondisi permukiman di kawasan Kasteel

Nieuw Victoria Kota Ambon sesuai faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya degradasi kualitas

permukiman, maka diperlukan standar penilaian untuk menentukan kriteria-kriteria penanganan. Dalam

penelitian ini menggunakan faktor penyebab terjadinya degradasi sebagai standar penilaian untuk

mengetahui kondisi permukiman, berupa kondisi rumah, ketersediaan sarana, ketersediaan prasarana,

tingkat pendidikan, tingkat pendapatan serta partisipasi masyarakat. Kelima aspek ini dijadikan sebagai

dasar penilaian sebagai berikut :

a. Mencatumkan jumlah rumah yang sesuai dengan kriteria yang ada pada setiap kolomnya.

b. Mengalikan jumlah rumah dengan nilai 3 untuk kondisi yang buruk, dan nilai 2 untuk kondisi

sedang dan nilai 1 untuk kondisi baik untuk masing-masing faktor dan aspek. Menurut Riduwan

(2004), nilai 3, 2, dan 1 merupakan urutan dari penilaian terhadap kondisi kekumuhan pada

permukiman yang mempunyai jarak yang sama antara kondisi yang satu dengan yang lain, dalam

penelitian ini jaraknya adalah 1 dan mempunyai bobot yang sama yaitu 7.

c. Menjumlahkan semua nilai hasil perkalian.

d. Membaginya dengan total jumlah rumah sampel kuisioner (jumlah rumah kondisi buruk + rumah

kondisi sedang + rumah kondisi baik).

e. Hasil pembagian akan digunakan untuk mengisi tolak ukur kualitatif sebagai berikut :

- Buruk jika hasil pembagiannya 3 sampai 2,4

- Sedang, jika hasil pembagiannya 2,3 sampai 1,7

- Baik jika hasil pembagiannya 1,6 sampai 1

2.1. Penentuan Kriteria Penanganan Degradasi Kualitas Lingkungan Permukiman Adapun penilaian terhadap permukiman dan lingkungan di wilayah studi dijelaskan sebagai berikut :

1. Faktor Keterbatasan Lahan Permukiman

Faktor keterbatasan lahan pemukiman dalam aspek kondisi fisik bangunan rumah terdapat 3 kriteria

yang menjadi penilaian, yaitu tingkat kepadatan bangunan, pembagian ruang dan tingkat kepadatan

hunian. Penilaian kriteria kondisi permukiman dengan tolak ukur kuantitatif di kawasan Kasteel Nieuw

Victoria.

Hasil pengisian kuesioner menunjukkan bahwa pembagian ruang di permukiman sebanyak 39%

menggunakan satu ruang untuk semua aktivitas, sebanyak 27% mempunyai satu ruang multiguna yang

berupa ruang tamu, sementara 32% memiliki satu ruang masing-masing setiap aktivitas yang dilakukan.

Page 8: KONSEP REVITALISASI PERMUKIMAN DI KAWASAN TUA … · KONSEP REVITALISASI PERMUKIMAN DI KAWASAN TUA ... tingkat pendidikan, tingkat pendapatanserta partisipasi masyarakat . Kelima

8

Dari penilaian terhadap kondisi bangunan permukiman nilai rata-ratanya adalah 2,07 termasuk kategori

sedang.

Berdasarkan jawaban responden, kondisi rumah di permukiman memiliki tingkat kepadatan di atas

60%. Penilaian terhadap kondisi kepadatan bangunan nilai rata-ratanya adalah 2,4 termasuk kategori

buruk. Hal ini menunjukan bahwa kepadatan bangunan pada lokasi penelitian cukup tinggi dimana

kondisi bangunan antar rumah saling berdempetan dan hanya dinding rumah sebagai pembatas. Ditinjau

dari tingkat kepadatan hunian, sebanyak 48% menjawab berada dalam kondisi baik yakni memiliki tingkat

kepadatan di atas 6 m2/orang. Sedangkan 20,4% menjawab memiliki kategori sedang yaitu antara 5-6

m2/orang. Sisanya 29,6% menjawab memiliki kepadatan hunian kurang dari 5 m2

/orang. Dari hasil

penilaian nilai rata-rata kondisi kepadatan hunian adalah 1,9 termasuk kategori sedang.

2. Faktor Kurangnya Ketersediaan Sarana Dan Prasarana Permukiman.

Penilaian pada kondisi sarana dan prasarana diukur dengan 10 parameter yaitu ketersediaan air

bersih, drainase, persampahan, sanitasi lingkungan, kondisi jalan, sarana peribadahan, sarana pendidikan,

sarana kesehatan, sarana ekonomi dan ruang terbuka.

Berdasarkan hasil kuisioner penduduk tidak menggunakan sumur sebagai sumber air minum

melainkan air PDAM yang dihubungkan ke sambungan rumah-rumah penduduk atau dengan cara

membeli dari kran umum. Sebanyak 47 responden menggunakan air PDAM untuk memasak, mencuci dan

mandi dengan cara membeli. Sebanyak 21 responden menggunakan air PDAM untuk memasak, mandi

dan mencuci dari sambungan rumah, sedangkan kebutuhan air minum dipenuhi dengan membeli.

Sedangkan 30 responden menggunakan air PDAM dari sambungan rumah untuk keperluan minum,

memasak, mandi dan mencuci. Penilaian sumber air bersih menunjukkan bahwa nilai rata-rata kualitatif

air bersih adalah 2,2 dengan kategori sedang.

Dari hasil survey menunjukkan bahwa 22 responden memiliki KM/MCK sendiri, 28 responden

menggunakan MCK milik tetangga atau saudara, sisanya 48 belum memiliki saluran pembuangan air

limbah sehingga pembuangannya langsung ke drainase, sehingga nilai rata-rata sanitasi adalah 1,7

termasuk kategori sedang.

Kegiatan pembuangan sampah oleh masyarakat menurut hasil survey sebanyak 67 responden

membuang ke saluran drainase, 15 responden membuang ke lahan kosong kemudian dibakar atau

ditimbun. Sedangkan 16 responden membuang sampah ke depo sampah. Kondisi tersebut menunjukkan

bahwa sampah dari masyarakat tidak dikelola dengan baik. Hal ini dikarenakan tidak tersedianya tempat

sampah di lokasi penelitian serta tidak adanya petugas pengangkut sampah yang secara rutin mengangkut

sampah masyarakat. Untuk persampahan nilai rata-ratanya adalah 2,2 termasuk kategori sedang.

Page 9: KONSEP REVITALISASI PERMUKIMAN DI KAWASAN TUA … · KONSEP REVITALISASI PERMUKIMAN DI KAWASAN TUA ... tingkat pendidikan, tingkat pendapatanserta partisipasi masyarakat . Kelima

9

Menurut hasil survey kondisi dan ketersediaan drainase di lingkungan permukiman diperoleh

sebanyak 65 responden tidak memiliki saluran drainase sendiri, 17 responden memiliki saluran drainase

namun tidak berfungsi dengan baik, dan 15 responden menyatakan saluran drainase berfungsi dengan

baik. Sedangkan saluran drainase yang sudah ada kondisinya banyak yang tersumbat oleh sampah karena

tidak pernah dilakukan pembersihan. Nilai rata-rata dari drainase adalah 2,5 termasuk kategori buruk.

Kondisi jalan menurut hasil survey ada sebanyak 22 responden mengatakan bahwa jalan dalam

kondisi baik dan terawat, 61 responden mengatakan jalan yang sudah dipekeras namun dalam kondisi

tidak terawat. Sisanya 15 responden mengatakan jalan yang belum dipekeras. Secara umum, kondisi jalan

di permukiman terutama di jalan-jalan lingkungan dan gang permukiman sudah mengalami perkerasan

dengan bahan paving, namun dalam kondisi rusak. Sedangkan jalan permukiman yang belum diperkeras

merupakan gang permukiman yang merupakan jalan tembusan yang dibuat oleh masyarakat sendiri. Nilai

rata-ratanya adalah 2.2 termasuk kategori sedang.

Penduduk di permukiman kawasan Kasteel Nieuw Victoria beragama Islam dan Kristen Protestan.

Sarana ibadah tidak terdapat dalam permukiman namun berada tidak jauh dari permukiman sehingga

masyarakat menggunakannya untuk melakukan kegiatan keagamaan setiap hari. Sarana ibadah, nilai rata-

ratanya adalah 2,0 termasuk kategori sedang.

Untuk sarana pendidikan juga sama dengan sarana ibadah, belum tersedia di dalam permukiman

masyarakat sehingga masyarakat mengakses sarana pendidikan pada lokasi-lokasi yang dipilih oleh

masyarakat berdasarkan kemampuannya. Nilai rata-rata untuk sarana pendidikan 2,0 termasuk kategori

sedang.

Sarana kesehatan berupa Posyandu sudah tersedia di permukiman ini tetapi tidak berjalan dengan

rutin sehingga masyarakat mencari pelayan kesehatan pada lokasi yang dekat dengan permukimannya.

Menurut responden posyandu hanya dilayani oleh bidan tidak ada dokter karena jadwal periksa dokter

yang tidak menentu. Sarana kesehatan nilai rata-ratanya adalah 2,0 termasuk kategori sedang.

Kepadatan bangunan yang cukup tinggi di permukiman menyebabkan anak-anak bermain di

jalan/gang sekitar rumah. Menurut responden ada juga yang membiarkan anak-anak mereka untuk

bermain pada lokasi taman bermain yang jauh dari permukiman. Namun ada juga yang hanya menikmati

waktu bermain mereka dengan menonton TV atau pun bermain Play Stasion di rumah. Dengan kondisi

seperti ini nilai rata-rata untuk ruang terbuka adalah 3,0 termasuk kategori buruk.

Sarana ekonomi pada permukiman ini sangatlah dekat dengan pasar Mardika di Kota Ambon

sehingga akses masyarakat sangat baik dengan sarana ekonomi. Di dalam permukiman sendiri banyak

warung-warung kecil milik masyarakat yang tidak teratur keberadaannya, sehingga permukiman kelihatan

semberawut dan kotor. Sebanyak 25 responden menilai terdapat pasar, warung di sekitar pemukiman dan

Page 10: KONSEP REVITALISASI PERMUKIMAN DI KAWASAN TUA … · KONSEP REVITALISASI PERMUKIMAN DI KAWASAN TUA ... tingkat pendidikan, tingkat pendapatanserta partisipasi masyarakat . Kelima

10

73 responden menilai bahwa tersedia warung, toko di permukiman. Dari penilaian ini maka, nilai rata-rata

sarana ekonomi adalah 1,2 termasuk kategori baik.

3. Faktor Rendahnya Tingkat Pendidikan Masyarakat

Penilaian terhadap kriteria tingkat pendidikan masyarakat di permukiman Kasteel Nieuw Victoria

Kota Ambon menggunakan 2 parameter yaitu tingkat pendidikan dan kebudayaan masyarakat

Berdasarkan hasil survey, diketahui bahwa sebayak 71 responden menempuh jenjang pendidikan

hanya setingkat SD dan SMP yang merupakan pendidikan dasar di Indonesia. Sebanyak 9 responden

memiliki jenjang pendidikan tingkat SMA dan 18 responden memiliki jenjang pendidikan hingga

perguruan tinggi. Menurut masyarakat, pendidikan formal dalam hal ini sekolah belum tentu dapat

menjamin pribadi dan karakter. Dan nilai rata-rata menunjukkan bahwa tingkat pendidikan mempunyai

nilai rata-ratanya adalah 2,8 termasuk kategori buruk. Hal ini menunjukan bahwa masyarakat di

permukiman Kasteel Nieuw Victoria Kota Ambon rata-rata hanya menikmati pendidikan sampai jenjang

Sekolah Menengah Pertama saja, mereka menganggap bahwa tidak perlu sekolah tinggi-tinggi bila pada

akhirnya tidak mempunyai pekerjaan.

Untuk kegiatan budaya masyarakat berdasarkan hasil survey, ada 57 responden yang melakukan

kegiatan budaya secara temporer atau saat-saat tertentu hal ini juga dipengaruhi keanekaragaman suku

pada masyarakat di permukiman ini dan pelaksanaan kegiatan budaya yang memakan biaya seperti untuk

budaya Maluku misalnya, Pela Gandong dan Makan Patita. Berdasarkan penilaian menunjukkan bahwa

nilai rata-rata kegiatan kebudayaan masyarakat adalah 1,8 termasuk kategori sedang.

4. Faktor Rendahnya Tingkat Pendapatan Mayarakat

Penilaian terhadap kriteria tingkat pendapatan masyarakat menggunakan parameter yaitu

pekerjaan, pendapatan, kelompok jaringan usaha.

Dijelaskan bahwa, dari 98 sampel yang diambil, sebanyak 55 responden memiliki mata pencaharian

pada sektor informal tetap yaitu sebagai pedagang, sopir, tukang kayu dan batu, buruh kasar PKL dan

wiraswasta. Hal ini mengingat mayoritas tingkat pendidikan masyarakat rata-rata adalah SD dan SMP

dengan tingkat kemampuan yang sangat terbatas. Maka nilai rata-rata pekerjaan adalah 2,1 termasuk

kategori sedang.

Tingkat pendapatan masyarakat menurut 25 responden menyatakan bahwa pendapatan mereka

dapat memenuhi kebutuhan primer dan sekunder. Sedangkan 15 responden menyatakan bahwa

pendapatan mereka tidak dapat memenuhi kebutuhan untuk membeli kebutuhan primer, termasuk

sembako. Hal ini dipengaruhi oleh hasil dari pekerjaan mereka yang tidak menentu. Nilai rata-rata untuk

tingkat pendapatan masyarakat adalah 2,02 termasuk kateori sedang.

Page 11: KONSEP REVITALISASI PERMUKIMAN DI KAWASAN TUA … · KONSEP REVITALISASI PERMUKIMAN DI KAWASAN TUA ... tingkat pendidikan, tingkat pendapatanserta partisipasi masyarakat . Kelima

11

Keberadaan kelompok usaha yang terdapat di permukiman ini berupa kelompok usaha kerajinan

tangan (cinderamata/souvenir). Ada juga kelompok usaha kue-kue namun telah dibubarkan karena

hasilnya tidak memuaskan anggota dalam pembagian hasil usaha. Hal inilah yang mengakibatkan

masyarakat tidak suka bekerja sama dalam satu kelompok usaha, mereka lebih cendrung usaha sendiri-

sendiri sehingga dapat mengatur hasilnya juga sendiri. Maka nilai rata-ratanya adalah 2,5 termasuk

kategori buruk.

5. Faktor Rendahnya Partisipasi Masyarakat

Kriteria partisipasi masyarakat dinilai dengan menggunakan satu parameter yaitu tingkat partisipasi

masyarakat.

Didapatkan hasil survey pada kegiatan kerja bakti warga dan gotong royong menurut 63 responden

termasuk dalam kategori sedang karena pelaksanaan kegiatan kerja bakti hanya dilakukan dilakukan

menjelang 17 Agustus dan apabila terdapat instruksi dari aparat kelurahan. Selain menyumbang tenaga,

masyarakat juga ikut berpartisipasi dalam bentuk sumbangan dana. Sebanyak 8 responden menyatakan

terdapat kegiatan kerja bakti secara rutin di permukiman yang biasanya dilakukan pada hari jumat karena

pada hari itu sebagian masyarakat ada di rumah. Dan 27 responden menyatakan tidak pernah terdapat

kegiatan kerja bakti warga karena menurut mereka waktu itu semuanya untuk bekerja mencari uang

sehingga mereka tidak pernah terlibat dalam kerja bakti di lingkungan. Diketahui bahwa nilai rata-rata

pada tingkat partisipasi masyarakat adalah 2.2 termasuk kategori sedang.

2.2. Kriteria-kriteria Penanganan Berdasarkan Faktor Penyebab Terjadinya Degradasi Kualitas

Permukiman di Kawasan Kasteel Nieuw Victoria Kota Ambon

Berdasarkan hasil analisis deskriptif dengan tolak ukur kuantitatif dan kualitatif dapat diketahui

bahwa kriteria-kriteria penanganan berdasarkan faktor-faktor penyebab terjadinya degradasi kualitas

permukiman di Kawasan Kasteel Nieuw Victoria Kota Ambon adalah sebagai berikut :

1. Keterbatasan Lahan Permukiman

a. Mengendalikan pengembangan permukiman untuk mengurangi kepadatan dengan melakukan

pendekatan partisipasi masyarakat dan menetapkan peraturan pemerintah yang mengatur

permukiman pada kawasan-kawasan peninggalan bersejarah.

b. Mengoptimalkan keberadaan dan fungsi permukiman yang ada dengan mempertahankan dan

meningkatkan kualitas bentuk bangunan dan kondisi rumah yang sudah terbangun.

c. Membatasi jumlah bangunan agar tidak semakin padat dengan membangun rumah susun bagi

masyarakat pada kawasan Kasteel Nieuw Victoria.

Page 12: KONSEP REVITALISASI PERMUKIMAN DI KAWASAN TUA … · KONSEP REVITALISASI PERMUKIMAN DI KAWASAN TUA ... tingkat pendidikan, tingkat pendapatanserta partisipasi masyarakat . Kelima

12

2. Kurangnya Ketersediaan Sarana dan Prasarana Permukiman

a. Memperbaiki drainase, persampahan dan menyediakan ruang terbuka sebagai sarana permukiman

kawasan Kasteel Nieuw Victoria di Kota Ambon.

b. Meningkatkan kualitas sarana prasarana permukiman yang sudah ada dengan pendekatan partisipasi

masyarakat sebagai pengguna untuk tetap memelihara dan mengawasi.

3. Rendahnya Tingkat Pendidikan Masyarakat

a. Menyediakan akses informasi kepada masyarakat tentang dampak lingkungan, dengan melakukan

sosialisasi baik secara temu wicara langsung dengan masyarakat maupun door to door di

lingkungan permukiman kawasan Kasteel Nieuw Victoria Kota Ambon.

b. Meningkatkan ketrampilan masyarakat dengan memberikan penyuluhan informasi usaha ekonomi

kecil untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

4. Rendahnya Tingkat Pendapatan Masyarakat

a. Menyediakan bantuan modal usaha di bidang kerajinan tangan khas Kota Ambon oleh pemerintah

dan swasta yang penggunaanya diawasi oleh masyarakat dan pemerintah.

b. Pemerintah menyediakan akses informasi dan fasilitasi jalur pemasaran kepada pihak swasta untuk

memasarkan produk hasil kelompok usaha masyarakat.

c. Melakukan kerjasama dengan pihak swasta, akademis dan LSM dalam melakukan pelatihan

ketrampilan yang difasilitasi oleh kelompok usaha sebagai daya tarik untuk menarik minat

masyarakat bergabung dalam kelompok usaha.

5. Rendahnya Partisipasi Masyarakat

a. Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam mengelola lingkungan melalui kegiatan pendamping

dari pihak LSM atau akademisi dalam upaya pengelolaan lingkungan permukiman.

b. Mengoptimalkan peran norma masyarakat sebagai pendekatan dalam meningkatkan partisipasi

masyarakat dalam kegiatan kerja bakti melalui pemberian sanksi adat bagi yang melanggar.

3. Perumusan konsep revitalisasi permukiman di kawasan tua Kasteel Nieuw Victoria Kota Ambon

Sesuai hasil analisis trianggulasi, konsep revitalisasi permukiman di kawasan tua Kasteel Nieuw

Victoria Kota Ambon dapat dirumuskan berdasarkan faktor-faktor yang berpengaruh dari lingkungan

sekitarnya sehingga mengakibatkan turunnya kualitas dan daya dukung lingkungan permukiman.

Konsep yang dirumuskan sebagai berikut :

1. Mengoptimalisasikan fungsi lahan permukiman yang ada dengan membatasi pembangunan rumah

baru yang ditetapkan dengan peraturan pemerintah untuk mengurangi kepadatan dengan

melakukan pendekatan partisipasi masyarakat melalui penyuluhan dan pemberian insentif bantuan

kepada masyarakat secara swadaya memperbaiki kondisi rumahnya sesuai dengan kemampuan

Page 13: KONSEP REVITALISASI PERMUKIMAN DI KAWASAN TUA … · KONSEP REVITALISASI PERMUKIMAN DI KAWASAN TUA ... tingkat pendidikan, tingkat pendapatanserta partisipasi masyarakat . Kelima

13

dan ciri budaya Maluku seperti budaya masohi yang dimiliki masyarakat di kawasan Kasteel

Nieuw Victoria Kota Ambon.

2. Peningkatan kualitas lingkungan permukiman dengan penyediaan sarana dan prasarana berupa

sistem drainase, tempat sampah, jalan setapak/gang dan perbaikan sarana prasarana yang tersedia

pada permukiman sebagai fasilitas pendukung di kawasan Kasteel Nieuw Victoria Kota Ambon.

3. Penyediaan akses informasi kepada masyarakat dan menjalin kerja sama dengan pihak swasta,

akademisi, LSM dan lembaga terkait untuk memberikan pelatihan dan penyuluhan tentang

pengelolaan lingkungan berupa pemanfaatan sampah kering rumah tangga menjadi bahan

souvenir dan cinderamata demi peningkatan pemberdayaan dan ekonomi masyarakat di

permukiman kawasan Kasteel Nieuw Victoria Kota Ambon.

4. Pemberdayaan kualitas sumberdaya manusia dengan menciptakan kemitraan yang berkelanjutan

pada sektor industri rumah tangga berupa pembuatan cinderamata dan souvenir khas Maluku

(kerajinan kerang dan mutiara) sebagai penunjang sektor pariwisata dengan cara memberikan

bantuan modal usaha bagi masyarakat di permukiman kawasan Kasteel Nieuw Victoria Kota

Ambon yang penggunaannya diawasi oleh masyarakat dan pemerintah.

5. Peningkatan partisipasi masyarakat permukiman di kawasan Kasteel Nieuw Victoria Kota Ambon

dengan ikutserta dalam kegiatan pemeliharaan lingkungan berupa kerja bakti jumat bersih yang

didampingi pihak LSM dan akademisi, dan untuk mengoptimalisasikan kesadaran masyarakat

dalam setiap kegiatan diberikan sanksi adat bagi yang melanggar.

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah faktor-faktor penyebab degradasi kualitas permukiman

di kawasan tua Kasteel Nieuw Victoria terdiri atas lima faktor yaitu, faktor keterbatasan lahan

permukiman, faktor kurangnya ketersediaan sarana dan prasarana, faktor rendahnya tingkat pendidikan

masyarakat, faktor rendahnya tingkat pendapatan masyarakat dan faktor tingkat partisipasi masyarakat.

Kelima faktor ini secara signifikan sangat mempengaruhi terjadinya penurunan kualitas permukiman.

Kriteria penanganan adalah 1) Pengendalian pengembangan permukiman untuk mengurangi

kepadatan melalui partisipasi masyarakat dan menetapkan peraturan pemerintah tentang kawasan

peninggalan bersejarah, 2) Optimalisasi keberadaan dan fungsi permukiman dengan mempertahankan dan

meningkatkan kualitas bentuk bangunan dan kondisi rumah, 3) Meningkatkan kualitas sarana prasarana

permukiman melalui partisipasi masyarakat sebagai pengguna, 4) Meningkatkan partisipasi masyarakat

dalam mengelola lingkungan 5) Optimalkan peran norma masyarakat sebagai pendekatan dalam

meningkatkan partisipasi masyarakat

Page 14: KONSEP REVITALISASI PERMUKIMAN DI KAWASAN TUA … · KONSEP REVITALISASI PERMUKIMAN DI KAWASAN TUA ... tingkat pendidikan, tingkat pendapatanserta partisipasi masyarakat . Kelima

14

Konsep revitalisasi permukiman adalah mengoptimalisasikan fungsi lahan permukiman yang ada

dengan membatasi pembangunan rumah baru yang ditetapkan dengan peraturan pemerintah untuk

mengurangi kepadatan dengan melakukan pendekatan partisipasi masyarakat melalui penyuluhan dan

pemberian insentif bantuan kepada masyarakat secara swadaya memperbaiki kondisi rumahnya sesuai

dengan kemampuan dan sumberdaya yang dimiliki masyarakat.

Saran dari hasil penelitian ini adalah 1) Menyusun model revitalisasi permukiman kawasan tua

Kasteel Nieuw Victoria Kota Ambon menitikberatkan pada vitalitas dan stabilitas ekonomi, integrasi antar

ruang, kuantitas dan kualitas prasarana dan sarana lingkungan, serta konservasi aset warisan budaya,

2) Membentuk organisasi yang mengelola langsung revitalisasi. Melalui organisasi ini dibangun

kesepakatan dan kerja sama antar kelompok dan perseorangan yang berperan serta dalam tahapan

pelaksanaan kegiatan di masa depan.

DAFTAR RUJUKAN

Agenda 21 Indonesia (1997), Strategi Nasional untuk Pembangunan Berkelanjutan, Kantor

Menteri Negara Lingkungan Hidup, Jakarta.

Budiharjo, Eko (1989), Konservasi Lingkungan dan Bangunan Kuno Bersejarah di Surakarta,

Gajah Mada, University, Press, Yogyakarta.

Danisworo, Mohammad (1988), Konseptualisasi Gagasan dan Upaya Penanganan Proyek

Peremajaan Kota : Pembangunan Kembali sebagai Fokus, Jakarta.

Rapoport, Amos, (1977), Human Aspects of Urban Forms, Toward a Man – Environment

Approach to Urban Form and Design, Pergamon Press, New York.

Riduwan (2004), Metode dan Teknik Menyusun Tesis, Penerbit Alfa Beta, Bandung.

Sidharta (1989), Konservasi Lingkungan dan Bangunan Kuno Bersejarah di Surakarta, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

Silas, Johan (1993), Pidato Pengukuhan : Perumahan Hunian dan Fungsi Lebihnya, Institut

Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya.

Silas, Johan (1996), Kampung Surabaya Menuju Metropolitan, Yayasan Keluarga Bhakti dan

Surabaya Post, Surabaya.

The Burra Charter for Conservation of Place of Cultural Significance, (1981), ICOMOS NEWS,

Australia