Upload
ayu-rahmatullah
View
27
Download
2
Embed Size (px)
Citation preview
KONSEP PENGATURAN MAKAN DAN GANGGUAN MAKAN
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada dasarnya kebutuhan nutrisi merupakan kebutuhan dasar manusia yang paling
utama. Ketika individu tidak mampu memenuhinya maka akan terjadi kerusakan sel-sel dalam
tubuh, sehingga untuk memenuhinya dibutuhkan asupan yang adekuat dengan mengkonsumsi
makanan-makanan yang bergizi seimbang setiap hari.
Akan tetapi kini hal tersebut rasanya sangat sulit terealisasikan mengingat kondisi
masyarakat kini, tidak banyak orang yang benar-benar mampu mengatasi masalah gizi. Hingga
muncul masalah seperti kurang gizi dan kelebihan gizi atau obesitas. Hal ini dipengaruhi banyak
factor baik itu dari kondisi ekonomi, pengetahuan,penyakit, gaya hidup, aktivitas, dan
sebagainya.
Masalah yang paling utama diakibatkan oleh factor asupan makanan adalah masalah
kurang gizi. Kurang gizi banyak muncul akibat kondisi ekonomi rendah dan pengetahuan yang
tidak memadai ataupun penyakit yang mengakibatkan kurangnya asupan makanan dalam tubuh.
Akan tetapi kini hal tersebut banyak dialami oleh orang-orang yang tergolong mampu
dan bahkan mengerti pentingnya gizi bagi tubuh. akan tetapi kebanyakan mereka terobsesi
dengan tubuh langsing, sehingga berusaha untuk menghindari diri untuk makan, dan parahnya
hal tersebut menjadi gaya hidup terutama para wanita yang sangat mendambakan tubuh yang
langsing. Kini tidak heran jika banyak orang yang mulai mengkonsumsi obat-obatan atau bahkan
rela untuk menahan lapar karena takut akan kegemukan.
Sampai saat ini sangat banyak kematian yang terjadi akibat inadekuatnya nutrisi dalam
tubuh. Dan bahkan ini menjadi masalah yang sangat besar di Indonesia sendiri, dan masalah ini
tentu menjadi lebih parah dengan gaya hidup terutama para wanita saat ini, yang selalu
menghidari makanan sekalipun mereka tidak mengalami kegemukan. Sepanjang tahun 2009 lalu,
1
terdapat penelitian yang menyebutkan kalau perempuan lebih sering terkena gangguan pola
makan dibandingkan dengan pria. Dalam penelitian disebutkan: tubuh dari 1.000 wanita
menderita gangguan pola makan.
Sedangkan pada pria hanya satu dari 1.000 pria menderita gangguan ini. Ini juga diperkuat
hitung-hitungan Eating Disorder Association, yaitu; sebanyak 1,15 juta penduduk Inggris
menderita gangguan pola makan sepanjang 2009.
Sayangnya, hanya sekitar 60.000 sampai 90.000 saja yang menjalani pemulihan dan
pengobatan. Bahkan, dalam sebuah penelitian pasien penyimpanan cara makan di Amerika
Serikat, sebesar 15% penderita anoreksia meninggal karena bunuh diri, infeksi, masalah
pencernaan, dan malnutrisi alias kekurangan nutrisi.
Pada dasarnya hal ini menjadi tugas para praktisi kesehatan untuk menyadarkan
masyarakat akan pentingnya asupan nutrisi, lebih-lebih seorang perawat hal ini harus dapat
disampaikan secara baik sehingga pasien ataupun masyarakat yang memiliki gangguan makan
dapat teratasi dengan berbagai pendekatan sesuai dengan penyebabnya.
Dengan melihat masalah yang semakin parah, sangat penting bagi penulis untuk
mengambil tema tersebut dalam tugas makalah keperawatan jiwa ini sebagai langkah untuk
menyadarkan masyarakat akan pentingnya pengaturan asupan makanan yang seimbang.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep pengaturan makan yang baik?
2. Apa saja gangguan-ganguan makan yang dapa terjadi?
3. Bagaimana asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan makan?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Mengetahui konsep pengaturan makan yang sebenarnya.
2. Mengetahui macam-macam gangguan makan
3. Mengetahui asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan makan.
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Konsep Pengaturan Makan
Sebagai suatu pola pengaturan diri, pengendalian makan yang sesuai menunjang
kesehatan dan kesejahteraan psikologik, biologic, dan sosiokultural. Respond makan yang adatif
mempunyai karakteristik keseimbangan pola makan, masukan kalori yang tepat, berat badan
yang sesuai dengan tabel berat badan dan tinggi badan menurut standar metropolitan.
Pengaturan yang berhubungan dengan respon terhadap pengaturan makan yang maladatif
termasuk anoreksia nervosa, bulimia nervosa, dan gangguan makan/minum keras . Gangguan
dapat menyebabkan perubahan biologic termasuk perubahan angka metabolic , malnutrisi berat,
kemungkinan kematian.
Rentang Respon pengaturan makan
Respon adatif Respon maladatif
2.2 Gangguan-gangguan makan
a. Definisi Gangguan Makan
Gangguan makan ditandai dengan ekstrem. Gangguan makan hadir ketika seseorang mengalami gangguan parah dalam tingkah laku makan, seperti mengurangi kadar makanan dengan ekstrem atau makan terlalu banyak yang ekstrem, atau perasaan menderita atau keprihatinan tentang berat atau bentuk tubuh yang ekstrem. Seseorang dengan gangguan makan mungkin berawal dari mengkonsumsi makanan yang lebih sedikit atau lebih banyak daripada biasa, tetapi pada tahap tertentu, keinginan untuk makan lebih sedikit atau lebih banyak terus menerus di luar keinginan .
3
Pola makan seimbang , kalori sesuai
berat badan, tubuh sehat
Kadang-kadang makan berlebihan atau tidak maka makan
Makan berlebihan atau makan cepat selama stres
Sering berpuasa dan sangat membatasi diit
Anoreksia bulimia, makan sangat berlebihan
b. Tipe Gangguan Makan
Terdapat dua tipe utama bagi gangguan makan adalah anoreksia nervosa dan bulimia nervosa. Kategori ketiga adalah “gangguan makan lain yang tidak ditetapkan” (EDNOS – eating disorders not otherwise specified) yang memasukkan beberapa variasi gangguan makan. Kebanyakannya adalah mirip dengan anoreksia atau bulimia tetapi dengan karakter yang berbeda sedikit. Binge-eating disorder, yang menerima peningkatan dalam jumlah penelitian dan perhatian media dalam beberapa tahun kebelakangan ini adalah salah satu tipe EDNOS .
1. Anoreksia Nervosa
Menurut DSM-IV, anoreksia nervosa (AN) dimaksudkan dengan keengganan untuk menetapkan berat badan kira-kira 85% dari yang diprediksi, ketakutan yang berlebihan untuk menaikkan berat badan, dan tidak mengalami menstruasi selama 3 siklus berturut-turut. AN terbagi kepada dua jenis. Dalam jenis restricting-tye anorexia, individu tersebut menurunkan berat badan dengan berdiet sahaja tanpa makan Universitas Sumatera Utaraberlebihan (binge eating) atau muntah kembali (purging). Mereka terlalu mengehadkan konsumsi karbohidrat dan makan mengandung lemak. Manakala pada tipe bingeeating/purging, individu tersebut makan secara berlebihan kemudian memuntahkannya kembali secara segaja .
2. Bulimia Nervosa
Bulimia nervosa (BN) digambarkan dengan episode berulang makan berlebihan (binge eating) dan kemudian dengan perlakuan kompensatori (muntah, berpuasa, beriadah, atau kombinasinya). Makan berlebihan disertai dengan perasaan subjektif kehilangan kawalan ketika makan. Muntah yang dilakukan secara sengaja atau beriadah secara berlebihan, serta penyalahgunaan pencahar, diuretik, amfetamin dan tiroksin juga boleh terjadi (Chavez dan Insel, 2007). DSM-IV membagikan BN kepada dua bentuk yaitu purging dan nonpurging. Pada tipe purging, individu tersebut memuntahkan kembali makanan secara sengaja atau menyalahgunakan obat pencahar, diuretik atau enema. Pada tipe nonpurging, individu tersebut menggunakan cara lain selain cara yang digunakan pada tipe purging, seperti berpuasa atau beriadah secara berlebihan.
3. Binge-eating Disorder
Menurut DSM-IV, kriteria binge-eating disorder (BED) memerlukan episode makan berlebihan, sama seperti BN, tetapi yang membedakan BED dengan BN ialah BED tidak melibatkan perbuatan untuk melawan perilaku makan berlebihan, seperti memuntahkan kembali makanan, penggunaan pencahar dan beriadah berlebihan (Kay dan Tasman, 2006). kepada lebih banyak episode binge-eating. Mereka juga sering mempunyai penyakit psikologis termasuklah ansietas, depresi, dan kekacauan kepribadian
4
2.3 Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Gangguan Makan
Diagnosa Medis
1. Anoreksia nervosa
Tanda dan Gejala
Indikasi awal dari kecenderungan terjadinya kelainan ini adalah meningkatnya perhatian
terhadap makanan dan berat badan bahkan pada penderita yang sebelumnya sudah kurus.
Perubahan gambaran tubuh.
Ketakutan yang luar biasa akan kegemukan.
Penolakan untuk mempertahankan berat badan yang normal.
Hilangnya siklus menstruasi ( pada wanita ).
Denyut jantung lambat.
Tekanan darah lambat.
Suhu tubuh rendah.
Pembengkakan jaringan karena penimbunan cairan (ederma)
Rambut yang tipis dan lembut atau rambut tubuh dan wajah yang berlebihan.
Mengurangi berat badan dengan sengaja, dipacu dan atau dipertahankan oleh
penderita.
Gejala kekurangan gizi
Konstipasi
Gangguan pencernaan dan perut kembung
Dehidrasi
Kram otot
Gemetaran
Tumbuh rambut halus di wajah, punggung atau lengan
Payudara semakin datar
Rambut kusam, menipis dan mudah patah
Kulit kering dan pecah-pecah
Tangan dan kaki dingin
5
Detak jantung tidak beraturan
Depresi dan kecemasan
Bulimia Nervosa
Tanda dan Gejala
Merasa anda tidak dapat mengendalikan kebiasaan makan anda• Makan sampai titik anda merasakan rasa nyeri atau tidak nyaman• Memaksa diri anda untuk muntah setelah makan• Berolahraga secara berlebihan• Penyalahgunaan laxative, diuretic atau enema• Merasa tidak puas dengan bentuk dan berat badan• Memandang negatif bentuk tubuh anda secara berlebihan• Pergi ke kamar kecil setelah makan• Fungsi usus yang tidak normal• Kerusakan gigi dan gusi• Bengkak pada kelenjar ludah di pipi• Radang tenggorokan dan mulut• Dehidrasi• Detak jantung yang tidak teratur• Radang, luka atau kulit kering pada pergelangan atau tangan• Menstruasi tidak teratur atau hilang menstruasi (amenorrhea)• Depresi• Gelisah
Binge-eating Disorder
Tanda dan Gejala
1. BED digolongkan pada orang dengan episode binge-eating yang rekuren sewaktu seseorang merasakan hilangnya penguasaan terhadap perilaku makannya.
2. Tidak seperti BN, episode binge-eating ini tidak diikuti dengan proses penyingkiran, olahraga yang berlebihan, atau puasa.
3. Hasilnya, orang dengan BED adalah kebiasaanya kelebihan berat badan atau gemuk. 4. Mereka juga merasa bersalah, malu dan/atau distress dengan binge-eating yang dapat
membawa kepada lebih banyak episode being-eating.5. Mereka sering mengalami gangguan psikologi termasuk ansietas, depresi dan kekacauan
kepribadian.
6
Faktor Predisposisi
Biologik
Diyakini adanya keterkaitan genetic pada anoreksia nervosa dan bulimia nervosa, serta hubungan keluarga antara bulimia dan gangguan afektif, dengan prevalensi tinggi pada anggota keluarga pasien sebagai peminum alcohol. Model biologic dari etiologi gangguan makan difokuskan pada puat pengatur napsu makan di hipotalams, yang mengendalikan mekanisme neurokimia khusus untuk makan dan kenyang. Serotinin dianggap terlibat dalam patofisologik gangguan makan, walaupun model biologic masih dalam tahap perkembangan.
Psikologik
Riwayat terdahulu pasien dengan gangguan makan sering ditandai dengan adanya penyakit dalam dan bedah, perpisahan, kematian keluarga, lingkungan keluarga yang berkonflik, dan penganiayaan seksual.
Sosiokultural
Pada budaya di mana kemontokan diterima atau bernilai, jarang terjadi gangguan makan. Pada linkungan sosiokultural bagi remaja wanita muda di Amerika sangat tertekan pada kelangsingan dan pengendalian terhadap tubuh seseorang menjadi indicator untuk evaluasi diri.
Stresor Pencetus
Individu dngan factor prediposisi di atas biasanya rentan terhaap lingkungan yang penuh tekanan atau stressor kehidupan seperti kehilangan orang yang dicintai, penolakan interpersonal, dan kegagalan.
Sumber Koping
Salah satu aspek terpenting dalam pengkajian pasien adalah ingkat moivasinya untuk mengubah perilaku. Pasien dapat diminta untuk mengidentifikasi keuntungan perilaku. Pasien dapat diminta untuk mengidentifikasi keuntungan dan kerugian meninggalkan perilkunya tersebut, dan informasi ini digunakan untuk mengevaluasi penghayatan pasien, mengidentifikasi sumber koping, dan menstimulai isu-isu terapeutik untuk pembahasan lebih lnjut.
Mekanisme koping
Anorektik sering menggunakan mekanisme koping menyangkal (deniel) dengan cara yang sangan maladatif dan mereka biasanya tidak berupaya sendiri untuk meminta pertolongan.
7
Mekanisme pertahanan digunakan oleh pasien dengan bulimia adalah menghindar, menyangkal, mengisolasi afek dan dengan intelektualisasi.
Diagnosa Keperawatan
Menurut NANDA diagnose primer untuk gangguan makan dintaranya;
1. Intoleransi aktivitas2. Ansietas3. Gangguan citra tubuh4. Devisit Volume cairan5. Nutrisi, perubahan6. Ketidakerdayaan7. Gangguan harga diri8. Mutilasi diri, resiko terhadap9. Regimen terapeutik; individu, inefektif, penatalaksanaan)
Identifikasi Hasil
Hasil yang diharapkan pada pasien dengan respon pengaturan makan yang maladatif adalah: pasien akan kembali denga pola makan yang sehat dan menormalkan parameter fisiologik yang berhubungan dengan berat badan dan nutrisi.
Perencanaan
Pertimbangan penting dalam fase perencanaan proses keperawatan adalah memilih penanganan dengan merawat pasien di rumah sakit atau dengan berobat jalan dan perumusan kontrak perawat pasien.
Implementasi
Asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan makan termasuk area intervensi berikut ini;
1. Stabilisasi gizi2. Pemantauan latihan/olahraga3. Intervensi perilaku kognitif4. Intervensi citra tubuh5. Keterlibata keluarga
8
6. Terapi kelompok7. Pengobatan.
Contoh rencana asuhan keperawatan:Dx Keperawatan: Perubahan nutrisiHasil yang diharapkan : Px akan memulihkan pola yang sehat dan menormalkan parameter fisiologik yang b/d berat badan dan nutrisi.
Tujuan jangka-pendek Intervensi Rasional-Px ikut serta dalam tindak penanggulangan dan mengetahui bahwa dirinya mengalami gangguan makan-Px akan mampu menguraikan diit yang seimbang berdasarkan lima kelompok makanan.-Keadaan nutrisi px akan stabil sampai target waktu yang ditetapkan.-Px akan berperan serta dalam program latihan keseimbangan setiap hari.
- Bantu px megidentifikasi respon makan yang maladatif-Bahas konsekuensi positif dan negative dari respon makan yang maladatif.-Buat kontak dengan pasien tentang keikutsertaannya dalam pengobatan.-Lengkapi pengkajian tentang nutrisi termasuk perilaku yang berhubungan dengan makan dan kesukaan-Ajarkan klarifikasi dan tingkatan pengethuan tentang nutrisi yang sesuai.Dsb.
-Langkah pertama pengobatan adalah agar pasien mengenali tentang penyakitnya dan melihat kebutuhan untuk mendapat bantuan.- Pengetahuan tentang nutrisi yang sehat adalah penting untuk membina dan mempertahankan respons makan yang adatif.
Evaluasi
1. Pasien mendapatkan berat badan yang sesuai
2. pasien puas dengan tubuhnya
3. pasien dapat menilai secara positif terhadap tubuhnya.
BAB III
PENUTUP
9
3.1 Kesimpulan
Gangguan makan hadir ketika seseorang mengalami gangguan parah dalam
tingkah laku makan, seperti mengurangi kadar makanan dengan ekstrem atau makan
terlalu banyak yang ekstrem, atau perasaan menderita atau keprihatinan tentang berat
atau bentuk tubuh yang ekstrem.
Terdapat dua tipe utama bagi gangguan makan adalah anoreksia nervosa dan
bulimia nervosa. Kategori ketiga adalah gangguan makan lain yang tidak ditetapkan.
Semakin hari gangguan makan menjadi masalah yang sangat serius karena telah
menelan banyak korban, meskipun terkadang dianggap remeh.
3.2 Saran
Peran aktif tenaga kesehatan terutama perawat sangat dibutuhkan dalam rangka
pencegahan penyakit atau gangguan makan melalui berbagi promosi kesehatan tentang
keseimbangan gizi. Selain itu pendekatan psikologi dalam keperawatan perlu
dikedepankan dan dilaksanakan sebaik-baiknya untuk memperoleh hasil yang maksimal.
10