Click here to load reader

Konsep IPTEKS Dalam Islam

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Kemajuan Ilmu pengetahuan dan teknologi dunia, yang kini dipimpin oleh peradaban Barat satu abad terakhir ini, mencegangkan banyak orang di pelbagai penjuru dunia. Kesejahteraan dan kemakmuran material (fisikal) yang dihasilkan oleh perkembangan Iptek modern tersebut membuat banyak orang lalu mengagumi dan meniru-niru gaya hidup peradaban Barat tanpa dibarengi sikap kritis terhadap segala dampak negatif dan krisis multidimensional yang diakibatkannya.Peradaban Barat moderen dan postmodern saat ini memang memperlihatkan kemajuan dan kebaikan kesejahteraan material yang seolah menjanjikan kebahagian hidup bagi umat manusia. Namun karena kemajuan tersebut tidak seimbang, pincang, lebih mementingkan kesejahteraan material bagi sebagian individu dan sekelompok tertentu negara-negara maju (kelompok G-8) saja dengan mengabaikan, bahkan menindas hak-hak dan merampas kekayaan alam negara lain dan orang lain yang lebih lemah kekuatan iptek, ekonomi dan militernya, maka kemajuan di Barat melahirkan penderitaan kolonialisme-imperialisme (penjajahan) di Dunia Timur & Selatan.Kemajuan Iptek di Barat, yang didominasi

Citation preview

Konsep IPTEKS Dalam Islam

Dr. H. Zamakhsyari, Lc, MAKonsep IPTEKS Dalam Islama.Pengertian IPTEKSSains berarti ilmu pengetahuan. Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui manusia melalui tangkapan pancaindra, intuisi, dan firasat. Ilmu merupakan pengetahuan yang sudah diklasifikasi, diorganisasi, disistemisasi dan diinterpretasi sehingga menghasilkan kebenaran objektif, sudah diuji kebenarannya, dan dapat diuji secara ilmiah. Kata teknologi merupakan produk ilmu pengetahuan. Dalam sudut pandang budaya, teknologi merupakan salah satu unsur budaya sebagai hasil penerapan praktis dari ilmu pengetahuan. Meskipun pada dasarnya teknologi juga memiliki karakteristik obyektif dan netral. Dan dalam situasi tertentu teknologi tidak netral lagi karena memiliki potensi untuk merusak dan potensi kekuasaan. Teknologi dapat membawa dampak positif berupa kesejahteraan bagi manusia juga sebaliknya dapat membawa dampak negatif berupa ketimpangan-ketimpangan dalam kehidupan manusia. Netralitas teknologi dapat digunakan untuk kemanfaatan sebesar-besarnya bagi kehidupan manusia dan atau digunakan untuk kehancuran manusia itu sendiri. Islam merupakan agama yang antara wahyu dan akal sejalan, tetapi untuk agama lain antara wahyu dan akal bertentangan.

Ada banyak bukti bahwa al-Quran sejalan dengan science dan tekhnologi, antara lain;Ayat tentang asal mula alam semesta dari kabut/nebula (QS 41/11) : Kemudian Dia menuju kepada penciptaan langit dan langit itu masih merupakan asap, lalu Dia berkata kepadanya dan kepada bumi: "Datanglah kamu keduanya menurut perintah-Ku dengan suka hati atau terpaksa." Keduanya menjawab: "Kami datang dengan suka hati." Ayat yang membedakan antara planet sebagai pemantul cahaya (nur/kaukab) dengan matahari sebagai sumber cahaya (siraj) (QS 71/16). Artinya : Dan Allah menciptakan padanya bulan sebagai cahaya dan menjadikan matahari sebagai pelita Ayat bahwa bumi ini bulat (kawwara-yukawwiru) dan melakukan rotasi (QS 39/5) Artinya : Dia menciptakan langit dan bumi dengan (tujuan) yang benar; Dia menutupkan malam atas siang dan menutupkan siang atas malam dan menundukkan matahari dan bulan, masing-masing berjalan menurut waktu yang ditentukan. Ingatlah Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.

Ayat tentang akan sampainya manusia (astronaut) ke ruang angkasa dengan ilmu pengetahuan (sulthan) (QS 55/33).: Hai kelompok jin dan manusia, jika kamu sanggup menembus (melintasi) penjuru langit dan bumi, maka lintasilah, kamu tidak dapat menembusnya kecuali dengan kekuatan Ayat bahwa angin sebagai mediasi dalam proses penyerbukan (pollen) tumbuhan (QS 15/22): Dan Kami telah meniupkan angin untuk mengawinkan (tumbuh-tumbuhan) dan Kami turunkan hujan dari langit, lalu Kami beri minum kamu dengan air itu, dan sekali-kali bukanlah kamu yang menyimpannya. Ayat tentang proses terjadinya air susu yang bermula dari makanan (farts) lalu diserap oleh darah (dam) lalu ke kelenjar air susu (QS 16/66), perlu dicatat bahwa peredaran darah baru ditemukan oleh Harvey 10 abad setelah wafatnya nabi Muhammad SAW. Ayat bahwa zyangote dikokohkan tempatnya dalam rahim (QS 22/5), dengan tumbuhnya villis yang seperti akar yang menempel pada rahim. b.Syarat syarat Dan Sumber IPTEKSIlmu lebih khusus dibandingkan dengan pengetahuan. Suatu pengetahuan dapat dikategorikan sebagai ilmu apabila memenuhi 3 unsur pokok berikut ini:(1) Ontologi artinya bidang studi yang bersangkutan memiliki object studi yang jelas. Obyek studi sebuah ilmu ada dua yaitu obyek material dan obyek formal. (2) Epistimologi artinya bidang studi yang bersangkutan memiliki Aksiologi artinya bidang studi yang bersangkutan memiliki nilai metode kerja suatu bidang studi yaitu metode deduksi, induksi, eduksi guna atau kemanfaatanya. Bidang studi tersebut dapat menunjukan nilai-nilai teoritis, hukum-hukum, generalisasi, kecenderungan umum, konsep-konsep dan kesimpulan-kesimpulan logis, sistematis, dan koheren. (3) Dalam teori dan konsep tersebut tidak terdapat kerancuan atau kesemerawutan pikiran, atau penentangan kontradiktif diantara satu sama lain. Sehingga ilmu pengetahuan atau sains didefinisikan sebagai himpunan pengetahuan manusia yang dikumpulkan melalui proses pengkajian dan dapat diterima oleh ratio atau nalar (pengetahuan sistematis).

Aqidah Islam harus dijadikan basis segala konsep dan aplikasi iptek. Inilah paradigma Islam sebagaimana yang telah dibawa oleh Rasulullah SAW. Paradigma Islam inilah yang seharusnya diadopsi oleh kaum muslimin saat ini. Bukan paradigma sekuler. kini umat Islam telah terjerumus dalam sikap mengekor Barat dalam segala-galanya; dalam pandangan hidup, gaya hidup, termasuk dalam konsep ilmu pengetahuan. Bercokolnya paradigma sekuler inilah yang bisa menjelaskan, mengapa di dalam sistem pendidikan yang diikuti orang Islam, diajarkan system ekonomi kapitalis yang pragmatis serta tidak kenal halal haram. Eksistensi paradigma sekuler itu menjelaskan pula mengapa tetap diajarkan konsep pengetahuan yang bertentangan dengan keimanan muslim. Paradigma sekuler harus diganti dengan paradigma Islam , dimana Aqidah Islam dijadikan basis bagi bangunan ilmu pengetahuan manusia. Ini tidak berarti konsep-konsep iptek harus bersumber dari Al-Qur`an dan Al-Hadits, tapi maksudnya adalah konsep iptek harus distandardisasi benar salahnya dengan tolok ukur Al-Qur`an dan Al-Hadits dan tidak boleh bertentangan dengan keduanya.

Jika kita menjadikan Aqidah Islam sebagai landasan iptek, bukan berarti bahwa ilmu astronomi, geologi, agronomi, dan seterusnya, harus didasarkan pada ayat tertentu, atau hadis tertentu. Kalau pun ada ayat atau hadis yang cocok dengan fakta sains, itu adalah bukti keluasan ilmu Allah yang meliputi segala sesuatu, bukan berarti konsep iptek harus bersumber pada ayat atau hadis tertentu. Ada sekitar 750 ayat dalam Al-Qur`an brkaitan dengan banyak disiplin ilmu. Ayat-ayat ini menunjukkan betapa luasnya ilmu Allah sehingga meliputi segala sesuatu, dan menjadi tolok ukur kesimpulan iptek, bukan berarti bahwa konsep iptek wajib didasarkan pada ayat-ayat tertentu. Ringkasnya, Al-Qur`an dan Al-Hadits adalah standar (miqyas) iptek, dan bukannya sumber (mashdar) iptek. Artinya, apa pun konsep iptek yang dikembangkan, harus sesuai dengan Al-Qur`an dan Al-Hadits, dan tidak boleh bertentangan dengan Al-Qur`an dan Al-Hadits itu. Jika suatu konsep iptek bertentangan dengan Al-Qur`an dan Al-Hadits, maka konsep itu berarti harus ditolak.

c.Integrasi Iman, Ilmu, dan AmalDalam pandangan Islam, antara agama, ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni terdapat hubungan yang harmonis dan dinamis yang terintegrasi ke dalam suatu sistem yang disebut dinul Islam. Didalamnya ada 3 unsur pokok, iman, ilmu dan amal sholeh. Dalam Qs ibrahim 24-25 dinyatakan: Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit, pohon itu memberikan buahnya pada setiap musim dengan seizin Tuhannya. Allah membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu ingat. keutuhan iman, ilmu dan amal digambarkan sebagai sebuah pohon yang akarnya menghujam kuat ke bumi, batang menjulang tinggi, dan mengeluarkan buah di tiap musimnya atas izin Allah. Allah mengumpamakan iman = akar, ilmu = batang , dan akhlak = buah.

Perbuatan baik seseorang tidak akan bernilai amal saleh apabila perbuatan tersebut tidak dibangun diatas nilai-nilai iman dan ilmu yang benar. Sama halnya pengembangan ipteks yang lepas dari keimanan dan ketakwaan tidak akan bernilai ibadah serta tidak akan menghasilkan kemaslahatan bagi umat manusia dan alam lingkungannya bahkan akan menjadi malapetaka bagi kehidupannya sendiri. Manusia sebagai makhluk paling sempurna yang diciptakan Allah, yaitu diciptakan dengan akal. Akal berfungsi untuk berfikir yang akhirnya menghasilkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. Ilmu yang dikembangkan atas dasar keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT akan memberikan jaminan kemaslahatan bagi kehidupan umat manusia termasuk bagi lingkungannya. Allah berjanji dalam Qs Al Mujadilah 11: Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan

d.Tanggung jawab para ilmuwanAda dua fungsi utama manusia di dunia, yaitu 'abdun' dan khalifah Allah dibumi. Esensi dari 'abdun' adalah ketaatan, ketundukan, dan kepatuhan kepada kebenaran dan keadilan Allah, sedangkan esensi khalifah adalah tanggung jawab terhadap diri sendiri dan alam lingkungannya, baik lingkungan sosial maupun lingkungan alam. Dalam kontek 'abdun', manusia menempati posisi sebagai ciptaan Allah. Posisi ini memiliki konsekuensi adanya keharusan manusia untuk taat dan patuh terhadap penciptanya. Keengganan manusia menghambakan diri kepada Allah sebagai pencipta akan menghilangkan rasa syukur atas anugerah yang diberikan Sang Pencipta berupa potensi yang sempurna yang tidak diberikan kepada makhluk lainnya yaitu potensi akal.Manusia diciptakan Allah dengan dua kecenderungan yaitu kecenderungan kepada ketakwaan dan kecenderungan kepada dan kecenderungan kepada perbuatan fasik. Dengan kedua kecenderungan tersebut Allah berikan petunjuk berupa agama sebagai alat manusia untuk mengarahkan potensinya kepada keimanan dan ketakwaan bukan pada kejahatan yang selalu didorong oleh nafsu amarah. Untuk itu Allah berfirman "wahadainahu najdaini"."Aku tunjukan kamu dua jalan". Akal memiliki kemampuan untuk memilih salah satu yang terbaik bagi dirinya.

Fungsi yang kedua sebagai Khalifah Allah di bumi, ia punya tanggung jawab untuk menjaga alam. Manusia diberikan kebebasan untuk memanfaatkan sumberdaya. Oleh karena itu perlu adanya ilmu dalam memanfaatkan sumberdaya agar tetap terdapat keseimbangan dalam alam. Kerusakan alam lebih banyak disebabkan karena ulah manusia sendiri. Sebagaimana firman Allah dalam Qs.Arrum 41: Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusi, supay Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar). Untuk melaksanakan tanggung jawabnya, manusia diberikan keistimewaan berupa kebebasan untuk berkreasi sekaligus menghadapkan dengan tuntutan kodratnya sebagai makhluk psikofisik. Namun ia harus sadar akan keterbatasannya yang menuntut ketaatan dan ketundukan terhadap aturan Allah, baik dalam konteks ketaatan terhadap perintah beribadah secara langsung (fungsi sebagai abdun) maupun konteks ketaatan terhadap sunatullah (fungsi sebagai khalifah).

Perpaduan antara tugas ibadah dan khalifah inilah yang akan mewujudkan manusia yang ideal yakni manusia yang selamat dunia akherat Setelah kita mengetahui betapa tinggi perhatian Islam terhadap ilmu pengetahuan dan betapa Allah SWT mewajibkan kepada kaum muslimin untuk belajar dan terus belajar, maka Islampun telah mengatur dan menggariskan kepada ummatnya agar mereka menjadi ummat yang terbaik (dalam ilmu pengetahuan dan dalam segala hal) dan agar mereka tidak salah dan tersesat, dengan memberikan bingkai sumber pengetahuan berdasarkan urutan kebenarannya sebagai berikut : Al-Quran dan as-Sunnah.Allah SWT telah memerintahkan hamba-Nya untuk menjadikan al-Quran dan as-Sunnah sebagai sumber pertama ilmu pengetahuan. Hal ini dikarenakan keduanya adalah langsung dari sisi Allah SWT dan dalam pengawasannya, sehingga terjaga dari kesalahan, dan terbebas dari segala vested interest apapun, karena ia diturunkan dari Yang Maha Berilmu dan Yang Maha Adil.