Upload
others
View
14
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
KONFLIK KOMUNIKASI PESANTREN SALAFIYAH DENGAN
PT. TIRTA FRESINDO JAYA (MAYORA GROUP) DALAM
KEPENTINGAN INVESTASI DI BANTEN
SKRIPSI
Diajukan Sebagi Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana
Ilmu Komunikasi pada Konsentrasi Public Relations
Program Studi Ilmu Komunikasi
RAHMATULLAH
NIM : 6662120123
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SULTANG AGENG TIRTAYASA
2017
IV
Halaman Persembahan : Sebuah Renungan
“Hidup itu adalah segala tentang kebingungan, ketidak tahuan, kebodohan,
kekurangan dan bahkan kesesatan, dan lebih parah lagi kita terlahir untuk
sebuah kegagalan,
tapi ketika kita sedang di ruang tertutup yang terang, lalu lampu di ruangan itu
mati, sekejap kita meraba-raba sekitar, mata tetap terbuka, dan seiring
berjalannya waktu pupil mata akan melihat remang-remang yang telah terbiasa
gelap itu…dan itulah titik terang”
Tuliskan apapun yang kau mau, karena Menulis itu seperti cinta, yang indahnya
datang tanpa rekayasa waktu dan hadir tanpa berencana
Dan pada akhirnya tulisan ini pun ku persembahkan untuk orang-orang tercinta,
untuk mereka yang berpikir dan untuk mereka yang ingin merubah
Teramat spesial Skripsi ini kupersembahkan untuk Ayah, Ibunda, kakak dan adik
ku tercinta,
Untuk mereka yang telah mendedikasikan hidupnya untuk kelurga
V
ABSTRAK
Rahmatullah NIM 6662120123. Konflik Komunikasi Pesantren Salafiyah
Dengan PT. Tirta Fresindo Jaya (Mayora Group) dalam Kepentingan Investasi
di Banten. Ikhsan Ahmad., S.IP, M.Si., Dr. Rd. Nia Kania Kurniawati, S.IP.,
M.Si.
Masyarakat pesantren di sekitar perbatasan Kabupaten Pandeglang dan Kabupaten
Serang, tepatnya di daerah Kecamatan Cadasari dan Baros atau biasa dikenal dengan
sebutan Palwates, di kejutkan dengan pembebesan lahan yang dilakukan oleh PT.
Tirta Fresindo Jaya pada akhir tahun 2013 silam. Anak perusahaan dari Mayora
Group itu akan membangun proyek investasi pabrik air minum kemasan.
Pembangunan tersebut menuai konflik. Sebab masyarakat setempat menilai proyek
itu telah menimbun delapan sumber mata air yang terbagi di dua wilayah, empat
sumber mata air dibagian lahan Kecamatan Cadasari dan empat dibagian lahan
Kecamatan Baros. Penelitian ini menggunakan landasan teori identitas, dan teori
kumpulan tindakan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
deskriptif kualitatif. Data diperoleh melalui wawancara, observasi, dan studi
dokumentasi. Narasumber dalam penelitian ini adalah para Kiyai, Staf Dinas, dan
Penanggung jawab pembangunan PT. Tirta Fresindo Jaya.
Hasil dari penelitian ini membahas tentang tiga pesan konflik. Pertama, konflik
horizontal yang terjadi dikarenakan adanya komunikasi yang tidak efektif, yaitu
proses negosiasi tidak dilakukan secara langsung. Melainkan melalui orang ketiga
yakni calo tanah. Kedua, konflik vertikal terjadi karena masyarakat pesantren menilai
pemerintah tidak memiliki keberpihakan terhadap masyarkat dan sebaliknya
mendukung investasi yang merugikan masyarakat. Ketiga, pesan konflik investasi
terjadi karena adanya ketidaksepahaman makna investasi antara masyarakat pesantren
dengan perusahaan. Investasi yang dilakukan perusahaan dinilai akan merusak
lingkungan sekitar. Sementara perusahaan menilai bahwa konflik yang terjadi dalam
proyek investasi tersebut adalah hal yang wajar.
Kata Kunci : Investasi, Konflik Horizontal, Konflik Vertikal, Perusahaan, Pesantren
VI
ABSTRACT
Rahmatullah NIM 6662120123. Confilct Communiaction of Salafiyah Boarding
School with PT. Tirta Fresindo Jaya (Mayora Group) in the Investation
Necessities on Banten. Ikhsan Ahmad., S.IP, M.Si., Dr. Rd. Nia Kania
Kurniawati, S.IP., M.Si.
Boarding School Society around the border between Pandeglang Regency and Serang
Regency, Excactly in Cadasari District and Barosatau or usually called by Palwates, it
is shocked by the land liberation which is done by PT. Tirta Fresindo Jaya in the end
of last 2013. The Sub Company from Mayora Group will build Project Investation
Bottled Water Factory. The development is being conflict. Due to Society Thinks that
project is causing 8 water sources which is devided in 2 regions, 4 water sources in
the part Cidasari District Land and 4 in the of Baros District Land. This research uses
base Identity Theory, and Action Assembly Theory. Method which is used in this
research is Descriptive Qualitative Method. Data is gotten by Interview, Observation,
and Documentation Study. Interviewees in this research are Kiyai, Official Staff and
Person in Charge on Development PT. Tirta Fresindo Jaya.
He result of thid research is about 3 messages of Conflict. First, Horizontal Conflict
which is happen because there will be communication that is not effective, namely
negotiation process is not done directly yet through the third person namely brokers
ground. Second, Vertical Conflict which is happen because of the Boarding School
society rate the government does not want to have on Society side yet support the
investation that will disadvantageous society. Third, investation conflict message
happen because there is no investation same meaning between society, boarding
school and company. Investation which is done by the company will destroy the
environment. While company thinks that conflict which is happen in the investation
project is a reasonable thing.
Keywords : Investation, Horizontal Conflict, Vertical Conflict, Company, Boarding
School
VII
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Segala puji kita panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Pencipta alam
semesta yang menjadikan bumi dan lainnya dengan begitu sempurna. Tuhan yang
menjadikan setiap apa yang ada di bumi sebagai penjelajah bagi kaum yang berfikir.
Dan sungguh berkat limpahan Rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan
Skripsi yang berjudul “Konflik Komunikasi Pesantren Salafiyah Dengan PT.
Tirta Fresindo Jaya (Mayora Group) Dalam Kepentingan Investasi di Banten”.
Penyusunan Skripsi ini dapat terselesaikan berkat bantuan dari berbagai pihak, oleh
Karena itu penulis mengucapkan banyak terimakasih. Dalam kesempatan ini penulis
mempersembahkan ucapan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah membantu
dalam penyusunan skripsi ini, yaitu :
1. Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya sehingga penulis
masih mampu tetap bernafas dan berpikir hingga hari ini
2. Baginda Rasul Muhammad SAW, yang telah memberikan panutan bagaimana
menjadi seorang insan yang hidup dalam dunia gemerlap ilmu pengetahuan
dan panutan serta idola penulis di dunia dan akhirat
3. Bapak Prof. Dr. H. Sholeh Hidyat, M.Pd, Selaku Rektor Universitas Sultan
Ageng Tirtayasa
VIII
4. Bapak Dr. Agus Sjafari, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
5. Ibu Rahmawati, S.Sos., M.Si, Selaku Pembantu Dekan I Bidang Akademik
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
6. Bapak Iman Mukhroman, S.Sos., M.Si, Selaku pembanatu Dekan II bidang
Akademik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng
Tirtayasa
7. Bapak Kandung Sapto N, S.Sos., M.Si, Selaku Pembantu Dekan III Bidang
Kemahasiswaan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan
Ageng Tirtayasa
8. Ibu Dr. Rahmi Winangsih, M.Si, Selaku Ketua Jurusan Program Studi Ilmu
Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng
Tirtayasa
9. Bapak Darwis Sagita, M.I.kom Selaku Sekretaris Jurusan Program Studi Ilmu
Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng
Tirtayasa
10. Bapak Ikhsan Ahmad, S.IP., M.Si, Selaku Pembimbing I Skripsi yang telah
dengan sabar membimbing dan meluangkan waktunya dalam proses
penyelesaian penulisan skripsi ini
11. Ibu Dr, Rd. Nia Kania Kurniawati, S.IP., M.Si, Selaku Pembimbing II Skripsi
yang telah dengan sabar membimbing dan meluangkan waktunya dalam
proses penyelesaian penulisan skripsi ini
IX
12. Seluruh dosen pengajar di program studi ilmu komunikasi atas semua
sumbangsih ilmu dan didikannya selama menjadi mahasiswa
13. Seluruh staf dan pegawai di jurusan Komunikasi atas bantuan administrasinya
untuk kepentingan perkuliahan selama ini maupun kepentingan penyusunan
skripsi
14. Seluruh keluarga besar penulis, terkhusus ibu, ayah, teteh dan adiku tercinta
yang selalu memberikan motivasi dan tak hentinya memberikan doa kepada
penulis, sehingga menjadikan setiap kesulitan dalam penulisan menjadi lebih
mudah.
15. Dindin Hasanudin., S.Ikom, selaku senior di Ilmu Komunikasi yang sudah
membantu membimbing dalam penyususnan skripsi ini, dan terimakasih atas
bimbingannya dan sharing keilmuwannya.
16. Sahabat-sahabat terbaik ku Endang Fajaroni, Tubagus Bani Fadhil, Mahdaudi,
Sulistio, Riyadussolihin, Ratu Tusilah, Riana Belianti, Raudhatul Jannah,
Nabila, Emilia Johari, Fariza Azmi, Yolanda, Ardi Purwadi, serta teman-
teman seperjuangan lainnya angkatan 2012 komunikasi A, atas semua
kebersamaannya dan telah memberikan banyak cerita dan panutan serta
pembelajaran yang pasti menjadi sesuatu yang tak terlupakan.
17. Sahabat-sahabat serumah Rasman Wahyudin, Aan Suhandi, Muhlas Ade
Putra, Febriyanto, Ka Aris Andriansyah, Ka Syarief Hidayatullah, Ka Domini,
Ka Sarmani, Ahmad Hakiki, Asep, Otong Kosasih, San Guzel. yang selalu
menjadi kegembiraan tersendiri dalam kesehariannya, dan terimakasih atas
X
diskusi dan cerita-cerita yang telah dilewati setiap harinya, kalian luar biasa,
kita beragam tapi tetap harmonis dalam ragam perbedaan.
18. Bapak KH. Matin Syarkowi, Bapak H.Oni Syahroni, Bapak Ustdz Uci, Ibu
Yunisa, Bapak Ucu, Bapak Andi Sufyani, selaku narasumber yang telah
bersedia memberikan waktunya untuk berbagi pengalamannya sehingga
skripsi ini dapat di selelesaikan dengan tepat pada waktunya.
19. Keluarga besar yayasan Yatim Mandiri Banten yang selalu membuat diri
merasa semangat dalam membuat skripsi.
20. Seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu
penulis menyelesaikan penulisan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Skripsi ini masih banyak
terdapat kekurangan, sehingga dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan
saran dan kritik yang bersifat membangun demi lebih baiknya kinerja penulis yang
akan datang, semoga Skripsi ini dapat memberikan tambahan ilmu pengetahuan dan
informasi yang bermanfaat bagi semua pihak, khususnya dalam bidang Ilmu
komunikasi.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Serang, 27 Desember 2017
Penulis
Rahmatullah
XI
DAFTAR ISI
LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS
LEMBAR PERSETUJUAN
LEMBAR PERSEMBAHAN DAN RENUNGAN BERPIKIR
ABSTRAK ............................................................................................................. v
ABSTRACT .......................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR ......................................................................................... vii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xv
DAFTAR TABEL .............................................................................................. xvi
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xvii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................... 11
1.3 Identifikasi Penelitian................................................................................. 11
1.4 Tujuan Penelitian ....................................................................................... 11
1.5 Manfaat Penelitian ..................................................................................... 11
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Komunikasi ................................................................................................ 13
2.1.1 Komunikasi Pembangunan................................................................ 14
XII
2.2 Konflik ........................................................................................................... 18
2.2.1 Jenis dan Tipe Konflik ...................................................................... 19
2.2.2 Siapa Saja yang Terlibat Konflik ……………………………….... 21
2.2.3 Faktor Penyebab Konflik ……………………………………....... 22
2.3 Pesantren Salafiyah ......................................................................................... 23
2.4 Masyarakat ...................................................................................................... 24
2.5 Perusahaan Mayora ......................................................................................... 27
2.6 Investasi .......................................................................................................... 28
2.6.1 Jenis - Jenis Investasi ……………………………………………....28
2.6.2 Tujuan Investasi …………………………………………………. .30
2.7 Pesan ............................................................................................................... 31
2.8 Teori Kumpulan Tindakan (Action Assembly Theory) ................................... 36
2.9 Teori Indentitas ............................................................................................... 40
2.10 Kerangka Berpikir ...................................................................................... 40
2.11 Penelitian Terdahulu ................................................................................. 44
BAB III METODELOGI PENELITIAN
3.1 Metodologi Penelitian ................................................................................ 48
3.2 Paradigma Penelitian .................................................................................. 50
3.3 Ruang Lingkup/Focus Penelitian ............................................................... 51
3.4 Lokasi Penelitian ........................................................................................ 51
3.5 Instrumen Penelitian................................................................................... 52
XIII
3.5.1 Metode Observasi.............................................................................. 52
3.3 Metode Wawancara Mendalam (Depth Interview) .............................. 53
3.3 Metode Dokumentasi ........................................................................... 55
3.6 Informan Penelitian .................................................................................... 56
3.7 Tekhnik Pengolahan dan Analisis Data ..................................................... 58
3.8 Jadwal Penelitian ........................................................................................ 61
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Subyek Penelitian ...................................................................... 63
4.1.1 Lahan Pembangunan PT.Tirta Fresindo Jaya yang terjadi konflik
dengan masyarakat ..................................................................................... 62
4.1.2 Sejarah singkat pesantren salafiyah .................................................. 63
4.1.3 Awal kedatangan PT. Tirta Fresindo Jaya ke Pandeglang dan
Baros…………………..............................................................................67
4.2 Profil Informan ........................................................................................... 68
4.3 Hasil Penelitian .......................................................................................... 73
4.3.1 Konflik Horizontal antara Pesantren Salafiyah dengan PT. Tirta
Fresindo Jaya…………..…..……………………………………………. .73
4.3.2 Konflik Vertikal antara Pesantren Salafiyah dengan Pemerintah ..... 78
4.3.2 Konflik Investasi PT.Tirta Fresindo Jaya…..………………………89
4.4 Pembahasan ................................................................................................ 98
XIV
4.4.1 Konflik Horizontal dan Vertikal Pesantren Salafiyah dengan PT. Tirta
Fresindo Jaya dan Pemerintah dalam Perspektif Teori Kumpulan Tindakan
(Action Assembly Theory) …..………………………………………..….98
4.4.2 Konflik Horizontal dan Vertikal Pesantren Salafiyah dengan PT.
Tirta Fresindo Jaya dan pemerintah dalam Perspektif Teori
Identitas…..………………………………………..………………………107
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan ................................................................................................ 99
5.2 Saran ......................................................................................................... 100
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
XV
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Jalur Proses Komunikasi Pembangunan ........................................... 18
Gambar 2.2 Kerangka Berpikir ............................................................................. 42
XVI
DAFTAR TABEL
2.1 Tabel Penelitian Terdahulu ........................................................................ 45
3.1 Tabel Jadwa Penelitian ............................................................................... 61
XVII
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Daftar Informan Penelitian
Lampiran 2 : Pedoman Wawancara
Lampiran 3 : Hasil Wawancara dengan KH. Matin Syarkowi
Lampiran 4 : Hasil Wawancara dengan Ust. Uci Sanusi
Lampiran 5 : Hasil Wawancara dengan Oni Syahroni
Lampiran 6 : Hasil Wawancara dengan Yunisa Tri Purnawati
Lampiran 7 : Hasil Wawancara dengan Suhadi
Lampiran 8 : Hasil Wawancara dengan Sirojudin
Lampiran 9 : Hasil Wawancara dengan Ucu Sumarna
Lampiran 10 : Catatan Hasil Observasi
Lampiran 11 : Foto-foto dokumentasi kegiatan penelitian
Lampiran 12 : Surat izin mencari data ke Narasumber
Lampiran 13 : Buku Bimbingan Skripsi
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Akhir tahun 2013 di perbatasan antara Kabupaten Pandeglang dan
Kabupaten Serang, tepatnya daerah Cadasari dan Baros atau biasa di kenal
masyarakat dengan sebutan Palwates. Masyarakat dan Pesantren di sekitar
Palwates di kejutkan dengan pembebesan lahan yang dilakukan oleh
PT.Mayora, yang akan membangun investasi sebuah pabrik air minum
kemasan. Pembangunan ini memicu kemarahan masyarakat Cadasari dan
Baros karena dianggap akan menimbulkan efek negatif bagi lingkungan
masyarakat, terutama Pesantren yang berada disekitar lahan pembangunan,
sehingga pembangunan investasi itu menimbulkan konflik antara masyarakat
pesantren dengan perusahaan PT. Mayora.
Konflik ini terjadi pada awal tahun 2013 hingga akhir bulan November
2013, masyarakat belum mengambil tindakan atas konflik ini di kerenakan
beritanya masih simpang siur, ada masyarakat yang memberitakan bahwa
PT.Mayora akan membangun yayasan, namun ada yang memberitakan
PT.Mayora akan membangun gudang cabang dari PT.Mayora, hingga
akhirnya persoalan di Palwates ini muncul sejak 30 Januari 2014 lalu, ketika
diketahui PT.Mayora melalui anak perusahaannya, yaitu PT.Tirta Freshindo
Jaya yang akan mendirikan pabrik air minum kemasan di daerah Palwates.1
1 Wawancara dengan KH. Oni Syahroni. 17 April 2016.
2
KH. Oni Syahroni pimpinan Pondok Pesantren Riyadul Awwamil di
Kecamatan Baros. Bersama sejumlah kiyai muda, antara lain Kh. Sonhaji dan
Kh. Matin Syarkowi aktif melakukan penolakan rencana pembangunan
industri air minum PT.Tirta Presindo Jaya yang akan berdiri di atas areal
seluas 21 hektar yang lokasinya masuk berada dalam dua wilayah Kabupaten.
Areal yang sudah dibebaskan oleh PT.Mayora itu seluas 10 hektar berada di
Kecamatan Cadasari, Kabupaten Pandeglang dan 11 hektar berada di
Kecamatan Baros, Kabupaten Serang.2
Pembangunan tersebut dinilai masyarakat setempat telah menimbun
delapan sumber mata air yang terbagi di dua wilayah, empat sumber mata air
dibagian lahan Kecamatan Cadasari dan empat dibagian lahan Kecamatan
Baros. Masyarakat sangat khawatir kehilangan delapan sumber mata air yang
berada di bagian Cadasari dan Baros tersebut. Kh. Oni Syahroni mengatakan,
PT. Tirta Fresindo Jaya berusaha mendirikan pabrik yang memproduksi air
minuman ringan, yang airnya di sedot 300 meter/detik sekitar 45 ribu
kubik/jam dengan satu mata bor, sedangkan di lingkungan itu berdiri kurang
lebih 42 pesantren. Di tempat yang sama, ada beberapa makam keramat yang
dianggap kuburan nenek moyang warga setempat.
Penolakan itu bukan soal penimbunan makam keramat semata. Sumber
mata air yang menjadi kehidupan warga pun hilang demi pembangunan
pabrik. Akibatnya, warga kesulitan mendapatkan air untuk kebutuhan sehari-
hari dan mengairi sawah. Semua tau bahwa air itu adalah salah satu unsur
2 Sumber: POROS.ID. Kamis, 25 Agustus 2016
3
penting dalam kehidupan, karena hampir 50% hidup kita tergantung pada air.
Kondisi sekarang mata air dan sawah produktif hilang ditimbun, sehingga
masyarakat mulai kekurangan air. Sejak itu masyarakat dan santri
menggunakan air dari rembesan mata air yang ditimbun, sebelumnya
masyarakat dan santri dapat menikmati besarnya manfaat dari sumber mata air
tersebut, namun setelah penimbunan terjadi masyarakat dan santri hanya
mendapatkan air dari sisa rembesan mata air yang ditimbun, yang airnya telah
menjadi keruh tidak sejernih ketika mata air belum tertimbun.
Delapan sumber mata air yang ditimbun itu sekurang-kurangnya
memenuhi kebutuhan warga di Kebupaten Pandeglang dan Serang. Saat ini
sawah di sekitar lahan pembangunan juga terancam kekurangan air
(kekeringan). Biasanya, sejumlah sawah di sana mampu memproduksi hasil
bumi sebanyak tiga kali dalam setahun. Namun pada musim kemarau lalu,
dampak kekeringan sangat dirasakan petani. Padahal sebelumnya tidak pernah
terjadi kekeringan meskipun dilanda kemarau panjang.
Masyarakat juga cemas di musim hujan kali ini, mereka khawatir
banjir dan longsor akan mudah terjadi. Lantaran posisi penimbunan mata air
lebih tinggi sekitar 2 meter dari lokasi pemukiman penduduk dan sejumlah
pesantren. Melihat kondisi tersebut para ulama sangat resah karena di
khawatirkan ketika pabrik air minum kemasan di bangun, maka masyarakat
terutama pesantren susah mendapatkan air karena kekeringan, sehingga
masyarakat harus membeli air untuk kebutuhan sehari-hari, santri yang setiap
bulannya hanya membayar uang lima ribu rupiah untuk kebutuhan pesantren,
4
kemungkinan besar santri akan membayar lebih mahal untuk kebutuhan
pesantren karena pesantren harus membeli air untuk kebutuhan para santri,
yang biasanya santri sangat bebas menggunakan air sebagai nikmat yang
Tuhan turunkan ke bumi sebagai sumberdaya alam yang dapat di nikmati oleh
semua masyarakat dan santri di lingkungan sekitar, namun setelah adanya
penimbunan semua menjadi berubah sedikit demi sedikit air menjadi keruh
dan kering.
Proses penguasaan tanah oleh perusahaan dinilai penuh intimidasi. Kh.
Matin Syarkowi menjelaskan, tanah itu dibeli perusahaan dari masyarakat
dengan cara mengelabuhi dan mengintimidasi masyarakat. Masyarakat kecil
ditakuti, dengan ancaman kalau tidak dijual nanti dikurung, dikucilkan, airnya
akan diambil, sehingga masyarakat menjual tanahnya. Kh. Matin Syarkowi
menegaskan penolakan yang dilakukan bukan bertujuan menghambat investasi
di Banten. Penolakan dilakukan berdasarkan kajian, melihat sejumlah dampak
yang akan timbul diakibatkan dengan berdirinya pabrik tersebut. Masyarakat
sangat mendukung adanya investasi di Banten, tapi bukan berarti asal investasi
saja, semua ada aturannya. Lokasi pendirian pabrik yang berdiri di atas lahan
seluas 21 hektar merupakan kawasan konservasi. Pada peta geohidrologi
nasional, lokasi tersebut berada pada bentangan Cekungan Air Tanah (CAT)
Serang sampai Tangerang dengan volume kurang lebih 530 juta liter kubik per
tahun.
5
Sesuai dengan namanya, CAT ini sepanjang bumi terbentuk, air
tanahnya mengalir jauh untuk kebutuhan warga yang ada di Tangerang dan
Jakarta, bukan hanya untuk kepentingan Cadasari dan Baros saja. Artinya,
airnya selama ini dimanfaatkan oleh jutaan orang untuk konsumsi kebutuhan
dasar. Jika cadangan air dalam perut bumi pada kedalaman 150-200 meter itu
disedot terus menerus selama 24 jam menggunakan pipa 8-12 inci, maka
dipastikan bukan hanya masyarakat sekitar tetapi juga masyarakat Tangerang
dan Jakarta yang akan kehabisan air. Itu salah satu dampak yang akan terjadi,
yang sudah terjadi saja ada delapan titik saluran air yang dimanfaatkan warga
untuk kebutuhan sehari-hari yang kemudian ditimbun oleh pihak perusahaan.
Akibatnya, sawah kekeringan selama dua tahun kebelakang, petaninya
menganggur. Kalau ini dibiarkan beroperasi, maka akan terjadi pembunuhan
massal yang akan dirasakan masyarakat, pesantren dan petani, akibat sawah
yang kering dan tidak ada asupan air.
Masyarakat dan santri juga telah melakukan aksi demonstrasi berkali-
kali. Mereka menuntut agar pembangunan pabrik tersebut ditutup secara
permanen. Selain itu, pihak terkait juga diproses secara hukum, baik
pemerintah daerah yang mengeluarkan izin maupun perusahaan yang telah
melakukan perusakan lingkungan. Masyarakat menuntut agar sumber air itu
dikembalikan seperti semula dan ditutup secara permanen (pabrik), kalau
pihak perusahaan memaksa berarti berhadapan dengan masyarakat luas.
Direktur Advokasi Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI), Mukri
6
Friatna mengatakan investor telah melakukan pelanggaran peraturan
perundangan karena beroperasi tanpa prosedur.
Hal itu merujuk pada Perda Nomor 3 Tahun 2011 tentang RTRW
Pandeglang, di antaranya pasal 31 ayat (2) huruf a dijelakan bahwa
Kecamatan Cadasari merupakan kawasan resapan air, pasal 35 ayat (4) huruf a
sebagai kawasan lindung geologi atas mata air, pasal 39 ayat (6) huruf a
sebagai kawasan pertanian berkelanjutan. Dan sebagai zona konservasi air
bawah tanah cekungan Serang-Tanggerang.3
Melihat dari manfaat yang dihasilkan, sumberdaya alam seharusnya
memberikan kesejahteraan bagi makhluk hidup, khususnya manusia disekitar
lokasi adanya sumberdaya (masyarakat lokal). Sesuai dengan Undang-undang
Republik Indonesia No 37 tahun 2014 tentang konservasi tanah bahwa tanah
dan air dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan
karunia sekaligus amanah Tuhan Yang Maha Esa untuk bangsa Indonesia
yang perlu dijaga kelestariannya dan dimanfaatkan untuk sebesar-besar
kemakmuran rakyat, baik bagi generasi sekarang maupun bagi generasi yang
akan datang.
Akan tetapi manfaat tersebut kini menjadi sesuatu yang dipolitisir oleh
sebagian pihak (oknum). Banyak pihak ingin mengambil manfaat sebanyak-
banyaknya dari sumberdaya yang ada, tetapi tidak memikirkan dampak yang
terjadi di pihak lain. Besarnya pengambil manfaat dari sumberdaya pun
beragam, mulai dari skala kecil hingga skala raksasa turut “mengeruk emas”
3 Sumber: Cnnindonesia.com. 17 Mei 2016
7
yang terdapat di lingkungan hidup kita. Pandeglang, sebagai daerah konservasi
yang memiliki kelimpahan sumberdaya alam juga tak luput dari “sasaran
empuk” para kapitalis untuk terus dieksploitasi dan diambil keuntungannya
bagi mereka. Kegiatan eksploitasi yang dilakukan para kapitalis tentunya tak
dapat dipisahkan dari peran pemerintah sebagai regulator yang memberikan
“izin masuk” kepada mereka. Layaknya menemukan harta karun, para
kapitalis akhirnya berlomba berinvestasi untuk mengambil sumberdaya seperti
: emas, tembaga, nikel, gas, kayu, lahan, air, dan lainnya, untuk jangka waktu
operasi berpuluh-puluh tahun. Tujuan utama dari para kapitalis adalah
mengambil keuntungan sebanyak-banyaknya dari sumberdaya bagi
kepentingan mereka sendiri. Namun dilain sisi, banyak pihak yang sangat
membutuhkan bahkan sangat bergantung dengan sumberdaya alam. Mereka
adalah masyarakat lokal, komunitas kecil yang memanfaatkan sumberdaya
alam dengan cara-cara hidup tradisional harus berjuang dan bertarung
melawan para kapitalis.
Kh. Oni Syahroni menambahkan bahwa masyarakat saat ini sedang
menunggu hasil dari audensi yang sudah dilakukan masyarakat kepada semua
lapisan pemerintah, semoga pemerintah membuka mata dan hatinya untuk
melakukan tindakan atas masalah yang sedang terjadi ini, karena masalah ini
bukan masalah peribadi seseorang namun masalah yang menyangkut semua
lapisan masyarakat, karena air sangat dibutuhkan oleh masyarakat banyak,
termasuk pemerintah pun membutuhkan air. Saat ini memang sudah ada hasil
dengan pemberhentian pekerjaan dibagian Kecamatan Baros, namun di bagian
8
cadasari masih berlangsung pekerjaan, ini sama saja belum menjadi
penyelesaian karena cadasari dan baros berada dalam satu kawasan, maka
wajib bagi seluruh masyarakat membela keduanya, hingga konflik ini benar-
benar selesai dan tidak ada pabrik yang dibangun, karena jika pembangunan
pebrik tetap berjalan itu berarti perusakan lingkungan akan terjadi, perusakan
kearifan lokal terjadi, karena di lingkungan lahan pembangunan terdapat 42
Ponpes, itu sudah jelas akan merusak jika pabrik berdiri ditengah-tengah
masyarakat lingkungan pesantren.4
Melihat pembahasan di atas kita perlu mengetahui bahwa Keberadaan
Pesantren sebagai lembaga pendidikan islam di tanah air mempunyai andil
yang sangat besar dalam pembentukan karakter masyarakat bangsa Indonesia.
Dalam kehidupan masyarakat bangsa Indonesia memiliki potensi
keberagaman berbagai hal baik seperti kebudayaan dan sosial yang menyatu
dalam kesatuan sebagai Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Pesantren secara historis telah mendokumentasikan berbagai peristiwa
sejarah bangsa Indonesia. Sejak awal penyebaran agama Islam di Indonesia,
pesantren merupakan saksi utama dan sarana penting bagi kegiatan Islamisasi
tersebut. Perkembangan dan kemajuan masyarakat Islam Nusantara, tidak
mungkin terpisahkan dari peranan yang dimainkan pesantren. Besarnya arti
pesantren dalam perjalanan bangsa Indonesia yang harus dipertahankan.
4 Wawancara dengan KH. Oni Syahroni, 25 Mei 2016
9
Apalagi pesantren telah dianggap sebagai lembaga pendidikan yang mengakar
kuat dari budaya asli bangsa Indonesia.5
Pada tahun 70-an, Abdurrahman Wahid telah mempopulerkan
pesantren sebagai sub-kultur dari bangsa Indonesia. Sekarang ini, umat Islam
sendiri tampaknya telah menganggap pesantren sebagai model institusi
pendidikan yang memiliki keunggulan, baik dari sisi transmisi dan
internalisasi moralitas umat Islam.6 Dari aspek tradisi keilmuan oleh Martin
Van Bruinessen dinilainya sebagai salah satu tradisi agung (great tradition).7
Akan tetapi di samping hal-hal yang mengembirakan tersebut diatas, perlu
pula dikemukakan beberapa tantangan pondok pesantren dewasa ini.
Keberadaan pesantren saat ini masih sangat diperlukan oleh
masyarakat sebagai lembaga yang dapat membentuk karakter generasi bangsa,
khususnya pesantren salafi yang sampai saat ini masih memiliki kekhasan
dalam menjaga nilai kebudayaan yang ditanamkan oleh para ulama salaf
terdahulu. Pengajaran kitab kuning, ilmu nahwu dan ilmu-ilmu agama lainnya
masih melekat dalam pesantren salafiyah, selain itu juga kekeluargaan yang
ditanamkan dalam pesantren salafi sangat kental sehingga rasa peduli dan
simpatik sesama santri sangat dijunjung tinggi.
Banten salah satu provinsi yang dikenal sebagai provinsi para santri,
karena banyak Pesantren yang berdiri ditanah Banten. Hampir di setiap
kabupaten dan kota di Banten memiliki pesantren. Itu menandakan bahwa
5 Hanun Asrohah, Sejarah Pendidikan Islam, 1999 : Surabaya, PT.Logos Wacana Ilmu. 184.
6 Ibid. 126.
7 Martin Van Bruinessen, Kitab Kuning, Pesantren, dan Tarekat : Tradisi-Tradisi Islam di
Indonesia (Bandung: Mizan, 1999), 17.
10
Banten adalah provinsi yang religius, di Banten juga ada salah satu kabupaten
yang dikenal sebagai kota santri, yaitu kabupaten Pandeglang. Pandeglang
telah dikenal sebagai kota santri atau seribu ulama sejuta santri. Bukan hanya
karena banyaknya pondok Pesantren hingga ke plosok desa, akan tetapi
kebudayaan yang tumbuh disana selalu berpedoman pada nilai-nilai
keagamaan. Pandeglang juga dikenal sebagai kabupaten yang kaya akan
sumber daya alamnya, karena kabupaten Pandeglang di kelilingi oleh enam
gunung yang memiliki banyak sumber mata air. Pantas jika Pandeglang
diminati banyak para santri untuk belajar ilmu agama dan menetap
dipesantren, karena suasana yang nyaman dan tenang bisa mereka rasakan di
sana, serta dengan kekayaan sumber daya alam yang melimpah menjadi salah
satu keberkahan untuk para santri, karena mereka bisa mendapat manfaat dari
kekayaan alam untuk memenuhi kebutuhan mereka selama menjadi santri.
Berrdasarkan penjabaran di atas, peneliti penasaran untuk
mendalami masalah ini lebih jauh, untuk mengetahui konflik yang terjadi
antara pesantren, masyarakat, dan perusahaan air minum dengan investasi di
Banten. Maka dari latar belakang yang telah diuraikan di atas, peneliti
mengangkat judul penelitian “Konflik Komunikasi Pesantren Salafiyah
dengan PT. Tirta Fresindo Jaya (Mayora Group) dalam Kepentingan
Investasi di Banten”.
11
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, terlihat
bagaimana suatu konflik yang terjadi antara pesantren, masyarakat, dan
perusahaan dalam investasi di Banten. Sehingga yang dapat dirumuskan dalam
masalah penelitian ini adalah :
“Bagaimanakah Konflik Komunikasi Pesantren Salafiyah dengan PT.
Tirta Fresindo Jaya (Mayora Group) dalam Kepentingan Investasi di
Banten?”
1.3 Identifikasi Masalah
1. Bagaimana konflik horizontal Pesantren Salafiyah dengan PT. Tirta
Fresindo Jaya?
2. Bagaimana konflik vertikal Pesantren Salafiyah dengan Pemerintah ?
3. Bagaimana konflik dari persoalan investasi PT. Tirta Fresindo Jaya ?
1.4 Tujuan Penelitian
1. Untuk menjelaskan konflik horizontal Pesantren Salafiyah dengan PT.
Tirta Fresindo Jaya.
2. Untuk menjelaskan konflik vertikal Pesantren Salafiyah dengan
Pemerintah.
3. Untuk mengetahui konflik dari persoalan investasi PT. Tirta Fresindo
Jaya.
12
1.5 Manfaat Penelitian
Setiap penelitian pasti memiliki manfaat, termasuk dalam penelitian
yang satu ini, adapun manfaat tersebut dituliskan dibawah ini :
1. Secara teoritis penelitian ini dapat menjadi sumbangsih pengetahuan bagi
peneliti secara khusus dan umumnya bagi pembaca. Terfokus kepada
mahasiswa komunikasi yang memang konflik merupakan salah satu
kajian keilmuwan bidang komunikasi. Selain itu penelitian ini juga
merupakan kontribusi peneliti yang nantinya dapat dijadikan referensi
untuk pembelajaran maupun penelitian yang dilakukan mahasiswa
komunikasi selanjutnya.
2. Secara praktis penelitian ini bermanfaat untuk masyarakat pesantren dan
perusahaan karena dapat menjadi bahan pembelajaran dan menjadi
masukan kepada masyarakat dan perusahaan PT. Mayora mengenai
konflik yang sedang berlangsung. Semoga penelitian ini menjadi efektif
dan dapat berguna untuk mahasiswa, masyarkat, dan perusahaan.
3. Selain itu manfaat untuk masyarakat Cadasari dan Baros penelitian ini
menjadi informasi baru dan gambaran umum mengenai pesan konflik
yang tejadi antara masyarakat terhadap PT. Mayora, sehingga peneliti
tidak subjektif dalam memberikan penilaian dan dapat melakukan
komunikasi yang efektif dengan masyarakat dan perusahaan.
13
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Tinjauan pustaka dalam penelitian diperlukan untuk mengindentifikasi
peneliti-penelitian serupa yang telah dilakukan sebelumnya, sehingga peneliti
dapat melakukan pembedaan anatara penelitiannya dengan penelitian-
penelitian tersebut. Berikut ini adalah beberapa penelitian yang digunakan
peneliti sebagai tinjauan pustaka.
2.1 Komunikasi
Istilah komunikasi dalam bahasa inggris communication berasal dari
kata latin yaitu comminicatio yang bersumber dari kata communis yang artinya
sama. Sama dalam istilah di sini maksudnya adalah sama dalam memaknakan
simbol-simbol untuk mendapatkan pengertian yang sama.8 Menurut Stephen
W. Littlejohn “communication as social scence, communication involves
understanding how people behave in creating, exchanging, and interpreting
message”. Komunikasi adalah suatu ilmu pengetahuan sosial yang memiliki
ciri-ciri, berkenaan dengan pemahaman tentang bagaimana orang berprilaku
8 Harun, Rochajat, dan Elvinaro Ardianto. 2012. Komunikasi Pembangunan Perubahan Sosial:
Perspektif Dominasi, Kaji Ulang dan Teori Kritis. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Hal 160.
14
dalam menciptakan, mempertukarkan, serta menginterprestasikan pesan-
pesan.9
Pengertian komunikasi di atas dapat di ambil kesimpulan bahwa
komunikasi adalah ilmu pengetahuan sosial yang membahas proses
penyampaian pesan dari komunikator kepada komunikan sebagai penerima
pesan atau saling bertukar pesan satu sama lain.
2.1.1 Komunikasi Pembangunan
Komunikasi pembangunan perlu dilihat sebagai komunikasi dua
arah dan timbal balik, antara pemrakarsa pembangunan dan kesertaan
partisipasi masyarakat di dalamnya dalam kerangka menciptakan tindakan dan
makna yang sama menuju pencapaian dan cita-cita pembangunan yang
ditentukan. Oleh karena itu, efektivitas dan efisiensi komunikasi dalam
pembangunan sangat diperlukan baik dalam tahap perencanaan, pelaksanaan
dan evaluasi pembangunan yang tercakup dalam strategi komunikasi untuk
menyebarluaskan pesan dan makna pembangunan serta menjembatani adanya
gap komunikasi pembangunan ditingkat persepsi, intrepretasi dan tingkat
operasionalnya.
Pesantren salafiyah adalah mayoritas dari tipologi pesantren yang
ada di Banten dan dianggap berhasil memberikan kontribusi pembangunan di
bidang sosial, keagamaan, pendidikan dan budaya, namun termanjinalkankan
dalam proses pembangunan. Untuk melihat persolan dalam penelitian ini
9 Burhan, Bungin. 2007. Penelitian Kualitatif. Jakarta : Kencana Prenada Media Group. Hal 243.
15
maka diperlukan panduan teori guna merujuk pada keilmiahan proses
pendalaman analisis kajian.
Konsep komunikasi pembangunan dapat dilihat dalam arti yang
luas dan sempit. Dalam arti yang luas, komunikasi pembangunan meliputi
peran dan fungsi komunikasi sebagai suatu aktivitas pertukaran pesan secara
timbal balik diantara semua pihak yang terlibat dalam usaha pembangunan,
terutama antara masyarakat dengan pemerintah, sejak dari proses
perencanaan, kemudian pelaksanaan, dan penilaian terhadap pembangunan,
sedangkan dalam arti yang sempit, komunikasi pembangunan merupakan
gagasan dan keterampilan-keterampilan pembangunan yang berasal dari
pihak yang memperkarsai pembangunan dan ditujukan kepada masyarakat
luas. Kegiatan tersebut bertujuan agar masyarakat yang dituju dapat
memahami, menerima, dan berpartisipasi dalam melaksanakan gagasan-
gagasan yang disampaikan.
Menurut Nasution ada tiga aspek komunikasi dalam pembangunan
yang berkaitan yaitu :
1. Aspek kebijakan komunkasi, merupakan pendekatan paling luas dan
bersifat umum. Aspek ini menekankan pada bagaimana media massa
dapat focus pada pembangunan suatu bangsa. Politik dan fungsi fungsi
media massa dalam pengertian yang umum merupakan objek studi,
sekaligus masalah – masalah yang menyangkut struktur organisasional
dan pemilikan, serta control terhadap media.
16
2. Aspek spesifik peranan media massa dalam pembangunan nasional, yaitu
bagaimana media secara efisien dapat mengajarkan pengetahuan tertentu
bagi masyarakat suatu bangsa.
3. Aspek orientasi perubahan pada komunikasi lokal atau desa agar dapat
menerima ide-ide dan produk baru dalam pembangunan.
Menurut Widjaja A.W dan Hawab komunikasi pembangunan
adalah komunikasi yang berisi pesan-pesan pembangunan. Maksudnya
komunikasi pembangunan ada pada segala macam tingkatan, dari petani
sampai pejabat, pemerintah dan Negara, termasuk didalamnya dapat berbentuk
pembicaraan kelompok, musyawarah pada lembaga resmi siaran dan lain
sebagainya. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa komunikasi
pembangunan merupakan suatu inovasi yang diterima oleh masyarakat
melalui proses komunikasi.10
Komunikasi pembangunan merupakan kegiatan proses komunikasi
dalam penyampaian informasi berupa ide atau gagasan baru kepada
masyarakat. Melihat dari pengertian komunikasi pembangunan dalam
prosesnya ada peran-peran komunikasi pembangunan. Menurut Wilburn
Schramm ada tiga peran komunikasi dalam pembangunan nasional yang
paling pokok dibutuhkan masyarakat dan menjadi penyalur suara
masyarakat.11
a. Menginformasikan pembangunan, pembangunan pada pokoknya
mengubah kehidupan pada seluruh lapisan masyarakat. Pembangunan 10
Dilla, Sumadi. 2007. Komunikasi Pembangunan: Pendekatan terpadu. Bandung: Simbiosa Rekatama Media. Hal 115 11
Ibid. Hal 123
17
disampaikan kepada masyarakat, agar masyarakat memusatkan perhatian
pada kebutuhan akan perubahan, mengadakan sarana-sarana perubahan,
dan membangkitkan aspirasi nasional.
b. Kesempatan berpartisipasi dalam membuat keputusan. Masyarakat diberi
kesempatan untuk mengambil bagian secara aktif dalam proses pembuatan
keputusan, memperluas dialog agar semua pihak ikut terlibat dalam
membuat keputusan mengenai perubahan, dan bagi para pemimpin
masyarakat untuk bisa memimpin dan mendengarkan pendapat rakyat
kecil untuk menciptakan arus informasi berjalan lancar baik antara bawah
ke atas maupun atas ke bawah.
c. Mengajarkan keterampilan (mendidik), dari cara yang lama kecara yang
tidak sepenuhnya sama dengan yang dulu karena pembangunan
merupakan suatu proses perubahan yang lebih baik. Mendidik SDM
(Sumber Daya Manusia) untuk dijadikan tenaga kerja yang handal mulai
dari anak-anak hingga orang dewasa, sejak pelajaran baca tulis hingga
keterampilan teknis yang mengubah taraf hidup masyarakatnya.
Menurut Dilla pembangunan pada dasarnya melibatkan minimal tiga
komponen yaitu, pertama komunikator pembangunan, yakni bisa pemerintah
atau masyarakat yang bertujuan membangun. Kedua pesan pembangunan,
yakni ide-ide ataupun program pembangunan. Ketiga komunikan
pembangunan, yakni masyarakat secara luas. Dengan demikian, usaha-usaha
pembangunan seharusnya diwujudkan dengan konsep pembangunan yang
berpusat pada masyarakat. Komunikasi dalam konteks ini harus berada di
18
depan untuk mengubah sikap dan manusia sebagai pemeran utama
pemabangunan baik sebagai subjek pembangunan maupun objek
pembangunan. Berikut bagan jalur komunikasi pembangunan :
Bagan 2.1 : Jalur Proses Komunikasi Pembangunan
(Sumber : Dilla, 2007 : 120)12
Pada gambar tersebut ditunjukkan bahwa kegiatan komunikasi
pembangunan mecirikan upaya pencarian, pendalaman, atau analisis dan
penyebaran informasi (ide, gagasan dan inovasi) melalui proses komunikasi
12
Ibid. hal 120
Materi (ide,
gagasan, inovasi)
pembangunan
Pemerintah
Proses
Komunikasi
Masyarakat
Komunikasi
Pembangunan
19
tertentu (pribadi, kelompok dan media massa) dari pemerintah dan
masyarakat.
2.2 Konflik
Konflik adalah pertarungan atas nilai dan klaim terhadap
kelangkaan status, kekuasaan, dan sumber daya di antara berbagai pihak
yang saling berhadapan sebagai pihak yang netral, menyakiti, atau
menyingkirkan persaingannya (Coser dan Rosenberg, 1964).13
2.2.1 Jenis dan Tipe Konflik
Konflik banyak jenisnya dan dapat dikelompokkan berdasarkan
berbagai kriteria. Sebagai contoh, konflik dapat dikelompokkan
berdasarkan latar terjadinya konflik, pihak yang terkait dalam konflik, dan
substansi konflik diantaranya adalah konflik personal dan konflik
interpersonal, konflik interes (Conflict of interest), konflik realitas dan
konflik non realitas, konflik destruktif dan konflik konstruktif, dan konflik
menurut bidang kehidupan.14
Berbagai macam jenis konflik di atas yang
sesuai dengan topik penelitian yang akan diteliti ini adalah konflik
menurut bidang kehidupan. Jenis konflik menurut bidang kehidupan ini
tidak dapat berdiri sendiri, melainkan berkaitan dengan konflik sejumlah
aspek kehidupan. Sebagai contoh, konflik sosial sering kali tidak hanya
disebabkan oleh perbedaan suku, ras, kelas, atau kelompok sosial, tetapi
sering kali disebabkan oleh kecemburuan ekonomi.
13
Liliweri Alo, 2014, Sosiologi dan Komunikasi Organisasi, PT. Bumi Aksara, Jakarta, Hlm : 329 14
Wirawan, Konflik dan Manajemen Konflik : Teori, Aplikasi, dan Penelitian, (Jakarta : Salemba), 2010, Hlm 55
20
Konflik ekonomi terjadi karena perebutan sumber-sumber ekonomi
yang terbatas. Konflik ekonomi misalnya terjadi dalam bentuk sengketa
tanah pertanian antara anggota masyarakat dan perusahaan perkebunan,
antara anggota masyarakat dan lembaga pemerintahan, atau antara anggota
masyarakat lainnya. Konflik ekonomi bisa terjadi antara anggota
masyarakat di suatu daerah dan anggota masyarakat di daerah lainnya
mengenai hak wilayah ekonomi.15
Selain jenis konflik, kita perlu mengenal istilah tipe konflik yang
akan menggambarkan persoalan sikap, perilaku, dan situasi yang ada. Tipe
konflik terdiri dari tanpa konflik, konflik laten, konflik terbuka, dan
konflik di permukaan.16
Tanpa konflik menggambarkan situasi yang relatif
stabil, hubungan antar kelompok bisa saling memenuhi dan damai. Tipe
ini bukan berarti tidak konflik berarti dalam masyarakat, akan tetapi ada
beberapa kemungkinan atas situasi ini. konflik laten adalah suatu keadaan
yang di dalamnya terdapat banyak persoalan, sifatnya tersembunyi, dan
perlu di angkat kepermukaan agar bisa ditangani. Konflik terbuka adalah
situasi dimana konflik sosial telah muncul ke permukaan yang berakar
dalam dan sangat nyata, dan memerlukan berbagai tindakan untuk
mengatasi akar penyebab dan berbagai efeknya.
Konflik dapat dibedakan berdasarkan posisi pelaku konflik yang
berkonflik, yaitu : 17
15
Ibid. Hlm 116 16
Liliweri Alo, 2014, Sosiologi dan Komunikasi Organisasi, PT. Bumi Aksara, Jakarta, Hlm : 330 17
Wirawan, Konflik dan Manajemen Konflik : Teori, Aplikasi, dan Penelitian, (Jakarta : Salemba), 2010, Hlm 116
21
a. Konflik vertikal
Konflik yang terjadi antara elite dan massa (rakyat). Elit yang
dimaksud adalah aparat militer, pusat pemerintah ataupun kelompok
bisnis. Hal yang menonjol dalam konflik vertikal adalah terjadinya
kekerasan yang biasa dilakukan oleh pemerintah terhadap rakyat.
b. Konflik horizontal
Konflik terjadi dikalangan massa atau rakyat sendiri, antara
individu atau kelompok yang memiliki kedudukan yang relative sama.
Artinya, konflik tersebut terjadi antara individu atau kelompok yang
memiliki kedudukan relative sederajat, tidak ada yang lebih tinggi dan
rendah.
2.2.2 Siapa saja yang terlibat konflik
a. Individual
Individu (orang perorangan) dapat menjadi sumber atau
penyebab konflik. Keterlibatan individu dalam konflik bisa di
kategorikan intrapersonal, yakni diri sendiri menjadi orang yang
terlibat dalam konflik unternal-psikologis karena dia harus menghadapi
suatu pilihan atau harus memilih alternative bagi penyelesain masalah
yang dia hadapi.
b. Kelompok
Konflik kelompok didefinisikan sebagai konflik yang dialami
oleh interaksi antara berbagai individu dalam satu kelompok, yang
disebut sebagai konflik internal kelompok; dan konflik yang dialami
22
karena interaksi atau hubungan antara satu kelompok dengan pihak
lain, baik individu, kelompok, organisasi, masyarakat, bahkan bangsa
atau Negara.
c. Masyarkat
Konflik masyarakat didefinisikan sebagai konflik yang dialami oleh
interaksi antara berbagai individu, kelompok, serta organisasi formal
dan informal salam satu masyarakat yang disebut sebagai konflik
internal masyarkat; dan konflik yang dialami karena interaksi atau
hubungan antara satu masyarakat dengan pihak lain, baik individu,
kelompok, masyarakat, bahkan bangsa dan Negara. 18
2.2.3 Faktor Penyebab Konflik
Konflik memiliki sebab yang melatarbelakangi adanya konflik atau
pertentangan (Wiese dan Becker, dalam Soekamto, 2006:91): 18
1. Perbedaan antara individu-individu
Perbedaan pendirian dan perasaan mungkin akan melahirkan bentrokan
antara mereka.
2. Perbedaan kebudayaan
Perbedaan kepribadian dari orang perorangan tergantung pula dari pola-
pola kebudayaan yang menjadi latar belakang pembentukan serta
perkembangan kepribadian tersebut.
3. Perbedaan kepentingan
18
Ibid
23
Perbedaan kepentingan antara individu maupun kelompok merupakan
sumber lain dari pertentangan.
4. Perubahan sosial
Perubahan sosial yang berlangsung dengan cepat untuk sementara waktu
dapat mengubah nilai-nilai yang ada dalam masyarakat.
Apabila dilihat dari konflik dalam penelitian yang peneliti lakukan,
ini masuk dalam kategori konflik yang disebabkan oleh perbedaan
pendirian antara individu-individu. Hal ini seperti yang dikemukakan oleh
Hocker dan Wilmot, konflik terjadi karena pihak-pihak yang terlibat
konflik mempunyai tujuan yang berbeda. Konflik bisa juga terjadi karena
tujuan pihak yang terlibat konflik sama, tetapi cara untuk mencapainya
berbeda. Hal seperti ini banyak terjadi dalam dunia politik dan bisnis.19
2.3 Pesantren Salafiyah
Pesantren Salafiyah adalah Pesantren tradisional yang menetapkan
kurikulum pesantren dan tradisi yang dijalaninya sebagai sesuatu yang baku
dan tidak bisa diubah. Umumnya, Pesantren ini mengambil bentuk-bentuk
pelayanan pendidikan pada: (1) Madrasah Salafiyah menggunakan kurikulum
Pesantren; (20) Majelis Taklim meliputi: Majelis Taklim kelompok, orangtua,
majelis taklim kelompok alumni Pesantren yang bersangkutan, majelis taklim
kelompok remaja (putra dan putri), majelis taklim dengan program khusus
Masyayih (lanjut usia), (3) Bustanul Athfal, (4) Al Ma’had Al Aly (Perguruan
Tinggi Ilmu-Ilmu Salafiyah), (5) peringatan hari-hari besar Islam, (6) setiap
19
Wirawan, Konflik dan Manajemen Konflik : Teori, Aplikasi, dan Penelitian, (Jakarta : Salemba), 2010, Hlm 8
24
hari Jum’at menugaskan santrinya untuk menjadi khatib dan Imam pada
Masjid, khususnya Masjid yang di sekitar pondok, (7) setiap bulan Ramdhan
menugaskan santrinya untuk berceramah pada Masjid dan Mushalla di
kampung halamannya atau mengaji “pasaran”, yakni membaca kita basarkan
kemampuan santri secara tekun dan terus menerus sampai selesai.20
Pondok Pesantren Salafiyah merupakan jenis pesantren yang tetap
mempertahankan pengajaran kitab-kitab klasik; sebagai inti pendidikannya,
disiplin ilmu yang tidak berkaitan dengan agama (pengetahuan umum) tidak
diajarkan. Selain itu, sistem pengajaran yang digunakan masih dengan metode
klasik. Kurikulum di Pesantren Salafiyah tidak memakai bentuk silabus, tetapi
berupa jenjang level kitab-kitab dalam berbagai disiplin ilmu; dengan
pembelajaran yang menggunakan pendekatan tradisional pula. Beberapa
pesantren tradisional melakukan praktek-praktek tasawuf atau hal-hal yang
berbau saufik menjadi subkultur pesantren hingga sekarang.21
2.4 Masyrakat
Masyarakat dalam istilah bahasa Inggris adalah society yang berasal
dari kata Latin socius yang berarti (kawan). Istilah masyarakat berasal dari
kata bahasa Arab syaraka yang berarti (ikut serta dan berpartisipasi).
Masyarakat adalah sekumpulan manusia yang saling bergaul, dalam istilah
ilmiah adalah saling berinteraksi. Suatu kesatuan manusia dapat mempunyai
prasarana melalui warga-warganya dapat saling berinteraksi. Definisi lain,
20
Ahmad Ikhsan, 2016, Komunikasi Pembangunan Pesantren Kobong Realitasnya di Banten, Banten, Pustaka Alumni, Hlm : 34 21
Hasbullah, Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia: Lintas Sejarah Pertumbuhan dan Perkembangan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1999), Hlm : 26-27
25
masyarakat adalah kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu
sistem adat istiadat tertentu yang bersifat kontinyu, dan yang terikat oleh suatu
rasa identitas bersama. Kontinuitas merupakan kesatuan masyarakat yang
memiliki keempat ciri yaitu: 1) Interaksi antar warga-warganya, 2). Adat
istiadat, 3) Kontinuitas waktu, 4) Rasa identitas kuat yang mengikat semua
warga.22
Semua warga masyarakat merupakan manusia yang hidup bersama,
hidup bersama dapat diartikan sama dengan hidup dalam suatu tatanan
pergaulan dan keadaan ini akan tercipta apabila manusia melakukan
hubungan. Mac lver dan Page memaparkan bahwa masyarakat adalah suatu
sistem dari kebiasaan, tata cara, dari wewenang dan kerja sama antara
berbagai kelompok, penggolongan, dan pengawasan tingkah laku serta
kebiasaan-kebiasaan manusia.23
. Sedangkan masyarakat menurut Selo
Soemardjan adalah orang-orang yang hidup bersama yang menghasilkan
kebudayaan dan mereka mempunyai kesamaan wilayah, identitas, mempunyai
kebiasaan, tradisi, sikap, dan perasaan persatuan yang diikat oleh kesamaan.24
Menurut Emile Durkheim bahwa masyarakat merupakan suatu
kenyataan yang obyektif secara mandiri, bebas dari individu-individu yang
merupakan anggota-anggotanya. Masyarakat sebagai sekumpulan manusia
didalamnya ada beberapa unsur yang mencakup. Adapun unsur-unsur tersebut
adalah:
1. Masyarakat merupakan manusia yang hidup bersama; 22
Kontjaraningrat. 2009. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta. Hal 115-118 23
Soerjono Soekanto. Sosiologi : Suatu Pengantar. 2006. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Hal 22 24
Ibid. Hal 22
26
2. Bercampur untuk waktu yang cukup lama;
3. Mereka sadar bahwa mereka merupakan suatu kesatuan;
4. Mereka merupakan suatu sistem hidup bersama.25
Menurut Emile Durkheim (dalam Djuretnaa Imam Muhni, 1994:
29-31) keseluruhan ilmu pengetahuan tentang masyarakat harus didasari pada
prinsip-prinsip fundamental yaitu realitas sosial dan kenyataan sosial.
Kenyataan sosial diartikan sebagai gejala kekuatan sosial didalam
bermasyarakat.26
Beberapa pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan
masyarakat memiliki arti ikut serta atau berpartisipasi, sedangkan dalam
bahasa Inggris disebut society. Bisa dikatakan bahwa masyarakat adalah
sekumpulan manusia yang berinteraksi dalam suatu hubungan sosial. Mereka
mempunyai kesamaan budaya, wilayah, dan identitas, mempunyai kebiasaan,
tradisi, sikap, dan perasaan persatuan yang diikat oleh kesamaan.
Sesuai dengan yang peneliti lakukan dilapangan bahwa masyarakat
Cadarasi dan Baros memiliki kesamaan budaya, tradisi, sikap, dan persatuan
yang diikat oleh kesamaan sehingga masyarakat Cadasari dan Baros ingin
mempertahankan sumber daya alam yang mereka miliki sejak lama sebelum
datang para investor ke bumi mereka, mereka ingin melindungi alam mereka
dari tangan-tangan jahat para kapitalis yang ingin menguasai lahan dan
merusak kebudayaan masyarakat pribumi serta menindas kaum yang lemah
demi kepentingan mereka.
25
Soleman B. Taneko. 1984. Pokok-pokok Studi Hukum dalam Masyarakat. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Hal 11 26
Djuretna A. Imam Muhni. 1994. Moral dan Religi Menurut Emile Durkheim & Henri Bergson. Yogyakarta: Kanisius
27
2.5 Perusahan Mayora
PT Mayora Indah Tbk atau Mayora Group adalah salah satu
kelompok bisnis produk konsumen di Indonesia, yang didirikan pada
tanggal 17 Februari 1977. Perusahaan ini telah tercatat di Bursa Efek
Jakarta sejak tanggal 4 Juli 1990. Saat ini mayoritas kepemilikan
sahamnya dimiliki oleh PT Unita Branindo sebanyak 32,93%. Mayora
adalah perusahaan dibidang industry/jasa yang memproduksi makanan dan
minuman olahan seperti Biskuit, permen, wafer, coklat, sereal, kopi, mie
instan, dll. Cabang mayora saat ini sudah tersebar hampir di seluruh pulau
yang ada di Indonesia seperti di Pulau Jawa, Sumatera, dan Bali.
Saat ini yang peneliti lakukan adalah meneliti konflik yang terjadi
karena adanya pembangunan yang dilakukan oleh PT Mayora, yang ingin
membangun anak perusahaan yang memproduksi air minum kemasan
yaitu PT Tirta Fresindo Jaya. Mereka mengembangkan investasi di Banten
agar benten menjadi daerah yang maju dengan banyaknya investasi
daerah. Karena dengan adanya invetasi maka pendapatan daerah akan
meningkat karena adanya pajak yang dibayar oleh perushaan. Namun
pembangunan yang dilakukan oleh perusahaan Mayora ini menimbulkan
konflik yang memicu amarah para santri dan masyarakat pribumi karena
pembangunan ini dianggap melakukan penimbunan 8 mata air. Sehingga
dampak kekeringan saat ini sudah dirasakan oleh masayarakat sekitar.
28
Karena air sebagai kebutuhan sehari-hari bagi masyarakat sekitar
pembangunan. Sedangkan pabrik yang ingin dibangun adalah pabrik air
minum kemasan yang setiap harinya akan menyedot air dari dalam tanah
sebanyak 45.000 liter/hari.
2.6 Investasi
Investasi adalah pengaitan sumber-sumber dalam jangka panjang
untuk menghasilkan laba di masa yang akan datang.27
Investasi juga dapat
didefinisikan sebagai penanaman modal atau pemilikan sumber-sumber
dalam jangka panjang yang akan bermanfaat pada beberapa periode
akuntansi yang akan datang.28
2.6.1 Jenis-jenis Investasi
Investasi dapat dibagi menjadi empat golongan sebagai berikut ini
(Mulyadi, 2001) :
1. Investasi yang tidak menghasilkan laba (non-profit investment)
Investasi jenis ini timbul karena adanya peraturan pemerintah atau karena
syarat-syarat kontrak yang telah disetujui, yang mewajibkan perusahaan
untuk melaksanakannya tanpa mempertimbangkan laba atau rugi.
Misalnya karena air limbah yang telah digunakan dalam proses produksi
jika dilarikan keluar pabrik akan mengakibatkan timbulnya pencemaran
lingkungan, maka pemerintah mewajibkan perusahaan untuk memasang
instalasi pembersih air limbah, sebelum air limbah dibuang ke luar pabrik.
27
Mulyadi. 2001. Sistem Akutansi Edisi Tiga. Jakarta : Salemba Empat. Hal 284 28
Supriyono. 1987. Akuntansi Biaya: Pengumpulan Biaya dan Penentuan Harga Pokok Produk. Edisi Kedua. Yogyakarta: BPFE Universitas Gajah Mada. Hal 424
29
2. Investasi yang tidak dapat diukur labanya (non-measurable profit
investment) Investasi ini dimaksudkan untuk menaikkan laba, namun laba
yang diharapkan akan diperoleh perusahaan dengan adanya investasi ini
sulit untuk dihitung secara teliti. Sebagai contoh adalah pengeluaran biaya
promosi produk untuk jangka panjang, biaya penelitian dan
pengembangan, dan biaya program pelatihan dan pendidikan karyawan.
3. Investasi dalam penggantian ekuipmen (replacement investment)
Investasi jenis ini meliputi penggeluaran untuk penggantian mesin dan
peralatan yang ada. Informasi penting yang perlu dipertimbangkan dalam
keputusan penggantian mesin dan peralatan adalah informasi akuntansi
diferensial yang berupa akitva diferensial dan biaya diferensial.
Penggantian mesin biasanya dilakukan atas dasar pertimbangan adanya
penghematan biaya (biaya diferensial) yang akan diperoleh atau adanya
kenaikan produktivitas (pendapatan diferensial) dengan adanya
penggantian tersebut.
4. Investasi dalam perluasan usaha (expansion investment) Investasi
jenis ini merupakan pengeluaran untuk menambah kapasitas produksi atau
operasi menjadi lebih besar dari sebelumnya. Untuk memutuskan jenis
investasi ini, yang perlu dipertimbangkan adalah apakah aktiva diferensial
yang diperlukan untuk perluasan usaha diperkirakan akan menghasilkan
laba diferensial (yang merupakan selisih antara pendapatan diferensial
dengan biaya diferensial) yang jumlahnya memadai. Kriteria yang perlu
dipertimbangkan adalah taksiran laba masa yang akan datang (yang
30
merupakan selisih pendapatan dengan biaya) dan kembalian investasi
(return on investment) yang akan diperoleh karena adanya investasi
tersebut.
2.6.2 Tujuan Investasi
Tujuan perusahaan mengadakan investasi pada umumnya adalah :
1. Untuk dapat mengadakan pengawasan terhadap kebijaksanaan atau
kegiatan perusahaan lain.
2. Untuk memperoleh pendapatan yang tepat secara terus menerus.
3. Untuk membentuk suatu dana guna tujuan tertentu.
4. Untuk membina hubungan baik dengan peusahaan lain.
5. Untuk tujuan-tujuan lainnya.
Tentu saja investasi juga perlu diatur agar tidak terjadi over
investment atau under investment. Pengaturan investasi modal yang efektif
perlu memperhatikan beberapa faktor berikut ini (Husnan, 1985:195) :
1. Adanya usul-usul investasi
2. Penaksiran aliran kas dari usul-usul investasi tersebut
3. Evaluasi aliran kas tersebut
4. Memilih proyek-proyek sesuai dengan ukuran tertentu, dan
5. Penilaian terus menerus terhadap proyek investasi setelah proyek
tersebut
diterima.
31
Dari pembahasan di atas bahwa investasi memang sangat berguna
dan menguntungkan untuk daerah yang ada disekitarnya. Karena adanya
investasi maka adanya pemasukan untuk daerah, namun investasi yang
dilakukan oleh perusahaan Mayora yang ingin mendirikan pabrik air
minum kemasan di yakini oleh masyarakat sekitar lahan pembangunan
tidak memiliki amdal yang sesuai dengan peraturan investasi di Banten
UU Nomer 33 tahun 1945. Sesuai dengan pengamatan peneliti dilapangan
bahwa seorang tokoh masyarakat mengatakan investasi yang dilakukan
oleh pihak Mayora akan merugikan masyarakat dan para santri yang
berada disekitar lahan pembanguan. Karena lahan yang dibangun oleh
pihak perusahaan memiliki banyak sumber mata air dan persawahan. Jika
di bangun air minum kemasan maka daerah sekitar pabrik akan kekeringan
dan sawah pun akan kekeringan karena tidak adanya asupan air.
2.7 Pesan
Pesan merupakan sekumpulan simbol komunikasi yang
disampaikan komunikator kepada komunikan. Simbol atau lambang dapat
bersifat verbal atau non verbal. Komunikasi verbal artinya proses
penyampaian pesan dalam bentuk lisan atau tulisan, sedangkan komunikasi
non verbal merupakan penyampaian pesan melalui bahasa tubuh seperti gerak-
gerik, isyarat, raut wajah, sentuhan, selain itu warna, gambar, benda, dan
sebagainya.29
29
Ahmad Sihabudin dan Rahmi Winangsih. 2012. Komunikasi Antar Manusia.Pustaka Getok Tular. Hlm 48.
32
Namun agar pesan disampaikan memperoleh efek yang
diharapkan, perlu dikemas sebaik-baiknya. Dalam mengemas pesan
komunikasi perlu diperhatikan tiga hal, yaitu:
1) Isi pesan
2) Struktur pesan
3) Format pesan.30
Isi pesan merupakan materi dari lapisan. Materi pesan adalah
masalah yang terkandung dalam pesan tersebut, seperti politik ekonomi,
olahraga, dan sebagainya. Dalam kajian beberapa ahli, isi pesan dikenal empat
macam, yaitu.
a. Pesan rasional, pesan yang disusun untuk mempengaruhi akal sehat
audien, sehingga informasi disampaikan perlu disertai fakta dan data dapat
diterima oleh logika. Misalnya mengemukakan nilai-nilai ekonomis atau
berkualitas, hal-hal fungsional disertai buktinya. Dalam kehidupan sehari-
hari seringkali ditemukan, pesan rasional disertai oleh data pendukung,
misalnya suatu produk dikatakan ekonomis karena produk tersebut
memberikan manfaat lebih banyak dari pada biaya yang dikeluarkan.
b. Pesan emosional, yaitu pesan disusun untuk mempengaruhi perasaan
audien, seperti rasa senang, gembira, bangga, sedih, khawatir, cemas dan
sebagainya. Pesan menimbulkan rasa sedih, khawatir, dan ketakutan
disebut fear appeal. Contoh: banyak iklan menawarkan rasa bangga
30
Ibid
33
(prestise) bagi pemakai produk atau menciptakan kekhawatiran apabila
tidak menggunakan produk.
c. Pesan moral, yaitu pesan disusun untuk menyentuh perasaan moral audien
atau perasaan kemanusiaan (humanistic) dari audien. Contoh: pesan-pesan
untuk menciptakan perdamaian, saling membantu, dan belas kasihan.
d. Pesan kombinasi, yaitu pesan disusun dengan menggabungkan antara
rasional, emosional, dan moral untuk meningkatakan efektifitas pesan.
Contoh: sentuhan emosional untuk menumbuhkan rasa senang atau
lainnya dan menyentuh nilai-nilai kemanusiaan audien.
Struktur pesan adalah bagaimana pesan tersebut disusun untuk
memperoleh efek maksimal. Dalam menyusun pesan terdapat dua hal yang
harus diperhatikan, yaitu susunan pesan untuk menarik perhatian dan
pesan memberi efek, seperti dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Struktur untuk menarik perhatian
Agar pesan yang disampaikan dapat menaruh perhatian audien, perlu
digunakan pendekatan AIDDA (Attention, Interest, Desire, Decision,
Action). Perhatian (Attention) audien dapat ditumbuhkan melalui
penggunaan: gerakan, intensitas stimuli (ukuran, bentuk, warna,
ketajaman, dan sebagainya), kebaruan, dan pengulangan. Dalam
tumbuhnya ketertarikan terhadap suatu pesan (interest) harus dapat
mendorong dan menciptakan keinginan untuk mengikuti atau mencoba
anjuran disampaikan. Biasanya untuk menciptakan keinginan inilah
dikemukakan hal menyentuh aspek rasional seperti keunggulan,
34
kelebihan, keistimewaan, dan keuntungan dari suatu pesan yang dapet
diterima oleh khalayak. Pada tahap memperkuat keinginan harat
(Desire), disampaikan pesan yang mampu menyentuh aspek emosi
khalayak, misalnya memberikan anjuran agar khalayak mengikuti
pesan yang disampaikan, sehingga pada tahap memastikan untuk
mengambil keputusan (decision) tidak mengalami keraguan.
Selanjutnya memasuki tahap tindakan (action), pesan yang
disampaikan harus memberi jalan kepada khalayak untuk segera
bertindak mengikuti atau mencoba anjuran pesan disampaikan,
misalnya harga terjangkau, barang tersedia, mudah diperoleh, dan
sebagainya.
b. Struktur Untuk Menciptakan Efek
1. Pemaparan kesimpulan (Conclusion Drawing)
Dalam penyampaian pesan dikemukakan kesimpulan
tertutup dan terbuka. Kesimpulan tertutup adalah kesimpulan
dikemukakan secara eksplitisit dan tegas. Artinya dalam pesan
tersebut diberikan kesimpulan oleh pembuat pesan. Pembaca
atau penerima pesan tidak perlu susah-susah membuat
kesimpulan. Kesimpulan terbuka merupakan kesimpulan yang
dikemukakan secara implisit dan tidak jelas. Artinya dalam
pesan tersebut tidak diberikann kesimpulan secara langsung
oleh pembuat pesan. Pembaca atau penerima pesan
menyimpulkan sendiri terhadap pesan diterimanya.
35
Pemakaian kesimpulan dalam naskah sangat tergantung
pada karakter audien dituju. Audien antipati, lebih baik tidak
diberikan kesimpulan, agar terhindar dari tekanan (paksaan).
Sedangkan audien mendukung (pro), dapat disebutkan
kesimpulan untuk menguatkan dan memberikan tekanan.
Selain atu audien berpendidikan relatif rendah, pemberian
kesimpulan tertutup lebih banyak berhasil dari pada
kesimpulan terbuka dan sebaliknya, audien berpendidikan
tinggi, pemberian kesimpulan terbuka relative lebih efektif dari
pada pemberian kesimpulan tertutup.
2. Susunan Argumen
Dalam membuat pesan, khususnya pesan persuasive
sangat diperlukan adanya argumen mendukung pendapat atau
topik disampaikan. Argument dimaksud adalah alasan masuk
akal dan menyentuh pesan, sehingga pendapat atau topik
dikemukakan, diterima da mendapat persetujuan audien.
Penempatan argument dalam pesan bias dikemukakan diawal,
ditengah, atau diakhir pesan. Dalam menempatkan argument
tergantung pada karakter audien dituju.
Audien menolak pendapat (posisi), penyampaian
argument lebih banyak berhasil dikemukakan di belakang
untuk mengindari penolakan langsung. Sedangkan audien
mendukung argument, lebih banyak berhasil dikemukakan di
36
awal, sebagai penegasan dan menambah ketertarikan audien.
Seperti dikemukakan dalam teori keseimbangan yang
dikemukakan Heider, yaitu manusia cenderung mencari dan
menerima informasi yang sesuai dengan pendapatnya.
Penyajian argument dapat disampaikan dalam satu sisi
(one side) atau dua sisi (two side). Pesan yang hanya
mengemukakan sisi positif atau negative saja disebut
argumentasi satu sisi, misalnya pesan tentang produk hanya
menyampaikan hal-hal yang baik dari produk, seperti kelebihan
atau keistimewaan suatu produk, walaupun kenyataannya
sangat jarang negative dari suatu produk. Sedangkan
argumentasi dua sisi adalah pesan yang mengemukakan hal
yang posiitif dan negative dari sebuah produk, artinya pesan
dua sisi ini mengemukakan kelebihan dan kelemahan atau
keuntungan dan kerugian mengikuti anjuran pesan.
Pemakaian argument satu sisi dan dua sisi juga sangat
tergantung pada karakter audien. Audien memiliki daya kritis
(berpendidikan tingggi), lebih baik disajikan dalam dua sisi.
Sedangkan audien tidak memiliki daya analitis (berpendidikan
rendah) lebih baik disajikan satu sisi positif.
37
2.8 Teori Kumpulan Tindakan (Action Assembly Theory)
John Greene dalam teorinya Action Assembly Theory menjelaskan
tentang cara seseorang mengorganisasikan pengetahuan dengan pikiran dan
menggunakannya untuk membentuk pesan. Teori ini menjelaskan struktur dan
proses tersebut dalam aksi komunikatif. Teori ini menguji cara pengetahuan
diurutkan dan digunakan dalam komunikasi.31
Greene menyebut dua komponen pengetahuan yakni pengetahuan isi
(content knowledge) dan pengetahuan prosedural (procedural knowledge).
You know about things, and you know how to do things (Terjemahan: Anda
tahu tentang sesuatu, dan Anda tahu bagaimana melakukan sesuatu itu).
Pengetahuan procedural terdiri dari suatu kesadaran akan konsekuensi
dari berbagai aksi dalam situasi-situasi yang berbeda. Seluruh pengetahuan
procedural kita terdiri dari sejumlah besar “catatan prosedural”, masing-
masing disusun dari pengetahuan mengenai suatu aksi, hasilnya, dan situasi
dimana ia sesuai. Karena orang ingat dari hasil aksi, mereka dapat berperilaku
dengan efektif pada kesempatan mendatang. Sebagai contoh, bagaimana kita
tahu cara-cara memeperkenalkan diri kepada orang lain pada suatu pesta? dari
pengalaman dan pegamatan terhadap orang lain yang melakukan hal itu, kita
memiliki pengetahuan berbagai macam cara.
Dalam Action Assembly Theory, procedural knowledge menjadi pusat
perhatian utama. Greene menggambarkan cara kerja procedural knowledge
seperti titik-titik (node) yang saling terhubung satu sama lain bagaikan website
31
Wardhany Corry Andy. 2009. Teori Komunikasi. Bogor : PT. Ghalia Indonesia. Hal 101
38
di internet. Node pengetahuan tersebut terutama yang berkaitan dengan
perilaku, konsekuensi dan situasi.
Greene memberi contoh ketika kita berjumpa seseorang, biasanya kita
akan tersenyum dan mengucapkan, “Hai, apa kabar?” dan kemudian orang
tersebut akan membalasnya dengan berkata, “Baik, bagaimana kabar anda
juga?”. Kita menyimpan ini dalam memori sebagai suatu pengetahuan yang
saling berhubungan antara situasi menyapa seseorang, tindakan tersenyum,
menggunakan kata-kata tertentu, dan mendapatkan hasil berupa balasan
sapaan dari orang lain.
Pada kasus yang lebih kompleks, hal-hal yang saling berkaitan
semacam itu, di mana pada prosedur tertentu terdapat hubungan yang paling
sering digunakan atau yang terakhir digunakan –sehingga menjadi semakin
kuat, maka node pengetahuan itu akan membentuk modul-modul atau pola.
Greene menyebut modul-modu tersebut sebagai procedural record, yaitu
sekumpulan hubungan yang terbentuk oleh node dalam kegiatan jaringan yang
cenderung menguat.
Lebih lanjut, Greene juga menjelaskan bahwa jika hubungan
pengetahuan tersebut menjelma menjadi beberapa himpunan kegiatan dalam
urutan tindakan tertentu yang secara kuat saling berkelompok dan sering
digunakan, maka akan menjadi tindakan yang terprogram. Greene
mengistilahkan tindakan terprogram ini sebagai “unitilized assemblies”. Ritual
39
memberikan salam seperti yang dipaparkan di atas merupakan contoh yang
bagus mengenai “unitilized assemblies”.
Menurut Greene, tidak ada tindakan tunggal yang dapat berdiri sendiri.
Setiap tindakan memengaruhi tindakan yang lain dengan suatu cara tertentu
untuk memperkenalkan diri misalnya, kita harus menggunakan berbagai
tindakan mulai dari tekanan suara dengan kata-kata dan gerakan. Untuk
menuliskan paragraf, kita harus menggabungkan berbagai aksi dari
pengetahuan yang terkordinasi dalam bahasa untuk menulis atau mengetik.
Tindakan tersebut kemudian diintegrasikan ke dalam jaringan
pengetahuan. Setiap bagian pengetahuan merepresentasikan sesuatu untuk
melakukannya. Tujuan yang lebih tinggi (seperti melakukan perkenalan) dan
yang lebih rendah (seperti tersenyum) digabungkan dalam sebuah hasil
representasi yang mengantarkan kita ke suatu tindakan komunikasi.
2.9 Teori Identitas
Menurut Morisson dan Andy, mengatakan bahwa berbagai elemen
masyarakat dalam pembangunan perlu dilihat sebagai identitas dan entitas dari
cara-cara menempatkan diri mereka secara sosial. Identitas dan entitas
berbagai elemen masyarakat dalam pembangunan memiliki implikasi penting
sebagai komunikator, di mana dalam teori identitas, sebagian besar anggota
masyarakat dari masing-masing elemen itu pada umumnya memiliki
40
pandangan sama bahwa mereka menerima perlakuan yang dirasakan sama
oleh mereka.32
Perlakuan yang diterima secara bersama oleh mereka inilah yang
akan menjadi identitas utama, misalnya rasa ketidakadilan. Berdasarkan
identitas itu maka mereka membuat organisasi bersama. Oleh karena itu,
morisson dan Andy membahas teori identitas ini menjadi dua bagian :
1. Standpoint theory, adalah konstruksi masyarakat (sosial world) yang
didapat dari perhatian dan pemahaman individu melalui cara yang
berbeda, kemudian digunakan untuk mengkostruksikan kembali kondisi
atau situasi dimana masyarakat berada. Secara epistemology, teori ini
membedakan variasi komunikasi invidu tersebut ketika memahami suatu
pengalaman yang didapatinya dan ketika mengkstruksi pemahaman
tersebut. ide teori ini adalah pandangan berlapis (layered understanding),
setiap individu memiliki banyak identitas yang tumpang tindih sehingga
menghasilkan pandangan yang unik.
2. Kontruksi identitas. Setiap identitas saling berkaitan (interlocking
identities). Tidak ada identitas yang berada diluar kontruksi sosial dan
budaya, sebagian besar identitas berasal dari kostruksi yang ditawarkan
kelompok sosial dimana identitas tersebut menjadi bagian di dalamnya.
32
Nasution, Zulkarimen.2007. Komunikasi Pembangunan (Pengenalan Teori dan Penerapannya). Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada. Hal 122-123
41
2.10 Kerangka Berfikir
Dalam penelitian ini peneliti ingin membuktikan bahwa adanya
perbedaan dan keberagaman antara masyarakat pesantren dengan perusahaan
dalam teori konflik. Sehingga penelitian ini di dasarkan pada kerangka
berpikir.
Kerangka berpikir yang dimaksud adalah bagaimana proses
terjadinya konflik antara masyarakat pesantren dengan PT.Tirta Fresindo Jaya,
khususnya Masyarakat Cadasari dan Baros. Konflik secara sederhana peneliti
mengartikan sebuah fenomena sosial dan itu merupakan kenyataan bagi setiap
masyarakat. Dan merupakan gejala sosial yang akan hadir dalam kehidupan
sosial, sehingga konflik bersifat inheren yang artinya konflik akan senantiasa
ada dalam setiap ruang dan waktu, dimana saja dan kapan saja.
Untuk mendeskripsikan dan menganalisis konflik yang terjadi,
maka memerlukan sebuah unit-unit untuk menggambarkannya, yaitu dengan
mengetahui bentuk-bentuk konflik dari teori yang di bahas dalam penelitian
ini. Dari pemaparan diatas dapat digambarkan tahapan-tahapan model
kerangka berpikir seperti gambar dibaawah ini :
42
Gambar 2.2
Kerangka Berfikir
Kerangka Berfikir
Keterangan :
Gambar tersebut menunjukkan alur dari permasalahan yang akan peneliti
lakukan dalam penelitian ini. Bahwa dalam Konflik komunikasi ini
dilatarbelakangi oleh perbedaan ciri-ciri yang dibawa individu dalam suatu
interaksi. Perbedaan-perbedaan tersebut diantaranya menyangkut ciri fisik,
Analisis : Teori Identitas (Morrison &
Andy)
Issue : Konflik Komunikasi Pesantren Salafiyah Terhadap
PT. Tirta Fresindo Jaya (Mayora Group) Dalam Kepentingan
Investasi di Banten
Hasil Penelitian :
1. Untuk mengkaji komunikasi konflik horinzontal yang terjadi.
2. Untuk mengkaji komunikasi konflik vertikal yang terjadi.
3. Untuk mengkaji bagaimana konflik investasi di Banten.
Permasalahan Penelitian
- Konflik Horizontal dan Vertikal yang terjadi
- Konflik Investasi dalam Pembangunan di Banten
Analisis : Teori Kumpulan Tindakan
(John Grenee)
43
kepandaian, pengetahuan, adat istiadat, keyakinan dan lain sebagainya. Dengan
adanya ciri-ciri individual dalam interaksi sosial, maka konflik merupakan situasi
yang wajar terjadi dalam setiap bermasyarakat dan tidak ada satu pun masyarakat
yang tidak pernah mengalami konflik antar anggotanya atau dengan kelompok
masyarakat yang lain, konflik ini hanya akan hilang bersamaan dengan hilangnya
sebuah masyarakat itu sendiri.
Penelitian dengan menggunakan dua teori bukan merupakan hal yang
baru. Sebelumnya telah ada penelitian yang dilakukan dengan berbagai study
kasus. Dalam penelitian kali ini, peneliti mengambil judul “Konflik Komunikasi
Pesantren Salafiyah dengan PT. Tirta Fresindo Jaya (Mayora Group) dalam
Kepentingan Investasi di Banten”, dan menjadikan beberapa penelitian
sebelumnya yang telah ada sebagai referensi dan bahan pembelajaran dalam
pengerjaan penelitian ini.
Dalam kerangka berpikir ini akan terfokus pada asumsi dasar dari dua
teori, yaitu mengenai konflik, komunikasi, Pemerintah dan Investasi dari sebuah
kejadian. Penolakan yang dilakukan oleh masyarakat Pesantren karena adanya
investasi di perbatasan itu bukan tanpa alasan, melainkan dengan alasan yang
cukup kuat untuk menolak pembangunan yang dilakukan oleh PT.Tirta Fresindo
Jaya. Masyarakat dan Pesantren melihat banyak dampak yang akan ditimbulkan
dengan adanya investasi itu. Walau pun perusahaan Mayora masih menganggap
semua yang terjadi ini hanyalah sebuah ujian. Teori Kumpulan Tindakan dan
Teori Identitas ini dirasa menjadi sebuah teori yang tepat untuk memberikan
44
jawaban terkait identifikasi masalah yang dijabarkan sebelumnya, sehingga
menjadi outcome dan dapat ditarik kesimpulan nantinya.
2.12 Penelitian Terdahulu
Terdapat dua penelitian yang dianggap relevan dan ada keterkaitan
dengan penelitian yang sedang dilakukan peneliti. Kedua penelitian terdahulu
tersebut yaitu :
Penelitian pertama yang dilakukan oleh Nurhasanah Afdilah
dengan judul “Strategi Komunikasi Pembangunan dalam Community
Development” pada tahun 2014”. Penelitian ini menggunakan pendekatan
analisis deskriptif kualitatif. Dengan kesimpulan penelitian adalah media
rakyat dilakukan Tim pengelola sampah digunakan untuk community
development peduli lingkungan. Masyarakat dikembangkan tidak hanya
dijakdikan objek pembanguna namun juga sebagai subjek pembangunan.
Strategi komunikasi pembangunan melalui media rakyat berhasil dengan
community development di Dusun Sukunan, terbukti perilaku warga Dusun
Sukunan yang sedikit demi sedikit sudah mulai berubah dalam penanganan
sampah, dan keadaan lingkungan Dusun Sukunan berbeda dari dahulu
sebelum adanya PSM dengan sekarang. Melalui strategi tersebut PSM di
Dusun Sukunan dapat dikenal pemerintah dan masyarakat secara luas.
Penelitian kedua yang dilakukan oleh Rahmat Andi Wiyanto
dengan judul “Konflik penambangan pasir besi di Desa Garongan Kecamatan
Panjatan Kabupaten Kulon Progo pada tahun 2015”. Penelitian ini
45
menggunakan pendekatan analisis deskriptif kualitatif. Dengan Kesimpulan
penelitian ini adalah Konflik yang terjadi di Desa Garongan mengenai
pembebasan lahan merupakan konflik tanpa kekerasan yang melibatkan
masyarakat pro tambang. Pihak-pihak yang bertikai dan menjadi konflik
utama penambangan pasir besi masyarakat kontra tambang dengan
perusahaan. Aktor-aktor yang terlibat konflik penambangan pasir besi yaitu
PT JMI dan masyarakat kontra, sedangkan masyarakat pro dan kontra
konfliknya intensif ringan dan tidak menimbulkan kekerasan. Permasalahan
yang lain yaitu lahan pesisir pantai adalah lahan hidup dan menyangkut urusan
perut atau bersifat ekonomi. Masyarakat Garongan juga merasa kalau dengan
hasil cabai di pesisir pantai dapat mengangkat nama Kulon Progo di seluruh
Indonesia.
1.1 Tabel Penelitian Terdahulu
No ITEM Peneliti A Peneliti B
1. Judul Strategi komunikasi pembangunan
dalam community development (studi
Deskriptif Kualitatif pada seksi
kebersihan dan lingkungan Hidup
Dusun Sukunan Banyuraden Gamping
Sleman Yogyakarta).
Konflik penambangan pasir besi
di Desa Garongan Kecamatan
Panjatan Kabupaten Kulon
Progo pada tahun 2015.
2. Tahun 2014 2015
46
3. Tujuan
Penelitian
Untuk mendeskripsikan strategi
komunikasi pemabngunan dalam
community development yang
dilakukan seksi kebersihan dan
lingkungan hidup Dusun Sukunan
Banyuraden Gamping Sleman
Yogyakarta.
Untuk mengetahui bentuk-
bentuk konflik penambangan
pasir besi yang terjadi di
Kecamatan Panjatan saat ini.
Apakah konflik bersifat anarkis
atau semakin mereda.
4. Teori Komunikasi Pembangunan Konflik Sosial
5. Metode
Paradigma
Kualitatif dalam tradisi fenomenolgi
Kontruktivis
Kualitatif dalam tradisi
fenomenologi.
6. Hasil
Penelitian/kesi
mpulan
Strategi komunikasi pembangunan
yang dilakukan seksi kebersihan dan
lingkungan hidup dalam community
development dengan memperhatikan
aspek komunikator sebagai penyebar
pesan, memperhatikan pesan-pesan
pemabangunan supaya bisa diterima
masyarakat dan memfokuskan
komunikan sebagai objek
pembangunan agar dalam
penyebarannya komunikan tidak
hanay sebagai penerima pesan
pemabangunan, namun bisa menjadi
komunikator pembangunan untuk
disebar luaskan ke masyrakat lainnya.
Beberapa strategi komunikasi
pembangunan yang digunakan seksi
Penambangan pasir besi
merupakan mega proyek
Kabupaten Kulon progo dimana
dalam pembebasan lahan PT
JMI menemui masalah dengan
adanya masyarakat pro tambang
dan kontra tambang. PT JMI
sebagai investor penambangan
pasir besi. Pemerintah sebagai
pengontrol dan pengawas proyek
penambangan pasir besi dan siap
membantu mempelancar proses
perizininan PT JMI. Pada tahun
2014 izin AMDAL
penambangan pasir besi sudah
turun PT JMI sudah siap
melaksanakan penambangan.
47
kebersihan dan lingkungan hidup dari
awal penyampaian pesan
pembangunan sampai sekarang yang
gencar dilakukan yakni melalui
strategi media rakyat.
Namun yang sekarang PT JMI
masih fokus pada pendirian
pabrik. Pada bulan desember
2014 pembangunan pabrik masih
pada proses pendirian pagar
pembatas penambangan di Desa
Karangwuni.
7. Persamaan Sama-sama menggunakan paradigma
kontrukstivis, selain itu pula Sama-
sama menggunakan teori komunikasi
pembangunan.
Sama-sama menggunakan
metode deskriptif kualitatif dan
selain itu pula sama-sama
berkaitan koflik yang melibatkan
masyarakat dan perusahaan.
8. Perbedaan Penelitian ini tidak membahas tentang
konflik.
Hanya membahas konflik sosial
dan lebih fokus kepada konflik
yang terjadi sedangkan peneliti
meneliti konflik dan pesan dari
konflik tersebut.
9. Sumber Afdilah, Nurhasanah. Strategi
komunikasi pembangunan dalam
community development (studi
Deskriptif Kualitatif pada seksi
kebersihan dan lingkungan Hidup
Dusun Sukunan Banyuraden Gamping
Sleman Yogyakarta). FISIP UIN
SUNAN KALIJAGA. 2014
Andi, Rahmat Wiyanto. Konflik
penambangan pasir besi di desa
garongan kecamatan panjatan
kabupaten kulon progo.
Yogyakarta : FISIP UIN
SUNAN KALIJAGA. 2015
48
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3. 1 Metodologi Penelitian
Metode yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah
metode kualitatif. Tentang metode peneltian kualitatif, Creswell (2008)
mendifinisikannya sebagai suatu pendekatan atau penulusuran untuk
mengeksplorasi dan memahami suatu gejala sentral. Untuk mengerti gejala
sentral tersebut peneliti mewawancara peserta penelitian atau partisipan
dengan mengajukan pertanyaan umum dan agak luas. Informasi yang
disampaikan partisipan kemudian dikumpulkan. Informasi tersebut
biasanya berupa kata atau teks. Data yang berupa kata-kata atau teks
tersebut kemudian dianalisis. Hasil dari analisis itu dapat berupa
penggambaran atau deskripsi atau dapat pula dalam bentuk tema-tema.
Dari data-data itu penelitian membuat interpretasi untuk menangkap arti
yang terdalam. Sesudahnya peneliti membuat perenungan pribadi (self-
reflection) dan menjabarkannya dengan penelitian-penelitian ilmuan lain
yang dibuat sebelumnya. Hasil akhir dari penelitian kualitatif dituangkan
dalam bentuk tertulis.33
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif yang cenderung
bersifat analitis dengan memaparkan situasi atau peristiwa, peneliti tidak
hanya menggambarkan atau menjelaskan masalah-masalah yang diteliti
33
Conny R. Semiawan “Metode Penelitian Kualitatif (Jakarta: Grasindo, 2010). Hal. 7.
49
sesuai dengan fakta, tetapi juga didukung oleh pertanyaan-pertanyaan
dengan melakukan wawancara dengan pihak yang memiliki kaitan dengan
objek penelitian yang kemudian datanya dikumpulkan, disusun, dijelaskan
kemudian dianalisa, disertai dengan pemecahan masalah atau solusi sesuai
dengan masalah yang diteliti. Penelitian ini tidak mencari atau
menjelaskan hubungan, tidak menguji hipotesis atau membuat prediksi.
Tujuan penggunaan metode ini adalah melukiskan secara sistemastis
mengenai fakta dan karakter populasi secara faktual dan cermat.34
Peneliti memilih metode penelitian ini dikarenakan metode ini
dapat memberikan kejelasan masalah secara terperinci terhadap fenomena
yang ada dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada
suatu konteks khusus yang alamiah. Metode kualitatif dianggap mampu
mengupas secara mendalam masalah yang diangkat dalam penelitian ini.
dengan kata lain, penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan sesuatu
yang tengah berlangsung pada saat penelitian. Pada penelitian ini, peneliti
ingin menguraikan bagaimana membangun komunikasi konflik yang
terjadi antara pesantren dengan perusahaan Tirta Fresindo Jaya dalam
pembangunan investasi di Banten.
Penelitian ini menggunakan tradisi fenomenologis. Tradisi ini lebih
memberi penekanan pada persoalan pengalaman pribadi, termasuk
pengalaman pribadi yang dimiliki seseorang ketika berinteraksi dengan
orang lain. Tradisi ini sangat tertarik untuk mempelajari persoalan
34
Rachmat Kriyanto. 2006. Tekhnik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana. Hlm. 67
50
bagaimana suatu jalinan hubungan yang sudah terbina dapat mengalami
erosi, misalnya hubungan persahabatan. Konsep dalam tradisi ini adalah
pengalaman (experience), diri (self), dialog (dialogue), semula atau asli
(genuine), spotivis (sportiveness), dan keterbukaan (openness).35
3. 2 Paradigma Penelitian
Paradigma adalah kerangka konsep dasar yang menjadi acuan
proses penelitian. Pada umumnya suatu paradigma keilmuan merupakan
sistem keseluruhan dari berpikir. Paradigma adalah pola atau model
tentang bagaimana sesuatu distruktur (bagian dan hubungannya) atau
bagaimana bagian-bagian berfungsi (perilaku yang didalamnya ada
konteks khusus atau dimensi waktu).36
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan paradigma post-
positivis. Paradigma post-positivis beranggapan bahwa permasalahan harus
dipahami secara holistik dan kontekstual, artinya bahwa objek penelitian
merupakan sesuatu yang apabila diteliti dan dipahami bagian perbagian
maka akan berhubungan dengan bagian-bagian yang lain dan akan
membentuk suatu keutuhan yang tidak dapat dipisahkan. Selain itu, objek
dari suatu masalah juga harus diapahami sesuai dengan konteksnya.
Permasalahan dalam paradigma post-positivis tidak akan ditemukan
apabila peneliti hanya mengamati dan membuat jarak dengan obyek
35
Pawito Ph. D. “Penelitian Komunikasi Kualitatif (Yogyakarta: PT. LKis Pelangi Aksara Yogyakarta, 2008), Hal 25. 36 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif. (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2013) Hal.
49
51
penelitian. Hal tersebut karena dalam paradigma ini terdapat unsur emosi,
perilaku, dan perasaan yang dapat dimengerti dan dipahami.
3. 3 Ruang Lingkup/Focus Penelitian
Penentuan fokus penelitian ini menjadi sebuah esensial dan penting
dalam penelitian kualitatif yang dimulai dengan penemuan permasalahan
di lapangan yang kemudian dianalisis dengan teori yang ada dalam
keilmuwan komunikasi sebagai bagian dari ilmu sosial. Pada mulanya
permasalahan yang diangkat adalah bersifat umum dan tak terbatas namun
kemudian ditemukan fokus dari permasalahan yang kemudian diambil
garis hubung antara permasalahan yang ada dengan teori yang berlaku
untuk sampel implementasinya.
Penelitian ini memfokuskan pada kajian pesan konflik yang terjadi
pada masyarakat dan para santri dengan perusahaan Tirta Fresindo Jaya
dalam pembangunan investasi di sekitar lahan Cadasari dan Pandeglang.
fokus penelitian ini kembali kepada pertanyaan yang terdapat di dalam
kerangka berpikir, mengenai pentingnya pesan dari konflik bagi
masyarakat. Sehingga diketahui apa penyebab konflik yang terjadi antara
pesantren, masyarakat dan perusahaan Mayora group.
3. 4 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di dua kabupaten yaitu di perbatasan antara
Kabupaten Pandeglang dan kabupaten Serang, tepatnya daerah Cadasari
dan Baros atau biasa di kenal dengan sebutan Palwates. Perbatasan ini
52
dianggap tepat dan representatif, karena lokasi diperbatasan ini sedang
terjadi konflik antara masyarakat, Pesantren, dan perusahaan Mayora.
Lokasi dengan luas 22 hektar tampat terjadinya konflik ini akan di bangun
pabrik oleh anak perusahaan Mayora Grup, sedangkan di sekitar lahan
pembangunan terdapat 5 pesantren, dan 37 pesantren lainnya berada di
daerah Cadasari dan Baros. karena konflik ini terjadi langsung antara
makhluk sosial dan konflik ini juga adalah masalah yang fenomena terjadi
tanpa adanya rekayasa atau permainan peran diantara keduanya, maka
peneliti memilih lokasi ini sebagai tampat penelitian, karena ingin
mengetahui lebih dalam konflik yang berlangsung, sehingga peneliti
mengatahui apa penyebab konflik ini terjadi dan apa pesan dari konflik
yang bisa di kembangkan untuk dijadikan sebuah penelitian.
3. 5 Instrumen Penelitian
3.5. 1 Metode Observasi
Karl Weick (dikutip dari Seltiz, Wrightsman, dan Cook 1976:
253) mendefinisikan observasi sebagai “pemilihan, perubahan, pencatatan
dan pengodean serangkaian perilaku dan suasana yang berkenaan dengan
tujuan empiris”.37
Maksudnya adalah data yang dihimpun oleh peneliti
merupakan hasil dari pengamatan. Sehingga dalam penelitian ini, peneliti
melakukan observasi terhadap observasi data dan observasi objek
penelitian. Data yang diobservasi merupakan data yang sebelumnya telah
dituliskan pada tinjauan pustaka mengenai teori identitas, teori tindakan,
37
Jalaludin Rahmat. 2005. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Hlm.83
53
teori sosial konflik, pesantren salafiyah, perusahaan Mayora, investasi
serta fenomena yang terjadi antara masyarakat dan perusahaan.
Selanjutnya dilakukan observasi objek penelitian dengan melakukan
pengamatan langsung di lokasi pembangunan dan masyarakat yang
menolak pembangunan pabrik tersebut.
Observasi dilakukan secara nonpartisipan sebab peneliti hanya
sebatas menjadi seorang peneliti yang berhadapan langsung untuk
berinteraksi dengan masyarakat dan para tokoh agama serta pihak
perusahaan untuk dapat mengetahui seluk beluk terjadinya konflik
tersebut. Dengan observasi non partisipan, peneliti dapat menjadi
independent dan fokus mengamati bagaimana pesan yang terbangun dalam
konflik yang terjadi dilapangan antara masyarakat dengan perusahaan.
Proses observasi sendiri akan ada yang berlangsung pada saat
jalannya proses wawancara dan ada yang berlangsung terlepas dari
wawancara itu sendiri. Ketika observasi berlangsung, peneliti melakukan
observasi atau pengamatan terhadap tempat, pelaku, serta aktivitas yang
dilakukan oleh masyarakat terhadap perusahaan tersebut. Dengan
memfokuskan pada tiga hal tersebut, pada praktiknya peneliti akan
menemukan banyak hal sebagai penunjang dari data penelitian ini.
3.5.2 Metode Wawancara Mendalam (Depth Interview)
Wawancara merupakan tekhnik pengumpulan data melalui daftar
pertanyaan yang diajukan secara lisan terhadap informan. Dalam
penelitian ini, peneliti akan melakukan wawancara mendalam yang poses
54
wawancaranya adalah peneliti lakukan berkali-kali berdampingan dengan
para tokoh agama, dinas terkait, serta pihak perusahaan. Masyarakat dan
pihak perusahaan juga mengetahui keberadaan pewawancara sebagai
peneliti, sehingga sifatnya terbuka. Peneliti telah menentukan informan
yang akan diwawancara, yaitu KH. Matin Syarkowi, selaku ketua
Nahdhatul Ulama Kabupaten Serang, KH. Oni Syahroni selaku pimpinan
Pondok Pesantren Riyadul Awwamil di Kecamatan Baros, Ust Uci Sanusi,
humas PT. Mayora atau yang mewakili, dinas BAPPEDA Kabupaten
Pandeglang, dinas ESDM, dan dinas DPM PTSP Provinsi Banten. Dengan
melakukan wawancara, peneliti dapat mengklarifikasi dan melakukan
probing (pertanyaan lanjutan) ketika pertanyaan yang diajukan belum
mencapai jawaban yang menyeluruh.
Pada praktiknya nanti peneliti akan melakukan wawancara
dengan sebelumnya mempersiapkan pedoman wawancara. Pedoman
wawancara sendiri merupakan daftar pertanyaan yang peneliti siapkan
agar pertanyaan yang dilontarkan tetap terfokus dan tidak menyimpang
dari koridor seputar konflik yang terjadi. Dari wawancara yang dilakukan,
peneliti akan banyak melakukan probing yaitu pertanyaan lanjutan awal
yang ditanyakan kepada informan. Hal tersebut dilakukan jika terdapat
pertanyaan yang tidak terjawab atau adanya jawaban yang kurang.
Selanjutnya, butir-butir pertanyaan yang dilontarkan merupakan
jumlah kumulatif dari dua fokus pertanyaan dalam wawancara, dua fokus
55
pertanyaan dalam wawancara sendiri menyesuaikan dari identifikasi
masalah yang peneliti telah tuliskan pada Bab I.
Kegiatan wawancara sendiri akan dilakukan di sekitar perbatasan
Kabupaten Serang dan Pandeglang, yaitu di lahan pembanguan pabarik
anak Mayora Group, di Pondok pesantren, di Dinas perizinan dan dirumah
Tokoh agama. Peneliti juga akan meminta data informan yang peneliti
tuliskan pada curriculum vitae yang telah disiapkan sebelum melakukan
wawancara dengan mencatat waktu, tanggal, serta lokasi wawancara. Hal
itu dilakukan agar terdapat bukti otentik bahwa wawancara telah benar-
benar dilakukan oleh peneliti.
3.5.3 Metode Dokumentasi
Studi dokumentasi dapat berupa tulisan, gambar, atau karya
monumental dari seseorang.38
Metode dokumentasi dilakukan supaya
peneliti dapat memperoleh data, informasi dan beberapa keterangan
mengenai pengertian, teori, konsep dan pendapat yang terdapat dalam
buku catatan, majalah, aturan-aturan tertulis atau segala sesuatu yang
bersifat berisi informasi yang berhubungan dengan konflik yang terjadi
dilapangan.
Proses dokumentasi akan berlangsung dengan berjalannya
kegiatan wawancara dan observasi. Sehingga setiap wawancara yang
dilakukan, peneliti juga melakukan observasi dan juga proses
dokumentasi. Dokumentasi dilakukan dengan mengambil foto
38
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif kualitatif dan R&D. Bandung: AlfaBeta. Hlm.
240
56
menggunakan media camera handphone dan tidak dilakukan dengan
sembunyi-sembunyi. Artinya setiap hal yang peneliti dokumentasikan
akan selalu meminta izin terlebih dahulu terhadap masyarakat, pihak
perusahaan, kyai yang menjadi objek penelitian tersebut. Selanjutnya
benda-benda atau data-data yang dianggap memiliki bagian penting dari
penelitian, karena hal-hal tersebut dapat menjadi pendukung atas
terbentuknya pesan konflik yang terjadi dilapangan
3. 6 Informan Penelitian
Informan adalah orang yang di wawancarai, dimintai informasi
oleh pewawancara, informan adalah orang yang diperkirakan menguasai
dan memahami data, informasi, ataupun fakta dari suatu objek penelitian.39
Dalam penelitian kualitatif, subjek penelitian disebut dengan informan
penelitian dan menjadi salah satu hal yang sangat penting. Sebab tanpa
adanya narasumber sangat mustahil untuk dapat mencapai dari tujuan
penelitian.
Sebelum menentukan informan penelitian, peneliti menentukan
tekhnik penentuan informan penelitian terlebih dahulu, yaitu dengan
menggunakan tekhnik Purposive Sampling. Pusrposive Sampling
digunakan karena pengambilan sampel sumber data pada awalnya
berjumlah besar dan semakin lama menjadi kecil sebab sumber data yang
sedikit mampu memberikan data yang memuaskan. Sehingga untuk
39
Burhan Bungin. 2007. Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu
Sosial Lainnya. Jakarta: Kencana Prenada Media Grup. Hlm. 208
57
menentukan informan yang selanjutnya dapat di peroleh informasi dari
informan sebelumnya.
Selanjutnya alasan mengapa peneliti menggunakan tekhnik
Purposive Sampling adalah karena peneliti ingin mendapatkan informan
atau narasumber yang benar-benar berkompeten untuk menjawab tujuan
dari penelitian ini. Dalam praktiknya nanti peneliti akan menelusuri
terlebih dahulu dengan melakukan proses pengamatan pada lokasi
pembangunan pabrik perusahaan Mayora, Masyarakat, Pesantren, tersebut
yang akan menjadi key informan yang kemudian di dukung oleh beberapa
informan lainnya.
Peneliti menentukan Key informan berjumlah 4 orang, terdiri dari
Tokoh agama dan perwakilan pihak perusahaan, dan tiga Informan dari
pemerintah daerah yang terdiri dari pemerintah daerah Provinsi dan
Pandeglang. Selain itu alasan lain digunakannya Purposive Sampling yaitu
untuk meningkatkan informasi yang diperoleh dari sampel yang sedikit,
sehingga walaupun sample sedikit namun data yang diperoleh akan
menyeluruh (holistic).
Dengan sebelumnya menentukan kriteria-kriteria sampling
terlebih dahulu, dengan tujuan agar data yang diperoleh dapat sesuai
dengan apa yang dibutuhkan dan diharapkan oleh peneliti. Kemudian data
yang diperoleh dapat dijadikan sebagai rujukan untuk menjawab
pertanyaan–pertanyaan penelitian yang sedang dilakukan oleh peneliti.
58
S. Nasution (1998) juga menjelaskan bahwa penentuan informan
dianggap telah memadai jika data telah jenuh ditambah informan
selanjutnya tidak lagi menambahkan informasi baru.40
Artinya adalah data
sudah jenuh dan estafeta informan sudah dapat diputus ketika tidak lagi
memberikan informasi tambahan atau baru. Sugiyono dalam bukunya
metode penelitian Kualitatif dan R&D, telah mengklasifikasikan kriteria
informan penelitian sebagai berikut :
1. Informan adalah mereka yang menguasai atau memahami sesuatu
melalui proses enkulturasi, sehingga sesuatu itu bukan sekedar
diketahui, tetapi juga dihayatinya.
2. Mereka yang tergolong masih sedang berkecimpung atau terlibat pada
kegiatan yang tengah diteliti.
3. Mereka yang mempunyai waktu yang memadai untuk dimintai
informasi.
4. Mereka yang tidak cenderung menyampaikan informasi hasil
kemasannya sendiri.
5. Mereka yang pada mulanya tergolong cukup asing dengan peneliti
sehingga lebih menggairahkan untuk dijadikan semacam guru atau
narasumber.41
3. 7 Tekhnik Pengolahan dan Analisis Data
Data yang telah diperoleh selanjutnya dianalisis sesuai dengan
kelompok data, baik primer maupun sekunder, data primer merupakan data
40
Burhan Bungin. 2007. Penentuan Kualitatif. Jakarta: Kencana. Hlm. 220 41
Ibid. Hlm. 240
59
yang langsung diperoleh dari sumbernya dengan menggunakan tekhnik
pengumpulan data tertentu. Dalam penelitian kualitatif, tekhnik analisis
yang digunakan yaitu diarahkan untuk menjawab rumusan masalah.
Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan pada saat pengumpulan
data berlangsung dan setelah selesai di lapangan. Tekhnik analisa data
yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan tekhnik
analisa data kualitatif model Miles dan Huberman, yaitu reduksi data,
penyajian data, dan verifikasi.
1. Reduksi data, yaitu merangkum, memilih hal-hal yang pokok,
memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Data
yang direduksi kemudian akan memberikan gambaran yang jelas dan
mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya,
dan mencarinya jika diperlukan.
2. Penyajian data yang dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan atau
hubungan antar kategori. Setelah melakukan reduksi data, maka
selanjutnya adalah mendisplaykan data, berupa bentuk table, grafik, phice
chart, pictogram dan sejenisnya.
3. Verifikasi dan penarikan kesimpulan dengan catatan bahwa kesimpulan
yang didapatkan didukung dengan bukti-bukti valid dan konsisten, maka
telah terbentuk kesimpulan yang kredibel.42
Sedangkan untuk menguji keabsahan data, peneliti menggunakan
tekhnik triangulasi. Triangulasi digunakan untuk mengetahui data yang
42
Ibid. Hlm. 277-283
60
diperoleh meluas, tidak konsisten atau kontradiksi. Dalam menggunakan
triangulasi akan diperoleh data yang lebih konsisten, tuntas dan pasti.43
Uji keabsahan data melalui triangulasi dilakukan karena dalam penelitian
kualitatif untuk menguji keabsahan informan tidak dapat dilakukan dengan
alat uji statistik, oleh sebab itu sesuatu dianggap benar jika kebenaran itu
mewakili kebenaran orang banyak.44
Penelitian ini menggunakan triangulasi tekhnik data, triangulasi
tekhnik menurut Sugiyono adalah tekhnik untuk menguji kredibilitas data
yang dilakukan dengan mengecek data kepada sumber yang sama dengan
tekhnik yang berbeda, misalnya data diperoleh dengan melalui wawancara,
setelah itu melakukan pengecekan dengan cara observasi dan melakukan
dokumentasi. Bila dengan ketiga tekhnik pengujian kredibilitas data
tersebut menghasilkan data berbeda-beda, maka peneliti melakukan
diskusi lebih lanjut kepada sumber data yang bersangkutan atau lain, untuk
memastikan data mana yang dianggap benar.45
Peneliti menggunakan triangulasi tekhnik karena peneliti merasa
tekhnik ini tepat untuk menguji keabsahan data yang diperoleh oleh
peneliti. Dalam hal ini peneliti menggunakan tekhnik observasi,
wawancara, dan dokumentasi, hasil wawancara yang diperoleh mengenai
konflik yang terjadi.
Semua hasil pertanyaan tersebut akan di cross-check kembali
dengan menggunakan observasi dan dokumentasi, sehingga apabila hasil
43
Burhan Bungin. 2007. Penentuan Kualitatif. Jakarta: Kencana. hlm. 241 44
Ibid. hlm. 108 45
Sugiyono. Metode Penelitian Kualitatif, kualitatif dan R & D. 2008. Hlm. 9
61
dari kedua tekhnik berbeda karena subjek memiliki sudut pandang sumber
berbeda, maka peneliti melakukan diskusi lebih lanjut kepada sumber data
untuk mencari tahu mana yang dianggap paling benar atau semuanya
benar.
3. 8 Jadwal Penelitian
Jadwal penelitian ini dibuat supaya peneliti memiliki acuan atau
target waktu yang terstruktur agar penelitian dapat diselesaikan bukan
hanya tepat waktu tapi juga diwaktu yang tepat. Sehingga, penelitian dapat
terfokus dan tidak ada waktu yang terbuang percuma selama
berlangsungnya proses penelitian. Kalenderisasi penelitian dibuat sebagai
berikut :
Tabel 3.1
Jadwal Penelitian
No Nama Kegiatan Bulan
Juni Juli Agustus September Oktober November
1
Proses pembuatan
proposal
2 Sidang outline
3 Observasi
4 Pengumpulan data
5 Pengelompokan data
6
Penelitian laporan
penelitian
62
BAB IV
HASIL PENELITIAN
4.1 Deskripsi Objek Penelitian
4.1.1 Lahan pembangunan PT. Tirta Fresindo Jaya yang terjadi konflik
dengan Masyarakat.
Konflik yang terjadi sejak tahun 2013 silam, bertempat di perbatasan
antara kabupaten Pandeglang dengan kabupaten Serang. Perbatasan ini biasa di
sebut Palwates oleh masyarakat sekitar. Daerah ini awal mulanya adalah lahan
pertanian produktif yang terbentang luas dengan luas tanah kurang lebih
12.000M2 (12 Hektar) dan yang terletak di Kampung Cipancur Desa Suka Indah
Kecamatan Baros Kabupaten Serang seluas kurang lebih 8.000 M2 (8 Hektar)
sehingga luas lahan seluruhnya kurang lebih 20.000 M2 (20 Hektar). Lahan
tersebut berada pada dua wilayah admistratif Kabupaten Pandeglang dan
Kabupaten Serang dalam saatu hamparan yang dibatasi oleh aliran cacing.
Kondisi fisik lahan yang sudah dibebaskan oleh PT.Tirta Fresindo Jaya,
baik yang terletak dikampung Gayam Keramat Musholla Desa Cadasari
Kecamatan Cadasari Kabupaten Pandeglang maupun yang terletak di Kampung
Cipancur Desa Suka Indah Kecamatan Baros Kabupaten Serang adalah berupa
sawah pertanian produktif, Rumah Penduduk, Musholla, kebun/tegalan dan
perkammpungan, yaitu Kampung Kedu Bedul. Antara Kampung Kadu Bedul
terdapat jalan umum berupa pavingblok program PNPM yang menghubungkan
dari Kampung Kadu Bedul ke Kampung Keramat Desa Cadasari (Pandeglang)
dan Kampung Cipancur Desa Suka Indah, Baros Kabupaten Serang.
63
Lahan tanah yang diperkirakan kurang lebih 20 Hektar yang di jelaskan
diatas, terdapat sumber-sumber mata air sebanyak 8 (delapan) Sumber Mata Air,
4 (empat) Mata Air terdapat dilokasi wilayah Cadasari, Pandeglang, yaitu sumber
Mata Air Cinangka, Ciwarasta, Kadu Bedul, dan Kadu Buut. 4 (empat) Sumber
Mata Air terdapat di wilayah admistratif Kampung Cipancur Desa Suka Indah
Kecamatan Baros Kabupaten Serang, yaitu Sumber Mata Air Cilarangan,
Cilisungbunian, Cikondang, dam Cikopo. Sumber-sumber Mata Air itu sudah
lama digunakan oleh masyarakat, baik untuk kepentingan Rumah Tangga (cuci,
mandi dan minum) maupun untuk persawahan dan dimanfaatkan baik oleh
masyarakat sekitar yang terdekat maupun oleh masyarakat dibawahannya.
4.1.2 Sejarah Singkat Pesantren Salafiyah
Pesantren salafiyah biasa disebut pesantren kobong oleh masyarakat di
Banten. Pesantren kobong memiliki akar dan cita rasa budaya yang kuat, bukan
saja dari aspek fisik bangunannya yang sederhana, tetapi juga menandakan
keikhlasan dan kekuatan untuk menuntut ilmu yang hakiki. Pesantren salafiyah
atau kobong sejak awal keberadaannya ratusan tahun lalu hingga kini masih tetap
mengajarkan kitab-kitab kuning yang menggunakan bahasa dan kearifan lokal.
Kitab kuning karangan para ulama terdahulu yang merujuk pada Al-qur’an dan
Hadist ini menjadi bahan pokok pelajaran dalam pesantren salafiyah.
Pada dasarnya, bentuk kobong sama dengan bentuk rumah, pada masa
lalu, ketika rumah-rumah masih berbentuk panggung, kobong juga memiliki
bentuk sama. Kini, saat rumah-rumah dibangun dengan tembok yang kokoh,
banyak pesantren salafiyah di Banten tetap mempertahankan bentuk pesantren
64
yang terbuat dari anyaman bambu, walaupun ada pesantren kobong yang juga di
buat dengan tembok kokoh, namun kobong tetap memiliki karekateristik
tersendiri, yakni ruang untuk belajar dan tidur santri. Kobong terlalu sederhana
jika di bandingkan kamar kost mahasiswa atau kamar yang di sediakan Islamic
Boording School dengan berbagai aktivitasnya. Namun pesantren kobong dalam
sejarahnya hingga kini terbukti menjadi benteng budaya, benteng nilai yang
menahan serbuan nilai-nilai dari luar yang dapat menghempaskan masyarakat dari
keimanan dan keislamannya. Kobong menjadi saksi atas kelahiran berbagai ulama
yang menjadi mata air bagi masyarakat, kobong menjadi saksi atas perjuangan
santri merebut kemerdekaan Republik Indonesia pada masa penjajahan.
Banten memiliki pesantren salafiyah paling tua, yang terletak di sekitar
gunung karang, sebelah barat pandeglang. Pesantren ini termaktub dalam serat
Centhini sekitar tahun 1527 sebagai pusat pendidikan Islam yang di kenal hingga
ke Baghdad. Banten telah di kenal sebagai tempat menimba ilmu dan memberikan
konstribusi bagi perkembangan keilmuan di Jawa. Salah satunya adalah Syeikh
Nawawi Al – Bantani (1220H/1815M) sebagai ulama dan tokoh Banten dengan
115 kitab karangannya yang mendunia di seantero pendidikan dan peradaban
Islam saat itu.
Eksistensi Pesantren Salafiyah di tengah moderenisasi pembangunan dan
globalisasi menimbulkan tanggapan beragam, bahkan tidak jarang mengundang
konflik dan perdebatan tersendiri. Sebagian bersikap optimis dan sebagian lagi
bersikap pesimis. kalangan yang bersikap pesimis berpendapat bahwa Pesantren
Salafiyah merupakan lembaga pendidikan tradisional yang ekslusif, sehingga akan
65
sulit berkembang ditengah proses moderenisasi karena pola pendidikannya terlalu
lamban mencetak lulusan yang diharapkan masyarakat. Sedangkan kalangan yang
bersikap optimis berpandangan sebaliknya, Pesantren Salafiyah sebagai lembaga
pendidikan dan pemberdayaan masyarakat hingga kapan akan tetap eksis. Sebab
Pesantren model ini berkaratersitik tradisional, asli Indonesia dan unik, serta
kelahirannya dimaksudkan untuk memenuhi tuntunan dan kebutuhan pendidikan
bagi masyarakat pedesaan. Interasksi yang harmonis dan saling membutuhkan
antara pesantren dan masyarakat menjadikan Pesantren Salafiyah kebal oleh
situasi dan kondisi, sehingga mampu bertahan dan berkembang hingga saat ini.46
Pesantren Salafiyah memiliki komponen-komponen penting seperti
sebagai berikut :
1. Kyai, berasal dari bahasa Jawa dipaka untuk: (1) gelar kehormatan sesuatu
yang dianggap kramat. Contohnya “Kyai garuda kencana” (kereta emas di
kraton Yogyakarta), (2) gelar kehormatan bagi orang yang di tuakan, dan (3)
gelar ahli agama islam dan pimpinan pesantren yang berperan penting dalam
pendirian, pertumbuhan, dan perkembangan dan pengurusan sebuah pesantren.
Keberhasilan pesantren banyak bergantung pada keahlian dan kedalaman
ilmu, karismatik, dan wibawa serta keterampilan Kyai.
2. Masjid atau tampat ibadah, sangat berkaitan erat dengan pendidikan Islam.
Sejak dahulu, kaum muslimin selalu memanfaatkan masjid untuk tempat
beribadah dan juga sebgai tempat lembaga pendidikan Islam. Sebagai pusat
kehidupan rohani, sosial, politik, dan pendidikan Islam, masjid merupakan
46
Ikhsan Ahmad. 2016. Perlawan Kiyai di Banten Epik Modern Pesantren salafiyah. Pustaka Empat Lima. Hlm 74
66
aspek kehidupan sehari-hari yang pentingbagi masyarakat. Masjid dianggap
sebagai “tempat yang paling tepat untuk mendidik para santri, terutama dalam
praktek sembahyang lima waktu, khutbah dan sembahyang Jumat, dan
pengajaran kita-kitab islam klasik”.
3. Santri merupakan unsur penting dalam pesantren, keberadaan santri di rumah
seorang alim, menyebabkan seorang alim tadi disebut kyai. Santri merupakan
seorang putra/putri yang tinggal di rumah sebuah pondok pesantren untuk
memperdalam ilmu agama.
4. Tempat mondok santri, adalah tempat sederhana, tempat tinggal Kyai bersama
para santrinya. di Jawa, besarnya tergantung [ada jumlah santrinya, ada yang
sangat kecil dengan jumlah santri kurang dari seratus sampai yang memiliki
tanah yang luas dengan jumlah santri lebih dari tiga ribu.
5. Kitab kuning atau kitab safinah merupakan kitab tradisional berisi pelajaran
agama islam (dirasah al-islamiyah), mulai dari fiqih, aqidah, akhlak/tasawuf,
tata bahasa arab (ilmu nahwu dan ilmu sharaf), hadist, tafsir, ulmul qufaan,
hingga pada ilmu sosial dan kemasyarakatan (mu’amalah). Kitab kuning
disebut juga kita gundul karena tidak memiliki harakat (fathah, kasrah,
dhammah, sukun), tidak seperti kitab al-Qur’an pada umumnya.
Dalam hal ini pesantren yang melakukan perlawanan dengan PT. Mayora
yang ingin berinvetasi di daerah Kecamatan Cadasari kabupaten Pandeglang dan
Kecamatan Baros Kabupaten Serang sebanyak 42 pesantren yang berada di sekitar
lahan yang di bebaskan oleh PT.Mayora. Namun ada ratusan Pesantren yang ikut
membantu dari Pandeglang dan Serang. Para tokoh agama dan santri
67
mengharapkan PT.Mayora menghentikan rencana untuk membangun Pabrik.
Karena mereka tidak ingin adanya pertumpahan darah dengan sesama anak
bangsa. Para kiai menerjemahkan perlawanan terhadap Mayora adalah jihad
karena invetasi itu milik asing. Santri akan siap menumpahkan darah jika
kehormatan kiai direndahkan.
4.1.3 Awal Kedatangan PT. Tirta Fresindo Jaya ke Pandegelang dan Baros.
PT. Tirta Fresindo Jaya (Mayora Group) adalah sebuah perusahaan yang
bergerak dibidang manufacture makanan dan minuman siap saji, yang termasuk
dalam (Mayora Group – Beverages). Produk PT. Tirta Fresindo Jaya antara lain
Teh Pucuk Harum, Kopikap, Le Minerale, Kopiko 78, Q-Guava dan lainnya.
Tahun 2013 PT. Tirta Fresindo Jaya telah membeli tanah dan dibebaskan
oleh PT.Tirta Fresindo Jaya yang berlokasi di Kampung Gayam Kramat Msuhola
Desa Cadasari Kecamatan Cadasari Kabupaten Pandeglang seluas kurang lebih
13.000 M2 (13 Hektar) dan yang terletak di Kampung Cipancur Desa Suka Indah
Kecamatan Baros Kabupaten Serang seluas kurang lebih 80.000 M2 (8 hektar)
sehingga luas lahan seluruhnya yang sudah dikuasi oleh PT. Tirta Fresindo Jaya
kurang lebih 20.000 M2 (20 Hektar). Letak lahan yang kurang lebih 20 hektar
tersebut berada pada dua wilayah admistratif Kabupaten Pandeglang dan
Kabupaten Serang dalam satu hamparan yang di batasi oleh aliran CAT.
Lahan kurang lebih 20 hektar tersebut direncakan oleh PT. Tirta Fresindo
Jaya untuk membangun sebuah gudang dengan menguasai areal persawahan yang
68
dikelola warga. Rencananya PT. Tirta Fresindo Jaya akan menguasai 32 hektar
sawah produktif yang selama ini menjadi sumber penghidupan warga setempat.
Namun izin pergudangan berubah menjadi rencana pembangunan pabrik
pengeloaan air minum kemasan setelah mendapat izin dari Dinas Tata Ruang dan
Tata Wilayah Pandeglang melalui SK No. 600/548.b/SK-DTKP/XII/2013.
Sehingga akhir tahun 2013 PT. Tirta Fresindo Jaya mulai melakukan
pengurugukan tanah di atas lahan 20 hektar yang berada di daerah Cadasari dan
Baros.
PT. Fresindo Jaya yang akan dibangun di Kampung Gayam Desa Keramat
Kecamatan Cadasari Kabupaten Pandeglang ini adalah perusahaan air minum
kemasan berupa produk Le mineral dan Teh Pucuk. PT.Mayora bernggapan
bahwa dilokasi tersebut adalah lokasi yang tepat untuk berinvestasi karna lahan
tersebut termasuk lahan industry menengah yang bisa digunakan untuk membuat
sebuah industry/pabrik.
4.2 Profil Informan
1. Drs. KH. Matin Syarkowi
KH. Matin Syarkowi di lahirkan di Kota Serang, Provinsi Banten, pada
tanggal 12 Februari 1967. KH. Matin salah satu tokoh agama yang
berpengaruh di Banten khususnya di wilayah Kota Serang. Aktifitas sehari-
hari beliau adalah sebagai pengasuh Pondok Pesantren Al-Fathoniyah yang
berlokasi di Jalan Raya, Pandeglang Km. 3 Gg. Pancoran Mas, Komplek
Tembong Indah, RT 02/ 01, Kelurahan Temong Jaya, Kecamatan Cipocok
Jaya, Kota Serang Banten.
69
KH. Matin Syarkowi Selain sebagai pimpinan Pondok Pesantren Al-
Fathoniyah beliau juga aktif di berbagai organisasi keagamaan. Saat ini beliau
menjadi ketua PCNU Kota Serang Priode 2012-2017 setalah resmi di lantik
pada tanggal 22 Desember 2012 di GOR Alun-alun Timur Kota Serang.
Selain itu KH.Matin Syarkowi saat ini menjabat sebagai Ketua Majelis
Pesantren Salafiyah (MPS) Provinsi Banten. Karena memang kegigihan dan
semangat beliau yang selalu berada di garda terdepan jika memang ada
persoalan yang menyimpang dari adat, budaya, serta agama. Beliau selalu
aktif dalam hal-hal membela kebaikan demi kepentinan orang banyak, seperti
yang saat ini beliau lakukan didampingi oleh beberapa tokoh agama lainnya
untuk membela masyarakat dan santri yang berada di Pandeglang dan Baros
karena lahan nya digunakan untuk Invetasi yang tidak sesuai dengan RTRW
yang berlaku.
2. H. Oni Syahroni
H. Oni Syharoni di lahirkan di Kabupaten Serang, Provinsi Banten pada
tanggal 17 Juni 1975. H. Oni adalah putra KH. Nahrowi pendiri Pesantren
Riyadul Awamil Cangkudu Baros. Kegiatan H. Oni sehari-hari ialah
memimpin pondok Riyadul Awamil, mengajarkan ilmu-ilmu agama, Al –
Qur’an dan kitab-kitab kuning. H. Oni salah satu ustdz muda yang aktif juga
dalam mengawal konflik yang terjadi di Baros dan Cadasari, bahkan H. Oni
beberapa kali diminta menjadi pimpinan untuk mengawal audensi yang
dilakukan para kiyai dan santri terhadap pemerintah untuk menyelesaikan
konflik.
70
3. Ustdz. Uci Sanusi
Ustdz Uci dilahirkan di Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten pada 15
Mei 1977. Ustadz Uci salah satu ustdz muda yang sangat aktif turun langusng
membantu menyelesaikan konflik yang terjadi antara Mayora dengan
masyarakat khususnya para santri daerah Baros dan Cadasari. Kegiatan sehari-
hari Ustdz Uci sebagai pengasuh Majelis Ta’lim dan pimpinan Pesantren
Pabuaran.
4. Ucu Sumarna, SH
Bapak Ucu Sumarna di lahirkan di Kabupaten Lebak, Provinsi Banten
pada tanggal 11 Mei 1980. Saat ini beliau bekerja di Dinas Penanaman Modal
dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPM PTSP) Provinsi Banten, sebagai
ASN fungsional admistrasi perizinan.
5. Yunisa Tri Purnamawati
Ibu Yunisa di lahirkan di Yogyakarta, Provinsi Jawa Timur pada tanggal
25 Juni 1979. Saat ini beliau tinggal di daerah Pandeglang yang berlokasi di
Jalan Ahmad Yani No.01 Pandeglang bersama suami dan kedua anaknya. Saat
ini beliau bekerja di Dinas Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
(BAPPEDA) Kabupaten Pandeglang sebagai Koordinator perencanaan
pembangunan dengan perangkat daerah terkait pemanfaatan dan pengendalian
ruang yang berkelanjutan. Perangkat daerah yang dikoordinasi Dinas
Lingkungan Hidup, Dinas perumahan, permukiman dan pertanahan serta
badan penaggulangan bencana daerah.
71
6. Suhadi
Bapak Suhadi dilahirkan di Sukabumi Provinsi Jawa Barat pada tanggal 4
April 1970. Saat ini beliau bekerja di kantor dinas energi sumber daya mineral
(ESDM) Provinsi Banten sejak tahun 2003. Sebelumnya ESDM ini adalah
DISTAMBEN. Pak Suhadi menjabat sebagai KASI Pengusahaan Air Tanah.
Beliau juga berperan dalam pembangunan PT.Mayora dengan tugas
mengawasi dan mengeluarkan ijin pengeboran sumur yang dilakukan oleh PT.
Mayora
7. Sirojudin
Bapak Sirojudin dilahirkan di Pandeglang Provinsi Banten pada tanggal 15
Juni 1967. Beliau adalah orang kepercayaan dari PT.Mayora yang bertugas
mengawasi proyek pembangunan pabrik milik PT. Mayora. Sirojudin aktif
bertugas sejak awal pengurugakan tanah hingga sampai saat ini. Pak Sirojudin
juga yang mengatur kondisi dilapangan saat proyek berlangsung. Selain
sebagai orang kepercayaan PT. Mayora, beliau juga memiliki profesi lain
yaitu sebagai Dosen disalah satu Perguruan Tinggi Swasta yang ada di Banten.
4.3 Hasil Penelitian
Dalam pembahasan ini, peneliti akan menguraikan hasil penelitian
mengenai bagaimana pesan konflik pesantren salafiyah terhadap PT.Tirta
Fresindo Jaya (Mayora Group) dalam kepentingan investasi di Banten.
Pembahasan ini akan mengacu pada rumusan masalah dan fokus penelitian yang
telah dijelaskan sebelumnya. Peneliti menguraikan hasil penelitian dengan
mengacu pada identifikasi masalah yang peneliti buat.
72
4.3.1 Konflik Horizontal antara Pesantren Salafiyah dengan PT. Tirta
Fresindo Jaya.
Dalam bagian ini peneliti akan menjelaskan tentang konflik Horizontal
yang terjadi antara Pesantren Salafiyah dengan Perusahan Mayora. Menurut Novri
Susan konflik horizontal adalah konflik yang terjadi dikalangan massa atau rakyat
sendiri, antara individu atau kelompok yang memiliki kedudukan yang relatif
sama. Artinya, konflik tersebut terjadi antara individu atau kelompok yang
memiliki kedudukan relatif sederajat, tidak ada yang lebih tinggi dan rendah.47
1. Adanya Kesimpang Siuran Informasi Pembangunan Pabrik.
Sejak proses rencana pembangunan pabrik industri air minum PT. Tirta
Fresindo Jaya (Mayora Group) tahun 2013 silam, telah banyak menimbulkan
permasalahan yang besar sehingga terjadi konflik di kalangan masyarakat
Kecamatan Cadasari. Konflik tersebut disebabkan sejak awal tidak adanya
informasi yang akurat mengenai rencana pendirian pabrik industri air minuman
tersebut. kesimpangsiuran informasi itu antara lain bahwa di lokasi tersebut akan
dipergunakan untuk pembangunan gudang dan sampai pada akhirnya informasi
menjadi jelas untuk pendirian pabrik industri minuman ringan.
Berdasarkan hasil wawancara dengan H. Oni Syahroni (47 tahun)
mengatakan :
“konflik terjadi dikerenakan beritanya masih simpang siur, ada
masyarakat yang memberitakan bahwa PT.Mayora akan membangun
yayasan, namun ada yang memberitakan PT.Mayora akan membangun
gudang cabang dari PT.Mayora, hingga akhirnya persoalan di Palwates ini
muncul sejak 30 Januari 2014 lalu, ketika diketahui PT.Mayora melalui anak
47
Novri Susan. 2009. Pengantar Sosiologi Konflik. Jakarta : Prenamedia Group. Hal 85
73
perusahaannya, yaitu PT.Tirta Freshindo Jaya yang akan mendirikan pabrik
air minum kemasan di daerah Palwates….”48
John Greene dalam teorinya, teori aksi tindakan (Action Assembly Theory)
menjelaskan tentang cara seseorang mengorganisasikan pengetahuan dengan
pikiran dan menggunakannya untuk membentuk pesan. Teori ini menjelaskan
struktur dan proses tersebut dalam aksi komunikatif. Teori ini menguji cara
pengetahuan diurutkan dan digunakan dalam komunikasi.49
Berdasarkan hasil
penelitian dilapangan bahwa konflik yang terjadi dikarenakan adanya komunikasi
yang tidak sesuai yang diakibatkan tidak adanya komunikasi langsung antara PT.
TFJ dengan Masyarakat sekitar. Komunikasi yang dilakukan untuk bernegosiasi
dengan masyarakat melalui pihak ke tiga (calo tanah).
2. Pemalsuan Tanda Tangan dan Intimidasi.
KH. Matin Syarkowi (50 th) Ketua Majlis Pesantren Salafiyah :
“pada pelaksanaan sosialisasi untuk memperoleh persetujuan masyarakat
dilakukan secara tertutup dan terjadi manipulasi tandatangan dan bahkan
dilakukan dengan “intimidasi”, akhirnya konflik semakin meluas dan masyarakat
melakuakn penolakan”.50
Sesuai dengan pengamatan peneliti dilapangan bahwa adanya ketidaksesuaian
pesan yang disampaikan kepada masyarakat, sehingga terjadinya penolakan yang
dilakukan oleh masyarakat dan para santri karena melihat sejumlah dampak yang
akan timbul diakibatkan dengan berdirinya pabrik tersebut.
Ust. Uci (40 th) menjelaskan :
48
Wawancara dengan KH. Oni Syahroni. 17 April 2016. 49
Wardhany Corry Andy. 2009. Teori Komunikasi. Bogor : PT. Ghalia Indonesia. Hal 101 50
Wawancara pada tanggal 9 Mei 2017 pukul 14.00 WIB
74
“Pembelian tanah ini awalnya mengatasnamakan perorangan bukan
langsung pihak PT. Mayora. Anehnya, setelah itu tiba-tiba akan dibangun pabrik
air minum kemasan, jelas masyarakat marah dan menolak pembangunan
tersebut. Jadi, apa pun alasannya, kami atas nama warga dan kalangan santri
harga mati menolak pembangunan pabrik milik PT. Mayora. Harga mati, harga
mati, tidak ada harganya penolakan kami………51
Konflik tersebut menekankan sifat pluralistik dari masyarakat dan
ketidakseimbangan distribusi kekuasaan yang terjadi di antara berbagai kelompok,
karena kekuasaan yang dimiliki kelompok-kelompok elit maka kelompok-kelompok
itu juga memiliki kekuasaan untuk menciptakan peraturan, khususnya hukum yang
bisa melayani kepentingan-kepentingan mereka.52
3. Cadasari Sebagai Kawasan Daerah Insdutari Agro
Lokasi pendirian pabrik yang berdiri di atas lahan seluas 21 hektar
merupakan kawasan konservasi. Pada peta geohidrologi nasional, lokasi tersebut
berada pada bentangan Cekungan Air Tanah (CAT) Serang sampai Tangerang
dengan volume kurang lebih 530 juta liter kubik per tahun. Sesuai dengan
namanya, CAT ini sepanjang bumi terbentuk, air tanahnya mengalir jauh untuk
kebutuhan warga yang ada di Tangerang dan Jakarta, bukan hanya untuk
kepentingan Cadasari dan Baros saja. Artinya, airnya selama ini dimanfaatkan
oleh jutaan orang untuk konsumsi kebutuhan dasar. Jika cadangan air dalam perut
bumi pada kedalaman 150-200 meter itu disedot terus menerus selama 24 jam
menggunakan pipa 8-12 inci, maka dipastikan bukan hanya warga Tangerang dan
51
Wawancara Pada tanggal 17 Februari 2016 Pukul 10.00 WIB 52
Bernard Raho. 2007. Teori Sosiologi Modern. Jakarta : Prestasi Pustaka Publisher. Hal 55.
75
Jakarta yang akan kehabisan air, tapi hal yang sama juga akan dialami oleh
masyarakat sekitar.53
KH.Matin Syarkowi (50 th) menjelaskan :
“Daerah Cadasari tersebut adalah daerah Agro, jika ada perusahaan
yang ingin mendirikan pabrik didaerah tersebut maka harus pabrik yang
mendukung agro, misalnya pabrik kopi. Dudu pabrik sing ngejukuti banyu, lah
kuen mah padane bae mateni lahan pertanian (bukan pabrik yang mengambil
air, karena itu sama saja mematikan lahan pertanian)……..54
Dalam perspektif sosiologi yang memandang masyarakat sebagai satu
sistem yang terdiri dari bagian atau komponen yang mempunyai kepentingan yang
berbeda-beda dimana komponen yang satu berusaha menaklukkan kepentingan
yang lain guna memenuhi kepentingannya atau memperoleh keuntungan yang
sebesar-besarnya.55
4.3.2 Konflik Vertikal antara Pesantren Salafiyah dengan Pemerintah
Dalam bagian ini peneliti akan menjelaskan tentang konflik vertikal yang
terjadi antara Pesantren Salafiyah dengan Pemerintah daerah setempat. Menurut
Novri Susan Konflik Vertikal adalah jenis konflik yang terjadi antara elite dan
massa (rakyat). Elit yang dimaksud adalah aparat militer, pusat pemerintah
ataupun kelompok bisnis. Hal yang menonjol dalam konflik vertikal adalah
terjadinya kekerasan yang biasa dilakukan oleh pemerintah terhadap rakyat.
Konflik ini biasanya berasal dari ketidakpuasan masyarakat terhadap kebijakan
53
Ikhsan Ahmad. 2016. Perlawan Kiyai di Banten Epik Modern Pesantren salafiyah. Pustaka Empat Lima. Hlm 10 54
Wawancara pada tanggal 9 Mei 2017 Pukul 14.00 WIB 55
Dany Haryanto dan Edwi Nugroho. 2011. Pengantar Sosiologi Dasar. Jakarta : PT. Prestasi Pustakarya. Hal 92
76
yang diberikan oleh pemerintah setempat. Lantaran kebijakan tersebut dianggap
tidak menguntungkan sebagian golongan masyarakat.56
1. Pemerintah tidak memihak Masyarkat pribumi
Berdasarkan informasi yang diperoleh dari salah satu media online lokal di
Banten POROS.ID, konflik yang terjadi dalam ranah masyarakat yakni kelompok
santri ini lantaran aparat di jajaran Pemkab Pandeglang dan para mediator
pembebasan lahan tidak menjelaskan dengan jujur kepada manajemen Mayora
bahwa areal bagian belakang berada di wilayah Serang terdapat banyak sumber
mata air serta makam yang dikeramatkan warga setempat. Setelah lebih dari lima
kali ditolak warga melalui protes yang disampaikan lewat aksi unjuk rasa ribuan
santri, pematangan lahan pun akhirnya dihentikan.57
Menurut Widjaja A.W dan Hawab dalam komunikasi pembangunan
bahwa komunikasi pembangunan adalah komunikasi yang berisi pesan-pesan
pembangunan. Maksudnya komunikasi pembangunan ada pada segala macam
tingkatan, dari petani sampai pejabat, pemerintah dan Negara, termasuk
didalamnya dapat berbentuk pembicaraan kelompok, musyawarah pada lembaga
resmi siaran dan lain sebagainya. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa
komunikasi pembangunan merupakan suatu inovasi yang diterima oleh
masyarakat melalui proses komunikasi.58
Berdasarkan hasil wawancara dengan salah pimpinan pondok pesantren di
wilayah Baros, yaitu ustadz Uci Sanusi (40 Tahun) beliau mengatakan :
56
Novri Susan. 2009. Pengantar Sosiologi Konflik. Jakarta. PRENAMEDIA GROUP. Hal 85 57
http://poros.id/991/artikel-1168-pengumuman-hasil-tes-wawancara-panwascam-kabupaten-pandeglang.html Rabu, 17 Februari 2016, 16:55 WIB 58
Dilla, Sumadi. 2007. Komunikasi Pembangunan: Pendekatan terpadu. Bandung: Simbiosa Rekatama Media. Hal 115
77
“kami sudah sering kali melakukan obrolan dan audiensi dengan
pemerintah, tetapi tanggappannya ya begitu aja, seolah pemerintah tidak
berpihak kepada masyarakat. Entah karena apa kami pun tidak tau, sedangkan
kami sudah sangat sopan dengan pemerintah, audensi sudah, pelaporan sudah,
segala hal sudah kami tempuh, namun hasilnya masih belum ada, masih mogok.
Jadi tidak ada kepedulian seolah seolah pemerintah tidak berpihak terhadap
masyarakat. Sebenarnya yang membuat ketentuan, membuat aturan iya pihak
pemerintah. Tapi kenapa disaat sekarang masayrakat merasakan dampak dari ini
semua mereka seoalah diam, seperti berpihak kepada perusahaan, iya itu yang
kami rasakan ada kejanggalan disitu.”59
Menurut Morisson dan Andy dalam teori identitas, sebagian besar anggota
masyarakat dari masing-masing elemen itu pada umumnya memiliki pandangan
sama bahwa mereka menerima perlakuan yang dirasakan sama oleh mereka.
Perlakuan yang diterima secara bersama oleh mereka inilah yang akan menjadi
identitas utama, misalnya rasa ketidakadilan. 60
Berdasakan hasil penelitian bahwa
disini masyarakat merasa tidak mendapatkan keadilan dari pihak pemangku
jabatan yaitu pemerintah, karena sudah beberapa kali memohon untuk
pemberhentian pemabangunan pabrik namun belum juga terkabulkan. Begitu juga
yang diungkapkan oleh John Greene dalam teorinya, teori aksi tindakan (Action
Assembly Theory) menjelaskan tentang cara seseorang mengorganisasikan
pengetahuan dengan pikiran dan menggunakannya untuk membentuk pesan. Teori
ini menjelaskan struktur dan proses tersebut dalam aksi komunikatif. Teori ini
menguji cara pengetahuan diurutkan dan digunakan dalam komunikasi.61
Bahwa
tidak adanya keberpihakan pemerintah terhadap masyarakat sehingga memicu
timbulnya konflik.
59
Wawancara pada tanggal 17 Februari 2017 Pukul 09.00 WIB 60
Nasution, Zulkarimen.2007. Komunikasi Pembangunan (Pengenalan Teori dan Penerapannya). Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada. Hal 122-123 61
Wardhany Corry Andy. 2009. Teori Komunikasi. Bogor : PT. Ghalia Indonesia. Hal 101
78
2. Masyarakat melakukan Aksi dan Istighosah
Berdasarkan informasi yang dihimpun dari media cetak harian Kabar
Banten yang terbit pada tanggal 7 Februari 2017. Ribuan santri, ustadz dan kiai,
yang merupakan gabungan dari beberapa daerah di Kabupaten Pandeglang dan
Kabupaten Serang, Banten mendatangi pendopo Bupati Pandeglang. Selain
melakukan aksi di pendopo, massa juga memblokir jalur depan pendopo.
Akibatnya Polres Pandeglang mengalihkan arus kendaraan agar tidak terjebak
kemacetan.
Aksi ini mendesak Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pandeglang agar
segera menutup tanpa syarat PT. Tirta Fresindo Jaya (PT. Mayora group) yang
membuka pabrik di Kampung Kramat, Desa Cadasari, Kecamatan Cadasari,
Kabupaten Pandeglang. Massa datang menggunakan puluhan kendaraan, terdiri
dari belasan truk terbuka dan beberapa kendaraan pribadi. Mereka langsung
berkumpul di sekitar alun–alun, lalu longmarch ke pendopo Bupati Pandeglang
yang sudah dijaga ketat oleh aparat kepolisian dari Polres Pandeglang dan Polda
Banten, serta Satpol PP setempat. Selain berorasi, massa juga membagikan
selebaran dan membentangkan spanduk dan poster berisi tuntutan.
Polisi yang berjaga juga dilengkapi dengan dua buah kendaraan water
canon, barakuda, dan beberapa alat kelengkapan lainnya yang biasa digunakan
untuk penghadang. Massa menilai, Pemkab Pandeglang tidak tegas atas
keberadaan perusahaan minuman ringan itu. Padahal, keberadaannya sudah
membuat masyarakat sekitar menderita. Terlebih dalam eksploitasi sumber daya
79
air (SDA) yang selama ini digunakan masyarakat sekitar untuk sumber kehidupan
dan kebutuhan lahan pesawahan.
Beberapa perwakilan pendemo diterima atau beraudiensi dengan Sekda
Pandeglang Aah Wahid Maulani, yang didampingi oleh Assda I Pandeglang Utuy
Setiadi serta beberapa kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) terkait.
Namun hasil audiensi tersebut masih dirasa tidak memuaskan masa aksi, bahkan
para pendemo mengancam akan datang kembali atau menuntut Bupati Pandeglang
untuk segera menutup PT. Tirta Fresindo Jaya itu.
Semua usaha masyarakat sudah dilakukan. Mulai dari penolakan secara
tertib melalui jalur hukum yang berlaku di Indonesia untuk memohon kepada
pemangku jabatan di pemerintahan daerah, Provinsi, hingga kepada presiden, agar
segera mengambil tindakan untuk menghentikan pembangunan yang dilakukan
oleh PT.TFJ secara permanen. Sampai putus asa dirasakan oleh masyarakat
setempat yang kemudian penolakan dilakukan dengan cara istigosah. Istigosah itu
dilakukan lantaran kaum santri dan para ulama merasa sudah tidak memiliki
kekuatan untuk melawan para penguasa.
Ust. Uci (40 tahun) menjelaskan :
“istighosah itu diikuti oleh para santri pondok pesantren, ulama bersama
masyarakat. Rata-rata masyarakat yang mengikuti istighosah sekitar 200-300
orang dan jika dijumlah dengan santri dan para ulama maka menyampai kurang
lebih 1000 0rang yang mengikuti istghosah. Istghosah itu di gelar sejak protes
atas penutupan sumber mata air. Istghosah itu di isi dengan membaca surat yasin
sebanyak tujuh kali, dari pukul 20.00 Wib sampai jam 00.00 Wib malam.
Diadakan istigosah ini kami para ulama, santri dan masyarakat berharap besar
bahwa pabrik mayora tidak jadi dibangun, itu intinya.”62
62
Wawancara pada tanggal 17 Februari 2017 Pukul 10.00 WIB
80
3. PT. Tirta Fresindo Jaya (Mayora Group) Cacat Hukum.
Perusahaan TFJ dianggap telah melanggar hukum, karena belum punya
izin untuk produksi, baru izin lokasi tetapi sudah melakukan eksplorasi dan
pengeboran sumber mata air. PT. TFJ juga telah melakukan kejahatan terhadap
lingkungan Air dan melakukan perusakan tatanan Sosial Budaya serta merusak
stabilitas sosial karena menimbulkan Konflik.
Eksploitasi air yang dilakukan oleh PT.TFJ pun dianggap cacat hukum.
Sebab bertentangan dengan enam Prinsip Pengelolaan Air, seperti yang diatur
dalam Peraturan Pemerintah tentang Sistem Pengelolaan Air Minum (PP SPAM).
Dalam PP itu, penguasaan atas air tidak boleh mengesampingkan apalagi
meniadakan hak rakyat. Negara harus memenuhi hak rakyat atas air. Akses atas
air adalah hak asasi tersendiri. Pengendalian dan pengawasan negara terhadap air
sifatnya mutlak.
Penolakan pendirian pabrik tersebut juga lantaran latar belakang wilayah
Cadasari yang bukan merupakan kawasan industri. Namun lebih berupa kawasan
pertanian yang memiliki banyak sumber air. Masyarakat khawatir jika kemudian
tempat itu alih fungsi akan membuat sekitar kesulitan sumber air. Bahkan
kesengsaraan lainnya dikhawatirkan akan muncul menimpa mereka.
Pimpinan majelis pesantren salafiyah KH. Matin Syarkowi (50 th)
mengatakan :
“Wilayah Cadasari bukan wilayah industry melainkan wilayah agro atau wilayah
pertanian maka tetap pembangunan pabrik non agro harus dihentikan. Kalau
memang tetap dibangun, ini akan membuat sengsara masyarakat banyak. Karena
sumber air disini adalah air yang mengalir hingga wilayah yang berada di bawah
masyarakat disini, baik untuk pemandian, persawahan, dan lain sebagainya.
Sekarang saja dampaknya sudah dirasakan, ada penutupan mata air delapan
sumber, sehingga para petani kekeringan sawahnya karena tidak ada asupan air.
81
Makanya masyarakat sampai tetap kekeh menolak pembangunan pabrik
tersebut.”63
4. Masyarakat Menunggu Hasil Audiensi
Kawasan pembangunan yang terletak di dua Kabupaten Serang dan
Pandeglang tersebut memiliki beda perlakuan dan tanggapan dari pemerintah
sekitar selaku elit masyarakat. Penolakan yang terjadi di wilayah Kabupaten
Serang ditanggapi serius oleh pemerintah setempat. Hal itu terlihat, setelah
masyarakat melakukan protes dengan berbagai cara dan melihat tata tertib yang
berlaku.
Hasilnya pada Selasa, 1 Maret 2016 Bupati Serang Ratu Tatu Chasanah
datang dan melihat langsung lokasi kejadian konflik dimana tempat di bangunnya
PT.TFJ.64
Pada kesempatan itu, Bupati Serang Ratu Tatu Chasanah melakukan
sidak (inspeksi mendadak) ke areal pembangunan pabrik minuman kemasan milik
PT. Mayora yang berlokasi di perbatasan Kecamatan Cadasari, Kabupaten
Pandeglang dan Kecamatan Baros, Kabupaten Serang. Bupati Serang, Ratu Tatu
Chasanah didampingi jajarannya, Ketua DPRD Muchsinin, dan unsur Muspida
tiba pukul 13.57 WIB dilokasi. Bupati langsung melihat sejumlah titik sumber air
yang ditimbun, sehingga tak lagi mengairi ratusan hektar lahan pesawahan yang
ditunjukan langsung oleh puluhan warga yang sudah berkumpul saat itu.
Usai melakukan sidak, Ratu Tatu Chasanah mengatakan, bahwa dari awal
PT. Mayora sudah menyalahi aturan. Sebab, selain melanggar Perda RT/RW yang
tak memperbolehkan lahan pertanian menjadi lahan industry, PT. Mayora juga
63
Wawancara tanggal 9 Mei 2017 Pukul 14.00 WIB 64
Progresnews.com/hukum/pabrik-air-tetap-dilanjutkan-pemkab-serang-akan-tindak-tegas-pt-mayora/. diakses pada 3 Maret 2016 pukul 19.40 WIB
82
melakukan kesalahan lantaran telah mematikan sumber air dengan cara ditimbun.
Bahkan merujuk pada putusan Bupati Serang periode sebelumnya yakni Ahmad
Taufik Nuriman yang juga sudah menolak pembangunan pabrik tersebut. Namun
rupanya, Ratu Tatu Chasanah mengira permasalahan tersebut sudah selesai
dengan tak direstuinya oleh Taufik Nuriman. Akan tetapi, pada kenyataannya
perusahaan itu masih melanjutkan proyek pembangunannya. Hasil sidak itu, Ratu
Tatu Chasanah berjanji, dalam waktu dekat akan menghubungi pihak manajemen
PT. Mayora dan mendesak kembali membuka sumber air yang sudah ditimbun.
Karena perbuatan itu secara jelas telah merugikan masyarakat banyak. Ratu Tatu
Chasanah akan meminta pihak PT. Mayora agar membawa kembali alat berat dan
membongkar sumber mata air yang tertimbun.
Kh. Oni Syahroni (47 tahun) mengatakan “masyarakat saat ini sedang
menunggu hasil dari audensi yang sudah dilakukan masyarakat kepada semua
lapisan pemerintah, semoga pemerintah membuka mata dan hatinya untuk
melakukan tindakan atas masalah yang sedang terjadi ini, karena masalah ini
bukan masalah peribadi seseorang namun masalah yang menyangkut semua
lapisan masyarakat, karena air sangat dibutuhkan oleh masyarakat banyak,
termasuk pemerintah pun membutuhkan air. Saat ini memang sudah ada hasil
dengan pemberhentian pekerjaan dibagian kecamatan Baros, namun di bagian
cadasari masih berlangsung pekerjaan, ini sama saja belum menjadi
penyelesaian karena cadasari dan baros berada dalam satu kawasan, maka wajib
bagi seluruh masyarakat membela keduanya, hingga konflik ini benar-benar
selesai dan tidak ada pabrik yang dibangun, karena jika pembangunan pebrik
tetap berjalan itu berarti perusakan lingkungan akan terjadi, perusakan kearifan
lokal terjadi, karena di lingkungan lahan pembangunan terdapat 42 Ponpes, itu
sudah jelas akan merusak jika pabrik berdiri ditengah-tengah masyarakat
lingkungan pesantren.”65
5. Bupati Serang Menghentikan Pembangunan PT. Tirta Fresindo Jaya
Tidak berhenti sampai disitu, Ratu Tatu Chasanah juga menegaskan,
dengan melakukan dua kesalahan tersebut dalam waktu dekat Pemerintah
65
Wawancara pada tanggal 23 Februari 2016 pukul 14.00 WIB
83
Kabupaten Serang akan melakukan gugatan terhadap PT. Mayora. Dengan catatan
gugatan dilakukan, jika PT. Mayora tidak adanya itikad baik. Adanya sidak yang
dilakukan oleh orang nomor satu di Kabupaten Serang tersebut telah memberi
angin segar bagi masyarakat Baros.
H. Oni Syahroni (47 tahun)mengatakan :
“Tanggal 17 Februari kemaren juga ibu tatu hasanah langsung turun
kelapangan menyatakan bahwa disini bukan lahan industri tapi LP2B, disini
cekungan air, sudah jelas makanya ibu tatu menerangkan disini harus kembali
seperti semula dan urugan harus dibuka kembali sumber mata air untuk
kebutuhan orang banyak”66
Walau hasil sidak dan janji Bupati Serang Ratu Tatu Chasanah telah
dilakukan yang terbukti dengan berhentinya proyek pengerjaan di wilayah Baros.
Rupanya itu pun masih dirasa belum cukup, konflik di tengah masyarakat masih
juga terjadi. Sebab, proyek pembangunan baru berhenti di satu wilayah.
Sedangkan untuk Kabupaten Pandeglang, proyek tersebut masih juga berjalan.
Walau pemerintah Kabupaten Pandeglang sudah mengeluarkan surat
pemberhentian investasi, namun masyarakat ingin adanya tindakan dari
Pemerintah Kabupaten Pandeglang untuk memberhentikan pembangunan pabrik
PT.Mayora. Karena jika pemerintah Kabupaten Pandeglang sudah
memberhentikan pembangunan maka selesai sudah masalah yang akan terjadi.
Namun sampai saat ini belum ada respon yang jelas dari Pemerintah Kabupaten
Pandeglang. Seolah pemerintah tidak peduli dengan masalah yang jelas-jelas telah
merusak lingkungan dan banyak merugikan masyarakat itu.
66
Wawancara pada tanggal 23 Februari 2016 pukul 14.00 WIB
84
6. Pemerintah dan Politiknya
Bahkan, tak terselesaikannya konflik tersebut telah memunculkan ketidak
percayaan masyarakat pada pemerintah setempat. Mereka beranggapan
pemerintah hanya mengambil untung semata dari rakyat, namun tak pernah
mengayominya saat diperlukan.
KH. Oni Syahroni (50 Tahun) mengatakan :
Kalau PILKADA saja pemerintah pura-pura baik dengan masyarakat,
bahkan kiyai cuma jadi tumbal pemerintah saja. Rakyat kecil Cuma jadi
pijakan.67
Buntut konflik itu telah membuat masyarakat menduga ada main antara
pemerintah dengan PT.Mayora. Karena terlihat jelas dari tindak tanduk yang di
lakukan pemerintah terhadap audensi yang diajukan oleh masyarakat berkali-kali
hingga masyarakat bosan menunggu kepastian yang jelas dari pemerintah. Selama
ini masyarakat sudah sangat tertib mengikuti aturan hukum yang berlaku
dipemerintahan namun pemerintah seolah mengabaikan semua usaha yang
dilakukan oleh masyarakat. Jika pembangunan masih terus dilaksanakan,
masyarakat akan menyerbu lokasi proyek pembangunan. Jargon NKRI harga mati
pun memacu semangat, bahkan mereka mengharamkan hukumnya ada pabrik di
Pandeglang.
Aksi penolakan pun berlanjut ke jalan. Pada Senin, 6 Februari 2017 terjadi
demo penolakan PT Tirta Fresindo Jaya (Mayora grup) di Kampung Gayam, Desa
Cadasari, Kecamatan Cadasari, Kabupaten Pandeglang yang berakhir ricuh. Demo
yang semula tertib mendadak anarkis setelah massa aksi yang berasal dari dua
kecamatan, yakni Kecamatan Cadasari, Kabupaten Pandeglang dan Kecamatan
67
Wawancara pada tanggal 23 Februari 2016 Pukul 14.00 WIB
85
Baros, Kabupaten Serang tidak ditemui Bupati Pandeglang Irna Narulita. Massa
yang kesal bergerak ke lokasi pembangunan pabrik dan massa membakar alat
berat dan merusak tiga bangunan milik perusahan tersebut, membuat arus lalu
lintas di jalan Raya Pandeglang Serang dari dua arah mengalami kemacetan
panjang. Dalam Kasus ini, Polres Pandeglang pun sampai melakukan penyidikan
dan penyelidikan terkait aksi perusakan tersebut dan siapa actor dibelakangnya.
7. Konflik dianggap Hanya Dinamika Pembangunan oleh PT. Tirta
Fresindo Jaya.
Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu penanggung jawab
pembangunan PT.Mayora Sirojudin, pihaknya beranggapan masalah yang terjadi
di wilayah tersebut sejatinya bukan sebuah konflik. Namun itu hanya dinamika
dalam sebuah pembangunan.
Sirojudin (55 Tahun) penanggung jawab pembangunan PT.TFJ
mengatakan :
“Bahwa masalah yang terjadi antara masyarakat dengan
perusahaan Mayora sama sekali tidak kami anggap masalah atau konflik.
Itu hanya dinamika saja yang terjadi dalam tahap pembangunan ini.
Sebenarnya konflik ini sangat menguntungkan bagi perusahaan karena
masyarakat mengetahui keberadaan kita melalui televisi, radio, Koran dan
media online. Kita tidak membayar mereka untuk promosiin pembangunan
ini karena adannya konflik yang dibuat oleh masyarakat sendiri”68
Menurut manajemen Mayora, jika berbicara investasi di Banten pasti
ada saja masalah yang terjadi dan itu sudah lumrah bagi sebuah perusahaan.
Karena setiap adanya investasi akan menimbulkan pro kontra dalam
68
Wawancara pada tanggal 26 Mei 2016 Pukul 14.00 WIB
86
masyarakat, hal ini yang terjadi pada perusahaan PT.Mayora yang berada di
Palwates Kabupaten Pandeglang. Buah dari konflik tersebut nantinya pun
akan dinikmati oleh masyarakat sekitar.
Sirojudin (55 Tahun) penanggung jawab pembangunan PT.TFJ
mengatakan :
Kami tetap santai saja menangani semua yang terjadi dalam tahap
pembangunan ini, karena kami sebagai produsen air minum kemasan yang
nantinya akan dinikmati juga oleh konsumen yaitu masyarakat. Mereka
juga pasti akan membeli dan merasakan produk kami, awalnya saja mereka
menolak pembangunan ini, kalo sudah selesai pembangunnya masyarakat
sekitar khususnya juga akan merasakan dampak positif dari perusahaan,
seperti CSR yang dikeluarkan oleh perusahaan.69
Konflik adalah sebuah fenomena sosial dan itu merupakan kenyataan
bagi setiap masyarakat dan merupakan gejala sosial yang akan hadir dalam
kehidupan sosial, sehingga konflik bersifat inheren yang artinya konflik
akan senantiasa ada dalam setiap ruang dan waktu, dimana saja dan kapan
saja.70
4.3.3 Konflik Investasi PT. Tirta Fresindo Jaya
Dalam bagian ini peneliti akan menjelaskan tentang pesan konflik
investasi yang terjadi di Cadasari Kabupaten Pandeglang. Menurut Mulyadi
Investasi adalah pengaitan sumber-sumber dalam jangka panjang untuk
menghasilkan laba di masa yang akan datang.71
69
Wawancara pada tanggal 26 Mei 2016 Pukul 14.00 WIB 70
Dany Haryanto dan Edwi Nugroho. 2011. Pengantar Sosiologi Dasar. Jakarta : PT. Prestasi Pustakarya. Hal 113 71
Mulyadi. 2001. Sistem Akutansi Edisi Tiga. Jakarta : Salemba Empat. Hal 284
87
1. PT. Tirta Fresindo Jaya Melanggar Hukum Pembangunan Pabrik
(Investasi).
PT. Tirta Fresindo Jaya (TFJ) telah memulai investasi untuk industri air
minum kemasan mulai tahun 2013. Semula rencana investasi hanya di Kabupaten
Pandeglang, namun ternyata berkembang hingga ke Kabupaten Serang. Luas area
yang dibebaskan ± 20 hektar berlokasi di Kecamatan Baros Kabupaten Serang dan
Kecamatan Cadasari Kabupaten Pandeglang. Proses perizinan telah ditempuh oleh
PT. TFJ kepada Pemerintah Kabupaten Pandeglang, dan telah dikeluarkan
rekomendasi dan perizinan-perizinan mulai tahun 2013 hingga 2014 diantaranya:
1. Rekomendasi BKPRD, tanggal 2 Oktober 2013;
2. Izin prinsip pemakaian ruang, tanggal 22 Nopember 2013;
3. Persetujuan site plan, tanggal 9 Desember 2013;
4. Rekomendasi kajian teknis ANDALALIN, tanggal 28 Januari 2014;
5. Izin lokasi pembangunan, tanggal 30 Januari 2014;
6. Rekomendasi Dokumen UKL UPL, tangal 30 Januari 2014
7. Izin lingkungan, tanggal 7 Februari 2014;
8. Izin peruntukan penggunaan tanah, yangal 5 Maret 2014;
9. Izin Mendirikan Bangunan, tanggal 5 Maret 2014;
10. Izin gangguan/HO, tanggal 5 Maret 2014;
11. Surat Izin Tempat Usaha, tanggal 5 Maret 2014;
12. Surat Izin Pengusahaan Air Tanah, tanggal 22 Mei 2014 (berlaku hinga 22
Mei 2016).
Tahun 2014 silam masyarakat mengetahui dengan pasti, dilokasi tersebut
akan dibangun pabrik air minum kemasan oleh salah satu anak dari perusahaan
88
besar di negeri ini. Kabarnya, industri ini melibatkan dukungan pejabat-pejabat
penting di Jakarta. Informasi ini membangkitkan perlawanan dari masyarakat
Cadasari dan Baros. Perusahaan yang dibanggakan Pemerintah menjadi bagian
investasi di Pandeglang dan diharapkan menyerap banyak tenaga kerja, bukannya
mendapat simpati malah mendapat kecaman. Tokoh dan Ulama Pesantren
Salafiyah, di antaranya Ustadz Oni Syahroni, KH. Sonhaji dari Pondok Pesantren
Riyadul Awwamil di Kecamatan Baros, dan KH. Matin Syarkowi dari Al-
Fhataniyah, Kota Serang, KH. Obing, KH. Nachrowi, KH. Ahmad (Cadas Sari),
Abuya Muhtadi, Ustadz Sanusi, menggelorakan penolakan terhadap upaya
perusahaan yang akan menyedot 300 meter/detik sekitar 45 ribu kubik/jam dengan
satu mata bor yang berada di lingkungan kurang lebih 42 pesantren.
KH. Matin Syarkowi (50 th) Menjelaskan :
“Perusahaan PT.Tirta Fresindo Jaya telah melanggar hukum karena belum
punya izin untuk produksi, baru izin lokasi tetapi sudah melakukan eksplorasi dan
pengeboran sumber mata air. PT. TFJ juga telah melakukan kejahatan terhadap
lingkungan Air, melakukan perusakan tatanan Sosial Budaya dan merusak
stabilitas Sosial karena menimbulkan Konflik, hal ini melanggar UU No.32 tahun
2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup……72
Izin lokasi yang dikeluarkan kepala BPN setempat diduga melanggar
Peraturan Kepala BPN-RI No.2 tahun 2011 pasal 3 yang berbunyi, “Pedoman
pertimbangan teknis pertahanan dan penerbitan izin lokasi, penetapan lokasi dan
izin perubahan penggunaan tanah harus terselenggara dengan ketentuan :
a. Tidak boleh mengorbankan kepentingan umum
b. Tidak boleh saling mengganggu penggunaan tanah sekitarnya
c. Memenuhi azas berkelanjutan
d. Memperhatikan azas keadilan, dan
e. Memenuhi ketentuan peraturan perundangan
72
Wawancara pada tanggal 9 Mei 2017 Pukul 14.00 WIB
89
Berdasarkan peta Zona Konservasi Air Tanah Cekungan Air Tanah Serang
– Tangerang Provinsi Banten dan Provinsi Jawa Barat Tahun 2013, Lokasi
rencana pendirian Pabrik Minuman oleh PT. Tirta Fresindo Jaya di Kecamatan
Cadasari Desa Cadasari terletak pada posisi 106º00’00”-106º03’00”BT-
6º15’00”LS di Desa Cadasari, Kecamatan Cadasari, Kabupaten Pandeglang
Provinsi Banten merupakan Zona Perlindungan Air Tanah katagori Zona imbuhan
air tanah yang tidak boleh dikembangkan bagi berbagai peruntukan kecuali
kebutuhan sehari-hari dengan batas-batas tertentu.
Pemerintah Kabupaten Serang hingga saat ini belum menerbitkan
rekomendasi maupun perizinan, dikarenakan kawasan Baros menjadi kawasan
termasuk Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B). Selain itu adanya
kehati-hatian terhadap investasi di sektor sumber daya air dengan kejadian
sebelumnya di Kecamatan Padarincang terkait penolakan warga terhadap investasi
PT. Aqua Danone.
Pihak Pemerintah Kabupaten Pandeglang dan Pemerintah Kabupaten
Serang telah beberapa kali melakukan mediasi dan fasilitasi untuk menyelesaikan
permasalahan tersebut serta dibuatkan berita acara dan surat pernyataan, dan telah
ada tindaklanjutnya. Bupati Pandeglang periode 2016-2021 telah berkunjung ke
lokasi dan berkomunikasi langsung dengan warga. Begitu juga pejabat dari
Pemerintah Kabupaten Serang melakukan hal yang sama. Tetapi masih ada unsur
lain di masyarakat yang menyatakan keberatan terhadap aktivitas PT. TFJ dan
salah satunya mengirimkan surat kepada Plt. Gubernur. Isi surat menyatakan
90
secara tegas menolak keberadaan PT.TFJ dengan segala aktifitasnya yang telah,
sedang, dan akan berjalan karena :
4. Aktifitas PT. TFJ telah menimbulkan berbagai dampak yang sangat merugikan
bagi warga masyarakat, antara lain:
a. Melakukan alih fungsi lahan produktif, menimbun 4 (empat) mata air,
menimbun makam keramat, menghilangkan mushola, dan
menghilangkan fasilitas umum (MCK dan jalan lingkungan 400m) di
Desa Cadasari,
b. Penimbunan 4 (empat) mata air telah menimbulkan keresahan sosial
karena kesulitan mendapatkan air pada musim kemarau di Desa
Cadasari Kampung Gayam, Kampung Karamat, dan Kampung Kadu
Awi.
c. Kehadiran investasi PT. TFJ menimbulkan gejolak serius berupa pro
dan kontra mulai dari masyarakat awam hingga tokoh masyarakat.
5. Aktifitas PT. TFJ telah bertentangan dengan berbagai peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
2. Pandangan BAPPEDA Pandeglang Terkait Konflik
Ada pandangan berbeda dari Staff Perencanaan Pembangunan
BAPPEDA Kabupaten Pandeglang, Ibu Yunisa (38 tahun), beliau mengatakan :
“Masyarakat sudah setuju dengan adanya pembangunan pabrik Mayora
group, tetapi hanya untuk daerah Pandeglang saja, karena kabupaten Serang
ijinnya sudah dicabut. Hanya teh pucuk yang nanti akan diproduksi oleh PT. TFJ,
bukan pabrik yang sekala besar seperti pabrik biscuit. Bahkan PT. TFJ sudah
membuat tiga sumur yang nanti akan digunakan, walaupun sudah diketahui ada
satu sumur yang tidak bisa digunakan karena bakterinya cukup tinggi. Tetapi
91
menurut ahli geologi itu sumur itu bisa digunakan namun unutk MCK bukan
untuk produksi air mineral. Perusahaan berencana akan membuat tujuh sumur,
Saat ini perusahaan sedang melakukan proses pengeboran sumur lagi…”73
Saat ini PT. TFJ masih melakukan operasional di lokasi khususnya di
wilayah Kabupaten Pandeglang namun belum sampai kepada tahap produksi.
Beberapa titik pengeboran yang telah memiliki ijin dari Kabupaten Pandeglang
saat ini ditutup oleh Dinas Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Banten
hingga saat produksi nanti, dan harus mengajukan perijinan selanjutnya kepada
Pemerintah Provinsi Banten dikarenakan sudah habisnya masa izin pengusahaan
air tanah. Begitu pula untuk titik pengeboran baru harus mengajukan izin kepada
Pemerintah Provinsi Banten.
3. Surat Ijin Pengeboran Air (SIPA) PT. Tirta Fresindo Jaya Sudah Tidak
Berlaku.
Staf ESDM Provinsi Banten Bapak Suhadi (47 Tahun) Mengatakan :
“Ijin Air tanah perusahaan sudah habis masa berlakukanya. SIPA itu
berlaku 2 tahun. SIPA PT. TFJ ini di terbitkan tgl 22 Mei 2014 dan berkahir 22
Mei 2016, sampai Desember 2016 kemren PT.TFJ belum melakukan
perpanjangan. Sehingga berdasarkan PP 21 Tahun 2016 satu bulan sebelum
habis tidak melakukan daftar ulang maka harus mengajukan ijin baru jika ingin
memperpanjang. Kemaren PT.TFJ melakukan daftar ulang kami tolak karena
sudah habis masa waktunya. PT. TFJ ini kan ingin melakukan usaha AMDK (air
minum dalam kemasan) sedangkan ijin usah airnya mati, maka belum bisa
diperpanjang karena harus mengajukan ijin baru, kalo dalam istilah bisnis
jantung bisnisnya mati maka tidak bisa bergerak. Kemaren perusahaan ingin
melakukan pengeboran sumur kembali tetapi kita stop karena belum mengajukan
surat ijin pengeboran yang baru, karena ijin sumur satu dan dua sudah habis
masa berlakunya, itu kondisi terakhir yang kami terima…….. 74
73
Wawancara pada tanggal 6 Maret 2017 Pukul 16.00 WIB 74
Wawancara pada tanggal 1 Maret 2016 pukul 10.00 WIB
92
Investasi memang sangat berguna dan menguntungkan untuk daerah yang
ada disekitarnya. Karena adanya investasi maka adanya pemasukan untuk daerah,
karena besarnya pembayaran pajak yang dilakukan oleh perusahaan pemerinntah
daerah. Namun investasi yang dilakukan oleh perusahaan Mayora yang ingin
mendirikan pabrik air minum kemasan di yakini oleh masyarakat sekitar lahan
pembangunan tidak memiliki amdal yang sesuai dengan peraturan investasi di
Banten UU Nomer 33 tahun 1945 yang tercantum dasar demokrasi ekonomi,
produksi dikerjakan semua, untuk semua dibawah pimpinan atau penilikan
anggota-anggota masyarakat. Kemakmuran masyarakat-lah yang diutamakan,
bukan kemakmuran seseorang saja. Selanjutnya dikatakan bahwa bumi dan air
dan kekayaan alam yang terkandung dalam bumi adalah pokok-pokok
kemakmuran rakyat. Sebab itu harus dikuasai oleh Negara dan dipergunakan
untuk sebasar-besarnya kemakmuran rakyat.
4. PT. Tirta Fresindo Jaya Melanggar RTRW Pandeglang
Sesuai dengan pengamatan peneliti dilapangan bahwa Sejumlah pimpinan
pondok pesantren salafi di Kecamatan Cadasari menolak anggapan jika para kiai
dan santri di Pandeglang tidak mendukung investasi PT Tirta Fresindo Jaya (TFJ)
anak perusahaan Mayora yang akan mendirikan pabrik air minum kemasan, di
Kabupaten Pandeglang. Para kyai dan santri serta masyarakat setempat
menyatakan mendukung investasi selama tidak melabrak aturan perundang-
undangan dan tidak mengusik ketenangan masyarakat. Para kyai dan santri serta
masyarakat sangat proinvestasi sejauh tidak melanggar aturan yang diakui di
negara ini.
93
Fakta yuridisnya, pendirian pabrik Tirta Fresindo Jaya melanggar Perda
Nomor 3 tahun 2011 tentang RTRW Kabupaten Pandeglang dimana Kecamatan
Cadasari dinyatakan sebagai kawasan resapan air dan lahan pertanian pangan
berkelanjutan (LP2B), Kabupaten sebagai pusat agroindustry serta wawasan
lingkungan, dan daerah Cadasari masuk kategori kawasan hutan lindung.
Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu staff pelaksana DPM
PTSP Provinsi Banten Ucu Sumarna (42 tahun) beliau mengatakan :
“Selama ini masih dalam kajian kami, karena memang selama ini semua
perijinin ada di kabupaten pandeglang. Provinsi mengambil alih setelah ada
peraturan Gubernur. Menyalahi aturan atau tidak itu dilihat dari rencana tata
ruang wilayah (RTRW) apakah PT.TFJ melanggar atau tidak, kami akan lihat
apakah benar memang PT.TFJ akan membangun indutri besar, menengah atau
kecil dan lahan yang digunakan apakah lahan hutan lindung, kalo iya berrti tidak
bisa, apakah lahan pertanian produktif, kalopun iyah, masih bisa saja menjadi
alih fungsi jika belum ada LP2B (lahan pertanian pangan berkelanjutan) belum
ditetapkan”.75
5. Masyarakat Juga Membutuhkan CSR PT. Tirta Fresindo Jaya
Berdasarkan informasi yang didapat dari media online satelitnews.co.id
disinggung soal adanya konflik dan penolakan dari sekelompok warga, menurut
Baby (Staff bagian asset Mayora) yang terjadi bukanlah konflik. Baby menyebut
pihaknya sudah memperhatikan masyarakat. Apalagi, Mayora tak hanya ada di
Pandeglang-Serang, tetapi sudah ada dimana-mana. Sejauh ini juga, hubungan
dengan masyarakat baik-baik saja.
Kami datang kesini dengan niat baik berinvestasi dan rasanya kajian-
kajian yang kami lakukan sudah kuat sebelum memproses perizinan. Pada
akhirnya, proses perizinan kami sudah baik dan benar, kami pun siap membangun.
75
Wawancara tanggal 2 Maret 2017 Pukul 10.00 WIB
94
Saat hendak membangun, ada penolakan demo dan sebagainya dengan alasan
perusahaan yang akan dibangun dilahan itu mengancam sumber air atau ada
potensi perusahaan akan mengambil sebanyak-banyaknya air dan akan
mengakibatkan kekeringan.
Penjelasan kami cuma ada satu, kami ada disitu untuk membawa kebaikan.
Kami juga belum tahu kapan akan kembali modalnya tapi saya rasa multiplayer
efek akan duluan terasakan oleh masyarakat. Soal air juga tidak akan mengambil
semaunya kami. Tetapi terukur dan setiap liternya kami juga bayar untuk PAD
(Pendapatan asli daerah).76
Sirojudin (55 Tahun) penanggung jawab pembangunan PT.TFJ
mengatakan:
“Awalnya saja mereka menolak pembangunan ini, kalo sudah selesai
pembangunnya masyarakat sekitar khususnya juga akan merasakan dampak
positif dari perusahaan, seperti CSR yang dikeluarkan oleh perusahaan. Apalagi
disini banyak pesantren itu sudah otomatis perusahaan akan lebih simpatik
dengan para tokoh agama dan para santri. Seperti cabang PT. Mayora yang ada
di Jawa tengah, disana sekeliling perusahaannya pesantren semua dan mereka
sangat merasakan dampak positif dari CSR perusahaan.”77
John Greene dalam teorinya, teori aksi tindakan (Action Assembly Theory)
menjelaskan tentang cara seseorang mengorganisasikan pengetahuan dengan
pikiran dan menggunakannya untuk membentuk pesan. Teori ini menjelaskan
struktur dan proses tersebut dalam aksi komunikatif. Teori ini menguji cara
pengetahuan diurutkan dan digunakan dalam komunikasi.78 Berdasarkan hasil
penelitian di lapangan masyarakat menginginkan perusahaan Tirta Fresindo Jaya
76 https://satelitnews.co.id/2016/04/07/hengkang-dari-serang-mayora-fokus-di-
pandelang/. diakses pada 7 April 2016 Pukul 15.10
77 Wawancara pada tanggal 25 Mei 2016 Pukul 14.00 WIB
78 Wardhany Corry Andy. 2009. Teori Komunikasi. Bogor : PT. Ghalia Indonesia. Hal 101
95
menghentikan pembangunan pabriknya. Karena hal tersebut bisa berdampak besar
bagi masyarakat sekitar pembangunan pabrik dan konflik ini akan membuat
kericuhan yang berakibat fatal, apabila pihak perusahaan atau pemerintah tidak
bisa memberikan solusi yang terbaik untuk menyelesaikan permasalahan tersebut
dan memberikan pengertian yang bisa dipahami oleh pihak pesantren, masyarakat,
dan para petani. Tidak seenaknya membuat keputusan untuk berinvestasi dilahan
yang kurang bisa diterma oleh pihak masyarakat sekitar lahan pembangunan.
6. Dampak yang sudah dirasakan Masyarakat Sekitar Lahan Pembangunan
Kh. Matin Syarkowi (50 th) Pimpinan Majelis Pondok Pesantren Salafiyah
(MPS) mengatakan :
Penolakan masyarakat atas dasar kajian dan fakta dilapangan, kareana
terjadinya kerusakan dan kemudaratan yang sudah dirasakan dengan adanya alih
fungsi lahan pertanian menjadi pabrik. Hilangnya empat sumber mata air turun
temurun yang biasa dipakai warga untuk MCK, dan pertanian, hilangnya lahan
produktif, hilangnya bangunan yang dibiayai PNPM yakni MCK dan mushola,
dan akses jalan warga.79
Dampak yang sudah ditimbulkan dari kegiatan PT.TFJ bahwa lahan/area
yang telah dikuasi oleh PT.Tirta Freindo Jaya, baik terletak di Kampung Gayam
Kramat Mushola Desa Cadasari Kabupaten Pandeglang seluas kurang lebih 12
hektar, maupun yang terletak di Kampung Cipancur Desa Suka Indah Kabupaten
Serang kurang lebih 8 hektar, adalah berupa sawah pertanian, kebun dan
perkampungan. Lahan yang memiliki luas sekitar 20 hektar tersebut terdapat
sumber-sumber mata air yang sudah turun temurun dimanfaatkan oleh
masyarakat, baik masyarakat sekitar maupun masyarakat dibawahnya, baik untuk
kebutuhan Rumah Tangga, mandi, minum dan cuci maupun dimanfaatkan untuk
79
Wawancara tanggal 9 Mei 2017 Pukul 14.00 WIB
96
kebutuhan pertanian. Kegiatan yang telah dilakukan oleh PT.Tirta Fresindo Jaya
di area lahan tersebut ialah :80
1. Pemagaran
2. Pengurugan dan perataan tanah.
3. Pengeboran Air tanah sebanyak dua titik.
Dampak yang telah ditimbulkan dari kegiatan yang telah dilakukan oleh PT. TFJ
antara lain:
1. Kegiatan pemagaran dampak yang ditimbulkan adalah tertutupnya akses
jalan umum masyarakat.
2. Kegiatan pengurugan dan perataan tanah berdampak pada :
a. Hilangnya sumber-sumber mata air yang dampak berikutnya ialah
masyarakat pengguna air dari sumber-sumber mata tersebut tidak bisa
memperoleh air, baik untuk kebutuhan rumah tangga maupun
pertanian.
b. Kegiatan pengurugan/pemerataan lahan juga berdampak pada
hilangnya lahan pertanian sawah.
c. Hilangnya batas wilayah admistrasi berupa aliran irigasi cacing batas
Desa Cadasari Kabupaten Pandeglang dan Desa Suka Indah Kabupaten
Serang.
d. Hilangnya jalan masyarakat yang dibangun dari program PNPM yaitu
jalan pavingblok yang menghubungkan Kampung Kadu Bedul ke
Kampung Keramat dan Kadu Awi.
80
Ikhsan Ahmad. 2016. Perlawan Kiyai di Banten Epik Modern Pesantren salafiyah. Pustaka Empat Lima. Hlm 27
97
3. Kegiatan pengeboran dua titik sumber air dampak yang sudah dirasakan
masyarakat, ialah:
a. Sumber air masyarakat menjadi menyusut dan kering.
b. Masyarakat tedekat tidak bisa memperoleh air kebutuhan rumah
tangga secara gratis.
Menurut Dilla dalam komunikasi pembangunan, pembangunan pada
dasarnya melibatkan minimal tiga komponen yaitu, pertama komunikator
pembangunan, yakni bisa pemerintah atau masyarakat yang bertujuan
membangun. Kedua pesan pembangunan, yakni ide-ide ataupun program
pembangunan. Ketiga komunikan pembangunan, yakni masyarakat secara luas.
Dengan demikian, usaha-usaha pembangunan seharusnya diwujudkan dengan
konsep pembangunan yang berpusat pada masyarakat.81
Dalam hal ini yang
menjadi komunikator pembangunan ialah PT. Tirta Fresindo Jaya yang ingin
membangun sebuah pabrik air minum kemasan dengan program pembangunan
untuk membuat sebuah investasi didaerah Palwates Cadasari Kabupaten
Pandeglang. Sedangkan komunikan pembangunan yakni masyarakat Cadasari dan
baros yang berada di sekitar lahan pembangungan pabrik PT. Tirta Fresindo Jaya.
81
Dilla, Sumadi. 2007. Komunikasi Pembangunan: Pendekatan terpadu. Bandung: Simbiosa Rekatama Media. Hal 115
98
4.4 PEMBAHASAN
4.4.1 Konflik Horizontal dan Vertikal Pesantren Salafiyah dengan PT.
Tirta Fresindo Jaya dan Pemerintah dalam Perspektif Teori Kumpulan
Tindakan (Action Assembly Theory)
Dalam hasil penelitian, peneliti telah menyebutkan konflik yang terjadi antara
pesantren salafiyah dengan PT.Tirta Fresindo Jaya. Hal tersebut sesuai dengan
data yang peneliti peroleh pada saat melakukan wawancara dengan key informant
ditempat penelitian. Selanjutnya peneliti akan membahas komponen dari hasil
penelitian yang kemudian akan dibahas dengan menggunakan teori dan beberapa
pembahasan yang telah ditulisakan pada bab dua.
a. Isi Pengetahuan (Content Knowlage)
Menurut John Greene isi pengetahuan adalah suatu yang tersimpan dalam
memori sebagai suatu pengetahuan yang saling berhubungan. Seperti yang terjadi
dalam konflik investasi yang peniliti lakukan dilapangan bahwa masyarakat
memiliki pemahaman tentang hal-hal yang berkaitan dengan investasi, penolakan,
dan kearaifan lokal.
Perusahaan TFJ dianggap telah melanggar hukum, karena belum punya
izin untuk produksi, baru izin lokasi tetapi sudah melakukan eksplorasi dan
pengeboran sumber mata air. PT. TFJ juga telah melakukan kejahatan terhadap
lingkungan Air dan melakukan perusakan tatanan Sosial Budaya serta merusak
stabilitas sosial karena menimbulkan Konflik. KH. Oni Syahroni pimpinan
Pondok Pesantren Riyadul Awwamil di Kecamatan Baros. Bersama sejumlah
kiyai muda, antara lain Kh. Sonhaji dan Kh. Matin Syarkowi aktif melakukan
99
penolakan rencana pembangunan industri air minum PT.Tirta Presindo Jaya yang
akan berdiri di atas areal seluas 21 hektar yang lokasinya masuk berada dalam dua
wilayah Kabupaten. Areal yang sudah dibebaskan oleh PT.Mayora itu seluas 10
hektar berada di Kecamatan Cadasari, Kabupaten Pandeglang dan 11 hektar
berada di Kecamatan Baros, Kabupaten Serang.82
Penolakan pendirian pabrik tersebut juga lantaran latar belakang wilayah
Cadasari yang bukan merupakan kawasan industri. Namun lebih berupa kawasan
pertanian yang memiliki banyak sumber air. Masyarakat khawatir jika kemudian
tempat itu alih fungsi akan membuat sekitar kesulitan sumber air. Bahkan
kesengsaraan lainnya dikhawatirkan akan muncul menimpa mereka.
Pimpinan majelis pesantren salafiyah KH. Matin Syarkowi (50 th)
mengatakan :
“Wilayah Cadasari bukan wilayah industry melainkan wilayah agro
atau wilayah pertanian maka tetap pembangunan pabrik non agro harus
dihentikan. Kalau memang tetap dibangun, ini akan membuat sengsara
masyarakat banyak. Karena sumber air disini adalah air yang mengalir
hingga wilayah yang berada di bawah masyarakat disini, baik untuk
pemandian, persawahan, dan lain sebagainya. Sekarang saja dampaknya
sudah dirasakan, ada penutupan mata air delapan sumber, sehingga para
petani kekeringan sawahnya karena tidak ada asupan air.
Pembangunan tersebut dinilai masyarakat setempat telah menimbun
delapan sumber mata air yang terbagi di dua wilayah, empat sumber mata air
dibagian lahan Kecamatan Cadasari dan empat dibagian lahan Kecamatan Baros.
Masyarakat sangat khawatir kehilangan delapan sumber mata air yang berada di
bagian Cadasari dan Baros tersebut. Kh. Oni Syahroni mengatakan, PT. Tirta
Fresindo Jaya berusaha mendirikan pabrik yang memproduksi air minuman
ringan, yang airnya di sedot 300 meter/detik sekitar 45 ribu kubik/jam dengan satu
82
Sumber: POROS.ID. Kamis, 25 Agustus 2016
100
mata bor, sedangkan di lingkungan itu berdiri kurang lebih 42 pesantren. Di
tempat yang sama, ada beberapa makam keramat yang dianggap kuburan nenek
moyang warga setempat.
Pesantren salafiyah adalah mayoritas dari tipologi pesantren yang ada di
Banten dan dianggap berhasil memberikan kontribusi pembangunan di bidang
sosial, keagamaan, pendidikan dan budaya, namun termanjinalkankan dalam
proses pembangunan. Menurut Widjaja A.W dan Hawab komunikasi
pembangunan adalah komunikasi yang berisi pesan-pesan pembangunan.
Maksudnya komunikasi pembangunan ada pada segala macam tingkatan, dari
petani sampai pejabat, pemerintah dan Negara, termasuk didalamnya dapat
berbentuk pembicaraan kelompok, musyawarah pada lembaga resmi siaran dan
lain sebagainya. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa komunikasi
pembangunan merupakan suatu inovasi yang diterima oleh masyarakat melalui
proses komunikasi.83
Berdasarkan hasil wawancara dengan H. Oni Syahroni (47 tahun)
mengatakan :
“konflik terjadi dikerenakan beritanya masih simpang siur, ada
masyarakat yang memberitakan bahwa PT.Mayora akan membangun yayasan,
namun ada yang memberitakan PT.Mayora akan membangun gudang cabang
dari PT.Mayora, hingga akhirnya persoalan di Palwates ini muncul sejak 30
Januari 2014 lalu, ketika diketahui PT.Mayora melalui anak perusahaannya,
yaitu PT.Tirta Freshindo Jaya yang akan mendirikan pabrik air minum kemasan
di daerah Palwates….”84
83
Dilla, Sumadi. 2007. Komunikasi Pembangunan: Pendekatan terpadu. Bandung: Simbiosa Rekatama Media. Hal 115 84
Wawancara dengan KH. Oni Syahroni. 17 April 2016.
101
Berdasarkan pembahasan diatas bahwa konflik yang terjadi
dikarenakan adanya komunikasi yang tidak sesuai yang diakibatkan tidak adanya
komunikasi langsung antara PT. TFJ dengan Masyarakat sekitar. Komunikasi
yang dilakukan untuk bernegosiasi dengan masyarakat melalui pihak ke tiga (calo
tanah). Komunikasi dalam pembangunan perlu dilihat sebagai komunikasi dua
arah dan timbal balik, antara pemrakarsa pembangunan dan kesertaan partisipasi
masyarakat di dalamnya dalam kerangka menciptakan tindakan dan makna yang
sama menuju pencapaian dan cita-cita pembangunan yang ditentukan. Oleh
karena itu, efektivitas dan efisiensi komunikasi dalam pembangunan sangat
diperlukan baik dalam tahap perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pembangunan
yang tercakup dalam strategi komunikasi untuk menyebarluaskan pesan dan
makna pembangunan serta menjembatani adanya gap komunikasi pembangunan
ditingkat persepsi, intrepretasi dan tingkat operasionalnya.
b. Pengetahuan Prosedural (Procudural knowlage)
Menurut John Greene Pengetahuan Prosedural adalah suatu kesadaran
akan konsekuensi dari berbagai aksi dalam situasi-situasi yang berbeda. Seluruh
pengetahuan prosedural kita terdiri dari sejumlah besar catatan prosedural,
masing-masing disusun dari pengetahuan mengenai suatu aksi, hasilnya, dan
situasi dimana ia sesuai. Dalam hal ini peneliti menjelaskan tentang rangkaian
penolakan, perizinan, dan langkah yang diambil oleh pemerintah.
Berdasarkan informasi yang dihimpun dari media cetak harian Kabar
Banten yang terbit pada tanggal 7 Februari 2017. Ribuan santri, ustadz dan kiai,
yang merupakan gabungan dari beberapa daerah di Kabupaten Pandeglang dan
102
Kabupaten Serang, Banten mendatangi pendopo Bupati Pandeglang. Selain
melakukan aksi di pendopo, massa juga memblokir jalur depan pendopo.
Akibatnya Polres Pandeglang mengalihkan arus kendaraan agar tidak terjebak
kemacetan.
Aksi ini mendesak Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pandeglang agar
segera menutup tanpa syarat PT. Tirta Fresindo Jaya (PT. Mayora group) yang
membuka pabrik di Kampung Kramat, Desa Cadasari, Kecamatan Cadasari,
Kabupaten Pandeglang. Massa datang menggunakan puluhan kendaraan, terdiri
dari belasan truk terbuka dan beberapa kendaraan pribadi. Mereka langsung
berkumpul di sekitar alun–alun, lalu longmarch ke pendopo Bupati Pandeglang
yang sudah dijaga ketat oleh aparat kepolisian dari Polres Pandeglang dan Polda
Banten, serta Satpol PP setempat. Selain berorasi, massa juga membagikan
selebaran dan membentangkan spanduk dan poster berisi tuntutan.
Penolakan yang dilakukan oleh masyarakat bukan soal penimbunan
makam keramat semata. Sumber mata air yang menjadi kehidupan warga hilang
demi pembangunan pabrik. Akibatnya, warga kesulitan mendapatkan air untuk
kebutuhan sehari-hari dan mengairi sawah. Kita semua tau bahwa air itu adalah
salah satu unsur penting dalam kehidupan, karena hampir 50% hidup kita
tergantung pada air. Kondisi sekarang mata air dan sawah produktif hilang
ditimbun, sehingga masyarakat mulai kekurangan air. Sejak itu masyarakat dan
santri menggunakan air dari rembesan mata air yang ditimbun, sebelumnya
masyarakat dan santri dapat menikmati besarnya manfaat dari sumber mata air
tersebut, namun setelah penimbunan terjadi masyarakat dan santri hanya
103
mendapatkan air dari sisa rembesan mata air yang ditimbun, yang airnya telah
menjadi keruh tidak sejernih ketika mata air belum tertimbun.
Berdasarkan hasil wawancara dengan H. Oni Syahroni (47 tahun)
mengatakan :
“Sejak itu warga menggunakan air dari rembesan mata air yang
ditimbun, sebelum mata air ditimbun, masyarakat dapat menikmati besarnya
manfaat dari sumber mata air tersebut, namun setelah ditimbun masyarakat
hanya mendapatkan dari rembesan air penimbunan, hanya dari sisa-sisa itu saja
dan itu pun airnya menjadi keruh tidak sejernih ketika mata air belum tertimbun.
Delapan sumber mata air yang ditimbun itu sekurang-kurangnya memenuhi
kebutuhan warga di lima Kebupaten Pandeglang dan Serang.”85
Eksploitasi air yang dilakukan oleh PT.TFJ pun dianggap cacat hukum.
Sebab bertentangan dengan enam Prinsip Pengelolaan Air, seperti yang diatur
dalam Peraturan Pemerintah tentang Sistem Pengelolaan Air Minum (PP SPAM).
Dalam PP itu, penguasaan atas air tidak boleh mengesampingkan apalagi
meniadakan hak rakyat. Negara harus memenuhi hak rakyat atas air. Akses atas
air adalah hak asasi tersendiri. Pengendalian dan pengawasan negara terhadap air
sifatnya mutlak.
Izin lokasi yang dikeluarkan kepala BPN setempat diduga melanggar
Peraturan Kepala BPN-RI No.2 tahun 2011 pasal 3 yang berbunyi, “Pedoman
pertimbangan teknis pertahanan dan penerbitan izin lokasi, penetapan lokasi dan
izin perubahan penggunaan tanah harus terselenggara dengan ketentuan :
a. Tidak boleh mengorbankan kepentingan umum
b. Tidak boleh saling mengganggu penggunaan tanah sekitarnya
85
Wawancara dengan KH. Oni Syahroni. 17 April 2016.
104
c. Memenuhi azas berkelanjutan
d. Memperhatikan azas keadilan, dan
e. Memenuhi ketentuan peraturan perundangan
Buntut konflik itu telah membuat masyarakat menduga ada main antara
pemerintah dengan PT.Mayora. Karena terlihat jelas dari tindak tanduk yang di
lakukan pemerintah terhadap audensi yang diajukan oleh masyarakat berkali-kali
hingga masyarakat bosan menunggu kepastian yang jelas dari pemerintah. Selama
ini masyarakat sudah sangat tertib mengikuti aturan hukum yang berlaku
dipemerintahan namun pemerintah seolah mengabaikan semua usaha yang
dilakukan oleh masyarakat. Jika pembangunan masih terus dilaksanakan,
masyarakat akan menyerbu lokasi proyek pembangunan. Jargon NKRI harga mati
pun memacu semangat, bahkan mereka mengharamkan hukumnya ada pabrik di
Pandeglang.
Aksi penolakan pun berlanjut ke jalan. Pada Senin, 6 Februari 2017 terjadi
demo penolakan PT Tirta Fresindo Jaya (Mayora grup) di Kampung Gayam, Desa
Cadasari, Kecamatan Cadasari, Kabupaten Pandeglang yang berakhir ricuh. Demo
yang semula tertib mendadak anarkis setelah massa aksi yang berasal dari dua
kecamatan, yakni Kecamatan Cadasari, Kabupaten Pandeglang dan Kecamatan
Baros, Kabupaten Serang tidak ditemui Bupati Pandeglang Irna Narulita. Massa
yang kesal bergerak ke lokasi pembangunan pabrik dan massa membakar alat
berat dan merusak tiga bangunan milik perusahan tersebut, membuat arus lalu
lintas di jalan Raya Pandeglang Serang dari dua arah mengalami kemacetan
panjang.
105
Semua usaha masyarakat sudah dilakukan. Mulai dari penolakan secara
tertib melalui jalur hukum yang berlaku di Indonesia untuk memohon kepada
pemangku jabatan di pemerintahan daerah, Provinsi, hingga kepada presiden, agar
segera mengambil tindakan untuk menghentikan pembangunan yang dilakukan
oleh PT.TFJ secara permanen. Sampai putus asa dirasakan oleh masyarakat
setempat yang kemudian penolakan dilakukan dengan cara istigosah. Istigosah itu
dilakukan lantaran kaum santri dan para ulama merasa sudah tidak memiliki
kekuatan untuk melawan para penguasa.
Ust. Uci (40 tahun) menjelaskan :
“istighosah itu diikuti oleh para santri pondok pesantren, ulama bersama
masyarakat. Rata-rata masyarakat yang mengikuti istighosah sekitar 200-300
orang dan jika dijumlah dengan santri dan para ulama maka menyampai kurang
lebih 1000 0rang yang mengikuti istghosah. Istghosah itu di gelar sejak protes
atas penutupan sumber mata air. Istghosah itu di isi dengan membaca surat yasin
sebanyak tujuh kali, dari pukul 20.00 Wib sampai jam 00.00 Wib malam.
Diadakan istigosah ini kami para ulama, santri dan masyarakat berharap besar
bahwa pabrik mayora tidak jadi dibangun, itu intinya.”86
Berdasarkan informasi yang didapat dari media online satelitnews.co.id
disinggung soal adanya konflik dan penolakan dari sekelompok warga, menurut
Baby (Staff bagian asset Mayora) yang terjadi bukanlah konflik. Baby menyebut
pihaknya sudah memperhatikan masyarakat. Apalagi, Mayora tak hanya ada di
Pandeglang-Serang, tetapi sudah ada dimana-mana. Sejauh ini juga, hubungan
dengan masyarakat baik-baik saja.
Kami datang kesini dengan niat baik berinvestasi dan rasanya kajian-
kajian yang kami lakukan sudah kuat sebelum memproses perizinan. Pada
akhirnya, proses perizinan kami sudah baik dan benar, kami pun siap membangun.
86
Wawancara pada tanggal 17 Februari 2017 Pukul 10.00 WIB
106
Saat hendak membangun, ada penolakan demo dan sebagainya dengan alasan
perusahaan yang akan dibangun dilahan itu mengancam sumber air atau ada
potensi perusahaan akan mengambil sebanyak-banyaknya air dan akan
mengakibatkan kekeringan.
Penjelasan kami cuma ada satu, kami ada disitu untuk membawa kebaikan.
Kami juga belum tahu kapan akan kembali modalnya tapi saya rasa multiplayer
efek akan duluan terasakan oleh masyarakat. Soal air juga tidak akan mengambil
semaunya kami. Tetapi terukur dan setiap liternya kami juga bayar untuk PAD
(Pendapatan asli daerah).87
Sirojudin (55 Tahun) penanggung jawab pembangunan PT.TFJ
mengatakan:
“Awalnya saja mereka menolak pembangunan ini, kalo sudah selesai
pembangunnya masyarakat sekitar khususnya juga akan merasakan dampak
positif dari perusahaan, seperti CSR yang dikeluarkan oleh perusahaan. Apalagi
disini banyak pesantren itu sudah otomatis perusahaan akan lebih simpatik
dengan para tokoh agama dan para santri. Seperti cabang PT. Mayora yang ada
di Jawa tengah, disana sekeliling perusahaannya pesantren semua dan mereka
sangat merasakan dampak positif dari CSR perusahaan.”88
Berdasarkan hasil pembahasan diatas masyarakat menginginkan
perusahaan Tirta Fresindo Jaya menghentikan pembangunan pabriknya. Karena
hal tersebut bisa berdampak besar bagi masyarakat sekitar pembangunan pabrik
dan konflik ini akan membuat kericuhan yang berakibat fatal, apabila pihak
perusahaan atau pemerintah tidak bisa memberikan solusi yang terbaik untuk
menyelesaikan permasalahan tersebut dan memberikan pengertian yang bisa
87 https://satelitnews.co.id/2016/04/07/hengkang-dari-serang-mayora-fokus-di-
pandelang/. diakses pada 7 April 2016 Pukul 15.10
88 Wawancara pada tanggal 25 Mei 2016 Pukul 14.00 WIB
107
dipahami oleh pihak pesantren, masyarakat, dan para petani. Tidak seenaknya
membuat keputusan untuk berinvestasi dilahan yang kurang bisa diterma oleh
pihak masyarakat sekitar lahan pembangunan.
4.4.2 Konflik Horizontal dan Vertikal Pesantren Salafiyah dengan PT.
Tirta Fresindo Jaya dan pemerintah dalam Perspektif Teori Identitas
a. Standpoint theory, adalah konstruksi masyarakat (sosial world) yang didapat
dari perhatian dan pemahaman individu melalui cara yang berbeda, kemudian
digunakan untuk mengkostruksikan kembali kondisi atau situasi dimana
masyarakat berada.
Kehidupan masyarakat Cadasari Kabupaten Pandeglang dan
masyarakat Baros Kabupaten Serang relatif kuat memegang teguh prinsip
hidup bergotong royong. Budaya paternalistic sangat Nampak dan Ulama
menjadi tokoh dan figure sentral dalam setiap melakukan interaksi sosial.
Ketaatan menjalankan kahidupan agama sangat kuat dan berpengaruh dalam
mewarnai dan menjadi potensi dalam merawat dan melestarikan budaya lokal.
Kondisi seperti itu dapat difahami karena, baik di Kecamatan Cadasari
Kabupaten Pandeglang maupun di Kecamatan Baros Kabupaten Serang
maerupakan basis dan pusat Pendidikan Pondok Pesantren Salafiyah.
Sebagian besar mata penceharian masyarakat Cadasari Kabupaten Pandeglang
dan Masyarakat Baros Kabupaten Serang adalah bercocok tanam (petani).
Penolakan terhadap pembangunan pabrik bukan semata – mata karena
telah ditimbunnya makam keramat, Pesantren Salafiyah tidak pula menolak
investasi dalam pembangunan. Persoalannya karena, sumber mata air yang
108
menjadi kehidupan warga hilang demi pabrik. Warga menjadi sulit
mendapatkan air untuk kebutuhan sehari – hari dan mengairi sawah.
Penolakan pun dilakukan berdasarkan kajian, melihat sejumlah dampak yang
akan timbul diakibatkan dengan berdirinya pabrik tersebut. masyarakat sangat
mendukung adanya investasi di Banten, tetapi bukan berarti asal investasi saja,
semua ada aturannya.
Pimpinan majelis pesantren salafiyah KH. Matin Syarkowi (50 th)
mengatakan :
“bukankah air adalah unsur penting dalam kehidupan, namun kini
mata air dan sawah produktif hilang ditimbun”.
Sawah yang tersisapun tak lagi mampu memproduksi hasil bumi
sebanyak tiga kali dalam setahun seperti dulu. Begitu pula dampak musim
kemarau, sangat dirasakan petani. Sebelumnya tidak pernah terjadi kekeringan
meskipun dilanda kemarau panjang. Sulit dibayangkan kondisi saat ini untuk
kedepan, dari keberlimpahan air menjadi daerah yang sulit air. Dari daerah
yang terkenal sebagai tanah seribu santri menjadi area industry dengan
berbagai dampaknya yang bakal menggusur keberadaan Pesantren Salafiyah.
Apa yang terjadi di Cadasari dan Baros bukanlah semata-mata persoalan
masyarakat disana, namun juga menajdi persoalan masyarakat Banten secara
keseluruhan.
b. Kontruksi identitas. Setiap identitas saling berkaitan (interlocking identities).
Tidak ada identitas yang berada diluar kontruksi sosial dan budaya, sebagian
109
besar identitas berasal dari kostruksi yang ditawarkan kelompok sosial dimana
identitas tersebut menjadi bagian di dalamnya.
Wilayah Cadasari dan Baros memiliki kesejahteraan sebagai pusat
pendidikan Pesantren Salafiyah yang kuat menjaga tradisi. Cadasari dan Baros
berada pada posisi lereng Gunung Karang yang memiliki benang merah
dengan keberdirian pesantren teruta di nusantara yaitu pesantren di Gunung
Karang yang diketahui tahun 1752 M. Kehadiran Pabrik Indutri akan
berdampak pada terjadinya urban daerah lain yang juga akan berpengaruh
pada aspek sosial budaya. Budaya kehidupan masyarakat Cadasari dan Baros
sangat kuat terbangun dari akar agama. Kehadiran urban dari tenaga kerja
pendatang akan menjadi potensi ketersinggungan budaya dan pada akhirnya
akan menjadi potensi konflik.
Area lahan pembangunan PT. Tirta Fresindo Jaya memiliki akar
sejarah yang dikramatkan oleh masyarakat Cadasari dan Baros. Sumber –
sumber air yang sudah ditutup dengan cara ditimbun oleh PT. TFJ dipercayai
oleh masyarakat bahwa sumber – sumber air tersebut pertama kali dibikin oleh
para wali dan Karena itu para pemilik lahan sebelumnya tidak pernah menutup
sumber – sumber mata air yang di atas lahan mereka sehingga sumber –
sumber mata air itu tetap bisa dipergunakan dan dimanfaatkan oleh
masyarakat luas.
KH.Matin Syarkowi (50 th) menjelaskan :
“Daerah Cadasari tersebut adalah daerah Agro, jika ada perusahaan
yang ingin mendirikan pabrik didaerah tersebut maka harus pabrik yang
mendukung agro, misalnya pabrik kopi. Dudu pabrik sing ngejukuti banyu,
110
lah kuen mah padane bae mateni lahan pertanian (bukan pabrik yang
mengambil air, karena itu sama saja mematikan lahan pertanian)……..89
Penolakan masyarakat terhadap rencana pendirian pabrik industry
minuman PT. TFJ bukanlah menghalangi atau menolak investasi. Penolakan
masyarakat atas rencana pendirian pabrik industri minuman tersebut karena
diduga menyalahi Rencana Tata Ruang Wilayah dan dampak yang sudah
terjadi berupa kerusakan lingkungan dan penghilangan sumber – sumber air.
Tentunya hal tersebut dijamin oleh peraturan perundang – undangan
sebagaimana tertuang dalam pasal 60 huruf d dan huruf e UU Nomor 26 tahun
2007 tentang Rencana Tata Ruang dan Pasal 75, pasal 77 ayat (5) dan pasal 78
ayat (4) Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Pandeglang nomor 3 tahun
2011.
Fakta yuridisnya, pendirian Perusahaan Tirta Fresindo Jaya melanggar
Perda Nomor 3 tahun 2011 tentang RTRW Kabupaten Pandeglang dimana
Kecamatan Cadasari dinyatakan sebagai kawasan resapan air dan lahan
pertanian pangan berkelanjutan (LP2B), Kabupaten sebagai pusat agroindustry
serta wawasan lingkungan, dan daerah Cadasari masuk kategori kawasan
hutan lindung.
Kasus di atas, sebenernya dapat menjadi pelajaran untuk para
pengambil kebijakan di negeri ini. pembenaran atas pendirian pabrik air
minum kemasan di atas seakan – akan mendapat legitimasi sacral dalam
Otonomi Daerah dan Investasi. Tetapi apakah otonomi daerah akan selalu
89
Wawancara pada tanggal 9 Mei 2017 Pukul 14.00 WIB
111
mengusung investasi secara buta. Apalagi jika kemudian investasi yang terjadi
tidak berpihak kepada masyarakat, makna penting otonomi daerah adalah
pengaturan membagi uang antara pusat dan daerah secara adil, sesuai
proporsinya, mengedepankan prinsip demokratis, terbuka dan mengusung
nilai pemberdayaan bagi masyarakatnya, tentu saja hal ini bertujuan untuk
mengangkat potensi di daerah. Sedangkan investasi pembangunan mesti
ditempatkan sebagai daya dorong dari tujuan yang hendak dicapai dalam
otonomi daerah, bukan sebaliknya menghabisi masyarakatnya.
112
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Setelah peneliti melakukan penelitian tentang pesan konflik perlawanan
Pesantren Salafiyah terhadap PT.Tirta Fresindo (Mayora Group) Jaya dalam
kepentingan investasi di Banten, yang hasilnya telah penulis aplikasikan ke dalam
skripsi ini pada bab sebelumnya, penulis pun telah dapat menarik kesimpulan
yang mengacu kepada tujuan penelitian, kesimpulan tersebut sebagai berikut :
1. Konflik horizontal adalah konflik yang terjadi antara masyarakat
Pesantren dengan pihak PT. Tirta Fresindo Jaya. Konflik itu terjadi
dikarenakan adanya komunikasi yang tidak efektif dikarenakan proses
negosiasi tidak dilakukan secara langsung. Melainkan melalui orang
ketiga yakni calo tanah.
2. Konflik Vertikal adalah konflik yang terjadi antara masyarakat
pesantren dengan pemerintah setempat yang dalam hal ini Pemkab
Serang dan Pandeglang. Masyarakat Pesantren menilai pemerintah
tidak memiliki keberpihakan dan sebaliknya mendukung investasi
yang merugikan masyarakat. Selain itu, pemerintah dinilai lamban
dalam menyelesaikan konflik tersebut.
3. Konflik Investasi terjadi dikarenakan adanya ketidaksepahaman makna
investasi antara masyarakat pesantren dengan perusahaan, dimana
invetasi yang dilakukan peru
4.
113
5. sahaan dinilai akan merusak lingkungan sekitar. Sementara perusahaan
menilai bahwa konflik yang terjadi dalam proyek investasi tersebut
adalah hal yang wajar.
5.2 Saran
Setelah peneliti melakukan penelitian tentang pesan konflik perlawanan
Pesantren Salafiyah terhadap PT.Tirta Fresindo (Mayora Group) Jaya dalam
kepentingan investasi di Banten, terdapat beberapa rekomendasi saran yang ingin
penulis sampaikan, diantaranya adalah :
1. Secara teoritis saran untuk peneliti selanjutnya yang akan melakukan
penelitian terkait konflik sosial, sebaiknya lebih di dalami pengetahuan
akan perbedaan konflik, jenis-jenis konflik dan lebih terperinci tentang
apa yang akan diteliti sehingga kajian penelitian dapat terfokus dan
tidak melebar.
2. Secara Praktis
a. Kepada semua pihak pemangku kebijakan untuk bersikap jujur,
arif, adil dan cermat sebelum menerima investasi atau memberi ijin
berinvestasi. Jangan sampai invetasi hanya memberikan masukan
pajak daerah namun disisi lain merugikan masyarakat.
b. Kepada Perusahaan diharapkan untuk memberikan sosialisasi yang
jelas terhadap masyarakat, agar masyarakat memahami tujuan
proyek investasi yang perusahaan lakukan.
c. Kepada masyarakat selaku komunikan pembangunan diharapkan
lebih cermat dalam menerima ataupun menolak investasi. Selain
114
itu, harus mengutamakan musyarawah sesama masyarakat agar
adanya persatuan antar masyarakat untuk menerima atau menolak
proyek investasi.
115
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Ikhsan, 2016, Komunikasi Pembangunan Pesantren Kobong Realitasnya
di Banten : Banten, Pustaka Alumni.
Asrohah, Hanun. 1999. Sejarah Pendidikan Islam, : Surabaya, PT.Logos Wacana
Ilmu.
Bernard Raho, 2007. Teori Sosiologi Modern, (Jakarta : Prestasi Pustaka
Publisher,)
Bungin, Burhan. 2007. Penelitian Kualitatif. Jakarta : Kencana Prenada Media
Group.
Conny R. Semiawan. 2010. Metode Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Grasindo).
Haryanto, Dany dan Edwi Nugroho. 2011. Pengantar Sosiologi Dasar. Jakarta :
PT. Prestasi Pustakarya.
Djuretna A. Imam Muhni. 1994. Moral dan Religi Menurut Emile Durkheim &
Henri Bergson.: Yogyakarta: Kanisius
Harun, Rochajat, dan Elvinaro Ardianto. 2012. Komunikasi Pembangunan
Perubahan Sosial: Perspektif Dominasi, Kaji Ulang dan Teori Kritis.
Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Haryanto Dany, dan G. Edwi Nugroho. 2011. Pengantar Sosiologi Dasar.
(Jakarta: PT. Prestasi Pustakarya)
Hasbullah. 1999. Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia: Lintas Sejarah
Pertumbuhan dan Perkembangan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada).
Kontjaraningrat. 2009. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta.
Kriyanto Rachmat. 2006. Tekhnik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana.
Lexy J. Moleong. 2013. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : Remaja
Rosdakarya
Liliweri Alo. 2014. Sosiologi dan Komunikasi Organisasi,(PT. Bumi Aksara,
Jakarta).
Margaret, Poloma. 2010. Sosiologi Kontemporer, (Jakarta : PT. Raja Grafindo
Persada).
Martin Van Bruinessen. 1999. Kitab Kuning, Pesantren, dan Tarekat : Tradisi-
Tradisi Islam di Indonesia (Bandung: Mizan).
116
Pawito. 2008. Penelitian Komunikasi Kualitatif (Yogyakarta: PT. LKis Pelangi
Aksara Yogyakarta).
Rahmat Jalaludin. 2005. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Ritzer George and Douglass J. Goodman. 2003. Teori Sosiologi Modern, (Jakarta
: Kencana)
Santana Septiawan. 2007. Menulis Ilmiah: Metode Penelitian Kualitatif (Jakarta:
Yayasan Obor Indonesia).
Sihabudin, Ahmad dan Rahmi Winangsih. 2012. Komunikasi Antar Manusia.
Pustaka Getok Tular.
Soerjono Soekanto. 2006. Sosiologi : Suatu Pengantar. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif kualitatif dan R&D. Bandung:
AlfaBeta.
Soleman B. Taneko. 1984. Pokok-pokok Studi Hukum dalam Masyarakat. Jakarta:
PT. Raja Grafindo Persada.
Sumadi. Dilla. 2007. Komunikasi Pembangunan: Pendekatan terpadu. Bandung:
Simbiosa Rekatama Media.
Susan Novri. 2009. Pengantar Sosiologi Konflik. (Jakarta : Prenadamedia Group).
Wirawan. 2010. Konflik dan Manajemen Konflik : Teori, Aplikasi, dan Penelitian,
(Jakarta : Salemba).
Van Martin Bruinessen. 1999. Kitab Kuning, Pesantren, dan Tarekat : Tradisi-
Tradisi Islam di Indonesia. Bandung: Mizan.
Zulkarimen Nasution. 2007. Komunikasi Pembangunan (Pengenalan Teori dan
Penerapannya). Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.
Sumber Website :
Sumber: http://poros.id/991/artikel-1168-pengumuman-hasil-tes-wawancara-
panwascam-kabupaten-pandeglang.html diakses pada 17 Februari 2016, 16:55 WIB
Sumber: https://Progresnews.com/hukum/pabrik-air-tetap-dilanjutkan-pemkab-
serang-akan-tindak-tegas-pt-mayora/. diakses pada 3 Maret 2016 pukul 19.40 WIB
Sumber: https://satelitnews.co.id/2016/04/07/hengkang-dari-serang-mayora-
fokus-di-pandelang/. diakses pada 7 April 2016 pukul 15.10 WIB
117
LAMPIRAN 1
DAFTAR INFORMAN
NO NAMA JABATAN UMUR
1. KH. Matin Syarkowi Ketua Majelis Pesantren
Salfiyah Provinsi Banten
50 tahun
2. H. Oni Syahroni Pimpinan Pondok Pesantren
Riyadul Awwamil
42 Tahun
3. Ust. Uci Sanusi Pengasuh Majelis Ta’lim 40 Tahun
4. Ucu Sumarna ASN fungsional admistrasi
perizinan DPMPTSP Provinsi
Banten
37 Tahun
5. Yunisa Tri Purnamawati Koordinator perencanaan
pembangunan dengan perangkat
daerah
38 Tahun
6. Suhadi KASI Pengusahaan Air Tanah 47 Tahun
7. Sirojudin Pengawas Proyek
Pembangunan PT. Tirta
Fresindo Jaya (Mayora Group)
55 Tahun
118
LAMPIRAN 2
PEDOMAN WAWANCARA
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan teknik
pengumpulan data menggunakan wawancara mendalam. Pedoman wawancara
dibuat untuk mempermudah peneliti pada saat pengumpulan data.
No Indikator Penjelasan Pertanyaan
1 Analisis Konflik
Horizontal
Mengetahui awal
konflik terjadi
1. Apa yang membuat
masyarakat menolak
keras pembangunan
PT.TFJ sehingga
menimbulkan konflik?
2. Kenapa masyarakat
membiarkan PT. Mayora
membeli lahan didaerah
tersebut?
3. Kenapa daerah Palwates
tidak boleh dibangun
Pabrik?
4. Apakah PT.TFJ sudah
punya izin untuk
membangun pabrik?
2 Analisis Konflik
Vertikal
Mengetahui Konflik
Vertikal yang terjadi
1. Apakah masyarakat
sudah melakukan audensi
dengan Pemerintah
terkait pendirian pabrik
yang akan dilakukan oleh
PT.TFJ?
2. Bagaimana dengan hasil
audensi dengan
pemerintah?
3. Apakah benar kalo
kabupaten serang sudah
menolak pembangunan
dan mencanbut ijin
pembangunan?
4. Apa tujuan istigosah di
lakukan dan berapa
banyak yang mengikuti
119
istigosah?
5. Apa tanggapan
perusahaan tentang
konflik yang terjadi?
6. Apakah pernah terjadi
aksi yang berakhir
dengan kericuhan jika
pernah kapan terjadinya?
7. Apakah Bupati ada yang
turun kelokasi?
3 Analisis Kontruksi
Identitas.
Mengetahui tentang
daerah Cadasari dan
lahan pembangunan.
1. Apakah benar wilayah
Cadasari adalah wilayah
industry menengah?
4 Investasi Mengetahui pesan
invetasi yang terjadi
1. Apakah benar ijin
pengeboran air PT. TFJ
Sudah habis masa
berlakunya? Tetapi
kenapa masih melakukan
pengeboran?
2. Apakah Masyarakat
sudah melakukan Kajian
tentang investasi yang
dilakukan perusahaan
sebelum melakukan
penolakan?
3. Apakah PT. Mayora
menyalahi aturan dalam
pembangunan sehingga
menimbulkan konflik?
4. Apakah perusahaan tidak
khawatir dengan
penolakan yang
mengancam perusahaan
tidak akan jadi di
bangun?
5. Bagaimana kalo
120
masyarakat benar-benar
menolak pembangunan
pabrik?
6. Apakah BAPPEDA
Kabupaten pandeglang
tetap memberikan ijin
produksi?
7. Bagaimana perijinan
pengeboran air yang
dilakukan PT.TFJ?
121
LAMPIRAN 3
Transkip Wawancara
Berikut peneliti lampirkan transkip wawancara yang peneliti lakukan dengan
narasumber :
Narasumber : KH. Matin Syarkowi
Lokasi : Pesantren Al Fathoniyah
Hari/Tanggal : Selasa, 09 Mei 2017
Peneliti
Nara sumber
Peneliti
Nara sumber
: Apa yang membuat masyarakat menolak keras
pembangunan PT.TFJ sehingga menimbulkan konflik?
: Pada pelaksanaan sosialisasi untuk memperoleh
persetujuan masyarakat dilakukan secara tertutup dan
terjadi manipulasi tandatangan dan bahkan dilakukan
dengan “intimidasi”, akhirnya konflik semakin meluas
dan masyarakat melakuakn penolakan
: Kenapa daerah Cadasari tidak boleh dibangun Pabrik?
: Daerah Cadasari tersebut adalah daerah Agro, jika
ada perusahaan yang ingin mendirikan pabrik didaerah
tersebut maka harus pabrik yang mendukung agro,
misalnya pabrik kopi. Dudu pabrik sing ngejukuti banyu,
lah kuen mah padane bae mateni lahan pertanian
(bukan pabrik yang mengambil air, karena itu sama
saja mematikan lahan pertanian).
122
Peneliti
Nara sumber
Peneliti
Nara sumber
Peneliti
: Apakah PT.TFJ sudah punya izin untuk membangun
pabrik?
: Perusahaan PT.Tirta Fresindo Jaya telah melanggar
hukum karena belum punya izin untuk produksi, baru
izin lokasi tetapi sudah melakukan eksplorasi dan
pengeboran sumber mata air. PT. TFJ juga telah
melakukan kejahatan terhadap lingkungan Air,
melakukan perusakan tatanan Sosial Budaya dan
merusak stabilitas Sosial karena menimbulkan Konflik,
hal ini melanggar UU No.32 tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
: Apakah benar wilayah Cadasari adalah wilayah
industry menengah?
: Wilayah Cadasari bukan wilayah industry melainkan
wilayah agro atau wilayah pertanian maka tetap
pembangunan pabrik non agro harus dihentikan. Kalau
memang tetap dibangun, ini akan membuat sengsara
masyarakat banyak. Karena sumber air disini adalah air
yang mengalir hingga wilayah yang berada di bawah
masyarakat disini, baik untuk pemandian, persawahan,
dan lain sebagainya. Sekarang saja dampaknya sudah
dirasakan, ada penutupan mata air delapan sumber,
sehingga para petani kekeringan sawahnya karena tidak
ada asupan air.
: Apakah Masyarakat sudah melakukan Kajian tentang
investasi yang dilakukan perusahaan sebelum melakukan
penolakan?
123
Nara sumber
:Penolakan masyarakat atas dasar kajian dan fakta
dilapangan, kareana terjadinya kerusakan dan
kemudaratan yang sudah dirasakan dengan adanya alih
fungsi lahan pertanian menjadi pabrik. Hilangnya empat
sumber mata air turun temurun yang biasa dipakai
warga untuk MCK, dan pertanian, hilangnya lahan
produktif, hilangnya bangunan yang dibiayai PNPM
yakni MCK dan mushola, dan akses jalan warga.
124
LAMPIRAN 4
TRANSKIP WAWANCARA
Berikut peneliti lampirkan transkip wawancara yang peneliti lakukan
dengan narasumber :
Tanggal : 17 Februari 2016
Narasumber : Ust. Uci Sanusi
Lokasi : Pondok Pesantren Hijaiyah
Peneliti
Nara sumber
Peneliti
Nara sumber
:Kenapa masyarakat membiarkan PT. Mayora membeli
lahan didaerah tersebut?
: Pembelian tanah ini awalnya mengatasnamakan
perorangan bukan langsung pihak PT. Mayora.
Anehnya, setelah itu tiba-tiba akan dibangun pabrik air
minum kemasan, jelas masyarakat marah dan menolak
pembangunan tersebut. Jadi, apa pun alasannya, kami
atas nama warga dan kalangan santri harga mati
menolak pembangunan pabrik milik PT. Mayora.
Harga mati, harga mati, tidak ada harganya penolakan
kami.
: Apakah masyarakat sudah melakukan audensi dengan
Pemerintah terkait pendirian pabrik yang akan
dilakukan oleh PT.TFJ?
: Kami sudah sering kali melakukan obrolan dan
audensi dengan pemerintah, tetapi tanggappannya ya
125
Peneliti
Nara sumber
begitu aja, seolah pemerintah tidak berpihak kepada
masyarakat. Entah karena apa kami pun tidak tau,
sedangkan kami sudah sangat sopan dengan
pemerintah, audensi sudah, pelaporan sudah, segala
hal sudah kami tempuh, namun hasilnya masih belum
ada, masih mogok. Jadi tidak ada kepedulian seolah
seolah pemerintah tidak berpihak terhadap
masyarakat. Sebenarnya yang membuat ketentuan,
membuat aturan iya pihak pemerintah. Tapi kenapa
disaat sekarang masayrakat merasakan dampak dari
ini semua mereka seoalah diam, seperti berpihak
kepada perusahaan, iya itu yang kami rasakan ada
kejanggalan disitu.
:Apa tujuan istigosah di lakukan dan berapa banyak
yang mengikuti istigosah?
:Istighosah itu diikuti oleh para santri pondok
pesantren, ulama bersama masyarakat. Rata-rata
masyarakat yang mengikuti istighosah sekitar 200-300
orang dan jika dijumlah dengan santri dan para ulama
maka menyampai kurang lebih 1000 0rang yang
mengikuti istghosah. Istghosah itu di gelar sejak protes
atas penutupan sumber mata air. Istghosah itu di isi
dengan membaca surat yasin sebanyak tujuh kali, dari
pukul 20.00 Wib sampai jam 00.00 Wib malam.
Diadakan istigosah ini kami para ulama, santri dan
masyarakat berharap besar bahwa pabrik mayora
tidak jadi dibangun, itu intinya.
126
LAMPIRAN 5
TRANSKIP WAWANCARA
Berikut peneliti lampirkan transkip wawancara yang peneliti lakukan
dengan narasumber :
Tanggal : 23 Februari 2016
Narasumber : H. Oni Syahroni
Lokasi : Pondok Pesantren Riyadul Awwamil
Peneliti
Nara sumber
:Bagaimana dengan hasil audensi dengan pemerintah?
: Masyarakat saat ini sedang menunggu hasil dari
audensi yang sudah dilakukan masyarakat kepada
semua lapisan pemerintah, semoga pemerintah
membuka mata dan hatinya untuk melakukan tindakan
atas masalah yang sedang terjadi ini, karena masalah
ini bukan masalah peribadi seseorang namun masalah
yang menyangkut semua lapisan masyarakat, karena
air sangat dibutuhkan oleh masyarakat banyak,
termasuk pemerintah pun membutuhkan air.
Saat ini memang sudah ada hasil dengan
pemberhentian pekerjaan dibagian kecamatan Baros,
namun di bagian cadasari masih berlangsung
pekerjaan, ini sama saja belum menjadi penyelesaian
karena cadasari dan baros berada dalam satu
kawasan, maka wajib bagi seluruh masyarakat
membela keduanya, hingga konflik ini benar-benar
127
Peneliti
Narasumber
Peneliti
Nara sumber
selesai dan tidak ada pabrik yang dibangun, karena
jika pembangunan pabrik tetap berjalan itu berarti
perusakan lingkungan akan terjadi, perusakan kearifan
lokal terjadi, karena di lingkungan lahan
pembangunan terdapat 42 Ponpes, itu sudah jelas akan
merusak jika pabrik berdiri ditengah-tengah
masyarakat lingkungan pesantren.
Kalau PILKADA saja pemerintah pura-pura baik
dengan masyarakat, bahkan kiyai cuma jadi tumbal
pemerintah saja. Rakyat kecil Cuma jadi pijakan.
Apakah Bupati ada yang turun kelokasi?
Tanggal 17 Februari kemaren juga ibu tatu hasanah
langsung turun kelapangan menyatakan bahwa disini
bukan lahan industri tapi LP2B, disini cekungan air,
sudah jelas makanya ibu tatu menerangkan disini
harus kembali seperti semula dan urugan harus dibuka
kembali sumber mata air untuk kebutuhan orang
banyak
Apakah pernah terjadi aksi yang berakhir dengan
kericuhan jika pernah kapan terjadinya?
Pada Senin, 6 Februari 2017 terjadi demo penolakan
PT Tirta Fresindo Jaya (Mayora grup) di Kampung
Gayam, Desa Cadasari, Kecamatan Cadasari,
Kabupaten Pandeglang yang berakhir ricuh. Demo
yang semula tertib mendadak anarkis setelah massa
aksi yang berasal dari dua kecamatan, yakni
Kecamatan Cadasari, Kabupaten Pandeglang dan
128
Kecamatan Baros, Kabupaten Serang tidak ditemui
Bupati Pandeglang Irna Narulita. Massa yang kesal
bergerak ke lokasi pembangunan pabrik dan massa
membakar alat berat dan merusak tiga bangunan milik
perusahan tersebut, membuat arus lalu lintas di jalan
Raya Pandeglang Serang dari dua arah mengalami
kemacetan panjang. Dalam Kasus ini, Polres
Pandeglang pun sampai melakukan penyidikan dan
penyelidikan terkait aksi perusakan tersebut dan siapa
actor dibelakangnya.
129
LAMPIRAN 6
TRANSKIP WAWANCARA
Berikut peneliti lampirkan transkip wawancara yang peneliti lakukan
dengan narasumber :
Tanggal : 6 Maret 2017
Narasumber : Yunisa Tri Purnawati
Lokasi : Kantor BAPPEDA Kabupaten Pandegelang
Peneliti
Nara sumber
: Apakah BAPPEDA Kabupaten pandeglang tetap
memberikan ijin produksi?
:Masyarakat sudah setuju dengan adanya
pembangunan pabrik Mayora group, tetapi hanya
untuk daerah Pandeglang saja, karena kabupaten
Serang ijinnya sudah dicabut. Hanya teh pucuk yang
nanti akan diproduksi oleh PT. TFJ, bukan pabrik yang
sekala besar seperti pabrik biscuit. Bahkan PT. TFJ
sudah membuat tiga sumur yang nanti akan digunakan,
walaupun sudah diketahui ada satu sumur yang tidak
bisa digunakan karena bakterinya cukup tinggi. Tetapi
menurut ahli geologi itu sumur itu bisa digunakan
namun unutk MCK bukan untuk produksi air mineral.
Perusahaan berencana akan membuat tujuh sumur,
Saat ini perusahaan sedang melakukan proses
pengeboran sumur lagi.
130
LAMPIRAN 7
TRANSKIP WAWANCARA
Berikut peneliti lampirkan transkip wawancara yang peneliti lakukan
dengan narasumber :
Tanggal : 1 Maret 2017
Narasumber : Suhadi, ST, MMT
Lokasi : Kantor ESDM Provinsi Banten
Peneliti
Nara sumber
:Bagaimana perijinan pengeboran air yang dilakukan
PT.TFJ?
:Ijin Air tanah perusahaan sudah habis masa
berlakukanya. SIPA itu berlaku 2 tahun. SIPA PT. TFJ
ini di terbitkan tgl 22 Mei 2014 dan berkahir 22 Mei
2016, sampai Desember 2016 kemren PT.TFJ belum
melakukan perpanjangan. Sehingga berdasarkan PP
21 Tahun 2016 satu bulan sebelum habis tidak
melakukan daftar ulang maka harus mengajukan ijin
baru jika ingin memperpanjang. Kemaren PT.TFJ
melakukan daftar ulang kami tolak karena sudah habis
masa waktunya. PT. TFJ ini kan ingin melakukan
usaha AMDK (air minum dalam kemasan) sedangkan
ijin usah airnya mati, maka belum bisa diperpanjang
karena harus mengajukan ijin baru, kalo dalam istilah
bisnis jantung bisnisnya mati maka tidak bisa
bergerak. Kemaren perusahaan ingin melakukan
pengeboran sumur kembali tetapi kita stop karena
belum mengajukan surat ijin pengeboran yang baru,
karena ijin sumur satu dan dua sudah habis masa
berlakunya, itu kondisi terakhir yang kami terima.
131
LAMPIRAN 8
TRANSKIP WAWANCARA
Berikut peneliti lampirkan transkip wawancara yang peneliti lakukan
dengan narasumber :
Tanggal : 26 Mei 2017
Narasumber : Sirojudin
Lokasi : Area Pembangunan PT. Tirta Fresindo Jaya
Peneliti
Nara sumber
Peneliti
Nara sumber
: Apa tanggapan perusahaan tentang konflik yang
terjadi?
: Masalah yang terjadi antara masyarakat dengan
perusahaan Mayora sama sekali tidak kami
anggap masalah atau konflik. Itu hanya dinamika
saja yang terjadi dalam tahap pembangunan ini.
Sebenarnya konflik ini sangat menguntungkan bagi
perusahaan karena masyarakat mengetahui
keberadaan kita melalui televisi, radio, Koran dan
media online. Kita tidak membayar mereka untuk
promosiin pembangunan ini karena adannya
konflik yang dibuat oleh masyarakat sendiri
:Apakah perusahaan tidak khawatir dengan penolakan
yang mengancam perusahaan tidak akan jadi
dibangun?
:Kami tetap santai saja menangani semua yang
terjadi dalam tahap pembangunan ini, karena
kami sebagai produsen air minum kemasan yang
nantinya akan dinikmati juga oleh konsumen yaitu
132
Peneliti
Nara sumber
masyarakat. Mereka juga pasti akan membeli dan
merasakan produk kami, awalnya saja mereka
menolak pembangunan ini, kalo sudah selesai
pembangunnya masyarakat sekitar khususnya juga
akan merasakan dampak positif dari perusahaan,
seperti CSR yang dikeluarkan oleh perusahaan.
:Bagaimana kalo masyarakat benar-benar
menolak pembangunan pabrik?
:Awalnya saja mereka menolak pembangunan ini, kalo
sudah selesai pembangunnya masyarakat sekitar
khususnya juga akan merasakan dampak positif dari
perusahaan, seperti CSR yang dikeluarkan oleh
perusahaan. Apalagi disini banyak pesantren itu sudah
otomatis perusahaan akan lebih simpatik dengan para
tokoh agama dan para santri. Seperti cabang PT.
Mayora yang ada di Jawa tengah, disana sekeliling
perusahaannya pesantren semua dan mereka sangat
merasakan dampak positif dari CSR perusahaan.
133
LAMPIRAN 9
TRANSKIP WAWANCARA
Tanggal : 2 Maret 2016
Narasumber : Ucu Sumarna, SH (Pelaksana DPMPTSP)
Lokasi : Kantor DPMPTSP Provinsi Banten
Peneliti
Nara sumber
: Apakah PT. Mayora menyalahi aturan dalam
pembangunan sehingga menimbulkan konflik?
: Selama ini masih dalam kajian kami, karena memang
selama ini semua perijinin ada di kabupaten
pandeglang. Provinsi mengambil alih setelah ada
peraturan Gubernur. Menyalahi aturan atau tidak itu
dilihat dari rencana tata ruang wilayah (RTRW)
apakah PT.TFJ melanggar atau tidak, kami akan lihat
apakah benar memang PT.TFJ akan membangun
indutri besar, menengah atau kecil dan lahan yang
digunakan apakah lahan hutan lindung, kalo iya berrti
tidak bisa, apakah lahan pertanian produktif, kalopun
iyah, masih bisa saja menjadi alih fungsi jika belum
ada LP2B (lahan pertanian pangan berkelanjutan)
belum ditetapkan.
134
LAMPIRAN 10
CATATAN HASIL OBSERVASI
1. Tanggal 23 Februari 2016
Lokasi Observasi : Cadasari (Palwates)
Keterangan : Pada pagi menjelang siang sekitar pukul 10.00
WIB peneliti melakukan pengamatan pertama kali
didaerah sekitar lokasi pembangunan PT. Tirta
Fresindo Jaya. Peneliti memasuki sebuah warung
kecil tepat berada didepan lokasi pembangunan
pabrik TFJ. Sambil memesan dua gelas es teh
manis, peneliti mencoba mencari tahu tentang
kebenaran konflik yang terjadi dilokasi tersebut.
pemilik warung pun menjelaskan sedikit yang
beliau tahu bahwa benar memang terjadi kericuhan
dilokasi pembangunan pabrik TFJ. Namun ketika
peniliti menanyakan lebih dalam lagi, beliau tidak
menjawab karena ketidaktahuan yang mendalam
tentang konflik yang terjadi.
2. Tanggal 17 April 2016
Lokasi Observasi : PonPes Al Hijaiyah
Keterangan : Sekitar Pukul 13.00 WIB peniliti melakukan
pengamatan di Kp. Kaduawi Maqom Tubagus
Waseh Sekaligus mengikuti istigosah dengan para
kiyai dan santri. Peniliti bertemu dengan salah satu
kordinator istigosah yaitu H. Oni Syahroni, beliau
menjelaskan bahwa Istigosah ini diikuti kurang
lebih 1000 orang dari kalangan santri, kiyai dan
masyarakat sekitar. Istigosah ini dilakukan sebagai
bentuk aksi nyata permohonan masyarakat kepada
Allah agar persoalan investasi yang menimbulkan
konflik ini segera dihentikan, jangan sampai ada
pertumpahan darah yang terjadi. Karena masyarakat
sudah tidak kuasa meminta keadilan kepada
pemangku jabatan maka dengan istigosah ini
mudah-mudahan Allah mengabulkan doa
masyarakat, santri dan ulama. Agar tidak adanya
pabrik di lingkungan yang disekelilingnya banyak
135
pondok pesantren. Apalagi lahan yang dibebaskan
oleh perusahaan adalah lahan terlarang untuk
pembangunan pabrik, karena lahan tersebut adalah
lokasi cekungan air tanah dan terdapat beberapa
sumber air yang sangat penting bagi kehidupan
masyarakat sekitar. Selain itu lahan tersebut adalah
kearifan lokal karena ada makam-makam orang-
orang terdahulu. Kita sebagai masyarakat bukan anti
investasi, hanya saja semua investasi yang
dilakukan harus memiliki aturan yang jelas sesuai
dengan RTRWnya.
3. Tanggal 25 Mei 2016
Lokasi Observasi : Pos Penjagaan dilokasi Pembangunan PT. TFJ
Keterangan : Pada hari Rabu pukul 9.30 WIB peniliti
melakukan pengamatan diarea lokasi pembangunan
PT.TFJ, lalu peneliti bertemu dengan beberapa
polisi yang berada di pos penjagaan dekat pintu
masuk. Peniliti menanyakan keberadaan
penanggung jawab pembanguan atau pihak Mayora
apakah ada dilokasi untuk peneiliti lakukan
wawancara, namun ternyata tidak ada. Karena yang
ada hanya polisi yang berjaga peneliti tidak ingin
membuang kesempatan untuk bertanya-tenya
kepada beberapa polisi yang berjaga. Peneliti
berbincang dengna salah satu kepolisian dari
POLDA Banten yang bernama Pak Pandu, nama
panggilan sehari-hari. Beliau menjelaskan bahwa
keberadaan kepolisian yang berjaga setiap hari
dilingkungan lahan pembangunan PT.TFJ bahwa
keberadaan kami sebagai keamanan yang resmi
yang diminta oleh yang diminta pihak perusahaan
untuk menjaga aset perusahaan yang dimiliki oleh
PT.TFJ karena PT.TFJ khawatir dengan masyarakat
yang menolak pembangunan PT.TFJ akan
bertingkah anarkis dan merusak investasi yang ada
dilahan PT.TFJ. Kami sama sekali tidak memihak
perusahaan dalam penjagaan ini, kami hanya
mengamankan saja. Saat ini kondisinya sudah
136
lumayan kondusif, tidak ada lagi unjuk rasa dari
masyarakat.
Kemaren tanggal 17 Mei 2016 ASDA Serang
berkunjung lokasi untuk menyaksikan
pembongkaran tanah urugan yang dianggap
menutupi mata air dan menghambat aliran air yang
menuju ke Serang. Setelah dibongkar ternyata disitu
tidak terdapat sumber mata air yang ada hanya
resapan air. Kedatangan ASDA kesini sebagai rasa
simpatik saja terhadap masyarakat yang merasa
dirugikan. Kalo manurut saya konflik ini tidak
hanya semata mata karena mat air yang tertimbun,
melainkan karena ada beberapa tokoh yang tidak
kebagian jatah dari perusahaan, sehingga mereka
merasa dirugikan dan ingin menolak pembangunan
dengan usaha yang mereka lakukan.
4. Tanggal 26 Mei 2016
Lokasi Observasi : Lahan Pembangunan PT. TFJ
Keterangan : Pada hari Senin pukul 11.00 WIB peniliti
melakukan pengamatan dilokasi pemabangunan
PT.TFJ. Alhamdulillah bisa bertemu dengan salah
satu penanggung jawab pembangunan perusahaan
yaitu Pak Sirojudin. Sambil melihat-melihat lahan
pembangunan peneliti juga melakukan obrolan
dengan Pak Sirojudin. Peneliti menjelaskan maksud
dan tujuan kedatangan peneliti kepada beliau.
Setelah sedikit bertanya-tanya kepada tentang
konflik lahan pembangunan ini, beliau menjelaskan
bahwa masalah yang terjadi antara masyarakat
dengan perusahaan kami sama sekali tidak
mengaggap masalah atau konflik. Itu hanya
dinamika saja dalam tahap pembangunan ini. kalo
berbicara masalah investasi di Banten pasti ada saja
masalah yang terjadidan itu sudah lumrah bagi
sebuah perusahaan. Sebenarnya konflik ini sangat
menguntungkan bagi kami karena masyarakat bisa
tau keberadaan kami dari TV, Koran, dan Online.
Kami tidak membayar mereka untuk promosi
137
pembangunan ini, tetapi karena adanya konflik
yang dibuat oleh masyarakat keberadaan kami jadi
diketahui.
Kami sampai saat ini tetap santai saja dalam
menangani semua masalah yang terjadi dalam tahap
pembangunan ini, karena kamisebagai produsen air
minum kemasan, yang nantinya akan dinikmati juga
oleh konsumen yaitu masyarakat. Mereka juga pasti
akan membeli dan merasakan produk kami, awalnya
saja mereka menolak pembangunan ini, kalau sudah
jadi pasti masyarakat sekitar khususnya juga akan
merasakan dampak positif dari perusahaan, seperti
CSR yang dikeluarkan oleh perusahaan. Apalagi
disini banyak Pesantren itu sudah pasti perusahaan
akan lebih simpatik dengan para tokoh agama dan
para santri. Seperti cabang PT. Mayora yang ada di
Jawa Tengah, disana sekeliling perusahaannya
Pesantren semua dan mereka sangat merasakan
dampak positif dari CSR perusahaan.
Sekali lagi ini hanya dinamika saja dalam
pembangunan. Nikmati saja keluhan masyarakat,
karena semuanya masih tahap proses pembanguna.
Nanti 2 tahun kedepan target pembangunan ini
selesai dan masyarakat akan merasakan dampak
positifnya. Selain masyarakat pemerintah daerah
juga akan merasakan kenikmatannya, karena adanya
invetasi disini berarti aka nada pemasukan daerah
berupa pajak. Karena setiap investasi pasti
menguntungkan bagi pemerintah dan akan
meningkat pendapatan daerah dari pajak yang
dikeluarkan perusahaan.
138
LAMPIRAN 11
DOKUMENTASI
Saat wawancara dengan Kh. Matin Syarkowi
Saat wawancara dengan H.Oni Syahroni
Saat wawancara dengan Ibu Yunisa BAPPEDA
Saat wawancara dengan Pak Ucu DPMPTSP
Saat wawancara dengan Pak Suhadi ESDM
Saat Istigosah di Ponpes Hijaiyah
Saat Istigosah di Ponpes Hijiyah Sebelum lahan di urug
139
Saat pembongkaran lahan, membuktikan apakah ada sumber mata Air
Saat Terjadi Aksi oleh masyarakat kelahan pembangunan
Saat terjadi kericuhan dan masyarakat membakar alat berat milik perusahaan
Saat aksi ricuh masyarakat menghancurkan bangunan milik perusahaan karena kesal dan
marah
Sumber media cetak Kabar Banten Sumber media cetak Radar Banten
Saat Bupati Kabupaten Serang melakukan sidak ke lokasi pembangunan
Saat ASDA melakukan sidak kelokasi pemabangunan
140
Sumber media cetak Radar Banten
Sumber media cetak Radar Banten
141
142
143
144
LAMPIRAN 12
SURAT IJIN MENCARI DATA
145
146
147
148
149
150
151
LAMPIRAN 13
BUKU BIMBINGAN SKRIPSI
152
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
DATA PRIBADI
Nama : Rahmatullah
Tempat Tanggal Lahir : Serang, 04 Desember 1994
Domisili : Serang
Jenis Kelamin : Laki - laki
Agama : Islam
Status : Belum Menikah
Tinggi atau Berat Badan : 156 Cm // 50 Kg
No Handphone : 089638383278
E-mail : [email protected]
DATA PENDIDIKAN
Lulus TK Muslimin Kota Bumi – Lampung Tahun 2006
Lulus SDN II Taman Baru – Serang Tahun 2006
Lulus SMPN I Kramatwatu – Serang Tahun 2009
Lulus MAN I Kota Serang – Serang Tahun 2012
Lulus Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Program Studi
Ilmu Komunikasi, Konsentrasi Humas Tahun 2017
RIWAYAT ORGANISASI
Ketua Remaja Islam Masjid 2011-2012
Ketua Angkatan Bidikmisi – Untirta 2012-2013
Wakil Komunitas Acapella Banten – Banten 2015
Anggota LASQI Kota Serang 2017 – Sekarang
PRESTASI
Penerima Beasiswa Bidikmisi 2012
10 Besar MTQ Mahasiswa Nasional 2012 – Padang Sumbar
Juara Harapan 2 MTQ Mahasiswa Nasional 2015 – Depok
Juara 3 MTQ Mahasiswa Nasional 2017 – Malang