173
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KONFLIK BUDAYA DALAM SURAT KABAR (Studi Analisis Isi Perbandingan Berita Tentang Konflik Budaya Indonesia – Malaysia Dalam Surat Kabar Utusan Malaysia dan Media Indonesia Periode Agustus – Desember 2009) Disusun Guna Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Komunikasi Dalam Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Oleh: Ronny Mallo Tju D1208613 PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010

KONFLIK BUDAYA DALAM SURAT KABAR - core.ac.uk · Penyusunan skripsi dengan judul “Konflik Budaya dalam Surat Kabar” (Studi Analisis Isi Perbandingan Berita Tentang Konflik Budaya

  • Upload
    vothien

  • View
    222

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: KONFLIK BUDAYA DALAM SURAT KABAR - core.ac.uk · Penyusunan skripsi dengan judul “Konflik Budaya dalam Surat Kabar” (Studi Analisis Isi Perbandingan Berita Tentang Konflik Budaya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

KONFLIK BUDAYA DALAM SURAT KABAR

(Studi Analisis Isi Perbandingan Berita Tentang Konflik Budaya

Indonesia – Malaysia Dalam Surat Kabar Utusan Malaysia dan Media

Indonesia Periode Agustus – Desember 2009)

Disusun Guna Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat Untuk Mencapai

Gelar Sarjana Komunikasi Dalam Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik

Oleh:

Ronny Mallo Tju

D1208613

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2010

Page 2: KONFLIK BUDAYA DALAM SURAT KABAR - core.ac.uk · Penyusunan skripsi dengan judul “Konflik Budaya dalam Surat Kabar” (Studi Analisis Isi Perbandingan Berita Tentang Konflik Budaya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi,

Jurusan Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,

Universitas Sebelas Maret, Surakarta.

Hari : Selasa

Tanggal : 14 Desember 2010

Pembimbing I Pembimbing II

Sri Hastjarjo, S.Sos, Ph.D

NIP. 197102171998021001 NIP. 198104292005012002

Nora Nailul A., S.Sos, M.LMEd, Hons.

Page 3: KONFLIK BUDAYA DALAM SURAT KABAR - core.ac.uk · Penyusunan skripsi dengan judul “Konflik Budaya dalam Surat Kabar” (Studi Analisis Isi Perbandingan Berita Tentang Konflik Budaya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

PENGESAHAN

Telah disetujui dan disahkan oleh Panitia Ujian Skripsi,

Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sebelas Maret Surakarta

Pada Hari : Senin

Tanggal : 10 Januari 2011

Panitia Penguji :

Ketua : Prof. Drs. H. Pawito, Ph. D. ( )

NIP. 19540805 198503 1 002

Sekretaris : Mahfud Anshori, S.Sos. ( )

NIP. 19790908 200312 1 001

Penguji I : Sri Hastjarjo, S.Sos, Ph.D ( )

NIP. 197102171998021001

Penguji II : Nora Nailul A., S.Sos, M.LMEd, Hons. ( )

NIP. 198104292005012002

Mengetahui,

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sebelas Maret Surakarta

Dekan

Drs. H. Supriyadi SN, SU

NIP. 195301281981031001

Page 4: KONFLIK BUDAYA DALAM SURAT KABAR - core.ac.uk · Penyusunan skripsi dengan judul “Konflik Budaya dalam Surat Kabar” (Studi Analisis Isi Perbandingan Berita Tentang Konflik Budaya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

MOTTO

Yang terpenting di dalam menjalankan hati kepercayaan adalah hati

kepercayaan yang kuat, ada kesungguhan hati di dalam doa dan memiliki

jiwa yang dapat mengubah hal yang tidak mungkin menjadi mungkin…

(Bimbingan Yang Arya Jitoku Kawabe)

Yang dikatakan ‘budi’ adalah tinggi, meskipun langit itu tinggi namun

tingginya tidaklah setinggi ‘budi’. Dan ‘budi’ adalah tebal. Tanah memang

tebal tetapi tidaklah setebal ‘budi’.

(Perihal ‘Surat Membuka Mata’)

Page 5: KONFLIK BUDAYA DALAM SURAT KABAR - core.ac.uk · Penyusunan skripsi dengan judul “Konflik Budaya dalam Surat Kabar” (Studi Analisis Isi Perbandingan Berita Tentang Konflik Budaya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

PERSEMBAHAN

Penulisan Karya Ilmiah ini saya persembahkan dan dedikasikan untuk:

My Beloved Mother - Wiliana dan Alm. Ayah saya Leo Ohari.

Dan juga untuk kakak2 saya, Roby dan Riny.

Terima Kasih dari lubuk hati terdalam atas segalanya..

Page 6: KONFLIK BUDAYA DALAM SURAT KABAR - core.ac.uk · Penyusunan skripsi dengan judul “Konflik Budaya dalam Surat Kabar” (Studi Analisis Isi Perbandingan Berita Tentang Konflik Budaya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkah dan rahmat-

Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai syarat kelulusan

untuk memporoleh gelar sarjana ilmu komunikasi.

Penyusunan skripsi dengan judul “Konflik Budaya dalam Surat Kabar”

(Studi Analisis Isi Perbandingan Berita Tentang Konflik Budaya Indonesia –

Malaysia Dalam Surat Kabar Utusan Malaysia dan Media Indonesia Periode

Agustus – Desember 2009), diawali dengan ketertarikan penulis terhadap

hubungan pasang-surut antara Indonesia dan Malaysia dalam berbagai hal

sehingga menyebabkan terjadinya konflik. Seperti yang diketahui, konflik antara

Indonesia dan Malaysia ada beragam, namun yang menjadi pengamatan peneliti

adalah isu konflik budaya yang seiring waktu terus terjadi.

Penulisan berita terkait isu konflik budaya kedua negara sempat menjadi

hot topic dalam berbagai macam pemberitaan dalam surat kabar beberapa tahun

lalu, namun pada tahun 2009 isu ini kembali mencuat dan menjadi perhatian baik

dari pemerintah maupun penduduk kedua negara tersebut. Sehingga mengundang

banyak pemberitaan dari surat kabar kedua negara, baik itu memberitakan secara

positif, negatif maupun netral. Pada penelitian ini peneliti ingin melihat

perbedaan-perbedaan berita terkait konflik budaya pada dua surat kabar yang

memiliki perbedaan mencolok terkait asal dan peredarannya, yakni Utusan

Malaysia yang berasal dari Malaysia, dan Media Indonesia yang berasal dari

Indonesia.

Page 7: KONFLIK BUDAYA DALAM SURAT KABAR - core.ac.uk · Penyusunan skripsi dengan judul “Konflik Budaya dalam Surat Kabar” (Studi Analisis Isi Perbandingan Berita Tentang Konflik Budaya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

Dalam skripsi ini, peniliti memaparkan semua informasi yang dilengkapi

dengan data-data akurat yang berisi mulai dari perumusan masalah hingga hasil

perhitungan penelitian yang menunjukkan adanya perbedaan-perbedaan berita

terkait konflik budaya pada kedua surat kabar yang diteliti.

Peneliti menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan dan tidak

terlepas dari kesalahan penulisan di dalam skripsi ini. Untuk itu peneliti berharap,

para peneliti dimasa yang akan datang dapat menyempurnakannya demi kemajuan

bidang ilmu sosial.

Diakhir kata, semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi para

pembaca dan masyarakat luas. Terima kasih.

Surakarta, Desember 2010

Penulis

Page 8: KONFLIK BUDAYA DALAM SURAT KABAR - core.ac.uk · Penyusunan skripsi dengan judul “Konflik Budaya dalam Surat Kabar” (Studi Analisis Isi Perbandingan Berita Tentang Konflik Budaya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

UCAPAN TERIMA KASIH

Skripsi ini tidak akan mudah diselesaikan tanpa bantuan dari semua pihak.

Untuk itu peneliti ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Sri Hastjarjo, S.Sos, Ph. D dan Nora Nailul A., S.Sos, M.LMEd, Hons.

selaku pembimbing skripsi; yang telah meluangkan waktunya untuk

memberikan pengarahan, saran, kritik dan masukan sehingga penulis dapat

menyelesaikan laporan skripsi ini. Dan mohon maaf atas kesalahan-

kesalahan penulis.

2. Prof. Drs. H. Pawito, Ph. D. dan Mahfud Anshori, S.Sos. selaku penguji

skripsi; atas masukan dan saran untuk perbaikan skripsi ini.

3. Nora Nailul A., S.Sos, M.LMEd, Hons. selaku Pembimbing Akademik,

yang telah memberikan arahan dan waktunya selama menempuh

pendidikan di Ilmu Komunikasi FISIP UNS.

4. Segenap staf dosen FISIP UNS Surakarta atas segala ilmu yang telah

diajarkan selama ini.

5. Rekan-rekan S1 Ilmu Komunikasi Swadana Transfer 2008. Umi Era, Titi,

Pupud, Wawa, Arwan, Abung, Diki, Gunawan, Iswan, Ezi, Latief, Matius,

Icha, Achi, Iva, Citra, Ade dan Fera, Alit, Desti, Mawar, dan semuanya..

Terima Kasih untuk kebersamaan, keceriaan, dan bantuannya. Sukses

selalu buat kalian, keep contact!

6. Keluarga besar di Sulawesi Selatan, Aji’-Monita, Untuk Om Toni

Sekeluarga, juga Om Eddy Mallo sekeluarga dan keluarga besar lainnya..

Page 9: KONFLIK BUDAYA DALAM SURAT KABAR - core.ac.uk · Penyusunan skripsi dengan judul “Konflik Budaya dalam Surat Kabar” (Studi Analisis Isi Perbandingan Berita Tentang Konflik Budaya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

7. Teman-Teman kos putra Stannum, dan keluarga Ibu Sri, Destina atas

bantuan-bantuannya, Andi Yan, Indra, Ko Andre, Mba Yani, Mba

Chandra, Mba Novi, Mba Retno, Mbah Jo, Taufik, Anugerah dan

semuanya.. Sukses selalu buat kalian..

8. Teman-Teman Yogya dan teman online, Jimmy Anthony Sarapung –

Terima Kasih atas kesabaran dan supportnya yang sangat berharga buat

penulis, Nina atas supportnya, Indra ‘aandaku’, Pram2, Kancalini, Qinan,

Om Wahnce, Holy, Stef, Mba Nuke, Jeje, Once, Titis, Dee, Tante, Maia,

Yoke, Tere, Jembet, dan semuanya.. Sukses selalu buat kalian.

Page 10: KONFLIK BUDAYA DALAM SURAT KABAR - core.ac.uk · Penyusunan skripsi dengan judul “Konflik Budaya dalam Surat Kabar” (Studi Analisis Isi Perbandingan Berita Tentang Konflik Budaya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

DAFTAR ISI

JUDUL…………………………………………………………………….. i

PERSETUJUAN………………………………………………………….. ii

PENGESAHAN…………………………………………………………... iii

MOTTO………………………………………………………………….... iv

PERSEMBAHAN………………………………………………………… v

KATA PENGANTAR……………………………………………………. vi

DAFTAR ISI……………………………………………………………… x

DAFTAR TABEL……………………………………………………….... xvi

DAFTAR GAMBAR……………………………………………………... xx

ABSTRAK……………………………………………………………….... xxi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang………………………………………………………….

B. Perumusan Masalah…………………………………………………….

C. Tujuan Penelitian……………………………………………….………

D. Manfaat Penelitian……………………………………………………...

E. Kerangka Pemikiran dan Telaah Pustaka……………………………....

1. Definisi Komunikasi………...………………………………............. 11

1.1. Komunikasi Massa……….…………………………….……….. 12

1.1.1 Surat Kabar………………………………………………. 14

1.1.2. Berita…………………………………………………….. 17

1

9

10

10

11

Page 11: KONFLIK BUDAYA DALAM SURAT KABAR - core.ac.uk · Penyusunan skripsi dengan judul “Konflik Budaya dalam Surat Kabar” (Studi Analisis Isi Perbandingan Berita Tentang Konflik Budaya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

1.2. Komunikasi Antarbudaya….………………………….………... 22

1.2.1. Faktor-Faktor Penghambat Komunikasi

Antarbudaya………………………………….………..... 26

1.2.2. Konflik Budaya………………...….……….……............ 28

1.2.3. Penerapan Komunikasi Antarbudaya dalam Penelitian..... 30

2. Analisis Isi sebagai Teknis Analisis……………….………………… 31

3. Penelitian Terdahulu……………………………….…………............ 34

3. Kerangka Pemikiran……………………………….…………............ 37

F. Hipotesis…………………………………………….…………………..

G. Definisi Konsepional dan Operasional……………….…………............

1. Definisi Konsepsional…………………………….…………………. 39

2. Definisi Operasional……………………………….……………….... 42

H. Kategorisasi……………………………………………………………..

1. Pokok Permasalahan Berita………………………………..…............ 46

2. Arah Pemberitaan….……………………………………………….... 46

3. Sumber Berita…….…………………………….…………………..... 47

4. Faktualitas Berita.……………………………………………………. 48

5. Bentuk Penulisan Berita……………………………………………… 49

I. Metodologi Penelitian…………………………………………………...

1. Jenis Penelitian……………………………………………………….. 50

2. Teknik Penelitian…………………………………………………….. 50

3. Obyek Penelitian……………………………………………………... 52

4. Populasi dan Sampel…………………………………………............. 52

39

39

45

50

Page 12: KONFLIK BUDAYA DALAM SURAT KABAR - core.ac.uk · Penyusunan skripsi dengan judul “Konflik Budaya dalam Surat Kabar” (Studi Analisis Isi Perbandingan Berita Tentang Konflik Budaya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

5. Teknik Pengumpulan Data……………………………….………….. 53

6. Teknik Pengukuran……………………………………..……………. 53

7. Teknik Analisis Data………………………………………………… 54

8. Reliabilitas…………………………………………………………… 55

BAB II DESKRIPSI PENELITIAN

A. Utusan Group…………………………………………………………… 56

1. Sejarah dan Perkembangan…………………………………………... 56

2. Visi, Misi dan Objektif Perusahaan…………………………………. 58

3. Tata Kerja Perusahaan………………………………………………. 60

3.1. Struktur Organisasi…….…………………...……….…………. 60

3.2. Editorial Utusan Malaysia…………….……………….……….. 62

4. Kebijakan Redaksional………………………………………............. 63

5. Layanan Usaha Perusahaan………………………………………….. 64

6. Produk Usaha………………………………………………………... 69

7. Profil Pembaca……………………………………………….……… 74

B. Media Indonesia………………………………………………………... 75

1. Sejarah dan Perkembangan………………………………………….. 75

2. Visi, Misi dan Objektif Perusahaan…………………………............. 77

3. Struktur Organisasi………………………………………………….. 79

4. Kebijakan Redaksional………………………………………............ 81

4.1. Pola Penyajian………………………...………….……………... 82

5. Profil Pembaca………………………………………………………. 84

Page 13: KONFLIK BUDAYA DALAM SURAT KABAR - core.ac.uk · Penyusunan skripsi dengan judul “Konflik Budaya dalam Surat Kabar” (Studi Analisis Isi Perbandingan Berita Tentang Konflik Budaya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

BAB III PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA

3.1. Penyajian Data Isi Berita Tentang Konflik Budaya Indonesia –

Malaysia Pada Surat Kabar Utusan Malaysia…………….……….. 91

3.1.1. Sajian Data Kategori Pokok Permasalahan Berita Tentang

Konflik Budaya Indonesia – Malaysia Pada Surat Kabar

Utusan Malaysia……………………………………………… 92

3.1.2. Sajian Data Kategori Arah Pemberitaan Tentang Konflik

Budaya Indonesia – Malaysia Pada Surat Kabar Utusan

Malaysia……………………………………………………… 95

3.1.3. Sajian Data Kategori Sumber Berita Tentang Konflik

Budaya Indonesia – Malaysia Pada Surat Kabar Utusan

Malaysia………………………………………………........... 98

3.1.4. Sajian Data Kategori Faktualitas Berita Tentang Konflik

Budaya Indonesia – Malaysia Pada Surat Kabar Utusan

Malaysia………………………………………………........... 102

3.1.5. Sajian Data Kategori Bentuk Penulisan Berita Tentang

Konflik Budaya Indonesia – Malaysia Pada Surat Kabar

Utusan Malaysia………………………………………........... 103

3.2. Penyajian Data Isi Berita Tentang Konflik Budaya Indonesia -

Malaysia Pada Surat Kabar Media Indonesia………………........... 106

3.2.1. Sajian Data Kategori Pokok Permasalahan Berita Tentang

Konflik Budaya Indonesia – Malaysia Pada Surat Kabar

Media Indonesia………………………………….…………. 107

Page 14: KONFLIK BUDAYA DALAM SURAT KABAR - core.ac.uk · Penyusunan skripsi dengan judul “Konflik Budaya dalam Surat Kabar” (Studi Analisis Isi Perbandingan Berita Tentang Konflik Budaya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

3.2.2. Sajian Data Kategori Arah Pemberitaan Tentang Konflik

Budaya Indonesia – Malaysia Pada Surat Kabar Media

Indonesia……………………………………………............. 109

3.2.3. Sajian Data Kategori Sumber Berita Tentang Konflik

Budaya Indonesia – Malaysia Pada Surat Kabar Media

Indonesia……………………………………………………. 112

3.2.4. Sajian Data Kategori Faktualitas Berita Tentang Konflik

Budaya Indonesia – Malaysia Pada Surat Kabar Media

Indonesia……………………………………………………. 116

3.2.5. Sajian Data Kategori Bentuk Penulisan Berita Tentang

Konflik Budaya Indonesia – Malaysia Pada Surat Kabar

Media Indonesia…………………………………….………. 118

3.3. Analisis Data dan Pembahasan Statistik Isi Berita Tentang

Konflik Budaya Indonesia – Malaysia Pada Surat Kabar

Utusan Malaysia dan Media Indonesia Edisi Agustus –

Desember 2009………………......................................................... 120

3.3.1. Analisis Data dan Pembahasan Statistik Kategori Pokok

Permasalahan Berita Tentang Konflik Budaya Indonesia –

Malaysia Pada Surat Kabar Utusan Malaysia dan Media

Indonesia Edisi Agustus – Desember 2009………………… 122

3.3.2. Analisis Data dan Pembahasan Statistik Kategori Arah

Pemberitaan Tentang Konflik Budaya Indonesia –

Malaysia Pada Surat Kabar Utusan Malaysia dan Media

Page 15: KONFLIK BUDAYA DALAM SURAT KABAR - core.ac.uk · Penyusunan skripsi dengan judul “Konflik Budaya dalam Surat Kabar” (Studi Analisis Isi Perbandingan Berita Tentang Konflik Budaya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

Indonesia Edisi Agustus – Desember 2009………………… 125

3.3.3. Analisis Data dan Pembahasan Statistik Kategori Sumber

Berita Tentang Konflik Budaya Indonesia – Malaysia

Pada Surat Kabar Utusan Malaysia dan Media Indonesia

Edisi Agustus – Desember 2009……………………………. 128

3.3.4. Analisis Data dan Pembahasan Statistik Kategori Faktualitas

Berita Tentang Konflik Budaya Indonesia – Malaysia

Pada Surat Kabar Utusan Malaysia dan Media Indonesia

Edisi Agustus – Desember 2009……………………………. 130

3.3.5. Analisis Data dan Pembahasan Statistik Kategori Bentuk

Penulisan Berita Tentang Konflik Budaya Indonesia –

Malaysia Pada Surat Kabar Utusan Malaysia dan Media

Indonesia Edisi Agustus – Desember 2009…………………. 133

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan……………………………………………………………... 136

B. Saran……………………………………………………………………. 144

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 16: KONFLIK BUDAYA DALAM SURAT KABAR - core.ac.uk · Penyusunan skripsi dengan judul “Konflik Budaya dalam Surat Kabar” (Studi Analisis Isi Perbandingan Berita Tentang Konflik Budaya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Jumlah Sampel Pemberitaan Terkait Konflik Budaya

Indonesia – Malaysia Pada Surat Kabar Utusan

Malaysia dan Media Indonesia.............................................. 52

Tabel 2.1 Direksi Utusan Group............................................................ 61

Tabel 2.2 Direksi Anak Perusahaan Utusan Group............................... 62

Tabel 2.3 Editor Utusan Malaysia.......................................................... 62

Tabel 2.4 Persentase Berdasarkan Jenis Kelamin.................................. 85

Tabel 2.5 Persentase Berdasarkan Tingkat Pendidikan......................... 85

Tabel 2.6 Persentase Berdasarkan Tingkat Usia.................................... 85

Tabel 2.7 Persentase Berdasarkan Jenis Pekerjaan................................ 86

Tabel 2.8 Persentase Berdasarkan Tingkat Pengeluaran....................... 86

Tabel 3.1 Hasil Uji Reliabilitas pada Surat Kabar

Utusan Malaysia.................................................................... 89

Tabel 3.2 Hasil Uji Reliabilitas pada Surat Kabar

Media Indonesia.................................................................... 89

Tabel 3.3 Distribusi Frekuensi Data Kategori Pokok Permasalahan

Berita Tentang Konflik Budaya Indonesia – Malaysia

Pada Surat Kabar Utusan Malaysia Periode

Agustus – Desember 2009..................................................... 92

Page 17: KONFLIK BUDAYA DALAM SURAT KABAR - core.ac.uk · Penyusunan skripsi dengan judul “Konflik Budaya dalam Surat Kabar” (Studi Analisis Isi Perbandingan Berita Tentang Konflik Budaya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvii

Tabel 3.4 Distribusi Frekuensi Data Kategori Arah Pemberitaan

Tentang Konflik Budaya Indonesia – Malaysia Pada

Surat Kabar Utusan Malaysia Periode Agustus -

Desember 2009...................................................................... 96

Tabel 3.5 Distribusi Frekuensi Data Kategori Sumber Berita

Tentang Konflik Budaya Indonesia – Malaysia Pada

Surat Kabar Utusan Malaysia Periode Agustus -

Desember 2009...................................................................... 99

Tabel 3.6 Distribusi Frekuensi Data Kategori Faktualitas Berita

Tentang Konflik Budaya Indonesia – Malaysia Pada

Surat Kabar Utusan Malaysia Periode Agustus -

Desember 2009...................................................................... 102

Tabel 3.7 Distribusi Frekuensi Data Kategori Bentuk Penulisan

Berita Tentang Konflik Budaya Indonesia – Malaysia

Pada Surat Kabar Utusan Malaysia Periode Agustus -

Desember 2009...................................................................... 104

Tabel 3.8 Distribusi Frekuensi Data Kategori Pokok Permasalahan

Berita Tentang Konflik Budaya Indonesia – Malaysia

Pada Surat Kabar Media Indonesia Periode Agustus -

Desember 2009...................................................................... 107

Tabel 3.9 Distribusi Frekuensi Data Kategori Arah Pemberitaan

Tentang Konflik Budaya Indonesia – Malaysia Pada

Surat Kabar Media Indonesia Periode Agustus -

Desember 2009...................................................................... 110

Page 18: KONFLIK BUDAYA DALAM SURAT KABAR - core.ac.uk · Penyusunan skripsi dengan judul “Konflik Budaya dalam Surat Kabar” (Studi Analisis Isi Perbandingan Berita Tentang Konflik Budaya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xviii

Tabel 3.10 Distribusi Frekuensi Data Kategori Sumber Berita

Tentang Konflik Budaya Indonesia – Malaysia Pada

Surat Kabar Media Indonesia Periode Agustus -

Desember 2009...................................................................... 113

Tabel 3.11 Distribusi Frekuensi Data Kategori Faktualitas Berita

Tentang Konflik Budaya Indonesia – Malaysia Pada

Surat Kabar Media Indonesia Periode Agustus -

Desember 2009...................................................................... 116

Tabel 3.12 Distribusi Frekuensi Data Kategori Bentuk Penulisan

Berita Tentang Konflik Budaya Indonesia – Malaysia

Pada Surat Kabar Media Indonesia Periode Agustus -

Desember 2009...................................................................... 118

Tabel 3.13 Perbedaan Distribusi Frekuensi Berita Tentang

Konflik Budaya Indonesia – Malaysia Pada Surat

Kabar Utusan Malaysia dan Media Indonesia Periode

Agustus - Desember 2009...................................................... 121

Tabel 3.14 Perbedaan Distribusi Frekuensi Kategori Pokok

Permasalahan Berita Tentang Konflik Budaya Indonesia -

Malaysia Pada Surat Kabar Utusan Malaysia dan Media

Indonesia Periode Agustus – Desember 2009........................ 123

Tabel 3.15 Perbedaan Distribusi Frekuensi Kategori Arah

Pemberitaan Tentang Konflik Budaya Indonesia – Malaysia

Pada Surat Kabar Utusan Malaysia dan Media Indonesia

Periode Agustus - Desember 2009......................................... 126

Page 19: KONFLIK BUDAYA DALAM SURAT KABAR - core.ac.uk · Penyusunan skripsi dengan judul “Konflik Budaya dalam Surat Kabar” (Studi Analisis Isi Perbandingan Berita Tentang Konflik Budaya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xix

Tabel 3.16 Perbedaan Distribusi Frekuensi Kategori Sumber Berita

Tentang Konflik Budaya Indonesia – Malaysia Pada Surat

Kabar Utusan Malaysia dan Media Indonesia Periode

Agustus - Desember 2009...................................................... 128

Tabel 3.17 Perbedaan Distribusi Frekuensi Kategori Faktualitas

Berita Tentang Konflik Budaya Indonesia - Malaysia

Pada Surat Kabar Utusan Malaysia dan Media

Indonesia Periode Agustus – Desember 2009........................ 131

Tabel 3.18 Perbedaan Distribusi Frekuensi Kategori Bentuk Penulisan

Berita Tentang Konflik Budaya Indonesia – Malaysia

Pada Surat Kabar Utusan Malaysia dan Media Indonesia

Periode Agustus - Desember 2009......................................... 134

Page 20: KONFLIK BUDAYA DALAM SURAT KABAR - core.ac.uk · Penyusunan skripsi dengan judul “Konflik Budaya dalam Surat Kabar” (Studi Analisis Isi Perbandingan Berita Tentang Konflik Budaya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xx

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Edisi Perdana Utusan Malaysia..............................................

Gambar 2.2 Edisi Sekarang Utusan Malaysia............................................

70

71

Page 21: KONFLIK BUDAYA DALAM SURAT KABAR - core.ac.uk · Penyusunan skripsi dengan judul “Konflik Budaya dalam Surat Kabar” (Studi Analisis Isi Perbandingan Berita Tentang Konflik Budaya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xxi

ABSTRAK RONNY MALLO TJU. D1208613. KONFLIK BUDAYA DALAM SURAT KABAR (Studi Analisis Isi Perbandingan Berita Tentang Konflik Budaya Indonesia – Malaysia Dalam Surat Kabar Utusan Malaysia dan Media Indonesia Periode Agustus – Desember 2009). Skripsi. Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2010.

Hubungan Indonesia – Malaysia secara bilateral sampai saat ini masih terjalin dengan baik, namun dibalik itu berbagai permasalahan yang terjadi menyelimuti hubungan Indonesia dan Malaysia. Konflik yang sebenarnya sudah lama terjadi, hingga kini masih kerap terulang, bahkan dengan isu yang lebih beragam. Berbagai isu konflik sudah dimulai sejak adanya konfrontasi era tahun 1960an, lalu konflik Blok Ambalat, kasus TKI, konflik budaya, dan yang baru saja terjadi pelanggaran batas laut di wilayah Kepulauan Riau. Namun pada penelitian ini, peneliti menggunakan isu konflik budaya sebagai objek penelitian. Penggunaan surat kabar Utusan Malaysia dan Media Indonesia dikarenakan kedua surat kabar tersebut paling banyak memuat berita mengenai konflik budaya dalam harian mereka selama bulan Agustus hingga Desember 2009. Selain itu Utusan Malaysia dan Media Indonesia adalah dua surat kabar yang memiliki jangkauan negara yang berbeda. Utusan Malaysia merupakan surat kabar nasional yang berasal dan beredar di Malaysia, sedangkan Media Indonesia merupakan surat kabar nasional yang berasal dan beredar di Indonesia. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan metode analisis isi. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan signifikan antara surat kabar Utusan Malaysia dan Media Indonesia dalam menyajikan isi pemberitaan mengenai konflik budaya antara Indonesia dan Malaysia, dilihat dari pokok permasalahan berita, arah pemberitaan, sumber berita, faktualitas berita hingga bentuk penulisan berita yang diukur dari frekuensi kemunculannya selama periode Agustus – Desember 2009. Untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan tersebut, maka data dianalisis dengan menggunakan test uji beda Chi-Square. Dari kedua surat kabar diperoleh hasil bahwa terdapat perbedaan yang signifikan signifikan dalam hal frekuensi penyajian berita mengenai konflik budaya Indonesia – Malaysia antara surat kabar Utusan Malaysia dan Media Indonesia. Hasil perbedaan dapat dilihat dari jumlah berita yang diperoleh dari kedua surat kabar, pada surat kabar Utusan Malaysia ada 29 berita dan Media Indonesia ada 31 berita. Sedangkan berdasarkan pada hasil hipotesis ditemukan perbedaan yang signifikan pada hasil uji beda Chi-Square kategori sumber berita, hasil perhitungan memperlihatkan nilai χ2

hitung lebih besar dari χ2tabel (21,71>9,49).

Perbedaan keduanya terletak pada porsi sumber berita yang dilibatkan, dimana Media Indonesia lebih banyak menggunakan narasumber, sedangkan Utusan

Page 22: KONFLIK BUDAYA DALAM SURAT KABAR - core.ac.uk · Penyusunan skripsi dengan judul “Konflik Budaya dalam Surat Kabar” (Studi Analisis Isi Perbandingan Berita Tentang Konflik Budaya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xxii

Malaysia hanya menggunakan beberapa narasumber. Untuk kategori faktualitas berita, hasil analisis data menunjukkan bahwa nilai χ2

hitung lebih besar daripada nilai χ2

tabel (24,51>3,84), dimana perbedaan keduanya terletak pada Utusan Malaysia yang lebih dominan menggunakan opinionative dari wartawan bersangkutan, dibanding Media Indonesia sebaliknya karena faktor banyaknya narasumber yang dilibatkan. Sedangkan pada kategori pokok permasalahan berita, arah pemberitaan dan bentuk penulisan berita tidak terdapat perbedaan yang signifikan.

Page 23: KONFLIK BUDAYA DALAM SURAT KABAR - core.ac.uk · Penyusunan skripsi dengan judul “Konflik Budaya dalam Surat Kabar” (Studi Analisis Isi Perbandingan Berita Tentang Konflik Budaya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xxiii

ABSTRACT RONNY MALLO TJU. D1208613. CULTURAL CONFLICT IN NEWS (Analysis Study of News Comparison About Cultural Confilct Indonesia – Malaysia on Utusan Malaysia and Media Indonesia News during period Agustus – Desember 2009). Thesis. Communication Study Faculty of Social and Political Sciences. Sebelas Maret University Surakarta. 2010.

Relationship between Indonesia and Malaysia bilaterally is still well-maintained, but behind it there are various problems that occurred surrounding the relationship between Indonesia and Malaysia. The actual conflict has occurred quite a while, and still often repeated, even with a wider range of issues. Conflict issues have been commenced in the 1960s: era of confrontation and then Blok Ambalat conflict, TKI case, cultural conflict, and that just happened sea encroachment in the area of Riau Islands. But in this study, researchers used the issue of cultural conflict as the object of research. Use of the Utusan Malaysia and Media Indonesia newspaper is because most of the newspaper carried stories about cultural conflict in their daily during August to December 2009. Besides that, Utusan Malaysia and Media Indonesia are the two national newspapers which have a range of different countries. Utusan Malaysia is a newspaper that originate and circulate in Malaysia, while Media Indonesia is the media of national newspapers that originate and circulate in Indonesia.

The research is a descriptive research using content analysis. The purpose of this study is to determine whether there are significant differences between Utusan Malaysia and Media Indonesia newspaper in presenting the content of news about cultural conflict between Indonesia and Malaysia, could be seen from the subject matter of the news, point of the news, news resources, factual news to the way of writing the news, which measured by frequency of occurrence during the period August to December 2009. To determine whether or not there are differences, then the data were analyzed using different test of Chi-Square.

These two newspapers generate the result that have significant differences

in terms of presentation frequency of significant news about the conflict culture of Indonesia - Malaysia between Utusan Malaysia and Media Indonesia newspaper. The result of the difference could be seen from the number of news obtained from the two newspapers, there are 29 news on Utusan Malaysia newspaper and Media Indonesia has 31 news. Besides that, based on hypothetical results, there are significant differences in the results from different test of Chi-Square news source categories, the calculation results χ2

calculation value is greater than χ2table (21.71>

9.49). The difference lies in the portion of both news sources are involved, the Media Indonesia use many sources, while Utusan Malaysia only use a few sources. For the category of factual news, results of data analysis showed that the value χ2

calculation is greater than the value χ2table (24.51> 3.84), where the difference

Page 24: KONFLIK BUDAYA DALAM SURAT KABAR - core.ac.uk · Penyusunan skripsi dengan judul “Konflik Budaya dalam Surat Kabar” (Studi Analisis Isi Perbandingan Berita Tentang Konflik Budaya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xxiv

lies in the dominance from Utusan Malaysia of using opinionative from the related journalist, rather than Media Indonesia where many resources are involved. While on the categories of subject matter of the news, point of the news and way of writing the news have no significant difference.

Page 25: KONFLIK BUDAYA DALAM SURAT KABAR - core.ac.uk · Penyusunan skripsi dengan judul “Konflik Budaya dalam Surat Kabar” (Studi Analisis Isi Perbandingan Berita Tentang Konflik Budaya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia merupakan negara kepulauan di Asia Tenggara yang memiliki

17.504 pulau besar dan kecil dengan jumlah penduduk mencapai 230juta lebih

saat ini. Dengan kelebihan yang dimiliki membuat Indonesia kaya akan beragam

sumber daya alam dan keanekaragaman budaya. Kelebihan ini dapat menjadi nilai

jual bagi Indf Tonesia sendiri maupun negara-negara lain yang ingin mengakses

keindahan Indonesia (http://www.indonesia.go.id).

Indonesia saat ini mempunyai 33 jumlah propinsi dengan masing-masing

propinsi memiliki 1 – 8 ibu kota dan diikuti oleh puluhan jumlah suku-suku yang

tersebar di penjuru tanah air. Masing-masing daerah atau suku mempunyai ciri

khasnya sendiri dan jenis budaya yang beranekaragam bentuknya.

Keanekaragaman budaya yang dimiliki oleh Indonesia meliputi: rumah adat,

tarian, lagu, musik, alat musik, gambar, patung, pakaian, suara, sastra/tulisan,

serta makanan. Kebudayaan ini bisa dinamakan sebagai kebudayaan lokal dimana

seluruh kebudayaan lokal yang berasal dari kebudayaan beraneka ragam suku-

suku di Indonesia merupakan bagian integral daripada kebudayaan Indonesia.

Terlepas dari hal tersebut, asal muasal budaya Indonesia yang

beranekaragam ini pada dasarnya terbentuk dan dipengaruhi oleh kebudayan besar

lainnya yang berasal dari luar seperti kebudayaan Tionghoa, kebudayaan India,

1

Page 26: KONFLIK BUDAYA DALAM SURAT KABAR - core.ac.uk · Penyusunan skripsi dengan judul “Konflik Budaya dalam Surat Kabar” (Studi Analisis Isi Perbandingan Berita Tentang Konflik Budaya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

dan kebudayaan Arab. Kebudayaan India terutama masuk dari penyebaran agama

Hindu dan Buddha di Nusantara jauh sebelum Indonesia terbentuk. Kerajaan-

kerajaan yang bernafaskan agama Hindu dan Budha sempat mendominasi

Nusantara pada abad ke-5 Masehi ditandai dengan berdirinya kerajaan tertua di

Nusantara, Kutai, sampai pada penghujung abad ke-15 Masehi.

Kebudayaan Tionghoa masuk dan mempengaruhi kebudayaan Indonesia

karena interaksi perdagangan yang intensif antara pedagang-pedagang Tionghoa

dan Nusantara (Sriwijaya). Selain itu, banyak pula yang masuk bersama perantau-

perantau Tionghoa yang datang dari daerah selatan Tiongkok dan menetap di

Nusantara. Mereka menetap dan menikahi penduduk lokal menghasilkan

perpaduan kebudayaan Tionghoa dan lokal yang unik. Kebudayaan seperti inilah

yang kemudian menjadi salah satu akar daripada kebudayaan lokal modern di

Indonesia semisal kebudayaan Jawa dan Betawi. Kebudayaan Arab masuk

bersama dengan penyebaran agama Islam oleh pedagang-pedagang Arab yang

singgah di Nusantara dalam perjalanan mereka menuju Tiongkok. Kedatangan

penjelajah dari Eropa sejak abad ke-16 ke Nusantara, dan penjajahan yang

berlangsung selanjutnya, membawa berbagai bentuk kebudayaan Barat dan

membentuk kebudayaan Indonesia modern sebagaimana yang dapat dijumpai

sekarang. Teknologi, sistem organisasi dan politik, sistem sosial, berbagai elemen

budaya seperti boga, busana, perekonomian, dan sebagainya, banyak mengadopsi

kebudayaan Barat yang lambat-laun terintegrasi dalam masyarakat.

Page 27: KONFLIK BUDAYA DALAM SURAT KABAR - core.ac.uk · Penyusunan skripsi dengan judul “Konflik Budaya dalam Surat Kabar” (Studi Analisis Isi Perbandingan Berita Tentang Konflik Budaya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

Meskipun latar belakang budaya Indonesia dipengaruhi oleh budaya luar,

namun ke-eskstensian budaya yang ada masih terjaga dengan baik seperti sedia

kala. Kebudayaan di Indonesia biasanya bersifat turun-temurun dimana para

leluhur yang telah menciptakan budaya tersebut akan terus dilestarikan oleh

penerusnya. Oleh karena itu hingga kini Indonesia masih memiliki aneka ragam

jenis kebudayan yang masih terjaga keasliannya

Adapun beberapa jenis budaya yang dimiliki oleh Indonesia hingga saat

ini adalah sebagai berikut (http://www.budaya-indonesia.org/):

1. Rumah Adat

1) Sumatera Barat : Rumah Gadang 2) Sumatera Selatan : Rumah Limas 3) Jawa : Joglo 4) Papua : Honai 5) Sulawesi Selatan : Tongkonang (Tana Toraja), Bola Soba

(Bugis Bone), Balla Lompoa (Makassar Gowa) 6) Sulawesi Tenggara: Istana buton 7) Sulawesi Utara: Rumah Panggung 8) Kalimantan Barat: Rumah Betang 9) Nusa Tenggara Timur: Lopo

2. Tarian

1) Jawa: Bedaya, Kuda Lumping, Reog. 2) Bali: Kecak, Barong/ Barongan, Pendet. 3) Maluku: Cakalele, Orlapei, Katreji 4) Aceh: Saman, Seudati. 5) Minangkabau: Tari Piring, Tari Payung, Tari Indang, Tari

Randai, Tari Lilin 6)Betawi: Yapong 7) Sunda: Jaipong, Reog, Tari Topeng 8) Timor NTT: Likurai, Bidu, Tebe, Bonet, Pado'a, Rokatenda, Caci 9) Batak Toba & Suku Simalungun: Tortor 10) Sulawesi Selatan: Tari Pakkarena, Tarian Anging Mamiri,

Tari Padduppa, Tari 4 Etnis 11) Pesisir Sibolga/Tapteng: Tari Sapu Tangan , Tari Adok , Tari

Anak , Tari Pahlawan , Tari Lagu Duo , Tari Perak , Tari Payung.

Page 28: KONFLIK BUDAYA DALAM SURAT KABAR - core.ac.uk · Penyusunan skripsi dengan judul “Konflik Budaya dalam Surat Kabar” (Studi Analisis Isi Perbandingan Berita Tentang Konflik Budaya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

3. Pakaian

1) Jawa: Batik. 2) Sumatra Utara: Ulos, Suri-suri, Gotong. 3) Sumatra Utara, Sibolga: Anak Daro & Marapule. 4) sumatra selatan: Songket 5) Lampung: Tapis 6) Tenun Ikat Nusa Tenggara Timur 7) Bugis - Makassar: Baju Bodo dan Jas Tutup, Baju La'bu

4. Lagu

1) Jakarta: Kicir-kicir, Jali-jali, Lenggang Kangkung. 2) Maluku : Rasa Sayang-sayange, Ayo Mama 3) Melayu : Soleram, Tanjung Katung 4) Minangkabau : Kampuang nan Jauh di Mato, Kambanglah

Bungo, Indang Sungai Garinggiang 5) Aceh : Bungong Jeumpa 6) Sulawesi Selatan: Angin Mamiri, Pakarena 7) Sumatera Utara: Sinanggar Tulo, Anju Ahu 8) Papua: Apuse 9) Jawa Barat: Es Lilin

Selain data-data diatas, Indonesia masih memiliki aneka ragam

kebudayaan dari jenis makanan, alat musik, patung hingga karya sastra. Indonesia

sebenarnya kaya akan budaya yang terlampau banyak jumlahnya hingga jika

semuanya ditelusuri, masih banyak penduduk Indonesia sendiri yang tidak paham

akan kebudayan tersebut.

Ketidakpedulian penduduk Indonesia terhadap budaya yang dimiliki

merupakan cerminan bahwa penduduk Indonesia sebagian besar tidak terlalu

fokus akan budaya alamiah mereka, dan kini sudah terpengaruhi oleh budaya

barat. Hal ini yang menjadikan negara lain perlahan-lahan mulai mengakui

beberapa kebudayaan Indonesia menjadi kepunyaan mereka.

Page 29: KONFLIK BUDAYA DALAM SURAT KABAR - core.ac.uk · Penyusunan skripsi dengan judul “Konflik Budaya dalam Surat Kabar” (Studi Analisis Isi Perbandingan Berita Tentang Konflik Budaya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

Sebutlah Malaysia yang beribukotakan Kuala Lumpur, dengan jumlah

penduduk hanya 28,310,000 yang berbanding jauh dengan penduduk Indonesia.

Ardiansyah (dalam, http://www.roabaca.com/serba-serbi/sejarah-konfrontasi-

indonesia-vs-malaysia-6.html) mengemukakan bahwa sejak awal Malaysia terlibat

konflik atau konfrontasi dengan Indonesia pada tahun 1963. Konfrontasi yang

terjadi pada waktu itu berawal dari integritas bangsa yang telah dilecehkan oleh

Malaysia, sehingga menyebabkan Presiden Soekarno pada waktu itu sangat marah

dan ingin melakukan balas dendam dengan melancarkan gerakan yang terkenal

dengan nama Ganyang Malaysia.

Menjelang akhir 1965, Jendral Soeharto memegang kekuasaan di

Indonesia setelah berlangsungnya G30S/PKI. Oleh karena konflik domestik ini,

keinginan Indonesia untuk meneruskan perang dengan Malaysia menjadi

berkurang dan peperangan pun mereda. Dan pada 28 Mei 1966 di sebuah

konferensi di Bangkok, Kerajaan Malaysia dan pemerintah Indonesia

mengumumkan penyelesaian konflik. Kekerasan berakhir bulan Juni, dan

perjanjian perdamaian ditandatangani pada 11 Agustus dan diresmikan dua hari

kemudian.

Setelah konfrontasi yang terjadi pada era tahun 1963 – 1966, Indonesia

juga disibukkan dengan adanya konflik blok Ambalat yang hingga kini, masih

terjadi pelanggaran pelintasan kapal perang Malaysia di wilayah perairan laut

Sulawesi. Seolah-olah pihak Malaysia sengaja memancing kemarahan Pemerintah

Indonesia untuk segera bertindak terhadap status blok tersebut. Meskipun

berdasarkan hasil pemetaan dan letak geografi oleh Mahkamah Internasional

Page 30: KONFLIK BUDAYA DALAM SURAT KABAR - core.ac.uk · Penyusunan skripsi dengan judul “Konflik Budaya dalam Surat Kabar” (Studi Analisis Isi Perbandingan Berita Tentang Konflik Budaya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

PBB, letak ambalat masih masuk dalam wilayah Negara Kesatuan Republik

Indonesia (NKRI). Lantas apa yang ingin dikuasai oleh Malaysia terhadap

Ambalat? Ternyata ulah Malaysia memang sudah dapat ditebak bahwasanya pulau

Ambalat memiliki blok-blok yang didalamnya berisi minyak dan gas yang

berlimpah. Tidak heran apabila Malaysia bersikukuh mendapatkan Ambalat

setelah berhasil memenangkan pulau Sipadan dan Ligitan oleh Mahkamah

Internasional.

Masalah demi masalah kini terus berdatangan terhadap hubungan

Indonesia – Malaysia, belum lagi kasus Ambalat selesai dan kasus TKI, kini

Indonesia disibukkan dengan adanya klaim budaya yang dilakukan oleh Malaysia.

Pengakuan terhadap kebudayaan Indonesia berawal pada perebutan status batik

dimana Malaysia entah secara sengaja atau tidak memperkenalkan batik sebagai

salah satu dari kebudayaan asli mereka. Belum lagi tuntas dengan masalah batik,

Malaysia berulah dengan mengakui angklung, yang notabene-nya alat kesenian

Jawa Barat sebagai salah satu alat musik kebudayaan mereka.

Masalah datang silih berganti, ketidaktegasan Pemerintah Indonesia dalam

melindungi dan mempertahankan kebudayaannya menjadikan celah bagi Malaysia

untuk terus ‘masuk’ dari belakang. Sempat terbesik kabar bahwa Malaysia juga

ikut mengklaim Keris sebagai salah satu warisan kebudayaan mereka. Kemudian

disusul penggunaan lagu Rasa Sayange pada salah satu iklan pariwisata Malaysia.

Hal ini juga membuat Indonesia kebakaran jenggot melihat kesewenang-

wenangan Malaysia terhadap kebudayaan Indonesia. Berbagai protes datang silih

berganti menghujat Malaysia, baik dari kalangan budayawan Indonesia, LSM,

Page 31: KONFLIK BUDAYA DALAM SURAT KABAR - core.ac.uk · Penyusunan skripsi dengan judul “Konflik Budaya dalam Surat Kabar” (Studi Analisis Isi Perbandingan Berita Tentang Konflik Budaya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

mahasiswa hingga pelajar-pelajar sekolah dasar ikut melakukan demonstrasi

kepada Malaysia. Lantas belum ada titik terang dari masalah tersebut, muncul isu

mengenai tarian Reog di Indonesia bahwasanya asal-usulnya berasal dari tarian

Reog Malaysia. Isu tersebut secara tidak langsung mengakui bahwa Reog

merupakan bagian dari kebudayaan mereka. Hal ini membuat kumpulan atau

komunitas Reog Ponorogo marah-marah dan melakukan demonstrasi di Kedutaan

Malaysia yang terletak di jalan H.R Rasuna Said Jakarta Selatan itu.

Dari beberapa kejadian tersebut, Malaysia akhirnya meminta maaf kepada

Indonesia atas hal penggunaan lagu Rasa Sayange dan Isu Reog tersebut. Namun

tidak ada tanda-tanda kejelasan mengenai isu klaim batik dan angklung tersebut.

Setelah kejadian tersebut hubungan kedua negara belum sepenuhnya pulih, hingga

mulai memanas lagi ketika kapal patroli Malaysia terlihat melintasi dan menjaga

Kepulauan Ambalat sekitar pertengahan tahun 2009 serta diikuti dengan

kemunculan Tari Pendet pada iklan pariwisata Malaysia, yang secara tidak

langsung juga Malaysia mengakui bahwa Tari Pendet adalah kepunyaan mereka.

Berdasarkan historikal konflik budaya Indonesia – Malaysia tersebut

mendorong peneliti untuk melakukan kajian dengan fokus perbandingan isi berita

yang dimuat oleh dua surat kabar dari negara masing-masing, yakni Utusan

Malaysia dan Media Indonesia.

Pemilihan surat kabar Utusan Malaysia dan Media Indonesia berdasarkan

berbagai pertimbangan. Pertama, konflik ini menyangkut dua negara yang

bertetanggaan, dengan ras yang serumpun dan jenis bahasa yang hampir mirip.

Oleh karena itu peneliti ingin membandingkan isi berita kedua surat kabar tersebut

Page 32: KONFLIK BUDAYA DALAM SURAT KABAR - core.ac.uk · Penyusunan skripsi dengan judul “Konflik Budaya dalam Surat Kabar” (Studi Analisis Isi Perbandingan Berita Tentang Konflik Budaya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

agar terkesan adil melihat sudut pandang permasalahan dari kedua belah surat

kabar dari negara masing-masing.

Utusan Malaysia sesuai namanya adalah koran nasional yang berasal dari

Malaysia dan diakui sebagai koran nasional terbaik di negaranya. Penduduk

Malaysia mempunyai pandangan tersendiri mengenai konflik budaya tersebut.

Diantaranya seperti yang diungkapkan mantan Menteri Penerangan Malaysia Tan

Sri Zainuddin pada surat kabar Utusan Malaysia, bahwa suasana kebebasan baru

dari media di Indonesia menyebabkan penyebaran informasi terjadi dengan cepat

dan tanpa pembatasan termasuk bersifat benar dan tidak benar, resmi dan tidak

resmi, setengah benar, sensasi dan provokasi. Adanya pendapat yang lain juga

disinggung oleh Perdana Menteri Tun Abdul Najik bahwasanya tidak ada

keuntungan yang diperoleh dari pertikaian tersebut, lebih banyak peluang yang

bisa diperoleh dari interaksi hubungan diplomasi kedua negara

(http://www.utusan.com.my).

Mengenai surat kabar Media Indonesia yang notabene-nya merupakan

koran nasional terbesar kedua di Indonesia menyajikan isi berita terkait konflik

budaya Indonesia – Malaysia dengan porsi yang lebih banyak dari surat kabar

nasional lainnya. Pandangan penduduk Indonesia yang dirangkup dalam media

tersebut juga beragam dalam menanggapi konflik tersebut. Seperti halnya yang

dikatakan oleh Al Azhar seorang Budayawan Riau yang menegaskan bahwa klaim

Malaysia atas Tari Pendet sebagai tari asli negara itu sama sekali tidak masuk

akal. Klaim itu justru menunjukkan kebohongan besar bangsa Malaysia, karena

dalam sejarah Melayu tidak pernah disebutkan Tari Pendet merupakan tari daerah

Page 33: KONFLIK BUDAYA DALAM SURAT KABAR - core.ac.uk · Penyusunan skripsi dengan judul “Konflik Budaya dalam Surat Kabar” (Studi Analisis Isi Perbandingan Berita Tentang Konflik Budaya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

semenanjung Malaya maupun Riau (http://www.mediaindonesia.com). Perbedaan

sikap dan pandangan antara kedua negara membuktikan bahwa terkadang media

massa sepenuhnya tidak bersikap netral, apalagi berkaitan dengan unsur

nasionalisme.

Pada dasarnya manusia-manusia menciptakan budaya atau lingkungan

sosial mereka sebagai suatu adaptasi terhadap lingkungan fisik dan boilogis

mereka. Kebiasaan-kebiasaan, praktik-praktik, dan tradisi-tradisi untuk terus

hidup dan berkembang diwariskan oleh suatu generasi ke generasi lainnya dalam

suatu masyarakat tertentu. Budaya mempengaruhi dan dipengaruhi oleh setiap

faset aktivitas manusia (Mulyana dan Rakhmat, 2009:55).

Pertimbangan kedua, surat kabar Utusan Malaysia dan Media Indonesia

memiliki market yang cukup besar di negara masing-masing, serta memiliki

pembaca yang beragam latar belakang. Ketiga, masing-masing surat kabar

tersebut merupakan surat kabar non pemerintah yang independen.

B. Perumusan Masalah

Sesuai dengan latar belakang yang telah dikemukakan oleh peneliti diatas,

maka rumusan masalahnya sebagai berikut:

Apakah terdapat perbedaan signifikan antara surat kabar Utusan Malaysia

dan Media Indonesia dalam menyajikan isi pemberitaan mengenai konflik budaya

antara Indonesia dan Malaysia, dilihat dari pokok permasalahan berita, arah

pemberitaan, sumber berita, faktualitas berita hingga bentuk penulisan berita yang

diukur dari frekuensi kemunculannya selama periode Agustus – Desember 2009?

Page 34: KONFLIK BUDAYA DALAM SURAT KABAR - core.ac.uk · Penyusunan skripsi dengan judul “Konflik Budaya dalam Surat Kabar” (Studi Analisis Isi Perbandingan Berita Tentang Konflik Budaya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

C. Tujuan Penelitian

Dengan adanya rumusan masalah seperti yang telah dikemukakan, maka

peneliti memiliki tujuan penelitian sebagai berikut:

Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan signifikan antara surat kabar

Utusan Malaysia dan Media Indonesia dalam menyajikan isi pemberitaan

mengenai konflik budaya antara Indonesia dan Malaysia, dilihat dari pokok

permasalahan berita, arah pemberitaan, sumber berita, faktualitas berita hingga

bentuk penulisan berita yang diukur dari frekuensi kemunculannya selama periode

Agustus – Desember 2009

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari hasil penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Data dan informasi yang diperoleh dari penelitian ini dapat memberikan

kontribusi bagi pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya yang

berfokus pada penelitian mengenai konflik budaya antar negara melalui

media massa.

2. Sebagai bahan perbandingan baik membandingkan antar teori serta

sebagai bahan perbandingan dengan penelitian terdahulu.

3. Menambah pengetahuan terhadap perbandingan analisis isi surat kabar.

Page 35: KONFLIK BUDAYA DALAM SURAT KABAR - core.ac.uk · Penyusunan skripsi dengan judul “Konflik Budaya dalam Surat Kabar” (Studi Analisis Isi Perbandingan Berita Tentang Konflik Budaya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

E. Kerangka Pemikiran dan Telaah Pustaka

Pada penelitian ini, telaah pustaka dan kerangka pemikiran yang

digunakan sebagai penunjang penelitian berkisar pada media dan topik yang

digunakan. Seperti yang diketahui bahwa dalam penelitian ini, media yang

digunakan adalah surat kabar, yang merupakan bagian dari komunikasi massa.

Oleh karena itu peneliti mengangkat teori-teori yang berhubungan dengan

komunikasi massa terlebih dahulu, kemudian menjabarkan tentang teori-teori

yang juga berhubungan dengan komunikasi antar budaya, mengingat topik

penelitian yang diangkat merupakan bagian dari komunikasi antar budaya.

Dalam penjabaran mengenai komunikasi antar budaya, peneliti juga

menjabarkan secara teori tentang konflik budaya. Oleh karena itu, berikut

adalah penjabaran keseluruhan mengenai telaah pustaka dan kerangka

pemikiran dalam penelitian ini:

1. Defenisi Komunikasi

Kata komunikasi atau communication berasal dari kata Latin

communis yang berarti ”sama”, communico, communicatio, atau communicare

yang berarti “membuat sama” (to make common). Komunikasi merujuk pada

suatu pikiran, suatu makna, atau suatu pesan yang dianut secara sama. Selain

itu, Komunikasi juga dapat diartikan sebagai suatu proses yang dimulai

semenjak keberadaan manusia. Melalui komunikasi manusia menyampaikan

semua yang dirasakan. Mulai dari keinginan, ide, perasaan suka atau tidak

suka, sampai ekspresi (senang, sedih atau marah). Komunikasi dilakukan

Page 36: KONFLIK BUDAYA DALAM SURAT KABAR - core.ac.uk · Penyusunan skripsi dengan judul “Konflik Budaya dalam Surat Kabar” (Studi Analisis Isi Perbandingan Berita Tentang Konflik Budaya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

manusia dalam berbagai situasi dan kondisi. Komunikasi adalah proses

penyampaian ide atau perasaan melalui simbol atau kata (tertulis atau lisan)

menurut Berelson dan Steiner yang disadur oleh Mursito BM dalam bukunya

Memahami Institusi Media. (Mursito,2006:26).

Sedangkan lima unsur komunikasi adalah sebagai berikut:

1. Pengirim pesan : individu atau orang yang mengirim pesan. Pesan

atau informasi yang akan dikirimkan berasal dari

otak sipengirim pesan.

2. Pesan : informasi yang akan dikirimkan kepada sipenerima.

Pesan ini dapat berupa pesan verbal dan non verbal.

3. Saluran : jalan yang dilalui pesan dari pengirim ke penerima.

4. Penerima pesan : orang yang bertugas menganalisis dan

menginterpretasikan isi pesan yang diterimanya.

5. Efek : respon terhadap pesan yang diterima penerima

pesan (Muhammad, 1992:17-18).

1.1. Komunikasi Massa

Komunikasi massa adalah singkatan dari komunikasi media massa,

yaitu komunikasi dengan khalayak tersebar. Komunikasi massa pada dasarnya

merupakan suatu bentuk komunikasi dengan melibatkan khlayak luas yang

biasanya menggunakan teknologi media massa, seperti surat kabar, majalah,

radio, dan telivisi (Pawito, 2007:16). Sedangkan komunikasi massa ditentukan

oleh sifat unsur-unsur yang dicakupnya, yakni:

Page 37: KONFLIK BUDAYA DALAM SURAT KABAR - core.ac.uk · Penyusunan skripsi dengan judul “Konflik Budaya dalam Surat Kabar” (Studi Analisis Isi Perbandingan Berita Tentang Konflik Budaya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

1. Sifat komunikator : komunikator adalah sebuah lembaga.

2. Sifat pesan : universal

3. Sifat media : keserempakan dan kecepatan.

4. Sifat komunikan : ditujukan khlayak yang jumlahnya relatif besar,

heterogen dan anonim.

5. Sifat efek : tergantung pada tujuan komunikasi yang dilakukan

komunikator.

Media massa elektronik dan cetak sebagai saluran penyampai pesan-

pesan komunikasi biasa disebut sebagai pers. Sementara dalam arti yang

sempit pers sering diidentikan dengan media massa cetak atau penerbitan. Pers

atau media massa sering juga disebut sebagai lembaga sosial. Dalam UU No.

40 tahun 1999 tentang pers, mendefinisikan pers sebagai

“Lembaga sosial dan dan wahana komunikasi massa yang melaksanakan kegiatan jurnalistik meliputi mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah dan menyampaikan informasi baik dalam bentuk tulisan, suara, gambar serta data dan grafik maupun dalam bentuk lainnya dengan menggunakan media cetak, media elektronik dan segala jenis saluran yang tersedia” (Yustisia, 2005:8).

Media pers lebih dikenal dengan istilah media persuratkabaran atau

koran, majalah dan bentuk-bentuk media cetak lainnya. Media pers lebih tepat

disebut emdia cetak, sebab pesan dikomunikasikan melalui bentuk tulisan atau

cetakan dan komunikan menerima pesan tersebut dengan membacanya.

Page 38: KONFLIK BUDAYA DALAM SURAT KABAR - core.ac.uk · Penyusunan skripsi dengan judul “Konflik Budaya dalam Surat Kabar” (Studi Analisis Isi Perbandingan Berita Tentang Konflik Budaya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

1.1.1 Surat Kabar

Surat kabar merupakan salah satu bentuk media cetak. Surat kabar

yaitu kumpulan berita, artikel, cerita, iklan dan sebagainya yang dicetak dalam

lembaran kertas plano, terbit secara teratur, bisa setiap hari atau seminggu

sekali (Djuroto, 2004:11).

Arti penting surat kabar terletak pada kemampuannya untuk

menyajikan berita-berita dan gagasan-gagasan tentang perkembangan

masyarakat pada umumnya, yang dapat mempengaruhi kehidupan modern

seperti sekarang ini. Selain itu surat kabar mampu menyampaikan sesuatu

setiap saat kepada pembacanya melalui surat kabar pendidikan, informasi dan

interpretasi mengenai beberapa hal, sehingga hampir sebagian besar dari

masyarakat menggantungkan dirinya kepada pers untuk memperoleh

informasi.

Menurut Onong Uchjana Effendy ada empat ciri yang dapat dikatakan

sebagai syarat yang harus dipenuhi oleh surat kabar, antara lain:

1. Publisitas, mengandung arti penyebaran kepada khalayak atau kepada

publik, bahwa surat kabar diperuntukkan untuk umum karena berita, tajuk

rencana, artikel dan lain-lain harus menyangkut kepentingan umum.

2. Periodesitas, berarti keteraturan dalam suatu penerbitan. Sebuah

penerbitan dapat dikatakan sebagai surat kabar apabila dalam terbit secara

periodik, yakni bisa satu kali sehari, bisa juga satu atau dua kali terbit

dalam seminggu.

Page 39: KONFLIK BUDAYA DALAM SURAT KABAR - core.ac.uk · Penyusunan skripsi dengan judul “Konflik Budaya dalam Surat Kabar” (Studi Analisis Isi Perbandingan Berita Tentang Konflik Budaya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

3. Universalitas, berarti kemestaan dan keragaman. Dalam arti bahwa

memuat aneka berita mengenai kejadian-kejadian di seluruh dunia, dan

tentang segala aspek kehidupan manusia.

4. Aktualitas, kecepatan penyampaian laporan mengenai kejadian di

masyarakat kepada khalayak. Bagi surat kabar, aktualitas ini merupakan

faktor yang amat penting karena menyangkut persaingan dengan surat

kabar lain dan berhubungan dengan nama baik surat kabar yang

bersangkutan (Effendy, 1993:119-121).

Meskipun kini sudah banyak jenis media massa modern yakni media

elektronik, seperti televisi, radio hingga internet, namun peran surat kabar

tidak tergantikan oleh munculnya media elektronik tersebut. Hal ini terjadi

karena surat kabar memiliki keunggulan sebagai berikut:

1. Pembaca dapat mempelajari isi berita secara berulang-ulang agar dapat

memperoleh pengertian yang lebih baik dari isi media tersebut.

2. Informasi yang disampaikan dapat didokumentasikan/disimpan dan

sewaktu-waktu dapat dibaca kembali.

3. Khalayak tidak terikat oleh waktu (Pratikno, 1982:253).

Masing-masing surat kabar mempunyai perbedaan dalam

menyampaikan informasi. Perbedaan tersebut tercipta karena harus

menyesuaikan dengan berbagai kepentingan, terutama kepentingan publik

sebagai audiensnya. Selain itu, kebijakan redaksional yang berbeda membuat

satu surat kabar dengan surat kabar lainnya selalu berbeda dalam melihat suatu

peristiwa yang sama sehingga menjadikan pertimbangan terhadap isi

Page 40: KONFLIK BUDAYA DALAM SURAT KABAR - core.ac.uk · Penyusunan skripsi dengan judul “Konflik Budaya dalam Surat Kabar” (Studi Analisis Isi Perbandingan Berita Tentang Konflik Budaya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

pemberitaan. Redaksional menjadi pedoman dan ukuran dalam menentukan

kejadian macam apa yang akan dipilih untuk ditampilkan di surat kabar

sehingga dapat menjadi berita maupan bahan komentar (Oetama, 2001:146).

Salah satu produk surat kabar yang menjadi pengamatan peniliti adalah

Utusan Malaysia dan Media Indonesia. Keduanya mempunyai karakteristik

yang sama, yakni sama-sama merupakan surat kabar nasional. Disebut surat

kabar nasional karena cakupan wilayah distribusi dan fokus pemberitaan.

Sementara Sumadiria mengklasifikasikan surat kabar kedalam lima

kelompok berdasarkan jenis dan wilayah sirkulasinya serta segmentasi

pasarnya, yakni surat kabar komunitas (community newspaper), surat kabar

lokal (local newspaper), surat kabar regional (regional newspaper), surat

kabar nasional (national newspaper), dan surat kabar internasional

(international newspaper) (Sumadiria, 2006:41)

Pada surat kabar nasional, diartikan sebagai surat kabar yang

berkedudukan di ibukota negara (kebanyakan). Wilayah sirkulasi meliputi

seluruh provinsi. Kebijakan redaksional lebih banyak menekankan kepada

masalah, isu, aspirasi, tuntutan dan kepentingan nasional secara keseluruhan

tanpa memandang sekat-sekat geografis atau ikatan promodial seperti agama,

budaya, dan suku bangsa. Dari sisi isi, isu-isu yang dimunculkan adalah isu

yang tidak hanya berlaku secara nasional tetapi juga mengjangkau wilayah

serta kepentingan masyarakat global secara universal (Sumadiria, 2006:44-

45).

Page 41: KONFLIK BUDAYA DALAM SURAT KABAR - core.ac.uk · Penyusunan skripsi dengan judul “Konflik Budaya dalam Surat Kabar” (Studi Analisis Isi Perbandingan Berita Tentang Konflik Budaya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

Pernyataan tersebut diatas yang menjadi tolak ukur, kenapa Utusan

Malaysia dan Media Indonesia disebut sebagai surat kabar nasional. Utusan

Malaysia memiliki cakupan distribusi di seluruh wilayah Malaysia, sedangkan

untuk Media Indonesia memiliki cakupan distribusi di seluruh wilayah

Indonesia atau provinsi di seluruh Indonesia. Keduanya juga mempunyai

wilayah jangkauan pembaca dan distribusi serta muatan berita yang berbeda.

Sebagai contoh, dalam penelitian ini peristiwa yang diolah oleh surat kabar

Utusan Malaysia dan Media Indonesia adalah sama, yaitu Konflik Budaya

Indonesia – Malaysia. Namun dalam pengolahannya hingga menjadi berita

yang siap dikonsumsi oleh pembaca menjadi tidak sama, tergantung dari

kepentingan pembaca dan sikap dasar masing-masing surat kabar, salah

satunya kebijakan redaksi.

1.1.2 Berita

Menurut batasan atau defenisi, berita dalam arti teknis jurnalistik

adalah:

“Laporan tentang fakta atau ide yang terbaru, yang dipilih oleh staf suatu harian untuk disiarkan, yang dapat menarik perhatian pembaca, entah karena ia luar biasa, entah karena pentingnya atau akibatnya, entah pula karena ia mencakup segi-segi human interest seperti humor, emosi dan ketegangan” (Assegaff, 1983:24).

Berita yang baik adalah berita yang mengacu kepada nilai-nilai berita yang

kemudian dipadukan dengan unsur-unsur berita sebagai rumus umum

penulisan berita. Fakta dan data yang dikumpulkan harus memenuhi unsur-

unsur berita 5W + 1H seperti berikut (Mursito, 1999:58):

Page 42: KONFLIK BUDAYA DALAM SURAT KABAR - core.ac.uk · Penyusunan skripsi dengan judul “Konflik Budaya dalam Surat Kabar” (Studi Analisis Isi Perbandingan Berita Tentang Konflik Budaya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

1. What – Apa yang terjadi?

2. Who – Siapa(-siapa) yang terlibat dalam suatu kejadian?

3. Why – Mengapa (apa yang menyebabkan) kejdian itu timbul?

4. Where – Dimana kejadian itu?

5. When – Kapan kejadiannya?

6. How – Bagaimana kejadiannya (duduk perkaranya)?

Berita merupakan nyawa dari media massa manapun dan berita pula

yang memberi hidup pada media massa. “Berita” belum tentu identik dengan

“fakta”. Antara “peristiwa” sebagai realitas faktual dan sampai terbitnya

“berita” terdapat proses yang panjang dan unik. Betapapun hebat dan

pentingnya suatu peristiwa dan fakta, tanpa diketahui, dilihat dan dilaporkan

wartawan pada pihak publik maka peristiwa/kejadian tersebut tidak dapat

dikatakan sebagai sebuah berita.

Kejadian-kejadian dan sumber yang ditulis menjadi sebuah berita

tentunya bermacam-macam. Hubungan antara macam berita dan sumber

berita, yakni macam berita menentukan sumber berita. Macam berita dapat

dibagi menjadi empat hal pokok, yakni (Assegaf, 1983:38):

a. Berdasarkan sifat kejadian berita;

Dikategorikan menjadi dua jenis:

1. Berita yang diduga, yakni berita-berita yang sudah diduga akan terjadi.

2. Berita yang tak terduga, yakni berita-berita yang kejadiannya tidak

terduga sama sekali, yang terjadi secara mendadak atau tiba-tiba.

Page 43: KONFLIK BUDAYA DALAM SURAT KABAR - core.ac.uk · Penyusunan skripsi dengan judul “Konflik Budaya dalam Surat Kabar” (Studi Analisis Isi Perbandingan Berita Tentang Konflik Budaya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

b. Berdasarkan sosial atau masalah yang dicakup berita;

Pada kategori ini macam beritanya sangat banyak. Biasanya dibedakan

menjadi berita politik, ekonomi, kejahatan, kecelakaan/kebakaran,

olahraga, militer, ilmiah, pendidikan, agama, pengadilan, “dunia wanita”,

“manusida dan peristiwa”.

c. Berdasarkan jarak kejadian dan publikasi berita;

Suatu kejadian bisa masuk ke dalam lebih dari satu kategori. Isu tentang

kesenjangan sosial, misalnya bisa masuk berita ekonomi, sosial – politik,

bahkan kebudayaan. Kebodohan juga bisa masuk kategori berita

pendidikan, tetapi bisa pula menjadi berita ekonomi karena kebodohan

berhubungan dengan tingkat pendapatan seseorang.

d. Berdasarkan isi berita.

Apapun isi berita yang ditulis, tentu berasal dari sumber berita, baik

sumber yang memberikan berita “sudah jadi” maupun sumber yang hanya

memberikan “bahan mentah”.

Selain itu, untuk mendukung suatu penulisan berita yang benar dan

terarah, maka berita tersebut harus sesuai dengan dua bentuk berita sebagai

berikut:

1. Berita lugas (hard news)

Suatu kejadian yang baru saja terjadi akan menarik perhatian

sebagian besar publik, sehingga harus disampaikan secepat mungkin.

Berita yang padat berisi informasi fakta yang disusun berdasarkan urutan

dari yang penting ini disebut berita lugas (hard news). Jadi pada awal

Page 44: KONFLIK BUDAYA DALAM SURAT KABAR - core.ac.uk · Penyusunan skripsi dengan judul “Konflik Budaya dalam Surat Kabar” (Studi Analisis Isi Perbandingan Berita Tentang Konflik Budaya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

berita berisikan sari atau inti dari kejadian yang ingin disampaikan dengan

elaborasi detail kemudian, dan gaya ini disebut dengan ‘bottom line’.

Topik menarik berita lugas misalnya pecah perang antara dua negara,

peledakan bom bunuh diri, gunung api yang meletus, tabrakan antara dua

kereta api, dan lain-lain. Tetapi ada kalanya berita lugas ini berisi

kejadian-kejadian rutin seperti kegiatan pemerintahan, politik, ekonomi,

pengadilan dan lainnya yang bagi sebagian besar audiences membosankan

(dull news).

2. Berita halus (soft news)

Terdapat peristiwa/cerita yang memang tidak bisa atau sulit

disampaikan sebagai berita lugas, misalnya cerita yang sarat berisi unsur

kemanusiaan. Daniel R. Willamson, seorang peneliti profesional,

merumuskan bahwa reportase dalam bentuk berita halus, seperti feature,

sebagai penelitian cerita yang kreatif, subyektif, yang dirancang untuk

menyampaikan informasi dan hiburan kepada pembaca. Terdapat beberapa

jenis feature:

a. Bright

Bright yang sering disebut dengan brite, yaitu sebuah tulisan kecil

yang menyangkut kemanusiaan (human interest featurette), biasanya

ditulis dengan gaya anekdot dengan klimaks pada akhir cerita.

Page 45: KONFLIK BUDAYA DALAM SURAT KABAR - core.ac.uk · Penyusunan skripsi dengan judul “Konflik Budaya dalam Surat Kabar” (Studi Analisis Isi Perbandingan Berita Tentang Konflik Budaya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

b. Sidebar

Cerita feature ini mendampingi atau melengkapi suatu berita utama.

Cerita tentang banjir besar misalnya, bisa disajikan dengan sidebar

tentang wawancara dengan keluarga korban,dll.

c. Sketsa kepribadian atau profil

Suatu sketsa yang biasanya pendek dan hanya mengenai satu aspek

dari kepribadian, seperti misalnya seseorang yang hobinya

mengumpulkan model kapal layar antik. Profil lebih panjang dari

sketsa, lebih detail dan secara psikologis lebih dalam. Profil mencoba

menggambarkan dasar yang dalam seperti apa sebenarnya individu

tersebut.

d. Berita feature (newsfeature)

Ini adalah sebuah berita yang ditulis dengan gaya feature. Daripada

ditulis secara langsung dan lugas, cerita itu disampaikan dengan teknik

feature, seperti pembukaan cerita dengan suatu ilustrasi anekdot,

walaupun sebenarnya tujuan utama dari cerita itu adalah

menyampaikan berita.

e. Wawancara

Walaupaun kebanyakan feature didasarkan pada wawancara, feature

wartawan khusus melukiskan suatu analog antara seorang wartawan

dengan orang lain, biasanya seorang tokoh masyarakat atau selebriti.

Terkadang ditulis dalam format tanya-jawab.

Page 46: KONFLIK BUDAYA DALAM SURAT KABAR - core.ac.uk · Penyusunan skripsi dengan judul “Konflik Budaya dalam Surat Kabar” (Studi Analisis Isi Perbandingan Berita Tentang Konflik Budaya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

f. Narasi

Berdasarkan pengamatan bahwa cerita atau narasi merupakan salah

satu bentuk feature, dan dalam pengertian murninya memang

demikian. Narasi bagaikan cerita pendek, namun narasi berhubungan

dengan materi yang faktual. Narasi memaparkan adegan demi adegan

dengan memanfaatkan deskripsi, karakterisasi, dan plot (Ishwara,

2005:58-65).

1.2. Komunikasi Antarbudaya

Setelah menjabarkan mengenai definisi komunikasi, maka kita harus

memahami dengan betul tentang pengertian budaya. Secara formal budaya

didefinisikan sebagai tatanan pengetahuan, pengalaman, kepercayaan, nilai,

sikap, makna, dan milik yang diperoleh sekolompok besar orang dari generasi

ke generasi melalui usaha individu dan kelompok (Mulyana dan Rakhmat,

2009:18).

Namun bagaimana dengan hubungan antara komunikasi dan budaya?

Berikut penjabaran tentang hubungan keduanya yang dipaparkan oleh

Mulyana dan Rakhmat (2009:19):

Budaya dan komunikasi tak dapat dipisahkan oleh karena budaya tidak hanya menentukan siapa bicara dengan siapa, tentang apa, dan bagaimana orang menyandi pesan, makna yang ia miliki untuk pesan, dan kondisi-kondisinya untuk mengirim, memperhatikan dan menafsirkan pesan. Sebenarnya seluruh perbendaharaan perilaku kita sangat bergantung pada budaya tempat kita dibesarkan. Konsekuensinya, budaya merupakan landasan komukasi. Bila budaya beraneka ragam, maka beraneka ragam pula praktik-praktik komunikasi.

Page 47: KONFLIK BUDAYA DALAM SURAT KABAR - core.ac.uk · Penyusunan skripsi dengan judul “Konflik Budaya dalam Surat Kabar” (Studi Analisis Isi Perbandingan Berita Tentang Konflik Budaya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

Jika sebelumnya kita sudah mengatahui definisi dari komunikasi, dan

disusul definisi singkat mengenai budaya, maka daapt disimpulkan bahwa

komunikasi antarbudaya merupakan suatu komunikasi yang antara sumber

sebagai satu faktor utama yang paling penting dan penerimanya yang adalah

faktor penunjang dalam terjadinya proses komunikasi berasal dari budaya

yang berbeda. Komunikasi antarbudaya terjadi bila produsen pesan adalah

anggota suatu budaya dan penerima pesannya adalah anggota suatu budaya

lainnya (Mulyana dan Rakhmat, 2009:20-21).

Adapun pengertian dari komunikasi antarbudaya adalah komunikasi

yang bukan saja komunikasi yang ada dalam satu kalangan dengan latar

belakang pribadi yang memiliki perbedaan budaya namun juga karena

perbedaan etnik dan ras yang telah cukup lama mereka pegang dan akan tetap

selamanya mereka pegang, sehingga akan sulit sekali bagi mereka untuk

melakukan satu komunikasi. Karena kesulitan untuk melepas prinsip latar

belakang budaya mereka yang bagi mereka sangat bersifat pribadi (Liliweri,

2001:164).

Melengkapi diri dengan kemampuan komunikasi antarbudaya tidak

sekedar untuk tujuan pragmatis pergaulan, namun lebih dari itu memiliki

tujuan tertentu yang bersifat kognitif dan afektif. Litvin (dalam Mulyana,

2009:xi) menguraikan tujuan tersebut sebagai berikut:

1. Menyadari bias budaya sendiri.

2. Lebih peka secara budaya.

3. Merangsang pemahaman yang lebih besar atas budaya sendiri.

Page 48: KONFLIK BUDAYA DALAM SURAT KABAR - core.ac.uk · Penyusunan skripsi dengan judul “Konflik Budaya dalam Surat Kabar” (Studi Analisis Isi Perbandingan Berita Tentang Konflik Budaya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

4. Memperluas dan memperdalam pengalaman seseorang.

5. Membantu memahami budaya sebagai hal yang menghasilkan dan

memelihara semesta wacana dan makna bagi para anggotanya.

6. Membantu memahami kontak antar budaya sebagai suatu cara

memperoleh pandangan ke dalam budaya sendiri: asumsi-asumsi, nilai-

nilai, kebebasan-kebebasan dan keterbatasan-keterbatasannya.

7. Membantu memahami model-model, konsep-konsep dan aplikasi-aplikasi

bidang komunikasi antarbudaya.

8. Membantu menyadari bahwa sistem-sistem nilai yang berbeda dapat

dipelajari secara sistematis, dibandingkan dan dipahami.

Untuk melengkapi tujuan studi komunikasi antarbudaya, maka

diperlukan sasaran dari komunikasi antarbudaya tersebut. Ada 3 (tiga) sasaran

komunikasi antarbudaya yang selalu dikehendaki dalam proses komunikasi

antarbudaya, yakni sebagai berikut (Liliweri, 2003:276):

1. Agar kita berhasil melaksanakan tugas-tugas yang berhubungan dengan

orang-orang dari latar belakang kebudayaan yang berbeda.

2. Agar dapat meningkatkan hubungan antar pribadi dalam suasana antar

budaya.

3. Agar tercapainya pernyesuaian antar pribadi.

Sasaran komunikasi antarbudaya jika berhasil berhasil dilaksanakan dan bisa

mempengaruhi lingkungan sekitar tentunya tidak terlepas dari prinsip-prinsip

dasarnya. Adapun beberapa prinsip-prinsip umum komunikasi antarbudaya

(Devito, 1997:486):

Page 49: KONFLIK BUDAYA DALAM SURAT KABAR - core.ac.uk · Penyusunan skripsi dengan judul “Konflik Budaya dalam Surat Kabar” (Studi Analisis Isi Perbandingan Berita Tentang Konflik Budaya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

1. Relativitas Budaya

Bahasa membantu menstruktur apa yang kita lihat dan bagaimana kita

melihatnya, tetapi tidak menjadi penghambat yang serius untuk

komunikasi yang bermakna.

2. Bahasa sebagai Cermin Budaya

Bahasa mencerminkan budaya. Makin besar perbedaan budaya, makin

besar perbedaan komunikasi baik dalam bahasa maupun dalam isyarat-

isyarat nonverbal komunikasi akan sulit dilaksanakan. Kesulitan ini dapat

mengakibatkan, misalnya lebih banyak kesalahan komunikas, kesalahan

kalimat, lebih besar salah paham, dan makin banyak salah persepsi.

3. Mengurangi Ketidak-pastian

Makin besar perbedaan budaya maka makin besar ketidak-pastian atau

lebih dikenal dengan istilah ambiguitas dari makin besar ketidak-pastian

yang ada maka seseorang akan semakin sulit untuk memprediksi dan

menjelaskan perilaku orang lain.

4. Kesadaran Diri dan Perbedaan Antar Budaya

Perlu adanya kesadaran dalam diri untuk menyadari bahwa perbedaan

akan selalu ada dalam lingkungan kita dan dari adanya kesadaran diri

tersebut akan lebih mempermudah kita untuk berkomunikasi dengan orang

lain yang berbeda budaya dengan kita.

5. Interaksi Awal dan Perbedaan Antar Budaya

Interaksi awal akan sangat mempengaruhi seseorang untuk tetap

berhubungan dengan orang lain yang berbeda budaya dengan dia atau akan

Page 50: KONFLIK BUDAYA DALAM SURAT KABAR - core.ac.uk · Penyusunan skripsi dengan judul “Konflik Budaya dalam Surat Kabar” (Studi Analisis Isi Perbandingan Berita Tentang Konflik Budaya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

mempengaruhi hubungan tersebut. Perbedaan antar budaya yang didasari

oleh interaksi awal akan berangsur-angsur menurun tingkat

kepentingannya bila hubungan sudah menjadi lebih dekat.

6. Memaksimalkan Hasil Interaksi

Dalam komunikasi antarbudaya kita perlu untuk memaksimalkan hasil

interaksi. Beragam jenis interaksi terkadang mempengaruhi sifat dan

perilaku seseorang, sehingga terkadang terjadi perbedaan pendapat. Oleh

karena itu diperlukan sikap saling tenggang rasa antar sesama

penduduk/masyarakat yang terlibat dalam suatu hubungan komunikasi

agar bisa menghasilkan hubungan interaksi yang maksimal.

1.2.1. Faktor-Faktor Penghambat Komunikasi Antarbudaya

Setiap melakukan proses komunikasi antara komunikan dan

komunikator terkadang terjadi hambatan yang menyebabakan pesan tidak

sampai dengan jelas diterima oleh lawan bicara. Begitu halnya dengan

komunikasi antarbudaya, juga terkadang mengalami hambatan.

Hambatan komunikasi atau yang juga dikenal sebagai Communication

Barrier adalah segala sesuatu yang menjadi penghalang untuk terjadinya

komunikasi yang efektif (Chaney and Martin, 2004:11). Dalam hal ini konsep

hambatan yang dimaksud adalah saat seseorang melakukan komunikasi

dengan lawan bicara mereka yang berbeda latar belakang budaya. Ada 3 (tiga)

faktor penghalang atau penghambat dalam melakukan komunikasi

antarbudaya yaitu:

Page 51: KONFLIK BUDAYA DALAM SURAT KABAR - core.ac.uk · Penyusunan skripsi dengan judul “Konflik Budaya dalam Surat Kabar” (Studi Analisis Isi Perbandingan Berita Tentang Konflik Budaya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

a. Etnosentrisme

Sumber utama perbedaan budaya dalam sikap adalah etnosentrisme, yaitu

kecenderungan memandang orang lain secara tidak sadar dengan

menggunakan kelompok kita sendiri sebagai kriteria untuk segala

penilaian (Mulyana dan Rakhmat, 2009:76).

Etnosentrisme terkadang muncul dalam keadaan seseorang tidak sadar,

namun selalu diekspresikan dalam keadaan sadar. Sehingga diperlukan

kewaspadaan dalam menangani seseorang yang termasuk dalam tipe

etnosentrisme untuk menghindari terjadinya konflik antar budaya.

b. Streotip

Kesulitan komunikasi akan muncul dari penstereotipan (stereotyping),

yakni mengeneralisasikan orang-orang berdasarkan sedikit informasi dan

membentuk asumsi mengenai mereka berdasarkan keanggotaan mereka

dalam suatu kelompok. Dengan kata lain, penstereotipan adalah proses

menempatan orang-orang dan obyek-obyek ke dalam kategori-kategori

yang mapan, alih-alih berdasarkan karakterikstik mereka (Mulyana,

2001:218).

Sikap seperti ini seringkali nampak ketika seseorang menilai orang lain

pada basis kelompok etnis tertentu, dan selanjutnya dibawa pada penilaian

terhadap pribadi individu tersebut.

c. Prasangka

Prasangka (prejudice) yakni salah satu rintangan atau hambatan berat bagi

suatu kegiatan komunikasi oleh karena orang yang mempunyai prasangka

Page 52: KONFLIK BUDAYA DALAM SURAT KABAR - core.ac.uk · Penyusunan skripsi dengan judul “Konflik Budaya dalam Surat Kabar” (Studi Analisis Isi Perbandingan Berita Tentang Konflik Budaya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

belum apa-apa sudah bersikap curiga dan menentang komunikator yang

hendak melancarkan komunikasi (Effendi, 1993:49).

Berdasarkan pengertian diatas, sikap prasangka telah membuat

seseorang memasang tembok pembatas terhadap orang lain dalam

pergaulan dan justru membuat orang tersebut cenderung menjadi

emosional ketika prasangka terancam oleh hal-hal yang bersifat

kontradiktif.

1.2.2. Konflik Budaya

Budaya lebih dari sekedar bahasa, pakaian, dan jenis makanan.

Budaya dapat terbagi dalam kelompok ras, etnis, atau kebangsaan,

tetapi budaya juga dapat muncul dari adanya perpecahan generasi,

kelas sosial ekonomi, orientasi seksual, kemampuan dan kecacatan,

afliasi politik dan agama, bahasa dan gender.

Dua hal yang perlu diperhatikan mengenai kebudayaan, yakni

mereka selalu berubah, dan mereka berkaitan dengan dimensi simbolis

kehidupan. Dimensi simbolik adalah tempat dimana kita selalu

membuat makna dan memberlakukan identitas kita (LeBaron:2003).

Budaya dan konflik memang tidak terlepas dari hubungan yang

erat. Namun, hal ini tidak berati bahwa perbedaan budaya pasti

menghasilkan konflik. Konflik adalah bagian normal dari interaksi

manusia dan tidak harus diselesaikan dengan perang. Hal ini dapat

terwujud pada berbagai tingkatan, termasuk dimensi perilaku,

Page 53: KONFLIK BUDAYA DALAM SURAT KABAR - core.ac.uk · Penyusunan skripsi dengan judul “Konflik Budaya dalam Surat Kabar” (Studi Analisis Isi Perbandingan Berita Tentang Konflik Budaya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

emosional atau perspektif. Konflik dapat mencakup segregasi

(pemisahan/pengasingan), diskriminasi, dan pengucilan. Berikut

anggapan-anggapan dasar mengenai pandangan pendekatan konflik,

yakni (Nasikun, 2001:16):

1. Setiap masyarakat senantiasa berada di dalam proses perubahan

yang tidak pernah berakhir, atau dengan perkataan lain, perubahan

sosial merupakan gejala yang melekat di dalam setiap masyarakat.

2. Setiap masyarakat mengandung konflik-konflik di dalam dirinya,

atau dengan perkataan lain, konflik adalah merupakan gejala yang

melekat di dalam setiap masyarakat.

3. Setiap unsur di dalam suatu masyarakat memberikan sumbangan

bagi terjadinya disintegrasi dan perubahan-perubahan sosial.

Budaya tertanam dalam setiap konflik dikarenakan konflik

kerap kali muncul dalam hubungan antar manusia. Konflik yang terjadi

seringkali beragam tetapi prosesnya hampir sama, antara lain

(Abubakar, 2003:41-42):

1. Ada gejala membangun superiority untuk menundukkan pihak lain

lebih baik pada sisi sosial budaya, maupun dari sisi ekonomi.

2. Kekurangmampuan aparat Pemerintah menjabarkan semangat

reformasi yang sedang muncul dan berkembang sehingga dalam

menginformasikan perubahan yang terjadi keberpihakan opini yang

menimbulkan sikap berseberangan antar pihak-pihak yang merasa

terlindungi dengan adanya pihak yang merasa tertekan.

Page 54: KONFLIK BUDAYA DALAM SURAT KABAR - core.ac.uk · Penyusunan skripsi dengan judul “Konflik Budaya dalam Surat Kabar” (Studi Analisis Isi Perbandingan Berita Tentang Konflik Budaya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

3. Adanya gejala-gejala moral dan etik, HAM dan harkat martabat

adat/hukum tidak secara nyata ditegakkan.

4. Rasa termarginalkan kelompok minoritas/lokal sehingga

berlindung pada atribut etnis agama.

Konflik budaya antar negara yang berlarut dapat merambat ke

konflik lainnya jika tidak ditangani dengan baik, mengingat bahwa

ketakutan tiap negara akan mengakibatkan perpecahan yang lebih

besar apabila konflik tersebut sudah mempengaruhi/melecehkan

politik, hukum dan etika dari suatu negara (Riles:2008).

Dalam masalah penyelesaian konflik, toleransi dan kesabaran

merupakan faktor kuncinya. Belajar mengenai keanekaragaman

budaya yakni melalui pendidikan multikultural, dapat membukakan

diri terhadap adanya kemungkinan perbedaan tersebut sehingga kita

dapat bergerak maju agar mendapatkan pemahaman yang benar dan

apresiasi terhadap bagaimana budaya yang unik. Dengan demikian,

kita dapat membangun rasa hormat dan toleransi dalam menghadapi

perbedaan budaya (Kumbara, 2009:534).

1.2.3. Penerapan Komunikasi Antarbudaya dalam Penelitian

Prinsip-prinsip komunikasi dalam penerapan konteks

kebudayaan akan lebih dapat dipahami dalam konteks perbedaan

budaya dalam mempersepsikan obyek-obyek sosial tertentu.

Kemiripan budaya dalam persepsi memungkinkan pemberian makna

Page 55: KONFLIK BUDAYA DALAM SURAT KABAR - core.ac.uk · Penyusunan skripsi dengan judul “Konflik Budaya dalam Surat Kabar” (Studi Analisis Isi Perbandingan Berita Tentang Konflik Budaya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

yang mirip terhadap suatu obyek sosial atau peristiwa. Masalah-

masalah kecil yang timbul dalam komunikasi seringkali akibat dari

perbedaan persepsi. Perbedaan persepsi ini diakibatkan oleh derajat

kesamaan dan ketidaksamaan yang dicapai dalam integrasi sosial

antara komunikator dan komunikan.

Perbedaan persepsi dalam kasus klaim budaya antara Indonesia

dan Malaysia pada kerangka pemikiran dan telaah pustaka ini sangat

berkaitan dengan topik yang diangkat dari penelitian ini, yakni konflik

budaya Indonesia - Malaysia dalam surat kabar.

Konflik budaya Indonesia – Malaysia ini mewakili proses dari

komunikasi antarbudaya. Proses konflik dari kedua negara tersebut

merupakan bagian dari komunikasi antar negara yang terlibat

perseteruan dan konflik tersebut bersumber pada klaim budaya yang

dilakukan Malaysia terhadap Indonesia. Sehingga secara tidak

langsung proses ini merupakan penerapan dari komunikasi

antarbudaya yang terjadi antara negara, Indonesia dan Malaysia.

2. Analisis Isi sebagai Teknis Analisis

Berdasarkan asumi dan bahan penelitian, maka peneliti berusaha

membandingkan surat kabar Utusan Malaysia dan Media Indonesia dalam hal

mengukur frekuensi isi berita dengan point of interest budaya-budaya

Indonesia seperti Tari Pendet, Tari Reog Ponorogo, Lagu Rasa Sayange dan

Page 56: KONFLIK BUDAYA DALAM SURAT KABAR - core.ac.uk · Penyusunan skripsi dengan judul “Konflik Budaya dalam Surat Kabar” (Studi Analisis Isi Perbandingan Berita Tentang Konflik Budaya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

Batik. Adapun metode yang digunakan oleh peneliti adalah analisis isi

(content analysis).

Analisis isi adalah suatu metode untuk mengamati dan mengukur isi

komunikasi. Analisis isi telah sering dipakai untuk mengkaji pesan-pesan

media. Oleh karena metode ini adalah suatu cara untuk menguji isi secara

kuantitatif, keyakinan-keyakinan dan kepentingan-kepentingan para editor dan

penerbit-penerbit, kecenderungan para pembaca, dan pola-pola kebudayaan

dari bangsa-bangsa seutuhnya, bahkan telah dipelajari dengan menggunakan

tehnik penelitian ini.

Tehnik ini menurut Bernard Berelson didasarkan pada beberapa asumsi:

a. Bahwa kesimpulan-kesimpulan tentang hubungan antara maksud dan isi

serta antara isi dan efek dapat ditarik secara sah, dan hubungan sebenarnya

ditetapkan.

b. Bahwa pengkajian isi nyata adalah sangat berarti. Kategori-kategori dapat

dibuatkan pada isi yang sesuai dengan arti yang dimaksud oleh

komunikator dan dimengerti oleh para pembaca.

c. Bahwa uraian isi komunikasi secara kuantitatif adalah sangat berarti.

Asumsinya mengandung arti bahwa frekuensi kejadian dari pelbagai sifat

isi itu sendiri merupakan faktor penting dalam proses komunikasi, dalam

keadaan-keadaan tertentu (Flournoy, 1989:12-13).

Pendekatan secara kuantitatif dapat mensyaratkan pada suatu

penelitian, termasuk penggunaan metode analisis isi yang memiliki keandalan

(reliability) dan kesahihan (validity) yang baik. Tingkat keandalan / reliabilitas

Page 57: KONFLIK BUDAYA DALAM SURAT KABAR - core.ac.uk · Penyusunan skripsi dengan judul “Konflik Budaya dalam Surat Kabar” (Studi Analisis Isi Perbandingan Berita Tentang Konflik Budaya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

(reliability) dalam metode analisis isi mengacu pada tingkat konsistensi yang

ditampilkan oleh satu atau lebih pengkode (coders) dalam mengklasifikasi isi

menurut nilai tertentu dalam variabel yang lebih spesifik. Selain itu,

reliabilitas juga dapat didemonstrasikan dengan mengkaji hubungan antara

penilaian dari sampel yang sama untuk hasil yang relevan, oleh pengkode

yang berbeda (inter-coder reliability), atau oleh pengkode yang sama dalam

saat yang berbeda (intra-coder reliability). Untuk dapat mencapai tingkat

reliabilitas (kepercayaan) yang tinggi, peneliti wajib:

1. Mendefinisikan variabel dan nilai secara jelas dan tepat dan menjamin

bahwa semua pengkode dapat memahami definisi ini dalam cara yang

sama.

2. Melatih pengkode dalam menerapkan kriteria terdefinisi untuk setiap

variabel dan nilai.

3. Mengukur konsistensi inter-coder dimana dua atau lebih pengkode

menerapkan kriteria (definisi-definisi) dengan menggunakan kumpulan

contoh serupa.

Menurut Krippendorf, analisis isi menempati kedudukan yang penting diantara

metodologi penelitian karena kemampuan yang dimilikinya. Pertama, ia

mampu menerima komunikasi simbolik yang relatif tidak terstruktur sebagai

data; dan kedua, menganalisis gejala yang tak teramati (unobserved) melalui

medium data yang berkaitan dengan gejala tersebut (Krippendorf, 1993:35).

Page 58: KONFLIK BUDAYA DALAM SURAT KABAR - core.ac.uk · Penyusunan skripsi dengan judul “Konflik Budaya dalam Surat Kabar” (Studi Analisis Isi Perbandingan Berita Tentang Konflik Budaya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

4. Penelitian Terdahulu

Untuk melengkapi bahan penelitian ini, maka peneliti merujuk pada

penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya. Penelitian yang menjadi rujukan

oleh peneliti adalah hasil penelitian yang mempunyai nilai korelasi terhadap

tema/kajian yang diangkat oleh peneliti, akan tetapi peneliti tidak memilih

penelitian terdahulu berdasarkan tema ataupun metodologi yang sama, namun

mengacu pada penelitian yang sama-sama berkaitan dengan analisis isi,

konflik budaya atau konflik antar negara dalam media massa.

Penelitian terdahulu yang dijadikan sebagai bahan rujukan dan refrensi

pada penelitian yang dilakukan kali ini antara lain penelitian oleh Purnami

Wulansari dalam skripsi “Perempuan dalam Foto Jurnalistik (Studi Analisis Isi

Foto Jurnalistik tentang Citra Perempuan dalam Surat Kabar Bali Post dan

Kedaulatan Rakyat Periode Maret-Mei 2005)”. Penelitian ini dilakukan untuk

mengetahui perbedaan penyajian (pemuatan) foto jurnalistik dengan point of

interest perempuan dalam menggambarkan citra perempuan dilihat dari

kategori jenis foto jurnalistik, peran perempuan, halaman berita, lingkup berita

yang diukur dari frekuensi kemunculan dan volume berita.

Adapun hasil penelitian menunjukkan bahwa kedua surat kabar yakni

Bali Post dan Kedaulatan Rakyat, lebih dominan menunjukkan foto berita.

Dari kategori peran perempuan, Bali Post dominan menyajikan peran sebagai

entertainer/penghibur, sedangkan Kedaulatan Rakyat dominan menyajikan

peran sebagai profesional. Untuk kategori halaman berita, kedua surat kabar

mayoritas menempatkan foto jurnalistik dengan point of interest perempuan

Page 59: KONFLIK BUDAYA DALAM SURAT KABAR - core.ac.uk · Penyusunan skripsi dengan judul “Konflik Budaya dalam Surat Kabar” (Studi Analisis Isi Perbandingan Berita Tentang Konflik Budaya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

pada halaman berita lain-lain. Sementara untuk kategori lingkup berita, Bali

Post lebih banyak menyajikan dalam lingkup berita nasional, sedangkan untuk

Kedaulatan Rakyat lebih cenderung menyajikan dalam lingkup berita daerah.

Selain itu, peneliti juga menggunakan beberapa bahan rujukan yang

berasal dari penelitian internasional dengan menggunakan metode analisis isi

dan komunikasi antarbudaya. Studi yang dilakukan oleh Shahzad Ali denga

judul “US Mass Media and Images of Pakistan: Portrayal of Pakistan by

News week and Time Magazines (1991-2001)”. Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui cakupan dan penggambaran tentang Pakistan pada dua majalah

Amerika, yaitu News week dan Time.

Pada penelitian ini, peneliti bersangkutan menganalisa tentang

Pakistan berdasarkan padangan kedua majalah tersebut, mulai dari

pertumbuhan ekonomi dan media di Pakistan hingga pandangan mengenai

hubungan antara Amerika Serikat dengan Pakistan hingga masa ini. Penelitian

ini menggunakan bahan majalah berkisar tahun 1991 hingga 2001 dengan

penemuan berita sebanyak 20 item dari tiap majalah. Hasil penemuan berita

mengungkapkan bahwa hasil analisis isi menemukan pemberitaan secara

positif mempunyai porsi yang lebih besar dibandingkan porsi pemberitaan

negatif.

Isu Kashmir, Kargil, dan uji nuklir, kekuatan perjuangan antara Nawaz

Sheriff dan Benazir Bhutoo serta kerusuhan Karachi menjadikan bahan

analisis yang kritis oleh kedua majalah tersebut. Selain itu, peneliti juga

mengamati dari kebijakan perekonomian di Pakistan setelah tragedi 9/11 yang

Page 60: KONFLIK BUDAYA DALAM SURAT KABAR - core.ac.uk · Penyusunan skripsi dengan judul “Konflik Budaya dalam Surat Kabar” (Studi Analisis Isi Perbandingan Berita Tentang Konflik Budaya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

dikaitkan dengan negara Islam. Namun pada akhirnya, pemberitaan yang

disajikan oleh kedua majalah tidak terlepas dari kebijakan prioritas gedung

putih mengenai penggambaran Pakistan pada dekade 90-an. Oleh karena

kebijakan tersebut, kedua majalah menggambarkan Pakistan secara relatif baik

dan positif.

Pada penelitian internasional kedua, peneliti menggunakan hasil karya

Andrew T. Kenyon dengan judul “Investigating Chilling Effects: News Media,

and Public Speech in Malaysia, Singapore, and Australia” Penelitian ini

dilakukan untuk melihat pemberitaan yang dimuat atau dilakukan oleh media-

media di Malaysia, Singapura dan membandingkan dengan hasil peliputan di

Australia, tentunya dengan keterbatasan dan kebijaksanaan tiap-tiap negara

dalam memuat pemberitaan tersebut.

Jenis pemberitaan yang menjadi pengamatan peniliti meliputi

pemberitaan dalam bidang politik, hukum, dan hal-hal yang terkait dengan isu

publik, selain itu peneliti juga mengamati apakah keterbatasan tersebut ikut

mempengaruhi pemberitaan yang disajikan secara online yang berlaku di

Malaysia dan Singapura. Berdasarkan hasil penelitian, maka disimpulkan

bahwa media-media di Malaysia dan Singapura dibatasi dalam meliput isu-isu

politik, hukum dan publik, dibandingkan dengan negara-negara demokratis

seperti Australia dimana kebebasan berbicara sangat dihargai. Demikian

halnya dengan pemberitaan yang dimuat secara online, hal ini mengakibatkan

pemberitaan yang disajikan menjadi terbatas, melihat kebijakan itu berlaku di

negara yang belum mengakui demokrasi media yang sebenarnya.

Page 61: KONFLIK BUDAYA DALAM SURAT KABAR - core.ac.uk · Penyusunan skripsi dengan judul “Konflik Budaya dalam Surat Kabar” (Studi Analisis Isi Perbandingan Berita Tentang Konflik Budaya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

5. Kerangka Pemikiran

Keterangan:

Pada penilitian ini, kerangka pemikiran yang digunakan oleh peneliti

menjelaskan bahwa adanya permasalahan klaim budaya yang dilakukan oleh

Surat Kabar Utusan Malaysia · Kebijakan Redaksi · Penyajian Berita · Frekuensi Berita

Surat Kabar Media Indonesia · Kebijakan Redaksi · Penyajian Berita · Frekuensi Berita

Proses produksi pemberitaan mengenai Konflik Budaya

Indonesia – Malaysia Periode Agustus – Desember 2009

Proses produksi pemberitaan mengenai Konflik Budaya

Indonesia – Malaysia Periode Agustus – Desember 2009

Pesan yang dihasilkan oleh Surat Kabar Utusan Malaysia

Periode Agustus – Desember 2009

Pesan yang dihasilkan oleh Surat Kabar Media Indonesia

Periode Agustus – Desember 2009

Perbandingan antara Surat Kabar Utusan Malaysia dan Media Indonesia berdasarkan kategori pokok permasalahan berita, arah pemberitaan, sumber

berita, faktualitas berita dan bentuk penulisan berita.

Proses terjadinya Konflik Budaya antara Indonesia – Malaysia

periode Agustus – Desember 2009

Perbedaan antara Surat Kabar Utusan Malaysia dan Media Indonesia

Dalam menyajikan isi pemberitaan mengenai Konflik Budaya antara Indonesia – Malaysia, Periode Agustus – Desember 2009

Page 62: KONFLIK BUDAYA DALAM SURAT KABAR - core.ac.uk · Penyusunan skripsi dengan judul “Konflik Budaya dalam Surat Kabar” (Studi Analisis Isi Perbandingan Berita Tentang Konflik Budaya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

Malaysia terhadap budaya Indonesia sehingga memicu terjadinya konflik budaya

dari kedua negara tersebut. Dari dua surat kabar yang digunakan yakni Utusan

Malaysia dan Media Indonesia periode Agustus hingga Desember 2009, akan

dihasilkan pemberitaan yang isinya berdasarkan kebijakan redaksi, penyajian

berita hingga frekuensi berita dimana digunakan tumpuan dasar sebelum

melakukan pemberitaan terkait isu konflik budaya antara Indonesia – Malaysia

secara lebih mendetail. Setelah mengumpulkan bahan berita, kemudian berita

tersebut dicetak ke dalam surat kabar lalu diproduksi dan diedarkan ke

masyarakat.

Setelah beredarnya surat kabar tersebut di masyarakat, lalu masyarakat

dapat menyimpulkan isi berita dari kedua surat kabar tesebut dengan membaca

dan memahami isinya. Keberadaan pesan dari isi surat kabar tersebut memberikan

opini kepada masyarakat bagaimana menyikapi isi pemberitaan tersebut. Berbagai

macam sikap dan tindakan yang dapat terjadi seiring pemuatan pemberitaan

tersebut, apakah disalurkan dengan kekerasan, upaya perdamaian atau bahkan

tidak bereaksi sedikutpun terhadap pemberitaan tersebut.

Berdasarkan kategori yang diamati oleh peneliti, maka dilakukan

perbandingan terhadap dua surat kabar tersebut berdasarkan kategori pokok

permasalahan berita, arah pemberitaan, sumber berita, faktualitas berita dan

bentuk penulisan berita.

Melihat pesan yang telah dihasilkan oleh pemberitaan terkait konflik

budaya serta perbandingan berdasarkan kategorisasi penelitian maka setelah itu

dapat diketahui perbedaan penyajian dari kedua surat kabar tersebut, melihat

Page 63: KONFLIK BUDAYA DALAM SURAT KABAR - core.ac.uk · Penyusunan skripsi dengan judul “Konflik Budaya dalam Surat Kabar” (Studi Analisis Isi Perbandingan Berita Tentang Konflik Budaya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

keberadaan surat kabar berasal dari dari negara yang berbeda, dengan diikuti oleh

kebijakan dari media dan negara yang bersangkutan.

F. Hipotesis

Dari perumusan masalah yang telah dijabarkan, maka terdapat hipotesa

sebagai berikut:

1. Terdapat perbedaan-perbedaan signifikan dalam hal frekuensi penyajian

berita mengenai Konflik Budaya Indonesia – Malaysia antara surat kabar

Utusan Malaysia dan Media Indonesia periode Agustus – Desember 2009.

2. Terdapat perbedaan-perbedaan signifikan dalam hal frekuensi penyajian

berita mengenai Konflik Budaya Indonesia – Malaysia berdasarkan kategori-

kategori yang diteliti, yakni adanya perbedaan pada pokok permasalahan

berita, arah pemberitaan, sumber berita, faktualitas berita hingga bentuk

penulisan berita antara surat kabar Utusan Malaysia dan Media Indonesia

periode Agustus – Desember 2009.

G. Definisi Konsepsional dan Operasional

1. Definisi Konsepsional

Konsep merupakan abstraksi mengenai suatu fenomena yang

dirumuskan atas dasar generalisasi dari sejumlah karakteristik kejadian,

keadaan, kelompok, atau individu tertentu. Peranan konsep dalam penelitian

sangat besar karena dia adalah yang menghubungkan dunia teori dan dunia

Page 64: KONFLIK BUDAYA DALAM SURAT KABAR - core.ac.uk · Penyusunan skripsi dengan judul “Konflik Budaya dalam Surat Kabar” (Studi Analisis Isi Perbandingan Berita Tentang Konflik Budaya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

observasi sehingga perlu didefinisikan secara tepat sehingga tidak terjadi

kesalahan pengukuran (Singarimbun & Effendi, 1989:34).

Berikut dikemukakan definisi-definisi secara konsepsional berdasarkan

penilitian yang menyangkut hal-hal berikut:

a) Konflik Budaya

1. Konflik berdasarkan arti dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah:

n 1 percekcokan; perselisihan; pertentangan; 2 Sas ketegangan atau

pertentangan di dl cerita rekaan atau drama (pertentangan antara dua

kekuatan, pertentangan dl diri satu tokoh, pertentangan antara dua

tokoh, dsb).

Konflik berasal dari kata asing conflict yang secara harafiah berasal

dari kata confligere (yang berarti ‘bersama’ atau ‘bersaling-silang’) +

fligere (yang berarti ‘tubruk’ atau ‘bentur’). Didefinisikan secara

bebas dari arti harafiahnya itu, ‘konflik’ adalah ‘perbenturan’ antara

dua pihak yang tengah berjumpa dan bersilang jalan pada suatu titik

kejadian, yang berujung pada terjadinya benturan.

2. Budaya berdasarkan arti dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah:

n 1 pikiran; akal budi: hasil --; 2 adat istiadat: menyelidiki bahasa dan

--; 3 sesuatu mengenai kebudayaan yg sudah berkembang (beradab,

maju): jiwa yg --; 4 cak sesuatu yg sudah menjadi kebiasaan yg sudah

sukar diubah. (http://pusatbahasa.diknas.go.id/kbbi/index.php);

ke·bu·da·ya·an n 1 hasil kegiatan dan penciptaan batin (akal budi)

manusia spt kepercayaan, kesenian, dan adat istiadat; 2 Antr

keseluruhan pengetahuan manusia sbg makhluk sosial yg digunakan

Page 65: KONFLIK BUDAYA DALAM SURAT KABAR - core.ac.uk · Penyusunan skripsi dengan judul “Konflik Budaya dalam Surat Kabar” (Studi Analisis Isi Perbandingan Berita Tentang Konflik Budaya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

untuk memahami lingkungan serta pengalamannya dan yg menjadi

pedoman tingkah lakunya.

(http://pusatbahasa.diknas.go.id/kbbi/index.php).

Yang dimaksud konflik budaya dalam penelitian ini adalah adanya

perbenturan antara dua negara yang berselisih pada suatu titik kejadian

menyangkut kebudayaan kedua negara masing-masing.

b) Surat Kabar

Surat kabar menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah:

n lembaran-lembaran kertas bertuliskan berita dsb; koran; -- kuning surat

kabar sensasi; -- sensasi surat kabar, biasanya berukuran tabloid, yg

memuat berita sensasi; per·su·rat·ka·bar·an n perihal surat kabar; hal

mengenai surat kabar.

(http://pusatbahasa.diknas.go.id/kbbi/index.php).

Surat kabar dapat didefinisikan sebagai jenis media cetak yang menyajikan

beraneka ragam informasi sesuai dengan aktualitas peristiwa dengan

frekuensi terbit yang tinggi, seperti harian.

c) Berita

Berita (news), menurut Charnley, adalah: “laporan yang hangat, padat dan

cermat mengenai suatu kejadian, bukan kejadiannya itu sendiri” (BM,

Mursito, 1999:37).

Dalam buku “Catatan-Catatan Jurnalisme Dasar”, ketgori berita

(news) terbagi dalam 2 bentuk, antara lain: (Ishwara, 2005:58-59)

Page 66: KONFLIK BUDAYA DALAM SURAT KABAR - core.ac.uk · Penyusunan skripsi dengan judul “Konflik Budaya dalam Surat Kabar” (Studi Analisis Isi Perbandingan Berita Tentang Konflik Budaya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

a. Hard News (Berita Lugas)

Berita yang padat berisi informasi fakta yang disusun berdasarkan

urutan dari yang paling penting, disebut berita lugas, hard news. Jadi

pada awal berita berisikan sari atau inti dari kejadian yang ingin

disampaikan dengan elaborasi detail kemudian. Gaya ini disebut

“Bottom Line”.

b. Soft News (Berita Halus)

Daniel R. Williamson, merumuskan bahwa reportase dalam bentuk

berita halus, seperti feature, sebagai penulisan cerita yang kreatif,

subyektif yang dirancang untuk menyampaikan informasi dan hiburan

kepada pembaca. Penekanan pada kata-kata kreatif, subyektif,

informasi dan hiburan adalah untuk membedakan dengan berita yang

disampaikan secara langsung pada berita lugas.

2. Definisi Operasional

Definisi opersional adalah unsur penilitian yang memberitahukan

bagaimana caranya mengukur suatu variabel. Dengan kata lain, definisi

operasional adalah suatu informasi ilmiah yang amat membantu peniliti lain

yang ingin menggunakan variabel yang sama (Singarimbun & Effendi,

1989:46).

Berikut penjabaran dari definisi operasional berdasarkan penilitian:

Page 67: KONFLIK BUDAYA DALAM SURAT KABAR - core.ac.uk · Penyusunan skripsi dengan judul “Konflik Budaya dalam Surat Kabar” (Studi Analisis Isi Perbandingan Berita Tentang Konflik Budaya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

1. Konflik Budaya

Konflik budaya dalam penilitian ini adalah hasil dari klaim budaya yang

dilakukan oleh Malaysia terhadap Indonesia. Ada banyak jenis klaim

budaya yang dilakukan sepihak oleh Malaysia, namun yang sempat

menjadi pemberitaan headline di beberapa media massa baik di Indonesia

maupun di Malaysia hanya beberapa. Berikut klaim budaya yang diakui

oleh Malaysia dan yang menjadi bahan perbandingan isi berita dari kedua

media yang diangkat oleh peniliti, yakni:

a. Kain Batik

Kain Batik merupakan suatu jenis kain yang mempunyai ciri/corak

khusus dan dibuat dengan tehnik yang khusus. Batik berasal dari kata

Jawa “amba” yang berarti menulis, dan “tik” yang artinya titik. Lalu

terbentuk kata “ambatik”, yang berarti melukis, menulis, mewarna,

atau menitik (Lazuardi, 2009:137). Jika ditinjau berdasarkan arti dasar

dari kata Batik, sudah dapat dipastikan bahwa Batik berasal dari

Indonesia.

b. Lagu Rasa Sayange

Rasa Sayange atau Rasa Sayang-Sayange adalah lagu daerah yang

berasal dari Maluku, Indonesia. Lagu ini merupakan lagu daerah yang

selalu dinyanyikan secara turun-temurun sejak dahulu untuk

mengungkapkan rasa sayang mereka terhadap lingkungan dan

sosialisasi di antara masyarakat Maluku. Lagu ini digunakan oleh

Page 68: KONFLIK BUDAYA DALAM SURAT KABAR - core.ac.uk · Penyusunan skripsi dengan judul “Konflik Budaya dalam Surat Kabar” (Studi Analisis Isi Perbandingan Berita Tentang Konflik Budaya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

departemen Pariwisata Malaysia untuk mempromosikan

kepariwisataan Malaysia, yang dirilis sekitar bulan Oktober 2007.

c. Tari Reog (Ponorogo)

Reog adalah jenis tarian yang termasuk dalam salah satu jenis budaya

Indonesia yang berasal dari Jawa Timur bagian barat-laut yakni

Ponorogo. Reog merupakan tarian yang sangat kental akan hal-hal

yang berbau mistik dan ilmu kebatinan. Adanya kemiripan dengan

tarian serupa namun berbeda nama, lantas kemudian Malaysia ingin

mengukuhkan bahwa Tari Reog Ponorogo yang kepunyaan Indonesia

adalah miliknya. Tarian sejenis Reog Ponorogo yang ditarikan di

Malaysia dinamakan Tari Barongan.

d. Tari Pendet

Tari Pendet pada awalnya merupakan tari pemujaan yang banyak

diperagakan di pura, tempat ibadat umat Hindu di Bali, Indonesia.

Tarian ini melambangkan penyambutan atas turunnya dewata ke alam

dunia. Lambat-laun, seiring perkembangan zaman, para seniman Bali

mengubah Pendet menjadi "ucapan selamat datang", meski tetap

mengandung anasir yang sakral-religius. Amarah Bangsa Indonesia

berawal ketika adanya iklan berupa cuplikan Tari Pendet dalam iklan

promosi tayangan Enigmatic Malaysia yang disiarkan oleh Discovery

Channel (DC) dan iklan pariwisata Visit Malaysia 2009 di stasiun

televisi kabel Astro Malaysia (Lazuardi, 2009:32).

Page 69: KONFLIK BUDAYA DALAM SURAT KABAR - core.ac.uk · Penyusunan skripsi dengan judul “Konflik Budaya dalam Surat Kabar” (Studi Analisis Isi Perbandingan Berita Tentang Konflik Budaya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

2. Surat Kabar

Surat kabar yang digunakan dalam penilitian ini adalah Utusan Malaysia

dan Media Indonesia dengan masa terbit pada bulan Agustus – Desember

2009. Masing-masing surat kabar tersebut mewakili sebagai surat kabar

dari negara masing-masing yang setiap negara mempunyai pandangan

tersendiri menyangkut segala hal, dan tak terkecuali menyangkut masalah

budaya yang menyebabkan konflik dari kedua negara tersebut.

3. Berita

Dalam hal ini, pemberitaan mengenai konflik budaya Malaysia –

Indoensia sangat beragam. Selain ditinjau dari dua bentuk kategori berita

yakni hard news dan soft news, isi berita yang disajikan juga tidak

terlepas dari unsur-unsur 5W + 1H (Mursito, 1999:58).

7. What – Apa yang terjadi?

8. Who – Siapa(-siapa) yang terlibat dalam suatu kejadian?

9. Why – Mengapa (apa yang menyebabkan) kejdian itu timbul?

10. Where – Dimana kejadian itu?

11. When – Kapan kejadiannya?

12. How – Bagaimana kejadiannya (duduk perkaranya)?

H. Kategorisasi

Kecenderungan surat kabar dalam meliput realitas-realitas sosial dan

dituangkan ke dalam isi pemberitaan kemudian dianalisa melalui kategorisasi

yang dibuat sesuai dengan keperluan penelitian didasarkan pada:

Page 70: KONFLIK BUDAYA DALAM SURAT KABAR - core.ac.uk · Penyusunan skripsi dengan judul “Konflik Budaya dalam Surat Kabar” (Studi Analisis Isi Perbandingan Berita Tentang Konflik Budaya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

1. Pokok Permasalahan Berita

Merupakan pokok dari inti permasalahan berita yang ditulis oleh

wartawan. Kategori ini dibagi menjadi beberapa sub kategori, yakni:

1.1. Konflik Budaya

Pokok permasalahan ini berhubungan langsung dengan pokok penilitian

yang diangkat oleh peneliti. Konflik budaya yang ditumbulkan dari

permasalahan ini berfokus pada beberapa budaya yang diangkat oleh

peneliti. Termasuk dalam kategori konflik budaya jika dalam surat kabar

yang diteliti berisi pemberitaan yang menjurus kearah

konflik/perselisihan/konfrontasi yang terkait dengan berita mengenai

Kain Batik, Lagu Rasa Sayange, Tari Reog (Ponorogo) dan Tari Pendet.

1.2. Penyelesaian Konflik

Termasuk dalam kategori penyelesaian konflik jika berita berisi tentang

adanya upaya penyelesaian konflik yang dilakukan oleh kedua negara

baik dalam bentuk perang, upaya damai, konfrontasi ataupun

perundungin.

2. Arah Pemberitaan

Kategorisasi ini mengacu pada arah pemberitaan terkait topik penelitian.

Kategorisasi ini berdasarkan unit analisis refrens (Kriyantono, 2007:242-243):

a) Favourable (mendukung/positif)

Arahnya dapat dikatakan positif apabila isi berita lebih mengedepankan

informasi yang bersifat mendukung seperti dengan memuji, menyanjung,

Page 71: KONFLIK BUDAYA DALAM SURAT KABAR - core.ac.uk · Penyusunan skripsi dengan judul “Konflik Budaya dalam Surat Kabar” (Studi Analisis Isi Perbandingan Berita Tentang Konflik Budaya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

menyetujui terkait negara dari surat kabar tersebut (Utusan Malaysia

cenderung memuji Malaysia, Media Indonesia cenderung membela

Indonesia).

b) Netral

Sikap netral yang dimaksud apabila kedua surat kabar memberitakan issue

tersebut secara bijak, tidak bersikap memihak atau mendukung tanpa

menjelek-jelekkan negara lain.

c) Unfavourable (tidak mendukung/negatif)

Arah negatif apabila isi berita lebih mengarah kepada protes/demonstrasi

yang bersifat menolak/melecehkan, mencela, dan meremehkan salah satu

negara terkait isu berita (Utusan Malaysia cenderung menjelek-jelekan

Indonesia, dan Media Indonesia cenderung mencela Malaysia).

3. Sumber Berita

3.1. Ada Sumber Berita

Sumber berita merupakan asal muasal sebuah informasi atau berita

diperoleh. Termasuk dalam kategori ini apabila dalam berita terdapat

beberapa sub kategori berikut, yakni:

a. Aparatur negara

Alat kelengkapan negara terutama meliputi bidang kelembagaan,

ketatalaksanaan, dan kepegawaian yang punya tanggungjawab dalam

hal sebagai pemerintahan yang mengabdi pada negara. Termasuk

dalam kategori ini pejabat pemerintahan tingkat pusat sampai daerah.

Page 72: KONFLIK BUDAYA DALAM SURAT KABAR - core.ac.uk · Penyusunan skripsi dengan judul “Konflik Budaya dalam Surat Kabar” (Studi Analisis Isi Perbandingan Berita Tentang Konflik Budaya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

b. Profesional

Jenis pekerjaan yang berkaitan dengan profesi seseorang;

memerlukan keterampilan khusus untuk menjalankannya. Yang

tercakup dalam kategori ini antara lain dosen, pengamat politik,

pengamat sosial, pengamat budaya, seniman, budayawan, guru,

kritikus dan sebagainya.

c. Masyarakat

Kaum awam yang dilibatkan dalam isi pemberitaan. Masyarakat

adalah sekelompok orang yang membentuk suatu sistem tertentu,

dimana sebagian interaksinya berada dalam kelompok tersebut.

d. Gabungan

Sumber berita gabungan berarti berita yang menggunakan dua atau

lebih sumber informasi sebagai sumber berita.

3.2. Tidak Ada Sumber Berita

Termasuk dalam kategori tidak ada sumber berita apabila berita yang

diliput dan ditulis melalui pengamatan oleh wartawan itu sendiri atau

korespondennya di lapangan dan dipastikan tidak ada keterangan dari

narasumber.

4. Faktualitas Berita

Diukur berdasarkan kejujuran dalam pemberitaan, yakni ada tidaknya

pencampuran fakta dengan opini wartawan yang menulis berita. Indikatornya:

Page 73: KONFLIK BUDAYA DALAM SURAT KABAR - core.ac.uk · Penyusunan skripsi dengan judul “Konflik Budaya dalam Surat Kabar” (Studi Analisis Isi Perbandingan Berita Tentang Konflik Budaya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

a. Ada pencampuran fakta dan opini, yaitu bila terdapat kata-kata

opinionative yang berasal dari wartawan, seperti: tampaknya,

diperkirakan, seakan-akan, terkesan, seolah, agaknya, diramalkan,

kontroversi, mengejutkan, manuver, sayangnya, dan lainnya.

b. Tidak mencampur fakta dan opini, yaitu jika dalam tulisan berita tersebut

tidak terdapat kata-kata opinionative di atas (Kriyantono, 2007: 241-245).

5. Bentuk Penulisan Berita

Format penulisan berita yang digunakan jurnalis dalam meliput atau mengulas

pemberitaan mengenai Koflik Budaya Indonesia – Malaysia. Kategori ini

dibagi menjadi 2 sub kategori, yakni sebagai berikut:

a. Hard News

Hard news atau berita lugas yakni berita yang padat berisi informasi fakta

yang disusun berdasarkan uraian dari yang paling penting. Jadi pada awal

berita berisi sari atau inti dari kejadian yang ingin disampaikan, gaya ini

disebut juga ‘bottom line’.

b. Soft News

Soft news atau berita halus yakni sebagai penulisan cerita yang kreatif,

subyektif yang dirancang untuk menyampaikan informasi dan hiburan

kepada pembaca. Penekanan kata kreatif, subyektif, informasi dan hiburan

adalah untuk membedakan dengan berita yang disampaikan secara

langsung pada berita lugas.

Page 74: KONFLIK BUDAYA DALAM SURAT KABAR - core.ac.uk · Penyusunan skripsi dengan judul “Konflik Budaya dalam Surat Kabar” (Studi Analisis Isi Perbandingan Berita Tentang Konflik Budaya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

I. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan yakni deskriptif, yakni memaparkan

informasi dalam sajian yang bermakna untuk mendiskripsikan suatu keadaan

atau menjelaskan mengapa dan bagaimana suatu kejadian terjadi. Selain itu

deskriptif juga bisa dikatakan telah terdapat informasi mengenai suatu

permasalahan atau keadaan, akan tetapi informasi tersebut dirasakan belum

cukup terperinci, dirasakan lebih memerinci informasi yang sudah ada. Dan

jenis penilitian ini dapat dirumuskan dengan pertanyaan “Bagaimana?” (How).

Untuk mengetahui gambaran mengenai berita Konflik Budaya pada

surat kabar Utusan Malaysia dengan Media Indonesia, digunakan metode

kuantitatif yaitu perhitungan yang diukur dengan frekuensi berdasarkan

ketegori yang telah dibuat. Penggunaan metode ini dirasa lebih maksimal

karena perhitungan yang dilakukan dapat lebih menonjolkan isi pemberitaan

dari kedua surat kabar tersebut.

2. Teknik Penelitian

Penelitian ini menggunakan teknik penelitian analisis isi (content

analysis). Menurut Berelson & Kerlinger, analisis isi merupakan suatu metode

untuk mempelajari dan menganalisis komunikasi secara sistematik, objektif,

dan kuantitatif terhadap pesan yang tampak.

Prinsip dari analisis isi berdasarkan definisi diatas adalah (Kriyantono,

2007:228 -229).:

Page 75: KONFLIK BUDAYA DALAM SURAT KABAR - core.ac.uk · Penyusunan skripsi dengan judul “Konflik Budaya dalam Surat Kabar” (Studi Analisis Isi Perbandingan Berita Tentang Konflik Budaya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

1. Prinsip sistematik

Ada perlakuan prosedur yang sama pada semua isi yang dianalisis. Periset

tidak dibenarkan menganalisis hanya pada isi yang sesuai dengan

perhatian dan minatnya, tetapi harus pada keseluruhan isi yang telah

ditetapkan untuk diriset.

2. Prinsip objektif

Hasil analisis tergantung pada prosedur riset bukan pada orangnya.

Kategori yang sama bila digunakan untuk isi yang sama dengan prosedur

yang sama, maka hasilnya harus sama, walaupun risetnya beda.

3. Prinsip kuantitatif

Mencatat nilai-nilai bilangan atau frekuensi untuk melukiskan berbagai

jenis isi yang didefinisikan.

Diartikan juga sebagai prinsip digunakannya metode deduktif.

4. Prinsip isi yang nyata

Yang diriset dan dianalisis adalah isi yang tersurat (tampak) bukan makna

yang dirasakan periset. Perkara hasil akhir dari analisis nanti menunjukkan

adanya sesuatu yang tersembunyi, hal itu sah-sah saja. Namun semuanya

bermula dari analisis terhadap isi yang nampak.

Flournoy menekankan alasan seringnya penggunaan analisis isi dari berbagai

penilitian, untuk menetapkan tekanan relatif atau frekuensi dari pelbagai

gejala komunikasi: propaganda, kecenderungan-kecenderungan, gaya-gaya,

perubahan-perubahan dalam isi, dan keterbacaan (Flournoy, 1989:13).

Page 76: KONFLIK BUDAYA DALAM SURAT KABAR - core.ac.uk · Penyusunan skripsi dengan judul “Konflik Budaya dalam Surat Kabar” (Studi Analisis Isi Perbandingan Berita Tentang Konflik Budaya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

3. Obyek Penelitian

Objek pada penelitian ini adalah seluruh penyajian isi berita terkait

masalah konflik budaya Indonesia – Malaysia pada surat kabar Utusan

Malaysia dan Media Indonesia selama periode Agustus – Desember 2009.

4. Populasi dan Sampel

Populasi adalah jumlah keseluruhan dari unit analisa yang ciri-cirinya

akan diduga (Singarimbun & Effendi, 1989:152). Populasi dalam penelitian

ini adalah seluruh berita tentang konflik budaya Indonesia – Malaysia yang

dimuat oleh surat kabar Utusan Malaysia dan Media Indonesia, sehingga

semua isi pemberitaan terkait dengan konflik budaya tersebut selain menjadi

populasi sekaligus menjadi sampel. Sampel berita untuk surat kabar Utusan

Malaysia berjumlah 29 item berita sedangkan untuk surat kabar Media

Indonesia berjumlah 31 item berita.

Periode Terbit / Edisi Jumlah

Utusan Malaysia

Media Indonesia

Agustus 2009 0 20

September 2009 17 8

Oktober 2009 5 2

November 2009 3 0

Desember 2009 4 1

Total 29 31

Tabel 1.1 Jumlah Sampel Pemberitaan Terkait Konflik Budaya Indonesia – Malaysia

Pada Surat Kabar Utusan Malaysia dan Media Indonesia

Sumber: Utusan Malaysia dan Media Indonesia edisi Agustus – Desember 2009

Page 77: KONFLIK BUDAYA DALAM SURAT KABAR - core.ac.uk · Penyusunan skripsi dengan judul “Konflik Budaya dalam Surat Kabar” (Studi Analisis Isi Perbandingan Berita Tentang Konflik Budaya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

Penilitian ini mengambil waktu selama lima bulan, yakni dari bulan

Agustus – Desember 2009 dengan pertimbangan bahwa pada bulan tersebut

lagi gencar-gencarnya hubungan diplomatik antara Indonesia – Malaysia

memanas, diluar dari kasus Ambalat hingga masalah klaim budaya yang

dilakukan oleh Malaysia. Klaim budaya pada bulan ini terfokus pada masalah

pengklaiman Tari Pendet, namun seiring jalannya waktu; masalah klaim

budaya yang dahulu tidak jelas keberadaannya ikut terkuak lagi sehingga pada

rentan bulan tersebut berbagai jenis kebudayaan lainnya ikut terkaitkan lagi.

5. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dilakukan dengan metode dokumentasi,

yakni dengan cara menggali data berupa pemberitaan yang terkait dengan

konflik budaya Indonesia – Malaysia di surat kabar Utusan Malaysia dan

Media Indonesia.

6. Teknik Pengukuran

Pada penelitian ini akan digunakan penghitungan kekerapan

(frekuensi) munculnya berita yang menyangkut topik konflik budaya yang

dimuat pada surat kabar Utusan Malaysia dan Media Indonesia terbitan bulan

Agustus hingga Desember 2009.

Page 78: KONFLIK BUDAYA DALAM SURAT KABAR - core.ac.uk · Penyusunan skripsi dengan judul “Konflik Budaya dalam Surat Kabar” (Studi Analisis Isi Perbandingan Berita Tentang Konflik Budaya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

7. Teknik Analisis Data

Setelah semua data yang dibutuhkan terkumpul dan tersusun secara

lengkap serta sistematis, maka tahap selanjutnya adalah menyederhanakan

data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan. Data

yang terkumpul nantinya akan dianalisa secara kuantitatif. Dan untuk

membantu melakukan analisis data ini digunakan rumus statistik Chi-Square

dengan uji dua kelompok.

Uji Chi-Square berguna untuk menguji hubungan atau pengaruh dua

buah variabel nominal dan mengukur kuatnya hubungan antara variabel yang

satu dengan variabel nominal lainnya. Selain itu, Chi-Square digunakan

karena lebih memungkinkan menghasilkan perbedaan yang signifikan dalam

hal pengukuran isi berita yang mengandung lambang, pernyataan atau tema

yang menggunakan satuan koding.

Rumus Chi-Square sebagai berikut:

χ2 =

Dimana:

χ2 = Nilai Chi-Kuadrat

Aij = Frekuensi yang diperoleh/diamati Hij = Frekuensi yang diharapkan

Σ (Aij – Hij)2

Hij

Page 79: KONFLIK BUDAYA DALAM SURAT KABAR - core.ac.uk · Penyusunan skripsi dengan judul “Konflik Budaya dalam Surat Kabar” (Studi Analisis Isi Perbandingan Berita Tentang Konflik Budaya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

Dan hipotesa yang digunakan dalam analisis ini adalah:

Ho : χ = 0, Tidak ada perbedaan antara surat kabar Utusan Malaysia dan

Media Indonesia berdasarkan kategori yang diuji.

Ha : χ = 0, Ada perbedaan antara surat kabar Ututsan Malaysia dan Media

Indonesia berdasarkan kategori yang diuji.

Berdasarkan perbandingan nilai Chi-Square hitung (χ2) dengan nilai Chi-

Square tabel (df), maka interpretasinya sebagai berikut:

- Jika nilai Chi-Square hitung ≤ Chi-Square tabel, maka Ho diterima

- Jika Chi-Square hitung > Chi-Square tabel, maka Ho ditolak.

Nilai Chi-Square tabel didapat dari tabel nilai kritis Chi-Square, dengan taraf

signifikansi (α) = 0,05 (mengizinkan hanya 5% probabilitas untuk kekeliruan

dari taraf signifikansi).

8. Reliabilitas

Reliabilitas adalah angka indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu

alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Bila suatu alat pengukur

dapat dipakai dua kali untuk mengukur gejala yang sama dan hasil pengukuran

yang diperoleh relatif konsisten, maka alat pengukur tersebut reliable. Dengan

kata lain, reliabilitas menunjukkan konsistensi suatu alat pengukur didalam

mengukur gejala yang sama (Singarimbun & Effendi, 1989:140).

Untuk tercapainya penelitian yang obyektif, maka dalam proses

pengkodingan akan dilakukan dengan cara intercoder reliability yakni oleh

dua orang, dimana peneliti secara pribadi dan pengkoder I. Hasil dari

Page 80: KONFLIK BUDAYA DALAM SURAT KABAR - core.ac.uk · Penyusunan skripsi dengan judul “Konflik Budaya dalam Surat Kabar” (Studi Analisis Isi Perbandingan Berita Tentang Konflik Budaya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

pengkoder I kemudian dilakukan uji reliabilitas terhadap pengkodingan yang

ditemukan peneliti. Dengan demikian, uji reliabilitas dalam statistik digunakan

untuk mengetahui kesalahan dalam pengukuran. Tujuan digunakannya dua

pengkoder adalah untuk memperoleh kesepakatan atau tujuan bersama

sehingga diharapkan input reliabilitas tinggi. Ambang penerimaan yang sering

digunakan dalam kategorisasi terhadap uji reliabilitas adalah 0,75 atau 75%.

Jika persetujuan antara pengkoding (pengkoding 1 dan pengkoding 2) tidak

mencapai 0,75, maka kategorisasi operasional mungkin perlu dirumuskan

lebih spesifik lagi. Artinya kategorisasi yang dibuat belum mencapai tingkat

keterandalan atau keterpercayaan (Kriyantono,2007:236).

Uji reliabilitas ini dilakukan dengan menggunakan rumus sebagai

berikut:

2 M CR = N1 + N2

Dimana:

CR = Coeficient Reliability

M = Jumlah pertanyaan yang disetujui oleh dua pengkoder

N1 + N2 = Jumlah pertanyaan yang diberi oleh dua pengkoder

Untuk memperhitungkan tingkat persetujuan intercoder, maka

selanjutnya digunakan rumus Scott untuk mengembangkan index of reliability

(Pi) yang bukan saja mengkoreksi jumlah kategori dalam suatu kelompok tapi

juga kemungkinan frekuensi yang timbul.

Page 81: KONFLIK BUDAYA DALAM SURAT KABAR - core.ac.uk · Penyusunan skripsi dengan judul “Konflik Budaya dalam Surat Kabar” (Studi Analisis Isi Perbandingan Berita Tentang Konflik Budaya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

Rumus Scott adalah sebagai berikut:

Persetujuan yang nyata – Persetujuan yang diharapkan Pi =

1 – Persetujuan yang diharapkan

Dimana:

Pi = Nilai keterandalan.

Page 82: KONFLIK BUDAYA DALAM SURAT KABAR - core.ac.uk · Penyusunan skripsi dengan judul “Konflik Budaya dalam Surat Kabar” (Studi Analisis Isi Perbandingan Berita Tentang Konflik Budaya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB II

DESKRIPSI PENELITIAN

A. UTUSAN GROUP

1. Sejarah dan Perkembangan

Surat Kabar Utusan Malaysia berada dibawah bendera Kumpulan

Utusan (Utusan Group), yangmana juga memiliki anak perusahaan lainnya

yang berbasis media. Kumpulan Utusan (Utusan Group) didirikan pada

tahun 1938 di Singapura dengan nama peneribatan pertama yakni Utusan

Melayu. Koran pertama Utusan Melayu diluncurkan pada 29 Mei 1939,

menggunakan jenis tulisan jawi (skrip bahasa Arab) dan dicetak pertama

kali di Singapura.

Untuk lebih mendekatkan diri kepada pembacanya, maka pada

tahun yang sama diterbitkan edisi Minggu dan diberi nama Utusan Zaman.

Utusan Melayu dan Utusan Zaman berada di barisan terdepan dalam hal

pengembangan intelektual nasionalis Malaysia, yang kemudian diberikan

kepemimpinan politik yang kemudian menjadi asas kemerdekaan

Malaysia. Dapat dikatakan bahwa koran Utusan menjadi saksi bisu sejarah

kemerdekaan Malaysia dari Inggris yang tersaji dalam bentuk media

massa.

Pada tahun 1958, lima bulan setelah kemerdekaan Malaysia pada

tahun 1957, Utusan Melayu akhirnya memindahkan kantor pusatnya ke

58

Page 83: KONFLIK BUDAYA DALAM SURAT KABAR - core.ac.uk · Penyusunan skripsi dengan judul “Konflik Budaya dalam Surat Kabar” (Studi Analisis Isi Perbandingan Berita Tentang Konflik Budaya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

ibukota negara setelah dirasa benar-benar aman dan layak untuk

dipindahkan. Di Kuala Lumpur, Kumpulan Utusan (Utusan Group) lagi-

lagi menjadi leader media massa dan menjalankan peran pentingnya dalam

memberikan peliputan terhadap pembangunan ekonomi, sosial dan politik

di Malaya (istilah Malaysia saat itu), dan pada tahun 1963 wilayah Malaya

lebih diperluas untuk menjadi Malaysia seperti sekarang ini.

Melihat unit usaha Kumpulan Utusan (Utusan Group) yang

semakin berkembang dan menjadi leader media massa di Malaysia, maka

pada tahun 1967, Utusan Group dimasukkan ke dalam perseroan terbatas

publik berdasarkan Undang-Undang Perusahaan, sebagai PT Utusan

Melayu (Malaysia) Terbuka. Sejak itu, Utusan atau kemudian dikenal

sebagai Kumpulan Utusan (Utusan Group) diperluas dengan pesat, dan

hasilnya perusahaan ini tercatat pada Papan Utama di Bursa Efek Kuala

Lumpur pada tahun 1994, hingga menjadikannya perusahaan terbuka yang

paling banyak diincar sahamnya. Pada tahun yang sama, pengalihan

perubahan jenis tulisan yang digunakan dalam isi pemberitaan Utusan

Malaysia dari tulisan Jawi menjadi tulisan Malay/Melayu.

Dengan pencapain keberhasilan seperti ini, lantas tidak membuat

Utusan Group berpuas diri. Pada tahun 1997, Utusan Group memulai

untuk terjun ke dalam dunia multimedia dengan meluncurkan versi online

dari Utusan Malaysia, surat kabar online pertama di Malaysia dengan

format penuh teks dan visual.

Page 84: KONFLIK BUDAYA DALAM SURAT KABAR - core.ac.uk · Penyusunan skripsi dengan judul “Konflik Budaya dalam Surat Kabar” (Studi Analisis Isi Perbandingan Berita Tentang Konflik Budaya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

Dunia multimedia juga membuka lahan bisnis baru bagi Utusan

Group. Pada tahun 1997, Utusan Group melahirkan anak perusahaan baru

yang diberi nama JARING, dengan unit usaha sebagai penyedia akses

internet (Internet Service Provider).

Hingga kini, Utusan Group telah melakukan ekspansi

perusahaannya dengan memiliki lebih dari sepuluh anak perusahaan yang

masih aktif dan bergerak dalam empat bidang usaha utama yaitu

penerbitan, percetakan, iklan, dan layanan online.

Dalam survei jajak pendapat mengenai bidang publikasi di

Malaysia yang dilakukan oleh AC Nielson, dua group surat kabar utama

yakni Utusan Malaysia dan Mingguan Malaysia, serta puncaknya empat

majalah, yaitu Mastika, Mangga, URTV dan Wanita, secara konsisten

mencapai dan mempertahankan tingkat jumlah pembaca dan sirkulasi

tertinggi.

2. Visi, Misi dan Objektif Perusahaan

Perkembangan zaman hingga saat ini membuat Utusan Group terus

berinisiatif melakukan perkembangan pada perusahaannya. Ibarat adanya

perubahan dalam bidang media, perubahan dalam bidang teknologi,

namun pesan yang ingin disampaikan tetap sama. Oleh karena itu, ambisi

Utusan Group tidak pernah tergoyahkan dengan adanya visi perusahaan

yakni untuk memperkuat dan mengembangkan bisnis khusus untuk

membangun masyarakat yang kaya akan informasi, dinamis dan kreatif.

Page 85: KONFLIK BUDAYA DALAM SURAT KABAR - core.ac.uk · Penyusunan skripsi dengan judul “Konflik Budaya dalam Surat Kabar” (Studi Analisis Isi Perbandingan Berita Tentang Konflik Budaya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

Untuk mencapai ambisi di era teknologi informasi ini, pihak

perusahaan terus-menerus menyadari perkembangan teknologi terbaru

agar dapat memastikan bahwa posisi mereka masih yang terdepan dalam

persaingan bisnis.

Menjadi pemain dominan dalam industri penerbitan surat kabar

dan majalah, Utusan Group mempunyai misi untuk mempertahankan dan

memperkuat kepemimpinan di kalangan pembaca Malaysia, sementara itu

akan terus-menerus meningkatkan penawaran konten perusahaan. Selain

itu Utusan Group juga mempunyai misi terhadap perkembangan bisnisnya

di masa mendatang, yakni untuk menjadi pemimpin di pasar percetakan

majalah dan komersial, baik lokal maupun internasional.

Sementara itu, Utusan Group akan terus mencari peluang baru

dalam mengambil keuntungan penuh dari perkembangan teknologi terbaru

dalam media terkait seperti iklan dari luar. Sadar atau tidak disadari, dunia

bisnis ini akan terus mendapat desakan dari adanya kemajuan teknologi

yang semakin canggih dan keahlian sumber daya manusia yang semakin

berkembang, bukan hanya dari segi profitabilitas, namun dari segi kualitas

dan kuantitas dan kehandalan yang dibutuhkan oleh mitra bisnis

perusahaan, seperti pelanggan, investor, pemasok atau asosiasi.

Sebagai kesimpulan mengenai objektif perusahaan, Utusan Group

berkeyakinan bahwa pendekatan-pendekatan strategis yang diperlukan

belum sesuai dengan laju pertumbuhan dinamis Malaysia; maka dari itu,

Page 86: KONFLIK BUDAYA DALAM SURAT KABAR - core.ac.uk · Penyusunan skripsi dengan judul “Konflik Budaya dalam Surat Kabar” (Studi Analisis Isi Perbandingan Berita Tentang Konflik Budaya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

hal ini memungkinkan perusahaan untuk kembali memainkan perannya

dalam mendukung bangsa di era teknologi informasi saat ini.

3. Tata Kerja Perusahaan

Utusan Group merupakan sebuah perusahaan yang memiliki

manajemen yang rapi dan transparan sejak dari pertama didirikan.

Manajemen yang dihasilkan oleh Utusan memberikan kesan positif pada

khalayak sehingga mereka dapat percaya dan yakin akan produk yang

dihasilkan oleh Utusan Group. Dalam jajaran manajemen Utusan Group

terbagi dari tiga bagian, yakni Dewan Direksi, Manajemen, dan Editorial.

Dewan Direksi diisi oleh petinggi-petinggi perusahaan sekelas direktur

atau pemegang saham, manajemen diisi oleh staf petinggi yang bertugas

menjalankan perusahaan, sedangkan editorial ditempati oleh orang-orang

yang berkecimpung dalam alur produksi media yang dibuat oleh Utusan

Group.

Struktur Organisasi

Berikut adalah struktur organisasi yang dimiliki oleh Utusan Group:

1. Board of Directors Utusan Group (Dewan Direksi)

1. Direktur Utama : Tan Sri Mohamed Hashim Ahmad

uuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuu Makaruddin

2. Group Direktur Eksekutif:

1. Encik Mohd Nasir Ali

2. Tan Sri Hussein Ahmad

3. Dato’ Dr. Firdaus Haji Abdullah

4. Dato’ Ab. Halim Mohyiddin

Page 87: KONFLIK BUDAYA DALAM SURAT KABAR - core.ac.uk · Penyusunan skripsi dengan judul “Konflik Budaya dalam Surat Kabar” (Studi Analisis Isi Perbandingan Berita Tentang Konflik Budaya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

5. Datuk Abdul Aziz Ishak

6. Datuk Seri Ismail Yusof

7. Datuk Tengku Sarifuddin Tengku Ahmad

3. Sekretaris Perusahaan : Sharina Saidon

2. Manajemen Utusan Group

1. Direksi Utusan Group

Jabatan Nama

Direktur Utama Tan Sri Mohamed Hashim

Ahmad Makaruddin

Direktur Eksekutif Group Mohd Nasir Ali

Pemimpin Perusahaan Datuk Abdul Aziz Ishak

Wakil Pemimpin Perusahaan Othman Mohamad

Kepala Divisi Keungan W. Nor Asmah W. Ismail

Group General Manager, Adi Satria Ahmad

Periklanan

Senior General Manager, Jamal Khail Md Isa

Percetakan

General Manager, Hukum Sharina Saidon

/ Sekretaris Perusahaan

General Manager, Sumber Daya Mohd Nazlan Osman

Manusia

Senior Manager, Pemasaran Mohd Basir Abdul Rahim

/ Sirkulasi

Senior Manager, Jasa Perusahaan Ahmad Razif Mohamed & Manajemen Risiko

Senior Manager Administrasi Zulkifli Haji Basharuddin

/ Jasa Properti

Senior Manager Pengadaan Haji Abdul Kadir Mansuri

Senior Manager, Internal Audit Faridah Hashim

Manager, Departemen Editorial Zaharuddin Mohd Ali

Manager, Teknologi Informasi Abdul Halim Johar Mazahar

Manager, Divisi Komunikasi Nur Shafina Redzuan

Manager, Promosi Aslinda Mohd Noor

& Manajemen Merek

Tabel 2.1 Direksi Utusan Group

Page 88: KONFLIK BUDAYA DALAM SURAT KABAR - core.ac.uk · Penyusunan skripsi dengan judul “Konflik Budaya dalam Surat Kabar” (Studi Analisis Isi Perbandingan Berita Tentang Konflik Budaya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

2. Direksi Anak Perusahaan

Jabatan Nama

Direktur Manager Satria Adi Ahmad Utusan Media Sales Sdn Bhd

Pemimpin Redaksi, Majalah Azhar Abdul Rahman Badrul

Utusan Karya Sdn Bhd

Direktur Eksekutif Utusan Publications & Dr Ahmad Abu Bakar Hairi Distributor Sdn Bhd

Kepala Operasional Fareed Abdul Ghani

Solusi Perfisio Sdn Bhd

Pemimpin Umum Azlan Naim Abdullah

Utusan Sight & Sound Sdn Bhd

Manager Faisal Mokhtar

Juasa Holdings Sdn Bhd

Kepala Operasional Mohd Zamri Sulong

Sdn Bhd Airtime Utusan

Editorial Utusan Malaysia

Jabatan Nama

Kepala Editor Mohd Hassan Mohd. Noor

Asst. Editor Rosmanizam Abdullah

Senior Editor Berita Zulkefli Hamzah

Editor Berita Marzuki Yusof

Editor Berita Marhaini Kamaruddin

Editor Berita Rozaman Ismail

Editor Berita Mohd Ridzwan Md Iman

Editor Berita Zulkiflee Bakar

Editor Berita Ramli Abdul Karim

Tabel 2.2 Direksi Anak Perusahaan Utusan Group

Tabel 2.3 Editor Utusan Malaysia

Page 89: KONFLIK BUDAYA DALAM SURAT KABAR - core.ac.uk · Penyusunan skripsi dengan judul “Konflik Budaya dalam Surat Kabar” (Studi Analisis Isi Perbandingan Berita Tentang Konflik Budaya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

4. Kebijakan Redaksional

Kebijakan redaksi pada setiap media massa pada umumnya

memiliki sedikit kesamaan, namun ada pula yang berbeda tergantung

kebijakan-kebijakan yang ditentukan oleh perusahaan itu sendiri. Pada

Utusan Malaysia, kebijakan redaksional yang ditetapkan mengikuti alur

sebagai berikut (Danker, Presentation Paper:2008):

Alur kebijakan yang ditetapkan oleh Utusan Malaysia, sama halnya

dengan beberapa kebijakan yang diterapkan oleh surat kabar lainnya.

Namun ada beberapa tahap kebijakan yang ditetapkan oleh internal Utusan

Malaysia sendiri agar isi berita/surat kabar yang disajikan berbeda dengan

surat kabar lainnya. Kebijakan redaksional mengharuskan setiap kepala

bagian masing-masing redaksi untuk turun tangan secara langsung dalam

menindaklanjuti penyajian berita.

Editor berita menugaskan reporter untuk mencari berita

Reporter kembali ke kantor untuk menulis berita

Cerita disunting oleh sub-editor

Sub-editor melakukan layout untuk halaman berita

Meeting malam hari untuk memaksimalkan isi koran

Page 90: KONFLIK BUDAYA DALAM SURAT KABAR - core.ac.uk · Penyusunan skripsi dengan judul “Konflik Budaya dalam Surat Kabar” (Studi Analisis Isi Perbandingan Berita Tentang Konflik Budaya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

5. Layanan Usaha Perusahaan

Seperti yang diketahui sebelumnya bahwa Utusan Group memiliki

banyak anak perusahaan yang bergerak dalam berbagai bidang, khususnya

media. Unit pelayanan usaha Utusan Group memberikan banyak

keuntungan, baik secara finansial maupun kemudahan. Bergerak dalam

berbagai bidang dan saling berkaitan tentunya sangat memudahkan proses

produksi hingga pendistribusian segala produk yang diproduksi oleh

Utusan Group. Berikut adalah layanan usaha Utusan Group:

1. Percetakan

Mesin percetakan/printing yang dimiliki oleh Utusan

mempunyai nilai yang tidak murah, seharga RM 100 juta atau apabila

dirupiahkan akan seharga Rp 285 milyar adalah aset yang sangat

berharga yang dimiliki oleh Utusan Group. Dengan adanya mesin

cetak canggih yang berada di kawasan Bangi, memberikan keunggulan

dalam hal kompetitif dibanding pesaing lainnya karena peralatan

tersebut diklaim sebagai salah satu fasilitas percetakan (printing) yang

paling canggih dan berteknologi di Asia.

Hal ini pada hakekatnya, memungkinkan perusahaan untuk

mengoptimalkan produksi, memaksimalkan kualitas sekaligus

mengurangi waktu yang digunakan. Ini adalah keunggulan komparatif

yang diyakini oleh pihak Utusan Group, bahwa perusahaan percaya

akan dihargai oleh para pembaca dan membalasnya kepada pengiklan,

sehingga semua pihak merasa puas dan tidak ada yang dirugikan.

Page 91: KONFLIK BUDAYA DALAM SURAT KABAR - core.ac.uk · Penyusunan skripsi dengan judul “Konflik Budaya dalam Surat Kabar” (Studi Analisis Isi Perbandingan Berita Tentang Konflik Budaya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

Salah satu dari banyak mesin cetak canggih dan berkelas atas

adalah mesin cetak press “Heidelberg M600”. Alat ini memungkinkan

kita untuk mencetak jumlah yang lebih besar sehingga memudahkan

dalam menangani proyek-proyek berkelas dengan standar

internasional. Selain itu, pabrik percetakan komersial dari Utusan

Group ini juga telah melakukan beberapa kontrak percetakan

komersial dari lembaga pemerintahan hingga kalangan perusahaan

yang bersifat global.

2. Penerbitan

Utusan Group saat ini menjadi perusahaan penerbit dari dua

belas majalah, lima surat kabar, dua surat kabar elektronik dan satu

portal pendidikan lokal.

Dua kelompok surat kabar secara konsisten mencapai sirkulasi

dan kepuasan pembaca yang tinggi dalam kategori berbahasa

Malaysia. Berdasarkan hasil survey jajak pendapat yang dilaksanakan

oleh Audited Bureau of Circulation (ABC) 2008 (Jan-Jun) dan AC

Nielsen 2008, Utusan Malaysia mencatat angka rata-rata penjualan

bersih sebesar 186.994 eksemplar per edisi dengan 947.000 pembaca,

sementara Mingguan Malaysia mencatat angka rata-rata penjualan

bersih sebesar 455.983 eksemplar per edisi dengan pembaca sebanyak

1.612.000, membuatnya menjadi surat kabar mingguan dengan tingkat

sirkulasi yang tertinggi di Malaysia.

Page 92: KONFLIK BUDAYA DALAM SURAT KABAR - core.ac.uk · Penyusunan skripsi dengan judul “Konflik Budaya dalam Surat Kabar” (Studi Analisis Isi Perbandingan Berita Tentang Konflik Budaya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

Kesuksesan serupa juga terjadi pada majalah yang diproduksi

oleh Utusan Group. Dari dua belas majalah, dua dari majalah; Mastika

dan Mangga, memperoleh pencapaian dua sirkulasi tertinggi dalam

kategori Bahasa Malaysia pada tahun 2008. Majalah Mastika dan

Mangga berhasil mencatat penjualan tertinggi dengan angka bersih

sebesar 217.905 eksemplar dengan 81.585 eksemplar per edisi.

Group anak perusahaan yang dimiliki sepenuhnya, Utusan

Publications & Distributors Sdn Bhd (UP & D), menerbitkan buku-

buku pendidikan yang mencakup semua tingkatan pendidikan, mulai

dari pra-sekolah sampai universitas.

UP & D adalah salah satu rumah penerbitan yang paling aktif

di Malaysia, menghasilkan sekitar 150 judul per tahun baik dalam

Bahasa Malaysia dan Bahasa Inggris. UP & D juga merupakan

distributor terbesar dan importir publikasi lokal (terutama dari

Amerika Serikat, Eropa dan Australia) di Malaysia. Sebagian besar

buku didistribusikan ke perguruan tinggi seperti perguruan tinggi dan

universitas, serta perpustakaan dan departemen pemerintah dan

lembaga.

3. Periklanan

Utusan Media Sales Sdn Bhd adalah anak perusahaan yang

menangani bidang periklanan dalam Group. Perusahaan ini

bertanggung jawab untuk menjual space iklan di seluruh surat kabar

Utusan dan majalah.

Page 93: KONFLIK BUDAYA DALAM SURAT KABAR - core.ac.uk · Penyusunan skripsi dengan judul “Konflik Budaya dalam Surat Kabar” (Studi Analisis Isi Perbandingan Berita Tentang Konflik Budaya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

Sedangkan anak perusahaan lainnya dalam satu divisi, Utusan

Airtime Sdn Bhd adalah agen pemasaran yang bertanggung jawab

untuk menjual komersial radio dan televisi untuk semua stasiun radio

dan televisi yang dimiliki oleh Radio Televisi Malaysia (RTM),

penyiaran lokal yang dimiliki oleh negara. Perusahaan ini juga

bertanggung jawab untuk mempromosikan semua program yang

dihasilkan oleh RTM.

4. Layanan Online

Sebagai salah satu penyedia jasa internet (internet service

provider) di Malaysia, Utusan Group merasa bangga bisa bekerja

sebagai mitra Pemerintah dalam mempromosikan internet untuk

penduduk Malaysia dan memberikan kontribusi untuk negara dengan

tujuan untuk menciptakan masyarakat yang kaya informasi.

Layanan yang disediakan oleh Perfisio Solutions Sdn Bhd,

salah satu anak perusahaan Utusan Group ini telah memiliki lebih dari

600.000 pelanggan sampai saat ini.

Selain menyediakan layanan jaringan internet, Perfisio juga

menawarkan Mobile Messanging Services, yang sbeelumnya

merupakan bagian dari perusahaan Telcos dan kemudian saat ini telah

berdiri sendiri sebagai sebuah perusahaan independen dengan

perkiraan pelanggan sekitar 150. Jasa perusahaan ini menawarkan

berbagai macam produk mulai dari konten hiburan untuk pengambilan

informasi melalui saluran SMS dan MMS.

Page 94: KONFLIK BUDAYA DALAM SURAT KABAR - core.ac.uk · Penyusunan skripsi dengan judul “Konflik Budaya dalam Surat Kabar” (Studi Analisis Isi Perbandingan Berita Tentang Konflik Budaya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

Utusan Group juga telah meluncurkan surat kabar online.

Layanan yang disediakan bekerja sama dengan Telekom Malaysia

yang dapat memungkinkan pelanggan untuk membaca replika yang

tepat dari koran group, yakni Utusan Malaysia, Mingguan Malaysia,

Kosmo! dan Kosmo! Ahad online melalui www.BlueHyppo.com.

Departemen Teknologi Informasi ini juga memainkan peran

penting dalam menyediakan layanan dukungan untuk pengelolaan

jaringan, layanan internet dan sejenisnya, pengembangan dan

pemeliharaan sistem komputer, pembelian perangkat keras dan

perangkat lunak, serta sebagai pendukung problem IT untuk berbagai

departemen dan anak perusahaan Utusan.

Layanan ini disediakan untuk memastikan bahwa jaringan dan

sistem infrastruktur sudah memenuhi kebutuhan bisnis saat ini dan

kedepannya.

5. Unit Layanan Lainnya

a. Pengangkutan

Utusan Group juga melihat peluang bisnis yang luas dalam

menyediakan logistik dan jasa transportasi. Awalnya didirikan

untuk keperluan internal Utusan Group dalam melayani distribusi

semua materi cetak. Saat ini, perusahaan Utusan Group dengan

enam anak perusahaan lainnya menawarkan layanan beragam

seperti jasa penanganan kargo laut dan udara, forwarding/impor,

serta jasa pergudangan dan pengiriman di seluruh dunia.

Page 95: KONFLIK BUDAYA DALAM SURAT KABAR - core.ac.uk · Penyusunan skripsi dengan judul “Konflik Budaya dalam Surat Kabar” (Studi Analisis Isi Perbandingan Berita Tentang Konflik Budaya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

b. Pasca Produksi Video

Utusan Group berkomitmen bahwa dengan adanya investasi

besar dapat menghasilkan tenaga kerja yang terampil dan berkreasi

untuk biro iklan, rumah produksi, editor kreatif, penyiar dan

produser independen nasional.

c. Produksi Audio

Utusan Group juga menawarkan teknologi rekaman terbaru,

seperti halnya para staff mereka yang berdedikasi dan berbakat,

dan adanya fasilitas yang berteknologi tinggi dan memberikan

proses rekaman kelas dunia kepada para seniman dan produser

yang memiliki harapan tertinggi terhadap fasilitas rekaman.

d. Arsip dan Riset Layanan Informasi

Menjadi perusahaan produksi yang telah lama

berkecimpung di dunia media, Utusan Group bangga memiliki

banyak koleksi arsip yang disimpan di Pusat Informasi yang

berlokasi di Kantor Pusat. Hanya dengan biaya yang murah,

masyarakat umum dapat memperoleh akses ke salah satu arsip

bangsa yang paling luas dan beragam dari setiap peristiwa atau

orang-orang penting.

6. Produk Usaha

Utusan Group memiliki banyak produk yang bergerak dalam media

massa, dan seperti yang dijelaskan sebelumnya, kebanyakan produk media

Page 96: KONFLIK BUDAYA DALAM SURAT KABAR - core.ac.uk · Penyusunan skripsi dengan judul “Konflik Budaya dalam Surat Kabar” (Studi Analisis Isi Perbandingan Berita Tentang Konflik Budaya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

yang dihasilkan oleh Utusan Group memiliki hasil yang memuaskan

dimata publik, sehingga respon positif selalu diperoleh Utusan setiap

menerbitkan hasil produksinya. Berikut jenis produk usaha yang

dihasilkan oleh Utusan Group:

a. Surat Kabar

Sebagai penerbit surat kabar nasional yang terkenal baik di

media cetak dan elektronik, surat kabar ini melayani kebutuhan publik

yang multikultural di Malaysia, memberikan pemikiran serta informasi

berita yang akurat. Berikut produksi surat kabar oleh Utusan Group:

1. Utusan Malaysia

Sesuai dengan logo dan merek dagang yang berwarna biru, Utusan

Malaysia pertama kali dibuat dan diumumkan dalam Jawi

(transkrib Arab) ketika Utusan Group didirikan pada tahun 1939.

Utusan Malaysia saat itu menjadi media yang sagat berpengaruh

bagi masyarakat dalam menyuarakan pendapat mereka terhadap

putusan Pemerintah Inggris di Malaya.

Gambar 2.1 Edisi Perdana Utusan Malaysia

Page 97: KONFLIK BUDAYA DALAM SURAT KABAR - core.ac.uk · Penyusunan skripsi dengan judul “Konflik Budaya dalam Surat Kabar” (Studi Analisis Isi Perbandingan Berita Tentang Konflik Budaya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

Saat ini, Utusan Malaysia telah berkembang menjadi sumber

terpercaya dalam hal berita dan informasi bagi penduduk Malaysia.

Dengan lebih dari 32 halaman berita saat ini, surat kabar ini juga

menyediakan suplemen secara teratur dengan fokus pada topik

menarik seperti hiburan, fashion, musik, kesehatan, teknologi dan

lain-lain, sehingga menjadikannya harus dibaca untuk semua. Pada

tahun 2007-2008 audit sirkulasi harian rata-rata adalah 197.952

eksemplar pada hari kerja dan 458.296 eksemplar pada hari

Minggu (Kenyon:2010).

2. Kosmo!

Harian pertama di Malaysia dengan ukuran yang berbeda dari

koran lainnya diperkenalkan oleh Utusan Group. Dengan slogan

‘Suara Kontemporari’, kosmo! ditargetkan khusus untuk generasi

yang baru dan modern yang bersifat kontemporer dan aktif dalam

semua aspek kehidupan.

Gambar 2.2 Edisi Sekarang Utusan Malaysia

Page 98: KONFLIK BUDAYA DALAM SURAT KABAR - core.ac.uk · Penyusunan skripsi dengan judul “Konflik Budaya dalam Surat Kabar” (Studi Analisis Isi Perbandingan Berita Tentang Konflik Budaya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

Dicetak dengan Bahasa Malaysia, Kosmo! menyajikan sebuah

konsep baru yang menggabungkan harian dan majalah menjadi

satu yang sangat ideal untuk semua lapisan masyarakat di

Malaysia. Hal ini dikarenakan ukuran Kosmo! yang sangat kecil

dan menjadikannya sangat praktis dan bersifat portabel.

3. Mingguan Malaysia

Menjadi surat kabar mingguan yang paling sering dibaca dan

diedarkan di Malaysia; Mingguan Malaysia memiliki kolom rutin

yang menampilkan isu-isu seperti politik, kehidupan, sorotan sosial

dan banyak lagi.

4. Utusan Melayu

Saat ini, surat kabar ini merupakan satu-satunya surat kabar yang

beredar di Malaysia dengan menggunakan Jawi (transkrip Arab),

Utusan Melayu Mingguan menjadi bacaan utama bagi banyak

warga yang sudah berumur di daerah pedesaan.

Diterbitkan setiap seminggu sekali, koran ini beredar setiap hari

Senin, bersama dengan surat kabar Utusan Malaysia.

b. Majalah

Sama halnya dengan Surat Kabar, Majalah yang diproduksi

oleh Utusan Group berjumlah dua belas macam dari jenis segmentasi

yang berbeda.

Majalah Wanita dan Harmoni dapat dikatakan sangat berfokus

pada pembahasan mengenai seluk-beluk seputar wanita dan

Page 99: KONFLIK BUDAYA DALAM SURAT KABAR - core.ac.uk · Penyusunan skripsi dengan judul “Konflik Budaya dalam Surat Kabar” (Studi Analisis Isi Perbandingan Berita Tentang Konflik Budaya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

permasalahannya. Majalah Saji lebih berkonsen pada majalah yang

berhubungan dengan makanan dan cara mengolahnya. Sedangkan

untuk Majalah Mangga dan Hai berfokus pada remaja, Majalah Kawan

lebih ditujukan ke anak-anak. Masih ada Majalah Al-Islam yang

berfokus pada hal-hal yang berbau religi, Majalah iSihat sesuai

namanya yang lebih banyak berisi mengenai ilmu kesehatan dan

kebugaran. Sedangkan Majalah Ur tv merupakan majalah dengan

segmen dunia hiburan dan Infiniti merupakan majalah yang

terkonsentrasi pada hobby seperti ilmu desain yang sasarannya untuk

usia 16-30 tahun.

c. Buku-Buku

Selain memproduksi surat kabar dan majalah, Utusan Group

juga telah memproduksi dan menerbitkan aneka jenis buku-buku yang

dapat dikatakan sukses dipasaran seperti novel (Dialah di Hati, Hati

Nurani, dll.), buku religi (Pendidikan Akhlak dan Adab Islam),

diskografi (diskografi Tun Abdul Razak, dll), buku memasak (Biskuit

Klasik 2, dll), hingga komik (Tenggiling si Perisai Bola,dll).

d. Produk Online

Melihat visi 2020 yang terinspirasi oleh mantan Perdana

Menteri Malaysia YAB Dato Seri Dr Mahathir Mohamed yang

membayangkan warga Malaysia menjadi pusat informasi. Hal ini

mendorong Utusan Group membuat website untuk saling berbagi

dengan tujuan yang sama dan untuk membantu membentuk publik

Page 100: KONFLIK BUDAYA DALAM SURAT KABAR - core.ac.uk · Penyusunan skripsi dengan judul “Konflik Budaya dalam Surat Kabar” (Studi Analisis Isi Perbandingan Berita Tentang Konflik Budaya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

yang lebih informatif dan berpengetahuan. Berikut kumpulan website

yang dibuat Utusan Group: Utusan Malaysia Online

(www.utusan.com.my), Kosmo! Online (www.kosmo.com.my),

Utusan Education Portal, Tutor Online (www.tutor.com.my),

Recruitment Portal (www.kareer.com.my).

7. Profil Pembaca

Utusan Group mempunyai strategi pemasaran yang dinamis dan

serbaguna dalam mempublikasikan surat kabarnya, sehingga surat kabar

utama yang beredar yaitu Utusan Malaysia dan Mingguan Malaysia tetap

sebagai koran No. 1 dalam hal sirkulasi, dengan sirkulasi harian rata-rata

240.154 dan 555.559 eksemplar dari masing-masing surat kabar tersebut.

Untuk profil pembaca, Utusan Malaysia dan Mingguan Malaysia

lebih memperkuat posisinya sebagai koran Melayu terkemuka, dengan

rata-rata pembaca harian masing-masing 1.438.000 dan 2.619.000 dari

berbagai latar belakang usia dan pekerjaan.

Pada surat kabar Utusan Malaysia lebih banyak dikonsumsi oleh

para keluarga, pekerja harian, pebisnis, dan lain sebagainya dikarenakan

surat kabar ini terbit setiap hari, sedangkan untuk Mingguan Malaysia

difokuskan kepada kaum wanita dan anak-anak dengan bentuk penulisan

berita yang bersifat ringan dan mudah dikonsumsi, Mingguan Malaysia

merupakan surat kabar tambahan dan terbitan dari Utusan Malaysia pada

hari Minggu.

Page 101: KONFLIK BUDAYA DALAM SURAT KABAR - core.ac.uk · Penyusunan skripsi dengan judul “Konflik Budaya dalam Surat Kabar” (Studi Analisis Isi Perbandingan Berita Tentang Konflik Budaya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

B. MEDIA INDONESIA

1. Sejarah dan Perkembangan

Media Indonesia didirikan oleh Teuku Yousli Syah pada tahun

1969, dengan SIT (Surat Ijin Terbit) No. 0856/SK/Dir-PK/SIT/1969.

Meskipun didirikan pada tahun 1969, namun Media Indonesia pertama

kali muncul dan terbit pada tanggal 19 Januari 1970, dan mempunyai

terbitan pertama setebal 4 halaman dengan kolom yang amat terbatas.

Namun seiring perkembangannya, pada tahun 1976 Media Indonesia

mampu menambah jumlah halaman dari yang semula hanya 4 halaman

menjadi 8 halaman. Media Indonesia pertama kali berkantor di Jl. MT.

Haryono Jakarta dan dibawah pengawasan lembaga penerbitan yakni

Yayasan Warta Indonesia.

Seiring dengan perkembangan Media Indonesia, perkembangan

regulasi di bidang pers dan penerbitan juga ikut terjadi. Salah satu akibat

yang ditimbulkan adalah berubahnya status SIT (Surat Izin Terbit) menjadi

SIUPP (Surat Izin Usaha Penerbitan Pers). Dengan adanya perubahan ini

penerbitan dihadapkan pada realitas bahwa pers tidak semata menanggung

beban idealnya tetapi juga harus tumbuh sebagai badan usaha yang

sepenuhnya dilindungi oleh hukum.

Hingga pada tahun 1981, surat ijin terbit Media Indonesia dicabut

oleh Departemen Penerangan karena adanya proses perkembangan

regulasi tersebut. Namun setahun kemudian, melalui surat keputusan

Menteri Penerangan Republik Indonesia No. 986/Ditjen PPG/K/1982,

Page 102: KONFLIK BUDAYA DALAM SURAT KABAR - core.ac.uk · Penyusunan skripsi dengan judul “Konflik Budaya dalam Surat Kabar” (Studi Analisis Isi Perbandingan Berita Tentang Konflik Budaya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

Media Indonesia diterbitkan kembali. Dengan munculnya Undang-Undang

Pokok Pers tahun 1982 dan ketentuan SIUPP yang diwajibkan kepada

penerbit pers berbadan hukum, menjadikan Media Indonesia untuk

mengubah SIT menjadi SIUPP yang diterima Departemen Penerangan

pada tahun 1986.

Demi kemajuan perusahaan, pada tahun 1988 Teuku Yousli Syah

yang selaku pendiri Media Indonesia melakukan kerjasama dengan Surya

Paloh, mantan pimpinan surat kabar Prioritas yang kala itu sedang mencari

SIUPP baru untuk media yang dipimpinnya. Berdasarkan kerjasama

tersebut, maka pada tahun itu juga Media Indonesia berada dibawah

manajemen baru yakni PT Citra Media Nusa Purnama. Manajemen Media

Indonesia yang baru akan dikembangkan menjadi penerbitan yang

profesional dengan dukungan sumber daya manusia yang kuat dan handal.

Selain itu, dari kerjasama ini diharapkan dapat membawa kekuatan modal

dan semangat yang dapat menjadikan penerbitan ini menjadi semakin

profesional.

Dalam manajemen baru ini, Surya Paloh menjabat sebagai Direktur

Utama, Teuku Yousli Syah sebagai Pemimpin Umum, dan Pemimpin

Perusahaan dipegang oleh Lestary Luhur. Sementara itu, alamat

perusahaan dan redaksi juga dipindahkan ke Jl. Gondangdia Lama No. 46

Jakarta.

Awal tahun 1995, Media Indonesia kembali berpindah lokasi dan

kali ini menempati kantor barunya di Komplek Delta Kedoya, Jl. Pilar Mas

Page 103: KONFLIK BUDAYA DALAM SURAT KABAR - core.ac.uk · Penyusunan skripsi dengan judul “Konflik Budaya dalam Surat Kabar” (Studi Analisis Isi Perbandingan Berita Tentang Konflik Budaya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79

Raya Kav. A-D, Kedoya Selatan, Jakarta Barat. Perpindahan lokasi ini

bertepatan dengan 25 tahun berdirinya Media Indonesia. Di gedung yang

ditempati hingga sekarang ini semua kegiatan berada dibawah satu atap;

redaksi, usaha, percetakan, pusat dokumentasi, perpustakaan, iklan,

sirkulasi dan distribusi serta fasilitas lainnnya untuk menunjang kebutuhan

karyawan.

Sejak menjadi satu kesatuan dalam manajemen baru, Media

Indonesia berubah menjadi sebuah surat kabar inovator yangmana

perkembangannya semakin pesat hingga menurut sejumlah kalangan

Media Indonesia sebagai surat kabar umum terbesar kedua di Indonesia

setelah harian Kompas. Hal tersebut dibuktikan dengan penciptaan rubrik,

mutu berita, tata letak dan perwajahan yang banyak ditiru oleh media-

media serupa. Sebagai industri media massa yang berfokus pada bisnis,

pada perkembangannya Media Indonesia semakin kokoh karena ditunjang

berbagai unit usaha yang berada dibawah logo Group Media Indonesia,

seperti hotel, Indocarter, Lampung Post dan Metro TV.

2. Visi, Misi dan Objektif Perusahaan

Setiap perusahaan pasti memiliki visi dan misi untuk mengokohkan

dan mempertahankan citra perusahaan ke publik, begitu halnya dengan

Media Indonesia yang dalam menjalankan sebuah industri media

mempunyai visi berkeinginan untuk menjadi surat kabar yang berpengaruh

di Indonesia.

Page 104: KONFLIK BUDAYA DALAM SURAT KABAR - core.ac.uk · Penyusunan skripsi dengan judul “Konflik Budaya dalam Surat Kabar” (Studi Analisis Isi Perbandingan Berita Tentang Konflik Budaya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

80

Media Indonesia mempunyai misi menjadi koran refrensi yang

berkualitas, yang dapat mempengaruhi keputusan secara kritis, dinamis

dan inovatif dengan tujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.

Dengan slogan ‘Pembawa Suara Rakyat’, Media Indonesia ikut

mendorong terwujudnya masyarakat Indonesia yang sejahtera, makmur

dan demokratis, yang disalurkan melalui bidang pers. Hal tersebut

diwujudkan dalam isi pemberitaan yang lebih berpihak kepada rakyat.

Sebagai surat kabar terdepan yang ingin menjadi refrensi yang

berkualitas, Media Indonesia memiliki misi menyajikan informasi

terpercaya secara regional dan nasional serta berpengaruh bagi

pengambilan keputusan, mempertajam isi berita agar lebih relevan untuk

pengembangan pasar, membangun sumber daya manusia dan manajemen

yang profesional dan unggul, dan mampu mengembangkan perusahaan

penerbitan yang sehat dan menguntungkan.

Di usianya saat ini, Media Indonesia terus berkembang dan

membenahi diri untuk melangkah maju ke depan agar selalu menjadi

inovator bagi media surat kabar lainnya. Berbagai bentuk inovasi yang

telar dihasilkan Media Indoensia terus bergulir dalam bentuk penerbitan

edisi khusus, rubrik baru, aneka tips yang informatif, disamping berbagai

info penting yang disajikan setiap harinya.

Seiring dengan kemajuan teknologi, Media Indonesia tidak mau

ketinggalan dalam memberikan pelayanan yang maksimal kepada

pelanggannya. Terbukti dengan dibuatnya portal surat kabar online dengan

Page 105: KONFLIK BUDAYA DALAM SURAT KABAR - core.ac.uk · Penyusunan skripsi dengan judul “Konflik Budaya dalam Surat Kabar” (Studi Analisis Isi Perbandingan Berita Tentang Konflik Budaya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

81

alamat www.mediaindonesia.com, Media Indonesia membuktikan

keeksistensinya dalam dunia media massa di Indonesia.

3. Struktur Organisasi

Manajemen Media Indonesia termasuk manajemen yang

mengalami fase pergantian yang tidak sedikit. Pergantian manajemen

Media Indonesia tentunya demi kebaikan dan kemajuan perusahaan

tersebut. Adanya kerjasama dengan Surya Paloh menjadikan Media

Indonesia terus berkembang hingga saat ini, dengan susunan organisaasi

perusahaan dan redaksi sebagai berikut:

Pendiri : Drs. H. Teuku Yousli Syah, M.Si (Alm)

Direktur Utama : Rahni Lowhur Schad

Direktur Pemberitaan : Saur Hutabarat

Dewan Redaksi Media Group : Elman Saragih (Ketua), Anna Wijaya

Rahni Lowhur Schad, Djafar Husin

Assegaf, Saur Hutabarat, Andi F. Noya,

Djadjat Sudradjat, Toeti Adhitama, Lestari

Moerdijat, Bambang Eka Wijaya, Sugeng

Suparwoto, Suryo Pratomo

Redaktur Senior : Saur Hutabarat, Laurens Tato, Elman

Saragih

Kepala Divisi Pemberitaan : Usman Kansong

Deputi Kadiv. Pemberitaan : Kleden Suban

Page 106: KONFLIK BUDAYA DALAM SURAT KABAR - core.ac.uk · Penyusunan skripsi dengan judul “Konflik Budaya dalam Surat Kabar” (Studi Analisis Isi Perbandingan Berita Tentang Konflik Budaya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

82

Kadiv. Content Enrichment : Gaudensius Suhandi

Ass. KCE : Yohanes S. Widada

Ass. Kp Divisi Pemberitaan : Abdul Khohar, Ade Alawi, Ono Sarwono,

Haryo Prasetyo, Rosmery Christina S.

Sekretaris Redaksi : Teguh Nirwahyudi

Ass. Kadiv Foto : Hariyanto

Ass. Kadiv MICOM : Tjahyo Utomo, Victor JP Nababan

Redaktur : Agus Wahyu Kristianto, Cri Canon

Riadewi, Eko Suprihatno, Eko

Rahmawanto, Fitriana Siregar, Gantyo

Koespradono, Hapsoro Poetro, Henri

Salomo, Ida Farida, Jaka Budisantosa,

Lintang Rowe, Mathias S. Brahmana,

M. Anwar Surachman, Sadyo Kristriarto

Redaktur MICOM : Agustriwibowo, Asnawi Khaddaf,

Patna Budi Utami

Redaktur Foto : Agus Mulyawan

Redaktur Periset : Heru Prasetyo

Kood Operator MICOM : Abdul Salam

Operator MICOM : Charles Silaban, Muhammad Syaifullah,

Panji Ari Murti, Wijokongko, Ricky

Julian, Alfani Taufik, Surono Abadi

Web Programmer : Abraham

Page 107: KONFLIK BUDAYA DALAM SURAT KABAR - core.ac.uk · Penyusunan skripsi dengan judul “Konflik Budaya dalam Surat Kabar” (Studi Analisis Isi Perbandingan Berita Tentang Konflik Budaya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

83

4. Kebijakan Redaksional

Pada Media Indonesia, pemilik perusahaan menentukan siapa yang

menulis editorial. Disana terdapat sebuah tim yang terdiri atas penulis dari

perwakilan pemimpin redaksi Media Indonesia, surat kabar Lampung Post

dan stasiun televisi Metro TV. Salah satu tanggung jawab mereka sebagai

redaktur opini adalah memilih komentar-komentar dan analisis-analisis

yang dikirim oleh ‘pihak luar’ serta menentukan beberapa surat pembaca

yang akan diterbitkan. Setiap hari ada 30 komentar yang masuk, yang

kemudian dipilih berdasarkan aktualitas, relevansi, dan tingkat

kepercayaan kepada penulisnya. Media Indonesia juga memiliki sebuah

kelompok tetap pakar, yang secara berkala menulis analisis-analisis dan

komentar-komentar. Sebuah evaluasi atas komentar-komentar yang telah

diterbitkan, menurut keterangan kepala rubrik opini, berlangsung dua

minggu sekali oleh sebuah tim dari berbagai rubrik.

Bentuk berita yang mengandung opini selain di halaman opini juga

terdapat di halaman rubrik-rubrik yang lain. Di sini pilihan ditentukan oleh

masing-masing rubrik. Kepala rubrik opini juga yang memilih surat-surat

pembaca. Media Indonesia menerbitkan dalam rubrik ini lebih sedikit

surat-surat tentang pemberitaan atau tema-tema aktual, melainkan

terutama memuat surat-surat yang berisi keluhan.

Adanya campur aduk divisi dalam redaksional Media Indonesia

kadang kala menjadi dilema dalam internal perusahaan. Keterlibatan divisi

iklan dalam proses redaksional di Media Indonesia terlihat dari adanya

Page 108: KONFLIK BUDAYA DALAM SURAT KABAR - core.ac.uk · Penyusunan skripsi dengan judul “Konflik Budaya dalam Surat Kabar” (Studi Analisis Isi Perbandingan Berita Tentang Konflik Budaya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

84

keikutsertaan karyawan divisi iklan dalam rapat redaksi. Tingkat frekuensi

campur tangan divisi iklan terhadap redaksi redaksi tergantung seberapa

penting berita yang akan diterbitkan bagi kepentingan umum.

Selain itu, promosi silang juga terjadi di Media Indonesia dan

Metro TV, dimana setiap paginya pada siaran berita Metro TV selalu

dibacakan editorial dari Media Indonesia, akan tetapi hal itu tidak disebut

sebagai iklan (Keller,2009:79-82).

4.1 Pola Penyajian

Berdasarkan Budaya Perusahaan Media Indonesia pada bidang

redaksi periode 2002-2005, yakni menjadi koran refrensi bagi

pembaca. Sedangkan pembaca Media Indonesia, berdasarkan

segmentasinya, adalah kelas menengah ke atas. Oleh karena itu, Media

Indonesia senantiasa memperhatikan unsur kebutuhan pembaca dengan

segmentasi tertentu terkait isu pemberitaan dan pola peliputannya.

Dalam setiap penerbitan yang dilakukan oleh Media Indonesia,

Edisi harian selalu diterbitkan hingga 24 halaman, yang terbagi dalam

dua kali masa cetak. Masa cetak pertama, halaman 13-24 dicetak pada

pukul 19.00 WIB setiap harinya, dengan rubrik berita meliputi Fokus

Pemberitaan dan berita kolom Humaniora. Sedangkan pada masa cetak

kedua, yakni halaman 1-12, dicetak pada pukul 23.30 WIB dengan isi

berita utama (Headline) dan pemberitaan kolom lainnya.

Mengenai pola peliputan, meskipun Media Indonesia tidak

memiliki ketentuan tentang jenis informasi yang disajikan pada tiap

Page 109: KONFLIK BUDAYA DALAM SURAT KABAR - core.ac.uk · Penyusunan skripsi dengan judul “Konflik Budaya dalam Surat Kabar” (Studi Analisis Isi Perbandingan Berita Tentang Konflik Budaya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

85

halaman surat kabar, namun Media Indonesia tetap memiliki pola

penyajian tertentu untuk setiap edisinya. Berita-berita utama selalu

diletakkan pada halaman luar, yangmana halaman luar itu meliputi

halaman 1 (halaman muka/cover) dan halaman 12 (halaman

belakang/backcover).

Pada halaman muka, Media Indonesia menyajikan berita-berita

utama, biasanya diisi dengan sebuah headline pemberitaan dengan satu

foto sebagai visualisasi headline maupun foto lepas. Seperti surat kabar

pada umumnya, dasar penentuan isu atau topik sebagai headline adalah

nilai lebih dari sebuah isu berita yang layak muat, dan sudah dibahas

dalam rapat redaksi. Selain headline, masih ditambah dengan tiga

berita lainnya yang dianggap sebagai bagian isu penting bagi

pembacanya. Dan yang tidak dapat terpisahkan dari ciri khas Media

Indonesia yakni penulisan editorialnya. Bahkan disediakan satu

halaman khusus dibagian dalam untuk bedah editorial dalam

menampung pendapat pembacanya.

Untuk halaman belakang, selain menampilkan headline serta

foto sebagai visualisasi headline atau foto lepas, juga menampilkan

lima berita utama lainnya. Dua berita diantaranya berjudul rubrik

‘Sosok’ yang biasanya berisi profil atau cerita unik dan ringan tentang

seorang tokoh tertentu.

Pada halaman dalam, disediakan untuk beberapa topik

pemberitaan yang juga menjadi dasar pembagian desk redaksi Media

Page 110: KONFLIK BUDAYA DALAM SURAT KABAR - core.ac.uk · Penyusunan skripsi dengan judul “Konflik Budaya dalam Surat Kabar” (Studi Analisis Isi Perbandingan Berita Tentang Konflik Budaya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

86

Indonesia, yakni Bisnis, Opini, Polkam, Metropolitan, Nusantara,

Internasional, Olahraga dan Humaniora. Pada setiap halaman tersebut,

terdapat sebuah headline yang dianggap sebagai berita utama oleh

redaktur masing-masing desk.

Media Indonesia memiliki kebijakan fokus untuk masing-

masing desk. Fokus biasanya berisi pendalaman akan isu-isu khusus

yang dianggap memenuhi keingintahuan para pembacanya. Setiap desk

mendapat jatah membuat fokus pemberitaan masing-masing sekali

dalam seminggu, dengan rincian sebagai berikut: pada hari Senin

untuk desk Polkam, Selasa untuk Metropolitan, Rabu untuk Olahraga,

Kamis untuk Ekonomi, Jumat untuk Internasional dan Sabtu untuk

Humaniora. Fokus pemberitaan diletakkan pada masa cetak kedua

(untuk halaman 1-12) Media Indonesia.

Untuk hari Minggu, Media Indonesia memiliki pola liputan

tersendiri dimana edisi Minggu biasanya memuat sajian informasi

yang bersifat ringan dan penuh dengan artikel-artikel menarik seperti

musik, film, profil, kuliner, gaya hidup dan sebagainya.

5. Profil Pembaca

Pada setiap Surat Kabar tentunya memiliki segmentasi pembaca

yang berbeda-beda. Segmentasi pembaca tentu akan diperoleh berdasarkan

hasil survey oleh surat kabar itu sendiri. Maka dari itu, berdasarkan hasil

survey oleh Media Indoensia, maka akan disajikan profil

Page 111: KONFLIK BUDAYA DALAM SURAT KABAR - core.ac.uk · Penyusunan skripsi dengan judul “Konflik Budaya dalam Surat Kabar” (Studi Analisis Isi Perbandingan Berita Tentang Konflik Budaya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

87

pembaca/pengakses surat kabar harian Media Indonesia berdasarkan jenis

kelamin, tingkat pendidikan, usia, pekerjaan dan jumlah pengeluaran,

sebagai berikut:

No. Jenis Kelamin Persentase 1 Laki-Laki 87%

2 Perempuan 37%

No. Tingkat

Pendidikan Persentase

(%)

1 Lulusan SLTA 10

2 D1-D3 15

3 Sarjana 1 51

4 Sarjana 2 19

5 Sarjana 3 5 Jumlah 100

No. Tingkat Usia Persentase

(%)

1 17 - 24 12

2 25 - 34 45

3 35 - 44 29

4 45 - 55 12

5 > 55 2

Jumlah 100

Tabel 2.4 Persentase Berdasarkan Jenis Kelamin

Tabel 2.5 Persentase Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Tabel 2.6 Persentase Berdasarkan Tingkat Usia

Page 112: KONFLIK BUDAYA DALAM SURAT KABAR - core.ac.uk · Penyusunan skripsi dengan judul “Konflik Budaya dalam Surat Kabar” (Studi Analisis Isi Perbandingan Berita Tentang Konflik Budaya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

88

No. Jenis Pekerjaan Persentase

(%)

1 PNS 13

2 Pegawai BUMN 14

3 Ekspatriat 2

4 TNI - Polri 1

5 Pengusaha 4

6 Mahasiswa 11

7 Pegawai Swasta 52

8 Lainnya 3

Jumlah 100

No. Angka Nominal (Rp.) Persentase

(%)

1 < 1.000.000 19

2 1.000.000 - 1.500.000 13

3 1.500.000 - 2.000.000 13

4 2.000.000 - 2.500.000 11

5 2.500.000 - 3.000.000 7

6 3.000.000 - 3.500.000 7

7 > 3.500.000 30

Jumlah 100

Tabel 2.7 Persentase Berdasarkan Jenis Pekerjaan

Tabel 2.8 Persentase Berdasarkan Tingkat Pengeluaran

(Sumber: Media Indonesia Online)

Page 113: KONFLIK BUDAYA DALAM SURAT KABAR - core.ac.uk · Penyusunan skripsi dengan judul “Konflik Budaya dalam Surat Kabar” (Studi Analisis Isi Perbandingan Berita Tentang Konflik Budaya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB III

PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA

Polemik antar negara memang sudah sering terjadi, baik itu secara berkala

ataupun secara terus-menerus. Tidak terkecuali dengan hubungan negara

serumpun melayu antara Malaysia dan Indonesia. Polemik yang muncul dalam

hubungan bilateral kedua negara ini terus berulang, dari satu episode ke episode

lain. Awalnya dimulai dari kasus pelecehan terhadap integritas bangsa Indonesia

pada jaman Presiden Soekarno, hingga adanya kasus ambalat, TKI, dan saat ini

yang lagi banyak diperbincangkan yakni klaim sepihak Malaysia terhadap karya

seni milik bangsa Indonesia. Yang membuat hal ini menjadi lebih menarik lagi,

adalah klaim ini tidak hanya dilakukan atas nama pemerintah kerajaan tetapi juga

pihak swasta di Malaysia.

Kesewenang-wenangan pihak Malaysia terhadap Indonesia sudah

membuat seluruh penduduk Indonesia seakan-akan kebakarang jenggot dalam

menanggapai polemik yang tidak ada titik penyelesaiannya ini. Kasus Ambalat

yang berkepanjangan hingga klaim budaya sudah membuat bangsa Indonesia

jenuh dan geram akan ulah negara tetangga tersebut. Melihat dari permasalahan

budaya, klaim sepihak ini dilandaskan pada argumen bahwa kepemilikan karya

seni yang ada di Indonesia juga bisa digunakan oleh Malaysia, mengingat

penduduk Malaysia banyak berasal dari keturunan orang Indonesia yang merantau

dan menetap di Malaysia. Konflik pun tak terhindarkan yangmana membuat

89

Page 114: KONFLIK BUDAYA DALAM SURAT KABAR - core.ac.uk · Penyusunan skripsi dengan judul “Konflik Budaya dalam Surat Kabar” (Studi Analisis Isi Perbandingan Berita Tentang Konflik Budaya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

90 kedua pemerintahan sering tampak ragu dan lamban dalam menyikapi masalah ini

(Jurnal Luar Negeri, 2009:19)

Adanya polemik yang berkepanjangan dan menimbulkan konflik ini

membuat banyak media massa kedua negara melakukan peliputan. Seperti halnya

dengan surat kabar Utusan Malaysia dan Media Indonesia yang paling banyak

mengulas berita mengenai konflik kedua negara berdasarkan pandangan

redaksional dari negara masing-masing.

Berita mengenai konflik budaya kedua negara yang dikumpulkan oleh

peneliti dari rentang waktu terjadinya konflik yakni pada bulan Agustus hingga

Desember 2009, Surat Kabar Utusan Malaysia memuat 29 berita yang berkaitan

langsung mengenai konflik kedua negara dalam hal klaim budaya. Dari 29 berita

yang ada, terdapat 17 berita yang dimuat pada bulan September, 5 berita pada

bulan Oktober, 3 berita pada bulan November serta 4 berita yang termuat pada

bulan Desember 2009. Pada bulan Agustus pihak Utusan Malaysia belum

melakukan peliputan dikarenakan masalah yang mulai memanas di Indonesia itu

baru mendapat sorotan media Malaysia pada bulan September, yangmana

sebelumnya pihak Media Malaysia sama sekali tidak melakukan peliputan dengan

serius apabila tidak terpancing oleh berita-berita yang sudah dahulu memanas di

Indonesia.

Berbeda halnya dengan peliputan berita yang dimuat oleh surat kabar

Media Indonesia, dengan jumlah berita yang lebih banyak yakni 31 berita.

Berdasarkan jumlah berita yang dimuat, pada bulan Agustus terdapat 20 berita

yang berkaitan dengan konflik budaya, pada bulan September terdapat 8 berita,

Page 115: KONFLIK BUDAYA DALAM SURAT KABAR - core.ac.uk · Penyusunan skripsi dengan judul “Konflik Budaya dalam Surat Kabar” (Studi Analisis Isi Perbandingan Berita Tentang Konflik Budaya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

91 oktober hanya terdapat 2 berita, dan 1 berita pada bulan Desember. Pada bulan

Oktober hingga Desember, isu pemberitaan terkait konflik budaya semakin

berkurang seiring munculnya isu berita lainnya, seperti kasus Bank Century, kasus

penyuapan yang melibatkan petinggi POLRI, dan lain sebagainya.

Setelah melakukan pengkodingan oleh peneliti dan pengkoding satu maka

hasil uji realibilitas untuk tiap kategori dari isi pemberitaan terkait masalah

konflik budaya dapat disaksikan pada tabel berikut (perincian perhitungan ada

pada lembar lampiran I : Perhitungan Reliabilitas):

Berdasarkan petunjuk tabel diatas, maka perincian dari hasil uji reliabilitas

tersebut adalah sebagai berikut,

Kategori Hasil

CR Pi

I. Pokok Permasalahan Berita 93% 87%

II. Arah Pemberitaan 93% 90%

III. Sumber Berita 89% 81%

IV. Faktualitas Berita 93% 87%

V. Bentuk Penulisan Berita 86% 77%

Kategori Hasil

CR Pi

I. Pokok Permasalahan Berita 87% 78%

II. Arah Pemberitaan 94% 91%

III. Sumber Berita 87% 80%

IV. Faktualitas Berita 94% 78%

V. Bentuk Penulisan Berita 94% 89%

Tabel 3.1 Hasil Uji Reliabilitas pada Surat Kabar Utusan Malaysia

Tabel 3.2 Hasil Uji Reliabilitas pada Surat Kabar Media Indonesia

Page 116: KONFLIK BUDAYA DALAM SURAT KABAR - core.ac.uk · Penyusunan skripsi dengan judul “Konflik Budaya dalam Surat Kabar” (Studi Analisis Isi Perbandingan Berita Tentang Konflik Budaya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

92

Pada surat kabar Utusan Malaysia untuk kategori pokok permasalahan

berita tingkat realibilitasnya adalah 93%, dengan nilai kesepakatan antara peneliti

dan pengkoding satu sebesar 87%. Untuk kategori arah pemberitaan tingkat

realibilitasnya adalah 93%, dengan niliai kesepakatan antar pengkoding yakni

sebesar 90%. Untuk kategori sumber berita tingkat realibilitasnya sebesar 89%,

dengan nilai kesepakatan antar pengkoding yakni 81%. Untuk kategori keempat

faktualitas berita mempunyai tingkat realibilitas sebesar 93%, dengan nilai

kesepakatan antar pengkoding adalah 87%. Sedangkan untuk kategori terakhir

bentuk penulisan berita tingkat realibilitasnya adalah 86%, dengan nilai

kesepakatan antar pengkoding sebesar 77%.

Namun berbeda halnya pada surat kabar Media Indonesia, yakni untuk

kategori pokok permasalahan berita tingkat realibilitasnya adalah 87%, dengan

nilai kesepakatan antar pengkoding 78%. Untuk kategori arah pemberitaan,

tingkat realibilitasnya sebesar 94%, dengan nilai kesepakatan antar pengkoding

91%. Pada kategori sumber berita, tingkat realibilitasnya adalah 87% dengan nilai

kesepakatan antar pengkoding sebesar 80%. Untuk kategori faktualitas berita

mempunyai tingkat realibilitas sebesar 94%, dengan nilai kesepakatan antar

pengkoding 78%. Sedangkan untuk kategori bentuk penulisan berita tingkat

realibilitasnya 94%, dengan nilai kesepakatan antar pengkoding sebesar 89%.

Hasil pengkodingan yang dilakukan oleh peneliti dan pengkoding satu

diatas dianggap telah memenuhi tingkat kepercayaan antar pengkoding, karena

menurut Kriyantono (2007:236) ambang batas penerimaan yang sering digunakan

untuk uji reliabilitas kategorisasi adalah 0,75 atau 75%, selain itu adanya pendapat

Page 117: KONFLIK BUDAYA DALAM SURAT KABAR - core.ac.uk · Penyusunan skripsi dengan judul “Konflik Budaya dalam Surat Kabar” (Studi Analisis Isi Perbandingan Berita Tentang Konflik Budaya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

93 dari Lasswell dalam Flournoy (1989:193) yang mengatakan nilai-nilai antara 70 -

80% kesamaan yang terjadi antar para pengkoding dapat diterima sebagai suatu

kepercayaan yang memadai. Oleh karena itu, peneliti yakin bahwa data penelitian

yang disajikan dalam penilitian ini adalah reliabel atau memiliki tingkat

kepercayaan yang tinggi, karena hasil uji reliabilitas kategori yang diperoleh dari

pengkodingan ini menunjukkan persentase diatas 70%.

Setelah melakukan uji reliabilitas, kemudian data hasil pengkodingan

disajikan dalam bentuk tabel, yakni tabel distribusi frekuensi, dengan tujuan untuk

mendiskripsikan distribusi frekuensi dalam tiap kategori yang diteliti. Kategori-

kategori yang diteliti akan diukur dari frekuensi pemberitaan dengan tingkat

keseringan munculnya berita tersebut pada surat kabar Utusan Malaysia dan

Media Indonesia tentang konflik budaya Indonesia – Malaysia selama masa

periode penelitian berlangsung.

3.1. Penyajian Data Isi Berita Tentang Konflik Budaya Indonesia –

Malaysia Pada Surat Kabar Utusan Malaysia

Pada surat kabar Utusan Malaysia, isi berita yang terkait dengan

pemberitaan Konflik Budaya Indonesia – Malaysia periode Agustus hingga

Desember 2009 berjumlah 29 item. Sajian data isi pemberitaan ini dapat

dilihat dalam kategori-kategori yang telah ditentukan sebelumnya, yakni

berdasarkan kategori pokok permasalahan berita, arah pemberitaan, sumber

berita, faktualitas berita dan bentuk penulisan berita.

Page 118: KONFLIK BUDAYA DALAM SURAT KABAR - core.ac.uk · Penyusunan skripsi dengan judul “Konflik Budaya dalam Surat Kabar” (Studi Analisis Isi Perbandingan Berita Tentang Konflik Budaya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

94

3.1.1. Sajian Data Kategori Pokok Permasalahan Berita Tentang

Konflik Budaya Indonesia – Malaysia Pada Surat Kabar Utusan

Malaysia

Pokok permasalahan berita merupakan asal muasal isi berita

yang disajikan oleh sebuah surat kabar, yang meliputi dari tema

pemberitaan yang diangkat serta maksud dari isi berita tersebut,

apakah dalam isi berita menerangkan adanya konflik atau

penyelesaian konflik dari konflik budaya yang dipermasalahkan

dalam isi berita tersebut.

Berdasarkan tabel diatas memperlihatkan bahwa pokok

permasalahan berita yang paling banyak dimuat melalui surat kabar

Utusan Malaysia tentang konflik budaya Indonesia – Malaysia yakni

mengenai penyelesaian konflik. Hal ini dapat dilihat dari frekuensi

sebanyak 19 item atau 65,52% dari total pemuatan. Kemudian diikuti

dengan pemberitaan mengenai konflik budaya sebanyak 10 item atau

34,48%.

No. Pokok Permasalahan Berita Frekuensi Persentase

(%)

1 Konflik Budaya 10 34,48

2 Penyelesaian Konflik 19 65,52

Jumlah 29 100

Sumber: Hasil koding data primer

Tabel 3.3 Distribusi Frekuensi Data Kategori Pokok Permasalahan Berita Tentang

Konflik Budaya Indonesia – Malaysia Pada Surat Kabar Utusan Malaysia Periode Agustus – Desember 2009

Page 119: KONFLIK BUDAYA DALAM SURAT KABAR - core.ac.uk · Penyusunan skripsi dengan judul “Konflik Budaya dalam Surat Kabar” (Studi Analisis Isi Perbandingan Berita Tentang Konflik Budaya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

95

Isi berita yang dimuat pada surat kabar Utusan Malaysia

memang lebih berfokus pada penyelesaian konflik dan tidak terlalu

menanggapi isu negatif yang terjadi di Indonesia. Hal ini dapat

terlihat pada isi berita pada edisi Kamis, 09 September 2009.

pemberitaan yang berjudul “EPG Malaysia-Indonesia bantu erat

hubungan – Rais”, berisi tentang peran Eminent Persons Group

(EPG) Malaysia-Indonesia dalam meredakan ketegangan hubungan

antara rakyat kedua negara. Berikut cuplikan isi berita terkait:

“Kumpulan Tokoh Terkemuka (EPG) Malaysia – Indonesia akan diminta memainkan peranan bagi meredakan ketegangan hubungan antara rakyat kedua-dua negara ekoran dakwaan Tarian Pendet republik itu dicuri negara ini…”.

Selama menjalankan perannya, EPG Indonesia – Malaysia

diresmikan pada 7 Juli 2008, yang merupakan wujud hasil pertemuan

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dengan Perdana Menteri

Malaysia Abdullah Ahmad Badawi di Putrjaya, Malaysia 11 Januari

2008, untuk menyepakati pembentukan EPG.

Anggota EPG Indonesia terdiri atas Try Sutrisno, Quraish

Shihab, Des Alwi, Musni Umar, Pudentia MPSS dan Wahyuni

Bahar. Dan untuk area Malaysia, anggota EPG diwakilkan oleh Tun

Musa Hitam, Tan Sri Dato Seri Mohd Zahidi H. Zainuddin, Tan Sri

Khoo Kay Kim, Tan Sri Abdul Halim Ali, Tan Sri Amar Haji Hamid

Bugo, Datuk Syed Ali Tawfik Al-Attas dan Datuk Seri Panglima

Joseph Pairin Kitingan (http://www.waspada.co.id/index.php?).

Page 120: KONFLIK BUDAYA DALAM SURAT KABAR - core.ac.uk · Penyusunan skripsi dengan judul “Konflik Budaya dalam Surat Kabar” (Studi Analisis Isi Perbandingan Berita Tentang Konflik Budaya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

96

Isi pemberitaan lainnya yang berkaitan dengan pemberitaan

mengenai penyelesaian konflik, yakni pada edisi Jumat 13

November 2009 yang berjudul “Isyarat positif hubungan Malaysia-

Indonesia – Najib”. Isi berita menegaskan bahwa hubungan

Malaysia-Indonesia bukanlah sekedar hubungan pasang surut,

melainkan akan terjalin selamanya.

“…Kedua-dua pemimpin sepakat kedua-dua kerajaan beriltizam untuk terus memantapkan hubungan kedua-dua negara supaya tidak berlaku pasang surut tetapi kekal sebaik mungkin,” katanya.

Najib berkata mereka sedar walaupun berlaku beberapa masalah tetapi ia bersifat kecil dan berlaku dalam kelompok kecil sahaja dan ia tidak patut menutup kebaikan besar yang dilakukan oleh kedua-dua pemerintah.

Susilo pula berkata beliau inginkan tali persahabatan dan persaudaraan kedua-dua bangsa yang memiliki akar budaya yang sama dapat dijaga dengan sebaik-baikya. “Jika ada masalah, atasi cepat-cepat kerana tidak mahu kerana sedikit masalah boleh menjejaskan hubungan yang baik,” katanya…”.

Berbeda halnya dengan pemberitaan mengenai adanya isu

konflik budaya, pemberitaan yang disajikan dalam isi berita Utusan

Malaysia hanya diikuti oleh 10 item dari keseluruhan frekuensi data

yang ada. Hal ini menandakan bahwa isi berita dari Utusan Malaysia

tidak begitu tertarik untuk mengulas dan membalas komentar pedas

dari media-media di Indonesia.

“…Kalau pun media Indonesia hendak melaporkan sesuatu mengenai Malaysia contohnya dalam isu tarian Pendet, mereka sepatutnya mendapat penjelasan Malaysia dan bukannya secara membuta-tuli malaporkan dakwaan yang diterima.

Page 121: KONFLIK BUDAYA DALAM SURAT KABAR - core.ac.uk · Penyusunan skripsi dengan judul “Konflik Budaya dalam Surat Kabar” (Studi Analisis Isi Perbandingan Berita Tentang Konflik Budaya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

97

Akibat bertindak demikianlah, perasaan membenci Malaysia secara tiba-tiba membuak-buak di kalangan sesetengah rakyat Indonesia, lebih malang lagi apabila ada juga golongan professional di Negara itu terpengaruh sehingga turun ‘mendera’ pelajar Malaysia seperti menyuruh dia menyanyikan lagu Negaraku…”.

Pemberontakan ala Malaysia memang tidak seekstrim dengan

yang terjadi di Indonesia. Oleh karena itu sepatutnya rakyat dan

media di Indonesia mengikuti perilaku Malaysia dalam bertindak dan

berpikir terlebih dahulu sebelum mendahulukan emosional semata.

3.1.2. Sajian Data Kategori Arah Pemberitaan Tentang Konflik

Budaya Indonesia – Malaysia Pada Surat Kabar Utusan

Malaysia

Kategori arah pemberitaan dalam penelitian ini adalah positif,

negatif dan netral. Isi pemberitaannya dikatakan positif apabila isi

berita lebih mengedepankan informasi yang bersifat mendukung

seperti dengan memuji, menyanjung, menyetujui terkait dengan

negara masing-masing. Arah negatif apabila isi berita lebih

mengarah kepada protes/demonstrasi yang bersifat

menolak/melecehkan, mencela, dan meremehkan salah satu negara

terkait isu berita. Sedangkan untuk arah netral apabila kedua surat

kabar memberitakan isu tersebut secara bijak, tidak bersikap

memihak atau netral tanpa menjelek-jelekkan negara lain.

Page 122: KONFLIK BUDAYA DALAM SURAT KABAR - core.ac.uk · Penyusunan skripsi dengan judul “Konflik Budaya dalam Surat Kabar” (Studi Analisis Isi Perbandingan Berita Tentang Konflik Budaya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

98

Berikut sajian data yang disajikan dalam tabel distribusi

frekuensi,

Untuk kategori positif dan negatif berada pada posisi yang

sama yakni 10 item atau 34,48%. Hal ini disebabkan pemberitaan

yang disajikan dalam surat kabar Utusan Malaysia beragam dan tidak

terpancing terhadap isu pemberitaan yang terjadi pada media-media

di Indonesia.

Isi berita pada edisi Minggu 06 September 2009 dengan judul

“Usah Layan pendemo upahan Indonesia” merupakan pemberitaan

ke arah negatif. Hal ini jelas terlihat pada potongan isi berita berikut:

“…Malah dalam isu Ambalat, pergi sahaja ke Jakarta, anda akan lihat tidak kurang lima buah buku dihasilkan dengan tujuan untuk membakar semangat rakyat Indonesia supaya menentang Malaysia. Salah sebuah buku berkenaan menggunakan tajuk Ganyang Malaysia - istilah yang digunakan ketika konfrantasi antara Malaysia-Indonesia pada tahun 1963…”.

No. Arah Pemberitaan Frekuensi Persentase

(%)

1 Positif 10 34,48

2 Negatif 10 34,48

3 Netral 9 31,04

Jumlah 29 100

Tabel 3.4 Distribusi Frekuensi Data Kategori Arah Pemberitaan Tentang Konflik

Budaya Indonesia – Malaysia Pada Surat Kabar Utusan Malaysia Periode Agustus – Desember 2009

Sumber: Hasil koding data primer

Page 123: KONFLIK BUDAYA DALAM SURAT KABAR - core.ac.uk · Penyusunan skripsi dengan judul “Konflik Budaya dalam Surat Kabar” (Studi Analisis Isi Perbandingan Berita Tentang Konflik Budaya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

99

Kalimat diatas secara tersirat menyinggung kebiasaan orang

Indonesia yang suka membesar-besarkan masalah konflik antara

Indonesia dan Malaysia. Ketika ada masalah sedikit saja yang

diperbuat Malaysia terhadap Indonesia, maka sebagian besar

penduduk Indonesia berbondong-bondong protes terhadap Malaysia

yang disalurkan dalam berbagai macam bentuk tindakan, baik itu

demonstrasi, pembuatan buku, protes, dan lain sebagainya.

Tidak hanya pemberitaan secara negatif yang dilakukan

Malaysia terhadap Indonesia, namun berita positif ikut mendominasi

item pemberitaan yang terlihat dari hasil koding yang dilakukan oleh

peneliti, terlihat bahwa pemberitaan dengan arah positif sebanyak 10

item atau 34,48%, yakni setara dengan hasil item pemberitaan

dengan arah negatif. Hal ini membuktikan bahwa pemberitaan yang

dilakukan oleh Malaysia terkait pemberitaan mengenai konflik

budaya sebisa mungkin lebih bersifat netral, dan berusaha untuk

tidak memperkeruh suasana dengan melawan aksi yang sudah

dilakukan oleh sebagian penduduk di beberapa daerah Indonesia.

Pemberitaan dengan arah positif dapat terlihat pada berita

dengan judul “Persatuan pelajar bantu perkukuh hubungan” yang

terbit pada Senin 14 September 2009 ini berisi tentang semangat para

pelajar Indonesia dan Malaysia yang tengah melakukan pendidikan

di salah satu negara yang bertikai dalam membantu menjernihkan

suasana memanas dikedua negara tersebut, selain itu untuk

Page 124: KONFLIK BUDAYA DALAM SURAT KABAR - core.ac.uk · Penyusunan skripsi dengan judul “Konflik Budaya dalam Surat Kabar” (Studi Analisis Isi Perbandingan Berita Tentang Konflik Budaya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

100

membuktikan kepada media-media bahwa konflik ini terjadi akibat

adanya kesalahpahaman, bukan niat yang disengaja. Hal ini dapat

terlihat pada petikan berita sebagai berikut:

“Kebangsaan Pelajar-Pelajar Malaysia di Indonesia cawangan Jakarta (PKPMI-CJ) dan Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) di Malaysia boleh membantu menjelaskan isu-isu yang mengeruhkan hubungan antara kedua-dua negara.

Ketua Menteri Melaka, Datuk Seri Mohd. Ali Rustam berkata, beliau percaya PPI di Malaysia boleh membantu menerangkan kepada kalangan media Indonesia yang masih memainkan isu tarian Pendet, agar jangan lagi menimbulkan bantahan yang tidak sewajarnya…”.

Lain halnya dengan isi pemberitaan ke arah netral, dengan

frekuensi pemberitaan yang dimiliki sebanyak 9 item atau 31,04%,

arah pemberitaan ini memberitakan issue tersebut secara bijak, tidak

bersikap memihak atau mendukung tanpa menjelek-jelekkan negara

lain.

3.1.3. Sajian Data Kategori Sumber Berita Tentang Konflik Budaya

Indonesia – Malaysia Pada Surat Kabar Utusan Malaysia

Pada sajian data dengan kategori sumber berita, dalam hal ini

peneliti mengarahkan kategori sumber berita pada keberadaan

narasumber pada isi pemberitaan yang termuat dalam surat kabar

Utusan Malaysia.

Sumber berita adalah asal muasal sebuah informasi atau

berita diperoleh. Keberadaan sumber informasi pada sebuah berita

Page 125: KONFLIK BUDAYA DALAM SURAT KABAR - core.ac.uk · Penyusunan skripsi dengan judul “Konflik Budaya dalam Surat Kabar” (Studi Analisis Isi Perbandingan Berita Tentang Konflik Budaya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

101

menjadi ciri khas keakurasian dari berita itu sendiri. Ada atau

tidaknya sebuah sumber berita juga menentukan isi berita tersebut

dan dapat dikatakan bahwa detak jantung dari jurnalisme terletak

pada sumber berita.

Seorang wartawan jika ingin mendapatkan sebuah isi berita

yang akurat harus mengetahui kemana dia hendak mencari informasi

tersebut, siapa yang hendak diwawancarai, dan sebagainya. Mutu

dari penulisan seorang wartawan tergantung dari kualitas dan

kuantitas pertanyaan yang diajukan ke sumber berita tersebut.

Dalam penelitian ini, terdapat beberapa sumber berita yang

menjadi kajian penliti, yakni aparatur negara, profesional,

masyarakat dan bahkan gabungan yakni adanya narasumber yang

berjumlah lebih dari satu. Selain itu, ketidakberadaan sebuah sumber

berita diatas juga menjadi kajian peniliti, apabila berita yang diliput

dan ditulis melalui pengamatan oleh wartawan itu sendiri atau

korespondennya di lapangan dan dipastikan tidak ada keterangan

dari narasumber.

No. Sumber Berita Frekuensi Persentase

(%)

1 Ada Sumber Berita: 1. Aparatur Negara 11 37,93

2. Profesional 3 10,34

3. Masyarakat 0 0,00

Tabel 3.5 Distribusi Frekuensi Data Kategori Sumber Berita Konflik Budaya Indonesia – Malaysia Pada Surat Kabar Utusan Malaysia Periode

Agustus – Desember 2009

Page 126: KONFLIK BUDAYA DALAM SURAT KABAR - core.ac.uk · Penyusunan skripsi dengan judul “Konflik Budaya dalam Surat Kabar” (Studi Analisis Isi Perbandingan Berita Tentang Konflik Budaya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

102

4. Gabungan 1 3,45

2 Tidak Ada Sumber Berita 14 48,28

Jumlah 29 100

Tabel koding diatas memperlihatkan bahwa sumber berita

mengenai konflik budaya Indonesia – Malaysia lebih kepada

pemberitaan tanpa sumber berita, dengan persentase sebesar 48,28%

atau 14 item dari keseluruhan pemberitaan selama periode penelitian.

Kemudian peringkat persentase terbesar kedua terdapat pada

informasi yang berasal dari aparatur negara sebesar 37,93% atau 11

item, lalu dari kalangan profesional dengan persentase 10,34% atau

sebanyak 3 item. Dan terakhir terdapat gabungan narasumber dengan

persentase hanya sebesar 3,45% atau 1 item.

Pemberitaan tertinggi tanpa sumber berita dikarenakan isi

berita sepenuhnya merupakan hasil dari pemikiran penulis

berita/wartawan itu sendiri. Sedangkan isi pemberitaan tertinggi

berdasarkan adanya sumber berita, berasal dari pihak aparatur negara

yangmana merupakan pihak tertentu yang mempunyai

tanggungjawab dalam hal sebagai pemerintah yang mengabdi pada

negara. Termasuk dalam kategori ini pejabat pemerintahan tingkat

pusat sampai daerah.

Sumber: Hasil koding data primer

Page 127: KONFLIK BUDAYA DALAM SURAT KABAR - core.ac.uk · Penyusunan skripsi dengan judul “Konflik Budaya dalam Surat Kabar” (Studi Analisis Isi Perbandingan Berita Tentang Konflik Budaya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

103

Berikut potongan isi berita dengan sumber berita yang

berasal dari aparatur negara (dengan judul berita: Pihak ketiga punca

ketegangan hubungan antara Malaysia, Indonesia):

“…Menteri Luar, Datuk Seri Anifah Aman berkata, antara motif pihak ketiga terbabit ialah untuk meraih keuntungan politik dan mempromosi agenda pihak tertentu.

“Kerjaaan Malaysia dan Indonesia menyedari kewujudan pihak ketiga berkenaan yang cuba memperbesar isu kecil untuk kepentingan politik mereka. Kita senantiasa memantau pergerakan mereka untuk tindakan lanjut,” katanya menjawab soalan tambahan Datuk Idris Haron pada siding Dewan Rakyat di sini hari ini…”.

Aparatur negara yang dimaksud dalam cuplikan isi berita yakni

Menteri Luar Negeri Malaysia Datuk Seri Anifah Aman.

Sedangkan isi berita berdasarkan narasumber yang berasal

dari kalangan profesional disajikan dalam cuplikan isi berita sebagai

berikut (judul berita: Sentimen anti-Malaysia di Indonesia angkara

negara lain?) :

“…Sementara itu, Pengerusi Yayasan Generasi Baru Nusantara, Mohamad Ezam Mohd. Nor berkata, sentiment anti-Malaysia yang ketara di Indonesia menggambarkan ada sesuatu yang tidak kena.

“Saya berharap pihak berkuasa kedua-dua negara menyiasat perkara ini secara terperinci memandangkan kami sebagai NGO tidak mempunyai prasarana untuk berbuat demikian. Kita lihat ada petunjuk bahawa sentiment membenci Malaysia mempunyai dalang kerana sebelum ini perdagangan negara ini dan Indonesia berada pada tahap paling tinggi,” katanya sambil menambah Malaysia dan Indonesia mempunyai alas an untuk berasa curiga…”.

Sumber dari kalangan profesional berdasarkan isi berita berasal dari

pihak NGO (Non-Government Organisation) dimana dia/mereka

Page 128: KONFLIK BUDAYA DALAM SURAT KABAR - core.ac.uk · Penyusunan skripsi dengan judul “Konflik Budaya dalam Surat Kabar” (Studi Analisis Isi Perbandingan Berita Tentang Konflik Budaya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

104

merupakan sebuah pekerjaan non pemerintah dan berpengaruh bagi

orang banyak.

Sedangkan untuk sumber informasi yang berasal dari

narasumber gabungan, yakni berasal dari narasumber masyarakat

dan kalangan profesional.

3.1.4. Sajian Data Kategori Faktualitas Berita Tentang Konflik

Budaya Indonesia – Malaysia Pada Surat Kabar Utusan

Malaysia

Berdasarkan kategori faktualitas berita, peneliti menguji data

melalui pengamatan terhadap ada tidaknya pencampuran fakta

dengan opini wartawan yang menulis berita. Tolak ukur faktualitas

b

e

r

i

ta terletak pada penggunaan kata-kata opinionative yang berasal dari

wartawan, seperti: tampaknya, diperkirakan, seakan-akan, terkesan,

seolah, agaknya, diramalkan, kontroversi, mengejutkan, manuver,

sayangnya, dan lainnya.

No. Faktualitas Berita Frekuensi Persentase

(%)

Tabel 3.6 Distribusi Frekuensi Data Kategori Faktualitas Berita Tentang Konflik

Budaya Indonesia – Malaysia Pada Surat Kabar Utusan Malaysia Periode Agustus – Desember 2009

Page 129: KONFLIK BUDAYA DALAM SURAT KABAR - core.ac.uk · Penyusunan skripsi dengan judul “Konflik Budaya dalam Surat Kabar” (Studi Analisis Isi Perbandingan Berita Tentang Konflik Budaya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

105

Berdasarkan hasil koding, peneliti menemukan hasil

frekuensi dari kategori faktualitas berita yang hasilnya hampir

seimbang, yakni adanya pencampuran fakta dan opini sebanyak 14

item atau 48,28%, dan tidak adanya campuran fakta dan opini

sepihak dari wartawan (tidak mengandung opnionative) sebanyak 15

item atau 51,72%.

Berikut contoh berita terkait dengan kategori faktualitas berita yang

diambil dari cuplikan berita pada edisi Rabu 09 September 2009

dengan judul Hubungan ‘benci tapi sayang’:

“…Lebih dibimbangkan apabila kenyataan ganas dan berunsur provokasi itu dengan mudah menyerap otak warga Indonesia yang lain dan menyakiti hati rakyat Malaysia sehingga satu hari kelak jika gagal dibendung boleh menyemarakkan api kebencian sehingga memburukkan lagi hubungan ‘benci tapi sayang’ antara kedua-dua negara…”.

Penggunaan kata ‘dibimbangkan’ dan ‘apabila’ merupakan kata

yang terjadi akibat opini sipenulis/wartawan semata (bersifat

opinionative), dan tidak berdasarkan hasil interview kepada

narasumber.

1 Mencampur Fakta dan Opini 14 48,28

2 Tidak Mencampur 15 51,72

Jumlah 29 100

Sumber: Hasil koding data primer

Page 130: KONFLIK BUDAYA DALAM SURAT KABAR - core.ac.uk · Penyusunan skripsi dengan judul “Konflik Budaya dalam Surat Kabar” (Studi Analisis Isi Perbandingan Berita Tentang Konflik Budaya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

106

Untuk pemberitaan yang isinya tidak mencampur fakta dan

opini dari wartawan, berarti isi berita itu mempunyai informasi yang

sebagian besar berasal dari narasumber langsung.

3.1.5. Sajian Data Kategori Bentuk Penulisan Berita Tentang Konflik

Budaya Indonesia – Malaysia Pada Surat Kabar Utusan

Malaysia

Kategori bentuk penulisan berita merupakan format penulisan

berita yang digunakan jurnalis dalam meliput atau mengulas

pemberitaan mengenai Koflik Budaya Indonesia – Malaysia yang

dimuat dalam surat kabar Utusan Malaysia selama periode Agustus -

Desember 2009. pada kategori ini dibagi menjadi sub-kategori yakni

hard news dan soft news.

Hasil koding dengan kategori bentuk penulisan berita,

ditemukan hasilnya yakni pada bentuk berita hard news mempunyai

hasil tertinggi dengan jumlah 16 item atau 55,17%, kemudian berita

No. Bentuk Penulisan Berita Frekuensi Persentase

(%)

1 Hard News 16 55,17

2 Soft News 13 44,83

Jumlah 29 100

Tabel 3.7 Distribusi Frekuensi Data Kategori Bentuk Penulisan Berita Konflik

Budaya Indonesia – Malaysia Pada Surat Kabar Utusan Malaysia Periode Agustus – Desember 2009

Sumber: Hasil koding data primer

Page 131: KONFLIK BUDAYA DALAM SURAT KABAR - core.ac.uk · Penyusunan skripsi dengan judul “Konflik Budaya dalam Surat Kabar” (Studi Analisis Isi Perbandingan Berita Tentang Konflik Budaya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

107

soft news dengan 13 item atau 44,83%. Berdasarkan hasil tertinggi

persentase frekuensi diatas membuktikan bahwa pemberitaan

mengenai konflik budaya Indonesia – Malaysia merupakan berita

yang cukup penting meskipun pihak-pihak atau kalangan media dan

masyarakat di Malaysia tidak terlalu serius dalam menanggapi

pemberitaan negatif yang sudah ada di Indonesia sebelumnya.

Pada bentuk berita hard news, berita tersebut berisi informasi

fakta yang disusun berdasarkan uraian dari yang paling penting. Hal

ini dapat dilihat pada potongan isi berita yang diambil dari harian

Utusan Malaysia edisi Kamis 10 September 2009, dengan judul

“Hanya libatkan kelompok kecil – Try Sutrisno”.

“…Pengerusi Kumpulan Tokoh Terkemuka (EPG) Indonesia, Tan Sri Try Sutrisno yang juga bekas Naib Presiden republik itu berkata, justeru rakyat Malaysia tidak perlu bimbang dengan gembar-gembur tentang kemarahan rakyat Indonesia terhadap Malaysia berhubung isu tersebut…”.

Sedangkan untuk bentuk berita soft news, meskipun topik

berita yang diangkat terkesan serius, namun isi pemberitaan terkait

konflik budaya ini disisipkan oleh adanya jenis berita hiburan yang

tentunya masih berkaitan dengan konflik budaya Indonesia –

Malaysia itu sendiri.

Seperti yang diketahui bahwa soft news merupakan sebuah

bentuk penulisan cerita yang kreatif, subyektif yang dirancang untuk

menyampaikan informasi dan hiburan kepada pembaca. Unsur yang

terkandung dalam jenis soft news ini lebih berfokus pada sebuah

Page 132: KONFLIK BUDAYA DALAM SURAT KABAR - core.ac.uk · Penyusunan skripsi dengan judul “Konflik Budaya dalam Surat Kabar” (Studi Analisis Isi Perbandingan Berita Tentang Konflik Budaya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

108

bentuk berita yang kaya akan informasi dan hiburan, sehingga

membedakan dengan bentuk penulisan berita hard news yang

terkesan serius.

Berita dengan format penulisan soft news dalam surat kabar

Utusan Malaysia dapat dilihat dari potongan berita pada edisi Selasa

13 Oktober 2009, dengan judul “Dialog budaya ‘jambatan’ dua

negara serumpun”. Isi berita ini lebih banyak memberikan informasi

mengenai persamaan antara Indoensia – Malaysia, sehingga

Indonesia tidak perlu untuk menghujat Malaysia dikarenakan adanya

persamaan budaya dari kedua negara tersebut, melainkan diperlukan

dialog yang dapat menjernihkan hubungan kedua negara.

“Malaysia dan Indonesia adalah negara yang memiliki banyak persamaan dari sudut budaya. Tidak hairanlah baik di Malaysia atau Indonesia ada nama makanan atau nama tempat yang sama. Paling utama ialah teras bahasa yang sama berasaskan bahasa Melayu.

Hakikatnya, sejak dahulu lagi sebelum wujudnya perbezaan entiti berasaskan geo-politik kesan daripada kedatangan penjajah Belanda dan British, kedua-dua negara ini saling memerlukan dan melengkapi satu sama lain.

Justeru, tidak patut wujud tuduhan mendakwa Malaysia sebagai "Malingsia" kerana tuduhan mencuri khazanah budaya Indonesia…”.

3.2. Penyajian Data Isi Berita Tentang Konflik Budaya Indonesia –

Malaysia Pada Surat Kabar Media Indonesia

Berdasarkan topik penelitian mengenai konflik budaya Indonesia –

Malaysia, pada surat kabar Media Indonesia berhasil termuat berita

sebanyak 31 item dalam kurung waktu lima bulan (Agustus – Desember

Page 133: KONFLIK BUDAYA DALAM SURAT KABAR - core.ac.uk · Penyusunan skripsi dengan judul “Konflik Budaya dalam Surat Kabar” (Studi Analisis Isi Perbandingan Berita Tentang Konflik Budaya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

109

2009), dengan rincian pada bulan Agustus terdapat 20 item berita,

September terdapat 8 item berita, pada bulan Oktober 2 item Berita, dan

pada bulan Desember hanya 1 item berita. Dari hasil rincian item berita,

terbukti bahwa pada awal terjadinya konflik yakni bulan Agustus 2009,

Indonesia sudah disibukkan dengan adanya protes dari segenap penduduk

Indonesia dalam mengkaji konflik budaya tersebut. Sehingga tidak heran

apabila jumlah berita yang tersaji pada bulan Agustus sangat banyak, dan

pemberitaannya mulai menurun seiring datangnya respon dari Malaysia atas

permasalahan tersebut. Peneliti mengkaji isi pemberitaan berdasarkan

kategori pokok permasalahan berita, arah pemberitaan, sumber berita,

faktualitas berita, dan bentuk penulisan berita.

3.2.1. Sajian Data Kategori Pokok Permasalahan Berita Tentang

Konflik Budaya Indonesia – Malaysia Pada Surat Kabar Media

Indonesia

Pada masa proses berlangsungnya konflik budaya Indonesia -

Malaysia, surat kabar Media Indonesia hanya memuat 31 item berita.

Dari jumlah tersebut, Kategori Pokok Permasalahan Berita yang

frekuensi kemunculannya terbanyak adalah berita yang berfokus

pada konflik budaya dua negara tersebut yakni sebesar 17 item atau

54,84%. Sedangkan isi pemberitaan mengenai penyelesaian konflik

sebesar 14 item atau 45,16%.

Tabel 3.8 Distribusi Frekuensi Data Kategori Pokok Permasalahan Berita Tentang

Konflik Budaya Indonesia – Malaysia Pada Surat Kabar Media Indonesia Periode Agustus – Desember 2009

Page 134: KONFLIK BUDAYA DALAM SURAT KABAR - core.ac.uk · Penyusunan skripsi dengan judul “Konflik Budaya dalam Surat Kabar” (Studi Analisis Isi Perbandingan Berita Tentang Konflik Budaya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

110

Berdasarkan hasil pengkodingan diatas, tampak hasil

pengkodingan tertinggi berada pada pemberitaan mengenai konflik

budaya. Hal ini disebabkan oleh citra Malaysia yang sudah negatif di

mata penduduk Indonesia terkait dalam masalah monopoli hal-hal

yang menyangkut kepunyaan Indonesia. Melihat kasus klaim Tari

Pendet yang mencuak sekitar bulan terjadinya penelitian ini

membuat pemberitaan di Indonesia beramai-ramai untuk

memojokkan Malaysia.

Hal ini dapat dilihat dari potongan berita pada surat kabar

Media Indonesia edisi Selasa 25 Agustus 2009 dengan judul

“Komunitas Reog Ponorogo Marah dan Siap Demo”.

“…Ini sungguh tindakan konyol Malaysia yang memancing kemarahan rakyat Indonesia. Apa yang dilakukan negeri Jiran untuk memamerkan Tari Pendet sebagai budaya asli miliknya tidak lagi bisa ditoleransi. Sebab yang dilakukan itu jelas tindakan pencurian ataas kekayaan budaya masyarakat Bali” tukas Ketua Pangguyuban Reog Ponorogo Indonesia, Begug Poermomosidi di Solo, Selasa (25/8)…”.

Pernyataan diatas mewakili emosi komunitas Reog Ponorogo

Indonesia terhadap Malaysia. Serupa tapi tak sama, permasalahan

terkait klaim budaya sebelumnya juga mengarah pada Reog

No. Pokok Permasalahan Berita Frekuensi Persentase

(%)

1 Konflik Budaya 17 54,84

2 Penyelesaian Konflik 14 45,16

Jumlah 31 100

Sumber: Hasil koding data primer

Page 135: KONFLIK BUDAYA DALAM SURAT KABAR - core.ac.uk · Penyusunan skripsi dengan judul “Konflik Budaya dalam Surat Kabar” (Studi Analisis Isi Perbandingan Berita Tentang Konflik Budaya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

111

Ponorogo yang ikut di klaim Malaysia. Sehingga melihat adanya

ulah Malaysia dalam melakukan pengklaiman sepihak terhadap

budaya Indonesia membuat segelintir pihak langsung berkomentar

‘panas’ dengan diselingi kata-kata ‘pedas’ dalam menyindir

Malaysia. Padahal bila dicermati dengan kepala dingin, kejadian ini

tidak perlu terulang.

Lain halnya pemberitaan terkait penyelesaian konflik,

pemberitaan ini tidak terlepas dari isu pemberitaan tentang konflik

budaya. Hanya saja, isi pemberitaan ini lebih terfokus tentang adanya

upaya penyelesaian konflik yang dilakukan oleh kedua negara baik

dalam bentuk perang, upaya damai, konfrontasi ataupun

perundungin.

Untuk pemberitaan mengenai penyelesaian konflik dapat

dilihat pada potongan berita pada edisi Sabtu 29 Agustus 2009

dengan judul berita “Jangan Terpancing Provokasi Pelecehan Lagu

Indonesia Raya”.

“…Bahkan, katanya, apa yang dilakukan Universitas Diponegoro (Undip) Semarang dengan menghentikan penerimaan mahasiswa baru asal Malaysia, masih belum keras. “Kita dari UNP bisa melakukan langkah lebih keras, misalnya dengan memutuskan semua kerja sama dengan berbagai universitas di Malaysia,” katanya…”.

Potongan berita diatas menegaskan bahwa untuk

menghentikan kerjasama dengan Malaysia dapat dilakukan berbagai

cara, salah satunya dengan menghentikan kerjasama dalam bidang

Page 136: KONFLIK BUDAYA DALAM SURAT KABAR - core.ac.uk · Penyusunan skripsi dengan judul “Konflik Budaya dalam Surat Kabar” (Studi Analisis Isi Perbandingan Berita Tentang Konflik Budaya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

112

pendidikan. Tentunya ini berkaitan dengan salah satu upaya dalam

menyelesaikan konflik yang berkepanjangan ini.

3.2.2. Sajian Data Kategori Arah Pemberitaan Tentang Konflik

Budaya Indonesia – Malaysia Pada Surat Kabar Media

Indonesia

Kategori arah pemberitaan dalam penelitian ini adalah positif,

negatif dan netral. Isi pemberitaannya dikatakan positif apabila isi

berita lebih mengedepankan informasi yang bersifat mendukung

seperti dengan memuji, menyanjung, menyetujui terkait dengan

negara masing-masing. Arah negatif apabila isi berita lebih

mengarah kepada protes/demonstrasi yang bersifat

menolak/melecehkan, mencela, dan meremehkan salah satu negara

terkait isu berita. Sedangkan untuk arah netral apabila kedua surat

kabar memberitakan isu tersebut secara bijak, tidak bersikap

memihak atau netral tanpa menjelek-jelekkan negara lain.

Berikut sajian data yang disajikan dalam tabel distribusi

frekuensi,

No. Arah Pemberitaan Frekuensi Persentase

(%)

1 Positif 8 25,81

2 Negatif 14 45,16

Tabel 3.9 Distribusi Frekuensi Data Kategori Arah Pemberitaan Tentang Konflik

Budaya Indonesia – Malaysia Pada Surat Kabar Media Indonesia Periode Agustus – Desember 2009

Page 137: KONFLIK BUDAYA DALAM SURAT KABAR - core.ac.uk · Penyusunan skripsi dengan judul “Konflik Budaya dalam Surat Kabar” (Studi Analisis Isi Perbandingan Berita Tentang Konflik Budaya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

113

Untuk kategori arah pemberitaan, isi pemberitaan dengan

arah negatif mencapai posisi terbanyak yakni ada 14 item atau

45,16%. Hal ini disebabkan oleh citra Malaysia yang sudah semakin

menurun di mata Indonesia, sehingga tidak heran apabila media-

media di Indonesia kebanyakan memberitakan hal-hal yang

menyangkut Malaysia secara negatif.

Isi berita yang mengarah pada pemberitaan secara negatif

dapat terlihat pada potongan berita berikut:

“…Sebelumnya beredar kabar bahwa Malaysia mengklaim Tari Pendet sebagai tari tradisionalnya. Tari Pendet asal Pulau Dewata itu ditayangkan sebagai latar iklan kunjungan wisata ke Malaysia.

Sejauh ini Malaysia memiliki rekam jejak negatif di kalangan publik Indonesia apabila terkait dengan kekayaan budaya Indonesia.

Sebelumnya publik Indonesia pernah beberapa kali dibuat terkejut dengan kalim-klaim budaya Malaysia antara lain lagu Rasa Sayange yang berasal dari Maluku dan kesenian Reog Ponorogo dari Jawa Timur”.

Pernyataan diatas diambil dari judul berita “Masyarakat

Diminta tidak Terprovokasi Iklan Tari Pendet Malaysia” pada edisi

Sabtu, 22 Agustus 2009 dan memberitakan bahwa citra Malaysia

3 Netral 9 29,03

Jumlah 31 100

Sumber: Hasil koding data primer

Page 138: KONFLIK BUDAYA DALAM SURAT KABAR - core.ac.uk · Penyusunan skripsi dengan judul “Konflik Budaya dalam Surat Kabar” (Studi Analisis Isi Perbandingan Berita Tentang Konflik Budaya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

114

sudah buruk di mata publik Indonesia, akibat ulahnya dalam

mengklaim kekayaan alam dan budaya yang dimiliki oleh Indonesia.

Adapun isi pemberitaan dengan arah netral dan positif

mempunyai kedudukan posisi yang hampir sama, yakni masing-

masing mempunyai jumlah item sebanyak 9 (29,03%) untuk

pemberitaan dengan arah netral dan 8 item (25,81%) untuk

pemberitaan dengan arah positif.

Pemberitaan dengan arah netral sebagian besar membahas

tentang sikap kedua negara dalam mengambil tindakan agar tidak

menimbulkan konfrontasi ke arah yang lebih besar. Kedua negara

juga harus bersikap dan berpikir positif dalam menanggapi kemelut

yang tengah terjadi. Berikut adalah penggalan isi berita yang terkait

dengan pemberitaan dengan arah netral, dengan judul berita

“Malaysia tidak akan Balas Demo Jakarta” terbitan Rabu 9

September 2010:

“…"Kami tidak mau membalas demo dengan demo karena Malaysia memang ingin menjalin terus hubungan baik dengan Indonesia sebagai negara tetangga dan serumpun. Indonesia dan Malaysia adalah pendiri Asean yang kini punya cita-cita sama yakni terciptanya masyarakat Asean," katanya.

Walaupun tuduhan pers Indonesia bahwa Malaysia mengklaim tari pendet, batik, lagu rasa sayange, Reog, mengklaim pulau Jemur, dan tuduhan macam-macam lainnya itu adalah tidak benar sehingga menimbulkan kebencian rakyat Indonesia pada Malaysia dan menimbulkan berbagai demonstrasi, namun tidak akan dibalas di Malaysia…”.

Page 139: KONFLIK BUDAYA DALAM SURAT KABAR - core.ac.uk · Penyusunan skripsi dengan judul “Konflik Budaya dalam Surat Kabar” (Studi Analisis Isi Perbandingan Berita Tentang Konflik Budaya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

115

Kutipan pernyataan diatas, diungkapkan oleh Menteri

Penerangan, Komunikasi, dan Kebudayaan Malaysia Rais Yatim

berdasarkan hasil wawancara dengan reporter Media Indonesia. Hal

ini mengungkapkan sikap keterbukaan terhadap Malaysia untuk terus

menjalin hubungan baik dengan Indonesia tanpa perlu membalas

perilaku sebagian penduduk Indonesia dalam melecehkan negara

Malaysia seperti adanya demonstrasi dan sweeping terhadap warga

negara Malaysia yang bermukim di Indonesia.

3.2.3. Sajian Data Kategori Sumber Berita Tentang Konflik Budaya

Indonesia – Malaysia Pada Surat Kabar Media Indonesia

Pada sajian data yang disajikan pada tabel distribusi di bawah

ini adalah kategori sumber berita. Tabel ini memperlihatkan

frekuensi keberadaan narasumber dalam isi pemberitaan terkait

konflik budaya Indonesia – Malaysia.

Pada kategori ini terdapat beberapa sumber berita yang

menjadi kajian peneliti, yakni aparatur negara, profesional,

masyarakat dan bahkan gabungan yakni adanya narasumber yang

berjumlah lebih dari satu. Selain itu, ketidakberadaan sebuah sumber

berita diatas juga menjadi kajian peniliti, apabila berita yang diliput

dan ditulis melalui pengamatan oleh wartawan itu sendiri atau

korespondennya di lapangan dan dipastikan tidak ada keterangan

dari narasumber.

Page 140: KONFLIK BUDAYA DALAM SURAT KABAR - core.ac.uk · Penyusunan skripsi dengan judul “Konflik Budaya dalam Surat Kabar” (Studi Analisis Isi Perbandingan Berita Tentang Konflik Budaya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

116

Seperti yang terlihat pada hasil koding diatas, sumber berita

tertinggi berasal dari narasumber yakni aparatur negara dengan hasil

frekuensi sebesar 17 item atau 54,84%. Dalam hal ini, aparatur

negara yang kerap muncul dalam isi pemberitaan adalah Presiden,

Perdana Menteri, Menteri, Duta Besar, dan para pejabat terkait.

Kemudian disusul dengan hasil frekuensi tertinggi berikutnya pada

gabungan narasumber, dengan banyaknya frekuensi sebesar 7 item

atau 22,58%. Gabungan narasumber pada isi pemberitaan dari surat

kabar Media Indonesia ini antara aparatur negara dengan kaum

profesional, dan aparatur negara dengan kalangan masyarakat. Lalu

terdapat narasumber yang berasal dari kalangan profesional, seperti

dosen, pengamat politik, pengamat sosial, pengamat budaya,

seniman, budayawan, guru, kritikus dan sebagainya, dengan

No. Sumber Berita Frekuensi Persentase (%)

1 Ada Sumber Berita: 1. Aparatur Negara 17 54,84

2. Profesional 6 19,35

3. Masyarakat 1 3,23

4. Gabungan 7 22,58

2 Tidak Ada Sumber Berita 0 0,00 Jumlah 31 100

Tabel 3.10 Distribusi Frekuensi Data Kategori Sumber Berita Tentang Konflik Budaya Indonesia – Malaysia Pada Surat Kabar Media Indonesia Periode Agustus –

Desember 2009

Sumber: Hasil koding data primer

Page 141: KONFLIK BUDAYA DALAM SURAT KABAR - core.ac.uk · Penyusunan skripsi dengan judul “Konflik Budaya dalam Surat Kabar” (Studi Analisis Isi Perbandingan Berita Tentang Konflik Budaya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

117

frekuensi sebanyak 6 item atau 19,35% dan narasumber yang berasal

dari masyarakat hanya 1 item atau 3,23% saja.

Melihat keberadaan konflik ini melibatkan negara lain,

maka dari itu pihak aparatur negara perlu turun tangan dalam

menyelesaikan permasalahan ini, mulai dari Presiden, Perdana

Menteri, Menteri dan Duta Besar kedua negara konflik. Peran

aparatur negara tentunya sangat penting dalam melihat arah dari

konflik ini, apakah akan diselesaikan secara kekeluargaan, atau

dengan kekerasan.

“…“Sejak Oktober 2007, hingga sekarang yang mendaftarkan baru sekitar 600 karya, padahal kita fasilitasi terhadap 1.000 karya budaya yang didaftarkan tanpa dikenai biaya,” kata Menbudpar Jero Wacik, seusai memberi keterangan seputar Tari Pendet yang dijadikan iklan promosi Malaysia di televisi Discovery Channel yang kemudian mendapat protes keras masyarakat Indonesia,di Jakarta, Selasa (25/8)…”.

Narasumber yang terdapat pada isi berita dengan judul

“Menbudpar: Karya Budaya agar Segera Didaftarkan” yang terbit

pada Rabu, 26 Agustus ini sesuai dengan judul yang tertera yakni

Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Indonesia, Jero Wacik.

Sedangkan untuk narasumber gabungan, dalam hal ini

terdapat gabungan narasumber dari aparatur negara dan kalangan

profesional. Seperti yang terlihat pada kutipan isi berita pada edisi

Rabu 26 Agustus 2009 dengan judul “Produk Budaya Idealnya

Dipatenkan Internasional”,

Page 142: KONFLIK BUDAYA DALAM SURAT KABAR - core.ac.uk · Penyusunan skripsi dengan judul “Konflik Budaya dalam Surat Kabar” (Studi Analisis Isi Perbandingan Berita Tentang Konflik Budaya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

118

“Raja Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat Sri Sultan Humengku Buwono X mengatakan, suatu produk budaya dan seni warisan leluhur bangsa idealnya dipatenkan secara internasional. Dengan demikian, menurut Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) itu, hak paten produk budaya dan seni warisan leluhur bangsa seperti tari dan lagu daerah di Indonesia berlaku untuk seluruh dunia. …Sementara itu, seniman Wardoyo mengatakan pemerintah Indonesia perlu menginventarisasi produk budaya dan seni tradisional asli negeri ini…”.

Dalam kutipan isi berita diatas dapat dilihat adanya dua orang

narasumber yang mengemukakan pendapatnya terkait hak paten seni,

dari pihak aparatur negara ada Sri Sultan Humengku Buwono X

yang selain sebagai Raja Keraton, beliau juga sebagai Gubernur

Daerah Istimewa Yogyakarta, dan narasumber lainnya yang berasal

dari kalangan profesional yakni seniman Wardoyo.

3.2.4. Sajian Data Kategori Faktualitas Berita Tentang Konflik

Budaya Indonesia – Malaysia Pada Surat Kabar Media

Indonesia

Pada kategori faktualitas berita, pengujian data dilakukan

melalui pengamatan terhadap ada tidaknya pencampuran fakta

dengan opini wartawan yang menulis berita. Tolak ukur faktualitas

berita terletak pada penggunaan kata-kata opinionative yang berasal

dari wartawan, seperti: tampaknya, diperkirakan, seakan-akan,

Page 143: KONFLIK BUDAYA DALAM SURAT KABAR - core.ac.uk · Penyusunan skripsi dengan judul “Konflik Budaya dalam Surat Kabar” (Studi Analisis Isi Perbandingan Berita Tentang Konflik Budaya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

119

terkesan, seolah, agaknya, diramalkan, kontroversi, mengejutkan,

manuver, sayangnya, dan lainnya.

Perbedaan yang signifikan terlihat jelas pada hasil koding

diatas, yakni pada keterangan tidak adanya pencampuran fakta dan

opini pada sebagian besar surat kabar Media Indonesia. Berdasarkan

hasil tabel diatas, frekuensi tidak mencampur fakta dan opini

mencapai 28 item atau 90,32%, sedangkan untuk isi berita yang

mencampur fakta dan opini wartawan hanya 3 item atau 9,68%.

Keberadaan frekuensi isi berita terhadap unsur tidak adanya

pencampuran fakta dan opini dari wartawan (tidak mengandung

opinionative) dapat dilihat dari banyaknya narasumber yang terlibat

dalam isi berita yang dimuat dalam surat kabar Media Indonesia.

Dalam hal ini, konflik budaya yang terlebih dahulu memanas di

Indonesia membuat media mencantumkan narasumber dalam tiap

berita yang diangkat agar berita tersebut terkesan nyata dan tidak

No. Faktualitas Berita Frekuensi Persentase

(%)

1 Mencampur Fakta dan Opini 3 9,68

2 Tidak Mencampur 28 90,32

Jumlah 31 100

Tabel 3.11 Distribusi Frekuensi Data Kategori Faktualitas Berita Tentang Konflik

Budaya Indonesia – Malaysia Pada Surat Kabar Media Indonesia Periode Agustus – Desember 2009

Sumber: Hasil koding data primer

Page 144: KONFLIK BUDAYA DALAM SURAT KABAR - core.ac.uk · Penyusunan skripsi dengan judul “Konflik Budaya dalam Surat Kabar” (Studi Analisis Isi Perbandingan Berita Tentang Konflik Budaya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

120

dibuat-buat, apalagi isi berita yang kebanyakan dimuat adalah berita

yang serius karena mengangkat tema konflik yang sangat sensitif.

Pencampuran fakta dan opini dari wartawan dapat ditemukan

pada potongan berita berikut:

“Temu budaya dinilai dapat mengurangi konflik kebudayaan antara Indonesia dan Malaysia yang kerap terjadi. Karena itu temu budaya bangsa antara kedua negara harus digiatkan agar tidak terjadi konflik kebudayaan yang berkepanjangan…”.

Potongan berita diatas diambil pada edisi Selasa 01 Desember 2009

dengan judul “Indonesia-Malaysia Giatkan Temu Budaya”.

Penggunaan kata ‘dinilai’ diatas merupakan perwujudan dari

pencampuran fakta dan opini (opinionative) oleh wartawan terkait

penulisan berita tersebut.

3.2.5. Sajian Data Kategori Bentuk Penulisan Berita Tentang Konflik

Budaya Indonesia – Malaysia Pada Surat Kabar Media

Indonesia

Kategori bentuk penulisan berita merupakan format penulisan

berita yang digunakan jurnalis dalam meliput atau mengulas

pemberitaan mengenai Koflik Budaya Indonesia – Malaysia yang

dimuat dalam surat kabar Media Indonesia selama periode Agustus -

Page 145: KONFLIK BUDAYA DALAM SURAT KABAR - core.ac.uk · Penyusunan skripsi dengan judul “Konflik Budaya dalam Surat Kabar” (Studi Analisis Isi Perbandingan Berita Tentang Konflik Budaya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

121

Desember 2009. pada kategori ini dibagi menjadi sub-kategori yakni

hard news dan soft news.

Hard news atau berita lugas merupakan berita yang padat

berisi informasi fakta yang disusun berdasarkan urutan dari yang

paling penting. Sedangkan untuk soft news atau berita halus yakni

sebagai penulisan cerita yang kreatif, subyektif yang dirancang untuk

menyampaikan informasi dan hiburan kepada pembaca.

Untuk kategori bentuk penulisan berita tentang konflik

budaya, yang termasuk ke dalam jenis bentuk soft news sebesar 17

item atau 54,84%. Seperti pada pemberitaan tanggal 07 September

2009, dengan judul UNESCO Akui Batik Warisan Budaya

Indonesia, pemberitaan ini berisi tentang disetujuinya batik oleh PBB

sebagai warisan budaya tak benda yang dihasilkan oleh Indonesia,

dan untuk menghargainya, Presiden Yudhoyono menghimbau

kepada seluruh masyarakat Indonesia untuk mengenakan pakaian

batik.

No. Bentuk Penulisan Berita Frekuensi Persentase

(%)

1 Hard News 14 45,16

2 Soft News 17 54,84

Jumlah 31 100

Tabel 3.12 Distribusi Frekuensi Data Kategori Bentuk Penulisan Berita Tentang Konflik

Budaya Indonesia – Malaysia Pada Surat Kabar Media Indonesia Periode Agustus – Desember 2009

Sumber: Hasil koding data primer

Page 146: KONFLIK BUDAYA DALAM SURAT KABAR - core.ac.uk · Penyusunan skripsi dengan judul “Konflik Budaya dalam Surat Kabar” (Studi Analisis Isi Perbandingan Berita Tentang Konflik Budaya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

122

Ukuran berita diatas dinyatakan sebagai sebuah bentuk berita

soft news dikarenakan tujuan dari isi berita tersebut untuk

menginformasikan posisi batik sebagai warisan budaya Indonesia

uang sudah disahkan secara internasional oleh PBB.

Adapun pemberitaan dengan bentuk penulisannya pada hard

news yang jumlahnya tidak jauh dari bentuk berita soft news, yakni

sebesar 14 item atau 45,16%. Pemberitaan yang berbentuk hard news

dapat dilihat untuk tema-tema seputar demonstrasi, protes, penolakan

dan upaya perdamaian Indonesia terhadap Malaysia atas klaim

budaya tersebut.

3.3. Analisis Data dan Pembahasan Statistik Isi Berita Tentang Konflik

Budaya Indonesia - Malaysia Pada Surat Kabar Utusan Malaysia dan

Media Indonesia Edisi Agustus - Desember 2009

Dari data hasil koding yang dilakukan sebelumnya berdasarkan

kategori pokok permasalahan berita, arah pemberitaan, sumber berita,

faktualitas berita hingga bentuk penulisan berita terhadap surat kabar Utusan

Page 147: KONFLIK BUDAYA DALAM SURAT KABAR - core.ac.uk · Penyusunan skripsi dengan judul “Konflik Budaya dalam Surat Kabar” (Studi Analisis Isi Perbandingan Berita Tentang Konflik Budaya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

123

Malaysia dan Media Indonesia periode Agustus - Desember 2009 yang telah

disampaikan pada sub bab sebelumnya, pada sub bab ini akan disajikan

pembahasan mengenai analis hasil perhitungan dari data tersebut.

Analisis data akan membandingkan antara data yang diperoleh dari

Utusan Malaysia dengan data yang diperoleh dari Media Indonesia. Dari

analisis data inilah nantinya dapat dilihat bagaimana perbedaan penyajian

berita tentang konflik budaya tersebut. Adapun pengujian data dilakukan

dengan menggunakan rumus Chi-Square sebagai berikut:

χ2 =

Dimana:

χ2 = Nilai Chi-Kuadrat

Aij = Frekuensi yang diperoleh/diamati Hij = Frekuensi yang diharapkan

Nilai χ2 yang dihasilkan dari rumus diatas, tersebar pada Chi-Square

dengan: df (degree of freedom) = (b-1) (k-1), dimana:

b = banyaknya baris

k = banyaknya kolom

Sedangkan untuk menentukan frekuensi yang diharapkan (fh),

masing-masing kategori dilakukan dengan cara jumlah dari masing-masing

kategori yang bersilang, kemudian dibagi dengan jumlah keseluruhan

Σ (Aij – Hij)2

Hij

Page 148: KONFLIK BUDAYA DALAM SURAT KABAR - core.ac.uk · Penyusunan skripsi dengan judul “Konflik Budaya dalam Surat Kabar” (Studi Analisis Isi Perbandingan Berita Tentang Konflik Budaya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

124

frekuensi yang diteliti. Setelah itu menghitung nilai Chi-Kuadrat (χ2), lalu

memasukkan hasil χ2hitung ke dalam tabel nilai kritis (χ2

hitung) dengan taraf

signifikansi 5%.

Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa terdapat perbedaan

dalam frekuensi berita tentang konflik budaya Indonesia – Malaysia pada

kedua surat kabar Utusan Malaysia dan Media Indonesia selama masa

periode penelitian, yakni dari bulan Agustus hingga Desember 2009. Pada

surat kabar Utusan Malaysia hanya terdapat 29 (48,33%) berita dari

keseluruhan bulan penelitian, hal ini dikarenakan pemberitaan terkait isu

klaim budaya/konflik budaya di Malaysia kurang mendapat simpati dan

terkesan menjadi isu nomor dua saja. Sehingga tidak heran jika rakyat

Indonesia menganggap Malaysia sombong dan arogan. Oleh karenanya

pemberitaan terkait isu negatif tentang Malaysia menjadi berita menarik di

Indonesia. Hal ini dibuktikan dengan jumlah pemberitaan pada surat kabar

Media Indonesia, sepanjang bulan penelitian jumlah berita terdapat 31 item

(51,67%). Oleh karena itu, dapat dikatakan jika media-media di Indonesia

menganggap masalah konflik budaya ini adalah masalah yang serius dan

No. Surat Kabar Frekuensi Persentase

(%)

1 Utusan Malaysia 29 48,33

2 Media Indonesia 31 51,67

Jumlah 60 100

Sumber: Data hasil koding

Page 149: KONFLIK BUDAYA DALAM SURAT KABAR - core.ac.uk · Penyusunan skripsi dengan judul “Konflik Budaya dalam Surat Kabar” (Studi Analisis Isi Perbandingan Berita Tentang Konflik Budaya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

125

perlu dipublikasikan sebanyak mungkin agar publik mengetahui kebenaran

dari peristiwa tersebut.

Untuk melengkapi penelitian ini agar diketahui perbedaan yang

signifikan antara kategori yang diteliti, maka perhitungan dengan langkah-

langkah serupa juga diterapkan pada perhitungan terhadap kategori-kategori

yang telah ditentukan sebelumnya berdasarkan kategori pokok permasalahan

berita, arah pemberitaan, sumber berita, faktualitas berita hingga bentuk

penulisan berita terhadap surat kabar Utusan Malaysia dan Media Indonesia

periode Agustus - Desember 2009.

3.3.1. Analisis Data dan Pembahasan Statistik Kategori Pokok

Permasalahan Berita Tentang Konflik Budaya Indonesia -

Malaysia Pada Surat Kabar Utusan Malaysia dan Media

Indonesia Edisi Agustus - Desember 2009

Perbedaan frekuensi pada kategori pokok permasalahan

berita dengan sub kategori berupa konflik budaya dan penyelesaian

konflik dapat dilihat dengan terlebih dahulu membandingkan

frekuensinya pada tabel berikut,

No. Pokok Permasalahan

Berita Utusan

Malaysia Media

Indonesia Jumlah

Persentase (%)

1 Konflik Budaya 10 17 27 45

2 Penyelesaian Konflik 19 14 33 55

Tabel 3.14 Perbedaan Distribusi Frekuensi Kategori Pokok Permasalahan Berita

Tentang Konflik Budaya Indonesia – Malaysia Pada Surat Kabar Utusan Malaysia dan Media Indonesia Periode Agustus – Desember 2009

Page 150: KONFLIK BUDAYA DALAM SURAT KABAR - core.ac.uk · Penyusunan skripsi dengan judul “Konflik Budaya dalam Surat Kabar” (Studi Analisis Isi Perbandingan Berita Tentang Konflik Budaya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

126

Tabel di atas menunjukkan bahwa terdapat perbedaan dalam

frekuensi pemuatan penyajian berita konflik budaya pada kategori

pokok permasalahan berita.

Selanjutnya untuk mengetahui apakah perbedaan tersebut

merupakan perbedaan yang signifikan atau tidak, maka akan diuji

dengan menggunakan rumus Chi-Square. Perhitungan menggunakan

rumus Chi-Square dapat dilihat pada halaman lampiran Tabel 11,

dengan hasil perhitungannya yakni χ2hitung = 2,51. Sedangkan untuk

nilai derajat kebebasan (df) = 1, pada taraf signifikansi 0,05 maka

χ2tabel = 3,84. Besarnya nilai χ2 hasil perhitungan (χ2

hitung = 2,51)

tercatat kurang dari 3,84 atau 2,51<3,84. Maka dapat disimpulkan

bahwa dalam kategori pokok permasalahan berita, tidak terdapat

perbedaan yang signifikan antar kedua surat kabar Utusan Malaysia

dan Media Indonesia.

Berdasarkan hasil perhitungan diatas, dapat disumpulkan

bahwa masing-masing surat kabar memberikan porsi pemberitaan

yang hampir sama terhadap tema pemberitaan yang dimaksud

peneliti, yakni tentang konflik budaya dan penyelesaian konflik.

Dalam hal ini, surat kabar Utusan Malaysia lebih banyak mengulas

Jumlah 29 31 60 100

Sumber: Data hasil koding

Page 151: KONFLIK BUDAYA DALAM SURAT KABAR - core.ac.uk · Penyusunan skripsi dengan judul “Konflik Budaya dalam Surat Kabar” (Studi Analisis Isi Perbandingan Berita Tentang Konflik Budaya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

127

tentang upaya penyelesaian konflik daripada memberitakan tentang

konflik itu sendiri, dalam arti, surat kabar Utusan Malaysia lebih

konsen terhadap pemberitaan yang bersifat positif dan tidak

memperburuk keadaan dengan negara yang terkonflik. Sedangkan

surat kabar Media Indonesia dari hasil perhitungan lebih banyak

memuat pemberitaan mengenai permasalahan dari konflik budaya

tersebut. Media-media di Indonesia terkesan agresif dalam

memberitakan konflik Indonesia – Malaysia ini, mengingat

permasalahan dari kedua negara ini sudah ada sejak zaman

kepemimpinan Presiden Republik Indonesia yang pertama, yakni

Soekarno. Oleh karena itu, surat kabar Media Indonesia juga ikut

memberitakan mengenai konflik budaya ini secara lebih teratur

dalam bulan pertama mulai merebaknya konflik tersebut.

Di tengah kondisi Indonesia yang sedang mengalami

reformasi dengan keterbukaan dan kebebasan yang tinggi, setiap

kejadian sekecil apa pun diberitakan oleh media dengan sangat

terbuka dan bebas. Pemberitaan yang berlebihan mengenai klaim

budaya secara luas di Indonesia, pada umumnya tidak direspons

balik dengan penjelasan yang baik dan tepat oleh Malaysia.

Dampaknya, muncul anggapan publik Indonesia bahwa Malaysia

jahat, sombong, tidak manusiawi, serta menganggap remeh orang

Indonesia (Lazuardi, 2009:XV)

Page 152: KONFLIK BUDAYA DALAM SURAT KABAR - core.ac.uk · Penyusunan skripsi dengan judul “Konflik Budaya dalam Surat Kabar” (Studi Analisis Isi Perbandingan Berita Tentang Konflik Budaya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

128

Pada 9 September 2009, EPG Indonesia yang diketuai Jendral

TNI Purn. Try Sutrisno bertemu Perdana Menteri Malaysia Datuk

Najib Razak di Putra Jaya, Malaysia. Petemuan tersebut membahas

hubungan diplomatik kedua negara terkait pemberitaan dan isu

negatif yang sudah terjadi, sehingga dengan adanya hasil pertemuan

tersebut hubungan Indonesia – Malaysia dapat berjalan lancar hingga

saat ini.

3.3.2. Analisis Data dan Pembahasan Statistik Kategori Arah

Pemberitaan Tentang Konflik Budaya Indonesia - Malaysia

Pada Surat Kabar Utusan Malaysia dan Media Indonesia Edisi

Agustus - Desember 2009

Untuk perhitungan analisis mengenai kategori arah

pemberitaan, dengan sub kategori antara lain arah positif, negatif dan

netral. Diantara ketiga arah pemberitaan tersebut, tingkat frekuensi

tertinggi diantara dua surat kabar yang diteliti terdapat pada arah

pemberitaan negatif untuk surat kabar Media Indonesia, dan hasil

frekuensi yang sama antara positif dan negatif pada surat kabar

Utusan Malaysia.

Setelah dilakukan perhitungan dengan menggunakan rumus

Chi-Square yang proses perhitungannya dapat dilihat pada halaman

lampiran tabel 12, maka didapatkan hasil bahwa χ2hitung = 0,82.

sedangkan pada tabel nilai kritis Chi-Square menunjukkan bahwa

Page 153: KONFLIK BUDAYA DALAM SURAT KABAR - core.ac.uk · Penyusunan skripsi dengan judul “Konflik Budaya dalam Surat Kabar” (Studi Analisis Isi Perbandingan Berita Tentang Konflik Budaya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

129

nilai derajat kebebasan (df) = 2, pada taraf signifikansi 0,05 maka

χ2tabel = 5,99. Besarnya nilai χ2 hasil perhitungan (χ2

hitung = 0,82)

tercatat kurang dari 5,99 atau 0,82<5,99. Maka dapat disimpulkan

bahwa dalam kategori arah pemberitaan, tidak terdapat perbedaan

yang signifikan antar kedua surat kabar Utusan Malaysia dan Media

Indonesia.

Dari hasil tabel diatas, perbedaan arah pemberitaan dari surat

kabar Utusan Malaysia dan Media Indonesia lebih dipengaruhi oleh

sub kategori pada pokok permasalahan berita, dan saling

berhubungan. Pemberitaan dengan arah negatif pada surat kabar

Media Indonesia memang sangat jelas terlihat perbedaannya diantara

arah berita yang lainnya. Hal ini dikarenakan reputasi Malaysia di

mata penduduk Indonesia sudah sangat berlebihan, melihat

banyaknya upaya klaim budaya sepihak serta tindakan lainnya yang

memancing amarah penduduk Indonesia. Melihat kenyataan tersebut,

dengan adanya sedikit saja hal-hal yang berbau konflik atau ulah

No. Arah Pemberitaan Utusan

Malaysia Media

Indonesia Jumlah

Persentase (%)

1 Positif 10 8 18 30

2 Negatif 10 14 24 40

3 Netral 9 9 18 30

Jumlah 29 31 60 100

Tabel 3.15 Perbedaan Distribusi Frekuensi Kategori Arah Pemberitaan Tentang

Konflik Budaya Indonesia – Malaysia Pada Surat Kabar Utusan Malaysia dan Media Indonesia Periode Agustus – Desember 2009

Sumber: Data hasil koding

Page 154: KONFLIK BUDAYA DALAM SURAT KABAR - core.ac.uk · Penyusunan skripsi dengan judul “Konflik Budaya dalam Surat Kabar” (Studi Analisis Isi Perbandingan Berita Tentang Konflik Budaya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

130

Malaysia yang dirasa merugikan Negara Kesatuan Republik

Indonesia ini, maka pemberitaan miring atau negatif tentang

Malaysia akan semakin menghiasi surat kabar nasional maupun lokal

yang berada di Indonesia. Mungkin ini sudah menjadi kebiasaan

dalam hal peliputan, atau memang hanya tren untuk mengangkat

nama dari media tersebut. Namun yang pasti, pemberitaan yang

berbau Malaysia akan mendapatan perhatian yang banyak, dan

memancing penjualan dari surat kabar tersebut.

Menanggapi soal citra tersebut, memang tidak dapat

dipungkuri apabila Media Indonesia juga ikut memberitakan

Malaysia secara negatif, dengan didukung narasumber yang juga ikut

memojokkan Malaysia. Sehingga berita yang disajikan lebih

menonjolkan arah pemberitaan yang negatif dibanding arah

pemberitaan secara positif maupun netral.

Sedangkan pada pemberitaan yang disajikan oleh surat kabar

Utusan Malaysia justru berimbang, porsi pemberitaan arah positif

dan negatif sama banyaknya, dan setelahnya tidak jauh berbeda ada

arah pemberitaan secara netral. Hal ini juga implikasi bahwa surat

kabar Utusan Malaysia lebih tertarik membahas hubungan bilateral

kedua negara dibanding menanggapi isu negatif tentang negara

mereka.

Page 155: KONFLIK BUDAYA DALAM SURAT KABAR - core.ac.uk · Penyusunan skripsi dengan judul “Konflik Budaya dalam Surat Kabar” (Studi Analisis Isi Perbandingan Berita Tentang Konflik Budaya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

131

3.3.3. Analisis Data dan Pembahasan Statistik Kategori Sumber Berita

Tentang Konflik Budaya Indonesia - Malaysia Pada Surat

Kabar Utusan Malaysia dan Media Indonesia Edisi Agustus -

Desember 2009

Perbedaan frekuensi pada kategori sumber berita dapat dilihat

dengan terlebih dahulu membandingkan frekuensinya pada tabel

berikut,

Pada tabel 3.16 di atas menunjukkan bahwa frekuensi

pemuatan penyajian berita untuk kategori sumber berita mempunyai

perbedaan yang cukup jelas pada urutan pertama dan kedua. Pada

Utusan Malaysia tidak adanya sumber berita menjadi frekuensi

pemuatan yang tinggi, setelah itu terdapat aparatur negara sebagai

sumber berita terbanyak. Sedangkan pada surat kabar Media

Indonesia semua pemuatan berita menggunakan narasumber, dengan

No. Sumber Berita Utusan

Malaysia Media

Indonesia Jumlah

Persentase (%)

1 Ada Sumber Berita:

1. Aparatur Negara 11 17 28 46,67

2. Profesional 3 6 9 15

3. Masyarakat 0 1 1 1,67

4. Gabungan 1 7 8 13,33

2 Tidak Ada Sumber Berita 14 0 14 23,33

Jumlah 29 31 60 100

Tabel 3.16 Perbedaan Distribusi Frekuensi Kategori Sumber Berita Tentang

Konflik Budaya Indonesia – Malaysia Pada Surat Kabar Utusan Malaysia dan Media Indonesia Periode Agustus – Desember 2009

Sumber: Data hasil koding

Page 156: KONFLIK BUDAYA DALAM SURAT KABAR - core.ac.uk · Penyusunan skripsi dengan judul “Konflik Budaya dalam Surat Kabar” (Studi Analisis Isi Perbandingan Berita Tentang Konflik Budaya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

132

frekuensi tertinggi ada pada pihak aparatur negara kemudian pada

narasumber gabungan. Narasumber gabungan yang ada pada berita

meliputi gabungan pihak aparatur negara dan profesional, dan

aparatur negara dengan masyarakat.

Selanjutnya untuk mengetahui apakah perbedaan tersebut

merupakan perbedaan yang signifikan atau tidak, maka akan diuji

dengan menggunakan rumus Chi-Square. Proses tabel kerja

perhitungan rumus tersebut dapat dilihat pada halaman lampiran

tabel 13, dengan menghasilkan nilai χ2hitung = 21,71. sedangkan pada

tabel nilai kritis Chi-Square menunjukkan bahwa nilai derajat

kebebasan (df) = 4, pada taraf signifikansi 0,05 maka χ2tabel = 9,49.

Besarnya nilai χ2 hasil perhitungan (χ2hitung = 21,71) tercatat lebih dari

9,49 atau 21,71>9,49. Maka dapat disimpulkan bahwa dalam

kategori sumber berita, terdapat perbedaan yang signifikan antar

kedua surat kabar Utusan Malaysia dan Media Indonesia.

Dalam pemberitaan mengenai konflik budaya dalam kategori

sumber berita, kedua surat kabar Utusan Malaysia dan Media

Indonesia menggunakan lebih dari satu narasumber berita, atau

dengan kata lain kedua media memberitakan isu konflik budaya

untuk mendapatkan informasi yang berimbang. Yang patut dicermati

adalah tidak terdapatnya narasumber dalam sebagian isi berita surat

kabar Utusan Malaysia, hal ini dikarenakan penggunaan kontributor

lapangan dalam menyajikan langsung pendapatnya, dan disertai

Page 157: KONFLIK BUDAYA DALAM SURAT KABAR - core.ac.uk · Penyusunan skripsi dengan judul “Konflik Budaya dalam Surat Kabar” (Studi Analisis Isi Perbandingan Berita Tentang Konflik Budaya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

133

petikan pendapat dari orang-orang yang terkait dalam pemberitaan

tersebut, diluar wawancara secara langsung. Selain itu meskipun

tidak terdapat narasumber, namun isi berita yang disajikan sarat akan

informasi dan upaya untuk meredakan konflik tersebut.

Penggunaan narasumber terbanyak berada pada pihak

aparatur negara. Melihat konflik yang terjadi melibatkan dua negara,

sehingga untuk menjernihkan suasana, diperlukan ketegasan pada

petinggi kedua negara untuk memberikan solusi terhadap konflik

yang terjadi. Pihak aparatur negara yang terlibat pada pemberitaan

mengenai konflik budaya mulai dari Presiden Republik Indonesia,

Perdana Meneteri Malaysia, para menteri terkait, duta besar, anggota

dewan kedua negara, dan pihak-pihak lainnya.

3.3.4. Analisis Data dan Pembahasan Statistik Kategori Faktualitas

Berita Tentang Konflik Budaya Indonesia - Malaysia Pada Surat

Kabar Utusan Malaysia dan Media Indonesia Edisi Agustus -

Desember 2009

Perbedaan frekuensi pada kategori faktualitas berita dengan

sub kategori berupa ada atau tidak pencampuran fakta dan opini

dalam isi berita tersebut yang dapat dilihat dengan terlebih dahulu

membandingkan frekuensinya pada tabel berikut,

Tabel 3.17 Perbedaan Distribusi Frekuensi Kategori Faktualitas Berita Tentang

Konflik Budaya Indonesia – Malaysia Pada Surat Kabar Utusan Malaysia dan Media Indonesia Periode Agustus – Desember 2009

Page 158: KONFLIK BUDAYA DALAM SURAT KABAR - core.ac.uk · Penyusunan skripsi dengan judul “Konflik Budaya dalam Surat Kabar” (Studi Analisis Isi Perbandingan Berita Tentang Konflik Budaya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

134

Tabel di atas menunjukkan bahwa terdapat perbedaan dalam

frekuensi pemuatan penyajian berita konflik budaya pada kategori

faktualitas berita.

Selanjutnya untuk mengetahui apakah perbedaan tersebut

merupakan perbedaan yang signifikan atau tidak, maka akan diuji

dengan menggunakan rumus Chi-Square. Perhitungan menggunakan

rumus Chi-Square dapat dilihat pada halaman lampiran Tabel 14,

dengan hasil perhitungannya yakni χ2hitung = 24,51. Sedangkan untuk

nilai derajat kebebasan (df) = 1, pada taraf signifikansi 0,05 maka

χ2tabel = 3,84. Besarnya nilai χ2 hasil perhitungan (χ2

hitung = 24,51)

tercatat lebih dari 3,84 atau 24,51>3,84. Maka dapat disimpulkan

bahwa dalam kategori pokok permasalahan berita, terdapat

perbedaan yang signifikan antar kedua surat kabar Utusan Malaysia

dan Media Indonesia.

Hasil perhitungan diatas menunjukkan bahwa pemberitaan

pada surat kabar Utusan Malaysia lebih beragam, melihat porsi

pemberitaan yang menyertai pencampuran fakta dan opini pada isi

beritanya. Pencampuran fakta dan opini apabila terdapat kata-kata

No. Faktualitas Berita Utusan

Malaysia Media

Indonesia Jumlah

Persentase (%)

1 Mencampur Fakta & Opini 14 3 17 45,16

2 Tidak Mencampur 15 28 43 54,84

Jumlah 29 31 60 100

Sumber: Data hasil koding

Page 159: KONFLIK BUDAYA DALAM SURAT KABAR - core.ac.uk · Penyusunan skripsi dengan judul “Konflik Budaya dalam Surat Kabar” (Studi Analisis Isi Perbandingan Berita Tentang Konflik Budaya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

135

opinionative yang berasal dari wartawan, seperti: tampaknya,

diperkirakan, seakan-akan, terkesan, seolah, agaknya, diramalkan,

kontroversi, mengejutkan, manuver, sayangnya, dan lainnya. Oleh

karena itu pemberitaan pada surat kabar Utusan Malaysia lebih

dominan memuat pemberitaan yang isinya tidak mencampur fakta

dan opini, dan selisih 1 item berita dengan pemuatan berita yang

mencampur fakta dan opini dari wartawan bersangkutan.

Pada kedua surat kabar yang diteliti, Media Indonesia

memiliki kekuatan pada narasumbernya, sehingga isi berita hanya

sedikit yang mencampur fakta dan opini atau menggunakan

opinionative dari wartawan bersangkutan. Alhasil pemuatan berita

pada surat kabar Media Indonesia tidak banyak mencampur fakta dan

opini. Sehingga letak utama perbedaan pada kategori ini yakni pada

surat kabar Utusan Malaysia yang lebih banyak memuat pemberitaan

yang mencampur fakta dan opini, dibanding surat kabar Media

Indonesia.

3.3.5. Analisis Data dan Pembahasan Statistik Kategori Bentuk

Penulisan Berita Tentang Konflik Budaya Indonesia - Malaysia

Pada Surat Kabar Utusan Malaysia dan Media Indonesia Edisi

Agustus - Desember 2009

Page 160: KONFLIK BUDAYA DALAM SURAT KABAR - core.ac.uk · Penyusunan skripsi dengan judul “Konflik Budaya dalam Surat Kabar” (Studi Analisis Isi Perbandingan Berita Tentang Konflik Budaya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

136

Untuk perhitungan mengenai kategori bentuk penulisan

berita, dengan sub kategori antara lain hard news dan soft news.

Diantara kedua bentuk penulisan berita tersebut, tingkat frekuensi

tertinggi diantara dua surat kabar yang diteliti terdapat pada bentuk

penulisan secara hard news/berita lugas untuk surat kabar Utusan

Malaysia, dan sebaliknya bentuk penulisan berita secara soft

news/berita halus pada surat kabar Media Indonesia.

Setelah dilakukan perhitungan dengan menggunakan rumus

Chi-Square yang proses perhitungannya dapat dilihat pada halaman

lampiran tabel 15, maka didapatkan hasil bahwa χ2hitung = 0,62.

sedangkan pada tabel nilai kritis Chi-Square menunjukkan bahwa

nilai derajat kebebasan (df) = 1, pada taraf signifikansi 0,05 maka

χ2tabel = 3,84. Besarnya nilai χ2 hasil perhitungan (χ2

hitung = 0,62)

tercatat kurang dari 3,84 atau 0,62<3,84. Maka dapat disimpulkan

bahwa dalam kategori bentuk penulisan berita, tidak terdapat

perbedaan yang signifikan antar kedua surat kabar Utusan Malaysia

dan Media Indonesia.

No. Bentuk Penulisan

Berita Utusan

Malaysia Media

Indonesia Jumlah

Persentase (%)

1 Hard News 16 14 30 50

Tabel 3.18 Perbedaan Distribusi Frekuensi Kategori Bentuk Penulisan Berita Tentang Konflik Budaya Indonesia – Malaysia Pada Surat Kabar Utusan Malaysia

dan Media Indonesia Periode Agustus – Desember 2009

Page 161: KONFLIK BUDAYA DALAM SURAT KABAR - core.ac.uk · Penyusunan skripsi dengan judul “Konflik Budaya dalam Surat Kabar” (Studi Analisis Isi Perbandingan Berita Tentang Konflik Budaya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

137

Kasus klaim budaya sepihak yang dilakukan oleh Malaysia

terhadap Indonesia hingga menjadi konflik budaya sampai saat ini

merupakan sebuah bahan berita yang serius dan lugas dalam

pemberitaan oleh media-media, baik itu di Indonesia maupun di

Malaysia sendiri. Pemberitaan terkait konflik budaya ini merupakan

sebuah kejadian atau peristiwa yang akan membawa dampak negatif

dan positif bagi hubungan kedua negara, tergantung bagaimana

media dan publik menyikapinya.

Melihat topik dari pemberitaan ini, ternyata kedua media

yang diteliti tidak menempatkan porsi bentuk pemberitaan ini

sepenuhnya menjadi sebuah berita lugas/hard news. Dapat dilihat

bahwa pemberitaan dengan bentuk berita halus/soft news juga

mempunyai porsi yang banyak dalam pemberitaan yang ada.

Berdasarkan hasil koding, bentuk pemberitaan pada surat kabar

Utusan Malaysia cenderung ke berita lugas, sedangkan pada surat

kabar Media Indonesia lebih kepada berita halus. Hal ini dikarenakan

pemberitaan yang dimuat oleh media bersangkutan tidak sepenuhnya

membahas topik konflik budaya secara serius, namun diselipi dengan

pemberitaan ringan yang bersifat menghibur atau menginformasikan

2 Soft News 13 17 30 50

Jumlah 29 31 60 100

Sumber: Data hasil koding

Page 162: KONFLIK BUDAYA DALAM SURAT KABAR - core.ac.uk · Penyusunan skripsi dengan judul “Konflik Budaya dalam Surat Kabar” (Studi Analisis Isi Perbandingan Berita Tentang Konflik Budaya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

138

ke pembaca dimana pemberitaan tersebut masih bersinggungan

secara langsung dengan topik berita yang dimuat.

Page 163: KONFLIK BUDAYA DALAM SURAT KABAR - core.ac.uk · Penyusunan skripsi dengan judul “Konflik Budaya dalam Surat Kabar” (Studi Analisis Isi Perbandingan Berita Tentang Konflik Budaya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berita pada dasarnya merupakan hasil olahan wartawan terhadap

unsur-unsur dalam fakta, atau hubungan antar fakta dengan fakta dari suatu

peristiwa dengan atau tanpa melibatkan narasumber yang kemudian

diterapkan secara abstrak ke dalam wujud verbal, serta memenuhi syarat untuk

dimuat dalam surat kabar atau media cetak lainnya.

Secara umum, pemberitaan mengenai konflik budaya Indonesia -

Malaysia yang dikumpulkan oleh peneliti dalam rentang waktu terjadinya

konflik yakni pada bulan Agustus hingga Desember 2009, pada Surat Kabar

Utusan Malaysia memuat 29 berita yang berkaitan langsung mengenai konflik

kedua negara dalam hal klaim budaya, sedangkan berita yang dimuat oleh

surat kabar Media Indonesia, dengan jumlah berita yang lebih banyak yakni

31 berita.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, Utusan Malaysia

cenderung lebih membela diri dan tidak terlalu menanggapi pemberitaan dari

Indonesia, sedangkan pada Media Indonesia cenderung lebih menyalahkan

dan memberikan kesan negatif kepada Malaysia. Kedua surat kabar sepertinya

membela dan melindungi negara masing-masing, dan berusaha menyalahkan

negara lain. Melihat fenomena tersebut maka peneliti berasumsi bahwa:

138

Page 164: KONFLIK BUDAYA DALAM SURAT KABAR - core.ac.uk · Penyusunan skripsi dengan judul “Konflik Budaya dalam Surat Kabar” (Studi Analisis Isi Perbandingan Berita Tentang Konflik Budaya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

139

a. Adanya unsur nasionalisme yang dipertahankan oleh negara masing-

masing. Setiap negara menjunjung tinggi dasar-dasar negaranya masing-

masing, sehingga tidak heran apabila surat kabar Utusan Malaysia yang

berasal dari Malaysia lebih banyak membela diri, dan surat kabar Media

Indonesia adalah surat kabar yang berasal dari Indonesia cenderung

memojokkan Malaysia. Selain itu disinggung oleh Andrew T. Kenyon

dalam jurnal yang berjudul “Investigating Chilling Effects: News Media,

and Public Speech in Malaysia, Singapore, and Australia”, dikatakan

bahwa media-media di Malaysia baik cetak maupun online dibatasi dalam

meliput isu-isu politik, hukum dan publik sehingga dalam hal ini Malaysia

tidak terlalu menanggapi isu konflik dengan Indonesia untuk menghindari

peliputan isu politik tersebut.

b. Kedekatan geografis, dalam arti domisili media juga menentukan faktor

adanya keberpihakan masing-masing media terhadap negaranya.

Keberadaan surat kabar Utusan Malaysia yang terbit di wilayah Malaysia,

dan Media Indonesia yang merupakan surat kabar nasional di Indonesia

menjadikan kedua surat kabar tersebut cenderung berpihak dan melindungi

negara mereka masing-masing.

Untuk melengkapi hasil penelitian ini, maka dilakukan penyajian data

per kategori dengan hasilnya sebagai berikut:

1) Pada kategori pokok permasalahan berita, dengan sub kategori konflik

budaya dan penyelesaian konflik yang terdapat pada surat kabar Utusan

Malaysia mayoritas memuat berita mengenai penyelesaian konflik

Page 165: KONFLIK BUDAYA DALAM SURAT KABAR - core.ac.uk · Penyusunan skripsi dengan judul “Konflik Budaya dalam Surat Kabar” (Studi Analisis Isi Perbandingan Berita Tentang Konflik Budaya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

140

sebanyak 19 item atau 65,52% dan berita mengenai konflik budaya ada 10

item atau 34,48%. Berbeda halnya dengan pemberitaan pada Media

Indonesia yang memuat berita mengenai konflik budaya lebih banyak (17

item atau 54,84%) daripada penyelesaian konflik (14 item atau 45,16%).

Berdasarkan hasil sajian data, surat kabar Utusan Malaysia lebih banyak

mengulas tentang upaya penyelesaian konflik daripada memberitakan

tentang konflik itu sendiri, dalam arti, surat kabar Utusan Malaysia lebih

konsen terhadap pemberitaan yang bersifat positif dan tidak memperburuk

keadaan dengan negara yang terkonflik. Sedangkan surat kabar Media

Indonesia dari hasil perhitungan lebih banyak memuat pemberitaan

mengenai permasalahan dari konflik budaya tersebut. Hal ini disebabkan

oleh citra Malaysia yang sudah negatif di mata penduduk Indonesia terkait

dalam masalah monopoli hal-hal yang menyangkut kepunyaan Indonesia.

Melihat kasus klaim Tari Pendet yang mencuak sekitar bulan terjadinya

penelitian ini membuat pemberitaan di indonesia beramai-ramai untuk

memojokkan Malaysia.

2) Untuk kategori arah pemberitaan, dengan sub kategori arah pemberitaan

secara positif, negatif dan netral yang terdapat pada surat kabar Utusan

Malaysia mempunyai jumlah item yang sama antara arah pemberitaan

secara positif dan negatif yakni sebanyak 10 item atau 34,48%, dan pada

pemberitaan dengan arah netral ada 9 item atau 31,04%. Sedangkan pada

surat kabar Media Indonesia, pemberitaan dengan arah negatif lebih

unggul sebanyak 14 item atau 45,16% berita, dibandingkan dengan

Page 166: KONFLIK BUDAYA DALAM SURAT KABAR - core.ac.uk · Penyusunan skripsi dengan judul “Konflik Budaya dalam Surat Kabar” (Studi Analisis Isi Perbandingan Berita Tentang Konflik Budaya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

141

pemberitaan dengan arah netral (9 item atau 29,03%) dan positif (8 item

atau 25,81%). Berdasarkan hasil penyajian data diatas, sub kategori yang

diangkat lebih dipengaruhi oleh sub kategori pada pokok permasalahan

berita, dan saling berhubungan. Pemberitaan dengan arah negatif pada

surat kabar Media Indonesia memang sangat jelas terlihat perbedaannya

diantara arah berita yang lainnya. Hal ini dikarenakan reputasi Malaysia di

mata penduduk Indonesia sudah sangat berlebihan, selain itu banyak kasus

yang muncul ke permukaan yang dianggap mengganggu hubungan kedua

negara akan cenderung didiamkan. Akibatnya, terbentuk opini publik

Indonesia bahwa apa yang diberitakan oleh media-media di Indonesia

adalah benar, sehingga terjadi akumulasi ketidaksukaan terhadap

Malaysia. Sedangkan pada pemberitaan yang disajikan oleh surat kabar

Utusan Malaysia justru berimbang, porsi pemberitaan arah positif dan

negatif sama banyaknya, dan setelahnya tidak jauh berbeda ada arah

pemberitaan secara netral. Hal ini juga implikasi bahwa surat kabar Utusan

Malaysia lebih tertarik membahas hubungan bilateral kedua negara

dibanding menanggapi isu negatif tentang negara mereka.

3) Untuk kategori sumber berita, dengan sub kategori yang terdapat di

dalamnya yakni berupa adanya sumber berita (aparatur negara,

profesional, masyarakat, dan gabungan) dan tidak terdapat sumber berita.

Pada surat kabar Utusan Malaysia, isi berita lebih dominan tanpa adanya

sumber berita, dengan hasil frekuensi sebanyak 14 item atau 48,28%.

Selain itu terdapat sumber berita terbanyak berasal dari pihak aparatur

Page 167: KONFLIK BUDAYA DALAM SURAT KABAR - core.ac.uk · Penyusunan skripsi dengan judul “Konflik Budaya dalam Surat Kabar” (Studi Analisis Isi Perbandingan Berita Tentang Konflik Budaya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

142

negara sebanyak 11 item atau 37,93% dan kalangan profesional 3 item

atau 10,34%. Sedangkan pada surat kabar Media Indonesia, seluruh isi

berita menggunakan narasumber, dengan frekuensi narasumber terbanyak

berasal dari pihak aparatur negara sebanyak 17 item atau 54,84%,

kemudian gabungan narasumber ada 6 item berita atau 19,35%, lalu

kalangan profesional 6 item atau 19,35%. Hasil sajian diatas membuktikan

bahwa Pada Utusan Malaysia tidak adanya sumber berita menjadi

frekuensi pemuatan yang tinggi, setelah itu terdapat aparatur negara

sebagai sumber berita terbanyak. Sedangkan pada surat kabar Media

Indonesia semua pemuatan berita menggunakan narasumber, dengan

frekuensi tertinggi ada pada pihak aparatur negara kemudian pada

narasumber gabungan. Narasumber gabungan yang ada pada berita

meliputi gabungan pihak aparatur negara dan profesional, dan aparatur

negara dengan masyarakat. Dalam pemberitaan mengenai konflik budaya

pada kategori sumber berita, kedua surat kabar Utusan Malaysia dan

Media Indonesia menggunakan lebih dari satu narasumber berita, atau

dengan kata lain kedua media memberitakan isu konflik budaya untuk

mendapatkan informasi yang berimbang.

4) Pada kategori faktualitas berita, dengan sub kategori mencampur fakta dan

opini (opinionative), atau tidak mencampur. Dalam surat kabar Utusan

Malaysia hasil frekuensi dari kategori faktualitas berita hampir seimbang,

yakni adanya pencampuran fakta dan opini sebanyak 14 item atau 48,28%,

dan tidak adanya campuran fakta dan opini sepihak dari wartawan (tidak

Page 168: KONFLIK BUDAYA DALAM SURAT KABAR - core.ac.uk · Penyusunan skripsi dengan judul “Konflik Budaya dalam Surat Kabar” (Studi Analisis Isi Perbandingan Berita Tentang Konflik Budaya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

143

mengandung opnionative) sebanyak 15 item atau 51,72%. Sedangkan pada

surat kabar Media Indonesia, hasil frekuensi tidak mencampur fakta dan

opini mencapai 28 item atau 90,32%, sedangkan untuk isi berita yang

mencampur fakta dan opini wartawan hanya 3 item atau 9,68%. Dari hasil

sajian data diatas, hasil perhitungan menunjukkan bahwa pemberitaan

pada surat kabar Utusan Malaysia lebih beragam, melihat porsi

pemberitaan yang menyertai pencampuran fakta dan opini pada isi

beritanya. Pencampuran fakta dan opini apabila terdapat kata-kata

opinionative yang berasal dari wartawan. Pada kedua surat kabar yang

diteliti, Media Indonesia memiliki kekuatan pada narasumbernya,

sehingga isi berita hanya sedikit yang mencampur fakta dan opini atau

menggunakan opinionative dari wartawan bersangkutan. Alhasil pemuatan

berita pada surat kabar Media Indonesia tidak banyak mencampur fakta

dan opini dibanding pemuatan berita dalam surat kabar Utusan Malaysia

yang hasilnya mendekati sama antara mencampur dan tidak mencampur

adanya fakta dan opini dan isi berita tentang konflik budaya Indonesia -

Malaysia.

5) Pada kategori bentuk penulisan berita, dengan sub kategori hard news dan

soft news. Ditemukan hasilnya pada surat kabar Utusan Malaysia, yakni

pada bentuk berita hard news mempunyai hasil tertinggi dengan jumlah 16

item atau 55,17%, kemudian berita soft news dengan 13 item atau 44,83%.

Sedangkan dalam surat kabar Media Indonesia, hasil frekuensi untuk hard

news mencapai 17 item atau 54,84%., sedangkan untuk soft news hanya 14

Page 169: KONFLIK BUDAYA DALAM SURAT KABAR - core.ac.uk · Penyusunan skripsi dengan judul “Konflik Budaya dalam Surat Kabar” (Studi Analisis Isi Perbandingan Berita Tentang Konflik Budaya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

144

item atau 45,16%. Dari hasil penyajian data diatas, kedua media yang

diteliti tidak menempatkan porsi bentuk pemberitaan ini sepenuhnya

menjadi sebuah berita lugas/hard news. Dapat dilihat bahwa pemberitaan

dengan bentuk berita halus/soft news juga mempunyai porsi yang banyak

dalam pemberitaan yang ada. Berdasarkan hasil koding, bentuk

pemberitaan pada surat kabar Utusan Malaysia cenderung ke berita lugas,

sedangkan pada surat kabar Media Indonesia lebih kepada berita halus.

Hasil sajian data diatas ikut membuktikan hasil hipotesa yang

digunakan oleh peneliti pada penelitian ini, yakni terdapat perbedaan-

perbedaan signifikan dalam hal frekuensi penyajian berita mengenai konflik

budaya Indonesia – Malaysia antara surat kabar Utusan Malaysia dan Media

Indonesia periode Agustus – Desember 2009. Untuk melengkapi perbedaan-

perbedaan tersebut, maka perhitungan juga dilakukan pada uji beda kategori-

kategori yang digunakan yakni pokok permasalahan berita, arah pemberitaan,

akurasi pemberitaan, faktualitas berita hingga bentuk penulisan berita. Berikut

hasil perhitungan uji beda signifikan dari tiap kategori yang diteliti dimulai

dengan adanya perbedaan, yakni:

1) Terdapat perbedaan yang signifikan dalam hal frekuensi penyajian berita

tentang konflik budaya Indonesia – Malaysia pada kategori sumber berita

antara surat kabar Utusan Malaysia dan Media Indonesia periode Agustus

– Desember 2009. Hal ini terbukti melalui hasil analisis uji beda

menggunakan rumus Chi-Square, dengan hasil untuk nilai χ2hitung = 21,71,

Page 170: KONFLIK BUDAYA DALAM SURAT KABAR - core.ac.uk · Penyusunan skripsi dengan judul “Konflik Budaya dalam Surat Kabar” (Studi Analisis Isi Perbandingan Berita Tentang Konflik Budaya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

145

sedangkan pada χ2tabel = 9,49. Maka besarnya nilai χ2 hasil perhitungan

tercatat lebih dari 9,49 atau 21,71>9,49.

2) Terdapat perbedaan yang signifikan dalam hal frekuensi penyajian berita

tentang konflik budaya Indonesia – Malaysia pada kategori faktualitas

berita antara surat kabar Utusan Malaysia dan Media Indonesia periode

Agustus – Desember 2009. Hal ini berdasarkan hasil perhitungan dimana

nilai χ2hitung = 24,51. Sedangkan untuk nilai χ2

tabel = 3,84. Jadi, besarnya

nilai χ2 hasil perhitungan (χ2hitung = 24,51) tercatat lebih dari 3,84 atau

24,51>3,84.

3) Tidak terdapat perbedaan yang signifikan dalam hal frekuensi penyajian

berita tentang konflik budaya Indonesia – Malaysia pada kategori pokok

permasalahan berita antara surat kabar Utusan Malaysia dan Media

Indonesia periode Agustus – Desember 2009. Hal ini berdasarkan hasil

perhitungan dimana nilai χ2hitung = 2,51. Sedangkan untuk nilai χ2

tabel =

3,84. Jadi, besarnya nilai χ2 hasil perhitungan (χ2hitung = 2,51) tercatat

kurang dari 3,84 atau 2,51<3,84.

4) Tidak terdapat perbedaan yang signifikan dalam hal frekuensi penyajian

berita tentang konflik budaya Indonesia – Malaysia pada kategori arah

pemberitaan antara surat kabar Utusan Malaysia dan Media Indonesia

periode Agustus – Desember 2009. Hal ini berdasarkan hasil untuk nilai

χ2hitung = 0,82, dan χ2

tabel = 5,99. Maka besarnya nilai χ2 hasil perhitungan

tercatat kurang dari 5,99 atau 0,82<5,99.

Page 171: KONFLIK BUDAYA DALAM SURAT KABAR - core.ac.uk · Penyusunan skripsi dengan judul “Konflik Budaya dalam Surat Kabar” (Studi Analisis Isi Perbandingan Berita Tentang Konflik Budaya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

146

5) Tidak terdapat perbedaan yang signifikan dalam hal frekuensi penyajian

berita tentang konflik budaya Indonesia – Malaysia pada kategori bentuk

penulisan berita antara surat kabar Utusan Malaysia dan Media Indonesia

periode Agustus – Desember 2009. Hal ini dibuktikan melalui hasil nilai

χ2hitung = 0,62, sedangkan pada tabel nilai kritis Chi-Square menunjukkan

nilai χ2tabel = 3,84. Besarnya nilai χ2 hasil perhitungan tercatat kurang dari

3,84 atau 0,62<3,84.

B. Saran

Setelah menjabarkan hasil kesimpulan penelitian, maka peneliti

mencoba untuk memberikan saran secara keseluruhan yang ditujukan kepada

penelitian selanjutnya, terutama bagi yang ingin melakukan penelitian analisis

isi pemberitaan terkait konflik Indonesia – Malaysia dan melibatkan surat

kabar dari kedua negara masing-masing. Namun tidak sekedar hanya

membadingkan isi berita, penelitian berikutnya dapat juga diterapkan dengan

mempertimbangkan proses penelitian berikut:

1. Penggunaan Isu konflik lainnya

Hubungan Indonesia – Malaysia secara bilateral sampai saat ini

masih terjalin dengan baik, namun dibalik itu berbagai permasalahan yang

terjadi menyelimuti hubungan Indonesia dan Malaysia. Konflik yang

sebenarnya sudah lama terjadi, hingga kini masih kerap terulang, bahkan

dengan isu yang lebih beragam. Berbagai isu konflik sudah dimulai sejak

adanya konfrontasi era tahun 1960an, lalu konflik Blok Ambalat, kasus

Page 172: KONFLIK BUDAYA DALAM SURAT KABAR - core.ac.uk · Penyusunan skripsi dengan judul “Konflik Budaya dalam Surat Kabar” (Studi Analisis Isi Perbandingan Berita Tentang Konflik Budaya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

147

TKI, konflik budaya, dan yang baru saja terjadi pelanggaran batas laut di

wilayah Kepulauan Riau. Namun pada penelitian ini, peneliti

menggunakan isu konflik budaya sebagai objek penelitian.

Untuk itu, diharapkan pada penelitian selanjutnya bisa

memanfaatkan isu konflik lainnya selain konflik budaya yang digunakan

saat ini. Sehingga hasil penelitian terkait konflik negara Indonesia –

Malaysia bisa lebih beragam dan menjadi panutan bahan penelitian

lainnya terkait isu konflik antar negara.

2. Penerapan terhadap metode penelitian lainnya

Metode yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah

analisis isi yang bersifat kuantitatif. Metode penelitian ini digunakan

karena dirasa lebih maksimal karena perhitungan yang dilakukan dapat

lebih menonjolkan isi pemberitaan dari kedua surat kabar tersebut. Namun

pengukuran perbedaan isi berita dalam perbandingan surat kabar dapat

juga menggunakan metode analisis lainnya yang bersifat kualitatif, yakni

menggunakan metode analisis wacana. Analisis wacana merupakan salah

satu alternatif untuk melengkapi dan menutupi kelemahan dari analisis isi

kuantitatif yang digunakan oleh peneliti, selain itu analisis wacana tidak

hanya menekankan pada pemaknaan teks/naskah, melainkan seringkali

menggali apa yang terdapat dibalik teks/naskah penelitian yang digunakan.

Sehingga nantinya hasil perbedaan yang diperoleh bisa lebih akurat.

Oleh karena itu, diharapkan pada penelitian selanjutnya,

penggunaan metode analisis wacana dapat diterapkan oleh peneliti lainnya

Page 173: KONFLIK BUDAYA DALAM SURAT KABAR - core.ac.uk · Penyusunan skripsi dengan judul “Konflik Budaya dalam Surat Kabar” (Studi Analisis Isi Perbandingan Berita Tentang Konflik Budaya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

148

yang akan melakukan penelitian terhadap perbandingan isi berita dengan

menggunakan surat kabar.

3. Perolehan data mentah yang lebih akurat

Permasalahan yang diangkat terdengar sangat sensitif, apalagi

pemberitaan ini berkaitan dengan konflik atau konfrontasi yang

berkepanjangan antara dua negara serumpun Indonesia dan Malaysia,

sehingga pemberitaan yang dimuat menjadi tidak maksimal. Keterlibatan

surat kabar Malaysia dalam penelitian ini agar peneliti dapat

mengumpulkan data yang lebih akurat dan maksimal, melihat format

pemberitaan tiap negara berbeda-beda. Namun, untuk memperoleh data

mentah terkait informasi dari surat kabar dari negara bersangkutan dirasa

sangat sulit. Hal tersebut dikarenakan media Malaysia tidak begitu tertarik

dalam menanggapi isu konflik budaya ini. Begitu pula yang terjadi oleh

peneliti dalam memperoleh data mentah mengenai segala informasi terkait

topik permasalahan penelitian maupun deskripsi perusahaan surat kabar

Utusan Malaysia. Sehingga data yang digunakan peniliti sangat terbatas,

hanya mengandalkan pada situs/website yang berhubungan dengan Utusan

Malaysia.

Oleh karena itu, diharapkan pada penelitian berikutnya para

peneliti dapat lebih intens dalam melakukan pendekatan terlebih dahulu

dengan media bersangkutan, sehingga dapat memudahkan dalam

memperoleh data yang dibutuhkan, mengingat tema yang diangkat

mengenai konflik antar negara dirasa sangat sensitif.