25
1 Konflik Masyarakat adalah makhluk social yang selalu berinteraksi. Dalam interaksinya, manusia sering kali dihadapkan pada situasi yang disebut konflik (pertentangan/pertikaian). Munculnya konflik social tidak terjadi dengan sendirinya dan tidak sesederhana yang bisa kita bayangkan. Banyak factor yang kita harus dikaji,mengapa konflik tersebut muncul kepermukaan. Konflik berasal dari kata kerja Latin configere yang berarti saling memukul. Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih (bisa juga kelompok) dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya. Tidak satu masyarakat pun yang tidak pernah mengalami konflik antar anggotanya atau dengan kelompok masyarakat lainnya, konflik hanya akan hilang bersamaan dengan hilangnya masyarakat itu sendiri. Konflik dilatarbelakangi oleh perbedaan ciri-ciri yang dibawa individu dalam suatu interaksi . perbedaan-perbedaan tersebut diantaranya adalah menyangkut ciri fisik, kepandaian, pengetahuan, adat istiadat, keyakinan, dan lain sebagainya. Dengan dibawasertanya ciri-ciri individual dalam interaksi sosial, konflik merupakan situasi yang wajar dalam setiap masyarakat dan tidak satu masyarakat pun yang tidak pernah mengalami konflik antar anggotanya atau dengan kelompok masyarakat lainnya, konflik hanya akan hilang bersamaan dengan hilangnya masyarakat itu sendiri. Konflik bertentangan dengan integrasi . Konflik dan Integrasi berjalan sebagai sebuah siklus di masyarakat. Konflik yang terkontrol akan menghasilkan integrasi. sebaliknya, integrasi yang tidak sempurna dapat menciptakan konflik. DEFINISI MENURUT PARA AHLI Soerjono soekanto menyebut konflik sebagai perantara atau pertikaian, yaitu suatu proses sosial individu atau kelompok yang berusaha memenuhi tujuanya dengan jalan menentang pihak lawan, disertai dengan ancaman dan/ atau kekerasan. Sementara itu, konflik sosial bisa diartikan menjadi dua hal. Pertama,perspektif atau sudut pandang yang menghadap konflik selalu ada dan mewarnai segenap aspek interaksi manusia dan struktur sosial. Kedua, konflik sosial merupakan pertikaian terbuka seperti perang,revolusi, pemogokan, dan gerakan perlawanan. Para teoritis konflik banyak berpedoman pada pemikiran max, meskipun memiliki pemikiran sendiri yang berlainan. Tokoh-tokoh teoritis konflik di antaranya, Ralf Dahrendorf dan Randall Collins. Dahrendof berpendirian bahwa masyarakat mempunyai dua wajah yaitu konflik dan consensus, sehingga teori sosiologi harus dibagi menjadi dua bagian, teori konflik dan teori consensus. Dahrendof juga mengakui bahwa masyarakat takan ada tanpa consensus dan punya konflik yang menjadi persyaratan satu sama lain. Jadi, kita takan punya konflik jika tidak ada consensus terlebih dahulu. Tokoh lainya, Collins menjelaskan bahwa konflik adalah proses sentral dalam kehidupan sosial sehingga dia tidak menganggap konflik itu baik atau buruk. Colins

Konflik

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Konflik

1

Konflik

Masyarakat adalah makhluk social yang selalu berinteraksi. Dalam interaksinya,

manusia sering kali dihadapkan pada situasi yang disebut konflik

(pertentangan/pertikaian). Munculnya konflik social tidak terjadi dengan sendirinya

dan tidak sesederhana yang bisa kita bayangkan. Banyak factor yang kita harus

dikaji,mengapa konflik tersebut muncul kepermukaan.

Konflik berasal dari kata kerja Latin configere yang berarti saling memukul. Secara

sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih (bisa juga

kelompok) dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan

menghancurkannya atau membuatnya tidak

berdaya.

Tidak satu masyarakat pun yang tidak pernah

mengalami konflik antar anggotanya atau dengan

kelompok masyarakat lainnya, konflik hanya akan

hilang bersamaan dengan hilangnya masyarakat itu

sendiri.

Konflik dilatarbelakangi oleh perbedaan ciri-ciri

yang dibawa individu dalam suatu interaksi.

perbedaan-perbedaan tersebut diantaranya adalah

menyangkut ciri fisik, kepandaian, pengetahuan,

adat istiadat, keyakinan, dan lain sebagainya.

Dengan dibawasertanya ciri-ciri individual dalam

interaksi sosial, konflik merupakan situasi yang wajar dalam setiap masyarakat dan tidak satu

masyarakat pun yang tidak pernah mengalami konflik antar anggotanya atau dengan

kelompok masyarakat lainnya, konflik hanya akan hilang bersamaan dengan hilangnya

masyarakat itu sendiri.

Konflik bertentangan dengan integrasi. Konflik dan Integrasi berjalan sebagai sebuah siklus di

masyarakat. Konflik yang terkontrol akan menghasilkan integrasi. sebaliknya, integrasi yang

tidak sempurna dapat menciptakan konflik.

DEFINISI MENURUT PARA AHLI

Soerjono soekanto menyebut konflik sebagai perantara atau pertikaian, yaitu suatu proses

sosial individu atau kelompok yang berusaha memenuhi tujuanya dengan jalan menentang

pihak lawan, disertai dengan ancaman dan/ atau kekerasan. Sementara itu, konflik sosial bisa

diartikan menjadi dua hal. Pertama,perspektif atau sudut pandang yang menghadap konflik

selalu ada dan mewarnai segenap aspek interaksi manusia dan struktur sosial. Kedua, konflik

sosial merupakan pertikaian terbuka seperti perang,revolusi, pemogokan, dan gerakan

perlawanan.

Para teoritis konflik banyak berpedoman pada pemikiran max, meskipun memiliki pemikiran

sendiri yang berlainan. Tokoh-tokoh teoritis konflik di antaranya, Ralf Dahrendorf dan

Randall Collins.

Dahrendof berpendirian bahwa masyarakat mempunyai dua wajah yaitu konflik dan

consensus, sehingga teori sosiologi harus dibagi menjadi dua bagian, teori konflik dan teori

consensus. Dahrendof juga mengakui bahwa masyarakat takan ada tanpa consensus dan punya

konflik yang menjadi persyaratan satu sama lain. Jadi, kita takan punya konflik jika tidak ada

consensus terlebih dahulu.

Tokoh lainya, Collins menjelaskan bahwa konflik adalah proses sentral dalam

kehidupan sosial sehingga dia tidak menganggap konflik itu baik atau buruk. Colins

Page 2: Konflik

2

memandang setiap orang memiliki sifat sosial ( sociable), tetapi jiga mudah berkonflik dalam

hubungan sosial mereka. Konflik bisa terjadi dalam hubungan sosial karena penggunaan

kekerasan oleh seseorang atau banyak orang dalam lingkungan pergaulanya. Ia melihat orang

mempunyai kepentingan sendiri-sendiri, jadi berbenturan mungkin terjadi karena adanya

kepentingan-kepentingan yang saling bertentangan.

Beberapa ahli mengemukakan pendapatnya mengenai konflik, diantaranya sebagai

berikut.

a. Menurut Berstein (1965), konflik merupakan suatu pertentangan, perbedaan yang tidak

dapat dicegah. Konflik mempunyai potensi yang memberikan pengaruh positif (+) dan ada pula

yang negatif (—) di dalam interaksi manusia.

b. Menurut Dr. Robert M.Z. Lawang, konflik itu adalah perjuangan untuk memperoleh

nilai, status,kekuasaan, di mana tujuan dari mereka yang berkonflik, tidak hanya memperoleh

keuntungan, tetapi juga untuk menundukkan saingannya.

c. Menurut Drs. Ariyono Suyono, konflik adalah proses atau keadaan di mana dua pihak

berusaha menggagalkan tercapainya tujuan masing-masing yang disebabkan adanya perbedaan

pendapat, nilai-nilai ataupun tuntutan dari masing-masing pihak.

d. Menurut James W. Vander Zanden, konflik diartikan sebagai suatu pertentangan

mengenai nilai atau tuntutan hak atas kekayaan, kekuasaan, status, atau wilayah tempat pihak yang

saling berhadapan bertujuan untuk menetralkan, merugikan ataupun menyisihkan lawan

mereka.

Faktor penyebab konflik

� Perbedaan individu, yang meliputi perbedaan pendirian dan perasaan.

Setiap manusia adalah individu yang unik. Artinya, setiap orang memiliki pendirian dan

perasaan yang berbeda-beda satu dengan lainnya. Perbedaan pendirian dan perasaan akan

sesuatu hal atau lingkungan yang nyata ini dapat menjadi faktor penyebab konflik sosial,

sebab dalam menjalani hubungan sosial, seseorang tidak selalu sejalan dengan kelompoknya.

Misalnya, ketika berlangsung pentas musik di lingkungan pemukiman, tentu perasaan setiap

warganya akan berbeda-beda. Ada yang merasa terganggu karena berisik, tetapi ada pula yang

merasa terhibur.

� Perbedaan latar belakang kebudayaan sehingga membentuk pribadi-pribadi

yang berbeda.

Seseorang sedikit banyak akan terpengaruh dengan pola-pola pemikiran dan pendirian

kelompoknya. Pemikiran dan pendirian yang berbeda itu pada akhirnya akan menghasilkan

perbedaan individu yang dapat memicu konflik.

� Perbedaan kepentingan antara individu atau kelompok.

Manusia memiliki perasaan, pendirian maupun latar belakang kebudayaan yang berbeda. Oleh

sebab itu, dalam waktu yang bersamaan, masing-masing orang atau kelompok memiliki

Page 3: Konflik

3

kepentingan yang berbeda-beda. Kadang-kadang orang dapat melakukan hal yang sama, tetapi

untuk tujuan yang berbeda-beda. Sebagai contoh, misalnya perbedaan kepentingan dalam hal

pemanfaatan hutan. Para tokoh masyarakat menanggap hutan sebagai kekayaan budaya yang

menjadi bagian dari kebudayaan mereka sehingga harus dijaga dan tidak boleh ditebang. Para

petani menbang pohon-pohon karena dianggap sebagai penghalang bagi mereka untuk

membuat kebun atau ladang. Bagi para pengusaha kayu, pohon-pohon ditebang dan kemudian

kayunya diekspor guna mendapatkan uang dan membuka pekerjaan. Sedangkan bagi pecinta

lingkungan, hutan adalah bagian dari lingkungan sehingga harus dilestarikan. Di sini jelas

terlihat ada perbedaan kepentingan antara satu kelompok dengan kelompok lainnya sehingga

akan mendatangkan konflik sosial di masyarakat. Konflik akibat perbedaan kepentingan ini

dapat pula menyangkut bidang politik, ekonomi, sosial, dan budaya. Begitu pula dapat terjadi

antar kelompok atau antara kelompok dengan individu, misalnya konflik antara kelompok

buruh dengan pengusaha yang terjadi karena perbedaan kepentingan di antara keduanya. Para

buruh menginginkan upah yang memadai, sedangkan pengusaha menginginkan pendapatan

yang besar untuk dinikmati sendiri dan memperbesar bidang serta volume usaha mereka.

� Perubahan-perubahan nilai yang cepat dan mendadak dalam masyarakat.

Perubahan adalah sesuatu yang lazim dan wajar terjadi, tetapi jika perubahan itu berlangsung

cepat atau bahkan mendadak, perubahan tersebut dapat memicu terjadinya konflik sosial.

Misalnya, pada masyarakat pedesaan yang mengalami proses industrialisasi yang mendadak

akan memunculkan konflik sosial sebab nilai-nilai lama pada masyarakat tradisional yang

biasanya bercorak pertanian secara cepat berubah menjadi nilai-nilai masyarakat industri.

Nilai-nilai yang berubah itu seperti nilai kegotongroyongan berganti menjadi nilai kontrak

kerja dengan upah yang disesuaikan menurut jenis pekerjaannya. Hubungan kekerabatan

bergeser menjadi hubungan struktural yang disusun dalam organisasi formal perusahaan.

Nilai-nilai kebersamaan berubah menjadi individualis dan nilai-nilai tentang pemanfaatan

waktu yang cenderung tidak ketat berubah menjadi pembagian waktu yang tegas seperti

jadwal kerja dan istirahat dalam dunia industri. Perubahan-perubahan ini, jika terjadi seara

cepat atau mendadak, akan membuat kegoncangan proses-proses sosial di masyarakat, bahkan

akan terjadi upaya penolakan terhadap semua bentuk perubahan karena dianggap

mengacaukan tatanan kehiodupan masyarakat yang telah ada.

Dalam masyarakat Indonesia yang majemuk rawan terhadap terjadinya suatu konflik sosial,

karena secara garis besar struktur sosial masyarakat Indonesia terbagi ke dalam berbagai suku

bangsa, agama, ataupun golongan yang beragam.

Menurut J. Ranjabar hal-hal yang dapat menjadi penyebab terjadinya konflik pada masyarakat

Indonesia adalah sebagai berikut.

1) Apabila terjadi dominasi suatu kelompok terhadap kelompok lain. Contohnya adalah

konflik yang terjadi di Aceh dan Papua.

2) Apabila terdapat persaingan dalam mandapatkan mata pencaharian hidup antara

kelompok yang berlainan suku bangsa. Contohnya, konflik yang terjadi di Sambas.

3) Apabila terjadi pemaksaan unsur-unsur kebudayaan dari warga sebuah suku terhadap

warga suku bangsa lain. Contohnya, konflik yang terjadi di Sampit.

4) Apabila terdapat potensi konflik yang terpendam, yang telah bermusuhan secara adat.

Contohnya, konflik antarsuku di pedalaman Papua. Oleh sebab itu, terdapat berbagai bentuk

konflik dalam kehidupan masyarakat.

Page 4: Konflik

4

Jenis-jenis konflik

Menurut Dahrendorf, konflik dibedakan menjadi 4 macam :

� konflik antara atau dalam peran sosial (intrapribadi), misalnya antara peranan-

peranan dalam keluarga atau profesi (konflik peran (role))

� konflik antara kelompok-kelompok sosial (antar keluarga, antar gank).

� konflik kelompok terorganisir dan tidak terorganisir (polisi melawan massa).

� konflik antar satuan nasional (kampanye, perang saudara).

Menurut Ursula Lehr kemungkinan-kemungkinhan situasi yang dapat menimbulkan konflik

adalah sebagai berikut.

1. Konflik dengan Orang Tua Sendiri

Konflik ini terjadi sebabgai akibat situasi-situasi hidup bersama orang tua.

2. Konflik dengan Anak Sendiri

Konflik ini terjadi misalnya setelah otang tua mengetahui tingkah laku anak yang tidak

Cocok dengan harapannya.

3. Konflik dengan Sanak Keluarga

Misalnya timbul konflik dengan mertua atau keluarga suami atau istri yang dipandang

Terlalu ikut campur.

4. Konflik Dengan Orangn Lain

Konflik ini timbul dalam hubungan social denagn tetangga-tetangga,teman,dll.

5. Konflik dengan Suami atau Isteri

Persoalan hidup atau tujuan hidup dapat memicu terjadingya konflik antara suami isteri

6. Konflik di Sekolah

Berbagai macam konflik disekolah antara lain berupa tidak dapat mengikuti pelajaran.

7. Konflik dalam Pemilihan Pekerjaan

Konflik ini timbul dari sifat pekerjaan sendiri.

8. Konflik Agama

Berhubungan dengan pertanyaan mengenai hakikat dan tujuan hidup

9. Konflik Pribadi

Misalnya,timbul karena minat yang berlawanan.

Secara garis besar berbagai konflik dalam masyarakat dapat diklasifikasikan ke dalam beberapa

bentuk konflik berikut ini.

a. Berdasarkan Sifatnya

Berdasarkan sifatnya, konflik dapat dibedakan menjadi konflik destruktif dan konflik

konstruktif.

1) Konflik destruktif merupakan konflik yang muncul karena adanya perasaan tidak

senang, rasa benci dan dendam dari seseorang ataupun kelompok terhadap pihak lain. Pada

konflik ini terjadi bentrokan-bentrokan fisik yang mengakibatkan hilangnya nyawa dan

harta benda. Contohnya, konflik Ambon, Poso, Kupang, dan Sambas.

2) Konflik konstruktif merupakan konflik yang bersifat fungsional, konflik ini muncul

karena adanya perbedaan pendapat dari kelompokkelompok dalam menghadapi suatu

permasalahan. Konflik ini akan menghasilkan suatu konsensus dari perbedaan pendapat tersebut

dan menghasilkan suatu perbaikan. Misalnya, perbedaan pendapat dalam sebuah organisasi.

Page 5: Konflik

5

b. Berdasarkari Posisi Pelaku yang Berkonflik

Berdasarkan posisi pelaku yang berkonfiik, konfiik dibedakan menjadi konflik vertikai,

konflik horizontal, dan konflik diagonal.

1) Konflik vertikal merupakan konflik antarkomponen masyarakat di dalam satu struktur yang

memiliki hierarki. Contohnya, konflik yang terjadi antara atasan dengan bawahan dalam

sebuah kantor.

2) Konflik horizontal merupakan konflik yang terjadi antara individu atau kelompok yang

memiliki kedudukan yang relatif sama. Contohnya, konflik yang terjadi antarorganisasi

massa.

3) Konflik diagonal merupakan konflik yang terjadi karena adanya ketidakadiian alokasi

sumber daya ke seluruh organisasi sehingga menimbulkan pertentangan yang ekstrim.

Contohnya, konfiik Aceh.

Berdasarkan Konsentrasi Aktivitas Manusia di Dalam Masyarakat Konflik

dibedakan menjadi konflik sosial, konflik politik, konflik ekonomi, konflik budaya, dan

konflik ideologi.

1) Konflik sosial merupakan konflik yang terjadi akibat adanya perbedaan kepentingan

soshi! Dari pihak yang berkonflik. Konflik sosial ini dapat dibedakan menjadi konflik sosial

vertikal dan konflik sosial horizontal. Konflik ini seringkali terjadi karena adanya provokasi

dari orang-orang yang tidak bertanggung jawab.

a) Konflik sosial vertikal, yaitu konflik yang terjadi antara masyarakat dan negara.

Contohnya, kemarahan massa yang berujung pada peristiwa Trisakti (12 Mei 1998).

b) Konflik sosial horizontal, yaitu konflik yang terjadi antaretnis, suku, golongan, atau

antarkelompok masyarakat. Contohnya, konflik yang terjadi di Ambon.

2) Konflik politik merupakan konflik yang terjad karena adanya perbedaan kepentingan yang

berkaitan dengan kekuasaan. Contohnya, konflik yang terjadi antarpengikut suatu parpol.

3) Konflik ekonomi merupakan konflik akibat adanya perebutan sumber daya ekonomi

dari pihak yang berkonflik. Contohnya, konflikantarpengusaha ketika melakukan tender.

4) Konflik budaya merupakan konflik yang terjadi karena adanya perbedaan kepentingan

budaya dari pihak yang berkonflik. Contohnya, adanya perbedaan pendapat antarkelompok

dalam menafsirkan RUU antipomografi dan pornoaksi.

5) Konflik ideologi merupakan konflik akibat adanya perbedaan paham yang diyakini oleh

seseorang atau sekelompok orang Contohnya, konflik yang terjadi pada saat G-30-S/PKI.

Page 6: Konflik

6

e. Berdasarkan Cara Pengelolaznnya.

Berdasarkan cara pengelolaannya, konflik dapat dibedakan menjadi konflik interindividu,

konflik antarindividu, dan konflik antarkelompok sosial.

1) Konflik interindividu merupakan tipe yang paling erat kaitannya dengan emosi

individu hingga tingkat keresahan yang paling tinggi. Konflik dapat muncul dari dua penyebab,

yaitu karena kelebihan beban (role overloads) atau karena ketidaksesuaian seseorang dalam

melaksanakan peranan {person-role incompatibilities). Dalam kondisi pertama seseorang

mendapat beban berlebihan akibat status (kedudukan) yang dimiliki, sedang dalam kondisi

yang kedua seseorang memang tidak memilikikesesuaian yang cukup untuk melaksanakan

peranan sesuai dengan statusnya. Perspektif konflik interindividu mencakup tiga macam

situasi alternatif berikut.

a) Konflik pendekatan-pendekatanr, seseorang harus memilih di antara dua buah alternatif

behavior yang sama-sama atraktif.

b) Konflik menghindari-menghindarr, seseorang dipaksa untuk memilih antara tujuan-tujuan

yang sama-sama tidak atraktif dan tidak diinginkan.

c) Konflik pendekatan-menghindari multipet, seseorang menghadapi kemungkinan pilihan

kombinasi multipel; dari konflik pendekatan-menghindari.

2) Konflik antar individu merupakan konflik yang terjadi antara seseorang dengan satu orang

atau lebih, sifatnya kadang-kadang substantif, menyangkutperbedaan gagasan, pendapat,

kepentingan, atau bersifat emosional, menyangkut perbedaan selera, dan perasan like/dislike (suka/tidak

suka). Setiap orang pernah mengalami situasi konflik semacam ini, ia banyak mewarnai tipe-tipe

konflik kelompok maupun konflik organisasi. Karena konflik tipe ini berbentuk konfrontasi

dengan seseorang atau lebih, maka konflik antarindividu ini juga merupakan target yang perlu

dikelola secara baik.

3) Konflik antarkelompok merupakan konflik yang banyak dijumpai dalam kenyataan

hidup manusia sebagai makhluk sosial, karena mereka hidup dalam kelompok-kelompok.

Contohnya, konflik antarkampung.

Page 7: Konflik

7

A. Kegiatan 1

A. Pilihlah satu jawaban yang paling tepat!

1. Dalam interaksi sosial manusia, konflik dapat terjadi di antara kelompok-kelompok yang dulunya belum pernah berinteraksi secara

intensif, misalnya antara ....

a. tramsmigran dengan penduduk asli setempat d.pengembara dengan binatang buas di hutan

b. seorang guru dengan murid baru e.kelompok yang anggotanya telah lama berinteraksi

c. sahabat yang sudah lama tak pernah berjumpa

2. Konflik adalah proses atau keadaan di mana dua pihak berusaha menggagalkan tercapainya tujuan masing-masing pihak, yang disebabkan adanya

perbedaan pendapat, nilai, maupun tuntutan dari masing-masing pihak. Pendapat ini dikemukakan oleh ....

a. Auguste Comte c.Saoelaiman Soemardi e.J.LGillindanJ.P.Gillin

b. Ariyono Suyono d.Paul B. Horton

3. Dalam konflik destruktif dikenal adanya konflik emosional destruktif, misalnya ....

a. perasaan tidak senang c.perbedaan tujuan e.perbedaan kepentingan

b. perbedaan ide/gagasan d.perbedaan pendapat

4. Di antara hal-hal berikut ini yang berpotensi mengawali suatu konflik antarkelompok sosial adalah ....

a. kejelasan status dan peranan d.hambatan-hambatan komunikasi

b. konflik-konflik yang telah diatasi sebelumnya e.persepsi-persepsi individu

c.ketidaksalingtergantungan di antara individu dalam kelompok

5. berikut ini adalah faktor-faktor penyebab timbulnya sebuah konflik, kecuali....

a. adanya integrasi sosial c.adanya perbedaan kepentingan e.perbedaan latar belakang kebudayaan

b. adanya perubahan sosial d.adanya perbedaan antarindividu

6. Konfl ik yang bersi fat destrukti f dapat disebabkan oleh hal-hal berikut ini, kecuali ....

a. adanya kecemburuan sosial d. rasa benci dan dendam di antara pihak-pihak yang terlibat konflik

b. fanatisme yang berlebihan e.keyakinan terhadap ajaran agama tertentu

c. penggunaan kekuasaan yang berlebihan oleh aparat negara dan pemerintah

7. Konflik yang konstruktif ditandai oleh ....

a. rasa iri dan Benci d.jatuhnya korban dan hilangnya harta benda

b. benturan-benturan fisik e.perbedaan pendapat dalam menghadapi suatu masalah

e. tidak ada jawaban yang benar

8. Konflik yang destruktif dapat dihindari dengan upaya-upaya berikut, kecuali....

Page 8: Konflik

8

a. bersikap demokratis

b. menggunakan asas saling tenggang rasa dalam pergaulan hidup

c. saling menghormati di antara penganut agama yang berbeda

d. semaksimal mungkin menghindari perbedaan pendapat

e. menghargai pluralisme dalam kebudayaan,suku, agama, dan bahasa yang berbeda dalam kehidupan bermasyarakat

9. Berikut ini yang merupakan konflik yang memuat isu agama, yaitu ....

a. kerusuhan Sambas c.konflik Nanggroe Aceh Darussalam e.tragedi Semanggi

b. kerusuhan Poso d. konflik di berbagai daerah di Papua

10. Faktor agama akan mudah menjadi pemicu dalam sebuah konflik yang terjadi di masyarakat apabila diikuti oleh ....

a. fanatisme yang berlebihan d.jawaban a, b, dan c benar

b. ketidakberdayaan ekonomi e.tidak ada jawaban yang benar

c. ketidakberdayaan politik

B. Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan singkat dan jelas!

1. Jelaskan yang kalian pahami tentang konflik social! 2. Jelaskan bentuk-bentuk konflik yang terjadi di masyarakat!

3. Sebutkan dan jelaskan faktor-faktor pendorong adanya konflik!

4. Apakah yang dimaksud dengan konflik vertical dan konflik horizontal? Berikan contoh! 5. Jelaskan proses terjadinya konflik menurut pandangan Jonathan Turner!

Page 9: Konflik

9

Akibat konflik

Suatu konflik tidak selalu mendatangkan hal-hal yang buruk, tetapi, kadang-kadang

mendatangkan sesuatu yang positif.Antara lain.

1. memperoleh aspek kehidupan yang belum jelas atau masih belum tuntas ditelaah.

2. memungkinkan adanya penyesuaian kembali norma dan nilai.

3. meupakan jalan untuk mengurangi ketergantungan antarindividu dan kelompok.

4. membantu menghidupkan kembali norma lama dan menciptakan norma baru.

5. berfungsi sebagai sarana untuk mencapai keseimbangan.

Hasil atau akibat dari konflik social dalah.

1. meningkatkan solidaritas sesame anggota kelompok

2. keretakan hubungan antaraindividu atau kelompok.

3. Perubahan kepribadian para individu

4. kerusakan harta benda dan bahkan hilangnya nyawa manusia.

5. Akomodasi,dominasi, bahkan bahkan penaklukan salah satu pihak yang terlibat

dalam pertikaian.

Suatu masyarakat dapat dinyatakan telah mencapai kondisi tertib jika terjadi keselarasan

antara tindakan anggota masyarakat dengan nilai dan norma yang berlaku dalam

masyarakat tsb.

Dalam kehidupan masyarakat majemuk sering terjadi pertentangan antara satu aspek

dengan aspek lainnya. Sumber potensi konflik yang rentan terjadi dalam kehidupan

masyarakat Indonesia adalah masalah agama, ras, dan suku bangsa.

Setiap konflik yang terjadi dalam masyarakat akan membawa dampak, baik dampak

secara langsung maupun dampak tidak langsung.

a. Dampak Secara Langsung

Dampak secara langsung merupakan dampak yang secara langsung dirasakan oleh pihak-

pihak yang terlibat konflik. Adapun dampak konflik secara langsung, diantaranya

sebagai berikut.

1) Menimbulkan keretakan hubungan antara individu atau kelompok dengan individu

atau kelompok lainnya.

2) Adanya perubahan kepribadian seseorang, seperti selalu memunculkan rasa curiga, rasa

benci, dan akhirnya dapat berubah menjadi tindakan kekerasan.

3) Hancurnya harta benda dan korban jiwa, jika konflik tersebut berubah menjadi

tindakan kekerasan.

4) Kemiskinan bertambah akibat tidak kondusifnya keamanan.

5) Lumpuhnya roda perekonomian jika suatu konflik berlanjut menjadi tindakan

Page 10: Konflik

10

kekerasan.

6) Pendidikan formal dan informal terhambat karena rusaknya sarana dan prasarana

pendidikan.

b. Dampak Tidak Langsung

Dampak tidak langsung merupakan dampak yang dirasakan oleh pihak-pihak yang tidak

terlibst langsung dalam sebuah konflik, ataupun dampak jangka panjang dari suatu konflik

yang tidak secara langsung dirasakan oleh pihak-pihak yang berkonflik.

Misalnya, agresi Israel yang dilakukan kepada para pejuang Hizbullah di Lebanon akan

membawa dampak pada kenaikkan harga minyak dunia yang akan merembet pada

kenaikkan harga-harga barang di pasaran.Hal ini akan dirasakan juga oleh masyarakat

kita.

Dampak Positif adanya konflik

Disamping dampak yang dapat dirasakan secara langsung maupun tidak langsung, sebuah

konflik juga memiliki sisi positif. Adapun sisi positif dari sebuah konflik adalah

sebagai berikut

a. Meningkatkan solidaritas sesama anggota kelompok (in group solidarity).

b. Munculnya pribadi-pribadi yang kuat dan tahan uji menghadapi berbagai situasi

konflik.

c. Membantu menghidupkan kembali norma-norma lama dan menciptakan norma-

norma baru.

d. Munculnya kompromi baru apabila pihak yang berkonflik dalam kekuatan seimbang.

Misalnya, adanya kesadaran dari pihak-pihak yang berkonflik untuk bersatu kembali,

karena dirasakan bahwa konflik yang berlarut tidak membawa keuntungan bagi kedua

belah pihak.

Hasil dari sebuah konflik adalah sebagai berikut :

� meningkatkan solidaritas sesama anggota kelompok (ingroup) yang mengalami

konflik dengan kelompok lain.

� keretakan hubungan antar kelompok yang bertikai.

� perubahan kepribadian pada individu, misalnya timbulnya rasa dendam, benci,

saling curiga dll.

� kerusakan harta benda dan hilangnya jiwa manusia.

Page 11: Konflik

11

� dominasi bahkan penaklukan salah satu pihak yang terlibat dalam konflik.

Para pakar teori telah mengklaim bahwa pihak-pihak yang berkonflik dapat menghasilkan

respon terhadap konflik menurut sebuah skema dua-dimensi; pengertian terhadap hasil

tujuan kita dan pengertian terhadap hasil tujuan pihak lainnya. Skema ini akan

menghasilkan hipotesa sebagai berikut:

� Pengertian yang tinggi untuk hasil kedua belah pihak akan menghasilkan

percobaan untuk mencari jalan keluar yang terbaik.

� Pengertian yang tinggi untuk hasil kita sendiri hanya akan menghasilkan

percobaan untuk "memenangkan" konflik.

� Pengertian yang tinggi untuk hasil pihak lain hanya akan menghasilkan

percobaan yang memberikan "kemenangan" konflik bagi pihak tersebut.

� Tiada pengertian untuk kedua belah pihak akan menghasilkan percobaan

untuk menghindari konflik.

Contoh konflik

Konflik Vietnam berubah menjadi perang.

Konflik Timur Tengah merupakan contoh konflik yang tidak terkontrol, sehingga

timbul kekerasan. hal ini dapat dilihat dalam konflik Israel dan Palestina.

Konflik Katolik-Protestan di Irlandia Utara memberikan contoh konflik bersejarah

lainnya.

Banyak konflik yang terjadi karena perbedaan ras dan etnis. Ini termasuk konflik

Bosnia-Kroasia (lihat Kosovo), konflik di Rwanda, dan konflik di Kazakhstan.

Konflik dan Kekerasan

Dalam banyak definisi, ancaman dan kekerasan selalu dikaitkan dengan konflik, kekerasan

merupakan alat dari konflik untuk mencapai tujuan. Dapat juga dikatakan bahwa

kekerasan merupakan proses akhir dari konflik.

Namun, sesungguhnya konflik berbeda dengan kekerasan. Menurut Prof. DR. Winardi,

S.E., konflik berarti adanya oposisi atau pertentangan pendapat antara orang-orang,

kelompok-kelompok, atau organisasi-organisasi berkaitan dengan perbedaan-perbedaan

pendapat, keyakinan-keyakinan, ide-ide, maupun kepentingan-kepentingan. Dalam Kamus

Besar Bahasa Indonesia (1988), konflik adalah percekcokan; perselisihan; pertentangan;

ketegangan di antara orang-perorangan atau kelompok. Kekerasan berarti perbuatan

seseorang atau kelompok yang menyebabkan cedera atau matinya orang lain, atau

menyebabkan kerusakan fisik atau barang orang lain. Konflik seringkali berubah menjadi

kekerasan terutama apabila upaya-upaya yang berkaitan dengan pengelolaan konflik tidak

Page 12: Konflik

12

dilaksanakan dengan sungguh-sungguh oleh pihak yang berkaitan. Demikian pula bila

upaya memperoleh keadilan di pengadilan ternyata gagal.

Dari tujuan makro, pakar studi konflik dari Universitas Oxford, France Stewart,

menyebut empat kategori negara yang berpotensi konflik yang kemudian berlanjut ke

tindak kekerasan: negara dengan pendapatan dan pembangunan manusianya rendah; negara

yang pernah terlibat dalam konflik serius dalam 30 tahun terakhir; negara dengan tingkat

perbedaan horizontal yang tinggi; dan negara yang rezim politiknya berada dalam transisi

rezim refresif menuju rezim yang lebih demokratis. Dalam kenyataan hidup manusia,

antara konflik dengan kekerasan dapat dibedakan, namun acap kali tak dapat dipisahkan

secara eksplisit.

1- Teori-Teari Kekerasan

Menurut Thomas Santoso, teori kekerasan dapat dikelompokkan ke dalam tiga

kelompok besar, yaitu sebagai berikut.

a. Teori Kekerasan sebagai Tindakan Aktor (Individu) atau Kelompok

Para ahli teori kekerasan kolektif ini berpendapat bahwa manusia melakukan

kekerasan karena adanya faktor bawaan, seperti kelainan genetik atau fisiologis. Menurut

para ahli teori ini agresivitas perilaku seseorang dapat menyebabkan timbulnya kekerasan,

seperti kekerasan dalam rumah tangga yang dilakukan oleh orang tua terhadap anaknya,

ataupun dilakukan oleh pasangan suami istri. Wujud kekerasan yang dilakukan oleh

individu tersebut dapat berupa pemukulan, penganiayaan ataupun kekerasan verbal berupa

kata-kata kasar yang merendahkan martabat seseorang. Sedangkan kekerasan kolektif

merupakan kekerasan yang dilakukan oleh beberapa orang atau sekelompok orang

(crowd). Munculnya tindak kekerasan kolektif ini biasanya karena adanya benturan

identitas suatu kelompok dengan kelompok lain, seperti identius berdasarkan agama atau

etnik. Contohnya, kekerasan yang terjadi di Poso dan Revolusi Eropa pada abad-19.

Menurut teori ini kekerasan yang dilakukan oleh sekelompok orang (crowd) dilakukan

dengan irasionalitas dan emosionalitas, individu-individu dalam suatu kelompok crowd

dianggap saling meniru sehingga emosionalitas dan rasionalitas sesamanya semakin kuat

dan semakin besar. Hal ini terjadi karena adanya persamaan nasib ataupun persamaan

persepsi terhadap ketidakadilan yang mereka rasakan bersama.

Page 13: Konflik

13

b. Teori Kekerasan Struktural

Menurut teori ini kekerasan struktural bukan berasal dari orang tertentu, melainkan

terbentuk dalam suatu sistem sosial. Para ahli teori ini memandang kekerasan tidak hanya

dilakukan oleh aktor (individu) atau kelompok semata, tetapi juga dipengaruhi oleh suatu

struktur, seperti aparatur negara.

Pada umumnya bila seseorang atau kelompok memiliki harta kekayaan berlimpah, maka

akan selalu ada kecenderungan untuk melakukan kekerasan kecuali ada hambatan yang

jelas dan tegas. Sebagai contoh kekerasan struktural adalah terjadinya kasus Timor Timur,

kasus Tanjung Priok, seputar kerusuhan Mei 1998, dan Iain-Iain.

c. Teori Kekerasan sebagai kaitan antara actor dan Struktur

Menurut pendapat para ahli teori ini, konflik merupakan sesuatu yang telah ditentukan

sehingga bersifat endemik bagi kehidupan masyarakat. Menurut Thomas Santoso istilah

kekerasan digunakan untuk menggambarkan perilaku, baik yang terbuka (overt) atau

tertutup (covert), dan yang bersifat menyerang (offensive) atau bertahan (defensive), yang

disertai penggunaan kekuatan kepada orang lain. Oleh karena itu ada empat jenis

kekerasan yang dapat diidentifikasi:

a) kekerasan terbuka (kekerasan yang dapat dilihat, seperti perkelahian;

b) kekerasan tertutup (kekerasan tersembunyi atau yang secara tidak

langsung dilakukan, seperti pengancaman);

c) kekerasan agresif (kekerasan yang dilakukan untuk mendapatkan sesuatu,

seperti penjambretan);

d) kekerasan defensif (kekerasan untuk melindungi diri).

Salah satu bentuk kekerasan kolektif yang akhir-akhir ini sedang ramai dibicarakan yaitu

terorisme. Meskipun terorisme dapat dilakukan oleh satu orang, tetapi pada awalnya

terorisme dilakukan oleh suatu kelompok secara bersamaan. Oleh karena itu, terorisme

merupakan salah satu bentuk kekerasan kolektif. Dari beberapa pandangan tentang

terorisme, pendapat dari Yonah Alexander, yang diambil dari Kamus Inggris Oxford,

yaitu suatu kebijakan yang dimaksudkan untuk menyerang dengan teror kepada mereka

yang terhadapnya tindakan tersebut dilakukan; penggunaan metode intimidasi; fakta

Page 14: Konflik

14

berupa peneroran atau kondisi diteror . Terorisme dapat menimbulkan kondisi ketakutan

yang sangat menonjol meskipun terhadap mereka yang secara tidak langsung menjadi

objek masyarakat umum, otoritas publik; petugas resmi; pemerintahan; untuk memenuhi

tuntutan tertentu, yang bisa juga menjadi tahapan awal terjadinya revolusi dalam sebuah

negara.

Kompetisi

Kompetisi adalah kata kerja intransitive yang berarti tidak membutuhkan objek sebagai

korban kecuali ditambah dengan pasangan kata lain seperti against (melawan), over

(atas), atau with (dengan). Tambahan itu pilihan hidup dan bisa disesuaikan dengan

kepentingan keadaan menurut versi tertentu.

Menurut Deaux, Dane, & Wrightsman (1993), kompetisi adalah aktivitas mencapai

tujuan dengan cara mengalahkan orang lain atau kelompok. Individu atau kelompok

memilih untuk bekerja sama atau berkompetisi tergantung dari struktur reward dalam

suatu situasi.

Menurut Chaplin (1999), kompetisi adalah saling mengatasi dan berjuang antara dua

individu, atau antara beberapa kelompok untuk memperebutkan objek yang sama.

Kompetisi dalam istilah biologi berarti persaingan dua organisme atau lebih untuk

mendapatkan kebutuhan hidup mereka. Berdasarkan kebutuhan tersebut kompetisi dibagi

menjadi: (1) Kompetisi teritorial yaitu kompetisi untuk memperebutkan wilayah atau

teritori tempat tinggal organisme, hal ini berkaitan dengan kompetisi selanjutnya. (2)

Kompetisi makanan yaitu kompetisi untuk memperebutkan mangsa atau makanan dari

wilayah-wilayah buruan.

Kompetisi juga dapat dibagi menjadi: (1) kompetisi internal adalah kompetisi pada

organisme dalam satu spesies dan (2) kompetisi eksternal adalah kompetisi pada

organisme yang berbeda spesiesnya. Kompetisi dapat berakibat positif atau negatif bagi

salah satu pihak organisme atau bahakn berakibat negatif bagi keduanya. Kompetisi tidak

selalu salah dan diperlukan dalam ekosistem, untuk menunjang daya dukung lingkungan

dengan mengurangi ledakan populasi hewan yang berkompetisi.

Page 15: Konflik

15

Cara Pengendalian Konflik dan Kekerasan

,

Pengendalian suatu konflik hanya mungkin dapat dilakukan apabila berbagai pihak yang berkonflik

terorganisir secara jelas. Menekan sebuah konflik agar tidak berlanjut menjadi sebuah

tindak kekerasan memerlukan strategi pendekatan yang tepat

a. Pengendalian secara Umum

Secara umum, terdapat beberapa cara dalam upaya mengendalikan atau meredakan sebuah

konflik, yaitu sebagai berikut.

I) Konsiliasi

Konsiliasi merupakan bentuk pengendalian konflik sosial yang dilakukan melalui lembaga-

lembaga tertentu yang dapat memberikan keputusan dengan adil. Dalam konsiliasi berbagai

kelompok yang berkonflik duduk bersama mendiskusikan hal-hal yang menjadi pokok

permasalahan. Contoh bentuk pengendalian konflik seperti ini adalah melalui lembaga perwakilan

rakyat.

2) Arbitrasi

Arbitrasi merupakan bentuk pengendalian konflik sosial melalui pihak ketiga dan kedua

belah pihak yang berkonflik menyetujuinya. Keputusan-keputusan yang diambil pihak ketiga

harus dipatuhi oleh pihak-pihak yang berkonflik.

3) Mediasi

Mediasi merupakan bentuk pengendalian konflik sosial dimana pihak-pihak yang

berkonflik sepakat menunjuk pihak ketiga sebagai mediator. Namun berbeda dengan

arbitrasi, keputusan-keputusan pihak ketiga tidak mengikat pihak manapun.

4) Ajudication

Ajudication merupakan cara penyelesaian konflik melalui pengadilan.

b. Pengendalian Menggunakan Manajemen Konflik

Di samping cara-cara tersebut di atas, gaya pendekatan seseorang atau kelompok dalam

menghadapi konflik dapat dilaksanakan sehubungan dengan tekanan relatif atas apa yang

Page 16: Konflik

16

dinamakan cooperativeness dan assertivenes . Cooperativeness adalah keinginan untuk

memenuhi kebutuhan dan minat individu/kelompok lain. Assertiveness adalah keinginan

untuk memenuhi kebutuhan dan minat individu/kelompok sendiri. Gambar berikut ini

menunjukkan lima gaya manajemen konflik berkaitan dengan adanya tekanan relatif di

antara keinginan untuk menuju ke arah cooperativeness atau assertiveness sesuai dengan

intensitasnya, mulai dari yang rendah sampai dengan yang tinggi

Bagan 2.1 Lima macam gaya manajemen konflik Keterangan:

1) Tindakan menghindark bersikap tidak kooperatif dan tidak asertif, menarik diri dari

situasi yang berkembang, dan atau bersikap netral dalam segala macam cuaca.

2) Kompetisi atau komando otoritatif. bersikap tidak kooperatif, tetapi asertif,

bekerja dengan cara menentang keinginan pihak lain, berjuang untuk mendominasi

dalam situasi menang ataukalah , dan atau memaksakan segala sesuatu agar sesuai

dengan kesimpulan tertentu, dengan menggunakan kekuasaan yang ada.

3) Akomodasi atau meratakan: bersikap kooperatif, tetapi tidak asertif,

membiarkan keinginan pihak lain menonjol, meratakan perbedaan-perbedaan guna

mempertahankan harmoni yang diusahakan secara buatan.

4) Kompromis: bersikap cukup kooperatif dan juga asertif dalam intensitas yang

cukup.

Bekerja menuju ke arah pemuasan pihak-pihak yang berkepentingan, mengupayakan

tawar-

menawar untuk mencapai pemecahan yang dapat diterima kedua belah pihak meskipun

Page 17: Konflik

17

tidak sampai ti.igkat optimal, tak seorang pun merasa menang, dan tak seorang pun merasa

bahwa yang bersangkutan menang atau kalah secara mutlak.

5) Kolaborasi (kerja sama) atau pemecahan masalah. bersikap kooperatif maupun

asertif,

berusaha untuk mencapai kepuasan bagi pihak- pihak yang berkepentingan dengan jalan

bekerja melalui perbedaan-perbedaan yang ada, mencari, dan memecahkan masalah hingga

setiap individu/kelompok mencapai keuntungan masing-masing sesuai dengan

harapannya.

c. Hasil Manajemen Konflik

Dari gaya manajemen konflik tersebut kemungkinan hasil yang didapat adalah sebagai

berikut:

1) Konflik Kalah-Kalah

Konflik kalah-kalah terjadi apabila tak seorang pun di antara pihak yang terlibat

mencapai tujuan yang sebenarnya, dan alasan-alasan/faktor-faktor penyebab konflik tidak

mengalami perubahan. Sekalipun hasil konflik kalah-kalah, seakan-akan memberi kesan

terselesaikan atau memberi kesan lenyap untuk sementara waktu, ia mempunyai tendensi

untuk muncul kembali pada masa mendatang. Hasil kalah kalah, biasanya akan terjadi

apabila konflik dikelola dengan sikap menghindari, akomodasi, meratakan, dan atau

melalui kompromis.

Sikap menghindari merupakan sebuah bentuk ekstrim tiadanya perhatian (non-attention).

Orang berpura-pura seakan-akan konflik tidak ada dan mereka hanya berharap bahwa

konflik tersebut akan terselesaikan dengan sendirinya. Akomodasi atau meratakan,

berusaha menekan perbedaan-perbedaan antara pihak yang berkonflik dan menekankan

pada persamaan-persamaan pada bidang-bidang kesepakatan. Koekstensi damai melalui

diakuinya kepentingan bersama merupakan tujuan yang ditekankan. Tindakan meratakan

(smoothing), mungkin sekali tidak menghiraukan dasar nyata dari konflik tertentu.

Sebagai contoh, di Indonesia, kata musyawarah untuk mufakat sering muncul dalam

berbagai situasi konflik.

Page 18: Konflik

18

Kompromis akan terjadi apabila dibuat akomodasi sedemikian rupa sehingga masing-

masing pihak yang berkonflik mengorbankan hal tertentu yang dianggap mereka sebagai

hal yang bernilai. Akibatnya adalah bahwa tidak ada satu pihak pun yang mencapai

keinginan mereka dengan sepenuhnya, dan diciptakan kondisi-kondisi anteseden untuk

konflik-konflik yang mungkin akan muncul pada masa yang akan datang.

2) Konflik Menang-Kalah

Pada konflik menang-kalah, salah satu pihak mencapai apa yang diinginkannya dengan

mengorbankan keinginan pihak lain. Hal tersebut mungkin disebabkan karena adanya

persaingan, di mana orang mencapai kemenangan melalui kekuatan, keterampilan yang

superior, atau karena unsur dominasi. la juga dapat merupakan hasil dari komando

otoritatif, ketika seorang otoriter mendikte sebuah pemecahan dan kemudian

dispesifikasikan apa yang akan dicapai dan apa yang akan dikorbankan dan oleh siapa.

Andaikata figur otoritas tersebut merupakan pihak aktif di dalam konflik yang

berlangsung, makakiranya mudah untuk meramalkan siapa yang akan menjadi pemenang

dan siapa yang akan kalah. Mengingat bahwa strategi-strategi menang-kalah juga tidak

memecahkan kausa pokok terjadi konflik, mzkz kiranya pada rr.asa mendatang kcnflik-

kcnfiik akan muncul lagi.

3) Konflik Menang-Menang

Konflik menang-menang, dilaksanakan dengan jalan menguntungkan semua pihak yang

terlibat dalam konflik yang terjadi. Hal tersebut secara tipikal dicapai apabila

dilakukan konfrontasi persoalan-persoalan yang ada dan digunakannya cara pemecahan

masalah untuk mengatasi perbedaan-perbedaan pendapat dan pandangan. Pendekatan

positif tersebut terhadap konflik berkaitan dengan perasaan pada pihak-pihak yang sedang

berkonflik bahwa ada sesuatu hal yang salah dan hal itu perlu mendapatkan perhatian.

Kondisi menang-menang meniadakan alasan-alasan untuk melanjutkan atau menimbulkan

kembali konflik yang ada karena tidak ada hal yang dihindari ataupun ditekankan. Semua

persoalan-persoalan yang relevan diperbincangkan dan dibahas secara terbuka. Batu uji akhir

untuk menilai sesuatu pemecahan menang-menang adalah apakah pihak yang turut

berpartisipasi di dalam konflik tersebut bersedia bercakap-cakap satu sama lain, sampai

Page 19: Konflik

19

pada makan bersama dalam satu meja. Orang Minangkabau menyatakannya dalam

ungkapan segala sesuatu menjadi beres di meja makan . Perhatikan pula contoh pernyataan

berikut.

a) Saya menginginkan sebuah pemecahan yang sekaligus mencapai tujuan-tujuan saudara dan tujuan-

tujuan saya sendiri, dan yang dapat diterima oleh kita bersama.

b) Adalah tanggung jawab bersama kita untuk bersikap terbuka dan jujur tentang fakta-fakta,

pendapat-pendapat, dan perasaan-perasaan.

Pemecahan masalah dan kerja sama (kolaborasi) dapat dikatakan sebagai pendekatan

yang paling berhasil dan paling baik dalam usaha manajemen konflik. Akan tetapi, bukan

berarti pemecahan yang lain tidak memiliki nilai yang potensial dalam pengelolaan suatu

konflik. Akan selalu ada konflik yang tidak dapat dikeloia dengan berkolaborasi. Untuk

hal-hal demikian kita pakai saja prinsip minus mallum (terbaik di antara yang kurang

baik). Dalam menangani konflik, terutama yang sifatnya destruktif, kita harus

menjunjung tinggi demokrasi, transparansi, dan toleransi dalam segala aspek kehidupan.

B. Kegiatan 2

Page 20: Konflik

20

TAWURAN ANTARPELAJAR MERUPAKAN KONFLIK ANTARKELOMPOK

YANG TELAH MENJURUS PADA TINDAK KEKERASAN. UPAYA APA YANG

SEBAIKNYA DILAKUKAN UNTUK MENGATASI KONFLIK

ANTARKELOMPOK TERSEBUT, SERTA PIHAK MANA SAJA YANG

RELEVAN UNTUK MENGATASINYA?

BUATLAH KELOMPOK YANG TERDIRI DARI 3-4 ORANG. UNTUK

MENJAWAB MASALAH DI ATAS. CIPTAKAN SUASANA DISKUSI YANG

MENARIK!

TUGAS MANDIRI

Demo Terhadap Peredaran Playboy IndonesiaDemo Terhadap Peredaran Playboy IndonesiaDemo Terhadap Peredaran Playboy IndonesiaDemo Terhadap Peredaran Playboy Indonesia

Ribut-ribut penerbitan majalah Playboy di Indonesia semakin menghangat. Beberapa waktu lalu, Tempo

interaktif memberitakan kalau Front Pembela Islam telah mengadukan sembilan orang yang terlibat dalam

produksi Playboy sekaligus mengadukan 26 perusahaan yang beriklan di majalah edisi perdana tersebut

dengan tuduhan menyebarkan pornografi sehingga melanggar KUHP dart Undang-Undang Pers 1990.

Pihak Playboy Indonesia sendiri yang diwakili Pemimpin Redaksinya Erwin Arnada meminta agar semua

pihak yang merasa keberatan dengan kehadiran majalah Playboy Indonesia, mengutarakannya dengan jalan

damai, seperti dikutip Kompas Cyber Media 12 April kemarin.

Kami menghormati hak-hak kelompok masyarakat untuk mengutarakan pendapatnya, narnun percaya bahwa

pengutaraan pendapat hams dilakukan secara damai dan tanpa mengorbankan tmk-hak pihak yang lain.

Kekecewaan masyarakat pun tidak hanya dituangkan melalui demonstrasi di kantor Playboy di Jakarta.

Komentar tak sedap juga dilontarkan kepada Menteri Komunikasi dan Informasi Indonesia, Sofyan Jalil.

Menkominfo dipandang tidak melakukan tindakan yang maksimal untuk mencegah peredaran majalah untuk

dewasa tersebut di Indonesia, seperti dikatakan oleh juru bicara Hizbut Thahrir Indonesia, Ismail

Yusanto, yang dikutip dari Media Indonesia Online.

Terus terang kami kecewa dengan sikap Menkominfo. Bila belum apa-apa sudah menyatakan tidak berwenang

apalagi kami-kami ini. Alasan yang diberikan sangat dangkal, terlebih bagi pemerintahan di negara dengan

jumlah penduduk Muslim terbesar.

Dirinya menekankan bahwa pemerintah bisa menggunakan pasal-pasal mengenai barang-barang yang dinilai

cabul, seperti yang tercantum dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP).

Memang betul ada perspektif legal formal untuk melarang penerbitan majalah semacam itu, namun juga

harus menjadi pertimbangan nilai-nilai edukasi, nilai-nilai masyarakat, dan juga agama.

Masih dari Media Indonesia Online, Ismail Yusanto yang berbicara atas nama Hizbut Thahrir Indonesia

melakukan demo kepada kantor majalah Playboy dan Popular di Jakarta Selatan. Kedua majalah itu dinilai

representasi dari nilai-nilai yang mereka tentang keras.Sementara ini kami pilih 2 majalah itu dulu. Kami

akan meminta mereka untuk dalam jangka waktu sepekan menarik semua majalah yang diterbitkan. Bila tidak

juga dilakukan, kami akan mengajukan tuntutan hukum dengan menggunakan pasal 281 dan 282

Page 21: Konflik

21

KUHP.Keluhan terhadap sikap menkominfo juga disuarakan oleh Ketua Umum Pengurus Pusat

Muhammadiyah, Din Syarr.suddin, yang disampaikannya pada acara dialog dengan Direktur Bank Dunia

Paul Wolfowitz hari selasa lalu.

Menkominfo kok menurut saya seperti tumpul hatinya. persoalan bangsa harus dilihat dengan hati nurani, tidak

bisa dengan legal formal saja. Menkominfo Sofyan Djalil sendiri mengatakan, pemerintah akan melaporkan

majalah Playboy edisi Indonesia ke kepolisian, jika isinya dinilai malanggar kesusilaan.

Pertanyaan: v

1. Setelah Anda membaca artikel tersebut di atas, apakah perbedaan pendapat di antara berbagai

kelompok sosial tersebut merupakan suatu konflik? Jelaskan pendapat Anda!

2. Menurut pendapat Anda, cara apa yang harus ditempuh apabila terjadi konflik budaya? Jelaskan!

3. Sebutkan contoh-contoh konflik yang pernah terjadi di lingkungan Anda!

kesimpulan

Apa yang dimaksud dengan konflik? Faktor-faktor apa yang menyebabkan

munculnya suatu konflik?

Konflik merupakan suatu pertentangan atau pertikaian sebagai gejala sosial yang sering

muncul dalam kehidupan masyarakat. Secara umum faktor-faktor yang menyebabkan

munculnya suatu konflik adalah adanya perbedaan antarindividu, adanya perbedaan latar

belakang kebudayaan, adanya perbedaan kepentingan, dan perubahan sosial.

Sebutkan klasifikasi bentuk-bentuk konflik yang terdapat dalam

masyarakat?

Secara garis besar konflik dalam masyarakat dapat diklasifikasikan ke dalam beberapa

bentuk konflik, di antaranya adalah konflik destruktif, konflik konstruktif, konflik

vertikal, konflik horizontal, konflik diagonal, konflik terbuka, konflik tertutup, konflik

sosial, konflik politik, konflik ekonomi, konflik budaya, konflik ideologi, konflik

interindividu, konflik antarindividu, dan konflik antarkelompok.

Apakah perbedaan konflik destruktif dengan konflik yang konstruktif?

Konflik destruktif merupakan konflik yang sifatnya merugikan individu maupun

kelompok yang terlibat di dalamnya. Konflik ini ditandai oleh perasaan

cemas/tegang/stres, persaingan yang tidak sehat, ledakan konflik yang hebat sampai

muncul tindakan ancaman/kekerasan, dan sebagainya. Adapun konflik yang konstruktif

merupakan konflik yang sifatnya membangun, yang memberikan keuntungan bagi

Page 22: Konflik

22

individu dan kelompok yang terlibat di dalamnya. Konflik konstruktif dapat

meningkatkan kreativitas individu dan kelompok, ikatan yang semakin kuat di antara

anggota kelompok, dan sebagainya.

Apakah perbedaan antara konflik dengan kekerasan?

konflik berbeda dengan kekerasan, konflik berarti adanya pertentangan atau perbedaan

pendapat antarindividu dengan individu lain atau pertentangan antarindividu dengan

kelompok atau kelompok dengan kelompok, sedangkan kekerasan merupakan

perbuatan seseorang atau kelompok yang menyebabkan cedera atau hilangnya nyawa

seseorang atau kelompok orang ataupun menyebabkan kerusakan harta benda orang lain.

Konflik dapat berubah menjadi kekerasan apabila upaya-upaya pengendalian konflik

tidak dilaksanakan tepat sasaran.

Mengapa konflik akan selalu muncul dalam kehidupan manusia?

Konflik selalu muncul sehubungan interaksi sosial di antara umat manusia. Dalam

kehidupan manusia terdapat sejumlah perbedaan-perbedaan, seperti perbedaan pendapat;

kepentingan-kepentingan (sosial, ekonomi, dan politik); perbedaan latar belakang individu

(kebudayaan, adat-isitiadat, agama, dan bahasa); serta perubahan-perubahan sosial yang

terjadi di masyarakat yang dapat merubah sistem atau nilai yang berlaku

Apa yang harus dilakukan agar konflik tidak berlanjut menjadi tindak

kekerasan?

Untuk menekan agar konflik tidak menjadi kekerasan, maka dibutuhkan cara

pengendaiian konflik yang tepat, di antaranya adalah dengan cara konsiliasi, arbitrasi,

mediasi, dan lajudication. Di samping cara-cara tersebut di atas ada lima macam gaya

pendekatan seseorang atau keiompck dalarri menghadapi situasi konflik, yaitu sebagai

berikut.

a. Tindakan menghindar.

b. Kompetisi atau komando otoritatif.

c. Akomodasi.

d. Kompromi.

e. Kolaboasi (kerja sama).

Page 23: Konflik

23

PAKET ISTILAH A k o m o d a s i : penyesuaian sosial dalam interaksi antara pribadi dan kelompok

manusia untuk mere-dakan pertentangan.

A m b i g u i t a s : kemungkinan yang mempunyai dua penger-tian; ketidaktentuan atau

ketidakjelasan.

Apatis: acuh tak acuh; tidak peduli; masa bodoh.

Arbitrasi: usaha perantara dalam meleraikan sengketa.

Destruktif: bersifat merusak; memusnahkan; atau menghancurkan.

Endemik: penyakit yang berjangkit disuatu daerah tertentu; secara tetap terdapat di iempat-

tempat atau dikalangan orang-orang tertentu atau pada golongan suatu masyarakat.

Gencatan senjata: penghentian tembak-menembak (tentang perang).

Kompromi: persetujuan dengan jalan damai atau saling mengurangi tuntutan

Konflik sosial: pertentangan antaranggota masyarakat yang bersifat menyeluruh dalam kehidupan;

persfektif/sudut pandang tertentu di mana konflik dianggap seialu ada dan mewarnai segala aspek

interaksi manusia dan struktur sosial; pertikaian terbuka seperti perang, revolusi, pemogokan,

dan gerakan perlawanan.

Konsiliasi: usaha mempertemukan keinginan pihak yang berselisih untuk mencapai

persetujuan dan menyelesaikan perselisihan tersebut.

Konstruktif: bersifat membina; memperbaiki; membangun.

Majemuk: terdiri atas beberapa bagian yang merupakan satu kesatuan. ,.,,

Persepsi: tanggapan langsung dari sesuatu; serapan; proses seseorang mengetahui beberapa

hal melalui panca inderanya.

Polietnis: terdiri dari banyak etnis. ,

Represif: bersifat menekan; mengekang; menahan; atau menindas.

Solidaritas: solider; sifat satu rasa (senasib); perasaan setia kawan.

Toleransi: sikap atau sifat menenggang (menghargai, membiarkan, membolehkan)

pendirian (pendapat, pandangan, kepercayaan, kebiasaan, kelakuan) yang berbeda atau

bertentangan dengan pendirian sendiri.

Page 24: Konflik

24

INTEGRASI SOSIAL

Istilah integrasi berasal dari bahas Inggris, integration yang berarti keseluruhan atau

kesempurnaan social. Maka Integrasi social adalah proses penyesuaian di antara unsure-

unsur yang saling berbeda dalam kehidupan social sehingga menghasilkan suatu pola

kehidupan yang serasi fungsinya bagi masyarakat yang bersangkutan. Unsure-unsur yang

berbeda tersebut dapat meliputi perbedaan kedudukan social, ras, etnik, agama, bahasa,

kebiasaan, system nilai dan norma.

Menurut Maurice Duverger, integrasi dibangunnya interdependensi yang lebih rapat

antara bagian-bagian dari organisme hidup atau antara anggota-anggota di dalam

masyarakat. Sedangkan menurut Paul B Horton, integrasi adalah suatu proses

pengembangan masyarakat di mana segenap kelompok ras dan etnik mampu berperan

serta secara bersama-sama dalamkehidupan berbudaya dan politik. Integrasi social akan

terbentuk di dalam masyarakat apabila sebagian besar anggota masyarakat tersebut

memiliki kesepakatan tentang batas-batas territorial dari suatu wilayah atau Negara

tempat mereka tinggal.

Menurut Abu Ahmadi melihat bahwa integrasi masyarakat terdapat kerjasama dari

seluruh anggota masyarakat mulai dari tingkatan individu, keluarga, lembaga dan

masyarakat sehingga menghasilkan persenyawaan berupa consensus nilai yang sama-

sama dijunjung tinggi. Namun demikian, menurut Abdul Syani, integrasi social tidak

cukup diukur dari criteria berkumpul atau bersatunya anggota masyarakat dalam arti

fisik. Ia juga sekaligus merupakan pengembangan sikap solidaritas dan perasaan

manusiawi. Pengembangan sikap dan perasaan manusia ini merupakan dasar dari

keselarasan suatu kelompok atau masyarakat.

Menurut William F Ogburn dan Mayer Nimkoff, syarat berhasilnya integrasi social

adalah:

a. Anggota-anggota masyarakat merasa bahwa mereka berhasil saling

mengisi kebutuhan-kebutuhan satu dengan yang lainnya.

b. Masyarakat berhasil menciptakan kesepakatan besama mengenai norma-

norma dannilai-nilai yang dijadikan pedoman dalam berinteraksi satu

dengan yang lainnya

c. Norma-norma dan nilai social itu berlaku cukup lama dan dijalankan

secara konsisten serta tidak mudah mengalami perubahan.

Suatu integrasi social dapat berlangsung cepat atau lambat tergantung pada factor-faktor

berikut:

Homogentas kelompok

Besar kecilnya kelompok

Mobilitas geografis

Efektifitas komunikasi yang baik dalam masyarakat juga akan mempercepat

integrasi social

Page 25: Konflik

25

FAKTOR-FAKTOR PENDORONG INTEGRASI SOSIAL

� Pengorbanan

� Toleransi terhadap kelompok-kelompok manusia dengan kebudayaan yang

berbeda.

� Kesempatan yang seimbang dalam ekonomi bagi pelbagai golongan masyarakat

dengan latar belakang kebudayaan yang berbeda

� Sikap saling mengahrgai orang lain dengan kebudayaanya

� Mengidentifikasi akar persamaan di antara kultur-kultur etnis yang ada

� Kemampuan segenap keompok yang ada untuk berperan secara bersama-sama

dalam kehidupan budaya dan ekonomi

� Mengakomodasi timbulnya “kebangkitan etnis”

� Upaya yang kuat dalam melawan prasangka dan diskriminasi

� Menghilangkan pengkotak-kotakan kebudayaan

� Perkawinan campuran

� Adanya musuh bersama di luar