191
KOMUNIKASI TOTAL ORANG TUA DAN ANAK TUNARUNGU DALAM PENYAMPAIAN NILAI-NILAI ISLAM Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi untuk memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos) Oleh: Arina Manistaufia NIM: 11160510000004 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1442 H/ 2020 M

KOMUNIKASI TOTAL ORANG TUA DAN ANAK TUNARUNGU …

  • Upload
    others

  • View
    18

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: KOMUNIKASI TOTAL ORANG TUA DAN ANAK TUNARUNGU …

KOMUNIKASI TOTAL ORANG TUA

DAN ANAK TUNARUNGU

DALAM PENYAMPAIAN NILAI-NILAI ISLAM

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi untuk

memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Oleh:

Arina Manistaufia

NIM: 11160510000004

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1442 H/ 2020 M

Page 2: KOMUNIKASI TOTAL ORANG TUA DAN ANAK TUNARUNGU …

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Yang bertandatangan dibawah ini:

Nama: Arina Manistaufia

NIM: 11160510000004

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul

KOMUNIKASI TOTAL ORANG TUA DAN ANAK

TUNARUNGU DALAM PENYAMPAIAN NILAI-NILAI

ISLAM adalah benar merupakan karya saya sendiri dan tidak

melakukan tindakan plagiat dalam penyusunannya. Adapun

kutipan yang ada dalam penyusunan karya telah saya cantumkan

sumber kutipan dalam skripsi, saya bersedia melakukan proses

yang semestinya dalam perundangan jika ternyata skripsi ini

sebagian atau keseluruhan merupakan plagiat dari karya orang

lain.

Demikian pernyataan ini dibuat untuk dipergunakan seperlunya.

Jakarta, 9 Oktober 2020

Arina Manistaufia

NIM 11160510000004

Page 3: KOMUNIKASI TOTAL ORANG TUA DAN ANAK TUNARUNGU …

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

Komunikasi Total Orang Tua dan Anak Tunarungu dalam

Penyampaian Nilai-Nilai Islam

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial

(S.Sos)

Oleh:

Arina Manistaufia

NIM: 11160510000004

Pembimbing

Thalitha Sacharissa Rosyidiani, M.I.Kom

NIP. 199102172018012004

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1442 H/ 2020 M

Page 4: KOMUNIKASI TOTAL ORANG TUA DAN ANAK TUNARUNGU …

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi berjudul: “Komunikasi Total Orang Tua dan Anak

Tunarungu dalam Penyampaian Nilai-Nilai Islam” telah diujikan

dalam sidang munaqasah Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 13

Oktober 2020. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat

memperoleh gelar sarjana sosial (S.Sos).

Jakarta, 13 Oktober 2020

Tim Ujian Munaqasah Tanggal Tanda Tangan

Ketua

Dr. Armawati Arbi. M, Si 13 Oktober 2020

NIP: 196502071991032002

Sekretaris

Dr. H. Edi Amin, S.Ag., M.A 13 Oktober 2020

NIP: 197609082009011010

Penguji 1

Dra. Rochimah Imawati M.Psi 13 Oktober 2020

NIP: 196612032014112001

Penguji 2

Ade Masturi, M.A 13 Oktober 2020

NIP: 19750606007101001

Mengetahui:

Dekan

Dr. Suparto, M.Ed, Ph.D

NIP: 19710330199803100

Page 5: KOMUNIKASI TOTAL ORANG TUA DAN ANAK TUNARUNGU …

i

ABSTRAK

Arina Manistaufia 11160510000004

Komunikasi Total Orang Tua dan Anak Tunarungu dalam

Penyampaian Nilai-Nilai Islam

Setiap mansuia tidak dapat dipisahkan dengan komunikasi

setiap harinya. Secara umum, manusia dapat berkomunikasi

dengan cara verbal dan non verbal. Namun, tidak semua manusia

mengandalkan komunikasinya secara verbal untuk

menyampaikan pesan. Anak tunarungu, mereka membutuhkan

kombinasi atau percampuran antara komunikasi verbal dan

nonverbal dengan proporsi sama penting. Meskipun memiliki

keterbatasan dalam pendengaran, tidak menggugurkan

kewajibannya sebagai umat muslim untuk tetap beribadah. Para

pendidik terutama orang tua tetap berkewajiban untuk

memperkenalkan nilai-nilai Islam pada anak.

Maka maka peneliti tertarik untuk menggali bagaimana

model komunikasi dilakukan orang tua terhadap anak tunarungu

dalam menyampaikan nilai-nilai Islam, apa saja hambatan yang

dialami orang tua dalam menyampaikan nilai-nilai Islam kepada

anak tunarungu serta bagaimana model komunikasi yang

dilakukan orang tua dalam menyampaikan nilai-nilai Islam pada

anak tunarungu.

Teori yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada

teori komunikasi total. Sistem komunikasi yang berusaha

menggabungkan berbagai bentuk komunikasi untuk dapat

mengembangkan konsep dan bahasa pada anak tunarungu dengan

cara berkomunikasi menggunakan modalitas secara keseluruhan

Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa komunikasi yang terjalin

oleh orang tua dengan anak tunarungu menggunakan metode

komunikasi total membuahkan hasil yang baik.

Kata kunci: Komunikasi total, penyampaian nilai-nilai ibadah,

akidah dan akhlak.

Page 6: KOMUNIKASI TOTAL ORANG TUA DAN ANAK TUNARUNGU …

ii

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Alhamdulillah wa Syukurillah. Puji syukur kehadirat

Allah SWT atas segala nikmat, kasih sayang serta karunia-Nya,

sehinga penyusunan skripsi yang berjudul “Komunikasi Total

Orang Tua dan Anak Tunarungu dalam Penyampaian Nilai-

Nilai Islam” dapat terselesaikan dengan baik. Shalawat serta

salam semoga selalu dilimpahkan kepada Nabi Muhammad Saw,

semoga kita termasuk umatnya yang mendapatkan syafa’atnya.

Dalam proses penulisan skripsi ini tentu tidak luput dari

berbagai macam kesulitan. Penulis menyadari bahwa dalam

menyelesaikan tugas akhir ini masih jauh dari kata sempurna.

Namum berkat bantuan, bimbingan dan dukungan dari berbagai

pihakUntuk itu, penulis ingin menyampaikan rasa terimakasih

kepada:

1. Prof. Dr. Hj. Amany Burhanuddin Umar Lubis, M.A.,

selaku rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

Hidayatullah Jakarta.

2. Suparto, M.Ed., Ph.D., selaku Dekan Fakultas Ilmu

Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Dr. Siti Napsiyah, S.Ag,

MSW, Wakil Dekan I Bidang Akademik, Dr. Sihabudin

Noor, MA, Wakil Dekan II Bidang Administrasi Umum,

Page 7: KOMUNIKASI TOTAL ORANG TUA DAN ANAK TUNARUNGU …

iii

Drs. Cecep Castrawijaya, MA, Wakil Dekan III Bidang

Kemahasiswaan dan Kerjasama.

3. Dr. Armawati Arbi, M.Si, dan Dr. H. Edi Amin, MA,

sebagai Ketua dan Sekretaris Jurusan Komunikasi dan

Penyiaran Islam Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta.

4. Thalitha Sacharissa Rosyiidiani, M.I.Kom. selaku dosen

pembimbing skripsi yang telah membimbing dan

memotivasi saya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

Terimakasih atas waktu, ilmu, nasehat serta dukungan

hingga skripsi ini selesai.

5. Kalsum Minangsih, M.A., sebagai Dosen Penasihat

Akademik yang telah membantu penulis dalam proses

akademik KPI A 2016 selama masa perkuliahan.

6. Seluruh dosen dan karyawan Fakultas Ilmu Dakwah dan

Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang

telah membantu peneliti dalam menyelesaikan skripsi.

7. Staff Tata Usaha dan Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah

dan Ilmu Komunikasi yang telah memberikan pelayanan

terakit administrasi dan mendukung Penulis

menyelesaikan studi.

8. Kak Isro yang merupakan perantara yang menjembatani

penulis untuk dapat mewawancarai para narasumber.

Serta para narasumber yang berbaik hati membantu

Page 8: KOMUNIKASI TOTAL ORANG TUA DAN ANAK TUNARUNGU …

iv

menyempurnakan skripsi ini, Ibu Erni, Ibu Eti, Ibu Nisa,

Ibu Ani, dan Ibu Yeyen serta anak-anaknya yang sudah

bersedia berkenalan dengan penulis Nada, Reza, Nayla,

Dillah dan Jaya.

9. Teruntuk orang tua tersayang Bapak Sugiarto dan Ibu Ilya

yang selalu mendoakan dan mendukung seluruh kegiatan

saya selama duduk dibangku perkuliahan, terimakasih

banyak. Serta Adikku tersayang, Atina Zuhda yang telah

menjadi penyemangat bagi penulis.

10. Maulana Zuhrul Anam, yang selalu mendoakan serta

mendukung penulis hingga penelitian ini dapat

terselesaikan dengan baik, terimakasih banyak ya.

11. Teman-teman seperjuangan “Muhun Guys” yang selalu

mewarnai masa perkuliahan penulis Hadijah Titesi, Nanda

Astriyadi, Riska Farisa, Shifa Fauziah, Nina Indri, Regita

Cahyadini, Nurul Ramadhani, dan Muthi’ah Fiddin

12. Teman-teman seperjuangan di HMJ KPI 2017-2018 yang

turut mewarnai hari-hari penulis saat kuliah. Sukses selalu

ya teman-teman!

13. Teman-teman KPI A 2016 yang merupakan teman

pertama penulis ketika masuk dunia perkuliahan.

Terimakasih sudah menjadi teman-teman yang begitu

menyenangkan.

Page 9: KOMUNIKASI TOTAL ORANG TUA DAN ANAK TUNARUNGU …

v

14. Teman-teman KKN AKASIA 156 yang turut mewarnai

dunia perkuliahan penulis di masa Kuliah Kerja Nyata

tahun 2019

15. Teman-teman Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta khususnya angkatan 2016

16. Para pembaca dan seluruh pihak yang terlibat terimakasih

telah mengapreasiasi karya penulis semoga dapat

bermanfaat.

Demikian ucapan terima kasih bisa Penulis

sampaikan. Semoga Allah SWT membalas kebaikan. Penulis

menyadari dalam Penelitian ini terdapat banyak kekurangan,

diharapkan kritik dan saran membangun agar menjadi

masukan bagi Peneliti lebih baik kedepan. Meskipun dalam

Penelitian ini masih banyak kekurangan, Penulis berharap

karya ini berguna dan bermanfaat.

Jakarta, 9 Oktober 2020

Arina Manistaufia

NIM 11160510000004

Page 10: KOMUNIKASI TOTAL ORANG TUA DAN ANAK TUNARUNGU …

vi

DAFTAR ISI

COVER

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN DATA

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI

ABSTRAK ........................................................................ i

KATA PENGANTAR ...................................................... iii

DAFTAR ISI .................................................................... vii

DAFTAR GAMBAR ........................................................ ix

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ....................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ............................................... 5

C. Pembatasan dan Perumusan Masalah ...................... 6

D. Tinjauan dan Manfaat Penelitian ............................ 6

E. Tinjauan Pustaka .................................................... 8

F. Metode penelitian ................................................... 10

BAB II LANDASAN TEORI

A. Komunikasi ............................................................ 18

B. Komunikasi Total ................................................... 22

C. Komunikasi Orang Tua dan Anak........................... 34

D. Tunarungu .............................................................. 37

Page 11: KOMUNIKASI TOTAL ORANG TUA DAN ANAK TUNARUNGU …

vii

E. Nilai-Nilai Islam..................................................... 42

F. Kerangka Pemikiran .............................................. 48

BAB III GAMBARAN UMUM

A. Profil Informan ....................................................... 49

B. Potret Kehidupan Orang Tua dan Anak Tunarungu. 56

BAB IV DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

A. Proses Penyampaian Orang Tua Mengenai Nilai-Nilai

Islam kepada Anak Tunarungu ............................... 61

B. Hambatan dalam Penyampaian Nilai-Nilai Islam

dari Orang Tua terhadap Anak Tunarungu ............. 70

C. Model Komunikasi Total yang Dilakukan Orang Tua

daam Penyampaian Nilai-Nilai Islam...................... 78

BAB V PEMBAHASAN

A. Proses Penyampaian Orang Tua Mengenai Nilai-Nilai

Islam kepada Anak Tunarungu ............................... 83

B. Hambatan dalam Penyampaian Nilai-Nilai Islam

dari Orang Tua terhadap Anak Tunarungu .............. 106

C. Model Komunikasi Total yang Dilakukan

Orang Tua dalam Penyampaian Nilai-Nilai Islam ... 117

BAB VI PENUTUP

A. Simpulan ................................................................ 128

B. Saran ...................................................................... 130

DAFTAR PUSTAKA ....................................................... 132

LAMPIRAN

Page 12: KOMUNIKASI TOTAL ORANG TUA DAN ANAK TUNARUNGU …

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1: Abjad dalam SIBI (Sumber: Yayasan

Peduli ABK) .................................................. 62

Gambar 4.2: Abjad dalam BISINDO (Sumber: Yayasan

Peduli ABK) .................................................. 63

Gambar 5.1: Penjelasan via online dari narasumber............ 90

Gambar 5.2: Grafik Proses Penyampaian Pesan ................. 127

Page 13: KOMUNIKASI TOTAL ORANG TUA DAN ANAK TUNARUNGU …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kehidupan manusia di dunia tidak dapat dilepaskan dari

aktivitas komunikasi karena komunikasi merupakan bagian

penting dari sistem dan tatanan kehidupan sosial manusia dan

atau masyarakat. Terlebih lagi manusia merupakan makhluk

sosial yang tentunya pada setiap aktivitasnya membutuhkan

orang lain. Aktivitas komunikasi dapat terlihat pada setiap

aspek kehidupan sehari-hari manusia, yaitu sejak membuka

mata di pagi hari hingga memejamkan mata pada malam hari.

Sepanjang hari apa yang manusia lakukan dalam melakukan

aktivitas komunikasi, kita dapat menghitung bahwa dari waktu

ke waktu selalu terlibat dalam aktivitas komuikasi yang

sifatnya adalah sebuah rutinitas.

Miller mengatakan bahwa komunikasi adalah situasi-

situasi memungkinkan suatu sumber mentransmisikan suatu

pesan kepada seseorang penerima dengan disadari untuk

mempengaruhi perilaku penerima.1 Sedangkan Soewarno

Handaya Ningrat mengatakan bahwa komunikasi adalah

proses interaksi atau hubungan saling pengertian satu sama

lain antara sesame manusia. Proses interaksi atau hubungan

1 Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar (Bandung:

Remaja Rosdakarya 2005), h. 68

Page 14: KOMUNIKASI TOTAL ORANG TUA DAN ANAK TUNARUNGU …

2

satu sama lain yang dikehendaki oleh seorang dengan maksud

agar dapat diterima dan dimengerti antara sesamanya.2

Setiap mansuia tidak dapat dipisahkan dengan

komunikasi setiap harinya. Manusia dan masyarakat adalah

dua hal yang juga tidak dapat terpisahkan oleh komunikasi.

Secara umum, manusia mengandaalkan dua jenis komunikasi

seperti komunikasi verbal dan non verbal. Komunikasi verbal

lebih dominan digunakan karena dapat menyampaikan makna

secara jelas dan mudah dimengerti. Namun, tidak semua

manusia mengandalkan komunikasinya secara verbal untuk

menyampaikan pesan. Seperti anak-anak berkebutuhan

khusus tunarungu, mereka membutuhkan kombinasi atau

percampuran antara komunikasi verbal dan nonverbal dengan

proporsi sama penting.

Komunikasi non verbal dimanfaatkan untuk membantu

mereka memvisualisasikan pesan yang tidak dapat mereka

dengar dengan baik. Oleh karena itu, para pendidik anak

tunarungu harus menguasai simbol-simbol bahasa yang bisa

mereka pahami yang disampaikan melalui model komunikasi

total yang mana komunikasi total ini mencakup keseluruhan

cara berbahasa yang lengkap yakni dengan gesture tubuh,

Bahasa isyarat, membaca menulis dan ketrampilan berbicara

tetap digunakan. Komunikasi total dilakukan secara fleksibel

2 Soewarno Handaya Ningrat, Pengantar Ilmu Studi dan Manajemen

(Jakarta: CV. Haji Massagung 1980) h.94

Page 15: KOMUNIKASI TOTAL ORANG TUA DAN ANAK TUNARUNGU …

3

untuk melakukan komunikasi yang disesuaikan juga dengan

kekampuan yang dimiliki oleh anak tunarungu. 3

Disisi lain, meskipun anak tunarungu memiliki

keterbatasan dalam menerima pesan secara formal, bukan

berarti kondisi tersebut menggugurkan kewajiban para

pendidik mereka khususnya orang tua mereka dalam

memperkenalkan nilai-nilai keislaman. Apaalagi jika sang

anak sudah menginjak usia tujuh tahun yang sebagaimana

dijelaskan dalam hadits berikut:

Artinya

Dari Abu Syariyah (Saburah) bin Muabad Al-Juhainy RA

berkata: Rasulullah SAW bersabda “Ajarkan Shalat pada

anak jika berusia tujuh tahun dan pukullah jika

meninggalkan shalat bila berusia sepuluh tahun” (H.R

Abud Daud dan Tirmidzi) , (Tengku Muhammad Hasbi

Ash Shiddiqi 1987:37)

Pada hadits di atas dapat dipahamu bahwa salat harus

diajarkan kepada anak di usianya tujuh tahun oleh orang tua

3 Lani Bunawan, Komunikasi Total. (Jakarta: Dikti 1997) h.37-38

Page 16: KOMUNIKASI TOTAL ORANG TUA DAN ANAK TUNARUNGU …

4

dan orang tua dapat memberikan hukuman pada sang anak

jikalau anak meninggalkan salat ketika usianya sepuluh tahun.

Di dalam kehidupan ini tentu saja perlu adanya pengenalan

keagamaan sejak usia dini. Penanaman nilai-nilai keislaman

sangat penting sejak masa kanak-kanak agar terciptanya

manusia yang berakhlak. Nilai-nilai yang perlu diberikan

kepada anak melalui pengenalan-pengenalan terlebih dahulu

mengenai ciptaan Allah tentang alam dan sesisinya. Kemudian

dikenalkan dengan ibadah terutama berwudhu, salat serta

membaca doa sehari-hari. Hal-hal tersebut ditanamkan

bertujuan untuk melatih pembentukan iman dan takwa.4

Termasuk bagi kaum penyandang disabilitas tunarungu

pun diharuskan menerapkan nilai nilai agama sejak dini

dengan bantuan orang terdekatnya khususnya orang tuanya

yang muslim. Nilai-nilai keimanan yang dikenalkan atau

diajarkan oleh orang tua terhadap anak berkebutuhan khusus

harus sesuai juga dengan kemampuan anaknya. Mulai dari

mengetahui nama Tuhan dan Rasul-Nya, mengetahui siapa

pencipta alam raya ini, dan mengetahui ke-Maha Agungan

Allah SWT, merupakan hal kecil yang wajib mereka ketahui

sejak dini. Pengenalan mengenai nilai-nilai Islam tersebut pun

dapat membuat anak menjadi lebih sopan karena diterapkan

4Andari Nurochmah Wisdaningrum, Peranan Orang Tua Terhadap

Motivasi Tentang Pengalaman Agama, (Yogyakarta, Fakultas Dakwah UIN Suka, 2004)h. 2

Page 17: KOMUNIKASI TOTAL ORANG TUA DAN ANAK TUNARUNGU …

5

nilai sopan santun oleh orang tua dan kebaikan lainnya.5

Karena bagaimana pun lingkungan keluarga adalah tempat

pertama yang akan didapatkan sang anak dari sejak ia lahir ke

dunia ini. Dan bimbingan orangtua pun sangat amat di

butuhkan dalam membentuk karakter serta ajaran- ajaran

mengenai keislaman anak khususnya penyandang disabilitas.

Dan tentunya banyak cara untuk mengajarkan nilai-nilai islam

dalam penyandang disabilitas tunarungu.

Dari pemaparan latar belakang di atas, maka penulis

tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Komunikasi

Total Orang Tua dan Anak Tunarungu dalam Penyampaian

Nilai-Nilai Islam”

B. Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah yang penulis ambil dari

permasalahan di atas adalah

1. Proses komunikasi total yang dilakukan orang tua

terhadap anak tunarungu dalam menyampaikan nilai-nilai

Islam

2. Bagaimana komunikasi total yang dilakukan orang tua

menyampaikan nilai-nilai Islam pada anak tunarungu

ditengah keterbatasan anak tunarungu dalam menerima

informasi secara normal dari komunikator

5 Hasil wawancara pribadi oleh Ibu Nisa (orang tua dari anak tuna

rungu, Dillah) pada 15 Juni 2020 pukul 17.00

Page 18: KOMUNIKASI TOTAL ORANG TUA DAN ANAK TUNARUNGU …

6

C. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Batasan Masalah

Berdasarkan uraian dari latar belakang diatas, maka

penulis lebih fokus terhadap komunikasi komunikasi total

yang dilakukan orang tua terhadap anak tunarungu dalam

penyampaian nilai-nilai Islam yang meliputi nilai akhlak,

akidah dan ibadah.

2. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dari latar belakang di atas, maka

permasalahan yang akan menjadi fokus penelitian penulis

adalah:

1. Bagaimana proses penyampaian pesan menggunakan

komunikasi total dilakukan orang tua terhadap anak

tunarungu dalam menyampaikan nilai-nilai Islam?

2. Apa saja hambatan yang dialami orang tua dalam

menyampaikan nilai-nilai Islam kepada anak tunarungu?

3. Bagaimana model komunikasi total yang dilakukan orang

tua dalam menyampaikan nilai-nilai Islam kepada anak

tunarungu?

D. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah diatas,

berikut adalah tujuan yang ingin penulis capai dalam

penelitian ini:

Page 19: KOMUNIKASI TOTAL ORANG TUA DAN ANAK TUNARUNGU …

7

1. Untuk mengetahui proses komunikasi total yang

dilakukan orang tua terhadap anak tunarungu dalam

menyampaikan nilai-nilai Islam

2. Untuk mengetahui apa saja hambatan yang dialami orang

tua dalam proses penyampaian nilai-nilai Islam

3. Untuk mengetahui model komunikasi seperti apa yang

dilakukan orang tua dalam proses penyampaian nilai-nilai

Islam

Manfaat penelitian ini adalah:

1. Manfaat Teoritis

Manfaat Teoritis yang diharapkan adalah bahwa

hasil penelitian dapat menambah wawasan peneliti di

bidang ilmu komunikasi, khususnya komunikasi antar

pribadi atau biasa disebut komunikasi interpersonal. Juga

menambah pengetahuan bagaimana orangtua menerapkan

nilai-nilai Islam terhadap anak tunarungu.

2. Manfaat Praktis

Manfaat praktis yang diharapkan adalah bahwa

seluruh tahapan penelitian serta hasil penelitian yang

diperoleh dapat memperluas wawasan dan juga untuk

memperoleh pengetahuan mengenai praktisi anak dan

orangtua yang memiliki anak tunarungu. Penulis pun

mengharapkan bagi orang tua yang membaca penelitian

ini mendapatkan gambaran bagaimana cara

Page 20: KOMUNIKASI TOTAL ORANG TUA DAN ANAK TUNARUNGU …

8

mengomunikasikan nilai-nilai islam kepada anak

tunarungu.

E. Tinjauan Pustaka

Dalam menyusun penelitian ini, penulis melakukan

pengkajian terhadap penelitian-penelitian terdahulu yang

memiliki kedekatan judul dengan skripsi yang akan penulis

teliti. Hal ini dilakukan guna mengetahui penelitian penulis

berbeda dari penelitian-penelitian sebelumnya. Berikut

beberapa penelitian yang memiliki kedekatan judul terhadap

peneliti yang ditulis oleh penulis, antara lain:

1. Firqoh Fasya Ohoirenan dalam skripsinya pada tahun

2017 di Universitas Islam Negri Sunan Kalijaga

Yogyakarta yang berjudul Komunikasi Interpersonal

Dalam Mahasiswa Difabel Studi Deskriptif Kualitatif

Pada Mahasiswa Tuli di Deaf Art Community

Yogyakarta. Penelitian ini menyatakan bahwa mahasiswa

tuli saat di lingkungan kampus berkomunikasi dengan

teman-temannya atau dosen dengan menggunakan Bahasa

isyarat karena Bahasa isyarat merupakan Bahasa mereka,

identitas diri mereka. Mereka menggunakan komunikasi

interpersonalnya untuk mengatasi permasalahan terkait

dalam perkuliahan ataupun berkomunikasi dengan teman-

teman kampus dan teman- teman di komunitas DAC.

Mahasiswa tuli mereka memprioritaskan Kuliahnya

karena dengan kuliah bisa memberikan kesempatan bagi

Page 21: KOMUNIKASI TOTAL ORANG TUA DAN ANAK TUNARUNGU …

9

mahasiswa tuli untuk mengembangkan kemampuan yang

ada dalam dirinya, dan dengan kuliah bisa mendapatkan

banyak manfaat. Skripsi Firqoh Fasya ini berbeda dengan

penelitian yang dilakukan oleh penulis, karena penelitian

penulis adalah mengenai bagaimana cara orang tua

dengan anaknya yang tuli dalam menyampaikan nilai-nilai

Islam sejak dini.

2. Syamsul Bahari Alhafid dalam skripsinya pada tahun

2018 di Universitas Islam Negri Alauddin Makassar yang

berjudul Pola Komunikasi Antarpribadi Guru dan

Siswa Bekebutuhan Khusus Dalam Menumbuhkan

Kemandirian Studi Di SLB Tunas Harapan

Balaikembang Luwu Timur. Penelitian ini menyatakan

bahwa dalam menumbuhkan kemandirian siswa-siswa

berkebutuhan khusus tidak jarang para guru mendapatkan

hambatan, untuk itu dalam mengatasi hambatan yang

terjadi para guru menerapkan sistem reward dan

konsekuensi sebagai bentuk motivasi. Selain itu pihak

sekolah dalam menumbuhkan kemandirian juga

menerapkan cara-cara seperti, melakukan percakapan

antara guru dan siswa, Tanya jawab, kegiatan membaca,

serta membangun sikap percaya diri dengan kegiatan

ekstrakulikuler. Berbeda dengan penelitian yang

dilakukan oleh peneliti bahwasannya peneliti melakuakan

penelitian dengan orang tua yang memiliki anak

Page 22: KOMUNIKASI TOTAL ORANG TUA DAN ANAK TUNARUNGU …

10

tunarungu, bagaimana komunikasi antarpribadi orang tua

tersebut dengan anaknya yang berkebutuhan khusus

(tunarungu) dalam menyampaikan nilai-nilai Islam.

3. Lesti Gustianti dalam skripsinya pada tahun 2017 di

Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung yang

berjudul Komunikasi Interpersonal Orang Tua dan

Anak dalam Menanamkan Nilai Ibadah Shalat di

Kelurahan Labuhan Ratu Raya Kecamatan Labuhan

Ratu Bandar Lampung. Penelitian ini menyatakan

bahwa dalam proses komunikasi Interpersonal antara

orang tua dan anak dalam menanamkan nilai ibadah shalat

proses berlangsungnya terjadi secara langsung dan

dilakukan bilamana orang tua menganggap perlu untuk

memberikan pendidikan bagi anaknya. Adapun pesan

yang disampaikan oleh orang tua (ibu) adalah mengenai

pendidikan agama, kegiatan di sekolah serta pergaulan di

masyarakat. Berbeda dengan penelitian yang dilakukan

oleh peneliti bahwasannya penelitian ini dilakukan dengan

orang tua dan anak tunarungu dalam menanamkan nilai-

nilai islam seperti ibadah, aqidah dan juga akhlak.

F. Metode Penelitian

1. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif

kualitatif yang bertujuan untuk menjelaskan fenomena

melalui pengumpulan data secara mendalam. Jika data

Page 23: KOMUNIKASI TOTAL ORANG TUA DAN ANAK TUNARUNGU …

11

sudah terkumpul secara mendalam dan bisa menjelaskan

fenomena yang diteliti, maka tidak perlu mencari

sampling lainnya. Dalam penelitian ini lebih

memfokuskan kedalaman atau kualitas data. Menurut

Creswell, penelitiann kualittaif merupakan suatu

pendekatan atau penelusuran untuk mengeksplorasi dan

memahami suatu gejala sentral. 6 Hingga pada proses

menjalani penelitian kualitatif ini peneliti perlu

mengajukan pertanyaan (wawancara) dengan pertanyaan

yang umum dan agak luas.7 Sejalan dengan pernyataan

tersebut peneliti juga melakukan pendekatan terlebih

dahulu untuk mengenal lebih jauh tentang narasumber

juga kehidupanya. Sehingga peneliti mendapat

kemudahan dalam memperoleh data. Pada penelitian

kualitatif ini, hubungan informan dengan peneliti

sangatlah dekat tidak seperti pada penelitian kuantitatif

yang hubungan responden dan penelitinya kurang dekat. 8

2. Paradigma Penelitian

Sebagaimana dikemukakan oleh Neuman bahwa

paradigma adalah kerangka pikir umum mengenai teori

dan fenomena yang mengandung asumsi dasar, isu utama

6 R. Conny Semiawan, Metode Penelitian Kualitatif (Jakarta: Grasindo,

2010) h.7 7 R. Conny Semiawan, Metode Penelitian Kualitatif (Jakarta: Grasindo,

2010) h.9 8 Sarmanu, Metodologi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan Statistika,

(Surabaya: Airlangga University Press, 2017) h.6

Page 24: KOMUNIKASI TOTAL ORANG TUA DAN ANAK TUNARUNGU …

12

desaiin penelitian dan serangkaian metode untuk

menjawab suatu pertanyaan penelitian. Paradigma berarti

cara pandang mengenai suatu hal dengan dasar tertentu.

Penggunaan paradigma yang berbeda akan menghasilkan

pemaknaan yang berbeda pula mengenai sesuatu. 9

Dengan penjelasan di atas, maka penelitian ini

menggunakan paradigma konstruktivisme Paradigma

konstruktivisme ini bersumber dari pandangan Max

Weber yang diteruskan oleh Irwin Deutcher dan yang

lebih dikenal dengan fenomenologis. Fenomenologis

berusaha memahami perilaku manusia dari segi kerangka

berpikir maupun bertindak orang-orang itu yang

dibayangkan atau dipikirkan oleh orang-orang itu

sendiri.10 Mengutip pendapat Creswell fenomenologi

berupaya untuk menjelaskan makna dari pengalaman

hidup sejumlah manusia tentang suatu fenomena tertentu.

Begitu pun dalam penelitian ini yang digunakan untuk

mengkaji serta mengamati bagaimana komunikasi

antarpribadi yang dilakukan orang tua dengan anak

penyandang disabilitas tuna rungu dalam penyampaian

nilai-nilai islam.

9 Manzilati Asfi, Metodologi Penelitian Kualitatif, Paradigma, Metode

dan Aplikasi (Malang: UB Press, 2017) h.1 10 Lexy J. Moeloeng, Metodologi Penelitian Kualitatif. (Bandung:

Rosda Karya, 2011) h.3

Page 25: KOMUNIKASI TOTAL ORANG TUA DAN ANAK TUNARUNGU …

13

3. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan yaitu penelitian

kualitatif. Penelitian Kualitatif menurut Bogdan dan

Taylor adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data

deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-

orang dan perilaku yang dapat diamati. Dengan demikian

pendekatan ini diarahkan pada latar dan individu tersebut

secara holistic (utuh). 11

4. Subjek dan Objek Penelitian

a. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini merujuk pada

informan yang akan dimintai informasi dan sumber

data yang mendalam yaitu ibu dari anak tunarungu.

Berdasarkan hasil penelitian pendahuluan kepada

para narasumber, para ibu dengan anak tunarungu

memiliki waktu bersama dengan anak lebih lama dan

lebih banyak disbanding para ayah

b. Objek Penelitian

Dalam penelitian ini objek yang diambil adalah

komunikasi antarpribadi yang dilakukan orang tua

kepada anaknya yang tunarungu dalam menerapkan

nilai-nilai Islam.

11 Lexy J. Moleong. Metode Penelitian Kualitatif, Edisi Revisi,

(Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007) h.4

Page 26: KOMUNIKASI TOTAL ORANG TUA DAN ANAK TUNARUNGU …

14

5. Tempat dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian bertempat di beberapa daerah di

Jakarta yakni tempat tinggal orang tua dan anak

tunarungu. Adapun waktu penelitian dilakukan pada bulan

Juni 2020 hingga Agustus 2020

6. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan salah satu tahapan

yang sangat penting dalam penelitian. Teknik

pengumpulan data yang benar maka akan menghasilkan

data yang memiliki kredibilitas tinggi dan sebaliknya.

Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian

ini adalah :

a. Observasi

Observasi adalah pengamatan dan pencatatan

secara sistematik terhadap unsur-unsur yang tampak

dalam suatu gejala atau gejala-gejala objek penelitian.

Observasi digunakan untuk menyempurnakan

penelitian agar mencapai hasil yang maksimal.12

Penelitian ini menggunakan pengamatan langsung ke

lapangan dan pengamatan memungkinkan peneliti

merasakan apa yang dirasakan oleh subjek, bukan apa

yang dirasakan oleh peneliti. Peneliti meneliti tentang

komunikasi antarpribadi orang tua dan anak

tunarungu melalui interaksi langsung orang tua saat

12 Sugiyono. 2010. MetodePenelitian Pendidikan Pendekatan

Kuantitatif, kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta. h. 72

Page 27: KOMUNIKASI TOTAL ORANG TUA DAN ANAK TUNARUNGU …

15

menanamkan nilai-nilai Islam pada anak tunarungu

tersebut.

b. Wawancara

Wawancara digunakan sebagai teknik

pengumpulan data apabila penelitian melaksanakan

studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan

yang harus diteliti, dan juga peneliti ingin mengetahui

hal-hal kecil dari responden yang lebih mendalam dan

jumlah respondennya sedikit/kecil.13 Penelitian ini

menggunakan teknik pengumpulan data dengan

wawancara mendalam. Pertanyaan yang nantinya

akan dikemukakan kepada responden tidak dapat

dirumuskan secara jelas sebelumnya, melainkan

pertanyaan tersebut akan bergantung dari kemampuan

dan pengalaman peneliti untuk mengembangkan

pertanyaan lanjutan sesuai dengan jawaban dari

responden.

c. Dokumentasi

Dokumentasi adalah informasi yang berasal dari

catatan penting baik dari lembaga atau organisasi

maupun perorangan. Dokumentasi penelitian ini

13 Sugiyono. 2010. MetodePenelitian Pendidikan Pendekatan

Kuantitatif, kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta. h.194.

Page 28: KOMUNIKASI TOTAL ORANG TUA DAN ANAK TUNARUNGU …

16

merupakan pengambilan gambar oleh peneliti untuk

memperkuat hasil penelitian.14

Penelitian ini menggunakan teknik

pengumpulan data dengan dokumentasi. Data tersebut

terkait dengan penelitian ini, baik didapat dari

internet, dalam bentuk foto, surat-surat, dan catatan

harian adalah sebagai bukti konkrit bahwa peneliti

telah melakukan penelitian. Dokumentasi yang

digunakan peneliti yakni berupa foto-foto yang

dilampirkan pada halaman lampiran serta rekaman

suara.

7. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang dilakukan dalam

penelitian ini menggunakan analisis deskriptif, yaitu

dengan menganalisis setiap data dan fakta yang diterima

di lapangan melalui hasil pengumpulan data, kemudian

dideskripsikan dengan konkret terkait komunikasi

antarpribadi yang dilakukan orangtya kepada anak

tunarungu.

Setelah data dikumpulkan, maka perlu dilakukan

analisis. Analisis data menurut Miles dan Huberman

terdiri dari secara bersamaan, yaitu reduksi data,

penyajian data, dan penarikan kesimpulan atau verifikasi.

14 Hamidi, 2004. Metode Penelitian Kualitatif: Aplikasi Praktis

Pembuatan Proposal dan Laporan Penelitian. Malang: UMM Press. h 72.

Page 29: KOMUNIKASI TOTAL ORANG TUA DAN ANAK TUNARUNGU …

17

Maka langkah-langkah data analisis penelitian ini adalah

sebagai berikut:

a. Reduksi data (pemilihan data), Data-data yang

didapat melalui wawancara dan dokumentasi

dikumpulkan, kemudian dipilih data-data yang

dibutuhkan.

b. Penyajian data, Penulis akan memaparkan bagian-

bagian yang menunjukkan keberhasilan pola

komunikasi islam orang tua terhadap anak tuna rungu.

c. Penarikan kesimpulan, Pada tahap ini peneliti

menyimpulkan dari data-data yang diperoleh dari

lapangan untuk menjawab masalah yang ditemukan

dilapangan.

Page 30: KOMUNIKASI TOTAL ORANG TUA DAN ANAK TUNARUNGU …

18

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Komunikasi

1. Definisi Komunikasi

Komunikasi menurut Mulyana dapat diartikan secara

etimologis, yaitu kata komunikasi atau dalam bahasa

Inggris communication berasal dari kata Latin communis

yang berarti „sama‟; communico, communicatio, atau

communicare yang berarti „membuat sama‟ (to make

common). Istilah Communis berasal dari bahasa latin

adalah istilah yang paling sering disebut sebagai asal-usul

kata komunikasi, merujuk pada suatu pikiran, suatu makna,

atau suatu pesan yang dianut secara sama. 1

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)

komunikasi adalah pengiriman dan penerimaan pesan atau

berita antara dua orang atau lebih sehingga pesan yang

dimaksud dapat dipahami.2 Sebuah definisi singkat pun

hadir dari Harold D Laswell bahwa cara yang tepat untuk

menerangkan suatu tindakan komunikasi ialah menjawab

1 Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi cetakan 1 Suatu Pengantar.

(Bandung: Remaja Rosdakarya, 2001) 2 Tim Penyusun Kamus Psat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia

(Jakarta: Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, 2008), h. 585.

Page 31: KOMUNIKASI TOTAL ORANG TUA DAN ANAK TUNARUNGU …

19

pertanyaan “siapa yang menyampaikan, apa yang

disampaikan, melalui saluran apa, kepada siapa”.3

Paradigma Laswell di atas menunjukan bahwa

komunikasi meliputi lima unsur, yaitu:

a. Komunikator (communicator, source, sender)

b. Pesan (message)

c. Media (channel)

d. Komunikan (communicant, communicate, reveiver,

recipient)

e. Efek (effect, impact, influence)

Jadi, pada dasarnya Laswell menyatakan bahwa

komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh

komunikator kepada komunikan melalui media yang akan

menimbulkan efek tertentu.4

Menurut perspektif agama, bahwa komunikasi sangat

penting peranannya bagi kehidupan manusia dalam

bersosialisasi. Manusia dituntut agar pandai dalam

berkomunikasi. Hal ini dijelaskan dalam Al-qur’an surat

Ar-Rahman ayat 1-4 yang berbunyi:

حمن نسان (٢)علم الق ران (١)لر علمه (٣)خلق ال

(٤)البيان

3 Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi (Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada,2007), h.10 4 Onong Uchjana Effendy, Ilmu KOmunikasi Teori dan Praktek,

(Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007), cet ke-21 h.10

Page 32: KOMUNIKASI TOTAL ORANG TUA DAN ANAK TUNARUNGU …

20

Artinya:

(Tuhan) yang Maha pemurah, Yang Telah mengajarkan

Al Quran. Dia menciptakan manusia. Mengajarnya

pandai berbicara (Ar-Rahman ayat 1-4).

2. Karakteristik Komunikasi

Dalam buku Ilmu komunikasi Teori dari Praktik yang

ditulis Marheni Fajar disebutkan ada beberapa karakteristik

komunikasi, diantaranya:

a. Komunikasi suatu proses

Komunikasi sebagai suatu proses artinya bahwa

komunikasi merupakan serangkaian tindakan atau

peristiwa yang terjadi secara berurutan serta berkaitan

satu sama lainnya dalam kurun waktu tertentu. Proses

komunikasi melibatkan banyak faktor atau unsur.

Faktor dan unsur yang dimaksud dapat mencakup

perilaku atau peserta, pesan (meliputi bentuk, isi, dan

cara penyajiannya) saluran atau alat yang dipergunakan

untuk menyampaikan pesan, waktu, tempat, hasil atau

akibat yang terjadi.

b. Komunikasi adalah upaya yang disengaja serta

mempunyai tujuan

Komunikasi adalah suatu kegiatan yang

dilakukan secara sadar, disengaja serta sesuai dengan

tujuan untuk keinginan dari pelakunya. Pengertian

sadar disini menunjukkan bahwa kegiatan komunikasi

yang dilakukan seseorang sepenuhnya berada dalam

Page 33: KOMUNIKASI TOTAL ORANG TUA DAN ANAK TUNARUNGU …

21

kondisi mental psikologi yang terkendalikan bukan

dalam keadaan mimpi. Disengaja maksudnya bahwa

komunikasi yang dilakukan memang sesuai dengan

kemauan dari pelakunya sementara tujuan menunjuk

pada hasil atau akibat yang ingin dicapai.

c. Komunikasi menurut adanya partisipasi dan kerjasama

dari para pelaku yang terlibat

Kegiatan komunikasi akan berlangsung dengan

baik apabila pihak-pihak yang berkomunikasi (dua

orang atau lebih) sama-sama ikut terlibat dan sama-

sama mempunyai perhatian yang sama terhadap topik

pesan yang dikomunikasikan.

d. Komunikasi bersifat simbolis

Komunikasi pada dasarnya merupakan tindakan

yang dilakukan dengan menggunakan lambang-

lambang, misalnya seperti bahasa.

e. Komunikasi bersifat transaksional

Komunikasi pada dasarnya menuntut dua

tindakan yaitu memberi dan menerima. Dua tindakan

tersebut tentunya perlu dilakukan secara seimbang atau

proporsional oleh masing-masing pelaku yang terlibat

dalam komunikasi.

f. Komunikasi menembus ruang dan waktu

Maksudnya bahwa para peserta atau pelaku yang

terlibat dalam komunikasi tidak harus hadir pada waktu

Page 34: KOMUNIKASI TOTAL ORANG TUA DAN ANAK TUNARUNGU …

22

serta tempat yang sama. Dengan adanya berbagai

produk teknologi komunikasi serta telepon, fasimili,

teleks, dan lain-lain. Kedua faktor tersebut (waktu dan

ruang) bukan lagi menjadi persoalan dan hambatan

dalam berkomunikasi.5

B. Komunikasi Total

Pada umumnya, komunikasi dilakukan secara lisan atau

verbal yang dapat di mengerti oleh keduanya, komunikasi

dapat dilakukan pula menggunakan gerak-gerik badan,

menunjukkan sikap tertentu misalnya tersenyum,

menggelengkan kepada, mengangkat bahu atau menggunakan

ekspresi wajah marah atau bahagia tanpa menggunakan kata-

kata. Gangguan komunikasi banyak dialami oleh anak

berkebutuhan khusus, ang mana salah satu lkastifikasi dari

mereka adalah pada anak tunarungu. Anak tunarungu memiliki

keterbatasan pada pendengaran sehingga mereka mengalami

hambatan dalam berkomunikasi.

Tarmansyah mengemukakan bahwa pada anak

tunarungu sering dijumpai bicara yang menyimpang dari

kaidah bahasa Indonesia yang benar, sehingga diperlukan

pembahasaan kepada anak tunarungu sejak dini untuk

menunjang kemampuan berkomunikasinya. Kesulitan dalam

penguasaan bahasa juga terlihat ketika anak diajak

5 Maherni Fajar, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktik (Yogyakarta:

Graha Ilmu, 2009) h. 3

Page 35: KOMUNIKASI TOTAL ORANG TUA DAN ANAK TUNARUNGU …

23

berkomunikasi.6 Selanjutnya L.Evans mengatakan bahwa

penguasaan bahasa lisan yang dimiliki anak tunarungu

tergolong rendah, sehingga kenyataan tersebut sangat

mempengaruhi apresiasi akademik mereka secara umum.7

Komunikasi total adalah sistem komunikasi yang

berusaha menggabungkan berbagai bentuk komunikasi untuk

mengembangkan konsep dan Bahasa pada anak tunarungu.

Komunikasi total ini berusaha menjadikan komunikasi pada

anak tunarungu menjadi berkembang dengan baik karena

menggabungkan beberapa sistem bahasa yang digunakan anak

tunarungu. Strategi komunikasi total merupakan salah satu

cara untuk mencapai tujuan dari komunikasi, yaitu

menyampaikan isi pesan dengan cara berkomunikasi

menggunakan modalitas secara keseluruhan dari spektrum

bahasa, yaitu bahasa lisan, tulisan, isyarat, gerak – gerik tubuh,

membaca ujaran dan sebagainya. Sehingga dengan demikian

diharapkan apa yang kita sampaikan dapat dimengerti oleh

anak-anak tunarungu.8

Haenudin mengutip pernyataan Brill yang

mengemukakan batasan komunikasi total dalam suatu seminar

6 Tarmansyah 1996. Gangguan Komunikasi. Depdikbud Dikti, Jakarta

h.2 7 Lani Bunawan dan Cecilia Susila Yuwati 2000, Penguasaan Bahasa

Anak Tunarungu.

Yayasan Santi Rama, Jakarta h.48 8 Bunawan, L. Komunikasi Total. Jakarta: Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pendidikan Tenaga Akademik, 1997. h. 94

Page 36: KOMUNIKASI TOTAL ORANG TUA DAN ANAK TUNARUNGU …

24

internasional di London, dikutip dari L. Evans dalam Lani

Bunawan yang mengatakan bahwa komunikasi total meliputi

penggunaan salah satu dan semua modus atau cara

komunikasi, yaitu penggunaan sistem bahasa isyarat, ejaan

jari, bicara, membaca ujaran, amplikasi (pengawasan), gesti,

pantomimic, menggambar dan menulis. Dalam

mengungkapkan diri dapat digunakan misalnya berbicara,

salah satu bentuk komunikasi manual dan amplikasi secara

serempak. Untuk kemampuan pesan dapat diterima melalui

hanya salah satu atau dua/lebih yang serempak.9 Maksud dari

pendapat berikut yakni komunikasi total merupakan

penggunaan beberapa sistem yang dapat digunakan oleh anak

tunarungu. Gabungan dari sistem bahasa tersebut diharapkan

dapat membantu anak tunarungu menyampaikan pesan

contohnya dengan berbicara.

Haenudin sendiri berpendapat bahwa komunikasi total

adalah konsep pendidikan bagi kaum tunarungu yang

menganjurkan digunakannya semua bentuk komunikasi untuk

meningkatkan keterampilan berbahasa.10 Dari definisi tersebut

dapat terlihat dengan jelas bahwa komunikasi total digunakan

agar anak tunarungu dapat meningkatkan keterampilan

berbahasanya. Dengan begitu, komunikasi total memang

9 Haenudin. Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus Tunarungu.

Jakarta: PT Luxima Metro Media, 2013. h.158 10 Haenudin. Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus Tunarungu.

Jakarta: PT Luxima Metro Media, 2013. h.158

Page 37: KOMUNIKASI TOTAL ORANG TUA DAN ANAK TUNARUNGU …

25

sangat dianjurkan untuk digunakan karena dapat meningkatkan

keterampilan berbahasa anak tunarungu.

Dari definisi yang sudah dipaparkan maka dapat

disimpulkan bahwa komunikasi total merupakan media

komunikasi yang di dalamnya mencakup semua modus bahasa

atau cara komunikasi pada anak tunarungu. Komunikasi total

ini sangat dianjurkan untuk digunakan karena sesuai dengan

keadaan anak tunarungu yang kemampuan pendengarannya

terbatas. Hal ini juga akan menjadikan anak tunarungu dapat

memiliki rasa percaya diri yang kuat karena dapat

berkomunikasi dengan baik lewat penggunaan komunikasi

total.

1. Komponen Komunikasi Total

Komunikasi total ini merupakan metode yang

menerapkan berbagai metode dan media komunikasi seperti

system isyarat ejaan jari, bicara, membaca ujaran, amplifikasi

9 pengerasan suara dengan menggunakan alat bantu dengar,

menggambar, menulis, serta pemanfaatan sisa pendengaran

sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan tunarungu secara

perorangan. 11 komunikasi total adalah sebuah konsep

pendidikan bagi anak tunarungu untuk meningkatkan

keterampilan dalam berbahasa. Komunikasi total merujuk

pada keseluruhan spectrum dari modus Bahasa yakni isyarat

11 Isyaheni Nurmaya, “Tuna Rungu”, Isyaheninurmaya.htm. (Diakses 4

Maret 2020)

Page 38: KOMUNIKASI TOTAL ORANG TUA DAN ANAK TUNARUNGU …

26

yang dibuat anak, isyarat baku, berbicara, membaca ujaran,

menulis dan pemanfaatan sisa pendengaran. 12

Perbedaan bentuk komunikasi reseptif dan ekspresif

anak tunarungu dalam komunikasi total dibandingkan dengan

komunikasi anak yang berpendengaran normal adalah

penambahan isyarat dan ejaan jari secara ekspresif maupun

reseptif. Bentuk komuikasi dalam komunikasi total dijelaskan

sebagai berikut:

a) Oral

Komunikasi oral adalah bentuk penyampaian pesan

yang dilakukan secara oral atau lisan. Bentuk ini

merupakan unsur dominan dalam pendekatan

komunikasi total bagi anak tunarungu. Hal demikian

menjadi sangat penting oleh karena itu dalam kehidupan

sehari-hari manusia pada umumnya berkomunikasi

dengan gaya oral.

Metode komunikasi oral dalam pelaksanaannya atau

menyampaikan pesan-pesannya (mengeskpresikan

gagasan/pikiran/perasaannya) menitikberatkan kepada

pengucapan (ujaran) dalam menerima pesan.

Secara oral, kemampuan berkomunikasi anak

tunarungu jelas tidak sebanding dengan anak-anak pada

umumnya. Walaupun untuk mencapai tingkat yang

optimum amat sulit. Keterbatasan salah satu inderanya

12 Budiyanto, Pengantar Pendidikan Inklusif Berbasis Budaya Lokal ,

(Jakarta: Prenadamedia Group, 2017), hlm. 218

Page 39: KOMUNIKASI TOTAL ORANG TUA DAN ANAK TUNARUNGU …

27

yakni indera pendengaran, mengakibatkan kemampuan

komunikasi oralnya terhambat. Sehingga untuk

tarafkemampuan seperti - yang diharapkan, harus

diberikan pembinaan-pembinaan dan latihan-latihan

khusus secara intensif.

Tujuan anak tunarungu diberikan atau diajarkan

metode komunikasi oral yaitu agar anak tunarungu, baik

dalam mengekspresikan gagasan/pikiran/perasaan

maupun menerima pesan diharapkan melalui cara-cara

yang lazim digunakan orang pada umumnya serta

diharapkan juga mereka dapat mengakses bunyi Bahasa

yang berkembang di lingkungan secara lebih luas.

b) Manual

Menurut Suparno, komunikasi manual tidak dapat

lepas dari penanganan anak tunarungu dalam

berkomunikasi. Komunikasi manual dapat diartikan

dengan metode yang menggunakan Bahasa isyarat

sevagai media komunikasi dengan anak tunarungu.

Secara harfiah Bahasa isyarat artinya Bahasa dengan

menggunakan tangan, walaupun dalam kenyataan,

ekspresi muka dan lengan pun ikut berperan. 13

Jika ditinjau dari media komunikasi total, komponen

manual terdiri dari: Gesti atau gesture yakni suatu

bentuk gerakan tubuh atau anggota badan yang lain

13 Suparno. Komunikasi Total. Yogyakarta: Jurusan Pendidikan Luar

Biasa. FIP. IKIP Yogyakarta. 1997 h.25

Page 40: KOMUNIKASI TOTAL ORANG TUA DAN ANAK TUNARUNGU …

28

dalam berkomunikasi, Ejaan jari yakni suatu kode

menyampaikan ejaan kata seperti halnya morse, Bahasa

isyarat asli yakni isyarat yang berkembang secara alami

diantara kaum tunarungu (Bahasa ibu) atau Bahasa

isyarat yang terdiri dari kumpulan isyarat yang

diterapkan di beberapa SLB-B dan terakhir Bahasa

isyarat formal yakni untuk mengatasi kelemahan Bahasa

isyarat alami. 14

c) Aural

Dalam model komunikasi total yang baik,

penggunaan alat bantu mendengar baik untuk

perseorangan maupun kelompok. Sisa pendengaran

yang dimiliki anak tunarungu perlu difungsikan agar

meningkatkan ketrampilan komunikasi mereka.

Pemanfaatan sisa pendengaran meliputi kegiatan

pembinaan secara audiologik yaitu pemilihan serta

penyesuaian alat bantu meendengar yang sesuai dengan

anak, berikut peralatannya dan kegiatan pembinaan

auditorik yaitu berupa latihan pendengaran atau

pembinaan bunyi dan irama.15

14Suparno. Komunikasi Total. Yogyakarta: Jurusan Pendidikan Luar

Biasa. FIP. IKIP Yogyakarta. 1997 h.16 15 Bunawan, L. Komunikasi Total. Jakarta: Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pendidikan Tenaga Akademik, 1997. H.46

Page 41: KOMUNIKASI TOTAL ORANG TUA DAN ANAK TUNARUNGU …

29

d) Bahasa Isyarat

Bahasa isyarat adalah bahasa yang dilakukan

dengan menggunakan gerakan-gerakan badan dan

mimic muka sebagai symbol dari makna Bahasa lisan.

Anak tunarungu merupakan kelompok utama yang

menggunakan Bahasa isyarat ini, biasanya dengan

menkombinasikan bentuk tangan, gerak tangan, lengan

tubuh serta ekspresi wajah untuk mengungkapkan

pesan. Di Indonesia sendiri Bahasa isyarat yang sering

digunakan adalah SIBI (Sistem Isyarat Bahasa

Indonesia) dan BISINDO (Bahasa Isyarat Indonesia).

SIBI merupakan istem isyarat Bahasa yang

dibakukan sebagai salah satu media yang membantu

komunikasi sesama penyandang tunarungu didalam

lingkungan yang lebih luas.16 Sedangkan BISINDO

merupakan system komunikasi yang diciptakan oleh

Gerakan Kesejahteraan Tunarungu Indonesia

(GERAKATIN). BISINDO cenderung lebih praktis dan

efektif untuk penyandang tunarungu digunakan sebagai

komunikasi antar orang yang mendengar dan dalam

berkomunikasi sehari-hari.17

16 Hakim., Lukman., Samino., dkk. Kamus Sistem Isyarat BahasaIndonesia. Edisi

Kelima. Jakarta : DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH LUAR BIASA. 2008 h. 16

17 GERKATIN, DPD Berkenalan dengan BISINDO. 2010 Jakarta :

DPD GERKATIN h.1

Page 42: KOMUNIKASI TOTAL ORANG TUA DAN ANAK TUNARUNGU …

30

2. Proses Penguasaan Bahasa dalam Komunikasi Total

L. Evans dalam Lani Bunawan mengemukakan suatu

model penguasaan Bahasa dalam komunikasi total dan

urutan pengembangan berbagai medianya sebagai berikut:

Urutan Pengembangan Bahasa Anak Tunarungu

dalam Komunikasi Total

a. Anak sedini mungkin diperkenalkan dengan isyarat

untuk menunjang perkembangan bahasa batini dan aspek

kognitif. Fase gesti ilmiah (gesti langsung dan tak

langsung) diperkuat dengan kosa dasar isyarat yang

mirip benda dan perbuatan konkretnya (ikonik). Isyarat

yang masih sederhana dan primitif ini makin

ditingkatkan menjadi isyarat pada taraf lambang dengan

aturan yang baku. Bersamaan waktu dengan pengajian

isyarat, anak juga selalu disapa dengan bicara dengan

memanfaatkan sisa pendengarannya dan melalui

Page 43: KOMUNIKASI TOTAL ORANG TUA DAN ANAK TUNARUNGU …

31

membaca ujaran agar terbuka alternatif baginya bila ia

ternyata memiliki bakat untuk berkomunikasi secara oral.

Kemampuan berisyarat dapat merupakan dasar untuk

melatih kemampuan bicaranya.

b. Kemampuan berisyarat makin ditingkatkan dengan

penerapan sistem isyarat formal melalui pemanfaatan

ejaan jari untuk mengisyaratkan kata-kata fungsi, dan

gejala tata bahasa lainnya (seperti awalan dan akhiran)

sebagaimana berlaku dalam bahasa lisan masyarakat.

c. Dalam tahap perkembangan berikut, penggunaan ejaan

jari semakin dapat ditingkatkan sehingga penerapan

isyarat semakin mewakili struktur bahasa lisan. Hal ini

dilakukan dalam hubungan erat dengan perkembangan

kemampuan memnaca dan menulis.

d. Perkembangan kemampuan membaca tulisan dan lisan

akan menjadi dasar yang baik bagi perkembangan

membaca ujaran. Dengan makin memahami konteks

kalimat, anak akan makin dapat “menerka” ucapan

melalui baca ujaran.

3. Manfaat Komunikasi Total

Menurut Bunawan dalam Mugiarsih yang menyatakan

bahwa keuntungan menggunakan komunikasi total dapat

Page 44: KOMUNIKASI TOTAL ORANG TUA DAN ANAK TUNARUNGU …

32

dilihat dari segi konsep, pedagogis, sosial, dan psikologis

sebagai berikut:18

a. Konsep

Kaum tunarungu sebagai makhluk sosial dan

individual dapat melakukan komunikasi dengan

masyarakat dengan menggunakan pelbagai isyarat

komunikasi yang mungkin, seperti cara aural, oral, dan

manual.

b. Pegadogis

Dengan menerapkan komunikasi total, siswa

tunarungu memperoleh kesempatan yang lebih luas

untuk berkembang dalam segi mental, emosional, dan

sosial.

c. Sosial

Dengan menerapkan komunikasi total, siswa

tunarungu memperoleh kesempatan yang lebih luas

dalam berkomunikasi dan mengekspresikan diri sehingga

dimengerti oleh orang lain. Dengan demikian, ia mampu

menanggapi lingkungan secara memadai, dan dapat

menjalankan fungsi sosialnya secara lengkap.

d. Psikologis

Komunikasi total menumbuhkan kepercayaan diri,

menetralisasi masalah-masalah emosional, dan

18 Mugiarsih Ch. Widodo, Perbedaan Media Komunikasi Total dan

Oral terhadap Keterampilan Mmebaca dan Menulis Siswa di Kelas 1 Sekolah Luar Biasa Bagian Tunarungu, (Depok: Universitas Indonesia, 1995), h. 41-42

Page 45: KOMUNIKASI TOTAL ORANG TUA DAN ANAK TUNARUNGU …

33

mengembangkan pribadi siswa tunarungu secara sehat.

Sedangkan menurut M. Hyde dalam Munas IV dan

Lokakarya FNKRTI yang dikutip Lani Bunawan dalam

Haenudin menyebutkan manfaat komunikasi total

sebagai berikut:19

1) Dalam bidang perkembangan sosial-emosional telah

diperoleh banyak data bahwa sebagian besar kaum

tunarungu akan menjadi lebih baik dalam aspek

tersebut.

2) Dalam bidang penguasaan bahasa, ternyata bahwa

dengan mengikuti program komunikasi total lebih

banyak siswa berhasil mencapai prestasi pada tahap

rata-rata dibandingkan keadaan sebelumnya.

3) Mengenai tingkat pendidikan yang dicapai, ternyata

bahwa semakin banyak siswa yang dapat

menamatkan pendidikan pada tingkat lanjutan dan

meneruskan perguruan tinggi di Australia dan

Amerika Serikat.

Dengan begitu dapat dikatakan bahwa komunikasi

total memiliki banyak manfaat bagi anak tunarungu.

Komunikasi total bukan hanya bermanfaat untuk

psikologis atau pendidikan anak tunarungu namun juga

dapat menambah kepercayaan diri anak tunarungu untuk

berkomunikasi dengan orang banyak. Komunikasi total

19 Haenudin. Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus Tunarungu.

Jakarta: PT Luxima Metro Media, 2013. h.160-161

Page 46: KOMUNIKASI TOTAL ORANG TUA DAN ANAK TUNARUNGU …

34

ini juga dapat menambah penguasaan kosakata yang

dimiliki anak tunarungu karena memanfaatkan

penggunaan dua sistem bahasa dalam satu komunikasi.

C. Komunikasi Orang Tua dan Anak

Keluarga merupakan kelompok primer yang paling

penting didalam masyarakat. Keluarga merupakan sebuah grup

yang terbentuk dari perhubungan laki-laki dan wanita,

perhubungan mana sedikit banyak berlangsung lama untuk

menciptakan dan membesarkan anak-anak. Jadi keluarga

dalam bentuk yang murni merupakan satu-kesatuan sosial ini

mempunyai sifat-sifat tertentu yang sama, dimana saja dalam

satuan masyarakat manusia. Pendidikan dalam keluarga

dilaksanakan atas dasar cinta kasih sayang yang alami, rasa

kasih sayang yang murni, yaitu rasa cinta kasih sayang orang

tua terhadap anaknya. Rasa kasih sayang inilah yang menjadi

sumber kekuatan menjadi pendorong orang tua untuk tidak

jemu-jemunya membimbing dan memberikan pertolongan

yang dibutuhkan anak-anaknya.20

Anak merupakan anugerah keluarga yang memeperlukan

perhatian lebih dalam setiap perkembangan fisik juga

psikisnya. Secara umum apa yang dimaksud dengan anak

adalah keturunan atau generasi sebagai suatu hasil dari

hubungan kelamin atau persetubuhan (sexual intercoss) antara

20 HM. Alisuf Sabri, Pengantar Ilmu Pendidikan, (Jakarta: UIN Jakarta

Press, 2005), Cet. 1, h. 21-22

Page 47: KOMUNIKASI TOTAL ORANG TUA DAN ANAK TUNARUNGU …

35

seorang laki-laki dengan seorang perempuan baik dalam ikatan

perkawinan maupun diluar perkawinan. Kemudian di dalam

hukum adat sebagaimana yang dinyatakan oleh Soerojo

Wignjodipoero yang dikutip oleh Tholib Setiadi, dinyatakan

bahwa: kecuali dilihat oleh orang tuanya sebagai penerus

generasi juga anak itu dipandang pula sebagai wadah di mana

semua harapan orang tuanya kelak kemudian hari wajib

ditumpahkan, pula dipandang sebagai pelindung orang tuanya

kelak bila orang tua itu sudah tidak mampu lagi secara fisik

untuk mencari nafkah.21

Bagi seorang anak, keluarga merupakan tempat pertama

dan utama bagi pertumbuhan dan perkembangannya, fungsi

utama keluarga adalah sebagai wahana untuk berkomunikasi,

mendidik, mengasuh, dan mensosialisasikan anak,

mengembangkan kemampuan seluruh anggotanya agar dapat

menjalankan fungsinya di masyarakat dengan baik. Dan orang

tua biasanya mempunyai berbagai cara dan upaya untuk

berkomunikasi dan mendidik ketika anaknya masuk ke dunia

remaja agar menjadi sesuai dengan apa yang diinginkan,

karena keluarga merupakan salah satu tempat pendidikan

informal terpenting untuk pendidikan anak, maka pola

komunikasi apapun akan mempengaruhi proses pertumbuhan

dan perkembangan anak dalam segi apapun.

21 Tholib Setiadi, Pokok-pokok Hukum Penitensier Indonesia.

(Bandung: Alfabeta. 2010) h.173.

Page 48: KOMUNIKASI TOTAL ORANG TUA DAN ANAK TUNARUNGU …

36

Komunikasi antarpribadi dalam keluarga yang terjalin

antara orang tua dan anak merupakan salah satu faktor penting

dalam menentukan perkembangan individu. Komunikasi yang

diharapkan adalah komunikasi yang efektif dapat

menimbulkan pengertian, kesenangan, pengaruh pada sikap,

hubungan yang makin baik dan tindakan. Relasi antara orang

tua dan anak ini terjadi setelah adanya relasi antara pasangan

suami istri. Menjadi orang tua merupakan salah satu tahapan

yang dijalanin oleh pasangan yang memiliki anak. Anak akan

mengalami proses tumbuh dan berkembang dalam suatu

lingkungan dan hubungan. Sikap mendukung antara orang tua

dan anak harus terjalin untuk mencapai komunikasi yang

efektif. Anak dan orang tua diharapkan dapat berkomunikasi

atas suatu kejadian yang dialami dengan cara deskriptif bukan

evaluatif untuk menciptakan suasana yang mendukung.

Orang tua sangat perlu meluangkan waktu bersama

anaknya seperti menemani anak atau berbincang sesuatu yang

bermanfaat dengan anak. Berkomunikasi dengan anak adalah

langkah yang tepat untuk mencairkan hubungan yang

sebelumnya terasa kau antara orang tua dan anak . Hubungan

baik antara orang tua dan anak bisa terjalin dalam berbagai

bentuk, dengan komunikasi dapat membina hubungan baik

dengan anak, dengan mengajak anak berbicara, orang tua

dapat memperkenalkan nilai- nilai islam, dengan komunikasi

orang tua dapat mengajak anak beribadah, dengan komunikasi

Page 49: KOMUNIKASI TOTAL ORANG TUA DAN ANAK TUNARUNGU …

37

orang tua dapat memberi dorongan rasa ingin tahu serta dapat

mengenalkan bahasa-bahasa yang baik. Bahasa yang baik

meminimalkan informasi dan ungkapan negative dari

pendengaran anak, serta memberi kesempatan anak melakukan

hal-hal positif.

D. Tunarungu

1. Pengertian Anak Tunarungu

Tunarungu dapat diartikan sebagai suatu keadaan

hilangnya kemampuan pendengaran untuk menerima

rangsang suara dari luar yang disebabkan oleh

ketidakberfungsian alat pendengaran. Padahal

pendengaran merupajan alat yang memiliki fungsi penting

bagi manusia. Pengertian anak tuna rungu menurut

Permanarian Somad dan Hernawati mengemukakan

bahwa anak tunarungu ialah anak yang mengalami

kekurangan atau kehilangan kemampuan mendengar yang

disebabkan oleh kerusakan atau ketidakberfungsiannya

sebagian atau seluruh alat pendengaran sehingga

mengalami hambatan dalam perkembangan bahasanya

dan memerlukan bimbingan dan pendidikan kgusus untuk

mencapai kehidupan yang layak.22

Orang yang memiliki kekurangan pada indera

pendengarannya tentu kemampuan dalam hal

pendengarannya akan ikun menurun, kekurangan tersebut

22 Sajidan, Jurnal Pendidikan (Surakarta: Dwija Utama, 2008) h.61

Page 50: KOMUNIKASI TOTAL ORANG TUA DAN ANAK TUNARUNGU …

38

lah yang dapat disebut tunarungu. Dimana tunarungu ini

merupakan istilah secara garis besar yang diberikan

kepada anak yang mengalami kehilangan atau

kekurangmampuan dalam mendengar sehingga

mengalami gangguan dalam melaksanakan hal tersebut di

kehidupan sehari-hari nya. Kondisi seseorang yang

mengalami kehilangan pendengaran baik senagian (half of

hearing) atau seluruhnya (deaf), kondisi tersebut

disebabkan oleh adanya kerusakan atau tidak berfungsinya

indera pendengaran sehingga membuat terlambatnya

pengembangan bahasa dan dibutuhkan penanganan

khusus untuk mengembangkan potensi yang dimiliki.

Chruickshank yang dikutip Yuke R. Siregar

mengemukakan bahwa anak-anak penyandang tunarungu

sering memperlihatkan keterlambatan dalam belajar dan

kadang-kadang tampak terbelakang. Keadaan ini tidak

hanya disebabkan oleh derajat gangguan pendengaran

yang dialami anak tetapi juga tergantung potensi

kecerdasan yang dimiliki, rangsangan mental, serta

dorongan dari lingkungan luar yang memberikan

kesempatan bagi anak untuk mengembangkan kecerdasan

itu.23

Klasifikasi anak tunarungu menurut Samuel A. Kirk

dalam Somad dan Hernawati:

23 Imroatus Solicha, Alat peraga Untuk Pelajar Tuna Rungu

(magetan:Media Guru, 2014) h. 11-12

Page 51: KOMUNIKASI TOTAL ORANG TUA DAN ANAK TUNARUNGU …

39

a. 0 dB : menunjukkan pendengaran yang optimal.

b. 0 - 26 dB : menunjukan seseorang masih mempunyai

pendengaran yang normal.

c. 27 – 40 dB : mempunyai kesulitan mendengar bunyi-

bunyi yang jauh, membutuhkan tempat duduk yang

strategis letaknya dan memerlukan terapi bicara

(tergolong tunarungu ringan).

d. 41 – 55 dB : mengerti bahasa percakapan, tidak dapat

mengikuti diskusi kelas, membutuhkan alat bantu

dengar dan terapi bicara (tergolong tunarungu

sedang).

e. 56 – 70 dB : hanya bisa mendengar suara dari jarak

yang sangat dekat, masih mempunyai sisa

pendengaran untuk belajar bahasa dan bicara dengan

menggunakan alat bantu mendengar serta dengan cara

yang khusus (tergolong tunarungu agak berat).

f. 71 – 90 dB : hanya bisa mendengar bunyi yang sangat

dekat, kadang- kadang dianggap tuli, membutuhkan

pendidikan luar biasa yang instensif, membutuhkan

alat bantu dengar dan latihan biacara secara khusus

(tergolong tunarungu berat).

g. 91 dB ke atas : mungkin sadar akan adanya bunyi

atau suara dan getaran, banyak bergantung pada

penglihatan daripada pendengaran untuk proses

Page 52: KOMUNIKASI TOTAL ORANG TUA DAN ANAK TUNARUNGU …

40

menerima informasi, dan yang bersangkutan dianggap

tuli (tergolong tunarungu berat sekali)24

Anak-anak tuna rungu sering memperlihatkan

keterlambatan dalam belajar atau bahkan terkadang

terlihat terbelakang. Keadaan ini tidak hanya disebabkan

oleh derajat gangguan pendengaran yang dialami anak

tetapi juga tergantung pada potensi kecerdasan yang

dimiliki, rangsangan mental serta dorongan dari

lingkungan luar yang memberikan kesempatan bagi anak

untuk mengembangkan kecerdasan itu. Intelegensi pada

aak tuna rungu juga dipengaruhi oleh rangsangan mental

serta dorongan dari lingkungan sekitarnya. Lingkungan

yang bersahabat dan mendukung akan memberikan

kesempatan anak untuk mengembangkan intelegensinya.

2. Metode Pembelajaran Anak Tunarungu

Kata “metode” berasal dari Bahasa latin, methodus

yang artinya cara atau jalan. Secara etimologi, istilah

metode berasal dari Bahasa yunani yang artinya jalan.

Kata ini terdiri dari dua suku kata; metha dan hodas yang

berarti suatu jalan yang dicapai untuk mencapai tujuan.

Menurut Arif Burhan, metode menunjukkan pada proses,

24 Hernawati, Pengembangan Kemampuan Berbahasa Dan Berbicara

Anak Tunarungu (Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 2007) h.89

Page 53: KOMUNIKASI TOTAL ORANG TUA DAN ANAK TUNARUNGU …

41

prinsip serta prosedur yang kita gunakan untuk mendekati

masalah dan mencari jawaban atas masalah tersebut”. 25

a. Metode Oral

Metode oral adalah metode melalui bahasa

lisan. Tahapan-tahapan metode oral yaitu:

1) Pembentukkan dan latihan bicara (speech

building & speech training)

2) Memahami ujaran (speech reading)

3) Latihan pendengaran (hear training)

b. Metode Membaca Ujaran

Metode ini memanfaatkan indera penglihatan

untuk memahami pembicaraan orang lain melalui

gerak bibir dan mimic si pembaca yaitu dengan cara

berhadapan muka dengan lawan bicara.

Kelemahannya metode ini yaitu tidak semua

pengucapan bunyi bahasa oleh organ artikulasi dapat

terlihat oleh lawan bicaranya, misalnya bilabial (p, b,

m) dan dental ( t,d, n).

c. Metode manual (isyarat)

1) Abjad jari dengan jenis isyarat yang dibentuk

dengan jari-jari tangan

2) Ungkapan dengan bahasa tubuh

25 Arif Burhan, Pengantar Metode Kualitatif (Surabaya: Usaha

Nasional, 1992), h. 17.

Page 54: KOMUNIKASI TOTAL ORANG TUA DAN ANAK TUNARUNGU …

42

3) Bahasa isyarat asli, yaitu ungkapan manual

dalam bentuk isyarat konvensional yang

berfungsi sebagai pengganti kata.

Metode manual merupakan metode yang

menggunakan bahasa isyarat yaitu dengan jari-jari

(finger spening)

E. Nilai-Nilai Islam

Nilai Islam, atau nilai keagamaan adalah konsep

mengenai penghargaan tinggi yang diberikan oleh masyarakat

kepada beberapa masalah pokok kehidupan yang sifatnya suci

sehingga menjadi pedoman bagi tingkah laku keagamaan

warga masyarakat bersangkutan. Nilai-nilai agama islam itu

sendiri merupakan sifat-sifat atau hal-hal yang melekat dalam

agama islam yang digunakan sebagai dasar manusia untuk

mencapai tujuan hidup yaitu mengabdi kepada Allah SWT,

dan nilai-nilai tersebut perlu ditanamkan pada anak sejak kecil

karena pada masa itulah yang tepat untuk menanamkan

perilaku yang baik. 26

Agama Islam adalah agama yang sempurna dan

dinyatakan sendiri oleh Allah dalam Firman-Nya yang

terdapat dalam surat Al Maidah ayat 3 sebagai berikut:

اليوم أكملت لك م د ينك م وأتممت عليك م نعمتي ورضيت لك م

سلم دينا ال

26 Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan Islam, (Bandung:CV Pustaka Setia,

1996) h.11.

Page 55: KOMUNIKASI TOTAL ORANG TUA DAN ANAK TUNARUNGU …

43

Artinya: ‘’Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk

kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu

nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu Jadi agama’’.

Nilai keislaman bersumber kepada Al-qur’an dan

Sunnah seperti didalam Al-Qur’an telah menyimpulkan bahwa

nilai-nilai keislaman mencakup tiga nilai yang mewakili

keseluruhan aspek kehidupan manusia. Yaitu aqidah, ibadah

(syariat) dan akhlak. 27

2. Aqidah (Keimanan)

Secara etimologis aqidah berarti ikatan, sangkutan

dan secara teknis berarti kepercayaan, keyakinan iman.

Iman adalah kepercayaan dalam hati dengan penuh

keyakinan, tanpa ada perasaan ragu serta mempengaruhi

orientasi kehidupan, sikap dan aktivitas keseharian. Iman

adalah mengucapkan dengan lidah, mengakui benarnya

dengan hati dan mengamalkannya dengan anggota

tubuh.28 Aqidah di dalam Islam meliputi:

a. Kepercayaan akan adanya Allah dan segala sifat-

sifatNya, yaitu sifat wajib, mustahil dan sifat jaiz

serta wujudNya yang dapat dibuktikan dengan

keteraturan dan keindahan alam semesta.

27 Mohammad Daud Ali, Pendidikan Agama Islam (Jakarta: Raja

Grafindo Persada, 2008) h.133 28 Tim Direktorat Jendral Kelembagaan Agama Islam dan Pondok

Pesantren, Aqidah Akhlak “rukun iman”, (Jakarta Tim Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam dan Pesantren, 2004) h.1.

Page 56: KOMUNIKASI TOTAL ORANG TUA DAN ANAK TUNARUNGU …

44

b. Kepercayaan tentang alam gaib, yang percaya akan

adanya alam yang ada di balik alam nyata ini, yang

tidak bisa diamati oleh indera.

c. Kepercayaan pada kitab Allah yang diturunkan

kepada rasul agar dijadikan pedoman hidup

masyarakat sesuai dengan zamannya.

d. Kepercayaan kepada nabi dan rasul yang telah dipilih

Allah untuk memberi petunjuk dan bimbingan kepada

manusia agar melakukan hal-hal yang baik.

e. Kepercayaan kepada hari akhir serta peristiwa yang

terjadi pada saat itu.

f. Kepercayaan kepada takdir (qadha dan qadar).

Dengan takdir Allah itulah terciptanya alam dan

segala isinya.29

3. Ibadah

Ibadah merupakan bukti nyata bagi seorang muslim

dalam meyakini aqidah Islamiyah. Secara harfiah ibadah

berarti bakti manusia kepada Allah SWT karena didorong

dan dibangkitkan oleh akhlak tauhid. Ibadah secara umum

berarti mencakup seluruh aspek kehidupan sesuai dengan

ketentuan Allah SWT atau dapat dikatakan pula bahwa

ibadah dalam arti umum semuanya dibolehkan kecuali

yang dilarang. Sedangkan ibadah dalam artian khusus

yaitu semuanya dilarang. Sedangkan ibadah dalam artian

29 Toyib Sah Saputra, Aqidah Akhlak (Semarang: PT. Karya Toha Putra,

1996) 9-10.

Page 57: KOMUNIKASI TOTAL ORANG TUA DAN ANAK TUNARUNGU …

45

khusus semuanya dilarang kecuali yang diperintahkan dan

dicontohkan. 30

Ketentuan ibadah termasuk salah satu bidang ajaran

Islam dimana akal manusia tidak berhak campur tangan,

melainkan hak otoritas milik Allah SWT sepenuhnya.

Dalam hal ini, kedudukan manusia yaitu mematuhi,

mentaati, melaksanakan dan menjalankanya sebagai bukti

pengabdian dan rasa terimakasih kepada Allah.

Penanaman nilai ibadah dan akhlak sangatlah penting

sebagaimana kita ketahui orang yang tidak menjalankan

perintah agama Islam dan rusak akhlaknya disebut orang

yang kafir.

Ibadah dalam Islam bertujuan membawa manusia

agar selalu ingat kepada Allah, oleh karena itu ibadah

merupakan tujuan hidup manusia diciptakan-Nya dimuka

bumi. Ibadah yang dimaksud adalah ibadah dalam arti

umum dan khusus, yaitu segala amalan yang diizinkan

Allah SWT dan ibadah yang segala sesuatunya tetlah

ditetapkan Allah SWT. Salah satu kewajiban yang dapat

dilihat dalam kehidupan sehari-hari adalah sholat lima

waktu. Sudah menjadi sebuah kewajiban untuk orang tua

mengajarkan dan menerapkan kegiatan sholat lima waktu

pada anak. Orang tua dapat menanamkan nilai-nilai

30 Muhammad Alim, Pendidikan Agama Islam: Upaya Pembentukan

Pemikiran dan Kepribadian Muslim (Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset, 2011) h. 144-145

Page 58: KOMUNIKASI TOTAL ORANG TUA DAN ANAK TUNARUNGU …

46

pendidikan ibadah pada anak dan berharap kelak ia akan

tumbuh menjadi pribadi yang tekun beribadah secara

benar sesuai ajaran Islam.

4. Akhlak

Akhlak adalah sesuatu yang telah tercipta atau

terbentuk melalui sebuah proses. Karena sudah terbentuk

akhlak disebut juga dengan kebiasaan. Nilai akhlak

disebut juga sebagai budi pekerti. Akhlaq bentuk jama’

dari kata khuluq yang artinya perangai, tabiat, rasa malu

dan adat kebiasaan. 31 Dalam pengertian sehari-hari

akhlak umumnya disamakan artinya dengan budi pekerti,

kesusilaan, atau pun sopan santun. Manusia akan menjadi

sempurna ketika memiliki akhlak terpuji dan menjauhkan

akhlak tercela.

Akhlak bersumber pada Alquran wahyu Allah yang

sudah tidak dapat diragukan kebenarannya. Dengan Nabi

Muhammad sebagai figur dari akhlak Alquran suri

tauladan bagi umat muslim. Akhlak pun memiliki banyak

fungsi yang menurut Jalaluddin terdiri dari tiga, yaitu:

a. Mewujudkan kesejahteraan masyarakat

Akhlak merupakan suatu alat yang digunakan

untuk mengoptimalkan sumber daya potensi untuk

mencapai kesejahteraan hidup manusia baik di dunia

maupun di akhirat.

31 Sahilun A. Nasir, Tinjauan Akhlak. (Surabaya: Al Akhlas, tt) h.14

Page 59: KOMUNIKASI TOTAL ORANG TUA DAN ANAK TUNARUNGU …

47

b. Mengungkap masalah dengan objektif

Objektivitas lebih dipercaya masyarakat

daripada unsur subjektif, ini menjadikan model bagi

Akhlaq al-karimah diterima sebagai sebuah konsep

yang mampu memberikan jaminan manusia untuk

selamat di dunia dan akhirat.

c. Meningkatkan motivasi untuk menggali ilmu

Keyakinan kebenaran akhlak alkarimah yang

didasarkan atas pembuktian secara ilmiah akan

memupus masalah keraguan yang kurang bisa

digunakan sebagai dasar kebenaran bersama. 32

32 Mansur, Pendidikan Anak Usia Dini dalam Islam (Yogyakarta,

Pustaka Belajar. 2007) h. 226

Page 60: KOMUNIKASI TOTAL ORANG TUA DAN ANAK TUNARUNGU …

48

F. Kerangka Pemikiran

Komunikasi total

orang tua dalam

menyampaikan nilai-

nilai Islam

Nilai Aqidah

(Keimanan)

Nilai

Ibadah

Nilai

Akhlak

Orang tua

menyampaikan

dengan metode oral

atau manual

Anak lebih mudah

menerapkan di

kehidupan sehari-hari

Page 61: KOMUNIKASI TOTAL ORANG TUA DAN ANAK TUNARUNGU …

49

BAB III

GAMBARAN UMUM

Pada bab ini, peneliti mendeskripsikan tentang identitas

informan sebagai subyek penelitian utama. Penelitian ini

melibatkan lima informan utama dengan latar belakang

demografis dan sosiologis yang beragam. Kesamaan dari kelima

informan yang menjadi obyek penelitian pada penelitian ini

adalah kelimanya sama-sama mengenalkan nilai-nilai Islam

kepada buah hati mereka sejak kecil meskipun terlahir dengan

kemampuan pendengaran yang kurang baik. Berikut latar

belakang narasumber selengkapnya.

A. Profil Informan

1. Narasumber 1

Identitas Orang Tua :

Nama Erni Marlinatri

Nama Panggilan Erni

Tempat Tanggal Lahir Jakarta 15 Agustus 1978

Usia 42 Tahun

Jenis Kelamin Perempuan

Alamat Jl. RS Fatmawati gg. H. Ahmad

no.28 Cipete Selatan, Jaksel

Identitas Anak :

Nama Ashley Astera Canada Loverdo

Page 62: KOMUNIKASI TOTAL ORANG TUA DAN ANAK TUNARUNGU …

50

Khodori

Nama Panggilan Nada

Tempat Tanggal Lahir Jakarta, 13 januari 2009

Usia 11 Tahun

Jenis Kelamin Perempuan

Alamat Jl. RS Fatmawati gg. H. Ahmad

no.28 Cipete Selatan, Jaksel

Nada merupakan seorang anak penyandang tunarungu

yang lahir sebelas tahun silam, tepatnya pada 13 januari 2009

di Jakarta.1 Seorang anak perempuan dari ibu yang bernama

Erni Marlinatri yang berusia 41 tahun dan bapak bernama

Khodori yang berusia 46 tahun. Nada merupakan anak kedua

dari dua bersaudara dari kakak perempuannya yang berusia

14 tahun dengan nama Amare Amodia Callysta Cinerdo

Khodori atau akrab disapa Caca berusia 14 tahun. Kini Nada

dan keluarga tinggal di daerah Jakarta Selatan tepatnya di

daerah Fatmawati. Namun sebenarnya mereka berasal dari

Bekasi. Di fatmawati ini hanya menyewa rumah sementara

agar Nada dekat dengan sekolahnya yang juga di daerah

Fatmawati yaitu Sekolah Santi Rama. Santi Rama merupakan

salah satu sekolah di Jakarta yang memang dikhususkan

untuk anak tunarungu. Alasan lain mengapa orang tua Nada

lebih memilih untuk menyewa rumah di dekat sekolah adalah

1 Wawancara Pribadi dengan Ibu Erni (15 Juni 2020 pukul 16.00)

Page 63: KOMUNIKASI TOTAL ORANG TUA DAN ANAK TUNARUNGU …

51

agar Nada tidak terlalu lelah untuk menempuh jarak Jakarta

Selatan – Bekasi dan lebih berkonsentrasi dalam belajar. Saat

ini Nada duduk dikelas 5 SD namun orang tua Nada telah

menyekolahkan Nada di Santi Rama sejak PAUD. Selain

aktif disekolah, Nada juga aktif di berbagai kegiatan seperti

teater, menari dan modeling. Disekolah pun Nada mengikuti

ekstrakulikuler menari karena itu yang paling diminatinya.

Menurut pengakuan sang Ibu, Nada memang termasuk anak

yang suka tampil di depan umum dan memiliki kepercayaan

diri yang tinggi juga memiliki minat yang lebih condong ke

seni.

2. Narasumber 2

Identitas Orang Tua

Nama Nisa Imamy

Nama Panggilan Nisa

Tempat Tanggal Lahir Jakarta 23 Agustus 1987

Usia 32 Tahun

Jenis Kelamin Perempuan

Alamat Jalan Sumbangsih V no 17 RT

10 RW 01 Kel. Karet. Kec.

Setiabudi Jakarta Selatan 12920

Identitas Anak

Nama Fudhail Abdillah Alkaff

Nama Panggilan Dillah

Page 64: KOMUNIKASI TOTAL ORANG TUA DAN ANAK TUNARUNGU …

52

Tempat Tanggal Lahir Jakarta 15 April 2008

Usia 12 Tahun

Jenis Kelamin Laki-Laki

Alamat Jalan Sumbangsih V no 17 RT

10 RW 01 Kel. Karet. Kec.

Setiabudi Jakarta Selatan 12920

Dillah merupakan seorang anak penyandang tunarungu

yang lahir 12 tahun silam di Jakarta tepatnya pada 15 April

2008.2 Seorang anak laki-laki dari orang tua bernama Nisa

Imamy, seorang perempuan berusia 32 tahun ini merupakan

seorang ibu rumah tangga dan Ayah yang bernama

Muhammad Hasan Alkaff berusia 42 tahun yang saat ini

tinggal di setiabudi, Jakarta Selatan. Dillah merupakan anak

pertama dari dua adik yang bernama Syarifah Jihan Talita

Alkaff dan Ahmad Rizieq Alkaff. Saat ini Dillah bersekolah

di SLB 7 Jakarta Timur dan baru saja duduk dikelas 5

Sekolah Dasar.

3. Narasumber 3

Identitas Orang Tua

Nama Eti Susilowati

Nama Panggilan Eti

Tempat Tanggal Lahir Jakarta 15 Agustus 1978

Usia 42 Tahun

2 Wawancara Pribadi dengan Ibu Nisa (15 Juni pukul 17.00)

Page 65: KOMUNIKASI TOTAL ORANG TUA DAN ANAK TUNARUNGU …

53

Jenis Kelamin Perempuan

Alamat Jl. Anyer 10 RT12/02 Menteng

Jakarta Pusat

Identitas Anak

Nama Tareza Maula

Nama Panggilan Reza

Tempat Tanggal Lahir Jakarta 26 November 2007

Usia 12 Tahun

Jenis Kelamin Laki-laki

Alamat Jl. Anyer 10 RT12/02 Menteng

Jakarta Pusat

Reza merupakan seorang anak penyandang tunarungu

yang lahir 12 tahun silam di Jakarta tepatnya pada 25

November 2007. 3Seorang anak laki-laki dari Ibu yang

bernama Eti Susilowati berusia 42 tahun yang merupakan

seorang ibu rumah tangga dan Ayah bernama Setiawan

Saputra yang berusia 43 tahun. Saat ini Reza duduk dibangku

sekolah dasar kelas 6 di SLB Ar-Rahman, Tebet. Reza dan

keluarga tinggal di daerah Menteng Jakarta Pusat yang

memang cukup jauh dari sekolah tempat Reza belajar. Reza

merupakan anak bungsu dari dua akakaknya yang bernama

3 Wawancara Pribadi dengan Ibu Eti (16 Juni pukul 14.27)

Page 66: KOMUNIKASI TOTAL ORANG TUA DAN ANAK TUNARUNGU …

54

Zahra Devika Putri yang saat isi usianya 19 tahun dan Prima

Reansya Putra yang usianya 18 tahun.

4. Narasumber 4

Identitas Orang Tua

Nama Yeyen Saripah Zein

Nama Panggilan Yeyen

Tempat Tanggal Lahir Jakarta 05 Desember 1975

Usia 45 Tahun

Jenis Kelamin Perempuan

Alamat Kp. Pisangan RT007/03 no

211A Penggilingan Cakung

Jakarta Timur

Identitas Anak

Nama Abdullah Sanjaya

Nama Panggilan Jaya

Tempat Tanggal Lahir Jakarta 07 Mei 2011

Usia 9 Tahun

Jenis Kelamin Laki-laki

Alamat Kp. Pisangan RT007/03 no

211A Penggilingan Cakung

Jakarta Timur

Jaya merupakan seorang anak penyandang tunarungu

yang lahir Sebelas tahun silam di Jakarta, tepatnya pada 7

Page 67: KOMUNIKASI TOTAL ORANG TUA DAN ANAK TUNARUNGU …

55

Mei 2009.4 Seorang anak laki-laki dari orang tua yang

bernama Yeyen Saripah Zein yang kini berusia 45 tahun dan

Suyandi yang berusia 51 tahun. Kini Jaya dan keluarga

tinggal di daerah Cakung Jakarta Timur. Jaya bersekolah di

SLB Kembar Karya Pembangunan 2 didaerah Jakarta Timur

juga dan saat ini duduk dibangku kelas 4 Sekolah Dasar. Jaya

memang baru masuk SLB kerika kelas 4 ini karena sejak

kelas 1 Jaya bersekolah disekolah biasa.

5. Narasumber 5

Identitas Orang Tua

Nama Ani Marlina

Nama Panggilan Ani

Tempat Tanggal Lahir Slawi, 10 Desember 1972

Usia 48 Tahun

Jenis Kelamin Perempuan

Alamat Gg. Musholah RT 12/10 no 32 Jl

Raya Centex Ciracas Jaktim

Identitas Anak

Nama Nayla Tri Widiastuti

Nama Panggilan Nayla

Tempat Tanggal Lahir Jakarta 20 November 2006

Usia 43Tahun

Jenis Kelamin Perempuan

4 Wawancara Pribadi dengan Ibu Yeyen (16 Juni 2020 pukul 16.00)

Page 68: KOMUNIKASI TOTAL ORANG TUA DAN ANAK TUNARUNGU …

56

Alamat Gg. Musholah RT 12/10 no 32 Jl

Raya Centex Ciracas Jaktim

Nayla merupakan anak penyandang tunarungu yang

lahir tiga belas tahun silam di Jakarta tepatnya pada 20

November 2006. 5Seorang anak perempuan dari ibu yang

bernama Ani Marlina berusia 43 tahyn dan Ayahnya yang

bernama Widada berusia 44 tahun. Saat ini Nayla bersekolah

di SLB-N 7 Jakarta Timur dan ber tempat tinggal di Ciracas

Jakarta Timur. Nayla saat ini duduk dikelas 5 SD dan

memang memiliki keterlambatan saat masuk sekolah.

Menurut pengakuan Ibunya, Nayla memiliki minat merias

wajah dan itu sudah dilakukannya sejak mulai bersekolah

dan mengikuti terapi bicara. Selain merias, Nayla juga aktif

di kegiatan teater.

B. Potret Kehidupan Orang Tua dan Anak Tuna Rungu

(Awal Mula Orang Tua Mengetahui Anak Menyandang

Tunarungu

1. Keterangan Narasumber 1

Mengetahui Nada menyandang tunarungu sejak

berusia hampir 2 tahun, ketika N sudah mulai lancar

berjalan namun dalam hal berbicara masih terbata-bata

(belum membentuk kata). Kecurigaan muncul pertama

kali disadari oleh ayahnya yang merasa seperti ada

5 Wawancara Pribadi dengan Ibu Ani (17 Juli 2020 pukul 09.30)

Page 69: KOMUNIKASI TOTAL ORANG TUA DAN ANAK TUNARUNGU …

57

gangguan di pendengaran Nada. Lalu orang tua

berinisiatif mencoba mengetes pendengaran Nada dengan

mencoba menutup pintu dengan posisi Nada yang

membelakangi pintu namun ternyata benar tidak ada

respon dari Nada. Lalu penanganan pertamanya adalah

dengan membawa Nada ke dokter umum dekat rumah lalu

dirujuk ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo dan

langsung didiagnosa terjadi penurunan pendengaran yang

cukup serius pada Nada. Nada tergolong pada kategori

tunarungu yang sangat berat sekitar 110 dB di telinga

bagian kanan dan 90 dB di telinga bagian kiri. Lalu Nada

mulai menggunakan alat bantu dengar mulai usia 2 tahun

dan saat ini masih terus belatih untuk mengoptimalkan

bicaranya.

2. Keterangan Narasumber 2

Mengetahui Dillah menyandang tunarungu saat

Dillah berusia 2 tahun. Di usia Dillah yang menginjak 2

tahun tersebut Dillah masih belum bisa bicara. Dillah

memang sempat terjatuh di tangga rumahnya namun Nisa

sebagai orang tua tidak menganggap serius hal itu.

Beberapa waktu kemudian, setelah di pastikan lewat

Psikolog, Dillah tergolong bagus secara motorik dan

kecerdasannya begitu pun saat di periksa oleh dokter

tumbuh kembang anak. Namun saat dilakukan

pengecekan di dokter THT, Dillah didiagnosa bahwa

Page 70: KOMUNIKASI TOTAL ORANG TUA DAN ANAK TUNARUNGU …

58

terdapat gangguan dari syaraf pendengaran menuju ke

otak tidak ada respon. Dillah tergolong pada kategori

110dB yang dapat dikategorikan sebagai tunarungu berat.

Setelah mengetahui hal itu, orang tua tidak langsung

membelikan alat bantu dengar maupun tidak mengikuti

saran dokter untuk melakukan terapi bicara karena adanya

kendala biaya. Orang tua Dillah hanya mencoba

mengikutserakan Dillah dalam lomba-lomba yang di

selenggrakan di pusat perbelanjaan untuk melatih

kepercayaan diri Dillah agar tidak minder. Memamg

sudah sejak lama sang Ibu aktif di berbagai seminar

tentang anak atau parenting.

3. Keterangan Narasumber 3

Mengetahui Reza menyandang tunarungu saat

Rezza masih kecil. Semasa kecilnya, Reza memang

mengalami keterlambatan dalam pertumbuhan, namun

orang tua baru menyadarinya ketika Reza berusia 2 tahun.

Di umur R yang menginjak 2 tahun lebih, R baru bisa

berjalan namun belum bisa berbicara. Di masa itulah Reza

di diagnosa mengalami gangguan pada pendengarannya.

Reza dikategorikan memiliki gangguan pendengaran yang

paling tinggi sekitar 120dB. Lalu Ibu Eti sebagai orang tua

mencoba segala cara agar Reza bisa berjalan dan juga

berbicara. Sebisa mungkin Ibu Eti menggunakan

kekuatannya untuk berbicara dengan Reza.

Page 71: KOMUNIKASI TOTAL ORANG TUA DAN ANAK TUNARUNGU …

59

4. Keterangan Narasumber 4

Mengetahui Jaya menyandang tunarungu ketika

awal mulanya orang tua tidak menyadari bahwa Jaya

memiliki gangguan pada pendegarannya karena memang

sejak kecil sekitar usianya 6 bulan Jaya memiliki riwayat

penyakit penyempitan pada jantungnya dan sempat

mendapatkan tindakan operasi. Di kesehariannya Jaya

memang hanya bisa berbaring ditempat tidur hingga

umurnya kurang lebih satu tahun. Ibu Yeyen baru

menyadari Jaya memiliki gangguan pada pendengarannya

ketika Jaya berusia kurang lebih 4 tahun. Yeyen

menyadari hal itu ketika ia mencoba memanggil sang anak

namun tidak mendapatkan respon balik. Memang terjadi

keterlambatan orangtua mengetahui hal tersebut karena

saat itu orang tua Jaya terlalu fokus mengobati penyakit

penyempitan jantung yang dialami oleh Jaya tersebut

sehingga tidak menyadari hal lain yang menimpa Jaya.

Jaya tergolong pada klasifikasi pedengeran di kategori 90-

100 dB yang mana itu dapat dikategorikan tunarungu

berat.

5. Keterangan Narasumber 5

Awal mula orang tua Nayla menyadari bahwa Nayla

memiliki gangguan pada pendengarannya sejak Nayla

sering keluar masuk rumah sakit sejak usia sembilan

bulan. Nayla sering Panas tinggi dan ada infeksi saluran

Page 72: KOMUNIKASI TOTAL ORANG TUA DAN ANAK TUNARUNGU …

60

pernafasan juga. Sering mengalami tifus juga jadi

memang sering kali keluar masuk rumah sakit. Lalu

dokter mendiagnosa bahwa Nayla mengalami overdosis

antibiotik jadi mengenai saraf di telinganya. Nayla

tergolong pada klasifikasi pendengaran di kategori 90dB-

110dB

Page 73: KOMUNIKASI TOTAL ORANG TUA DAN ANAK TUNARUNGU …

61

BAB IV

DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

A. Proses Penyampaian Orang Tua Mengenai Nilai-Nilai

Islam kepada Anak Tunarungu

Orang tua yang memiliki anak tunarungu atau tuli pada

umumnya kebingungan saat harus menyampaikan sesuatu

terhadap anak mereka, karena bisa jadi hal tersebut

merupakan pengalaman pertama untuk orang tua

berkomunikasi dengan anak tunarungu atau tuli. Pada

hakekatnya, orang tua selalu ingin memiliki hubungan yang

baik dengan anak mereka. Salah satu cara membangun

komunikasi yang baik dengan anak adalah dengan hubungan

baik yang terjalin antara orang tua dan anak. Perbedaan cara

berkomunikasi dengan setiap anak pasti berbeda-beda

apalagi dengan anak tunarungu. Hal tersebut membuat orang

tua melakukan penyesuaian gaya bicara dan cara

berkomunikasi dengan sang anak yang memiliki keterbatasan

di indera pendengarannya.

Sebenarnya untuk berkomunikasi dengan anak

tunarungu sudah ada Bahasa isyarat yang umumnya

digunakan untuk berkomunikasi yaitu Sistem Isyarat

Indonesia (SIBI) dan Bahasa Isyarat Indonesia (BISINDO).1

1 Hakim., Lukman., Samino., dkk. 2008. Kamus Sistem Isyarat

BahasaIndonesia. Edisi Kelima. Jakarta : Direktorat Pembinaan Sekolah Luar Biasa h.4

Page 74: KOMUNIKASI TOTAL ORANG TUA DAN ANAK TUNARUNGU …

62

SIBI dalam penggunaan dan pemaknaan yang ada dalam

gerakannya lebih memudahkan penyandang tunarungu, sebab

gerakan yang terlihat lebih mudah dipahami tanpa

menggunakan waktu yang lama dalam menjelaskan pesan

dengan gerakan SIBI. SIBI menggunakan abjad seperti biasa

sebagai panduan Bahasa isyarat tangan satu.

Gambar 4.1

Abjad dalam SIBI (Sumber: Yayasan Peduli ABK)

Sedangkan BISINDO merupakan teknik Bahasa isyarat

yang menggunakan gerakan tangan dengan dua tangan

sebagai upaya komunikasi antar pengguna Bahasa isyarat.

Sedangkan Namun kemampuan orang tua yang kurang dalam

memahami bahasa tersebut menjadi kendala yang cukup

besar dalam melakukan komunikasi. Hal tersebut

dikarenakan kurangnya pemahaman yang dimiliki orang tua

mengenai bahasa isyarat, faktor tersebut yang membuat

Page 75: KOMUNIKASI TOTAL ORANG TUA DAN ANAK TUNARUNGU …

63

orang tua akhirnya membuat bahasa isyarat sendiri yang

dipahami oleh kedua belah pihak untuk melakukan

komunikasi.

Gambar 4.2

Abjad dalam BISINDO (Sumber: Yayasan Peduli Kasih

ABK)

Dalam proses menyampaikan nilai-nilai Islam, orang

tua akan membiasakan anak untuk menerapkan ajaran-ajaran

Islam di kesehariannya. Seperti salat, mengaji, puasa, bahkan

melafalkan doa-doa harian sebelum melakukan sesuatu.

Sebagian dari orang tua yang memiliki anak dengan

keterbatasan pendengaran (tunarungu) terkadang memiliki

teknik khusus untuk menyampaikan nilai-nilai keislaman

pada anaknya.

Informan pertama, Ibu Erni mengaku tidak ada teknik

atau upaya khusus yang diterapkan pada anaknya, namun

hanya perlu pengulangan yang rutin untuk menyampaikan

sesuatu kepada sang anak agar sang anak tidak mudah lupa.

Page 76: KOMUNIKASI TOTAL ORANG TUA DAN ANAK TUNARUNGU …

64

“Kalau teknik khususnya ga ada ya kak paling karena

mungkin dari sekolah harus tetap bicara ya kak jadi tetep

diajak ngobrol aja kak. Lebih ke pembiasaan pembiasaan

atau pas Nadanya agak “belok” sendiri lagi solehahnya

agak ilang, kalau mamanya agak keluar tanduk paling

dijadikan atau disambungin ke nilai agamanya aja ya kak..”

ujar Ibu Erni “Waktu itu pernah disekolah dibilang harus

selalu diulang ulang harus selalu diingatkan itunya kak,

kalau anak tunarungu yak arena kalau ga diingatkan ya

mungkin kayak cuma numpang lewat. Mungkin kalau anak

ada gangguan di pendengaran memang harus diulang-ulang.

Meskipun tidak ada ulangan ya mesti harus diulang sebelum

tidur.” Lanjutnya

Bagi Ibu Erni, mengulang sesuatu yang Nada pelajari

setiap harinya adalah wajib. Karena dari sekolahnya pun

menganjurkan untuk selalu mengulang materi yang telah

disampaikan, apapun itu. Khsususnya mungkin mengenai

nilai-nilai Islam.

“kata ibu gurunya juga kalau disekolah sama dirumah

ga nyambung juga ga bakalan bisa berkembang gitu kan

anaknya.” Ujar Ibu Erni “kalau anak tunarungu ya karena

kalau ga diingatkan ya mungkin kayak cuma numpang lewat.

Mungkin karena anak ada gangguan di pendengaran

memang harus diulang-ulang.”

Page 77: KOMUNIKASI TOTAL ORANG TUA DAN ANAK TUNARUNGU …

65

Sistem pengulangan materi dirumah ini tentunya sangat

berpengaruh bagi anak tunarungu yang memiliki

keterbatasan pemahaman atas suatu hal. Mereka butuh

pengulangan terus menerus agar pesan yang dimaksud dapat

tersampaikan dengan baik. Meskipun dengan Bahasa yang

sudah dimengerti oleh sang anak, terkadang sang anak belum

tentu dapat memahami secara maksimal. Peran orang tua

dengan sekolah pun memiliki tanggung jawab yang sama.

Ibu Erni menjelaskan bahwa apabila ada sesuatu yang

terhambat di sekolah, kemungkinan besar terjadi karena tidak

ada pengulangan materi ketika dirumah.

“Sekolah itu tetap menekankan pada orang tua. Harus

sama dengan sekolah gitu kak. Harus sejalan dengan

sekolah. Jadi disekolah Nada, orangtua tuh perannya harus

sama seperti guru disekolah. Kalau anak disekolah ada

kendala itu bisa berasal dari rumah. Kalau ada yang

terhambat disekolah ya kaka tau dikelas ada yang kurang

bagus misalnya ya kak, jadi ketahuan banget kalau asalnya

itu dari rumah, lingkungan sekitar rumah dan orang tua.

Berati perannya itu sama.” Jelas Ibu Erni.

“ Kan ada gangguan di pendengarannya ya kak jadi

harus apaya betul-betul jelaas gitu ya. Kalau dia belum

paham kita juga kan harus ngulang lagi, ngulang terus.”

Ibu Erni pun mengaku selalu mengikuti suasana hati sang

anak untuk menyampaikan nilai-nilai keislaman.

Page 78: KOMUNIKASI TOTAL ORANG TUA DAN ANAK TUNARUNGU …

66

“Kadang kalau pas lagi dia ngambek juga susah.

Kalau pas lagi Nadanya kesel atau moodnya gabagus juga.

Kalau pas dia lagi mau mau kalau pas lagi dia ga itu yaudah

masih semaunya dia gitu.” Lanjutnya.

Sering kali sang anak merasa malas untuk mengulangi

apa yang sudah pernah diajarkan. Namun penanganan anak

tunarungu ini ternyata tidaklah mudah. Perlu tingkat

kesabaran yang ekstra agar sang anak tetap manut untuk

diajarkan tentang suatu hal. “kalau dikerasin dia malah sama

kayak kita keras juga. Dia malah gitu juga malah gamau

sama sekali. Kuota sabarnya harus banyak banget. Harus

sampai Nadanya paham sekali. Nada juga suka munculin

gasuka marah marah gitu ya.”

Keterbatasan dalam hal pendengaran menjadi salah

satu faktor penyandang tuna rungu merasa berbeda dengan

manusia normal pada umumnya, seseorang yang mempunyai

fakor hambatan fisik akan lebih mudah tersinggung dan

tingkat emosi mereka jauh lebih tinggi dari pada manusia

normal pada umumnya.

Informan kedua, Ibu Nisa mengaku memiliki triger lain

dalam menyampaikan nilai-nilai Islam kepada anaknya,

Dillah. Perlu adanya visualisasi untuk menyampaikan suatu

hal pada anaknya. Entah itu dalam contoh gambar ataupun

gerakan.

Page 79: KOMUNIKASI TOTAL ORANG TUA DAN ANAK TUNARUNGU …

67

“Jadi memang harus ada contohnya. Jadi misalnya saya

ngelarang nih, gaboleh itu harus ada contohnya kenapa

alasannya. Terus ditunjukin visualnya misalnya gambar terus

pokoknya bisa dilihatin.” Ujar Ibu Nisa.

Bahkan terkadang perlu juga adanya tambahan gerakan

agar pesan yang dimaksud dapat diterima dengan baik oleh

sang anak. “Jadi misalnya saya suruh salat tapi gapake

gerakan. Jadi nanti dia gatau kalau itu disuruh salat.

Kadang seperti itu. Tulisannya bagaimana pengucapannya

seperti apa gerakan visualnya tuh kayak gimana” perlu

adanya cara yang lengkap agar sang anak lebih mudah

memahami pesan. Hal tersebut sudah dilakukan Ibu Nisa

kepada anaknya sejak kecil.

“Kalau untuk anak tunarungu yang tanpa double

masalahnya, itu biasanya dia pinter. Kayak kalau Dillah ini

memang cuma tunarungu jadi kecerdasannya seperti kayak

anak anak normal jadi dia kalua untuk ngajarin sama aja sih

kayak ngajarin anak umum biasa. Lebih ke sering diulang

sering diajarin baru itu bisa.”

Menurut Ibu Nisa, sang anak memiliki tingkat

kecerdasan yang sama seperti anak dengan pendengaran

normal lainnya hanya saja memang keterbatasan

pendengaran yang membuat materi yang disampaikan perlu

adanya pengulangan secara terus menerus agar materi

tersebut dapat selalu diingat. Dan tentu perlu kesabaran yang

Page 80: KOMUNIKASI TOTAL ORANG TUA DAN ANAK TUNARUNGU …

68

ekstra bagi sang Ibu. “Ibunya harus ekstra sabar

ngedampingin dia berulang-ulang. Paling itu aja.”

Metode yang dilakukan dua informan ini sepertinya

menggunakan metode drill untuk sang anak. Metode drill

merupakan suatu teknik atau cara mengajar dengan memberi

latihan secara berulang-ulang terhadap apa yang telah

diajarkan oleh guru sehingga memperoleh pengetahuan dan

keterampilan tertentu.2 Metode ini menekankan upaya

pembentukan pengetahuan, sikap dan keterampilan pada

proses pengulangan kegiatan atau perbuatan tertentu. Agar

pesan tersampaikan dengan tepat jadi perlu adanya

pengulangan.

Hampir sama dengan informan kedua, Ibu Eti selaku

informan ketiga pun menggunakan media khusus seperti

gambar atau visualisasi lainnya untuk menyampaikan suatu

hal pada anaknya, Reza.

“oh iya melalui gambar kak. Hmm ini kayak melalui

buku gitu kak. Kayak ada gambar dan tulisan-tulisan gitu.

Kan dia kalau denger kan gabisa kan, jadi dia melalui

gambar, baca. Alhamdulillah si dia udah mulai bisa baca,

baru bisa ngeja-ngeja aja” Selain dengan menggunakan

buku yang bergambar, Ibu Eti juga menggunakan media

televisi untuk membantu pemahaman yang lebih pada Reza.

2 Haryanto dkk. 2003. Strategi Belajar Mengajar. Yogyakarta: FIP

UNY. h.40

Page 81: KOMUNIKASI TOTAL ORANG TUA DAN ANAK TUNARUNGU …

69

“Selain dengan gambar mungkin dengan itu.. dia sih kayak

liat di TV gitu dia juga udah mulai paham.” Lanjutnya.

Ibu Eti mengaku bahwa anaknya cenderung cepat

menangkap suatu hal yang diajarkan. “Dia kalau sudah

diajarin sekali tuh langsung bisa. Apapun itu. Cara

menghapal gitu juga dia lebih cepet gitu. Alhamdulillah sih

dia emang kalau buat belajar semangat.” Dan Ibu Eti pun

mengaku bahwa jika sudah ada kemauan dari diri Reza

sendiri untuk mengaji “Kemauan dia sih kak kalau itu. Kalau

saya suruh juga mau sih”.

Informan keempat, Ibu Yeyen menyampaikan secara

singkat upayanya untuk menyampaikan nilai-nilai Islam pada

sang anak, Jaya. “Iya nunggu dia mood dulu kadang

mungkin karena dia cape kali ya kita ajarin dia belajar gitu

dia kan masih keras yah. Kadang dia suka cape gitu dianya.

Kalau udah cape ya udah males aja udah nyerah gitu suka

bilang pusing gitu”. Ibu Yeyen lebih memilih menunggu

kondisi pikiran sang anak membaik dahulu baru mencoba

menyampaikan nilai-nilai mengenai Islam.

“Oh emang mesti diulang ulang karena kalau ga

diulang-ulang dia suka ga paham kalau sekali dia ga paham.

Karena kita ngajarnya suka diulang-ulang perkata gitu.”

Dan tentunya dengan metode yang diualng-ulang juga agar

Jaya dapat lebih memahami pesannya.

Page 82: KOMUNIKASI TOTAL ORANG TUA DAN ANAK TUNARUNGU …

70

Hampir sama seperti Ibu Yeyen, informan kelima, Ibu

Ani pun mengaku juga mengulang apa yang sudah

disampaikan sebelumnya. Karena menurut Ibu Ani, Sang

anak Nayla juga memiliki keterlambatan dalam memahami

sesuatu “Diulang ulang kalau anak seperti Nayla perlu

pengulangan. Dia lama untuk ininya ngertinya, untuk

menghafalnya dia lama makanya harus diulang-ulang terus.

Kalau dia udah bener bener hafal baru ke yang lainnya

gitu.”

B. Hambatan dalam Penyampaian Nilai-Nilai Islam dari

Orang Tua terhadap Anak Tunarungu

Setiap orang tua tentu menginginkan untuk dapat

berkomunikasi dengan anak tanpa adanya gangguan teknis

yang menghambat penerimaan pesan saat sedang bertukar

pesan antara satu sama lain baik itu perihal nasihat atau

arahan pada anak maupun dalam penyampaian nilai-nilai

mengenai agama kepada sang anak. Bagi orang tua dengan

anak normal pada umumnya pun kendala saat berkomunikasi

dengan anak kerap terjadi. Salah persepsi, nada bicara yang

telalu tinggi saat marah, dan lain sebagainya terkadang

membuat orang tua kesulitan untuk memberikan pesan pada

anak. Kesulitan tersebut menjadi lebih besar bagi orang tua

yang memiliki anak dengan keterbatasan dalam mendengar

atau tunarungu. Orang tua harus berusaha lebih keras dalam

meyampaikan pesan terhadap anak mereka, berbagai cara

Page 83: KOMUNIKASI TOTAL ORANG TUA DAN ANAK TUNARUNGU …

71

dilakukan orang tua, namum tetap saja kendala dalam

berkomunikasi masih ditemui.

Keterbatasan pemahaman anak serta kecakapan orang

tua dalam memberikan cara yang mudah untuk di terima oleh

sang anak menjadi faktor penghambat yang sering terjadi

saat orang tua mencoba menyampaikan pesan. Dalam

melaksanakan proses komunikasi antarpribadi dalam

menyampaikan nilai-nilai Islam memang sering kali

menemukan kendala yang dihadapi oleh orang tua dalam

komunikasi yang berlangsung. Informan pertama (Ibu Erni)

menjelaskan bahwa perkataan yang diucapkan anaknya

seringkali kurang jelas sehingga susah untuk dipahami.

“Kalau penghambatnya itu kak hmm kalau kosa kata

dari Nadanya belum jelas. Nada berkata apa gitu kak. Coba

deh Nada menggambar atau kalau engga pakai isyarat. Atau

kalau engga Nada suka ngejelasinnya “waktu kemarin

kakak..” dia ngejelasin gitu kak kalau kosa katanya yang dia

sudah bisa dia ngejelasin. Oh iya baru kita nyampe ke

maksudnya Nada.”

Tidak hanya dari satu sisi, karakter anak pun juga dapat

menghambat orang tua dalam berkomunikasi dengan anak.

Seperti misalnya saat sang anak sedang tidak dalam keadaan

nyaman atau ngantuk, orang tua pun mulai kewalahan dalam

menanganinya. Seperti percakapan lanjutan dari Ibu Erni

Page 84: KOMUNIKASI TOTAL ORANG TUA DAN ANAK TUNARUNGU …

72

“Terhambatnya lagi paling kalau Nada sudah keluar

‘kekeh’nya,kalau sudah keras harus dijelasin sampai

mendetail sampe kadang marah-marah juga kak. Dia juga

suka minta apa yang dia pengen gitu ya kak. Terus dibilang

besok beli deh. Jadi kayak dia mengeluarkan ancaman,

jurusnya gitu kak. “gamau salat” katanya. Pokonya harus

betul betul buat Nada paham gitu ya kak.”

Hambatan lain dirasakan oleh informan kedua yaitu Ibu

Nisa yang mana mengungkapkan bahwa durasi belajar anak

tunarungu memiliki perbedaan dengan anak normal lainnya.

Seperti yang diungkapkan Ibu Nisa pada saat wawancara:

“Paling kalau anak tunarungu tuh durasi jam

belajarnya. Dia gak bisa lama. Gabisa lebih dari satu jam.

Kalau moodnya dia bagus bisa sering dalam sehari tapi

kalau moodnya ga bagus sama sekali dalam sehari tuh dia

gamau.” Ketergantungan pada emosi dan tingkat kestabilan

anak pun sangat berpengaruh bagi orang tua dengan anaknya

yang penyandang tunarungu. Untuk menyampaikan nilai-

nilai keislaman pun perlu adanya effort serta reward dari

orang tua.

“Terus harus ada rewardnya juga misalnya ‘bang

kalau udah selesai udah hafal nanti dikasih hadiah’ nah jadi

dia semangat. Kita sering puji dia nanti kalau dia ngelakuin

kesalahan jangan sekali kali marahin dia karena sakit hati

Page 85: KOMUNIKASI TOTAL ORANG TUA DAN ANAK TUNARUNGU …

73

dia tuh lama. Karena dia ngerasa minder. Karena kalau

mara-marahjuga percuma dia gak ngerti.” Lanjut Ibu Nisa

Namun ternyata tidak hanya itu saja, ada factor

penghambat lain bagi Ibu Nisa untuk berkomunikasi dengan

anaknya dan hambatan tersebut kurang lebih sama seperti

yang dirasakan Ibu Erni yaitu keterbatasan pemahaman anak

mengenai penjelasan orang tua.

“Ya kadang dari orangtua itu kan kadang kalau kita

menjelaskan apa, anak suka ga paham maksud dari kita.

Makanya kenapa orang tua pun perlu banyak belajar tentang

bahasanya si anak. Atau biasanya orangtua itu punya

Bahasa isyarat sendiri terhadap anaknya” Ibu Nisa pun juga

memiliki Bahasa isyarat sendiri dengan sang anak meski

begitu, Ibu Nisa tetap mempelajari BISINDO dan SIBI

karena untuk menyesuaikan pemahaman sang anak.

Keterbatasan orang tua untuk mengajarkan atau

mungkin menyampaikan nilai-nilai Islam kepada anak salah

satunya adalah karena kurangnya guru ngaji khusus untuk

penyandang tunarungu. Para orang tua begitu kesulitan

mengajarkan ngaji pada sang anak yang menyandang

tunarungu karena adanya keterbatasan Bahasa yang dimiliki.

Seperti yang diungkapkan oleh informan ketiga, Ibu Eti yang

mengaku kesulitan untuk mengajarkan nagji kepada sang

anak. Sejak kecil, Ibu Eti hanya mengajarkan Reza, sang

anak seadanya untuk hal mengaji ini.

Page 86: KOMUNIKASI TOTAL ORANG TUA DAN ANAK TUNARUNGU …

74

“Iyasih banget. Susah banget kak. Kita kan gangerti

Bahasa arab pakai Bahasa Isyarat kita kan ga ngerti.

Pengennya sih saya juga belajar Bahasa isyarat arab

tentang ini tentang Alquran ini. Kayanya harus kayak gitu

kak cuman belum ngerti kan. Kan Bahasa nya yang buat kita

ucapin ke dia itu susah jadi bingung jadi orang tua”

Ibu Eti bercerita bahwa anaknya saat ini sudah mulai

malu untuk belajar mengaji diluar rumah bersama teman-

temannya. Jadi sekarang hanya Ibu Eti yang memungkinkan

untuk mengajarkan Reza mengaji. Meskipun merasa sering

kebingungan untuk mengajarkan anaknya namun Ibu Eti

tetap berusaha “Sebenernya bisa, tapi kurang ngerti kalau

untuk ngaji gitu kak. Dia tau alif itu A gitu cuman kan kita

kan kesananya kita juga bingung.” Lanjutnya.

Kendala yang sama juga dirasakan oleh informan

keempat, Ibu yeyen. Ibu Yeyen mengaku sudah mengajarkan

nilai islam yaitu ibadah solat pada anaknya, Jaya. Namun

untuk mengaji Ibu Yeyen belum sama sekali mengajarkan.

Hanya saja Jaya sudah bisa melafalkan doa doa harian karena

Ibu yeyen pun menerapkan hal tersebut setiap harinya

sebelum makan dan sebelum tidur. Meskipun Jaya belum

bisa melafalkannya dengan fasih namun Ibu yeyen tetap

mengajarkannya.

“Hmm iya kalau ngaji belum soalnya disini kan temen-

temennya orang normal semua jadi kan paling ngaji cuma

Page 87: KOMUNIKASI TOTAL ORANG TUA DAN ANAK TUNARUNGU …

75

ngeliatin doing gaikut baca cuma ngeliat doang. Pernah

ikut-ikutan temennya ngaji tapi cuma ikut nyaksiin doang.

Nyaksiin temen temennya ngaji terus dia ga ngaji diem diem

doang begitu. belum tau tempat khusus buat ngaji anak anak

tunarungu itu dimana.”

“Paling kemaren kan dapet buku yang buku iqro itu.

Tapi paling saya suruh liatin doang ini huruf A Ba Ta, tapi

dia masih bingung. Bingungnya tuh susunannya. Kan dapet

buku pedoman-pedoman agama saya unjukin cuma dia

masih bingung aja megangin kepala, ga ngerti dia gimana

caranya.” Ibu Yeyen mengaku sudah mendapatkan iqro

namun belum paham gimana cara mengajarkannya pada

Jaya.

“Kalau orang tuli kan saya masih bingung cara

pengajaran nilai-nilai agamanya tuh dengan metode apa.

Apa yang kira-kira dia paham. Saya masih nyari-nyari tapi

kadang-kadang jaya tuh kalau suka kita ajarin nilai-nilai

agama suka ga paham. Jadi kadang dengan cara SIBI dan

juga kita ga paham sama reaksi gerakannya dia juga

kadang-kadang ga paham kadang saya juga ga paham. Jadi

kayak bentrok gitu.” Lanjut Ibu Yeyen. Saat ini beliau sangat

ingin adanya guru mengaji khusus anak tunarungu untuk

dapat mengajarkan anaknya mengaji, minimal iqro saja dulu

supaya lebih lagi pemahaman sang anak mengenai ajaran

Islam.

Page 88: KOMUNIKASI TOTAL ORANG TUA DAN ANAK TUNARUNGU …

76

Masih sama seperti narasumber sebelum-sebelumnya,

Ibu Ani selaku informan kelima pun mengungkapkan

hambatan yang dialaminya kepada Nayla anaknya adalah

mengenai penyampaian pesan yang belum tentu dimengerti

oleh anaknya. Bu ani mengaku masih bingung

menyampaikan secara detail mengenai ajaran ajaran islam.

“Seumpamanya gini.. Nabi. Dia kan belum ngerti

bener soal Nabi gini gini, cara penyampaiannya itu susah

padahal kan kemarin dikasih buku 25 Nabi untuk

mengajarinya tuh bingung gimana caranya biar paham gitu

loh. Iyaa menyampaikannya” Ibu Ani menceritakan

kesulitannya menyampaikan perihal 25 Nabi kepada Nayla.

Ibu Ani khawatir akan sampai tidaknya pesan kepada

anaknya, dan apakah anaknya bisa paham mengenai hal

tersebut.

Dari uraian diatas maka dapat diketahui, bahwa dalam

melaksanakan proses komunikasi interpersonal untuk

menanamkan nilai – nilai yang terkandung dalam ibadah

sholat, sering dijumpai kendala- kendala yang dihadapi oleh

orang tua dalam komunikasi yang berlangsung, antara lain:

1. Sulit untuk memahami

Kemampuan anak yang masih kurang dalam

menerima suatu informasi, memerlukan tingkat

kesabaran yang tinggi pada orang tua dalam mendidik

anak. Tidak mudah mengajarkan anak yang masih belia

Page 89: KOMUNIKASI TOTAL ORANG TUA DAN ANAK TUNARUNGU …

77

apalagi mengenai nilai-nilai keislaman. Tentunya orang

tua dituntut untuk lebih bisa sabra dalam menghadapi

tingkah laku sang anak dan mengajarkan dengan cara di

ulang terus menerus agar tidak mudah lupa.

2. Emosi yang belum stabil

Usia 10-13 tahun mungkin belum bisa dinamakan

usia stabil, untuk itu tingkat emosinya pun juga masih

belum stabil. Mereka biasanya melakukan hal-hal yang

mereka inginkan sesuka hati mereka dan

berkemungkinan besar untuk sulit dilarang. Ketika orang

tua hendak mengajarkan anaknya dan mereka tidak mau

maka alangkah lebih baik untuk tidak memaksakannya.

Karena suatu hal yang dipaksakan tentu tidak akan

berakhir baik.

3. Asik dengan dunianya

Banyak orang tua terkadang mengeluh ketika

anaknya “ogah-ogahan” apabila diajak belajar. Atau

mungkin ketika anaknya lebih senang bermain gadget

ketimbang belajar. Orang tua harus mampu meberikan

pengertian pada anak agar mampu menyeimbangkan

nilai-nilai belajarnya dengan kegiatan sehari-hari. Tapi

tetap tanpa pemaksaan.

Page 90: KOMUNIKASI TOTAL ORANG TUA DAN ANAK TUNARUNGU …

78

C. Model Komunikasi Total Yang Dilakukan Orang Tua

dalam Menyampaikan Nilai-Nilai Islam

Komunikasi antarpribadi menjadi proses komunikasi

yang sangat lazim dilakukan oleh semua orang. Begitu juga

dengan penyandang tunarungu. Tidak sama seperti saat

melakukan interaksi dengan anak normal lainnya, orang tua

harus memiliki cara yang sedikit berbeda saat melakukan

komunikasi dengan anak tunarungu. Hal ini lah yang

mendorong orang tua membuat atau menciptakan bentuk

komunikasi yang sedikit berbeda agar pesan yang diberikan

dapat diterima oleh anak tunarungu dengan baik. Komunikasi

yang berbeda tersebut dimaksudkan untuk memudahkan

penyampaian pesan antara dua orang pembicara agar pesan

yang ingin disampaikan dapat tersampaikan dengan baik.

Hal tersebut juga dilakukan oleh informan penelitian,

dimana para orang tua menggunakan bahasa isyarat atau

bahkan mungkin gerakan khusus yang hanya di mengerti

oleh sang ibu dan anaknya. Pada umumnya penyandang

tunarungu dapat berkomunikasi dengan sesam penyandang

tunarungu maupun orang lainnya menggunakan Bahasa

isyarat yang sudah ada seperti SIBI dan BISINDO,

penggunaan bahasa isyarat ini biasanya hanya menggunakan

gerakan tangan untuk memperjelas arti dari kalimat yang

disampaikan.

Page 91: KOMUNIKASI TOTAL ORANG TUA DAN ANAK TUNARUNGU …

79

Dan setelah diteliti, beberapa informan memang tetap

menggunakan komunikasi verbal terhadap anaknya karena

mengikuti apa yang telah diajarkan disekolah sang anak.

Juga untuk melatih agar sang anak bisa bicara seperti pada

umumnya. Seperti yang disampaikan oleh informan pertama

(Ibu Erni):

“kalau dari sekolah (Santi Rama) harus pakai verbal

biasa kayak kita, karena tetap diusahakan bisa bicara. Kalau

udah mentok banget gitu baru dibantu sama isyarat jadi

kalau ada bahasa yang Nada belum paham baru pakai

isyarat. Tetapi kalau kosa kata yang sudah umum sudah

paham tapi pakai gerak bibir yang jelas. Kalau yang

dipegang itu untuk huruf huruf tertentu saja gitu misalnya S

atau M gitu kak” 3

Ibu Erni juga menyampaikan bahwa dalam

menyampaikan kalimat menggunakan bibir harus dilakukan

dengan perlahan sambil sang anak meraba dan menyentuh

bibir Ibunya namun hanya untuk huruf-huruf tertentu saja

misalnya huruf “S” atau pun “M”

Berbeda dengan Ibu Erni, informan kedua, Ibu Nisa

cenderung menggunakan campuran antara SIBI dan

BISINDO ketika berkomunikasi dirumah. Mulai dari kata-

kata yang ringan untuk dipahami sampai kalimat yang cukup

panjang. Dan Ibu Nissa sendiri mengaku sering membuat

3 Wawancara Pribadi dengan Ibu Erni (15 Juni 2020 pukul 16.00)

Page 92: KOMUNIKASI TOTAL ORANG TUA DAN ANAK TUNARUNGU …

80

Bahasa isyarat sendiri untuk Dillah agar pesan lebih mudah

dipahami oleh sang anak.

“jadi kadang kan gini ni. Saya udah bikin Bahasa

isyarat saya sama dia tapi begitu saya belajar bisindo atau

Bahasa isyarat lain tuh beda. Terus kadang sama yang

disekolah juga beda kan tuh, disekolah SIBI kalau sehari

hari biasanya bisindo”4

Sama halnya dengan Ibu Nisa, ibu Eti pun memilih

menggunakan “Bahasa ibu” untuk menyampaikan sekaligus

menerapkan nilai-nilai islam pada Reza, anaknya. “ Sebisa

anak kita aja pahamnya gimana gitu jadi kita ajarin aja

kayak gitu.” 5Ujar bu Eti saat ditanya mengenai bagaimana

cara menyampaikan nilai-nilai Islam pada sang anak. Karena

menurutnya, menggunakan “Bahasa ibu” untuk

berkomunikasi pada anaknya yang penyandang tunarungu

lebih mudah dipahami oleh Reza meskipun Reza juga sudah

paham menggunakan SIBI atau BISINDO.

Penggunaan bahasa ini dapat meminimalisir kesalahan

persepsi antara kedua belah pihak, namun tidak sedikit orang

tua yang memiliki anak penyandang tunarungu kurang

mengerti dan baru mngetahui mengenai adanya bahsa isyarat

ini, sehingga belum bisa mengaplikasikannya pasa saat

sedang berbicara dengan anak. Kondisi anak yang seperti ini

membuat orang tua melakukan berbagai penyesuaian untuk

4 Wawancara Pribadi dengan Ibu Nisa (15 Juni pukul 17.00) 5 Wawancara Pribadi dengan Ibu Eti (16 Juni pukul 14.27)

Page 93: KOMUNIKASI TOTAL ORANG TUA DAN ANAK TUNARUNGU …

81

dapat melakukan komunikasi dengan anaknya tanpa adanya

missunderstanding yang dapat mempersulit penyampaian

pesan.

Sedikit berbeda dengan ketiga informan sebelumnya,

Ibu Yeyen selaku informan keempat yang memiliki anak

penyandang tunarungu terlihat lebih “cuek” mengenai

Bahasa yang digunakan untuk berkomunikasi dengan

anaknya, Jaya, di kesehariannya. Keterlambatan mengetahui

anaknya memiliki gangguan pada pendengarannya mungkin

merupakan salah satu factor dimana Ibu Yeyen sampai saat

ini hanya menggunakan bahasa bibir untuk berkomunikasi

dengan Jaya.

“Iya jadi saya belum 100 persen tuh hapal gerakan

gerakan gerakan SIBI paling dengan Bahasa bibir doang

saya mengerti. Iya kadang saya dirumah juga baca gerakan

tangan sama mulut hehehe yang sering saya utamain liat

mulut saya sering disuruh ngeliatin Jaya mulu. Jaya suruh

liat mulut saya apa yang saya ucapkan”6

Memang terlihat Ibu Yeyen hanya berkomunikasi

seadanya dengan jaya menggunakan Bahasa isyarat seadanya

karena menurutnya yang penting Jaya paham mengenai apa

yang dimaksud dan pesan tersampaikan. Dan memang lafal

pengucapan yang dilakukan Ibu Yeyen cukup jelas untuk

dapat dimengerti oleh Jaya, sang anak.

6 Wawancara Pribadi dengan Ibu Yeyen (16 Juni 2020 pukul 16.00)

Page 94: KOMUNIKASI TOTAL ORANG TUA DAN ANAK TUNARUNGU …

82

Hampir sama seperti informan keempat Ibu Yeyen,

informan kelima Ibu Ani orang tua dari anak penyandang

tunarungu bernama Nayla hanya sebatas menggunakan

Bahasa isyarat BISINDO ketika berkomunikasi dengan

anaknya. Ketika ditanya mengenai bahasa apa yang Ibu Ani

dan anaknya terapkan dirumah, Ibu Ani menjawab

“Menggunakan bahasa isyarat BISINDO”7 Ibu Ani

percaya bahwa apa yang ia sampaikan dengan pelan-pelan

pasti Nayla akan mengerti pesan yang dimaksud oleh Ibu Ani

tersebut.

7 Wawancara Pribadi dengan Ibu Ani (17 Juli 2020 pukul 09.30)

Page 95: KOMUNIKASI TOTAL ORANG TUA DAN ANAK TUNARUNGU …

83

BAB V

PEMBAHASAN

A. Proses Penyampaian Orang Tua Mengenai Nilai-Nilai

Islam kepada Anak Tunarungu

Pendidikan mengenai agama islam merupakan

pendidikan yang berdasarkan atas Al-Qur’an dan Hadist,

yang mana menjadi hal yang begitu penting untuk

ditanamkan pada anak-anak sedini mungkin. Hal ini tidak

terkecuali bagi anak tunarungu yang memiliki keterbatasan

dalam pendengarannya, guna membantu mereka

menumbuhkan motivasi dalam menjalani hidup dengan

keterbatasan yang dimilikinya. Penanaman nilai kegamaan

adalah suatu cara untuk menyampaikan, menerapkan atau

menyumbangkan suatu nasehat yang dilakukan orangtua

terhadap anaknya agar dapat menjalani semua perintahNya

dan menjauhi diri dari segala laranganNya dengan

berpedoman kepada semua ajaran-ajaran Rasulullah SAW.

Keluarga merupakan wadah komunikasi yang paling

kecil dibandingkan lainnya. Kegiatan komunikasi yang

paling efektif adalah komunikasi yang dilakukan oleh

anggota keluarga terutama orang tua karena proses

komunikasi ini disamping memberikan rasa saling peduli

antar anggota keluarga juga dapat membentuk keeratan batin

antar anggota keluarga. Melalui komunikasi inilah orang tua

Page 96: KOMUNIKASI TOTAL ORANG TUA DAN ANAK TUNARUNGU …

84

mengajarkan dan mendidik anak-anak nya dengan ilmu

pengetahuan dan juga nilai-nilai mengenai ilmu agama.

Melalui hasil penelitian ini, ketika ditanya mengenai

nilai-nilai islam apa saja yang pertama kali disampaikan

kepada anaknya yang memiliki keteratasan pendengaran, Ibu

Erni selaku informan pertama menjelaskan bahwa ia sebagai

orang tua mengikuti ajaran yang telah sekolah ajarkan

sebagai acuan untuknya mengajarkan nilai-nilai Islam kepada

sang anak.

Sebelum Ibu Erni menyekolahkan sang anak ke

sekolah khusus tunarungu, Ibu Erni belum menyampaikan

nilai-nilai islam secara mendetail karena sang anak pun

masih sangat belia dan Ibu Erni belum terlalu memahami

bagaimana cara menyampaikan nilai-nilai islam tersebut

pada sang anak. Bagi Ibu Erni saat anaknya masuk sekolah

merupakan titik terang dimana Ibu Erni mendapatkan banyak

edukasi mengenai bagiamana cara berkomunikasi terhadap

sang anak yang memiliki keterbatasan dalam pendengaran.

Dalam mengajarkan atau menyampaikan nilai-nilai

tentang islam, orang tua berpikir sederhana, tidak menuntut

anak memahami agama terlalu tinggi, yang penting anak

terbiasa menerapkan agama di kehidupan sehari-hari sesuai

yang telah diterapkan juga disekolah sang anak. dirumah

diikutin sehari hari. Salat, kata ibu guru disekolah sang anak

Page 97: KOMUNIKASI TOTAL ORANG TUA DAN ANAK TUNARUNGU …

85

juga kalau disekolah sama dirumah ngga nyambung juga

tidak akan berkembang anaknya.

Bagi Ibu Erni dalam menyampaikan nilai-nilai

keislaman pada sang anak memang tidak ada teknik yang

dikhususkan, hanya saja perlu pengulangan berkali-kali

sehingga pesan Pihak sekolah sendiri pun menekankan

semua pengajaran kepada orang tua jadi memang orang tua

memiliki pran penting dalam penyampaian nilai-nilai islam

pada sang anak seperti yang diungkapkan juga oleh Ibu Erni,

Anak tunarungu sesuai kondisinya banyak mengalami

hambatan dalam berkomunikasi. Mereka kurang atau tidak

dapat menyampaikan pesan kepada orang lain secara

langsung. Diperlukan adanya pendekatan-pendekatan yang

lain dalam berkomunikasi dengan anak tunarungu. Selama

ini anak tunarungu mengandalkan ondera penglihatan dan

sisa pendengarannya dalam menangkan dan mengartikan

kejadian disekelilingnya. Kemampuan dalam

mengungkapkan atau mengespresikan perasaan dan gagasan-

gagasannya secara verbal masih kurang cukup memadai.

Pendekatan komunikasi total merupakan pendekatan yang

dilakukan oleh beberapa narasumber kepada sang anak yang

memiliki keterbatasan dalam pendengaran.

Dalam memberikan pendidikan agama islam pada anak

disabilitas utamanya pada anak tunarungu yang mengalami

hambatan pendengaran pasti dibutuhkan suatu metode ada

Page 98: KOMUNIKASI TOTAL ORANG TUA DAN ANAK TUNARUNGU …

86

cara khusus dalam berkomunikasi. Komunikasi total

merupakan suatu sistem komunikasi yang dilakukan dengan

cara memanfaatkan sisa pendengaran (aural), menggunakan

isyarat dan ejaan jari (manual) yang divisualisasikan, serta

membaca ujaran dan bicara (oral) yang mana dalam

prosesnya melibatkan komponen reseptif (membaca tulisan,

ujaran, isyarat, ejaan jari dan gestur/mimik) dan komponen

ekspresif (berbicara, berisyarat, ejaan jari, menulis dan

gestur/mimik) yang keduanya dilakukan secara interaktif.1

Dengan menggunakan komunikasi total akan sangat fleksibel

bagi anak tunarungu karena dapat memilih dan menggunakan

bentuk serta cara berbahasa nampak menonjol.

Prinsip-prinsip dalam penerapan komunikasi total bagi

anak tunarungu adalah sebagai berikut:

1. Diperkenalkan sejak awal kehidupan anak

2. Melibatkan komponen-komponen gerak isyarat

(gesture), Bahasa isyarat, membaca ujaran, ejaan jari,

berbicara, membaca dan menulis.

3. Pemanfaatan sisa pendengaran melalui latihan

mendengar dan penggunaan Alat Pembantu Mendengar

(hearing aid)

Beberapa hal tersebut yang merupakan prinsip-prinsip

pendekatan komunikasi total dalam pendidikan para

penyandang tunarungu yang tengah berkembang. Begitu pun

1 Bunawan, L., & Yuwati, C. S. 2000. Penguasaan Bahasa Anak

Tunarungu. Jakarta: Yayasan Santi Rama. h.7

Page 99: KOMUNIKASI TOTAL ORANG TUA DAN ANAK TUNARUNGU …

87

yang dilakukan oleh Ibu Nisa yang juga memperlihatkan

komunikasi total kepada sang anak dalam proses

penyampaian nilai-nilai Islam. Nilai islam yang pertama kali

Ibu Nisa sampaikan kepada anaknya adalah tentang salat

ketika anaknya masuk Sekolah Dasar (SD) karena sudah

dapat gambaran bagaimana cara menyampaikannya pada

sang anak lalu setelah itu Ibu Nisa lanjutkan ke pembiasaan

dirumah.

Lalu setelah mengajarkan salat, Ibu Nisa pelan-pelan

mulai mengajarkan mengenai surah pendek ketika anaknya

sudah mulai bisa membaca. Menyampaikan dengan

visualisasinya adalah cara jitu bagi Ibu Nisa. Pakai suara iya,

pakai gerakan tangan juga iya. Misalnya kayak puasa,

gaboleh makan. (menirukan gerakan isyaratnya) jadi lebih ke

visualisasi. Dikasih liat jam nya. Jadi menjelaskannya ini dia

melihat secara langsung oh seperti ini. Antara ucapan dan

kenyatannya.2

Lalu contoh lain pun diungkapkan oleh Ibu Nisa, perlu

adanya contoh yang ditunjukkan kepada sang anak. Memberi

alasan yang logis dan dapat dimengerti sang anak. Cara

lainnya adalah dengan menunjukan visual sebab akibat yang

akan dialami sang anak.

2 Wawancara Pribadi dengan Ibu Nisa (15 Juni pukul 17.00)

Page 100: KOMUNIKASI TOTAL ORANG TUA DAN ANAK TUNARUNGU …

88

Pendekatan komunikasi total yang dilakukan oleh Ibu

Nisa adalah dengan pedekatan oral kinestetik, yaitu suatu

pendekatan oral atau lisan yang mengandalkan membaca

ujaran, peniruan melalui visualnya. Di dalam pendekatan ini

tidak memanfaatkan aspek atau sisa pendengaran yang masih

dimiliki anak. Pendekatan dengan tulisan pun kerap kali

digunakan Ibu Nisa untuk mengajarkan lafadz-lafadz al-

quran seperti surat surat pendek. Pedekatan tersebut

dinamakan pendekatan oral grafik yaitu termasuk pendektan

oral yang menggunakan tulisan sebagai media utama dalam

mengembangkan kemampuan berbahasa oral. Anak-anak

penyandang tunarungu masih memiliki kemampuan

menyimak data yang dikemukakan secara serempak,

kekampuan inilah yang dimanfaatkan untuk menyajikan

Bahasa secara tertulis sebagai pengganti Bahasa lisan. 3

Jika diterapkan dan digunakan dengan baik,

komunikasi total ini memiliki keuntungan yang dapat dilihat

dari segi konsep, pedagogis, sosial dan psikologis sebagai

berikut:4

4. Konsep

Kaum tunarungu sebagai makhluk sosial dan

individual dapat melakukan komunikasi dengan

3http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_BIASA/195705

101985031 diakses pada Selasa 18 Agustus 2020 pukul 11.30 WIB 4 Mugiarsih Ch. Widodo, Perbedaan Media Komunikasi Total dan Oral

terhadap Keterampilan Mmebaca dan Menulis Siswa di Kelas 1 Sekolah Luar Biasa BagianTunarungu, Depok: Universitas Indonesia, 1995, hlm. 41-42

Page 101: KOMUNIKASI TOTAL ORANG TUA DAN ANAK TUNARUNGU …

89

masyarakat dengan menggunakan berbagai isyarat

komunikasi yang mungkin seperti dengan cara aural,

oral atau manual

5. Pedagogis

Dengan menerapkan komunikasi total, siswa

tunarungu memperoleh kesempatan yang lebih luas

untuk berkembang dalam segi mental, emosional dan

sosial

6. Sosial

Dengan menerapkan komunikasi total, siswa

tunarungu memperoleh kesempatan yang lebih luas

dalam berkomunikasi dan mengekspresikan diri

sehingga dapat dimengerti oleh orang lain. Dengan

demikian, ia mampu menanggapi lingkungan secara

memadai dan dapat menjalankan fungsi sosialnya secara

lengkap

7. Psikologis

Komunikasi total menumbuhkan kepercayaan diri,

menetralisasi masalah-masalah emosional dan

mengembangkan pribadi siswa tunarungu secara sehat.

Dengan begitu komunikasi total memiliki banyak

manfaat bagi anak tunarungu. Komunikasi total bukan hanya

bermanfaat untuk psikologis atau pendidikan anak tunarungu

namun juga dapat menambah kepercayaan diri anak

tunarungu untuk berkomunikasi dengan orang banyak.

Page 102: KOMUNIKASI TOTAL ORANG TUA DAN ANAK TUNARUNGU …

90

Komunikasi total ini juga menambah wawasan dan

penguasaan kosakata yang dimiliki anak tunarunfu karena

memanfaatkan penggunaan dua system Bahasa dalam satu

komunikasi.

Sama hal nya yang di lakukan oleh Ibu Eti terhadap

anaknya Reza dalam menyampaikan nilai-nilai Islam. Nilai

islam pertama yang disampaikan Ibu Eti terhadap sang anak

pun pengenalan mengenai salat yang merupakan rukun islam

kedua. Selain salat, mengaji pun pelan-pelan mulai

disampaikan oleh Ibu Eti ketika Reza memasuki usia taman

kanak-kanak.

Namun seiring berjalannya waktu, pelan-pelan Ibu Eti

mulai menyampaikan nilai-nilai lain seperti akhlak terpuji

dan akhlak tercela. Metode yang dilakukan Ibu Eti kepada

sang anak ini selain menggunakan Bahasa isyarat Bahasa

ibu, juga dengan media gambar maupun tulisan.

Gambar. 5.1

Orang tua mengajarkan ngaji melalui metode gambar

Page 103: KOMUNIKASI TOTAL ORANG TUA DAN ANAK TUNARUNGU …

91

Memang ada beberapa media yang dapat dijadikan

alternative untuk mengembangkan ketrampilan membaca

bagi anak tunarungu, seperti:

1. Alat untuk rangsangan visual: buku, cermin, lampu,

gambar-gambar, kartu identifikasi, alat control sengau

dan pias kata.

2. Alat untuk rangsangan auditoris: speech trainer, ABD

klasikal dan ABD individual

3. Alat untuk rangsangan vibrasi: vibrator dan sikat getar

4. Alat untuk latihan pernafasan: lilin, kipas, parfum,

peluit, saluran kayu dengan bola pimpong, gelembung

air sabun

5. Alat untuk pelemasan: kue kering, permen bertangkai,

madu, dll

Metode “Bahasa ibu” ini dapat termasuk dalam metode

maternal reflektif yang termasuk dalam salah satu metode

yang ada pada komunikasi total. Metode percakapan

maternal reflektif merupakan suatu cara atau proses

pemberian pengalaman belajar berbahasa lisan yang

mengadopsi cara-cara seorang ibu dalam memberikan

pemrolehan berbahasa kepada anaknya yang belum mulai

berbahasa melalui percakapan. Langkah-langkah metode

maternal reflektif yaitu melakukan percakapan, melakukan

visualisasi dan pembuatan deposit. Kata yang

divisualisasikan baik melalui tulisan maupun melalui

Page 104: KOMUNIKASI TOTAL ORANG TUA DAN ANAK TUNARUNGU …

92

penjelasan lisam, gesti-gesti, peragaan-peragaan, isyarat

(SIBI atau BISINDO) dll sehingga terhadi pemahaman

terhadao makna yang muncul.

Menurut Hermanto metode maternal reflektif ini adalah

metode yang menirukan cara atau metode ibu yang

mengajarkan Bahasa kepada anaknya, secara umum

dilakukannya secra spontan dan alamiah dengan penuh kasih

sayang, kehangatan, empati-simpati dan menggunakan

Bahasa ringan sehari-hari. 5Metode ini dapat disebut juga

metode psikolinguistik yang diterapkan untuk mengajarkan

Bahasa kepada anak tunarungu dengan tekanan pada

berlangsungnya percakapan yang dilakukan secara alamiah

melalui metode tangkap peran ganda dengan menggunakan

Bahasa ibu atau Bahasa batin dan menuntut agar anak secara

bertahap dalam menentukan aturan bahasanya sendiri.

Menurut A Van Uden dalam Lani Bunawan

menyatakan bahwa berdasarkan prinsip-prinsip mengenai

Metode Maternal Reflektif, maka komposisi dari visualisasi

percakapan dan bahan bacaan harus memenuhi beberapa

ketentuan, pada garis besarnya ketentuan-ketentuan tersebut

adalah sebagai berikut:6

5 Hermanto S. Penguasaan Kosa Kata Anak Tunarungu dalam

Pembelajaran Membaca Melalui Penerapan Metode Maternal. Majalah

Pembelajaran Ilmiah. No.2 Yogyakarta:FIP UNY 2011 h.126 6 Bunawan, L., & Yuwati, C. S. Penguasaan Bahasa Anak Tunarungu.

Jakarta: Yayasan Santi Rama. 2000 h. 73

Page 105: KOMUNIKASI TOTAL ORANG TUA DAN ANAK TUNARUNGU …

93

1. Hanya menggunakan Bahasa yang sangat lazim dan

sesuai dengan kekampuan anak tunarungu dan tidak

diprogramkan

2. Lebih baik menggunakan kalimat langsung

3. Menggunakan ungkapan Bahasa dari kehidupan sehari-

hari

4. Baik juga disisipkan kalimat majemuk atau

memperkenalkan “Bahasa bacaan” yang sebenarnya

5. Urutan dalam kalimat bacaan adalah tidak perlu selalu

menggunakan bacaan logis atau kronologis

6. Memutuskan unsur penguasaan, pernyataan, sikap

keraguan, hubungan social dan sebagainya.

Selain itu, penerapan metode maternal reflektif sebagai

inti kajian ini tentu juga memerlukan komitmen untuk

melaksanakan langkah- langkah yang diformulasikan dalam

pembelajaran membaca ujaran dengan menggunakan metode

maternal reflektif tersebut, diantara lain adalah:

1. Langkah pertama dalam metode maternal reflektif yang

harus dikuatkan pada anak adalah kemampuan

percakapan. Kemampuan percakapan ini dilakukan agar

anak tunarungu mau mengekspresikan kepada oranglain

secara spontan-emosional dan empati.

2. Langkah berikutnya pada kemampuan visualisasi

merupakan kemampuan yang sangat penting dilakukan

kepada anak tunarungu. Kemampuan visualisasi adalah

Page 106: KOMUNIKASI TOTAL ORANG TUA DAN ANAK TUNARUNGU …

94

proses mengalihkan peran pendengaran ke dalam bentuk

yang dapat dilihat yaitu isi percakapan dituliskan di

papan tulis.

3. Langkah terakhir yang penting yaitu deposit yang

disusun dari hasil percakapan menjadi sebuah bacaan.

Deposit bagi anak tunarungu adalah proses penting

dalam proses penambahan kosa kata pada anak

tunarungu. 7

Penguasaan Bahasa ibu ditandai oleh suatu otomatisasi,

bukan hanya dalam memproduksi kalimat atau pengutaraan

diri dalam Bahasa tersebut melainkan pula dan mungkin ini

adalah hal terpenting menurut Van Uden, pemahaman atas

kalimat atau ungkapan dalam Bahasa itu. Pemahaman secara

langsung ini berlaku baik melalui pendengaran (menyimak)

maupun membaca, dan bagi anak tunarungu yang dididik

secara oral melalui membaca ujaran. Bila anak tunarungu

mempelajari Bahasa kedua setelah penguasaan Bahasa ibu

maka pemahaman itu terjadi secara tidak langsung, yaitu

sedikit banyak melalui terjemahan dari Bahasa ibu. Istilah

Bahasa ibu digunakan untuk menunjuk pada Bahasa kedua

yang dipelajari seseorang terutama secara formal pada awal

terlihat asing namun setelah beberapa waktu adalah sebuah

7 Hermanto S. Penguasaan Kosa Kata Anak Tunarungu dalam

Pembelajaran Membaca Melalui Penerapan Metode Maternal. Majalah Pembelajaran Ilmiah. No.2 Yogyakarta:FIP UNY 2011 h.128-129

Page 107: KOMUNIKASI TOTAL ORANG TUA DAN ANAK TUNARUNGU …

95

otomatiasi sehingga dapat melangsungkan percakapan

dengan cukup lancar. 8

Jadi, dengan menggunakan cara komunikasi isyarat

akan terpenuhi proses perkembangan bahasa yang sama

seperti cara komunikasi dengan bicara. Kita perlu menyadari

akan adanya perbedaan antara bahasa dan komunikasi.

Berbagai cara komunikasi dapat digunakan agar terjadi

penguasaan bahasa yang sama, walaupun cara bicara

merupakan cara komunikasi yang paling efektif, dan kita

perlu menyadari bahwa untuk anak yang mengalami

kehilangan kemampuan mendengar berat kemampuan

berbahasanya tidak akan berkembang tanpa menggunakan

isyarat. Jadi isyarat dapat digunakan sebagai media dalam

meningkatkan kemampuan berbahasanya, termasuk untuk

meningkatkan kemampuan berbahasa lisannya.

Menurut penjelasan Ibu Yeyen mengenai nilai islam

yang pertama kali disampaikan kepada sang anak lagi-lagi

adalah mengenai salat dan berwudhu. Visuaisasinya adalah

dengan mengajak sang anak ikut salat ke musola. Sejak

anaknya memasuki kelas 1 sekolah dasar, Ibu Yeyen mulai

mengenali sang anak dengan salat melalui ajakannya ke

musola. Terusnya. Setelah digali lebih dalam, Ibu Yeyen pun

menerapkan doa-doa harian kepada sang anak untuk

diterapkannya sebelum atau setelah melakukan sesuatu.

8 Bunawan, L., & Yuwati, C. S. Penguasaan Bahasa Anak Tunarungu.

Jakarta: Yayasan Santi Rama. 2000 h.74-75

Page 108: KOMUNIKASI TOTAL ORANG TUA DAN ANAK TUNARUNGU …

96

Seperti kalau mau makan diutamakan utamakan untuk

berdoa, lalu ketika mau tidur jangan lupa berdoa.9

Kebingungan seringkali membuat Ibu Yeyen tidak tahu

harus bagaimana menyampaikan nilai-nilai islam pada sang

anak. Cara berkomunikasi Ibu Yeyen dengan sang anak ini

membuat nya perlahan mengetahui cara-cara untuk

menyampaikan nilai-nilai Islam pada sang anak. Ketika

dirumah Ibu Yeyen terkadang meminta anaknya untuk

membaca gerak mulut dan membaca gerakan tangannya. Hal

tersebut merupakan unsur yang ada di dalam komunikasi oral

yaitu membaca ujaran. Kemampuan membaca ujaran pada

hakikatnya merupakan kemampuan yang harus dimiliki oleh

setiap anak tunarungu dalam menjalin komunikasi yang

prinsipnya pada komunikasi oral. Menurut Somad dan

Herawati mendefinisikan bahwa membaca ujaran adalah

suatu kegiatan yang mencakup pengamatan dari bentuk gerak

bibir lawan bicara sewaktu dalam proses berbicara. Membaca

ujaran mencakup pengertian atau pemberian makna pada apa

yang diucapkan lawan bicara dimana ekspresi muka dan

pengetahuan bahasa turut berperan. 10

Membaca ujaran pun merupakan salah satu komponen

dalam pembelajaran berbahasa bagi anak tunarungu yang

tujuannya agar anak tunarungu dapat menangkap atau

9 Wawancara Pribadi dengan Ibu Yeyen (16 Juni 2020 pukul 16.00) 10 Permanarian Somad dan Tati Herawati. Ortopedagogik Anak

Tunarungu. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kbudayaan Direktorat Jendal Pendidikan Tinggi Proyek Pendidikan Tenaga Guru. 1996. h.142

Page 109: KOMUNIKASI TOTAL ORANG TUA DAN ANAK TUNARUNGU …

97

membaca apa yang diutarakan orang lain secara lisan, yang

tujuan luasnya agar anak dapat menangkap segala informasi

yang disampaikan oleh lawan bicaranya. Pada unsur dalam

kemampuan membaca ujaran melalui komunikasi oral yang

meliputi bicara dan pendengaran menjadi amat penting

peranannya karena dengan mengingatnya bahasa lisan yang

merupakan bahasa yang dominan dan lazim digunakan dalam

keseharian oleh siapa saja dan dalam transaksi apa saja, maka

fungsi utama bahasa adalah sebagai alat komunikasi dan

sasaran utama dalam komunikasi serta untuk memahami dan

dipahami, dan untuk mengerti dan dimengerti.

Pemerolehan bahasa anak tunarungu tentu sangat jauh

dengan anak-anak berpendengaran normal pada umumnya,

meskipun proses pencapaian kebahasaan anak tunarungu

pada fase tertentu memiliki tahapan yang sama dengan anak

berpendengaran normal pada umumnya. Berhubung anak

tunarungu tidak mungkin memperoleh bahasa melalui

pendengarannya bila tidak mendapat latihan, maka sistem

lambang akan diterima melalui penglihatan atau taktil

kinestetik atau kombinasi dari keduanya. Dengan demikian

anak tunarungu akan menggunakan salah satu dari tiga

alternatif, yaitu membaca, isyarat, dan membaca ujaran.

Lebih lanjutnya, media membaca ujaran adalah salah

satu pilihan yang paling tepat karena bila membaca ujaran

diajarkan sebagai dasar pengembangan bahasa batin (inner

Page 110: KOMUNIKASI TOTAL ORANG TUA DAN ANAK TUNARUNGU …

98

language), yaitu hubungan antara lambang visual dengan

pengalaman sehari-hari, maka anak tunarungu memahami

ujaran sebagai dasar sistem bahasa batin. Selain itu, anak

tunarungu juga dapat membedakan letupan bunyi bahasa

sehingga dapat menyakini adanya ucapan tersebut. Hal ini

sebenarnya bisa terkait dengan perbendaharaan kosa kata

yang dimiliki oleh anak. 11Secara individual, apa yang

dilakukan oleh Ibu Yeyen dan sang anak ini sangat optimal

karena dapat menyesuaikan potensi dan kebutuhan individu

sang anak yang bervariasi sehingga kemampuan ujarannya

masing-masing dapat berkembang baik seiring dengan

kejelasan ucapannya turut bepengaruh.

Membaca ujaran merupakan salah satu cara membaca

dengan dikenal adanya huruf, sedangkan huruf dalam

membaca ujaran terletak pada mulut pembicara yang satu

sama lain berbeda. Perbedaan juga terjadi pada bentuk

ucapan dan waktu yang diperlukan pengucapan masing

masing huruf (fonem). Pada saat berbicara gerakan organ

bicara sangat cepat, sehingga waktu yang tersedia untuk

memperhatikan juga sangat sedikit. Oleh karena itu dalam

membaca ujaran perlu diikuti dengan unsur penyerta seperti

ekspresi wajah, misalnya gembira, sedih, dan sebagainya.

Beberapa bentuk latihan yang dapat dilakukan dalam

11 Hermanto S. Penguasaan Kosa Kata Anak Tunarungu dalam

Pembelajaran Membaca Melalui Penerapan Metode Maternal. Majalah Pembelajaran Ilmiah. No.2 Yogyakarta:FIP UNY 2011 h.125

Page 111: KOMUNIKASI TOTAL ORANG TUA DAN ANAK TUNARUNGU …

99

membaca ujaran adalah vokal, suku kata, kata lembaga,

kalimat.12

1. Latihan Vokal

Vokal sebagaia latihan membaca ujaran ialah

latihan yang diawali dengan pengucapan-pengucapan

vocal misalnya ai, au,ae dan lainnya. Penguasaan vocal

dimungkinkan seorang anak dapat menginterpretasikan

makna dari suatu kalimat. Apabila anak dapat

membedakan letupan-letupan yang berbeda, maka anak

pun dapat meyakini akan adanya ucapan tersebut. Hal

yang perlu di perhatikan dalam melatih pengucapan

secara lisan dalam membaca ujaran diantaranya yaitu:

mimik wajah, kejelasan, keterlambatannya, jumlah kata

yang semakin meningkat, dimulai dari kata yang sudah

dimiliki anak bukan kata baru.

2. Latihan suku kata

Suku kata sebagai bahan membaca ujaran yang

dilatihkan dengan langkah-langkah berikutnya adalah:

a. Metode kata ialah cara suku kata yang dilatih

pertama kali, umumnya dengan suku kata dasar

ucapannya terletak paling luar bilabial, misalnya ma

mi mu me mo

b. Metode distribusi suku kata ialah cara dengan

mendistribusikan suku kata-suku kata. Langkah

12 Suparno. Komunikasi Total. Yogyakarta: Jurusan Pendidikan Luar

bIasa FIP. IKIP Yogyakarta 1997. h.86

Page 112: KOMUNIKASI TOTAL ORANG TUA DAN ANAK TUNARUNGU …

100

pertama kita perlihatkan bentuk ucapan suku kata-

suku kata ini tanpa tulisan, kemudian bersamaan

dengan tulisannya. Dengan tanpa tulisan supaya

penyimakannya lebih mantap, setelah itu

mengabstraksikannya sebagai alat bantu mengingat

anak tunarungu perlu bahan konkret, maka akan

dicari suku kata nantinya bisa dibentuk kata yang

memiliki makna tertentu. Misalnya : pa menjadi

papa atau bi menjadi bibi

c. Metode kombinasi suku kata ialah cara

mengkombinasikan antara suku kata-suku kata yang

dibuat lebih variatif. Misalnya:

Pa + pi menjadi papi

Pi + ta menjadi pita

3. Latihan kata lembaga

Selain vokal dan suku kata, lembaga pun sebagai

sumber membaca ujaran yang dipergunakan oleh

sekolah-sekolah untuk mengajarkan bicara atau cakapan.

Biasanya kelas-kelas mengunakan metode visual dalam

pengajaran bahasa secara inklusif dengan tidak ada jam

khusus mengenai membaca ujaran.

4. Latihan mendengar

Pada hakekatnya latihan mendengar dapat

dilakukan pada semua anak tunarungu, sebab secara

auditoris anak- anak tersebut masih memiliki sisa

Page 113: KOMUNIKASI TOTAL ORANG TUA DAN ANAK TUNARUNGU …

101

rangsangan atau kesan suara yang dapat ditangkap, dan

tidak ada yang dianggap tunarungu total.

Untuk menyampaikan nilai-nilai Islam kepada anak

tunarungu memang dibutuhkan trik-trik khusus agar pesan

mengenai Islam dapat tersampaikan dengan sempurna.

Ternyata menurut Ibu Ani, perlu adanya pengulangan

berkali-kali untuk menyampaikan atau bahkan mengajarkan

hal-hal tertentu pada anaknya yang menyandang tunarungu.13

Hal tersebut sejalan dengan salah satu metode atau latihan

untuk anak tunarungu yang biasa disebut metode drill.

Metode pengulangan ini pun dapat memecahkan masalah

yang dialami anak sehingga akan lebih baik dapat dicapai.

Tidak hanya Ibu Ani, Ibu Erni pun mengaku selalu

mengulang setiap hal yang sudah dipahami oleh sang anak

agar sang anak tetap paham dan senantiasa menerapkannya.

Memiliki keterbatasan dalam pendengaran pun ternyata

sangat berpengaruh bagi kualitas mengingat sang anak. Oleh

sebab itu metode drill untuk pengulangan-pengulangan apa

yang sudah disampaikan sebelumnya sangat bermanfaat

untuk membantu mengingat-ingat.

Kehilangan pendengaran pada seorang anak juga

berpengaruh pada perkembangan fungsi kognitifnya, karena

anak tunarungu mengalami kesulitan dalam memahami

informasi yang bersifat verbal terutama konsep-konsep yang

13 Wawancara Pribadi dengan Ibu Ani (17 Juli 2020 pukul 09.30)

Page 114: KOMUNIKASI TOTAL ORANG TUA DAN ANAK TUNARUNGU …

102

sifanya abstrak yang memerlukan penjelasan lebih dalam.

Seperti juga yang disampaikan Ibu Yeyen mengenai caranya

menyampaikan nilai-nilai Islam pada sang anak yang terus

menerus diulang. Hal ini didukung oleh hasil penelitian yang

menyatakan bahwa orang tua benar-benar harus terus

mengulang materi yang sudah disampaikan karena pada

hakikatnya anak tunarungu memerlukan pengulangan kata

agar informasi yang disampaikan oleh lawan bicara dapat

ditangkap dengan baik. Bagi anak tunarungu pengulangan ini

memungkinkannya untuk mencerna kosa kata yang dimaksud

pembicara.

Page 115: KOMUNIKASI TOTAL ORANG TUA DAN ANAK TUNARUNGU …

103

B. Hambatan dalam Penyampaian Nilai-Nilai Islam dari

Orang Tua terhadap Anak Tunarungu

Dalam proses komunikasi penyandang tunarungu

tidak selamanya mengalami kelancaran, sebab komunikasi

yang normal pada umumnya saja dapat mengalami

hambatan, sudah tentu bagi penyandang tunarungu yang

memiliki kekurangan dalam hal pendengaran. Sudah tentu

ada faktor yang dapat menghambat dalam proses

komunikasi. Dalam penelitian yang peneliti lakukan terdapat

beberapa faktor hambatan dalam proses komunikasi yang

berlangsung bagi penyandang tuna rungu. Salah satunya

adalah gangguan semantik yakni gangguan yang bisa saja

terjadi dari komunikator dan komunikan biasanya pesan yang

disampaikan penyandang tuna rungu ringan (komunikator)

bisa berbeda makna jika pesan yang sudah tersampaikan ke

lawan bicara (komunikan) penyandang tunarungu.

Anak-anak tunarungu, pada dasarnya memiliki

intelegensia yang sama dengan anak normal lainnya, namun

karena adanya keterbatasan pada pendengaran, bahkan

kehilangan pendengaran sama sekali, menjadikan kurangnya

perbendaharaan kata, padahal, bahasa adalah pandu realitas

sosial, dimana, manusia memiliki kemampuan untuk

mengembangakan dirinya melallui kemampuan berbahasa.

Kemampuan manusia untuk berkomunikasi sebagai bagian

hidup tak terpisahkan, mengharuskan manusia untuk

Page 116: KOMUNIKASI TOTAL ORANG TUA DAN ANAK TUNARUNGU …

104

mendengar maupun suara. Oleh karena itu ketika anak

tunarungu berkomunikasi, Bahasa yang digunakan oleh anak

tunarungu adalah bahasa isyarat. Dengan menggunakan

bahasa isyarat anak tunarungu menitikberatkan komunikasi

melalui indera penglihatan dan gerak tubuh. Semua kejadian

atau komunikasi yang dialami terekam di otak melalui

persepsi visualnya.

Kesulitan tersebut menjadi lebih besar bagi orang tua

yang memiliki anak dengan keterbatasan dalam mendengar.

Orang tua harus berusaha lebih keras dalam menyampaikan

pesan terhadap anaknya, berbagai cara dilakukan orang tua

namun tetap saja kendala atau hambatan dalam

berkomunikasi masih ditemui. Kurangnya pemahaman anak

serta kecakapan orang tua dalam memberikan cara yang

mudah untuk di terima anak menjadi faktor yang sering

muncul saat orang tua mencoba menyampaikan pesan.

Seringkali pun sang anak masih menemukan kesulitan untuk

menyampaikan apa yang dimaksud karena pelafalan sang

anak yang belum terlalu jelas dan tidak dapat ditangkap oleh

Ibu Erni. Dari hasil pengamatan penulis memang Ibu Erni

masih sering menyuruh sang anak untuk mengulangi pesan

yang ia sampaikan agar Ibu Erni dapat memahaminya.

Hal tersebut tidak lah sejalan dengan pengertian

komunikasi secara utuh menurut Lunadi bahwa komunikasi

adalah kegiatan menyatakan suatu gagasan dan menerima

Page 117: KOMUNIKASI TOTAL ORANG TUA DAN ANAK TUNARUNGU …

105

umpan balik dengan cara menafsirkan pernyataan tentang

gagasan dan pernyataan orang lain. Komunikasi tidak hanya

sekedar menyampaikan pesan dari komunikator kepada

komunikan tetapi ada umpan balik dari pesan yang

disampaikan.14 Sedangkan apa yang dikatakan oleh Ibu Erni

bahwa ia memiliki hambatan dalam memahami apa yang

disampaikan oleh sang anak lantaran kosa kata sang anak

yang belum jelas. Menurut Effendy beberapa ahli

komunikasi menyatakan bahwa tidaklah mungkin seseorang

melakukan komunikasi yang sebenar-benarnya efektif. Ada

banyak hambatan yang dapat merusak komunikasi. Segala

sesuatu yang menghalangi kelancaran komunikasi disebut

sebagai gangguan (noise). Hambatan komunikasi memiliki

pengertian bahwa segala sesuatu yang dapat mendistorsi

pesan, hal apapun yang menghalangi penerima menerima

pesan.15

Dari pengertian para ahli tersebut dapat disimpulkan

bahwa komunikasi pun memiliki hambatan. Hambatan

komunikasi ini adalah segala bentuk gangguan yang terjadi

di dalam proses penyampaian dan penerimaan suatu pesan

dari individu kepada individu lain yang disebabkan oleh

factor lingkungan maupun faktor fisik dan psikis dari

14 Lunadi A.G Efektivitas Komunikasi Antarpribadi. Yogyakarta:

Kanisius. 1992 h.16 15 Effendy, Onong Uchjana. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi.

Bandung: PT. Citra Aditya Bakti. 2003 h.36

Page 118: KOMUNIKASI TOTAL ORANG TUA DAN ANAK TUNARUNGU …

106

individu itu sendiri. Menurut Fajar, terdapat beberapa

hambatan dalam komunikasi , yaitu:

1. Hambatan dari pengirim pesan, misalnya pesan yang

akan disampaikan belum jelas bagi dirinya atau pengirim

pesan, hal ini dipengaruhi oleh perasaan atau situasi

emosional sehingga mempengaruhi motivasi, yaitu

mendorong seseorang untuk bertindak sesuai keinginan,

kebutuhan atau kepentingan.

2. Hambatan dalam penyandian/simbol. Hal ini dapat

terjadi karena bahasa yang dipergunakan tidak jelas

sehingga mempunyai arti lebih dari satu, simbol yang

digunakan antara si pengirim dengan si penerima tidak

sama atau bahasa yang dipergunakan terlalu sulit.

3. Hambatan media, adalah hambatan yang terjadi dalam

penggunaaan media komunikasi, misalnya gangguan

suara radio sehingga tidak dapat mendengarkan pesan

dengan jelas.

4. Hambatan dalam bahasa sandi. Hambatan terjadi dalam

menafsirkan sandi oleh si penerima.

5. Hambatan dari penerima pesan. Misalnya kurangnya

perhatian pada saat menerima/mendengarkan pesan,

sikap prasangka tanggapan yang keliru dan tidak

mencari informasi lebih lanjut.16

16 Fajar, Marhaeni. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek EdisiPertama.

Yogyakarta: Graha Ilmu 2009.

Page 119: KOMUNIKASI TOTAL ORANG TUA DAN ANAK TUNARUNGU …

107

Hambatan dalam berkomunikasi ini dapat berupa

kesalahpahaman orang tua dengan kata-kata yang

disampaikan oleh anak, Bahasa isyarat yang digunakan sang

anak tidak dimengerti oleh orang tua, anak tidak mengerti

pesan yang disampaikan oleh orang tua, serta kurangnya

kekampuan anak dalam mendengar, berbicara, dan menulis

yang menyebabkan orang tua juga kesulitan memahami

pikiran dan apa yang dirasakan anak. Ketidakmampuan anak

mendengar menyebabkan kesulitan berkomunikasi. Anak

yang menyandang tunarungu tidak mampu menangkap pesan

melalui suara dari seseorang yang normal dengan baik,

sebaliknya individu normal seringkali tidak mengerti

bagaimana cara menyampaikan pesan kepada anak yang

menyandang tunarungu agar dapat mengerti.

Selain karena tata bahasa atau kosa kata dari anak

tunarungu belum jelas, factor penghambat lain adalah

karakter sifat dari sang anak yang cenderung keras kepala

juga membuat Ibu Erni kewalahan. 17Tak hanya Ibu Erni, Ibu

Nissa pun memiliki hambatan ketika berkomunikasi untuk

menyampaikan nilai-nilai islam pada sang anak, Ibu Nissa

mengaku bahwa hambatan yang dia dapatkan dari sang anak

adalah waktu belajar sang anak yang durasinya tidak bisa

17 Wawancara Pribadi dengan Ibu Erni (15 Juni 2020 pukul 16.00)

Page 120: KOMUNIKASI TOTAL ORANG TUA DAN ANAK TUNARUNGU …

108

panjang. Kurang lebih hanya sekitar satu jam. Karena

memiliki keterbatasan fokus bagi anak tunarungu.18

Perkembangan intelegensi anak tunarungu tidak sama

cepatnya dengan anak yang mendengar, karena anak yang

mendengar belajar banyak dari apa yang meraka dengar,

dalam hal tersebut merupakan proses dari latihan berpikir.

Keadaan tersebut tidak terjadi pada anak tunarungu, karena

anak tunarungu memahami sesuatu lebih banyak dari apa

yang mereka lihat, bukan dari apa yang mereka dengar.

engan kondisi seperti itu anak tunarungu lebih banyak

memerlukan waktu dalam proses pembelajarannya terutama

untuk mata pelajaran yang diverbalisasikan. Rendahnya

prestasi belajar anak tunarungu bukan berasal dari

kemampuan intelektual yang rendah, tetapi pada umumnya

disebabkan oleh intelegensinya yang tidak mendapat

kesempatan untuk berkembang secara optimal. Tidak semua

aspek intelegensi anak tunarungu terhambat, yang

mengalami hambatan hanya yang bersifat verbal, misalnya

dalam merumuskan pengertian, menarik kesimpulan, dan

meramalkan kejadian. Aspek yang bersumber dari

penglihatan, dan yang berupa motorik tidak banyak

mengalami hambatan, bahkan dalam perkembangan sangat

cepat.19

18 Wawancara Pribadi dengan Ibu Nisa (15 Juni pukul 17.00) 19 Haenudin, Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus Tunarungu,

Jakatta Timur: PT. Luxima Metro Media, 2013. h.25

Page 121: KOMUNIKASI TOTAL ORANG TUA DAN ANAK TUNARUNGU …

109

Sebuah trick yang dilakukan Ibu Nisa untuk

menyampaikan nilai-nilai Islam pada anaknya adalah dengan

sering memujinya. Meskipun sang anak melakukan

kesalahan, Ibu Nisa tidak pernah marah terhadap anaknya.

Hanya memberitahu mana yang baik untuk dilakukan.

Sejalan dengan karakteristik lainnya mengenai anak

tunarungu dari segi emosi dan social, ketunarunguan atau

keterbatasan dalam pendengaran ini dapat menyebabkan

keterasingan dengan lingkungan. Keterasingan tersebut akan

menimbulkan beberapa efek negatif seperti: egosentrisme

yang melebihi anak normal, mempunyai perasaan takut akan

lingkungan yang lebih luas, ketergantungan terhadap orang

lain, perhatian mereka lebih sukar dialihkan, umumnya

memiliki sifat yang polos dan tanpa banyak masalah, dan

lebih mudah marah dan cepat tersinggung.

Hambatan lainnya dirasakan oleh Ibu Eti. Dari

pengalamannya menyampaikan nilai-nilai Islam kepada

anaknya, Ibu Eti menemukan hambatan yang berbeda yaitu

beliau kesulitan untuk mengajarkan mengaji atau

menggunakan Bahasa arab kepada sang anak yang memiliki

keterbatasan dalam pendengaran.

Tidak adanya tenaga pendidik yang mengajarkan

Bahasa arab dengan menggunakan Bahasa isyarat ini

membuat orang tua pun kesulitan mengajarkan nilai-nilai

Islam khususnya mengaji. Tidak adanya ruang khusus

Page 122: KOMUNIKASI TOTAL ORANG TUA DAN ANAK TUNARUNGU …

110

mempelajari Bahasa isyarat arab membuat orang tua menjadi

hanya “seadanya” saja dalam mengajari ilmu Alquran.

Sebagai dampak ketunarunguan, anak tunarungu

memang memiliki karakteristik yang khas dari segi yang

berbeda. Ada beberapa karakteristik lain yang ada pada anak

tunarungu selain yang beberapa sudah sedikit dijelaskan

diatas. Permanarian Somad dan Tati Herawati

mendeksirpsikan karakteristik ketunarunguan dilihat dari dua

segi lainya, yaitu20:

5. Karakteristik dari segi Bahasa dan bicara

Kemampuan anak tunarungu dalam berbahasa dan

berbicara berbeda dengan anak normal pada umumnya

karena kemampuan tersebut sangat erat kaitannya

dengan kemampuan mendengar. Karena anak tunarungu

tidak bisa mendengar bahasa, maka anak tunarungu

mengalami hambatan dalam berkomunikasi. Bahasa

merupakan alat dan sarana utama seseorang dalam

berkomunikasi. Alat komunikasi terdiri dan membaca,

menulis dan berbicara, sehingga anak tunarungu akan

tertinggal dalam tiga aspek penting ini. Anak tunarungu

memerlukan penanganan khusus dan lingkungan

berbahasa intensif yang dapat meningkatkan kemampuan

berbahasanya. Kemampuan berbicara anak tunarungu

20 Permanarian Somad dan Tati Herawati. Ortopedagogik Anak

Tunarungu. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kbudayaan Direktorat Jendal Pendidikan Tinggi Proyek Pendidikan Tenaga Guru. 1996. h.35-39

Page 123: KOMUNIKASI TOTAL ORANG TUA DAN ANAK TUNARUNGU …

111

juga dipengaruhi oleh kemampuan berbahasa yang

dimiliki oleh anak tunarungu. Kemampuan berbicara

pada anak tunarungu akan berkembang dengan

sendirinya namun memerlukan upaya terus menerus

serta latihan dan bimbingan secara profesional. Dengan

cara yang demikianpun banyak dari mereka yang belum

bisa berbicara seperti anak normal baik suara, irama dan

tekanan suara terdengar monoton berbeda dengan anak

normal.

6. Karakteristik dari segi emosi dan sosial

a. Egosentrisme yang melebihi anak normal

Sifat ini disebabkan oleh anak tunarungu

memiliki dunia yang kecil akibat interaksi dengan

lingkungan sekitar yang sempit. Karena mengalami

gangguan dalam pendengaran, anak tunarungu

hanya melihat dunia sekitar dengan penglihatan.

Penglihatan hanya melihat apa yang di depannya

saja, sedangkan pendengaran dapat mendengar

sekeliling lingkungan. Karena anak tunarungu

mempelajari sekitarnya dengan menggunakan

penglihatannya, maka aka timbul sifat ingin tahu

yang besar, seolah-olah mereka haus untuk melihat,

dan hal itu semakin membesarkan egosentrismenya.

b. Mempunyai perasaan takut akan lingkungan yang

lebih luas

Page 124: KOMUNIKASI TOTAL ORANG TUA DAN ANAK TUNARUNGU …

112

Perasaan takut yang menghinggapi anak

tunarungu seringkali disebabkan oleh kurangnya

penguasaan terhadap lingkungan yang berhubungan

dengan kemampuan berbahasanya yang rendah.

Keadaan menjadi tidak jelas karena anak tunarungu

tidak mampu menyatukan dan menguasai situasi

yang baik.

Karakteristik ini sama seperti yang

disampaikan Ibu Eti, orang tua dari Reza yang

merasakan bahwa anaknya memiliki perasaan takut

akan lingkungan luar dan cenderung lebih senang

melakukan segala aktifitas di rumah21 Jadi sekarang

hanya Ibu Eti yang mengajarkan sang anak

mengenai apapun. Termasuk soal menyampaikan

nilai-nilai Islam.

7. Ketergantungan terhadap orang lain

Sikap ketergantungan terhadap orang lain atau

terhadap apa yang sudah dikenalnya dengan baik,

merupakan gambaran bahwa mereka sudah putus asa dan

selalu mencari bantuan serta bersandar pada orang lain.

8. Perhatian mereka lebih sukar dialihkan

Sempitnya kemampuan berbahasa pada anak

tunarungu menyebabkan sempitnya alam fikirannya.

Alam fikirannya selamanya terpaku pada hal-hal yang

21 Wawancara Pribadi dengan Ibu Eti (16 Juni pukul 14.27)

Page 125: KOMUNIKASI TOTAL ORANG TUA DAN ANAK TUNARUNGU …

113

konkret. Jika sudah berkonsentrasi kepada suatu hal,

maka anak tunarungu akan sulit dialihkan perhatiannya

ke hal-hal lain yang belum dimengerti atau belum

dialaminya. Anak tunarungu lebih miskin akan fantasi.

9. Umumnya bersifat polos, sederhana dan tanpa banyak

masalah

Anak tunarungu tidak bisa mengekspresikan

perasaannya dengan baik. Anak tunarungu akan jujur

dan apa adanya dalam mengungkapkan perasaannya.

Perasaan anak tunarungu biasanya dalam keadaan

ekstrim tanpa banyak nuansa.

10. Lebih mudah marah dan cepat tersinggung

Karena banyak merasakan kekecewaan akibat

tidak bisa dengan mudah mengekspresikan perasaannya,

anak tunarungu akan mengungkapkannya dengan

kemarahan. Semakin luas bahasa yang mereka miliki

semakin mudah mereka mengerti perkataan orang lain,

namun semakin sempit bahasa yang mereka miliki akan

semakin sulit untuk mengerti perkataan orang lain

sehingga anak tunarungu mengungkapkannya dengan

kejengkelan dan kemarahan.

Anak tunarungu memerlukan penanganan khusus dan

lingkungan berbahasa intensif yang dapat meningkatkan

kemampuan berbahasanya. Kemampuan berbicara anak

tunarngu juga dipengaruhi oleh kemampuan berbahasa yang

Page 126: KOMUNIKASI TOTAL ORANG TUA DAN ANAK TUNARUNGU …

114

dimiliki oleh anak tunarungu. Kemampuan berbicara pada

anak tunarungu akan berkembang dengan sendirinya namun

memerlukan upaya terus menerus serta latihan dan

bimbingan secara profesional. Dengan cara yang

demikianpun banyak dari mereka yang belum bisa berbicara

seperti anak normal baik suara, irama dan tekanan suara

terdengar monoton berbeda dengan anak normal.

Berdasarkan data dan hasil temuan peneliti, terlihat

memang ada beberapa faktor yang menjadi hambatan dalam

proses komunikasi bagi penyandang tunarungu:

1. Gangguan semantik

Gangguan semantik atau yang lebih difahami

dengan gangguan pada pesan, dimana pesan yang

disampaikan oleh penyandang tunarungu mengalami

perubahan dan kesalahan pada penafsiran makna dan

pesan. Baik pesan yang disampaikan dari penyandang

tuna rungu (komunikator) ataupun pesan yang diterima

oleh lawan bicara (komunikan) tuna rungu. Keduanya

sama-sama mengalami kesalahpahaman dalam

penafsiran makna pesan. Dalam hal ini penyandang tuna

rungu bisa terbilang sering dalam salah penafsiran.

Sebab, pesan yang disampaikan harus diucapkan dua

kali. 22

22 Effendi, Onong Uchjana. Ilmu teori dan Filsafat Komunikasi,

Bandung: Citra Aditya Bakti. 2005 h.55

Page 127: KOMUNIKASI TOTAL ORANG TUA DAN ANAK TUNARUNGU …

115

Hal tersebut sejalan dengan ungkapan Ibu Yeyen

tadi yang sering mengalami bentrok ketika

berkomunikasi dengan sang anak.23 Jadi dapat diketahui

bahwa proses komunikasi penyangdang tunarungu

mengalami proses hambatan terhadap pesan yang

disampaikan maupun pesan yang diterima seperti

gangguan semantik. Hal itu terjadi karena adanya

gangguan pada diri komunikator yang menyebabkan

pesan yan diterima oleh lawan bicara menjadi

kesalahpahaman dalam memberikan makna pesan

tersebut.

2. Noice

Faktor hambatan yang kedua noice atau yang

disebut gangguan suara, penghambat ini bisa berupa

suara-suara gaduh atau perilaku dari pihak lawan bicara

selama proses komunikasi berlangsung. Gangguan ini

sering terjadi pada proses komunikasi lainnya yang

berbentuk verbal bagi orang normal. Namun,

penyandang tuna rungu juga mengalami gangguan noice

sebagai salah satu faktor penghambat dalam proses

komunikasi sebagai contoh kehadiran orang ketiga

dalam proses interaksi berlangsung. Pesan dan interaksi

yang dilakukan akan berhenti dan akan adanya

pemutusan pesan dari salah satu pihak penyandang tuna

23 Wawancara Pribadi dengan Ibu Yeyen (16 Juni 2020 pukul 16.00)

Page 128: KOMUNIKASI TOTAL ORANG TUA DAN ANAK TUNARUNGU …

116

rungu yang melakukan interaksi. Seperti yang dialami

Ibu Nissa saat sedang mengajarkan Dillah, anaknya

yang menyandang tunarungu, Ibu Nisa kewalahan

karena Dillah memiliki dua adik dan seringkali

konsentrasi Dillah terpecahkan ketika sang adik mulai

meminta perhatian Ibu Nisa.24

24 Wawancara Pribadi dengan Ibu Nisa (15 Juni pukul 17.00)

Page 129: KOMUNIKASI TOTAL ORANG TUA DAN ANAK TUNARUNGU …

117

C. Model Komunikasi Total yang Dilakukan Orang Tua

dalam Menyampaikan Nilai-Nilai Islam

Berdasarkan hasil penelitian penulis terhadap

komunikasi yang dilakukan orang tua terhadap anak

penyandang tunarungu, penyampaian cara berkomunikasi

pada anak penyandang tunarungu atau bisa disebut juga

dengan tuli terbatas pada kemampuan mendengar dan bahasa

yang mereka miliki dan pahami. Hal tersebut membuat

penyampaian suatu makna perlu komunikasi yang lebih

khusus dan ekstra. Terlebih mengkomunikasikan atau

menyampaikan pemahaman mengenai agamanya, Islam.

Beberapa informan memilih tetap menggunakan

komunikasi secara verbal kepada anaknya karena untuk

melatih cara bicara dan juga mengikuti apa yang memang

sudah dilakukan sang anak disekolahnya. Seperti pada

metode komunikasi total (komtal) yang pertamakali

dikenalkan oleh seorang tokoh yaitu Roy Holocomb. Tokoh

ini menggunakan istilah tersebut untuk menggambarkan

keluwesan dalam cara berkomunikasi. Keseluruhan

komponen cara berbahasa yang lengkap bagi anak tunarungu

adalah dengan bahasa isyarat, gesture, baca ujaran, ejaan jari,

membaca dan menulis serta pemanfaatan sisa pendengaran.

Secara sederhana komunikasi total merupakan suatu

pendekatan yang fleksibel daripada pendekatan lain yang

lebih spesifik dalam pendidikan anak tunarungu. Kebebasan

Page 130: KOMUNIKASI TOTAL ORANG TUA DAN ANAK TUNARUNGU …

118

memilih dan menggunakan bentuk atau cara berbahasa

Nampak menonjol dalam komunikasi total. Komunikasi total

menggunakan jenis pendekatan utama, yaitu:

1. Oral murni (pure oral)

2. Kombinasi (combine method) yang terdiri dari

penambahan isyarat, dan ejaan jari pada komunikasi

oral.25

Komunikasi verbal adalah komunikasi yang

menggunakan kata-kata, entah secara lisan maupun tulisan

atau bentuk komunikasi yang menggunakan kata-kata (oral),

baik dalam bentuk percakapan maupun tulisan (speak

language). Komunikasi verbal menempati porsi besar karena

kenyataannya, ide-ide, pemikiran atau keputusan, lebih

mudah dipahami secara verbal daripada nonverbal. Seperti

yang disampaikan Ibu Erni yang cenderung menggunakan

komunikasi verbal dengan sang anak,

Sehari-hari, Ibu Erni cenderung berkomunikasi pada

anaknya selayaknya berkomunikasi pada anak dengan

pendengaran normal lainnya, karena berbicara seperti biasa

dapat membantu sang anak untuk lebih berani berbicara juga

dan melatih kosa kata yang telah dipahaminya. Namun saat

sang anak mengalami kesulitan dalam memahami apa yang

Ibu Erni sampaikan, Ibu Erni menggabungkan komunikasi

verbalnya dengan bahasa isyarat. Bahasa isyaratnya pun

25 Hyde, M.B., 1987, Total Communication, Makalah Lokakarya,

Bandung, h.1

Page 131: KOMUNIKASI TOTAL ORANG TUA DAN ANAK TUNARUNGU …

119

tentu yang sudah dipahami oleh sang anak.26 Bahasa isyarat

merupakan bahasa yang lazim dipergunakan oleh

penyandang cacat tunarungu dibelahan dunia manapun, suatu

bahasa yang sama sekali tidak mengandalkan pada sistem

bunyi. Sehingga sering dikatakan, bahasa inilah yang sesuai

dengan kodrat mereka, bahasa yang menjembatani dunia

tanpa suara tunarungu dengan realitas.27

Dengan demikian, hal tersebut sejalan dengan strategi

komunikasi total yang mana komunikasi total memanfaatkan

segala media komunikasi agar pesan yang dimakssud dapat

tersamoaikan atau menjadikan komunikasi tersebut menjadi

komunikasi yang efektif.28 Proses penguasaan bahasa dengan

komunikasi total terlihat sangat baik karena prosesnya sesuai

dengan keadaan anak tunarungu yang memiliki keterbatasan

pendengaran. Dimulai dengan pengembangan isyarat pada

anak sampai pada mengeluarkan bunyi atau menggunakan

bahasa lisan yang biasa digunakan masyarakat. Hal tersebut

menjadi sangat sistematis ketika anak tunarungu

mempelajarinya karena sesuai dengan kemampuan anak dan

tidak memaksakan anak untuk menggunakan Bahasa isyarat

26 Wawancara Pribadi dengan Ibu Erni (15 Juni 2020 pukul 16.00) 27 Kuswarno, Etnografi Komunikasi Suatu Pengantar dan contoh

Penelitiannya. Bandung: Widya Padjajaran. 2008 h.82 28 Bunawan, L. Komunikasi Total. Jakarta: Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pendidikan Tenaga Akademik, 1997. h.7

Page 132: KOMUNIKASI TOTAL ORANG TUA DAN ANAK TUNARUNGU …

120

tetapi Bahasa lisan yang tetap diutamakan dalam

berkomunikasi. 29

Bagi Ibu Nisa selaku informan kedua cenderung

menggabungkan dua Bahasa isyarat yakni SIBI dan

BISINDO ketika berkomunikasi dengan sang anak, karena

ketika disekolah anaknya diterapkan untuk menggunakan

SIBI sedangkan sejak kecil Ibu Nisa lebih menerapkan

berkomunikasi dengan BISINDO.30

Sama seperti Ibu Nisa, Ibu Ani pun cenderung

menggunakan Bahasa isyarat BISINDO di kesehariannya.

Ibu Ani percaya bahwa apa yang ia sampaikan dengan pelan-

pelan pasti Nayla akan mengerti pesan yang dimaksud oleh

Ibu Ani tersebut. 31

Di Indonesia Bahasa isyarat diterapkan dalam dua

bentuk yaitu Bahasa Isyarat Indonesia (BISINDO) dan

Sistem Bahasa Isyarat Indonesia (SIBI). Bahasa Isyarat

Indonesia adalah sistem komunikasi yang praktis dan efektif

untuk penyandang tunarungu Indonesia yang telah di

kembangkan oleh kaum tunarugu, sedangkan Sistem Bahasa

Isyarat Indonesia (SIBI) adalah sistem hasil rekayasa dan

ciptaan dari orang normal untuk berkomunikasi dengan

29 Bunawan, L., & Yuwati, C. S. Penguasaan Bahasa Anak Tunarungu.

Jakarta: Yayasan Santi Rama. 2000 30 Wawancara Pribadi dengan Ibu Nisa (15 Juni pukul 17.00) 31 Wawancara Pribadi dengan Ibu Ani (17 Juli 2020 pukul 09.30)

Page 133: KOMUNIKASI TOTAL ORANG TUA DAN ANAK TUNARUNGU …

121

penyandang difabel tunarungu dan bukan berasal dari

penyandang difabel tunarungu. 32

Sistem Isyarat Bahasa Indonesia dikembangkan

menurut kaidah-kaidah pengembangan sistem syarat yang

merupakan salah satu kriteria untuk membuat sistem isyarat

yang tepat bagi anak tunarungu, yaitu:

1. Sistem isyarat harus secara akurat dan konsisten

mewakili tata bahasa/ sintaksis bahasa Indonesia yang

paling banyak digunakan oleh masyarakat Indonesia.

2. Tiap isyarat dalam sistem yang disusun harus mewakili

satu kata dasar yang berdiri sendiri atau tanpa imbuhan,

tanpa menutup kemungkinan adanya beberapa

pengecualian bagi dikembangkannya isyarat yang

mewakili satu makna.

3. Sistem isyarat yang disusun harus mencerminkan situasi

sosial, budaya, dan ekologi bangsa Indonesia.

4. Sistem isyarat harus disesuaikan dengan perkembangan

kemampuan dan kejiwaan siswa.

5. Sistem isyarat harus disesuaikan dengan perkembangan

bahasa siswa, termasuk metodologi pengajaran.

6. Sistem isyarat harus memperhatikan isyarat yang sudah

ada dan banyak dipergunakan oleh kaum tuna rungu.

32 Febrina. Skripsi Penggunaan Bahasa Isyarat Sebagai Komunikasi

(Studi Efektivitas Komunikasi Nonverbal dan Non Vokal Pada Siaran Berita

TVRI Nasional Terhadap Penyandang Tunarungu SLB PGRI Minggir, Sleman,

Yogyakarta:Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UIN Sunan Kalijaga. 2015 h.7

Page 134: KOMUNIKASI TOTAL ORANG TUA DAN ANAK TUNARUNGU …

122

7. Sistem isyarat harus mudah dipelajari dan digunakan

oleh siswa, guru, orang tua siswa, dan masyarakat.

8. Isyarat dirancang harus memiliki kelayakan dalam

wujud dan maknanya. Artinya wujur isyarat harus secara

visual memiliki unsur pembeda makna yang jelas, tetapi

sederhana. Tidak berubah-ubah artinya

Bahasa Isyarat Indonesia pada hakikatnya memiliki

dua komponen yaitu:

1. Komponen penentu makna, yaitu gerakan dan posisi dari

tangan yang membentuk isyarat, termasuk bagian badan

yang menjadi tempat terjadinya isyarat awal. Arah dan

frekuensi isyarat yang dibuat juga termasuk ke dalalm

komponen ini.

2. Komponen penunjang, yaitu mimik muka, gerak tubuh,

kecepatan dan kelenturan gerak dari isyarat yang

ditampilkan.

Berdasarkan pembentukannya, isyarat dapat dibagi

menjadi empat macam, diantaranya:

1. Isyarat pokok, yaitu isyarat yang melambangkan sebuah

kata atau konsep, isyarat yang dibentuk oleh komponen

makna

2. Isyarat tambahan, yaitu isyarat yang melambangkan

awalan, akhiran dan partikel

3. Isyarat bentukan, yaitu isyarat yang dibentuk dengan

menggabungkan isyarat pokok dengan isyarat tambahan

Page 135: KOMUNIKASI TOTAL ORANG TUA DAN ANAK TUNARUNGU …

123

atau yang menggabungkan dua atau lebih isyarat pokok,

seperti kata ulang

4. Abjad jari, atau isyarat yang dibentuk oleh jari-jari

tangan. Biasanya digunakan untuk emngeja nama diri,

singkatan, angka atau kata yang belum memiliki

isyarat.33

Penggunaan BISINDO dalam berkomunikasi sehari-

hari lebih dapat dipahami oleh sang anak karena didalam

konsepnya BISINDO lebih menekankan pada ekspresi

gerakan tangan, kontak mata, sehingga pesan yang

disampaikan lebih dapat dipahami oleh anak tunarungu.

Hasil ini juga diperkuat dengan hasil penelitian dari Fisher

bahwa anak-anak tunarungu yang memiliki bahsa isyarat

alami, yang dikembangkan oleh BISINDO mampu

mengembangkan system Bahasa yang resmi dengan

mengandalkan kontekstual cetak untuk melengkapi Bahasa

lisan. BISINDO pun dianggap sebagai Bahasa ibu bagi anak

tunarungu. 34

Seperti pada yang diungkapkan Ibu Eti bahwasannya

cara Ia berkomunikasi pada sang anak yang menyandang

tunarungu adalah dengan memperkenalkan bahasa isyarat

pribadi yang dibuat sendiri olehnya yang Ia sebut sebagai

33 Kuswarno, Etnografi Komunikasi Suatu Pengantar dan contoh

Penelitiannya. Bandung: Widya Padjajaran. 2008 h.84 34 Fisher, J.D., Bell,P.A. Enviromental Psychology 2 Edition.New

York: College Publishing 1984 h.56

Page 136: KOMUNIKASI TOTAL ORANG TUA DAN ANAK TUNARUNGU …

124

bahasa ibu.35 Memang ada bahasa khusus yang digunakan

anak penyandang tunarungu untuk berkomunikasi dengan

orang lain sehingga perlu gaya komunikasi yang cerdas

dalam memilih pendekatan komunikasi agar anak tetap mau

terbuka dan nyaman dalam berkomunikasi.

Menurut Larry L. Barker, Bahasa itu sendiri

mempunyai tiga fungsi yang pertama penamaan (naming

atau labeling), interaksi, dan transmisi informasi. Penamaan

atau penjulukan menunjuk pada usaha mengidentifikasikan

objek, tindakan atau orang dengan menyebut namanya

sehingga dapat dirujuk dalam komunikasi. Fungsi interaksi

menekankan berbagi gagasan dan emosi, yang dapat

mengundang simpati dan pengertian atau kemarahan dan

kebingungan, melalui bahasa, informasi dapat disampaikan

kepada orang lain. Inilah yang disebut fungsi transmisi dari

bahasa.36 Keterbatasan berbahasa yang dimiliki anak

tunarungu tidak lantas membuat mereka tidak bisa berbahasa

namun mereka memiliki gaya bahasanya sendiri.

Tidak melulu menggunakan komunikasi verbal, Ibu

Yeyen mengaku lebih menggunakan bahasa isyarat dengan

membaca gerakan tangan Jaya, sang anak. Hal tersebut

35 Wawancara Pribadi dengan Ibu Eti (16 Juni pukul 14.27) 36 Mulyana, Deddy.. Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. Bandung:

Remaja Rosdakarya. 2005. h.87

Page 137: KOMUNIKASI TOTAL ORANG TUA DAN ANAK TUNARUNGU …

125

termasuk dalam komunikasi nonverbal atau dengan gerakan

tangan. 37

Komunikasi nonverbal adalah komunikasi yang

pesannya dikemas dalam bentuk tanpa kata-kata. Dalam

hidup nyata komunikasi nonverbal jauh lebih banyak dipakai

daripada komunikasi verbal. Dalam berkomuikasi hampir

secara otomatis komunikasi nonverbal ikut terpakai. Kerana

itu, komunikasi nonverbal bersifat tetap dan selalu ada.

Komunikasi nonverbal juga bisa diartikan sebagai tindakan-

tindakan manusia yang secara sengaja dikirimkan dan

diinterpretasikan seperti tujuannya dan memiliki potensi akan

adanya feedback dari penerimanya. Bentuk komunikasi

nonverbal sendiri diantaranya adalah Bahasa isyarat, ekspresi

wajah, sandi, simbol-simbol, pakaian seragam, warna, dan

bahkan intonasi suara. Beberapa contoh komunikasi

nonverbal:

1. Sentuhan. Sentuhan dapat termasuk: bersalaman,

menggenggam tangan, berciuman, sentuhan di

punggung, mengelus-elus, pukulan dan lainnya.

2. Gerakan tubuh. Dalam komunikasi nonverbal, kinesik

atau gerakan tubuh meliputi kontak mata, ekspresi

wajah, isyarat dan sikap tubuh. Gerakan tubuh biasanya

digunakan untuk menggantikan suatu kata atau frare.

37 Wawancara Pribadi dengan Ibu Yeyen (16 Juni 2020 pukul 16.00)

Page 138: KOMUNIKASI TOTAL ORANG TUA DAN ANAK TUNARUNGU …

126

Misalnya dengan mengganggung untuk mengatakan ya.

Untuk mengilustrasikan atau menjelaskan sesuatu.

3. Vokalik. Merupakan unsur nonverbal dalam suatu

ucapan yaitu cara berbicara. Contohnya adlah nada

bicaea, nada suara, keras atau lemahnya suara, kualitas

suara dan lain-lain.

4. Kronemik. Adalah bidang yang mempelajari

penggunaan waktu dalam komunikasi nonverbal.

Penggunaan waktu dalam komunikasi nonverbal.

Penggunaan waktu dalam komunikasi nonverbal

meliputi durasi yang dianggap cocok bagi suatu

aktivitas, banyaknya aktivitas yang dianggap patut

dilakukan dalam jangka waktu tertentu serta ketepatan

waktu. 38

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh

peneliti, model komunikasi antarpribadi dari orang tua

kepada anak tunarungu dalam penyampaian nilai-nilai Islam

adalah sebagai berikut:

38 Al-Irsyad: Jurnal Pendidikan dan Konseling Vol. 6, No. 2, Edisi Juli-

Desember 2016 h.91-92

Page 139: KOMUNIKASI TOTAL ORANG TUA DAN ANAK TUNARUNGU …

127

Gambar 5.2 Proses Penyampaian Pesan

ORANG TUA

(Komunikator)

Penyampaian nilai-

nilai islam dengan

menggunakan metode

komunikasi total

Pendekatan:

Penekanan, pengulangan,

percampuran dengan

Bahasa isyarat

Kombinasi

(combine

method)

Oral Murni

(Pure Oral)

Page 140: KOMUNIKASI TOTAL ORANG TUA DAN ANAK TUNARUNGU …

128

BAB VI

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis dan temuan data, maka

penulis menyimpulkan mengenai komunikasi total orang tua

dan anak tunarungu dalam penyampaian nilai-nilai Islam

adalah sebagai berikut:

1. Proses penyampaian nilai-nilai Islam yang dilakukan

orang tua kepada anaknya yang menyandang tunarungu

dimulai dari diterapkannya pembelajaran mengenai

agama islam di sekolah. Karena awalnya para orang tua

masih kebingungan dan butuh pendamping, yakni

sekolah, untuk menerapkan nilai-nilai Islam kepada sang

anak. Setelah sudah disampaikan terlebih dahulu di

dunia sekolah, lalu para orang tua menerapkannya

kembali dirumah dengan cara diulang-ulang untuk

meyakini anaknya agar tidak lupa akan apa yang sudah

dipelajari. Pengulangan ini dibutuhkan bagi anak

tunarungu untuk memahami dan mengingat terus akan

apa yang telah disampaikan sebelumnya. Pengulangan

ini memungkinkan anak untuk mencerna dan

mempraktekkan apa yang dimaksud oleh komunikator.

Salah satu cara yang dipakai orang tua sebagai solusi

adalah dengan mengulang terus menerus pesan yang

Page 141: KOMUNIKASI TOTAL ORANG TUA DAN ANAK TUNARUNGU …

129

ingin disampaikan saat berinteraksi dengan anak

tunarungu, mencari gerakan lain yang lebih mudah

dipahami oleh anak, memberikan jeda pada anak saat

anak sudah mulai bosan.

2. Faktor penghambat komunikasi total yang dilakukan

orang tua dalam menyampaikan nilai-nilai islam kepada

anak penyandang tunarungu terdapat dari segi

intelegensia, bahasa serta emosi sosial. Ketiga segi ini

sama dapat memengaruhi hambatan serta kelancaran

dalam berkomunikasi. Segi intelegensi dapat

memengaruhi hambatan bahwa dengan tingkat

kecerdasan anak tunarungu yang berbeda-beda, dapat

menghambat dalam proses komunikasi orang tua. Begitu

pun segi emosi sosial yang memang anak tunarungu

lebih cenderung moody dan keras kepala. Maka orang

tua dituntut untuk bersabar dengan emosi stabil agar

sang anak pun merasa nyaman dan tidak tersinggung.

Selain ketiga segi tersebut, tidak adanya guru ngaji

khusus penyandang tunarungu juga menjadi salah satu

faktor penghambat dari komunikasi orang tua dengan

sang anak dalam menyampaikan nilai-nilai islam.

Ketidakpahaman orang tua dalam mengajarkan Bahasa

arab atau alqur’an membuat anak tunarungu hanya

seadanya memahami bacaan-bacaan salat tanpa tahu cara

membacanya dengan baik dan benar.

Page 142: KOMUNIKASI TOTAL ORANG TUA DAN ANAK TUNARUNGU …

130

3. Komunikasi yang digunakan orang tua dengan anaknya

yang menyandang tunarungu dalam menyampaikan

nilai-nilai islam adalah dengan menerapkan komunikasi

total. Dengan melakukan komunikasi total, anak

tunarungu mengalami proses berbicara yang di dalamnya

terdapat metode lain selain lisan. Secara tidak langsung,

komunikasi total sangat bermanfaat untuk meningkatkan

kepercayaan diri anak tunarungu dalam berkomunikasi

di masyarakat. Jika bunyi ujaran yang ingin dia utarakan

belum dapat dipahami orang lain, anak dapat

menggunakan isyarat, gambar, atau tulisan sampai

membuat orang lain paham. Hal tersebut menjadi sangat

sistematis ketika anak tunarungu mempelajarinya karena

sesuai dengan kemampuan anak dan tidak memaksakan

anak untuk menggunakan bahasa isyarat tetapi bahasa

lisan tetap diutamakan.

B. Saran

1. Saran bagi orang tua, orang tua harus mencoba

membiasakan diri menggunakan komunikasi total dan

tentunya perlu adanya konsistensi untuk berkomunikasi

dengan metode komunikasi total agar sang anak tetap bisa

bebas berekspresi sesuka hatinya dan terus mengasah

lisannya agar bisa berkomunikasi dengan orang-orang

disekitarnya Dalam setiap aktifitas komunikasi tentu akan

mengalami suatu kendala, begitu pun yang dialami orang

Page 143: KOMUNIKASI TOTAL ORANG TUA DAN ANAK TUNARUNGU …

131

tua dengan anak dengan keterbatasan pendengaran.

Kesabaran menjadi kunci penting dalam berkomunikasi

dengan sang anak yang memiliki keterbatasan dalam

pendengarannya. Dikarenakan anak tunarungu memiliki

keterbatasan kosakata juga tetap perlu menjalin

komunikasi yang hangat dengan sang anak agar anak tetap

merasa nyaman berkomunikasi dengan orang tuanya.

2. Saran umum, untuk Kementrian Agama yang menaungi

berbagai lembaga atau tenaga pendidik agar segera

menyiapkan metode pembelajaran iqro maupun Al-qur’an

khusus untuk anak tunarungu. Karena para orang tua yang

anak tunarungu ini kewalahan untuk mengajarkan mengaji

pada sang anak dan membutuhkan tenaga pendidik yang

dapat mengajarkan Bahasa isyarat mengenai Iqro maupun

Al-qur’an.

Page 144: KOMUNIKASI TOTAL ORANG TUA DAN ANAK TUNARUNGU …

132

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, Ghusuly. 1987. ad-Da’watul Islamiyah. Kairo: Darul

Kijab.

Albi, Anggito Setiawan Johan. 2018. Metodologi Penelitian

Kualitatif. Sukabumi. CV Jejak.

Arni, Muhammad. 2008. Komunikasi Organisasi. Jakarta: Bumi

Aksara.

Asfi Manzilati. 2017. Metodologi Penelitian Kualitatif,

Paradigma, Metode dan Aplikasi. Malang: UB Press.

Budiyanto, 2017. Pengantar Pendidikan Inklusif Berbasis Budaya

Lokal , Jakarta: Prenadamedia Group.

Bunawan, L. 1997. Komunikasi Total. Jakarta: Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal

Pendidikan Tinggi Proyek Pendidikan Tenaga Akademik,

Bunawan, L., & Yuwati, C. S. 2000. Penguasaan Bahasa Anak

Tunarungu. Jakarta: Yayasan Santi Rama.

Cangara, Hafied. 2011. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta :

Rajawali Pers.

Conny, R Semiawan. 2010. Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta:

Grasindo.

Departemen Pendidikan Nasional. 2002. Kamus Besar Bahasa

Indonesia edisi ke-3 Jakarta: Balai Pustaka.

Effendi, Onong Ucjhana. 1984. Ilmu Komunikasi Teori dan

Praktek. Bandung:Remaja Rosdakarya.

Page 145: KOMUNIKASI TOTAL ORANG TUA DAN ANAK TUNARUNGU …

133

Effendy, Onong Uchjana. 2003. Ilmu, Teori dan Filsafat

Komunikasi. Bandung: PT. Citra Aditya Bakti.

Faiqoh Fasya Ohoirenan, Skripsi. 2017. Skripsi Komunikasi

Interpersonal Dalam Mahasiswa DIfabel Studi Deskriptif

Kualitatif Pada Mahasiswa Tuli di Deaf Art Community

Yogyakarta. Yogyakarta: UIN Yogyakarta.

Febrina,Hafidza Rizqa. 2015. Penggunaan Bahasa Isyarat

SebagaiKomunikasi(Studi Efektivitas Komunikasi Non

Verbal dan Non Vokal Pada Siaran Berita TVRI Nasional

Terhadap Penyandang Tunarungu SLB PGRI Minggir,

Sleman, Yogyakarta. Skripsi. Yogyakarta: Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik UIN Sunan Kalijaga .

Fisher, J.D., Bell,P.A. 1984. Enviromental Psychology 2

Edition.New York: College Publishing.

Haenudin. 2013. Pendidikan Anak betkebutuhan Khusus

Tunarungu, Jakarta Timur,PT. Luxima Metro Media.

Hakim., Lukman., Samino., dkk. 2008. Kamus Sistem Isyarat

Bahasa Indonesia. Edisi Kelima. Jakarta : DIREKTORAT

PEMBINAANSEKOLAH LUAR BIASA.

Hamidi, 2004. Metode Penelitian Kualitatif: Aplikasi Praktis

Pembuatan Proposal dan LaporanPenelitian. Malang:

UMM Press.

Handaya, Soewarno Ningrat. 1980. Pengantar Ilmu Studi dan

Manajemen. Jakarta: CV. Haji Massagung.

Hermanto S. 2011. Penguasaan Kosa Kata Anak Tunarungu

Dalam Pembelajaran Membaca Melalui Penerapan Metode

Maternal. Majalah Pembelajaran Ilmiah, No. 2, Volume

07, Oktober. Yogyakarta: FIP UNY.

Page 146: KOMUNIKASI TOTAL ORANG TUA DAN ANAK TUNARUNGU …

134

Kuswarno, 2008. Etnografi Komunikasi Suatu Pengantar dan

Contoh Penelitiannya. Bandung : Widya Padjadjaran.

Liliweri, Alo. 1994. Perspektif Teoretis Komunikasi

Antarpribadi. Bandung: Citra Aditya Bakti.

Lunandi, A.G. 1992. Meningkatkan Efektivitas Komunikasi Atar

Pribadi. Yogyakarta: Kanisius.

Moeloeng, Lexy J. 1996. MetedologiPenelitianKualitatif

Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.

Muis, Abdul Andi. 2001. Komunikasi Islami. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Mulyana, Deddy. 2005. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar.

Bandung: Remaja Rosdakarya

Nawawi Hadari Mimi Martini. 1994. PenelitianTerapan.

Yogyakarta: Gajahmada University

Nurudin. 2010. Sistem Komunikasi Indonesia. Jakarta: Rajawali

Pers

Sari, A Anditha. 2017. Komunikasi Antar Pribadi. Yogyakarta:

CV Budi Utama.

Sarmini. 2002. Teori-Teori Antropologi. Surabaya: Unesa

University Press.

Sarmanu. 2017. Metodologi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan

Statistika. Surabaya: Airlangga University Press.

Sajidan. 2008. Jurnal Pendidikan. Surakarta: Dwija Utama.

Soejanto, Agoes. 2001. Psikologi Komunikasi,Bandung: Remaja

Rosdakarya

Page 147: KOMUNIKASI TOTAL ORANG TUA DAN ANAK TUNARUNGU …

135

Somad Permanarian dan Tati Herawati. 1996. Ortopedagogik

Anak Tunarungu. Jakarta: Departemen Pendidikan Dan

Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Proyek

Pendidikan Tenaga Guru.

Somantri, Sutjihati 2006. Psikologi Anak Luar Biasa, Bandung:

PT Refika Aditama.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan

Kuantitatif, kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Suparno. 1997. Komunikasi Total. Yogyakarta: Jurusan

Pendidikan Luar Biasa. FIP. IKIP Yogyakarta.

Suranto Aw, 2011. Komunikasi Interpersonal. Yogyakarta: Graha

Ilmu.

Syaghilul M. Khoir. 2014. Skripsi Pola Komunikasi Guru dan

Murid di Sekolah Luar Biasa (SLB-B) Montessori Jakarta

Timur. Jakarta: UIN Syarifhidayatullah Jakarta.

Syamsul Bahari Alhafid. 2018. Skripsi Pola Komunikasi

Antarpribadi Guru dan Siswa Bekebutuhan Khusus Dalam

Menumbuhkan Kemandirian Studi Di SLB Tunas Harapan

Balaikembang Luwu Timur . Makassar: UIN Alauddin

Makassar.

Widjaja. 2000. Ilmu Komunikasi Pengantar Studi. Jakarta: PT

Rineka Cipta.

Wijaya, Muhibudin Laksana. 2015. Psikologi Komunikasi.

Bandung: CV Pustaka Setia.

Page 148: KOMUNIKASI TOTAL ORANG TUA DAN ANAK TUNARUNGU …

136

Website:

http://danankseta.blog.uns.ac.id/2010/06/01/komunikasi-antar-

pribadi.

http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_BIASA/19

5705101985031

Jurnal:

Al-Irsyad. 2016, Jurnal Pendidikan dan Konseling Vol. 6, No. 2,

Edisi Juli-Desember 2016

Page 149: KOMUNIKASI TOTAL ORANG TUA DAN ANAK TUNARUNGU …

137

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Wawancara via online dengan Ibu Erni dan Nada (anak) (15 Juni

2020)

Wawancara via online dengan Ibu Nisa ( 15 Juni 2020 )

Page 150: KOMUNIKASI TOTAL ORANG TUA DAN ANAK TUNARUNGU …

138

Wawancara via online dengan Ibu Eti dan Reza (anak) (16 Juni

2020)

Wawancara via online dengan Ibu Yeyen (16 Juni 2020)

Wawancara via online dengan Ibu Ani dan Nada (anak) (17 Juni

2020)

Page 151: KOMUNIKASI TOTAL ORANG TUA DAN ANAK TUNARUNGU …

139

1. Wawancara dengan Ibu Erni Marlina Tri

Orang tua dari Nada (Mama Nada)

Arina Kapan pertama kali ibu mengajarkan Nada

tentang nilai-nilai keislaman itu bagaimana bu?

Sejak umur berapa lalu apa yang pertama kali ibu

ajarkan?

Ibu Erni Kalau itu saya ngikutin dari sekolah ya kak, dulu

pertama PAUD itu belajar mengenal huruf ya kak,

jadi tahun itu pertama belajar iqro kak untuk

membantu pengucapan huruf hurufnya ya.

Pertamanya iqro disitu kak iqro, untuk membantu cara

pengucapan huruf hurufnya gitu. Tahun pertama iqro,

Dirumah juga dilanjut iqro sama saya. Kalau

disekolah sekarang sudah mulai ajaran salat ya kak.

Alfatihah sama surat surat pendek.

Arina Itu baru di kelas 5 ini?

Ibu Erni Dari kelas 1 kak, mulainya alfatihah dulu sama doa

doa pendek kak. Doa doa tidur sama wudhu. Waktu

itu belajar gerakan tapi tidak langsung sekaligus gitu

ya kak bacaannya juga masih yang sederhana masih

cuma niatnya aja gitu kak. Pakai Bahasa Indonesia

kak udah ngga pake arabnya. Iya latinnya. Jadi saya

menerapkan dirumah mengikuti yang dikasih

disekolah gitu kak.

Page 152: KOMUNIKASI TOTAL ORANG TUA DAN ANAK TUNARUNGU …

140

Arina Berarti sebelum Nada masuk sekolah itu Ibu belum

negajarkan nilai-nilai keagamaan?

Hmm belum ya kak kalau mendetail paling cuma ayat

sebentar gitu ya kak. Saya juga belum hmm kayak ini

ya kak kayak masih caranya apa gitu yaa. Buat seperti

Nada gitu ya, ngga seperti kakaknya yang bisa

mendengar normal.

Arina Berati harus pelan2 gitu ya?

Bu Erni Iya gitu kak, oh disekolah sudah bisa ini dirumah

diikutin kak sehari hari. Salat, kata ibu gurunya juga

kalau disekolah sama dirumah ga nyambung juga ga

bakalan bisa berkembang gitu kan anaknya.

Kadang saya juga suka takut kak yang dia belum

diajarkan di sekolah. Dia paham ngga ya caranya

Arina Nilai-nilai keislaman apa saja yang disampaikan

oleh Ibu pada Nada?

Mungkin ibu dirumah mengajarkan nilai-nilai

aqidahnya secara mandiri atau nilai akhlaknya, kalau

begini begitu tidak boleh. Begitu

Ibu Erni Kayak ngasih tau yang boleh tidaknya. Kayak kalau

misal Nada kalau baik nanti Allah sayang. Nanti Nada

pintar. Nanti Allah memberi. Saya suka ngasihtau gitu

kak.

Arina Dengan Bahasa yang ringan ya bu?

Page 153: KOMUNIKASI TOTAL ORANG TUA DAN ANAK TUNARUNGU …

141

Ibu Erni Iya dengan Bahasa yang ringan yang Nada sudah

paham ya kak. Kadang kayak ga senagaja gitu kalau

lagi nonton jadi kesempatan juga buat Nada untuk

bertanya. Jadi saya sisispin sehari-harinya

Arina Berarti itu masalah akhlak dan ibadahnya sudah

tertanam sejak PAUD gitu ya..

Ibu Erni Iyah, tapi belum mendetil ya kak. Kan ada gangguan

di pendengarannya ya kak jadi harus apaya betul-betul

jelaas gitu ya. Kalau dia belum paham kita juga kan

harus ngulang lagi, ngulang terus. Kadang kalau pas

lagi dia ngambek juga susah. Kalau pas lagi Nadanya

kesel atau moodnya gabagus juga. Kalau pas dia lagi

mau mau kalau pas lagi dia ga itu yaudah masih

semaunya dia gitu kak.

Arina Berati yang lebih sering menanamkan nilai-nilai islam

sejak dini itu ibu atau ayahnya Nada? Yang lebih

dulu?

Ibu Erni Kalau karena mungkin saya dirumah ya kak. Kalau

yang dirumah sehari hari hampir full ya kak. Kalau

ayahnya kan kerja ya kak. Ayahnya paling

melanjutkan saja mengikuti saja. Kalau ayahnya

pulang baru sama Nada. Kalau libur aja paling sama

Nada.

Page 154: KOMUNIKASI TOTAL ORANG TUA DAN ANAK TUNARUNGU …

142

Arina Terus ada media atau teknik khusus yang ibu

lakukan bersama ayahnya Nada untuk

menyampaikan nilai-nilai Islam pada Nada?

Ibu Erni Kalau teknik khususnya ga ada ya kak paling karena

mungkin dari sekolah harus tetap bicara ya kak jadi

tetep diajak ngobrol aja kak. Lebih ke pembiasaan

pembiasaan atau pas Nadanya agak “belok” sendiri

lagi solehahnya agak ilang, kalau mamanya agak

keluar tanduk paling dijadikan atau disambungin ke

nilai agamanya aja ya kak.

Kayak misalnya kalau mama marah mama sedih nanti

Allah sama (sedih). Nanti juga lama lama udah

nangkep dan udah paham. Jadi gak ada yang khusus.

Karena pelajaran dari sekolah juga sama. Cuma beda

tahap pembelajarannya aja. Jadi dirumah juga sama

juga. Ga jauh beda juga.

Arina Oh sama aja ya berati bedanya lebih pelan-pelan aja

ya kalau Nada?

Ibu Erni Iya harus jelaaaas banget baru bisa paham Nada.

Arina Selama ini feedback dari Nada sendiri bagaimana bu?

Apa seiring berjalannya waktu lebih baik atau ada

penolakan? Atau bagaimana?

Page 155: KOMUNIKASI TOTAL ORANG TUA DAN ANAK TUNARUNGU …

143

Ibu Erni Alhamdulillah kan Nada itu ya, paham harus kalau

misal yang sehari hari gitu ya kak kayak ke

akidahnya. Kemarin juga kalau lagi dia nonton

youtube, kadang suka nonton korea korea. Dia udah

tau kalau melihat pusar dia malu. Dia sudah paham

nilai-nilai itu. Berati dia paham yang sudah dipelajari

sehari hari dia sudah nangkep. Soal iqro juga, kalau

misalnya saya lagi datang bulan ya kak dia juga suka

bilang “takut lupa nanti tidak ingat ingat lagi jadi

tidak pintar” karena kan akalu saya datang bulan

iqronya juga libur. Jadi dia sudah bilang begitu.

Arina Oh jadi sudah ada kesadaran pribadi dari Nada nya

gitu ya bu?

Ibu Erni Iyaa dari Nadanya sudah paham ya kak ya. Nilai-nilai

agama sudah tau sudah bisa nangkap. Saya juga jadi

sadar oh ternyata Nada sudah tau ya sudah paham

kalau ini adalah kewajiban kalau ini baik ada yang

kurang baik. Udah tau sih kak alhamdulillah..

Arina Kalau untuk ukuran waktunya lebih banyak dirumah

tau disekolah? Atau disekolah saja cukup dirumah

tinggal mempraktekan saja atau dirumah tetap keras

untuk menagjarkan nilai islam?

Page 156: KOMUNIKASI TOTAL ORANG TUA DAN ANAK TUNARUNGU …

144

Ibu Erni Hmm Sekolah itu tetap menekankan pada orang tua.

Harus sama dengan sekolah gitu kak. Harus sejalan

dengan sekolah. Jadi disekolh nada orangtua tuh

perannya harus sama seperti guru disekolah. Dari

semenjak Nada masuk sekolah kak, orang tua itu

tanggung jawabnya besaaar banget gitu ya kak. Yang

saya tangkep selama Nada sekolah ya kak, kalau anak

disekolah ada kendala itu bisa berasal dari rumah.

Kalau ada yang terhambat disekolah ya kaka tau

dikelas ada yang kurang bagus misalnya ya kak, jadi

ketahuan banget kalau asalnya itu dari rumah,

ligkungan sekitar rumah dan orang tua kak. Berati

perannya itu sama kak.

Misalnya ibu gurunya bilang Nada kok ada yang lupa

ya misalnya tentang Pancasila kok Nada kayanya agak

bengang bengong. Kalau dirumah diulang-ulang terus

bisa kak dikelas. Kalau dirumah agak lamban ya

dikelas berati ada penurunan gitu kak. Jadi kayak

harus sama sama kerja kerasnya harus seimbang

sekolah dan dirumah.

Arina Berarti trigernya adalah ibu harus bergerak lebih

cepat gitu ya sama kayak disekolah gitu gaboleh kalah

Page 157: KOMUNIKASI TOTAL ORANG TUA DAN ANAK TUNARUNGU …

145

Ibu Erni Iya betul kak. Harus sama banget gitu kak. Jadi kalau

misal dari sekolah terus dirumah ga diulang atau tidak

dipelajari lagi dirumah nanti pas mau masuk ke tahap

selanjutnya disekolah dia gabisa lagi kak karena

kemungkinan sudah lupa. Jadi dirumah harus diulang-

ulang lagi diperdalam lagi biar disekolah dia bisa ikut

materi selanjutnya. Karena kalau disekolah Nada suka

ada pengulangan materi setiap pagi tanya jawab gitu

kak. Jadi kalau dirumah ga di ulang itu ketahuan

Arina Ohh berati harus diulang – ulang terus atau mungkin

memang salah satu cara untuk mengajari anak

tunarungu ya bu atau bagaimana bu?

Ibu Erni Iya kak betul. Waktu itu pernah disekolah dibilang

harus selalu diulang ulang harus selalu diingatkan

itunya kak, kalau anak tunarungu ya karena kalau ga

diingatkan ya mungkin kayak cuma numpang lewat.

Mungkin karena anak ada gangguan di pendengaran

memang harus diulang-ulang. Meskipun tidak ada

ulangan ya mesti harus diulang sebelum tidur.

Makanya kemarin pas belajar dirumah, was wasnya

itu nanti paham gak ya. Karena kan kalau ketemu ibu

gurunya kan lain ya kak kayak ada penekanan. Kalau

dirumah kayaknya agak lebih santai, meskipun harus

ngumpulin ngumpulin tugas dan tanggung jawab.

Page 158: KOMUNIKASI TOTAL ORANG TUA DAN ANAK TUNARUNGU …

146

Kalau selama dirumah kan video callnya seminggu

sekali. Bahas yang kemarin.

Arina Berarti sama halnya dalam menyampaikan nilai-nilai

Islam ya bu, harus diulang ulang agar dapat feedback

yang sesuai dengan keinginan

Ibu Erni Kadang saya juga suka mikir, nada sudah kelas lima

tapi tahapan atau bacaan salatnya belum semua kan

kak baru alfatihahnya sama surat pendek. Saya kalau

dirumah juga suka ragu ya, nanti Nada bakal paham

ngga ya. Dan pemakaian Bahasa saya juga milih milih

ya karena kadang Nada suka belum tahu. Kalau yang

abstrak juga suka gitu kak.

Sekarang nada sudah tau surga dan neraka. Haram

atau halal Nada juga sudah tau gitu kak. Yang kayak

Masih garis besar garis besarnya aja sih kak.

Arina Berati yang pertama kali ibu ajarkan dirumah ini

tentang ibadahnya ya bu? Yang dikenalkan pada

Nada.

Ibu Erni Iya kak waktu itu apa yaa, masih ngikut-ngikutin asal

gitu ya kak. Saya juga belum mengajarkan harus

begini harus begitu. Salat paling zuhur aja ya karena

masih PAUD. Karena disekolah juga sudah diajarkan

salat zuhur.

Page 159: KOMUNIKASI TOTAL ORANG TUA DAN ANAK TUNARUNGU …

147

Arina Untuk komunikasi ibu dan bapak dirumah dengan

Nada ini, menemukan factor pendukung dan

penghambat gitu ga ya bu?

Ibu Erni Kalau penghambatnya itu kak hmm kalau kosa kata

dari Nadanya belum jelas. Nada berkata apa gitu kak.

Coba deh Nada menggambar atau kalau engga pakai

isyarat. Atau kalau engga Nada suka ngejelasinnya

“waktu kemarin kakak..” dia ngejelasin gitu kak kalau

kosa katanya yang dia sudah bisa dia ngejelasin. Oh

iya baru kita nyampe ke maksudnya Nada. Kalau yang

lain ga ada sih kak karena alhamdulillah Nada kosa

katanya sudah banyak. Terhambatnya paling kalau

Nada sudah keluar “kekeh”nya kalau sudah keras

harus dijelasin sampai mendetail sampe kadang

marah-marah juga kak. Dia juga suka minta apa yang

dia pengen gitu ya kak. Terus dibilang besok beli deh.

Jadi kayak dia mengeluarkan ancaman, jurusnya gitu

kak. “gamau salat” katanya. Pokonya harus betul betul

buat Nada paham gitu ya kak. Cuman alhamdulillah

nya itu ke kakaknya ke ayahnya ke semua gitu kak,

mendukung Nada gitu kak. Suka bantu juga

Arina

Berarti factor pendukungnya juga dari lingkungan

sekitar dirumah gitu ya bu?

Page 160: KOMUNIKASI TOTAL ORANG TUA DAN ANAK TUNARUNGU …

148

Ibu Erni Iyaa, kalau misalnya saya lagi apa gitu saya suruh

kakaknya gitu suruh adek salat. Kakaknya juga suka

ngajak ngajak ayo salat. Ke ayahnya juga begitu

Arina Apa suka misalnya mengaji bareng atau salat

berjamaah dirumah gitu?

Ibu Erni Iya mau kak. kalau sama saya pas kemarin puasa kan

salat berjamaah tugas dari sekolah. Kalau sekarang

belum mau lagi kak. karena mama pertama. Belum

mau diajak bareng lagi. Bulan puasa kemarin rutin

kak mau diajak salat bersama . tarawih juga. Kalau

sekarang dia masih mau sendiri lagi. Alhamdulillah

sudah mau lima waktu.

Arina Berati penanganan anak tunarungu ini tidak bisa

dikerasin gitu ya bu? karena memang mereka

mungkin juga terhambat seperti itu.

Ibu Erni Kalau dikerasin dia malah sama kayak kita keras juga.

Dia malah gitu juga malah gamau sama sekali. Kuota

sabarnya harus banyak banget. Harus sampai Nadanya

paham sekali. Nada juga suka munculin gasuka marah

marah gitu ya.

Arina Kira-kira pesan ibu untuk orang tua diluar sana yang

memiliki pengalaman sama seperti ibu bagaimana bu?

Page 161: KOMUNIKASI TOTAL ORANG TUA DAN ANAK TUNARUNGU …

149

Ibu Erni Ini ya kak, jangan menyerah aja ya kak. karena saya

juga ngerasain, dari kecil sampe sekarang Nada kelas

5. Tahapannya lain lain, kesulitannya. Harus tetep

sabar menghadapi yang satu ini. Harus terus sabar,

gaboleh setengah setengah. Harus total. Jangan

berpikir sampai sini aja deh cukup. Harus bisa

menggali potensi anak. Kalau udah bisa ketauan bakat

atau potensinya kemana kitanya ikut seneng karena

kayak dianya udah menemukan sesuatu jadi semangat.

Yang dia seneng jadi kayak udah ga bosen dn ga ada

keluhan. Kalau udah keliatan potensi anak,

kekurangannya tuh malah jadi kelebihan. Jadi untuk

orangtua lain harus tetep sabar, harus bisa

membimbing sampai dia berhasil nanti. Walaupun ada

kerikil2 kan pasti ada ya kak. di masing-masing pasti

beda kendalanya.jangan sampai merosot istilahnya

kalau pas lagi cape. Harus tetap semangat.

Page 162: KOMUNIKASI TOTAL ORANG TUA DAN ANAK TUNARUNGU …

150

2. Wawancara dengan Ibu Nissa Imamy

Orangtua dari Fudhail Abdillah Alkaff (Mama Dillah)

Arina Sejak umur berapa dan pertamakali apa yang ibu

ajarkan kepada Dillah ini mengenai Islam?

Ibu

Nissa

Hmm kalau ngajarin Dillah ngaji, ngajarin Dillah

salat itu pas SD. Kalau untuk ngaji dan ngenal ngenal

huruf itu belum lama Dillah baru satu atau dua tahun

kemarin untuk Dillah ngaji iqro. Sekarang juga Dillah

masih ngaji iqra. Nah untuk sekarang lebih mudah

ngajarin Dillah karena dia sudah bisa baca. Kalua

untuk kemarin kemarin, solatnya Dillah ini jamaah

ikut ayahnya untuk membiasakan salat itu lima waktu.

Setiap bulan puasa tuh wajib puasa.

Arina Dari umur berapa bu Dillah diajarkan puasa?

Ibu

Nissa

Dillah puasa dari kelas satu SD. Puasa setengah hari.

Kelas 2 SD sudah puasa full sampai magrib. Jadi

setiap bulan puasa itu saya nerangin kalau ini bulan

Ramadhan. Semua orang islam berpuasa. Tapi

jelasinnya pakai Bahasa isyarat.

Arina Berati pake Bahasa isyaratnya pakai suara atau

pakai ?

Page 163: KOMUNIKASI TOTAL ORANG TUA DAN ANAK TUNARUNGU …

151

Ibu

Nissa

Pakai suara iya, pakai gerakan tangan juga iya.

Misalnya kayak puasa, gaboleh makan. (menirukan

gerakan isyaratnya) jadi lebih ke visualisasi. Dikasih

liat jam nya. Jadi menjelaskannya ini dia melihat

secara langsung oh seperti ini. Antara ucapan dan

kenyatannya.

Terus kalau untuk hafalan surat-suratnya kalua untuk

kelas 4 SD ini Dillah udah bisa baca. Jadi kalau untuk

bacaan surat alfatihah surat pendek lainnya itu Saya

tulisnya latin. Lafadz nya saja jadi ditulisnya itu

perucapan. Tapi saya unjukin ini huruf arabnya ini

bacaanya. Untuk baca iqronya belum tinggi baru iqra

2. Jadi untuk ngebenerin lafadz lafadznya aja.

Terus kemarin belum lama juga dapat tentang kisah

kisah islam dalam Bahasa isyarat. Terus saya juga

sempet belajar Bahasa isyarat bisindo. Jadi pelan-

pelan bisa nerangin ke Dillah. Jadi kemarin pas Dillah

kecil untuk ngajarin salat, itu cuma untuk

membiasakan waktunya, gerakannya cuma untuk

bacaan salatnya belum. Jadi hanya untuk

memperkenalkan aja dulu.

Arina Kalau sebelum Dillah sekolah ini ibu sudah pernah

mencoba memperkenalkan nilai-nilai Islam atau

memang disekolah saja?

Ibu Ohh kalau sebelum sekolah, pada saat TK aja paling.

Page 164: KOMUNIKASI TOTAL ORANG TUA DAN ANAK TUNARUNGU …

152

Nissa Kan temen temennya suka salat terus ngaji cuma

belum intensif sih kalo untuk pada saat TK. Jadi saya

nekeninnya pada saat SD. Jadi paling saya

ngajarinnya ngeliat kalau udah besar nanti salat sama

abi. Kalau Dillah nanti besar puasa. Paling itu aja

karena kan keterbatasan Bahasa juga kan nah begitu

SD itu mulai bener bener kita ajarin sampai sempet

pilih sekolahnya khusus islam waktu SD kelas 1. Di

Ar Rahman. Cuma ternyata pas promonya sama

kenyataannya pas masuk sekolah ternyata beda

banget. Dillah kan gasuka dibentak disana ternyata

gurunya agak galak. Lalu saya pindahin ke SLB 7

Arina Kalau di SLB itu berarti sekolah umum ya bu?

Ibu

Nissa

Sekolah umum. Dillah itu juga dipraktekin salat. Jadi

menurut gurunya, Dillah itu rajin salat dhuha

disekolah karena diajarin dirumah. Jadi memang dari

sekolah pun salat dhuha jamaah, salat zuhur juga

jamaah disekolah. Jadi memang dari pihak guru guru

pun membiasakan salat zuhur dulu sbeelum pulang

untuk yang kelas 4 keatas.

Arina Oh mungkin kan dari tadi ibu membicarakannya

mengenai ibadahnya ya bu ya, kalau dari segi

akidahnya atau akhlaknya apa kah ibu sudah

menanamkannya sejak dini atau bagaimana?

Page 165: KOMUNIKASI TOTAL ORANG TUA DAN ANAK TUNARUNGU …

153

Ibu

Nissa

Ohh kalau itu paling dari.. namanya anak anak kan

suka nakal ya misalnya dia ngambil sesuaitu darimana

gitu ya. Dillah kan orangnya akalu apa yang dia mau

harus dia punya.

Pernah waktu itu ke alfamart dia minta cokelat cuman

ga saya kasih ternyata di ambil lah sama dia tanpa

bilang. Terus saya tanya “ini cokelat darimana?” dia

bilang katanya ngambil di Alfa. Saya ga marahin dia

karena dia kan belum paham ya kalau ngambil

sesuatu itu gaboleh. Lalu saya kasih tau “ngambil ga

beli itu dosa. Nanti Allah marah. Tangannya di

potong. Mau? Besok kalau Dillah mau bilang, minta”

tapi saya ngomongnya pakai Bahasa isyarat (sambal

menunjukkan dengan gerakan tangan)

Arina Itu sekitar umur berapa bu ditanamkan apa yang boleh

apa yang tidak boleh?

Ibu

Nissa

Itu dari kelas satu SD. Karena dillah anaknya pendiem

bukan yang nakal gitu. Ketika dia nakal pun saya

bilang itu ga boleh.

Arina Berati yang lebih condong berkomunikasi

mengenai ajaran islam ini lebih ke ibu atau

ayahnya Dillah?

Ibu

Nissa

Kalau dari sejak kecil sih saya tapi mulai besar udah

kelas 4 SD abinya udah mulai ngajarin karena Dillah

juga udah lebih gampang.

Page 166: KOMUNIKASI TOTAL ORANG TUA DAN ANAK TUNARUNGU …

154

Arina Berarti lebih bagi bagi tugas gitu atau bagaimana?

Ibu

Nissa

Iya kalau salat jumat sama abinya, kalau salat

berjamaah juga

Arina Terus waktu yang menurut ibu pas untuk

menyampaikan nilai nilai Islam tuh kapan? Abis

magrib kah atau bagaimana?

Ibu

Nissa

Kalau untuk waktunya sih fleksibel yah gabisa

ditentuin tergantung dari moodnya dia. Soalnya kalau

moodnya dia lagi gak mau ya gak mau. Misalnya dia

lagi pengen main saat itu terus saya suruh belajar. Dia

gak mau nanti nangis. Jadi kalau dia lagi senggang

baru “ayo bang belajar hafalan lagi” terus saya tulis

“ayo bang diinget inget lagi dihafalin lagi” nah itu

lebih masuk ke dia daripada harus saya tentuin

waktunya. Kalau dipaksa mau dihafalin berkali kali

gaakan hafal.

Arina Berarti sudah ibu tanamkan hafalan surat pendek

sejak dini ya bu?

Ibu

Nissa

Iya karena sudah mulai bisa baca. Semenjak bisa baca

udah mulai hafalan seusia SD.

Arina Sekarang sudah berapa surat pendek yang dihafal oleh

Dillah?

Ibu

Nissa

Kalau yang bener bener hafal kayak doa makan.

Kalau surah pendek baru 3 surah pendek. Baru

alfatihah An Nas sama al Afalaq. Tapi kalau kayak

Page 167: KOMUNIKASI TOTAL ORANG TUA DAN ANAK TUNARUNGU …

155

doa mau makan doa mau tidur nah itu sudah dia

hafalin karena sebelum dia mau makan dia mau tidur

harus baca doa dulu. Jadi dia gak lupa. Jadi untuk

anak anak tunarungu supaya dia gak lupa lebih baik

tuh yang memang sering dia lakukan. Memang gabisa

sekali dua kali. Kadang hari ini di inget terus

besokannya dia lupa. Jadi memang untuk anak

tunarungu harus berkali kali.

Arina Media atau teknik khusus apa yang ibu digunakan

untuk menyampaikan nilai-nilai islam pada

Dillah?

Ibu

Nissa

Jadi kalau untuk perbuatan sehari hari aja. Jadi

memang harus ada contohnya. Jadi misalnya saya

ngelarang nih, gaboleh itu harus ada contohnya

kenapa alasannya. Terus ditunjukin visualnya

misalnya gambar terus pokoknya bisa dilihatin.

Kadang saya ambil gambarnya dari internet kan terus

ditunjukin ini boleh ini gaboleh. Terus dikasih liat

visualnya iya tulisannya gimana pengucapannya

gimana. Jadi bener bener paham. Jadi misalnya saya

suruh salat tapi gapake gerakan. Jadi nanti dia gatau

kalau itu disuruh salat. Kadang seperti itu. Tulisannya

bagaimana pengucapannya seperti apa gerakan

visualnya tuh kayak gimana

Arina Berati gak ada teknik khusus untuk anak tunarungu

Page 168: KOMUNIKASI TOTAL ORANG TUA DAN ANAK TUNARUNGU …

156

gitu bu misalnya?

Ibu

Nissa

Kalau untuk anak tunarungu yang tanpa double

masalahnya, itu biasanya dia pinter. Kayak kalau

Dillah ini memang cuma tunarungu jadi

kecerdasannya seperti kayak anak anak normal jadi

dia kalua untuk ngajarin sama aja sih kayak ngajarin

anak umum biasa. Lebih ke sering diulang sering

diajarin baru itu bisa.

Arina Factor penghambat dan pendukungnya sendiri ni

apa bu dalam penyampaikan nilai islam mungkin?

Ibu

Nissa

Ya kadang dari orangtua itu kan kadang kalau kita

menjelaskan apa, anak suka ga paham maksud dari

kita. Makanya kenapa orang tua pun perlu banyak

belajar tentang bahasanya si anak. Atau biasanya

orangtua itu punya Bahasa isyarat sendiri terhadap

anaknya

Arina Berarti yang paham itu cuma ibu dan anaknya aja gitu

ya?

Ibu

Nissa

He’eh. Jadi kadang kan gini ni. Saya udah bikin

Bahasa isyarat saya sama dia tapi begitu saya belajar

bisindo atau Bahasa isyarat lain tuh beda. Terus

kadang sama yang disekolah juga beda kan tuh,

disekolah SIBI kalua sehari hari biasanya bisindo

Arina Terus apalagi penghambatnya bu?

bu Nissa Paling kalau anak tunarungu tuh durasi jam

Page 169: KOMUNIKASI TOTAL ORANG TUA DAN ANAK TUNARUNGU …

157

belajarnya. Dia gak bisa lama. Gabisa lebih dari satu

jam. Kalau moodnya dia bagus bisa sering dalam

sehari tapi kalau moodnya ga bagaus samasekali

dalam sehari tuh dia gamau. Terus harus ada

rewardnya juga misalnya “bang kalau udah selesai

udah hafal nanti dikasih hadiah” nah jadi dia

semangat. Kita sering puji dia nanti kalau dia

ngelakuin kesalahan jangan sekali kali marahin dia

karena sakit hati dia tuh lama. Karena dia ngerasa

minder. Karena kalau marah-marahjuga percuma dia

gak ngerti.

Kalau gamau salat paling saya bilang nanti Allah

marah nanti Allah ga sayang ayo salat salat itu wajib.

Marah sih marah cuman lebih ke bilangin untuk salat.

Kalau gak salat nanti ga dikasih uang jajan. Jadi ada

hukuman yang harus dia terima ketika dia gak salat.

Arina Berarti factor penghambatnya tadi keterbatasan

Bahasa terus soal moodnya dia. Terus apalagi bu kira?

Ibu

Nissa

Paling itu aja sih kira kira. Soalnya biasanya kalau

anak tunarungu itu deket sih sama orang tuanya sama

ibunya. Ibunya harus ekstra sabar ngedampingin dia

berulang-ulang. Paling itu aja.

Arina Kalau factor pendukungnya bu?

Ibu

Nissa

Dari lingkungan iya karena kan saya gapernah

ngebatasin Dillah bermain sama teman teman

Page 170: KOMUNIKASI TOTAL ORANG TUA DAN ANAK TUNARUNGU …

158

dengarnya dia. Ke komunitas, Dillah kan aktif di

komunitas teater. Komunitas sesama anak tunarungu

itu bikin dia makin percaya diri. Terus terkadang yang

kita tidak bisa menjelaskan ke dia, temen temennya

bisa menjelaskan. Jadi Dillah lebih muda nangkep.

Komunitas itu benar benar bikin dia lebih percaya diri

karena dia ga sendiri seperti itu. Jadi biasanya main

sama temen temen “denger” apalagi kalau sama

temen perempuan yang “denger” kadang Dillah suka

minder. Dia suka baper dan minder kalau sama anak

perempuan. Jadi kalau dia belajar sesuai apa yang dia

suka dia jadi lebih cepet nangkep.

Jadi makanya kalau saya ngajarin Dillah, dia harus

suka dulu nih gabisa dipaksa atau gimana. Ga kayak

anak normal kalau dipaksa dia masih mau ikut.

Arina Kalau factor pendukungnya mengenai penyampaian

nilai-nilai Islam ini ibu bekerjasama dengan ayahnya

(Dillah) gitu ya?

Ibu

Nissa

Iya sama disekolah dan dikomunitas dan sama temen

temen tulinya juga. Tapi biasanya disekolah sih yang

lebih seringnya.

Arina Lalu feedback apa nih bu yang diterima orangtua

setelah menyampaikan nilai-nilai Islam?

Ibu

Nissa

Anaknya juga bisa jadi lebih sopan, yaa kan kalua

habis salat saya suka bilang “ayo cium tangan ke

Page 171: KOMUNIKASI TOTAL ORANG TUA DAN ANAK TUNARUNGU …

159

semuanya”

Jadi memang kalau mengajarkan ke anak tunarungu

memang hal yang biasa harus kita lakuin. Cuma harus

lebih ke kehidupan sehari harinya. Ini yang berbuat

baik ini yang gak baik. Terus anaknya juga bisa lebih

menghormati orang lain.

Arina Dan menurut ibu sendiri nih perkembangan Dillah

mengenai ajaran Islam dari tahun ke tahun bgaimana

bu? Lebih baik atau bagaimana?

Ibu

Nissa

Lebih baik sih, sekarang salatnya juga gaperlu disuruh

ga kayak kemaren2 pakai nangis. Terus lebih mandiri

lebih dewasa. Lebih ngasih contoh untuk adik

adiknya. Jadi Alhamdulillah sih mentanya dia

kedewasaan dia agamanya juga selalu bertambah.

Arina Kira-kira pesan ibu untuk orang tua lain yang

memiliki pengalaman yang sama dengan ibu ni

gimana bu?

Ibu

Nissa

Pesen saya sih gausah malu dititipkan anak yang

special. Kadang ada juga orangtua yang malu anaknya

ga disekolahin. Jadi gausah malu punya anak yang

special karena mereka juga punya hak untuk pinter,

untuk bersosialisasi terus nyari kerja dan ajarin dia

untuk dia mandiri. Dan jangan membatasi minat dan

bakat kesukaan dia.

Page 172: KOMUNIKASI TOTAL ORANG TUA DAN ANAK TUNARUNGU …

160

3. Wawancara dengan Ibu Eti Susilowati

Orang tua dari Tareza Maula (Mama Reza)

Arina Pertama kali, nilai islam apa yang ibu ajarkan pada

reza ini bu?

Ibu Eti Hmm ini kalau saya tuh pertama Reza tuh belajar ngaji

kak usia waktu itu sih pas sekolah gitu TK. Pas sekolah

TK ka udah mulai diajarin tuh solat dan belajar ngaji.

Saya juga kalau dirumah iya sih sama ngajarinnya,

cuman Reza belum bisa cuman ngikutin gerakannya

aja.

Arina Lalu selain salat apalagi bu?

Ibu Eti Ngaji ajah..

Arina Oh berarti yang pertama kali diajarkan nilai ibadahnya

ya bu ya pertama kali? Lalu, selain itu kan lama lama

Reza sudah bisa ngaji dan salat lalu Reza mulai

diajarkan akidah atau akhlaknya mulai dari kapan ibu

menyampaikannya?

Ibu Eti Ya dari kecil juga lah kak

Arina Iya bagaimana cara ibu menyampaikan dan

Page 173: KOMUNIKASI TOTAL ORANG TUA DAN ANAK TUNARUNGU …

161

menerapkannya itu ke Reza agar bisa sampai gitu

bu ke Reza?

Ibu Eti Ya kita pakai Bahasa kita, Bahasa Ibu. Bahasa isyarat

kita. Karena kan biar anak paham gitu loh kak. Sebisa

anak kita aja pahamnya gimana gitu jadi kita ajarin aja

kayak gitu.

Arina Lalu kalau diajarkan mengenai mana yang baik mana

yang buruk itu kapan bu, tentang akhlaknya?

Ibu Eti Hmm ya kita sih sesuai tahap kita waktu itu aja sih

kak.selama berjalan aja selama pertumbuhan Reza aja

gitu pas Reza udah mulai mengenal apa apa gitu udah

kita ajarin juga. Dari dia mulai sekolah juga kita ajar

ajarin.

Ya gimana ga boleh sama orang gimana juga kita ajar

ajarin.

Arina Bertahap gitu ya bu pelan-pelan? Lalu siapa yang

sering mendampingi atau menyampaikan nilai nilai

Islam pada Reza?

Ibu Eti Saya kak. Ayah nya kan terbatas waktunya. Soalnya

kan kita sellu berdua kemana mana juga berdua. Selalu

ada kegiatan selalu berdua. Jadi setiap ada kesempatan

selalu berdua

Arina Berarti selalu ibu ya yang menyampaikan nilai-nilai

akademik atau agama? Terus biasanya ibu

mengajarkannya kapan nih kapan waktunya bu? Ada

Page 174: KOMUNIKASI TOTAL ORANG TUA DAN ANAK TUNARUNGU …

162

waktu tertentunya ga untuk menyampaikan nilai-nilai

tentang Islam?

Ibu Eti Iya kak saya. Kita biasanya malem kak kalau ngaji gitu

kan. Cuman sekarang Reza anaknya udah mulai malu

udah ga mau. Dia selalu dirumah. Jadi dia kalau belajar

ngaji selalu dirumah ga mau ngaji sama orang gamau.

Karena dia malu takut di ledekin dia gamau. Keluar dia

juga gamau.

Arina Berarti nilai nilai Islam yang diajarkan sama ibu tadi

selain salat, mengaji terus apalagi bu? Puasa mungkin

bu?

Ibu Eti Oh iyaa puasa. Kan sekolahnya ini kan dibelakang

masjid terus dia udah tau kalau setiap Jumat tuh amal.

Kalau puasa alhamdulillah dia selalu full dari kelas 3.

Arina Lalu ada media atau teknik khusus ga bu untuk

menyampaikan nilai-nilai keislaman ini kepada

Reza?

Ibu Eti Oh iya melalui gambar kak. Hmm ini kayak melalui

buku gitu kak. Kayak ada gambar dan tulisan tulisan

gitu. Kan dia kalau denger kan gabisa kan, jadi dia

melalui gambar, baca. Alhamdulillah si dia udah mulai

bisa baca, baru bisa ngeja-ngeja aja.

Arina

Berarti selain pakai gambar pakai apalagi bu?

Page 175: KOMUNIKASI TOTAL ORANG TUA DAN ANAK TUNARUNGU …

163

Ibu Eti Kayak gini sih kak (sambil menunjukkan buku

bergambar). Ya gini sih kak visual dia sih udah bisa

ngeja kayak ba-ba gitu..

Selain dengan gambar mungkin dengan itu.. dia sih

kayak liat di TV gitu dia juga udah mulai paham.

Arina Terus ada gak sih bu factor penghambat untuk ibu

menyampaikan nilai-nilai islam bu?

Ibu Eti Iyasih banget. Susah banget kak. Kita kan gangerti

Bahasa arab pakai Bahasa Isyarat kita kan ga ngerti.

Pengennya sih saya juga belajar Bahasa isyarat arab

tentang ini tentang Alquran ini. Kayanya harus kayak

gitu kak cuman belum ngerti kan. Kan Bahasa nya

yang buat kita ucapin ke dia itu susah jadi bingung jadi

orang tua

Arina Selain kesulitan itu apalagi bu kira-kira?

Ibu Eti Kesulitannya cuma itu aja

Arina Kalau factor pendukungnya?

Yang mendukung ibu bisa menyampaikan nilai-

nilai tersebut pada Reza ada gak?

Ibu Eti Ya itu les ya gitu kak Rezanya. Les matematika kayak

gitu. Dia kalau diajarin agama ga mau. Dari kelas 3

Reza udah ikut lomba phantomim, bulu tangkis, bola.

Udah.

Arina Terus kira-kira ibu dapet feedbacknya gimana bu

dari Rezanya?

Page 176: KOMUNIKASI TOTAL ORANG TUA DAN ANAK TUNARUNGU …

164

Ibu Eti Reza tuh emang seneng gitu kak seneng kayak gitu.

Kalau udah ikut kegiatan dia pasti langsung bisa. Dia

kalau sudah diajarin sekali tuh langsung bisa. Apapun

itu. Cara menghapal gitu juga dia lebih cepet gitu.

Alhamdulillah sih kak dia emang kalau buat belajar

semangat tapi kalau buat bergaul kalau buat di

lingkungan yang orang-orang bisa ngomong dia gamau

malu. Tapi kalau bergaul sama lingkungannya sama dia

sama tuli gitu ya kak dia mau. Lebih banyak

ngomongnya, lebih cepet bergaulnya.

Arina Kira-kira kedepannya ibu akan mengajarkan Reza

apalagi nih bu tentang nilai Islam yang belum

disampaikan?

Ibu Eti Iya sih kak pengennya Reza tuh semuanya dapet ga

cuma pelajaran yang itu aja. Pengennya belajar agama

juga bisa gitu loh. Tapikan kita juga bingung ya

kendalanya ya itu di Bahasa isyarat yang harus

dingertiin dulu sama orangtua nya. Kita pakai Bahasa

biasa kayak A, Ba itu udah biasa udah bisa. Tapi kalo

yang lain kalau huruf qur’an yang nyambungnya itu

kan mesti ada Bahasa isyarat juga. Kita juga belajar

pokoknya kak.

Arina Tapi Reza ini tetep ada feedbacknya gitu ya bu kalau

diajarin?

Ibu Eti Iya mau kak, secara verbal dia juga mau. Sebenernya

Page 177: KOMUNIKASI TOTAL ORANG TUA DAN ANAK TUNARUNGU …

165

4. Wawancara dengan Ibu Yeyen Saripah Zein

Orang tua dari Abdullah Sanjaya (Mama Jaya)

Arina Nilai- nilai islam apa saja yang pertama kali ibu

sampaikan ke Jaya?

Ibu

Yeyen

Paling kalau salat sih dia udah paham ya. Tapi gatau

deh kalau bacaannya saya kurang paham, kurang

mengerti deh saya. Tapi kalau gerakannya dia

paham. Berwudhu juga kalau kita ajarin dia paham

berwudhu cara salat cuma yang untuk bacaannya sih

saya kurang tau di abaca apaan. Ga ngerti

Arina Oh ibu belum mengajarkan bacaannya juga?

bisa, tapi kurang ngerti kalau untuk ngaji gitu kak. Dia

tau alif itu A gitu cuman kan kita kan kesananya kita

juga bingung.

Arina Tapi untuk ngaji apa masih disuruh-suruh oleh ibu?

Ibu Eti Kemauan dia sih kak kalau itu. Kalau saya suruh juga

mau sih.

Arina Kira-kira ibu pengen ngasih pesan apa gitu untuk

orangtua lain yang dapet amanah seperti ibu?

Ibu Eti Kayanya sih jangan patah semangat ya kak punya anak

kayak gini. Gaboleh nyerah deh gaboleh nyerah banget.

Yang lain bisa kita juga bisa kok. Masa anak kayak

gini kita gabisa. Apalagi anaknya juga punya kemauan.

Page 178: KOMUNIKASI TOTAL ORANG TUA DAN ANAK TUNARUNGU …

166

Ibu

Yeyen

Belom… saya juga bingung untuk ngajarin dia,

kalau gerakan udah bisa dia udah paham cuma untuk

gerakan buat bacaan saya masih bingung

Arina Di sekolah tidak diajarkan memang bu?

Ibu

Yeyen

Sejauh ini memang belum ada pengajaran tentang

gerakan salat eh bacaan salat.

Arina Ohh gituu. Berarti dari umur berapa ibu

mengajarkan nilai atau menyampaikan nilai-

nilai keislaman pada Jaya?

Ibu

Yeyen

Kelas satu mah saya udah coba ajarin. Pertama dia

sering ke musola untuk salat.

Arina Selain salat apalagi bu nilai-nilai keislaman apalagi?

Ibu

Yeyen

Paling salat doang deh. Kalau ngaji saya masih

bingung cara belajarnya sih.

Arina Kalau kayak akhlak gitu atau akidah nya gitu

gimana bu?

Ibu

Yeyen

Maksudnya?

Arina Misalnya dikasih tau kalau ini ga sopan ini sopan.

Ini baik ini ga baik gitu gimana?

Ibu

Yeyen

Ohh kalau itu dia paham. Yang kita ajarin bagus

kalau misalnya jelek paham dia. Udah ngerti dia

Arina Sejak kapan ibu mengajarkan itu?

Ibu

Yeyen

Sejak dia mulai aktif bermain di lingkungan

Page 179: KOMUNIKASI TOTAL ORANG TUA DAN ANAK TUNARUNGU …

167

Terus yang lebih dominan mengasih tau

mengajarkan nilai nilai Islam itu ibu atau ayahnya

mungkin?

Ibu

Yeyen

Kebanyakan sih kalau bapaknya kan jarang dirumah.

Kebanyakan dari pihak saya sama dari pihak kakak-

kakaknya.

Arina Ohh terus biasanya waktu yang tepat untuk ibu

menyampaikan nilai-nilai itu kapan bu?

Mengajarkan nilai-nilai islam itu waktunya

kapan ibu sering mengajarkan?

Ibu

Yeyen

Kalau dia pas lagi bisa senggang gitu misalnya ada

dirumah terus ga ngapa-ngapain terus saya ajarin.

Kan suka bosen dirumah dia main pas berada

dirumah dia diem terus saya ajarin wudhu nya,

kadang suka saya ajarin ngeliat saya sendiri salat dia

udah ngerti

Arina Jam berapa kira-kira gitu bu?

Ibu

Yeyen

Hmm abis maghrib sih

Arina Terus berarti nilai-nilai apa saja yang sudah ibu

terapkan ke Jaya ini?

Ibu

Yeyen

Paling kalau mau makan paling saya utamakan

untuk berdoa, terus kalau misalnya mau tidur jangan

lupa berdoa.

Arina Kalau ngaji belum gitu ya bu?

Page 180: KOMUNIKASI TOTAL ORANG TUA DAN ANAK TUNARUNGU …

168

Ibu

Yeyen

Hmm iya kalau ngaji belum soalnya disini kan

temen-temennya orang normal semua jadi kan

paling ngaji cuma ngeliatin doing gaikut baca cuma

ngeliat doang. Pernah ikut-ikutan temennya ngaji

tapi cuma ikut nyaksiin doang. Nyaksiin temen

temennya ngaji terus dia ga ngaji diem diem doang

begitu.

Arina Belum bisa melafalkannya berarti gitu ya?

Ibu

Yeyen

Iyaa belum tau tempat khusus buat ngaji anak anak

tunarungu itu dimana. Belum tahu.

Arina Terus bagaimana caranya ibu menyampaikan

nilai nilai Islam, ada teknik khusus kah atau ada

cara tertentu kah?

Ibu

Yeyen

Jujur kalau saya mengajari tentang islam sama anak

yang berkebutuhan khusus ini malah saya bingung.

Saya bingungnya gimana cara anak kayak Jaya tuh

bisa belajar ngaji, saya masih nyari yang kira-kira

ada dijakarta.

Arina Terus teknik khusus apalagi bu yang ibu terapkan

untuk mengajari nilai-nilai Islam ini?

Ibu

Yeyen

Gaada sih selain itu itu aja. Paling kemaren kan

dapet buku yang buku iqro itu. Tapi paling saya

suruh liatin doang ini huruf A Ba Ta, tapi dia masih

bingung. Bingungnya tuh susunannya. Kan dapet

buku pedoman-pedoman agama saya unjukin cuma

Page 181: KOMUNIKASI TOTAL ORANG TUA DAN ANAK TUNARUNGU …

169

dia masih bingung aja megangin kepala, ga ngerti

dia gimana caranya.

Arina Tapi Jaya pernah menolak gitu gak bu untuk belajar

agama Islam ini?

Ibu

Yeyen

Misalnya dia diajak temennya ngaji dia mah mau ga

nolak. Diajak ngaji kek diajak bareng salat dia mah

mau ga nolak dia malah responnya cepet. Cepet

pengen cepet cepet bareng. Tapi kadang-kadang

temennya juga mungkin karena anak saya lain dari

Pada yang lain saya suka segen ngajaknya. Cuma

suka gimana gitu.

Arina Berarti sesuai sama moodnya Jaya aja ya bu?

Ibu

Yeyen

Mood dia tuh kalua diajak sama temen temennya

responnya cepet tapi kadang-kadang temennya kalau

ngajak suka gamau. He’eh gamau.

Arina Terus ada factor penghambat lain yang bikin ibu

kesulitan menerapkan nilai-nilai Islam?

Ibu

Yeyen

Ada sih ada ada faktornya cuma faktornya itu aja.

Kan perbedaan kita mengajar orang tunarungu tuli

sama orang normal kan beda. Perbedaannya sih

cuma itu doang. Kalau orang tuli kan saya masih

bingung cara pengajaran nilai-nilai agamanya tuh

dengan metode apa. Apa yang kira-kira dia paham.

Saya masih nyari-nyari tapi kadang-kadang jaya tuh

kalau suka kita ajarin nilai-nilai agama suka ga

Page 182: KOMUNIKASI TOTAL ORANG TUA DAN ANAK TUNARUNGU …

170

paham. Jadi kadang dengan cara SIBI dan juga kita

ga paham sama reaksi gerakannya dia juga kadang-

kadang ga paham kadang saya juga ga paham. Jadi

kayak bentrok gitu.

Arina Jadi beda pemahaman gitu ya bu ya?

Ibu

Yeyen

Iyaa jadi saya belum 100 persen tuh hapal gerakan

gerakan gerakan SIBI paling dengan Bahasa bibir

doang saya mengerti.

Arina Hmm apalagi bu factor penghambatnya?

Ibu

Yeyen

Itu doang komunikasi doang kayanya sih

komunikasi doang yang kurang kayak kurang apa

kurang srek gitu ke dianya juga ke sayanya juga.

Arina Kalau mengenai moodnya suasana hatinya jaya gitu

apakah berpengaruh ngga?

Ibu

Yeyen

Emang suka berpengaruh sih kalau dia lagi moodnya

lagi gam au kita ajarin juga ga bakalan mau ga bakal

nangkep ga bakal masuk

Arina Jadi nunggu dia mood dulu gitu ya bu ya?

Ibu

Yeyen

Iya nunggu dia mood dulu kadang mungkin karena

dia cape kali ya kita ajarin dia belajar gitu dia kan

masih keras yah. Kadang dia suka cape gitu dianya.

Kalau udah cape ya udah males aja udah nyerah gitu

suka bilang pusing gitu hehehe

Arina Apa kalau misalnya mengajarkan anak tunarungu ini

harus dengan proses yang diulang ulang gitu ga sih

Page 183: KOMUNIKASI TOTAL ORANG TUA DAN ANAK TUNARUNGU …

171

bu atau harus gimana

Ibu

Yeyen

Oh emang mesti diulang ulang karena kalau ga

diulang-ulang dia suka ga paham kalau sekali dia ga

paham. Karena kita ngajarnya suka diulang-ulang

perkata gitu. Maksud dan tujuan ayat yang kita

ajarin itu kita ulang-ulang aja masih suka kurang

paham.

Arina Terus kalau ada lagi ga bu factor penghambatnya?

Ibu

Yeyen

Ya paling penghambatnya cuma komunikasi sama

verbal kita untuk ngajarin nya doang

Arina Kalau factor pendukungnya apa kira-kira?

Ibu

Yeyen

Factor pendukungnya maksudnya secara pribadi

atau secara gimana?

Arina Pendukung antar ibu dan anak itu bagaimana? Atau

misalnya dari lingkungan sekitar yang bantu atau

bagaimana?

Ibu

Yeyen

Kalau lingkungan buat pengajaran secara pribadi sih

saya ini pas banget lingkungannya terlalu rame

banget kalau di tempat tinggal saya pas banget

komplek pengajar. Kalau factor kendala cuma

komunikasi doang sama Jaya kadang-kadang saya

kurang paham juga Bahasa Bahasa anak anak tuli

yang begitu gitu kayak SIBI Bisindo gitu saya

kurang paham. Kurang hafal.

Arina Oh kurang paham gitu ya bu. Berarti kalau dirumah

Page 184: KOMUNIKASI TOTAL ORANG TUA DAN ANAK TUNARUNGU …

172

pakai Bahasa isyarat pribadi gitu ya bu yah?

Ibu

Yeyen

Iya kadang saya dirumah juga baca gerakan tangan

sama mulut hehehe yang sering saya utamain liat

mulut saya sering disuruh ngeliatin Jaya mulu. Jaya

suruh liat mulut saya apa yang saya ucapkan

Arina Berarti factor pendukungnya dari lingkungan

sekitarnya membantu mengajari Jaya nilai-nilai

Islam gitu ada ga bu?

Ibu

Yeyen

Ga ada guru ngaji khusus anak tuli

Arina Tapi Kakak-kakaknya suka ngajarin jaya untuk salat

misalnya gitu ga bu? Atau salat jamaah dirumah?

Ibu

Yeyen

Kadang suka ngajak cuma emang Jaya nya mungkin

karena dia apa namanya.. mungkin dirumah kali

kurang srek buat salat bareng

Arina Suka gamau ya?

Ibu

Yeyen

Dia malah ngajak untuk salat jamaah diluar

Waktu puasa Jaya ikut puasa ga?

Ibu

Yeyen

Alhamdulillah saur sih itu sahur tapi dia ga pernah

sampai full jadinya setengah hari hehe.

Alhamdulillah si sahur tetep sahur dia tahu

waktunya kalau sahur tuh bangun alhamdulillah tapi

untuk puasa full sampai maghrib dia belum paham

banget.

Page 185: KOMUNIKASI TOTAL ORANG TUA DAN ANAK TUNARUNGU …

173

Arina Terus ada timbal balik apa aja yang ibu dapat dari

Jaya?

Ibu

Yeyen

Oh ya dia ngerti apa yang dilarang paham apa yang

ga boleh dia tiru. Itu doang dia sudah tau mana yang

baik mana yang enggak udah paham dia. Sejauh ini

sih hmm apaya dia paham waktunya maghrib dia

paham.

Arina Apa pesan ibu atau saran dari ibu untuk orangtua

yang memiliki pengalaman ya sama seperti ibu?

Ibu

Yeyen

Pesan aya tuh supaya anak anak begini tuh lebih di

tingkatkan dengan agama sama Bahasa Bahasa

gerakan gerakan non verbal supaya anak itu diberi

guru gitu untuk pengajaran anak anak tunarungu gitu

kan jarang. Biasanya di daerah. di Jakarta timur tuh

kalau saya perhatiin guru-guru pengajar buat

tunarungu tuh ga ada deh kak.

5. Wawancara dengan Ibu Ani Marlina

Orang tua dari Nayla Tri Widiastuti (Nayla)

Arina Bagaimana orangtua menyampaikan nilai-

nilai Islam yang diajarkan orang tua, dari

Page 186: KOMUNIKASI TOTAL ORANG TUA DAN ANAK TUNARUNGU …

174

umur berapa Ibu kira-kira Nayla sudah

diajarkan mengenai Islam gitu bu?

Ibu Ani Dari pertama masuk SDLB umur sekitar

sembilan tahun ya, eh delapan tahun

Arina Oh apa yang pertama kali diajarkan tuh bu?

Ibu Ani Ya salat, Allah, ngaji gitu

Arina Berarti ini mengenai ibadahnya ya bu. Kalau

mengenai yang lainnya bu seperti akidahnya atau

akhlaknya itu dimulai umur?

Ibu Ani Umur berapa tahun ya pokoknya pertama masuk

SLB aja gitu

Arina Oh berarti ibu sebelum Nayla masuk SLB ini ibu

belum pernah menyampaikan atau tetap

diajarkan nilai Islam?

Ibu Ani Ya pernah tetep dirumah masalah salat, ngaji

Arina Menggunakan Bahasa isyarat atau menggunakan

apa bu?

Ibu Ani Menggunakan Bahasa isyarat

Arina Yang ibu terapkan dirumah sama Nayla ini SIBI,

BISINDO atau apa bu?

Ibu Ani BISINDO

Arina Baik, berarti mulai pertama kali diajarkannya ini

soal salat dan siapa tuhannya ya bu ya

Ibu Ani He’eh, makanya kemarin kan ini kak kemarin

ada yang bagi-bagi buku masalah itu. Ya diajarin

Page 187: KOMUNIKASI TOTAL ORANG TUA DAN ANAK TUNARUNGU …

175

gitu masalah Nabi gitu. Diceritain kayak gini

kayak gini. Tapi ya mungkin belum paham bener

Arina Sekarang tapi sudah memperlihatkan kemajuan

kah bu mengenai nilai-nilai Islam gitu yang

diterapkan dirumah ?

Ibu Ani Yaa sekarang udah mengerti wudhu salat udah

mengerti

Arina Ibadah lain selain salat kira kira apa bu?

Ibu Ani Puasa

Arina Kemarin pas Ramadhan puasa bu Naylanya?

Ibu Ani Puasa insyaAllah walaupun kadang engga

bolong-bolong yang penting saya ngajarin puasa.

Dia tau dikit dikit masalah puasa dia ngerti gitu.

Arina Siapa yang lebih dominan berkomunikasi

mengenai nilai-nilai islam pada Nayla. Ibu

atau ayahnya nayla mungkin?

Ibu Ani Ibu, saya sendiri kak

Arina Biasanya tuh waktu yang pas untuk

menyampaikan atau mengajarkan nilai-nilai

Islam kepada Nayla tuh di waktu waktu

kapan bu?

Ibu Ani Abis salat maghrib kak

Arina Ohh abis salat maghrib. Biasanya itu ngaji atau

apa bu?

Ibu Ani Ya ngaji sambil belajar

Page 188: KOMUNIKASI TOTAL ORANG TUA DAN ANAK TUNARUNGU …

176

Arina Iqro berapa bu sekarang Nayla?

Ibu Ani Hehe Iqro berapa yaa.. baru iqro satu aja susah

banget kak. Untuk menghafalnya susah cuman

dia ngikutin aja gitu. Saya ajarin salat wudhu

gitu.. ya baca ayat ayat pendek

Arina Berarti hafalan surat pendeknya sudah banyak

juga?

Ibu Ani Belum sih kak paling. Paling seumpamanya

kayak doa mau makan doa doa mau tidur gitu

kak

Arina Lalu ibu bagaimana nih bu caranya

menyampaikan nilai-nilai Islam apakah

setiap hari diulang-ulang atau bagaimana?

Ibu Ani Diulang ulang kalau anak seperti Nayla perlu

pengulangan. Dia lama untuk ininya ngertinya,

untuk menghafalnya dia lama makanya harus

diulang-ulang terus. Kalau dia udah bener bener

hafal baru ke yang lainnya gitu.

Arina Oh mungkin gampang lupa gitu kali ya bu?

Ibu Ani Iyaa, iya kak

Arina Terus ada media atau teknik khusus ga bu

yang ibu gunakan untuk menyampaikan

nilai-nilai Islam pada Nayla?

Ibu Ani Ada sih dengan Bahasa isyarat semuanya. Kalau

misalnya ga salat nanti Allah marah gitu pake

Page 189: KOMUNIKASI TOTAL ORANG TUA DAN ANAK TUNARUNGU …

177

isyarat. Dia akan mengerti kalau nanti Allah

marah gitu

Arina Berarti kalau misalnya akhlaknya gitu bu ibu

mengajarkannya seperti apa? Misalnya tidak

boleh melawan orang tua itu ibu

mengajarkannya bagaimana? Dan apa saja nilai

akhlak yang ibu ajarkan?

Ibu Ani Ini.. oh ini tidak boleh, dosa Allah marah gitu

gitu aja.

Lalu Nayla mengerti?

Ibu Ani Iyaa tapi kalau lagi marah ya masih aja

melakukan. Seumpamanya marah banget gitu

Arina Berarti tergantung suasana hatinya Nayla juga ya

bu ya

Ibu Ani iyaa

Arina Lalu apa aja nih bu factor penghambat yang

bikin ibu ngerasa sulit untuk menyampaikan

nilai-nilai Islam pada Nayla ini?

Ibu Ani Pengambatnya kadang saya bingung kadang

untuk menyampaikannya itu bagaimana caranya

gitu. Saya bingungnya disitu. Seumpamanya

menyampaikan ini gimana ya gituu.

Arina Maksudnya bingungnya itu gimana bu? Dalam

hal penyampaiannya atau..

Ibu Ani Seumpamanya gini.. Nabi. Dia kan belum ngerti

Page 190: KOMUNIKASI TOTAL ORANG TUA DAN ANAK TUNARUNGU …

178

bener soal Nabi gini gini, cara penyampaiannya

itu susah padahal kan kemarin dikasih buku 25

Nabi untuk mengajarinya tuh bingung gimana

caranya biar paham gitu loh. Iyaa

menyampaikannya

Arina Kalau factor pendukungnya gimana bu?

Ibu Ani Hmm pendukungnya.. factor pendukung

gimana?

Arina Iya maksudnya yang dirumah yang lain ikut

membantu mengajarkan atau factor pendukung

lainnya gitu

Ibu Ani Ada sih ada pendukung. Kakak saya gitu. Cuman

dia ngasih inspirasi supaya ini anak harus ini ini

gitu. Cuma saya kadang nanya. Kalau saya ga

ngerti saya nanya sama theraphysnya bagaimana

ini ini gitu.

Arina Berarti ibu dapat timbal balik apa bu dari Nayla

ini semenjak ibu mengajarkan

Ibu Ani Yaa lebih ngerti. Lebih ngerti yaa Alhamdulillah

paham gitu mana yang baik mana yang buruk

Arina Lalu diterapkankah setiap harinya bu rutin?

Ibu Ani Iyaa kayak mau makan berdoa dulu gitu. Saya

terapkan selalu gitu.

Arina Mungkin apa saran ibu atau ibu pengen

menyampaikan apa untung orang tua yang

Page 191: KOMUNIKASI TOTAL ORANG TUA DAN ANAK TUNARUNGU …

179

memiliki pengalaman sama seperti ibu?

Ibu Ani Yaa harus sabar sabar didik anak kayak gitu.

Pokoknya ini aja deh semangat aja deh pokoknya

jangan menyerah