komplikasi dan pengobatan MH

Embed Size (px)

DESCRIPTION

lepra

Citation preview

LEPROSYJudul Buku : Fitzpatrick Dermatology In General medicine. Edisi 8, cahpter 186. Delphine J.Lee, Thomas H Rea, & Robert L Modlin Halaman : 2261-2262Nama Anggota: 1. Januar Sahat (0661050087)2. Etriansa Widiens Orno (0961050055)3. Gracendy Ch Soukotta (1061050055)

Komplikasi Komplikasi yang umum terjadi pada lepraberasal dari kerusakan saraf perifer, ketidakcukupan vena, atau jaringan parut. Kurang lebih - 1/3 pasien baru yang didiagnosis dengan lepra telah, atau akan memiliki disabilitas berupa kerusakan saraf yang irreversible, biasanya pada tangan, kaki, atau mata. Eksposure keratitis dapat diakibatkan berbagai faktor termasuk mata kering, insensitivitas kornea, dan lagoftalmus. Keratitis ini dan lesi camera oculi anterior (termasuk iris, sclera, dan syaraf kornea) dapat berujung pada kebutaan. Insufisiensi vena, sekunder dari keterlibatan endotel pada katup vena dalam dapat berujung pada dermatitis stasis dan ulkus kaki. Penghancuran sendi (Sendi Charcot) dapat terjadi karena hilangnya sensasi rasa sakit. Keterlibatan saraf simpatis dapat mengakibatkan keringnya telapak tangan dan telapak kaki. Kombinasi ini merupakan siklus berulang dari kerusakan kulit yang berasal dari hilangnya rasa sakit yang berujung pada hyperkeratosis, timbulnya fissure, dan superinfeksi dari bakteri. Hancurnya hidung pada LL berasal dari kontraktur jaringan parut yang menggantikan tulang dan tulang rawan. Komplikasi yang tidak umum dari fenomena Lucio termasuk septicemia yang berasal dari luasnya ulserasi dan kontraktur karena jaringan parutKerusakan saraf dapat menyebabkan hilangnya innervasi otot dan berujung pada kelemahan otot. Siklus berulang dari luka dan superinfeksi dari bakteri, ditambah dengan hilangnya sensasi rasa sakit, adalah sumber dari kerusakan jaringan yang parah pada lepra. Kontraktur, kelemahan otot, atau pembentukan jaringan parut dapat menyebabkan deformitas yang lebih jauh. Manajemen dan pencegahan dari komplikasi kerusakan saraf membutuhkan keahlian dari bedah orthopedic, oftalmologist, bedah plastic, terapis fisik, ortotist, dan atau terapi okupasi.

PrognosisPasien lepra yang dapat mengobati penyakitnya tanpa terapi adalah yang memiliki tipe TT atau BT pasien yang mengalami peningkatan ke BT. Sebaliknya penyakit akan terus berlanjut, dengan morbiditas diakibatkan kerusakan saraf dan atau reaksi kusta. Pengobatan dapat menangkap aktivitas dari penyakit, tetapi gangguan sensori dapat terus berlanjut. Neuritis perifer dengan onset yang masih baru dapat diperbaiki dengan kortikosteroid. Seperti sindrom postpolio, gangguan sensori dapat muncul belakangan, sulit dimengerti, dan sulit ditangani.

Tabel 186-2 Rekomendasi Pengobatan Antibakteri untuk Lepra

Organisas PerekomendasiTipeRifampinDapsonClofaziminDurasiFollow Up

WHOPB (1-5 lesi)

MB (>5 lesi)600mg/bulan

600 mg/bulan100mg/hari

100mg/hari-

50mg/hari300mg/bulan6 bulan

1 tahunTidak perluTidak perlu

US Public Health ServicePB (1-5lesi )

MB (>5 lesi)600mg/hari

600mg/hari100mg/hari

100mg/hari-

50 mg/hari1 tahun

2 tahun6 bulan sekali selama 5 tahun6 bulan sekali tiap 10 tahun

Microbicidal lainDosis

Clarythromycin500mg/hari

Minocycline100mg/hari

Oflaxacin400mg/ari

Diterjemahkan oleh:1. Maria Elly Nobeta Hutabarat (11-017)2. Ghrena Amadea Mariniya Astasari (11-035)3. Reza Dara Pertiwi (11-038)Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin Periode 31 Agustus-03 Oktober 2015