49
BUKU BACAAN EPIDEMIOLOGY IN MEDICAL PRACTICE – BARKER DJB 1979 CONTROL IN COMMUNICABLE DISSEASE – BENENSOS, AS 2000 INVESTIGATION OF DISSEASE OUTBREAKS – HOME COURSCE 3030 G – ATLANTA, GEORGIA PRINSIP-PRINSIP EPIDEMIOLOGI – FRIEDMAN 1986 PEDOMAN PENGAMATAN & PENANGGULANGAN KLB DI INDONESIA – DEPKES RI, 1984 FIELD EPIDEMIOLOGY – MICHAEL B. GREGG EPIDEMIOLOGICAL STUDIES : a. practical guide – ALAN J. SILMAN TINDAKAN DARURAT KESEHATAN MASYARAKAT PADA KEJADIAN LUAR BIASA – P. BRES

klb sgd

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Kejadian luar biasa- Keperawatan Komunitas

Citation preview

Page 1: klb sgd

BUKU BACAAN

• EPIDEMIOLOGY IN MEDICAL PRACTICE – BARKER DJB 1979• CONTROL IN COMMUNICABLE DISSEASE – BENENSOS, AS

2000• INVESTIGATION OF DISSEASE OUTBREAKS – HOME COURSCE

3030 G – ATLANTA, GEORGIA• PRINSIP-PRINSIP EPIDEMIOLOGI – FRIEDMAN 1986• PEDOMAN PENGAMATAN & PENANGGULANGAN KLB DI

INDONESIA – DEPKES RI, 1984• FIELD EPIDEMIOLOGY – MICHAEL B. GREGG• EPIDEMIOLOGICAL STUDIES : a. practical guide – ALAN J.

SILMAN• TINDAKAN DARURAT KESEHATAN MASYARAKAT PADA

KEJADIAN LUAR BIASA – P. BRES

Page 2: klb sgd

PENGANTAR KLB

I

Page 3: klb sgd

PENGERTIAN KLB

Istilah  Kejadian  Luar Biasa (An  Outbreak),  sering digunakan sebagai istilah lain dari Wabah (Epidemic), atau

merupakan bagian / letusan wabah yang terjadi secara  luas (Last, 1983).

Wabah adalah kejadian yang melebihi  keadaan biasa,   pada  satu  / sekelompok   masyarakat   tertentu

(MacMahon  and  Pugh, 1970; Last, 1983, Benenson,  1990).

Atau

Wabah : peningkatan  frekuensi penderita penyakit, pada populasi tertentu, pada tempat dan musim atau tahun

yang sama (Last, 1983).

PENGANTAR

Page 4: klb sgd

DEFINISI KLBBERDASARKAN JENIS

PENYAKITUntuk penyakit-penyakit endemis :

suatu peningkatan jumlah kasus yang melebihi keadaan biasa, pada waktu dan daerah tertentu.

Pada penyakit (non-endemis), : suatu episode penyakit dan timbulnya penyakit pada dua atau

lebih penderita yang berhubungan satu sama lain.

adanya  satu  kasus belum  dapat  dikatakan sebagai suatu KLB.

Page 5: klb sgd

PENGERTIAN KLB DI INDONESIA

Undang-Undang Wabah, 1969• Wabah : adalah peningkatan kejadian kesakitan/kematian, yang

meluas secara cepat baik dalam jumlah kasus maupun luas daerah penyakit, dan dapat menimbulkan malapetaka. Ditetapkan oleh MENKES

• Kejadian Luar Biasa (KLB) : adalah timbulnya suatu kejadian kesakitan/kematian dan atau meningkatnya suatu kejadian kesakitan/kematian yang bermakna secara epidemiologis pada suatu kelompok penduduk dalam kurun waktu tertentu

PETUNJUK PENETAPAN KLB

DASAR-2PENYIDIKAN KLB

PENGANTAR

Page 6: klb sgd

VARIASI BATASAN KLB

• Jumlah penderita, tergantung  pada agent  penyebab,  besar dan tipe populasi yang  terkena, pengalaman kejadian ini sebelumnya, pada waktu dan  tempat yang sama (Last, 1983; Benenson, 1990 )

• luas  daerah ,  satu  dusun,  desa, kecamatan, kabupaten atau meluas satu propinsi, negara. Sangat tergantung dari  cara  penularan penyakit tersebut (Mausner and Kramer, 1985).

• Waktu, beberapa jam  (misalnya  keracunan bahan kimia, keracunan   makanan), beberapa  hari atau   minggu (hepatitis,  campak, influensa) atau  beberapa  tahun (drug   addiction). Tergantung masa  inkubasi  dan   masa penularan   (Mausner and Kramer,1985).

DASAR-2PENYIDIKAN KLB

PENGANTAR

Page 7: klb sgd

LANGKAH-LANGKAH PENYIDIKAN KLB

1 Persiapan penelitian lapangan.2 Menetapkan apakah kejadian tersebut suatu KLB.3 Memastikan Diagnosis Etiologis4 Mengidentifikasikan dan menghitung kasus atau paparan5 Mendeskripsikan  kasus  berdasarkan orang,  waktu  dan

tempat. 6 Membuat  cara penanggulangan sementara  dng segera

(jika diperlukan).7 Mengidentifikasi sumber dan cara penyebaran8 Mengidentifikasi keadaan penyebab KLB9 Merencanakan penelitian lain yang sistimatis

10 Menetapkan saran cara pencegahan atau penanggulangan.11 Menetapkan  sistim  penemuan  kasus  baru  atau  kasus

dengan komplikasi.12 Melaporkan hasil penyidikan kpd instansi  kes. setempat

 dan sistim yankes yang llebih tinggi.Sumber : CDC, 1979; Barker, 1979; Greg, 1985; Mausner and Kramer,  1985;  Kelsey et al., 1986, Goodman  et` al`, 1990.

METODA PENYIDIKAN KLB

Page 8: klb sgd

PERSIAPAN PENELITIAN LAPANGAN

II

Page 9: klb sgd

TUJUAN PENANGGULANGAN

PENGENDALIAN

SUMBER & CARA PENULARAN

ETIOLOGI PENYAKIT

(Dx)DESKRIPSI WAKTU

CURVE EPIDEMIK

DESKRIPSI TEMPAT

PETA / SPOT MAP

DESKRIPSI ORANG

ATTACK RATE

DEFINISI OPERASIONA

L KASUS

FREQUENSI GEJALA KLINISIDENTIFIKASI KASUS

Page 10: klb sgd

INFORMASI YANG DICARI PADA PENYIDIKAN KLB

NO

INFORMASI YG DIPERLUKAN

PROSEDUR

1. PERJALANAN PENYAKIT

Pelacakan Kasus Pemeriksaan klinik Pemeriksaan Lab Penyusunan daftar Kasus

2. KELUASAN KLB & KELOMPOK POPULASI YG TERKENA

Pembuatan kurve Epidemik Pembuatan peta kasus Pembuatan laju insidensi kelompok populasi Survai Retrospektif Survai Serologik Surveilens Prospektif

3. SUMBER INFEKSI DAN CARA PENULARAN

Pelacakan Kontak Pem. Lab. Bahan sumber infeksi

4. WILAYAH ORANG YANG TERUS TERANCAM (BERESIKO)

Informasi KLB sebelumnya Status Imunisasi Survai Kekebalan

Page 11: klb sgd

PERSIAPAN PENELITIAN LAPANGAN

• KONFIRMASI INFORMASI

• PENYUSUNAN PROPOSAL

PERSIAPAN PENELITIAN LAPANGAN

Page 12: klb sgd

KONFIRMASI INFORMASI PERSIAPAN PENELITIAN LAPANGAN

• W1• Analisis W2• Hasil Lab.• Lap. RS• Lap. Masy

• Gejala Klinis• Pemeriksaan yg telah dilakukan• Komplikasi

• Transportasi

1. ASAL INFORMASI

2. GAMBARAN PENYAKIT

3. KEADAAN GEOGRAFI

Page 13: klb sgd

• PENDAHULUAN – Latar Belakang– Tujuan– Tinjauan Pustaka– Definisi Kasus Awal– Hipotesis Awal

• METODE – Strategi Penemuan Kasus, – Macam Dan  Sumber  Data  Yang Diperlukan– Sarana  Dan Tenaga Yang Diperlukan

PERSIAPAN PENYIDIKAN KLB

PENYUSUNAN PROPOSAL

Page 14: klb sgd

Definisi Kasus :

• Definisi kasus berisi gejala klinis dari kasus KLB (berasal dari informasi awal), Waktu (periode kasus) dan Tempat (meliputi daerah KLB)

Sifatnya masih kasar, sensitifitas tinggi dan spesifisitas rendah

• tentukan kriteria kasus berdasarkan tingkat kepastian diagnosis, atau hubungan epidemiologisnya

• Penting diingat bahwa definisi kasus ini dapat berubah selama proses penyidikan (Bres, 1986).

Page 15: klb sgd

Tipe Kasus

Kriteria

1. Kepastian diagnosis :

Kasus pasti Ada kepastian pemeriksaan laboratorium serologi, bakteriologi, virologi, para -sitologi) dengan atau tanpa gejala klinis

Kasus mungkin Tanda / gejala sesuai penyakitnya, tanpa dukungan laboratorium

Kasus tersangka Tanda / gejala sesuai dengan penyakitnya, pemeriksaan laboratorium negatif

2. Hubungan epidemiologi :

Kasus primer Kasus yang sakit karena paparan pertama

Kasus sekunder

Kasus yang sakit oleh karena adanya kontak dengan kasus primer.

Kasus tak ada hubungan

Terjadinya sakit bukan karena paparan pertama ataupun kontak dengan kasus.

Page 16: klb sgd

Hipotesis awal• meliputi, penyakit penyebab KLB sumber dan cara

penularan.

• Untuk membuat hipotesis awal ini dapat dengan mempelajari gejala klinis, ciri dan pola epidemiologis penyakit tersangka.

• Hipotesis awal ini dapat berubah atau lebih spesifik dan dibuktikan pada waktu penyidikan (Bres, 1986).

Page 17: klb sgd

Tujuan Penyidikan KLB

• tujuan  utama : – Untuk penanggulangan

dan pengendalian  KLB.  

• tujuan khusus yaitu : – memastikan diagnosis  penyakit,  – menetapkan  KLB  – menentukan sumber  dan cara

penularan.

Page 18: klb sgd

Strategi Penemuan Kasus• penetapan strategi, didasarkan pada :

– bagaimana memperoleh informasi yang akurat, – Sumber daya yang ada (Dana, Sarana dan Tenaga)– Luas wilayah KLB– Asal KLB diketahui– Sifat penyakitnya

Dari pertimbangan tersebut diatas, maka dapat diketahui bahwa penentuan strategi ini sangat bervariasi, artinya pada KLB dengan penyakit yang sama belum tentu strategi yang diterapkan sama.

Pengalaman dan pengetahuan tentang situasi dan kondisi KLB saat itu akan membantu untuk penetapan strategi penyidikan.

Page 19: klb sgd

STRATEGI KEUNTUNGAN KERUGIAN

Penggunaan Data Fasilitas Kesehatan

- Cepat - Terjadi bias seleksi kasus

Kunjungan ke RS atau fasilitas kesehatan

- Lebih mudah untuk mengetahui kasus dan kontak

- Hanya kasus-kasus yang berat

Penyebaran kuesioner pada daerah yang terkena

- Cepat, tak ada bias menaksir populasi

- Kesalahan Interpretasi pertanyaan

Kunjungan ke tempat yang diduga sebagai sumber penularan

- Mudah untuk mengetahui hubungan kasus dan kontak

- Terjadi bias seleksi dan keadaan sudah spesifik

Survai Masyarakat (Survai Rumah Tangga Total Survai)

- Dapat dilihat keadaan yang sebenarnya

- Memerlukan waktu lama

- Memerlukan organisasi tim dengan baik

Survai pada penderita

- Jika diketahui kasus dengan pasti

- Memerlukan waktu lama hasil hanya terbatas pada kasus yang diketahui

Survai agen dengan isolasi atau serologi

- Kepastian tinggi- Digunakan pada

penyakit dengan carier

- Mahal- pemeriksaan lab dapat

dikerjakan.

STRATEGI PENEMUAN KASUS

Page 20: klb sgd

PEMASTIAN DIAGNOSA

dan PENETAPAN KLB

III

Page 21: klb sgd

PEMASTIAN DIAGNOSIS PENYAKIT

• Cara diagnosis penyakit pada KLB dapat dilakukan dengan mencocokkan gejala/tanda penyakit yang terjadi pada individu, kemudian disusun distribusi frekuensi gejala klinisnya.

• Cara menghitung distribusi frekuensi dari tanda-tanda dan gejala-gejala yang ada pada kasus adalah sebagai berikut :

– Buat daftar gejala yang ada pada kasus– Hitung persen kasus yang mempunyai gejala tersebut – Susun ke bawah menurut urutan frekuensinya

Page 22: klb sgd

Contoh Pemastian Dx Klinis :

• KLB dengan jumlah kasus 50 Orang, diketahui kasus dengan gejala panas 50 Orang, nyeri sendi 48 orang, diare 45 Orang.

• Distribusi Gejala Klinis adalah sebgai berikut :

No. Gejala Klinis Jum. Kasus(n = 50)

Frekuensi (%)

1. Panas 50 100

2. Nyeri sendi 48 96

3. Diare 45 90

Page 23: klb sgd

PENETAPAN KLB

• Penetapan KLB dilakukan  dengan membandingkan insidensi  penyakit  yang tengah berjalan dengan insidensi penyakit dalam  keadaan biasa  (endemik),  pada populasi yang  dianggap beresiko, pada  tempat dan waktu tertentu.

• Dalam  membandingkan insidensi  penyakit  berdasarkan waktu harus diingat bahwa beberapa penyakit dalam  keadaan biasa  (endemis)  dapat  bervariasi  menurut waktu (pola temporal  penyakit)  pola  musiman penyakit  (periode  12 (bulan)  dan kecenderungan  jangka panjang (periode tahunan – pola maksimun dan minimum penyakit).

• Untuk  melihat kenaikan  frekuensi  penyakit  harus dibandingkan  dengan frekuensi penyakit pada tahun yang sama bulan berbeda atau bulan yang sama tahun berbeda (CDC, 1979).

Page 24: klb sgd

KLB Tersembunyi• sering terjadi pada  penyakit  yang belum

dikenal atau penyakit yang tidak mendapat perhatian karena  dampaknya belum diketahui.

• contoh : KLB penyakit Fog  di  London.  Kejadian  penyakit tersebut  telah  dimulai  pada tahun 1952,  tetapi  tidak mendapat  perhatian karena dampak penyakit tersebut  belum diketahui.  Perhatian terhadap penyakit ini  baru  dimulai setelah  adanya informasi peningkatan jumlah  kematian  di suatu masyarakat. Hasil penyidikan KLB mengungkapkan bahwa peningkatan  tersebut  karena penyakit Fog (Mausner and Kramer, 1985).

Page 25: klb sgd

KLB Palsu (pseudo-epidemic)

terjadi oleh karena : • Perubahan cara mendiagnosis penyakit, • Perubahan perhatian terhadap penyakit tersebut, • Perubahan organisasi pelayanan kesehatan,• Perhatian yang berlebihan

Page 26: klb sgd

IDENTIFIKASI KASUS DAN PAPARAN

IV

Page 27: klb sgd

IDENTIFIKASI KASUS ATAU PAPARAN

• Identifikasi kasus penting dilakukan untuk membuat perhitungan kasus dengan teliti deskripsi KLB berdasarkan waktu, tempat dan orang dengan lebih teliti. Cara Identifikasi Kasus Dasar : pemastian diagnosis penyakit frekuensi gejala klinis DEFINISI OPERASIONAL KASUS

• Identifikasi paparan arahan untuk identifikasi sumber penularan teori cara penularan penyakit tersebut penanggulangan sementara dengan segera.

• pada KLB penyakit dengan carrier identifikasi kasus awal perlu dilakukan untuk akan membantu pencarian orang yang diduga (kontak) sebagai sumber penularan (carrier).

Page 28: klb sgd

DEKRIPSI KASUS BERDASARKAN

WAKTU TEMPAT DAN

ORANG

V

Page 29: klb sgd

1. MENENTUKAN/MEMPRAKIRAKAN : a. Sumber b. Cara Penularan (tipe kurve)

2. MENGIDENTIFIKASIKAN : a. Paparan b. Kasus Awal / Indeks Kasus (Masa Inkubasi rata-rata / Maks - Min)

DESKRIPSI KASUS BERDASARKAN WAKTU

(KURVE EPIDEMIK)

DIGUNAKAN

Page 30: klb sgd

COMMON SOURCE

0

5

10

15

20

25

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

JAM MULAI SAKIT

JU

ML

AH

KA

SU

S

Kasus-kasus  keracunan stapilokok menurut  masa inkubasi, Tennesse, 25 Mei 1969 (dikutip  dari CDC, 1979)

Page 31: klb sgd

PROPAGATED

0

2

4

6

8

10

12

14

Tanggal Mulai Sakit (minggu)JUMLAH KASUS

Distribusi  kasus Hepatitis Infeksiosa  menurut minggu  mulai  sakitdi Kota Baren Kentucky, Juni  1971 - April 1972 (dikutip  dari  Carman et al., 1979)

Page 32: klb sgd

Common Source and Propagated

0

5

10

15

20

25

30

35

3 4 5 6 7 8 9 1 1 1 1 1 1 1

JAM MULAI SAKIT

JU

M. K

AS

US

SEKUNDER

PRIMER

Distribusi  kasus  Salmonelosis  menurut   hari mulai  sakit,Clarkville, Tennesse, 4-15  Juli 1970 (dikutip dari CDC, 1979)

Page 33: klb sgd

CONTOH : CARA IDENTIFIKASI PAPARAN / SUMBER

PENULARAN

0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29

TANGGAL MULAI SAKIT

JUM

LA

H K

AS

US 18 hari

(masa inkubasi rata-rata)

Distribusi  kasus  Rubella  menurut  hari  mulai sakitdi Sun City 21-19 Juni (dikutip dari  CDC, 1979)

Page 34: klb sgd

SUMBER DAN CARA PENULARAN

ETIOLOGI

TAHU TIDAK

TAHU

Penyidikan +Penanggulangan +++

Penyidikan +++Penanggulangan +

TIDAK

Penyidikan + ++Penanggulangan +++

Penyidikan +++Penanggulangan +

PENANGGULANGAN SEMENTARA

Page 35: klb sgd

MENGIDENTIFIKASIKAN SUMBER PENULARAN

DESKRIPSI KASUS

BERDASARKAN TEMPAT

Page 36: klb sgd

PELAYANAN AIR

JUMLAH ORANG ATTACK RATE (%)

SAKIT SEHAT TOTAL

Masyarakat A 98 57 155 63,23

Masyarakat B 31 158 187 16,58

Masyarakat B Yang tidak terpapar air

masyarakat A Yang terpapar air

Masyarakat A

9 132 141 6,4

22 24 46 47,83

Masyarakat B yang terpapar air Masy. A

Yang Minum Air A Yang tidak Minum Air A

22 18 40 55

0 6 6 0

ANALISIS KLB BERDASARKAN TEMPAT

Page 37: klb sgd

MERUMUSKAN HIPOTESIS: SUMBER PENULARAN, ETIOLOGI PENYAKIT

PENGGUNAAN DESKRIPSI KASUS BERDASARKAN

ORANG

Page 38: klb sgd

GOL UMUR

JUMLAH PENDERITA

JUMLAH POPULASI

A. R. (%)

TOTAL

ANALISIS KLB BERDASARKAN UMUR

Page 39: klb sgd

IDENTIFIKASI SUMBER

DAN CARA PENULARAN

V

Page 40: klb sgd

UJI HIPOTESIS SUMBER & CARA PENULARAN :

• MEMBUKTIKAN ADANYA AGENT PD SUMBER PENULARAN, SECARA LABORATORIS

• ADANYA HUBUNGAN SECARA STATISTIK ANTARA KASUS & PEMAPARAN

• TIDAK ADA CARA LAIN PADA SEMUA KASUS / CARA PENULARAN LAIN TIDAK DAPAT MENERANGKAN DISTRIBUSI UMUR , WAKTU DAN GEOGRAFIS PADA SEMUA KASUS

METODA PENYIDIKAN KLB

IDENTIFIKASI SUMBER PENULARAN

IDENTIFIKASI SUMBER PENULARAN

Page 41: klb sgd

INTERVENSI

V

Page 42: klb sgd

• ETIOLOGIS • SUMBER & CARA PENANGGULANGAN

METODA PENYIDIKAN KLB

PENYUSUNAN REKOMENDASI

DASAR TINDAKAN PENANGGULANGAN

• ETIOLOGIS • SUMBER & CARA PENANGGULANGAN • KEADAAN PENYEBAB KLB• KECENDERUNGAN JANGKA PANJANG PENYAKIT• DAERAH YG BERESIKO• POPULASI YG BERESIKO

DASAR TINDAKAN PENGENDALIAN

Page 43: klb sgd

1. MENGHILANGKAN SUMBER PENULARAN

METODA PENYIDIKAN KLB

PENYUSUNAN REKOMENDASI CARA PENANGGULANGAN

• Menjauhkan sumber penularan dari Orang• Membunuh bakteri pd sumber penularan • Pengobatan / isolasi orang yg diduga sbg sumber penularan

2. MEMUTUS RANTAI PENULARAN

• Sterilisasi sumber penularan • Mengendalikan vektor • Peningkatan Higiene Perorangan

3. MERUBAH RESPON ORANG THD PENYAKIT • Melakukan Imunisasi • Mengadakan pengobatan

Page 44: klb sgd

PERENCANAAN PENELITIAN LAIN YG SISTEMATIS

VI

Page 45: klb sgd

• EVALUASI PROGRAM KESEHATAN

• PENERAPAN ILMU EPIDEMIOLOGI DI LAPANGAN

• EVALUASI SISTEM SURVEILENS

• PARTISIPASI MASYARAKAT

• SUMBER YG TEPAT UNTUK PERENCANAAN PROG.

• KEPATUHAN PETUGAS

• PELATIHAN EPIDEMIOLOGI

METODA PENYIDIKAN KLBPERENCANAAN

PENELITIAN LAIN YG SISTEMATIS

PERENCANAAN PENELITIAN LAIN YG SISTEMATIS

Page 46: klb sgd

SISTEM SURVEILENS

VII

Page 47: klb sgd

1 47

TUJUAN :

• EVALUASI THD TINDAKAN PENANGGULANGAN

METODA PENYIDIKAN KLB

SISTIM SURVEILENS SISTIM SURVEILENS

MACAM :

• PENEMUAN KASUS BARU

• PENEMUAN KASUS KOMPLIKASI

WAKTU :

• PERIODE KLB

• PERIODE DUGAAN KOMPLIKASI

TENAGA :

• EVALUASI THD TINDAKAN PENCEGAHAN

Page 48: klb sgd

LAPORAN

VII

Page 49: klb sgd

PENYUSUNAN LAPORAN• Latar Belakang, yang  meliputi  analisis   keadaan geografis, kondisi alam,

kependudukan, status sosial ekonomi, pelayanan kesehatan, sistem kewaspadaan dini yang berlaku, insidens penyakit dalam keadaan biasa.

• Tinjauan Pustaka, berisi riwayat kejadian  KLB pada  penyakit  yang   sama didaerah setempat atau didaerah yang lain, Teori mengenai DD Klinis dan Epidemiologis

• Metoda penyidikan KLB, yang meliputi definisi  kasus, alat   yang   digunakan (kuestioner),    perjalanan penyakit,  cara survai (pelayanan  kesehatan,  Rumah Sakit, survai rumah tangga),  rancangan  penelitian, cara   pengumpulan   spesimen,   tehnik pemeriksaan laboratorium,  kuantitas  dan kualitas  tenaga  yang dipakai.

• Hasil (Analisis data), meliputi :– Data klinis (frekuensi gejala / tanda, perjalanan penyakit, diagnosis banding,

komplikasi penyakit, Case Fatality Rate, frekuensi komplikasi yang terjadi)– Data  epidemiologi, deskripsi kejadian menurut waktu, tempat dan orang.– Analisis   cara  dan sumber penularan (sumber infeksi, tempat dan cara

masuknya agent penyebab ke penjamu, faktor-faktor yang mempengaruhi penularan).

– Data  laboratorium (pemeriksaan agent penyebab, konfirmasi serologi, reliabilitas dan validitas hasil pemeriksaan)

• Pembahasan,  yaitu  interpretasi dari  analisis  data, perumusan  hipotesis  mengenai penyebab,  sumber  dan cara penularan, analisa statistik dari uji hipotesis.

• Kesimpulan, mengenai diagnosis penyakit, keadaan KLB, sumber dan cara penularan, keadaan penyebab KLB.

• Rekomendasi cara penanggulangan dan pengendalian KLB, meliputi   dasar-dasar  pengambilan   keputusan   dan deskripsi cara penanggulangan dan pengendalian KLB.