48

kista ovarium

Embed Size (px)

DESCRIPTION

ppt

Citation preview

Page 1: kista ovarium
Page 2: kista ovarium

IDENTITAS PASIEN Nama : Ny. N Jenis kelamin : Perempuan Umur : 53 tahun Pendidikan : SMP Pekerjaan : Ibu rumah tangga Agama : Islam Alamat : Belakang Padang Tanggal masuk : 28 November 2011 Nomor RM : 30-11-65

Page 3: kista ovarium

ANAMNESIS Keluhan utama: Benjolan di perut Riwayat Penyakit Sekarang:

Pasien datang dengan keluhan benjolan di perut bagian bawah sejak 3 bulan yang lalu. Benjolan tersebut dirasakan semakin membesar. Pasien merasa sesak nafas, tidak nafsu makan, dan merasakan berat badan menurun. Pada saat pasien menyadari ada benjolan di perut, pasien tidak merasa nyeri di perut, tetapi 3 hari sebelum masuk RS untuk jadwal operasi pasien merasa nyeri di perut. BAK dan BAB tidak ada keluhan. Pada awalnya pasien datang ke poli penyakit dalam pada tanggal 5 november 2011. Kemudian dilakukan pemeriksaan USG dan dinyatakan terdapat kista ovarium. Tanggal 7 november 2011 pasien dikonsul ke poli kebidanan dan direncanakan untuk operasi elektif. Setelah melakukan pemeriksaan seperti EKG, laboratorium, dan pemeriksaan CA-125 dan CEA, pasien dijadwalkan operasi tanggal 29 november 2011.

Page 4: kista ovarium

Riwayat Menstruasi:Menarche umur 13 tahun, haid tidak teratur, lama 4 hari, 1x ganti pembalut, tidak teras nyeri saat haid. HPHT : 5 November 2011

Riwayat kehamilan dan persalinan: P4A0I : laki-laki, usia 34 tahun, BBL -, partus normal.II : perempuan, usia 28 tahun, BBL -, partus normal.III : laki-laki, usia 26 tahun, BBL -, partus normal.IV : perempuan, usia 24 tahun, BBL -, partus normal

Page 5: kista ovarium

Riwayat Penyakit Dahulu:Hipertensi, asma, jantung, diabetes mellitus, alergi makanan atau obat disangkal oleh pasien.

Riwayat Penyakit Keluarga:Hipertensi, asma, jantung, diabetes mellitus, alergi makanan atau obat disangkal pasien.

Page 6: kista ovarium

PEMERIKSAAN FISIK Keadaan umum : Baik Kesadaran : Compos mentis Tekanan darah : 110/70 mmHg Nadi : 72x/menit Pernapasan : 20x/menit Suhu : 36,8°C Kepala : Normocephali Mata : konjungtiva anemis (-/-), sklera

ikterik (-/-) THT : tidak ada kelainan

Page 7: kista ovarium

Leher : pembesaran KGB (-) Thorax : Cor : S1-S2 reguler, murmur (-),

gallop (-) Pulmo : vesikuler, ronki -/-,

wheezing -/- Abdomen : tampak massa di perut bagian

bawah, ukuran 15x12 cm, permukaan rata, konsistensi padat, tidak dapat digerakkan dari dasarnya, nyeri tekan (+), hepar lien tidak teraba membesar, bising usus (+)

Ekstremitas : akral hangat, telapak tangan dan kaki pucat -/-, oedem -/-

Page 8: kista ovarium

PEMERIKSAAN PENUNJANG: 7/11/2011 Hb : 13,6 g/dl Leukosit : 7.100/mm3

Hematokrit: 40,3 % Trombosit : 333.000/mm3

Ureum: 29,5 mg/dl Creatinin: 1,16 mg/dl Albumin: 4,5 Na: 142, K: 4,0, Cl: 108 GDS: 120 CEA: 0,6 ng/ml. CA-125: 12,20 u/ml

Page 9: kista ovarium

USG: 5 november 2011Tampak kista bersepta ukuran 13x10 cm pada posterior uterus.

Page 10: kista ovarium

DIAGNOSA KERJAKista ovarium sinistra

Page 11: kista ovarium

Tanggal S nyeri di perut bagian bawah, sesak nafas, tidak nafsu makan

29/11/11 O TD : 130/90 mmHg. N : 80x/menit. S : 36,8°C. P : 22x/menitStatus generalis: dalam batas normal.Abdomen: tampak tampak massa di perut bagian bawah, ukuran 15x12 cm, permukaan rata, konsistensi padat, tidak dapat digerakkan dari dasarnya, nyeri tekan (+), hepar lien tidak teraba membesar, bising usus (+)

A pro laparatomi a/i kista ovarium sinistra

P Monitor tanda vital, Puasa

30/11/11 S nyeri di bekas luka operasi, batuk berdahak

O TD : 130/90 mmHg. N : 80x/menit. S : 36,5°C. P : 20x/menitStatus generalis: dalam batas normal. konjungtiva anemis (+/+). Telapak tangan dan kaki pucat +/+. BAK di cateter 500 cc. Telah dibuang urin di kantong sebanyak 1800 cc pada jam 05.00Abdomen: tampak luka operasi tertutup perban. Rembesan darah (-), pus (-)

A post histerektomi totalis dan salpingooverektomi bilateral H+1 a/i kista ovarium sinistra

P IVFD Asering 20 tpm, Ceftriakson 3x1 gr (i.v), Metronidazole 3x500 mg drip (i.v)Pronalges supp 3x1

Hasil lab 29/11/11: Hb: 8,8 g/dl. Ht: 28,9 %. Leukosit: 11.700/mm3 .

Trombosit: 325.000/mm3

Page 12: kista ovarium

Tanggal S nyeri di perut bagian bawah, sesak nafas, tidak nafsu makan

1/12/11 O TD : 130/90 mmHg. N : 80x/menit. S : 36,5°C. P : 20x/menitStatus generalis: dalam batas normal. konjungtiva anemis (+/+). Telapak tangan dan kaki pucat +/+.Abdomen: tampak luka operasi tertutup perban. Rembesan darah (-), pus (-)

A post histerektomi totalis dan salpingooverektomi bilateral H+2 a/i kista ovarium sinistra

P IVFD Asering 20 tpm, Ceftriakson 3x1 gr (i.v), Metronidazole 3x500 mg drip (i.v)Pronalges supp 3x1, Sanadryl syr 3xCI

2/12/11 S nyeri di bekas luka operasi sudah berkurang, batuk berdahak sudah berkurang

O TD : 120/80 mmHg. N : 80x/menit. S : 36,5°C. P : 20x/menitStatus generalis: dalam batas normal. konjungtiva anemis (+/+). Telapak tangan dan kaki pucat +/+Abdomen: tampak luka operasi tertutup perban. Rembesan darah (-), pus (-)

A post histerektomi totalis dan salpingooverektomi bilateral H+3 a/i kista ovarium sinistra

P Ca amoxyclav 3x625 mg, Asam mefenamat 3x500 mg, Ferofort 1x1, Sanadryl syr 3xC1

Hasil lab 30/11/11: Hb: 10,2 g/dl. Ht: 28 %. Leukosit: 10.500/mm3 . Trombosit: 317.000/mm3

Page 13: kista ovarium

Tanggal S nyeri di bekas luka operasi sudah berkurang, batuk berdahak sudah berkurang

3/12/11 O TD : 120/80 mmHg. N : 80x/menit. S : 36,5°C. P : 20x/menitStatus generalis: dalam batas normal. konjungtiva anemis (-/-). Telapak tangan dan kaki pucat -/-.Abdomen: tampak luka operasi tertutup perban. Rembesan darah (-), pus (-)

A post histerektomi totalis dan salpingooverektomi bilateral H+4 a/i kista ovarium sinistra

P Ca amoxyclav 3x625 mg, Asam mefenamat 3x500 mg, Ferofort 1x1, Sanadryl syr 3xC1

Page 14: kista ovarium

Laporan operasi tanggal 29 november 2011

Page 15: kista ovarium

AnamnesisPasien berusia 53 tahun, P4A0, datang dengan keluhan benjolan di perut bagian bawah sejak 3 bulan yang lalu. Benjolan tersebut dirasakan semakin membesar. Pasien merasa sesak nafas, tidak nafsu makan, dan merasakan berat badan menurun. Pada saat pasien menyadari ada benjolan di perut, pasien tidak merasa nyeri di perut, tetapi 3 hari sebelum masuk RS untuk jadwal operasi pasien merasa nyeri di perut. BAK dan BAB tidak ada keluhan.

Pemeriksaan fisikAbdomen : tampak massa di perut bagian bawah, ukuran 15x12 cm, permukaan rata, konsistensi padat, tidak dapat digerakkan dari dasarnya, nyeri tekan (+), hepar lien tidak teraba membesar, bising usus (+)

Pemeriksaan penunjangUSG: Tampak kista bersepta ukuran 13x10 cm pada posterior uterus.

Page 16: kista ovarium
Page 17: kista ovarium

Kista ovarium biasanya terdapat pada 50 % dari wanita yang mengalami siklus menstruasi yang tidak teratur

Sebagian besar kista ini jinak

Page 18: kista ovarium

Non neoplastik

– Kista folikel– Kista korpus luteum– Kista teka lutein– Kista inklusi germinal– Kista stein-leventhal

Page 19: kista ovarium

KISTIK– Kistoma ovarii simpleks– Kistadenoma ovarii serosum – Kistadenoma ovarii musinosum– Kista endometrioid– Kista dermoid

Neoplastik Jinak

Page 20: kista ovarium

Kista Dermoid

Kistadenoma Ovarii

Serosum

Kistadenoma Ovarii

Musinosum

Kista Folikel Kistoma Ovarii Simpleks

Page 21: kista ovarium

Akibat pertumbuhanPembenjolan perut, tekanan terhadap alat-alat di sekitarnya → gangguan miksi, obstipasi, edema tungkai, tidak nafsu makan, rasa sesak

Akibat aktivitas hormonalMengeluarkan hormon → mengubah pola haid

Page 22: kista ovarium

Akibat komplikasi• Perdarahan banyak → nyeri perut mendadak• Putaran tangkai → gangguan sirkulasi, sakit

→ nekrosis hemoragik dalam tumor → robekan dinding kista → perdarahan intraabdominal

• Robekan dinding kistadenoma musinosum → implantasi sel-sel kista pada peritoneum

• Perubahan keganasan pada kistadenoma ovarii serosum, kistadenoma ovarii musinosum, dan kista dermoid

Page 23: kista ovarium

ANAMNESIS◦ Timbul benjolan di perut

dalam waktu relatif lama◦ Keluhan rasa berat dalam

perut◦ Kadang disertai gangguan

BAK dan BAB, edema pada tungkai, tidak nafsu makan, rasa sesak dan lain-lain

◦ Kadang disertai gangguan haid apabila tumor itu mengeluarkan hormon

◦ Nyeri perut bila terinfeksi, terpuntir, pecah

PEMERIKSAAN FISIK

◦ Ditemukan benjolan pada perut (bisa disangka asites bila benjolan sangat besar)

◦ Besar tumor, lokalisasi, permukaan, konsistensi, mobilisasi

◦ Nyeri tekan pada perut◦ Edema tungkai

Page 24: kista ovarium

Folikel de graaf → tidak berovulasi → kista folikel

Satu kista atau beberapa, diameter 1-1½ cm

Cairan dalam kista jernih, mengandung estrogen → gangguan haid

Mengecil dan menghilang spontan dalam 2 bulan

Page 25: kista ovarium

Korpus luteum → mengecil → korpus albikans

Perdarahan → berisi cairan berwarna merah coklat

Menimbulkan gangguan haid: amenorea diikuti oleh perdarahan tak teratur

Rasa berat di perut bagian bawah Perdarahan berulang dalam kista → ruptur Penanganan kista korpus luteum adalah

menunggu sampai kista hilang sendiri.

Page 26: kista ovarium

Bilateral Akibat pengaruh hormon HCG yang

berlebihan Berhubungan dengan mola hidatidosa,

koriokarsinoma Hilangnya mola atau koriokarsinoma →

kista mengecil dengan spontan

Page 27: kista ovarium

• Invaginasi dan isolasi bagian kecil epitel germinativum

• Banyak pada wanita lanjut

• Berisi cairan jernih dan serous

• Diameter < 1 cm

• Ditemukan secara kebetulan pada pemeriksaan histologik ovarium yang diangkat waktu operasi

Page 28: kista ovarium

Sindrom Stein-Leventhal: infertilitas, amenore dan hirsutisme tanpa maskulinisasi serta kedua ovarium membesar

Akibat gangguan ovulasi Terapi: klomifen → menyebabkan ovulasi

→ tidak berhasil → wedge resection

Page 29: kista ovarium

Permukaan rata,halus, bertangkai, bilateral, dapat menjadi besar. Dinding kista tipis dan cairan dalam kista jernih, serous, dan berwarna kuning. Dapat terjadi torsi (putaran tangkai) dengan gejala-gejala mendadak. Pemeriksaan histologik untuk mengetahui apakah ada keganasan.

Page 30: kista ovarium

Multilokuler, permukaan berbagala (lobulated), dapat mencapai ukuran besar

Unilateral, menerima darah dari tangkai → dapat terjadi torsi → gangguan sirkulasi → perdarahan dalam kista → perlekatan kista dengan omentum, usus, dan peritoneum parietal → ileus

Dinding kista tebal, berwarna putih keabu-abuan Isi kista: cairan lendir kental seperti gelatin,

melekat, dan berwarna kuning sampai coklat Terapi: salpingo-ooforektomi

Page 31: kista ovarium

Permukaan tumor licin, multilokuler, berongga 1

Warna kista putih keabu-abuan, pertumbuhan papiler ke dalam rongga kista (50%) dan ke luar permukaan kista (5%).

Isi kista: cair, kuning sampai coklat Dapat ditemukan pengendapan kalsium

dalam stromanya → psamoma bodies Terapi sama seperti pada kistadenoma

musinosum

Page 32: kista ovarium

Unilateral dengan permukaan licin Dinding dalam terdapat 1 lapisan sel yang

menyerupai lapisan epitel endometrium

Page 33: kista ovarium

Dinding kista: putih keabu-abuan, dan agak tipis. Kista berwarna putih kuning

Sering pada wanita usia muda, bilateral Mengandung elemen-elemen ektodermal,

mesodermal, entodermal → ditemukan kulit, rambut, gigi dan kelenjar sebasea (ektodermal); tulang rawan, otot dan jaringan ikat (mesodermal); dan mukosa traktus gastrointestinal, epitel saluran pernapasan, dan jaringan tiroid (entodermal)

Dapat terjadi torsi → nyeri abdomen bawah yang mendadak

Terapi: pengangkatan seluruh ovarium.

Page 34: kista ovarium

SKRINING PRAOPERATIF1.Riwayat penyakit dan pemeriksaan fisik2.Skrining laboratorium

Darah lengkap, PTT, PT, elektrolit, kreatinin, dan tes fungsi hati

3.EKG4.CEA dan CA-1255.USG

Page 35: kista ovarium

PROFILAKSIS PRAOPERATIF1.Persiapan usus praoperatif

Diet cair 24 jam dan bilas usus dengan solusi polietilenglikol. Eritromisin dan neomisin atau metronidazol dan neomisin

2.Persiapan kulit Povidon-iodine, pencukuran rambut

Page 36: kista ovarium

Materi benang (absorbable dan non absorbable) → Plain dan chromic catgut tidak sesuai untuk pentupan fasia, turunan polyglycolic acid merupakan jenis benang yang tepat

Ukuran benang → fasia, otot, dan peritoneum: no 0 atau 1. penutupan luas dan kulit: no 2

Page 37: kista ovarium

Jenis irisan1.Irisan pfannenstiel

Hasil kosmetiknya sangat bagus, tetapi medan operasi yang diperoleh terbatas

2.Irisan medianhasil kosmetiknya tidak sebaik irisan transversal, lebih banyak terjadi dehisensi dan herniasi, medan operasi yang luas

Page 38: kista ovarium

Perdarahan nonoperasiKelainan koagulasi dapat terjadi selama dan setelah operasi → transfusi 6-8 unit PRC disarankan pemberian 2 unit FFP, 10 unit PRC diperlukan 10 unit trombosit

Page 39: kista ovarium

Perdarahan operasi• Terapi suportif dengan cairan dan komponen

darah sangat diperlukan• Perdarahan arterial mudah diidentifikasi →

jahitan angka 8 dengan benang permanen, klem ditempatkan di atas dan di bawah lokasi perdarahan

• Perdarahan vena lebih sulit diatasi → diligasi → tidak bisa: jahitan kontinyu side to side dengan prolene 5-0

• Perdarahan pasca operasi dari vagina berasal dari arteri vagina pada forniks lateral vagina

Page 40: kista ovarium

Cedera ureter• Terligasi sebagian atau seluruhnya, terjepit

oleh klem, terpotong, atau cedera iskemik dan nekrosis.

• Reimplantasi ke kandung kemih (ureteroneosistosomi) → cedera ureter 6 cm dari kandung kemih

• Ureteroureterostomi → cedera ureter 7 cm atau lebih dari kandung kemih

Page 41: kista ovarium

Cedera kandung kemih• Terjadi pada saat insisi dinding abdomen bagian

bawah atau histerektomi.• Menurunkan risiko cedera → pengosongan

kandung kemih sebelum operasi, diseksi secara tajam dalam memisahkan lipatan kandung kemih, pengetahuan anatomi yang baik

• Cedera lapisan serosa dan sero muskuler → jahitan kontinu dengan benang absorbable 3-0. Laserasi kecil → jahitan 2 lapis. Cedera pada atap kandung kemih → jahitan kontinu 2 lapis dengan benang delayed absorbable ukuran 3-0

Page 42: kista ovarium

Cedera usus halus• Perlengketan yang luas (infeksi, keganasan,

riwayat operasi sebelumnya) → risiko tinggi• Cedera lapisan serosa dan muskularis →

jahitan intterrupted dengan benang delayed absorbable. Cedera kecil → jahitan interrupted 3-0 dengan benang delayed absorbable 2 lapis. Reseksi dengan anastomosis → kerusakan dinding usus luas

Page 43: kista ovarium

Cedera usus besar• Cedera luas, kontaminasi fekal, dan tidak

dilakukan preparasi usus sebelumnya → kolostomi atau ileostomi.

• Cedera pada rektum → jahitan dengan benang 3-0 delayed absorbable melalui mukosa rektum dan diperkuat dengan jahitan 2 lapis

Page 44: kista ovarium

Pemberian nutrisi• Bergantung pada jenis dan lama operasiRumus Harris-Bennedict: Pria (kcal): 66 + 13,7 x BB (kg) + 5 x tinggi

(cm) – 6,8 umur (tahun) Wanita (kcal): 665 + 9,6 x BB (kg) + 1,7 x

tinggi (cm) – 4,7 umur (tahun)• Keperluan sehari-hari diberikan 1000 kalori

lebih tinggi dari keperluan basal

Page 45: kista ovarium

Pengaturan kebutuhan cairan• Pascaoperasi perlu cairan 35-45

ml/kgBB/hari, Cl dan K 1 mEq/kgBB/hari → dipenuhi dengan Nacl 0,25%, 20 mEq KCL/L

• Oliguria: Pengeluaran urin kurang dari 17 cc/jamDiperlukan pemeriksaan elektrolit dan kreatinin Terapi diuresis → furosemide (dosis maksimal 600 mg/hari)

Page 46: kista ovarium

Komplikasi pascaoperasiSyok: insufisiensi akut dari sistim sirkulasi

→ nadi dan pernapasan meningkat, tensi menurun, oliguria, gelisah, ekstremitas dingin → oksigen dan infus intravena

Hemoragik: karena ikatan terlepas atau penghentian darah kurang sempurna → meningkat, tensi menurun, penderita tampak pucat dan gelisah, mengeluh kesakitan di perut.

Page 47: kista ovarium

Infeksi saluran kemih: pemakaian kateter → nyeri dan panas saat BAK, dan leukosit dalam urin → antibiotika

Terbukanya luka operasi: tidak dijahit dengan sempurna, batuk atau muntah keras, infeksi → nyeri di tempat luka bekas operasi, menonjolnya luka operasi, keluarnya cairan serosanguinolen → dijahit kembali

Page 48: kista ovarium

TERIMA KASIH