Upload
wendy-setiawan
View
48
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
Kista ovarium adalah sebuah kantung berisi cairan yang tumbuh di dalam
ovarium.1 Kista ovarium merupakan salah satu bentuk tumor jinak yang berada dalam
ovarium. Berdasarkan sifatnya kista ovarium diklasifikasikan sebagai kista ovarium
nonneoplastik dan kista ovarium neoplastik jinak. Yang termasuk kista ovarium
nonneoplastik yaitu kista folikel, kista korpus luteum, kista lutein, kista inklusi
germinal, kista endometrium, dan kista Stein-Leventhal, sedangkan yang termasuk kista
ovarium neoplastik jinak yaitu kistoma ovarii simpleks, kistadenoma ovarii serosum,
kistadenoma ovarii musinosum, kista endometroid, kista dermoid.2
Pada sebagian besar kanker ovarium berbentuk tumor kistik (kista ovarium) dan
sebagian kecil berbentuk tumor padat. Kanker ovarium merupakan penyebab kematian
terbanyak dari semua kanker ginekologi. Angka kematian yang tinggi ini disebabkan
karena penyakit ini awalnya bersifat asimptomatik dan baru menimbulkan keluhan
apabila sudah terjadi metastasis, sehingga 60% – 70% pasien datang pada stadium
lanjut, sehingga penyakit ini disebut juga sebagai “silent killer”. Pemeriksaan USG
transvaginal ditemukan kista ovarium pada hampir semua wanita premenopouse dan
terjadi peningkatan 14,8% pada wanita post menopouse. Kebanyakan dari kista tersebut
bersifat jinak. Kista ovarium fungsional terjadi pada semua umur, tetapi kebanyakan
pada wanita masa reproduksi. Dan kista ovarium jarang setelah masa menopouse. 1,2,5
Penyebab terjadinya kista ovarium yaitu terjadinya gangguan pembentukan
hormon pada hipotalamus, hipofise, atau indung telur itu sendiri. Kista indung telur
timbul dari folikel yang tidak berfungsi selama siklus menstruasi.
Kista folikuler secara tipikal kecil dan timbul dari folikel yang tidak sampai saat
menopause, sekresinya akan terlalu banyak mengandung estrogen sebagai respon
terhadap hipersekresi folikel stimulation hormon (FSH) dan luteinizing hormon (LH)
normalnya ditemui saat menopause berdiameter 1-10 cm (folikel normal berukuran
maximum 2,5 cm), berasal dari folikel ovarium yang gagal mengalami involusi atau
gagal meresorpsi cairan. Dapat multipel dan bilateral. Biasanya asimtomatik.
Fungsi ovarium yang normal tergantung kepada sejumlah hormon dan kegagalan
pembentukan salah satu hormon tersebut bisa mempengaruhi fungsi ovarium. Ovarium
1
tidak akan berfungsi secara normal jika tubuh wanita tidak menghasilkan hormone
hipofisa dalam jumlah yang tepat. Fungsi ovarium yang abnormal kadang menyebabkan
penimbunan folikel yang terbentuk secara tidak sempurna di dalam ovarium. Folikel
tersebut gagal mengalami pematangan dan gagal melepaskan sel telur sehingga
terbentuk secara tidak sempurna di dalam ovarium, dan akibatnya terbentuk kista di
dalam ovarium.2,8,9,11
Faktor resiko terjadinya kista ovarium adalah riwayat kista ovarium
sebelumnya, siklus menstruasi yang tidak teratur, meningkatnya distribusi lemak tubuh
bagian atas, menstruasi dini (usia 11 tahun atau lebih muda), tingkat kesuburan,
hipotiroid atau hormon yang tidak seimbang, terapi tamosifen pada kanker mammae.
Sebagian besar kista ovarium tidak menimbulkan gejala, atau hanya sedikit nyeri
yang tidak berbahaya. Tetapi ada pula kista yang berkembang menjadi besar dan
menimpulkan nyeri yang tajam. Pemastian penyakit tidak bisa dilihat dari gejala saja
karena mungkin gejalanya mirip dengan keadaan lain seperti endometriosis, radang
panggul, kehamilan ektopik (di luar rahim) atau kanker ovarium.
Gejala-gejala berikut mungkin muncul jika terdapat kista ovarium adalah perut
terasa penuh, berat, kembung, tekanan pada dubur dan kandung kemih (sulit buang air
kecil), haid tidak teratur, nyeri panggul yang menetap atau kambuhan yang dapat
menyebar ke punggung bawah dan paha, nyeri senggama mual, ingin muntah atau
pengerasan payudara mirip seperti pada saat hamil. Gejala-gejala berikut memberikan
petunjuk diperlukan penanganan segera adalah nyeri perut yang tajam dan tiba-tiba,
nyeri bersamaan dengan demam, dan rasa ingin muntah.
Penegakan diagnosis untuk kista ovarium dapat dilakukan dengan pemeriksaan
adalah degan USG, Laparoskopi, MRI dan CT-Scan. Akibat dari komplikasi kista
ovarium adalah perdarahan ke dalam kista, putaran tangkai, infeksi pada trumor,
robekan dinding kista, dan perubahan ke arah keganasan.
Umumnya kista ovarium pada wanita usia subur akan menghilang dengan
sendirinya dalam 1 sampai 3 bulan. Meskipun ada diantaranya yang pecah namun tidak
akan menimbulkan gejala yang berarti. Kista jenis ini termasuk jinak dan tidak
memerlukan penanganan medis.
Jika kista ovarium tidak menghilang setelah beberapa episode menstruasi,
semakin besar, lakukan pemeriksaan ultrasound, nyeri, pada masa postmenopouse,
2
dokter harus segera mengangkatnya. Ada 2 tindakan bedah yang utama, yaitu:
Laparoskopi dan Laparatomy.
Prognosis untuk jinak baik. Namun untuk kista yang dapat berkembang untuk
menjadi kanker ovarium angka kelangsungan hidup 5 tahun (“5 Years survival rate”)
penderita kanker ovarium stadium lanjut hanya kira-kira 20-30%, sedangkan sebagian
besar penderita 60-70% ditemukan dalm keadaan stadium lanjut.
3
BAB II
LAPORAN KASUS
IDENTITAS
Nama : Nn. S. S
Umur : 25 tahun
Pendidikan : Sarjana 1
Pekerjaan : Swasta
Alamat : Malalayang
Suku/ Bangsa : Indonesia
Agama : Kristen Protestan
TTL : Manado, 17 Maret 1987
Masuk RS : 19 Maret 2012
ANAMNESIS
o Keluhan Utama
Pembesaran perut
o Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien dikirim oleh dokter spesialis dengan kistoma ovarium. Pasien datang ke
rumah sakit dengan keluhan utama pembesaran perut yang dirasakan sejak ± 1
tahun yang lalu. Pasien tidak merasakan keluhan apa-apa. Namun lama
kelamaan pasien merasakan bahwa perutnya mulai membesar dan rasa nyeri
ketika datang haid. Riwayat keluar darah dari jalan lahir tidak ada. BAB/BAK :
biasa
o Riwayat Penyakit Keluarga
Hanya penderita yang mengalami gejala seperti ini dalam keluarga.
o Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat penyakit paru, jantung, ginjal, hipertensi, sakit gula disangkal penderita.
o Riwayat Pribadi & Sosial
Riwayat merokok (-), riwayat minum alkohol (-).
o Anamnesis Ginekologi
Riwayat pernikahan
Pasien belum menikah.
4
Riwayat haid
Umur haid pertama 11 tahun, siklus teratur, lamanya 5-6 hari, riwayat
keputihan : (-), penderita merasakan nyeri ketika datang haid.
PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan Fisik Umum
Status Praesens
Keadaan umum : Cukup
Kesadaran : Compos Mentis
Tekanan Darah : 110/70 mmHg
Nadi : 80 x/menit
Pernapasan : 24 x/menit
Suhu Badan : 36,5 oC
Kepala : Simetris
Mata : Konj. an -/-, Skl. ikt. -/-
Telinga : Sekret -/-
Hidung : Sekret -/-
Leher : Pembesaran KGB (-)
Dada : Simetris kiri & kanan
Jantung : SI-II Normal, bising (-)
Paru : Rhonki -/-, Wheezing -/-
Abdomen
Inspeksi : Datar
Palpasi : Teraba massa kistik 2 jari dibawah pusat, mobil, ukuran
10 x 10 cm. NT (+)
Perkusi : WD (-)
Auskultasi : BU (+) N
Anggota Gerak : Edema (-), varises tidak ada
Refleks : Refleks fisiologis (+), refleks patologis (-)
Status Ginekologi
Tidak dapat dilakukan karena pasien masih perawan.
Laboratorium
Leukosit : 6100 /mm3
5
Eritrosit : 446.0000 /mm3
Hb : 12,6 gr/dl
Hematokrit : 37.700 /mm3
Trombosit : 388.000 /mm3
Diagnosa
P0A0 25 tahun dengan kista ovarium.
Sikap
- Rencana Laparoskopi Vries Coupe (VC)
- Periksa lab lengkap, EKG, crossmatch
- Lapor konsulen : advise rencana VC (27-03-2012)
RESUME MASUK
P0A0, 25 tahun masuk rumah sakit dengan keluhan utama pembesaran perut
dirasakan sejak ± 1 tahun yang lalu. Pasien dikirim oleh dokter spesialis dengan
kistoma ovarium. Pasien tidak merasakan keluhan apa-apa. Namun lama
kelamaan pasien merasakan bahwa perutnya mulai membesar dan rasa nyeri
ketika datang haid. Riwayat keluar darah dari jalan lahir tidak ada. BAB/BAK :
biasa.
Status Praesens
Keadaan umum : Cukup
Kesadaran : Compos Mentis
Tekanan Darah : 110/70 mmHg
Nadi : 80 x/menit
Pernapasan : 24 x/menit
Suhu Badan : 36,5 oC
Status Ginekologi
Tidak bisa dilakukan karena pasien masih perawan.
Diagnosis
P0A0 25 tahun dengan kista ovarium.
Sikap
- Rencana Laparoskopi + VC
- Periksa lab lengkap, EKG, crossmatch
- Lapor PO : rencana laparoskopi + VC (27-03-2012)
6
7
LAPORAN OPERASI
Pasien dibaringkan telentang diatas meja operasi. Dalam keadaan GA dilakukan
desinfeksi lapangan operasi dengan betadin lalu ditutup doek steril. Dilakukan insersi
verres pada palmer point lalu dimasukkan gas CO2 sampai rongga abdomen
mengembang. Dilakukan insisi supraumbilikalis ± 2 cm dan dimasukkan trokar 11 mm,
kamera dan teleskop. Dilakukan insisi pada region iliaca sinistra ± 0,5 cm, region iliaca
dextra ± 0,5 cm dan pertengahan insisi supraumbilikalis dengan region iliaca sinistra ±
0,5 cm. ketiga insisi tersebut lalu dimasukkan masing-masing trokar 5 mm. pada
explorasi terdapat massa kistik, permukaan licin, ukuran ± 15x15 cm, tidak terdapat
perlekatan dengan jaringan sekitar. Diputuskan dilakukan kistektomi.
Saat kistektomi, tampak rambut dan tulang serta keluar cairan warna serous dan coklat.
Kesan kista dermoid dan kista coklat. Jaringan dikirim ke lap VC. Hasil kista dermoid
dengan peradangan, tidak tampak tanda keganasan.
Setelah kapsul terangkat, explorasi massa berasal dari ovarium kanan, control
perdarahan (-). Explorasi lanjut uterus retrofleksi, ukuran dan bentuk normal, kedua
tuba dan ovarium kiri baik. Explorasi lanjut tampak nodul endometriosis di daerah
ligamentum sakrouterina kiri. Diputuskan dilakukan kauterisasi dengan rencana
memfiksasi uterus terlebih dahulu dengan menjahit fundus uterus. Trokar dipertengahan
supraumbilikus dan region iliaca sinistra dilepas dahulu, lalu jarum dan benang jahit
dimasukkan menggunakan needle holder. Setelah benang dan jarum di dalam rongga
abdomen, benang dan jarum dipegang oleh asisten operasi I,trokar lalu dipasang
kembali dan needle holder dimasukkan lagi. Saat needle holder didalam rongga
abdomen dan hendak menjepit jarum, tampak benang yang dijepit oleh asisten operasi I
tanpa terdapat jarum jahit. Explorasi cavum douglasi, ovarium, uterus, usus, hepar,
kandung empedu, jarum tidak ditemukan. Diputuskan konsul bedah digestif di atas meja
operasi. Laparoskopi dilanjutkan oleh bagian bedah, jarum masih belum dapat
ditemukan dan diadviskan dilakukan foto polos abdomen dan konseling keluarga.
Jam 14.45 keluarga setuju dilakukann foto polos abdomen dahulu sebelum dilakukan
laparotomi explorasi. Trokar-trokar dilepaskan dan bekas-bekas insisi dijahit.
Laparoskopi selesai.
Keadaan post laparoskopi :
KU: cukup. Kes : CM
8
TD: 130/70 N: 88x/m R: 24x/m
Cairan kista serous ± 600 cc, kista coklat ± 200 cc
Perdarahan ± 200 cc, dieresis ± 500 cc.
Jam 19.00 dilakukan foto abdomen. Hasil tampak jarum disebelah kiri setinggi L2-L3.
Rabu 28 Maret 2012 dilakukan laparotomi eksplorasi oleh bedah digestif. Dengan insisi
diatas umbilical ± 10 cm dan jarum jahit dengan sisa benang sepanjang ± 2 cm,
ditemukan didaerah paracolica kiri. Explorasi lanjut tidak terdapat trauma dijaringan
sekitar. Dinding abdomen ditutup lapis demi lapis. Luka operasi ditutup kasa betadin.
Laparotomi explorasi selesai.
Diagnosis Pra-operasi :
P0A0 25 tahun dengan kista ovarium
Diagnosis Post-operasi :
P0A0 25 tahun post kistektomi per laparoskopi a/I kista ovarium + kista coklat
dextra dan post laparotomi explorasi a/I corpus alienum
Instruksi post-operasi
o IVFD RL:D5 = 2:2 (20 gtt/m).
o Ceftriaxone 3x1 gr iv.
o Metronidazol 2x0.5 gr drip.
o Transamin 3x1 gr.
o Kaltrofen suppositoria 1x2.
o Cek Hb 2 dan 6 jam post operasi.
9
10
BAB III
DISKUSI
Dalam diskusi pada kasus ini akan dibahas :
1) Diagnosis
2) Penanganan
3) Komplikasi
4) Prognosis
Diagnosis
Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang pada
penderita ini didiagnosis dengan P0A0 25 tahun dengan kista dermoid.
Dari anamnesis didapatkan penderita datang ke rumah sakit dengan keluhan
utama pembesaran perut yang dirasakan sejak ± 1 tahun yang lalu. Penderita tidak
merasakan keluhan apa-apa. Namun lama kelamaan penderita merasakan bahwa
perutnya mulai membesar dan rasa nyeri ketika datang haid. Riwayat keluar darah dari
jalan lahir tidak ada. BAB dan BAK biasa.
Berdasarkan kepustakaan, kista ovarium sering tidak menunjukan gejala dan
tanda. Sebagian besar gejala dan tanda adalah akibat dari pertumbuhan dan komplikasi
dari kista tersebut. Akibat pertumbuhan kista dapat ditemukan gejala berupa rasa tidak
nyaman di perut.2
Gejala-gejala berikut mungkin muncul jika terdapat kista ovarium:1,3,7,10
- Perut terasa penuh, berat, kembung
- Tekanan pada dubur dan kandung kemih (sulit buang air kecil)
- Haid tidak teratur
- Nyeri panggul yang menetap atau kambuhan yang dapat menyebar ke punggung
bawah dan paha
- Nyeri senggama
- Mual, ingin muntah atau pengerasan payudara mirip seperti pada saat hamil
Gejala-gejala berikut memberikan petunjuk diperlukan penanganan segera:
- Nyeri perut yang tajam dan tiba-tiba
- Nyeri bersamaan dengan demam
11
- Rasa ingin muntah
Gejala klinis yang dapat ditemukan pada penderita dengan kista ovarium dalam
kasus berupa perut penuh dan tidak nyaman akibat pembesaran perut dan nyeri ketika
datang haid. Beberapa gejala tersebut sesuai dengan kepustakaan yang ada.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan adanya massa kistik setinggi 2 jari di bawah
pusat yang disertai dengan nyeri tekan. Pada pemeriksaan fisik untuk kista ovarium
didapatkan adanya massa kistik pada daerah abdomen yang juga didapatkan pada kasus
ini.1,2,5 Hasil USG pada penderita didapatkan kesan kista ovarium.
Penegakan diagnosis kista ovarium dapat dilakukan dengan pemeriksaan: 6,9,10
Ultrasonografi (USG)
Laparoskopi
Dengan laparoskopi (alat teropong ringan dan tipis dimasukkan melalui
pembedahan kecil di bawah pusar) dokter dapat melihat ovarium, menghisap cairan dari
kista atau mengambil sampel untuk biopsi.
Pembedahan dimulai dengan teknik pembedahan atau operasi yang dilakukan
dengan membuat lubang kecil 3 buah lubang (berdiameter 5-10 milimeter) di sekitar
perut pasien. Satu lubang pada pusar digunakan untuk memasukkan sebuah alat yang
dilengkapi kamera untuk memindahkan gambar dalam rongga perut ke layar monitor,
sementara dua lubang yang lain untuk peralatan bedah yang lain, misalnya laser yang
akan mengangkat kista ovarium.
MRI dan CT-Scan
Penanganan
Dari laparoskopi didapatkan massa kistik ukuran 15 x 15 cm berasal dari
ovarium kanan, permukaan licin, konsistensi kistik dan tidak ada perlengketan dengan
jaringan sekitar. Jaringan yang diambil dari massa yang dikeluarkan dikirim ke
laboratorium Patologi Anatomi untuk dilakukan pemeriksaan Vries Coupe (potong
beku). Pada pemeriksaan potong beku didapatkan hasil kista dermoid dengan
peradangan dan tidak tampak tanda keganasan.
sPenanganan pada penderita ini dilakukan kistektomi ovarium yaitu
pengangkatan kista. Kistektomi dilakukan pada penderita ini karena ukuran kista yang
besar (15x15 cm) sehingga dicurigai dapat terjadi pembesaran.8,9
12
Teknik potong beku (vries coupe) merupakan salah satu pemeriksaan jaringan
yang dilakukan saat operasi dan diperoleh saat itu juga.1,3,8 Hasil potong beku
didapatkan kesan kista dermoid dengan peradangan.
Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjadi pada penderita ini antara lain torsi, ruptur,
supurasi dan perubahan ke arah keganasan.2,3,5,10
o Torsi
Merupakan komplikasi yang paling sering terjadi, terutama pada kista dengan
ukuran sedang. Salah satu penyebab terpenting terjadinya torsi adalah gerakan dari kista
yang dipengaruhi oleh gerakan peristaltik usus.
o Ruptur Kista
Dapat terjadi secara spontan atau akibat trauma. Gejala yang timbul dapat
berupa nyeri dan muntah. Bila terjadi ruptur, batas-batas dari kista akan sukar untuk
ditentukan.
o Supurasi Kista
Supurasi kista dapat terjadi setelah torsi atau dapat pula terjadi secara hematogen
atau limfogen. Kista yang sering mengalami supurasi adalah kista dermoid.
o Perubahan ke arah keganasan
Pada kista jenis dermoid kemungkinan untuk terjadinya perubahan ke arah
keganasan agak jarang, kira-kira 1,5%.
Prognosis
Prognosis pre operasi pada penderita ini adalah dubia ad malam, karena
dapat terjadi torsi tangkai yang tiba-tiba dan disertai dengan nyeri pada perut bagian
bawah. Prognosis durante operasi adalah dubia ad malam karena ukuran kista yang
relatif besar 15x15 cm dan kemungkinan terjadi perdarahan masih ada. Prognosis post
operasi pada penderita ini adalah dubia karena perawatan luka dan perdarahan pada luka
operasi masih perlu terus diperhatikan.
Terdapat 2 kategori prognosis menurut kepustakaan, yaitu:7,8,10
� Kelangsungan Hidup
13
Prognosis untuk jinak baik. Namun untuk kista yang dapat berkembang
untuk menjadi kanker ovarium angka kelangsungan hidup 5 tahun (“5 Years
survival rate”) penderita kanker ovarium stadium lanjut hanya kira-kira 20-30%,
sedangkan sebagian besar penderita 60-70% ditemukan dalm keadaan stadium
lanjut.
� Kelangsungan Organ
Umumnya kista ovarium pada wanita usia subur akan menghilang dengan
sendirinya dalam 1 sampai 3 bulan. Meskipun ada diantaranya yang pecah namun
tidak akan menimbulkan gejala yang berarti. Kista jenis ini termasuk jinak dan
tidak memerlukan penanganan medis.
14
BAB IV
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
- Dari anamnesa pada kasus ini, gejala yang dialami pasien mirip dengan teori
yang sudah dikemukakan, dimana kebanyakan kista ovarium jarang
menimbulkan gejala dan tanda. Gejala yang timbul adalah akibat dari
pertumbuhan kista.
- Penanganan pada kasus sudah tepat, walaupun terjadi kelalaian pada waktu
dilakukan laparoskopi.
5.2. Saran
- Perlu dilakukan skrining awal wanita-wanita yang berisiko untuk terjadinya kista
ovarium agar dapat dilakukan penanganan yang lebih awal sehingga komplikasi
terjadinya keganasan dapat dihindari.
- Perlu diberikan edukasi kepada wanita usia produktif agar segera memeriksakan
diri ke dokter spesialis bila memiliki faktor-faktor risiko untuk terjadinya kista
ovarium.
15