Upload
others
View
4
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
1
KINERJA KOPERASI PEGAWAI NEGERI
(KPN)KARYA BINA SEJAHTERA UNIVERSITAS
UDAYANA (Pendekatan Balanced Scorecard)
OLEH
DRS. I KETUT RANTAU, MSI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2016
ii
LAPORAN PENELITIAN
KINERJA KOPERASI PEGAWAI NEGERI (KPN) KARYA
BINA SEJAHTERA UNIVERSITAS UDAYANA
(PENDEKATAN BALANCED SCORECARD)
Oleh:
Drs. I Ketut Rantau, M.Si
NIP. 195611301981031001
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2016
iii
ABSTRACT
Economic development in Indonesia is carried out by three sectors: through
the state government sector, private sector and cooperatives. In general, the
performance of a cooperative is measured from a financial perspective. Balanced
scorecard is used to measure the performance and that a balance between
financial and non-financial side, between short term and long term. Balanced
scorecard is a comprehensive measurement that includes four perspectives:
financial, customer, business process / internal, and learning-growth. The
purpose of this study is to investigate the performance of KPN Bina Karya
Sejahtera UNUD through four balanced scorecard perspectives. Performance
KPN Bina Karya Sejahtera UNUD through balanced scorecard approach in the
year 2008 until 2012 obtained result; (1) financial perspective as measured by
total assets to debt ratio considered unhealthy, while liquidity ratios and
profitability ratios measured healthy; (2) customer growth perspective measured
poorly, and the level of customer satisfaction provides an average perception
quite satisfied; (3) internal business process perspective have been efficient; and
(4) learning and growth perspective is measured using employee productivity is
measured good, employee retention rate is measured good, and employee
satisfaction levels provide an average perception of positive or satisfied.
Keyword: balanced scorecard, cooperative, four perspectives balanced scorecard
iv
ABSTRAK
Pembangunan perekonomian di Indonesia dilaksanakan oleh tiga sektor
yaitu, sektor pemerintah melalui BUMN, sektor swasta, dan koperasi. Pada
umumnya kinerja suatu koperasi diukur dari perspektif keuangan. Balanced
scorecard digunakan untuk mengukur kinerja dengan memperhatikan
keseimbangan antara sisi keuangan dan non keuangan, antara jangka pendek dan
jangka panjang. Balanced scorecard merupakan pengukuran yang komprehensif
yang mencakup 4 perspektif yaitu: keuangan, customer, proses bisnis/internal, dan
pembelajaran-pertumbuhan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
kinerja KPN Karya Bina Sejahtera UNUD melalui 4 persepektif balanced
scorecard. Kinerja KPN Karya Bina Sejahtera UNUD melalui pendekatan
balanced scorecard pada tahun 2008 s/d 2012 diperoleh hasil: (1) persepektif
keuangan yang diukur dengan total assets to debt ratio dinilai tidak sehat,
sedangkan rasio likuiditas dan rasio rentabilitas dinilai sehat; (2) perspektif
pertumbuhan pelanggan dinilai kurang baik, dan tingkat kepuasan pelanggan
memberikan persepsi rata-rata cukup puas; (3) perspektif proses bisnis internal
dinilai telah berjalan dengan efisien; dan (4) persepektif pembelajaran dan
pertumbuhan diukur dengan mengunakan produktifitas karyawan dinilai baik,
tingkat retensi karyawan dinilai baik, dan tingkat kepuasan karyawan memberikan
persepsi rata-rata positif atau puas.
Kata kunci: Balanced Scorecard, koperasi, empat persepektif balanced scorecard
v
RINGKASAN
Pembangunan perekonomian di Indonesia dilaksanakan oleh tiga sektor
yaitu, sektor pemerintah melalui BUMN, sektor swasta, dan koperasi. Ketiga
sektor ini diharapkan mampu berjalan sejajar dan berdampingan dalam
memajukan perekonomian di Indonesia. Namun sampai kini sektor swasta masih
mendominasi sektor perekonomian di Indonesia dan sektor koperasi kontribusinya
terhadap perekonomian di Indonesia masih berada di lini terakhir (Rupa, 2009).
Koperasi merupakan satu-satunya bentuk perusahaan yang paling sesuai dengan
demokrasi ekonomi Indonesia seperti yang terkandung dalam Undang Undang
Dasar tahun 1945 pasal 33 ayat 1 dan Undang-Undang Nomor 25 tahun 1992
tentang perkoperasian.
Pada umumnya kinerja suatu koperasi diukur dari perspektif keuangan.
Pengukuran kinerja dalam perspektif keuangan untuk koperasi berpedoman pada
prinsip otonomi dan kemandirian yang tercantum dalam pedoman penilian
klasifikasi koperasi Nomor 129/Kepmen/KUKM/XI/2002 yang terdiri dari rasio
rentabilitas modal sendiri, return on asset, asset turn over, profitabilitas,
likuiditas, solvabilitas, dan modal sendiri. Model akuntansi keuangan seharusnya
dikembangkan dengan mengikutsertakan penilaian atas aktiva intelektual dan tak
berwujud perusahaan, seperti produk dan jasa yang bermutu, pekerja yang
memiliki motivasi dan kemampuan serta loyalitas, proses internal yang efektif dan
pelanggan yang terpusatkan dan loyal terhadap perusahaan.
Benturan antara kinerja jangka pendek dengan membangun kapabilitas
kompetitif jangka panjang dari model akuntansi keuangan biaya historis, telah
menciptakan sebuah sintesis yang disebut dengan balanced scorecard. Balanced
vi
scorecard digunakan untuk mengukur kinerja dengan memperhatikan
keseimbangan antara sisi keuangan dan non keuangan, antara jangka pendek dan
jangka panjang serta melibatkan faktor internal dan eksternal. Hasil studi tersebut
disimpulkan bahwa untuk mengukur kinerja masa depan, diperlukan pengukuran
yang komprehensif yang mencakup 4 perspektif yaitu: keuangan, customer,
proses bisnis/internal, dan pembelajaran-pertumbuhan.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kinerja Koperasi
Pegawai Negeri (KPN) Karya Bina Sejahtera Universitas Udayana ditinjau dari
empat persepektif balanced scorecard yaitu; persepektif keuangan, persepektif
pelanggan, persepektif proses bisnis internal, dan persepektif pembelajaran dan
pertumbuhan, dan mengetahui kinerja KPN Karya Bina Sejahtera UNUD secara
keseluruhan dari keempat persepektif balanced scorecard dari tahun 2008 s.d
2012. Penelitian ini dilakukan di Koperasi Pegawai Negeri (KPN) Karya Bina
Sejahtera Universitas Udayana yang terletak di Kampus Sudirman dari bulan Mei
sampai Juli 2013. Dalam penelitian ini, penentuan sampel dilakukan dengan
menggunakan type non probability sampling, yaitu metode sampling insidental.
Ukuran sampel anggota KPN Karya Bina Sejahtera UNUD ditentukan dengan
menggunakan rumus Slovin.
Berdasarkan rumus diatas jumlah pelanggan anggota di KPN Karya Bina
Sejahtera UNUD pada tahun 2012 sejumlah 2.134 orang dengan batas kesalahan
10 persen, maka jumlah sampelnya sebesar 95,43 atau dibulatkan menjadi 95
orang, sedangkan pemilihan responden karyawan dipilih secara sensus sampling
dimana seluruh populasi dijadikan sebagai sampel dalam penelitian dengan
jumlah total karyawan sebanyak 18 orang.
vii
Hasil penelitian menunjukan bahwa kinerja KPN Karya Bina Sejahtera
UNUD ditinjau dari persepektif keuangan tahun 2008 s.d 2012 diperoleh rata-rata
Rasio Likuiditas (current ratio) sebesar 272,13%, Rasio Solvabilitas (total debt to
total assets) sebesar 75,25%, dan Net Profit Margin sebesar 21,26%. Kinerja
persepektif keuangan pada rasio Likuiditas dan Rentabilitas dianggap sehat,
sedangan untuk rasio Solvabilitas dianggap tidak sehat. Ditinjau dari persepektif
pelanggan, tingkat pertumbuhan anggota dari tahun 2008 s.d 2012 diperoleh hasil
sebesar -0,04% menunjukan bahwa kinerja pertumbuhan anggota kurang baik.
Tingkat kepuasan anggota dari lima dimensi pembentuk kepuasan pelanggan yang
dipergunakan untuk mengukur kepuasan pelanggan tetap yaitu; bukti langsung
dengan skor rata-rata 68,80 atau sama dengan puas, keandalan dengan skor rata-
rata 68,51 atau sama dengan puas, daya tanggap dengan skor rata-rata 69,26 atau
sama dengan puas, jaminan dengan skor rata-rata 68,80 atau sama dengan puas,
dan empati dengan skor rata-rata 67,66 atau sama dengan cukup puas.
Ditinjau dari persepektif proses bisnis internal efisiensi penyelesaian
transaksi simpanan 1,39 dan permohonan kredit 1,11. Ditinjau dari persepektif
proses pembelajaran dan pertumbuhan, tingkat produktifitas karyawan
memperoleh rata-rata sebesar Rp. 42.915.049,67, tingkat retensi karyawan
memperoleh rata-rata sebesar 1,33%, dan tingkat kepuasan karyawan berkerja
diukur dalam lima dimensi pembentuk kepuasan karyawan yaitu; kerja secara
mental dengan skor rata-rata 75,78 atau sama dengan puas, ganjaran dengan skor
rata-rata 73,33 atau sama dengan puas, kondisi kerja dengan skor rata-rata 76,44
atau sama dengan puas, rekan kerja dengan skor rata-rata 74,89 atau sama dengan
puas, dan kesesuaian kepribadian dengan pekerjaan dengan skor rata-rata 74,00
atau sama dengan puas. Berdasarkan metode balanced scorecard dengan empat
persepektif yaitu; keuangan, pelanggan, proses bisnis internal, dan pembelajaran
viii
dan pertumbuhan dinailai secara umum kinerja Koperasi Pegawai Negeri (KPN)
Karya Bina Sejahera Universitas Udayana menunjukan kinerja yang baik.
Berdasarkan hasil penelitian, saran yang penulis dapat berikan adalah; (1)
perlunya penyaluran aktiva lancar yang melebihi batas standar koperasi
berprestasi ke unit lain sehingga harta atau asset yang dimiliki koperasi tidak
melebihi batas koperasi berprestasi. Rasio solvabilitas dinilai tidak sehat karena
modal yang dimiliki koperasi lebih kecil daripada hutang koperasi jadi tingkat
solvabilitas dapat dipertinggi hanya dengan jalan menambahkan modal sendiri
dengan alternatif: (a) Menambah aktiva tanpa menambah hutang atau menambah
aktiva relatif lebih besar daripada menambahkan hutang; (b) Mengurangi hutang
tanpa mengurangi aktiva atau mengurangi hutang relatif besar daripada
berkurangnya aktiva, (2) KPN Karya Bina Sejahtera UNUD harus lebih
mendekatkan diri pada pelanggan anggota di setiap Fakultas sehingga dapat
meningkatkan kualitas pelayanan terhadap pelanggan anggota, agar anggota dapat
merasakan keuntungan menjadi anggota KPN Karya Bina Sejahtera UNUD, (3)
KPN Karya Bina Sejahtera UNUD harus tetap mempertahankan proses pelayanan
transaksi simpanan dan permohonan kredit, karena dengan proses yang cepat dan
tepat akan meningkatkan kepuasan pelanggan, (4) Berdasarkan penilaian
persepektif proses pembelajaran dan pertumbuhan, pihak pengurus sebaiknya
meningkatkan usaha-usaha yang selama ini dapat menciptakan kepuasan
karyawan, yaitu dengan meningkatkan komunikasi antara manajer, pengurus, dan
karyawan.
KATA PENGANTAR
ix
Puji dan Syukur penulis panjatkan kepada Ida Sang Hyang Widi
Wasa/Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmatnya penulis dapat
menyelesaikan penelitian yang berjudul “Kinerja Koperasi Pegawai Negeri
(KPN) Karya Bina Sejahtera Universitas Udayana (Pendekatan Balanced
Scorecard)”
Penyusunan penelitian ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat
pengisian BKD staf pengajar di lingkungan Fakultas Paertanian Universitas
Udayana. Selama penyusunan penelitian ini penulis telah banyak mendapat
bantuan dan dorongan baik berupa moril, materiil yang tidak dilupakan
Sehubungan dengan hal tersebut di atas maka melalui kesempatan ini
penulis menyampaikan rasa hormat dan ucapan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu dalam penyelesaian tulisan ini.
Penulis menyadari bahwa penelitian ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu segala kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan
demi kesempurnaan penulisan dimasa mendatang. Semoga penelitian ini ada
manfaatnya.
Denpasar, Oktober 2015
Penulis
x
DAFTAR ISI
SAMPUL DALAM .......................................................................................... i
ABSTRACT ....................................................................................................... iii
ABSTRAK ....................................................................................................... iv
RINGKASAN .................................................................................................. v
KATA PENGANTAR ..................................................................................... xiii
DAFTAR ISI .................................................................................................... xv
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xix
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xxi
I. PENDAHULUAN ........................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................. 6
1.3 Tujuan Penelitian .............................................................................. 7
1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................ 7
1.5 Ruang Lingkup Penelitian ................................................................ 8
II. TINJAUAN PUSTAKA .............................................................................. 9
2.1 Koperasi ............................................................................................ 9
2.1.1 Pengertian Koperasi ................................................................ 9
2.1.2 Landasan, Azas, Tujuan, dan Prinsip Koperasi ...................... 10
2.2 Kinerja Perusahaan ........................................................................... 11
2.2.1 Pengertian Kinerja .................................................................. 11
2.2.2 Penilaian Kinerja .................................................................... 12
2.2.3 Pengukuran Kinerja ................................................................ 13
2.3 Balanced Scorecard .......................................................................... 13
xi
2.3.1 Pengertian Balanced Scorecard .............................................. 13
2.3.2 Manfaat Penggunaan Balanced Scorecard ............................. 15
2.3.3 Keunggulan dan Kelemahan Balanced Scorecard .................. 16
2.4 Empat Persepektif Balanced Scorecard ............................................ 18
2.4.1 Persepektif Keuangan ............................................................. 19
2.4.2 Persepektif Pelanggan............................................................. 20
2.4.3 Persepektif Proses Bisnis Internal .......................................... 21
2.4.4 Persepektif Pembelajaran dan Pertumbuhan .......................... 21
2.4 Kerangka Pemikiran Teoritis ............................................................ 23
III. METODE PENELITIAN ........................................................................... 25
3.1 Penentuan Lokasi dan Waktu Penelitian .......................................... 25
3.2 Jenis dan Sumber Data...................................................................... 25
3.2.1 Jenis data ................................................................................ 25
3.2.2 Sumber data ............................................................................ 26
3.3 Metode Pengumpulan Data............................................................... 26
3.4 Populasi dan Sampel Penelitian ........................................................ 27
3.5 Variabel dan Pengukuran Variabel ................................................... 29
3.6 Batasan Operasional Variabel........................................................... 29
3.7 Metode Analisis Data ....................................................................... 31
3.7.1 Penilaian kinerja persepektif keuangan .................................. 31
3.7.2 Penilaian kinerja persepektif pelanggan ................................. 34
3.7.3 Penilaian kinerja persepektif proses bisnis internal ................ 35
3.7.4 Penilaian kinerja persepektif pembelajaran dan pertumbuhan 36
IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN .................................... 38
4.1 Sejarah KPN Karya Bina Sejahtera UNUD...................................... 38
4.2 Struktur Organisasi KPN Karya Bina Sejahtera UNUD .................. 41
xii
4.3 Bidang Usaha .................................................................................... 46
4.3.1 Unit simpan pinjam (USP) ..................................................... 46
4.3.2 Unit non simpan pinjam ......................................................... 47
V. HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................... 48
5.1 Kinerja KPN dari Persepektif Keuangan .......................................... 48
5.1.1 Rasio likuiditas ....................................................................... 49
5.1.2 Rasio solvabilitas .................................................................... 51
5.1.3 Rasio rentabilitas .................................................................... 53
5.1.4 Rekapitulasi kinerja KPN ....................................................... 55
5.2 Kinerja KPN Karya Bina Sejahtera UNUD dari Persepektif
Pelanggan ........................................................................................ 56
5.2.1 Pertumbuhan anggota KPN Karya Bina Sejahtera UNUD .... 56
5.2.2 Penilaian kepuasan pelanggan anggota KPN Karya Bina
Sejahtera UNUD .................................................................... 58
5.3 Kinerja KPN Karya Bina Sejahtera UNUD dari Persepektif Proses
Bisnis Internal .................................................................................. 66
5.4 Kinerja KPN Karya Bina Sejahtera UNUD dari Persepektif
Pembelajaran dan Pertumbuhan ...................................................... 70
5.4.1 Produktifitas karyawan ........................................................... 70
5.4.2 Retensi karyawan .................................................................... 72
5.4.3 Kepuasan karyawan ................................................................ 73
5.5 Kinerja Koperasi Pegawai Negeri (KPN) Karya Bina Sejahtera
UNUD secara Komprehensif Berdasarkan Empat Persepektif
Balanced Scorecard ........................................................................ 81
xiii
VI. KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................. 84
6.1 Kesimpulan ....................................................................................... 84
6.2 Saran ................................................................................................. 85
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 87
LAMPIRAN .................................................................................................... 90
xiv
DAFTAR TABEL
Nomor Teks Halaman
1.1 Perkembangan Keuangan KPN Karya Bina Sejahtera UNUD .......... 5
3.1 Variabel, Indikator, dan Pengukuran Kinerja KPN Karya Bina
Sejahtera UNUD Berdasarkan Pendekatan Balanced Scorecard ...... 28
3.2 Standar Pengukuran Rasio Likuiditas, Rasio Solvabilitas, dan
Rasio Rentabilitas .............................................................................. 33
3.3 Kategori Tingkat Kepuasan Anggota KPN Karya Bina Sejahtera
UNUD ................................................................................................ 35
3.4 Kategori Tingkat Kepuasan Karyawan KPN Karya Bina
Sejahtera UNUD ................................................................................ 37
5.1 Hasil Analisis Rasio-rasio Keuangan KPN Karya Bina Sejahtera
UNUD dari Tahun 2008 s.d 2012 ...................................................... 49
5.2 Rekapitulasi Kinerja Persepektif Keuangan KPN Karya Bina
Sejahtera UNUD Tahun 2008 s.d 2012 ............................................. 56
5.3 Jumlah Anggota KPN Karya Bina Sejahtera UNUD dari Tahun
2008 s.d 2012 ..................................................................................... 57
5.4 Pertumbuhan Anggota KPN Karya Bina Sejahtera UNUD dari
Tahun 2008 s.d 2012 .......................................................................... 57
5.5 Persentase Responden Kepuasan Pelanggan Anggota dari Bukti
Langsung KPN Karya Bina Sejahtera UNUD ................................... 60
5.6 Persentase Responden Kepuasan Pelanggan Anggota dari
Keandalan KPN Karya Bina Sejahtera UNUD .................................. 61
5.7 Persentase Responden Kepuasan Pelanggan Anggota dari Daya
Tanggap KPN Karya Bina Sejahtera UNUD ..................................... 63
5.8 Persentase Responden Kepuasan Pelanggan Anggota dari
Jaminan KPN Karya Bina Sejahtera UNUD ..................................... 64
5.9 Persentase Responden Kepuasan Pelanggan Anggota dari
Empati KPN Karya Bina Sejahtera UNUD ....................................... 66
5.10 Perbandingan Waktu Standar dan Waktu Realisasi Proses
Simpanan............................................................................................ 67
xv
5.11 Perbandingan Waktu Standar dan Waktu Realisasi Proses
Permohonan Kredit .......................................................................... 69
5.12 Produktifitas Karyawan KPN Karya Bina Sejahtera UNUD
Tahun 2008 s.d 2012 .......................................................................... 71
5.13 Retensi Karyawan KPN Karya Bina Sejahtera UNUD ..................... 72
5.14 Persentase Responden Kepuasan Karyawan dari Kerja Secara
Mental KPN Karya Bina Sejahtera UNUD ....................................... 74
5.15 Persentase Responden Kepuasan Karyawan dari Ganjaran KPN
Karya Bina Sejahtera UNUD ............................................................. 75
5.16 Persentase Responden Kepuasan Karyawan dari Kondisi Kerja
KPN Karya Bina Sejahtera UNUD .................................................... 77
5.17 Persentase Responden Kepuasan Karyawan dari Rekan Kerja
KPN Karya Bina Sejahtera UNUD .................................................... 78
5.18 Persentase Responden Kepuasan Karyawan dari Kesesuaian
Kepribadian dengan Pekerjaan KPN Karya Bina Sejahtera
UNUD ................................................................................................ 80
5.19 Kinerja KPN Karya Bina Sejahtera UNUD Tahun 2008 s.d
2012 Secara Komprehensif Berdasarkan Empat Persepektif
Balanced Scorecard ........................................................................... 82
xvi
DAFTAR GAMBAR
Nomor Teks Halaman
2.1 Kerangka Pemikiran Toritis Analisis Kinerja KPN Karya Bina
Sejahtera UNUD ................................................................................ 24
4.1 Struktur Organisasi KPN Karya Bina Sejahtera UNUD .................... 42
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Teks Halaman
1 Laporan Neraca KPN Karya Bina Sejahtera UNUD
Tahun 2008 s.d 2012 .......................................................................... 90
2 Laporan Perhitungan Sisa Hasil Usaha (SHU) KPN Karya Bina
Sejahtera UNUD Tahun 2008 s.d 2012 ............................................. 92
3 Hasil Perhitungan Analisis Masing-masing Rasio KPN Karya
Bina Sejahtera UNUD Tahun 2008 s.d 2012 ..................................... 93
4 Kuesioner Penilaian Kepuasan Anggota KPN Karya Bina
Sejahtera UNUD ................................................................................ 95
5 Kuesioner Penilaian Kepuasan Karyawan KPN Karya Bina
Sejahtera UNUD ................................................................................ 98
1
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pembangunan perekonomian di Indonesia dilaksanakan oleh tiga sektor
yaitu, sektor pemerintah melalui BUMN, sektor swasta, dan koperasi. Ketiga
sektor ini diharapkan mampu berjalan sejajar dan berdampingan dalam
memajukan perekonomian di Indonesia. Sampai kini sektor swasta masih
mendominasi sektor perekonomian di Indonesia dan sektor koperasi kontribusinya
terhadap perekonomian di Indonesia masih berada di lini terakhir (Rupa, 2009).
Koperasi merupakan satu-satunya bentuk perusahaan yang paling sesuai
dengan demokrasi ekonomi Indonesia seperti yang terkandung dalam Undang
Undang Dasar tahun 1945 pasal 33 ayat 1, yang menyebutkan bahwa
perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan.
Undang-Undang Nomor 25 tahun 1992 tentang perkoperasian menyebutkan
bahwa koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-seorang atau
badan hukum koperasi sekaligus sebagai gerakan rakyat berdasarkan atas asas
kekeluargaan. Oleh karena itu, sebagai salah satu pelaku ekonomi, koperasi
diharapkan mampu menjadi soko guru perekonomian Indonesia (Karni, 2011).
Sebagai bagian integral dari tata perekonomian nasional, koperasi
memiliki kedudukan dan peran yang sangat strategi dalam menumbuh
kembangkan potensi ekonomi rakyat. Oleh karena itu, koperasi secara bersama
dan berdampingan dengan pelaku usaha lain harus mampu tumbuh menjadi badan
usaha dan sekaligus sebagai gerakan dan penggalang ekonomi rakyat serta
memiliki jaringan usaha dan daya saing yang tangguh guna mengantisipasi
berbagai peluang dan tantangan pada masa yang akan datang (Nasution, 2002).
2
Saat ini diakui bahwa dunia usaha di Indonesia memang diwarnai oleh
perusahaan skala UMKM, dan sudah tentu memerlukan upaya pemberdayaan
sekaligus pengukuran kinerja dengan alat analisis yang berlaku umum/global,
sehingga kelak UMKM itu mampu berkumandang dalam tatanan nasional
maupun internasional (Sinaga, 2004). Begitu pula halnya dengan koperasi,
kemandirian suatu koperasi dinilai dengan menggunakan “13 kriteria KUD
Mandiri” salah satunya dari sisi keuangan dengan penilaian sistem RLS yaitu
Rentabilitas, Likuiditas, dan Solvabilitas.
Umumnya kinerja suatu koperasi diukur dari perspektif keuangan.
Pengukuran kinerja dalam perspektif keuangan untuk koperasi berpedoman pada
prinsip otonomi dan kemandirian yang tercantum dalam pedoman penilian
klasifikasi koperasi Nomor 129/Kepmen/KUKM/XI/2002 yang terdiri dari rasio
rentabilitas modal sendiri, return on asset, asset turn over, profitabilitas,
likuiditas, solvabilitas, dan modal sendiri. Pengukuran dengan metode ini
mempunyai banyak kelemahan karena tidak cukup mewakili kinerja keseluruhan
perusahaan di luar aspek keuangan. Rasio-rasio keuangan hanya menunjukkan
posisi keuangan perusahaan dalam jangka pendek. Agar pengukuran kinerja dapat
menghasilkan informasi yang berguna, ada beberapa hal yang harus diperhatikan
yaitu sistem pengukuran harus sesuai dengan tujuan organisasi, menggambarkan
aktivitas-aktivitas kunci dari manajemen, dapat dimengerti para pegawai, mudah
diukur dan dievaluasi, serta dapat digunakan oleh organisasi secara konsisten.
Dalam mengoperasikan visi dan misi suatu organisasi usaha, perlu upaya melalui
indikator kinerja tertentu (Susanti, 2010).
3
Model akuntansi keuangan seharusnya dikembangkan dengan mengikut
sertakan penilaian atas aktiva intelektual dan tak berwujud perusahaan, seperti
produk dan jasa yang bermutu, pekerja yang memiliki motivasi dan kemampuan
serta loyalitas, proses internal yang efektif dan pelanggan yang terpusatkan dan
loyal terhadap perusahaan. Benturan antara kinerja jangka pendek dengan
membangun kapabilitas kompetitif jangka panjang dari model akuntansi keuangan
biaya historis, telah menciptakan sebuah sintesis yang disebut dengan balanced
scorecard.
Balanced scorecard dimulai dan diperkenalkan pada awal tahun 1990 di
USA oleh David P Norton dan Robert Kaplan melalui suatu riset tentang
“Mengukur Kinerja Organisasi Masa Depan” yang dipimpin oleh David Norton
dan Robert Kaplan dalam upaya mengembangkan suatu model pengukuran
kinerja yang baru (Kaplan dan Norton, 2000). Balanced scorecard digunakan
untuk mengukur kinerja dengan memperhatikan keseimbangan antara sisi
keuangan dan non keuangan, antara jangka pendek dan jangka panjang serta
melibatkan faktor internal dan eksternal. Dari hasil studi tersebut disimpulkan
bahwa untuk mengukur kinerja masa depan, diperlukan pengukuran yang
komprehensif yang mencakup empat perspektif yaitu: keuangan, customer, proses
bisnis/internal, dan pembelajaran-pertumbuhan. Menggunakan balanced
scorecard dimungkinkan untuk menterjemahkan visi dan strategi organisasi ke
dalam tujuan-tujuan yang detail dengan pengukuran kinerja yang terbagi ke dalam
empat perspektif penting, sehingga pimpinan organisasi dapat mempertimbangkan
semua ukuran-ukuran operasional yang penting secara simultan.
4
Koperasi selaku badan usaha yang tergolong organisasi modern dalam
aktivitasnya diharapkan telah melaksanakan fungsi-fungsi manajemen,
pengembangan organisasi, pengelolaan aktiva, pengembangan pemasaran, dan
pengelolaan keuangan serta pengembangan kemitraan. Dengan demikian
pengukuran kinerja dengan balanced scorecard tersebut pada hakekatnya dapat
dilakukan modifikasi sesuai dengan karakter organisasi koperasi sebagai badan
usaha dan kumpulan orang yang disebut anggota. Selanjutnya di dalam
implementasinya terhadap koperasi perlu ditentukan variabel pengukuran kinerja
yaitu aspek keorganisasian, aspek keanggotaan, aspek keuangan, dan aspek
kemitraan, serta aspek pemasaran/pelayanan.
Koperasi Pegawai Negeri Universitas Udayana merupakan salah satu
Koperasi Pegawai Negeri yang berada di Kota Denpasar, dan juga merupakan
KPN yang sudah berstatus KPN Mandiri. Awal terbentuknya Koperasi Pegawai
Negeri Universitas Udayana di mulai dari tanggal 26 Oktober 1979. Saat itu
UNUD mendirikan Perkumpulan Koperasi Pegawai Negeri Kantor Pusat
Universitas Udayana. Koperasi UNUD sendiri terdaftar pada Kantor Wilayah
Koperasi Provinsi Bali pada tanggal 8 Februari 1982 dengan badan hukum nomor:
945/BH/VIII, dengan nama Koperasi Pegawai Negeri Kantor Pusat UNUD.
Melalui Lokakarya KORPRI unit Universitas Udayana diputuskan untuk
mendirikan Koperasi Universitas Udayana, maka dibentuk panitia persiapan
pendirian koperasi di Universitas Udayana dengan SK Rektor No.
316/PT.17/UM.19/1986 tanggal 4 Februari 1986. Sejak berdirinya sampai
sekarang koperasi ini telah mengalami perubahan yaitu melalui RAT X KPN
5
Karya Bina Sejahtera UNUD menjadi nomor: 127/BH/PAD/KWK.22/III/1997
pada tanggal 31 Maret 1997.
Jumlah anggota KPN Karya Bina Sejahtera UNUD sampai saat ini
sebanyak 2.134 orang. Unit usaha KPN Karya Bina Sejahtera UNUD adalah
Simpan Pinjam, Waserda (Warung Serba Ada), dan Jasa (transfer uang,
pembayaran listrik, dan telepon). Dalam mengelola aktivitas KPN Karya Bina
Sejahtera UNUD ini dilengkapi dengan bidang organisasi yang terdiri dari:
pengurus lima orang, badan pengawas tiga orang, dan satu orang manajer dibantu
18 orang karyawan. Perkembangan keuangan KPN Karya Bina Sejahtera UNUD
dari tahun 2008 s.d 2012 disajikan pada Tabel 1.1.
Tabel 1.1
Perkembangan Keuangan KPN Karya Bina Sejahtera UNUD
Tahun 2008 s.d 2012
Tahun Total Aktiva (Rp)
Perkem
bangan
(%)
Modal (Rp)
Perkem
bangan
(%)
Sisa Hasil
Usaha (Rp)
Perkem
bangan
(%)
2008 8.599.644.205,59 - 2.350.490.219 - 491.386.013,20 -
2009 11.504.089.694,70 33,77 2.761.282.565 17,48 601.660.953,90 22,44
2010 12.969.360.268,71 12,74 3.180.692.714 15,19 700.114.720,28 16,36
2011 15.221.800.035,00 17,37 3.672.934.808 15,48 830.303.426,45 18,60
2012 18.440.070.740,78 21,14 4.379.517.101 19,24 831.415.641,01 0,13
Sumber: KPN Karya Bina Sejahtera UNUD
Berdasarkan Tabel 1.1 perkembangan total aktiva tahun 2008 s/d 2009
merupakan yang paling tinggi dari lima tahun yaitu sebesar 33,77%, sedangkan
tahun berikutnya yaitu tahun 2009 s/d 2010 merupakan yang paling rendah yaitu
sebesar 12,74%. Perkembangan modal KPN Karya Bina Sejahtera UNUD pada
tahun 2011 s/d 2012 merupakan perkembangan modal yang tertinggi yaitu sebesar
19,24%, sedangkan perkembangan modal terendah terjadi pada tahun 2009 s/d
6
2010 yaitu sebesar 15,19%. Perkembangan sisa hasil usaha (SHU) yang tertinggi
terjadi pada tahun 2008 s/d 2009 sebesar 22,44%, sedangkan perkembangan nilai
sisa hasil usaha (SHU) yang terendah terjadi pada tahun 2011 s/d 2012 yaitu
sebesar 0,13% (KPN Karya Bina Sejahtera UNUD 2008 s/d 2012).
Secara finansial perkembangan KPN Karya Bina Sejahtera UNUD setiap
tahunnya selalu mengalami peningkatan yang cukup baik, namun sebagaimana
diuraikan sebelumnya, perkembangan finansial suatu badan usaha tidak cukup
untuk menilai kinerja suatu badan usaha. Analisis yang lebih komprehensif
dibutuhkan agar pihak-pihak yang berkepentingan dapat mengambil keputusan
secara cermat dalam kaitannya dengan kepentingan mereka terhadap badan usaha
tersebut. Analisis kinerja dengan balanced scorecard diharapkan mampu untuk
menjawab kinerja secara komprehensif yaitu aspek kinerja perspektif keuangan,
perspektif pelanggan, persepektif proses bisnis internal, dan persepektif
pembelajaran dan pertumbuhan.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang maka dapat dirumuskan
permasalahan sebagai berikut:
1. Bagaimana kinerja KPN Karya Bina Sejahtera UNUD ditinjau dari
perspektif keuangan?
2. Bagaimana kinerja KPN Karya Bina Sejahtera UNUD ditinjau dari
perspektif pelanggan?
3. Bagaimana kinerja KPN Karya Bina Sejahtera UNUD ditinjau dari
perspektif proses bisnis internal?
4. Bagaimana kinerja KPN Karya Bina Sejahtera UNUD ditinjau dari
perspektif pembelajaran dan pertumbuhan?
7
5. Bagaimana kinerja KPN Karya Bina Sejahtera UNUD secara keseluruhan
dari keempat persepektif balanced scorecard?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian yang ingin
dicapai adalah untuk mengetahui:
1. Kinerja KPN Karya Bina Sejahtera UNUD ditinjau dari perspektif
keuangan.
2. Kinerja KPN Karya Bina Sejahtera UNUD ditinjau dari perspektif
pelanggan.
3. Kinerja KPN Karya Bina Sejahtera UNUD ditinjau dari perspektif proses
bisnis internal.
4. Kinerja KPN Karya Bina Sejahtera UNUD ditinjau dari perspektif
pembelajaran dan pertumbuhan.
5. Kinerja KPN Karya Bina Sejahtera UNUD secara keseluruhan dari
keempat persepektif balanced scorecard?
1.4 Manfaat Penelitian
Dari rumusan dan tujuan penelitian diharapkan memberikan manfaat
sebagai berikut:
1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan informasi bagi
pengambil kebijakan yaitu para pengelola dalam upaya meningkatkan
kinerja KPN Karya Bina Sejahtera UNUD.
2. Menambah wawasan pengetahuan peneliti untuk menilai kinerja,
khususnya kinerja KPN Karya Bina Sejahtera UNUD.
3. Penelitian ini dapat memberikan ilmu pengetahuan bagi mahasiswa
mengenai kinerja perusahaan melalui balanced scorecard.
8
1.5 Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian ini membahas
mengenai pengukuran kinerja KPN Karya Bina Sejahtera UNUD. Kinerja KPN
Karya Bina Sejahtera UNUD diukur dengan menggunakan balanced scorecard
yang meliputi empat perspektif yaitu: perspektif keuangan, perspektif pelanggan,
perspektif proses bisnis internal, dan perspektif pembelajaran dan pertumbuhan.
9
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Koperasi
2.1.1 Pengertian koperasi
Koperasi berasal dari kata “co” yang berarti bersama dan “operation”
yang berarti bekerja. Jadi koperasi dapat diartikan sama-sama bekerja.
Perkumpulan yang diberi nama koperasi adalah perkumpulan kerjasama dalam
mencapai tujuan. Dalam koperasi tidak sebagian bekerja dan sebagian berpangku
tangan, semuanya bekerja bersama-sama untuk mencapai tujuan bersama. Namun,
tidak semua bentuk kerjasama adalah koperasi (Siwijatno, 1982).
Menurut Sumarni dan Soeprihanto (1995) koperasi adalah suatu
perkumpulan yang beranggotakan orang atau badan-badan yang memberikan
kebebasan masuk dan keluar sebagai anggota dengan bekerjasama secara
kekeluargaan, menjalankan usaha untuk mempertinggi kesejahteraan jasmaniah
para anggotanya.
Dari definisi tersebut maka di dapat adanya unsur-unsur yang terkandung
dalam koperasi, antara lain:
1. Berazaskan kekeluargaan atau bersifat gotong royong.
2. Bertujuan mengembangkan kesejahteraan anggotanya, kesejahteraan
masyarakat dan daerah.
3. Keangotaan koperasi bersifat sukarela atas dasar kekeluargaan
4. Pembagian sisa hasil usaha didasarkan atas keseimbangan jasa.
5. Kekuasaan tertinggi dalam koperasi terdapat pada rapat anggota.
6. Koperasi berusaha mendidik anggotanya kearah kesadaran berkoperasi,
menyelenggarakan salah satu atau beberapa usaha dalam lapangan
perekonomian dan mewajibkan serta mengiatkan anggotanya untuk
menyimpan secara teratur.
10
2.1.2 Landasan, azas, tujuan, dan prinsip koperasi
Koperasi Indonesia berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar
1945, serta berdasarkan atas azas kekeluargaan. Tujuan koperasi adalah untuk
memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada
umumnya serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka
mewujudkan masyarakat yang maju, adil, dan makmur berdasarkan Pancasila dan
Undang-Undang Dasar 1945 (Pasal 3 UU No. 25 Tahun 1992).
Fungsi koperasi sendiri adalah sebagai berikut; a) Sebagai urat nadi
kegiatan perekonomian Indonesia; b) Sebagai upaya mendemokrasikan sosial
ekonomi Indonesia; c) Untuk meningkatkan kesejahteraan warga negara
indonesia; dan d) Memperkokoh perekonomian rakyat indonesia dengan jalan
pembinaan koperasi.
Sedangkan menurut Undang-Undang No. 25 tahun 1992 Pasal 4 dijelaskan
bahwa fungsi dan peran koperasi:
1. Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi
anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk
meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosialnya;
2. Berperan serta secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas kehidupan
manusia dan masyarakat
3. Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan
ketahanan perekonomian nasional dengan koperasi sebagai soko-gurunya
4. Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian
nasional, yang merupakan usaha bersama berdasarkan atas asas
kekeluargaan dan demokrasi ekonomi
11
Prinsip`koperasi merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan
dalam kehidupan berkoperasi. Dengan melaksanakan keseluruhan prinsip tersebut
koperasi mewujudkan dirinya sebagai badan usaha sekaligus sebagai gerakan
ekonomi rakyat yang berwatakan sosial. Adapun prinsip koperasi tersebut adalah
keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka, pengelolaan dilakukan secara
demokratis, pembagian sisa hasil usaha dilakukan secara adil sebanding dengan
besarnya jasa usaha masing-masing anggota, pemberian balas jasa yang terbatas
terhadap modal, dan kemandirian. Dalam mengembangkan koperasi, maka
koperasi melaksanakan pula prinsip koperasi, seperti pendidikan perkoperasian
dan kerjasama antar koperasi (Depkop dan PPK, 1996).
2.2 Kinerja Perusahaan
2.2.1 Pengertian kinerja
Menurut Bastian (2001), kinerja adalah gambaran mengenai tingkat
pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan atau program dalam mewujudkan sasaran,
tujuan, visi, dan misi organisasi yang tertuang dalam perumusan skema strategis
(strategic planning) suatu organisasi. Secara umum dapat juga dikatakan bahwa
kinerja merupakan prestasi yang dapat dicapai oleh organisasi dalam periode
tertentu.
Gorda (2004) mengemukakan bahwa kinerja adalah hasil kerja yang
disumbangkan seorang karyawan yang berkaitan dengan tugas dan tanggung
jawabnya kepada organisasi (perusahaan) yang didasarkan atas kecerdasan
spiritual, intelegensia, emosional, dan kecerdasan mengubah kendala menjadi
peluang serta keterampilan fisik yang diarahkan kepada pemanfaatan sumber daya
yang disediakan oleh organisasi/perusahaan. Sedangkan, kinerja menurut Effendi
12
(2002) adalah hasil kerja yang dihasilkan karyawan atau perilaku nyata yang
ditampilkan sesuai dengan perannya dalam organisasi. Kinerja pegawai
merupakan suatu hal yang sangat penting dalam usaha organisasi untuk mencapai
tujuannya sehingga berbagai kegiatan harus dilakukan organisasi untuk
meningkatkannya, salah satunya adalah melalui penilaian kinerja. Menurut
pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kinerja merupakan hasil kerja yang
dihasilkan karyawan atau perilaku nyata yang ditampilkan sesuai dengan
perannya dalam organisasi yang didasarkan atas kecerdasan spiritual,
intelegensia, emosional, dan kecerdasan mengubah kendala menjadi peluang
dalam mewujudkan sasaran, tujuan, visi, dan misi organisasi.
2.2.2 Penilaian kinerja
Menurut Sikula (1998) pengertian penilaian kinerja adalah evaluasi yang
sistematis terhadap pekerjaan yang telah dilakukan oleh karyawan dan ditujukan
untuk pembangunan. Yuwono (2004) menyatakan bahwa penilaian kinerja
merupakan sarana bagi manajemen untuk mengetahui sejauh mana tujuan
perusahaan telah tercapai, menilai prestasi bisnis, manajer, divisi, dan individu
dalam perusahaan, serta memprediksi harapan-harapan perusahaan pada masa
yang akan datang. Mulyadi (2005) juga mengemukakan bahwa penilaian kinerja
adalah penentuan secara periodik efektivitas operasional suatu organisasi, bagian
organisasi, dan karyawannya berdasarkan sasaran, standar, dan kriteria yang
ditetapkan sebelumnya.
13
2.2.3 Pengukuran kinerja
Pengukuran kinerja memberikan suatu alat untuk menetapkan ”angka
sebutan” untuk pembanding sepanjang waktu. Pengukuran kinerja merupakan
suatu cara mengukur arah dan kecepatan perubahan, yang dapat diibaratkan
seperti alat ukur pengukur kecepatan dari sebuah mobil (Prijambodo, 2012).
Pada dasarnya terdapat tiga langkah dalam mendefinisikan pengukuran
untuk suatu program balanced scorecard, yaitu: langkah I: Mendefinisikan
pengukuran untuk setiap tujuan strategis. Setiap tujuan strategis dari setiap
perspektif dalam program balanced scorecard harus paling sedikit memilki satu
pengukuran kinerja; langkah II: Mendefinisikan sumber-sumber untuk
pengukuran (identifikasi menggunakan tanda periksa V); dan langkah III:
mendefinisikan bagaimana pengukuran itu diturunkan (dihasilkan) dan dilaporkan
(Prijambodo, 2012)
2.3 Balance Scorecard
2.3.1 Pengertian balanced scorecard
Untuk menunjang kebutuhan suatu organisasi dalam mencapai suatu
keberhasilan di masa mendatang dengan suatu strategi bersaing, maka perlu
dikembangkan suatu analisis dalam melakukan pengukuran terhadap kinerjanya.
Dalam hal ini akuntansi manajemen mengembangkan suatu metode yaitu
balanced scorecard. Balanced scorecard menurut Mulyadi (2001) terdiri dari dua
kata yaitu: balance (seimbang) dan scorecard (kartu skor). Kata balance
menunjukkan bahwa kinerja diukur secara berimbang dari aspek keuangan dan
nonkeuangan, jangka panjang dan jangka pendek serta intern dan ekstern
14
sedangkan kata scorecard adalah kartu yang digunakan untuk mencatat nilai hasil
kinerja.
Pendekatan balanced scorecard melibatkan identifikasi komponen-
komponen kunci dari operasi, menetapkan tujuan bagi mereka, dan kemudian
menggali cara-cara untuk mengukur kemajuan pencapaian tujuan tersebut. Secara
bersamaan, tindakan-tindakan yang memberikan pandangan holistik tentang apa
yang terjadi baik di dalam maupun di luar perusahaan atau tingkat operasional,
sehingga memungkinkan setiap konstituen dari perusahaan untuk melihat
bagaimana kegiatan mereka berkontribusi terhadap pencapaian misi keseluruhan
perusahaan (Kaplan dan Norton, 2000)
Menurut Kaplan dan Norton (2000), balanced scorecard merupakan suatu
konsep yang berusaha menterjemahkan misi dan strategi perusahaan ke dalam
seperangkat ukuran yang menyeluruh yang memberikan kerangka kerja bagi
pengukuran dan sistem manajemen strategis. Balanced scorecard melengkapi
seperangkat ukuran keuangan kinerja masa lalu dengan ukuran pendorong
(drivers) kinerja masa depan. Tujuan dan ukuran scorecard diturunkan dari visi
dan strategi. Tujuan dan ukuran memandang kinerja perusahaan dari empat
perspektif, yaitu:
1) Perspektif pelanggan
2) Perspektif keuangan
3) Perspektif proses bisnis internal
4) Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan
Cohen (2011) mengatakan, wawasan penting dari balanced scorecard
adalah keseimbangan harus disimpan dalam semua dimensi dalam rangka
15
mengelola keberhasilan. Berdasarkan pengertian di atas maka dapat disimpulkan
bahwa balanced scorecard adalah suatu sistem pengukuran kinerja yang mampu
menjabarkan misi dan visi suatu organisasi ke dalam seperangkat ukuran kinerja
dengan suatu pendekatan efektif yang seimbang antara empat perspektif untuk
organisasi nirlaba yaitu: 1) perspektif pelanggan, 2) perspektif keuangan, 3)
perspektif proses bisnis internal, 4) perspektif pembelajaran dan pertumbuhan.
2.3.2 Manfaat penggunaan balanced scorecard
Menurut Pratiwi (2010) manfaat penggunaan balanced scorecard adalah:
1) Keseimbangan antara pengukuran internal yang terdiri dari proses bisnis
internal, yaitu proses belajar dan pertumbuhan serta pengukuran eksternal
yang ditujukan untuk pemilik badan usaha dan pelanggan.
2) Keseimbangan antara outcomes measures (pengukuran keluaran) yang
merupakan hasil dari masa lalu dan performance driver (pemicu kerja) di
masa akan datang.
3) Keseimbangan antara unsur obyektivitas berkaitan dengan pengukuran hasil
masa lalu dan unsur subyektivitas berkaitan dengan pengukuran pemicu
kinerja masa akan datang yang membutuhkan pertimbangan.
Simpayung (2009) mengatakan, bahwa balanced scorecard lebih dari
sekedar sistem pengukuran taktis atau operasional. Perusahaan yang inovatif
menggunakan scorecard sebagai sebuah sistem manajemen strategis, untuk
mengelola strategi jangka panjang. Perusahaan menggunakan fokus pengukuran
scorecard untuk menghasilkan berbagai proses manajemen penting seperti:
1) Memperjelas dan menerjemahkan visi dan strategi.
2) Mengkomunikasikan dan mengaitkan berbagai tujuan dan ukuran strategis.
16
3) Merencanakan, menetapkan sasaran dan menyelaraskan berbagai inisiatif
strategis
4) Meningkatkan umpan balik dan pembelajaran strategis.
2.3.3 Keunggulan dan kelemahan balanced scorecard
Menurut Mulyadi (2005), keunggulan balanced scorecard dalam
perencanaan strategik dan pengukuran kinerja memiliki empat karakteristik yaitu
sebagai berikut.
1) Komprehensif
Balanced Scorecard memperluas perspektif yang sebelumnya terbatas
pada keuangan meluas ketiga perspektif lain yaitu: pelanggan, proses
bisnis internal, pembelajaran dan pertumbuhan. Perluasan perspektif ini
menjanjikan kinerja keuangan yang berlipat ganda dan berjangka panjang,
serta memampukan perusahaan memasuki lingkungan bisnis yang
kompleks.
2) Koheren
Balanced scorecard mewajibkan personel membangun hubungan sebab-
akibat diantara berbagai sasaran strategik yang dihasilkan oleh masing-
masing perspektif. Dengan kekoherenan tersebut personel dimotivasi
untuk mencari inisiatif strategik yang memiliki manfaat bagi perwujudan
sasaran strategik di keempat perspektif yaitu: perspektif keuangan,
pelanggan, proses bisnis internal, dan pembelajaran dan pertumbuhan.
3) Seimbang
Keseimbangan disini adalah seimbang antara perspektif keuangan dan
nonkeuangan, jangka panjang dan jangka pendek, intern dan ekstern.
17
Keseimbangan dalam empat perspektif tersebut penting untuk
mewujudkan kinerja yang sesungguhnya yang berlipat ganda dan
berjangka panjang.
4) Terukur
Keterukuran strategik dalam empat perspektif tersebut menjanjikan
ketercapaian berbagai sasaran strategik. Balanced scorecard mengukur
sasaran strategik di perspektif nonkeuangan yang merupakan sasaran yang
tidak mudah diukur, namun dengan pendekatan Balanced scorecard
sasaran di ketiga perspektif nonkeuangan tersebut ditentukan ukurannya
agar dapat dikelola. Keterukuran tersebut menjanjikan perwujudan
berbagai sasaran strategik nonkeuangan yang merupakan pendorong
kinerja keuangan yang berlipat ganda dan berjangka panjang.
Menurut Ronchetti (2006) satu keuntungan organisasi menggunakan
pendekatan balanced scorecard adalah pendekatan ini mengurangi informasi yang
berlebihan oleh kondensasi data penting yang dibutuhkan dalam pengambilan
keputusan. Balanced scorecard juga memenuhi kebutuhan manajerial dari variasi
tindakan yang tidak terkait dari berbagai bidang dalam perusahaan menjadi satu
laporan dan memastikan bahwa manajer melihat semua tindakan di operasi. Selain
peningkatan kinerja keuangan dan keuntungan materi lain, balanced scorecard
juga telah ditemukan untuk memimpin ke hasil yang lebih bersifat kualitatif (Yu,
2008).
Sedangkan kelemahan yang terdapat pada balanced scorecard menurut
Tunggal (2000), antara lain:
18
1) Tolak ukur kinerja harus konsisten dengan strategi perusahaan, karena bila
tolak ukur kinerja tidak konsisten dengan strategi perusahaan, maka
karyawan akan bekerja saling tumpang tindih.
2) Balanced scorecard seharusnya tidak mempunyai terlalu banyak tolak
ukur kinerja, karena mengakibatkan terjadinya kurang fokus dan
kebingungan.
Menurut Sisdyani (2007), kesulitan dalam penilaian kinerja dengan
metode balanced scorecard adalah ketika metode ini digunakan untuk
membandingkan kinerja dua atau lebih unit bisnis. Penilai kinerja mungkin akan
menghadapi masalah common-measure bias. Common-measure bias bisa terjadi
ketika penilai hanya menaruh perhatian pada ukuran-ukuran yang sama yang
terdapat pada semua unit yang dievaluasi, dan mengabaikan ukuran-ukuran yang
bersifat unik bagi setiap unit bisnis. Keadaan ini akan menyesatkan penilai dalam
merumuskan kesimpulan mengenai kinerja unit-unit yang dibandingkan dan dapat
mengakibatkan pengambilan keputusan yang tidak benar, seperti kebijakan
kompensasi.
2.4 Empat Perspektif Balanced Scorecard
Kaplan dan Norton (2000) mengemukakan, bahwa Balanced Scorecard
terdiri dari 4 (empat) perspektif, yakni 1) perspektif pelanggan, 2) perspektif
keuangan, 3) perspektif proses bisnis internal, 4) perspektif pembelajaran dan
pertumbuhan. Penjabaran lebih rinci dari empat perspektif di atas adalah sebagai
berikut.
19
2.4.1 Perspektif keuangan
Persepektif keuangan tetap menjadi hal yang sangat diperhatikan karena
keuangan suatu ikthisar dari konsekuensi ekonomi yang terjadi yang disebabkan
oleh keputusan dan tindakan ekonomi yang diambil. Ukuran kinerja keuangan
menunjukan apakah strategik, sasaran strategik, inisiatif strategik, dan
implementasinya mampu memberikan kontribusi dalam menghasilkan laba rugi
perusahaan. Kaplan dan Norton (2000) mengidentifikasikan tiga tahapan dari
siklus kehidupan bisnis, yaitu sebagai berikut.
1. Growth (bertumbuh). Tahapan awal siklus kehidupan perusahaan, dalam
hal ini perusahaan memiliki potensi pertumbuhan terbaik. Disini
manajemen terikat dengan komitmen untuk mengembangkan suatu
produk/jasa dan fasilitas produksi, menambah kemampuan operasi,
mengembangkan sistem, infrastruktur dan jaringan distribusi yang akan
mendukung jaringan global, serta membina dan mengembangkan
hubungan dengan pelanggan.
2. Sustain (bertahan). Setelah melalui tahap pertumbuhan perusahaan akan
berada dalam tahap bertahan. Situasi ini dimana unit bisnis masih
memiliki daya tarik bagi penanam investasi dan investasi ulang, tetapi
diharapkan mampu menghasilkan pengembalian modal yang cukup tinggi.
Pada tahap ini, perusahaan mencoba untuk mempertahankan pangsa pasar
yang ada, bahkan mengembangkannya jika memungkinkan.
3. Harvest (menuai). Pada tahap ini perusahaan benar-benar menuai hasil
investasi di tahap-tahap sebelumnya. Perusahaan tidak lagi melakukan
lebih jauh kecuali hanya untuk pemeliharaan peralatan dan perbaikan
20
fasilitas, tidak untuk melakukan ekspansi/membangun suatu kemampuan
baru. Tujuan utama dalam tahap ini adalah memaksimumkan arus kas
yang masuk ke perusahaan.
2.4.2 Persepektif pelanggan
Pada perspektif pelanggan, para manajer mengidentifikasikan pelanggan
dan segmen pasar dimana unit bisnis tersebut akan bersaing dan berbagai ukuran
kinerja unit bisnis didalam segmen pasar. Ukuran utama tersebut terdiri dari
kepuasan pelanggan, retensi pelanggan, akuisisi pelanggan baru, profitibilitas
pelanggan, dan pangsa pasar di segmen sasaran (Koplan dan Norton, 2000).
Kepuasan pelanggan sebagai salah satu alat ukur penilaian kinerja
perspektif pelanggan, sangat bergantung pada persepsi pelanggan. Jika apa yang
diharapkan pelanggan sesuai dengan kinerja yang diberikan, maka pelanggan akan
terpuaskan. Menurut Tjiptono (2000) ada lima dimensi pokok yang menentukan
kualitas jasa, yaitu:
a. Bukti langsung (tangibles), meliputi fasilitas fisik, pelengkapan, pegawai,
dan sarana komunikasi.
b. Keandalan (reliability), adalah kemampuan memberikan pelayanan yang
dijanjikan dengan segera, akurat, dan memuaskan.
c. Daya tanggap (responsiveness), adalah keinginan para staf dan karyawan
untuk membantu para pelanggan dan memberikan pelayanan dengan
tanggap.
d. Jaminan (assurance), mencakup pengetahuan, kemampuan, kesopanan dan
sifat dapat dipercaya yang dimiliki para staf, bebas dari bahaya, resiko
atau keragu-raguan.
e. Empati (empathy), meliputi kemudahan dalam melakukan hubungan,
komunikasi yang baik, perhatian pribadi, dan memahami pelanggan.
21
2.4.3 Persepektif proses bisnis internal
Menurut Kaplan dan Norton (2000) dalam perspektif proses bisnis
internal, para eksekutif mengidentifikasikan berbagai proses bisnis internal
penting yang harus dikuasai dengan baik oleh perusahaan. Proses ini
memungkinkan unit bisnis untuk memberikan proposisi nilai yang akan menarik
perhatian dan mempertahankan pelanggan dalam segmen pasar dan memenuhi
harapan keuntungan finasial yang tinggi para pemegang saham. Rantai nilai
proses bisnis internal terdiri dari tiga proses bisnis utama, yaitu.
a. Proses inovasi, merupakan pengidentifikasian kebutuhan pelanggan masa
kini, masa datang serta mengembangkan solusi baru untuk kebutuhan
pelanggan meliputi: peluncuran produk baru, dan mempercepat
penyerahan produk ke pasar.
b. Proses operasi, merupakan gelombang pendek penciptaan nilai dalam
perusahaan. Proses operasi menitik beratkan kepada penyampaian produk
dan jasa kepada pelanggan secara efisien, konsisten, dan tepat waktu.
c. Proses pelayanan purna jual, tahap ini adalah nilai rantai internal. Proses
ini merupakan jasa pelayanan pada pelanggan setelah penjualan
produk/jasa tersebut dijual. Perusahaan dapat mengukur apakah upayanya
dalam pelayanan purna jual ini telah memenuhi harapan pelanggan dengan
menggunakan pengukuran yang bersifat waktu, mutu, dan biaya.
2.4.4 Persepektif pembelajaran dan pertumbuhan
Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan mengidentifikasikan
infrastruktur yang harus dibangun perusahaan dalam menciptakan kinerja jangka
panjang. Dalam perspektif pembelajaran dan pertumbuhan, ukuran yang
22
berorientasi kepada pekerja terdiri atas gabungan ukuran hasil generik/kepuasan,
tingkat retensi, pelatihan dan keahlian pekerja ditambah dengan faktor pendorong
ukuran generik ini (Kaplan dan Norton, 2000).
Tujuan yang ditetapkan dalam perspektif pembelajaran dan pertumbuhan
adalah menyediakan infrastruktur yang memungkinkan agar tiga perspektif
lainnya dapat tercapai. Tujuan dalam perspektif pembelajaran dan pertumbuhan
merupakan faktor pendorong dihasilkannya kinerja yang istimewa dalam tiga
perspektif yaitu keuangan, pelanggan, dan proses bisnis internal. Kelompok
pengukuran utama untuk menilai kinerja perspektif pembelajaran dan
pertumbuhan yaitu.
a. Kepuasan karyawan, dimana tujuan kepuasan karyawan menyatakan
bahwa moral karyawan dan kepuasan kerja secara keseluruhan saat ini
dipandang sangat penting oleh sebagian besar perusahaan. Oleh karena itu
perusahaan ingin mencapai tingkat kepuasan pelanggan yang tinggi, perlu
memiliki pelanggan yang dilayani oleh pekerja yang terpusatkan oleh
perusahaan.
b. Retensi karyawan, dimana tujuannya adalah memperhatikan selama
mungkin para karyawan yang diminati oleh perusahaan karena mereka
merupakan modal intelektual khusus organisasi dan aktiva non keuangan
yang bernilai bagi perusahaan. Tingkat perputaran karyawan merupakan
tolak ukur umum untuk menentukan tingkat loyalitas karyawan yang
diukur dengan persentase orang yang keluar setiap tahun di lingkungan
perusahaan.
23
c. Produktivitas karyawan, adalah salah satu ukuran hasil, dampak
keseluruhan usaha peningkatan moral keahlian pekerja, inovasi, proses
internal, dan kepuasan karyawan. Tujuannya adalah membandingkan
kelancaran yang dihasilkan oleh para pekerja dan jumlah pekerja yang
dikerahkan untuk menghasilkan keluaran tersebut.
2.5 Kerangka Pemikiran Teoritis
KPN Karya Bina Sejahtera UNUD merupakan Koperasi Pegawai Negeri
yang berdiri pada tanggal 26 Oktober 1979. Untuk mengetahui keberhasilan dan
untuk mewujudkan akutanbilitas publik khususnya pertanggungjawaban terhadap
anggota KPN Karya Bina Sejahtera UNUD, perlu melakukan pengukuran atas
kinerja organisasinya. Penelitian ini dilakukan di KPN Karya Bina Sejahtera
UNUD yang dilakukan secara komprehensif dengan menggabungkan antara teori
balanced scorecard, teori bisnis, teori laporan keuangan, dan teori kepuasan
pelanggan. Dari pengabungan teori balanced scorecard didapatkan empat
persepektif dalam balanced scorecard yaitu: 1) persepektif keuangan yang
dihitung dengan rasio likuiditas menggunakan current ratio, rasio profitabilitas
menggunakan net profit margin, dan rasio solfabilitas menggunakan total debt to
total assets; 2) persepektif pelanggan yang dihitung dengan pertumbuhan
pelanggan dan kepuasan pelanggan anggota; 3) persepektif proses bisnis internal
yang dihitung dengan Manufacturing cycle efficiency (MCE); dan 4) persepektif
pembelajaran dan pertumbuhan yang dihitung dengan produktifitas karyawan,
tingkat retensi karyawan, dan tingkat kepuasan karyawan. Hasil analisis tersebut
akan direkomendasikan kepada KPN Karya Bina Sejahtera UNUD.
24
Gambar 2.1.
Kerangka Pemikiran Teoritis Analisis Kinerja KPN Karya Bina Sejahtera UNUD
KPN Karya Bina Sejahtera UNUD
Kinerja KPN Karya Bina Sejahtera UNUD
1. Pertumbuhan
pelanggan
2. Kepuasan
pelanggan
anggota
Manufacturing
cycle efficiency
(MCE) 1. Produktivitas
karyawan
2. Tingkat retensi
karyawan
3. Tingkat
kepuasan
karyawan
Perspektif
keuangan
Perspektif
pelanggan
Perspektif proses
bisnis internal
Perspektif
pembelajaran
dan
pertumbuhan
1. Rasio likuiditas:
Current ratio
2. Rasio
profitabilitas: Net
profit margin,
3. Rasio
solvabilitas: Total
assets to debt
ratio
Hasil Analisis
Rekomendasi
KPN Karya Bina Sejahtera UNUD secara komperhensif
− Teori Balanced scorecard
− Teori Bisnis
− Teori Laporan keuangan
− Teori Kepuasan pelanggan
25
III. METODE PENELITIAN
3.1 Penentuan Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di KPN Karya Bina Sejahtera UNUD yang
berlokasi di Kampus UNUD Denpasar, Bali dari bulan Mei sampai Juli 2013.
Pemilihan lokasi ini dilakukan dengan metode purposive, yaitu pemilihan lokasi
penelitian secara sengaja didasarkan atas pertimbangan-pertimbangan tertentu.
Dasar pertimbangan penentuan lokasi penelitian di KPN Karya Bina Sejahtera
UNUD, adalah sebagai berikut.
1. KPN Karya Bina Sejahtera UNUD dalam menjalankan unit usahanya
masih menggunakan tolok ukur yang hanya berfokus pada perspektif
keuangan.
2. Pihak manajemen bersikap terbuka sehingga data dalam penelitian mudah
diperoleh.
3. KPN Karya Bina Sejahtera UNUD merupakan koperasi pertama yang
berdiri di Universitas Udayana sehingga perlu peninjauan kinerja.
3.2 Jenis dan Sumber Data
3.2.1 Jenis data
Berdasarkan sifatnya, data yang digunakan dalam penelitian ini ada dua
jenis yaitu sebagai berikut.
1. Data kuantitatif yaitu data yang berupa angka – angka atau data yang dapat
dihitung. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah neraca tahun
2008 s.d 2012, laporan laba rugi tahun 2008 s.d 2012, dan jumlah
karyawan KPN Karya Bina Sejahtera UNUD .
26
2. Data kualitatif yaitu data yang tidak dapat dihitung atau tidak berupa angka
melainkan keterangan yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.
Data kualitatif dalam penelitian ini mencakup: struktur organisasi,
gambaran umum KPN Karya Bina Sejahtera UNUD, dan sejarah
berdirinya.
3.2.2 Sumber data
Berdasarkan sumber dan jenisnya, data yang digunakan dalam penelitian
ini ada dua jenis yaitu:
1. Data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari sumbernya, diamati,
dan di catat untuk pertama kalinya. Data primer yang dimaksud adalah
hasil penjelasan dari struktur organisasi, sejarah perusahaan, kegiatan, dan
unit usaha.
2. Data sekunder merupakan data yang diperoleh secara tidak langsung
diperoleh dari sumber literatur yang relevan, penelitian sebelumnya, data
yang diakses dari internet, dan dokumen yang relevan.
3.3 Metode Pengumpulan Data
Metode yang dipergunakan dalam memperoleh data pada penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Wawancara mendalam (in-depth interview), yaitu prosedur pengumpulan data
dengan jalan mengadakan tanyajawab secara langsung terhadap pihak-pihak
terkait, serta menggunakan koesioner mengenai kepuasan karyawan dan
pelanggan dengan pihak KPN Karya Bina Sejahtera UNUD. Dalam hal ini
wawancara dilakukan dengan pihak staf yang ditunjuk langsung oleh
27
pengurus KPN Karya Bina Sejahtera UNUD dan manajernya dengan
menggunakan pedoman (interview guide). Wawancara mendalam (in-depth
interview) dapat juga digunakan untuk mengetahui data yang ingin diperoleh
seperti struktur organisasi, job description, sejarah koperasi, dan jenis
usahanya.
2. Observasi, yaitu merupakan metode pengumpulan data dengan melakukan
pengamatan secara langsung terhadap aktivitas KPN Karya Bina Sejahtera
UNUD.
3. Studi dokumentasi, yaitu pengumpulan data yang dilakukan dengan melihat
catatan atau dokumen seperti dengan melihat laporan keuangan, neraca, dan
perhitungan hasil usaha KPN Karya Bina Sejahtera UNUD dari tahun 2008
sampai 2012, serta literatur lainnya yang mendukung.
4. Wawancara, yaitu merupakan penyebaran kuesioner kepada pelanggan
anggota yang datang ke KPN Karya Bina Sejahtera UNUD, menyangkut
tingkat kepuasan yang diperoleh pelanggan dari pelayanan yang diberikan
oleh KPN Karya Bina Sejahtera UNUD. Metode ini digunakan untuk
menyaring pendapat dan persepsi pelanggan dengan pertanyaan yang
jawabannya pilihan, sehingga responden secara cepat dapat menyilang
pilihan.
3.4 Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Sedangkan sampel adalah
sebagian dari populasi itu (Sugiyono, 2009).
28
Populasi pelanggan dalam penelitian ini adalah pelanggan yang telah
menjadi anggota dari KPN Karya Bina Sejahtera UNUD. Jumlah anggota KPN
Karya Bina Sejahtera UNUD pada tahun 2012 berjumlah 2.134 orang. Populasi
karyawan adalah jumlah seluruh karyawan yang bekerja pada KPN Karya Bina
Sejahtera UNUD sampai dengan 2012 sebesar 18 orang yang terdiri dari 11 orang
karyawan tetap dan 7 orang karyawan tidak tetap.
Ukuran sampel anggota KPN ditentukan dengan menggunakan rumus
Slovin (Husein, 2003) yaitu:
n = 2Ne1
N
Keterangan:
n = ukuran sampel
N = ukuran populasi
e = batas kesalahan
Berdasarkan rumus diatas jumlah pelanggan anggota di KPN Karya Bina
Sejahtera UNUD pada tahun 2012 sejumlah 2.134 orang dengan batas kesalahan
10 persen, maka jumlah sampelnya sebesar 95,43 atau dibulatkan menjadi 95
orang. Jumlah sampel sebanyak 95 orang terdiri dari semua fakultas yang ada di
Universitas Udayana.
Semula ditetapkan jumlah sampel sebesar 95 orang dengan rumus slovin,
dengan keadaan di lapangan penarikan sampel menggunakan kuota sebesar 7
responden di tiap perwakilan Fakultas/pegawai, setelah penelitian di lapangan
kuota sampel sebesar tujuh orang pencapaiannya dipadukan dengan metode
purposive dalam penentuan responden. Saat penelitian calon responden tidak
sesuai dengan kuota sampling sebesar tujuh orang setiap Fakultas/Unit kerja,
29
maka penarikan sampel yang kurang di alihkan ke Fakultas/Unit kerja yang lebih
respon pada penelitian ini.
3.5 Variabel dan Pengukuran Variabel
Adapaun variabel yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada
Tabel 3.1.
Tabel 3.1
Variabel, Indikator dan Pengukuran Kinerja KPN Karya Bina Sejahtera UNUD
Berdasarkan Pendekatan Balanced Scorecard
Konsep Persepektif Variabel Indikator Pengukuran
Kinerja
KPN
Karya Bina
Sejahtera
UNUD
1. Persepektif
Keuangan
1. Rasio Likuiditas Current Rasio Kuantitatif
2. Rasio
Profitabilitas
Net Profit Margin Kuantitatif
3. Rasio
Solvabilitas
Total Debt to Total
Assets
Kuantitatif
2. Persepektif
Pelanggan
1. Pertumbuhan
Pelanggan
Jumlah pelanggan
periode sekarang dan lalu
Kuantitatif
2. Kepuasan
Pelanggan
- Bukti langsung
Skala Skor /
Likert
- Keandalan
- Daya Tanggap
- Jaminan
- Empati
3. Persepektif
Proses Bisnis
Internal
Efisiensi Waktu Manufacturing Cycle
Efficiency
Kuantitatif
4. Persepektif
Pembelajaran
dan
Pertumbuhan
1. Produktifitas
Karyawan
Laba bersih/Jumlah
karyawan
Kuantitatif
2. Retensi
Karyawan
Jumlah karyawan keluar Kuantitatif
3. Kepuasan
Karyawan
- Kerja secara mental
Skala Skor /
Likert
- Ganjaran
- Kondisi kerja
- Rekan kerja
- Kesesuaian kepribadian
3.6 Batasan Operasional Variabel
Batasan operasional variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Metode balanced scorecard merupakan metode ukuran kinerja yang
menganalisis unit bisnis dari empat perspektif yaitu perspektif keuangan,
30
perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis internal, dan perspektif
pembelajaran dan pertumbuhan.
2. Laporan keuangan yaitu neraca dan laporan rugi laba KPN Karya Bina
Sejahtera UNUD dari tahun 2008 s.d 2012 yang selanjutnya digunakan
sebagai data based analisis keuangan.
3. Rasio likuiditas yaitu perbandingan yang digunakan untuk mengukur
kemampuan perusahaan dalam memenuhi hutang jangka pendek dari
tahun 2008 s.d 2012 dengan current ratio.
4. Rasio profitabilitas yaitu perbandingan yang digunakan untuk mengukur
kemampuan KPN Karya Bina Sejahtera UNUD dalam menghasilkan profit
dari tahun 2008 s.d 2012 yang meliputi: net profit margin.
5. Rasio solvabilitas yaitu kemampuan koperasi untuk membayar semua
kewajibannya baik jangka pendek maupun jangka panjang, yang akan
dihitung dengan total assets to debt ratio.
6. Pertumbuhan pelanggan antara jumlah pelanggan periode sekarang
dikurangi jumlah pelanggan periode tahun lalu.
7. Tingkat kepuasan pelanggan KPN Karya Bina Sejahtera UNUD akan
diukur dengan menggunakan skala skor.
8. Data kepuasan pelanggan yang digunakan adalah berupa kuesioner yang
merupakan data/informasi dari pelanggan KPN Karya Bina Sejahtera
UNUD.
9. Perspektif proses bisnis internal adalah perspektif yang menjabarkan
ukuran kinerja karyawan dalam menjalankan proses bisnis KPN Karya
Bina Sejahtera UNUD dari tahun 2008 s.d 2012 yang meliputi: proses
31
pembukuan rekening, pelayanan kreditur, proses permohonan kredit dan
pencarian dana kredit melalui manufacturing cycle efficiency (MCE).
10. Produktivitas karyawan yaitu perbandingan antara laba bersih dan jumlah
karyawan KPN Karya Bina Sejahtera UNUD dari tahun 2008 s.d 2012.
11. Tingkat retensi karyawan yaitu perbandingan antara jumlah karyawan
yang keluar dengan jumlah karyawan KPN Karya Bina Sejahtera UNUD
dari tahun 2008 s.d 2012.
12. Tingkat kepuasan karyawan KPN Karya Bina Sejahtera UNUD akan
diukur dengan menggunakan skala skor.
13. Data kepuasan karyawan yang digunakan adalah berupa kuesioner yang
merupakan data/informasi dari karyawan KPN Karya Bina Sejahtera
UNUD.
3.7 Metode Analisis Data
Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
balanced scorecard yang terdiri dari empat perspektif yaitu:
3.7.1 Penilaian kinerja perspektif keuangan
Teknik analisis data yang dipergunakan untuk menilai kinerja perspektif
keuangan adalah menilai rasio keuangan KPN Karya Bina Sejahtera UNUD,
dalam hal ini terdapat tiga rasio, yaitu:
1. Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas merupakan kemampuan perusahaan dalam memenuhi
utang jangka pendeknya. Posisi likuiditas yang baik memungkinkan perusahaan
memperoleh kesempatan investasi dan memenuhi kebutuhan operasional. Rasio
32
likuiditas mengukur sebaik apa perusahaan dapat memenuhi kewajibannya
(Riyanto, 2001).
Current ratio adalah perbandingan antara aktiva lancar dengan hutang
lancar yang dinyatakan dalam persentase. Rumus yang digunakan adalah:
Current ratio = Aktiva lancar
X 100% Hutang lancar
2. Rasio Solvabilitas
Rasio solvabilitas merupakan kemampuan perusahaan dalam membayar
kewajiban jangka panjangnya atau kewajiban-kewajibannya apabila perusahaan
dilikuidasi (Igit, 2009).
Total debt to total assets adalah perbandingan antara utang lancar
ditambah utang jangka panjang (total hutang) dengan jumlah modal sendiri (total
aktiva) yang dinyatakan dalam persentase (Riyanto, 2001 dan Gasperz, 2005).
Rumus yang digunakan adalah:
Total Debt to Total Assets = Total hutang
X 100% Total aktiva
3. Rasio Profitabilitas
Rasio profitabilitas ini juga disebut rasio rentabilitas merupakan rasio yang
menggambarkan kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba melalui semua
kemampuan dan sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah
karyawan, jumlah cabang, dan sebagainya (Syafri, 2008).
Net profit margin merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur laba
bersih sesudah pajak lalu dibandingkan dengan kekayaan bersih. Rumus yang
digunakan adalah.
33
Net profit margin = Sisa Hasil Usaha (SHU)
X 100% Kekayaan bersih
Adapun standar pengukuran rasio likuiditas, rasio solvabilitas, dan rasio
profitabilitas/ rentabilitas berdasarkan Peraturan Menteri Negara Koperasi dan
UKM Republik Indonesia Nomor 06/Per/M.KUKM/V/2006 tanggal 1 Mei 2006
tentang pedoman penilaian koperasi berprestasi/koperasi award dapat dilihat pada
Tabel 3.2 berikut ini.
Tabel 3.2
Standar pengukuran rasio likuiditas, rasio solvabilitas, dan rasio profitabilitas
No Jenis Rasio Standar Kriteria
1 Rasio Likuiditas
- Current Ratio 200% s/d 250% Sehat
175% - <200% Cukup sehat
150% - <175% Kurang sehat
125% - <150% Tidak sehat
<125% Sangat tidak sehat
2 Rasio Solvabilitas
- Total debt to total assets ≤40% Sehat
>40% s/d 50% Cukup sehat
>50% s/d 60% Kurang sehat
>60% s/d 80% Tidak sehat
>80% Sangat tidak sehat
3 Rasio Profitabilitas/Rentabilitas
- Net Profit Margin ≥15% Sehat
10% s/d <15% Cukup sehat
5% s/d <10% Kurang sehat
1% s/d <5% Tidak sehat
<1% Sangat tidak sehat
34
3.7.2 Penilaian kinerja perspektif pelanggan
a. Pertumbuhan pelanggan
Pertumbuhan pelanggan adalah untuk mengukur tingkat pertumbuhan
pelanggan KPN Karya Bina Sejahtera UNUD dari tahun 2008 s.d 2012 dengan
membandingkan jumlah periode sekarang dengan pelanggan periode lalu.
Pertumbuhan pelanggan =
jumlah pelanggan periode sekarang - jumlah pelanggan periode lalu x 100%
jumlah pelanggan periode lalu
b. Tingkat kepuasan anggota
Tingkat kepuasan anggota mengenai pelayanan KPN Karya Bina Sejahtera
UNUD, maka akan diukur dengan menggunakan skala likert. Analisis ini
dihasilkan dari penilaian jawaban kuesioner, dimana setiap jawabannya telah
diberi bobot tertentu. Setiap jawaban akan dikelompokkan lalu ditabulasikan dan
kemudian dijumlahkan sehingga dapat diketahui skor total dari seluruh responden.
Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang
tentang suatu objek atau fenomena tertentu (Siregar, 2011).
Dengan skala ini, responden diminta menjawab setiap pernyataan dengan
memilih satu dari lima pilihan dimana satu menunjukkan tingkat yang paling
rendah dan lima menunjukkan tingkat yang paling tinggi. Ketentuan yang dipakai
untuk menilai kisaran skor dapat dirumuskan oleh Effendi dan Singarimbun
(1989) sebagai berikut.
I = Jarak
= 100 – 20
= 16 Jumlah Kelas 5
35
Dimana:
I : Interval kelas
Jarak : Nilai data tertinggi dikurangi nilai data terendah
Jumlah kelas : Jumlah kategori yang ditentukan
Dengan menggunakan interval kelas tersebut, maka masing-masing kelas
dapat diketahui nilainya. Nilai dari masing-masing kelas diformulasikan dengan
menggunakan skor. Kategori ini dapat dilihat pada Tabel 3.3 sebagai berikut.
Tabel 3.3
Kategori Tingkat Kepuasan Anggota
KPN Karya Bina Sejahtera UNUD
Skor Interval Skor Kategoti
1 20 s/d 36 Sangat Tidak Puas
2 > 36 s/d 52 Tidak Puas
3 > 52 s/d 68 Cukup Puas
4 > 68 s/d 84 Puas
5 > 84 s/d 100 Sangat Puas
3.7.3 Penilaian kinerja perspektif proses bisnis internal
Teknik analisis yang digunakan adalah dengan menggunakan MCE
(manufacturing cycle efficiency) pada transaksi simpanan dan permohonan
pinjaman. Tolok ukur yang digunakan dalam analisis ini adalah manufacturing
cycle efficiency (MCE), menurut Kaplan dan Norton (2000) yaitu:
MCE = Waktu pengolahan
Waktu penyelesaian
Dalam hal ini waktu standar sesuai dengan yang diterapkan oleh pihak
manajemen dan waktu penyelesaian adalah waktu sebenarnya yang diperlukan
untuk menyelesaikan setiap transaksi. Ukuran kinerja KPN Karya Bina Sejahtera
UNUD dalam penelitian ini meliputi waktu penyelesaian jasa transaksi simpanan
dalam bentuk tabungan dan deposit, dan permohonan pinjaman yaitu waktu yang
36
diperlukan karyawan dalam menyelesaikan suatu transaksi keuangan dengan
anggota atau pelanggan sampai dengan jasa tersebut diserahkan.
3.7.4 Penilaian kinerja pembelajaran dan pertumbuhan
Indikator yang digunakan untuk menilai kinerja dalam perspektif
pembelajaran dan pertumbuhan adalah dengan menghitung tingkat produktivitas
karyawan, retensi karyawan dan kepuasan karyawan dari tahun 2008 s.d 2012,
yaitu:
a. Tingkat produktivitas karyawan
Tolok ukur yang dipakai adalah retensi karyawan yaitu persentase
perbandingan antara jumlah karyawan dengan laba operasional pada periode
bersangkutan.
Tingkat produktivitas karyawan = Laba bersih
Jumlah karyawan
b. Tingkat retensi karyawan
Tolok ukur yang dipakai adalah rasio retensi karyawan yaitu persentase
perbandingan antara jumlah karyawan yang keluar dengan jumlah karyawan pada
periode bersangkutan.
Tingkat retensi karyawan = Jumlah karyawan yang keluar
x 100% Jumlah karyawan
c. Tingkat kepuasan karyawan
Untuk mengetahui tingkat kepuasan karyawan KPN Karya Bina Sejahtera
UNUD, maka akan diukur dengan menggunakan skala likert. Analisis ini
dihasilkan dari penilaian jawaban kuesioner, dimana setiap jawabannya telah
diberi bobot tertentu. Setiap jawaban akan dikelompokkan lalu ditabulasikan dan
37
kemudian dijumlahkan sehingga dapat diketahui skor total dari seluruh responden.
Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang
tentang suatu objek atau fenomena tertentu (Siregar, 2011).
Dengan skala likert ini, responden diminta tanggapan setiap pertanyaan
dengan memilih satu dari lima pilihan dimana 1 menunjukkan tingkat yang paling
rendah dan 5 menunjukkan tingkat yang paling tinggi. Ketentuan yang dipakai
untuk menilai kisaran skor dapat dirumuskan oleh Effendi dan Singarimbun
(1989: 111) sebagai berikut.
I = Jarak
= 100 – 20
= 16 Jumlah Kelas 5
Dimana:
I : Interval kelas
Jarak : Nilai data tertinggi dikurangi nilai data terendah
Jumlah kelas : Jumlah kategori yang ditentukan
Dengan menggunakan interval kelas tersebut, maka masing-masing kelas
dapat diketahui nilainya. Nilai dari masing-masing kelas diformulasikan dengan
menggunakan skor. Kategori ini dapat dilihat pada Tabel 3.4 sebagai berikut.
Tabel 3.4
Kategori Tingkat Kepuasan Karyawan
KPN Karya Bina Sejahtera UNUD
Skor Interval Skor Kategoti
1 20 s/d 36 Sangat Tidak Puas
2 > 36 s/d 52 Tidak Puas
3 > 52 s/d 68 Cukup Puas
4 > 68 s/d 84 Puas
5 > 84 s/d 100 Sangat Puas
38
IV. GAMBARAN UMUM
4.1 Sejarah KPN Karya Bina Sejahtera UNUD
Cikal bakal terbentuknya Koperasi Pegawai Negeri Universitas Udayana
dimulai dari tanggal 26 Oktober 1979. Pada waktu itu UNUD mendirikan
Perkumpulan Koperasi Pegawai Negeri Kantor Pusat Universitas Udayana. Atas
kuasa pembentukan waktu itu ditanda tangani oleh:
1. Dr. Ida Bagus Oka (Rektor Universitas Udayana)
2. Drs. Pt. Kuna Winaya (Pembantu Rektor II Universitas Udayana)
3. Drs. N. Wista Darmada (Kepala Biro Akademis dan
Kemahasiswaan)
4. I Ketut Tama, BA (Karo BAU Universitas Udayana)
5. Drs. Ida Bagus Pt. Purwitha (Kepala Bag. Pengajaran UNUD)
Terdaftar pada Kantor Wilayah Koperasi Provinsi Bali pada tanggal 8
Februari 1982 dengan Badan Hukum nomor: 945/BH/VIII, dengan nama Koperasi
Pegawai Negeri Kantor Pusat UNUD. Selanjutnya melalui Lokakarya KORPRI
unit Universitas Udayana diputuskan untuk mendirikan Koperasi Universitas
Udayana, maka dibentuk panitia persiapan pendirian koperasi di Universitas
Udayana dengan SK Rektor No. 316/PT.17/UM.19/1986 tanggal 4 Februari 1986.
Adapun susunan panitia tersebut sebagai berikut:
Pelindung : Rektor Universitas Udayana
Prof. Dr. I G N Putu Adnyana
Ketua : Ayu Putu Nantri, SH
Wakil Ketua : dr. I G N Anom Murdhana
Sekretaris : Drs. I Gst Putu Suwindia
39
Anggota : Ir. R. Suwoto
Drs. Nyoman Cakra Griadi
Pada tanggal 3 Mei 1986 panitia mengadakan rapat yang dihadiri oleh
seluruh perwakilan fakultas yang ada di Universitas Udayana dengan
menghasilkan keputusan:
1. Sepakat membentuk koperasi Universitas Udayana dengan Badan Hukum
Nomor: 945a/BH/VIII (melanjutkan Badan Hukum Koperasi Kantor Pusat
Universitas Udayana yang sebelumnya telah ada)
2. Pengesahan pengangkatan pengurus dengan Ketua Ir. Gede Sepatika (Fakultas
Peternakan)
3. Kegiatan usaha: Simpan Pinjam, Toko Koperasi, dan Penyalur Beras PNS.
4. Masa kepengurusan pengurus tersebut berlangsung dalam periode 1986/1987-
1989, 1989-1991, dan 1991-1993.
Kemudian kepengurusan koperasi KPN Karya Bina Sejahtera UNUD
berturut-turut sebagai berikut:
1. Melalui rapat anggota, 18 Maret 1993 terbentuk kepengurusan baru untuk
periode 19993-1995 dengan ketua I Gusti Ngurah Putu Gede, SH (Kantor
Pusat). Periode kepengurusan ini berlangsung selama 2 periode yaitu 1993-
1995 dan 1995-1997.
2. Melalui RAT X KPN Karya Bina Sejahtera UNUD, tanggal 16 Maret 1997
terbentuk pengurus periode 1997-1999 dengan ketua Drh. K Tono PG,M.Kes.
Badan hukum KPN Karya Bina Sejahtera UNUD menjadi nomor:
127/BH/PAD/KWK.22/III/1997, tangal 31 Maret 1997.
40
3. Melalui RAT XII KPN Karya Bina Sejahtera UNUD, tanggal 27 Januari 1999
terbentuk kepengurusan untuk periode 1999-2001 dengan ketua Drs. I B
Dharmadiaksa, Ak. (Fakultas Ekonomi).
4. Dibentuk kepengurusan untuk periode 2001-2003 dengan ketua Ir. Gede
Suarta, M.Si (Fakultas Peternakan).
5. Melalui Rapat Anggota Tahunan (RAT XVI) tanggal 27 Februari 2003
terbentuk kepengurusan baru untuk periode 2003-2005 dengan ketua Drs. Ida
Bagus Panji Sedana, Msi. (Fakultas Ekonomi). Periode kepengurusan ini
berlangsung selama dua periode yaitu: 2003-2005 dan 2005-2007.
6. Melalui Rapat Anggota Tahunan (RAT XX) tangal 24 Februari 2007 terbentuk
pengurus baru dan pengawas baru untuk periode 2007-2009, susunan pengurus
sebagai berikut:
Ketua : Drs. I Komang Ardhana, MM (FE)
Sekretaris : Dr. Ir. I. B. Gaga Partama, MS (Fapet)
Bendahara : Drs. Ketut Amoga Sidi (KP)
Susunan pengawas sebagai berikut:
Ketua : Dr. Ida Bagus Panji Sedana, SE, MSi.
Anggota : Drs. Ida Bagus Dharmadiaksa, MSi. Ak.
Anggota : Drs. I Ketut Suryanawa, MSi. Ak.
Periode pengurus dan pengawas ini berlangsung selama dua periode yaitu:
2007-2009 dan 2009-2011.
7. Melalui RAT XXIV tanggal 22 Februari 2011 terdapat dua poin penting yang
dihasilkan, yaitu: Masa Bakti Pengurus dan Pengawas dari 2 tahun menjadi 4
tahun dan perubahan tata cara pembagian SHU sesuai Anggaran Dasar pasal
41
38. Selain itu hal yang penting juga secara aklamasi ditetapkan kembali
pengurus lama menjadi pengurus baru dengan susunan pengurus menjadi lima
orang sebagai berikut:
Ketua : Drs. I Komang Ardhana, MM (FE)
Sekretaris I : Dr. Ir. I. B. Gaga Partama, MS (Fapet)
Sekretaris II : Drs. I Nengah Sudersen (KP)
Bendahara I : Drs. Ketut Amoga Sidi (KP)
Bendahara II : Dra. Ni Wayan Wirati (KP)
Pengurus baru ini menjabat selama empat tahun dengan periode 2011-2014,
begitu juga dengan pengawas lama secara aklamasi ditetapkannya kembali
sebagai pengawas baru dengan susunan sebagai berikut:
Ketua : Dr. Ida Bagus Panji Sedana, SE, MSi.
Anggota : Drs. Ida Bagus Dharmadiaksa, MSi. Ak.
Anggota : Drs. I Ketut Suryanawa, MSi. Ak.
Pengawas baru ini juga menjabat selama empat tahun dengan periode 2011-
2014.
4.2 Struktur Organisasi KPN Karya Bina Sejahtera UNUD
Pengertian struktur organisasi adalah kesatuan kerangka organisasi yang
ditetapkan untuk proses manajerial, sistem, pola tingkah laku yang muncul dan
terjadi dalam praktek penyelenggaraan organisasi dan manajemen. Struktur
organisasi merupakan alat untuk membantu manajemen dalam mencapai
tujuannya. Struktur organisasi dapat memiliki pengaruh yang besar pada
anggotanya. Pengaruh struktur organisasi terhadap kepuasan dan kinerja
karyawan mengarah pada suatu kesimpulan yang sangat jelas. Struktur organisasi
42
menjelaskan bagaimana tugas kerja akan dibagi, dikelompokkan, dan
dikoordinasikan secara formal.
Struktur organisasi menunjukkan kerangka dan susunan perwujudan pola
tetap hubungan. Hubungan diantara fungsi-fungsi, bagian-bagian ataupun posisi
maupun orang-orang yang menunjukkan kedudukan tugas, wewenang dan
tanggung jawab yang berbeda-beda dalam suatu organisasi. KPN Bina Karya
Sejahtera UNUD dalam aktivitasnya memerlukan struktur organisasi, struktur
organisasi KPN Karya Bina Sejahtera UNUD dapat dilihat dalam bentuk bagan
seperti pada Gambar 4.1.
Gambar 4.1 Struktur Organisasi KPN Karya Bina Sejahtera UNUD
Rapat Anggota
Pengurus Pengawas
Ketua
Manajer
Sekretaris Bendahara
Unit Simpan Pinjam Unit Non Simpan Pinjam
Anggota
43
Berdasarkan struktur organisasi tersebut, dapat dijelaskan tugas dan
tanggung jawab masing-masing bagian sebagai berikut:
1. Rapat anggota, dalam rapat anggota ditetapkan:
a. Anggaran dasar dan anggaran rumah tangga KPN.
b. Kebijakan umum di bidang organisasi, manajemen, dan usaha koperasi.
c. Pemilihan, pengangkatan, pemberhentian pengurus, dan pengawas.
d. Rencana kerja, rencana anggaran pendapatan, dan belanja KPN, serta
pengesahan laporan keuangan dan lain-lain.
2. Pengawas, tujuan dari pengawasan adalah untuk:
a. Mengawasi semua kebijakan operasional pengurus antara lain bidang
organisasi, bidang usaha, dan bidang keuangan.
b. Memeriksa dan meneliti kebenaran laporan keuangan serta mengevaluasi
kegiatan yang meliputi Realisasi Rencana Kerja dan RAPB sesuai dengan
yang telah ditetapkan.
c. Memberikan saran dan usulan terhadap pengurus agar selalu meningkatkan
kinerjanya.
3. Pengurus, pengurus dipilih dari dan oleh anggota KPN Karya Bina Sejahtera
UNUD dalam rapat anggota yang terdiri dari ketua, sekretaris, dan bendahara
dengan masa jabatan tiga tahun.
4. Ketua, tugas ketua adalah:
a. Mengadakan hubungan pendekatan pada instansi pemerintah dalam rangka
pembinaan organisasi, administrasi usaha, dan pembinaan.
b. Mengadakan hubungan pendekatan pada pihak swasta dalam rangka kerja
sama antara KPN dengan pihak swasta.
44
c. Melaksanakan koordinasi dan pengawasan secara umum dalam
melaksanakan kebijakan.
d. Mengkoordinir rencana usaha dalam rangka penyusunan rencana anggaran
dan belanja KPN yang akan diajukan/disahkan dalam rapat anggota
tahunan.
e. Ketua bertanggung jawab kepada rapat anggota yaitu memberikan
penjelasan tentang rencana dan realisasi program kerja pada rapat anggota
tahunan dan wajib melaporkan dalam rapat anggota segala sesuatu yang
menyangkut kehidupan KPN Karya Bina Sejahtera UNUD.
5. Sekretaris, tugas sekretaris adalah:
a. Menerima dan menindak lanjuti surat yang masuk dan surat yang keluar.
b. Mengatur jadwal rapat yang menyangkut rapat rutin dan rapat tahunan.
c. Mempersiapkan penyusunan rencana kerja yang bersifat intern dan ekstern
yang akan diajukan pada rapat pengurus.
d. Menyiapkan data rencana dan realisasi program kerja rencana anggaran
belanja KPN yang akan diajukan dalam rapat anggota tahunan.
e. Sekretaris bertanggung jawab terhadap rapat anggota mengenai semua
kegiatan yang dikelola serta hasil perkembangan yang telah dicapai yang
akan disampaikan dalam rapat pengurus.
6. Bendahara, tugas bendahara adalah:
a. Melakukan pengawasan langsung secara rutin dalam bidang keuangan.
b. Mengambil langkah-langkah pengawasan kebijakan dalam rangka
pengalian sumber-sumber dana.
45
c. Mengambil langkah-langkah pengamanan uang dan barang serta kekayaan
KPN untuk menghindari kerugian.
d. Melaporkan dalam rapat pengurus tentang perkembangan keuangan dan
aset KPN.
e. Bendahara bertanggung jawab kepada rapat angota mengenai bidang
keuangan dan administrasi keuangan serta semua harta kekayaan KPN.
7. Manager, dalam melaksanakan kegiatan sehari-hari diperlukan seorang
manager dan beberapa karyawan sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan
KPN. Tugas manager adalah:
a. Membimbing, memberikan pengarahan, dan mengawasi pelaksanaan kerja
agar tidak menyimpang dari rencana yang telah ditetapkan.
b. Mengkoordinasikan penyusunan rencana usaha dan anggaran dari masing-
masing unit usaha.
c. Memperkirakan kemungkinan perluasan usaha-usaha baru dan
mempersiapkan rencana usaha untuk diajukan kepada pengurus.
d. Manager bertanggung jawab kepada pengurus mengenai semua kegiatan
usaha dan hasil yang dicapai oleh masing-masing unit usaha.
4.3 Bidang Usaha
Unit usaha KPN Karya Bina Sejahtera UNUD yang dikelola dan
dikembangkan adalah unit simpan pinjam (USP) dan unit non simpan pinjam
46
yang terdiri atas Waserda (Warung Serba Ada), Mini Mart, Biro jasa, dan Foto
copy.
4.3.1 Unit simpan pinjam (USP)
Unit simpan pinjam (USP) sejak awal menggunakan modal yang
terkumpul dari simpanan pokok dan simpanan wajib. Jumlah setoran simpanan
pokok sebesar Rp.10.000,- (Sepuluh ribu rupiah) tiap anggota dan setoran
simpanan wajib sebesar Rp.20.000,- (Dua puluh ribu rupiah) tiap anggota
perbulannya. Pada bulan September tahun 2012, USP melakukan
penandatanganan MOU Kredit dengan PT. Bank Kesejahteraan Ekonomi
Sejahtera dengan jumlah pinjaman kredit sebesar Rp. 2 Milyar dan telah
disalurkan sebesar Rp.1,5 Milyar, untuk sisanya akan disalurkan kembali pada
tahun 2013.
Unit simpan pinjam (USP) juga dapat menyerap tabungan dari anggota
maupun non anggota yaitu dengan program tabungan “Takasimura” (Tabungan
Kampus Koperasi Membangun Sejahtera). Tabungan takasimura ini memiliki
bunga tabungan yang cukup tinggi yaitu sebesar 8% per tahun. Selain tabungan
berjangka, KPN Karya Bina Sejahtera UNUD juga menerima deposito dari para
anggotanya. Deposito yang ada di KPN Karya Bina Sejahtera UNUD ini memiliki
bunga tabungan deposito yang cukup besar yaitu sebesar 9% per tahun. KPN
Karya Bina Sejahtera UNUD diharapkan dari unit simpan pinjam (USP) dapat
memupuk modal sendiri dari simpanan wajib, tabungan, dan deposito.
4.3.2 Unit non simpan pinjam
47
Unit non simpan pinjam ini terdiri atas Waserda (Warung Serba Ada),
Mini Mart, Biro jasa dan Foto Copy. Waserda (Warung Serba Ada) ini berada di
Kampus Sudirman, berada tepat di sebelah kantor KPN Karya Bina Sejahtera
UNUD Kampus Sudirman dan bersebelahan dengan kantor CDC (Carrier and
Development Center) UNUD yang baru. Waserda ini menjual makanan dan
minuman layaknya seperti kantin kampus. Dari jumlah total 17 karyawan dan
Chief acounting diluar manager, karyawan khusus di waserda ini berjumlah 10
orang yang dibagi pekerjaannya sesuai keahlian masing-masing.
Mini mart yang berada di bawah KPN Karya Bina Sejahtera UNUD ini
terletak di kampus Fakultas Ekonomi (FE) Sudirman. Mini mart ini dibuat di
Fakultas Ekonomi dengan sengaja karena di Fakultas Ekonomi ini belum terdapat
mini mart yang dapat memenuhi kebutuhan mahasiswa.
48
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
Kinerja Koperasi Pegawai Negeri (KPN) Karya Bina Sejahtera UNUD
ditinjau dari balanced scorecard dinilai dari empat perspektif yaitu, perspektif
keuangan, perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis internal, dan perspektif
pembelajaran dan pertumbuhan.
5.1 Kinerja KPN dari Perspektif Keuangan
Penilaian kinerja KPN Karya Bina Sejahtera UNUD dengan menggunakan
balanced scorecard yang ditinjau dari perspektif keuangan yaitu mengikhtisarkan
konsekuensi tindakan ekonomi. Tolok ukur perspektif keuangan bertujuan untuk
menunjukan strategi, implementasi, dan konsekuensi unit usaha dalam
memberikan perbaikan kontribusi pada perbaikan laba.
Kinerja KPN Karya Bina Sejahtera UNUD diukur dengan menggunakan
rasio likuiditas (current ratio), rasio solvabilitas (total debt to total assets), dan
rasio rentabilitas (net profit margin) dari tahun 2008 sampai dengan 2012. Untuk
menghitung seluruh rasio-rasio keuangan ini, diperlukan sumber data yang berupa
laporan keuangan KPN Karya Bina Sejahtera UNUD, yang terdiri atas laporan
Neraca keuangan per 31 Desember tahun 2008 s/d 2012 dapat dilihat pada
Lampiran 1, Sisa Hasil Usaha (SHU) periode 2008 s/d 2012 dapat dilihat pada
Lampiran 2, dan kinerja KPN Karya Bina Sejahtera UNUD hasil analisis
perhitungan masing-masing rasio dapat dilihat pada Lampiran 3.
Hasil analisis rasio keuangan Koperasi Pegawai Negeri (KPN) Karya Bina
Sejahtera UNUD dapat dilihat pada Tabel 5.1
49
Tabel 5.1
Hasil Analisis Rasio-rasio Keuangan
KPN Karya Bina Sejahtera UNUD dari tahun 2008 s/d 2012
No Tolok Ukur
Keuangan
Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Rata-
rata
Standar
rasio 2008 2009 2010 2011 2012
1 Rasio Likuiditas 261,00 285,77 300,59 252,36 260,94 272,13
200 s/d
250
(current ratio)
2 Rasio Solvabilitas
72,67 76,00 75,48 75,87 76,25 75,25 ≤40
(Total debt to
assets ratio) %
3 Rasio Rentabilitas
20,91 21,79 22,01 22,61 18,98 21,26 ≥15
(Net profit margin)
%
Berdasarkan pada Tabel 5.1 pada rasio-rasio keuangan KPN Karya Bina
Sejahtera UNUD dapat dijelaskan sebagai berikut.
5.1.1 Rasio likuiditas
Rasio likuiditas dinilai dengan current ratio. Current ratio yang dicapai
KPN Karya Bina Sejahtera UNUD dari tahun 2008 adalah sebesar 261%. Pada
tahun 2009 mengalami peningkatan yakni 24,77% menjadi 285,77%, dan pada
tahun 2010 mengalami peningkatan lagi sebesar 14,82% menjadi 300,59%. Pada
tahun berikutnya yakni tahun 2011 KPN Karya Bina Sejahtera UNUD dengan
current ratio mengalami penurunan sebesar 48,23% menjadi 252,36%, dan pada
akhir tahun 2012 KPN mengalami peningkatan nilai current ratio sebesar 8,58%
menjadi 260,94%. Kenaikan ini disebabkan oleh kenaikan aktiva lancar lebih
besar daripada kenaikan kewajiban lancar atau hutang lancar.
50
Hasil perhitungan current ratio dari tahun 2008 s/d 2012 menunjukan.
a. Kemampuan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek (likuiditas) pada
tahun 2008 masih berada di atas standar dari penilaian koperasi berprestasi
yaitu 200% s/d 250%. Pada tahun 2008 ini pencapaian kewajiban lancar
sebesar 261% dianggap sehat karena nilainya berada di atas rata-rata.
b. Kemampuan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek (likuiditas) pada
tahun 2009 masih berada di atas standar dari penilaian koperasi berprestasi
yaitu 200% s/d 250%. Pada tahun 2009 ini pencapaian kewajiban lancar
sebesar 285,77% dianggap sehat karena nilainya berada di atas rata-rata.
c. Kemampuan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek (likuiditas) pada
tahun 2010 masih berada di atas standar dari penilaian koperasi berprestasi
yaitu 200% s/d 250%. Pada tahun 2010 ini pencapaian kewajiban lancar
sebesar 300,59% dianggap sehat karena nilainya berada jauh di atas rata-
rata.
d. Kemampuan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek (likuiditas) pada
tahun 2011 masih berada di atas standar dari penilaian koperasi berprestasi
yaitu 200% s/d 250%. Pada tahun 2011 ini pencapaian kewajiban lancar
sebesar 252,36% dianggap sehat karena nilainya berada di atas rata-rata.
e. Kemampuan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek (likuiditas) pada
tahun 2012 masih berada di atas standar dari penilaian koperasi berprestasi
yaitu 200% s/d 250%. Pada tahun 2012 ini pencapaian kewajiban lancar
sebesar 260,94% dianggap sehat karena nilainya berada di atas rata-rata.
Tabel 5.1 tampak bahwa current ratio ini mengalami perubahan setiap
tahunnya selama lima tahun terakhir yaitu tahun 2008 s/d 2012. Tahun 2010
51
merupakan tahun yang memiliki currrent ratio yang tertinggi, yakni sebesar
300,59%. Hal ini dapat diartikan bahwa kemampuan KPN Karya Bina Sejahtera
UNUD untuk membayar hutang yang harus segera dipenuhi dengan aktiva lancar
adalah setiap Rp. 1,00 hutang lancar dijamin oleh aktiva lancar sebesar Rp. 3,00.
Tingginya rasio ini dikarenakan KPN Karya Bina Sejahtera UNUD mampu
meningkatkan aktiva lancar dan menekan hutang lancar dengan jalan mengurangi
pinjaman pada bank.
Pada tahun 2011 nilai current ratio berada lebih kecil dibandingkan tahun
yang lain, namun sudah berada diatas standar dari penilaian koperasi berprestasi,
yaitu nilai likuiditasnya berkisar antara 200% s/d 250%. Rasio ini menurun karena
terdapat penurunan pada aktiva lancar dan penambahan hutang kepada PT. Bank
Kesejahteraan Ekonomi Sejahtera dengan jumlah pinjaman kredit sebesar Rp. 2
Milyar dan telah disalurkan sebesar Rp.1,5 Milyar, untuk sisanya akan disalurkan
kembali pada tahun 2013.
Hal ini perlu mendapat perhatian karena berarti semakin kecilnya jaminan
yang dimiliki KPN Karya Bina Sejahtera UNUD atas kewajiban jangka
pendeknya. Semakin tinggi current ratio semakin besar kemampuan KPN dalam
memenuhi kewajiban finansial jangka pendek.
5.1.2 Rasio solvabilitas
Rasio solvabilitas dinilai dengan total debt to asset ratio. Total debt to
total asset yang dicapai KPN Karya Bina Sejahtera UNUD dari tahun 2008 s/d
2012 mengalami penurunan nilai. Total debt to total assets pada tahun 2008
sebesar 72,67%. Pada tahun 2009 mengalami peningkatan nilai sebesar 3,33
menjadi 76,00% dan pada tahun 2010 terjadi penurunan nilai sebesar 0,52%
52
menjadi 75,48% namun pada tahun berikutnya yaitu tahun 2011 mengalami
peningkatan kembali sebesar 0,39% menjadi 75,87%, dan diakhir tahun 2012
KPN kembali mengalami peningkatan nilai sebesar 0,38% menjadi 76,25%.
Peningkatan ini disebabkan oleh kurang rendahnya total hutang dan kurang
tingginya total aktiva.
Hasil perhitungan total debt to total asset tahun 2008 s/d 2012
menunjukan.
a. Kemampuan untuk memenuhi kewajiban jangka panjang (solvabilitas)
pada tahun 2008 masih berada di atas standar dari penilaian koperasi
berprestasi yaitu 60% s/d 40%. Pada tahun 2008 ini pencapaian kewajiban
jangka panjang sebesar 72,67% dianggap kurang sehat karena nilainya
berada di atas rata-rata.
b. Kemampuan untuk memenuhi kewajiban jangka panjang (solvabilitas)
pada tahun 2009 masih berada di atas standar dari penilaian koperasi
berprestasi yaitu 60% s/d 40%. Pada tahun 2009 ini pencapaian kewajiban
jangka panjang sebesar 76,00% dianggap kurang sehat karena nilainya
berada di atas rata-rata.
c. Kemampuan untuk memenuhi kewajiban jangka panjang (solvabilitas)
pada tahun 2010 masih berada di atas standar dari penilaian koperasi
berprestasi yaitu 60% s/d 40%. Pada tahun 2010 ini pencapaian kewajiban
jangka panjang sebesar 75,48% dianggap kurang sehat karena nilainya
berada di atas rata-rata.
d. Kemampuan untuk memenuhi kewajiban jangka panjang (solvabilitas)
pada tahun 2011 masih berada di atas standar dari penilaian koperasi
53
berprestasi yaitu 60% s/d 40%. Pada tahun 2011 ini pencapaian kewajiban
jangka panjang sebesar 75,87% dianggap kurang sehat karena nilainya
berada di atas rata-rata.
e. Kemampuan untuk memenuhi kewajiban jangka panjang (solvabilitas)
pada tahun 2012 masih berada di atas standar dari penilaian koperasi
berprestasi yaitu 60% s/d 40%. Pada tahun 2012 ini pencapaian kewajiban
jangka panjang sebesar 76,25% dianggap kurang sehat karena nilainya
berada di atas rata-rata.
Dari Tabel 5.1 tampak bahwa total debt to total asset ini mengalami
perubahan setiap tahunnya selama lima tahun terakhir yaitu tahun 2008 s/d 2012.
Tahun 2012 merupakan tahun yang memiliki total debt to total asset yang
tertinggi, yakni sebesar 76,25%. Tingginya rasio ini disebabkan karena adanya
peningkatan pada hutang jangka pendek KPN Karya Bina Sejahtera UNUD.
Jumlah rasio hutang terhadap jumlah keseluruhan aktiva sebesar 76,25%,
maka hal ini dapat diartikan sebagai hutang oleh aktiva KPN Karya Bina
Sejahtera UNUD dimana untuk setiap Rp 0,76 hutang digunakan untuk menjamin
aktivanya. Rasio ini menunjukan bahwa 76,25% pendanaan KPN dibiayai dengan
hutang untuk tahun 2012. Artinya, bahwa setiap Rp. 100,00 pendanaan KPN Rp.
76,00 dibiayai dengan hutang dan Rp. 24,00 disediakan oleh KPN. Sedangkan
rasio hutang terhadap aktiva terendah dicapai pada tahun 2008 sebesar 72,67%.
Rasio hutang terendah pada tahun 2008 ini masih jauh dari standar penilaian
koperasi berprestasi yaitu sebesar 60% s/d 40%.
Nilai total debt to total asset ratio yang rendah dapat merefleksikan
kemampuan KPN Karya Bina Sejahtera UNUD dalam membayar hutang dan
54
jaminan bagi kreditor yang tinggi. Para kreditor lebih menyukai rasio hutang yang
rendah, sebab semakin rendah rasio hutang perusahaan yang diberi kredit akan
semakin besar tingkat keamanan yang didapat kreditur pada waktu dilikuidasi.
5.1.3 Rasio rentabilitas
Rasio rentabilitas dinilai dengan net profit margin. Net profit margin KPN
Karya Bina Sejahtera UNUD pada tahun 2008 sebesar 20,91%. Pada tahun 2009
mengalami peningkatan sebesar 0,88% menjadi 21,79%, pada akhir tahun 2010
mengalami peningkatan kembali sebesar 0,22% menjadi 22,01%, dan pada tahun
2011 kembali mengalami peningkatan sebesar 0,60% menjadi 22,61%, namun
pada akhir tahun 2012 mengalami penurunan sebesar 3,63% menjadi 18,98%.
Penurunan net profit margin ini disebabkan oleh kenaikan kekayaan bersih lebih
tinggi dari kenaikan sisa hasil usaha (SHU).
Hasil perhitungan net profit margin tahun 2008 s/d 2012 menunjukan.
1. Kemampuan untuk meraih laba (profitabilitas) pada tahun 2008 berada di
atas standar dari penilaian koperasi berprestasi yaitu 10% s/d 15%. Pada
tahun 2008 ini pencapaian net profit margin sebesar 20,91% dinilai sehat
karena nilainya berada di atas rata-rata.
2. Kemampuan untuk meraih laba (profitabilitas) pada tahun 2009 berada di
atas standar dari penilaian koperasi berprestasi yaitu 10% s/d 15%. Pada
tahun 2009 ini pencapaian net profit margin sebesar 21,79% dinilai sehat
karena nilainya berada di atas rata-rata.
3. Kemampuan untuk meraih laba (profitabilitas) pada tahun 2010 berada di
atas standar dari penilaian koperasi berprestasi yaitu 10% s/d 15%. Pada
55
tahun 2010 ini pencapaian net profit margin sebesar 22,01% dinilai sehat
karena nilainya berada di atas rata-rata.
4. Kemampuan untuk meraih laba (profitabilitas) pada tahun 2011 berada di
atas standar dari penilaian koperasi berprestasi yaitu 10% s/d 15%. Pada
tahun 2011 ini pencapaian net profit margin sebesar 22,61% dinilai sehat
karena nilainya berada di atas rata-rata.
5. Kemampuan untuk meraih laba (profitabilitas) pada tahun 2012 berada di
atas standar dari penilaian koperasi berprestasi yaitu 10% s/d 15%. Pada
tahun 2012 ini pencapaian net profit margin sebesar 18,98% dinilai sehat
karena nilainya berada di atas rata-rata.
Kinerja keuangan KPN Karya Bina Sejahtera UNUD dilihat dari rasio
rentabilitas yaitu net profit margin dari tahun 2008 s/d 2012 dinilai sehat. Ini
menunjukan situasi dan kondisi KPN Karya Bina Sejahtera UNUD baik dalam
menghasilkan SHU bersih yang tidak hanya untuk mendapatkan keuntungan,
tetapi juga untuk pemerataan kesejahteraan anggota. Oleh sebab itu kinerja KPN
Karya Bina Sejahtera UNUD harus tetap ditingkatkan khususnya pada unit-unit
usaha yang dimiliki oleh KPN Karya Bina Sejahtera.
5.1.4 Rekapitulasi kinerja KPN
Berdasarkan rekapitulasi kinerja KPN Karya Bina Sejahtera UNUD
ditinjau dari perspektif keuangan dilihat dari rasio likuiditas, rasio solvabilitas,
dan rasio rentabilitas dari tahun 2008 s/d 2012. Hasil rekapitulasi penilaian
perspektif keuangan dapat dilihat pada Tabel 5.2.
56
Tabel 5.2
Rekapitulasi Kinerja Perspektif Keuangan
KPN Karya Bina Sejahtera UNUD tahun 2008 s/d 2012
No. Tolok Ukur Keuangan Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun
2008 2009 2010 2011 2012
1 Rasio Likuiditas Sehat Sehat Sehat Sehat Sehat
(current ratio)
2 Rasio Solvabilitas
Tidak
Sehat
Tidak
Sehat
Tidak
Sehat
Tidak
Sehat
Tidak
Sehat
(Total debt to total
assets)
3 Rasio Rentabilitas
Sehat Sehat Sehat Sehat Sehat (Net profit margin)
Berdasarkan hasil rekapitulasi kinerja perspektif keuangan KPN Karya Bina
Sejahtera UNUD pada Tabel 5.2 diatas, dapat dilihat untuk rasio likuiditas yang
dinilai dengan current ratio pada tahun 2008 s/d 2012 dianggap sehat karena
melebihi batas standar yaitu antara 200 s/d 250%, sedangkan untuk rasio
solvabilitas yang dinilai dengan total debt to total asset pada tahun 2008 s/d 2012
dianggap tidak sehat karena melebihi standar rasio yaitu ≤40%, dan untuk rasio
rentabilitas yang dinilai dengan ner profit margin pada tahun 2008 s/d 2012 dianggap
sehat karena melebihi standar rasio yaitu ≥15%.
5.2 Kinerja KPN Karya Bina Sejahtera UNUD dari Perspektif Pelanggan
Pengukuran kinerja KPN Karya Bina Sejahtera UNUD dari perspektif
pelanggan diukur dari dua aspek yaitu pertumbuhan pelanggan dan tingkat
kepuasan pelanggan.
5.2.1 Pertumbuhan anggota KPN Karya Bina Sejahtera UNUD
57
Pertumbuhan anggota KPN Karya Bina Sejahtera UNUD dihitung dengan
membandingkan jumlah anggota tahun sekarang dikurangi jumlah anggota tahun
lalu dibagi dengan jumlah pelanggan tahun lalu yang dinyatakan dengan
persentasi. Pertumbuhan pelanggan KPN Karya Bina Sejahtera UNUD tahun
2008 s/d 2012 dapat dilihat pada tabel 5.3.
Tabel 5.3
Jumlah Anggota KPN Karya Bina Sejahtera UNUD
Tahun 2008 s/d 2012
No. Tahun Jumlah Anggota (orang)
1 2008 2.139
2 2009 2.188
3 2010 2.148
4 2011 2.113
5 2012 2.134
Sumber: KPN Karya Bina Sejahtera UNUD
Berdasarkan data pada Tabel 5.3, maka dapat dilihat bahwa jumlah
pelanggan KPN Karya Bina Sejahtera UNUD dari tahun 2008 s/d 2012 selalu
mengalami fluktuasi. Terlihat pada tabel diatas, pada tahun 2008 jumlah anggota
KPN sebanyak 2.139 orang dan pada akhir tahun 2012 berjumlah 2.134 orang.
Berdasarkan data pada Tabel 5.3 diatas maka pertumbuhan anggota KPN Karya
Bina Sejahtera UNUD dapat dihitung seperti pada Tabel 5.4 sebagai berikut.
Tabel 5.4
Pertumbuhan Anggota KPN Karya Bina Sejahtera UNUD
dari Tahun 2008 s/d 2012
Tahun
Jumlah Pelangan
Periode Sekarang
(orang)
Jumlah Pelanggan
Periode Lalu
(orang)
Pertumbuhan Pelanggan
Orang %
2008 2.139 - - -
2009 2.188 2.139 49 2,29%
2010 2.148 2.188 -40 -1,83%
2011 2.113 2.148 -35 -1,63%
2012 2.134 2.113 21 0,99%
58
Rata-rata -0,04%
Berdasarkan pada Tabel 5.4 diatas, dapat dilihat bahwa jumlah anggota
KPN Karya Bina Sejahtera UNUD dari tahun 2008 s/d 2012 terus mengalami
fluktuasi. Jumlah pelanggan pada tahun 2008 adalah sebanyak 2.139 orang dan
tahun 2009 mengalami peningkatan sebanyak 49 orang atau bertambah sebanyak
2,29% dari tahun sebelumnya. Jumlah pelanggan pada tahun 2010 menurun
sebanyak 40 orang atau berkurang sebesar 1,83% dari tahun sebelumnya.
Sedangkan pada tahun 2011, anggota KPN Karya Bina Sejahtera UNUD kembali
mengalami penurunan sebanyak 35 orang atau berkurang 1,63% dari tahun
seelumnya. Namun pada tahun 2012 KPN Karya Bina Sejahtera UNUD
mengalami peningkatan jumlah anggota sebanyak 21 orang atau meningkat 0,99%
dari tahun sebelumnya.
Rata-rata dalam persentase pertumbuhan anggota KPN Karya Bina
Sejahtera UNUD dari tahun 2008 s/d 2012 berjumlah -0,04%. Ini menunjukan
bahwa kinerja pertumbuhan anggota kurang baik, karena hasil rata-rata dalam
lima tahun jumlah anggota KPN Karya Bina Sejahtera UNUD mengalami
penurunan. Penurunan disebabkan karena kurang gencarnya KPN Karya Bina
Sejahtera UNUD dalam merekrut anggota baru.
5.2.2 Penilaian kepuasan anggota KPN Karya Bina Sejahtera UNUD
Kinerja perspektif pelanggan angota KPN diukur dari tingkat kepuasan
pelanggan melalui pengisian kuesioner berupa penyebaran angket. Responden
dalam penelitian ini sebanyak 95 orang. Profil pelanggan anggota KPN yang
menjadi responden sebanyak 95 orang terdiri dari semua fakultas yang ada di
Universitas Udayana. Profil anggota terdiri dari 54 laki-laki dan 41 perempuan,
59
yang semuanya masih dalam usia produktif yaitu usia antara 15 – 65 tahun.
Tingkat pendidikan sebagian besar yaitu 1 orang SLTP atau sederajat, 21 orang
berpendidikan SMU atau sederajat, 2 orang D3, 48 orang berpendidikan sarjana
(S1), 22 orang berpendidikan magister (S2), dan 1 orang berpendidikan doktor
(S3).
Lima dimensi pembentuk kepuasan pelanggan yang dipergunakan untuk
mengukur kepuasan pelanggan tetap yaitu, bukti langsung (tangibles), keandalan
(reliability), daya tanggap (responsiveness), jaminan (assurance), dan empati
(empathy). Masing-masing dimensi dijabarkan kedalam lima tingkatan jawaban
yang salah satu akan dipilih oleh responden pelanggan tetap sesuai dengan
persepsi kepuasan pelanggan tetap yaitu, 5 = Sangat Puas (SP), 4 = Puas (P), 3 =
Cukup Puas (CP), 2 = Tidak Puas (TP), dan 1 = Sangat Tidak Puas (STP).
a. Bukti langsung (Tangibles)
Pengukuran kepuasan pelanggan anggota dengan pernyataan bukti
langsung meliputi beberapa item pertanyaan yaitu: kebersihan dan kerapihan,
fasilitas, kenyamanan ruangan, kerapihan seragam, dan kegiatan operasional.
Kelima pertanyaan tersebut dianggap mewakili bukti langsung pelayanan
karyawan kepada pelanggan.
Hasil pengukuran rata-rata dari lima pertanyaan pada pernyataan kerja
secara mental menunjukkan bahwa skor rata-rata pernyataan satu sebanyak
66,95% responden dengan kategori cukup puas, pernyataan dua sebanyak 68,84%
responden dengan kategori puas, pernyataan tiga sebanyak 68,00% responden
dengan kategori cukup puas, pernyataan empat sebanyak 70,95% responden
dengan kategori puas, dan pernyataan lima sebanyak 69,26% responden dengan
60
kategori puas kepada KPN Karya Bina Sejahtera UNUD dalam memberikan bukti
langsung dalam pelayanan pelanggan anggota. Hasil analisis kepuasan pelanggan
anggota dalam memberikan bukti langsung disajikan pada Tabel 5.5.
Tabel 5.5 Persentase Responden berdasarkan Tingkat Kepuasan terhadap Aspek Bukti Langsung KPN Karya Bina Sejahtera UNUD Tahun 2008 s.d 2012
No Bukti Langsung
(Tangibles)
Kepuasan Responden (%) Skor rata-
rata
SP P CP TP STP Jumlah (%) Kate gori
1 Kebersihan dan kerapian ruang kerja KPN
10,53 23,16 56,84 9,47 0 100 66,95 CP
2 Fasilitas yang ada di KPN lengkap dan terbaru
14,74 29,47 41,05 14,74 0 100 68,84 P
3 Kenyamana ruangan KPN memadai
14,74 26,32 44,21 13,68 1,05 100 68,00 CP
4 Kerapihan dan keindahan seragam karyawan
16,84 28,42 47,37 7,37 0 100 70.95 P
5 Kegiatan operasional KPN di dukung oleh petugas yang profesional
14,74 25,26 52,63 6,32 1,05 100 69,26 P
rata-rata 14,32 26,53 48,42 10,31 0,42 100 68,80 P
Pernyataan bukti langsung dari lima pernyataan berada pada interval skor
> 68 s/d 84 dengan rata-rata skor 68,80 atau sama dengan puas. Ini berarti bahwa
sebagian besar responden pelanggan anggota KPN Karya Bina Sejahtera UNUD
memberikan pelayanan yang memuaskan kepada pelanggan anggota KPN, baik
manajer, pengurus, maupun karyawan pada semua unit bisnis yang ada di KPN
Karya Bina Sejahtera UNUD.
b. Keandalan (Reliability)
Keandalan adalah kemampuan karyawan KPN dalam memberikan
pelayanan yang akurat dan memuaskan. Pernyataan keandalan dijabarkan ke
61
dalam lima item pertanyaan yaitu, kecepatan dalam transaksi, koordinasi
karyawan di lingkungan KPN, profesionalisme dalam pelayanan, kepuasan
pelayanan, dan penanganan masalah pelanggan tetap perusahaan.
Hasil pengukuran rata-rata dari lima pertanyaan pada pernyataan
keandalan menunjukkan bahwa skor rata-rata pernyataan satu sebanyak 70,74%
responden dengan kategori puas, pernyataan dua sebanyak 68,84% responden
dengan kategori puas, pernyataan tiga sebanyak 66,11% responden dengan
kategori cukup puas, pernyataan empat sebanyak 67,58% responden dengan
kategori cukup puas, dan pernyataan lima sebanyak 69,26% responden dengan
kategori puas kepada KPN Karya Bina Sejahtera UNUD dalam memberikan
keandalan dalam pelayanan pelanggan anggota. Hasil analisis kepuasan pelanggan
anggota dalam memberikan keandalan disajikan pada Tabel 5.6.
Tabel 5.6 Persentase Responden berdasarkan Tingkat Kepuasan terhadap Aspek
Keandalan KPN Karya Bina Sejahtera UNUD Tahun 2008 s.d 2012
No Keandalan (Reliability)
Kepuasan Responden (%) Skor rata-
rata
SP P CP TP STP Jumla
h (%)
Kategori
1 Transaksi dilakukan dalam waktu yang singkat
14,74
30,53
49,47
4,21 1,05
100 70,7
4 P
2 Koordinasi karyawan di lingkungan KPN sangat baik
10,53
34,74
45,26
7,37 2,11
100 68,8
4 P
3 Profesionalisme karyawan dalam memberikan pelayanan
8,42 24,2
1 56,8
4 10,5
3 0,00
100 66,1
1 CP
4 Karyawan KPN melayani pelanggan dengan baik
13,68
27,37
45,26
11,58
2,11
100 67,5
8 CP
5 Kesigapan karyawan dalam
11,58
26,32
58,95
3,16 0,00
100 69,2
6 P
62
melayani pelanggan
rata-rata 11,7
9 28,6
3 51,1
6 7,37
1,05
100 68,5
1 P
Pernyataan keandalan dari lima pernyataan berada pada interval skor > 68
s/d 84 dengan rata-rata skor 68,51 atau sama dengan puas. Ini berarti bahwa
sebagian besar responden pelanggan anggota KPN Karya Bina Sejahtera UNUD
puas pada karyawan KPN yang telah memberikan pelayanan yang memuaskan
kepada pelanggan anggota KPN, baik manajer, pengurus, maupun karyawan pada
semua unit bisnis yang ada di KPN Karya Bina Sejahtera UNUD.
c. Daya tanggap (Responsiveness)
Daya tanggap adalah keinginan karyawan KPN Karya Bina Sejahtera
UNUD untuk membantu pelanggan dan memberikan pelayanan dengan tanggap.
Pernyataan daya tanggap dijabarkan ke dalam lima item pertanyaan yaitu:
perhatian terhadap keluhan pelanggan, tindak lanjut, penyelesaian masalah
transaksi, ketersediaan brosur dan papan informasi, dan ketepatan informasi
karyawan.
Hasil pengukuran rata-rata dari lima pertanyaan pada pernyataan daya
tanggap menunjukkan bahwa skor rata-rata pernyataan satu sebanyak 69,74%
responden dengan kategori puas, pernyataan dua sebanyak 69,68% responden
dengan kategori puas, pernyataan tiga sebanyak 70,74% responden dengan
kategori puas, pernyataan empat sebanyak 66,95% responden dengan kategori
cukup puas, dan pernyataan lima sebanyak 69,74% responden dengan kategori
puas kepada KPN Karya Bina Sejahtera UNUD dalam memberikan daya tanggap
63
dalam pelayanan pelanggan anggota. Hasil analisis kepuasan pelanggan anggota
dalam memberikan daya tanggap disajikan pada Tabel 5.7.
Tabel 5.7 Persentase Responden berdasarkan Tingkat Kepuasan terhadap Aspek Daya Tanggap KPN Karya Bina Sejahtera UNUD Tahun 2008 s.d 2012
No Daya Tanggap
(Responsiveness)
Kepuasan Responden (%) Skor rata-
rata
SP P CP TP STP Jumla
h (%)
Kategori
1 Karyawan KPN selalu memberikan perhatian terhadap semua keluhan pelanggan
16,84
29,47
41,05
9,47 3,1
6 100
69,74
P
2 Karyawan KPN memberikan pelayanan yang cepat dalam menindak lanjuti keluhan pelanggan
18,95
26,32
40 13,6
8 1,0
5 100
69,68
P
3 Karyawan KPN membantu pelanggan dalam menyelesaikan masalah yang terkait dengan transaksi
17,89
27,37
45,26
9,47 0,0
0 100
70,74
P
4 Ketersediaan brosur dan papan informasi sangat memadai
12,63
26,32
46,32
12,63
2,11
100 66,9
5 CP
5 Ketepatan informasi yang diberikan petugas KPN memadai
15,79
24,21
52,63
6,32 1,0
5 100
69,74
P
rata-rata 16,4 26,7 45,0 10,3 1,4 100 69,2 P
64
2 4 5 2 7 6
Pernyataan daya tanggap dari lima pernyataan berada pada interval skor
>68 s/d 84 dengan rata-rata skor 69,26 atau sama dengan puas. Ini berarti bahwa
sebagian besar responden pelanggan anggota KPN Karya Bina Sejahtera UNUD
puas pada karyawan KPN yang telah memberikan pelayanan yang memuaskan
kepada pelanggan anggota KPN, baik manajer, pengurus, maupun karyawan pada
semua unit bisnis yang ada di KPN Karya Bina Sejahtera UNUD.
d. Jaminan (Assurance)
Jaminan adalah kesopanan, kemampuan, keinginan, dan sifat bisa
dipercaya yang dimiliki oleh karyawan KPN Karya Bina Sejahtera UNUD, bebas
dari bahaya dan keragu-raguan. Pernyataan jaminan dijabarkan ke dalam lima
pertanyaan yaitu: melayani pelanggan dengan ramah dan sopan, meyakinkan
dalam menyelesaikan masalah pelanggan, kejujuran sikap pelanggan, pelanggan
nyaman dalam bertransaksi dan kepercayaan pelanggan terhadap KPN.
Hasil pengukuran rata-rata dari lima pertanyaan pada pernyataan jaminan
menunjukkan bahwa skor rata-rata pernyataan satu sebanyak 70,53% responden
dengan kategori puas, pernyataan dua sebanyak 68,42% responden dengan
kategori puas, pernyataan tiga sebanyak 66,74% responden dengan kategori cukup
puas, pernyataan empat sebanyak 68,84% responden dengan kategori puas, dan
pernyataan lima sebanyak 69,47% responden dengan kategori puas kepada KPN
Karya Bina Sejahtera UNUD dalam memberikan jaminan. Hasil analisis kepuasan
pelanggan anggota dalam memberikan jaminan disajikan pada Tabel 5.8.
Tabel 5.8
Persentase Responden berdasarkan Tingkat Kepuasan terhadap Aspek Jaminan
KPN Karya Bina Sejahtera UNUD Tahun 2008 s.d 2012
65
No Jaminan (Assurance)
Kepuasan Responden (%) Skor rata-
rata
SP P CP TP STP Jumlah (%) Kate
gori
1 Karyawan KPN
melayani pelanggan
dengan sopan dan
ramah
18,95 27,37 42,11 10,53 1,05 100 70,53 P
2 Karyawan KPN
mampu meyakinkan
pelanggan dalam
menyelesaikan
permasalahan
pelanggan
13,68 31,58 37,89 16,84 0 100 68,42 P
3 Kejujuran sikap para
karyawan KPN dalam
melayani sangat handal
7,37 32,63 47,37 11,58 1,05 100 66,74 CP
4 Pelanggan merasa
nyaman dalam
bertransaksi pada KPN
15,79 26,32 45,26 11,58 1,05 100 68,84 P
5 Pelanggan dapat
mempercayai
karyawan KPN
15,79 26,32 48,42 8,42 1,05 100 69,47 P
rata-rata 14,32 28,84 44,21 11,79 0,84 100 68,80 P
Pernyataan keandalan dari lima pernyataan berada pada interval skor > 68
s/d 84 dengan rata-rata skor 68,80 atau sama dengan puas. Ini berarti bahwa
sebagian besar responden pelanggan anggota KPN Karya Bina Sejahtera UNUD
puas pada karyawan KPN yang telah memberikan pelayanan yang memuaskan
kepada pelanggan anggota KPN, baik manajer, pengurus, maupun karyawan pada
semua unit bisnis yang ada di KPN Karya Bina Sejahtera UNUD.
e. Empati (empathy)
Empati adalah kemudahan dalam melakukan hubungan komunikasi yang
baik kepada pelanggan KPN Karya Bina Sejahtera UNUD. Pernyataan jaminan
dijabarkan ke dalam lima pertanyaan yaitu: pemahaman kebutuhan transaksi
pelanggan, kemampuan berkomunikasi, tata krama dalam pelayanan, sikap adil
melayani pelanggan, dan ketepatan waktu yang sesuai dalam beroperasi.
66
Hasil pengukuran rata-rata dari lima pertanyaan pada pernyataan jaminan
menunjukkan bahwa skor rata-rata pernyataan satu sebanyak 65,89% responden
dengan kategori cukup puas, pernyataan dua sebanyak 68,21% responden dengan
kategori puas, pernyataan tiga sebanyak 67,79% responden dengan kategori cukup
puas, pernyataan empat sebanyak 66,95% responden dengan kategori cukup puas,
dan pernyataan lima sebanyak 69,74% responden dengan kategori puas kepada
KPN Karya Bina Sejahtera UNUD dalam memberikan jaminan dalam pelayanan
pelanggan anggota. Hasil analisis kepuasan pelanggan anggota dalam
memberikan empati disajikan pada Tabel 5.9.
67
Tabel 5.9
Persentase Responden berdasarkan Tingkat Kepuasan terhadap Aspek Empati
KPN Karya Bina Sejahtera UNUD Tahun 2008 s.d 2012
No Empati (Empathy)
Kepuasan Responden (%) Skor rata-
rata
SP P CP TP STP Jumlah (%) Kate
gori
1 Karyawan KPN
memahami kebutuhan
transaksi pelanggan
11,58 27,37 44,21 12,63 4,21 100,00 65,89 CP
2 Karyawan KPN mampu
berkomunikasi dengan
baik
20,00 16,84 47,37 15,79 0 100,00 68,21 P
3 Tata krama karyawan
KPN dalam memberikan
pelayanan
10,53 26,32 54,74 8,42 0 100,00 67,79 CP
4 Sikap adil yang
ditunjukan para petugas
KPN dalam melayani
pelanggan
12,63 28,42 43,16 12,63 3,16 100,00 66,95 CP
5 Waktu beroperasi yang
sesuai dengan jam
operasional
11,58 30,53 51,58 6,32 0,00 100,00 69,74 P
rata-rata 13,26 25,89 48,21 11,16 1,47 100,00 67,66 CP
Pernyataan empati dari lima pernyataan berada pada interval skor > 52 s/d
68 dengan rata-rata skor 67,66 atau sama dengan cukup puas. Ini berarti bahwa
sebagian besar responden pelanggan anggota KPN Karya Bina Sejahtera UNUD
cukup puas pada karyawan KPN yang telah memberikan pelayanan yang cukup
memuaskan kepada pelanggan anggota KPN, baik manajer, pengurus, maupun
karyawan pada semua unit bisnis yang ada di KPN Karya Bina Sejahtera UNUD.
5.3 Kinerja KPN Karya Bina Sejahtera UNUD dari Perspektif Proses
Bisnis Internal
Analisis kinerja proses bisnis internal KPN Karya Bina Sejahtera UNUD
dilakukan terhadap waktu proses yaitu waktu transaksi simpanan dan permohonan
kredit. Hal ini dilakukan untuk menilai efisien waktu penyelesaian transaksi
68
simpanan dan permohonan pinjaman (kredit). Kinerja proses bisnis internal diukur
menggunakan manufacturing cycle efficiency (MCE).
1 Transaksi simpanan
Berdasarkan observasi dan wawancara kepada manajer KPN, proses
transaksi simpanan KPN Karya Bina Sejahtera UNUD adalah sebagai berikut.
a. Nasabah yang sudah menjadi anggota KPN Karya Bina Sejahtera UNUD
terlebih dahulu mengisi formulir permohonan yang telah disiapkan, yang
berisi data pribadi, jumlah uang yang ingin disimpan dan jangka waktunya.
b. Pengurus memproses data nasabah sesuai data yang telah dilengkapi dari
formulir tabungan nasabah dengan perjanjian dan surat simpanan.
c. Setelah uang diserahkan ke bagian kasir, dan semua dokumen telah
ditandatangani maka nasabah diberikan bukti asli bahwa nasabah telah
melakukan simpanan pada KPN Karya Bina Sejahtera UNUD dan proses
pengajuan simpanan telah selesai.
d. Selanjutnya setiap bulan nasabah diperkenankan mengambil bunga uang
simpanan berjangka KPN dengan menunjukan kartu pengambilan bunga.
Proses transaksi simpanan nasabah dapat dilihat pada Tabel 5.10 di bawah ini.
Tabel 5.10
Perbandingan Waktu Standar dan Waktu Realisasi Proses Simpanan
No. Waktu Proses Waktu Standar
(menit)
Waktu Realisasi
(menit)
1 Waktu mengisi formulir 5 3
2 Waktu memproses data 10 8
3 Waktu menghitung uang 5 5
4 Waktu mengisi dokumen
perjanjian 5 2
Jumlah waktu proses 25 18
69
Berdasarkan pada Tabel 5.10, maka manufacturing cycle efficiency (MCE)
dapat dihitung sebagai berikut.
MCE = 25
= 1,39 18
Waktu proses pengolahan simpanan menunjukan bahwa MCE lebih besar
dari satu, artinya waktu proses pengolahan simpanan atau standar pemerosesan
secara aktual lebih besar dari pada waktu realisasi, sehingga dapat disimpulkan
bahwa transaksi permohonan simpanan telah berjalan efisien.
2 Permohonan kredit
Waktu standar penyelesaian permohonan kredit selama satu hari, dengan
aktivitas sebagai berikut.
a. Calon debitur yang sudah menjadi anggota KPN Karya Bina Sejahtera
UNUD mengisi formulir permohonan kredit yang berisi data pribadi,
besarnya kredit yang diinginkan, dll. Formulir yang telah diisi kemudian
diserahkan ke bagian kredit dengan melampirkan fotocopy identitas diri
dan kartu keluarga serta surat lain yang diperlukan kredit.
b. Setelah menerima semua formulir dan persyaratan kreditur untuk
melakukan kredit, bagian kredit kemudian melakukan analisis ke gaji
nasabah permohonan kredit yang diajukan berdasarkan formulir yang diisi
calon debitur.
c. Setelah keluar catatan gaji kreditur bahwa kreditur memenuhi syarat
bahwa gaji yang diterima mencukupi untuk dipotong, bagian kredit
menanyakan keperluan kredit dan menjelaskan kesanggupan calon debitur
dalam membayar pokok dan bunga yang dibebankan, jangka waktu
pelunasan, dll.
70
d. Bagian kreditur mengajukan persetujuan kepimpinan (kepala kredit,
manajer, ketua pengurus) jika besar kredit kurang dari 25 juta maka
persetujuan permohonan kredit hanya dari manajer, namun jika
permohonan kredit lebih dari 25 juta maka persetujuan permohonan kredit
harus dari ketua pengurus. Pengajuan persetujuan kepimpinan ini untuk
menentukan keputusan mengenai diterimanya atau ditolaknya permohonan
kredit yang telah diajukan.
e. Setelah permohonan kredit disetujui, selanjutnya pegawai menyiapkan
surat perjanjian kredit, surat kuasa pemotongan gaji, dan bukti angsuran
yang akan ditandatangani oleh calon debitur dan pegawai yang
bersangkutan.
f. Setelah semua dokumen siap ditandatangani dan permohonan kredit
selesai, selanjutnya calon debitur diperkenankan mengambil uang yang
telah disiapkan.
Proses transaksi permohonan kredit dapat dilihat pada Tabel 5.11 berikut.
Tabel 5.11
Perbandingan waktu standar dan waktu realisasi proses permohonan kredit
No. Waktu Proses
Waktu
Standar
(menit)
Waktu
Realisasi
(menit)
1 Mengisi formulir 10 9
2 Menganalisis gaji debitur 8 10
3 Wawancara calon debitur 10 8
4 Pengajuan persetujuan kepimpinan (manajer,
ketua pengurus) 5 7
5 Waktu penandatanganan dokumen perjanjian 6 3
6 Waktu pencairan kredit 10 7
Jumlah waktu proses 49 44
71
Berdasarkan pada Tabel 5.11, maka manufacturing cycle efficiency (MCE)
dapat dihitung sebagai berikut.
MCE = 49
= 1,11 44
Waktu proses pengolahan simpanan menunjukkan bahwa MCE lebih besar
dari satu, artinya waktu proses pengolahan simpanan atau standar pemerosesan
secara aktual lebih besar dari pada waktu realisasi, sehingga dapat disimpulkan
bahwa transaksi permohonan simpanan telah berjalan efisien.
5.4 Kinerja KPN Karya Bina Sejahtera UNUD dari Perspektif
Pembelajaran dan Pertumbuhan
Analisis perspektif pembelajaran dan pertumbuhan diukur dari tingkat
produktifitas karyawan, retensi karyawan, dan kepuasan karyawan.
5.4.1 Produktifitas karyawan
Produktivitas karyawan merupakan suatu ukuran hasil, dampak
keseluruhan usaha peningkatan moral dan keahlian pekerja, inovasi, proses
internal, dan kepuasan pelanggan. Tujuannya adalah membandingkan keluaran
yang dihasilkan oleh para pekerja dengan jumlah pekerja yang dikerahkan untuk
menghasilkan keluaran tersebut. Tingkat produktifitas karyawan dapat diukur
dengan membandingkan laba bersih perusahaan pada periode tertentu dengan
jumlah karyawan pada periode tersebut. Untuk menghitung produktifitas
karyawan diperlukan laporan Sisa Hasil Usaha (SHU) per 31 Desember tahun
2008 s/d 2012. Hasil perhitungan produktifitas karyawan KPN Karya Bina
Sejahtera UNUD tahun 2008 s/d 2012 dapat dilihat pada Tabel 5.12.
72
Tabel 5.12
Produktifitas Karyawan KPN Karya Bina Sejahtera UNUD Tahun 2008 – 2012
Tahun Jumlah
Karyawan
Laba
Operasional
Produktifitas
Karyawan
(Rp/orang)
Perubahan
2008 15 491.386.013,20 32.759.067,55 -
2009 15 601.660.953,90 40.110.730,26 7.351.662,71
2010 15 700.114.720,28 46.674.314,69 6.563.584,43
2011 17 830.303.426,45 48.841.378,03 2.167.063,34
2012 18 831.415.641,01 46.189.757,83 -2.651.620,19
Rata-rata 42.915.049,67 3.357.672,57
Berdasarkan data hasil perhitungan pada Tabel 5.12 menunjukan bahwa.
a. Pada tahun 2008 setiap karyawan KPN Karya Bina Sejahtera UNUD
menghasilkan pendapatan bersih sebesar Rp. 32.759.067,55.
b. Pada tahun 2009 meningkat sebesar Rp. 7.351.662,71 menjadi Rp.
40.110.730,26.
c. Pada tahun 2010 produktifitas karyawan mengalami peningkatan sebesar
Rp. 6.563.584,43 menjadi Rp. 46.674.314,69.
d. Pada tahun 2011 mengalami peningkatan lagi sebesar Rp. 2.167.063,34
menjadi Rp. 48.841.378,03.
e. Pada tahun 2012 KPN Karya Bina Sejahtera UNUD menghasilkan SHU
bersih yang berkurang sebesar Rp. 2.651.620,19 menjadi Rp.
46.189.757,83.
Sehingga rata-rata produktifitas karyawan KPN dari tahun 2008-2012
adalah sebesar Rp. 42.915.049,67 dan rata-rata perubahan setiap tahunnya sebesar
Rp. 3.357.627,57.
73
5.4.2 Retensi karyawan
Tingkat retensi karyawan diukur melalui persentasi perputaran karyawan.
Retensi karyawan merupakan suatu ukuran dimana perusahaan mampu untuk
mempertahankan selama mungkin karyawan yang berpotensial untuk tetap loyal
terhadap perusahaan. Jadi bila ada karyawan yang keluar dari perusahaan atas
kehendak sendiri, maka hal ini merupakan kerugian modal intelektual bagi
perusahaan. Hasil perhitungan retensi karyawan KPN Karya Bina Sejahtera
UNUD dari tahun 2008 s/d 2012 dapat dilihat pada Tabel 5.13.
Tabel 5.13
Retensi Karyawan KPN Karya Bina Sejahtera UNUD
Tahun
Jumlah
karyawan
(orang)
Karyawan yang
keluar (orang)
Karyawan yang
masuk (orang)
Retensi
Karyawan
(%)
2008 15 0 0 0
2009 15 0 0 0
2010 15 1 1 6,67
2011 17 0 2 0
2012 18 0 1 0
Rata-rata 1,33
Berdasarkan hasil perhitungan pada Tabel 5.13, maka dapat dilihat pada
tahun 2008 dan 2009 tidak terdapat karyawan KPN Karya Bina Sejahtera UNUD
yang keluar ataupun masuk. Namun pada tahun 2010 terdapat karyawan yang
keluar sebanyak satu orang dan karyawan baru sebanyak satu orang. Pada tahun
2011 terdapat dua orang karyawan yang masuk menjadi 17 orang karyawan dan
pada tahun 2012 terdapat satu orang karyawan yang masuk menjadi 18 orang
karyawan. Maka dapat dikatakan bahwa terjadi perputaran karyawan sebesar
6,67% pada tahun 2010, artinya pada tahun 2008 s.d 2012 terjadi perputaran
karyawan sebanyak satu orang atau dengan rata-rata 1,33%.
74
5.4.3 Kepuasan karyawan
Untuk kinerja perspektif pembelajaran dan pertumbuhan, pengukuran
tingkat kepuasan karyawan dilakukan dengan pengisian kuesioner untuk
karyawan KPN. Responden dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan yang
bekerja sebagai karyawan pada KPN Karya Bina Sejahtera UNUD yang
berjumlah 18 orang. Kepuasan karyawan diukur dalam 5 dimensi pembentuk
kepuasan karyawan yaitu, kerja secara mental, ganjaran, kondisi kerja, rekan
kerja, kesesuaian kepribadian dengan pekerjaan. Masing-masing dimensi
dijabarkan kedalam lima pertanyaan dengan lima tingkatan jawaban yang salah
satunya akan dipilih oleh responden karyawan yaitu: 5 = Sangat Puas (SP), 4 =
Puas (P), 3 = Cukup Puas (CP), 2 = Tidak Puas (TP), dan 1 = Sangat Tidak Puas
(STP). Hasil pengukuran masing-masing dimensi tingkat kepuasan karyawan
dalam perspektif pembelajaran dan pertumbuhan adalah sebagai berikut.
a. Kerja secara mental
Kepuasan karyawan dari pernyataan kerja secara mental dijabarkan
kedalam lima pertanyaan yaitu: kesukaan pada pekerjaan, pengembangan
kemampuan dalam melaksanakan pekerjaan, pemberian kebebasan secara wajar,
penghargaan hasil kerja karyawan, dan pelaksanaan tugas.
Hasil pengukuran rata-rata dari lima pertanyaan menunjukkan bahwa skor
rata-rata pernyataan satu sebanyak 81,31% responden dengan kategori puas,
pernyataan dua sebanyak 76,67% responden dengan kategori puas, pernyataan
tiga sebanyak 72,22% responden dengan kategori puas, pernyataan empat
sebanyak 72,22% responden dengan kategori puas, dan pernyataan lima sebanyak
76,67% responden dengan kategori puas bekerja secara mental di KPN Karya
75
Bina Sejahtera UNUD. Hasil analisis kepuasan karyawan disajikan pada Tabel
5.14.
Tabel 5.14
Persentase Responden berdasarkan Tingkat Kepuasan terhadap Aspek Kerja
Secara Mental KPN Karya Bina Sejahtera UNUD Tahun 2008 s.d 2012
No Kerja Secara Mental
Kepuasan Responden (%) Skor rata-
rata
SP P CP TP STP Jumlah (%) Kate
gori
1 Anda menyukai
pekerjaan anda 38,89 27,78 33,33 0 0 100 81,11 P
2 Anda dapat
mengembangakan
kemampuan anda
dalam melaksanakan
pekerjaan
16,67 50,00 33,33 0 0 100 76,67 P
3 Atasan anda
memberikan
kebebasan secara
wajar kepada anda
dalam bertindak
11,11 38,89 50,00 0 0 100 72,22 P
4 Atasan menghargai
hasil kerja anda 5,56 55,56 33,33 5,56 0 100 72,22 P
5 Anda tidak dalam
keadaan terpaksa
dalam melakukan
tugas
22,22 38,89 38,89 0 0 100 76,67 P
rata-rata 18,89 42,22 37,78 1,11 0,00 100 75,78 P
Pernyataan kerja secara mental ini berada pada interval skor > 68 s/d 84
dengan rata-rata skor 75,78 atau sama dengan puas. Ini berarti bahwa karyawan
KPN Karya Bina Sejahtera UNUD puas bekerja secara mental dalam menjalankan
pekerjaannya. Jika pernyataan bekerja secara mental lebih diperbaiki, maka
kedepan karyawan akan sangat puas secara mental dalam melayani pelanggan.
b. Ganjaran
Kepuasan karyawan dari dimensi ganjaran atau imbalan dijabarkan
kedalam lima pertanyaan yaitu: kesesuaian imbalan (gaji/upah) karyawan, standar
penggajian/pengupahan yang berlaku, kesesuaian imbalan (gaji/upah) dengan
76
kemampuan, jaminan kerja seperti asuransi tenaga kerja, dan penghargaan atas
prestasi kerja karyawan dalam bekerja.
Hasil pengukuran rata-rata dari lima pertanyaan pada pernyataan ganjaran
menunjukkan bahwa skor rata-rata pernyataan satu sebanyak 74,44% responden
dengan kategori puas, pernyataan dua sebanyak 74,44% responden dengan
kategori puas, pernyataan tiga sebanyak 73,33% responden dengan kategori puas,
pernyataan empat sebanyak 76,67% responden dengan kategori puas, dan
pernyataan lima sebanyak 67,78% responden dengan kategori cukup puas berkerja
secara ganjaran di KPN Karya Bina Sejahtera UNUD. Hasil analisis kepuasan
karyawan dari ganjaran dapat dilihat pada Tabel 5.15.
Tabel 5.15
Persentase Responden berdasarkan Tingkat Kepuasan terhadap Aspek
Ganjaran KPN Karya Bina Sejahtera UNUD Tahun 2008 s.d 2012
No Ganjaran
Kepuasan Responden (%) Skor rata-
rata
SP P CP TP STP Jumlah (%) Kate
gori
1 Imbalan (gaji/upah)
yang anda terima sesuai
dengan tuntutan
pekerjaan
16,67 38,89 44,44 0 0 100 74,44 P
2 Imbalan (gaji/upah)
yang anda terima sesuai
dengan standar
penggajian/pengupahan
yang berlaku
16,67 38,89 44,44 0 0 100 74,44 P
3 Imbalan (gaji/upah)
yang anda terima sesuai
dengan tingkat
kemampuan anda
16,67 38,89 38,89 6 0 100 73,33 P
4 Adanya jaminan kerja
seperti asuransi
kesehatan, tunjangan
hari raya, dan hari tua
27,78 33,33 33,33 5,56 0 100 76,67 P
5 Tidak ada penghargaan
atas prestasi anda dalam
berkerja
16,67 27,78 38,89 17 0 100 67,78 P
rata-rata 18,89 35,56 40,00 5,56 0,00 100 73,33 P
77
Pernyataaan ganjaran ini berada pada interval skor > 68 s/d 84 dengan
rata-rata skor 73,33 atau sama dengan puas. Ini berarti bahwa karyawan KPN puas
dengan ganjaran yang diberikan oleh KPN Karya Bina Sejahtera UNUD kepada
karyawan dalam pekerjaannya. Jika pernyataan ganjaran ini lebih diperbaiki,
maka kedepan karyawan perusahaan akan sangat puas dalam memperoleh imbalan
dari KPN Karya Bina Sejahtera UNUD.
c. Kondisi kerja
Kepuasan karyawan dari dimensi kondisi kerja dijabarkan kedalam lima
pertanyaan yaitu: fasilitas yang memadai, suasana kerja yang membangkitkan
semangat, suasana kerja yang menyenangkan, lingkungan kerja yang mendorong
pemecahan masalah, dan kenyamanan lingkungan kerja.
Hasil pengukuran rata-rata dari lima pertanyaan pada pernyataan kondisi
kerja menunjukkan bahwa skor rata-rata pernyataan satu sebanyak 75,56%
responden dengan kategori puas, pernyataan dua sebanyak 77,78% responden
dengan kategori puas, pernyataan tiga sebanyak 81,11% responden dengan
kategori puas, pernyataan empat sebanyak 67,78% responden dengan kategori
cukup puas, dan pernyataan lima sebanyak 80,00% responden dengan kategori
puas dengan kondisi kerja di KPN Karya Bina Sejahtera UNUD. Hasil analisis
kepuasan karyawan kondisi kerja dapat dilihat pada Tabel 5.16.
78
Tabel 5.16
Persentase Responden berdasarkan Tingkat Kepuasan terhadap Aspek Kondisi
Kerja KPN Karya Bina Sejahtera UNUD Tahun 2008 s.d 2012
No Kondisi Kerja
Kepuasan Responden (%) Skor rata-
rata
SP P CP TP STP Jumlah (%) Kate
gori
1 Tersedia fasilitas yang
memadai bagi karyawan
(seperti tempat istirahat,
toilet, dll)
22,22 38,89 33,33 6 0 100 75,56 P
2 Suasana kerja anda
dapat membangkitkan
semangat kerja
22,22 44,44 33,33 0 0 100 77,78 P
3 Suasana kerja anda
menyenangkan 44,44 16,67 38,89 0 0 100 81,11 P
4 Dilingkungan kerja
anda, ada keinginan
untuk memecahkan
masalah yang ada
5,56 38,89 50,00 5,56 0 100 67,78 P
5 Lingkungan kerja anda
nyaman dan menarik 38,89 22,22 38,89 0 0 100 80,00 P
rata-rata 26,67 32,22 38,89 2,22 0,00 100 76,44 P
Pernyataaan kondisi kerja ini berada pada interval skor > 68 s/d 84 dengan
rata-rata skor 76,44 atau sama dengan puas. Ini berarti bahwa karyawan KPN puas
dengan kondisi kerja yang ada di KPN Karya Bina Sejahtera UNUD. Jika
pernyataan kondisi kerja ini diperbaiki, maka kedepan karyawan KPN akan sangat
puas dalam melaksanakan pekerjaan yang diberikan KPN.
d. Rekan kerja
Kepuasan karyawan dari dimensi rekan kerja dijabarkan kedalam lima
pertanyaan yaitu: sikap rekan kerja, kerjasama antara rekan kerja, komunikasi
dengan rekan kerja, kepedulian terhadap bawahan, dan tanggapan terhadap
keluhan oleh atasan.
Hasil pengukuran rata-rata dari lima pertanyaan pada pernyataan rekan
kerja menunjukkan bahwa skor rata-rata pernyataan satu sebanyak 75,56%
79
responden dengan kategori puas, pernyataan dua sebanyak 80,00% responden
dengan kategori puas, pernyataan tiga sebanyak 77,78% responden dengan
kategori puas, pernyataan empat sebanyak 73,33% responden dengan kategori
puas, dan pernyataan lima sebanyak 67,78% responden dengan kategori cukup
puas dengan kondisi kerja di KPN Karya Bina Sejahtera UNUD. Hasil analisis
kepuasan karyawan dari rekan kerja dapat dilihat pada Tabel 5.17.
Tabel 5.17
Persentase Responden berdasarkan Tingkat Kepuasan terhadap Aspek Rekan
Kerja KPN Karya Bina Sejahtera UNUD Tahun 2008 s.d 2012
No Rekan Kerja
Kepuasan Responden (%) Skor rata-
rata
SP P CP TP STP Jumlah (%) Kate
gori
1 Rekan kerja bersikap
baik serta menghargai
pekerjaan dan hasil
kerja anda
27,78 22,22 50,00 0 0 100 75,56 P
2 Adanya kerjasama
yang baik antara anda
dengan rekan kerja
anda
33,33 33,33 33,33 0 0 100 80,00 P
3 Adanya komunikasi
yang baik antara anda
dengan rekan kerja
anda
27,78 33,33 38,89 0 0 100 77,78 P
4 Atasan tidak peduli
pada keadaan
bawahan
27,78 16,67 50,00 5,56 0 100 73,33 P
5 Atasan menanggapi
pendapat, keluhan,
dan saran anda
22,22 16,67 44,44 17 0 100 67,78 P
rata-rata 27,78 24,44 43,33 4,44 0,00 100 74,89 P
Pernyataaan rekan kerja ini berada pada interval skor > 68 s/d 84 dengan
rata-rata skor 74,89 atau sama dengan puas. Ini berarti bahwa karyawan
perusahaan puas dengan rekan kerja yang ada di KPN Karya Bina Sejahtera
UNUD dalam menjalankan pekerjaannya. Jika pernyataan rekan kerja ini lebih
80
diperbaiki, maka kedepan karyawan KPN akan sangat puas dalam menjalankan
pekerjaan yang diberikan KPN.
e. Kesesuaian kepribadian dengan pekerjaan
Kepuasan karyawan dari dimensi kesesuaian kepribadian dengan
pekerjaan dijabarkan kedalam lima pertanyaan yaitu: kesesuaian pekerjaan dengan
latar belakang pendidikan, kesesuaian pekerjaan dengan bakat dan kemampuan,
kesesuaian dengan hati nurani, pekerjaan kepuasan dan kenyamanan, dan
kesesuaian jabatan dengan karakter pekerja.
Hasil pengukuran rata-rata dari lima pertanyaan pada pernyataan
kesesuaian kepribadian dengan pekerjaan menunjukkan bahwa skor rata-rata
pernyataan satu sebanyak 72,22% responden dengan kategori puas, pernyataan
dua sebanyak 75,56% responden dengan kategori puas, pernyataan tiga sebanyak
73,33% responden dengan kategori puas, pernyataan empat sebanyak 77,78%
responden dengan kategori puas, dan pernyataan lima sebanyak 71,11%
responden dengan kategori puas terhadap kesesuaian kepribadian dengan
pekerjaan. Hasil analisis kepuasan karyawan kesesuaian kepibadian dengan
pekerjaan dapat dilihat pada Tabel 5.18.
81
Tabel 5.18
Persentase Responden berdasarkan Tingkat Kepuasan terhadap Aspek
Kesesuaian Kepribadian dengan Pekerjaan KPN Karya Bina Sejahtera UNUD
Tahun 2008 s.d 2012
No
Kesesuaian
Kepribadian dengan
Pekerjaan
Kepuasan Responden (%) Skor rata-
rata
SP P CP TP STP Jumlah (%) Kate
gori
1 Pekerjaan anda sesuai
dengan latar belakang
pendidikan anda
11,11 44,44 38,89 6 0 100 72,22 P
2 Pekerjaan yang anda
lakukan sesuai dengan
bakat dan kemampuan
anda
16,67 44,44 38,89 0 0 100 75,56 P
3 Pekerjaan anda sesuai
dengan hati nurani
anda
16,67 38,89 38,89 6 0 100 73,33 P
4 pekerjaan yang anda
lakukan mampu
memberi kepuasan
dan kenyamanan
dalam berkerja
38,89 16,67 38,89 5,56 0 100 77,78 P
5 Jabatan anda sesuai
dengan karakter yang
anda miliki
16,67 27,78 27,78 11 6 89 71,11 P
rata-rata 20,00 34,44 36,67 5,56 1,11 98 74,00 P
Pernyataaan kesesuaian kepribadian dengan pekerjaan ini berada pada
interval skor > 68 s/d 84 dengan rata-rata skor 74,00 atau sama dengan puas. Ini
berarti bahwa karyawan perusahaan puas dengan kesesuaian kepribadian dengan
pekerjaan KPN Karya Bina Sejahtera UNUD yang diberikan oleh perusahaan.
Jika ingin mencapai kinerja yang lebih baik maka KPN atau perorangan harus
mempunyai keinginan yang tinggi untuk mengerjakan tugasnya, karena kerja
individu hanya dapat ditingkatkan apabila pekerjaan sesuai dengan kemampuan
yang dimiliki KPN atau perorangan. Apabila pekerjaan sesuai dengan kemampuan
maka akan dicapai kepuasan dalam berkerja. Oleh sebab itu kesesuaian
kemampuan dalam pekerjaan sangat mendukung dalam mencapai suatu hasil
82
mengenai seberapa jauh pekerjaan secara keseluruhan mampu memuaskan
kebutuhannya.
5.5 Kinerja Koperasi Pegawai Negeri (KPN) Karya Bina Sejahtera UNUD
Secara Komprehensif Berdasarkan Empat Perspektif Balanced
Scorecard
Tabel-tabel dari pembahasan pada sub-sub bab sebelumnya adalah bersifat
parsial yaitu hanya dari satu perspektif atau perspektif yang terpisah-pisah dari
empat perspektif balanced scorecard. Pada sub-sub bab ini dirangkum hasil
perhitungan dari keempat perspektif balanced scorcard sebelumnya menjadi satu
tabel, sehingga memudahkan dalam menilai kinerja KPN Karya Bina Sejahtera
UNUD berdasarkan konsep balanced scorecard.
Secara komprehensif empat perspektif berdasarkan balanced scorecard
dapat dilihat bahwa KPN Karya Bina Sejahtera UNUD dari perspektif keuangan
dengan rasio likuiditas dan rentabilitas dengan dua aspek menunjukan kinerja
sehat, dan dari aspek rasio solvabilitas dengan satu aspek menunjukan kinerja
kurang sehat. Perspektif pelanggan dengan pertumbuhan pelanggan menunjukan
kinerja kurang baik, dan dari aspek kepuasan pelanggan anggota dari empat
indikator menunjukan cukup puas dan satu indikator menunjukan puas. Perspektif
proses bisnis internal dengan dua aspek menunjukan bahwa KPN Karya Bina
Sejahtera UNUD memproses secara efisien. Perspektif pembelajaran dan
pertumbuhan dengan perspektif produktifitas karyawan dengan aspek pendapatan
bersih menunjukan kinerja baik, perspektif retensi karyawan dengan aspek
perputaran karyawan menunjukan kinerja baik, dan perspektif kepuasan karyawan
83
dengan lima indikator menunjukan persepsi karyawan puas. Selengkapnya dapat
dilihat pada Tabel 5.19.
Tabel 5.19
Kinerja KPN Karya Bina Sejahtera UNUD Tahun 2008 s/d 2012 Secara
Komprehensif Berdasarkan Empat Perspektif Balanced Scorecard
No Perspektif Aspek Rata-rata Kinerja
1 Keuangan
Rasio Likuiditas Current Ratio 272,13 200 – 250 Sehat
Rasio Solvabilitas Debt to Total Asset 75,25 ≤40 Tidak Sehat
Rasio Rentabilitas Net Profit Margin 21,26 ≥15 Sehat
2 Pelanggan
Pertumbuhan
Pelanggan Jumlah Pelanggan -0,04% -
Kurang
Baik
Kepuasan Pelanggan Bukti Langsung 68,80 > 68 s/d 84 Puas
Anggota Keandalan 68,51 > 68 s/d 84 Puas
Daya Tanggap 69,26 > 68 s/d 84 Puas
Jaminan 68,80 > 68 s/d 84 Puas
Empati 67,66 > 52 s/d 68 Cukup Puas
3 Proses Bisnis Internal
Transaksi Simpanan MCE 1,39 1 Efisien
Transaksi Permohonan
Kredit MCE 1,11 1 Efisien
4 Pembelajaran dan
Pertumbuhan
Produktifitas
Karyawan Pendapatan Bersih 42.915.049 - 42.915.049
Retensi Karyawan Perputaran Karyawan 1,33 - 1,33
Kepuasan Karyawan Kerja Secara Mental 75,78 > 68 s/d 84 Puas
Ganjaran 73,33 > 68 s/d 84 Puas
Kondisi Kerja 76,44 > 68 s/d 84 Puas
Rekan Kerja 74,89 > 68 s/d 84 Puas
Kesesuaian
Kepribadian dengan
Pekerjaan
74,00 > 68 s/d 84 Puas
Jadi berdasarkan empat perspektif balanced scorecard dengan empat
perspektif yaitu, perspektif keuangan dengan tiga aspek, perspektif pelanggan
dengan tiga aspek, perspektif proses bisnis internal dengan dua aspek, dan
perspektif pembelajaran dan pertumbuhan dengan tiga aspek. Meskipun terdapat
tiga aspek menunjukkan kinerja kurang baik yaitu dari aspek total debt to total
assets, jumlah pelanggan, dan empati dari perspektif pelanggan tetapi secara
84
umum berdasarkan empat perspektif dalam balanced scorecard KPN Karya Bina
Sejahtera UNUD menunjukkan kinerja yang baik.
Dengan demikian, kinerja yang baik ini harus tetap dipertahankan, dan
bahkan harus ditingkatkan di tahun-tahun mendatang, sehingga total debt to assets
semakin meningkat, serta dalam perspektif pelanggan dilihat dari aspek jumlah
pelanggan, dan kepuasan pelanggan anggota dari aspek empati harus lebih
ditingkatkan. Jika semua aspek dalam keempat perspektif dalam balanced
scorecard lebih baik, maka kinerja KPN Karya Bina Sejahtera UNUD secara
umum akan semakin baik dan akan menghasilkan kepuasan bagi karyawan,
anggota, maupun KPN Karya Bina Sejahtera UNUD sendiri.
85
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis balanced scorecard pada koperasi pegawai
negeri (KPN) Karya Bina Sejahtera UNUD yang telah diuraikan pada bab
sebelumnya, maka dapat disimpulkan sebagai berikut.
1. Kinerja KPN Karya Bina Sejahtera UNUD ditinjau dari perspektif
keuangan tahun 2008 s/d 2012 menggunakan rasio solvabilitas, yang
diukur dengan total assets to debt ratio dinilai tidak sehat, sedangkan rasio
likuiditas yang diukur dengan current ratio dan rasio rentabilitas yang
diukur dengan net profit margin pada tahun 2008 s/d 2012 dinilai sehat.
2. Kinerja KPN Karya Bina Sejahtera UNUD ditinjau dari perspektif
pelanggan tahun 2008 s/d 2012 diukur dengan menggunakan tingkat
pertumbuhan pelanggan dinilai kurang baik, dan tingkat kepuasan
pelanggan anggota dihitung dengan kuesioner menggunakan skala skor
memberikan persepsi rata-rata puas.
3. Kinerja KPN Karya Bina Sejahtera UNUD ditinjau dari perspektif proses
bisnis internal diukur dengan menggunakan manufacturing cycle efficiency
(MCE) yaitu, proses transaksi simpanan dan permohonan kredit yang
dinilai telah berjalan dengan efisien.
4. Kinerja KPN Karya Bina Sejahtera UNUD ditinjau dari perspektif
pembelajaran dan pertumbuhan diukur dengan mengunakan produktifitas
karyawan dinilai baik, tingkat retensi karyawan dinilai baik, dan tingkat
86
kepuasan karyawan dihitung dengan kuesioner menggunakan skala skor
memberikan persepsi rata-rata positif atau puas.
5. Berdasarkan empat perspektif balanced scorecard yaitu perspektif
keuangan, perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis internal, dan
perspektif pembelajaran dan pertumbuhan, meskipun terdapat tiga aspek
yang menunjukan kinerja kurang baik, namun secara umum kinerja KPN
Karya Bina Sejahtera UNUD menunjukan kinerja yang baik.
6.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan atas penilaian kinerja koperasi pegawai negeri
(KPN) Karya Bina Sejahtera UNUD tahun 2008 s/d 2012 dari konsep balanced
scorecard maka saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut.
1. Berdasarkan penilaian perspektif keuangan untuk memenuhi standar KPN
Karya Bina Sejahtera UNUD dari perhitungan current ratio perlunya
penyaluran aktiva lancar yang melebihi batas standar koperasi berprestai
ke unit lain sehingga harta, asset yang dimiliki koperasi tidak melebihi
batas koperasi berprestasi. Rasio solvabilitas dinilai tidak sehat karena
modal yang dimiliki koperasi lebih kecil daripada hutang koperasi jadi
tingkat solvabilitas dapat dipertinggi hanya dengan jalan menambahkan
modal sendiri dengan alternatif:
a. Menambah aktiva tanpa menambah hutang atau menambah aktiva
relatif lebih besar daripada menambahkan hutang.
b. Mengurangi hutang tanpa mengurangi aktiva atau mengurangi
hutang relatif besar daripada berkurangnya aktiva.
87
2. Berdasarkan penilaian perspektif pelanggan, KPN Karya Bina Sejahtera
UNUD harus lebih mendekatkan diri pada pelanggan anggota di setiap
Fakultas sehingga dapat meningkatkan kualitas pelayanan terhadap
pelanggan anggota, agar anggota dapat merasakan keuntungan menjadi
anggota KPN Karya Bina Sejahtera UNUD.
3. Berdasarkan penilaian perspektif proses bisnis internal, KPN Karya Bina
Sejahtera UNUD harus tetap mempertahankan proses pelayanan transaksi
simpanan dan permohonan kredit, karena dengan proses yang cepat dan
tepat akan meningkatkan kepuasan pelanggan.
4. Berdasarkan penilaian perspektif proses pembelajaran dan pertumbuhan,
pihak pengurus sebaiknya meningkatkan usaha-usaha yang selama ini
dapat menciptakan kepuasan karyawan, yaitu dengan meningkatkan
komunikasi antara manajer, pengurus, dan karyawan.
5. Perlu dilakukan penelitian lanjutan oleh peneliti lain menyangkut strategi
pengembangan KPN Karya Bina Sejahtera UNUD.
88
DAFTAR PUSTAKA
Bastian, I. 2001. Akuntansi Sektor Publik di Indonesia. BPFE, Yogyakarta.
Cohen, Y. 2011. A New Technique for Evaluating the Balanced Scorecard
Dashboard Values. International Journal of Problems and
Perspectives in Management. Vol.9.
Depkop dan PPK. 1996. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25
Tahun 1992 tentang Perkoperasian. Departemen Koperasi dan
Pembinaan Perusahaan Kecil Direktorat Jendral Pembinaan Koperasi
Perkotaan, Jakarta.
Effendi, M. T. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia. Grasindo, Jakarta.
Gaspersz, V. 2005. Sistem Manajemen Kinerja Terintegrasi Balanced
Scorecard Dengan Six Sigma. Gramedia, Jakarta.
Gorda, I G. N. 2004. Metodologi Penelitian Ilmu Sosial Ekonomi. Widya
Kriya Gematam, Denpasar.
Husein, Umar. 2003. Riset Akuntansi: Panduan Lengkap untuk Membuat
Skripsi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama
Igit. 2009. Analisis Rasio Likuiditas, Solvabilitas, dan Rentabilitas.
http://igit-10206917.blogspot.com/2009/11/analisis-rasio-likuiditas-
solvabilitas.html. Diunduh April 2013.
Kaplan dan Norton (Peter Yosi Pasla: Penerjemah). 2000. Balanced
Scorecard Menerapkan Strategi Menjadi Aksi. Penerbit Erlangga,
Jakarta.
Karni, Widya. 2011. Analisis Kinerja Koperasi Unit Desa (KUD) Setia
Nagari Selayo Kacamatan Kubug Kabupaten Solog. Skripsi.
Fakultas Pertanian Universitas Andalas, Padang.
Mulyadi. 2005. Balanced Scorecard, Alat Manajemen Kontemporer untuk
Melipat Ganda Kinerja Perusahaan. Salemba Empat, Yogyakarta.
Nasution, Muslimin. 2002. Evaluasi Kinerja Koperasi Metode Sistem
Diagnosa. Sajadah, Net, Jakarta.
89
Pratiwi, Umi. 2010. Balanced Scorecard dan Manajemen Strategik. Jurnal
Manajemen dan Akuntansi.
Prijambodo, Wiadiaiswara Kementrian Koperasi dan UKM. 2012.
Penerapan Balanced Scorecard (BSC) pada Koperasi.
http://www.depkop.go.id/index.php?option=com_phocadownload&v
iew=file&id=308:balanced-scorecard-bsc-pada-
koperasi&Itemid=93. Diunduh Juni 2013
Republik Indonesia. 1992. Pasal 3 UU No 25 Tahun 1992 tentang Tujuan
Koperasi. Lembaran Negara RI Tahun 1992. Sekretariat Negara.
Jakarta.
Republik Indonesia. 1992. Pasal 4 UU No 25 Tahun 1992 tentang Fungsi
dan Peran Koperasi. Lembaran Negara RI Tahun 1992. Sekretariat
Negara. Jakarta.
Riyanto, B. 2001. Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan. Edisi ke-4.
Penerbit BPFE, Yogyakarta.
Ronchetti, J. L. 2006. An Integrated Balanced Scorecard Strategic Planning
Model for Nonprofit Organizations. International Journal of
Practical Consulting.
Rupa, I Wayan. 2009. Analisis Balanced Scorecard Sebagai Alternatif
Penilaian Kinerja Koperasi Usaha Agribisnis Terpadu (KUAT)
Subak Guama di Tabanan. Tesis. Program Pasca Sarjana Universitas
Udayana, Denpasar.
Sikula, A. F. 1998. Personnel Administration and Human Resources
Management. New York: A. Wiley Trans Edition, by John Wiley &
Sons Inc.
Sinaga, Pariaman. 2004. Balanced Scorecard Sebagai Pengukuran Kinerja
Koperasi dan UKM, Apa Mungkin?. Avaible from URL:
http//www.google.com. Diunduh pada 24 maret.
Simpayung, Friska. 2009. Balanced Scorecard: Pengukuran Kinerja
Perusahaan dan Sistem Manajemen Strategis. Jurnal Manajemen
Bisnis. Vol.2, No.1: 7-14.
Siregar, Syofian. 2011. Statistika Deskriptif untuk Penelitian. Raja
Grafindo, Jakarta.
90
Sugiyono. 2004. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta
________. 2007. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta
________. 2009. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta
Sumarni, M., dan J. Soeprihanto. 1995. Pengantar Bisnis Dasar-dasar
Ekonomi Perusahaan. Edisi Keempat. Liberty. Jogyakarta.
Susanti, Jeni. 2010. Kinerja Koperasi Pasar Srinadi Kabupaten Klungkung
Provinsi Bali (Pendekatan Balanced Scorecard). Tesis. Program
Pasca Sarjana Universitas Udayana, Denpasar.
Sisdyani, Eka Ardhani. 2007. “Preventing Bias In The Balanced Scorecard
Implementation For Performance Assesment”. Jurnal Akuntansi dan
Bisnis.
Siwijatno, Djarot. 1982. Koperasi di Indonesia. PFEVI, Jakarta.
Syafri, H Sofyan, 2008. Analisa Kritis atas Laporan Keuangan. PT. Raja
Grafindo Persada, Jakarta.
Tunggal, Amin wijaya. 2000. Pengukuran Kinerja dengan Balanced
Scorecard. Jakarta: Harvarindo.
Tjiptono, Fandy. 2000. Strategi Pemasaran. Penerbit Andi, Yogyakarta.
Yu, L. 2008. Effectiveness of the Balanced Scorecard: The Impact of
Strategy and Causal Links. International Journal of Business and
Manajement.
Yuwono, S. 2004. Petunjuk Praktis Penyusunan Balanced Scorecard. PT.
Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.