Upload
yogieardhensa
View
2.508
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pembangunan nasional di segala bidang memerlukan pembiayaan dan
investasi yang cukup besar. Di Indonesia peranan lembaga keuangan sangat
penting dan strategis agar peran masyarakat dalam pembiayaan pembangunan
dapat ditingkatkan. Untuk itu maka upaya pengembangan pasar modal,
lembaga perbankan dan lembaga keuangan bukan bank terutama perusahaan
asuransi menjadi tuntutan penting bagi pembangunan pada saat ini maupun
pada masa yang akan datang.
Bank dan perusahaan asuransi memiliki fungsi yang sama yaitu
menarik uang dari dan menyalurkan kepada masyarakat (Thomas Suyanto,
1998:1). Kedua badan usaha tersebut berfungsi sebagai penghimpun dana
masyarakat untuk disalurkan kepada masyarakat terutama masyarakat bisnis
sebagai badan usaha. Kedua jenis lembaga keuangan tersebut harus memiliki
kinerja yang baik yang dicapai dari semua aktifitas usahanya. Kinerja
merupakan terjemahan dari performance. Performance berdasarkan kamus
bisnis dan manajemen adalah hasil nyata yang dicapai, kadang-kadang
dipergunakan untuk menunjukkan dicapainya hasil yang positif (Amin
Wijaya, 1995:63). Oleh karena itu setiap unit usaha akan selalu mengukur dan
menilai kinerja usahanya agar diketahui tingkat hasil nyata yang dapat
dicapai dalam unit tersebut dalam kurun waktu tertentu.
2
Kinerja perusahaan yang sudah go public akan sangat diperlukan dan
bahkan diwajibkan untuk melaporkan kinerja keuangannya secara periodik,
termasuk dalam hal ini adalah perusahaan bank dan perusahaan asuransi yang
telah menjadi perusahaan publik dan listed di Bursa Efek Jakarta (BEJ).
Penilaian dan pengukuran kinerja terhadap sebuah badan usaha yang telah go
public sangat penting bagi para manajer (manajemen), para investor atau
calon investor, pemerintah, masyarakat bisnis maupun lembaga-lembaga lain
yang terkait. Manajemen sangat memerlukan hasil pengukuran dan penilaian
terhadap kinerja unit bisnisnya, untuk memastikan tingkat keberhasilan para
manajer dan sekaligus sebagai evaluasi penyusunan perencanaan strategik
maupun operasional pada masa selanjutnya. Para investor sangat
berkepentingan atas hasil pengukuran dan penilaian kinerja suatu badan usaha.
Setelah mengetahui hasil pengukuran dan penilaian kinerja tersebut,
maka mereka akan mampu untuk mengambil keputusan, apakah akan tetap
bertahan sebagai pemilik badan usaha tersebut atau harus menjualnya kepada
investor lain. Berapa tingkat keuntungan yang bisa dicapai dan bagaimana
prospek usaha pada masa yang akan datang merupakan sebagian informasi
penting bagi para investor maupun calon investor. Calon investor sangat
berkepentingan terhadap kinerja suatu badan usaha untuk menentukan akan
menjadi investor atau tidak dalam bidang usaha tersebut. Pemerintah sangat
berkepentingan terhadap pengukuran dan penilaian kinerja suatu lembaga
keuangan sebab mempunyai fungsi yang strategis dalam rangka memajukan
dan meningkatkan perekonomian negara. Sedangkan masyarakat bisnis sangat
3
menginginkan agar badan usaha pada sektor lembaga keuangan ini sehat dan
maju sehingga dapat dicapai efisiensi dan, berupa biaya yang murah dan
efisien.
Data keuangan perusahaan akan dapat bermanfaat bagi para pihak
yang memerlukan apabila data tersebut dianalisis lebih lanjut. Dalam
mengadakan analisis laporan keuangan suatu perusahaan memerlukan adanya
alat tertentu. Alat yang paling umum digunakan adalah analisis rasio
keuangan. Pengertian rasio itu sebenarnya hanyalah alat yang dinyatakan
dalam “arithmatical term” yang dapat digunakan untuk menjelaskan
hubungan antara dua macam data finansiil (Bambang Riyanto, 1995:329).
Apabila rasio-rasio yang dihitung diinterpretasikan secara tepat, maka akan
mampu menunjukkan kondisi keuangan dan hasil-hasil usaha yang telah
dicapai.
Berdasarkan fungsi strategis, serta manfaat dari pengukuran dan
penilaian kinerja kedua lembaga tersebut diatas, maka perlu dilakukan
penelitian ini. Penelitian mengenai komparasi kinerja perusahaan bank dan
asuransi juga telah dilakukan oleh Hadi Wahyono. Dalam penelitian tersebut
Hadi Wahyono menggunakan variabel pengukur kinerja yang terdiri dari
rentabilitas ekonomi, net profit margin, debt ratio, struktur modal, laba per
lembar saham dan equity per share. Hasil dari penelitian tersebut adalah net
profit margin, debt ratio, struktur modal, dan earning per share dari bank
lebih baik daripada asuransi, tetapi rentabilitas ekonomi dan equity per share
dar bank lebih jelek dari asuransi. Bertitik tolak dari penelitian tersebut, maka
4
penulis mereplikasikannya dengan meneliti kembali penelitian Hadi Wahyono
yang berjudul “Komparasi Kinerja Perusahaan Bank dan Asuransi Studi
Empiris di Bursa Efek Jakarta”. Dalam penelitian ini, penulis menambahkan
Sistem Pelaksanaan penelitian kesehatan bank dengan standar Bank Indonesia
(Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia tanggal 30 April 1997 tentang Tata
Cara Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum, disempurnakan dengan SK
Direksi Bank Indonesia No. 30/227/KEP/DIR tanggal 19 Maret 1998 tentang
Perubahan Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia No. 30/11/KEP/DIR
tanggal 30 April 1997 tentang Tata Cara Penilaian Tingkat Kesehatan Bank
Umum) (Selamet Riyadi, 2006:169), yang meliputi faktor-faktor CAMEL
yang terdiri atas capital (permodalan), assets quality (kualitas aktiva
produktif), management (manajemen), earning (rentabilitas) dan liquidity
(likuiditas). Sistem penilaian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan
kuantitatif atas berbagai aspek yang berpengaruh terhadap kondisi dan
perkembangan bank.
B. Rumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah yang dipaparkan diatas,
permasalahan yang dapat diidentifikasikan adalah sebagai berikut:
1. Bagaimanakah keadaan kinerja keuangan perusahaan bank dan asuransi
yang listed di BEJ?
2. Bagaimanakah fungsi Return On Assets (ROA), Quick Ratio (QR), Debt
Ratio (DR), Struktur Modal (SM), Earning Per Share (EPS), Equity Per
5
Share (EQPS), Return on Investment (ROI), yang terkandung dalam
CAMEL sebagai alat pengukur kinerja keuangan bank dan asuransi?
1. Apakah terdapat perbedaan yang berarti antara kinerja keuangan
perusahaan bank dan asuransi yang listed di Bursa Efek Jakarta (BEJ)
tahun 2005?
2. Kinerja keuangan manakah yang lebih baik antara perusahaan bank dan
asuransi?
C. Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah, serta dengan
mempertimbangkan berbagai keterbatasan, maka penelitian ini dibatasi pada
penilaian keberhasilan dan perkembangan usaha bank dan asuransi dilihat dari
posisi finansial yang tercermin dari gambaran kapitalisasi dan keadaan
keuangan sampel penelitian yang disajikan dan dibatasi pada periode 2005.
Teknik yang dipakai meliputi analisis berbagai alat pengukur kinerja
keuangan bank dan asuransi menurut SK Menteri Keuangan Nomor
KEP.792/MK/IV/12/1970 tanggal 7 Desember 1970 tentang Lembaga
Keuangan yang telah diubah dan ditambah terakhir dengan Keputusan
Menteri Keuangan No.280/KMK.01/1989 tanggal 25 Maret 1989 tentang
pengawasan dan pembinaan lembaga keuangan selain bank, disebutkan bahwa
pembinaan dan pengawasan perusahaan bank dan lembaga keuangan selain
bank termasuk asuransi memiliki ukuran dan penilaian yang sama. sehingga
dari hasil analisis tersebut dapat digunakan sebagai dasar informasi bagi bank
6
dan asuransi dalam menilai kinerja keuangan atau perkembangan finansial
bank dan asuransi.
D. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan utama penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui keadaan kinerja keuangan perusahaan bank dan
asuransi yang listed di Bursa Efek Jakarta (BEJ) tahun 2005.
2. Untuk mengetahui adakah perbedaan yang berarti antara kinerja
keuangan perusahaan bank dan asuransi yang listed di Bursa Efek
Jakarta (BEJ) tahun 2005.
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi Bank dan Asuransi yang listed di BEJ, penelitian ini diharapkan
dapat dipergunakan untuk menambah informasi kuantitatif mengenai
kinerja keuangan bank dan asuransi tesebut pada suatu periode.
2. Bagi penulis, hasil penelitian ini dapat menjadi tambahan
pengetahuan dalam menerapkan disiplin ilmu yang didapat dari
bangku kuliah.
7
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
1. Hasil Penelitian Terdahulu
Penelitian tentang kinerja bank dan selain bank pernah dilakukan oleh:
a. Supardi (1995), dalam penelitian yang berjudul “Analisis
Perbedaan Kinerja Perusahaan Bank dan LKBB di BEJ”, dianalisis
perbedaan kinerja bank dan lembaga keuangan bukan bank dengan
sampel penelitian 10 perusahaan bank dan 10 lembaga keuangan
bukan bank yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta (BEJ). Persoalan
yang dipertanyakan adalah apakah ada perusahaan yang bergerak
di lembaga keuangan terutama yang go public dan listing di BEJ
memiliki kinerja yang sama atau berbeda. Jika terjadi perbedaan
apakah perbedaan itu signifikan. Dengan pendekatan analisis
inferensial ( dengan uji beda rata-rata) diperoleh hasil bahwa ada
perbedaan yang signifikan antara kinerja bank dan lembaga
keuangan bukan bank ditinjau dari variable-variabel : struktur
modal, jumlah kapitalisasi dana, volume usaha, nilai buku per
lembar saham, laba per lembar saham dan rentabilitas aktiva.
b. Hadi Wahyono (2002) yang meneliti mengenai Komparasi Kinerja
Bank dan Asuransi Yang Terdaftar di BEJ pada tahun 2000.
Variabel-variabel yang digunakan yaitu Rentabilitas Ekonomi, Net
8
Profit Margin(NPM), Debt Ratio, Struktur Modal, Earning Per
Share dan Equity Per share. Tehnik sampling yang digunakan
yaitu purposive sampling dengan jumlah sampel sebanyak sepuluh
untuk masing-masing lembaga. Berdasarkan rasio-rasio keuangan
dan uji hipotesis statistik dengan menggunakan t-test (two tail)
pada tingkat signifikansi 95% terbukti bahwa Net Profit Margin,
Debt Ratio, Struktur Modal,dan Earning Per Share bank lebih baik
daripada asuransi, tetapi Rentabilitas Ekonomi dan Equity Per
Share bank lebih jelek daripada asuransi.
2. Landasan Teori
a. Pasar Modal
Untuk keperluan operasi dan ekspansi, perusahaan memerlukan
dana. Kebutuhan dana ini dipenuhi dari modal sendiri atau sumber dana dari
luar perusahaan. Dana dari luar perusahaan bisa didapat melalui berbagai
pihak antara lain oleh lembaga keuangan bank dan lembaga non bank. Pasar
modal sebagai salah satu alternatif pendanaan selain bank diartikan sebagai
pasar yang mempertemukan pihak yang membutuhkan dana jangka
menengah dan dana jangka panjang dengan pihak yang memiliki kelebihan
dana.Husnan dan Pujiastuti (1993:1) menyatakan bahwa secara formal pasar
modal didefinisikan sebagai pasar untuk berbagai instrumen keuangan atau
sekuritas jangka panjang yang diperjualbelikan, baik dalam bentuk hutang
9
ataupun modal sendiri, baik yang diterbitkan oleh pemerintah, public
authorities, maupun perusahaan swasta.
Pasar modal di satu pihak merupakan salah satu alternatif
pembelanjaan bagi perusahaan yang membutuhkan dana jangka panjang,
di pihak lain sebagai alternatif investasi bagi masyarakat (individu atau
lembaga) yang mempunyai kelebihan dana. Melalui mekanisme
kegiatan pasar modal dapat diharapkan dana yang ada di masyarakat
bisa disalurkan untuk membiayai kegiatan yang bersifat produktif yang
dilaksanakan oleh dunia usaha.
Pasar modal sebagai lembaga pendanaan mempunyai peranan
yang cukup besar dalam mendukung proses pembangunan. Dengan
adanya perdagangan efek baik itu saham, obligasi, maupun surat warkat
yang lain kegiatan perekonomian diharapkan terus berlangsung.
Secara implisit bisa dikatakan bahwa pasar modal memberikan
peran makro dan peran mikro yakni berperan bagi kelangsungan
pembangunan negara Indonesia dan bermanfaat bagi perusahaan publik
baik itu industri maupun perusahaan jenis lain yang memerlukan dana
untuk pengembangan usaha. Disamping itu memberikan tempat bagi
investor untuk melakukan investasinya melalui pasar modal.
Harga dari efek-efek yang diperdagangkan di pasar modal terjadi
berdasarkan kekuatan tarik menarik antara permintaan dan penawaran,
dimana kekuatan tersebut mencerminkan penilaian investor atau calon
10
investor terhadap saham. Sehingga harga-harga dari surat berharga yang
diperdagangkan di pasar modal juga mencerminkan nilai dari
perusahaan yang bersangkutan.
Banyak faktor yang mempengaruhi perkembangan pasar modal
seperti halnya jumlah perusahaan yang memasyarakatkan saham atau
instrumen lain di pasar modal, jumlah efek perusahaan yang ditawarkan,
serta kegiatan transaksi jual beli instrumen efek pasar modal yang
dilakukan. Secara umum syarat-syarat yang diperlukan agar pasar modal
bisa berkembang antara lain; adanya ketersediaan informasi yang akurat,
relevan dan tepat waktu baik informasi historis atau ramalan, adnya
likuiditas yang menunjukkan kemampuan untuk membeli atau menjual
sekuritas tertentu secara cepat dan pada harga yang terlampau berbeda
dengan harga sebelumnya, dengan asumsi tidak ada informasi baru yang
timbul, adanya efisiensi internal yang terjadi apabila biaya transaksi
semakin rendah, adanya efisiensi eksternal yakni berkaitan dengan
adaptasi harga saham.
a. Pengertian bank
Pengertian bank yang terdapat dalam Undang-Undang RI
Nomor 7 tahun 1992 adalah: “Badan usaha yang menghimpun dana dari
masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada
masyarakat dalam meningkatkan taraf hidup rakyat”.
11
Perbankan di Indonesia bertujuan menunjang pelaksanaan
pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan pemerataan,
pertumbuhan ekonomi dan stabilitas nasional ke arah peningkatan
kesejahteraan rakyat Indonesia.
Bank menurut jenisnya terdiri dari Bank Umum dan Bank
Perkreditan Rakyat. Usaha yang dilakukan oleh Bank Umum meliputi
UU RI No 7 tahun 1992 tentang perbankan, (1992: 11):
a. Menghimpun dana dalam bentuk simpanan berupa giro,
deposito berjangka, sertifikat, tabungan, atau bentuk lainnya yang
dipersamakan dengan itu
b. Menerbitkan kredit
c. Menerbitkan surat pengakuan hutang
d. Membeli dan menjual atau menjamin atas resiko sendiri
maupun untuk kepentingan dan atas perintah nasabah
Selain melakukan kegiatan tersebut diatas Bank Umum juga
melakukan kegiatan dalam valuta asing dengan memenuhi ketentuan
yang ditetapkan oleh Bank Indonesia juga melakukan kegiatan
penyertaan modal pada bank atau perusahaan lain di bidang keuangan,
seperti sewa guna usaha, modal ventura, perusahaan efek, asuransi, serta
lembaga kliring penyelesaian, penyimpangan dan masih banyak
kegiatan lainnya.
BPR mempunyai usaha-usaha seperti (UU RI 7 tahun 1992
tentaang perbankan, 1992:19-20);
12
a. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan
berupa deposito berjangka, tabungan, dana atau bentuk lainnya yang
dipersamakan dengan itu.
b. Memberikan kredit.
c. Menyediakan pembiayaan bagi nasabah berdasarkan
prinsip bagi hasil sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan dalam
peraturan pemerintah.
d. Menetapkan dananya dalam bentuk SBI, deposito
berjangka, sertifikat deposito, dan atau tabungan pada bank.
b. Bank Indonesia sebagai pengawas dan pembina
Untuk memajukan perkembangan yang sehat dari urusan kredit
dan perbankan, maka Bank Indonesia melaksanakan pembinaan:
a. Di bidang perbankan
1). Memperluas, memperlancar, dan mengatur lalu
lintas pembayaran giral, serta menyelenggarakan kliring antar
bank.
2). Menetapkan ketentua-ketentuan umum tentang
permodalan likuiditas bank.
3). Memberikan bimbingan kepada bank-bank guna
penatalaksaan bank secara sehat.
4). Meminta laporan yang dianggap perlu dan
mengadakan pemeriksaan segala aktivitas.
13
b. Di bidang perkreditan
1). Menyusun rencana kredit untuk suatu jangka
waktu tertentu untuk diajukan kepada pemerintah meliputi
dewan moneter.
2). Menetapkan tingkat dan struktur bunga.
3). Menetapkan pembatasan kualitatif dan kuantitatif
atas pemberian kredit perbankan.
4). Bank Indonesia dapat memberikan kredit
likuiditas kepada bank-bank dengan cara:
a) Menerima penggadaian uang
b) Menerima sebagai jaminan surat-surat berharga
c) Menerima askep, dengan syarat-syarat yang telah
ditetapkan oleh BI
5). Memberikan kredit likuiditas pada bank-bank
untuk mengatasi kesulitan likuiditas dalam keadaan darurat.
6). Pemberian kredit bank dibatasi oleh rencana kredit
yang bersangkutan.
7). Bank tidak diperkenankan melakukan penyertaan
modal dalam perusahaan kecuali dalam lembaga keuangan
dimana penyertaan hanya dapat dilakukan dengan cadangan.
c. Fungsi Lembaga perbankan
14
Bank mempunyai fungsi dan peranan yang strategis, terutama
dalam menghimpun dan menyalurkan dana masyarakat secara efektif
dan efisien dalam rangka mendukung pelaksanaan pembangunan
nasional.
Memperhatikan peranan tersebut, maka perbankan perlu
mendapatkan pembinaan dan pengawasan yang efektif, agar perbankan
berfungsi secara efisien, sehat dan wajar, sehingga mampu untuk :
a. Menghadapi persoalan
b. Melindungi dana yang dititipkan masyarakat kepadanya
c. Menyalurkan dana masyarakat dalam bentuk pemberian
kredit ke bidang-bidang produktif bagi pencapaian sasaran
pembangunan
d. Pengertian Asuransi
Pengertian asuransi terdapat dalam Pasal 1 angka (1) Undang-
undang Nomor 2 Tahun 1992 tentang usaha perasuransian, asuransi atau
pertanggungan disefinisikan sebagai berikut:
Asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian antara 2 (dua)
pihak atau lebih, dengan mana penanggung mengikatkan diri
kepada tertanggung dengan menerima premi asuransi, untuk
memberikan penggantian kepada tertanggung karena kerugian,
kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, atau
tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin akan
15
diderita tertanggung yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak
pasti atau untuk memberikan suatu pembayaran yang didasrkan
atas meninggal atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan.
Rumusan Pasal 1 angka (1) Undang-undang Nomor 2
Tahun 1992 ini ternyata lebih luas lingkupnya, yaitu meliputi:
a. Asuransi Kerugian (Loss Insurance), yaitu perlindungan terhadap
harta seseorang atau badan hukum, yang meliputi benda asuransi,
risiko yang ditanggung, premi asuransi, ganti kerugian.
b. Asuransi Jiwa (Life Insurance), yaitu perlindungan terhadap
keselamatan seseorang, yang meliputi jiwa seseorang, risiko yang
ditanggung, premi asuransi, dan santunan sejumlah uang dalam hal
terjadi evenemen, atau pengembalian (refund) bila asuransi jiwa
berakhir tanpa terjadi evenemen.
c. Asuransi Sosial (Social Security Insurance), yaitu perlindungan
terhadap keselamatan seseorang, yang meliputi jiwa dan raga
seseorang, risiko yang ditanggung, iuran asuransi, dan santunan
sejumlah uang dalam hal terjadi evenemen.
e. Pengertian dan arti penting laporan keuangan
Laporan keuangan bank pada umumnya terdiri atas neraca dan
laporan rugi laba. Laporan keuangan bank, terutama bagi analisis
16
ekstern merupakan sumber informasi penting untuk mengetahui dan
menganalisa keadaan keuangan suatu bank.
Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi yang
dapat dipercaya dan mendukung dalam usaha untuk menganalisa
tingkat kesehatan bank. Laporan keuangan pada pokoknya merupakan
laporan pertanggungjawaban direksi dalam satu periode tertentu atau
hasil usaha periode tertentu atau hasil usaha bank yang dipimpinnya.
Oleh karena itu disini akan dikemukakan mengenai laporan
keuangan, yaitu bahwa:
Dua daftar yang disusun oleh akuntan pada akhir periode untuk
suatu perusahaan. Kedua daftar itu adalah pendapatan atau daftar
rugi laba. Pada waktu akhir-akhir ini sudah menjadi kebiasaan
bagi perseroan-perseroan untuk menambahkan daftar ketiga
yaitu daftar surplus atau daftar laba yang tidak dibagikan/ laba
ditahan (Drs. S. Munawir, 1995: 5).
Jadi untuk mengetahui posisi keuangan bank serta hasil /
perkembangan bank perlu adanya analisa terhadap laporan keuangan
bank yang bersangkutan.
f. Fungsi laporan keuangan
Dari penyajian laporan keuangan secara rutin manajer
memperoleh banyak sekali manfaat:
17
a. Merumuskan, melaksanakan, dan mengadakan penilaian terhadap
kebijaksanaan-kebijaksanaan yang dianggap perlu.
b. Mengorganisasi dan mengkoordinasi kegiatan-kegiatan atau aktifitas
dalam perusahaan.
c. Merencanakan dalam mengendalikan kegiatan atau aktifitas dalam
perusahaan.
d. Mempelajari aspek, tahap-tahap kegiatan tertentu dalam perusahaan.
e. Menilai keadaan atau posisi keuangan dan hasil usaha perusahaan.
f. Pertanggungjawaban bagi manajemen kepada semua pihak yang
menentukan dan mempercayakan pengelolaan dananya dalam
perusahaan tersebut.
g. Kinerja Keuangan
Sebagai wujud yang dicapai perusahaan dalam periode waktu
usaha, tidak lepas dari kinerja yang dilakukan oleh pihak perusahaan.
Apabila kinerja perusahaan bagus, akan menghasilkan prestasi yang
bagus pula, begitu juga sebaliknya. Menurut menteri keuangan RI
berdasarkan Keputusan No 740/KMK.00/1989, bahwa yang dimaksud
dengan kinerja adalah prestasi yang dicapai oleh perusahaan dalam
periode tertentu yang mencerminkan tingkat kesehatan dari perusahaan
tersebut (Singgih, 2001:1)
Untuk mengetahui prestasi yang dicapai oleh perusahaan perlu
dilakukan penilaian terhadap kinerja perusahaan dalam kurun waktu
18
tertentu. Herfert (1999:68) mengemukakan bahwa dalam
mengevaluasi/menilai kinerja perusahaan yang paling berkepentingan
adalah pemilik perusahaan adalah investor, para manajer, kreditor,
pemerintah dan masyarakat, dalam hal ini investor. Mereka akan menilai
perusahaan dengan ukuran keuangan tertentu sesuai dengan tujuannya.
Pihak yang terikat dengan kegiatan sehari-hari perusahaan
adalah manajemen perusahaan. Para manajer bertanggung jawab
terhadap efisiensi dan efektifitas penggunaan dana dan sumber-sumber
ekonomi lainnya dalam pengelolaan perusahaan yang tercermin dalam
pertumbuhan laba dan deviden perusahaan, yang pada gilirannya akan
nampak dalam kenaikan nilai perusahaan. Di sisi lain para kreditor dan
pemberi pinjaman, baik yang bersifat jangka pendek maupun jangka
panjang, berkepentingan dengan pembayaran bunga serta pengembalian
pinjaman pokok yang mantap, baik tentang jumlah maupun waktu
pembayaran. Kemampuan memenuhi kewajiban ini ditandai oleh aktiva
yang dimiliki perusahaan sebagai jaminan atas investasinya serta
jaminan terhadap resiko yang dihadapi oleh kreditor tersebut. Pihak
pemerintah juga berkepentingan terhadap kinerja karena dapat dijadikan
sebagai dasar untuk penetapan beban pajak, pembuatan berbagai
kebijakan, regulasi, pemberian fasilitas terhadap kondisi ekonomi dan
moneter negara. Begitu pula pihak lain seperti underwriter dan analis
sekuritas karena bagi underwriter informasi kinerja perusahaan bisa
digunakan dasar penetapan harga saham pada penawaran umum perdana
19
(IPO), analis sekuritas memerlukannya guna pemberian masukan kepada
para pelaku pasar modal.
Penilaian kinerja perusahaan dapat diketahui melalui
perhitungan rasio finansial dari semua laporan keuangan perusahaan.
Dalam hal ini Weston dan Copeland (1992) mengelompokkan dalam 35
rasio. Namun demikian, umumnya ukuran yang lazim dipakai dalam
lima kategori utama:
a. Rasio keuntungan, ditujukan untuk menilai seberapa bagus tingkat
laba suatu perusahaan.
b. Rasio aktivitas, ditujukan untuk mengukur efisiensi dari kegiatan
operasional perusahaan dan untuk mengungkapkan masalah-masalah
yang selama ini tersembunyi.
c. Rasio leverage, ditujukan untuk mengukur seberapa bagus struktur
permodalan perusahaan.
d. Rasio likuiditas, ditujukan untuk mengukur seberapa likuid
perusahaan dalam memenuhi kewajiban-kewajibannya dalam jangka
pendek.
e. Rasio pertumbuhan, ditujukan untuk mengukur kemampuan
perusahaan untuk mempertahankan posisi ekonominya dalam
pertumbuhan ekonomi dan industri.
h. Variabel Pengukur Kinerja Bank dan Asuransi
20
Rasio pengukur kinerja dalam penelitian ini ditetapkan
berdasarkan atas pengukur kinerja lembaga keuangan yang dimuat pada
SK. Menteri Keuangan Nomor KEP. 792/MK/IV/12/1970 tentang
Lembaga Keuangan yang telah diubah dan ditambah terakhir dengan
Keputusan Menteri Keuangan No. 280/KMK.01/1989 tanggal 25 Maret
1989 tentang pengawasan dan pembinaan lembaga keuangan selain
bank, seperti pada penelitian Hadi Wahyono, Fakultas Ekonomi,
Universitas Jember. Rasio-rasio keuangan tersebut adalah:
a. Return On Asset (ROA) yaitu perbandingan laba sebelum pajak
terhadap total asset ,hal ini mengindikasikan seberapa besar
kemampuan asset yang dimiliki untuk menghasilkan tingkat
pengembalian atau pendapatan.
b. Quick Ratio (QR), yaitu perbandingan antara alat liquid dengan
hutang lancar.
c. Debt Ratio (DR), yaitu membandingkan total hutang dengan total
harta. Hal ini menunjukkan kemampuan keseluruhan harta untuk
menutup total hutang yang menjadi tanggungan perusahaan.
21
d. Struktur Modal (SM), yaitu alat penilaian perusahaan dalam
menyelesaikan kewajiban-kewajibannya dengan menggunakan
modal sendiri.
e. Equity Per Share (EQPS), yaitu perbandingan antara total ekuitas
dengan jumlah lembar saham biasa dengan jumlah modal sendiri
pada setiap lembar saham (equity per share).
f. Return on Investment (ROI), yaitu kemampuan dari modal yang
diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan
keuntungan neto.
d. CAMEL, yang terdiri dari:
1. Capital (Permodalan)
Dalam penilaiannya menggunakan pendekatan kuantitatif dan
kualitatif yang meliputi :
Kecukupan pemenuhan Kewajiban Penyediaan Modal
Minimum (KPMM).
22
Komposisi permodalan.
Trend ke depan yaitu proyeksi KPMM.
Perbandingan proyeksi produktif yang diklasifikasikan
dengan modal.
Kemampuan bank memelihara kebutuhan penambahan
modal dari laba yang ditahan.
Rencana permodalan bank untuk mendukung pertumbuhan
usaha.
Akses kepada sumber permodalan.
Kinerja keuangan pemegang saham untuk meningkatkan
permodalan.
1. Assets Quality (Kualitas Aktiva Produktif)
Dalam penilaiannya menggunakan pendekatan kualitatif dan
kuantitatif yang meliputi komponen-komponen sebagai
berikut:
Perbandingan aktiva produktif yang diklasifikasikan
dengan total aktiva produktif.
Perbandingan debitur inti di luar pihak terkait dengan total
kredit.
Perbandingan perkembangan aktiva produktif
bermasalah/non performing asset dengan aktiva produktif.
Tingakat kecukupan pembentukan Penyisihan Penyusutan
Aktiva Produktif (PPAP).
23
Kecukupan kebijakan dan prosedur aktiva produktif.
Dokumentasi aktiva produktif.
Kinerja penanganan aktiva produktif bermasalah.
2. Management (Manajemen)
Dalam penilaiannya terdapat 3 faktor manajemen yang dinilai
meliputi:
Manajemen Umum.
Penerapan sistem manajemen resiko.
Kepatuhan terhadap kepatuhan (Bank Indonesia dan atau
pihak lainnya).
3. Earning (Rentabilitas)
Faktor-faktor rentabilitas:
Return On Assets (ROA).
Return On Equity (ROE).
Net Interest Margin (NIM).
Biaya Operasional dibandingkan dengan Pendapatan
Operasional (BOPO).
Perkembangan laba operasional.
Penerapan prinsip akuntansi dalam pengakuan pendapatan
dan biaya.
Prospek laba operasional.
4. Liquidity (Likuiditas)
24
Dalam penilaiannya digunakan pendekatan kualitatif dan
kuantitatif terhadap faktor-faktor likuiditas yang meliputi:
Aktiva likuid kurang dari 1 bulan dibandingkan pasiva
likuid kurang dari 1 bulan.
1-month matuary mismatch ratio.
Loan to Deposit Ratio (LDR).
Proyeksi Cash flow 3 bulan mendatang.
Ketergantungan pada dana antar bank dan deposan inti.
Kebijakan dan pengelolaan likuiditas (assets and liabilities
management atau ALMA).
Kemampuan bank untuk masuk ke pasar uang, pasar modal
atau mendapatkan sumber-sumber pendanan lainnya.
Stabilitas dana pihak ketiga (DPK).
3. Kerangka Berpikir
Kinerja keuangan perusahaan merupakan kemampuan kerja
manajemen keuangan dalam mencapai prestasi kerjanya sehingga dapat
menghasilkan keuntungan yang diinginkan. Penilaian kinerja perusahaan
merupakan penilaian atas efisiensi dan produktivitas dalam usaha secara
berkala atas dasar laporan keuangan.
Dalam mengukur kinerja perusahaan digunakan analisis laporan
keuangan. Analisis laporan keuangan merupakan proses penilaian laporan
keuangan untuk mengevaluasi keberhasilan perusahaan di masa lalu dengan
25
melihat aktivitas perusahaan dan untuk memperkirakan kinerja perusahaan
di masa yang akan datang.
Dalam penelitian ini untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan
bank dan asuransi digunakan analisis laporan keuangan berdasarkan SK
Menteri Keuangan Nomor KEP.792/MK/IV/12/1970 tanggal 7 Desember
1970 tentang Lembaga Keuangan yang telah diubah dan ditambah terakhir
dengan Keputusan Menteri Keuangan No.280/KMK.01/1989 tanggal 25
Maret 1989 tentang pengawasan dan pembinaan lembaga keuangan selain
bank seperti yang ditulis oleh Hadi Wahyono (2002) yang meneliti
mengenai komparasi kinerja bank dan asuransi yang terdaftar di BEJ pada
tahun 2000.
4. Hipotesis
Formulasi Hipotesis alternatif dalam penelitian ini adalah:
H1: Kinerja keuangan bank lebih baik daripada asuransi
H2 : Terdapat perbedaan kinerja keuangan antara bank dan asuransi
26
BAB III
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan pendekatan ex post facto, karena di
dalam penelitian ini tidak dibuat perlakuan atau manipulasi pada variabel
penelitian, melainkan hanya pengungkapan fakta berdasarkan pengukuran
yang telah ada pada obyek penelitian sebelum penelitian ini dilakukan.
Berdasarkan tingkat eksplanasinya penelitian ini merupakan penelitian
komparatif karena penelitian ini bersifat membandingkan antara 2 obyek
yang berbeda yaitu perusahaan bank dan asuransi.
1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Bursa Efek Jakarta dimana datanya
diambil di Pojok Bursa Efek Jakarta MM UII, Condong Catur, Depok,
Sleman Yogyakarta.
2. Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional dari variabel yang diteliti adalah sebagai
berikut:
1. Return On Asset (ROA)
27
Merupakan perbandingan antara laba bersih sebelum pajak dengan total
asset. Hal ini menunjukkan kemampuan total asset dalam menghasilkan
laba.
2. Quick Ratio (QR)
Merupakan alat penilaian kinerja perusahaan yang membandingkan
antara alat liquid perusahaan dengan hutang lancar perusahaan.
3. Debt Ratio (DR)
Alat penilaian kinerja perusahaan ini membandingkan total hutang
dengan total harta. Hal ini menunjukkan kemampuan keseluruhan harta
untuk menutup total hutang yang menjadi tanggungan perusahaan.
4. Struktur Modal
Struktur modal merupakan alat penilaian perusahaan atas kemampuan
perusahaan dalam menyelesaikan kewajibannya dengan menggunakan
modal sendiri.
5. Earning Per Share
Earning per share atau laba per lembar saham adalah laba untuk setiap
lembar saham biasa perusahaan yang beredar.
6. Equity Per Share
Equity per share adalah jumlah modal sendiri pada setiap lembar saham
yang beredar.
7. Return on Investment (ROI)
28
ROI merupakan kemampuan dari modal yang diinvestasikan dalam
keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan neto.
8. CAMEL, yang terdiri:
Capital ( Permodalan )
Pada aspek permodalan ini yang dinilai adalah permodalan yang
didasarkan kepada kewajiban penyediaan modal minimum bank.
Titik lemah dari penelitian ini adalah bahwa tidak adanya Aktiva
Tertimbang Menurut Resiko (ATMR) pada perusahaan asuransi,
maka Capital Adequaty Ratio (CAR) dalam perhitungan ini telah
dimodifikasi sehingga menjadi perbandingan antara Ekiutas
dengan Total Asset.
Assets Quality ( Kualitas Aktiva )
Pada aspek kualitas asset ini merupakan penilaian jenis-jenis asset
yang dimiliki oleh bank.
Management ( Manajemen )
Kualitas manajemen dapat dilihat dari kualitas manusianya dalam
bekerja. Juga dapat dilihat dari pendidikan serta pengalaman
karyawannya dalam menangani berbagai kasus yang terjadi.
Earning ( Rentabilitas )
Pada aspek rentabilitas ini penilaian didasarkan atas kemampuan
bank dalam meningkatkan laba dan efisiansi usaha yang dicapai.
29
Bank yang sehat adalah bank yang diukur secara rentabilitas yang
terus meningkat. Metode penilaiannya dapat juga dilakukan
dengan: - perbandingan laba terhadap total asset (ROA).
Liquidity ( Likuiditas )
Pada aspek ini penilaian didasarkan atas kemampuan bank dalam
membayar semua hutang-hutangnya terutama simpanan tabungan,
giro dan deposito pada saat ditagih dan dapat memenuhi semua
permohonan kredit yang layak untuk disetujui1.
3. Populasi Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan Bank
dan Asuransi yang terdaftar di Bursa efek Jakarta yaitu sebanyak 26
perusahaan. Banyaknya populasi yang terdaftar di BEJ dan adanya kriteria-
kriteria tertentu, maka dalam penelitian ini diambil beberapa perusahaan
untuk masing-masing kelompok sebagai sampel penelitian. Pengambilan
sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling yaitu sampel diambil
berdasarkan kriteria-kriteria tertentu (Masri Sangaribuan dan Sofian Efendi,
1981:122), diantaranya :
1. Perusahaan bank dan asuransi yang sudah go public sebelum 31
Desember 2005.
1 Martono, Bank & Lembaga Keuangan Lain (hal 88-89)
30
2. Emiten yang sudah menyertakan laporan keuangan per 31 Desember
2005 yang telah diaudit, sehingga laporan keuangan tersebut dapat
dipercaya.
3. Frekuensi terbesar, yaitu perusahaan-perusahaan dalam kelompok
bank dan asuransi yang aktif melakukan transaksi di bursa.
4. Tingkat kapitalisasi pasar (market Capitalization) terbesar, yaitu
perusahaan-perusahaan yang termasuk dalam kelompok bank maupun
swasta yang mampu menyerap modal besar dalam perdagangan di
bursa.
5. Kecukupan data, yaitu perusahaan-perusahaan yang mempunyai data
yang cukup untuk keperluan analisis data.
31
Berdasarkan kriteria-kriteria tersebut di atas sampel pada penelitian
ini sebanyak 20 perusahaan yakni 10 perusahaan bank dan 10 perusahaan
asuransi yaitu terlihat pada table berikut ini:
No. Perusahaan Bank Perusahaan Asuransi
1. Bank Mayapada Asuransi Dayin Mitra
2. Bank Panin Asuransi Panin Life
3. Bank Danamon Asuransi Bintang
4. Bank BRI Asuransi Bina Dana Artha
5. Bank Mega Asuransi Harta Aman Pratama
6. Bank Bumi Putera Lippo General Insurance
7. Bank BCA Panin Insurance
8. Bank Mandiri Asuransi Ramayana
9. Bank Niaga Asuransi Multi Artha Guna
10. Bank BNI Asuransi Jasa Tania
4. Instrumen atau Alat Pengumpulan Data
1. Instrumen / Jenis data
a. Data primer, merupakan data yang diperoleh secara
langsung dari sumbernya. Untuk Komparasi Kinerja Keuangan
Perusahaan Bank dan Asuransi Studi Empiris di Bursa Efek Jakarta
32
(BEJ) diperlukan data kapitalisasi dan keadaan keuangan sampel
penelitian pada perusahaan bank dan asuransi yang terdaftar di
Bursa Efek Jakarta.
b. Data sekunder, merupakan data yang diperoleh tidak
secara langsung dari obyek yang diteliti tetapi dengan
mengumpulkan data dari perpustakaan sebagai landasan pemikiran
yang meliputi literature, catatan atau bacaan lain yang berhubungan
dengan obyek yang diteliti agar diperoleh suatu penelitian yang
benar.
5. Teknik Pengumpulan Data
Dalam suatu penelitian diperlukan metode-metode tertentu untuk
mendapatkan hasil yang baik sesuai yang diharapkan. Dalam penelitian
ini teknik pengumpulan data yang digunakan adalah metode
dokumentasi, yaitu suatu cara pengumpulan data yang berasal dari
catatan-catatan atau dokumen tertulis.
5. Teknik Analisis
Langkah pengujian kinerja perusahaan dan pembuktian statistik
perbedaan kinerja keuangan bank dan asuransi dilakukan dengan cara:
(a). Analisis untuk menghitung kinerja perusahaan
1.
33
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Hasil dari perhitungan masing – masing rasio akan digunakan untuk
menentukan kinerja keuangan manakah yang lebih baik antara bank dan
asuransi. Formulasi hipotesis untuk setiap variabel adalah:
H1 : Kinerja keuangan bank lebih baik daripada asuransi
(b). Analisis Perbedaan
1. Menyusun formulasi Hipotesis untuk setiap variabel, digunakan
pengujian dua sisi:
H2 : terdapat perbedaan kinerja keuangan antara bank dan asuransi.
2. Menentukan Level of Significant (α), dalam hal ini digunakan α = 0,05
34
3. Menentukan kriteria pengujian (Djarwanto Ps dan Pangestu Subagyo,
1985:173):
daerah daerah
ditolak diterima
-1,645
H2 ditolak apabila z hitung > z table ( -1,645)
H2 diterima apabila z hitung < z table (-1,645)
4. Dari sampel yang dimbil dihitung nilai z nya untuk setiap variabel
dengan rumus pengujian (Djarwanto Ps dan Pangestu Subagyo,
1985:173):
dimana:
X1 : Mean kinerja bankX2 : Mean kinerja asuransin1 : banyaknya perusahaan bank yang diamatin2 : banyaknya perusahaan asuransi yang diamatiS1 : deviasi standar kinerja bankS2 : deviasi standar kinerja asuransi (Djarwanto, 1985:188)
Adapun formula untuk deviasi standar adalah (Sudjana, 1991:160):
Σ (X1-X)2
35
S = n-1
dan formula untuk mean adalah:
n ΣX1 t=1
X = n
dimana:
nΣX1 = jumlah nilai kinerja bank atau asuransi
t=1
n = banyak bank atau asuransi
Kesimpulan: H2 diterima atau ditolak.
Guna membantu perhitungan stasistik nonparametrik dan uji z maka
digunakan alat bantu perangkat lunak computer program SPSS (Statistical
Program for Social Science).
36
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Keadaan Keuangan Sampel Penelitian
Dari dua puluh (20) sampel penelitian yaitu sepuluh perusahaan bank
dan sepuluh perusahaan asuransi yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta (BEJ),
dengan kriteria-kriteria yaitu mampu menyerap modal yang besar dalam
perdagangan di bursa, frekuensi terbesar yaitu perusahaan bank dan asuransi
yang aktif melakukan transaksi di bursa dan kecukupan data, terlihat pada
tabel 1 berikut ini:
Tabel 1 Ringkasan Kondisi Keuangan Perusahaan Bank Tahun 2005
(dalam jutaan Rp)
PERBANKAN Total Aset EAT EBT Total HutangTotal Modal
SendiriEPS
Bank Mayapada 3.155.554 16.945 23.831 2.828.343 317.211 13
Bank Panin 36.919.444 505.799 673.499 32.102.803 4.384.651 31
Bank Danamon 67.803.454 2.003.198 2.998.243 59.043.170 8.588.953 407
Bank Rakyat Indonesia 122.775.579 3.808.587 5.607.952 109.422.597 13.352.982 316
Bank Mega 25.109.428 179.353 263.691 23.832.803 1.276.625 126
Bank Bumi Putera 4.317.058 -48.104 -48.104 4.112.943 204.115 -24
Bank Central Asia 150.180.206 3.597.681 5.123.618 134.332.330 15.847.154 292
Bank Mandiri 263.383.348 603.369 1.232.553 240.164.245 23.214.722 30
Bank Niaga 41.579.861 546.921 746.329 37.610.301 3.966.113 46,07
Bank Negara Indonesia 147.812.206 1.417.104 2.255.782 135.890.987 11.894.914 106,75
RATA-RATA 86.303.613,8 1.263.085,4 1.887.739,4 100.659.023,8 8.304.744 134,382
37
Sumber : Indonesian Capital Market Directory, 2006 Pojok BEJ FE UIISecara rata-rata, kondisi keuangan perusahaan bank dapat dilihat
pada tabel 1. Total aset tertinggi dimiliki oleh Bank Mandiri, sedangkan
terendah dimiliki oleh Bank Mayapada. Total aset rata perusahaan bank
adalah Rp. 86.303.613.800.000,00. Laba bersih perusahaan tertinggi dimiliki
oleh Bank Rakyat Indonesia, sedangkan terendah dimiliki oleh Bank Bumi
Putera. Perusahaan bank yang paling banyak total hutangnya adalah Bank
Mandiri, sedangkan yang paling sedikit hutangnya adalah Bank Mayapada.
Total modal sendiri yang paling tinggi dimiliki oleh Bank Mandiri, sedangkan
yang paling rendah adalah Bank Bumi Putera. Earning per share tertinggi
diperoleh Bank Danamon, sedangkan yang terendah diperoleh Bank Bumi
Putera.
38
Tabel 2 Ringkasan Kondisi Keuangan Perusahaan Asuransi Tahun 2005
(dalam jutaan Rp)
ASURANSI Total Aset EAT EBTTotal
Hutang
Total Modal
SendiriEPS
Asuransi Dayin Mitra 239.212 8.527 9.873 134.021 105.191 44
Panin Life 2.582.197 196.752 185.820 824.218 1.757.979 16
Asuransi Bintang 174.682 3.206 2.221 100.212 74.470 40
Asuransi Bina Dana Artha 217.519 -8.396 -12.172 111.183 106.335 -30
Asuransi Harta Aman Pratama 42.255 2.720 2.911 15.273 26.982 10
Lippo General Insurance 449.281 20.952 21.395 111.897 337.384 140
Panin Insurance 3.656.440 40.561 129.774 1.030.488 1.427.881 17
Asuransi Ramayana 204.318 15.042 20.937 120.573 83.732 264
Asuransi Multi Artha Guna 289.078 13.685 14.339 134.507 154.571 11
Asuransi Jasa Tania 151.477 7.080 9.791 56.222 95.256 24
RATA-RATA 800.645,9 30.012,9 36.353 263.859,4 416.978,1 53,6
Sumber : Indonesian Capital Market Directory, 2006 Pojok BEJ FE UII
Secara rata-rata kondisi keuangan perusahaan asuransi dapat dilihat
pada tabel 2. Total aset tertinggi dimiliki oleh Panin Insurance, sedangkan
terendah dimiliki oleh Asuransi Harta Aman Pratama. Total aset rata-rata
perusahaan asuransi adalah Rp 800.645.900.000,00. Laba bersih perusahaan
asuransi tertinggi diperoleh oleh Panin Life, sedangkan terendah diperoleh
oleh Asuransi Bina Dana Artha. Perusahaan asuransi yang paling banyak total
hutangnya adalah Panin Insurance, sedangkan yang paling sedikit total
hutangnya adalah Asuransi Harta Aman Pratama. Earning per share tertinggi
39
diperoleh oleh Asuransi Ramayana, sedangkan yang terendah diperoleh oleh
Asuransi Bina Dana Artha.
B. Kinerja Keuangan Perusahaan Bank dan Asuransi
Gambaran kinerja keuangan perusahaan bank dan asuransi yang
terdaftar di Bursa Efek Jakarta (BEJ) adalah sebagai berikut:
Bank\
Kinerja CAR ROA DR EPS EQPS SM ROI QR
Bank Mayapada 0,1 0,008 0,897 13,15 257,805 8,499 0,005 0,14324
Bank Panin 0,119 0,018 0,87 31 273 7,321 0,014 0,22253
Bank Danamon 0,127 0,044 0,871 407,71 1748,103 6,874 0,03 0,24185
Bank Rakyat
Indonesia
0,109 0,046 0,891 321,7 1127,887 8,195 0,031 0,24438
Bank Mega 0,051 0,011 0,953 126 896,859 18,669 0,07 0,18205
Bank Bumi Putera 0,047 -0,015 0,953 -24 101,84 20,15 -0,011 0,21899
Bank Central Asia 0,106 0,034 0,895 292 1286,211 8,477 0,024 0,26465
Bank Mandiri 0,088 0,005 0,912 29,9 1150,407 10,345 0,002 0,24817
Bank Niaga 0,095 0,018 0,904 60,07 435,61 9,429 0,013 0,16508
Bank Negara
Indonesia
0,08 0,015 0,919 106,75 896,06 11,424 0,01 0,28687
RATA-RATA 0,092 0,018 0,906 136,428 1144,06 10,938 0,0125 0,221781
Tabel 3 Kinerja Keuangan Perusahaan Bank Tahun 2005
Sumber: Tabel 1 diolah
40
Asuransi\
Kinerja CAR ROA DR EPS EQPS SM ROI QR
Asuransi Dayin Mitra 0,44 0,041 0,56 44 542,814 1,274 0,036 0,0397
Panin Life 0,681 0,072 0,319 16,62 146,712 0,469 0,076 1,05577
Asuransi Bintang 0,426 0,013 0,323 40 929,097 1,345 0,018 0,05654
Asuransi Bina Dana
Artha
0,489 -0,056 0,054 -30 379,945 1,046 -0,039 0,16579
Asuransi Harta Aman
Pratama
0,639 0,069 0,361 10,45 103,747 0,566 0,064 0,53535
Lippo General Insurance 0,751 0,048 0,249 140 2254,4 0,332 0,047 0,22935
Panin Insurance 0,391 0,036 0,026 17,13 603,041 0,667 0,011 0,23055
Asuransi Ramayana 0,41 0,103 0,59 264 1469,53 1,448 0,074 0,23387
Asuransi Multi Artha
Guna
0,535 0,05 0,465 14,03 158,474 0,87 0,047 0,00076
Asuransi Jasa Tania 0,629 0,065 0,371 24 318 0,59 0,0467 0,01282
RATA-RATA 0,651 0,044 0,426 54,003 690,576 1,034 0,0381 0,2560485
Tabel 4 Kinerja Keuangan Perusahaan Asuransi Tahun 2005
Sumber: Tabel 2 diolah
Berdasarkan tabel 3 dan tabel 4 di atas, maka diketahui secara rata-
rata:
a. CAR bank Sebesar 0,092 lebih kecil dari CAR asuransi yang
sebesar 0,651. H1 ditolak artinya kemampuan bank dalam memenuhi
kecukupan modal tidak lebih baik dari asuransi.
b. Return On Asset (ROA) bank sebesar 0,018 lebih kecil daripada
ROA asuransi sebesar. 0,044 atau H1 ditolak artinya bahwa kinerja bank
41
dalam menghasilkan laba bersih sebelum pajak dengan menggunakan
seluruh kekayaan yang dimiliki tidak lebih baik dari asuransi.
c. Debt Ratio (DR) bank sebesar 0,906 lebih besar dari DR asuransi
sebesar 0,426 atau H1 ditolak artinya kemampuan bank dalam menjamin
semua hutangnya dengan total asetnya tidak lebih baik daripada asuransi.
d. Earning Per Share (EPS) bank sebesar 136,428 lebih besar dari
EPS asuransi sebesar 54,003 atau H1 diterima artinya kinerja bank dalam
menghasilkan laba untuk setiap lembar saham biasa perusahaan yang
beredar lebih baik dari asuransi.
e. Struktur Modal (SM) bank sebesar 10,938 lebih besar daripada SM
asuransi sebesar 1,034 atau H1 ditolak artinya kemampuan bank dalam
menyelesaikan kewajiban-kewajibannya dengan menggunakan modal
sendiri yang dimilikinya tidak lebih baik dari asuransi.
f. Equity Per Share (EQPS) bank sebesar 1.144,06 lebih besar
daripada EQPS asuransi sebesar 690,576 atau H1 diterima artinya modal
sendiri untuk setiap lembar saham bank yang beredar lebih baik dari
asuransi.
g. Return On Investment (ROI) bank sebesar 0,0125 lebih kecil dari
pada ROI asuransi sebesar 0,0381 atau H1 ditolak artinya kemampuan
bank dalam menghasilkan laba bersih setelah pajak dari total assetnya
tidak lebih baik daripada asuransi.
42
h. QR (Quick Ratio) bank sebesar 0,221781kecil dari pada QR
asuransi yang sebesar 0,2560485, atau H1 ditolak yang artinya kemampuan
asuransi dalam memenuhi aspek likuiditas lebih baik dari pada bank.
C. Pengujian Hipotesis Menggunakan Statistik Nonparametrik
Untuk membuktikan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan
mengenai kinerja keuangan bank dan kinerja keuangan asuransi yang terdaftar
di Bursa Efek Jakarta, maka perlu diadakan pengujian hipotesis dengan
menggunakan Statistik nonparametric Uji Wilcoxon.
Hasil perhitungan nonparametric uji Wilcoxon masing-masing
kinerja antara bank dan asuransi terdapat pada lampiran. Pengambilan
Keputusan pada uji Wilcoxon bisa didapat menggunakan uji z, dengan α =
5%, maka luas kurva normal adalah 50% - 5% = 45% atau 0,45. Pada table z,
untuk luas 0,45 didapat angka z table sekitar -1,645 (tanda “-“ menyesuaikan
dengan angka z output)2.
Berdasarkan Angka Z
Dasar pengambilan keputusan sama dengan uji z:
Jika Statistik Hitung (angka z output) > Statistik Tabel (table z), maka Ho
ditolak.
2 Singgih Santoso, Menguasai STATISTIK di era informasi dengan SPSS 14, (hal 275-279)
43
Jika Statistik Hitung (angka z output) < Statistik Tabel (table z), maka Ho
diterima.
Tabel 5 Hasil Uji Hipotesis Rata-rata Variabel Penelitian
VARIABEL PENELITIAN Z tabel
Uji Z (Z output)
Asymp. Sig. (2-tailed)
KET
CAR -1,645 -2,803 0,005 H2 ditolak
ROA -1,645 -1,580 0,114 H2 diterima
DR -1,645 -2,805 0,005 H2 ditolak
EPS -1,645 -1,274 0,203 H2 diterima
EQPS -1,645 -1,070 0,285 H2 diterima
SM -1,645 -2,803 0,005 H2 ditolak
ROI -1,645 -1,274 0,203 H2 diterima
QR-1,645 -0,764 0,445 H2 diterima
Keterangan * : Kriteria pengujian : H2 ditolak apabila : Z output > table Z (-1,645) H2 diterima apabila : Z output < table Z (-1,645)
Kinerja Perusahaan Bank dan Asuransi
Dari tabel 5 dapat diuraikan penjelasan sebagai berikut:
a. CAR, dari hasil uji hipotesis di atas didapat
bahwa H2 ditolak, atau terdapat perbedaan yang signifikan mengenai rata-
rata CAR antara bank dan asuransi. Hal ini ditunjukkan dengan nilai z
hitung yang lebih besar dari z tabel. Dengan demikian kinerja bank dalam
44
kemampuan memenuhi kecukupan modal berbeda secara signifikan dari
kinerja asuransi.
b. ROA, dari hasil uji hipotesis di atas didapat
bahwa H2 diterima, atau tidak terdapat perbedaan yang signifikan
mengenai rata-rata ROA antara bank dan asuransi. Hal ini ditunjukkan
dengan nilai z hitung yang lebih kecil dari z table. Dengan demikian
kinerja bank dalam menghasilkan laba bersih setelah pajak dengan
menggunakan seluruh kekayaan yang dimiliki tidak berbeda secara
signifikan dari kinerja asuransi.
c. Debt Ratio (DR), hasil uji statistik H2 ditolak
yaitu menunjukkan bahwa memang terdapat perbedaan yang signifikan
mengenai rata-rata DR antara bank dan asuransi. Fenomena ini
ditunjukkan dengan nilai z hitung yang lebih besar dari z tabel, maka
dapat dinyatakan bahwa kemampuan bank untuk menutup hutang
keseluruhan yang dimilikinya dengan total asset berbeda secara signifikan
dengan kemampuan asuransi dalam menutup total hutangnya dengan total
harta yang dimiliki.
d. Earning Per Share (EPS), dari hasil
pengujian hipotesis penelitian secara statistik bahwa H2 diterima, hal ini
menunjukan bahwa ternyata menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang
signifikan antara rata-rata kinerja bank yang diukur dengan EPS dengan
rata-rata EPS asuransi. Kondisi ini ditunjukkan dengan nilai z hitung yang
lebih kecil dari z table.
45
e. Equity Per Share (EQPS), hasil pengujian
hipotesis penelitian secara statistik, ternyata menunjukkan tidak terdapat
perbedaan yang signifikan antara rata-rata kinerja bank yang diukur
dengan EQPS dengan rata-rata EQPS asuransi. Kondisi ini ditunjukkan
dengan nilai z hitung yang lebih kecil dari z table. Maka H2 diterima.
f. Struktur Modal (SM), hasil uji hipotesis
secara statistik menunjukkan bahwa H2 ditolak maka terdapat perbedaan
yang signifikan antara rata-rata kinerja bank yang diukur dengan SM dari
asuransi. Hal ini ditunjukkan nilai z hitung yang lebih besar dari z tabel.
Dengan demikian kemampuan bank dalam menghasilkan laba bersih
sebelum pajak atas total assetnya berbeda secara signifikan dengan
kemampuan asuransi.
g. Return On Investment (ROI), dari hasil uji
hipotesis di atas H2 diterima, secara statistik menunjukkan bahwa tidak
terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata kinerja bank yang
diukur dengan ROI dengan rata-rata ROI asuransi. Hal ini ditunjukkan
dengan nilai z hitung yang lebih kecil dari z tabel, maka dapat dinyatakan
bahwa kemampuan bank dalam menghasilkan keuntungan neto dari modal
yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva tidak berbeda secara
signifikan dengan kemampuan asuransi.
h. Quick Ratio (QR), dari hasil uji statistic di
atas H2 diterima, secara statistic menunjukan bahwa tidak terdapat
perbedaan yang signifikan antara rata-rata kinerja bank yang diukur
46
dengan QR dengan rata-rata kinerja QR asuransi. Hal tersebut ditunjukan
dengan nilai z hitung yang lebih kecil dari z tabel. Dengan demikian maka
dapat dinyatakan bahwa kemampuan bank dalam memenuhi
kewajibannya tidak berbeda secara signifikan dengan kemampuan
asuransi.
Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan SPSS 14 maka
diketahui bahwa secara keseluruhan tidak terdapat perbedaan yang signifikan
antara kinerja total antara Bank dengan kinerja total Asuransi.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dalam penelitian ini dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Keadaan kinerja bank dan asuransi yang listed di Bursa Efek
Jakarta (BEJ) pada tahun 2005 adalah :
a. Rata-rata ROA asuransi sebesar 0,044 dan rata-rata ROA
asuransi sebesar 0,018. Keadaan tersebut menunjukkan bahwa ROA
asuransi secara rata-rata lebih baik dari bank.
47
b. Rata-rata QR bank sebesar 0,221781 dan rata-rata QR
asuransi sebesar 0,2560485. Keadaan tersebut menunjukan bahwa QR
asuransi secara rata-rata lebih baik dari pada QR bank.
c. Rata-rata Debt Ratio (DR) bank sebesar 0,906 dan rata-
rata DR asuransi sebesar 0,426, keadaan tersebut menunjukkan bahwa
DR asuransi lebih baik dari pada bank..
d. Rata-rata Earning Per Share (EPS) bank sebesar 136,428
dan rata EPS asuransi sebesar 54,003 keadaan tersebut menunjukkan
bahwa EPS rata-rata bank lebih baik dari kinerja asuransi.
e. Rata-rata Struktur Modal (SM) bank sebesar 10,938 dan
rata-rata SM asuransi sebesar 1,034, keadaan tersebut menunjukkan
bahwa SM asuransi lebih baik dari pada SM bank.
f. Rata-rata Equity Per Share (EQPS) sebesar 1.144,06 dan
rata-rata EQPS asuransi sebesar 690,576 keadaan tersebut
menunjukkan bahwa EQPS bank lebih baik dari kinerja.
g. Rata-rata Return On Investment (ROI) bank sebesar
0,0125 dan ROI asuransi sebesar 0,0381, keadaan tersebut
menunjukkan bahwa kinerja ROI asuransi lebih baik dari bank.
h. Rata-rata CAR bank sebesar 0,092 dan CAR asuransi
sebesar 0,651, keadaan tersebut menunjukan bahwa kinerja asuransi
lebih baik dari bank.
2. Secara keseluruhan kinerja perusahaan asuransi lebih baik dari
pada perusahaan bank.
48
3. Hasil uji statistik nonparametric dan uji z menunjukan bahwa
secara statistik tidak terdapat perbedaan yang cukup signifikan antara
perusahaan bank dengan perusahaan asuransi.
B. Saran
Beberapa saran yang dapat dikemukakan dari hasil penelitian ini
adalah :
1. Bank harus meningkatkan kinerjanya dalam beberapa indikator
penilaian. Hal ini dikarenakan dalam beberapa indikator penilaian tersebut
walaupun kinerjanya positif tetapi secara rata-rata masih lebih rendah dari
asuransi, yaitu Return On Asset (ROA), Return On Investment (ROI)
dengan cara meningkatkan laba perusahaan, DR, QR dan SM dengan cara
mengurangi hutang perusahaan dan CAR dengan cara meningkatkan
modal perusahaan. Sedangkan asuransi harus meningkatkan kinerjanya
49
dalam indikator penilaian ROE (Return On Equity) ,Earning Per Share
(EPS), Equity Per Share (EQPS) dengan meningkatkan modal perusahaan.
2. Kebijakan struktur modal harus benar-benar diperhatikan oleh
manajer kedua jenis perusahaan mengingat posisi struktur modal memiliki
peran untuk meningkatkan kesejahteraan para pemegang saham.
Dibenarkan memperbesar penggunaan modal asing selama rentabilitas
modal sendiri atau laba per lembar saham dapat ditingkatkan pula.
DAFTAR PUSTAKA
Amin Widjaya Tunggal, 1995, Kamus Bisnis dan Manajemen, Rineka Cipta, Jakarta.
Bambang Riyanto, 1999, Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan, BPFE, Yogyakarta.
Fred J Weston dan Thomas E. Copeland, 1992, Managerial Finance, Ninth Edition, The Dryden Press, Florida., Bumi Aksara, Jakarta.
Hadi Wahyono, 2002, Jurnal Riset Ekonomi dan Manajemen, Universitas Jember.
Helfert, 1999, Teknik Analisis Keuangan, Erlangga, Jakarta.
Lembaran Negara Republik Indonesia, 1992, Undang-undang Republik Indonesia No 2 Tahun 1992, Jakarta.
50
, 1992, Undang-undang Republik Indonesia No 7 Tahun 1992, Jakarta.
, 1995, Undang-undang Republik Indonesia No 8 Tahun 1995, Jakarta.
Martono, 2002, Bank & Lembaga Keuangan Lain, EKONISIA, Yogyakarta.
Munawir S, 1993, Analisa laporan keuangan, Edisi ke-4, Liberty, Yogyakarta
Ps Djarwanto dan Pangestu Subagyo, 1985, Statistik Induktif, edisi ketiga, Yogyakarta, BPFE.
Riyadi, Selamet, 2006, Banking Assets and Liability Management, edisi ketiga, FE UI, Jakarta.
Suad Husnan dan Enny Pujiastuti, 1993, Teori Portofolio dan Implikasinya terhadap Manajemen Keuangan, BPFE, Yogyakarta.
Santoso Singgih, 2006, Menguasai STATISTIK di Era Informasi dengan SPSS 14, Elex Media Komputindo, Gramedia, Jakarta.
Suad Husnan dan Enny Pujiastuti, 1994, Dasar-dasar Manajemen Keuangan, UPP AMP YKPN, Yogyakarta.
Sudjana, 1984, Metode Statistika, Tarsito, Bandung.
Supardi, 1995, Analisis Perbedaan Kinerja Perusahaan Bank dan LKBB di BEJ, Jurnal Kajian Bisnis, Yogyakarta.
Thomas Suyatno, 1998, Kelembagaan Perbankan, STIE Perbankan dan PT Gramedia, Jakarta.
51