Khutbah Idul Adha 1436

Embed Size (px)

Citation preview

. ..{ }{ }{ } . Jamaah Shalat Idul Adha Yang Dimuliakan Allah.Puja dan Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah Swt yang telah memberikan kenikmatan kepada kita sangat banyak sehingga kita sendiri tidak akan mampu menghitung nikmat-nikmat itu. Karenanya dalam konteks nikmat, Allah Swt tidak memerintahkan kita untuk menghitung tapi mensyukurinya.

Shalawat dan salam semoga selalu tercurah kepada Nabi kita Muhammad Saw, beserta keluarga, sahabat dan para pengikut setia serta para penerus dakwahnya hingga harikiamatnanti.

Allahu Akbar 3X Walillahilhamdu.Jamaah Shalat Idul Adha Yang Dimuliakan Allah.Pada hari yang mulia ini, 10 Dzulhijah 1436 H seluruh umat Islam di seantero dunia memperingati hari raya Idul Adha atau hari raya qurban. Sehari sebelumnya, 9 Dzulhijah 1436 H, jutaan umat Islam yang menunaikan ibadah haji wukuf di Arafah, berkumpul di Arafah dengan memakai ihram putih sebagai lambang kesetaraan derajat manusia di sisi Allah, tidak ada keistimewaan antar satu bangsa dengan bangsa yang lainnya kecuali takwa kepada Allah.

Dan hari ini juga kita kembali di ingatkan kepada kisah seorangkholilullohkekasih Allah SWT, nabi Ibrahim as yang Allah uji kecintaannya, antara cintanya kepada keluarga ( nabi Ismail as dan Siti hajar ) dan cintanya kepada Allah. Alhamdulillah cintanya kepada Allah melebihi dari segalanya, hal ini membuat kita harus mengambil pelajaran darinya.Allah berfirman, Sesungguhnya telah ada contoh teladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan orang-orang yang bersama dengan dia.(QS. Al Mumtahanah: 4)

Allahu Akbar 3X Walillahilhamdu.Jamaah Shalat Idul Adha Yang Dimuliakan Allah.Minimal ada Empat pelajaran yang terdapat dari kisah nabi Ibrahim as dan keluarganya:

Pesan Pertama:Berbaik sangka kepada Allah SWTPada suatu hari, Ibrahim as terbangun dari tidurnya. Tiba-tiba dia memerintahkan kepada istrinya, Hajar, untuk mempersiapkan perjalanan dengan membawa bayinya. Perempuan itu segera berkemas untuk melakukan perjalanan yang panjang. Pada saat itu nabi Ismail masih bayi dan belum disapih.

Ibrahim as melangkahkan kaki menyusuri bumi yang penuh dengan pepohonan dan rerumputan, sampai akhirnya tiba di padang sahara. Beliau terus berjalan hingga mencapai pegunungan, kemudian masuk ke daerah jazirah Arab. Ibrahim menuju ke sebuah lembah yang tidak di tumbuhi tanaman, tidak ada buah-buahan, tidak ada pepohonan, tidak ada makanan, tidak ada minuman, tempat itu menunjukkan tidak ada kehidupan di dalamnya.

Di tempat itu beliau turun dari punggung hewan tunggangannya, kemudian menurunkan istri dan anaknya. Setelah itu tanpa berkata-kata beliau meninggalkan istri dan anaknya di sana. Mereka berdua hanya dibekali sekantung makanan dan sedikit air yang tidak cukup untuk dua hari. Setelah melihat kiri dan kanan beliau melangkah meninggalkan tempat itu.

Tentu saja Hajar terperangah diperlakukan demikian, dia membuntuti suaminya dari belakang sambil bertanyaIbrahim hendak pergi ke manakah engkau? Apakah engkau akan meninggalkan kami di lembah yang tidak ada sesuatu apapun ini?

Ibrahim as tidak menjawab pertanyaan istrinya. Beliau terus saja berjalan, Hajar kembali mengulangi pertanyaannya, tetapi Ibrahim as tetap membisu. Akhirnya Hajar paham bahwa suaminya pergi bukan karena kemauannya sendiri. Dia mengerti bahwa Allah memerintahkan suaminya untuk pergi. Maka kemudian dia bertanya,apakah Allah yang memerintahkanmu untuk pergi meninggalkan kami? Ibrahim menjawab, benar. Kemudian istri yang shalihah dan beriman itu berkata, kami tidak akan tersia-siakan selagi Allah bersama kami. Dia-lah yang telah memerintahkan engkau pergi. Kemudian Ibrahim terus berjalan meninggalkan mereka.Allahu Akbar 3X Walillahilhamdu.

Jamaah Shalat Idul Adha Yang Dimuliakan Allah.Lihatlah, bagaimana nabi Ibrahim dan Hajar, mampu berbaik sangka kepada Allah SWT mereka meyakini bahwa selagi mereka bersama Allah, maka tidak akan ada yang menyengsarakannya, tidak akan ada yang dapat mencelakainya, tidak akan ada yang dapat melukainya.

Bila kita lihat banyaknya manusia yang frustasi dalam kehidupan ini atau banyaknya manusia sengsara bukan karena sedikitnya nikmat yang Allah berikan kepada mereka akan tetapi karena sedikitnyahusnu dzon(berbaik sangka) kepada kebaikan Allah, Padahal nikmat yang Allah berikan lebih banyak dari pada siksanya. Oleh karena itu kita harus berbaik sangka kepada Allah karena Allah menjelaskan dalam hadits qudsi bahwa Dia sesuai prasangka hambanya;

Dari Abu Hurairah RA berkata, bersabda Rasulullah saw.: Allah berfirman:Aku tergantung pada prasangka hamba-Ku. (Hadits riwayat Bukhari dan Muslim).

Manusia wajib berbaik sangka kepada Allah apa pun keadaannya. Allah akan berbuat terhadap hamba-Nya sesuai persangkaannya. Jika hamba itu bersangka baik, maka Allah akan memberikan keputusan yang baik untuknya. Jika hamba itu berburuk sangka, maka berarti ia telah menghendaki keputusan yang buruk dari Allah untuknya. Allah tidak akan menyia-nyiakan harapan hambanya yang berbaik sangka kepada-Nya.

Seorang hamba yang bijak adalah mereka yang senantiasa berbaik sangka kepada Allah dalam setiap keadaan. Jika ia diberi kenikmatan, ia merasa bahwa hal ini adalah karunia dari Allah. Ia tidak merasa dimuliakan dengan kenikmatan duniawi tersebut. Jika ia diuji dengan penderitaan atau kekurangan, ia merasa bahwa Allah sedang mengujinya agar ia dapat meraih tempat yang mulia. Ia tidak berburuk sangka dengan menganggap Allah tidak adil atau Allah telah menghinakannya.

Kita harus belajar kepada Hajar walaupun dia seorang wanita yang baru mempunyai anak bayi, kemudian di tinggalkan suaminya di padang pasir yang gersang, tetapi dia yakin jika ini adalah perintah Allah maka Allah tidak akan menyia-nyiakannya. Allah pasti akan membantunya, dia mengesampingkan akal sehatnya, egonya.

Kisah ini bukan hanya untuk Hajar saja, kisah ini bukan untuk zaman itu saja, akan tetapi kisah ini akan terus berulang pada setiap zaman bahwa Allah SWT tidak akan menyia-nyiakan hambanya yang senantiasa berbaik sangka kepada-Nya dalam segala hal.

Pelajaran kedua:Mencari rezeki yang halalSetelah Ibrahim as meninggalkan istri dan anaknya untuk kembali meneruskan perjuangannya berdakwah kepada Allah. Hajar menyusui Ismail sementara dia sendiri mulai merasa kehausan. Panas matahari saat itu menyengat sehingga terasa begitu mengeringkan tenggorokan. Setelah dua hari, air yang di bawanya telah habis, air susunya pun kering. Hajar dan Ismail mulai kehausan. Pada waktu yang bersamaan, makanan pun habis, kegelisahan dan kekhawatiran membayangi Hajar.

Ismail mulai menangis karena kehausan. Kemudian sang ibu meninggalkannya sendirian untuk mencari air. Dengan berlari-lari kecil dia sampai di kaki bukit Shafa. Kemudian dia naik ke atas bukit itu. Di taruhnya kedua telapak tangannya di kening untuk melindungi pandangan matanya dari sinar matahari, kemudian dia menengok ke sana kemari, mencari sumur, manusia, kafilah atau berita. Namun tidak ada sesuatu pun yang tertangkap pandangan matanya. Maka dia bergegas turun dari bukit Shafa dan berlari-lari kecil sampai di bukit Marwa. Dia naik ke atas bukit itu, barangkali dari sana dia melihat seseorang, namun hasilnya tetap nihil.

Hajar turun dari bukit Marwa untuk menengok bayinya. Dia mendapati Ismail terus menangis, tampaknya sang bayi benar-benar kehausan. Melihat anaknya seperti itu, dengan bingung dia kembali ke bukit Shafa dan naik ke atasnya. Kemudian dia ke bukit Marwa dan naik ke atasnya, Hajar bolak-balik antara dua bukit, Shafa dan Marwa, sebanyak tujuh kali.Allahu Akbar 3X Walillahilhamdu.

Jamaah Shalat Idul Adha Yang Dimuliakan Allah.Ada rahasia yang jarang di kupas dari kejadian ini..Yaitu kesungguhan Hajar dalam mencari air, di keluarkan segala tenaganya bolak balik dari Shafa dan Marwa, walaupun bolak balik dari Shafa dan Marwa belum mendapatkan air, namun dia terus berusaha. Walaupun akhirnya air itu ada di dekat anaknya sendiri.

Ini memberikan pelajaran kepada kita untuk bersungguh-sungguh dalam menjemput rezeki dengan mengeluarkan segala kemampuan yang kita miliki, karena kita di perintahkan bukan cuma melihat hasil tapi juga usaha dan tenaga yang kita keluarkan, Rasulullah SAW sangat mencintai orang-orang yang bekerja keras. Tidaklah seseorang memakan suatu makanan yang lebih baik dari makanan yang ia makan dari hasil kerja keras tangannya sendiri. Karena Nabi Daud alaihis salam dahulu bekerja pula dengan hasil kerja keras tangannya. (HR. Bukhari no. 2072).Bahkan sebagaimana disebutkan dalam hadits ini, mencari kerja dengan tangan sendiri sudah dicontohkan oleh para nabi seperti Nabi Daudalaihis salam.

Bahkan Allah SWT berfirman: Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung. (QS. Al-Jumuah: 10)

ayat ini memotivasi kita untuk bekerja keras, setelah melaksanakan shalat karena dengan bekerja kita akan mendapatkan rezeki yang halal.Allahu Akbar 3X Walillahilhamdu.

Jamaah Shalat Idul Adha Yang Dimuliakan Allah.Berhati-hatilah terhadap barang haram yang masuk ke tubuh kita, karena tidaklah tubuh yang di dalamnya ada barang haram kecuali neraka adalah lebih berhak untuk menjadi tempat kembalinya.

Dari Abu Bakr Ash Shiddiqradhiyallahu anhu, ia berkata, Siapa yang dagingnya tumbuh dari pekerjaan yang tidak halal, maka neraka pantas untuknya. (HR. Ibnu Hibban 11: 315, Al Hakim dalam mustadroknya 4: 141. Hadits ini shahih kata Syaikh Al Albani dalam Shahihul Jaami no. 4519)Allahu Akbar 3X Walillahilhamdu.

Hadirin yang dirahmati Allah SWTPelajaran yang ke tiga:Berkorban untuk Allah SWTKetika Ismail bertambah besar, hati Ibrahim as tertambat kuat kepada putranya. Tidak mengherankan karena Ismail hadir di kala usia Nabi Ibrahim sudah tua. Itulah sebabnya beliau sangat mencintainya. Namun Allah hendak menguji kecintaan Ibrahim as dengan ujian yang besar disebabkan cintanya itu. Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: Hai anakku Sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah apa pendapatmu! ia menjawab: Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar. (QS. Ash Shaaffat: 102 )

Renungkanlah bentuk ujian yang telah Allah berikan kepada beliau. Bagaimana kira-kira perasaan Ibrahim as pada saat itu? Pergulatan seperti apa yang berkecamuk di dalam batinnya? Salah besar jika ada yang mengira bahwa tidak ada pergulatan pada diri Ibrahim as. Tidak mungkin ujian sebesar ini terbebas dari pergulatan batin. Ibrahim berpikir, mengapa? Ibrahim membuang jauh-jauh pikiran itu. Bukan Ibrahim namanya jikalau beliau mempertanyakan kepada Allahmengapa ataukarena apakarena orang yang mencintai tidak akan bertanya mengapa?

Ibrahim hanya berpikir tentang putranya, apa yang harus beliau katakan kepada anak itu, saat beliau hendak membaringkannya di atas tanah untuk disembelih?Ibrahim mengambil jalan yang paling baik, yaitu berkata yang jujur dan lemah lembut kepada putranya, ketimbang menyembelihnya secara paksa.

Lihatlah kepasrahan dan pengorbanan Ismail dan ayahnya Ibrahim mereka berlomba-lomba untuk mendapatkancintaAllah. Mereka berlomba-lomba untuk mendapatkan kasih sayang Allah. Walaupun yang di korbankan adalah diri Ismail.Allahu Akbar 3X Walillahilhamdu.

Jamaah Shalat Idul Adha Yang Dimuliakan Allah.Sadarkah kita, bahwa saat ini kita sedang di ajari oleh seorang anak dan ayahnya tentang makna pengorbanan kepada Allah dalam segala hal di kehidupan ini.

Kata kurban dalam bahasa Arab berarti mendekatkan diri. Dalam fiqih Islam dikenal dengan istilahudh-hiyah, sebagian ulama mengistilahkannyaan-nahrsebagaimana yang dimaksud dalam QS Al-Kautsar (108): 2, Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu dan berkorbanlah

Dalam konteks sejarah, dimana umat Islam menghadapi berbagai cobaan, makna pengorbanan amat luas dan mendalam.

Sejarah para nabi, misalnya Nabi Muhammad dan para sahabat yang berjuang menegakkan Islam di muka bumi ini memerlukan pengorbanan. Sikap Nabi dan para sahabat itu ternyata harus dibayar dengan pengorbanan yang teramat berat yang diderita oleh Umat Islam di Mekah ketika itu. Umat Islam disiksa, ditindas, dan sederet tindakan keji lainnya dari kaum kafir Quraisy. Rasulullah pernah dilempari dengan batu oleh penduduk Thaif, Abu Lahab dan Abu Jahal memperlakukan beliau dengan kasar dan kejam. Para sahabat seperti Bilal ditindih dengan batu besar yang panas di tengah sengatan terik matahari siang, Yasir dibantai, dan seorang ibu yang bernama Sumayyah, ditusuk kemaluan beliau dengan sebatang tombak.

Tak hanya itu, umat Islam di Mekah ketika itu juga diboikot untuk tidak mengadakan transaksi dagang. Akibatnya, bagaimana lapar dan menderitanya keluarga Rasulullah SAW. saat-saat diboikot oleh musyrikin Quraisy, hingga beliau sekeluarga terpaksa memakan kulit kayu, daun-daun kering bahkan kulit-kulit sepatu bekas.Allahu Akbar 3X Walillahilhamdu.Jamaah Shalat Idul Adha Yang Dimuliakan Allah.Pelajaran keempat adalahMendidik KeluargaNabi Ismail tidak akan menjadi anak yang penyabar jika tidak mendapat pendidikan dari ibunya dan Hajar tidak akan menjadi seorang yang penyabar jika tidak di didik oleh nabi Ibrahim as. Dan nabi Ibrahim as tidak akan dapat sabar jika tidak didikan dari Allah SWT melalui wahyuNya. Ibu adalah madrasah bagi anak-anaknya, namun ayah adalah kepala sekolahnya.1. Keteladanan Ibrahim melahirkan Hajar dan Ismail2. Kesabaran Ibrahim melahirkan Hajar dan Ismail3. Keimanan Ibrahim melahirkan Hajar dan Ismail4. Keimanan Ibrahim melahirkan sesuatu yang terkesan tidak masuk akal (menyembelih anaknya karena Allah, meninggalkan istrinya karena Allah dst), melahirkan suri teladan terbaik, dan kisah yang luar biasa sepanjang zaman.

Seorang ayah dilarang oleh agama kita menginggalkan pendidikan kepada anak dan hanya diserahkan kepada ibu atau bahkan diserahkan kepada sekolah, hanya beralasan mencari nakfkah, Janganlah anak kita, kita jadikan tumbal untuk kesuksesan bisnis kita.

Maka untuk menjadi yang luar biasa, jangan mengikuti kebiasaan. Namun, untuk menjadi luar biasa, taatlah kepada Allah Subhanahu wa Taala.

Doa :Mencari rezeki yang halal Ya Allah cukupkanlah aku dengan yang halal dan jauhkanlah aku dari yang haram, dan cukupkanlah aku dengan karunia-Mu dari bergantung pada selain-Mu (HR. Tirmidzi no. 3563, hasan menurut At Tirmidzi, begitu pulahasankata Syaikh Al Albani)

Ya Tuhan kami, sesungguhnya Engkau mengetahui apa yang kami sembunyikan dan apa yang kami lahirkan; dan tidak ada sesuatupun yang tersembunyi bagi Allah, baik yang ada di bumi maupun yang ada di langit.(QS Ibrahim: 38)

Ya Allah, Dzat yang memalingkan hati, palingkanlah hati kami kepada ketaatan beribadah kepada-Mu!

Wahai Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau; karena sesungguhnya Engkau-lah Dzat yang Maha Pemberi (karunia). (QS. Ali Imran: 8).

Wahai Tuhan kami, limpahkanlah kesabaran atas diri kami, dan teguhkanlah pendirian kami dan tolonglah kami terhadap orang-orang kafir. (QS. Al Baqarah: 250).