28
KEWAJIBAN DAN EKUITAS OLEH” KELOMPOK III Miswar Rohansyah Dwi Fanny wichaksana A s d a r

Kewajiban dan ekuitas

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Kewajiban dan ekuitas

KEWAJIBAN DAN EKUITAS

OLEH” KELOMPOK III

Miswar RohansyahDwi Fanny wichaksanaA s d a r

Page 2: Kewajiban dan ekuitas

KEWAJIBAN

Apakah kewajiban itu ?

Kemungkinan pengorbanan manfaat ekonomi masa depan yang timbul dari keharusan saat ini dari suatu entitas untuk mentransfer aktiva atau menyediakan jasa kepada entitas lainnya dimasa depan sebagai akibat transaksi atau kejadian yang telah lalu

Menjadi pengorbanan sumber ekonomik yang cukup pasti di masa depan (probable future sacrifices of economic benefits).

Menjadi kewajiban saat ini atau perioda ini (present obligation) untuk menyerahkan kas, barang, atau jasa di masa datang.

Terjadi karena transaksi masa lalu.

Page 3: Kewajiban dan ekuitas

Penggolongan kewajiban

Kewajiban dimasukkan dalam laporan neraca dengan saldo normal kredit, dan biasanya dibagi menjadi dua kelompok, yaitu :

Kewajiban Lancar (current liabilities)

hutang Jangka Panjang (long-trem debt)

Page 4: Kewajiban dan ekuitas

Pengakuan

Pengakuan

Kewajiban diakui pada saat keharusan telah mengikat akibat transaksi yang sebelumnya terjadi. Kewajiban dapat diakui atas dasar kriteria pengakuan yaitu definisi, keterukuran, keterandalan, dan keberpautan.

Page 5: Kewajiban dan ekuitas

Penyajian kewajiban

penyajian kewajiban lancar

dalam praktek, kewajiban lancar biasanya dicatat dalam catatan akuntansi dan dilaporkan dalam laporan keuangan pada nilai penuh jatuh temponya. Karena singkatnya priode waktu yang terlibat, yang sering kali kurang dari satu tahun. Maka perbedaan antara nilai sekarang kewajiban lancar dan nilai jatuh temponya biasanya tidak besar. Akun kewajiban lancar biasanya disajikan sbagai klasifikasi pertama dalam kelompok kewajiban dan ekuitas pemegang saham di neraca. Dalam kelompok kewajiban lancar akun-akun itu dapat dicantumkan menurut jatuh temponya, dalam jumlah yang menurun, atau menurut prefensi likuiditasnya.

Penyajian hutang jangka panjang

Perusahaan yang mempunyai banyak terbitan hutang jangka panjang dalam jumlah besar seringkali hanya melaporkan satu akun dalam neraca dan mendukungnya dengan komentar serta skedul dalam catatan yang menyertainya

Page 6: Kewajiban dan ekuitas

Kewajiban Kontijensi

Kewajiban potensial yang timbul dari peristiwa masa lalu dan keberadaannya menjadi pasti dengan terjadinya atau tidak terjadinya satu peristiwa atau lebih pada masa datang yang tidak sepenuhnya berada dalam kendali perusahaan atau

Kewajiban kini yang timbul sebagai akibat peristiwa masa lalu tetapi tidak diakui karena :

- tidak terdapat kemungkinan besar (not probable) perusahaan

mengeluarkan sumber daya yang mengandung manfaat

ekonomis (selanjutnya disebut sebagai”sumber daya’) untuk

menyelesaikan kewajibannya atau

- jumlah kewajiban tersebut tidak dapat diukur secara andal.

Page 7: Kewajiban dan ekuitas

Keuntungan kontinjensi

Keuntungan kontinjensi (gain contingencies) adalah klaim atau hak untuk menerima aktiva (atau memiliki kewajiban yang menurun) yang keberadaannya tidak pasti tetapi pada akhirnya akan menjadi sah. Jenis keuntungan kontoinjensi yang khas adalah :

Penerimaan yang mungkin atas uang dari hadia, sumbangan, bonus, dan lain sebagainya.

Kemungkinan pengembalian dana dari pemerintah atas kelebihan pajak

Penundaan kasus pengadilan yang hasilnya mungkin menguntungkan

Kerugian pajak yang dikompensasi ke depan

Page 8: Kewajiban dan ekuitas

Kerugian Kontinjensi Kerugian kontingensi (loss

contiengencies) adalah situasi yang melibatkan ketidakpastian atas kemungkinan terjadinya kerugian. Kewajiban yang terjadi sebagai akibat dari kerugian kontinjensi menurut defenisinya disebut sebagai kewajiban kontinjen

Apabila terdapat kerugian kontinjensi, maka kemungkinan bahwa kejadian di masa depan akan menguatkan terjadinya kewajiban dapat berkisar dari sangat mungkin hingga kurang mungkin.

Page 9: Kewajiban dan ekuitas

PENGUKURAN, PENYAJIAN DAN PENGUNGKAPAN KONTINJENSI

Pengukuran “ Besaran kewajiban kontingensi tidak dapat diukur secara eksak. Untuk itu diperlukan pertimbangan profesional oleh pihak yang berkompeten

Penyajian dan pengungkaopan “Kewajiban kontingensi tidak disajikan pada neraca, namun demikian harus mengungkapkan kewajiban kontingensi pada Catatan atas Laporan Keuangan untuk setiap jenis kewajiban kontingensi pada tanggal neraca

Pengungkapan tersebut dapat meliputi:

1. karakteristik kewajiban kontingensi;

2. estimasi dari dampak finansial yang diukur;

3. indikasi tentang ketidakpastian yang terkait dengan jumlah atau waktu aruskeluar sumber daya;

4. kemungkinan penggantian oleh pihak ketiga

Page 10: Kewajiban dan ekuitas

Kewajiban diestimasi

Kewajiban diestimasi adalah kewajiban yang waktu dan jumlahnya belum pasti. Kewajiban diestimasi dapat dibedakan dari kewajiban lain, seperti utang dagang dan akrual, karena pada kewajiban diestimasi terdapat ketidakpastian mengenai waktu atau jumlah yang harus dikeluarkan pada masa datang untuk menyelesaikan kewajiban diestimasi tersebut.

Page 11: Kewajiban dan ekuitas

Pengakuan diestimasi

Kewajiban diestimasi harus diakui apabila ketiga kondisi berikut dipenuhi:

perusahaan memiliki kewajiban kini (baik bersifat hukum maupun bersifat konstruktif) sebagai akibat peristiwa masa lalu;

besarkemungkinan (probable) penyelesaian kewajiban tersebutmengakibatkan arus keluar sumber daya; dan

estimasi yang andal mengenai jumlah kewajiban tersebut dapat dibuat

Page 12: Kewajiban dan ekuitas

Pengungkapan diestimasi

Untuk setiap jenis kewajiban diestimasi, entitas harus mengungkapkan:

1. nilai tercatat pada awal dan akhir periode;2. kewajiban diestimasi tambahan yang dibuat dalam

periode bersangkutan, termasuk peningkatan jumlah pada kewajiban diestimasi yang ada;

3. jumlah yang digunakan, yaitu jumlah yang terjadi dan dibebankan pada kewajiban diestimasi selama periode bersangkutan;

4. jumlah yang belum digunakan yang dibatalkan selama periode bersangkutan; dan

5. peningkatan, selama periode yang bersangkutan, dalam nilai kini yang timbul karena berlalunya waktu dan dampak dari setiap perubahan tingkat diskonto.ormasi komparatif tidak diharuskan.

Page 13: Kewajiban dan ekuitas

Hubungan antara kewajiban diestimasi dan kewajiban kontinjensi (PSAK)

Secara umum, semua kewajiban diestimasi bersifat kontinjensi karena tidak pasti dalam jumlah atau waktu. Tetapi dalam pernyataan ini istilah kontijensi digunakan untuk kewajiban dan aktiva yang tidak diakui karena keberadaannya baru dapat dipastikan dengan terjadi atau tidak terjadinya satu peristiwa atau lebih yang tidak pasti pada masa datang dan tidak sepenuhnya berada dalam kendali perusahaan. Disamping itu istilah kontinjensi digunakan untuk kewajiban yang tidak memenuhi kriteria pengakuan.

Kewajiban diestimasi diakui sebagai kewajiban (dengan asumsi dapat dibuat estimasi andal) karena kewajiban diestimasi tersebut merupakan kewajiban masa kini dan kemungkinan besar (probable) mengakibatkan arus keluar sumber daya untuk menyelesaikan kewajiban tersebut.

Page 14: Kewajiban dan ekuitas

EKUITAS

DEFINISIIstilah ekuitas berasal dari kata equity atau equity of ownership yang berarti kekayaan bersih perusahaan. Secara sederhana, ia diformulasikan sebagai total aktiva dikurangi total pasiva. Ekuitas merupakan bagian hak pemilik dalam perusahaan yaitu selisih antara aktiva dan kewajiban yang ada

Page 15: Kewajiban dan ekuitas

Komponen Ekuitas Pemegang Saham

Ekuitas pemilik tercermin dalam neraca terdiri dari:

Modal di setor Tambahan modal disetor Laba ditahan

Page 16: Kewajiban dan ekuitas

BENTUK PERUSAHAAN

Terdapat beberapa bentuk perusahaan yaitu perusahaan perorangan, persekutuan dan perseroan terbatas serta koperasi. Walaupun secara hukum perusahaan perseorangan tidak diakui sebagai entitas yang terpisah dengan pemiliknya, namun menurut pandangan akuntansi perusahaan perorangan terpisah dari pemiliknya. Perseroan terbatas menurut pandangan hukum merupakan entitas yang dapat melakukan kegiatan seperti manusia sehingga dapat dikatakan bahwa PT merupakan entitas buatan (artificial entity). Pada bab ini pembahasan ditekankan pada perseroan terbatas.

Page 17: Kewajiban dan ekuitas

Karakteristik Perseroan Terbatas

Perseroan adalah bentuk perusahaan yang kepemilikannya terbagi atas sejumlah saham. Dengan demikian pemilik dari usaha perseroan adalah lebih dari satu dengan jumlah kepemilikan tercermin pada jumlah saham yang dipegangnya. Perseroan dapat diklasifikasikan dari segi kepemilikannya sebagaiberikut

Perseroan sektor masyarakat/publik perseroan jenis ini saham-sahamnya dimiliki oleh unit-unit pemerintahatau operasi bisnis yang dimiliki unit-unit pemerintah.

perseroan sektor swastai. Bukan sahamii. Saham

a. Perseroan tertutup (non-publik)b. Perseroan terbuka (perusahaan publik ):

Page 18: Kewajiban dan ekuitas

Saham preferen Keunggulan• diprioritaskan dari saham biasa dalam hal

terjadi likuidasi• Dividen tetap• Dapat memiliki beragam variasi dividen• Diproritaskan dari saham biasa dalam

pembayaran dividen Kelemahan• Perioritas setelah hutang dalam hal jika

terjadidilikuidasi• Dividen dapat ditunda pembayarannya• Tidak memiliki hak suara

Page 19: Kewajiban dan ekuitas

Saham biasa

Keunggulan hak suara• Pemilihan dewan direksi• Pemilihan aktivitas manajemen yang

signifikan hak atas sisa laba (setelah preferent

stock) kelemahan

Perioritas terakhir ketika likuidasi Tidak ada jaminan return

Page 20: Kewajiban dan ekuitas

Akuntansi Untuk Penerbitan Saham

Saham preferen atau saham biasa

Akun ini memperlihatkan jenis saham yang diterbitkan dengan nilai parinya.akun ini dikredit ketika saham pertama kali diterbitkan, dan tidak ada penambahan ayat jurnal pada akun ini kecuali ada penambahan saham yang diterbitkan atau adanya penarikan saham.

Tambahan modal disetor 

akun ini menunjukkan kelebihan modal disetor di atas nilai pari saham.tambahan modal disetor ini meliputi agio saham  atau disagio saham

Page 21: Kewajiban dan ekuitas

Akuntansi Ekuitas Untuk Badan Usaha Berbentuk PT Unsur penambahan modal disetor PT

Akun tambahan modal disetor terdiri dari berbagai macam unsur penambah modal, seperti; agio saham, tambahan modal dari perolehan kembali saham dengan harga yang lebih rendah dari pada jumlah yang diterima pada saat pengeluaran, tambahan modal dari penjualan saham yang diperoleh kembali dengan harga di atas jumlah yang dibayarkan pada saat perolehannya, tambahan modal dari perbedaan kurs modal disetor dan lain sebagainya

Pencatatan penambahan modal disetor PT Jumlah uang yang diterima. Setoran saham dalam bentuk uang, sesuai transaksi nyata

Page 22: Kewajiban dan ekuitas

• besarnya tagihan yang timbul atau hutang yang dikonversi menjadi modal.

• Setoran saham dalam dividen saham dilakukan dengan harga wajar saham

• Nilai wajar aktiva bukan kas yang diterima

• Setoran saham dalam bentuk barang (inbreng

Page 23: Kewajiban dan ekuitas

Pencatatan pengurangan modal disetor PT

Pengurangan modal disetor lazimnya dicatat berdasarkan

a. Jumlah uang yang dibayarkan; atau

b. Besarnya hutang yang timbul; atau

c. Nilai wajar aktiva bukan kas yang diserahkan.

Penebusan/penarikan kembali modal saham PT• Perolehan kembali saham beredar dengan cost

method • Perolehan kembali saham beredar dengan par value

method • Perolehan kembali saham sumbangan 

Page 24: Kewajiban dan ekuitas

Dividen

Jenis-jenis dividen• Deviden tunai• Dividen propertii• Dividen skrip• Dividen likuidasi• Dividen saham

Page 25: Kewajiban dan ekuitas

Bentuk pembagian dividen 

kewajiban perusahaan untuk membagi dividen timbul pada saat deklarasi dividen, dan dengan demikian pada saat tersebut saldo laba akan dibebani dengan jumlah dividen termaksud. kewajiban yang timbul lazimnya disajikan dalam kelompok kewajiban lancar

Page 26: Kewajiban dan ekuitas

Penyajian Dan Pengungkapan

Penyajian ekuitasPenyajian ekuitas dalam neraca harus dilakukan sesuai dengan ketentuan pada akta pendirian perusahaan dan peraturan yang berlaku serta menggambarkanhubungan keuangan yang ada. Modal dasar, modal yang ditempatkan dan modal yang disetor, nilai nominal danbanyaknya saham untuk setiap jenis saham harus dinyatakan dalam neraca.

Page 27: Kewajiban dan ekuitas

Penyajian dan pengungkapan saldo laba Pengungkapan saldo laba harus Meliputi:a) Pengungkapan penjatahan (apropriasi) dan pemisahan

saldo labab) Peraturan, perikatan, batasan dan jumlah batasan di

sekitar saldo laba, harusdiungkapkanc) Perubahan saldo laba karena penggabungan usaha

dengan metode penyatuan kepentingan (pooling of interests).

d) koreksi masa lalu, baik bruto maupun netosetelah pajake) Pengungkapan jumlah dividen dan dividen per lembar

sahamf) Tunggakan divideng) Pengungkapan deklarasi dividen setelah tanggal neracah) Pengungkapan dividen saham dan pecah-saham

Page 28: Kewajiban dan ekuitas

Pengungkapan peristiwa setelah tanggal neraca 

kewajiban pengungkapan kejadian penting setelah tanggal laporan keuangan dalam catatan atas laporan keuangan, seperti penjualan saham besar-besaran,deklarasi dividen setelah tanggal neraca sebelum tanggal pendapat akuntanindependen, rekapitalisasi dan transaksi modal yang lain.